mitral stenosis dan atrial fibrilasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mitral stenosis dan atrial fibrilasi

Citation preview

Bagian Ilmu Penyakit DalamLaporan KasusFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

MITRAL STENOSIS

Oleh:GHEA ANANTA ADRIAN

Pembimbing:dr. WAYAN ARYADANA, Sp. JP

Dibawakan dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik padaLab/SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD A. Wahab SjahranieFakultas KedokteranUniversitas MulawarmanSAMARINDA2013

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus

MITRAL STENOSIS

Disusun Oleh :GHEA ANANTA ADRIANNIM. 0808015038Dipresentasikan pada tanggal 28 Mei 2013

MengetahuiPembimbing,

dr. WAYAN ARYADANA, Sp. JP

BAB I

PENDAHULUANPenyebab paling umum dari stenosis mitral (MS) adalah demam rematik. Sekitar 50% pasien dengan gejala MS memiliki sejarah Acute Rhumatic Fever (ARF). Demam Reumatik / penyakit jantung reumatikadalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum. Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang disebabkan oleh kelompok kuman A beta-hemolitic Streptococcus yang menyerang pada pharynx. Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 prodak ekstrasel, yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S, hialuronidase, streptokinase, difosforidin nukleotidase, deoksiribonuklease serta streptococca erythrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi. Demam reumatik yang terjadi diduga akibat kepekaan tubuh yang berlebihan terhadap beberapa produk tersebut. Sensitivitas sel B antibodi memproduksi antistreptococcus yang membentuk imun kompleks. Reaksi silang imun komleks tersebut dengan sarcolema kardiak menimbulkan respon peradangan myocardial dan valvular. Peradangan biasanya terjadi pada katup mitral, yang mana akan menjadi skar dan kerusakan permanen.

Manifestasi MayorManifestasi Minor

Cardistis (tidak berfungsinya katup mitral dan aorta, pulse meningkat waktu istirahat dan tidur). Polyarthritis (panas, merah, bengkak pada persendian). Erytema marginatum (kemerahan pada batang tubuh dan telapak tangan) Nodula subcutaneous (terdapat pada permukaan ekstensor persendian). Khorea (kelainan neurologis akibat perubahan vaskularSSP) Demam Althralgia Demam rematik atau penyakit jantung rematik LED meningkat C-reative protein (CRP) ++ Antistretolysin O meningkat Anemia Leukositosis. Perubahan rekaman ECG (PR memanjang, interval QT).

Dengan adanya riwayat infeksi stretococcus.

Diagnosa ditegakkan bila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor, atau dua kriteria minor dan satu kriteria mayor.Pasien-pasien ini menunjukan deformitas rematik yang khas pada katup melalui pemeriksaan echocardiografi. Penyebab lainnya yang jarang terjadi dari MS (kurang dari 1%) termasuk stenosis kongenital dari daun katup mitral , kalsifikasi yang menonjol memanjang dari annulus mitral ke daun katup pada pasien usia lanjut, atau endokarditis dengan vegetasi yang sangat besar yang menghambat katup.

LAPORAN KASUS

Identitas PasienI. Nama : Tn. HJK : Laki-laki Usia: 24 tahunAgama: IslamStatus: MenikahAlamat: Sei. KapihPekerjaan: Helper di perusahaan

II. Anamnesis (Subjektif)Keluhan Utama : Nyeri pada bagian perutRiwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang dengan keluhan sesak, nyeri ulu hati, pusing, dan sulit tidur. Keluhan dirasakan sejak kurang lebih 15 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan mudah lelah, nyeri pada bagian epigastrium, perut bengkak dan pasien merasa berdebar-debar. Merokok (+), Alkohol (+)Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya HT (-), DM (-), Asma (-)Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga pasien tidak ada riwayat penyakit yang sama , HT (-), DM (-), Asma (-)

III. Pemeriksaan Fisik (Objektif) Keadaan umum : Tampak sakit beratKesadaran : Compos mentisVital sign :TD: 100/50 mmHgRR: 28 x/menitN: 80 x/menit iregulerT: 36,2CKepala dan LeherMata Kelopak: Edema (-/-) Konjungtiva: Anemis (-/-) Sklera : Ikterik (+/+) Pupil : Bulat, isokor 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+) Kabur (-) , diplopia (-), fotophobia (-)

TelingaPendengaran normalHidungPernafasan cuping hidung (-)MulutBibir pucat (-), sianosis (-)LeherPembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), JVP meningkat 5 3

ParuInspeksiBentuk dan pergerakan dada simetris, retraksi ICS (-/-)PalpasiFremitus raba (D=S), nyeri (-/-)PerkusiSuara ketok sonor (+/+), nyeri ketok (-/-)AuskultasiSuara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

JantungInspeksiIctus cordis tidak tampakPalpasiIctus cordis teraba di ICS 6PerkusiBatas kanan: parasternal line DextraBatas kiri:sejajar linea axila anterior sinistraBatas Atas:ICS 3Batas Bawah:ICS 6 sejajar midclavikulaAuskultasiS1 S2 tunggal, ireguler, Murmur Diastolic Grade 3/6 Apex(+)

AbdomenInspeksi:CembungPalpasi:Soefl, nyeri tekan epigastrium (+), pembesaran hepar (+),ginjal (-), limpa (-)Perkusi:TimpaniAuskultasi:BU (+) normal

GenitourinariaNyeri saat BAK (-), urin output dalam 8 jam (800 cc), kemerahan

Ekstremitas Akral hangat, edema (-/-)

IV. Pemeriksaan Penunjang EKG FOTO THORAX LAB1. Laboratorium (01 - 05 -2013)Pemeriksaan laboratorium kimia darah:Pemeriksaan yang dilakukanHasil yang didapatNilai normal

GDS161 mg/dl60 - 150 mg/dl

GDP-60 100 mg/dl

G2PP-70 - 150 mg/dl

Ureum40,510- 40 mg/dl

Creatinin1,00,5-1,5 mg/dl

Natrium129135 155 mmol/L

Kalium5,23,6 5,5 mmol/L

Chlorida9395 108 mmol/L

Pemeriksaan laboratorium darah lengkap:Pemeriksaan yang dilakukanHasil yang didapatNilai normal

WBC11.0 K/ul5.0-10.00 K/ul

RBC4,38 M/ul4.00-5.50 M/ul

HGB14,8 g/dl12.0-16.0 g/dl

HCT38,9 %36.0-48.0%

MCV88,8 fl82.0-92.0 fl

MCH33,827.0-31.0 pg

MCHC38,0 g/dl32.0-36.0 g/dl

PLT185 K/ul150-400 K/ul

LED60 mm/jamP : < 10 mm/1jamW : < 10 mm/1jam

2. Laboratorium (02 - 05 -2013)Pemeriksaan laboratorium serologi:Pemeriksaan yang dilakukanHasil yang didapatNilai normal

HbSAg(-) negatif

Anti HCV(-) negatif

APTT

3. Laboratorium (03 - 05 -2013)Pemeriksaan laboratorium kimia darah:Pemeriksaan yang dilakukanHasil yang didapatNilai normal

WBC10.5 K/ul5.0-10.00 K/ul

RBC4,42 M/ul4.00-5.50 M/ul

HGB12,7 g/dl12.0-16.0 g/dl

HCT38,6 %36.0-48.0%

MCV87,3 fl82.0-92.0 fl

MCH28,727.0-31.0 pg

MCHC32,9 g/dl32.0-36.0 g/dl

PLT173 K/ul150-400 K/ul

LED60 mm/jamP : < 10 mm/1jamW : < 10 mm/1jam

Pemeriksaan laboratorium serologi:Pemeriksaan yang dilakukanHasil yang didapatNilai normal

T30,660,8 1,6 ng / ml

T410,295 11,5 ng / dl

Tsh5,030,15 5

4. Laboratorium (05-05-13)Pemeriksaan laboratorium Analisa gas darah :Pemeriksaan yang dilakukanHasil yang didapatNilai normal

pH7,477,20 7,60

pCO23430 50 mmHg

pO216770 - 700 mmHg

HCO323,9-

---

Natrium127135 155 mmol/L

Kalium3,23,6 5,5 mmol/L

Chlorida10195 108 mmol/L

V. Diagnosis (Assesment)Mitral Stenosis + Atrial Fibrilasi + CHF FC IVTerapi ( yang diberikan )1. Vascon 0,1 m / kgBB / menit2. Furosemid 5mg / jam3. Digoxin 1 ampul diencerkan 10 cc (bolus pelan) lalu dilanjutkan dengan digoxin tablet 1x14. Spirola 1x100 mg5. Inj Ondansentron6. Inj Ranitidin 2 x 17. Warfarin 1 x 1

VI. PrognosisDubia ad MalamVII. Follow Up RuanganTanggalSubjektif & ObjektifAssesment & Planning

02-05-2013

S: mual (+), muntah (-), sulit tidur (+), nyeri epigastrium (+), BAK kemerahan

O: CM; TD 110/70 mmHg; N 156x/i; RR 28x/; NTE, Bu (+) normal

A: Susp Hypertiroid / thyroid heart diseaseP: Inj. Ranitidin 2 x1 amp Inj. Tomit 3 x 1 Sucralfat syr 3x 1c Digoxin 1 x 1 Lasix 3x 1 Propanolol 20mg 3 x 1 Co jantung Co Rontgen thorax

03-05- 2013

S: sulit tidur, Nyeri pada epigastrium, sulit bernapas

O: CM; TD 100/60 mmHg; N 160x/i; RR 28x/i;, NTE (+) dan BU(+)

A: Susp Hypertiroid P: Inj. Ranitidin 2 x1 amp Inj. Tomit 3 x 1 Sucralfat syr 3x 1c Digoxin 1 x 1 Lasix 3x 1 Propanolol 20mg 3 x 1 Pro echo

04-05-2013S: sesak (+), BAK kemerahan, lemah

O: CM; TD 90/60 mmHg; N 120x/i; RR 44x/i; NTE (+) dan BU(+)

A: : Sirosis Hepatis P: Inj. Ranitidin 2 x1 amp Inj. Tomit 3 x 1 Sucralfat syr 3x 1c Digoxin 1 x 1 Lasix 3x 1 Propanolol 20mg 3 x 1

06-05-13S: nyeri ulu hati, pusing, sulit tidur

O: CM; TD 90/60 mmHg; N 170x/i; RR 22x/i; T 35,4,10C, NTE (-) dan BU(+)

A: DM tipe 2+ abses pedis , post debridement XVIP: Inj. Ranitidin 2 x1 amp Sucralfat syr 3x 1c Digoxin 1 x 1 Lasix 3x 1 Propanolol 20mg 3 x 1

06-05-13ICCU

S: berdebar - debar

TD 104/69 mmHg; N : 162A: SVT + CHF FC IV P: NaCl 10 tpm Inj Digoxin 1 amp diencerkan 100 dlm aquades SP. Furosemid 5mg/jam SP. Vascon standby Inj. Ondansentron 3x1amp Sucralfate Syr 3x1c Inj. Ranitidin 2x1amp Pro Echo

07-05-13ICCU

S: sesak nafas

TD 98/44 mmHg; N : 105A: Post SVT + AF Rapid VR + CHF FC IV + MS P: Digoxin 1x1 SP. Furosemid 5mg/jam SP. Vascon 0,05mg/KgBB/menit Inj. Ondansentron 3x1amp Sucralfate Syr 3x1c- Inj. Ranitidin

08-05-13ICCU

S: sesak nafas

TD 90/58 mmHg; N : 89A: Post SVT + AF N VR + CHF FC IV + MS P: Digoxin 1x1 SP. Furosemid 5mg/jam SP. Vascon 0,05mg/KgBB/menit Inj. Ondansentron 3x1amp RL 20 tpm- Inj. Ranitidin

09-05-13ICCU

S: Keluhan (-)

A: Post SVT + AF N VR + CHF FC IV + MS P: Furosemid 1-0-0 Spirola 1-0-0 Digoxin 0-0-1 ASA 80 mg 0-1-0PX boleh pulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISIStenosis katup mitral merupakan penyempitan pada lubang katup mitral yang akan menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri. Kelainan struktur mitral ini menyebabkan gangguan pembukaan sehingga timbul gangguan pengisian ventrikel kiri saat diastol.Dibagi atas : Reumatik (> 90% ) dan non reumatik. Sebagian terjadi pada usia < 20 tahun yang disebut Juvenile Mitral Stenosis .PATOFISIOLOGIPada jantung yang normal ketika katup mitral terbuka pada saat diastol, aliran darah mengalir dengan lancar dari LA (Left Atrium) menuju LV (Left Ventrikel). Pada MS, terdapat obstruksi aliran darah pada saat melewati katup, sehingga pengosongan LA terhambat dan ada perbedaan tekanan yang abnormal antara LA dan LV, sehingga tekanan pada LA lebih tinggi dari pada normal, agar dapat memompakan darah melewati katup yang mengalami obstruksi. Ukuran normal katup mitral berkisar antara 4-6 cm2 . Gambaran MS menjadi signifikan jika area katup berkurang menjadi < 2cm2 . meskipun tekanan LV normal pada MS, terdapat gangguan pengisian pada LV. Sehingga menyebabkan pengurangan stroke volume dan cardiac output.Derajat berat ringannya stenosis mitral, selain berdasarkan gradien transmitral, dapat juga ditentukan oleh luasnya area katup mitral, serta hubungan antara lamanya waktu antara penutupan katup aorta dan opening snap. Berdasarkan luasnya area katup mitral derajat stenosis mitral dibagi sebagai sebagai berikut :1. Minimal: Bila area > 2,5 cm2. Ringan : Bila area 1,4 2,5 cm3. Sedang : Bila area 1 1,4 cm4. Berat : Bila area < 1,0 cmKeluhan dan gejala stenosis mitral mulai akan muncul bila luas area katup mitral menurun sampai setengah dari normal (