Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Modifikasi Kriptografi One Time Pad (OTP)
Menggunakan Padding Dinamis dalam Pengamanan
Data File
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Arie Eko Tinikar (672009015)
M. A. Ineke Pakereng, M.Kom.
Alz Danny Wowor, S.Si., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2014
ii
Modifikasi Kriptografi One Time Pad (OTP)
Menggunakan Padding Dinamis dalam Pengamanan
Data File
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Arie Eko Tinikar (672009015)
M. A. Ineke Pakereng, M.Kom.
Alz Danny Wowor, S.Si., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2014
iii
iv
v
vi
vii
viii
_______________________________________________________________________________________________________________________________
1)Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga. 2)Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. 3)Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Modifikasi Kriptografi One Time Pad (OTP)
Menggunakan Padding Dinamis dalam Pengamanan
Data File
1) Arie Eko T
2)M. A. Ineke Pakereng
3)Alz Danny Wowor
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)
Abstract
Properties of symmetric cryptography One Time Pad (OTP), which requires the
number of characters key must be a plaintext character along its own weaknesses in
its application to relatively large files. Application of padding is needed as one of the
solutions that can be used in a symmetric cryptographic processing relatively large
files. In this study has developed a padding character that maximize the use of the
American Standard Code for Information Interchange (ASCII) as the key generated
from the key input is done.
Keywords : Information Security, One Time Pad(OTP), Modified Padding, American
Standard Code for Information Interchange (ASCII)
Abstrak
Sifat kriptografi simetris One Time Pad(OTP) yang mewajibkan jumlah karakter key
harus sepanjang karakter plaintext menjadi suatu kelemahan tersendiri dalam
penerapannya pada file yang relatif besar. Penerapan padding diperlukan sebagai salah
satu solusi agar kriptografi simetris dapat digunakan dalam pemrosesan file yang
relatif besar. Dalam penelitian ini telah dikembangkan sebuah padding yang
memaksimalkan penggunaan karakter American Standard Code for Information
Interchange (ASCII) sebagai key yang dibangkitkan dari inputan key yang dilakukan.
Kata Kunci : Keamanan Informasi, One Time Pad(OTP), Modifikasi Padding,
American Standard Code for Information Interchange (ASCII)
2
Pendahuluan
Sifat kriptografi simetris One Time Pad(OTP) yang mewajibkan jumlah
karakter key harus sepanjang karakter plaintext menjadi suatu kekurangan
tersendiri dalam penerapannya pada file yang relatif besar. Penerapan padding
diperlukan sebagai salah satu solusi agar kriptografi simetris dapat digunakan
dalam pemrosesan file yang relatif besar. Dalam penelitian ini telah
dikembangkan sebuah padding yang memaksimalkan penggunaan karakter
American Standard Code for Information Interchange (ASCII) sebagai key
yang dibangkitkan dari inputan key yang dilakukan.
Algoritma OTP sendiri merupakan salah satu kriptografi klasik bersifat
simetris yang difungsikan dalam pengamanan informasi dalam berbentuk teks.
Penggunaan OTP biasa digunakan untuk mengamankan pesan singkat rahasia
yang terdiri hanya beberapa kata atau karakter dengan panjang kunci yang
digunakan sama panjang dengan panjang karakter yang akan dienkripsi.
Keterbatasan yang diakibatkan sifat OTP yang simetris membuatnya sulit
digunakan dalam pengamanan file dalam jumlah besar. Salah satu cara untuk
membantu penggunaan OTP dalam pengamanan file yang besar dengan hanya
menginputkan beberapa karakter sebagai key adalah mengaplikasikan padding
untuk menyamakan panjang karakter key dengan file yang akan dienkripsi.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan modifikasi implementasi padding
pada algoritma OTP untuk memperpanjang kunci dengan cara mengundi
pengulangan keluaran karakter key dengan melakukan modulus sejumlah key
pada file text [1]. Hasil penelitian ini menghasilkan padding dengan karakter
key yang akan dikeluarkan berulang secara acak sesuai hasil undian dari hasil
modulus pada urutan karakter file yang akan dienkripsi. Pada modifikasi
tersebut jenis karakter yang digunakan hanya sesuai yang diinputkan, sehingga
pada modifikasi tersebut dilakukan pemanjangan kunci sesuai panjang file
dengan keterbatasan macam karakter hanya sebanyak yang telah diinputkan.
Penelitian ini akan dilakukan teknik untuk mengembangkan bagaimana
sebuah padding yang dilakukan bukan hanya menggandakan key dan merubah
polanya, namun juga melibatkan karakter yang terdapat pada American
Standard Code for Information Interchange (ASCII) dengan pola mengunakan
key yang telah diinputkan. Maka key yang dihasilkan dapat menggunakan
beragam karakter yang terdapat pada ASCII dengan menggunakan karakter key
yang diinputkan sebagai awalan dan urutan dari ASCII yang akan dikeluarkan.
1. Tinjauan Pustaka
Penelitian dengan judul “Combining Advanced Encryption Standard
(AES) and One Time Pad (OTP) Encryption for Data Security”, membahas
bagaimana menciptakan algoritma baru dalam kriptografi dengan
menggabungkan algoritma OTP dan AES menjadi satu proses dalam
melakukan enkripsi dan dekripsi supaya tidak mudah dideteksi oleh orang.
Hasil dari penelitian terdahulu menyebutkan bahwa algoritma One Time Pad
3
dapat digabungkan ke dalam algoritma Advanced Encryption Standard (AES)
dalam melakukan enkripsi dan dekripsi, dengan memasukkan OTP ke dalam
AES menghasilkan kriptografi baru dengan nama kriptografi OTP AES. Pada
kriptografi OTP AES, panjang kunci tidak mempengaruhi lama waktu enkripsi
dan dekripsi, ukuran file sebelum dan sesudah enkripsi tidak berubah atau
sama, serta spesifikasi komputer mempengaruhi lama waktu proses enkripsi
dan dekripsi [2].
Penelitian yang lain dengan judul “Implementasi Modifikasi Kriptografi
One Time Pad (OTP) untuk Pengamanan Data File”, membahas modifikasi
algoritma OTP pada penyamaan panjang kunci dengan memberikan undian
urutan keluar pada tiap karakter kunci. Undian tersebut adalah hasil dari
modulo urutan karakter pada plainteks, membuat karakter kunci dikeluarkan
dengan urutan pengulangan karakter secara acak [1]. Berdasarkan penelitian
terdahulu maka dilakukan penelitian untuk memodifikasi OTP dengan
melakukan implementasi padding yang berfungsi untuk menambahkan
karakter key dengan ASCII menggunakan karakter key yang ada sebagai
awalan. Pada tabel 1 dapat dilihat apa yang telah dikembangkan pada
penelitian sebelumnya dan yang telah dikembangkan lagi pada penelitian ini.
Tabel 1 Modifikasi yang Dilakukan
Penelitian Sebelumnya Penelitian ini
Farian karakter key terbatas pada
inputan.
Farian karakter key lebih maksimal
dengan memanfaatkan ASCII.
Key yang digunakan hasil dari
pengundian inputan karakter key.
Karakter key inputan menjadi pola
awalan ASCII yang kemudian
berfungsi sebagai key.
Padding dapat diartikan sebagai bantalan atau lapisan, berfungsi sebagai
sisipan atau mengisi ruang kosong. Dalam penyimpanan, pengiriman atau
pemrosesan file disisipkan beberapa blok data untuk memenuhi ukuran
minimum, untuk memaksa bidang-bidang tertentu dari data kontrol atau data
pengguna ke posisi ukuran tertentu, atau untuk mencegah dari penduplikasian
pola bit yang memiliki arti kontrol tertentu [3].
Kriptografi secara umum merupakan ilmu dan seni untuk menjaga
kerahasiaan berita [4]. Kriptografi (cryptography) berasal dari Bahasa Yunani
dan terdiri dari dua suku kata, yaitu cryptos yang artinya rahasia (secret) dan
writting yang artinya tulisan. Kriptografi kadang diartikan sebagai ilmu dan
seni untuk menjaga keamanan pesan. Pengertian yang lain, kriptografi
merupakan ilmu yang mempelajari teknik-teknik matematika yang
berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas
data, otentikasi data [5]. William Stallings mendefinisikan kriptografi sebagai
“the art and science of keeping messages secure”.
One Time Pad (OTP) dalam dunia kriptografi dikenal sebagai metode
penyandian yang sangat kuat sehingga tidak mudah dipecahkan, yaitu dengan
metode penyandian One Time Pad (OTP) [6]. Metode penyandian OTP
4
pertama kali diperkenalkan oleh Gilbert Vernam dalam perang dunia pertama,
metode penyandian OTP merupakan salah satu variasi dari metode penyandian
substitusi dengan cara memberikan syarat-syarat khusus terhadap kunci yang
digunakan yaitu terbuat dari karakter/huruf yang acak (kunci acak atau pad),
dan pengacakannya tidak menggunakan rumus tertentu. Jika kunci tersebut
benar-benar acak, digunakan hanya sekali, serta terjaga kerahasiannya dengan
baik, maka metode penyandian OTP ini sangat kuat dan tidak dapat dipecahkan
[7]. Algoritma ini merupakan algoritma berjenis symmetric key yang artinya
bahwa kunci yang digunakan untuk melakukan enkripsi dan dekripsi
merupakan kunci yang sama. Dalam proses enkripsi, algoritma ini
menggunakan cara One Time Pad, dimana cipher berasal dari hasil XOR antara
bit plaintext dan bit key [8]. Berikut adalah rumusan OTP original:
ci = ( pi+ki ) mod 26 (1)
Dimana:
pi = karakter plainteks
ki = karakter kunci
ci = karakter ciphrtteks
American Standard Code for Information Interchange (ASCII)
merupakan kode standar Amerika untuk pertukaran informasi yang akhirnya
menjadi standar internasional yang masih dipakai sampai sekarang. Kode-kode
tersebut diwujudkan dalam huruf dan simbol yang biasanya digunakan dalam
komputer untuk menunjukkan teks. Kode ASCII memiliki komposisi bilangan
biner sebanyak 7 bit namun disimpan sebagai sandi 8 bit yang ditambahkan
satu angka 0 sebagai signifikan paling tinggi.
2. Metode Penelitian
Perancangan modifikasi padding yang diimplementasikan pada OTP
dilakukan dengan tahapan yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Tahap Penelitian
Analisa Kebutuhan
Pengumpulan Data
Perancangan Modifikasi dan Pembuatan Program
Evaluasi
Penulisan Laporan
5
Berdasarkan Gambar 1 terdapat lima tahap dalam penelitian yang akan
dijelaskan sebagai berikut. Tahap pertama: Analisa kebutuhan, tahap analisa
kebutuhan yaitu, melakukan analisa mengenai kebutuhan apa saja yang
dibutuhkan dalam perancangan modifikasi ini, dan analisa bagaimana karakter
OTP itu sendiri. Tahap kedua: pengumpulan data, dalam tahapan ini dilakukan
pengumpulan terhadap data dari jurnal-jurnal terkait, buku, serta sumber
mengenai pembahasan terkait penelitian tersebut. Tahap ketiga: Perancangan
modifikasi dan Pembuatan Program perancangan modifikasi yang meliputi
pembuatan flowchart untuk pengambilan keputusan, serta melakukan analisa-
analisa hasil yang dapat diambil dari modifikasi yang telah dilakukan. Tahap
keempat: Melakukan implementasi modifikasi ke dalam program, evaluasi
terhadap keseluruhan perancangan dan modifikasi yang telah dibuat, apakah
sudah berjalan dengan semestinya, jika belum maka dilakukan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan. Tahap kelima: Penulisan laporan
mendokumentasikan proses penelitian yang sudah dilakukan dari tahap awal
hingga akhir ke dalam tulisan yang nantinya akan menjadi laporan hasil
penelitian.
Pada perancangan ini dilakukan dalam dua proses, yaitu proses enkripsi
dan dekripsi. Pada masing-masing proses tersebut harus menyiapkan data(file)
dan kunci(key). Secara umum proses enkripsi dapat dilihat pada Gambar 2 dan
dekripsi pada Gambar 3.
Gambar 2 Skema Pemrosesan File untuk Enkripsi Secara Umum
START
Pilih file(plaintext)
Input kunci(key)
ciphertext XOR cipherkey
Ciphertext
END
Penambahan ASCII perkarakter
pa = jb + i
6
Proses enkripsi-dekripsi diawali dengan memilih plaintext untuk enkripsi
dan ciphertext untuk dekripsi dan menginputkan key. Kemudian key akan
dipisahkan perkarakter, kemudian dilakukan pembacaan panjang
plaintext/ciphertext. Selanjutnya key akan diproses dengan penyamaan yang
akan berulang sebanyak panjang plaintext/ciphertext untuk menghasilkan key
yang sama panjang dengan plaintext/ciphertext.
Gambar 3 Skema Pemrosesan File untuk Dekripsi Secara Umum
Penelitian ini melakukan proses padding ini memerlukan beberapa tahap
yang harus dilakukan agar dapat dilaksanakan. Tahapan yang dibutuhkan
sebagai berikut:
a. Menyiapkan plaintext yang dikonversi ke kode ASCII
p = {a1, a2, a3,..., an} (2)
b. Menyiapkan key
Yang akan dipisahkan dan dikonversi ke kode ASCII dan kemudian akan
dijadikan sebagai patokan awalan pada proses padding.
j = {b1, b2, b3..., bm } (3)
setiap j yang dimasukkan akan dipisah sesuai urutan yang nantinya tiap j
akan ditambahkan dengan diproses sebanyak i.
START
Pilih file(ciphertext)
Input kunci(key)
ciphertext XOR cipherkey
plaintext
END
Penambahan ASCII perkarakter
pa = jb + i
7
c. Persamaan pertama
Panjang ASCII (i) yang ditambahkan pada tiap karakter key.
i ={ c1, c2, c3..., c255 } (4)
d. Menyiapkan fungsi penambahan karakter
Digunakan sebagai fungsi utama untuk membangkitkan key sebagai
penambahaan karakter.
pa = jb + i (5)
e. Menyiapkan fungsi pembatasan
Jika pa ≤ 255 = pa
Jika pa > 255 = pa – 256 (6)
Gambar 4 Skema Padding yang Dilakukan
Pada Gambar 4 ditunjukkan bagaimana jalannya proses pembacaan dan
penambahan karakter berlangsung. Setelah tahap persiapan selesai, maka
proses pengecekan dan padding akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Pertama adalah memilih plaintext yang akan diproses, kemudian dibaca
berapa panjang karakternya.
p ={ a1, a2, a3,..., an} (7)
START
Memisahkan
karakter key
Mengambil karakter plainkey
Penambahan ASCII perkarakter
pa = jb + i
Cipherkey
END
Membaca panjang ciphertext
8
2) Inputkan key yang masing-masing akan dikonversi menjadi kode ASCII
dan dipisahkan sesuai urutan inputan.
j ={ b1, b2, b3..., bm} (8)
3) Menggunakan fungsi Persamaan karakter dengan tiap satu karakter key
yang akan diproses sebanyak i dan akan dilakukan bergilir pada karakter
berikutnya sesuai urutan inputan.
pa = jb + i (9)
Fungsi ini akan berjalan total sebanyak f untuk menghasilkan cipherkey
dengan karakter sebanyak f.
4) Jika hasil dari pa = jb + i lebih besar dari 255, maka hasilnya akan di
kurangi dengan 256 agar hasil yang didapat tidak melebihi batasan pada
ASCII.
3. Hasil dan Pembahasan
Algoritma OTP yang telah dimodifikasi dengan penambahan padding,
dilakukan pengujian terhadap enkripsi dan dekripsi yang diimplementasikan
pada file. Percobaan berikut ini digunakan file dengan format .txt yang
berukuran 362 KB, key yang digunakan yaitu “FTI”. Isi file dapat dilihat pada
Gambar 5.
Gambar 5 Isi File uji.doc
Dapat dilihat isi pada file sebelum dienkripsi masih dapat terbaca. Waktu
enkripsi yang dibutuhkan adalah 18,2523437499985 detik, dapat dilihat pada
Gambar 6.
9
Gambar 6 Waktu yang Dibutuhkan Enkripsi
Pada Gambar 7 dapat terlihat hasil enkripsinya pada tiga halaman
pertama yang tidak dapat terbaca dan tiap halaman hanya menampilkan
beberapa karakter saja.
Gambar 7 Isi Ciphertext Hasil Enkripsi
Setelah didekripsikan kembali, waktu yang dibutuhkan adalah
18,4709999999977 detik. Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa isi di dalamnya
sudah dapat kembali dibaca seperti file aslinya.
10
Gambar 8 Waktu yang Dibutuhkan Dekripsi
Gambar 9 File Hasil Dekripsi
Sebagai contoh akan melakukan padding pada nama “Arie Eko Tinikar.”
sebagai file yang terdiri atas 17 karakter, dan “fti” berfungsi sebagai key yang
terdiri atas 3 karakter yang akan ditunjukan sebagai berikut.
file = Arie Eko Tinikar.
key = fti
Pertama dilakukan pemisahan pada masing-masing karakter key dengan
pengambilan sesuai masukan inputan key yang ditunjukan pada Tabel 2.
Tabel 2 Pemisahan Key
Karakter F T I
Urutan
masukan file
1 2 3
11
Kemudian dilakukan pembacaan pada panjang ciphertext untuk menentukan
berapa kali fungsi akan dijalankan untuk menyamakan hasil panjang plainkey.
Tabel 3 Karakter Panjang File
A r i E E k o T i n i k a r .
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Diambil karakter key sesuai urutan inputan, dimulai dari karakter “ f “
dan ditambahkan kode ASCII. Penambahan dilakukan dengan awalan karakter
key yang telah diambil terlebih dahulu dengan kode ASCII f adalah 102 maka
akan ditambahkan dan dihasilkan karakter baru sebanyak 255 seperti yang
ditunjukan pada Tabel 4. Jika hasil dari penambahan kode lebih dari 255 maka
akan dikurangi 256 agar kode yang dihasilkan masih dalam ketentuan ASCII
yaitu mulai dari 0 sampai dengan 255.
Tabel 4 Proses Penambahan
f = 102 Penambahan
kode
Hasil kode
ASCII baru
kode > 255 Hasil kode
ASCII baru
Karakter
baru
102 1 103 Tidak 103 g
102 2 104 Tidak 104 h
102 3 105 Tidak 105 i
... ... ... ... ... ...
102 255 357 Iya 101 e
Karakter “ f ” ditambah 1 sampai 255 kode maka akan dihasilkan karakter
dengan “ f ” sebagai awalan dan dilanjutkan “ g, h, i, j” dan berakhir pada
karakter “e” seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10.
12
Gambar 10 Contoh Penambahan ASCII Secara Penuh
Karena proses dilakukan sebanyak karakter yang dimiliki oleh ciphertext,
maka proses akan terhenti secara otomatis setelah karakter yang dihasilkan
sudah sejumlah karakter pada ciphertext, seperti yang ditunjukan pada Tabel 5.
Tabel 5 Tabel Hasil Padding
A R i e E k o T i n i k a r .
f G h i j k l m n o p q r s t u v
Dari hasil pengujian ini telah dilakukan juga perbandingan dengan
penelitian sebelumnya menggunakan algoritma yang berbeda dalam
menerapkan padding ke algoritma OTP. Pengujian dilakukan dengan
memproses plaintext yang sama dan membandingkan waktu pemrosesan. Telah
diambil sepuluh contoh plaintext dengan beban masing-masing mulai dari
127KB, 221KB, 318kb, 472kb, 553KB, 652KB, 778KB, 864KB, 931KB,
1.494KB.
13
Gambar 11 Diagram Perbandingan Waktu Enkripsi
Berdasarkan Gambar 11 menunjukan perbandingan kecepatan proses
enkripsi. Pada Tabel 6 dapat dilihat perbedaan rasio perbandingan dari hasil
pada pemrosesan sepuluh file yang mempunyai beban isi yang berbeda. Nilai
rasio ditentukan oleh selisih waktu yang dibutuhkan dalam satuan detik yang
dibutuhkan tiap beban file, dan selisih memori beban file dalam satuan KB.
Berikut sebagai contoh perhitungan rasio pada data pertama.
beban file = 127 KB
waktu = 5,368 second 5,368
127 = 0,0422
Tabel 6 Nilai Rasio pada Proses Enkripsi
Beban file Modifikasi Baru Modifikasi Lama
127 KB 𝟓,𝟑𝟔𝟖
𝟏𝟐𝟕=0,0422
𝟓,𝟎𝟖𝟒
𝟏𝟐𝟕=0,04
221 KB 𝟑,𝟗𝟗𝟒
𝟗𝟒 =0,0424
𝟑,𝟖𝟑𝟕
𝟗𝟒=0.0408
318 KB 𝟒,𝟏𝟔𝟑
𝟗𝟕=0.0429 𝟒,𝟏𝟎𝟏
𝟗𝟕=0.0422
472 KB 𝟔,𝟓𝟔𝟗
𝟏𝟓𝟒=0,0426
𝟔,𝟏𝟔𝟑
𝟏𝟓𝟒=0.04
544 KB 𝟑,𝟑𝟕𝟖
𝟔𝟐=0.0544 𝟑,𝟑𝟐𝟑
𝟔𝟐=0,0536
652 KB 𝟒,𝟎𝟓𝟖
𝟏𝟎𝟖=0,0375
𝟒,𝟏𝟎𝟑
𝟏𝟎𝟖=0,0379
778 KB 𝟓,𝟑𝟕𝟗
𝟏𝟑𝟒=0.0401 𝟓,𝟐𝟏𝟎
𝟏𝟑𝟒=0,0388
864 KB 𝟐,𝟗𝟔𝟑
𝟖𝟔=0,0344 𝟐,𝟓𝟕𝟒
𝟖𝟔=0.0299
931 KB 𝟑,𝟔𝟐𝟔
𝟔𝟕=0,0541 𝟑,𝟏𝟎𝟑
𝟔𝟕=0.0463
1.494 KB 𝟐𝟒,𝟐𝟑𝟓
𝟓𝟓𝟕=0.0435
𝟐𝟑,𝟎𝟒𝟏
𝟓𝟓𝟕=0.0413
0
10
20
30
40
50
60
70
127 KB
221 KB
318 KB
472 KB
544 KB
652 KB
778 KB
864 KB
931 KB
1.494 KB
modifikasi baru
modifikasi lama
14
Gambar 12 Diagram Perbandingan Dekripsi
Pada Gambar 12 dapat dilihat perbedaan waktu dari hasil pada
pemrosesan deskripsi sepuluh file yang mempunyai beban yang berbeda. Pada
Tabel 7 dapat dilihat detail rasio pada tiap beban data yang diujikan pada
proses dekripsi. Nilai rasio ditentukan oleh selisih waktu yang dibutuhkan
dalam satuan detik yang dibutuhkan tiap beban file, dan selisih memori beban
file dalam satuan KB. Berikut sebagai contoh perhitungan rasio pada data
pertama.
beban file = 127 KB
waktu = 5,381 second 5,368
127 = 0,0423
Tabel 7 Nilai Rasio pada Proses Dekripsi
Beban file Modifikasi Baru Modifikasi Lama
127 KB 𝟓,𝟑𝟖𝟏
𝟏𝟐𝟕=0,0423
𝟓,𝟎𝟎𝟖
𝟏𝟐𝟕=0,0394
221 KB 𝟒,𝟏𝟎𝟒
𝟗𝟒 =0,0436
𝟑,𝟖𝟎𝟔
𝟗𝟒=0.0404
318 KB 𝟒,𝟎𝟖𝟕
𝟗𝟕=0,0421 𝟑,𝟗𝟒𝟔
𝟗𝟕=0,0392
472 KB 𝟔,𝟓𝟏𝟗
𝟏𝟓𝟒=0,0423
𝟔,𝟏𝟒𝟖
𝟏𝟓𝟒=0,0399
544 KB 𝟑,𝟓𝟏𝟎
𝟔𝟐=0,0566
𝟑,𝟑𝟎𝟔
𝟔𝟐=0,0533
652 KB 𝟒,𝟑𝟏𝟔
𝟏𝟎𝟖=0,0399 𝟒,𝟎𝟖𝟕
𝟏𝟎𝟖=0,0659
778 KB 𝟓,𝟑𝟔𝟔
𝟏𝟑𝟒=0,04 𝟓,𝟏𝟑𝟐
𝟏𝟑𝟒=0,0383
864 KB 𝟑,𝟎𝟏𝟏
𝟖𝟔=0,035 𝟐,𝟒𝟔𝟓
𝟖𝟔=0,0286
931 KB 𝟑,𝟕𝟕𝟒
𝟔𝟕=0,0563 𝟑,𝟓𝟏𝟎
𝟔𝟕=0,0523
1.494 KB 𝟐𝟒,𝟐𝟐𝟖
𝟓𝟓𝟕=0,0435 𝟐𝟐,𝟐𝟗𝟐
𝟓𝟓𝟕=0,04
0
10
20
30
40
50
60
70
127 KB
221 KB
318 KB
472 KB
544 KB
652 KB
778 KB
864 KB
931 KB
1.494 KB
modifikasi baru
modifikasi lama
15
Perbandingan waktu dekripsi pada modifikasi yang lama lebih cepat,
selisih waktu ini diakibatkan karena adanya perbedaan proses pembangkitan
kunci yang dilakukan. Pada padding yang dikembangkan sebelumnya
membangkitkan key terbatas pada inputan jenis karakter key yang berjumlah
sesuai inputan user tanpa harus memanggil karakter lain di luar inputan,
sedangkan pada penelitian ini key yang dibangkitkan menggunakan seluruh
karakter pada ASCII yang membuat tiap karakkter key melakukan penambahan
dan pembacaan sebanyak 255 kali agar dapat memenuhi 256 karakter, sehingga
membuat kinerja proses sedikit lebih berat dari yang sebelumnya.
4. Simpulan
Modifikasi padding yang diimplementasikan pada kriptografi OTP
dengan menggunakan ASCII sebagai sisipan pada kunci untuk menyamakan
panjang key dan ciphertext telah mampu menghasilkan farian key yang
maksimal digunakan dalam proses enkripsi-dekripsi file berukuran besar.
Inputan karakter key digunakan sebagai pola keluaran ASCII. Selisih waktu
yang dihasilkan dari hasil proses enkripsi-dekripsi pada perbandingan
kecepatan proses menunjukan bahwa proses sedikit lebih lama dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya, hal ini diakibatkan adanya perbedaan proses
pembacaan dan pemanggilan pada pembangkitan kunci.
5. Daftar Pustaka
[1] Febryan C.W. 2014. Implementasi Modifikasi Kriptografi One Time Pad
(OTP) untuk Pengamanan Data File. Salatiga: Skripsi S1 Universitas
Kristen Satyawacana.
[2] I. R. Widiasari, “Combining Advanced Encryption Standard (AES) and
One Time Pad (OTP) Encryption for Data Security,” International
Journal of Computer Applications, vol. 57, no. 20, pp. 1-8, 2012.
[3] Bernadette, S. 2006. Webster's New World Hacker Dictionary. Santa
Barbara, California:ABC-CLIO.
[4] Schneier, Bruce, 1996, Applied Cryptography, Second Edition, New
York: John Wiley and Sons.
[5] Menezes, Alfred J., van Oorschot, Paul C., dan Vanstone, Scott A., 1997,
Handbook of Applied Cryptography, Florida: CRC Press.
[6] S. P. Agustanti, “PENGAMANAN KUNCI ENKRIPSI ONE-TIME
PAD (OTP) MENGGUNAKAN ENKRIPSI RSA,” Jurnal Media
Teknik, vol. 7, no. 1, pp. 95-100, 2010.
[7] N. Nagaraj, “One-Time Pad as a nonlinear dynamical system,”
Communications in Nonlinear Science and Numerical Simulation, vol.
17, no. 11, pp. 4029-4036, Nov. 2012.
[8] Munir, R. 2006. Kriptografi. Bandung:Informatika.