48
i MIMPI DALAM AL-QUR’AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM) Oleh: Habibullah Nuruddin 1220510008 TESIS Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam Program Studi Agama dan Filsafat Konsentrasi Studi al-Qur’an dan Hadis YOGYAKARTA 2016

MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

  • Upload
    lamcong

  • View
    244

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

i

MIMPI DALAM AL-QUR’AN

(PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM)

Oleh:

Habibullah Nuruddin

1220510008

TESIS

Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam

Program Studi Agama dan Filsafat

Konsentrasi Studi al-Qur’an dan Hadis

YOGYAKARTA

2016

Page 2: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

ii

MOTTO

“SELALU BERKASIH DAN BERTERIMAKASIH”

Page 3: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

iii

TESIS INI SAYA PERSEMBAHKAN:

Kepada Siapa Saja Yang Ingin Memanfaatkannya Dalam Kebaikan

Page 4: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM
Page 5: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM
Page 6: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM
Page 7: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM
Page 8: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM
Page 9: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

ix

KATA PENGANTAR

سن هللا الرحوي الرحنب

ه اهل الصدق والىفىئباأقروكفى والصالة والسالم على ب الوصطفى وعلى اله واصحابه والحود هلل

هري واحلل عقدة هي لسا فقهىا قىلأح ل صدري وسرل شر ارب

أها بعد

Setelah memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan nikmat, rahmat, dan pertolongan yang tidak terhingga, karena berkat

semua itu hingga saat ini penulis masih bisa menikmati indahnya sebuah mimpi.

Serta sholawat dan salam yang tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

hingga yaum al-qiya>mah yang tidak henti-hentinya diharapkan kucuran

syafaatnya dihari kebangkitan. Penulis bersyukur dengan sedikitnya mengucapkan

Alhamdulillah karena hanya dengan rahmat dan pertolongan Allah serta barakah

shalawat kepada Nabi Muhammad, tesis yang berjudul “Mimpi dalam Al-

Qur’an (Pendekatan Psikologi Islam)” diselesaikan sebagai bentuk nyata dari

ilmu yang penulis dapatkan.

Selain nikmat, rahmat dan pertolongan Allah dalam bentuk ghi>rah,

perwujudan nikmat, rahmat, dan pertolongan Allah dalam terealisasinya

penyusunan tesis ini juga berbentuk bantuan dari beberapa pihak secara langsung

maupun tidak langsung. Faktor-faktor inilah yang membuat penyusun berani

menyatakan bahwa penyusun dapat menyelesaikan tugas sebagai akademisi aktif.

Oleh karena itu ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada yang

bersangkutan yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu, akan tetapi tidak

Page 10: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

x

mengurangi ucapan terimakasih penulis kepada mereka. Namun dengan bantuan

yang tidak terhingga oleh beberapa elemen kepada penulis, maka penulis merasa

perlu untuk mencantumkan nama mereka sebagai bentuk apresiasi yang tidak

seberapa dari penulis.

Pertama kepada Allah selaku Tuhan yang penulis sembah hingga saat ini,

semoga sampai akhir hayat. Amin. Kemudian kepada Nabi Muhammad selaku

Pemberi petunjuk bagi Manusia khususnya bagi penulis dalam menjalani

kehidupan didunia.

Kedua kepada Keluarga besar Bani Barmawi, lebih utamanya kepada Bapak

penulis yaitu Muhammad Nuruddin dan ibu penulis Siti Romlah. Jasa mereka

terhadap penulis tidak dapat tergambarkan dan terucapkan, setidaknya dengan

mimpi mereka berdua, walaupun tidak kuat, penulis dapat berdiri dalam barisan

kaum muslimin. Kasih sayang mereka tidak terhingga sepanjang masa bahkan

hingga hayat tidak lagi dikandung badan. Hanya do’a yang bisa penulis haturkan

kepada mereka semoga berikan umur yang berkah, rizqi yang berkah, ilmu yang

bermanfaat, akhir hayatnya semoga dijadikan husnul khotimah, penyakitnya

semoga cepat diberi kesembuhan, semoga diberikan kesabaran dalam melalui

penyakit yang di derita. bahkan do’a ini belum cukup membalas jasa mereka,

terlebih penulis lebih sering membuat hati mereka terluka daripada

membahagiakan. Semoga mereka memaafkan kesalahan yang penulis perbuat.

Selanjutnya ucapan terimakasih kepada semua pihak, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. KH. Yudian Wahyudi, MA sebagai Rektor UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

Page 11: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

xi

2. Prof. Noorhaidi, MA, M.Phil, Ph.d sebagai Direktur Pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga

3. Pembimbing yang penyusun hormati yaitu Dr. Sekar Ayu Aryani, MA,

ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada beliau yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya demi kelancaran penulisan

ini.

4. Seluruh jajaran Dosen SQH A dan SQH A dalam konsenterasi Kajian al-

Qur’an.

5. Syaikhi wa murobbi ruhi KH. Abdul Ghafur Syafiuddin, Lc yang turut

membentuk pondasi kepribadian penulis.

6. Ustadz Hasyim sebagai pembina penulis dalam pencarian jati diri dalam

berkahnya suasana Pondok

7. Teman-teman MAPSUS 2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

8. Teman satu kamar, Imam Hanafi dan Sujibto

9. Teman satu sepeda motor, Ruslan yang telah membantu mobilisasi

dalam pengerjaan tesis ini.

10. Teman-teman dan takmir di Masjid Darul Husna

Semoga Allah mengampuni kesalahan kita, serta meridhoi amal-amal kita.

Amin ya robbal alamin.

Yogyakarta, 08 Ramadhan 1437 H

12 Juni 2016 M

Penyusun

Habibullah Nuruddin, S,Th.I

Page 12: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Merujuk Pada Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K

Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987 tentang pedoman Transliterasi

Arab-Latin, maka dalam penyusunan tesis ini mengacu pada pedoman tersebut.

1. Konsonan Tunggal

NO ARAB LATIN Nama

Tidak di Lambangkan Tidak di Lambangkan ا 1

b be ب 2

t te ث 3

s| es (dengan titik atas) ث 4

j je ج 5

h{ ha (dengan titk bawah) ح 6

kh ka dan ha خ 7

d de د 8

z| zet (dengan titik atas) ذ 9

r er ر 10

z zet ز 11

s es س 12

sy es dan ye ش 13

s} es (dengan titik bawah) ص 14

d{ de (dengan titik bawah) ض 15

t} te (dengan titik bawah) ط 16

z} zet (dengan titik bawah) ظ 17

koma terbalik diatas ‘ ع 18

g ge غ 19

f ef ف 20

q qi ق 21

k ka ك 22

l el ل 23

m em م 24

n en ى 25

w we و 26

h ha ه 27

y ye ي 28

apostrof ‘ ء 29

2. Vokal Panjang

<Fathah Ditulis a ـى \ـــا

<Kasrah Ditulis i ـــ

<Dhommah Ditulis u ـــىا

Page 13: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

xiii

3. Vokal Pendek

--- --- Fathah Ditulis a

--- --- Kasrah Ditulis i

--- --- Dhommah Ditulis u

4. Vokal layyin (rangkap)

fathah+ya’ mati Ditulis ai ـــ

fathah+wawu mati Ditulis au ـــ ى

5. Ta’ Marbuthah di akhir kata:

a. Bila dimatikan ditulis h

ditulis s{ha>diqah صادقت ditulis ru’yah رؤت

b. Bila bersanding dengan “al” serta bacaan kedua terpisah, maka ditulis

dengan “h”

’<ditulis ghalabah al-s}afra غلبت الصفراء ’<ditulis ghalabah al-sauda غلبت السىداء

6. Konsonan Rangkap karena tasydid di tulis ganda

>dibaca tawaffa تىفى dibaca mubasysyra<t هبشراث

7. Kata sandang alif+lam:

<dibaca al-ru’ya الرؤا dibaca al-s}a>diqah الصادقت

Page 14: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

xiv

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “MIMPI DALAM AL-QUR’AN

(Pendekatan Psikologi Islam)” ini bertujuan untuk mendalami persoalan mimpi

yang sejak lama hanya dianggap kembang tidur semata. Padahal ia punya

urgensinya sendiri dan dialami oleh semua manusia. Sigmund Freud melalui

Psikoanalisisnya -dengan keyakinan bahwa mimpi adalah keinginan yang

terpendam dan terepresi dalam alam bawah sadar- telah memasukan mimpi

sebagai kajian ilmiah dalam ranah psikologi. Sedangkan Islam, sejak lama melalui

berbagai legitimasi dari nas} al-Qur’an menaruh perhatian besar bahkan

menjadikannya sebagai salah satu mukjizat nabi Yusuf dan perantara wahyu bagi

para nabi dan rasul lainnya. Oleh karena itu persoalan seperti; makna mimpi

dalam Islam (al-Qur’an, hadis, dan pendapat ulama), macam-macam mimpi yang

ada didalam al-Qur’an, mimpi menurut Psikologi Islam, mimpi dalam al-Qur’an

ditinjau dari sudut pandang Psikologi Islam, merupakan rumusan masalah yang

menjadi konsen penulis didalam penelitian ini.

Sebagai jenis penelitian pustaka (library research), penelitian ini

menggunakan sumber data primer yaitu al-Qur’an dan terjemahannya serta

karangan beberapa mufassir, dan psikolog yang membahas tentang tema

penelitian, dan sumber data sekunder yang berupa data pustaka yang diperoleh

dari buku, jurnal, dan media elektronik. Pengumpulan sumber-sumber tersebut

dilakukan melalui metode dokumentasi dimana data-data primer dan sekunder di

identifikasi berdasarkan masalah yang akan dikaji, sedangkan sumber lain yang

terkait hanyalah sebagai pendukung. Data yang sudah diidentifikasi kemudian

dianalisis melalui metode tafsir tematik dimana ayat-ayat yang sudah dihimpun

diberi keterangan dan penjelasan berdasarkan teori Psikologi Islam untuk

menjawab masalah yang akan diteliti berdasarkan data-data lain yang sudah

dihimpun.

Melalui prosedur tafsir tematik yang sudah dilakukan akhirnya

penelitian ini mencapai kesimpulan bahwa dalam Islam, mimpi merupakan

karunia Allah yang diberikan kepada manusia pada waktu tidur melalui malaikat

atau setan. Mimpi bertingkat bergantung tingkatan ru>h. Tingkatan ru>h dibedakan

berdasarkan kepribadian yang terdiri dari ‘aql, qalb, dan nafs. Ketiga unsur inilah

sebagai komponen pembentuk mimpi. Dalam al-Qur’an mimpi dikatakan sebagai

ru’ya>, ahla>m, dan, aha>dis{. Dua Istilah pertama menunjukkan bentuk mimpi. Ru’ya> menunjukkan mimpi yang jelas, sedangkan ahla>m menunjukkan mimpi yang

kosong. Adapun aha>dis{ dikatakan sebagai mimpi jika sudah digabung dengan kata

ta’wi >l sehingga makna yang dihasilkan adalah tafsir terhadap mimpi yang

berbentuk simbol dan isyarat. Psikologi Islam membagi mimpi dalam dua

kerangka besar, Pertama mimpi yang benar (al-Ru’ya> al-S{a>diqah), mimpi ini

mempunyai pengaruh terhadap pemimpi. dan mimpi bohong (al-Ru’ya al-Ka>z{ibah) disebut bunga tidur. Mimpi yang benar berupa wahyu dan mimpi orang

saleh, sedangkan mimpi bohong adalah mimpi orang kafir, munafik, fasiq. Kedua

macam mimpi tersebut ditentukan oleh tingkatan nafs. al-Ru’ya> al-S{a>diqah berada

dalam tingkatan nafs mut{mainnah, sedangkan al-Ru’ya al-Ka>z{ibah berada dalam

tingkatan nafs lawwa>mah dan nafs ammara>h.

Page 15: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

MOTTO ................................................................................................................. ii

PERSEMBAHAN .............................................................................................. …iii

PENGESAHAN ................................................................................................. … iv

PERSETUJUAN TIM PENGUJI ............................................................................. v

NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................ vi

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................. vii

PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................... xii

ABSTRAK ............................................................................................................ xiv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. .. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. .. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ .. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. .. 6

D. Kegunaan Penelitian ........................................................................ .. 7

E. Kajian Pustaka ................................................................................. .. 8

F. Kerangka Teori ................................................................................ 11

G. Metodologi Penelitian ...................................................................... 15

H. Sistematika Pembahasan .................................................................. 19

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG MIMPI ............................................ 21

A. Definisi Mimpi dan Hakikatnya ...................................................... 21

1. Mimpi Menurut Ilmuwan Barat ................................................. 21

2. Mimpi Menurut Ulama Muslim ................................................. 23

B. Mimpi dan Tidur .............................................................................. 27

C. Mimpi dan Ru>h ................................................................................ 38

BAB III : TERM MIMPI DALAM AL-QUR’AN ............................................... 51

A. Bentuk-bentuk Kata Mimpi ............................................................. 53

1. Ru’ya .......................................................................................... 54

Page 16: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

xvi

2. Aha>di>s| ........................................................................................ 58

3. Ahla>m......................................................................................... 62

B. Kisah-kisah Mimpi .......................................................................... 70

1. Mimpi yang dialami oleh para Nabi .......................................... 72

2. Mimpi yang dialami oleh selain Nabi ........................................ 75

C. Tafsir Mimpi .................................................................................... 78

BAB IV: MACAM-MACAM MIMPI DALAM AL-QUR’AN DAN

TINJAUANNYA DALAM PSIKOLOGI ISLAM SERTA

PENGARUH MIMPI SECARA PSIKOLOGIS ............................ ..... 82

A. Konsep keterkaitan (muna>sabah) ayat mimpi dalam al-Qur’an . ..... 82

B. Macam-macam Mimpi dalam al-Qur’an dan Tinjauannya Dalam

Perspektif Psikologi Islam .......................................................... ..... 85

1. Macam-Macam Mimpi dalam al-Qur’an .............................. ..... 85

2. Macam-Macam Mimpi dalam al-Qur’an di Tinjau dari

Psikologi Islam ..................................................................... ... 100

C. Pengaruh Mimpi Secara Psikologis ............................................ ... 113

D. Mimpi dalam al-Qur’an Menurut Pandangan Psikolog Muslim ... 116

1. Ibn Khaldun .......................................................................... ... 117

2. Muhammad Utsman Najati ................................................... ... 120

BAB V : PENUTUP ....................................................................................... ... 122

A. Kesimpulan ................................................................................. ... 122

B. Saran-Saran ................................................................................. ... 124

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... ... 126

LAMPIRAN ..................................................................................................... ... 131

PROFIL PENULIS .......................................................................................... ... 133

Page 17: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia dalam menjalani

kehidupan didunia, karena manusia yang sehat mampu menjalankan tugas

dalam keseharian baik dan tenang. Manusia dapat dikatakan benar-benar

sehat jika dua unsur yang membentuk dirinya yaitu jasad dan jiwa juga

berada dalam kondisi sehat. Kesehatan jasad dapat diperoleh melalui pola

hidup dan asupan gizi yang baik bagi tubuh, sedangkan kesehatan jiwa dapat

digapai dengan banyak cara salah satunya dengan relaksasi sebagian anggota

tubuh bekerja secara optimal dalam kegiatan sehari-hari dimana salah satu

bentuk relaksasi tersebut yaitu dengan tidur yang didalamnya terdapat

pengalaman-pengalaman yang di ilustrasikan dalam mimpi.

Bagi sebagian orang, mimpi hanyalah diaggap sebagai kembang

tidur, tapi sejarah berkata bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu terdapat

manusia yang menaruh perhatian besar terhadap mimpi. Catatan yang

bercerita tentang mimpi pertama kali ditemukan di Ninive tepatnya di

perpustakaan raja Ashurbanipal (669-629 SM), atau tradisi yang dilakukan

oleh masyarakat Mesir kuno yang membuat semacam ritual yang dinamakan

inkubasi mimpi.1

1 Richard Craze, Tafsir Mimpi: Menguak Simbol Misterius Alam Bawah Sadar, terj. I.

Sugiri, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), hlm. 12-14.

Page 18: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

2

Mimpi menjadi salah satu bahasan yang serius dan menjadi bagian

dari kajian ilmiah setelah seorang ahli psikoanalisis Sigmund Freud dengan

teori psikoanalisisnya berpendapat bahwa mimpi merupakan langkah untuk

memenuhi keinginan yang terepresi didalam alam bawwah sadar dan tidak

dapat dicapai didalam alam sadar.2 Pada masa-masa selanjutnya teori ini

mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Melihat perhatian yang demikian besar maka tidak heran jika

pembahasan terntang mimpi juga tidak luput dari lirikan al-Qur’an, apalagi

al-Qur’an merupakan kitab suci agama Islam sebagai agama terakhir, sudah

menjadi kepastian didalamnya mengandung pembahasan yang mencakup

seluruh aspek kehidupan manusia termasuk fenomena mimpi.

Al-Qur‟an menyebut mimpi dalam berbagai bentuk kata yaitu;

ahla>m, ru’ya >, dan aha>di>s|. Ketiga kata ini disebut dalam kondisi yang berbeda

sehingga maksud yang dihasilkan juga berbeda, bahkan beberapa perbedaan

dalam menggali makna kata-kata ini tidak terlalu sulit ditemukan didalam

berbagai produk tafsir. Diantaranya adalah perbedaan mengenai kata ru’ya>

dalam ayat yang menceritakan peristiwa Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad.

Dalam pro-kontra ini yang diangkat adalah pemahaman terhadap kata ru’ya>

itu sendiri.

Bahkan dalam salah satu bentuk konsep mimpi al-Qur‟an, yaitu

sebagai mimpi kosong dan terjadi akibat kondisi tubuh جضؼحظ جقال

mempunyai kesamaan dengan teori Freud. Kejadian ini tentu saja bukan

2 Sigmund Freud, Tafsir Mimpi: terj. Apri Danarto (Yogyakarta: Jendela, 2001), hlm.

157.

Page 19: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

3

berdasakan kesengajaan, mengingat Freud sendiri dapat dikatakan tidak

bersinggungan sama sekali dengan al-Qur‟an.

Penggiat Psikologi Islam sebagai pioneer merespon fenomena ini,

dengan serius melakukan langkah pengkajian terhadap mimpi berdasarkan

pandangan Islam. Langkah ini ditempuh untuk merespon konsep mimpi yang

lahir dari buah pemikiran psikolog Barat. Jika psikologi barat memandang

mimpi hanya sebatas pemenuhan hasrat bawah sadar, maka Psikologi Islam

dengan konsep ru>h dan qalb nya melakukan tanggapan dan pengembangan

konsep mimpi yang ada dalam psikologi Barat.

Sebagai contoh pakar psikologi Islam Muhammad Utsman Najati

mengatakan bahwa mimpi bukan hanya dorongan bawah sadar semata, tapi

lebih dari itu, mimpi merupakan interpretasi dari pengalaman yang diperoleh

ru>h selama manusia berada dalam tidurnya. Saat tidur berlangsung ru>h

melepaskan diri dari tubuh dan melancong ke berbagai tempat dan kembali

pada saat terbangun.3

Lebih lanjut, psikologi Islam mengatakan bahwa ru>h yang sedang

melancong tersebut berada di alam arwa>h, dimana hukum ruang dan waktu

dan segala dimensinya tidak berlaku, serta terbebas sementara waktu dari

kotoran-kotoran tubuh dan hawa nafsu, yang turut membantu akal untuk

menyelesaikan problem yang menyulitkannya dalam keadaan terjaga.4

3 Muhammad Utsman Najati, al-Qura<n dan Ilmu Jiwa, terj. Ahmad Rofi‟ Usmani,

(Bandung: Pustaka, 2002), hlm. 225. 4 Adnan Syarif, Psikologi Qur‟ani, terj. Muhammad al-Mighwar, (Bandung: Pustaka

Hidayah, 2002), hlm. 208.

Page 20: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

4

Pakar jiwa Islam sepakat bahwa alam arwa>h memberikan fasilitas

yang tidak terbatas bagi ru>h yang sedang melancong untuk berinteraksi

dengan ru>h-ru>h yang dijumpainya. Bentuk konkret dari asumsi ini adalah

tidak sedikit didalam tidurnya seseorang bermimpi bertemu dengan orang

yang dikenalnya yang telah meninggal.

Kondisi inilah yang dikatakan oleh al-Qur’an sebagai kematian:

ف حح ف١غه جط لض ػ١ح جش ٠شع جألخش ج جط ضص هللا ٠طف جألفظ ق١ ضح

أؾ غ ئ ف ره ال٠ص م ٠طفىش

Artinya: “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa

(orang) yang belum mati diwaktu tidurnya, maka Dia menahan jiwa

(orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan jiwa

yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang

demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum

yang berpikir.” (al-Zumar:42)

Dalam memahami ayat ini para mufassir sepakat bahwa hakikat

tidur adalah mati karena pada saat tertidur ru>h manusia berpisah

meninggalkan jasad dan ditahan oleh Allah sebagaimana layaknya orang

yang mati. Letak perbedaannya adalah pada titik tekan penahanannya. Dalam

kematian ru>h ditahan selamanya dan tidak dikembalikan lagi kepada jasad,

sedangkan dalam kondisi tidur, ru>h hanya ditahan sementara dan

dikembalikan lagi oleh Allah pada waktu terjaga.

Karena yang ditahan oleh Allah adalah ru>h, maka mimpi yang

dialami antara seorang yang satu dengan yang lain dalam tidurnya juga

berbeda, tergantung kualitas ru>h pada masing-masing individu. Mimpi

seorang Nabi berbeda dengan mimpi yang dialami oleh selain Nabi, mimpi

orang saleh berbeda dengan mimpi orang fa>siq, muna>fiq dan lain sebagainya.

Page 21: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

5

Mimpi yang dialami oleh Nabi dikatakan sebagai wahyu,

sedangkan mimpi yang dialami oleh selain Nabi secara umum dibagi menjadi

dua. Jika si pemimpi adalah orang saleh, mimpinya dikatakan sebagai

mubasysyira>t yang dikatakan sebagai bagian 46 dari kenabian,5 jika si

pemimpi adalah orang fa>siq, muna>fiq, dan lain sebagainya, mimpinya

dikatakan sebagai mimpi yang kosong.

Oleh karena itu mimpi-mimpi tersebut dalam Islam dibagi menjadi

dua bentuk, yaitu al-ru’ya> al-s}ha>diqah (mimpi yang benar) dan al-ru’ya> al-

ka>z|ibah (mimpi bohong). Mimpi yang benar berupa mimpi yang jelas pokok-

pokoknya, bobotnya sangat dalam dan sangat mudah ditafsirkan, sedangkan

mimpi yang bohong isinya kabur, pokok-pokoknya tidak jelas dan sangat sulit

ditafsirkan.

Dengan konsepsi yang demikian, al-Qur‟an membagi mimpi yang

dialami manusia khususnya orang Islam menajadi tiga yaitu; mimpi yang

berasal dari Allah, mimpi yang berasal dari setan, dan mimpi yang berasal

dari kondisi tubuh. Setan yang dalam Islam dikatan sebagai makhluk halus

dan mempunyai misi menggoda manusia dimana saja dan kapan saja (bahkan

dalam tidur), sedangkan kondisi tubuh yang masih berhubungan dengan ru>h

juga merupakan aspek yang tidak dapat kesampingkan dalam hubungannya

dengan mimpi.

5 Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah:

سؤ٠ح جشؾ جصحف ؾضء عطس أسذؼ١ ؾضءج جرز

Page 22: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas, penulis

menilai bahwa studi tentang mimpi masih sangat menarik untuk dikaji,

terutama dalam studi penafsiran tentang ayat-ayat mimpi dalam al-Qur’an

dalam tinjauan psikologi islami.

Secara lebih rinci permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Term-term apa saja yang dipakai al-Qur‟an untuk menjelaskan konsep

mimpi?

2. Bagaimana macam-macam mimpi yang ada didalam al-Qur’an

berdasarkan psikologi islami?

3. Bagaimana pengaruh mimpi secara psikologis?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitan

ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengungkap makna mimpi dalam al-Qur‟an.

2. Untuk mengungkap makna mimpi menurut psikologi islam.

3. Untuk memaparkan penafsiran beberapa mufassir tentang mimpi

dalam al-Qur’an.

4. Untuk menguraikan macam-macam mimpi dalam al-Qur’an

berdasarkan kacamata psikologi Islami.

Page 23: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

7

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Secara Teoritis

1. Sebagai kontribusi bagi dunia penelitian dan keilmuan, khususnya

dalam bidang kajian al-Qur’an dan Psikologi Islami tentang mimpi.

2. Dapat memperkaya kajian tafsir al-Qur’an khususnya tentang

mimpi serta menjadi sumbangan bagi pengembangan kajian

psikologi Islami

b. Secara Praktis

1. Sebagai pengetahuan bagi setiap orang, bahwa mimpi bukan hanya

sekedar bunga tidur atau tidak berarti apa-apa yang hanya hadir

secara nyata dalam tidur, akan tetapi lebih daripada itu. Oleh

karena itu al-Qur’an (termasuk juga hadis) dengan jelas memuat

hal-hal tentang mimpi, sehingga pengetahuan tentang mimpi

merupakan keniscayaan dan berguna bagi kehidupann kaum

muslimin khususnya serta seluruh manusia pada umumnya.

2. Sebagai bahan pengetahuan bagi kaum muslimin untuk

memperbaiki dan menjaga kualitas jiwa berdasarkan pemahaman

terhadap proses terjadinya mimpi.

3. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar strata (S2) pada Program

Studi Qur‟an dan Hadis (SQH) Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.

Page 24: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

8

E. Kajian Pustaka

Dalam kancah perjalanan kehidupan di dunia, mimpi telah menarik

perhatian banyak orang bahkan tidak sedikit yang melakukan kajian, baik

kajian formal, informal, mistis, dan lain sebagainya. Dari pelbagai kajian

yang ada, sepanjang penulis ketahui, yang ada hanyalah pembahasan tentang

latar belakang proses terjadinya mimpi, tafsir mimpi, aspek-aspek mimpi

dalam satu tinjauan saja. Tetapi kajian secara spesifik dan jelas mengkaji

mimpi yang terdapat didalam al-Qur’an khususnya yang menggunakan

tinjauan psikologi islami dalam kajiannya sejauh ini belum pernah penulis

temukan.

Dari kalangan psikologi barat sendiri tokoh yang dapat dikatakan

getol mengkaji mimpi adalah Freud. Dengan buku Tafsir Mimpinya-nya6 ia

mencoba menjelaskan faktor psikologis dalam proses terjadinya mimpi,

sumber mimpi, inti mimpi dan tafsir mimpi. Langkah ini di tempuh untuk

mengembangkan dan mengokohkan teori psikoanalisisnya. Selain Freud

tokoh psikoanalisis lain yang melakukan kajian mendalam terhadap mimpi

adalah Carl Gustav Jung melalui bukunya Memperkenalkan Psikologi

Analitis.7 Didalam buku ini Jung menjelaskan betapa pentingnya arti mimpi

bagi kehidupan manusia, kemudian ia juga memaparkan fungsi dari mimpi,

cara menganalisa mimpi, serta bagaimana memahami simbolisme mimpi.

Buku-buku tersebut hanya membahas mimpi dari kacamata psikologi semata

tanpa menghadirkan kajian al-Qura<n di dalamnya.

6 Diterbitkan di Yogyakarta oleh Jendela pada tahun 2001.

7 Diterbitkan di Jakarta oleh Gramedia pada tahun 1989.

Page 25: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

9

Pada saat maraknya pengklasifikasian keilmuan dalam dunia Islam

menjadi bercabang-cabang, seperti fikih, tauhid, tasawuf, dan lain sebagainya,

mimpi juga mempunyai tempat khusus dengan munculnya ilmu khusus untuk

mempelajari tafsir mimpi.8 Kesadaran akan pentingnya kajian mimpi bagi

manusia setidaknya menjadi dasar untuk melakukan kajian yang mendalam,

terlebih bagi umat Islam karena diterima atau tidak diantara syari‟at dalam

Islam di awali dengan mimpi. Oleh karena itu tidak sedikit ilmuwan Islam

yang menaruh perhatian besar terhadap mimpi, diantaranya adalah Ibnu Sirin

dengan bukunya yang berjudul Tafsi>r al-Ahla>m9 dimana dalam buku ini Ibnu

Sirin membahas secara komprehensif bentuk-bentuk tafsir mimpi yang

dialami seseorang berdasarkan al-Qur’an. Ibnu Sirin merupakan ulama yang

pertama kali menelurkan karangan yang secara spesifik membahas tentang

mimpi.

Buku-buku yang membahas tentang mimpi sangat banyak sekali

dijumpai, tapi pembahasannya tidak terlalu luas dan bahkan terkadang tidak

terlalu panjang. Walaupun dengan pembahasan yang seperti itu, sudah

memberikan pemahaman yang cukup tentang mimpi. Diantaranya adalah

buku Psikologi Qur‟ani karya Adnan Syarif, dalam buku ini dijelaskan

pembagian mimpi menurut keimanan yakni mimpi gaib yang benar serta

mimpi karena faktor kejiwaan (psikologis).10

Kemudian buku yang berjudul

Psikologi Qurani “Dari Jiwa Hingga Ilmu Laduni” karya Muhammad

8 Syeikh „Abdul Ghani al-Nabulusy, Ta’t }i>r al-Ana<m fi> Ta’bi >r al-Mana<m, (Beirut: Dar

al-Fikr, tt), hlm. 2. 9 Diterbitkan oleh Gema Insani di Jakarta pada tahun 2004.

10 Diterbitkan di Bandung oleh Pustaka Hidayah pada tahun 2002.

Page 26: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

10

Utsman Najati11

yang mana dalam pembahasan tersebut dijelaskan bahwa

mimpi terjadi akibat perasaan-perasaan. Perasaan tersebut timbul akibat

pengaruh luar yang berdampak pada alat-alat indra atau timbul akibat

pengaruh yang timbul dari dalam tubuh, dan hal ini dirasakan seseorang

sementara ia dalam kondisi tidur. Mimpi juga diakibatkan oleh hal-hal yang

menyibukkan selama seseorang terjaga dan juga karena merupakan

reproduksi sebagian peristiwa sebelumnya.

Adapun kajian mendalam tentang mimpi dalam kacamata psikologi

islami diantaranya adalah ulasan yang dikupas oleh Yadi Purwanto yang

berjudul Memahami Mimpi dalam Perspektif Psikologi Islami. Didalam buku

ini Yadi Purwanto mengkaji mimpi dengan berbagai aspeknya hingga

menyentuh pada hasil temuan kedokteran. Walau melihat mimpi dalam

kacamata psikologi islami, buku ini lebih bersifat saintifik, bukan tafsir al-

Qur’an karena metode yang digunakan bukan metode tafsir.

Terdapat pula beberapa penelitian tentang mimpi, diantaranya tesis

yang berjudul Mimpi dalam Pemikiran Sigmund Freud: Perspektif Filsafat

Manusia yang ditulis oleh Dwi Wahyuni Uningowa dimana penelitian ini

mengkaji mimpi dalam konteks masyarakat Indonesia.12

Kemudian tesis yang

ditulis oleh Suroso yang berjudul Mimpi dalam al-Qur’an dan al-Sunnah,

penelitian ini merupakan kajian yang mengkomparasikan pemikiran Ibnu

Sirin dan Ibnu Hajar tentang mimpi.13

11

Diterbitkan di Bandung oleh Marja pada tahun 2010 12

Fakultas Filsafat Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta: 2015 13

Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Wali Songo Semarang: 2010.

Page 27: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

11

Selain itu penelitian dalam bentuk skripsi juga penulis temukan,

diantaranya Perbandingan Konsep dan Pola Penafsiran Mimpi antara Timur

dan Barat yang ditulis oleh Muhammad Nur, penelitian ini menitikberatkan

pada aspek komparasi antara dua konsep dalam tafsir mimpi.14

Kemudian

Mimpi Dalam Perspektif Kesehatan Mental yang ditulis oleh Khaerudin Nasri

dimana fokus perhatian penelitian ini adalah pengaruh mimpi terhadap mental

seseorang.15

Serta Mimpi dalam Islam yang ditulis oleh Syahbudi yang

mengkaji mimpi berdasarkan sudut pandang Islam secara global.16

Sedangkan

karya ilmiah lain penulis menemukan artikel yang ditulis dalam Jurnal

Humanitas: Indonesian Psychological Journal yang berjudul Perbedaan

Kualitas Tidur dan Kualitas Mimpi Antara Mahasiswa Laki-Laki dan

Mahasiswa Perempuan yang ditulis oleh Fuad Nashori dan R. Rachmy

Diana.17

Dalam artikel ini hanya dibahas perbedaan kualitas tidur dan sedikit

menyinggung masalah ru’ya> s}a>diqah.

Dari seluruh karya yang telah penulis jumpai, penulis belum pernah

menemukan karya yang memuat kajian tafsir yang membahas khusus tentang

mimpi dengan memakai pendekatan psikologi islami.

F. Kerangka Teori

Untuk menganalisa mimpi dalam al-Qur’an, penelitian ini

menggunakan teori psikologi islami. Dalam pengertiannya psikologi berasal

14

Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga, tahun 2004 15

Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2005 16

Fakultas Syari‟ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2001 17

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga & Universitas Islam Indonesia, vol. 2, no

2, Agustus 2005.

Page 28: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

12

dari bahasa Yunani, psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu.

Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu tentang jiwa atau ilmu yang

mempelajari tentang gejala gejala kejiwaan.18

Akan tetapi dalam sejarah

perkembangannya arti psokologi menjadi ilmu yang mempelajari tingkah

laku manusia. Hal ini disebabkan karena jiwa bersifat abstrak yang sukar

dipelajari secara obyektif.19

Sebagai mazhab dalam kajian psikologi, psikologi Islami

merupakan aliran yang muncul belakangan setelah berkembangnya psikologi

barat, oleh karena itu selain menggunakan sumber kajian yang berasal dari

Islam, teori-teori psikologi barat juga di gunakan oleh psikologi islami

sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Untuk lebih spesifik, analisa dalam penelitian ini menggunakan

pandangan Yadi Purwanto dalam memahami mimpi. Secara teori, menurut

Yadi Purwanto, mimpi dapat dibagi berdasarkan sifatnya menjadi dua, yakni

mimpi yang benar (al-Ru’ya> al-S}a>diqah) dan mimpi yang palsu (al-Ru’ya> al-

Ka>dzibah).20

Mimpi yang benar merupakan kabar gembira dari Allah yang

hanya dialami oleh orang yang mempunyai jiwa yang tenang. Ada lima

kategori menyangkut mimpi yang benar ini. Lima kategori tersebut adalah:

(1) penampakan jernih yang terjadi pada orang saleh tentang sesuatu yang

benar-benar akan terjadi; (2) peringatan atau teguran langsung dari Allah; (3)

18

Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,

1982), hlm. 9. 19

Singgih Dirgagunarsa, Pengantar Psokologi, (Jakarta: Mutiara, 1983), hlm. 9 20

Yadi Purwanto, Memahami Mimpi Perspektif Psikologi Islam, (Yogyakarta: Menara

Kudus, 2003), hlm. 235-236.

Page 29: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

13

gambaran yang diperlihatkan oleh Malaikat; (4) tampilan kiasan; dan (5)

pengalaman yang benar; melibatkan pelaku dalam mimpi yang dialami.

Adapun yang dimakud mimpi yang palsu adalah mimpi yang isinya

membingungkan, tidak mempunyai makna yang perlu ditafsiri, dan dalam

istilah lain disebut bunga tidur. Terdapat tujuh kaategori dalam mimpi yang

palsu ini. Ketujuh kategori tersebut meliputi: (1) mimpi yang disebabkan oleh

tekanan, oleh karenanya membingungkan; (2) mimpi seksual atau mimpi

basah; (3) mimpi yang berisi peringatan dari setan; (4) mimpi yang didorong

oleh sihir jin; (5) mimpi yang diperlihatkan oleh setan; (6) mimpi hasil

dorongan pikiran dan kehendak sendiri; dan (7) mimpi yang disebabkan oleh

penderitaan fisik.21

Dalam pembagian yang lain, Yadi Purwanto membagi mimpi

menjadi tiga, berdasarkan hadis dari Muslim melalui jalur Abu Hurairah.

Ketiga jenis mimpi tersebut adalah: (1) mimpi yang baik (al-Ru’ya> al-

S}a>lihah); (2) mimpi yang menakutkan atau mimpi yang menyedihkan (Ru’ya>

Tahzin); dan (3) mimpi ilusi (ru’ya> nafsiyah). Mimpi yang baik adalah mimpi

yang berisi kabar gembira. Sumber mimpi ini berasal dari Allah. Sedangkan

mimpi yang menakutkan berasal dari setan. Dalam mimpi ini, menurut Yadi

Purwanto, ada unsur perasaan pesimistis (pessimistic affect) yang menghantui

orang yang mengalami mimpi. Adapun mimpi ilusi adalah mimpi yang timbul

akibat ilusi angan-angan, sebagai fungsi faali dan psikis. Peristiwa yang

terjadi dalam mimpi ilusi ini bisa saja berisi peristiwa yang terjadi sehari-hari

21

ibid, hlm. 237.

Page 30: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

14

(empirical frame), rekonstruksi simbol dan cerita yang dialami (constructive

frame), atau rangkaian dan symbol yang sama sekali baru (creative frame).22

Dilihat dari struktur bangunan manusia, menurut Yadi Purwanto,

mimpi dibagi menjadi tiga, yakni: (1) mimpi jasmaniyah: mimpi ini dianggap

tidak penting sebab merupakan akibat yang ditimbulkan oleh fungsi faali otak

yang terganggu; (2) mimpi subjektif yang berdasarkan pandangan sendiri:

mimpi ini penuh lambang yang perlu diramalkan, di dalamnya terdapat

makna tertentu yang hanya dapat dipahami dan diketahui dengan keahlian

khusus; dan (3) mimpi ruhaniyah: mimpi ini dilaksanakan oleh ruh sendiri

dan meramalkan, menunjukkan, menggambarkan, dan membenarkan.23

Sementara itu, dilihat dari kualitas jiwa yang mengalami mimpi,

Yadi Purwanto membaginya menjadi tiga: (1) mimpi orang yang al-Nafs al-

Mut}mainnah, atau mimpi pribadi/jiwa yang tenang. Jenis ini masih dibagi

menjadi dua, yakni mimpi orang yang memiliki nafs al-Mut}mainnah al-

Mardiyyah24 dan al-Nafs al-Mut}mainnah al-Ra>diyah25

; (2) mimpi orang al-

Nafs al-Lawwa>mah, mimpi ini dialami oleh orang yang kondisinya

terombang-ambing antara nilai-nilai ruhiyah dan nilai-nilai sosial kehidupan.

Konsekwensinya, mimpi yang dialami oleh orang jiwanya berada pada level

ini adalah mimpinya terkadang benar dan terkadang tidak; dan (3) mimpi

22

ibid, hlm. 240. 23

ibid, hlm. 241. 24

Orang yang mempunyai kualitas jiwa seperti ini berarti levelnya sudah berada pada

peringkat ruhiyah-ilahiyah. 25

Jiwa orang yang berada pada level ini berarti telah mencapai tingkat ridha pada

kehendak Allah, menyambut undangan Allah.

Page 31: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

15

orang yang al-Nafs al-Amma>rah, adalah mimpi yang dialami oleh orang

fasik, munafik, orang kafir, dan orang musyrik.26

Ada pembagian lain yang dikutip Yadi Purwanto dari An-Najjar.

An-Najjar membagi mimpi menjadi tiga: (1) mimpi yang valid (al-Ru’ya> al-

S}ahi>hah), jenis ini terdiri dari mimpi yang benar-benar nyata, mimpi yang

baik, mimpi simbolik, dan mimpi peringatan; (2) mimpi yang mungkin benar

dan mungkin salah; dan (3) mimpi yang tidak benar.27

G. Metodologi Penelitian

Dalam sebuah penelitian, metode penelitian sangat penting untuk

digunakan. Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan

dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri artinya sebagai

upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh

fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk

mewujudkan kebenaran. Oleh sebab itu, dalam melakukan suatu penelitian

perlu dirancang dan diarahkan guna memecahkan masalah tertentu. Sehingga

pada akhir penelitian hasilnya dapat menjawab masalah yang sedang diteliti.28

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini adalah

penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah

penelitian yang dilakukan melalui sumber-sumber bacaan ilmiah.

26

Purwanto, Memahami Mimpi Perspektif, hlm. 247. 27

ibid, hlm. 253-254. 28

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008), hlm. 24.

Page 32: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

16

2. Sumber Data

Sumber data penelitan ini terbagi ke dalam dua kategori, yaitu

sumber data utama (primer) dan sumber data pendukung (sekunder). Sumber

data primer berupa al-Qur’an dan terjemahannya serta kitab-kitab beberapa

mufassir yang membahas tentang tema penelitian. Adapun sumber data

sekunder berupa data pustaka yang diperoleh dari literatur-literatur baik yang

berbentuk buku dan jurnal yang mempunyai keterkaitan langsung dengan

fokus kajian penelitian ini.

3. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Tafsir Maud}u>i>. Pendekatan Tafsir Maud}u>i> adalah suatu upaya yang dilakukan

untuk memahami maksud yang terkandung dalam ayat al-Qur’an sebagai

wahyu Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad dalam batas

kemampuan manusiawi (al-T{a>qah al-Basyariyyah) berdasarkan tema yang

akan dibahas.29

Dalam penerapannya terdapat dua macam Tafsir Maud}u>i> dalam

menafsirkan al-Qur‟an: Pertama, Pembahasan terhadap satu surat secara

utuh, menyeluruh, dan komprehensif dengan cara menggali maksud dan

kandungan ayat-ayatnya berdasarkan prinsip kesatuan surat, sehingga

menghasilkan pemahaman yang utuh, menyeluruh, dan komprehensif

terhadap surat tersebut. Kedua, Adalah bentuk Tafsir Maud}u>i> yang digunakan

dalam penelitian ini dimana bentuk kajiannya adalah membahas satu tema

29

Amiur Nuruddin, Keadilan dalam Al-Qura<n, (Jakarta: Hijr Pustaka Utama, 2008),

hlm. 10

Page 33: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

17

dalam al-Qur‟an dengan menghimpun ayat-ayat terkait yang terdapat dalam

surat yang berbeda, kemudian ayat tersebut disusun sedemikian rupa sehingga

menghasilkan pemahaman yang komprehensif terhadap tema yang dibahas.30

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi

dengan cara mengambil data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.31

Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan adalah ayat-ayat al-Qur‟an

terkait, kemudian dokumen pendukung seperti hadis, buku, dan jurnal. Ayat-

ayat tersebut dikumpulkan terlebih dahulu kemudian diuraikan, langkah ini

merupakan langkah pertama yang harus ditempuh karena merupakan pokok

bahasan guna menyelesaikan masalah yang akan diteliti sehingga ayat-ayat

terkait tersebut menjadi prioritas utama, adapun dokumen yang dikumpulkan

berupa beberapa produk pemikiran sebagai pendukung dan pelengkap

penelitian.

5. Metode Analisis Data

Penelitian ini mengusung satu tema yang digali dalam al-Qur’an,

sehingga penelitian menggunakan metode penafsiran tematik atau maud{u>’i>.

Dalam metode ini, ayat-ayat al-Qur’an yang mempunyai maksud sama –

dalam arti sama-sama membicarakan topik masalah-dihimpun kemudian

diberi keterangan dan penjelasan. Secara rinci langkah-langkah yang

30

Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsi>r Maud{u >’i >: Sebuah Pengantar, terj. Suryan

A. Jamrah, (Jakarta: RajaGrafindo, 1996), hlm. 36. 31

Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 1996), hlm. 73

Page 34: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

18

dilakukan dalam metode ini sebagaimana diungkap oleh al-Farmawi adalah

sebagai berikut:

1. Menetapkan masalah yang akan dibahas.

2. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.

3. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya disertai

pengatahuan tentang sebab turun ayat (asba<b al-nuzu<l) jika

memang ada.

4. Memahami korelasi ayat dalam suratnya masing-masing.

5. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna (outline).

6. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan dengan

pokok bahasan.

7. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan

menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian sama, atau

mengompromikan antara yang umum (‘a<>m) dengan khusus (kha<>s),

atau pada ayat yang lahirnya bertentangan sehingga kesemuanya

bertemu dalam satu muara, tanpa perbedaan atau pemaksaan.32

Dalam kaitannya dengan penelitan ini, poin ketujuh dalam langkah-

langkah diatas, penulis anggap tidak relevan sehingga langkah tersebut tidak

digunakan dalam penelitan ini. Hal ini dikarenakan konsep keumuman dan

kekhususan ayat al-Qur‟an hanya berkisar pada ayat-ayat hukum saja,

sedangkan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tema mimpi, tidak

berhubungan dengan masalah hukum.

32

Abd al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsi>r Maud{u >’i >, hlm. 45-46.

Page 35: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

19

Adapun dalam penerapannya metode ini difungsikan untuk melihat

penafsiran serta konsep mimpi dalam al-Qur‟an, meliputi bentuk dan

mekanisme mimpi serta tafsiran ayat tentangnya.

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika pembahasan

sebagai berikut:

1. Bab pertama adalah pendahuluan yang merupakan pertanggung jawaban

metodologis penelitian, terdiri atas latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, telaah pustaka,

metodologi penelitian, kerangka teori dan sistematika pembahasan.

2. Bab kedua menjelaskan tentang gambaran umum tentang mimpi. Dalam

bab ini akan dijelaskan definisi mimpi secara umum, kemudian kajian

terhadap fenomena tidur yang memang tidak dapat dilepaskan dari mimpi,

dan terakhir pembahasan tentang ru>h, „aql, qalb,dan nafs yang mana term-

term tersebut sangat berhubungan dengan bahasan tidur dan mimpi.

3. Bab ketiga memaparkan tentang Term mimpi dalam al-Qur‟an.

Pembahasan bab ini meliputi makna kata-kata mimpi dalam al-Qur‟an

ditinjau dari segi bahasa dan pandangan beberapa mufassir tentang term

tersebut. Setelah itu dilanjutkan dengan kisah-kisah mimpi didalam al-

Qur‟an, kemudian diakhiri dengan pembahasan mengenai tafsir mimpi.

4. Bab keempat adalah analisis dari beberapa bab yang telah dibahas,

pembahasan dalam bab ini meliputi penjelasan konsep keterkaitan ayat

Page 36: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

20

mimpi dalam al-Qur‟an, kemudian dilanjutkan dengan mamacam-macam

mimpi didalam al-Qur‟an berdasarkan psikologi Islami. Pembahasan ini

dilanjutkan dengan pengaruh mimpi secara psikologis, setelah itu diakhiri

dengan mimpi dalam pandangan psikolog muslim.

5. Bab kelima yaitu penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

Page 37: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

122

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sampailah tulisan ini pada bab terakhir yang akan menutup seluruh

perbincangan tentang Mimpi dalam al-Qur‟an dalam tinjauan Psikologi Islam.

Bermula dari rumusan masalah, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dalam Islam mimpi dianggap sebagai karunia dari Allah yang

diberikan pada seluruh manusia dalam tidurnya melalui malaikat,

setan, ataupun pengaruh kondisi tubuh, tanpa memandang agama,

suku, dan lain sebagainya. Sedangkan tidur didalam Islam dianggap

sebagai kematian kecil, karena pada prinsipnya seorang yang tidur

sama dengan orang mati, yakni ru>h nya sama-sama ditahan oleh

Allah. Kematian kecil inilah yang dikatakan sebagai kondisi tidak

sadar manusia. Sedangkan dalam al-Qur‟an mimpi dikatakan

sebagai ru’ya>, ahla>m, dan, aha>di >s|. Dua istilah pertama menurut para

ulama menunjukkan bentuk mimpi. Ru’ya> menunjukkan mimpi

yang jelas, sedangkan hulm menunjukkan mimpi yang kosong.

Adapun aha>di >s| dikatakan sebagai mimpi jika sudah digabung

dengan kata ta’wi>l sehingga makna yang dihasilkan adalah tafsir

terhadap mimpi yang berbentuk simbol dan isyarat.

Page 38: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

123

2. Berangkat dari pemahaman tersebut, maka Psikologi Islam

membagi mimpi dalam dua kerangka besar, yaitu mimpi yang benar

(ru’ya > s|a>diqah) dan mimpi bohong (ru’ya> ka>z|ibah). Mimpi yang

benar berupa wahyu yang diterima oleh para Nabi dan orang yang

saleh, sedangkan mimpi bohong adalah mimpi orang kafir, munafik,

fasiq, dan lain sebagainya. Kedua macam mimpi tersebut ditentukan

oleh tingkatan nafs yang berada pada diri manusia. ru’ya> s|a>diqah

berada dalam tingkatan nafs mut}mainnah, sedangkan ru’ya> ka>z|ibah

berada dalam tingkatan nafs lawwa>mah dan nafs amma>rah. Nafs

mut}mainnah dibagi menjadi dua yaitu nafs mut}mainnah mard}iyyah

sebagai tingkatan nafs yang paling tinggi dan hanya dimiliki oleh

para Nabi, oleh karena itu mimpinya merupakan wahyu. nafs

mut}mainnah ra>diyah adalah tingkatan nafs dibawah nafs

mut}mainnah mard}iyyah, tingkatan nafs ini dimiliki hanya dimiliki

oleh orang saleh, oleh karena itu mimpinya merupakan

mubasysyirah, ilham, atau bahkan berupa ilmu laduni. Sedangkan

mimpi yang terjadi pada tingkat nafs lawwa>mah dan nafs amma>rah

lebih dipengaruhi oleh kondisi jasad dan bisikan-bisikan setan, oleh

karena itu mimpinya lebih condong kepada berita bohong, kalaupun

ditafsirkan dan menjadi kenyataan, hasilnya memberikan efek

negatif. Bahkan jika mimpi ini berada pada dukun, maka bisa jadi

mimpinya merupakan pengetahuan untuk memperoleh mantra.

Page 39: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

124

3. Dalam segala aspeknya, mimpi berpengaruh pada psikologis

seseorang. Signifikan atau tidak, tergantung pada pribadi individu

tersebut. Bentuk pengaruh mimpi terhadap psikologi tergantung

jenis mimpi yang dialami, apakah mimpi yang benar, bohong, baik,

buruk, dan lain sebagainya. Adapun khusus untuk jenis al-ru’ya> al-

S{a>diqah, posisi mimpi tidak hanya berpengaruh terhadap psikologi

saja, akan tetapi dapat menjadi indikator sifat pemimpi, serta dapat

membangun optimisme seseorang akan masa depannya.

B. Saran-saran

Pada dasarnya manusia mempunyai kepribadian beragam yang

mempengaruhi kehidupan sehari-hari, mulai dari pergaulan hingga mimpi.

Setelah mengetahui hakikat mimpi dalam al-Qur‟an, dan bagaimana psikologi

Islami dengan konsep ru>h nya memandang hakikat mimpi tersebut, maka

dapat disajikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi diri peneliti sendiri, karena terbatasnya kemampuan dan

keilmuan, maka perlu ditingkatkan kembali minat belajar guna

menggali kandungan dalam literatur keislaman, utamanya al-

Qur‟an. Pengetahuan tersebut setidaknya bertujuan untuk

menggapai al-ru’ya> al-S{a>diqah dengan cara berusaha meningkatkan

kualitas kepribadian sehingga nafs mut}mainnah dapat diraih dan

sebisa mungkin dipertahankan.

Page 40: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

125

2. Bagi kaum muslimin, kesadaran akan hakikat ru>h pada manusia

hendaknya terus ditingkatkan. Kesadaran ini menimbulkan

pemahaman tentang penghambaan pada Allah sehingga setidaknya

kualitas keimanan dapat dipertahankan bahkan ditambah. Jika sudah

begitu maka mimpi yang dialami tidak sia-sia dan lewat begitu saja.

Dia bisa menjadi jalan untuk memperoleh pengetahuan atau solusi

dari persoalan hidup.

3. Bagi peneliti yang ingin meneliti tema mimpi dalam al-Qur‟an

terutama penelitian yang menggunakan pendekatan Psikologi Islami

dalam penelitiannya, hendaknya melakukan pengkajian lebih

mendalam terhadap konsep Psikologi Islami terlebih dahulu,

khususnya tentang Psikologi Perkembagan dalam Psikologi Islami.

Pengkajian ini dimaksudkan untuk menganalisa konsep mimpi

dalam al-Qur‟an melalui sudut pandang perkembangan psikologis

seseorang.

Page 41: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

126

DAFTAR PUSTAKA

„Utaibi, al, Sahl bin Rifa‟, Al-Rua> ‘inda ahl al-Sunnah wa al-Jama>’ah wa al-Mukha>lifin, (Riyadl: Dar al-Kunuz Isybiliya, 2009)

Abdurrahman, Muhammad Yusuf bin, Ajaibnya Bangun Pagi dan Bangun

Malam: Untuk Kesehatan Tubuh dan Jiwa, (Yogyakarta: diva

Press, 2013)

Akbar, Husaini Usman & Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1996)

Alusi, al-, Ru>h al-Ma’a>n>i fi> Tafsi>r al-Qur’an al-‘Adzi>m wa al-Sab’ al-Mas|a>ni>, (Maktabah Syamilah, v.3.44)

Aris, Fuad, Pelajaran Surah Yusuf: Yang Tersirat dan Yang Memikat dari Surah

Yusuf a.s. (Jakarta: Zaman, 2013)

Atsir, al, Ibn, al-Niha>yah fi> Gari>b al-Hadi>s| wa al-A<s|ar, (Beirut: al-Maktabah al-

„Ilmiyah, 1979)

Baghawi, al, Ma’a>lim al-Tanzi>l, (Dar al-Thibah Li al-Nasyr wa al-Tauzi‟, 1997)

Baharun, Noresah bint, Kamus dewan, (dewan Bahasa dan Pustaka: Kuala

Lumpur, 2002)

Bukhari, al-, al-S}ahi>h Bukha>ri>, ter. Imam Mudzakir & Makruf Abdul Jalil,

(Jakarta: Pustaka al-Sunnah, 2010)

Craze, Richard, Tafsir Mimpi: Menguak Simbol Misterius Alam Bawah Sadar,

terj. I. Sugiri, (Yogyakarta: Kanisius, 2013)

Dee, Nerys, Memahami Mimpi, terj. Syarifuddin Hasani, (Yogyakarta: Pustaka

Populer, 2001)

Dirgagunarsa, Singgih, Pengantar Psokologi, (Jakarta: Mutiara, 1983)

Farmawi, al, Abd al-Hayy, Metode Tafsi>r Maud{u>’i >: Sebuah Pengantar, terj.

Suryan A. Jamrah, (Jakarta: RajaGrafindo, 1996)

Freud, Sigmund, Memperkanalkan Psikoanalisa Lima Cerama, (Jakarta:

Gramedia, 1984)

______________, Tafsir Mimpi: terj. Apri Danarto (Yogyakarta: Jendela, 2001)

Fuadi, M. Alwi, Berjumpa Nabi dan Malaikat di Dalam Tidur dan Terjaga,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007)

Page 42: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

127

Hajar, Ibn, Fath al-Ba>ri>, terj. Amir Hamzah (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009)

Hamid, Muhammad, Kisah Mimpi Orang-orang Saleh, (Yogyakarta: Tugu, 2012)

Hamka, Tafsi>r al-Azhar, (Jakarta: Panjimas, 1986)

http://tsalismuttaqin.blogspot.com/2012/10/infiltrasi-israiliyat-dalam-tafsir-

al.html?m=1

http://www.faktailmiah.com/2010/07/16/mimpi.html

Ibn „Abdil Bar, al-Tamhid

Ibrahim, Ahmad Syawqi, Misteri Tidur; Rahasia Kesehatan, Kepribadian, dan

Keajaiban Lain di Balik Tidur Anda, Terj. Syamsu A. Rizal dan

Luqman Junaidi, (Jakarta: Zaman, 2013)

Isfahani, al, Al-Raghib, Al-Mufrada<t fi Alfa>z{ al-Qur’an, (Beirut: dar al-Fikr, tt)

Jauhari, al, Al-Shahhah, (Beirut: Dar al-Ilm, 1399)

Jauzi, al, Ibn, Za>d al-Masi>r, (Maktabah Syamilah, v.3.44)

Jawi, al, Muhammad al-Nawawi al-Bantani, Irsya>d al-‘Ibad, terj. H. M. Ali,

(Surabaya: Mutiara Ilmu, 2013)

Karman, Supriana M, Ulumul Qur‟an, (Bandung: Pustaka Islam, 2002)

Kasim, Nur Atik, Tafsir Mimpi Menurut Nabi, (Klaten: Citra Media Pustaka,

2010)

Katsir, Ibn, Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Adzim, (Riyadh: Dar al-Thiybah 1999)

Kementerian Agama RI, Tafsi>r al-Qura>n Tematik “Kesehatan dalam Perspektif

al-Qura>n”, (Jakarta: DIRJEN BIMAS Islam Kementerian Agama,

2012)

Khaldun, Ibnu, Muqaddimah, terj. Masturi Ilham, dkk, (Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 2011)

Mandzur, Ibn, Lisa>n al-‘Arab, (Beirut: Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, 2009)

Maqdisy, al, Syihab al-„Abir, Al-Badr al-Muni>r fi> ‘Ilm al-Ta’bi>r, (Libanon:

Muassasah al-Rayyan, 2000)

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008)

Page 43: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

128

Mawardi, al, al-Nakt wa al-‘Uyu>n: Tafsi>r al-Mawardy. (Beirut, Dar Kutub al-

„Ilmiyah, tt)

Mudzakir, Abdul Mujib & Jusuf, Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: RajaGrafindo,

2002)

Muhtasib, al, Abd al-Majid Abd al-Salam, Visi dan Paradigma Tafsir al-Qur’a>n

Kontemporer, terj. Moh. Ghafur Wachid, (Bangil: al-Izzah, 1997)

Musayyar, al, Muhammad Sayyid Ahmad, Menelusuri Jejak Roh dalam Kajian

Islam dan Filsafat, terj. Ubaidillah Saiful Akhyar, (Yogyakarta:

Bintang Pustaka Abadi, 2010)

Muslim, S}ahi>h Muslim, takhrij: Fuad Abdu Baqi, terj. Dede Ishaq Munawar,

(Jakarta: Pustaka al-Sunnah, 2010)

Nabulusy, al, Syeikh „Abdul Ghani, Ta’t}i>r al-Ana<m fi> Ta’bi>r al-Mana<m, (Beirut:

Dar al-Fikr, tt).

Najar, al, Amir, Ilmu Jiwa dalam Tasawuf, terj. Hasan Abrori, (Jakarta: Pustaka

Azzam, 2004)

Najati, Muhammad Utsman, al-Qura<n dan Ilmu Jiwa, terj. Ahmad Rofi‟ Usmani,

(Bandung: Pustaka, 2002)

_______________________, Psikologi Qur‟ani “Dari Jiwa Hingga Ilmu

Laduni”, ter. Hedi Fajar & Abdullah, (Bandung: Marja, 2010)

Nashori, Fuad & R. Rachmy Diana, “Perbedaan Kualitas Tidur dan Kualitas

Mimpi Antara Mahasiswa Laki-laki dan Mahasiswa Perempuan”,

Jurnal Humanitas: Indonesian Psychological Journal, Vol. 2, No.

2 Agusutus, (Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia dan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2005)

Nasution, Khoiruddin, Pengantar dan Pemikiran Hukum Keluarga (Perdata)

Islam di Indonesia, (Yogyakarta:Tazzaffa dan Accademia, 2007)

Nuruddin, Amiur, Keadilan dalam Al-Qura<n, (Jakarta: Hijr Pustaka Utama, 2008)

Parker, Maeve Ennis & Jennifer, Memahami Arti Mimpi, terj. Widyananto S,

(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008)

Prawira, Purwa Atmaja, Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)

Purwanto, Yadi, Memahami Mimpi Perspektif Psikologi Islam, (Yogyakarta:

Menara Kudus, 2003)

Page 44: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

129

_____________, Psikologi Kepribadian “Integrasi Nafsiyah dan „Aqliyah

Perspektif Psikologi Islami”, (Bandung: Refika Aditama, 2011)

Qatthan, al, Manna‟, al-Mabahis} fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, (Riyad: Mansyurat al-„Ashr

al-Hadits, tt)

Qayyim, al, Ibn, al-Ru>h fi> al-Kala<m ‘ala> Arwa>h wa al-Amwa>t bi al-Dali>l min al-Kita>b wa al-Sunnah wa al-As|a>r wa Aqwa>l al-‘Ulama>’, (Beirut: Dar

al-Fikr: 1992)

____________, Mada>rij al-Sa>liki>n, terj. Kathur Suhardi, (Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 1998)

____________, Metode Pengobatan Nabi, terj. Abu Umar Basyir al-Madani,

(Jakarta: Griya Ilmu, 2006)

Qurtubi, al, al-Ja>mi’ Li Ahka>m al-Qur’a>n, (Riyadl: Dar al-„Alam al-Kutub, 2003)

Qutaibah, Ibnu, Tafsir Mimpi Ulama, (Sukoharjo: Aqwam, 2011)

Raho, Bernard, Teori Sosiologi Modren, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007)

Razi, al, Fakhruddin, Mafa>tih al-Gaib, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981) 17.

________________, Mafa>tih al-Gaib, (Maktabah Syamilah: V. 3.44)

Sapuri, Rafy, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. (Jakarta:

RajaGrafindo Persada: 2009)

Sarwono, Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang,

1982)

Shihab, M. Quraish, “Maut: Perjalanan Menuju Keabadian”, Jurnal Bimas Islam,

DITJEN BIMAS Islam KEMENAG RI, ( 2011)

________________, Kematian adalah Nikmat, (Ciputat: Lentera Hati, 2014)

________________, Mukjizat al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 2004)

________________, Tafsi>r al-Mis}ba>h, (Ciputat: Lentera Hati, 2011)

Sirin, Muhammad Ibn, Tafsir Mimpi Menurut Al-Qur‟an dan As-Sunnah, terj. M.

Syihabuddin & Sopian, Asep. (Jakarta: Gema Insani, 2004)

SJ, Wolfgang Bock, Menafsir Mimpi Bahasa Sandi Tuhan, (Yogyakarta:

Kanisius, 2007)

Page 45: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

130

Suyuthi, al, Jalaluddin, al-Dur al-Mans|u>r fi> al-Ta’wi>l bi al-Ma’s|u>r, (Maktabah

Syamilah, v. 3.44)

Syarif, Adnan, Psikologi Qur‟ani, terj. Muhammad al-Mighwar, (Bandung:

Pustaka Hidayah, 2002)

Syaukany, al, Fath{ al-Qadi>r, (Kairo, Dar al-Hadis, 2007)

Thabari, al, Ibn Jarir, Ja>mi’ al-Baya>n fi> Ta’wi al-Qur’an, (Damaskus: al-Risalah,

2000)

Ushaimy, Al, Saud Fahd, Mimpi dan Bunga Mimpi, (Jakarta: al-Mawardi Prima,

2004)

www.kbbi.web.id/roh

Yasin, Hikmat ibn Basyir ibn, al-Tafsi>r al-S{ahi>h mawsu>’ah ‚al-S{ahi>h al-Masbu>r min al-Tafsi>r bi al-Ma’s|u>r, (Madinah: Dar al-Maatsir, 1999)

Zaghlul, Abu Hajir Muhammad al-Sa‟id bin Basyuni, Mawsu>’ah At}ra<>f al-Aha<di>s| al-Nabawi>, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tth)

Zamakhsyari, al-Kassyaf, (Beirut: Dari al-Fikr, 1399)

Zamanin, Ibn Abi, Tafsi>r al-Qur<a>n al-‘Azi>z, (Kairo: al-Faruq al-Haditsah, 2002)

Zarqani, al, Syarh Muwat}t}a’ Malik, (Beirut: Dar al-Ma‟rifah, 1407)

Page 46: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

131

Lampiran:

Page 47: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

132

Page 48: MIMPI DALAM AL-QUR'AN (PENDEKATAN PSIKOLOGI ISLAM

133

PROFIL PENULIS

Nama : HABIBULLAH NURUDDIN

Tempat tanggal lahir : Pamekasan, 13 Agustus 1990

Alamat : Dsn. Karang Anom Panaan Palengaan Pamekasan Madura

: Yogyakarta, Jl. Tujung 1, Baciro Gondokusuman

Ayah : Muhammad Nuruddin

Ibu : Siti Romlah

Motto : Selalu berkasih dan berterimakasih

No. Telp/HP : 087750211178

E-mail : [email protected]

Pengalaman Pendidikan :

- SD : SDI Al-Mujtama‟ Tahun Lulus 2003

- SMP : Al-Mujtama‟ Tahun Lulus 2005

- SMA : SMA Tahfidz Darul Ulum banyuanyarTahun

Lulus 2008

- Strata Satu : STIU Al-Hikmah Jakarta Lulus Tahun 2011