94
Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB ) Negeri Di Kabupaten Bulukumba Skripsi Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Dakwah dan Ksomunikasi UIN Alauddin Makassar Oleh Mirsan 50700113101 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2017

Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri

Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB ) Negeri Di Kabupaten

Bulukumba

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial

Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Dakwah dan Ksomunikasi

UIN Alauddin Makassar

Oleh

Mirsan 50700113101

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2017

Page 2: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mirsan

Nim : 50700113101

Tempat/ tgl. Lahir : Bontomanai, 01 Mei 1995

Jur/Prodi/Konsentrasi : Ilmu Komunikasi

Fakultas/Program : Dakwah dan Komunikasi

Judul : Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar

Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

Menyatakan dengna sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat orang lain, sebagai atau seluruhnya, maka skripsi

ini gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, 12 Agustus 2017

Penyusun,

Mirsan

Nim: 50700113101

Page 3: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul, “Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri di

Kabupaten Bulukumba”, yang disusun oleh Mirsan, NIM : 50700113101, mahasiswa

Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin

Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah yang

diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 25 Agustus 2017 M, bertepatan dengan 3

DzulHijjah 1438 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Ilmu

Komunikasi.

Samata, 25 Agustus 2017 M.

3 DzulHijjah 1438 H.

DEWAN PENGUJI:

Ketua : Ramsiah Tasruddin, S.Ag., M.Si (………..……….…..…)

Sekretaris : Dr. Hj. Haniah, Lc., M.A (…………………….…)

Munaqisy I : Haidir Fitra Siagian, S.Sos., M.Si., Ph.D (………….……………)

Munaqisy II : Dra. Asni Djamereng, M.Si (…………….…………)

Pembimbing I : Dr. Muh. Anshar Akil., ST., M.Si (…………….…………)

Pembimbing II : Dra. Audah Mannan, M.Ag (…………….…………)

Diketahui oleh:

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Alauddin Makassar,

Dr. H. Abd. Rasyid Masri, M.Pd., M.Si., MM

NIP. 19690827 199603 1 004

Page 4: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb.

الحمد لله رب العالمـين والصلا ة والسـلا م على اشرف الأنبــياء والمرسلين , وعلى الـه وصحبه اجمعين. اما بعـد

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke kehadirat Allah SWT, karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa

Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba.”

Shalawat dan taslim semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW atas limpahan

berkah, rahmat, dan pertolongan serta hidyah-Nya, sehingga penulis diberikan

kesempatan, kesehatan, dan keselamatan, serta kemampuan untuk dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salawat dan salam atas junjungan kami

baginda Nabi Muhammad saw yang telah menyampaikan kepada kami nikmat Islam

dan menuntun manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan yang dikehendaki serta

diridhoi oleh Allah swt.

Skripsi yang berjudul “Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba.” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana (S.Sos) pada program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.Dalam penyusunan dan

pembuatan skripsi ini, penulis sadar masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh

karena itu penulis mengharapkan sumbangan sandaran kritikan dari berbagai pihak

untuk menyempurnakan skripsi ini menjadi lebih baik. Baik itu dari bimbingan para

dosen maupun rekan-rekan mahasiswa. Pada penyusunan skripsi ini penulis

Page 5: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

vi

mendapatkan banyak motivasi, baik secara moral maupun materi. Oleh karena itu,

dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya

kepada:

1. Rektor Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si., sebagai Rektor Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar, Wakil Rektor I UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr.

H. Mardan, M.Ag., selaku Bidan Akademik Pengembangan Lembaga, Wakil

Rektor II UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Lomba Sultan MA., selaku

Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN

Alauddin Makassar, Prof. Dr. Hj. Siti Aisyah Kara, MA. Ph.D., selaku Bidan

Kemahasiswaan dan Kerjasama, Wakil Rektor IV Prof. Hamdan Juhannis,

MA,.Ph.D serta seluruh staff UIN Alauddin Makassar.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Dr. H. Abd.

Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., M.M., Wakil Dekan I Dr. H. Misbahuddin,

M.Ag., Selaku Bidang Akademik., Wakil Dekan II, Dr. H. Mahmuddin, M.Ag,

Selaku Bidang Administrasi., dan Wakil Dekan III, Dr. Nur Syamsiah, M.Pd.I,

selaku Bidang Kemahasiswaan yang telah memberikan wadah buat penulis.

3. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Ramsiah Tasruddin, S.Ag., M.Si., dan Haidir

Fitra Siagian,S.Sos., M.Si., Ph.D selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi,

Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar.

4. Dr. Muh. Anshar Akil, ST., M.Si., selaku pembimbing I yang senantiasa

memberikan arahan serta petunjuk pada setiap proses penulisan skripsi ini

sampai akhir hingga dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis. Dra. Audah

Mannan, M.Ag selaku pembimbing II yang telah mencurahkan perhatian dan

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, dan tidak bosan-bosannya

membantu penulis saat konsultasi hingga semua proses dilewati dengan penuh

semangat oleh penulis.

Page 6: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

vii

5. Haidir Fitra Siagian, M. Si., Ph. D selaku penguji I dan Dra. Asni Djamereng,

selaku penguji II

6. Segenap Dosen, Staf Jurusan, Tata Usaha, serta Perpustakaan Fakultas Dakwah

dan Komunikasi tak lupa penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya

atas ilmu, bimbingan, arahan serta motivasi selama penulis menempuh

pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi.

7. Segenap jiwa dan cinta serta ketulusan dalam hati, saya ucapkan terima kasih

ku kepada kedua orang tua saya Ayahanda tercinta Ladda dan Ibunda tercinta

Obbo yang selamanya menjadi sumber inspirasi, semangat, kekuatan, dan

keberuntungan, serta kehangatan dalam melewati berbagai tantangan dan do’a

yang tak terhingga, yang penulis sadari bahwa Allah swt telah memberikan

keberuntungan yang tak terbatas kepada penulis karena memberikan kedua

orang tua yang luar biasa kepada penulis, Alhamdulillah. Serta buat kakak serta

keponakan saya, beserta kepada keluarga besar kami.

8. Teman seperjuangan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, terkhusus Jurusan

Ilmu Komunikasi Angkatan 2013, Kepada kelas Ikom C dan Ikom B 2013,

yang telah menjadi teman seperjuangan selama 4 tahun. Untuk senior I.Kom

2012 dan semua senior yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, hingga

sekarang.

9. Untuk sahabat seperjuangan selama pembuatan skripsi Emil Fatra, Fitriana dan

Triyana Irawati, Nurul Fatnisa terima kasih atas dukungannya selama ini.

10. Teman terbaik, Ilham Mulia, Alka, Mardas, Asrul, A. Eko, Misdar, Irmawati,

Nurul Fatnisa, Nining Karmila, Eka Fitrianti Jasman, Era Fasirah Selvy

Rahanyu, Netty, wawan, Hendra, syakir, Rahmat, Aksan, Haedir, Ade Irma,

sukarni,Bella Bahrinur Erna djusra, kiki, Andi Ahmad Fauzan, Khaedir, Muh.

Agussalim AR, Hasrun Adi Putra, Syamsul Alam, Awaluddin, Mirsan, Mira

Asmarani, Nur Azizah Tamrin, Irfa Sakinah Pamung, Suci Triana, Dewi Sartika

Sam, Ummul Khaerani, Joni Ramadhan.yang selalu memberikan motivasi dan

Page 7: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

viii

juga telah berbagi ilmu dan pengalaman selama penulis mengikuti aktivitas di

kampus UIN Alauddin Makassar.

11. Teman Kuliah Kerja Nyata (KKN), Kecamatan Tinggimoncong Kab. Gowa.

Terkhusus untuk posko Pattapang,Abdul Munib, Mulyadi, syahrul, Nur

Hikmah, St Awaliah Khasana, Rahmawati, Indah Pratiwi, Nurul Istiqomah,

,yang selalu memberikan motivasi dan dorongan dan dukungan.

Dengan penuh kesadaran penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari

sempurna, walau demikian penulis berusaha menyajikan yang terbaik. Semoga Allah

senantiasa memberi kemudahan dan perlindungan-Nya kepada semua pihak yang

berperan dalam penulisan skripsi ini. Wassalam.

Samata, 12 Agustus 2017

Penyusun

Mirsan

NIM: 50700113101

Page 8: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ ii

PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ xi

ABSTRAK ........................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus................................................... 7

C. Rumusan Masalah.................................................................................. 8

D. Kajian Pustaka ....................................................................................... 9

E. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................ 12

BAB II TINJAUAN TEORETIS

A. Komunikasi Antarpribadi ..................................................................... 13

B. Teori Interkasi Simbolik.......................................................................

18

C. Konsep Diri............................................................................................ 24

D. Kepercayaan Diri ................................................................................... 26

E. Tunarungu .............................................................................................. 32

F. Sekolah Luar Biasa ................................................................................ 34

G. Komunikasi Guru di Sekolah SLB ........................................................ 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................. 40

B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 41

C. Sumber Data ......................................................................................... 41

D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 43

E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 44

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tentang Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri

Kabupaten Bulukumba ........................................................................ 48

B. Komunikasi Antarpribadi Guru dalam Meningkatkan Kepercayaan

Page 9: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

x

diri Siswa Tunarungu (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba ............ 57

C. Faktor-Faktor Penghambat Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan

Diri Siswa Tunarungu (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba .......... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 78

B. Implikasi Penelitian .............................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

xix

ABSTRAK

Nama : Mirsan

Nim : 50700113101

Fak/Jur : Dakwah dan Komunikasi/ Ilmu Komunikasi

Judul : Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri

Siswa Tunarungu di sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana komunikasi antarpribadai guru dalam

meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu di sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba. Pokok masalah tersebut selanjutnya di jelaskan ke dalam beberapa submasalah atau

pertanyaan penelitian, yaitu: 1) Bagaimana komunikasi Antarpribadi guru dalam meningkatkan

kepercayaan diri siswa Tunarungu, 2) Apa saja faktor penghambat guru dalam meningkatkan

kepercayaan diri siswa Tunarungu. Serta tujuan penelitiannnya adalah 1) untuk mengetahui

komunikasi Antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa Tunarungu, 2)

untuk mengetahui faktor penghambat guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa

Tunarungu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Jenis penelitian

kualitatif dengan pendekatan komunikasi antarpribadi dan teknik pengumpulan data dilakukan

dengan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengelolahan analisis data yang

dilakukan dengan melalui 3 tahapan: yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadai guru dalam meningkatkan

kepercayaan diri siswa tunarungu di sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba. Dengan

pendekatan komunikasi antarpribadi yang digunakan oleh guru yang diterpakan dalam metode-

metode seperti simbol, gerak tubuh, peran, dan peraturan. Selain itu juga menerapkan bentuk

komunikasi non verbal yang digabungkan dengan komunikasi verbal, adapun faktor

penghambatnya yaitu ,kurangnya ruangan, tidak mampu meniru model bahasa yang diucapkan

dan tidak dapat menangkap kata-kata abstrak serta sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Implikasi dari penelitian ini diharapakan agar para guru sekolah Luar biasa (SLB) Negeri

Kab. Bulukumba dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu hendaknya lebih dekat

lagi, supaya dapat lebih tahu perilaku dan kondisi anak tunarungu lebih jelas, serta memberikan

motivasi dan pujian-pujian yang bisa membangkitkan semangat anak tunarungu untuk belajar

dan bagi pihak lembaga atau kepala sekolah diharapakan adanya penambahan ruangan kelas

agar peserta didik dengan tingkat kebutuhan yang berbeda dapat dipisahkan sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung efektif serta memunculkan media yang lebih bervariatif agar

tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar dapat tercapai secara maksimal.

Page 11: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

1

`BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia yang memiliki keterbatasan tidak bisa lepas dari hubungan dengan

sesame manusia. Cara berhubungan dengan orang lain bisa dilakukan dengan dengan

cara berkomunikasi baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi

tidak langsung bisa dilakukan dengan melibatkan telekomunikasi seperti telepon,

telegram, dan media massa seperti, televisi, radio, serta, surat kabar. Komunikasi

langsung yaitu dengan bertemu atau bertatap muka dengan orang lain, atau sering

disebut dengan komunikasi interpersonal.1

Komunikasi ialah hubungan kontak langsung maupun tidak langsung antar

manusia baik itu secara individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari

disadari atau tidak, komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.

Karna manusia sejak lahir sudah berkomunikasi dengan lingkungannya.2

Komunikasi sangat berguna dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dimana

proses penyampian komunikasi melalui pikiran atau perasaan seseorang kepada

orang lain bisa menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Seperti halnya dalam

komunikasi pendidikan, bahwa komunikasi sangat berperang penting dalam dunia

pendidikan.

1 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 112

2 H. A. W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,( Cet. V, Jakarta : Bumi

Aksara, 2008),.h.1

Page 12: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

2

Secara umum, pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan

manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari

tidak paham menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan dan

dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga, dan

yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana memberikan atau mendapat

pendidikan dengan baik dan benar, agar manusia tidak terjerumus dalam kehidupan

yang negatif. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjamin

kelangsungan hidup negara, karena pendidikan merupakan sarana untuk

meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dengan

pendidikan kehidupan manusia menjadi terarah.

Indonesia secara umum mengenal dua model sistem pendidikan, pertama

model pendidikan nasional dan model pendidikan lokal. Model pendidikan nasional

artinya sistem pendidikan yang kurikulum, penilaian, pengawasan dan untuk

mengukur taraf pendidikan bangsa dan diawasi oleh negara. Sedangkan pendidikan

lokal merupakan pendidikan yang dikembangkan oleh individu-individu masyarakat

baik kurikulum, sistem penilaian bahkan evaluasinya.

Pada hakikatnya tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertakwah terhadap tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian yang

mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan kebangsaan.

Page 13: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

3

Menurut UU RI No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003

bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kegiatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.3

Seperti hal yang dijelaskan diatas bahwa pendidikan salah satunya yaitu

mengembangkan potensi diri anak yang dituntut untuk besosialisasi dan memiliki

jiwa bersaing. Namun yang menjadi keperhatinan saat ini adalah anak yang

berkebutuhan khusus. yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Anak tunarungu .

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami Kelainan pendengaran atau hilangnya

kemampuan pendengaran seseorang baik itu bunyi maupun suara yang ada di

sekitarnya. Sehingga sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungannya yang dimana

anak tersebut memiliki bentuk fisik yang tidak sempurna, yang tidak sama seperti

anak normal pada umumnya. disinilah dibutuhkan sistem dan proses pembelajaran

serta strategi yang harus diterapakan oleh guru terhadap anak berkebutuhan khusus

unttuk meningkatkan kepercayaan diri bagi siswa di sekolah luar biasa.

Hilannya kemampuan pendengarnya anak tunarungu dan menyebabkan sulit

dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Selain itu anak

tunarungu bukan hanya kehilangan pendengar akan tetapi anak tunarungu juga tidak

bisa berbicara. Sehingga hal ini membuat anak tunarungu sulit dalam menerima atau

3 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Edisi Revisi (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005), h. 4.

Page 14: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

4

mencerna secara cepat apa yang disamapaikan oleh orang-orang yang ada

disekitarnya. Hal ini disebabkan karena anak tunarungu kurang memiliki pemahaman

informasi verbal atau kekurangan bahasa sehingga ia tidak mampu mengespresikan

apa yang di dengar. Hal ini menyebabkan anak sulit menerima materi yang bersifat

abstrak, sehingga dibutuhkan media untuk memudahkan pemahaman suatu konsep

pada anak yang mengalami kehilangan pendengaran.

Hal ini sesuai bahwa semua anak perlu mendapatkan pendidikan karena

pendidikan sangat berperang penting untuk mengubah pola pikir anak menjadi lebih

baik. Seperti halnya dengan pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus.

Dimana anak berkebutuhan khusus (ABK) itu memerlukan dan berhak mengenyam

dunia pendidikan seperti orang normal pada umumnya yang tentunya didapat dari

sekolah luar biasa (SLB).

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, hak anak untuk memperoleh pendidikan dijamin penuh tanpa adanya

diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau yang berkebutuhan

khusus. Anak dengan berkebutuhan khusus (special needs children) dapat diartikan

secara simple sebagai anak yang lambat (slow) atau mengalami gangguan

(retarded).4

Konsep pendidikan kebutuhan khusus (special needs education) melihat

kebutuhan anak dari spektrum yang sangat luas, yaitu bahwa setiap anak memiliki

4 Rima Rizki Anggraini, Jurnal Ilmiah Pendidikan khusus, (Universitas Guna Darmah, Vol.

1, No. 1, 2013), http://ejournal.unp.ac.id, (Di akses 18 Agustus 2017),h. 259 ILMIAH

PENDIDIKAN KHUSUS

Page 15: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

5

kebutuhan yang bersifat khusus, oleh karena itu anak berkebtuhan khusus meliputi

dua kategori yaitu anak berkebutuhan khusus yang bersifat sementara (temporary

special needs) dan anak kebutuhan khusus yang bersifat menetap (permanently

special needs). Anak berkebutuhan khusus temporer/sementra (temporary special

needs) adalah anak-anak yang mengalami hambatan akibat dari faktor-faktor

lingkungan seperti: (1) anak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat

sering menerima kekerasan dalam rumah tangga, (2) mengalami kesulitan

konsentrasi karena sering diperlakukan asar oleh orang tuanya, (3) mengalami

kesulitan kumulatif dalam membaca dan berhitung akibat kekeliruan guru dalam

mengajar atau (4) anak-anak yang mengalami trauma akibat dari bencana alam yang

mereka alami. Anak- anak sepeti ini memerlukan bantuan khusus untuk mengatasi

hambatan-hambatan yang dialaminya. Apabila mereka tidak mendapatkan layanan

pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya, tidak mustahil hambatan-hambatan

tersebut akan menjadi permanent.5

Anak berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan dalam aspek fisik,

meliputi kelainan indera penglihatan (tunanetra), kelainan indera pendengaran

(tunarungu), kelainan kemampuan berbicara (tunawicara), dan kelainan fungsi

anggota tubuh (tunadaksa). Anak yang memiliki kemampuan mental sangat rendah

(subnormal) akan mengalami kesulitan belajar apabiala tidak didukung oleh

5 Zaenal Alimin, Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus, (Universitas Pendidikan Indonesia),

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/viewFile/951/807, (Di akses 18 Agustus 2017), h.

9-10

Page 16: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

6

lingkungan belajar yang kondusif. Guru sebagai orang yang berperan dalam

pembelajaran merupakan pencipta suasana lingkungan belajar.6

Proses komunikasi sangat penting dalam kelas dimana guru mempunyai

peran penting dalam proses belajar serta metode pemebelajaran yang digunakan

terhadap peresta didik khusunya anak yang berkebutuhan khusus dimana

ditunjukkan agar para peserta didik mampu untuk berinteraksi terhadap lingkungan

sosial. Dalam proses penyampaian pesan guru harus menggunakan bahasa verbal

dan non verbal.

Bagi anak berkebutuhan khusus, diperlukan peran komunikasi yang baik

antara guru dengan murid. Guru harus mampu menyampaikan pesan kepada siswa

dengan baik. Guru juga diharapkan terus berupaya untuk mengembangkan cara

berinteraksi dan berkomunikasi agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan

dipahami oleh siswa berkebutuhan khusus.Selain itu siswa berkebutuhan khusus juga

memerlukan bantuan dari sekolah dan guru untuk membangun rasa percaya diri agar

mereka mampu berinteraksi secara nyaman di masyarakat hingga nantinya siswa

mampu hidup membaur bersama masyarakat normal lainnya sebagai individu dengan

keterbatasan diri yang mampu hidup sendiri tanpa ketergantungan terhadap bantuan

dari orang tua ataupun warga masyarakat sekitarnya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas tersebut, maka penulis tertarik untuk

meneliti tentang” Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Siswa di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba.

6 Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), h. 3.

Page 17: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

7

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

1. Fokus Penelitian

Penelitian ini berjudul“Komunikasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan

Kepercayaan Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kab.

Bulukumba. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dengan difokuskan

kepada upanya yang dilakukan Guru dalam berkomunikasi secara pribadi dalam

meningkatkan kepercayaan diri siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB)

Negeri Kab. Bulukumba.

2. Deskripsi Fokus

Berdasarkan fokus penelitian dari judul penelitian tersebut di atas, peneliti

memberikan deskripsi fokus sebagai berikut:

a. Komuniaksi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar

orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun nonverbal.7

b. Teori Interaksi Simbolik adalah cara kita menginterpretasikan dan member makna

pada lingkungan di sekitar kita melalui cara kita berinteraksi dengan orang lain.8

c. Guru adalah seorang pendidik, dalam kegiatan proses belajar mengajar guru

bertugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa agar bisa mencapai tujuan

pembelajaran.

7 Hidayat Dasrun, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2012),h. 42 8 Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Cet; I, Jakarta: Kencana, 2009), h.149-

150

Page 18: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

8

d. Kepercayaan diri merupakan sikap positif seseorang individu yang memampukan

dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri

maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya.

e. Tunarungu adalah hilangnya kemampuan pendengaran seseorang baik itu bunyi

maupun suara yang ada di sekitarnya.

f. Sekolah luar biasa

Sekolah luar biasa adalah sebuah lembaga formal yang melayani pendidikan bagi

anak-anak berkebutuhan khusus.

C. Rumusan Masalah

Banyak hal yang perlu di bahas dalam komunikasi antarpribadi yang

digunakan guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu (SLB)

Negeri Kab. Bulukumba. Agar peneliti lebih fokus, maka peneliti membatasi

permasalahan yang akan di angkat. Untuk memperjelas permasalahan Dalam

penelitian ini maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana komunikasi antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri

siswa tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba?

2. Apa saja faktor penghambat guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa

tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba?

Page 19: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

9

D. Kajian Pustaka/Penelitian Terdahulu

Skripsi yang judulnya hampir sama dengan yang akan penulis lakukan, yang

lebih mengarah kepada komunikasi antarpribadi guru terhadap siswa (SLB), dan agar

lebih efektif penulis hanya mengambil beberpa tinjauan saja . Skripsi tersebut antar

lain:

1. Maya Mayyesa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan ILmu Politik

Universitas Sumatra Utara. Fokus penelitian adalah peranan komunikasi

antarpribadi guru dalm perkembangan anak cacat, dengan jenis penelitian yang

digunakan adalah kualitatif deskripsi denga analisis table tunggal (memberikan

pertanyaan secara responden untuk di jawab. Kuesioner). Diantara guru dan siswa

YPAC media memiliki peranan penting untuk menciptakan komunikasi yang lebih

efektif dan mengajarkan siswa YPAC medan untuk mampu berkembang dan

berkarya dimasa yang akan datang.

2. Ririn Afrilla Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Fokus

penelitian adalah upaya yang dilakukan Pembina panti asuhan dalam

berkomunikasi secara bribadi dalam memberikan pemahaman dan informasi guna

meningkatkan minat belajar anak panti asuhan Wahyu Ilahi, dengan jenis

penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa strategi komunikasi para Pembina dipanti asuhan Wahyu

Ilahi dalm meningkatkan minat belajar anak dilakukan dengan cara memberikan

pendidikan informal, formal, non formal, maupun mental pada anak-anak asuh.

Page 20: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

10

Berdasarkan kedua penelitian terdahulu di atas, dapat di lihat letak perbedaan

dari segi fokus penelitian. Penelitian pertama memiliki fokus penelitian yakni, 1.)

Peranan Komunikasi antarpribadi guru dalam perkembangan anak cacat. Penelitian

kedua memiliki fokus penelitian yakni, 2) Upaya yang dilakukan Pembina panti

asuhan dalam berkomunikasi secara pribadi dalam memberikan pemahaman dan

informasi guna meningkatkan minat belajar anak panti asuhan Wahyu Ilahi.

Page 21: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

11

Tabel 1.1

Perbandingan Penelitian Sebelumnya

Nama Judul penelitian Focus Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1. Maya

Mayyesa

1. Komunikasi Antarpri-

badi dan Kepribadian

Anak-anak Cacat.

a. Peranan Komunikasi

antarpribadi guru dalam

perkembangan anak cacat

a. Kualitatif deskriptif

dengan analisis table

tunggal (memberikan

pertanyaan secara

responden untuk di

jawab/ kuesioner.

a. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan bahwa komunikasi

antarpribadi yang terjalin diantara

guru dan siswa untik YPAC Medan

memiliki peranan penting untuk

menciptakan komunikasi yang

lebih efektif dan mengajarkan siswa

YPAC Medan untuk mampu

berkembang dan berkarya dimasa

yang akan dating.

2. Ririn

Afrilla

1. Strategi Komunikasi

Antarpribadi Pembina

Panti Asuhan dalam

Meningkatkan Minat

Belajar Anak

a. Upaya yang dilakukan Pembina

panti asuhan dalam

berkomunikasi secara pribadi

dalam memberikan pemahaman

dan informasi guna

meningkatkan minat belajar

anak panti asuhan Wahyu Ilahi.

a. Kualitatif deskriptif

dengan desain field

research (observasi,

wawancara,

dokumentasi)

a. Berdasrkan hasil penelitaian strategi

komunikasi para Pembina di panti

asuhan Wahyu Ilahi dalam

meningkatkan minat belajar anak

dilakukan dengan cara memberikan

pendidikan informal, formal, non

formal maupun mental pada anak-

anak asuh

Sumber : Oleh data Library Research- Hasil Penelitian Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan

Komunikasi UIN Ang. 2010 s/d 2011.

Page 22: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

12

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitiannya adalah:

a. Untuk mengetahui komunikasi antarpribadi guru dalam meningkatkan

kepercayaan diri siswa Tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba

b. Untuk mengetahui faktor penghambat guru dalam meningkatkan kepercayaan

diri siswa tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritik

Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada

peneliti lainnya dan menjadikan sumber informasi dengan tema-tema yang

sama.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

khususnya bagi pembaca tentang “komunikasi kntarpribadi guru dalam

meningkatkan kepercayaan diri siswa Tunarungu (SLB) Negeri Kab.

Bulukumba.

Page 23: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

13

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Komunikasi Antarpribadi

1. Komunikasi

Komuniaksi dalam bahasa Inggris disebut dengan (communication), berasal

dari kata (communication) atau kata (communis) yang berarti sama. Dalam garis

besar, komunikasi adalah penyampain informasi dan pengertian dari seseorang

kepada orang lain.1

Hovland, mengatakan bahwa :

Komunikasi adalah proses dimana sesorang individu (komunikator)

mentrasmisiskan stimulus untuk mempengaruhi tindakan orang lain.2

Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari satu informasi

dari satu pihak baik individu, kelompok atau organisasi sebagai sender kepada pihak

lain sebagai receiver untuk memahami dan terbuka peluang memberikan respon

balik kepada sender.3

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan

penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang

dimaksud dapat dipahami.4

1 H. A. W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Cet; VI, Jakarta : Bumi

Aksara, 2010),.h.8 2 H. A. W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,.h.5

3 Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Cet; III, Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h.165

4Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat

Bahasa Dapertemen Pendidikan Nasioanal, 2008), h.585

Page 24: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

14

2. Komunikasi Antarpribadi

Komuniaksi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi

antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun nonverbal. Dalam

Q.S. Al- Hujurat (49): 13 Allah berfirman:

أيها م عىد لىاس ٱ ي إن أكسمك ا ع ىبا وقبائل لتعازف ى م ش ك ه ذكس وأ وثى وجعلى ك م م إوا خلقى

ٱ م إن لل ك ٱأتقى ٣١عليم خبيس لل

Terjemahannya :

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.5

Ayat tersebut menjelaskan bahwa melalui komunikasi antarpribadi kita juga

belajar tentang bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri pada orang lain.

Dalam arti kehidupan kita dtidak harus dengan serta merta menceritakan latar

belakang kehidupan kita pada setiap orang. Selain itu, melalui komunikasi

antarpribadi kita juga akan mengetahui nilai, sikap dan perilaku orang lain serta

menanggapi memprediksi tindakan orang lain tersebut. 6

Pada hakikatnya komuniaksi antarpribadi adalah komunikasi antara seorang

komunikator dengan komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif

untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku manuisia..7

5 Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan,(Jakarta: CV. Karya Insan Indonesia,

2002),745 6 Hakkar Jaya, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Makassar: Alauddin Press, 2007),h. 128

7 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya,h. 43

Page 25: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

15

Komunikasi antarpribadi mempunyai berbagai macam manfaat, antara lain

dapat mengenal diri kita sendiri dan orang lain, dapat mengetahui dunia luar, dapat

menjalin hubungan yang lebih bermakna. Melalui komunikasi antarpribadi kita bisa

melepaskan ketegangan, juga bisa mengubah nilai-nilai dan sikap hidup seseorang

memperoleh hiburan dan menghibur orang lain dan sebagainya.8

Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik dan

komunikasi kelompok kecil. komunikasi diadik (dyadic communication) yang

melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,

guru-murid, dan sebagainya. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak-pihak yang

berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi

mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan baik secara verbal

ataupun nonverbal.9 Sedangkan komunikasi kelompok kecil adalah proses

komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana

anggota-anggotanya saling beriteraksi satu sama lainnya.10

Hafied Cangara megutip pendapat Judi C. person, menyebutkan enam

karakteristik yang menentukan proses dalam komunikasi antarpribadi sebagai

berikiut:

a. Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri sendiri (self). Berbagai persepsi

yang menyangkut pengamatan dan pemahaman bersal dari dalam kita sendiri,

artinya dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita.

8Sattu Alang,Dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Makassar: Alauddin Press, 2007),h. 117

9 Deddy Mulyana,Suatu Pengantar ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2014),h.81 10

Hafied Cangara, pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003),

h.37

Page 26: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

16

b. Komunikasi antarprinadi bersifat transaksional. Penegrtian ini mengacuh pada

terjadinya proses pertukaran pesan yang bermakana diantara mereka yang

berinteraksi.

c. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan kualitas hubungan,

artinya dalam proses komunikasi antarpribadi tidak hanya menyangkut pertukaran

isi pesan sajaakan tetapi berkaitan dengan sifat hubungan dalam arti siapa

pasangan komunikasi kita dan bagaimana hubungan kita dengan pasangan

tersebut.

d. Komunikasi antarpribadi masyarakat adanya kedekatan fisik diantara pihak-pihak

yang berkomunikasi.

e. Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu

sama lainnya (independen ) dalam proses komunikasinya.

f. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang atau suatu

pernyataan tidak dapat diulang dengan harapan mendapatkan hasil yang sama

karna di dalam proses komunikasi antarmanusia sangat tergantung dari respon

pasangan komunikasi.11

Komunikasi antarpribadi merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan

kegiatan yang terjadi secara terus-menerus atau bisa dibilang merupakan suatu yang

dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam komunikasi antarpribadi selalu

dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan maupun lingkungannya. Dalam

11

Hafied Cangara, pengantar Ilmu Komunikasi, h.42

Page 27: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

17

komuniaksi antarpribadi terdapat komunikasi verbal dan nonverbal yaitu sebagai

berikut:

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, entah

lisan maupun tulisan. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan

penting. Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:

a. Bahasa Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang

memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang

bahasa yang dipergunakan adalah bahasa verbal entah lisan, tertulis pada

kertas, ataupun elektronik.

b. Kata merupakan unti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang

yang melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang,

kejadian, atau keadaan.

2. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam

bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh

lebih banyak dipakai dari pada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir

secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi

nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur

Page 28: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

18

mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. Komunikasi non verbal

dapat berupa bahasa tubuh, tanda (sign), tindakan/perbuatan (action) atau objek

(object). Pertama Bahasa Tubuh. Bahasa tubuh yang berupa raut wajah, gerak kepala,

gerak tangan,, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi

pikiran, kehendak, dan sikap orang. kedua Tanda. Dalam komunikasi nonverbal

tanda mengganti kata-kata, misalnya, bendera, rambu-rambu lalu lintas darat, laut,

udara; aba-aba dalam olahraga. Ketiga Tindakan/perbuatan. Ini sebenarnya tidak

khusus dimaksudkan mengganti kata-kata, tetapi dapat menghantarkan makna. 12

B. Teori Interaksi Simbolik

Teori interaksi simbolik (symbolic interactionism) pada awalnya merupakan

suatu gerakan pemikiran dalam ilmu sosiologi yang dibangun oleh George Herbert

Mead, dan karyanya kemudian menjadi inti dari aliran pemikiran yang dinamakan

Chicago School.13

Teori interaksi simbolik berfokus pada cara orang berinteraksi melalui simbol

yang berupa kata, gerak tubuh, peraturan, dan peran. Pada perspektif interkasi

simbolik mendasarkan pandangan pada asumsi bahwa manusia mengembangkan satu

set simbol yang kompleks untuk memberi makna terhadap dunia. Karna makna

muncul melalui interaksi manusia dengan lingkungannya.14

Berdasarkan fokus teori interaksi simbolik diatas dapat di jelaskan bahwa:

12

Bintang wulan, http://teoriilmusosial.blogspot.co.id/2012/06/teori-komunikasi-antar-

pribadi.htm, (Di akses 12 Oktober 2016)

13 Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, (Jakarta:Kencana. 2013), h. 224

14 Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, h. 150

Page 29: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

19

1. Simbol adalah suatu rangsangan yang mengandung makna dan nilai yang

dipelajari oleh manusia, dan respon manusia terhadap simbol yaitu dalam

pengertian makna dan nilainya adalah stimulasi fisik dari alat-alat fisiknya.

Makna suatu simbol bukanlah pertama-tama ciri-ciri fisiknya, namun apa yang

dapat orang lakukan mengenai simbol tersebut. Suatu simbol memiliki makna bila

simbol itu membangkitkan pada individu yang menyampaikannya respon yang

sama seperti yang akan muncul pada individu yang dituju.15

Simbol merupakan

sesuatu tanda yang mempengaruhi kehidupan yang sangat penting dalam

kehidupan kelompok bermasyarakat sehingga dengan adanya simbol, masyarakat

mudah melakukan interaksi antara masyarakat satu dengan masyarakat yang

lainnya. suatu simbol menjadi penting karna dapat membuat manusia dalam

melakukan sesuatu akan sungguh-sungguh serta dalam melakukan tindakan sosial

seseorang akan selalu mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap

orang lain tersebut.

2. Berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya dilakukan dengan menggunakan

bahasa lisan atau tulisan ( komunikasi verbal), tetapi kadang-kadang

menggunakan bahasa tubuh (komunikasi non verbal). Perilaku non verbal

mempunyai peranan penting dalam berkomunikasi dengan orang lain. Gerak

tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan dimana pesan yang

disampaikan dapat berupa isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan,

15

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,

2008),h. 77

Page 30: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

20

artifak (lambang yang digunakan),serta postur dan gerakan tubuh Dalam

komunikasi nonverbal.16

3. Peran adalah kemampuan untuk melihat diri seseorang sebagai objek, sehingga

diperoleh gambaran bagaimana dia melihat orang lain tersebut. Ketika kita

bermain peran dengan memerankan lawan bicara misalnya, maka kita akan

memperoleh gambaran seperti apa perlakuan yang diharapkan oleh lawan bicara

kita tersebut.17

Dalam teori ini peran menjelaskan keterkaitan seorang (guru)

dalam mendidik siswanya, dengan kata lain peran guru sangat dibutuhkan dalam

penyampaian pesan non verbal.

4. Dalam teori ini mengaikatkan peraturan karna peraturan merupakan sistem yang

tersusun yang membuat seseorang tepat atau konsisten. Dimana Seorang guru

harus memiliki jiwa konsisten dalam mendidik anak berkebutuhan khusus (ABK),

agar anak tersebut termotivasi dengan baik. Teori ini melihat dengan adanya

peraturan kita bisa memaknai suatu tindakan yang dilakukan seseorang.

Teori interaksi simbolik pada hakikatnya menunjukkan pada sifat khas dari

interaksi antar manusia. Kekhasan ini ada pada keadaan dimana manusia saling

menerjemahkan dan mendefinisikan aktifitasnya. Seseorang mampu mengubah

Makna dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan

interpretasi mereka atas situasi. Interaksi simbolik mengandaikan suatu interaksi

yang menggunakan bahasa, isyarat, dan berbagai simbol lain. Melalui simbol-simbol

16 Widya Mauretya, http://komunikasi.uinsgd.ac.id/bahasa-tubuh-dalam-public-speaking/,

(Diakses 11 Januari 2017) 17

Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, h. 159

Page 31: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

21

itu pula manusia bisa mendefenisikan, meredefenisikan, menginterpretasikan,

menganalisis, dan memperlakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya.

Makna adalah hasil komunikasi yang penting. Maka makna adalah hasil

interaksi yang dilakukan dengan orang lain. Seseorang menggunakan makna untuk

menginterpretasikan peristiwa yang ada disekitarnya. Interpretasi merupakan proses

internal didalam diri seseorang. Seseorang harus memilih, memeriksa, menyimpan,

mengelompokkan, dan mengirim makna sesuai dengan situasi di mana seseorang

berada dan arah tindakan seeorang tersebut. Dengan demikian jelaslah, bahwa

seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa memiliki makna yang

sama terhadap simbol yang digunakan.18

Pada dasarnya teori interaksi simbolik termasuk dalam wilayah psikologi

sosial yang mengkaji bagaimana dinamika psikis individu dalam berintegrasi dengan

individu lainnya. Oleh karena itu, kajian awal tentang teori ini harus dimulai dengan

teori tentang diri (self) dari George Herbert Mead. Diri (self) dalam konsep diri

dalam pandangan Mead adalah suatu proses yang berasal dari interaksi sosial

individu dengan orang lain, atau dalam pemaknaan lain, diri sendiri (the self) juga

merupakan sosial” yang kata lain, bagian atau suatu interaksi Dengan demikian,

konsep diri setiap individu sangat ditentukan oleh bagaimana orang lain menilai

dirinya saat berinteraksi. George Ritzer memformulasikan tujuh prinsip yang

menjadi inti dari teori interaksionisme simbolik, yaitu :

1. Manusia, tidak seperti hewan lebih rendah, diberkahi dengan kemampuan berpikir

18

Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, h. 228

Page 32: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

22

2. Kemampuan berpikir itu dibentuk oleh interaksi sosial

3. Dalam interaksi sosial orang belajar makna dan simbol yang memungkinkan

mereka menerapkan kemampuan khas mereka sebagai manusia, yakni berpikir.

4. Makna dan simbol memungkinkan orang melanjutkan tindakan (action) dan

interaksi yang khas manusia.

5. Orang mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang mereka

gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan interaksi mereka atas situasi.

6. Orang mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini karena, antara lain,

kemampuan mereka berinteraksi dengan diri sendiri, yang memungkinkan mereka

memeriksa tahapan-tahapan tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relatif,

dan kemudian memilih salah satunya.

7. Pola-pola tindakan dan interaksi yang jalin menjalin ini membentuk kelompok dan

masyarakat.19

Perilaku manusia dapat dimengerti dengan mempelajari bagaimana para

individu memberi makna pada informasi simbolik yang mereka pertukarkan dengan

pihak lain. Interaksi simbolik didasarkan pada pemikiran bahwa para individu

bertindak terhadap objek atas dasar pada makna yang dimiliki objek itu bagi

mereka.27

Ada sejumlah asumsi pokok dari teori Interaksi Simbolik:

1.Individu dilahirkan tanpa memiliki konsep diri. Konsep diri dibentuk dan

berkembang melalui komunikasi dan interaksi sosial.

19

Aliyah Nur’aini Hanum dan Ery Hermawati, Strategi Komunikasi Total dan Interaksi

Simbolik Dengan Anak Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma Asih Pontianak,

http://perpus.org/doc/6L-strategi-komunikasi-total-dan-interaksi-.html, (Di akses 25

November 2016), h. 283

Page 33: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

23

2.Konsep diri terbentuk ketika seseorang bereaksi terhadap orang lain dan melalui

persepsi atau perilaku tersebut.

3.Konsep diri, setelah mengalami perubahan, menjadi motif dasar dari tingkah laku.

4.Manusia adalah makhluk yang unik karena kemampuannya menggunakan dan

mengembangkan simbol untuk keperluan hidupnya.

5.Manusia bereaksi terhadap segala sesuatu tergantung bagaimana ia mendefinisikan

sesuatu tersebut

6.Makna merupakan kesepakatan bersama di lingkungan sosial sebagai hasil

interaksi.20

Dengan demikian semakin sering kita berinteraksi melaui simbol yang

berupa kata, gerak tubuh, peraturan, dan peran dengan suatu lingkungan atau suatu

masyarakat, kita akan dapat memaknai dan menginterpretasikan lingkungan

tersebut.

C. Konsep Diri

Konsep diri berasal dari bahasa inggris (Self Concept), yaitu suatu konsep diri

seseorang mengenai dirinya sendiri yang dapat dirasakan, dipikirkan dan dinilai oleh

dirinya sendiri sehingga selalu bertindak sesuai dengan konsep.21

20

Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Cet.I, Jakarta: Kencana, 2009), h. 150 21

Sandhaningrum, Hubungan Antara Konsep Diri dan Dukungan SosialDenganPenyusuaian

Sosial Pada Penyandang Cacat Tubuh di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa, (Universitas

Negeri Semarang, Vol. 2, No.3, 2010), http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id (Di akses 28

Desember 2016), h.20,

Page 34: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

24

Konsep diri dapat diartikan dengan bagaimana individu melihat dirinya

sendiri. Mengungkapakan konsep diri seperti gambaran ide, perasaan dan sikap yang

dimiliki seseorang tentang dirinya. Konsep diri individu tidak sama antara yang satu

dengan yang lain, tergantung bagaimana individu memberikan gambaran terhadap

dirinya. Bila individu menilai dirinya kurang baik, maka individu akan menganggap

remeh dan membayangkan kegagalan usahanya, sedangkan bila individu menilai

dirinya baik atau positif maka individu akan optimis terhadap usahanya dan

berusaha mengatasi kesulitan sehingga bertambah kemungkinannya untuk sukses.22

Konsep diri bukan hanya faktor keturungan dan terbentuk secara bertahap

sejak lahir yang berkembang seiring dengan perkembangan manusia, sebagai hasil

dari berbagai faktor yang dinamis baik yang berasal dari diri individu, keluarga

maupun lingkungan. Ciri konsep diri yang positif adalah pengetahhuan yang luas dan

bermacam-macam tentang diri, pengharapan yang realitas dan harga diri yang tinggi.

Selain itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri antara lain:

1. Orang lain

Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain terlebih dahulu. Artinya

bagaimana orang lain menilai diri kita dan akan membentuk konsep diri kita.tidak

22

Sandhaningrum, Hubungan Antara Konsep Diri dan Dukungan Sosial

DenganPenyusuaian Sosial Pada Penyandang Cacat Tubuh di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina

Daksa, http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id (Di akses 28 Desember 2016), h.20,

Page 35: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

25

semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang lebih

berpengaruh , yaitu orang-orang yang paling dekat dengan diri kita.

2. Kelompok

Dalam pergaulan bermasyarakat, kita pasti menjadi anggota berbagai

kelompok seperti RT, atau Ikatan Sarjana Komunikasi. Setiap kelompok mempunyai

norma-norma tertentu. Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan

berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri. Inilah yang disebut kelompok

rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan

menyusuaikan diri denga ciri-ciri kelompoknya.23

Konsep diri memiliki dua komponen yaitu konsep diri sebenarnya (real self)

yamg merupakan gambaran mengenai diri sedangkang konsep diri ideal (ideal self)

yang merupakan gambaran individu mengenai kepribadian yang diinginkan.24

Sehingga dapat di simpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan individu

mengenai dirinya, meliputi gambaran mengenai diri dan kepribadian yang

diinginkan, yang diperoleh dari pengalaman dengan orang lain.

D. Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri atau keyakinan diri diartikan sebagai suatu kepercayaan

terhadap diri sendiri yang dimiliki setiap individu dalam kehidupannya, serta

23

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 99-102 24

Kurniawan, Hubungan Konsep Diri Dengan Optimisme Dalam Menyelesaikan Skripsi

Pada Mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS ,(Universitas Sebelas Maret, Vol. 3 No.4,

2015), http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id, (Di akses 28 Desember 2016), h 279

Page 36: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

26

bagaimana individu tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada

konsep diri.

Individu yang memiliki kepercayaan diri akan dapat mengembangkan

potensi yang dimilikinya secara optimal. Kepercayaan diri yang dimiliki individu

dapat terlihat dari kesadaran individu akan kekuatan dan kemampuan yang

dimilikinya, keyakinan individu akan adanya rasa percaya dalam dirinya yang akan

menimbulkan pemikiran yang positif. Kepercayaan diri juga dapat terlihat dari

kepuasan individu terhadap dirinya baik yang bersifat batiniah maupun jasmaniah,

dapat bertindak sesuai dengan kapasitasnya sebagai individu. Kemudian

kepercayaan individu juga dapat nampak dari kemampuan individu mengendalikan

dirinya dalam mencapai tujuan yang diharapkan.25

Sumber kepercayaan diri ada dua, yakni Internal dan Eksternal. Sumber

internal, berarti kepercayaan diri itu berasal dari dirinya sendiri. Orang yang belum

mempunyai kepercayaan diri kuat, akan mudah terpengaruh oleh reaksi eksternal

(yang berasal dari luar dirinya) terhadap apa yang sedang dilakukannya. Sedangkang

Sumber eksternal adalah lingkungan, misalnya sikap orang lain, pujian, kritikan dan

semacamnya.26

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

25

Dewi Fatimah, Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing

Untuk Mengembangkan Kepercayaan Diri Siswa., (Universitas Negeri Semarang, Vol. 4, No. 1,

2015), https://doaj.org/article, (Diakses 20 Desember 2016), h. 24 26

Heris Hendriana, Membangun Kepercayaan Diri Siswa Melalui Pembelajaran Matematika

Humanis, (Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Siliwangi, Bandung, Vol. 19, No. 1, 2014,),

http://download.portalgaruda.org/article.php (Diakses 15 Desember 2016), h. 56-57

Page 37: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

27

Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kepercayaan diri.

Kepercayaan diri sangat tergantung kepada konsep diri. Konsep diri berasal dan

berkembang sejalan pertumbuhannya, terutama akibat dari hubungan individu

dengan orang lain.27

Ada pun yang faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu

orang tua, kawan sebaya, masyarakat, dan guru.

1. Orang tua

Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal yang dialami oleh seseorang

dan yang paling kuat. Informasi yang diberikan orang tua kepada anaknya lebih

dipercaya dari pada informasi yang diberikan oleh orang lain dan berlangsung hingga

dewasa. Anak-anak tidak memiliki orang tua, disia-siakan oleh orang tua akan

memperoleh kesukaran dalaam mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga hal

ini akan menjadi penyebab utama anak berkonsep diri negatif. Orang tua yang

menciptakan kehidupan beragama, suasana yang hangat, saling menghargai, saling

pengertian, saling terbuka, saling menjaga dan diwarnai kasih sayang dan rasa saling

percaya akan memungkinkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara seimbang

dan membentuk konsep diri anak yang positif.

2. Teman

Kawan sebaya menempati posisi kedua setelah orang tua dalam

mempengaruhi konsep diri. Peran yang diukur dalam kelompok sebaya sangat

berpengaruh terhadap pandangan individu mengenai dirinya sendiri. Remaja akan

27

Dewi Fatimah, Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing

Untuk Mengembangkan Kepercayaan Diri Siswa., (Universitas Negeri Semarang, Vol. 4, No. 1,

2015), https://doaj.org/article, (Diakses 20 Desember 2016), h. 24

Page 38: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

28

berusaha untuk dapat menyesuaikan dan menyatu dengan kelompok agar mereka

dapat diterima oleh kelompoknya. Meskipun standar yang ditetapkan oleh kelompok

kadang-kadang tidak sesuai dengan pribadi remaja itu sendiri. Jika anggota

kelompok menunjukkan perilaku positif maka dapat diasumsikan perilaku tersebut

akan mempengaruhi anggota lain.

3. Masyarakat

Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta yang ada pada seorang anak,

siapa bapaknya, ras dan lain-lain sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap

konsep diri yang dimiliki oleh seorang individu. Sikap lingkungan yang membuat

seseorang takut untuk mencoba, takut untuk berbuat salah , semua harus seperti yang

sudah ditentukan. Karena ada rasa takut dimarahi, seseorang jadi malas untuk

melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan, tetapi jika lingkungan

memberikan kesempatan dan mendukung hal positif remaja sesuai tugas

perkembangannya maka remaja akan mempunyai pandangan yang positif terhadap

kemampuannya.28

4. Guru

Sekolah Luar biasa tidak pernah lepas dari peran utama seorang guru dalam

proses pembelajarannya. Guru menjadi panutan untuk mengubah pola pikir siswa

menjadi lebih baik, di mana guru SLB juga harus menganggap anak didik seperti

28

Abu farhanalir.blogspot.co.id/2012/05/kepercayaan-diri-self-confidence.html,(Di Akses 19

Juli 2016)

Page 39: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

29

anak sendiri, ketika mengajar harus mampu membaca apa yang diinginkan anak

didiknya. Guru perlu memiliki ketekunan yang lebih besar dan memiliki kesabaran

dalam melayani siswa anak berkebutuhan khusus, oleh karenanya diperlukan unsur

pengabdian dalam bekerja sebagai guru SLB yang di mana harus mampu

memahami karakter anak didik, karena sifat siswa sangat sensitif dan perlu

keikhlasan dalam pendekatannya.29

2. Ciri-Ciri Kepercayaan Diri

Ciri-ciri seseorang memiliki rasa kepercayaan diri meliputi sebagai berikut:

a. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

b. Pegangan hidup yang cukup kuat, mampu mengembangkan motivasi,

c. Mau bekerja keras untuk mencapai kemajuan.

d. Menerima diri secara realistik, Menghargai diri secara positif, tanpa berfikir

negatif, yakin bahwa ia mampu.

e. Yakin atas kemampuan sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain,

dan Optimis, tenang dalam menghadapi tantangan dan tidak mudah cemas.

3. Cara Membangun Kepercayaan Diri

Terdapat 4 cara untuk membangun rasa kepercayaan diri adalah sebagai

berikut:

29

Ibnu Firmansyah, Erlina Listyanti Widuri, Subjective Well-Being Pada Guru Sekolah Luar

Biasa (SLB), (Universitas Ahmad Dahlan, Vol. 2, No 1, Juli 2014),

http://journal.uad.ac.id/index.php/EMPATHY/article, (Di akses 10 Desember 2016), h. 2-3

Page 40: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

30

a. Bergaul dengan orang-orang yang memiliki rasa percaya diri dan berpikiran

positif

b. Mengingat kembali saat merasa percaya diri

c. Sering melatih diri dan Mengenali diri sendiri yang lebih baik lagi

d. Jangan terlalu keras pada diri sendiri, dan Jangan takut mengambil resiko.30

4. Karakteristik Kepercayaan Diri

Terdapat beberapa Karakteristik untuk menilai kepercayaan diri individu,

diantaranya:

a. Percaya kepada kemampuan sendiri, yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri

terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan

kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang

terjadi tersebut

b. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, yaitu dapat bertindak dalam

mengambil keputusan terhadap apa yang dilakukan secara mandiri tanpa

adanya keterlibatan orang lain. Selain itu, mempunyai kemampuan untuk

meyakini tindakan yang diambilnya tersebut

c. Memiliki konsep diri yang positif, yaitu adanya penilaian yang baik dari

dalam din sendiri, baik dari pandangan maupun tindakan yang dilakukan

yang menimbulkan rasa positif terhadap diri sendiri

d. Berani mengungkapkan pendapat, yaitu adanya suatu sikap untuk mampu

mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang lain

30

Abu farhanalir.blogspot.co.id/2012/05/kepercayaan-diri-self-confidence.html, (Di akses 20

Desember 2016

Page 41: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

31

tanpa adanya paksaan atau hal yang dapat menghambat pengungkapan

perasaan tersebut.31

Secara psikologis, selalu ada hubungan positif antara rasa kepercayaan diri,

dan konsep diri, Artinya orang yang mempunyai rasa percaya diri kuat, akan mudah

menerima dirinya dengan apa adanya maupun segala kelebihan dan kekurangannya.

Ia juga mudah melakukan analisis terhadap dirinya sendiri karena sudah menerima

dirinya dengan apa adanya, sehingga ia mempunyai kesadaran diri yang kuat, serta

tahu persis kekurangan yang dimiliki dan selalu berusaha percaya diri terhadap

kekurangannya tersebut. Ia juga tidak gampang terpengaruh hal-hal negatif, karena

konsep dirinya kuat. Tidak marah kalau dikritik karena sudah mengetahui

kelemahan dirinya. Oleh karena itu kepercayaan diri pada anak tunarungu adalah

mereka yang kehilangan pendengar baik itu sebagian maupun seluruhnya yang

menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan

sehari-hari.

E. Tunarungu

Kelainan pendengar atau tunarungu adalah hilangnya kemampuan

pendengaran seseorang, baik itu sebagian (hard of learning) maupun seluruhnya

(deaf). Hal tersebut menyebabkan kemampuan pendengaran orang itu tidak

berfungsi.

31

Heris Hendriana, Membangun Kepercayaan Diri Siswa Melalui Pembelajaran Matematika

Humanis, (Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Siliwangi), http://download.portalgaruda.org/article.php, (Diakses 15 Desember 2016), h. 58

Page 42: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

32

Melihat dari rentang waktu terjadinya ketunarunguan terdapat dua jenis

gangguan ketunarunguan yakni Prelingual yaitu kelompok anak tuanarungu yang

termasuk dalam tuanrungu berat, sedangkan postlingual yaitu anak yang mengalami

kehilangan ketajaman pendengaran setelah kelahirannya.32

Pada hakikatnya tunarungu merupakan istilah yang sering digunakan bagi

seseorang yang mengalami gangguan pada organ pendengaran. Anak tunarungu

mengalami gangguan pendengar sehingga mengalami hambatan dalam

mendengarkan bunyi atau suara yang ada disekitarnya dan susah melakukan

komunikasi dengan orang lain. Dilihat secara fisik, anak tunarungu tidak berbeda

dengan anak normal pada umumnya. Perbedaan anak tunarungu dengan anak normal

hanya pada perkembangan bahasa dan kemampuan berkomunikasi dengan orang

lain. Sehingga anak yang mengalami kehilangan pendengar, melakukan proses

komunikasi dengan orang-orang yang ada disekitarnya dengan cara menggunakan

bahasa isyarat seperti bahasa isyarat huruf dan angka seperti sebagai berikut:

32 Ahmad Afif, Psikologi Pendidikan & Perkembangan Peserta Didik, (Makassar :Alauddin

University Press, 2015), h. 211

Page 43: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

33

Gambar 1. Bahasa isyarat huruf dan angka

karakteristik anak tunarungu dalam mendapat informasi dan wawasan, anak

tunarungu lebih mengoptimalkan indera visualnya, dan anak tunarungu yang

memiliki sisa pendengar akan berkembang optimal dengan memanfaatkan sisa

pendengarannya. Jadi Orang tuli yang kehilangan kemampuan mendengar akan

menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun

tidak memakai alat bantu dengar, sehingga Pola komunikasi yang terlihat pada anak

tunarungu kurang menggunakan aturan tata bahasa yang benar, kata-katanya

sederhana, sering menggunakan kalimat yang pendek, dan kurang menggunakan

kata imbuhan.

Anak tunarungu dalam berkomunikasi mengalami hambatan dalam hal

mendengar sehingga berdampak pada kemiskinan bahasa dan hambatan dalam

Page 44: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

34

berkomunikasi dengan orang lain. Dengan ketunarunguan yang dialami, seseorang

tidak akan dapat memahami secara langsung tentang isi pembicaraan oleh orang-

orang yang ada disekitarnya. Tidak berfungsiannya indera pendengarannya dialihkan

ke indera visualnya, Melalui mata, anak tunarungu dapat melihat dan mengamati hal

yang terjadi di lingkungannya. Hambatan dalam memperoleh informasi melalui

indera pendengaran ini jelas mengganggu proses belajarnya.33

Anak-anak tunarungu,

pada dasarnya memiliki pandangan yang sama dengan anak normal lainnya, namun

karena adanya keterbatasan pada pendengaran, bahkan kehilangan pendengaran sama

sekali, menjadikan kurangnya perbendaharaan kata, padahal, bahasa adalah pandu

realitas sosial, dimana manusia memiliki kemampuan untuk mengembangakan

dirinya melalui kemampuan berbahasa.34

F. Sekolah Luar Biasa

Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah salah satu jenis sekolah yang bertanggung

jawab melaksanakan pendidikan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Sebagai warga negara Indonesia, mereka yang kebetulan memiliki kelainan fisik dan

mental serta memiliki hak yang sama dengan mereka yang fisik dan mentalnya

sempurna untuk mendapatkan pendidikan.35

33

Tika Vendra Ayu Ririanti, Penggunaan Metode Audioligual Terhadap Keterampilan

Menyimak Pada Siswa Tunarungu, (Universitas Negeri Surabaya, Vol. 2, No. 3, 2013),

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/6075/15/article.pdf, (Di akses 24 Desember 2016), h. 2 34

Aliyah Nur’aini, Hanum Ery Hermawati, Strategi Komunikasi Total dan Interaksi

Simbolik Dengan Anak Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma Asih Pontianak,

(Universitas Islam Bandung, Vol. 4, No 1, 2004), (Di akses 25 November 2016), h.286, 35

Fathurrahman, Pembelajaran Agama Pada Sekolah Luar Biasa, ( STAI Muhammadiyah

Bima, Vol. VII, No 1, 2014 ), http://download.portalgaruda.org/article.php,(Di akses 20 November

2016),h. 69

Page 45: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

35

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 31 menyatakan bahwa :

Ayat(1) : “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”,

Ayat(2) : “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran

nasional, yang diatur dengan undang-undang” 36

Bunyi pasal 31 UUD 1945 di atas adalah sebuah jaminan adanya hak yang

diberikan kepada setiap warga negara untuk mendapatkan pengajaran. Hak tersebut

tidak membatasi warga negara tertentu, melainkan seluruh warga negara termasuk

warga yang memiliki kelainan fisik dan mental. Pengertian ini diperjelas dengan

UUSPN sebelumnya yaitu tahun 1989 pasal 8 ayat (1) yang berbunyi: “Warga negara

yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak memperoleh pendidikan luar

biasa”. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan pendidikan

khusus (pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan

fisik, emosional, mental, sosial dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa.Untuk melaksanakan amanat negara tersebut, pemerintah telah

menjabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Dasar dan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah,

yakni yang mengatur penyediaan fasilitas pendidikan berupa:

1. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) bagi mereka yang menyandang kelainan fisik

dan/mental yang akan mengikuti pendidikan setingkat Sekolah Dasar.

36

Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, bab IV, pasal 31, ayat (1-2).

Page 46: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

36

2. Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) bagi mereka yang akan

mengikuti ke tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

3. Sekolah menengah Atas Luar Biasa (SMLB) bagi mereka yang ingin mengikuti

pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Umum.37

Pendidikan merupakan hak setiap warga Negara, tanpa ada pengecualian.

Pendidikan merupakan suatu wadah bagi setiap individu dalam proses belajar, untuk

mengembangkan IQ, EQ, SQ, maupun skill serta potensi yang ada dalam dirinya.

Belajar merupakan proses penting dalam pembentukan kepribadian dan kedewasaan

seseorang. Dalam Q.S. Al- Mujadalah/ 58: 11 Allah berfirman:

أيها ىا في لريه ٱ ي م تفسح ا إذا قيل لك لش ٱءامى ى ىا ٱف لمج م وإذا قيل لل ٱيفسح فسح وا ٱلك ز وش

وا ٱف م و لريه ٱ لل ٱيسفع وش ز ت و لعلم ٱأ وت ىا لريه ٱءامى ىا مىك ٣٣بما تعمل ىن خبيس لل ٱدزج

Terjemahan :

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah

dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan38

Ayat tersebut diatas merupakan ayat yang menunjukkan bahawa orang yang

berilmu pengetahuan maka diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Beberapa derajat.

Derajat yang dimaksudkan dapat bermakna kedudukan, kelebihan atau keutamaan

37

Fathurrahman, Pembelajaran Agama Pada Sekolah Luar Biasa,

http://download.portalgaruda.org/article.php, (Di akses 20 November 2016), h. 69 38

Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan,(Jakarta: CV. Karya Insan Indonesia,

2002),793

Page 47: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

37

dari makhluk lainnya, dan allah SWT yang lebih mengetahuinya tentang bentuk dan

jenisnya serta kepada siapa yang akan ditinggalkan derajatnya.39

Pendidikan bagi anak berkelainan disediakan dalam tiga macam lembaga

pendidikan, yaitu Sekolah Berkelainan/SLB, Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), dan

Pendidikan Terpadu. Sekolah Berkelainan atau Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai

lembaga pendidikan khusus tertua, menampung anak dengan jenis kelainan yang

sama, sehingga ada SLB Tunanetra, SLB Tunarungu, SLB Tunagrahita, SLB

Tunadaksa, SLB Tunalaras, dan SLB Tunaganda. Sedangkan SDLB menampung

berbagai jenis anak berkelainan, sehingga di dalamnya mungkin terdapat anak

tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, dan/atau tunaganda.

Sedangkan pendidikan terpadu adalah sekolah biasa yang juga menampung anak

berkelainan, dengan kurikulum, guru, sarana pengajaran, dan kegiatan belajar

mengajar yang sama.

G. Komunikasi Guru di Sekolah SLB

Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005, tentang

guru dan dosen bab 1 pasal 1 menyebutkan guru adalah pendidikan profesional

menyebutkan dengan tugasnya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.40

39

Hamzah Djunaid, Lentera Pendidikan ,( UIN Alauddin Makassar, Vol. 17 No. 1, Juni

2014), http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/download/521/496, (Di

akses 18 Juni 2017 ), h.140-141 40

Poedjawijatno, potret Guru (Jakarta: PustakaSinar Harapan, 1995), h.10

Page 48: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

38

Guru adalah seorang pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi

bagi para peserta didik dan lingkungannya. Dalam proses belajar mengajar terjadi

proses komunikasi dimana interaksi antara dua unsur manusiawi dimana siswa

sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Proses itu sendiri

merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehinggga

terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran atau

intruksional.

Komunikasi seorang guru mempunyai peran yang sangat penting di dalam

kelas yaitu peran mengoptimalkan kegiatan belajar. Agar peran tersebut terealisasi,

seorang guru harus memiliki kemampuan esensial yaitu kemampuan mengadakan

komunikasi artinya seorang guru perlunya terampil menciptakan iklim yang

komunikatif dalam kegiatan pembelajaran. Guru sebagai komunikator atau mediator,

harus memerankan dirinya untuk menjembatani atau menjadi mediator melalui upaya

cerdas dalam memilih dan menggunakan pola, pendekatan, strategi, metode, dan

teknik pembelajaran yang mudah dimengerti oleh murid.41

Proses komunikasi, guru perlu memiliki kemampuan bahasa yang baik, ia

perlu memiliki kekayaan bahasa dan kosa kata yang cukup banyak sebab dengan

menggunakan kata-kata tertentu saja siswa belum dapat memahami maknanya,

mereka membutuhkan kata-kata atau istilah lain. Kemampuan berkomunikasi dalam

kelas juga dipengaruhi oleh pengetahuan guru tentang bahan yang akan diajarkan.42

41

Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi guru Profesional, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),

h. 127 42

Didi Supriadi dan Deni Darmawan, Komunikasi pembelajaran,(Bandung: PT, Remaja

Rosdakarya, 2012),h. 12

Page 49: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

39

Semua orang yakin bahwa guru memiliki peran yang sangat besar terhadap

keberhasilan pembelajaran disekolah. Guru sangat berperan dalam membantu

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

Dalam proses pembelajaran, guru memiliki peran yang sangat penting karna

bagaimana pun hebatnya kemajuan sains dan teknologi, peran guru akan tetap

diperlukan.43

oleh karena itu dengan adanya guru disekolah dalam memgajar siswa

dikelas, dengan berbagai macam pelajaran maka akan memunculkan berbagai

metode-metode pembelajaran yang mudah diterima atau dipahami oleh siswa dalam

merima pelajaran yang diberikan oleh guru.

43

Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Beretika,(Cet. XI, Yogyakarta: Graha

Guru, 2014)37-28

Page 50: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu

dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata

berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari

situasi yang alamiah.

Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, manusia

serta alat penelitian yang memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis

dan indukatif. Selain itu, penelitian jenis ini juga mengarahkan sasaran penelitiannya

pada usaha menemukan dasar teori, bersifat deskribtif dengan mementingkan proses

dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus memiliki seperangkat criteria untuk

memeriksa keabsahan data.1

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Sekolah Luar Biasa Negeri Kab.Bulukumba yang

beralamatkan di jalan. Teratai No.4 kelurahan Caile Kecamatan. Ujung Bulu,

kabupaten Bulukumba. Waktu penelitian direncanakan selama satu bulan yaitu pada

tanggal 1 februari samapi 1 maret 2017.

1 Lexi J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. XXV; (Bandung: PT, Remaja

Rosdakarya, 2008), h. 8-13

Page 51: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

41

B. Pendekatan penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

komunikasi dengan menggunakan komunikasi antarpribadi dan teori intraksi

simbolik. Komunikasi antarpribadi adalah Komuniaksi antarpribadi (interpersonal

communication) adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang

memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik

verbal ataupun nonverbal.2 Dalam teori Intraksi simbolik yaitu bagaimana seorang

individu beriteraksi dengan individu lain dengan menggunakan simbol yang

didalamnya berisi tanda-tanda, isyarat dan kata-kata, dan juga menekankan studinya

pada perilaku individu pada hubungan antarpribadi. Pendekatan ini untuk

memudahkan penulis untuk berinteraksi atau komunikasi yang dilakukan oleh guru

dan siswa dalam menerapakan komunikasi antarpribadi.untuk meningkatkan

kepercayaan diri siswa tunarungu.

C. Sumber data

1. Sumber Data primer

Data primer yaitu data yang diambil dari penelitian dilapangan, cara

mengumpulkan data primer yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi atau

sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung oleh penelitian dilapangan

bersumber dari informan yang dianggap relevan dijadikan informan yaitu kepala

sekolah, guru dan siswa tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba untuk

memberikan keterangan penelitian yang dilakukan.

2 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya,h. 43

Page 52: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

42

Berikut ini tabel nama-nama informan sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab.

Bulukumba sebagai berikut:

NO Nama Informan Umur Jabatan

1 H. Muh. Sahib 52 Tahun kepala sekolah

2 Andi Mapparenta, S.Pd 48 Tahun Guru kelas

3 Muh. Aripuddin S.PdI 57 Tahun Guru bidan studi

4 Rismawati, S.Pd 50 Tahun Guru kelas

5 Darmawati, S.Pd, 45 Tahun Guru bidan studi

6 Sandi 15 Tahun Siswa Tunarungu

7 Radia 15 Tahun Siswa Tunarungu

Jadi, Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu

data yang menggambarkan secara jelas dan informasi langsung yang diperoleh di

lapangan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

2. Sumber Data sekunder

Sumber data sekunder dapat dibagi menjadi; Pertama, kajian kepustakaan

konseptual yaitu kajian terhadap artikel-artikel atau buku-buku yang ditulis oleh para

ahli yang ada hubungannya dengan pembahasan judul penelitian ini. Kedua, kajian

kepustakaan dari hasil penelitian terdahulu atau penelusuran hasil penelitian

terdahulu yang ada relevansinya dengan pembahasan penelitian ini, baik yang telah

diterbitkan maupun yang tidak diterbikan dalam bentuk buku atau majalah ilmiah.

Dengan kata lain data sekunder merupakan data pendukung atau pelengkap data

Page 53: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

43

primer yang mana dokumentasi lebih banyak digunakan dalam observasi dan

wawancara mendalam.

D. Metode Pengumpulan Data

Data adalah bahan mentah yang dikumpulkan peneliti dari lapangan

penelitian. Data merupakan bahan spesifik dalam melakukan analisis. Untuk

memperoleh data yang valid aktual, maka di dalam penelitian ini digunakan metode

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Field Research (penelitian Lapangan) sebagai berikut:

a. Observasi (pengamatan)

Observasi adalah sebagai kegiatan mengamati secara langsung, tanpa

mediator untuk melihat dengan dekat objek yang di teliti. Observasi dalam

penelitian ini digunakan untuk meninjau dan mengamati komunikasi

antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu

sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba.

b. Metode wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal atau percakapan

yang bertujuan memperoleh informasi.3 proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan menekankan pada situasi peran komunikasi

antarpribadi secara bertatap muka. Ketika pewawancancara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban

dengan masalah penelitian kepada seorang responden. Dimana yang menjadi

informan peneliti yaitu Kepala Sekolah (SLB) Negeri Kab. Bulukumba dan

3Nassution, Metode Research Penelitian Ilmiah, (Edisi I, Cet.III , Jakarta: Bumi Aksara,

2000), , h. 113

Page 54: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

44

beberpa guru (SLB) Negeri Kab. Bulukumba serta siswa tunarungu. peneliti

melakukan wawancara guna untuk mendapatkan data yang akurat tentang

komunikasi antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa

tunarungu sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupeten Bulukumba.

c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan bukti dan keterangan seperti

gambar, struktur organisasi, dan lain-lain. Mengumpulkan data atau bukti-

bukti yang mendukung proses penelitian tentang komunikasi antarpribadi

guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu sekolah luar

biasa (SLB) Negeri Kabupeten Bulukumba.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatan penelitian yakni dengan mengumpulkan data agar penelitian

tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. Dalam rencana penelitian ini, yang

akan menjadi instrument adalah peneliti sendiri. Adapun wujud dari instrumen

penelitian yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang ada

berkaitan dengan objek yang akan diteliti adalah pedoman wawancara (interview

guided) kemudian didukung dengan alat untuk merekam hasil wawancara (tape

rekorder), kamera dan Personal Komputer (PC).

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Teknik Pengolahan

1. Catatan pengamatan

Page 55: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

45

Catatan pengamatan merupakan salah satu dari yang terkait teknik

pengumpulan data kualitatif, pengamatan untuk memperoleh data dalam penelitian

memerlukan ketelitian untuk mendengarkan, memperhatiakan dan terperindi pada

yang dilihat. Catatan pengamatan pada umumya berupa tulisan tangan.

2. Rekaman Audio

Rekaman audio adalah salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif.

Dalam melakukan wawancara tidak jarang dibuat rekaman audio, untuk menangkap

inti pembicaraan diperlukan kejelian dan pengalaman seseorang yang melakukan

wawancara sehingga dapat digunakan untuk menggali isi wawancara lebih lengkap

pada saat pengelohan data dilakukan.

3. Data dari buku

Mengambil data dari buku merupakan salah satu teknik pengumpulan data

kualitatif. Dalam penelitian sering digunakan data yang berasa dari halaman tertentu

dari suatu buku. Data dari halaman buku tersebut dapat digunakan dalam pengelohan

data bersama yang lainnya. Data-data yang dapat diolah dari buku seperti, data yang

memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan yang menyangkut

maslah yang berhubungan.

4. Mengambil Data Dari Halaman Website

Mengambil data dari halaman website merupakan salah satu dari teknik

pengumpulan data kualitatif. Dalam penelitian sering digunakan data yang berasal

dari halaman suatu website. Seperti halnya data dari buku, data dari halaman website

Page 56: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

46

tersebut dapat digunakan dalam pengolahan data bersama yang lain.4 Dilihat dati

teknik pengolahan data, penelitian kualitatif tidak hanya melalui catatan pengamatan,

rekaman audio dan dari buku, tetapi pengolahan data dapat diambil dari website

seperti: tes dan gambar.

b. Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam

pola, kategori dan satuan urai dasar.5 Tujuan analisis adalah untuk menyederhanakan

data kedalam bentuk yang mudah dibaca diimplementasikan. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik pendekatan deskriptif kualitatif yang merupakan suatu

proses menggambarkan keadaan sasaran yang sebenarnya, penelitian secara apa

adanya sejauh peneliti dapatkan dari hasil observasi, wawancara maupun

dokumentasi.

Proses pengolahan data dimulai dengan mengelompokkan data yang telah

diperoleh dari penelitian dilapangan, yaitu dari hasil observasi yang telah dituliskan

dalam bentuk catatan lapangan, hasil wawancara, serta dokumentasi berupa buku,

gambar, foto, dan sebagainya dan dianalisis dengan seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber.

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif Miles dan Huberman,

karna peneliti menganggap teknik analisisa data Miles dan Huberman dapat

mempermudah atau mempercepat penyusunan data yang relevan dan sesuai dengan

4 Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif Dengan

NVIVO,( Jakarta: Prenda Media Group, 2010), h. 30 5 Lexi J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 103

Page 57: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

47

yang dibutuhkan. Dalam teknik analisis data ini terdapat tiga teknik analisis data

kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 6

Menurut Miles dan Huberman ada tiga proses yang harus ditempuh dalam

menganalisis data yaitu.7

1. Reduksi data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Reduksi data juga dapat

mengembangkan informasi yang relevan atau sesuai fakta yang ada dilapangan.

2. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi di tarik dan disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan, penyajian

dalam penelitian kualitatif, bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat berupa

teks naratif (cacatan lapangan), dan bagan. Penyajian data diarahkan agar data

hasil reduksi terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin

mudah dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya.

3. Penarikan kesimpulan adalah langkah ketiga dalam analisis kualitatif menurut

Miles dan huberman adalah penarikan kesimpulan. Dalam hal ini berusaha dan

berharap kesimpulan yang dicapai mampu menjawab rumusan masalah yang telah

dirumuskan.8

.

6Miles, M.B dan Hubermen, Analisis data kualitatif (Jakarta: Universitas Indonesia Press,

1992), h. 14. 7Miles M.B dan Huberman, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 146

8Karyono, https://.Wordpress.com/thesis/metode-penelitian.html. (Diakses 16 Desember

2016)

Page 58: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

48

BAB IV

HASIL PENELITIN DAN PEMBAHSAN

A. Gambaran Umum Tentang Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba.

Sebelum penulis membahas gambaran umum sekolah luar biasa (SLB) Negeri

Kabupaten Bulukumba. Peneliti lebih dahulu membahas tentang perkembangan

pendidikan anak berkebutuhan khusus di Indonesia.

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin

keberlangsungan hidupnya agar lebih martabat. Karena itu negara memiliki

kewajiban untuk memberikan pelanyanan pendidikan yang bermutu kepada setiap

warganya tanpa terkecuali termasukk mereka yang memiliki perbedaan dalam

kemampuan seperti yang tertuan pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1.

Beberapa sekolah telah dibuka bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus.

Sistem pembelajaran disesuaikan dengan keadaan peserta didik menjadi salah satu

keunggulan yang ditawarkan sekolah luar biasa, jadi orang tua tidak perlu khawatir

dengan masa depan anak karena SLB dapat membekali anak agar hidup mandiri

dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Ada pun gambaran umum tentang

sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba yaitu sebagai berikut:

Page 59: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

49

1. Letak Geografis Kabupaten Bulukumba

Secara kewilayahan, Kabupaten Bulukumba berada pada kondisi

empat dimensi, yakni dataran tinggi pada kaki gunung bawakaraeng lompobattang,

dataran rendah, pantai dan laut lepas. Kabupaten Bulukumba terletak di ujung bagian

selatan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, terkenal dengan industri perahu pinisi

yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan Pemerintah

Daerah. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba 1.154,67 Km2 dengan jarak tempuh

dari Kota Makassar sekitar 153 Km.

Secara Geografis Letak Kabupaten Bulukumba terletak pada koordinat antara

5°20” sampai 5°40” Lintang Selatan dan 119°50” sampai 120°28” Bujur Timur.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Bulukumba sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupate sinjai

Sebelah Selatan : Kabupaten Kepulauan Selayar

Sebelah Timur : Teluk Bone

Sebelah Barat : Kabupaten Bantaeng1

2. Sejarah Berdirinya Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba

Awal Berdirinya sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

sejak tahun 1984. Pada tahun 2008 Sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba dulunya bernama (SDLB) dengan jumlah guru sebanyak 2 orang dan

ditambah seorang kepala sekolah dan sekarang sudah berubah menjadi (SLB) yang

dimana tingkatnya dimulai dari, TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Dengan

1 Buku profil Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

Page 60: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

50

adanya sekolah tersebut dapat mengurangi angka pengangguran, tidak seperti

sebelum sekolah beruba nama yang hanya sampai kejenjang pendidikan SD saja.

Namun sekarang sudah berubah, dengan adanya SLB Negeri Kab. Bulukumba yang

didirikan untuk melanyani anak-anak yang berkebutuhan khusus seperti

Tunarungu,Tunanetra, Tunadaksa, Tunagrahita, dan Autis dengan tujuan anak

berkebutuhan khusus wajib mendapatkan pendidikan Karena anak berkebutuhan

khusus juga berhak mengenyam pendidikan seperti anak normal pada umumnya.2

3. Profil Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

Nama : Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

Alamat : jalan Teratai No.4

Kelurahan : kelurahan Caile Kecamatan

Kecamata : Kecamatan. Ujung Bulu

Kabupaten : kabupaten Bulukumba

Provinsi : Sulawesi Selatan

Status Sekolah : Negeri

Tahun Pendirian : 1984

Akreditasi : A3

4. Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi Sekolah luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

adalah sebagai berikut:

a. Visi

Mengoptimalkan potensi peserta didik agar menjadi insan yang terampil,

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan mengedepankan budaya

malu dan budaya kerja.

2 Muh. Sahib, (Umur 52 ), Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba,

wawancara, Bulukumba, 7 Februari 2017 3 Buku profil Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba.

Page 61: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

51

b. Misi

1. Meningkatkann ketaqwaan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

2. Mengembangkan pengetahuan, sikap dan psikomotor peserta didik

melalui layanan formal disekolah

3. Menanamkan konsep diri yang positif agar beradaptasi dan diterima dalam

bersosialiasasi di masyarakat.

4. Memberikan pelayanan yang maksimal berbasis propesionalisme

pendidikan berkebutuhan khusus

5. Memeberikan kesempatan seluas-luasnya pada anak yang berkebutuhan

khusus tanpa diskriminasi. 4

5. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Mendidik anak tunarungu tidak sama dengan mendidik anak normal pada

umumnya dan memerlukan penanganan khusus. Sehingga mendidik anak

tunarungu merupakan profesi tersendiri. Oleh karna itu guru harus memilki

kemampuan berkomunikasi yang baik dan di mengerti oleh anak

tuanarungu baik itu pesan maupun pelajaran sehingga mampu

meningkatkan kepercayaan dirinya dalam belajar. Sekolah luar biasa (SLB)

Negeri Kabupaten Bulukumba merupakan sekolah yang melayani anak

yang berkebutuhan khusus, yang dimana Bapak H. Muh. Sahib, S.Pd,

SH,MH sebagai kepala sekolah, dan dibantu oleh beberapa guru dalam

proses belajar mengajar di kelas. Guru sekolah luar biasa (SLB) Negeri

Kabupaten Bulukumba berjumlah 30 orang yang dimana 20 orang PNS dan

10 orang non PNS.

4 Buku profil Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba.

Page 62: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

52

b. Keadaan Siswa

Salah satu fenomena sosial yaitu hadirnya anak yang berkebutuhan khusus

baik itu anak cacat maupun non fisik. Seperti pada cacat nonfisik atau anak

yang kelihatannya fisiknya normal namun mengalami gangguang atau

keterbelakangan dalam perkembangannya. Hal ini disebabkan karna

memiliki gangguang yang tidak bisa mendengar. seperti Anak tunarungu

yang mengalami gangguan pendengar tetapi selain itu juga anak tunarungu

bukan hanya tidak bisa mendengar tetapi tidak bisa juga berbicara

sehingga mengalami hambatan dalam mendengarkan bunyi atau suara yang

ada disekitarnya dan susah melakukan komunikasi dengan orang lain.5

6. Jenjang Pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba

a. SDLB ( Sekolah Dasar Luar Biasa)

b. SMPLB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa)

c. SMALB ( Sekolah Menengah Atas Luar Biasa)

7. Sarana dan Prasarana Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba

Sarana / prsarana adalah fasilias yang menunjang keberhasilan dalam proses

belajar mengajar anak yang berkebuthan khusus. Sebagai sebuah lembaga

pendidikans sekolah luar biasa (SLB) dinilai mempunyai sarana dan prasarana yang

belum cukup memadai. Adapun sarana /prasarana yang ada di sekolah luar biasa

5 Muh. Sahib, (Umur 52), Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba,

wawancara, Bulukumba, 7 Februari 2017

Page 63: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

53

(SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba adalah sebagai berikut:

a. Gedung

b. Ruang Kepala sekolah

c. Ruang Guru

d. Ruang rapat

e. Ruang kelas

f. Lab Komputer

g. Perpustakaan

h. Asrama

i. Alat-Alat Peraga

j. Kursi

k. Meja Guru

l. Parkir

m. Tempat bermain

n. Kantin

o. UKS

p. Data-data Dinding Sekolah6

8. Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba

Program administrasi dalam suatu sekolah dapat berjalan dengan baik apabila

pelaksanaanya ditunjang oleh suatu organisasi yang baik dan teratur, yang disertai

dengan pembagian fungsi, tugas dan tanggung jawab yang jelas. Dengan demikian

maka akan terjalin suatu sistem komunikasi yang efesien dan efektif. Ada pun

struktur organisasi sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba yaitu sebagai

berikut:

6 Observasi Lingkungan Sekolah Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

Page 64: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

54

STRUKTUR ORGANISASI KOMITE SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

NEGERI BULUKUMBA

SESUAI PERATURAN PEMERINTAN NOMOR. 17 TAHUN 2010

1.

2. 10Ss

Sumber: Buku profil Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba;lknn mssss10110mssam cam m

PENANGGUNG JAWAB

KEPALA SEKOLAH

KETUA

FAHIDIN H.DK., S.Pd., MM

SEKERTARIS

MUH. RUSLI MR., S.Pd

ANGGOTA

1.ABDUL RAHIM, S.Pd

2. ABDUL LATIFSUARDI, S.Pd

3. PAUNTUNGI

4. ANDI NURHAYA

5. HJ. SUDARMI

Page 65: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

55

9. Maksud dan tujuan

Sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba didirikan oleh

pemerintah dengan maksud sebagai tempat untuk menghimpung atau mendidik anak

yang berkebutuhan khusus, selain itu Sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan perluasan

kesempatan belajar bagi anak-anak yang memiliki kekurangan secara fisik sehingga

mereka mampu membekali diri untuk lebih mandiri sehingga mampu berkembang

seperti anak normal pada umumnya.

10. Jenis Anak Berkebutuhan khusus yang dilanyani yaitu:

a. Pendidikan Khusus

1. Tunarungu

2. Tunanetra

3. Tunagrahita

4. Tunadaksa

5. Autis

b. Pendidikan layanan anak berkebutuhan khusus

Peserta didik Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

memiliki tingkat pendidikan mulai dari TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB. Jumlah

peserta didik anak yang berkebutuhan khusus yang terdaftar tahun ajaran 2016/2017

dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel. 2

Page 66: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

56

Data peserta didik anak yang berkebutuhan khusus (siswa tunarungu) yang

terdaftar tahun ajaran 2016/2017

Peserta Didik SLB Keterangan

SDLB 8 Orang -

SMPLB 6 Orang -

SMALB 2 Orang -

JUMLAH 16 Orang -

Sumber : Buku profil Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

Untuk mengetahui lebih jelas data guru pada tahun 2016/2017 dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel. 3

Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik (Guru) SLBN Pembina Keterangan

Pendidik PNS 19 orang -

Pendidik Non PNS 9 orang -

Tata Usaha 2 orang -

Jumlah 30 orang -

Sumber: Buku profil Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

Page 67: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

57

B. Komunikasi Antarpribadi Guru dalam Meningkatkan Kepercayaan diri Siswa

Tunarungu (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba.

Kegiatan belajar mengajar pada anak tunarungu dengan guru tidak dapat kita

pisahkan dari interasksi dan proses komunikasi. Interaksi yang terjadi antara guru dan

anak tunarungu pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik dan, dimana terdapat

proses saling mempengaruhi antara guru dan anak tunarungu begitu juga sebaliknya

antara anak tunarungu dengan guru, yang mengandung maksud tertentu, yakni untuk

mencapai pengertian bersama untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar.

Hal tersebut seperti pendidik menggunakan komunikasi diadik atau komunikasi dua

arah agar anak tunarungu mampu memahami bahasa yang diajarkan oleh guru dan

berkomunikasi dengan lingkungannya, serta guru mampu mengenal peserta didik

secara pribadi. Hal ini sejalan dengan yang telah diuraikan sebelumnya bahwa

komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar

orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap

reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun nonverbal.7

Komunikasi antarpribadi yang digunakan guru dalam berkomunikasi terhadap

anak tunarungu itu dilakukan agar guru dapat memberikan rangsangan berupa pujian

yang positif sehingga membuat anak tunarungu akan lebih merasa nyaman. Serta

guru juga memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan masing-masing

pada anak tunarungu. komunikasi antarpribadi yang dimaksud adalah sebagai berikut:

7 Hidayat Dasrun, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya,(Yogyakarta: Graha Ilmu,

2012),h. 42

Page 68: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

58

“Dengan pendekatan komunikasi antarpribadi, dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu, dengan melakukan pendekatan serta selalu

memberikan motivasi sehingga anak tunarungu tidak merasa malu dengan

orang-orang disektarnya dan merasa dirinya diperhatiakn serta menjadikan

bagaian dirinya bisa beradaptasi dilingkungannya”8

Ibu Darmawati menilai bahwa, komunikasi yang dilakukan secara tatap muka

dapat memberikan dorongan atau semangat dalam proses belajar mengajar dengan

harapan dapat meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu, dengan demikian guru

dapat melakukan pendekatan secara pribadi terhadap anak tunarungu guna

membangun pola pikir anak menjadi anak yang mampu bersaing dengan anak

normal pada umumnya.

Peneliti melihat bahwa, kom unikasi antarpribadi betul-betul perlu dilakukan

dengan kemampuan yang dimiliki oleh guru dengan strategi pendekatan yang lebih

mendalam terhadap anak tunarungu, serta guru mampu membangun karakter anak

tunarungu tersebut.

Guru selalu memperhatikan dan menyusuaikan kemampuan yang dimiliki

anak tunarungu, dimana kemampuan masing-masing anak tunarungu itu berbeda-

beda. sehingga guru melakukan strategi dalam membangun karakter dan dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu. Dengan memunculkan ikatan atau

pendekatan komunikasi antarpribadi, guru dapat memberikan makna pada setiap

pesan yang disampaikan kepada anak tunarungu. hal ini sesuai dengan paparan

teoritis dari teori interkasi simbolik yang dimana fokusnya pada cara orang

8 Darmawati, (Umur 45), Guru Sekolah Luar Biasa (SLB)Negeri Kabupaten Bulukumba,

wawancara, Bulukumba, 6 Februari 2017

Page 69: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

59

berinteraksi dengan menggunakan metode baik itu simbol, gerak tubuh, peran dan

peraturan. Sehingga memunculkan reaksi yang terjadi diantara guru dengan siswa

tunarungu.

Melalui komunikasi, penyampaian pesan atau informasi oleh guru kepada

anak tunarungu itu dilakukan dengan pendekatan komunikasi antarpribadi sehingga

dapat memperlancar penerimaan informasi atau pesan dimana meliputi beberapa

metode seperti sebagai berikut:

1. Simbol

Simbol menjadi sesuatu yang sentral dalam kehidupan manusia. Manusia

memiliki kemampuan untuk menggunakan simbol dan manusia memiliki kebutuhan

terhadap simbol. Setiap simbol menyampaikan suatu konsep yaitu suatu ide, pola,

atau bentuk.9

Simbol bagi anak tunarungu adalah bahasa isyarat untuk menjelaskan makna

,bahasa atau kata agar mereka mudah menangkap maksud pesan yang ditujukan untuk

mempermudah dalam berkomunikasi. Bahasa isyarat yang digunakan bagi anak

tunarungu bisa berupa gerakan isyarat tangan, ekspreksi wajah, dan juga gerak tubuh.

Makna simbol bagi anak tunarungu tidak hanya sebagai bahasa isyarat tetapi juga

pemahaman mereka mengenai bahasa atau kata-kata yang digunakan oleh orang

normal pada umumnya. Hal ini serupa yang dikatakan oleh ibu Rismawati sebagai

berikut:

9 Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, (Jakarta:Kencana. 2013), h.136-137

Page 70: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

60

“Makna yang dipahami oleh anak tunarungu sebagai sesuatu tanda atau

isyarat yang mereka terima, dan kemudian menjelaskan pesan atau tanda

yang mereka berikan artinya Dalam proses belajar mengajar guru

memberikan simbol-simbol untuk membantu mereka dalam menyampaikan

materi karena anak tunarungu akan lebih mudah memahami pesan yang

disampaikan oleh guru apabila mereka menggunakan bahasa isyarat.”10

Peneliti melihat bahwa dengan metode yang digunakan guru dalam

mengajarkan bahasa isyarat kepada anak tunarungu di sekolah. Anak tunarungu

selalu dapat mengingat isyarat yang mereka terima dari guru,maupun sesama anak

tunarungu, bahkan dilingkungannya. Karena anak tunarungu sangat mengandalkan

indra pengelihatan untuk dapat berkomunikasi dengan lingkungan di sekitar mereka.

Mereka melihat apapun yang ada di sekitar sebagai simbol dari komunikasi seerti

bahasa isyarat. guru menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi dengan anak

tunarungu, sehingga dapat disimpulkakan bahwa cara utama anak tunarungu dalam

memahami makna bahasa adalah dengan memahami hal-hal yang mereka lihat, maka

seringnya anak tunnarungu melihat bentuk simbol isyarat secara berunglang-ulang,

maka akan membentuk makna bahasa dalam diri anak tunarunggu.

2. Gerak tubuh

Menggunakan gerakan tubuh sebagai media komunikasi dalam meningkatkan

kepercayaan diri siswa tunarungu, itu dilakukan agar bahasa tubuh yang digunakan

oleh guru dapat dipahami atau dimengerti oleh anak tunarungu baik itu dalam

10 Rismawati, (Umur 50), Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba,

wawancara, Bulukumba, 6 Februari 2017

Page 71: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

61

pelajaran atau pesan yang disampaikan bahkan berkomunikasi dengan lingkungan

sekitarnya.

Berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya dilakukan dengan menggunakan

bahasa lisan atau tulisan (komunikasi verbal), tetapi kadang-kadang menggunakan

bahasa tubuh (komunikasi non verbal). Komunikasi non verbal mempunyai peranan

penting dalam berkomunikasi dengan orang lain, sama halnya seperti proses

komunikasi antara guru dengan siswa tunarungu, itu menggunakan metode

komunikasi non verbal. Di mana komunikasi tersebut berupa gerakan anggota tubuh.

Dalam hal ini guru selalu menggunakan komunikasi non verbal yang digabungkan

atau di fariasikan dengan komunikasi verbal. Oleh karna itu, Bentuk komunikasi

yang digunakan guru dalam berinteraksi dengan anak tunarungu adalah komunikasi

non verbal. Dalam komuniasi non verbal atau gerakan-gerakan organ tubuh, biasanya

di gunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, Bahasa tubuh juga berupa raut

wajah, gerak kepala, gerak tangan,, gerak-gerik tubuh mengungkapkan berbagai

makna atau pesan.

Berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus itu sangat berbeda dengan

anak normal pada umumnya, hal ini sesuai dengan apabila berkomunikasi dengan

anak normal pada umumnya akan lebih cepat atau lebih mudah menerima pesan yang

disampaikan. Perbedaaan tersebut bisa terlihat dari hambatan komunikasi dalam

proses komunikasi yang terjadi pada anak tunarungu, di mana anak tunarungu tidak

Page 72: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

62

mampu menangkap secara cepat pesan atau informasi yang di berikan karena

keterbatasan yang dimilikinya.

3. Peran

Peran seorang guru sangat berarti bagi anak tunarungu, dengan kemampuan

yang dimiliki oleh guru dalam mendidik atau membina anak tunarungu itu sangat

membutuhkan kesabaran dengan melihat keterbatasan yang dimiliki oleh anak

tunarungu dalam memberikan pelajaran. sehingga berkomunikasi dengan siswa

tunarungu, itu dilakukan guru dengan berdiri di depan anak tunarungu sehingga

wajah pendidik atau guru dapat dilihat oleh siswa tunarungu tanpa terhalang apapun,

sehingga anak tunarungu dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Setiap

kata yang keluar dari mulut guru itu di ulangi sehingga peserta didik tunarungu betul-

betul paham maksud dari kata tersebut, kemudian memperagakan atau

memperaktikannya dengan hal ini akan lebih memudahkan pembelajaran. Berbicara

dengan siswa tunarungu harus berbicara jelas dengan artikulasi yang tepat sehingga

dapat dipahami oleh peserta didik tunarungu. Sehingga segala sesuatu yang diajarkan

kepada siswa tunarungu harus disertai dengan contoh-contoh yang mudah dipahami.

Komunikasi menjadi salah satu sarana bagi guru dalam memberikan

pengetahuan serta memberikan motivasi belajar pada anak tunarungu. sehingga

komunikasi disampaikan secara tatap muka, itu dilakukan secara berulang-ulang

dan bergantian sehingga dapat meningkatkan mutu komunikasi secara antarpribadi,

karna melalui peran seorang guru dalam meningkatkan kepercayaan diri anak

tunarungu yang mengalami keterbatasan, itu bisa dilihat dari sebagai mana guru

Page 73: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

63

dalam membina anak tunarungu disekolah, guru diharapkan memiliki karakteristik

tertentu untuk mendukung peran guru dalam peningkatan tingkat kepercyaan diri

siswa tunarungu, yaitu sebagai berikut:

a. Keterbukaan

Sikap terbuka dapat mendorong saling pengertian, saling menghargai, saling

mengembangkan hubungan komunikasi antarpribadi dan kualitas keterbukaan

mengacu pada tiga aspek dari komunikasi antarpribadi yaitu

Pertama, komunikasi antarpribadi yang efektif itu dilakukan secara terbuka

kepada anak tunarungu dalam memberikan informasi atau pesan dalam proses

pembelajaran. Hal ini berarti bukan berarti membuka semua informasi pribadi akan

tetapi ada ketersediaan untuk membuka diri dalam mengungkapkan informasi yang

dibutuhkan.

Kedua mengacu pada kesediaan pendidik atau guru untuk bereaksi merespon

secara jujur terhadap stimulus yang datang. Aspek ketiga menyangkut kepemilikan,

perasaan dan pikiran. Artinya terbuka adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran

yang orang yang disampaikan dan mampu mempertanggungjwabkannya.

Peran guru disekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu, itu dilakukan dengan membangun

keterbukaan dengan anak tunarungu, mengingat keterbatasan yang dimilikinya.

Dengan keterbukaan guru dalam berinteraksi maupun dalam memberikan pelajaran,

dengan menganggap anak tunarungu sebagai anak diri sendiri dengan tujuan agar

Page 74: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

64

anak tunarungu merasa diperhatikan diberikan kasih sayang dan pujian serta

diberikan motivasi agar anak tunarungu bisa seperti anak normal pada umumnya

walaupun memiliki keterbatasan.

b. Empati

Menurut Jalaluddin Rakhmat, empati dianggap sebagai memahami orang lain

dan mengembangkan diri pada kejadian yang menimpa orang lain. Melihat seperti

orang lain melihat, merasakan seperti orang lain rasakan.11

Empati dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa

yang sedang dialami oleh orang lain pada saat tertentu dari sudut pandang orang

tersebut atau dengan kata lain memposisikan diri diposisi orang lain tersebut. Pada

hakikatnya berempati berbeda dengan bersimpati. Berempati adalah merasakan

sesuatu seperti orang yang mengalaminya, dan membanyakan sebagai orang yang

sulit menerima apa yang disampaikan oleh pendidik atau guru kepada anak

tunarunggu.

Pak Andi Mapparenta salah satu guru sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab.

Bulukumba mengatakan bahwa:

“Dengan menganggap diri sendiri apa yang terjadi pada anak tunarungu,ini

berarti dengan melihat keadaannya berarti bahwa ada rasa perihatin terhadap

keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunarungu sehingga ada kemauan untuk

membangun kepercayaan diri anak tunarungu untuk tetap ada pada dirinya.”

11

Jalaluddin Rakhmat, Pengantar Ilmu Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2005), h.132

Page 75: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

65

Peneliti melihat bahwa dengan adanya rasa empati guru terhadap anak

tunarungu dengan melihat keterbatasan yang dimilikinya. guru memiliki dorongan

untuk memberi pengetahuan atau ilmu yang berguna bagi diri anak tunarunu serta

guru juga berusaha membangun kepercayaan diri anak tunarungu agar tetap melekat

pada dirinya untuk bisa belajar seperti anak normal pada umumnya.

kemampuan seorang guru disekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba

untuk mengetahui apa yang sedang dialami oleh anak tunarungu dengan sudut

pandang sebagai pengajar. Adanya sikap empati yang dimimiliki guru terhadap anak

tunarungu yang memiliki keterbatasan, guru berusaha dan berupanya memahami dan

memotivasi dengan pengalamanya, perasaan, sikap mereka, serta harapan dimasa

yang akan datang.

c. Sikap Mendukung

Hubungan komunikasi antarpribadi yang efektif adalah hubungan yang

didalamnya terdapat sikap mendukung. Dalam hal ini, artinya masing masing pihak

yang memiliki komitmen untuk mendukung terjadinya interaksi secara terbuka

dalam proses pembelajaran, sikap mendukung adalah sikap atau upaya yang ditujukan

guru terhadap anak tunarungu dengan memberikan semangat dan perhatian yang

penuh dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu.

Langakah yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka menunjukkan sikap

mendukung merupakan dengan cara memberi motivasi kepada anak tunarungu.

motivasi terbagi atas dua persfektif yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

motivasi intrinsik yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dan

Page 76: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

66

dorongan dari orang lain tetepi atas dasar kemauan sendiri. Sedangkan motivasi

pendidik untuk membangkitkan motivasi anak tunarungu sehingga ia mau melakukan

aktifitas belajar.

d. Sikap Positif

Sikap positif ditujukan dalam bentuk sikap dan perilaku,dalam bentuk sikap

maksudnya adalah bahwa pihak-pihak yang terlibat komunukasi antar peribadi harus

memiliki perasaan dan pikiran positif dalam meningkatkan kepercayaan diri anak

tunarungu.dalam bentuk perilaku artinya bahwa tindakan yang di pilih adalah relevan

dengan tujuan komunikasi antarpribadi.

Dalam peroses pembelajaran sikap positif merupakan sikap baik dan

menyenangkan yang ditujukan oleh guru terhadap anak tunarungu dalam

berkomunikasi berupa dorongan dan sikap saling menghargai agar masing-masing

pihak merasa nyaman dalam berkomunikasi.

Dalam hubugan dengan perilaku positif ,hal ini dilihat dari dalam tindakan

komunikasi dalam proses belajar mengajar. perilaku komunukasi guru yang positif

dalam arti kemampuan dalam menyampaikan ilmu kepada anak tunarungu agar

tercapai keefektifan pembelajaran sekaligus menjadi stimulus bagi perkembangan

mental pada anak tunarungu.

e. Kesetaraan

Indikator kesetaraan dalam proses komunikasi antarpribadi dapat dilihat dari

terjalinnya komunikasi antara guru dengan anak tunarungu dengan tidak membede-

Page 77: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

67

bedakan antara satu dengan yamg lain sehingga tidak ada jarak yang membatasi anak

tunarungu untuk berkreasi dan berprestasi.

Kesetaraan itu berbicara tentang bagaimana tentang menerima, memberi

penghargaan, seorang pendidik atau guru menghargai setiap anak tunarungu

meskipun dalam keadaan keterbelakangan yang tidak bisa mendengar, namun anak

tunarungu selalu mendapat penerimaan yang baik dan dilayani dengan tulus hati oleh

guru dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarkungu.

4. Peraturan

Guru selalu memperlihatkan atau munculkan pendekatan pribadi yang lebih

bersifat terbuka sehingga memberikan makna pada setiap pesan atau informasi yang

diberikan oleh guru ditujukan kepada siswa tunarungu. Dengan demikian

komunikasi yang berlangsung antara guru dengan siswa tunarungu akan terus

mengalami perkembangan sesuai dengan proses komunikasi dengan pendekatan

pribadi sehingga memunculkan ikatan kasih sayang antara guru dengan siswa

tunarungu. guru juga memunculkan sikap yang marah jika siswa tunarungu tidak

menurut atau melanggar. Dengan ketegasan yang dimunculkan oleh guru terhadap

siswa tunarungu, hal ini dapat membuat kedisiplinan pada diri anak tunarungu dapat

terbentuk seperti anak tunarungu akan memahami kapan istrirahat dan kapan pulang

dan sebagainya.

Layanan pendidikan yang digunakan guru dalam meningkatkan kepercayaan

diri siswa tunarungu yaitu lebih banyak menggunakan komunikasi secara tatap muka

dengan ucapan yang jelas dan lambat dan disertai dengan gerakan-gerakan organ

Page 78: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

68

tubuh yaitu tangan. Disekolah luar biasa (SLB) tidak mungkin menggunakan sistem

yang sama dengan sekolah umum, hal ini disebabkan karena sekolah luar biasa (SLB)

ini menangani anak yang berkebutuahan khusus yaitu siswa tunarungu yang tidak

sama dengan siswa yang lain pada umumnya. Berbeda halanya dengan sekolah

umum, dimana guru bisa memberikan pelajaran baik itu menulis sambil berbicara

bahkan membelakangi siswa. Sedangkan jika dibandingkan dengan sekolah luar biasa

(SLB), guru tidak bisa melakukan hal yang sama dengan guru disekolah umum

seperti menulis sambil berbicara bahkan membelakangi siawa. Guru harus langsung

bertatap muka (face to face) kemudian mimik wajak harus jelas dalam berkomunikasi

yang disertai dengan gerakan-gerakan anggota tubuh.

Interkasi yang terjadi antara guru dengan anak tunarungu pasti akan muncul

pemahaman yang berbeda. Maka apa yang di sampaikan oleh guru tidak langsung

dapat dipahami oleh anak tunarungu dalam waktu yang singkat. Guru juga harus

mempelajari karakteristik yang dimiliki oleh anak tunarungu sehingga dapat

dimengerti apa yang diinginkan atau disukai oleh anak tersebut. Dengan belajar

pengalaman-pengalaman yang telah dilalui sebelumnya, maka guru akan mengambil

sikap yang tepat dalam menghadapi kondisi anak tunarungu yang memiliki

keterbatasan yaitu tidak bisa mendengar.

Menuru ibu Darmawati merupakan salah satu guru sekolah luar biasa (SLB)

Negeri Kabupaten Bulukumba, Mengatakan bahwa:

“Guru selalu berusaha untuk memahami apa yang anak tunarungu rasakan

dengan memakanai keadaan anak tunarungu. hal ini membuat untuk selalu

memberi semangat misalnya dengan sentuhan atau usapan tanda kasih sayang

Page 79: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

69

serta mengatakan bahawa “Kamu pintar”,dengan menanamkan sikap positif

serta menanamkan konsep diri kepada anak tunarungu itu dapat membangu

kepercayaan diri anak tunarungu sehingga dikemudian hari anak tunarungu

bisa membanggakan.12

Peneliti melihat bahwa guru sangat berperan aktif dalam membangun

kepercayaan diri anak tunarugu dengan memaknai kekurangan yang dimilikinya

dengan memberikan motivasi yang membuat anak tersebut tetap bersemangat

sehingga kepercayaan diri anak tunarungu tetap ada walaupun keterbatasan yang

dimilikinya.

Untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu, guru harus

menciptakan komunikasi yang baik antara guru dan anak tuanarungu, serta guru harus

mampu melakukan pendekatan secara pribadi dengan berkomunikasi secara tatap

muka dengan menggunakan simbol-simbol baik itu secara verbal maupun non verbal

agar memungkinkan siswa tunarungu mudah menerima pesan atau pelajaran maupun

informasi yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa tunarungu mampu menerima

dan merespon guru dengan perhatian yang baik, sehingga dapat terjalin komunikasi

yang baik dan sesuai dengan yang diharpakan guru dengan melakukan pendekatan

komunkasi antarpribadi dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu.

Hasil penelitian diatas telah sejalan dengan landasan teori Interaksi Simbolik

dimana dalam penelitian ini para guru dalam berkomunikasi secara antarpribadi

dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa tunarungu itu dilakukan dengan

menggunakan metode yakni simbol, gerak tubuh, peran, dan peraturan dalam

12

Darmawati, (Umur 45), Guru Sekolah Luar Biasa (SLB)Negeri Kabupaten Bulukumba,

wawancara, Bulukumba, 6 Februari 2017

Page 80: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

70

berkomunikasi dan beriteraksi. Dengan melihat metode-metode yang digunakan

pendidik atau guru, maka peneliti melihat bahwa setelah ditanamkan kepercayaan diri

kepada anak yang mengalami kehilangan pendengaran maka, anak tunarungu sudah

mulai tidak merasa malu dengan orang-orang yang ada disekitarnya dan mereka

sudah saling berinteraksi dengan anak yang berkebutuhan khusus lainnya. Perubahan

tersebut bisa dilihat seperti, anak tunarungu bersama-sama bermain dengan anak

berkebutuhan khusus yang lain, dan belajar bersama-sama dalam perpustakaan serta

sudah mengerti peraturan-peraturan yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu,

dibutuhkan pengembangan-pengembangan khusus untuk menunjang proses dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu seperti dalam proses pembelajaran

harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat peraga sebagai medianya bahkan

gerakan-gerakan organ tubuh, seperti tangan. Dalam meningkatkan kepercayaan diri

siswa tunarungu guru selalu berusaha membentuk aturan atau cara berkomunikasi

dengan siswa tunarungu dengan mempertimbangkan segala sesuatu yang menjadi

acuan untuk berkomunikasi secara pribadi sehingga diperlukan kriteria-kriteria yang

khusus diantaranya: kesabaran, kedisiplinan, keuletan, ketertiban, dan kreatifitas yang

tinggi secara kepribadian yang baik. Karna anak berkebutuhan khusus ini seperti anak

tunarungu merupakan anak yang memiliki kelainan yaitu hilangnya kemampuan

pendenganranya sehingga memiliki latar belakan kepribadian yang berbeda dengan

anak normal pada umumnya. Kelainan yang dimiliki anak tunarungu tersebut

memberikan dampak dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain

maupun teman sebayanya.

Page 81: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

71

C. Faktor-Faktor Penghambat Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan

Diri Siswa Tunarungu (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba

Dengan pendekatan komunikasi antarpribadi yang digunakan guru dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu, itu digunakan untuk mengembalikan

kepercayaan diri ank tunarungu agar tetap melekat pada dirinya. Adapun beberapa

faktor yang menjadi penghambat guru dalam meningkatkan kepercayan diri anak

tunarungu sebagai berikut:

1. Hambatan Guru

Guru sangat bertanggung jawab pada pendidikan bagi anak tunarungu di

sekolah. Dimana guru dapat memberikan penjelasan mengenai lingkungan sosial

mereka dan bagaimana mereka harus bersosialisasi dengan baik. Guru adalah

pendidik yang melahirkan anak-anak bangsa yang berprestasi. Pendidikan yang

diterima anak tunarungu diharapkan bisa menjadikan anak tunarungu yang mampu

mengembangkan diri mereka, baik di sekolah maupun lingkungannya.

Cara atau sistem pembelajaran dalam sekolah umum pada hakikatnya berbeda

dengan sekolah luar biasa (SLB), karena di sekolah yang berbasis umun, guru hanya

membutuhkan materi kemudian disampaikan kepada muridnya tanpa harus

menggunakan cara atau sistem tertentu, karena pada umumnya guru pada sekolah

berbasis umum hanya mengajar murid yang dominan besarnya sehat tanpa cacat. Hal

tersebut berbeda dengan guru yang ada di sekolah luar biasa (SLB), mereka harus

membutuhkan cara atau trik tertentu dan perlu sedikit kesabaran dalam

berkomunikasi atau menyampaikan pesan serta isi dari materi tersebut. Keadaan

Page 82: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

72

murid, baik dari segi kesehatan maupun mental sangat berbeda dengan murid yang

ada pada sekolah yang berbasis umum, hal tersebut menjadi tantangan besar yang

harus dilakukan guru yang berada pada sekolah luar biasa (SLB) Negeri kabupaten

bulukumba guna membantu siswanya dalam proses belajar dalam kelas. Hambatan

yang dmaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Hambatannya itu, mereka tidak mampu meniru model bahasa yang

diucapkan, tidak mampu menerimah rangsangan pendengaran bahkan sulit

menangkap kata-kata abstrak dalam bahasa serta kurangnya alat-alat yang bisa

membantu pendengaran mereka”13

Menurut ibu Darmawati bahwa, di sekolah luar biasa terdapat beberapa

kendala. Kedala ini yang membuat lambatnya anak tunarungu menerima materi yang

disampaikan oleh guru, karena keterbatasan anak tunarungu dalam hal pendengaran

dan pengucapan, hal ini yang membuat ketidak mampuan menerima isi pesan yang

disampaikan oleh guru.

Peneliti melihat bahwa, keterbatasan tersebut membuat guru harus sabar

dalam mengajar anak tunarungu karna anak tersebut tidak mampu mencerna pesan

secara cepat. Peneliti juga berpandangan bahwa, sekiranya guru mampu memberikan

materi yang mudah dipahami oleh anak tunarungu sehingga apa yang dia sampaikan

dapat dimengerti. Hal serupa dikatakan oleh Pak Andi Mapparenta sebagai berikut :

“Kenyataannya ketika pembelajaran sudah tiba dan kami guru sudah ada

dalam kelas biasanya siswa tersebut sangat susah dikumpulkan ketika jam

istrahat sudah berakhir, anak biasanya masih bermain kejar-kejaran bersama

13

Darmawati, (Umur 45), Guru Sekolah Luar Biasa (SLB)Negeri Kabupaten Bulukumba,

wawancara, Bulukumba, 6 Februari 2017

Page 83: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

73

temannya dan itu menjadi kendala karena waktu yang sebenarnya dipake

untuk mengajar akhirnya digunakan untuk mencari anak tersebut”14

Peneliti melihat bahwa, bukan hanya masalah dari segi keadaan anak saja tapi

juga masuk pada kuranngya kepekaan mereka tentang aturan atau jadwal

pembelajaran. Hal ini jugalah yang terkadang menjadi kendala ketika guru ingin

memberikan materi. Kurangnya kepekaan anak karena keadaan psikologis mereka

berbeda dengan anak pada umunnya. Hal tersebut menjadi tugas utama buat guru

yang mengajar disekolah luar biasa (SLB).

2. Hambatan anak tunarungu

Anak tunarungu memiliki hambatan dalam hal pendengaran jadi ganggung

yang dimiliki oleh anak tunarungu juga menyebabkan pembelajaran atau pesan yang

disampaikan oleh guru dalam meningkatkan kepercayaan diri tidak berlangsung

efektif. Hal ini disebabkan karena Siswa tunarungu memiliki keterbatasan dalam

pengucapan atau sulitnya menangkap kata-kata yang disampaikan oleh guru,

sehingga merasa sulit memecahkan apa yang disampaikan oleh guru begitu pun

sebaliknya. Sehingga hal tersebut membuat guru harus mengulang-ulang dengan

jelas dan lambat hingga siswa tunarungu mengerti terhadap pelajaran yang di berikan.

“Keterbatasan mereka adalah pusat perjuangan kami, kami sebagai guru

hendaknya selalu memotivasi mereka setiap saat, agar mereka dapat percaya

diri dalam bergaul didalam sekolah maupun luar sekolah. Karena jika mereka

hanya dibiarkan larut dalam keterbatasan maka mungkin semangat hidup

mereka akan hilang dan itulah yang paling ditakutkan saat ini”15

14

Andi Mapparenta, (Umur 48), Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba, wawancara, Bulukumba, 7 Februari 2017 15

Rismawati, (Umur 50), Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba,

wawancara, Bulukumba, 6 Februari 2017

Page 84: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

74

Ibu Rismawati menilai bahwa, anak yang berada disekolah luar biasa (SLB),

harus diperhatikan baik dari mental maupun dari segi akademiknya. Anak dalam

penelitian ini merupakan satu tujuan yang harus dipenuhi kewajibannya. Rosmawati

juga menyampaikan bahwa, guru dalam sekolah luar biasa (SLB) tidak boleh

membeda-bedakan antara satu mirid dengan yang lainnya. Menurut Pak Arif salah

satu guru di sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba dalam wawancara

dengan peneliti sebagai berikut :

“Hambatannya menurut saya itu ada pada mental anak tersebut. Anak yang

ada di sekolah luar biasa (SLB), bisa dikatakan sedikit pemalu didalam kelas

maupun luar kelas. Mental anak inilah yang harus dibangun secara kuat,

ketika itu berhasil maka anak yang di sekolah luar biasa akan sama dengan

anak pada umumnnya atau boleh jadi lebih berprestasi dengan anak lainnya”16

Pak Arif menilai, bahwa pada kenyataannya masih banyak yang menjadi

hambatan dalam mengajar pada sekolah luar biasa (SLB). Yang paling penting itu

adalah membangun mental anak tersebut. Mental menjadi kekuatan yang harus dibina

sebaik-baiknya. Guru diharuskan mampu menjaga dan membina mental anak

tunarungu untuk membentuk karakter anak tersebut.

Peneliti juga menilai, bahwa guru dalam sekolah luar biasa (SLB) khususnya

di Kab. Bulukumba masih sangat terkendala dalam proses mengajar dengan anak

tunarungu, seharusnya menurut pandangan peneliti guru yang ada disekolah luar

biasa harus selalu mengikuti atau praktik dalam hal mengajar anak yang memiliki

16

Arif, (Umur 57), Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba,

wawancara, Bulukumba, 7 Februari 2017

Page 85: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

75

keterbatasan mental maupun psikologis, dengan kesimpulannya bahwa, guru dan

anak diharapkan mampu bekerja sama, anak harus peka dan guru harus giat, untuk

terwujudnya proses mengajar dengan baik.

Hambatan bagi anak tunarungu tidak timbul hanya dari kekurangan fisik yang

mereka miliki. Tetapi, juga hambatan komunikasi bagi anak tunarungu juga timbul

akibat dari lingkungan sekitar mereka, seperti dari emosi, daya tangkap dan daya

serap, serta komunikator yang kurang jelas dalam menyampaikan pesan. Hambatan

komunikasi bagi anak tunarungu akan menyebabkan anak tunarungu akan sulit

berkomunikasi dengan lawan bicara mereka.

3. Hambatan sarana dan prasarana serta kurangnya tenaga pengajar

Sarana dan prasarana adalah suatu alat atau bagian yang memiliki peran

sangat penting bagi keberhasilan dan kelancaran suatu proses, termasuk juga dalam

lingkup pendidikan. Sarana dan prasarana merupakan fasilitas yang mutlak dipenuhi

dalam suatu sekolah untuk memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar

antara guru dan siswa serta dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap dapat

menunjang keberhasilan disuatu sekolah.

Namau berbeda halnya pada sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba yang mengalami kekurangan sarana dan prasarana. Dengan kekurangan

itu semua, hal tersebut berdampak pada anak berkebutuhan khusus, termasuk pada

anak tunarungu yang dimana membutuhkan suatu alat pendengar. Dimana alat

tersebut dapat membantu anak tunarungu untuk berkomunikasi. namun kurangnya

Page 86: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

76

alat-alat bantu pendengar pada anak tunarungu itu dapat menghambat proses belajar

mengajar dikelas.

Menurut Bapak H. Muh. Sahib, merupakan kepala sekolah (SLB) Negeri

Kabupaten Bulukumba mengatkan bahwa :c

“Kurannya sarana dan prasarana di sekolah luar biasa (SLB) Negeri

Kabupaten Bulukumba, berdampak pada anak berkebutuan khusus, hal ini

terjadi karena belum adanya bantuan dari dinas pendidikan. Hal serupa juga

berdampak tidak mampunya pihak sekolah untuk menerima atau menampun

siswa yang mengalami keterbatasan atau anak yang berkebutuhan khusus

untuk sekolah di (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba.” 17

Peneliti juga melihat bahwa Kurannya sarana dan prasarana itu akan

berdampak pada kelangsungan proses belajar dikelas. Dengan kurangnya ruangan

kelas yang memadai menyebabkan siswa tunarungu, tunanetra dan tunagrahita

ditempatkan dalam satu ruangan yang sama. Sehingga menimbulkan ketidakfokusan

siswa tunarungu dalam menerima pelajaran, apalagi siswa tunarungu memerlukan

penanaganan yang khusus dalam proses pembelajaran. Serta kurangnya alat-alat

pembantu pada anak tunarungu sehingga menghambat proses komunikasi guru

dengan siswa tunarungu dalam proses belajar mengajar.

Selain kurangnya sarana dan prasarana yang kurang memadai, hal ini juga

berdampak pada kurangnya tenaga pengajar. Sehingga setiap tahun pihak sekolah

membatasi penerimaan siswa baru. Sehingga pihak sekolah tidak bisa menampun

17

Muh. Sahib, (Umur 52), Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba,

wawancara, Bulukumba, 7 Februari 2017

ANGGOTA

1. ABDUL RAHIM, S.Pd

2. ABDUL LATIF

3. SUARDI, S.Pd

4. PAUNTUNGI

5. ANDI NURHAYA

6. HJ. SUDARMI

Page 87: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

77

lebih banyak anak yang berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa (SLB) Negeri

Kabupaten bulukumba.

Menurut Bapak H. Muh. Sahib, merupakan kepala sekolah (SLB) Negeri

Kabupaten Bulukumba mengatkan bahwa :

“Dengan menambah siswa baru berarti harus juga menambah tenaga

pengajar,namun hal tersebut tidak bisa dilakukan karena disebabkan

kurangnya sarana dan prasarana. oleh karena itu pihak sekolah setiap tahun

menolak anak yang berkebutuhan khusus untuk sekolah di (SLB) Negeri

kabupaten Bulukumba.”18

Peneliti menilai bahwa di sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kabupaten

Bulukumba setiap tahun dalam proses penerimaan siswa baru tidak serta merta

menerima begitu banyak anak yang berkebutuhan khusus, tetapi pihak sekolah

menerima siswa baru berdasrakan kapasitas sekolah luar biasa (SLB) Negeri

Kabupaten Bulukumba. Hal ini dilakukan karena kurangnya tenaga pengajar dan

sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, proses pembelajaran pada

anak tunarungu itu memerlukan teknologi pendidikan berupa media pembelajaran

yang berfungsi untuk memudahkan siswa tunarungu menerima materi yang diajarkan

oleh guru didalam kelas. Namun hal tersebut berbeda pada sekolah luar biasa (SLB)

Negeri Kab. Bulukumba, sekolah tersebut masih kurang dalam hal teknologi sehingga

proses belajar mengajar tidak begitu efektif. Seharusnya anak tunarungu dapat

dikembangkan melalui layanan khusus serta didukung dengan berbagai fasilitas yang

18

Muh. Sahib, (Umur 52), Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba,

wawancara, Bulukumba, 7 Februari 2017

Page 88: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

78

memadai, baik yang berkaitan dengan materi pelajaran, maupun dengan fasilitas

yang digunakan untuk mengoptimalkan sisa pendengarannya. Pengembangan

kemampuan berbahasa dan berbicara pada anak tunarungu harus dilakukan sedini

mungkin agar diperoleh hasil yang efektif.

Bentuk dukungan yang dilakukan oleh guru dalam memberikan materi

pelajaran dalam meningkatkan kepercayaan diri pada anak yang mengalami

kehilangan pendengar, bukan hanya di dalam sekolah, namun bentuk dukungan yang

diberikan oleh pihak Sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukumba yaitu dengan

memberikan pembekalan di luar sekolah, anak tunarungu di kirim untuk mengikuti

berbagai keterampilan pada pusat pelayanan sosial bina bakti (PPSBB) selama 4-5

Bulan lamanya. Disinilah anak tunarungu dibina sesuai dengan bakatnya seperti tata

rias, tata boga, menjahit, pangkas rambut, dan perbengkelan. Namun bukan hanya

anak yang mengalami kehilangan pendengaran saja yang di bina tetapi semua anak

yang berkebutuhan khusus yang berada di sekolah (SLB) Negeri Kab. Bulukumba.

Sehingga ketika anak berkebutuhan khusus sudah keluar dari sekolah luar biasa

(SLB) Negeri Kab. Bulukumba, maka anak berkebutuhan khusus bukan hanya

pelajaran yang di dapat dari sekolah namun anak berkebutuhan khusus juga

mendapatkan keterampilan yang sesuai dengan bakat yang dimiliki.

Page 89: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, yang menyangkut tentang

Komunkasi Antarpribadi Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa

Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Bulukumba maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Komunikasi antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa

tunarungu di sekolah luar biasa (SLB) Negeri Kab. Bulukukmba. Dengan

pendekatan komunikasi antarpribadi yang digunakan oleh guru dalam

meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu dengan menerapkan metode

seperti simbol, gerak tubuh, peran, dan peraturan. Selain itu guru juga

menerapkan bentuk komunikasi non verbal yang digabungkan dengan

komunikasi verbal.

2. Faktor penghambatan yang dialami oleh guru dalam meningkatkan

kepercayaan diri anak tunarungu yaitu dalam proses belajar mengajar, guru

mengalami beberapa kendala yang mengakibatkan pembelajaran tidak

berlangsung efektif. Seperti anak tunarungu tidak mampu meniru model

bahasa yang diucapakan oleh guru dan sulit menangkap kata-kata abstrak

serta kurangnya ruangan kelas sehingga kondisi kelas kurang kondusif dan

Page 90: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

80

memberikan dampak kurangnya perhatian sehingga membuat anak tunarungu

tidak fokus pada proses pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang kurang

memadai.

B. Implikasi Penelitian

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan penelitian yang

mengenai komunikasi antarpribadi guru dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa

tunarungu (SLB) Negeri Kab. Bulukumba adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapakan agar para guru sekolah Luar biasa (SLB) Negeri

Kab. Bulukumba dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tunarungu

hendaknya lebih dekat lagi dengan anak tunarungu, supaya dapat lebih tahu

perilaku dan kondisi anak tunarungu lebih jelas, serta terus memberikan

motivasi dan pujian-pujian yang positif agar bisa membangkitkan semangat

anak tunarungu untuk belajar.

2. Bagi pihak lembaga atau kepala sekolah diharapakan adanya penambahan

sarana dan prasarana seperti ruangan kelas, agar peserta didik dengan tingkat

kebutuhan yang berbeda dapat dipisahkan sehingga proses pembelajaran dapat

berlangsung efektif. Serta memunculkan media yang lebih bervariatif agar

tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar dapat tercapai secara maksimal.

Page 91: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

81

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Alang, Sattu,Dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Makassar: Alauddin Press, 2007)

Afif , Ahmad, Psikologi Pendidikan & Perkembangan Peserta Didik, (Makassar

:Alauddin University Press, 2015)

Cangara, Hafied , pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2003)

Dasrun, Hidayat, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya,(Yogyakarta: Graha Ilmu,

2012)

Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan,(Jakarta: CV. Karya Insan

Indonesia, 2002)

Efendi, Mohammad, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008)

Getteng Rahman, Menuju Guru Profesional dan Beretika,(Cet. XI, Yogyakarta:

Graha Guru, 2014)

Huberman, Miles, M.B. Analisis Data.( Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992)

Jaya, Hakkar Dkk, Penganatar Ilmu Komunikasi, (Makassar: Alauddin Press, 2007),

Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2008)

Moleong , Lexi J, , Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet; XXV; (Bandung: PT,

Remaja Rosdakarya, 2008), h. 8-13

Morissan, Teori Komunikasi Individu hingga Massa, (Jakarta:Kencana. 2013)

Mulyana Deddy,Suatu Pengantar ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2014)

Mufid, Muhammad, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Cet; I, Jakarta: Kencana, 2009)

Nurdin, Muhammad, Kiat Menjadi guru Profesional, (Jogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2008)

Nassution, Metode Research Penelitian Ilmiah, (Edisi I, Cet.III; Jakarta: Bumi

Aksara, 2000)

Poedjawijatno, potret Guru (Jakarta: PustakaSinar Harapan, 1995)

Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, (Cet; II, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2012)

Supranto, J., Metode Riset, Aplikasinya dalam Pemasaran (Jakarta: Lembaga

Penerbit FEUI, 1998)

Supriadi Didi, Deni Darmawan, Komunikasi pembelajaran,(Bandung: PT, Remaja

Rosdakarya, 2012)

Sutopo, Ariesto Hadi dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif

Dengan NVIVO,( Jakarta: Prenda Media Group, 2010)

Page 92: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

82

Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Pusat Bahasa Dapertemen Pendidikan Nasioanal, 2008)

Widjaya, H. A. W., Komunikasi dan Hubungan Masyarakat,( Cet; V, Jakarta :

Bumi Aksara, 2008)

Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, (Cet; III, Jakarta: Rajawali Pers, 2015)

Sumber Jurnal :

Alimin Zaenal, Jurnal Pendidikan Kebutuhan Khusus, (Universitas Pendidikan

Indonesia),

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/viewFile/951/807 Anggraini, Rima Rizki, Jurnal Ilmiah Pendidikan khusus, (Universitas Guna

Darmah, Vol. 1, No. 1, 2013), http://ejournal.unp.ac.id,MIAH

PENDIDIKAN KHUSUS

Djunaid, Hamzah, Lentera Pendidikan ,( UIN Alauddin Makassar, Vol. 17 No. 1,

Juni 2014), h.140- 141,

http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/lentera_pendidikan/article/downlo

ad/521/496

Firmansyah Ibnu, Erlina Listyanti Widuri, Subjective Well-Being Pada Guru

Sekolah Luar Biasa (SLB), (Universitas Ahmad Dahlan, Vol. 2, No 1, Juli

2014), http://journal.uad.ac.id/index.php/EMPATHY/article,

Fathurrahman, Pembelajaran Agama Pada Sekolah Luar Biasa, ( STAI

Muhammadiyah Bima, Vol. VII, No 1, 2014 ),

http://download.portalgaruda.org/article.php

Fatimah, Dewi, Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role

Playing Untuk Mengembangkan Kepercayaan Diri Siswa., (Universitas

Negeri Semarang, Vol. 4, No. 1, 2015), https://doaj.org/article.

Hendriana, Heris, Membangun Kepercayaan Diri Siswa Melalui Pembelajaran

Matematika Humanis, (Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan

Siliwangi, Bandung, Vol. 19, No. 1, 2014),

http://download.portalgaruda.org/article.php

Kurniawan, Hubungan Konsep Diri Dengan Optimisme Dalam Menyelesaikan

Skripsi Pada Mahasiswa Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran UNS

,(Universitas Sebelas Maret, Vol. 3 No.4, 2015),

http://candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id

Nur’aini, Aliyah Hanum, Ery Hermawati, Strategi Komunikasi Total dan Interaksi

Simbolik Dengan Anak Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma

Asih Pontianak, (Universitas Islam Bandung, Vol. 4, No 1, 2004),

http://perpus.org/doc/6L-strategi-komunikasi-total-dan-interaksi-.html.

Ririanti, Tika Vendra Ayu, Penggunaan Metode Audioligual Terhadap

Keterampilan Menyimak Pada Siswa Tunarungu, (Universitas Negeri

Surabaya, Vol. 2, No. 3, 2013),

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/article/6075/15/article.pdf

Page 93: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

83

Sandhaningrum, Hubungan Antara Konsep Diri dan Dukungan Sosial

DenganPenyusuaian Sosial Pada Penyandang Cacat Tubuh di Balai Besar

Rehabilitasi Sosial Bina Daksa, (Universitas Negeri Semarang, Vol. 2,

No.3, 2010), http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id

Utina, Sitriah Salim, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, ( IAIN Sultan Amai

Gorontalo, Vol. 2, No.1, Februari 2014

Sumber Online :

Abu farhanalir.blogspot.co.id/2012/05/kepercayaan-diri-self-confidence.html.

Nahwah,http://-speduuns.blogspot.co.id/2012/10/anak-berkebutuhan-khusus-

tunarungu.html

Widya Mauretya, http://komunikasi.uinsgd.ac.id/bahasa-tubuh-dalam-public-

speaking/,

Karyono, https://.Wordpress.com/thesis/metode-penelitian. Html

Page 94: Mirsan - UIN Alauddin Makassarrepositori.uin-alauddin.ac.id/4557/1/Mirsan.pdf · 2017. 9. 19. · Bidan Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Wakil Rektor III UIN ... pertanyaan

RIWAYAT HIDUP

Skripsi yang berjudul, “Komunikasi Antarpribadi

Guru Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri

Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa (SLB )

Negeri Di Kabupaten Bulukumba”,disusun oleh

Mirsan, lahir di Bontomanai, 01 Mei 1995,

penulis adalah anak kedua dari dua

bersaudara, buah hati dari ibunda Obbo dan

ayahanda Ladda. Penulis memulai

pendidikan di sekolah dasar SDN 246 Bontomanai, setelah lulus Sekolah

dasar pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan sekolah

menengah pertama di SMP Negeri 40 Bulukumba, kemudian pada tahun

2010 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 8 Bulukumba dan

lulus pada tahun 2013, kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas

Islam Negeri Alauddin Makassar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Jurusan Ilmu Komunikasi dan menyelesaikan studi pada tahun 2017.