169

MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak
Page 2: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

MODUL 08

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KEPALA SEKOLAH

KELOMPOK KOMPETENSI H

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Pengarah Sumarna Surapranata, Ph.D. Penanggung Jawab Dra. Garti Sri Utami, M.Ed. Penyusun Asliati, M.Pd; 081363405654; [email protected] Dewi Wulansari, M.Pd; 08122045139; [email protected] Dr. Herlina, SE, M.Pd; 08121329873; [email protected] Dede Supriyanto, S.Pd, M.Ed, 08216644848; [email protected] Drs. Haryana, M.Si, 085352716269; [email protected]

Penelaah Erry Utomo, Ph.D.; 081388094597; [email protected] Prof. Dr. Djoko Saryono; 081333205341; [email protected] Prof. Dr. Arismunandar; 0811464813; [email protected] Eka Dewi Nuraeni, M.Pd.; 081906601500; [email protected] Yanti Dewi Purwanti, S.Psi., M.Si.; 081234562820; [email protected]

Dr. Indang Dewata, M.Si.; 081266818041; [email protected] Bakti Gunawan, S.Pd., M.Pd.; 081362516571; [email protected] Drs. Parendangan, M.Pd.; 081378910874; [email protected] Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Copyright © 2017 Edisi ke-1: Juli 2017 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang menyalin sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan individu maupun komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

PLB

Page 3: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – PLB iii

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun peta jalan pembangunan

pendidikan nasional 2005-2025 dengan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Tema dan

fokus pembangunan pendidikan telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan

Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005-2025. Selanjutnya Rencana

Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 menetapkan sembilan agenda prioritas

yang dikenal sebagai Nawacita yang mengusung tema dengan fokus pada Penyiapan

Manusia Indonesia Untuk Memiliki Daya Saing Regional.

Untuk mewujudkan kemampuan daya saing regional, maka kebijakan pembangunan

pendidikan dan kebudayaan harus berimplikasi pada pembentukan manusia yang

berkompetensi tinggi dan memiliki karakter yang kuat. Peran dan fungsi pendidik dan

tenaga kependidikan demikian penting dalam pencapaian dua misi utama pembangunan

nasional dan visi Nawacita. Hal ini tercermin pada misi pembangunan nasional yang

menempatkan pendidikan karakter untuk mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Oleh

karena itu, profesi guru dan tenaga kependidikan harus terus dikembangkan sebagai

profesi yang kompetitif, bermartabat, dan mulia karena karya, melalui berbagai sistem

pembinaan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Dimulai tahun 2016, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan membangun

sistem Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah (PKB-KS) berbasis

kompetensi mengacu standar kompetensi dan hasil pemetaan kompetensi kepala sekolah

yang telah dilaksanakan pada tahun 2015. Edisi pertama (tahun 2016) telah disusun 10

modul PKB-KS. 10 modul tersebut menggambarkan 10 kelompok kompetensi dari 3 (tiga)

dimensi kompetensi kepala sekolah sebagaimana ditetapkan dalam Permendiknas Nomor

13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Modul PKB-KS ini mulai

digunakan pada tahun 2016 dan secara substansi telah pula diintegrasikan dengan

materi yang berkaitan dengan peran dan tanggung jawab kepala sekolah dalam

mendukung keterlaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada satuan

pendidikan yang dipimpinnya.

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan PKB-KS tahun 2016 dan masukan dari

berbagai pihak yang kompeten, maka pada tahun 2017 dilakukan pengembangan modul

PKB-KS berdasarkan jenjang satuan pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB)

yang dilengkapi pula dengan suplemen Pendidikan Inklusif dan Perlindungan

Page 4: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – PLB iv

Kesejahteraan Anak (PIPKA) dan Penilaian Hasil Belajar (PHB). Pengembangan modul

ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi Kepala Sekolah sesuai jenjang satuan

pendidikan yang dipimpinnya dalam pelaksanaan manajerial, supervisi, dan

kewirausahaan. Kepala sekolah ikut mengawal dan memimpin keterlaksanaan standar

nasional pendidikan di tingkat satuan pendidikan yang berdampak terhadap mutu

pendidikan dan kualitas lulusan peserta didik yang cerdas, kompetitif, dan berkarakter

unggul.

Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam penyusunan Modul PKB-KS ini.

Jakarta, Juli 2017

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Sumarna Surapranata, Ph.D.

NIP 195908011985031002

Page 5: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – PLB v

KATA PENGANTAR

Kepala sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam peningkatan kualitas

pendidikan terutama dalam kepemimpinan pembelajaran di satuan pendidikan. Untuk

melaksanakan peran tersebut diperlukan Kepala Sekolah yang kompeten, profesional dan

berkarakter sebagaimana amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13

Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Kepala Sekolah harus mampu

menyesuaikan diri dan selalu merespon tantangan serta dinamika pendidikan yang terjadi

sebagai tuntutan global. Untuk menjawab tantangan tesebut Direktorat Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan mengembangkan kebijakan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan Kepala Sekolah (PKB-KS).

Sebagai bagian penting dari PKB-KS, Modul ini dipersiapkan oleh Direktorat Pembinaan

Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan muatan khusus

pembelajaran mandiri pada substansi substansi Pengelolaan Sarana dan Prasarana yang

terintegrasi materi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Selain diintegrasikan dengan

PPK, modul ini juga disertai suplemen Pendidikan Inklusif dan Perlindungan

Kesejahteraan Anak (PIPKA) dan Suplemen Penilaian Hasil Belajar (PHB). Modul ini

diharapkan menjadi acuan wajib bagi kepala sekolah untuk dapat meningkatkan

pemahaman tentang kompetensi kepala sekolah terkait dengan tugas pokok dan

fungsinya.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam penyusunan modul PKB-KS ini. Semoga Program PKB-KS ini

dapat meningkatkan kompetensi kepala sekolah sehingga mampu meningkatkan

kompetensi guru dan kualitas lulusan anak didik yang cerdas, kompetitif, dan berkarakter

unggul

Jakarta, Juli 2017

Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah

Dra. Garti Sri Utami, M.Ed

NIP 196005181987032002

Page 6: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – PLB vi

DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ............... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ ii

DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................................... iii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ............................................................................... iv

BAGIAN I. PENJELASAN UMUM MODUL ....................................................................... 1

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA ................................................................ 1 Pengantar ..................................................................................................................... 1 Peta Kompetensi Pengelolaan Sarana dan Prasarana... Error! Bookmark not defined. Peta Kompetensi Penguatan Pendidikan Karakter ........................................................ 2 Target Kompetensi ........................................................................................................ 5 Tujuan Pembelajaran .................................................................................................... 5 Organisasi Pembelajaran .............................................................................................. 5

Isi Modul ................................................................................................................... 6 Strategi Pembelajaran ............................................................................................... 7

Prinsip Penilaian PKB Kepala Sekolah ......................................................................... 7

BAGIAN II. TAHAP IN SERVICE LEARNING 1 ............................................................... 8 Pengantar ..................................................................................................................... 8 TOPIK 1. PERENCANAAN KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA SLB .............. 9

Kegiatan 1. Mereview Konsep Pengelalaan sarana dan Prasarana .......................... 9 Kegiatan 2. Berbagi Pengalaman tentang Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana ................................................................................................................10 Kegiatan 3. Mengkaji Ulang Tentang Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana ................................................................................................................12 Kegiatan 4. Menganalisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana ...................................12 Rangkuman Materi ...................................................................................................15 Latihan Soal .............................................................................................................15 Bahan Bacaan 1. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana SLB ....................................18 Bahan Bacaan 2. Perencanaan Sarana dan Prasarana SLB ...................................21

TOPIK 2. PENGADAAN DAN INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA SLB ....25 Kegiatan 5. Merefleksikan Program Pengadaan, Inventarisasi sarana dan Prasarana SLB ..........................................................................................................................26 Kegiatan 6. Mengisi Buku Induk Inventaris ...............................................................30 Rangkuman Materi ...................................................................................................33 Latihan Soal .............................................................................................................34 Bahan Bacaan 3. Pengadaan Sarana dan Prasarana SLB ......................................37 Bahan Bacaan 4. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana SLB ....................................51

TOPIK 3. PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA ........83 Kegiatan 7. Merefleksikan tentang Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana SLB .................................................................................................................................83 Kegiatan 8. Menyusun Jadwal Penggunaan Sarana dan Prasarana ........................85 Kegiatan 9. Menganalisis Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana ...................86 Kegiatan 10. Menganalisis Tingkat Kerusakan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana .................................................................................................................................89 Kegiatan 11. Merefleksikan Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SLB .....91

Page 7: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – PLB vii

Rangkuman Materi ...................................................................................................94 Latihan Soal .............................................................................................................94 Bahan Bacaan 5. Penggunaan Sarana Dan Prasarana SLB ....................................96 Bahan Bacaan 6. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana SLB ................................ 102

TOPIK 4. PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA SLB .................................. 108 Kegiatan 12. Merefleksikan Penghapusan Sarana dan Prasarana SLB ................. 108 Kegiatan 13. Mengidentifikasi Tata Cara Penghapusan Sarana dan Prasarana ..... 109 Kegiatan 14. Mengusulkan Penghapusan Barang .................................................. 110 Rangkuman Materi ................................................................................................ 114 Latihan Soal ........................................................................................................... 115 Bahan Bacaan 7. Penghapusan Sarana Dan Prasarana SLB ................................ 118

REFLEKSI ................................................................................................................. 122 RENCANA TINDAK LANJUT In 1 .............................................................................. 122

BAGIAN III. TAHAP ON THE JOB LEARNING ............................................................. 123 Pengantar .................................................................................................................. 123 TOPIK 1. PERENCANAAN KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA SLB ........... 123

Kegiatan 1. Mengkaji Ulang tentang Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana ............................................................................................................................... 124 Kegiatan 2. Menganalisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana ................................ 124

TOPIK 2. PENGADAAN DAN INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA SLB .. 125 Kegiatan 3. Melaksanakan Program Pengadaan, Inventarisasi Sarana dan Prasarana SLB ....................................................................................................... 125 Kegiatan 4. Mengisi Buku Induk Inventaris ............................................................. 125

TOPIK 3. PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA SLB .................................................................................................................................. 127

Kegiatan 5. Menyusun Jadwal Penggunaan Sarana dan Prasarana ...................... 127 Kegiatan 6. Menganalisis Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana ................. 127 Kegiatan 7. Menganalisis Tingkat Kerusakan Sarana dan Prasarana .................... 128 Kegiatan 8. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SLB .......................................... 128

TOPIK 4. PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA SLB .................................. 129 Kegiatan 9. Mengidentifikasi Sarana dan Prasarana yang akan Dihapuskan ......... 129

MENYUSUN LAPORAN DAN BAHAN PRESENTASI............................................... 130 Kegiatan 10. Menyusun Laporan dan Bahan Presentasi ........................................ 130

REFLEKSI ................................................................................................................. 131

BAGIAN IV TAHAP IN SERVICE LEARNING 2 ............................................................ 132 Pengantar .................................................................................................................. 132

Kegiatan 1: Mempresentasikan Hasil Kegiatan dan Diskusi ..................................... 132 Kegiatan 2 : Melakukan Sharing Good Practice dan Penguatan Konsep.................. 132 Kegiatan 3: Melakukan Penilaian dan Umpan Balik oleh Fasilitator ....................... 132 Kegiatan 4 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut In 2 ............................................... 133

REFLEKSI ................................................................................................................. 133

KESIMPULAN MODUL .................................................................................................. 134

KUNCI JAWABAN ......................................................................................................... 136

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 137

DAFTAR ISTILAH .......................................................................................................... 139

SUPLEMEN 1. PENGANTAR PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER ...................... 142

SUPLEMEN 2. PENGANTAR PENDIDIKAN INKLUSIF DAN PERLINDUNGAN KESEJAHTERAAN ANAK ............................................................................................. 147

SUPLEMEN 3. PENGANTAR PENILAIAN HASIL BELAJAR UNTUK KEPALA SEKOLAH ...................................................................................................................... 157

Page 8: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB i

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Kompetensi Pengelolaan Sarana Dan PrasaranaERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

Gambar 2 Contoh Peta Konsep Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana .......................................... 93

Page 9: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB ii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Peta Kompetensi Penguatan Pendidikan Karakter .............................................................. 3

Tabel 2. Isi Modul ............................................................................................................................... 6

Tabel 3. Contoh Format Rencana Tindak Lanjut ........................................................................... 122

Page 10: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB iii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Penggunaan Sarana Prasarana .................................................................................... 88

Page 11: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

KEPALA SEKOLAH

1. Modul Pengelolaan Sarana dan Prasarana ini berisi tentang: (1) Perencanaan

kebutuhan sarana dan prasarana sekolah; (2) Pengadaan dan inventarisasi sarana

dan prasarana sekolah; (3) Penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

sekolah; (4) Penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

2. Setelah mempelajari Modul ini, kepala sekolah diharapkan dapat:

a. Membuat perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah;

b. Membuat program pengadaan dan inventarisasi sarana dan prasarana sekolah;

c. Mengoptimalkan penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

untuk mendukung proses pembelajaran; dan

d. Membuat usulan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

3. Modul ini terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu:

a. Penjelasan Umum Modul,

b. Tahap In Service Learning 1 (yang selanjutnya disebut In 1) yang dilengkapi

dengan latihan soal dan bahan bacaan

c. Tahap On the Job Learning (yang selanjutnya disebut On)

d. Tahap In Service Learning 2 (yang selanjutnya disebut In 2)

4. Modul ini dilaksanakan melalui tiga tahap pembelajaran yaitu In 1, On, In 2. Pada

tahap In 1, Saudara bersama kepala sekolah yang lain akan dipandu oleh fasilitator

untuk mempelajari modul ini secara umum dan menyiapkan dasar pengetahuan

dan pengalaman sebagai bahan melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah

saat On. Pada tahap On, Saudara menerapkan kegiatan pembelajaran di tempat

tugas dengan didampingi oleh pengawas. Pada tahap In 2, Saudara bersama kepala

sekolah lain melaporkan tagihan dan mempresentasikan berbagai temuan, hikmah,

kendala, dan solusi yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mendapatkan

pelajaran dan berbagi pengalaman dengan kepala sekolah lain

5. Sebelum mempelajari Modul ini, Saudara harus memiliki dokumen-dokumen sebagai

berikut:

a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

c. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-

Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa

Page 12: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB v

d. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

e. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

f. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah

g. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

h. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas

Peraturan Presedin Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang

Jasa/Pemerintah

i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar

Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah

k. Permendiknas nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses untuk Satuan

Pendidikan Khusus

l. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar

Sarana Dan Prasarana Untuk Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah

Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Dan

Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)

m. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 70 tahun 2009 tentang Pendidikan

Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat

Istimewa

n. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan

Kodefikasi Barang Milik Negara

o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2015 tentang

Gerakan Pembudayaan Karakter di Sekolah

p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang

Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan.

q. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman

Pengelolaan Barang Milik Daerah

r. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang

Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

s. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan No. 28 Tahun 2016 tentang Sistem

Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

t. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara

Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara

Page 13: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB vi

u. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2017

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Negara

v. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2017 tentang

Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2017

w. Data sarana dan prasarana sekolah

x. Dokumen KTSP

y. Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah

(RKAS) terkait sarana dan prasarana sekolah

6. Modul ini berkaitan dengan modul Rencana Kerja Jangka Menengah dan Rencana

Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKJM dan RKAS), Modul Pengelolaan Kurikulum,

dan Modul Pengelolaan Peserta Didik Baru.

7. Durasi waktu yang dialokasikan untuk mempelajari modul ini diperkirakan 50 Jam

Pembelajaran (JP), yang terdiri atas 28 JP untuk In 1, 20 JP untuk On, 2 JP untuk In

2. Satu JP setara dengan 45 menit. Waktu pelaksanaan yang direkomendasikan

pada awal Tahun Pelajaran sampai maksimal 3 bulan. Proses pembelajaran bisa

menyesuaikan waktu dengan model pembelajaran di Kelompok Kerja Kepala Sekolah

(KKKS), Dinas Pendidikan Provinsi, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan

Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS), Lembaga Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang Kelautan Perikanan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK KPTK), atau model pembelajaran lain

dengan pemanfaatan teknologi yang relevan.

8. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membaca petunjuk dan pengantar modul ini,

menyiapkan dokumen yang diperlukan, mengikuti tahap demi tahap kegiatan

pembelajaran secara sistematis dan mengerjakan perintah-perintah kegiatan

pembelajaran pada Lembar Kerja (LK). Untuk melengkapi pemahaman, Saudara

dapat membaca bahan bacaan dan sumber-sumber lain yang relevan, termasuk

sumber yang berkaitan dengan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan

Pendidikan Inklusif. Latihan soal akan dikerjakan setelah menyelesaikan kegiatan

pembelajaran di masing-masing topik.

9. Setelah mempelajari modul ini, Saudara dapat mengimplementasikan program

pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah dengan mempertimbangkan peraturan

yang berlaku.

Page 14: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB vii

10. Dalam melaksanakan berbagai kegiatan pada modul ini, Saudara harus:

a. Melakukan penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan

pembangunan peserta didik dengan cara mengintegrasikankan nilai-nilai utama

pada Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang terdiri atas: 1) religius,

2) nasionalis, 3) mandiri, 4) gotong royong, dan 5) integritas melalui harmonisasi

olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik)

dengan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari

Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

b. Mempertimbangkan aspek inklusi sosial yang dapat menghargai perbedaan tanpa

membedakan latar belakang suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status

sosial ekonomi, penyandang HIV/AIDS, dan yang berkebutuhan khusus.

c. Memperhatikan bahwa sekolah adalah institusi pendidikan yang memiliki peranan

penting dalam membentengi generasi penerus bangsa dari bahaya narkoba

(narkotika dan obat/bahan berbahaya) yang secara nyata dapat merusak hati,

rasa, pikir, dan fisik penggunanya.

d. Mengingat bahwa generasi muda yang menjadi peserta didik di sekolah sangat

rentan terhadap kekerasan, baik dalam bentuk verbal maupun perilaku, baik

sebagai korban yang dirundung atau dirusak hasil karyanya maupun sebagai

pelaku yang bertindak sebagai perundung (pelaku bully) atau perusakan (pelaku

aksi vandal), dan

e. Mempertegas posisi sekolah sebagai pembangun karakter positif yang harus

berbasis pada Pancasila, UUD 45, dan Bhinneka Tunggal Ika sehingga dapat

menghambat penyebaran paham yang radikal/ekstrim, baik yang anti kebhinekaan

karena mengedepankan perbedaan identitas SARA (Suku, Agama, Ras, dan

Antargolongan), maupun yang mengedepankan kebebasan tanpa mengindahkan

norma kemasyarakatan (gaya hidup bebas).

Page 15: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 1

BAGIAN I. PENJELASAN UMUM MODUL

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Pengantar

Modul Pengelolaan Sarana dan Prasarana memfasilitasi peningkatan pengetahuan serta

keterampilan Kepala Sekolah dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana. Program

pengelolaan sarana prasarana harus disusun secara sistematis dan mengacu pada

Standar Sarana dan Prasarana agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik,

perkembangan kurikulum, serta memperhatikan keamanan dan kenyamanan seluruh

peserta didik. Program pengelolaan sarana dan prasarana tersebut seyogyanya

disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah.

Modul ini dibagi menjadi empat topik yaitu: Perencanaan Kebutuhan Sarana dan

Prasarana SLB; Pengadaan dan Inventarisasi Sarana dan Prasarana SLB; Penggunaan

dan Pemeliharaan; dan Penghapusan Sarana dan Prasarana SLB. Setiap topik terdiri dari

beberapa kegiatan pembelajaran yang akan membantu Saudara untuk mendapatkan

pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan sarana dan prasarana di SLB. Pada

akhir setiap topik Saudara diminta untuk membaca penguatan materi, mengerjakan

latihan soal dan umpan balik.

Isi modul diintegrasikan dengan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),

yang terdiri atas religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas, serta

mempertimbangkan prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak yang meliputi: (1) non-

diskriminasi; (2) kepentingan yang terbaik baik anak; (3) hak untuk hidup, kelangsungan

hidup, dan perkembangan; dan (4) penghargaan terhadap pendapat anak.

Page 16: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 2

Peta Kompetensi Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Gambar 1 Peta Kompetensi Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Page 17: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 3

Peta Kompetensi Penguatan Pendidikan Karakter

Tabel. 1 Peta Kompetensi Penguatan Pendidikan Karakter

KODE IPK

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KEGIATAN

TAHAP NILAI UTAMA PPK

NO JUDUL KEGIATAN

2.7.1 Menganalisis kebutuhan sarana prasarana

1. Review Konsep Pengelolaan Sarana dan Prasarana SLB

In 1 T1

Religius (relasi individu dengan sesama, tidak memaksakan kehendak, toleransi, menghargai perbedaan agama, kerja sama antar lintas agama)

2. Berbagi Pengalaman tentang Perencanaan Kebutuhan Sarana

In 1 T1 Integritas (Kejujuran)

3. Mengkaji ulang tentang Perencanaan Kebutuhan Sarana dan

In 1, On

T1, T2, T3

Integritas (tanggung jawab dan komitmen moral )

4.

Menganalisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana In 1,

On

T1, T2, T3

Integritas ( Cinta pada kebenaran, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas)

2.7.2 Menganalisis kebijakan program tertulis mengenai pengelolaan sarana prasarana

5.

Merefleksikan Program Pengadaan, Inventarisasi Sarana dan prasarana

In 1 T1

Mandiri (kreatif, daya juang, profesional)

6. Mengisi Buku Induk Inventaris

In 1, On

T1, T2, T3

Mandiri (belajar sepanjang hayat, keberanian)

2.7.3 Memaksimalkan penggunaan sarana prasarana yang ada di lingkungan sekolah/madrasah.

7.

Merefleksikan tentang Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana SLB

In 1 T1

Mandiri (kreatif, dan tanggung jawab)

Page 18: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 4

KODE IPK

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KEGIATAN TAHAP NILAI UTAMA PPK

8. Menyusun Jadwal Penggunaan Sarana dan Prasarana

In 1, On

T1, T2, T3

Gotong royong (komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat)

9. Analisis Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana

In 1, On

T1, T2, T3

Nasionalis (taat hukum)

10. Analisis Tingkat kerusakan

In 1, On

T1, T2, T3

Gotong royong (solidaritas dan kerja sama)

2.7.4 Memaksimalkan pemeliharaan dan pendayagunaan sarana prasarana dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan

11. Pemeliharaan sarana dan prasarana

In 1, On

T1, T2, T3

Nasionalis (menjaga lingkungan)

12. Merefleksikan Kegiatan Penghapusan Sarana dan Prasarana SLB

In 1 T1 Nasionalis (mengutamakan kepentingan bangsa)

13. Identifikasi Tata Cara Penghapusan Sarana dan Prasarana

In 1 T1 Nasionalis (disiplin)

14. Mengusulkan Penghapusan Barang

In 1, On

T1, T2, T3

Integritas (anti korupsi)

TAHAPAN (T)

T1 = Diajarkan T2 = Dibiasakan T3 = Dilatih konsisten

Page 19: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 5

Target Kompetensi

Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007, kompetensi 2.7 Mengelola

sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal).

Tujuan Pembelajaran

1. Membuat perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah;

2. Membuat program pengadaan dan inventarisasi sarana dan prasarana sekolah;

3. Membuat jadwal penggunaan, analisis tingkat penggunaan, analisis tingkat kerusakan,

dan program pemeliharaan sarana dan prasarana;

4. Membuat usulan penghapusan sarana dan prasarana sekolah;

Organisasi Pembelajaran

Melalui modul ini, Saudara akan melakukan kegiatan-kegiatan, baik secara individu

maupun secara kelompok. Kegiatan-kegiatan yang harus Saudara lakukan terdiri atas

perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana, pengadaan dan inventarisasi sarana dan

prasarana, penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana dan penghapusan

sarana dan prasarana.

Kegiatan pada modul ini akan Saudara lakukan secara bertahap dan berkelanjutan

dengan tahap In 1, On dan In 2. Pada tahap In 1, Pada tahap In 1, Saudara akan

melakukan refleksi tentang konsep pengelolaan sarana dan prasarana, berbagi

pengalaman tentang perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana, mengkaji

perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana SLB, menganalisis kebutuhan sarana

dan prasarana, melakukan refleksi program pengadaan dan inventarisasi sarana dan

prasarana SLB, mengisi buku inventaris, melakukan refleksi tingkat penggunaan sarana

dan prasarana SLB, menyusun jadwal penggunaan sarana dan prasarana, menganalisis

tingkat penggunaan sarana dan prasarana SLB, menganalisis tingkat kerusakan dan

tindak lanjut pemeliharaan sarana dan prasarana SLB, pemeliharaan sarana dan

prasarana SLB, melakukan refleksi kegiatan penghapusan sarana dan prasarana SLB,

mengidentifikasi tata cara penghapusan sarana dan prasarana, dan mengusulkan

penghapusan sarana dan prasaraana, disertai dengan pengerjaan latihan soal, refleksi

dan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL).

Pada tahap On, Saudara mengerjakan kegiatan berkaitan dengan pengelolaan sarana

dan prasarana sesuai dengan kondisi nyata di SLB Saudara dengan melibatkan wakil

kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik lainnya. Saudara akan mengkaji perencanaan

Page 20: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 6

kebutuhan sarana dan prasarana, menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana,

melakukan refleksi program pengadaan dan inventarisasi sarana dan prasarana,

mengisi buku inventaris, melakukan refleksi tingkat penggunaan sarana dan prasarana,

menyusun jadwal penggunaan sarana dan prasarana, menganalisis tingkat penggunaan

sarana dan prasarana, menganalisis tingkat kerusakan, pemeliharaan sarana dan

prasarana, mengidentifikasi tata cara penghapusan sarana dan prasarana, dan

mengusulkan penghapusan sarana dan prasarana serta dilanjutkan menyusun laporan

dan paparan laporan. Seluruh kegiatan pada tahap ini dilakukan dengan semangat

pemenuhan hak anak.

Pada tahap In 2, Saudara harus memiliki portofolio dokumen yang direkomendasikan

penting dalam pelaksanaan In 1 dan On yang kemudian dipaparkan, dan dilakukan

Sharing Good Practice serta penguatan konsep. Fasilitator memberikan umpan balik dan

melakukan penilaian atas kualitas laporan Saudara. Tahap In 2 diakhiri dengan RTL In 2.

Isi Modul

Tabel. 2 Isi Modul

No KEGIATAN Alokasi Waktu

In 1 On In 2

1. Topik 1 Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana

285‟ 135‟

2. Topik 2 Pengadaan dan Inventarisasi Sarana dan Prasarana

270‟ 225‟

3. Topik 3 Penggunaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

450‟ 180‟

4. Topik 4 Penghapusan Sarana dan Prasarana

210‟ 90‟

5. Refleksi Ya Ya Ya

6. RTL In 1 45”

7. Penyusunan Laporan 180‟

8. Penyusunan Paparan Laporan 90

9. Pemaparan Laporan 10‟

10. Sharing Good Practice dan Penguatan Konsep

20‟

11. Penilaian dan Umpan Balik oleh Fasilitator

45‟

12 RTL In 2 15

Jumlah 1260 menit

(28 JP)

900 menit

(20 JP)

90 menit (2 JP)

Page 21: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 7

Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang digunakan dalam modul ini adalah: diskusi kelompok, kerja

individu, berpikir reflektif, curah pendapat, studi dokumen, simulasi, focus group

discusion, dan peta konsep.

Prinsip Penilaian PKB Kepala Sekolah

Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta melalui

ketercapaian indikator kompetensi dan keberhasilan tujuan program. Aspek yang dinilai

mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

a. Nilai Sikap (NS)

Penilaian sikap dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta pada aspek kerjasama,

disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Sikap-sikap tersebut dapat diamati pada saat

menerima materi, melaksanakan tugas individu dan kelompok, mengemukakan

pendapat dan bertanya jawab, serta saat berinteraksi dengan fasilitator dan peserta lain.

Penilaian aspek sikap dilakukan mulai awal sampai akhir kegiatan secara terus

menerus yang dilakukan oleh fasilitator pada setiap materi. Namun, untuk nilai akhir

aspek sikap ditentukan di hari terakhir atau menjelang kegiatan berakhir yang

merupakan kesimpulan fasilitator terhadap sikap peserta selama kegiatan dari awal

sampai akhir berlangsung.

b. Nilai Keterampilan (NK)

Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam

mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang diperoleh serta

keterampilan yang mendukung kompetensi dan indikator. Penilaian keterampilan

menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup bentuk tes dan non tes.

Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran melalui penugasan

individu dan/atau kelompok oleh fasilitator. Komponen yang dinilai dapat berupa

hasil Lembar Kerja dan/atau hasil praktik sesuai dengan kebutuhan.

c. Tes Akhir (TA)

Tes akhir dilakukan oleh peserta pada akhir kegiatan Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan moda tatap muka. Peserta yang dapat mengikuti tes akhir adalah

peserta yang telah menuntaskan seluruh kegiatan pembelajaran dan dinyatakan

layak berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Pelaksanaan tes akhir dilakukan secara

daring di TUK yang telah ditentukan. Nilai tes akhir akan menjadi nilai UKKS tahun

2017 dan digunakan sebagai salah satu komponen nilai akhir peserta.

Page 22: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 8

BAGIAN II. TAHAP IN SERVICE LEARNING 1

Pengantar

Pada tahap In 1, Saudara berkumpul bersama kepala sekolah lain untuk melakukan

refleksi tentang konsep pengelolaan sarana dan prasarana, berbagi pengalaman tentang

perencanaan kebutuhan, mengkaji perencanaan kebutuhan, menganalisis kebutuhan,

melakukan refleksi program pengadaan dan inventarisasi, mengisi buku inventaris,

melakukan refleksi tingkat penggunaan, menyusun jadwal penggunaan, menganalisis

tingkat penggunaan, menganalisis tingkat kerusakan dan tindak lanjut pemeliharaan,

pemeliharaan, melakukan refleksi kegiatan penghapusan, mengidentifikasi tata cara

penghapusan, dan mengusulkan penghapusan sarana dan prasarana, disertai dengan

pengerjaan latihan soal, refleksi dan penyusunan rencana tindak lanjut.

Kegiatan-kegiatan tersebut dicapai melalui strategi diskusi kelompok, kerja individu,

berpikir reflektif, curah pendapat, studi dokumen, simulasi, focus group discussion, dan

peta konsep. Saudara dapat melakukannya secara berkelompok, namun Jika tidak

memungkinkan karena jumlah peserta terbatas, silakan kerjakan kegiatan secara

individual.

Pada akhir tahap In 1 Saudara akan membuat rencana tindak lanjut untuk dipraktikkan

pada kegiatan On di SLB masing-masing.

Page 23: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 9

TOPIK 1. PERENCANAAN KEBUTUHAN SARANA DAN

PRASARANA SLB

Pada topik ini Saudara akan memulai kegiatan dengan mereview konsep pengelolaan,

berbagi pengalaman tentang perencanaan kebutuhan, dan mengkaji ulang tentang

perencanaan dan kebutuhan sarana dan prasarana. Setelah itu Saudara melakukan

simulasi dan praktik analisis kebutuhan sarana dan prasarana melalui analisis konteks.

Kepala sekolah perlu merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk

memfasilitasi berbagai kegiatan di SLB, terutama dalam upaya mendukung kegiatan

pembelajaran. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana juga dilakukan untuk

mendukung pelaksanaan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SLB. Nilai

karakter yang akan dikembangkan pada Topik 1 adalah nilai religius dan integritas,

terutama pada sub nilai hubungan individu dengan sesama, tidak memaksakan

kehendak, toleransi, menghargai perbedaan agama, kerjasama antar lintas agama,

kejujuran, tanggung jawab, cinta pada kebenaran, aktif terlibat dalam kehidupan sosial,

dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).

Seluruh kegiatan pada Topik 1 akan membantu Saudara dalam membuat perencanaan

kebutuhan sarana dan prasarana SLB. Saudara diminta untuk melakukan/mengerjakan

aktivitas yang ada pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja (LK)

yang disediakan. Apabila kolom jawaban pada LK tidak mencukupi, Saudara dapat

mengerjakan pada lembar tersendiri. Selanjutnya, lakukanlah seluruh kegiatan berikut ini!

Kegiatan 1. Mereview Konsep Pengelalaan sarana dan Prasarana (Berfikir Reflektif, 30 menit) Bentuklah kelompok yang terdiri dari 2-5 orang tanpa membedakan agama, suku, ras,

dan disabilitas. Jika tidak memungkinkan kegiatan ini dapat dilakukan secara individu.

Diskusikan dalam kelompok atau perorangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

pada LK 1 tanpa memaksakan kehendak jika terdapat perbedaan pendapat dengan

anggota kelompok lainnya. Saudara dapat menjawab pertanyaan pada LK 1 berdasarkan

pengalaman Saudara menjadi Kepala Sekolah terkait dengan pengelolaan sarana dan

prasarana.

Page 24: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 10

LK 1. Review Konsep Pengelolaan Sarana dan Prasarana SLB

Nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Instansi : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1. Menurut Saudara, apa yang dimaksud dengan sarana dan prasarana SLB? Berikan

contohnya!

2. Menurut Saudara apa yang dimaksud dengan pengelolaan sarana dan prasarana?

3. Apakah tujuan dan manfaat pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan?

4. Jelaskan prinsip-prinsip apa saja yang harus dipertimbangkan dalam pengelolaan

sarana dan prasarana SLB!

5. Bagaimana cara mengelola sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan

gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SLB?

Kegiatan 2. Berbagi Pengalaman tentang Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana (Curah Pendapat, 30 menit)

Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana SLB penting dilakukan untuk

mengantisipasi terjadinya kesalahan dalam merencanakan kebutuhan sarana dan

perasarana dalam rangka meningkatkan pengelolaan yang efektif dan efisien.

Perencanaan kebutuhan diawali dengan melakukan analisis kebutuhan sarana dan

Page 25: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 11

prasarana melalui analisis konteks/EDS yang terkait dengan sarana dan prasarana.

Analisis konsteks dilakukan dengan melihat kelemahan dan kekuatan SLB secara jujur

agar hasil yang diperoleh mencerminkan kondisi SLB yang sebenarnya tanpa ada

rekayasa dan manipulasi. Pada saat melakukan analisis konteks/EDS, Saudara perlu

melibatkan Tim Pengembang Sekolah yang terdiri atas kepala SLB, pengawas, beberapa

orang guru, staf SLB, komite, perwakilan siswa (jika memungkinkan) serta perwakilan

orang tua di luar komite.

LK 2. Berbagi Pengalaman tentang Perencanaan Kebutuhan Sarana dan

Prasarana SLB

Silakan Saudara duduk berpasangan, masing-masing menjawab pertanyaan berikut ini.

Jika tidak memungkinkan berpasangan, maka Saudara dapat melakukannya secara

individu, berdasarkan pengalaman pribadi sebagai kepala sekolah dalam merencanakan

kebutuhan sarana dan prasarana.

1. Apa yang Saudara ketahui tentang analisis konteks/EDS terkait perencanan

kebutuhan sarana dan prasarana SLB?

2. Bagaimana cara menentukan skala prioritas sarana dan prasarana SLB untuk

menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT)?

3. Bagaimana pula cara menyusun RKAS sarana dan prasarana SLB?

4. Menurut pendapat Saudara, mengapa subnilai kejujuran harus diutamakan dalam

pelaksanaan analisis konteks/EDS? Jelaskan!

Setelah Saudara menjawab pertanyaan di atas, berikanlah jawaban Saudara kepada

pasangan Saudara, untuk saling melengkapi dan berbagi pendapat.

Page 26: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 12

Kegiatan 3. Mengkaji Ulang Tentang Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana

(Studi Dokumen, 75 menit) Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana SLB merupakan bagian dari upaya

peningkatan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, Saudara sebaiknya benar-benar

memahami dan mengkaji semua peraturan perundangan yang terkait dengan

pengelolaan sarana dan prasarana SLB dengan penuh tanggung jawab.

Untuk mengkaji perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana SLB, bacalah terlebih

dahulu Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 tentang

Sarana dan Prasarana untuk SDLB, SMPLB, dan SMALB), dan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor 30 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan

Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, serta hasil EDS, RKS dan RKAS.

Setelah Saudara mempelajari dokumen-dokumen diatas, lakukanlah pengkajian tentang

permasalahan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana dengan menggunakan LK-

3 berikut!

LK 3. Mengkaji Ulang tentang Perencanaan Kebutuhan Sarana dan

Prasarana SLB

Selanjutnya setelah Saudara kembali ke tempat bertugas, untuk kegiatan On, lakukanlah

pengkajian permasalahan perencanaan kebutuhan sarana dan prasana SLB kemudian

mengkaji kesesuaian perencanaan dengan kebutuhan atau kondisi nyata SLB dengan

melibatkan seluruh warga sekolah (guru, orang tua, komite, dan peserta didik jika

memungkinkan).

Kegiatan 4. Menganalisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana

(Simulasi/Praktik, 120 menit)

Pemenuhan sarana dan prasarana yang efektif dan efisien memerlukan analisis

kebutuhan yang tepat dalam perencanaannya. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana

perlu dilakukan dengan mengedepankan kepentingan sekolah yang berdasarkan pada

Page 27: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 13

kekuatan dan kelemahan sekolah serta menghargai martabat individu (khususnya

penyandang disabilitas) tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau kelompok.

Pada kegiatan 4 ini, lakukanlah analisis kebutuhan sarana dan prasarana secara

berkelompok (2-5 orang) ataupun secara individu, berdasarkan kasus berikut ini!

Setelah Saudara mempelajari kasus di atas, lakukanlah analisis kebutuhan sarana dan

prasarana dengan menggunakan LK 4, dengan memperhatikan aspek: komponen,

jumlah, kondisi, kesesuaian dengan SNP, analisis penyesuaian dengan

mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan melalui pengadaan, inventarisasi,

penggunaan, pemeliharaan, atau penghapusan yang dihubungkan dengan kesenjangan

antara kondisi nyata dan pemenuhan SNP, serta menentukan skala prioritas program

pemenuhan sarana dan prasarana. Untuk pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana,

Saudara dapat merujuk pada Permendiknas Nomor 33 Tahun 2008 untuk SDLB, SMPLB,

dan SMALB, Selanjutnya Perwakilan kelompok atau secara individu menampilkan hasil

pembahasannya di depan kelas.

Kasus SDLB, SMPLB, dan SMA LB

Sekolah Luar Biasa XYZ merupakan SLB yang memiliki jenjang Dasar Menengah

Pertama, dan Menengah Atas. Pada SLB tersebut terdapat 3 jenis

hambatan/disabilitas yaitu hambatan penglihatan/tunanetra (A), hambatan

pendengaran/tunarungu (B), dan hambatan intelektual/tunagrahita (C). SLB tersebut

memiliki 10 orang guru dan 80 peserta didik terdiri dari SDLB berjumlah 29 orang

(hambatan penglihatan/tunanetra = 9 orang, hambatan pendengaran/tunarungu = 10

Orang, dan hambatan intelektual/tunagrahita = 10 orang), SMPLB berjumlah 24

(hambatan penglihatan/tunanetra = 8 orang, hambatan pendengaran/tunarungu = 8

orang, dan hambatan intelektual/tunagrahita = 8 orang), SMALB berjumlah 27 orang

terdiri dari hambatan penglihatan/tunanetra = 7 orang, hambatan

pendengaran/tunarungu = 7 orang, hambatan intelektual/tunagrahita = 13 orang) Di

SLB tersebut tentunya dibutuhkan sarana prasarana yang mencukupi untuk

keperluan kegiatan pembelajaran peserta didik sesuai dengan kondisi dan

kebutuhannya. Kondisi yang ada di SLB tersebut terdapat 8 ruang kelas yang

digunakan untuk beberapa rombongan belajar dengan hanya diberi sekat. SLB

tersebut memiliki jamban 1 buah yang ukurannya 1,5 meter persegi, Ruang UKS 6

meter persegi, Ruang Asesmen 6 meter persegi, Ruang pimpinan 8 meter persegi,

Ruang Orientasi Mobilitas 10 meter persegi , tempat sampah 6 buah, Braille kit 2 set,

peta timbul 2 buah, dan Spatel 3 buah. SLB belum memiliki ruangan perpustakaan

dan ruang pembelajaran khusus serta tempat ibadah, serta sarana tiap kelas sesuai

dengan jenis hambatan/disabilitas peserta didik belum memadai.

Page 28: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 14

LK 4. Menganalisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana SLB

Nama SLB :

Alamat SLB :

Tahun Pelajaran :

Petunjuk Pengisian:

1. Komponen menunjukkan sarana dan prasarana yang harus dianalisis sesuai dengan

kasus diatas (*hanya sebagai contoh)

2. Jumlah diisi dengan kuantitas setiap komponen yang terdapat di SLB

3. Kondisi (sarana prasarana yang ada di SLB) diisi dengan memberi tanda cek list (√)

dengan alternatif pilihan:

3 : Baik (jika kondisi kerusakan komponen sarpras baik)

2 : Rusak ringan (jika kondisi kerusakan komponen sarpras di bawah 15 %)

1 : Rusak sedang (jika kondisi kerusakan komponen sarpras 15 % s.d. 50 %)

0 : Rusak berat (jika kondisi kerusakan komponen sarpras di atas 50 %)

4. Kesesuaian dengan SNP diisi dengan diberi tanda cek list (√) dengan alternatif pilihan

Ya : jika sesuai dengan yang di atur dalam standar sarana dan prasarana (SNP)

Tidak : jika tidak sesuai dengan yang di atur dalam standar sarana dan prasarana (SNP)

5. Analisis penyesuaian/pemenuhan diisi dengan upaya yang dilakukan satuan pendidikan

untuk memenuhi standar sarana prasarana.

5 Alokasi Program diisi (dicentang) dengan alternatif pilihan:

1 : jika analisis penyesuaian/pemenuhan pada komponen sarpras dapat

dituangkan dalam Program Jangka Pendek (1 tahun)

2 : jika analisis penyesuaian/pemenuhan pada komponen sarpras dapat

dituangkan dalam Program Jangka Menengah (4 tahun)

3 : jika analisis penyesuaian/pemenuhan pada komponen sarpras dapat

dituangkan dalam Program Jangka Panjang (> 5 tahun)

Setelah kembali ke SLB nanti, lakukanlah analisis kebutuhan sarana dan prasarana di

SLB Saudara dengan mellibatkan guru, tenaga kependidikan lainnya serta komite

sekolah.

No. Komponen

Sarpras

jumlah

Kondisi

Kesesuaian

dengan

SNP

Analisis

Penyesuaian/

Pemenuhan

Program

skala

Prioritas

3 2 1 0 Ya Tidak 1 2 3

1 Kelas*

2

3

4 ....

Page 29: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 15

Rangkuman Materi Sarana dan prasarana merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses belajar

mengajar di SLB serta memiliki fungsi dan peran penting dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum satuan pendidikan.

Secara umum tujuan dilakukannya kegiatan perencanaan kebutuhan sarana dan

prasarana SLB yaitu untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan dan kegagalan dan

meningkatkan pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana yang efektif dan efisien.

Kesalahan dalam perencanaan kebutuhan terjadi karena kekeliruan dalam mengantisipasi

kebutuhan sarana dan prasarana pada masa yang akan datang dan kurang cermat dalam

menganalsis kebutuhan sesuai dengan anggaran dengan mempertimbangkan program

prioritas.

Prosedur dalam perencanaan sarana dan prasarana SLB dilakukan melalui tahapan

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana

2. Menginventarisasi sarana dan prasarana yang tersedia

3. Menyeleksi program prioritas, dan

4. Menyusun anggaran/dana.

Agar pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana efektif dan efisien perlu dilakukan

analisis kebutuhan yang tepat di dalam perencanaan pemenuhannya. Terkait pemenuhan

standar sarana dan prasarana, SLB dapat melakukan analisis Konteks atau Evaluasi Diri

Sekolah (EDS).

Latihan Soal (30 menit)

PETUNJUK

1. Latihan soal digunakan untuk mengukur ketuntasan Saudara dalam mempelajari

materi

2. Berilah tanda silang (X) pada huruf (a, b, c, dan d) di depan jawaban yang benar!

1. Kepala Sekolah menemukan permasalahan kondisi sarana dan prasarana yang sangat

memprihatinkan yaitu usianya sudah tua dan jumlahnya yang tidak sesuai dengan

kebutuhan kegiatan pembelajaran. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka

langkah pertama yang harus kepala SLB lakukan dalam menyusun perencanaan

kebutuhan sarana dan prasarana adalah ….

a. mengadakan seleksi kebutuhan

b. merencanakan anggaran pengadaan

c. pemecahan permasalahan

Page 30: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 16

d. identifikasi dan menganalisis kebutuhan

2. Tujuan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana SLB adalah ….

a. Membantu dalam menentukan tujuan pengelolaan

b. Menjadi pedoman untuk melakukan pengawasan

c. Menghilangkan ketidakpastian pengadaan

d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pengelolaan

3. Dalam perencanaan sarana dan prasarana SLB, permasalahan yang sering dihadapi

adalah ….

a. keterbatasan dana

b. efisiensi penggunaan sarana

c. pemborosan dana

d. efektivitas pembelian barang

4. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana menurut Peraturan Pemerintah nomor

27 Tahun 2014 berpedoman pada standar berikut, kecuali….

a. standar barang

b. standar kebutuhan

c. standar harga

d. standar mutu

5. Dalam perencanaan sarana dan prasarana, kepala sekolah harus mempertimbangkan

unsur realistis yang berarti rencana tersebut ….

a. bersifat dinamis

b. didukung oleh semua pihak

c. dapat dilaksanakan

d. memenuhi persyaratan

Gunakan kasus berikut ini untuk mengerjakan soal nomor 6-8

Jawablah pertanyaan berikut sesuai kasus di atas.

6. Berdasarkan hasil analisis konteks, sarana dan prasarana yang belum memenuhi SNP

adalah ....

Sebuah SLB mempunyai jumlah rombel sebanyak 6 dengan masing-masing

rombel terdiri dari 5 orang. Peserta didik laki-laki berjumlah 13 orang dan laki-laki

17 orang. Jumlah ruang kelas telah sesuai jumlah rombel tetapi 1 buah ruang

kelas rusak ringan tapi masih dapat digunakan. SLB tersebut memiliki 1 jamban

yang kondisinya selalu kotor dan ada beberapa bagian yang rusak. SLB tersebut

juga telah memiliki perpustakaan yang telah sesuai standar tetapi buku-buku

banyak yang berdebu dan jarang dibaca. Ruang laboratorium telah tersedia sesuai

standar tetapi peralatan laboratorium banyak yang tidak berfungsi karena jarang

dipakai penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan guru dalam menggunakan

peralatan labaroratorium tersebut, selain itu tidak dicatat pada buku inventaris.

Kepala sekolah tersebut kemudian melakukan analisis konteks untuk memenuhi

standar sarana dan prasarana SLB nya.

Page 31: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 17

a. satu buah jamban peserta didik laki-laki dan dan satu buah jamban peserta didik

perempuan

b. satu buah buku inventaris peralatan laboratorium

c. pengadaan alat-alat laboratorium dan buku perpustakaan

d. dua ruang kelas baru dan perbaikan ruang perpustakaan

7. Program pemenuhan/penyesuaian yang harus dilakukan dalam jangka pendek yang

merupakan skala prioritas adalah program pengadaan ....

a. jamban khusus peserta didik laki-laki 1 buah

b. peralatan laboratorium

c. perbaikan ruang kelas yang rusak

d. lemari perpustakaan

8. Setelah melakukan analisis konteks, melakukan seleksi kebutuhan sarana dan

prasarana jangka pendek, menengah, dan panjang, maka Kepala Sekolah tersebut

memilih skala prioritas yang dituangkan dalam ... .

a. Rencana Kerja Tahunan (RKT)

b. Profil Sekolah

c. Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

d. Rencana Kerja Sekolah (RKS)

Page 32: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 18

Bahan Bacaan 1. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana SLB Ketentuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Menurut pasal 42 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VII Standar Sarana dan Prasarana

menyatakan setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis

pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran

yang teratur dan berkelanjutan. Ayat 2 menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib

memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,

ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel

kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga,

tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Selanjutnya di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014

tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat

24 dinyatakan bahwa Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi

pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan Barang Milik Negara/Daerah sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Inventarisasi adalah kegiatan untuk

melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan. Sementara itu dalam

pasal 2 nya dinyatakan Barang Milik Negara/Daerah meliputi a) barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah dan b) barang

yang berasal dari perolehan lainnya yang sah. Barang Milik Negara/Daerah tersebut

meliputi:

1. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;

2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;

3. Barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

atau

4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan

hukum tetap.

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi: perencanaan Kebutuhan dan

penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan

penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan, penghapusan, penatausahaan, pembinaan,

pengawasan dan pengendalian.

Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 merupakan Perubahan Keempat dari

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

menyatakan bahwa, yang disebut dengan pengadaan barang/jasa adalah kegiatan untuk

memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat

daerah/institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai

diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa.

Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah menyatakan Pengadaan adalah kegiatan untuk

melakukan pemenuhan kebutuhan barang dan jasa. Pengadaan barang dipenuhi dengan

cara pengadaan/pemborongan pekerjaan, membuat sendiri (swakelola), penerimaan

(hibah atau bantuan/sumbangan atau kewajiban pihak ketiga), tukar menukar; dan guna

Page 33: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 19

susun. Yang dimaksud dengan penggunaan merupakan penegasan pemakaian barang

milik daerah yang ditetapkan oleh Kepala Daerah kepada pengguna/kuasa pengguna

barang. Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan,

pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang

dalam unit pemakaian. Barang inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki oleh

Pemerintah Daerah yang penggunaannya lebih dari satu tahun dan dicatat serta didaftar

dalam Buku Inventaris.

Adanya buku inventaris yang lengkap dan teratur memegang peranan dalam:

1. pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan setiap barang;

2. usaha untuk memanfaatkan setiap barang secara maksimal sesuai dengan

ketentuan; dan

3. menunjang pelaksanaan tugas Pemerintah.

Yang dimaksud dengan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan

untuk melaksanakan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam

keadaan baik dan siap untuk digunakan secara efektif dan efisien. Pemeliharaan sarana

dan prasarana dapat berupa:

1. Pemeliharaan ringan adalah pemeliharaan yang dilakukan sehari hari oleh Unit

pemakai/ pengurus barang tanpa membebani anggaran;

2. Pemeliharaan sedang adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara

berkala oleh tenaga terdidik/terlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran;

dan

3. Pemeliharaan berat adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara

sewaktu-waktu oleh tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga

sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan kebutuhannya yang mengakibatkan

pembebanan anggaran.

Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara/Daerah dari daftar

barang inventaris. Semua barang milik Negara/Daerah yang dapat dihapuskan baik

barang tidak bergerak, bergerak, maupun barang hilang.

Permendiknas Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan sekolah/madrasah menetapkan

kebijakan program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana. Program

pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada standar sarana dan prasarana dalam

hal aktifitas pengelolaan sarana dan prasarana.

1. Merencanakan, memenuhi dan mendaya gunakan sarana dan prasarana

pendidikan;

2. Mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap

berfungsi mendukung proses pendidikan;

3. Melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di SLB;

4. Menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan

tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat;

5. Pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan

kesehatan dan keamanan lingkungan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana

dan Prasarana untuk SDLB, SMPLB, dan SMALB menjelaskan tentang:

1. Satuan Pendidikan.

Page 34: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 20

Satuan Pendidikan; mengatur tentang jumlah minimum rombongan belajar peserta

didik di SDLB, SMPLB, SMALB. Jumlah minimum SDLB dan SMPLB yang harus

disediakan di satu Kabupaten/Kota dan ketentuan untuk tunalaras dipisahkan dari

SLB ketunaan lainnya.

2. Lahan.

Lahan; mengatur tentang ketentuan luas lahan minimum untuk jenjang SDLB,

SMPLB, SMALB. Lahan minimum yang telah ditentukan merupakan lahan yang

efektif yang dapat digunakan untuk mendirikan bangunan dan tempat

bermain/berolahraga. lahan juga mengatur ketentuan lokasi, kemiringan rata-rata

lahan, potensi bahaya, terhindar dari gangguan-gangguan, peruntukan dan status

hak atas tanah.

3. Bangunan; mengatur tentang ketentuan luas lantai bangunan untuk SLB, SMPLB,

dan SMALB. Ketentuan tata bangunan, persyaratan keselamatan, persyaratan

kesehatan, persyaratan aksesibilitas, persyaratan kenyamanan, ketersediaan

tangga dan ramp untuk pengguna kursi roda, bangunan dilengkapi peringatan

bahaya dan akses evakuasi, dilengkapi dengan jaringan listrik dengan daya

minimum 900 watt, pengawasan pembangunan gedung, kualitas bangunan

minimum permanen kelas B, dapat bertahan minimum 20 tahun, pemeliharaan

bangunan yaitu pemeliharaan ringan dan pemeliharaan berat dan dilengkapi izin

mendirikan dan izin penggunaan sesuai undang-undang.

4. Kelengkapan Sarana dan Prasarana.

Kelengkapan Sarana dan Prasarana mengatur tentang: kelengkapan sarana dan

prasarana SDLB, SMPLB, SMALB untuk ruang, antara lain:

a. Ruang Pembelajaran umum yaitu ruang kelas dan ruang perpustakaan.

- Ruang kelas; mengatur tentang fungsi, jumlah minimum berdasarkan

rombongan belajar, kapasitas maksimum ruang kelas untuk SDLB,

SMPLB dan SMALB, rasio ruang kelas dan peserta didik, lebar minimum,

pencahayaan, ketersediaan dan aksesibilitas pintu, ketentuan dinding

untuk penggabungan kelas, serta sarana minimal yang harus tersedia di

ruang kelas.

- Ruang perpustakaan; mengatur tentang fungsi, luas minimum,

pencahayaan, lokasi ideal dan sarana minimum yang harus tersedia di

ruang perpustakaan.

b. Ruang pembelajaran khusus yaitu ruang orientasi dan mobilitas (OM) untuk

hambatan penglihatan/tunanetra, ruang bina wicara dan ruang bina

komunikasi, persepsi bunyi dan irama (BKPBI) untuk hambatan

pendengaran/tunarungu, ruang bina diri untuk hambatan

intelektual/tunagrahita, ruang bina diri dan bina gerak untuk hambatan fisik dan

motorik/tunadaksa, ruang bina pribadi dan sosial untuk hambatan emosi dan

sosial/tunalaras, dan ruang keterampilan.

c. Ruang penunjang; mengatur fungsi, luas dan rasio ruang pimpinan, ruang

guru, ruang tata usaha, tempat ibadah, ruang UKS, ruang konseling/Asesmen,

ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, tempat

bermain/berolahraga.

Selain itu, pembangunan sarana perlu mengacu ke Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

No. 30 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada Bangunan

Gedung Dan Lingkungan. Permenpu ini mengatur tentang penyediaan sarana atau

Page 35: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 21

fasilitas yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang termasuk penyandang

disabilitas. Fasilitas-fasilitas yang perlu disediakan dan disesuaikan adalah ukuran dasar

ruang, jalur pedestrian, jalur pemandu, area parkir, pintu, ram, tangga, lif, lif tangga

(stairway lif), toilet/jamban, pancuran, wastafel, telepon, perlengkapan dan peralatan

control, perabot, rambu dan marka.

Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan disosialisasikan kepada

pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik. Pengelolaan sarana prasarana SLB

direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik

dan mengacu Standar Sarana dan Prasarana serta dituangkan dalam rencana pokok

(masterplan) yang meliputi gedung dan laboratorium serta pengembangannya.

Tujuan dan Manfaat Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Tujuan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan menurut Prastyawan (2016) secara

umum adalah memberikan fasilitas dan pelayanan secara professional di bidang sarana

dan prasarana di Sekolah dalam rangka terealisasinya proses pendidikan di sekolah

secara efektif dan efisien. Adapun secara lebih terincinya, yaitu:

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui

sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan kata

lain, melalui pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan diharapkan semua

perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana dan prasarana yang

berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang

efisien.

2. Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana atau perlengkapan sekolah

secara tepat dan efisien. Dan mengupayakan untuk menjamin keselamatan

orang atau siswa yang menggunakan peralatan tersebut.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran

pekerjaan sehingga di peroleh hasil yang optimal.

4. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga

keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh

semua personel sekolah.

Manfaat manajemen sarana prasarana

Manfaat pengelolaan sarana dan prasarana adalah tersedianya data dan informasi untuk

dijadikan bahan atau pedoman dalam menentukan dan menyusun rencana kebutuhan

barang, pengadaan barang, penyaluran barang, menentukan kondisi barang (tua, rusak

atau lebih) sebagai dasar ditambah atau dikuranginya barang, pengawasan dan

pengendalian barang, dan pengontrolan serta pengevaluasian sarana dan prasarana

(Prastyawan, 2016).

Bahan Bacaan 2. Perencanaan Sarana dan Prasarana SLB

Page 36: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 22

A. Perencanaan Sarana dan Prasarana SLB

Perencanaan berasal dari kata rencana yang berarti rancangan atau rangka dari

sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang berarti

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Dalam Permendagri Nomor 17 tahun 2007,

perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang

milik daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan

keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan pemenuhan

kebutuhan yang akan datang.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014, perencanaan kebutuhan

barang milik negara/daerah disusun dengan memperhatikan kebutuhan pelaksanaan

tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat daerah serta

ketersediaann barang milik negara/ daerah yang ada. Perencanaan kebutuhan

meliputi perencanaan pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan, pemindahtanganan

dan penghapusan barang milik negara/daerah. Selain itu, dalam peraturan ini juga

dijelaskan perencanaan kebutuhan merupakan langkah awal bagi lembaga

pemerintah baik pusat maupun daerah dalam pengusulan penyediaan anggaran

untuk kebutuhan baru dan angka dasar serta penyusunan rencana kerja dan

anggaran rencana kebutuhan yang berpedoman pada standar barang, standar

kebutuhan dan/atau standar harga.

1. Tujuan Perencanaan Sarana dan Prasarana SLB

Secara umum perencanaan sarana dan prasarana SLB bertujuan untuk

menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan dan

meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya (Ditjen PMPTK,

2007). untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan dan kegagalan dan

meningkatkan pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana yang efektif dan

efisien. Kesalahan dalam perencanaan kebutuhan terjadi karena kekeliruan

dalam mengantisipasi kebutuhan sarana dan prasarana pada masa yang akan

datang dan kurang cermat dalam menganalsis kebutuhan sesuai dengan

anggaran dengan mempertimbangkan program prioritas.

2. Persyaratan yang harus Diperhatikan dalam Perencanaan Sarana dan Prasarana

SLB.

Dalam modul manajemen sarana dan prasarana Ditjen PMPTK (2007) juga

dijelaskan bahwa ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam

perencanaan sarana dan prasarana SLB, yaitu :

a. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana SLB harus dipandang sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran.

b. Perencanaan harus jelas, yang dapat dilihat pada:

1) Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai serta ada penyusunan

perkiraan biaya/harga keperluan pengadaan.

2) Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan.

3) Petugas pelaksana (misalnya; guru, staf sekolah).

4) Bahan dan peralatan yang dibutuhkan.

5) Kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan.

6) Realistis, artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.

Page 37: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 23

c. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak

yang terlibat dalam perencanaan.

d. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas dan kualitas sesuai dengan skala

prioritas.

e. Perencanaan pengadaan sesuai dengan plafond anggaran yang disediakan.

f. Mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.

g. Mengikutsertakan unsur orang tua peserta didik.

h. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi dan

kondisi yang tidak disangka-sangka

i. Dapat dilaksankan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5

tahun), jangka panjang (10-15).

3. Prosedur Perencanaan Sarana dan Prasarana SLB

Perencanaan sarana dan prasarana SLB dilakukan melalui tahapan sebagai

berikut:

a. Identifikasi dan analisis Kebutuhan SLB

Identifikasi adalah kegiatan pencatatan dan pendaftaran secara tertib dan

teratur terhadap seluruh kebutuhan sarana dan prasarana SLB yang dapat

menunjang kelancaran proses belajar mengajar, baik untuk kebutuhan

sekarang maupun yang akan datang. Hal-hal yang terkait dalam identifikasi dan

analisis kebutuhan sarana dan prasarana di SLB, di antaranya adalah sebagai

berikut:

1) Adanya kebutuhan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan

SLB.

2) Adanya sarana dan prasarana yang rusak, dihapuskan, hilang, atau sebab

lain yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan

penggantian.

3) Adanya kebutuhan sarana dan prasarana yang dirasakan pada jatah

perorangan jika terjadi mutasi guru atau pegawai sehingga turut

mempengaruhi kebutuhan sarana dan prasarana.

4) Adanya persediaan sarana dan prasarana untuk tahun anggaran

mendatang.

b. Inventarisasi Sarana dan Prasarana

Setelah identifikasi dan analisis kebutuhan dilakukan, selanjutnya diadakan

pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan barang-barang

milik SLB ke dalam daftar inventaris secara teratur menurut ketentuan yang

berlaku.

c. Mengadakan Seleksi

Dalam tahapan mengadakan seleksi, perencanaan sarana dan prasarana

meliputi:

1) Menyusun konsep program,

Prinsip dalam menyusun program:

a) Ada penanggung jawab yang memimpin pelaksanaan program

b) Ada kegiatan kongkrit yang dilakukan

c) Ada sasaran (target) terukur yang ingin dicapai

d) Ada batas waktu

e) Ada alokasi anggaran yang pastiuntuk melaksanakan program.

2) Pendataan

Page 38: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 24

Hal-hal yang perlu diperhatikandalam pendataan barang:

a) Jenis barang

b) Jumlah barang

c) Kondisi (kualitas) barang.

d. Menyusun anggaran/dana

Penganggaran untuk pengadaan, pemeliharaan, penghapusan, dan lain-lain

dibebankan dari APBN/APBD dan bantuan dari komite sekolah (jika

memungkinkan). Adapun perencanaan anggaran dilaksanakan dalam jangka

pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Fungsi perencanaan anggaran

adalah untuk memutuskan rincian menurut standar yang berlaku terhadap

jumlah dana yang telah ditetapkan sehingga dapat menghindari pemborosan.

B. Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana

Standar sarana dan prasarana merupakan standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, ruang perpustakaan, ruang

layanan khusus, ruang keterampilan, tempat bermain, ruang UKS, tempat ibadah

serta ruang belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008).

Terkait pemenuhan standar sarana dan prasarana, SLB dapat melakukan analisis

kebutuhan melalui kegiatan analisis kontek atau dengan melakukan Evaluasi Diri

Sekolah (EDS). Analisis konteks dilakukan dengan melihat kelemahan dan kekuatan

SLB. Evaluasi diri sekolah dilakukan oleh internal SLB yang melibatkan pemangku

kepentingan SLB untuk melihat kinerja SLB berdasarkan SPM dan/atau SNP yang

hasilnya dipaka sebagai dasar penyusunan rencana kerja sekolah. Tujuan dilakukan

EDS adalah 1) SLB dapat menilai kinerjanya berdasarkan SPM dan/atau SNP, 2)

SLB mengetahui tingkat pencapaian dalam SPM dan SNP sebagai bahan perbaikan,

dan 3) SLB menyusun RKS sesuai kebutuhan nyata menuju ketercapaian

implementasi SPM dan/atau SNP. EDS yang dilakukan harus berdasarkan hasil

analisis yang disepakati bersama. Selain itu EDS harus mengacu pada kebutuhan

dan tujuan yang logis, menunjukkan skala prioritas, dan disesuaikan dengan

anggaran. Perencanaan hasil EDS dapat dilaksanakan untuk jangka panjang (10-15

tahun), jangka menengah (4 tahun) dan jangka pendek (1 tahun).

Tahapan kegiatan analisis kebutuhan SLB dapat dilakukan melalui langkah-langkah

1. Bentuk Tim Pengembang Sekolah

2. Sosialisasi kepada warga sekolah (guru, komite dan wali murid)

3. Melakukan pembagian tugas

4. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah

5. Menganalisis hasil Evaluasi Diri Sekolah

6. Menyusun RKS jangka menengah, tahunan dan menentukan skala prioritas

7. Menyusun RKAS sesuai kondisi dana yang tersedia

8. Pelaksanaan RKS yang telah disepakati.

Page 39: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 25

TOPIK 2. PENGADAAN DAN INVENTARISASI SARANA DAN

PRASARANA SLB

Materi pembelajaran pada topik 2 ini Pengadaan dan Inventarisasi Sarana dan Prasarana

SLB akan membantu Saudara memahami tentang kegiatan pengadaan dan inventarisasi

sarana dan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan SLB. Pada topik ini, Saudara akan

memperoleh pengetahuan tentang tata cara pengadaan sarana dan prasarana dan

pengadministrasian/inventarisasi sarana dan prasarana SLB. Adapun cara pengadaan

sarana dan prasarana SLB adalah melalui: pembelian, pembuatan sendiri, peminjaman,

hibah/bantuan, penyewaan, penukaran, daur ulang, dan perbaikan. Pengadaan ini harus

sesuai dengan peraturan yang berlaku misalnya yang berkaitan dengan spesifikasi, jenis,

jumlah, waktu maupun tempat, harga serta sumber yang dapat dipertanggungjawabkan

(Ditjen PMPTK, 2007).

Pelaksanakan pengadaan sarana dan prasarana saudara merujuk kepada Peraturan

Presiden Nomor 4 tahun 2015, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016,

dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008, serta peraturan lain

yang relevan.

Setelah pengadaan sarana dan prasarana SLB selesai, Ditjen PMPTK (2007)

menjelaskan tahapan berikutnya adalah melakukan inventarisasi. Kegiatan inventarisasi

merupakan pengadministrasian barang milik SLB yang dilakukan antara lain dalam buku

induk barang inventaris, buku golongan barang inventaris, buku catatan barang non

inventaris, mutasi barang inventaris, daftar rekap barang inventaris dan yang lainnya.

Hasil dari kegiatan inventarisasi dapat bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan

suatu SLB dalam bentuk material yang dapat dinilai dengan uang (sebagai aset daerah).

Manfaat lain dari inventarisasi barang yaitu untuk menentukan kondisi sebuah barang

seperti rusak, tua, kelebihan, kekurangan) yang digunakan sebagai acuan dalam

menetapkan pengadaan, pemeliharaan, penghapusan, dan yang lainya.

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam topik 2 adalah: berpikir reflektif, diskusi,

simulasi dan praktik. Saudara diminta untuk melakukan aktivitas yang ada pada kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja (LK) yang disediakan. Apabila kolom

jawaban pada LK tidak mencukupi, Saudara dapat mengerjakan pada lembar tersendiri.

Saudara juga diminta menanamkan nilai utama penguatan pendidikan karakter mandiri.

Indikator yang dikembangkan pada kegiatan 5 fokus kepada nilai kreatif, daya juang dan

profesional, sedangkan pada kegiatan 6 fokus kepada pengembangan nilai menjadi

pembelajar sepanjang hayat.

Page 40: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 26

Kegiatan 5. Merefleksikan Program Pengadaan, Inventarisasi sarana dan

Prasarana SLB

(Berpikir reflektif, Studi Dokumen, dan Simulasi, 125 menit)

Pada kegiatan 5 ini, ada beberapa tahapan kegiatan yang akan Saudara lakukan secara

kreatif dan professional melalui beberapa lembaran kerja, diantaranya: LK 5a

merefleksikan program pengadaan sarana dan prasarana, LK 5b mengidentifikasi

pengadaan sarana dan prasarana, LK 5c membuat usulan pengadaan dan inventarisasi

sarana dan prasarana SLB dan LK 5d persiapan pengadaan sarana dan prasarana.

LK 5a Merefleksikan Program Pengadaan dan Inventarisasi Sarana dan

Prasarana SLB

Sebelum melakukan kegiatan lebih lanjut, buatlah kelompok–kelompok kecil. Jawablah

pertanyaan-pertanyaan berikut pada LK 5a! Saudara dapat menjawabnya berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman Saudara menjadi kepala sekolah terkait dengan

pengadaan sarana dan prasarana SLB. Pembagian kelompok disesuaikan dengan jumlah

peserta, jika tidak memungkinkan berkelompok maka kegiatan ini dapat dilakukan secara

individu.

1. Menurut Saudara apa yang dimaksud dengan pengadaan dan inventarisasi sarana

dan prasarana SLB?

2. Bagaimana prosedur pengadaan sarana dan prasarana SLB? Jelaskan!

3. Menurut Saudara, apa yang terjadi jika Saudara tidak melaksanakan pengadaan

sarana dan prasarana SLB sesuai prosedur? Jelaskan!

4. Apa permasalahan yang sering terjadi pada proses pengadaan sarana dan prasarana

di SLB, jelaskan solusinya!

Page 41: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 27

5. Menurut Saudara apa yang dimaksud dengan inventarisasi sarana dan prasarana

SLB? Apa tujuan dan manfaatnya?

6. Bagaimana jika SLB tidak melakukan inventarisasi sarana dan prasarana dengan baik

dan benar?

Setelah melakukan refleksi, Saudara akan mengidentifikasi dokumen administrasi untuk

pengadaan dan inventarisasi sarana dan prasarana SLB.

LK 5b Identifikasi Dokumen Administrasi Pengadaan dan Inventarisasi

Sarana dan Prasarana SLB

Untuk pengisian LK 5b, Saudara dapat mengkaji Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun

2014, Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 17 Tahun 2007. Bahan Bacaan 3 tentang Pengadaan Sarana dan Prasarana dan

Bahan Bacaan 4 tentang Inventarisasi.

No.

Kegiatan

Pengelolaan Sarana

dan Prasarana

Dokumen

Administrasi Penjelasan

Penanggung

Jawab

1 Pengadaan

2 Inventarisasi

Petunjuk Pengisian

1 Dokumen administrasi diisi dengan, Dokumen yang diperlukan dalam proses

administrasi pengadaan dan inventarisasi sarana dan prasarana (seperti Berita Acara

Pemeriksaan Barang, Berita Acara Penerimaan/Pengeluaran Barang, Berita Acara

Penyerahan Barang, Berita Acara Serah Terima Barang, Buku Penerimaan Barang,

Buku Pembelian Barang, Buku Induk Inventaris, Buku Golongan Inventaris, Buku Non

Inventaris, dan Buku (Kartu) Stok Barang

2 Penjelasan diisi dengan penjelasan tentang administrasi yang diisikan pada kolom

dokumen administrasi. Contoh: berita Acara Pemeriksaan Barang ditandatangani oleh

panitia pemeriksa barang dan yang pihak menyerahkan.

3 Penanggung jawab diisi dengan petugas yang bertanggung jawab dalam mengelola

Page 42: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 28

dokumen administrasi pengadaan dan inventarisasi sarana dan prasarana

Selanjutnya, Saudara akan belajar bagaimana membuat usulan program pengadaan dan

inventarisasi sarana dan prasarana SLB.

Buatlah kelompok kecil terdiri dari 2 atau 3 orang. Pembagian kelompok disesuaikan

dengan jumlah peserta, jika tidak memungkinkan kegiatan ini dilakukan secara individu.

Bacalah dengan teliti contoh kasus berikut ini kemudian diskusikan dengan kelompok

Saudara untuk menyusun usulan program pengadaan dan inventarisasi sarana dan

prasarana SLB!

Berdasarkan kondisi pada kasus tersebut, buatlah usulan program pengelolaan sarana

dan prasarana SLB dengan menggunakan format LK 5c!

Kasus SLB Bintang memiliki peserta didik 54 orang dengan rincian sebagai berikut:

hambatan penglihatan/tunanetra = 10 orang, hambatan pendengaran/Tunarungu = 15

orang, hambatan intelektual/ Tunagrahita= 20 orang, hambatan fisik

motorik/Tunadaksa= 5 orang, dan Autis = 4 orang peserta didik. SLB tersebut akan

menyusun program pengelolaan sarana dan prasarana SLB untuk tahun pelajaran

yang akan datang. Rencana pembiayaan akan dianggarkan dari dana BOS.

Beberapa kondisi dan perubahan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program

tersebut antara lain:

1. SLB akan menambah satu rombongan belajar*), SLB sudah mendapatkan izin

dari Dinas Pendidikan

2. SLB akan menyiapkan satu ruang kelas baru lengkap dengan 5 kursi, 5 meja

dan 1 papan tulis pada bulan Mei 2016.

3. SLB mendapatkan buku tematik sebanyak 30 eksemplar pada tanggal 10 April

2016 yang belum diinventarisasi

4. SLB akan membeli barang modal berupa 4 buah komputer dan 4 buah printer

pada tanggal 8 Mei 2016.

5. SLB akan membuat lerengan (bidang miring) di pintu masuk sehingga lebih

aksesibel bagi warga sekolah dengan disabilitas pada bulan Juni 2016.

6. SLB akan membuat 1 Ruang Bina Diri dan 1 Ruang Bina Persepsi Bunyi dan

Bicara lengkap dengan perlengkapannya.

*) SLB harus menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No. 33 Tahun 2008

Page 43: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 29

LK 5c Membuat Usulan Pengadaan dan Inventarisasi Sarana dan Prasarana

SLB

No. Pengelolaan Sarana

Dan Prasarana Usulan Kebutuhan Administrasi

1. Pengadaan

2. Inventarisasi

Petunjuk Pengisian: 1. Usulan diisi dengan sarana dan prasarana yang diusulkan untuk pengadaan dan

inventarisasi

2. Kebutuhan administrasi diisi dengan dokumen yang diperlukan seperti Berita Acara

Pemeriksaan Barang, Berita Acara Penerimaan/Pengeluaran Barang,Berita Acara

Penyerahan Barang, Berita Acara Serah Terima Barang, Buku Penerimaan Barang,

Buku Pembelian Barang, Buku Induk Inventaris, Buku Golongan Inventaris, Buku

Non Inventaris, dan Buku (Kartu) Stok Barang.

Saudara telah berlatih membuat usulan pengadaan dan inventarisasi sarana prasarana

SLB beserta dokumen administrasi yang diperlukan. Usulan pengadaan sarana dan

prasarana perlu mempertimbangkan sumber dana yang tersedia, untuk itu SLB harus

berupaya mencari sumber dana lain dalam rangka memenuhi kebutuhan sarana dan

prasarana SLB. Selanjutnya Saudara mendiskusikan prosedur pengadaan sarana

prasarana SLB berdasarkan data kasus dan usulan pengadaan pada LK 5c.

LK 5d Persiapan Pengadaan Sarana dan Prasarana SLB

Bacalah terlebih dahulu bahan bacaan 3 tentang pengadaan sarana dan prasarana SLB

dan kemudian diskusikan dengan kelompok Saudara cara pengadaan, sumber dana,

kendala, dan penanggung jawab dengan menggunakan LK 5d berikut. Gunakan kasus

sebelumnya untuk mengisinya.

Nama SLB :

Tahun Pelajaran :

No. Tgl/

Bulan Uraian

Jenis Sarana

Jumlah Cara

Pengadaan Sumber

Dana Target

Pencapaian Kendala

Penang-gung jawab

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Petunjuk Pengisian

Page 44: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 30

1. Diisi dengan nomor urut

2. Diisi dengan tanggal atau bulan pengajuan

3. Diisi dengan kegiatan pengadaan

4. Diisi dengan jenis sarana yang dibutuhkan

5. Diisi dengan jumlah sarana prasarana yang akan diadakan

6. Diisi dengan cara pengadaan (pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan hibah

atau bantuan, penyewaan, pinjaman, pendaur ulang, penukaran, perbaikan atau

rekondisi)

7. Diisi dengan sumber dana

8. Diisi dengan persentase target pencapaian

9. Diisi dengan kendala/hambatan/masalah yang mungkin dihadapi

10. Diisi dengan penanggung jawab kegiatan pengadaan

Persiapan pengadaan sarana dan prasarana SLB penting dilakukan untuk menghindari

terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan serta untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya.

Pengadaan sarana dan prasarana dapat dilakukan dengan berbagai cara. Alternatif

pengadaan memerlukan kreativitas Saudara yang disesuai dengan kebutuhan dan

sumber daya yang tersedia di SLB. Kreativitas Saudara diperlukan misalnya pada aspek

pembelajaran, pada saat membutuhkan alat-alat peraga sederhana, maka bersama guru

dan peserta didik dapat membuat sendiri dengan mempertimbangkan tingkat efektifitas

dan efesiensinya.

Kegiatan selanjutnya Saudara akan melakukan simulasi menginventarisasikan sarana

dan prasarana ke dalam buku induk inventaris pada kegiatan berikut ini.

Kegiatan 6. Mengisi Buku Induk Inventaris

(Simulasi, 115 menit)

Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan pencatatan atau

pendaftaran barang-barang milik SLB ke dalam suatu daftar inventaris barang secara

tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.

SLB wajib menyelenggarakan inventarisasi barang milik daerah/negara yang dikelola oleh

SLB secara teratur, tertib administrasi, dan lengkap. Kepala sekolah bertanggung jawab

atas terlaksananya inventarisasi dan pengisian daftar inventaris barang milik

negara/daerah yang ada di SLBnya. Di samping itu, pengadministrasian barang inventaris

yang ada di SLB harus dilakukan secara terus menerus serta dilaporkan secara berkala.

Pelaksanaan kegiatan inventarisasi barang dilakukan dengan mengisi Buku Induk Barang

Inventaris, Buku Golongan Barang Inventaris, Buku Catatan Barang Non Inventaris,

Daftar Laporan Triwulan, Mutasi Barang Inventaris, Daftar Rekap Barang Inventaris.

Page 45: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 31

Keterangan lebih lengkap dapat Saudara baca pada bahan bacaan 4 tentang

inventarisasi sarana dan prasarana SLB. Selanjutnya Saudara mengisi LK 6a

berdasarkan kasus.

LK 6a Mengisi Buku Induk Barang Inventaris

Berdasarkan kasus di atas, lakukan kegiatan inventarisasi dengan mengisi LK 6a secara

berkelompok atau jika tidak memungkinkan berkelompok, Saudara dapat

mengerjakannya secara individu. Untuk menentukan kode barang, Saudara dapat

merujuk pada Bahan Bacaan 4.

Buku Induk Inventaris

Nama SLB : Tahun Pelajaran :

No. Tgl

pem- bukuan

Kode baran

g

Nama Baran

g

Ket Barang (merk,

no, ukuran)

Kuan- titas

Nama satua

n

Th. Pem

buatan

Asal Baran

g

Tgl Penye

- rahan

Keadaan

Barang Harga Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14

Petunjuk Pengisian:

1. Diisi dengan nomor menurut urutan pembukuan barang inventaris ke dalam Buku

Induk Barang Inventaris, sesuai dengan bukti penyerahan barang.

2. Diisi sesuai dengan tanggal pencatatan barang ke dalam Buku Induk Barang

Inventaris.

3. Diisi sesuai dengan tabel klasifikasi kode barang inventaris.

4. Diisi sesuai dengan istilah Indonesia yang sudah dibakukan.

5. Diisi dengan merk, nomor, type, ukuran dan sebagainya.

6. Diisi dengan jumlah barang inventaris yang dibukukan.

7. Diisi sesuai dengan sebutan yang berlaku (misal: stel, lembar M, M2)

8. Diisi dengan tahun pembuatan barang inventaris yang dibukukan (umpama dari

pabrik dan sebagainya

Pelajari Kasus Berikut ini! Pada tanggal 12 Maret 2017 , tim belanja barang membeli 2 mesin tik braille merek Velix dari toko Maju Elektronik harga per unit Rp.25.000.000,00 dan 3 buah printer Braille merek Titens dengan harga per unit Rp.4.000.000,00 dari Toko Indah. Masing masing barang tahun pembuatan 2016. Semua barang dibeli dari dana BOS. Tiga hari kemudian barang tersebut diserahkan kepada kepala sekolah melalui tim pemeriksa barang. Setelah barang diserahkan, pengurus barang melakukan kodefikasi barang dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007.

Page 46: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 32

9. Disebutkan sumber perolehan barang, misalnya anggaran rutin, hibah, bantuan,

buatan sendiri dan lain sebagainya.

10. Disebutkan satu persatu kelengkapan dokumen yang dimiliki (seperti: sertifikat

tanah, akta jual beli, izin bangunan, kontrak pemborong dan lain-lain) dan tanggal

penyerahan atau perolehan barang.

11. Diisi sesuai keadaan barang pada waktu diterima misalnya "Baik", "Rusak".

12. Diisi sesuai harga faktur/bukti penyerahan barang. Untuk barang-barang

bantuan/sumbangan yang tidak diberikan harganya, diisi menurut harga taksiran

pada waktu penerimaan barang.

13. Diisi dengan keterangan tambahan yang dianggap perlu.

Selanjutnya, kerjakan LK 6b berikut ini untuk mengidentifikasi permasalahan pengadaan

dan inventarisasi sarana dan prasarana di SLB Saudara dan tindak lanjut yang akan

Saudara lakukan. Saudara dapat menjawab berdasarkan bahan bacaan 3 dan 4 atau

bahan bacaan lain yang relevan.

LK6b Identifikasi Permasalahan Pengadaan dan Inventarisasi Sarana dan

Prasarana SLB

No. Permasalahan Pengadaan dan Inventarisasi Sarana Prasarana

Tindak Lanjut

Petunjuk Pengisian: 1. Permasalahan diisi sesuai dengan masalah, hambatan dan kendala yang dihadapi di

SLB dalam pengadaan dan inventarisasi sarana dan prasarana SLB.

2. Tindak Lanjut diisi dengan alternatif solusi pemecahan masalah

Penginventarisasian/pendataan barang-barang dan peralatan yang ada di SLB

merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena barang-barang dan peralatan yang

ada di SLB jumlahnya sangat banyak dan kita tidak mungkin mengingatnya satu-persatu.

Dengan berkembangnya teknologi kini terdapat Kartu Inventaris Barang (KIB), yang

disebut aplikasi KIB, Aplikasi KIB terdiri dari:

1. Inventarisasi Barang

a. Kartu Inventarisasi Barang (KIB A) Tanah

b. Kartu Inventarisasi Barang (KIB B) Gedung dan Bangunan

c. Kartu Inventarisasi Barang (KIB C) Mesin dan Peralatan

d. Kartu Inventarisasi Barang (KIB D) Jalan, Irigasi, Jaringan

e. Kartu Inventarisasi Barang (KIB E) Aset Tetap Lainnya

Page 47: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 33

f. Kartu Inventarisasi Barang (KIB F) Konstruksi dalam Pengerjaan

2. Kartu Inventaris Ruangan

3. Buku Inventaris

4. Buku Induk Inventaris

Rangkuman Materi

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam

manajemen sarana dan prasarana SLB. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan

serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana SLB sesuai dengan

kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat,

dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana SLB yaitu:

pembelian, pembuatan sendiri, peminjaman, hibah/bantuan, penyewaan, penukaran,

daur ulang, dan perbaikan. Pengadaan ini harus sesuai dengan peraturan yang berlaku

misalnya yang berkaitan dengan spesifikasi, kualitas, jenis, jumlah, waktu maupun

tempat, harga dan sumber anggaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tata cara pengadaan barang dan jasa harus mengacu pada standar pengadaan sarana

dan prasarana pendidikan di SLB yang umumnya melalui prosedur sebagai berikut:

1. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana yang diajukan.

2. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

3. Menyusun proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada

pemerintah bagi SLB negeri dan pihak yayasan bagi SLB swasta.

4. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan

dari pihak yang dituju.

5. Setelah dilakukan survei dan disetujui, maka sarana dan prasarana akan dikirim ke

SLB yang mengajukan permohonan tersebut.

Inventarisasi sarana dan prasarana adalah kegiatan pencatatan atau pendaftaran

barang-barang milik SLB ke dalam daftar inventaris barang sesuai dengan ketentuan dan

tata cara yang berlaku. Barang inventaris SLB adalah semua barang milik negara (yang

dikuasai SLB) baik yang diadakan/dibeli melalui dana dari pemerintah, maupun diperoleh

sebagai pertukaran, hadiah atau hibah serta hasil usaha pembuatan sendiri di SLB guna

menunjang kelancaran proses pembelajaran.

Page 48: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 34

Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka penyempurnaan pengurusan dan

pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu SLB.

Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki

oleh suatu SLB.

2. Untuk menghemat keuangan SLB baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan

dan penghapusan sarana dan prasarana SLB.

3. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu SLB dalam bentuk

materil yang dapat dinilai dengan uang.

4. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh suatu SLB.

Latihan Soal (30 menit)

PETUNJUK

1. Latihan soal digunakan untuk mengukur ketuntasan Saudara dalam mempelajari

materi

2. Berilah tanda silang (X) pada huruf (a, b, c, dan d) di depan jawaban yang benar!

1. Kebutuhan sementara akan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan sebaiknya

dipenuhi dengan cara …

a. pembelian

b. penukaran

c. penyewaan

d. pembuatan

2. Pengadaan barang SLB dengan membuat sendiri dapat dilakukan oleh SLB dengan

mempertimbangkan hal-hal dibawah ini, kecuali.…

a. dibuat oleh peserta didik, guru atau pegawai

b. memperhatikan efektifitas dan efisiensi

c. dilakukan terhadap barang yang sederhana dan murah

d. memperhatikan rekomendasi dari dinas pendidikan

3. Perhatikan tahapan berikut:

(i) menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana

(ii) mengklasifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan

(iii) membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana

(iv) menilai kelayakan dan mendapatkan persetujuan

(v) mengajukan permohonan

(vi) menerima barang

Urutan yang benar prosedur pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang benar

ditunjukkan nomor ….

Page 49: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 35

a. (i), (ii), (iii), (iv), (v)

b. (i), (ii), (iii), (iv), (vi)

c. (i), (iii), (iv), (v), (vi)

d. (ii), (iii), (iv), (v),(vi)

4. Pemenuhan sarana dan prasarana SLB dengan jalan pemberian secara cuma-cuma

dari pihak lain disebut ….

a. pembelian

b. penerimaan hibah

c. penyewaan

d. rekondisi

5. Di bawah ini yang bukan merupakan tujuan diadakannya inventarisasi sarana dan

prasarana pada suatu SLB adalah untuk…

a. menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana di suatu SLB.

b. memberikan data atau informasi dalam rangka pengawasan dan pengedalian

sarana dan prasarana.

c. menghitung kekayaan materil yang dimiliki oleh suatu SLB.

d. Memudahkan pengawasan dan pengedalian sarana dan prasarana yang dimiliki

SLB.

6. Di SLB Mekar Harapan ditemukan sebuah meja peserta didik di dalam kelas dengan

kode barang 02.06.02.01.26.0004. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 17 Tahun 2007 empat digit terakhir dari kode tersebut menunjukan…

a. Kelompok barang yang ke-4

b. Bidang Barang yang ke-4

c. Register barang yang ke-4

d. Golongan barang yang ke-4

7. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini.

(i). Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

(ii). Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.

(iii). Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat

persetujuan dari pihak yang dituju.

(iv). Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada

pemerintah bagi SLB negeri dan pihak yayasan bagi SLB swasta.

(v). Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke SLB

yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut.

Secara umum urutan prosedur pengadaan barang dan jasa di SLB adalah ....

a. (ii), (i), (v), (iii), dan (iv)

b. (ii), (i), (iii), (iv), dan (v)

c. (ii), (i), (iv), (iii), dan (v)

d. (ii), (i), (iv),(v), dan (iii)

8. Tiap SLB wajib menyelenggarakan inventarisasi barang milik negara yang

dikuasai/diurus oleh SLB masing-masing secara teratur, tertib dan lengkap. Kepala

sekolah bertanggung jawab atas terlaksananya inventarisasi fisik dan pengisian daftar

Page 50: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 36

inventaris barang milik negara yang ada di SLBnya. Pelaksanaan kegiatan

pengadministrasian barang inventaris dilakukan menggunakan berbagai dokumen.

Manakah penjelasan tentang dokumen inventaris berikut ini yang tidak tepat?

a. Buku Induk Barang Inventaris adalah buku untuk mencatat semua barang

inventaris milik negara dalam lingkungan SLB menurut urutan tanggal

penerimaannya

b. Buku Golongan Barang Inventaris adalah buku pembantu untuk mencatat barang

inventaris menurut golongan barang yang telah ditentukan

c. Buku Catatan Non Inventaris adalah buku untuk mencatat semua barang tidak

habis pakai.

d. Membuat Daftar Isian Inventaris, yaitu untuk mencatat semua barang inventaris

menurut golongan barangnya

Page 51: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 37

Bahan Bacaan 3. Pengadaan Sarana dan Prasarana SLB

A. Hakikat Pengadaan Sarana dan Prasarana SLB

Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan barang dan

jasa (Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007). Pengadaan

dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana SLB yang sesuai

dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

konteks SLB, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara

menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan

dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif

dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam

manajemen sarana dan prasarana SLB. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan

serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana SLB sesuai dengan

kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun

tempat, dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

B. Prinsip Pengadaan Sarana dan Prasarana

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pengadaan Barang/Jasa menerapkan prinsip-

prinsip sebagai berikut:

a. Efisien; Berarti Pengadaan Barang/Jasa harus diusahakan dengan menggunakan

dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu

yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai

hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.

b. Efektif; Berarti Pengadaan Barang/Jasa harus sesuai dengan kebutuhan dan

sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya.

c. Transparan; Berarti semua ketentuan dan informasi mengenai Pengadaan

Barang/Jasa bersifat jelas dan dapat diketahui secara luas oleh Penyedia

Barang/Jasa yang berminat serta oleh masyarakat pada umumnya.

d. Terbuka; Berarti Pengadaan Barang/Jasa dapat diikuti oleh semua Penyedia

Barang/Jasa yang memenuhi persyaratan/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan

dan prosedur yang jelas.

e. Bersaing; Berarti Pengadaan Barang/Jasa harus dilakukan melalui persaingan

yang sehat diantara sebanyak mungkin Penyedia Barang/Jasa yang setara dan

memenuhi persyaratan, sehingga dapat diperoleh Barang/Jasa yang ditawarkan

secara kompetitif dan tidak ada intervensi yang mengganggu terciptanya

mekanisme pasar dalam Pengadaan Barang/Jasa.

f. Adil/tidak diskriminatif; Berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua

calon Penyedia Barang/Jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan

kepada pihak tertentu, dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

g. Akuntabel; Berarti harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait dengan

Pengadaan Barang/Jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, keterbukaan,

bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel akan meningkatkan kepercayaan

Page 52: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 38

masyarakat terhadap proses Pengadaan Barang/Jasa, karena hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dari segi administrasi, teknis dan

keuangan.

C. Cara-cara Pengadaan Sarana dan Prasarana SLB

Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana SLB.

Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana SLB tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Pembelian

Pembelian adalah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

SLB dengan jalan SLB membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau

supplier untuk mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan

kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian dilakukan apabila anggarannya

tersedia, seperti pembelian meja, kursi, bangku, lemari, papan tulis, wireless, dan

sebagainya. Pengadaan sarana dan prasarana dengan cara pembelian ini

merupakan salah satu cara yang dominan dilakukan SLB dewasa ini.

2. Pembuatan sendiri

Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan SLB dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh guru,

peserta didik, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat

efektifitas dan efesiensinya apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana

dan prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan

terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang sifatnya sederhana dan murah,

misalnya alat-alat peraga yang dibuat oleh guru atau peserta didik.

3. Penerimaan Hibah atau Bantuan

Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan sarana dan

prasarana SLB dengan jalan pemberian secara cuma-cuma dari pihak

lain.Penerimaan hibah atau bantuan harus dilakukan dengan membuat berita

acara.

4. Penyewaan

Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana

dan prasarana SLB dengan jalan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain

untuk kepentingan SLB dengan cara membayar berdasarkan perjanjian sewa-

menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara

ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat

sementara.

5. Pinjaman

Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk sementara waktu dari pihak

lain untuk kepentingan SLB berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan

kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan

apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan harus

mempertimbangkan citra baik SLB yang bersangkutan.

6. Pendaurulangan

Yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara memanfaatkan

barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna untuk

kepentingan SLB.

Page 53: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 39

7. Penukaran

Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan

sarana dan prasarana yang dibutuhkan organisasi atau instansi lain. Pemilihan

cara pengadaan sarana dan prasarana jenis ini harus mempertimbangkan adanya

saling menguntungkan di antara kedua belah pihak, dan sarana/prasarana yang

dipertukarkan harus merupakan sarana dan prasarana yang sifat nya berlebihan

atau dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna lagi.

8. Perbaikan atau Rekondisi

Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan

jalan memperbaiki sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan, baik

dengan perbaikan satu unit sarana dan prasarana maupun dengan jalan

penukaran instrumen yang baik di antara instrumen sarana dan prasarana yang

rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam

satu unit atau beberapa unit, dan pada akirnya satu atau beberapa unit sarana dan

prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.

D. Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Implementasinya

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SLB umumnya melalui prosedur

sebagai berikut:

1. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.

2. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

3. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada

pemerintah bagi SLB negeri dan pihak yayasan bagi SLB swasta.

4. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat

persetujuan dari pihak yang dituju.

5. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke SLB

yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut

Contoh Implementasi prosedur pengadaan sarana dan prasarana SLB.

SLB melakukan analisis kebutuhan, kemudian mengklasifikasikan dan membuat

proposal di tingkat Kabupaten/Kota, SLB mengirimkan proposal ditujukan ke

Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Dinas Kabupaten/Kota, Dinas Kabupaten/Kota

menyeleksi berdasaran perioritas kebutuhan SLB yang layak diberi bantuan, bila

terpilih dinilai layak untuk mendapat bantuan maka akan ditinjau dan. apabila sudah

disetujui biasanya dinas memanggil kepala sekolah untuk melaksanakan

penandatangan MOU bantuan. Selanjutnya apabila proses administrasi telah selesai

Dinas akan mengirim barang tersebut dengan sendirinya (dikirim dari Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota) atau memanggil kepala sekolah untuk mendapatkan

bantuan tersebut.

Sedangkan Pemerintah Pusat/Provinsi memberikan bantuan pembangunan Ruang

Kelas Baru (RKB), Perpustakaan, Laboratorium atau bantuan lainnya dengan melihat

data Dapodik dari SLB masing-masing. Termasuk untuk pelaksanaan kegiatan

peningkatan kompetemsi guru pemerintah pusat melihat dari data dapodik dan data

nilai UKG dan UKKS yang telah dilaksanakan. Selain bantuan dari Pemerintah, SLB

pun kadang-kadang mengadakan dana swadaya dari masyarakat atau komite

Page 54: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 40

sekolah atau ada lembaga yang menyerahkan bantuan berupa buku tulis atau

seragam peserta didik.

a) Proses Pengadaan Berbagai Jenis Sarana dan Prasarana SLB

Berikut dijelaskan pengadaan berbagai jenis sarana dan prasarana SLB:

1. Buku

Yang dimaksud dengan buku disini ialah buku pelajaran, buku bacaan, buku

perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat dipakai oleh SLB meliputi

buku teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan baik fiksi maupun nonfiksi,

buku sumber dan sebagainya. Tentang jenis-jenis buku harus mengacu pada

standar di atas yang antara lain meliputi:

a. Buku teks utama adalah buku pokok yang menjadi pegangan guru dan peserta

didk yang subtansinya mengacu pada kurikulum yang berlaku.

b. Buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau merupakan

tambahan buku teks utama yang digunakan oleh peserta didik dan guru yang

seluruh isinya menunjang kurikilum

c. Buku bacaan non fiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan fakta atau

kenyataan. Pada umumnya buku bacaan nonfiksi menunjang salah satu bidang

studi. Sistematika penyusunannya tidak seperti buku teks pelengkap tetapi

disajikan secara populer.

d. Buku bacaan fiksi adalah buku bacaan yang ditulis tidak berdasarkan fakta atau

kenyataan, melainkan berdasarkan khayalan penulis. Isi buku bacaan fiksi

biasanya berbentuk cerita yang tidakbenar-benar terjadi.

Untuk pengadaan buku dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

1) Membeli

2) Menerbitkan sendiri

3) Menerima bantuan/hadiah

4) Menukar.

Dalam hal ini yang biasa dilakukan oleh SLB adalah membeli dan menerima

bantuan/hibah. Sebab jika menerbitkan sendiri akan sangat membutuhkan

waktu yang lama, sedangkan jika menukar tidak semua materi akan sesuai

dengan materi yang diajarkan atau dengan kurikulum.

2. Alat

Alat yang dimaksud dalam hal ini terdiri atas alat-alat kantor dan alat-alat

pendidikan. Adapun yang termasuk alat kantor adalah alat-alat yang biasa

digunakan di kantor seperti: mesin tulis, mesin hitung, mesin stensil, komputer,

alat-alat pembersih, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam alat

pendidikan adalah alat-alat yang secara fungsional digunakan dalam proses

belajar mengajar seperti alat peraga, alat praktik, alat laboratorium, alat kesenian,

alat olahraga, dan sebagainya. Pengadaan alat kantor dan alat pendidikan dapat

dilaksanakan dengan cara:

a. membeli

b. membuat sendiri

c. menerima bantuan/ hibah/hadiah.

Page 55: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 41

3. Perabot

Perabot ialah barang-barang yang berfungsi sebagai tempat untuk menulis,

istirahat, tempat penyimpanan alat atau bahan. Contoh: meja, kursi, lemari, rak,

filling cabinet dan sebagainya. Dalam pengadaan perabot SLB, maka ada

beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti segiantropometri, ergonomi,

estetika, dan segi ekonomis.

a. Antropometri, artinya pengadaan perabot dengan memperhitungkan tinggi

badan atau ukuran penggal-penggal tubuh pemakai (misalnya peserta didik

dan tenaga kependidikan lainnya).

b. Ergonomis, maksudnya perabot yang akan diadakan tersebut memperhatikan

segi kenyamanan, kesehatan, dan keamanan pemakai,

c. Estetis, yaitu perabot tersebut hendaknya menyenangkan untuk dipakai

karena bentuk dan warnanya menarik.

d. Ekonomis, maksudnya perabot bukan hanya berkaitan dengan harganya

tetapi merupakan transformasi wujud efisiensi dan efektifitas dalam

pengadaan dan pendayagunaannya

Adapun untuk pengadaan perabot dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai

berikut:

a. Membeli

Agar pembelian perabot dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan

dapat dipertanggungjawabkan maka perlu adanya suatu pedoman sebagai

berikut:

1) Rencana kebutuhan telah disetujui berdasarkan penelitian dan hitungan

yang mendalam. Penelitian atas barang (survei) pada umumnya meliputi

spesifikasi;

a) Buatan pabrik/negara mana dan tahun pembuatannya.

b) Merk dagang.

c) Kapasitas.

d) Bahan-bahan yang dipakai.

e) Penyediaan suku cadang.

f) Jaminan yang diberikan oleh penjual, agen atau pabrik.

g) Cara pembayaran dan harga.

h) Model

2) Peraturan tentang pembelian, baik pembelian langsung maupun melalui tim

pembelian.

3) Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk sudah jadi atau yang belum jadi.

Perabot yang belum jadi perlu dibuat terlebih dahulu sesuai dengan

kehendak pemohon.

4) Tentang pembelian perabot yang sudah jadi, Kepala sekolah/proyek perlu

membuat rencana kebutuhan, sesuai dengan syarat-syarat yang

diperlukan.

5) Untuk pengadaan perabot yang belum jadi, maka Kepala Sekolah/proyek

perlu:

a) Menyusun kebutuhan

b) Penunjukan konsultan perencanaan perabot

c) Menyusun syarat-syarat teknis sesuai dengan spesifikasi dan

menyediakan

d) gambar-gambar perabot yang akan dibeli.

Page 56: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 42

e) Membuat kontrak

f) Membuat berita acara serah terima perabot.

6) Pembelian perabot dapat dilakukan dengan lelang, penunjukan langsung

dan penawaran.

b. Membuat sendiri pengadaan perabot dengan membuat sendiri hanya berlaku

bagi SLB dalam rangka untuk praktek, dan dapat dilaksanakan sesuai dengan

kemampuan, terutama dalam hal biaya yang tersedia, tenaga ahli yang

dimiliki, peralatan yang dibutuhkan, pelaksanaan tugas yang dibebankan.

c. Menerima bantuan/hadiah.

Menerima bantuan dilaksanakan atas perjanjian dan persetujuan dari kedua

belah pihak (pemberi dan penerima) dan bantuan itu dapat berasal dari

lembaga pemerintah, swasta, maupun perorangan.

4. Bangunan

Pengadaan bangunan dapat dilaksanakan dengan cara:

a. Membangun bangunan baru

Membangun bangunan baru meliputi:

1) Mendirikan, memperbaharui (rehabilitasi/renovasi),memperluas, mengubah

dengan cara membongkar seluruh atau sebagian bangunan gedung.

2) Pembuatan pagar halaman, jalan, pengerasan halaman, pemasangan

pompa/menara air, pengadaan listrik.

3) Kegiatan pekerjaan tanah yang meliputi: pengurugan tanah, perbaikan

tanah dan penyelidikan tanah.

4) Membangun baru terdiri dari kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan,

dan kegiatan pengawasan lapangan.

b. Membeli bangunan

1) Pada prinsipnya membeli bangunan yang sudah jadi termasuk tanahnya

tidak diperbolehkan. Tetapi dalam hal-hal luar biasa, dapat diusulkan

kepada Menteri Keuangan dan Ketua Bappenas dengan disertai alasan-

alasan yang kuat melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

2) Setelah ada persetujuan dan dananya sudah tersedia, selanjutnya

dilakukan penawaran harga dari pemiliknya melalui Panitia Pembebasan

Tanah setempat yang dibentuk berdasarkan Kepres Nomor 80 Tahun

2003.

3) Apabila antara harga penawaran dan harga penaksiran Panitia sudah ada

kecocokan, maka dapat langsung diselesaikan akta jual beli di depan

Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah dan selanjutnya diselesaikan balik

nama sertifikat tanah.

c. Menyewa bangunan

1) Apabila diperlukan untuk keperluan gedung SLB, gudang dan sebagainya,

maka suatu instansi diperkenankan untuk menyewa bangunan, dengan

syarat anggaran untuk membayar sewa itu harus sudah tersedia lebih

dahulu.

2) Untuk menetapkan besarnya sewa, pemilik bangunan perlu dimintakan

pengesahan/penetapan lebih dahulu kepada panitia sewa menyewa atau

kantor urusan perumahan setempat.

Page 57: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 43

3) Setelah ditetapkan sewanya,dibuat Surat Perjanjian (kontrak) antara pihak

penjual dan pihak yang menyewakan, jika dianggap perlu dilakukan

dengan akte notaris.

4) Gedung SLB milik swasta (bersubsidi) dahulu pernah mendapat subsidi

dari Pemerintah cq Departemen Pendidikan Nasional, apabila dipakai oleh

SLB negeri, berdasarkan peraturan subsidi yang sekarang masih berlaku

tidak perlu dibayar sewanya, tetapi pemakai wajib memelihara bangunan

tersebut sebagaimana mestinya.

d. Menerima hibah bangunan

1) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dapat menerima hibah bangunan

berikut tanah dari pihak lain (Pemerintah Daerah/ Swasta).

2) Agar ada dasar hukumnya, sebaiknya pelaksanaannya dilakukan dengan

Akta Notaris Pejabat Pembuat AktaTanah setempat.

e. Menukar bangunan

1) Penukaran bangunan atau pemindah tanganan barang tidak bergerak milik

negara pada umumnya diatur dalam Keputusan Presiden tentang

pelaksanaan APBN, yaitu segala sesuatu harus mendapat persetujuan

Menteri Keuangan terlebih dahulu.

2) Bangunan milik negara yang tidak memenuhi fungsinya lagi, lokasinya

terlalu ramai atau tanahnya terlalu sempit untuk diadakan perluasan

bangunan, dapat diusulkan untuk ditukarkan dengan bangunan milik pihak

lain yang sudah jadi atau masih akan dibangun di lokasi lain.

Usul penukaran diajukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

dengan dilampiri:

a) Alasan-alasan penukaran

b) Penaksiran sementara harga tanah/bangunan lama

c) Penaksiran sementara harga tanah/bangunan baru

d) Surat-surat pemilikan tanah/bangunan lama

e) Gambar situasi/denah dari tanah/bangunan lama

f) Gambar situasi/denah dari tanah/bangunan baru.

3) Setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan, maka perlu

dibentuk Panitia Penaksir yang terdiri atas wakil-wakil dari Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian Keuangan, Kementrian Agraria

dan Tata Ruang, Kementrian Dalam Negeri, BPN dan Pemerintah Daerah,

untuk menetapkan penaksiran harga tanah/bangunan yang lama dan harga

tanah/bangunan baru.

4) Apabila kedua penaksiran itu sudah disepakati, maka dapat diselesaikan

Surat Perjanjian Penukaran di depan Notaris Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Penyerahan tanah/bangunan lama, baru boleh dilakukan setelah tanah/

bangunan baru selesai dibangun menurut Surat Perjanjian dan diterima

baik oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

5) Selanjutnya diselesaikan balik nama sertifikat tanah/bangunan baru, dan

diselasaikan pula penghapusan tanah/bangunan lama dari daftar inventaris

dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

5. Tanah

Pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara: membeli, menerima

bantuan/hadiah atau menukar.

Hal-hal yang perlu diperhatikansebelum melakukan pengadaan tanah adalah:

Page 58: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 44

a. Menyusun rencana pengadaan tanah yang lokasi dan luasnya sesuai

dengankeperluan.

b. Mengadakan survei untuk menentukan lokasi tanah yang baik sesuai dengan

maksud serta memperhatikan perencanaan tata bangunan.

c. Mengadakan survey terhadap adanya sarana jalan, listrik, telepon, air dan alat

pengangkutan.

d. Mengadakan survey harga tanah dilokasi yang telah ditentukan untuk bahan

pengajuan rencana anggaran dari hasil survei.

Mengajukan rencana anggaran kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan

melampirkan data yang telah disusun.

a. Tata cara pembelian tanah

Untuk membeli tanah bagi instansi pemerintah perlu mengikuti tatacara yang

berlaku, yaitu:

1) Penyelesaian pembelian tanah yang terdiri dari beberapa kegiatan penting;

a) Menyusun panitia pembelian yang beranggotakan pejabat dari

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Pemda, BPN, dan Dinas PU;

b) Menetapkan tugas-tugas panitia antara lain:

(1) Menetapkan kriteria/syarat (lokasi, luas, dan lain-lain)

(2) Menelitisurat-surat tanah yang akan dibeli

(3) Memperoleh penawaran harga

(4) Memperhatikan perencanaan tata kota

(5) Mendapat surat bukti pembebasan tanah

(6) Menyaksikan pembayaran langsung kepada pembelinya

c) Memperhatikan persyaratan bagi tanah yang akan dibeli:

(1) Daerah bebas banjir atau malapetaka lainnya

(2) Terletak pada daerah yang terjangkau

(3) Tidak akan tergusur

(4) Terjangkau fasilitas listrik, telepon, air

(5) Harga terjangkau.

d) Mencari tanah yang akan dibeli, dengan observasi atau kunjungan

langsung.

e) Melakukan pembebasan tanah yang akan dibeli dengan cara:

(1) Membentuk panitia pembebasan tanah yang terdiri dari 7 instansi

(BPN, Pemda, Ipeda, Ireda, Dinas PU, Camat, Kepala Desa, dan

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota)

(2) Adanya pemberian honorarium sesuai dengan ketentuan.

(3) Melakukan penandatanganan Akta Jual Beli Tanah di depan

Notaris/PPAT dan pembayaran dilakukan lewat Kantor

Perbendaharaan Negara (KPN).

(4) Mengurus sertifikat.

b. Tata cara penerimaan hibah tanah

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan hibah, yaitu:

1) Status barang yang akan dihibahkan

2) Wewenang penghibahan

3) Spesifikasi barang dan cara menerima hibah tanah, yaitu:

Tanah yang diterima secara hibah dapat berasal dari pemerintah, pihak

swasta, masyarakat, atau perorangan melalui proses penyerahan berita

Page 59: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 45

acara penyerahan atau akta serah terima hibah yang dibuat oleh

Notaris/PPAT atau camat setempat, apabila telah selesai pembuatannya

maka dapat diproses lebih lanjut menjadi sertifikat.

c. Tata cara menerima hak pakai

Penerimaan tanah dari satu pihak atas dasar hak pakai harus disertai

dokumen serah terima dari pihak yang memberi hak pakai. Penerimaan hak

pakai dari pemerintah harus disertai surat keputusan dari pemerintah yang

bersangkutan serta berita acara serah terima dari pihak SLB yang

bersangkutan dan diketahui oleh pejabat setempat, serendah-rendahnya

camat.

d. Tata cara penukaran tanah

Penukaran tanah dapat terjadi antara satu pihak dan pihak lain yang

memerlukan. Namun sebelum hal tersebut dilakukan maka harus terlebih

dahulu ada izin dari Menteri Keuangan dan sesuai Keppres tentang

pelaksanaan APBN. Adapun langkah-langkah dan tata caranya sama dengan

langkah-langkah dan tata cara dalam menukar bangunan seperti diuraikan

sebelumnya

Untuk sarana dan prasarana yang diadakan dengan cara pembelian,

bantuan/hadiah, atau menukar maka sebaiknya disertakan dengan “Berita

Acara Pemeriksaan Barang” beserta lampirannya, “Berita Acara

PenyerahanBarang” atau “Berita Acara Serah Terima Barang”. Hal ini

dimaksudkan untuk mencegah timbulnya tuntutan-tuntutan dari pihak lain di

masa datang. Lembaran berita acara tersebut mewakili persetujuan kedua

belah pihak terhadap kesepakatan yang dilakukan dalam proses transaksi.

Selanjutnya jika harus mengeluarkan barang dari tempat penyimpanannya,

sebaiknya selalu menggunakan lembaran “Berita Acara

Penerimaan/Pengeluaran Barang”. Lembar berita acara ini juga dapat

digunakan untuk menerima barang yang baru diterima dengan jalan

pembelian, hibah, penukaran dan sebagainya.

b) Pengendalian Dalam Pengadaan

Pengadaan barang, baik yang dilakukan sendiri oleh SLB maupun dari luar SLB,

hendaknya dapat dicatat sesuai dengan keadaan dan kondisinya. Hal itu

dimaksudkan sebagai upaya pengecekan, serta melakukan pengontrolan terhadap

keluar/masuknya barang atau sarana dan prasarana milik SLB. Catatan tersebut

dituangkan dalam format pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang

disajikan dalam bentuk tabel sebagai rujukan bagi SLB dalam melakukan aktivitas

pengadaan sarana dan prasarana untuk SLB.

Page 60: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 46

Dokumen Administrasi Pengadaan

Identitas SLB :........................................................

Alamat SLB :........................................................

BERITA ACARA PEMERIKSAAN BARANG

NO.

Pada hari ini …………… tanggal ..............………………kami panitia pemeriksa

barang/alat-alat…………………….. yang ditunjuk berdasarkan Keputusan

.........……………………….... tanggal ……………………No. ……………………… yang

terdiri:

1. ……………………………………………Ketua merangkap anggota

2. ……………………………………...…....Sekertaris merangkap anggota

3. ………….………………………………..anggota

4. …………………………………………...anggota

5. .………..…………………………….…...anggota

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa setelah memeriksa dan meneliti barang-

barang yang diserahkan oleh:

1. Nama : …………………………….....………………

2. Jabatan : ……………………………………………….

3. Alamat : ……………………………………………….

Yang dipesan oleh ……………………………………..............berdasarkan surat pesanan

tanggal ……………………….....… No. …………………berupa:

1. ……………………………………………

2. ……………………………………………

3. ……………………………………………

Page 61: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 47

LAMPIRAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN BARANG

No. Nama

Barang

Uraian

(Spesifikasi) Satuan

Banyaknya Kondisi Keterangan

Seharusnya Kenyataan Baik Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8 9

…………………………… 20 ……..

Yang menyerahkan Panitia Pemeriksa Barang

a. ……...…………………. (Ketua)

b. ......…………………...... (Sekretaris)

c. ……………………….... (Anggota)

d. ……………………….... (Anggota)

e. ……………………….... (Anggota)

Mengetahui:

Kepala: ……………..

NIP

Menurut pendapat kami:

…………………………………………………………………………………………

(Perincian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya rangkap …………….……

Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya rangkap ……… (……….)

***) untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Page 62: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 48

Nama SLB :

Alamat SLB :

BERITA ACARA PENERIMAAN/PENGELUARAN BARANG

No :

Pada hari ini: hari …………………. tanggal ……………. bertempat …………...

……………………………………………………………………………………….

Sesuai dengan surat : Pemberian dari ……………………………………

Permintaan

Tanggal : ………………………………….. No. ………………………………….

Telah terjadi penyerahan/pengeluaran barang antara:

1. Nama : ………………………………………….

2. Jabatan : ………………………………………….

3. Alamat : ………………………………………….

sebagai pihak yang menyerahkan

1. Nama : ………………………………………….

2. Jabatan : ………………………………………….

3. Alamat : ………………………………………….

sebagai pihak yang menerima

Barang-barang yang diserahterimakan ialah seperti daftar terlampir ………….…..

Setelah diperiksa yang diserahkan oleh pihak ke 3 ternyata terdapat/tidak terdapat

…………………………………………………………………………………………

………………………… 20 ……..

Yang menerima, Yang menyerahkan,

Saksi-saksi pihak ke-3

1. …………………….

2. …………………….

Page 63: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 49

Nama SLB :

Alamat SLB :

BERITA ACARA PENYERAHAN BARANG

No :

Pada hari ini: hari: ……………………………. tanggal ………………………..

Bertempat di ……………………………………………………………………..

Sesuai dengan surat dari :

Tanggal: ………………………………. No. ……………………………………...

telah terjadi Penyerahan/Pengeluaran barang antara:

1. Nama : …………………………………

2. Jabatan : …………………………………

3. Alamat : …………………………………

sebagai pihak yang menyerahkan

1. Nama : …………………………………

2. Jabatan : …………………………………

3. Alamat : …………………………………

sebagai pihak yang menerima barang tersebut di bawah ini :

1. ……………………………........

2. …………………………………

3. …………………………………(lihat lampiran*)

Barang tersebut disampaikan kepada : ……………………………………………..

…………………. 20 ……..

Yang menerima Yang menyerahkan

NIP : NIP :

*) Bila tidak dapat dimuat disini buatlah lampiran

Page 64: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 50

Nama SLB :

Alamat SLB :

BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG

Pada hari ini, …………………. tanggal …………………. telah dilaksanakan serah terima

barang seperti tersebut di bawah ini sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang

tanggal …………………. No. ………………………………

No Nama

Barang

Uraian

(spesifikasi) Satuan Banyaknya

Kondisi Keterangan

Baik Rusak

1 2 3 4 5 6 7 8

…………………… 20 …….

Yang menerima Yang menyerahkan

Ketua Panitia Pemeriksa Barang

NIP NIP

Page 65: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 51

Bahan Bacaan 4. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana SLB

A. Pengertian Inventarisasi Sarana dan Sarana Pendidikan

Inventarisasi berasal dari kata “inventaris” yaitu daftar yang memuat semua barang

milik kantor (SLB) yang dipakai dalam melaksanakan tugas (KBBI:2016).

Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan,

pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang

dalam unit pemakaian (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17/2007).

Menginventarisasi berarti kegiatan untuk melakukan pengecekan antara data

administratif Sarana dan Prasarana dengan kondisi fisik Sarana dan Prasarana yang

bersangkutan Maksud inventarisasi adalah untuk mengetahui jumlah dan nilai serta

kondisi Prasarana dan Sarana yang sebenarnya, yang dikuasai Pengguna Barang

maupun Kuasa Pengguna Barang atas suatu obyek barang.

Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan atau pendaftaran

barang-barang milik SLB ke dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan

teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku. Barang inventaris SLB adalah

semua barang milik negara (yang dikuasai SLB) baik yang diadakan/dibeli melalui

dana dari pemerintah, DPP maupun diperoleh sebagai pertukaran, hadiah atau hibah

serta hasil usaha pembuatan sendiri di SLB guna menunjang kelancaran proses

belajar mengajar.

Tiap SLB wajib menyelenggarakan inventarisasi barang milik negara yang

dikuasai/diurus oleh SLB masing-masing secara teratur, tertib dan lengkap. Kepala

SLB melakukan dan bertanggung jawab atas terlaksananya inventarisasi fisik dan

pengisian daftar inventaris barang milik negara yang ada di SLB nya.

B. Tujuan Inventarisasi Sarana dan Sarana Pendidikan

Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan

pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh suatu SLB. Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh suatu SLB.

2. Untuk menghemat keuangan SLB baik dalam pengadaan maupun untuk

pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana SLB.

3. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu SLB dalam

bentuk materil yang dapat dinilai dengan uang.

4. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh suatu SLB.

C. Manfaat Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap,

teratur dan berkelanjutan dapat memberikan manfaat, yakni sebagai berikut:

1. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan

menyusun rencana kebutuhan barang.

2. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam

pengarahan pengadaan barang.

3. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam penyaluran

barang.

Page 66: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 52

4. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang (tua, rusak,

lebih) sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya.

5. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan

pengendalian barang.

D. Pengadministrasian Barang Inventaris

Pelaksanaan kegiatan pengadminstrasian barang inventaris dilakukan dalam Buku

Induk Barang Inventaris, Buku Golongan Barang Inventaris, Catatan Barang Non

Inventaris, Mutasi Barang Inventaris, Daftar mutasi barang, Daftar Isian Inventaris,

Daftar Rekap Barang Inventaris.

1. Buku Induk Barang Inventaris adalah buku untuk mencatat semua barang

inventaris milik negara dalam lingkungan SLB menurut urutan tanggal

penerimaannya.

2. Buku Golongan Barang Inventaris adalah buku pembantu untuk mencatat barang

inventaris menurut golongan barang yang telah ditentukan.

3. Buku Catatan Non Inventaris adalah buku untuk mencatat semua barang habis

pakai, seperti; kapur, pensil, penghapus, papantulis, kertas ketik, tinta, dan

sejenisnya.

4. Daftar Mutasi Barang Inventaris adalah daftar untuk mencatat jumlah bertambah

dan atau berkurangnya barang inventaris sebagai akibat mutasi yang terjadi dalam

triwulan yang bersangkutan. Daftar ini tersusun menurut jenis barang pada

masing-masing golongan inventaris.

5. Daftar Isian Inventaris, yaitu untuk mencatat semua barang inventaris menurut

golongan barangnya.

6. Daftar Rekapitulasi Barang Inventaris, yaitu merupakan daftar yang menunjukkan

jumlah barang inventaris menurut keadaan pada tanggal 1 April tahun yang lalu,

mutasi barang yang terjadi selama setahun tersebut, dan keadaan barang

inventaris pada tanggal 1 April tahun anggaran berikutnya.

Untuk Daftar Isian Inventaris dan Daftar Rekapitulasinya, SLB wajib membuat dan

mengisinya dalam rangkap 2 (dua) untuk disampaikan 1 set (asli) kepada unit kerja

yang membawahinya dan 1 set (tembusan) untuk arsip sendiri.

Page 67: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 69

Contoh Format Buku Induk Barang Inventaris

Nama SLB :

Alamat SLB :

Tahun Pelajaran :

BUKU INDUK BARANG INVENTARIS

No. Urut

Tanggal dan

Pembukuan

Kode Barang

Nama Barang

Keterangan Barang (merek, nomor, ukuran,

dsb.

Kuantitas Nama

Satuan Tahun

Pembuatan Asal

Barang

Kelengkapan Dokumen dan

Tgl Penyerahan/ Perolehan

Barang

Keadaan Barang

Harga Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

………………………

Petugas Inventaris Kepala Sekolah

------------------------ --------------------

Petunjuk Pengisian Buku Induk Inventaris

1. Diisi dengan nomor menurut urutan pembukuan barang inventaris ke dalam Buku Induk Barang Inventaris, sesuai dengan bukti

penyerahan barang.

2. Diisi sesuai dengan tanggal pencatatan barang ke dalam Buku Induk Barang Inventaris.

3. Diisi sesuai dengan tabel klasifikasi kode barang inventaris.

4. Diisi sesuai dengan istilah Indonesia yang sudah dibakukan.

Page 68: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 70

5. Diisi dengan merk, nomor, tipe, ukuran dan sebagainya.

6. Diisi dengan jumlah barang inventaris yang dibukukan.

7. Diisi sesuai dengan sebutan yang berlaku (misal: stel, lembar M, M2)

8. Diisi dengan tahun pembuatan barang inventaris yang dibukukan (umpama dari pabrik dan sebagainya)

9. Disebutkan sumber perolehan barang, misalnya anggaran rutin, hibah, bantuan, buatan sendiri dan lain sebagainya.

10. Disebutkan satu persatu kelengkapan dokumen yang dimiliki (seperti: sertifikat tanah, akte jual beli, izin banguna, kontrak pemborong

dan lain-lain) dan tanggal penyerahan atau perolehan barang.

11. Diisi sesuai keadaan barang pada waktu diterima misalnya "Baik", "Rusak".

12. Diisi sesuai harga faktur/bukti penyerahan barang. Untuk barang-barang bantuan/ sumbangan yang tidak diberikan harganya, diisi

menurut harga taksiran pada waktu penerimaan barang.

13. Diisi dengan keterangan tambahan yang dianggap perlu.

Page 69: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 71

Contoh Format Buku Golongan Inventaris

Nama SLB :

Alamat SLB :

Tahun Pelajaran :

BUKU GOLONGAN BARANG INVENTARIS

Golongan Barang ……………………… Angka Sandi Jenis Barang ……………………….

No.

Nomor Urut Buku Induk

Kode Barang

Nama Barang

Keterangan Barang (merk,

nomor, ukuran) Kuantitas

Nama Satuan

Tahun Pembuata

n

Keadaan Barang

Harga Fungsi Keteranga

n

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

………………………… 20 ……………

Petugas Inventaris Kepala Sekolah …………………………

(…………………………….) (…………………………….)

Page 70: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 72

Petunjuk Pengisian Buku Golongan Barang Inventaris

1. Diisi dengan nomor menurut urutan pembukuan barang inventaris ke dalam Buku Induk Barang Inventaris, sesuai dengan bukti

penyerahan barang.

2. Diisi dengan nomor barang inventaris yang terdapat dalam buku induk inventaris

3. Diisi sesuai tabel klasifikasi barang inventaris.

4. Diisi sesuai dengan istilah indonesia yang sudah dibukukan atau sesuai dengan nama barang yang disebut di dalam Buku Induk

Barang Inventaris.

5. Diisi dengan merk, nomor, type, ukuran dan sebagainya.

6. Diisi dengan jumlah barang inventaris yang dibukukan.

7. Diisi sesuai dengan sebutan yang berlaku (misal: stel, lembar M, M2)

8. Diisi dengan tahun pembuatan barang inventaris yang dibukukan (umpama dari pabrik dan sebagainya)

9. Diisi sesuai keadaan barang pada waktu diterima misalnya "Baik", "Rusak".

10. Diisi sesuai harga faktur/bukti penyerahan barang. Untuk barang-barang bantuan/sumbangan yang tidak diberikan harganya, diisi

menurut harga taksiran pada waktu penerimaan barang.

11. Dalam lajur ini dicatat keterangan fungsi barang sebagai alat teknis pendidikan (misalnya alat praktek, alat penelitian percobaan dan

sebagainya). Bagi unit kantor, dicatat tempat barang tersebut dipergunakan sebagai alat kantor.

12. Diisi dengan keterangan tambahan yang dianggap perlu.

Page 71: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 73

Contoh format Buku Catatan Barang Non Inventaris

Nama SLB :

Alamat SLB :

Tahun Pelajaran :

BUKU CATATAN BARANG NON INVENTARIS

No. Nama

Barang Kuanti

tas

Keterangan Barang (merk, nomor, ukuran)

No. Kartu Stock

Nama Satuan

Tahun Pembuatan

Asal Barang

Kelengkapan Dokumen dan

Tanggal Penyerahan/ Perolehan

Keadaan Barang

Harga Satuan

& Jumlah

Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Petunjuk Pengisian

1. Diisi dengan nomor menurut rutan pembukuan barang non inventaris kedalam buku catatan barang non inventaris berdasarkan bukti

penyerahan barang.

2. Diisi dengan nama barang sesuai dengan istilah Indonesia yang sudah umum.

3. Diisi dengan jumlah barang non inventaris yang dibukukan.

4. Diisi dengan merk, nomor, tipe, ukuran dan sebagainya, yang dapat memperjelas ciri khusus dari barang yang dibukukan

5. Diisi dengan nomor kartu stock yang diberikan kepada barang yang sudah dibukukan.

6. Diisi dengan sebutan satuan yang berlaku

7. Diisi dengan tahun pembuatan barang non inventaris yang dibukukan.

8. Diisi dengan sumber perolehan barang.

9. Disebutkan satu persatu kelengkapan dokumen yang dimiliki dan diisi sesuai tanggal bukti penyerahan barang non inventaris.

10. Diisi sesuai dengan keadaan barang pada waktu dibukukan misalnya "Baik", "Rusak".

11. Diisi sesuai dengan harga satuan faktur/bukti penyerahan barang

12. Diisi sesuai dengan jumlah harga faktur/bukti penyerahan barang.

13. Diisi dengan keterangan tambahan yang dianggap perlu.

Page 72: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 74

Contoh Format Daftar Barang Inventaris

Nama SLB :

Alamat SLB :

Tahun Pelajaran :

DAFTAR BARANG INVENTARIS MILIK NEGARA

MENURUT KEADAAN PADA TANGGAL ……………………

Nama dan Alamat Unit Kerja/Proyek ………………………………………... ………………………………………... ………………………………………...

Daftar A. : TANAH/PERSIL Sandi Pokok : 110. Tanah untuk bangunan, lapangan olah raga, ) tanah pertanian dsb

Telepon No

No No.

Kode Barang

Jenis Tanah

Banyaknya Persil

Letak Tanah (nama jalan)

Luas

(p x l)

Tahun Dibeli/ Diperoleh

Status Kelengkapan Diperuntukan Harga

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 13

…………………… 20 …..

Petugas Inventaris Kepala Sekolah …………………………

(…………………………….) (…………………………….)

Page 73: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 75

Petunjuk Pengisian 1. Diisi dengan nomor urut

2. Diisi dengan nomor kode barang

3. Diisi dengan Tanah untuk bangunan, lapangan olah raga, tanah pertanian dsb)

4. Diisi dengan batas persil

5. Diisi dengan letak, lokasi, alamat, nama jalan

6. Diisi dengan luas tanah, bangunan, pxl

7. Diisi dengan tahun perolehan

8. Diisi dengan status tanah, berupa:

a. Tanah milik Pemda

b. Tanah milik negara (tanah yang dikuasai langsung oleh negara)

c. Tanah hak ulayat (tanah masyarakat)

d. Tanah hukum adat

e. Tanah hak (tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum, HGB, hak pakai atau hak pengelolaan

9. Diisi dengan sertifikat tanah, nomor dan tanggal

10. Diisi dengan kegunaan untuk apa

11. Diisi dengan harga sesuai faktur

12. Diisi dengan keterangan yang dianggap perlu

Page 74: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 76

E. Pelaksanaan Inventarisasi dengan aplikasi KIB

Pelaksanaan inventarisasi dibagi dalam 2 kegiatan yaitu:

1. Pelaksanaan pencatatan

2. Pelaksanaan pelaporan

Dalam pencatatan dipergunakan buku dan kartu yaitu

1. Inventarisasi Barang

h. Kartu Inventarisasi Barang (KIB A) Tanah

i. Kartu Inventarisasi Barang (KIB B) Gedung dan Bangunan

j. Kartu Inventarisasi Barang (KIB C) Mesin dan Peralatan

k. Kartu Inventarisasi Barang (KIB D) Jalan, Irigasi, Jaringan

l. Kartu Inventarisasi Barang (KIB E) Aset Tetap Lainnya

m. Kartu Inventarisasi Barang (KIB F) Konstruksi dalam Pengerjaan

2. Kartu Inventaris Ruangan

3. Buku Inventaris

4. Buku Induk Inventaris

Dalam pelaksanaan pelaporan dipergunakan daftar

1. Buku Inventaris dan Rekap

2. Daftar Mutasi Barang dan Rekap

Buku Inventaris adalah himpunan catatan data teknis dan administratif yang diperoleh

dari catatan kartu barang inventaris.

Kartu Inventaris Barang (KIB) adalah kartu untuk mencatat barang-barang Inventaris

secara tersendiri atau kumpulan kolektif dilengkapi data asal, volume, kapasitas,

merk, type, nilai/harga dan data lain mengenai barang tersebut, yang diperlukan

untuk inventarisasi maupun tujuan lain dan dipergunakan selama barang itu belum

dihapuskan.

Kartu Inventaris Ruangan (KIR) adalah kartu untuk mencatat barang-barang

inventaris yang ada dalam ruangan kerja. Kartu Inventaris ruangan ini harus

dipasang di setiap ruangan kerja, pemasangan meupun pencatatan inventaris

ruangan menjadi tanggung jawab pengurus barang dan kepala ruangan disetiap

Daftar Rekapitulasi Inventaris disusun oleh pengelola/pembantu pengelola dengan

mempergunakan bahan dari rekapitulasi Inventaris barang yang dipergunakan oleh

pengguna.

Sedangkan Daftar Mutasi Barang memuat data barang yang berkurang dan /atau

yang bertambah dalam suatu jangka waktu tertentu (1 semester dan 1 tahun).

Mutasi barang terjadi karena:

1. Bertambah, disebabkan karena:

a. Pengadaan baru karena pembelian

b. Sumbangan atau hibah

c. Tukar Menukar

d. Perubahan Peningkatan kualitas (guna susun)

2. Berkurang, disebabkan:

a. Dijual/dihapuskan

b. Musnah/Hilang/Mati

c. Dihibahkan/Disumbangkan

d. Tukar Menukar/Ruislag/Tukar guling/dilepaskan dengan ganti rugi.

Untuk lebih jelasnya Saudara dapat membaca Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor No. 17 Tahun 2007 dan membaca instrumen asset inventaris (yang berisi

Page 75: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 77

format-format data SLB, rekap mutasi, KIB A, KIB B, KIB C,KIB D, KIB E, KIB D, KIB

E, KIB F, KIR, Buku Inventaris dan lain sebagainya) pada folder pendukung.

F. Kodefikasi (Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007)

Kodefikasi adalah pemberian pengkodean barang pada setiap barang inventaris milik

Pemerintah Daerah yang menyatakan kode lokasi dan kode barang. Tujuan

pemberian kodefikasi adalah untuk mengamankan dan memberikan kejelasan status

kepemilikan dan status penggunaan barang pada masing-masing pengguna.

Kodefikasi kepemilikan untuk masing-masing tingkatan pemerintahan

sebagai berikut:

a. Barang milik pemerintah kabupaten/Kota (12).

b. Barang milik pemerintah provinsi (11).

c. Barang milik pemerintah pusat (BM/KN (kalau ada OO).

Dalam rangka kegiatan sensus barang daerah, setiap barang daerah harus diberi

nomor kode sebagai berikut :

a. Nomor Kode Lokasi

1) Nomor Kode Lokasi menggambarkan/menjelaskan status kepemilikan barang,

Provinsi, Kabupaten/Kota, bidang, SKPD dan unit kerja serta tahun pembelian

barang.

2) Nomor Kode Lokasi terdiri 14 digit atau lebih sesuai kebutuhan daerah.

3) Nomor Kode urutan Provinsi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 39.

4) Nomor Kode urutan Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum dalam lampiran 40.

5) Nomor Kode SKPD dibakukan lebih lanjut oleh Kepala Daerah dengan

memperhatikan pengelompokkan bidang yang terdiri dari 22 bidang, yaitu:

(1) Sekwan/DPRD;

(2) Gubernur/Bupati/Walikota;

(3) Wakil Gubernur/Bupati/Walikota;

(4) Sekretariat Daerah;

(5) Bidang Kimpraswil/PU;

(6) Bidang Perhubungan;

(7) Bidang Kesehatan;

(8) Bidang Pendidikan dan Kebudayaan;

(9) Bidang Sosial;

(10) Bidang Kependudukan;

(11) Bidang Pertanian;

(12) Bidang Perindustrian;

(13) Bidang Pendapatan;

(14) Bidang Pengawasan;

(15) Bidang Perencanaan;

(16) Bidang Lingkungan Hidup;

(17) Bidang Pariwisata;

(18) Bidang Kesatuan Bangsa;

(19) Bidang Kepegawaian;

(20) Bidang Penghubung;

(21) Bidang Komunikasi, informasi dan dokumentasi;

(22) Bidang BUMD.

Page 76: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 78

6) Kecamatan diberi Nomor Kode mulai dari nomor urut 50 (lima puluh) dan

seterusnya sesuai jumlah kecamatan pada masingmasing Kabupaten/Kota.

7) Contoh nomor kode lokasi. angka atau digit nomor kode lokasi ditulis secara

berurutan dalam suatu garis datar.

8) Digit 1 dan 2, Kode komponen kepemilikan barang

Penulisan kode komponen kepemilikan barang sebagai berikut :

a. Barang milik Pemerintah Pusat dengan Nomor Kode OO

b. Barang milik Pemerintah Daerah Provinsi dengan Nomor Kode 11

c. Barang Milik Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan Nomor Kode 12.

9) Digit 3 dan 4, Kode Provinsi.

Provinsi diberi Nomor Kode mulai dari Nomor 01 sampai dengan 33 (dstnya),

sesuai dengan jumlah Provinsi yang ada.

10) Digit 5 dan 6, Kode Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota yang berada dalam wilayah suatu Provinsi diberi Nomor Kode

mulai dari Nomor 01 dan seterusnya sampai sejumlah Kabupaten/Kota dalam

wilayah Provinsi tersebut.

Untuk nomor kode Kabupaten /Kota yang baru dibentuk dibakukan oleh Gubernur

dengan mengikuti urutan sesuai lahirnya undang - undang Pembentukan Daerah

Otonom baru dengan memperhatikan/mengikuti Nomor urut Kabupaten/ Kota

yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri.

11) Digit 7 dan 8, kode bidang

Kode bidang ini merupakan pengelompokan Bidang Tugas yang terdiri dari 22

bidang

12) Digit 9 dan 10, kode SKPD.

Page 77: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 79

Kode Unit merupakan penjabaran dari Bidang Tugas kepada Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) sesuai struktur organisasi di masing masing Daerah

Provinsi/Kabupaten/ Kota. Penetapan nomor urut kode unit/SKPD di masing-

masing Provinsi/Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Kepala Daerah

13) Digit 11 dan 12, Tahun Pembelian/Pengadaan/ Pembangunan

Nomor Kode Tahun pembelian/pengadaan barang dituliskan 2 angka terakhir

(misalnya tahun pembelian/perolehan 1997, maka ditulis Nomor Kodenya 97,

tahun pembelian/perolehan tahun 2002 ditulis 02 tahun 2005 ditulis 05 dan

seterusnya. Barang yang tidak diketahui Tahun Pembelian/Perolehannya, supaya

dibandingkan dengan barang yang sama, sejenis, type, merk, bahan, cc dsb dan

penetapan prakiraan tahun tersebut ditetapkan oleh Pengurus barang.

14) Digit 13 dan 14, Kode Sub Unit/Satuan Kerja

Kode Sub Unit/Satuan Kerja untuk masing-masing SKPD diberi Nomor urut Kode

sub unit sesuai struktur organisasi perangkat daerah mulai dari Nomor 01 dan

seterusnya sampai sejumlah sub Unit/Satuan Kerja dalam SKPD tersebut dan

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

Contoh 1. Nomor Kode Lokasi

Barang milik Departemen Kimpraswil dipergunakan pada Dinas PU (Subdin Cipta

Karya) Kabupaten Berau dibeli/diperoleh tahun 1999.

Cara penulisan : 00.23.02.05.01.99.04

b. Nomor Kode Barang

i. Nomor Kode barang diklasifikasikan ke dalam 6 (golongan) yaitu:

Page 78: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 80

ii. Penggolongan barang terbagi atas Bidang, Kelompok, Sub Kelompok dan sub-

sub Kelompok/Jenis Barang.

iii. Nomor Kode golongan, bidang, kelompok, sub kelompok dan Sub-Sub

Kelompok/jenis barang sebagaimana tercantum dalam lampiran 41.

iv. Nomor kode barang terdiri atas 14 (empat belas) digit Yang tersusun berurutan

ke belakang dibawah suatu garis lurus sebagai berikut:

Untuk mengetahui Nomor Kode Barang dari setiap jenis dengan cepat, perlu 2

angka di depan/dicari Nomor Kode Golongan Barangnya, kemudian baru dicari

Nomor Kode Bidang, Nomor Kode Kelompok, Nomor Kode Sub Kelompok, Nomor

Kode Sub-Sub Kelompok/jenis barang dimaksud.

Contoh 1, kode barang mobil sedan

Untuk mencari nomor kode barang mobil sedan adalah sebagai berikut :

Cara Penulisan : 02.03.01.01.01.0000

1. Nomor kode 02; nomor kode golongan peralatan dan mesin;

2. Nomor kode 03; mobil sedan bidang alat-alat angkutan;

3. Nomor kode 01; kelompok alat angkutan darat bermotor;

4. Nomor kode 01; sub kelompok kendaraan dinas bermotor perorangan;

5. Nomor kode 01; sub-sub kelompok/jenis barang;

6. Nomor kode Register.

c. Nomor Register

Nomor register merupakan nomor urut pencatatan dari setiap barang, pencatatan

terhadap barang yang sejenis, tahun pengadaan sama, besaran harganya sama

seperti meja dan kursi jumlahnya 150, maka pencatatannya dapat dilakukan

dalam suatu format pencatatan dalam lajur register, ditulis: 0001 s/d 0150.

Page 79: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 81

Nomor urut pencatatan untuk setiap barang yang spesifikasi, type, merk, jenis

berbeda, maka nomor registernya dicatat tersendiri untuk masingmasing barang.

Cara penulisan nomor Kode Unit dan Nomor Kode Barang :

Barang milik Daerah Provinsi Maluku berupa Air Condition, Unit yang ke enam,

berada pada Subdin Pengelolaan Budidaya Perikanan(Dinas Perikanan dan

Kelautan), dibeli/diperoleh Tahun 2001.

01.17.00.11.02.01.05

02.06.02.04.03.0006

d. Lain-lain.

1. Cara pencatatan dan pemberian Nomor Kode bagi barang yang belum ada

Nomor Kode jenis barangnya, supaya mempergunakan Nomor Kode jenis

barang "Lain-lain" dari Sub kelompok barang yang dimaksud atau dibakukan

oleh Kepala Daerah masing-masing dengan mengikuti nomor urut jenis barang

lain-lain.

2. Barang milik Daerah yang dipisahkan (Perusahaan Daerah) tetap menjadi milik

Pemerintah Daerah, oleh karena itu semua barang inventaris yang dipisahkan,

diperlakukan sama dengan barang inventaris milik Pemerintah Daerah.

3. Tidak termasuk barang milik daerah tersebut di atas yaitu barang

usaha/barang yang diperdagangkan sesuai dengan bidang usaha dari

Perusahaan Daerah tersebut.

4. Dalam rangka tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah yang cepat

dan akurat, Pemerintah Daerah menerapkan aplikasi inventarisasi melalui

Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA).

G. Laporan Inventarisasi

SLB menyampaikan laporan pengguna barang semesteran, tahunan dan 5 tahunan

kepada daerah melalui pengelola. Buku induk inventarisasi merupakan saldo awal

pada daftar mutasi barang tahun berikutnya, selanjutnya untu tahun-tahun berikutnya

pengguna dan pengelola hanya membuat daftar mutasi barang (bertambah dan/atau

berkurang) dalam bentuk rekapitulasi.

Mutasi barang bertambah dan/atau berkurang dicatat pada

1. laporan mutasi barang

2. Daftar Mutasi Barang

Page 80: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 82

Mutasi barang merupakan pencatatan barang bertambah dan/atau berkurang selama

6 bulan untuk dilaporkan. Laporan Mutasi semester I dan semester II digabungkan

menjadi daftar mutasi barang selama 1 tahun dan masing-masing dibuatkan daftar

rekapitulasinya.

Laporan Inventarisasi barang (mutasi bertambah dan/atau berkurang) selain

mencantumkan jenis, merek, type, dan lain sebagainya juga harus mencantumkan

nilai barang.

Format Laporan Pengurus Barang

1. Buku Inventaris

2. Rekap Buku Inventaris

3. Laporan Mutasi Barang

4. Daftar Mutasi Barang

5. Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang

6. Daftar Usulan Barang yang akan dihapus

Page 81: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 83

TOPIK 3. PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN SARANA DAN

PRASARANA

Salah satu bagian penting dalam pengelolaan sarana dan prasarana SLB adalah

penggunaan sarana dan prasarana. Sebagai kepala sekolah, Saudara mempunyai

kewajiban untuk memastikan bahwa sarana dan prasarana di SLB digunakan untuk

meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Kepala sekolah juga sangat berperan dalam

memelihara kualitas sarana dan prasarana. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang

melibatkan semua warga sekolah akan berdampak pada kualitas sarana prasarana dan

dapat menghemat biaya perbaikan. Pemeliharaan yang baik juga menjamin keselamatan

peserta didik atau orang yang menggunakannya.

Topik 3 ini akan membantu Saudara untuk memahami jadwal penggunaan sarana dan

prasarana, menganalisis tingkat penggunaan, menyusun rekapitulasi tingkat penggunaan

dan membuat grafik tingkat penggunaan sarana dan prasarana. Sedangkan untuk

pemeliharaan dilakukan analisis kerusakan dan penyusunan program pemeliharaan

sarana dan prasarana, dengan demikian sarana dan prasarana di SLB dapat selalu

tersedia bila dibutuhkan dan dalam keadaan baik serta layak pakai.

Nilai PPK yang dikembangkan pada Topik 3 adalah mandiri, gotong royong dan

Nasionalis terutama sub nilai kreatif, tanggung jawab, komitmen atas keputusan bersama

dan musyawarah mufakat, taat hukum, solidaritas dan kerjasama.

Kegiatan 7. Merefleksikan tentang Tingkat Penggunaan Sarana dan

Prasarana SLB

(Berpikir Reflektif, 30 menit)

Saudara dan kepala sekolah lain diminta untuk berkelompok atau berpasangan, berpikir

reflektif untuk menjawab seluruh pertanyaan pada LK 7 berikut ini. Pembagian kelompok

disesuaikan dengan jumlah peserta, jika tidak memungkinkan kegiatan ini dapat dilakukan

secara individu. Saudara dapat menjawab pertanyaan pada LK 7 berdasarkan

pengalaman Saudara menjadi Kepala Sekolah dalam menggunakan Sarana dan

Prasarana SLB.

Page 82: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 84

LK 7. Berpikir Reflektif tentang Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana

SLB

1. Mengapa penggunaan sarana dan prasarana SLB secara optimal itu penting?

2. Bagaimana mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana di SLB ?

3. Apa yang akan terjadi jika penggunaan sarana dan prasarana tidak memperhatikan

administrasi penggunaannya? Jelaskan!

SLB perlu mengajarkan, membiasakan, dan melatihkan secara konsisten penggunaan

sumber daya SLB (seperti: air, listrik, telepon, dll) secara efisien melalui berbagai kegiatan

yang melibatkan seluruh warga sekolah, seperti: mematikan kran air setelah digunakan,

mematikan lampu jika tidak diperlukan, berbicara di telepon sesuai keperluan dan lain-

lain.

Selanjutnya, untuk optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana SLB, perlu disusun

jadwal penggunaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan penggunaan sarana

dan prasarana. Untuk kebutuhan tersebut perlu kiranya SLB menyusun jadwal

penggunaan sarana dan prasarana.

Page 83: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 85

Kegiatan 8. Menyusun Jadwal Penggunaan Sarana dan Prasarana

(Simulasi, 45 menit)

Optimalisasi tingkat penggunaan sarana dan prasarana dapat mendukung kesiapan

sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran. Untuk itu perlu adanya jadwal

penggunaan sarana dan prasarana seperti pada LK 8. Jadwal penggunaan disusun

dengan memperhatikan kebutuhan dan kesepakatan bersama serta dilaksanakan dengan

penuh tanggung jawab.

Selanjutnya Saudara diminta berkelompok atau individu menyusun jadwal penggunaan

sarana dan prasarana disesuaikan dengan pengalaman dan kondisi SLB masing-masing

dengan menggunakan LK 8.

LK 8. Penyusunan Jadwal Penggunaan Sarana dan Prasarana

No. Jenis Sarana dan Prasarana Kegiatan Jadwal Penggunaan

Catatan Hari Tgl Waktu Ruang

1.

2.

3.

Petunjuk Pengisian

1. Jenis sarana dan prasarana diisi dengan jenis sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengguna

2. Kegiatan diisi dengan kegiatan yang dilakukan seperti pembelajaran, rapat, KKKS/MKKS, dll

3. Jadwal penggunaan diisi dengan identitas ruang dan waktu pelaksanaan kegiatan 4. Catatan diisi dengan data peminjam/kondisi barang/pengembalian barang dan lain-lain

sesuai kebutuhan.

Beberapa hal yang diperhatikan dalam penyusunan jadwal penggunaan sarana dan

prasarana di SLB adalah:

1. Penyusunan jadwal harus menghindari benturan dengan kelompok lainnya

2. Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok SLB merupakan prioritas utama

3. Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun pelajaran

4. Penugasan/penunjukan personil sesuai dengan dengan keahlian pada bidangnya

5. Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana SLB, antar kegiatan

intrakurikuler dengan ekstrakurikuler harus jelas

Page 84: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 86

Selanjutnya Saudara akan melakukan analisis tingkat penggunaan sarana dan prasarana

pada kegiatan berikutnya.

Kegiatan 9. Menganalisis Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana (Simulasi, 120 menit)

Penggunaan Sarana dan Prasarana dipengaruhi oleh jumlah sarana dan prasarana,

banyaknya ruang yang ada, banyaknya peserta didik, guru dan karyawan yang

menggunakan sarana dan prasarana. Analisis tingkat penggunaan sarana dan prasarana

perlu dilakukan untuk mengetahui kendala penggunaan, dampak dari frekuesi

penggunaan dan tindak lanjut yang harus dilakukan agar sarana dan prasarana selalu

tersedia untuk digunakan dan berada pada kondisi siap pakai.

Kegiatan pada LK9a, membantu Saudara memiliki data pemetaan frekuensi penggunaan

sarana dan prasarana, kendala, dampak penggunaan dan tindak lanjut dalam

penggunaan sarana dan prasarana yang ada di SLB Saudara.

LK 9a Analisis Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana SLB

Nama SLB :

Alamat SLB :

Tahun Pelajaran :

No Jenis Sarana Jumlah

Frekuensi Penggunaan (1 bulan)

Peruntukan

Kendala Penggu

naan

Dampak Frekuensi Pengguna

an

Tindak Lanjut

SL SR KD TP

1 2 3 4 5 6 8 8

1. Ruang Tata Usaha

a. Perabot

1) Meja

2) Kursi

b. Peralatan

1) Laptop

7 3 2 1 1

Administrasi dan KBM

Menyalakan dan mematikan laptop tidak sesuai prosedur

Laptop cepat rusak

Mengedukasi cara penggunaan laptop yang tepat

2) Mesin tik 6 2 2 1 1

3) Printer 7 3 2 2 0

4) Scanner 3 1 1 1 0

5) Komputer PC

6 3 2 0 1

2. Ruang kelas

a. Perabot

1) Meja siswa

2) Kursi siswa

3) Meja guru

Page 85: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 87

No Jenis Sarana Jumlah

Frekuensi Penggunaan (1 bulan)

Peruntukan

Kendala Penggu

naan

Dampak Frekuensi Pengguna

an

Tindak Lanjut

SL SR KD TP

1 2 3 4 5 6 8 8

4) Kursi guru

5) Lemari

b. Peralatan Pendidikan

1) Alat Peraga

2) Alat peraga taktil

c. Media Pendidikan

1) Papan tulis

d. Perlengkapan lain

1) Tempat cuci tangan

2) Jam dinding

3) Kursi roda

3. Ruang O & M

a. Perabot

1) Lemari

b. Perlengkapan lain

1) Matras

2) Papan keseimbangan

3) Denah ruang timbul

4. …..

5. …..

Petunjuk Pengisian

1 Diisi dengan nomor urut

2 Diisi dengan jenis Sarana diisi dengan sarana prasarana yang ada di SLB yang mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008

3 Diisi dengan jumlah sarana yang tersedia

4 Diisi dengan frekuensi penggunaan diisi dengan SL: Selalu, SR: Sering, KD: Kadang-kadang, TP: Tidak pernah. Beri tanda cek list sesuai pendapat Saudara

5 Diisi dengan peruntukkan diisi dengan tujuan penggunaan barang

6 Diisi dengan kendala Penggunaan diisi dengan hal-hal yang menjadi kendala dalam penggunaansarana dan prasarana.

7 Diisi dengan dampak dari Frekuensi Penggunaan

8 Diisi dengan tindak lanjut rencana yang dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana

Berdasarkan hasil analisis tingkat penggunaan sarana dan prasarana, Saudara diminta

membuat daftar rekapitulasi pengunaan sarana dan prasarana serta diagram penggunaan

sarana dan prasarana. Hasil analisis tersebut akan menjadi dasar dalam penentuan

kebijakan dalam penggunaan sarana dan prasarana berikutnya yang sesuai dengan

prosedur dan ketentuan dalam penggunaan sarana dan prasarana.

Page 86: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 88

Tabel 2. Contoh Daftar Rekapitulasi/Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana

Nama SLB :

Alamat SLB :

Tahun Pelajaran :

Jenis sarana

Nama Unit Sarana

Jumlah Unit

Frekuensi Penggunaan

Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah

Ruang tata Usaha

Laptop 7 3 2 1 1

Mesin Tik 6 2 2 1 1

Printer 7 3 2 2 0

Scanner 3 1 1 1 0

Komputer PC

6 3 2 0 1

Berdasarkan daftar rekapitulasi/tingkat penggunaan sarana dan prasarana, selanjutnya

buatlah diagram penggunaan sarana dan Prasarana.

Bagi Kepala Sekolah dengan disabilitas penglihatan, Saudara disarankan untuk membuat

uraian rekapitulasi sesuai dengan tabel 2 daftar rekapitulasi penggunaan sarana dan

prasarana.

Diagram 1. Penggunaan Sarana Prasarana

Berdasarkan diagram penggunaan sarana dan prasarana dapat diketahui

frekuensi/tingkat pengunaan sarana dan prasarana ruang kelas, ruang perpustakaan,

Page 87: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 89

ruang laboratorium, dan jamban, sehingga dapat menjadi acuan bagi pemeliharaan

sarana dan prasarana yang harus dilakukan.

Selanjutnya buatlah daftar rekapitulasi penggunaan sarana dan prasarana berdasarkan

hasil pengisian LK 9a, dan diagram penggunaan berdasarakan daftar rekapitulasi, seperti

pada contoh di atas (LK 9b).

LK 9b Diagram Penggunaan Sarana dan Prasarana

2. 1. Daftar Rekapitulasi Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana

Jenis sarana

Nama Unit Sarana

Jumlah Unit Frekuensi Penggunaan

Selalu Sering Kadang-kadang

Tidak Pernah

2. Diagram Penggunaan Sarana dan Prasarana

Kegiatan 10. Menganalisis Tingkat Kerusakan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

(Studi kasus, 45 menit)

Penggunaan sarana dan prasarana di SLB perlu menjaga dan mempertahankan

komponen sarana dan prasarana agar tidak cepat mengalami kerusakan. Untuk lebih

jelasnya Saudara dapat membaca bahan bacaan 5 dan 6. Atau bacaan lain yang relevan.

SLB dapat mengurangi tingkat kerusakan sarana dan prasarana dengan mengajarkan,

membiasakan dan melatihkan secara konsisten kepada guru dan peserta didik dalam

menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana SLB secara bersama-sama.

Selanjutnya Saudara diminta melakukan analisis tingkat kerusakan sarana dan prasarana

dengan menggunakan LK 10 berdasarkan kasus di bawah ini.

Page 88: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 90

Berikut ini data kerusakan bangunan di sebuah SLB.

1. Kerusakan ringan: Ruangan kelas

Genteng retak, lepas dari dudukannya

Langit-langit lapuk, permukaan eternit kusam karena noda bekas bocoran

2. Kerusakan sedang:

Kayu struktur atap keropos/lapuk

Eternit pecah, lepas dari dudukannya

3. Kerusakan berat:

Lantai keramik pecah dan bergelombang

Kusen pintu/jendela retak/keropos

Lakukanlah analisis kerusakan sarana dan prasarana di atas dengan menggunakan tabel

pada LK 10 dibawah ini!

LK 10. Analisis Tingkat Kerusakan Sarana dan Prasarana SLB

Lakukan analisis kerusakan sarana dan prasarana dengan memperhatikan faktor

kesehatan dan keamanan lingkungan.

Nama SLB :

Alamat SLB :

Tahun Pelajaran :

No. Jenis Sarana

Dan Prasarana

Kondisi/ Kerusakan

Faktor yang Mempengaruhi

Kondisi/Kerusakan Pengecekkan

1. Genteng Retak dan lepas dari dudukannya

Cuaca Dilakukan berkala dan kontinu (bulanan atau sesuai jadwal)

2.

3.

4.

Petunjuk Pengisian

1. Jenis sarana dan prasarana diisi dengan, sarana dan prasarana sesuai kasus diatas

2. Kondisi/kerusakan diisi dengan, keadaan/kerusakan sarana dan prasarana

3. Faktor yang mempengaruhi kondisi/kerusakan diisi dengan, hal-hal yang menjadi

penyebab kondisi/kerusakan tersebut

4. Pengecekan diisi dengan pelaksanaan pengawasan/pengecekan

Page 89: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 91

Kegiatan 11. Merefleksikan Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SLB (Berpikir Reflektif dan Peta Konsep, 180 menit)

Setelah Saudara melakukan pemetaan tingkat kerusakan sarana dan prasarana hingga

diperoleh grafik hasil analisis, selanjutnya Saudara dan kepala sekolah lain diminta untuk

berkelompok atau berpasangan, berpikir reflektif untuk menjawab pertanyaan pada LK

11a berikut ini. Pembagian kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta, jika tidak

memungkinkan kegiatan ini dapat dilakukan secara individu. Saudara dapat menjawab

pertanyaan pada LK 11a berdasarkan pengalaman Saudara menjadi Kepala Sekolah

dalam melakukan pemeliharaan Sarana dan Prasarana SLB.

LK 11a Refleksi Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Mengapa pemeliharaan sarana dan prasarana SLB secara optimal itu penting?

2. Apa manfaat dari pemeliharaan sarana dan prasarana SLB?

3. Apa yang akan terjadi jika saudara tidak melakukan pemeliharaan sarana dan

prasarana di SLB?

Pemeliharaan sarana dan prasarana dapat dilakukan dengan melibatkan unsur-unsur

manajemen SLB, guru, peserta didik, komite, wali peserta didik dan masyarakat. Kegiatan

ini bertujuan untuk menciptakan kesadaraan dan memotivasi kepedulian seluruh pihak

untuk menjaga dan memelihara sarana dan prasarana yang ada, hingga tercapai

lingkungan yang sehat, aman dan nyaman. Beberapa kegiatan pembiasaan bagi peserta

didik antara lain: antri saat bergantian memakai fasilitas SLB, melaksanakan piket

kebersihan secara berkelompok dan bergantian, menjaga dan merawat tanaman di

lingkungan SLB secara bergiliran dan lain-lain.

Page 90: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 92

LK 11b Identifikasi Macam-macam Pekerjaan Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana SLB

Setelah Saudara melakukan refleksi, selanjutnya lakukan identifikasi macam-macam

pekerjaan pemeliharaan sarana dan prasarana dengan memperhatikan rencana kegiatan

pemeliharaan. Untuk mengisi Lk 11b, Saudara dapat membaca Bahan Bacaan 6 dan

bahan bacaan lain yang relevan dengan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SLB.

No Sarana dan

Prasarana

Macam-macam Pekerjaan Pemeliharaan Catatan

Rutin Berkala Preventif Darurat

1

2

3

4

Petunjuk Pengisian

1 Sarana dan Prasarana diisi dengan sarana dan prasarana yang ada di masing-masing

unit kerja minimal 5-10 item.

2 Bentuk Pemeliharaan diisi dengan, memberikan centang (√) pada masing-masing

kegiatan yang dilakukan untuk masing-masing bentuk pemeliharaan

3 Catatan diisi dengan rencana kegiatan yang akan dilakukan atau hal-hal lain yang

dianggap perlu

Selanjutnya secara berkelompok (atau individu) buatlah peta konsep, dengan menuliskan

semua gagasan mengenai pemeliharaan sarana dan prasarana. Peta konsep dapat

dibuat seperti contoh di bawah ini atau dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

Page 91: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 93

Gambar 2 Contoh Peta Konsep Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Untuk melengkapi peta konsep, Saudara dapat mempelajari Bahan Bacaan 6 tentang

Pemeliharaan Sarana dan Prasarana atau bacaan lain yang relevan. Pembagian peta

konsep dapat dibuat berdasarkan pemeliharaan menurut keadaan barang.

Bagi Kepala sekolah dengan disabilitas penglihatan, Saudara disarankan membuat uraian

pemeliharaan sarana dan prasarana menurut keadaan barang.

Setelah Saudara membuat peta konsep, selanjutnya lakukanlah upaya pemeliharaan

menurut keadaan barang, dengan memperhatikan faktor penghematan biaya, kesehatan

dan keamanan lingkungan pada LK 11c.

Setelah Saudara kembali ke SLB tempat tugas, libatkanlah seluruh warga sekolah

termasuk peserta didik untuk melakukan upaya pemeliharaan sarana dan prasarana

dengan membiasakan selalu menjaga kebersihan kelas dan lingkungan SLB.

LK 11c Upaya Pemeliharaan Menurut Keadaan Barang

No. Keadaan Barang Pemeliharaan Kegiatan

yang Dilakukan

Manfaat (penghematan biaya, kesehatan dan

keamanan lingkungan)

1. Barang habis pakai

2.

Barang Tahan Lama

Mesin-mesin

Kendaraan

Alat-alat ekektronik

Buku-buku

Furnitur

Alat-alat Laboratorium

Gedung-gedung

Ruang Kelas

Tanah (Pagar, taman, lapangan dll)

Fasilitas umum (Tempat Ibadah, Jamban, dll)

Petunjuk Pengisian

1. Keadaan barang diisi dengan pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan barang

dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tidak habis pakai

2. Pemeliharaan diisi dengan macam-macam pekerjaan pemeliharaan

3. Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan.

4. Manfaat diisi dengan manfaat kegiatan bagi penghematan biaya, kesehatan dan

keamanan lingkungan

Page 92: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 94

Rangkuman Materi Penggunaan sarana dan prasarana adalah pemanfaatan segala jenis barang yang sesuai

dengan kebutuhan secara efektif dan efisien. Penyusunan jadwal penggunaan sarana

dan prasarana merupakan optimalisasi tingkat penggunaan sarana dan prasarana.

Analisis tingkat penggunaan sarana dan prasarana dapat membantu kepala sekolah

mengetahui frekuensi penggunaan sarana dan prasarana. Selanjutnya dibuat daftar dan

diagram penggunaan sarana dan prasarana yang kemudian dianalisis dampak dari

penggunaan sarana dan prasarana sebagai dasar penggunaan sarana dan prasarana

berikutnya.

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan

pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan

baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai

tujuan pendidikan. Pemeliharaan juga merupakan penjagaan atau pencegahan barang

dari kerusakan, yang dilakukan secara berkala dan terus menerus sehingga dapat

diketahui tingkat kerusakan dan tindak lanjut pemeliharaan yang harus dilakukan oleh

kepala sekolah sebelum menentukan bentuk-bentuk pemeliharaan untuk mendapatkan

manfaat berupa penghematan biaya, kesehatan dan keamanan lingkungan.

Pemeliharaan dimulai dengan melakukan identifikasi macam-macam pekerjaan

pemeliharaan sarana dan prasarana meliputi pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala,

pemeliharaan preventif dan pemeliharaan darurat. Sedangkan bentuk upaya

pemeliharaan sarana dan prasarana dapat dilakukan berdasarkan kurun waktu, umur

penggunaan barang, dan keadaan barang.

Latihan Soal (30 menit) PETUNJUK

1. Latihan soal digunakan untuk mengukur ketuntasan Saudara dalam mempelajari

materi

2. Berilah tanda silang (X) pada huruf (a, b, c, dan d) di depan jawaban yang benar!

1. Penggunaan sarana dan prasarana harus ditujukan semata-mata dalam

memperlancar pencapaian tujuan pendidikan. Prinsip penggunaan sarana prasarana

tersebut adalah….

a. efisiensi

b. efektivitas

c. preventif

d. kontiniutas

Page 93: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 95

2. Contoh bentuk penggunaan sarana dan prasarana yang menerapkan prinsip efisiensi

adalah ...

a. Menggunakan komputer tata usaha hanya untuk pengerjaan tugas-tugas

ketatausahaan SLB

b. Menggunakan LCD projector sesuai dengan petunjuk penggunaan

c. Membatasi penggunaan peralatan laboratorium

d. Memakai KIT IPA untuk kegiatan pembelajaran IPA

3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengaturan penggunaan sarana dan prasarana

adalah ...

a. Jumlah alat yang tersedia terbatas, tetapi yang membutuhkan lebih dari satu

kelas, maka alat-alat digunakan bersama-sama secara bergantian

b. Banyaknya kelas masing-masing tingkat, banyaknya peserta didik dalam tiap kelas

dan banyaknya sarana dan prasarana untuk tiap tiap jenis

c. Alat pelajaran yang dipindahkan ke kelas yang membutuhkan secara bergantian

atau alat pelajaran tersebut disimpan di suatu ruangan dan guru mengajak peserta

didik mendatangi ruangan itu.

d. Jumlah alat yang tersedia mencukupi banyaknya kelas, maka sebaiknya alat-alat

disimpan di kelas.

4. Peralatan/barang di SLB Saudara banyak yang tidak bisa digunakan lagi untuk

mendukung proses pembelajaran. Sebagai kepala sekolah Saudara bertanggung

jawab terhadap pemeliharaan peralatan/barang tersebut. Maka kegiatan awal yang

harus Saudara lakukan dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana

adalah…

a. Merencanakan biaya pemeliharaan

b. Menentukan bentuk-bentuk pemeliharaannya

c. Menyusun jadwal pemeliharaan

d. Memetakan kerusakan dan tindak lanjut pemeliharaannya

5. Perhatikan kegiatan berikut ini.

(i). Pembersihan saluran drainase dari sampah dan kotoran.

(ii). Pengecekan terhadap keamanan sarana bermain atau tempat upacara

(iii). Pembabatan rumput dan tanaman semak yang tidak teratur.

(iv). Pelapisan plesteran pada tembok yang retak atau terkelupas.

Yang merupakan kegiatan pemeliharaan berkala adalah ... .

a. (i) dan (iv)

b. (i) dan (iii)

c. (ii) dan (iv)

d. (iii)dan (iv)

6. Kepala sekolah melakukan monitoring terhadap pelaksanaan program pemeliharaan

sarana dan prasarana yang disusunnya. Kepala sekolah tersebut terkejut terhadap

jamban khusus peserta didik yang kotor dan berbau padahal sumber air cukup dan

peralatan kamar mandi yang masih berfungsi dengan baik. Kepala sekolah merasa

pelaksanaan program pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berjalan dengan

baik padahal program pemeliharaannya yang disusunnya sudah cukup baik. Berikut

ini merupakan langkah yang tidak tepat yang dilakukan kepala sekolah, adalah ...

a. penyadaran tentang pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana

Page 94: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 96

b. pemahaman tentang pemeliharaan sarana dan prasarana SLB

c. perbaikan program pemeliharaan sarana dan prasarana

d. pelaksanaan dan pembiasaan kegiatan pemeliharaan saran dan prasarana SLB

7. Apa yang harus dilakukan seorang kepala sekolah untuk pemeliharaan gedung SLB?

a. Mengecek secara berkala dan kontinu, analisis tingkat kerusakan dan tindak lanjut

pemeliharaan

b. Menyusun jadwal pengecekan, menganalisis tingkat kerusakan gedung/bangunan,

menganggarkan pemeliharaan

c. Menyusun jadwal pengecekan, pengecekan berkala, pengangaran biaya dan

pemeliharaan

d. Mengecek secara berkala dan kontinu, penyusunan jadwal dan tindak lanjut

pemeliharaan

8. Berikut ini data kerusakan ruangan kelas/ bangunan di sebuah SLB.

(i) Eternit pecah, lepas dari dudukannya

(ii) Langit-langit lapuk, permukaan eternit kusam karena noda bekas bocoran

(iii) Kayu struktur atap keropos/lapuk

(iv) Genteng retak, lepas dari dudukannyaLantai keramik pecah dan bergelombang

(v) Kusen pintu/jendela retak/keropos

Berdasarkan hasil analisis tingkat kerusakan pada kasus di atas, maka bentuk

pemeliharaan yang harus dilakukan untuk kerusakan ringan adalah …

a. penggantian genteng, dan pemeliharaan atap SLB

b. penggantian kusen pintu/jendela yang retak/kropos dan lantai keramik

c. perbaikan eternit dan lantai keramik yang pecah

d. perbaikan kayu struktur atap dan penggantian kusen pintu

Bahan Bacaan 5. Penggunaan Sarana Dan Prasarana SLB

A. Penggunaan Sarana dan Prasarana

Penggunaan adalah proses, cara menggunakan sesuatu; pemakaian (KBBI : 2016).

Pengguna adalah pejabat pemegang kewenangan Penggunaan Barang Milik

Negara/Daerah (Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014). Beberapa hal yang

perlu dipahami dan dijalankan oleh pengguna (kepala sekolah, guru, peserta didik

dan penjaga sekolah) dalam kaitannya untuk menjaga dan mempertahankan kondisi

komponen bangunan agar tidak cepat mengalami kerusakan. Beberapa hal berikut

adalah sebagai upaya-upaya yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar agar

bangunan tetap terjaga kondisinya, sebagai berikut:

1. Peletakan papan tulis, papan pengumuman atau majalah dinding sebaiknya tidak

menggunakan dinding sebagai sandaran penempatan sarana tersebut, karena

dapat merusak permukaan plesteran dinding dengan meninggalkan lubang bekas

paku juga menimbulkan bekas-bekas retak. Gunakan papan untuk menempelkan

pengait apabila akan menggantungkan sesuatu pada dinding.

2. Peletakan perabotan meja, kursi dan almari, harus diperhitungkan jarak tepi

dengan permukaan dinding karena dapat menimbulkan kelembaban permukaan

dinding (berjamur) dan menimbulkan goresan memanjang akibat gesekan

meubelair, dinding kotor karena gesekan telapak tangan, kepala atau punggung.

Page 95: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 97

3. Pada saat membuka dan menutup pintu dan jendela, diusahakan tidak

membanting atau menarik dengan keras, karena hal ini akan menyebabkan

kerusakan pada slot, engsel, handel dan daun pintu/daun jendela bahkan akibat

lainnya adalah kaca jendela pecah atau retak.

4. Memutar kunci slot dilakukan secara pelan, tidak tergesa-gesa sehingga akan

mengurangi penyebab keausan, kendor atau macet. Setelah ruangan selesai

dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar, tutup pintu dan jendela dikunci

dengan baik.

5. Hindarkan meletakkan sesuatu barang berat dengan cara dibanting atau digeser

dengan keras di atas permukaan lantai keramik, karena akan mengakibatkan

keramik penuh dengan goresan, pecah/retak atau pasangan tegel lepas

6. Lakukan pembersihan lantai yang kotor karena sampah bertebaran atau bekas-

bekas noda lengket, tanah/pasir yang terbawa alas kaki. Lakukan pembersihan

dengan cara disapu dan di pel. Lantai kotor akan mengundang serangga (semut)

untuk membuat sarang, yang pada akhirnya semut akan masuk seluruh pasir dan

spesi di bawah pasangan tegel keramik, akibatnya adalah bagian bawah tegel

menjadi berongga dan dapat menyebabkan tegel lepas atau pecah. Bila

mengetahui naad-naad tegel berlubang segera lakukan pengisian cairan semen

pada naad tegel tersebut (dengan cara dikolot).

7. Memberikan pengertian kepada setiap peserta didik bahwa komponen

penggantung dan pengunci yang terpasang pada pintu (slot, grendel, engsel) dan

jendela (engsel, grendel, kaitangin), harus dijaga dan dirawat keberadaannya,

tidak diperbolehkan mengambil/melepas atau sebagai sarana mainan. Fungsi

komponen-komponen tersebut adalah untuk keamanan dan kenyamanan

ruangan.

8. Banyak kasus ditemukan sehari-hari di SLB, peserta didik bersenda gurau dengan

bermain ayunan dengan cara bergelantungan pada handel slot, salah satu anak

menggelantung pada handel dan satu anak mendorong daunpintu ke kanan dan

ke kiri. Akibatnya adalah slot handel lepas/patah, engsel pintu menjadi aus/lepas

baut-bautnya atau daun pintu tidak presisi lagi sehingga kalu dibuka dan ditutup

selalu bergesekan dengan kosen atau lantai. Lakukan segera pengencangan

baut-baut yang kendor agar pintu/jendela berfungsi dengan baik dan mudah untuk

dibuka dan ditutup.

9. Grendel, handel dan kait angin adalah salah satu komponen yang seringkali

ditemukan hilang/lepas dari tempat dudukannya, karena berbagai tingkah laku dan

keisengan peserta didik kecuali jika komponen tersebut memang sengaja dilepas

karena aus/rusak tetapi tidak segera diganti/dipasang dengan komponen baru.

10. Matikan lampu yang masih menyala setelah selesai jam kegiatan belajar mengajar

berakhir. Sebaiknya penyalaan lampu dipergunakan apabila kondisi ruangan tidak

memungkinkan untuk mendukung kegiatan di dalamnya. Hindari penggunaan

energi listrik yang berlebihan/pemborosan, dalam keseharian maksimalkan

pemanfaatan bidang bukaan (jendela kaca, jalusi atau Bovenlich) untuk

penerangan ruangan.

11. Agar suasana nyaman dan bersih, kaca jendela harus selalu dibersihkan pada

bagian luar /dalam, sehingga tidak mengganggu pencahayaan sinar yang masuk

ke dalam ruangan serta menghindari kesan kumuh.

12. Selesai menggunakan Jamban, jangan lupa menutup/mematikan kran air yang

mengalir, siram kloset atau lantai Jamban sampai bersih.

Page 96: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 98

13. Hindarkan membuang sampah atau kotoran pasir/tanah yang terbawa masuk ke

dalam Jamban, closet atau avour (lubang pembuangan air) yang sekiranya dapat

mengakibatkan penyumbatan. Sediakan keset di depan pintu Jamban untuk

membersihkan sepatu sebelum masuk Jamban.

14. Jagalah selalu kebersihan Jamban, apabila tidak tersedia air dalam jamban

karena jaringan tidak mengalir, maka pengambilan air diusahakan dengan

menimba air sumur untuk mengguyur / menggelontornya.

15. Apabila mengetahui ada genteng kerpus patah/bergelombang atau salah satu

genteng retak/pecah atau melorot dari dudukannya, segera diperbaiki untuk

menghindari kerusakan yang lebih luas dan pada akhirnya akan berpengaruh

terhadap komponen-komponen lainnya yang ada di bawahnya.

16. Untuk menjaga keamanan jaringan listrik, pada saat mencabut zaker dari stop

kontak lakukan dengan hati-hatiagar stop kontak tidak tertarik/lepas dari dinding.

Saklar lampu tidak diperbolehkan untuk mainan, karena dapat mengakibatkan

tombol saklar lepas/kabel putus.

17. Sediakan selalu dan letakkan perlengkapan seperti sapu, alat pel, serok,

kemucing dan tempat sampah, di tempat strategis yang mudah diketahui dan

mudah diambil. Kembalikan ke tempat semula setelah menggunakan

perlengkapan tersebut.

Penggunaan sarana dan prasarana adalah pemanfaatan segala jenis barang yang

sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien. Dalam hal penggunaan sarana,

harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tujuan yang akan dicapai.

2. Kesesuaian antar media yang akan digunakan dengan materi yang akan dibahas.

3. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang.

4. Karakteristik peserta didik.

Terdapat dua prinsip penggunaan sarana prasarana di SLB yang harus diperhatikan

dalam pemakaian perlengkapan pendidikan, yaitu:

1. Prinsip efektivitas

Prinsip efektivitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan di SLB

harus ditujukan semata-mata dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan

SLB, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Prinsip efisiensi

Prinsip efisiensi berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan secara hemat

dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak mudah habis, atau

rusak.

Prinsip efektifitas dan efesiensi perlu dilakukan untuk menjaga terjadinya

pemborosan. Pemborosan terjadi karena dua faktor yaitu: sikap dan kurangnya

keterampilan menyelesaikan tugas.

1. Sikap Mental

Sikap mental pada dasarnya bentuk ketidak perdulian pada berfungsinya

alat/barang yang digunakan pegawai dan ketidak jujuran dalam mengelola

kekayaan milik organisasi.

2. Kurangnya Keterampilan

Page 97: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 99

Kurangnya keterampilan menyelesaikan tugas, dalam melaksanakan tugasnya

sering banyak melakukan kesalahan. Hingga pemborosan terhadap alat/barang

menjadi rusak.

B. Pengaturan Penggunaan

Pengaturan Penggunaan Sarana Pendidikan dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai

berikut:

1. Banyaknya sarana pendidikan untuk tiap-tiap macam.

2. Banyaknya kelas masing-masing tingkat.

3. Banyaknya peserta didik dalam tiap-tiap kelas.

4. Banyaknya ruang atau kelas yang ada di SLB.

5. Banyaknya guru atau karyawan yang terlibat dalam penggunaan sarana

pendidikan.

Dengan memperhatikan faktor-faktor di atas pengaturan penggunaan sarana

pendidikan dapat diatur sebagai berikut:

1. Sarana pendidikan untuk kelas tertentu.

Apabila jumlah alat yang tersedia terbatas, padahal yang membutuhkan lebih dari

satu kelas, maka alat-alat tersebut terpaksa digunakan bersama-sama secara

bergantian. Dengan pengaturan penggunaan adalah:

a. Alat pelajaran yang dipindahkan ke kelas yang membutuhkan, secara

bergantian.

b. Alat pelajaran tersebut disimpan disuatu ruangan dan guru mengajak peserta

didik mendatangi ruangan itu (sistem laboratorium).

2. Sarana pendidikan untuk beberapa kelas.

jika alat yang tersedia mencukupi banyaknya kelas, maka sebaiknya alat-alat

disimpan di kelas agar mempermudah penggunaan.

Setelah alat-alat pelajaran digunakan, maka kegiatan selanjutnya adalah pengaturan

kembali. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa peserta didik harus diberi

kesempatan untuk melaksanakan pengaturan kembali alat-alat yang mereka

gunakan, untuk itu perlu dilakukan hal yaitu:

1. Peserta didik harus diberi tahu dan diawasi bagaimana menggunakan perabotan

SLB, karena seringkali ketahanan kondisi perabotan tergantung dari cara

menggunakannya.

2. Mengikutsertakan peserta didik dalam pemeliharaan dan pengaturan kembali, hal

ini mempunyai manfaat, yaitu :

a. Melatih peserta didik untuk bertanggung jawab terhadap barang-barang yang

mereka gunakan.

b. Mendidik peserta didik untuk merasa ikut memiliki barang-barang SLB

c. Peserta didik menjadi lebih paham akan seluk beluk alat-alat yang mereka

pergunakan.

Penggunaan atau pemakaian sarana dan prasarana pendidikan di SLB merupakan

tanggungjawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Untuk kelancaran

kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang sarana dan

prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan saran dan

prasarana SLB diberi tanggung jawab untuk menyusun jadwal tersebut. yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan saran dan prasarana adalah:

Page 98: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 100

1. Penyusunan jadwal harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya

2. Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok SLB merupakan prioritas utama

3. Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun pelajaran

4. Penugasan / penunjukan personil sesuai dengan dengan keahlian pada bidangnya

5. Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana SLB, antar kegiatan

intrakulikuler dengan ekstrakulikuler harus jelas

Contoh Tata tertib Penggunaan Sarana dan Prasarana

Tata Tertib dan Pengaturan Penggunaan dan Pemeliharaa Sarana dan Prasarana

SLB

Kewajiban

Semua guru, pegawai dan peserta didik berkewajiban:

1. Menjaga dan memelihara sarana prasarana SLB serta secara koninyu dan

berkesinambungan .

2. Menjaga keamanan barang-barang SLB.

3. Menjaga kebersihan sarana prasarana SLB.

4. Menertibkan sarana prasarana SLB dengan pengadministrasian yang baik dan

benar.

5. Mengganti dan atau memperbaiki sarana prasarana SLB jika digunakan tidak

untuk kepentingan SLB atau sengaja dirusak dan dihilangkan atau digunakan

sembrono dan tidak wajar

6. Melaporkan kepada pimpinan jika ada barang-barang hilang atau rusak karena

sebab-sebab tertentu

Hak

Semua guru, pegawai dan peserta didik berhak:

1. Memanfaatkan sarana prasarana SLB secara optimal untuk kepentingan

pendidikan.

2. Menggunakan sarana prasarana SLB dengan penuh tanggung jawab untuk

kepentingan pendidikan

3. Jika diperlukan diperkenankan membawa barang-barang SLB keluar SLB untuk

kepentingan pendidikan, seperti laptop, buku-buku dan lain-lain sesuai ketentuan

dan penuh tanggung jawab

4. Meminjam barang-barang SLB untuk kepentingan pendidikan di lingkungan SLB

dengan penuh tanggung jawab

Larangan

Semua guru, pegawai dan peserta didik dilarang:

1. Mengambil dan memiliki sarana prasarana SLB.

2. Membawa pulang barang-barang SLB tidak untuk kepentingan pendidikan dan

tidak seizin pimpinan SLB

3. Menjual dan atau menyewakan sarana prasarana SLB untuk kepentingan

pribadi.

4. Meminjamkan sarana prasarana SLB kepada orang lain.

5. Menjual dan menghilangkan sarana prasarana milik SLB.

Page 99: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 101

Page 100: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 102

Bahan Bacaan 6. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana SLB A. Definisi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SLB

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk

melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu

dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil

guna (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007). Pemeliharaan

dilakukan terhadap barang inventaris yang sedang dalam unit pemakaian, tanpa

merubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun kontruksi asal, sehingga

dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik dari segi unit

pemakaian maupun dari segi keindahan.

Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan

suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.

Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk

mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan

dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya.

Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai

keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.

B. Tujuan Pemeliharaan

Tujuan pemeliharaan antara lain:

1. Mengoptimalkan usia pakai perlatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat

dari aspek biaya, karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika

dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.

2. Menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan

sehingga diperoleh hasil yang optimal.

3. Menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencekkan secara rutin

dan teratur.

4. Menjamin keselamatan orang atau peserta didik yang menggunakan alat tersebut

C. Manfaat Pemeliharaan

Manfaat pemeliharaan antara lain:

1. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu

mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat.

2. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti

biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.

3. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga

menghindari kehilangan.

4. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang.

5. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.

D. Macam-macam Pekerjaaan Pemeliharaan

Beberapa pekerjaan pemeliharaan yang harus diperhatikan adalah:

1. Pemeliharaan terus menerus (teratur, rutin)

a. Pembersihan saluran drainase dari sampah dan kotoran

b. Pembersihan ruangan-ruangan dan halaman dari sampah dan kotoran

c. Pembersihan terhadap kaca, jendela, kursi, meja, lemari, dan lain-lain

d. Pembabatan rumput dan semak yang tidakteratur

e. Pembersihan dan penyiraman kamar mandi/wc untuk menjaga kesehatan.

2. Pemeliharaan berkala

Page 101: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 103

a. Perbaikan atau pengecatan kusen-kusen, pintu, tembok, dan komponen

bangunan lainnya yang sudah terlihat kusam

b. Perbaikan mebeler (lemari, kursi, meja, dan lain-lain)

c. Perbaikan genteng rusak/pecah yang menyebabkan kebocoran

d. Pelapisan plesteran pada tembok yang retak atau terkelupas

e. Pembersihan dan pengeringan lantai, halaman atau selasar yang terkena air

hujan/air tergenang.

3. Pemeliharaan darurat

a. Dilakukan terhadap kerusakan yang tidak terduga sebelumnya dan

berbahaya/merugikan apabila tidak diantisipasi secepatnya

b. Perbaikan yang sifatnya sementara dan harus cepat selesai supaya;

1) Kerusakan tidak bertambah parah

2) Proses pembelajaran tidak terganggu

c. Dilaksanakan secara swakelola

d. Harus segera dilakukan perbaikan permanen.

4. Pemeliharaan preventif

Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu

tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria

yang ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya pemeliharaan preventif merupakan

cara pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilakukan sebelum sarana dan

prasarana tersebut mengalami kerusakan. Tujuannya adalah untuk mencegah

atau mengurangi kemungkinan sarana dan prasarana tidak bekerja dengan

normal dan membantu agar sarana dan prasarana dapat aktif sesuai dengan

fungsinya. Pekerjaan yang tergolong pemeliharaan preventif adalah melihat,

memeriksa, menyetel, mengkalibrasi, meminyaki, penggantian suku cadang dan

sebagainya.

Adapun langkah-langkah dalam pemeliharaan preventif adalah:

a. Menyusun program pemeliharaan preventif di SLB

b. Membentuk tim pelaksana pemeliharaan preventif SLB yang terdiri atas; Kepala

Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, kepala Tata Usaha, atau Komite Sekolah.

c. Menyiapkan jadwal tahunan kegiatan pemeliharaan untuk setiap peralatan dan

fasilitas SLB.

d. Menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja pemeliharaan pada

masing- masing bagian SLB.

e. Memberi penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja

peralatan SLB dalam rangka meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana

dan prasarana SLB.

E. Bentuk-bentuk Upaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Bentuk-bentuk Upaya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana dibagi ke dalam dua

bagian, yaitu:

1. Berdasarkan kurun waktu

Upaya pemeliharaan menurut ukuran waktu dapat dilakukan:

a. Pemeliharaan sehari-hari

Pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap hari (setiap akan/sesudah

memakai). Pemeliharaan ini dilakukan oleh pegawai yang menggunakan

barang tersebut dan bertanggungjawab atas barang itu, misalnya;

Page 102: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 104

pengemudi mobil, pemegang mesin tik, mesin stensil dan sebagainya, harus

memelihara kebersihan dan memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil.

b. Pemeliharaan berkala

Pemeliharaan ini dapat dilakukan secara berkala atau dalam jangka waktu

tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual), misalnya 2 atau 3 bulan

sekali dan sebagainya (seperti mesin ketik/komputer) atau setelah jarak

tempuh tertentu (kendaraan bermotor) atau jam pakai tertentu (mesin statis).

Upaya pemeliharaan ini biasanya dilakukan sendiri oleh

pemegangnya/penanggung jawabnya atau memanggil ahli untuk

melakukannya.

2. Berdasarkan umur penggunaan barang

Upaya pemeliharaan menurut umur penggunaan barang dapat dilihat dari dua

aspek:

a. Usia barang secara fisik

Setiap barang terutama barang elektronik atau mesin mempunyai batas

waktu tertentu dalam penggunaannya. Untuk peralatan dan mesin kondisi

usang itu sangat relatif, oleh karena itu perlu disepakati batas-batasnya.

Kalau sebuah mesin kapasitasnya dikatakan 100% pada waktu baru, maka

pada kondisi usang kapasitas total adalah 0%.

b. Usia barang secara administratif

Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari jarang ditemui barang yang

keadaannya secara fisik telah 0%, sebab kalau terjadi hal yang demikian

jelas telah mengganggu kelancaran kegiatan dalam organisasi. Oleh karena

itu biasanya barang dalam kondisi yang kapasitasnya lebih kurang 50%

sudah diusulkan untuk dihapus, karena hanya mempersempit ruangan saja

dan biaya pemeliharaannya juga akan lebih besar. Misalnya pemakaian

barang yang berwujud seperti kendaraan dinas dengan jangka waktu

selama 5 tahun.

3. Pemeliharaan berdasarkan segi penggunaan

Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya sehingga dapat

mengurangi kerusakan pada barang tersebut. Misalnya, penggunaan komputer

yang digunakan untuk keperluan kantor, bukan untuk yang lainnya.

4. Pemeliharaan menurut keadaan barang.

Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan barang dilakukan terhadap

barang habis pakai dan barang tak habis pakai.

a. Pemeliharaan untuk barang yang habis pakai terutama ditujukan pada saat

penyimpanan sebelum barang tersebut dipergunakan.

b. Pemeliharaan terhadap barang tahan lama seperti:

1) Mesin-mesin

Mesin-mesin memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan

berkala. Pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh pegawai yang

diserahi tugas dan tanggungjawab terhadap alat-alat tersebut. Misalnya

untuk mesin-mesin kantorselaluharus dibersihkan dari debu, disikat

pada bagian yang perlu disikat, menutup kembali setelah

dipergunakan. Untuk mesin pembangkit tenaga listrik perlu diperiksa

alat pelumas dan alat pendingin. Pemeliharaan alat harus sesuai

dengan ketentuan pabrik.

2) Kendaraan

Page 103: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 105

Untuk kendaraan bermotor diperlukan pemeliharaan sehari-hari,

berkala, dan perbaikan terhadap kerusakan dengan cara:

a. Membersihkan kendaraan

b. Memeriksa air radiator

c. Memeriksa minyak motor

d. Membersihkan dan memeriksa air accu

e. Jika terdapat kerusakan, melaporkan ke unit yang mengurus

kendaraan untuk mendapat perbaikan.

3) Alat-alat elektronika

Alat-alat elektronika memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan

pemeliharaan berkala. Cara pemeliharaannya sama dengan

pemeliharaan mesin-mesin kantor. Untuk beberapa peralatan tertentu

cara pemeliharaannya ditentukan oleh pabrik yang memproduksi.

4) Buku-buku

Pemeliharaan terhadap buku-buku dilakukan setiap hari dan berkala.

Pemeliharaan setiap hari dilakukan dengan jalan membersihkan buku-

buku tersebut secara berkala dengan melakukan penyemprotan obat

anti hama untuk waktu-waktu tertentu.

5) Furnitur

Pemeliharaan furnitur pada garis besarnya hanya memerlukan

pemeliharaan sehari-hari dan perbaikan jika terjadi kerusakan.

6) Alat-alat laboratorium

Pemeliharaan terhadap alat-alat laboratorium memerlukan

pemeliharaan sehari-hari dan untuk sebagian memerlukan

pemeliharaan berkala. Khusus untuk alat-alat yang mudah pecah

harus diperhatikan mengenai penempatan alat-alat tersebut dengan

cara membuatkan kotak-kotak khusus. Sebagian besar dari kewajiban

pemeliharaan alat laboratorium dilakukan oleh tenaga teknis bukan

tenaga administratif.

7) Gedung-gedung

Gedung-gedung memerlukan pemeliharaan sehari-hari. Untuk

perbaikan berkala misalnya setiap tahun dilakukan pengapuan dan

perbaikan terhadap kerusakan. Perbaikan terhadap kerusakan dapat

berupa perbaikan ringan yaitu terhadap kerusakan kecil-kecil dan

perbaikan berat misalnya rehabilitasi. Perbaikan sehari-hari,

pemeliharaan berkala dan perbaikan ringan dibebankan pada anggaran

rutin, sedang untuk rehabilitasi biayanya pada anggaran

pembangunan.

Pemeliharaan gedung SLB menjadi tanggung jawab kepala sekolah.

Penjaga/pesuruh sekolah adalah orang yang bertugas sehari-hari

dalam memelihara kebersihan, keamanan, dan berada dibawah

pengamatan kepala sekolah. Perlu disadari bahwa mencegah

kerusakan lebih muda dari memperbaiki kerusakan.

Tiga tingkat kerusakan gedung adalah

a) Kerusakan ringan adalah kerusakan terutama pada komponen non-

struktural seperti: penutup atap, langit-langit, penutup lantai, dinding

pengisi.

Page 104: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 106

b) Kerusakan sedang adalah kerusakan pada bagian komponen non-

struktural dan /atau struktural seperti: struktur atap, lantai dan lain-

lain

c) Kerusakan berat adalah kerusakan pada bagian komponen

bangunan, baik struktural maupun non-struktural yang apabila

setelah diperbaiki masih dapat berfungsi dengan baik sebagaimana

mestinya.

8) Pemeliharaan ruang kelas

a) Setiap kelas dibentuk tim piket kelas yang secara bergiliran

bertugas menjaga kebersihan dan ketertiban kelas

b) Setiap tim piket kelas yang bertugas hendaknya menyiapkan dan

memelihara perlengkapan kelas.

9) Pemeliharaan tanah SLB

Pemeliharaan terhadap tanah SLB berupa pemagaran/pemberian

tanda batas dan pembersihan. Pelaksanaan pemeliharaan tanah SLB

meliputi:

a) Pagar

Pagar SLB diusahakan dengan tinggi minimal 185cm dibuat dari

tembok bata atau besi atau kombinasi keduanya, tidak

membahayakan keselamatan peserta didik, bukan tempat

memanjat dan tempat melompat peserta didik.

b) Taman

Taman direncanakan minimal sepertiga luas tanah SLB, dapat

ditanami tanaman tahun atau buah-buahan, tanaman bunga,

rumput sehingga dapat digunakan kawasan areal hijau SLB.

c) Tempat upacara

Lapangan tempat upacara sebaiknya dikeraskan dengan

semen/aspal agar pada waktu musim hujan tidak becek dan pada

musim panas tidak berdebu yang dapat mengganggu kesehatan.

d) Lapangan olahraga.

Lapangan untuk senam, basket, bolavoli, bulutangkis, perlu

diperhatikan pemeliharaan dan pengaturan pemakaiannya secara

bergantian dan sebaiknya dibuatkan jadwal pemakainnya.

Beberapa pilihan untuk penanganan pemeliharaan gedung dan sarana

penunjangnya secara efektif dapat dilakukan melalui:

1. Keterlibatan guru dan peserta didik

2. Kegiatan gotong royong/swadaya masyarakat/komite sekolah/wali peserta

didik.

3. Pekerja harian lepas/musiman/ tenaga ahli yang relevan

4. Pekerja harian tetap, antara lain : penjaga sekolah

Melibatkan unsur-unsur manajemen SLB, guru, peserta didik, komite, wali

peserta didik dan masyarakat bertujuan untuk menciptakan kesadaraan dalam

mensikapi kondisi sarana dan prasarana yang diperguanakan untuk

memotivasi kepedulian seluruh pihak untuk menjaga dan memelihara sarana

dan prasarana yang ada, hingga tercapai lingkungan yang sehat, aman dan

nyaman.

Page 105: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 107

1. Keterlibatan guru dan murid

a. Membangkitkan dan menanamkan rasa memiliki SLB kepada murid

a. Membina peserta didik untuk belajar disiplin dengan cara yang efektif dan

diterima oleh semua peserta didik

b. Memupuk rasa tanggung jawab, mencerminkan budaya kepada peserta

didik untuk menjaga dan memelihara keutuhan dan kebersihan lingkungan

dan gedung SLB

2. Kegiatan gotong royong/swadaya masyarakat/komite sekolah/wali peserta

didik

a. Menanamkan rasa memiliki SLB kepada masyarakat, bahwa gedung SLB

adalah milik masyarakat dan harus dijaga dan dirawat sendiri oleh

masyarakat

b. Mengumpulkan dan mengelola dana pemeliharaan

c. Mengumpulkan, mengelola dan menjaga peralatan dan perlengkapan

pemeliharaan

d. Memberikan pendidikan dan pemahaman kepada masyarakat tentang tata

cara pemeliharaan gedung SLB secara baik dan benar

e. Dapat melaksanakan pemeliharaan secara kontiniu atau insidentil apabila

diperlukan

3. Pekerjaan harian lepas/musiman

Sesuai dengan kemauan SLB dari segi persiapan dana pemeliharaan dan

tuntutan kebutuhan karena skala pemeliharaan cukup besar atau khusus,

maka dapat menggunakan tenaga kerja profesional yang memiliki

kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan pemeliharaan yang sifatnya

khusus

4. Pekerja harian tetap, antara lain: penjaga sekolah

Untuk pemeliharaan yang sifatnya rutin dan kontiniu, diluar kegiatan kerja

bakti yang dilakukan oleh peserta didik, guru, dan wali peserta didik

sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh penjaga sekolah untuk menjaga dan

merawat seluruh aset bangunan SLB.

Page 106: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 108

TOPIK 4. PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA SLB

Penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk

mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris. Penghapusan

sarana dan prasarana dilakukan karena sarana dan prasarana tersebut sudah tidak

berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan

pembelajaran di SLB.

Penghapusan meliputi: penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau daftar barang

kuasa pengguna dan penghapusan dari daftar barang milik negara. Penghapusan pada

dasarnya bertujuan untuk mencegah atau membatasi kerugian/pemborosan biaya,

meringankan beban kerja inventaris, membebaskan penumpukkan barang, dan

membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

Pada topik 4, nilai karakter yang dikembangkan adalah nasionalis dan integritas,

Terutama pada sub nilai mengutamakan kepentingan bangsa, disiplin, anti korupsi.

Kegiatan 12. Merefleksikan Penghapusan Sarana dan Prasarana SLB

(Berpikir Reflektif, 30 menit)

Saudara duduk berpasangan atau berkelompok, jika tidak memungkinkan untuk

berpasangan atau berkelompok maka dapat dilakukan secara individu. Setiap peserta

dalam kelompok atau pribadi harus menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LK 12,

Saudara dapat menjawab pertanyaan pada LK 12 berdasarkan pengalaman Saudara

menjadi Kepala Sekolah terkait dengan Penghapusan Sarana dan Prasarana SLB.

Penghapusan sarana dan prasarana khususnya yang berkaitan dengan Barang Milik

Negara harus mengikuti prosedur penghapusan sarana dan prasarana. Hal ini ditujukan

untuk menghindari pemborosan, sehingga pemeliharaan dan pemanfaatannya sarana

dan prasarana, bisa lebih efektif dan efesien.

Page 107: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 109

LK 12. Berpikir Reflektif tentang Penghapusan Sarana dan Prasarana

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Mengapa penghapusan sarana dan prasarana SLB penting dilakukan?

2. Apa manfaat dari penghapusan sarana dan prasarana SLB?

3. Apa yang akan terjadi jika Saudara tidak melakukan penghapusan sarana dan

prasarana di SLB?

Penghapusan sarana dan prasarana SLB penting dilakukan untuk membatasi terjadinya

pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk,

berlebihan atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi demi kepentingan bersama.

Selain itu dengan penghapusan dapat membebaskan ruangan dari penumpukan barang-

barang yang tidak diperlukan lagi. Saudara dapat membaca bahan bacaan 7 tentang

Penghapusan Sarana dan Prasarana SLB.

Kegiatan 13. Mengidentifikasi Tata Cara Penghapusan Sarana dan Prasarana (Simulasi, 40 menit)

Saudara akan melakukan identifikasi tata cara penghapusan sarana dan prasarana. Agar

lebih memahami penghapusan sarana dan prasarana, Saudara dapat membaca dan

mengikuti tata cara penghapusan yang terdapat pada bahan bacaan 7 tentang

penghapusan sarana dan prasarana dan PP Nomor 27 Tahun 2014 atau bacaan lain

yang relevan.

Page 108: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 110

Selanjutnya Saudara melaksanakan kegiatan identifikasi tata cara penghapusan.

LK 13. Identifikasi Tata Cara Penghapusan Sarana dan Prasarana

Nama SLB :

Alamat SLB :

Tahun Pelajaran :

No. Kriteria Penghapusan Sarana dan

Prasarana Cara Penghapusan

1. Sarana dan prasarana rusak berat 1

2

3

4

2. Gedung kantor/SLB yang rusak berat 1

2

3

4

3. Pengahapusan barang yang dicuri, hilang

terbakar

1

2

3

4

4. Penghapusan sarana dan prasarana karena

bencana alam

1

2

3

4

Kegiatan 14. Mengusulkan Penghapusan Barang (Studi kasus, 110 menit)

Kegiatan mengusulkan penghapusan barang, dimaksudkan juga untuk menghindari

terjadinya penyalahgunaan dalam pemanfaatan barang milik Negara. Untuk lebih

memahami tata cara dan prosedur penghapusan barang Saudara dapat membaca

Bahan Bacaan 7.

Saudara diminta untuk berkelompok seperti pada kegiatan 13. Kemudian pelajari dan

diskusikan data berikut ini. Pembagian kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta, jika

tidak memungkinkan kegiatan ini dapat dilakukan secara individu.

Page 109: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 111

Kasus: Data Barang Hilang

Pada hari Senin tanggal 1 Mei 2017 Kepala SLB Tunas bernama Hartawan melaporkan

ke Kepolisian bahwa telah terjadi pencurian pada hari Minggu, tanggal 30 April 2017

(sekitar pukul 18.00 - 23.00). Menurut laporan penjaga sekolah yang bernama Leonardo

Udin barang yang dicuri adalah 1 buah TV, merek Shirp ukuran 32” tahun pembuatan

2015. Barang tersebut diperoleh dari bantuan orang tua peserta didik. Nilai jual TV

tersebut ditaksir sebesar Rp.2.500.000,-. Nomor kode 02 .06. 02 .06.03.0002

Setelah Saudara mempelajari data tersebut, lakukan identifikasi barang yang akan

dihapuskan dengan menggunakan LK 14a dan 14b.

LK 14a. Identifikasi Sarana dan Prasarana di SLB yang akan dihapuskan

No. Sarana dan Prasarana yang akan dihapuskan

1. Sarana dan prasarana rusak berat

1.

2.

3. dst

2. Gedung kantor/SLB yang rusak berat

1.

2.

3. dst

3. Barang yang dicuri, hilang, terbakar

1.

2.

3. dst

4. Sarana dan prasarana karena bencana alam

1.

2.

3. dst

Page 110: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 112

LK 14b. Daftar Usulan Sarana dan Prasarana di SLB yang akan dihapuskan

No Nama

barang

Kode

barang

Merk

barang

Jumlah

kuantitas

Nama

satuan

Tahun

pembu-

atan

Keadaa-

an

barang

Asal

barang Harga Ket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Petunjuk Pengisian:

1. Diisi dengan nomor menurut urutan pembukuan barang inventaris ke dalam Buku

Induk Barang Inventaris, sesuai dengan bukti penyerahan barang.

2. Diisi sesuai dengan nama barang Inventaris.

3. Diisi sesuai dengan kode baranginventaris.

4. Diisi sesuai dengan merk, nomor, type, ukuran dan sebagainya

5. Disisi sesuai dengan jumlah barang inventaris yang dihapuskan

6. Diisi sesuai dengan nama satuan barang inventaris yang dihapuskan (misal: stel,

lembar M, M2)

7. Diisi sesuai dengan Tahun Pembuatan Barang Inventaris yang dihapuskan (umpama

dari pabrik dan sebagainya)

8. Diisi sesuai dengan keadaan barang inventaris yang akan dihapuskan (misal rusak

berat)

9. Disebutkan sumber perolehan barang, misalnya anggaran rutin, hibah, bantuan,

buatan sendiri dan lain sebagainya.

10. Diisi sesuai harga faktur/bukti penyerahan barang. Untuk barang-barang

bantuan/sumbangan yang tidak diberikan harganya, diisi menurut harga taksiran pada

waktu penerimaan barang.

11. Diisi dengan keterangan tambahan yang dianggap perlu.

Setelah Saudara mengidentifikasi data barang yang hilang, buatlah berita acara

kehilangan barang sebagai salah syarat pelaporan kepada pihak yang berwajib.

menggunakan format pada LK 14c.

Page 111: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 113

LK 14c. Membuat Berita Acara Kehilangan

Format Berita Acara Kehilangan digunakan jika Saudara akan melakukan penghapusan

sarana dan prasarana karena kasus barang hilang atau dicuri.

Setelah membuat berita acara kehilangan, tahapan berikutnya yang harus dilakukan

dalam penghapusan sarana dan prasarana dapat Saudara cermati pada Bahan Bacaan

7.

Berdasarkan hasil identifikasi sarana dan prasarana yang akan dihapuskan, selanjutnya

Saudara akan melakukan penghapusan sarana dan prasarana di SLB sesuai dengan tata

cara yang tercantum pada peraturan yang berlaku. Pilih salah satu kelompok sarana

prasarana yang akan dihapuskan pada LK 14d, kemudian lakukan tahapan penghapusan

sarana dan prasarana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Saudara dapat mencermati kembali tata cara penghapusan barang milik daerah/negara

pada Bahan Bacaan 7.

LK 14d. Tahapan Penghapusan Sarana dan Prasarana di SLB

Nama SLB :

Alamat SLB :

Tahun Pelajaran :

Kelompok Sarana dan Prasarana yang akan dihapuskan:

Sarana dan prasarana rusak berat

Gedung kantor atau SLB yang rusak berat

Barang yang dicuri, hilang, terbakar

Sarana dan prasarana karena bencana alam

BERITA ACARA KEHILANGAN

Pada hari ini........................... tanggal.......................................... bulan..................

tahun...................... jam .................. di ................... atas laporan dari penanggung jawab

inventaris barang yang bernama .................................................................. telah terjadi

kehilangan barang inventaris sekolah berupa ..... dengan rincian terlampir.

Demikian berita acara ini dibuat sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindak lanjut.

.....................,..................................

Kepala Sekolah,

__________________________

Lampiran : LK 14b yang sudah dikerjakan

Page 112: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 114

No. Sarana dan Prasarana yang akan dihapuskan

Tahapan Penghapusan Dokumen Penghapusan

1 2 3 4

Petunjuk Pengisian:

Kelompok Sarana dan Prasarana yang akan dihapuskan diisi tanda centang (√) pada kotak yang sesuai dengan salah satu pilihan kelompok sarana dan prasarana SLB yang akan dihapuskan.

1. Diisi dengan nomor urut 2. Diisi dengan nama sarana dan prasarana yang akan dihapuskan 3. Diisi dengan tahapan/langkah-langkah penghapusan sesuai dengan peraturan yang

berlaku 4. Diisi dengan dokumen-dokumen yang diperlukan pada setiap tahapan/langkah-langkah

penghapusan

Pada saat On Saudara akan melakukan usulan penghapusan sarana dan prasarana SLB

sesuai dengan kondisi nyata yang ada di SLB Saudara.

Setelah Saudara kembali ke SLB, Saudara diminta untuk mengajarkan, membiasakan

dan melatihkan secara konsisten pendidikan anti korupsi dalam pengelolaan sarana dan

prasarana SLB.

Rangkuman Materi

Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara/Daerah dari daftar

barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk

membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan/atau Kuasa Pengguna Barang

dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam

penguasaannya. Penghapusan sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan

prasarana SLB harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam

pelaksanaannya. Oleh karena muara berbagai pertimbangan tersebut tidak lain adalah

demi efektivitas dan efisiensi kegiatan SLB.

Berdasarkan PP Nomor 27 Tahun 2014 Penghapusan meliputi:

a. Penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau daftar barang kuasa pengguna

b. Penghapusan dari daftar barang milik negara

Page 113: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 115

Penghapusan bertujuan untuk mencegah atau membatasi kerugian/pemborosan biaya

pemeliharan, meringankan beban kerja pelaksana inventaris, membebaskan penumpukan

barang-barang yang tidak dipergunakan lagi dan membebaskan barang dari tanggung

jawab pengurus kerja. Pada pelaksanaannya harus disesuaikan dengan syarat-syarat

penghapusan dan ketentuan lainnya yang relevan.

Latihan Soal (30 menit)

PETUNJUK

1. Latihan soal digunakan untuk mengukur ketuntasan Saudara dalam mempelajari

materi

2. Berilah tanda silang (X) pada huruf (a, b, c, dan d) di depan jawaban yang benar!

1. Beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat menghapus sarana dan

prasarana adalah hal-hal berikut ini, kecuali:

a. Barang dalam keadaan sudah tua atau rusak berat

b. Barang tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini

c. Barang dicuri, terbakar, atau musnah sebagai akibat bencana alam

d. Barang membutuhkan biaya yang besar untuk pemeliharaannya

2. Tujuan dari penghapusan sarana dan prasarana adalah ...

a. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris, membebaskan ruangan dari

penumpukkan barang, membebaskan barang dari tanggungjawab pengurusan

kerja

b. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris, membebaskan ruangan dari

penumpukkan barang, membatasi pemborosan

c. Membatasi pemborosan biaya pemeliharaan sarpras, meringankan beban kerja

pelaksanaan inventaris, membebaskan ruangan dari penumpukkan barang,

membebaskan barang dari tanggungjawab pengurusan kerja

d. Membatasi pemborosan, meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris,

membebaskan ruangan dari penumpukkan barang

3. Manakah pernyataan tentang penghapusan sarana dan prasarana berikut ini yang

tepat?

a. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan

stakeholder terkait.

b. Cara penghapusan sarana dan prasarana harus melalui pemusnahan barang-

barang yang dianggap sudah tidka diperlukan lagi.

c. Penghapusan sarana dan prasarana adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena

sarana dan prasarana tersebut sudah tidak berfungsi lagi.

d. Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sementara

terhadap sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 114: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 116

4. Bacalah kasus berikut ini.

Seorang kepala sekolah melakukan monitoring terhadap sarana dan prasarana yang

ada di SLB nya. Hasil monitoring dan usulan tidakan terhadap sarana dan prasarana

oleh kepala sekolah ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

No. Jenis Sarana dan Prasarana Kondisi

1. Lima ratus eksemplar buku paket mata

pelajaran kurikulum lama

rusak dan tidak bisa dibaca

lagi

2. Dua buah unit komputer dengan spesifikasi

lama di ruang tata usaha SLB

masih dapat digunakan

3. Satu unit televisi merek Sany di ruang tata

usaha

tidak ditemukan di tempat

seharusnya

4. Lemari alat di laboratorium kaca lemari pecah

Tindakan yang tidak tepat dilakukan kepala sekolah tersebut berdasarkan kondisi

sarana dan prasarana yang ada adalah ....

a. Melakukan pengusulan penghapusan 500 eksemplar buku paket mata pelajaran

dengan cara pemusnahan

b. Membuat usulan penghapusan terhadap 1 unit tv merek Sany

c. Membuat program pemeliharaan terhadap dua buah komputer

d. Membuat program perbaikan alat laboratorium

5. Syarat-syarat sebuah sarana dan prasarana dapat dihapuskan adalah, kecuali …

a. Cara penghapusan barang tidak sesuai dengan peraturan yang ada

b. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau

dipergunakan lagi.

c. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.

d. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.

6. Tata cara untuk penghapusan sarana dan prasarana karena bencana alam adalah

disamakan dengan penghapusan sarana dan prasarana yang rusak atau tua, hanya

yang perlu ditambahkan adalah ….

a. SK dari Pemda, yaitu serendah-rendahnya Bupati yang menyatakan bahwa

daerah tersebut telah terjadi bencana alam

b. Laporan kejadian dari Kepala Sekolah kepada pihak Kepolisian setempat disertai

pembuatan Berita Acara.

c. Laporan kejadian dari Kepala Sekolah kepada Dinas Pendidikan Provinsi melalui

Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dilampiri Berita Acara dari pihak

Kepolisian.

d. Laporan kejadian dari Kepala Dinas Pendidikan Propinsi kepada Sekretaris

Jenderal c.q. Biro Perlengkapan dengan melampirkan Berita Acara Penyidikan

dan Berita Acara/Laporan Kepolisian.

7. Di perpustakaan SLB X masih bertumpuk buku paket peserta didik berdasarkan

Kurikulum Berbasis Kompetensi yang sudah tidak digunakan lagi. Kepala sekolah

perlu melakukan penghapusan buku-buku tersebut dengan tujuan utama …

a. mencegah supaya buku-buku tersebut tidak rusak.

b. meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.

c. membebaskan ruangan dari barang-barang yang tidak lagi dipergunakan.

d. membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

Page 115: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 117

8. Barang yang dicuri atau hilang atau terbakar dapat dihapuskan dan dikeluarkan dari

buku induk/buku inventaris SLB setelah ditetapkannya ….

a. Surat Keputusan pembentukan panitia penghapusan oleh Kepala Dinas

Pendidikan

b. Surat Keputusan Ganti Rugi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudyaaan setelah pembayaran cicilan lunas atas persetujuan Menteri

Keuangan.

c. Berita acara kehilangan dari kepolisian sudah diterima oleh pihak SLB

d. Surat penelitian kehilangan yang telah disampaikan oleh pihak SLB ke Dinas

Pendidikan.

Page 116: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 118

Bahan Bacaan 7. Penghapusan Sarana Dan Prasarana SLB

A. Penghapusan Sarana dan Prasarana SLB

Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara/Daerah dari daftar

barang inventaris (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007).

Pengahapusan tersebut dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang

berwenang untuk membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan/atau

Kuasa Pengguna Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang

yang berada dalam penguasaannya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Penghapusan meliputi;

1) penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau daftar barang kuasa

pengguna, dan 2) Penghapusan dari daftar barang milik negara.

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan

prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional penghapusan sarana dan

prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk

mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena

sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang

diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di SLB.

Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan

perundangan-undangan yang berlaku.

Penghapusan sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana SLB

harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam pelaksanaannya.

Oleh karena muara berbagai pertimbangan tersebut tidak lain adalah demi

efektivitas dan efisiensi kegiatan SLB.

1. Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana

Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk:

a. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya

pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk,

berlebihan atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi.

b. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.

c. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak

dipergunakan lagi.

d. Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

2. Syarat-syarat Sarana dan Prasarana yang Dapat Dihapuskan

Ada beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat menyingkirkan atau

menghapus sarana dan prasarana. Beberapa alasan tersebut yang dapat

dipertimbangkan untuk menghapus sarana dan prasarana harus memenuhi

sekurang-kurangnya salah satu syarat di bawah ini.

a. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki

atau dipergunakan lagi.

b. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.

c. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya

biaya pemeliharaan.

d. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.

e. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).

Page 117: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 119

f. Barang yang berlebih jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan tak

terpakai lagi.

g. Dicuri, terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam.

h. Cara penghapusan barang disesuaikan dengan peraturan yang ada di daerah

masing-msaing.

B. Tata Cara Penghapusan Sarana dan Prasarana

1. Penghapusan sarana dan prasarana yang rusak berat, tua dan berlebih,

prosesnya adalah sebagai berikut;.

Pengurus barang menyusun daftar barang yang akan dihapus, yang berisi

nomor urut, nomor kode barang, nama barang, merk/tipe, tahun pembuatan,

harga satuan dan kondisi barang (rusak berat atau tua).Alur pelaksanaan

penghapusan sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota setempat yang dilampiri daftar barang.

b. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota meneruskan usul tersebut

kepada Kepala Dinas Pendidikan c.q. Bagian Perlengkapan

c. Pembentukan panitia penghapusan oleh Kepala Dinas Pendidikan.

d. Panitia meneliti barang-barang yang akan dihapus.

e. Panitia membuat Berita Acara Penelitian.

f. Kepala Dinas Pendidikan mengusulkan kepada Sekertaris Jenderal

Depdiknas c.q. Biro Perlengkapan.

g. Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Keputusan Penghapusan

dengan catatan dilelang atau dimusnahkan.

h. Kalau dilelang, Dinas Pendidikan membentuk Panitia Pelelangan;

i. Panitia pelelangan meminta bantuan Kantor Lelang Negara setempat untuk

melelang barang yang dihapus.

j. Penjualan melalui Kantor Lelang Negara dan hasilnya disetorkan ke Kas

Negara setempat.

k. Pejabat Kantor Lelang Negara membuat risalah lelang.

l. Bila barang itu dimusnahkan, Kepala Dinas Pendidikan membentuk Panitia

Pemusnahan. berikut bukti setoran hasil lelang kepada Sesjen

Kemendikbud.

m. Barang yang telah dihapus, dikeluarkan dari buku induk dan buku golongan

barang inventaris SLB.

2. Penghapusan Gedung SLB yang Rusak Berat

a. Kepala Sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala Dinas

Pendidikan melalui Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

b. Pembentukan Panitia Penghapusan pada Dinas Pendidikan setempat

dengan menyertakan unsur pelaksana teknis dari Dinas PU setempat.

c. Panitia meneliti gedung yang akan dihapuskan dan membuat Berita Acara

Penelitian.

d. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi mengusulkan penghapusan gedung SLB

kepada Sekretaris Jenderal Kemendikbud c.q. Biro Perlengkapan.

e. Biro Perlengkapan mengadakan penelitian dan melaporkan hasil

penelitiannya kepada Sekretaris Jenderal.

f. Sekretaris Jenderal Kemendikbud mengajukan permohonan izin

penghapusan kepada Menteri Keuangan.

Page 118: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 120

g. Menteri Keuangan mengeluarkan izin tertulis penghapusan/ pembongkaran

gedung SLB.

h. Berdasarkan izin tertulis dari Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan menerbitkan SK Penghapusan, dengan catatan agar

bangunan gedung tersebut dilelang atau dimusnahkan.

i. Apabila bangunan gedung tersebut dilelang, Dinas Pendidikan Propinsi

membentuk Panitia Pelelangan;

j. Panitia Pelelangan meminta bantuan Kantor Lelang Negara setempat

untuk melelang bangunan gedung yang akan dibongkar.

k. Kantor Lelang Negara melelang bangunan gedung dan hasilnya disetorkan

ke Kas Negara serta membuat risalah lelang.

l. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi menyampaikan risalah lelang berikut

bukti setoran hasil lelang kepada SekretarisJenderal Kemendikbud.

m. Jika bangunan gedung tersebut dimusnahkan, Dinas Pendidikan Propinsi

membentuk Panitia Pemusnahan bangunan gedung dan membuat Berita

Acara Pemusnahan.

n. Dinas Pendidikan Propinsi menyampaikan laporan pemusnahan.

3. Penghapusan Barang yang Dicuri, Hilang Terbakar

a. Pengurus barang melaporkan kejadian-kejadian (kecurian, kehilangan,

atau kebakaran) kepada kepala sekolah.

b. Kepala Sekolah mengadakan penyidikan dan membuat Berita Acara.

c. Kepala Sekolah melaporkan kejadian kepada pihak Kepolisian setempat

disertai pembuatan Berita Acara.

d. Kepala sekolah melaporkan kejadian kepada Dinas Pendidikan Propinsi

melalui Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dilampiri Berita Acara

dari pihak Kepolisian.

e. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi melaporkan kejadian kepada Sekretaris

Jenderal c.q. Biro Perlengkapan dengan melampirkan Berita Acara

Penyidikan dan Berita Acara/Laporan Kepolisian.

f. Biro Perlengkapan meneliti laporan dan meneruskan kepada BPK, Menteri

Keuangan, dan Panitia Tuntutan Ganti Rugi (PTGR).

g. Panitia Tuntutan Ganti Rugi meneliti masalah tersebut, kalau terbukti

kecurian atau kehilangan disebabkan atas kelalaian petugas, maka setelah

mendapat pertimbangan BPK, petugas yang bersangkutan dikenakan

tuntutan ganti rugi.

h. Surat Keputusan Ganti Rugi dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaansetelah pembayaran cicilan lunas atas persetujuan Menteri

Keuangan.

i. Kemudian barang tersebut dihapuskan dari Buku Induk dan Buku

Golongan Barang Inventaris.

4. Penghapusan Rumah Dinas Golongan II

a. Kepala Sekolah mengusulkan kepada Kepala Dinas Pendidikan Propinsi

melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk penetapan status

rumah dinas golongan III.

Page 119: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 121

b. Dinas pendidikan Propinsi meneruskan usul tersebut kepada Menteri

Pendidikan Nasional.

c. Menteri Pendidikan Nasional menerbitkan SK Penetapan Status

Golongan II.

d. Apabila rumah dinas tersebut sudah berumur 10 tahun, Kepala Dinas

Pendidikan Propinsi mengusulkan kepada Sekretaris Jenderal meminta

pengalihan rumah dinas golongan II ke golongan III dengan dilampiri:

1) Gambar legger dan situasi rumah.

2) SK penetapan golongan II nya.

3) Keterangan atas tanah pekarangan rumah.

4) SK Otorisasi pembangunan rumah dinas.

5) Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

6) Surat Izin Penghunian (SIP) rumah

e. Sekretaris Jenderal Depdiknas meneruskan usul tersebut ke Direktorat

Jenderal Cipta Karya untuk dikeluarkan penetapan golongan III.

f. Ditjen Cipta Karya menerbitkan Surat Penetapan golongan III.

g. Penghuni mengajukan permohonan pembelian rumah dinas golongan III

kepada Ditjen Cipta Karya Departemen PU.

h. Panitia penaksir harga menaksir harga rumah tersebut.

i. Diadakan kontrak jual beli antara penghuni rumah tersebut dengan

Kementrian PU dengan cara cicilan selama 5 tahun.

j. Setelah lunas pembayaran seluruhnya dikeluarkan SK Penjualan dan

dibaliknamakan atas nama pembeli.

k. Penghapusan rumah dinas dari Buku Induk dan Buku Golongan Barang

Inventaris setelah diterbitkan SK Penghapusan oleh Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan.

5. Penghapusan Sarana dan Prasarana karena Bencana Alam

Tata caranya disamakan saja dengan penghapusan sarana dan prasarana

yang rusak atau tua, hanya yang perlu ditambahkan adalah SK dari Pemda,

yaitu serendah-rendahnya Bupati yang menyatakan bahwa daerah tersebut

telah terjadi bencana alam.

Page 120: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 122

REFLEKSI

Setelah selesai melaksanakan kegiatan In 1 pada modul ini, Saudara diminta untuk

melakukan refleksi dengan cara menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini:

1. Apa saja yang sudah Saudara pelajari dalam modul ini?

2. Apa hal yang baru yang bisa Saudara lakukan dalam hal Pengelolaan Sarana dan

Prasarana di SLB Saudara?

3. Apa pengaruh dan manfaat yang Saudara peroleh, setelah mempelajari topik-topik

pada kegiatan In 1 terkait dengan tugas pokok Saudara kepala sekolah?

4. Apa yang akan Saudara lakukan terkait dengan pengelolaan Sarana dan Prasarana

agar hasil kegiatan In 1 dapat dilaksanakan di SLB Saudara

RENCANA TINDAK LANJUT In 1

(45 menit)

Setelah Saudara empelajari topi-topik pada kegiatan In 1, susunlah rencana tindak lanjut

untuk dipraktikkan di SLB Saudara. Buatlah uraian kegiatan, tujuan pelaksanaan, target

yang akan dicapai, dan waktu pelaksanaan, seperti pada contoh format berikut ini:

Tabel 3 Contoh Format Rencana Tindak Lanjut

Nama Kepala Sekolah : …………….. Instansi :………………

No Uraian Kegiatan Tujuan

Pelaksnaan

Target Waktu

pelaksanaan

Topik 1

Topik 2

Topik 3

Topik 4

Saudara dapat mengembangkan contoh format rencana tindak lanjut di atas sesuai

dengan kebutuhan.

Page 121: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 123

BAGIAN III. TAHAP ON THE JOB LEARNING

Pengantar

Pada tahap On, Saudara melakukan beberapa kegiatan terkait pelaksanaan pengelolaan

sarana dan prasarana menurut kondisi nyata di SLB yang Saudara pimpin. Kegiatan pada

tahap On ini terbagi ke dalam empat kegiatan utama yaitu: 1) kegiatan perencanaan

kebutuhan sarana dan prasarana, 2) pengadaan dan inventarisasi sarana dan prasarana,

3) penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, dan 4) kegiatan penghapusan

sarana dan prasarana.

Selama melakukan kegiatan-kegiatan pada tahap On, Saudara diminta untuk melibatkan

pengawas pembina untuk mendapatkan arahan supervisi dan arahan lain sesuai tujuan

kegiatan. Saudara juga dapat membuka kembali materi penguatan serta mempelajari

latihan-latihan soal dan bahan bacaan. Pada akhir Tahap On, Saudara diminta untuk

menyusun laporan kegiatan dan mempersiapkan bahan-bahan untuk dipresentasikan

pada tahap In 2 sebagai hasil yang telah saudara peroleh selama kegiatan On.

TOPIK 1. PERENCANAAN KEBUTUHAN SARANA DAN

PRASARANA SLB

Pada topik I ini, kegiatan On Saudara lalukan dengan tujuan dapat menyusun

perencanaan atau memetakan kebutuhan sarana dan prasarana di SLB Saudara. Untuk

menerapkan hasil analisis kebutuhan sarana dan prasarana SLB di tempat Saudara

bertugas, Saudara dapat melaksanakan berbagai kegiatan yang diawali dengan kegiatan

memetakan masalah sarana prasarana di SLB. Kegiatan ini sangat penting lakukan

untuk mengetahui permasalahan pengelolaan sarana dan prasarana di SLB dan dapat

mengelolanya secara baik untuk kepentingan pengelolan proses pembelajaran. Saudara

perlu melaksanakan kerja sama dengan pemangku kepentingan SLB. Libatkan dalam

kegiatan ini seluruh pemangku kepentingan SLB yang terdiri dari kepala SLB, guru dan

staf, komite SLB, orangtua, dan pengawas SLB serta perwakilan dari dunia usaha dan

dunia industri jika memungkinkan.

Page 122: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 124

Kegiatan 1. Mengkaji Ulang tentang Perencanaan Kebutuhan Sarana dan

Prasarana

(Studi Dokumen dan FGD, 45 menit)

Untuk mengetahui permasalahan perencanaan sarana dan prasarana di SLB, Saudara

perlu melaksanakan FGD dengan pemangku kepentingan SLB. Libatkan dalam kegiatan

ini seluruh pemangku kepentingan SLB yang terdiri dari kepala sekolah, guru dan staf,

komite sekolah, dan juga pengawas sekolah serta jika memungkinkan perwakilan dari

dunia usaha dan dunia industri agar mereka memiliki komitmen untuk ikut terlibat dalam

perencanaan sarana dan prasarana. Untuk menerapkan hasil analisis kebutuhan sarana

dan prasarana SLB di tempat Saudara bertugas, Saudara dapat melaksanakan berbagai

kegiatan yang diawali dengan kegiatan memetakan masalah sarana prasarana di SLB

berdasarkan pada EDS, RKS dan RKAS serta peraturan terkait dengan penuh tanggung

jawab.

Setelah Saudara mempelajari dokumen di atas, lakukan pengkajian permasalahan

perencanaan kebutuhan sarana dan parasana kemudian mengkaji kesesuaian

perencanaan dengan kebutuhan atau kondisi nyata SLB dengan menggunakan LK 3

pada tahap In 1!

Kegiatan 2. Menganalisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana (FGD dan Praktik, 90 menit) Setelah memiliki data permasalahan tentang sarana dan prasarana di SLB pada kegiatan

1, maka Saudara dapat melanjutkan kembali diskusi dengan para pemangku kepentingan

di SLB. Kegiatan ini untuk menganalisis kebutuhan SLB yang mendukung proses

pembelajaran sesuai dengan kemampuan SLB berdasarkan kebutuhan prioritas dan

menghargai martabat individu yang disusun dengan memperhatikan keberagaman warga

SLB termasuk penyandang disabilitas. Saudara dapat membaca suplemen Pendidikan

Inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan Keluarga untuk menentukan keberagaman yang

ada. Saudara dapat membuka kembali hasil EDS atau analisis konteks SLB Saudara

untuk melihat kondisi sarana dan prasarana dibandingkan dengan capaian Standar

Nasional Pendidikan (SNP). Untuk bahan rujukan Saudara dapat menggunakan

Permendiknas No. 33 tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana SDLB, SMPLB,

dan SMALB.

Lakukanlah analisis kebutuhan sarana dan prasarana SLB dengan menggunakan LK 4

seperti pada tahap In 1!

Page 123: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 125

TOPIK 2. PENGADAAN DAN INVENTARISASI SARANA DAN

PRASARANA SLB

Untuk melakukan kegiatan on dalam pengadaan dan inventarisasi sarana dan prasarana

SLB, Saudara juga harus melakukan bersama dengan melibatkan guru, wakil kepala SLB,

tenaga adminitrasi, komite tenaga laboran, tenaga perpustakaan dan pemangku

kepentingan dan jangan dilakukan sendiri. Untuk menjaga akuntabilitas, sebaiknya

Saudara membentuk panitia pengadaan sarana dan prasarana yang anggotanya dari

berbagai pemangku kepentingan. Saudara harus melakukan pendampingan pengadaan

sarana dan prasarana SLB. Pastikan pengadaan sarana dan prasarana sesuai dengan

program SLB dan kebutuhan SLB, anggaran serta rambu-rambu yang ada. Selanjutnya

kerjakanlah kegiatan berikut ini dengan mempedomani kembali kegiatan seperti pada In

1.

Kegiatan 3. Melaksanakan Program Pengadaan, Inventarisasi Sarana dan Prasarana SLB

(Studi Dokumen, dan FGD, 100 menit) Pada kegiatan ini, ada beberapa tahapan kegiatan yang akan Saudara lakukan melalui

beberapa lembaran kerja, diantaranya: mengidentifikasi pengadaan sarana dan

prasarana, membuat usulan pengadaan dan inventarisasi sarana dan prasarana SLB dan

persiapan pengadaan sarana dan prasarana. Buatlah usulan revisi program pengadaan

sarana dan prasarana bersama dengan para pemangku kepentingan SLB. Lakukanlah

usulan/ revisi dengan menggunakan format pada LK 5b, 5c dan 5d pada seperti tahap In

1. Untuk bahan rujukan Saudara dapat menggunakan Permendiknas nomor 33 tahun

2008 tentang standar sarana dan prasarana untuk SDLB, SMPLB dan SMALB.

Kegiatan 4. Mengisi Buku Induk Inventaris (FGD dan Praktik, 125 menit)

Pada kegiatan berikut ini, Saudara akan melakukan inventarisasi sarana dan prasarana

yang ada di SLB secara teratur, tertib administrasi dan lengkap dengan mengisi LK 6a

seperti pada tahap In 1. Di samping itu, pengadministrasian barang inventaris yang ada di

SLB harus dilakukan secara terus menerus serta dilaporkan secara berkala. Diharuskan

melibatkan tenaga administrasi, tenaga pustaka, tenaga laboran yang ada di SLB

Saudara dengan berpedoman sesuai petunjuk pengisian LK 6a pada tahap In 1.

Page 124: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 126

Setelah mengisi buku induk inventaris sarana dan prasarana di SLB, lakukan FGD

dengan pemangku kepentingan di SLB untuk mengidentifikasi permasalahan pyang

ditemukan dalam pengadaan dan inventarisasi sarana dan Prasarana. Hasil identifikasi

dituangkan pada LK 6b seperti pada tahap In 1!

Setelah semua LK selesai dikerjakan, susunlah tugas Saudara dalam bentuk portofolio

dan buatlah bahan presentasi untuk kepentingan tahap In 2.

Page 125: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 127

TOPIK 3. PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN SARANA DAN

PRASARANA SLB

Pelaksanaan On pada topik 3 ini, Saudara diminta mengimplementasikan penggunaan

dan pemeliharan sarana dan prasarana di tempat Saudara bertugas melalui berbagai

kegiatan. Saudara juga masih diharuskan melibatkan guru, wakil kepala sekolah, tenaga

adminitrasi, komite tenaga laboran, tenaga perpustakaan dan pemangku kepentingan

lainnya. Lakukanlah pendampingan kepada tenaga administrasi sekolah, petugas

laboratorium, petugas perpustakaan atau petugas khusus sarana dan prasarana untuk

memfasilitasi penggunaan sarana dan prasarana yang ada di SLB.

Kegiatan 5. Menyusun Jadwal Penggunaan Sarana dan Prasarana (FGD dan Praktik, 45 menit)

Saudara diminta untuk melakukan curah pendapat dan diskusi dengan para pemangku

kepentingan SLB untuk menentukan penggunaan sarana dan prasarana agar proses

pembelajaran lebih optimal. Lakukanlah pengkajian atau cek silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh guru sesuai dengan standar

yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah guru di SLB Saudara telah

memanfaatkan sarana dan prasarana SLB secara optimal. Sebagai rujukan, Saudara

dapat membaca Permendiknas nomor 1 tahun 2008 tentang standar proses untuk satuan

pendidikan khusus yang menggunakan Kurikulum 2006. Untuk K13 Saudara dapat

merujuk pada Permendikbud No 22 tahun 2016. Saudara juga dapat memperkaya

pengetahuan dari bahan bacaan lain yang relevan. Kemudian buatlah jadwal untuk

optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dengan menggunakan LK 8 seperti pada

tahap In 1. Jadwal penggunaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan

kesepakatan bersama dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Setelah memiliki jadwal, lakukanlah pendampingan (mentoring) kepada guru untuk

membuat/merevisi perencanaan pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan sarana dan

prasarana yang ada di SLB.

Kegiatan 6. Menganalisis Tingkat Penggunaan Sarana dan Prasarana (FGD dan Praktik, 45 menit)

Setelah Saudara memiliki jadwal penggunaan sarana dan prasarana, selanjutnya,

penggunaan sarana dan prasarana dipengaruhi oleh jumlah sarana dan prasarana,

Page 126: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 128

banyaknya ruang yang ada, banyaknya peserta didik, guru dan karyawan yang

menggunakan sarana dan prasarana. Analisis tingkat penggunaan sarana dan prasarana

perlu dilakukan untuk mengetahui kendala penggunaan, dampak dari frekuesi

penggunaan dan tindak lanjut yang harus dilakukan agar sarana dan prasarana selalu

tersedia untuk digunakan dan berada pada kondisi siap pakai serta mengacu pada

peraturan yang berlaku.

Kegiatan 6 ini membantu Saudara untuk memiliki data pemetaan frekuensi penggunaan

sarana dan prasarana, kendala, dampak penggunaan dan tindak lanjut dalam

penggunaan sarana dan prasarana yang ada di SLB yang mengacu pada peraturan yang

berlaku. Gunakanlah LK 9a dan 9b seperti pada tahap In 1 untuk kegiatan ini.

Kegiatan 7. Menganalisis Tingkat Kerusakan Sarana dan Prasarana (FGD dan Praktik, 45 menit)

Kegiatan selanjutnya, lakukanlah analisis kerusakan sarana dan prasarana di SLB

bekerja sama dengan guru dan tenaga kependidikan lainnya dengan memperhatikan

faktor kesehatan dan keamanan lingkungan menggunakan LK 10 seperti pada tahap In 1!

Kemudian susun dan lakukanlah kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang

melibatkan seluruh warga sekolah.

Kegiatan 8. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana SLB (FGD dan Praktik, 45 menit)

Selanjutnya, lakukanlah identifikasi macam-macam pekerjaan pemeliharaan sarana dan

prasarana yang sudah ada di SLB Saudara dengan memperhatikan rencana kegiatan

pemeliharaan dalam rangka menciptakan kesadaraan dan memotivasi kepedulian seluruh

pihak untuk menjaga dan memelihara sarana dan prasarana yang ada, hingga tercapai

lingkungan yang sehat, aman dan nyaman.

Kegiatan ini menggunakan LK 11b dan 11c seperti pada In 1, Saudara dapat membaca

kembali Bahan Bacaan 6 atau bahan bacaan lain yang relevan dengan pemeliharaan

sarana dan prasarana SLB

Setelah menyelelesaikan seluruh kegiatan pada Topik 3, buatlah laporan penggunaan

dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Laporan ini perlu didukung oleh bukti fisik

dokumen penggunaan sarana dan prasarana. Siapkan pula bahan presentasi untuk

disajikan saat In 2.

Page 127: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 129

TOPIK 4. PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA SLB

Untuk pelaksanaan On, pada topik penghapusan sarana dan prasarana ini di SLB tempat

bertugas, Saudara harus melakukan beberapa kegiatan bersama pemangku kepentingan

di SLB Saudara diantaranya mengidentifikasi kondisi sarana dan prasarana yang ada di

SLB Saudara dan mengusulkan penghapusan sarana dan prasarana.

Kegiatan 9. Mengidentifikasi Sarana dan Prasarana yang akan Dihapuskan (FGD dan Praktik, 90 menit)

Pada kegiatan ini Saudara akan melakukan kegiatan pengusulan penghapusan meliputi

kegiatan sebagai berikut: identifikasi sarana dan prasarana yang akan dihapuskan,

melengkapi daftar usulan, dan melaksanakan tahapan pengusulan sarana dan prasarana

di SLB. Seluruh proses ini harus berlandaskan kepada ketaatan hukum dan menghindari

praktik korupsi.

Data sarana dan prasarana yang layak untuk dilakukan penghapusan dapat diperoleh dari

hasil analisis tingkat kerusakan sarana dan prasarana di SLB, dan data barang hilang

karena dicuri atau terbakar serta barang rusak karena bencana alam dan lain sebagainya.

Silakan dimusyawarahkan bersama guru, wakil kepala sekolah, laboran, petugas

perpustakaan, dan tenaga administrasi, untuk menentukan sarana dan prasarana yang

akan diusulkan untuk dihapuskan. Tuliskan hasil identifikasi seperti pada LK 14a tahap In

1. Selanjutnya lengkapilah data sarana dan prasarana yang akan dihapuskan dengan

menggunakan LK 14b seperti pada tahap In 1.

Berdasarkan hasil identifikasi sarana dan prasarana yang akan dihapuskan, selanjutnya

Saudara akan melakukan penghapusan sarana dan prasarana di SLB. Pilih salah satu

kelompok sarana prasarana yang akan dihapuskan seperti pada LK 14d tahap In 1,

kemudian lakukan tahapan penghapusan sarana dan prasarana sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Saudara dapat mencermati kembali tata cara penghapusan barang milik daerah/negara

pada Bahan Bacaan 7 dan mengacu pada kegiatan 14 dalam pembelajaran In 1.

Kumpulkan seluruh dokumen pada setiap tahapan penghapusan sarana dan prasarana

yang telah Saudara lakukan sebagai bukti yang akan Saudara lampirkan pada laporan

saat In 2.

Page 128: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 130

MENYUSUN LAPORAN DAN BAHAN PRESENTASI

Kegiatan 10. Menyusun Laporan dan Bahan Presentasi (270 menit)

Selama melakukan seluruh kegiatan In 1 dan On, Saudara diminta mencatat beberapa

hal sebagai dasar dalam penyusunan laporan, yaitu:

1. Waktu pelaksanaan dan para pihak yang terlibat.

2. Hasil pelaksanaan.

3. Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

4. Manfaat yang diperoleh dari praktik langsung di SLB.

Laporan disusun secara tertulis sebanyak maksimal 10 halaman sesuai dengan

sistematika yang telah ditentukan. Laporan tersebut akan Saudara kumpulkan pada saat

kegiatan In 2. Berikut ini adalah sistematika laporan yang harus Saudara susun.

Sistematika Lapoan Kegiatan

Halaman Sampul Lembar Pengesahan (diketahui oleh Pengawas Sekolah, disahkan oleh Atasan Langsung) Kata Pengantar Daftar Isi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Landasan Hukum

II. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan

Tagihan 1 Tagihan 2 dst

C. Masalah /Hambatan dan Solusi D. Manfaat

1. Bagi Diri Sendiri 2. Bagi Peserta Didik 3. Bagi Sekolah

III. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

LAMPIRAN A. RTL B. Daftar Hadir C. Dokumen Foto D. Dokumen Pendukung Lainnya

Page 129: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 131

Selanjutnya Saudara menyiapkan bahan presentasi laporan hasil yang berbentuk bahan

tayang atau bentuk presentasi lainnya.

REFLEKSI

Saudara telah melaksanakan kegiatan pada tahap On. Selanjutnya, lakukanlah refleksi

tentang pembelajaran yang sudah Saudara lakukan dengan cara menjawab pertanyaan di

bawah ini!

1. Apa saja yang sudah Saudara peroleh dari pelaksanaan kegiatan On pada modul ini?

2. Apa pengaruh dan manfaat yang Saudara peroleh, setelah mempelajari topik-topik

pada kegiatan On terkait dengan tugas pokok Saudara kepala sekolah?

3. Apa kendala yang Saudara hadapi saat melakukan kegiatan On di SLB Saudara?

4. Apa solusi yang Saudara lakukan untuk mengatasi kendala tersebut?

Apa yang akan Saudara lakukan terkait dengan pengelolaan Sarana dan Prasarana agar

hasil kegiatan On dapat dilaksanakan di SLB Saudara.

Page 130: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 132

BAGIAN IV TAHAP IN SERVICE LEARNING 2

Pengantar

Pada tahap In 2 ini Saudara berkumpul kembali sesama kepala sekolah untuk

menyampaikan laporan dari setiap kagiatan yang telah dilaksanakan pada kegiatan On.

Selanjutnya Saudara juga memaparkan hasil praktik di hadapan fasilitator dan peserta

lainnya.

Kegiatan 1: Mempresentasikan Hasil Kegiatan dan Diskusi

(10 menit) Setelah melakukan seluruh kegiatan In 1 dan On, Saudara diminta untuk menyampaikan

laporan secara tertulis dan memaparkan:

1. Waktu pelaksanaan dan para pihak yang terlibat.

2. Hasil pelaksanaan.

3. Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya.

4. Manfaat yang diperoleh dari praktik langsung di SLB.

5. Rencana tindak lanjut

Kegiatan 2 : Melakukan Sharing Good Practice dan Penguatan Konsep

(20 menit) Saudara diminta untuk mempersiapkan paparan yang menyajikan praktik-praktik baik

selama melaksanakan tugas yang tertera pada modul ini di SLB masing-masing dan

menyajikan paparan tersebut agar dapat menjadi sarana belajar bagi semua peserta PKB

KS. Pelajarilah hal-hal baik yang mungkin dapat diterapkan di SLB.

Kegiatan 3: Melakukan Penilaian dan Umpan Balik oleh Fasilitator

(45 menit)

Setelah menyelsaikan semua tugas yang tertera pada modul, maka fasilitator akan

melakukan penilaian dan memberikan umpan balik. Fasilitator memberikan penilaian

setelah memeriksa tugas dan tagihan. Umpan balik akan diberikan oleh fasilitator sesuai

dengan hasil pemeriksaan tagihan maupun penilaiannya.

Page 131: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 133

Kegiatan 4 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut In 2

(15 menit)

Setelah semua kegiatan selesai dilaksanakan, Saudara kembali diminta untuk menyusun

rencana tindak untuk memastikan kelangsungan kegiatan ini secara berkelanjutan.

Buatlah rencana tindak lanjut (RTL) yang sekurang-kurangnya memuat uraian kegiatan,

tujuan pelaksanaan, indikator ketercapaian, dan waktu pelaksanaan.

Nama Kepala Sekolah : …………….. Instansi :………………

No Uraian Kegiatan Tujuan

Pelaksanaan

Indikator

Ketercapaian

Waktu

Pelaksanaan

REFLEKSI

Setelah selesai melaksanakan kegiatan pada pembelajaran pada modul ini, Saudara

diminta untuk melakukan refleksi dengan cara menjawab beberapa pertanyaan dibawah

ini:

1. Apa yang sudah Saudara pelajari dari kegiatan In-On-In pada modul ini?

2. Apa hal baru yang bisa Saudara lakukan dalam pengelolaan sarana dan prasarana

ditempat Saudara bekerja?

3. Apa pengaruh dan manfaat yang Saudara peroleh setelah mempelajari modul

Pengelolaan Sarana dan Prasarana terkait dengan tugas pokok Saudara sebagai

Kepala Sekolah ?

4. Apa yang akan Saudara lakukan terkait Pengelolaan Sarana dan Prasarana agar

hasil pembelajaran In-on-in bisa dilaksanakan di SLB Saudara?

Page 132: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 134

KESIMPULAN MODUL

Menurut pasal 42 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi

perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,

bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sedangkan pada ayat ke-2 dinyatakan

bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang

kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang

kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain,

tempat berekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Tidak dapat kita pisahkan antara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan sarana dan

prasarana guna menyukseskan pendidikan di SLB. Maka hal utama yang harus dilakukan

dalam pengelolaan perlengkapan SLB adalah pengadaan sarana dan prasarana.

Pengelolaan sarana dan prasarana harus diawali dengan analisis kebutuhan berdasarkan

analisis konteks/EDS. Analisis kebutuhan ini sangat penting saudara lakukan agar

pengelolaan sarana prasarana sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Dari hasil

analisis, Saudara bisa menyusun program pengadaan sarana dan prasarana berdasarkan

prioritas dan kemampuan SLB.

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan

prasarana pendidikan SLB yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam konteks SLB, pengadaan merupakan segala kegiatan yang

dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan

hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar

berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam

manajemen sarana dan prasarana pendidikan SLB. Fungsi ini pada hakikatnya

merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana SLB sesuai

dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun

tempat, dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Ada beberapa

alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana SLB yaitu : pembelian,

pembuatan sendiri, peminjaman, hibah/bantuan, penyewaan, penukaran, daur ulang, dan

perbaikan. Pengadaan ini harus sesuai dengan peraturan yang berlaku misalnya yang

Page 133: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 135

berkaitan dengan jenis, spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, harga dan sumber

yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tiap SLB wajib menyelenggarakan inventarisasi barang milik negara yang dikuasai/diurus

oleh SLB masing-masing secara teratur, tertib dan lengkap. Kepala sekolah melakukan

dan bertanggung jawab atas terlaksananya inventarisasi fisik dan pengisian daftar

inventaris barang milik negara yang ada di SLBnya. Pelaksanaan kegiatan

pengadministrasian barang inventaris dilakukan dalam Buku Induk Barang Inventaris,

Buku Golongan Barang Inventaris, Catatan Barang Non Inventaris, Daftar Laporan

Triwulan, Mutasi Barang Inventaris, Daftar Rekap Barang Inventaris.

a. Buku Induk Barang Inventaris adalah buku untuk mencatat semua barang inventaris

milik negara dalam lingkungan SLB menurut urutan tanggal penerimaannya.

b. Buku Golongan Barang Inventaris adalah buku pembantu untuk mencatat barang

inventaris menurut golongan barang yang telah ditentukan.

c. Buku Catatan Non Inventaris adalah buku untuk mencatat semua barang habis

pakai,seperti;kapur, pensil, penghapus, papantulis, kertas ketik, tinta, dan sejenisnya.

d. Daftar Laporan Triwulan Mutasi Barang Inventaris adalah daftar untuk mencatat

jumlah bertambah dan atau berkurangnya barang inventaris sebagai akibat mutasi

yang terjadi dalam triwulan yang bersangkutan. Daftar ini tersusun menurut jenis

barang pada masing-masing golongan inventaris.

e. Daftar Isian Inventaris, yaitu untuk mencatat semua barang inventaris menurut

golongan barangnya.

Sarana prasarana yang dimiliki oleh SLB harus dimanfaatkan secara maksimal dalam

mendukung proses pembelajaran. Untuk itu, optimalisasi penggunaan sarana dan

prasarana SLB serta pemeliharaan sarana dan prasarana secara berkala dan

berkelanjutan juga harus saudara rencanakan dengan baik sehingga bisa dilaksanakan

secara optimal. Adanya rencana penggunaan dan pemeliharaan yang baik dapat

membantu SLB dalam penghematan biaya, menjaga kesehatan, keselamatan dan

kenyamanan SLB. Selanjutnya jika terdapat sarana dan prasarana yang membutuhkan

penghapusan, Saudara dapat mengusulkan penghapusan sarana dan prasarana SLB

sesuai dengan syarat dan ketentuan penghapusan barang.

Page 134: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 136

KUNCI JAWABAN

Latihan Soal Modul PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

Topik 1 Topik 2 Topik 3 Topik 4

No Jawaban No Jawaban No Jawaban No Jawaban

1 D 1 C 1 1 1 D

2 D 2 D 2 2 2 C

3 A 3 B 3 3 3 C

4 D 4 B 4 4 4 B

5 C 5 C 5 5 5 A

6 A 6 C 6 6 6 A

7 A 7 C 7 1 7 C

8 A 8 C 8 2 8 B

Page 135: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 137

DAFTAR PUSTAKA

Arum, Wahyu Sri Ambar. 2007. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarata:

CV. Multi Karya Mulia. Decenalized Basic Education (DBE) – USAID. 2010. Petunjuk Teknis Pemeliharaan dan

Pemeliharaan Aset Sarana-Prasarana Sekolah Bersama Masyarakat. Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Sarana

dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Hanafi, Ivan. dkk. 2001. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Untuk Pelatihan Kepala Sekolah. Buku 7. Jakarta: Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Jadwal penggunaan sarana dan prasarana. diunduh 21-04-2016 dari

http://dinus.ac.id/repository/docs/sop/34632.pdf. Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) http://kbbi.web.id/inventaris. Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan. 2016. Buku Pedoman dan Kajian Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK). Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan

Presedin No.54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang Jasa/Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010. tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2006 tentang

Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar

Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Kemendiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana

dan Prasarana Untuk Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).

Page 136: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 138

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 70 tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan

Kodefikasi Barang Milik Negara. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar

Pelayanan Minimal. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun

2015 tentang Gerakan Pembudayaan Karakter di Sekolah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun

2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang

Pedoman Pengelolaan Milik Daerah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudyaan No. 28 Tahun 2016 tentang Sistem

Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Negara. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Petunjuk

Teknis Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2017. Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang- Undang

Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai barang dan Jasa. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor

23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Page 137: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 139

DAFTAR ISTILAH

Istilah/Singkatan Pengertian/Kepanjangan

Analisis konteks Analisis tentang kekuatan dan kelemahan kondisi yang ada di

satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga

kependidikan, sarana prasarana, biaya dan program-program

(Panduan penyusunan KTSP dari BSNP, Bagian IV.A)

Bangunan Gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi sekolah

Barang Habis Pakai Barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat

Buku Karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar.

Buku Pengayaan Buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru.

Buku referensi Buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu.

Buku Teks Pelajaran Buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru

untuk setiap mata pelajaran.

Daring Dalam Jaringan

Gudang Ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas,

peralatansekolah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah

Hibah Pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah kepada pihak lain,

tanpa memperoleh penggantian

Inventarisasi Kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan dan pelaporan

hasil pendataan barang

Jalusi atau Bovenlich

(BV)

Jenis jendela yang pada bagian daunnya dibuat dari bidang seperti

susunan kayu yang diatur sedemikian rupa sehingga tampilannya

tidak rapat tapi sedikit miring.

Jamban Ruang untuk buang air besar dan/atau kecil

KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lahan Bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana

sekolah meliputi bangunan, lahan praktek, lahan untuk prasarana

penunjang, dan lahan pertamanan.

Media Pendidikan Peralatan pendidikan yang digunakan untuk membantu komunikasi

dalam pembelajaran

Perabot Sarana pengisi ruang

Peralatan Pendidikan Sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran

Perlengkapan lain alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk

mendukung fungsi sekolah

Penilaian Proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai atas suatu

objek penilaian berupa barang pada saat tertentu

Penghapusan Tindakan penghapusan dari daftar barang dengan menerbitkan

keputusan dari pejabat berwenang untuk membebaskan

pengelolaan barang, penggunaan barang dan/atau kuasa

pengguna barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas

barang yang berada dalam penguasaannya.

Pemindahtanganan Pengalihan kepemilikan barang.

Pengelola barang Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan

barang

Penilaian Pihak yang melakukan penilaian secara independen berdasarkan

Page 138: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 140

kompetensi yang dimilikinya

Pemusnahan Tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan barang

Prasarana Fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah

Perencanaan

Kebutuhan

Kegiatan merumuskan rincian kebutuhan Barang Milik

Negara/Daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang

telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar

dalam melakukan tindakan yang akan datang

Pemanfaatan Pendayagunaan Barang Milik Negara/Daerah yang tidak digunakan

untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi

Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat daerah dan/atau

optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah dengan tidak mengubah

status kepemilikan.

Pinjam pakai Penyerahan penggunaan barang dalam jangka waktu tertentu

tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut

berakhir diserahkan kembali kepada pengelola barang

Penatausahaan Kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan

Penggunaan Kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola

danmenatausahakan Barang Milik Negara/Daerah yang sesuai

dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.

Pemeliharaan Suatu rangkaian kegiatan untuk menjaga kondisi dan memperbaiki

semua barang agar selalu dalam keadaan baik dan layak serta siap

digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna

Rombongan Belajar Kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas

Ruang Guru Ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat, dan menerima

tamu.

Ruang Kelas Ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan

peralatan khusus.

Ruang Konseling Ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari

konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar,

dan karir.

Ruang Organisasi

kesiswaan

Ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan

organisasi peserta didik.

Ruang Perpustakaan Ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai

jenis bahan pustaka.

Ruang pimpinan Ruang untuk pembelajaran secara praktik yang memerlukan

peralatan khusus.

Ruang Sirkulasi Ruang penghubung antarbagian bangunan sekolah

Ruang Tata Usaha Ruang untuk pengelolaan administrasi sekolah

Ruang UKS Ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan

kesehatan dini dan ringan di sekolah

Sumber belajar

lainnya

Sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal,

majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.

Sarana Perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.

Sewa Pemanfaatan barang pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan

menerima imbalan uang tunai

Teknologi Informasi

dan Komunikasi

Satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan dengan akses

dan pengelolaan informasi dan komunikasi.

Page 139: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 141

Tempat Beribadah Tempat warga sekolah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh

agama masing-masing pada waktu sekolah.

Tempat bermain Ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan

kegiatan bebas.

Tempat berolahraga Ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk

melakukan pendidikan jasmani dan olah raga.

Page 140: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 142

SUPLEMEN

SUPLEMEN 1. PENGANTAR PENGUATAN PENDIDIKAN

KARAKTER Erry Utomo

Wilayah Indonesia terdiri dari ribuan pulau dengan kondisi geografis yang bervariasi dan

diwarnai oleh keanekaragaman budaya, adat istiadat, agama, maupun keyakinan.

Keanekaragaman tersebut dapat menjadi keunggulan jika semboyan Bhinneka Tunggal

Ika mewujud dengan baik pada setiap sendi kehidupan berbangsa. Sebaliknya,

keberagaman akan menjadi bumerang jika perbedaan budaya, adat istiadat, agama,

maupun keyakinan tidak dikelola. Gesekan yang mengarah pada konflik horisontal

sangat mungkin terjadi jika bukannya persamaan namun perbedaan yang dikedepankan

oleh masing-masing pengampu budaya, pemangku adat, pemeluk agama, dan penggiat

keyakinan. Sila ke tiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, menjadi jauh dari

kenyataan.

Pancasila sebagai ideologi sudah seharusnya menjadi rujukan dan pegangan utama

dalam pengelolaan pendidikan, baik secara sistem di tingkat nasional maupun

operasional di tingkat sekolah. Secara formal nilai-nilai Pancasila harus diterima,

didukung, dihargai, dan diupayakan perwujudannya secara sungguh-sungguh di setiap

sendi sekolah karena merupakan cita-cita hukum dan cita-cita moral seluruh bangsa

Indonesia.

Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana

diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi

permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan

karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu

ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun

2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

2015-2019, yaitu “Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada

semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian

peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata

pelajaran”. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan karakter ditempatkan sebagai

landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional untuk mempersiapkan Generasi

Emas di tahun 2045, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bertaqwa,

bermoral, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global,

beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.”

Pemerintah menyadari bahwa Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang

memperkuat pendidikan karakter semestinya dilaksanakan oleh semua sekolah di

Indonesia, bukan saja terbatas pada sekolah-sekolah binaan, sehingga peningkatan

kualitas pendidikan yang adil dan merata dapat segera terjadi. Penguatan Pendidikan

Karakter (disingkat menjadi PPK) didefinisikan sebagai gerakan pendidikan di sekolah

untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik),

Page 141: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 143

olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja

sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat (Konsep dan Pedoman PPK,

Kemendikbud, 2017).

Implikasi dari Gerakan PPK dalam konteks persekolahan, sebagaimana tertera pada

Konsep dan Pedoman PPK (Kemdikbud, 2017), adalah:

a. pertama adalah penguatan karakter peserta didik dalam mempersiapkan daya saing

siswa dengan kompetensi abad 21 (4Cs), yaitu berpikir kritis (critical thinking),

kreativititas (creative thinking), komunikasi (communication), dan kolaborasi

(collaborative)

b. pembelajaran bermakna yang dilakukan di dalam maupun luar sekolah yang

diwujudkan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat intra-kurikuler, ko-kurikuler, ekstra-

kurikuler, dan pengkondisian, pembiasaan sekolah secara terus menerus

(habituasi), serta kegiatan-kegiatan sekolah yang terintegrasi dengan kegiatan

komunitas antara lain seni budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains, keagamaan

c. revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manajer dan Guru sebagai inspirator PPK

d. revitalisasi peran Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan

partisipasi masyarakat

e. penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 (lima) hari sekolah.

Nilai-nilai Pembentuk Penguatan Pendidikan Karakter

Pengembangan nilai-nilai karakter, sebagaimana tertera pada Konsep dan Pedoman

PPK (Kemdikbud, 2017), didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya

perilaku seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis

yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan

fungsi totalitas sosial-kultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan

pendidikan, dan masyrakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter

dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam:

(1) olah hati (spiritual & emotional development); (2) olah pikir (intellectual development);

(3) olah raga dan kinestetik (physical & kinesthetic development); dan (4) olah rasa dan

karsa (affective and creativity development). Proses itu secara holistik dan koheren

memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara

konseptual merupakan gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung dalam 5 nilai-nilai

utama PPK. Atas dasar itu, penguatan pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan

mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, yaitu menanamkan kebiasaan

(habituation) tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham

(kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik

dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, penguatan pendidikan karakter

yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing),

akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku

yang baik (moral action). Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan

yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan (Lickona, 2004).

Nilai utama Gerakan PPK yang saat ini dikembangkan dari kristalisasi pemikiran Ki

Hadjar Dewantara tersebut adalah: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan

integritas (Kemdikbud, 2017). Secara detail, nilai-nilai utama PPK dapat diuraikan

menjadi sub-sub nilai yang perwujudannya dapat diuraikan sebagai berikut.

Page 142: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 144

a. Nilai karakter religius ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan

ciptaan: cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama, teguh pendirian,

percaya diri, kerja sama lintas agama, antibuli dan kekerasan, persahabatan,

ketulusan, tidak memaksakan kehendak, melindungi yang kecil dan tersisih.

b. Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya: apresiasi

budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul

dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,

menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.

c. Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada

orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan

harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja

keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan

menjadi pembelajar sepanjang hayat.

d. Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat

kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan

rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain dan memberi

bantuan pada mereka yang kurang mampu, tersingkir dan membutuhkan

pertolongan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama, inklusif,

komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong,

solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, sikap kerelawanan.

e. Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan

pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-

nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap

tanggungjawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui

konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas

antara lain kejujuran,cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi,

keadilan, tanggungjawab, keteladanan, menghargai martabat individu (terutama

penyandang disabilitas) (Konsep dan Pedoman PPK, Kemendikbud, 2017).

Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah/Madrasah dalam Penerapan

PPK di Satuan Pendidikan

Sekolah yang berkualitas baik memiliki identitas berupa „branding‟. Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan menginginkan agar setiap sekolah memiliki branding yang unik dan

khas. Branding menunjukkan kekuatan dan keunggulan sekolah berdasarkan potensi

lingkungan, peluang yang ada (kualitas tenaga pendidik, fasilitas sarana dan prasarana

sekolah yang mendukung, kualitas pembelajaran, dan infrastruktur lainnya), dukungan

staf sekolah, orang tua, dan masyarakat. Branding sekolah dapat dikaitkan pilihan

prioritas nilai sesuai nilai-nilai utama PPK didukung dengan jalinan nilai-nilai lainnya.

Peran Kepala Sekolah dalam penerapan PPK diawali melalui manajemen dan

kepemimpinan sekolah, mengembangkan kolaborasi jaringan Tripusat Pendidikan (yaitu

sekolah, rumah/orang tua/keluarga, dan masyarakat), menyusun kegiatan perubahan di

Page 143: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 145

sekolah berdasarkan 5 nilai-nilai utama PPK melalui mengidentifikasikan kondisi yang

ada/faktual dengan kondisi yang diharapkan, serta mampu mendesain “branding

(penjenamaan)” sekolah.

Kepala Sekolah merupakan komunikator yang menghubungkan visi sekolah dengan

keluarga dan masyarakat. Strategi pengembangan tripusat pendidikan ini perlu dilakukan

komunikasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan pendidikan, terutama

orang tua, komite sekolah, dan tokoh-tokoh penting di lingkungan sekitar sekolah.

Menjalin relasi yang baik dengan lembaga-lembaga Pemerintahan dan non-

pemerintahan serta dengan komunitas-komunitas yang memiliki potensi untuk membantu

program PPK di sekolah. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan

kegiatan PPK adalah sebagai sumber-sumber pembelajaran yang sangat bermanfaat

untuk dibelajarkan oleh peserta didik. Kemampuan kepala sekolah diibaratkan semacam

conductor orkestra yang mengarahkan dan mengembangkan ekosistem sekolah.

Ekosistem sekolah yang dimaksudkan adalah peran kepala sekolah untuk mendorong

keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif).

Kemitraan dengan komunitas dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan PPK seperti

melalui akuntabilitas dan transparansi penggunaan anggaran. Kemandirian sekolah bisa

diartikan dalam konteks kemandirian ekonomi dan anggaran dalam menerapkan PPK.

Program PPK tidak akan berhasil tanpa melibatkan jaringan tripusat pendidikan.

Pelibatan publik pendidikan sangat dibutuhkan agar PPK memperoleh dukungan semua

pihak berupa dana, tenaga, pemikiran, keahlian, dan pemikiran. Kemampuan

mengembangkan jaringan tripusat pendidikan merupakan kompetensi utama yang perlu

dimiliki oleh kepala sekolah dan didukung oleh pengawas dalam rangka

mengembangkan PPK secara mandiri dan gotong royong (Kemdikbud, 2017).

Untuk mengelola dukungan dari masyarakat sekitar sekolah maka kepala sekolah harus

menjadi inspirator dan komunikator yang menghubungkan sekolah/madrasah, orangtua,

dan masyarakat dalam rangka pengembangan PPK. Fungsi transformatif kepala sekolah

disini adalah mendorong terjadinya perubahan melalui manajemen perubahan di

sekolah, pengembangan budaya sekolah, dan kepemimpinan sekolah dalam

melaksanakan PPK. Pengembangan budaya sekolah (school culture) akan terbentuk jika

ada figur keteladanan kepala sekolah melalui sikap, perilaku, tutur kata, dan pengelolaan

organisasi. Kepemimpinan dalam konsep Ki Hadjar Dewantara merupakan contoh yang

patut ditiru, yaitu Ingarso sung tuladha bahwa seorang kepala sekolah harus menjadi

contoh/teladan, Ing madya mangun karsa seorang kepala sekolah mampu memberi

semangat, motivasi, mampu menciptakan aman dan nyaman di lingkungan sekolah, dan

Tut Wuri handayani Seorang kepala sekolah mampu mendorong semangat kerja. Hal ini

menunjukkan bahwa seorang kepala sekolah harus memberikan kepemimpinan

pembelajaran (instructional leader) yang berfokus pada lima nilai utama PPK dan

dipraksiskan melalui supervisi akademik dalam kegiatan intra kurikuler dan supervisi

manajerial pada kegiatan kokurikuler serta ekstra kurikuler secara efektif dan

berkelanjutan (dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah dan pengawas

sekolah).

Kepala sekolah diharapkan juga dapat menganalisis kekuatan/kelemahan potensi

penerapan PPK melalui sumber daya pendidik, seperti potensi minat bakat peserta didik,

layanan peserta didik yang berkebutuhan khusus, potensi pedagogik guru dalam

Page 144: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 146

menggunakan metode pembelajaran, manajemen kelas, pembelajaran melalui tematik

terpadu di SD/MI dan mata pelajaran di SMP/MTs, daya dukung unit layanan di sekolah,

seperti perpustakaan, bimbingan konseling/BK, Unit Kesehatan Sekolah/UKS, dsb.

Page 145: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 147

SUPLEMEN 2. PENGANTAR PENDIDIKAN INKLUSIF

DAN PERLINDUNGAN KESEJAHTERAAN ANAK Emilia Kristiyanti

A. Pendahuluan

Semua anak berhak untuk memperoleh kesempatan yang sama dan seluas-luasnya

untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial. Dalam

hal ini negara memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa hak tersebut dilindungi

sehingga kesejahteraan pada anak dapat tercapai.

Untuk mencapai kesejahteraan anak sesuai dengan yang diinginkan maka pendidikan di

keluarga dan lingkungan memegang peranan yang penting. Pola didik di sekolah dan

pola asuh di keluarga berperan sangat penting dalam mengembangkan potensi

akademik dan non-akademik seorang anak. Keyakinan bahwa pendidikan yang baik

merupakan pendidikan yang berfokus pada kurikulum (curriculum centered) harus

segera ditinggalkan dan mulai menerapkan pendidikan inklusif yang berfokus pada

semua anak/peserta didik (children/students centered) tanpa memandang suku, bahasa,

agama, jender, keadaan fisik, keadaan kesehatan, status sosial, dan ekonomi.

Tulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar kepada kepala dan

pengawas sekolah mengenai konsep pendidikan inklusif dan perlindungan kesejahteraan

anak; sejarah pendidikan inklusif dan perlindungan kesejahteraan anak; dan

penyelenggaraan pendidikan inklusif sebagai cara terbaik untuk memastikan

dilaksanakannya perlindungan kesejahteraan anak.

B. Konsep Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan Anak

Konsep Pendidikan Inklusif

Di beberapa negara pendidikan inklusif masih diterjemahkan hanya terbatas kepada

sebuah pendekatan yang dilakukan untuk memberikan layanan bagi peserta didik

penyandang disabilitas yang berada pada sistim pendidikan umum (Ainscow, Mel. &

Miles, Susie, 2009). Pendidikan inklusif memiliki makna yang lebih jauh dari sekadar

memasukkan anak penyandang disabilitas di sekolah reguler. Pendidikan inklusif harus

dimaknai sebagai penerimaan tanpa syarat semua anak dalam sistim pendidikan umum.

Pendidikan inklusif bukanlah sistem pendidikan integrasi yang „berganti baju‟ dan juga

berbeda dengan sistem pendidikan segregasi. Perbedaan mendasar terdapat pada

lokasi pembelajaran, sikap guru, sikap tenaga kependidikan, dan keadaan lingkungan

sekolah serta kurikulum yang dipergunakan. Ilustrasi yang dapat menggambarkan

perbedaan antara pendidikan segregasi, integrasi, dan inklusif adalah sebagai berikut:

Page 146: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 148

PDBK PD lainnya

Segregasi Integrasi Inklusif

Gambar 1: perbedaan segregasi, integrasi, dan inklusif

Pada sistem pendidikan segregasi, peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK)

dipisahkan dengan peserta didik (PD) lainnya baik lokasi maupun kurikulum yang

digunakan. Sistem pendidikan segregasi di Indonesia di kenal dengan sistem pendidikan

khusus atau sistem pendidikan luar biasa. Pada sistem integrasi, anak/peserta didik

berkebutuhan khusus belajar bersama dengan peserta didik lainnya namun sekolah

sedikit atau bahkan sama sekali tidak dibebankan untuk melakukan adaptasi atau

penyesuaian dalam memenuhi kebutuhan anak/peserta didik yang berkebutuhan khusus.

Sebaliknya, anak/peserta didik berkebutuhan khusus diharapkan dapat beradaptasi

dengan sistem pendidikan yang hampir tidak diubah untuk mengakomodir kebutuhan

mereka. Ketidakmampuan anak/peserta didik berkebutuhan khusus untuk menyesuaikan

diri dengan sistim sekolah akan menyebabkan hilangnya kesempatan mereka untuk

memperoleh pendidikan. Praktik di beberapa negara, sistem pendidikan integrasi

diselenggarakan dengan mengumpulkan anak/peserta didik berkebutuhan khususnya

dalam hal ini penyandang disabilitas di kelas tersendiri yang dinamai kelas khusus.

Adapun lokasi kelas khusus tersebut berada di lingkungan sekolah reguler.

Sebaliknya pada sistim pendidikan inklusif, anak/peserta didik berkebutuhan khusus

belajar bersama dengan anak/peserta didik lainnya di kelas yang sama tanpa adanya

pembedaan. Peserta didik menjadi pusat perencanaan pendidikan sehingga apapun

yang direncanakan dan dikerjakan oleh guru dan tenaga kependidikan selalu

berdasarkan pada kebutuhan peserta didik. Pada sistem pendidikan inklusif, guru

memastikan bahwa anak/peserta didik berkebutuhan khusus dapat hadir, diterima oleh

guru dan anak/peserta didik lainnya, berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran di

kelas bersama dengan peserta didik lainnya, dan memperoleh pencapaian yang

maksimal sesuai dengan kemampuan anak/peserta didik. Penyesuaian-penyesuaian

untuk mengakomodir kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus terjadi pada ranah

(1) sikap, misalnya sikap yang lebih positif terhadap perilaku tertentu peserta didik, atau

tidak meremehkan potensi mereka penyandang disabilitas dan mereka yang termasuk

dalam kategori cerdas berbakat; (2) informasi, misalnya penggunaan format atau media

yang sesuai dengan kemampuan anak/peserta didik agar dapat mengakomodir

kebutuhan khusus yang ada misalnya braille bagi anak/peserta didik dengan hambatan

penglihatan; penggunaan bahasa isyarat bagi anak/peserta didik dengan hambatan

PD lainnya

PDBK

PDBK

dan PD

lainnya

Page 147: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 149

pendengaran; dan menggunakan bahasa yang lebih sederhana dalam berkomunikasi

dengan anak/peserta didik dengan hambatan intelektual; (3) struktur bangunan fisik,

misalnya bangunan dengan landaian (ramp) atau lift untuk akses bagi mereka

penyandang hambatan gerak.

Istilah anak/peserta didik berkebutuhan khusus memiliki cara pandang yang lebih luas

dan positif terhadap peserta didik atau anak/peserta didik yang memiliki kebutuhan yang

sangat beragam. Berdasarkan sifatnya, kebutuhan khusus dibagi menjadi (1) kebutuhan

khusus permanen dan (2) kebutuhan khusus temporer. Kebutuhan khusus yang

permanen adalah kebutuhan yang terus-menerus ada dan melekat pada anak/peserta

didik, misalnya anak/peserta didik dengan hambatan penglihatan akan kesulitan dalam

membaca dan menulis dengan menggunakan huruf biasa. Namun kebutuhan khususnya

akan teratasi pada saat ia menggunakan huruf braille untuk membaca dan menulis.

Sedangkan kebutuhan khusus yang bersifat temporer adalah kebutuhan khusus yang

sifatnya sementara, misalnya anak/peserta didik yang tidak dapat melanjutkan

pendidikannya karena alasan ekonomi. Kebutuhan khusus anak tersebut akan hilang

setelah dia memperoleh bantuan ekonomi. Contoh yang lain, peserta didik baru masuk

kelas 1 Sekolah Dasar yang berkomunikasi dalam bahasa ibunya (contoh bahasa:

Sunda, Jawa, Bali atau Madura dsb) di rumah, akan tetapi ketika belajar di sekolah

terutama ketika belajar membaca permulaan, mengunakan bahasa Indonesia. Keadaan

seperti itu dapat menyebabkan munculnya kesulitan dalam belajar membaca permulaan

dalam bahasa Indonesia bagi anak/peserta didik tersebut. Oleh karena itu ia memerlukan

layanan pendidikan yang disesuikan (pendidikan kebutuhan khusus) sehingga kebutuhan

khususnya dapat dihilangkan. Apabila hambatan belajar membaca akibat alasan di atas

tidak mendapatkan intervensi yang tepat maka ada kemungkinan anak/peserta didik

tersebut akan menjadi anak/peserta didik dengan kebutuhan khusus permanen.

Ditinjau dari penyebabnya, maka kebutuhan khusus dapat dibagi dua bagian, yakni (1)

kebutuhan khusus yang berasal dari diri sendiri dan (2) kebutuhan khusus akibat dari

lingkungan. Salah satu penyebab munculnya kebutuhan khusus dari diri sendiri adalah

disabilitas. Sedangkan kebutuhan khusus yang berasal dari lingkungan misalnya anak

mengalami kesulitan belajar karena tidak dapat konsentrasi dengan baik dan

penyebabnya misalnya suasana tempat belajar yang tidak nyaman.

Di samping itu, kebutuhan khusus juga dapat dibedakan menjadi (1) kebutuhan khusus

umum, (2) kebutuhan khusus individu, dan (3) kebutuhan khusus kekecualian.

Kebutuhan khusus umum adalah kebutuhan khusus yang secara umum dapat terjadi

pada siapapun, misalnya karena sakit tidak bisa belajar dengan baik. Sedangkan

kebutuhan khusus individu (pribadi) adalah kebutuhan yang sangat khas yang dimiliki

oleh seorang individu, misalnya seseorang tidak dapat belajar tanpa sambil

mendengarkan musik. Adapun kebutuhan khusus kekecualiaan adalah kebutuhan

khusus yang ada akibat disabilitas, misalnya kebutuhan berkomunikasi dengan bahasa

isyarat bagi anak dengan hambatan pendengaran.

Pendidikan inklusif di suatu negara dibangun oleh 3 (tiga) pilar yang saling

mempengaruhi satu dengan yang lain, yaitu: (1) budaya; (2) kebijakan; (3) praktik. Di

Indonesia tanpa kita sadari budaya pendidikan inklusif juga telah ada sejak lama.

Semboyan „Bhinneka Tunggal Ika‟ nyata menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa

yang menjunjung nilai-nilai inklusif, berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Budaya inklusif

Page 148: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 150

yang ada di Indonesia juga telah didukung oleh perangkat-perangkat kebijakan terkait

dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif baik ditingkat nasional maupun lokal

(provinsi dan kabupaten/kota). Namun yang masih menyisakan pekerjaan rumah

bersama adalah bagaimana praktik penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah dan

masyarakat.

Pada tataran penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah, terdapat 4 prinsip yang

harus selalu diperhatikan sebagai tolok ukur, yaitu (1) kehadiran; (2) pengakuan atau

penerimaan; (3) partisipasi; dan (4) pencapaian akademik dan non-akademik dari semua

anak/peserta didik termasuk anak/peserta didik berkebutuhan khusus. Sekolah belum

dapat disebut sebagai sekolah inklusif apabila ia hanya memasukkan anak/peserta didik

berkebutuhan khusus ke dalam kelas.

Konsep Perlindungan Kesejahteraan Anak

Menurut undang-undang nomor 35 tahun 2014 sebagaimana yang tercantum pada pasal

1, anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih di

kandungan. Konsep perlindungan kesejahteraan anak lahir dari kesadaran bahwa anak

perlu dilindungi guna mencapai sebuah tata kehidupan dan penghidupan yang menjamin

pertumbuhan dan perkembangan yang wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun

sosial.

Membicarakan konsep perlindungan kesejahteraan anak maka kita perlu menguraikan

apa yang dimaksud dengan perlindungan anak dan kesejahteraan anak. UU no. 35

tahun 2014 menyatakan bahwa perlindungan anak adalah serangkaian kegiatan untuk

melindungi anak sejak dalam kandungan, agar dapat terjamin kelangsungan hidupnya,

tumbuh dan berkembang serta terbebas dari perlakuan diskriminasi dan tindak

kekerasan baik fisik, mental, rohani maupun sosial secara wajar sesuai dengan harkat

dan martabatnya. Penyelenggaraan perlindungan anak harus berasaskan Pancasila dan

berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 serta prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak

yang meliput: (1) non-diskriminasi; (2) kepentingan yang terbaik baik anak; (3) hak untuk

hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan (4) penghargaan terhadap

pendapat anak. Adapun tujuan dari perlindungan anak adalah agar hak-hak anak

terjamin sehingga mereka dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara

optimal sesuai harkat dan martabatnya, serta terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi

demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.

Kesejahteraan anak merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang dapat

menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang wajar, baik secara rohani, jasmani,

maupun sosial (UU No Tahun 1979). Kesejahteraan anak dapat pula diartikan sebagai

beberapa kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk

menyampaikan perhatian khusus bagi anak-anak dan kesanggupan masyarakat untuk

bertanggung jawab atas beberapa anak sampai mereka mampu untuk mandiri (Johnson

& Schwartz, 1991)

Dengan berdasarkan kepada penjelasan-penjelasan di atas maka perlindungan

kesejahteraan anak berarti segala upaya yang dilakukan oleh orang tua dan masyarakat

sejak anak berada dalam kandungan dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan

Page 149: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 151

berkembang secara wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial. Oleh karenanya

agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik rohani, jasmani

maupun sosial maka mereka harus memperoleh perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi dalam mengakses layanan publik dasar yaitu kesehatan dan pendidikan.

C. Sejarah Pendidikan inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan Anak

Pendidikan Inklusif

Pendidikan Untuk Semua/Education for All dicetuskannya melalui deklarasi Pendidikan

Untuk Semua/Education for All di pada konferensi pendidikan di Jomtien, Thailand pada

pada tahun 1990. Walaupun belum eksplisit namun istilah pendidikan inklusif telah

dimunculkan pada deklarasi ini. Deklarasi Pendidikan Untuk Semua (PUS) ini berangkat

dari kenyataan bahwa di banyak negara : (1) kesempatan untuk memperoleh pendidikan

masih terbatas atau masih banyak orang yang belum mendapat akses pendidikan, (2)

kelompok tertentu yang terpinggirkan seperti kelompok disabilitas, etnik minoritas, suku

terasing dan sebagainya masih terdiskriminasi dari pendidikan bersama.

Pada kenyataannya, penyelenggaraan hasil konferensi tersebut masih jauh dari yang

diharapkan, khususnya yang terkait dengan kesempatan memperoleh pendidikan bagi

para penyandang disabilitas. Oleh karena itu, pada tanggal 7-10 Juni 1994 di

Salamanca, Spanyol, para praktisi pendidikan khusus menyelenggarakan konferensi

pendidikan kebutuhan khusus (Special Needs Education) yang diikuti oleh 92 negara dan

25 organisasi international yang menghasilkan Pernyataan Salamanca (Salamanca

Statement) yang menyatakan agar anak berkebutuhan khusus (children with special

needs) mendapat layanan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Dalam konferensi

ini istilah inclusive education (pendidikan inklusif) secara formal mulai diperkenalkan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang menandatangani kedua deklarasi tersebut,

sebagai konsekuensinya maka pemerintah berkewajiban untuk memastikan bahwa

pendidikan inklusif diselenggarakan di Indonesia. Pada tahun 2004, pemerintah

mendeklarasikan Indonesia menuju Pendidikan Inklusif di Bandung guna memperkuat

usaha penyelenggaraan pendidikan inklusif di Indonesia. Saat ini penyelenggaraan

pendidikan inklusif lebih dimantapkan dengan adanya Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional no.70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki

Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa, Undang-Undang

no. 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas pada pasal 10, dan Undang-Undang

no. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002

Tentang Perlindungan Anak pada pasal 51.

Perlindungan Kesejahteraan Anak

Pada tahun 1923 seorang aktivis perempuan bernama Eglantyne Jeb mendeklarasikan

pernyataan hak – hak anak yaitu hak akan nama dan kewarganegaraan, hak

kebangsaan, hak persamaan dan non diskriminasi, hak perlindungan, hak pendidikan,

hak bermain, hak rekreasi, hak akan makanan, hak kesehatan dan hak berpartisipasi

dalam pembangunan. Pada tahun 1924 deklarasi hak anak diadopsi dan disahkan oleh

Page 150: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 152

Majelis Umum Persekutuan Bangsa-Bangsa dan pada tahun 1948 deklarasi hak asasi

manusia diumumkan.

Di Indonesia, undang-undang dasar 1945 telah mengatur kesejahteraan dan

perlindungan anak, dimana dinyatakan bahwa anak terlantar dan fakir miskin dipelihara

oleh Negara. Untuk memperkuat komitmen negara terhadap perlindungan anak,

pemerintah mengeluarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979

Tentang Kesejahteraan Anak yang telah mengatur tentang hak anak yaitu “anak berhak

atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih sayang baik

dalam keluarganya maupun dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang

dengan wajar”, dan tanggung jawab orangtua yaitu bahwa “orangtua bertanggung jawab

terhadap kesejahteraan anak”.

Pada tanggal 25 Agustus 1990, melalui Keppres 36/1990, Indonesia telah meratifikasi

Konvensi Hak Anak (KHA) dan dikuatkan dengan terbitnya Undang Undang Nomor 23

Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang mengatur tentang hak dan kewajiban

anak, serta kewajiban dan tanggung jawab negara, pemerintah, masyarakat, keluarga,

dan orangtua. Undang-undang tersebut kemudian disempurnakan dengan munculnya

Undang-Undang no. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23

tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Menurut Undang-Undang no. 35 tahun 2014,

perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan

hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal

sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi. Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila

dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta

prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak meliputi: (a) non-diskriminasi; (b)

kepentingan yang terbaik bagi anak; (c) hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan

perkembangan; dan (d) penghargaan terhadap pendapat anak.

D. Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan

Anak.

Pendidikan inklusif adalah sistim pendidikan yang menghargai keberagaman. Dengan

melaksanakan sistim pendidikan inklusif maka diharapkan perlindungan kesejahteraan

anak terutama di bidang pendidikan dapat terlaksana. Pada praktik pendidikan inklusif,

sekolah dan masyarakat sangat menghargai perbedaan dan keunikan dari setiap

anak/peserta didik. Pendidikan inklusif merupakan salah satu cara untuk memastikan

bahwa tidak ada lagi kekerasan dan praktek bullying yang merupakan bentuk perlakuan

diskriminasi pada anak/peserta didik.

Pada tingkat persekolahan, sekolah yang menyelenggarakan sistim pendidikan inklusif

dapat diperkenalkan melalui konsep sekolah yang ramah dan terbuka bagi semua

anak/peserta didik dan memiliki guru dan tenaga kependidikan yang ramah dan terbuka

kepada perubahan serta menghargai keberagaman. Keberagamaan yang dimaksud

dapat disebabkan karena status sosial ekonomi, disabilitas, bahasa, jender, agama, dan

status kesehatan.

Page 151: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 153

Sekolah inklusif adalah sekolah yang mampu mengakomodir kebutuhan semua anak

termasuk kebutuhan khusus anak/peserta didik berkebutuhan khusus sehingga mereka

dapat hadir di kelas, diterima oleh guru, tenaga kependidikan, dan sesama peserta didik,

serta berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran serta menunjukkan pencapaian baik di

bidang akademik maupun non-akademik. Dalam hal mengakomodir kebutuhan semua

anak/peserta didik, sekolah harus selalu memperhatikan prinsip-prinsip dasar Konvensi

Hak-Hak Anak, yaitu: (1) nondiskriminasi; (2) kepentingan yang terbaik bagi anak; (3)

hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan (4) penghargaan

terhadap pendapat anak/peserta didik. Dengan demikian mereka dapat berkembang

secara wajar, baik secara jasmani, rohani, dan sosial.

Penegasan bahwa pendidikan inklusif merupakan salah satu cara memberikan

perlindungan hak pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus terutama anak

penyandang disabilitas terdapat pada Undang-Undang no. 35 tahun 2014 pasal 51.

Namun keberadaan anak/peserta didik berkebutuhan khusus di sebuah sekolah tidak

serta merta membuat sekolah tersebut menjadi sekolah inklusif. Apabila sekolah

menerima anak/peserta didik berkebutuhan khusus tanpa memastikan bahwa

anak/peserta didik tersebut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran sama dengan

anak/peserta didik yang lainnya sehingga dapat memperoleh pencapaian sesuai dengan

kemampuan anak/peserta didik maka sekolah tersebut belum dapat dikatakan sebagai

sekolah inklusif. Keadaan demikian dapat menyebabkan kondisi dimana anak/peserta

didik rentan terhadap tindakan kekerasan dan diskriminasi.

Praktik-praktik di sekolah inklusif sangat sesuai dengan prinsip dasar Konvensi Hak-Hak

Anak yang meliputi: (a) non diskriminasi; (b) kepentingan yang terbaik bagi anak; (c) hak

untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan (d) penghargaan terhadap

pendapat anak. Tindakan bully dan kekerasan terhadap anak/peserta didik di sekolah

inklusif diharapkan tidak akan terjadi karena pihak sekolah (guru dan tenaga

kependidikan) memberikan pengertian kepada semua warga sekolah termasuk orang tua

dan anak/peserta didik baik yang berkebutuhan khusus maupun anak/peserta didik

lainnya tentang keberagamanan yang ada dan hak asasi manusia yang perlu dihormati.

Dengan demikian sekolah yang menyelenggarakan sistim pendidikan inklusif sudah pasti

menerapkan hal-hal positif yang mendukung kesejahteraan anak. Ilustrasi di bawah ini

menggambarkan hubungan pendidikan inklusif dengan perlindungan kesejahteraan

anak.

Gambar 2 : Hubungan Pendidikan Inklusif (PI) dengan Perlindungan Kesejahteraan Anak

(PKA).

Page 152: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 154

Di sekolah inklusif semua peserta didik harus hadir dan terlibat dalam proses

pembelajaran. Semua upaya untuk menghilangkan hambatan diarahkan untuk

membantu peserta didik berkebutuhan khusus agar mereka dapat berpartisipasi, belajar,

dan berprestasi sesuai dengan kemampuan mereka. Pencapaian tersebut dapat di

bidang akademik maupun non-akademik. Menghilangkan hambatan pembelajaran,

meningkatkan partisipasi, dan pencapaian anak/peserta didik tersebut dapat dilakukan

dengan menyesuaikan waktu, tugas, bahan, strategi penyampaian, dan tingkat dukungan

sesuai dengan kebutuhan anak/peserta didik berkebutuhan khusus sehingga mereka

dapat memaksimalkan potensi akademik dan non-akademiknya. Lingkungan sekolah

inklusif haruslah nyaman; menerima keberagaman; ramah dan tidak menegangkan; luas;

tenang; dan terorganisir/aman. Lingkungan sekolah yang inklusif harus memberikan

manfaat bagi seluruh peserta didik dan komunitas sekolah lainnya.

Lingkungan yang aman dan nyaman serta tidak diskriminasi akan menciptakan

lingkungan pendidikan yang mendukung terbentuknya pribadi anak yang sehat secara

emosi dan sosial.

Sebagai langkah awal untuk menentukan kebutuhan anak/peserta didik dalam

mewujudkan sekolah inklusif serta dalam usaha melindungi kesejahteraan seluruh

anak/peserta didik maka guru, tenaga kependidikan dan orang tua perlu melakukan

proses identifikasi dan asesmen. Identifikasi merupakan proses untuk menemu kenali

keberagaman anak/peserta didik. Pada dasarnya identifikasi dapat dilakukan oleh siapa

saja, baik orang tua, guru, maupun pihak lain yang dekat dengan anak/peserta didik.

Penggunaan formulir penerimaan peserta didik baru (PPDB) dapat merupakan

identifikasi awal. Selanjutnya guru dapat mengumpulkan bukti dari ulangan formatif dan

sumatif yang telah dijalani anak/peserta didik serta pengamatan oleh guru. Sumber

pembuktian dapat berasal dari (1) penilaian guru dan pengalamanan anak/peserta didik;

(2) kemajuan, pencapaian, dan perilaku anak/peserta didik; (3) perkembangan peserta

didik dibandingkan dengan rekannya; (4) pendapat dan pengalaman orang tua; (5)

pendapat anak/peserta didik itu sendiri; dan (5) pendapat dari luar. Namun sekolah tidak

dapat melakukan labeling dengan mudah hanya karena anak tersebut tertinggal di

bidang tertentu dalam kurikulum. Seorang anak dapat diidentifikasikan sebagai anak

berkebutuhan khusus apabila mereka menunjukkan sedikit atau tidak ada perkembangan

di bidang tertentu secara konsisten meskipun telah diberi pengajaran dan intervensi

terarah guna memenuhi kebutuhannya. Langkah selanjutnya, setelah proses identifikasi

adalah asesmen.

Asesmen pendidikan adalah suatu proses yang sistematis dalam memperoleh informasi

atau data melalui pertanyaan terkait perilaku belajar anak/ peserta didik dengan tujuan

penempatan dan pengembangan pembelajaran (Wallace dan McLoughlin, 1981: 5).

Tujuan melakukan asesmen adalah untuk melihat kebutuhan khusus anak/peserta didik

dalam rangka penyusunan program pembelajaran sehingga dapat melakukan intervensi

pembelajaran secara tepat. Hal ini tentunya dilakukan hanya demi kepentingan

anak/peserta didik. Asesemen dapat dilakukan secara informal maupun formal. Aspek

yang diamati lebih jauh dalam proses asesmen adalah persoalan belajar, sosial-emosi,

komunikasi, dan motorik. Hasil akhir dari proses identifikasi dan asesmen adalah

diperolehnya profil peserta didik berkebutuhan khusus. Profil peserta didik inilah yang

akan dijadikan dasar bagi kepala sekolah, guru, dan orang tua dalam pengambilan

Page 153: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 155

keputusan guna penempatan dan pengembangan program pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik belajar peserta didik.

Pengambilan keputusan dilakukan oleh tim yang terdiri dari minimal guru kelas/mata

pelajaran, kepala sekolah, dan orang tua. Sekiranya tersedia maka akan lebih baik

apabila tim juga beranggotakan guru pembimbing khusus atau guru pendidikan khusus

dan professional (tenaga medis, psikolog, terapi dll). Pada saat proses pengambilan

keputusan pun anak/peserta didik juga dilibatkan.

Gambar 3: Struktur identifikasi dan asesmen digambarkan sebagai berikut ( McLoughlin

& Lewis,1981)

Setelah sekolah merancang program bagi peserta didik khususnya bagi peserta didik

berkebutuhan khusus berdasarkan kebutuhan anak/peserta didik yang merupakan hasil

asesmen, maka sekolah diharapkan dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian di

berbagai hal guna menjamin pemenuhan hak dan partisipasi anak/peserta didik

berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran.

Sekolah diharapkan dapat menyediakan “akomodasi yang wajar.” (reasonable

accommodation) bagi anak/peserta didik berkebutuhan khusus terlebih lagi bagi

anak/peserta didik penyandang disabilitas. Secara sederhana dapat diterangkan bahwa

“akomodasi yang wajar” adalah adaptasi/penyesuaian yang dilakukan oleh sekolah

sebagai langkah untuk menjamin pemenuhan hak anak/peserta didik berkebutuhan

khusus khususnya anak/peserta didik penyandang disabilitas agar dapat berpartisipasi

dalam pembelajaran. Penyesuaian yang dilakukan tentunya dengan mempertimbangkan

kepentingan anak demi tercapainya pertumbuhan dan perkembangan anak yang

sewajarnya. Adaptasi atau penyesuaian dapat dilakukan dengan berbagai cara,

diantaranya:

Membuat kebijakan sekolah yang disesuaikan sehingga dapat menjamin pemenuhan

hak semua anak/peserta didik tanpa terkecuali (tidak diskriminasi);

Membuat lingkungan yang aksesibel sehingga memungkinkan semua anak/peserta

didik dapat bergerak dan berpindah tanpa rintangan dan aman;

Skrining dan Identifikasi

Referal

Pengambilan

Keputusan

Asesmen (formal atau

informal)

Evaluasi

Rancangan

program

Review

Tahunan

Page 154: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 156

Melakukan penyesuaian kurikulum berdasarkan kebutuhan anak/peserta didik di

dalam kelas;

Menyediaan alat bantu dan media pembelajaran yang adaptif seperti misalnya bahasa

isyarat dan running text untuk anak/peserta didik dengan hambatan pendengaran dan

buku braille atau buku digital untuk peserta didik dengan hambatan penglihatan.

Adaptasi dan penyediaan alat bantu dapat dilakukan setelah proses identifikasi dan

asesmen selesai dilaksanakan sehingga bantuan yang disediakan sesuai dengan

kebutuhan anak/peserta didik.

E. Penutup

Pendidikan inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan Anak bukanlah suatu hal yang

terpisah. Sebaliknya pendidikan inklusif merupakan salah satu cara terbaik untuk

menjamin perlindungan kesejahteraan anak. Praktik-praktik pendidikan inklusif sangat

memperhatikan pemenuhan hak anak/peserta didik sehingga mereka dapat tumbuh dan

berkembang secara wajar pada ranah kognitif, emosi, dan sosial yang akhirnya potensi

akademik dan non-akademik anak/peserta didik tersebut dapat tergali secara maksimal.

Dengan menerapkan Pendidikan inklusif maka diharapkan sekolah dan masyarakat

dapat memastikan bahwa semua anak/peserta didik dihargai haknya dengan begitu

bullying dan kekerasan terhadap anak/peserta didik dapat dihilangkan. Tujuan akhir dari

Pendidikan Inklusif adalah meningkatnya kualitas layanan pendidikan yang lebih

berfokus pada hak dan kebutuhan anak/peserta didik.

Dapat dikatakan juga bahwa pendidikan inklusif adalah juga merupakan salah satu

strategi untuk mempromosikan masyarakat inklusif, dimana semua anak dan orang

dewasa dapat berpartisipasi dan berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat tanpa

melihat adanya perbedaan jender, usia, kemampuan, etnis, disabilitas, ataupun status

kesehatannya akibat HIV. (Stubbs S. Publication online What is Inclusive Education?

Concept Sheet).

Pelaksanaan pendidikan inklusif merupakan komitmen internasional dan nasional yang

sejalan dengan perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus diselenggarakan bukan lagi berdasarkan rasa kasihan atau amal

(charity) tetapi lebih kepada hak (rights) anak/peserta didik yang dilindungi oleh undang-

undang. Perlindungan kesejahteraan anak dapat tercapai apabila Pendidikan Inklusif

telah diterapkan dengan baik di semua institusi penyelenggara pendidikan pada setiap

tingkatan. Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif anak berkebutuhan khusus

termasuk anak penyandang disabilitas akan memperoleh pelayanan khusus untuk

mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan sejauh batas kemampuan dan

kesanggupan anak yang bersangkutan. Hal ini tentunya sejalan dengan pasal 7 Undang-

Undang no. 4 tahun 1979.

Page 155: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 157

SUPLEMEN 3. PENGANTAR PENILAIAN HASIL BELAJAR

UNTUK KEPALA SEKOLAH

Safari, Fahmi, Bagus Hary Prakoso

Pada bulan Januari 2017, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah

menetapkan Permendikbud No. 3 tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh

Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan. Walaupun tidak

disebutkan secara nyata mengenai peranan kepala sekolah dalam penilaian hasil belajar

namun konsep penilaian, penyusunan kisi-kisi, dan penulisan butir soal perlu dikuasai.

Keharusan tersebut terutama dilatarbelakangi ketetapan yang ada pada point-point

dalam Permendikbud No. 3 Tahun 2017 berikut ini:

1. Pasal 2 ayat 2: “Penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan dilakukan melalui US

dan USBN”

2. Pasal 11 ayat 2: ”Kisi-kisi US disusun dan ditetapkan oleh masing-masing Satuan

Pendidikan berdasarkan kriteria pencapaian standar kompetensi lulusan, standar isi,

dan kurikulum yang berlaku.”

3. Pasal 12 ayat 1: “Satuan Pendidikan Formal menyusun naskah soal US berdasarkan

kisi-kisi US sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).”

A. KONSEP PENILAIAN

1. Pengertian

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar. Panduan Penilaian ini dibuat untuk

pengembangan keprofesian pengawas sekolah dan kepala sekolah.

Dalam melaksanakan penilaian, pelaksana harus mengacu pada

Standar Penilaian Pendidikan (Mardapi dan Ghofur, 2004) yaitu kriteria

mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan

instrumen penilaian yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil

pengembangan keprofesian.

Berkaitan dengan penilaian terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan.

a. Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan.

b. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa

program remedi bagi peserta ujian dengan pencapaian kompetensi di

bawah standar ketuntasan. Hasil penilaian juga digunakan sebagai

umpan balik bagi pengawas sekolah dan kepala sekolah untuk

memperbaiki kinerjanya, sehingga semua aspek yang meliputi

konteks, input, proses, dan produk (KIPP) dapat ditingkatkan dan

dapat dipertanggungjawabkan (Stufflebeam dan Zhang, 2017).

2. Prinsip Penilaian

Page 156: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 158

Dalam melaksanakan penilaian, agar hasilnya dapat diterima oleh semua

pihak, penilaian harus merujuk kepada prinsip-prinsip penilaian. Berikut

merupakan prinsip-prinsip penilaian.

a. Sahih

Agar penilaian sahih (valid) harus dilakukan berdasar pada data yang

mencerminkan kemampuan yang diukur.

b. Objektif

Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu perlu

dirumuskan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan

persepsi penilai dan meminimalisir subjektivitas.

c. Terpadu

Penilaian merupakan proses untuk mengetahui apakah suatu

kompetensi telah tercapai? Kompetensi tersebut dicapai melalui

serangkaian aktivitas dalam pengembangan profesi.

d. Terbuka

Prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas, dan

dapat diketahui oleh siapapun yang berkepentingan.

e. Sistematis

Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah yang baku,

f. Beracuan Kriteria

Penilaian ini menggunakan acuan kriteria. Artinya untuk menyatakan

seorang yang dinilai telah kompeten atau belum dibandingkan

terhadap kriteria minimal yang ditetapkan.

g. Akuntabel

Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,

maupun hasilnya.

3. Penilaian Kelas

Penilaian kelas merupakan suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan

pengambilan keputusan terhadap pencapaian kompetensi atau hasil belajar

peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Oleh sebab itu

penilaian kelas lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi

oleh guru untuk menilai hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan

belajarnya. Berikut diuraikan model-model Penilaian Kelas dan Pemanfaatan

Hasil Ujian (Puspendik, 2004).

a. Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada peserta

didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu

harus merespon dalam bentuk jawaban, tetapi juga dapat dilakukan dalam

bentuk lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan sejenisnya.

Bentuk soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu soal dengan

memilih jawaban yang sudah disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-

salah, dan menjodohkan) dan soal dengan memberikan jawaban secara

tertulis (bentuk soal isian, jawaban singkat dan uraian).

b. Penilaian Kinerja

Page 157: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 159

Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati

kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini tepat

dilakukan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta

didik menunjukkan kinerjanya. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik

daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan

kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Dalam penerapannya di lapangan beberapa penilaian dapat dikategorikan ke

dalam penilaian kinerja yaitu penilaian kinerja yang menghasilkan produk

yang dinamakan penilaian produk Selain itu ada pula yang berbentuk

penugasan yang harus diselesaikan dalam periode tertentu. Penilaian kinerja

semacam ini disebut penilaian projek.

c. Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat

suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya

diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya.

Pengembangan produk meliputi 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap

pembuatan, dan tahap penilaian.

d. Penilaian Projek

Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang

harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa

suatu kegiatan investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,

pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

e. Penilaian Sikap

Penilaian sikap merupakan salah satu penilaian berbasis kelas terhadap

suatu konsep psikologi yang kompleks. Pengukuran sikap dapat dilakukan

dengan berbagai cara, diantaranya dengan menggunakan lembar observasi,

pertanyaan langsung, dan penggunaan skala sikap.

f. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap sekumpulan karya peserta

didik yang disusun secara sistematis dan terorganisasi, yang diambil selama

proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Penilaian ini digunakan

guru maupun peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap peserta didik.

B. PENYUSUNAN KISI-KISI

1. Pengertian

Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi

kompetens/materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah

untuk menentukan ruang lingkup tes yang setepat-tepatnya, sehingga dapat

menjadi petunjuk dalam menulis soal. Fungsinya adalah sebagai pedoman

penulisan soal dan perakitan tes. Adapun wujudnya dapat berbentuk format

atau matriks seperti contoh berikut ini (Safari, 2017).

Page 158: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 160

Adapun wujudnya dapat berbentuk format atau matriks seperti contoh berikut

ini (Safari, 2017).

Format Kisi-Kisi Penulisan Soal

Jenis Sekolah : ...................................

Mata Pelajaran : .................................

Kelas/Semester : .................................

Kurikulum : .................................

Tahun Ajaran : .................................

Alokasi Waktu : .................................

Jumlah soal : ...................................

Bentuk Soal : ...................................

Penulis 1. .................................

2. .................................

No.

Urut

Kompetensi

Inti

Kompetensi

Dasar

Kemampuan

yang Diuji/

Materi

Level

Kognitif

Tema Indikator

Soal

No.

Soal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan:

- Isi pada kolom 2 dan 3 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di dalam

silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri atau

menguranginya, karena kurikulum ini adalah kurikulum minimal.

- Isi pada kolom 4 didasarkan UKRK (urgensi, kontinyuitas, relevansi, keterpakaian

dalam kehidupan sehari-hari) pada KD

- Isi pada kolom 5, level kognitif: pemahaman dan pengetahuan, aplikasi, atau

penalaran.

- Isi pada kolom 6, Tema= personal, lokal/nasional, atau global.

- Isi pada kolom 7 pernyataannya dirumuskan terdiri dari: audience, behaviour,

condition, dan degree (A,B, C,D).

- Isi pada kolom 8 adalah nomor urut butir soal.

2. Syarat Kisi-kisi yang Baik

a. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi atau materi yang akan diujikan secara

tepat dan proporsional.

b. Komponen-komponennya diuraikan secara rinci, jelas, dan mudah

dipahami.

c. Materi yang hendak ditanyakan atau diukur dapat dibuatkan soalnya.

3. Rumusan Indikator Soal

Indikator soal dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal

yang dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan kegiatan

akhir dalam penyusunan kisi-kisi. Indikator yang baik adalah indikator yang

dirumuskan secara singkat dan jelas. Syarat indikator yang baik adalah:

a. menggunakan kata kerja operasional (yang dapat diukur) yang tepat;

Page 159: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 161

b. menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif, dan lebih

dari satu kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan;

c. dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal objektif).

Ada dua model penulisan indikator (Safari, 2005). Model pertama adalah

menempatkan kondisinya di awal kalimat. Sedangkan model yang kedua

adalah menempatkan objek dan perilaku yang harus ditampilkan di awal

kalimat. Setiap indikator soal, rumusannya terdiri dari A=Audience,

B=Behavior, C=Condition, D=Degree. Adapun jenisnya adalah seperti

berikut. Agar butir soal yang dihasilkan berdasarkan rumusan indikator soal

dapat menuntut tingkat kemampuan tinggi atau higher order thinking skills

(HOTS), dibutuhkan kemampuan berpikir seperti: kritis, logis, reflektif,

metakognitif, dan kreatif (King dkk, 2010:1).

C. PENULISAN BUTIR SOAL BERBENTUK PILIHAN GANDA

1. Pengertian

Soal bentuk pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari

beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Secara umum, setiap

soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).

Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Menulis

soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian (Safari,

2000). Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda

adalah menulis pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang

tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendeknya relatif

sama dengan kunci jawaban. Kunci jawaban butir soal bentuk pilihan ganda

selalu berkorelasi positif (Safari, 2005). Artinya peserta didik yang memahami

materi lebih banyak menjawab benar daripada yang tidak memahami materi.

Pengecoh pada butir soal bentuk pilihan ganda selalu berkorelasi negatif.

Artinya peserta didik yang memahami materi lebih sedikit menjawab benar

daripada peserta didik yang tidak memahami materi. Adapun butir soal bentuk

pilihan ganda yang berkorelasi nol artinya bahwa butir soal tersebut tidak dapat

membedakan kemampuan peserta didik. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik

berikut.

Keterangan:

Page 160: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 162

B = kelompok bawah (kelompok yang belum memahami materi)

T = kelompok tengah, (kelompok yang belum tuntas memahami materi)

A = kelompok atas (kelompok yang sudah tuntas memahami materi)

Wujud soalnya terdiri dari: (1) dasar pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok

soal (stem), (3) pilihan jawaban yang terdiri dari: kunci jawaban dan pengecoh

(Nitko, 2001).

Perhatikan contoh berikut ini.

2. Kaidah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda

Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek

materi, konstruksi, dan bahasa atau budaya.

a. Materi

1). Soal harus sesuai dengan indikator.

2). Pilihan jawaban harus homogen dan logis.

3). Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.

4). Gambar, kalimat atau slogan, cerita tidak mengandung unsur iklan,

kekerasan, pornografi, sara, dan politik.

b. Konstruksi

5). Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

6). Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan

yang diperlukan saja.

7). Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.

8). Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif

ganda.

9). Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

10). Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan

jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.

11). Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan

urutan besar kecilnya nilai angka tersebut atau secara kronologisnya.

12). Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal

harus jelas dan berfungsi.

13). Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

c. Bahasa

Dasar pertanyaan

(Stimulus)

Perhatikan iklan berikut!

Dijual sebidang tanah di Bekasi. Luas 4ha. Baik

untuk industri. Hubungi telp. 777777.

(…) tanda ellipsis

(pernyataan yang

sengaja dihilangkan)

(.) tanda akhir kalimat

pengecoh

(distractor)

Pokok soal (stem) Iklan ini termasuk jenis iklan ....

Pilihan jawaban

(Option)

a. permintaan

b. propaganda

c. pengumuman

d. penawaran * kunci jawaban

Page 161: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 163

14). Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah

Bahasa Indonesia.

15). Setiap soal menggunakan bahasa yang komunikatif.

16). Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.

17). Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan

merupakan satu kesatuan pengertian.

3. Teknik Penyusunan Pengecoh

Penulisan soal pilihan ganda yang tersulit adalah menyusun pengecoh

(distractor). Menyusun pengecoh yang baik harus memiliki alasan akademik

yang dapat dipergunakan untuk meremedi peserta tes. Berikut ini adalah

contoh menyusun pengecoh (Fahmi, 2017).

Contoh.

1. 48 : 4 – 2 x 3 = ....

A. 6*

B. 8

C. 30

D. 72

Penjelasan:

Kunci : 48 : 4 – 2 x 3 = 12 – 6 = 6

Pengecoh (C) : 48 : 4 – 2 x 3 = 12 – 2 x 3 = 10 x 3 = 30

Pengecoh (D) : 48 : 4 – 2 x 3 = 48 : 2 x 3 = 24 x 3 = 72

Pengecoh (B) : 48 : 4 – 2 x 3 = 48 : 2 x 3 = 48 : 6 = 8

D. PENULISAN BUTIR SOAL BENTUK URAIAN

1. Pengertian

Soal bentuk uraian adalah soal yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk

uraian secara tertulis. Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan

kelengkapan dalam merumuskannya (Safari, 2017). Ketepatan yang

dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan tepat diujikan dengan

bentuk uraian, yaitu menuntut siswa untuk mengorganisasikan gagasan

dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan secara tertulis

dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam

merumuskannya (Safari, 2017). Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi

yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut siswa

untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau

mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya

sendiri. Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang

diukur yang dipergunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam

pedoman penskorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk

Page 162: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 164

uraian adalah menyusun pedoman penskorannya. Penulis soal harus dapat

merumuskan setepat-tepatnya pedoman penskorannya karena kelemahan

bentuk soal uraian terletak pada tingkat kesubjektifan penskorannya.

Kelebihan dan kelemahan bentuk soal uraian di antaranya adalah seperti berikut

ini (Safari, 2017).

KELEBIHAN KELEMAHAN

1. Penyusunan soal tidak memerlukan 2. waktu yang lama. 3. Mengembangkan kemampuan

bahasa/ 4. verbal peserta ujian. 5. Menggali kemampuan berpikir kritis. 6. Biaya pembuatannya lebih murah. 7. Mampu mengukur jalan pikiran siswa 8. secara urut, sistematis, logis. 9. Mampu memberikan penskoran yang 10. tepat pada setiap langkah siswa. 11. Mampu memberikan gambaran yang 12. tepat pada bagian-bagian yang

belum 13. dikuasai siswa.

1. Memerlukan waktu yang cukup banyak

2. untuk mengoreksinya. 3. Memerlukan waktu yang lebih lama 4. untuk menyelesaikan satu soal uraian. 5. Materi yang ditanyakan terbatas atau 6. tidak banyak mencakup KD. 7. Untuk nilai pada awal koreksi nilai 8. sangat ketat, tetapi setelah 9. mengoreksi dalam jumlah banyak nilai 10. agak longgar sehingga kurang

objektif. 11. Tidak mampu mencakup materi 12. esensial seluruhnya.

2. Kaidah Penulisan Soal Bentuk Uraian

a. Materi

1) Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian)

2) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai

3) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi urgensi, kontinuitas,

relevansi, dan keterpakaian (UKRK)

4) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan

tingkat kelas

b. Konstruksi

1) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal

2) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau

perintah yang menuntut jawaban terurai

3) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi

4) Ada pedoman penskoran

c. Bahasa

5) Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif

6) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku

7) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran

ganda atau salah pengertian

8) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan

9) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

3. Pedoman Penskoran

Pedoman penskoran adalah pedoman yang memuat jawaban dan skor sebagai

arahan dalam melakukan penskoran. Pedoman ini berisi kemungkinan-

Page 163: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 165

kemungkinan jawaban benar atau kata-kata kunci berikut skor yang ditetapkan

untuk setiap kunci jawaban. Berdasarkan metode penskorannya, bentuk uraian

diklasifikasikan menjadi 2, yaitu uraian objektif dan uraian non-objektif. Bentuk

uraian objektif adalah suatu soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan

jawaban dengan pengertian/konsep tertentu, sehingga penskorannya dapat

dilakukan secara objektif. Artinya perilaku yang diukur dapat diskor scara

dikotomus (benar - salah atau 1 - 0). Bentuk uraian non-objektif adalah suatu

soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian/konsep menurut

pendapat masing-masing siswa, sehingga penskorannya sukar untuk dilakukan

secara objektif. Artinya perilaku yang diukur dapat diskor scara politomus (skala

0-3 atau 0-5).

Kaidah penulisan pedoman penskoran uraian objektif.

a. Tuliskan semua kemungkinan jawaban benar atau kata kunci jawaban

dengan jelas untuk setiap butir soal.

b. Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu).

c. Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa sub pertanyaan, rincilah

kata kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci

subjawaban. Kata-kata kunci ini dibuatkan skornya.

4. Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal.

Jumlah skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.

Kaidah penulisan pedoman penskoran uraian Nonobjektif.

a. Tuliskan garis-garis besar jawaban sebagai kriteria jawaban untuk

dijadikan pegangan dalam memberi skor. Kriteria jawaban disusun

sedemikian rupa sehingga pendapat atau pandangan pribadi siswa yang

berbeda dapat diskor menurut mutu uraian jawabannya.

b. Tetapkan rentang skor untuk tiap garis besar jawaban. Besarnya rentang

skor minimum 0 (nol), sedangkan skor maksimum ditentukan

berdasarkan keadaan jawaban yang dituntut oleh soal itu sendiri.

c. Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah

ditetapkan. Jumlah skor dari beberapa criteria jawaban ini kita sebut skor

maksimum dari satu soal.

E. PENULISAN BUTIR SOAL UNTUK KOMPETENSI KETERAMPILAN

1. Pengertian

Kompetensi keterampilan meliputi: keterampilan mengamati, menanya,

mencoba, mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta. Penulisan butir soal

untuk aspek keterampilan termasuk dalam tes perbuatan. Tes perbuatan atau

tes praktik merupakan suatu tes yang penilaiannya didasarkan pada

perbuatan/praktik siswa. Sebelum menulis butir soal untuk tes perbuatan, guru

dapat mengecek dengan pertanyaan berikut. Tepatkah kompetensi yang akan

diujikan (misalnya: bercerita, berpidato, berdiskusi, presentasi,

mendemonstrasikan, melakukan pengamatan, melakukan percobaan) diukur

dengan tes tertulis! Jika jawabannya tepat, kompetensi yang bersangkutan tidak

tepat diujikan dengan tes perbuatan/praktik. Kemudian dilanjutkan dengan

Page 164: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 166

pertanyaan, bentuk soal apa yang tepat dipergunakan, bentuk objektif atau

uraian? Lalu guru menuliskan butir soal sesuai dengan bentuk soalnya. Bila

jawaban pertanyaan di atas adalah tidak/kurang tepat diujikan dengan tes

tertulis, maka kompetensi yang bersangkutan memang tepat diujikan dengan tes

perbuatan/praktik.

Dalam kurikulum 2013, kompetensi keterampilan dinilai melalui: (1) penilaian

kinerja (performance), (2) penugasan (project), atau (3) hasil karya (product),

dan portofolio (portfolio). Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta

siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam

konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Penilaian penugasan

merupakan penilaian tugas (meliputi: pengumpulan, pengorganisasian,

pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus diselesaikan siswa

(individu/kelompok) dalam waktu tertentu. Adapun aspek yang dinilai

diantaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3)

keaslian. Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan siswa dalam

membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, lukisan, gambar,

patung, dll. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan:

pemilihan dan cara penggunaan alat, (2) tahap proses/produksi: prosedur kerja,

dan (3) tahap akhir/hasil: kualitas serta estetika hasil karya. Di samping itu, guru

dapat memberikan penilaian pada pembuatan produk rancang

bangun/perekayasaan teknologi tepat guna misalnya melalui: (1) adopsi, (2)

modifikasi, atau (3) difusi. Adapun contoh penulisan butir soalnya dapat dilihat

pada keterangan berikut. Portofolio merupakan alat penilaian yang berupa

kumpulan dokumen dan hasil karya beserta catatan perkembangan belajar

siswa yang disusun secara sistematis yang tujuannya untuk mendukung belajar

tuntas. Hasil karya yang dimasukkan ke dalam bundel portofolio dipilih yang

benar-benar dapat menjadi bukti pencapaian suatu kompetensi. Setiap hasil

karya dicatat dalam jurnal atau sebuah format dan ada catatan guru yang

menunjukkan tingkat perkembangan sesuai dengan aspek yang diamati.

2. Kaidah Penulisan Soal Tes Perbuatan

Dalam menulis butir soal untuk tes perbuatan, penulis soal harus mengetahui

konsep dasar penilaian perbuatan/praktik (Safari, 2017). Maksudnya pernyataan

dalam soal harus disusun dengan pernyataan yang betul-betul menilai

perbuatan/praktik, bukan menilai yang lainnya. Adapun kaidah penulisannya

adalah seperti berikut.

a. Materi

1). Soal harus sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja,

hasil karya, atau penugasan).

2). Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus sesuai.

3). Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran.

4). Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau

tingkat kelas.

b. Konstruksi

5). Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban

perbuatan/praktik.

6). Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

Page 165: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 167

7). Disusun pedoman penskorannya.

8). Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan

jelas dan terbaca.

c. Bahasa/Budaya

9). Rumusan kalimat soal komunikatif.

10). Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

11). Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran

ganda atau salah pengertian.

12). Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

13). Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat

menyinggung perasaan siswa.

Page 166: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 168

DAFTAR PUSTAKA

________. 2015. Strategi Umum Pembudayaan Pendidikan Inklusif di Indonesia.

Jakarta: Kemendikbud

Ainscow, Mel. & Miles, Susie. (2009). Developing inclusive education systems: how can

we move policies forward. United Kingdom: University of Manchester.

Choate, S. Joyce. (2013). Pengajaran inklusif yang sukses: cara handal untuk

mendeteksi dan memperbaiki kebutuhan khusus. Jakarta: Helen Keller

International.

Damanik, Tolhas. (2016). Akomodasi yang wajar. Jakarta: Helen Keller International.

Fahmi. (2017). Analisis Butir Soal Ujian Nasional. Jakarta: Puspendik.

Firdaus, Endis. (2010). Pendidikan Inklusif di Indonesia. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Glazzard, Jonathan et.al. (2016). Asih Asah Asuh Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah

Dasar. Yogyakarta: PT Kanisius.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195903241984031-

ZAENAL_ALIMIN/MODUL_1_UNIT_2.pdf

Indriyanto, Bambang. (2013). Kebijakan dan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif di

Indonesia (Analisa Kesenjangan). Jakarta: Helen Keller International.

Lickona, T. (2004). Character Matters. A Touchstone Book, NY.

Kemdiknas, RI. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007

tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta.

Kemdiknas, RI. (2010). Buku Induk Pembangunan Karakter. Jakarta.

Kemendikbud, RI. (2017). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter.

Jakarta.

Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan Penilaian.

Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah

Umum.

Nitko, Anthony J. (2001). Educational Assessment of Students. New Jersey: Prentice

Hall Inc.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun

2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun

2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan

pada Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah.

Page 167: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 169

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103

Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan

Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2015 tentang Rencana Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2015-2019.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 dan terakhir diubah dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun

2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun

2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2016 tentang Kompetensi Intidan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013

pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Petunjuk Teknis Pengembangan Perangkat Penilaian (2010). Jakarta: Direktorat

Pembinaan SMA.

Pusat Penilaian Pendidikan, Balibang Depdiknas. (2004). Pedoman Penilaian Kelas.

Jakarta.

Petunjuk Teknis Rancangan Penilaian Hasil Belajar (2010). Jakarta: Direktorat

Pembinaan SMA.

Safari. (2000). Kaidah Bahasa Indonesia dalam Penulisan Soal. Jakarta: PT.

Kartanegara.

Safari. (2005). Teknik Analisis Butir Soal: Instrumen Tes dan Non-Tes dengan

Manual, Kalkulator, Komputer. Jakarta: Asosiasi Pengawas Sekolah

Indonesia, Departeman Pendidikan Nasional.

Page 168: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 170

Safari. (2005). Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi.

Jakarta: Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia, Departeman Pendidikan

Nasional.

Safari. (2017). Penyusunan Kisi-kisi dan Butir Soal Berdasarkan Kurikulum 2013.

Jakarta: Puspendik.

Santosa, Tonny. (2016). Identifikasi dan Asesmen. Jakarta: Helen Keller International

Stufflebeam, DL and Zhang, G. (2017). The CIPP Evaluation models: How to

Evaluate for Improvement and Accountability. New York: The Guilford Press.

Sunanto, Juang. (2016). Pendidikan Inklusif. Jakarta: Helen Keller International.

Sunanto, Juang. (2016). Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Helen Keller International.

Surapranata, S. dan Hatta, M. (2006). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum

2014. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.

Jakarta: Kemenkumham

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Kemenkumham

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.

Jakarta: Kemenkumham

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Jakarta:

Kemenkumham

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang

Disabilitas. Jakarta: Kemenkumham

Yustisia, Visi tim. (2016). Konsolidasi Undang-Undang Perlindungan Anak. Jakarta: PT.

Visimedia Pustaka

Page 169: MODUL 08 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Kepala SLB/C2... · 2018. 8. 12. · Latihan Soal ... KUNCI JAWABAN .....136 DAFTAR PUSTAKA ... Undang Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak

Modul Kepala Sekolah – Jenjang SLB 171