10
PraktikumPengantar Ekonomi Pertanian KEBIJAKAN PERTANIAN ASPEK PRODUKSI Vioryza Balgies Pangestika dan Anissa Nurina Lab. Agriculrure Economics, Faculty of Agriculture, BrawijayaUniversity Website: http://fp.ub.ac.id/ekonomipertanian Email : [email protected] A. Uraian Materi B. Tujuan Praktikum C. Pelaksanaan Praktikum D. Laporan Praktikum (Lembar Kerja) A. Uraian Materi Kebijakan Produksi Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun tujuan umum kebijakan pertanian kita adalah memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan petani meningkat. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, pemerintah baik di pusat maupun di daerah mengeluarkan peraturan- peraturan tertentu; ada yang berbentuk Undang- undang, Peraturan-peraturan Pemerintah, Kepres, Kepmen, keputusan Gubernur dan lain-lain. Peraturan ini dapat dibagi menjadi dua kebijakan- kebijakan yang bersifat pengatur (regulating policies) dan pembagian pendapatan yang lebih adil merata (distributive policies). Kebijakan yang bersifat pengaturan misalnya peraturan rayoneering dalam MODUL 7

Modul 7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

Page 1: Modul 7

PraktikumPengantar Ekonomi PertanianKEBIJAKAN PERTANIAN ASPEK PRODUKSI

Vioryza Balgies Pangestika dan Anissa Nurina Lab. Agriculrure Economics, Faculty of Agriculture, BrawijayaUniversityWebsite: http://fp.ub.ac.id/ekonomipertanianEmail : [email protected]

A. Uraian MateriB. Tujuan PraktikumC. Pelaksanaan PraktikumD. Laporan Praktikum (Lembar Kerja)

A.Uraian Materi

Kebijakan Produksi

Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan

akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu.

Adapun tujuan umum kebijakan pertanian kita adalah memajukan

pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif,

produksi dan efisiensi produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan

dan kesejahteraan petani meningkat. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini,

pemerintah baik di pusat maupun di daerah mengeluarkan peraturan-

peraturan tertentu; ada yang berbentuk Undang-undang, Peraturan-

peraturan Pemerintah, Kepres, Kepmen, keputusan Gubernur dan lain-

lain. Peraturan ini dapat dibagi menjadi dua kebijakan-kebijakan yang

bersifat pengatur (regulating policies) dan pembagian pendapatan yang

lebih adil merata (distributive policies). Kebijakan yang bersifat

pengaturan misalnya peraturan rayoneering dalam perdagangan/distribusi

pupuk sedangkan contoh peraturan yang sifatnya mengatur pembagian

pendapatan adalah penentuan harga kopra minimum yang berlaku sejak

tahun 1969 di daerah-daerah kopra di Sulawesi.

MODUL

7

Page 2: Modul 7

Pengantar Ekonomi Pertanian 2013Brawijaya University

Berikut merupakan contoh program dalam aspek produksi yang akan dibahas dalam

modul ini adalah program Intensifikasi, ekstensifikasi, dan kredit.

Kebijakan Program Thn Pelaksanaan

Intensifikasi BIMAS, INMAS dll 1964-1984

SRI (System of Rice

Intensification)

2005

Ekstensifikasi Sentra padi di luar Jawa:

Pengembangan Lahan Gambut

untuk Tanaman Pangan

1995

Pertanian Lahan Kering

Diversifikasi Bimas Palawija 1973-1997

Gema Palagung 1998

Revitalisasi Revitalisasi Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan (RPPK)

2005

Kebijakan aspek produksi pertanian meliputi:

1. Kebijakan Kredit

Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar masyarakat di daerah perdesaan

adalah para petani dan berada dalam keadaan ekonomi lemah.Sehubungan itu diperlukan

suatu penambahan modal yang dalam hal ini bisa melalui perkreditan.Oleh karena itu,

Pemerintah berusaha memperbaiki dan meperluas jangkauan pelayanan perkreditan agar

bisa mencapai lapisan masyarakat perdesaan yang lebih rendah.

Kredit adalah modal pertanian yang diperoleh dari pinjaman. Pentingnya peranan

kredit disebabkan oleh:

Secara relatif, modal merupakan faktor produksi non-alami (buatan

manusia) yang persediaannya masih sangat terbatas, terutama di negara-

negara berkembang.

Page 2 of 7

Page 3: Modul 7

Pengantar Ekonomi Pertanian 2013Brawijaya University

Kemungkinan sangat kecil untuk memperluas tanah pertanian, sementara

persediaan tenaga kerja pertanian melimpah.

Oleh sebab itu cara yang dianggap paling mudah & tepat untuk memajukan

pertanian & peningkatan produksi adalah dengan memperbesar penggunaan modal .

Berikut adalah identifikasi kebijakan kredit pertanian di Indonesia

Dirjen Program Tahun Pelaksanaan

Tanaman

pangan

BIMAS 1964

KUT 1997

KKP (Kredit Ketahanan Pangan) 1999

Tanaman

Perkebunan

Program Inti Plasma (PIR-TRANS) Perkebunan

Kelapa Sawit

1986

KKPA (Kredit kepada Koperasi Primer untuk

Anggotanya)

1998

Program Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit,

Karet dan Kakao)

2

2. Kebijakan struktural

Dalam pertanian dimaksudkan untuk memperbaiki strukutur produksi misalnya luas

pemilikan tanah, pengenalan dan pengusahaan alat-alat pertanian yang baru dan perbaikan

prasarana pertanian pada umumnya baik prasarana fisik maupun sosial ekonomi.

Kebijakan struktural ini hanya dapat terlaksana dengan kerjasama yang erat dari

beberapa lembaga pemerintah.Perubahan struktur yang dimaksud disini tidak mudah untuk

mencapainya dan biasanya memakan waktu lama.Hal ini disebabkan sifat usahatani yang

tidak saja merupakan unit usaha ekonomi tetapi juga merupakan bagian dari kehidupan

petani dengan segala aspeknya. Oleh karena itu tindakan ekonomi saja tidak akan mampu

mendorong perubahan struktural dalam sektor pertanian sebagaimana dapat dilaksanakan

dengan lebih mudah pada sektor industri. Pengenalan baru dengan penyuluhan-penyuluhan

yang intensif merupakan satu contoh dari kebijakan ini. Kebijakan pemasaran yang telah

disebutkan di atas sebenarnya dimaksudkan pula untuk mempercepat proses perubahan

Page 3 of 7

Page 4: Modul 7

Pengantar Ekonomi Pertanian 2013Brawijaya University

struktural di sektor pertanian dalam komoditi-komoditi pertanian. Pada bidang produksi

dan tataniaga kopra, lada, karet, cengkeh dan lain-lain.Dalam kenyataannya pelaksanaan

kebijakan harga, pemasaran dan struktural tidak dapat dipisahkan, dan ketiganya saling

melengkapi.

Kebijakan dala aspek produksi ini dimulai dari perkembangan revolusi hijau yang

semakin bertambah pesat, juga berpengaruh terhadap masyarakat Indonesia. Sebagian

besar kondisi social ekonomi masyarakat Indonesia berciri agraris. Oleh karena itu

pertanian menjadi sector yang sangat penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan

ekonomi Indonesia, hal ini didasari oleh:

a. Kebutuhan penduduk yang meningkat dengan pesat.

b. Tingkat produksi pertanian yang masih sangat rendah.

c. Produksi pertanian belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan penduduk.

Maka, berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah Indonesia berupaya untuk

meningkatkan produksi pertanian dengan melakukan berbagai cara diantaranya dikenal

dengan sebutan sebagai berikut:

- a.      Intensifikasi pertanian         

Intensifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan

menerapkan pancausaha tani, panca usaha tani ini meliputi:

pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varitas unggul;

pemupukan yang teratur;

pengairan yang cukup;

pemberantasan hama secara intensif;

teknik penanaman yang lebih teratur.

- b.      Ekstensifikasi pertanian      

Ekstensifikasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan

membuka lahan baru termasuk usaha penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk

makanan ternak.

- c.       Diversifikasi pertanian

Page 4 of 7

Page 5: Modul 7

Pengantar Ekonomi Pertanian 2013Brawijaya University

Diversifikasi pertanian  yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan

keanekaragaman usaha tani.

- d.      Rehabilitasi pertanian

Rehabilitasi pertanian yaitu usaha meningkatkan produksi pertanian dengan

pemulihan kemampuan daya produkstivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.

Dalam pelaksanaannya Revolusi Hijau dilakukan dalam bermacam bentuk dan

cara. Di Indonesia misalnya Revolusi Hijau dilakukan melalui “komando dan subsidi”.

Program BIMAS atau Bimbingan Massal tahun 1970 adalah salah satu bentuk pelaksanaan

Revolusi Hijau. Bimas adalah suatu paket program pemerintah yang berupa teknologi

pertanian, benih hibrida, pupuk kimia, pestisida, dan bantuan kredit. Ketika jumlah peserta

BIMAS menurun, pemerintah melontarkan program baru INMAS (intensifikasi massal)

yakni suatu program kredit sebagai lanjutan bagi peserta Bimas. Pada tahun 1979 sekali

lagi sebuah program baru bernama INSUS (intensifikasi khusus) diluncurkan. Tujuannya

adalah untuk mendorong petani menanam tanaman sambil mengontrol hama padi.

Program-program yang diluncurkan pemerintah ini dibarengi dengan beberapa

subsidi. Bentuk-bentuk subsidi tersebut adalah:

1. bantuan dan subsidi besar besaran terhadap harga pupuk kimia

2. subsidi terhadap kredit pertanian

3. pembayaran gabah oleh negara melalui operasi pembelian dengan harga dasar

dan pembangunan stok persediaan

4. meningkatkan kuantitas irigasi serta pinjaman modal melalui utang luar negeri.

B. Tujuan Praktikum

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :

1. Mengidentifikasi dan memahami mengenai kebijakan aspek produksi pertanian.

2. Mengetahui dan mengidentifikasi Program Kebijakan Aspek Produksi

Pertanian (Ekstensisikasi, Intensifikasi, Kredit) yang ada di Indonesia.

3. Mengidentifikasi variable ekonomi yang terkait dengan persoalan umum dan

terbaru dalam bidang kebijakan aspek produksi pertanian.

C. Pelaksanaan PraktikumPage 5 of 7

Page 6: Modul 7

Pengantar Ekonomi Pertanian 2013Brawijaya University

a) Metodologi/Cara pengerjaan acuan yang digunakan:

1. Persiapan praktikum asisten memberikan file Modul 7 kepada praktikan

beberapa hari sebelum praktikum berlangsung.

2. Mahasiswa peserta praktikum diwajibkan untuk menyelesaikan Tugas

Praktikum pada Modul 7.

3. Bentuk kelompok kecil sebelum menyelesaikan Tugas Praktikum dengan

anggota 4-6 orang Mahasiswa (1 kelas terdiri dari 8 kelompok kecil).

4. Tugas Praktikum diselesaikan secara berkelompok sesuai jobdesk masing-

masing kelompok yang telah ditetapkan. Tugas dikumpulkan 1 hari sebelum

kegiatan praktikum berlangsung kepada asissten dalam bentuk paper (hard

copy) dilengkapi dengan daftar pustaka dan power point.

5. Hasil kerja kelompok dipresentasikan dalam kelas pada hari praktikum.

Setiap kelompok diberikan kesempatan menyajikan hasil kerjanya sekaligus

tanya jawab selama 10 menit.

6. Evaluasi(Tanya jawab materi yang kurang di mengerti).

b) Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan

1. Laporan praktikum dikumpulkan dalam bentuk paper (hardcopy).

2. Penyajian presentasi dalam bentuk power point.

3. Format paper sebagai berikut:

Cover

Pendahuluan

Ulasan/isi jawaban Tugas Praktikum Modul 7

Kesimpulan

Daftar Pustaka

4. Paper tidak lebih dari 10 lembar (kertas A4, size 12 Times New Roman,

Line spacing 1,5lines).

D. Laporan Praktikum/ Tugas Praktikum

1. Carilah program kebijakan produksi dalam bidang pertanian yang meliputi:

a. Intensifikasi : BIMAS, INMAS, SRI

b. Ekstensifikasi : Sentra padi di luar Jawa: Pengembangan Lahan Gambut

untuk Tanaman Pangan

Page 6 of 7

Page 7: Modul 7

Pengantar Ekonomi Pertanian 2013Brawijaya University

c. Kredit : KUT , KKP , Program Inti Plasma (PIR-TRANS) Perkebunan

Kelapa Sawit , Program Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Karet dan

Kakao).

2. Mengidentifikasi program-program pertanian aspek produksi yang telah

didapatkandan dilengkapi daftar pustaka.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 1995. Ekonomi pembangunan. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Sudirman Tebba, Jurnalisme Baru, Kalam Indonesia, Jakarta, 2005

Page 7 of 7