147
MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN (Oryza sativa glutinosa) VARIETAS SETAIL DAN VARIETAS CIASEM SKRIPSI OLEH : NUR RAHMAYANTI G 411 10 262 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN

MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

  • Upload
    henny

  • View
    260

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN (Oryza sativa glutinosa) VARIETAS SETAIL DAN VARIETAS

CIASEM

SKRIPSI

OLEH :NUR RAHMAYANTI

G 411 10 262

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIANJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2014

Page 2: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN (Oryza sativa glutinosa) VARIETAS SETAIL DAN VARIETAS

CIASEM

OLEH :

NUR RAHMAYANTIG 411 10 262

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada

Jurusan Teknologi Pertanian

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIANJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS HASANUDDIN

2014

i

Page 3: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Model Pengeringan Lapisan Tipis Padi Ketan (Oryza sativa glutinosa) Varietas Setail dan Varietas Ciasem

Nama : Nur Rahmayanti

Nim : G 411 10 262

Program Studi : Keteknikan Pertanian

Jurusan : Teknologi Pertanian

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Ir. Supratomo, DEANIP. 19560417 198203 1 003

Pembimbing II

Olly S. Hutabarat, S.TP., M.Si.NIP. 19790513 2009 12 2 003

Mengetahui,

Ketua JurusanTeknologi Pertanian

Prof. Dr. Ir. Hj. Mulyati M. Tahir, MSNIP. 19570923 198312 2 001

Ketua PanitiaUjian Sarjana

Dr. Iqbal, STP, M.Si NIP. 19781225 200212 1 001

Tanggal Pengesahan : Mei 2014

ii

Page 4: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

NUR RAHMAYANTI (G41110262). Model Pengeringan Lapisan Tipis Padi Ketan (Oryza sativa glutinosa) Varietas Setail dan Varietas Ciasem (Dibawah Bimbingan Dr. Ir. Supratomo, DEA dan Olly S. Hutabarat, S.TP., M.Si.).

ABSTRAK

Ketan termasuk salah satu varietas dari ribuan varietas padi yang merupakan

tumbuhan semusim. Beras ketan yang dihasilkan dari padi ketan memiliki

kandungan pati (amilosa dan amilopektin) yang berbeda dengan beras non-ketan.

Ketan memiliki kandungan amilosa yang rendah dan memiliki kandungan

amilopektin yang tinggi sehingga teksturnya lengket saat dimasak. Untuk

menghasilkan beras ketan yang bermutu dan bercita rasa tinggi diperlukan

penanganan pascapanen yang baik terutama dalam pengeringan padi. Pengeringan

ini bertujuan untuk menurunkan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat

memperlambat laju kerusakan bahan akibat aktivitas biologi dan kimia sebelum

bahan diolah/digunakan.

Pengeringan lapisan tipis merupakan langkah mendasar dalam memahami

perilaku pengeringan bahan pangan hasil pertanian, termasuk padi. Penelitian ini

menggunakan bahan padi varietas Setail (ketan hitam) dan varietas Ciasem (ketan

putih) yang diperoleh dari desa Sicini, kecamatan Parigi, kabupaten Gowa.

Dengan alat tray drier butiran padi dikeringkan menggunakan tiga level suhu (50,

55 dan 60oC) dan kecepatan aliran udara 1,0 m/s. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka semakin cepat bahan mendekati

kadar air kesetimbangan. Ketan hitam memiliki laju penguapan air yang lebih

besar dibandingkan dengan ketan putih di ketiga level suhu pengeringan. Ada

lima jenis model pengeringan yang diuji untuk mendeteksi perilaku MR (Moisture

ratio) yakni Model Newton, Model Henderson & Pabis, Model Page, Model

Thompson dan Model Two-Terms Exponential. Persamaan Model Page untuk tiga

level suhu dan dua jenis bahan menunjukkan nilai R2 yang paling besar dan nilai

χ2 dan RMSE terkecil dibandingkan keempat persamaan lainnya. Hal ini

menunjukkan bahwa Model Page adalah model pengeringan yang terbaik karena

memiliki kesesuaian yang besar terhadap karakteristik pengeringan lapisan tipis

padi ketan hitam dan ketan putih.

Kata kunci : Pengeringan Lapisan Tipis, Kadar Air, Ketan Hitam, Ketan Putih

iii

Page 5: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan hanya kehadirat

Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Jurusan

Teknologi Pertanian.

Skripsi ini dapat terselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak. Olehnya itu patutlah kiranya jika pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr.Ir. Supratomo, DEA dan Olly S. Hutabarat, S.TP., M.Si selaku Dosen

Pembimbing yang senantiasa memberikan arahan selama pelaksaan penelitian

sampai perampungan Skripsi ini.

2. ???????????????????????????????????????????????????????????????????????

selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi

kesempurnaan isi dari Skripsi ini.

3. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Keteknikan Pertanian.

4. Sahabat-sahabatku tersayang mitha, ugha, wiwik, vevi, shary, bulan, nilmi dan

mila yang telah memberikan motivasi dan semangat selama penelitian ini

berlangsung.

5. Teman-teman Tekpert 2010 yang telah mendukung terlaksananya penelitian

ini.

Akhirnya atas segala bantuan dan dorongan dari semua pihak yang penulis

tidak dapat sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Penulis berharap Skripsi ini bisa bermanfaat untuk kemajuan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dimasa depan. Semoga Allah SWT senantiasa

melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, Amin.

Makassar, Mei 2014

Penulis

iv

Page 6: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Gowa,

Propinsi Sulawesi Selatan, pada tanggal 12

Januari 1991 dari ayah yang bernama H.

Dudding dan ibu bernama Hj. Muliyati

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasar di SD Inpres Parigi pada tahun 2003.

Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di

Pondok Pesantren DDI-AD Mangkoso pada

tingkatan I’dadiyah selama 1 tahun kemudian

melanjutkan ke tingkatan Madrasah Tsanawiyah Putri dan tamat pada tahun

2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di MAN 2 MODEL

Makassar dan lulus pada tahun 2010. Setelah tamat disekolah menengah atas

penulis mencoba melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan

Alhamdulillah diterima di Program Studi Keteknikan Pertanian Universitas

Hasanuddin Makassar pada tahun 2010. Selama menjadi mahasiswa penulis

cukup aktif dalam kegiatan keorganisasian diantaranya menjadi anggota di

HIMATEPA UH, selain itu penulis pernah menjadi Asisten praktikum sejak 2012

sampai 2013 dibawah naungan Agritech Studi Club (TSC). Dan menyelesaikan

studi S1 pada tahun 2014.

v

Page 7: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii

ABSTRAK........................................................................................................iii

KATA PENGANTAR......................................................................................iv

RIWAYAT HIDUP...........................................................................................v

DAFTAR ISI.....................................................................................................vi

DAFTAR TABEL...........................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Tujuan dan Kegunaan............................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Padi (Oryza sativa. L)...........................................................4

2.2 Padi Ketan (Oryza sativa glutinosa) ....................................................6

2.2.1 Varietas Setail (Ketan Hitam).....................................................8

2.2.2 Varietas Ciasem (Ketan Putih)..................................................10

2.3 Konsep Dasar Pengeringan.................................................................12

2.3.1 Suhu Udara Pengering...............................................................12

2.3.2 Kelembaban Relatif (RH) Udara Pengering..............................13

2.3.3 Kecepatan Aliran Udara Pengering...........................................14

2.3.4 Kadar Air Bahan........................................................................14

2.3.2 Moisture Ratio...........................................................................15

2.4 Mekanisme Pengeringan Bahan .........................................................16

2.5 Laju Pengeringan ................................................................................17

vi

Page 8: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

2.6 Alat Pengeringan Tipe Rak (Tray drier) ............................................19

2.7 Model Pengeringan Lapisan Tipis ......................................................21

2.8 Model Pengeringan Lapisan Tipis Padi...............................................25

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................27

3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................27

3.3 Parameter Perlakuan Dan Pengamatan ...............................................27

3.4 Prosedur Penelitian..............................................................................28

3.4.1 Persiapan Bahan .......................................................................28

3.4.2 Proses Pengeringan...................................................................28

3.4.3 Pengolahan Data .......................................................................29

3.4.4 Bagan Alir ............................................................................... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pola Penurunan Kadar Air...................................................................34

4.2 Pola Penurunan Laju Penguapan Air...................................................37

4.3 Pola Penurunan Moisture Ratio (MR).................................................40

4.4 Model Pengeringan..............................................................................42

4.5 Hubungan Antara MR Prediksi Model Page dengan MR Hasil Observasi............................................................................44

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan..........................................................................................47

5.2 Saran....................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................48

LAMPIRAN.....................................................................................................51

vii

Page 9: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

Tabel 1. Klasifikasi Padi Ketan Varietas Setail..................................................9

Tabel 2. Klasifikasi Padi Ketan Varietas Ciasem..............................................10

Tabel 3. Rincian Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Beras Ketan Per 100 g.........................................................................11

Tabel 4. Model Matematika Pengeringan Lapisan Tipis..................................22

Tabel 5. Daftar Model Pengeringan Lapisan Tipis yang Diuji.........................42

Tabel 6. Hasil Analisa Persaman Matematika Model Pengeringan..................43

Tabel 7. Konstanta Model Page Pengeringan Bahan Ketan..............................44

viii

Page 10: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

Gambar 1. Tanaman Padi.................................................................................5

Gambar 2. Anatomi Butir Padi .......................................................................6

Gambar 3. Bagan Alir Prosedur Penelitian....................................................31

Gambar 4. Pola Perubahan Suhu Masuk Alat Pengering Selama Proses Pengeringan Pada Tiga Level Suhu.....................32

Gambar 5. Pola Perubahan Suhu Keluar Alat Pengering Selama Proses Pengeringan Pada Tiga Level Suhu.....................33

Gambar 6. Pola Perubahan Kelembaban Relatif Alat Pengering Selama Proses Pengeringan Pada Tiga Level Suhu.....................33

Gambar 7. Pola Penurunan Kadar Air Basis Kering Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 50oC.............................35

Gambar 8. Pola Penurunan Kadar Air Basis Kering Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 55oC.............................35

Gambar 9. Pola Penurunan Kadar Air Basis Kering Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 60oC.............................36

Gambar 10. Pola Penurunan Laju Penguapan Air Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 50oC.............................38

Gambar 11. Pola Penurunan Laju Penguapan Air Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 55oC.............................38

Gambar 12. Pola Penurunan Laju Penguapan Air Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 60oC.............................39

Gambar 13. Pola Penurunan Moisture Ratio (MR)Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 50oC.............................41

Gambar 14. Pola Penurunan Moisture Ratio (MR)Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 55oC.............................41

Gambar 15. Pola Penurunan Moisture Ratio (MR)Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 60oC.............................42

Gambar 16. Grafik Hubungan MR Model Page Dan MR Hasil Pengamatan Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 50oC..........................................................................45

Gambar 17. Grafik Hubungan MR Model Page Dan MR Hasil Pengamatan Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 55oC..........................................................................45

ix

Page 11: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 18. Grafik Hubungan MR Model Page Dan MR Hasil Pengamatan Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 60oC..........................................................................46

Gambar 19. Persiapan Bahan Ketan Hitam (Kiri) Dan Ketan Putih (Kanan) Sebelum Pengeringan.................................78

Gambar 20. Pengukuran Kecepatan Aliran Udara Alat Pengering Tray Drier Model EH-TD-300 Eunha Fluid Science menggunakan Anemometer..........................................................78

Gambar 21. Pengeringan Bahan Ketan Hitam Dan Ketan Putih Secara Bersamaan menggunakan Alat Pengering Tray Drier Model EH-TD-300 Eunha Fluid Science...................79

Gambar 22. Penimbangan Berat Bahan Menggunakan Timbangan Digital Dengan Ketelitian 0.001 g................................................79

Gambar 23. Penyimpanan Bahan Di Dalam Desikator Selama Pengeringan Tidak Dilakukan......................................................80

Gambar 24. Pengovenan Bahan Ketan Hitam dan Ketan Putih Secara Bersamaan........................................................................80

x

Page 12: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

Lampiran 1. Nilai Kelembaban Relatif (RH) Udara Pengering selama Proses Pengeringan pada Suhu 50, 55 dan 60oC serta Kecepatan aliran udara 1 m/s.................................51

Lampiran 2. Nilai Kadar Air Basis Basah Dan Basis Kering selama Proses Pengeringan pada Suhu 50oC dan Kecepatan aliran udara 1 m/s..........................................................53

Lampiran 3. Nilai Kadar Air Basis Basah Dan Basis Kering selama Proses Pengeringan pada Suhu 55oC dan Kecepatan aliran udara 1 m/s..........................................................55

Lampiran 4. Nilai Kadar Air Basis Basah Dan Basis Kering selama Proses Pengeringan pada Suhu 60oC dan Kecepatan aliran udara 1 m/s..........................................................57

Lampiran 5. Nilai Laju Penguapan Airselama Proses Pengeringan pada Suhu 50, 55 dan 60oC serta Kecepatan aliran udara 1 m/s.................................59

Lampiran 6. Nilai Moisture Ratio selama Proses Pengeringan pada Suhu 50oC dan Kecepatan aliran udara 1m/s..................................62

Lampiran 7. Nilai Moisture Ratio selama Proses Pengeringan pada Suhu 55oC dan Kecepatan aliran udara 1m/s..................................64

Lampiran 8. Nilai Moisture Ratio selama Proses Pengeringan pada Suhu 60oC dan Kecepatan aliran udara 1m/s..................................66

Lampiran 9. Hasil Solver Nilai Moisture Ratio (MR) Prediksi Model Newton, Model Henderson & Pabis dan Model Page pada Suhu 50oC serta Kecepatan aliran udara 1m/s...........................................................68

Lampiran 10.`Hasil Solver Nilai Moisture Ratio (MR) Prediksi Model Newton, Model Henderson & Pabis dan Model Page pada Suhu 55oC serta Kecepatan aliran udara 1m/s...........................................................72

Lampiran 11. Hasil Solver Nilai Moisture Ratio (MR) Prediksi Model Newton, Model Henderson & Pabis dan Model Page pada Suhu 60oC serta Kecepatan aliran udara 1m/s...........................................................75

Lampiran 12. Foto Kegiatan Selama Penelitian....................................................78

xi

Page 13: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Beras merupakan salah satu tanaman pangan utama dari hampir

setengah populasi dunia. Bagi masyarakat Indonesia beras merupakan bahan

pangan pokok sehari-hari. Beras dijadikan sumber karbohidrat utama

hampir di seluruh daerah di Indonesia karena mudah didapat, rasanya yang

enak dan dapat dikombinasikan dengan bahan pangan lain. Sebagai bahan

pokok, beras menyumbangkan sekitar 40-80% energi dan 45-55% protein

dalam rata-rata menu rakyat Indonesia. Di dalam bidang ekonomi, beras

merupakan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat Indonesia,

sebagai indeks kestabilan ekonomi, dan landasan utama kebijakan pangan

pemerintah. Oleh karena itu, peningkatan mutu beras harus dilakukan. Beras

yang bermutu baik tentunya dihasilkan dari gabah yang bermutu baik.

Dalam menghasilkan bahan yang baik diperlukan penanganan pascapanen

yang baik agar kerusakan gabah dapat dihindari.

Penanganan pascapanen pada komoditas tanaman pangan bertujuan

mempertahankan komoditas yang telah dipanen dalam kondisi baik serta

layak dan tetap enak dikonsumsi. Penanganannya dapat berupa

pemipilan/perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan,pengemasan,

penyimpanan, pencegahan serangan hama dan penyakit, dan penanganan

lanjutan (Mutiarawati, 2007).

Pengeringan bahan pangan merupakan salah satu penanganan

pascapanen yang sangat penting. Pengeringan merupakan tahapan operasi

rumit yang meliputi perpindahan panas dan massa secara transien serta

beberapa laju proses, seperti transformasi fisik atau kimia, yang pada

gilirannya menyebabkan perubahan mutu hasil maupun mekanisme

perpindahan panas dan massa. Proses pengeringan dilakukan sampai pada

kadar air seimbang dengan keadaan udara atmosfir normal (Equilibrium

Moisture Content) atau pada batas tertentu sehingga aman disimpan dan

tetap memiliki mutu yang baik sampai ke tahap proses pengolahan

berikutnya (Widyotomo and Mulato, 2005).

12

Page 14: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Pengeringan gabah diperlukan untuk mengurangi kadar air yang

terdapat dalam bahan pangan tersebut. Penurunan kadar air gabah kering

panen (KA = 20-27%) menjadi kadar air gabah kering giling (KA = 14%)

diperlukan untuk mengurangi terjadinya kerusakan pada gabah. Air bebas

yang terdapat dalam gabah dapat membantu terjadinya proses kerusakan

bahan misalnya proses mikrobilogis, kimiawi, ensimatik, bahkan oleh

aktivitas serangga perusak. Padagabah yang telah dikeringkan (KA = 14%),

laju pernapasannya rendah. Jika kadar air gabah lebih dari 14 %, laju

pernapasan meningkat sehingga menyebabkan kenaikan suhu bahan.

Kenaikan suhu yang terjadi dikarenakan bahan terserang jamur, terutama

Aspergillus dan Penicillium yang umumnya menyerang lapisan pembungkus

butir padi. Jumlah air bebas dalam gabah/bahan pangan yang dapat

digunakan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak

dinyatakan dalam besaran aktivitas air (Aw = water activity).

Mikroorganisme memerlukan kecukupan air untuk tumbuh dan

berkembang biak. Seperti halnya pH, mikroba mempunyai nilai Aw

minimum, maksimum dan optimum untuk tumbuh dan berkembang biak.

Nilai Aw suatu bahan atau produk pangan dinyatakan dalam skala

0 sampai 1. Nilai 0 berarti dalam makanan tersebut tidak terdapat air bebas,

sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa bahan pangan tersebut hanya terdiri

dari air murni. Kapang, khamir, dan bakteri ternyata memerlukan nilai Aw

yang paling tinggi untuk pertumbuhannya. Niai Aw terendah dimana bakteri

dapat hidup adalah 0,86. Bakteri-bakteri yang bersifat halofilik atau dapat

tumbuh pada kadar garam tinggi dapat hidup pada nilai Aw yang lebih

rendah yaitu 0,75. Sebagian besar makanan segar mempunyai nilai

Aw = 0,99.

Kerusakan pada bahan pangan dapat disebabkan oleh terlambatnya

proses pengeringan, proses pengeringan yang terlalu lama atau terlalu cepat

dan proses pengeringan yang tidak merata. Suhu yang terlalu tinggi atau

adanya perubahan suhu yang mendadak juga dapat menyebabkan terjadinya

kerusakan pada gabah yang berdampak langsung pada mutu beras yang

dihasilkan (Brooker et al., 1981), sehingga diperlukan sebuah model

13

Page 15: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

pengeringan yang dapat menjadi acuan pemodelan pengeringan lapisan tipis

gabah dari padi ketan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk

mendapatkan sebuah model pengeringan lapisan tipis yang paling sesuai

dengan karakteristik padi ketan.

I.2 Tujuan dan Kegunaan

Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk mendapatkan model

pengeringan lapisan tipis yang paling sesuai dengan karakteristik padi ketan

hitam dan ketan putih pada tiga level suhu (50, 55 dan 60oC) dan kecepatan

aliran udara 1.0 m/s.

Kegunaan penelitian yang dilaksanakan ini adalah sebagai referensi

dasar permodelan pengeringan lapisan tipis padi ketan dan menjadi bahan

informasi untuk industri pengolahan tepung beras ketan.

14

Page 16: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pertanian yang hingga kini

menjadi tanaman utama dunia yang asal-usulnya masih diperdebatkan.

Bukti sejarah di provinsi Zheijiang, Cina Selatan, menunjukkan bahwa

penanaman padi di Asia telah dimulai 7000 tahun yang lalu. Beras

diperkenalkan di Indonesia oleh orang Deutero-Malay yang berimigrasi

pada tahun 1599 SM ketika wilayah Indonesia masih ditempati oleh

Proto-Malay (Grist, 1975).

Tanaman padi adalah tanaman yang mempunyai varietas sampai ribuan

jumlahnya, lebih dari 90% tumbuh di wilayah Asia Selatan dan Timur,

tersebar di negara-negara beriklim subtropis. Dari kelompok spesies padi

yang telah dibudidayakan terdapat dua kelompok utama yaitu Oryza sativa

yang berasal dari Asia dan Oryza globerima yang berasal dari Afrika Barat.

Kini di dunia lebih banyak dikenal dua kelompok varietas padi Oryza sativa

yaitu : japonica dan indica (Winarno, 1984).

Padi japonica banyak ditanam di daerah Jepang, Korea, dan

negara-negara subtropis. Sedangkan padi indica banyak ditanam di daerah

tropis (khususnya Asia Tenggara). Perbedaan antara kedua padi tersebut

antara lain dari bentuk bijinya. Bentuk biji beras japonica secara umum

lebih pendek dan lebar dibandingkan beras indica. Japonica memiliki daun

yang lebih lebar dan endosperm yang lebih transparan dibanding indica.

Perbedaan lain yang juga penting adalah karakteristik pemasakannya,

japonica bersifat lebih cepat lembek setelah pemasakan, sebaliknya indica

lebih tahan terhadap pemasakan. Hal ini berkaitan dengan sifat nasi yang

dihasilkan. Nasi dari beras japonica memiliki tekstur yang lebih lengket dan

lembek dibandingkan nasi dari beras indica (Grist, 1975).

Di Indonesia, padi adalah tanaman pangan utama, disamping jagung,

sagu, dan umbi-umbian. Terpilihnya padi sebagai sumber karbohidrat utama

adalah karena kelebihan-kelebihan sifat tanaman padi dibandingkan

tanaman sumber karbohidrat lainnya, antara lain (1) memiliki sifat

15

Page 17: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

produktivitas tinggi, (2) padi dapat disimpan lama, (3) lahan sawah relatif

tidak mengalami erosi (Winarno,1984).

Menurut Dianti (2010) klasifikasi dari tanaman padi adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa L.

Gambar 1. Tanaman Padi

Menurut Dianti (2010) beras secara biologi adalah bagian biji padi yang

terdiri dari :

a. Aleuron : lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses

pemisahan kulit.

b. Endospermia : tempat sebagian besar pati dan protein beras berada.

c. Embrio : merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat

tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam

bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras.

Lapisan aleuron merupakan lapisan yang menyelubungi endosperm dan

lembaga. Lapisan aleuron terdiri dari 1-7 lapisan sel. Tiap jenis padi

16

Page 18: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

mempunyai variasi ketebalan. Beras yang berbentuk bulat cenderung

mempunyai lapisan aleuron yang lebih tebal dari pada beras yang lonjong.

Lapisan aleuron terdiri dari sel-sel parenkim dengan dinding tipis setebal

2 mm. Dinding sel aleuron bereaksi positif dan terdapat zat pewarna untuk

protein, hemiselulosa dan selulosa. Dalam sitoplasma, aleuron berisi aluerin

(butiran aleuron). Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada gambar 2

dibawah ini (Dianti, 2010) :

Gambar 2. Anatomi Butir Padi

II.2 Padi Ketan (Oryza sativa glutinosa)

Ketan termasuk salah satu varietas dari ribuan varietas padi yang

merupakan tumbuhan semusim. Helaian daun berbentuk garis dengan

panjang 15 sampai 50 cm. Pada waktu masak, buahnya yang berwarna ada

yang rontok dan ada yang tidak. Buah yang dihasilkan dari tanaman ini

berbeda ada yang kaya pati dan ini disebut beras, sedangkan buah kaya

perekat disebut ketan. Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik

akibat dari perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna

endospermia, dan komposisi pati pada endosperm (Universitas Sumatra

Utara, 2011).

Dari komposisi kimiawinya diketahui bahwa karbohidrat penyusun

utama beras ketan adalah pati. Pati merupakan karbohidrat polimer glukosa

yang mempunyai 2 struktur yakni amilosa dan amilopektin. Molekul

amilosa merupakan rantai lurus yang masing-masing unit glukosanya

dihubungkan oleh ikatan 1,4 alpha glukosidik. Molekul yang panjang

17

Page 19: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

dengan rantai lurus ini membentuk Struktur Heliks. Rantai lurus amilosa

terdiri atas 100-700 unit alpha D-glukosa dengan ikatan 1,4 alpha glukosidik

(Haryadi, 2008).

Amilopektin merupakan polimer glukosa yang memiliki banyak

percabangan. Amilopektin disusun oleh 20-30 unit glukosa dengan ikatan

1,4 alpha glukosidik pada rantai lurus dan pada percabangan dihubungkan

oleh ikatan 1,6 alpha glukosidik. Berdasarkan berat molekulnya diketahui

bahwa amilopektin terdiri atas 1000 atau lebih unit glukosa. Amilopektin

dengan struktur bercabang ini cenderung bersifat lengket (Haryadi, 2008).

Perbandingan komposisi kedua golongan pati sangat menentukan warna

(transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera).

Beras Ketan hampir seluruhnya didominasi oleh amilopektin sehingga

bersifat sangat lekat, sedangkan beras pera memiliki kandungan amilosa

lebih dari 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak

berlekatan) dan keras (Haryadi, 2008).

Struktur kimia amilopektin yang bercabang, menyebabkan struktur gel

yang terbentuk lebih kompak dan lebih kuat dari pada amilosa Sifat inilah

yang menyebabkan mengapa beras ketan lebih lengket dari pada beras biasa

(beras non-ketan), sehingga pada pembuatan rengginang teksturnya lebih

kompak. Kandungan amilosa yang rendah pada beras ketan cenderung

menghasilkan tekstur produk akhir yang renyah, rapuh, dan mudah hancur.

(Winarno, 1984).

Menurut Winarno (1984) beras ketan tidak memiliki amilosa karena

hanya mengandung 0-2% sehingga termasuk golongan beras dengan

kandungan amilosa sangat rendah (<9%). Berdasarkan pada berat kering,

beras ketan putih mengandung senyawa pati sebanyak 90%, yang terdiri dari

amilosa 1-2% dan amilopektin 88-89%. Dengan demikian amilopektin

merupakan penyusun terbanyak dalam beras ketan.

Jenis beras yang berbeda mempunyai perbandingan atau rasio

kandungan amilosa-amilopektin yang berbeda pula. Rasio ini

merupakan penentu utama bagi tekstur nasi ataupun hasil olahan berbasis

beras lainnya. Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dikelompokkan

18

Page 20: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

menjadi beras dengan amilosa rendah yaitu antara 9-20%, amilosa

menengah yaitu 20-25%, dan amilosa tinggi yaitu lebih dari 25%. Pada

beras ketan hanya  mengandung 0-2% amilosa. Pada jenis beras yang

mengandung amilosa rendah ini, bila beras dimasak menyebabkan keadaan

yang lekat dan lunak. Sebaliknya pada beras yang mengandung amilosa

tinggi, menyebabkan keadaan yang keras karena adanya penyerapan air

yang banyak, sehingga membentuk ikatan hidrogen yang lebih besar.

Semakin tinggi kandungan amilosa kemampuan pati untuk menyerap air

lebih besar karena amilosa mempunyai kemampuan lebih besar dari pada

amilopektin dalam membentuk ikatan hidrogen dalam. Pati yang banyak

mengandung amilopektin (amilosa rendah), bila dimasak tidak mampu

membentuk gel yang kukuh dan pasta yang dihasilkan lebih lunak (disebut

long texture). Sifat long texture tersebut menyebabkan kecenderungan sifat

yang merenggang dan patah, sehingga menghasilkan tingkat pengembangan

yang  lebih besar (Haryadi, 2008)

Pengukusan bertujuan agar terjadi proses gelatinisasi pada molekul pati.

Suhu pada saat granula pati pecah disebut suhu gelatinnisasi, suhu

gelatinisasi tergantung pada konsentrasi serta jenis pati Beberapa faktor

yang berpengaruh terhadap gelatinisasi adalah: jenis pati, ukuran granula

pati dan hubungan suhu dengan lama pemanasan (Winarno, 1984).

Menurut Haryadi (2008) Beras ketan dengan suhu gelatinisasi rendah

akan memberi sifat yang lebih lekat dan lebih lama mengeras dibandingkan

dengan yang suhu gelatinisasi tinggi. perbedaan tingkat gelatinisasi dan sifat

retrogradasi yang dicapai setelah pengukusan adonan dan pendinginan

berpengaruh pada pengembangan kerupuk pada penggorengan.

II.2.1Varietas Setail (Ketan Hitam)

Ketan hitam merupakan salah satu komoditi yang sangat potensial

sebagai sumber karbohidrat, antioksidan, senyawa bioaktif, dan serat yang

penting bagi kesehatan. Banyak makanan olahan yang menggunakan bahan

dasar ketan hitam, seperti tape ketan, cake ketan hitam, bubur ketan hitam,

onde-onde, gemblong, dan sebagainya (Nailufar, 2012).

19

Page 21: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 3. Padi Ketan Varietas Setail (Ketan Hitam)

Menurut Nailufar (2012) di dalam beras ketan hitam terdapat zat warna

antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami pada makanan.

Warna beras ketan hitam disebabkan oleh sel-sel pada kulit ari yang

mengandung antosianin. Antosianin merupakan pigmen berwarna merah,

ungu dan biru yang biasa terdapat pada tanaman tingkat tinggi. Secara

kimiawi antosianin bisa dikelompokan ke dalam flavonoid dan fenolik.

Beberapa fungsi antosianin, antara lain; sebagai antioksidan di dalam tubuh,

melindungi lambung dari kerusakan, menghambat sel tumor, meningkatkan

kemampuan penglihatan mata, sebagai senyawa anti-inflamasi yang

melindungi otak dari kerusakan, serta mampu mencegah obesitas dan

diabetes.

Tabel 1. Klasifikasi Padi Ketan Varietas SetailNomor Seleksi : B10299B-MR-116-2-3-5-1Asal persilangan: IR65/B8203B-MR-1-17-1Komoditas: Padi KetanGolongan : CereUmur tanaman : 116-125 hariBentuk tanaman : TegakTinggi tanaman : 90-105 cmAnakan produktif: 11-16 batangWarna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna daun telinga : Tidak berwarnaWarna lidah daun : Tidak berwarnaWarna helai daun : Hijau tuaMuka daun : KasarPosisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak Bentuk Bahan : RampingWarna Bahan : Ungu KehitamanKerontokan : Mudah Rontok

20

Page 22: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Kerebahan : TahanTekstur nasi : KetanKadar amilosa : 7,6%Indeks glikemik 74Bobot 1000 butir : 24 grRata-rata Hasil: 4,7 t/haPotensi hasil: 6,0 t/haTahan hama : Agak tahan terhadap wereng coklat

biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3Tahan penyakit : Tahan terhadap hawar daun bakteri

strain III dan IV, rentan terhadap strain VIII

Anjuran tanam: Baik ditanam pada sawah dataran rendah sampai sedang (kurang dari 500 m dpl.)

Pemulia : B. Kustianto, Soewito T., AllidawatiPeneliti : Yetty Setyawati, Suwarno dan

Anggiani NasutionTeknisi : Supartopo, Sularjo, Sudarno, Ade

Santika, Gusnimar.Dilepas tahun : 2002

Sumber : Suprihatno, 2009.

II.2.2Varietas Ciasem (Ketan Putih)

Beras ketan putih merupakan salah satu varietas padi yang termasuk

dalam famili Graminae. Butir beras sebagian besar terdiri dari zat pati

(sekitar 80-85%) yang terdapat dalam endosperma yang tersusun oleh

granula-granula pati yang berukuran 3-10 milimikron. Beras ketan juga

mengandung vitamin (terutama pada bagian aleuron),  mineral dan air.

Komposisi kimiawi beras ketan putih terdiri dari Karbohidrat 79,4 % ;

Protein 6,7 % ; Lemak 0,7 % ; Ca 0,012 % ; Fe 0,008 % ; P 0,148 % ; Vit B

0,0002 % dan Air 12 % (Nailufar, 2012).

Gambar 4. Padi Ketan Varietas Ciasem (Ketan Putih)

21

Page 23: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Tabel 2. Klasifikasi Padi Ketan Varietas CiasemNomor Seleksi : B10299B-MR-116-2-4-1-2Asal persilangan: IR65/B8203B-MR-1-17-1Komoditas: Padi KetanGolongan : CereUmur tanaman : 110-120 hariBentuk tanaman : TegakTinggi tanaman : 90-100 cmAnakan produktif: 15-21 batangWarna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna daun telinga : Tidak berwarnaWarna lidah daun : Tidak berwarnaWarna helai daun : HijauMuka daun : Agak kasarPosisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak Bentuk Bahan : Sedang panjangWarna Bahan : Kuning bersihKerontokan : Sedang Kerebahan : TahanTekstur nasi : KetanKadar amilosa : 7,6%Indeks glikemik 130Bobot 1000 butir : 29 grRata-rata Hasil: 5,7 t/haPotensi hasil: 8,3 t/haTahan hama : Agak tahan terhadap wereng coklat

biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3Tahan penyakit : Tahan terhadap hawar daun bakteri

strain III dan IV, rentan terhadap strain VIII

Anjuran tanam: Baik ditanam pada sawah dataran rendah sampai sedang (kurang dari 500 m dpl.)

Baik untuk produk rengginang, tape ketan, dodol dan lemper

Pemulia : B. Kustianto, Soewito T., B. Abdullah dan Sularjo

Tim peneliti : Allidawati B.S., Agung K., Atito DS., Heni S., S. Dewi Indrasari, Prihadi Wibowo dan Agus Setyono

Teknisi : Supartopo, Indarjo, Gusnimar A., Sail Hanafi., Surahmat, Sudarna dan Panca H.S.

Dilepas tahun : 2005Sumber : Suprihatno, 2009

22

Page 24: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Berdasarkan data BKPPP DIY tahun 2012 komposisi kandungan zat

kimia dalam beras ketan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :

Tabel 3. Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Beras Ketan Per 100 g

No. Kandungan Nilai GiziKetan Hitam Ketan Putih

1 Kalori 356 kal 362 kal2 Protein 7 gr 6,7 gr3 Lemak 0,7 gr 0,7 gr4 Karbohidrat 78 gr 79,4 gr5 Kalsium 10 mg 12 mg6 Fosfor 148 mg 148 mg7 Zat Besi 0,8 g 0,8 g8 Vitamin A 0 SI 0 SI9 Vitamin B1 0,20 mg 0,16 mg10 Vitamin C 0 mg 0 mg11 Air 13,0 g 12,0 g

Sumber : BKPPP DIY, 2012.

II.3 Konsep Dasar Pengeringan

Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara

simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air

yang dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan oleh media

pengering yang biasanya berupa panas. Taib, G. et al., (1988) menyatakan

proses pengeringan adalah proses pengambilan atau penurunan kadar air

sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan biji-

bijian akibat aktivitas biologi dan kimia sebelum bahan diolah/digunakan.

Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas di

mana perkembangan mikroorganisma dan kegiatan enzim yang dapat

menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Dengan demikian bahan

yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lama (Taufiq, 2004)

Menurut Taufiq (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan

ada dua golongan yaitu faktor yang berhubungan dengan udara pengering

dan faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yang dikeringkan.

Faktor-faktor yang termasuk golongan pertama adalah suhu, kecepatan

volumetrik aliran udara pengering dan kelembaban udara. Faktor-faktor

yang termasuk golongan kedua adalah ukuran bahan, kadar air awal dan

23

Page 25: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

tekanan parsial di dalam bahan. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut

faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan :

II.3.1Suhu Udara Pengering

Laju penguapan air bahan dalam pengeringan sangat ditentukan oleh

kenaikan suhu. Semakin besar perbedaan antara suhu media pemanas

dengan bahan yang dikeringkan, semakin besar pula kecepatan pindah panas

ke dalam bahan pangan, sehingga penguapan air dari bahan akan lebih

banyak dan cepat. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengering

makin cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara

pengering makin besar energi panas yang dibawa udara sehingga makin

banyak jumlah massa cairan yang diuapkan dari permukaan bahan yang

dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka

makin cepat pula massa uap air yang dipindahkan dari bahan ke atmosfir

(Taib, G. et al., 1988).

Semakin tinggi suhu yang digunakan untuk pengeringan, makin tinggi

energi yang disuplai dan makin cepat laju pengeringan. Akan tetapi

pengeringan yang terlalu cepat dapat merusak bahan, yakni permukaan

bahan terlalu cepat kering, sehingga tidak sebanding dengan kecepatan

pergerakan air bahan ke permukaan. Hal ini menyebabkan pengerasan

permukaan bahan (case hardenig). Selanjutnya air dalam bahan tidak dapat

lagi menguap karena terhalang. Disamping itu penggunaan suhu yang

terlalu tinggi dapat merusak daya fisiologik biji-bijian/ benih (Taib, G. et

al., 1988).

Menurut Setiyo (2003) pengeringan bahan hasil pertanian

menggunakan aliran udara pengering yang baik adalah antara suhu 45oC

sampai 75oC. Pengeringan pada suhu dibawah 45oC mikroba dan jamur

yang merusak produk masih hidup, sehingga daya awet dan mutu produk

rendah. Namun pada suhu udara pengering di atas 75oC menyebabkan

struktur kimiawi dan fisik produk rusak, karena perpindahan panas dan

massa air yang berdampak perubahan struktur sel.

24

Page 26: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

II.3.2Kelembaban Relatif (RH) Udara Pengering

Kelembaban relatif udara pengeringan menunjukkan kemampuan udara

untuk menyerap uap air. Udara panas di dalam ruang pengering secara

perlahan akan memanaskan dan menguapkan massa air di dalam butiran

padi. Uap air tidak langsung keluar dari ruang pengering melainkan

menjenuhkan udara di sekitar bahan. Kelembaban berkurang disebabkan

oleh perbedaan tekanan uap antara permukaan bahan dan lingkungan.

Semakin rendah kelembaban relatif udara pengeringan, maka

kemampuannya dalam menyerap uap air akan semakin besar. Hal

sebaliknya akan terjadi jika kelembaban relatif udara pengeringan semakin

besar maka kemampuan dalam menyerap uap air akan semakin kecil

(Widyotomo dan Mulato, 2005).

Kelembaban udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air.

Apabila kelembaban udara tinggi, maka perbedaan tekanan uap air di dalam

dan di luar bahan menjadi kecil sehingga menghambat pemindahan uap air

dari dalam bahan ke luar. Pengontrolan suhu serta waktu pengeringan

dilakukan dengan mengatur kotak alat pengering dengan alat pemanas,

seperti udara panas yang dialirkan ataupun alat pemanas lainnya. Suhu

pengeringan akan mempengaruhi kelembaban udara di dalam alat pengering

dan laju pengeringan untuk bahan tersebut. Pada kelembaban udara yang

tinggi, laju penguapan air Bahan akan lebih lambat dibandingkan dengan

pengeringan pada kelembaban yang rendah (Taufiq, 2004).

II.3.3Kecepatan Aliran Udara Pengering

Laju aliran udara pengeringan berfungsi untuk membawa energi panas

yang selanjutnya mentransferkannya ke bahan dan membawa uap air keluar

ruang pengering. Laju pengeringan yang cepat dapat terjadi jika udara

pengering memiliki kandungan panas yang lebih seragam dengan volume

dan laju aliran udara yang lebih besar sehingga memiliki kekuatan yang

lebih besar pula untuk menembus lapisan bahan. Untuk pengeringan

lapisan tipis biji-bijian sereali umumnya menggunakan kecepatan antara

0,25 – 2,33 m/s (Widyotomo dan Mulato, 2005).

25

Page 27: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

II.3.4Kadar Air Bahan

Kualitas fisik bahan terutama ditentukan oleh kadar air dan kemurnian

bahan. Kadar air bahan adalah jumlah kandungan air di dalam butiran bahan

yang biasanya dinyatakan dalam satuan (%) dari berat basah (wet basis).

Sedangkan tingkat kemurnian bahan merupakan persentase berat bahan

bernas terhadap berat keseluruhan campuran bahan. Makin banyak benda

asing atau bahan hampa atau rusak di dalam campuran bahan maka tingkat

kemurnian bahan makin menurun (Haryadi, 2008).

Selama pengeringan, bahan pangan kehilangan kadar air, yang

menyebabkan naiknya kadar zat gizi di dalam massa yang tertinggal. Jumlah

protein, lemak, dan karbohidrat yang ada per satuan berat di dalam bahan

pangan kering lebih besar daripada bahan pangan segar. Kadar air

menunjukkan jumlah air yang terkandung dalam bahan. Dua basis yang

digunakan untuk menunjukkan kandungan air dalam bahan adalah kadar air

basis basah (MCwb) dan kadar air basis kering MCdb). Kadar air basis

basah adalah jumlah air yang terdapat dalam suatu massa bahan basah.

Sedangkan kadar air basis kering adalah jumlah air yang terdapat dalam

suatu massa bahan padatan kering. Kadar air basis basah (MCwb) dan kadar

air basis kering (MCdb) ditunjukan dengan persamaan sebagai berikut

(Singh dan Heldman, 2009):

.......................................... (1)

........................................................... (2)

Hubungan antara MCwb dan MCdb dapat dituliskan dengan persamaan

sebagai berikut:

........................................................................................ (3)

.......................................................................................... (4)

26

Page 28: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Metode penentuan kadar air dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung menerapkan

metode oven dan metode destilasi. Pada metode oven, bahan bahan

diletakkan ke dalam oven hingga diperoleh berat konstan pada bahan.

Penentuan kadar air pada metode oven didasarkan pada banyaknya air yang

hilang dari produk. Sedangkan pada metode destilasi, kadar air dihilangkan

dengan memanaskan biji kedalam air dan selanjutnya menentukan volume

atau massa air yang hilang pada biji dalam uap yang terkondensasi atau

dengan pengurangan berat bahan (Brooker et al., 1974).

II.3.5Moisture Ratio

Sama halnya dengan laju kadar air, rasio kelembaban juga mengalami

penurunan selama proses pengeringan. kenaikan suhu udara pengeringan

mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencapai setiap tingkat rasio

kelembaban sejak proses transfer panas dalam ruang pengeringan

meningkat. Sedangkan, pada suhu tinggi, perpindahan panas dan massa juga

meningkat dan kadar air bahan akan semakin berkurang (Garavand et al.,

2011).

Rasio kelembaban (Moisture Ratio) pada bahan pangan selama

pengeringan dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

......................................................................................…..… (5)

Dimana MR merupakan Moisture Ratio (rasio kelembaban), Mt merupakan

kadar air pada saat t (waktu selama pengeringan, menit), Mo merupakan

kadar air awal bahan, dan Me merupakan kadar air yang diperoleh setelah

berat bahan konstan. Nilai satuan Mt, Mo dan Me merupakan persentase dari

kadar air basis kering bahan (Garavand et al., 2011).

II.4 Mekanisme Pengeringan Bahan

27

Page 29: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Proses perpindahan panas terjadi karena suhu bahan lebih rendah dari

pada suhu udara yang dialirkan di sekelilingnya. Panas yang diberikan ini

akan menaikkan suhu bahan yang menyebabkan tekanan uap air di dalam

bahan lebih tinggi dari pada tekanan uap air di udara, sehingga terjadi

perpindahan uap air dari bahan ke udara yang merupakan perpindahan

massa (Taufiq, 2004).

Sebelum proses pengeringan berlangsung, tekanan uap air di dalam

bahan berada dalam keseimbangan dengan tekanan uap air di udara

sekitarnya. Pada saat pengeringan dimuai, uap panas yang dialirkan meliputi

permukaan bahan akan menaikkan tekanan uap air, terutama pada daerah

permukaan, sejalan dengan kenaikan suhunya (Taufiq, 2004).

Pada saat proses ini terjadi, perpindahan massa dari bahan ke udara

dalam bentuk uap air berlangsung atau terjadi pengeringan pada permukaan

bahan. Setelah itu tekanan uap air pada permukaan bahan akan menurun.

Setelah kenaikan suhu terjadi pada seluruh bagian bahan, maka terjadi

pergerakan air secara difusi dari bahan ke permukaannya dan seterusnya

proses penguapan pada permukaan bahan diulang lagi. Akhirnya setelah air

bahan berkurang, tekanan uap air bahan akan menurun sampai terjadi

keseimbangan dengan udara sekitarnya (Taufiq, 2004).

Menurut Taufiq (2004) peristiwa yang terjadi selama pengeringan

meliputi dua proses yaitu:

a. Proses perpindahan panas, yaitu proses menguapkan air dari dalam

bahan atau proses perubahan bentuk cair ke bentuk gas.

b. Proses perpindahan massa, yaitu proses perpindahan massa uap air dari

permukaan bahan ke udara.

Proses pengeringan pada bahan dimana udara panas dialirkan dapat

dianggap suatu proses adiabatis. Hal ini berarti bahwa panas yang

dibutuhkan untuk penguapan air dari bahan hanya diberikan oleh udara

pengering tanpa tambahan energi dari luar. Ketika udara pengering

menembus bahan basah, sebagian panas sensibel udara pengering diubah

menjadi panas laten sambil menghasilkan uap air (Taufiq, 2004).

28

Page 30: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Selama proses pengeringan terjadi penurunan suhu bola kering udara,

disertai dengan kenaikan kelembaban mutlak, kelembaban nisbi, tekanan

uap dan suhu pengembunan udara pengering. Entalphi dan suhu bola basah

udara pengering tidak menunjukkan perubahan (Taufiq, 2004).

II.5 Laju Pengeringan

Dalam suatu proses pengeringan, dikenal adanya suatu laju pengeringan

yang dibedakan menjadi dua tahap utama, yaitu laju pengeringan konstan

dan laju pengeringan menurun. Laju pengeringan konstan terjadi pada

lapisan air bebas yang terdapat pada permukaan biji-bijian. Laju

pengeringan ini terjadi sangat singkat selama proses pengeringan

berlangsung, kecepatan penguapan air pada tahap ini dapat disamakan

dengan kecepatan penguapan air bebas. Besarnya laju pengeringan ini

tergantung dari: a) Lapisan yang terbuka, b) Perbedaan kelembaban antara

aliran udara dan daerah basah, c) Koefisien pindah massa, dan d) Kecepatan

aliran udara pengering (Sodha et al., 1987a).

Laju pengeringan bahan pangan dengan kadar air awal di atas

70-75 % basis basah, selama periode awal pengeringan, laju pengeringan

ditinjau dari tiga parameter pengeringan eksternal yaitu kecepatan aliran

udara, suhu udara dan kelembaban udara. Jika kondisi lingkungan konstan,

maka laju pengeringan akan konstan (Brooker et al., 1981).

Sedangkan laju pengeringan menurun terjadi setelah periode

pengeringan konstan selesai. Pada tahap ini kecepatan aliran air bebas dari

dalam biji ke permukaan lebih kecil dari kecepatan pengambilan uap air

maksimum dari biji. Proses pengeringan dengan laju menurun sangat

tergantung pada sifat-sifat alami bahan yang dikeringkan. Laju perpindahan

massa selama proses ini dikendalikan oleh perpindahan internal bahan

(Istadi dkk., 2002).

Menurut Henderson dan Perry (1976) periode laju pengeringan

menurun meliputi 2 proses yaitu perpindahan air dari dalam bahan ke

permukaan dan perpindahan uap air dari permukaan ke udara sekitar. Kadar

air kritis (critical moisture content) menjadi batas antara laju pengeringan

29

Page 31: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

konstan dan laju pengeringan menurun. Dalam bukunya Henderson dan

Perry (1976) menyatakan bahwa kadar air kritis adalah kadar air terendah

pada saat kecepatan aliran air bebas dari dalam biji ke permukaan sama

dengan kecepatan pengambilan uap air maksimum dari biji.

Proses pengeringan berlangsung sampai kesetimbangan dicapai antara

permukaan dalam dan permukaan luar bahan dan antara permukaan luar

bahan dengan lingkungan. Pada tahap awal, dimulai dengan masa

pemanasan singkat dengan laju pengeringan maksimum dan konstan. Dalam

tahap pengeringan ini, kadar air melebihi kadar air maksimum higroskopis

diseluruh bagian dalam bahan. Dalam hal ini, tingkat pengeringan bahan

tertentu tergantung pada karakteristik bahan yaitu suhu bahan, kelembaban

relatif dan kecepatan aliran udara pengeringan (Sitkei, 1986). Laju

penguapan air dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Laju Penguapan Air ..............................................……. (6)

Dimana wt merupakan berat bahan pada waktu (t, jam) dan wt-1 merupakan

berat awal bahan sebelum waktu t serta t1 dan t2 merupakan perubahan

waktu setiap jam. Laju penguapan air adalah banyaknya air yang diuapkan

setiap satuan waktu atau penurunan kadar air bahan dalam satuan waktu.

II.6 Alat Pengeringan Tipe Rak (Tray drier)

Pengering buatan (artificial dryer) merupakan jenis pengering yang

banyak diterapkan di perkebunan besar karena fleksibilitas operasional dan

kapasitasnya besar serta tidak tergantung pada cuaca. Komponen yang

diperlukan pengering yaitu sebuah sistem pemanas menyalurkan sejumlah

energi yang diperlukan untuk proses pengeringan, sebuah tempat

pengeringan sebagai sarana perpindahan panas dan massa antara udara dan

produk, sebuah sistem ventilasi yang tepat dan perangkat pengontrol (Sodha

et al.,1987b)

30

Page 32: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Salah satu alternatif lain dalam proses pengeringan yaitu pengeringan

bahan dengan menggunakan tray drier. Bahan seperti buah-buahan dan

sayuran adalah bahan terbaik yang biasanya dikeringkan dalam tray drier.

Pada model ini, produk ditempatkan pada setiap rak yang tersusun

sedemikian rupa agar dapat dikeringkan dengan sempurna. Udara panas

sebagai fluida kerja bagi model ini diperoleh dari pembakaran bahan bakar,

panas matahari atau listrik. Kelembaban relatif udara yang mana sebagai

faktor pembatas kemampuan udara menguapkan air dari produk,

diperhatikan dengan mengatur pemasukan dan pengeluaran udara ke dan

dari alat pengering ini melalui sebuah alat pengalir (Mahadi, 2007).

Pada umumnya, ada dua mode pengering yaitu pengering batch dan

pengering kontinu. Salah satu metode pengering adalah pengeringan butiran

dengan pengering unggun diam (deep bed). Pada pengering jenis ini, proses

pengeringan dianggap merupakan proses batch, dengan kadar air butiran,

kelembaban udara pengering, temperatur udara dan butiran, berubah secara

simultan terhadap waktu pengeringan (Istadi dan Sitompul, 2000).

Tray drier atau alat pengering berbentuk rak, mempunyai bentuk

persegi dan di dalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat

bahan yang akan dikeringkan. Pada umumnya rak tidak dapat dikeluarkan.

Beberapa alat pengering jenis ini rak-raknya mempunyai roda sehingga

dapat dikeluarkan dari alat pengeringnya. Bahan diletakkan di atas rak (tray)

yang terbuat dari logam dengan alas yang berlubang-lubang. Kegunaan dari

lubang-lubang ini untuk mengalirkan udara panas dan uap air (Harrys,

2010).

Tray drier merupakan model pengering yang menggunakan sistem

pengering konveksi. Sistem pengering konveksi ini menggunakan aliran

udara panas untuk mengeringkan produk. Proses pengeringan terjadi saat

aliran udara panas ini bersinggungan langsung dengan permukaan produk

yang akan dikeringkan (Mahadi, 2007).

Prinsip kerja alat pengering tipe rak adalah udara pengering dari ruang

pemanas dengan bantuan kipas akan bergerak menuju dasar rak dan melalui

lubang-lubang yang terdapat pada dasar rak tersebut akan mengalir

31

Page 33: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

melewati bahan yang dikeringkan dan melepaskan sebagian panasnya

sehingga terjadi proses penguapan air dari bahan. Dengan demikian,

semakin ke bagian atas rak suhu udara pengering semakin turun. Penurunan

suhu ini harus diatur sedemikian rupa agar pada saat mencapai bagian atas

bahan yang dikeringkan, udara pengering masih mempunyai suhu yang

memungkinkan terjadinya penguapan air. Di samping itu, kelembaban udara

pengering pada saat mencapai bagian atas harus dipertahankan tetap tidak

jenuh sehingga masih mampu menampung uap air yang dilepaskan. Di

dalam penggunaan alat pengering ini perlu diperhatikan pengaturan suhu,

kecepatan aliran udara pengering, dan tebal tumpukan bahan yang

dikeringkan sehingga hasil kering yang diharapkan dapat tercapai

(Harrys, 2010).

Semakin banyak tumpukan biji-bijian yang dikeringkan, baik dengan

kadar air yang tinggi atau kadar air yang rendah, semakin besar pula biaya

yang harus dikeluarkan baik menyangkut penggunaan energi dan lamanya

waktu yang digunakan dalam proses pengeringan dan proses operasi mesin

pengering (McConnell, 1995).

Pada pengeringan buatan dibutuhkan energi utnuk memanaskan alat

pengering, mengimbangi radiasi panas yang keluar dari alat pengering,

memanaskan bahan sampai tercapai suhu yang dipertahankan, untuk

penguapan dan untuk menggerakkan udara. Kecepatan pengeringan untuk

setiap bahan akan berbeda-beda. Lamanya kontak antara udara panas

dengan bahan selama pengeringan juga akan berpengaruh. Semakin lama

kontak antara udara panas dengan bahan maka semakin cepat pengeringan

berlangsung (Harrys, 2010).

II.7 Model Pengeringan Lapisan Tipis

Pemodelan pengeringan terus berkembang hingga dekade terakhir yang

melibatkan proses-proses yang kompleks meliputi perpindahan massa,

energi dan momentum. Pemodelan pengeringan dimulai dari sesuatu yang

sederhana hingga yang kompleks yang semuanya dapat diterapkan sesuai

dengan kondisi dan situasinya. Optimisasi proses dilakukan untuk

mendapatkan kondisi-kondisi proses yang menghasilkan efisiensi

32

Page 34: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

pengeringan yang lebih baik sehingga diperlukan informasi parameter-

parameter proses tertentu yang diperlukan. Parameter-parameter proses

tersebut dapat ditentukan dengan pengkorelasian model empiris terhadap

data-data eksperimen yang dilakukan dengan metode-metode tertentu

tergantung dari kompleks tidaknya persamaan yang dikorelasikan (Istadi

dkk., 2002).

Widyotomo dan Mulato (2005) menyatakan dalam jurnalnya bahwa

karakteristik pengeringan bahan pertanian umumnya dikaji dengan

menggunakan pendekatan model pengeringan lapis tipis (the thin layer

drying model). Pemodelan proses pengeringan yang paling sederhana adalah

model kinetika pengeringan untuk sistem pengeringan lapis tipis atau lebih

dikenal dengan thin layer drying.

Proses pengeringan lapisan tipis adalah proses dimana uap air

dihilangkan dari media yang berpori dengan proses penguapan, dimana

udara pengeringan berlebih dilewatkan melalui lapisan tipis bahan sampai

mencapai kadar air kesetimbangan. Proses untuk menghilangkan uap air

dari produk pertanian tergantung pada jenis pengeringan yang dilakukan,

suhu, kecepatan aliran udara dan kelembaban relatif serta kematangan

produk (Yadollahinia et al., 2008). Sedangkan pengeringan lapisan tipis

menurut Henderson dan Perry (1976) adalah proses pengeringan dimana

udara pengering mengalir langsung melewati lapisan bahan secara

keseluruhan dengan kelembaban relatif dan suhu udara yang konstan. Sodha

et al (1987a) menjelaskan hal yang sama bahwa pengeringan lapisan tipis

merupakan suatu metode pengeringan dimana bahan dihamparkan dengan

rata selanjutnya udara panas masuk melalui seluruh permukaan bahan yang

dikeringkan. Selanjutnya Henderson dan Perry (1976) juga menjelaskan

bahwa dalam metode pengeringan lapisan tipis, udara panas yang mengalir

dalam alat pengering akan menembus hamparan bahan yang dikeringkan

sehingga pengeringan berlangsung serentak dan merata di seluruh bahan

yang selanjutnya berdampak pada penurunan kadar air bahan selama proses

pengeringan.

33

Page 35: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Persamaan pengeringan lapisan tipis terdiri dari 3 kategori yaitu teoritis,

semi-teoritis dan empiris. Kategori pertama memperhitungkan resistensi

internal dalam proses perpindahan uap air dimana seluruh permukaan bahan

menerima langsung panas yang berasal dari udara pengering sehingga

proses perpindahan uap air terjadi. Sementara dua kategori lainnya

mempertimbangkan resistensi eksternal dalam perpindahan uap air antara

produk pertanian dengan udara dan metode ini juga untuk menyederhanakan

penyelesaian persamaan difusi pada pengeringan (Henderson and Perry,

1976).

Beberapa model matematika yang biasanya digunakan dalam

pengeringan lapisan tipis bahan pangan hasil pertanian, antara lain:

Tabel 4. Model Matematika Pengeringan Lapisan Tipis

No Nama Model Model Matematika1 Newton Mr = exp (-kt)2 Henderson and Pabis Mr = a exp (-kt)3 Page Mr = exp (-ktn)4 Logarithmic Mr = a exp (-kt) + c5 Wang and Singh Mr = 1 + at + bt2

6 Two-terms Mr = a exp (-k1t) + b exp (-k2t)7 Diffusion Approach Mr = a exp (-kt) + (1-a) exp (-kbt)8 Verma et al Mr = a exp (-k1t) + (1-a) exp (-k2t)

9 Modified Henderson and Pabis

Mr = a exp (-kt) + b exp (-gt) + c exp (-ht)

10 Midilli et al Mr = a exp (-ktn) + bt11 Aghbashlo et al Mr = exp (-k1t/1 + k2t)12 Modified Page Mr = exp [-(kt)n]13 Two-terms Exponential Mr = a exp (-kt) + (i – a) exp (-kbt)14 Hii et al Mr = a exp (-ktn) + c exp (-gtn)15 Thompson Mr = A + Bt + Ct2

16 Fick’s second law δM/δt = D[δ2M/δr2 + (2/r)(δM/δr)]17 Single-term Mr = A exp (-kt)

18 Three-terms exponential

Mr = a exp (-kt) + b exp (-k1t) + c exp (-k2t)

Sumber : Meisami, et al., 2010

2.8 Model Pengeringan Lapisan Tipis Bahan

Menurut Basunia (2011) karakteristik pengeringan padi telah diuji oleh

banyak peneliti dan berbagai model untuk memprediksi tingkat pengeringan

telah dilakukan dengan atau kurang sukses. Permodelan matematika

34

Page 36: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

pengeringan sangat penting untuk optimasi parameter operasi dan perbaikan

kinerja sistem pengeringan. Model pengeringan dan pembasahan lapisan

tipis untuk bulir padi yang paling umum digunakan adalah Diffusion,

Approximate form of diffusion, Page, Exponential dan Polinomial. Oleh

karena itu, model berikut dipilih untuk penelitian ini agar sesuai dengan data

pengeringan yang diamati:

1. Exponential

Model Exponential yang digunakan adalah model Newton. Model

Newton merupakan sebuah model matematika pengeringan lapisan tipis

yang juga disebut Model Lewis. Lewis mendeskripsikan bahwa perpindahan

air dari makanan dan bahan pangan dapat ditunjukkan dengan analogi aliran

panas dari tubuh ketika tubuh direndam dalam cairan dingin (Kashaninejad

et al., 2007).

..........................................................................…….. (7)

Dimana MRNewton merupakan rasio kelembaban (moisture ratio) dari Model

Newton, k ialah konstanta pengeringan dan t merupakan waktu pengeringan

(jam).

2. Page

Persamaan empiris yang paling umum digunakan untuk

menggambarkan pengeringan lapisan tipis sereal adalah Model Page. Model

Pagemerupakan model yang dimodifikasi dari Model Lewis. Page

menyarankan model ini dengan tujuan untuk mengoreksi kekurangan-

kurangan dari Model Lewis. Model Page telah menghasilkan simulasi yang

sesuai untuk menjelaskan pengeringan produk pertanian yang banyak dan

juga lebih mudah digunakan dibandingkan dengan persamaan lainnya

dimana perpindahan uap air secara difusi yang lebih sulit secara teoritis

serta yang memerlukan waktu komputasi dalam proses pemasangan data

(Kashaninejad et al., 2007).

..............................................…...............................….. (8)

35

Page 37: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Dimana MRPage merupakan rasio kelembaban (moisture ratio) dari Model

Page, k merupakan konstanta pengeringan, n merupakan konstanta

pengeringan, nilai n bervariasi tergantung pada materi yang digunakan dan t

merupakan waktu pengeringan (jam).

3. Approximate form of diffusion

Persamaan Approximate form of diffusion untuk pengeringan lapisan

tipis yang sering digunakan adalah Model Henderson dan Pabis. Ada

berbagai model pendekatan yang telah digunakan oleh para peneliti dalam

pemodelan pengeringan terkait karakteristik produk makanan dan bahan

pertanian. Bentuk paling sederhana dari berbagai model pendekatan tersebut

direpresentasikan sebagai Model Henderson dan Pabis sebagai bentuk

sederhana dari serangkaian bentuk penyelesaian umum hukum Fick II

(Kashaninejad et al., 2007).

............................…….................................. (9)

Dimana MRHenderson & Pabis merupakan rasio kelembaban (moisture ratio) dari

Model Henderson dan Pabis, a dan k merupakan konstanta pengeringan

serta t merupakan waktu pengeringan (jam).

4. Exponential Orde Kedua

Selain menggunakan model exponential berupa model newton, terdapat

pula persamaan Exponential orde kedua yang sering digunakan pada

pengeringan lapisan tipis padi yang dikenal sebagsi Model

Two-terms Exponential. Shyamali (2009) menyatakan dalam jurnal

penelitiannya bahwa Model Two-terms Exponential ditemukan paling

cocok dengan data eksperimen dan direkomendasikan sebagai model

pengeringan lapisan tipis untuk padi dengan rumus :

- - - ................... (10)

Dimana MRTwo-terms Exponential merupakan rasio kelembaban (moisture ratio)

dari Model Two-terms Exponential, a, b, i dan k merupakan konstanta

pengeringan serta t merupakan waktu pengeringan (jam).

36

Page 38: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

5. Polinomial

Menurut Basunia (2011) persamaan polinomial yang sering digunakan

dalam pengeringan lapisan tipis adalah persamaan polinomial orde kedua

yang dikenal sebagai model Thompson. Persamaan ini menggunakan

formulasi seperti berikut ini :

  .....................................................................(11)

Dimana, MRThompson merupakan rasio kelembaban (moisture ratio) dari

Model Thompson, t adalah waktu pengeringan (jam), a, b dan c adalah

konstanta pengeringan.

Tabel 5. Nilai Konstanta k dan n Pengeringan Lapisan Tipis Persamaan 7 dan 8

Produk Konstanta t Batasan

Jelaik = 0,0462 exp(0,0154T) n = 0,492 + 3,84 × 10-5

(T-123)2

min 50≤T≤150 0,215≤Mi≤0,41

Jagung

k = exp(-7,1735 + 1,2793 ln T + 0,1378v )

n = 0,0811 ln(rh) + 0,78 Mi

h 2,2≤T≤71,1 3≤rh≤83 0.18≤Mi≤0.60

Rumputk = 0,34 × 10-3

exp(0,02028T) n = 1

s T≤200

Lentils k = 0,182626+0,0043T n = (- 0,527)

h 23≤T≤80 5≤rh≤70

Kacang Polong

k = exp(- 0,780523 - 0,144026 T + 0,358 × 10-2T2 + 2,13941 rh + 0,71599 Mi - 0,137131T rh

n = 0,98867-0,019836T- 0,608×10-5T2-1,033613 rh-0,6382401 Mi +0,0499769T rh

h 27≤T≤35 26≤rh≤47 59≤Mi≤0,77

Canola

k = 1,3552-0,00301Mi-0,00751T- 0,5112v

n = 0,5068-0,0015Mi-0,0103T-0,2440v

h 30≤T≤60 0,21≤v≤0,53

13,7≤Mi≤0,25

Padi k = 0,02958-0,4456rh+0,01215T

h 32≤T≤51 19≤rh≤85

37

Page 39: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

n = 0,13365+1,93653rh -1,77431rh 2 + 0,009468T

Beras Tanak

MR = 0,134 exp(-5×105kt )+0,586 exp(-5×104t ) +0,28 exp(-8×103kt )

k = exp(-3590/[T+273])

h 17,3≤T≤40,2 25≤rh≤51

Sorgum

t = A ln MR+B (ln MR)2

A = -25,87+0,3354+0,001075T2

A = 0,054 -0,0017T B = 30,5 exp(-0,018T)

h 26,5≤T≤71 71≤T≤115,5

26,5≤T≤115,5

Kedelai k = 0,033+0,0003T n = 0,3744+0,00916T rh

min 32≤ T≤49 34≤rh≤65

Biji Bunga Matahari

k = 5,66×10-4T 1,271 n = 0,8281-

0,004T+0,000091T Mi

min 27≤T≤93 0,26≤Mi≤0,33

Kenari

k = exp(-0,681+0,011Mi+0,952 ln(Mi )+ 0,000152(1,8T+32)2

n = 1

h 27≤T≤43,2 25≤rh≤76

Gandumk = 139,3

exp(-4426/[T+273]) n = 1

s T≤100

Buncis Putih k = 0,0466-0,0104rh n = 0,400+10,00728rh T

min 32≤T≤49 34≤rh≤65

Sumber :ASAE STANDARDS 1998.

Menurut Nugroho (2012) kesesuaian antara data eksperimen/observasi

dengan thin layer model/prediksi model dievaluasi berdasarkan nilai dari

besarnya Coefficient of Determinat (R2), penurunan chi squere (χ2) dan root

mean square error (RMSE). Model terbaik akan mempunyai nilai R2

terbesar, nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa kesalahan dalam

mempertimbangkan y dapat direduksi dengan menggunakan informasi yang

dimiliki variabel. Model tersebut diangggap sempurna apabila nilai R2 = 1,

dengan kata lain R2 merupakan petunjuk validasi data dimana 0,8<R2<1.dan

mempunyai χ2dan RMSE terkecil. Nilai χ2 dan RMSE dapat di hitung

dengan rumus :

38

Page 40: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

..........................................................................(12)

.................................................................(13)

Dimana MRexp,i adalah moisture ratio dari data eksperimen, MRpre,i adalah

moisture ratio prediksi dari data model matematika pengeringan yang

digunakan, N adalah jumlah data pengamataan dan Z adalah jumlah

konstanta yang ada pada model matematika pengeringan yang digunakan.

Dari tiga penelitian tentang model pengeringan lapisan tipis padi yang

telah dilakukan, model page memiliki nilai kesesuaian yang tinggi/nilai

kecocokan yang besar dengan karakteristik pengeringan padi. Hal ini dilihat

berdasarkan nilai R2, χ2dan RMSE.

39

Page 41: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

III. METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari-Maret 2014 di

Laboratorium Processing Program Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan

Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,

Makassar.

III.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengering Tray

Drier Model EH-TD-300 Eunha Fluid Science, timbangan dijital (ketelitian

0,001 g), desikator, oven, kamera dijital, termometer, anemometer, baskom

volume 1 liter dan tempat penirisan.

Bahan yang digunakan adalah bahan padi ketan varietas setail dan

varietas ciasem yang diperoleh dari desa Sicini, kecamatan Parigi,

kabupaten Gowa. Bahan lainnya yaitu air, plastik kedap udara dan kawat

kasa.

III.3 Parameter Perlakuan dan Pengamatan

Parameter perlakuan dalam penelitian ini mencakup tiga level

perubahan suhu alat pengering yaitu 50, 55 dan 60oC. Sedangkan parameter

pengamatan dalam penelitian ini antara lain:

a. Suhu (Tin, dan Tout) padatermometer alat pengering tray dryer dan

kelembaban relatif (RH) udara pengering.

b. Kadar Air meliputi kadar air basis basah (Kabb, %) dan kadar air basis

kering (Kabk, %). Kadar air ditentukan dengan menghitung berat bahan

dan berat air yang menguap selama pengeringan.

c. Laju Penguapan Air (gH2O/jam). Laju penguapan air ditentukan dengan

selisih berat bahan selama pengeringan terhadap waktu.

d. Moisture ratio (MR). Moisture ratio (MR) ditentukan dengan

menghitung nilai kadar air awal bahan, kadar air pada saat t (waktu) dan

kadar air saat berat bahan konstan.

40

Page 42: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

e. Model Matematika Pengeringan Lapisan Tipis meliputi Model Newton

(MRNewton), Model Henderson and Pabis (MRHenderson and Pabis), Model Page

(MRPage), Model Thompson (MRThompson) dan Model Two-terms

Exponential (MRTwo-terms Exponential).

III.4 Prosedur Penelitian

Prosedur kerja dari penelitian ini meliputi langkah-langkah berikut ini:

III.4.1 Persiapan Bahan

Persiapan bahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan bahan padi ketan varietas setail dan ciasem

2. Menimbang wadah terlebih dahulu sebelum diisi dengan bahan. Cara

ini akan lebih efisien saat penimbangan berat bahan selama proses

pengeringan. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan

digital (ketelitian 0,001 g). Setelah itu mengisi wadah dan meratakan

bahan.

3. Menimbang kembali wadah yang kini telah terisi bahan. Penimbangan

ini dimaksudkan untuk mengetahui berat total sehingga berat bahan

dapat lebih mudah dihitung dengan cara berat total dikurang dengan

berat wadah.

4. Memasukkan bahan ke dalam baskom kemudian menambahkan air

untuk dilakukan perendalam selama 24 jam. Selanjutnya meniriskan

bahan selama 24 jam menggunakan wadah. Setelah ditiriskan timbang

kembali berat bahan sebelum pengeringan dimulai.

III.4.2 Proses Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan setelah bahan selesai dipersiapkan.

Penelitian ini menggunakan 3 level suhu pada satu level Kecepatan aliran

Udara. Suhu pengeringan ditetapkan masing-masing 50, 55 dan 60oC

dengan Kecepatan aliran Udara sebesar 1 m/s. Proses pengeringan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan bahan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

41

Page 43: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

2. Mengatur suhu pengeringan sesuai dengan parameter perlakuan yang

ditentukan (50, 55 dan 60oC).

3. Mendiamkan alat pengering selama 30 menit agar suhu pengeringan

stabil ketika bahan dimasukkan.

4. Memasang termometer pada alat pengering.

5. Mengatur Kecepatan aliran Udara pengeringan 1 m/s. Untuk menguji

bahwa Kecepatan aliran Udara pengering telah sesuai, maka digunakan

anemometer.

6. Memasukkan bahan ke dalam ruang pengering.

7. Setiap selang waktu 15 menit (selama 7 jam), 20 menit (selama 6 jam)

dan 25 menit (hingga berat bahan konstan),bahan dikeluarkan dari alat

pengering kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan

digital.

8. Dalam sehari, pengeringan dilakukan selama interval waktu 8 (delapan)

jam pengeringan untuk menghindari beban yang berlebihan pada alat

pengering. Selama proses pengeringan dihentikan, bahan dimasukkan

ke dalam plastik kedap udara kemudian disimpan di dalam desikator

agar tidak terjadi pertukaran udara antara bahan dengan lingkungan.

9. Setelah berat bahan konstan selama 1 (jam) jam, pengeringan

dihentikan. Bahan tersebut dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam

pada suhu 105oC untuk mendapatkan berat kering bahan.

10. Mengeluarkan bahan dari oven kemudian disimpan di dalam desikator

hingga bahan dingin.

11. Menimbang berat bahan setelah dioven kemudian memasukkan kembali

bahan ke dalam oven selama 1 jam, jika berat bahan konstan setelah

dioven selama 1 jam maka pengovenan bahan dihentikan.

III.4.3 Pengolahan Data

Penelitian yang dilakukan ini menggunakan tiga level suhu pengeringan

dengan satu level Kecepatan aliran Udara. Selama proses pengeringan

berlangsung, data pengeringan yang menjadi acuan dalam pengolahan data

meliputi data pengukuran selama proses pengeringan setiap interval waktu

15, 20 dan 25 menit, selanjutnya dilakukan pengolahan data sebagai berikut:

42

Page 44: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

1. Suhu dan RH Udara Pengering

Suhu Tin dan Tout ditentukan dengan menggunakan termometer.

Sedangkan untuk RH udara pengering ditentukan dengan termometer

bola basah dan bola kering.

2. Kadar Air

Setelah berat kering bahan yaitu berat bahan setelah dimasukkan ke

dalam oven diukur, selanjutnya dilakukan perhitungan persentasi kadar

air basis basah dan kadar air basis kering (Kabb dan Kabk). Perhitungan

dilakukan dengan menggunakan Persamaan 1 untuk Kabb dan

Persamaan 2 untuk Kabk selanjutnya hasil perhitungan tersebut

ditabelkan.

3. Laju Penguapan Air

Berat bahan yang telah dihitung setiap jam kemudian digunakan untuk

menghitung laju penguapan air selama proses pengeringan. Perhitungan

laju penguapan air dilakukan dengan menggunakan Persamaan 6,

selanjutnya hasil perhitungan tersebut ditabelkan.

4. Moisture ratio (MR)

Setelah sebelumnya dilakukan perhitungan untuk menghitung kadar air

bahan, selanjutnya dilakukan perhitungan Moisture ratio (MR) bahan.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Persamaan 5, selanjutnya

hasil perhitungan tersebut ditabelkan.

5. Model Pengeringan Lapisan Tipis

Setiap data perhitungan Moisture ratio sebelumnya kemudian diuji

kesesuaiannya dengan model pengeringan lapisan tipis yang telah

ditentukan yaitu model Newton, Henderson and Pabis, Page, Thompson

dan Two-terms Exponential. Perhitungan nilai MR dari kelima model

diatas dilakukan menggunakan microsoft office excel solver.

III.4.4 Bagan alir

Berikut ini bagan alir dari penelitian yang telah dilaksanakan :

43

Page 45: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 5. Bagan Alir Prosedur Penelitian

44

Ya

Tidak

Bahan disimpan dalam desikator setiap hari setelah dilakukan pengukuran selama 8 jam

Mulai

Persiapan bahan Padi Ketan Varietas Setail dan Ciasem

Penimbangan wadah bahan

Pengisian bahan ke dalam wadah

Penimbangan wadah yang telah berisi bahan

Perendaman bahan selama 24 jam dan penirisan selama 24 jam

Pengeringan dengan tray drier, suhu 50, 55 dan 60°C dengan kecepatan aliran udara 1 m/s

Pengukuran Talat dan Truang setiap interval waktu pengeringan

Pengukuran berat bahan setiap interval waktu pengeringan

Pengukuran TBB dan TBK bahan setiap interval waktu pengeringan

Berat bahan konstan

Bahan dimasukkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 105oC untuk menentukan berat akhir bahan

Pengukuran berat bahan setiap jam hingga berat bahan konstan

Selesai

Page 46: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pola Penurunan Kadar Air

Hasil penelitian pengeringan padi ketan dari dua varietas berbeda pada

kecepatan aliran udara 1,0 m/s menggunakan tiga level perubahan suhu

pengeringan (50, 55 dan 60oC) menunjukkan pola perubahan kadar air

selama proses pengeringan mengalami penurunan. Semakin lama proses

pengeringan maka penurunan kadar air bahan akan semakin jelas terlihat.

Hubungan antara lama proses pengeringan terhadap penurunan kadar air

basis kering dapat diperhatikan pada gambar berikut :

Gambar 6. Pola Penurunan Kadar Air Basis Kering Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 50oC

45

Page 47: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 7. Pola Penurunan Kadar Air Basis Kering Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 55oC.

Gambar 8. Pola Penurunan Kadar Air Basis Kering Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 60oC.

46

Page 48: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 9. Pola Penurunan Kadar Air Basis Kering Ketan Hitam Selama Proses Pengeringan Pada Tiga Level Suhu

Gambar 10. Pola Penurunan Kadar Air Basis Kering Ketan Putih Selama Proses Pengeringan Pada Tiga Level Suhu

47

Page 49: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 6, 7 dan 8 merupakan grafik yang menunjukkan pola

penurunan kadar air basis kering bahan pada tiga level suhu (50, 55 dan 60 oC). Grafik di atas menunjukkan bahwa pengeringan padi ketan pada suhu

50oC membutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama untuk mencapai

kadar air kesetimbangan yaitu 1095 menit (18,25 jam) untuk ketan hitam

dan 1120 menit (18,67 jam) untuk ketan putih dibandingkan dengan

pengeringan padi ketan pada suhu 55oC dan suhu 60oC. Sebaliknya pada

suhu 60oC, pengeringan padi ketan lebih cepat yaitu 845 menit (14,08 jam)

untuk ketan hitam dan 870 menit (14,50 jam) untuk ketan putih

dibandingkan pengeringan pada suhu 50 dan 55oC.

Gambar 8, 9 dan 10 memperlihatkan pola penurunan kadar air basis

kering dari ketan hitam dan ketan putih. Kadar air awal padi ketan pada

suhu pengeringan 50oC sebesar 44,043% dikeringkan hingga kadar air

kesetimbangan sebesar 3,102% untuk ketan hitam dan dari kadar air

44,594% hingga 3,445% untuk ketan putih, pada suhu pengeringan 55ᵒC

ketan hitam dikeringkan dari kadar air 45,116 % hingga 4,383% dan dari

kadar air 45,659% hingga 5,005% untuk ketan putih. Dan pada suhu

pengeringan 60ᵒC ketan hitam dikeringkan dari kadar air 45,683% hingga

4,370% dan dari 46,623% hingga 5,148% untuk ketan putih. Kadar air awal

dan kadar air kesetimbangan ketan hitam dan ketan putih nilainya hampir

sama besar tetapi memilki perbedaan waktu pengeringan akibat perbedaan

suhu pengeringan.

Gambar 9 dan 10 menunjukkan bahwa kenaikan suhu pengering

semakin mempercepat waktu pengeringan bahan untuk mencapai kadar air

kesetimbangan, dimana semakin tinggi suhu udara pengering semakin cepat

pula penurunan kadar air bahan. Pada Gambar 9 dan 10 memperlihatkan

bahwa setiap kenaikan suhu udara pengering penurunan kadar air ketan

hitam dan ketan putih semakin cepat. Hal ini sesuai dengan Sitkey (1986)

yang menyatakan bahwa suhu bahan selama proses pengeringan tidak hanya

dipengaruhi oleh kadar air awal dan kadar air akhir bahan namun suhu udara

pengering akan sangat mempengaruhi suhu bahan. Ketika suhu pengering

lebih tinggi maka akan mempercepat proses pengeringan.

48

Page 50: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

4.2 Pola Penurunan Laju Penguapan Air

Selama proses pengeringan, dikenal adanya laju penguapan air. Laju

penguapan air menjelaskan banyaknya air pada bahan yang mengalami

penguapan selama proses pengeringan. Semakin besar laju penguapan air

maka semakin cepat bahan mencapai berat konstan dan semakin sedikit

waktu yang dibutuhkan. Laju penguapan air dipengaruhi oleh suhu

pengeringan. Semakin tinggi suhu pengeringan maka semakin tinggi pula

laju penguapan air bahan. Hubungan antara suhu pengeringan terhadap lama

proses pengeringan dan laju penguapan air dapat diperhatikan pada gambar

berikut :

Gambar 11. Pola Penurunan Laju Penguapan Air Selama Proses Pengeringan Pada Suhu 50oC

49

Page 51: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 12. Pola Penurunan Laju Penguapan Air Selama Proses Pengeringan Pada Suhu 55oC

Gambar 13. Pola Penurunan Laju Penguapan Air Selama Proses Pengeringan Pada Suhu 60oC

50

Page 52: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 14. Pola Penurunan Laju Penguapan Air Ketan Hitam Selama Proses Pengeringan Pada Tiga Level Suhu

Gambar 15. Pola Penurunan Laju Penguapan Air Ketan Putih Selama Proses Pengeringan Pada Tiga Level Suhu

51

Page 53: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 11, 12 dan 13 menunjukkan perubahan nilai laju penguapan air

untuk tiga level suhu pengeringan. Dari gambar tersebut terlihat bahwa

perubahan laju penguapan air pada padi ketan mengalami peningkatan di

setiap peningkatan suhu pengeringan. Hal ini ditunjukkan pada grafik

dimana pada periode awal pengeringan terjadi penurunan yang besar

kemudian semakin mengalami penurunan hingga bahan mencapai kadar air

kesetimbangan. Kecenderungan bahan mengalami penurunan kadar air lebih

besar selama proses pengeringan dipengaruhi oleh suhu pengeringan yang

besar pula, sehingga mempengaruhi besarnya penurunan laju penguapan air.

Hal ini ditunjukkan pada suhu 60oC selama periode awal pengeringan,

dimana tingkat penurunan laju penguapannya lebih besar dibandingkan

dengan suhu 55 dan 50oC. Sedangkan pada suhu 50oC tingkat penurunan

laju penguapannya lebih kecil dibandingkan suhu 55 dan 60oC.

Laju penguapan ketan hitam lebih besar dari ketan putih sebagaimana

terlihat pada Gambar 11, 12 dan 13 di atas. Laju penguapan air awal pada

suhu 50oC untuk ketan hitam sebesar 8,832 gH2O/jam dan untuk ketan putih

sebesar 6,396 gH2O/jam. Pada suhu 55oC laju penguapan air awal ketan

hitam 10,208 gH2O/jam dan 7,528 gH2O/jam untuk ketan putih. Dan untuk

suhu 60oC laju penguapan wal ketan hitam sebesar 11,378 gH2O/jam dan

10,204 gH2O/jam untuk ketan putih. Laju penguapan air akan semakin kecil

hingga berat bahan konstan.

Pada Gambar 14 dan 15 memperlihatkan bahwa semakin tinggi suhu

pengeringan maka laju penguapan air bahan akan semakin besar. Ketan

hitam dengan suhu pengeringan 60oC memiliki laju penguapan air yang

lebih besar dari ketan hitam dengan suhu pengeringan 50 dan 55oC dan

sebaliknya. Sama halnya dengan ketan hitam, ketan putih pun mengalami

kenaikan laju penguapan air di setiap kenaikan suhu udara pengering.

Meningkatnya laju penguapan air menyebabkan waktu pengeringan lebih

cepat. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Taib, G. et al. (1988) yang

menyatakan bahwa Laju penguapan air bahan dalam pengeringan sangat

ditentukan oleh kenaikan suhu. Semakin besar perbedaan antara suhu media

pemanas dengan bahan yang dikeringkan, semakin besar pula kecepatan

52

Page 54: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

pindah panas ke dalam bahan pangan, sehingga penguapan air dari bahan

akan lebih banyak dan cepat. Makin tinggi suhu udara pengering makin

besar energi panas yang dibawa udara sehingga makin banyak jumlah massa

cairan yang diuapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan.

Besar kecilnya laju penguapan air ketan hitam dan ketan putih

dipengaruhi pula oleh kandungan air dalam bahan tersebut. Kandungan air

bebas ketan hitam lebih banyak dari pada ketan putih, hal inilah yang

menyebabkan ketan hitam memiliki laju penguapan air awal yang lebih

besar dari pada ketan putih, sedangkan ketan putih memliki kandungan air

terikat yang lebih banyak sehingga pada awal pengeringan memiliki laju

penguapan yang lebih kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ismandari,

dkk. (2008) yang menyatakan bahwa perubahan laju penguapan terlihat

fluktuatif selama periode akhir pengeringan namun cenderung terus

mengalami penurunan. Penurunan kadar air yang fluktuatif menjelaskan

bahwa air dalam bahan masih berpotensi untuk mengalami penguapan

selama periode akhir pengeringan. Hal tersebut terjadi sebab selama proses

pengeringan, terutama pengeringan biji-bijian, selain adanya air bebas yang

cenderung lebih mudah menguap selama periode awal pengeringan, adapula

air terikat yaitu air yang sulit untuk bergerak naik ke permukaan bahan

selama pengeringan sehingga laju penguapan air semakin lama semakin

menurun.

4.3 Pola Penurunan Moisture Ratio (MR)

Proses pengeringan yang telah dilakukan tidak hanya menunjukkan

penurunan laju kadar air padi ketan, tetapi juga memperlihatkan terjadinya

penurunan nilai Moisture ratio (MR) selama proses pengeringan

berlangsung untuk masing-masing suhu pengeringan. Kenaikan suhu udara

pengeringan mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencapai setiap

tingkat rasio kelembaban sejak proses transfer panas dalam ruang

pengeringan meningkat. Sedangkan pada suhu tinggi, perpindahan panas

dan massa juga meningkat dan kadar air bahan akan semakin berkurang.

Laju penurunan nilai MR terhadap waktu pengeringan ditunjukkan pada

gambar berikut.

53

Page 55: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 16. Pola Penurunan Moisture ratio (MR) Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 50oC

Gambar 17. Pola Penurunan Moisture ratio (MR) Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 55oC

54

Page 56: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 18. Pola Penurunan Moisture ratio (MR) Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 60oC

Gambar 19. Pola Penurunan Moisture ratio (MR) Ketan Hitam Selama Proses Pengeringan Untuk Tiga Level Suhu

55

Page 57: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 20. Pola Penurunan Moisture ratio (MR) Ketan Putih Selama Proses Pengeringan Untuk Tiga Level Suhu

Berdasarkan Gambar 16, 17 dan 18 di atas, penurunan nilai MR

(Moisture ratio) yang terjadi sejalan dengan penurunan nilai kadar air bahan

selama proses pengeringan. Perubahan nilai MR sangat dipengaruhi oleh

nilai perubahan kadar air basis kering bahan. Bahan dengan kadar air yang

rendah memiliki nilai MR kecil. Pada Gambar 19 dan 20 memperlihatkan

bahwa peningkatan suhu pengeringan memperkecil nilai MR karena kadar

air bahan pada suhu pengeringan yang tinggi cepat mengalami penurunan

sehingga nilai MR juga kecil. Nilai MR diatas, selanjutnya digunakan untuk

menentukan model pengeringan terbaik dari ketan hitam dan ketan putih.

4.4 Model Pengeringan Lapisan Tipis

Ada lima jenis model pengeringan yang akan diuji pada penelitian ini

untuk mendeteksi perilaku MR yang terdapat pada Gambar 16 sampai

Gambar 20 di atas. Kelima model disajikan pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6.Daftar Model Pengeringan Lapisan Tipis yang Diuji

Model Pengeringan Bentuk Eksponensial

Newton MR : exp(-kt)

56

Page 58: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Henderson & Pabis MR : a.exp(-kt)

Page MR : exp(-ktn)

Thompson MR : a + bt + bt2

Two-terms Exponential MR : a.exp(-kt) + (i-a).exp(-kbt)

Sumber : Meisami dkk., 2010.

Pengujian terhadap kelima model di atas dilakukan dalam penelitian ini

karena kelima model tersebut sangat cocok dan menghasilkan hasil

perhitungan yang baik dalam memprediksi proses pengeringan padi pada

model pengeringan lapisan tipis.

Semua model pengeringan di atas membutuhkan aplikasi dari Microsoft

Office Excel Solver dalam penggunaannya. Microsoft Office Excel Solver

digunakan untuk menentukan nilai konstanta k, i, a, b, c dan n model.

Analisis didasarkan pada usaha untuk meminimalkan total kuadrat selisih

dari MR Observasi dan MR Prediksi. Solver akan otomatis mencari dan

menampilkan nilai konstanta yang ada pada model terkait sehingga total

kudrat selisih antara MR Observasi dan MR Prediksi bernilai minimal, nilai

konstanta untuk masing-masing model yang diuji disajikan pada Tabel 7

berikut.

Tabel 7. Hasil Analisa Persaman Matematika Model Pengeringan

T(oC)

Model Pengeringan Ketan K i a B C N R2

50

Newton Hitam 0,273 0,997Putih 0,247 0,998

Henderson & Pabis

Hitam 0,280 1,029 0,997Putih 0,260 1,052 0,997

Page Hitam 0,228 1,121 0,998Putih 0,190 1,167 0,999

Thompson Hitam 0,878 -0,141 0,005 0,977Putih 0,910 -0,139 0,005 0,981

Two-terms Exponential

Hitam 0,268 1,034 1,017 0,355 0,997Putih 0,247 1,054 1,039 0,461 0,996

55 Newton Hitam 0,292 0,995Putih 0,256 0,992

Henderson & Pabis

Hitam 0,296 1,016 0,994Putih 0,270 1,057 0,989

Page Hitam 0,251 1,103 0,996Putih 0,176 1,240 0,996

Thompson Hitam 0,894 -0,161 0,007 0,988

57

Page 59: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Putih 0,950 -0,162 0,007 0,995Two-terms Exponential

Hitam 0,275 1,021 0,997 0,443 0,997Putih 0,242 1,060 1,031 0,616 0,993

60

Newton Hitam 0,329 0,994Putih 0,308 0,994

Henderson & Pabis

Hitam 0,331 1,006 0,994Putih 0,321 1,044 0,992

Page Hitam 0,299 1,073 0,994Putih 0,235 1,196 0,997

Thompson Hitam 0,880 -0,174 0,008 0,985Putih 0,920 -0,178 0,008 0,990

Two-terms Exponential

Hitam 0,309 1,003 0,989 0,675 0,996Putih 0,296 1,054 1,025 0,388 0,994

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa Model Page dengan tiga level suhu

berbeda (50, 55 dan 60oC) dan kecepatan aliran udara 1,0 m/s untuk ketan

hitam dan ketan putih memiliki nilai R2 yang lebih besar dibandingkan

empat persaman lainnya yakni Model Newton, Model Henderson & Pabis,

Model Thompson dan model Two-terms Exponential. Hal ini menunjukkan

bahwa Model Page adalah model terbaik untuk merepresentasikan

pengeringan lapisan tipis padi ketan hitam dan ketan putih karena memiliki

nilai kesesuaian yang besar terhadap karakteristik lapisan tipis padi ketan.

Untuk memastikan bahwa Model Page merupakan model yang terbaik,

berikut ditunjukkan nilai R2 serta hasil perhitungan χ2 dan RMSE pada

Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Nilai R2, χ2 dan RMSE Pengeringan Padi Ketan

T(oC)

Model Pengeringan Ketan χ2 RMSE R2

50

Newton Hitam 1,086×105 0,0033 0,997Putih 2,059×105 0,0045 0,998

Henderson & Pabis

Hitam 8,216×106 0,0028 0,997Putih 8,749×106 0,0029 0,997

Page Hitam 1,351×106 0,0011 0,998Putih 1,466×107 0,0004 0,999

Thompson Hitam 2,117×104 0,0142 0,977Putih 1,655×104 0,0125 0,981

Two-terms Exponential

Hitam 2,658×106 0,0016 0,997Putih 5,103×105 0,0069 0,996

55 Newton Hitam 2,000×105 0,0044 0,995Putih 1,277×104 0,0112 0,992

Henderson & Hitam 1,918×105 0,0043 0,994

58

Page 60: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Pabis Putih 8,758×105 0,0092 0,989

Page Hitam 8,412×106 0,0028 0,996Putih 1,063×105 0,0032 0,996

Thompson Hitam 4,671×105 0,0066 0,988Putih 9,331×106 0,0030 0,995

Two-terms Exponential

Hitam 4,167×106 0,0020 0,997Putih 2,135×105 0,0044 0,993

60

Newton Hitam 1,795×105 0,0042 0,994Putih 5,440×105 0,0073 0,994

Henderson & Pabis

Hitam 1,818×105 0,0042 0,994Putih 4,054×105 0,0062 0,992

Page Hitam 1,221×105 0,0034 0,994Putih 5,721×105 0,0023 0,997

Thompson Hitam 6,584×105 0,0079 0,985Putih 3,932×105 0,0061 0,990

Two-terms Exponential

Hitam 5,371×106 0,0022 0,996Putih 1,181×105 0,0033 0,994

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Pada Tabel 8 tertera nilai R2 (Coefficient of Determinat), χ2 (chi square)

dan RMSE (root mean square error) yang digunakan untuk melihat tingkat

kesesuaian model pengeringan dengan hasil observasi. Untuk nilai R2

mendekati nilai 1, maka tingkat kesesuaian model pengeringan dengan hasil

observasi sangat besar. Untuk nilai χ2 dan RMSE apabila mendekati nilai

nol menunjukkan bahwa model pengeringan mendekati hasil observasi.

Berdasarkan dari ketiga nilai kesesuaian tersebut, maka Model Page adalah

model yang terbaik yang dapat merepresentasikan karakteristik pengeringan

lapisan tipis padi ketan hitam dan ketan putih. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Nugroho (2012) yang menyatakan bahwa kesesuaian antara data

eksperimen/observasi dengan thin layer model/prediksi model dievaluasi

berdasarkan nilai dari besarnya Coefficient of Determinat (R2), penurunan

chi squere (χ2) dan root mean square error (RMSE). Fitting terbaik akan

mempunyai nilai R2 terbesar dan mempunyai χ2 dan RMSE terkecil.

4.5 Hubungan Antara MR Prediksi Model Page dengan MR Hasil Observasi

Nilai MR prediksi dihitung berdasarkan nilai konstanta k dan n pada

Tabel 7 di atas untuk ketan hitam dan ketan putih pada tiga level suhu

(50, 55 dan 60oC). Hasilnya kemudian disajikan dalam bentuk grafik

bersama nilai MR observasi. Grafik tersebut menunjukkan nilai MR

59

Page 61: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

prediksi Model Page dengan MR hasil observasi seperti yang ditunjukkan

dengan nilai ‘slope’ yang mendekati 1. 0 dan R2 yang mendekati 1.0.

Kesesuaian model matematis dengan data yang digunakan dapat

ditunjukkan dengan besarnya nilai R2 atau juga disebut koefisien

determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa kesalahan dalam

mempertimbangkan y dapat direduksi dengan menggunakan informasi yang

dimiliki variabel. Model tersebut diangggap sempurna apabila nilai R2 = 1,

dengan kata lain R2 merupakan petunjuk validasi data dimana 0,8<R2<1.

Gambar 21. Grafik Hubungan MR Model Page Dan MR Hasil Pengamatan Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 50oC

60

Page 62: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 22. Grafik Hubungan MR Model Page Dan MR Hasil Pengamatan Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 55oC

Gambar 23. Grafik Hubungan MR Model Page Dan MR Hasil Pengamatan Selama Proses Pengeringan Untuk Suhu 60oC

61

Page 63: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 21, 22 dan 23 menunjukkan perbedaan nilai MR ketan hitam

dan ketan putih pada pengeringan dengan tiga level suhu (50, 55 dan 60oC).

Analisis regresi untuk mendapatkan nilai koefisien determinasi (R2)

dilakukan untuk mengetahui kedekatan antara nilai prediksi dan observasi.

Dari gambar di atas diketahuai bahwa semakin lama waktu pengeringan

yang dibutuhkan maka semakin besar pula nilai R2. Nilai R2 ketan putih

lebih besar dari ketan hitam karena waktu pengeringannya lebih lama. Pada

suhu 50oC nilai R2 ketan hitam 0,998 dan ketan putih 0,999, pada suhu 55oC

nilai R2 ketan hitam 0,996 dan ketan putih 0,996 dan untuk suhu 60oC nilai

R2 ketan hitam 0,994 dan ketan putih 0,997.

62

Page 64: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada padi ketan hitam dan

ketan putih dapat disimpulkan bahwa :

1. Penurunan kadar air basis kering ketan hitam lebih besar dari ketan

putih sehingga lebih cepat mencapai kadar air kesetimbangan.

2. Laju penguapan air bahan dipengaruhi oleh kenaikan suhu. Padi ketan

hitam memiliki laju penguapan air lebih besar daripada ketan putih di

tiga level suhu.

3. Pola penurunan kadar air basis kering bahan sejalan dengan pola

penurunan nilai MR.

4. Model pengeringan yang paling sesuai dengan karakteristik padi ketan

adalah Model Page untuk kedua varietas yang diteliti. Model Page

menunjukkkan nilai R2 yang lebih besar dan mempunyai χ2 dan RMSE

terkecil pada tiga level suhu dibandingkan dengan empat model

pengeringan lapisan tipis lainnya.

5. Nilai R2 padi ketan putih lebih besar dari pada padi ketan hitam di tiga

level suhu.

5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan perbandingan antara model pengeringan lapisan

tipis menggunakan pengeringan penjemuran matahari langsung dan

pengeringan menggunakan tray drier agar dapat diketahui manakah yang

lebih baik antara kedua cara pengeringan padi tersebut.

63

Page 65: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

DAFTAR PUSTAKA

ASAE STANDARDS. 1998. Thin-Layer Drying of Grains and Crops. Developed by the ASAE Grain and Feed Processing and Storage Committee; approved by the Food and Process Engineering Institute Standards Committee; adopted by ASAE December 1993; reaffirmed for one year December 1998.

Basunia, M. A. and M. A. Rabbani. 2011. Best Fitted Thin-Layer Re-Wetting Model For Medium-Grain Rough Rice. Journal of Stored Products and Postharvest Research Vol. 2 (9), pp. 176 – 183.

BKPPP DIY. 2012. Data Kandungan Gizi Bahan Pangan Dan Olahan. http://bkppp.bantulkab.go.id/documents/. Bantul. Yogyakarta.

Brooker, D. B., F. W. Bakker-arkema and C. W. Hall. 1981. Drying Cereal Grains. Avi Publishing Company Inc. West Port, Connecticut.

Brooker, Donald B, dkk, 1974. Drying Cereal Grains. The AVI Publishing Company, Inc. Wesport.

Dianti, R. Wahyu. 2010. Kajian Karakteristik Fisikokimia Dan Sensori Beras Organik Mentik Susu Dan IR64; Pecah Kulit Dan Giling Selama Penyimpanan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Garavand-Amin Taheri, Shahin Rafiee and Alireza Keyhani. 2011. Mathematical Modeling Of Thin Layer Drying Kinetics of Tomato Influence Of Air Dryer Conditions. Department Of Agricultural Machinery Engineering University Of Tehran, Karaj, Iran. International Transaction Journal Of Engineering, Management, & Applied Science & Technologies Vol. 2, No. 2, Page 147-160.

Grist, D. H. 1975. Rice. 5th ed. Longmans, London.

Harrys, P. M. J. 2010. Uji Lama Pengeringan dan Tebal Tumpukan Pada Pengeringan Ubi Jalar dengan Alat Pengering Surya Tipe Rak. Departemen Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Haryadi. 2008. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Henderson, S. M. and R. L. Perry. 1976. Agricultural Process Engineering. 3rd ed. The AVI Publ. Co., Inc, Wesport, Connecticut, USA.

Ismandari, T., L. Hakim, C. Hidayat, Supriyanto dan Y. Pranoto. 2008. Pengeringan Kacang Tanah (Arachis hypogaeal) Menggunakan Solar Dryer. Prosiding Seminar Nasional Teknik Pertanian. Yogyakarta.

Istadi dan J.P. Sitompul. 2000. Model Heterogen Pengeringan Butiran Jagung dalam Unggun Diam. Mesin, Vol. 15, No. 3, Page 63-68.

Istadi, S. Sumardiono dan D. Soetrisnanto. 2002. Penentuan Konstanta Pengeringan dalam Sistem Pengeringan Lapis Tipis (Thin Layer Dring).

64

Page 66: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Proses Kimia. Inovasi Produk Berkelanjutan, Hotel Sahid Jaya Jakarta.

Kashaninejad, M., A. Mortazavi, A. Safekordi and L.G. Tabil. 2007. Thin Layer Drying Characteristics and Modeling of Pistachio Nuts. Journal of Food Engineering Vol. 78, Page 98-108.

Mahadi. 2007. Model Sistem dan Analisa Pengering Produk Makanan. USU Repository. Universitas Sumatera Utara.

McConnell, Primrose. 1995. The Agricultural Notebook. 19th ed. Edited by R.J Soffe. Blackwell Science Ltd. Great Britain.

Meisami, asl E., S. Rafiee, A. Keyhani and A. Tabatabaeefar. 2010. Determsination of Suitable Thin Layer Drying Curve Model for Apple Slices (variety-Golab). Plant Omics Journal POJ Vol. 3, No. 3, Page 103-108.

Mutiarawati, Tino. 2007. Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian. Workshop Pemandu Lapangan 1 (PL-1) Sekolah Lapangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL-PPHP). Departemen Pertanian.

Nailufar, A. Amalia. dkk.. 2012. Kajian Karakteristik Ketan Hitam (Oryza sativa glutinosa) Pada Beberapa Jenis Pengemas Selama Penyimpanan. Jurnal Teknosains Pangan. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

Nugroho, R. Santiko. 2012. Studi Kinetika Pengeringan Bungan Posella (Hibiscus Sabdariffa) Menggunakan Pengering Rak Udara Resikulasi. Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri. Vol 2, No. 2, Tahun 2012, Halaman 204-210.

Setiyo, Yohanes. 2003. Aplikasi Sistem Kontrol Suhu dan Pola Aliran Udara pada Alat Pengering Tipe Kotak untuk Pengerigan Buah Salak. Pengantar Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Shyamali, A.K. dkk.. 2009. Thin-layer drying of some Sri Lankan paddy varieties under low humid conditions. Centre for Instrument Development. Department of Physics. University of Colombo.

Singh, R. Paul and Dennis R. Heldman, 2009. Introduction to Food Engineering. Academic Press, Elsevier.

Sitkei, György. 1986. Mechanics of Agricultural Materials. Developments in Agricultural Engineering 8. Elsevier Science Publishers. Budapest, Hungary.

Sodha, M. S., N. K. Bansal, A. Kumar, P. K. Bansal, and M.A.S. Malik. 1987a. Solar Crop Drying. Volume I. CRC Press, Inc. Boca Raton, Florida.

_______1987b. Solar Crop Drying. Volume II. CRC Press, Inc. Boca Raton, Florida.

Suprihatno, Bambang. dkk. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

65

Page 67: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Taib, G., Sa’id, E..G., Wiraatmaja, S. 1988. Operasi Pengeringan Pada Pengolahan Hasil Pertanian. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Taufiq, Muchamad. 2004. Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Pengeringan Jagung Pada Pengering Konvensional Dan Fluidized Bed. Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Universitas Sumatra Utara. 2011. Pemanfaatan Ketan Hitam Sebagai Bahan Baku Kosmetik.

Widyotomo, S. dan Sri Mulato. 2005. Penentuan Karakteristik Pengeringan Kopi Robusta Lapis Tebal. Study of Drying Characteristic Robusta Coffe with Thick Layer Drying Method. Buletin Ilmiah INSTIPER Vol. 12, No. 1, Page 15-37.

Winarno, F.G.. 1984. Padi dan Beras. Diktat Tidak Dipublikasikan. Riset Pengembangan Teknologi Pangan. IPB. Bogor

Yadollahinia, A.R., M. Omid and S. Rafiee. 2008. Design and Fabrication of Experimental Dryer for Studying Agricultural Products. Int. J. Agri.Bio., Vol. 10, Page 61-65.

66

Page 68: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

LAMPIRAN

Lampiran 1. Nilai Kelembaban Relatif (RH) Udara Pengering selama Proses Pengeringan Suhu 50, 55 dan 60oC Serta Kecepatan Aliran Udara 1 m/s

Waktu (Jam) RH Suhu 50ᵒC RH Suhu 55ᵒC RH Suhu 60ᵒC0,00 44,39 37,07 37,750,25 44,39 37,07 38,400,50 41,53 34,75 38,400,75 44,39 37,07 38,401,00 37,07 34,75 38,401,25 56,99 35,43 36,091,50 45,05 37,75 38,401,75 42,21 34,75 38,402,00 48,10 34,75 40,862,25 42,21 34,75 35,432,50 41,53 35,43 35,432,75 44,39 33,26 36,093,00 48,10 35,43 36,723,25 45,05 36,09 34,563,50 42,21 33,26 36,723,75 45,05 33,26 36,724,00 42,21 36,09 36,724,25 39,56 33,26 34,564,50 42,21 37,75 31,894,75 42,21 35,43 36,725,00 39,56 33,92 34,565,25 41,53 36,09 34,565,50 42,21 36,09 31,895,75 44,39 36,09 31,896,00 42,21 37,75 31,896,25 42,21 35,43 31,896,50 51,35 37,75 31,896,75 41,53 37,75 31,897,00 50,73 35,43 31,897,33 48,10 37,75 38,407,67 50,73 35,43 38,408,00 42,21 35,43 38,408,33 45,05 37,75 33,928,67 42,21 36,09 36,099,00 44,39 39,02 36,099,33 50,73 33,26 36,09

67

Page 69: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

9,67 50,73 36,09 33,9210,00 44,39 33,92 31,8910,33 50,73 36,09 36,7210,67 45,05 36,09 33,9211,00 42,21 33,92 34,5611,33 45,05 36,09 34,5611,67 44,39 36,09 34,5612,00 42,21 36,09 34,5612,42 47,45 37,07 33,9212,83 50,08 37,07 31,8913,25 57,43 34,75 31,8913,67 50,73 37,07 37,7514,08 50,73 34,75 38,4014,50 44,39 35,43 38,4014,92 50,73 37,75  15,33 45,05 34,75  15,75 42,21 34,75  16,17 45,05    16,58 44,39    17,00 42,21    17,42 47,45    17,83 50,08    18,25 57,43    18,67 58,43    

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

68

Page 70: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Lampiran 2. Nilai Kadar Air Basis Basah dan Basis Kering selama Proses Pengeringan pada Suhu 50oC Dan Kecepatan Aliran Udara 1 m/s

Waktu (Jam)

KABB KABKKetan Hitam Ketan Putih Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 30,576 30,841 44,043 44,5940,25 29,207 29,881 41,257 42,6150,50 28,020 28,917 38,928 40,6810,75 26,806 27,950 36,623 38,7921,00 25,687 26,981 34,566 36,9501,25 24,716 26,039 32,831 35,2071,50 23,751 25,080 31,150 33,4751,75 22,795 24,142 29,526 31,8262,00 21,850 23,187 27,958 30,1862,25 20,934 22,263 26,477 28,6392,50 20,014 21,332 25,022 27,1172,75 19,118 20,396 23,636 25,6223,00 18,213 19,464 22,268 24,1683,25 17,379 18,611 21,035 22,8673,50 16,585 17,812 19,883 21,6723,75 15,823 17,033 18,798 20,5294,00 15,060 16,268 17,730 19,4294,25 14,288 15,520 16,670 18,3724,50 13,549 14,796 15,672 17,3654,75 12,869 14,145 14,770 16,4755,00 12,204 13,512 13,900 15,6235,25 11,539 12,884 13,045 14,7895,50 10,913 12,288 12,250 14,0095,75 10,338 11,731 11,530 13,2906,00 9,760 11,193 10,816 12,6046,25 9,185 10,616 10,114 11,8776,50 8,640 10,045 9,457 11,1676,75 8,091 9,512 8,803 10,5127,00 7,569 8,978 8,189 9,8637,33 7,050 8,442 7,584 9,2207,67 6,609 7,971 7,077 8,6618,00 6,170 7,472 6,576 8,0758,33 5,767 7,077 6,120 7,6168,67 5,405 6,728 5,714 7,2149,00 5,102 6,416 5,376 6,8569,33 4,851 6,102 5,098 6,4989,67 4,645 5,731 4,871 6,080

69

Page 71: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

10,00 4,442 5,395 4,649 5,70210,33 4,250 5,128 4,438 5,40510,67 4,075 4,872 4,248 5,12211,00 3,905 4,710 4,063 4,94311,33 3,736 4,484 3,880 4,69411,67 3,580 4,343 3,713 4,54012,00 3,470 4,147 3,595 4,32712,42 3,375 4,024 3,493 4,19312,83 3,287 3,822 3,398 3,97413,25 3,211 3,715 3,318 3,85913,67 3,156 3,621 3,258 3,75714,08 3,118 3,536 3,218 3,66614,50 3,086 3,478 3,184 3,60414,92 3,060 3,430 3,156 3,55215,33 3,041 3,388 3,136 3,50715,75 3,026 3,361 3,121 3,47716,17 3,018 3,347 3,112 3,46316,58 3,012 3,339 3,106 3,45417,00 3,010 3,334 3,103 3,44917,42 3,009 3,332 3,102 3,44717,83 3,009 3,331 3,102 3,44518,25 3,009 3,331 3,102 3,44518,67   3,331   3,445

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

70

Page 72: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Lampiran 3. Nilai Kadar Air Basis Basah dan Basis Kering selama Proses Pengeringan pada Suhu 55oC Dan Kecepatan Aliran Udara 1 m/s

Waktu (Jam)

KABB KABKKetan Hitam Ketan Putih Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 31,113 31,346 45,166 45,6590,25 28,875 29,736 41,917 43,3130,50 26,979 28,300 39,165 41,2220,75 25,344 26,964 36,792 39,2751,00 23,792 25,713 34,538 37,4541,25 22,485 24,563 32,641 35,7791,50 21,326 23,454 30,959 34,1621,75 20,244 22,410 29,387 32,6432,00 19,234 21,409 27,922 31,1852,25 18,331 20,424 26,610 29,7502,50 17,447 19,548 25,327 28,4742,75 16,577 18,694 24,064 27,2303,00 15,713 17,860 22,810 26,0153,25 14,881 17,038 21,603 24,8173,50 14,053 16,225 20,401 23,6333,75 13,261 15,435 19,251 22,4824,00 12,481 14,663 18,119 21,3584,25 11,710 13,899 17,000 20,2454,50 11,081 13,145 16,085 19,1474,75 10,483 12,417 15,217 18,0865,00 9,921 11,703 14,402 17,0475,25 9,363 11,004 13,592 16,0295,50 8,812 10,339 12,793 15,0605,75 8,272 9,710 12,008 14,1446,00 7,745 9,095 11,243 13,2486,25 7,227 8,503 10,492 12,3856,50 6,714 7,966 9,747 11,6036,75 6,235 7,458 9,052 10,8637,00 5,833 6,982 8,467 10,1697,33 5,453 6,524 7,916 9,5027,67 5,119 6,104 7,431 8,8908,00 4,810 5,702 6,983 8,3068,33 4,539 5,326 6,589 7,7588,67 4,284 4,978 6,219 7,2509,00 4,058 4,662 5,891 6,7909,33 3,850 4,392 5,588 6,398

71

Page 73: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

9,67 3,670 4,172 5,327 6,07710,00 3,514 3,990 5,101 5,81210,33 3,381 3,844 4,909 5,59910,67 3,283 3,743 4,766 5,45211,00 3,202 3,655 4,649 5,32311,33 3,140 3,590 4,558 5,23011,67 3,093 3,537 4,490 5,15312,00 3,067 3,499 4,453 5,09612,42 3,051 3,475 4,428 5,06212,83 3,037 3,455 4,409 5,03313,25 3,030 3,448 4,398 5,02213,67 3,024 3,442 4,390 5,01414,08 3,021 3,439 4,385 5,00914,50 3,019 3,437 4,383 5,00714,92 3,019 3,436 4,383 5,00515,33 3,019 3,436 4,383 5,00515,75   3,436   5,005

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

72

Page 74: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Lampiran 4. Nilai Kadar Air Basis Basah dan Basis Kering selama Proses Pengeringan pada Suhu 60oC Dan Kecepatan aliran Udara 1 m/s

Waktu (Jam)

KABB KABK Ketan Hitam Ketan Putih Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 31,358 31,798 45,683 46,6230,25 28,863 29,632 42,049 43,4470,50 26,674 27,837 38,860 40,8160,75 24,768 26,212 36,083 38,4331,00 23,054 24,922 33,585 36,5421,25 21,500 23,671 31,322 34,7071,50 20,184 22,473 29,404 32,9501,75 19,031 21,304 27,725 31,2372,00 17,987 20,146 26,203 29,5392,25 17,029 19,004 24,808 27,8652,50 16,162 17,894 23,546 26,2372,75 15,324 16,834 22,324 24,6833,00 14,522 15,837 21,156 23,2213,25 13,739 14,902 20,015 21,8493,50 12,978 14,026 18,907 20,5663,75 12,245 13,182 17,839 19,3284,00 11,542 12,366 16,814 18,1324,25 10,858 11,583 15,819 16,9834,50 10,120 10,869 14,743 15,9364,75 9,417 10,188 13,719 14,9385,00 8,717 9,519 12,700 13,9575,25 8,075 8,902 11,764 13,0535,50 7,468 8,311 10,880 12,1855,75 6,915 7,757 10,074 11,3746,00 6,400 7,247 9,324 10,6256,25 5,951 6,762 8,670 9,9146,50 5,526 6,319 8,050 9,2656,75 5,138 5,907 7,485 8,6617,00 4,794 5,541 6,984 8,1247,33 4,517 5,200 6,581 7,6247,67 4,269 4,898 6,219 7,1828,00 4,053 4,626 5,905 6,7828,33 3,847 4,375 5,604 6,4158,67 3,673 4,165 5,351 6,1069,00 3,537 3,984 5,153 5,8419,33 3,412 3,842 4,971 5,633

73

Page 75: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

9,67 3,301 3,755 4,808 5,50610,00 3,206 3,678 4,670 5,39310,33 3,130 3,608 4,560 5,29110,67 3,079 3,569 4,485 5,23211,00 3,045 3,551 4,436 5,20611,33 3,024 3,536 4,406 5,18511,67 3,014 3,527 4,390 5,17112,00 3,007 3,520 4,380 5,16112,42 3,003 3,516 4,375 5,15512,83 3,001 3,513 4,371 5,15113,25 3,000 3,512 4,370 5,14913,67 3,000 3,511 4,370 5,14814,08 3,000 3,511 4,370 5,14814,50   3,511   5,148

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

74

Page 76: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Lampiran 5. Nilai Laju Penguapan Air selama Proses Pengeringan pada Suhu 50, 55 Dan 60oC Serta Kecepatan Aliran Udara 1 m/s

Waktu (Jam)

Suhu 50oC Suhu 55oC

Laju Penguapan Air (gH2O/jam)Ketan Hitam Ketan Putih Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 - - - -0,25 8,832 6,396 10,208 7,5280,50 7,380 6,248 8,644 6,7120,75 7,308 6,104 7,456 6,2481,00 6,520 5,952 7,080 5,8441,25 5,500 5,632 5,960 5,3761,50 5,328 5,596 5,284 5,1881,75 5,148 5,328 4,936 4,8762,00 4,968 5,300 4,604 4,6802,25 4,696 4,996 4,120 4,6042,50 4,612 4,920 4,032 4,0962,75 4,392 4,828 3,968 3,9923,00 4,336 4,700 3,940 3,9003,25 3,908 4,204 3,792 3,8443,50 3,652 3,860 3,776 3,8003,75 3,440 3,692 3,612 3,6924,00 3,384 3,556 3,556 3,6084,25 3,360 3,416 3,516 3,5724,50 3,164 3,252 2,872 3,5244,75 2,860 2,876 2,728 3,4045,00 2,756 2,752 2,560 3,3365,25 2,712 2,696 2,544 3,2685,50 2,520 2,520 2,512 3,1085,75 2,280 2,324 2,464 2,9406,00 2,264 2,216 2,404 2,8766,25 2,224 2,348 2,360 2,7686,50 2,084 2,296 2,340 2,5126,75 2,072 2,116 2,184 2,3727,00 1,948 2,096 1,836 2,2287,33 1,437 1,557 1,299 1,6057,67 1,206 1,356 1,143 1,4738,00 1,191 1,419 1,056 1,4078,33 1,083 1,113 0,927 1,3208,67 0,966 0,975 0,873 1,2219,00 0,804 0,867 0,771 1,1079,33 0,660 0,867 0,714 0,945

75

Page 77: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

9,67 0,540 1,014 0,615 0,77110,00 0,528 0,915 0,534 0,63910,33 0,501 0,720 0,453 0,51310,67 0,453 0,687 0,336 0,35411,00 0,438 0,432 0,276 0,30911,33 0,435 0,603 0,213 0,22511,67 0,399 0,375 0,162 0,18612,00 0,279 0,516 0,087 0,13512,42 0,194 0,259 0,046 0,06712,83 0,180 0,425 0,036 0,05513,25 0,154 0,223 0,022 0,02213,67 0,113 0,197 0,014 0,01414,08 0,077 0,178 0,010 0,01014,50 0,065 0,120 0,005 0,00514,92 0,053 0,101 0,000 0,00215,33 0,038 0,086 0,000 0,00015,75 0,029 0,058   0,00016,17 0,017 0,02916,58 0,012 0,01717,00 0,005 0,01017,42 0,002 0,00517,83 0,000 0,00218,25 0,000 0,00018,67   0,000

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Waktu (Jam)Suhu 60oC

Laju Penguapan air (gH2O/jam)Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 - -0,25 11,376 10,2040,50 9,984 8,4560,75 8,692 7,6561,00 7,820 6,0761,25 7,084 5,8961,50 6,004 5,6441,75 5,256 5,5042,00 4,764 5,4562,25 4,368 5,3802,50 3,952 5,2322,75 3,824 4,9923,00 3,656 4,6963,25 3,572 4,408

76

Page 78: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

3,50 3,468 4,1243,75 3,344 3,9764,00 3,208 3,8444,25 3,116 3,6924,50 3,368 3,3644,75 3,204 3,2085,00 3,192 3,1525,25 2,928 2,9045,50 2,768 2,7885,75 2,524 2,6086,00 2,348 2,4046,25 2,048 2,2846,50 1,940 2,0886,75 1,768 1,9407,00 1,568 1,7247,33 0,948 1,2067,67 0,849 1,0658,00 0,738 0,9638,33 0,705 0,8858,67 0,594 0,7449,00 0,465 0,6399,33 0,429 0,5019,67 0,381 0,30610,00 0,324 0,27310,33 0,258 0,24610,67 0,177 0,14111,00 0,114 0,06311,33 0,072 0,05111,67 0,036 0,03312,00 0,024 0,02412,42 0,010 0,01212,83 0,007 0,00713,25 0,002 0,00513,67 0,000 0,00214,08 0,000 0,00014,50   0,000

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Lampiran 6. Nilai Moisture Ratio selama Proses Pengeringan Suhu 50oC Dan Kecepatan Aliran Udara 1 m/s

77

Page 79: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Waktu (Jam) Moisture Ratio (MR)Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 1,00000 1,000000,25 0,93194 0,951890,50 0,87507 0,904900,75 0,81876 0,858991,00 0,76852 0,814221,25 0,72614 0,771861,50 0,68508 0,729781,75 0,64541 0,689702,00 0,60713 0,649842,25 0,57094 0,612262,50 0,53540 0,575262,75 0,50156 0,538953,00 0,46814 0,503603,25 0,43803 0,471983,50 0,40989 0,442943,75 0,38338 0,415174,00 0,35730 0,388434,25 0,33141 0,362744,50 0,30703 0,338284,75 0,28499 0,316655,00 0,26375 0,295955,25 0,24286 0,275675,50 0,22344 0,256725,75 0,20587 0,239246,00 0,18842 0,222576,25 0,17129 0,204916,50 0,15523 0,187646,75 0,13926 0,171737,00 0,12425 0,155967,33 0,10948 0,140357,67 0,09709 0,126758,00 0,08486 0,112528,33 0,07373 0,101368,67 0,06380 0,091589,00 0,05554 0,082889,33 0,04876 0,074199,67 0,04321 0,0640210,00 0,03779 0,0548510,33 0,03264 0,04762

78

Page 80: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

10,67 0,02799 0,0407411,00 0,02349 0,0364011,33 0,01902 0,0303611,67 0,01492 0,0266012,00 0,01205 0,0214212,42 0,00956 0,0181712,83 0,00724 0,0128513,25 0,00527 0,0100513,67 0,00382 0,0075814,08 0,00284 0,0053614,50 0,00200 0,0038514,92 0,00133 0,0025915,33 0,00083 0,0015015,75 0,00046 0,0007816,17 0,00025 0,0004216,58 0,00009 0,0002117,00 0,00003 0,0000917,42 0,00000 0,0000317,83 0,00000 0,0000018,25 0,00000 0,0000018,67   0,00000

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

79

Page 81: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Lampiran 7. Nilai Moisture Ratio selama Proses Pengeringan Suhu 55oC Dan Kecepatan Aliran Udara 1 m/s

Waktu (Jam) Moisture Ratio (MR)Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 1,00000 1,000000,25 0,92032 0,942300,50 0,85286 0,890850,75 0,79466 0,842971,00 0,73940 0,798171,25 0,69288 0,756971,50 0,65164 0,717201,75 0,61311 0,679832,00 0,57718 0,643962,25 0,54502 0,608672,50 0,51355 0,577282,75 0,48258 0,546683,00 0,45183 0,516793,25 0,42223 0,487323,50 0,39276 0,458203,75 0,36456 0,429904,00 0,33681 0,402244,25 0,30937 0,374874,50 0,28695 0,347864,75 0,26566 0,321765,00 0,24568 0,296205,25 0,22582 0,271155,50 0,20621 0,247335,75 0,18698 0,224796,00 0,16822 0,202756,25 0,14980 0,181536,50 0,13153 0,162286,75 0,11449 0,144107,00 0,10016 0,127027,33 0,08664 0,110627,67 0,07474 0,095568,00 0,06375 0,081188,33 0,05411 0,067698,67 0,04502 0,055229,00 0,03700 0,043909,33 0,02957 0,034259,67 0,02317 0,0263710,00 0,01761 0,01984

80

Page 82: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

10,33 0,01289 0,0145910,67 0,00940 0,0109811,00 0,00653 0,0078211,33 0,00431 0,0055211,67 0,00262 0,0036212,00 0,00172 0,0022412,42 0,00112 0,0013812,83 0,00066 0,0006713,25 0,00037 0,0004013,67 0,00019 0,0002114,08 0,00006 0,0000914,50 0,00000 0,0000314,92 0,00000 0,0000015,33 0,00000 0,0000015,75   0,00000

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Lampiran 8. Nilai Moisture Ratio selama Proses Pengeringan Suhu 60oC Dan Kecepatan Aliran Udara 1 m/s

81

Page 83: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Waktu (Jam) Moisture Ratio (MR)Ketan Hitam Ketan Putih

82

Page 84: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

0,00 1,00000 1,000000,25 0,91204 0,923430,50 0,83484 0,859980,75 0,76763 0,802531,00 0,70716 0,756931,25 0,65239 0,712691,50 0,60596 0,670341,75 0,56532 0,629042,00 0,52849 0,588102,25 0,49471 0,547722,50 0,46415 0,508462,75 0,43458 0,471003,00 0,40632 0,435773,25 0,37870 0,402693,50 0,35188 0,371743,75 0,32602 0,341914,00 0,30122 0,313064,25 0,27712 0,285364,50 0,25108 0,260124,75 0,22631 0,236045,00 0,20163 0,212395,25 0,17899 0,190605,50 0,15758 0,169685,75 0,13807 0,150116,00 0,11991 0,132076,25 0,10408 0,114936,50 0,08908 0,099266,75 0,07541 0,084707,00 0,06328 0,071777,33 0,05351 0,059707,67 0,04475 0,049058,00 0,03715 0,039418,33 0,02988 0,030568,67 0,02375 0,023119,00 0,01896 0,016729,33 0,01454 0,011719,67 0,01061 0,0086410,00 0,00727 0,0059110,33 0,00461 0,0034510,67 0,00278 0,0020411,00 0,00161 0,0014111,33 0,00087 0,00090

83

Page 85: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

11,67 0,00049 0,0005712,00 0,00025 0,0003312,42 0,00012 0,0001812,83 0,00003 0,0000913,25 0,00000 0,0000313,67 0,00000 0,0000014,08 0,00000 0,0000014,50   0,00000

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Lampiran 9. Hasil Solver Nilai Moisture Ratio (MR) Prediksi pada Suhu 50oC dan Kecepatan Aliran Udara 1 m/s

Waktu (Jam)

Model Newton Model Henderson & PabisKetan Hitam Ketan Putih Ketan Hitam Ketan Putih

84

Page 86: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

0,00 1 1 1,0287184 1,0522047520,25 0,934128682 0,940123914 0,959095018 0,9860297720,50 0,872596395 0,883832974 0,894183726 0,924016650,75 0,815117321 0,830912516 0,833665614 0,8659036411,00 0,761424469 0,781160727 0,777243351 0,811445461,25 0,711268435 0,73438788 0,724639731 0,7604122491,50 0,664416246 0,690415609 0,67559631 0,7125886041,75 0,620650273 0,649076225 0,629872135 0,6677726722,00 0,579767221 0,610212081 0,587242559 0,6257752912,25 0,54157719 0,57367497 0,547498142 0,5864191982,50 0,505902787 0,539325559 0,510443616 0,5495382782,75 0,472578304 0,507032855 0,47589693 0,5149768643,00 0,441448948 0,476673713 0,443688355 0,4825890763,25 0,412370124 0,448132357 0,413659647 0,4522382123,50 0,385206761 0,421299945 0,385663274 0,4237961673,75 0,359832684 0,396074154 0,359561688 0,3971428924,00 0,336130031 0,372358784 0,33522665 0,3721658874,25 0,313988703 0,350063397 0,312538601 0,3487597294,50 0,293305853 0,329102971 0,291386073 0,3268256254,75 0,27398541 0,309397574 0,271665143 0,3062709955,00 0,25593763 0,290872058 0,25327892 0,2870090815,25 0,239078681 0,273455778 0,236137071 0,2689585835,50 0,223330253 0,257082316 0,220155378 0,2520433115,75 0,208619195 0,241689234 0,205255321 0,2361918716,00 0,194877174 0,227217828 0,191363697 0,2213373546,25 0,182040358 0,213612914 0,178412254 0,2074170656,50 0,17004912 0,200822609 0,166337361 0,1943722466,75 0,15884776 0,188798137 0,155079693 0,1821478387,00 0,148384249 0,177493644 0,144583941 0,1706922457,33 0,135497124 0,163466817 0,131686189 0,1565309247,67 0,123729243 0,150548491 0,119938993 0,1435444848,00 0,112983398 0,138651064 0,109239717 0,1316354518,33 0,103170826 0,127693857 0,099494881 0,120714448,67 0,094210473 0,117602568 0,090619342 0,1106994819,00 0,086028324 0,108308766 0,082535555 0,1015154039,33 0,078556791 0,099749426 0,075172889 0,0930932739,67 0,071734159 0,091866508 0,068467018 0,08536987810,00 0,065504071 0,084606554 0,06235935 0,07828724610,33 0,059815063 0,077920334 0,056796523 0,07179221910,67 0,054620144 0,071762508 0,051729933 0,06583604511,00 0,049876402 0,066091317 0,047115314 0,0603740211,33 0,045544653 0,060868305 0,042912346 0,055365146

85

Page 87: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

11,67 0,041589114 0,056058053 0,039084308 0,05077182912,00 0,037977113 0,051627942 0,035597754 0,04655959212,42 0,033900007 0,046579338 0,031673628 0,04178227812,83 0,030260607 0,042024428 0,028182078 0,03749514813,25 0,027011922 0,037914935 0,025075421 0,03364790413,67 0,024112005 0,034207301 0,022311226 0,03019541214,08 0,021523415 0,030862231 0,019851743 0,02709716814,50 0,019212727 0,027844268 0,017663382 0,02431682414,92 0,017150108 0,025121427 0,015716255 0,02182176215,33 0,015308925 0,022664848 0,013983771 0,01958270815,75 0,013665406 0,020448493 0,012442266 0,01757339616,17 0,012198331 0,018448872 0,011070691 0,01577025316,58 0,010888755 0,01664479 0,009850311 0,01415212317,00 0,009719772 0,015017126 0,008764459 0,01270002417,42 0,008676288 0,013548628 0,007798307 0,0113969217,83 0,007744828 0,012223732 0,006938659 0,01022752318,25 0,006913367 0,011028395 0,006173775 0,00917811318,67   0,009949948   0,008236379

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Waktu (Jam)

Model Page Model Two-terms ExponentialKetan Hitam Ketan Putih Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 1 1 0,9892652 0,9941307530,25 0,953062465 0,962958732 0,936082027 0,9562774650,50 0,900698176 0,918735648 0,882704387 0,9120228190,75 0,848073704 0,872803243 0,830190967 0,8648953661,00 0,79650566 0,826691306 0,779240658 0,8170890781,25 0,746614777 0,781187006 0,730296321 0,7699433241,50 0,698730769 0,736759902 0,683619638 0,7242516921,75 0,653029105 0,693706677 0,639345049 0,68046062,00 0,609592951 0,652217101 0,597518547 0,6387969352,25 0,568446261 0,612409534 0,558125538 0,5993500082,50 0,529573423 0,574352239 0,521110775 0,5621240962,75 0,492931819 0,53807719 0,48639259 0,5270720583,00 0,45846029 0,503589549 0,453872992 0,4941167773,25 0,426085062 0,470874442 0,423444794 0,4631647663,50 0,395724009 0,439901962 0,394996598 0,4341147563,75 0,367289782 0,410630962 0,368416239 0,4068630444,00 0,340692146 0,383011975 0,343593125 0,3813067824,25 0,315839726 0,356989498 0,320419792 0,3573459414,50 0,292641325 0,332503799 0,29879289 0,3348844294,75 0,271006922 0,30949235 0,278613776 0,3138306875,00 0,250848408 0,287890973 0,259788827 0,294097936

86

Page 88: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

5,25 0,232080142 0,267634759 0,242229555 0,2756042295,50 0,214619343 0,2486588 0,22585259 0,2582723685,75 0,198386371 0,230898774 0,210579577 0,2420297496,00 0,18330491 0,214291406 0,196337004 0,2268081686,25 0,169302081 0,198774831 0,183056007 0,2125436026,50 0,156308488 0,184288874 0,17067214 0,1991759846,75 0,144258226 0,170775264 0,159125147 0,1866489827,00 0,133088847 0,158177789 0,148358722 0,1749097777,33 0,119465026 0,142713165 0,135127325 0,1603978357,67 0,107171784 0,12865951 0,123075434 0,1470898738,00 0,096088328 0,115902139 0,112098091 0,1348860258,33 0,086103435 0,104333592 0,102099612 0,1236946998,67 0,077114928 0,09385353 0,092992788 0,1134318959,00 0,069029136 0,084368564 0,084698156 0,1040205799,33 0,061760345 0,075792018 0,077143313 0,0953901069,67 0,055230264 0,068043654 0,070262301 0,08747569310,00 0,049367487 0,061049366 0,063995033 0,08021792910,33 0,044106987 0,054740858 0,058286777 0,07356233410,67 0,039389625 0,049055313 0,053087677 0,06745894611,00 0,035161685 0,043935055 0,048352322 0,06186194911,33 0,03137443 0,039327225 0,04403935 0,05672932911,67 0,027983695 0,035183447 0,040111087 0,05202255812,00 0,024949496 0,031459521 0,03653322 0,04770630112,42 0,021603371 0,027333926 0,032506283 0,04281104312,83 0,018695026 0,023730597 0,028923221 0,03841809913,25 0,016168984 0,020586446 0,025735108 0,03447592513,67 0,013976499 0,017845508 0,02289841 0,03093826814,08 0,012074787 0,015458222 0,020374391 0,02776361714,50 0,010426346 0,013380771 0,018128587 0,02491472614,92 0,008998335 0,011574468 0,016130331 0,02235816615,33 0,007762024 0,010005214 0,014352336 0,02006394115,75 0,006692306 0,008642985 0,012770324 0,01800513116,17 0,005767261 0,007461388 0,011362692 0,01615758116,58 0,004967765 0,006437244 0,010110218 0,01449961317,00 0,004277151 0,005550225 0,008995801 0,01301177317,42 0,003680904 0,004782522 0,008004223 0,01167660417,83 0,003166394 0,004118551 0,007121943 0,01047843918,25 0,002722637 0,003544688 0,006336914 0,00940322118,67 0,003049036 0,008438334

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Waktu (Jam)Model Thompson

Ketan Hitam Ketan Putih

87

Page 89: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

0,00 0,877840383 0,9095946970,25 0,842932654 0,875129940,50 0,808697046 0,8413027840,75 0,775133559 0,8081132311,00 0,742242194 0,775561281,25 0,71002295 0,7436469321,50 0,678475828 0,7123701861,75 0,647600827 0,6817310432,00 0,617397947 0,6517295022,25 0,587867188 0,6223655632,50 0,559008551 0,5936392272,75 0,530822036 0,5655504933,00 0,503307641 0,5380993613,25 0,476465368 0,5112858323,50 0,450295217 0,4851099063,75 0,424797187 0,4595715824,00 0,399971278 0,434670864,25 0,37581749 0,410407744,50 0,352335824 0,3867822234,75 0,329526279 0,3637943095,00 0,307388856 0,3414439975,25 0,285923553 0,3197312875,50 0,265130373 0,298656185,75 0,245009313 0,2782186756,00 0,225560375 0,2584187726,25 0,206783559 0,2392564726,50 0,188678863 0,2207317746,75 0,171246289 0,2028446797,00 0,154485837 0,1855951867,33 0,133184089 0,1635876887,67 0,113077223 0,1427137068,00 0,09416524 0,1229732398,33 0,076448139 0,1043662878,67 0,059925921 0,0868928519,00 0,044598585 0,070552939,33 0,030466132 0,0553465259,67 0,017528561 0,04127363410,00 0,005785872 0,0283342610,33 -0,004761934 0,016528410,67 -0,014114858 0,00585605611,00 -0,022272899 -0,003682772

88

Page 90: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

11,33 -0,029236058 -0,01208808511,67 -0,035004335 -0,01935988312,00 -0,039577729 -0,02549816512,42 -0,043614168 -0,03157701212,83 -0,045783604 -0,03588474113,25 -0,046086036 -0,03842135313,67 -0,044521464 -0,03918684614,08 -0,041089888 -0,03818122214,50 -0,035791308 -0,0354044814,92 -0,028625725 -0,0308566215,33 -0,019593138 -0,02453764215,75 -0,008693547 -0,01644754616,17 0,004073048 -0,00658633316,58 0,018706647 0,00504599817,00 0,035207249 0,01844944717,42 0,053574855 0,03362401417,83 0,073809465 0,05056969818,25 0,095911078 0,06928650118,67 0,089774421

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Lampiran 10. Hasil Solver Nilai Moisture Ratio (MR) Prediksi pada Suhu 55oC dan Kecepatan Aliran Udara 1 m/s

Waktu (Jam)

Model Newton Model Henderson & PabisKetan Hitam Ketan Putih Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 1 1 1,015576472 1,0572440130,25 0,929685751 0,938075792 0,943114051 0,9882733620,50 0,864315596 0,879986191 0,875821897 0,9238020980,75 0,803541894 0,825493743 0,813331108 0,8635366981,00 0,747041449 0,774375696 0,755299101 0,807202789

89

Page 91: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

1,25 0,694513791 0,726423094 0,701407736 0,7545438931,50 0,645679575 0,681439919 0,651361576 0,7053202671,75 0,600279101 0,639242291 0,60488626 0,6593078062,00 0,558070926 0,599657719 0,561727006 0,6162970272,25 0,518830588 0,562524389 0,521647209 0,576092112,50 0,482349405 0,527690512 0,484427147 0,5385100122,75 0,448433369 0,495013694 0,449862774 0,5033796293,00 0,416902114 0,464360363 0,417764604 0,4705410223,25 0,387587955 0,435605215 0,387956672 0,4398446833,50 0,360334999 0,408630707 0,360275566 0,4111508583,75 0,334998314 0,383326574 0,334569535 0,3843289114,00 0,311443159 0,359589379 0,310697656 0,3592567284,25 0,289544267 0,337322092 0,28852906 0,3358201614,50 0,269185179 0,316433688 0,267942216 0,3139125074,75 0,250257626 0,296838783 0,248824265 0,2934340275,00 0,232660949 0,278457276 0,231070399 0,2742914875,25 0,216301569 0,26121403 0,214583289 0,2563977355,50 0,201092487 0,245038558 0,199272552 0,2396713045,75 0,186952819 0,229864739 0,185054251 0,2240360436,00 0,173807372 0,215630547 0,171850441 0,2094207686,25 0,161586237 0,202277796 0,159588736 0,1957589396,50 0,150224422 0,189751904 0,148201916 0,1829883576,75 0,139661505 0,178001667 0,137627558 0,171050887,00 0,129841311 0,166979055 0,12780769 0,1598921597,33 0,117813337 0,153336626 0,1157957 0,1461379377,67 0,106899586 0,140808803 0,104912655 0,1335668798,00 0,096996841 0,129304522 0,095052452 0,1220772078,33 0,088011446 0,118740157 0,086118959 0,1115758988,67 0,079858422 0,109038915 0,078025079 0,1019779329,00 0,072460661 0,100130279 0,070691901 0,09320569,33 0,065748198 0,091949491 0,064047931 0,085187889,67 0,059657551 0,084437086 0,058028394 0,0778598610,00 0,054131117 0,077538455 0,052574602 0,07116220910,33 0,049116629 0,071203451 0,047633385 0,06504070410,67 0,044566664 0,065386027 0,043156567 0,05944578111,00 0,040438188 0,060043895 0,039100502 0,05433214411,33 0,036692158 0,055138222 0,035425646 0,04965839211,67 0,033293145 0,05063335 0,032096171 0,04538668412,00 0,030209003 0,046496533 0,029079616 0,04148243712,42 0,026752437 0,041797514 0,02570443 0,03707097612,83 0,023691377 0,037573386 0,022720992 0,03312865313,25 0,020980569 0,033776155 0,020083833 0,029605577

90

Page 92: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

13,67 0,018579936 0,030362679 0,017752761 0,02645716414,08 0,016453988 0,027294175 0,015692249 0,0236435714,50 0,014571294 0,024535779 0,013870896 0,02112918814,92 0,012904022 0,022056151 0,012260941 0,01888219915,33 0,011427522 0,019827119 0,01083785 0,01687416615,75   0,017823357   0,015079679

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Waktu (Jam)

Model Page Model Two-terms ExponentialKetan Hitam Ketan Putih Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 1 1 0,982014945 0,9854853560,25 0,946989719 0,968854001 0,922471083 0,9464592650,50 0,889582973 0,927991683 0,864696422 0,902879620,75 0,832772555 0,883775756 0,809148826 0,8570385681,00 0,777760208 0,83819216 0,756115884 0,8105180651,25 0,725073859 0,792336524 0,705759474 0,7643937641,50 0,674963178 0,746908476 0,658149521 0,7193813211,75 0,627532943 0,70238392 0,613289493 0,675941332,00 0,582803297 0,659095159 0,571135629 0,6343545192,25 0,540741798 0,617274921 0,531611373 0,5947755832,50 0,501282318 0,577083385 0,49461818 0,557271682,75 0,464337019 0,538626138 0,460043548 0,5218499063,00 0,429804313 0,501966826 0,427766963 0,4884768573,25 0,397574347 0,467136447 0,397664244 0,4570925263,50 0,36753287 0,43414043 0,369610698 0,4276201233,75 0,339563998 0,402964133 0,343483365 0,3999729924,00 0,31355222 0,373577221 0,319162579 0,3740594284,25 0,289383835 0,345937182 0,296533026 0,3497860184,50 0,266947995 0,319992186 0,275484421 0,3270599164,75 0,246137435 0,295683423 0,255911898 0,3057903515,00 0,22684898 0,272947029 0,237716206 0,2858896215,25 0,208983876 0,251715667 0,220803744 0,2672736845,50 0,192447983 0,231919832 0,2050865 0,2498625085,75 0,177151877 0,213488923 0,190481903 0,2335802166,00 0,16301086 0,196352119 0,176912636 0,218355126,25 0,149944921 0,180439095 0,164306412 0,2041196556,50 0,13787865 0,165680597 0,152595726 0,1908102746,75 0,12674111 0,152008904 0,141717607 0,1783672887,00 0,116465699 0,139358188 0,131613358 0,1667346997,33 0,103998903 0,123969072 0,119250871 0,1523949547,67 0,092817203 0,1101379 0,108048109 0,139287645

91

Page 93: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

8,00 0,082795402 0,097728524 0,097896727 0,1273071468,33 0,073819366 0,086613215 0,088698365 0,1163567778,67 0,065785236 0,076672778 0,080363773 0,1063480869,00 0,058598665 0,067796507 0,072811991 0,0972001739,33 0,052174077 0,059882015 0,065969601 0,0888390589,67 0,046433966 0,052834971 0,059770041 0,08119710410,00 0,041308222 0,046568767 0,05415297 0,07421247310,33 0,036733502 0,041004139 0,049063695 0,06782864110,67 0,032652645 0,036068758 0,044452649 0,06199393711,00 0,029014116 0,031696803 0,040274912 0,05666113111,33 0,025771504 0,027828526 0,036489777 0,05178705411,67 0,022883049 0,024409821 0,033060357 0,04733224812,00 0,020311206 0,021391803 0,029953231 0,0432606512,42 0,017490595 0,018116019 0,026476686 0,03866009212,83 0,01505388 0,015321262 0,02340364 0,0345487813,25 0,012950121 0,012940682 0,020687264 0,03087468513,67 0,011134915 0,010916019 0,018286164 0,02759131114,08 0,009569594 0,009196633 0,016163748 0,02465710814,50 0,008220516 0,007738613 0,014287674 0,02203494414,92 0,007058443 0,006503972 0,012629348 0,01969163415,33 0,00605798 0,005459924 0,011163498 0,01759752315,75 0,004578228 0,982014945 0,015726111

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Waktu (Jam)Model Thompson

Ketan Hitam Ketan Putih0,00 0,893992155 0,9497726420,25 0,854231537 0,9097613290,50 0,815344921 0,8705857050,75 0,777332309 0,832245771,00 0,7401937 0,7947415251,25 0,703929094 0,7580729681,50 0,668538492 0,7222401021,75 0,634021893 0,6872429252,00 0,600379297 0,6530814372,25 0,567610704 0,6197556382,50 0,535716114 0,5872655292,75 0,504695527 0,5556111093,00 0,474548944 0,5247923793,25 0,445276364 0,4948093383,50 0,416877787 0,465661986

92

Page 94: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

3,75 0,389353214 0,4373503244,00 0,362702643 0,4098743514,25 0,336926076 0,3832340674,50 0,312023512 0,3574294734,75 0,287994951 0,3324605685,00 0,264840394 0,3083273535,25 0,242559839 0,2850298275,50 0,221153288 0,262567995,75 0,20062074 0,2409418436,00 0,180962195 0,2201513856,25 0,162177654 0,2001966166,50 0,144267116 0,1810775376,75 0,12723058 0,1627941477,00 0,111068049 0,1453464477,33 0,090877567 0,1233828077,67 0,072240868 0,1029048388,00 0,055157953 0,0839125398,33 0,039628822 0,0664059098,67 0,025653474 0,050384959,00 0,013231909 0,035849669,33 0,002364128 0,0228000419,67 -0,006949869 0,01123609210,00 -0,014710083 0,00115781210,33 -0,020916514 -0,00743479710,67 -0,025569161 -0,01454173611,00 -0,028668025 -0,02016300611,33 -0,030213105 -0,02429860511,67 -0,030204401 -0,02694853512,00 -0,028641915 -0,02811279412,42 -0,024503798 -0,02747889512,83 -0,017937895 -0,02452363613,25 -0,008944205 -0,01924701813,67 0,002477272 -0,01164904114,08 0,016326535 -0,00172970414,50 0,032603586 0,01051099214,92 0,051308422 0,02507304715,33 0,072441046 0,04195646215,75 0,061161236

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

93

Page 95: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Lampiran 11. Hasil Solver Nilai Moisture Ratio (MR) Prediksi pada Suhu 60oC dan Kecepatan Aliran Udara 1 m/s

Waktu (Jam)

Model Newton Model Henderson & PabisKetan Hitam Ketan Putih Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 1 1 1,005925617 1,0444379970,25 0,921004776 0,925952296 0,926021362 0,9639522650,50 0,848249797 0,857387654 0,852464187 0,8896688670,75 0,781242114 0,793900066 0,78474992 0,8211098421,00 0,719527718 0,735113589 0,722414438 0,7578340651,25 0,662688464 0,680680115 0,665030486 0,699434399

94

Page 96: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

1,50 0,61033924 0,630277315 0,612204745 0,6455350871,75 0,562125355 0,583606727 0,563575142 0,5957893252,00 0,517720136 0,540391989 0,518808361 0,5498770352,25 0,476822718 0,500377202 0,477597564 0,5075028062,50 0,439156 0,463325419 0,439660289 0,4683939882,75 0,404464774 0,429017236 0,404736506 0,4322989473,00 0,372513988 0,397249494 0,372586843 0,3989854353,25 0,343087162 0,367834081 0,342990943 0,3682391063,50 0,315984915 0,340596812 0,315745951 0,3398621283,75 0,291023615 0,3153764 0,290665125 0,3136719164,00 0,26803414 0,292023501 0,267576559 0,2894999564,25 0,246860723 0,270399831 0,246322 0,2671907184,50 0,227359904 0,250377345 0,226755766 0,2466006584,75 0,209399558 0,231837477 0,208743747 0,2275972955,00 0,192857993 0,214670444 0,192162488 0,2100583565,25 0,177623132 0,19877459 0,176898337 0,1938709895,50 0,163591753 0,184055788 0,162846672 0,1789310425,75 0,150668786 0,17042688 0,149911181 0,1651423876,00 0,138766671 0,157807161 0,138003202 0,1524163026,25 0,127804767 0,146121903 0,127041116 0,1406709076,50 0,117708801 0,135301911 0,116949787 0,1298306266,75 0,108410368 0,125283115 0,107660049 0,1198257117,00 0,099846466 0,116006188 0,099108228 0,1105917887,33 0,089470914 0,104696615 0,088753038 0,0993771877,67 0,080173538 0,094489625 0,079479796 0,0892998078,00 0,0718423 0,085277725 0,071175456 0,0802443278,33 0,064376803 0,076963904 0,063738784 0,0721071228,67 0,057687083 0,069460607 0,057079123 0,0647950739,00 0,051692526 0,062688815 0,051115288 0,0582245049,33 0,046320894 0,056577212 0,045774575 0,0523202279,67 0,041507455 0,051061436 0,04099188 0,04701467510,00 0,037194205 0,0460834 0,036708899 0,04224713510,33 0,033329167 0,041590677 0,032873419 0,03796304910,67 0,029865765 0,037535956 0,029438684 0,03411339211,00 0,026762262 0,033876533 0,026362823 0,03065411111,33 0,02398126 0,030573872 0,023608338 0,02754561911,67 0,021489245 0,027593191 0,021141653 0,02475234612,00 0,019256189 0,0249031 0,018932696 0,02224232512,42 0,016788304 0,021906236 0,016493178 0,01945964712,83 0,014636704 0,019270018 0,014367998 0,01702510213,25 0,012760854 0,016951045 0,012516651 0,01489513713,67 0,011125415 0,014911139 0,010903854 0,013031646

95

Page 97: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

14,08 0,009699575 0,013116718 0,00949887 0,01140129214,50   0,011538239   0,009974906

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Waktu (Jam)

Model Page Model Two-terms ExponentialKetan Hitam Ketan Putih Ketan Hitam Ketan Putih

0,00 1 1 0,982163982 0,9839144120,25 0,934727796 0,956297641 0,911476659 0,9321692080,50 0,867651879 0,90268606 0,844782983 0,8768981930,75 0,803075578 0,846812421 0,782124759 0,8207255361,00 0,741872557 0,790915399 0,723460933 0,7653360111,25 0,68432958 0,736153582 0,668691794 0,711778441,50 0,630500284 0,68320809 0,617677355 0,6606733241,75 0,580323709 0,632493875 0,57025123 0,6123547582,00 0,533677331 0,584258841 0,526231042 0,5669672782,25 0,490404805 0,5386387 0,485426167 0,5245318022,50 0,450331938 0,495690753 0,447643424 0,4849904012,75 0,413276472 0,455416287 0,412691197 0,4482365773,00 0,379054301 0,417776198 0,380382368 0,4141356193,25 0,34748351 0,382702315 0,350536332 0,3825381853,50 0,318387008 0,350105812 0,322980329 0,3532892633,75 0,291594228 0,319883572 0,297550264 0,3262339824,00 0,26694219 0,291923072 0,274091134 0,3012212994,25 0,244276115 0,266106143 0,252457183 0,2781062384,50 0,223449729 0,242311882 0,232511845 0,2567511624,75 0,204325338 0,220418902 0,214127542 0,2370264085,00 0,186773753 0,200307053 0,197185382 0,2188104875,25 0,170674094 0,181858744 0,18157479 0,2019900255,50 0,155913525 0,164959918 0,167193098 0,1864595245,75 0,14238693 0,149500773 0,153945107 0,1721210176,00 0,12999656 0,135376264 0,141742649 0,1588836796,25 0,11865166 0,122486439 0,130504145 0,1466633946,50 0,108268084 0,110736633 0,120154173 0,1353823316,75 0,098767915 0,100037554 0,110623049 0,1249685187,00 0,09007908 0,090305286 0,10184643 0,115355437,33 0,079641686 0,07869774 0,091215971 0,1036779937,67 0,070385008 0,068497759 0,081693601 0,0931824328,00 0,062179932 0,059548971 0,073164239 0,0837492198,33 0,054910735 0,051709857 0,065524635 0,0752708818,67 0,048473821 0,044852815 0,058682191 0,0676507959,00 0,04277656 0,038863182 0,052553881 0,060802101

96

Page 98: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

9,33 0,037736209 0,03363824 0,047065283 0,0546467229,67 0,03327893 0,029086235 0,0421497 0,04911447910,00 0,029338886 0,025125422 0,037747365 0,04414229410,33 0,025857427 0,021683149 0,033804731 0,03967347210,67 0,022782344 0,018694993 0,030273822 0,03565705711,00 0,020067193 0,016103953 0,027111665 0,03204724911,33 0,017670689 0,013859691 0,024279763 0,02880288611,67 0,015556157 0,011917843 0,021743636 0,02588697112,00 0,013691034 0,010239376 0,019472398 0,02326625412,42 0,01166666 0,008459855 0,016963993 0,02036024512,83 0,009937734 0,006980798 0,014778702 0,01781720313,25 0,008461822 0,005753262 0,01287491 0,01559179313,67 0,007202459 0,004735914 0,011216358 0,01364434214,08 0,006128337 0,003893918 0,009771458 0,01194013114,50 0,003197975 0,010448781

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.

Waktu (Jam)

Model ThompsonKetan Hitam Ketan Putih

0,00 0,879837379 0,9198204470,25 0,836791172 0,8757908420,50 0,794785172 0,8327978780,75 0,753819378 0,7908415541,00 0,713893792 0,749921871,25 0,675008413 0,7100388271,50 0,637163242 0,6711924241,75 0,600358277 0,6333826622,00 0,564593519 0,596609542,25 0,529868968 0,5608730582,50 0,496184625 0,5261732172,75 0,463540488 0,4925100163,00 0,431936559 0,4598834553,25 0,401372837 0,4282935353,50 0,371849321 0,3977402553,75 0,343366013 0,3682236164,00 0,315922912 0,3397436174,25 0,289520018 0,3123002584,50 0,264157331 0,285893544,75 0,239834851 0,2605234625,00 0,216552578 0,2361900245,25 0,194310513 0,212893227

97

Page 99: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

5,50 0,173108654 0,190633075,75 0,152947003 0,1694095536,00 0,133825558 0,1492226776,25 0,115744321 0,1300724426,50 0,098703291 0,1119588466,75 0,082702467 0,0948818917,00 0,067741851 0,0788415777,33 0,049412463 0,0590670427,67 0,032932332 0,0411354248,00 0,018301458 0,0250467228,33 0,005519841 0,0108009368,67 -0,00541252 -0,0016019349,00 -0,014495623 -0,0121618879,33 -0,021729469 -0,0208789249,67 -0,027114058 -0,02775304510,00 -0,03064939 -0,0327842510,33 -0,032335465 -0,03597253810,67 -0,032172282 -0,03731791111,00 -0,030159843 -0,03682036711,33 -0,026298147 -0,03447990711,67 -0,020587194 -0,0302965312,00 -0,013026984 -0,02427023812,42 -0,000976203 -0,01414577112,83 0,013964041 -0,00114174813,25 0,03179375 0,01474183213,67 0,052512923 0,03350496814,08 0,07612156 0,05514766114,50 0,079669911

Sumber : Data primer setelah diolah, 2014.Lampiran 12. Foto Kegiatan Selama Penelitian

98

Page 100: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 24. Persiapan Sampel Ketan Hitam (Kiri) Dan Ketan Putih (Kanan) Sebelum Pengeringan

Gambar 25. Pengukuran Kecepatan Aliran Udara Alat Pengering Tray Drier Model EH-TD-300 Eunha Fluid Science menggunakan Anemometer

99

Page 101: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 26. Pengeringan Sampel Ketan Hitam Dan Ketan Putih Secara Bersamaan menggunakan Alat Pengering Tray Drier Model EH-TD-300 Eunha Fluid Science

Gambar 27. Penimbangan Berat Sampel Menggunakan Timbangan Digital Dengan Ketelitian 0.001 g

100

Page 102: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 28. Penyimpanan Sampel Di Dalam Desikator Selama Pengeringan Tidak Dilakukan

Gambar 29. Pengovenan Sampel Ketan Hitam Dan Ketan Putih Secara Bersamaan

101

Page 103: MODEL PENGERINGAN LAPISAN TIPIS PADI KETAN - Copy.doc

Gambar 30. Gabah dan Beras Pecah Kulit Padi Ketan Hitam

Gambar 31. Gabah dan Beras Pecah Kulit Padi Ketan Putih

102