56
BAB I PENDAHULUAN I.1. MAKSUD Mengetahui sifat – sifat fisik dari suatu mineral. Mengetahui nama-nama mineral dari suatu batuan berdasarkan sifat-sifat fisik suatu mineral. Mengetahui proses-proses terbentuknya suatu mineral. I.2. TUJUAN Dapat mengetahui sifat – sifat fisik dari suatu mineral. Mampu mengetahui nama-nama mineral dari suatu batuan berdasarkan sifat-sifat fisik suatu mineral. Mampu mengetahui proses-proses terbentuknya suatu mineral. 1

Mineral Fisik Komplit 3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mineral Fisik Komplit 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. MAKSUD

Mengetahui sifat – sifat fisik dari suatu mineral.

Mengetahui nama-nama mineral dari suatu batuan berdasarkan

sifat-sifat fisik suatu mineral.

Mengetahui proses-proses terbentuknya suatu mineral.

I.2. TUJUAN

Dapat mengetahui sifat – sifat fisik dari suatu mineral.

Mampu mengetahui nama-nama mineral dari suatu batuan

berdasarkan sifat-sifat fisik suatu mineral.

Mampu mengetahui proses-proses terbentuknya suatu mineral.

1

Page 2: Mineral Fisik Komplit 3

BAB II

DASAR TEORI

II.1. Definisi Mineral

Mineral adalah zat atau benda yang biasanya padat dan

homogen dan hasil bentukan alam yang memiliki sifat-sifat fisik dan

kimia tertentu serta umumnya berbentuk kristalin. Meskipun

demikian ada beberapa bahan yang terjadi karena penguraian atau

perubahan sisa-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga

digolongkan ke dalam mineral, seperti batubara, minyak bumi,

tanah diatome.

Untuk menjadi mineral dalam pengertian geologi, suatu zat

atau benda harus memenuhi 4 syarat :

Harus berupa zat padat ( solid )

Harus terbentuk secara natural atau alami ( naturally

occurred )

Harus anorganik

Harus memiliki komposisi kimia tertentu

Disamping arti di atas, masih ada pengertian lain tentang

kata “mineral” yang berlainan dengan definisi secara geologis. Kata

“mineral” pada kemasan makanan misalnya, tidak ada

hubungannya dengan yang dimaksud “mineral” menurut ahli

geologi maupun ahli kimia. Demikian pula halnya dengan

pengertian mineral menurut ahli pertambangan. Bagi ahli

pertambangan, “mineral” berarti semua yang bernilai komersial

yang ditambang dari bumi.

( Diktat Geologi Fisik UPN, 2001 )

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang

mempelajari mengenai mineral baik dalam bentuk individu maupun

2

Page 3: Mineral Fisik Komplit 3

dalam bentuk kesatuan antara lain mempelajari tentang sifat – sifat

fisis, sifat – sifat kimia, cara – cara terdapatnya, cara terjadinya dan

kegunaannya.

( Danisworo, C ; Firdaus M Suprapto. 2000 )

II.2. Definisi Mineralogi Fisik

Mineralogi fisik adalah cabang ilmu geologi yang

mempelajari tentang sifat – sifat fisik dari suatu mineral yang

meliputi warna, perawakan kristal, kilap, kekerasan, gores, belahan,

pecahan, daya tahan terhadap pukulan, berat jenis, rasa dan bau,

kemagnetan, derajat ketransparan, dan nama mineral serta rumus

kimianya.

( Danisworo, C ; Firdaus M Suprapto. 2000 )

II.3. Sifat - Sifat Fisik Mineral

Sifat – sifat fisik suatu mineral sangat diperlukan di dalam

pengenalan mineral secara megaskopis, yaitu mengenal dan

mendeterminasi mineral tanpa pertolongan mikroskop. Dengan

cara ini seseorang dapat mendeterminasi sekitar ratusan mineral.

Sifat – sifat suatu mineral tersebut antara lain : warna, kilap,

kekerasan, cerat, belahan, pecahan, bentuk, berat jenis, sifat

dalam, kemagnetan, dan sifat – sifat lain.

II.3.1. Warna ( Colour )

Warna adalah warna yang kita tangkap dengan mata

apabila mineral terkena cahaya, atau spektrum cahaya yang

dipantulkan oleh mineral.

Warna mineral dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Warna idiokhromatik : apabila warna mineral selalu

tetap, pada umumnya dijumpai pada mineral - mineral

yang tidak dapat ditembus cahaya (opaque) atau

berkilap logam. Contoh : magnetite, galena, pyrolusite,

dan lain – lain.

3

Page 4: Mineral Fisik Komplit 3

2. Warna allokhromatik : apabila warna mineral tidak tetap

tergantung pada material pengotornya, pada umumnya

dijumpai pada mineral yang tidak tembus cahaya (

trasparant/translucent ) atau berkilap non logam.

Contoh: kuarsa, gypsum, kalsit, dan lain-lain.

Beberapa mineral terkadang dinamakan menurut

warnanya, seperti :

Albit ( albus = putih )

Klorite ( hijau )

Rhodopsite ( merah )

Melanite ( hitam )

Erythrite ( merah darah )

(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

II.3.2. Kilap ( luster )

Kilap adalah kesan mineral yang akan ditunjukkan

oleh pantulan cahaya yang dikenakan padanya, atau

intensitas cahaya yang dipantulkan oleh permukaan kristal.

Kilap mineral dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

a. Kilap logam ( metallic luster )

Bila terkena cahaya, mineral akan memberikan kesan

seperti logam. Contoh : galena ( abu – abu

logam ), pyrite ( kuning emas ), graphite,

pyrolusite, chalcopyrite, arsenopyrite ( putih timah ),

dan lain – lain.

b. Kilap non logam ( non metallic luster )

Bila terkena cahaya, mineral tidak memberikan kesan

seperti logam. Kilap non logam dapat dibedakan

menjadi 7 macam, yaitu :

4

Page 5: Mineral Fisik Komplit 3

1. Kilap kaca ( vitreous luster )

Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan

seperti kaca. Contoh : kuarsa, kalsit.

2. Kilap intan ( adamantin luster )

Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan

cemerlang seperti intan. Contoh : intan

3. Kilap sutera ( silky luster )

Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan

seperti sutera dan pada umumnya terdapat pada

mineral yang berserat. Contoh : actinolite,

gypsum.

4. Kilap damar ( resinous luster )

Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan

seperti getah damar. Contoh : sphalerite.

5. Kilap mutiara ( pearly luster )

Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan

seperti mutiara atau bagian dalam dari kulit

kerang. Contoh : talk, muskovit, dolomite.

6. Kilap lemak ( greasy luster )

Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan

seperti lemak atau sabun. Contoh :talk,serpentine.

7. Kilap tanah ( earthy luster )

Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan

seperti tanah lempung.Contoh:kaolin, limonite,

bauxite.

5

Page 6: Mineral Fisik Komplit 3

Kilap mineral penting untuk diketahui, karena sifat fisik

ini dipakaii dalam menentukan mineral yang diselidiki secara

megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap

mineral satu dengan yang lain, walaupun kadang – kadang

akan dijumpai kesulitan, karena batas kilap satu dengan

yang lain tidak begitu tegas.

(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

II.3.3. Kekerasan ( hardness )

Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu

goresan. Kekerasan secara relatif dapat ditentukan dengan

menggunakan SKALA MOHS yang dimula dari skala 1 untuk

mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.

Skala

MOHS

Mineral Skala MOHS Mineral

1 Talk 6 Feldspar

2 Gypsum 7 Quartz

3 Calcite 8 Topaz

4 Fluorite 9 Corundum

5 Apatite 10 Diamond

Gambar.2.1. Tabel Skala mosh

Dalam menggunakan skala MOHS harus dimulai dari

mineral yang terkeras dan digoreskan pada bagian yang rata pada

mineral yang akan diselidiki. Sebagai pembanding juga dapat

digunakan benda lain, seperti di bawah ini :

No Benda Kekerasan No Benda Kekerasan

1 Kuku jari 2,5 5 Pisau baja 5,5

2 Jarum 3,0 6 Kaca 5,5 – 6,0

3 Koin

tembaga

3,5 7 Kikir baja 6,0 – 7,0

4 Paku besi 4,5 8 Amplas(kasar) 8,0 – 9,0

Gambar.2.2. Tabel alat uji kekerasan skala mosh

6

Page 7: Mineral Fisik Komplit 3

Pengujian akan dihentikan apabila mineral yang kita

selidiki tidak tergores oleh benda yang paling keras. Jadi

kekerasan mineral tersebut sama dengan kekerasan benda

pembanding yang digunakan untuk mengujinya.

II.3.4. Cerat ( streak )

Cerat atau warna goresan adalah warna mineral

dalam bentuk serbuk atau goresan. Cerat dapat sama atau

berbeda dengan warna mineral. Pada umumnya warna cerat

suatu mineral adalah tetap. Cerat diperoleh dengan

menggoreskan mineral pada bagian belakang dari keping

porselen ( bukan bagian yang licin ). Bila mineralnya lebih

keras dari porselen, maka dapat digoreskan pada skala

kekerasan yang lebih keras dari mineral tersebut.

Contoh : - Belerang berwarna kuning cerah bercerat putih

kekuningan

- Pirite berwarna kuning emas akan bercerat

hitam kecoklatan.

Dengan demikian warna cerat adalah khas bagi senyawa

atau mineral tertentu.

(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

II.3.5. Belahan ( cleavage )

Belahan adalah kenampakan mineral untuk

membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan licin

serta pada umumnya selalu berpasangan.

Belahan dapat dibedakan menjadi :

a) Belahan sempurna ( perfect cleavage )

Ada bidang belahan dan mudah dibelah.

Contoh : muskovit, biotit

b) Belahan baik ( good cleavage )

7

Page 8: Mineral Fisik Komplit 3

Ada bidang belahan tetapi tidak mudah dibelah.

Contoh: kalsit, ortoklas, gypsum.

c) Belahan tidak jelas ( indistinct cleavage )

Bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi

pada bidang belahannya. Contoh : plagioklas.

d) Belahan tidak menentu

Tidak ada bidang belahan. Contoh : kuarsa, opal,

kalsedon.

Apabila ditinjau dari arah belahannya, maka belahan

dibedakan menjadi :

a) Belahan satu arah. Contoh : muskovit

b) Belahan dua arah. Contoh : feldspar

c) Belahan tiga arah. Contoh : halite dan kalsit.

(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

II.3.6. Pecahan ( fracture )

Pecahan adalah kenampakan mineral untuk pecah melalui

bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin, dan tidak

teratur.

Pecahan mineral dapat dibedakan menjadi 5, yaitu :

a) Pecahan konkoidal ( choncoidal fracture ) :

memperlihatkan gelombang yang melengkung di

permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang

atau botol yang dipecah. Contoh : kuarsa.

b) Pecahan berserat (Splintery/Fibrous ) : menunjukkan

gejala seperti serat atau daging. Contoh : serpentine,

asbes, augit.

c) Pecahan tidak rata ( uneven fracture ) : menunjukkan

kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar.

Contoh : garnet.

8

Page 9: Mineral Fisik Komplit 3

d) Pecahan rata ( even fracture ) : permukaannya rata dan

cukup halus. Contoh : mineral lempung ( bentonit dan

kaolin )

e) Pecahan runcing ( hackly fracture ) : permukaannya

tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing – runcing.

Contoh : mineral kelompok logam native element, seperti

gold, copper.

II.3.7. Bentuk

Bentuk mineral ada 2 macam, yaitu :

1. Bentuk kristalin : apabila mineral mempunyai bidang

kristal yang ideal dan biasanya terdapat pada mineral

yang mempunyai bidang belahan. Bentuk mineral

kristalin dapat dibedakan lagi menjadi 3, yaitu :

a. Bangun Kubus. Contoh : Galena, Pirit

b. Bangun Prismatik. Contoh : Amphibol, Piroksen

c. Bangun Dodecahedron. Contoh : Garnet

2. Bentuk amorf : apabila mineral tidak mempunyai batas -

batas kristal yang jelas. Contoh : opal (SiO2), dolomite

(MgCaCO3 ).

(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

II.3.7. Berat Jenis ( specific gravity )

Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral

di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud

dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang

sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral

adalah tetap apabila susunannya tetap.

Penentuan berat jenis mineral dapat digunakan alat

Timbangan Jolly, piknometer, atau Neraca Analitik. Hasil

tersebut dapat tepat apabila mineralnya dalam keadaan

9

Page 10: Mineral Fisik Komplit 3

murni, homogen, padat, dan tidak berongga serta dalam

keadaan segar. Perhitungan berat jenis memakan waktu

yang lama dan juga memerlukan peralatan yang khusus.

(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

II.3.8. Sifat Dalam ( tenacity )

Sifat dalam adalah reaksi mineral terhadap gaya yang

mengenainya, seperti penekanan, pemotongan,

pembengkokan, pematahan, pemukulan, maupun

penghancuran.

Sifat dalam dapat dibagi menjadi 6 macam, yaitu :

1) Rapuh (brittle)

Bila digores menjadi tepung, tetapi bubuknya tidak

meloncat ke segala arah dan mudah hancur.

Contoh : kuarsa, kalsit, feldspar.

2) Dapat diiris (sectile)

Dapat diiris dengan pisau dan memberikan kenampakan

yang halus dan rata pada bekas irisannya.

Contoh : gypsum

3) Dapat dipintal (ductile)

Bila mineral dapat dipintal seperti kapas. Contoh : asbes

4) Dapat ditempa (malleable)

Bila mineral dipukul dapat menjadi lebih tipis dan

melebar. Contoh : emas dan tembaga. Contoh :

gold, copper

5) Lentur (elastic)

Bila dibengkokkan dapat kembali seperti semula

kalau dilepaskan lagi. Contoh : mika

6) Fleksibel

10

Page 11: Mineral Fisik Komplit 3

Bila dibengkokkan dapat tetapi tidak dapat kembali

seperti semula kalau dilepaskan lagi. Contoh : copper

(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

II.3.9. Kemagnetan

Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik

magnet. Kemagnetan dapat dibedakan menjadi 3 macam,

yaitu :

1) Feromagnetik : tertarik kuat oleh magnet, seperti

magnetite, pyrrhotite

2) Paramagnetik : tertarik agak kuat oleh magnet, seperti

pyrite.

3) Diamagnetik : tidak tertarik oleh magnet, seperti

kuarsa, gypsum, dll.

Untuk melihat apakah mineral mempunya sifat

magnetic atau tidak, kita gantungkan pada seutas benang

sebuah magnet dan dengan sedikit demi sedikit mineral kita

dekatkan padanya. Bila benang bergerak mendekatinya,

berarti mineral tersebut magnetic. Kuat tidaknya bisa kita

lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat benang terhadap

garis vertical.

Pada umumnya mineral – mineral yang mengandung unsur

Fe dan Ni dalam rumus kimianya akan bersifat magnetic.

(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

II.3.10. Sifat – sifat lain

Adalah sifat – sifat khas yang dimiliki oleh mineral, di

luar sifat – sifat fisik yang telah diuraikan di atas.

Contohnya :

Belerang : baunya menyengat seperti bau korek api

Halite : rasanya asin seperti garam

11

Page 12: Mineral Fisik Komplit 3

Grafit : membekas bila digoreskan di atas kertas

Disamping sifat – sifat fisik mineral yang telah

diuraikan di atas, sifat fisik yang lain misalnya kelistrikan

dan daya lebur.

Sifat – sifat fisik mineral seperti warna, kilap, dan

cerat merupakan sifat – sifat fisik mineral yang ditentukan

oleh penyinaran atau cahaya. Sedangkan sifat – sifat fisik

mineral seperti kekerasan, belahan, pecahan,

bentuk/struktur, berat jenis, sifat dalam, kelistrikan, dan

daya lebur merupakan sifat – sifat fisik yang berhubungan

erat dengan ikatan – ikatan molekul atau atom di dalam

mineral.

(Staf Asisten Mineralogi UGM, 1995)

12

Page 13: Mineral Fisik Komplit 3

BAB III

HASIL DESKRIPSI

III.1. No Peraga 1

Rumus kimia : Fe2O3

Komposisi : berat molekul = 100,09 gm

Fe 70%

O3 30%

Warna : Hitam

Cerat : Hitam

Kekerasan : 5-6

Transparansy : Opaque

Berat jenis : 5,26

Kilap : Metallic

Belahan : -

Pecahan : Sub-concoidal, Irregular

Sifat dalam : rapuh ( brittle )

Bentuk kristal : trigonal

Golongan : Oksida

Mineral asosiasi: Quartz, Calcite, Albite, Biotite, Barite, Pyrite,

Magnesite, Magnetite

Kemagnetan : paramagnetic

Nama mineral : Hematit

Gambar.3.1. Mineral Hematit Hematit

13

Page 14: Mineral Fisik Komplit 3

III.2. No Peraga 23

Rumus kimia : (Mg,Fe2+)2[SiO4]

Komposisi : berat molekul = 153.31 gm

Magnesium Mg 25,37% 42,06% MgO  

Iron 14.57 %  Fe   18.75 % FeO

Besi Fe 14,57% 18,75% FeO  

Silicon Si 18,32% 39,19% SIO 2  

Oxygen 41.74 %  O

Warna : putih kehijauan

Cerat : putih

Kekerasan : 6,5-7

Transparansy : Tembus (Transparant)

Berat jenis : 3.27-3.37

Kilap : non logam (seperti kaca)

Belahan : ada

Pecahan : concoidal

Sifat dalam : rapuh ( brittle )

Bentuk kristal : Orthorombic

Golongan : silikat

Mineral asosiasi: berasosiasi dengan hampir setiap mineral

Kemagnetan : diamagnetik

Nama mineral : Olivin Mineral Olivine

Gambar.2.2. Mineral Olivin

14

Page 15: Mineral Fisik Komplit 3

II.3. No Peraga 45

Rumus kimia : FeS2

Komposisi : besi sulfida, terkadang mengandung sejumlah kecil

kobalt, nickel, perak, dan emas

Warna : kuning mengkilap

Cerat : hitam

Kekerasan : 6

Transparansy : tidak tembus (opaque))

Berat jenis : 4.9 - 5.2

Kilap : logam

Belahan : tidak ada

Pecahan : hackly

Sifat dalam : rapuh ( brittle )

Bentuk kristal : isometric

Golongan : sulfida

Mineral asosiasi: Quartz, Azurite, Microcline, Biotite, Albite,

Hornblende, Barite, Chalcopyrite, Silver, Sphalerite

Kemagnetan : paramagnetik

Nama mineral : pirit

Pirit

Gambar.II.3. Mineral Pirit

15

Page 16: Mineral Fisik Komplit 3

II.4.No Peraga 13

Rumus kimia : CaCO3

Komposisi : berat molekul = 100,09 gm

( Ca ) Kalsium 40,04 %

( C ) Karbon 12,00 %

( O ) Oksigen 47,96 %

Warna : Putih Kecoklatan

Cerat : Putih

Kekerasan : 3

Transparansy : Tembus (Transparant)

Berat jenis : 2.7

Kilap : non logam

Belahan : 3 arah

Pecahan : concoidal

Sifat dalam : rapuh ( brittle )

Bentuk kristal : hexagonal

Golongan : karbonat

Mineral asosiasi: Fluorite, Apatite, Barite, Albite, Gypsum, Dolomite ,

Quartz, and Wollastonite

Kemagnetan : diamagnetic

Nama mineral : Kalsit kalsit

Gambar.2.4. Mineral Kalsit

16

Page 17: Mineral Fisik Komplit 3

II.5. No Peraga 100

Rumus empiris : KMg2.5Fe2+0.5AlSi3O10(OH)1.75F0.25

Komposisi : Berat molekul = 433.53 gm

Potassium   9.02 %  K     10.86 % K2O

 Magnesium  14.02 %  Mg    23.24 % MgO

 Aluminum    6.22 %  Al    11.76 % Al2O3

 Iron        6.44 %  Fe     8.29 % FeO

Silicon    19.44 %  Si    41.58 % SiO2

Hydrogen    0.41 %  H      3.64 % H2O

 Oxygen     43.36 %  O

Fluorine    1.10 %  F      1.10 % F

Warna : hitam

Cerat : abu - abu

Kekerasan : 2.5 - 3

Transparansy : tidak tembus (opaque))

Berat jenis : 3.09

Kilap : kaca

Belahan : 1 arah

Pecahan : uneven

Sifat dalam : rapuh ( brittle )

Bentuk kristal : monoclinic - prismatic

Golongan : silikat

Mineral asosiasi: phlogopite, siderophyllite and eastonite

Kemagnetan : diamagnetik

Nama mineral : biotit biotit

Gambar.2.5. Mineral Biotit

17

Page 18: Mineral Fisik Komplit 3

II.6. No Peraga 211

Rumus kimia : SiO2

Komposisi : berat molekul = 60,08 gm

(Si) Silikon 46,74 % SiO = 100,00 %

(O) Oksigen 53,26 %

Warna putih, Cerat putih, Kekerasan 7, Kilap non logam (kaca),

Belahan tak ada,

Sifat dalam : rapuh ( brittle )

Bentuk kristal : hexagonal

Golongan : silikat

Mineral asosiasi: berasosiasi dengan hampir setiap mineral

Kemagnetan : diamagnetik

Nama mineral : Kuarsa

Gambar.2.6. Mineral Kuarsa

II.7. No Peraga 211

Rumus kimia : CaMn3+(SiO4)(OH)

Komposisi : Molecular Weight = 204.11 gm  

Calcium    19.64 %   Ca    27.47 % CaO  

Manganese  26.92 %   Mn   38.67 % Mn2O3  

Silicon    13.76 %   Si    29.44 % SiO2  

18

Page 19: Mineral Fisik Komplit 3

Hydrogen    0.49 %   H     4.41 % H2O  

Oxygen     39.19 %   O              

Warna : Cokelat kemerahan

Cerat : Cokelat

Kekerasan : 6

Transparansy : Tidak tembus ( opaque )

Berat jenis : 3.64

Kilap : tanah - lemak

Belahan : tak ada (tak terlihat sama sekali )

Pecahan : concoidal

Sifat dalam : rapuh

Bentuk kristal : orthorombic

Golongan : silikat

Mineral asosiasi: mozartite

Keradioaktifan : tidak radioaktif

Kemagnetan : diamagnetic

Nama mineral : chert Chert

Gambar.2.7. Mineral Chert

II.8. No Peraga 26

Rumus kimia : S8

Komposisi : berat molekul = 60,08 gm

Sulfur ( S ) 100.00 % 

Warna : kuning

Cerat : putih

19

Page 20: Mineral Fisik Komplit 3

Kekerasan : 1½ - 2½

Transparansy : Tidak tembus ( opaque )

Berat jenis : rata – rata = 2.06

Kilap : non logam (kilap minyak)

Belahan : tak ada (tak terlihat sama sekali )

Pecahan : concoidal

Sifat dalam : rapuh ( brittle )

Bentuk kristal : orthorombic

Golongan : native element, nonmetallic elements

Mineral asosiasi: Realgar, Cinnabar, Barite, Celestine

Kemagnetan : diamagnetic

Nama mineral : sulfur / belerang Sulfur

Gambar.2.8. Mineral Sulfur

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1. HEMATIT

Hematit merupakan mineral yang mempunyai ciri warna

hitam, hal ini diakibatkan oleh kandungan magma didalamnya

20

Page 21: Mineral Fisik Komplit 3

bersifat magma basa. Rumus kimia mineral hematite ini adalah

Fe2O3, dimana susunan komposisi unsur-unsur kimianya sebagai

berikut :

Fe2 70%

O3 30%

Apabila mineral ini digores dengan alat yang lebih keras dari

mineral ini maka akan menghasilkan cerat atau serbuk yang

berwarna hitam, hal ini disebabkan oleh magma penyusun mineral

ini yang merupakan magma bersifat bassa. Berdasarkan Skala

Mos’h mineral ini digolongkan ke dalam mineral yang mempunyai

kekerasan 5-6, hal ini dibuktikan dengan kita menggoreskan kaca

ke mineral ini maka akan nampak tergores. Apabila kita

memantulkan cahaya ke mineral ini, maka cahaya tersebut tidak

akan menembus mineral ini, karena mineral ini termasuk mineral

yang mempunyai transparansi Opaque, yaitu tidak tembus cahaya.

Berat jenis mineral ini adalah 5,26. Berat jenis didapatkan

dengan melakukan perbandingan antara berat mineral di udara

terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan

volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan

volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila

susunannya tetap. Kenampakan mineral ini apabila kita

memantulkan cahaya ke mineral ini, maka akan memperlihatkan

kenampakan seperti metal atau logam. Mineral ini tidak mempunyai

bidang belahan karena tidak ada kenampakan mineral untuk

membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan licin serta

pada umumnya selalu berpasangan. Apabila kita melakukan

pemecahan terhadap mineral ini maka akan terlihat pecahannya

yaitu Sub-concoidal karena memperlihatkan gelombang yang

melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit

kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam mineral ini yaitu rapuh

(brittle) karena bila digores menjadi tepung, bubuknya tidak

21

Page 22: Mineral Fisik Komplit 3

meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Mineral ini mempunyai

bentuk mineral trigonal kerena memiliki tiga sumbu horizontal yang

sama panjangnya dan membentuk sudut tidak saling tegak lurus

atau 90° dan ada sumbu tegak C yang berbeda panjangnya.

Mineral ini termasuk golongan Oksida yaitu mineral yang dihasilkan

dari reaksi senyawa logam dengan O2. Mineral-mineral yang

berhubungan dengan mineral hematit ini antara lain kuarsa, kalsit,

albite, biotit, pyrite, magnetite. Sifat kemagnetan mineral ini yaitu

paramagnetic karena tertarik agak kuat oleh magnet.

Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi

berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-

mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar,

struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan

terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan

tua. Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses

rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement)

pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya.

Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan

cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses

penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku

umumnya disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak

metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga

menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan

metamorfik yang banyak mengandung bijih besi.

Kegunaan mineral ini adalah dengan jumlah yang sangat

besar ditambang dalam waktu yang lama untuk produksi industri.

Biji besi sebagian besar digunakan di masa lalu sebagai pigmen

coklat dan merah, walaupun sekarang ini sumber lebih murah telah

diganti/ digantikan. Mineral ini menarik para kolektor untuk

22

Page 23: Mineral Fisik Komplit 3

mengkoleksinya karena mempunyai bentuk yang menawan dan

harganya murah. Oksid besi juga mempunyai permata tulen

didaptkan dengan cara dipotong dan disemir ke dalam cabochons

untuk barang barang perhiasan. Kemudian dimasukkan ke dalam

manik-manik untuk kalung dan gelang, dan diukir untuk figura yang

berhubungan dengan perhiasan.

IV.2. OLIVIN

Mineral olivine merupakan mineral yang umumnya berwarna

hijau. Rumus kimianya yaitu (Mg,Fe2+)2[SiO4], serta komposisi

unsure-unsur kimia yang menyusun mineral ini diantaranya :

Magnesium Mg 25,37% 42,06% MgO  

Iron 14.57 %  Fe   18.75 % FeO

Besi Fe 14,57% 18,75% FeO  

Silicon Si 18,32% 39,19% SIO 2  

Oxygen 41.74 %  O

Mineral ini mempunyai berat molekul 153.31 g. Apabila kita

menggoreskan benda yang lebih keras dari mineral ini ke

permukaan mineral tersebut maka akan menghasilkan serbuk-

serbuk yang berwarna putih, oleh karena itu kita sebut mempunyai

cerat berwarna putih. Berdasarkan penggolongan tingkat kekerasan

mineral skala Mosh maka mineral ini mempunyai kekerasan 6,5-7,

hal ini dibuktikan dengan alat uji tingkat kekerasan skala Mosh

memaki paku baja, mineral ini kelihatan tergores. . Apabila kita

memantulkan cahaya ke mineral ini, maka cahaya tersebut akan

menembus permukaan mineral ini, karena mineral ini termasuk

mineral yang mempunyai transparansi transparant atau tembus

cahaya,. Berat jenis mineral ini adalah 3.27-3.37. Berat jenis

didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat mineral

di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan

volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama dengan

23

Page 24: Mineral Fisik Komplit 3

volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila

susunannya tetap. Kenampakan mineral ini apabila kita

memantulkan cahaya ke mineral ini, maka akan memperlihatkan

kenampakan seperti kaca atau gelasan. Mineral ini mempunyai

bidang belahan karena terdapat kenampakan mineral untuk

membelah melalui bidang belahan yang rata, halus, dan licin serta

pada umumnya selalu berpasangan. Apabila kita melakukan

pemecahan terhadap mineral ini maka akan terlihat pecahannya

yaitu concoidal karena memperlihatkan gelombang yang

melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit

kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam mineral ini yaitu rapuh

(brittle) karena bila digores menjadi tepung, bubuknya tidak

meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Mineral ini mempunyai

bentuk mineral Orthorombic kerena memiliki tiga sumbu dimana

ketiga sumbu tesebut membentuk sumbu 90° atau saling tegak

lurus dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari ketiga sumbu

tidak sama, sumbu a terpendek, sumbu b menengah dan sumbu c

terpanjang. Mineral ini termasuk golongan silikat karena, dicirikan

oleh adanya ikatan antara unsur Si dengan O . Silikat merupakan

gugus molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan

mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan

40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan.

Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende,

kaolin, dll. Mineral-mineral ini hampi berasosiasi dengan semua

mineral. Sifat kemagnetan mineral ini yaitu diamagnetic tidak

tertarik oleh magnet, seperti kuarsa, gypsum, dll.

Proses terbentuknya mineral olovin ini yaitu merupakan

salah satu mineral pembentuk batuan beku basa, ultrabasa dan

rendah kandungan silika (gabbro, basalt, peridotit, dunit;

Kegunaan mineral ini jika dilihat dari cirri-ciri fisiknya dapat

digunakan sebagai bahan bangunan karena kekerasan yang cukup

24

Page 25: Mineral Fisik Komplit 3

tinggi. Dengan warna yang cukup menarik mineral ini dapat

digunakan untuk campuran perhiasan seperti untuk pembuatan

akik, gelang, kalung dan untuk dibuat manic-manik.

IV.3. PIRIT

Pirit merupakan mieneral yang sangat unik karena jika kita

melihatnya secara langsung tanpa melakukan pendeskripsian

secara jelas, maka akan nampak seperti minerak emas. Orang

awam mungkin akan bingung dengan kenampakan pirit yang mirip

dengan emas sehingga sulit membedakan antara pirit dengan

emas. Sebenarnya pirit dan emas adalah dua mineral yang jelas

berbeda. Karena itulah, banyak orang yang menyebut pirit dengan

sebutan “ Fools Gold “. Cara membedakan pirit dengan emas

adalah dengan kita melakukan deskripsi yang cukup mudah yaitu

dimana pirit jauh lebih ringan, tetapi lebih keras dan tidak bisa

digores dengan kuku ataupun pisau lipat.

Apabila kita meninjau dari cirri-ciri fisik suatu mineral maka

akan nampak jelas perbedaannya. Pirit memiliki warna kuning

keemasan. Pirit biasanya terbentuk pada urat batuan dan hasil dari

larutan hidrotermal.. Pirit memiliki rumus kimia FeS2 , dengan

komposisi utama besi sulfida, terkadang mengandung sejumlah

kecil kobalt, nickel, perak, dan emas.

Apabila kita menggoreskan dengan alat yang lebih keras dari

mineral ini maka akan menghasilkan serbuk-serbuk yang berwarna

hitam sehingga pirit memiliki cerat berwarna hitam.,. Berdasarkan

pengklafisikasian dalam tingkat kekerasan skala Mosh, pirit

memiliki derajat kekerasan 6 - 6½ , sehingga untuk menggoresnya

kita bisa menggunakan mineral kuarsa ( yang memiliki kekerasan

7 ) atau dengan amplas yang memiliki permukaan kasar

( kekerasan 8 – 9 ). Kenampakan pirit jika kita memantulkan cahaya

kepermukaan mineral ini maka akan memperlihatkan Kilap yang

25

Page 26: Mineral Fisik Komplit 3

seperti logam yang berwarna uning keemasan.. Selain itu, pirit juga

bersifat tidak tembus cahaya, sehingga dari sifat transparansinya

termasuk mineral yang opaque. Pirit memiliki berat jenis 4.9 - 5.2,

yang berarti berat kalsit ketika di luar air lebih besar 4.9 - 5.2 x

dibanding ketika di dalam air. Berat jenis didapatkan dengan

melakukan perbandingan antara berat mineral di udara terhadap

volumenya di dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di

dalam air adalah berat volume air yang sama dengan volume

mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap apabila

susunannya tetap. Pirit tidak memiliki belahan, sehingga

belahannya tidak menentu karena tidak adanya bidang belahan.

Pirit memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu memperlihatkan

gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan

bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Bentuk kristal

kristal dari mineral pirit ini adalah isometric, karena memilki tiga

sumbu yang sama panjangnya dan membentuk sudut 90° atau

saling tegak.

Sifat dalam ( tenacity ) dari pirit adalah rapuh ( brittle ),

sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan mudah hancur

jika diberi gaya. Bentuk kristalnya isometric, dengan kelas simetri

Diploidal. Pirit bersifat paramagnetic, sehingga dapat tertarik agak

kuat oleh magnet. Mineral pirt ini berasosiasi dengan miner Kuarsa,

Azurite, Microcline, Biotite, Albite,

Pirit tergolong di dalam mineral sulfida, dicirikan oleh adanya gugus

anion ( S2- ). Golongan ini merupakan kombinasi antara logam atau

semi logam dengan belerang ( S ).

Contoh lainnya: kalkosit ( Cu2S ), galena ( PbS ), arsenopirit

( FeAsS )

Pirit memiliki kegunaan di dalam pembuatan patung

ornamental. Terkadang juga menjadi buruan bagi para kolektor,

karena tampilannya yang menyerupai emas. Juga dipakai di dalam

26

Page 27: Mineral Fisik Komplit 3

industri perhiasan sebagai bahan pencampur emas di cincin,

kalung, ataupun gelang.

IV.4. KALSIT

Kalsit merupakan mineral yang pada umumnya menyusun

semua batua Mineral ini memiliki beragam bentuk dan warna-

warna yang kompleks. Dilihat dari ciri – ciri fisiknya, kalsit memiliki

warna bervariasi, yang bahkan terkadang memiliki multi warna.

Kalsit juga bisa muncul dengan warna putih. Hal ini bisa

disebabkan karena magma yang menyusun mineral tersebut

bersifat asam. Kalsit memiliki rumus kimia CaCO3, berat molekul

100,09 gm. Komposisi unsur kimia yang menyusun mineral ini

adalah :

( Ca ) Kalsium 40,04 %

( C ) Karbon 12,00 %

( O ) Oksigen 47,96 %

Berdasarkan penggolongan pada tingkat kekerasan minerak

skala Mosh, mineral kalsit memiliki tingkat kekerasan 3, hal ini

dapat kita buktikan dengan menggoresnya menggunakan mineral

fluorite ( yang memiliki kekerasan 4 ) atau cukup dengan koin yang

terbuat dari tembaga. Kilap dari kalsit adalah kaca. Apabila kita

memantulkan seberkas cahaya pada permukaan mineral kalsit ini

maka kilap yang dihasilkan memberikan kesan seperti kaca. Selain

itu mineral kalsit ketika kita memberikan pantulan cahaya pada

bidang luarnya maka akan tertembus oleh cahaya tersebut

sehingga bersifat tembus atau Transparant.

Kalsit memiliki rumus kimia yang sama dengan aragonite,

yaitu sama – sama CaCO3. Perbedaan keduanya terletak pada

sistem kristalnya. Kalsit bersistem kristal trigonal, sedangkan

aragonite bersistem orthorhombic. Umumnya kalsit juga

27

Page 28: Mineral Fisik Komplit 3

mengandung material – material pengotor seperti besi, magnesium,

mangan, dan terkadang dengan zinc dan cobalt. Apabila kita

menggoreskan lempeng porselin atau mineral lain yang lebih keras

daripada mineral kalsit ini , maka warna dari serbuk kalsit yang

tergores tersebut akan berwarna putih sehingga Kalsit memiliki

cerat berwarna putih. Kalsit memiliki berat jenis 2,7, yang berarti

berat kalsit ketika di luar air lebih besar 2,7 x dibanding ketika di

dalam air. Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan

antara berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air.

Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat

volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis

mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kalsit memiliki

belahan 3 arah, dengan kualitas yang baik ( good cleavage ).

Belahan kalsit dikenal juga dengan belahan rhombohedral.

Kalsit memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu memperlihatkan

gelombang yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan

bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Namun, pada

kalsit pecahannya sulit dilihat karena kalsit memiliki belahan yang

baik ( good cleavage ). Sifat dalam ( tenacity ) dari kalsit adalah

rapuh ( brittle ), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan

mudah hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya trigonal, muncul

dengan berbagai macam variasi bentuk, bentuk yang paling umum

adalah kristal rhombohedral dan scalenohedral. Kalsit bersifat

diamagnetic, yang berarti tidak dapat tertarik oleh magnet.

Kalsit tergolong di dalam mineral karbonat, dicirikan oleh

adanya gugus anion yang kompleks, yaitu CO3 2- . Untuk

mengidentifikasi apakah suatu mineral termasuk golongan karbonat

atau bukan, kita dapat meneteskan larutan asam ( seperti HCl ) di

atas permukaannya. Hadirnya ion H + akan menyebabkan mineral –

mineral menjadi tidak stabil dan akan memutuskan ikatannya untuk

28

Page 29: Mineral Fisik Komplit 3

membentuk air dan CO2, sehingga akan timbul gelembung gas dan

mendesis. Reaksinya disebut Fizz Test .

REAKSI : CaCO3 + H2O + CO2 CaH2(CO3)2

Kalsit asam bikarbonat

Kalsit merupakan mineral utama dari kalsium. Kalsit sangat

diperlukan terutama di dalam industri konstruksi, karena merupakan

bahan dasar dari semen. Selain itu, juga penting di dalam industri

pupuk, logam, gelas, karet, dan cat. Kalsit juga merupakan

komponen utama dari kapur tulis, dan juga dapat dijadikan bahan

ornament untuk kerajinan tangan.

IV.5. BIOTIT

Mineral biotit memiliki warna hitam, yang bisa disebabkan

karena bahan magma yang menyusunnya bersifat basa. Biotit

memiliki rumus empiris KMg2.5Fe2+0.5AlSi3O10(OH)1.75F0.25, memiliki

berat molekul = 433.53 gm.Komposisi unsure-unsur senyawa yang

menyusunnya yaitu :

Potassium   9.02 %  K     10.86 % K2O

Magnesium  14.02 %  Mg    23.24 % MgO

Aluminum    6.22 %  Al    11.76 % Al2O3

Iron        6.44 %  Fe     8.29 % FeO

Silicon    19.44 %  Si    41.58 % SiO2

Hydrogen    0.41 %  H      3.64 % H2O

Oxygen     43.36 %  O

Fluorine    1.10 %  F      1.10 % F

Apabila kita menggoreskan mineral ini pada lempeng

porselin atau mineral lain yang lebih keras daripada biotit, maka

warna dari serbuk kuarsa yang menggores tersebut akan berwarna

abu – abu, oleh karena itu biotit memiliki cerat berwarna abu - abu.

29

Page 30: Mineral Fisik Komplit 3

Biotit memiliki berat jenis 3.09, yang berarti berat biotit ketika

di luar air lebih besar 3.09x dibanding ketika di dalam air. Berat

jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara berat

mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang dimaksud

dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air yang sama

dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral adalah tetap

apabila susunannya tetap. Biotit memiliki belahan, 1 arah. Belahan

pada biotit termasuk belahan sempurna ( perfect cleavage ) karena

terdapat bidang belahan dan mudah dibelah. Biotit memiliki

pecahan ( fracture ) uneven, yaitu menunjukkan kenampakan

permukaan yang tidak teratur dan kasar

Berdasarkan penggolongan tingkat kekerasan dalam skala

Mosh, mineral biotit memiliki tingkat kekerasan 2,5 - 3, sehingga

untuk menggoresnya kita bisa menggunakan mineral kalsit ( yang

memiliki kekerasan 3 ) atau fluorit (kekerasan 4 ) atau dengan koin

tembaga. Kilap dari biotit adalah kaca. Jika kita pantulkan seberkas

cahaya pada kuarsa, maka kilap yang dihasilkan memberikan

kesan seperti kaca. Mineral biotit memiliki sifat tidak tembus

cahaya, sehingga dari sifat transparansinya termasuk mineral yang

opaque.

Sifat dalam ( tenacity ) dari biotit adalah rapuh ( brittle ),

karena bila digores menjadi tepung, tetapi bubuknya tidak meloncat

ke segala arah dan mudah hancur. Contoh : kuarsa, kalsit,

feldspar. Bentuk kristalnya monoklin, dengan kelas simetri prismatic

dimana sumbu b dan c juga sumbu a dan b membentuk sudut 90°.

Sedangkan sudut yang dibentuk oleh sumbu a dengan c disebut

sudut β yang mana besar sudut tersebut untuk setiap mineral

berlainan. Biotit bersifat diamagnetic, sehingga tidak dapat tertarik

oleh magnet.

Biotit tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan dicirikan

oleh adanya ikatan antara unsur Si dengan O . Silikat merupakan

30

Page 31: Mineral Fisik Komplit 3

gugus molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan

mineral ini meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan

40 % dari mineral yang umum dijumpai pada batuan.

Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende,

kaolin.

Biotit dapat dijadikan bahan ornament untuk kerajinan

tangan. Selain itu, biotit juga dapat digunakan dalam industri

keramik.

IV.6. KUARSA

Semua jenis batuan pada umumnya mengandung mineral

kuarsa. Mineral kuarsa dapat ditemukan diberbagai lingkungan.

Kuarsa juga merupakan mineral yang memiliki bentuk dan warna

yang bervariasi. Contohnya adalah mineral Chalcedony yang

merupakan salah satu varietas dari kuarsa. Juga dikenal sebagai

Microcrystalline Quartz, karena bentuk kuarsanya yang hanya

dapat dilihat secara microscopic, compacted crystals. Dilihat dari

ciri – ciri fisiknya, seperti kalsit, kuarsa juga memiliki warna yang

bervariasi, umumnya putih, ungu, dan coklat. Sebagian jenis

mineral ini ada yang memiliki multiwarna atau bahkan bercampur

( seperti putih keunguan ). Hal ini karena magma yang menyusun

mineral tersebut bersifat asam. Kuarsa memiliki rumus kimia SiO2 ,

berat molekul 60,08 gm. Komposisi unsure-unsur kimia yang

menyusun mineral ini antara lain :

(Si) Silikon 46,74 %

(O2) Oksigen 53,26 %

Berat jenis dari mineral ini adalah 2,6 - 2,7, yang berarti

berat kalsit ketika di luar air lebih besar 2,6 - 2,7 x dibanding ketika

di dalam air. Berat jenis didapatkan dengan melakukan

perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di

dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah

31

Page 32: Mineral Fisik Komplit 3

berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat

jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kuarsa tidak

memiliki belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena tidak

adanya bidang belahan. Kuarsa memiliki pecahan ( fracture )

concoidal, yaitu memperlihatkan gelombang yang melengkung di

permukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol

yang dipecah. Kuarsa memiliki cerat yang berwarna putih,

sehingga jika mineral kuarsa ( apapun warnanya ) digoreskan pada

lempeng porselin atau mineral lain yang lebih keras daripada

kuarsa, maka warna dari serbuk kuarsa yang menggores tersebut

akan berwarna putih.Berdasrkan pembacaan pada skala Mosh,

kuarsa memiliki derajat kekerasan 7, sehingga untuk

menggoresnya kita bisa menggunakan mineral topaz ( yang

memiliki kekerasan 8 ) atau dengan amplas yang memiliki

permukaan kasar.

Apabila kita memantulkan seberkas cahaya pada permukan

mineral ini maka akan nampak kilap dari mineral ini seperti kaca

atau gelasan. Selain itu, kuarsa juga bersifat tembus cahaya,

sehingga dari sifat transparansinya termasuk mineral yang

Transparant.. Sifat dalam ( tenacity ) dari kuarsa adalah rapuh (

brittle ), sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan mudah

hancur jika diberi gaya. Bentuk kristalnya hexagonal, dengan kelas

simetri dihexagonal bypiramidal. Kuarsa bersifat diamagnetic,

sehingga tidak dapat ditarik oleh magnet.

Kuarsa tergolong di dalam mineral silikat, dicirikan oleh

adanya ikatan antara unsur Si dengan O . Silikat merupakan gugus

molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini

meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan 40 % dari

mineral yang umum dijumpai pada batuan.

Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende,

kaolin, dll.

32

Page 33: Mineral Fisik Komplit 3

Kuarsa merupakan mineral yang memiliki banyak kegunaan.

Kuarsa sangat penting di dalam industri keramik, gelas, ataupun

kaca. Dalam industri komputer, kuarsa digunakan untuk bahan

semikonduktor silikon. Dalam industri perhiasan, kristal kuarsa yang

cerah juga digunakan sebagai bahan perhiasan, seperti mata

kalung ataupun cincin.

IV.7. CHERT

Chert merupakan mineral yang mempunyai ciri warna coklat,

hal ini diakibatkan oleh kandungan magma didalamnya bersifat

magma basa. Rumus kimia mineral hematite ini adalah CaMn3+

(SiO4)(OH), dimana susunan komposisi unsur-unsur kimianya

sebagai berikut :

Calcium    19.64 %   Ca   27.47 % CaO  

Manganese  26.92 %   Mn  38.67 % Mn2O3    

Silicon    13.76 %   Si   29.44 % SiO2    

Hydrogen    0.49 %   H     4.41 % H2O    

Oxygen     39.19 %   O

Apabila mineral ini digores dengan alat yang lebih keras dari

mineral ini maka akan menghasilkan cerat atau serbuk yang

berwarna coklat, hal ini disebabkan oleh magma penyusun mineral

ini yang merupakan magma bersifat bassa. Berdasarkan Skala

Mosh mineral ini digolongkan ke dalam mineral yang mempunyai

kekerasan 6, hal ini dibuktikan dengan kita menggoreskan kaca ke

mineral ini maka akan nampak tergores. Apabila kita memantulkan

cahaya ke mineral ini, maka cahaya tersebut tidak akan menembus

mineral ini, karena mineral ini termasuk mineral yang mempunyai

transparansi Opaque, yaitu tidak tembus cahaya. Berat jenis

mineral ini adalah 3,64. Berat jenis didapatkan dengan melakukan

perbandingan antara berat mineral di udara terhadap volumenya di

dalam air. Yang dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah

33

Page 34: Mineral Fisik Komplit 3

berat volume air yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat

jenis mineral adalah tetap apabila susunannya tetap. Kenampakan

mineral ini apabila kita memantulkan cahaya ke mineral ini, maka

akan memperlihatkan kenampakan seperti tanah - lemak. Mineral

ini tidak mempunyai bidang belahan karena tidak ada kenampakan

mineral untuk membelah melalui bidang belahan yang rata, halus,

dan licin serta pada umumnya selalu berpasangan. Apabila kita

melakukan pemecahan terhadap mineral ini maka akan terlihat

pecahannya yaitu concoidal karena memperlihatkan gelombang

yang melengkung di permukaan, seperti kenampakan bagian luar

kulit kerang atau botol yang dipecah. Sifat dalam mineral ini yaitu

rapuh (brittle) karena bila digores menjadi tepung, bubuknya tidak

meloncat ke segala arah dan mudah hancur. Mineral ini mempunyai

bentuk mineral Orthorombic kerena memiliki tiga sumbu dimana

ketiga sumbu tesebut membentuk sumbu 90° atau saling tegak

lurus dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari ketiga sumbu

tidak sama, sumbu a terpendek, sumbu b menengah dan sumbu c

terpanjang. Mineral ini termasuk golongan Silikat merupakan gugus

molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral. Golongan mineral ini

meliputi 25 % dari keseluruhan mineral yang dikenal dan 40 % dari

mineral yang umum dijumpai pada batuan.

Contoh lainnya : Feldspar, olivine, piroksin ( augite ), hornblende,

kaolin, dll.

Mineral-mineral yang berhubungan dengan mineral Chert ini

adalah mozartite. Kegunaan mineral ini adalah untuk dibuat

perhiasan dan dapat pula diadikan komoditi campuran bahan

bangunan.

34

Page 35: Mineral Fisik Komplit 3

IV.8. SULFUR

. Mineral sulfur pada umumnya terbentuk melalui aktivitas

vulkanik sebagai hasil sublimasi gas – gas vulkanik yang

terasosiasi dengan Realgar, Cinnabar dan mineral – mineral

lainnya. Sulfur juga bisa ditemukan di beberapa urat deposit

mineral dan sebagai produk alterasi dari mineral – mineral sulfida.

Sulfur juga bisa terbentuk secara biogenetica.

Mineral sulfur yang memiliki warna kuning cerah, terbentuk oleh

magma yang mempunyai sifat basa asam. Sulfur terbentuk pada

urat batuan dan hasil dari larutan hidrotermal.. Sulfur memiliki

rumus kimia S8 ,berat molekul = 60,08 gm, dengan komposisi

utama Sulfur ( S ) 100.00 %.

Sulfur memiliki berat jenis 2,6 , yang berarti berat sulfur

ketika di luar air lebih besar 2,6 x dibanding ketika di dalam air.

Berat jenis didapatkan dengan melakukan perbandingan antara

berat mineral di udara terhadap volumenya di dalam air. Yang

dimaksud dengan volumenya di dalam air adalah berat volume air

yang sama dengan volume mineral tersebut. Berat jenis mineral

adalah tetap apabila susunannya tetap. Sulfur tidak memiliki

belahan, sehingga belahannya tidak menentu karena tidak adanya

bidang belahan. Sulfur memiliki pecahan ( fracture ) concoidal, yaitu

memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan,

seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang

dipecah. Sulfur memiliki cerat berwarna putih, sehingga jika mineral

pirit digoreskan pada lempeng porselin atau mineral lain yang lebih

keras daripada sulfur itu sendiri, maka warna dari serbuk sulfur

yang menggores tersebut akan berwarna putih. Dalam skala

MOHS, sulfur memiliki derajat kekerasan 1½ - 2½, sehingga untuk

menggoresnya kita bisa menggunakan mineral kalsit ( yang

memiliki kekerasan 3 ) atau dengan jarum ( kekerasan 3 ). Kilap

dari sulfur adalah kaca. Jika kita pantulkan seberkas cahaya pada

35

Page 36: Mineral Fisik Komplit 3

sulfur maka kilap yang dihasilkan memberikan kesan seperti kaca.

Selain itu, sulfur juga bersifat tidak tembus cahaya, sehingga dari

sifat transparansinya termasuk mineral yang opaque

Sifat dalam ( tenacity ) dari sulfur adalah rapuh ( brittle ),

sehingga bila digores menjadi tepung / bubuk dan mudah hancur

jika diberi gaya. Bentuk kristalnya orthorhombic kerena memiliki tiga

sumbu dimana ketiga sumbu tesebut membentuk sumbu 90° atau

saling tegak lurus dengan lainnya. Sedangkan panjangnya dari

ketiga sumbu tidak sama, sumbu a terpendek, sumbu b menengah

dan sumbu c terpanjang, dengan kelas simetri Dipyramidal. Sulfur

bersifat diamagnetic, sehingga tidak dapat tertarik oleh magnet.

Sulfur tergolong di dalam mineral : native element, nonmetallic

elements, dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia dan

unsurnya merupakan non logam.

Contoh lainnya: intan, graphit ( hanya tersusun dari C )

Kegunaan dari mineral sulfur adalah sebagai bahan

tambang yang sangat potensial, yaitu tambang belerang.

36

Page 37: Mineral Fisik Komplit 3

BAB V

KESIMPULAN

V.1. Sifat – sifat fisik dari suatu mineral adalah wana mineral,

kekerasan, Warna, Cerat, Kekerasan, Transparansy, Berat

jenis, Kilap, Belahan, Pecahan dan Sifat dalam.

V2. Setiap batuan disusun oleh mineral yang bermacam-macam

dan kegunaan mineral pada umumnya adalah sebagai

bahan perhiasan

37

Page 38: Mineral Fisik Komplit 3

LAMPIRAN

38

Page 39: Mineral Fisik Komplit 3

DAFTAR PUSTAKA

Danisworo, C ; Firdaus M Suprapto. 2000. Buku Petunjuk Kristalografi dan

Mineralogi. Fakultas Teknologi Mineral Jurusan Teknik Geologi

UPN “ Veteran” : Yogyakarta

Setia, Dody.1987.Batuan dan Mineral. Penerbit Nova:Bandung

Staf Asisten Mineralogi. 1995 . Buku Petunjuk Praktikum Mineralogi.

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi UGM : Yogyakarta.

www.webmineral.com

www.mindat.org

www.minerals.net

39