84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) (Studi Kasus : SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009) Skripsi Oleh: SRI LESTARI K 1504040 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

  • Upload
    dangnhu

  • View
    246

  • Download
    27

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN (SMK)

(Studi Kasus : SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009)

Skripsi

Oleh:

SRI LESTARI

K 1504040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Skripsi

MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

MENENGAH KEJURUAN (SMK)

(Studi Kasus : SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009)

Oleh:

SRI LESTARI K 1504040

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Teknik Sipil/ Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 3: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Skripsi Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan

Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 24 Agustus 2010

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Agus Efendi, M.Pd Drs. Bambang Sulistyo Budhi NIP. 19670819 199303 1 002 NIP. 19501004 197501 1 002

Page 4: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Pada hari : Selasa

Tanggal : 24 Agustus 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Sutrisno, ST. M.Pd .......................

Sekretaris : Eko Supri Murtiono, ST. MT …………………

Anggota I : Drs. Agus Efendi, M.Pd ……………….

Anggota II : Drs. Bambang Sulistyo Budhi ………………….

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Sri Lestari. PRODUCTION UNITS IN THE MANAGEMENT MODEL SCHOOL Vocational MEDIUM (CASE STUDY: SMK NEGERI 2 KLATEN ACADEMIC YEAR 2008/2009). Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Eleven University of Science Education Maret Surakarta, October 2010.

The purpose of this study were: (1) To know the Model Management Production Unit at SMK Negeri 2 Klaten (2) To know the factors - factors that hamper execution of Production Unit at SMK Negeri 2 Klaten (3) For know how that is done by managers in overcoming the Production Unit barriers - barriers.

This research is a method that uses qualitative. Sources of data in this study was resource persons / informants, where or research sites, archives and documents. The sampling technique is purposive sampling. Data collection techniques were interviews, Direct Observation and Recording Documents. The validity of data using triangulation of data (source). Analysis of the data used in the form of analysis interactive.

Based on the results of this study concluded: (1) Management unit production at SMK Negeri 2 Klaten are as follows: In the implementation of UP SMK Negeri 2 Klaten oriented to providing services, products and training. UP aspects include: (a) input, the form of human resources (HR), capital methods and facilities (b) Management functions include planning, organizing and controlling (c) Implementation of yield-oriented services, products and training (d) Marketing (e) Customer Service (f) Output, skilled workers and ready to use in industry, as well as producing products or services that are salable and trainees have the skills (skills) which can be applied to industrial world. (2) factors - factors that manghambat implementation of the Production Unit at SMK Negeri 2 Klaten are as follows: (a) The execution, production units in the smk is still relatively less (b) Curriculum learning in schools (c) Limitations tool (d) Competition with industry (e) Relationshi with market or consumer, there are some cases that make relationship between production units and consumers smk be not good. (3) How overcoming obstacles - obstacles in the implementation of Production Unit at SMK Negeri 2 Klaten are as follows: (a) Ensuring that the implementation time UP with KBM process does not run concurrently. (B) The school seeks to develop educational curriculum that is felt appropriate to the needs of the industry. (C) Improving the implementation of maintenance tools for the tool used to work optimally. In addition, the CMS trying to buy equipment or trying to get grants from institutions related equipment (d) Ensuring the best possible product for UP is no less competitive with products industry both in quality and price (e) The school has given best possible services to consumers for established relationships good between the school with the industry.

Page 6: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Sri Lestari. MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS : SMK NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2008/2009). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui Model Pengelolaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten (2) Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat pelaksanaaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten (3) Untuk mengetahui cara yang dilakukan oleh pengelola Unit Produksi dalam mengatasi hambatan – hambatan tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah narasumber/informan, tempat atau lokasi penelitian, arsip dan dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah Wawancara, Observasi Langsung dan Mencatat Dokumen. Validitas data menggunakan trianggulasi data (sumber). Analisis data yang digunakan berupa analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Pengelolaan unit produksi di SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut : Dalam pelaksanaan UP SMK Negeri 2 Klaten berorientasi menghasilkan jasa, produk dan pelatihan. Aspek UP meliputi : (a) Input, berupa sumber daya manusia (SDM), modal, metode dan fasilitas (b) Fungsi Manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian (c) Pelaksanaan berorientasi menghasilkan jasa, produk dan pelatihan (d) Pemasaran (e) Pelayanan Konsumen (f) Output, tenaga yang terampil dan siap pakai di industri, serta menghasilkan produk maupun jasa yang laku jual dan peserta pelatihan memiliki ketrampilan (skill) yang dapat diterapkan didunia industri. (2) Faktor – faktor yang manghambat pelaksanaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut : (a) Waktu pelaksanaan, unit produksi di smk ini masih relatif kurang (b) Kurikulum pembelajaran di sekolah (c) Keterbatasan alat (d) Persaingan dengan industri (e) Hubungan dengan pasar atau konsumen, adanya beberapa kasus yang membuat hubungan antara unit produksi smk dan konsumen menjadi tidak baik. (3) Cara mengatasi hambatan - hambatan dalam Pelaksanaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut : (a) Mengusahakan agar waktu pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak berjalan bersamaan. (b) Pihak sekolah berusaha untuk menyusun kurikulum pendidikan yang dirasa sesuai dengan kebutuhan di Industri. (c) Memperbaiki pelaksanaan perawatan alat agar alat yang dipergunakan dapat bekerja secara maksimal. Selain itu pihak SMK berusaha untuk membeli alat ataupun berusaha mendapatkan hibah alat dari instansi yang terkait (d) Mengusahakan sebaik mungkin agar produk UP tidak kalah saing dengan produk industri baik kualitas maupun harga (e) Pihak sekolah sudah memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen agar terjalin hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan pihak industri.

Page 7: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Jadikanlah Sabar dan Sholat sebagai Penolongmu, dan Sesungguhnya yang

demikian itu sangat Berat, kecuali bagi Orang-orang yang Khusyu’

( Qs. Al Baqarah : 45 )

Sesunguhnya Sesudah Kesulitan itu ada Kemudahan.

( Qs. An Nashr )

Hidup Adalah Perjuangan.

Hidup Adalah Belajar, Belajar menjadi lebih Baik.

Belajar bersyukur meski tak cukup, Belajar ikhlas meski tak rela, Belajar taat

meski berat, Belajar sabar meski terbebani.

Tidak Ada Harga Atas Waktu, tetapi Waktu sangat Berharga,

Memiliki Waktu tidak menjadikan Kita Kaya tetapi menggunakannya dengan

Baik adalah Sumber dari semua Kekayaan.

Page 8: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Segala yang pernah dilalui jadikanlah suatu pengalaman, segala yang sedang

dilalui adalah kenyataan, dan segala yang akan dilalui adalah harapan dan cita-cita

Karya ini dipersembahkan kepada:

1. Allah SWT

2. Kupersembahkan karyaku ini untukmu wahai

bangsa Indonesiaku, semoga Allah senantiasa

memberikan kekuatan dan hidayah-Nya

kepadamu dalam menghadapi kemelut bangsa ini.

3. Ibu dan Ayah tercinta (yang akan selalu ada dalam

setiap do’a ku)

4. Keluargaku

5. Rekan-rekan PTS/ B

6. Almamater

Page 9: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa atas

segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan

penulisan Skripsi ini, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Untuk itu dikesempatan yang berbahagia ini, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih atas segala bantuannya kepada yang

terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan UNS Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan

Kejuruan FKIP UNS Surakarta.

4. Kepala Sekolah dan keluarga besar SMK Negeri 2 Klaten.

5. Bapak Drs. Agus Efendi, M.Pd, Sebagai Dosen Pembimbing I

6. Bapak Drs. Bambang Sulistyo Budhi Sebagai Dosen Pembimbing II

7. Kedua orang tuaku dan keluarga atas dukungan moril dan material yang telah

diberikan selama ini.

8. Teman-teman PTB 2004 dan semua teman-teman kampus PTK.

9. Rekan-rekan kos.

10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan

dukungan dan bantuan sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan di

dalam penyusunan Skripsi ini yang sebenarnya tidak dikehendaki. Akhir kata

penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

Page 10: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan

oleh semua pihak. Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing kita semua. Amin.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis

Page 11: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .................................................................................................... i

PENGAJUAN ......................................................................................... ii

PERSETUJUAN ..................................................................................... iii

PENGESAHAN ...................................................................................... iv

ABSTRAK .............................................................................................. v

MOTTO .................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN ................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1

B. Perumusan Masalah ........................................................ 2

C. Tujuan Penelitian ............................................................ 3

D. Manfaat Penelitian .......................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................... 4

A. Tinjauan Pustaka ........................................................... 4

1. Model ........................................................................ 4

2. Pengelolaan ............................................................... 4

3. Unit Produksi ............................................................ 5

4. Pendidikan Kejuruan ................................................. 8

B. Penelitian yang Relevan ................................................ 10

C. Kerangka Bepikir .......................................................... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 15

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 15

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ....................................... 16

Page 12: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

C. Sumber Data ................................................................... 17

D. Teknik Sampling (Cuplikan) .......................................... 18

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 18

F. Validitas Data ................................................................. 19

G. Analisis Data .................................................................. 20

H. Prosedur Penelitian ......................................................... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................... 23

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................ 23

B. Deskripsi Temuan Studi Penelitian ................................. 30

C. Interprestasi Data Hasil Penelitian .................................. 59

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................... 65

A. Kesimpulan ..................................................................... 65

B. Implikasi ......................................................................... 67

C. Saran ............................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 69

LAMPIRAN ............................................................................................ 71

Page 13: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Jadwal Penelitian......................................................................... 15

Tabel 2 Rencana Kegiatan Unit Produksi SMK ...................................... 33

Tabel 3 Daftar Hasil Benda Kerja Siswa yang sudah Terjual Prgram

Keahlian Teknik Audio Video .................................................... 44

Tabel 4 Daftar Hasil Benda Kerja Siswa yang sudah Terjual Program

Keahlian Teknik Pengecoran Logam .......................................... 56

Page 14: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Berpikir .................................................................. 14

Gambar 2 Teknik Validitas Data ............................................................ 20

Gambar 3 Proses Analisis Interaktif ....................................................... 20

Gambar 4 Struktur Organisasi Sekolah................................................... 26

Gambar 5 Struktur Organisasi Unit Produksi SMK/Pusat ...................... 36

Gambar 6 Alur Kegiatan Unit Produksi SMK ........................................ 37

Gambar 7 Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian

Konstruksi Batu Beton ........................................................... 40

Gambar 8 Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian

Teknik Audio Video............................................................... 43

Gambar 9 Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian

Instalasi Listrik ....................................................................... 47

Gambar 10 Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian

Teknik Pemesinan .................................................................. 50

Gambar 11 Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian

Teknik Pengecoran Logam .................................................... 55

Page 15: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Unit Produksi ................................... 71

Lampiran 2. Foto Hasil Pelaksanaan Unit Produksi (Produk) .................. 79

Lampiran 3. Pedoman Wawancara dan Observasi .................................. 89

Lampiran 4. Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 138

Lampiran 5. Perijinan Penelitian ............................................................... 143

Page 16: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, dalam dunia

industri juga mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga membutuhkan

tenaga terampil yang siap kerja di dunia industri. Untuk menghadapi kenyataan

diatas maka diperlukan suatu lembaga atau badan institusi pendidikan yang dapat

menghasilkan tenaga kerja terampil dan siap pakai di dalam dunia industri

maupun dunia usaha. Dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

merupakan salah satu badan institusi pendidikan yang bertujuan mencetak tenaga

kerja terampil yang siap pakai di dunia industri maupun dunia usaha. Snedden

(1971) menerangkan bahwa “Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang

diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki keahlian

tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan, otomotif

telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya.”

Perkembangan dunia industri dan dunia usaha yang semakin pesat,

mempengaruhi permintaan dunia industri dan dunia usaha akan kebutuhan tenaga

kerja terampil dan siap pakai di dalam dunia industri maupun dunia usaha serta

menguasai bidang teknologi industri tertentu akan terus meningkat. Atas dasar

tersebut pemerintah Indonesia menempatkan pendidikan dan pelatihan kejuruan

serta teknologi pada prioritas yang utama. Salah satu kebijakan yang dapat

membantu terwujudnya hal tersebut di atas adalah mendirikan unit – unit usaha di

setiap SMK yang dapat dikelola secara profesional. Pendirian unit produksi

dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme dan menumbuhkan jiwa

kewiraswastaan guru, staf dan siswa. Alternatif ini diambil karena SMK

mempunyai sumber daya manusia dan sarana yang tidak kalah dengan dunia

kerja. Upaya pemberdayaan sekolah melalui unit produksi ini juga diperkuat

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Unit Produksi di

SMK.

Page 17: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Selain itu, ISO (International Organization for Standardization) sebagai

badan internasional yang mengurusi sertifikasi ISO bagi perusahaan – perusahaan

di dunia mengeluarkan standar atau sertifikan yang mewajibkan suatu badan atau

institusi untuk menghasilkan suatu barang produksi yang mempunyai kualifikasi

kualitas tertentu (kestabilan mutu produk).

Kenyataan pelaksanaan dilapangan menunjukkan bahwa kebijakan

pendirian unit produksi di SMK tidaklah mudah, banyak sekali hambatan yang

ditemui. Hambatan tersebut bisa dilihat dari potensi wilayah, potensi sekolah,

sumber daya sekolah, tingkatan sekolah, sistem sekolah dan lainnya. Hambatan –

hambatan tersebut berakibat pada pelaksanaan pendirian unit produksi berjalan

apa adanya dan belum mengarah pada bentuk usaha yang sungguh – sungguh dan

dikelola secara profesional (Kir Haryono, 1996). Hambatan dan masalah yang

dihadapi sekolah dalam pelaksanaan unit produksi merupakan kenyataan yang

perlu dikaji. Oleh karena itu, perlu diadakannya penelitian yang mengungkap

lebih jauh tentang keberhasilan pengelolaan unit produksi di SMK.

Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian pada SMK Negeri 2 Klaten

dengan judul Model Pengelolaan Unit Produksi Di SMK Negeri 2 Klaten Tahun

Ajaran 2008/2009.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dibuat rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah Model Pengelolaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten ?

2. Apakah faktor – faktor yang menghambat pelaksanaaan Unit Produksi di

SMK Negeri 2 Klaten ?

3. Bagaimana cara yang dilakukan oleh pengelola Unit Produksi SMK dalam

mengatasi hambatan – hambatan tersebut ?

Page 18: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Model Pengelolaan Unit Produksi di SMK Negeri 2

Klaten.

2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat pelaksanaaan Unit

Produksi di SMK Negeri 2 Klaten.

3. Untuk mengetahui cara yang dilakukan oleh pengelola Unit Produksi dalam

mengatasi hambatan – hambatan tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoritis

a. Untuk memperkaya khasanah penelitian yang menyangkut dan berhubungan

dengan Model Pengelolaan Unit Produksi Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK).

b. Sebagai pertimbangan untuk penelitian yang lebih lanjut.

c. Sebagai pembanding untuk pengembangan pada penelitian yang sejenis.

2. Secara Praktis

a. Bagi kepala SMK Negeri 2 Klaten, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan unit produksi dan

sebagai terobosan untuk mengatasi kekurangan unit produksi yang sedang

dilaksanakan.

b. Bagi pengelola unit produksi SMK Negeri 2 Klaten, hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan gambaran dasar untuk mengadakan perbaikan dan

pengembangan.

c. Sebagai bahan informasi bagi pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan

tentang Model Pengelolaan Unit Produksi SMK Negeri 2 Klaten.

Page 19: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Model

Pengertian model menurut kamus besar bahasa Indonesia ” Model

diartikan sebagai pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau

dihasilkan ”. (Departemen P dan K, 1984: 75). Sedangkan menurut Simamarta

(1983: ix), mengartikan : ” Model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya dalam

gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang

menyeluruh”. Lebih lanjut lagi, Simamarta (1983: ix), mengartikan : ” Model

adalah abstraksi dari realitas dengan hanya memusatkan perhatian pada beberapa

sifat dari kehidupan sebenarnya.

(http://www.damandiri.or.id/, 28 Desember 2008)

Berdasarkan pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

merupakan suatu bentuk pola yang dicontoh, baik dalam bentuk fisik suatu hasil

kerja atau gambaran (abstraksi) kenyataan.

2. Pengelolaan

Pengelolaan berasal dari kata kelola. Menurut W. J. S. Poerwadarminta

(1976: 469) ”Kelola, mengelola (kan) : mengurus (perusahaan, pemerintahan,

dsb); melakukan (pekerjaan dsb); menyelenggarakan (perayaan dsb).” Lebih

lanjut lagi, W. J. S. Poerwadarminta (1976: 469) mengartikan pengelolaan sebagai

penyelenggaraan.

Sedangkan Arikunto (1989) mengemukakan bahwa : ” Pengelolaan sama

pengertiannya dengan manajemen yaitu pengurusan ”. Pendapat ini diperkuat oleh

Pidarta (1988) bahwa manajemen mengandung pengertian : mengelola.

Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan

mengandung pengertian yang sama dengan manajemen. Jadi pengelolaan dapat

diartikan sebagai cara untuk mengurus atau menyelenggarakan sesuatu.

Page 20: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Unit Produksi (UP)

Salah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan profesionalisme

dan menumbuhkan jiwa kewiraswastaan guru, staf dan siswa SMK yaitu dengan

pendirian unit produksi.

a. Pengertian Unit Produksi

Unit Produksi sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut :

1) Menurut Sukardi (1992), ”Unit Produksi adalah bagian dari perkembangan

kegiatan bengkel yang difokuskan kepada memproduksi barang atau jasa

tersebut, atau pesanan dari masyarakat sekitar sekolah”.

2) Kepmendikbud Nomor 0490/U/1992 pasal 44 ayat 8 mendefinisikan Unit

Produksi sebagai satuan usaha pada SMK yang memproduksi barang atau

layanan jasa yang pelaksanaannya diintegrasikan kedalam kegiatan kurikulum

atau ekstra kurikuler.

3) Dikmenjur (1993) mendefinisikan Unit Produksi adalah suatu upaya

mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh SMK, agar dapat

dimanfaatkan untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan dan peningkatan

kesejahteraan warga SMK.

4) Dikmenjur (1997) mendefinisikan unit produksi sekolah adalah suatu proses

kegiatan usaha yang dilakukan di dalam sekolah, bersifat bisnis ( profit

oriented ) dengan para pelaku warga sekolah, mengoptimalkan sumber daya

sekolah dan lingkungan, dalam berbagai bentuk unit usaha sesuai dengan

kemampuan yang dikelola secara profesional.

Berdasarkan pendapat – pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa unit

produksi sebagai suatu usaha adalah suatu aktifitas yang berkesinambungan dalam

mengelola sumber daya sekolah untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan

dijual untuk mendapatkan keuntungan.

Page 21: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Tujuan Unit Produksi

Penyelenggaraan dan pengembangan unit produksi di SMK mempunyai

tujuan yang berdasarkan pengertian unit produksi.

1) Di dalam Kepmendikbud nomor 0490/U/1992 pasal 29 ayat 2 menyebutkan

bahwa :

Tujuan unit produksi adalah : (1) memberi kesempatan kepada siswa dan guru mengerjakan pekerjaan praktek yang berorientasi kepada pasar ; (2) mendorong siswa dan guru dalam hal pengembangan wawasan ekonomi dan kewiraswastaan ; (3) memperoleh dana tambahan bagi penyelenggaraan pendidikan ; (4) meningkatkan pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada disekolah ; dan (5) meningkatkan kreatifitas siswa dan guru.

2) Sedangkan Sukardi (1992) mengemukakan bahwa :

Tujuan unit produksi di sekolah kejuruan adalah : (1) Mendidik para lulusan agar mempunyai kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ; (2) Menimbulkan kepercayaan kepada calon guru untuk menciptakan pekerjaan ; (3) Sebagai tempat latihan kerja dan memperoleh pengalaman bekerja dengan masyarakat.

3) Sarbiran (1992) juga menyatakan bahwa tujuan unit produksi adalah :

”Memberikan pelayanan sebagai suatu bentuk aktualisasi pengabdian

lembaga pendidikan kepada masyarakat”.

4) Oleh Dikmenjur (1997) tujuan unit produksi diperinci lagi yaitu :

Tujuan penyelenggaraan unit produksi adalah : (1) untuk meningkatkan kualitas tamatan dalam berbagai segi terutama dalam hal pengetahuan dan keterampilan ; (2) sebagai sarana praktek kerja langsung siswa ; (3) membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan biaya – biaya pendidikan lainnya ; (4) menambah semangat kebersamaan ; (5) untuk mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan kegiatan praktek siswa ; (6) melatih keberanian mengambil resiko yang diperhitungkan ;(7) mendukung pelaksanaan dan pencapaian Pendidikan Sekkolah Seutuhnya (PSS) ; (8) memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk mengerjakan pekerjaan praktek berorientasi pasar ; (9) meningkatkan kreatifitas siswa dan guru ; (10) menumbuhkan sikap profesional produktif pada siswa dan guru ;(11) melatih siswa untuk tidak tergantung kepada orang lain ;(12) sebagai wadah PSG bagi siswa yang tidak mendapatkan tempat pelatihan ;(13) menjalin hubungan yang lebih baik dengan usaha / industri atau masyarakat lain atas terbukanya fasilitas untuk umum dan hasil – hasil produksinya ; dan (14) meningkatkan kegiatan intra, ko dan ekstra kurikuler.

Page 22: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

c. Fungsi unit produksi

Unit produksi yang layak bisa dijadikan wahana belajar sambil bekerja

(learning by doing) bagi siswa SMK atau tempat magang bagi tamatan yang

belum bekerja (Dikmenjur, 1993).

Menurut Dikmenjur (1997) disebutkan bahwa unit produksi pada sekolah

kejuruan berfungsi untuk :

1) Membuat keputusan – keputusan penting dan mengambil resiko tentang tujuan dan sasaran usaha sekolah pada bidang apa saja sebagai peluang, pasar mana saja yang akan dilayani, skala usaha, permodalan, kriteria pegawai/karyawan, dan cara – cara pengawasan serta pengendaliannya.

2) Mencari dan menciptakan berbagai cara baru, terobosan baru dalam mendapatkan masukkan, kerjasama dengan dunia usaha lain, serta mengolah bahan (input) menjadi barang atau jasa (output) yang menarik dan memasarkannya untuk memuaskan langganan dan sekaligus memperoleh keuntungan bagi sekolah dan warga sekolah baik secara edukatif, ekonomi maupun sosial.

3) Mengenali lingkungan dalam rangka mencari dan menciptakan peluang usaha serta untuk memanfaatkan mengendalikan lingkungan kearah yang menguntungkan bagi sekolah dan warga sekolah.

4) Sebagai pengembangan usaha yang dimungkinkan dapat menciptakan lapangan kerja, mengahasilkan barang/jasa yang lebih baik, bermanfaat dan melakukan pengembangan/akumulasi modal manusia dan sarana teknologi di sekolah.

d. Manfaat Unit Produksi

Penyelenggaraan dan pengembangan unit produksi di SMK menurut

Dikmenjur (1997) akan memberikan manfaat sebagai berikut :

1) Manfaat edukatif, yaitu : (1) dapat meningkatkan pengetahuan siswa, guru dan karyawan ; (2) dapat meningkatkan keterampilan siswa, guru dan karyawan ; (3) dapat meningkatkan kemampuan berorganisasi warga sekolah dalam bidang usaha ; (4) melatih disiplin dan inisiatif ; (5) melatih siswa memberikan jasa pelayanan ; (6) menambah intensitas belajar siswa ; (7) membantu terselenggaranya PBM dengan lebih baik ; (8) membantu pelaksanaan PSG ; (9) sebagai wahana pelatihan kejuruan, belajar sambil bekerja/tempat magang bagi tamatan yang belum bekerja ; dan (10) dapat mengikuti perkembangan IPTEK.

2) Manfaat Ekonomis Bagi Warga Sekolah, yaitu : (1) meningkatkan penghasilan bagi guru dan karyawan ; (2) meningkatkan kesejahteraan bagi siswa, guru dan karyawan ; (3) meningkatkan keberanian mengambil sikap berusaha yang diperhitungkan secara ekonomis ; (4)

Page 23: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

menurunkan biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh siswa ; dan (5) menciptakan lapangan kerja bagi warga sekolah.

3) Manfaat Ekonomis Bagi Sekolah, yaitu : (1) meningkatkan pendapatan sekolah menuju kearah mandiri ; (2) menambah sumber biaya perawatan fasilitas sekolah ; (3) menambah sumber biaya operasional pendidikan (PBM praktek) di sekolah ; dan (4) dapat menambah jumlah fasilitas belajar mengajar di sekolah.

4) Manfaat Sosial, yaitu : (1) secara intern sekolah, dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan tanggungjawab antar warga serkolah dalam melaksanakan proses pendidikan, di samping itu dapat menumbuhkan semangat usaha bersama antar warga sekolah untuk meningkatkan kehidupannya ; (2) secara ekstern (diluar sekolah) dapat mensosialisasikan sekolah dengan masyarakat umum, dunia usaha, lembaga dan lain – lain, baik mengenai operasionalisasi pendidikan, tamatan yang dihasilkan serta produk usaha yang dihasilkan.

4. Pendidikan Kejuruan

Salah satu lembaga penyelenggara Unit Produksi adalah pendidikan

kejuruan. Pendidikan kejuruan sendiri dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik

untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. (UUSPN 2 1989)

b. Dalam PP 28 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa Pendidikan

Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan

pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan

tertentu.

c. Menurut Snedden (1971: 8) “Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang

diarahkan untuk mempelajari bidang khusus, agar para lulusan memiliki

keahlian tertentu seperti bisnis, pabrikasi, pertanian, kerumahtanggaan,

otomotif telekomunikasi, listrik, bangunan dan sebagainya”.

d. ”Pendidikan kejuruan dapat diklasifikasikan ke dalam jenis pendidikan khusus

(specialized education) karena kelompok pelajaran atau program yang

disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk

mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan di masa mendatang.”(

Suharsimi Arikunto, 1990: 1)

Page 24: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Jadi pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang bertujuan untuk

membentuk atau meghasilkan lulusan yang terampil dalam salah satu bidang

keahlian tertentu, sehingga lulusan tersebut akan dapat bekerja dalam bidang

tertentu tersebut.

Pendidikan kejuruan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan

pendidikan umum, baik itu ditinjau dari kriteria pendidikan, subtansi pelajaran

dan lulusan. Sonhadji (2006) dalam http: //www.acehforum.or.id/, 28 Desember

2008 menyebutkan:

Kriteria yang harus dimiliki oleh pendidikan kejuruan adalah: (1) orientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja; (2) jastifikasi khusus pada kebutuhan nyata di lapangan; (3) fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif; (4) tolok ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah; (5) kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja; (6) memerlukan sarana dan prasarana yang memadai; dan (7) adanya dukungan masyarakat.

Salah satu contoh penyelenggara pendidikan kejuruan tingkat menengah

adalah SMK. Hal ini dapat dilihat dari tujuan diselenggarakan pendidikan di

SMK.

Pendidikan di SMK bertujuan :

a. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan / atau meluaskan pendidikan dasar.

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitarnya.

c. Meninggkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

d. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap professional.

(http://www.smkn1cmi.org/, 04 Januari 2009)

Dalam Depdiknas (2000: 276) juga disebutkan bahwa tujuan

diselenggarakannya pendidikan menegah kejuruan adalah sebagai berikut:

Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan serta mengembangkan sikap profesional, menyiapkan

Page 25: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

siswa agar mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, dan menyiapkan tamatannya agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

Jadi SMK bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk kemampuan

siswa sehingga akan mampu untuk terjun didunia usaha sebagai tenaga terampil

dan professional.

Selain tujuan diselenggarakan pendidikan di SMK, pendidikan

menengah kejuruan juga mempunyai arti penting bagi pembangunan di Indonesia.

Hal ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara (1998: 138) adalah sebagai

berikut:

a. Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan ketrampilan serta dapat sekaligus meningkatkan produktifitas, kreativitas, mutu, dan efisiensi kerja. Dalam hubungan ini berbagai tingkat dan jenis pendidikan serta latihan kejuruan dan politeknik, perlu lebih diperluas dan ditingkatkan mutunya dalam rangka mempercepat dipenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang cakap dan terampil bagi pembaharuan di segala bidang.

b. Perlu dilanjutkan dan semakin ditingkatkan usaha-usaha pembinaan secara fungsional dan terintegrasi bidang pendidikan umum dan kejuruan dalam rangka tercapainya suatu sistem pembinaan pendidikan secara nasional, mantap dan terpadu.

B. Penelitian yang Relevan

Dharono (1996) dalam penelitian tentang optimalisasi unit produksi

dalam peningkatan kualitas proses belajar mengajar diperoleh kesimpulan bahwa

peran siswa dalam kegiatan unit produksi belum optimal, baru ada beberapa siswa

saja yang terlibat dalam kegiatan unit produksi.

Sejalan dengan penelitian diatas Widarto (1997) juga menyimpulkan

bahwa peran siswa dalam proses masih kecil yaitu sekitar 2%, dan unit produksi

sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai wahana belajar dan berlatih dari apa yang

dikerjakan, unit produksi sendiri dapat dijadikan wadah pembinaan jiwa

kewiraswastaan. Konstribusi unit produksi secara finansial dan edukatif, sehingga

dapat dikatakan bahwa unit produksi cukup efektif dalam meningkatkan kualitas

Page 26: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

siswa. Hal ini dijelaskan setelah melakukan penelitian di unit produksi STM

Pembangunan Yogyakarta.

Subana (1999) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa : (1)

perencanaan SDM yang dilaksanakan masih menggantungkan pada order yang

akan datang, (2) seleksi dan penempatan SDM dilaksanakan dengan cara

wawancara terhadap calon tenaga baru untuk mengetahui minat dan

kemampuannya, belum ada acuan khusus dalam rekruitmen dan penempatan

personil, (3) penilaian prestasi SDM yang dilakukan masih terbatas pada

pengamatan tenaga kerja, kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan, pengembangan

SDM unit produksi yang kurang mendapat perhatian dan (4) pengawasan SDM

unit produksi sebatas pengamatan pada waktu – waktu tertentu jika order banyak

dan pekerjaan diserahkan kepada SDM yang mampu.

Munadi (1995) bahwa unit produksi terbukti sudah dapat membantu

mengatasi pengadaan bahan praktek meskipun jumlahnya terbatas disamping itu

kegiatan unit produksi telah memberikan konstribusi yang cukup besar bagi

peningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusianya. Hal ini

terungkap dari hasil penelitiannya di unit produksi FPTK IKIP Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut persamaan

dengan penelitian ini adalah adanya beberapa aspek unit produksi yang sama yaitu

tentang SDM dan perencanaan serta tujuan dari pengadaan unit produksi.

Sedangkan penelitian ini meneliti model pengelolaan unit produksi di SMK (studi

kasus : SMK Negeri 2 Klaten), difokuskan pada aspek (1) input yang meliputi :

SDM, modal, metode, fasilitas. (2) Fungsi Manajemen meliputi : perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian. (3) Pelaksanaan meliputi : pelatihan, produk,

jasa. (4) Pemasaran (5) Pelayanan Konsumen dan (6) Output meliputi : lulusan

siap pakai di industri dan pelatihan, produk, jasa yang laku jual.

Page 27: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

C. Kerangka Berpikir

Kegiatan unit produksi yang dilakukan oleh sekolah merupakan suatu

replika dari perusahaan yang dilakukan di sekolah yang bertujuan untuk

meningkatkan relevansi program sekolah dengan tuntutan lapangan kerja dengan

cara memberikan kesempatan kepada guru dan siswa mengerjakan pekerjaan yang

berorientasi pasar. Program unit produksi yang dilakukan lembaga pendidikan

(SMK) juga memerlukan pengelolaan yang profesional agar menghasilkan tujuan

yang diharapkan.

Pengelolaan unit produksi harus dilakukan secara profesional terhadap

input, proses agar apa yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Inputnya adalah SDM (men), modal (money), metode (methods), fasilitas

(materials dan machine). Prosesnya adalah interaksi antara fungsi manajemen

dengan inputnya. Fungsi manajemennya meliputi perencanaan, pengorganisasian

dan pengendalian.

Perencanaan perlu dilakukan dalam unit produksi agar pihak – pihak

yang terkait dalam unit produksi mempunyai pedoman atau pegangan tentang

sesuatu yang akan diproduksi.

Pengorganisasian perlu dilakukan dalam unit produksi agar pihak– pihak

terkait dalam unit produksi mengetahui dengan jelas pembagian tugas, kewajiban

dan hak–hak masing–masing.

Pengendalian/pengawasan merupakan kegiatan yang mengusahakan agar

pelaksanaan unit produksi terlaksana sesuai rencana yang menjamin agar

pelaksanaan unit produksi dapat mencapai tujuan dengan hasil baik dan efisien.

Upaya – upaya membuat strategi, pengambilan keputusan, penentuan rencana

usaha atau produksi dan pengawasan harus ditetapkan dengan matang. Di samping

itu pengendalian/pengawasan perlu dilakukan dalam unit produksi agar dapat

mencegah sedini mungkin penyimpangan antara yang telah direncanakan dengan

pelaksanaannya.

Pelaksanaan perlu dilakukan dalam unit produksi agar perencanaan yang

telah dibuat tadi dapat diwujudkan dengan sebaik – baiknya sehingga tidak sia –

sia adanya perencanaan yang telah dibuat dengan susah payah tadi. Sistem

Page 28: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pengelolaan yang dikembangkan dalam pelaksanaan unit produksi adalah sistem

pengelolaan yang berorientasi pada kualitas produk, jasa dan pelatihan.

Dengan menggabungkan beberapa unsur yang mempengaruhi proses

produksi yaitu SDM dan fasilitas, modal lainnya, sistem manajemen diperlukan

untuk mengefektifkan dan mengefisienkan kegiatan produksinya. Apabila sistem

pengelolaannya baik, kegiatan produksi akan berjalan lancar, maka kualitas

produk, pelatihan dan jasa yang dihasilkan akan baik. Dengan demikian unit

produksi akan berjalan efektif, efisien serta menguntungkan. Apabila kualitas

produk, pelatihan dan jasa baik, maka dunia usaha atau konsumen yang

memerlukan produk, pelatihan, dan jasa tersebut akan semakin tertarik. Dengan

demikian keterkaitan sistem pengelolaan yang dijalankan dan dikembangkan

dalam kegiatan unit produksi dengan dunia usaha atau konsumen dapat terlihat

dari hasil produksi dan manfaatnya.

Pemasaran dari hasil pelaksanaan unit produksi merupakan salah satu

bagian kegiatan yang sangat penting agar semua unit usaha yang dikembangkan

dapat dipasarkan dan terjual dengan baik. Hasil dari pemasaran ini oleh sebagian

orang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam pelaksanaan unit produksi.

Pemasaran ini dapat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu pemasaran pra produksi dan

pasca produksi. Yang dimaksud pemasaran pra produksi adalah pemasaran

dilaksanakan dengan cara mencari atau menerima pesanan barang sesuai dengan

keinginan konsumen. Sedangkan pemasaran pasca produksi adalah pemasaran

yang dilaksanakan dengan cara menawarkan atau memamerkan barang hasil yang

diproduksi dengan desain sendiri.

Pelayanan konsumen merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam

unit produksi. Dari kegiatan ini dapat diketahui bagian mana yang harus

dievaluasi atau diperbaiki dalam pelaksanaan unit produksi. Pelayanan konsumen

ini dilaksanakan juga untuk menjalin hubungan yang baik dengan konsumen.

Dari semua kegiatan dalam unit produksi tersebut sebenarnya

mempunyai tujuan yang paling penting, yaitu untuk mencetak lulusan yang siap

pakai di industri. Dari kegiatan ini diharapkan lulusan mengetahui kegiatan –

Page 29: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Output

Lulusan Siap Pakai Di Industri Pelatihan Jasa Produk

kegiatan yang sebenarnya di industri. Di samping itu, output dari kegiatan unit

produksi yaitu menghasilkan produk/pelayanan jasa yang laku jual.

Input

Output

Gambar 1. Kerangka Berpikir

SDM Modal Metode Fasilitas

FUNGSI MANAJEMEN

Pengorganisasian Perencanaan Pengendalian

PELAKSANAAN

Pelatihan Produk Jasa

PEMASARAN

PELAYANAN KONSUMEN

UNIT PRODUKSI SMK N 2 KLATEN

:

Page 30: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Klaten yang beralamat di

desa Senden kecamatan Ngawen kabupaten Klaten. Alasan peneliti memilih

lokasi tersebut karena:

a. Belum ada penelitian yang sejenis di SMK Negeri 2 Klaten sejak sekolah

tersebut memperoleh pengakuan sistem standar mutu ISO 9001:2000.

b. SMK Negeri 2 Klaten telah memberlakukan program diklat 4 tahun, sehingga

diharapkan terdapat model pengelolaan unit produksi yang lebih baik.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Juli 2008 – Agustus 2010

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Penelitian

Jenis Kegiatan Waktu

Pengajuan Judul Pra Proposal Pra Penelitian/Survey Proposal Seminar Proposal Revisi Perijinan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Analisa Data Penulisan Laporan Ujian Revisi

29 Juli 2008 02 Februari - 18 Maret – 21 Maret 2009 22 Maret – 06 Mei 2009 02 Juni 2009 04 Juni – 08 Juni 2009 19 Juni – 21 Juli 2009 24 Juli – 20 Oktober 2009 01 Agustus – 21 Desember 2009 02 Maret 2009 – Mei 2010 24 Agustus 2010 24 Agustus 2010 – September 2010

Page 31: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ada 3 macam strategi pendekatan

permasalahan, yaitu eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksploratif

bertujuan untuk menemukan hal-hal baru, sedangkan eksplanatif bertujuan

menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat, dan

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

data dengan kata atau uraian dan penjelasan.

Dalam penelitian ini menggunakan strategi pendekatan deskriptif. Hal ini

dikarenakan permasalahan yang diambil dalam penelitian ini menekankan pada

proses pelaksanaan unit produksi dijalankan. Metode deskriptif adalah suatu

metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan

dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Witney (1960) dalam

H.B.Sutopo (2002), mengatakan “metode deskriptif adalah pencarian fakta

interpretasi yang tepat”.

Dalam penelitian ini digunakan strategi penelitian deskriptif tunggal

terpancang. Strategi tunggal terpancang merupakan penelitian yang melihat

berbagai masalah yang tidak berdiri sendiri dan berbagai variabel tidak dapat

dipelajari secara terpisah tetapi dalam kaitan seluruh konteknya. Dalam penelitian

ini, peneliti melihat adanya beberapa variabel, yaitu Komponen Input, Fungsi

Manajemen, Pelaksanaan, Pemasaran, Pelayanan Konsumen dan Lulusan Siap

Pakai Di Industri. Peneliti melihat variabel – variabel tersebut tidak dapat berdiri

sendiri, jadi harus dilakukan penelitian sebagai satu kesatuan utuh dalam lingkup

Unit Produksi SMK.

Page 32: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

C. Sumber Data

Data dan informasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah berupa data

kualitatif. Data-data tersebut akan digali dari beragam sumber data. Data-data

dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat melalui sumber utama

penyelenggara dan pelaku Pengelola Unit produksi. Selain itu data ini merupakan

data yang didapat langsung dari hasil pengamatan dan wawancara peneliti di

lokasi penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapat dari berbagai referensi yang

berasal dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan Unit Produksi. Data ini

digunakan sebagai kajian pustaka dalam penelitian.

Adapun sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1. Narasumber (informan)

Narasumber yang dijadikan objek wawancara adalah sebagai berikut:

a. Pihak kepala sekolah : Drs. Wahono, M.Pd

b. Waka UPHI : Drs. Al. Waryono, MT

c. Ketua Unit Produksi Pusat : Drs. Bambang EP

d. Ketua Unit Produksi tiap Jurusan :

1) Program Keahlian Kostruksi Batu Beton: Drs. Priyo Kuncoro

2) Program Keahlian Teknik Audio Video (TAV): Purwanto, S.Pd

3) Program Keahlian Instalasi Listrik : Drs. Sutarno

4) Program Keahlian Pemesinan : Drs. Bambang EP

5) Program Keahlian Mekanik Otomotif : Drs. H. Mulyadi

6) Program Keahlian Pengecoran : Lugiman, S.Pd

2. Tempat atau lokasi penelitian

Tempat atau lokasi penelitian adalah SMK Negeri 2 Klaten yang terletak

di desa Senden, kecamatan Ngawen, kabupaten Klaten.

Page 33: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

3. Arsip dan dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian

Arsip dan dukumen yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini

adalah buku referensi yang berhubungan dengan Unit Produksi.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling (cuplikan) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik sampling yang bersifat selektif. Teknik sampling ini biasa disebut

purposive sampling. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak lagi melakukan

generalisasi data yang ditemukan. Dalam hal ini peneliti mengambil data dari

referensi mengenai pengelolaan Unit Produksi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis sumber data yang digunakan, maka teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara Mendalam (In-depth Interviewing)

Wawancara mendalam ini dilakukan karena peneliti tidak tahu apa yang

belum diketahuinya. Dengan demikian wawancara dilakukan dengan pertanyaan

yang bersifat tidak terikat/ terstruktur ketat. Oleh karena itu subyek lebih berperan

sebagai informan daripada sebagai responden. Lebih jauh lagi H. B. Sutopo

(2002: 59) menyebutkan:

Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur dan mendalam. Untuk itu wawancara ini bahkan dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang sedang dijelajahi.

2. Observasi Langsung.

Kegiatan observasi langsung ini dilaksanakan hanya untuk mencari data-

data yang berhubungan dengan sekolah yang diamati (SMK Negeri 2 Klaten),

bukan untuk mendapatkan data mengenai Unit Produksi. Suharsimi Arikunto

(1993: 128) “Kegiatan observasi meliputi kagiatan pemusatan terhadap objek

yang menggunakan seluruh aspek indra”.

Page 34: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3. Mencatat Dokumen (Content Analisys)

Moleong (2001: 161) menjelaskan bahwa “Dokumen adalah setiap bahan

tertulis ataupun film dengan demikian metode ini untuk mencari data mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan melihat atau

meneliti dokumen”. Dalam pegumpulan data secara Content Analisys peneliti

tidak hanya mencari isi penting yang tersurat dalam arsip atau dokumen yang

diperlukan, tetapi peneliti juga mencari makna yang tersirat dalam arsip atau

dokumen tersebut.

F. Validitas Data

Data-data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti harus diusahakan

kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu harus dilakukan cara-cara yang

tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya.

Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi

peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif. Dalam H.B.Sutopo (2002),

Patton (1984) menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu (1)

trianggulasi data, (2) trianggulasi peneliti, (3) trianggulasi metodologis, (4)

trianggulasi teoritis. Dari empat macam teknik trianggulasi tersebut, peneliti

menggunakan salah satunya yaitu Trianggulasi data (sumber). Dalam trianggulasi

data lebih menekankan pada sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data

atau yang lain.

Peneliti mengumpulkan data mengenai Unit Produksi dari berbagai

sumber. Data dari berbagai sumber ini kemudian diuji validitasnya dengan

trianggulasi data (sumber). Untuk lebih jelasnya, proses trianggulasi data (sumber)

dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 35: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Pengumpulan Data

Reduksi Data Sajian Data

Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Content Analisys

Dokumen/ arsip

Data Dokumen/ arsip

Dokumen/ arsip

Data

Wawancara

Observasi

Content analisys

Aktivitas

Dokumen/ arsip

Informan

Gambar 2. Teknik validitas data (Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 80)

G. Analisis Data

Dalam proses analisis terdapat tiga komponen utama yang harus benar-

benar dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. Menurut Miles & Huberman (1974)

dalam H.B.Sutopo (2002), tiga komponen utama tersebut adalah (1) reduksi data,

(2) sajian data, dan (3) penarikan simpulan serta verifikasinya. Dalam penelitian

ini, penulis menggunakan model analisis yang bersifat interaktif. Analisis yang

bersifat interaktif ini berlangsung dalam bentuk siklus. Untuk lebih jelasnya, dapat

dilihat dari gambar berikut.

Gambar 3. Proses Analisis Interaktif (Sumber: H.B Sutopo, 2002 : 96)

Page 36: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa reduksi data dan sajian data

dapat dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan. Reduksi data dan sajian

data dilakukan setelah pengumpulan data sudah mendapatkan unit data dari

sejumlah unit data yang diperlukan. Setelah itu, peneliti melakukan usaha untuk

menarik kesimpulan dan verifikasi dari semua hal yang terdapat pada reduksi data

dan sajian data. Bila simpulan dirasa kurang mantap, maka peneliti wajib

melakukan kegiatan pengumpulan data kembali. Pengumpulan data ini sudah

terfokus pada data-data yang dianggap kurang pada reduksi dan sajian data. Dari

kegiatan tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian ini berlangsung dalam bentuk

siklus.

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian ini seluruhnya direncanakan sebagai berikut:

1. Persiapan

Kegiatan persiapan ini meliputi kegiatan perijinan, penyusunan strategi

pengumpulan data, strategi penelitian dan persiapan yang menyangkut alat-alat

bantu pangumpulan data.

Untuk lebih jelasnya, kegiatan persiapan adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan jadwal penelitian

b. Penyusunan alat-alat bantu pengumpulan data. Hal ini termasuk pedoman

pertanyaan dalam kegiatan wawancara

c. Pengurusan perijinan ke Pembantu Dekan I dan Pembantu Dekan III FKIP

Universitas Sebelas Maret

d. Pengurusan perijinan penelitian ke SMK Negeri 2 Klaten

2. Pengumpulan data

Kegiatan pengumpulan data ini meliputi tentang pengumpulan data yang

diperoleh melalui wawancara, arsip dan dokumen serta observasi langsung.

Kemudian melakukan review dan pembahasan data yang telah terkumpul. Setelah

itu mengelompokkan data sesuai dengan kelompok data masing-masing. Hal ini

akan memudahkan untuk analisis data dan pengolahan data.

Page 37: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3. Analisis dan Pengolahan data

Kegiatan analisis dan pengolahan data ini meliputi pengujian data,

analisis, dan pengolahan data.

4. Penyajian simpulan/ hasil

Simpulan data yang disajikan berupa laporan yang bersifat deskriptif

kualitatif mengenai Model Pengelolaan Unit Produksi di SMK Negeri 2 Klaten.

Page 38: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian (SMK Negeri 2 Klaten)

1. Latar Belakang SMK Negeri 2 Klaten

SMK Negeri 2 Klaten terletak di desa Senden kecamatan Ngawen

kabupaten Klaten. SMK Negeri 2 Klaten merupakan salah satu SMK di

Kabupaten Klaten sejak tahun pelajaran 2002/2003 telah melaksanakan Program

Diklat 4 Tahun, termasuk dalam kelompok teknologi industri dengan

mengembangkan 6 program keahlian meliputi : Teknik Konstruksi Bangunan

(Teknik Konstruksi Batu Beton), Teknik Audio Video, Teknik Pemanfaatan

Energi Listrik, Teknik Pemesinan, Teknik Mekanik Otomotif dan Teknik

Pengecoran. Pada tahun pelajaran 2008/2009 telah menambah 2 program keahlian

yaitu Teknik Komputer Jaringan dan Teknik Gambar Bangunan. Di samping itu,

pada tahun pelajaran 2007/2008 SMK Negeri 2 Klaten mencanangkan SMK

bertaraf Internasional pada tahun 2012.

2. Data Umum Sekolah Tahun Ajaran 2008/2009

a. Data Sekolah

1) Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Klaten

2) Sertifikat ISO 9001:2000 : No. 01 100 086036 dari PT TUV

Internasional Jakarta

3) Alamat Sekolah : Senden, Ngawen, Klaten 57466

4) Nama Kepala Sekolah : Drs. Wahono, M.Pd

5) Nama Ketua Komite Sekolah / MS : H. Rifai Saleh Haryono, SH, Mhum

6) Telp Sekolah : 0272 3100899

7) Email / Website : [email protected] /

www.smkn2klaten.sch.id

8) No Statistik Sekolah : 321033203001

Page 39: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Data Wakil Kepala Sekolah

1) Waka Kurikulum / WMM : Drs. Sri Purwono

2) Waka Kesiswaan : Drs. Purwoko

3) Waka Humas & Hub. Ind : Drs. Al. Waryono, MT

4) Waka Sarpras : Drs. Kresno Kuncahyo

c. Data Tugas Khusus & Ketua Program

1) Koordinator Litbang dan Internal

Audit SMM ISO : Drs. Sarjono, M.Pd

2) Deputy WMM ISO : Agus Sukatmo, S.Pd

3) Kaprog Bangunan / TBGS : Drs. Parman

4) Kaprog Audio Video / TKJ : Drs. Purwanto

5) Kaprog Inst. Listrik : Drs. Sutarno

6) Kaprog Pemesinan : Drs. Anton Usmanto

7) Kaprog Mek. Otomotif : Drs. H. Mulyadi

8) Kaprog Pengecoran : Lugiman, S.Pd

9) Kaprog Normatif/Adaptif : Haryani, S.Pd

10) Kepala Tata Usaha : Drs. Supoyo

11) Ketua Pokja BKK : Drs. Ig. Yuwono

12) Ketua Pokja CC/PKH : Drs. H. Muh. Darobi

13) Ketua Pokja Unit Produksi : Drs. Bambang Eko.P.

14) Ketua OSIS : Eko Sutrisno, S.Pd

15) Ketua Pokja PSG : Warsono, S.Pd

16) Koordinator R. ICT : Eko Priyono, S.Pd

17) Koordinator R. SAS : Isnuwati, S.Pd

18) Koordinator Perpustakaan : Hj. Purwaningsih, S.Pd

19) Koordinator BP : L. Nina Ambar K, S.Pd

d. Data Guru dan Tata Usaha

1) Jumlah Guru

a) PNS : 106 orang

b) Guru Tidak Tetap : 9 orang

Page 40: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

2) Jumlah Staf Tata Usaha

a) PNS : 4 orang

b) Guru Tidak Tetap : 18 orang

3) Jumlah Siswa (th. 2008/2009) : 1400 orang

4) Jumlah Siswa Kelas IV : 273 orang

Page 41: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

KOMITE SEKOLAH H. Rifai Saleh H, SH, M.Hum

KEPALA SEKOLAH Drs. Wahono, M.Pd

KAPROG IKK/TBGS Drs. Parman

WKS KURIKULUM Drs. Sri Purwono

BENDAHARA (Dra. Sri Lestari)

KEPALA TATA USAHA Drs. Supoyo

WMM (Drs. Sri Purwono) LITBANG (Drs.Sarjono, M.Pd

MAJELIS SEKOLAH H. Rifai Saleh H, SH, M.Hum

WKS HUMAS/HI Drs. Al. Waryono, MT

WKS PSDM Martini, S.Pd

WKS KESISWAAN Drs. Purwoko

KOORD. ICT Eko Priyono, ST

WKS SARPRAS Drs. Kresno Kuncahyo

KOORD. BP L. Nina A K, S.Pd

KOORD. SAS Isnuwati, S.Pd,

POKJA BKK Drs. Ig. Yuwono

POKJA UP Drs. Bambang EP

KOORD. PERPUS Hj. Purwaningsih, S.Pd

POKJA PRAKERIN Warsono, S.Pd

POKJA CC Drs. H. M Darobi

KAPROG TAV/TKI Drs. Purwanto

KAPROG TEK PT LISTRIK Drs. Sutarno

KAPROG TEK PEMESINAN Sucipto, S.Pd

KAPROG TEK PENGECORAN Lugiman, S.Pd

KAPROG TEK MEK. OTO. Drs. H. Mulyadi

Wali Kelas I,II,III,IV TKBB

Wali Kelas I,II,III,IV TAV

Wali Kelas I,II,III,IV TPLT

Wali Kelas I,II,III,IV TPM

Wali Kelas I,II,III,IV TP

Wali Kelas I,II,III,IV TMO

GURU/KARYAWAN

3. Struktur Organisasi SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009

Gambar 4. Struktur Oganisasi Sekolah

Page 42: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3. Program Keahlian di SMK Negeri 2 Klaten

Tahun ajaran 2007/2008, SMK Negeri 2 Klaten mempunyai 6 program

keahlian. Program keahlian tersebut adalah:

a. Program Keahlian Konstruksi Batu Beton

b. Program Keahlian Teknik Audio Video (TAV)

c. Program Keahlian Instalasi Listrik

d. Program Keahlian Pemesinan

e. Program Keahlian Mekanik Otomotif

f. Program Keahlian Pengecoran

Namun pada tahun ajaran 2008/2009, ditambah lagi dua program

keahlian, yaitu :

a. Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan

b. Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan

4. Visi SMK Negeri 2 Klaten

Mewujudkan Lemdiklat (SMK) Teknologi Industri berstandar Nasional

guna menyiapkan tamatan yang profesional, produktif, mandiri, berbudi pekerti

luhur dan mampu bersaing pada era global.

5. Misi SMK Negeri 2 Klaten

a. Memantapkan pengembangan institusi dengan program SMK 3 tahun

menjadi 4 tahun.

b. Mengembangkan kurikulum nasional bersama pengguna tamatan

serta memvalidasi sesuai tuntutan pasar kerja dan pengembangan

IPTEK.

c. Melaksanakan Diklat dengan pendekatan Competency Based

Training / Production Based Training.

d. Mengembangkan fasilitas yang memadai untuk menunjang praktek

dasar dan lanjut yang berkualitas.

e. Mengembangkan SDM yang bertumpu pada pengembangan

profesionalisme, kompeten dan bertanggung jawab.

Page 43: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

f. Meningkatkan kerjasama dengan pengguna tamatan guna

menciptakan pasar kerja.

6. Tujuan SMK Negeri 2 Klaten

a. Mengembangkan organisasi sekolah yang tersistem untuk menjadi

lembaga diklat yang bermutu dan profesional serta selalu

mengupayakan peningkatan kualitas SDM dan etos kerja sesuai

perkembangan IPTEK.

b. Menyiapkan tamatan yang memiliki iman dan taqwa, berkepribadian

unggul dan mampu mengembangkan diri dengan penyelenggaraan

diklat bertaraf nasional.

c. Menghasilkan tamatan yang kompeten, profesional dan mampu

mandiri untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja baik tingkat lokal,

nasional maupun internasional.

d. Menjadi salah satu sumber informasi IPTEK bagi industri – industri

lokal, khususnya industri kecil dan menengah.

e. Mengembangkan kemitraan dan kerjasama yang saling

menguntungkan dengan institusi pasangan dan masyarakat dalam

bisnis dan unit produksi.

7. Kurikulum SMK Negeri 2 Klaten

a. Kurikulum tahun 1999 untuk kelas III dan IV program keahlian :

1) Tek. Konstruksi batu dan beton

2) Tek. Audio video

3) Tek. Pemanf. Tenaga listrik

b. Kurikulum tahun 1999 untuk kelas IV.

1) Tek. Pemesinan

2) Tek. Mekanik otomotif

3) Tek. Pengecoran logam

c. Kurikulum 2004 implementatif untuk kelas II dan III program

keahlian.

Page 44: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

1) Tek. Pemesinan

2) Tek. Mekanik otomotif

3) Tek. Pengecoran

d. Kurikulum 2004 implementatif untuk kelas II dan III untuk semua

program keahlian.

e. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) untuk kelas I semua

program keahlian.

f. Sekolah melaksanakan kurikulum dengan pendekatan :

1) BBC ( Broad Based Curriculum )

2) CBT ( Competency Based Training )

3) PBT ( Product Based Training )

8. Fasilitas SMK Negeri 2 Klaten

Untuk menunjang KBM, SMK Negeri 2 Klaten mempunyai fasilitas

antara lain :

1. Ruang teori

2. Bengkel bangunan kayu dan beton

3. Bengkel elektronika

4. Bengkel listrik

5. Bengkel mesin

6. Bengkel pengecoran logam

7. Bengkel otomotif

8. Perpustakaan

9. Lap. Bahasa

10. Lap. Information communication technology ( ICT )

11. Ruang audio video audio ( AVA )

12. Lapangan olah raga

13. Ruang aula

14. Ruang bimbingan konseling

15. Ruang bursa kerja khusus

16. Ruang gambar

Page 45: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

B. Deskripsi Temuan Studi Penelitian

1. Model Pengelolaan Unit Produksi Di SMK Negeri 2 Klaten

a. Unit Produksi Pusat

1) Input

a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari dua

sumber : (1) SDM dari dalam sekolah, dan (2) SDM dari luar sekolah. Sumber

daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan siswa.

Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : tenaga ahli (pelaksana

penggunaan mesin).

b) Modal

Adapun modal atau sumber biaya yang dipakai dalam kegiatan unit

produksi adalah untuk produk barang pada saat PBM menggunakan dana dari

sekolah, sedangkan jasa dan pelatihan pinjam dari bendahara sekolah. Di samping

modal biaya, sekolah sudah tersedia modal fasilitas berupa peralatan atau mesin

produksi yang cukup memadai untuk proses produksi.

c) Metode

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari

seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi

pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah

direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

d) Fasilitas

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan). Secara

keseluruhan fasilitas yang tersedia pada SMK N 2 Klaten untuk tiap – tiap

program keahlian sudah cukup memadai bahkan lebih untuk pelaksanaan UP/

produksi. Di lihat dari segi kuantitas, fasilitas (mesin dan peralatan) masih

terbatas.

Page 46: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2) Fungsi Manajemen

a) Perencanaan

Perencanaan yang dilaksanakan dalam unit produksi pada SMK N 2

Klaten yaitu tersusunnya rencana program unit produksi dan rencana kegiatan unit

produksi.

Rencana program unit produksi SMK N 2 Klaten adalah sebagai berikut:

A. Tujuan

1. Meningkatkan pendapatan guru dan karyawan SMKN 2 Klaten

2. Meningkatkan keterampilan guru dan karyawan

3. Meningkatkan keterampilan siswa

B. Jenis Kegiatan

1. Memproduk barang – barang yang laku jual

2. Menjual jasa

3. Mengadakan pelatihan

C. Sasaran

1. Masyarakat

2. Siswa SMK yang fasilitasnya masih kurang

D. Cara Pemasaran

1. Melalui warga sekolah (guru, siswa dan semua karyawan)

2. Pendekatan ke SMK yang fasilitasnya kurang

3. Menyebarkan brosur

E. Pelaksana

1. Guru dan karyawan SMKN 2 Klaten

2. Siswa SMKN 2 Klaten

3. Tenaga ahli yang diambil dari luar

F. Prosentase Pembagian Hasil

1. Produk barang yang dilaksanakan pada saat PBM :

a. Pemasaran : 5% dari harga jual

b. Pelaksana : 40% dari harga jual

c. UP Jurusan : 10% dari harga jual

d. UP Pusat : 20% dari harga jual

Page 47: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

e. Pembelian bahan tahun berikutnya : 20% dari harga jual

f. Perawatan dan PBM : 5% dari harga jual

2. Jasa Permesinan dan Pengelasan

a. Pembawa Order : 5% dari harga jual

b. Pelaksana : 60% dari ongkos

c. UP Jurusan : 5% dari ongkos

d. UP Pusat/Sekolah : 25% dari ongkos

e. Perawatan dan PBM : 10% dari ongkos

Ongkos = Harga – Bahan

3. Pelatihan

f. Pemberi Order : 10 % dari harga bruto

g. Pembawa Order : 5% dari harga netto

h. Pelaksana : 65% dari ongkos

i. UP Jurusan : 5% dari ongkos

j. UP Pusat/Sekolah : 20% dari ongkos

k. Perawatan dan PBM : 10% dari ongkos

Harga Netto = Harga Bruto – Jasa Pemberi Order

Ongkos = Harga Netto – Bahan – Sertifikasi

G. Sumber Dana

1. Produk barang pada saat PBM menggunakan dana dari sekolah

2. Jasa dan Pelatihan pinjam bendahara sekolah

H. Rencana Pelaksanaan

1. Hasil UP berupa produk barang dan jasa dimulai bulan April

2005

2. Hasil UP berupa pelatihan diadakan mulai tahun 2006

Page 48: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Bentuk Rencana Kegiatan Unit Produksi SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai

berikut:

Tabel 2. Rencana Kegiatan Unit Produksi SMK Negeri 2 Klaten

No Jenis Kegiatan Tujuan Waktu Pelaksanaan

1. Penyusunan/pembentukan pengurus Unit Produksi

Tersusunnya pengurus Unit Produksi tiap periode Menyesuaikan

2. Menyusun Job Discription Adanya pembagian kerja yang jelas bagi masing – masing personal

Menyesuaikan

3. Merencanakan kegiatan Terprogramnya kegiatan dalam 1 tahun

Menyesuaikan

4. Pelaksanaan Kegiatan Terlaksananya rencana kegiatan

Menyesuaikan

5. Laporan Kegiatan Administrasi kegiatan dan keuangan terlaksana Menyesuaikan

b) Pengorganisasian

Struktur organisasi dalam UP SMK Negeri 2 Klaten menjadi salah satu

dari unit kerja sendiri yang memiliki staf dan juga program tersendiri yang nanti

akan menghimpun dari beberapa kegiatan di masing – masing program keahlian.

Struktur organisasi UP dibuat secara khusus sebagai unit kerja di dalam struktur

organisasi sekolah. Adapun pembagian tugas pengelola Unit Produksi adalah

sebagai berikut :

(1) Penanggung jawab adalah kepala sekolah yang bertugas memfasilitasi,

memonitor dan bertanggung jawab atas kegiatan unit produksi sekolah

mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi serta

pelaporan unit produksi disekolah.

(2) Ketua bertugas membantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan unit

produksi disekolah dengan rincian sebagai berikut :

(a) Menyusun program unit produksi yang disesuaikan dengan tuntutan

kurikulum dari setiap program keahlian.

(b) Mengkoordinasikan kegiatan unit – unit usaha yang diselenggarakan

disekolah.

(c) Mengadakan rapat – rapat intern dengan pengelola unit produksi.

Page 49: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

(d) Mengadakan kerja sama dengan institusi pasangan yang terkait

dengan pengembangan usaha.

(e) Membuat laporan berkala dan tahunan.

(3) Sekretaris bertugas sebagai berikut :

(a) Mengadministrasi segala kegiatan unit produksi sekolah baik keluar

maupun kedalam.

(b) Membuat surat menyurat dengan pihak – pihak terkait berhubungan

dengan pengembangan unit produksi sekolah.

(c) Menyiapkan rapat – rapat unit produksi.

(d) Menyusun laporan berkala dan akhir tahun.

(4) Bendahara bertugas sebagai berikut :

(a) Menerima dana yang dikelola oleh pengurus unit produksi sekolah.

(b) Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran keuangan unit

produksi sekolah.

(c) Mmbuat laporan keuangan unit produksi secara berkala dan akhir

tahun.

(5) Kendali Mutu bertugas mendorong dan mengendalikan seluruh kegiatan

unit produksi sekolah agar selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan

dan kegiatan serta hasil yang baik.

(6) Pemasaran bertugas mendorong dan memotivasi semua unit usaha yang

dikembangkan agar dapat dipasarkan dan terjual dengan baik.

(7) Koordinator unit usaha bertugas merencanakan dan melaksanakan

kegiatan usaha yang dikembangkan, dengan rincian sebagai berikut :

(a) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan usaha.

(b) Mengatur tempat dan jadwal kegiatan yang telah ditetapkan.

(c) Mengadministrasi semua kegiatan unit usaha yang dikembangkan.

(d) Mengelola keuangan yang menjadi tanggung jawab dari usaha yan

diselenggarakan.

(e) Membuat laporan berkala dan tahunan.

Page 50: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Struktur organisasi dalam Unit Produksi SMKN 2 Klaten meliputi :

Kepala Sekolah, WAKA UPHI, Ketua UP, Bendahara, Sekretaris, Kasi UP tiap –

tiap Jurusan. Struktur organisasi dalam UP setiap 1 tahun sekali mengalami re-

organisasi. Sedangkan struktur unit produksi program keahlian meliputi Kasi UP,

Sekretaris, Bendahara, Pelaksana dan Pemasaran.

Page 51: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Kepala Sekolah Drs. Wahono, M.Pd

WAKA UPHI Drs. Al. Waryono, MT

Sekretaris Drs. Darobi

KasiUP Bangunan Drs, Joko M.

Kasi UP Elektro Drs. Slamet H.

Bendahara Drs. Ismadiyanto

Ketua UP Drs. Bambang, EP

Kasi UP Otomotif Drs. H. Mulyadi

Kasi UP P. Logam HeruKaryono,

S.Pd

Kasi UP Listrik Drs. Sunarno

Kasi UP Mesin Drs. Bambang, EP

Gambar 5. Struktur Organisasi Unit Produksi SMK/Pusat

Page 52: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Kasi Unit Produksi Konsumen

Pelatihan

Jasa/Pesanan Pelaksana

Jasa

Pelatihan

Produk

Pemasaran

c) Pengendalian

Dalam kegiatan UP SMKN 2 Klaten pengendalian secara keseluruhan

pengendalian terletak pada Kepala Sekolah selaku sebagai penanggung jawab

yang bertugas memfasilitasi, memonitor dan bertanggung jawab atas kegiatan UP

sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi serta

pelaporan unit produksi disekolah.

3) Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan UP SMK Negeri 2 Klaten berorientasi menghasilkan

jasa, produk dan pelatihan. Dalam kegiatan unit produksi SMK Negeri 2 Klaten

order (pelatihan, produk dan jasa) dari konsumen masuk ke Kasi Unit Produksi

untuk direncanakan, dari Kasi UP order dialihkan ke seksi pelaksanaan untuk

pengerjaan order. Kemudian hasil pelaksanaan UP dipasarkan ke konsumen oleh

seksi pemasaran agar laku jual. Adapun alur kegiatan pelaksanaan UP SMK

Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut :

Gambar 6. Alur Kegiatan Unit Produksi SMK

a) Jasa

Jasa yang dihasilkan pada pelaksanaan UP SMKN 2 Klaten telah dikelola

oleh masing – masing program keahlian.

Page 53: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

b) Produk

Produk yang dihasilkan pada pelaksanaan UP SMKN 2 Klaten telah

dikelola oleh masing – masing program keahlian (produk hasil UP tiap – tiap

jurusan lihat lampiran 2).

c) Pelatihan

Pelatihan yang dihasilkan pada pelaksanaan UP SMKN 2 Klaten telah

dikelola oleh masing – masing program keahlian.

4) Pemasaran

Cara pemasaran hasil pelaksanaan UP yaitu dilakukan melalui warga

sekolah (guru, siswa dan semua karyawan), pendekatan ke SMK lain yang

fasilitasnya kurang dan menyebarkan brosur. Di samping itu juga ikut dalam

pameran tapi hanya dilaksanakan oleh beberapa program keahlian tidak semua

ikutserta dalam pameran.

5) Pelayanan Konsumen

Pelayanan konsumen yang dilaksanakan UP SMKN 2 Klaten yaitu

dengan menyelesaikan pesanan/order sesuai dengan permintaan konsumen

(kualitas dan kuantitas).

6) Output

Output dengan adanya UP diharapkan semua siswa menjadi tenaga yang

siap pakai di industri. Sesuai dengan tujuan rencana program UP SMKN 2 Klaten

yaitu meningkatkan keterampilan siswa yang dapat diterapkan dalam dunia

industri. Di samping hal itu output UP juga berupa pelatihan, produk dan jasa

hasil kerja siswa yang laku jual di pasar/industri.

b. Program Keahlian Konstruksi Batu Beton

1) INPUT

a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari dua

sumber : (1) SDM dari dalam sekolah, dan (2) SDM dari luar sekolah. Sumber

daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan siswa.

Page 54: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : tenaga ahli (pelaksana

penggunaan mesin).

b) Modal

Adapun modal atau sumber biaya yang dipakai dalam kegiatan unit

produksi adalah berasal dari sekolah berupa peralatan atau mesin produksi.

c) Metode

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari

seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi

pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah

direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

d) Fasilitas

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan) pada

Program Keahlian Konstruksi Batu Beton sudah cukup memadai bahkan lebih

mencukupi untuk proses produksi. Di lihat dari segi kuantitas, fasilitas (mesin dan

peralatan) masih terbatas.

2) Fungsi Manajemen

a) Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan dalam unit produksi pada Program Keahlian

Konstruksi Batu Beton sejauh ini adalah merencanakan prosentase pembagian

hasil keuntungan dari UP, sedangkan untuk perencanaan dalam pelaksanaan dan

program kerja UP tidak begitu aktif hanya berdasarkan masukan – masukan dari

lingkungan guru yang pernah masuk dalam UP. Hal itu disebabkan karena guru

sudah terbebani dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) sehingga guru tidak

dapat aktif atau fokus dalam UP.

b) Pengorganisasian

Struktur organisasi dalam UP jurusan bangunan meliputi : Kepala

Sekolah, Ketua Program, Ketua UP, Bendahara, Sekretaris, Sie Produksi, Sie

Pemasaran, Sie Perencanaan/QC. Menurut struktur organisasi yang sudah ada

sejauh ini yang aktif dalam UP adalah Kaprog dan Ketua UP dengan dibantu oleh

beberapa guru yang berkompeten dalam UP, dimisalkan pada jurusan Bangunan

jumlah guru ada 18 orang dan yang aktif dalam UP hanya 4 orang. Hal ini

Page 55: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

disebabkan karena tidak semua guru tidak dapat menggunakan/mengoperasikan

mesin/peralatan.

Gambar 7. Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian Konstruksi Batu Beton

c) Pengendalian

Dalam kegiatan UP pengendalian secara keseluruhan aktif dilakukan oleh

Kaprog dan Ketua UP karena semua guru tidak bisa terlibat dalam UP.

3) Pelaksanaan

a) Pelatihan

Pada program keahlian konstruksi batu beton untuk hasil pelaksanaan UP

masih dalam perencanaan.

b) Produk

Program keahlian konstruksi batu beton masih memproduksi

produk/barang untuk konsumsi lingkungan dalam sekolah sendiri atau guru – guru

secara individu tapi dalam jumlah kecil. Produk tersebut antara lain seperti : meja,

almari, daun pintu, kusen, kursi, rak buku, dll dalam jumlah kecil sehingga tidak

masuk dalam UP tapi ada kadang – kadang masuk dalam UP. Pada jurusan

Bangunan untuk hasil pelaksanaan UP dalam bentuk produk (barang) dalam

waktu ini tidak aktif (vacum) 2 tahun. Hal ini disebabkan karena keadaan krisis

Kepala Sekolah Drs. Wahono, M.Pd

Ketua Unit Produksi Drs. Priyo Kuncoro

Bendahara Surasa, A.Md

Sekretaris Nur Exsanto, S.Pd

Sie Pemasaran Sumarno, S.Pd

Sie Perencanaan Drs. Suparto

Sie Produksi Drs. Dartono

Page 56: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

ekonomi luar yang masuk ke dalam lingkup UP jurusan Bangunan sehingga

mempengaruhi jumlah permintaan kebutuhan barang (meubel) menurun.

c) Jasa

Pada jurusan Bangunan untuk hasil pelaksanaan UP dalam bentuk jasa

masih aktif berjalan normal. Jasa yang dihasilkan seperti jasa pengetaman,

pemotongan, perencanaan gambar (manual+autocad), jasa pengawasan,

pengukuran (ukur tanah).

4) Pemasaran

Pemasaran hasil pelaksanaan UP jurusan bangunan dilakukan secara

spontanitas, secara lisan dari mulut ke mulut. Tidak ada penawaran produk dengan

penyebaran brosur dan pameran. Dari perusahaan/konsumen melakukan survey

langsung ke beberapa SMK sebelum memakai jasa untuk mengerjakan order.

5) Pelayanan Konsumen

Dalam pelayanan konsumen untuk jurusan bangunan sudah melakukan

pelayanan yang memuaskan seperti : order selesai tepat pada waktunya ataupun

belum pada waktunya, kualitas order sesuai dengan permintaan konsumen, serta

memberikan kepercayaan penuh kepada konsumen dalam hal pembayaran biaya

pengerjaan order. Dari pelayanan konsumen tersebut jurusan bangunan telah

membina hubungan baik dengan pihak industri/konsumen.

6) Output

Untuk siswa jurusan bangunan yang ikut terlibat dalam pelaksanaan UP,

setelah lulus siswa sudah siap kerja di industri, dibandingkan yang tidak aktif

dalam UP. Di samping UP sebagai sarana untuk penilaian siswa siap pakai di

industri, didukung adanya prakerin (praktek kerja industri). Produk UP yang

dihasilkan jurusan bangunan antara lain seperti : meja, almari, daun pintu, kusen,

kursi, rak buku, dll.

Page 57: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

c. Program Keahlian Teknik Audio Video (TAV)

1) Input

a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari dua

sumber : (1) SDM dari dalam sekolah, dan (2) SDM dari luar sekolah. Sumber

daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan siswa.

Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : alumni.

b) Modal

Pada program keahlian audio video modal berasal dari sebagian berasal

dari sekolah fasilitas/peralatan dan sebagian dari hasil penjualan produk hasil

praktek. Hasil penjualan ini digunakan untuk membeli bahan atau komponen –

komponen yang dibutuhkan.

c) Metode

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari

seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi

pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah

direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

d) Fasilitas

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan) pada

Program Keahlian Teknik Audio Video sudah cukup memadai bahkan lebih

mencukupi untuk proses produksi. Di lihat dari segi kuantitas, fasilitas (mesin dan

peralatan) masih terbatas.

2) Fungsi Manajemen

a) Perencanaan

Perencanaan UP dalam program keahlian teknik audio video KBM yang

sekarang Teaching Factory yaitu hasil pelajaran disekolah dengan praktek

diharapkan menjadi barang yang laku jual dipasar. Hal ini disebabkan

perencanaan UP dikaitkan dengan silabus/pelajaran yang sekarang Teaching

Factory karena proses UP berlangsung dalam lingkup KBM.

Page 58: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

b) Pengorganisasian

Struktur organisasi UP program keahlian teknik audio video meliputi :

Ketua Program, Ketua UP, Bendahara, Sekretaris, Sie Alat, Sie Produksi, Sie

Pemasaran, Sie Kursus.

Gambar 8. Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian Teknik Audio Video (TAV)

c) Pengendalian

Dalam kegiatan UP pengendalian TAV secara keseluruhan dilakukan

oleh Kaprog dan Ketua UP.

3) Pelaksanaan

a) Pelatihan

Pelatihan hasil pelaksanaan UP program TAV berupa pelatihan service

VCD player dan handphone (hp) kepada masyarakat yang putus sekolah dan

masyarakat yang ingin memperoleh pekerjaan atau mandiri.

b) Produk

Produk hasil pelaksanaan UP program TAV yang jelas berupa peralatan

audio seperti speaker aktif dan ampliflyer dll. Semua produk merupakan murni

hasil kerja siswa.

Penanggung jawab Ketua Program

Ketua Unit Produksi Jalal Asrowi, ST

Bendahara Moch. Haryanto, S.Pd

Sekretaris Puji Rahayu, S.Pd

Sie Pemasaran Drs. Nur Hidayat

Sie Produksi Suliyo, S.Pd

Sie Alat Rohmad Agung N

Sie Kursus Slamet H, ST

Page 59: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel 3. Daftar Hasil Benda Kerja Praktek Siswa yang sudah Terjual.

No. Nama Barang Harga Terjual Tanggal Keterangan Pembeli

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.

Audio Kontrol Audio Kontrol Audio Kontrol Audio Kontrol + Mic Tone Kontrol Amplifier 20 W Box Amplifier kecil Box Amplifier sedang 1 Antena TV UHF 2 Antena TV Box Amplifier sedang Box Adaptor Kecil Box Amplifier sedang Box Adaptor Kecil 1 Antena TV Kecil Box Amplifier sedang Box Amplifier sedang Power Amplifier 20W Power Amplifier 18W 1 Antena TV UHF Box Amplifier Besar 1 Audio Kontrol 1 Audio Kontrol 1 Box Amplifier kecil 1 Filter Aktif Box Amplifier Besar 1 Bass Expander Box Amplifier sedang 1 Bass Expander 1 Bass Expander 1 Set Amplifier 150W 1 Bass Expander 1 Box Adaptor Kecil 1 Set Speaker Aktif Power Amplifier 18W 1 Tuner FM Lengkap 1 Set Speaker Aktif 2 Set Speaker Aktif 1 Set Speaker Aktif 1 Set Speaker Aktif 1 Set Audio Kontrol 1 Set Audio Kontrol

Rp. 430.000,- Rp. 400.000,- Rp. 400.000,- Rp. 515.000,- Rp. 20.000,- Rp. 40.000,- Rp. 12.000,- Rp. 16.000,- Rp. 30.000,- Rp. 50.000,- Rp. 20.000,- Rp. 5.000,- Rp. 20.000,- Rp. 10.000,- Rp. 12.000,- Rp. 20.000,- Rp. 20.000,- Rp. 35.000,- Rp. 30.000,- Rp. 15.000,- Rp. 35.000,- Rp. 410.000,- Rp. 150.000,- Rp. 10.000,- Rp. 7.500,- Rp. 57.000,- Rp. 55.000,- Rp. 20.000,- Rp. 30.000,- Rp. 30.000,- Rp. 150.000,- Rp. 30.000,- Rp. 10.000,- Rp. 680.000,- Rp. 15.000,- Rp. 40.000,- Rp. 600.000,- Rp. 700.000,- Rp. 285.000,- Rp. 400.000,- Rp. 370.000,- Rp. 325.000,-

06 – 2000 06 – 2000 06 – 2000 03 – 2000 07 – 2000 05 – 2000 10 – 2000 10 – 2000 11 – 2000 01 – 2001 02 – 2001 02 – 2001 04 – 2001 04 – 2001 04 – 2001 05 – 2001 06 – 2001 02 – 2002 03 – 2002 05 - 2002 09 – 2002 11 – 2002 11 – 2002 03 – 2003 03 – 2003 04 – 2003 05 – 2003 06 – 2003 09 – 2003 11 – 2003 04 – 2004 05 – 2004 08 – 2004 12 – 2004 03 – 2005 03 – 2005 03 – 2005 04 – 2005 04 – 2005 06 – 2005 07 – 2005 07 – 2005

Bp. H. Ismadiyanto Bp. Mardiman Bp. Petrus Sugito Ibu Ana Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Bp. Nur Hidayat Siswa Siswa Siswa Bp. H. Ismadiyanto Bp. Slamet Haryanto Siswa Siswa Siswa Siswa Bp. Samudi Siswa Siswa Siswa Siswa Siswa Bp. Dartono Siswa Siswa Bp. Setyo Handoko SMKN 2 Klaten Bp. Agus Hariso Bp. Ig Yuwono Bp. Najib Fauzi Bp. Slamet Haryanto

Page 60: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60.

61.

4 Box Amplifier 1 Set Speaker Aktif 1 Audio Kontrol Parameter Tone Kontrol 1 Amplifier 150W 1 Amplifier 150W 1 Audio Kontrol 1 Audio Kontrol 150W 1 Audio Kontrol 68W 1 Audio Kontrol 150W 1 Audio Kontrol 150W 1 Audio Kontrol 68W 1 Audio Kontrol 150W 1 Audio Kontrol 150W 1 Audio Kontrol 150W 1 Audio Kontrol 150W 1 Speaker Aktif 68W 1 Mixer 12Ch+ Power Amplifier dan 2 buah Speaker 15”ACR 1 Audio Kontrol 150W

Rp. 75.000,- Rp. 400.000,- Rp. 335.000,- Rp. 100.000,- Rp. 200.000,- Rp. 200.000,- Rp. 300.000,- Rp. 200.000,- Rp. 150.000,- Rp. 300.000,- Rp. 350.000,- Rp. 285.000,- Rp. 330.000,- Rp. 330.000,- Rp. 330.000,- Rp. 375.000,- Rp. 350.000,- Rp.2.500.000,-

Rp. 330.000,-

08 – 2005 05 – 05 - 2005 30 – 07 – 2007 22 – 10 – 2007 19 – 12 – 2007 19 – 12 – 2007 08 – 08 – 2008 17 – 09 – 2008 17 – 09 – 2008 29 – 09 – 2008 21 – 10 – 2008 02 – 12 – 2008 06 – 12 – 2008 06 – 04 – 2009 11 – 04 – 2009 11 – 04 – 2009 27 – 05 – 2009 17 – 07 – 2009 17 – 07 – 2009

Siswa Bp. Tri Yono Pameran Bp. Eko Sutrisno Pameran Bp. Wahono Masyarakat RW 03 Bp. Ibnu W Bp. Puji Rahayu Bp. Suliyo RS. PKU Pedan Bp. Mulyono Bp. Mustofa Bp. Najib Fauzi Bp. Najib Fauzi Bp. H. Joko Marhanto Bp. H. Mulyadi Bp. Camat Ngawen Bp. Najib Fauzi

c) Jasa

Jasa hasil pelaksanaan UP sejauh ini untuk jasa diarahkan ke pendidikan

life skill yang memberikan pembekalan kepada masyarakat berupa pelatihan

service VCD dan Hp.

4) Pemasaran

Pemasaran hasil pelaksanaan UP program TAV untuk sementara ini

belum secara gencar melakukan promosi seperti dengan menyebar brosur.

Pemasaran dilakukukan secara lisan antara satu dengan yang lain saling

memberikan informasi. Sebagai pelaku pemasaran adalah semua guru dan siswa.

Di samping secara lisan, pemasaran dilakukan dengan cara mengikuti pameran

dengan memamerkan hasil produk UP. Pemasaran juga dilakukan dengan rekanan

dengan sekolah lain (SMA dan SMP) yaitu memberikan penawaran kepada

sekolah lain yang membutuhkan.

5) Pelayanan Konsumen

Pelayanan konsumen yang dilakukan program TAV dengan berusaha

menyelesaikan order (kualitas dan kuantitas) tepat waktu sesuai permintaan

Page 61: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

konsumen. Di samping itu dengan memberikan sistem kredit kepada konsumen

maupun masyarakat asalkan ada yang bertanggung jawab.

6) Output

Output dari program TAV merupakan siswa yang siap kerja di industri

hal ini terlihat jelas dari hasil – hasil pelaksanaan UP yang memuaskan. Di

samping itu terlihat dari banyaknya permintaan dari pihak industri yang

membutuhkan tenaga kerja dari siswa program TAV yang baru prakerin pada

industri tersebut. Di samping hal itu output UP berupa pelatihan yaitu pembekalan

ketrampilan seperti pelatihan service handphone (hp) dan VCD player. Sedangkan

produk UP program TAV yang jelas berupa peralatan audio seperti speaker aktif

dan ampliflyer dll.

d. Program Keahlian Instalasi Listrik

1) Input

a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari dua

sumber : (1) SDM dari dalam sekolah, dan (2) SDM dari luar sekolah. Sumber

daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan siswa.

Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : alumni.

b) Modal

Pada program keahlian Instalasi Listrik berasal dari sebagian berasal dari

sekolah fasilitas/peralatan dan sebagian dari hasil penjualan produk hasil praktek.

Hasil penjualan ini digunakan untuk membeli bahan atau komponen – komponen

yang dibutuhkan untuk praktek.

c) Metode

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari

seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi

pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah

direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

Page 62: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

d) Fasilitas

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan) pada

Program Keahlian Instalasi Listrik sudah cukup memadai bahkan lebih mencukupi

untuk proses produksi. Di lihat dari segi kuantitas, fasilitas (mesin dan peralatan)

masih terbatas.

2) Fungsi Manajemen

a) Perencanaan

UP dalam program keahlian teknik Instalasi Listrik dalam kegiatan unit

produksi disesuaikan dengan metode yang dipakai yaitu berawal dari seksi

pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi

pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah

direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan membuat barang

jadi sesuai pesanan pelanggan.

b) Pengorganisasian

Struktur organisasi UP program keahlian teknik instalasi listrik meliputi :

Kepala Sekolah, Ketua UP, Bendahara, Sekretaris, Sie Produksi, Sie Pemasaran,

Sie Perencana.

Gambar 9. Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian Instalasi Listrik

d) Pengendalian

Dalam kegiatan UP pengendalian pada program keahlian instalasi listrik

secara keseluruhan dilakukan oleh Kaprog dan Ketua UP.

Kepala Sekolah Drs. Wahono, M.Pd

Ketua Unit Produksi Drs. Sunarno

Bendahara Drs. Sunoto

Sekretaris Sutarjo, S.Pd

Sie Pemasaran Drs. Kresno. K

Sie Perencana Agung Dalyanto, S.Pd

Sie Produksi Samudi, B.Sc

Page 63: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

3) Pelaksanaan

a) Pelatihan

Pada program keahlian instalasi listrik untuk hasil pelaksanaan UP

berupa pelatihan belum berjalan maksimal.

b) Produk

Pada program keahlian instalasi listrik untuk hasil produk untuk

sementara ini tidak aktif. Produk yang pernah dihasilkan pada pelaksanaan UP

program keahlian teknik listrik adalah lampu indikator perlombaan. Masih ada

beberapa produk hasil praktek siswa seperti lampu rambu – rambu lalu lintas jalan

tetapi tidak termasuk dalam UP.

c) Jasa

Jasa yang dihasilkan pada program keahlian instalasi listrik yaitu

pemasangan instalasi listrik pada rumah, service pompa air (dab).

4) Pemasaran

Pemasaran hasil pelaksanaan UP program keahlian instalasi listrik untuk

sementara ini dilakukan secara lisan antara satu dengan yang lain saling

memberikan informasi. Sebagai pelaku pemasaran adalah semua guru dan siswa.

5) Pelayanan Konsumen

Pelayanan konsumen yang dilakukan program keahlian instalasi listrik

yaitu dengan berusaha menyelesaikan order (kualitas dan kuantitas) tepat waktu

sesuai permintaan konsumen.

6) Output

Output dari program keahlian instalasi listrik merupakan siswa yang siap

kerja di industri hal ini terlihat jelas dari hasil – hasil pelaksanaan UP yang

memuaskan. Di samping itu terlihat dari banyaknya permintaan dari pihak

industri/konsumen yang membutuhkan jasa pelayanan dari siswa progam keahlian

teknik listrik. Selain hal tersebut output dari UP program keahlian teknik listrik

berupa pelayanan jasa seperti servis pompa air. Produk yang dihasilkan antara lain

lampu indikator perlombaan, lampu rambu – rambu lalu lintas jalan dll.

Page 64: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

e. Program Keahlian Pemesinan

1) Input

a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari

dua sumber : (1) SDM dari dalam sekolah, dan (2) SDM dari luar sekolah.

Sumber daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan

siswa. Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : tenaga ahli

(pelaksana penggunaan mesin).

b) Modal

Adapun modal atau sumber biaya yang dipakai dalam kegiatan unit

produksi adalah berasal dari sekolah berupa peralatan atau mesin produksi dan

sebagian dari hasil penjualan produk hasil praktek.

c) Metode

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari

seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi

pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah

direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

d) Fasilitas

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan) pada

Program Keahlian Pemesinan sudah cukup memadai bahkan lebih mencukupi

untuk proses produksi. Di lihat dari segi kuantitas, fasilitas (mesin dan peralatan)

masih terbatas.

2) Fungsi Manajemen

a) Perencanaan

Perencanaan UP pada Program Keahlian Pemesinan yaitu disesuaikan

dengan metode yang dipakai yaitu berawal dari seksi pemasaran mencari order ke

konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi pemasaran kemudian dialihkan ke

dalam seksi perencanaan. Setelah direncanakan, kemudian diproses ke dalam

seksi pelaksanaan membuat barang jadi sesuai pesanan pelanggan.

Page 65: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b) 5Pengorganisasian

Struktur organisasi UP program keahlian pemesinan meliputi : Kepala

Sekolah, Ketua UP, Bendahara, Sekretaris, Sie Produksi, Sie Pemasaran, Sie

Perencana. Susunan struktur organisasi mengalami perubahan (reorganisasi)

dilakukan setiap 1 tahun (setiap tahun ajaran baru).

Gambar 10. Struktur Organisasi Unit Produksi Program Keahlian Teknik Pemesinan

c) Pengendalian

Dalam kegiatan UP pengendalian secara keseluruhan aktif dilakukan oleh

Kaprog dan Ketua UP karena semua guru tidak bisa terlibat dalam UP.

3) Pelaksanaan

a) Pelatihan

Pelatihan dalam pelaksanaan UP pada program keahlian pemesinan,

yaitu:

(1) Pelatihan Bubut CNC dan Bubut Konvensional

(2) Pelatihan Bubut CNC dan Frais Konvensional

(3) Pelatihan Bubut Konvensional dan Frais Konvensional

b) Produk

Pada program keahlian Pemesinan produk yang dihasilkan dalam

pelaksanaan UP adalah barang – barang yang laku jual berupa pagar besi (dengan

Ketua Program Sucipto, S.Pd

Ketua Unit Produksi Drs. Bambang EP

Bendahara Drs. Junaidi

Sekretaris Drs. Anton Usmanto

Pelaksana Guru dan Siswa

Pemasaran Suharsono

Page 66: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

remote control ataupun tidak), rak sepatu, tempat koran serta rajangan brambang

dan rajangan singkong (rekanan dengan program pengecoran logam).

c) Jasa

Jasa yang dihasilkan pada program keahlian Pemesinan yaitu

mengerjakan jasa permesinan dan jasa pengelasan.

4) Pemasaran

Pemasaran hasil pelaksanaan UP pada program keahlian Pemesinan

dilakukan oleh warga sekolah (guru, siswa dan semua karyawan) dan pendekatan

ke SMK lain yang fasilitasnya kurang.

5) Pelayanan Konsumen

Pelayanan konsumen yang dilakukan program keahlian Pemesinan yaitu

dengan berusaha menyelesaikan order (kualitas dan kuantitas) tepat waktu sesuai

permintaan konsumen.

6) Output

Output dari program keahlian pemesinan merupakan siswa yang siap

kerja di industri hal ini terlihat jelas dari hasil – hasil pelaksanaan UP yang

memuaskan. Di samping itu terlihat dari banyaknya permintaan dari pihak

industri/konsumen yang membutuhkan jasa pelayanan dari siswa progam keahlian

teknik pemesinan dan banyak permintaan order/pesanan produk, jasa dan

pelatihan. Produk UP pada jurusan pemesinan yang laku jual meliputi : pagar besi

(dengan remote control ataupun tidak), rak sepatu, tempat koran serta rajangan

brambang dan rajangan singkong (rekanan dengan program pengecoran logam).

f. Program Keahlian Mekanik Otomotif

1) Input

a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari dua

sumber : (1) SDM dari dalam sekolah, dan (2) SDM dari luar sekolah. Sumber

daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan siswa.

Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : tenaga ahli (pelaksana

penggunaan mesin).

Page 67: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b) Modal

Adapun modal atau sumber biaya yang dipakai dalam kegiatan unit

produksi adalah berasal dari sekolah berupa peralatan atau mesin produksi dan

sebagian dari hasil penjualan produk hasil praktek.

c) Metode

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari

seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi

pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah

direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

d) Fasilitas

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan) pada

Program Keahlian Mekanik Otomotif sudah cukup memadai bahkan lebih

mencukupi untuk proses produksi. Di lihat dari segi kuantitas, fasilitas (mesin dan

peralatan) masih terbatas.

2) Fungsi Manajemen

a) Perencanaan

Perencanaan UP pada Program Keahlian Mekanik Otomotif yaitu

disesuaikan dengan metode yang dipakai yaitu berawal dari seksi pemasaran

mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi pemasaran

kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah direncanakan, kemudian

diproses ke dalam seksi pelaksanaan membuat barang jadi sesuai pesanan

pelanggan.

b) Pengorganisasian

Struktur organisasi pada UP Program Keahlian Mekanik Otomotif belum

dapat berjalan maksimal. Struktur organisasi UP tahun 2008/2009 masih belum

dibuat secara sistematis. Struktur organisasi UP program keahlian mekanik

otomotif masih menjadi satu dengan struktur organisasi UP pusat.

c) Pengendalian

Dalam kegiatan UP pengendalian secara keseluruhan aktif dilakukan oleh

Kaprog dan Ketua UP karena semua guru tidak bisa terlibat dalam UP.

Page 68: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3) Pelaksanaan

Pada Program Keahlian Mekanik Otomotif hasil pelaksanaan dari UP

(pelatihan, produk, jasa) tidak berjalan seperti yang direncanakan (belum berjalan

maksimal). Untuk hasil pelaksanaan UP berupa jasa pada program keahlian

mekanik otomotif, baru mulai direncanakan untuk tahun depan. Pelayanan jasa

yang direncanakan seperti pelayanan cuci mobil dan motor, servis mobil dan

motor.

4) Pemasaran

Pemasaran hasil pelaksanaan UP pada program keahlian Mekanik

Otomotif masih dalam tahap perencanaan.

5) Pelayanan Konsumen

Pelayanan konsumen yang dilakukan program keahlian Mekanik

Otomotif masih dalam tahap perencanaan.

6) Output

Output dari program keahlian mekanik otomotif merupakan siswa yang

siap kerja di industri hal ini terlihat jelas dari hasil – hasil pelaksanaan UP yang

memuaskan. Produk UP pada program keahlian mekanik otomotif belum ada

karena pelaksanaan UP belum berjalan secara maksimal seperti UP program

keahlian lainnya.

g. Program Keahlian Pengecoran Logam

1) Input

a) Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari

dua sumber : (1) SDM dari dalam sekolah, dan (2) SDM dari luar sekolah.

Sumber daya manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan

siswa. Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : tenaga ahli

(pelaksana penggunaan mesin).

Page 69: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b) Modal

Adapun modal atau sumber biaya yang dipakai dalam kegiatan unit

produksi adalah berasal dari sekolah berupa peralatan atau mesin produksi dan

sebagian dari hasil penjualan produk hasil praktek.

c) Metode

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari

seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi

pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah

direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

d) Fasilitas

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan) pada

Program Keahlian Pengecoran Logam sudah cukup memadai bahkan lebih

mencukupi untuk proses produksi. Di lihat dari segi kuantitas, fasilitas (mesin dan

peralatan) masih terbatas.

2) Fungsi Manajemen

a) Perencanaan

Perencanaan UP pada Program Keahlian Pengecoran Logam yaitu

disesuaikan dengan metode yang dipakai yaitu berawal dari seksi pemasaran

mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi pemasaran

kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah direncanakan, kemudian

diproses ke dalam seksi pelaksanaan membuat barang jadi sesuai pesanan

pelanggan.

b) Pengorganisasian

Struktur organisasi UP program keahlian Pengecoran Logam meliputi :

Kepala Sekolah, Ketua UP, Bendahara, Sekretaris, Sie Produksi, Sie Pemasaran,

Sie Perencana. Susunan struktur organisasi mengalami perubahan (reorganisasi)

dilakukan setiap 1 tahun (setiap tahun ajaran baru).

Page 70: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Ketua Program Lugiman, S.Pd

Ketua Unit Produksi Drs. Bambang Agus S

Bendahara Drs. H. Sulistyo B,

MT

Sekretaris Heru Karyana, S.Pd

Pelaksana Guru dan Siswa

Pemasaran Drs.Y.Widiyanto, MT

Gambar 11. Struktur Organisasi Unit Produksi Program KeahlianTeknik

Pengecoran Logam

c) Pengendalian

Dalam kegiatan UP pengendalian secara keseluruhan aktif dilakukan oleh

Kaprog dan Ketua UP karena semua guru tidak bisa terlibat dalam UP.

3) Pelaksanaan

a) Pelatihan

Pelatihan dalam pelaksanaan UP pada program keahlian Pengecoran

Logam masih dalam tahap perencanaan.

b) Produk

Pada program keahlian Pengecoran Logam produk yang dihasilkan

dalam pelaksanaan UP adalah barang – barang yang laku jual berupa rajangan

bawang merah (brambang) dan rajangan sinngkong (rekanan/kolaborasi dengan

Program Keahlian Teknik Pemesinan). Program keahlian pengecoran logam yang

mencetak dan membuat pola sedangkan program keahlian teknik pemesinan

melakukan finishing dan penjualan. Selain rajangan brambang dan rajangan

singkong program keahlian pengecoran logam juga menghasilkan kursi, meja dan

spare parts sepeda motor (dudukan shock becker).

Page 71: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 4. Daftar Hasil Benda Kerja Praktek Siswa yang sudah Terjual

No. Tanggal Nama Produk Harga 1. 05 Mei 2005 Rajangan Singkong Rp. 100.000,- 2. 06 Mei 2005 Rajangan Brambang Rp. 90.000,- 3. 10 Mei 2005 Rajangan Singkong Rp. 100.000,- 4. 10 Mei 2005 Rajangan Singkong Rp. 100.000,- 5. 14 Mei 2005 Rajangan Brambang Rp. 80.000,- 6. 23 Mei 2005 Rajangan Singkong Rp. 100.000,- 7. 25 Mei 2005 Rajangan Singkong Rp. 100.000,- 8. 09 Juni 2009 Rajangan Singkong Rp. 100.000,- 9. 10 Juni 2009 Rajangan Singkong Rp. 100.000,- 10. 14 Juni 2009 Rajangan Singkong Rp. 95.000,- 11. 18 Juni 2009 Rajangan Singkong Rp. 95.000,-

Jumlah Rp. 1.060.000,-

Dari hasil produk UP yang sudah terjual, masih ada produk rajangan

brambang 7 buah yang belum terjual.

c) Jasa

Jasa yang dihasilkan pada program keahlian Pengecoran Logam masih

dalam tahap perencanaan.

4) Pemasaran

Pemasaran hasil pelaksanaan UP pada program keahlian Pengecoran

dilakukan oleh warga sekolah (guru, siswa dan semua karyawan) dan pendekatan

ke SMK lain yang fasilitasnya kurang. Untuk penjualan rajangan brambang dan

rajangan singkong dikelola oleh program keahlian teknik pemesinan.

5) Pelayanan Konsumen

Pelayanan konsumen yang dilakukan program keahlian Pengecoran yaitu

dengan berusaha menyelesaikan order (kualitas dan kuantitas) tepat waktu sesuai

permintaan konsumen.

6) Output

Output dari program keahlian pengecoran logam merupakan siswa yang

siap kerja di industri hal ini terlihat jelas dari hasil – hasil pelaksanaan UP yang

memuaskan. Produk UP pada program keahlian pengecoran logam meliputi :

rajangan bawang merah (brambang), rajangan sinngkong (rekanan/kolaborasi

Page 72: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dengan Program Keahlian Teknik Pemesinan) serta menghasilkan kursi, meja dan

spare parts sepeda motor (dudukan shock becker).

2. Masalah Dan Hambatan Dalam Pengelolaan Unit Produksi

Dalam pengelolaan UP di SMK Negeri 2 Klaten ada beberapa masalah

dan hambatan yang membuat pengelolaan UP kurang maksimal. Masalah dan

hambatan tersebut adalah :

a. Pelaksanaan UP masih menjadi 1 (satu) dengan KBM.

Proses pelaksanaan UP dengan proses KBM yang belum

dipisahkan/dibedakan, menyebabkan proses KBM terganggu dan pelaksanaan

UP tidak dapat berjalan secara maksimal.

b. Guru masih dibebani dengan proses KBM/jam mengajar. Saat ini guru yang

sudah bersertifikasi dituntut wajib mengajar 24 jam/minggu, sehingga

kegiatan unit produksi menjadi di kesampingkan.

c. Kurang sesuainya antara produk/order yang dipesan dengan program

pembelajaran disekolah.

Hal ini menjadi masalah dalam pemenuhan order/pesanan dari pelanggan.

d. Keterbatasan peralatan/fasilitas dalam jumlahnya yang kurang, karena

pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak dipisahkan.

e. Pelatihan belum dilaksanakan oleh semua program keahlian, karena UP tiap

program keahlian masih ada yang belum berjalan secara maksimal.

f. Kesenjangan sosial/persaingan produk hasil pelaksanaan UP dengan produk

buatan industri, dimana produk buatan industri didukung dengan

peralatan/fasilitas yang lebih canggih dibandingkan dengan peralatan/fasilitas

yang dimiliki sekolah.

g. Tidak terjalinnya hubungan yang stabil dengan industri/konsumen dalam

kesepakatan pesanan produk/order.

Pihak industri/konsumen tidak konsekwen dengan pihak sekolah sesuai

kesepakatan yang telah disepakati dari awal. Pihak sekolah sudah berusaha

sebaik mungkin dalam memberikan pelayanan, ternyata dari pihak industri

mangkir dari kesepakatan/perjanjian dengan pihak sekolah. Dalam hal ini

Page 73: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

sebagai contoh yaitu dalam hal pembayaran dari pihak sekolah/UP sekolah

sudah menyelesaikan pesanan/order sesuai permintaan konsumen (kualitas dan

kuantitas), tetapi pihak konsumen tidak melakukan pembayaran sebagaimana

mestinya. Hal ini menyebabkan hubungan antara SMK dengan konsumen

tidak baik/putus kerjasama.

3. Upaya – upaya yang Dilakukan Dalam Mengatasi Masalah Dan

Hambatan Dalam Pengelolaan Unit Produksi

Dalam rangka mengatasi masalah dan hambatan yang terjadi dalam

pengelolaan unit produksi, pihak sekolah melakukan upaya – upaya sebagai

berikut :

a. Mengusahakan agar waktu pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak berjalan

bersamaan. Dimungkinkan pelaksanaan UP dilaksanakan pada sore hari

sampai malam hari dalam waktu pengerjaan pesanan. Sedangkan pagi hari

dilaksanakan proses KBM.

b. Mengusahakan agar ada guru yang fokus pada KBM dan ada guru yang

khusus fokus pada UP. Dimungkinkan ada tenaga khusus pengelola UP yaitu

adanya tenaga ahli dari luar yang didatangkan untuk membantu dalam UP,

tenaga ahli misalnya alumni yang berkompetensi dalam UP.

c. Berusaha untuk menyusun kurikulum pendidikan yang dirasa sesuai dengan

kebutuhan di Industri. Namun demikian ada kompetensi – kompetensi tertentu

yang bisa digunakan untuk menyelesaikan order/produk pesanan.

d. Berusaha untuk membeli alat ataupun berusaha mendapatkan hibah alat dari

instansi yang terkait dalam rangka pemenuhan kebutuhan alat. Di samping itu

mengusahakan agar waktu pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak berjalan

bersamaan. Dimungkinkan pelaksanaan UP dilaksanakan pada sore hari

sampai malam hari dalam waktu pengerjaan pesanan. Sedangkan pagi hari

dilaksanakan proses KBM. Sehingga dalam penggunaan peralatan/fasilitas

antara pelaksanaan UP dan KBM tidak bersamaan.

e. Mengusahakan lebih mensosialisasikan pelaksanaan UP ke sekolah lain,

terutama pelaksanaan UP Pelatihan. Di samping hal itu,sekolah juga berusaha

Page 74: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

lebih meningkatkan kinerja UP terutama UP pada program keahlian yang

belum berjalan secara maksimal.

f. Mengusahakan sebaik mungkin agar produk UP tidak kalah saing dengan

produk industri baik kualitas maupun harga. Secara kualitas produk UP tidak

kalah dengan produk industri. Dalam bentuk produk barang khususnya

program keahlian TAV, produk UP secara kualitas tidak kalah saing dengan

produk industri. Produk industri lebih unggul dari bentuk/tampilan luar dari

produk. Hal ini disebabkan karena UP sekolah keterbatasan akan

fasilitas/peralatan yang modern, sedangkan industri didukung dengan fasilitas

yang lebih modern.

g. Pihak sekolah sudah memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada

konsumen dengan cara menyelesaikan order sesuai pesanan/permintaan

konsumen (waktu, kualitas dan kuantitas).

C. Interpretasi Data Hasil Penelitian

1. Model Pengelolaan Unit Produksi Di SMK Negeri 2 Klaten

Pengelolaan unit produksi SMK Negeri 2 Klaten secara garis besar sudah

berjalan cukup baik. Tiap – tiap program keahlian sedikit banyak sudah dapat

mengelola unit produksi pada jurusan masing – masing dengan cukup baik.

Pengelolaan UP tiap – tiap jurusan ditinjau dari beberapa aspek sudah terlaksana

cukup baik, aspek tersebut meliputi :

a. Input (SDM, modal, metode dan fasilitas)

Sumber daya manusia yang dipakai dalam unit produksi berasal dari dua

sumber, yaitu SDM dari dalam sekolah dan SDM dari luar sekolah. Sumber daya

manusia dari dalam sekolah adalah : guru, karyawan (toolman) dan siswa.

Sedangkan sumber daya manusia dari luar sekolah adalah : tenaga ahli (pelaksana

penggunaan mesin). Semua SDM tersebut harus saling mendukung guna

mencapai tujuan pendirian unit produksi sekolah secara efektif dan efisien.

Adapun modal atau sumber biaya yang dipakai dalam kegiatan unit

produksi adalah untuk produk barang pada saat PBM menggunakan dana dari

sekolah, sedangkan jasa dan pelatihan pinjam dari bendahara sekolah. Di samping

Page 75: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

modal biaya, sekolah sudah tersedia modal fasilitas berupa peralatan atau mesin

produksi yang sudah memadai untuk proses produksi dan tenaga guru yang cukup

terampil.

Dalam kegiatan unit produksi, metode yang dipakai yaitu berawal dari

seksi pemasaran mencari order ke konsumen. Order yang masuk ke dalam seksi

pemasaran kemudian dialihkan ke dalam seksi perencanaan. Setelah

direncanakan, kemudian diproses ke dalam seksi pelaksanaan.

Fasilitas dalam kegiatan UP berupa barang (mesin dan peralatan). Secara

keseluruhan fasilitas yang tersedia pada SMK N 2 Klaten untuk tiap – tiap

program keahlian sudah cukup memadai bahkan lebih untuk pelaksanaan UP/

produksi. Setiap program keahlian memiliki fasilitas sendiri sesuai dengan

kebutuhan masing – masing program keahlian. Hal utama yang ditekankan dalam

pemanfaatan fasilitas sekolah adalah adalah jangan sampai kegiatan unit produksi

mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Dengan demikian perlu dibuat

jadwal atau tempat khusus sehingga kegiatan organisasi tersebut tidak saling

mengganggu, tetapi saling mendukung.

b. Fungsi Manajemen (perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian)

1) Perencanaan

Dalam pelaksanan kegiatan unit produksi berdasarkan pada perencanaan

yang terlebih dulu dibuat, dimaksudkan agar pelaksanaan UP dapat berjalan

dengan baik, sistematis dan tidak ada hal – hal yang terlewati. Perencanaan unit

produksi ini meliputi : tujuan, jenis kegiatan, sasaran, cara pemasaran, pelaksana,

prosentase pembagian hasil, sumber dana, rencana pelaksanaan.

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian harus diwujudkan secara konkrit/nyata yang

menggambarkan antar hubungan satuan – satuan organisasi, tanggungjawab, tugas

dan wewenang dalam kesatuan yang utuh. Untuk mewujudkannya maka dibuat

struktur organisasi. Struktur organisasi dalam Unit Produksi SMKN 2 Klaten

meliputi : Kepala Sekolah, WAKA UPHI, Ketua UP, Bendahara, Sekretaris, Kasi

UP tiap – tiap Jurusan. Struktur organisasi dalam UP setiap 1 tahun sekali

mengalami re-organisasi.

Page 76: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Untuk unit produksi masing-masing jurusan juga telah memiliki struktur

organisasi yang secara garis besar hampir sama dengan struktur organisasi unit

produksi pusat.

3) Pengendalian

Dalam kegiatan UP SMK Negeri 2 Klaten pengendalian secara

keseluruhan pengendalian terletak pada Kepala Sekolah selaku sebagai

penanggung jawab yang bertugas memfasilitasi, memonitor dan bertanggung

jawab atas kegiatan UP sekolah mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan

evaluasi serta pelaporan unit produksi disekolah.

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan UP merupakan usaha merealisasikan rencana – rencana yang

telah disusun dalam rangka mencapai tujuan UP yang telah ditentukan. Dengan

demikian pelaksanaan UP harus berdasrkan alur yang jelas dan sistematis yaitu

mengacu pada program kerja/perencanaan UP yang telah ditentukan sebelumnya.

Dalam pelaksanaannya kegiatan UP harus terintegrasi dengan kegiatan

proses belajar mengajar di masing – masing program keahlian. Karena

pelaksanaan UP terintegrasi dengan pelaksanaan proses belajar mengajar berarti

guru mengajar siswa sambil bekerja. Sementara itu siswa sendiri belajar sambill

bekerja. Jadi guru dan siswa langsung mengerjakan order pekerjaan. Oleh karena

jumlah siswa yang sangat banyak dibandingkan dengan jumlah order, maka

diperluka pengaturan jadwal yang sungguh – sungguh. Selain itu guru selalu

memberikan pengarahan kepada siswa agar bekerja sesuai dengan yang ada di

dunia kerja.

Dalam pelaksanaan UP SMK Negeri 2 Klaten berorientasi menghasilkan

jasa, produk dan pelatihan. Dalam menghasilkan jasa dan produk secara garis

besar tiap – tiap program keahlian sudah dapat memproduksinya. Sedangkan

untuk pelatihan hanya beberapa program keahlian saja yang sudah melaksanakan

pelatihan (progam keahlian TAV dan Teknik Pemesinan). Dari 6 (enam) program

keahlian yang ada di SMK Negeri 2 Klaten, 5 (lima) diantaranya untuk

pelaksanaan UP sudah berjalan cukup/baik, sedangkan 1 (satu) diantaranya yaitu

Page 77: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

program keahlian Teknik Mekanik Otomotif (TMO) untuk pelaksanaan UP belum

terlaksana secara maksimal/pasif masih dalam tahap perencanaan.

d. Pemasaran

Pelaku dalam pemasaran hasil pelaksanaan UP adalah sie pemasaran

yang bertugas memasarkan hasil pelaksanaan UP agar dapat dipasarkan dan

terjual dengan baik. Selain itu, pemasaran hasil pelaksanaan UP juga dilakukan

oleh warga sekolah (guru, siswa dan semua karyawan) serta dengan cara

pendekatan ke SMK lain yang fasilitasnya kurang dan menyebarkan brosur. Di

samping itu juga ikut dalam pameran tapi hanya dilaksanakan oleh beberapa

program keahlian tidak semua ikut serta dalam pameran.

e. Pelayanan Konsumen

Dalam penyelenggaraan UP, pelayanan konsumen merupakan cara untuk

membina/menjalin hubungan baik dengan dunia kerja/industri/konsumen. Pelaku

dalam pelayanan konsumen adalah semua pihak yang terlibat dalam UP, termasuk

siswa. Hal ini dikarenakan dalam UP siswa sebagai pelaksana/pelaku dalam

menyelesaikan pesanan/order sesuai permintaan konsumen. Sedangkan guru yang

membimbing/mengarahkan siswa dalam menyelesaikan order. Di samping itu ada

waktunya guru terlibat/terjun langsung dalam mengerjakan dan menyelesaikan

order bila dirasa siswa kesulitan dalam menyelesaikan order untuk memenuhi

order sesuai permintaan konsumen (kualitas dan kuantitas). Pelayanan konsumen

yang dilaksanakan UP SMKN 2 Klaten yaitu dengan menyelesaikan

pesanan/order sesuai dengan permintaan konsumen (kualitas dan kuantitas) tepat

waktu.

f. Output

Dengan adanya UP diharapkan semua siswa menjadi tenaga yang siap

pakai di industri. Di samping itu dengan adanya UP siswa mampu menghasilkan

jasa ataupun produk yang laku jual. Selain produk ataupun jasa yang dihasilkan,

dengan adanya pelaksanaan pelatihan diharapkan peserta pelatihan memiliki

ketrampilan (skill) yang dapat diterapkan dalam didunia industri.

Page 78: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2. Masalah Dan Hambatan Dalam Pengelolaan Unit Produksi

Masalah dan hambatan yang terjadi pada pengelolaan unit produksi di

SMK Negeri 2 Klaten adalah:

a. Waktu

Ditinjau dari segi waktu pelaksanaan, unit produksi di SMK ini masih

relatif kurang. Waktu pelaksanaan unit produksi masih menjadi satu kesatuan

dengan kegiatan praktek siswa. Sehingga hasil dari unit produksi masih belum

maksimal, baik ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas.

b. Ketersesuaian dengan kurikulum pembelajaran di sekolah

Barang ataupun jasa pesanan dari konsumen kadang-kadang kurang

sesuai dengan kurikulum pembelajaran di sekolah.

c. Keterbatasan alat

Walaupun alat yang tersedia dapat dikatakan lengkap, namun dalam segi

kuantitas masih ada yang kurang. Selain itu perawatan dari alat yang tidak bagus,

sehingga banyak alat yang tidak dapat bekerja maksimal.

d. Persaingan dengan industri

Hasil unit produksi smk secara kasat mata masih kalah dengan barang

yang dihasilkan oleh dunia industri. Hal ini disebabkan karena alat yang dipakai di

industri kabanyakan sudah lebih memadai dari pada alat di SMK.

e. Hubungan dengan pasar atau konsumen

Adanya beberapa kasus yang membuat hubungan antara unit produksi

SMK dan konsumen menjadi tidak baik, antara lain mangkirnya pihak konsumen

pada waktu pembayaran barang, padahal barang sudah dipenuhi. Hal ini

menyebabkan unit produksi kehabisan modal untuk menjalankan unit produksi

lagi.

Page 79: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

3. Upaya – upaya yang Dilakukan Dalam Mengatasi Masalah Dan

Hambatan Dalam Pengelolaan Unit Produksi

a. Pihak Sekolah

Untuk menyelesaikan masalah dan hambatan tersebut, pihak sekolah

berupaya untuk mengatasinya dengan berbagai cara. Cara – cara tersebut adalah :

1) Mengusahakan agar waktu pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak

berjalan bersamaan. Dimungkinkan pelaksanaan UP dilaksanakan pada sore

hari sampai malam hari dalam waktu pengerjaan pesanan. Selain untuk

lebih menjaga kualitas dan kuantitas hasil UP, hal ini dilaksanakan juga

karena faktor keterbatasan alat jika pelaksanaan UP dilaksanakan

bersamaan dengan praktek siswa.

2) Berusaha untuk menyusun kurikulum pendidikan yang dirasa sesuai dengan

kebutuhan di Industri.

3) Berusaha untuk membeli alat ataupun berusaha mendapatkan hibah alat dari

instansi yang terkait dalam rangka pemenuhan kebutuhan alat.

4) Mengusahakan sebaik mungkin agar produk UP tidak kalah saing dengan

produk industri baik kualitas maupun harga. Secara kualitas produk UP

tidak kalah dengan produk industri.

5) Berusaha memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen,

dengan mengadakan perjanjian (hitam diatas putih) pada saat pemesanan

produk.

b. Pihak Ketua UP Jurusan

Selain dari pihak sekolah yang berusaha mengatasi masalah tersebut,

pihak ketua UP jurusan juga melaksanakannya, dengan cara antara lain :

1) Memperbaiki pelaksanaan perawatan alat agar alat yang dipergunakan dapat

bekerja secara maksimal.

2) Berusaha lebih mengoptimalkan kinerja instrumen organisasi UP.

3) Menjalin kerjasama yang lebih baik dengan konsumen.

Page 80: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang Model

Pengelolaan Unit Produksi di Sekolah Menengah Kejuruan (studi kasus : SMK

Negeri 2 Klaten Tahun ajaran 2008/2009 ), adalah sebagai berikut :

1. Model pengelolaan unit produksi di SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai

berikut :

Dalam pelaksanaan UP SMK Negeri 2 Klaten berorientasi menghasilkan

jasa, produk dan pelatihan. Alur kegiatan unit produksi order (pelatihan, produk

dan jasa) dari konsumen masuk ke Kasi Unit Produksi untuk direncanakan, dari

Kasi UP order dialihkan ke seksi pelaksanaan untuk pengerjaan order. Selanjutnya

dipasarkan ke konsumen oleh seksi pemasaran. Aspek – aspek dalam unit

produksi SMK Negeri 2 Klaten meliputi :

a. Input, dalam UP di SMK inputnya berupa sumber daya manusia (SDM),

modal, metode dan fasilitas.

c. Fungsi Manajemen, hal ini meliputi perencanaan, pengorganisasian dan

pengendalian.

d. Pelaksanaan, dalam pelaksanaan UP SMK Negeri 2 Klaten berorientasi

menghasilkan jasa, produk dan pelatihan.

e. Pemasaran, dilakukan melalui warga sekolah (guru, siswa dan semua

karyawan), pendekatan ke SMK lain yang fasilitasnya kurang dan

menyebarkan brosur serta ikut pameran.

f. Pelayanan Konsumen, yaitu dengan menyelesaikan pesanan/order sesuai

dengan permintaan konsumen (kualitas dan kuantitas).

g. Output, dengan adanya UP diharapkan semua siswa menjadi tenaga yang

terampil dan siap pakai di industri, serta menghasilkan produk maupun

jasa yang laku jual. Selain itu, peserta pelatihan memiliki ketrampilan

(skill) yang dapat diterapkan dalam didunia industri.

Page 81: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Faktor – faktor yang menghambat pelaksanaan Unit Produksi di SMK Negeri

2 Klaten adalah sebagai berikut :

a. Waktu pelaksanaan, unit produksi di smk ini masih relatif kurang.

b. Kurikulum pembelajaran di sekolah, barang ataupun jasa pesanan dari

konsumen kurang sesuai dengan kurikulum pembelajaran di sekolah.

c. Keterbatasan alat, walaupun alat yang tersedia dapat dikatakan lengkap

namun dalam segi kuantitas masih ada yang kurang. Selain itu perawatan

dari alat yang tidak bagus, sehingga banyak alat yang tidak dapat bekerja

maksimal.

d. Persaingan dengan industri, hasil UP SMK secara kasat mata masih kalah

dengan barang yang dihasilkan oleh dunia industri. Hal ini disebabkan

karena alat yang dipakai di industri kebanyakan sudah lebih memadai dari

pada alat di SMK.

e. Hubungan dengan pasar atau konsumen, adanya beberapa kasus yang

membuat hubungan antara unit produksi SMK dan konsumen menjadi

tidak baik, antara lain mangkirnya pihak konsumen pada waktu

pembayaran barang, padahal barang sudah dipenuhi. Hal ini menyebabkan

UP kehabisan modal untuk menjalankan UP lagi.

3. Cara mengatasi hambatan – hambatan dalam Pengelolaan Unit Produksi di

SMK Negeri 2 Klaten adalah sebagai berikut :

a. Mengusahakan agar waktu pelaksanaan UP dengan proses KBM tidak

berjalan bersamaan. Dimungkinkan pelaksanaan UP dilaksanakan pada

sore hari sampai malam hari dalam waktu pengerjaan pesanan.

b. Pihak sekolah berusaha untuk menyusun kurikulum pendidikan yang

dirasa sesuai dengan kebutuhan di Industri. Selain itu, untuk bagian

pemasaran UP juga memilih-milih produk/jasa agar sesuai atau paling

tidak ada sedikit ketersesuaian dengan kurikulum di SMK.

c. Memperbaiki pelaksanaan perawatan alat agar alat yang dipergunakan

dapat bekerja secara maksimal. Selain itu pihak SMK berusaha untuk

membeli alat ataupun berusaha mendapatkan hibah alat dari instansi yang

terkait.

Page 82: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

d. Mengusahakan sebaik mungkin agar produk UP tidak kalah saing dengan

produk industri baik kualitas maupun harga.

e. Pihak sekolah sudah memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada

konsumen agar terjalin hubungan kerjasama yang baik antara sekolah

dengan pihak industri.

B. Implikasi

Dilihat dari hasil penelitian tentang Pengelolaan Unit Produksi di Sekolah

Menengah Kejuruan (studi kasus : SMK Negeri 2 Klaten tahun ajaran 2008/2009)

adalah sebagai berikut :

1. Dengan adanya penelitian ini, maka dapat memberikan gambaran bagaimana

pelaksanaan unit produksi pada sekolah menengah kejuruan dengan program

diklat 4 tahun.

2. Dengan adanya penelitian ini, maka akan memberikan dorongan kepada dunia

industri untuk bekerja sama dengan sekolah menengah kejuruan.

3. Dengan adanya penelitian ini, maka akan memberikan gambaran bagi SMK

lain dalam bidang pelaksanaan unit produksi. Sehingga akan menjadi

dorongan untuk memperbaiki program unit produksi di SMK tersebut.

4. Dengan adanya penelitian ini, maka akan memberikan pengetahuan bagi prodi

PTB di UNS khususnya dosen dan mahasiswa mengenai model pengelolaan

unit produksi di SMK. Sehingga dapat diimplementasikan sebagai modal

apabila kelak lulus menjadi tenaga pendidik di SMK.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari penelitian ini, maka dapat

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Kepala sekolah diharapkan untuk selalu manjalin hubungan yang baik

dengan konsumen/industri, sehingga pelaksanaan UP dapat berjalan lancar.

Dengan adanya hubungan yang baik antara sekolah dan konsumen/industri,

maka akan mempermudah pengembangan kurikulum yang sesuai dengan

kompetensi yang dibutuhkan di industri. Selain itu pengelolaan UP perlu

Page 83: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

ditingkatkan terutama pada proses pengendalian/pengawasan, sedangkan

untuk perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan UP perlu juga

ditingkatkan namun tidak mendesak.

2. Bagi Ketua Unit Produksi, untuk melaksanakan dan mengoptimalkan kegiatan

pengendalian/pengawasan unit produksi perlu diupayakan : (a) Pembuatan

kriteria penilaian kegiatan unit produksi untuk setiap kegiatannya, (b)

Pelatihan pengendalian/pengawasan dan (c) Intensitas pengawasan dilakukan

secara rutin.

3. Bagi Program Keahlian Mekanik Otomotif, agar pelaksanaan unit produksi

untuk lebih ditingkatkan, seperti program keahlian yang lain.

4. Bagi konsumen/industri diharapkan untuk senantiasa membantu memberikan

masukkan/saran terhadap pelaksanaan UP, sehingga dapat diketahui kualitas

hasil pelaksanaan UP. Dengan adanya masukkan/saran maka akan diketahui

pula kualitas tenaga kerja yang dihasilkan oleh SMK. Selain itu juga

diharapkan menjalin hubungan yang baik dengan SMK, selalu profesional

dalam setiap kerjasama.

5. Bagi peneliti yang berminat untuk meneliti model pengelolaan unit produksi

di SMK dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan metode kuantitatif

Page 84: MODEL PENGELOLAAN UNIT PRODUKSI DI SEKOLAH

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69