Upload
sumadiyasa
View
289
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
1/20
MODEL-MODEL KONSELING
TRAIT AND FACTOR
Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Model-Model Konseling
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd.
Anggota Kelompok :
Nur Hikmah ( 1011011081 )
I Made Sumadiyasa ( 1011011103 )
Gusti Ayu Ryana Mahasari ( 1111011014 )
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2013
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
2/20
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini.Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari
pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses
penyusunan dan pembuatan makalah ini. Rasa terima kasih kami sampaikan
kepada pihak-pihak yang turut serta membantu demi terselesaikannya makalah ini
sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya.
Kami sebagai manusia yang banyak memiliki kekurangan menyadari
bahwa apa yang kami sampaikan dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dalam proses penyampaiannya maupun isi atau hal-hal yang
terkandung di dalamnya. Maka dari itu kami selaku penulis dan penyusun
makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang kami
banggakan yang bersifat membangun sehingga dapat membantu kami untuk dapat
lebih menyempurnakan lagi makalah yang kami buat ini. Kami sangat berharap
apa yang kami sajikan dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini dapat
memberikan manfaat-manfaat yang sedianya dapat berguna pagi pembaca padaumumnya dan para calon konselor pada khususnya sehingga apa yang menjadi
tujuan pendidikan di Indonesia serta tujuan Bangsa Indonesia dapat tercapai
sebagaimana yang diharapkan.
Singaraja, 20 April 2013
Kelompok 7,
ii
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
3/20
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................... 11.2. Rumusan Masalah................................................................... 21.3. Tujuan..................................................................................... 21.4. Manfaat.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
2.1. Konsep Dasar......................................................................... 32.2. Pandangan Tentang Manusia................................................. 72.3. Tujuan.................................................................................... 92.4. Peranan Konselor & Konseli................................................. 102.5. Teknik dan Prosedur.............................................................. 102.6.
Langkah-Langkah.................................................................. 12
2.7. Kekhasan Teori...................................................................... 15BAB III PENUTUP.................................................................................. 16
3.1. Kesimpulan............................................................................. 16DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 17
iii
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
4/20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.Konselor adalah sebuah profesi yang mana setiap individu dengan
profesi ini diwajibkan untuk mengikuti pendidikan yang mencetak sumber
daya manusia yang profesional dalam bidang bimbingan konseling.
Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan pra - jabatan seperti
pendidikan di sebuah perguruan tinggi. Selama mengikuti pendidikan ini
seorang calon guru BK atau calon konselor diwajibkan untuk mengikuti
setiap program pendidikan yang ditentukan, hal ini bertujuan untuk
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang bimbingan
konseling. Pelaksanaan praktik konseling ini dapat dilakukan di lingkungan
sekolah oleh seorang konselor sekolah atau guru BK yang telah mengikuti
pendidikan pra-jabatan pada lembaga pendidikan yang mencetak kluaran
dalam bidang Bimbingan Kosneling. Atau juga praktik konseling dapat
dilakukan di luar lingkungan sekolah oleh orang yang telah memegang
lisensi untuk melakukan praktek konseling tersebut atau yang telah memiliki
titel Kons. Dalam pelaksanaan pemberian layanan Bimbingan Konseling
baik yang dilakukan di sekolah maupun di masyarakat seorang Guru BK
atau konselor harus menggunakan teknik-teknik konseling yang disesuaikan
dengan masalah yang dihadapi oleh klien yang dihadapi. Hal ini
dikarenakan setiap teknik konseling memiliki ide dasar atau konsep dasar
serta tujuan yang berbeda, maka sebab itulah setiap masalah yang dihadapi
teknik yang digunakan disesuaikan dengan masalah tersebut. Danbagaimana dengan penggunaan teknik Trait and Factor dalam menghadapi
masalah atau kasus yang dihadapi oleh konselor? Untuk itulah makalah ini
dibuat.
1
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
5/20
1.2. Rumusan Masalah.Berdasarkan apa yang terdapat di dalam latar belakang masalah,
maka yang menjadi rumusan masalah di sini adalah :
- Apakah konsep dasar teknik Trait and Factor ?- Bagaimanakah konsep tentang manusia menurut teori ini ?- Apakah tujuan dari penggunaan teknik ini ?- Seperti apakah peranan konselor dan konseli ?- Bagaimanakah teknik atau prosedur teori ini ?- Dan Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan teori Trait and
Factor ini ?
1.3. Tujuan.Sesuai dengan penjelasan dalam latar belakang masalah dan
rumusan masalah, tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
- Memenuhi tugas mata kuliah Model-Model Konseling.- Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang teori Trait
and Factor.
1.4. Manfaat.Berdasarkan apa yang terdapat di dalam latar belakang masalah,
rumusan masalah dan tujuan, manfaat dari makalah ini adalah :
- Pembaca dapat memahami tentang materi-materi yangdisajikan.
- Terselesaikannya tugas makalah mata kuliah Model-ModelKonseling.
2
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
6/20
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar.Teori Trait and Factor tersusun melalui perkembangan yang lama dan
berasal dari sumbangan sejumlah pakar. Para ahli seperti F. Parsons, D. G.
Paterson, J. G. Darley, E. G. Wiliiamson memberikan sumbangan yang
besar dalam kemajuan psikologi diferensial yang menekankan
pengungkapan ciri-ciri kepribadian melalui alat ukur ilmiah, yang berlandas
pada paham dan pengakuan adanya peredaan antar pribadi. Psikologi
diferensial bertujuan untuk mengetahui apa kaitan dan arti penting
perbedaan-perbedaan itu. Hal-hal itulah yang juga dibahas dalam teori
perkembangan karier Trait and Factor. Yang dimaksud dengan Traitadalah
suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan
berprilaku, seperti intelegensi ( berpikir ), iba hati ( berperasaan ), dan
agresif ( berprilaku ). Sedangkan ciri-ciri dasar yang ditemukan disebut
Factor. Teori Trait and Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa
kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah
ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-
masing dimensi kepribadian itu.
Among the earliest theorists on the vocational counseling, Parsons
( 1909 ) maintained that vocational guidance is accomplished first by
studying the individual, second by surveying occupations, and finally by
matchingthe individuals with the occupations. This process, called Trait-
and-Factor theory . . . ( Vernon G. Zunker, 2011 ). Di kalangan para peloporteori konseling vokasional, Parsons ( 1909 ) berpendapat bahwa bimbingan
vokasional dilakukan pertama dengan mempelajari individu, kemudian
dengan menelaah berbagai okupasi, dan akhirnya dengan mencocokkan
individu dengan okupasi. Proses ini, yang disebut teori Trait and Factor,
Simply stated, it means matching the individuals traits with requirements of
a specific occupation, subsequently solving the career-search problem
( Vernon G. Zunker, 2011 ). Secara sederhana dapat diartikan sebagai
3
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
7/20
mencocokkan karakter individu dengan tuntutan suatu okupasi tertentu,
yang pada gilirannya akan memecahkan masalah penelusuran kariernya.
Teori Trait and Faktor ini berkembang dari studi tentang perbedaan-
perbedaan individu dan perkembangan selanjutnya terkait erat dengan
gerakan testing atau psikometri. Teori ini berpengaruh besar terhadap studi
tentang deskripsi pekerjaan dan persyaratan pekerjaan dalam upaya
memprediksi keberhasilan pekerjaan di masa depan berdasarkan pengukuran
trait yang terkait dengan pekerjaan. Karakteristik utama dari teori ini adalah
asumsi bahwa individu mempunyai pola kemampuan unik atau traits yang
dapat diukur secara objektif dan berkorelasi dengan tuntutan berbagai jenis
pekerjaan.
Konseling Trait and Factor berpegang pada pandangan yang sama dan
menggunakan tes-tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis
seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang
diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan
seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi. Dan juga
istilah konseling Trait and Factor dapat dideskripsikan adalah corak
konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan
penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beragam problem yang
dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi/bidang
pekerjaan.
Williamson berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari sistem sifat
atau faktor yang saling tergantung, seperti kemampuan, minat, sikap dan
temperamen. Perkembangan individu dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa maju kalau faktor-faktor tersebut diperkuat dan menjadi matang.Studi ilmiah telah dilakukan untuk mengetahui berbagai sifat individu dan
membantunya mengenal dirinya sendiri serta meramalkan keberhasilannya
dalam berbagai kegiatan atau jabatan.
Williamson pun memiliki konsep pokok bahwa terdapat sifat ( trait )
yang unik pada tiap individu dan yang harus diselidiki secara objektif
dengan pengukuran yang objektif pula. Tujuan penyuluhan tidak dapat
terbatas kepada bantuan kepada individu untuk mengenal dirinya sendiri dan
4
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
8/20
mengatur dirinya sendiri saja. Dengan demikian, ia mungkin menjadi orang
yang berpusat pada diri sendiri dan hanya mementingkan diri sendiri dan tak
menuntut kemungkinan pula ia menjadi orang yang baik dalam arti yang
sebenarnya.
Menurut Allport, sifat dapat disebut struktur mental yang ditemukan
melalui pengamatan perilaku dan merupakan keteraturan dan ketetapan dari
perilaku tertentu. Ada beberapa jenis dan pengelompokan sifat, yaitu:
Kategori Kepemilikan.Sifat umum ( common traits ) ialah sifat yang terdapat pada semua
manusia namun dalam tingkatan yang berbeda. Misalnya,
inteligensi, sifat introvert, dan lain-lain. Sifat ini dimiliki semuaorang karena latar belakang manusia yang kurang lebih sama,
berada dalam budaya yang sama, atau menghadapi tekanan sosial
yang hampir sama.
Sifat khas ( unique traits ) yang terdapat pada orang-orang tertentu,namun dengan kombinasi antar trait yang berbeda. Sifat yang unik
ini berkaitan dengan minat dan sikap seseorang.
Kategori Kedalaman. Surface trait, trait yang tampak di permukaan dan menjadi tema
umum dari beberapa tingkah laku. Misalnya remaja energik, lincah,
menyenangkan, dapat dikatakan memiliki surface trait periang.
Source trait, trait yang tidak dapat disimpulkan secara langsungdari pengamatan tingkah laku, karena hanya dapat diidentifikasi
dengan analisis faktor, yaitu dengan mencari hubungan antara
faktor dari surface trait dan mencari latar belakang surface traittersebut. Source trait itu dapat bersifat konstitusional atau dibawa
sejak lahir dan dibentuk oleh lingkungan.
Kategori Modalitas Ekspresi.Ability, trait yang menunjukkan keefektifan seseorang dalam
mencapai tujuan. Misalnya kecerdasan.
Temperament, trait yang menunjukkan gaya atau irama tingkahlaku. Misalnya ketenangan, keberanian, santai, dll.
5
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
9/20
Dynamic, trait yang menunjukkan motivasi atau kekuatanpendorong tingkah laku. Misalnya dorongan, minat, dan ambisi
menguasai sesuatu.
Berikut ada beberapa asumsi tentang teori Trait and Faktor yang
diperoleh dari berberapa sumber. The following assumtions of the Trait and
Factor approach also raise concerns about this theory :
- There is a single career goal for everyone, and- Career decisions are based primarily on measures abilities ( Herr,
Cramer & Niles, dalam Vernon G. Zunker, 2011 ).
The theory is based on the following promises :
a.Individuals are organised in terms of a unique pattern of capabilitiesand potentialities ( traits ).
b. These traits are correlated with the requirements of different jobs.c. Testing is the best means of predicting future job success.d.Each individuals attempts to indentify his own traits in order to find a
way of working and living which will enable him to use his
capabilities effectively ( W. P. Gothard, 1985 ).
Terdapat pula asumsi lain seperti berikut ini :
a. Pilihan karier berbeda karena individu memiliki sifat yang berbeda.b.Setiap individu memiliki pola ciri yang khas dan berusaha untuk
mengidentifikasinya dan memanfaatkannya dalam pekerjaan.
c. Sifat individu reliabel dan sah diukur dengan tes psikologis.d.Pekerjaan berbeda berkaitan dengan sifat-sifat yang dibutuhkan dari
individu.
e.Korelasi antara sifat-sifat individu dan persyaratan kerja dapatditentukan dengan cara tes baterai.
f. Pilihan karier merupakan fungsi dari kesepakatan antara individu danpekerjaan ( AMG Schreuder & M. Coetzee, 2007 ).
6
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
10/20
2.2. Pandangan Tentang Manusia.Kepribadian merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling
berkaitan satu sama lain seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperamen.
Hal yang mendasar bagi konseling trait dan factor adalah asumsi bahwa
individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan
kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya.
Williamson menyebut filsafatnya sebagai personalisme bahwa
manusia merupakan seorang individu yang unik untuk sebagian besar dapat
mempengaruhi dan menguasai baik pembawaan, maupun lingkungannya.
Pada tiap orang ada sifat-sifat yang umum secara manusiawi dan terdapat
pada semua manusia. Di samping itu ada pula sifat yang khas terdapat pada
seseorang yaitu sifat yang unik. Hal itu terjadi karena pembawaan dan
lingkungan tiap orang berbeda-beda.
Dasar psikologis dari aliran Trait and Factor ini banyak dipengaruhi
oleh tokoh-tokoh psikologi lain, misalnya Cattell, Spearman, dan Mc.
Dougall, juga dipengaruhi oleh psikoanalisa. Aliran ini memandang bahwa
manusia bersifat rasional dengan kemampuan berkembang ke arah positif
atau negatif. Manusia memerlukan bantuan orang lain dalam
perkembangannya.
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor keturunan dan
lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Potensi pribadi
seseorang relatif stabil setelah berumur 7 tahun. Eysenck mendapat
pengaruh dari Alport yang menekankan adanya sistem, struktur dan
organisasi dalam perilaku seseorang. Eysenk mengemukakan batasan
kepribadian sebagai berikut. Karakter adalah sistem yang sedikit banyaktetap dan berkelanjutan dari perilaku konatif ( kemauan ). Yang dimaksud
dengan temperamen adalah sistem yang sedikit banyak berkelanjutan dari
perilaku afektif ( emosi ). Yang dimaksud dengan intelek adalah sistem
yang sedikit banyak tetap dan berkelanjutan dari perilaku kognitif
( kecerdasan ). Yang dimaksud dengan fisik adalah sistem yang sedikit
banyak tetap dan berkelanjutan dari bentuk tubuh dan pembawaan susunan
7
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
11/20
saraf kelenjar endokrin. Sedangkan Williamson memiliki pandangan tentang
manusia adalah sebagai berikut:
1.Manusia memiliki potensi berbuat baik dan buruk. Williamson berbedadengan Rouseau yang menganggap manusia pada dasarnya baik dan
masyarakat atau lingkunganlah yang membentuknya menjadi jahat.
Menurut Williamson, kedua potensi itu, baik dan buruk, ada pada setiap
manusia. Tidak ada individu yang lahir membawa potensi baik semata
dan sebaliknya juga tidak ada individu yang lahir semata-mata penuh
dengan muatan yang buruk. Kedua sifat itu dimiliki oleh manusia, tetapi
sifat mana yang akan berkembang tergantung pada interaksinya dengan
manusia lain atau lingkungannya.
2.Diri manusia hanya akan berkembang di dalam masyarakat. Manusiamemerlukan orang lain dalam mengembangkan potensi dirinya.
Aktualisasi diri hanya akan dapat dicapai dalam hubungannya dan atau
dengan bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup sepenuhnya
dengan melepaskan diri dari masyarakat.
3.Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik. Memperoleh kehidupanyang baik dan lebih baik lagi merupakan kepedulian setiap orang. Salah
satu dimensi kebaikan adalah arte. Manusia berjuang mencapai arte
yang menghasilkan kekayaan atau kebesaran diri. Konsep arte diambil
dari bahasa Yunani yang dapat diartikan kecemerlangan ( axcelent ).
4.Manusia banyak berhadapan dengan pengintroduksi konsep hidup yangbaik, yang menghadapkannya pada pilihan-pilihan.
Dalam keluarga, individu berkenalan dengan konsep hidup yang baik
dari orang tuanya. Di sekolah dia memperolehnya dari guru, selain itudari teman dan anggota masyarakat yang lain.
5.Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta ( The Universe ),Williamson menyatakan bahwa konsep alam semesta dan hubungan
manusia terhadapnya sering terjadi salah satu dari : 1. Manusia
menyendiri, ketidakramahan alam semesta. 2. Alam semesta bersahabat
dan menyenangkan atau menguntungkan bagi manusia dan
perkembangannya.
8
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
12/20
Pandangan mengenai manusia yang lainnya menurut Sugiharto
( 2007 ) :
- Manusia merupakan sistem sifat atau faktor yang saling berkaitanantara satu dengan lainnya, seperti kecakapan, minat, sikap, dan
temperamen.
- Perkembangan kemajuan individu mulai dari masa bayi sampaidewasa diperkuat oleh interaksi sifat dan faktor.
- Manusia berusaha untuk menggunakan pemahaman diri danpengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan
potensinya.
- Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau buruk Maknahidup adalah mencari kebenaran dan berbuat baik serta menolak
kejahatan.
- Menjadi manusia seutuhnya tergantung pada hubungan dengan oranglain.
2.3. Tujuan.Adapun tujuan dari konseling Trait and Factor adalah untuk mengajak
siswa ( konseli ) untuk berpikir mengenai dirinya serta mampu
mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat keluar dari masalah
yang dihadapinya. Tugas konseling Trait and Factor adalah membantu
individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri
dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam
kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuan-tujuan hidup dan karier
( Shertzer & Stone, 1980, 171 ). Maksud konseling menurut Williamsonadalah untuk membantu perkembangan kesempurnaan berbagai aspek
kehidupan manusia. Menurut Eysenck, tujuan konseling ialah memperkuat
keseimbangan antara pengertian dan pemahaman sifat - sifat, sehingga dapat
bereaksi dengan wajar dan stabil. Selain itu, dimaksudkan agar siswa
mengalami :
Self Clarification / Klarifikasi diri. Self Understanding / Pemahaman diri.
9
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
13/20
Self Acceptance / Penerimaan diri. Self Direction / Pengarahan diri. Self Actualization / Aktualisasi diri.
2.4. Peranan Konselor & Konseli.Peranan konselor menurut aliran Trait and Factor adalah memberi
tahu konseli tentang berbagai kemampuannya yang diperoleh konselor
melalui hasil testing, ia juga mengetahui kelemahan dan kekuatan
kepribadian konseli, sehingga dapat meramalkan jabatan apa atau jurusan
apa yang cocok bagi konseli. Konselor membantu konseli menentukan
tujuan yang akan dicapainya disesuaikan dengan hasil testing. Juga dengan
memberitahukan sifat serta bakat konseli, maka konseli bisa mengelola
hidupnya sendiri sehingga dapat hidup lebih berbahagia. Jadi peranan
konselor di sini adalah memberitahukan, memberikan informasi,
mengarahkan, karena itu pendekatan ini disebut kognitif rasional.
2.5. Teknik dan Prosedur.Konseling tidak dibatasi kepada jenis konflik tertentu, dan oleh karena
itu konseling mencakup berbagai teknik yang relevan dan sepadan dengan
hakikat masalah konseli dan situasi yang dihadapi. Keragaman individu
memunculkan keragaman teknik konseling. Di dalam proses konseling,
tidak ada teknik tertentu yang dapat digunakan untuk konseling kepada
seluruh siswa dan arah konseling bersifat individual. Teknik konseling harus
disesuaikan dengan individualitas siswa, dan kita tidak menghindari
kenyataan bahwa setiap masalah siswa menuntut fleksibilitas dankeragaman konseling ( Williamson, dalam Petterson, 1996, hal. 36 ).
Teknik konseling bersifat khusus bagi individu dan masalahnya.
Setiap teknik hanya dapat digunakan bagi masalah dan siswa secara khusus.
Teknik teknik yang digunakan dalam proses konseling ialah :
1. Pengukuran Hubungan Intim ( rapport ). Konselor menerima konselidalam hubungan yang hangat, intim, bersifat pribadi, penuh
pemahaman dan terhindar dari hal-hal yang mengancam konseli.
10
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
14/20
2. Memperbaiki pemahaman diri. Konseli harus memahami kekuatan dankelemahan dirinya, dan dibantu untuk menggunakan kekuatannya
dalam upaya mengatasi kelemahannya.
3. Pemberian nasihat atau perencanaan program kegiatan. Konselor mulaibertolak dari pilihan, tujuan, pandangan atau sikap konselor dan
kemudian menunjukkan data yang mendukung atau tidak mendukung
dari hasil diagnosis. Ada 3 metode pemberian nasihat yang dapat
digunakan oleh konselor, yaitu :
a.Nasihat langsung ( direct advising ), di mana konselor secaraterbuka dan jelas menyatakan pendapatnya. Pendekatan ini dapat
digunakan kepada konseli yang berpegang teguh pilihan atau
kegiatannya, yang oleh konselor diyakini bahwa keteguhan konseli
itu akan membawa kegagalan bagi dirinya sendiri
b.Metode persuasif, dengan menunjukkan pilihan yang pasti secarajelas. Penyuluh menata evidensi secara logis dan beralasan
sehingga tersuluh melihat alternatif tindakan yang mungkin
dilakukannya.
c. Metode menjelaskan, yang merupakan metode yang palingdikehendaki dan memuaskan. Konselor secara hati- hati dan
perlahan-lahan menjelaskan data diagnostik dan menunjukkan
kemungkinan situasi yang menuntut penggunaan potensi konseli.
4. Melaksanakan rencana, yaitu menetapkan pilihan atau keputusan.5. Mengalihkan kepada petugas atau ahli lain yang lebih berkompeten atau
disebut dengan alih tangan kasus.
Teknik penyuluhan di samping penggunaan tes, penting sekaliwawancara, hubungan tatap muka antara konselor dan konseli. Pendekatan
konseling harus berbeda kalau berhadapan dengan anak - anak, remaja atau
dewasa.
Menurut Eysenck, hubungan konseling merupakan hubungan yang
akrab, sangat bersifat pribadi dari hubungan yang akrab, sangat bersifat
pribadi dari hubungan tatap muka kemudian konselor bukan hanya
membantu individu mengembangkan individualitas apa saja yang sesuai
11
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
15/20
dengan potensinya, tetapi konselor harus mempengaruhi siswa berkembang
ke suatu arah yang terbaik baginya. Konselor memang tidak menetapkan,
tetapi hanya cara yang baik yang memberi pengaruh, karena itu pula aliran
ini disebut dengan konseling direktif.
2.6. Langkah-langkah.Dalam pelaksanaan konseling, ada beberapa langkah konseling
menurut Cattell, yaitu :
1.Selama satu jam tiap pertemuan konseli mengerjakan tes buku yangobjektif dan tes kepribadian maupun mengadakan pengukuran fisiologis.
2.Setengah jam ia menceritakan tentang mimpi - mimpinya denganbantuan konselor biasanya ia dapat menafsirkan mimpi - mimpinya.
3.Setengah jam terakhir konseli disuruh berasosiasi bebas tentangmimpinya.
Proses konseling teori Trait and Factor dapat dibagi dalam 5 tahap /
langkah, yaitu sebagai berikut :
1.Analisis terdiri dari pengumpulan informasi dan data mengenai siswaatau konseli. Baik konseli maupun konselor harus mempunyai
informasi yang dapat dipercaya, valid, dan relevan untuk mendiagnosa
pembawaan, minat, motif, kesehatan jasmani dan lain sebagainya. Alat
analisis yang dapat dikumpulkan adalah :
a. Catatan kumulatif.b. Wawancara.c. Format distribusi waktu.d.
Otobiografi.
e. Catatan anekdot.f. Test psikologi.
Study kasus dapat merupakan alat analisis maupun metode untuk
memadukan semua data dan terdiri dari catatan komprehensif yang
mencakup keadaan keluarga, perkembangan kesehatan, pendidikan
maupun pekerjaan serta minat, dan kreasi dan kebiasaan - kebiasaan.
12
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
16/20
Selain mengumpulkan data obyektif, konselor memperhatikan pula cita
- cita dan sikap konseli.
2.Sintesis merupakan langkah untuk merangkum dan mengatur data darihasil analisis, sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat siswa,
kelemahan serta kekuatannya. Penyesuaian diri maupun
ketaksanggupan menyesuaikan diri.
3.Diagnosis merupakan langkah pertama dalam bimbingan danhendaknya dapat menemukan ketetapan dan pola yang menuju kepada
permasalahan, sebab - sebabnya serta sifat - sifat siswa yang berarti dan
relevan yang berpengaruh kepada proses penyesuaian diri. Diagnosis
meliputi 3 langkah, yaitu:
a. Identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif dapat menggunakan
kategori Bordin dan Pepinsky. Kategori diagnosis Bordin :
- Dependence ( ketergantungan ).
- Lack of Information ( kurangnya informasi ).
- Self Conflict( konflik diri ).
- Choice Anxiety ( kecemasan dalam membuat pilihan ).
Kategori diagnosis Pepinsky :
- Lack of Assurance ( kurang dukungan ).
- Lack of Information ( kurang informasi ).
- Lack of Skill ( kurang keterampilan ).
- Dependence ( ketergantungan ).
- Self Conflict( konflik diri ).
b. Menentukan sebab - sebab, mencakup pencaharian hubungan
antara massa lalu, masa kini, dan masa depan yang dapatmenerangkan sebab - sebab gejala.
b.Prognosis merupakan upaya untuk memprediksi kemungkinan yangakan terjadi berdasarkan data yang ada. Prognosis, misal
diagnosisnya kurang cerdas, prognosisnya menjadi kurang cerdas
untuk pengerjaan sekolah yang sulit, sehingga mungkin sekali
gagal kalau ingin belajar menjadi dokter. Dengan demikian
konselor bertanggung jawab dan membantu konseli untuk
13
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
17/20
mencapai tingkat pengambilan tanggung jawab untuk dirinya
sendiri, yang berarti ia mampu dan mengerti secara logis, tetapi
secara emosional belum mau menerima.
4.Konseling merupakan hubungan membantu bagi konseli untukmenemukan sumber diri sendiri maupun sumber lembaga dan
masyarakat membantu konseli mencapai penyesuaian optimal, sesuai
dengan kemampuannya. Hal ini mencakup 5 jenis konseling :
a. Belajar terpimpin menuju pengertian diri.b. Mendidik kembali atau mengajar kembali sesuai dengan kebutuhan
individu sebagai alat untuk mencapai tujuan kepribadiannya dan
penyesuaian hidupnya.
c. Bantuan pribadi dari konselor supaya konseli mengerti dan terampildalam menerapkan prinsip dan teknik yang diperlukan dalam
kehidupan sehari hari.
d. Mencakup hubungan dan teknik yang bersifat menyembuhkan danefektif.
e. Suatu bentuk mendidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis ataupenyaluran. Selain itu, terdapat juga proses dari pada konseling
( treatment ) yang berhubungan dengan pemecahan masalah
konseling yaitu ada 4 langkah :
Pengembangan alternatif masalah. Proses pemecahan masalah dengan menggunakan beberapa
strategi.
Pengujian alternatif pemecahan masalah. Dilakukan untukmenentukan alternatif mana yang akan diimplementasikan,sehingga perlu diuji kelebihan dan kelemahan, keuntungan dan
kerugian, serta faktor pendukung dan penghambat.
Pengambilan keputusan. Keputusan diambil berdasarkan syarat,kegunaan, dan fleksibilitas yang dipilih konseli.
5.Tindak lanjut atau follow up mencakup bantuan kepada siswa dalammenghadapi masalah baru dengan mengingatkannya kepada masalah
sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konseling. Teknik yang
14
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
18/20
digunakan konselor harus disesuaikan dengan individualitas siswa,
mengingat bahwa tiap individu unik sifatnya, sehingga tidak ada teknik
yang baku yang berlaku untuk semua.
2.7. Kekhasan Teori.Adapun kekhasan dari teori Trait and Factor yang membedakan teori
ini dengan teori lainnya adalah :
Pandangan tentang kecocokan ciri-ciri pribadi dengan pekerjaannya. Menggunakan tes psikologi sebagai alat yang dipandang valid untuk
memperoleh informasi yang obyektif mengenai keadaan diri individu
atau klien.
Asumsi bahwa orang memiliki pola kemampuan dan minat yang dapatdiketahui melalui testing, dapat juga diselidiki kualitas-kualitas apa
yang dituntut dalam berbagai bidang pekerjaan.
15
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
19/20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan.Berdasarkan apa yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa teori Trait and Factor merupakan teori yang yang
mempunyai asumsi seperti psikologi diferensial yang melihat adanya
perbedaan yang ada pada diri individu yang mana setiap perbedaan yang
menjadi ciri khas individu tersebut kemudian dicocokkan dengan okupasi
atau pekerjaan yang cocok dengan kepribadiannya. Tes psikologi
merupakan alat yang dipandang valid untuk mengetahui kepribadian
individu tersebut yang meliputi minat dan bakatnya. Teori ini dalam praktek
konselingnya memiliki teknik dan prosedur yang dapat dilaksanakan untuk
membantu individu dalam memecahkan masalahnya terutama dalam bidang
karier.
16
7/22/2019 Model Konseing Trait Factor
20/20
DAFTAR PUSTAKA
Anresta, D. S. 2012. Kekhasan Masing-Masing Teori Konseling. Diakses pada 20
April 2013 dari http://anrestadeseruni.blogspot.com/2012/06/kekhasan-
masing-masing-teori-konseling.html.
Gothard, W. P. 1985. Vocational Guidance Theory and Practice. New York :
Croom Helm.
G. Zunker, Vernon. 2011. Career Counseling A Holistic Approach Eighth Edition.
Belmont, CA : Wadswort Cengage Learning.
Schreuder, AMG & Coetzee, M. 2007. Careers An Organisational Perspective
Third Edition. Lansdowne : Juta Academic.
Widiawati, Diah. 2011. Modul Psikologi Kepribadian I. Diunduh pada 16 Mei
2013 dari http://kk.mercubuana.ac.id/files/61019-14-631067975848.doc.
Tjiptorini, Sitawaty. 2009.Modul IV Trait Factor Theories. Diunduh pada 15 Mei
2013 dari http://kk.mercubuana.ac.id/files/61019-4-788279281518.doc.
Nurhayati, Siti. 2012. Trait and Factor. Diakses pada 11 Mei 2013 dari
http://bubon2011.blogspot.com/2012/12/trait-and-factor.html.
Ramadhan, Hilalan. 2012. Pendekatan Konseling Trait And Factor. Diakses pada
9 Mei 2013 dari http://hilalanramadhan.wordpress.com/2012/10/17/
pendekatan-konseling-trait-and-factor/.
17