72
MODUL ASISTENSI AGAMA ISLAM (AAI) FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT KOORDINASI PENGELOLA ASISTENSI AGAMA ISLAM PKP-AAI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011

MODUL AAI 2011

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL AAI 2011

MODUL ASISTENSI AGAMA ISLAM (AAI)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

PUSAT KOORDINASI PENGELOLA ASISTENSI AGAMA ISLAM

PKP-AAI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2011

Page 2: MODUL AAI 2011

PRESENSI KEPEMANDUAN AAI

Kelompok :……………………………………………………………………………………………………..

Nama Pemandu :……………………………………………………………………………………………………..

Angkatan/jur :……………………………………………………………………………………………………..

NO NAMA NIM HP EMAIL

PUSAT KOORDINASI ASISTENSI AGAMA ISLAM PKP-AAI

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2011

Page 3: MODUL AAI 2011

SILABUS KURIKULUM ASISTENSI AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Deskripsi singkat Asistensi Agama Islam

Asistensi Agama Islam adalah program pendampingan bagi peserta mata kuliah

pengembangan pendidikan agama islam (MPK PAI) di lingkungan Universitas Gadjah Mada. AAI ini

memuat pembelajaran agama islam yang meliputi pengokohan karakter muslim, tsaqafah islamiyah

serta aplikasi ilmu agama yang dilaksanakan pada semester satu pada tahun ajaran 2011/2012.

pembelajaran ini dilakukan dalam bentuk utama adalah microteaching serta kegiatan lain berupa

stadium general, training dan lain-lain. Pada bentuk pembelajaran secara microteaching terdiri

beberapa kelompok yang didalamnya ada seorang pemandu/fasilitator dan 8-12 orang peserta.

Durasi waktu yang diperlukan adalah 100 menit, dimulai dengan mebaca Al-Quran bergiliran di 15

menit pertama. Kemudian pemandu menyampaikan materi dengan metode bergantung pada

rekomendasi silabus dan situasi pada saat kepemanduan, bisa berupa ceramah, dialog, diskusi,

bedah buku, games, dan lain-lain.

Waktu/Tempat : Jumat atau Sabtu / sekitar FEB UGM

Status Pembelajaran : Wajib

Tujuan Pembelajaran

a. Membangun kesadaran menjadikan agama sebagai sistem kontrol pribadi b. Membangun intelektualitas c. Membentengi diri dari pengaruh aliran sesat d. Mengokohkan Shalat Wajib lima waktu dan mempelancar kemampuan baca Al-Quran.

Metode Pelaksanaan dan Bentuk kegiatan

Standar Operasional untuk tiap kepemanduan adalah sebagai berikut:

a. Pembukaan b. Tilawah c. Pembelajaran Tahsin d. Diskusi atau permainan (simulasi materi) e. Hafalan Bersama (12 surat terakhir, minimal tiap 1 surat) f. Penutup

Materi

1. Syahadatain 2. Ma’rifatudien 3. Rukun Islam dan Prinsip Akhlak

Page 4: MODUL AAI 2011

4. Shalat dan Thaharah 5. Al Qur’an Minhajul Hayah 6. Problematika Umat: Ghazwul Fikr 7. Menjadi Pribadi Muslim yang Ideal 8. Kenikmatan Berbisnis dengan Allah

G. Kriteria Penilaian

Diberikan kepada dosen agama islam. Ruang lingkup penilaian :

a. Partisipasi (presensi,tanya jawab,dll) 25% b. Tugas 25% c. Pretest 20% d. Post test 30%

Pertemuan Topik Bacaan Keterangan

Minggu ke-1 (23/24 Sept 2011)

TA’ARUF (PERKENALAN) Sharing/games/nonton film

Minggu ke-2 (30 Sept/1 Okt 2011)

Syahadatain Materi I

Minggu ke-3 (7/8 Okt 2011)

Ma’rifatuddien Materi II

Minggu ke-4 (14/15 Okt 2011)

Rukun Islam dan Prinsip Akhlak

Materi III

Minggu ke-5 (21/22 Okt 2011)

Shalat dan Thaharah Materi IV

Minggu ke-6 (28/29 Okt 2011)

Al Qur’an Minhajul Hayah Materi V

Minggu ke-7 (4/5 Nov 2011)

UJIAN TENGAH SEMESTER Minggu ke-8 (11/12 Nov 2011)

Minggu ke-9 (18/19 Nov 2011)

Problematika Umat: Ghazwul Fikr

Materi VI

Minggu ke-10 (25/26 Nov 2011)

Menjadi Pribadi Muslim yang Ideal

Materi VII

Minggu ke-11 (2/3 Des 2011)

Kenikmatan Berbisnis dengan Allah

Materi VIII

Minggu ke-12 (9/10 Des 2011)

POST TEST AAI

Page 5: MODUL AAI 2011

―wahai ahli kitab ! marilah (kita) menuju satu kalimat (pegangan) yang sama

antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kiat tidak

mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan bahwa kita tidak menjadikn satu

sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah

(kepada mereka), “Saksikanlah bahwa kami adalah seorang muslim”

(Al-Imran ; 64 )

SYAHADATAIN

BAB 1

Page 6: MODUL AAI 2011

ATTENTION !

Materi Inti : Syahadatain

Sub Pokok Materi :

1) Definisi dan syahadatain

2) Rukun Syahadah

Diharapkan :

- Peserta AAI memahami Syahadat dengan benar

Anjuran

1) Pemandu mengevaluasi agenda AAI dan keseharian peserta AAI di lembar

evaluasi yang telah di sediakan

2) Pemandu dalam menyampaikan materi hendaknya memperhatikan silabus

yang telah disediakan

3) Pemandu mengevaluasi ( meluruskan ) bacaan qur’an dan isi kultum yang

disampaikan oleh peserta AAI

4) Pemandu mengevaluasi kehadiran peserta AAI

5) Pemandu mengingatkan tugas dan petugas-petugas AAI pekan depan ; MC,

kultum / tatsif, dan tugas

Evaluasi kegiatan AAI

Tajwid saat tilwatil qur’an oleh pemandu

Keaktifan, meliputi absensi serta interaksi/keaktifan dalam forum

kepemanduan

Kondisi ibadah dan Akhlak ( penampilan, perkataan dan tingkah laku saat AAI)

Page 7: MODUL AAI 2011

Syahadahtain

Lafadz Syahadah

Makna Syahadah

Secara bahasa:

1. Al-I‟lanu (pernyataan) QS 3:64

Sebuah pernyataan yang menyatakan tentang jati diri atau identitas

seseorang tentang keimananya kepada Rabb. Allah berfirman ;

―Katakanlah (muhammad), ―wahai ahli kitab ! marilah (kita) menuju satu

kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak

menyembah selain Allah dan kiat tidak mempersekutukan-Nya dengan

sesuatupun, dan bahwa kita tidak menjadikn satu sama lain tuhan-tuhan selain

Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), ―Saksikanlah

bahwa kami adalah seorang muslim‖ (Al-Imran ; 64)

2. Al-Wa‟du (janji) QS 7:172

Apabila syahadah sama dengan janji dan jaji itu adalah hutang maka

syahadahpun mestinya harus dibayar (dipenuhi) layaknya sebuah hutang. Allah

berfirman ;

―Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) Adam

keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka

(seraya berfirman), ―bukankah aku ini Tuhanmu ?‖ mereka menjawab ―betul

(Engkou Tuhan kami), kami bersaksi.‖ (kami lakukan yang demikian itu agar

dihari kiamat kamu tidak mengatakan, ―sesungguhnya ketika itu kami lengah

terhadap ini‖ (Al-A‟raf ; 172)

3. Al-Qosamu (sumpah)

Secara istilah:

Syahadah adalah suatu pernyataan yang mengandung janji dan juga sumpah

tentang keimanan seseorang, dalam hal ini keimananya terhadap Islam yang

diawali dengan mengikrarkan kalimat yang menjadi kunci masuknya keislaman

;Syahdah. Dengan cara :

Membenarkan dalam hati (At-Tasdiiqu bil Qolbi)

Dinyatakan dengan lisan (Al-Qoulu bil Usan)

Dibuktikan dengan perbuatan (Al-‗Amalu bil Arkan)

Page 8: MODUL AAI 2011

Rukun Syahadah

Syahadatain berarti dua kalimat syahadah. Dua syahadah yang dimaksud adalah

syahadah Uluhiyah dan Syahadah Risalah.

1. Syahadah Uluhiyah.

· Terdiri dari kalimat Laa Ilaaha Illallah. (QS 12:40; 47:19; 7:59)

Laa berfungsi sebagai Kalimatun-Nafii (kata yang menolak)

Ilaaha berfungsi sebagai Al-Munafii (yang ditolak) ―

Illa berfungsi sebagai Kalimatul-Itsbatu (kata yang ditolak)

Allah berfungsi sebagai Al-Mutsbitu (yang dikukuhkan)

Jadi, Syahadah Uluhiyah (Laa Ilaaha Illallah) merupakan penolakan terhadap seluruh

bentuk Ilah yang diikuti dengan mengukuhkan Allah saja sebagai satu-satunya Ilah. (QS

14: 24- 26; Lih. Fatwa Ibnu Taimiyah).

Jika seseorang memulai dengan menegakkan Laa Ilaaha pada dirinya maka akan

tumbuh Al-Baro‘. Al-Baro‘ berarti memusuhi, membenci dan menghancurkan setiap

Bentuk Ilah selain Allah. Ilah adalah sesuatu yang ditakuti, diharapkan, dicintai, ditaati

dan disembah. Dengan membatalkan semua bentuk Ilah di luar Allah dan

mengacuahkannya hanya untuk Allah, akan tumbuh Al-Wala‘. Al-Wala‘ berarti loyalitas,

siap memantau perintah Allah dengan penuh kecintaan dan ketaatan, mengabdi semata-

mata kepada Allah dan tidak bersedia menjalankan perintah siapa pun, kapan pun, dimana

pun juga, kecuali itu sesuai dengan perintah Allah. Jika seseorang telah memiliki prinsip

bahwa tiada yang berhak untuk diabdi kecuali Allah (Laa ma‘buda bihaqqin Illa Allah)

barulah dapat dikatakan seorang mukhlisin (orang yang ikhlas) sejati. Orang-orang yang

ikhlas inilah yang tidak akan pernah berhasil digoda oleh syaithan. (QS 38: 82-83)

2. Syahadah Risalah.

Pengakuan ‗persona garata‘ (orang yang dipercaya) terhadap Rasulullah sebagai duta

Allah bagi alam semesta dan kesiapan untuk menjadikan beliau sebagai ‗examplia gratia‘

(contoh/ uswah) dalam setiap aspek kehidupan. (QS 21:1O7 ; 33:21 ; 68:4) Jika

seseorang muslim mengakui Nabi SAW sebagai persona garata dan siap menjadikannya

Page 9: MODUL AAI 2011

sebagai examplia gratia maka barulah dikatakan dia berwala‘ (loyal) kepada Rasulullah

SAW. Berwala‘ kepada nabi berarti harus senantiasa ittiba‘ (mengikuti) kepada beliau

dalam setiap aspek kehidupan. Karena Ittiba‘ur Rasul merupakan bukti kecintaan dan

ketaatan kepada nabi SAW.

Syahadah Uluhiyah dan risalah adalah suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

Seorang muslim tidak dapat menerima hanya satu saja dari kedua syahadah itu. Jika

seseorang hanya menerima syahadah uluhiyah saja berarti dia menjadi ingkar sunnah.

Bila seseorang hanya menerima syahadah risalah saja berarti dia menjadi seorang

Mohammedian. Keduanya tidak diperbolehkan dan bukan bagian dari ummat Islam.

Syarat Diterimanya Syahadah

1. Ilmu yang menghilangkan kebodohan

Seseorang yang bersyahadah hendaknya mengetahui ( memiliki pengetahuan )

tentang syahadatnya tersebut. Ia wajib memahami dua kalimah syahadah

tersebut. Orang yang tidak memahami makna syahadahnya tidak mungkin akan

dapat mengamalkannya. Allah berfirman ;

―maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan

Allah dan mohon ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin laki-

laki dan perempuan . dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tinggalmu.‖

( Muhammad ;19)

2. Yakin yang menghilangkan keraguan

Seseorang yang bersyahadah wajib meyakini apa yang telah diucapkannya. Ia

tidak dianjurkan memberikan celah apalagi ruang untuk tempat bersemayamnya

keragu-raguan. Keyakinan akan menghantarkan manusia pada keistiqomahan dan

ragu hanya akan melahirkan kemunafikan. Allah berfirman ;

―Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman

kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka

berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-

orang yang benar.‖ ( Al-Hujarat ; 15 )

Page 10: MODUL AAI 2011

3. Ikhlas yang menghilangkan kesyirikan

Ucapan syahadah mestinya diiringi dengan a. Ucapan syahadah yang bercampur

dengan riya atau kecendrungan tertentu selain Allah dan Rasul-Nya maka

syahdahnya tersebut tidak akan diterima. Syahadah adalah awal dari diibadah,

karena itu lakukanlah dengan ikhlas. Allah berfirman ;

―Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan keta‘atan kepada-Nya dalam (mmenjalankan) agama dengan lurus, dan

supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikianlah

agama yang lurus‖ ( Al-Bayinah ; 5 )

4. Kebenaran yang menghilangkan kedustaan

Dalam pernyataan syahadatain seorang muslim wajib membenarkan apa yang

diikrarkan, jangan sampai ada sedikitpun dusta. Benar adalah landasan iman

sedangkan kufur adalah landasan kufur. Sikap shidiq akan melahirkan keta‘atan

dan amanah sedangkan dusta hanya akan menimbulakan kemaksiatan dan

pengkhianatan. Allah berfirman ;

―Diantara mereka ada yang mengatakan; ― kami beriman kepada Allah dan hari

kemudian, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.‖ (

Al-Baqarah ; 8)

5. Cinta yang menghilangkan kebencian

Tak perlu panjang lebar menjelaskan makna cinta, yang jelas jika cinta ini sudah

dimiliki oleh setiap insan segala tindakan meski membawa beban akan terasa

ringan, jelek jadi indah, rasa bencipun akna berubah menjadi rasa suka. Atas

dasar cinta pulalah hendaknya kita beribadah kepada-Nya, sebab seharusnya

cinta itu adalah ruh dari segala ibadah kepada Allah dan Rasul-Nya.

―Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah‖ (Al-Baqarah ;

165)

6. Menerima yang jauh dari penolakan

Mutlak bagi seorang muslim untuk mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam

syahadatain. Tidak ada keberatan atau rasa terpaksa sedikitpun atas perintah-

Page 11: MODUL AAI 2011

Nya. Ia senantiasa tunduk, mendengar, patuh dan ta‘at terhadap perintiptaah

Allah dan Rasul-Nya.

―Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali

tidak ada pilihan bagi mereka, maha suci Allah dan maha tinggi dari apa yang

mereka persekutukan (dengan dia)‖ (Al-Qhashas ; 68)

7. Pengamalan yang menjauhkan diri dari sikap diam

Ilmu tanpa amal sama saja dengan bohong, amal tanpa ilmu yang ada hanya kesia-

siaan. Dalam kalimah syahadah itu bukan hanya mengandung pernyataan, ikrar,

dan sumpah akan tetapi suatu perintah yang harus diamalkan, jika tidak hal ini

dapat menggugurkan syahadah yang telah diucapkan. Kepercayaan hendaknya

dibuktikan dengan amalan.

8. Ridha

Ridha adalah perasaan rela, ikhlas, dalam hal ini ikhlas terhadap konsekuensi dari

sebuah syahadah, ia senantiasa mengamalkan pesan-pesan spiritual yang

terkandung didalamnya.

Hal-hal yang membatalkan Syahadah

1) Syirik dalam beribadah kepada Allah

2) Menjadikan suatu benda atau makhluk sebagi peraantara dia dengan Rabbnya

3) Tidak mengkafirkan orang musyrik yang sudah jelas kemusyrikannya dan

membenarkan madzhab mereka

4) Lebih mengutamakan hukum taghut daripada hukum Allah dan petunjuk Rasul-Nya

5) Tidak menyukai bahkan membenci sunnah Rasulullah

6) Mengejek atau memperolok-olok dienullah (ISLAM)

7) Terpikat, mempelajari atau mengamalkan ilmu sihir

8) Membantu dan menolong orang musyrik yang memusuhi islam

9) Berkeyakinan bahwa ada sebagian manusia yang diberikan kebebasan untuk tidak

menjalankan syari’at Nabi Muhammad

10) Menjauhka diri dari apa-apa yang menjadi syari’at utama seorang muslim

Page 12: MODUL AAI 2011

Dampak syahadatain dalam kehidupan

Bila kalimat syahadah ini difahami baik-baik maka seharusnya ini akan memberikan

dampak yang positif dalam perjalanan hidup kita. Sebagai dampak dari syahadatain, tiga

unsur pokok yang dimiliki manusia yaitu hati, akal dan jasad akan mendapatkan shibghoh

(celupan) Allah. Allah berfirman ;

―Shibghoh Allah, dan siapakah yang lebih baik shibghohnya dari pada Allah ? dan hanya

kepada-Nyalah kami menyembah‖ (Al-baqarah ;138)

Jika ketiga unsur yang dimiliki manusia sudah tershibghah, maka ;

Dari hatinya akan lahir keyakinan yang benar dan seterusnya akan melahirkan

motivasi (niat) yang ikhlas

Dari akalnya akan lahirlah pikiran-pikiran islami dan selanjutnya akan

membuahkan syistem yang islami pula

Dan dari jasadnya akan lahirlah amalan-amalan shalih

Misalnya seorang pedagang, pabila dia benar-benar memahami makna syahadah, maka

semestinya dia melakukan semua transaksi jual belinya sesuai syari‘at agama islam. Dia

meninggalkan apa yang dilarang dan mengamalkan apa yang diperintah.

Page 13: MODUL AAI 2011

EVALUASI PELAKSANAAN AAI

....../....................../...........

A. Agenda AAI

NO Barnamij ( agenda ) Realisasi Keterangan / Petugas

1 Iftitah ( pembukaan )

2 Tilawah ( 1 hal/ org ) s/d ayat

3 Kultum / tatsqif / kajian buku

5 Ta'limat

6 Materi inti

7 Infak majelis

8 Mutabaah

9 Problem solving

10 Ikhtitam

B. Mutaba‟ah yaumiyah ( evaluasi harian ) peserta

No Amalan Standar Inisial Peserta AAI

1 Kehadiran tepat

waktu

Keterlambatan (menit)

2 Tilawah (hal/pkn) 14 / pkn

3 Al Ma'tsurat (x/pkn) 7 / pkn

4 Sholat Jamaah (x/pkn) 30 / pkn

5 Qiyamul Lail (x/pkn) 1 / pkn

6 Sholat Dhuha 4 / pkn

7 Puasa Sunnah (x/pkn) 1 / pkn

8 Olah raga (x/pkn) 3 / pkn

9 Tatsqif / mengikuti

kajian kampus 1 / pkn

NB :

Petugas & tugas pekan depan ( ...... / ..... / ..... ) :

1) MC : ...

2) Kultum / tatsqif : ... materi/kitab : ...

3) Tugas : ...

Page 14: MODUL AAI 2011

“,,, Barang Siapa yang mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk

orang yang merugi ,,,”

(A-Imran ; 85)

MA’RIFATUDIEN

BAB 2

Page 15: MODUL AAI 2011

ATTENTION !

Materi Inti : Ma’rifatudien

Sub Pokok Materi :

1)

2)

Anjuran

1) Pemandu mengevaluasi agenda AAI dan keseharian peserta AAI di lembar

evaluasi yang telah di sediakan

2) Pemandu dalam menyampaikan materi hendaknya memperhatikan silabus

yang telah disediakan

3) Pemandu mengevaluasi ( meluruskan ) bacaan qur’an dan isi kultum yang

disampaikan oleh peserta AAI

4) Pemandu mengevaluasi kehadiran peserta AAI

5) Pemandu mengingatkan tugas dan petugas-petugas AAI pekan depan ; MC,

kultum / tatsif, dan tugas

Evaluasi kegiatan AAI

Tajwid saat tilwatil qur’an oleh pemandu

Keaktifan, meliputi absensi serta interaksi/keaktifan dalam forum

kepemanduan

Kondisi ibadah dan Akhlak ( penampilan, perkataan dan tingkah laku saat AAI)

Page 16: MODUL AAI 2011

Ma‟rifatudien

Ad-Dien Menurut Al-qur‟an

Ciri-ciri Dienullah/ Dienul Samawi Bukan tumbuh dari masyarakat, tetapi diturunkan untuk masyarakat

Disampaikan oleh manusia pilihan Allah, utusan itu hanya menyampaikan

bukan menciptakan

Memliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia, sebagai bukti

kebenaran firman Allah

Konsep tentang Tuhannya Adalah Tauhid

Pokok-poko ajaranya tidak pernah berubah dengan perubahan penganutnya

Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia

Ciri-ciri dienul Ardh Tumbuh dan lahir oleh masyarakat

Tidak disampaikan oleh Rasul Allah

Umumnya tidak memiliki kitab suci, walupun ada sudah memiliki

perubahan-prubahan seiring perjalanan sejarah

Konsep Tuahnnya dinamisme, animisme, polotheisme, dll

Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan penganutnya

Kebenaran ajarannya tidak universal yaitu, tidak berlaku bagi manusia,

masa dan keadaan

Pengertian Islam Secara Bahasa/ Ethimologis ;

Tunduk patuh, berserah diri ( Al-Istislam )

―maka apakah mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal

apa yang ada dilangit dan pa yang ada dibumi berserah diri kepada-Nya,

(baik) dengan suka meupun terpaksadan hanya kepada-Nya mereka

dikembalikan‖ ( Al-Imran ; 63 )

Damai ( As-Sulm )

Bersih ( As- Sulim )

Selamat ( As—Salam )

Secara terminologi/ Istilah ;

Menyerahkan diri sepenuhnya, tunduk dan patuh dalam menjalankan perintah-

Nya, baik berupa perintah untuk melakukan sesuatu ataupun perintah untuk

meninggalkan sesuatu dengan kesadaran, keikhlasan, dan ilmu.

Page 17: MODUL AAI 2011

Kelebihan Dienul Islam

1) Sesuai fitrah manusia QS. 30;10

2) Kepentingan seluruh manusia QS 34;28

3) Rahmat seluruh alam QS 21;107

4) Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia QS. 2;179

5) Sangat sempurna QS. 5:3

Karakteristik Dienul Islam

Dienul Al-Islam memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan agama lain.

Diantaranya yang sangat mendasar ialah :

1) Rabbaniyah (bersumber langsung dari Allah SWT)

Islam bukan rekayasa dari manusia, melainkan 100% merupakan manhaj Rabbani. Segi

aqidah, ibadah, adab susila, moral, syariat, dan peraturannya itu bersumber dari

Allah SWT. (QS. 6:115)

2) Insaniyah „Alamiyah (humanisme yang bersifat universal)

Islam ditampilkan sebagai cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia, bukan hanya

untuk suatu kaum atau golongan tertentu. Jadi Al Islam merupakan milik manusia

yang ada di muka bumi ini, tanpa mengkhususkan bangsa Arab yang merupakan

diturunkanya agama ini. (QS. Saba‘:28)

3) Syaamil Mutakamil (integral menyeluruh dan sempurna)

Islam membicarakan seluruh sisi kehidupan manusia, dari mulai masalah atau

pekerjaan yang kecil sampai yang sangat besar sekalipun, dan Al Islam telah

memformat dengan sempurna melalui pengaturannyaserta menerangkan hukumnya.

(QS. 16:89)

4) Al-Basathoh (mudah)

Al-Islam merupakan agama fitrah bagi manusia, sehingga manusia mampu

melaksanakan tanpa adanya kesulitan, tetapi yang membuat kesulitan itu ialah

manusai itu sendiri. (QS. 2:286) Jadi jelas, bahwa Islam merupakan solusi berbagai

permasalahan bukan untuk membebani manusia dengan satu kewajiaban, kecuali

sebatas akan kemampuan diri manusia itu.

5) Al Adalah (keadilan)

Al Islam datang untuk menegakan keadilan secara mutlak, untuk mewujudkan

persaudaraan dan persamaan di tengah-tengah kehidupan manusia, serta memelihara

darah, kehormatan, harta dan akal mereka.

6) Tawadzun ( keseimbangan)

Al Islam dan seluruh ajaranya mengajarkan untuk senantiasa menjaga keseimbangan

antara kepentingan pribadi dengan dan kepentinagan umum, antara jasad dan ruh,

serta antara dunia dan akhirat. (QS. 28:77)

Page 18: MODUL AAI 2011

7) Tsabat wa Murunah (perpaduan antara keteguhan prinsip dan fleksibilitas)

Diantara ciri khas dien Islam adalah perpaduan antara tsabat (tidak berubah oleh

apapun) dan murunah (menerima perubahan sepanjang tidak menyimpang dari batas

syariat). Tsabat pada pokok-pokok dan tujuannya. Murunah pada cabang-cabang dan

sarana-sarana serta caracaranya sehingga dengan sifat murunahnya, dien Islam

dapat menyesuaikan diri, dan dapat menghadapi perkembangan jaman serta dapat

sesuai dengan setiap keadaan yang timbul. Dengan sifat tsabat pada pokok-pokok dan

ajaranya, Islam tidak bisa larut dan tunduk terhadap setiap persoalan jaman dan

perputaran waktu.

Saint dan Islam

Lewat sepuluh tahun terakhir semakin banyak kaum Muslim menyatakan Qur‘an

sebagai buku yang penuh berisi keajaiban-keajaiban ilmu pengetahuan. Banyak website,

buku-buku dan video diproduksi yang menyatakan bahwa Islam adalah benar-benar suatu

agama yang bersumberkan keilahian, menyebutkan pernyataanpernyataan yang kononnya

―secara ilmiah akurat‖ dalam Qur‘an dan Hadis. Banyak dari karya-karya ini

memperkenalkan pernyataanpernyataannya dengan kalimat seperti, ―Satu dari hal yang

paling luar biasa dalam Quran adalah bagaimana ia menguraikan ilmu pengetahuan. Quran

yang dinyatakan kepada Muhammad SAW pada abad ke-7 berisikan fakta-fakta ilmiah

menakjubkan yang sedang ditelusuri di abad ini. Para ahli ilmu pengetahuan terkejut dan

kerap terbungkam saat mereka diperlihatkan betapa terperinci dan akuratnya beberapa

ayat dalam Quran tentang ilmu pengetahuan moderen. Berikut ini merupakan contoh

kejadian penciptaan Alam Semesta dalam Al-Quran dan dibuktikan dengan ilmu sains

pada zaman sekarang.

Dalam Al Qur‘an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih

terbelakang, penciptaan alam semesta digambarkn sebagaimana berikut ini:

―Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui Bahwasanya langit dan

bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara

keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah

mereka tiada juga beriman?‖ (Al Qur‟an, 21:30)

Kata ―ratq‖ yang di sini diterjemahkan sebagai ―suatu yang padu‖ digunakan untuk

merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan ―Kami

pisahkan antara keduanya‖ adalah terjemahan kata Arab ―fataqa‖, dan bermakna bahwa

sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari

―ratq‖. Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat

tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat ―fatq‖. Keduanya lalu terpisah

(―fataqa‖) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal

peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam

semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk ―langit dan bumi‖ yang saat itu

Page 19: MODUL AAI 2011

belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada

keadaan ―ratq‖ ini. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan

materi materi yang dikandungnya untuk ―fataqa‖ (terpisah), dan dalam rangkaian

peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.

Sejak terjadinya peristiwa Big Bang, alam semesta telah mengembang secara

terus-menerus dengan kecepatan maha dahsyat. Para ilmuwan menyamakan peristiwa

mengembangnya alam semesta dengan permukaan balon yang sedang ditiup. Peristiwa Big

Bang, yang sekali lagi mengungkapkan bahwa Allah SWT telah menciptakan jagat raya

dari ketiadaan. Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah. Meskipun

sejumlah ilmuwan berusaha mengemukakan sejumlah teori tandingan guna menentangnya,

namun bukti-bukti ilmiah malah menjadikan teori Big Bang diterima secara penuh oleh

masyarakat ilmiah.

Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan

ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang

sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.

Semua yang telah kita pelajari sejauh ini memperlihatkan kita akan satu

kenyataan pasti: AlQur‘an adalah kitab yang di dalamnya berisi berita yang kesemuanya

terbukti benar. Fakta-fakta ilmiah serta berita mengenai peristiwa masa depan, yang

tak mungkin dapat diketahui dimasa itu, dinyatakan dalam ayatayatnya. Mustahil

informasi ini dapat diketahui dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masa

itu. Ini merupakan bukti nyata bahwa AlQur‘an bukanlah perkataan manusia. Al Qur‘an

adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah

Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Dalam sebuah ayat, Allah menyatakan

dalam Al Qur‘an ;

―Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur‘an ? Kalau kiranya Al Qur‘an

itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di

dalamnya.‖ (Al-Qur‘an, 4:82)

Tidak hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap penggal

informasi yang dikandung Al Qur‘an semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari

demi hari.

Page 20: MODUL AAI 2011

EVALUASI PELAKSANAAN AAI

....../....................../...........

A. Agenda AAI

NO Barnamij ( agenda ) Realisasi Keterangan / Petugas

1 Iftitah ( pembukaan )

2 Tilawah ( 1 hal/ org ) s/d ayat

3 Kultum / tatsqif / kajian buku

5 Ta'limat

6 Materi inti

7 Infak majelis

8 Mutabaah

9 Problem solving

10 Ikhtitam

B. Mutaba‟ah yaumiyah ( evaluasi harian ) peserta

No Amalan Standar Inisial Peserta AAI

1 Kehadiran tepat

waktu

Keterlambatan (menit)

2 Tilawah (hal/pkn) 14 / pkn

3 Al Ma'tsurat (x/pkn) 7 / pkn

4 Sholat Jamaah (x/pkn) 30 / pkn

5 Qiyamul Lail (x/pkn) 1 / pkn

6 Sholat Dhuha 4 / pkn

7 Puasa Sunnah (x/pkn) 1 / pkn

8 Olah raga (x/pkn) 3 / pkn

9 Tatsqif / mengikuti

kajian kampus 1 / pkn

NB :

Petugas & tugas pekan depan ( ...... / ..... / ..... ) :

1) MC : ...

2) Kultum / tatsqif : ... materi/kitab : ...

3) Tugas : ...

Page 21: MODUL AAI 2011

“ Islam didirikan diaatas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tida Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan

zakat, mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa di bulan ramadhan”

(HR. Bukhari Muslim )

BAB

3

RUKUN ISLAM DAN PRINSIP AKHLAK

Page 22: MODUL AAI 2011

ATTENTION !

Materi Inti : Rukun Islam dan Prinsip Akhlak

Sub Pokok Materi :

1)

2)

3)

Anjuran

1) Pemandu mengevaluasi agenda AAI dan keseharian peserta AAI di lembar

evaluasi yang telah di sediakan

2) Pemandu dalam menyampaikan materi hendaknya memperhatikan silabus

yang telah disediakan

3) Pemandu mengevaluasi ( meluruskan ) bacaan qur’an dan isi kultum yang

disampaikan oleh peserta AAI

4) Pemandu mengevaluasi kehadiran peserta AAI

5) Pemandu mengingatkan tugas dan petugas-petugas AAI pekan depan ; MC,

kultum / tatsif, dan tugas

Evaluasi kegiatan AAI

Tajwid saat tilwatil qur’an oleh pemandu

Keaktifan, meliputi absensi serta interaksi/keaktifan dalam forum

kepemanduan

Kondisi ibadah dan Akhlak ( penampilan, perkataan dan tingkah laku saat AAI)

Page 23: MODUL AAI 2011

Rukun Islam dan Prinsip Akhlak

Islam dan Prinsip Akhlak

Rukun Islam ;

1. Mengucapkan dua kalimat syahadat, menuntut kejujuran dan keikhlasan

2. Menegakan sholat, untuk mencegah kejahatan dan kemungkaran

3. Mengeluarkan zakat, dapat menghilangkan penyakit pelit dan

menumbuhkan sikapa solidaritas

4. Puasa di bulan ramadhan, dapat mengendalikan syahwat dalam diri

5. Menunaikan haji ke tanah suci, membentuk totalitas beribadah kepada

Allah

Rasulullah telah menjelasakan tujuan utama diutusnya beliau menjadi rasul dan

minhaj yang jelas melalui sabdanya,

― Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia‖ (HR. Malik)

―Agama adalah akhlak yang baik‖ (HR. Hakim)

Begitu pentingnya akhlak dalam islam seakan tidak ada ajaran lain dalam agama

islam selain akhlak. Oleh karena itu akhlak menjadi landasan hidup dan pijakan

dalam bicara, bersikap dan berprilaku, sebagaimana firman Allah ;

―Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung‖ (Al-qalam ; 3)

Rukun islam yang lima sangat erat kaitanya dengan akhlak ; dua kalimat syahadat,

shalat, zakat, puasa dan naik haji tidak dapat dipisahkan dari prinsip-prinsip dan

nilai akhlak. Harusnya setisp rukun dari rukun islam yang lima bisa berdampak

positif pada perubahan prilaku dan gaya hidup seorang muslim.

Dan ibadah yang disyari‘atkan islam adalah sebagai pilar-pilar keimanan bukan

sekedar ritual semu yang menghubungkan manusia dengan alam ghaib yang

misterius. Memberinya dengan amal yang serba semu dan gerak gerik tanpa

makna. Tidak, sekali lagi tidak, berbagai kewajiban yang dibebankan islam kepada

setiap muslim merupakan latihan yang berulang-ulang agar terbiasa dengan

akhlak yang benar dan senantiasa komitmen dengan akhlak tersebut apapun

kondisi yang dialaminya. Ia tak ubahnya seperti senam yang banyak diminati

orang. Dengan melakukannya secara kontinu, ia berharap badanya sehat dan

hidupnya sejahtera.

Page 24: MODUL AAI 2011

1) Syahdatain dan akhlak

Mengucapakan dua kalimah syahadah bukan kegiataan formalitas untuk

menjadi seorang muslim akan tetapi lebih jauh dan lebih dalam dari itu

adalah bukti keyakinannya yang kuat dan kejujuranya yang sempurna

serta keikhlasan yang mendalam dalam menerima islam sebagai syistem

hidup. Oleh karena itu Rasulullah menegaskan barang siapa yang

mengucapkan laa ilaaha illallah dengan hati yang jujur maka ia masuk

syurga ;

―tidak ada seorang hamba yang mengucapkan laa ilaaha illallah kemudia

mati dengan komitmen padanya melainkan ia masuk syurga‖ (HR. Bukhari)

―barang siapa yang menghadap Allah dengan dua kalimat syahadat tanpa

meragukan sedikitpun maka ia masuk syurga‖ (HR. Ahmad)

Dari dua hadits diatas, sangat jelas bahwa mengucapkan dua kalimat

syahadat bukan hanya sekedar ucapan lisan akan tetapi disertai dengan

keyakinan akan keberadaan-Nya, kejujuran (membenarkan ucapannya) dan

keikhlasan menjalankan konsekuensinya.

2) Shalat dan Akhlak

Al-Qur‘an Al-Karim dan As-sunnah Al-Muthahharah menyikap hakikat ini.

Shalat wajib misalnya, saat Allah memerintahkan melaksanakannya Dia

juga menjelaskan apa hikmahnya. Allah berfirman ;

―Bacalah apa yang telah dwahyukan kepaadamu, yaitu Al-kitab (Al-Qur‘an)

dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-

perbuatan) keji dan munkar. Dan sesunggunghny mengingat Allah (shalat)

adalah lebih besar (keutamaan dari ibadah-ibadah yang lain) dan Allah

mengetahui apa yng kamu kerjakan‖ (Al-Ankabut ; 45)

Menjauhkan diri dari keburukan dan mensucikan diri dari semua perkataan

serta amal buruk adalah hakikat shalat. Nabi meriwayatkan dari Rabbnya ;

―sesunguhnya aku menerima shalatnya seseorang yang tawadhu karena

keagungan-Ku, tidak sombong terhadap makhluk-Ku, tidak terus-menerus

melakukan maksiat terhadap-Ku, menhabiskan siangnya untuk berdzikir

kepada-Ku, menyayangi orang miskin, ibnu sabil dan janda serta

menyantuni orang yang terkena musibah‖ (HR. Al-Bazzar)

Page 25: MODUL AAI 2011

3) Zakat dan Akhlak

Zakat wajib bukan kas yang diambil dari kas. Namun, pertama-tama ia

merupakan bentuk penanaman perasaan kasih sayang, penguat hug bungan

antar orang-orang yang saling menegenal, serta penyatuan lintas strata

masyarakat. Al-Qur‘an menybutkan tujuan dikeluarkannya zakat ;

―Ambilah zakat dari sebagian rizqi mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo‘alah untuk mereka.

Sesungguhnya do‘amu adalah ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah

maha mendengar lagi maha mengetahui‖ (At-Taubah ; 103)

Membersihkan dari daki-daki kekurangan dan mengangkat masyarakat ke

tingkat keluhuran merupakan hikmah uatama zakat. Oleh karena itu nabi

memeperluas pemahaman sedekah agar seorang muslim melakukannya,

―senyum untuk saudaramu adalah sedekah, kamu memerintahkan yang

ma‘ruf dan mencegah yang munkar adalah sedekah. Kamu membeimbing

seseorang di tempat tersesatnya adalah sedekah, serta kamu menunjukan

jalan bagi yang lemah penglihatannya adalah sedekah, mengosongkan

embermu dengan mengisi ember soudaramu adalah sedekah. Menuntun

orang buta adalah sedekah.‖ (HR. Bukhari)

Ajaran semacam ini bagi masyarakat gurun pasir yang selama berabad-

abad berada dalam permusuhan dan pertikaian mengisyaratkan tujuan

yang dipaparkan oleh islam, yang membeimbing masyarakat arab jahiliyyah

yang gelap gulita itu.

4) Puasa dan Akhlak

Islam juga mengisyaratkan puasa. Ibadah ini tidak dipandang sebagai

larangan makan dan minum pada rentang waktu tertentu namun ia dianggap

sebagai tahapan larangan bagi jiwa manusia untuk memenuhi syahwatnya

yang berbahaya serta keinginannya yang bejat. Rasulullah bersabda ;

―Barang siapa yang tidak meninggalkan persaksian palsu dan tidak

meninggalkan perbuatan (karena persaksian palsu itu) maka Allah tidak

punya kepentingan apapun ketika ia meninggalkan makanan dam

meminumnya‖ (HR. Buhari)

―Bukanlah puasa itu hanya sekedar tidak makan dan minum. Puasa itu

adalah meninggalkan ucapan sia-sia dan kata-kata jorok. Jika seseorang

mencacimu atau berbuat jahil kepadamu maka katakan saja, ‗Aku sedang

puasa‖ (HR. Ibnu Khazanah)

Al-Qur‘an pun menyebutkan buah dari puasa, yaitu ;

Page 26: MODUL AAI 2011

―diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu

agar kalian bertaqwa‖ (Al-baqarah ;183)

5) Haji dan Akhlak

Haji bukan hanya wisata ibadah saja, jauh didalamnya ada maksud agung,

maksud luar biasa yang memang sengaja disyari‘atkan bagi yang mampu.

Pesan moral yang ingin diajarkan Allah sebagaiman firmannya adalah ;

― (musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang

menetapkan niatnya pada bulan itu akan mengerjakan haji maka tidak

boleh rafats. Berbuat fasik dan berbuat bantah-bantahan didalam masa

mengerjakan haji, dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan niscaya

Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesugguhnya sebaik-baik bekal

adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal‖

(Al-Baqarah : 197)

Inilah paparan ringkas tentang sebagian ibadah populer dalam islam dan dikenal sebagai

rukun-rukun utamanya. Jelaslah kiranya hubungan antara agama dengan akhlak.

Ibadah berbeda inti dan tampilannya. Namun ia bertemuju pada tataran tujuan

sebagaimana yang digambarkan Rasulullah dengan sabdanya ;

―sesungguhnya aku di utus untuk meyempurnakan akhlak mulia‖ (HR. Malik)

Kelemahan Akhlak adalah Bukti Lemahnya keimanan

Iman adalah kekuatan yang memelihara seseorang dari dunia dan mendorongnya

mencapai kemuliaan. Oleh karena itu ketika Allah menyeru hambanya menuju

kebaikan atu mewanti-wantinya melakukan kejahatan. Allah menjadikannya sebagai

konsekuensi keimanan yang kokoh tertancap didalam hati mereka. Sadarkah kita,

betapa sering Allah mengucapkan hal ini di dalam kitab-Nya, ―hai orang-orang

beriman ,,,, ― stelah itu Allah menyebutkan tugas yang dibebankan kepada kita,

―Hai orang –orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu

bersama orang-orang yang benar.‖ (At-Taubah ; 119)

Pemandu risalah menjelaskan bahwa keimanan yang kuat akan melahirkan akhlak

yang kuat pula. Dan kemerosotan akhlak disebabkan oleh lemahnya keimanan atau

mungkin imannya memang telah hilang.

Page 27: MODUL AAI 2011

―Rasa malu dan keimanan saling terikat satu sama lainnya. Jika slah satunya hilang

hilang pula yang lain‖ (HR. Hakim dan Tabrani)

Orang yang menyakiti tetangganya dan selalu mengatakan hal-hal buruk

kepadanya. Agama memberikan suatu penilaian terhadap itu sebagai suatu kekerasan.

Rasulullah bersabda ;

―Demi Allah dia tidak beriman, Demi Allah dia tidak beriman dan Demi Allah dia tidak

beriman‖, ada yang bertanya ; ―Siapa ya Rasulullah ?‖ Rasulullah menjawab ‗‖orang yang

apabila tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya‖ (HR. Al Bukhari)

Kita juga mendapati agar para pengikunya meninggalkan kegiatan yang sia-sia atau kasak

kusuk,

―barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya berkata baik

atau diam‖ (HR. Bukhari)

Demikianlah kemuliaan ditanam dan dikokohkan hingga muncul buahnya. Itu semua

bersumber dari kejujuran dan kesempurnaan iman. Hanya saja sebagian orang yang

mengaku sebagai muslim, mereka menampakan seolah-olah sangat peduli untuk

melaksanakan ibadah itu dan pada saat yang sama mereka melakukan hal yang sama

mereka melakukan perbuatan yang bertentangan dengan akhlak mulia dan keimanan yang

sesungguhnya. Perlu bimbingan yang berkelanjutan dan nasihat yang berkesinambungan

agar tertanam didalam hati dan pikiran bahwa iman, kebaikan dan akhlak adalah

komponen yang saing terikat dan tidak ada orang yang dapat memisahkannya.

Page 28: MODUL AAI 2011

EVALUASI PELAKSANAAN AAI

....../....................../...........

A. Agenda AAI

NO Barnamij ( agenda ) Realisasi Keterangan / Petugas

1 Iftitah ( pembukaan )

2 Tilawah ( 1 hal/ org ) s/d ayat

3 Kultum / tatsqif / kajian buku

5 Ta'limat

6 Materi inti

7 Infak majelis

8 Mutabaah

9 Problem solving

10 Ikhtitam

B. Mutaba‟ah yaumiyah ( evaluasi harian ) peserta

No Amalan Standar Inisial Peserta AAI

1 Kehadiran tepat

waktu

Keterlambatan (menit)

2 Tilawah (hal/pkn) 14 / pkn

3 Al Ma'tsurat (x/pkn) 7 / pkn

4 Sholat Jamaah (x/pkn) 30 / pkn

5 Qiyamul Lail (x/pkn) 1 / pkn

6 Sholat Dhuha 4 / pkn

7 Puasa Sunnah (x/pkn) 1 / pkn

8 Olah raga (x/pkn) 3 / pkn

9 Tatsqif / mengikuti

kajian kampus 1 / pkn

NB :

Petugas & tugas pekan depan ( ...... / ..... / ..... ) :

1) MC : ...

2) Kultum / tatsqif : ... materi/kitab : ...

3) Tugas : ...

Page 29: MODUL AAI 2011

―(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan

shalat.‖ (HR. Muslim)

Shalat tidak akan diterima tanpa bersuci." (HR. Muslim)

BAB 4

SHALAT DAN THAHARAH

Page 30: MODUL AAI 2011

ATTENTION !

Materi Inti : Shalat dan Thaharah

Sub Pokok Materi :

1)

2)

3)

Anjuran

1) Pemandu mengevaluasi agenda AAI dan keseharian peserta AAI di lembar

evaluasi yang telah di sediakan

2) Pemandu dalam menyampaikan materi hendaknya memperhatikan silabus

yang telah disediakan

3) Pemandu mengevaluasi ( meluruskan ) bacaan qur’an dan isi kultum yang

disampaikan oleh peserta AAI

4) Pemandu mengevaluasi kehadiran peserta AAI

5) Pemandu mengingatkan tugas dan petugas-petugas AAI pekan depan ; MC,

kultum / tatsif, dan tugas

Evaluasi kegiatan AAI

Tajwid saat tilwatil qur’an oleh pemandu

Keaktifan, meliputi absensi serta interaksi/keaktifan dalam forum

kepemanduan

Kondisi ibadah dan Akhlak ( penampilan, perkataan dan tingkah laku saat AAI)

Page 31: MODUL AAI 2011

Shalat dan Thaharah

1. Shalat

A. Perintah Sholat 5 ( lima ) waktu

Berikut beberapa hadist yang menceritakan Rasulullah Muhammad saw. menerima

perintah sholat lima waktu langsung dari Allah melalui peristiwa Isra‘ Mi‘raj:

Hadis Shahih Bukhari No.211 Jilid I.

Berita dari Anas bin Malik r.a mengatakan, ―Abu Dzar pernah bercerita, bahwa

Rasulullah s.a.w bersabda: Pada suatu waktu ketika aku berada di Mekah, tiba-tiba atap

rumahku dibuka orang. Maka turunlah Jibril, lalu dibedahnya dadaku, kemudian

dibersihkannya dengan air zamzam. Sesudah itu dibawanya sebuah bejana emas penuh

hikmat dan iman, lalu dituangkan kedadaku, dan sesudah itu dadaku dipertautkan

kembali. Lalu Jibril a.s membawaku naik ke langit. Ketika Jibril a.s meminta agar

dibukakan pintu, kedengaran suara bertanya: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril

a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya

lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Lalu

dibukakan pintu kepada kami.

Ketika aku bertemu dengan Nabi Adam a.s, beliau menyambutku serta mendoakan aku

dengan kebaikan. Seterusnya aku dibawa naik ke langit kedua. Jibril a.s meminta supaya

dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril.

Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s

ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Isa bin Mariam dan Yahya

bin Zakaria, mereka berdua menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku

dibawa lagi naik langit ketiga. Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran

suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi:

Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah

dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan

kepada kami.

Ketika aku bertemu dengan Nabi Yusuf a.s ternyata dia telah dikurniakan sebahagian

dari keindahan. Dia terus menyambut aku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku

dibawa lagi naik ke langit keempat. Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu.

Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya

lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi:

Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun

dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Idris a.s dia terus

Page 32: MODUL AAI 2011

menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit kelima.

Jibril a.s meminta supaya dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah

engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s

menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s

menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami.

Ketika aku bertemu dengan Nabi Harun a.s dia terus menyambutku dan mendoakan aku

dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit keenam. Jibril a.s meminta supaya

dibukakan pintu. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah engkau? Dijawabnya: Jibril.

Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s menjawab: Muhammad. Jibril a.s

ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s menjawab: Ya, dia telah diutuskan.

Pintu pun dibukakan kepada kami. Ketika aku bertemu dengan Nabi Musa a.s dia terus

menyambutku dan mendoakan aku dengan kebaikan. Aku dibawa lagi naik ke langit

ketujuh. Jibril a.s meminta supaya dibukakan. Kedengaran suara bertanya lagi: Siapakah

engkau? Dijawabnya: Jibril. Jibril a.s ditanya lagi: Siapakah bersamamu? Jibril a.s

menjawab: Muhammad. Jibril a.s ditanya lagi: Adakah dia telah diutuskan? Jibril a.s

menjawab: Ya, dia telah diutuskan. Pintu pun dibukakan kepada kami.

Ketika aku bertemu dengan Nabi Ibrahim a.s dia sedang berada dalam keadaan

menyandar di Baitul Makmur. Keluasannya setiap hari memuatkan tujuh puluh ribu

malaikat. Setelah keluar mereka tidak kembali lagi kepadanya. Kemudian aku dibawa ke

Sidratul Muntaha. Daun-daunnya besar umpama telinga gajah manakala buahnya pula

sebesar tempayan. Baginda bersabda: Ketika baginda merayau-rayau meninjau kejadian

Allah s.w.t, baginda dapati kesemuanya aneh-aneh. Tidak seorang pun dari makhluk Allah

yang mampu menggambarkan keindahannya. Lalu Allah s.w.t memberikan wahyu kepada

baginda dengan mewajibkan sembahyang lima puluh waktu sehari semalam.

Tatkala baginda turun dan bertemu Nabi Musa a.s, dia bertanya: Apakah yang telah

difardukan oleh Tuhanmu kepada umatmu? Baginda bersabda: Sembahyang lima puluh

waktu. Nabi Musa a.s berkata: Kembalilah kepada Tuhanmu, mintalah keringanan kerana

umatmu tidak akan mampu melaksanakannya. Aku pernah mencoba Bani Israel dan

memberitahu mereka. Baginda bersabda: Baginda kemudiannya kembali kepada Tuhan

dan berkata: Wahai Tuhanku, berilah keringanan kepada umatku. Lalu Allah s.w.t

mengurangkan lima waktu sembahyang dari baginda. Baginda kembali kepada Nabi Musa

a.s dan berkata: Allah telah mengurangkan lima waktu sembahyang dariku. Nabi Musa a.s

berkata: Umatmu masih tidak mampu melaksanakannya. Kembalilah kepada Tuhanmu,

mintalah keringanan lagi. Baginda bersabda: Baginda tak henti-henti berulang-alik antara

Tuhan dan Nabi Musa a.s, sehinggalah Allah s.w.t berfirman Yang bermaksud: Wahai

Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan hanyalah lima waktu sehari semalam. Setiap

sembahyang fardu diganjarkan dengan sepuluh ganjaran. Oleh yang demikian, bererti

lima waktu sembahyang fardu sama dengan lima puluh sembahyang fardu. Begitu juga

Page 33: MODUL AAI 2011

sesiapa yang berniat, untuk melakukan kebaikan tetapi tidak melakukanya, nescaya akan

dicatat baginya satu kebaikan. Jika dia melaksanakannya, maka dicatat sepuluh kebaikan

baginya. Sebaliknya sesiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak

melakukannya, nescaya tidak sesuatu pun dicatat baginya. Seandainya dia melakukannya,

maka dicatat sebagai satu kejahatan baginya. Baginda turun hingga sampai kepada Nabi

Musa a.s, lalu aku memberitahu kepadanya. Dia masih lagi berkata: Kembalilah kepada

Tuhanmu, mintalah keringanan. Baginda menyahut: Aku terlalu banyak berulang alik

kepada Tuhan, sehingga menyebabkan aku malu kepada-Nya. Kemudian Jibril membawaku

hingga ke Sidratul Muntaha. Tempat mana ditutup dengan aneka warna yang aku tak tau

warna-warna apa namanya. Sesudah itu aku dibawa masuk ke dalam surga, dimana

didalamnya terdapat mutiara bersusun-susun sedang buminya bagaikan kasturi.

B. Hikmah Shalat 5 ( lima ) waktu

Ali bin Abi Talib r.a berkata :

Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansyar,

maka dengan tiba – tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi, lalu berkata: Ya

Muhammad, kami hendak tanya kepada kamu kalimat – kalimat yang telah diberikan oleh

Allah kepada Nabi Musa AS, yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah

atau malaikat muqarrabin Lalu Rasullullah SAW, bersabda : Silahkan bertanya. Berkata

orang Yahudi: Silahkan terangkan kepada kami tentang lima waktu yang diwajibkan oleh

Allah ke atas umatmu, Sabda Rasullullah SAW: Sholat Zuhur jika tergelincir matahari,

maka bertasbihlah segala sesuatu kepada TuhanNya, Sholat Asar itu ialah saat ketika

Nabi Adam AS, memakan buah Khuldi, Sholat Maghrib itu adalah saat Allah menerima

taubat Nabi Adam A.S, maka setiap mukmin yang sholat Maghrib dengan ikhlas kemudian

dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan

permintaannya, Sholat Isya itu ialah sholat yang dikerjakan oleh para Rasul – Rasul

sebelumku, Sholat Subuh adalah sebelum terbit matahari, ini karena apabila matahari

terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan disitu sujudnya tiap orang kafir.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah SAW, maka mereka

berkata: Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, katakanlah kepada kami

apakah pahala yang akan di dapati oleh orang yang sholat.

Rasullullah SAW bersabda: Jagalah waktu-waktu sholat terutama sholat yang

pertengahan, Sholat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam, orang mukmin yang

mengerjakan sholat pada ketika itu akan diharamkan keatasnya uap api neraka Jahanam

pada hari Kiamat.

Page 34: MODUL AAI 2011

Sabda Rasullullah SAW lagi: Manakala sholat Asar, adalah saat di mana Nabi

Adam AS. Memakan buah Khuldi, Orang mukmin yang mengerjakan sholat Asar akan

diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.

Setelah itu Rasullullah SAW membaca ayat yang bermaksud : Jagalah waktu –

waktu sholat terutama sekali sholat yang pertengahan, sholat Maghrib itu adalah saat di

mana taubat Nabi Adam A.S, diterima, Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan sholat

Maghrib kemudian meminta sesuatu dari Allah maka Allah akan perkenankan.

Sabda Rasullullah S.A.W.: Sholat Isya (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat

gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam

malam yang gelap untuk pergi menunaikan sholat Isya berjamaah , Allah S.W.T.

haramkan dari terkena nyalanya api neraka dan diberinya cahaya untuk menyeberangi

titian sirath.

Sabda Rasullullah S.A.W. seterusnya: Sholat Subuh pula, seorang mukmin yang

mengerjakan sholat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberi oleh Allah S.W.T.

dua kebebasan yaitu:

1. Dibebaskan dari api neraka.

2. Dibebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W. maka mereka

berkata: Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (S.A.W). Kini

katakan pula kepada kami semua kenapakah Allah S.W.T. mewajibkan puasa 30 hari ke

atas umatmu?

Sabda Rasullullah S.A.W. : Ketika Nabi Adam memakan buah pohon yang dilarang, lalu

makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam A.S. selama 30 hari. Kemudian Allah

S.W.T. mewajibkan ke atas keturunan Adam A.S. berlapar selama 30 hari. Sementara

izin makan di waktu malam itu adalah sebagai karunia Allah S.W.T. kepada makhlukNya.

Kata orang Yahudi: Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu.

Kini terangkan kepada kami ganjaran pahala yang diperolehi dari puasa itu.

Sabda Rasullullah S.A.W.: Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan

dengan ikhlas kepada Allah S.W.T. dia akan diberi oleh Allah S.W.T. tujuh perkara:

1. Akan dicairkan daging haram yg tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh

dengan makanan yang haram) .

2. Rahmat Allah senantiasa dekat dengannya.

Page 35: MODUL AAI 2011

3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.

4. Dijauhkan dari merasa lapar dan haus.

5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang sangat mengerikan).

6. Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T. pada hari Kiamat untuk menyeberang titian

sirath.

7. Allah S.W.T. akan memberinya kemudian di syurga.

Kata orang Yahudi : Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada

kami kelebihanmu antara semua para nabi-nabi

Sabda Rasullullah S.A.W.: Seorang nabi mengunakan doa mustajabnya untuk

membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan

memberi syafaat pada umat saya di hari kiamat).

Kata orang Yahudi : Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, kini kami mengakui

dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa asyhadu anna Muhammada Rasulullah (kami

percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan engkau utusan Allah). Dan sesungguhnya

akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan

harta , jiwa dan buah2an. Dan berilah berita gembira kepada orang2 yang sabar. (Al-

Baqarah [2] : 155)

Disebutkan di dalam satu riwayat, bahawasanya apabila para makhluk dibangkitkan

dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing masing selama 44 tahun

umur akhirat dalam keadaan tidak makan dan tidak minum, tidak duuduk dan tidak

berbicara.

Bertanya orang kepada Rasulullah S.A.W. : Bagaimana kita dapat mengenali orang-

orang mukmin kelak di hari qiamat? Maka jawabnya Rasulullah S.A.W, Umat dikenal

karena wajah mereka putih disebabkan oleh wudhu.

Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil

membersihkan debu di badan mereka kecuali pada tempat sujud. Bekas sujud tidak

dihilangkan. Maka memanggillah dari zat yang memanggil.

Bukanlah debu itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu keimanan

mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian Siratul Mustaqim

dan memasuki alam syurga, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui

bahwa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hambaKu.

Page 36: MODUL AAI 2011

C. Hukum Meninggalkan Shalat

Para ulama sepakat bahwa meninggalkan shalat termasuk dosa besar yang lebih

besar dari dosa besar lainnya

Ibnu Qayyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, ―Kaum muslimin bersepakat

bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling

besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina,

mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat

hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.‖ (Ash

Sholah, hal. 7)

Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kaba‘ir, Ibnu Hazm –rahimahullah- berkata,

―Tidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat

hingga keluar waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa

dibenarkan.‖ (Al Kaba‘ir, hal. 25)

Adz Dzahabi –rahimahullah- juga mengatakan, ―Orang yang mengakhirkan shalat

hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat

secara keseluruhan -yaitu satu shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan

mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh

karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar

sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang

yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa).‖ (Al Kaba‘ir, hal.

26-27)

Apakah orang yang meninggalkan shalat, kafir alias bukan muslim?

Dalam point sebelumnya telah dijelaskan, para ulama bersepakat bahwa

meninggalkan shalat termasuk dosa besar bahkan lebih besar dari dosa berzina dan

mencuri. Mereka tidak berselisih pendapat dalam masalah ini. Namun, yang menjadi

masalah selanjutnya, apakah orang yang meninggalkan shalat masih muslim ataukah telah

kafir?

Asy Syaukani -rahimahullah- mengatakan bahwa tidak ada beda pendapat di

antara kaum muslimin tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat karena

mengingkari kewajibannya. Namun apabila meninggalkan shalat karena malas dan tetap

meyakini shalat lima waktu itu wajib -sebagaimana kondisi sebagian besar kaum muslimin

saat ini-, maka dalam hal ini ada perbedaan pendapat (Lihat Nailul Author, 1/369).

Mengenai meninggalkan shalat karena malas-malasan dan tetap meyakini shalat itu wajib,

ada tiga pendapat di antara para ulama mengenai hal ini :

Page 37: MODUL AAI 2011

1) Pendapat pertama mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat harus

dibunuh karena dianggap telah murtad (keluar dari Islam). Pendapat ini adalah

pendapat Imam Ahmad, Sa‘id bin Jubair, ‗Amir Asy Sya‘bi, Ibrohim An Nakho‘i,

Abu ‗Amr, Al Auza‘i, Ayyub As Sakhtiyani, ‗Abdullah bin Al Mubarrok, Ishaq bin

Rohuwyah, ‗Abdul Malik bin Habib (ulama Malikiyyah), pendapat sebagian ulama

Syafi‘iyah, pendapat Imam Syafi‘i (sebagaimana dikatakan oleh Ath Thohawiy),

pendapat Umar bin Al Khothob (sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hazm), Mu‘adz

bin Jabal, ‗Abdurrahman bin ‗Auf, Abu Hurairah, dan sahabat lainnya.

2) Pendapat kedua mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat dibunuh

dengan hukuman had, namun tidak dihukumi kafir. Inilah pendapat Malik, Syafi‘i,

dan salah salah satu pendapat Imam Ahmad.

3) Pendapat ketiga mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat karena

malas-malasan adalah fasiq (telah berbuat dosa besar) dan dia harus dipenjara

sampai dia mau menunaikan shalat. Inilah pendapat Hanafiyyah. (Al Mawsu‘ah Al

Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 22/186-187)

Jadi, intinya ada perbedaan pendapat dalam masalah ini di antara para ulama

termasuk pula ulama madzhab. Bagaimana hukum meninggalkan shalat menurut Al Qur‘an

dan As Sunnah? Silakan simak pembahasan selanjutnya.

Pembicaraan orang yang meninggalkan shalat dalam Al Qur‟an

Banyak ayat yang membicarakan hal ini dalam Al Qur‘an, misalnya Allah Ta‘ala

berfirman,

―Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat

dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui al ghoyya, kecuali

orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.‖ (QS. Maryam: 59-60)

Ibnu Mas‘ud radhiyallahu ‗anhuma mengatakan bahwa ‗ghoyya‘ dalam ayat tersebut

adalah sungai di Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat

dalam. (Ash Sholah, hal. 31)

Dalam ayat diatas, Allah menjadikan tempat ini –yaitu sungai di Jahannam-

sebagai tempat bagi orang yang menyiakan shalat dan mengikuti syahwat (hawa nafsu).

Seandainya orang yang meninggalkan shalat adalah orang yang hanya bermaksiat biasa,

tentu dia akan berada di neraka paling atas, sebagaimana tempat orang muslim yang

berdosa. Tempat ini (ghoyya) yang merupakan bagian neraka paling bawah, bukanlah

tempat orang muslim, namun tempat orang-orang kafir.

Page 38: MODUL AAI 2011

Pembicaraan orang yang meninggalkan shalat dalam Hadits

Salah satu hadits yang membicarakan masalah shalat adalah dari Jabir bin

‗Abdillah, Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,

―(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan

shalat.‖ (HR. Muslim no. 257)

Para sahabat ber-ijma‟ (bersepakat) bahwa meninggalkan shalat adalah kafir

Umar mengatakan,

―Tidaklah disebut muslim bagi orang yang meninggalkan shalat.‖

Mayoritas sahabat Nabi menganggap bahwa orang yang meninggalkan shalat

dengan sengaja adalah kafir sebagaimana dikatakan oleh seorang tabi‘in, Abdullah bin

Syaqiq. Beliau mengatakan,

―Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‗alaihi wa sallam tidaklah pernah

menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat.‖

Perkataan ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Abdullah bin Syaqiq Al ‗Aqliy seorang

tabi‘in dan Hakim mengatakan bahwa hadits ini bersambung dengan menyebut Abu

Hurairah di dalamnya. Dan sanad (periwayat) hadits ini adalah shohih. (Lihat Ats Tsamar

Al Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitab, hal. 52)

2. Thaharah

a) Makna Thaharah

Bersuci dalam istilah syar'i dikenal dengan ―Thaharah‖ . Sedangkan thaharah

menurut bahasa adalah kebersihan atau bersih dari berbagai kotoran, baik yang bersifat

hissi (nyata) seperti air kencing, kotoran manusia, dan selainnya; maupun yang bersifat

maknawi seperti aib dan perbuatan maksiat. Sedangkan kata tathhir bermakna tandzif

(membersihkan), yaitu membersihkan pada tempat yang terkotori.

Adapun secara syar'i, thaharah adalah menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangi

shalat berupa hadats atau najis dengan menggunakan air dan debu (tanah) yang suci lagi

menyucikan dengan tata cara yang telah ditentukan oleh syari‘at.

Page 39: MODUL AAI 2011

b) Hukum Thaharah

Menghilangkan dan menyucikan najis adalah wajib, jika diketahui dan mampu

melakukannya.

Allah berfirman,

"Dan pakaianmu bersihkanlah." (QS. Al-Mudatstsir: 4)

"Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk

orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujudi'." (QS. Al-Baqarah:

125)

Sementara menyucikan diri dari hadats hukumnya wajib jika ingin melaksanakan

shalat. Dasarnya adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

"Shalat tidak akan diterima tanpa bersuci." (HR. Muslim)

Menghilangkan dan menyucikan najis adalah wajib, jika diketahui dan mampu

melakukannya.

c) Urgensi Thaharah

Kegiatan bersuci atau thaharah memiliki peran yang penting dalam syariat Islam, di

antaranya:

1. Menjadi syarat sahnya shalat

Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Tidak diterima shalat orang yang

berhadats hingga dia berwudlu." (Muttafaq 'alaih)

Oleh karenanya, bab thaharah selalu didahulukan dalam pembahasan-pembahasan

fiqih karena thaharah (bersuci) merupakan salah satu syarat sahnya shalat. Sedangkan

shalat adalah rukun Islam kedua sesudah dua kalimat syahadat. Jadi, syarat sahnya

shalat tentu harus didahulukan pembahasannya daripada yang disyaratkan, yaitu shalat.

Bab thaharah selalu didahulukan dalam pembahasan-pembahasan fiqih karena thaharah

(bersuci) merupakan salah satu syarat sahnya shalat.

Mengerjakan shalat dengan bersuci terlebih dahulu menunjukkan pengagungan

kepada Allah. Sementara hadats dan junub -walau bukan najis yang terlihat- adalah najis

maknawi yang menyebabkan kotornya sesuatu yang berhubungan dengannya.

Page 40: MODUL AAI 2011

Keberadaannya bisa menghilangkan pengagungan kepada Allah dan menafikan prinsip

kebersihan.

2. Allah memuji orang-orang yang bersuci

Firman Allah, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan

menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (QS. Al-Baqarah; 222)

Allah juga memuji para penghuni masjid Quba' dalam firman-Nya,

"Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari

pertama adalah lebih patut kamu bershalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang

yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih." (QS. At-

Taubah: 108)

Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya menyebutkan hadits Abu Hurairah

radliyallah 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "ayat ini

diturunkan pada ahli Quba, "Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri".

Beliau bersabda, "mereka beristinja' (bercebok) dengan air, maka diturunkanlah ayat ini

menerangkan kondisi mereka."

Dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

menanyakan aktifitas thaharah yang dilakukan penduduk Quba' sehingga Allah memuji

mereka. Lalu mereka menjawab, "demi Allah, wahai Rasulullah, kami tidak tahu apa-apa,

kecuali kami memiliki tetangga dari kalangan Yahudi yang mencuci dubur mereka

(bercebok dengan air) sehabis buang air, lalu kami bercebok sebagaimana yang mereka

lakukan."

3. Kelalaian membersihkan diri dari najis menjadi salah satu sebab turunnya

siksa kubur.

Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas radliyallah 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu

'alaihi wasallam melewati dua kubur lalu beliau bersabda:

"Sesungguhnya penghuni dua kubur ini sedang di adzab. Dan tidaklah mereka berdua

diadzab karena suatu perkara yang besar (sulit untuk dikerjakan). Adapun orang ini, ia

tidak membersihkan diri dari air kencingnya . . ." (HR. Abu Dawud, an-Nasa'i, dan Ibnu

Majah dengan sanad shahih).

Page 41: MODUL AAI 2011

"Sesungguhnya penghuni dua kubur ini sedang di adzab. Dan tidaklah mereka berdua

diadzab karena suatu perkara yang besar (sulit untuk dikerjakan). Adapun orang ini, ia

tidak membersihkan diri dari air kencingnya . . ." al-Hadits

d) Jenis-jenis Thaharah

Ulama membagi thaharah syar'iyah atau bersuci yang dituntunkan oleh syariat

menjadi dua macam.

1. Pertama, thaharah haqiqiyah, yaitu thaharah atau bersuci dari najis yang

terdapat pada tubuh, pakaian, dan tempat.

2. Kedua, thaharah hukmiyah, yaitu thaharah atau bersuci dari hadats. Hal ini

khusus pada badan. Thaharah jenis ini terbagi menjadi tiga macam: thaharah

kubra, yaitu mandi; dan thaharah shughra, yaitu berwudlu; Tayamum sebagai

pengganti keduanya bila tidak mampu melakukan keduanya.

Page 42: MODUL AAI 2011

EVALUASI PELAKSANAAN AAI

....../....................../...........

A. Agenda AAI

NO Barnamij ( agenda ) Realisasi Keterangan / Petugas

1 Iftitah ( pembukaan )

2 Tilawah ( 1 hal/ org ) s/d ayat

3 Kultum / tatsqif / kajian buku

5 Ta'limat

6 Materi inti

7 Infak majelis

8 Mutabaah

9 Problem solving

10 Ikhtitam

B. Mutaba‟ah yaumiyah ( evaluasi harian ) peserta

No Amalan Standar Inisial Peserta AAI

1 Kehadiran tepat

waktu

Keterlambatan (menit)

2 Tilawah (hal/pkn) 14 / pkn

3 Al Ma'tsurat (x/pkn) 7 / pkn

4 Sholat Jamaah (x/pkn) 30 / pkn

5 Qiyamul Lail (x/pkn) 1 / pkn

6 Sholat Dhuha 4 / pkn

7 Puasa Sunnah (x/pkn) 1 / pkn

8 Olah raga (x/pkn) 3 / pkn

9 Tatsqif / mengikuti

kajian kampus 1 / pkn

NB :

Petugas & tugas pekan depan ( ...... / ..... / ..... ) :

1) MC : ...

2) Kultum / tatsqif : ... materi/kitab : ...

3) Tugas : ...

Page 43: MODUL AAI 2011

“ Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ? kalau kiranya Al-Qur’an

itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak

didalamnya”

(An-Nisa’ ; 82

BAB

5

AL-QURAN MANHAJUL HAYAH

Page 44: MODUL AAI 2011

ATTENTION !

Materi Inti : Al-Quran Manhajul Hayyah

Sub Pokok Materi :

1)

2)

3)

Anjuran

1) Pemandu mengevaluasi agenda AAI dan keseharian peserta AAI di lembar

evaluasi yang telah di sediakan

2) Pemandu dalam menyampaikan materi hendaknya memperhatikan silabus

yang telah disediakan

3) Pemandu mengevaluasi ( meluruskan ) bacaan qur’an dan isi kultum yang

disampaikan oleh peserta AAI

4) Pemandu mengevaluasi kehadiran peserta AAI

5) Pemandu mengingatkan tugas dan petugas-petugas AAI pekan depan ; MC,

kultum / tatsif, dan tugas

Evaluasi kegiatan AAI

Tajwid saat tilwatil qur’an oleh pemandu

Keaktifan, meliputi absensi serta interaksi/keaktifan dalam forum

kepemanduan

Kondisi ibadah dan Akhlak ( penampilan, perkataan dan tingkah laku saat AAI)

Page 45: MODUL AAI 2011

Al-Quran Mnhajul Hayyah

1. Pengertian Al-Qur‟an

Al-Qur‘an adalah kitab suci yang telah diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW dan kita (sebagai muslim) wajib mengimaninya.

Secara bahasa Al-Qur‘an artinya bacaan atau yang dibaca. Didalam Al-Qur‘an

sendiri ada pemakaian kat ―Qur‘an‖ ;

―sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulakannya (didalam) dan

(membuatmu pandai) membacanya. Apabila telah selesai kami telah membacanya, maka

ikutilah bacaan itu‖ (Al-Qiyamah; 17-18)

Adapun secara istilah Al-Qur‘an adalah kalam Allah SWT, yang merupakan

mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad SAW dan ditulis di

mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.

2. Nama-nama Al-Qur‟an

Nama-nama lain kitab suci Al-Qur‘an adalah sebagai berikut ;

Al-Kitab (Al-Baqarah ;2)

Al-Furqan (Al-Furqan; 1)

Adz-Dzikr (Al-Hijr; 9)

Al-Mau‘idzah (Yunus; 57)

Al-Huda (Al-Jin; 13)

Selain nama-nama diatas imam As-Suyuti dalam kitabnya Al-Itqan, menyebutkan

nama-nama lain Al-Qur‘an sebagai berikut ;

Busyra (kabar gembira) ; AL-Baqarah 97

Ilmu (ilmu pengetahuan); Al-Baqarah 145

Al-Urwatul Wutsqa (ikatan yang kuat) Al-Baqarah 256

Haqq (kebenaran) ; Al-Imran; 62

Hablullah (tali Allah) ; Al-Imran 103

Bayanun Linnas (keterangan bagi manusia) Al-Imran 138

Munadiy (penyeru) ; Al-Imran 193

Nurun Mubin (cahaya yang terang) ; An-Nisa 174

Muhaimin (Penyaksi) ; Al-Maidah 8

‗Adl (keadilan) ; Al-An‘am 115

Shiratal Mustaqim (jalan yang lurus) ; Al-An‘am 153

Basha‘ir (penjelasan) ; Al-A‘raf 203

Page 46: MODUL AAI 2011

Kalamullah (kalam Allah) ; At-Taubah ; 6

Hakim (yang bijaksana) ; Yunus 1

Dll

3. Fungsi Al-Qur‟an

Dalam hubungannya Al-Qur‘an dengan kitab suci lain yang diturunkan Allah adalah

sebagai berikut ;

1) Nasikh, baik lafadz maupun hukum, terhadap kitab-kitab sebelumnya.

Artinya semua kitb terdahulu dinyatakan tidak berlaku. Satu-satunya

kitab suci yang berlaku dan wajib diikuti dan dilaksanakan petinjuknya

hanyalah Al-Qur‘an. (Al-Maidah ;8)

2) Muhaimin atau batu ujian terhadap kebenaran kitab-kitab sebelumnya.

Maksudnya Al-Qur‘an-lah yang menjadi penyempurna kitab-kitab

sebelumnya.

3) Mushaddiq (menguatkan kebenaran-kebenaran) pada kitab-kitab Allah

sebelumnya. Seperti berita kedatangan nabi dan Rasul yang terakhir

uyang disebutkan dalam kitab Taurat dan Injil dibenarkan oleh Al-Qur‘an

dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW

4. Keistimewaan Al-Qur‟an

Al-Qur‘an memiliki banyak keistimewaan, diantaranya ;

Berlaku umum untuk semua manusia, dimana dan kapanpun mereka berada

sampai akhir zaman.

―Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur‘an) kepada

hamba-Nya, agar dia menjadi peringatan kepada seluruh alam‖ (Al-Furqan

;1)

Ajaran al-Quran mencakup seluruh Aspek kehidupan seperti aspek

ekonomi, sosial, budaya, lainyhukum, seni dan pendidikan lainnya.

―Tiadalah Kami alpakan sesuatu didalam Al-Kitab (Al-An‘am 8)

Mendapat jaminan yang datangnya langsung dari Allah SWT

―Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur‘an dan sesungguhnya Kami benar-

benar memeliharanya‖ (Al-Hijr ;9)

Allah SWT menjadikan mudah difahami, dihafal dan diamalkan

―Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka

adakah orang yang mengambil pelajaran ?‖ (Al-Qamar 17)

Al-Qur‘an berfungsi sebagai Nasikh, Muhaimin, dan Mushaddiq terhadap

kitab suci sebelumnya

Al-Quran berfungsi sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW

Page 47: MODUL AAI 2011

5. Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Al-Qur‟an

Terhadap kitab suci selain Al-Qur‘an seorang muslim hanya diwajibkan keberadaan

dan kebenarannya tanpa kewajiban mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkannya.

Sedangkan Al-Qur‘an membawa konsekuensi yang lebih luas seperti, mempelajarinya,

mengamalkannya dan mendakwahkannya serta membelanya dari serangan musuh-musuh

islam. adapun yang lebih rinci kewajiban muslim terhadap Al-Qur‘an adalah sebagai

berikut ;

1) Mengimani bahwa Al-Qur‘an adalah kitab Allah yang terakhir yang berfungsi

sebagai nasikh,mushaddiq, dan muhaimin bagi kitab kitab selain Al-Quran yang

diturunkan Allah SWT

2) Mempelajari Al-Qur‘an baik cara membacanya, makna, tafsirnya maupun ilmu-ilmu

lain yang berhubungan dengan Allah

3) Membaca Al-Qur‘an sebanyak dan sebaik mungkin

4) Mengamalkan ajaran Al-Qur‘an dalam kehidupanya, baik pribadi, keluarga

bermasyarakat bernegara maupun kehidupan internasional. Baik dibidang

ekonomi, sosial, budaya dll

5) Mengakarkan Al-Qur‘an kepada orang lain sehingga mereka dapat membaca,

memahami dan mengamalkannya

6. Adab dan Sunnah Membaca Al-Quran

Membaca ta‘awudz

Membaca basmallah jika diawal surat

Berwudhu

Menggosok gigi/ bersiwak

Menghadap kiblat

Mengeraskan suara kecuali jika ada yang merasa terganggu kekhusyuannya dalam

ibadah dll

Mentadaburi maknanya

Mempelajari tafsirnya

Mengamalkan nilai-nilai yang tterkandung didalamnya dalam kehidupan sehari-hari

Page 48: MODUL AAI 2011

EVALUASI PELAKSANAAN AAI

....../....................../...........

A. Agenda AAI

NO Barnamij ( agenda ) Realisasi Keterangan / Petugas

1 Iftitah ( pembukaan )

2 Tilawah ( 1 hal/ org ) s/d ayat

3 Kultum / tatsqif / kajian buku

5 Ta'limat

6 Materi inti

7 Infak majelis

8 Mutabaah

9 Problem solving

10 Ikhtitam

B. Mutaba‟ah yaumiyah ( evaluasi harian ) peserta

No Amalan Standar Inisial Peserta AAI

1 Kehadiran tepat

waktu

Keterlambatan (menit)

2 Tilawah (hal/pkn) 14 / pkn

3 Al Ma'tsurat (x/pkn) 7 / pkn

4 Sholat Jamaah (x/pkn) 30 / pkn

5 Qiyamul Lail (x/pkn) 1 / pkn

6 Sholat Dhuha 4 / pkn

7 Puasa Sunnah (x/pkn) 1 / pkn

8 Olah raga (x/pkn) 3 / pkn

9 Tatsqif / mengikuti

kajian kampus 1 / pkn

NB :

Petugas & tugas pekan depan ( ...... / ..... / ..... ) :

1) MC : ...

2) Kultum / tatsqif : ... materi/kitab : ...

3) Tugas : ...

Page 49: MODUL AAI 2011

“Dan orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkou mengikuti agama mereka”

(Al-Baqarah ; 120)

BAB

6

GOZWUL FIKR (PERANG PEMIKIRAN)

Page 50: MODUL AAI 2011

ATTENTION !

Materi Inti : Problematika Umat “ Ghazwul Fikr” (Perang Pemikiran)

Sub Pokok Materi :

1)

2)

3)

Anjuran

1) Pemandu mengevaluasi agenda AAI dan keseharian peserta AAI di lembar

evaluasi yang telah di sediakan

2) Pemandu dalam menyampaikan materi hendaknya memperhatikan silabus

yang telah disediakan

3) Pemandu mengevaluasi ( meluruskan ) bacaan qur’an dan isi kultum yang

disampaikan oleh peserta AAI

4) Pemandu mengevaluasi kehadiran peserta AAI

5) Pemandu mengingatkan tugas dan petugas-petugas AAI pekan depan ; MC,

kultum / tatsif, dan tugas

Evaluasi kegiatan AAI

Tajwid saat tilwatil qur’an oleh pemandu

Keaktifan, meliputi absensi serta interaksi/keaktifan dalam forum

kepemanduan

Kondisi ibadah dan Akhlak ( penampilan, perkataan dan tingkah laku saat AAI)

Page 51: MODUL AAI 2011

Ghazwul Fikr

Pengertian Ghozwul Fikri

Secara bahasa;

Ghozwul Fikri terdiri dari dua kata; ghozwah dan Fikr. Ghozwah berarti

serangan, serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan di sini

berbeda dengan serangan dan serbuan dalam qital (perang).

Secara Istilah;

Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah

apa yang ada di dalanmya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang

benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal tak islami.

Tujuan Ghozwul Fikr yang tergambar dalam Al-qur‟an

1. Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. QS. 17:73 ; QS.:49

―Dan mereka hampir memalingkan kamu Muhammad dari apa yang telah kami

wahyukan kepadamu, agar engkou mengada-ngada yang lain terhadap kami dan

jika demikian tentu mereka menjadikan engkou sahabat yang setia‖ (Al-Isra‘ ; 73)

2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam agama kafir. QS.

2;217, QS. 2;120

―Dan orang–orang yahudi dan nasrani tidak akan rela kepadamu (muhammad)

sebelum engkou mengikuti agama mereka‖ (Al-Baqarah ;120)

3. Memadamkan cahaya (agama) Allah. QS. 61;8, QS. 9;32

―Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-

ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, malah berkehendak menyempurnakan

cahanya-Nya. Walaupun orang-orang kafir tidak menyukai‖ (At-tubah; 32)

4. Umat Islam mengabaikan Al-Qur‘an dan As-Sunnah QS 25:30

―Dan Rasul (Muhammad) berkata ;‖Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah

menjadikan al-qur‘an diabaikan‖ (Al-furqan ;30)

5. Menumbuhkan rasa minder dan rendah diri QS 3:139

―dan jangnlah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati, sebab kamu

paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman‖ (Al-imran ;139)

6. Ikut-ikutan QS 17:36

―Dan jangnlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena

pendengaran, penglihatan, dan hati nurani. Semua itu akan dimintai pertanggung

jawabanny‖ (Al-isra‘; 36)

7. Umat islam terpecah-belah QS 30:32

―yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka menjadi beberapa

golongan. Setiap golongan bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka‖

(Ar-rum; 32)

Page 52: MODUL AAI 2011

Metode Ghozwul Fikri

1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas.

Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan)

Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan pendangkalan kaum

muslimin terhadap agamanya.

Tasywih (Pencemaran/pelecehan)

Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum muslimin terhadap

Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.

Tadhlil (penyesatan)

Upaya orana kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus sampai cara yang

kasar.

Taghrib (pembaratan/westernisasi)

Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong kaum muslimin

agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.

2. Menyerang Islam dari dalam

Penyebaran faham sekuralisme

Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan

bernegara.

Penyebaran faham nasionalisme

Nasionalisme membunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan azas kekuatan

umat Islam.

Pengrusakan akhlak umat lslam terutama para pemudanya.

Sarana Ghozwul Fikri

1) Media massa :

Cetak ; koran, majalah, buletin, poster dll yang berisi pemikiran-

pemikiran sesat, gambar porno, dan hal-hal yang melenakan manusia hingga

lupa kehidupan akhirat

Elektronika ; TV, internet, radio dll semuanya berisi unsur-unsur

pornografi atau penyebaran pemikiran sesat, dan hal-hal yang tidak mendidik,

yang ada akhirnya membuat manusia lalai terhadap perintah-Nya

2) Mode/ Fashion ; Atas nama mode/ fashion mereka (orang kafir) merusak

akhlak dan kebuayan islam. Seperti pakaian wanita yang semakin lama

semakin memamerkan aurat

3) Lembaga-lembaga pemerintahan, seperti ;

Lembaga pendidikan ; mengembor-gemborkan pendidikan sex

Lembaga sosial ; menjunjung tinggi hakasasi manusia tidak

pada tempatnya, (KB, emansipasi, pernikahan sejenis dll), dll

Page 53: MODUL AAI 2011

Kelemahan umat Islam dari sisi intelektualitasnya, meliputi ;

1. Dho‟fut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan)

Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal (pengkaderan) sangat

dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika pendidikan juga pembinaan dan

pengkaderan lemah maka akan mustahil melahirkan anasir-anasir dalam nadhatul

umat (kebangkitan umat).

2. Dho‟fut Tsaqofah (lemah dalam ilmu pengetahuan)

Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi

umat Islam terasa tertinggal bila dibandingkan umat yang lainnya, ini disebabkan

karena wawasan umat Islam yang sempit dan terbatas juga lemah dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan ini disebabkan kemauan umat untuk menuntut ilmu

sangat rendah.

3. Dho‟fut Takhthith (lemah dalam perencanaan-perencanaan).

Umat Islam sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas. Rencana perjuangannya

penuh dengan misteri. Hal tersebut disebabkan umat Islam tidak diproduk dari

pembinaan-pembinaan yang baik dan tidak memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang

memadai.

4. Dho‟fut Tanjim (lemah dalam pengorganisasian)

Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan yang mengibarkan bendera kebathilan, mereka

membangun pengorganisasian yang solid sementara umat Islam lemah dalam

pengorganisasian sehingga kebathilan akan di atas angin sedangkan umat Islam akan

menjadi pihak yang kalah. Sesuai perkataan khalifah Ali ra ―Kebenaran tanpa sistem

yang baik akan dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisasi dengan baik‖.

5. Dho‟ful Amniyah (lemah dalam keamanan)

Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan kekayaan baik moril

dan materil sehingga negeri-negeri muslim yang kaya akan sumber daya alam

dirampok oleh negeri-negeri non muslim. Begitu pula dengan Iman, umat lslam tidak

lagi menjaganya tidak ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan serbuan-serbuan

aqidah datang tanpa ada proteksi yang memadai.

6. Dho‟ful Tanfidz (lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri)

Umat Islam dewasa ini tidak menyadari bahwa begitu banyak nikmat-nikmat yang

Allah SWT berikan dan tidak mensyukurinya. Jika umat Islam mersyukuri segala

nikmat Allah dari bentuk syukur itu akan muncul kuatut tanfidz yaitu kekuatan untuk

memobilisir diri dan sekarang umat Islam lemah sekali dalam memobolisir diri apalagi

memobilisir secara kolektifitas.

Page 54: MODUL AAI 2011

Solusi-solusi melawan Ghazwul Fikr

1) Umat Islam harus menerapkan syariat Islam dalam seluruh aspek

kehidupan.

2) Mendidik generasi Islam dengan manhaj pendidikan yang syamil

(sempurna) dan mutakamil (menyeluruh)

3) Memilah tayangan-tayangan media massa, mana yang mendidik

(memberikan manfaat positif) dan mana yang merusak akhlak, aqidah, dan

sendi-sendi ukhuah islamiyah

4) Selalu mengakrabkan diri dengan kitabullah (Al-qur‘an) sebagai warisan

nabi Muhammad, yang memang diturunkan Allah sebagai petuntuk,

pegangan hidup hingga Aakhir jaman

5) Lebih banyak bergaul dengan orang-orang yang sudah jelas nampak akhlak

baiknya dan kuat keimanannya

Page 55: MODUL AAI 2011

EVALUASI PELAKSANAAN AAI

....../....................../...........

A. Agenda AAI

NO Barnamij ( agenda ) Realisasi Keterangan / Petugas

1 Iftitah ( pembukaan )

2 Tilawah ( 1 hal/ org ) s/d ayat

3 Kultum / tatsqif / kajian buku

5 Ta'limat

6 Materi inti

7 Infak majelis

8 Mutabaah

9 Problem solving

10 Ikhtitam

B. Mutaba‟ah yaumiyah ( evaluasi harian ) peserta

No Amalan Standar Inisial Peserta AAI

1 Kehadiran tepat

waktu

Keterlambatan (menit)

2 Tilawah (hal/pkn) 7 / pkn

3 Al Ma'tsurat (x/pkn) 7 / pkn

4 Sholat Jamaah (x/pkn) 30 / pkn

5 Qiyamul Lail (x/pkn) 1 / pkn

6 Sholat Dhuha 4 / pkn

7 Puasa Sunnah (x/pkn) 1 / pkn

8 Olah raga (x/pkn) 3 / pkn

9 Tatsqif / mengikuti

kajian kampus 1 / pkn

NB :

Petugas & tugas pekan depan ( ...... / ..... / ..... ) :

1) MC : ...

2) Kultum / tatsqif : ... materi/kitab : ...

3) Tugas :

Page 56: MODUL AAI 2011

“Katakanlah ; sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah

untuk Allah, Tuhan semesta Allam”

(Al-An‟am ; 162)

BAB

7

Men jadi Pribadi Muslim yang Ideal

Page 57: MODUL AAI 2011

ATTENTION !

Materi Inti : Menjadi Pribadi Muslim yang Ideal

Sub Pokok Materi :

1)

2)

3)

Anjuran

1) Pemandu mengevaluasi agenda AAI dan keseharian peserta AAI di lembar

evaluasi yang telah di sediakan

2) Pemandu dalam menyampaikan materi hendaknya memperhatikan silabus

yang telah disediakan

3) Pemandu mengevaluasi ( meluruskan ) bacaan qur’an dan isi kultum yang

disampaikan oleh peserta AAI

4) Pemandu mengevaluasi kehadiran peserta AAI

5) Pemandu mengingatkan tugas dan petugas-petugas AAI pekan depan ; MC,

kultum / tatsif, dan tugas

Evaluasi kegiatan AAI

Tajwid saat tilwatil qur’an oleh pemandu

Keaktifan, meliputi absensi serta interaksi/keaktifan dalam forum

kepemanduan

Kondisi ibadah dan Akhlak ( penampilan, perkataan dan tingkah laku saat AAI)

Page 58: MODUL AAI 2011

Menjadi Pribadi Muslim Yang Ideal

A. Visi dan Misi Seorang Muslim

Ketika manusia diciptakan, sungguh bahwa ciptaan-Nya ini adalah sosok yang sangat

ideal dalam arti diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Untuk itu sosok seorang

muslim ideal adalah tidak terlepas dari sosoknya sebagai manusia yang telah diciptakan

sebaik-baiknya. Dalam hal ini ideal dapat diartikan sebagai sesuatu sebaik-baiknya.

Dengan demikian sosok muslim ideal adalah sosok yang sebaik-baiknya yaitu dalam hati,

pikiran, dan tindakan. Jika kita menengok kembali bagaimana alam ini diciptakan Allah

SWT, sungguh dalam keseimbangan atau keserasian. Bumi diciptakan sekaligus langitnya,

dataran dihamparkan sekaligus gunung sebagai pasaknya. Manusia diberikan jasad dan

juga ruh, manusia diilhamkan jalan kefasikan dan ketaqwaan, manusia diciptakan berupa

laki-laki dan juga perempuan. Dalam hal ini ideal dapat diartikan sebagai keserasian atau

keseimbangan. Dengan demikian sosok muslim ideal adalah muslim yang senantiasa

bersikap serasi atau seimbang.

Dalam mengarungi dunia ini manusia sudah seharusnya memiliki visi (wawasan) yang

khas, terukur, nyata, dan dapat diwujudkan (SMART —— Specific, MeasurAble,

Realistic, Tangible). Dengan visi ini, maka segala tindak pikir dan perbuatan adalah

turunan dari visinya. Jika seseorang mendasarkan pada wawasan dunia saja, maka visinya

hanya sebatas pada hal-hal yang bisa diraih dan diukur di dunia saja yang cenderung

pada materi. Jika seseorang hanya mendasarkan pada kebutuhan akhirat saja, maka

ianya hanya berusaha pada sisi ubudiyah saja yang cenderung mengabaikan sarana

kebaikan di dunianya.Namun bila kita memperhatikan ayat dalam Al-Qur‘an Surah Al-

Baqarah:

―Dan diantara mereka ada orang yang berdo‘a: ―Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan

di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka‖ (QS. Al-

Baqarah: 201).

Maka ayat di atas adalah visi dari pribadi muslim. Dengan demikian visi dari pribadi

muslim adalah menjadi pribadi yang mendapatkan kebaikan di dunia dan kebaikan di

akhirat serta terpelihara dari siksa neraka.

Diciptakannya manusia adalah untuk mejalankan misi sebagai khalifah di muka bumi

(QS. Al-Baqarah [2] : 30). Sebagai khalifah, pribadi muslim telah memiliki misi sebagai

mana yang tertuang dalam QS. Al-‘Imran [3] : 104):

―Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,

menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang

yang beruntung‖

Page 59: MODUL AAI 2011

Dengan demikian pribadi muslim mengemban misi menyeru kepada kebaikan,

menyuruh kepada yang ma‘ruf, dan mencegah dari yang munkar.

Setiap individu muslim adalah orang yang mempunyai tujuan, dan tujuan ini tidak

hanya ditujukan pada yang bersifat duniawi saja. Kalaupun ada tujuan duniawi, namun

bersifat tujuan antara, bukan tujuan akhir. Dalam Surah Al-An‘am (6) ayat 162 Allah

SWT telah menegaskan bahwa tujuan dari manusia hanyalah untuk Allah Tuhan semesta

alam.

Katakanlah: ―Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah,

Tuhan semesta alam‖.

Menurunkan dari ayat tersebut di atas, tujuan-tujuan umum setiap individu muslim

adalah:

1. Menegakkan daulah

2. Membela syari‘at

3. Menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah

4. Menyatukan ummat

5. Jihad di jalan Allah

B. Karakter Muslim Ideal

Masyarakat secara umum memandang sosok muslim ideal memang berbeda-beda.

Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim ideal itu

tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah. Padahal

itu hanyalah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada

pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al

Qur‘an dan Sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga dapat menjadi

acuan bagi pembentukan pribadi muslim.

Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti

melekat pada pribadi muslim.

1. Aqidah yang lurus (Salimul akidah)

Lurusnya aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan

aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah

SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan

ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang

muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya

yang artinya: ―Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi

Page 60: MODUL AAI 2011

Allah tuhan semesta alam‖ (QS. Al-An‘am [6] :162). Karena aqidah yang salim

merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam awal da‘wahnya kepada para

sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan

tauhid

2. Ibadah yang benar (Shahihul ibadah)

Menjalankan ibadah secara benar merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW

yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: ―Shalatlah kamu sebagaimana

melihat aku shalat‖. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam

melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang

berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Akhlaq yang baik dan kokoh (Matinul khuluq)

Akhlaq yang baik merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap

muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya.

Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi

di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka

Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah

mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT

di dalam Al Qur‘an. Allah berfirman yang artinya: ―Dan sesungguhnya kamu benar-

benar memiliki akhlak yang agung‖ (QS. Al-Qalam [68] :4).

4. Jasmani yang kuat (Qawiyyul Jism)

Kekuatan jasmani merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada.

Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat

melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa,

zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan

fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk

perjuangan lainnya.

Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan

pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian,

sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang

terjadi. Namun jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani

juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

―Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim)

5. Kecerdasan dalam berpikir (mutsaqqoful fikri)

Kecerdasan dalam berpikir merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga

penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur‘an juga

banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya

Page 61: MODUL AAI 2011

firman Allah yang artinya: ―Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.

Katakanlah: ‖ pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi

manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya‖. Dan mereka bertanya

kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ―Yang lebih dari keperluan‖.

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir‖ (QS.

Al-Baqarah [2] :219)

Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus

dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan

keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa dibayangkan, betapa bahayanya suatu

perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih

dahulu.

Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas

seseorang, sebagaimana firman Allah yang artinya: Katakanlah: ―samakah orang yang

mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?‖‗, sesungguhnya orang-orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran‖. (QS. Az-Zumar [39] :9)

6. Berjuang melawan hawa nafsu (Mujahidun linafsihi)

Melawan hawa nafsu merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri

seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan

yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk

amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang

berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia

harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

―Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti

apa yang aku bawa (ajaran Islam)‖ (HR. Hakim)

7. Pandai menjaga waktu (Haritsun alal waqtihi)

Menjaga waktu merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu

mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak

bersumpah di dalam Al Qur‘an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad

dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. Allah SWT memberikan waktu kepada

manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24

jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu

tepat sebuah semboyan yang menyatakan: ―Lebih baik kehilangan jam daripada

kehilangan waktu‖. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan

pernah kembali lagi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan

baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia.

Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima

perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat

Page 62: MODUL AAI 2011

sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum

miskin.

8. Teratur dalam suatu urusan (Munazhamun fi syu‟unihi)

Mengerjakan semua urusan dengan teratur termasuk kepribadian seorang muslim

yang ditekankan oleh Al Qur‘an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam,

baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan

dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka

diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.

Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang

dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat ,

berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang

mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.

9. Memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri (Qadirun „ala khasbi)

Berjiwa mandiri merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini

merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang

menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian

terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah

dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena pribadi

muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus

kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan

mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat

banyak di dalam Al Qur‘an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat

tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki

keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki

dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk

mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.

10. Bermanfaat bagi orang lain (Nafi‟un lighoirihi)

Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain merupakan sebuah tuntutan

kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga

dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai

keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak

mengganjilkan.

Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan

berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam

masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: ―Sebaik-

baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain‖ (HR. Qudhy dari Jabir).

Page 63: MODUL AAI 2011

EVALUASI PELAKSANAAN AAI

....../....................../...........

A. Agenda AAI

NO Barnamij ( agenda ) Realisasi Keterangan / Petugas

1 Iftitah ( pembukaan )

2 Tilawah ( 1 hal/ org ) s/d ayat

3 Kultum / tatsqif / kajian buku

5 Ta'limat

6 Materi inti

7 Infak majelis

8 Mutabaah

9 Problem solving

10 Ikhtitam

B. Mutaba‟ah yaumiyah ( evaluasi harian ) peserta

No Amalan Standar Inisial Peserta AAI

1 Kehadiran tepat

waktu

Keterlambatan (menit)

2 Tilawah (hal/pkn) 7 / pkn

3 Al Ma'tsurat (x/pkn) 7 / pkn

4 Sholat Jamaah (x/pkn) 30 / pkn

5 Qiyamul Lail (x/pkn) 1 / pkn

6 Sholat Dhuha 4 / pkn

7 Puasa Sunnah (x/pkn) 1 / pkn

8 Olah raga (x/pkn) 3 / pkn

9 Tatsqif / mengikuti

kajian kampus 1 / pkn

NB :

Petugas & tugas pekan depan ( ...... / ..... / ..... ) :

1) MC : ...

2) Kultum / tatsqif : ... materi/kitab : ...

3) Tugas :

Page 64: MODUL AAI 2011

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu bisnis (perniagaan) yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan

harta dan jiwamu.” (Ashsaf ; 10)

BAB

8

Kenikmatan berbisnis dengan Allah

Page 65: MODUL AAI 2011

ATTENTION !

Materi Inti : Kenikmatan berbisnis dengan Allah

Sub Pokok Materi :

1)

2)

3)

Anjuran

1) Pemandu mengevaluasi agenda AAI dan keseharian peserta AAI di lembar

evaluasi yang telah di sediakan

2) Pemandu dalam menyampaikan materi hendaknya memperhatikan silabus

yang telah disediakan

3) Pemandu mengevaluasi ( meluruskan ) bacaan qur’an dan isi kultum yang

disampaikan oleh peserta AAI

4) Pemandu mengevaluasi kehadiran peserta AAI

5) Pemandu mengingatkan tugas dan petugas-petugas AAI pekan depan ; MC,

kultum / tatsif, dan tugas

Evaluasi kegiatan AAI

Tajwid saat tilwatil qur’an oleh pemandu

Keaktifan, meliputi absensi serta interaksi/keaktifan dalam forum

kepemanduan

Kondisi ibadah dan Akhlak ( penampilan, perkataan dan tingkah laku saat AAI)

Page 66: MODUL AAI 2011

KENIKMATAN BERBISNIS DENGAN ALLAH

Setiap manusia memiliki kecenderungan untuk berusaha atau berbisnis. Karena

berbisnis bukan hanya cara untuk mendapatkan uang atau harta melimpah. Akan tetapi,

bisnis juga di sebagian kalangan masyarakat adalah status sosial yang dibanggakan.

Seorang pebisnis atau pedagang yang suskses biasanya dihormati dan disegani oleh

banyak orang; sejak dari keluarga, karyawan, teman dan bahkan pejabat pemerintahan.

Di Indonesia dan Negara miskin dan berkembang, pengusaha bisa mengatur keputusan

hukum dan atau lahirnya perundang-undangan yang menguntungkan mereka dengan

membayar para pejabat terkait, baik eksekutif maupun legislatif. Sebab itu, tak heran

jika istilah markus (makelar kasus) hukum akhir-akhir ini semarak dibicarakan

masyarakat.

Saking nikmatnya berbisnis itu, banyak dari kalangan kaum Muslimin sendiri yang

tidak lagi peduli dengan halal atau haram. Tidak ingat lagi kematian dan pertanggung

jawaban akhirat bagi semua harta yang dihasilkan. Risywah (sogok-menyogok), riba,

data-data fiktif, sunat menyunat, spekulasi, monopoli dan berbagai tindakan menyimpang

lainnya sudah menjadi budaya dan kebiasaan. Lebih sedih lagi, nyaris semua aktivitas dan

profesi, termasuk politik, aktivitas keagamaan (dakwah), pelayanan sosial dan sebagainya

sudah pula dijadikan sebagai lahan bisnis yang paling cepat melahirkan keuntungan harta

yang berlipat ganda. Inilah kenyataan yang amat pahit yang sedang dihadapi oleh umat

Islam Indonesia, khususnya sejak 10 tahun belakangan.

Islam sama sekali tidak melarang umatnya berbisnis, dan bahkan menganjurkannya.

Akan tetapi, Islam juga memberikan persyaratan atau peraturan agar berbisnis itu tidak

keluar dari format ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Paling tidak ada lima (5) syarat

yang harus dipenuhi jika kita ingin menjadikan bisnis sebagai profesi untuk meraih harta

dan kekayaan dunia untuuk akhirat:

1. Berbisnis itu harus dengan niat mencari ridha Allah. Sedangkan harta yang

diperoleh adalah amanah dari Allah. Sebab itu, pada hakikatnya, harta itu adalah

milik Allah.

2. Berbisnis harus sesuai dengan sistem Allah dan Rasul-Nya Muhammad Saw.

seperti tidak boleh dengan sistem riba, tidak melakukan risywah, kolusi,

nepotisme, monopoli, spekulasi dan sebagainya.

3. Barang dan jasa yang dibisniskan tidak boleh yang diharamkan Allah seperti babi,

darah, khamar, judi dan sebagainya serta harus yang dihalalkan Allah dan Rasul-

Nya.

4. Semua aktivitas yang terkait dengan ibadah dan pengabdian kepada Allah, baik

yang terkait dengan ibadah individu, sosial kemasyarakatan, atau apa saja yang

Page 67: MODUL AAI 2011

terkait dengan kategori dakwah dan jihad, tidak boleh atau haram hukumnya

dibisniskan, yakni melaksanakannya dengan tujuan mendapatkan keuntungan

dunia, baik yang terkait harta, pangkat, kedudukan, status sosial, pujian dari

manusia atau apapun bentuknya.

5. Di dalam harta yang diamanahkan Allah itu terdapat jatah kaum fakir, miskin dan

kebutuhan lain di jalan Allah, baik melalui zakat (wajib), maupun sedekah (infak).

Oleh sebab itu, harta bukan untuk ditumpuk di dunia, akan tetapi untuk

dibelanjakan di jalan Allah. Atau dengan kata lain, harta adalah jalan terbaik

untuk berjihad di jalan Allah.

Berdasarkan lima (5) syarat tersebut, maka manajemen harta, baik yang diperoleh

melalui bisnis, bekerja, warisan, hibah dan jalan halal lainnya, pada prinsipnya dapat

disimpulkan dengan dua pertanyaan mendasar berikut :

1. Apa jenisnya, dari mana dan bagaimana cara memperoleh harta tersebut? Dari

jalan yang halalkah atau yang haram?

2. Kemana harta yang diperoleh dengan jalan yang halal itu dibelanjakan? Untuk

kepentingan duniakah atau kepentingan akhirat?

Orang yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang kuat dan demikian pula iman

pada akhirat, tidak akan menghabiskan hidupnya untuk berbisnis dengan pola dan cara

yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya. Karena ia meyakini dan memahami bahwa hidup ini

adalah berbisnis dengan Allah. Untuk apa lagi ia berbisnis dengan pola hanya

mengumpulkan kenikmatan dunia seperti yang dijelaskan sebelumnya? Karena berbisnis

dengan Allah kenikmatannya, keuntungannya dan kelebihannya tidak mungkin dapat

dibandingkan dengan apa yang dirasakan dan dialami oleh para pebisnis yang hanya

mengejar dunia, kendati dengan jalan yang dibolehkan. Sebab itu, orang beriman akan

memenej hidup ini secara total untuk berbisnis dengan Allah. Semua potensi harta dan

dirinya dikerahkan di jalan Allah. Di mata manusia bisa saja dinilai rugi, sulit, berat dan

bahkan berbahaya serta nyawanya terancam dan sebagainya. Namun di mata Allah, itulah

pebisnis sejati. Pebisnis yang menjadikan harta dan jwanya sebagai modal untuk meraih

keridhaan dan syurga Allah Subhanahu Wata‘ala.

Para pebisnis dengan Allah semasa hidup di dunia tidak akan pernah berharap lain

kecuali mendapatkan ridha dan syurga Allah. Mereka, semasa hidup di dunia, berbisnis

dengan Allah melalui sebuah transaksi istimewa dan sangat spesial. Bisnis tersebut

terkait dengan proyek promosi dan pemasaran Misi Ibadah dan Visi Khilafah yang Allah

percayakan kepada mereka. Bisnis tersebut sangat unik, menarik dan menantang,

khususnya bagi mereka yang memahaminya dan menyukai tantangan. Di antara faktor

yang menyebabkanya unik, menarik dan menantang itu ialah :

Page 68: MODUL AAI 2011

Produk yang dipromosikan dan yang ditawarkan adalah sitem (software)

kehidupan di dunia berkualitas super canggih yang 100 % menjamin kesuksesan

para pemakainya.

Owner (Pemilik) dan Pencipta produk tersebut adalah Tuhan Pencipat alam

semesta, yakni Allah Ta‘ala dan belum pernah ada dan tidak akan ada kompetitor-

Nya.

Sistem bisnis yang diterapkan adalah sistem keagenan atau disebut dengan

sistem khilafah (representative/perwakilan).

Produk ditawarkan dengan cuma-cuma (secara gratis), di mana para peminat

produk tidak dibebankan biaya apapun. Sebaliknya, biaya ditanggung oleh Owner

(Tuhan Pencipta) yang ditransfer melalui para agen.

Target pemasaran para agen tidak terkait dengan berapa besarnya jumlah

manusia yang mau menerima produk tersebut dan tidak pula terikat dengan

batas-batas teritorial wilayah sehingga luas pasarnya mencakup lima benua.

Semua daratan dan lautan ciptaan Tuhan Pencipta yang dihuni oleh manusia

adalah menjadi wilayah pemasaran mereka.

Satu hal yang harus diingat oleh para agen ialah bahwa dalam menawarkan produk

sistem hidup di dunia tersebut harus berdasarkan skala prioritas, yakni

ditawarkan dan dipasarkan terlebih dahulu kepada istri-istri, anak-anak, karib

kerabat, teman-teman dekat dan orang-orang yang berada di bawah

kepemimpinan formalnya, jika mereka sedang menduduki suatu lembaga, instansi,

organisasi, pemerintahan dan lainnya. Setelah itu baru wilayah pemasarannya

meluas ke wilayah lain sampai tanpa batas.

Demikian pula dengan jumlah agen tidak pernah dibatasi, khususnya setelah

Tuhan Pencipta mengutus agen tunggal dan terakhir bernama Muhammad bin

Abdullah sejak 1443 tahun yang lalu. Siapa saja yang berminat, apa saja suku,

bahasa dan warna kulitnya berhak menjadi agen pemasaran software tersebut,

apakah mereka hidup di negara maju, berkembang atau negara-negara miskin

ekonomi.

Bagi para peminat produk tersebut dan mau mengaplikasikannya dalam kehidupan

dunia akan dijamin kesuksesannya di dunia dan pasti juga di Akhirat.

Para peminat produk dan mau menerapkannya dalam kehidupan, berhak

mendapatkan keagenan secara otomatis, dengan syarat dan kompensasi yang

sama dengan para agen senior sebelumnya.

Bagi para agen harus siap membiayai promosi dan pemasaran produk tersebut

dengan harta dan jiwa mereka yang telah ditransfer oleh Pemilik produk

software kehidupan tersebut, yakni Allah Ta‘ala. Menariknya, jumlah dana yang

harus digunakan untuk biaya marketing software tersebut hanya berkisar antara

2.5 % sampai 30 % dari total yang diterima dari Pemiliknya; Tuhan Pencipta.

Page 69: MODUL AAI 2011

Sisanya boleh digunakan untuk kepentingan pribadi para agen sebagai

commitioning fee, selama digunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan petunjuk

Pemiliknya. Sebab itu, keikhlasan adalah mutlak adanya.

Kendati semua biaya pemasaran (marketing cost) ditanggung oleh Pemilik produk

software beserta seluruh biaya hidup para agen, namun imbalan, kompensasi dan

bonus yang akan diperoleh para agen amatlah besar dan dahsyat, yakni

kesuksesan di dunia dan meraih The Great Success di Akhirat, yakni Syurga

‗Adn.

Agar aktivitas bisnis keagenan tersebut berjalan dengan baik dan maksimal,

Pemilik Produk merumuskan sebuah Visi Khilafah (perwakilan atau keagenan) dan

Misi Ibadah (komitmen terhadap aturan main) yang sudah ditetapkan-Nya.

Itulah sebuah transaksi unik, sangat menarik dan menantang yang berhasil dijalankan

oleh para penghuni Syurga ketika mereka hidup di dunia. Keunikan transaksi tersebut

sesungguhnya terletak pada :

Pemilik produk adalah Allah Tuhan Pencipta.

Pembeli sesungguhnya juga Allah Tuhan Pencipta

Harga dan kompensasinya sangat besar dan tak terbatas yakni Syurga, juga dari

Allah Tuhan Pencipta.

Biaya (cost) yang dikeluarkan oleh para agen berupa harta dan jiwa mereka, juga

anugerah dari Tuhan Pencipta. Berarti para agen itu berbisnis dengan Allah tanpa

modal atau bermodalkan “ZERO”, atau no risk, high return.

Kalupun dibutuhkan modal, tidak lebih dari tiga K, yakni KEIMANAN, KEMAUAN

dan KEIKHLASAN, saat menyumbangkan harta dan jiwa di jalan Allah.

Sesungguhnya KEIMANAN, KEMAUAN dan KEIKHLASAN adalah modal utama yang

dimiliki orang-orang beriman yang mejalankan transaksi bisnis dengan Allah ketika

menjalani kehidupan di dunia. Dengan modal tersebut insya Allah mereka mampu meraih

ampunan dan Syurga Allah yang merupakan THE GREAT SUCCESS (Kesuksesan Tanpa

Batas) dan tidak akan ada lagi kesuksesan yang menyamainya, apalagi melebihinya. Allah

menjelaskan dalam firman-Nya :

―Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu bisnis (perniagaan)

yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?(10) (yaitu) kamu beriman kepada

Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang

lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,(11) niscaya Allah akan mengampuni dosa-

dosamu dan memasukkan kamu ke dalam Syurga yang mengalir di bawahnya sungai-

sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam Syurga Adn. Itulah

kesuksesan yang amat besar (The Great Success).‖ (Q.S. As-shof (61) : 10 – 12)

Page 70: MODUL AAI 2011

Semoga Allah membantu dan menolong kita untuk bisa berbisnis dengan-Nya,

yakni berjuang sekeras tenaga, dengan harta dan jiwa di jalan-Nya. Semoga Allah pilih

kita menjadi orang-orang yang sukses di sisi-Nya, kendati di mata manusia dianggap

gagal. Dan semoga Allah berkenan menghimpunkan kita di syurga Firdaus yang paling

tinggi bersama Rasul Saw, para shiddiqin, syuhada‘, dan shalihin sebagaimana Allah

himpunkan kita di tempat yang mulia ini. Allahumma amin…

Page 71: MODUL AAI 2011

EVALUASI PELAKSANAAN AAI

....../....................../...........

A. Agenda AAI

NO Barnamij ( agenda ) Realisasi Keterangan / Petugas

1 Iftitah ( pembukaan )

2 Tilawah ( 1 hal/ org ) s/d ayat

3 Kultum / tatsqif / kajian buku

5 Ta'limat

6 Materi inti

7 Infak majelis

8 Mutabaah

9 Problem solving

10 Ikhtitam

B. Mutaba‟ah yaumiyah ( evaluasi harian ) peserta

No Amalan Standar Inisial Peserta AAI

1 Kehadiran tepat

waktu

Keterlambatan (menit)

2 Tilawah (hal/pkn) 14 / pkn

3 Al Ma'tsurat (x/pkn) 7 / pkn

4 Sholat Jamaah (x/pkn) 30 / pkn

5 Qiyamul Lail (x/pkn) 1 / pkn

6 Sholat Dhuha 4 / pkn

7 Puasa Sunnah (x/pkn) 1 / pkn

8 Olah raga (x/pkn) 3 / pkn

9 Tatsqif / mengikuti

kajian kampus 1 / pkn

NB :

Petugas & tugas pekan depan ( ...... / ..... / ..... ) :

1) MC : ...

2) Kultum / tatsqif : ... materi/kitab : ...

3) Tugas : ...

Page 72: MODUL AAI 2011

DAFTAR PUSTAKA

Al-quran Terjemah

Modul manhaj tarbiyah pesantren 2009 untuk madrasah tsanawiyah; MAPADI

dan LKMT

Modul aqidah islam untuk madrasah tsanawiyah PONPES Husnul Khotimah; Imam

Nur Suarno, S.P.D

Super Mentoring senior syamil teens; Novi hardian dan tim ILNA YOSEN

30 kumpulan materi Wa Islama Terpilih ( buletin)

Prinsip-prinsip dasar keimanan syaikh Muhammad bin shaleh Al-Utsaimin

Universitas Islam Indonesia

Modul Asistensi Agama Islam (AAI) Universsitas gadjah mada (UGM) tahun

2002, 2009

Kitab Tauhid Imam Abdul Wahab

Ensiklopedi Mini Muslim Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah As-Shadam

Eramuslim.com

http://m.voa-islam.com/news/ibadah/2010/01/06/2434/bersuci-dan-urgensinya-dalam-ibadah/

http://muntohar.wordpress.com/2008/08/27/kepribadian-muslim-ideal/

http://myislam.blogspot.com/2008/09/perintah-sholat-5-lima-waktu-dalam-al.html

http://ervakurniawan.wordpress.com/2009/10/11/kisah-dibalik-perintah-sholat-lima-waktu/

www.muslim.or.id http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/dosa-meninggalkan-shalat-lima-waktu-

lebih-besar-dari-dosa-berzina