117
MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN WIRAUSAHA PADA BAZIS DKI JAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: MUHAMMAD IRSYAD FIRDAUS NIM : 1112046300011 KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

  • Upload
    lamdien

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN

WIRAUSAHA PADA BAZIS DKI JAKARTA

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

MUHAMMAD IRSYAD FIRDAUS

NIM : 1112046300011

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN

WIRAUSAHA PADA BAZIS DKI JAKARTA

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E. Sy)

Oleh:

MUHAMMAD IRSYAD FIRDAUS

NIM : 1112046300011

KONSENTRASI MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 3: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 4: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 5: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil asli Saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata Satu, di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya

cantumkan sesuai dengan kaidah dan ketentuan di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya Saya ini bukan hasil karya

asli Saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka

Saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2016

Muhammad Irsyad Firdaus,

Page 6: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

v

ABSTRAK

Muhammad Irsyad Firdaus (1112046300011), Model Peminjaman Dana ZIS

Untuk Pemberdayaan Wirausaha Pada BAZIS DKI Jakarta. Program studi

Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Manajemen Zakat dan Wakaf, Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,

1437H/2016M.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model peminjaman dana ZIS

pada BAZIS DKI Jakarta dalam program Jakarta Mandiri (bantuan modal usaha),

yang bertujuan untuk mengetahui model apa saja yang diberikan oleh BAZIS DKI

Jakarta dalam memberikan pinjaman modal, serta untuk mengukur tingkat

pemahaman peserta mengenai teknis dan persyaratan peminjaman modal

mengenai program Jakarta Mandiri dengan kategori bantuan modal usaha, dan

juga untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengembalian dana modal

peminjaman.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan

data melalui wawancara, dan studi dokumentasi terhadap pelaksanaan

peminjaman dana ZIS BAZIS DKI Jakarta. Adapun teknik pengolahan data pada

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, analisis data dilakukan secara bersamaan

dengan pengumpulan data. Proses analisis bersifat induktif, yaitu pengumpulan

informasi-informasi khusus menjadi satu kesatuan dengan jalan mengumpulkan

data, menyusun dan mengklasifikasikannya serta menganalisis proses peminjaman

dana ZIS hingga pencairan dana ZIS sampai kepada mustahik untuk program

Jakarta Mandiri (Bantuan Modal Usaha).

Hasil penelitian ini memperlihatkan model peminjaman yang ditawarkan

oleh BAZIS DKI Jakarta yang bekerjasama dengan BMT Nuur Islami dengan

skema peminjaman dan disisipkan akad pinjam-meminjam dimana dana diangsur

selama seratus hari tanpa adanya bunga. Proses pemberian pemahaman mengenai

program peminjaman dana yang dilakukan oleh BAZIS DKI Jakarta sebagian

masyarakat dalam kategori paham terhadap program yang digulirkan oleh BAZIS

DKI Jakarta dan mengetahui terhadap teknis peminjaman dan pengembalian dana

pinjaman tersebut melalui proses angsuran. Hal ini terlihat antusias peserta

mencari informasi mengenai program tersebut diberbagai sumber, baik Majlis

Ta’lim hingga laman web BAZIS DKI Jakarta. Dan tingkat keberhasilan program

pemberdayaan ini dapat dikategorikan berhasil. Dengan alasan yang merujuk

kepada eksisnya usaha para peserta peminjaman modal usaha, serta peningkatan

jumlah pendapatan dalam kurun waktu perhari.

Kata Kunci : Model Peminjaman Dana ZIS, Pemahaman peserta Peminjam dana

dan Tingkat keberhasilan, Pemberdayaan Wirausaha, BAZIS DKI

Jakarta.

Pembimbing : Kushardanta Susilabudi, M.M.

Daftar Pustaka : Tahun 1984 s.d 2013

Page 7: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

vi

KATA PENGENTAR

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas izin,

rahmat dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dalam rangka

memenuhi salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada

Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan umat Islam

Nabi Muhammad Saw, beserta segenap keluarga, sahabat dan seluruh umatnya,

yang Insya Allah kita termasuk di dalamnya. Didorong oleh semangat itu penulis

dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Model Peminjaman Dana ZIS

Untuk Pemberdayaan Wirausaha Pada BAZIS DKI Jakarta”.

Selanjutnya, penulis pun menyadari bahwa selesainya Skripsi ini banyak

dibantu dan dikung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,

penulis juga ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku Ketua Program Studi Muamalat dan

Bapak Dr. Abdurrauf, M.A. selaku Sekretaris Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Kushardanta Susilabudi, M.M selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberikan pengarahan,

ilmu, bimbingan, serta motivasi kepada penulis dalam membantu

menyelesaikan Skripsi ini.

4. Bapak Dr. Abd Azis Hsb, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Kepada seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan

pengetahuan dan bantuannya kepada penulis. Serta para pengurus

Page 8: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

vii

perpustakaan yang senantiasa memberikan pelayanan kepada para

mahasiswa.

6. Kedua orang tuaku Bapak Asril Sutan dan Ibu Nina Muziana, S.Pd yang tiada

henti-hentinya selalu memberikan dukungan, baik berupa moril maupun

materil dan selalu memberikan kasih sayangnya serta selalu mendoakan

penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

7. Kepala Pimpinan BAZIS DKI Jakarta yang telah memberikan izin penelitian

kepada peneliti serta Bapak Rian dan Bapak Wawan selaku staff bidang

pendayagunaan yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan

arahan informasi dan dukungan dalam penyusunan Skripsi ini.

8. Untung Raharjo, kepala Koperasi BMT Nuur Islami dan karwayan lainnya,

yang telah berperan aktif dalam membantu penulis untuk memperoleh data

program pemberdayaan wirausaha hingga selesainya Skripsi ini.

9. Abang-abangku Indra Cahya Firdaus, M.Pd dan Arizal Anas Firdaus, A.md

serta Kakakku Heni Tri Wastini, M.Pd, yang telah memberikan dukungan dan

doanya.

10. Asyilla Ramadhania Firdaus, keponakanku yang paling kecil yang

menghidupkan semangatku kembali ketika kejenuhan menghampiriku.

11. Keluarga besar Manajemen ZISWAF 2012 (Evi Nurhayati, Resti Hartati

Sugiarti, Hari Nurapdiansyah, Awal Ramadhan, Dedi Setiawan, Fitriwati,

Dewi Soimah, Andi Nursamha Fitriah, Azmi Husaeni, Rizki Gustiansyah,

Ekomah, Hilma Wildayani, Dini Fakhriah, Maesaroh, Unun Sutia, Murtafiah,

Bintang Mikail Subuh, Riyantama Wiradifa, Muhammad Syarif, Faris

Qasmal Hakim, Imron Prasetyo, Anggun Sukmawati) yang banyak membantu

dan memberikan masukan, saran, kritik kepada penulis dalam penyusunan

Skripsi ini.

12. Teman-teman PASKIBRA Sekolah Soebono Mantofani, senior (Amul Huzni

Samsi, Debby Lusyana Rizki Fawziah) dan juga adik-adik junior (Dhika

Rochman Saputra, Via Nazatul Azmi, Firhania Nurfadhilah, dll), SAMADA “

Satria Mantofani Muda”, yang turut membantu memberikan tawa, semangat

dan candanya ketika kejenuhan menghampiri.

Page 9: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

viii

13. Teman-teman KKN JARIYAH 2015. Terima kasih telah memberikan

dukungan dan semangatnya kepada penulis. Semoga kita semua dapat

menjadi orang-orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama.

14. Seluruh pihak terkait yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu-persatu,

terimakasih atas motivasi, dukungan dan semangatnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

Akhir kata hanya kepada Allah jualah penulis memanjatkan doa serta rasa

syukur yang telah membuat satu persatu impian penulis terwujud. Penulis sangat

sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam Skripsi ini, karena penulis

bukanlah makhluk yang sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan bagi para pembaca.

Jakarta, September 2016

Muhammad Irsyad Firdaus,

Page 10: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................................ iv

ABSTRAK ....................................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 9

C. Perumusan Masalah .............................................................................................. 10

D. Tujuan dan Manfaat penelitian ............................................................................. 10

E. Review Studi Terdahulu ........................................................................................ 11

F. Kerangka Teori ..................................................................................................... 13

G. Metode penelitian ................................................................................................. 16

H. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 19

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS DAN

PEMBERDAYAAN WIRAUSAHA

A. Model Peminjaman Dana ZIS ....................................................................................... 21

1. Pengertian Peminjaman ............................................................................................ 21

2. Fungsi Peminjaman .................................................................................................. 23

B. Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS) Serta Dasar Hukum ...................................... 23

1. Pengertian ................................................................................................................. 23

2. Dasar Hukum ........................................................................................................... 25

C. Pemberdayaan Wirausaha .............................................................................................. 27

1. Pengertian Pemberdayaan ........................................................................................ 27

2. Pengertian Wirausaha ............................................................................................... 32

3. Sejarah ...................................................................................................................... 34

4. Islam dan Wirausaha ................................................................................................ 36

5. Fungsi ....................................................................................................................... 40

BAB III GAMBARAN UMUM BAZIS DKI JAKARTA

A. Profil BAZIS DKI JAKARTA ...................................................................................... 41

1. Sejarah dan Latar Belakang ..................................................................................... 41

2. Legal Formal ............................................................................................................ 43

3. Tujuan ...................................................................................................................... 45

4. Visi dan Misi ............................................................................................................ 46

5. Tugas Pokok dan Fungsi .......................................................................................... 46

6. Struktur Organisasi .................................................................................................. 48

B. Penghimpunan Dana Zakat, Infak, dan Shadaqah BAZIS DKI Jakarta ............ 53

1. Kebijakan dibidang Penghimpunan (Fundraising) .................................................. 54

2. Program Sosialisasi .................................................................................................. 55

3. Konsep Komunikasi ................................................................................................. 57

Page 11: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

x

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Model Peminjaman BAZIS DKI Jakarta Dalam Memberikan Peminjaman Dana ZIS

Untuk Program Wirausaha ............................................................................................ 61

B. Pemberian Pemahaman Kepada Masyarakat Mengenai Dana Peminjaman BAZIS

DKI Jakarta Untuk Program Wirausaha ........................................................................ 69

C. Mengukur Tingkat Keberhasilan Pengembalian Dana Peminjaman ZIS yang

diberikan oleh BAZIS DKI Jakarta .................................................................... 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 79

B. Saran .............................................................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era perdagangan bebas dunia tak mungkin lagi dihindari. Suka atau

tidak suka, siap atau tidak siap kita akan berhadapan langsung dan

diharapkan berperan aktif dalam proses yang begitu cepat dengan segala

dampaknya. Menghadapi persaingan global tentu perlu adanya kesiapan

mental, modal dan tersedianya skill berwirausaha yang memadai guna

tercapai kesuksesan yang diharapkan. 1Kreativitas kewirausahaan rasanya

sejalan dengan trend yang menggejala di Negara-negara maju dan sedang

berkembang, yang mana golongan wirausahawan semakin menonjol

memainkan peranan strategis dan bermutu dalam masyarakat.

Mengubah pola pikir masyarakat yang senantiasa senang

dimanjakan dengan pelayanan-pelayanan instan yang sudah melekat dan

tertanam disetiap insan Indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah.2 Lebih

sulit lagi pada kalangan tidak mampu yang memang sejak awalnya tidak

memiliki iklim pendapatan ekonomi yang sehat mengakibatkan insan

Indonesia tertinggal dari segi motivasi untuk mencari pendapatan dan

tertinggal dari segi dorongan untuk keluar dari garis kemiskinan.

1 Lili Bariadi, Muhammad Zen, ZAKAT dan WIRAUSAHA, (Jakarta : CV. Pustaka Amri,

2005), h. ix. 2 Kasmir, KEWIRAUSAHAAN, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), h.4.

Page 13: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

2

Dengan realita seperti ini, kehadiran akan adanya perhatian dari

pemerintah ataupun lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan angin

segar berbentuk pinjaman dana sangatlah diharapkan sebagian besar

kalangan menengah kebawah terlebih dengan persyaratan yang tidak

mencekik si peminjam dana tersebut. Salah satu alternatif yang bisa

dijadikan paradigma untuk merubah pola pikir insan Indonesia untuk

mengangkat derajat dan mengeluarkan mereka dari kemalasan untuk

mencari penghasilan karena tidak adanya modal dan mengangkat derajat

mereka keluar dari garis kemiskinan.

Salah satu lembaga sosial yang menawarkan peminjaman dana

sosial untuk modal wirausaha bagi kalangan yang tidak mampu adalah

BAZIS (Badan Amil Zakat Infak Shadaqah) DKI Jakarta.3 Pada BAZIS

DKI Jakarta penyaluran dana ZIS diprioritaskan untuk usaha-usaha yang

produktif dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Sektor usaha dan

pemberdayaan yang mendapat perhatian luas baik dari cakupan dana dan

juga dukungan pemerintah daerah DKI Jakarta. Salah satu program

produktif yang ditawarkan oleh BAZIS DKI Jakarta adalah pemberian

pinjaman dana kepada mereka (Mustahik) ataupun masyarakat DKI

Jakarta yang ingin berwirausaha namun tidak memiliki modal ataupun

kurangnya modal.

3 Lili Bariadi, Muhammad Zen, ZAKAT dan WIRAUSAHA, (Jakarta : CV. Pustaka Amri,

2005), h. 79.

Page 14: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

3

Dengan melihat perkembangan eksternal di wilayah Jakarta, seperti

kondisi sosial, ekonomi, dan realitas secara internal penduduk masyarakat

DKI Jakarta, paling tidak ada dua hal penting yang dilakukan oleh BAZIS

DKI Jakarta, yaitu, Pertama memberikan penyuluhan dan penerangan

kepada masyarakat tentang ZIS. Kedua pengembangan organisasi dengan

manajemen yang modern. Untuk mencapai dua misi tersebut, BAZIS DKI

Jakarta melakukan penyesuaian dalam tiga hal, yaitu manajemen

organisasi, keuangan, dan sistem informasi.4

Setelah lahirnya UU No. 38 Tahun 1999. Zakat mulai berkembang

pesat terbukti dan menjamurnya Lembaga-lembaga Amil Zakat di

Indonesia dengan paradigma baru seperti meluasnya objek zakat (seperti

zakat profesi) dan munculnya berbagai macam konsep-kosep

pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program yang

menarik disetiap Lembaga Amil Zakat, hal ini semua tidak terlepas dari

profesionalitas amil dalam mengelola dan mendistribusikan dana zakat.

Sehingga lahirnya UU No. 23 Tahun 2011 yang mengatur tentang peran

BAZ dan LAZ yang menghimpun Dana ZIS. Penghimpunan dana yang

cukup besar ini diatur oleh pasal 21 tentang pengumpulan, pendistribusian,

pendayagunaan dan pelaporan.5

4 Bazis DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS DKI

JAKART, (BAZIS PROV. DKI JAKARTA, cet-1, 2006), h. 51 s.d 52 5 Muladi, http://www.kemenag.go.id/file Dokumen/UU3839/pdf. UUD Republik

Indonesia No 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, UUD di Akases Pada 19 November

2015

Page 15: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

4

Sejak beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat untuk

berzakat di tanah air kita cukup tinggi. Hal itu antara lain ditunjukkan

dengan meningkatnya penerimaan dana zakat, infak dan sedekah yang

dihimpun dari masyarakat pada hampir semua lembaga zakat. Salah

satunya pada Bazis DKI Jakarta tingkat penghimpunan dana ZIS setiap

tahunnya meningkat.

Tabel 1.1

Penghimpunan Dana ZIS

TAHUN DANA ZAKAT DANA INFAQ/

SHADAQOH JUMLAH

2010 31.448.776.565 21.320.042.370 52.768.818.935

2011 39.532.430.980 25.248.381.906 64.780.812.886

2012 54.249.154.401 27.204.156.475 81.453.310.876

2013 60.697.678.071 37.098.201.199 97.795.879.070

2014 69.415.311.534 44.350.496.198 113.765.807.732

(Sumber : Lap.Keuangan BAZIS DKI Jakarta tahun 2010-2014)

Jika kesadaran tersebut, baik ditingkat perorangan maupun

perusahaan terus tumbuh untuk menunaikan zakat, maka output yang

dicapai insya Allah akan lebih signifikan. Artinya, kontribusi zakat dalam

mengatasi masalah kesenjangan dan problema sosial lainnya di negara

kita, seperti sering terungkap melalui berbagai hasil penelitian dan kajian

akan terwujud sebagaimana diharapkan.6

Hal utama yang masih melandasi pemberdayaan zakat pada

umumnya, baru sebatas transparansi dan kepatutan mustahik yang menjadi

6http://www.baznas.or.id/berita-artikel/membangun-komunitas-zakat-untuk-

kesejahteraan-masyarakat/ diakses pada tanggal 17 November 2015

Page 16: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

5

pada pandangan bahwa amil berperan dengan baik jika tidak keliru

menetapkan mustahik dan bisa mempertanggung jawabkan dana yang

diamanahkan melalui lembaga zakat yang dikelolanya.

Zakat sangat erat kaitannya dengan masalah bidang sosial dan

ekonomi dimana zakat mengikis sifat ketamakan dan keserakahan si kaya.

Masalah bidang sosial bertindak sebagai alat yang diberikan Islam untuk

menghapuskan kesenjangan dari masyarakat miskin dengan menyadarkan

masyarakat kaya akan tanggung jawab membayar zakat yang mereka

miliki, sedangkan dalam bidang ekonomi zakat mencegah penumpukan

kekayaan di tangan seseorang.7

Dalam menumbuhkan masyarakat yang mandiri dan tidak terikat

oleh kewajiban apapun dari suatu institusi atau lembaga, berwirausaha

adalah salah satu alternatif bisnis yang bisa dapat merubah mindset

(mustahik) untuk beralih menjadi pemberi zakat (muzakki) dengan

pemberian dana-dana sosial secara produktif dan dipantau penggunaannya

oleh lembaga pengelola zakat.

Tingkat pengangguran yang dihadapi oleh daerah Jakarta meningkat setiap

tahunnya. Sempitnya lapangan pekerjaan yanyang sempit serta tidak

adanya keberanian berwirausaha karena kurangnya modal ataupun tidak

adanya modal untuk memulai usaha. 8Hal ini lah yang menyebabkan

tingkat persentase jumlah wirausaha dengan data potensi pedagang kaki

7 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta : PT Grasindo, 2007),

h.2

8 http://diskumdagdki.jakarta.go.id/bidang-umkm/ di akse pada tanggal 26-01-2016

Page 17: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

6

lima di Jakarta mengalami kenaikan dengan jumlah pedagang 1.574 jiwa

yang tersebar di daerah Jakarta, serta data potensi jumlah wirausaha

dengan usaha kecil mengalami kenaikan jumlah data menjadi 108.021

jiwa yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, dan data potensi jumlah

wirausaha dengan skala menengah mengalami kenaikan dengan jumlah

951 jiwa yang tersebar di daerah DKI Jakarta.

Adapun usaha-usaha yang harus dilakukan oleh pihak pemerintah

sebagai otoritas pelaksana tugas suatu daerah untuk mencegah melonjaknya

angka pengangguran disuatu daerah, pemerintah daerah bertanggung jawab

untuk melakukan perluasan kesempatan kerja. 9Menurut Soemitro

Djojohadikusumo, kesempatan kerja dapat diperluas dengan dua cara, yaitu

Pengembangan industri, terutama jenis industri yang bersifat padat karya

(yang dapat menyerap relatif banyak tenaga kerja), melalui berbagai proyek

pekerjaan umum, seperti pembuatan jalan, saluran air, bendungan dan

jembatan.

Menurut Arief (1995), wirausaha merupakan sektor usaha yang

mandiri dan tetap eksis menyokong perekonomian nasional dalam berbagai

kondisi, termasuk pada masa krisis yang lalu. Tentunya hal ini akan semakin

kuat bila didukung dengan modal yang memadai. oleh karena itu perlu

dukungan modal usaha dari perbankan dengan suku bunga rendah atau

bahkan modal usaha tanpa bunga dari dana zakat.10

9http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/usaha-yang-dilakukan-untuk-

mengatasi.html#ixzz3yECXNl8t 10

Lili Bariadi, dkk, ZAKAT dan WIRAUSAHA, (Jakarta : CV. Pustaka Amri, 2005), h. 2

Page 18: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

7

Berdasarkan penelitian jumlah wirausaha DKI Jakarta cukup

banyak. Mereka mengalami kesulitan untuk memperoleh pinjaman/kredit di

bank. Badan Amil Zakat (BAZ) / Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau, biasa

juga disebut Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) menyepakati pentingnya

penyaluran dana zakat untuk modal usaha. Artinya, peluang untuk

mendapatkan dana bagi wirausaha untuk modal cukup terbuka akan tetapi

masih banyak muzakki yang menyalurkan zakat secara langsung kepada

mustahik, disamping, LPZ sendiri belum memiliki mekanisme dan

manajemen yang sistematis dalam program pemberdayaan wirausaha.11

Kebutuhan akan pinjaman modal bagi kalangan menengah

kebawah untuk memulai memandirikan diri serta terlepas dari status

pengangguran adalah tanggung jawab bersama untuk bisa memberikan

kesempatan kepada mereka yang membutuhkan. Pinjaman modal ini dalam

praktiknya pembiayaan suatu usaha dapat diperoleh secara gabungan antara

modal sendiri dengan modal pinjaman. Pilihan apakah menggunakan modal

sendiri, modal pinjaman, atau gabungan dari keduanya tergantung dari

jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik usaha.12

Menurut UU RI No 40 Tahun 2009 Tentang KEPEMUDAAN

pada Bab VIII PENGEMBANGAN bagian kedua Pasal 27 pengembangan

Kewirausahaan menyebutkan bahwa pengembangan kewirausahaan

difasilitasi oleh pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan / organisasi

kepemudaan. Pengembangan kewirausahaan dilaksanakan melalui

11

Lili Bariadi, dkk, ZAKAT dan WIRAUSAHA, (Jakarta : CV. Pustaka Amri, 2005), h. 2

12 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 93

Page 19: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

8

pelatihan, pemagangan, pembimbingan, pendampingan, kemitraan, promosi,

dan bantuan akses permodalan.13

Penyertaan modal atau pinjaman dari lembaga keuangan syariah

baik itu LAZ atau BAZ serta dunia perbankan, memilki kriteria tersendiri

dalam mengartikan penyertaan modal atau pinjaman modal untuk

wirausaha. Salah satunya dari lembaga keuangan perbankan syariah

menamakan istilah pinjaman dengan pembiayaan. Berbeda dengan kredit

yang diberikan oleh bank konvensioanl yang menggunakan sistem bunga

sebagai balas jasanya, bagi bank syariah balas jasa menggunakan sistem

bagi hasil.14

Namun pembiayaan dalam istilah perbankan syariah dalam

Badan Amil Zakat (BAZ) disandarkan pada zakat produktif, dimana dana

yang diberikan kepada peminjam diberikan tanpa ada bagi hasil atau balas

jasa hanya saja dengan akad saling percaya dan dengan rentang

pengembalian yang ditentukan, karena uang yang dipinjamkan akan diputar

kembali oleh BAZ untuk penyertaan modal kepada yang membutuhkan.

Dari uraian di atas membuktikan bahwa tingkat pengangguran di

Indonesia sangat tinggi, terlebih dengan adanya dana sosial atau dana umat

yang sangat tinggi nilainya untuk memberdayakan para pengangguran untuk

bisa memandirikan dan terlepas dari status pengangguran. Dengan pola

peminjaman yang tidak dikenakan bunga atau balas jasa para calon

wirausaha baru tidak perlu takut akan sulitnya mendapatkan modal

13

http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_40.pdf/ diakses pada tanggal 17

November 2015

14 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 131

Page 20: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

9

pinjaman dana untuk memulai berwirausaha dengan nyaman dan tenang

tanpa harus takut akan bayang-bayang bunga atau balas jasa kepada

lembaga atau korporasi yang memberikan atau meminjamkan modal

tersebut. Oleh karena itu penulis beranggapan bahwa masalah ini penting

dan menarik untuk dibahas sehingga penulis berinisiatif mengambil judul

“MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN

WIRAUSAHA PADA BAZIS DKI JAKARTA”.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan permasalahan yang dibahas tidak

melebar, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Dana ZIS adalah dana yang bersumber dari dana zakat, infak, dan

shadaqah.

2. BAZIS DKI Jakarta adalah lembaga sosial penghimpun dan penyalur

dana ZIS yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

3. Penelitian dilakukan di BAZIS DKI Jakarta Graha Mental Spiritual

Lt.5 Jalan KH Mas Mansyur / Awaluddin ii Tanah Abang Jakarta

Pusat

4. Data yang diteliti dibatasi pada tahun 2012 s.d 2014 karena pada

tahun tersebut jumlah data peminjam dana ZIS meningkat.

Page 21: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

10

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka rumusan yang

akan dikaji meliputi:

1. Bagaimana model peminjaman BAZIS DKI Jakarta dalam

menentaskan jumlah pengangguran dengan peminjamaman dana ZIS

untuk program wirausaha ?

2. Bagaimana proses pemberian pemahaman kepada masyarakat

mengenai peminjman dana ZIS yang diberikan BAZIS DKI untuk

modal wirausaha ?

3. Bagaimana tingkat keberhasilan Program Pemberdayaan Wirausaha

BAZIS DKI Jakarta melalui program bantuan modal usaha kategori

Jakarta Mandiri ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menjelaskan model peminjaman modal yang diberikan

BAZIS DKI untuk wirausaha baru

b. Untuk mendeskripsikan BAZIS DKI memberikan pemahaman

kepada masyarakat mengenai program peminjaman dana untuk

wirausaha baru

c. Untuk mengukur tingkat keberhasilan program pemberdayaan

wirausaha BAZIS DKI Jakarta melalui Jakarta Mandiri

Page 22: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

11

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan

kontribusi dan manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu sebagai berikut :

a. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan menambah

sejumlah studi mengenai lembaga amil zakat dalam memberikan

pinjaman modal untuk berwirausaha.

b. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang menarik dan

dapat menambah wawasan serta cakrawala keilmuan khususnya bagi

penulis, umumnya bagi pembaca.

c. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan dan

wawasan tentang adanya dana pinjaman yang diberikan oleh BAZ.

d. Bagi Lembaga (BAZIS DKI Jakarta)

Penelitian ini dapat dijadikan tambahan dan bahan evaluasi mengenai

ada atau tidak adanya manfaat yang diberikan kepada mustahik

melalui program pemberdayaan wirausaha.

E. Review Studi Terdahulu

Dari hasil pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan

terhadap beberapa sumber kepustakaan yang terkait dengan permasalahan

yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, penulis menemukan beberapa

literatur yang membahas tentang pengukuran tingkat efisiensi, diantaranya

Page 23: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

12

No.

Nama Peneliti,

Judul Penelitian

Keterangan dan

Isi Penelitian

Perbedaan

1.

2.

Muhammad Furqon

“Strategi LAZIS

Nahdathul Ulama

dalam memberdayakan

Ekonomi Masyarakat”.

Konsentrasi Perbankan

Syariah, Fakultas Syariah

dan Hukum, UIN Jakarta

tahun 2012.

Lisa Hafiza “Efektifitas

Penyaluran Dana Zakat

terhadap

Pemberdayaan

Pengusaha Kecil dan

Mikro”. Konsentrasi

Perbankan Syariah,

Fakultas Syariah dan

Hukum, UIN Jakarta

tahun 2006

Hamda Asfahani

Skripsi ini membahas tentang

strategi LAZISNU dalam

memberdayakan ekonomi

masyarakat serta dampaknya bagi

masyarakay di wilayah Jakarta

Barat.. Penelitian ini dilakukan

pada

tahun 2012.

Penyaluran dana zakat dalam

pemberdayaan pengusaha kecil

dan menengah serta melihat

keefektifan atas penyaluran dana

zakat terhadap pemberdayaan

pengusaha kecil dan mikro.

Skripsi ini membahas

tentang pola peminjaman

dana ZIS untuk

pemberdayaan wirausaha

pola peminjaman dana serta

memberikan pemahaman

tentang adanya dana yang

dapat diperoleh dari BAZIS

DKI untuk berwirausaha.

Penelitian ini dilakukan pada

tahun 2015

Skripsi ini membahas

tentang pola peminjaman

dana ZIS untuk

pemberdayaan wirausaha

pola peminjaman dana serta

memberikan pemahaman

tentang adanya dana yang

dapat diperoleh dari BAZIS

Page 24: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

13

F. Kerangka Teori

Untuk mempermudah penulis dalam penyusunan skripsi, maka

penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan judul

skripsi ini, diantaranya tentang Zakat Infaq Sedekah, Pinjaman dan

Kewirausahaan.

Istilah Zakat Infaq dan Shadaqah menunjuk kepada satu pengertian

yaitu sesuatu yang dikeluarkan. Zakat, Infaq dan Shadaqah memiliki

persamaan dalam peranannya memberikan kontribusi yang signifikan

3.

“Strategi Pengelolaan

Dana Zakat di Badan

Pengelola Zakat, Infak

dan Sedekah (BPZIS)

Bank Mandiri Dalam

Pemberdayaan Kaum

Dhuafa”. Konsentrasi

Manajemen Dakwah,

Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, UIN Jakarta

tahun 2011

Skripsi ini membahas tentang

strategi pengelolaan dana zakat,

implementasi strategi pengelolaan

dana zakat dalam pemberdayaan

kaum dhuafa serta indikator

keberhasilan pengelolaan dana

zakat dalam pemberdayaan kaum

dhuafa di BPZIS Bank Mandiri.

Penelitian ini dilakukan pada tahun

2011

DKI untuk berwirausaha.

Penelitian ini dilakukan pada

tahun 2015

Skripsi ini membahas

tentang pola peminjaman

dana ZIS untuk

pemberdayaan wirausaha

pola peminjaman dana serta

memberikan pemahaman

tentang adanya dana yang

dapat diperoleh dari BAZIS

DKI untuk berwirausaha.

Penelitian ini dilakukan pada

tahun 2015

Page 25: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

14

dalam pengentasan kemiskinan. Adapun perbedaannya yaitu Zakat

hukumnya wajib sedangkan Infaq dan Shadaqah hukumnya sunnah. Atau

zakat yang dimaksudkan adalah sesuatu yang wajib dikeluarkan,

sementara Infaq dan Shadaqah adalah istilah yang digunakan untuk

sesuatu yang tidak wajib dikeluarkan. Jadi pengeluaran yang sifatnya suka

rela itu yang disebut Infaq dan Shadaqah. Zakat ditentukan nisabnya,

sedangkan Infaq dan Shadaqah tidak memiliki batas, Zakat ditentukan

siapa saja yang berhak menerimanya sedangkan Infaq boleh diberikan

kepada siapa saja.15

Berkitan dengan zakat dan infak/shadaqah yang

diterima oleh amil harus dikelola sesuai dengan prinsip syariah dan tata

kelola yang baik.16

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata pinjam

memiliki arti yang sama dengan meminjam yang berarti memakai barang

(uang dsb) orang lain untuk waktu tertentu (kalau sudah sampai waktunya

harus dikembalikan).17

Menurut kajian Ushul Fiqh kata pinjam berarti memiliki manfaat

tanpa imbalan yang dalam bahasa Fiqh dikenal dengan sebutan Ariyah.

Sedangkan dalam istilah syara’ adalah pemanfaatan sesuatu yang halal

dimanfaatkan sedangkan barangnya (uang dsb) tetap ada untuk

15

http://gerakaninfaq.blogspot.com/2010/06/perbedan-dan-pengertian-zakat-infaq.html.

Diakses pada tanggal 23 November 2015

16 Ikatan Akuntansi Indonesia, Akuntansi Zakat dan Infak/Shadaqah PSAK 109,(Jakarta :

Dewan Standar Akuntansi Syariah, 2010), h. 03 17

Departemen Pendidikan Nasional,(Kamus Besar Baha Indonesia) KBBI edisi ke-4, (

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama,2008), h..1077

Page 26: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

15

dikembalikan kepada pemiliknya. Adapun syaratnya adalah : orang yang

meminjamkan layak untuk menyumbang, manfaat barang yang dipinjamkan

adalah milik bagi orang yang meminjamkan dan barang yang dipinjamkan

harus dapat dimanfaatkan.18

Sedangkan wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan

usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi

luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal,

berbuat sesuatu. kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang

mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang

dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan

berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. istilah wirausaha seperti di

Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan

unternehmer.19

Kewirausahaan juga berarti menumbuhkan semangat, sikap,

perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan

yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara

kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam

rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh

keuntungan yang lebih besar.20

18

Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fkih, ( Jakarta : AMZAH

cet-1, 2005), h. 25

19 https://imansoenhadji.files.wordpress.com/2010/02/kewirausahaan_modul.pdf/ diakses

pada 24 November 2015

20http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/1965

07081991032-YOYOH_JUBAEDAH/Materi_Perkuliahan_Kewirausahaan.pdf/ diakses

pada tanggal 24 November 2015

Page 27: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

16

Dalam melakukan kegiatan pemberdayaan wirausaha BAZIS DKI

dengan cara menyalurkan dana produktif kepada masyarakat umum dan

karyawan DKI Jakarta yang kurang mampu. Bantuan diberikan dalam

bentuk uang untuk bantuan modal usaha. Uang ini merupakan dana yang

didapat dari pengumpulan dana Infaq dan Shadaqah. Penyaluran dana ZIS

untuk usaha prouktif dalam bentuk pinajman dana cash memang

mempunyai resiko macet. Penyebabnya bisa dikarenakan bangkrutnya

usaha mustahik yang mendapatkan pinjaman dana. Apabila didapati oleh

mustahik yang tidak dapat mengembalikan pinjaman sesaui akad dan

waktu yang telah disepakati oleh pihak BAZIS DKI, maka pihak BAZIS

DKI Jakarta meyelesaikannya dengan cara musyawarah dan mencari

solusi yang saling menguntungkan. Apabila ternyata mustahik masih tetap

juga tidak mampu, maka BAZIS DKI Jakarta berkewajiban untuk

melaporkan kepada Gubernur DKI Jakarta untuk dicari penyelesaiannya.

Salah satu opsinya adalah dengan dihapuskannya kewajiban mustahik

(pemutihan atau write off).

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif disini dapat

diartikan sebagai prosedur penellitian yang menghasilkan data

deskriptif, ucapan atau tulisan perilaku yang dapat diamati dari orang-

Page 28: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

17

orang. Pendekatan ini menunjukkan setting dan individu-individu

dalam setting itu sendiri secara keseluruhan.21

Metode penelitian yang

digunakan adalah Deskriptif Analisis, yaitu memaparkan data-data yang

ditemukan di lapangan dan menganalisanya untuk mendapatkan

kesimpulan yang benar dan akurat.

2. Kriteria dan Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari beberapa

pihak yang berwenang di BAZIS DKI Jakarta dalam bentuk

dokumentasi atau data-data tertulis.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan

orang pertama, bukan asli) yang memiliki informasi atau data

tesebut.22

Seperti buku, majalah, makalah dan setiap artikel yang

mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas,

dihimpun dari berbagai tempat mulai dari perpustakaan hingga situs

internet.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan

fenomena yang dilakukan secara sistemastis terhadap gejala-gejala

21

Arief Furchan, Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif, ( Surabaya : Usaha Nasional, cet-

1,1992), h. 21-22

22 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta : Erlangga, ed ke-1, 2009), h.

86

Page 29: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

18

yang diselidiki23

. Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan.24

Dalam hal ini penulis

melakukan penelitian dengan cara mengamati langsung di BAZIS

DKI Jakarta.

b. Wawancara

Yakni teknik tanya jawab secara lisan dengan pedoman pada daftar

pertanyaan terbuka, sehingga diperoleh jawaban yang peneliti

harapkan dari pihak BAZIS DKI Jakarta.

c. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2005; 83) studi dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan

semakin tinggi.25

d. Studi Pustaka

Studi kepustakaan yaitu melakukan penelusuran kepustakaan dan

menelaahnya.Sumber data berupa buku, jurnal, majalah, koran,

internet dan lain-lain.

4. Teknik Analisis Data

Data yang dihasilkan merupakan data kualitatif dan akan

dikembangkan oleh penulis dengan metode deskripsi yaitu metode

23

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta : Erlangga, ed ke-1, 2009), h.

101

24 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, ( Bandung : Alfabeta, cet ke-15, 2010), h. 403

25 https://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitian-kualitatif/

diakses pada 25-Januari-2016

Page 30: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

19

menggambarkan secara jelas tentang topik penelitian yang diteliti dan

mengambil kesimpulan dari penelitian tersebut.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan, skripsi ini dibagi dalam lima bab

yang memuat ide-ide pokok dan kemudian dibagi lagi menjadi sub-sub bab

yang mempertajam ide-ide pokok, sehingga secara keseluruhan menjadi

kesatuan yang saling menjelaskan sebagai satu pemikiran

BAB I: PENDAHULUAN

Merupakan bagian pendahuluan yang dijadikan sebagai acuan

pembahasan bab-bab berikutnya dan sekaligus mencerminkan

isi global skripsi yang berisi tentang latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, penulis menguraikan dan menjelaskan model

Peminjaman Dana ZIS Pengertian Peminjaman, Fungsi

Peminjaman, Pengertian Zakat, Infak, dan Shadaqah serta

Dasar Hukum. Pemberdayaan Wirausaha Pengertian

Pemberdayaan, Pengertian Wirausaha, Sejarah Kewirausahaan,

Islam dan kewirausahaan, dan Fungsi Wirausaha.

Page 31: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

20

BAB III: GAMBARAN UMUM LEMBAGA BAZIS DKI Jakarta

Menjelaskan gambaran umum BAZIS DKI Jakarta. Memuat

tentang profil BAZIS DKI Jakarta, sejarah dan Laatar blakang

BAZIS DKI Jakarta, legal formal, Tujuan Organisasi, Visi dan

Misi, Tugas Pokok dan Fungsi, Struktur Organisasi,

Penghimpunan Dana ZIS BAZIS DKI Jakarta, Kebijakan di

bidang penghimpunan, Program Sosialisasi, dan Konsep

Komunikasi.

BAB IV: PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Model Peminjaman BAZIS DKI Jakarta Dalam Mengentaskan

Jumlah Pengengguran Dengan Peminjaman Dana ZIS Untuk

Program Wirausaha, model Pemberian Pemahaman Kepada

Masyarakat Mengenai Dana Pinjaman BAZIS DKI Jakarta

Untuk Program Wirausaha, dan Bagaimana mengukur tingkat

keberhasilan pengembalian dana pinjaman ZIS yang diberikan

oleh BAZIS DKI Jakarta.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan yang

diperoleh dari penelitiandan saran-saran baik untuk lembaga

dalam mengoptimalkan penghimpunan dan penyaluran dana

zakat agar hasilnya lebih efisien. Berikutnya disebutkan daftar

pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 32: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

21

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS DAN

PEMBERDAYAAN WIRAUSAHA

A. Model Peminjaman Dana ZIS

1. Pengertian

Secara etimologi bahasa Arab al-‘ariyah berarti sesuatu yang

dipinjam, pergi dan kembali atau beredar. Sedangkan secara terminologi

fiqh, ada beberapa definisi al-‘ariyah yang dikemukakan para ulama fiqh.

Pertama, Ulama Malikiyah, mendefinisikan dengan “ pemilikan

manfaat sesuatu tanpa ganti rugi”.

Kedua, Ulama Syafi‟iyah dan Hanabilah, mendefinisikan dengan

“kebolehan memanfaatkan barang orang lain tanpa ganti rugi”.

Diantara kedua definisi di atas terdapat perbedaan kandungan yang

membawa akibat hukum yang berbeda pula. Para ulama fiqh juga

membedakan antara al-‘ariyah dengan hibah, sekalipun keduanya sama-

sama mengandung kebebasan memanfaatkan barang. Menurut mereka,

dalam al-‘ariyah unsur yang dipinjam hanyalah manfaatnya dan

peminjaman itu dalam waktu yang terbatas, sedangkan hibah terkait

Page 33: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

22

dengan materi barang yang diserahkan dan dalam waktu yang tak

terbatas.1

Sedangkan dalam kajian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

peminjaman adalah proses, cara, perbuatan atau meminjamkan (barang,

uang, dsb).2

Disisi lain, pengertian mengenai dana zakat, infak, dan shadaqah

adalah penyerahan harta untuk kebajikan-kebajikan yang diperintah oleh

Allah SWT. Karena memang salah satu tujuan utama mengeluarkan dana

zakat, infak, dan shadaqah yakni untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Zakat disebut hak, oleh karena memang zakat itu merupakan ketetapan

yang bersifat pasti dari Allah SWT yang harus diberikan kepada mereka

yang berhak menerimanya. Sedangkan dana infak dan shadaqah tidak

ditetapkan secara mutlak besarannya, hanya saja bersifat sukarela dan

bernilai ibadah bagi yang mengeluarkannya.3

Dari uraian di atas, jika dikaitkan antara pengertian peminjaman

dengan dana ZIS, dapat dijabarkan bahwa peminjaman dana ZIS adalah

peminjaman yang diberikan kepada seseorang yang membutuhkan

pinjaman dana ZIS dengan kriteria bahwa peminjaman berarti unsur yang

dipinjam hanyalah manfaatnya (dana ZIS) dan memanfaatkan suatu tanpa

ganti rugi dengan adanya waktu peminjaman yang terbatas.

1 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, ( Jakarta : Gaya Media Pratama Jakarta, 2007), h. 238.

2 http://www.artikata.com/arti-345300-pinjam.html/ diakses pada Tanggal 09 Februari

2016. 3 Didin Hafidhuddin, Anda bertanya tentang Zakat, Infak, dan Sedekah Kami Menjawab,

(Jakarta : Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), 2006), h. 18.

Page 34: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

23

2. Fungsi Peminjaman

Adapun fungsi dari peminjaman dana ZIS bagi si peminjam yakni:

a. Peminjaman dana ZIS dapat meningkatkan daya guna dari dana yang

dipinjam.

b. Peminjaman dana ZIS dapat meningkatkan kegairahan dalam berusaha.

c. Peminjaman dana ZIS dapat meningkatkan pemerataan pendapatan

terhadap ekonomi lemah.

B. Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS) Serta Dasar Hukum.

1. Pengertian

a. Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti,

yaitu al-barakatu ‘keberkahan‟ ; al-namaa „pertumbuhan dan

perkembangan‟ ; ath-tharatu ‘kesucian‟ dan ash-shalahu „keberesan‟.

Secara istilah, zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan

tertentu dari Allah SWT yang mewajibkan kepada pemiliknya untuk

diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan

tertentu pula.4

Dari pengertian di atas, dijelaskan bahwa zakat adalah kewajiban

seorang muslim dari sejumlah harta yang dimilikinya bila telah

mencapai nisab dan haul, kemudian diserahkan kepada orang tertentu

yang berhak menerimanya.

4 Didin Hafiduddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta : Gema Insani Press,

Cet-IV, 2004), h. 7.

Page 35: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

24

b. Infak

Infak berasal dari nafaqa, yang berarti sesuatu yang telah berlalu

atau habis. Menurut terminologi syariah, infak berarti mengeluarkan

sebagian dari harta pendapatan untuk suatu kepentingan yang

diperuntukkan ajaran Islam. Jika zakat ada nishab-nya, Infak tidak

mengenal nishab.5

Berdasarkan pengertian di atas, dijelaskan bahwa infak adalah

mendermakan rezeki berupa materi kepada orang lain sebanyak yang

dikehendakinya secara ikhlas.

c. Sedekah

Kata sedekah berasal dari bahasa Arab yakni shadaqah yang

berarti tindakan yang besar.6 Sedekah memiliki arti yang luas, tidak

terbatas pada pemberian yang sifatnya materiil, tetapi sedekah juga

mencakup semua perbuatan kebaikan, baik bersifat fisik maupun non-

fisik.7

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sedekah

adalah keseluruhan amal kebaikan yang dilakukan setiap muslim untuk

menciptakan kesejahteraan sesama umat manusia, baik berupa materi

ataupun non-materi.

5 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta : PT. Grasindo, 2007), h.

6. 6 Nasrun Harun, Fiqh Muamalah, ( Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007), h. 88

7 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta : PT. Grasindo, 2007),

h. 5.

Page 36: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

25

2. Dasar Hukum

a. Zakat

Zakat di dalam Al-Qur‟an menurut Assayid Sabiq dalam Fiqhus

Sunnah disebut sebanyak 82 kali, ini menunjukkan hukum dasar zakat

yang sangat kuat, antara lain :

Al-Qur‟an Surat At-Taubah : 9 : 60

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya,

untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan

untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang

diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. At-

Taubah : 9 : 60)

Al-Qur‟an Surat At-Taubah : 9: 103

Artinya :”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya

doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar

lagi Maha mengetahui”. (QS. At-Taubah : 9 : 03)

Page 37: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

26

b. Infak

Al-Qur‟an Surat Ali Imran : 3 : 92

Artinya : ”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),

sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang

kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali Imran : 3: 92)

c. Sedekah

Hukum dan ketentuan sedekah dalam hal ini sama dengan infak.

Hanya saja infak berkaitan dengan materi, sedangkan sedekah memiliki

arti yang lebih luas, termasuk pemberian yang sifatnya non-materi,

seperti memberikan jasa, mengajarkan ilmu pengetahuan, mendoakan

orang lain dan sebagainya juga termasuk dalam kategori sedekah.

Dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah : 2 : 261

Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan

(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi

Maha mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 2: 261)

Page 38: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

27

C. Pemberdayaan Wirausaha

1. Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu konsep dalam

upaya menjadikan adanya kekuatan atau kekuasaan (power) pada

seseorang / individu atau kelompok. Pemberdayaan berhubungan dengan

upaya untuk merubah kemampuan seseorang, keluarga, atau kelompok

dari keadaan tidak memiliki kemampuan / kekuatan/ keberdayaan menuju

keadaan yang lebih baik.8

Menurut Habiullah Jabbar pemberdayaan merupakan proses kerja

sama antara pihak yang memberdayakan dan pihak yang diberdayakan.

Keduanya merupakan suatu kesatuan yang integral untuk mewujudkan

kesejahteraan dan kemandirian. Kerja sama ini lazim dalam bentuk

program yang dikelola bersama oleh semua pihak yang terjadi dari : pihak

pemerintah, swasta, dan masyarakat.9

Menurut Gunawan Sumadiningrat pemberdayaan diarahkan guna

meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu

menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan pendapatan yang lebih besar.

Upaya peningkatan kemampuan untuk menghasilkan nilai tambah paling

tidak harus ada perbaikan akses terhadap tiga hal, yaitu akses terhadap

sumberdaya, akses terhadap teknologi, akses terhadap permintaan.10

8 N. Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktek

Pemberdayaan Ekonomi, (Ciputat : Wahana Kardofa FAI UMJ, cet I, 2012), H. 223. 9 Habiullah Jabbar, (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan, (

Jakarta : Blantika, Cet.I, 2004), h. 99. 10

Erna Erawati Cholitim dan Juni Tamrin, Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha

Kecil di Indonesia, (Bandung: Yayasan Akita, 1997), h. 238.

Page 39: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

28

Pemberdayaan juga adalah suatu proses dan tujuan. Sebagai proses

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan

atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-

individu yang mengalami masalah-masalah kemiskinan.

Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan suatu yang

berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok masih ingin

melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya terpaku pada suatu

program saja. Sedangkan sebagai tujuan, maka pemberdayaan

menunjukkan pada keberadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan sosial yaitu masyarakat miskin yang berdaya, memiliki

kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam

memenuhi hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial

seperti memiliki kepercayaan diri, berpartisipasi dalam kegiatan sosial,

dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian

pemberdayaan sebagai tujuan sering kali digunakan sebagai indikator

keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.11

Adapun model-model pemberdayaan mempunyai ciri-ciri atau

unsur-unsur pokok sebagi berikut :

a. mempunyai tujuan yang hendak dicapai

b. mempunyai wadah yang terorganisir

c. aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai

dengan kebutuhan dan sumber daya setempat.

11

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung : PT Refika

Aditama, 2005), h. 59 s.d 60.

Page 40: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

29

d. Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang

terkait

e. Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama proses

pemberdayaan.12

Kemudian upaya untuk memberdayakan masyarakat dapat

dilakukan dengan cara, yaitu :

a. Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berdaya, bergelut dengan

aspek ekonomi, bertindak dengan merancang diskusi tentang apa yang

menjadi masalah dalam masyarakat.

b. Memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah

suskes dan sejahtera.

c. Membantu masyarakat untuk membuat analisis situasi usaha yang

prospektif secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari

masalah berbisnis.

d. Menghubungkan masyarakat wirausaha dengan sumber yang dapat

dimanfaatkan.13

Jadi berdasarakan penjelasan di atas, pemberdayaan adalah

penyadaran tentang kelemahan atau potensi yang dimliki sehingga

menimbulkan dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri untuk keluar dari

persoalan dan untuk memecahkan permasalahan dan untuk

mengembangkan potensi diri.

12

Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha (Jakarta : CV. Pustaka Amri,

2005), h. 47. 13

Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial, ( Jakarta : UI-Pres, 2003), h. 237 s.d 238.

Page 41: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

30

Tahapan-tahapan Pemberdayaan

Dalam pemberdayaan tidak langsung terbentuk atau terjadi secara

langsung mapun tiba-tiba, tetapi melalui beberapa proses tahapan yakni :

a. Tahapan Persiapan

Tahapan ini meliputi petugas (community development), dimana

tujuan utama ini adalah untuk menyamakan persepsi antar anggota

agen perubahan mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam

melakukan pemberdayaan masyarakat.

b. Tahap Assessment

Proses assessment yang dilakukan disini adalah dengan

mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga

sumber daya manusia yang dimiliki agen.

c. Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini agen perubahan secara inisiatif melibatkan warga

untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana

mencari solusinya.

d. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling

penting dan krusial dalam proses pemberdayaan masyarakat, karena

sesuatu yang sudah direncananakan dengan baik akan dapat

melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja sama

antar warga.

Page 42: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

31

e. Tahap Evaluasi

Tahap ini sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap

program yang sedang berjalan pada pemberdayaan masyarakat

sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga.14

Menurut Syamsuddin RS, ada tiga kompleks pemberdayaan yang

yang mendesak untuk diperjuangkan, yaitu :

a. Pemberdayaan pada mata Ruhaniyah, dalam hal ini terjadi degredasi

moral atau pergeseran nilai masyarakat Islam yang sangat

mengguncang kesadaran umat Islam, oleh sebab itu pemberdayaan

moral dan akhlak harus ditingkatkan.

b. Pemberdayaan Intelektual, yang pada saat ini dapat disaksikan umat

Islam Indonesia telah jauh tertinggal dalam kemajuan teknologi, untuk

itu diperlukan berbagai upaya pemberdayaan intelektual sebagai

perjuangan besar.

c. Pemberdayaan Ekonomi, masalah kemiskinan kian menjadi identik

dengan umat Islam Indonesia. Pemecahannya adalah tanggung jawab

masyarakat Islam Indonesia sendiri. Seorang putra Islam dalam

generasi awal Qurani terbaik, Sayyidina Ali mengatakan “sekiranya

kefakiran itu berwujud manusia, sungguh aku akan membunuhnya.

Untuk dapat keluar dari himpitan ekonomi seperti sekarang ini, di

samping penguasaan terhadap life skill, keterampilan berwirausaha

14

Amelia, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi

Handphone di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa, ( Skripsi s1 Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah Jakarta, 2009)

Page 43: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

32

pun dibutuhkan dalam pengembangan dan pemberdayaan ekonomi

kerakyatan.15

2. Pengertian Wirausaha

Wirausaha atau wiraswasta diartikan sebagai wira yang artinya

pahlawan, berbudi luhur; swa artinya sendiri; sta artinya beridiri. Oleh

karena itu wiraswasta disimpulkan sebagai manusia teladan dalam berdiri

sendiri (berdikari).16

Menurut Geoffrey G. Meredith mendefinisikan kewirausahaan

adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai

kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang

dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil

tindakan yang tepat guna memastikan sukses.

Sedangkan menurut Mubyarto Wirausaha adalah sebagian besar

dari cara-cara rakyat bergumal dan bertahan untuk menjaga kelangsungan

hidupnya, dibidang pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan

perkebunan dalam industri-industri kecil dan menengah dan kerajinan

serta dalam perdagangan atau kegiatan swadaya lainnya, baik di daerah

pedesaan maupun perkotaan, dengan modal utama tenaga kerja keluarga

dan modal serta tekonologi seadanya.17

15

Syamsuddin RS, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam dalam Da‟wah Islam,

( Bandung : KP HADID, 1999), h.2. 16

Sumarsono, Kontribusi Sikap Mental Berwiraswasta untuk Berprestasi, ( Jakarta : CV.

Era Swasta, 1984), h. 1. 17

Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat Dan Wirausaha, (Jakarta : CV. Pustaka Amri,

2005), h. 35 s.d 36.

Page 44: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

33

Jadi seorang wirausaha adalah, seorang usahawan yang di samping

mampu berusaha dalam bidang ekonomi umumnya dan niaga khususnya

secara tepat guna (tepat dan berguna, efisien dan efektif), juga berwatak

merdeka lahir batin dan berbudi luhur.18

Adapun menurut Winardi, karakteristik seorang wirausahawan

paling tidak memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

a. Kebutuhan akan keberhasilan

b. Berani mengambil resiko

c. Keinginan kuat untuk berbisnis

d. Seorang oportunis yang melihat kesempatan19

Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya inovasi.

Inovasi ini dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor

individu yang memicu kewirausahaan adalah pemcapaian Locus of

control, toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan,

pengalaman, usia, komitmen dan ketidakpuasan. Adapun inovasi yang

berasal dari lingkungan ialah peluang, model peran, aktifitas, pesaing,

sumber daya dan kebijakan pemerintah. Sedangkan faktor pemicu yang

berasal dari lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua dan jaringan

kelompok.

Seperti halnya pada saat perintisan kewirausahaan, maka

pertumbuhan kewirausahaan sangat tergantung pada kemampuan

organisasi dan lingkungan. Pesaing, pemasok, pelanggan dan lembaga-

18

Buchari Alma, Panduan Kuliah Kewirausahaan, (Bandung : CV Alfabeta, 2000),

h.70. 19

Winardi, Enterprenuer dan Enterprenuership, (Jakarta : Kencana , 2008), h. 27.

Page 45: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

34

lembaga keuangan yang membantu pendanaan. Sedengkan faktor yang

berasal dari pribadi adalah komitmen, visi, kepemimpinan dan

kemampuan manajerial. Selanjutnya faktor yang berasal dari organisasi

adalah kelompok, struktur, budaya dan strategi.20

3. Sejarah Kewirausahaan

Wirausaha sangat berperan dalam memulai dan mengoperasikan

suatu bisnis baru, mereka terlibat dalam mempertimbangkan resiko dan

segala upaya untuk menciptakan sesuatu yang baru atau dengan kata lain

wirausaha berperan menciptakan suatu bisnis dan mengembangkannya.

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan

penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan

utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui

inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama

melainkan untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan

dalam memuaskan pelanggannya.21

Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16,

sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah

wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan Ondernemer, di Jerman

dikenal dengan Unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis

sejak 1950-an dibeberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.

Bahkan sejak 1970-an banyak Universitas yang mengajarkan

20

Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta : PT. Salemba Emban Patria, 2003), h.10. 21

Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha, ( Jakarta : CV Pustaka Amri,

2005), h. 41.

Page 46: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

35

kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir

500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.

Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada

beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan

perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman

kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-

pelatihan disegala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang

dengan beraninya mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan

berusaha menghindarinya.22

Pada pertengahan abad ke-20 gagasan wirausaha sebagai penemu

mulai dikenalkan. Fungsi wirausaha adalah untuk melakukan reformasi

atau revolusi pola-pola produksi dengan mengeksploitasi penemuan atau,

secara umum, menggunakan teknologi baru (yang sebenarnya belum

pernah dicoba orang lain) untuk menghasilkan produk baru atau

menghasilkan produk lama dengan cara baru, membuka sumber bahan

baku baru, membuka pasar baru, dengan mengorganisir kembali industri

yang ada sekarang. Konsep inovasi sangat menonjol pada masa ini.

Inovasi untuk mengenalkan sesuatu yang baru adalah sebagian dari tugas

berat wirausaha. Inovasi tidak saja membutuhkan kemampuan untuk

menghasilkan dan mengembangkan konsep tetapi juga harus mengerti

segala kekuatan yang bekerja atau terdapat di lingkungan (sekitarnya).

22

Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha, ( Jakarta : CV Pustaka Amri,

2005), h. 41.

Page 47: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

36

Kewirausahaan pada zaman tersebut dimotori oleh : 1. Keinginan

untuk bertahan hidup (survival) 2. Berpikir kreatif untuk maju (creative

thinking) 3. Berpikir untuk menemukan sesuatu yang lebih baik dengan

mengembangkan apa yang ia punyai (improvement) 4. Berpikir visioner

untuk menemukan sesuatu yang baru dan berbeda (inventor) 5. Muncul ide

melahirkan sebuah ilmu pengetahuan dalam tujuan mencari nafkah hingga

menjadi sebuah bisnis. Jelas bahwa wirausaha digambarkan lebih

mengedepankan sektor ekonomi rakyat.23

4. Islam dan Kewirausahaan

Salah satu upaya untuk memberdayakan potensi ekonomi umat

serta membangun sebuah masyarakat yang mandiri adalah melahirkan

sebanyak-banyaknya wirausaha baru. Asumsinya sederrhana,

kewirausahaan pada dasarnya adalah kemandirian, terutama kemandirian

ekonomi dan kemandirian adalah keberdayaan.24

Semangat Islam akan kemandirian banyak dijumpai dalam ayat Al-

Qur‟an, salah satunya dijumpai dalam ayat :

Artinya : “ Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ? itulah orang yang

menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (QS.

Al-Ma‟un : 1-3).

23

Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha, ( Jakarta : CV Pustaka

Amri, 2005), h. 43. 24

Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Syafe‟i, Pengembangan Masyarakat Islam dari

Ideologi, Strategi sampai Tradisi, h. 47.

Page 48: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

37

Maksud dari ayat di atas adalah, “orang kaya yang tidak

menyantuni anak yatim dan fakir miskin sama halnya dengan orang miskin

yang tidak berjuang terus-menerus untuk meraih kemandirian ekonomi”.

Kewajiban kaum untuk berupaya membayar zakat, anjuran untuk

bersedekah, wakaf dan kewajiban untuk memberdayakan orang-orang

yang tidak berdaya secara ekonomis merupakan petunjuk Islam paling

jelas terhadap etos kewirausahaan (enterpreneurship).25

Allah SWT menciptakan manusia sebagai mahkluk yang paling

mulia, paling sempurna, dan karena itulah manusia diberi tugas sebagai

khalifah di muka bumi ini. Selain itu, dalam Al-Qur‟an dinyatakan bahwa

umat Islam adalah “ Khaira Ummah” atau sebaik-baiknya umat diantara

manusia. Khaira Ummah dapat terwujud jika umat Islam berilmu,

berharta, dan sehat jasmani rohani, sehingga dapat berguna dan memberi

manfaat bagi orang lain yang masih dalam kemiskinan, kebodohan, dan

keterbelakangan. Dengan berwirausaha maka semakin banyak kekayaan,

semakin banyak pula yang menikmati kekayaan. Semakin banyak

pekerjaannya, maka semakin banyak pula anggota keluarga yang

ditolongnya.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw,

“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang

lebih banyak memberi manfaat bagi manusia

lainnya”.

25

Nanih Machendrawati, Agus Ahmad Syafe‟i, Pengembangan Masyarakat Islam dari

Ideologi, Strategi sampai Tradisi, h. 47

Page 49: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

38

Untuk membangun tatanan wirausaha, Islam menawarkan dua

asas.26

Pertama Tasyri (landasan struktural), yaitu kebijkan ekonomi yang

menjamin terpenuhinya syarat-syarat minimal untuk tumbuh berkembang

di tengah-tengah persaingan global. Adalah tidak wjar, kalau wirausaha

dibiarkan bergelut dan melawan usaha besar. Kedua Taujih ( landasan

kultural), yaitu ajaran kemuliaan, keluhuran, dan kesalehan sosial untuk

mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah SWT.

Imam Asy-Syaukani, menganjurkan pemerintah untuk

memperhatikan ekonomi rakyat, wirausaha27

yaitu :

“Instruksi pihak penguasa kepada para pedagang agar

mereka tidak menjual barang dagangannya, kecuali

dengan ketentuan harga yang telah ditetapkan pemerintah

dengan tujuan kemashlahatan bersama.”. (Yusuf

Qardawi, 1997:140).

Dasar-dasar kewirausahaan yang demikian itulah yang

menyebabkan pengaruh Islam berkembang pesat sampai ke pelosok dunia,

maka jika kaum Muslimin Indonesia ingin melakukan bisnis yang maju,

maka etika, moral, dan jiwa kewirausahaan yang dicontohkan oleh Rasul

tersebut dipegang teguh dan sungguh tepat untuk menjawab berbagai

persoalan dan tantangan hidup di dunia ini.

26

Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat dan wirausaha, (Jakarta : CV Pustaka Amri,

2005), h. 52.

Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha, ( Jakarta : CV Pustaka Amri, 2005),

h. 53.

Page 50: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

39

Kemandirian dan kecukupan dalam bidang ekonomi memiliki

makna yang penting bagi setiap muslim28

, karena :

a. Dengan kekuatan ekonomi yang baik, seorang muslim akan dapat

memelihara imannya sendiri dan keluarganya dengan baik.

b. Dengan kekuatan ekonomi yang baik, seorang muslim akan lebih

dapat menjalankan aktivitas ibadah dan menjalankan syariat dengan

tenang, khusyu, dan merasa memiliki harga diri di dalam

komunitasnya.

c. Kekuatan ekonomi sangat diperlukan dan dibutuhkan untuk

menunjang pelaksanaan berbagai ibadah dan kiprah di jalan Allah

SWT.

d. Kemampuan ekonomi diperlukan untuk pengembangan peradaban

secara keseluruhan, seperti pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, kebudayaan, dan kesenian serta memajukan masyarakat

secara keseluruhan.

e. Kemampuan ekonomi sangat diperlukan untuk regenerasi umat agar

umat ini tumbuh lebih tangguh di masa mendatang.

f. Pada level organisasi kemasyarakatan yang lebih besar, misalnya

sebuah negara, kekuatan dan kemandirian dalam bidang ekonomi

menjadi syarat mutlak agar warga atau bangsa yang menghuni negara

tersebut dapat menikmati kesejahteraan hidup, menjadi terhormat di

hadapan bangsa lain.

28

Miftahul Huda, Aspek Ekonomi dalam Syariat Islam, (Mataram : LKBH, 2007), h. 14.

Page 51: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

40

Jadi berusaha, di lapangan perekonomin untuk meningkatkan

kesejahteraan hidup, mencari bekal dalam beribadah, dan membantu

kegiatan pembangunan umat adalah bagian yang tak terpisahkan

dalam jalan hidup seorang muslim.

5. Fungsi

Kegiatan wirausaha dalam menjalankan suatu jenis usaha

memiliki fungsi yang luas untuk dapat mengembangkan usahanya dalam

berbagai kesempatan, berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental

mandiri tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak

pasti. Adapun fungsi wirausaha29

adalah :

a. Memandirikan minat seseorang untuk memandirikan dan mengelola

usaha secara profesional.

b. Menumbuhkan kejujuran dalam bertindak dan bersikap dalam

mengambil suatu keputusan.

c. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap segala aktivitas yang

dijalankanya, baik yang sudah ada maupun yang akan datang.

29

Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 28.

Page 52: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

41

BAB III

GAMBARAN UMUM BAZIS DKI JAKARTA

A. Profil BAZIS DKI Jakarta

1. Sejarah berdirinya dan latar belakang

Secara langsung yang menjadi latar belakang berdirinya BAZIS

Provinsi DKI Jakarta, yaitu: pertama saran sebelas tokoh ulama nasional

yang berkumpul di Jakarta pada 24 Desember 1968, untuk membahas

beberapa persoalan umat, khususnya pelaksanaan zakat di Indonesia. Di

antara rekomendasi hasil musyawarah tersebut adalah:1

a. Perlunya pengelola zakat dengan sistem administrasi dan tata usaha

yang baik sehingga bisa dipertanggung jawabkan pengumpulan dan

pendayagunaannya kepada masyarakat.

b. Bahwa zakat merupakan potensi yang sangat besar yang belum

dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan efekivitas

pengumpulan zakat, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

pembangunan.

Saran sebelas ulama itu ditanggapi secara serius oleh Presiden RI

yang kemudian memberikan seruan dan edaran kepada para pejabat dan

instansi terkait untuk menyebarluaskan dan membantu terlaksananya

pengumpulan zakat secara nasional. Kedua, Seruan Presiden Republik

1Tim Penyusun, Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta, (Jakarta: BAZIS DKI

Jakarta, 2006), h.11.

Page 53: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

42

Indonesia pada peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Istana

Negara, pada tanggal 26 Oktober 1968 tentang perlunya intensifikasi

pengumpulan zakat sebagai potensi yang besar untuk menunjang

pembangunan.

Dua hal inilah yang melatar belakangi pendirian BAZIS Provinsi

DKI Jakarta. Selanjutnya, secara resmi, Gubernur Provinsi DKI Jakarta,

Ali Sadikin mengeluiarkan Surat Keputusan No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal

5 Desember 1968 tentang pembentukan Badan Amil Zakat, berdasarkan

syariat Islam dalam wilayah DKI Jakarta.

Berdasarkan keputusan tersebut, maka susunan organisasi BAZ

dibentuk mulai tingkat Provinsi DKI Jakarta hingga tingkat kelurahan,

tugas utamanya adalah pengumpulan zakat di wilayah DKI Jakarta dan

penyalurannya terutama ditujukan kepada fakir miskin.

Sejak berdiri dan tahun 1968 hingga tahun 1973, Badan Amil Zakat

(BAZ) DKI Jakarta telah berjalan dengan cukup baik. Hanya saja pada

aspek penghimpunan zakat yang terlihat belum optimal. Jumlah dana zakat

yang terhimpun masih jauh dan potensi ZIS yang dapat digali dari

masyarakat. Hal ini disebabkan lembaga ini membatasi diri pada

penghimpunan dana zakat saja.

Oleh sebab itu, untuk memperluas sasaran operasional dan karena

semakin kompleknya permasalahan zakat di Provinsi DKI Jakarta maka

Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada 1973 melalui keputusan No.

D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973, menyempurnakan BAZ ini

Page 54: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

43

menjadi Badan Amil Zakat dan infak/shadaqah yang selanjutnya disingkat

menjadi BAZIS. Dengan demikian, pengelolaan dan pengumpulan harta

masyarakat menjadi luas, karena tidak hanya mencakup zakat, akan tetapi

lebih dan itu, mengelola dan mengumpulkan infaq/shadaqah serta amal

sosial masyarakat lain.2

2. Legal Formal

Dalam perjalananya, ZIS selalu mendapat perhatian dari berbagai

pihak. Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan UU. Menteri dan

Gubernur Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan keputusan berkaitan dengan

ZIS memiliki nilai strategis dalam pandangan berbagai kalangan, baik

pemerintah maupun masyarakat. BAZIS Provinsi DKI Jakarta sejak

berdirinya telah didukung oleh berbagai kekuatan hukum, baik

menyangkut manajemen kelembagaan, maupun yang bersifat operasional.

Sejalan dengan perkembangan BAZIS produk-produk hukumnya

senantiasa disesuaikan, terutama lahirnya UU No. 38 Tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat memberikan implikasi sangat luas pada lembaga

pengelola zakat ini, diantaranya adanya tuntutan profesionalitas,

transparansi, akuntabilitas, dan kemandirian. Dasar hukum yang

membentengi posisi BAZIS Provinsi DKI Jakarta saat ini adalah:

1. Undang-undang Republik Indonesia No.38 Tahun 1999 tentang

Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik

Indonesia Jakarta.

2http://bazisdki.go.id/page/index/sejarah-bazis diakses pada tanggal 25 Februari jam

15:20

Page 55: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

44

2. Undang-undang Republik Indonesia No.32Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah.

3. Undang-undang Repblik Indonesia No.38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat.

4. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No.373 Tahun 2003

tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia No.38

tentang Pengelolaan Zakat.

5. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.120

Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat,

Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

6. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.121

Tahun 2002 tentang Pola Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah

Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta.

7. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.26

Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Dana Zakat, Infaq, dan

Shadaqah pada Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

8. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.51

Tahun 2006 tentang Petunjuk pelaksanaan pengumpulan dan

Page 56: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

45

Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah oleh Badan Amil Zakat,

Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.3

3. Tujuan

Seiring perjalanan waktu BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu

berdialog dengan realitas internal dan eksternal. Realitas internal berkaitan

dengan manajemen dan sumber daya. Sedangkan realitas eksternal

berhubungan dengan dinamika sosial, ekonomi, dan budaya yang ada di

masyarakat. betapapun juga, BAZIS Provinsi DKI Jakarta tidak ingin

ketinggalan kereta zaman yang terus melaju. Dengan terus melaksanakan

tujuan-tujuan sebelumnya, BAZIS Provinsi DKI Jakarta melalui Surat

Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.121 tahun 2002 tentang

pola pengelolaan ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan

tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat,

infaq, dan shadaqah sesuai dengan tuntutan agama.

2. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan dalam upaya

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat, infaq dan shadaqah.4

Dari uraian diatas dapat disimpulkan, sejalan dengan perkembangan

zaman, produk-produk hukum BAZIS DKI Jakarta senantiasa

mensesuaikan dengan peraturan yang berlaku yang bertujuan untuk

3BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Peraturan Gubernur Provnsi DKI Jakarta, (Jakarta:

BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 2006), h.15. 4BAZIS DKI, Pengelolaan Zakat dan Infaq/Shadaqah di DKI Jakarta, h.16

Page 57: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

46

mensejahterakan Masyarakat DKI Jakarta melalui program-program

BAZIS DKI. Juga meningkatkan pelayanan bagi para masyarakat dalam

menunaikan ZIS ssuai dengan tuntutan agama Islam.

4. Visi dan Misi

Visi : Menjadi Badan Pengelola ZIS yang unggul dan terpercaya

Misi : Mewujudkan optimalisasi pengelolaan ZIS yang amanah,

profesional, transparan, akuntabel, dan mandiri di Jakarta

menuju masyarakat yang sejahtera, berdaya, dan bertaqwa.

5. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan BAB II pasal 3 Keputusan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta No.120 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan

Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta,

maka tugas pokok BAZIS Provinsi DKI Jakarta adalah:

1. Menyelenggarakan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq, dan

shadaqah sesuai dengan fungsi dan tujuannya.

2. Dalam melaksanakan tugasnya BAZIS bersifat objektif dan transparan.

Sedangkan yang menyangkut fungsi, sebagaimana BAB II Pasal 4

Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.120 diatas, maka BAZIS

Provinsi DKI Jakarta mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan Program Kerja

2. Pengumpulan segala macam zakat, infaq, dan shadaqah dari masyarakat

termasuk pegawai wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Page 58: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

47

3. Pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah sesuai dengan ketentuan

hukumnya.

4. Penyuluhan kepada Masyarakat dalam upaya peningkatan kesadaran

menunaikan ibadah zakat, infaq, dan shadaqah.

5. Pembinaan pemanfaatan zakat, infaq, dan shadaqah agar lebih produktif

dan terarah.

6. Koordinasi, bimbingan dan pengawan kegiatan pengumpulan zakat,

infaq, dan shadaqah yang dilaksanakan oleh pelaksanaan pengumpulan

BAZIS.

7. Penyelenggaraan kerjasama dengan Badan Amil Zakat, Infaq, dan

Shadaqah dan Lembaga Amil Zakat.

8. Pengendalian atas pelaksanaan pengumpulan dan pendayagunaan zakat,

infaq, dan shadaqah.

9. Pengurusan fungsi-fungsi ketatausahaan, perlengkapan, kerumah-

tanggaan dan sumber daya manusia.5

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pokok BAZIS

DKI Jakarta yaitu menyelenggarakan pengumpulan dan penghimpunan

dana ZIS serta dalam melaksanakan tugasnya BAZIS DKI harus bersifat

obyektif dan transparan. Adapun fungsi dari BAZIS DKI yaitu,

mendayagunakan dana ZIS serta memberikan pembinaan dan penyuluhan

kepada masyarakat upaya meningkatkan kesadaran masyarakat

menenuaikan zakat.

5BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, h.102.

Page 59: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

48

6. Struktur Organisasi

Organisasi BAZIS terdiri dari tiga lembaga utama (berdasarkan SK

Gubernur DKI No. 120 tahun 2002), yaitu:6

1. Dewan Pertimbangan

2. Komisi Pengawasan

3. Badan Pelaksana

Anggota dewan pertimbangan dan komisi pengawasan terdiri dari

unsur ulama, umaro, DPRD, tokoh masyarakat, pengusaha, nasional, dan

cendikiawan muslim.

Susunan organisasi badan pelaksana dan tugas kerja adalah:

1. Kepala, bertugas menjalankan fungsi sebagai :

a. Memimpin pelaksanaan tugas dan fung si BAZIS

b. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan sekretariat, bidang

pelaksanaan BAZIS Kotamadya/Kabupaten, Adminitrasi

termasuk petugas operasional BAZIS Kecamatan, Kelurahan, dan

Unit Satuan Kerja.

2. Wakil Kepala, bertugas menjalankan fungsi sebagai :

a. Membantu kepala dalam memimpin pelaksanaan tugas dari fungsi

BAZIS

b. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang dilimpahkan

kewenangannya oleh kepala

6Tim Penyusun,”Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta,” (Jakarta: BAZIS DKI

Jakarta, 2006), h.91.

Page 60: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

49

c. Mewakili kepala apabila berhalangan melaksanakan tugas dan

fungsinya

d. Melaksanakan pengendalian administratif pelaksanaan kegiatan

BAZIS

3. Sekretariat, bertugas menjalankan fungsi sebagai koordinasi dan

konsolidasi internal dan pengendalian administratif kegiatan BAZIS

yang berhubungan dengan fungsi-fungsi pembinaan dan administratif

kepegawaian sumber daya manusia, tata rumah tangga dan inventaris

kantor, penelitian dan pengembangan program kerja, hubungan

lembaga, serta informasi dan komunikasi yang membawahi aplikasi

fungsi sistem informasi manajemen BAZIS.

4. Bidang Pengumpulan, bertugas menjalankan fungsi sebagai :

1. Ekstensifikasi Pengumpulan ZIS :

a. Mengaplikasikan UU No. 17/2000 (ZIS PPh)

b. . ZIS Profesi dokter

c. ZIS via pelayanan jasa STNK

d. ZIS pariwisata

2. Intensifikasi Pengumpulan ZIS :

a. ZIS Masyarakat/wilayah

b. ZIS calon jamaah haji

c. ZIS Pengusaha

d. ZIS karyawan

e. Gerakan sosial amal ramadhan

Page 61: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

50

f. Bantuan beras amal sosial keagamaan

g. ZIS bank mitra BAZIS DKI Jakarta

h. Latihan Shadaqah bagi siswa SD/MI dan SLTP/MTs,

SLTA/MA, dan Perguruan tinggi

Pada bidang pengumpulan ini, terdapat dua seksi-seksi pengumpulan

yakni :

1. Seksi Himpun Muzakki, dan

2. Seksi Bina Muzakki

5. Bidang Pendayagunaan, bertugas menjalankan fungsi sebagai :

a. Fakir Miskin (memberikan beasiswa dari tingakt SD s.d

Mahasiswa)

b. Fi sabilillah

c. Muallaf/Gharimin/Ibnu Sabil

d. Bantuan kemashlahatn umat dan peningkatan SDM

e. Intensifikasi dan Ekstensifikkasi ZIS

f. Bantuan kesetiakawanan-sosial

g. Kegiatan bina usahha produktif/ wirausaha

Pada bidang pendayagunaan ini, terdapat tiga seksi-seksi

pendayagunaan yakni :

1. Seksi Pelayanan Mustahik

2. Seksi Bina Usaha, pada seksi bidang pendayagunaan inilah

program bantuan dana modal usaha yang menangani dan

bertanggung jawab atas keberhasilan program tersebut.

Page 62: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

51

3. Seksi Bina Sumberdaya Mustahik.

6. Bidang Dana, bertugas menjalankan fungsi sebagai :

a. Penerimaan hasil pengumpulan Zakat, Infak, dan Shadaqah

b. Membukukan penerimaan dan penegluaran ZIS, Pelaporan

penerimaan dan pengeluaran ZIS.

Pada bidang Dana ini, terdapat dua seksi-seksi pendayagunaan

yakni :

1. Seksi KAS

2. Seksi Akuntansi

7. Pelaksanaan BAZIS Kotamadya/Kabupaten Administrasi

Page 63: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

52

Struktur Organisasi BAZIS DKI Jakarta7

Struktur Organisasi Kepengurusan BAZIS Prov DKI Jakarta beserta Nama

dan Jabatan terlampir

7Lili Bariadi, Muhammad Zen & M.Hudri, Zakat & Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005),

Cet. 1, h. 102.

Page 64: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

53

B. Penghimpunan Dana Zakat, Infak, dan Shadaqah BAZIS DKI Jakarta

Cara penghimpunan zakat memang masih mengundang kontrovesi

(ikhtilaf). Ada yang beranggapan bahwa zakat adalah wewenang pemerintah,

dan karena itu pemerintah berkewajiban mengelolanya. Kata “Khudz” di

dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 103 menunjukkan makna perintah.

Makna ini berarti juga kewenangan kekuasaan dalam hal ini kekuasaan selalu

identik dengan Negara.8 Sehingga dapat diartikan bahwa Negara dapat

melakukan pemungutan zakat dari masyarakat. sebagian yang lain

menganggap zakat adalah urusan agama. Karena urusan agama adalah urusan

privat, maka Negara tidak dapat memasuki wilayah ini.

Pada praktiknya, kedua pandangan ini masih sama-sama berpengaruh.

Misalnya, penggunaan kekuasaan penuh dilakukan dalam Undang-Undang

No.17 Tahun 2000 bahwa zakat dapat mereduksi pajak. Namun implementasi

dari UU ini masih sulit diterapkan, karena perbedaan paradigma dan masih

rendahnya kesadaran masyarakat dalam berzakat.

Oleh sebab itu, kesadaran memerlukan ruang pencipta. Ia tidak datang

sendiri. Berbagi kalangan masyarakat seperti ulama, tokoh masyarakat, dan

pemerintah harus dapat menciptakan berbagai strategi pendekatan yang dapat

menumbuhkembangkan kepercayaan masyarakat dan mampu mewujudkan

lembaga pengelola zakat yang amanah, kredibel-akuntabel, transparan dan

profesional.

8BAZIS DKI, Pengelolaan Zakat, Infaq/Shadaqah di DKI Jakarta, (Jakarta, BAZIS DKI,

1999), h.5.

Page 65: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

54

Keberadaan BAZIS Provinsi DKI Jakarta menjadi jawaban

permasalahan diatas, dimana pemerintah dan berbagai elemen masyarakat

bersinergi dalam pengelolaan zakat, baik dalam penghimpunan,

pendistribusian, dan pendayagunaannya.

Penghimpunan (fundraising) ZIS yang dilakukan BAZIS Provinsi DKI

Jakarta sebagai salah satu tugas BAZIS Provinsi DKI Jakarta sebagaimana

tertulis dalam Surat Keputusan Gubernur No.120/2002 proses ini bukan

sekali jadi. Upaya ini dilakukan dengan kerja kultural-struktural dan melihat

realitas yang berkembang.9

1. Kebijakan di Bidang Penghimpunan (Fundraising)

a. Sasaran

Sasaran penghimpunan ZIS adalah seluruh warga muslim ibukota,

yang dikelompokkan kedalam:

1) Masyarakat umum yang dikoordinasikan oleh kepala kelurahan dan

dibantu oleh Ketua RT/RW serta tokoh agama atau pemuka

masyarakat.

2) Karyawan/Pegawai, yang dikoordinasikan oleh kelurahan, kecamatan,

kotamadya, dan BAZIS unit kesatuan kerja.

3) Para pengusaha nasional, hartawan, dan dermawan yang

dikoordinasikan langsung oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta atas nama

Gubernur.

4) Nasabah Bank.

9BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, h. 43.

Page 66: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

55

5) Jamaah calon Haji dan Umroh.10

b. Perhitungan Zakat

Sebagaimana tercantum dalam pasal 14 UU RI No.38 Tahun 1999

tentang pengelolaan zakat, ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian

dalam hal penghitungan zakat, yaitu:

1) Muzaki melakukan penghitungan zakat sendiri hartanya dan kewajiban

zakatnya berdasarkan hukum agama.

2) Dalam hal ini tidak dapat menghitung sendiri hartanya dan kewajiban

zakatnya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu), muzaki dapat

meminta bantuan kepada amil zakat memberikan bantuan kepada

muzaki untuk menghitungnya.

3) Zakat yang telah dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga

amil zakat dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib

pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

2. Program Sosialisasi

Memberikan pemahaman ZIS kepada masyarakat bukanlah proses

yang instan. Keberhasilan ini tergantung pada bagaimana kesungguhan

ajaran ZIS didakwahkan terus-menerus kedalam masyarakat. Karena

penyadaran ini bukan hanya berhenti pada kemauan masyarakat untuk

menunaikannya. Tetapi diharapkan juga masyarakat mampu

10

Tim Penyusun,”Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta,” (Jakarta: BAZIS DKI

Jakarta, 2006), h.68.

Page 67: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

56

menjadikannya sebagai gerakan yang menyeluruh dan mampu

menggerakkan masyarakat yang lain untuk menunaikannya pula.

Bagi sebagian masyarakat, menunaikan ZIS masih menghadapi

kendala. Karena diantara mereka masih ada yang belum mengetahui

hukum ZIS, peran ZIS, dan fungsi amil (BAZIS), siapa yang termasuk

muzaki, munfiq, dan mutashaddiq, bagaimana membayar ZIS serta harus

kemana membayarnya.

Sebagai implementasi tugas dan fungsinya, BAZIS Provinsi DKI

Jakarta melaksanakan langkah-langkah sosialisasi yang secara umum

adalah:

a. Mengadakan kerjasama secara teknis dengan lembaga/instansi lain

dalam hal penyuluhan dan penghimpunan ZIS.

b. Mengadakan koordinasi, Integrasi, dan Sirkonisasi yang bersifat teknis

(bukan kebijaksanaan) dengan semua pihak, agar penghimpunan ZIS

optimal.

c. Mengadakan kerjasama dengan lembaga profesi sejenis sebagai mitra

atau sinergi dalam penyuluhan zakat, infaq dan shadaqah.

Adapun kegiatan sosialisasi BAZIS Provinsi DKI Jakarta

diantaranya:

1) Menyediakan sarana internet dengan situs internet dengan

homepage:http//www.bazisdki.go.id, email : [email protected]

yang memuat kebutuhan informasi tentang ZIS secara lengkap yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

Page 68: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

57

2) Bagi yang ingin berhubungan langsung dengan Kantor BAZIS,

disediakan saluran telepon khusus (hotline) dengan nomor: (021)

3144023, 3901367 dan faksimili (021) 3144579.

3) Selain itu penyebarluasan informasi secara intensif dan

berkesinambungan diupayakan pula melalui media dakwah, cetak,

elektronik, penerbitan majalah, buku, leaflet, banner, baliho,

pemasangan spanduk, dan lain-lain

4) BAZIS Provinsi DKI Jakarta juga menitipkan pesan dakwah untuk

menunaikan ZIS kepada para da’i dan khatib Jumat agar ummat

khususnya kaum aghniya lebih faham tentang ZIS dan kemudian sadar

untuk menunaikan-nya.11

3. Konsep Komunikasi

Komunikasi terdiri dari dua jenis, yaitu komunikasi vertikal dan

komunikasi horizontal. Komunikasi vertikal terdiri dari komunikasi

kebawah. Biasanya dari manajemen puncak secara hierarkis dalam bentuk

instruksi, saran, peringatan, dan penilaian kepada bawahan. Misalnya,

lahirnya Surat Keputusan Gubernur No.121 dan 120 tahun 2002.

Sedangkan komunikasi ke atas adalah komunikasi dari bawahan ke atas.

Biasanya dalam bentuk laporan keuangan, laporan dari Supervisi Program

(SP) tentang perkembangan kerjasama BMT dengan pedagang kecil di 5

wilayah DKI Jakarta.

11

Tim Penyusun,”Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta,” (Jakarta: BAZIS DKI

Jakarta, 2006), h.69-72.

Page 69: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

58

Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang sejajar. Dalam

kaitannya dengan BAZIS Provinsi DKI Jakarta, maka komunikasi ini

adalah komunikasi antara personal pegawai dengan pegawai yang lain.

Komunikasi ini dilakukan untuk mensinkronkan berbagai program yang

ada. Misalnya untuk program bantuan dana. Hal ini meniscahyakan

komunikasi antara bidang pendayagunaan dengan bidang dana. Perjalanan

komunikasi ini bisa secara formal dan priodik dalam setiap pertemuan

dengan meibatkan semua jajaran BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Dan bisa

juga dilakukan secara nonformal setiap hari prinsipnya adalah fleksibel,

bergantung tingkat kebutuhan.

Perkembangan BAZIS Provinsi DKI Jakarta menganggap perlunya

membuka komunikasi dengan berbagai kalangan masyrakat. Karena

dengan komunikasilah BAZIS DKI Provinsi DKI Jakarta dapat

berkembang seperti sekarang. Dalam kaitannya dengan perkembangan

manusia, para ahli ilmu sosial mengatakan bahwa kurangnya komunikasi

akan memperlambat perkembangan. Begitupula dengan BAZIS Provinsi

DKI Jakarta, meniscahyakan perlunya keterbukaan dalam berkomunikasi

bila perkembangannya tak ingin terhambat.

Sebagai ibadah yang diperintahkan dan dianjurkan Allah SWT,

komunikasi dengan ZIS antara BAZIS Provinsi DKI Jakarta dengan

masyarakat adalah komunikasi yang berbasis kepada Al-Qur’an, yaitu

basyir wa ndhiran atau tarhib wa targhib (kabar gembira dan ancaman).

Memberikan pemahaman tentang ZIS dilakukan secara komprehensif

Page 70: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

59

(menyeluruh). Penyampaian ini bergantung pada tingkat pemahaman

masyarakat dapat dilihat dari repon mereka terhadap penunaian ZIS dan

peningkatan jumlah ZIS. Adapun pesan yang disampaikan antara lain

adalah:

a. Kewajiban menunaikan zakat dan pelaksanannya melalui lembaga yang

terpecaya.

b. Manfaat dan hikmah ZIS, baik di dunia maupun di akhirat diakhir.

c. Ancaman dan resiko bagi pengingkar ZIS, baik di dunia mapun di

akhirat.

Sebagai lembaga dengan sistem yang modern, upaya komunikasi

tidak hanya pada ketersampaian pesan kepada khalayak. Tetapi juga

berbarengan dengan komunikasi kelembagaan. Komunikasi kelembagaan

ini terkait dengan citra lembaga. Betapapun lembaga sebagai pengelola

harus dapat membangun komunikasi yang dialogis dengan masyarakat

baik secara pemberi maupun sebagai penerima. Hal ini dimaksudkan agar

mereka dapat menaruh kepercayaan terhadap lembaga pengelola. Adapun

upaya itu meliputi:

1) Transparansi pengelolaan. Hal ini dibuktikan dengan publikasi

pengelolaan kepada khalayak melalui media cetak, media online, dan

keterlibatan komisi pengawas, akuntan publik, dan Badan Pengawas

Daerah dalam kontrol kelembagaan.

2) Modernisasi pengelolaan, yang dirincikan dengan penerapan teknologi

informasi berbasis komputer dan internet serta SOP yang baku.

Page 71: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

60

3) Publikasi. Sebagai lembaga yang didirikan untuk publik, BAZIS

Provinsi DKI Jakarta secara rutin mempublikasikan perkembangan

pemikiran, program, dan informasi pengelolaan melalui Majalah Peduli

Umat sebagai media milik BAZIS DKI Jakarta, dan media massa yang

lain. Upaya ini dilakukan untuk memberikan informasi sekaligus

penggalangan dana ZIS.12

12

BAZIS Provinsi DKI Jakarta & Institut Manajemen Zakat, Manajemen ZIS BAZIS

Provinsi DKI Jakarta, h. 76.

Page 72: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

61

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Model Peminjaman BAZIS DKI Jakarta dalam Mengentaskan Jumlah

Pengangguran dengan Peminjaman Dana ZIS untuk Program Wirausaha

BAZIS DKI Jakarta merupakan lembaga zakat yang berada di bawah

kepengurusan pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta, sehingga BAZIS DKI

Jakarta memiliki potensi dana Zakat, Infak, Dan Shadaqah yang cukup besar.

Potensi ini bisa dilihat pada perkembangan penerimaan dana ZIS dari tahun

2010 sampai 2014.

TAHUN DANA

ZAKAT

DANA

INFAQ/

SHADAQAH

JUMLAH

2010 31.448.776.565 21.320.042.370 52.768.818.935

2011 39.532.430.980 25.248.381.906 64.780.812.886

2012 54.249.154.401 27.204.156.475 81.453.310.876

2013 60.697.678.071 37.098.201.199 97.795.879.070

2014 69.415.311.534 44.350.496.198 113.765.807.732

(sumber : Data Keuangan BAZIS Prov DKI Jakarta)

Berdasarkan data di atas, dapat dijelaskan bahwa terjadi kenaikan

yang cukup signifikan pada penerimaan ZIS, dimana pada tahun 2010

penerimaan ZIS berada diangka Rp. 52.768.818.935, sedangkan pada tahun

2011 penerimaan dana ZIS meningkat menjadi Rp. 64.780.812.886, atau

Page 73: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

62

terjadi peningkatan sebesar Rp.12.011.993.951, dan terus mengalami

peningkatan ditahun berikutnya tepatnya pada tahun 2012 dengan jumlah

kenaikan sebesar Rp.16.672.497.990, begitupun pada tahun 2013 mengalami

tingkat kenaikan penghimpunan ZIS sebesar Rp.16.342.568.194 pada tahun

berikutnya jumlah penghimpunan dan penerimaan dana ZIS juga mengalami

kenaikan sebesar Rp.15.969.928.662.1 dari keterangan di atas dapat

dijelaskan bahwa BAZIS DKI Jakarta adalah salah satu lembaga Badan Amil

Zakat yang cukup potensial dalam pendayagunaan dana ZIS.

Besarnya kenaikan penghimpunan dana ZIS yang terjadi disetiap

tahunnya, BAZIS DKI Jakarta memperoleh dana yang cukup besar

dikarenakan diperoleh dari BAZIS pelaksana Kotamadya/Kabupaten

Adminitrasi, Unit Kerja, Pengusaha dan Pejabat, Calon Jamaan Haji, dan

Bank Mitra.2

Untuk pencapaian target tersebut BAZIS DKI Jakarta merancang

berbagai program yang sasarannya adalah mustahik, salah satu programnya

adalah Jakarta Mandiri yang menjadi program prioritas pada BAZIS DKI

Jakarta. Program Jakarta Mandiri adalah program yang diusung oleh BAZIS

DKI Jakarta dalam bidang pendayagunaan yang sasarannya tertuju pada,

“Fakir dan Miskin, Fi Sabilillah, Muallaf / Gharimin / Ibnu Sabil, Bantuan

Kemashlahatan Umat dan Peningkatan SDM, Intensifikasi dan Ekstensifikasi

1 Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta Periode 2010 s.d 2013

2 Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha, ( Jakarta : CV. Pustaka Amri,

2005), h. 105.

Page 74: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

63

ZIS, Bantuan Kesetiakawanan ZIS, dan Kegiatan Bina Usaha Produktif /

Wirausaha.3

Dalam upaya memberikan pelayanan umat yang profesional dan amanah,

BAZIS DKI Jakarta menawarkan salah satu program prioritasnya dalam

pengembangan dan pemberdayaan wirausaha dengan bantuan dana yang

bersifat peminjaman untuk modal usaha bagi para mustahik.

Model-model yang ditawarkan oleh BAZIS DKI Jakarta mengenai proses

pencairan modal bantuan usaha yang bersifat dana pinjaman ini telah

dikualifikasikan menjadi tiga model pemberdayaan wirausaha atau usaha

kecil dan menengah yang dilakukan oleh BAZIS DKI Jakarta melalui dana

produktif, diantaranya4 :

a. Model Konvensional ; BAZIS DKI Jakarta memberikan pinjaman dana

kepada usaha kecil dan menengah atas usulan dari pemerintah setempat,

baik itu Kelurahan, Kecamatan, dan unit kerja dengan memakai model

Qardhul Hasan (dana kebajikan / tanpa bunga).

b. Program Pemberdayaan Modal Usaha bagi Pedagang Kecil (PPMUPK) ;

BAZIS meminjamkan dana produktif kepada pedagang kecil dengan

menggunakan model peminjaman Mudharabah (Bagi Hasil). Penyaluran

ini berkerja sama dengan BMT yang ada di DKI Jakarta.

c. Monitoring ; BAZIS DKI Jakarta memantau dan memberikan pembinaan

kepada para mustahik agar usaha mereka bisa berjalan dengan lancar.

3 PPT, Rapat Kerja Pimpinan BAZIS DKI Jakarta Periode 2013.

4 Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha, ( Jakarta : CV. Pustaka Amri,

2005), h. 184 s.d 185.

Page 75: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

64

Pendampingan atau monitoring yang dimaksud yakni pendampingan

mengenai strategi usaha yang dijalani mereka baik dari sisi manajemen,

pencatatan dan pemasaran produk yang diperdagangkan.

Pemberdayaan wirausaha yang menjadi program prioritas di

BAZIS DKI Jakarta dengan kategori program Jakarta Mandiri ini

bekerjasama dengan BMT Nuur Islami yang beralamatkan di Jalan Curug

Raya 11 Pondok kelapa-Duren Sawit-Jakarta Timur. sebagai lembaga

keuangan syariah yang bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Infaq dan

Shadaqah (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Akte pendirian

koperasi yang dibuat oleh H. Rizul Sudarmadi, S.H, M.Kn. No. 04 Tahun

2015 terbentuklah BMT Nuur Islami. Bermula dari diskusi para jama’ah

pengajian Majelis Ta’lim Nuur Islami dalam menyikapi maraknya praktik

riba dan banyaknya rentenir yang beroperasi di sebagian wilayah Jakarta.

Kemudian dari hasil diskusi tersebut melahirkan ide untuk membentuk

koperasi syariah dengan nama BMT guna membantu para UKM dan

pedang kecil agar tidak terjerat kedalam praktik riba5.

Pemberian pembiayaan kepada pelaku usaha kecil dan menengah

tidak lepas dari peran serta BAZIS DKI Jakarta yang memberikan

penyertaan modal kepada BMT Nuur Islami untuk digulirkan kepada

sebagian masyarakat DKI Jakarta dalam bentuk pembiayaan Murabahah

(modal kerja), Mudharabbah (bagi hasil), dan pembiayaan Qardhul Hasan

( kebajikan) yang kesemua itu dilakukan tanpa adanya bunga.

5 Wawancara Pribadi dengan Untung Raharjo, Kepala Koperasi BMT Nuur Islami, pada

tanggal 06-April-2016

Page 76: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

65

BAZIS DKI Jakarta tidak pernah meminta bagi hasil kepada BMT

Nuur Islami, BAZIS hanya memberikan modal penyertaan. Pesan utama

BAZIS DKI Jakarta adalah selamatkan pedagang kecil dari jeratan

rentenir, dan BMT Nuur Islami berkewajiban menjalankan pesan tersebut

sebagai BMT yang bekerja sama dengan BAZIS DKI untuk memberikan

pelayanan pembiayaan modal tersebut.

BAZIS DKI Jakarta memberikan modal penyertaan kepada BMT

Nuur Islami hanya digunakan untuk membiayai pedagang kecil, hal ini

dilakukan agar pembiayaan yang diberikan benar-benar untuk usaha

produktif bukan digunakan untuk hal yang konsumtif.6

Adapun model peminjaman yang disuguhkan oleh BAZIS DKI

Jakarta meliputi model peminjaman dengan pola Mudharabah dan

Murabahah. Adapun model Mudharabah yang dimaksud adalah kerja sama

antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul Maal) menyediakan

seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (Mudharib).

Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam

kontrak, sedangakan kerugian ditanggung secara proporsional dari jumlah

modal, yaitu oleh pemilik modal. Adapun bagi keuntungan dari usaha

yang dilakukan oleh si peminjam dana, maka presentase pembagian

hasilnya adalah 70-30 (sesuai dengan kesepakatan), salah satu presentase

yang disepakati. 70% untuk sipeminjam modal, sedangkan 30% untuk

BMT Nuur Islami yang akan diputar kembali untuk menjadi dana

6 Laporan Pembiayaan BMT Nuur Islami bekerja sama dengan BAZIS DKI Jakarta.

Page 77: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

66

produktif. Sedangkan untuk model peminjaman Murabahah, menurut

dewan syariah nasional (DSN) yakni menjual suatu barang dengan

menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya

dengan harga lebih sebagai laba.7 Sedangkan menurut Bank Indonesia

Murabahah adalah akad jual beli antara bank dengan nasabah. Bank

membeli barang yang diperlukan nasabah dan menjual kepada nasabah

yang bersangkutan sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan

yang disepakati.8

Dari uraian di atas mengenai model-model peminjaman yang

ditawarkan oleh BAZIS DKI Jakarta mengenai peminjaman modal dan

penyertaan modal dapat disimpulkan bahwa penyertaan modal dan

peminjaman modal yang diberikan oleh BAZIS DKI Jakarta bisa berupa

bantuan peminjaman dana seluruhnya untuk memulai usaha atau juga

dengan bantuan dana yang digabungkan oleh si pemilik usaha yang

bertujuan untuk membesarkan usaha yang sudah ada sebelumnya.

7 Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000.

8 Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga

Keuangan Syariah, ( Jakarta : Sinar Grafika, cet-2, 2013), h. 109.

Page 78: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

67

Tabel 4.1

Peserta Peminjaman Bantuan Modal Usaha BMT Nuur Islami

BAZIS DKI Jakarta Tahun 2012 S.D 2014

Tahun Peminjaman dan Jenis usaha

2012 2013 2104

Pedagang Pedagang Pedagang

Total 42 = 87,5 % Total 28 = 84,8 % Total 51 = 85%

Laundry Laundry Counter Hp

Total 3 = 6,25% Total 2 = 6,06% Total 2 = 3,3 %

Salon rias Salon rias Salon

Total 1 = 2,08% Total 1 = 3,03% Total 2 = 3,3%

Warnet Service type Penjahit

Total 1 = 2,08% Total 1 = 3,03% Total 2 = 3,3 %

Service type Foto copy Mabel

Total 1 = 2,08% Total 1 = 3,03% Total 1 = 1,7%

Laundry

Total 1 = 1,7%

Tukang Las

Total 1 = 1,7%

Page 79: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

68

SKEMA PENCAIRAN DANA PEMINJAMAN HINGGA PEMUTIHAN

(WRITE OFF) PROGRAM BANTUAN MODAL USAHA BAZIS DKI

JAKARTA

PERSYARATAN

1. KTP DKI Jakarta

2. Kartu keluarga

3. Rekening listrik

4. Memiliki usaha

Mengisi formulir

Model P untuk mengajukan permohonan bantuan dana

PIHAK BMT SURVEI LOKASI

Monitoring dilakukan pada

hari ke-2 setelah peminjaman

oleh pihak BMT Nuur Islami

Pencairan Dana dari bazis

kepada mustahik dengan kisaran

pinjaman 1-7 juta

Proses pengembalian dana bervariasi,

harian, mingguan atau bulanan sesuai

dengan kesepakatan. Tetapi akad yang

digunakan akad harian (angsuran)

Kelapangan pengembalian

dana sampai mustahik lapang

Jangka waktu

pengembalian mencapai

satu tahun atau lebih sesuai

akad diawal Pemutihan, jika benar-benar tidak

bisa mengembalikan dari jangka

waktu yang ditentukan, pihak BAZIS

DKI melaporkan kepada Gubernur

untuk dilakukan pemutihan, dengan

syarat pembuatan SKTM dan usaha

yang dijalankan bangkrut

Page 80: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

69

B. Proses Pemberian Pemahaman Kepada Masyarakat Mengenai

Peminjman Dana ZIS yang Diberikan BAZIS DKI Jakarta untuk

Modal Wirausaha

Tabel 4.2

Pemahaman Mustahik Mengenai Program Bantuan Modal Usaha BAZIS

DKI Jakarta Bekerjasama dengan BMT Nuur Islami

NO PERTANYAAN MUSTAHIK

1

Apakah Anda

pernah mendengar

adanya peminjaman

dana bantuan

modal usaha yang

diberikan BAZIS

DKI Jakarta

1 2 3 4 5

YA TID

AK YA

TID

AK YA

TID

AK YA

TID

AK YA

TID

AK

2

Apakah persyaratan

yang diberikan oleh

BAZIS DKI Jakarta

dalam peminjaman

dana bantuan

modal terlalu rumit

3

Apakah Anda

mengetahui model

Peminjaman yang

diberikan oleh

BAZIS DKI Jakarta

4

Jika Anda

mengetahui model

peminjaman

tersebut, apakah

Anda setuju dengan

model Mudhorobah

dan Murabahah

5

Pada peminjaman

dengan model

mudhorobah

presentase bagi

hasil yang

ditawarkan BAZIS

DKI 70%-30%,

Apakah Anda

Setuju

6 Apakah pencairan

Page 81: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

70

dana bantuan

modal usaha yang

diberikan BAZIS

DKI sesuai target

dan harapan

mustahik

7

Apakah program

bantuan modal

yang diberikan

BAZIS DKI

bermanfaat demi

keberlangsungan

program Anda

8

Apakah ada sanksi

yang diberikan oleh

BAZIS DKI

terhadap mustahik

yan g telat dalam

pengembalian

modal pinjaman

9

Jika Tidak ataupun

Ya, apakah pihak

BAZIS DKI

memberikan

kelonggaran waktu

kepada mustahik

10

Apakah Anda

mengalami

peningkatan jumlah

pendapatan setelah

mengikuti program

tersebut

JUMLAH TOTAL

YA 9 8 6 6 5

TIDAK 1 2 4 4 5

Dari data di atas yang didapat langsung dari beberapa responden

atau mustahik yang dikategorikan “PAHAM dan TIDAK PAHAM “, terhadap

beberapa persoalan mengenai pemahaman para mustahik terhadap program

bantuan modal usaha, dapat disimpulkan bahwa.

Page 82: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

71

1. Pemahaman para peserta terkait dengan adanya dana pinjaman bantuan

modal usaha sudah sebagian masyarakat DKI Jakarta dalam kategori

PAHAM dan mengetahui. Informasi yang didapat oleh para mustahik

berasal dari Majlis Ta’lim, Ketua RT, dan bahkan berasal dari laman web

BAZIS DKI Jakarta.

2. Pemahaman para peserta mengenai teknis peminjaman terkait dengan akad

mudharabah dan murabahah dapat dikategorikan para peserta tidak ada

yang mengetahui dan TIDAK PAHAM tentang akad mudharabah dan

murabahah. Mereka para mustahik hanya berkesimpulan bagaimana cara

mendapatkan dana dengan cepat untuk kemajuan usaha mereka.

3. Pemahaman yang berkaitan dengan adanya sanki keterlambatan

pengembalian dana pinjaman dan kelapangan waktu yang diberikan oleh

BAZIS DKI Jakarta, sebagian mustahik memandang relatih sama dan

seimbang. Maksudnya yakni sebagian peserta merasa memahami dan tidak

paham dengan adanya sanksi dan kelapangan perpanjangan pengembalian

dana pinjaman tersebut. Adapun sanksi yang diberlakukan oleh BAZIS

DKI Jakarta jika terjadi penyelewengan terhadap proses pengembalian

dana yakni tidak diizinkn kembali untuk mengikuti program

pemberdayaan tersebut dalam kategori Jakarat Mandiri.

Pada dasarnya pemberian sosialisasi atau pemahaman kepada

masyarakat mengenai program bantuan dana produktif dari BAZIS DKI

Jakarta telah gencar dilakukan oleh BAZIS DKI Jakarta yang bekerja sama

Page 83: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

72

dengan BMT Nuur Islami. 1Salah satu cara yang dilakukan oleh BAZIS DKI

Jakarta adalah dengan melakukannya berbagai promosi iklan yang terpampang

di media cetak, surat kabar, selebaran-selebaran atau brosur, dialog interarktif,

berita, laporan neraca keuangan, seminar/lokakarya, buku dan pada diktat

Shalat Jum’at serta dipublikasikan dalam laman internet khusus BAZIS DKI

Jakarta di www.bazisdki.go.id. Program bantuan modal usaha ini dikategorikan

pada program Jakarta Peduli.2 Sedangkan pada BMT Nuur Islami sebagai mitra

BAZIS DKI Jakarta dalam program bantuan modal usaha juga telah

melakukan berbagai macam cara untuk mensosialisasikan program tersebut,

baik melalui cara tradisional yakni dengan cara penyampaian via verbal (mulut

ke mulut), dan juga melalui selebaran-selebaran pamflet dan selebaran di

khutba-khutbah Jum’at. Namun memang ditemukan realita dilapangan yang

mengidentifikasikan bahwa proses sosialisasi tidak sampai kebeberapa

masyarakat yang membutuhkan bantuan modal usaha, hanya saja anggapan dan

argumentasi dari para calon peminjam yang tidak tersentuh sosialisasi program

tersebut tidak mengerti bagaimana cara mengajukan dan teknis peminjaman

dengan model yang ditawarkan oleh BAZIS DKI Jakarta yang bekerjasama

dengan BMT Nuur Islami. Mereka berasumsi hanya mengajukan permohonan

dengan persyaratan yang lengkap dan menunggu pencairan dana tersebut,

1 Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha (Jakarta : CV. Pustaka Amri,

2005), h. 88.

2 Lili Bariadi, Muhammad Zen, Zakat dan Wirausaha (Jakarta : CV. Pustaka Amri,

2005), h. 97.

Page 84: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

73

namun proses dan akad yang menjadi syarat mutlak itu yang mereka tidak dan

kurang pahami.

Adapun yang menjadi tolak ukur keberhasilan memberikan

pemahaman atau sosialisasi program peminjaman bantuan modal usaha yakni

dengan mengukur pola-pola pemberian sosialisasi yang dilakukan oleh BAZIS

DKI Jakarta yang berkoordinasi dengan BMT Nuur Islami yakni dengan

menerapkan pol-pola diantaranya, 3pola formal jenis sosialisasi terjadi melalui

lembaga-lembaga yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku dari

negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer. Pola informal

terjadi melalui sosialisasi di masyarakat atau dalam hubungan keluarga,

seperti antara teman, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial

dalam masyarakat.

C. Mengukur Tingkat Keberhasilan Program Pemberdayaan Wirausaha

BAZIS DKI Jakarta Melalui Jakarta Mandiri

1. Data Perkembangan Mustahik untuk Program Pemberdayaan

Wirausaha oleh BMT Nuur Islami Bazis DKI Jakarta

Tabel 4.3

Tahun Periode

pengembalian penerima

Rata-

rata

peminja

man

Jenis

Angsur

an

Total

peminjaman

2012 100 Hari 54 1-3 Juta Harian Rp.104.000.000

3http://pelajaransekolahdanmatakuliah.blogspot.co.id/2013/11/definisi-sosialisasi-

menurut-para-ahli.html/ diakses pada 04 April 2016

Page 85: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

74

2013 100 Hari 33 1-3 Juta Harian Rp. 64.000.000

2014 100 Hari 60 1-3 Juta Harian Rp.118.000.000 (Sumber Data BMT Nuur Islami Tahun 2012 s.d 2014)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi fluktuatif jumlah

penerima dana ZIS untuk bantuan modal usaha dari tahun 2012 s.d 2014, hal

ini dikarenakan praktek yang dilakukan oleh BMT Nuur Islami Bazis

tergolong berhasl dalam memberikan bantuan modal usaha. Misalnya tahun

2012 ada 54 mustahik yang menerima bantuan modal usaha dengan dana ZIS

yang disalurkan sebesar Rp.109.000.000, secara konsep program ini dimulai

pada bulan ke satu dan akan berakhir pada bulan ke lima ditahun yang sama

dengan sistem akad angsuran per hari. Namun, pada tahun 2013 BMT Nuur

Islam telah meluncurkan kembali tahap selanjutnya sebanyak 33 mustahik

dengan bantuan modal usaha Rp.64.000.000. Yang artinya pada tahun 2013

jumlah penyertaan modal mengalami penurunan dari tahun sebelumnya

dikarenakan banyak wirausaha yang telah mengalami kenaikan pendapatan,

jadi peserta yang mengikuti program ditahun sebelumnya tidak mengikuti

program ditahun 2013. Begitu pun yang terjadi pada tahun 2014, yang

mengalami kenaikan jumlah mustahik dan jumlah pembiayaan.

Ketaatan Penerima Dana Bantuan Modal Usaha sampai Pengembalian

Bantuan Modal Usaha Periode 2012 s.d 2014

a. Data Pembiayaan Bantuan Modal Usaha Tahun 2012

Pada tahun 2012 ini, jumlah mustahik yang terdaftar dalam

peminjaman dana bantuan modal usaha sebanyak 54 mustahik yang

Page 86: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

75

tersebar di beberapa wilayah Jakarat dengan rentang peminjaman dana

sebesar 1 s.d 3 Juta rupiah dengan total peminjaman dana sebesar

Rp.104.000.000 juta rupiah. Pada tahun 2012, program yang dijalankan

oleh BAZIS DKI Jakarta yang bekerja sama dengan BMT Nuur Islami

ketaatan penerima program mencapai 100% dalam pengembalian dana

bantuan modal usaha. Hanya saja terdapat satu mustahik yang dalam

pengembalian peminjaman dana bantuan modal usaha dalam kategori

DIPERHATIKAN. Yang dimaksud dengan istilah DIPERHATIKAN

yakni sistem angsuran perhari yang terlewat dan batas kategori

diperhatikan hanya satu hari. Sementara sisanya dalam kategori lancar

dalam proses pengembalian dana dan tepat waktu.

b. Data Pembiayaan Bantuan Modal Usaha Tahun 2013

Pada tahun 2013, jumlah mustahik mengalami penurunan jumlah

peserta bantuan modal usaha dibandingkan tahun 2012. Jumlah penerima

bantuan dana modal usaha pada tahun 2013 mencapai 33 mustahik

dengan rentang peminjaman dana sebesar 1 s.d 3 juta rupiah dengan total

peminjaman dana sebesar Rp.64.000.000 juta rupiah. Pada tahun 2013

ini ketaatan penerima bantuan modal usaha mengalami fluktuatif dalam

proses pengembalian dana dengan cara angsuran. Dari jumlah penerima

bantuan ditahun 2013, terdapat kategori yang diistilhkan KURANG

LANCAR dalam proses angsuran, maksud dari istilah KURANG

LANCAR yakni, jika proses pengembalian angsuran mengalami

penundaan pembayaran dalam jangka waktu 1 minggu bahkan lebih.

Page 87: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

76

Namun dari 33 mustahik penerima bantuan hanya terdapat 1 sampai 2

orang saja yang mengalami kategori kurang lancar, selebihnya dalam

kategori lancar dalam proses angsuran pengembalian modal usaha.

c. Data Pembiayaan Bantuan Modal Usaha Tahun 2014

Pada tahun 2014 ini, jumlah mustahik mengalami penambahan dari

jumlah mustahik pada tahun 2013. Jumlah mustahik pada tahap ini

mencapai 60 mustahik yang terdaftar dalam program peminjaman

bantuan dana modal usaha dengan total dana pinjaman Rp.118.000.000

juta rupiah. Adapun ketaatan penerima bantuan modal ini relatif baik

dikarenakan jumlah pengembalian angsuran terbilang lancar dengan

presentase ketaatan pengembalian modal dana bantuan usaha dikisarkan

pada 95% dengan alasan 58 orang dalam kategori lancar, 1 musathik

dalam kategori diperhatikan dan 1 orang mustahik dalam kategori kurang

lancar.

Gambar 4.4

DATA KETAATAN MUSTAHIK DALAM PENGEMBALIAN MODAL

BANTUAN DANA USAHA

100%

98%

95%

2012

2013

2014

Page 88: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

77

2. Eksistensi Usaha Penerima Bantuan Modal Usaha

Tabel 4.5

Dari data yang didapat, terlihat bahwa dari 30 penerima bantuan modal

usaha dari tiga tahap penyaluran yang diwawancarai mayoritas usaha

produktifnya masih berjalan, dengan jumlah 26 mustahik menekuni usahanya

atau setara dengan 87% dan 4 mustahik lainnya usaha yang mereka jalani

sudah tidak berjalan lagi hingga saat ini atau setara dengan 13%. Dimana dari

4 mustahik tersebut yang usahanya tidak berjalan lagi hingga saat ini 2

dikarenakan faktor usia sehingga tidak dapat melanjutkan usahanya hingga

saat ini, sedangkan 2 mustahik lainnya dikarenakan mendapat pekerjaan tetap

sebagai pegawai swasta. Hal ini membuktikan bahwa program

permberdayaan wirausaha sangat efektif untuk menjaga eksistensi usaha

produktif yang dijalankan oleh para mustahik, walaupun ada mustahik yang

sudah tidak eksis dengan usaha mereka yang lebih dikarenakan bukan karena

human eror.

35

25

15

5

0

Eksistensi

usaha

penerima

bantuan

modal usaha

Berjalan Tidak berjalan

26 4

Page 89: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

78

3. Peningkatan Pendapatan Setelah Mengikuti Program

Pemberdayaan Wirausaha Melalui Jakarta Peduli

Gambar 4.6

Fluktuatif Pendapatan Mustahik

(Sumber Data BMT Nuur Islami periode 2012 s.d 2014)

Dari 20 penerima program bantuan modal usaha yang diberikan

oleh BAZIS DKI Jakarta yang penulis sudah wawancarai secara random dan

tidak menyeluruh, ada 13 mustahik (93%) yang menagalami peningkatan

pendapatan setalah mengikuti program bantuan modal usaha BAZIS DKI

Jakarta dengan rata-rata Rp.98.500/hari dan sisanya tidak mengalami

peningkatan setelah mengikuti program bantuan modal usaha BAZIS DKI

Jakarta yaitu 7 mustahk (7%). Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua

penerima bantuan yang dapat mengelola dana untuk berwirausaha dengan

baik, maka perlu adanya alternatif bantuan berupa pinjaman dana yang

bersifat tanpa balas jasa atau bunga.

13

7

Page 90: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis hasil penelitian pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan penelitian sebagai berikut.

1. Model peminjaman BAZIS DKI Jakarta dalam mengentaskan jumlah

pengangguran dengan peminjaman dana ZIS untuk program wirausaha ,

yaitu

a. Program peminjaman bantuan dana untuk modal usaha merupakan

program BAZIS DKI Jakarta dalam kategori Jakarta Mandiri yang

berkerjasama dengan BMT Nuur Islami.

b. Memberikan modal usaha dalam bentuk pinjaman kepada mustahik

dengan model akad Mudharabah (bagi hasil) dan Murabahah (modal

kerja) dengan dana qardhul hasan (dana kebajikan) yang diperoleh

dari dana ZIS untuk program produktif .

c. Dana bantuan yang dipinjamkan antara 1 s.d 7 juta, namun untuk

penyertaan modal peminjaman diawal hanya sampai 1 s.d 3 juta.

Terhitung jika pengembalian dana tersebut lancar kepada BMT Nuur

Islami maka peserta dapat menambahkan jumlah pinjaman sampai

dengan 7 juta.

d. BAZIS DKI Jakarta tidak mendapatkan bagi hasil, karena status

BAZIS DKI Jakarta hanya sebagai penyertaan modal jika dapat

pengajuan pembiayaan dari BMT Nuur Islami.

Page 91: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

80

e. Pihak BAZIS DKI Jakarta bersama dengan BMT melakukan

monitoring setiap hari kepada peserta peminjam modal sekaligus

menerima angsuran dengan akad harian.

f. Presentase terbesar dari tahun 2012 s.d 2014 peserta peminjaman dana

modal usaha dikategorikan kepada pedagang.

2. Dari analisis yang didapat menunjukkan bahwa, proses pemberian

pemahaman kepada masyarakat mengenai peminjaman dana ZIS yang

diberikan BAZIS DKI Jakarta untuk modal wirausaha sebagian

masyarakat Jakarta yang diteliti dalam kategori paham dan mengetahui,

karena informasi yang didapat oleh para mustahik berasal dari Majelis

Ta’lim, Ketua RT, dan berasal dari laman web BAZIS DKI Jakarta.

Namun dari segi wawancara kepada beberapa mustahik atas beberapa

pertanyaan mengenai akad yang menjadi model peminjaman seperti akad

Mudharabah dan Murabahah dapat dikategorikan para mustahik tidak

paham tentang akad tersebut. Mereka berasumsi bahwa bagaimana cara

mendapatkan dana dengan cepat untuk kemajuan usaha mereka. Adapun

strategi pemberian pemahan kepada masyarakat yang dilakukan oleh

BAZIS DKI Jakarta dan BMT Nuur Islami dalam mensosialisasikan

program tersebut sudah dalam ketegori baik, karena dua lembaga

tersebeut menerapkan pola sosialisasi formal dan informal untuk

penyampaian informasi program tersebut.

3. Dari analissis yang didapat mengenai tingkat keberhasilan program

pemberdayaan wirausaha dapat dikategorikan berhasil. Dengan alasan

Page 92: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

81

merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam pengembalian modal

pinjaman, tidak mengalami masalah yang signifikan, hanya saja terdapat

kategori diperhatikan dan kurang lancar. Namun presentasenya sangat

kecil dalam proses pengembalian dana. Dari sisi eksistensi peserta

peminjaman dana modal usaha dikategorikan eksis dengan tetap

berjalannya usaha para peserta dan dapat melebarkan usaha tersebut

dengan keuntungan yang didapat. Dari sudut terakhir mengenai

keberhasilan program Jakarta Mandiri ini dengan kategori peningkatan

pendapatan setelah menerima dana pinjaman dapat dijelaskan bahwa

peserta peminjam dana mengalami peningkatan pendapatan yang baik

dalam kurun waktu per hari dengan pendapatan yang diperoleh sebesar

Rp.98.500 .

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dari kajian dan pembahasan tersebut maka,

ada beberapa yang perlu penulis sarankan, yaitu sebagai berikut :

1. Perlu adanya standarisasi program yang akan dijalankan oleh BAZIS DKI

Jakarta yang bekerjasama dengan BMT Nuur Islami sehingga program

mempunyai standar yang baku yakni diantaranya; a. Kerjasama dalam hal

monitoring, b. Optimalisasi penyeleksian calon peserta peminjman dana

guna menjamin tepat sasaran, c. Mengklasifikasikan peserta yang

tergolong lancar dan bermasalah dalam hal pengembalian dana

peminjaman.

Page 93: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

82

2. Perlu dilakukan pendampingan dan pengawasan yang intensif dari pihak

BAZIS dan BMT, agar dana yang diberikan lebih bisa terkontrol dan

mustahik lebih terarah dalam mengakses dan memanfaatkan modal

tersebut.

3. BAZIS DKI Jakarta perlu melakukan komunikasi yang intensif dengan

mitranya BMT Nuur Islami. Hal tersebut perlu dilakukan karena, kondisi

lapangan akan terus berkembang, sehingga akan muncul permasalahan

baru dan ide-ide baru.

4. BAZIS DKI Jakarta dan BMT Nuur Islami lebih giat kembali dalam

mensosialisasikan program produktif ini untuk kalangan mustahik yang

membutuhkan dana, agar mereka tidak terjerat dalam tawaran rentenir dan

dosa akan praktek riba.

5. Melakukan pemberian sanksi terhadap kelalaian peserta peminjaman dana

modal usaha jika terdapati melakukan hal-hal menyimpang dari tujuan

peminjaman dana usaha tersebut.

Page 94: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan

Sosial. Jakarta : UI-Pres, 2003.

Alma, Buchari. Panduan Kuliah Kewirausahaan. Bandung : CV Alfabeta, 2000.

Amelia. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone

di Institute Kemandirian Dompet Dhuafa. Skripsi s1 Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah Jakarta, 2009.

Bariadi, Lili. Dkk. ZAKAT dan WIRAUSAHA. Jakarta : CV. Pustaka Amri, 2005.

Bariyah, N. Oneng Nurul. Total Quality Management Zakat Prinsip dan Praktek

Pemberdayaan Ekonomi. Ciputat : Wahana Kardofa FAI UMJ, cet I, 2012.

Bazis DKI Jakarta dan Institut Manajemen Zakat. Manajemen ZIS BAZIS DKI JAKART.

BAZIS PROV. DKI JAKARTA. cet-1. 2006.

BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Peraturan Gubernur Provnsi DKI Jakarta. Jakarta: BAZIS

Provinsi DKI Jakarta, 2006.

BAZIS DKI. Pengelolaan Zakat dan Infaq/Shadaqah di DKI Jakarta.

BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

BAZIS Provinsi DKI Jakarta & Institut Manajemen Zakat. Manajemen ZIS BAZIS

Provinsi DKI Jakarta.

Cholitim, Erna Erawati dan Juni Tamrin. Pemberdayaan dan Refleksi Finansial Usaha

Kecil di Indonesia. Bandung: Yayasan Akita, 1997.

Departemen Pendidikan Nasional. (Kamus Besar Baha Indonesia) KBBI edisi ke-4.

Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2008.

Djamil, Fathurrahman. Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga

Keuangan Syariah. Jakarta : Sinar Grafika, cet-2, 2013.

Page 95: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN). No. 04/DSN-MUI/IV/2000.

Furchan, Arief. Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif. Surabaya : Usaha Nasional. cet-

1. 1992.

Hafidhuddin, Didin. Anda bertanya tentang Zakat, Infak, dan Sedekah Kami Menjawab.

Jakarta : Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). 2006.

Hafiduddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Moder, Jakarta : Gema Insani Press,

2004.

Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah. Jakarta : Gaya Media Pratama Jakarta, 2007.

Huda, Miftahul. Aspek Ekonomi dalam Syariat Islam. Mataram : LKBH, 2007.

Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta : Erlangga. ed ke-1. 2009.

Ikatan Akuntansi Indonesia. Akuntansi Zakat dan Infak/Shadaqah PSAK 109. Jakarta :

Dewan Standar Akuntansi Syariah. 2010.

Jabbar, Habiullah. (ed). Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan.

Jakarta : Blantika, Cet.I, 2004.

Jumantoro, Totok dan Samsul Munir Amin. Kamus Ilmu Ushul Fikih. Jakarta : AMZAH

cet-1. 2005.

Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006.

Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2012.

Laporan Pembiayaan BMT Nuur Islami bekerja sama dengan BAZIS DKI Jakarta.

Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta Periode 2010 s.d 2013.

Machendrawati, Nanih. dan Agus Ahmad, Syafe’i. Pengembangan Masyarakat Islam

dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi.

Page 96: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia

Yogyakarta atas kerja sama dengan Bank Indonesia. Ekonomi Islam. Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada. cet IV. 2012.

PPT. Rapat Kerja Pimpinan BAZIS DKI Jakarta Periode 2013.

RS, Syamsuddin. Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam dalam Da’wah Islam.

Bandung : KP HADID, 1999.

Sari, Elsi Kartika. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta : PT. Grasindo, 2007.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : PT Refika

Aditama, 2005.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. cet ke-15. 2010

Sumarsono. Kontribusi Sikap Mental Berwiraswasta untuk Berprestasi. Jakarta : CV. Era

Swasta, 1984.

Suryana. Kewirausahaan. Jakarta : PT. Salemba Emban Patria, 2003.

Suryana, Yuyus dan Kartib Bayu. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik

Wirausahawan Sukses. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. cet ke-2. 2011.

Tim Penyusun. Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Jakarta: BAZIS DKI

Jakarta, 2006.

Wawancara Pribadi dengan Untung Raharjo. Kepala Koperasi BMT Nuur Islami. Jakarta

06-April-2016.

Winardi. Enterprenuer dan Enterprenuership. Jakarta : Kencana , 2008.

Page 97: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

Muladi. http://www.kemenag.go.id/file Dokumen/UU3839/pdf. UUD Republik Indonesia

No 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, UUD di Akases Pada 19

November 2015

http://www.baznas.or.id/berita-artikel/membangun-komunitas-zakat-untuk-kesejahteraan-

masyarakat/ diakses pada tanggal17 November 2015

http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/angka-ekonomi-

makro/pengangguran/item225/ diakses pada 25 Novembeer 2015

http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_40.pdf/ diakses pada tanggal 17

November 2015

http://gerakaninfaq.blogspot.com/2010/06/perbedan-dan-pengertian-zakat-infaq.html.

Diakses pada tanggal 23 November 2015

https://imansoenhadji.files.wordpress.com/2010/02/kewirausahaan_modul.pdf/ diakses

pada 24 November 2015

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/196

507081991032-YOYOH_JUBAEDAH/Materi_Perkuliahan_Kewirausahaan.pdf/

diakses pada tanggal 24 November 2015

https://adzelgar.wordpress.com/2009/02/02/studi-dokumen-dalam-penelitian-kualitatif/

diakses pada 25-Januari-2016

http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/usaha-yang-dilakukan-untuk-

mengatasi.html#ixzz3yECXNl8t diakases pda tanggal 25-01-2016

http://bazisdki.go.id/page/index/sejarah-bazis diakses pada tanggal 25 Februari jam 15:20

http://pelajaransekolahdanmatakuliah.blogspot.co.id/2013/11/definisi-sosialisasi-

menurut-para-ahli.html/ diakses pada 04 April 2016

Page 98: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 99: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 100: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 101: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 102: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 103: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 104: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

BAZIS DKI Jakarta

Narasumber : Muhammad Fitrian Kadir

Jabatan : Staff Bidang Pendayagunaan

Tanggal : 25-April-2016 Jam 11.00 WIB

Tempat : Kantor BAZIS DKI Jakarta

1. Bagaimana sejarah berdirinya BAZIS Prov DKI Jakarta ?

Secara langsung yang menjadi latar belakang berdirinya BAZIS Provinsi DKI Jakarta, yaitu: pertama

saran sebelas tokoh ulama nasional yang berkumpul di Jakarta pada 24 Desember 1968, untuk

membahas beberapa persoalan umat, khususnya pelaksanaan zakat di Indonesia. Kedua, Seruan

Presiden Republik Indonesia pada peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Istana Negara,

pada tanggal 26 Oktober 1968 tentang perlunya intensifikasi pengumpulan zakat sebagai potensi yang

besar untuk menunjang pembangunan.

2. Program apa saja yang dilakukan oleh BAZIS Prov DKI Jakarta ? dan program apa yang

dijadikan unggulan ?

Kategori program yang dilaksanakan oleh BAZIS DKI Jakarta meliputi beberapa program, diantaranya

Jakarta Cerdas, Jakarta Bertaqwa, Jakarta Mandiri, Jakarta Peduli. Sulit untuk mengatakan yang mana

diantara program tersebut dikategorikan menjadi ujung tombak program BAZIS DKI. Karena

keseluruhan dari program tersebut ditujukan untuk membantu dan mengubah mental masyarakat

Jakarta, dari peneriman bantuan (mustahik) menjadi pemberi dana (Muzakki).

3. Apa latar belakang dari program jakarta mandiri yang termasuk dalam kategori pemberian

dana produktif untuk modal usaha ?

Latar belakang dari program tersebut yakni, pertama sesuai aturan Al-Quran dan As-sunnah yakni

yang terdapat dalam surat At-Taubah ayat 60 yakni kategori penerima zakat (mustahik). Kedua,

berdasarkan UU No 23 Tahun 2011 tentang pelaksanaan dan praktek zakat, ketiga berdasarkan

peraturan gubernur tentang pemberdayaan kaum miskin.

4. Berapa lama waktu pencairan dana program bantuan modal usaha hingga sampai ketangan

para mustahik ?

Page 105: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

Untuk pencairan dana pengajuan modal pinjaman dana usaha, BAZIS bekerjasama dengan BMT Nuur

Islami. Dimana pengajuan atas penyerahan berkas yang dilaporkan BMT dengan jumlah yang tertera,

maka BAZIS DKI Jakarta akan menggelontorkan dana yang samam dengan pengajuan dari pihak

BMT. Namun dengan audit internal laporan keuangan yang diberikan setiap bulannya kepada pihak

BAZIS dari BMT, sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi mengenai dana yang diberikan.

5. Bagaimana pola pengelolaan dana ZIS untuk program tersebut ?

Pola pengelolaan dana ZIS yang diberikan kepada mustahik untuk kategori program Jakarta Mandiri

berasal dari dana zakat Produktif. Yang mana peruntukannya sebagian besar kepada fakir dan miskin.

6. Wilayah mana saja program tersebut disalurkan dan apa alasannya ?

seluruh cakupan wilayah DKI Jakarta dengan bekerja sama dengan BMT Nuur Islami.

7. Apa kriteria penerima dari program bantuan modal tersebut ?

Kriteria dari penerima dana bantuan modal usaha yakni fakir dan miskin. Dan sudah mengalami

perluasan pemberian kepdqa gharimin dan muallaf. Selain itu kriteria lainnnya yakni warga DKI

Jakarta dan memiliki usaha.

8. Berapa lama waktu yang diberikan BAZIS Prov DKI Jakarta jika peserta penerima bantuan

tidak tepat waktu dalam pengembalian dana pinjaman hingga proses pemutihan atau

pembebasan dari pengembalian dana ?

Waktu yang diberikan BAZIS DKI Jakarta dalam menangani peserta yang tidak tepat waktu dalam

pengembalian dana pinjaman modal yaitu tidak adanya batasan waktu, sesuai dengan akad diawal

ketika perjanjian. Namun jika terjadi perluasan waktu maka pihak BAZIS Nmelihat dan survey lokasi

usaha mengapa tidak dapat membayar iuran. Salah satu langkah yang ditempuh BAZIS yakni

menghapus data peserta dari peminjaman bantuan modal usaha dengan mengganti status menjadi

Gharimin, yang mana uang peminjaman tersebut ditutupi oleh pihak BAZIS DKI Jakarta.

9. Apa yang menjadi tantangan dan peluang dari program ini ?

Tantangan dari program ini adalah mental dari mustahik. Dan juga tantangan dari internal bazis dki

yakni kurangnya staff dalam bidang pendayagunaan dan kurangnya pendampingan kepada peserta

peminjaman dana modal bantuan usaha.

Page 106: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

BMT Nuur Islami

Narasumber : Untung Raharjo

Jabatan : Ketua/kepala Koperasi BMT Nuur Islami

Tanggal : 06-April-2016. Jam 11.00 s.d 12.00 WIB

Tempat : BMT Nuur Islami

1. Bagaimana Latar Belakang Berdirinya BMT Nuur Islami ?

Latar belakang berdirinya yakni sebagai lembaga keuangan syariah yang bekerja sama dengan Badan

Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (BAZIS) Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Akte pendirian koperasi

yang dibuat oleh H.Rizul Sudarmadi, S.H, M.Kn. No. 04 Tahun 2015 terbentuklah BMT Nuur Islami.

Bermula dari diskusi para jama’ah pengajian Majelis Ta’lim Nuur Islami dalam menyikapi maraknya

praktek riba dan banyaknya rentenir yang beroperasi di wilayah Jakarta. Kemudian dari hasil diskusi

tersebut melahirkan ide untuk membentuk koperasi syariah dengan nama BMT guna membantu para

UKM dan pedang kecil agar tidak terjerat kedalam praktek riba.

2. Bagaimana Pola Kerja sama BMT Nuur Islami dengan BAZIS Prov DKI Jakarta ?

Bazis memberikan modal penyertaan. Pertama BAZIS ingin mengajarkan kepada masyarakat atau

wirausaha kecil untuk mandiri, tidak memberikan bantuan cuma-cuma. Namun program di BAZIS tidak

hanya bantuan kepada wirausaha kecil saja, ada namnya bantuan tunggakan sekolah, bantun pembinaan

majelis ta’lim, oleh sebab itu bazis memerlukan kerja sama dengan BMT yang terdaftar di dinas

koperasi atau kementrian koperasi salah satunya BMT Nuur Islami. Intinya cuma satu, jika ada

masyarkat yang ingin mengajukan modal usaha, pihak BAZIS melempar ke BMT, dan pihak BMT yang

menyatakan layak atau tidak layak. Jadi BAZIS hanya memberikan modal penyertaan saja, tetapi setiap

bulan pihak BMT memberikan laporan dananya ke BAZIS mengenai dana yang disalurkan tepat sasaran

atau tidak dan tepat fungsi dan guna.

3. Berapa Alokasi Dana Zakat yang Diberikan oleh BAZIS Prov DKI Jakarta untuk Program

Pemberdayaan Wirausaha ?

Sesuai kebutuhan, banyak wirausaha kecil atau pedagang yang datang ke BAZIS kemudiam dialihkan ke

BMT Nuur Islami untuk disurvei. Kemudian pembiayaan yang diajukan dikumpul baik satu juta atau

dua juta selama 1-2 minggu, namun setelah dikumpul ternyata pembiayaan mencapai lima puluh juta di

BMT Nuur Islami. dan pembiayaan itu yang diajukan ke BAZIS DKI Jakarta. BAZIS hanya

mengeluarkan modal sesuai dana yang diajukan BMT Nuur Islami.

4. Bagaimana Mekanisme Penyaluran Dana ZIS untuk Program Pemberdayaan Wirausaha ?

Pertama : masyarakat mengajukan permohonan dana modal usaha ke BAZIS DKI Jakarta, lalu dari

pihak BAZIS dialihkan ke BMT Nuur Islami.

Atau pilihan ke dua, pedagangnya sendiri yang mengajukan karena jaraknya jauh dari BAZIS, pihak

BMT yang mengambil data atas rekomendasi dari BAZIS DKI Jakarta. Jika jaraknya terpaut dekat

Page 107: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program

dengan BMT, maka pengajuan modal usaha bisa langsung ke BMT Nuur Islami, lalu dilanjutkan ke

BAZIS DKI Jakarta.

5. Apa Persyaratan untuk Calon Penerima Program Pemberdayaan Wirausaha ?

KTP DKI Jakarta , Kartu Keluarga, Surat Nikah, Rekening Listrik, dan memilki usaha.

6. Bagaimana BMT Nuur Islami Memonitor Para Penerima Bantuan Program ?

Untuk memonitor, para tim BMT langsung jemput bola setiap hari untuk mengambil angsuran dengan

akad harian.

7. Bagaimana Proses Pengembalian Dana Bantuan Modal Usaha ?

Dengan cara angsuran, bisa 60 hari, 80 hari, dan 100 hari. Tergantung pedagang tersebut sanggupnya

berapa hari. Penetuan akad ada di pedagang mau pilih akad yang berapa hari. Namun jika terjadi

mangkrak dalam pengembalian modal usaha semuanya kembali ke akad awal, walaupun sampai satu

tahun mangkraknya tetap tidak ada denda. Jika memang benar tidak dapat melunasi juga, proses

pemutihan dapat dilakukan dengan syarat benar-benar warga DKI, membuat SKTM dari kelurahan,

usaha bangkrut, lalu mengecek tempat usaha.

8. Bagaimana Bentuk Pertanggung Jawaban BMT Nuur Islami kepada BAZIS Prov DKI Jakarta ?

Laporan keuangan setaip awal bulan, laporan nasabah setiap bulan, laporan out standing dana yang ada

dilapangan.

9. Apa Kendala yang Dihadapi dalam Program tersebut ?

Sering bertikai dengan rentenir, karena rentenir menggunakan sistem 20% sedangkan BMT

menggunakan Qardhul hasan atau bagi hasil, yang otomatis mematikan pekerjaan rentenir tersebut.

Tujuan utamanya perangi rentenir.

Page 108: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 109: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 110: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 111: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 112: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 113: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 114: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 115: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 116: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program
Page 117: MODEL PEMINJAMAN DANA ZIS UNTUK PEMBERDAYAAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42346/1/MUHAMMAD... · pendistribusian dan pemberdayaan melalui program-program