10
1. Menjelaskan patomekanisme luka/trauma menggunakan pengetahuannya tentang histology, anatomi dan fisiologi tubuh manusia 2. Mendeskripsikan karakteristik luka 3. Menjelaskan karakteristik kemungkinan ‘agen’ penyebab luka 4. Menjelaskan keparahan/derajat luka sesuai denan hukm yang berlaku Penjelasan 1. Hematoma kacamata pada pasien ini disebabkan adanya fraktur basis kranii yang menyebabkan pecahnya arteri oftalmika yang menyebabkan darah masuk kedalam kedua rongga orbita melalui fisura orbita. Akibatnya darah tidak dapat menjalar lanjut karena dibatasi septum orbita kelopak maka terbentuk gambaran hitam kemerahan pada kelopak seperti seseorang yang memakai kacamata. Karena pada kedua mata terjadi pembengkakan palpebra superior dan inferior mata menjadi berat dan susah untuk dibuka (ptosis). Konjungtiva palpebra merupakan membrane mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permuksaan posterior kelopak mata. System vascular dari konjungtiva palpebra berasal dari arteri palpebralis yang apabila pada palpebra mengalami trauma pada mata, pembuluh darah dapat pecah kemudian terjadi edema konjungtiva (kemosis konjungtiva). Selain itu arteri palpebralis juga merupakan salah satu cabang arteri oftalmika, yang apabila terjadi fraktur basis kranii dapat pula pecah dan menjadi edema konjungtiva (kemosis konjungtiva). Bila edema ini besar atau banyak

modul

Embed Size (px)

Citation preview

1. Menjelaskan patomekanisme luka/trauma menggunakan pengetahuannya tentang histology, anatomi dan fisiologi tubuh manusia2. Mendeskripsikan karakteristik luka3. Menjelaskan karakteristik kemungkinan agen penyebab luka4. Menjelaskan keparahan/derajat luka sesuai denan hukm yang berlaku

Penjelasan1. Hematoma kacamata pada pasien ini disebabkan adanya fraktur basis kranii yang menyebabkan pecahnya arteri oftalmika yang menyebabkan darah masuk kedalam kedua rongga orbita melalui fisura orbita. Akibatnya darah tidak dapat menjalar lanjut karena dibatasi septum orbita kelopak maka terbentuk gambaran hitam kemerahan pada kelopak seperti seseorang yang memakai kacamata. Karena pada kedua mata terjadi pembengkakan palpebra superior dan inferior mata menjadi berat dan susah untuk dibuka (ptosis).Konjungtiva palpebra merupakan membrane mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permuksaan posterior kelopak mata. System vascular dari konjungtiva palpebra berasal dari arteri palpebralis yang apabila pada palpebra mengalami trauma pada mata, pembuluh darah dapat pecah kemudian terjadi edema konjungtiva (kemosis konjungtiva). Selain itu arteri palpebralis juga merupakan salah satu cabang arteri oftalmika, yang apabila terjadi fraktur basis kranii dapat pula pecah dan menjadi edema konjungtiva (kemosis konjungtiva). Bila edema ini besar atau banyak menyebabkan mata tidak bisa tertutup (lagoftalmus) dan konjungtiva dapat terpapar dengan udara luar yang bisa menimbulkan infeksi.Perdarahan pada SkleraPerdarahan pada Sklera pasien juga kemungkinan disebabkan oleh fraktur basis kranii seperti yang dijelaskan pada Hematoma Kacamata. Fraktur basis kranii ini meyebabkan adanya pembuluh darah yang robek di intrakranial pada fossa anterior yang memberi manifestasi klinik perdarahan pada sklera karena sklera termasuk jaringan ikat longgar.

Kontusio atau memarMeskipun sering bersamaan dengan abrasi dan laserasi, memar murni terjadikarena kebocoran pada pembuluh darah dengan epidermis yang utuh oleh karena prosesmekanis. Ekstravasasi darah dengan diameter lenih dari beberapa millimeter disebutmemar atau kontusio, ukuran yang lenih kecil disebut ekimosis dan yang terkecilseukuran ujung peniti disebut petekie. Baik ekimosis dan petekie biasanya terjadi bukankarena sebab trauma mekanis.Kontusio disebabkan oleh kerusakan vena, venule, arteri kecil. Perdarahan kapilerhanya dapat dilihat melalui mikroskop, bahkan petekie berasal dari pembuluh darah yanglebih besar dari kapiler. Kata memar mengacu pada lesi yang dapat dilihat pada kulitatau yang terjadi pada subkutanea, sementara kontusio dapat terjadi pada bagian tubuhmana saja seperti limpa, mesenterium atau otot. Penggunaan kata memar lebih banyakdigunakan dokter saat memberikan laporan atau keterangan pada kalangan non-medik.Memar IntradermalMemar yang biasa terjadi akibat penekanan berada pada subkutanea, sering padajaringan adiposa. Jika dilihat, memar terjadi pada perbatasan dermis dan epidermis.Namun kadang samara. Ketika memar terjadi akibat penekanan dengan obyek berpola,perdarahan yang terjadi lebih dapat dilihat, jika berada di lapisan subepidermal. Jumlahdarahnya sedkiti namun karena posisinya yang superfisial dan lapisan tipis di atasnyayang jernih sehingga polanya dapat dibedakan. Memar ini terjadi ketika obyek yangmenekan memiliki pinggiran dan alur, sehingga kulit dipaksa mengikuti alur danbentuknya.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Munculnya Memar1.Kebocoran pembuluh darah. Harus ada ruangan yang cukup untuk darah yangkeluar berakumulasi. Ini menjelaskna kenapa memar lebih mudah terjadi padaskrotum daripada tumit dimana jaringan jaringan fibrosanya padat. Karenabanyaknya jaringan subkutanea pada orang yang gemuk, mereka lenih mudahterjadi memar daripada orang yang kurus jika faktor lain seperti fragilitaspembuluh dan umur sama.2.Jumlah darah yang keluar3.Ruangan yang cukup4.Kedalaman memar yang terjadi5.Fragilitas pembuluh darah6.Pada orang yang berbaring lamaPergerakan dari MemarPada daerah superfisial memar muncul dengan cepat, sementara pada area yang dalammembutuhkan waktu untuk muncul ke permukaan. Memar dapat bergerak mengikuti gaya gravitasi. Contohnya, perdarahan subkutanea dapat turun melewati alis mata danmuncul di orbita mata yang memberikan gambaran mata hitam yang dapatdisalahartikan sebagai trauma langsung. Begitu juga memar pada lengan atas atau betis,dapat turun sampai pada siku atau tumit.Perubahan Memar oleh WaktuDengan berlalunya waktu, hematom yang terbentuk pecah oleh pengaruh enzimjaringan dan infiltrasi seluler.sel darah merah menutupi ruptur dan mengandung Hbmembuat degradasi secara kimiawi yang menyebabkan perubahan warna. Hemoglobinpecah menjadi hemosiderin, biliversin dan bilirubon yang menyebabkan perubahan warnamemar dari ungu atau coklat kebiruan menjadi coklat kehijauan, kemudian hijaukekuningan sebelum akhirnya samar.Memar kecil pada dewasa muda yang sehat akan menghilang dalam waktu 1 minggu.Namun pada memar akibat gigitan asmara (cupang) akan menghilang dalam waktubeberapa hari, ini dikemukakan oleh nRoberts yang mengadakan penelitian.Beberapa faktor yang berpengaruh antara lain:Besarnya ekstravasasiUmur korbanIdosinkrasi seseorangBeberapa observasi yang ditemukan:Jika ditemukan memar yang nampak baru tanpa disertai perubahan warna,diperkirakan terjadi 2 hari sebelum kematianJika memar terdapat perubahan warna kehijauan, diperkirakan terjadi tidak lebihdari 18 jam sebelum kematianJika ada beberapa memar dengan beberapa warna yang berbeda, berarti tidakterjadi pada saat yang sama. Penting pada kasus penyiksaan anak.Memar pada Tanda KhususKumpulan memar bentuk koin kecil merupakan karakterisitik tekanan jari baikpada pemegangan atautusukan. Sering nampak pada kasus penyiksaan anak, dimanaorang yang dewasa memegang dengan pegangan yang nyaman. Biasa disebut memarsixpennyKetika permukaan kulit dilanggar oleh roda atau obyek berpola seperti rotan,memar yang nampak mengikuti pola obyek tersebut.Luka akibat tendanganTelapak kaki dapat meninggalkan pola memar pada tubuh, sering pada abdomendan dada walaupun ini dapat dikenali pada leher dan wajah.Tendangan yang cepat dapatmenyebabkan luka lecet disertai memar, sedangkan menurut arahnya,tendangan verticalmenunjukkan memar intradermal dengan pola telapak kaki.Kasus luka akibat tendanganmenjadi hal biasa dengan meningkatnya kekerasan pada masyarakat.Sebagian besartendangan dilakukan pada korban yang telah duduk atau terjatuh ketanah, yangsebelumnya disebabkan tindakan kekerasan lainnya seperti mendorong atau memukul,sehingga setelah korban lemas dan kaki pelaku menyerang bagian yang paling mudahseperti pinggang, paha, leher dan area abdominal.Variasi lain tendangan yaitu pelakumenyerang dari atas korban dengan cara loncat dan menendang dengan satu atau duakaki, sehinga dada paling sering terkena dan dapat menyebabkan patah tulang igamaupun tulang dada.Bahaya umum yang terjadi pada tendangan ke arah muka adalah patah tulangmandibulla, maxilla, tulang hidung dan zygoma. Tendangan pada satu sisi wajah dapatbenar-benar melepas bagaian bawah dari maxilla dengan bagian lengkungan gigi dampalatum.Memar post mortem dan artefak lainnyaKhususnya pada kematian kongesti seperti tekanan pada leher, sistem vena dapattersumbat dan dapat terjadi memar. Salah satu area yang penting yang dapatmendeskripsikan secara penuh disbanding yang lain adalah leher, dimana kumpulan daridarah antara esophagus dan tulang belakang servikal dapat menimbulkan memar daristranhulasi.

2. Karakteristik lukaDitemukan sebuah luka terbuka yaitu luka memar di mata kanan. 3. Agen penyebab luka4. Berdasarkan ketentuan dalam KUHP, penganiayaan ringan adalah penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau pekerjaan , sebagaimana bunyi pasal 352 KUHP. Umumnya yang dianggapsebagai hasil dari penganiayaan ringan adalah korban dengan tanpa luka atau dengan luka lecet atau memar kecil di lokasi ya ng tidak berbahaya/yang tidak menrunkan fungsi alat tubuh tertentu.Derajat luka. Berdasarkan ketentuan dalam KUHP;Pasal 351 (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah, (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. (3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. (4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan. (5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 352 (1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya. (2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 90 Luka berat berarti: jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut; tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian; kehilangan salah satu pancaindera; mendapat cacat berat; menderita sakit lumpuh; terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih; gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan , yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.Pemeriksaan terhadap korban kekerasan fisik, dalam rangka pembuatan kesimpulan visum, perlu memperhatikan klasifikasi luka mengacu pada 44 UU PKDRT yaitu:1) tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari2) mengakibatkan jatuh sakit atau luka berat3) mengakibatkan matipenentuan kualifikasi luka pada dasarnya untuk memenuhi keinginan undang-undang dalam hal ini KUHP pasal 351 ayat 1 dan 2, pasal 352 ayat 1, pasal 353 ayat 2, pasal 354 ayat 1, dan pasal 360 ayat 1 dan ayat 2.Dengan demikian penyidik akan mengenal 3 kualifikasi luka, yaitu :1) luka yang tidak mengakibatkan penyakit atau halangan dalam melakukan pekerjaan atau jabatan2) luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam melakukan pekerjaan atau jabatan untuk sementra waktu3) luka yang dimaksudkan dalam KUHP pasal 90 yaitu: a. penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan akan sembuh dengan sempurna atau yang dapat mendatangkan bahaya mautb. senantiasa tidak cakap mengerjakan pekerjaan jabatan atau pekerjaan pencaharianc. tidak dapat lagi memakai salah satu pnca indrad. mendapat cacat besare. Lumpuhf. Akal (tenaga paham) tidak sempurna lebih lama dari 4 minggug. Gugurnya atau mati kandungan seorang perempuan

Kekerasan yang menyebabkan luka dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu : 1. Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul dan senjata api)2. Luka karena kekerasan fisik (luka karena arus listrik, petir, suhu tinggi dan suhu rendah)3. Luka karena kekerasan kimiawi ( asam organik, asam anorganik, kaustik alkali dan karena logam berat )(1)

I. KEKERASAN TUMPUL

Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa luka memar (kontusio,hematom), luka lecet (ekskoriasi,abrasi) dan luka retak, robek atau koyak (vulnus laseratum). (2,3)

Luka Memar (kontusio)Memar adalah cedera yang disebabkan benturan dengan benda tumpul yang mengakibatkan pembengkakan pada bagian tubuh tertentu karena keluarnya darah dari kapiler yang rusak ke jaringan sekitarnya, yang terjadi sewaktu orang masih hidup. Pada luka memar biasanya permukaan kulit utuh, yang mengalami kerusakan adalah jaringan di bawah kulit. Benturan dengan benda tumpul ini termasuk pukulan dengan tangan, jatuh pada permukaan yang datar, cedera akibat senjata tumpul. (1,2,3,4) Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet,kayu,besi), kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat longgar,jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah, penyakit (hipertensi,penyakit kardiovaskuler, diatesis hemoragik). Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi pada daerah dimana jaringan ikat longgar, seperti di daerah mata, leher, atau pada orang lanjut usia dan pada bayi, maka luka memar yang tampak seringkali tidak sebanding dengan kekerasan, dalam arti memar lebih mudah terjadi dan seringkali lebih luas dan adanya jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya memar ke daerah yang lebih rendah karena pengaruh gravitasi. Seorang dengan kekurangan vitamin K atau seorang penderita hemofilia, persentuhan yang ringan dengan benda tumpul dapat menyebabkan luka memar yang luas. (1,2,3,4)Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai bentuk dari benda tumpul adalah apa yang dikenal dengan marginal haemorrhages, misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat dimana terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan. Perdarahan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang ban yang berdekatan. Hal yang sama misalnya bila seseorang dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang memanjang dan sejajar yang membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan. Daerah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alat pemukul yang mengenai tubuh korban. (1,2)Hematom ante-mortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya akan menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga dapat dibedakan dari lebam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam mayat (hipostasis pascamati) darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan pada hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman. Pada pembusukan juga terjadi ekstravasasi darah yang dapat mengacaukan pemeriksaan ini. Selain itu,untuk membedakan luka memar dengan lebam mayat dapat dilihat dari lokasinya pada tubuh korban, dimana lebam mayat letaknya pada bagian tubuh yang terendah

LUKA MEMARSuatu perdarahan di jaringan bawah kulit akibat pecahnya kapiler akibat kekerasan benda tumpul Faktor-faktor mempengaruhi luka memar Kerasnya pukulan Umur Jenis kelamin Banyaknya jaringan ikat longgar dan lemak Penyakit darah

Memar atau luka memar adalah pengumpulan darah dalam jaringan yang terjadi sewaktu orang masih hidup dikarenakan pecahnya pembuluh darah (kapiler), akibat kekerasan benda tumpul. Memar depat terjadi tepat pada tempat dimana tubuh mendapat kekerasan dan dapat pula berpindah tempat ke tempat lain, oleh karena mengalirnya darah mencari tempat yang lebih rendah dan ini dapat terjadi bila kekerasan mekanik itu mengenai tubuh yang mempnyai jaringan yang longgar atau bila korban sudah tua usianya