25
PT BANK DIPO INTERNASIONAL Management Letter UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2011

ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

PT BANK DIPO INTERNASIONAL Management Letter UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2011

Page 2: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Daftar Isi

I. Pendahuluan

II. Temuan & Rekomendasi

2.1. MANAJEMEN RISIKO

2.1.1. Saldo Kas Besar dalam Khazanah Melebihi Limit Cash In Safe

2.1.2. Manajemen Perkreditan

2.1.3 Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan Auditan dan/atau Laporan Keuangan Internal Debitur

2.1.4 Penilaian Agunan dan Asuransi Agunan

2.1.5 Kredit yang Direstruktur

2.1.6 Pemberian Fasilitas Kredit Channeling kepada Koperasi Mitra Sejati

2.2. AKUNTANSI & KEUANGAN

2.2.1. Penangguhan Biaya Operasi dengan Masa Manfaat

2.2.2. Agunan yang Diambil Alih yang Masih Outstanding

2.2.3. Assessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) atas Kredit yang Diberikan

2.2.4. Perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Kredit yang Diberikan

2.3. TEKNOLOGI DAN INFORMASI

2.3.1. Tidak Dilakukan Perubahan Suku Bunga Tabungan Pada Sistem Core Banking Untuk Periode November – Desember 2011 Sesuai

Dengan Internal Memo Yang Berlaku

2.4. PRINSIP KNOW YOUR CUSTOMER

2.4.1. Prinsip Know Your Customer (KYC)

III. Perkembangan Isu-isu Sehubungan dengan Laporan Keuangan 3.1. Antisipasi Penerapan PSAK Baru

3.2. Antisipasi Penerapan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008

Lampiran

Page 3: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 1 dari 18

I. PENDAHULUAN

Dalam audit kami atas laporan keuangan PT Bank Dipo Internasional (“Bank”) untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2011, kami telah melakukan penelaahan atas aspek-aspek tertentu atas sistem pengendalian intern dan

prosedur akuntansi Bank. Temuan-temuan selama penelaahan kami tersebut, kami tuangkan dalam laporan ini,

termasuk rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikannya.

Laporan ini ditujukan untuk memberikan masukan yang konstruktif untuk Manajemen. Temuan-temuan ini merupakan

temuan yang kami peroleh dalam melakukan prosedur audit normal kami. Ruang lingkup atas prosedur penelaahan ini

dirancang oleh kami pada dasarnya adalah untuk membantu kami dalam menyatakan pendapat kami atas laporan

keuangan Bank dan tidak ditujukan untuk memberikan keyakinan atas sistem pengendalian intern Bank. Dengan

demikian, laporan ini tidak dapat diharapkan memberikan semua perbaikan yang mungkin dapat disampaikan apabila

dilakukan dalam penugasan penelaahan yang ekstensif dan khusus. Lebih lanjut, prosedur audit kami tidak dapat

mendeteksi seluruh ketidakberesan dalam hal pelaporan dan kepatuhan hukum.

Ruang Lingkup

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut

mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa

laporan keuangan bebas dari salah saji material. Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian

laporan keuangan.

Prosedur audit kami meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan

pengungkapan dalam laporan keuangan serta penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan

yang dibuat oleh Manajemen. Prosedur ini dilakukan agar kami dapat menyatakan pendapat, dalam segala hal yang

material, bahwa laporan keuangan Bank telah disajikan dengan wajar dan sesuai dengan Standar Akuntansi yang

ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan Bapepam dan Bank Indonesia.

Ruang lingkup dari audit kami dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai atas laporan keuangan Bank

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah bebas dari salah saji yang material. Laporan ini

merupakan laporan tambahan dari laporan keuangan yang kami sampaikan kepada Bank sebagai hasil rekomendasi

audit kami untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Oleh karena itu, laporan kami ini seharusnya

dibaca secara bersamaan dengan laporan keuangan yang telah diaudit untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2011.

Bantuan yang Diterima

Dalam penyelesaian audit, kami memperoleh kerjasama yang baik dari karyawan Bank, terutama dari Grup Finance

and Accounting. Bersama dengan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka atas bantuan dan

dukungannya.

Tanggal Penyelesaian Audit

Kami telah mengeluarkan pendapat atas laporan keuangan Bank ntuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2011 pada tanggal 28 Maret 2011.

Page 4: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 2 dari 18

II. TEMUAN DAN REKOMENDASI

2.1. MANAJEMEN RISIKO

2.1.1. Saldo Kas Besar dalam Khazanah Melebihi Limit Cash In Safe

Temuan:

Berdasarkan pemeriksaan terhadap saldo kas besar, kami menemukan saldo kas besar di Kantor Cabang

Bandengan per 31 Desember 2011 yang melebihi limit cash in safe yang ditetapkan oleh Bank, dimana saldo

kas besar pada kantor cabang pembantu adalah senilai Rp 1.835.020.200, sedangkan limit cash in save

adalah sebesar Rp 1.500.000.000.

Rekomendasi:

Manajemen Bank sebaiknya mereview kembali limit cash in safe per cabang sehingga tidak terjadi

kekurangan limit cash in safe yang telah ditetapkan oleh Bank dan meninjau kembali dengan pihak asuransi

berapa besar nilai pertanggungan kas di khazanah yang akan diasuransikan.

Tanggapan Manajemen:

Bank tidak akan merubah limit yang telah ada, mengingat kondisi tersebut hanya bersifat insidentil dan

kelebihan dana cash tersebut telah dicover asuransi.

Page 5: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 3 dari 18

2.1.2. Manajemen Perkreditan

Temuan:

Kelemahan-kelemahan utama dalam aktivitas fungsional perkreditan, antara lain: 1. Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi perlu

ditingkatkan pada saat awal pengajuan pinjaman, pengawasan terhadap kualitas analisa kredit, kecukupan

administrasi kredit, dan kontinuitas pemantauan kredit.

2. Pengungkapan dalam analisis kuantitatif kredit belum dijelaskan secara lengkap dan terukur serta masih terdapat kesenjangan informasi antara hasil analisis dengan dokumen pendukung, sehingga

mengakibatkan hasil analisa dalam hal keuangan debitur kurang akurat dan berpotensi menimbulkan

kekeliruan dalam proses pengambilan keputusan.

3. Hasil kaji ulang credit reviewer atas analisa kredit oleh Account Officer (“AO”) cenderung bersifat pengulangan dan sistem pemantauan kredit belum dilakukan secara rutin sesuai dengan kebijakan intern

bank yang mewajibkan dilakukan kunjungan usaha (Call Report) setiap 1 (satu) tahun sekali.

4. Fungsi AO Analisa kredit yang dibuat oleh AO masih mengandung kelemahan sebagaimana tercermin dari : � Analisis kebutuhan modal kerja debitur tertentu tidak sepenuhnya memperhitungkan ketersediaan

modal kerja sendiri debitur (self financing) sehingga kredit yang diberikan cenderung melebihi

kebutuhan riil debitur (over financing).

� account officer bank belum sepenuhnya melakukan pengecekan terhadap validitas laporan keuangan

yang disampaikan oleh debitur. Hal ini tercermin dari masih adanya inkonsistensi antara hasil hasil

analisis dengan dokumen pendukung (laporan keuangan debitur)

� Dalam beberapa analisa kredit, laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar analisa kurang

menggambarkan kondisi terkini usaha debitur karena periode laporan keuangan yang digunakan

terlalu lama atau tidak ter update

5. Fungsi Credit Reviewer

Bagian credit review telah melakukan kaji ulang terhadap analisis permohonan kredit baru, perpanjangan, dan penambahan plafond kredit, yang dibuat oleh AO. Namun demikian hasil kaji ulang yang dilakukan oleh bagian credit review relatif bersifat pengulangan (redundant) dengan analisis yang dibuat AO tanpa mengungkapkan informasi pembanding (dari hasil investigasi) khususnya mengenai tingkat kebenaran dan kewajaran laporan tersebut. Selain itu, Legal Officer belum melakukan analisa/review risk hukum yang memadai dab belum dituangkan dalam lembar pendapat aspek hukum.

6. Pemantauan Kredit

Kebijakan Perkreditan mewajibkan AO untuk melakukan kunjungan nasabah sekaligus menyusun laporan kunjungan (call report) setiap tahun. Pedoman juga mewajibkan untuk pemantauan yang lebih intensif jika terjadi kondisi yang membutuhkan perhatian khusus terhadap usaha debitur. Namun demikian dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kelamahan, antara lain: � Proses pemantauan kredit umumnya dilakukan hanya pada saat proses perpanjangan fasilitas,

perubahan jaminan ataupun penambahan/pengurangan fasilitas � Laporan kunjungan nasabah (call report) yang dibuat oleh account officer belum menginformasikan

hal-hal penting yang terkait dengan perkembangan kinerja keuangan debitur, faktor-faktor yang memiliki dampak langsung maupun tidak langsung terhadap cashflow debitur dan pengungkapan permasalahan berikut upaya-upaya yang telah serta akan dilakukan debitur sehingga laporan tersebut kurang menggambarkan kondisi terkini usaha dan jaminan yang dimiliki debitur.

� Aktivitas mutasi rekening debitur di bank sebagian besar kurang aktif sehingga tidak dapat dilakukan pemantauan pasif terhadap aktivitas usaha debitur serta sulit menggambarkan penggunaan kredit.

Page 6: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 4 dari 18

7. Penilaian Jaminan

Berdasarkan kebijakan perkreditan yang dikeluarkan Bank pada tahun 2004, penilaian jaminan dilakukan pada saat permohonan pengajuan fasilitas kredit dan akan dilakukan penilaian jaminan ulang setiap 3 (tiga) tahun sekali.

8. Pemantauan Kredit Berdasarkan hasil loan review yang telah kita auditor lakukan, masih ditemukan beberapa kekurangan dokumen-dokumen kredit yang diperlukan, seperti di sebutkan dalam Lampiran.

Rekomendasi:

1. Manajemen Bank sebaiknya meningkatkan pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit pada saat

awal pengajuan pinjaman, pengawasan terhadap kualitas analisa kredit, kecukupan administrasi kredit,

dan kontinuitas pemantauan kredit.

2. Manajemen Bank harus memperbarui Kebijakan Perkreditan dari awal pengajuan fasilitas kredit sampai

rutinitas pengawasan untuk menghindari timbulnya kredit yang bermasalah (non performing loan).

3. Manajemen Bank harus meningkatkan fungsi dan kualitas AO dalam melakukan analisa atau evaluasi

profil debitur dari awal pengajuan fasilitas kredit, perpanjangan fasilitas kredit, penambahan fasilitas

kredit, dan monitoring debitur.

4. Manajemen Bank disarankan untuk memperbaharui dokumen kredit setiap debitur sesuai dengan

ketentuan/prosedur di Bank dengan melengkapi data-data debitur dan sekaligus menghindari

kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Tanggapan Manajemen:

Bank sependapat dan akan menjadi perhatian.

Page 7: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 5 dari 18

2.1.3. Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan Auditan dan/atau Laporan Keuangan

Internal Debitur

Temuan :

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas

Aktiva Bank Umum, pada pasal 9 disebutkan “Bank wajib memiliki ketentuan intern yang mengatur kriteria dan

persyaratan debitur yang wajib menyampaikan laporan keuangan auditan kepada Bank, termasuk aturan

mengenai batas waktu penyampaian laporan tersebut”.

Selama pemeriksaan di tahun berjalan terhadap kebijakan internal perkreditan Bank, kami menemukan hal-hal

sebagai berikut:

1. Kebijakan Perkreditan yang dikeluarkan pada tahun 2004 belum mengatur mengenai batas waktu

penyampaian laporan keuangan auditan atas debitur-debitur yang memiliki total aset sebesar

Rp 50 milyar (sesuai dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas pasal

68) dan atau dengan plafon pinjaman lebih dari Rp 12 milyar; laporan keuangan internal atas debitur-

debitur yang memiliki plafon pinjaman dibawah sama dengan Rp 12 milyar

2. Berdasarkan hasil review, beberapa debitur tidak menyampaikan laporan keuangan auditan atau laporan

keuangan internal, antara lain sebagai berikut:

No Nama Debitur Keterangan

1 Handoyo Pratanto Laporan keuangan tahun 2010 tidak terlampir

2 Yanuar Yaputra Laporan keuangan tahun 2010 tidak terlampir

3 PT Bumi Borneo Inti Laporan keungan tahun 2010 tidak terlampir

4 Tjhin Sin Tjhung Laporan keungan tahun 2010 tidak terlampir

5 Lioe Okky Setiawan Laporan keungan tahun 2010 tidak terlampir

6 PT Tatamulya Nusantara Indah Laporan keuangan audit tahun 2010 tidak terlampir

7 PT Widya Trans Cargo Laporan keungan tahun 2010 tidak terlampir

8 CV Irpau Hero Laporan keungan tahun 2010 tidak terlampir

9 PT Tunas Fajar Transindo Laporan keuangan tahun 2010 tidak audited

10 PT Dwijayatek Adigemilang Laporan keuangan tahun 2010 tidak audited

Rekomendasi:

Tidak tersedianya informasi keuangan debitur yang akurat dan tepat waktu dapat mengakibatkan ketidak-

akuratan penilaian kualitas pinjaman yang diberikan atas debitur yang bersangkutan. Selain itu akan dapat

mengurangi kemampuan Bank dalam melakukan pemantauan pinjaman guna mendeteksi lebih dini kondisi-

kondisi tertentu dari debitur yang akan berpotensi merugikan Bank.

Bank hendaknya memperhatikan pemenuhan penyampaian laporan keuangan auditan dan laporan internal

dari debitur sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kredit dan merevisi kebijakan

perkreditan mengenai batas waktu penyampaian laporan keuangan debitur.

Page 8: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 6 dari 18

Tanggapan Manajemen:

Bank telah memiliki ketentuan internal yang mengatur mengenai keharusan nasabah untuk menyampaikan

laporan keuangan audited, hanya perlu dilengkapi dengan ketentuan mengenai batas waktu penyampaian

laporan keuangan audited tersebut kepada Bank.

Bank senantiasa akan meminta laporan keuangan debitur untuk fasilitas kredit, selain Pinjaman Angsuran,

pada setiap fasilitas tersebut dilakukan perpanjangan.

Page 9: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 7 dari 18

2.1.4. Penilaian Agunan dan Asuransi Agunan

Temuan :

Dari hasil loan review yang telah Auditor lakukan, kami menemukan beberapa hal sebagai berikut:

a. Berdasarkan PBI No. 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, atas agunan yang akan digunakan sebagai pengurang Penyisihan Penghapusan Aktiva (PPA), maka penilaian agunan wajib dilakukan oleh penilai independen untuk pinjaman debitur yang bernilai lebih dari Rp 5.000.000.000. Berdasarkan hasil review, terdapat beberapa debitur yang agunannya tidak dinilai dengan menggunakan penilai independen, antara lain sebagai berikut:

No Nama Debitur

1 PT Dwijayatek Adigemilang

2 Hj. Iyoh Murtasiaty

3 Fifih Herawati

5 PT Tunas Fajar Transindo

6 PT Rudy Saleh Jaya

b. Beberapa debitur dengan agunan yang tidak diasuransikan, antara lain sebagai berikut:

No Nama Debitur Keterangan

1 Iskandar Hadiwijaya - Asuransi atas jaminan fasilitas PA 12 sudah tidak berlaku

- Asuransi atas jaminan fasilitas PA 13 tidak terlampir 2 Faiz Nazareth - Asuransi atas jaminan yang terletak di Komplek Ruko

Grand Sentosa tidak terlampir

3 Hendro S Gondokusumo - Asuransi atas jaminan fasilitas kredit tidak terlampir 4 Rusman Kusnowo - Asuransi atas jaminan fasilitas pinjaman angsuran tidak

terlampir

5 PT Putra Bintang Sembada - Asuransi atas jaminan berupa "Hydraulic Excavator" sudah jatuh tempo

6 PT Tunas Fajar Transindo - Asuransi untuk jaminan fasilitas pinjaman angsuran no. 110042 telah jatuh tempo dan tidak lengkap

7 PT Irpau Hero Truly - Asuransi atas jaminan fasilitas kredit tidak terlampir

Rekomendasi :

a. Penilaian agunan yang dilakukan Bank sebaiknya sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, dimana agunan yang digunakan wajib dinilai oleh penilai independen untuk pinjaman kepada debitur yang bernilai lebih dari Rp 5.000.000.000 sehingga agunan tersebut dapat dijadikan pengurang cadangan kerugian penurunan nilai.

b. Peningkatkan pemantauan terhadap penilaian agunan sebelum memberikan kredit terhadap debitur-debitur baru.

c. Memberikan asuransi atas agunan debitur untuk menjamin kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia.

Tanggapan Manajemen:

a. Atas temuan audit bahwa agunan debitur tidak dinilai dengan penilai independen, Bank sependapat dan

akan dilakukan apraisal dengan penilai independen.

b. Atas temuan audit bahwa agunan tidak diasuransikan, Bank sependapat dan akan menjadi perhatian.

Page 10: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 8 dari 18

2.1.5. Kredit yang Direstruktur

Temuan: Dari hasil review yang telah dilakukan mengenai kredit restrukturisasi, kami menemukan beberapa hal sebagai berikut: 1. Debitur atas nama Robert Taniago masuk dalam kredit yang direstruktur. Kami menemukan dalam data

kredit restruktur bahwa fasilitas kredit yang telah direstruktur jika dibandingkan dengan fasilitas kredit sebelum direstruktur tidak ada perubahan, baik dari sisi tingkat suku bunga, jangka waktu pinjaman, jumlah outstanding pinjaman, dan jenis fasilitas. Berdasarkan informasi dari bagian kredit, Bank memasukkan debitur ini dalam kredit yang direstruktur karena menganut one obligator concept, dimana debitur atas nama Sulastri (1 grup dengan Robert Taniago), yang sebelumnya sudah masuk dalam kelompok kredit yang direstruktur.

2. Debitur atas nama Grandy Rusli masuk dalam kredit yang direstruktur. Kami menemukan dalam data

kredit restruktur bahwa fasilitas kredit yang telah direstruktur pada bulan Oktober 2011. Informasi yang diberikan oleh bagian kredit adalah pada bulan April 2011, AO yang bertanggungjawab telah mengajukan perubahan fasilitas kepada Komite Kredit. AO tersebut masih belum berpengalaman sehingga AO belum memahami bagaimana prosedur permohonan kredit jika ada perubahan fasilitas.

Rekomendasi :

1. Manajemen Bank sebaiknya melakukan monitoring secara rutin kredit yang dimasukkan dalam kelompok

kredit yang direstrukturisasi.

2. Manajemen Bank sebaiknya melakukan analisa secara mendalam pada setiap debitur yang diajukan

untuk masuk ke dalam kelompok kredit yang direstrukturisasi supaya tidak terdapat kesalahan klasifikasi

kredit yang direstrukturisasi.

3. Manajemen Bank sebaiknya memberikan training kepada AO yang belum berpengalaman dalam segala

hal yang berkaitan dengan kredit yang direstrukturisasi.

Tanggapan Manajemen:

1. Monitoring terhadap kredit terus dilakukan diantaranya melalui rapat mingguan baik kredit yang lancar

maupun kredit non performing.

2. Analisa terhadap restrukturisasi kredit telah dilakukan perbaikan seperti PT Paparsi Jaya dan Katharina

Tampubolon.

3. Pendidikan terhadap AO terus dilakukan melalaui pelatihan baik yang dilakukan oleh internal (diantaranya

melalui program MDP) maupun eksternal.

Page 11: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 9 dari 18

2.1.6. Pemberian Fasilitas Kredit Channeling kepada Koperasi Mitra Sejati

Temuan:

Berdasarkan hasil review yang telah kami lakukan terhadap perjanjian fasilitas kredit Channeling, kami

menemukan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bank tidak membuat perjanjian induk berupa Akta Notaris antara Bank dengan Koperasi Mitra Sejahtera 2. Dalam perjanjian induk bawah tangan yang telah dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak, Bank

tidak mencantumkan: - limit maksimum pinjaman - jangka waktu pinjaman - biaya pengenaan atas save deposit penyimpanan dokumen jaminan end user

Rekomendasi :

1. Manajemen Bank sebaiknya mereview kembali isi perjanjian channeling tersebut dan merevisi isi dari

perjanjian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

2. Manajemen Bank sebaiknya membuat perjanjin channeling dengan secara notaril karena untuk setiap

batch channeling yang dicairkan dalam jumlah besar. Perjanjian secara notaril untuk menghindari

penyalahgunaan dana di masa yang akan datang.

Tanggapan Manajemen:

1. Bank tidak memiliki keharusan untuk menotarilkan Perjanjian Channeling dan penyalahgunaan dana

dimasa datang tidak memiliki korelasi dengan bentuk perjanjian baik perjanjian bawah tangan maupun

notariil.

2. Hal-hal tersebut telah diatur lebih lanjut dalam Perjanjian Subrogasi.

Page 12: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 10 dari 18

3. 2.2. AKUNTANSI & KEUANGAN

2.2.1. Penangguhan Biaya Operasi dengan Masa Manfaat

Temuan:

Berdasarkan pemeriksaan atas sampel-sampel perhitungan pembebanan biaya sewa dan asuransi dalam

tahun berjalan, kami menemukan bahwa:

a. Sewa dibayar dimuka

Cabang Saldo Auditor Saldo Inhouse Selisih

Fatmawati Rp 173.333.333 Rp 190.656.000 Rp 17.322.667

b. Asuransi dibayar dimuka

Cabang Saldo Auditor Saldo Inhouse Selisih

Pecenongan Rp 4.109.667 Rp 4.355.000 Rp 225.333

Fatmawati Rp 3.285.211 Rp 5.150.000 Rp 1.864.789

Bank melakukan pembebanan biaya dalam tahun berjalan atas akun Biaya Dibayar Dimuka atas Sewa dan

Asuransi mengacu pada Memo Intern No. 031/Ops/Rev tanggal 24 Agustus 2006 tentang Limit Penangguhan

dan Persetujuan Tiket Biaya Operasi dengan Masa Manfaat. Dalam memo tersebut disebutkan, “Limit

penangguhan biaya operasi yang mempunyai manfaat, seperti biaya asuransi, biaya pemeliharaan komputer,

biaya pemeliharaan mesin-mesin, biaya sewa gudang dan biaya lainnya di-accrue selama masa manfaat

dengan nilai minimal accrual setiap bulannya adalah sebagai berikut:

- Kantor Pusat sebesar Rp 800.000

- Kantor Cabang / Capem sebesar Rp 500.000

Rekomendasi:

Manajemen Bank sebaiknya merevisi kebijakan tersebut dan melakukan perhitungan atas pembebanan biaya

sewa dan asuransi atas asuransi biaya dibayar dimuka dan sewa dibayar dimuka disesuaikan selama masa

manfaat dan dibebankan sesuai dengan masa manfaat pada tahun berjalan.

Tanggapan Manajemen:

Bank tidak sependapat dan Bank akan tetap melakukan perhitungan atas pembebanan biaya sewa dan

asuransi dengan tetap mengacu pada ketentuan Bank yang ada karena Bank menganut asas materialitas.

Page 13: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 11 dari 18

2.2.2. Agunan yang Diambil Alih yang Masih Outstanding

Temuan:

Berdasarkan pemeriksaaan atas agunan yang diambilalih (AYDA) Bank per tanggal 31 Desember 2011, kami

menemukan saldo AYDA sebesar Rp 2.844.498.175 berupa tanah kosong dan tanah dan bangunan dari eks

debitur PT Mekar Jaya Intan, Buyung Suryadjaya, PT Citrakarya Serbaguna dan Batubara.

Di dalam PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Produktif pasal 38

menyebutkan:

1) Bank wajib melakukan penilaian kembali terhadap AYDA untuk menetapkan net realizable value dari

AYDA.

2) Penilaian kembali terhadap AYDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada saat

pengambilalihan agunan.

Berdasarkan PBI tersebut, penilaian kembali atas AYDA eks debitur Buyung Suryadjaya dan Batubara tidak

dilakukan oleh Bank pada saat pengambilaalihan agunan.

Selain itu, di dalam PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Produktif

pasal 37 ayat (1) menyebutkan “Bank wajib melakukan upaya penyelesaian terhadap AYDA yang dimiliki”.

Berdasarkan PBI tersebut, AYDA eks debitur Buyung Suryadjaya dan PT Citrakarya Serbaguna masing-

masing diambilalih oleh Bank sejak tahun 2004 dan 2007.

Rekomendasi:

1. Manajemen Bank sebaiknya melakukan penilaian kembali atas AYDA tersebut untuk dapat menentukan

net realizable value.

2. Manajemen Bank sebaiknya melakukan upaya penyelesaian yang bertujuan untuk mengurangi

outstanding AYDA dan menghindari terbentuknya penurunan nilai AYDA.

Tanggapan Manajemen:

Bank akan melakukan penilaian kembali atas AYDA sesuai ketentuan. AYDA atas nama PT Citrakarya

Serbaguna telah terjual pada awal tahun 2012.

Page 14: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 12 dari 18

2.2.3. Assessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi

2006) atas Kredit yang Diberikan

Temuan:

Bank telah menyusun SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) . Berdasarkan hasil

review atas draft SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) pada Kredit, kami

menemukan hal-hal sebagai berikut:

a. Penetapan klasifikasi signifikansi kredit yang disebutkan pada Memo Intern

No. 10/038/MI/SISDUR/XI/2010 tanggal 24 Nopember 2010 tentang Kebijakan Penerapan PSAK 50 & 55

(Revisi 2006) point 2.g, Bank belum melengkapi alasan penetapan nilai batas materialitas untuk kategori

individual kredit adalah diatas Rp 5.000.000.000 (Misalnya : berdasarkan 25 debitur terbesar terhadap

total kredit bank, berdasarkan rata-rata eksposure kredit 25 debitur besar terhadap modal bank,

berdasarkan sektor industri tertentu yang memiliki default rate relatif cukup tinggi dll).

b. Petunjuk pelaksanaan aktifitas bank yang terkait dengan PSAK No. 50 & 55 (Revisi 2006) yang menjadi

perhatian sebagai berikut :

1. Dalam manual internal bank No. 10/019/MI/SISDUR/IV09 tanggal 3 April 2009 dan No. 10/059/MI/SISDUR/XII/09 tanggal 4 Desember 2009 tentang Penyempurnaan Pedoman Akuntansi

Terkait PSAK 50 & 55 (Revisi 2006) belum dijelaskan mengenai mekanisme fungsi dari masing-

masing unit (flow proses) terkait dengan pelaksanaan impairment Individual, sehingga

pelaksanaannya dilapangan menimbulkan kebingungan pada masing-masing unit (AO, Analisis

Kredit, Admin Kredit).

2. Belum diatur pelaksanaan proses check and balance (fungsi kontrol) terhadap validitas perhitungan impairment (individual maupun kolektif) yang dilakukan oleh account officer baik berdasarkan sistem

maupun secara manual (maker, checker & approval).

3. Bank belum mempunyai sumber daya yang memadai yang memahami PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) untuk diterapkan pertama kali di Bank.

Rekomendasi: 1. Penetapan klasifikasi signifikansi kredit untuk kategori individual kredit adalah diatas

Rp 5.000.000.000 harus dianalisa kembali oleh Bank, karena kondisi Bank pada saat ini adalah sebagian

besar debitur Bank mengajukan permohonan fasilitas kredit dibawah Rp 5 Milyar.

2. Managemen wajib memastikan pelaksanaan PSAK No. 50 dan 55 R 2006 oleh masing-masing unit bisnis

terkait dilaksanakan dengan baik, sehingga disarankan Bank wajib membuat fungsi kontrol (check and

balance) terhadap penerapan PSAK No. 50 dan 55 R (2006) untuk memastikan pelaksanaan ketentuan

tersebut dilaksanakan dengan baik.

3. Pelatihan sumber daya manusia secara menyeluruh atas penerapan pertama kali PSAK 50 dan 55

(Revisi 2006) secara detail, baik SOP dan mekanisme teknis PSAK tersebut, baik di pusat dan di

cabang-cabang secara berulang kali

Tanggapan Manajemen:

1. Bank telah melakukan revisi terhadap limit tingkat signifikansi kredit dari Rp 5.000.000.000,-- menjadi

Rp 500.000.000,-- mulai Januari 2012.

2. Setiap proses pembukuan telah dilakukan melalui proses check and balance.

3. Bank telah beberapa kali melakukan pelatihan SDM mengenai penerapan PSAK 50 & 55 (terakhir

dilakukan pada akhir tahun 2011).

Page 15: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 13 dari 18

2.2.4. Perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Kredit yang Diberikan

Temuan:

Kami telah melakukan calculation test atas kecukupan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai

(CKPN) atas kredit yang diberikan dengan menggunakan metode discounted cash flow atas kredit secara

individual untuk 3 (tiga) fasilitas kredit, dan atas fasilitas kredit lainnya secara kolektif dengan menggunakan

perhitungan sesuai dengan ketentuan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian

Kualitas Aktiva Bank Umum” yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI

No.9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 yaitu:

Klasifikasi Persentase Minimum Penyisihan Dasar Perhitungan

Lancar 1 % Tanpa faktor pengurang Dalam Perhatian Khusus 5 % Setelah dikurangi nilai agunan Kurang Lancar 15 % Setelah dikurangi nilai agunan Diragukan 50 % Setelah dikurangi nilai agunan Macet 100 % Setelah dikurangi nilai agunan

Akan tetapi dari hasil pemeriksaan atas pola perhitungan pembentukan CKPN kredit yang diberikan yang

dibuat oleh Bank berdasarkan SOP dan kebijakan internal, kami menemukan hal-hal sebagai berikut:

1. Bank masih mengembangkan modul PSAK 50 & 55 (Revisi 2006) sehingga Bank masih menggunakan perhitungan manual berdasarkan PBI tersebut diatas.

2. Pengembangan modul/aplikasi untuk perhitungan kolektif impairment sedang dalam proses pengembangan.

3. Bank belum menentukan parameter untuk perhitungan CKPN secara kolektif.

Rekomendasi:

Bank sebaiknya segera melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Manajemen Bank harus menyelesaikan pengembangan PSAK 50 & 55 (Revisi 2006) sehingga

penggunaan modul tersebut dapat mulai digunakan efektif 1 Januari 2012.

2. Manajemen Bank sebaiknya membuat kebijakan PSAK 50 & 55 (Revisi 2006) terkait dengan parameter

untuk perhitungan CKPN secara kolektif.

3. Manajemen Bank juga harus segera mulai melakukan simulasi untuk perhitungan CKPN kredit secara

kolektif dan individual cash flow sehingga pada saat mulai wajib mengikuti ketentuan PSAK 50 dan 55

(Revisi 2006) mulai per 1 Januari 2012; sosialisasi draft SOP tersebut ke seluruh sumber daya yang

terkait, sehingga pada tanggal tersebut semua sumber daya, sistem dan Bank telah siap dalam

melakukan perhitungan CKPN tersebut sesuai ketentuan.

Tanggapan Manajemen:

1. Sampai akhir tahun 2011 Bank diperkenankan oleh BI untuk melakukan perhitungan CKPN berdasarkan

PPA karena adanya masa transisi.

2. Bank telah memiliki kebijakan parameter terkait perhitungan CKPN secara kolektif.

3. Bank telah melakukan simulasi perhitungan CKPN sesuai dengan format Bank Indonesia dan telah

melaporkan ke Bank Indonesia.

Page 16: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 14 dari 18

2.3. TEKNOLOGI DAN INFORMASI

2.3.1. Tidak Dilakukan Perubahan Suku Bunga Tabungan Pada Sistem Core Banking Untuk Periode

November – Desember 2011 Sesuai Dengan Internal Memo Yang Berlaku

Temuan:

Pada periode November 2011 terbit Internal Memo dengan nomor 10/029/MI/TRES/XI/11 yang berlaku efektif

15 November 2011 hingga 12 Desember 2011 mengenai perubahan suku bunga tabungan dari yang

sebelumnya 4,50% menjadi 4,25%. Berdasarkan hasil perhitungan ulang atas data rekening koran tabungan

diketahui bahwa Bank tidak melakukan perubahan suku bunga pada sistem core banking sesuai dengan

Internal Memo yang berlaku efektif 15 November 2011 tersebut. Suku bunga yang tercatat pada sistem core

banking Bank sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar 4.50% yang merupakan suku bunga

berdasarkan Internal Memo :

1. Nomor 10/002/MI/TRES/I/10 yang berlaku mulai tanggal 14 Januari 2010.

2. Nomor 10/015/MI/TRES/VI/11 yang berlaku mulai tanggal 16 Juni 2011.

3. Nomor 10/024/MI/TRES/X/11 yang berlaku mulai tanggal 15 Oktober 2011.

Implikasi:

Tidak dilakukannya perubahan suku bunga tabungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengakibatkan

pencatatan bunga untuk periode 15 November 2011 hingga 12 Desember 2011 tidak sesuai dengan

ketentuan Bank, yang berdampak kepada suku bunga yang diberikan kepada nasabah lebih besar daripada

suku bunga yang ditetapkan.

Rekomendasi:

Bank sebaiknya membuat kebijakan dan prosedur untuk memastikan dilakukan perubahan atas tingkat suku

bunga pada sistem core banking atas setiap Internal memo yang diterbitkan. Kebijakan dan prosedur tersebut

sebaiknya mencakup dilakukannya review secara berkala dengan melakukan perhitungan ulang untuk

memastikan akurasi perhitungan sistem core banking dan kesesuaian penetapan tingkat bunga telah sesuai

dengan ketetapan Bank.

Tanggapan Manajemen:

Perubahan suku bunga akan diatur secara khusus.

Page 17: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 15 dari 18

2.4. PRINSIP KNOW YOUR CUSTOMER

2.4.1. Prinsip Know Your Customer (KYC)

Temuan:

Dalam penerapan pengendalian intern, Bank wajib pula memperhatikan aspek-aspek pengendalian intern

yang ditetapkan dalam ketentuan Bank Indonesia lainnya seperti Peraturan Bank Indonesia

No. 3/10/PBI/2001 tanggal 18 Juni 2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer

Principles/KYC) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 3/23/PBI/2001 tanggal

13 Desember 2001 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/29/DPNP tanggal 13 Desember 2001 perihal

Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah. Penerapan KYC akan efektif apabila terdapat

persamaan persepsi dari tingkat kebijakan sampai dengan pelaksanaannya.

Berdasarkan pengamatan kami di lapangan, kurangnya penerapan pengendalian intern sesuai dengan

Manual Produk dan Kebijakan dan Prosedur KYC Bank terutama dalam proses pembukaan rekening (proses

penerimaan dan identifikasi nasabah) dan penutupan rekening, dikarenakan kurangnya pemahaman atas

pentingnya pengisian data-data pada Aplikasi Pembukaan Rekening (APR) dan Formulir Data Nasabah Baru

(FDNB) untuk tujuan KYC di Cabang oleh staf Customer Service dan kurangnya pemahaman atas Manual

Produk dan Kebijakan dan Prosedur KYC Bank yang telah dikeluarkan oleh Bank.

Hal ini telah menyebabkan penerapan KYC yang kurang optimal, sehingga dapat menyulitkan Bank dalam

mengumpulkan data-data tentang nasabah sesuai dengan program yang dicanangkan Bank Indonesia untuk

KYC.

Rekomendasi:

1. Untuk menghindari permasalahan yang mungkin muncul di masa yang akan datang, Manajemen Bank

disarankan secara terus menerus memberikan pelatihan khusus dan sosialisasi secara menyeluruh bagi

para staf terutama staf Customer Service atas pentingnya penerapan KYC baik di Kantor Pusat maupun

di cabang-cabang, di samping memenuhi ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia mengenai KYC dan

memberikan sosialisasi atas Manual Produk dan Kebijakan dan Prosedur KYC Bank yang telah

dikeluarkan oleh Bank.

2. Manajemen Bank sebaiknya merevisi atau meng-update kembali Kebijakan dan Prosedur KYC Bank yang

telah dikeluarkan oleh sebelumnya Bank

Tanggapan Manajemen:

1. Bank telah melakukan pelatihan secara periodik dan terakhir dilakukan pada bulan Februari 2012 di

Kantor Cabang Pekanbaru melalui program sertifikasi internal.

2. Bank akan mengupdate ketentuan bila diperlukan.

Page 18: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 16 dari 18

III. PERKEMBANGAN ISU-ISU SEHUBUNGAN DENGAN LAPORAN KEUANGAN

3.1. Antisipasi Penerapan PSAK Baru

Ikatan Akuntan Publik Indonesia (”IAPI”) mengeluarkan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(”PSAK) dan Intrepretasi Standar Akuntansi Keuangan (”ISAK”) baru yang efektif berlaku pada atau setelah

tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut:

• PSAK No. 10 (Revisi 2010): ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”

• PSAK No. 13 (Revisi 2011): “Properti Investasi”

• PSAK No. 16 (Revisi 2011): “Aset Tetap”

• PSAK No. 18 (Revisi 2010): “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”

• PSAK No. 24 (Revisi 2010): ”Imbalan Kerja”

• PSAK No. 26 (Revisi 2011): “Biaya Pinjaman”

• PSAK No. 28 (Revisi 2010): “Akuntansi untuk Asuransi Kerugian”

• PSAK No. 30 (Revisi 2011): “Akuntansi Sewa Guna Usaha”

• PSAK No. 33 (Revisi 2011): “Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan”

• PSAK No. 34 (Revisi 2010): “Kontrak Konstruksi”

• PSAK No. 36 (Revisi 2010): “Akuntansi untuk Asuransi Jiwa”

• PSAK No. 45 (Revisi 2011): “Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba”

• PSAK No. 46 (Revisi 2010): “Akuntansi Pajak Penghasilan”

• PSAK No. 50 (Revisi 2010): ”Instrumen Keuangan: Penyajian”

• PSAK No. 53 (Revisi 2010): “Pembayaran Berbasis Saham”

• PSAK No. 55 (Revisi 2011): “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”

• PSAK No. 60: ”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

• PSAK No. 61: “Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah”

• PSAK No. 62: “Kontrak Asuransi”

• PSAK No. 63: “Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”

• PSAK No. 64: “Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral”

• ISAK No. 13: “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri”

• ISAK No. 15: “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”

• ISAK No. 16: “Perjanjian Konsesi Jasa”

• ISAK No. 18: “Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi”

• ISAK No. 19: “Aplikasi Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi”

• ISAK No. 20: “Pajak Penghasilan-Perubahan Status Pajak Entitas atau Pemegang Sahamnya”

• ISAK No. 22: “Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan”

• ISAK No. 23: “Sewa Operasi – Insentif”

• ISAK No. 24: “Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa”

• ISAK No. 25: “Hak Atas Tanah”

• ISAK No. 26: “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”

Sedangkan PPSAK yang telah dicabut DSAK IAI adalah sebagai berikut:

• PSAK No. 11: Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010)

• PSAK No. 27: Akuntansi Koperasi

• PSAK No. 29: Akuntansi Minyak dan Gas Bumi

• PSAK No. 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate

• PSAK No. 52: Mata Uang Pelaporan (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010)

Page 19: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 17 dari 18

• ISAK No. 4: Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs (pencabutan melalui PSAK No. 10 Revisi 2010)

Rekomendasi

Atas penerapan PSAK dan ISAK baru tersebut, Manajemen Bank diharapkan sudah mulai melakukan proses

pemetaan dampak penerapan PSAK baru terhadap laporan keuangan.

Page 20: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Hal 18 dari 18

3.2. Antisipasi Penerapan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008

Terkait dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009 tentang

Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/4/DPNP tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi

Perbankan Indonesia yang berlaku sejak tanggal 1 Januari 2010, berikut ini adalah ringkasan Surat Edaran

Bank Indonesia tersebut.

I. Latar Belakang Pengaturan

Perubahan SE ini dilakukan sehubungan dengan adanya kendala teknis yang dihadapi oleh perbankan

dalam penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terutama terkait dengan keterbatasan dalam memperoleh

data kerugian historis.

II. Substansi Pengaturan

Penyesuaian PAPI 2008 yang memuat estimasi penurunan nilai kredit secara kolektif dengan

keterbatasan pengalaman kerugian spesifik mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Penerapan estimasi dimaksud hanya berlaku untuk penurunan nilai aset keuangan dalam bentuk kredit

dalam kategori Pinjaman yang Diberikan dan Piutang, Dimiliki Hingga Jatuh Tempo, serta Tersedia untuk

Dijual, yang dilakukan secara kolektif (collective impairment).

b. Dalam hal Bank belum dapat melakukan proses estimasi yang memadai dan belum memiliki data

kerugian historis yang memadai maka pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas

Kredit secara kolektif dilakukan dengan mengacu pada pembentukan cadangan umum dan cadangan

khusus sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas

Aktiva Bank Umum.

c. Bank dapat menerapkan estimasi penurunan nilai Kredit secara kolektif sepanjang berada dalam kondisi

keterbatasan sebagai berikut:

1) Bank tidak atau kurang memiliki data tentang pengalaman kerugian yang spesifik dan andal

untuk menentukan besarnya penurunan nilai Kredit secara kolektif; dan

2) Tidak terdapat data pengalaman kerugian historis dari peer group atas kelompok Kredit yang

sebanding sebagai dasar untuk menentukan besarnya penurunan nilai atas Kredit secara kolektif.

d. Estimasi penurunan nilai kredit secara kolektif sebagaimana dimaksud pada huruf (c) dapat diterapkan

paling lambat sampai dengan 31 Desember 2011. Selanjutnya, terhitung 1 Januari 2012 Bank harus

mengukur penurunan nilai dan membentuk CKPN atas Kredit secara kolektif dengan menggunakan data

pengalaman kerugian spesifik atau kerugian historis dari peer group atas Kredit secara kolektif.

Rekomendasi

Atas Surat Edaran Bank Indonesia tersebut atas pelaksanaan PAPI 2008, Bank diharapkan telah

mempersiapkan penerapan lebih dini atas laporan keuangannya.

Page 21: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

Lampiran

Kekurangan Admin Kredit

No Debitur Temuan

1 PT Sundabi Indah Lesatari

- Laporan penilaian jaminan tidak ada untuk jaminan sebagai berikut: a. alat berat berupa telescope handler merk: JCB,no seri: 1518795,

model: 531-70, tahun: 2010, vin no: JCB511JGV01518795, engine no: SA320/4005U0122510 an PT Sundabi Indah Lesatri

b. alat berat berupa excavator merk: Komatsu, type: PC210LC-7, tahun: 2004, no seri: 40144, no mesin: 6D102-26295906 an PT Sundabi Indah Lestari

2 CV Eka Mandiri Sejahtera - Laporan kunjungan untuk tahun 2011 tidak ada (terakhir 16 April 2010) - Laporan penilaian jaminan untuk semua jaminan tidak update (terakhir tahun 2009)

- Laporan BI Checking tidak update (terakhir 28 Feb 2011) 3 Yanette Imelda Yaputra - Laporan Penilaian Jamian tidak ada untuk jaminan sebagai berikut:

a. alat berat berupa tower crane merk: Jianglu - China, type: QTZ160F (JL6518), tahun 2011, no invoice: 0017-11-0000017 A/N: PT Putra Bangun Persada Baru

b. alat berat berupa tower crane merk: Jianglu - China, type: QTZ160F (JL6518), tahun 2011, no invoice: 0018-11-0000018 A/N: PT Putra Bangun Persada Baru

4 Deden Bachrudin - Laporan Penilaian jaminan hanya untuk beberapa jaminan saja - Asuransi tidak ada untuk jaminan alat berat Merk Hyundai, type: Excavator R 205 - 7, engine: Mitsubishi, tahun 2010, nomor seri: H 20C70065 nomor mesin: D6BT051093 an Deden Bachrudin

5 Handoyo Pratanto - Laporan keuangan per 31 Desember 2010 tidak terlampir - Laporan Penilaian Jaminan tidak update untuk jaminan SHGB no 1414 - Laporan kunjungan tidak update (terakhir 19 Januari 2007)

6 Njo Christoper Setiawan - Laporan Kunjungan untuk tahun 2011 tidak ada 7 Desy Natalia, ST - Lap Keuangan tidak update (terakhir 31 Des 2009)

- Nilai Pertanggungan asuransinya tidak mengcover 8 Yanuar Yaputra - Laporan Penilaian Jaminan atas semua jaminan tidak ada

- Laporan kunjungan tidak update (terakhir 4 Juli 2007) - Laporan keuangan tidak update (terakhir tahun 2009)

9 Fauzi Saleh - Laporan keuangan per 31 Desember 2010 seharusnya audited - Laporan kunjungan selama tahun 2011 tidak terlampir - Nilai pertanggungan asuransi tidak mengcover o/s kredit

10 Widardi Halim Lim - untuk Jaminan 1 unit mobil mitsubishi Type FU 510 UZ Thn 2007, Warna biru putih,No: 9580BYT, No Rangka : FU510UZ-501198, No Mesin: 6D40=250397 di Akta Jaminan Fidusia No 19 an Ong Ricky ongko Wijaya tetapi di Perjanjian kredit an PT Mukuh Jaya

- Tidak ada Pengikatan Jaminan untuk PK No. 195/BDI-PA/KR/2011 tanggal 4 Nopember 2011

- Tidak ada Pengikatan Jaminan, Penilaian Jaminan dan Asuransi untuk PKNo. 051/BDI-PA/KR/2009 Tgl 24 April 2009

- Tidak ada Penilaian Jaminan untuk PK No. 216/BDI-PA/KR/2010 tanggal 2 Nopember 2010

11 Abdurrahman Abdullah - Call report di tahun 2011 tidak ada - Mutasi rekening koran di tahun 2010/2011 tidak ada - BI Checking 2010/2011 tidak terlampir

Page 22: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

No Debitur Temuan

12 Yamin Hadiwijaya - Call Report tidak ada - Dokumen untuk appraisal jaminan merk "Hino" tidak terlampir 13 Lie Yen Hoa / Yanto

Hadiwijaya - Call Report tidak ada

14 Simon Legiman - Tidak ada laporan keuangan per 31 Desember 2010 - BI Checking selama tahun 2011 tidak terlampir - Call Report tidak ada - Dokumen penilaian jaminan tidak terlampir 15 Abdullan Mahmud - Nilai pertanggungan asuransi tidak mengcover o/s kredit - Apraisal tidak dilakukan setiap tahun 16 Soewarni, SH - Asuransi tidak mengcover outstanding kredit - Apraisal terakhir dilakukan pada tahun 2009 17 Sri Redjeki Soetanto - Laporan keuangan inhouse per 31 Des 2010 tidak dibuat sendiri oleh

debitur, kemungkinan besar AO - Apraisal tahun 2011 belum dilakukan 18 PT Swadesi

Candrasentosa - Apraisal atas aset jaminan tidak dilakukan setiap tahun; terakhir dilakukan pada tahun 2009

- Nilai pertanggungan asuransi tidak mengcover outstanding kredit 19 PT Pahalamas Sejahtera - Tidak ada form uji kepatuhan untuk perpanjangan fasilitas - Laporan kunjungan terakhir 31 Des 2010 20 Jemmy Gunawan - Laporan kunjungan tidak terlampir 21 Herwanto Kurniadi - Laporan kunjugan untuk memproses fasilitas kredit baru tidak ada 22 Mohamad As'ad &

Riyanto Husodo - Dokumen asuransi untuk rumah yang berlokasi di Wisma Buncit Asri sudah tidak berlaku

- BI Checking terakhir posisi akhir tahun 2010 23 Jahuri H M - Copy jaminan untuk Hino yang dibeli pada tgl 21 Des 2010 tidak terlampir - Tidak ada dokumen penilaian jaminan yang dilakukan - Mutasi rekening koran tahun berjalan 2011 tidak terlampir 24 PT Ciptadimensi

Bajanusantara - Laporan Kunjungan awal dalam rangka pemberian kredit tidak ada - Tidak ada dokumen penilaian jaminan

25 PT Bumi Borneo Inti - Laporan BI Checking tidak update (terakhir 2009) - Tidak ditemukan laporan keuangan per 31 Desember 2010 - Laporan kunjungan awal pemberian kredit tidak ada - Penilaian jaminan tidak dilakukan setiap tahun 26 Dwi Dewi Rahmawati - Laporan kunjungan dalam rangka take over kredit dari BCA - Asuransi tidak mengcover jaminan - BI Checking tidak terlampir selama tahun 2011 27 PT Patriot Cinta

Nusantara - Atas jaminan Sakai tidak ditemukan Asuransinya - Tidak ada penilaian Jaminan dari internal Bank

- Laporan kunjungan Bank tidak terlampir - NPWP, SIUP, TDP tidak terlampir 28 Tio Soegeng Setijo - Asuransi tidak mengcover o/s kredit - Laporan kunjungan di tahun 2011 tidak terlampir - Copy Akta SKMHT No. 33 tgl 19 Mei 2010 tidak terlampir - Apraisal tidak dilakukan rutin setiap tahun (terakhir 2010) 29 Mahesa Mandira A BSC - Appraisal tidak dilakukan secara rutin dan tidak menggunakan apraisal

eksternal - Asuransi tidak mengcover oustanding kredit - Akta SKMHT No. 113/2009 atas jaminan di Jl. Guntur tidak terlampir di

dalam file

30 PT Nusabara Abadi Makmur

- Tidak ditemukan dokumen taksasi jaminan yang diberikan oleh debitur

Page 23: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

No Debitur Temuan

32 Ramli Halim - Dokumen appraisal tidak update (terakhir tanggal 6 Maret 2009) - Jumlah pertanggungan asuransi tidak mengcover - Nilai jaminan (hak tanggungan) tidak mengcover plafon kredit 33 PT Praba Indopersada - Tidak ditemukan dokumen appraisal untuk semua jaminan dari fasilitas

kredit - Laporan kunjungan dalam rangka pemberian kredit tidak dilampirkan 34 PT Multindo Swadaya

Mandiri - Nilai hak tanggungan tidak mengcover plafon pinjaman - Nilai pertanggungan asuransi tidak mengcover o/s kredit

35 Henny Djuwita Santosa - Dokumen penilaian jaminan atas mobil Toyota tidak terlampir di dalam file kredit

- Tidak dilakukan appraisal jaminan setiap tahun - Nilai hak tanggungan jaminan tidak mengcover plafon kredit - Form uji kepatuhan tidak terlampir - Nilai pertanggungan asuransi tidak mengcover o/s kredit 36 Lo Herry - Laporan keuangan tidak update (terakhir 31 Desember 2006) - Laporan BI Checking tidak update (terakhir 30 Juni 2007) - Dokumen appraisal tidak update (terakhir tanggal 12 Juli 2007) - Laporan kunjungan di tahun 2010 / 2011 tidak terlampir 37 Lioe Okky Setiawan - Tidak ditemukan laporan kunjungan - Laporan keuangan tidak update (terakhir tanggal 31 Desember 2009) - Selain penilaian jaminan PA 110050, tidak ada penilaian jaminan yg

dilakukan di tahun 2011 - Akta jaminan fidusia no. 35 tgl 15 Nop 2010 tidak terlampir di dalam file - BI Checking posisi 2011 tidak terlampir 38 Deddy Hartawan Jamin - Dokumen appraisal untuk jaminan yang berlokasi di Jakarta Timur tidak

update (terakhir tanggal 1 Oktober 2009) - Laporan kunjungan 2011 tidak terlampir - Jaminan tidak diasuransikan 39 Hendra Kwanandar - Nilai pertanggungan asuransi tidak mengcover o/s kredit - Penilaian jaminan tidak rutin dilakukan setiap tahun 40 Handy Wijaya - Dokumen asuransi jaminan untuk jaminan PA 23 tidak ada - Tidak ditemukan laporan kunjungan - Dokumen penilaian jaminan atas jaminan PA 14 & 20 tidak terlampir - Form uji kepatuhan tidak ada - Cover letter Akta Jaminan Fidusia No. 17 tgl 19 Sep 2011, Notaris

Yulkhaizar Panuh, SH tidak menjelaskan nama atau jenis agunan yang dijaminkan

41 SB Wiryanti Sukamdani - Untuk pengajuan fasilitas kredit baru, tidak dilakukan penilaian jaminan kembali

42 PT Batu Indah Unggul - Laporan keuangan per 31 Des 2010 dalam rangka pemberian kredit baru tidak dianalisa dengan mendalam

- Tidak ditemukan Laporan atas Kunjungan Lapangan dari awal pengajuan kredit hingga saat ini

43 Suryati Wanagiri - Penilaian Jaminan di tahun 2011 tidak dilakukan - Nilai hak tanggungan tidak mengcover plafond pinjaman - Jaminan tidak diasuransikan (sudah jatuh tempo) 44 PT Tatamulya Nusantara

Indah - Laporan Keuangan inhouse untuk tahun 2010 tidak terlampir - Tidak terdapat laporan kunjungan ke debitur

- Asuransi jaminan telah jatuh tempo 45 PT Widya Trans Cargo - Laporan keuangannya adalah tahun 2009, tidak ada yang lebih updated

lagi - BI Checking tidak teratur, hanya ada utk tahun 2010 - Tidak ada laporan Kunjungan ke debitur

Page 24: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

No Debitur Temuan

46 PT Tiga Rekan Terpadu - Data-data pinjaman untuk fasilitas pinjaman angsuran tidak terlampir (termasuk Aplikasi Kredit PA (Baru)

- Tidak semua jaminan yang berupa T/B diasuransikan - Semua pengikatan jaminan atas jaminan berupa Tanah dan T/B tidak ada

dalam file - Tidak ada dokumen taksasi jaminan - BI Checking tidak terlampir 47 Thalib Alatas - Apraisal tidak dilakukan setiap tahun - Nilai hak tanggungan tidak mengcover jumlah fasilitas kredit yang

diberikan - Asuransi sudah jatuh tempo & nilai pertanggungan tidak mengcover

pinjaman yang diberikan

48 Sutrisno Soetedjo - Kemungkinan besar Lap Keu dibuatkan oleh AO - Penilaian jaminan tidak dilakukan setiap tahun - Nilai tanggungan tidak mengcover plafon kredit (krn sudah HT III) 49 Shanti Wira Pranatan - Review kunjungan debitur terakhir Desember 2010 - Hak Tanggungan tidak mengcover plafon faskred 50 Welly Susetya - Pengikatan jaminan & SHT atas T/B yang terletak di Pluit tidak terlampir di

dalam file kredit - Penilaian jaminan tidak dilakukan di tahun 2011 - Nilai pertanggungan asuransi tidak mengcover o/s kredit 51 Rita Primawati - Dokumen BI Checking tidak terlampir 52 Buyung Suryadjaya - Tidak ditemukan dokumen penilaian jaminan baik secara internal maupun

eksternal terakhir 15 februari 2010

- Dokumen BI Checking terakhir tahun 2007 53 PT Citra Karya Serba

Guna - Dokumen atas Surat Peringatan tidak terlampir - Dokumen Penilaian Jaminan tidak ada

- BI Checking terakhir 2011 tidak terlampir 54 CV Irpau Hero - Dokumen penilaian jaminan tidak terlampir - Laporan keuangan internal per 31 Des 2010 tidak terlampir 55 Hendro S Gondokusumo/

William Setiawan - Tidak ditemukan adanya Polis Asuransi untuk Jaminan yang diberikan oleh Debitur

- SHT tidak terlampir - Penilaian jaminan di tahun 2011 tidak dilakukan - Laporan keuangan tidak audited 56 Rusman Kusnowo - Dokumen asuransi atas jaminan Pinjaman Angsuran No.119/BDI-

PA/KR/2011 tidak terlampir - Dokumen penilaian jaminan faskred No. 180/BDI-PA/KR/2010 tidak

terlampir

57 PT Putra Bintang Sembada

- Asuransi atas jaminan berupa "Hydraulic Excavator" sudah jatuh tempo

58 PT Tunas Fajar Transindo

- Laporan keuangan tidak audited - Penilaian jaminan fasilitas kredit tidak menggunakan independen apraisal

- Dokumen asuransi untuk jaminan fasilitas PA 110042 telah jatuh tempo dan tidak lengkap

- Dokumen internal appraisal atas jaminan faslitas PA 090198, PA 080140, PA 090185 tidak terlampir

- Laporan kunjungan selama tahun berjalan 2011 tidak terlampir 59 PT Tanamas Industry

Comunitas - Nilai pertanggungan asuransi tidak mengcover outstanding kredit

60 PT Rudy Saleh - Penilaian jaminan tidak dilakukan rutin setiap tahun - Laporan keuangan tidak audited

Page 25: ML Bank Dipo - · PDF fileAssessment Terhadap SOP atau Kebijakan Penerapan PSAK 50 ... Kualitas pengawasan aktif dan tindakan korektif yang konkrit dari Dewan komisaris dan Direksi

No Debitur Temuan

60 PT Rudy Saleh (Lanjutan)

- Tidak ditemukan akta pengikat jaminan untuk jaminan SHGB nomor 4083, SHM nomor 7948, SHM nomor 1081

- Tidak ditemukan dokumen appraisal untul jaminan PA 100010 dan PA 090169

61 PT Irpau Hero Truly - Tidak ditemukan dokumen appraisal - Tidak ditemukan dokumen asuransi 62 PT Gading Semesta

Utama - Laporan kunjungan tahun 2010 / 2011 tidak terlampir - Dokumen asuransi atas jaminan faskred A 1136301 tidak terlampir

- Dokumen penilaian jaminan faskred A 1136301 tidak terlampir - Dokumen penilaian jaminan faskred PA100247 dan PA 110020 di tahun

2011 tidak terlampir

63 PT Dwijayatek Adigemilang

- Laporan kunjungan tahun 2011 - Laporan keuangan tidak audited

- Apraisal tidak dilakukan oleh independen eksternal, padahal plafon di atas Rp 5 Milyar

- Asuransi tidak mengcover o/s kredit 64 Hj. Iyoh Murtasiaty - Laporan keuangan seharusnya audited, karena plafond diatas Rp 5 M - Dokumen penilaian jaminan tidak terlampir di dalam file kredit. Penilaian

harus dilakukan dengan menggunakan independen eksternal karena plafond diatas Rp 5 M.

- Tidak ditemukan dokumen asuransi untuk jaminan dari fasilitas kredit A 1112301

65 Felicia Karman - Dokumen appraisal tidak update (terakhir tanggal 1 Juli 2008) - Nilai jaminan tidak mengcover plafon kredit?? - Laporan kunjungan tahun 2009/2010/2011 tidak terlampir - Nilai pertanggungan asuransi juga tidak mengcover saldo kredit