65
MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II MODEL DAN STANDART PELAYANAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG SESUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN TERKINI Fasilitator: Sriyono, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep.MB Oleh : KELOMPOK 5 Elyk Dwi Mumpuningtias 131414153031 Febria Fiandina Effendy 131414153026 Nailiy Huzaimah 131414153009 Ganda Ardiansyah 131414153020 Enggal Hadi 131414153018 PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN i

MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN TERKINI _fix.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

model pelkep

Citation preview

Page 1: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

MODEL DAN STANDART PELAYANAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG SESUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA

KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN TERKINI

Fasilitator: Sriyono, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep.MB

Oleh :

KELOMPOK 5

Elyk Dwi Mumpuningtias 131414153031

Febria Fiandina Effendy 131414153026

Nailiy Huzaimah 131414153009

Ganda Ardiansyah 131414153020

Enggal Hadi 131414153018

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2015

i

Page 2: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya yang tak terhingga sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan makalah sebagai tugas terstruktur mata kuliah

Keperawatan Medikal Bedah 2.

Selama penyusunan makalah kami banyak mendapat bantuan, bimbingan,

dan dukungan dari berbagai pihak. Kami mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Purwaningsih, S.Kp., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Airlangga

2. Prof. Dr. Suharto, dr, Sp.PD.KPTI, selaku Ketua Program Studi Magister

Keperawatan Universitas Airlangga

3. Yulis S. D , S.Kep., M.Ng, selaku PJMA Mata Kuliah Keperawatan Medikal

Bedah 2

4. Sriyono, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep.MB, selaku fasilitator yang telah

memberikan banyak masukan dan motivassi dalam penusunan makalah ini.

5. Seluruh teman Magister Angkatan 7 yang telah banyak memberikan bantuan

yang tidak dapat kami sebutkan satu perrsatu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pelaporan ini masih terdapat

kekurangan dan jauh dari sempurna, sehingga kami berharap adanya saran dan

kritik yang bersifat membangun .

Besar harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surabaya,

Maret 2015

Penulis

ii

Page 3: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... i

Kata Pengantar.................................................................................................... ii

Daftar Isi............................................................................................................... . .iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................... 3

1.4 Manfaat......................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Bedah Plastik................................................................................... 4

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Klien Bedah Plastik.............................. 10

2.3 Undang-Undang tentang Bedah Plastik........................................................ 19

2.4 Model Konseptual Keperawatan Levine....................................................... 23

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Model dan Standart Pelayanan Keperawatan Bedah Plastik yang Sesuai

dengan Falsafah dan Paradigma Keperawatan............................................. 33

3.2 Perkembangan terkini asuhan keperawatan pada Klien Bedah Plastik

(Rekonstruktif: Skin graft)........................................................................... 35

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan....................................................................................................... 39

4.2 Saran.............................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembedahan plastik adalah istilah yang luas yang digunakan dalam

kaitannya dengan prosedur-prosedur pembedahan yang dilakukan untuk

tujuan kosmetik atau rekonstruktif (Gruendemann & Fernsebner, 2006).

Seringkali bedah plastik dikaitkan dengan bedah kulit, padahal ruang lingkup

bedah plastik jauh lebih luas daripada sekedar pembedahan kulit belaka.

Sangat berbeda dengan pengelompokan disiplin ilmu bedah lain yang spesifik

mengacu kepada organ-organ yang dilakukan intervensi pembedahan, maka

seluruh sistem organ manusia dari ujung rambut kepala sampai ujung jari kaki

dapat dicakup pada disiplin ilmu bedah plastik (Fawzy, 2013).

Terdapat lebih dari 1,8 juta prosedur bedah kosmetik dilakukan di AS

pada tahun 2006. Bedah plastik di AS dalam setahun terdapat 10,2 juta orang

yang melakukan bedah plastik.. Menurut ASAPS (American Society for

Aesthetic Plastic Surgery), jumlah pasien estetik meningkat dari tahun ke

tahun. Peningkatan terbesar, 44 persen terjadi dari tahun 2003-2004. Dalam

rentang tahun 1997-2004 jumlah pasien bedah plastik di AS meningkat 465%.

Di Inggris setiap tahun yang menjalani operasi plastik sekitar 750.000 orang.

Sedangkan di Shanghai Cina terdapat data dilakukan rata-rata 100

pembedahan setiap harinya. Di Indonesia, sebenarnya operasi plastic juga

bukan “barang baru” lagi. Bedah plastik estetik di Indonesia mulai

berkembang sejak awal periode 1980-an. Sayangnya, Indonesia belum dapat

mendata secara pasti berapa jumlah pasien yang melakukan bedah plastik

estetik setiap tahun. Kelemahan pencatatan data secara akurat ini, karena dari

87 dokter bedah plastik yang tergabung dalam PERAPI (Perhimpunan Ahli

Bedah Plastik Indonesia), tidak mendata langsung setiap pasien sehabis

melakukan bedah plastik.

Seiring dengan berkembangya bedah plastic meningkat pula kebutuhan

akan perawat pada disiplin ilmu bedah plastik. Meskipun kebanyakan pasien

yang menjalani operasi bedah plastik adalah atas kemauannya sendiri namunn

banyak pula pasien yang membutuhkan bedah plastic baik untuk kepentingan

Page 5: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

kosmetik mupun untuk kepentingan rekonstruksi misalnya karena luka bakar,

kecelakaan, ataupun cacat bawaan lahir. Bedah plastic dapat membantu

memperbaiki penampilan pasien dan sekaligus meningkatkan kepercayaan

dirinya. Perawat bedah palstik membantu membangun kembali kualitas hidup

pasien hal ini merupakan salah satu penghargaan yang diperoleh perawat

yang bekerja di bedah plastic. Perawat bedah plastic membantu pasien dalam

persiapan operasi, memabntu pada waktu pelaksanaan pembedahan, dan

merawat setelah operasi pada masa pemulihan. Perawat hendaknya selalu

memperbaharui pengetahunnya dan berlatih sehingga dapat memberikan yang

terbaik bagi pasien (ANA, 2013).

Perawat sebagai praktisi kesehatan diharapkan dapat berfikir kritis

dalam praktek keperawatan untuk proses pengambilan keputusan.

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perawat membutuhkan

keterampilan kognitif untuk menganalisa standar-standar, mencari informasi,

memberi alasan secara logis, memprediksi dan mentransfer ilmu. Standar

pelayanan keperawatan ini merupakan performa perilaku dirancang untuk

memastikan dipenuhinya kualitas pelayanan keperawatan yang dapat diukur

dalam proses pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan. Standar praktik

keperawatan medikal bedah khususnya bedah plastik dikembangkan dalam

empat domain keperawatan, yaitu praktik, pendidikan, manajamen, dan

penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana model dan standar asuhan keperawatan bedah plastik sesuai

dengan falsafah dan paradigma keperawatan serta perkembangan terkini?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis model dan menyusun standart asuhan dan pelayanan

keperawatan pada ranah keperawatan bedah plastik sesuai dengan

paradigma dan falsafah keperawatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan standar asuhan dan pelayanan keperawatan bedah plastik

Page 6: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

2. Menjelaskan model konsep keperawatan pada keperawatan bedah

plastik

3. Menganalisa standar asuhan keperawatan bedah plastik yang sesuai

dengan model konsep keperawatan

1.3 Manfaat

Melalui makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menerapkan hasil

analisis standar asuhan dan pelayanan keperawatan bedah plastik dari

pengembangan model teori keperawatan sehingga dapat diaplikasikan dalam

keperawatan.

Page 7: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Bedah Plastik

2.1.1 Definisi

Bedah plastic adalah pengubahan (alteration), penggantian

(replacement), perbaikan (restoration) bagian yang tampak dari permukaan

tubuh, dilakukan untuk memperbaiki cacat struktural atau kosmetik. Kata

“plastic” berasal dari kata “plastikos” yang berarti “dapat dibentuk”

(LeMone, 2008).

2.1.2 Macam Bedah Plastik

Pada umumnya ada tiga pembagian bedah plastik. Beberapa ahli

bedah membaginya menjadi tipe bedah plastik, bedah kosmetik, dan bedah

rekonstruktif. Ketiga tipe pembedahan ini ini menggunakan teknik dan

pendekatan yang sama, akan tetapi memiliki tujuan atau fokus yang

berbeda. Bedah plastik biasanya dilakukan untuk mengatasi cacat lahir dan

untuk menghilangkan noda pada kulit seperti kutil, bekas jerawat, atau tanda

lahir. Prosedur bedah kosmetik dilakukan untuk membuat seseorang terlihat

lebih muda dan meningkatkan penampilan dengan berbagai cara. Bedah

rekonstruktif digunakan untuk memasang kembali bagian tubuh yang hilang

akibat kecelakaan atau kerusakan, untuk melakukan skin grafts setelah luka

bakar parah, atau untuk merekonstruksi bagian tubuh seseorang yang

abnormal ketika lahir atau menghilangkannya dengan pembedahan (Mason,

2001).

Secara garis besar, berdasarkan tujuannya, bedah plastic dibagi

menjadi bedah plastic kosmetik dan bedah plastic rekonstruktif.

1. Bedah Plastik Kosmetik

Prosedur, tehnik, dan prinsip bedah kosmetik sepenuhnya berfokus

pada peningkatan penampilan pasien. Meningkatkan estetika, kesimetrisan,

dan proporsi merupakan tujuan utama. Bedah kosmetik dapat dilakukan

pada semua bidang kepala, leher, dan tubuh. Karena bagian yang akan

Page 8: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

dirawat berfungsi dengan baik, maka bedah kosmetik pada umumnya

bersifat elektif.

Ruang lingkup prosedur bedah kosmetik meliputi:

1. Breasst Enhancement: Augmentation, Lift, Reuction

2. Facial Contouring: Rhinoplasty, Chin, or Cheek Enhancement

2. Peremajaan wajah (Facial Rejuvenation): Facelift, eyelid lift, Neck

lift, Brow lift

3. Body Contouring: Tummy Tuck, Liposuction, Gynecomastia

Treatment

4. Peremajaan Kulit (Skin Rejuvenation): Laser resurfacing, Botox,

Filler treatment

Jangkauan prosedur kosmetik hampir tidak ada batasnya. Prosedur

kosmetik meliputi chemical peels, toxin injection, filler, bedah laser, face

lift, eyelid lift, dan liposuction. Jenis lain dari prosedur kosmetik meliputi

suntik toksin botulinum (botox), kolagen (zyplast), dan pengisian asam

hyaluronic (misalnya restylane, perlane). Efek samping sementara yang

mungkin muncul seperti kemerahan, nyeri, bengkak, dan memar.

Alasan untuk melakukan prosedur bedah plastic bervariasi. Alasan

yang paling banyak adalah merasakan tidak nyaman dan menghabiskan

banyakuang (kebanyakan tidak ditanggung oleh asuransi). Masing-masing

individu memiliki gambaran diri. Ketika mereka merasa lebih baik dengan

diri mereka setelah melakukan prosedur kosmetik mereka akan merasa lebih

percaya diri. Seringkali status social dan ekonomi merupakan bagian dari

pengambilan keputusan. Peningkatan angka harapan hidup menyebabkan

peningkatan populasi individu yang tertarik untuk melakukan prosedur

kosmetik.

Dalam memandang alasan seseorang ketika melakukan prosedur

kosmetik sebaiknya memberikan dukungan, dan bersikap tidak menghakimi

tentang pelakssanaan prosedur kosmetik yang telah dilakukan. Ketika

seseorang menginginkan untuk merubah penampilan yang berbeda dari

biasanya dan medapatkan hasil yang sesuai dengan harapan seharusnya kita

memberikan dukungan terhadap keputusannya.

Page 9: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Pembedahan elektif prosedur bedah kosmetik antara lain:

1. Bedah laser

Ketika sinar laser menembus kulit, cahaya dapat mempengaruhi struktur

kulit dengan cara penyebaran, penyerapan atau melewati lapisan-lapisan

kulit yang berbeda. Spektrum aplikasi klinis dari masing-masing laser

tergantung pada kedalaman emisi panjang gelombang dan teknik

operator. Perbedaan pada teknik seperti durasi atau lamanya tekanan dan

jumlah yang menembus kulit menyebabkan perbedaan pada hasil.

Penemuan teknologi baru dengan ukuran multiple spot dan tambahan alat

pendingin juga dihasilkan oleh teknologi laser baru yang fleksibel.

Laser bias mengurangi kerut di sekitar mulut dan mata serta mengurangi

lesi pada wajah. Bengkak, kemerahan dan memar umumnya terjadi

setelah perlakuan bedah laser. Area yang diberikan perlakuan biasanya

dijaga kelembabannya dengan salep atau dengan balutan oklusif untuk

beberapa hari pertama. Kulit yang mendapat perlakuan harus dilindungi

dari sinar matahari.

2. Face lift

Merupakan tindakan pengangkatan dan reposisi bagian 2/3 bawah wajah

dan leher untuk meningkatkan penampilan. Indikasi prosedur ini

meliputi:

a. Kelebihan jaringan lunak atau scar yang disebabkan oleh penyakit

(luka bekas jerawat)

b. Ketidaksimetrisan jaringan lunak seperti facial palsy

c. Kelebihan jaringan lunak akibat trauma

d. Lesi di preauricular

e. Kelebihan jaringan lunak akibat paparan sinar matahari, perubahan

berat badan, dan efek gravitasi.

f. Perbaikan citra tubuh.

Pendekatan bedah dan garis insisi bervariasi tergantung koreksi

yang diinginkan dan posisi garis rambut. Eyelid-lift

(blepharoplasty) dengan indikasi yang sama dilakukan untuk

mengangkat atau menghilangkan jaringan yang berlebihan dan

Page 10: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

mungkin untuk meningkatkan lapang pandang. Pencegahan

terhadap pembentukan hematoma merupakan pertimbangan

postoperative yang paling penting. Aplikasi ice packs (kompres es)

biasanya digunakan pada 24-48 jam pertama untuk mengurangi

bengkak dan mengurangi kemungkinan terjadinya pembentukan

hematoma. Komplikasi dapat terjadi jika individu merokok atau

sedang menjalani latihan yang berat. Biasanya terjadi nyeri skala

minimal. Antibiotic digunakan dengan kebijakan dokter bedah.

3. Sedot Lemak

Sedot lemak adalah teknik untuk mengangkat atau menghilangkan lemak

subkutan untuk meningkatkan kontur wajah dan tubuh. Walaupun bukan

sebagai pengganti diet dan latihan, sedot lemak dapat berhasil dalam

menghilangkan area lemak dari jaringan tubuh.

2. Bedah Plastik Rekonstruktif

Bedah plastic rekonstruktif bertujuan untuk memperbaiki

gangguan fungsional yang disebabkan oleh terbakar; cedera traumatic,

seperti fraktur tulang fasial, abnormalitas kongenital seperti bibir

sumbing, perkembangan yang abnormal; infeksi dan penyakit; dan

kenker atau tumor. Bedah plastic rekonstruktif biasanya ditujukan

untuk peningkatan fungsi. Skin grafts dan flaps digunakan untuk

memperbaiki fungsi dan juga untuk mempertahankan penampilan

seperti sedia kala. Kedua prosedur ini melibatkan/meliputi

pemindahan kulit dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.

Skin graft adalah sebuah metode pembedahan dengan

mengambil kulit dari donor site dan meletakkannya pada suatu

recipient site, dimana di tempat tersebut akan berkembang suatu

suplai darah baru dari dasar luka. Skin grafting adalah suatu cara

efektif untuk menutupi luka yang masih memiliki suplai darah yang

baik, tidak mengalami infeksi, dan dimana perdarahannya dapat

dikontrol.

Page 11: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Skin grafts dapat sebagian lapisan dermis (split thickness graft)

atau dermis utuh (full thickness graft). Split thickness graft mencakup

epidermis dan sebagian dermis dari donor site. Pada split thickness

graft, batas ketebalan adalah dari 0,010 inci hingga 0,015 inci. Donor

site yang paling sering untuk skin graft adalah bagian paha anterior.

Kulit diambil dalam bentuk lapisan dari donor site dengan

menggunakan dermatom. Donor site pada split thickness graft pulih

atau sembuh kembali dengan reepitelisasi. Meshed graft adalah suatu

tipe split thickness graft yang dilakukan dengan menggunakan mesin

pemotong khusus untuk membentuk pola lubang dengan perforasi

(lubang-lubang kecil). Perforasi tersebut memberikan suatu tempat

aliran (drainase) serum dan darah dari bawah cangkokan. Setelah

penyembuhan, bagaimanapun, kulit memiliki penampilan yang kasar.

Gambar: Split thickness dan Full thickness Graft

Gambar: Split Thickness graft

Page 12: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Full thickness graft mencakup epidermis dan dermis. Kedua

lapisan ini mengandung paling banyak bagian atau elemen kulit

(kelenjar keringat, kelenjar sebasea, atau folikel rambut) dan memiliki

kemampuan paling baik untuk menahan trauma. Daerah kulit yang

tipis adalah tempat donor terbaik untuk full thickness skin graft.

Tempat donor harus ditutup melalui pembedahan dan akan terbentuk

jaringan parut.

Gambar: Full thickness graft

Graft (cangkok) tipe lain adalah cangkok gabungan (composite

grafts) dan cangkok biakan epitel (cultured epithelial grafts). Cangkok

gabungan biasanya digunakan pada wajah. Cangkok gabungan

meliputi kulit, jaringan subkutan, cartilage, atau jaringan lain.

Cangkok biakan epitel dibuat dari sel epitel yang dibiakkan secara in

vivo, digabung menjadi sebuah lapisan, kemudian dipakai untuk

menutup luka yang tebal. Cangkok ini dipakai terutama untuk

menangani luka bakar.

Pengangkatan kulit atau skin flap adalah bagian dari sebuah

jaringan yang dilepaskan dan dipindahkan dari tempat donor (donor

site) ke tempat penerima (recipient site) dengan mempertahankan

suplai darah secara kontinyu pada derah sambungan tersebut di dasar

atupun di permukaan. Flap atau penutupan membawa serta suplay

darah (jaringan donor) oleh sebab digunakan untuk menutup tempat

penerima (recipient site) yang suplai darahnya kurang atau mengalami

kehilangan jaringan dalam jumlah besar.

Page 13: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Gambar: Radial Flap

Skin flap sering digunakan untuk memperbaiki atau menutup

luka yang luas. Teknik bedah mikro (microsurgical), dengan

anatomosis pembuluh darah kecil dan saraf, menyediakan perbaikan

dengan free flap (dimana penutup tersebut secara komplit dilepaskan

dari tempat donor dan dipindahkan ke tempat penerima).

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Klien Bedah Plastik

Asuhan keperawatan pada pasien dengan kutaneus atau operasi plastic

sangat individual. Hal ini tergantung dari tipe operasi atau prosedur yang

dilakukan, tipe dari sedikitnya tindakan, alasan dari operasi atau prosedur,

hasil yang diharapkan dari tindakan, dan respon dari klien terhadap luka atau

operasi. Beberapa pembedahan seperti skin graft dan flaps, membutuhkan

perawatan di rumah sakit, perawatan yang diberikan lebih mengarah pada

perawatan primer, dan peningkatan perawatan mandiri pasien dirumah atau

diantara pengobatan (LeMone&Burke, 2008).

Page 14: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

2.2.1 Pre Operatif

Pertimbangan keperawatan preoperatif tindakan tandur (graft)1. Tandur melibatkan dua tempat operasi: tempat donor dan tempat

resipien. Apabila mungkin yang dipilih tempat donor yang dapat diakses oleh tempat resipien.

2. Apabila mungkin, pasien diposisikan sedemikian rupa sehingga kedua tempat tersebut dapat diakses. Sebagian prosedur memerlukan reposisi dan penutupan ulang dengan duk setelah tandur kulit diambil.

3. Tempat donor dianggap lebih bersih daripada tempat resipien. Tempat donor dibersihkan pertama kali. Baki pembersih kulit yang sama dapat dibagi untuk membersihkan kedua tempat dengan penggantian sarung tangan, atau dapat digunakan dua baki yang berbeda.

4. Karena tempat donor doanggap lebih bersih, maka tandur biasanya diambil sebelum tempat resipien dikerjakan.

5. Jaringan tandur harus ditangani dengan hati-hati dan dilindungi sedangkan tempat resipien dipersiapkan untuk penanduran. Tandur kulit harus dilipat dermis ke dermis untuk menghindari kekeringan dan dilipat dalam kasa lembab(Gruendemann & Fernsebner, 2006).

Pertimbangan keperawatan preoperatif tindakan flap1. Sebelum pasien tiba, mikroskop dan instrument lain harus diperiksa

untuk memastikan bahwa alat-alat tersebut berfungsi baik.2. Suhu ruangan harus dipertahankan antara 75oF sampai 80oF karena

suhu terlalu dingin menyebabkan vasokonstriksi dan mengurangi viabilitas flap.

3. Lindungi pasien dari stress fisik akibat prosedur yang lama. Pasang bantalan untuk mengurangi tekanan dan selimut penghangat di tempat tidur. Lindungi kulit dan tonjolan tulang dengan hati-hati.

4. Kateter urine menetap (indwelling) akan dipasang, pantau pengeluaran urine.

5. Sebelum operasi mungkin digunakan Doppler untuk mengidentifikasi pembuluh-pembuluh di tempat resipien.

6. Sebagian ahli bedah, sebelum pembersihan kulit mungkin memberi tanda pada tandur dan mengidentifikasi arteri dan vena donor serta resipien dengan pena warna untuk difoto.

7. Pengaturan posisi pasien bergantung pada tempat tandur donor dan resipien.

8. Ahli bedah mungkin menggunakan dua unit bedah listrik. Ikuti petunjuk pabrik pembuatnya dengan cermat.

Page 15: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

9. Prosedur akan memerlukan pembersihan kulit di dua tempat, yang dilakukan secara terpisah, dimulai dengan tempat donor.

10. Tehnik pemasangan duk akan bergantung pada posisi serta mungkin memerlukan pemakaian bahan duk tertentu.

11. Mungkin terdapat dua tim bedah yang bekerja bersamaan, satu di tempat donor dan yang lain di tempat resipien. Dalam hal ini diperlukan dua set instrument steril yang terpisah. Hati-hati jangan sampai terjadi pencemaran silang di antara kedua set tersebut.

12. Pastikan keamanan dan sterilitas flap yang sudah diambil sampai waktu penanaman(Gruendemann & Fernsebner, 2006).

2.2.2 Intra Operatif

1. Pengkajian

Hal-hal yang dikaji selama dilaksanakannya operasi bagi pasien yang

diberi anaesthesi total adalah yang bersifat fisik saja, sedangkan pada

pasien yang diberi anaesthesi lokal ditambah dengan pengkajian

psikososial

Secara garis besar hal-hal yang perlu dikaji adalah :

1) Pengkajian mental

Bila pasien diberi anaesthesi lokal dan pasien masih sadar / terjaga

maka sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang dilakukan

terhadapnya dan memberi dukungan agar pasien tidak cemas/takut

menghadapi prosedur tersebut.

2) Pengkajian fisik

a) Tanda-tanda vital

Bila terjadi ketidaknormalan tanda-tanda vital dari

pasien maka perawat harus memberitahukan

ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah

b) Transfusi

Monito transfusi sudah habis apa belum. Bila hampir

habis segera diganti dan juga dilakukan observasi jalannya

aliran transfusi).

Page 16: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

c) Infus

Monitor flabot infuse sudah habis apa belum. Bila

hampir habis harus segera diganti dan juga dilakukan

observasi jalannya aliran infuse).

d) Pengeluaran urin

Normalnya pasien akan mengeluarkan urin sebanyak

1 cc/kg BB/jam

2. Diagnosis Keperawatan

a. Resiko penurunan volume cairan tubuh

b. Resiko infeksi

c. Kerusakan integritas kulit

3. Rencana Intervensi dan Implementasi Keperawatan

a. memasang IV-line (infus)

b. memberikan medikasi intravena

c. melakukan pemantauan fisiologis menyeluruh sepanjang

prosedur pembedahan

d. menjaga keselamatan klien (menggenggam tangan klien,

mengatur posisi klien)

2.2.3 Post Operatif

1. Pertimbangan keperawatan postoperative tindakan tandur (graft)

a. Perdarahan atau hematom di bawah tandur merupakan penyebab

terpenting kegagalan tandur. Sebelum tandur dipasang, tempat resipien

harus benar-benar bebas dari perdarahan. Pasca operatif, setiap

penimbunan cairan harus dikeluarkan segera.

b. Penyebab kedua tersering kegagalan tandur adalah cedera mekanis.

Tempat tandur biasanya diimobilisasi dengan pembalut guling/ bantal

(bolster dressing) atau bidai jika tempat tersebut berada di daerah

fleksi.

c. Pendidikan pasien harus mencakup pentingnya perlindungan tempat

tandur serta pengamatan yang cermat terhadap tanda-tanda

penimbunan cairan di bawah tandur. Pasien harus didorong untuk

Page 17: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

menghubungi ahli bedah jika ada indikasi bahwa tandur tidak sembuh

dengan benar.

2. Pertimbangan keperawatan postoperatif tindakan flaps

a. Pascaoperatif, tempat donor harus diangkat dan dijaga hangat untuk

mengurangi vasospasme dan meningkatkan sirkulasi.

b. Komplikasi pascaoperatif yang utama adalah gangguan vaskularisasi

di tempat flap. Perlu dilakukan penilaian vascular pascaoperatif yang

seksama. Apabila dicurigai adanya gangguan aliran darah, maka ahli

bedah harus segera diberi tahu sehingga dapat dilakukan tindakan

untuk menyelamatkan flap.

c. Mikroskop dan instrument pembedahan mikro, yang mahal dan mudah

rusak perlu mendapat perhatian khusus. Mikroskop harus dilap bersih

dan lensanya dibersihkan dengan kertas lensa untuk menghindari

goresan. Setelah dibersihakan mikroskop harus ditutup untuk

melindungi dari debu, dan disimpan ditempat yang aman jauh dari lalu

lintas orang. Instrument mikro harus dibersihkan satu persatu sesegera

mungkin. Ujung-ujung yang halus jangan sampai bengkok. Periksa

berulang-ulang instrument untuk mengetahui ada tidaknya

pembengkokan pada bor dan ujung alat dan pastikan bahwa rahang-

rahang pemegang jarum pemegang jarum dapat menutup secara

adekuat. Instrument yang ujungnya sangat halus harus didimpan dalam

wadah yang menjaga instrumen tidak bergerak-gerak dan dengan

ujung terletak dibantalan wadah.

3. Diagnosa dan intervensi keperawatan yang mungkin muncul

Meskipun beragam diagnose keperawatan yang lebih tepat utntuk

klien dengan prosedur bedah plastic umumnya adalah kerusakan

integritas kulit, nyeri akut dan gangguan body image

a. Kerusakan integritas kulit

Klien dengan pembedahan kulit mempunyai kerusakan pada

integritas kulitnya. Skin graft dan flaps dilakukuan untuk

memperbaiki luka yang lebar, dan menimbulkan luka baru pada

tempat donor. Eksisi dan pembedahan kosmetik lainnya menyebabkan

Page 18: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

luka. Kulit dilukai dengan dibekukan menggunakan bahan kimia,

abrasi, agen sklerotik, elektrik dan laser.meskipun kesemua tindakan

ini dilakukan untuk menghilangkan lesi, peningkatan fungsi,

memperbaiki penampilan, mereka pertama kali memperbaiki

integritas kulit. Kerusakan integritas kulit meningkatkan resiko

infeksi yang akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada integritas

kulit dan mungkin menurunkan keuntungan dari pembedahan.

Perawat menyiapkan perawatan dan pendidikan preoperative, bantuan

intra operatif dan perawatan dan pendidikan post operatif. Pada setiap

kasus, perawatn dan pendidikan dispesifikkan pada tipe pembedahan

dan kliennya. Pada semua kasus, perawat menyiapkan intervensi

preoperative yang tepat untuk menyiapkan kondisi fisik dan

psikologis klien selama pembedahan dan periode post operatif.

Intervensi berikut tepat untuk klien dengan skin graft atau flaps.

1) Monitor insisi dan graft, donor flaps dan tempat pada resipien,

terhadap munculnya infeksi dan nekrosis.

a) Kaji dan catat TTV setiap 4 jam

b) Monitor semua luka, mencakup perubahan warna, konsistensi

dan bau dari drainase setiap 4-8 jam

c) Monitor luka apakah ada bengkak, kemerahan, dan nyeri yang

meningkat setiap 4-8 jam

d) Monitor dan catat kondisi graft setiap 4 jam

e) Monitor dan catat temperature, turgor, warna, perdarahan

dermis, dan perfusi dari flaps setiap 4 jam

Ketika infeksi bakteri muncul, fase inflamasi pada

proses penyembuhan luka menjadi lama sehingga

memperlambat penyembuhan. Peningkatan suhu tubuh dan

takikardi adalah manifestasi dari infeksi. Drainase pada luka

terinfeksi seringkali meningkatkan jumlah purulen, luka

menjadi menebal, dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Respon jaringan ketika terjadi infeksi meliputi edema,

peningkatan eritema dan nyeri. Graft dan flaps yang sirkulasi

Page 19: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

darahnya tidak baik akan timbul warna kehitaman dari pada

warna pink kemerahan yang normal.

2) Melakukan perawatan untuk lokasi donor.

a) Posisi klien diminimalkan adanya penekanan pada lokasi

donor.

b) Posisikan tempat tidur sehingga linen tidak menyentuh luka.

c) Jika lokasi donor terbuka dan cahaya lampu yang panas

mengenainya maka tempatkan lampu kira-kira 2kaki dari luka.

d) Hindari pergerakan bagian tubuh yang terdapat lokasi donor.

e) Jika lokasi donor pada sisi posterior tubuh, maka tempatkan

klien pada tempat tidur yang special (seperti tempat tidur yang

berisi air atau rendah tekanan) untuk menurunkan tekanan dan

memperbaiki sirkulasi udara disekitar lokasi donor

Dengan meminimalkan trauma karena tekanan dan

pergerakan mempercepat penyembuhan lokasi donor.

Membiarkan lokasi donor terbuka sehingga terkena udara dan

cahaya yang hangat dapat meningkatkan penyembuhan.

Tempat tidur yang khusus meminimalkan terjadinya iskemik

dan lokasi donor yang berada diposisi posterior tubuh

mongering.

3) Menganjurkan diet tinggi protein, asam askorbat, vitamin dan

mineral. Intake protein yang cukup diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan asam amino untuk memperbaiki jaringan. Vitamin C

diperlukan untuk pembentukan kolagen dan memperbaiki luka.

Vitamin dan mineral berkontribusi dalam proses penyembuhan.

4) Mengganti balutan. Tentukan balutan yang mana yang perlu

diganti atau tidak selama proses penyembuhan. Dan apakah luka

harus tetap kering atau lembab.

a) Gunakan tehnik aseptic dan standar precaution ketika

mengganti balutan.

b) Ganti balutan yang lama dengan hati-hati dan lembut.

c) Pilih bahan pembalut yang tepat.

Page 20: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Lokasi donor yang tertutup dengan kassa yang tipis

mempercepat proses penyembuhan. Tehnik aseptic mencegah

infeksi sekunder bakteri. Standar precaution melindungi perawat

dari infeksi HIV. Bila perawatan dilakukan pelepasan pembalut

yang lama mungkin memperparah kerusakan pada jaringan

granulasi atau tepi luka. Penggunaan pembalut semiperbiabel yang

transparan mengoptimalkan penyembuhan luka dengan cara

membentuk sintesis kolagen dan jaringan granulasi. Hal ini juga

meningkatkan migrasi sel dan melapisi lagi epithelium serta

mencegah pembentukan keropeng, kulit yang mengeras (kapalan),

dan jaringan parut.

b. Nyeri akut

Klien dengan graft dan flaps mempunyai 2 jenis luka.

Kenyataannya lokasi donor bisa lebih nyeri disbanding lokasi

resipien. Pembedahan kutaneus, dermabrasi dan penatalaksanaan

kimia menyebabkan jaringan melepuh, membengkak, dan kehilangan

epidermis. Klien dengan pembedahan wajah dapat terjadi edema dan

nyeri.

1) Berikan medikasi nyeri mengikuti anjuran untuk mengontrol nyeri

pada klien yang menjalani prosedur operasi. Nyeri yang hebat sulit

dikontrol dan menyebabkan kondisi fisik dan psikologis

memburuk.

2) Gunakan penurun nyeri alternative yang tepat dan telah dianjurkan

seperti kompres dingin atau kantong es. Dingin mengurangi

bengkak yang berperan sebagai anatesi local serta menurunkan

nyeri.

3) Ajarkan tehnik penurun nyeri noninvasive seperti nafas dalam,

relaksasi, dan imajinasi terpimpin. Metode non invasive penurun

nyeri meningkatkan keefektifan pengobatan nyeri dan juga

membuat klien dapat mengontrol dan memanajemen nyeri.

c. Gangguan citra tubuh

Page 21: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Pembedahan kosmetik dilakukan pada semua umur karena

berbagai alasan. Perubahan penampilan pada beberapa orang

mempengaruhi persepsi dirinya. Lesi atau scar yang terdapat diwajah

mungkin menurunkan kepercayaan diri dan menyebabkan seseorang

menghindari interaksi social. Proses menua menyebabkan kulit

menjadi keriput yang menjadi sumber kecemasan dan rasa kecewa

pada wanita yang selalu bangga pada dirinya sendiri dan

penampilannya. Kebanyakan klien mempunyai 1 alasan untuk

melakukan bedah plastic yaitu “Feel Better about my self”

1) Memberikan pendidikan kesehatan preoperative

a) Menjelaskan bahwa memar dan bengkak akan muncul dan akan

ada selama beberapa minggu.

b) Menjelaskan bahwa penyembuhan yang lengkap membutuhkan

waktu sekitar 1 tahun.

Harapan yang berbeda banyak orang mengharapkan hasil yang

cepat. Pengetahuan tentang respon post operatif diperlukan

oleh klien untuk beradaptasi terhadap perubahan. Klien

mungkin perlu untuk mengajukan cuti bekerja selama proses

penyembuhan.

2) Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan

perasaannya. Berempati dan mendengarkan tetapi tidak

menghakimi. Seperti hal nya interaksi antar perawat dank lien

untuk memfasilitasi penerimaan perubahan citra tubuh klien.

3) Kolaborasi dengan konsultan yang dapat memberikan informasi

pada penggunaan kosmetik untuk meningkatkan penampilan.

Pengetahuan yang lebih tentang penggunaan kosmetik dan pakaian

yang tepat dapat membuat scar terabaikan. Jika klien merasa lebih

baik tentang penampilannya maka citra tubuhnya akan meningkat.

Page 22: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

2.3 Undang-Undang tentang Bedah Plastik

2.3.1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

Di dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan diatur garis besar mengenai penyelenggaraan pembangunan

kesehatan secara menyeluruh dan terpadu, yang terdiri dari 12 bab dan

terinci dalam 90 pasal. Oleh karena undang-undang tersebut disusun

berdasarkan asas dan tujuan yang memberikan arah pembangunan kesehatan

maka pembahasan dan pemahaman antara bagian yang satu dengan bagian

lainnya saling berkaitan satu sama lain sebagai satu kesatuan. Demikian

pula pembahasan tentang Bedah Plastik. Pembahasan tentang Bedah Plastik

mencakup antara lain: pengertian, upaya kesehatan termasuk upaya bedah

plastik, tenaga kesehatan yang berwenang melaksanakannya, hak dan

kewajiban tenaga kesehatan serta pasien, sarana kesehatan yang diperlukan,

serta sanksi-sanksi yang dapat dikenakan terhadap pihak-pihak yang

melanggar ketentuan-ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Demikian pula pembahasan tentang Bedah Plastik. Pembahasan

tentang Bedah Plastik mencakup antara lain: pengertian, upaya kesehatan

termasuk upaya bedah plastik, tenaga kesehatan yang berwenang

melaksanakannya, hak dan kewajiban tenaga kesehatan serta pasien, sarana

kesehatan yang diperlukan, serta sanksi-sanksi yang dapat dikenakan

terhadap pihak-pihak yang melanggar ketentuan-ketentuan peraturan

perundangan yang berlaku.

Dengan tetap menyadari adanya keterkaitan antara pasal-pasal yang

tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan, di bawah ini dikutip beberapa

pasal / ketentuan yang secara langsung/eksplisit mengatur tentang dan atau

berkaitan dengan bedah plastik yaitu:

1. Pasal 1.1

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

2. Pasal 1.11

Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak

mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,

Page 23: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta

memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur

dan memperbaiki fungsi tubuh.

3. Pasal 32. (1)

Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan diselenggarakan untuk

mengembalikan status kesehatan akibat penyakit, mengembalikan fungsi

badan akibat cacat atau menghilangkan cacat

4. Pasal 33. (1)

Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan

transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, transfusi darah, implan obat

dan atau. alat kesehatan, serta bedah plastik dan rekonstruksi.

5. Pasal 37 dan penjelasannya

(1) Bedah· plastik dan rekonstruksi hanya dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan

dilakukan di sarana kesehatan tertentu.

Bedah Plastik dan rekonstruksi adalah suatu rangkaian tindakan medis

yang dilakukan untuk memulihkan keadaan flsik seseorang pada kondisi

tubuhnya termasuk bedah kosmetika dan estetika.

(2) Bedah plastik dan rekonstruksi tidak boleh bertentangan dengan

norma yang berlaku dalam masyarakat.

Norma yang berlaku dalam masyarakat adalah norma hukum, norma

agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan.

(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara bedah plastik dan

rekonstruksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

6. Pasa1 53. (1)

Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

7. Pasal 54

(1) Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian

dalam melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.

Page 24: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

(2) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga

Kesehatan.

8. Pasal 55. (1)

Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang

dilakukan tenaga kesehatan.

9. Pasal 81. (1)

Barang siapa yang tanpa keahlian dan kewenangan dengan sengaja:

a. Melakukan transplantasi organ atau jaringan tubuh sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1);

b. Melakukan implan alat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 36 ayat (1);

c. Melakukan bedah plastik dan rekonstruksi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 37 ayat (1); dipidana dengan pidana penjara paling lama

7 (tujuh) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp

140.000.000,00 (seratus empat puluh juta rupiah).

Dari gambaran pasal-pasal tersebut di atas temyata pengaturan tentang

Bedah Plastik telah tercakup dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1992

tentang Kesehatan dan istilah yang digunakan adalah Bedah Plastik dan

rekonstruksi., dan juga telah diatur upaya perlindungan hukum baik bagi

dokter dan pasien, mekanisme kerjanya Bedah Plastik serta pembinaan

dan pengawasannya yang dilakukan Pemerintah dan sarana

kesehatannya.

2.3.1 Peraturan Perundang – Undangan Lain

Peraturan tentang Bedah Plastik selama ini temyata belum diatur

dalam bentuk Peraturan Pelaksanaannya. Namun terdapat beberapa

peraturan yang telah dikeluarkan, meskipun tidak berkaitan secara langsung

dengan upaya Bedah Plastik adalah :

1. Peraturan Pemerintah Nomor: 10 Tahun 1966 tentang Wajib Rahasia

Kedokteran.

2. Peraturan Pemerintah Nomor: 26 Tahun 1960 tentang Lafal Sumpah

Dokter.

Page 25: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 191/MENKES/PER/1/

1989 tentang Penunjukan Rumah Sakit dan Tim Ahli sebagai tempat

dan pelaksanaan operasi penyesuaian kel~.

4. Peraturan Menteri Kesehatan ·Nomor: 585/MENKES/PER/IX/1989

tentang Persetujuan Tindakan Medik.

2.3.2 Landasan Pemikiran Bedah Plastik

Bertitik tolak dari penjelasan Pasal 37 UU No. 23 Tahun 1992 yang

menyatakan, bahwa "Bedah plastik dan rekonstruksi adalah suatu rangkaian

tindakan medis yang dilakukan untuk memulihkan keadaan fisik seseorang

pada kondisi tubuhnya termasuk bedah plastik kosmetik dan estetik", maka

sebagai rangkaian tindakan medis, bedah plastik dan rekonstruksi

merupakan hubungan hukum yang bersumber dari hubungan antara dokter

dan pasien. Sekalipun hubungan antara dokter dan pasien dapat dilihat dari

sudut pandang yang berbeda, tetapi dengan intisari yang sama yaitu dokter

dan pasien mempunyai tanggung jawab yang didasarkan sikap saling

percaya. Menurut pandangan yuridis, hubungan antara dokter dan pasien itu

adalah perikatan yang didasarkan pada hubungan perjanjian (contract).

Namun sejak awal perkembangannya, contract itu terikat pada sistem

hukum yang meliputinya.

Oleh karena itu, agar dapat dilakukan analisis dan evaluasi hukum

tentang pengaturan bedah plastik dan rekonstruksinya, perlu dipahami

ketentuan dalam Buku III KUHPerdata mengenai Hukum Perikatan. Sebab,

sekarang tidak lagi dipersoalkan apakah ketentuan tersebut berlaku atau tidak

bagi orang yang dulu tidak tunduk pada hukum perdata barat Dan sudah

menjadi kenyataan sehari-hari, diterima sebagai hukum yang hidup sehingga

ketentuan tentang Hukum Perikatan sebagaimana terdapat dalam Buku III

KUHPerdata dijadikan acuan bagi para pihak yang mengikatkan diri dalam

suatu kontrak. Bahkan, di dalam penerapannya dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat dewasa ini, temyata dalam kontrak itupun, konsep itikad baik

yang merupakan salah satu asas dalam pelaksanaan kontrak telah

berkembang. ltikad baik lebih ditekankan sebagai dasar dilakukannya suatu

tindakan atau perbuatan hukum dalam kehidupan bersama. Apalagi

Page 26: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

mengenai tindakan medis, baik yang merupakan upaya kesehatan maupun

untuk tujuan pendidikan atau penelitian. Sebab tindakan medis itu

menyangkut hak manusia yang paling pribadi, yang merupakan tindakan

atau intervensi fisik dan psikis pada atau ke dalam tubuh manusia yang

menghasilkan perubahan anatomis dan fisiologis.

Jika dilihat di dalam judul Bab Kedua Buku III KUH Perdata

(BW), istilah "contract": ini ditemukan di samping "overeenkomst" yang

diterjemahkan sebagai perjanjian. Adapun yang dimaksud dengan "contract"

di sini adalah perjanjian obligatoir. Tetapi di dalam praktik di Indonesia,

istilah kontrak sering ditafsirkan sebagai perjanjian tertulis. Padahal,

ditinjau dari ajaran penemuan hukum hal itu tidak benar, sebab yang

dimaksud dengan kontrak adalah perjanjian. Ada perjanjian yang tertulis

dan ada yang tidak tertulis. Sehingga yang dimaksud dengan kontrak dalam

hubungan antara dokter dan pasien adalah sama dengan perjanjian sebagai

terjemahan dari overeenkomst.

2.4 Model Konseptual Keperawatan Levine

2.4.1 Latar Belakang Tokoh

Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Ia adalah anak

tertua dari tiga bersaudara. Levine mengembangkan minat dalam perawatan

karena ayahnya sering sakit (mengalami masalah gastrointestinal) dan

memerlukan perawatan (George, 2002).

Levine lulus dari Cook County School of Nursing tahun 1944 dan

memperoleh gelar Bachelor Science of Nursing (BSN) dari University of

Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat sipil

untuk US Army sebagai supervisor perawat bedah dan administrasi

keperawatan. Setelah mendapatkan gelar Master Science of Nursing (MSN)

di Wayne State University pada tahun 1962, ia mengajar keperawatan di

berbagai lembaga seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv

University di Israel. Levine menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang

termasuk artikel “An Introduction to Clinical Nursing” yang dipublikasikan

berulang kali pada tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Ia juga menerima

Page 27: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

gelar doktor kehormatan dari Loyola University pada tahun 1992

(Tomey&Alligood, 2006).

Levine meninggal pada tanggal 20 Maret 1996 di usianya ke 75 tahun.

Levine pribadi menyatakan bahwa ia tidak bertujuan khusus untuk

mengembangkan “Teori keperawatan,” tetapi ingin menemukan cara untuk

mengajarkan konsep-konsep utama dalam Keperawatan Medikal Bedah dan

berusaha untuk mengajarkan siswa keperawatan sebuah pendekatan baru

dalam kegiatan keperawatan. Levine juga ingin berpindah dari praktek

keperawatan pendidikan yang  menurutnya sangat prosedural dan kembali

fokus pada pemecahan masalah secara aktif dan perawatan pasien (George,

2002).

2.4.2 Definisi dan Konsep Mayor

Model konservasi yang dikemukakan oeh Myra Estrin Levine merupakan

keperawatan praktis dengan konservasi model dan prinsip yang berfokus pada

pelestarian energi pasien untuk kesehatan dan penyembuhan. Secara umum,

ada tiga konsep mayor model konservasi Levine (Tomey & Alligood, 2006):

1. Wholeness (holism)

2. Adaptation

Levine mengemukakan tiga karakter adaptasi, yaitu:

a. Historicity

b. Spesificity

c. Redundancy

3. Conservation

Prinsip model konservasi Levine antara lain:

a. Conservation of energy

b. Conservation of structural integrity

c. Conservation of personal integrity

d. Conservation of social integrity

Dalam teori Levine, klien dipandang dalam posisi ketergantungan,

sehingga kemampuan klien terbatas untuk berpartisipasi dalam pengumpulan

data, perencanaan, implementasi atau semua fase dari posisi ketergantungan.

Klien membutuhkan bantuan dari perawat untuk beradaptasi terhadap

Page 28: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

gangguan kesehatannya. Perawat bertanggung jawab dalam menentukan

besarnya kemampuan partisipasi klien dalam perawatan.

2.4.3 Penjelasan Model Konsep

Tiga konsep utama dari model konservasi, yaitu:

1. Wholeness (Keutuhan)

Erikson dalam Levine (1973) menyatakan wholeness sebagai sebuah

sistem terbuka: “Wholeness emphasizes a sound, organic, progressive

mutuality between diversified functions and parts within an entirety, the

boundaries of which are open and fluent. (Keutuhan menekankan pada

suara, organik, mutualitas progresif antara fungsi yang beragam dan

bagian-bagian dalam keseluruhan, batas-batas yang terbuka)”  Levine

(1973, hal 11) menyatakan bahwa “interaksi terus-menerus dari organisme

individu dengan lingkungannya merupakan sistem yang ‘terbuka dan cair’,

dan kondisi kesehatan, keutuhan, terwujud ketika interaksi atau adaptasi

konstan lingkungan, memungkinkan kemudahan (jaminan integritas) di

semua dimensi kehidupan”. Kondisi dinamis dalam interaksi terbuka

antara lingkungan internal dan eksternal menyediakan dasar untuk berpikir

holistik,  memandang individu secara keseluruhan.

Page 29: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

2. Adaptasi

Adaptasi merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan

mempertahankan integritas individu dalam menghadapi realitas

lingkungan internal dan eksternal. Konservasi adalah hasil dari adaptasi.

Beberapa adaptasi dapat berhasil dan sebagian tidak berhasil.

Levine mengemukakan 3 karakter adaptasi yakni: historicity, spesificity,

dan redundancy. Levin menyatakan bahwa setiap individu mempunyai

pola respon tertentu untuk menjamin keberhasilan dalm aktivitas

kehidupannya yang menunjukkan  adaptasi historis dan spesificity.

Selanjutnya pola adaptasi dapat disembunyikan dalam kode genetik

individu. Redundancy menggambarkan pilihan kegagalan yang

terselamatkan dari individu untuk menjamin adaptasi. Kehilangan

redundancy apakah melalui trauma, umur, penyakit, atau kondisi

lingkungan yang membuat individu sulit mempertahankan hidup.

a. Lingkungan

Levine memandang setiap individu  memiliki lingkungannya sendiri

baik lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat

menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek fisiologis

dan patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi,

opersional dan konseptual. Level perseptual melibatkan kemampuan

menangkap  dan  menginterpretasi dunia dengan organ indera. Level

operasional terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi individu

secara fisiologis meskipun mereka tidak dapat mempersepsikannya

secara langsung, seperti mikroorganisme. Pada konseptual level,

lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan dengan

keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan

pengalaman.

b. Respon organisme

Respon organisme adalah kemampuan individu untuk beradaptasi

dengan lingkungannya, yang bisa dibagi menjadi  fight atau flight,

respon inflamasi, respon terhadap stress, dan kewaspadaan persepsi.

1) Fight-flight

Page 30: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Merupakan respon yang paling primitif dimana ancaman yang

diterima individu baik nyata maupun tidak, merupakan respon

terhadap ketakutan melalui menyerang atau menghindar hal ini

bersifat reaksi yang tiba-tiba. Respon yang disampaikan adalah

kewaspadaan untuk mencari informasi untuk rasa aman dan

sejahtera.

2) Respon peradangan atau inflamasi

Merupakan mekanisme pertahanan yang melindungi diri dari

lingkungan yang merusak, merupakan cara untuk menyembuhkan

diri, respon individu adalah menggunakan energi sistemik yang ada

dalam dirinya untuk membuang iritan atau patogen yang merugikan,

untuk hal ini sangat dibutuhkan kontrol lingkungan.

3) Respon terhadap stress

Respon terhadap stress menghasilkan respon defensif dalam bentuk

perubahan yang tidak spesifik pada manusia, perubahan struktural

dan kehilangan energi untuk beradaptasi secara bertahap terjadi

sampai rasa lelah terjadi, dikarakteristikkan  dengan pengaruh yang

menyebabkan pasien atau individu berespon terhadap pelayanan

keperawatan.

4) Kewaspadaan perseptual

Respon sensori menghasilkan kesadaran persepsi, informasi dan

pengalaman dalam hidup hanya bermanfaat ketika diterima secara

utuh oleh individu, semua pertukaran energi terjadi dari individu ke

lingkungan dan sebaliknya. Hasilnya adalah aktivitas fisiologi atau

tingkah laku. Respon ini sangat tergantung kepada kewaspadaan

perseptual individu, hanya terjadi saat individu menghadapi dunia

(lingkungan) baru disekitarnya dengan cara mencari dan

mengumpulkan informasi dimana hal ini bertujuan untuk

mempertahankan keamanan dirinya.

Page 31: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

c. Trophicognosis

Levine merekomendasikan trophicognosis sebagai alternatif untuk

diagnosa keperawatan. Ini merupakan metode ilmiah untuk menentukan

sebuah penentuan rencana keperawatan.

3. Konservasi

Levine menguraikan model Konservasi sebagai inti atau dasar teorinya.

Konservasi menjelaskan suatu sistem yang kompleks yang mampu

melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang buruk. Dalam pengertian

konservasi juga, bahwa individu mampu untuk berkonfrontasi dan

beradaptasi demi mempertahankan keunikan mereka. Ada empat prinsip

model konservasi, yaitu sebagai berikut:

a. Konservasi energi

Individu memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi

secara konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Konservasi

energi dapat digunakan dalam praktek keperawatan.

b. Konservasi integritas struktur

Penyembuhan adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur.

Seorang perawat harus membatasi jumlah jaringan yang terlibat

dengan penyakit melalui perubahan fungsi dan intervensi keperawatan.

c. Konservasi integritas personal

Seorang perawat dapat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan

namanya. Sikap menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai

personal yang menyediakan privasi selama prosedur.

d. Konservasi integritas sosial

Kehidupan berarti komunitas sosial dan kesehatan merupakan keadaan

sosial yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perawat berperan

menyediakan kebutuhan terhadap keluarga, membantu kehidupan

religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi

integritas sosial.

2.4.4 Asumsi Mayor

Levine menekankan kebutuhan dalam memandang individu sebagai

makhluk holistik yang termasuk individu sebagai makhluk yang kompleks.

Page 32: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Dia mendefinisikan perawatan berdasarkan pada ketergantungan/hubungan

manusia dengan orang lain. Besarnya ketergantungan ini membuatnya

merencanakan empat prinsip konservasi yakni kebutuhan energi dan

pemakaiannya, integritas sosial, integritas struktur, integritas personal.

Manusia tergantung pada yang lain pada semua aspek kehidupan, makanan,

keamanan, rekreasi dan penghargaan. Levine mengharapkan seorang perawat:

1. Mengetahui kekomplekan interaksi.

2. Mendukung dalam mempertahankan atau memulihkan hubungan saat

klien mengalami gangguan kesehatan.

Keseimbangan yang normal berubah saat sakit dan klien akan

berusaha mengatasi stresnya dan mungkin menunjukkan perubahan pola

tingkah laku dan fungsi. Seorang perawat harus mempersepsikan

pertanggungjawaban dalam membantu klien.

Aspek-aspek paradigma keperawatan apabila dikaitkan dengan model

konservasi Levine adalah sebagai berikut:

1. Manusia

a. Individu terus mempertahankan keutuhan mereka dalam interaksi

konstan dengan lingkungan mereka dan memilih, yang paling ekonomis

hemat, energi-sparing pilihan yang tersedia untuk menjaga integritas

mereka.

b. Individu menjadi sentinent yang holistik, berpikir, berorientasi masa

depan dan masa lalu-sadar.

c. Seorang holistik yang memiliki batas-batas yang terbuka dan

beradaptasi dengan lingkungan.

d. Individu adalah "holistik".

e. Sebuah makhluk sosial terpadu.

f. "Whole" tidak hanya dalam aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan

aspek psikososio-budaya dan spiritual.

g. Individu adalah sebuah identitas dan layak.

h. Individu adalah unik dalam persatuan dan kesatuan, merasa, percaya,

berpikir dan seluruh sistem dari sistem.

Page 33: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

2. Kesehatan

a. Kesehatan menjadi "Whole" bukan hanya bebas dari penyakit atau

penyakit.

b. Ditentukan oleh kemampuan untuk berfungsi secara cukup normal.

c. Hal ini secara kultural ditentukan dan dipengaruhi oleh etos dan

keyakinan.

d. Kesehatan adalah keutuhan dan keberhasilan adaptasi.

e. Bukan hanya menyembuhkan bagian yang menderita, itu adalah

kembali ke kegiatan sehari-hari, kemandirian dan kemampuan untuk

sekali lagi menjadi individu, mempunyai hubungan tanpa kendala.

f. Kesehatan dapat ditentukan secara sosial (melalui interaksi mereka

dengan orang lain yang signifikan). Kegagalan dalam melakukannya

adalah skenario negatif.

3. Lingkungan

a. Lingkungan adalah tempat orang tersebut terus-menerus dan secara

aktif terlibat.

b. Lingkungan adalah di mana kita menjalani hidup kita.

c. Lingkungan terdiri dari semua pengalaman dari individu-individu.

d. Ini berkaitan dengan lingkungan internal (fisiologis) dan eksternal

(persepsi, operasional, dan konseptual).

4. Keperawatan

a. Keperawatan adalah interaksi manusia yang dirancang untuk

mempromosikan keutuhan melalui adaptasi.

b. Asuhan keperawatan adalah baik mendukung dan terapi (untuk

mencapai tingkat maksimum adaptasi).

c. Promosi keperawatan konservasi melalui penggunaan empat prinsip

konservasi.

d. Keperawatan menyadari bahwa setiap individu membutuhkan cluster

yang unik dan terpisah dari aktivitas.

e. Integritas individu adalah perhatian taat dan itu adalah tanggung jawab

perawat untuk membantunya untuk membela dan mencari

kenyataannya.

Page 34: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

f. Daerah utama perhatian bagi perawat dalam pemeliharaan keutuhan

seseorang.

2.4.5 Praktik Keperawatan

Teori Konservasi tidak hanya terbatas hanya pada pelayanan

keperawatan saja tapi juga bisa diaplikasikan secara luas disetiap

lingkungan, rumah sakit dan komunitas (Levine, 1990). Levine

mendefinisikan keperawatan dengan mengidentifikasi keperawatan yang

meliputi prinsip-prinsip keilmuan yang melatarbelakanginya. Prinsip

konservasi sebagai suatu kerangka kerja tidak terbatas pada pelayanan

keperawatan di rumah sakit, tetapi dapat digeneralisasi dan dapat

digunakan pada lingkungan, rumah sakit atau komunitas (Levine, 1990).

Prinsip konservasi digunakan sebagai kerangka kerja untuk beberapa

tempat praktek di bidang cardiology, obstetric, gerontology, acute care

(neurology), anak anak, gawat darurat dan keperawatan kritis. Terdapat

banyak praktisi keperawatan yang menggunakan teori konservasi ini

misalnya: Hirschfeld (1976) menggunakan teori Levine untuk diterapkan

pada usia lanjut, Savage and Culbert (1989) menggunakan teori ini untuk

membuat suatu rencana keperawatan pada neonates, Robert & Flaming

menggunakan pada wanita yang melahirkan dan beberapa praktisi yang

lain.

Teori yang dikembangkan oleh Levine memunculkan proses

keperawatan, yaitu:

1. Assesment

Pengumpulan (melewati observasi dan wawancara) terhadap

tantangan lingkungan internal dan eksternal. Perawat mengobservasi

respons organismik terhadap sakit, membaca laporan medis, mengevaluasi

hasil diagnose medis dan berbicara kepada pasien serta keluarga tentang

bantuan memenuhi kebutuhan. Perawat mengkaji ancaman fisiologi dan

patofisiologi terhadap lingkungan internal dan faktor-faktor yang ada

dalam level perceptual, operasional, dan konseptual dalam lingkungan

eksternal yang mengancam individu.

2. Trophicognosis

Page 35: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Diagnosa keperawatan memberikan arti nyata yang provokatif.

Perawat menyusun fakta provokatif dalam memberikan pengertian pada

kesulitan pasien.

3. Hypotheses

Mengacu terhadap intervensi keperawatan dengan mencapai tujuan

wholeness dan meningkatkan adaptasi. Perawat memvalidasi masalah

pasien atau orang disekitarnya. Kemudian perawat menentukan hipotesis

tentang masalah dan solusi, misalnya delapan gelas air perhari

meningkatkan evakuasi bowel. Hal ini akan menjadi rencana tindakan.

4. Interventions

Perawat menggunakan hipotesis untuk menyusun tindakan perawat.

Perawat menyebutkan hipotesis dan bentuk intervensi pada prinsip

konservasi: konservasi energi, kesatuan struktural, kesatuan personal,

kesatuan sosial.

5. Evaluation

Outcome hipotesis dievaluasi dengan mengkaji respons organismik

apakah tercapai atau tidak. Konsekuensi dari care adalah dukungan dan

terapeutik; terapeutik mengukur sense of well-being; dukungan mengukur

kenyamanan yang terjadi pada fase sakit. Jika hipotesis tidak tercapai,

rencana harus direvisi dan hipotesis baru harus dibuat.

Page 36: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Model dan Standart Pelayanan Keperawatan Bedah Plastik Sesuai

dengan Falsafah dan Paradigma Keperawatan

Seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien bedah

plastik dapat mengaplikasikan teori model konservasi Myra E. Levine dalam

beradaptasi untuk mempercepat kesembuhan pasien. Asuhan keperawatan pada

pasien bedah plastik yang sesuai dengan paradigma keperawatan berdasarkan

model konservasi Levine adalah sebagai berikut:

1. Manusia

Berdasarkan teori Konservasi energi Myra E. Levine, seorang pasien bedah

plastik memerlukan keseimbangan energi dan memperbaharui energi secara

konstan untuk mempertahankan aktivitas hidup. Keseimbangan cairan dan nutrisi

pasien bedah plastik baik pada masa pre-operasi, intra operasi, maupun post-

operasi harus terpenuhi sesuai kebutuhan pasien. Adanya gangguan pada

konservasi energi ini akan memperlambat proses penyembuhan luka bedah plastik

dan pemulihan pasien bahkan bisa menimbulkan komplikasi.

Dalam Konservasi integritas struktur Myra E. Levine dimana penyembuhan

adalah suatu proses pergantian dari integritas struktur, maka asuhan keperawatan

ditujukan untuk merawat luka bedah plastik agar struktur jaringan kulit dapat

segera menyatu dan mencegah terjadinya infeksi yang akan mengganggu

integritas kulit sehingga memperlambat proses penyembuhan luka.

Mengaplikasikan Teori Konservasi integritas personal Myra E. Levine dimana

seorang perawat menghargai klien ketika klien dipanggil dengan namanya. Sikap

menghargai tersebut terjadi karena adanya proses nilai personal yang

menyediakan privasi selama prosedur. Sikap menghargai pasien ini akan

meningkatkan integritas personal dalam beradaptasi terhadap kesembuhannya

2. Kesehatan

Menurut teori model konservasi Myra E. Levine, Kesehatan menjadi "Whole"

bukan hanya bebas dari penyakit atau penyakit. Kesehatan adalah keutuhan dan

Page 37: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

keberhasilan adaptasi. Kesehatan dapat ditentukan secara sosial (melalui interaksi

mereka dengan orang lain yang signifikan). Kegagalan dalam melakukannya

adalah skenario negatif. Peran perawat dalam mengaplikasikan model konservasi

Myra E. Levine diharapkan mampu menjaga keseimbangan Konservasi energi

pasien, meningkatkan Konservasi integritas personal, dan memelihara

hubungan Konservasi integritas sosial sehingga akan meningkatkan adaptasi

pasien dalam kesembuhannya untuk mencapai derajad kesehatan

"Wholeness".

3. Lingkungan

Model konservasi Myra E. Levine memandang setiap individu  memiliki

lingkungannya sendiri baik lingkungan internal maupun eksternal. Perawat dapat

menghubungkan lingkungan internal individu dengan aspek fisiologis dan

patofisiologis, dan lingkungan eksternal sebagai level persepsi, opersional dan

konseptual. Lingkungan dibentuk dari pola budaya, dikarakteristikkan dengan

keberadaan spiritual, dan ditengahi oleh simbol bahasa, pikiran dan pengalaman.

Dalam Konservasi integritas sosial, kehidupan berarti komunitas sosial dan

kesehatan merupakan keadaan sosial yang telah ditentukan. Oleh karena itu,

perawat berperan menyediakan kebutuhan terhadap keluarga, membantu

kehidupan religius dan menggunakan hubungan interpersonal untuk konservasi

integritas sosial. Dengan mengaplikasikan model konservasi Myra E. Levine,

diharapkan dapat meningkatkan adaptasi pasien bedah plastik terhadap

lingkungannya, sehingga masyarakay di lingkungan sekitar mau menerima

kembali pasien bedah plastik dalam beraktivitas sosial. Mengingat pasien-pasien

bedah plastik mengalami perubahan struktural dalam bentuk tubuhnya.

Penerimaan masyarakat terhadap perubahan struktur tubuh pasien bedah plastik,

akan meningkatkan adaptasi pasien yang akan meningkatkan integritas struktural

dan personal pasien dalam mempercepat kesembuhannya dan beraktivitas normal

dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya.

4. Keperawatan

Myra E. Levine mendefinisikan keperawatan dengan mengidentifikasi

keperawatan yang meliputi prinsip-prinsip keilmuan yang melatarbelakanginya.

Page 38: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Prinsip konservasi sebagai suatu kerangka kerja tidak terbatas pada pelayanan

keperawatan di rumah sakit, tetapi dapat digeneralisasi dan dapat digunakan pada

lingkungan, rumah sakit atau komunitas. Dia mendefinisikan perawatan

berdasarkan pada ketergantungan/hubungan manusia dengan orang lain. Besarnya

ketergantungan ini membuatnya merencanakan empat prinsip konservasi yakni

kebutuhan energi dan pemakaiannya, integritas sosial, integritas struktur,

integritas personal. Asuhan keperawatan kepada pasien bedah plastik dilakukan

bertahap dari Assesment, Trophicognosis, Hypotheses, Interventions, Evaluation.

Asuhan keperawatan model Myra E. Levine akan mendukung terapi untuk

mencapai tingkat maksimum adaptasi untuk mencapai tingkat derajad kesehatan

Wholeness. Dengan ini pasien bedah plastik bisa kembali ke lingkungan

masyarakat tanpa ada gangguan integritas personal dan sosial sehingga dapat

segera beraktivitas normal dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Perkembangan terkini asuhan keperawatan pada Klien Bedah Plastik

(Rekonstruktif: Skin graft)

Berdasarkan jurnal dari Semmelweis University, Budapest, Hungary oleh

Rajki dkk, Ada beberapa tindakan keperawatan yang dapat diimplementasikan

kepada pasien dengan skin graft, yaitu :

1. Mengurangi nyeri pasien setelah operasi skin graft

Verbal pain measurement scale digunakan sebagai bagian dari

dokumentasi keperawatan. Pengkajian nyeri termasuk dibawah ini:

- Lokasi nyeri

- Gambaran nyeri

- Panjang periode nyeri

- Frekuensi nyeri

Nyeri muncul pada saat :

- Bergerak

- Istirahat

- Muncul terus-menerus

Obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri yaitu Tramadol

Page 39: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

2. Rawat luka setelah skin graft

Beberapa bahan dibawah ini digunakan dalam rawat luka dengan

bermacam-macam indikasi :

- ALSOL – ung. alum. acetatum,

- silver sulfamidichum,

- mixture of Betadine and Gentamicine ointment,

- H2O2 (Hyperol),

- 0,5% hexochlorophen solution,

- 70% alcohol,

- octenisept,

- inadine,

- mercurochrom solution,

- Suprasorb

Mencukur rambut pada area donor sangat diperlukan. Betadine “soaked”

gauzes diletakkan disekeliling luka pada saat operasi/transplantasi. Tujuannya

agar “the gauzes” tidak menempel pada luka. Perban diatas area donor diganti

keesokan harinya (haripertama setelah operasi), dan perban diatas area skin graft

diganti pada hari ke dua setelah operasi. Sampai hari itu, perawat meletakkan

gauze pad dengan silver sulfamidichum disekitar area. Selama wound dressing,

rawat luka, perawat tidak menggunakan sarung tangan latex tetapi sarung tangan

dari Nitril. Dengan bahan ini keadaan luka tetap netral.

3. Nutrisi pasien setelah transplantasi kulit

Pasien dengan luka bakar makan 5 kali sehari, mereka harus minum 2,5

liter cairan secara enteral per hari. Cairan yang dibawa oleh anggota keluarga

dapat dikonsumsi pasien (karbonat, minuman dengan gula tidak dianjurkan).

Intake garam harus diperhatikan, suplemen mungkin dibutuhkan, 120 gram

protein per hari dibutuhkan pasien. Diantara vitamin, intake vit B dan vit C harus

ditingkatkan, ini sangat penting

Komposisi nutrisi parenteral :

- 20% fat,

- 10% amino acid,

- 40% carbohydrate,

Page 40: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

- 10% fructose,

- 10% glucose,

- ringer-laktate (hingga 4000 ml per hari pada hari pertama),

- trace elements and vitamin larut lemak

Makanan spesifik lewat selang NGT:

Komposisi nutrisi disediakan oleh ahli Gizi (di dapur rumah sakit). Komposisi

nutrisi yang diberikan pada pasien :

- nutridrink,

- ensure,

- reconvan,

- dipeptiven (ini sangat penting karena besisi glutamin)

perawat menggunakan continuous tube feeding dengan gravity tube feeding bag,

atau perawat memberikan formula lewat spuit (dengan kecepatan 50 ml/jam atau

80 ml/jam)

Pasien mendapatkan formula (formula pabrik) dalam bentuk dilusi. Untuk dilusi

perawat menggunakan teh pahit (untuk menghindari diare). Teh pahit juga

digunakan untuk membilas selang NGT. Air putih tidak cocok untuk membilas

karena pseudomonas tinggal di air pipa. Kalori nutrisi berkisar 1.00 to 1.5 cal/ml

disediakan oleh ahli gizi di dapur.

4. Indikasi dan aplikasi transfusi pada pasien luka bakar

Indikasi:

- Hasil lab terbaru (hasil lab preoperasi lebih baik daripada postoperatif,

disebabkan dalamnya luka bakar, dan kehilangan darah)

- Besaran area, perkiraan kehilangan darah

- Kadar hematocrit kurang dari 0.30 (pada pasien non-luka bakar kurang

dari 0,24)

Beberapa tipe darah yang dibutuhkan:

- fresh frozen plasma,

- platelet suspension,

- 20% human albumin,

- RBC concentrate.

Page 41: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

Test lab total dilakukan selama terapi transfusi. Test urine juga termasuk dalam

test lab. Jika pasien memerlukan donor darah, anamnesa transfusi terdapat dalam

riwayat penyakit.

5. Beberapa aspek asuhan keperawatan rutin

Perawatan oral dan kuku dirawat dengan instrumen desinfektan. Pasien

tidak diizinkan meninggalkan kamar dan pasien lain tidak diizinkan memasuki

kamar. Anak-anak dibawah umur enam dan ibu hamil tidak boleh mengunjungi

pasien luka bakar. Perawat mendokumentasikan asuhan keperawatan dihari

tindakan keperawatan dilakukan, dan dievaluasi setelah tindakan. Tetanus

prophylaxix digunakan ketika dibutuhkan. Asupan protein yang dibutuhkan

pasien luka bakar berubah-ubah, biasanya dibutuhkan 10 gram protein perhari

Page 42: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Metode keperawatan terkini diperlukan untuk mengimbangi semakin

berkembangnya tren bedah plastik

2. Dalam melakukan perawatan kepada pasien memiliki cara yang harus

sesuai dengan standart asuhan dan keperawatan

3. Teori keperawatan konservasi Levine dapat digunakan untuk melandasi

asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien bedah plastik

4.2 Saran

1. Kepada praktisi keperawatan supaya lebih memperhatikan dalam

keterbaruan penelitian

2. Mahasiswa keperawatan supaya lebih aktif dalam penelitian keperawatan

dalam keperawatan bedah plastic pada khususnya.

Page 43: MODEL DAN STANDART PELAYNAN KEPERAWATAN BEDAH PLASTIK YANG     SESEUAI DENGAN FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN   TERKINI _fix.doc

DAFTAR PUSTAKA

ANA. 2013. Plastic Surgery Nursing: Scope and Standards of Practice. USA:

Nursesbooks.org

Fawzy, Ahmad. 2013. Bedah Plastik. www.bedah-plastik.com. Diakses tanggal 1

Maret 2015

Gruendemann, Barbara J & Fernsebner, Billie. 2006. Buku Ajar Keperawatan

Perioperatif Volume 2. Jakarta:EGC

LeMone, P & Burke, K. 2008. Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking in

Client Care Ed.4. USA: Pearson Education International

Mason, AC. 2001. Handbook of Plastic Surgery. St. Louis: Mosby

Rajki Veronika etc. 2014. Specifics Of The Nursing Care Of Patients Undergoing

Skin Grafting, Particularly The Aspects Of Transfusiology.

https://repo.lib.semmelweis.hu/bitstream/handle/123456789/941/newmed_2

014_067_071_u_091817.398267.pdf?sequence=1 diakses tanggal 8 april

2015