Mind Mapping

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang Tantangan pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD) dimasa depan disadari akan semakin berat. Hal ini merupakan konsekuensi kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan yang semakin maju pesat, menghasilkan inovasi di bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan dirasakan lebih pesat dibandingkan dengan inovasi dalam bidang pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan pada saat ini menjadi perhatian. Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya inovasi pendidikan. Apa yang ingin dicapai melalui inovasi pendidikan tersebut, yaitu usaha untuk mengubah proses pembelajaran, perubahan dalam situasi belajar yang menyangkut kurikulum, peningkatan fasilitas belajar mengajar serta peningkatan mutu professional guru.

Untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan harus mampu berperan dan bertanggung jawab sebagai perencana pelaksana dan penilai yang sekaligus berfungsi sebagai suri tauladan, motivator dan pengarah bagi peserta didiknya sesuai dengan Tri Asaa Pendidikan Ki Hajar Dewantoro: Ing Ngarsa Sung Tulodha Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Namun peran guru di Sekolah Dasar (SD) tersebut belum dapat difungsikan secara optimal. Karena banyak problem dan tantangan yang harus dihadapi oleh guru di sekolah tersebut. Problema tersebut berasal dari diri guru sendiri maupun dari lingkungan sekolah.

Faktor yang berasal dari diri guru sendiri adalah masih rendahnya tingkat pendidikan yang belum sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman pada era sekarang ini. Sedangkan faktor lingkungan tempat mengajar antara lain sumber bahan dan alat yang belum memadai dan juga dari lingkungan keluarga yang mendukung.

Selama penulis menjalankan tugas sebagai guru di SD Negeri 3 Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur masih banyak kekurangan dan tantangan yang harus penulis hadapi. Seperti pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 5 semester II tentang kompetensi dasar menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Dari hasil rata-rata tes formatif masih rendah hanya 50. Dari 20 siswa hanya 7 siswa yang tuntas. Tingkat ketuntasan hanya mencapai 35% dan sebagian besar belum menguasai materi tersebut.

Dari masalah hasil pembelajaran tersebut di atas, penulis mengajak siswa untuk memahami kompetensi dasar tentang pentingnya semangat dengan menggunakan strategi Mind Mapping. Dengan menciptakan imajinasi dan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS untuk menghubungkan informasi, agar dapat terorganisir dengan baik.

Dengan strategi Mind Mapping diharapkan siswa dapat belajar sambil berkreasi, sehingga apa yang dibuatnya melalui pemetaan dapat selalu berada dalam memorinya dengan tidak banyak kerja.

B. RumusanMasalah Kunci permasalahan di atas adalah kesalahan dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti akan berusaha menggunakan metode yang dapat mengungkap dan melatih kemampuan siswa dalam memahami konsep pentingnya menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang menjadi fokus dalam penelitian adalah Apakah Penggunaan Penerapan Strategi Mind Mapping Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemahaman Konsep Pentingnya menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Di Kelas 5 Semester II Pada SD Negeri 3 Taman Fajar, Kec. Purbolinggo, Kab. Lampung Timur?

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah: 1. Menerapkan strategi mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 2. Membangkitkan minat belajar siswa. 3. Membangkitkan imajinasi dan kreativitas siswa dalam pembelajaran. 4. Meningkatkan daya aktualitas siswa, baik mengenai ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran IPS yang pada gilirannya dapat mempermudah peningkatan prestasi belajar siswa.

D. ManfaatPenelitian Bagi Guru: 1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan variasi pendekatanpembelajaran. 2. Memasyarakatkan PTK di kalangan guru-guru SD dalam KBM pada waktu- waktu tertentu. 3. Melengkapi metode-metode yang dipakai dalam penggunaan alat peraga secara intensif dan kontinyu. Bagi Siswa 1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa dalam pembelajaran agar siswa mampu memahami konsep. 2. Meningkatkan rasa ingin tahu, sehingga siswa berani bertanya dan akhirnya

Suasana pembalajaran menjadi hidup. 3. Siswa dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasinya dalam pembelajaranIPS. 4. Siswa akan bersikap kritis terhadap hasil belajarnya. Bagi Sekolah 1. Dengan meningkatnya kualitas guru dan hasil belajar siswa, akan meningkat pula kualitas sekolah. 2. Hal ini sangat diharapkan bagi masyarakat di masa mendatang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman. 3. Sekolah yang diidamkan masyarakat adalah yang dapat membawa ke arah kemajuan anak didiknya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Mind Mapping Dalam dunia pendidikan selama ini telah dilakukan berbagai peningkatan dalam penyelanggaraan program pendidikan. Salah satunya adalah peningkatan mutu pendidikan. Di bidang pendidikan telah dilakukan berbagai upaya untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghadapi berbagai tantangan kemajuan zaman.

Seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru yang harus ditingkatkan antara lain dengan mempersiapkan sumber daya pendidikan yang profesional guna mempersiapkan anak didik dengan kemampuan yang optimal, namun setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami materi yang disampaikan oleh pendidik. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang bervariasi. Dalam hal ini tugas guru adalah mengkombinasikan dan memadukan berbagai kecerdasan tersebut sebanyak mungkin dan membuat mereka senang belajar, sehingga mereka mampu menggunakan kecerdasannya (Suciati dkk, 2002: 2.13).

Perkembangan intelektual anak merupakan suatu proses asimilasi yaitu proses dimana informasi atau pengalaman yang diperoleh seseorang masuk ke dalam struktur mentalnya, dan akomodasi yaitu kejadian restrukturisasi dalam otak sebagai akibat adanya informasi atau pengalaman baru (Pieget dalam Djannah, 2002: 7).

Untuk memudahkan menguasai materi pelajaran guru dituntut dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum. Tugas guru yang utama mengajar. Dalam mengajar guru dituntut memiliki kompetensi mengajar jika guru memiliki pemahaman dan penerapan belajar, banyak metode mengajar yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran. Dalam penyampaian materi pokok semangat kerja, metode yang dapat digunakan antara lain: tanya jawab, tugas, diskusi dan demonstrasi. Namun metode yang paling cocok digunakan adalah metode diskusi dan mind mapping. Mind mapping sangat baik digunakan pada pengetahuan awal siswa untuk menemukan alternatif jawaban. Dengan penerapan strategi mind mapping akan mampu menyimpan memori lebih lama. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa, sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban. 3. Membentuk kelompok untuk menginventarisasi alternatif jawaban hasil Diskusi. 4. Tiap kelompok diacak/ kelompok tertentu membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis serta mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan guru. 5. Dari data di papan tulis, siswa diminta membuat simpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

B. Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang pada dasarnya mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor pendidikan berbasis nilai, merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi WNI yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif dan bertanggung jawab, memuat dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang bersifat saling berpenetrasi (berkait) dan terintegrasi (terpadu) dalam konteks substansi, ide nilai, konsep yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai dan pengalaman belajar dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran dan penilaian dalam mata pelajaran IPS perlu memperhatikan tidak hanya menekankan pada dampak instruksional yang terbatas pada pengembangan aspek-aspek afektif dan psikomotorik serta memperoleh dampak pengiringnya saja, tetapi pembelajaran dan pengelolaan kelas harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan produktif untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui keterlibatannya secara proaktif dan interaktif. Keterlibatan tersebut akan mendorong siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna untuk mengembangkan kehidupan dan perilakunya.

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu 1. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran diaksanakan di SDN 3 Taman Fajar Kecamatan Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. 2. Waktu Pelaksanaan. Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah mulai tanggal 21 April sampai dengan 26 Mei 2012, dengan rincian pada tabel berikut ini :

Tabel.1

Tabel Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Jam Ke 1-2 1-2 Kegiatan Observasi Kelas Pembelajaran Orientasi (siklus 1) Siklus 2

No Hari/ Tanggal 1. 2. 3. Sabtu, 21 April 2012 Sabtu, 05 Mei 2012 Sabtu, 26 Mei 2012

3. Mata Pelajaran Mata pelajaran yang dilakukan perbaikan pembelajaran adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 4. Kelas Kelas yang digunakan untuk perbaikan pembelajaran adalah kelas V semester genap. 5. Karakteristik Seluruh siswa kelas V berjumlah 20 siswa, terdiri dari 8 anak lakilaki dan 12 anak perempuan. Usia masing- masing anak berkisar antara 10 sampai 11 tahun, dengan tingkat kemampuan reatif seimbang.

B. Deskripsi Tiap Siklus. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus dengan langkah-langkah sebagai berikut: ORIENTASI

SIKLUS ke-1

SIKLUS ke-2 Kesimpulan/ Hasil Akhir

Rencana Siklus ke-1

Refleksi ke-2

Pelaksanaan ke-1

Pengumpulan Data ke-2

Pengumpulan Data ke-1

Pelaksanaan ke-2

Refleksi ke-1

Rencana Siklus ke-2

Siklus Pertama a. Rencana Perbaikan Langkah-langkah kegiatan rencana perbaikan sebagai berikut : 1. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dan langkahlangkah perbaikan. 2. Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran. 3. Membuat alat bantu pembelajaran. 4. Membuat lembar kerja siswa. 5. Membuat alat evaluasi

b. Tahap pelaksanaan 1. Memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial. 2. Menyampaikan materi pembelajaran yaitu tentang semangat kerja. 3. Menjelaskan ciri-ciri orang yang mempunyai semangat kerja. 4. Siswa menjelaskan manfaat semangat dalam bekerja. 5. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dilanjutkan dengan Pembahasan hasil diskusi. 6. Menyimpulkan hasil diskusi. 7. Mengadakan evaluasi formatif. 8. Menganalisa hasil evaluasi, dilanjutkan dengan kegiatan perbaikan dan pengayaan.

c. Tahap Pengamatan/ Pengumpulan Data. Pada tahapan ini dilakukan pengamatan oleh seorang pengamat terhadap situasi, selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar observasi yang telah

dipersiapkan oleh peneliti. Observasi dilakukan pada guru dan siswa.

Pengamatan

terhadap

guru

meliputi:

* * * ** * * * Kesesuaian

Persiapan Pengadaan Penguasaan Penggunaanalat peraga alat dasar dengan Pemanfaatan Beberapa keterampilan

mengajar. alat peraga. materi. metodemateri. peraga. mengaja. Evaluasi.

Pengamatan

terhadap

siswa

meliputi:

*

Keaktifan

siswa.

* * * * * * * *

Keterlibatan Ketepatan

siswa dalam

dalam

menggunakan

alat

peraga. guru. siswa.

menjawab Emosional

pertanyaan

Melakukan Kerja Menyusun Melaporkan Mengerjakan tugas sama

diskusi dalam laporan hasil yang diberikan

kelompok. kelompok. diskusi. diskusi. guru.

1.

d.

Tahap

Refleksi

Berdasarakan hasil observasi dapat dilakukan analisis dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus I sebagai berikut:

*

Masih

ada

siswa

yang

kurang

aktif

dalam

pembelajaran.

* Kurangnya keterampilan guru dalam bertanya, sehingga siswa terkesan pasif. * Siswa dalam menetukan hasil penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menggunakan soal cerita ada yang kurang benar.

* Secara garis besar kegiatan belajar mengajar pada siklus I perlu dibenahi agar mencapai hasil yang baik.

* Masih perlu dilaksanakan pembelajaran perbaikan pada siklus II.

1. 2.

2. a.

Siklus Tahap

II

(Dua) Perencanaan

Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari ***************************** dengan membuat skenario perbaikan pembelajaran dan berdiskusi dengan pengamat.

Berdasarkan refleksi hasil pembelajaran siklus I, maka untuk mengatasi kegagalan-kegagalan yang masih ditemui dalam pembelajaran siklus I,

peneliti berkonsultasi dengan pembimbing pada hari *****************. Hasil konsultasi dengan pembimbing peneliti gunakan untuk menyusun rencana perbaikan untuk pembelajaran IPS kelas ******. Rencana pembelajaran siklus II dituangkan ke dalam Rencana Perbaikan

Pembelajaran (RPP) yang menjadi panduan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran siklus II, yang memuat tindakan-tindakan perbaikan atau langkah-langkah perbaikan dari siklus I.

Langkah-langkah

pada

tahap

di

atas

adalah:

* Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dan langkahlangkahnya. * * * * * Menyiapkan Membuat Membuat alat alat lembar peraga bantu observasi lembar alat yang mengumpulkan siswa kerja dan digunakan. data. guru. siswa. evaluasi.

Membuat Membuat

1.

b.

Tahap

Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada tanggal *************** dengan materi pentingnya memiliki semangat kerja. Langkah-langkah yang diambil adalah:

* Memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.

* Menyampaikan materi pembelajaran yaitu tentang semangat kerja. * * * Menjelaskan Siswa Siswa ciri-ciri orang yang mempunyai semangat alasan semangat dalam orang kerja.

menjelaskan

manfaat

bekerja. bekerja.

menentukan

* Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dilanjutkan dengan pembahasan * Menyimpulkan hasil hasil diskusi. diskusi.

*

Mengadakan

evaluasi

formatif.

* Menganalisa hasil evaluasi, dilanjutkan dengan kegiatan perbaikan dan pengayaan.

1.

c.

Tahap

Observasi

Pada tahapan ini dilakukan pengamatan oleh seorang pengamat terhadap situasi, selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti observasi dilakukan pada guru dan siswa.

Pengamatan

terhadap

guru

meliputi:

* * * * * * * * Kesesuaian

Persiapan Pengadaan Penguasaan Penggunaan alat peraga alat dasar dengan alat

mengajar. peraga. materi. metode. materi. peraga. mengajar. Evaluasi.

Pemanfaatan Beberapa keterampilan

Pengamatan

terhadap

siswa

meliputi:

* * * * * * * * Melakukan Kerja Menyusun Melaporkan Keterlibatan Ketepatan siswa dalam

Keaktifan dalam menggunakan alat

siswa. peraga. guru. siswa. diskusi kelompok. kelompok. diskusi. diskusi.

menjawab Emosional

pertanyaan

sama

dalam laporan laporan

*

Mengerjakan

tugas

yang

diberikan

guru.

1.

d.

Tahap

Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II diperoleh analisis data yang akurat yang dapat menjadi tolok ukur bagi guru untuk melaksanakan tindakan selanjutnya. Hasil refleksi pada siklus II sebagai berikut:

* * Hasil

Siswa nilai

aktif tes

dalam formatif II

pembelajaran. sudah baik.

* Siswa dalam menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan menggunakan soal cerita dan rumus.

* Secara garus besar kegiatan belajar mengajar pada siklus II sudah baik dengan hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta pikiran atau disebut mind mapping. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-an yaitu, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas dan pengembangan diri. Buzan (2008: 4) mengungkapkan bahwa mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang akan memetakan pikiran. Sejalan dengan hal tersebut DePorter, dkk. (2005: 175-176) mengatakan bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Sementara itu DePorter dan Hernacki (2006: 152) mengungkapkan bahwa peta pikiran menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta pikiran ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Sejalan dengan hal tersebut, Wycoff berpendapat bahwa pemetaan-pikiran atau peta pikiran adalah alat

pembuka

pikiran

yang

ajaib.

(Hernowo,

dalam

http://www.mizan.com/index.php?fuseation=emagazine&id=37&fid=384). Mind mapping atau peta pikiran adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari/ke otak (Edward, 2009: 64). Lebih lanjut Buzan (2007: 4) berpendapat bahwa mind mapping adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta pikiran, sistem bekerja otak diatur secara alami. Otomatis kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berpikir manusia. Peta pikiran membuat otak manusia ter-eksplor dengan baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti kita ketahui, otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Dalam peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (Buzan, 2008: 9). Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, akan merangsang secara visual. Sehingga infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, dapat lebih ditegaskan lagi oleh John W. Budd yang mengungkapkan bahwa A Mind Map is an outline in which the major categories radiate from a central image and lesser categories are portrayed as branches of larger branches (http://heldref-

publications.metapress.com/app/home/contribution.asp?referrer=parent&backto= issue,3,8;journal,26,54;linkingpublicationresults,1:119930,1). Yang berarti

bahwa peta pikiran (mind mapping) merupakan garis besar dari kategori utama dan pikiran-pikiran kecil yang digambarkan sebagai cabang dari cabang pikiran yang lebih besar. Dengan peta pikiran daftar informasi yang panjang dapat dialihkaan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tantangan pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD) dimasa depan disadari akan semakin berat. Hal ini merupakan konsekuensi kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan yang semakin maju pesat, menghasilkan inovasi di bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan dirasakan lebih pesat dibandingkan dengan inovasi dalam bidang pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan pada saat ini menjadi perhatian. Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya inovasi pendidikan.

Apa yang ingin dicapai melalui inovasi pendidikan tersebut, yaitu usaha untuk mengubah proses pembelajaran, perubahan dalam situasi belajar yang menyangkut kurikulum, peningkatan fasilitas belajar mengajar serta peningkatan mutu profesional guru.

Untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan harus mampu berperan dan bertanggung jawab sebagai perencana pelaksana dan penilai yang sekaligus berfungsi sebagai suri tauladan, motivator dan pengarah bagi peserta didiknya sesuai dengan Tri Asaa Pendidikan Ki Hajar Dewantoro: Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

Namun peran guru di Sekolah Dasar (SD) tersebut belum dapat difungsikan secara optimal. Karena banyak problem dan tantangan yang harus dihadapi oleh guru di sekolah tersebut. Problema tersebut berasal dari diri guru sendiri mauppun deri lingkungan sekolah.

Faktor yang berasal dari diri guru sendiri adalah masih rendahnya tingkat pendidikan yang belum sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman pada era

sekarang ini. Sedangkan faktor lingkungan tempat mengajar antara lain sumber bahan dan alat yang belum memadai dan juga dari lingkungan keluarga yang mendukung.

Selama penulis menjalankan tugas sebagai guru di SD Negeri 3 Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur masih banyak kekurangan dan tantangan yang harus penulis hadapi. Seperti pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 5 semester 2 tentang kompetensi dasar menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Dari hasil rata-rata tes formatif masih rendah hanya 50. Dari 20 siswa hanya 7 siswa yang tuntas. Tingkat ketuntasan hanya mencapai 26% dan sebagian besar belum menguasai materi tersebut.

Dari masalah hasil pembelajaran tersebut di atas, penulis mengajak siswa untuk memahami kompetensi dasar tentang pentingnya semangat dengan menggunakan strategi Mind Mapping. Dengan menciptakan imajinasi dan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS untuk menghubungkan informasi, agar dapat terorganisir dengan baik.

Dengan strategi Mind Mapping diharapkan siswa dapat belajar sambil berkreasi, sehingga apa yang dibuatnya melalui pemetaan dapat selalu berada dalam memorinya dengan tidak banyak kerja.

B. Rumusan Masalah

Kunci permasalahan di atas adalah kesalahan dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti akan berusaha menggunakan metode yang dapat mengungkap dan melatih kemampuan siswa dalam memahami konsep pentingnya menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang menjadi fokus dalam penelitian adalah Apakah Penggunaan Penerapan Strategi Mind Mapping Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Pemahaman Konsep Pentingnya menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Di Kelas 5 Semester II Pada SD Negeri 3 Taman Fajar, Kec. Purbolinggo, Kab. Lampung Timur?

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah: 1. Menerapkan strategi mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 2. Membangkitkan minat belajar siswa. 3. Membangkitkan imajinasi dan kreativitas siswa dalam pembelajaran. 4. Meningkatkan daya aktualitas siswa, baik mengenai ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran IPS yang pada gilirannya dapat mempermudah peningkatan prestasi belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai manfaat yang besar bagi peneliti sebagai guru kelas, siswa dan sekolah. Bagi Guru: 1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dengan variasi pendekatan pembelajaran. 2. Memasyarakatkan PTK di kalangan guru-guru SD dalam KBM pada waktuwaktu tertentu. 3. Melengkapi metode-metode yang dipakai dalam penggunaan alat peraga secara intensif dan kontinyu. Bagi Siswa 1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa dalam pembelajaran agar siswa mampu memahami konsep. 2. Meningkatkan rasa ingin tahu, sehingga siswa berani bertanya dan akhirnya

suasana pembalajaran menjadi hidup. 3. Siswa dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasinya dalam pembelajaran IPS. 4. Siswa akan bersikap kritis terhadap hasil belajarnya. Bagi Sekolah 1. Dengan meningkatnya kualitas guru dan hasil belajar siswa, akan meningkat pula kualitas sekolah. 2. Hal ini sangat diharapkan bagi masyarakat di masa mendatang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman. 3. Sekolah yang diidamkan masyarakat adalah yang dapat membawa ke arah kemajuan anak didiknya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Mind Mapping

Dalam dunia pendidikan selama ini telah dilakukan berbagai peningkatan dalam penyelanggaraan program pendidikan. Salah satunya adalah peningkatan mutu pendidikan. Di bidang pendidikan telah dilakukan berbagai upaya untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menghadapi berbagai tantangan kemajuan zaman.

Seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru yang harus ditingkatkan antara lain dengan mempersiapkan sumber daya pendidikan yang profesional guna mempersiapkan

anak didik dengan kemampuan yang optimal, namun setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memahami materi yang disampaikan oleh pendidik. Setiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang bervariasi. Dalam hal ini tugas guru adalah mengkombinasikan dan memadukan berbagai kecerdasan tersebut sebanyak mungkin dan membuat mereka senang belajar, sehingga mereka mampu menggunakan kecerdasannya (Suciati dkk, 2002: 2.13).

Perkembangan intelektual anak merupakan suatu proses asimilasi yaitu proses dimana informasi atau pengalaman yang diperoleh seseorang masuk ke dalam struktur mentalnya, dan akomodasi yaitu kejadian restrukturisasi dalam otak sebagai akibat adanya informasi atau pengalaman baru (Pieget dalam Djannah, 2002: 7).

Untuk memudahkan menguasai materi pelajaran guru dituntut dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum. Tugas guru yang utama mengajar. Dalam mengajar guru dituntut memiliki kompetensi mengajar jika guru memiliki pemahaman dan penerapan belajar, banyak metode mengajar yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Dalam penyampaian materi pokok semangat kerja, metode yang dapat digunakan antara lain: tanya jawab, tugas, diskusi dan demonstrasi. Namun metode yang paling cocok digunakan adalah metode diskusi dan mind mapping. Mind mapping sangat baik digunakan pada pengetahuan awal siswa untuk menemukan alternatif jawaban. Dengan penerapan strategi mind mapping akan mampu menyimpan memori lebih lama. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru mengemukakan konsep/ permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa,

sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban. 3. Membentuk kelompok untuk menginventarisasi alternatif jawaban hasil

diskusi. 4. Tiap kelompok diacak/ kelompok tertentu membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis serta mengelompokkan sesuai dengan kebutuhan guru. 5. Dari data di papan tulis, siswa diminta membuat simpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

B. Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang pada dasarnya mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor pendidikan berbasis nilai, merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi WNI yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif dan bertanggung jawab, memuat dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang bersifat saling berpenetrasi (berkait) dan terintegrasi (terpadu) dalam konteks substansi, ide nilai, konsep yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai dan pengalaman belajar dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran dan penilaian dalam mata pelajaran IPS perlu memperhatikan tidak hanya menekankan pada dampak instruksional yang terbatas pada pengembangan aspek-aspek afektif dan psikomotorik serta memperoleh dampak pengiringnya saja, tetapi pembelajaran dan pengelolaan kelas harus mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan produktif untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui keterlibatannya secara proaktif dan interaktif. Keterlibatan tersebut akan mendorong siswa memiliki pengalaman belajar yang bermakna untuk mengembangkan kehidupan dan perilakunya.

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

1. A. Tempat Penelitian dan Waktu 2. Tempat pelaksanaan Cari tempat yang strategis ya jangan di sawah.. hehehehehe,,,,,

1. Waktu pelaksanaan Terserah low aja lah

1. Pihak yang terlibat dalam penelitian ini adalah: 2. Seluruh siswa kelas +++++++++. Jumlah siswa ******, terdiri dari**** putra dan***** putri. 3. Guru kelas ************************************************. 4. Seorang guru observer.

1. B. Deskripsi Tiap Siklus

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan perbaikan mata pelajaran IPS dilakukan masing-masing dua siklus. Tiap siklus melalui empat tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan/ pengumpulan data, dan tahap refleksi.

Kegiatan merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan PTK dapat digambarkan dalam bentuk gambar berikut ini:

Siklus I Siklus II

Keterangan :

M : Merencanakan P : Pengamatan/ pengumpulan data

L : Melaksanakan R : Refleksi

1. 1. Siklus I (Satu) 2. a. Tahap Perencanaan

Perencanaan dilaksanakan pada ********************************* bersama teman sejawat dan pembimbing. Setelah permasalahan diketahui, peneliti bersama teman sejawat dan dengan arahan pembimbing merancang langkah-langkah pembelajaran yang akan ditampilkan dalam Penelitian Tindakan Kelas siklus I.

Langkah-langkah pada tahap di atas adalah:

* Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dan langkah-langkah perbaikan. * Menyiapkan alat peraga yang dipergunakan. * Membuat alat bantu pembelajaran. * Membuat lembar kerja siswa. * Membuat alat evaluasi

1. b. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal ********* dengan materi semangat kerja. Langkah-langkah yang diambil adalah:

* Memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. * Menyampaikan materi pembelajaran yaitu tentang semangat kerja. * Menjelaskan ciri-ciri orang yang mempunyai semangat kerja.

* Siswa menjelaskan manfaat semangat dalam bekerja. * Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dilanjutkan dengan pembahasan hasil diskusi. * Menyimpulkan hasil diskusi. * Mengadakan evaluasi formatif. * Menganalisa hasil evaluasi, dilanjutkan dengan kegiatan perbaikan dan pengayaan.

1. c. Tahap Pengamatan/ Pengumpulan Data

Pada tahapan ini dilakukan pengamatan oleh seorang pengamat terhadap situasi, selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Observasi dilakukan pada guru dan siswa.

Pengamatan terhadap guru meliputi:

* Persiapan mengajar. * Pengadaan alat peraga. * Penguasaan materi. * Penggunaan metode * Kesesuaian alat peraga dengan materi. * Pemanfaatan alat peraga. * Beberapa keterampilan dasar mengaja. * Evaluasi.

Pengamatan terhadap siswa meliputi:

* Keaktifan siswa. * Keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga. * Ketepatan dalam menjawab pertanyaan guru.

* Emosional siswa. * Melakukan diskusi kelompok. * Kerja sama dalam kelompok. * Menyusun laporan diskusi. * Melaporkan hasil diskusi. * Mengerjakan tugas yang diberikan guru.

1. d. Tahap Refleksi

Berdasarakan hasil observasi dapat dilakukan analisis dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus I sebagai berikut:

* Masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. * Kurangnya keterampilan guru dalam bertanya, sehingga siswa terkesan pasif. * Siswa dalam menetukan hasil penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menggunakan soal cerita ada yang kurang benar. * Secara garis besar kegiatan belajar mengajar pada siklus I perlu dibenahi agar mencapai hasil yang baik. * Masih perlu dilaksanakan pembelajaran perbaikan pada siklus II.

1. 2. Siklus II (Dua) 2. a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada hari ***************************** dengan membuat skenario perbaikan pembelajaran dan berdiskusi dengan pengamat.

Berdasarkan refleksi hasil pembelajaran siklus I, maka untuk mengatasi kegagalan-kegagalan yang masih ditemui dalam pembelajaran siklus I, peneliti berkonsultasi dengan pembimbing pada hari *****************. Hasil konsultasi dengan pembimbing peneliti gunakan untuk menyusun rencana

perbaikan untuk pembelajaran IPS kelas ******. Rencana pembelajaran siklus II dituangkan ke dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang menjadi panduan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran siklus II, yang memuat tindakan-tindakan perbaikan atau langkah-langkah perbaikan dari siklus I.

Langkah-langkah pada tahap di atas adalah:

* Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dan langkah-langkahnya. * Menyiapkan alat peraga yang digunakan. * Membuat alat bantu mengumpulkan data. * Membuat lembar observasi siswa dan guru. * Membuat lembar kerja siswa. * Membuat alat evaluasi.

1. b. Tahap Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada tanggal *************** dengan materi pentingnya memiliki semangat kerja. Langkah-langkah yang diambil adalah:

* Memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. * Menyampaikan materi pembelajaran yaitu tentang semangat kerja. * Menjelaskan ciri-ciri orang yang mempunyai semangat kerja. * Siswa menjelaskan manfaat semangat dalam bekerja. * Siswa menentukan alasan orang bekerja. * Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok dilanjutkan dengan pembahasan hasil diskusi. * Menyimpulkan hasil diskusi. * Mengadakan evaluasi formatif. * Menganalisa hasil evaluasi, dilanjutkan dengan kegiatan perbaikan dan pengayaan.

1. c. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan pengamatan oleh seorang pengamat terhadap situasi, selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan dituangkan dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti observasi dilakukan pada guru dan siswa.

Pengamatan terhadap guru meliputi:

* Persiapan mengajar. * Pengadaan alat peraga. * Penguasaan materi. * Penggunaan metode. * Kesesuaian alat peraga dengan materi. * Pemanfaatan alat peraga. * Beberapa keterampilan dasar mengajar. * Evaluasi.

Pengamatan terhadap siswa meliputi:

* Keaktifan siswa. * Keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga. * Ketepatan dalam menjawab pertanyaan guru. * Emosional siswa. * Melakukan diskusi kelompok. * Kerja sama dalam kelompok. * Menyusun laporan diskusi. * Melaporkan laporan diskusi. * Mengerjakan tugas yang diberikan guru.

1. d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus II diperoleh analisis data yang akurat yang dapat menjadi tolok ukur bagi guru untuk melaksanakan tindakan selanjutnya. Hasil refleksi pada siklus II sebagai berikut:

* Siswa aktif dalam pembelajaran. * Hasil nilai tes formatif II sudah baik. * Siswa dalam menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan dengan menggunakan soal cerita dan rumus. * Secara garus besar kegiatan belajar mengajar pada siklus II sudah baik dengan hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta pikiran atau disebut mind mapping. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-an yaitu, seorang ahli dan penulis produktif di bidang psikologi, kreativitas dan pengembangan diri. Buzan (2008: 4) mengungkapkan bahwa mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara hafiah yang akan memetakan pikiran. Sejalan dengan hal tersebut DePorter, dkk. (2005: 175-176) mengatakan bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Sementara itu DePorter dan Hernacki (2006: 152) mengungkapkan bahwa peta pikiran menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta pikiran ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Sejalan dengan hal tersebut, Wycoff berpendapat bahwa pemetaan-pikiran atau peta pikiran adalah alat pembuka pikiran yang ajaib. (Hernowo, dalam

http://www.mizan.com/index.php?fuseation=emagazine&id=37&fid=384).

Mind mapping atau peta pikiran adalah cara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari/ke otak (Edward, 2009: 64). Lebih lanjut Buzan (2007: 4) berpendapat bahwa mind mapping adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak. Dalam peta pikiran, sistem bekerja otak diatur secara alami. Otomatis kerjanya pun sesuai dengan kealamian cara berpikir manusia. Peta pikiran membuat otak manusia ter-eksplor dengan baik, dan bekerja sesuai fungsinya. Seperti kita ketahui, otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri. Dalam peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (Buzan, 2008: 9). Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, akan merangsang secara visual. Sehingga infomasi dari mind mapping mudah untuk diingat. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, dapat lebih ditegaskan lagi oleh John W. Budd yang mengungkapkan bahwa A Mind Map is an outline in which the major categories radiate from a central image and lesser categories are portrayed as branches of larger branches (http://heldref-

publications.metapress.com/app/home/contribution.asp?referrer=parent&backto= issue,3,8;journal,26,54;linkingpublicationresults,1:119930,1). Yang berarti

bahwa peta pikiran (mind mapping) merupakan garis besar dari kategori utama dan pikiran-pikiran kecil yang digambarkan sebagai cabang dari cabang pikiran yang lebih besar. Dengan peta pikiran daftar informasi yang panjang dapat dialihkaan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal.