27
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yaitu dalam upaya membantu mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa agar berkembang secara utuh. Proses pendidikan merupakan salah satu upaya terhadap para peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuan dan potensi dalam dirinya. Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rusli (7:1991) menyatakan bahwa : Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah, dan terbimbing diharaokan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral spiritual. Pendidikan jasmani juga merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani melalui gerakan, permainan, dan olahraga sebagai wahana untuk meningkatkan individu

Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

belajar metode pendekatan

Citation preview

Page 1: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

keseluruhan, yaitu dalam upaya membantu mengembangkan kemampuan dan potensi

yang dimiliki siswa agar berkembang secara utuh. Proses pendidikan merupakan salah

satu upaya terhadap para peserta didik agar mampu mengembangkan kemampuan dan

potensi dalam dirinya. Pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak

didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan

efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rusli

(7:1991) menyatakan bahwa :

Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah, dan terbimbing diharaokan

dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas

pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral

spiritual.

Pendidikan jasmani juga merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani

melalui gerakan, permainan, dan olahraga sebagai wahana untuk meningkatkan individu

secara keseluruhan guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Maksudnya selain belajar

dan mendidik gerak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendidikan jasmani ini

diharapkan terbentuknya perubahan dalam aspek jasmani maupun rohaninya.

Pendidikan jasmani merupakan salah satu program yang tercantum dalam kurikulum

pendidikan yaitu dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik yang dilakukan melalui

proses pembelajaran dan bimbingan pendidik dalam upaya mencapai tujuan.

Seperti yang diungkapkan Yudha, dkk (2008:40)

Page 2: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai

media utama untuk mencapai tujuan.

Dalam suatu kurikulum proses pembelajaran penjas disekolah sangatlah terbatas,

karena tidak tertunjangnya sarana dan prasarana, alokasi, dan waktu. Disini para pendidik

harus kreatif dalam memilih suatu model pembelajaran yang cocok dalam memberikan

materi untuk siswanya, guna memenuhi tercapainya tujuan penjas tersebut.

Disini penulis mencoba untuk menjelaskan beberapa model pembelajaran penjas

yaitu Model Permainan Taktis dan Model Pembelajaran Kooperatif. Dimana dari

beberapa model pembelajaran tersebut mampu mengembangkan kemampuan para siswa

dalam hal mengarahkan diri sendiri. Dan Hal ini tergantung pada seorang pendidik dalam

memilih model pembelajaran apa yang efektif dan efisien tergantung dasar apa dari tujuan

pembelajarannya tersebut.

B. TUJUAN MASALAH

Seperti apa yang dikemukakan sebelumnya disini penulis bertujuan untuk lebih

menjelaskan apa pengertian dan hal-hal apa saja yang terkadung di Model Permainan

Taktis dan Model Pembelajaran Kooperatif. Dan merupaka salah satu dari tugas mata

kuliah model dan pendekatan penjas.

Page 3: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

BAB II

PEMBAHASAN

1. MODEL PEMBELAJARAN

A. Pengertian Model Pembelajaran

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman

dalam melakukan kegiatan. Model juga diartikan seperangkat prosudur yang

berurutan untuk mewujudkan suatu proses, pemilihan media dan evaluasi.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosuder

yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam

melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Meskipun secara teoritis tersedia cukup banyak model pembelajaran yang dapat

digunakan oleh guru penjas, di dalam pelaksanaan pembelajaran pendidik

seyogyanya memilih model yang paling efektif.

2. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan formal banyak

dijumpai perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan gender, suku, agama, dan lain-

lain. Dari karakter yang heterogen tersebut, timbul suatu pertanyaan bagaimana guru

dapat memotivasi seluruh siswa mereka untuk belajar dan membantu saling belajar

satu sama lain? Bagaimana guru dapat menyusun kegiatan kelas sedemikian rupa

sehingga siswa akan berdiskusi, berdebat, dan menggeluti ide-ide, konsep-konsep,

dan keterampilan sehingga siswa benar-benar memahami ide, konsep dan

keterampilan tersebut? Bagaimana guru dapat memanfaatkan energi sosial seluruh

rentang usia siswa yang begitu besar di dalam kelas untuk kegiatan-kegiatan

pembelajaran produktif? Bagaimana guru dapat mengorganisasikan kelas sehingga

Page 4: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

siswa saling menjaga satu sama lain, saling mengambil tanggung jawab satu sama

lain, dan belajar untuk menghargai satu sama lain terlepas dari suku, tingkat kinerja,

atau ketidakmampuan karena cacat?

Jawabannya adalah melalui pembelajaran kooperatif. Muhammad Nur (2005: 1)

mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi seluruh siswa,

memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling mengambil tanggungjawab. Model

pembelajaran kooperatif membantu siswa belajar setiap mata pelajaran, mulai dari

keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Pendapat ini sejalan

dengan Abdurrahman dan Bintoro (2000: 78) mengatakan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan

interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan

hidup di dalam masyarakat nyata.

Pendidik seringkali menekankan pada anak-anak mengenai nilai-nilai kerjasama

antara anak yang satu dengan yang lainnya. Pembelajaran kooperatif sangat dikenal

melalui keunggulan dalam membentuk perilaku dan nilai-nilai sosial. Rancangan

pembelajaran kooperatif telah digunakan sebagai strategi belajar mengajar.

Menurut Jacobs, dkk (1995) bahwa, “Pembelajaran kooperatif memberi peluang

kepada anak untuk berbicara, mengambil inisiatif, membuat berbagai macam pilihan,

dan mengembangkan kebisaan belajar.”

Sedangkan Cohen (1994) memaparkan bahwa, “Pembelajaran kooperatif

didefinisikansebagai kerjasama anak didik dalam kelompok kecil yang mana setiap

orang dapat berpartisipasi dalam soal tugas kolektif yang telah didefinisikan secara

jelas, tidak konstan, dan pengawasan langsung oleh guru.” Pembelajaran kooperatif

melibatkan tanggung jawab bersama antara guru dan anak untuk mencapai tujuan

pendidikan. Para guru menyusun tahapan dan member dorongan kepada

kelompok anak-anak agar bekerja sama.

Page 5: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

B. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa

meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta

pengembangan keterampilan sosial. Johnson & Johnson menyatakan bahwa tujuan

pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan

prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

Louisell dan Descamps juga menambahkan, karena siswa bekerja dalam suatu tim,

maka dengan sendirinya dapat dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa dari

latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan keterampilan-keterampilan

proses dan pemecahan masalah.

Jadi inti dari tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan

partisipasi siswa, memfasilitasi siswa, dan memberikan kesempatan pada siswa untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa lainnya.

C. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Kooperatif

Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1)  Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan

dalam kelompoknya dan berpikir bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan

yang sama.

2)  Dalam kelompok terdapat pembagian tugas secara merata dan dilakukan evaluasi

setelahnya.

3)  Saling membagi kepemimpinan antar anggota kelompok untuk belajar bersama

selama pembelajaran.

4)  Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas semua pekerjaan kelompok.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1)  Siswa dalam kelompok bekerja sama menyelesaikan materi belajar sesuai

kompetensi dasar yang akan dicapai.

Page 6: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

2)   Kelompok dibentuk secara heterogen.

3)   Penghargaan lebih diberikan kepada kelompok, bukan kepada individu.

Pada model pembelajaran kooperatif memang ditonjolkan pada diskusi dan

kerjasama dalam kelompok. Kelompok dibentuk secara heterogen sehingga siswa

dapat berkomunikasi, saling berbagi ilmu, saling menyampaikan pendapat, dan saling

menghargai pendapat teman sekelompoknya.

D. Contoh Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Misalnya dalam pembelajaran kepada para siswa-siswi Sekolah Dasar (SD).

Dalam hal perkembangan psikomotor anak. Yaitu:

Tujuan pembelajaran, “Anak dapat memahami konsep-konsep gerak sederhana.”

Tahapan pembelajarannya sebagai berikut: (1) Anak dibagi dalam beberapa

kelompok; (2) Masing-masing kelompok melakukan gerakan yang berbeda; (3)

sehabis melakukan gerakan dimasing-masing kelompok, anak bercampur dengan

kelompok lain dan menceritakan apa yang sudah dilakukan pada masing-masing

kelompok tadi; (4) guru menyimpulkan semua gerakan yang telah dilakukan oleh

anak-anak.

Melihat contoh diatas, nampak anak-anak cenderung bekerja lebih baik pada

kelompok kecil. Namun kelompoknya tidak boleh lebih dari empat orang, karena

partisipasinya cenderung pasif. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif akan

berjalan efektif apabila dilakukan pada anak SD yang sudah belajar lebih lama di SD-

nya. Anak didik yang belum memiliki pengalaman dengan pembelajaran kooperatif

jangan dulu dibebaskan berada dalam kelompok kooperatif. Guru tidak dapat

menggabungkan mereka dengan anak yang sudah erpengalaman, hanya mereka dapat

disuruh memperhatikan teman temannya agar secara perlahan tapi pasti anak-anak

tersebut akan mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran kooperatif. Guru

harus membantu anak-anak untuk memperoleh keterampilan gerak sederhana

(psikomotor). Aktivitas dapat dirancang secara khusus untuk mempromosikan

perilaku kooperatif dalam kelas dan juga di pusat-pusat pembelajaran. Bagi anak SD

pembelajaran kooperatif dapat menjadikannya lebih bebas dalam berkreasi.

Page 7: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

Berdasarkan hasil penelitian Rong (2001) bahwa pembelajaran kooperatif

memberikan pengaruh bagi perkembangan anak, yaitu:

a. Pembelajaran kooperatif menekankan pada pengembangan kemampuan secara

keseluruhan. Metode ini berbeda dibandingkan dengan metode tradisional yang

cenderung menekankan pada aspek pengetahuan dan keterampilan saja.

b. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah terobosan baru dalam

mengkombinasikan ilmu pengetahuan dengan perkembangan kemampuan berpikir

inovatif.

c. Pembelajaran kooperatif membantu perkembangan anak didik dari biasa belajar

pasif menjadi belajar aktif.

d. Pembelajaran kooperatif meciptakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam proses

belajar anak.

e. Pembelajaran kooperatif membantu untuk mengembangkan hubungan sosial anak.

Hal ini sangat diperlukan guru untuk memahami pentingnya pendidikan dan

perkembangan kepribadian anak. Guru harus juga menguasai metode dan teori baru

yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.

3. MODEL PENDEKATAN TAKTIS

A. Pengertian Pendekatan Taktis

Pembelajaran kognitif dalarn pendidikan jasmani terkait dengan tema Teaching

Game for Understanding (TGfU) yang terangkum dalam model pembelajaran

permainan taktikal dalam pengajaran pendidikan jasmani. Model pembelajaran

permainan taktikal menggunakan minat siswa dalam suatu struktur permainan untuk

mempromosikan pengembangan keterampilan dan pengetahuan taktikal yang

diperlukan untuk penampilan permainan. Sedangkan pembelajaran kognitif

memfokuskan pada upaya menanamkan materi pembelajaran masuk ke dalam alam

pikiran siswa, sehinga terbentuk struktur pengetahuan tertentu. Pembelajaran

pendekatan taktikal dalam pendidikan jasmani adalah bagian dari pembelajaran

kognitif.

Page 8: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

Pendekatan taktis mendorong siswa untuk memecahkan masalah taktik dalam

permainan. Masalah ini pada hakikatnya berkenaan dengan peberapan keterampilan

teknik dalam situasi permainan. Dengan demikian siswa makin memahami kaitan

antara teknik dan taktik. Keuntungan lainnya, pendekatan ini tepat untuk mengajarkan

keterampilan bermain sesuai dengan keinginan siswa. Tujuan utama dari pendekatan

taktis dalam pengajaran permainan adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa

terhadap konsep bermain.

Pendekatan taktik bermain membantu memikirkan guru untuk menguji kembali

pandangan filosofis mereka pada pendidikan bermain. Model mengajar ini

memungkinkan siswa untuk menyadari keterkaitan antara bermain dan peningkatan

penampilan bermain mereka. (Subroto 2001 : 4) menjelaskan tentang tujuan

pendekatan taktis secara spesifik yaitu untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang

konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau

situasi dalam permainan.

Dalam satu unit pembelajaran permainan, guru membuat suatu perencanaan

pembelajaran mulai dari keterampilan dasar sampai keterampilan yang lebih

kompleks, diikuti dengan penjelasan peraturan permainan secara utuh. Pada model

pembelajaran permainan taktikal, guru merencanakan urutan tugas mengajar dalam

konteks pengembangan keterampilan dan taktis bermain siswa, mengarah pada

permainan yang sebenarnya. Tugas-tugas belajar menyerupai permainan dan

modifikasi bermain sering disebut sebagai "bentuk-bentuk permainan". Penekanannya

pada pengernbangan pengetahuan taktikal yang memfasilitasi aplikasi keterampilan

dalam permainan, sehingga siswa dapat menerapkan kegiatan belajarnya di saat

dibutuhkan. Pada intinya adalah siswa dapat mengembangkan keterampilan dan taktis

bermainan secara berkesinambungan.

Sebagaimana namanya, permainan taktikal, maka guru harus mampu mengundang

siswa untuk memecahkan masalah taktis bermain. Sebagai contoh: dalam permainan

tenis, siswa perlu memposisikan diri di lapangan, menginterpretasi bola-datang,

memutuskan, dan memahami pola gerak yang dilakukan. Pembelajaran taktikal

mengutamakan pada pemanfaatan "masalah-masalah taktikal" sebagai perantara dan

tujuan pembelajaran. Guru harus mampu menunjukkan masalah-masalah taktis yang

diperlukan dalam situasi bermain. Sedangkan bagi siswa, sangat penting untuk

Page 9: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

mengenali posisi bermain dl lapangan secara benar, pilihan-pilihan gerak yang

mungkin dilakukan, dan situasi-situasi bermain yang dihadapi siswa.

Bunker dan Thorpe's (1986: dalam Metzler. 2000) Pengajaran Permainan untuk

Pemahaman (Teaching Game for Understanding) didasarkan pada enam komponen

dasar dalam pembelajaran satu unit permainan, yaitu:

1. Permainan

2. Apresiasi bermain

3. Kesadaran taktikal

4. Pembuatan keputusan yang akurat

5. Eksekusi keterampilan

6. Penampilan.

  Dalam strategi pembelajaran pendekatan taktis yaitu lebih menekankan pada

konsep game-drill-game. Game yaitu bermain, siswa dituntut untuk bermain dengan

konsep-konsep yang yang diberikan oleh guru dan memahami tentang permainan itu.

Drill yaitu pengulangan, guru harus lebih teliti melihat permainan siswanya dan

apabila terjadi kesalahan dalam tugas gerak maka guru menghentikan pembelajaran

dan memberikan contoh gerakan yang benar kemudian siswa melakuakn tugas gerak.

Kemudian game yaitu bermain, setelah melakukan pengulangan atau drill siswa

kembali melakukan permainan dengan perubahan tugas gerak yang telah dilakukan

pada tugas drill. Pembelajaran melalui model pembelajaran pendekatan taktis

membiasakan siswa untuk melatih kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kesadaran akan taktik, menggunakan dasar kemampuan untuk menekankan

masala-masalah taktik yang muncul selama permainan. Hal itu sekaligus dapat

memilih respons tersebut, mungkin terletak pada keterampilan gerak dalam

penguasaan bola, seperti passing, dribling dan shooting dalam permainan bola

tangan. Tujuan utama dalam mengajarkan olahraga di dalam pendidikan jasmani

adalah untuk kesenangan, keterlibatan aktif, dan peningkatan keterampilan siswa yang

bedampak positif terhadap hidupnya. Dalam proses pembelajaran, tujuan tersebut

akan tercapai dan tidaknya tergantung pada bagaimana metode/ pendekatan

keterampilan mengajar yang diterapkan guru kepada siswa dalam mengajar.

Page 10: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

Selama ini dalam proses pengajaran pendididikan jasmani di sekolah masih ada

guru yang menganut sistem pendekatan yang bersifat tradisional, yang menekankan

pengajaran hanya pada penguasaan keterampilan atau teknik dasar suatu cabang

olahraga. Meskipun format/ konsep pengajaran seperti itu memang bisa meningkatkan

penguasaan teknik siswa, tetapi kekurangannya adalah bahwa keterampilan teknik

dasar diajarkan kepada siswa sebelum siswa mampu memahami keterkaitan atau

relevansi teknik-teknik dasar tersebut dengan penerapannya di dalam permainan yang

sebenarnya, akibatnya sifat kesinambungan dari implementasi teknik dasar ke dalam

permainan menjadi terputus. Untuk menghindari hal tersebut sekarang sudah dikenal

suatu sistem pendekatan yang dirasakan lebih cocok untuk diterapkan dalam mengajar

penjas terutama yang terkait dengan mengajar untuk olahraga-olahraga yang bersifat

permainan yaitu sistem "pendekatan taktis". 

Pengajaran melalui pendekatan taktis ini berusaha menghubungkan kemampuan

taktis bermain dan keterampilan teknik dasar dengan menekankan pemilihan waktu

yang tepat untuk melatih teknik dasar dan aflikasi dari pada teknik dasar tersebut ke

dalam keterkaitannya dalam kemampuan taktis bermain, sehingga mampu

merangsang siswa untuk befikir dan menemukan sendiri alasan-alasan yang

melandasi gerak dan penampilannya (peformance). Selain itu sistem pendekatan taktis

ini dapat dipakai untuk menghindari dari ketidak tercapaiannya tujuan/ target

kompetensi yang diajarkan karena minimnya pasilitas yang ada pada sekolah, ataupun

dikarenakan alokasi waktu yang sedikit yang diberikan untuk mata pelajaran penjas

ini.

B. Penerapan Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran

Dalam pelaksanaannya pendekatan taktis ini memanfaatkan bentuk-bentuk

permaianan yang dimodifikasi. Penulis contohkan di sini misalnya pada permainan

bola voli, bentuk modifikasinya seperti ukuran lapangan diperkecil, tinggi tiang net

diperpendek, jumlah pemain bisa dikurangi atau ditambah. Modifikasi ini disesuaikan

dengan kemampuan keterampilan siswa dan sarana yang ada.

Di bawah ini dipaparkan salah satu contoh sederhana penerapannya dalam

praktik. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Page 11: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

1. Bentuk beberapa kelompok siswa yang terdiri dari tiga orang. Tiga orang siswa

pertama tempatkan dilapangan (setengah lapangan) dengan posisi membentuk segitiga

dengan masing-masing memiliki tugas, orang kesatu bertugas sebagai penerima bola

pertama yang akan diberikan kepada orang kedua yang bertindak

sebagai pengumpan (tosser), dan orang ketiga sebagai spaiker. 

2. Setelah menempati posisi sesuai dengan tugasnya masing-masing latihan dapat

dimulai dengan memainkan bola diawali oleh guru yang memberikan bola kepada

orang pertama selanjutnya dari orang pertama diberikan kepada orang kedua dengan

cara di passing dan dari orang kedua selanjutnya diumpankan kepada

orang ketiga untuk dismash.

3. Setelah selesai melakukan latihan yang pertama maka siswa diputar bergantian

posisi, orang kesatu diganti oleh orang ketiga, orang kedua diganti oleh orang kesatu,

dan orang ketiga diganti oleh orang kedua dan seterusnya sampai semua siswa dapat

melakukan dan merasakan posisi-posisi tersebut. Setelah semuanya selesai ganti

dengan kelompok berikutnya. Lakukan hal yang sama seperti

penjelasan di atas. Lihat gambar di bawah ini:

4. Setelah semua kelompok selesai berlatih dapat dilanjutkan dengan game dalam

bentuk yang dimodifikasi sesuai dengan kemampuan keterampilan siswa.

C. Keuntungan Pendekatan Taktis

Membudayakan perilaku normatif dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap

tugasnya

Membudayakan kebiasaan menerima perbedaan di antara anggota kelompok,

menghargai kelmpok maupun kelompok lain, terutama dalam keterampilan

jasmani

Memberi pemahaman kepada siswa bahwa aktivitas jasmani termasuk permainan

menyediakan kesempatan untuk mendapatkan kegembiraan, tantangan dan

ekspresi pribadi dalam interksi

Page 12: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

Memberi kesempatan kepada anak untuk memahami konsep permainan, termasuk

taktik dan strategi, peraturan permainan serta prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang

terkandung dalam permainan

Mengembangkan kreativitas dan penalaran siswa

Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

Memberi kesempatan kepada anak untuk berinteraksi berbagai pengalaman dan

kerja sama.

Karakteristik Permainan yang pendidik harus tahu :

invation game (permainan meyerang

• Salingmenciptakan ruang untuk melakukan

serangan dan membuat skor.

• Salingmenciptakan ruang untuk

mempertahankan daerah masing.

• Memiliki sasaran untuk menciptakan skor

• Contoh: sepak bola, bola basket, dan bola

Tangan

Net Game ( permainan net)

• Dimulai dengan servis kemudian diterima

pihak lain

• Masing- masing tim mengirim bola ke daerah

lawan dengan faktor kesulitan cukup tinggi

• Skor diperoleh berdasarkan kesalahan lawan

• Contoh: bola voli, bulu tangkis, tenis meja

Striking game ( permainan bola pukul)

• Menciptakan peluang meraih skor dengan

cara memukul bola ke lapangan terbuka

• Pemain bertahan / penjaga menyusunstrategi

untuk mencegah lawan membuat skor

• Contoh: sofball, roundes, kasti

Page 13: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

Target game (permainan target)

• Menciptakan peluang meraih skor dengan

cara mengarahkan suatu obyek kepada

sasaran tertentu dengan jarak yang telah

ditentukan

• Contoh: panahan, bowling, golf

Page 14: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

“Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan

siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektifitas yang

mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik”. Slavin menyatakan

bahwa “pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen”. Jadi dalam

model pembelajaran kooperatif ini, siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk

menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab

atas belajarnya sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada mereka.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan pembentukan kelompok

yang bertujuan untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif. 

Pembelajaran kooperatif menuntut guru untuk berperan relatif berbeda dari

pembelajaran tradisional. Berbagai peran guru dalam pembelajaran kooperatif

tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) merumuskan tujuan pembelajaran,

(2) menentukan jumlah kelompok dalam kelompok belajar, (3) menentukan tempat

duduk siswa, (4) merancang bahan untuk meningkatkan saling ketergantungan positif,

(5) menentukan peran serta untuk menunjang saling ketergantungan positif, (6)

menjelaskan tugas akademik, (7) menjelaskan kepada siswa mengenai tujuan dan

keharusan bekerja sama, (8) menyusun akuntabilitas individual, (9) menyusun kerja

sama antar kelompok, (10) menjelaskan criteria keberhasilan, (11) menjelaskan

perilaku siswa yang diharapkan, (12) memantau perilaku siswa, (13) memberikan

bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan tugas, (14) melakukan intervensi untuk

mengajarkan keterampilan bekerja sama, (15) menutup pelajaran, (16) Menilai kerja

sama antar anggota kelompok. Meskipun kerja sama merupakan kebutuhan manusia

dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengaktualisasikan konsep tersebut ke dalam

Page 15: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

suatu bentuk perencanaan pembelajaran atau program satuan pelajaran bukanlah suatu

pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan peran guru dan siswa yang optimal untuk

mewujudkan suatu pembelajaran yang benar-benar berbasis kerja sama atau gotong

royong.

Pendekatan taktis mendorong siswa untuk memecahkan masalah taktik dalam

permainan. Masalah ini pada hakikatnya berkenaan dengan peberapan keterampilan

teknik dalam situasi permainan. Dengan demikian siswa makin memahami kaitan

antara teknik dan taktik. Keuntungan lainnya, pendekatan ini tepat untuk mengajarkan

keterampilan bermain sesuai dengan keinginan siswa. Tujuan utama dari pendekatan

taktis dalam pengajaran permainan adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa

terhadap konsep bermain.

Pengetahuan akan karakteristik permainan membuat pendidik lebih mudah

dalam penyajian akan materi yang akan disampaikan dalam pendekatan taktis.

invation game (permainan meyerang

Net Game ( permainan net)

Striking game ( permainan bola pukul)

Target game (permainan target)

Page 16: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT, berkat taufik dan Hidayah-Nya, penyusun dapat menyusun tentang pengertian pembelajaran kooopertif dan pendekatan taktis pendidikan jasmani.

Semoga tugas ini dapat membantu kami dalam memenuhi tugas mata kuliah model dan pendekatan penjas, dan semoga dapat memperkaya pemikiran, dan pengetahuan kami . Sehingga bermanfaat untuk kami kedepannya.

Kami sangat yakin tugas ini masih banyak kekurangannya walaupun sudah diupayakan kekurangan-kekurangan itu saya meminimalisir. Dalam rangka perbaikan tugas sini, kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak.

Terimakasih yang tak terhingga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dan melancarakan penulis dalam menyusun tugas ini.

Demikian semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Taufik dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amiin

Wasalamu’alaikumWr. Wb.

Karawang, 10 Mei 2013

Page 17: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………

Daftar isi…………………………………………………………..

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah …………………………...

Tujua Masalah ……………………………………

BAB II

Pembahasan

1. MODEL PEMBELAJARAN

A. Pengertian Model Pembelajaran

2. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

B. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

C. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Kooperatif

D. Contoh Penerapan Pembelajaran Kooperatif

3. MODEL PENDEKATAN TAKTIS

A. Pengertian Pendekatan Taktis

B. Penerapan Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran

BAB III

Penutup

Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 18: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

DAFTAR PUSTAKA

http://ramliunmul.blogspot.com/2009/10/pendekatan-pembelajaran-penjas.html

http://rolaangga.blogspot.com/2013/01/model-pendidikan-jasmani.html

bukumodelpembelajaranpenjas.pdf

modelpembelajaranpenjas.blogupi.pdf

implementasipembelajaranpenjas.pdf

Page 19: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MK

Model dan Pendekatan

Penjas

DI SUSUN OLEH :

RIZKY NURTANSYAH

RIO HAMZAH

ARIF HIDAYAT

RIZQI ROHMATULAH

PADMA WIJAYA

ARIS NURYADI

GILANG KUNCORO

MUHLIS

RESTY GUSTIAWATI S.Pd M.Pd

4F

PJKR S 1 FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2013

Page 20: Model Kooperatif Dan Taktis Kel 1