12
MODA TRANSPORTASI DARAT UNTUK BARANG 1) Pendahuluan Bagi Industri, pemilihan moda transportasi darat untuk mengangkut barang merupakan salah satu faktor penting karena menentukan keberhasilan perusahaan dalam memenuhi pesanan konsumen. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih moda transportasi untuk angkutan barang antara lain : Jumlah barang yang akan diangkut, sifat barang dan persyaratan kemasan barang Total biaya angkutan dan penentuan besarnya tarif angkutan Penentuan jenis alat angkutan yang tepat Penentuan rute atau trayek dan bongkar muat Jarak tempuh dan waktu perjalanan Keamanan barang, resiko kerusakan barang dan asuransi Dokumentasi dan administrasi pengiriman barang Industri memiliki beberapa alternatif dalam menggunakan moda transportasi darat untuk angkutan barang antara lain : Armada sendiri Kombinasi antara armada sendiri dan sewa Armada sewa tetapi operasinya dilaksanakan sendiri Armada yang operasinya dilaksanakan oleh pemilik kendaraan Keputusan penentuan moda transportasi merupakan keputusan strategis yang harus dipertimbangkan dengan matang oleh perusahaan karena mempengaruhi besarnya biaya operasional yang akan dikeluarkan perusahaan. 2) Jenis-Jenis Moda Transportasi dan Karakteristiknya Jenis moda transportasi darat untuk angkutan barang yang sering digunakan adalah truk, kereta api dan pipa. 2.1 Truk Moda transportasi angkutan barang yang paling sering digunakan adalah truk, dikarenakan faktor ketersediaan jumlah truk. Selain itu penggunaan truk lebih fleksibel karena tidak dibatasi oleh jadwal tertentu seperti jadwal kereta barang. Truk juga lebih diminati karena mampu menjangkau wilayah yang lebih luas bahkan hingga ke pelosok daerah maupun pegunungan, sedangkan kereta api hanya mampu menjangkau daerah yang berada di sepanjang jalur rel kereta api. Terdapat beberapa kategori truk yang beroperasi saat ini. Berdasarkan jenis muatannya, secara umum truk dibagi menjadi empat kategori yaitu : 1) Truk Tangki Truk tangki adalah truk yang dirancang untuk mengangkut muatan berbentuk cair.

Moda Transportasi.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jenis-jenis transportasi

Citation preview

Page 1: Moda Transportasi.pdf

MODA TRANSPORTASI DARAT UNTUK BARANG

1) Pendahuluan

Bagi Industri, pemilihan moda transportasi darat untuk mengangkut barang merupakan salah

satu faktor penting karena menentukan keberhasilan perusahaan dalam memenuhi pesanan konsumen.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih moda transportasi untuk angkutan barang

antara lain :

• Jumlah barang yang akan diangkut, sifat barang dan persyaratan kemasan barang

• Total biaya angkutan dan penentuan besarnya tarif angkutan

• Penentuan�jenis alat angkutan yang tepat

• Penentuan rute atau trayek dan bongkar muat

• Jarak tempuh dan waktu perjalanan

• Keamanan barang, resiko kerusakan barang dan asuransi

• Dokumentasi dan administrasi pengiriman barang

Industri memiliki beberapa alternatif dalam menggunakan moda transportasi darat untuk

angkutan barang antara lain :

• Armada sendiri

• Kombinasi antara armada sendiri dan sewa

• Armada sewa tetapi operasinya dilaksanakan sendiri

• Armada yang operasinya dilaksanakan oleh pemilik kendaraan

Keputusan penentuan moda transportasi merupakan keputusan strategis yang harus dipertimbangkan

dengan matang oleh perusahaan karena mempengaruhi besarnya biaya operasional yang akan

dikeluarkan perusahaan.

2) Jenis-Jenis Moda Transportasi dan Karakteristiknya

Jenis moda transportasi darat untuk angkutan barang yang sering digunakan adalah truk, kereta

api dan pipa.

2.1 Truk

Moda transportasi angkutan barang yang paling sering digunakan adalah truk, dikarenakan

faktor ketersediaan jumlah truk. Selain itu penggunaan truk lebih fleksibel karena tidak dibatasi oleh

jadwal tertentu seperti jadwal kereta barang. Truk juga lebih diminati karena mampu menjangkau

wilayah yang lebih luas bahkan hingga ke pelosok daerah maupun pegunungan, sedangkan kereta api

hanya mampu menjangkau daerah yang berada di sepanjang jalur rel kereta api.

Terdapat beberapa kategori truk yang beroperasi saat ini. Berdasarkan jenis muatannya, secara

umum truk dibagi menjadi empat kategori yaitu :

1) Truk Tangki

Truk tangki adalah truk yang dirancang untuk mengangkut muatan berbentuk cair.

Page 2: Moda Transportasi.pdf

Gambar 1. Truk Tangki

Untuk meningkatkan utilisasi ruangan dalam transportasi cairan, tangki dapat dibagi dalam

beberapa kompartemen (ruangan) yang dipisahkan dengan sekat-sekat. Daya angkut truk tangki

bervariasi mulai dari ribuan hingga puluhan ribu liter dan tergantung pada berat jenis cairan yang

diangkut misalnya air, BBM, ataupun zat kimia cair lainnya. Selain itu, truk tangki juga digunakan

untuk mengangkut zat kimia berbentuk serbuk dan gas.

2) Truk Boks

Truk boks adalah jenis angkutan barang yang memiliki boks tertutup untuk mengangkut

barang. Boks yang digunakan pada truk boks terbuat dari bahan baja atau alumunium. Dengan

adanya boks yang tertutup maka barang akan terlindungi dari panas, hujan dan angin. Ada pula tru

boks yang dilengkapi pendingin yang digunakan untuk mengangkut barang yang mudah busuk atau

rusak karena suhu seperti es, daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan.

Gambar 2. Truk Boks

3) Truk Peti Kemas

Truk peti kemas atau truk kontainer adalah kendaraan pengangkut peti kemas yang terdiri

dari kendaraan penarik (tractor head) dan kereta tampilan dimana peti kemas ditempatkan. Trend

angkutan barang dengan peti kemas meningkat dengan cepat karena jenis truk ini dapat

mempermudah proses bongkar muat barang sehingga biaya angkutan secara keseluruhan menurun

drastis dan keamanan barang menjadi lebih tinggi.

Page 3: Moda Transportasi.pdf

Gambar 3. Truk Peti Kemas

4) Truk Doli

Truk doli adalah truk yang digunakan di pelabuhan atau terminal peti kemas untuk

memindahkan peti kemas dari kapal ke lapangan atau sebaliknya. Penggunaan truk doli sangat

efisien karena dapat menarik dan memindahkan 4 peti kemas standar (20 kaki) atau 2 peti kemas

(40 kaki) sekaligus. Untuk mempermudah dan mempercepat proses bongkar muat peti kemas, suatu

mekanisme yang dilengkapi dengan bidang miring dirancang pada truk doli sehingga peti kemas

dapat diturunkan atau dinaikkan ke truk dengan cepat.

Gambar 4. Truk Doli

Selain dikelompokkan menurut jenis muatannya, truk juga dikelompokkan menurut jumlah

muatan atau kapasitasnya. Masing-masing jenis truk ini memiliki batas muatan yang berbeda-beda

yang biasa disebut JBI (Jumlah Berat yang diIjinkan). JBI adalah berat maksimum kendaraan

bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui. Jumlah berat yang

diijinkan semakin besar kalau jumlah sumbu kendaraan semakin banyak. Pada tabel 1 ditunjukkan JBI

untuk jalan kelas II dan III dengan berbagai konfigurasi sumbu kendaraan.

Tabel 1. Klasifikasi truk menurut kapasitas muatan

Konfigurasi Sumbu Jumlah Sumbu Jenis Truk JBI Kelas II JBI Kelas III 1 – 1 2 Truk Engkel 12 ton 12 ton 1 – 2 2 Truk Besar 16 ton 14 ton 1 – 2.2 3 Truk Tronton 22 ton 20 ton 1.1 – 2.2 4 Truk 4 sumbu 30 ton 26 ton 1 – 2 – 2.2 4 Trailer 34 ton 28 ton 1 – 2.2 – 2.2 5 Trailer 40 ton 32 ton 1 – 2.2 – 2.2 6 Trailer 43 ton 40 ton

Page 4: Moda Transportasi.pdf

(a) (b) (c)

Gambar 5. (a) Truk Engkel (b) Truk Tronton (c) Truk Trailer

2.2 Kereta Api Barang

Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang (kargo), pupuk,

hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral). Sedangkan kereta api trailer digunakan untuk

mengangkut peti kemas. Kereta api trailer ini dapat dilengkapi gerbong khusus untuk mengangkut

ternak, minyak atau komoditas cair lainnya seperti bahan kimia tertentu.

Gambar 6. Kereta Api Barang

2.3 Pipa

Gambar 7. Sistem Perpipaan untuk Angkutan Barang

Sistem perpipaan berfungsi untuk mengalirkan zat cair atau gas dari satu tempat ke tempat yang

lain. Aliran terjadi karena adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua tempat. Aliran terjadi karena

adanya perbedaan elevasi muka atau karena adanya pompa. Beberapa contoh system perpipaan adalah

pengaliran minyak antar kota, jaringan air minum di perkotaan, dan lain-lain. Untuk memindahkan zat

cair dapat digunakan dua sistem perpipaan yaitu dengan sistem pipa dengan turbin dan sistem pipa

dengan pompa. Pada pembangkit listrik tenaga air, aliran air yang menimbulkan tenaga digunakan

untuk memutar turbin dan untuk mendapatkan kecepatan yang besar untuk memutar turbin maka pada

ujung pipa diberi curat. Sistem pipa dengan pompa adalah system pipa yang memanfaatkan tenaga

yang dipompakan untuk mendorong zat cair yang akan dialirkan.

Penggunaan jaringan pipa sebagai alat angkutan sangat menguntungkan terutama untuk

menyalurkan minyak bumi di seluruh Indonesia. Cadangan dan pemakaian gas bumi tersebar di seluruh

Indonesia supaya dapat dimanfaatkan secara tepat perlu adanya system distribusi. Ada empat macam

jaringan gas bumi yang digunakan yaitu jaringan antar pulau, jaringan pipa regional, jaringan pipa ke

konsumen dan jaringan gas kota.

Page 5: Moda Transportasi.pdf

3. Sistem Operasi Perusahaan Jasa Pengiriman Barang

Terdapat dua macam perusahaan penyedia jasa pengiriman barang yaitu transporter dan Third

Party Logistics (3PL). Perusahaan transporter hanya menyediakan jasa pengiriman barang dari tempat

asal hingga tujuan, contohnya perusahaan Tiki (Titipan Kilat). Third Party Logistics adalah perusahaan

yang menyediakan jasa meliputi pengiriman barang, pendistribusian barang hingga system

pergudangannya.

Di Indonesia, saat ini telah banyak beroperasi perusahaan 3PL. Perusahaan-perusahan 3PL

tersebut ada yang memiliki kendaraan sendiri dan ada juga yang bertindak sebagai consolider (pihak

yang bertindak menerima order pengiriman barang, mengambil barang dari tempat asal kemudian

mengantarkannya ke tempat tujuan). Proses operasi perusahaan-perusahaan 3PL baik yang memiliki

kendaraan sendiri maupun yang bertindak sebagai consolider adalah sebagai berikut :

a) Penerimaan permintaan dari konsumen. Permintaan yang diterima dari konsumen berisi informasi

volume permintaan (kapasitas barang yang akan dimuat meliputi dimensi barang) dan berat

permintaan. Volume permintaan harus diketahui untuk menentukan jenis angkutan barang yang

akan dipilih. Sedangkan berat permintaan diperlukan untuk mengetahui apakah berat barang

memenuhi berat maksimum yang ditentukan.

b) Identifikasi order konsumen. Proses identifikasi order konsumen meliputi zona konsumen dan akses

truk. Identifikasi zona konsumen merupakan kegiatan untuk menentukan zona tujuan pengiriman

barang sesuai dengan wilayahnya. Penentuan zona tujuan pengiriman barang adalah untuk

mengetahui biaya pengiriman barang sesuai zona tujuan pengiriman. Akses truk adalah kegiatan

untuk menentukan alternatif jenis kendaraan yang akan digunakan untuk mengangkut barang serta

berapa jumlah kendaraan yang diperlukan.

c) Konsolidasi pesanan konsumen. Konsolidasi adalah kegiatan untuk menggabungkan beberapa

permintaan pengiriman barang baik yang memiliki tujuan yang sama maupun tidak. Tujuan dari

kegiatan konsolidasi adalah untuk mengoptimalkan penggunaan kendaran serta meminimumkan

biaya pengiriman barang. Selain itu konsolidasi juga bertujuan untuk mempersingkat waktu

pengiriman barang karena barang dapat dikirim tanpa harus menunggu tersedianya moda

transportasi yang kosong.

d) Penentuan truk yang akan mengangkut barang. Pertimbangan yang digunakan untuk menentukan

jenis kendaraan untuk mengangkut barang adalah kapasitas yang tersedia pada masing-masing

kendaraan dan biaya penggunaan masing-masing kendaraan. Jika perusahaan menggunakan

kendaraan sendiri maka biaya yang dipertimbangkan adalah biaya operasional yang meliputi biaya

bahan bakar, tenaga sopir dan biaya overhead. Namun jika perusahaan menggunakan kendaraan

yang disewa dari pihak lain maka biaya yang dipertimbangkan adalah biaya sewa masing-masing

kendaraan.

e) Kombinasi jenis kendaraan. Jika permintaan pengiriman barang yang datang memiliki variasi yang

sangat tinggi baik zona tujuan, ukuran barang maupun batas waktu pengiriman, maka sangat

memungkinkan bagi perusahaan jasa pengiriman barang untuk mempertimbangkan penggunaan

kendaraan yang bervariasi dengan tujuan untuk meminimalkan biaya.

Page 6: Moda Transportasi.pdf

MODA TRANSPORTASI UDARA UNTUK ANGKUTAN BARANG

1. Kategori Utama Angkutan Kargo Udara

Angkutan kargo udara dapat dibedakan menjadi tiga kategori utama yaitu :

- Angkutan kargo/barang yang diangkut bersama dengan pesawat penerbangan untuk

penumpang

- Angkutan barang yang diangkut dengan pesawat khusus kargo

- Angkutan barang dengan muatan berukuran besar yang diangkut dengan menggunakan

peswat kargo super.

Sebagian besar pesawat untuk penumpang juga membawa muatan barang. Saat sebuah paket

barang dikirimkan melalui angkutan udara maka paket itu biasanya disatukan dengan paket dan

muatan lain yang disusun dalam container khusus. Ukuran container tersebut disesuaikan dengan

ukuran area penyimpanan di pesawat penumpang tersebut. Sebagai contoh pesawat Boeing 747-400

dapat membawa 416 penumpang dan muatan barang sebanyak 5.330 ft3 (150 m3). Besarnya muatan

barang tersebut setara dengan ukuran muatan dua buah truk semi trailer.

Gambar 1. Bagian Lambung Pesawat Kargo

Sebagian besar muatan dimasukkan dalam kontainer khusus yang bentuknya dirancang agar

muat dalam ruang kargo di pesawat dan beberapa muatan lain dapat diletakkan pada palet. Dengan

memasukkan muatan dalam kontainer khusus dan palet maka kemungkinan kehilangan muatan dapat

dicegah. Oleh karena itu banyak pesawat penumpang dan pengangkut barang yang dirancang dengan

pintu bongkar muat di bagian samping pesawat (side loading) dan di bagian depan (front loading).

(a) (b)

Gambar 2. (a) Side Loading (b) Front Loading

2. Kategori Produk yang Dikirim dengan Transportasi Udara

Pesawat terbang memungkinkan manusia untuk melakukan segala macam pengiriman melalui

udara, diantaranya paket-paket, mobil, peralatan konstruksi, dan jenis pesawat terbang lain. Jenis

pesawat terbang yang digunakan juga beragam mulai dari pesawat terbang penumpang komersil sampai

Page 7: Moda Transportasi.pdf

pesawat terbang dengan ukuran khusus yang tidak lazim. Namun sebagian besar produk yang dikirim

melalui transportasi udara termasuk dalam salah satu kategori berikut :

- Produk-produk yang nilai ekonomisnya cepat turun

- Produk-produk yang secara fisik mudah rusak

- Komponen untuk perawatan darurat

- Bentuk strategi manajemen persediaan

Saat ini banyak perusahaan manufaktur yang menerapkan Just In Time sebagai strategi

manajemen persediaannya. Konsep efisiensi persediaan pada dasarnya adalah mengelola tingkat

persediaan seminimal mungkin dengan cara mendatangkan produk hanya saat produk dibutuhkan

sehingga tidak terlalu lama dan terlalu banyak menyimpan persediaan. Untuk menjalankan strategi ini

dengan baik diperlukan dukungan system transportasi yang dapat diandalkan dari segi kendalan waktu

dan ketepatan, oleh karena itu moda transportasi udara merupakan pilihan yang tepat.

3. Tiga Pemain Utama dalam Angkutan Kargo Udara

Ada tiga pelaku utama dalam angkutan kargo udara yaitu :

a. Asset Provider (Air Cargo Carrier). Pihak yang menawarkan transportasi dari airport ke airport

dan mengoperasikan asset fisik berupa pesawat yang menyediakan kapasitas muatan tertentu.

Contoh perusahaan asset provider di dunia adalah Lufthansa Cargo, Air France Cargo, Singapore

Airlines Cargo.

b. Shipper. Pihak yang mengirimkan muatan barang yang diangkut oleh pesawat terbang. Shipper

dapat berasal dari pihak manapun baik perorangan maupun perusahaan yang menggunakan jasa

transportasi cargo udara untuk mengirimkan barang ke tujuan.

c. Intermediaries (perantara) / Forwarder. Perantara adalah pihak perusahaan freight forwarding yang

mengoperasikan truk-truk untuk menjangkau dari tempat pengirim (shipper) ke airport dan dari

airport ke tempat penerima barang (consignee). Perusahaan freight forwarding termasuk indirect

carrier. Perusahaan freight forwarding memiliki aktivitas yang luas tidak sekedar aktivitas

transportasi namun juga menyediakan layanan logistik seperti penanganan muatan, penyimpanan,

pemindahan dan koordinasi rantai pengiriman sehingga freight forwarding bisa disebut sebagai

Third Party Logistics (3PL) atau pihak perantara.

Berdasarkan penelitian Althen dkk. (2001) hanya sebagian kecil (sekitar 5 -1 10%) dari total volume

pengiriman muatan barang dengan pesawat udara dimana shipper melakukan pengiriman muatan

langsung menggunakan asset provider. Sebagian besar total pengiriman yaitu 90-95% diserahkan

shipper kepada intermediaries untuk melakukan koordinasi dan pengangkutan.

Meningkatnya aktivitas perdagangan dunia berdampak pada meningkatnya aktivitas kargo

udara. Hal ini karena sebagian besar proporsi aktivitas perdagangan dunia memilih pengangkutan udara

sebagai solusi transportasi. Banyak pihak yang memilih moda transportasi udara karena memanfaatkan

keunggulan berupa kecepatan, pengemasan yang lebih murah, factor keamanan dan keselamatan

pengiriman yang lebih terjamin, dan biaya asuransi pengiriman yang lebih murah. Akibatnya

keberadaan perusahaan integrated carrier semakin dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan

transportasi kargo udara. Perusahaan integrated carrier adalah perusahaan yang menawarkan jasa

pengiriman door to door service (menangani semua proses pengangkutan mulai dari pengambilan

barang yang akan dikirim di alamat pengirim hingga ke alamt penerima) secara terintegrasi dengan

Page 8: Moda Transportasi.pdf

jaminan ketepatan waktu pengambilan dan pengantaran, yang membebaskan konsumen dari semua

keterlibatan langsung aktivitas pengiriman, dan menyediakan layanan tracking atau pelacakan yang

memungkinkan konsumen untuk memeriksa dan melakukan pelacakan sepanjang proses pengiriman.

Contoh Perusahaan yang termasuk integrated carrier adalah Fedex dan DHL. Di seluruh dunia, DHL

menggunakan 250 pesawat terbang, memperkerjakan 285.000 orang, memiliki 76.000 kendaraan, 4000

kantor, 120.000 lokasi tujuan di 220 negara, dan 3.5 juta pelanggan tiap hari. Sedangkan fedex

mengirimkan 3,2 juta paket per hari dengan 50.000 lokasi pemberhentian di lebih dari 220 negara,

menggunakan 671 pesawat, 41.000 mobil van dan melibatkan 138.000 pekerja.

Gambar 3. Armada Kargo Udara DHL

Page 9: Moda Transportasi.pdf

MODA TRANSPORTASI AIR UNTUK ANGKUTAN BARANG

1. Pendahuluan

Kapal pengangkut barang memiliki satuan ukuran kapasitas kapal yang dinyatakan dalam

tonase kapal. Ukuran tonase kapal dipakai sebagai penentuan besarnya sewa kapal. Tonase kapal dapat

dibedakan sebagai berikut :

a. Gross Registered Tonnage (GRT) adalah ukuran kapasitas kapal yang dinyatakan dalam 100

ft3 yang terletak di bawah dek kapal yang merupakan ruang tertutup.

b. Net Registered Tonnage (NRT) merupakan ukuran dari the real learning capacity kapal sebagai

bagian dari GRT yang tersedia untuk muatan.

c. Displacement Tonnage (DT) adalah berat kapal yang sama dengan banyaknya air yang

dipindahkan oleh kapal jika berada di air. Jika kapal dalam keadaan kosong disebut light

displacement dan bila kapal dalam keadaan penuh muatan disebut load displacement.

d. Death Weight Tonnage (DWT) yaitu jumlah ton yang dapat diangkut kapal termasuk BBM, air,

awak kapal dan peralatan lainnya sampai mencapai bats maksimum permitted draight.

Kapal pengangkut barang mempunyai karakteristik berbeda bila dibandingkan dengan kapal

pengangkut penumpang. Karakteristik-karakteristik kapal pengangkut barang adalah sebagai berikut :

a. Jumlah muatan barang yang diangkut dalam jumlah besar dan jarak yang jauh.

b. Memakan waktu relative lama untuk bongkar muat bila dibandingkan dengan kapal pengangkut

penumpang. Barang harus diangkut dan diturunkan dengan alat atau metode tertentu.

c. Kecepatan berlayar rendah, hanya 15-20 mil/jam.

d. Biaya transportasi relatif lebih murah dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.

2. Jenis-Jenis Kapal Pengangkut Barang

Berbagai jenis kapal barang dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Kapal Kargo, terdiri dari : kapal container, kapal ro – ro, dan kapal tongkang

b. Kapal bulk cargo (barang-barang curah)

c. Kapal tanker

2.1 Kapal Kargo

Kapal barang atau kapal kargo adalah kapal yang membawa barang-barang dan muatan dari

satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Kapal ini terdiri dari ruang yang dapat memuat berbagai jenis

barang dan dilengkapi dengan peralatan bongkar muat barang.

Gambar 1. Kapal Barang

Page 10: Moda Transportasi.pdf

1. Kapal Kontainer

Kapal ini mempunyai ruang datar yang luas untuk memuat peti kemas. Peti kemas tersebut

diangkut dari dan ke pelabuhan dengan menggunakan truk dan crane khusus. Kapal ini

dilengkapi dengan program computer agar penyusunan peti kemas dapat disesuaikan dengan

tujuan. Penyusunan peti kemas merupakan salah satu hal yang sangat penting karena kesalahan

pada proses ini dapat menyebabkan terjadinya shifting yang dapat membuat biaya transportasi

semakin mahal. Kapal container memiliki kapasitas sekitar 25.000 DWT dengan panjang rata-

rata 180-200 m dan kecepatan 33 knots/jam. Daya angkut kapal ini dapat mencapai empat kali

daya angkut kapal barang biasa dan proses bongkar muat barang lebih cepat.

Gambar 2. Kapal Kontainer

Kapal container ini didesain untuk mengurangi terjadinya ruangan kosong pada kapal. Ukuran

peti kemas adalah TEU (twenty foot unit) dengan panjang 20 ft, lebar 8 ft dan tinggi 8.5 ft (atau

6,1 x 2,4 x 2,6 m). Akan tetapi ada juga ukuran peti kemas yang lain yaitu panjang 40 kaki atau

12 meter. Kapal container dengan ukuran 2900 TEU dilengkapi dengan alat khusus untuk

mengangkut peti kemas, sedangkan untuk kapasitas yang besar tidak dilengkapi sehingga proses

bongkar muat container dilakukan dengan alat khusus (crane) yang terdapat di pelabuhan.

2. Kapal Ro – Ro (Roll on and Roll off)

Kapal ini merupakan penyempurnaan dari kapal container dengan dilengkapi peralatan roda

untuk memudahkan pengaturan peti kemas di dalam kapal tersebut. Peti kemas dimasukkan dan

dikeluarkan melalui ruang depan atau samping dengan pintu yang bisa dibuka dan ditutup.

Kapal ini merupakan kapal ferry yang didesain untuk mengangkut kendaraan darat seperti

mobil, truk, trailer, semitrailer, atau gerbong kereta api.

Gambar 3. Kapal Ferry Ro - Ro

Prinsip pada kapal Ro Ro yaitu menempatkan barang-barang yang diangkut diatas trailer atau

rolling stock lainnya, selanjutnya trailer rolling stock berikut barang diatasnya ditarik oleh

sebuah traktor kedalam kapal dan melalui sebuah tramp pada bagian belakang dari kapal.

Page 11: Moda Transportasi.pdf

3. Kapal lash atau tongkang

Kapal tongkang merupakan kapal kontainer berupa tongkang-tongkang yang dapat beroperasi

sendiri setelah dilepas dari kapal induknya. Peranan kapal tongkang ini sangat vital dalam

transportasi air hal ini dikarenakan tidak semua kondisi pelabuhan dapat digunakan kapal untuk

berlabuh. Kapal tongkang didesain dengan ukuran terbuka cukup besar yang digunakan untuk

mengangkut barang. Pada umumnya kapal ini tidak dilengkapi dengan sumber tenaga sendiri

sehingga harus ditarik dengan kapal lain ketika proses transportasi barang. Kapal tongkang ini

umumnya beroperasi di daerah sekitar pelabuhan atau di sungai-sungai.

Gambar 4. Kapal Tongkang

2.2 Kapal Bulk Cargo

Kapal bulk cargo merupakan kapal yang mengangkut barang-barang curah/terurai dalam jumlah

yang sangat besar. Barang-barang yang dapat diangkut dengan kapal ini antara lain beras, gula, batu

bara, bijih besi, dan hasil tambang lainnya.

Gambar 5. Kapal dry bulk cargo

Kemajuan teknik pengemasan barang muatan membuat barang-barang curah tidak lagi diangkut

dalam kondisi curah. Barang-barang curah tersebut dikemas dalam kantong sehingga tidak sepenuhnya

lagi menjadi barang curah. Barang muatan curah yang sudah dikemas dalam kantong ini sering juga

dinamakan barang dalam kemasan kantong (bagged cargo) atau barang curah lepas (break bulk cargo).

Tetapi jika dimuat dalam peti kemas maka barang tersebut berubah menjadi muatan peti kemas

(container cargo).

2.3 Kapal Tanker

Kapal tanker merupakan kapal yang digunakan untuk mengirimkan minyak. Kapal ini dapat

dikategorikan menjadi dua yaitu crude tanker dan product tanker. Crude tanker digunakan untuk

mengangkut minyak mentah yang belum disuling dari tempat ekstraksi ke tempat penyulingan,

Page 12: Moda Transportasi.pdf

sedangkan product tanker digunakan untuk mengangkut cairan kimia dari tempat penyulingan ke

konsumen.

Gambar 6. Crude Oil Tanker