37
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dari data World Populations Data Sheet jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan 2008 adalah 239,9 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,4%. Jumlah penduduk akan terus bertambah sesuai dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP). LPP 1,4 % per tahun artinya setiap tahun jumlah penduduk Indonesia bertambah 3,3-3,4 juta jiwa. Bila tanpa pengendalian yang berarti atau pertumbuhan tetap per tahun, maka jumlah tersebut pada tahun 2015 akan menjadi 252 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang pesat merupakan akibat dari fertilitas yang tinggi. Hal tersebut dapat menjadi sumber kemiskinan dan menghambat pertumbuhan ekonomi. (1) Dalam mewujudkan misi Millenium Development Goals (MDGs) maka paradigma baru program KB nasional diubah visinya dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi mewujudkan keluarga berkwalitas tahun 2015. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, World Health Organitation (WHO) merumuskan "Four Pillar of Safe Motherhood" yang terdiri atas keluarga berencana, asuhan antenatal care (ANC), persalinan yang bersih dan aman dan pelayanan observasi esensial. (2) Berdasarkan data dari BKKBN (2010) diketahui, bahwa di Indonesia yang menggunakan metode kontrasepsi dengan suntik sebanyak 58,25%, pil sebanyak 24,37%, Intra Uterine Devices (IUD) sebanyak 7,23%, implant sebanyak 4,16%, Metode Operatif Wanita (MOW) sebanyak 3,13 %, Metode Operatif Pria (MOP) sebanyak 1,03%, kondom sebanyak 0,68%, intravaginal tissue sebanyak 0,11% dan metode tradisional sebanyak 1,04%. (3) Sedangkan pengguna KB di puskesmas Kelurahan Pekojan 2 pada bulan januari 2014 bulan desember 2015 yang aktif adalah sebanyak 928 orang. Dengan penggunaan metode KB suntik sebanyak 81,36%, pil sebanyak 15,84%, metode kondok sebanyak 1,40%, metode impan sebanyak 1,4% dan Intra Uterine Devices (IUD) sebanyak 0%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan KB implan menduduki angka terendah dari total pengguna KB di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2.

Mini Project DINDA FIX

  • Upload
    dinda24

  • View
    73

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

home work

Citation preview

Page 1: Mini Project DINDA FIX

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dari data World Populations Data Sheet jumlah penduduk Indonesia pada

pertengahan 2008 adalah 239,9 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar

1,4%. Jumlah penduduk akan terus bertambah sesuai dengan Laju Pertumbuhan

Penduduk (LPP). LPP 1,4 % per tahun artinya setiap tahun jumlah penduduk

Indonesia bertambah 3,3-3,4 juta jiwa. Bila tanpa pengendalian yang berarti atau

pertumbuhan tetap per tahun, maka jumlah tersebut pada tahun 2015 akan menjadi

252 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang pesat merupakan akibat dari fertilitas

yang tinggi. Hal tersebut dapat menjadi sumber kemiskinan dan menghambat

pertumbuhan ekonomi.(1)

Dalam mewujudkan misi Millenium Development Goals (MDGs) maka

paradigma baru program KB nasional diubah visinya dari mewujudkan Norma

Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi mewujudkan keluarga

berkwalitas tahun 2015. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, World

Health Organitation (WHO) merumuskan "Four Pillar of Safe Motherhood" yang

terdiri atas keluarga berencana, asuhan antenatal care (ANC), persalinan yang bersih

dan aman dan pelayanan observasi esensial.(2)

Berdasarkan data dari BKKBN (2010) diketahui, bahwa di Indonesia yang

menggunakan metode kontrasepsi dengan suntik sebanyak 58,25%, pil sebanyak

24,37%, Intra Uterine Devices (IUD) sebanyak 7,23%, implant sebanyak 4,16%,

Metode Operatif Wanita (MOW) sebanyak 3,13 %, Metode Operatif Pria (MOP)

sebanyak 1,03%, kondom sebanyak 0,68%, intravaginal tissue sebanyak 0,11% dan

metode tradisional sebanyak 1,04%. (3)

Sedangkan pengguna KB di puskesmas Kelurahan Pekojan 2 pada bulan

januari 2014 – bulan desember 2015 yang aktif adalah sebanyak 928 orang. Dengan

penggunaan metode KB suntik sebanyak 81,36%, pil sebanyak 15,84%, metode

kondok sebanyak 1,40%, metode impan sebanyak 1,4% dan Intra Uterine Devices

(IUD) sebanyak 0%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengguna KB

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan KB implan menduduki angka terendah

dari total pengguna KB di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2.

Page 2: Mini Project DINDA FIX

2

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) memiliki keunggulan

dibandingkan alat kontrasepsi lain, diantaranya adalah AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi jangka panjang, dapat segera

efektif setelah pemasangan, dapat digunakan hingga menopause, tidak ada interaksi

dengan obat-obatan, pulihnya kesuburan segera setelah dicabut dan angka kegagalan

rendah. Selain mempunyai keunggulan, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) juga

memiliki efek samping yang mungkin saja dapat dirasakan oleh pengguna, yaitu

perubahan siklus haid, haid menjadi lebih lama dan banyak, perdarahan di antara haid

(spotting) dan saat haid dapat terasa tidak nyaman pada perut bawah.(4)

Calon akseptor (pengguna) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) harus

mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) agar mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan

penatalaksanaan efek samping yang mungkin saja dapat terjadi dan terhindar dari

gejala kecemasan akibat hal tersebut. Pengetahuan merupakan faktor penting yang

mempengaruhi kelestarian peserta KB.(5)

Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan di atas, penulis mengadakan

penelitian mengenai "Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur

Mengenai AKDR dan tingkat pendidikan Wanita Usia Subur di Puskesmas Kelurahan

Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap jumlah pengguna AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) Sebelum dan Sesudah dilakukannya Intervensi".

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dengan berlandaskan kondisi yang telah dipaparkan di latar belakang, maka

muncul keingintahuan peneliti yang dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan

berikut:

a. Bagaimanakah tingkat pengetahuan wanita usia subur di Puskesmas Kelurahan

Pekojan 2 Kecamatan Tambora mengenai AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi?

b. Berapakah jumlah pengguna AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dari total

seluruh responden di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora sebelum

dan sesudah mendapatkan intervensi ?

c. Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan mengenai AKDR wanita usia subur di

Puskesmas Keluarahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap jumlah pengguna

AKDR?

Page 3: Mini Project DINDA FIX

3

d. Bagaimanakah gambaran tingkat pendidikan wanita usia subur di Puskesmas

Keluarahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap jumlah pengguna AKDR?

1.3 TUJUAN

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan cakupan penggunaan AKDR di wilayah kerja

Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur di Puskesmas

Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora mengenai AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) sebelum maupun sesudah mendapatkan

intervensi.

2. Untuk mengetahui berapa jumlah pengguna AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) dari total seluruh responden di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2

Kecamatan Tambora sebelum maupun sesudah mendapatkan intervensi

3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan wanita usia

subur mengenai AKDR di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan

Tambora terhadap jumlah pengguna AKDR

4. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pendidikan wanita usia subur

di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap jumlah

pengguna AKDR.

1.4 MANFAAT

1.4.1 Bagi masyarakat

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat

mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan program KB khususnya

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

b. Membantu masyarakat dalam memilih jenis alat kontrasepsi yang paling tepat

bagi dirinya

1.4.2 Bagi peneliti

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis

dalam meneliti secara langsung di lapangan..

Page 4: Mini Project DINDA FIX

4

1.4.3 Bagi Puskesmas Pekojan 2

a. Memberi gambaran mengenai tingkat pengetahuan wanita usia subur

puskesmas Kelurahan Pekojan 2 mengenai AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim)

b. Memberi gambaran mengenai pendidikan wanita usia subur di puskesmas

kelurahan pekojan 2 terhadap jumlah pengguna AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim)

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu puskesmas dalam

mensukseskan program KB (Keluarga Berencana) terutama dengan

meningkatkan jumlah pengguna KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).

Page 5: Mini Project DINDA FIX

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah/

menghalangi dan “Konsepsi” yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur

dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah

terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma.(6)

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara

ataupun menetap dan dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,

menggunakan obat/alat atau dengan operasi.(7)

Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan

cara kontrasepsi modern :

1. Kontrasepsi sederhana

Kontrasepsi sederhana terbagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi

dengan alat/obat. Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan

senggama terputus, pantang berkala, metode suhu badan basal, dan metode

kalender. Sedangkan kontrasepsi sederhana dengan alat/obat dapat dilakukan

dengan kondom, diafragma, kap serviks, dan spermisid.

2. Kontrasepsi modern

Kontrasepsi modern dibedakan atas 3 yaitu kontrasepsi hormonal, yang terdiri

dari pil, suntik, implant/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit), IUD/AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dan kontrasepsi mantap yaitu dengan operasi

tubektomi (sterilisasi pada wanita) dan vasektomi (sterilisasi pada pria).(5)

2.2. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) / INTRA UTERINE

DEVICES (IUD)

2.2.1 Pengertian

AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik

yang lentur (polyethelene), mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon

dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang untuk tujuan

kontrasepsi.(8)

Page 6: Mini Project DINDA FIX

6

2.2.2 Jenis - Jenis AKDR (9)

AKDR dikategorikan menjadi 2 yaitu :

1. AKDR non hormonal

Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4 karena berpuluh-

puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama

yang terbuat dari benang sutera dan logam sampai generasi plastik

(polietilen), baik yang ditambah obat ataupun tidak.

a. Menurut bentuknya AKDR di bagi menjadi 2 :

(1) Bentuk terbuka (open device)

Misalnya : Lippes Loop, CUT, Cu-7 Marguiles, Spring

Coil,Multiload, Nova-T.

(2) Bentuk tertutup (closed device)

Misalnya : Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.

b. Menurut Tambahan atau Metal :

(1) Medicated IUD

Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220

(daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu

T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu- 7, Nova T (daya kerja

5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun).

(2) Un Medicated IUD

Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil,

Antigon.Cara insersi lippes loop : Push Out

2. AKDR Hormonal

a. Progestasert-T = Alza T

(1) Panjang 36 mm,lebar 32 mm,dengan 2 lembar benang

ekor warna hitam

(2) Mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat,

melepaskan 65 mcg progesterone per hari12

(3) Tabung insersinya terbentuk lengkung

(4) Teknik insersi : plunging (Modified Withdrawal)

b. LNG-20

(1) Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan

pelepasan 20mcg per hari

Page 7: Mini Project DINDA FIX

7

(2) Sedang di teliti di Finlandia

(3) Angka kegagalan/kehamilan agak terendah : <0,5 per

100 wanita per tahun

(4) Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-

persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan

IUD lainya, karena 25% mengalami amenore atau

perdarahan haid yang sangat sedikit(8)

2.2.3 Efektifitas IUD

AKDR/IUD efektif mencegah kehamilan dari 98% hingga mencapai

hampir 100%, yang bergantung pada alatnya. AKDR terbaru, seperti T 380A,

memiliki angka kegagalan yang jauh lebih rendah pada semua tahap

pemakaian tanpa ada kehamilan setelah 8 tahun pemakaian.(10)

Cupper T-380 A primadona BKKBN. Pertimbangan mengapa BKKBN

memilih Cupper T-380 sebagai primadona :

1. Teknik pemasangan mudah, tidak sakit

2. Efektifitas tinggi

3. Kejadian ekspulsi rendah

4. Tidak mudah menimbulkan perforasi

5. Tidak banyak menimbulkan komplikasi

6. Tidak banyak menimbulkan trauma

7. Kembalinya kesuburan berjalan lancar(11)

2.2.4 Mekanisme Kerja IUD

Mekanisme Kerja IUD adalah sebagai berikut:

1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

2. Mempengaruhi fertilitasasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,

walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat

reproduksi perempuan

4. Mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi

5. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus(12)

Page 8: Mini Project DINDA FIX

8

Gambar 2.1. Macam – Macam AKDR

2.2.5 Keuntungan IUD

Keuntungan dari IUD ini adalah sebagai berikut:

Efektifitasnya tinggi. 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 perempuan yang

menggunakan IUD (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).

AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

Metode jangka panjang

Anda tidak perlu mengingat-ngingat ataupun melakukan kunjungan

ulang untuk menyuntik

Tidak ada efek samping hormonal seperti halnya pada alat kontrasepsi

hormonal

Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

Tidak mempengaruhi hubungan seksual

Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

(apabila tidak terjadi infeksi)

Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid

terakhir)

Tidak ada interaksi dengan obat-obat

Membantu mencegah kehamilan ektopik

Page 9: Mini Project DINDA FIX

9

2.2.6 Kerugian IUD

1. Efek samping

Efek samping yang umum terjadi :

- Perubahan pada siklus haid (umumnya pada 3 bulan

pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)

- Haid lebih lama dan banyak

- Perdarahan (spotting) antarmenstruasi

- Saat haid lebih sakit

Efek samping lain :

- Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari

setelah pemasangan.

- Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

memungkinkan penyebab anemia

- Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila

pemasangannya benar)

3. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan

yang sering berganti pasangan

5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS

memakai AKDR, Penyakit radang panggul dapat memicu infertilitas

6. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke

waktu.

7. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri

8. Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi setelah pemasangan AKDR(12)

2.2.7 Indikasi Pemasangan IUD

1. Usia reproduktif

2. Keadaan nulipara

3. Menginginkan kontrasepsi jangka panjang

4. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

6. Risiko rendah dari IMS

7. Tidak menghendaki metode hormonal

8. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

Page 10: Mini Project DINDA FIX

10

9. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari

Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan

efektif. AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan

misalnya:

1. Perokok

2. Sedang menyusui

3. Gemuk ataupun yang kurus

4. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat

adanya infeksi

5. Sedang memakai antibiotika atau anti kejang

Begitu juga Ibu dalam keadaan seperti dibawah ini dapat

menggunakan AKDR :

1. Penderita tumor jinak payudara, kanker payudara

2. Tekanan darah tinggi

3. Pusing-pusing, sakit kepala

4. Varises di tungkai atau di vulva

5. Penderita penyakit jantung

6. Pernah menderita stroke

7. Penderita diabetes dan penyakit hati atau empedu

8. Epilepsi

9. Setelah pembedahan pelvic

10. Penyakit tiroid

11. Setelah kehamilan ektopik(11)

2.2.8 Kontraindikasi Pemasangan IUD

Kontraindikasi pemasangan AKDR dibagi atas 2 golongan, yaitu

kontraindikasi yang relatif dan kontraindikasi mutlak.

No Kontraindikasi Mutlak Kontraindikasi Relatif

1 Kehamilan

Mioma uteri dengan adanya perubahan

bentuk rongga uterus

2 Adanya infeksi yang aktif pada traktus

genitalis (Penyakit Menular Seksual)

Insufisiensi serviks uteri

3 Adanya tumor ganas pada traktus Uterus dengan parut pada dindingnya, seperti

Page 11: Mini Project DINDA FIX

11

genitalis pada bekas SC, enukleasi mioma, dsb

4 Adanya metrorhagia yang belum

disembuhkan

Kelainan jinak serviks uteri, seperti erosio

porsiones uteri

5 Pasangan yang tidak lestari/harmonis

Tabel 2.1 Kontraindikasi AKDR

2.2.9 Waktu Pemasangan IUD

1. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid

2. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien

tidak hamil

3. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4

minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan

metode amonorea laktasi (MAL).

4. Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila

tidak ada gejala infeksi

5. Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi(12)

2.2.10 Pemeriksaan Ulang IUD

Setelah pemasangan IUD perlu dilakukan control medis dengan jadwal :

a. Setelah pemasangan kalau dipandang perlu diberikan antibiotika

profilaksis

b. Jadwal pemeriksaan ulang :

1. Dua minggu setelah pemasangan

2. Satu bulan setelah pemeriksaan pertama

3. Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua

4. Setiap enam bulan sampai satu tahun

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dapat dibuka sebelum

waktunya bila dijumpai :

1. Ingin hamil kembali

2. Leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus.

3. Terjadi infeksi

4. Terjadi perdarahan

5. Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR(11)

Page 12: Mini Project DINDA FIX

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi eksperimental / studi intervensional, yaitu

salah satu rancangan penelitian yang dipergunakan untuk mencari hubungan sebab-

akibat.(13)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik

wanita usia subur di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora dengan

angka pengguna AKDR sebelum dan sesudah intervensi. Intervensi yang dilakukan

ialah memberi penyuluhan kepada wanita usia subur mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan AKDR. Penelitian ini disajikan dalam bentukdistribusi frekuensi

terhadap variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan, pendidikan dan variabel

sikap dan perilaku.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di poli KIA / KB yang terdapat di Puskesmas

Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora pada bulan Juli 2015 hingga Agustus 2015.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi target dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur dan

populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang

datang ke poli KIA/KB di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 selama bulan yaitu Juli

hingga Agustus tahun 2015.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang datang ke poli

KIA/KB Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 selama bulan Juli hingga Agustus tahun

2015 yang memenuhi kriteria inklusi yaitu berjumlah 24 orang.

3.4 Kriteria Pemelihan Subjek Penelitian

3.4.1 Kriteria Inklusi

Wanita usia subur yang datang ke poli KIA/KB Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 pada

bulan Juli hingga Agustus tahun 2015

Page 13: Mini Project DINDA FIX

13

Wanita usia subur yang kooperatif serta bersedia berpartisipasi dalam penelitian

Wanita usia subur yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan

mendengarkan penyuluhan

3.4.2 Kriteria Eksklusi

Wanita usia subur yang tidak bersedia untuk diteliti

Wanita usia subur yang tidak dapat membaca dan menulis

Wanita usia subur yang tidak sehat secara mental

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas

Tingkat pengetahuan wanita usia subur yang datang ke poli KIA/KB Puskesmas

Kelurahan Pekojan 2 mengenai AKDR

Pendidikan terakhir wanita usia subur subur yang datang ke poli KIA/KB

Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 mengenai AKDR

3.5.2 Variabel Tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah Jumlah pengguna AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim)

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti.

Pengisian kuesioner dilakukan dua kali yaitu pre-test dan post-test pada hari yang

sama. Soal-soal kuesioner yang diberikan pada pre-test sama dengan soal-soal

kuesioner yang diberikan pada post-test.

3.6.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis

mengenai pengetahuan wanita usia subur mengenai AKDR, metode KB (Keluarga

Berencana) yang sedang digunakan oleh wanita usia subur tersebut serta pendidikan

terakhir dari peserta.

Page 14: Mini Project DINDA FIX

14

Pengetahuan reponden dianggap baik apabila memiliki nilai lebih dari sama

dengan 75-100, cukup bila memiliki nilai 60-74 dan kurang bila memiliki nilai kurang

dari 60.

Pendidikan dianggap tinggi apabila pendidikan terakhir responden tamatan

dari perguruan tinggi, sedang apabila tamatan dari SMP/SMA dan sederajatnya dan

rendah merupakan tamatan SD atau tidak tamat SD atau tidak bersekolah.

Intervensi dianggap berhasil bila terdapat peningkatan nilai pada post-test dan

terdapat perubahan perilaku wanita usia subur yaitu dengan mengganti alat

kontrasepsi yang digunakannya menjadi alat kontrasepsi AKDR.

3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan Data (editing)

Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga

dapat di proses lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan data

sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya perbaikan dapat segera dilaksanakan.

Pengkodean (Coding)

Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya,

menjadi bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.

Pemasukan Data (Entry)

Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria.

Pembersihan Data (Cleaning data)

Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk

mengkoreksi kemungkinan kesalahan.

3.7.2 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini digunakan analisa univariat. Analisa univariat merupakan

analisa yang dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian. Analisa ini hanya

menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti yaitu variabel

pengetahuan, pendidikan dan variabel sikap dan perilaku.

Page 15: Mini Project DINDA FIX

15

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Keadaan Geografis

Kelurahan Pekojan merupakan dataran rendah dengan ketinggian 1 meter diatas

permukaan laut, adapun luas wilayah 77,80 Ha. Terdiri dari 12 Rukun Warga dibagi 144

Rukun Tetangga dengan batasan – batasan sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara

Sebelah Selatan : Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat

Sebelah Timur : Kelurahan Roa Malaka, Jakarta Barat

Sebelah Barat : Kelurahan Pejagalan, Jakarta Utara

Dengan jumlah penduduk tahun 2014 : 27.541 orang

Gambar 4.1. Peta Kelurahan Pekojan

4.2 Keadaan Dermografis

4.2.1 Jumlah Penduduk Tahun 2015

Jumlah Kepala Keluarga

• Laki – laki : 5.252 KK

• Perempuan : 3.529 KK

Jumlah : 8.781 KK

Page 16: Mini Project DINDA FIX

16

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

• Laki – laki : 13.946 Jiwa

• Perempuan : 13.595 Jiwa

Jumlah : 27.541 Jiwa

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Belum Sekolah : 3.047 Jiwa

Tidak Tamat Sekolah Dasar : 1.759 Jiwa

Taman Kanak – Kanak : 2.573 Jiwa

Tamat Sekolah Dasar : 4.082 Jiwa

Tamat SLTP / sederajat : 7.184 Jiwa

Tamat SLTA / Sederajat : 7.544 Jiwa

Diploma I ( D. I ) : 281 Jiwa

Diploma II ( D.II ) : 228 Jiwa

Diploma III ( D.III ) : 422 Jiwa

S.I : 323 Jiwa

S.II : 41 Jiwa

S.III : - JIwa

Buta Huruf : 67 Jiwa

Jumlah : 27.551 Jiwa

Data RT/RW

Dengan luas wilayah yang + 77,80 Ha, wilayah Krendang memiliki 12

( Dua Belas ) RW dan 144 ( Seratus Empat Puluh Empat ) RT. Berikut adalah

data luas wilayah tiap RW di Kelurahan Pekojan dan jumlah RT di Kelurahan

Pekojan

No Rukun Warga Jumlah RT

1 Rukun Warga 01 10

2 Rukun Warga 02 13

Page 17: Mini Project DINDA FIX

17

3 Rukun Warga 03 13

4 Rukun Warga 04 12

5 Rukun Warga 05 14

6 Rukun Warga 06 10

7 Rukun Warga 07 12

8 Rukun Warga 08 11

9 Rukun Warga 09 9

10 Rukun Warga 010 14

11 Rukun Warga 011 14

12 Rukun Warga 012 12

Jumlah 144 RT

Tabel 4.1. Jumlah RT Wilayah Kelurahan Pekojan tahun 2015

No Rukun Warga

Jumlah Jumlah

( Kol 4 +

Kol 5 ) KK Laki – laki Perempuan

1 Rukun Warga 01 691 1144 1254 2398

2 Rukun Warga 02 669 1166 1093 2259

3 Rukun Warga 03 684 1226 1123 2349

4 Rukun Warga 04 655 1120 1073 2193

5 Rukun Warga 05 686 1141 1132 2273

6 Rukun Warga 06 655 1114 1080 2194

Page 18: Mini Project DINDA FIX

18

7 Rukun Warga 07 897 1127 1131 2258

8 Rukun Warga 08 883 1229 1140 2369

9 Rukun Warga 09 878 1116 1112 2228

10 Rukun Warga 010 687 1249 1142 2391

11 Rukun Warga 011 678 1187 1187 2374

12 Rukun Warga 012 695 1270 1011 2281

Jumlah 8.758 14.089 13.485 27.574

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

4.3 Sumber daya kesehatan di puskesmas kelurahan pekojan II tahun 2015

Data Kepegawaian

- Dokter Umum : 1

- Dokter Gigi : 1

- Bidan : 2

- Perawat : 1

- Apoteker : 1

- Tata Usaha : 1

- Satpam : 1

- Cleaning Service : 1

4.4 Data Jumlah Pengguna KB yang Melakukan Kunjungan Ke Puskesmas

Kelurahan Pekojan 2

Total pengguna alat kontrasepsi yang melakukan kunjungan ke Puskesmas

Pekojan 2 pada Tahun 2014 sebanyak 928 wanita

Terdiri dari :

KB suntik : 755 wanita (81,36%)

KB pil : 147 wanita (15,84%)

KB kondom : 13wanita (1,40%)

KB implan : 13 wanita (1,40%)

KB AKDR : 0 wanita (0%)

Page 19: Mini Project DINDA FIX

19

89 81 87 9159 73 71 66 82 79 68 82

0

50

100

Jan

Feb

Mar

Apr

May Jun

Jul

Aug Se

p

Oct

Nov

Dec

Kunjungan wanita usia subur

Kunjungan wanita usia subur

Gambar 4.2 Kunjungan wanita Usia Subur di Poli KIA/KB tahun 2014

Gambar 4.3 Metode KB yang digunakan wanita usia subur

di poli KIA/KB Tahun 2014

Total pengguna alat kontrasepsi yang melakukan kunjungan ke Puskesmas

Pekojan 2 pada bulan Januari sampai Agustus 2015 sebanyak 453 wanita

Terdiri dari :

KB suntik : 365 wanita (80,6%)

KB pil : 78 wanita (17,2%)

KB kondom : 5 wanita (1,1%)

KB implan : 2 wanita (0,4%)

KB AKDR : 3 wanita (0,7%)

Page 20: Mini Project DINDA FIX

20

56 60 66 58 5164

4355

0

50

100

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug

Kunjungan Wanita Usia Subur

80.6%

17.2%1.1% 0.7% 0.4%

Metode KB Tahun 2015

Suntik

Pil

Kondom

AKDR

Impan

Gambar 4.4 Kunjungan Wanita Usia Subur Poli KIA/KB

Januari 2015 sampai September 2015

Gambar 4.5 Metode KB yang digunakan wanita usia subur

di poli KIA/KB Januari 2015 sampai September 2015

4.5 Karakteristik Dermografi Sampel

Berdasarkan hasil terhadap 24 sampel, didapatkan hasil sebagai berikut :

Nilai Jumlah Persentase

Kurang 7 29,2%

Cukup 14 58,3%

Baik 3 12,5%

24 100%

Tabel 4.3. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Mengenai AKDR

Sebelum Mendapatkan Intervensi

Page 21: Mini Project DINDA FIX

21

Dari 24 responden yang mengisi kuesioner mengenai tingkat pengetahuan

terhadap AKDR, ditemukan 7 orang mendapatkan nilai dengan kategori kurang ( < 60

) yaitu sebesar 29,2 %, 14 orang mendapatkan nilai dengan kategori cukup ( 60 – 74)

yaitu sebesar 58,3 %, dan 3 orang mendapatkan nilai dengan kategori baik ( 75-100 )

yaitu sebesar 12,5 %. Pengisian kuesioner ini dilakukan sebelum responden

mendapatkan intervensi.

Nilai Jumlah Persentase

Kurang 3 12,5 %

Cukup 13 54,2 %

Baik 8 33,3 %

24 100%

Tabel 4.4. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Mengenai AKDR

Sesudah Mendapatkan Intervensi

Dari 24 responden yang mengisi kuesioner mengenai tingkat pengetahuan

terhadap AKDR, ditemukan 3 orang mendapatkan nilai dengan kategori kurang

(kurang dari 60) yaitu sebesar 12,5%, 13 orang mendapatkan nilai dengan kategori

cukup (60-74) yaitu sebesar 54,2 % dan 8 orang mendapatkan nilai dengan kategori

baik (75 - 100) yaitu sebesar 33,3%. Pengisian kuesioner ini dilakukan sesudah

responden mendapatkan intervensi.

Jumlah Persentase

Kurang --> Kurang 3 12,5%

Kurang --> Cukup 3 12,5%

Kurang --> Baik 1 4,1%

Cukup --> Kurang 0 0%

Cukup --> Cukup 10 41,7%

Cukup --> Baik 4 16,7%

Baik --> Kurang 0 0 %

Baik --> Cukup 0 0 %

Baik --> Baik 3 12,5 %

24 100%

Tabel 4.5 Perubahan Nilai Pretest dan Postest

Page 22: Mini Project DINDA FIX

22

Dari 24 responden yang mengisi kuesioner mengenai tingkat pengetahuan

terhadap AKDR, ditemukan 3 orang mendapatkan nilai kurang pada pretest dan nilai

kurang pada postest yaitu sebesar 12,5%, ditemukan 3 orang mendapatkan nilai

kurang pada pretest dan nilai cukup pada postest yaitu sebesar 12,5%, ditemukan 1

orang mendapatkan nilai kurang pada pretest dan nilai baik pada postest yaitu

sebesar 4,1%, ditemukan 0 orang mendapatkan nilai cukup pada pretest dan nilai

kurang pada postest yaitu sebesar 0%, ditemukan 10 orang mendapatkan nilai

cukup pada pretest dan nilai cukup pada postest yaitu sebesar 41,7%, ditemukan 4

orang mendapatkan nilai cukup pada pretest dan nilai baik pada postest yaitu

sebesar 16,7%, ditemukan 0 orang mendapatkan nilai baik pada pretest dan nilai

kurang pada postest yaitu sebesar 0 %, ditemukan 0 orang mendapatkan nilai baik

pada pretest dan nilai cukup pada postest yaitu sebesar 0% dan ditemukan 3 orang

mendapatkan nilai baik pada pretest dan nilai baik pada postest yaitu sebesar 12,5%.

Jenis Kontrasepsi Jumlah Persentase

Tidak KB 2 8,3%

Suntik 1 Bulan 2 8,3%

Suntik 3 Bulan 15 62,6%

Pil 1 4,2%

AKDR 0 0%

Implan 2 8,3%

Kondom 2 8,3

24 100%

Tabel 4.6 Jumlah Pengguna Alat Kontrasepsi Sebelum Mendapatkan Intervensi

Dari total 24 responden, ditemukan 2 orang tidak menggunakan alat

kontrasepsi jenis apapun yaitu sebesar 8,3 %, 2 orang menggunakan alat kontrasepsi

suntik 1 bulan yaitu sebesar 8,3%, 15 orang menggunakan alat kontrasepsi suntik 3

bulan yaitu sebesar 62,6%,1 orang menggunakan alat kontrasepsi pil yaitu sebesar

4,2%, 0 orang menggunakan alat kontrasepsi AKDR yaitu sebesar 0%, 2 orang

menggunakan jenis kontrasepsi implan yaitu sebesar 8,3%, dan 2 orang

menggunakan jenis kontrasepsi kondom yaitu sebesar 8,3 %. Pengisian kuesioner ini

dilakukan sebelum responden mendapatkan intervensi.

Page 23: Mini Project DINDA FIX

23

Jenis Kontrasepsi Jumlah Persentase

Tidak KB 2 8,3%

Suntik 1 Bulan 2 8,3%

Suntik 3 Bulan 13 54,3%

Pil 1 4,2%

AKDR 2 8,3 %

Implan 2 8,3%

Kondom 2 8,3

24 100%

Tabel 4.7 Jumlah Pengguna Alat Kontrasepsi Sesudah Mendapatkan Intervensi

Dari total 24 responden, ditemukan 2 orang tidak menggunakan alat

kontrasepsi jenis apapun yaitu sebesar 8,3 %, 2 orang menggunakan alat kontrasepsi

suntik 1 bulan yaitu sebesar 8,3%, 13 orang menggunakan alat kontrasepsi suntik 3

bulan yaitu sebesar 54,3%,1 orang menggunakan alat kontrasepsi pil yaitu sebesar

4,2%, 2 orang menggunakan alat kontrasepsi AKDR yaitu sebesar 8,3%, 2 orang

menggunakan jenis kontrasepsi implan yaitu sebesar 8,3%, dan 2 orang menggunakan

jenis kontrasepsi kondom yaitu sebesar 8,3 %. Pengisian kuesioner ini dilakukan

sebelum responden mendapatkan intervensi.

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

Responden

AKDR Persentase

Kurang 7 0 0%

Cukup 14 0 0%

Baik 3 0 0%

0 0%

Tabel 4.8 Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai AKDR Terhadap Jumlah

Pengguna AKDR Sebelum Mendapatkan Intervensi

Dari seluruh jumlah responden baik dengan tingkat pengetahuan kurang,

cukup ataupun baik sebelum dilakukannya intervensi pengguna AKDR adalah

sebanyak 0 responden yaitu sebesar 0%

Page 24: Mini Project DINDA FIX

24

Tingkat

Pengetahuan

Jumlah

Responden

AKDR Persentase

AKDR

Kurang 3 0 0%

Cukup 13 1 50%

Baik 8 1 50%

2 100%

Tabel 4.9 Gambaran Tingkat Pengetahuan Mengenai AKDR Terhadap

Jumlah Pengguna AKDR Sesudah Mendapatkan Intervensi

Dari 13 responden yang memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori cukup

dan dari 8 orang dalam kategori baik sesudah dilakukannya intervensi, 2 orang

memilih menggunakan AKDR. 1 responden berasal dari kategori tingkat pengetahuan

cukup yaitu sebesar 50% dan 1 responden berasal dari kategori tingkat pengetahuan

baik yaitu sebesar 50%. Sedangkan tingkat pengetahuan berkategori kurang sebesar 0

orang yaitu sebesar 0% yang memilih mengganti jenis kontrasespi yang digunakan.

Tingkat

Pendidikan

Jumlah

Responden

AKDR Persentase

AKDR

Rendah 7 0 0%

Sedang 15 0 0%

Tinggi 2 0 0%

0 0%

Tabel 4.10. Gambaran Tingkat Pendidikan Mengenai AKDR Terhadap

Jumlah Pengguna AKDR Sebelum Mendapatkan Intervensi

Dari seluruh jumlah responden baik dengan tingkat pendidikan rendah, sedang

ataupun tinggi sebelum dilakukannya intervensi pengguna AKDR adalah sebanyak 0

responden yaitu sebesar 0%

Tingkat

Pendidikan

Jumlah

Responden

AKDR Persentase

AKDR

Rendah 7 0 0%

Sedang 15 2 100%

Page 25: Mini Project DINDA FIX

25

Tinggi 2 0 0%

2 100%

Tabel 4.11 Gambaran Tingkat Pendidikan Mengenai AKDR Terhadap Jumlah

Pengguna AKDR Sesudah Mendapatkan Intervensi

2 responden dari tingkat pendidikan berkategori sedang memilih untuk

mengganti jenis kontrasepsi berupa AKDR yaitu 100% , sedangkan yang berasal dari

kategori tingkat pendidikan rendah dan tinggi sebanyak 0 responden yaitu 0% yang

memilih mengganti jenis kontrasepsi menjadi AKDR.

Pretest &

Postest

Jenis Pertanyaan Jumlah Persentase

Pretest Pertanyaan no.1 20 83.3%

Postest Pertanyaan no.1 24 100%

Tabel 4.12 Pertanyaan pada Kuesioner yang Paling Banyak Dijawab Benar

oleh Seluruh Responden

Dari 24 pertanyaan pada kuesioner, pertanyaan nomor 1 dijawab benar oleh

seluruh responden baik pada pretest maupun postest.

Pretest &

Postest

Jenis Pertanyaan Jumlah Persentase

Pretest Pertanyaan no.12 17 70,8%

Postest Pertanyaan no.23 15 62,5%

Tabel 4.13 Pertanyaan pada Kuesioner yang Paling Banyak Dijawab Salah

oleh Seluruh Responden

Dari total 24 pertanyaan pada kuesioner, 17 responden menjawab salah pada

pertanyaan nomor 12 saat pretest yaitu sebesar 70,8% dan 15 responden menjawab

salah pada pertanyaan nomor 23 saat postest yaitu sebesar 62,5%.

Page 26: Mini Project DINDA FIX

26

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 24 responden yang mengisi

kuesioner mengenai tingkat pengetahuan terhadap AKDR, ditemukan 7 orang mendapatkan

nilai dengan kategori kurang (kurang dari sama dengan 59) yaitu sebesar 29,2%, 14 orang

mendapatkan nilai dengan kategori cukup (60-77) yaitu sebesar 58,3%% dan 3 orang

mendapatkan nilai dengan kategori baik (lebih dari 78) yaitu sebesar 12,5%. Pengisian

kuesioner ini dilakukan sebelum responden mendapatkan intervensi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa pengetahuan kategori cukup lebih banyak dibandingkan dengan kategori

kurang maupun baik namun kategori kurang didapatkan lebih banyak daripada kategori baik

dan kategori baik mendapatkan jumlah terendah dibandingkan dengan kategori yang lainnya..

Hal tersebut menandakan bahwa pengetahuan wanita usia subur yang mengunjungi poli

KIA/KB Puskesmas Pekojan 2 Kelurahan Pekojan Kecamatan Tambora mengenai AKDR

mayoritasnya adalah sudah cukup baik.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 24 responden yang mengisi

kuesioner mengenai tingkat pengetahuan terhadap AKDR, ditemukan 3 orang mendapatkan

nilai dengan kategori kurang (kurang dari sama dengan 59) yaitu sebesar 12,5%, 13 orang

mendapatkan nilai dengan kategori cukup (60-77) yaitu sebesar 54,2% dan 8 orang

mendapatkan nilai dengan kategori baik (lebih dari 78) yaitu sebesar 33,3%. Pengisian

kuesioner ini dilakukan sesudah responden mendapatkan intervensi. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sesudah dilakukan intervensi penyuluhan terdapat peningkatan

pengetahuan wanita usia subur yang datang ke poli KIA/KB Puskesmas Kelurahan Pekojan 2

yang dibuktikan dengan menurunnya angka responden yang mendapatkan nilai dengan

kategori kurang yaitu dari 7 orang menjadi 3 orang, menurunnya angka responden yang

mendapatkan nilai dengan kategori cukup yaitu dari 14 orang menjadi 13 orang dan

meningkatnya angka responden yang mendapatkan nilai dengan kategori baik yaitu dari 3

orang menjadi 8 orang.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 24 responden yang mengisi

kuesioner mengenai tingkat pengetahuan terhadap AKDR, ditemukan 3 orang mendapatkan

nilai kurang pada pretest dan nilai kurang pada postest yaitu sebesar 12,5%, ditemukan 3

orang mendapatkan nilai kurang pada pretest dan nilai cukup pada postest yaitu sebesar

12,5%, ditemukan 1 orang mendapatkan nilai kurang pada pretest dan nilai baik pada postest

yaitu sebesar 4,1%, ditemukan 0 orang mendapatkan nilai cukup pada pretest dan nilai

Page 27: Mini Project DINDA FIX

27

kurang pada postest yaitu sebesar 0%, ditemukan 10 orang mendapatkan nilai cukup pada

pretest dan nilai cukup pada postest yaitu sebesar 41,7%, ditemukan 4 orang mendapatkan

nilai cukup pada pretest dan nilai baik pada postest yaitu sebesar 16,7%, ditemukan 0 orang

mendapatkan nilai baik pada pretest dan nilai kurang pada postest yaitu sebesar 0%,

ditemukan 0 orang mendapatkan nilai baik pada pretest dan nilai cukup pada postest yaitu

sebesar 0% dan ditemukan 3 orang mendapatkan nilai baik pada pretest dan nilai baik pada

postest yaitu sebesar 12,5%. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari 24 responden, terdapat 8

responden mengalami peningkatan nilai, 16 responden tidak mengalami peningkatan nilai.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari total 24 responden, ditemukan 2

orang tidak menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun yaitu sebesar 8,3%, 2 orang

menggunakan alat kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu sebesar 8,3%, 15 orang menggunakan alat

kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu sebesar 62,6%, 1 orang menggunakan alat kontrasepsi pil

yaitu sebesar 4,2%, 0 orang menggunakan alat kontrasepsi AKDR yaitu sebesar 0% dan 2

orang menggunakan jenis kontrasepsi implan yaitu sebesar 8,3%, dan 2 orang menggunakan

jenis kontrasepsi kondom yaitu sebesar 8,3% Pengisian kuesioner ini dilakukan sebelum

responden mendapatkan intervensi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebelum dilakukan

intervensi penyuluhan, suntik 3 bulan menduduki peringkat tertinggi jumlah penggunanya

dari total 24 responden, sedangkan yang tidak menggunakan kontrasepsi jenis apapun dan

yang menggunakan kontrasepsi kb suntik 1 bulan, implan dan kondom memiliki peringkat

yang sama .Dan jenis kontrasepsi pil menduduki peringkat berikutnya sedangkan AKDR

menduduki peringkat paling terakhir dengan jumlah pengguna responden adalah 0. Meskipun

AKDR merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif, namun ternyata angka penggunanya

masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya.

Pengisian kuesioner setelah dilakukannya mendapatkan intervensi. Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa dari total 24 responden, ditemukan 2 orang tidak menggunakan

alat kontrasepsi jenis apapun yaitu sebesar 8,3 %, 2 orang menggunakan alat kontrasepsi

suntik 1 bulan yaitu sebesar 8,3%, 13 orang menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan

yaitu sebesar 54,3%,1 orang menggunakan alat kontrasepsi pil yaitu sebesar 4,2%, 2 orang

menggunakan alat kontrasepsi AKDR yaitu sebesar 8,3%, 2 orang menggunakan jenis

kontrasepsi implan yaitu sebesar 8,3%, dan 2 orang menggunakan jenis kontrasepsi kondom

yaitu sebesar 8,3 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa sesudah dilakukan intervensi

penyuluhan, suntik 3 bulan tetap menduduki peringkat tertinggi jumlah penggunanya dari

total 24 responden namun terjadi penurunan pengguna dari KB suntik 3 bulan, disusul

peringkat kedua yaitu AKDR, suntik KB 1 bulan, implan, kondom dan tidak menggunakan

Page 28: Mini Project DINDA FIX

28

alat kontrasepsi jenis apapun, lalu peringkat terakhir yaitu pil. Hal tersebut menandakan

meskipun sudah terjadi peningkatan tingkat pengetahuan wanita usia subur yang datang ke

poli KIA/KB Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 mengenai AKDR, namun ternyata tidak

diimbangi dengan peningkatan jumlah pengguna AKDR.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari seluruh jumlah responden baik

dengan tingkat pengetahuan kurang, cukup ataupun baik sebelum dilakukannya intervensi

pengguna AKDR adalah sebanyak 0 responden yaitu sebesar 0%. Hal tersebut menunjukkan

bahwa tingginya tingkat pengetahuan tidak berbanding lurus dengan angka pengguna AKDR.

Tingginya tingkat pengetahuan seseorang mengenai AKDR tidak menjamin responden untuk

menggunakan AKDR.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari dari 13 responden yang memiliki

tingkat pengetahuan dalam kategori cukup dan dari 8 orang dalam kategori baik sesudah

dilakukannya intervensi, 2 orang memilih menggunakan AKDR. 1 responden berasal dari

kategori tingkat pengetahuan cukup yaitu sebesar 50% dan 1 responden berasal dari kategori

tingkat pengetahuan baik yaitu sebesar 50%. Sedangkan tingkat pengetahuan berkategori

kurang sebesar 0 orang yaitu sebesar 0% yang memilih mengganti jenis kontrasespi yang

digunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingginya tingkat pengetahuan tidak berbanding

lurus dengan angka pengguna AKDR dikarenakan masih banyak baik dalam kategori cukup

ataupun baik yang belum menggunakan AKDR walaupun sudah terjadi peningkatan

penggunakaan AKDR setelah dilakukannya intervensi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari seluruh jumlah responden

baik dengan tingkat pendidikan rendah, sedang ataupun tinggi sebelum dilakukannya

intervensi pengguna AKDR adalah sebanyak 0 responden yaitu sebesar 0%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan tidak berbanding lurus dengan angka

pengguna AKDR. Tingginya tingkat pendidikan seseorang mengenai AKDR tidak menjamin

responden untuk menggunakan AKDR.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 15 responden yang memiliki

tingkat pendidikan dalam kategori sedang sesudah dilakukannya intervensi, 2 orang memilih

menggunakan AKDR yaitu sebanyak 100%. Sedangkan tingkat pendidikan berkategori

rendah dan tinggi sebesar 0 orang yaitu sebesar 0% yang memilih mengganti jenis

kontrasespi yang digunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingginya tingkat pendidikan

tidak berbanding lurus dengan angka pengguna AKDR dikarenakan masih banyak baik dalam

kategori berpendidikan sedang bahkan yang berpendidikan tinggi sekalipun yang belum

Page 29: Mini Project DINDA FIX

29

menggunakan AKDR, walaupun sudah terjadi peningkatan penggunakaan AKDR setelah

dilakukannya intervensi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 24 pertanyaan pada kuesioner,

pertanyaan nomor 1 dijawab benar oleh seluruh responden baik pada pretest maupun postest.

Pertanyaan nomor 1 merupakan pertanyaan mengenai definisi KB. Jadi tidak ada satupun

responden yang tidak mengetahui definisi dari KB baik sebelum maupun sesudah dilakukan

intervensi penyuluhan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari total 24 pertanyaan pada kuesioner,

17 responden menjawab salah pada pertanyaan nomor 12 saat pretest yaitu sebesar 70,8% dan

15 responden menjawab salah pada pertanyaan nomor 23 saat postest yaitu sebesar 62,5%.

Pertanyaan nomor 12 merupakan pertanyaan mengenai salah satu kekurangan AKDR adalah

tidak mencegah IMS dan pertanyaan nomor 23 merupakan pertanyaan mengenai

infeksi/radang panggul sebagai efek samping dari AKDR. Sebelum dilakukan intervensi

penyuluhan, mayoritas responden tidak mengetahui bahwa salah satu kekurangan AKDR

adalah tidak mencegah IMS serta tidak mengetahui bahwa salah satu efek samping dari

penggunaan AKDR adalah infeksi/radang panggul, namun setelah dilakukan intervensi,

terjadi peningkatan pengetahuan responden mengenai hal tersebut. Saat memberikan edukasi

kepada wanita usia subur perlu ditekankan edukasi mengenai dua hal tersebut.

Page 30: Mini Project DINDA FIX

30

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai "Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia

Subur Mengenai AKDR dan tingkat pendidikan Wanita Usia Subur di Puskesmas Kelurahan

Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap penggunaan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) Sebelum dan Sesudah dilakukannya Intervensi" dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Tingkat pengetahuan wanita usia subur yang datang ke poli KIA/KB puskesmas

kelurahan pekojan 2 Kecamatan Tambora mengenai AKDR (Alat Kotntrasepsi

Dalam Rahim) sebelum dan sesudah mendapatkan intervensi mayoritas sudah

cukup baik.

2. Jumlah pengguna AKDR (Alat Kotrasepsi Dalam Rahim) dari total seluruh

responden yang datang ke poli KIA/KB Puskesmas Kelurahan Pekojan 2

Kecamatan Tambora sebelum dilakukannya intervensi adalah 0 dari 24 orang

responden (0%) namun sesudah mendapatkan intervensi pengguna AKDR

sebanyak 2 orang dari 24 orang responden (8.3%).

3. Dari hasil diatas menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur

mengenai AKDR tidak berbanding lurus dengan jumlah pengguna AKDR dan

tidak menjamin responden untuk menggunakan AKDR di Puskesmas Kelurahan

Pekojan 2 Kecamatan Tambora.

4. Dari hasil diatas menggambarkan bahwa tingkat pendidikan wanita usia subur

tidak berbanding lurus dengan jumlah pengguna AKDR dan tidak menjamin

responden untuk menggunakan AKDR di Puskesmas Kelurahan Pekojan 2

Kecamatan Tambora.

5.2 Saran

Bagi Tenaga Kesehatan

Pengetahuan mengenai KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) perlu

ditingkatkan melalui pemberian informasi secara lebih lengkap kepada setiap

wanita usia subur yang berkunjung ke Puskesmas kelurahan Pekojan 2 baik

yang datang ke poli KIA/KB ataupun ke poli lainnya, dikarenakan masih

banyak pemahaman yang salah mengenai AKDR.

Page 31: Mini Project DINDA FIX

31

Pengetahuan mengenai KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) perlu

ditingkatkan melalui pemberian informasi secara lebih lengkap kepada suami

dari wanita usia subur yang ingin menggunakan alat kontrasepsi agar suami

mengerti mengenai AKDR.

Bagi Wanita Usia Subur

Perlunya membangun komunikasi aktif dengan petugas kesehatan maupun

kader kesehatan untuk memperoleh informasi lengkap mengenai segala

sesuatu yang berhubungan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

agar tidak terkecoh dengan informasi tidak benar yang beredar di tengah

masyarakat.

Perlunya membangun komunikasi aktif dengan suami dengan menjelaskan

hal-hal yang sudah didapatkan dari penyuluhan agar suami turut memahami

hal-hal yang berkaitan dengan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Bagi Peneliti Lain

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang

berbeda, variabel yang berbeda, jumlah populasi dan sampel yang lebih

banyak sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

Page 32: Mini Project DINDA FIX

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Goldstein,P. Population Data Sheet. Available at :

http://www.prb.org/Publications/Datasheets/2015/2015-world-population-data-

sheet.aspx. Accessed on September 7th 2015

2. Winkjosastro, H. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

3. Anonymous. Metode Kontrasepsi Tahun 2010. Available at :

http://data.go.id/dataset/peserta-kb-baru-menurut-metode-kontrasepsi-dki-jakarta-

2010. Accessed on September 7th 2015

4. Arum, D. N. S, Sujiyatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta

: Nuha Medika

5. Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan.

6. Fertitest. 2010. Jenis-Jenis Kontrasepsi (online). Available at :

http://www.fertitest.co.id/kontrasepsi/1/index.html. Accessed on September 8th 2015.

7. Arif. M. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius, FKUI.

8. Anonymous. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Available at : http://www.bkkbn-

jatim.go.id/bkkbn-jatim/html/akdr.htm. Accessed on September 9th 2015

9. Jenis-Jenis IUD (online). Available at :

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-sitisetian-5889-2-babii.pdf.

Accessed on September 8th 2015.

10. Everett. 2007. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta : EGC.

11. Manuaba, et al. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.

12. Saiffudin, A. B, B. Affandi, M. Baharuddin dan S. Soekir. 2006. Buku Panduan

Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

13. Sastroasmoro, S.2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung

Seto.

Page 33: Mini Project DINDA FIX

33

LAMPIRAN

SURAT PERSETUJUAN PESERTA PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Alamat :

Setelah mendapat keterangan terperinci dan jelas mengenai Gambaran Tingkat Pengetahuan

Wanita Usia Subur Mengenai AKDR dan tingkat pendidikan Wanita Usia Subur di

Puskesmas Kelurahan Pekojan 2 Kecamatan Tambora terhadap jumlah pengguna AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Sebelum dan Sesudah dilakukannya Intervensi. Setelah

mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang berhubungan

dengan penelitian mini project tersebut, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa

paksaan menyatakan bahwa saya ikut sebagai responden dalam penelitian mini project

tersebut.

Jakarta, 2015

Peneliti Responden

(dr. Adinda Puspita Dewi) ( )

Page 34: Mini Project DINDA FIX

34

LEMBAR KUESIONER

- NAMA ANDA : - NO. HP :

- NAMA ANAK : - KB YANG SEDANG DIGUNAKAN:

- UMUR ANDA : - PENDIDIKAN TERAKHIR :

( ) Tidak Bersekolah ( ) Tamat SD

( ) Tamat SMP ( ) Tamat SMA

( ) D3 ( ) S1 ( ) S2

- ALAMAT :

BERI TANDA PADA KOLOM B JIKA JAWABAN BENAR ATAU S JIKA JAWABAN

SALAH, SESUAI PILIHAN ANDA.

NO PERTANYAAN JAWABAN

B S

PENGETAHUAN TENTANG KB (KELUARGA BERENCANA)

1. KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan

jumlah anak

2. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah sasaran langsung (target langsung)

dari program KB (Keluarga Berencana)

3. Tujuan program KB (Keluarga Berencana) di Indonesia adalah untuk

meningkatkan jumlah kelahiran dan meningkatkan jumlah penduduk

Indonesia

4. Biaya dan efek samping adalah salah satu faktor yang berpengaruh

dalam pemilihan alat kontrasepsi

PENGERTIAN KB AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)

5. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral adalah alat yang

dimasukkan ke dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi

Page 35: Mini Project DINDA FIX

35

6. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral adalah alat

kontrasepsi yang harus dilepas setiap bulan

7. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral merupakan alat

kontrasepsi jangka panjang

8. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral dipasang dengan

proses operasi

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR

9. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral dapat segera aktif

setelah pemasangan

10. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral merupakan alat

kontrasepsi yang tidak mempengaruhi produksi ASI

11. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau spiral merupakan alat

kontrasepsi yang dapat dipakai hingga menopause

12. Salah satu kekurangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah

tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) seperti HIV/AIDS

13. Salah satu keuntungan dari KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

adalah pengguna KB AKDR harus selalu memeriksa benang AKDR

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)

14. Wanita hamil dan wanita yang diduga hamil diperbolehkan

menggunakan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

15. Yang tidak diperbolehkan menggunakan AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim) adalah wanita usia reproduktif (usia subur)

16. Wanita dengan perdarahan dari alat kelamin vagina yang belum jelas

penyebabnya tidak diperbolehkan menggunakan AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim)

WAKTU PEMASANGAN DAN PELEPASAN AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)

17. Pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dapat segera

dilakukan pada wanita yang baru saja melahirkan

18. Pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dapat dilakukan

pada wanita yang baru saja keguguran dan terbukti terkena infeksi

19. Setelah dilakukan pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim),

Page 36: Mini Project DINDA FIX

36

pengguna AKDR tidak perlu melakukan kunjungan ulang untuk kontrol

20. Salah satu indikasi pelepasan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

adalah terjadinya kehamilan dengan posisi AKDR masih terdapat di

dalam rahim

EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM)

21. Salah satu efek samping dari AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

adalah terganggunya siklus haid (menstruasi)

22. Nyeri perut bawah saat haid bukan merupakan salah satu efek

samping dari AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

23. Salah satu efek samping dari AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

adalah infeksi / radang panggul

24 . Salah satu hal yang dapat terjadi pada pengguna AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah kehilangan benang AKDR

Page 37: Mini Project DINDA FIX

37