Upload
dophuc
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 1/22
1. PROSES AWAL BESI DAN BAJA
Dalam pertemuan ini akan dibahas logam berbasis besi (ferrous), yaitu besi
dan baja. Besi dan baja adalah logam yang paling penting, dipandang dari luasnya
pemakaian dalam kehidupan di bumi in. Gabungan dari keduanya merupakan 65%
dari total logam yang dipakai di Amerika.
Kondisi tersebut tidak lepas dari fakta bawa bahan pembuat besi tersedia
dengan luas di bumi. Sebesar 5% dari bahan dari kerak bumi adalah besi (Fe). Di
antara logam-logam, ketersediaan besi di alam menduduki nomer 2, setelah
alumunium. Kalau diperhitungkan dengan elemen-elemen lain, besi menduduki
nomer 4 setelah oksigen, silikon dan alumunium.
1.1. Bijih Besi
Secara alamiah, besi ditemukan dalam bentuk bijih besi yang mengandung
oksida-oksida besi. Tergantung dari tempatnya, oksida besi bisa ditemukan dalam
bentuk hematit (Fe2O4), magnetit (Fe3O4), siderit (FeCO3) atau limonite (Fe2O3 –
xH20).
Kandungan besi dalam bijih besi bisa sekitar 50%-70%. Intinya, bijih besi
harus diolah dalam tanur untuk menghasilkan besi yang lebih murni, yang dapat
diolah lebih lanjut.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 2/22
Saat ini juga merupakan hal yang umum dilakukan, besi dan baja sekrap
diolah ulang (recycle).
1.2. Pembuatan besi dan bahan berbasis besi.
Banyak pilihan rancangan proses pemurnian bijih besi menjadi besi yang lebih
murni. Ada yang proses yang terintegrasi (satu rangkaian proses terdapat dalam
satu tempat), ada juga yang terpisah-pisah.
Pemilihan proses tergantung dari jenis (rumus kimia) oksida besi dalam bijih,
dan juga tergantung dari kebijakan pemerintah. Negara maju saat ini menghindari
proses-proses yang terlalu mengotori lingkungan. Karena alasan tertentu, sebanyak
70% dari kebutuhan baja di Amerika Serikat dipasok dari daur ulang baja bekas
yang dilakukan di dalam negeri. Baja “baru”, yang dihasilkan dari bijih, kebanyakan
diperoleh dengan cara impor.
Pada dasarnya, dalam tanur ini, oksida besi yang ada dalam bijih besi diubah
menjadi besi (Fe). Pig iron dan ingot merupakan produk-produk antara,
sebagaimana juga billet, bloom dan slab. Dalam Figure 12-13 diperlihatkan spektrum
produk-produk baja yang tersedia di pasar.
Blast furnace (Figure 12-2) merupakan jenis tungku yang mengolah langsung
bijih besi. Kedalamnya, selain bijih besi, dimasukkan juga batubara dan limestone
(CaCO3). Batu bara berfungsi sebagai (1) bahan bakar yang membuat besi berubah
menjadi cair, dan (2) menghasilkan gas CO yang dapat berfungsi melepaskan Fe
dari oksidanya.
Limestone berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran dari besi cair, dan
mengumpulkannya menjadi bentuk yang dinamakan slag.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 3/22
Besi yang sudah lebih murni, dalam bentuk cair dikeluarkan dari tanur dan
dicetak menjadi bentuk yang disebut pig iron. Kotorannya (slag) dibuang dari lubang
yang lain. Pig iron masih mengandung karbon lebih dari 4%, ditambah berbagai
kotoran lain.
Pemurnian lebih lanjut diperlukan untuk menghasilkan besi murni, besi tuang
dan baja.
Besi dengan campuran karbon di bawah 0,005%, pada temperatur kamar,
masih disebut sebagai besi murni. Besi murni bersifat lunak, liat dan relatif lemah.
Karena lunaknya maka jarang dipergunakan untuk keperluan teknik.
Sedangkan baja adalah paduan besi dan karbon, dengan jumlah karbon
antara 0,06% - 2%.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 4/22
Paduan besi yang mengandung karbon di atas 2% biasanya adalah besi
tuang. Besi tuang adalah terlalu regas untuk di-rol, dibentuk (forming) atau untuk
proses-proses manufaktur yang lain.
1.3. Pemurnian Baja
Alat yang banyak
dipakai untuk pemurnian
adalah BOF (basic oxygen
furnace). Lihat Figure 6-7.
Gas oksigen ditiupkan dalam
alat ini dapat mengurangi
kandungan karbon, mangan,
sulfur, dan fosfor dalam cairan besi, sampai pada tingkat yang diinginkan. Input
untuk BOF adalah pig iron dan atau besi-baja sekrap.
Output dari BOF
adalah besi dengan
kandungan karbon
yang lebih rendah.
Seringkali output ini
dialirkan lagi ke alat lain
untuk memodifikasi
komposisi kimia dan membuat jenis baja khusus.
EAF (electric arc furnace) adalah alternatif untuk BOF dalam proses
pemurnian baja. Pada umumnya, EAF digunakan untuk membuat baja paduan, baja
perkakas dan baja tahan karat.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 5/22
Output dari BOF dan EAF berbentuk ingot.
2. BAJA
Ingot, secara langsung, atau melalui produk antara yang lain (billet, bloom
dan slab), setelah melalui proses di pengilangan, akan berubah menjadi ribuan
produk baja yang berbeda, yang dibuat untuk berbagai keperluan (lihat Figure 12-
12). Seperti sudah dikemukakan, baja adalah paduan besi dan karbon, dengan
jumlah karbon antara 0,06% - 2%.
Baja dapat dibagi menjadi kategori-kategori sebagai berikut: (1) plain carbon
steel, (2) low alloy steel, (3) stainless steel (baja tahan karat), (3) tool steel (baja
perkakas) dan (5) baja khusus.
2.1. Plain carbon steel
Baja dalam kelompok ini mengandung karbon (sebagai campuran utamanya)
dalam jumlah sedikit. Juga mengandung elemen lain dalam jumlah sedikit, misalnya
mangan (sekitar 0,4%) dan komponen lain (silikon, fosfor, belerang) dalam jumlah
yang lebih sedikit
Kekuatan plain carbon steel bertambah dengan bertambahnya kandungan
karbon, sebagaimana dapat dilihat dalam Figure 6-12.
Pengkodean plain carbon steel dilakukan dengan rumus sebagai berikut (lihat
Tabe 6-2).
10xx
Dimana, 10 = tanda bahwa bahan ini adalah plain carbon steel
xx = angka kandungan karbon. Angka 20 artinya kandungan karbon
sebanyak 0,20%
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 6/22
Baja-baja yang termasuk plain carbon steel dapat dikelompokkan menjadi 3 : low
carbon steel, medium carbon steel dan high carbon steel
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 7/22
Low carbon steel. Mengandung carbon kurang dari 0,20%. Merupakan jenis
yang paling banyak dipakai. Mudah dibentuk. Aplikasi: komponen mobil berbentuk
lempengan baja, barang-barang lain yang dibuat dari lempengan baja, rel kereta api.
Medium carbon steel. Mengandung carbon 0,20% - 0,50%. Aplikasi:
komponen-komponen yang memerlukan kekuatan lebih tinggi ketimbang Low-C,
seperti komponen mesin, komponen peralatan, crank-shaft, connecting rod.
High carbon steel. Mengandung carbon lebih dari 0,50%. Dipakai untuk
komponen yang memerlukan stifness dan hardness. Aplikasi: per (spring), alat
potong (cutting tools), blades, komponen yang mempunyai daya tahan terhadap aus.
2.2. Low alloy steel (baja paduan rendah)
Adalah paduan besi-karbon yang mengandung unsur-unsur lain dengan
jumlah total kurang dari 5% berat keseluruhan. Mempunyai sifat-sifat (kekuatan,
kekerasan, daya tahan aus, thoughness) yang lebih tinggi ketimbang plain carbon
steel. Sifat-sifat tersebut seringkali diperoleh dari perlakuan panas (heat treatment).
Unsur-unsur yang biasa ditambahkan pada baja: kromium, mangan,
molibdenum, nikel, vanadium. Dalam bentuk individu maupun kombinasi.
Efek dari logam-logam yang dipadukan dengan baja adalah sebagai berikut.
Kromium (Chromium, Cr), untuk meningkatkan kekuatan (strenghth),
kekerasan (hardness), tahan aus (wear resistance). Dalam jumlah yang signifikan,
Cr akan meningkatkan daya tahan terhadap korosi.
Mangan (Manganese, Mn), untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan.
Ketika baja mendapat perlakukan panas, peningkatan kekerasannya menjadi lebih
mudah.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 8/22
Molibdenum (Molybdenum, Mo), untuk meningkatkan keuletan dan
kekerasan. Juga meningkatkan kemampuan untuk ditingkatkan kekerasannya.
Nikel (Nickel, Ni), untuk meningkatkan kekerasan dan keuletan.
Meningkatkan kemampuan untuk ditingkatkan kekerasannya. Dalam jumlah yang
signifikan, dapat meningkatkan daya tahan terhadap korosi. Merupakan logam
utama (setelah kromium) dalam membentuk baja tahan karat.
Vanadium (V). Mencegah membesarnya ukuran butir logam (grain), ketika
dilakukan heat treatment. Akan meningkatkan strength dan toughness. Juga
membentuk carbide, yang dapat meningkatkan daya-tahan aus.
2.3. Terminologi Baja
Pemilihan produk baja perlu pemahaman mengenai sifat-sifatnya, dan
informasi mengenai ketersediaan dari supplier. Untuk itu perlu dipahami istilah-istilah
berikut untuk bisa memanfaatkan informasi dalam handbook. Dalam sumber
informasi tersebut terkandung juga informasi mengenai operasi yang dilakukan pada
kilang yang dialami oleh produk baja.
Baja karbon. Baja dengan karbon sebagai elemen penguat. Elemen lain
ditambahkan dalam jumlah yang kecil, seperti mangan maksimum 1,65%, silikon
maksimum 0,60%, tembaga maksimum 0,60% dan sulfur serta fosfor maksimum
0,05%.
Baja paduan. Istilah ini dipakai untuk setiap baja yang mengandung elemen
non-karbon dalam jumlah yang signifikan. Secara umum, jumlah elemen tambahan
itu adalah 5% maksimum. Dipakai terutama untuk aplikasi struktural.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 9/22
Klasifikasi Baja. Di Amerika ada beberapa organisasi yang membuat sistem
spesifikasi mengenai baja karbon dan baja paduan (dan bahan-bahan lainnya),
antara lain sebagai berikut.
AA The Aluminum Association
AISI The American Iron and Steel Institute
ASTM The American Society for Testing and Material
CDA The Copper Development Association
SAE The Society of Automotive Engineer
Masing-masing sistem mempunyai cakupan (scope) yang berbeda sehingga
dapat saling mengisi, walaupun dalam banyak hal juga ada yang overlapping. Saat
ini sudah ada UNS (Unified Numbering System) yang mengkoordinasikan semua
sistem yang ada. Tanggung jawab pengembangan sistem tetap pada organisasi
yang mengelolanya selama ini. Perhatikan Tabel 2-1.
Killed. Teroksidasi berat, terutama oleh tambahan bahan kimia pada logam
cair.
Galvanized. Produk baja dengan lapisan (coat) seng (Zn). Seng ini dilapiskan
dengan cara pencelupan panas.
Sheet. Baja rol, terutama dengan kisaran ketebalan antara 0,25 – 6,4 mm,
dengan lebar 610 mm atau lebih.
Shapes. I beam, channel, angel wide-flange beam yang sudah di rol-panas,
keperluan struktur. Sedikitnya satu dimensi pada potongan melintangnya (cross
section), lebih besar dari 76mm.
Tin plate. Baja yang sudah di-rol dingin, dengan kisaran ketebalan 0,1 – 0,4
mm). Mungkin mempunyai lapisan timah, mungkin juga tidak.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 10/22
Temper roling. Banyak baja memperlihatkan garis-garis regangan yang
timbul ketika ditarik atau dibentuk. Garis-garis ini mungkin tidak disukai oleh
pemakai. Pengerolan temper meliputi sejumlah roll reduction sebagai operasi
terakhirnya pada bahan, untuk mengeliminasi garis-garis regangan. Proses ini
kadang-kadang dilakukan untuk memperbaiki bentuk akhir permukaan dari satu
bentuk baja.
Temper. Sejumlah cold reduction atas lembaran dan strip yang sudah diroll.
2.4. Spesifikasi baja
Dalam purchase order dikemukakan informasi-informasi sebagai berikut.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 11/22
Deskripsi. Sebuah purchase order harus mencantumkan deskripsi bahan yang
diperlukan. Contohnya: steel, hot-finished, low-carbon bar, ASTM A 29 grade B.
Dimensi. Berkenaan dengan dimensi dan kuantitas
Komposisi kimia. Dalam UNS, ASTM atau yang lain, kalau nomernya sudah
disebutkan, otomatis komposisi kimianya sudah diketahui. Tapi jika diperlukan
komposisi kimia yang non standar, hal ini bisa dipesan khusus.
Sifat-sifat mekanikal.
Toleransi dimensi.
Penyelesaian (finish). Jika diperlukan, dapat dkemukakan kualitas penyelesaian
(pada permukaan) yang diinginkan. Jika hal ini bisa dilakukan oleh pabrik,
maka akan menghemat biaya sendiri.
Keperluan khusus. Misalnya perlakuan panas, coating, arah butiran, packaging dan
lain-lain.
2.5. Membentuk baja menjadi berbagai bentuk
Daftar produk tersebut dapat dilihat pada Figure 12-13. Setiap produk
mempunyai toleransi ukuran yang berbeda, terminologi yang berbeda, permukaan
yang berbeda, dan komposisi kimia yang berbeda. Dalam kasus produknya dibuat
dengan penyelesaian dingin, akan terjadi perbedaan tingkat kekerasan (temper).
Penyelesaian panas (hot finishing). Dalam keadaan panas, ingot, bloom,
atau slab di-roll sehingga ukuran penampangnya akan menjadi lebih kecil. Dalam
proses seperti itu, pertama-tama butiran kristal logam akan menjadi gepeng
(squashed down) tapi segera akan tumbuh kembali (rekristalisasi).
Baja yang diberi penyelesaian panas, akan mempunyai sisik atau kerak hitam
pada permukaannya. Ini terjadi karena ketika besi dalam keadaan panas, terpapar
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 12/22
pada udara. Bisa juga terjadi permukaan yang kelabu, kalau sisik tersebut dikelupas
dengan cara pencelupan ketika besi dalam keadaan panas.
Penyelesaian dingin (cold finishing). Penyelesaian dingin dimulai dengan
mencelupkan baja kedalam cairan asam, untuk mengelupas sisik yang terjadi pada
operasi penyelesaian panas. Baja yang masih panas ini kemudian di-rol dalam
temperatur kamar. Biasanya, dalam satu kali rol, baja panas ini akan mengecil
sebesar 10% - 20%. Jika diperlukan 10 kali pengerolan, setelah lima kali mungkin
baja akan menjadi keras. Ini terjadi karena butir yang menjadi gepeng dan makin
kecil, dan tidak mengalami rekristalisasi kembali. (Lihat Figure 12-15) Untuk itu,
sebelum melanjutkan pengerolan, perlu dilakukan pelunakan lagi, dengan proses
yang dinamakan anil (anneal). Anil dilakukan dengan cara pemanasan kembali.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 13/22
Produk-produk baja yang dihasilkan kedua penyelesaian di atas, mempunyai
sifat yang berbeda sehingga perlu diperhitungkan dalam pemilihan bahan. Produk
baja hasil dari penyelesaian panas: lebih lunak, permukaannya berwarna abu-abu
sampai hitam, dan bersisik (scaled).
Di pihak lain, produk baja hasil dari penyelesaian dingin: lebih kuat dan
permukaannya lebih halus. Karena kekuatannya bisa dua kali lipat, maka untuk
membuat komponen yang sama, berat baja yang diperlukan bisa hanya
setengahnya, tanpa mengurangi kekuatan.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 14/22
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 15/22
3. PERLAKUAN PANAS PADA BAJA
Terdapat variasi keinginan dari para perancang produk yang memakai bahan
baja. Ada yang ingin baja yang dipakainya lunak sehingga mudah dibentuk. Ada
yang ingin baja yang dipakainya merupakan baja yang terkeras dari yang ada. Ada
juga yang menginginkan baja yang kuat dan ulet (tough).
3.1. Alasan Perlakuan Panas (heat treatment)
Gambar berikut memperlihatkan alasan-alasan mengapa dilakukan perlakuan
panas. Sebagaimana terlihat pada gambar, ada tiga alasan utama mengapa
dilakukan perlakuan panas: untuk pengerasan, pelunakan dan pengkondisian.
Pengerasan. Baja yang mempunyai kandungan karbon yang cukup, dan juga
baja paduan, dapat diperkeras. Caranya adalah dengan memanaskannya sampai
tingkat temperatur austenit, lalu dicelupkan.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 16/22
Pelunakan. Ketika baja dibuat dengan cara cold rolling (misalnya), baja ini
akan menjadi keras dan menjadi getas. Jika sebuah pabrik akan mengerol lembaran
baja, dari ketebalan awal 10mm menjadi lembaran dengan ketebalan 1mm, ketika
baja ini baru mencapai 5mm, baja akan terlalu keras untuk dirol lebih lanjut. Untuk
itu harus dilakukan peng-anil-an (annealing) untuk melunakkannya. Caranya adalah
dengan menaikan temperatur baja pelahan-lahan sampai mencapai satu titik dimana
terjadi transformasi menjadi bentuk austenit. Lalu dilakukan penurunan temperatur
secara pelahan-lahan juga (biasanya didinginkan di dalam tungkunya).
Pengkondisian. Yang dimaksud dengan pengkondisian (conditoning) adalah
berbagai proses yang memakai perlakuan panas dengan maksud untuk mengubah
sifat baja.
Spring aging. Per spiral yang terbuat dari baja karbon-tinggi, atau non-besi, lama
kelamaan akan membesar lingkarannya atau berubah bentuk sehingga tidak
berfungsi lagi sebagai per. Gejala ini disebabkan oleh sifat anelastic. Pemanasan
selama dua jam pada temperatur 315-3700C, akan menghentikan sifat anelastic ini.
Lain dengan cara alamiah dimana perubahan tersebut terjadi dengan berjalannya
waktu, proses pemanasan di atas akan membuat perubahan yang sama terjadi
dalam dua jam tersebut. Dengan mempelajari perubahan yang terjadi selama proses
tersebut, pembuatan per baru dapat dibuat dengan mengakomodasikan perubahan
tersebut, sehingga akurasi dimensi akan terjaga.
Normalisasi. Seperti pada peng-anilan, bahan di panaskan sampai suhu tertentu.
Pendinginannya dilakukan di luar tungku. Dengan cara ini maka sifat-sifat bahan dan
kandungan unsur-unsur kimianya akan terdistribusi dengan lebih rata. Demikian juga
dengan ukuran butir, akan lebih homogen setelah perlakuan ini.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 17/22
3.2. Pengerasan Langsung
Peng-austenit-an. Pengerasan baja memerlukan perubahan dalam struktur
kristal, dari bentuk body-centered cubic (BCC) menjadi bentuk face-centered cubic
(FCC). Harus dilakukan pemanasan sampai pada daerah austenit atau austenit +
Fe3C. Lihat Gambar 13-14. Gambar tersebut memperlihatkan kisaran temperatur
pengerasan untuk baja karbon. Temperatur pengerasan letaknya dekat dengan
temperatur transformasi untuk meminimalkan pengkasaran butir.
Proses pengerasan juga mencakup tindakan penyiraman yang menyebabkan
karbon terperangkap dalam struktur kristal.
Pengerasan selektif. Di depan sudah dikemukakan bahwa bahan berbasis
besi memerlukan kandungan karbon
yang cukup jika ingin berhasil dalam
pengerasan celup. Dalam baja
karbon sederhana, kandungan
karbon ini harus sekitar 0,6%, untuk
yang 100% martensit. Jika teknik
celup-cepat dilakukan disini, atau
jika barang yang akan dikerjakan
tidak begitu tebal, kadar karbonnya
bisa lebih rendah, yaitu 0,4%.
Jika pemanasan sampai
temperatur austenit diaplikasikan
hanya pada area tertentu, misalnya
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 18/22
hanya pada bagian tajam dari satu pisau, maka hanya bagian itu saja yang akan
menjadi keras pada proses pencelupan.
Dalam hal ini ada yang disebut pengerasan kulit yang biasa dilakukan pada
roda gigi. Setelah melalui proses pengerasan kulit, roda gigi menjadi tidak mudah
aus,
Cara pemanasan selektif dapat dilakukan dengan menggunakan nyala api
yang dihasilkan gas (flame hardening), atau panas yang dihasilkan oleh induksi
(induction hardening). Pemanasan pada area yang dipilih, juga dapat dilakukan
dengan menggunakan sinar laser atau berkas sinar elektron (electron beam, EB).
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 19/22
Gambar di bawah
memperlihatkan apa yang disebut
sebagai temperatur austenit.
3.3. Pelunakan
Rekristalisasi. Sebagaimana
dikemukakan di depan, jika logam
mendapat pengerjaan dingin, maka
butir-butirnya akan mengalami
deformasi, menjadi memanjang.
Hasilnya adalah logam menjadi keras
dan kuat. Pengerjaan dingin seperti ini mempunyai batas tertentu. Dalam
penggilingan baja sehingga menjadi lembaran tipis, area penampang melintang
logam dapat diperkecil hanya sampai batas tertentu saja. Setelah itu logam menjadi
terlalu keras untuk digiling. Pada titik ini harus dilakukan pengembalian butir ke
ukuran awal. Hal ini dapat dilakukan dengan menjalankan perlakuan panas.
Transformasi ukuran butir ke ukuran awal ini disebut sebagai rekristalisasi karena
menyangkut perubahan mikrostruktur.
Peng-anilan (anealing). Proses penganilan mencakup pemanasan sampai
mencapai temperatur austenit, lalu diteruskan dengan pendinginan secara perlahan-
lahan. Ada yang penurunannya 530C ada juga yang 150C per jam.
Penemperan (tempering). Pada besi biasanya memperkeras sepotong baja
dengan cara memanaskan, mencelupkan ke air, lalu memanaskannya lagi. Telah
diketahui bahwa hasilnya sia-sia karena proses ini menghasilkan baja yang regas
sehingga sebuah impak atau beban yang membengkokan, akan menyebabkan baja
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 20/22
tersebut patah. Penemperan adalah sebuah perlakuan panas subkritis, dengan
maksud untuk memperbaiki keliatan (thougness) dari baja yang sudah mengalami
pengerasan melalui cara pencelupan (quench-hardened).
Gambar berikut memperlihatkan perbandingan siklus dari beberapa perlakuan
panas.
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 21/22
MK : Pengetahuan Bahan Modul 4 : Besi-Baja 1
Hanya untuk lingkungan UMB (2011-2) 22/22
Bahan bacaan:
Budinski, K.G. dan Budinski M.K., 2010, Engineering Materials, Properties and
Selection, Pearson Prentice Hall
Groover, Mikell P. 2011. Principles of Modern Manufacturing, 4th Edition. John Willey
& Sons. Inc.
Surdia, Tata dan Saito, Shinroku, 1992, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya
Paramita, Jakarta
Wargadinata, Arijanto S., 2002, Pengetahuan Bahan, Penerbit Universitas Trisakti
Wirjosumarto, Harsono, stensilan, tanpa tahun, Kekuatan dan Penguatan Logam,
Laboratorium Teknik Metalurgi, Departemen Mesin, FTI, ITB, Bandung