Upload
hoangkiet
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
32
BAB III MODEL PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Eksperimen
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).
“Pemilihan jenis penelitian dikarenakan penelitian eksperimen semu lebih kuat
daripada penelitian praeksperimen, tetapi lebih lemah daripada eksperimen
sungguhan.” Dantes (2012:97).
3.1.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain eksperimen Nonequivalent Control
Group Design, yakni desain penelitian yang terdapat Pre-Test sebelum mendapat
perlakuan, agar hasil perlakuan lebih akurat karena dapat membandingan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan, dengan kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random (Sugiyono, 2011:89).
Gambar 1 Bentuk Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
Keterangan:
O1 dan O3 = Hasil belajar siswa sebelum ada perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik melalui pembelajaran Discovery
Learning dan model pembelajaran Problem Based Learning.
X1 = Perlakuan menggunakan pendekatan saintifik model Discovery
Learning.
X2 = Perlakuan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning.
O2 = Hasil belajar siswa setelah ada perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik melalui model Discovery
Learning.
O1 X1 O2
O3 X2 O4
33
O4 = Hasil belajar siswa setelah ada perlakuan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan saintifik melalui model Problem Based
Learning.
Keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah setara,
penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan
pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning dengan model
pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar matematika.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03. Kelas
3 SD Negeri Gedong 03 sebagai kelas eksperimen dan kelas 3 SD Negeri Gedong
01 sebagai kelas kontrol. Kelas 3 SD Negeri Gedong 03 sebagai kelas eksperimen
diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui
model pembelajaran Discovery Learning untuk mata pelajaran matematika. Kelas
3 SD Negeri Gedong 01 sebagai kelas kontrol diberi perlakuan berupa
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran
Problem Based Learning untuk mata pelajaran matematika. Kuantitas kedua
kelompok tidak sama yaitu: SD Negeri Gedong 01 21 siswa dan SD Negeri
Gedong 03 23 siswa. Secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2 Data siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 01 dan 03
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015
Sekolah Kelompok Jenis Kelamin
Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan
SDN Gedong 01
Kontrol 12 9 21
SDN Gedong 03
Eksperimen 11 12 23
Jumlah 44
Tabel 2 menyajikan data siswa pada kedua kelompok. Jumlah siswa laki-
laki dan perempuan pada kedua kelompok beda. Siswa laki-laki pada kelompok
kontrol 12 siswa dan kelas eksperimen 11 siswa. Siswa perempuan pada
kelompok kontrol 9 siswa dan kelas eksperimen 12 siswa. Jadi jumlah
34
keseluruhan siswa sebanyak 44 siswa. Jadi jumlah keseluruhan subjek penelitian
sebanyak 44 siswa.
3.3 Variabel dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik melalui
model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Problem Based
Learning. Variabel terikat adalah hasil belajar matematika kelas 3 SD Negeri
Gedong 01 dan 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015.
3.3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional untuk menjabarkan variabel bebas dan variabel terikat
yang akan digunakan dalam penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
penerapan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning
yang didefinisikan secara operasional sebagai proses pembelajaran matematika
pada siswa kelas 3 SD Negeri Gedong 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015, dimana siswa melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan melibatkan aktifitas seluruh tubuh dengan kegiatan
bergerak, mendengar, melihat, dan berpikir. Dengan proses pembelajaran yang
melibatkan aktifitas seluruh, maka siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning didefinisikan secara
operasional sebagai proses pembelajaran matematika pada siswa kelas 3 SD
Negeri Gedong 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun
Pelajaran 2014/2015, dimana siswa mendengarkan penjelasan guru kemudian
bekerja dalam kelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang diberikan guru
dan diharapkan siswa bisa saling membantu sesama anggota kelompok untuk
memahami bahan pelajaran.
Variabel terikat dalam penelitian adalah hasil belajar siswa kelas 3 yang
didefinisikan secara operasional sebagai ketercapaian hasil belajar ranah kognitif
dengan perlakuan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran
Discovery Learning pada kelompok eksperimen dan hasil belajar ranah kognitif
dengan perlakuan menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran
35
Problem Based Learning pada kelompok kontrol. Hasil belajar ranah kognitif
datanya diperoleh dengan menggunakan tes tertulis menggunakan 15 soal pilihan
ganda.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang hasil belajar
siswa. Peneliti menentukan model pengumpulan data yang sesuai dengan variabel
yang diteliti untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan
dalam penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data berupa tes dan
nontes. Teknik pengumpulan data nontes menggunakan teknik observasi yang
digunakan untuk menilai keterlaksanaan sintak pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jenis tes yang digunakan untuk
memperoleh data adalah tes dengan pilihan ganda. Soal yang digunakan dalam tes
dibuat berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata
pelajaran matematika kelas 3 SD dengan materi pokok luas persegi dan persegi
panjang.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data
3.4.2.1 Lembar Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dilakukan
sesuai dengan rencana pelaksanaan dan sintak pembelajaran. Observasi dilakukan
pada saat pembelajaran dilakukan pada kedua kelompok. Kelompok eksperimen
diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan pendekatan saintifik
melalui model pembelajaran Discovery Learning dan kelompok kontrol
diobservasi berdasarkan langkah-langkah menggunakan pendekatan saintifik
melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Sebelum membuat
instrumen observasi, dibuat dulu kisi-kisi untuk lembar observasinya. Secara lebih
jelas kisi-kisi observasi dalam pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran
Discovery Learning yang diimplementasikan ke SD eksperimen disajikan pada
tabel sebagai berikut:
36
Tabel 3 Kisi-kisi Observasi Tindakan Model Pembelajaran Discovery Learning
No. Indikator Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Awal 1. Memberikan salam pembukaan dan mengajak siswa
berdo’a. 2. Mengecek kehadiran siswa. 3. Meminta siswa menyiapkan buku dan alat-alat
belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar.
4. Melakukan apersepsi. 5. Memberikan tujuan pembelajaran yang jelas dan
bermakna. 6. Mengajak siswa terlibat penuh sejak awal dengan
membimbing berkomunikasi langsung dengan siswa selama pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi Mengamati
7. Meminta siswa untuk mengamati benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang di lingkungan kelas.
8. Menampilkan sesuatu menggunakan papan yang
berbentuk persegi dan persegi panjang untuk membuat siswa kebingungan.
3. Elaborasi Menanya
9. Bertanya jawab permasalahan tersebut. 10. Membimbing siswa dalam kelompok
mengidentifikasi masalah yang ditulis di papan tulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
4. Menalar 11. Meminta siswa menyebutkan aplikasi dari bangun persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari.
12. Meminta siswa mengumpulkan berbagai informasi sebanyak mungkin yang berhubungan dengan permasalahan.
13. Meminta siswa berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang diperoleh.
5. Mencoba 14. Meminta siswa melakukan eksperimen menggunakan media bangun datar persegi dan persegi panjang.
6. Jejaring 15. Meminta perwakilan dari setiap kelompok maju menyampaikan hasil eksperimen.
7. Konfirmasi Menanya
16. Bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran hari ini.
17. Menyimpulkan apa yang sudah dipelajarai hari ini. 18. Meminta siswa mengerjakan soal post test.
8. Kegiatan Penutup 19. Memberikan penguatan pengetahuan 20. Mengajak siswa bernyanyi rumus luas persegi dan
persegi panjang.
37
Berikut adalah kisi-kisi observasi dalam pembelajaran menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Leraning yang diimplementasikan ke SD kontrol
disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4 Kisi-kisi Observasi Tindakan Model Pembelajaran Problem Based Learning
No. Indikator Aspek yang Diamati 1. Kegiatan Awal 1. Memberikan salam pembukaan dan mengajak
siswa berdo’a. 2. Mengecek kehadiran siswa. 3. Meminta siswa menyiapkan buku dan alat-alat
belajar serta memastikan siswa dalam kondisi siap belajar.
4. Melakukan apersepsi. 5. Memberikan tujuan pembelajaran yang jelas dan
bermakna. 6. Mengajak siswa terlibat penuh sejak awal dengan
membimbing berkomunikasi langsung dengan siswa selama pembelajaran.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi Mengamati
7. Meminta siswa untuk mengamati benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang di lingkungan kelas.
8. Menyajikan sebuah permasalahan yang
berhubungan dengan luas persegi dan persegi panjang.
3. Elaborasi Menanya
9. Membimbing siswa dalam kelompok mengidentifikasi masalah yang ditulis di papan tulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
10. Bertanya pada siswa bagaimana mencari luas persegi dan persegi panjang serta mencari panjang atau lebar jika luasnya sudah diketahui.
4. Menalar 11. Meminta siswa menyebutkan aplikasi dari bangun persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari.
12. Memberi bimbingan kepada siswa untuk melakukan eksperimen dan mengumpulkan informasi terhadap materi ysng diangkat dalam permasalahan.
5. Mencoba 13. Meminta siswa melakukan eksperimen berdasarkan rancangan yang sudah dibuat dengan bimbingan guru.
6. Jejaring 14. Meminta siswa satu per satu kelompok menyampaikan hasil eksperimen dan diskusi.
15. Bersama siswa menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok.
7. Konfirmasi Menanya
16. Bertanya jawab dengan siswa mengenai pelajaran hari ini.
38
17. Bersama siswa menyimpulkan apa yang sudah dipelajari hari ini.
18. Meminta siswa mengerjakan soal post test. 8. Kegiatan Penutup 19. Memberikan penguatan terkait penguasaan
pengetahuan. 20. Mengajak siswa bernyanyi rumus luas persegi
dan persegi panjang.
3.4.2.2 Lembar Soal Tes
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika pada kelompok
eksperimen dan kontrol. Tes dilakukan dua kali, yaitu Pre-Test dan Post-Test.
Pre-Test digunakan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar siswa. Post-Test
digunakan untuk mengukur kondisi akhir hasil belajar matematika siswa. Prosedur
yang ditempuh dalam penyusunan tes adalah (1) Menentukan kompetensi dasar
dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi. (2) Menyusun kisi-kisi soal
berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang telah dipilih. (3) Menyusun
soal-soal tes berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. (4) Melakukan penilaian
terhadap butir tes. (5) Melakukan analisis butir tes. Tes yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan kognitif siswa berupa tes pilihan ganda dengan empat
pilihan jawaban yang dilaksanakan setiap akhir pembelajaran. Sebelum membuat
soal, langkah awal dalam pembuatan soal adalah membuat kisi-kisi. Pre-Test
digunakan untuk mengetahui keadaan awal siswa sebelum masuk dalam materi.
Kisi-kisi soal yang digunakan terdiri dari 30 soal pilihan ganda yang belum
melewati uji validitas dan reliabilitas. Kisi-kisi soal Pre-Test adalah sebagai
berikut:
Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Soal Pre-Test
Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.
No. Indikator Jumlah
Soal Nomor Soal
1. Membaca lambang pecahan sederhana.
7 3, 7, 9, 12, 17, 22, 27
2. Menuliskan lambang pecahan 7 1, 4, 11, 15, 20, 24, 25.
39
sederhana. 3. Menggambar pecahan sederhana. 6 5, 8, 13, 14, 18, 21
4. Menemukan pecahan sederhana dalam soal cerita.
10 2, 6, 10, 16, 19, 23, 26, 28, 29, 30.
Sebelum membuat soal, langkah awal dalam pembuatan soal adalah
membuat kisi-kisi. Post-Test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah mengikuti pembelajaran dalam kelas. Kisi-kisi soal yang digunakan terdiri
dari 30 soal pilihan ganda yang belum melewati uji validitas dan reabilitas. Kisi-
kisi soal Post-Test adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Soal Post-Test
Standar Kompetensi : Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang,
serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : Menghitung luas persegi dan persegi panjang.
No Indikator Jumlah
Soal Nomor Soal
1. Menyebutkan penerapan persegi dan persegi panjang dalam kegiatan sehari-hari.
4 1, 5, 11, 15,
2. Mengenal dan menentukan rumus luas persegi.
7 6, 8, 10, 14, 16, 17, 21
3. Mengenal dan menentukan rumus dan persegi panjang. 6 3, 9, 22, 27, 29, 30
4. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan luas persegi. 6 4, 12, 13, 18, 19, 20
5. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan persegi panjang. 7 2, 7, 23, 24, 25, 26, 28
3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nanti
digunakan dalam tes individual sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan
pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dan model
pembelajaran Problem Based Learning.
40
“Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas tidak
berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian” Sudjana
(2011:12). Validitas suatu soal dapat diukur dengan menggunakan program SPSS
16.
Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen menurut
Azwar (2012:149) dapat digunakan pedoman skor koefisien kerelasi sebagai
berikut:
Tabel 7 Rentang Indeks Validitas
No Indeks Interpretasi 1. 0,00 – 0,10 tidak berguna 2. 0,11 – 0,20 tergantung keadaan 3. 0,21 – 0,35 dapat berguna 4. 0,36 – 1,00 sangat berguna
Pengujian validitas soal Pre-Test dan Post-Test menggunakan SPSS 16.
Pengujian validitas soal Pre-Test menggunakan metode korelasi point biserial
dihitung menggunakan corrected item-total correlation. Hasil pengujian validitas
soal Pre-Test dari 30 soal yang telah disediakan, diperoleh 15 soal valid dan 15
soal tidak valid. Hasil pengujian validitas soal Post-Test dari 30 soal yang telah
disediakan, diperoleh 19 soal valid dan 11 soal tidak valid. Analisis uji validitas
soal Pre-Test dan Post-Test dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8 Kisi-kisi Instrumen Soal Pre-Test (sesudah uji validitas)
Standar Kompetensi : Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.
No. Indikator Jumlah
Soal Nomor
Soal Uji Validitas
Valid Tidak Valid
1. Membaca lambang pecahan sederhana.
7 3, 7, 9, 12, 17, 22, 27
7, 9, 12, 17, 3, 22, 23
2. Menuliskan lambang pecahan sederhana.
7 1, 4, 11,
15, 20, 24, 25.
1, 11, 15, 24,
4, 20, 25
3. Menggambar pecahan 6 5, 8, 13, 5, 8, 14, 18, 13, 21
41
sederhana. 14, 18, 21
4. Menemukan pecahan sederhana dalam soal cerita.
10
2, 6, 10, 16, 19, 23, 26, 28, 29,
30.
10, 19, 23, 2, 6, 16, 26, 28, 29, 30
Tabel 9 Kisi-kisi Instrumen Soal Post-Test (sesudah uji validitas)
Standar Kompetensi : Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang,
serta penggunaannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : Menghitung luas persegi dan persegi panjang.
No. Indikator Jumlah
Soal Nomor
Soal Uji Validitas
Valid Tidak Valid
1.
Menyebutkan penerapan persegi dan persegi panjang dalam kegiatan sehari-hari.
4 1, 5, 11,
15, 5 1, 11, 15
2. Mengenal dan menentukan rumus luas persegi.
7 6, 8, 10, 14, 16, 17, 21
6, 10, 17, 21
8, 14, 16,
3. Mengenal dan menentukan rumus dan persegi panjang.
6 3, 9, 22,
27, 29, 30
3, 22, 27, 29,
30 9
4. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan luas persegi.
6 4, 12, 13, 18, 19, 20
4, 12, 13, 19,
20 18
5. Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan persegi panjang.
7 2, 7, 23, 24, 25, 26, 28
2, 23, 25, 28
7, 24, 26,
3.4.3.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi alat ukur jika
pengukuran diulang. “Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya, artinya kapanpun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama” (Sudjana, 2011:16).
Reliabilitas suatu soal dapat diukur dengan menggunakan program SPSS 16.
Uji reliabilitas penelitian adalah menggunakan teknik alpha menggunakan
pedoman koefesien reliabilitas menurut Wardani, dkk (2012:344). Pedoman
koefesien korelasi reliabilitas berdasarkan nilai alpha dapat dilihat sebagai
berikut:
42
Tabel 10 Rentang Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi 1. < 0,20 kurang reliabel 2. < 0,40 – 0,20 agak reliabel 3. < 0,60 – 0,40 cukup reliabel 4. < 0,80 – 0,60 Reliabel 5. 0,80 – 1,00 sangat reliabel
Pengujian reliabilitas soal Pre-Test dan Post-Test menggunakan SPSS 16.
Hasil reliabilitas soal Pre-Test diperoleh nilai Cronbach’s alpha 0,869, yang
berarti reliabilitas bagus.
Tabel 11 Reliabilitas Soal Pre-Test Cronbach’s
Alpha N of Items .869 30
Hasil reliabilitas soal Post-Test diperoleh nilai Cronbach’s alpha 0,778,
yang berarti reliabilitas dapat diterima.
Tabel 12 Reliabilitas Soal Post-Test
Cronbach’s Alpha N of Items
.778 30
3.4.3.3 Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal digunakan untuk mendapatkan soal yang seimbang
dari tingkat kesukarannya. “Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji
soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal mana yang
termasuk mudah, sedang, dan sukar” (Sudjana, 2011:135).
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal
menggunakan rumus sebagai berikut:
� =�
�
Keterangan:
� : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
43
� : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
� : Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh makin
sulit soal tersebut, sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah
soal tersebut. Kriteria ini dipaparkan oleh Sudjana (2011: 137) sebagai berikut:
Tabel 13 Rentang Indeks Tingkat Kesukaran Soal
No. Indeks Interpretasi 1. 0 – 0,30 soal kategori sukar 2. 0,31 – 0,70 soal kategori sedang 3. 0,71 – 1,00 soal kategori mudah
Pengujian tingkat kesukaran soal dilakukan setelah soal sudah diuji validitas
dan reliabilitasnya. Pengujian tingkat kesukaran soal menggunakan bantuan SPSS
16 untuk 15 soal Pre-test dan 19 soal Post-Test. Analisis tingkat kesukaran soal
Pre-test setelah diuji validitasnya dengan 15 soal didapatkan 10 soal memiliki
kategori sedang dan 5 soal memiliki kategori mudah. Perhitungan tingkat
kesukaran soal Pre-test dapat dilihat pada lampiran 13.
Analisis tingkat kesukaran soal Post-Test setelah diuji validitasnya dengan
19 soal didapatkan 6 soal memiliki kategori sedang dan 13 soal memuliki kategori
mudah. Perhitungan tingkat kesukaran soal Post-test dapat dilihat pada lampiran
13. Tabel analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 14 Tabel Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Kategori Soal Nomer Soal Pre-test Nomer Soal Post-Test
Mudah 9, 14, 15, 17, 18, 19, 23,
24 3, 4, 5, 6*, 10, 12*, 13, 17*,
20, 22, 23, 27*, 28, 30 Sedang 1, 5, 7, 8, 10, 11, 12 2, 19, 20, 21, 25, 29
Sulit
Keterangan: * yang tidak digunakan
3.5 Analisis Data
Data yang terkumpul dilakukan pengujian yaitu dengan analisis uji beda rata-
rata (uji-t). Uji-t digunakan untuk membandingkan rata-rata pada hasil belajar
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian dilakukan terlebih dahulu
dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji-t dilakukan untuk menguji hasil
44
belajar matematika kelas eksperimen dan kontrol. Pengujian Uji-t dilakukan
dengan bantuan SPSS 16.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak.
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian
populasi adalah sama atau tidak.
Uji beda rata-rata atau uji t adalah suatu pengujian untuk melihat apakah nilai
tengah (nilai rata-rata) suatu distribusi nilai (kelompok) berbeda secara nyata
(significant) dari nilai tengah distribusi nilai (kelompok) lainnya. Prosedur
pengujiannya adalah sebagai berikut:
Hipotesis:
�� ∶ ��� �� (berarti tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan
saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan Problem Based
Learning)
�� ∶ ��� �� (berarti ada perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan
saintifik melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan Problem Based
Learning)
Pengujian dilakukan menggunakan bantuan SPSS 16. Pengambilan
keputusan dalam analisis Independent-Samples T Test dilakukan dengan melihat
nilai t hitung. Dari t hitung selanjutnya dilihat dari signifikansi atau probabilitas.
Jika diperoleh signifikansi > 0,05 (�) maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti
tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikansi antara hasil belajar siswa kelas 3
yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik melalui
Model Pembelajaran Discovery Learning (kelas eksperimen) dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Saintifik melalui
Model Pembelajaran Problem Based Learning (kelas kontrol). Tetapi jika
signifikansi < 0,05 (�) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian
terdapat perbedaan pengaruh yang signifikansi antara hasil belajar matematika
siswa kelas 3 yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan
Saintifik melalui Model Pembelajaran Discovery Learning (kelas eksperimen)
45
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan
Saintifik melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning (kelas kontrol).