20

Click here to load reader

Modul 2 Skenario 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

-----

Citation preview

Page 1: Modul 2 Skenario 2

KELOMPOK LIMA KELOMPOK LIMA FAKULTAS KEDOKTERANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARAUNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARAMEDANMEDAN

20082008

Page 2: Modul 2 Skenario 2

Nama-Nama Kelompok 5 Ketua : Nanda Pratama Tp. BolonSekretaris : Nika FitriRekan-Rekan : Maria Ulfa Nasution

Mawarni Fitri Hasanah Pasaribu Melisa Khairi Lubis Miftahul Khairah Lubis

M.Rezeky Putra M.Wahyu Nasdiansyah Nefi Aulia Siti Fatimah Zahra Siti Nurjamilah

Tutor : dr. Siska Anggreni LubisPemberi kuliah : Prof. dr. H. M. Joesoef Simbolon, Sp.KJ (K)

Page 3: Modul 2 Skenario 2

Wawancara Konseling

Page 4: Modul 2 Skenario 2

WAWANCARA

Bagian terpenting dalam proses diagnosis karena akan membantu dalam membentuk gambaran tentang permasalahan yang dihadapi

Memberi informasi dan membantu mengetahui tentang asal dan riwayat permasalahan.

Page 5: Modul 2 Skenario 2

HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN DOKTER DALAM WAWANCARA

(DUAL-PATIENT)1. Mendengarkan, selain memberi salam dan

memperkenalkan diri, dokter juga harus memperlihatkan kepada orang tua sebagai pendengar yang baik, dapat dilakukan dari kata-kata atau ekspresi tubuh.

2. Memfasilitasi dialog, cerita orang tua pasien harus ditanggapi dengan penuh empati, jangan melakukan intervensi atau mengubah pokok bahasan.

3. Sopan santun, umum dilakukan termasuk sikap peduli, misl : maaf ya lama menunggu, saya masih ada pasien gawat yang harus ditangani terlebih dahulu.

4. Bicara dengan anak, komunikasi dengan anak dapat dilakukan secara awal pertemuan, misal : orang tua menyuruh salam dulu dokternya, lalu dokter bertanya, wah bagus sekali bajunya, milih sendiri ya.

Page 6: Modul 2 Skenario 2

5. Bila menghadapi penyakit yang akut, sebaiknya lebih terfokus pada penyakit si pasien.

6. Mengarahkan kembali wawancara, dokter harus dapat mengendalikan wawancara, walau dalam kondisi apa pun. Jika dalam wawancara tersebut tidak dapat dilaksanakan atau macet, dokter harus merencanakan pertemuan berikutnya.

7. Konseling, nasehat dapat diberikan kapan saja pada saat wawancara maupun saat periksaan fisik,bisa pula dilakukan saat mengobati pasien diakhir kunjungan, petunjuk atau konseling harus diberitahukan kepada orang tua.

Page 7: Modul 2 Skenario 2

8. PenutupDalam wawancara dengan orang tua, dokter

harus melakukan hal-hal :a. Membuat ringkasan semua informasi yang

telah diceritakan oleh orang tuab. Kalau ada, berikan materi edukasi yang

terkait dengan sakit anaknya.c. Tanyakan kepada orang tua, apa ada yang

belum jelas atau tidak dimengerti.

Page 8: Modul 2 Skenario 2

KONSEP DASAR KONSELINGadalah kegiatan memberi arahan pada klien, termasuk membantu klien menyelesaikan masalah.Mortensen dan schmuller, merumuskan konseling sebagai proses seseorang membantu orang lain meningkatkan pemahaman dan kemampuannya mengatasi masalah.

Page 9: Modul 2 Skenario 2

DEFENISI KONSELING MENURUT AHLI

E.L. Tolbert mendefenisikan konseling merupakan hubungan personal empat mata antara dua individu, yakni antara konselor yang memiliki kompetensi khusus dan telah membangun hubungan untuk mengembangkan situasi pembelajaran dengan konseli.

Page 10: Modul 2 Skenario 2

Secara umum proses konseling terdiri dari 3 tahap yaitu :1. Tahap awal , mulai terjadi sejak pasien menemui dokter

hingga berjalan sampai dokter menemukan masalah pasien. Pada tahap ini ada beberapa hal yang harus dilakukan:

- Membangun hubungan konseling - Memperjelas dan mendefenisikan masalah - Membuat penafsiran 2. Inti(Tahap kerja), pada tahap ini ada beberapa hal yang

harus dilakukan : - Mengesplorisasi masalah pasien lebih dalam - Dokter melakukan penilain kembali - Menjaga hubungan konseling tetap terpelihara3. Akhir(Tahap tindakan) - Membuat kesimpulan dari hasil konseling - Menyusun tindakan rencana yang dilakukan berdasarkan

kesepakatan - Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya

Page 11: Modul 2 Skenario 2

Langkah-langkah konseling :1. Assesment : Konselor mendorong klien

untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu.

2. Goal setting : langkah untuk merumuskan tujuan konseling. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling.

Page 12: Modul 2 Skenario 2

3. Technique implementation : menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling.

4. Evaluation termination : melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling.

Page 13: Modul 2 Skenario 2

5. Feedback : memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki dan meingkatkan proses konseling.

Page 14: Modul 2 Skenario 2

Tujuan konselingAgar klien mengenal dirinya sendiriMenerima diri secara realistisDapat mengembangkan tujuanDapat memutuskan pilihanMeyusun rencana yang lebih bijaksana

sehingga dapat berkembang secara konstruktif di lingkungan nya.

Page 15: Modul 2 Skenario 2

Keterlaksanaan dan keberhasilan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut :1. Asas Kerahasiaan

suatu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain

2. Asas kesukarelaan adanya kesukaan dan kerelaan untuk mengikuti pelayanan atau kegiatan yang diperlukannya

3. Asas keterbukaan suatu kegiatan yang bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar bagi pengembangan dirinya

Page 16: Modul 2 Skenario 2

PRINSIP KERAHASIAN OTONOMI PASIEN1. SETIAP DOKTER DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK

KEDOKTERAN WAJIB MENYIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN

2. RAHASIA KEDOKTERAN DAPAT DIBUKA HANYA UNTUK KEPENTINGAN KESEHATAN PASIEN, MEMENUHI PERMINTAAN APARATUR PENEGAK HUKUM DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM, PERMINTAAN PASIEN SENDIRI, ATAU BERDASARKAN KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN

3. KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI RAHASIA KEDOKTERAN DIATUR DENGAN PERMENKES

Page 17: Modul 2 Skenario 2

Jenis-jenis konselingShort term counsling (Konseling jangka

pendek)Long term counseling (Konseling jang

panjang)Motivational counseling (Konseling motivasi)

Page 18: Modul 2 Skenario 2

Sikap Dokter (Profesional)Mampu menyelesaikan tugasnya sesuai peran dan

fungsinyaMampu mengatur diri sendiriPembagian tugas profesi dengan tugas-tugas pribadi Mampu menghadapi berbagai macam tipe pasienMampu bekerja sama dengan profesi kesehatan yang

lainSikap apa adanyaBijaksana ToleranBertanggung jawab & mengerti

Page 19: Modul 2 Skenario 2

Sikap dokter kepada pasien sebagai penentu utama

Sikap yang mendasar yang diperlukan untuk adanya kepercayaan pasien antara lain :

Sikap apa adanyaBijaksana ToleranBertanggung jawab & mengerti

Page 20: Modul 2 Skenario 2