26
MK. Biometrika Hutan MODEL SIMULASI PENENTUAN LUAS MINIMAL REBOISASI DI INDONESIA Kelompok 1 1. Sri Wahyuni E14100003 2. Titin Martina M E14100022 3. Wahyu Nazri Y E14100030 4. MawardahNurHanifiyani E14100039 5. Ika Lestari Hutasuhut E14100063 6. Erfanda Irawan E14100054 7. Resi Roisah H E14100058 8. Luvia Arlenlilia E14100068 9. M. Faiz Zaini E14100095 10. Arif Budi Santoso E14100136 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Budi Kuncahyo

mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

MK. Biometrika Hutan

MODEL SIMULASI PENENTUAN LUAS MINIMAL

REBOISASI DI INDONESIA

Kelompok 1

1. Sri Wahyuni E14100003

2. Titin Martina M E14100022

3. Wahyu Nazri Y E14100030

4. MawardahNurHanifiyani E14100039

5. Ika Lestari Hutasuhut E14100063

6. Erfanda Irawan E14100054

7. Resi Roisah H E14100058

8. Luvia Arlenlilia E14100068

9. M. Faiz Zaini E14100095

10. Arif Budi Santoso E14100136

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Budi Kuncahyo

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kerusakan hutan dan lahan mendorong munculnya lahan kritis yang

semakin luas setiap tahun di seluruh Indonesia. Kekritisan lahan ditunjukan

oleh meningkatnya bencana alam seperti banjir, kekeringan, erosi,

sedimentasi, dan tanah longsor. Kerugian yang timbul akibat bencana

tersebut mencakup kerugian jiwa dan harta dalam jumlah yang sangat besar.

Dalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di

Indonesia sebesar ± 20 juta hektar atau rata-rata sebesar 1,7 juta hektar per

tahun. Saat ini diperkirakan luas hutan alam yang tersisa hanya 28%. Jika

tidak segera dihentikan, maka hutan yang tersisa akan segera musnah.

Kerusakan hutan di Indonesia terutama disebabkan oleh penebangan liar

(illegal logging), kebakaran hutan dan lahan, kegiatan penambangan,

peralihan fungsi hutan (konversi) menjadi perkebunan skala besar dan hutan

tanaman industry dan penebangan yang tidak lestari (unsustainable

logging).

Deforestasi merupakan penurunan luas hutan baik secara kualitas

dan kuantitas. Deforestasi secara kualitas berupa penurunan ekosistem flora

dan fauna yang terdapat pada hutan tersebut sedangkan, deforestasi secara

kuantitas (sangat jelas) berupa penurunan luas hutan. Secara umum

deforestasi adalah perubahan secara permanen dari areal berhutan menjadi

tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Departemen

Kehutanan (Pemerintah) mendefinisikan deforestasi sebagai perubahan dari

suatu kawasan hutan, dimana kawasan yang berhutan pada awalnya diubah

sebagai suatu kawasan tak berhutan. Ada dua macam faktor pendorong yang

menyebabkan deforestasi, yaitu faktor pendorong secara langsung dan

faktor pendorong tidak langsung. Penyebab langsung adalah kegiatan

penebangan hutan, penebangan liar, dan kebakaran hutan yang tidak dapat

dikendalikan dan sering terjadi, terutama pada musim kemarau yang

panjang. Penyebab tidak langsung, antara lain adalah kegagalan pasar

(misalnya penetapan harga kayu yang terlalu rendah), kegagalan kebijakan

Page 3: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

(misalnya pemberian ijin HPH selama 20 tahun yang tidak menjadi insentif

untuk melakukan penanaman pengkayaan), serta persoalan sosial-ekonomi

dan politik lainnya secara umum. Sejak pertengahan tahun 1990-an hingga

sekarang, selain dari kebakaran hutan yang terus terjadi, dan kesalahan

dalam pengelolaan areal konsesi hutan, masalah yang kompleks lainnya

termasuk periode transisi dari sistem pemerintahan yang sentralistik ke

sistem desentralistik, konversi hutan untuk penggunaan lain (misalnya

perkebunan kelapa sawit), penebangan liar, dan perambahan hutan secara

besar-besaran, biasanya dengan tujuan konversi hutan, terutama untuk

pengembangan pertanian (CIFOR 2003).

Reboisasi adalah upaya menghutankan kembali lahan kritis yang

tidak produktif di dalam kawasan hutan. Reboisasi ini merupakan salah satu

program pemerintah untuk menekan perluasan laju deforestasi hutan di

Indonesia. Menurut PP RI No. 35 tahun 2002 tentang dana reboisasi

pemerintah mendefinisikan reboisasi merupakan upaya penanaman jenis

pohon hutanpada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang-

alang atau semak belukar untuk mengembalikan fungsi hutan. Tujuan

program reboisasi adalah memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam

kegiatan rehabilitasi dengan menyediakan bantuan untuk merancang

kegiatan, mengembangkan kelembagaan masyarakat dan menyediakan

bantuan teknis dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.

Meskipun pemerintah telah mengeluarkan dana dan menyusun

program-program untuk kegiatan reboisasi tetap saja tidak mampu

menurunkan laju deforestasi hutan di Indonesia. Banyak kendala dan

permasalahan yang menyebabkan program Reboisasi tidak berjalan sesuai

dengan aturan pemerintah. Salah satu masalah dan isu yang dianalisis oleh

mahasiswa akan penyebab ketidakberhasilan program reboisasi adalah

mengenai data realisasi luas wilayah yang telah direboisasi ini tidak tercatat

dengan baik. Data diberikan oleh tiap provinsi mengenai luas kawasan

hutan, luas berhutan dan luas deforestasi tidak sesuai dengan fakta

dilapangan. Meskipun setiap tahunnya pemerintah terus melakukan

reboisasi, namun jika laju reboisasi lebih kecil dari laju deforestasi maka

Page 4: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

akan sulit bagi pemerintah untuk menurunkan laju deforestasi hutan di

Indonesia. Simulasi model luas reboisasi untuk menurunkan laju deforestasi

adalah sebuah model yang dirancang mahasiswa yang dapat menerangkan

dengan jelas mengenai tingkat deforestasi yang terjadi di Indonesia. Model

ini dibuat berdasarkan perolehan data Statistik Kehutanan Indonesia pada

tahun 2011. Model ini menggambarkan sistem dengan variable penunjang

dan dibuat dengan program stella.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui luasan hutan

setelah terjadi deforestasi dan luasan yang perlu direboisasi untuk menutupi

luasan yang terdeforestasi. Pemodelan ini juga ditujukan untuk mengetahui

dan melihat jangka waktu penanaman guna mengimbangi luasan hutan yang

terdeforestasi.

1.3 Batasan sistem

Dari data dan penyajian informasi tentang deforestasi hutan di

Indonesia, maka dapat disajikan dalam sebuah model dengan batasan

modelnya antara lain kurun waktu dalam pengambilan data tentang

deforestasi 14 tahun, antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2020.

Dalam makalah ini berdasarkan data statistik kehutanan tahun 2011

didapatkan kondisi Sumber Daya Hutan Indonesia dengan luasan sebagai

berikut:

1. Hutan Produksi

Hutan Produksi Tetap 36.736,4 ha

Hutan Produksi Dapat Dikonversi 22.744,9 ha

Hutan Produksi Terbatas 22.343,8 ha

Total 81.825,1ha

2. Hutan Lindung 31.595,1 ha

3. KSA dan KPA 20.093,6 ha

Page 5: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

Pada luasan hutan ini kemudian terjadi deforestasi. Berdasarkan data

statistik 2011 luas deforestasi digambarkan berdasarkan fungsi hutannya

yaitu hutan produksi tetap, hutan produksi dapat dikonversi, hutan produksi

terbatas, hutan lindung, KSA dan KPA. Dalam batasan ini data deforestasi

dibatasi pada luasan deforestasi. Faktor deforestasi seperti kebakaran hutan,

illegal logging diasumsikan telah termasuk ke dalam luas deforestasi pada

tiap luasan kawasan terdeforestasi. Data deforestasi yang digunakan adalah

data luas kawasan hutan yang terdeforestasi pada hutan primer pada setiap

fungsi hutan berdasarkan data statistik 2011. Adapun luasan deforestasinya

adalah sebagai berikut:

1. Hutan Produksi

Hutan Produksi Tetap 8.414,9 ha

Hutan Produksi Dapat Dikonversi 1.526,0 ha

Hutan Produksi Terbatas 1.213,0 ha

Total 11.153,9 ha

2. Hutan Lindung 4.500,1 ha

3. KSA dan KPA 2.253,5 ha

Pada suatu model terdapat berbagai macam komponen yang dapat

menggambarkan laju aliran transfer dari model itu sendiri. Komponen –

komponen inilah yang kemudian mempengaruhi dinamika dalam suatu

model. Komponen – komponen ini ialah State variable/ stock, driving

variable, auxiliary variable, dan material transfer. Dengan menambahkan

atau membatasi peubah atau komponen – komponen ini maka suatu

kejadian dapat diamati perubahannya. Adapun penjelasan dari komponen –

komponen ini adalah sebagai berikut:

1. State variable/ Stock

State variable merupakan peubah yang bias memberikan

informasi ke variabel-variabel lainnya. Tidak bisa sebaliknya, hanya

bias menerima informasi dari inflow dan outflow, serta tidak boleh ada

material variabel yang bermacam-macam. Pada model ini, state

Page 6: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

variable merupakan luas tiap fungsi kawasan hutan Indonesia

berdasarkan data statistik kehutanan 2011.

2. Driving variable

Driving variable adalah peubah yang mentransfer informasi,

biasanya merupakan variabel-variabel fungsi yang nantinya akan

disimulasi. Variabel ini mempengaruhi variabel-variabel lain tapi

tidak dipengaruhi oleh model itu sendiri. Pada model ini, driving

variable adalah pinjam pakai transmigrasi dan pemukiman, eksploitasi

tambang dan non tambang, serta pertanian.

3. Auxiliary variable

Auxiliary variable adalah peubah pendukung atau peubah

pembantu. Peubah ini merupakan konstanta pembantu dalam suatu

model yang berperan dalam laju aliran transfer materi. Dalam model

ini yang berperan sebagai Auxiliary Variable adalah luas deforestasi

hutan produksi, luas deforestasi hutan lindung, dan luas deforestasi

KSA dan KPA.

4. Material Transfer

Transfer materi merupakan transfer pada periode waktu tertentu.

Transfer materi dapat terjadi pada antara dua stok atau peubah state,

antara sumber dan stok, dan antara stok dan buangan (Purnomo 2012).

Dalam model ini yang menjadi material transfer adalah luasan hutan

dengan satuan hektar (Ha).

Page 7: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

1.4 Skenario Pemodelan

Kerusakan Hutan di Indonesia ditandai dengan adanya

peningkatan laju Deforestasi .

Penyebab Deforestasi :

1. Kebakaran Hutan

2. Perambahan kawasan hutan

3. Ilegal logging

4. Pinjam pakai kawasan hutan

5. Konversi lahan hutan, dll

Upaya Pemerintah untuk menurunkan

laju deforestasi

1. Gerakan Reboisasi Nasional 2004

2. Reboisasi untuk DAS3. Program-program

Penanaman pohon4. Adanya dana Reboisasi

dari pemerintah sebagai faktor pendukung PP RI No. 35 tahun 2002 tentang Dana Reboisasi

Fakta nyata, berdasarkan Data Statistik Kehutanan Indonesia laju Deforesasi

Indonesia pada tahun 2009/2010 adalah 832.126,9 hektar per tahun. Laju

Deforestasi tetap meningkat dari tahun ke tahun. Apa masalah sebenarnya??

Mari Berpikir Sistem

(Diskusi)

Hasil Diskusi :

Laju Deforestasi Indonesia tidak seimbang dengan upaya pemerintah

berupa program Reboisasi (Luas Deforestasi > Luas Reboisasi).

Berapa luas minimal Reboisasi di Indonesia untuk menurunkan laju

Deforestasi??

PEMODELAN

Page 8: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Barlowe (1986) faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaaan

lahan adalah faktor fisik dan biologis, faktor pertimbangan ekonomi dan faktor

intitusi (kelembagaan). Faktor fisik dan biologis mencakup kesesuaian sifat fisik

seperti keadaan geologi, tanah, air, iklim, tumbuh-tumbuhan, hewan dan

kependudukan. Faktor pertimbangan ekonomi mencakup keuntungan, keadaan

pasar dan transportasi. Faktor intitusi mencakup hokum pertanhan, keadaan

politik, keadaan sosial dan kelayakan administrasi.

Perubahan penggunaan lahan merupakan bertambahnya suatu penggunan

lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan

berkurangnya tipe penggunaan lahan lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya,

atau berubahnya suatu fungsi lahan pada kurun waktu yang berbeda (Wahyunto

2001). Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan tidak dapet

dihindari. Perubahan tersebut terjadi karena dua hal, pertama adanya keperluan

untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat jumlahnya dan

kedua berkaitan dengan meningkatnya tuntunan akan mutu kehidupan yang lebih

baik.

Dalam beberapa dekade terakhir ini laju deforestasi telah menjadi

permasalahan serius. Perubahan lahan berhutan menjadi lahan non hutan

merupakan penyebab utama terjadinya degradasi lahan dan kerusakan lingkungan.

Harrison (1992) menyatakan bahwa sebesar 75% perubahan hutan disebabkan

oleh praktek penebangan hutan. Sedangkan Allen dan Barnes (1985) menyatakan

bahwa populasi penduduk merupakan faktor utama yang mendorong terjadinya

praktek penebangan di tahun 80-an. Disamping itu, Brown dan Pearce (1994)

menyebutkan bahwa ada hubungan yang kuat dan positif antara pertumbuhan

populasi penduduk dengan pengurangan luas hutan.

Dalam rangka memperoleh manfaat yang optimal dari hutan dan kawasan

hutan bagi kesejahteraan masyarakat, maka pada prinsipnya semua hutan dan

kawasan hutan dapat dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan sifat,

karakteristik, dan kerentanannya, serta tidak dibenarkan mengubah fungsi

Page 9: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

pokoknya. Pemanfaatan hutan dan kawasan hutan harus disesuaikan dengan

fungsi pokoknya yaitu fungsi konservasi, lindung, dan produksi (Tunggal, 2008).

Menurut Pahan (2008), penanaman kembali merupakan kegiatan

melakukan peremajaan yang bukan hanya didasarkan pada umur, melainkan :

-Rata-rata produksi/ha tanaman yang rendah

-Biaya perawatan yang tinggi

-Lokasi blok yang sulit diakses

-Ketersediaan modal

Page 10: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil

Gambar 1. Submodel laju deforestasi pada Hutan Produksi

LuasHP

DefHPterbatasDefHPTetap

DefHPDikonversi

DefHP

LuasDEfHP

Hutan Produksi

Gambar 2. Submodel laju deforestasi pada KSA dan KPA

LuasKSAKPA

DefKSAKPA

LuasDefKSAdanKPA

KSA dan KPA

Gambar 3. Submodel laju deforestasi pada Hutan Lindung

LuasHL

DefHL

LuasDefHL

Hutan Lindung

Page 11: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

Gambar 4. Submodel total hutan

LuasHP

LuasHLLuasKSAKPA

TotalHutan

Total Hutan

Gambar 5. Submodel luas lahan yang harus direboisasi

LHL

LHP

LKSAKPA TotalHutanAwal

TotalHutan

gap

LuasReboisasi

Penanaman

Luas Lahan yang harus diReboisasi

Gambar 6. Grafik total luas hutan dan reboisasi

15:57 23 Des 2013Page 12007.00 2010.25 2013.50 2016.75 2020.00

tahun

1:

1:

1:

2:

2:

2:

3:

3:

3:

0

70000

140000

1: TotalHutanAwal 2: TotalHutan 3: LuasReboisasi

1 1 1 1

2

2

22

3

33 3

Page 12: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

Gambar 7. Grafik total luas hutan dan reboisasi

15:57 23 Des 2013Page 12007.00 2010.25 2013.50 2016.75 2020.00

tahun

1:

1:

1:

0

100000

200000

LuasReboisasi: 1 - 2 - 3 - 4 - 5 -

1

1

11

2

2

2 2

3

3

3 3

44

4 4

55 5 5

Tabel 1. Luas yang direboisasi

Page 13: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

Tabel 2. Luas yang direboisasi dengan skenario frekuensi penanaman tiap tahun

Tabel 3. Hasil uji korelasi dan uji regresi pada data reboisasi aktual dan reboisasi model

 Tahun Reboisasi Aktual (RA) Reboisasi Model (RM)2007 76.218 02008 267.066 3581,52009 113.042 71632010 145.102 10744,52011 151.498 14326

Regression Analysis: RA versus RM

The regression equation isRA = 144866 + 0,80 RM

Predictor Coef SE Coef T PConstant 144866 63964 2,26 0,108RM 0,798 7,291 0,11 0,920

S = 82577,0 R-Sq = 0,4% R-Sq(adj) = 0,0%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F PRegression 1 81773122 81773122 0,01 0,920Residual Error 3 20456874635 6818958212Total 4 20538647757

Page 14: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

Correlations: RA; RM

Pearson correlation of RA and RM = 0,063P-Value = 0,920

III.2 Pembahasan

Deforestasi adalah perusakan lapisan atas hutan dengan cara merubah

penggunaan lahan secara permanen. Deforestasi terhadap hutan hujan tropis

utama menyebabkan meningkatnya emisi gas rumah kaca di atmosfir bumi,

kehancuran habitat hutan, dan kerusakan terhadap sumber kehidupan masyarakat

yang bergantung pada hutan untuk kelanjutan hidup mereka. Definisi secara

umum, deforestasi merupakan penurunan luas hutan baik secara kualitas dan

kuantitas. Deforestasi secara kualitas berupa penurunan ekosistem flora dan fauna

yang terdapat pada hutan tersebut. Deforestasi secara kuantitas (sangat jelas)

berupa penurunan luas hutan. Dapat disebutkan bahwa Deforestasi adalah

perubahan secara permanen dari areal berhutan menjadi tidak berhutan yang

diakibatkan oleh kegiatan manusia. Sehingga perlu diupayakan untuk mencegah

kerusakan yang diakibatkan oleh deforestasi. Untuk itu, laju deforestasi perlu

diturunkan.

Dari data yang diperoleh, Departemen Kehutanan (Pemerintah)

menyatakan laju deforestasi untuk periode 2009/2010 adalah 832.126,9 hektar per

tahun. Laju deforestasi yang ini berbeda jauh dengan apa yang dikemukakan

Greenpeace bahwa angka kerusakan hutan di Indonesia mencapai 2,8 juta hektar/

tahun selama kurun waktu 2000-2005. Hal ini sama dengan setiap jamnya,

kawasan hutan di Indonesia seluas 300 lapangan sepak bola lenyap. Berikut

merupakan estimasi laju deforestasi menurut beberapa ahli :

Page 15: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

Tabel 4. Estimasi deforestasi di indonesia setiap tahun (rb/ha)

Untuk menggambarkan sebuah laju deforestasi pertahun data yang

diinginkan, diperlukan sebuah model yang dapat menerangkan dengan jelas

mengenai tingkat deforestasi yang terjadi di Indonesia. Model ini dibuat

berdasarkan perolehan data Dephut pada tahun 2009-2011 mengenai jumlah hutan

dan laju kerusakan hutan di Indonesia. Model ini digambarkan dalam sebuah

system dengan variable penunjang, data-data ditampilkan dengan nilai per

variable yang ada dari perolehan penilaian hutan oleh Dephut.

Model ini dibuat dengan program stella dengan jangka waktu analisis 14

tahun pada tahun 2007-2020. Sebelum bisa terbentuknya sebuah model harus

diketahui komponen-komponen yang membentuk model itu sendiri. Pada suatu

model terdapat berbagai macam komponen yang dapat menggambarkan laju aliran

transfer dari model itu sendiri. Komponen – komponen inilah yang kemudian

mempengaruhi dinamika dalam suatu model. Komponen – komponen ini ialah

State variable/ stock, driving variable, auxiliary variable, dan material transfer.

Dengan menambahkan atau membatasi peubah atau komponen – komponen ini

maka suatu kejadian dapat diamati perubahannya. Komponen pertama dalam

model adalah stock/state varable yang bisa menerima informasi inflow dan

outflow, pada model ini stock berupa tiap luas fungsi kawasan hutan di seluruh

Indonesia (HP,HL,HK) yaitu state variable total luas kawasan hutan per tiap

Page 16: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

fungsi Indonesia tahun 2009/2011 yaitu hutan produksi dengan luas 81.825,1 ha;

hutan lindung 31.595,1 ha; KSA dan KPA 20.093,6 ha. Komponen selanjutnya

adalah Auxiliary variable dimana merupakan peubah yang mempengaruhi laju

transfer materi terhadap stok atau dalam model ini Luas Hutan Total, dalam model

ini luas deforestasi khususya pada hutan primer yang dibagi ke dalam fingsi

hutan, yaitu hutan produksi, lindung dan KPA-KSA serta luas lahan yang harus

direboisasi. Material transfer dalam model ini adalah luasan hutan dengan satuan

hektar (ha).

Model dapat menjelaskan bagaimana data laju deforestasi hutan Indonesia

berdasarkan variabel (faktor-faktor) yang dapat mempengaruhi serta

menyebabkan tingginya laju deforestasi hutan. Apabila laju deforestasi yang saat

ini terjadi melebihi target yang ada, dalam keseimbangan kelestarian hutan akan

menimbulkan dampak yang begitu banyak terutama bencana alam yang terjadi di

Indonesia. Selain itu deforestasi yang tidak seimbang akan berdampak pada

ekonomi, ekologi, sosial dan budaya, serta politik dan keamanan. Tabel 1. yang

menyajikan luas yang perlu direboisasi. Tabel tersebut menunjukkan bahwa luas

yang perlu direboisasi cukup besar, hal ini disebabkan laju deforestasi yang

semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diperlukan untuk mereboisasi sampai

dengan 26.702,76 ha setiap tahun selama 5 tahun dari tahun 2016 sampai 2020

untuk menurunkan laju deforestasi. Pada tahun 2007 luas lahan yang harus

direboisasi adalah 0 hektar dengan asumsi bahwa pada tahun 2007 belum ada

kejadian deforestasi. Namun luas lahan yang harus direboisasi dari tahun ke tahun

semakin meningkat karena laju deforestasinya juga semakin besar. Data statistik

kehutanan tahun 2011 yang menunjukkan bahwa tingginya angka deforestasi ini,

karena perbedaan data yang terjadi, yaitu dalam pengumpulan data faktor

penyebab peningkatan deforestasi yang simpang siur.

Tabel 2 menunjukkan bahwa reboisasi yang dilakukan dalam kurun waktu

14 tahun belum dapat menekan laju deforestasi yang terjadi di Indonesia. Bahkan

dibuat skenario pun dengan menambahkan frekuensi penanaman setiap 5 tahun

sekali dalam kurun waktu 14 tahun, reboisasi tidak dapat mengatasi deforestasi

yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari uji korelasi dan uji regresi yang kami

lakukan pada model. Korelasi antara luas areal yang direboisasi dalam model

Page 17: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

dengan luas areal yang direboisasi aktual memiliki nilai 0,063. Sedangkan untuk

nilai R square yang diperoleh pada uji regresi sebesar 0,4%. Hal ini disebabkan

oleh data yang kami ambil dalam model belum cukup mempresentasekan data

aktual yang terjadi di lapangan. Data reboisasi model hanya memperhitungkan

luas hutan tiap jenis kawasan hutan (hutan lindung, hutan produksi dan hutan

konservasi) dan luas deforestasi pada tiap jenis kawasan hutan tersebut tetapi

batasannya hanya pada hutan primer. Sedangkan data reboisasi aktual diperoleh

dari data statistik kehutanan tahun 2011 telah memperhitungkan seluruh luas

deforestasi tiap jenis kawasan hutan, termasuk luas hutan dan luas deforestasi

areal penggunaan lain serta tidak hanya terbatas pada hutan primer saja. Selain itu,

data reboisasi aktual dan model yang digunakan untuk melakukan uji korelasi dan

uji regresi hanya pada rentang waktu antara tahun 2007 sampai 2011.

Page 18: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Luas hutan mula-mula yang diperkirakan sebesar hektar merupakan

state variable. Luasan tersebut mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh

deforestrasi. Deforestrasi tersebut dipengaruhi oleh driving variable dan

auxiliary variable. Berdasarkan hasil pengolahan data, luas hutan tersebut

diperkirakan akan berkurang hingga 423.814.608,76 hektar pada tahun 2020.

Untuk menanggulangi luasan hutan yang berkurang tersebut, maka

harus dilakukan upaya reboisasi sebesar 26.702,76 ha/tahun. Namun, waktu

yang menjadi batasan pemodelan ini (14 tahun) belum dapat menanggulangi

deforestrasi yang terjadi.

IV.2 Saran

1. Driving variable dan auxiliary variable yang akan menjadi batasan

pemodelan hendaknya dikonsultasikan kepada ahlinya, agar mengurangi

kesalahan-kesalahan dalam penentuannya.

2. Kurun waktu yang menjadi batasan pemodelan hendaknya diperpanjang,

agar dapat diketahui waktu yang dibutuhkan untuk menanggulangi

deforestrasi yang terjadi.

Page 19: mnh47.files. Web viewDalam jangka waktu 12 tahun telah terjadi penurunan luas hutan di Indonesia ... hutan di Indonesia. Banyak kendala dan permasalahan yang ... makalah ini berdasarkan

DAFTAR PUSTAKA

Allen JC dan Barnes DF. 1985. The causes of deforestation in tropical countries. Ann. Ass. Am. Geogr. 75: 163-84.

Barlowe R. 1986. Land Resource Economics and The Economic of Real Estate. New York : Prentice-Hall Inc.

Brown K dan Pearce DW. 1994. The Causes Tropical Deforestation. London : UCL Press.

CIFOR, 2003. Dana Reboisasi dan Pengertian Reboisasi (Tim Pengelolaan Hutan Bersama). Bogor : CIFOR

Harrison P. 1992. The Third Revolution : Population, Environmental and a Sustainable World. Harmondsworth : Penguin.

Pahan I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya. Hlm 17-23, 107-110, 120-121.

Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2002 Tentang Dana Reboisasi

Purnomo H. 2012. Pemodelan dan Simulasi untuk Pengelolaan Adaptif Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Bogor : IPB Press.

Tunggal HS. 2008. Undang-undang Kehutanan beserta Peraturan Pelaksanaannya. Harvarindo. Jakarta.

Wahyunto MZ et al. 2001. Studi Perubahan Penggunaan Lahan DAS Citarik, Jawa Barat Dan DAS Garang, Jawa Timur. Makalah Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah. Asean Secretariate Maff Japan & Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Bogor.