Upload
melinda-tan
View
9
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Modul
Citation preview
PEMAHAMAN ATAS PENGENDALIAN INTERN
Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor yang
menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas. Standar pekerjaan
lapangan kedua menyatakan “Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan”.
a. Defenisi Pengendalian Intern
SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan
Keuangan paragraf 06 mengatakan “Pengendalian intern sebagai suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya yang
dirancang untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
yakni: 1) keandalan pelaporan keuangan, 2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku, dan 3) efektivitas dan efisiensi operasi.
Dari terminologi di atas, terdapat beberapa konsep dasar pengendalian intern yakni:
1. Pengendalian intern merupakan suatu proses.
Pengendalian intern merupakan suatu proses dalam mencapai tujuan tertentu berupa
rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan,
bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.
2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang.
Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari buku pedoman, aturan, atau formulir-
formulir semata, namun dijalankan oleh orang-orang yang berada di berbagai jenjang
dalam struktur organisasi.
3. Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan
keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan komisaris entitas.
Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan yang melekat (inherent) pada sistem
pengendalian itu sendiri sehingga tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.
4. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan antara
pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.
1
b. Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan sistem pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan yang
memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan yakni 1) keandalan pelaporan keuangan,
2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, dan 3) efektivitas dan efisiensi
operasi. Oleh karena itu, auditor berkewajiban untuk memahami pengendalian intern yang
ditujukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (PABU) di Indonesia.
c. Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas
Pengendalian intern hanya memberikan keyakinan memadai, bukan mutlak kepada
manajemen dan dewan komisaris dikarenakan adanya keterbatasan bawaan yang melekat
dalam setiap pengendalian intern yang meliputi:
1. Kesalahan dalam pertimbangan. Manajemen dan personel lainnya dapat salah dalam
melakukan pertimbangan dan pengambilan keputusan bisnis dikarenakan adanya
keterbatasan waktu, informasi yang tidak memadai dan tekanan lainnya.
2. Gangguan. Gangguan dalam pengendalian dapat terjadi karena personel secara keliru
memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian
atau kelelahan.
3. Kolusi. Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan yang dapat
mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi
kekayaan entitas sehingga tidak bisa terdeteksi kecurangannya oleh pengendalian intern
yang dirancang.
4. Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur
yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer,
penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semu.
5. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian
intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut.
2
d. Arti Penting Pengendalian Intern
Arti pentingnya pengendalian intern:
1. Lingkup dan besarnya perusahaan sudah menjadi sedemikian kompleks dan luas
sehingga manajemen tidak mungkin lagi mengendalikan secara langsung. Untuk
mengatasi hal itu manejemen harus mengendalikan sejumlah laporan dan analisis
agar perusahaan dapat berjalan dengan efektif.
2. Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik,
akan dapat melindungi perusahaan dari kelemahan manusiawi dan mengurangi
kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan.
3. Ditinjau dari segi auditing, sistem pengendalian yang berlaku pada perusahaan klien
akan sangat bermanfaat dalam membatasi lingkup audit.
e. Peran dan Tanggung Jawab atas Pengendalian Intern Suatu Entitas
Pihak-pihak yang bertanggungjawab dan perannya masing-masing
1. Manajemen. Penetapan, pengembangan dan pemeliharaan suatu sistem
pengendalian intern yang efektif merupakan tanggung jawab manajemen.
Manajemen puncak wajib menciptakan iklim yang kondusif pada setiap bagian
perusahaan dengan menunjukkan kesadaran yang tinggi tentang perlunya
pengendalian intern. Ia harus yakin bahwa setiap komponen pengendalian intern
telah ditempatkan dan dilaksanakan dengan benar dan konsisten.
2. Dewan Komisaris dan Komite Audit. Anggota dewan komisaris harus menentukan
apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawabnya dalam penetapan dan
pemeliharaan stistem pengendalian intern. Fungsi komite audit yang secara
langsung berdampak terhadap auditor adalah :
Menunjuk auditor yang melaksanakan audit tahunan terhadap laporan keuangan
perusahan;
Membicarakan lingkup audit dengan auditor;
Meminta auditor untuk melakukan komunikasi langsung mengenai masalah-
masalah besar yang ditemukan oleh auditor dalam auditnya;
Me-review laporan keuangan dan laporan audit pada saat audit selesai
dilakukan.
3
3. Auditor Intern. Auditor intern bertanggungjawab memeriksa dan mengevaluasi
kecukupan sistem pengendalian intern perusahaan secara periodik dan membuat
rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
4. Personil lain Entitas. Peran dan tanggung jawab personil perusahaan lainnya yang
harus memberii informasi untuk sistem pengendalian intern dan yang akan
menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem pengendalian intern, harus
dirumuskan dengan jelas dan menyadari perannya.
5. Auditor Independen atau Akuntan Publik. Ada kemungkinan hasil dari prosedur
audit laporan keuangan, auditor ektern dapat menemukan adanya kelemahan dalam
pengendalian intern. Informasi tentang hal tersebut dikomunikasikan kepada
manajemen, dewan komisaris, komite audit, beserta rekomendasi untuk perbaikan
yang diperlukan.
6. Pihak Luar Lainnya. Pihak luar lain yang bertanggung jawab atas pengendalian
intern entitas adalah badan pengatur (regulatory body) seperti Bank Indonesia dan
Bapepam. Sebagai contoh, Bapepam menerbitkan surat keputusan No. 28/PM/1996
tanggal 17 Januari 1996 tentang pengendalian intern dan penyelenggaraan
pembukuan oleh perusahaan efek.
f. Unsur Pengendalian Intern
SA Seksi 319 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dala Audit Laporan
Keuangan paragraf 07 menyebutkan lima unsur pokok pengendalian intern yakni : 1)
lingkungan pengendalian, (2) penaksiran resiko, (3) informasi dan komunikasi, (4) aktivitas
pengendalian, dan (5) pemantauan.
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana suatu organisasi dan kesadaran
personel organisasi tentang pengendalian serta merupakan landasan semua unsur
pengendalian intern yang membentuk disiplin dan struktur.
Faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas :
4
1) Nilai integritas dan etika
Untuk menekankan pentingnya integritas dan nilai-nilai etika di antara para personil
suatu organisasi, manajemen puncak harus :
Menciptakan iklim dengan memberi/menjadi contoh, yaitu dengan menunjukkan
integritas dan berperilaku dengan standar etika yang tinggi
Mengkomunikasikan kepada semua karyawan, secara lisan dan melalui
kebijakan serta aturan-aturan perilaku tertulis.
Memberii pedoman moral kepada para karyawan yang karena latar belakang
moralnya buruk, membuat mereka tidak bisa membedakan baik dan buruk.
Mengurangi atau menghilangkan dorongan dan godaan yang bisa membuat
orang menjadi tidak jujur, melanggar hukum, dan bertindak tidak etis.
2) Komitmen terhadap kompetensi
Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen tentang
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan perpaduan antara intelegensia,
keterampilan dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan kompetensi.
3) Dewan komisaris dan komite audit
Komposisi dewan komisaris dan komite audit serta cara bagaimana mereka
melaksanakan tanggung jawab pengawasan memiliki dampak yang besar terhadap
lingkungan pengendalian. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dewan
komisaris dan komite audit adalah: (a) Independensi; (b) Pengalaman dan
kedudukan; (c) Keterlibatan dalam aktivitas manajemen; (d) Ketepatan tindakan
yang diambil; (e) Pertanyaan yang diajukan kepada manajemen; (f) Interaksi dengan
auditor intern dan ekstern.
SA Seksi 380 Komunikasi dengan Komite Audit memberikan panduan bagi
auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya kepada komite audit, dan jika
komite audit ini tidak dibentuk kepada dewan komisaris. Hal-hal yang harus
dikomunikasikan meliputi : (1) kebijakan akuntansi penting tertentu yang dipilih
oleh manajemen; (2) proses yang digunakan oleh manajemen dalam melakukan
estimasi akuntansi; (3) akibat adjusment yang diajukan oleh auditor; (4)
5
ketidaksepakatan antara auditor dan manajemen tentang penerapan prinsip
akuntansi; (5) kesulitan yang ditemukan oleh auditor dalam pelaksanaan audit.
4) Filosofi dan gaya operasi
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi
parameter bagi perusahaan dan karyawannya. Filosofi memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan : (a) apa yang menjadi alasan perusahaan dalam bisnis; (b)
bagaimana perusahaan melaksanakan bisnis; (c) apa yang dilakukan dan apa yang
seharusnya tidak dilakukan perusahaan.
Beberapa karakteristik yang membentuk filosofi dan gaya operasi adalah:
Pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis
Pendekatan pada kontak-kontak informal langsung dengan manjemen
Kebiasaan dan tindakan terhadap pelaporan keuangan
Pemilihan prinsip akuntansi alternatif yang tersedia secara konservatif atau
agresif
Kehati-hatian dalam mengembangkan taksiran-taksiran akuntansi
Kebiasaan dalam mengolah informasi dan fungsi akuntansi serta personalia.
Karakteristik nomor 4-6 di atas sangat berpengaruh dalam membentuk lingkungan
pengendalian atas pelaporan keuangan.
5) Struktur organisasi
Struktur organisasi memberiikan kerangka menyeluruh untuk perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan serta monitoring aktivitas perusahaan. Pengembangan
struktur organisasi untuk suatu perusahaan menyangkut perumusan kewenangan dan
tanggung jawab serta alur pelaporan.
6) Perumusan kewenangan dan pembebanan tanggung jawab
Perumusan kewenangan dan tanggung jawab merupakan kelanjutan dari
pengembangan struktur organisasi. Adanya perumusan kewenangan dan tanggung
jawab ini akan membuat setiap individu mengetahui (a) bagaimana tindakannya
6
berkaitan dengan pihak lain dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan, dan (b)
untuk hal apa masing-masing individu harus bertanggung jawab..
7) Kebijakan dan praktik di bidang sumber daya manusia
Efektif tidaknya sistem pengendalian intern akan sangat bergantung kepada
kebijakan dan praktik tentang sumber daya manusia yang dianut, yang akan
menentukan apakah personil perusahaan memiliki tingkat integritas yang
diharapkan, nilai-nilai etika, dan kompetensi. Praktik yang sehat mengenai hal ini
menyangkut: (a) Rekruitmen dan screening dalam pengangkatan karyawan;
(b) Orientasi pegawai baru terhadap kultur perusahaan; (c) Kebijakan pelatihan;
(d) Tindakan pendisiplinan atas pelanggaran; (e) Evaluasi, konseling dan promosi
berdasarkan kinerja yang lalu; (f) Program kompensasi yang memotivasi dan
memberii penghargaan atas kinerja istimewa
2. Penaksiran Risiko
Perhitungan risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis,
dan pengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan laporan
keuangan yang disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Penaksiran risiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap
risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti :
a. Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi yang belum
pernah dikenal;
b. Perubahan standar akuntansi;
c. Hukum dan peraturan baru;
d. Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan
untuk pengolahan informasi;
e. Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan
pelaporan informasi dan personel yang terkait di dalam fungsi tersebut.
7
3. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan (yang
mencakup sistem akuntansi) terdiri dari metode dan catatan-catatan yang digunakan
untuk mengidentifikasi, merakit, menganalisis, menggolongkan, mencatat, dan
melaporkan transkasi perusahaan dan menyelenggarakan pertanggungjawaban atas
aktiva dan kewajiban yang bersangkutan.
Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem
akuntansi adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan cara mencegah salah saji dalam
asersi manajemen dengan memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi yang
dicatat adalah (a) sah; (b) telah diotorisasi; (c) telah dicatat; (d) telah dinilai secara
wajar; (e) telah dicatat dalam periode yang seharusnya; dan (f) telah dimasukkan ke
dalam buku pembantu yang telah diringkas dengan benar.
4. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur itu
membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan
diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.
Pengelompokan pengendalian dapat berdasarkan berikut ini:
a. Pengendalian pengelolaan informasi
1) Pengendalian umum (General Control) meliputi organisari pengolahan data,
prosedur dan standar untuk perubahan program, pengembangan sistem dan
pengoperasian fasilitas pengolahan data.
2) Pengendalian aplikasi (Application Control) dikelompokkan menjadi (a)
prosedur otorisasi yang memadai; (b) perancangan dan penggunaan dokumen
dan catatan yang cukup; (c) pengecekan secara independen.
b. Pemisahan fungsi yang memadai
c. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan
d. Review atas kinerja
8
5. Monitoring
Monitoring adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja sistem pengendalian intern
sepanjang waktu. Hal ini menyangkut penilaian tentang rancangan dan pelaksanaan
operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk
menentukan bahwa SPI telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa
modifikasi yang diperlukan, karena adanya perubahan kondisi.
9