33
i MAKALAH 2011 Model – Model Pengembangan Pembelajaran http://sekolah- dasar.blogspot.com kurniasepta HTTP://SEKOLAH-DASAR.BLOGSPOT.COM/

Model – Model Pengembangan Pembelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

i

MAKALAH

2011

Model – Model Pengembangan

Pembelajaranhttp://sekolah-dasar.blogspot.com

kurniasepta

H T T P : / / S E K O L A H - D A S A R . B L O G S P O T . C O M /

Page 2: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat, taufik

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah

ini dengan judul “Model – Model Pengembangan Pembelajaran”. Makalah

ini disusun dengan guna mengajak para pembaca, dalam hal ini guru

maupun calon guru dan pemerhati pendidikan untuk mampu menciptakan

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan sehingga anak didik

menjadi senang belajar.

Walaupun penulisan makalah ini telah disusun secara hati – hati

namun tetap memerlukan kerjasama dari berbagai pihak untukmembantu

penulisan makalah ini. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan rasa

hormat dan terimakasih kepada:

1. Bapak Dosen Drs. Rochani, M. Pd pembimbing mata kuliah

Pengembangan Bahan Pembelajaran.

2. Teman – teman yang senatiasa memberi masukan dalam penyusunan

makalah ini.

Penulis berharap semoga penulisan makalah ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis menyadari

bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Blitar, 02 Desember 2010

Penulis

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 3: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................3

A. Tujuan Pengamatan....................................................................3

B. Manfaat Penulisan......................................................................3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 4

A. Hakekat Pembelajaran................................................................4

B. Model – Model Pengembangan Pembelajaran........................... 5

C. Implikasi Pengembangan Model – Model Pembelajaran

Dalam Pendidikan.......................................................................15

BAB III PENUTUP...............................................................................17

A. KESIMPULAN..........................................................................17

B. SARAN.......................................................................................17

DAFTAR RUJUKAN………………………………………………...

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 4: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar

anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan

pendidik.Kegiatan pembelajaran ini akan bermakna bagi anak jika

dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman

bagi anak. Peserta didik yang berada pada sekolah dasar memiliki aspek

perkembangan kecerdasan,emosi, sosial , bahasa, motorik, dan lain –

lainnya tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Dalam mengajar guru

perlu memilih buku panduan yang tepat sesuai dengan karakteristik anak

dan efisien mendukung pembelajaran tematik. Oleh karena itu dalam

pembelajaran guru harus kreatif dalam menyiapkan kegiatan / pengalaman

belajar pada anak, salah satunya dalam memilih strategi pembelajaran

yang akan digunakan dalam proses KBM.

Berbicara tentang pendidikan, maka akan berbicara tentang dua

aspek penting, yaitu praktek pendidikan dan teori pendidikan. Praktek

pendidikan dapat diartikan sebagai seperangkat kegiatan bersama yang

bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku

yang diharapkan (Sadulloh,2003:1-2). Praktek pendidikan dapat dilihat

dari tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek

dorongan atau motivasi. Adapun teori pendidikan dapat diartikan

seperangkat konsep yang sudah tersusun secara sistematis dan teruji secara

empirik yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam praktek pendidikan.

Dalam paradigma baru tentang pendidikan, baik dalam konteks

teori maupun praktek, istilah pembelajaran lebih banyak dikembangkan.

Menurut Djahiri (2007:1) pembelajaran itu sendiri dapat dimaknai secara

prosedural maupun programatik. Secara programatik pembelajaran

dimaknai sebagai seperangkat komponen rancangan pelajaran yang

memuat hasil pilihan dan ramuan profesional perancang/guru untuk

dibelajarkan kepada peserta didiknya. Adapun secara prosedural,

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 5: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

pembelajaran adalah proses interaksi/interadiasi antara kegiatan belajar

siswa dengan kegiatan mengajar guru serta dengan lingkungan belajarnya

(learning environment).

Pendidikan di SD tidak hanya mengajarkan kepada anak untuk

meghafal dan menguasai materi yang disampaikan, akan tetapi lebih

tepatnya sebagai wadah pembentukan karakter anak sebagai warga Negara

yang diharapkan di masa mendatang. Untuk itu dalam menyampaikan

materi guru harus menguasai pengelolaan kelas dan kreatif memilih model

- model pembelajaran guna mendukung kelancaran pembelajaran di kelas.

Pelaksanaan pendidikan di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang

berusia 6 -12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7 -11 tahun menurut

Piaget (1963) barada dalam perkembangan kemampuan intektual konkrit

operasional.Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh dan

menganggap tahun yang akan dating sabagai waktu yang masih jauh.

Mereka hanya memahami keadaan sekarang ( konkrit) dan bukanlah masa

depan yang masih abstrak.

Agar tujuan pendidikan dapat tercapai sesuai maka diperlukan

strategi yang memadukan setiap komponen pembelajaran secara integrated

dan koheren. Penentuan model pembelajaran yang tepat menjadi pekerjaan

utama para aktor pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar dapat

mencapai tujuan yang diharapkan.

Atas dasar inilah, penulis memberi judul makalah ini ”Model –

Model Pengembangan Pembelajaran” yang mana dalam makalah ini

penulis akan mendeskprisikan tentang konsep beberapa model

pembelajaran beserta penerapannya dalam pembelajaran yang dinilai

cukup efektif untuk diterapkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan hakekat pembelajaran ?

2. Apa saja model – model pengembangan pembelajaran ?

3. Bagaimana implikasi model – model pembelajaran dalam

pendidikan ?

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 6: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

C. Tujuan Pendidikan

1. Untuk mengetahui hakekat dari pembelajaran

2. Untuk mengetahui model – model pengembangan pembelajaran

3. Untuk mengetahui implikasi model – model pengembangan

pembelajaran dalam pendidikan

D. Manfaat PenulisanBagi Penulis

Penulisan makalah ini meningkatkan pemahaman penulis mengenai

penerapan model – model pengembangan pembelajaran yang menunjang

pembelajaran di SD.

Bagi Pembaca

Penulisan makalah ini sebagai bahan kajian pembaca sebagai guru

maupun calon guru SD agar mampu melaksanakan model – model

pembelajaran dengan baik.

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 7: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran di Sekolah Dasar

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang kompleks.

Pembelajaran pada hakekatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan

pembelajaran kepada siswa, akan tetapi merupakan aktifitas profesional

yang menuntut guru untuk dapat menggunakan ketrampilan dasar

mengajar secara terpadu, serta menciptakan situasi dan kondisi yang

memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif dan efisien.

“ Pembelajaran adalah suatu kegiatan kompleks. Pembelajaran

pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga

merupakan aktivitas profesional yang menuntut guru dapat menggunakan

ketrampilan dasar mengajar secara terpadu serta menciptakan situasi

efisien ( Mashudi, Toha dkk, 2007 :3). Oleh karena itu dalam

pembelajaran guru perlu menciptakan suasana yang kondusif dan strategi

belajar yang menarik minat siswa.

2. Tujuan Pembelajaran

Tiap usaha mengajar sebenarnya ingin menumbuhkan atau

menyempurnakan pola laku tertentu dalam diri peserta didik. Kegiatan itu

bisa berupa kegiatan rohani dan kegiatan jasmani. Mengajar merupakan

suatu aktifitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik –

baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi belajar

mengajar ( Nasution, 1982 :8). Jadi keberhasilan proses belajar mengajar

sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola proses belajar

mengajar.

Mengajarkan suatu bahan pelajaran dengan baik, membutuhkan

suatu usaha yang memerlukan pengorganisasian yang matang dan semua

komponen dalam situasi mengajar. Komponen itu antara lain pemilihan :

metode, materi, tujuan, media, evaluasi dan model pembelajaran. Dalam

seluruh kegiatan belajar mengajar komponen model pembelajaran

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 8: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

termasuk memegang peranan yang penting. Karena pemilihan strategi

mengajar yang tepat dalam penggunaan model pembelajaran sangat

menentukan hasil belajar siswa.

B. Model – Model Pengembangan Pembelajaran

1. Model Pembelajaran Konstektual ( CTL )

Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa

yang dialaminya, bukan sekedar “mengetahui”-nya. Pembelajaran yang

berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dari kompetensi

“mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak

memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang, pendekatan

kontekstual (contextual teaching and learning/CTL) adalah suatu

pendekatan pengajaran yang diharapkan dapat memenuhi harapan bahwa

anak sampai pada fase mampu mengalami dan mampu menanggapi

fenomena-fenomena kotekstual dalam kehidupan sehari-harinya.

Kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan

lebih produktif dan bermakna. Definisi yang mendasar tentang

pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah

konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Pendekatan konstektual dapat dijalankan tanpa harus mengubah

kurikulum dan tatanan yang ada. IPS merupakan ilmu yang berangkat dari

fenomena keseharian, dan tidak bisa dilepaskan dari dinamika

perkembangan masyarakat yang senantiasa berubah, dinamika dan

perubahan tersebut memiliki kekhasan sesuai dengan lingkungan

masyarakat berada. Oleh karenanya, pembelajaran IPS bagi anak menjadi

keniscayaan untuk selalu dihubungkan dengan konteksnya, sehingga apa

yang diperoleh anak tidak hanya berada dalam wilayah kognisi, melainkan

sampai kepada tataran dunia nyata yang ia jalani sehari-hari. Jika tidak

demikian, maka apa yang diperolehnya di sekolah hanya akan menjadi

barang kadaluarsa yang tidak bernilai guna.

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 9: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai

berikut: 1) Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa,

2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses

pengkajian secara seksama, 3) Mempelajari lingkungan sekolah dan

tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaitkan dengan

konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual, 4)

Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang

dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan

lingkungan hidup mereka, 5) Melaksanakan penilaian terhadap

pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refleksi

terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya. Adapun menurut

Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki

tujuah komponen utama, yaitu konstruktivisme (Constructivism),

menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar

(Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan

penilaian yang sebenarnya (Authentic).

2. Model Pembelajaran Kompetensi

Kompetensi menunjukkan kepada kemampuan melakukan sesuatu

yang diperoleh melalui pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya

dengan proses pembelajaran, kompetensi merujuk kepada perbuatan

(performance) yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu

dalam proses belajar. Kompetensi merupakan indikator yang menunjuk

kepada perbuatan yang dapat diamati, dan sebagai konsep yang mencakup

aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap serta tahapa-tahap

pelaksanaannya secara utuh.

Menurut Mulyasa (2007:97), implikasi pendekatan kompetensi

dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran perlu lebih menekankan pada pembelajaran individual,

meskipun dilaksanakan secara klasikal, dalam pembelajaran perlu

diperhatikan perbedaan peserta didik.

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 10: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

b. Perlu diupayakan lingkungan belajar yang kondusif, dengan metode dan

media bervariasi yang memungkinkan setiap peserta didik mengikuti

kegiatan belajar tenang dan menyenangkan.

c. Dalam pembelajaran pelu diberikan waktu yang cukup, terutama dalam

penyelesaian tugas/praktek pembelajaran agar setiap peserta didik dapat

mengerjakan tugas belajar dengan baik. Apabila waktu yang tersedia di

sekolah tidak mencukupi, berilah kebebasan kepada peserta didik untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan di luar kelas.

Adapun menurut Ashan dalam Mulyasa (2007:97) bahwa terdapat

tiga hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pembelajaran

dengan pendekatan kompetensi, yaitu menetapkan kompetensi yang ingin

dicapai, mengembangkan strategi untuk mencapai kompetensi, dan

evaluasi.

3. Pendekatan Lingkungan

Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui

pemberdayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini

berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta

didik jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan. Dalam pendekatan

lingkungan, pelajaran disusun sekitar hubungan dan faidah lingkungan. Isi

dan prosedur disusun hingga mempunyai makna dan ada hubungannya

antara peserta didik dengan lingkungannya. Pengetahuan yang diberikan

harus memberi jalan ke luar bagi peserta didik dalam menanggapi

lingkungannya. Pemilihan tema seyogyanya ditentukan oleh kebutuhan

lingkungan peserta didik. UNESCO (1980) mengemukakan jenis-jenis

lingkungan yang dapat didayagunakan oleh peserta didik untuk

kepentingan pembelajaran sebagai berikut:

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 11: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

a. Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio-ekonomi,

dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung,

dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik.

b. Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada

dalam suatu kelompok masyarakat.

c.Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki

pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan pembelajaran.

Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan

dengan dua cara sebagai berikut:

a. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran.

Hal ini bisa dilakukan dengan metode-metode karyawisata, metode

pemberian tugas, dan lain-lain

b. Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk

kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti

narasumber, bisa juga sumber tiruan, seperti model dan gambar.

4. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan

pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan

kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan,

nilai dan sikap serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses anatara lain

kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur,

mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan,

mengkomunikasikan, dan mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan

untuk menghasilkan suatu karya.

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 12: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

a. Lingkungan yang meliputi faktor-faktor fisik, biologi, sosio-ekonomi,

dan budaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung,

dan berinteraksi dengan kehidupan peserta didik.

b. Sumber masyarakat yang meliputi setiap unsur atau fasilitas yang ada

dalam suatu kelompok masyarakat.

c. Ahli-ahli setempat yang meliputi tokoh-tokoh masyarakat yang

memiliki pengetahuan khusus dan berkaitan dengan kepentingan

pembelajaran.

Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dapat dilakukan

dengan dua cara sebagai berikut:

a. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk kepentingan pembelajaran.

Hal ini bisa dilakukan dengan metode-metode karyawisata, metode

pemberian tugas, dan lain-lain

b. Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah (kelas) untuk

kepentingan pembelajaran. Sumber tersebut bisa sumber asli, seperti

narasumber, bisa juga sumber tiruan, seperti model dan gambar.

5. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) adalah strategi

pembelajaran yang dirancang secara berkelompok, dimana siswa belajar

bersama dan saling membantu dalam membuat tugas dengan penekanan

pada situasi untuk saling membantu diantara kelompok. Dengan sifatnya

yang saling membantu dan mendukung satu sama lain, maka dalam

pembelajaran kooperatif tidak ada kompetisi , sebab keberhasilan belajar

adalah keberhasilan kelompok.

Tujuan utama diterapkan pembelajaran kooperatif adalah untuk

menciptakan suatu situasi dimana keberhasilan dapat tercapai bila siswa

lain juga mencapai tujuan tersebut. Menurut Suyanto ( 2008 ), ada lima

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 13: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

prinsip mendasari pembelajaran kooperatif, yaitu : (1) Positive

interdependence ; saling bergantung secara positif, artinya anggota

kelompok menyadari bahwa mereka perlu bekerja sama untuk mencapai

tujuan, (2) face to face interaction : semua anggota berinteraksi saling

berhadapan, (3) Individual accountability : setiap anggota harus belajar

dan menyumbang demi pekerjaan dan keberhasilan kelompok,(4) Use of

collaborative / social skills: keterampilan bekerjasama dapat berkolaborasi,

(5) Group processing: siswa perlu menilai bagaimana mereka bekerja

secara efektif.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dala pembelajaran kooperatif

: (1) hasil kerja adalah hasil kelompok,(2) Penghargaan untuk kelompok

bukan untuk perorangan,(3) setiap anggota mempunyai peran / tugas yang

merupakan bagian dari tugas kelompok,( 4) antar anggota saling memberi

dukungan dan saling membantu, (5) guru memberi feedback untuk

kelompok,(6) semua anggota kelompok bertanggungjawab atas tugas

kelompoknya.

Pembelajaran kooperatif dapat dilaksanakan di semua mata

pelajaran atau bidang studi baik untuk pendidikan dasar, menengah,

maupun pendidikan tinggi. Ada beberapa macam pembelajaran kooperatif,

antara lain :

a. Examples Non Examples.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan/menganalisa gambar

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa

gambar tersebut dicatat pada kertas

5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 14: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi

sesuai tujuan yang ingin dicapai

7. Kesimpulan

b. Picture and Picture:

Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2. Menyajikan materi sebagai pengantar

3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan

berkaitan dengan materi

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis

5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai

7. Kesimpulan/rangkuman

c. Numbered Heads Together

Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok

mendapat nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok

mengerjakannya

3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap

anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil

melaporkan hasil kerjasama mereka

5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor

yang lain

6. Kesimpulan

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 15: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

d. Think-Pair-Share

Langkah – langkah untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model

Think – Pair- Share ( TPS ) sebagai berikut :

1. Guru memberikan sebuah topic kepada siswa

2. Masing – masing siswa kemudian memikirkan jawabannya sendiri

3.Kemudian siswa berpasangan dan masing – masing pasangan

mendiskusikan sebuah topik tersebut

4. Selanjutnya pasangan – pasangan tersebut berbagi pendapat dengan

semua anggota kelas lainnya.

e. JIGSAW

Langkah – langkah untuk menerapkan pembelajaran kooperatif model

Think – JIGSAW sebagai berikut :

1. Siswa dibagi menjadi beberapa anggota kelompok secara heterogen,

misalnya kelompok A, B, C dan D.

2. Masing – masing kelompok ini ditunjuk menjadi ahli ( expert) tentang

bidang ( sub topic ) tertentu dari materi, misalnya X, Y, Z dan N

3. Siswa – siswa dari kelompok A, B, C dan D yang ditunjuk expert

tentang X selanjutnya berkumpul, belajar bersama tentang materi X

sehingga menjadi expert tentang X. Demikian pula dengan anggota

lainnya yang ditugaskan menjadi expert tentang materi lainnya.

4. Setelah diskusi dalam kelompok expert ini selesai, para ahli ini

kembali ke kelompoknya semula ( kelompok asal) yaitu A, B, C dan D

dan memberikan penjelasan kepada anggota lainnya di dalam

kelompok materi yang dikuasainya dan mendengarkan dari ahli

lainnya tentang materi lainnya pula.

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 16: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

f. Student Teams-Achievment Division ( STAD )

Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

2. Guru menyajikan pelajaran

3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-

anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya

sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu

5. Memberi evaluasi

6. Kesimpulan

6. Pembelajaran Berbasis Masalah

Problem Based Learning sebagai alternatif model pembelajaran

yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa

untuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,

serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang mendasar dari materi

yang dipelajari. Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah.

Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk

menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari

kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat

tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka,

negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat

berpikir optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah kemampuan

kognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi,

eksplorasi, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 17: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

7. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan

tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Tema adalah pokok

pemikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan

( Poerwadarminta,1983). Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah

dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai

berikut : (a) berpusat pada siswa ( student centered), hal ini sesuai dengan

pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai

subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang

memberikan kemudahan – kemudahan kepada siswa untuk melakukan

aktivitas belajar;(b) memberikan pengalaman langsung kepada siswa( direct

experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada

sesuatu yang nyata ( konkrit ) sebagai dasar untuk memahami hal – hal yang

lebih abstrak; (c) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas,sebab dalam

pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu

jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema – tema yang

paling dekat dan berkaitan dengan kehidupan siswa.;(d) menyajikan konsep

dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan

demikian Siswa mampu memahami konsep – konsep tersebut secara utuh.

Hal ini dilakukan untuk membantu siswa dalam memahami dan

memecahkan masalah –masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari –

hari; (e) bersifat fleksibel (luwes), dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar

dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan

mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana

siswa berada; (f) hasil pembelajaran sesuai minat dan kebutuhan siswa,

artinya siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, (g) menggunakan

prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Dengan demikian siswa akan merasa nyaman dan betah di kelas,

dia tidak akan merasa tertekan untuk belajar dan sebaliknya dia akan

berkompetisi untuk menguasai bahan yang dipelajarinya. Akan tetapi ada

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 18: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

beberapa rambu – rambu yang perlu diperhatikan olehguru dalam

menerapkan pembelajaran tematik diantaranya ;(a) tidak semua mata

pelajaran harus dipadukan, (b) dimungkinkan terjadi penggabungan

kompetensi dasar lintas semester,(c) kompetensi dasar yang tidak dapat

dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang

tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema

lain maupun disajikan secara tersendiri,(e) berhitung serta penanaman nilai –

nilai moral ,(f) tema –tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik

siswa, minat,lingkunagn, dan daerah setempat.

Pembelajaran tematik memilki beberapa ciri khas yang

membedakannya dengan model pembelajaran yang lain diantaranya (a)

pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar ; (b) kegiatan –

kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari

minat dan kebutuhan siswa; (c) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan

berkesan bagi siswa sehingga hasil belajarpun dapat bertahan lebih lama; (d)

membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; (e) menyajikan

kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang

sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan (f) mampu mengembangkan

keterampilan sosial siswa, seperti bekerja sama, berani menghadapi

tantangan, toleransi,komunikatif,dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

C. Impikasi pengembangan Model – model pembelajaran dalam

Pendidikan

Perkembangan beragam model pembelajaran memiliki peran yang

besar dalam upaya meningkatkan kualitas guru dan keberhasilan siswa

dalam belajar. Implementasi dari masing – masing model pembelajaran di

sekolah mempunyai berbagi implikasi bagi guru, siswa, buku ajar, sarana

prasarana, pengelolaan kelas, dan media. Implikasi bagi guru penerapan

model pembelajaran memerlukan guru yang kreatif untuk senantiasa

memilih dan memadukan model pembelajaran yang tepat ketika

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 19: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

menyampaikan materi agar siswa nyaman dalam belajar dan mendapatkan

pembelajaran yang bermakna.

Impilasi dari perkembangan model pembelajaran bagi siswa, selain

memacu siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam

pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual,

pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal, juga siswa harus siap mengikuti

kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif, misalnya melakukan

diskusi kelompok , mengadakan penelitian, dan pemecahan masalah.

Implikasi perkembangan model pembelajaran bagi sarana dan

prasarana, sumber belajar dan media adalah perlunya esensi guru untuk

mengoptimalkan penggunaan sumber dan media pembelajaran yang

bervariasi, baik yang dirancang sendiri maupun memanfaatkan lingkunagn

yang ada.

Implikasi perkembangan model pembelajaran terhadap pengaturan

ruangan/ kelas adalah perlunya peran guru untuk menata ruang sedemikian

rupa agar suasana belajar menyenangkan, misalnya susunan bangku yang

dapat berubah – ubah, kegiatan yang bervariasi yang tidak selalu belajar di

dalam kelas tetapi bisa juga di luar kelas, dinding kelas dapat dijadikan

sarana memasang hasil karya siswa.

Implikasi perkembangan model pembelajaran terhadap pemilihan

metode antara lain pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai

variasi kegiatang denagn menggunakan multi metode.

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 20: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran pendidik yang kini mengalami pergeseran dari teacher

centered menuju student centered merupakan suatu fenomena yang memiliki

makna filosofis terhadap praktek pembelajaran di persekolahan. Oleh

karenanya, guru abad sekarang harus mampu meningkatkan

profesionalismenya serta senantiasa beradaptasi dengan dinamika

perkembangan dunia pendidikan pada khususnya dan dinamika global pada

umumnya. Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa

yang dialaminya, bukan sekedar “mengetahui”-nya. Pembelajaran yang

berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dari kompetensi

“mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan

persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Terdapat beragam model

pembelajaran yang dapat dipilih guru untuk menciptakan kegiatan belajar

mengajar yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

B. Saran

Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru perlu memadukan setiap

komponen pembelajaran secara integrated dan koheren termasuk kreatif

dalam memilih model pembelajaran. Penentuan model pembelajaran yang

tepat dapat mengukur tingkat pencapaian proses dan hasil terhadap tujuan

pembelajaran. Oleh karena itu Guru perlu menyiapkan segala yang berkaitan

dengan pembelajaran sebelum menyampaikan materi dan memilih strategi

belajar yang cocok untuk diterapkan ketika mengajar. Hendaknya dalam

penyampaian materi, siswa mampu terlibat secara langsung sehingga kegiatan

menjadi lebih bermakna dan mempermudah pencapaian kompetensi serta hasil

belajar yang diharapkan dikuasai siswa dalam pembelajaran

http://sekolah-dasar.blogspot.com/

Page 21: Model – Model Pengembangan Pembelajaran

DAFTAR RUJUKAN

Blog Guru. 2010. Model – model Pembelajaran ,(online),

(http://gurukreatif.wordpress.com/2010/06/12/Model+belajar+mengajar +

Sekolah Dasar, diakses tanggal 4 Novemberr 2010.)

Effendi. M. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran : Pengantar Ke Arah

Pemahaman KBK, KTSP, dan SBI. Malang : Universitas Negeri Malang.

http : // Google.co.id.wikipedia.org/wiki . 2 dix,com / doc/ model– model-

pembelajaran- Doc-php, (online),diakses tanggal 4 November 2010)

Moedjiono, dkk. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud Dirjen

Dikti

http://sekolah-dasar.blogspot.com/