54
MODUL AUDITING DISUSUN OLEH : NURMALASARI,SE,MM PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKADAN KOMPUTER BSI PONTIANAK 2019

MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

MODUL

AUDITING

DISUSUN OLEH :

NURMALASARI,SE,MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKADAN KOMPUTER

BSI PONTIANAK

2019

Page 2: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul

yang berjudul Auditing

Modul ini berisikan tentang informasi tentang auditing untuk pembaca

khususnya mahasiswa AMIK BSI Pontianak dalam pengembangan dan

penambahan ilmu pengetahuan.

Kami menyadari banyak kekurangan terdapat di dalamnya, namun semoga

makalah ini bisa menjadi sumbangsih yang bernilai bagi ilmu khususnya yang

terus berkembang.

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan modul ini. Penulis

menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan modul ini.

Akhir kata penulis berharap semoga modul ini dapat memberikan manfaat

dan pengembangan wawasan untuk pribadi, mahasiswa dan pembaca pada

umumnya.

Pontianak, Maret 2019

Nurmalasari, SE, MM

Page 3: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ii

iii

BAB I

BAB II

BAB III

AUDITING

1. Latar Belakang

2. Tujuan

PENGERTIAN AUDITING, PROFESI AKUNTAN

PUBLIK, TIPE AUDITOR, TUJUAN AUDITING,

TAHAPAN SERTA JENIS AUDIT

1. Pengertian Auditing

2. Profesi Akuntan publik

3. Tipe Auditor

4. Tujuan Audit

5. Jenis Audit Berdasarkan tujuan audit

6. Tahapan audit

SPAP, ETIKA PROFESI, KODE ETIK

AKUNTAN, STANDAR AUDITING DAN

KEWAJIBAN AUDITING

1. Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP)

2. Etika profesi

3. Kode etik auntan

4. Standar auditing

5. Kewajiban hukum

1

1

3

4

6

6

7

8

10

11

12

13

14

Page 4: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

iv

BAB IV

BAB V

BAB VI

BAB VII

LAPORAN AUDIT, JENIS BUKTI PENDUKUNG,

PROSEDUR AUDIT DAN KERJA PEMERIKSAAN

1. Laporan audit

2. Analisis terhadap laporan audit

3. Pendapat yang dikeluarkan oleh auditor

4. Penyimpangan dari laporan standar

5. Jenis bukti pendukung

6. Prosedur audit dan kerja pemeriksaan

7. Faktor penentu bukti yang menyatakan

8. Kertas kerja pemeriksaan

AUDIT SISTEM ELECTRONIC DATA

PROCESSING

1. Komponen sistem

2. Perkembangan perangkat keras komputer

3. Pengendalian umum

4. Pengendalian aplikasi

5. Penerimaan norma pemeriksaan

6. Tes pengendalian dengan komputer

SPI, PERENCANAAN AUDIT, PENDAPAT

AKUNTAN DAN MATERIALITAS

1. Sistem Pengendalian Intern (SPI)

2. Perencanaan audit

3. Pendapat Audit

4. Pendapat akuntan dan materialitas

5. Konsep materialitas

PROSEDUR DASAR AUDIT (PENGUJIAN

TRANSAKSI, SALDO DAN KETAATAN)

1. Prosedur Dasar Aduit (Pengujian transaksi)

2. Prosedur pengendalian

12

17

17

19

21

21

22

23

28

30

32

33

34

35

36

37

38

38

38

40

40

Page 5: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

v

3. Pengujian transaksi penerimaan kas

4. Audit pengeluaran, hutang dan pengeluaran kas

5. Faktor resiko dalam siklus pengeluaran

6. Fungsi yang terkait dalam transaksi pembelian

7. Fungsi transaksi pengeluaran kas

8. Audit tenaga kerja dan produksi

LATIHAN SOAL

DAFTRA PUSTAKA

41

42

42

43

43

43

45

49

Page 6: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 1

BAB I

AUDITING

1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi maka berkembang pulalah

suatu keahlian dalam profesi auditor, yaitu auditor sistem informasi. Hal ini didasari

bahwa semakin banyak transaksi keuangan yang berjalan dalam sebuah sistem

komputer. Maka dari itu perlu dibangun sebuah kontrol yang mengatur agar proses

komputasi berjalan menjadi baik. Saat ini auditor sistem informasi umumnya

digunakan pada perusahaan-perusahaan besar yang sebagian besar transaksi berjalan

secara otomatis. Auditor sistem informasi dapat berlatar belakang IT atau akuntansi

tentunya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Suatu informasi yang tersedia bagi para pengambil keputusan ekonomi

biasanya dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi.

Informasi yang andal dan relevan diperlukan manakala manajer, investor, kreditor,

dan badan regulasi lainnya inigin mengambil keputusan rasional menyangkut sumber

daya. Kebutuhan akan informasi yang andal dan relevan tersebut menciptakan suatu

permintaan akan jasa akuntansi dan auditing, sebab auditing memainkan peran dalam

proses menyediakan laporan yang objektif dan independen atas keandalan informasi,

sehingga dapat mengurangi resiko informasi yang diberikan tidak relevan dan tidak

andal. Auditing adalah akumulasi dan evaluasi dari bukti tentang informasi untuk

menjelaskan dan melaporkan tingkat hubungan antara informasi dan kriteria yang

dibangun. Untuk mengaudit diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan

beberapa standars dimana auditor dapat mengevaluasi informasi tersebut. Kriteria

yang digunakan untuk mengevalusi informasi sangat bervariasi tergantung pada

informasi yang akan diaudit. Kriteria yang digunakan oleh auditor dari kantor

akuntan publik umumnya diambil dari GAAP.

Bukti adalah berbagai informasi pendukung yang digunakan oleh auditor

untuk mengaudit informasi yang sesuai dengan kriteria.

Macam-macam bukti yang digunakan untuk audit:

• Komentar lisan dari klien

• Komunikasi tertulis dengan pihak luar

• Observasi auditor

• Data elektronik dan data lainnya tentang transaksi

Seorang auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengerti tentang kriteria

yang digunakan dan harus kompeten serta mempunyai sikap mental yang

independen. Hasil akhir dari proses audit adalah laporan audit, dimana laporan

tersebut dapat dimengerti oleh pengguna jasa audit dan user lainnya.

2. Tujuan

Audit dikembangkan dan dilaksanakan karena audit member banyak manfaat

bagi dunia bisnis. Pelaksaanaan audit mempunyai tujuan yang berbeda. penting

sekali dalam suatu audit atau proses astetasi lainnya karena laporan

menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan

Page 7: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 2

kesimpulan yang diperolehnya.Dari sudut pandang pemakai,laporan dianggap

sebagai produk utama dari proses astetasi.

Pembuatan laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses

audit.Alasan mengapa dipelajari sekarang,dan bukan pada bagian akhir buku adalah

karena dapat dijadikan dasar untuk mempelajari cara mengumpulkan bahan bukti.

Page 8: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 3

BAB II

PENGERTIAN AUDITING, PROFESI AKUNTAN PUBLIK, TIPE

AUDITOR, TUJUAN AUDITING, TAHAPAN SERTA JENIS AUDIT

1. Pengertian Auditing

Menurut Prof. A.A. Arens & Prof. J.K Loebbecke : Auditing adalah suatu

proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat

menghimpun dan mengevaluasi bukti mengenai suatu informasi terukur dari suatu

satuan (entitas) usaha untuk mempertimbangkan dan tingkat kesesuaian

dariinformasi yang terukur dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Menurut ASOBAC ( A Statement of Basic Auditing Concept ): Auditing adalah

proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi suatu bukti secara

obyektif mengenai pernyataan tentang kejadian dan tindakan ekonomi untuk dapat

menentukan tingkat kesesuaian antara suatu pernyataan tersebut dengan kriteria yang

ditetapkan dan untuk menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang

berkepentingan.

Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic

Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi

bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian

antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut

dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan.

Berdasarkan definisi diatas maka Elemen fundamental dari audit adalah:

Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang ditetapkan

Entitas ekonomi seperti CV, PT, Firma dan koperasi

Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti

Orang yang kompeten dan independen

Pelapor

Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Auditing:

a. Proses sistematik: Merupakan rangkaian prosedur dan proses yang

logis,terstruktur dan terorganisasi

b. Tingkat kesesuaian: Dinyatakan dalam bentuk kualitatif yaitu kewajaran LK

serta kuantitatif yaitu prosentase pencapaian target

c. Asersi tindakan dan kejadian ekonomi: Asersi adalah suatu pernyataan secara

menyeluruh fihak yang bertanggung jawab atas suatu pernyataan

d. Kriteria ditetapkan:Kriteria berdasar PAI dan SAK

e. Evaluasi bukti obyektif:Obyektif yaitu penyampaian data apa adanya serta

senyatanya ,tidak bias,tidak berfihak

f. Penyampaian hasil: Berbentuk lap tertulis antara asersi dan kriteria ditentukan

g. Pemakai berkepentingan : Investor, pemerintah, kreditor, Serikat Pekerja

Perusahaan, Asosiasi Dagang,Buruh dan masyarakat

Page 9: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 4

2. Profesi Akuntan Publik

Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri

keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik (lihat di bawah) di Indonesia.

Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2011 tentang Penetapan Institut Akuntan

Publik Indonesia sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik Indonesia. Setiap akuntan

publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi

profesi yang diakui oleh Pemerintah.

Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama 5

tahun (dapat diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi

akuntan publik secara umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

- Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang sah yang diterbitkan oleh IAPI atau

perguruan tinggi terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan profesi

akuntan publik.

-Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib

menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)

paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.

-Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit

1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya

memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh

Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.

-Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda

Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.

-Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

-Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.

-Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena

melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)

tahun atau lebih.

-Menjadi anggota IAPI.

-Tidak berada dalam pengampuan

-Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan

Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan

bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.

Selain itu syarat khusus menjadi akuntan yaitu :

Syarat menjadi profesi

Pendidikan profesi tertentu (S1 dan tambahan profesi )

Mendapatkan izin dari Pihak pemerintah

Mengikuti kode etik profesi

Syarat Pendirian KAP

Berdomisili di wilayah NKRI

Memiliki register akuntan

Lulus ujian sertifikasi akuntan publik yang dilaksanakan IAI

Memiliki pengalaman kerja minimal selama 3 (Tiga ) tahun sebagai akuntan

dan pengalaman audit umum minimal 3000 jam reputasi baik

Page 10: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 5

Menjadi anggota IAI

Telah menduduki jabatan manajer atau ketua tim audit umum sekurang

kurangnya 1 tahun

Wajib memiliki KAP atau bekerja di koperasi jasa audit.

Hirarki KAP ( Kantor Akuntan Publik )

Akuntan publik dalam memberikan jasanya wajib mempunyai kantor akuntan publik

(KAP) paling lama 6 bulan sejak izin akuntan publik diterbitkan. Akuntan publik

yang tidak mempunyai KAP dalam waktu lebih dari 6 bulan akan dicabut izin

akuntan publiknya.

1) Partner Tugasnya adalah:

a) Mereview pekerjaan audit

b) Menanda tangani pekerjaan audit

c) Menyetujui masalah fee

d) Penanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan audit

2) Manajer

Tugas Manajer adalah:

a) Mengawasi langsung pekerjaan audit

b) Mereview lebih lannjut pekerjaan audit

c) Melakukan penaggihan atas fee audit

3) Akuntan Senior

Tugas Akuntan Senior adalah:

a) Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan audit

b) Mereview pekerjaan para akuntan yunior

4) Akuntan Yunior

Tugas Akuntan Yunior adalah:

a) Bertanggung jawab terhadap pekerjaan lapangan

b) Melaksanakan dan memberikan pendapat bagian dari pekerjaan audit

Jasa Akuntan Publik

1) Jasa Atestasi: Memberikan pendapat atau pertimbangan seseorang yang

independen dan kompeten mengenai kesesuaian dalam segala hal yang

signifikan,asersi suatu entitas dengan kriteria ditetapkan

a) Audit laporan keuangan historical

b) Pemeriksaan/Examination

c) Penelaahan/review dengan cara wawancara

d) Prosedur yang disepakati bersama

2) Jasa Non Atestasi

a) Jasa Akuntansi / pembuatan LK

b) Jasa konsultasi manajemen/Manajemen Advisory Services( MAS ) temuan,

kesimpulan dan rekomendasi

c) Jasa perpajakan: Pelaporan dan pengisian pajak

Page 11: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 6

Ujian Sertifikasi Akuntan Publik ( USAP )

Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia,

seorang akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi

Akuntan Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA

Indonesia" (sebelum tahun 2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP).

Sertifikat akan dikeluarkan oleh IAPI.

Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk

mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari Kementerian Keuangan.

Dilaksanakan 2 kali dalamm satu tahun yaitu bulan Mei dan November dan

dilakukan dalam waktu dua hari dengan mata ujian meliputi:

1) Teori dan praktek akutansi keuangan ( 4 Jam/hari ke1 )

2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 )

3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari ke2)

3. Tipe Auditor

Ada tiga tipe auditor yaitu :

a. Auditor Intern: Auditor yang merupakan karyawan suatu perusahaan tempat

mereka melakukan audit dan Auditor yang bertugas pada suatu entitas

perusahaan yang melakukan audit untuk kepentingan management agar

kegiatan operasional berjalan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur

(SOP) atau kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan sehingga tujuan

perusahaan dapat tercapai.

b. Auditor Independen (Akuntan/Kantor Akuntan Publik): yg bertugas memeriksa

(audit) suatu atau beberapa perusahaan yang menggunakan jasanya. Auditor ini

mempunyai sikap independen karena tidak terikat dengan suatu entitas dalam

melakukan jasa audit maupun jasa konsultasi.

c. Auditor Eksternal ( Publik ): Auditor independen adalah praktisi individual

atau anggota KAP yang memberikan jasa profesional pada klien.

d. Auditor Pemerintah: Auditor yang bekerja pada kantor pemerintah dan

tugasnya mengaudit instansi pemerintah Auditor ini adalah BPKP( Badan

Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan dan BPK ( Badan Pemeriksa

Keuangan) serta Auditor Internal maupun External Pemerintah. Di Indonesia

yang bertindak sebagai auditor internal adalah Badan Pengawasan Keuangan &

Pembangunan (BPKP), sedangkan yang bertindak sebagai Auditor External

adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI).

4. Tujuan Audit

Tujuan audit secara umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :

✓ Kelengkapan (Completeness). Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah

dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.

Page 12: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 7

✓ Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada

telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar,

diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.

✓ Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang

tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi

tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.

✓ Penilaian (Valuation). Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum telah diterapkan dengan benar. ✓ Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang

dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo

maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan

tepat.

✓ Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada

tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku

besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.

✓ Pisah Batas (Cut-Off). Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat

tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali

salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride akuntansi.

✓ Pengungkapan (Disclosure). Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan

persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam

laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan

tersebut.

a. Tujuan Umum: Menyatakan suatu pendapat terhadap kewajaran Laporan

Keuangan, hasil operasional dan perubahan posisi keuangan sesuai PAI

b. Segmentasi Audit: Menempatkan jenis transaksi dan saldo perkiraan yang saling

berhubungan erat yang dapat memudahkan pelaksanaan audit.

5. Jenis Audit Berdasarkan Tujuan Audit

a. Audit Kepatuhan: Menghimpun dan mengevaluasi bukti apakah kegiatan

financial dan operasional sesuai aturan, kondisi atau regulasi yang ditetapkan.

b. Audit Operasional: Penghimpunan danpengevaluasian bukti mengenai

kegiatan organisasi dalam hubungannya dengan tujuan efesiensi,efektifitas

dan ekonomis.

c. Audit LK: Menghimpun dan mengevaluasi bukti dengan tujuan untuk

memberikan pendapat apakah LK telah disajikan secara wajar sesuai kriteria

ditetapkan.

Page 13: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 8

Selain itu Auditor juga dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan

pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi

menjadi dua yaitu:

- Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat (1) Undang-undang

Dasar 1945 yang berbunyi Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab

tentang keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas

dan mandiri.. ayat (2) Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah,sesuai dengan kewenangannya. Badan Pemeriksa Keuangan

merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga diharapkan

dapat bersikap independen.

- Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan

Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Departemen/LPND,

dan Badan Pengawasan Daerah.

2) Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh

karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya

ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

3) Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan

atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan

pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan

besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan

mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan

Publik (KAP).

Namun, Arens & Loebbecke dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu yang

diadaptasi oleh Amir Abadi Jusuf, menambahkan satu lagi jenis auditor, yaitu:

• Auditor Pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada dibawah

Departemen Keuangan Republik Indonesia, bertanggungjawab atas penerimaan

negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan

ketentuan perpajakan. Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalah Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak

(Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tanggungjawab Karikpa

adalah melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah

telah memenuhi ketentuan perundangan perpajakan.

6. Tahapan Audit

Tahapan audit adalah tahap-tahap yang harus dilalui oleh seseorang auditor

dalam melaksanakan suatu proses audit. Tiap tahap mempunyai tujuan dan manfaat

tertentu untuk mencapai tujuan audit. Tiap jenis audit memiliki tahapan yang

berbeda. Menurut Arens (2007), tahapan dalam audit operasional adalah sebagai

berikut:

Page 14: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 9

Tahap I : Perencanaan Audit

Tahap II : Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

Tahap III : Pelaporan dan Tindak Lanjut

Meskipun tujuan audit dan jenis audit berbeda, menurut Taylor dan Glezen (1997),

secara umum tahapan audit mencakup hal-hal berikut: Perencanaan audit

Pemahaman dan pengujian pengendalian intern

Pengujian substantive

Pelaporan

Perencanaan dan perancangan pendekatan audit.

Pengujian dan pengendalian transaksi.

Pengujian saldo perkiraan.

Penyelesaian audit dan penerbitan laporan.

Page 15: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 10

BAB III

SPAP, ETIKA PROFESI, KODE ETIK AKUNTAN,STANDAR AUDITING &

KEWAJIBAN HUKUM

1. Standar Profesi Akuntansi Publik ( SPAP)

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi

berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa

bagi akuntan publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional

Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI).

Standar-standar yang tercakup dalam SPAP adalah:

➢ Standar Auditing

➢ Standar Atestasi

➢ Standar Jasa Akuntansi dan Review

➢ Standar Jasa Konsultansi

➢ Standar Pengendalian Mutu

Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan untuk

mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di Indonesia. Selain

itu terdapat dikodifikasi SPAP selanjutnya. Standar profesi akuntan publik ( SPAP )

ada enam tipe standart ang dikodifikasikan yaitu :

✓ Standart Auditing: Adalah panduan audit atas laporan keuangan historis.

Standart auditing terdiri dari 10 standart dan terinci dalam bentuk Pernyataan

Standart Auditing ( PSA )

✓ Standar Atestasi: Adalah standar yang memberikan kerangka untuk fungsi

atestasi jasa bagi akuntan publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi

yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan, historis, pemeriksaan LK

prospektif serta tipe perikatan atestasi lain yang memberikan tingkat keyakinan

lebih rendah (review,pemeriksaan dan prosedur yang disepakat Standart atestasi

terdiri atas 11 standar yang terinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (

PSAT ). PSAT merupakan penjabaran masing2 standar yang terdapat dalam

standar atestasi. termasuk dalam PSAT adalah Interpretasi Standar atestasi (

IPSAT ) yang pelaksanaannya bersifat mandatory/wajib bagi IAI yang

berpraktik sebagai akuntan public

✓ Standar Jasa Akuntansi Dan Review ( PSAR ): Memberikan kerangka atas

nonatestasi jasa akuntan publik mencakup jasa akuntansi dan review. Termasuk

dalam PSAR adalah Interpretasi Pernyataan Standar akuntansi dan review (

IPSAR ) yang pelaksanaannya bersifat mandatory/wajib bagi IAI yang

berpraktik sebagai akutan publik.

Page 16: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 11

✓ Standar Jasa Konsultasi: Memberikan panduan bagi praktisi yang memberikan

jasa konsultasi bagi kliennya melalui KAP. Jasa konsultasi pada hakekatnya

berbeda dengan jasa atestasi akuntan publik terhadap asersi fihak ketiga Dalam

jasa atestasi, para praktisi menyajikan kesimpulan mengenai keandalan suatu

asersi yang menjadi tanggung jawab fihak lain yaitu pembuat asersi ( asserter).

Dalam jasa konsultasi para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan dan

rekomendasi.

✓ Standar Pengendalian Mutu: Memberikan panduan bagi KAP didalam

melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan.

✓ Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik: Aturan ini dikeluarkan

Kompartemen Akuntan Publik IAI

2. Etika Profesi

Etika Profesional meliputi standar sikap anggota profesi yang dirancang agar

praktis dan realitas tetapi idealitas. Prinsip Etika meliputi delapan prinsip etika

berikut ini:

a. Tanggung Jawab Profesi: Setiap anggota senantiasa menggunakan

pertimbangan moral dan profesional dalam kegiatan yang dilakukannya.

b. Kepentingan Publik: Setiap anggota bertindak dalam rangka pelayanan publik

mengormati kepercayaan publik, dan menujukkan komitmen serta

profesionalisme.

c. Integritas: Setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya

dengan integritas tinggi.

d. Obyektivitas: Setiap anggota menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan

kepentingan dalam pemenuhan kuwajiban profesionalnya.

e. Kompetensi dan Kehati-hatian profesional: Setiap anggota dalam menjalankan

profesionalnya dengan hati2,kompetensi dan ketekunan serta memiliki

kewajiban mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional dan

memastikan klien akan mendapatkan manfaat dari jasa profesi berdasar

pengembangan praktek, legalisasi dan teknik paling mutakhir

f. Kerahasiaan: Setiap anggota menjaga kerahasiaan info yang didapat selama

melakukan tugas profesionalnya

g. Perilaku Profesional: Setiap anggota berperilaku konsisten dengan reputasi

profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi

h. Standar Tehnis: Setiap anggota dalam menjalankan profesi harus menggunakan

standarr tehnis dan profesi yang relevan sejalan prinsip integritas dan

obyektivitas.

Page 17: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 12

3. Kode Etik Akuntan

Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika

Kompartemen Akuntan Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh

anggota Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan

Indonesia.

Kompartemen Akuntan Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang

anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor

Akuntan Publik (KAP).

Kode Etik Akuntan yang berlaku di Indonesia harus dipatuhi akuntan yang

berpraktek di Indonesia baik akuntan publik atau tipe akuntan lainnya.

Kode Etik Akuntan terdiri atas tiga bagian yaitu:

Kode etik akuntan secara umum

a. Kepribadian:diartikanindependen dan obyektif Independensi maksudnya tidak

tergantung pada fihak lainnya dan obyektif artinya tidak memihak dalam

mempertimbangkan fakta dan terlepas dari kepentingan pribadi.

Kecakapan Profesional: Kompetensi dan standar teknis pelaksanaan pekerjaan

akuntan, meliputi: Kewajiban menjelaskan kepada para staff ahli yang bekerja padanya tentang

keterikatannya dgn kode etik akuntan

Akuntan publik tidak boleh menerima pekerjaan kecuali ia dan kantornya

mampu menyelesaikan pekerjaan dengan kompetensi profesi

Melarang akuntan publik mengaitkan namanya dengan prediksi untuk

mencegah timbulnya kesan bahwa bahwa ia menjamin terwujudnya prediksi

b. Tanggung Jawab Akutan Publik Terhadap Klien Menjaga rahasia selama penugasan profesi

Megatur honorarium jasa yang diserahkan dan tidak diperkenankan menerima

honor berdasar manfaat yang diterima klien

c. Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi

Akuntansi public wajib menjaga hubungan baik dengan akuntan lain apabila

klien memutuskan menggunakan akuntan lainnya.

Jika orang atau badan yang diperiksa kantor akuntan meminta saran atau pendapat

dari akuntan public lain, maka akuntan publik harus berkonsultasi dengan kantor

akuntan publik yang sedang memeriksanya.

d. Tanggung Jawab Lainnya

Mengiklankan diri atau mengijinkan fihak lainnya mengiklankan nama atau jasa

yang dijualnya

Membayar imbalan untuk mendapatkan pekerjaan

Menawarkan jasa secara tertulis kepada calon klien.

Page 18: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 13

4. Standar Auditing

Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar

pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing

merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri

atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Standar Perikatan Audit (SPA).

Dengan demikian SPA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar

yang tercantum di dalam standar auditing.

A. Standar Perikatan Audit (SPA)

SPA merupakan penjabaran lebih lanjut dari masing-masing standar yang tercantum

di dalam standar auditing. SPA berisi ketentuan-ketentuan dan pedoman utama yang

harus diikuti oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan penugasan audit. Kepatuhan

terhadap SPA yang diterbitkan oleh IAPI ini bersifat wajib bagi seluruh anggota

IAPI. Termasuk di dalam SPA adalah Interpretasi Standar Perikatan Audit (ISPA),

yang merupakan interpretasi resmi yang dikeluarkan oleh IAPI terhadap ketentuan-

ketentuan yang diterbitkan oleh IAPI dalam SPA. Dengan demikian, ISPA

memberikan jawaban atas pernyataan atau keraguan dalam penafsiran ketentuan-

ketentuan yang dimuat dalam SPA sehingga merupakan perlausan lebih lanjut

berbagai ketentuan dalam SPA.

B. Standar Umum

1) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang/lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sbg auditor. Menurut standar ini kompetensi sebagai

auditor adalah:

✓ Pendidikan Formal dalam bidang akuntansi di PT termasuk ujian profesi

✓ Pelatihan praktis dan pengalaman bidang auditing

✓ Pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni karier profesi

2) Selama berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental

harus dipertahankan auditor

✓ Independensi In Fact/Senyatanya:Berhubungan dgn tingkat kejujuran yang

tinggi

➢ Independensi In Appearance/Dalam penampilan: Auditor harus menjaga Agar

masyarakat mempercaya sikap independensi dan obyektivitasnya

➢ Independence In Competence/ Dalam Keahlian atau Kompetensinya

Independensi ini berhubungan dengan kemampuan penyelesaian tugas dan

kecakapan profesionalnya

3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor wajib

menggunakan kemahirannya dengan cermat dan profesionalnya

o Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

dilakukan supervisi dengan semestinya.

o Pemahaman yang memadahi SPI harus diperoleh untuk merencanakan audit dan

menentukan sifat dan ruang lingkup pengujian yang dilakukan.

Page 19: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 14

o Bukti audit kompeten yang harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

permintaan pertanyaan serta konfirmasi sebagai dasar yang memadahi untuk

dapat menyatakan pendapat atas LK yang diperiksa

o Laporan audit harus menyatakan apakah LK disusun sesuai prinsip akuntansi

berlaku di Indonesia

o Laporan audit harus menunjukkan dan menyatakan jika ada ketidak konsistenan

penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan LK periode berjalan dengan

periode sebelumnya

o Pengungkapan informatif dalam LK dipandang memadahi kecuali

dinyatakan lain dalam laporan auditor

o Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai LK secara

keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan dem’[-ikian tidak dapat

diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka harus

ada alasannnya.

5. Kewajiban Hukum

Kewajiban Hukum Bagi Auditor

Auditor secara umum sama dengan profesi lainnya merupakan subjek hukum

dan peraturan lainnya. Auditor akan terkena sanksi atas kelalaiannya, seperti

kegagalan untuk mematuhi standar profesional di dalam kinerjanya. Profesi ini

sangat rentan terhadap penuntutan perkara (lawsuits) atas kelalaiannya yang

digambarkan sebagai sebuah krisis (Huakanala dan Shinneke,2003,h.69). Lebih

lanjut Palmrose dalam Huanakala dan Shinneka menjelaskan bahwa litigasi terhadap

kantor akuntan publik dapat merusak citra atau reputasi bagi kualitas dari jasa-jasa

yang disediakan kantor akuntan publik tersebut. Menurut Rachmad Saleh AS dan

Saiful Anuar Syahdan (Media akuntansi, 2003) tanggung jawab profesi akuntan

publik di Indonesia terhadap kepercayaan yang diberikan publik seharusnya akuntan

publik dapat memberikan kualitas jasa yang dapat dipertanggungjawabkan dengan

mengedepankan kepentingan publik yaitu selalu bersifat obyektif dan independen

dalam setiap melakukan analisa serta berkompeten dalam teknis pekerjaannya.

Terlebih-lebih tanggung jawab yang dimaksud mengandung kewajiban hukum

terhadap kliennya. Kewajiban hukum auditor dalam pelaksanaan audit apabila

adanya tuntutan ke pengadilan yang menyangkut laporan keuangan menurut

Loebbecke dan Arens serta Boynton dan Kell yang telah diolah oleh Azizul Kholis, I

Nengah Rata, Sri Sulistiyowati dan Endah Prepti Lestari (2001) adalah sebagai

berikut:

a. Kewajiban kepada klien (Liabilities to Client) Kewajiban akuntan publik

terhadap klien karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai

waktu yang disepakati, pelaksanaan audit yang tidak memadai, gagal

menemui kesalahan, dan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan public

b. Kewajiban kepada pihak ketiga menurut Common Law (Liabilities to Third

party) Kewajiban akuntan publik kepada pihak ketiga jika terjadi kerugian

pada pihak penggugat karena mengandalkan laporan keuangan yang

menyesatkan

Page 20: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 15

c. Kewajiban Perdata menurut hukum sekuritas federal (Liabilities under

securities laws) Kewajiban hukum yang diatur menurut sekuritas federal

dengan standar yang ketat.

d. /Kewajiban kriminal (Crime Liabilities) Kewajiban hukum yang timbul

sebagai akibat kemungkinan akuntan publik disalahkan karena tindakan

kriminal menurut undang-undang.

e. Sedangkan kewajiban hukum yang mengatur akuntan publik di Indonesia

secara eksplisit memang belum ada, akan tetapi secara implisit hal tersebut

sudah ada seperti tertuang dalam Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP), Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Peraturan-Peraturan mengenai

Pasar Modal atau Bapepam, UU Perpajakan dan lain sebagainya yang

berkenaan dengan kewajiban hukum akuntan (Rachmad Saleh AS dan Saiful

Anuar Syahdan,2003).

f. Keberadaan perangkat hukum yang mengatur akuntan publik di Indonesia

sangat dibutuhkan oleh masyarakat termasuk kalangan profesi untuk

melengkapi aturan main yang sudah ada. Hal ini dibutuhkan agar disatu sisi

kalangan profesi dapat menjalankan tanggung jawab profesionalnya dengan

tingkat kepatuhan yang tinggi, dan disisi lain masyarakat akan mempunyai

landasan yang kuat bila sewaktu-waktu akan melakukan penuntutan tanggung

jawab profesional terhadap akuntan publik.

g. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kewajiban hukum bagi seorang

akuntan publik adalah bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya sehingga

jika memang terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak auditor,

maka akuntan publik dapat dimintai pertanggung jawaban secara hukum

sebagai bentuk kewajiban hukum auditor.

Tanggapan Profesi Terhadap Kewajiban Hukum

AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan langkah-

langkah berikut :

a. Riset dalam auditing

b. Penetapan standar dan aturan.

c. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor

d. Menetapka persyaratan penelaahan sejawat .

e. Melawan tuntutan hukum

f. Pendidikan bagi pemakai laporan

g. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas

h. Perundingan untuk perubahan hukum

Page 21: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 16

Tanggapan Akuntan Publik Terhadap Kewajiban Hukum

Dalam meringankan kewajibannya auditor dapat melakukan langkah-langkah

berikut:

a. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas

b. Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi dengan

pantas

c. Mengikuti standar profesi

d. Mempertahankan independensi

e. Memahami usaha klien

f. Melaksanakan audit yang bermutu

g. Mendokumentasika pekerjaan secara memadai

h. Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan

i. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia

j. Perlunya asuransi yang memadai

k. Mencari bantuan hukum

Pedoman Audit Industri Khusus: Yaitu pedoman bagi auditor untuk menafsirkan

dengan baik informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk perusahaan berbentuk

industri.

A. Kegagalan terdiri atas : ✓ Kegagalan Perusahaan.

✓ Kegagalan Audit.

✓ Kegagalan resiko audit.

B. Konsep Hukum Yang Mempengaruhi Kewajiban: ✓ Konsep Prudent Man.

✓ Konsep Tindakan sekutu Lain.

✓ Konsep Kurangnya hak komunikasi Istimewa

Page 22: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 17

BAB IV

LAPORAN AUDIT, JENIS BUKTI PENDUKUNG, PROSEDUR AUDIT DAN

KERJA PEMERIKSAAN

1. Laporan Audit

Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam

mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas

laporan keuangan yang di audit. Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus

memenuhi empat standar pelaporan yang ditetapkan dalam standar auditing yang

berlaku umum.(Boynton Johnson Kell).

Laporan audit adalah suatu media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi

dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan

pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan.(Mulyadi)

2. Analisis Terhadap Laporan Audit

Suatu laporan standar/ laporan audit baku merupakan laporan yang lazim diterbitkan.

Laporan ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian yang menyatakan bahwa

laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi

keuangan , hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku umum. Kesimpulan ini hanya akan dinyatakan bila auditor telah membentuk

pendapat berdasarkan audit yang dilaksanakan sesuai GAAS. Laporan standar/

laporan audit baku memiliki tiga paragraf , yang lazim disebut paragraf pendahuluan/

pengantar, paragraf lingkup audit, dan paragraf pendapat.

Dalam laporan tersebut terdapat 6 unsur penting pihak yang dituju, paragraph

pendahuluan/ pengantar, paragraph lingkup, paragraph pendapat, nama auditor,

nomor izin akuntan public, nomor izin kantor akuntan public, dan tanda tangan, serta

tanggal laporan audit. Berikut ini dijelaskan isi tiga unsur penting laporan audit baku:

➢ Paragraf Pendahuluan

Paragraf pendahuluan memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama paragraf ini

adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor.

Kalimat pada paragraf pendahuluan disajikan sebagai berikut :

Objek yang menjadi sasaran audit

Kami telah mengaudit...neraca...Perusahaan X ...untuk tahun tahun yang berakhir

pada tanggal 31 Desember 20X2 serta laporan laba-rugi, laporan perubahan

ekuitas, serta laporan arus kas untuk tahun yang terakhir pada tanggal tersebut”

berisi dua hal penting berikut ini:

Auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan setelah ia melakukan audit

atas laporan tersebut.

Page 23: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 18

Objek yang diaudit oleh auditor bukanlah catatan akuntansi melainkan laporan

keuangan kliennya, yang meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan

ekuitas, dan laporan arus kas.

Kalimat diatas menunjukkan bahwa auditor telah mengaudit laporan keuangan

tertentu dari perusahaan yang ditunjuk.

• Tanggung jawab auditor

Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen.

Kalimat diatas menegaskan bahwa tanggung jawab atas laporan keuangan terletak di

tangan manajemen. Tanggung jawab kami adalah menyatakan....berdasarkan audit

kami.

Kalimat diatas secara khusus menunjukkan tanggung jawab auditor. Auditor

berperan untuk melaksanakan audit dan menyatakan pendapat berdasarkan temuan

temuan.

➢ Paragraf Ruang Lingkup

Paragraf ruang lingkup menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini sesuai dengan

bagian ke empat standar pelaporan yang mengharuskan auditor menunjukkan dengan

jelas sifat audit yang dilakukan. Paragraf ruang lingkup audit juga menunjukkan

beberapa keterbatasan audit. Kalimat dalam paragraf ini adalah:

• Standar auditing

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan

Akuntan Indonesia…

Dalam konteks ini ,standar auditing yang berlaku umum meliputi sepuluh standar

GAAS dan seluruh SAS yang dapat diterapkan.

• Penjelasan ringkas standar auditing

Standar tersebut mengharuskan kami ....audit agar memperoleh keyakinan yang

memadai ...laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Kalimat diatas menunjukkan keterbatasan penting suatu audit yaitu auditor hanya

mencari keyakinan yang memadai saja, bukan keyakinan yang absolut dan

diperkenalkannya konsep materialitas.

Suatu audit meliputi pemeriksaan ,atas dasar pengujian,bukti bukti yang mendukung

....laporan keuangan.

Kalimat diatas menjelaskan lebih jauh sifat audit dan pesan kepada pemakai

laporannya bahwa:

a. Dalam perikatan umum, auditor melaksanakan auditnya atas dasar pengujian,

bukan atas dasar pemeriksaan terhadap seluruh bukti.

b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern merupakan dasar menentukan

jenis dan luas pengujian yang dilakukan dalam pemeriksaan.

Page 24: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 19

c. Luas pengujian dan pemiihan prosedur audit ditentukan oleh pertimbangan

auditor atas dasar pengalamannya.

d. Dalam audit, auditor melakukan pemeriksaan atas bukyi audit, yang tidak

hanya terbatas pada catatan akuntansi klien saja, namun mencakup informsai

penguat (corroborating information).

Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi...estimasi signifikan....penilaian

terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Kalimat tersebut menyebutkan bahwa auditor menggunakan pertimbangan dalam

menilai dan mengevaluasi representasi laporan keuangan manajemen.

Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan

pendapat.

Kalimat diatas menunjukkan bentuk keterbatasan lain dari suatu audit. ➢ Paragraf pendapat

Paragraf ketiga dalam laporan audit baku merupakan paragraph yang digunakan oleh

auditor untuk menyatakan pendapatnyab mengenai laporan keuangan yang

disebutkannya dalam paragraf pendahuluan/ pengantar. Dalam paragraph ini auditor

menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam

semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan

keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum. Kalimat paragraf

pendapat dijelaskan sebagai berikut:

Menurut pendapat kami ,laporan keuangan yang kami sebut diatas...

Dalam menafsirkan arti dan pentingnya kalimat ini ,hendaknya disimpulkan bahwa

pendapat tersebut dinyatakan oleh orang orang yang profesional, berpengalaman dan

ahli.

....Menyajikan secara wajar ,dalam semua hal yang material ...posisi keuangan

...hasil usaha dan arus kas...

Konotasi yang dimaksutkan dalam kata kata secara wajar adalah bahwa penyajian

laporan keuangan telah memadai ,tanpa berat sebelah,atau distorsi.

…..sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum...

Kalimat ini memenuhi standar pelaporan pertama yang menyatakan bahwa laporan

harus menunjukkan apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan GAAP.

3. Pendapat yang Dikeluarkan oleh Auditor

Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan auditor jika tidak terjadi pembatasan

dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai

kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan

laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut,

Page 25: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 20

serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. Laporan audit yang berisi

pendapat wajar tanpa pengecualian adalah laporan yang paling dibutuhkan oleh

semua pihak, baik oleh klien, pemakai informasi keuangan maupun oleh auditor. ➢ Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa

penjelasan (Unqulified opinion report with explanatory language)

Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan

tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien,

auditor dapat menerbitkan laporan audit baku.

➢ Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion

report)

Jika auditor menjumpai kondisi-kondisi berikut ini, maka ia memberikan pendapat

wajar dengan pengecualian dalam laporan audit.

Lingkup audit dibatasi oleh klien.

Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat

memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada di luar

kekuasaan klien maupun auditor.

Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima

umum.

• Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan

keuangan tidak ditetapkan secara konsisten. Dalam pendapat ini auditor

menyatakan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh klien adalah wajar,

tetapi ada beberapa unsur yang dikecualikan, yang pengecualiannya tidak

mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara konsisten.

Laporan yang berisi pendapat tidak wajar (Adverse opinion report)

Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup

auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk

mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh

auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama

sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi

keuangan untuk pengambilan keputusan. ➢ Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (Disclaimer of

opinion report)

Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, maka laporan

audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang

menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:

a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit.

b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya.

Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat

tidak wajar adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor

mengetahui adanya ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor

menyatakan tidak memberikan pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti

mengenai kewajaran pelaporan keuangan auditan atau karena ia tidak independen

dalam hubungannya dengan klien.

Page 26: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 21

4. Penyimpangan Dari Laporan Standar

Dalam praktik ,dapat muncul kondisi-kondisi tertentu yang tidak

memungkinkan auditor menerbitkan laporan standar.Penyimpangan dari laporan

standar tergolong dalam salah satu dari dua kategori berikut ini: ✓ Laporan standar dengan bahasa penjelasan

✓ Jenis-jenis pendapat lain

5. Jenis Bukti Pendukung

Bukti audit merupakan informasi yang dikumpulkan dan digunakan oleh

auditor untuk mendukung suatu laporan keuangan yang diperiksa, dan pada akhirnya

digunakan sebagai dasar untuk menyatakan pendapat ( Audit Opinion).

Bukti audit terdiri dari 9 jenis, dan dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Bukti Akuntansi

Bukti Akuntansi terdiri dari 2 jenis, antara lain:

a. Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi merupakan sumber data sebagai dasar pembuatan laporan

keuangan, seperti jurnal, dan sebagainya. Oleh karena itu, catatan akuntansi

dipergunakan oleh auditor sebagai bukti untuk mendukung laporan keuangan yang

diperiksa.

b. Bukti Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan bukti yang paling kuat di dalam melaksanakan

audit. Sebab, dari kuat atau lemahnya pengendalian internal lah seorang auditor

mendapatkan indikator seberapa banyak bukti yang harus dikumpulkan. Misalnya,

apabila risiko pengendalian internal tinggi, itu artinya risiko audit yang direncanakan

harusnya rendah.

2. Bukti Pendukung / Bukti Informasi Penguat Bukti Pendukung terdiri dari 6 jenis,

antara lain:

a. Bukti Dokumenter

· Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim langsung kepada auditor

· Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien

· Bukti yang dibuat dan disimpan klien

Bukti yang pertama memiliki kredibilitas lebih tinggi dari bukti kedua dan begitu

juga dengan bukti kedua terhadap bukti ketiga.

b. Bukti Fisik

Bukti fisik merupakan bukti yang diperoleh auditor secara langsung melalui

pemeriksaan fisik di dalam proses audit. Contohnya pemeriksaan fisik

persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini merupakan salah satu bukti

yang paling akurat di dalam audit.

c. Bukti Matematis

Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan

langsung, misalnya footing untuk penjumlahan vertikal, dan cross footing

untuk penjumlahan secara horizontal.

d. Bukti Rasio/Perbandingan

Bukti rasio merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui penggunaan rasio

seperti rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, quick ratio, dan sebagainya.

e. Bukti Spesialis/Surat Pernyataan Tertulis

Page 27: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 22

Bukti surat pernyataan tertulis merupakan bukti yang diperoleh auditor

melalui sumber eksternal. Surat pernyataan tertulis ini misalnya surat teknisi,

ahli bangunan yang berhubungan dengan klien.

f. Bukti Lisan/Wawancara

Bukti lisan merupakan bukti yang dikumpulkan oleh auditor secara langsung

kepada objek yang ingin dimintai bukti, misalnya wawancara dan sebagainya.

Selain itu terdapat bukti pendukung lainnya yaitu:

1. SPI: Mengecek ketelitian dan dapat dipercayainya data ak

2. Bukti fisik: Penghitungan aktiva berwujud/tangible assets

3. Bukti dokumenter: Bukti berbentuk catatan atau kertas

4. Catatan akuntansi: Jurnal, Buku Besar untuk membuat LK

5. Bukti lisan: Wawancara dgn para karyawan & fihak manaj

6. Perhitungan: Footing,Cross Footing dan depresiasi

7. Perbandingan: Data tahun berjalan/sekarang dengan tahun sebelumnya

8. Spesialis: Badan atau orang yang meilikikeahlian khusus

9. Konfirmasi: Bukti fihak ketiga

10. Pernyataan secara tertulis manajemen: Tanggung jawab manajemen atau

rekening khusus

11 .Analitikal: Analisa kejanggalan klien data sejenis dan tahun sebelumnya

6. Prosedur Audit Dan Kerja Pemeriksaan

Prosedur Pemeriksaan/ Audit

Prosedur audit merupakan tindakan yang dilakukan oleh auditor dalam

mengumpulkan bukti audit. Prosedut audit terbagi dalam 10 jenis yaitu:

Inspeksi

Pemeriksaan rinci terhadap suatu dokumen dan kondisi fisik yang memiliki kaitan

dan memiliki probabilitas menghasilkan bukti untuk mendukung laporan keuangan.

Observasi/Pengamatan

Prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan yang berhubungan

dengan proses pengumpulan bukti.

Permintaan Keterangan (Enquiry)

Merupakan prosedur audit untuk memintai keterangan yang dilakukan oleh auditor

terhadap objek yang dianggap memiliki informasi.

Konfirmasi

Merupakan penyelidikan yang dilakukan auditor untuk memintai keterangan melalui

pihak ketiga untuk mendapatkan bukti.

Penelusuran (tracing)

Penelusuran merupakan proses pengumpulan bukti yang dilakukan oleh auditor dari

dokumen ke catatan akuntansi.

Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)

Berbeda dengan tracing, vouching merupakan proses pengumpulan bukti yang

dilakukan auditor dari catatan akuntansi ke dokumen. Jadi vouching merupakan

kebalikan dari tracing.

Perhitungan (Counting)

Prosedur ini merupakan penghitungan fisik yang dilakukan auditor di dalam

pemeriksaan untuk mendapatkan bukti. Misalnya penghitungan fisik dari jumlah

persediaan akhir.

Page 28: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 23

Scanning

Scanning merupakan review atau penelaahan secara cepat terhadap dokumen,

catatan, dan lain untuk menemukan unsur-unsur yang bisa digunakan sebagai bukti

di dalam pemeriksaan.

Pelaksanaan ulang (reperforming)

Proses ini merupakan pengulangan pekerjaan yang dilakukan oleh auditee untuk

mencari apakah ada hal-hal yang bisadikategorikan sebagai bukti di dalam

pemeriksaan.

Computer-assisted Audit Techniques

Proses ini dilakukan apabila catatan akuntansi klien direkam atau disajikan dalam

media elektronik dan sebagainya.

Tahap Pengumpulan Bukti

Prosedur Audit adalah tindakan yang di lakukan atau metode dan taknik yang

digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit.

➢ Ukuran Sampel/sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap

kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi

dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok

transaksi tersebut. Auditor seringkali mengetahui dimana saldo-saldo akun dan

transaksi yang mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor mempertimbangkan

pengetahuan ini dalam perencanaan prosedur auditnya, termasuk sampling audit.

Auditor biasanya tidak memiliki pengetahuan khusus tentang saldo-saldo akun atau

transaksi lainnya yang menurut pertimbangannya, perlu diuji untuk memenuhi tujuan

auditnya. Dalam hal terakhir ini, sampling audit sangat berguna.

➢ Item Yang dipilih

➢ Pengaturan Waktu

7. Faktor Penentu Bukti Yang Meyakinkan

• Kompetensi

Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa audit

harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis

yang cukup sebagai auditor. Sedangkan, standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam

SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit akan penyusunan

laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat

dan seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditor wajib memiliki kemahiran

profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor. Lee dan

Stone (1995) mendefinisikan kompetensi sebagai suatu keahlian yang cukup secara

eksplisit dapat digunakan untuk melakukan audit secara objektif. Pendapat lain

adalah dari Dreyfus dan Dreyfus (1986) dalam Elfarini (2007), mendefinisikan

kompetensi sebagai keahlian seorang yang berperan secara berkelanjutan yang mana

pergerakannya melalui proses pembelajaran, dari “pengetahuan sesuatu” ke

“mengetahui bagaimana”, seperti misalnya: dari sekedar pengetahuan yang

tergantung pada aturan tertentu kepada suatu pertanyaan yang bersifat intuitif. Lebih

spesifik lagi Dreyfus dan Dreyfus (1986) dalam Elfarini (2007) membedakan proses

pemerolehan keahlian menjadi 5 tahap.

➢ Tahap pertama disebut Novice, yaitu tahapan pengenalan terhadap kenyataan

dan membuat pendapat hanya berdasarkan aturan-aturan yang tersedia. Keahlian

Page 29: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 24

pada tahap pertama ini biasanya dimiliki oleh staf audit pemula yang baru lulus

dari perguruan tinggi.

➢ Tahap kedua disebut Advanced Beginner. Pada tahap ini auditor sangat

bergantung pada aturan dan tidak mempunyai cukup kemampuan untuk

merasionalkan segala tindakan audit, namun demikian, auditor pada tahap ini

mulai dapat membedakan aturan yang sesuai dengan suatu tindakan.

➢ Tahap ketiga disebut Competence. Pada tahap ini auditor harus mempunyai

cukup pengalaman untuk menghadapi situasi yang kompleks. Tindakan yang

diambil disesuaikan dengan tujuan yang ada dalam pikirannya dan kurang sadar

terhadap pemilihan, penerapan, dan prosedur aturan audit.

➢ Tahap keempat disebut Profiency. Pada tahap ini segala sesuatu menjadi rutin,

sehingga dalam bekerja auditor cenderung tergantung pada pengalaman yang

lalu. Intuisi mulai digunakan dan pada akhirnya pemikiran audit akan terus

berjalan sehingga diperoleh analisis yang substansial.

➢ Tahap kelima atau terakhir adalah Expertise. Pada tahap ini auditor mengetahui

sesuatu karena kematangannya dan pemahamannya terhadap praktek yang ada.

Auditor sudah dapat membuat keputusan atau menyelesaikan suatu

permasalahan. Dengan demikian segala tindakan auditor pada tahap ini sangat

rasional dan mereka bergantung pada intuisinya bukan pada peraturan-peraturan

yang ada.

De Angelo (1981) dalam Kartika Widhi (2005) memproksikan kompetensi kedalam

dua komponen yaitu pengetahuan dan pengalama.

a. Pengetahuan

Pengetahuan diukur dari seberapa tinggi pendidikan seorang auditor karena dengan

demikian auditor akan mempunyai semakin banyak pengetahuan (pandangan)

mengenai bidang yang digelutinya sehingga dapat mengetahui berbagai

masalah secara lebih mendalam. Selain itu, auditor akan lebih mudah dalam

mengikuti perkembangan yang semakin kompleks (Meinhard, et al., 1987). Untuk

melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (umum

dan khusus) dan pengetahuan mengenai bidang pengauditan, akuntansi dan industri

klien. Secara umum ada lima jenis pengetahuan yang harus dimiliki auditor yaitu (1)

pengetahuan umum, (2) area fungsional, (3) isu akuntansi, (4) industri khusus, dan

(5) pengetahuan bisnis umum serta penyelesaian masalah.

b. Pengalaman

Menurut Loeher (2002) dalam Elfarini (2007), pengalaman merupakan akumulasi

gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara

berulang-ulang dengan sesama benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan.

Pengetahuan auditor tentang audit akan semakin berkembang dengan bertambahnya

pengalaman kerja. Pengalaman kerja akan meningkat seiring dengan meningkatnya

kompleksitas kerja (Herliansyah dan Meifida, 2006).

Menurut Tubbs (1992) dalam Mayangsari (2003) auditor yang berpengalaman

memiliki keunggulan dalam hal: (1) Mendeteksi kesalahan, (2) Memahami kesalahan

secara akurat, (3) Mencari penyebab kesalahan. Guntur, dkk. (2002) dalam

Mayangsari (2003) menyebutkan bahwa pengalaman kerja auditor (lebih dari dua

tahun) dapat menentukan profesionalisme, kinerja komitmen terhadap organisasi,

Page 30: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 25

serta kualitas auditor melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman

melakukan audit.

• Kecukupan Bukti

Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kecukupan bukti audit adalah: ➢ Materialitas : Auditor harus memberikan pendapat pendahuluan atas

tingkat materialitas laporan keuangan. Karena tingkat materialitas dan

kuantitas bukti audit memiliki hubungan terbalik, maka semakin rendah

tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang diperlukan.

Sebaliknya, jika tingkat materialitas tinggi, maka kuantitas bukti yang

diperlukan pun akan semakin sedikit

➢ Risiko Audit : Risiko audit dengan jumlah bukti audit yang diperlukan

memilki hubungan yang terbalik. Rendahnya resiko audit berarti tingkat

kepastian yang diyakini auditor mengenai ketepatan pendapatnya adalah

tinggi. Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor untuk

menghimpun bukti audit yang lebih banyak.

➢ Faktor-faktor Ekonomi : Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu

dan biaya ketika menghimpun bukti audit. Auditor memiliki keterbatasan

sumber daya yang akan digunakan untuk memperoleh bukti yang

diperlukan sebagai acuan dalam memberikan pendapat atas laporan

keuangan entitas. Auditor harus memperhitungkan apabila setiap

tambahan waktu dan biaya untuk mengumpulkan bukti audit memberikan

manfaat terhadap kuantitas dan kualitas bukti yang dikumpulkan.

➢ Ukuran dan Karakteristik Populasi : Ukuran populasi dan jumlah

sampling bukti audit memiliki hubungan yang searah. Semakin besar

populasi, semakin besar jumlah sampel bukti audit yang harus diambil dari

populasi. Sebaiknya, semakin kecil ukuran populasi, semakin kecil pula

jumlah sampel bukti audit yang diambil dari populasi. Karakteristik

populasi berkaitan dengan homogenitas atau variabilitas unsur individu

yang menjadi anggota populasi. Auditor memerlukan lebih banyak sampel

bukti audit dan informasi yang lebih kuat atau mendukung tentang

populasi yang bervariasi anggotanya daripada populasi yang seragam.

• KetepatanWaktu : Kriteria ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal

pemakaian bukti audit

Situasi Pemeriksaan Dengan Resiko Besar

1. SPI lemah.

2. Pergantian akuntan.

3. Usaha spekulatif.

4. Transaksi kompleks.

5. Perubahan undang-undang pajak.

6. Manajemen tidak kredibel/tak dipercaya.

7. Kondisi keuangan tidak layak Sehat

8. Kertas Kerja Pemeriksaan

• Pengertian Kertas Kerja ✓ Definisi dan Tujuan Pembuatan Kertas Kerja Audit Kertas kerja adalah catatan-

catatan yang diselenggarakan auditor mengenai prosedur audit yang

Page 31: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 26

ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan

kesimpulan yang dibuatnya berkenaan dengan pelaksanaan audit.

✓ Kertas Kerja adalah suatu kertas yang sengaja dibuat dan dikumpulkan selama

proses pemeriksaan yang meliputi semua bukti yang dikumpulkan auditor untuk

memperlihatkan pekerjaan yang dilaksanakan, metode dan prosedur yang

digunakan serta kesimpulan yang diambil. ✓ Kertas kerja audit adalah catatan yng diselenggarakan auditor mengenai :

prosedur audit yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang

diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat. Manfaat utama :

a. Penunjang utama laporan audit

b. Dasar bagi supervisi

c. Dasar bagi perencanaan

Pedoman pokok isi kertas kerja, memuat :

• Bukti yang menunjukkan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai standar auditing

• Bukti yang menunjukkan bahwa laporan keuangan dan informasi lainnya yang

dilaporkan telah sesuai dengan catatan klien

• Penjelasan mengenai keputusan yang diambil auditor terhadap pengecualian

• Komentar/kesimpulan mengenai aspek lainnya

Kuantitas dan Bentuk

Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas, bentuk, isi :

• Sifat dan tujuan penugasan

• Sifat laporan audit

• Sifat laporan keuangan, daftar2 atau informasi lain yang diperlukan dalam

pembuatan laporannya

• Sifat dan kondisi catatan klien

• Tingkat resiko pengendalian

• Kebutuhan2 tertentu seperti untuk supervisi dan review

Filtlintg

• Permanent file : memuat data yang bersifat historis dan kontinu ✓ Copy dokumen penting

✓ Informasi mengenai penilaian struktur internal control

✓ Hasil analytical prosedur

• Current file : semua berkas yang dibuat dan digunakan untuk tahun buku

yang bersangkutan ✓ audit program ✓ informasi umum ✓ working trial balance ✓ lead schedule

2. Tujuan Dibuatnya Kertas Kerja.

a. Koordinasi dan mengkoordinasi.

b. Pedoman pemeriksaan selanjutnya.

c. Menguatkan kesimpulan auditor.

d. Pendukung pendapat auditor atas Laporan Keuangan yang diperiksanya

Page 32: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 27

3. Faktor Yang Diperhatikan Dlm Pembuatan Kertas Kerja

a. Lengkap: Berisi semua informasi pokok dan tidak memerlukan penjelasan lisan

b. Teliti: bebas dari kesalahan penulisan dan penjumlahan

c. Ringkas: Berisi informasi pokok dan relevan dengantujuan pemeriksaan

d. Jelas:Tidak berisi istilah yang menimbulkan makna ganda

Page 33: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 28

BAB V

AUDIT SISTEM ELECTRONIC DATA PROCESSING

1. Komponen Sistem Electronic Data Processing

Sistem pengolahan data elektronik ditandai dengan penggunaan perangkat

komputer. Pemakaian komputer mempunyai dampak yang cukup besar terhadap

perusahaan, terutama operasional perusahaan yang saat ini wajib harus digunakan

perusahaan. Hal ini ditandai dengan komputer yang mampu bekerja sesuai program

yang ada dalam sistem komputer itu sendiri sehingga mampu melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan standar dan keinginan perusahaan.

• Perangkat Keras Komputer

a. Perangkat keras komputer (bahasa Inggris: hardware) adalah semua

bagian fisik komputer, dan dibedakan dengan data yang berada di

dalamnya atau yang beroperasi di dalamnya, dan dibedakan dengan

perangkat lunak (software) yang menyediakan instruksi untuk perangkat

keras dalam menyelesaikan tugasnya. Batasan antara perangkat keras

dan perangkat lunak akan sedikit buram kalau kita berbicara mengenai

firmware, karena firmware ini adalah perangkat lunak yang "dibuat" ke

dalam perangkat keras. Firmware ini merupakan wilayah dari bidang

ilmu komputer dan teknik komputer, yang jarang dikenal oleh pengguna

umum. Komputer pada umumnya adalah komputer pribadi (bahasa

Inggris: personal computer atau disingkat PC) dalam bentuk desktop

atau menara kotak yang terdiri dari bagian berikut:

➢ Papan sistem/papan induk yang merupakan tempat CPU, memori, slot

VGA, dan memiliki slot untuk kartu tambahan.

o RAM - tempat penyimpanan data sementara / jangka pendek,

sehingga perangkat lunak yang kita jalankan akan tersimpan

sementara, sehingga komputer tidak perlu selalu mengakses hard disk

untuk mencari data. Jumlah RAM yang lebih besar akan membantu

kecepatan PC

o Buses:

▪ Bus PCI

▪ Bus ISA

▪ USB

▪ AGP

o ROM (Read Only Memory) di mana firmware diletakkan

o CPU (Central Processing Unit) sebagai otak dan bagian utama

computer

➢ Pencatu daya (bahasa Inggris: power supply) - sebuah kotak yang

menyalurkan daya ke papan induk transformer, kontrol voltase dan kipas

➢ Pengontrol penyimpanan, dari jenis IDE, SCSI atau SATA atau lainnya,

yang mengontrol hard disk, Floppy disk, CD-ROM, DVD-ROM dan

drive lainnya; kontroler ini terletak di papan induk (atas-papan) atau di

kartu tambahan

Page 34: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 29

➢ Pengontrol penampilan video yang memproduksi output untuk komputer

display

➢ Pengontrol komputer bus (paralel, serial, USB, Firewire) untuk

menyambung komputer dengan alat tambahan luar lainnya seperti printer

atau scanner

➢ Beberapa jenis penyimpanan komputer:

o CD - tipe paling umum media yang dapat dilepas, murah tetapi mudah

rusak.

▪ CD-ROM

▪ CD-RW

▪ CD-R

o DVD

▪ DVD-ROM

▪ DVD-RW

▪ DVD-R

o Floppy disk

➢ Penyimpanan dalam - menyimpan data dalam komputer untuk

penggunaan jangka panjang.

o Hard disk - untuk penyimpanan data jangka panjang

o Disk array controller

➢ Kartu suara - menerjemahkan signal dari papan sistem ke bahasa yang

dapat dimengerti oleh speaker, dan memiliki terminal untuk mencolok

kabel suara speaker.

➢ Jaringan komputer - untuk menghubungkan komputer ke internet atau ke

komputer lainnya.

o Modem - media penyambung ke koneksi internet.

o Kartu network - untuk internet DSL/kabel, atau menghubungkan ke

komputer lain.

Alat lainnya Sebagai tambahan, perangkat keras dapat memasukan komponen

luar lainnya. Di bawah ini merupakan komponen standar atau yang umum

digunakan.

• Input

o Keyboard

o Alat penunjuk

▪ Mouse

▪ Trackball

o Joystick

o Gamepad

o Scanner gambar

Page 35: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 30

o Webcam

o Tablet Grafis

• Output

o Pencetak (bahasa Inggris: printer)

o Pengeras suara (bahasa Inggris: speaker)

o Monitor

• Jaringan/Networking

o Modem

o kartu network

2. Perkembangan Perangkat Keras Komputer

Perkembangan teknologi elektronik yang paling pesat dan banyak dipakai

dibanyak bidang dalam menyelesaikan pekerjaan maupun untuk memperoleh

informasi tidak lain adalah komputer. Perkembangan komputer ini diakibatkan oleh

perkembangan mikroprosesor (processor) sebagai otak dalam menangani

keseluruhan dari kerja komputer. Perkembangan Mikroprosesor Intel dan Personal

Computer (PC)

sesuai dengan waktu evolusi generasi-generasi prosesor yang baru bermunculan

dengan performance yang lebih canggih, baik dari segi kualitas maupun

kerumitannya.

Perkembangan tipe komputer:

• XT 8086-8088

• AT 286,AT 386, AT 486

• Pentium I : AT 80586 dengan 50 Mhz, 70 Mhz, 90 Mhz, 100 Mhz, 133 Mhz.

• Pentium II : 266 Mhz, 300 Mhz, 350 Mhz, 400 Mhz, 450 Mhz.

• Pentium III : 500 Mhz, 550 Mhz, 600 Mhz, 650 Mhz, 700 Mhz.

• Dan generasi terbaru sekarang pentium IV.

• Processor selain Intel dan Perkembangannya, Pangsa pasar yang

menggiurkan untuk teknologi Komputer di Indonesia menyebabkan processor

yang ada di Pasar tidak hanya produk Intel Co. tetapi Perusahaan lain seperti

• Perangkat Lunak Komputer

Perangkat lunak atau peranti lunak (bahasa Inggris: software) adalah istilah khusus

untuk data yang diformat, dan disimpan secara digital, termasuk program komputer,

dokumentasinya, dan berbagai informasi yang bisa dibaca, dan ditulis oleh komputer.

Dengan kata lain, bagian sistem komputer yang tidak berwujud. Istilah ini

menonjolkan perbedaan dengan perangkat keras computer

Pembuatan perangkat lunak itu sendiri memerlukan "bahasa pemrograman" yang

ditulis oleh seorang pemrogram untuk selanjutnya dikompilasi dengan aplikasi

kompiler sehingga menjadi kode yang bisa dikenali oleh mesin hardware.

Di bawah ini ada beberapa contoh macam perangkat lunak, yaitu:

Page 36: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 31

• Perangkat lunak aplikasi (application software) seperti pengolah kata, lembar

tabel hitung, pemutar media, dan paket aplikasi perkantoran seperti

OpenOffice.org.

• Sistem operasi (operating system) misalnya Linux dan Windows.

• Perkakas pengembangan perangkat lunak (software development tool) seperti

Kompilator untuk bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Pascal dan

bahasa pemrograman tingkat rendah yaitu bahasa rakitan.

• Pengendali perangkat keras (device driver) yaitu penghubung antara

perangkat perangkat keras pembantu, dan komputer adalah software yang

banyak dipakai di swalayan, dan juga sekolah, yaitu penggunaan barcode

scanner pada aplikasi database lainnya.[4]

• Perangkat lunak menetap / Perangkat lunak tegar (firmware) seperti yang

dipasang dalam jam tangan digital, dan pengendali jarak jauh.

• Perangkat lunak bebas (free 'libre' software) dan Perangkat lunak sumber

terbuka (open source software)

• Perangkat lunak gratis (freeware)

3. Metode organisasi dan pemrosesan data

a. Metode pengarsipan tradisional

* Master File: berisi informasi data yang up to date, berisi tentang informasi

data misalnya jumlag persediaan.

* Transaction File: berisi transaksi individual yang dijelaskan secara detail,

berisi transaksi misalnya penjualan kredit harian dan penerimaan kas harian

b. Metode Data Base

Database adalah susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi atau

perusahaan, yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan

metode tertentu dalam komputer sehingga mampu memenuhi informasi yang optimal

yang dibutuhkan oleh para pengguna.

* Batch Entry - Batch Processing : adalah suatu model pengolahan data, dengan

menghimpun data terlebih dahulu, dan diatur pengelompokkan datanya dalam

kelompok-kelompok yang disebut batch. Tiap batch ditandai dengan identitas

tertentu, serta informasi mengenai data-data yang terdapat dalam batch tersebut.

* On Line Entry - Batch Processing : Adalah sebuah sistem yang mengaktifkan

semua periferal sebagai pemasok data, dalam kendali komputer induk.

Informasi-informasi yang muncul merupakan refleksi dari kondisi data yang

paling mutakhir, karena setiap perkembangan data baru akan terus diupdatekan

ke data induk. Salah satu contoh penggunaan online processing adalah transaksi

online. Dalam sistem pengolahan online, transaksi secara individual dientri

melalui peralatan terminal, divalidasi dan digunakan untuk meng-update dengan

segera file komputer. Hasil pengolahan ini kemudian tersedia segera untuk

permintaan keterangan atau laporan. Perbedaan Batch Processing dengan Online

Processing

* On Line Entry - On Linee Processing : Proses yang memakai pemasok data on

line biasanya ditujukan untuk aplikasi yang memiliki jumlah transaksi yang

besar, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan, sebelum data-data

tadi diolah Online processing lebih ditunjukan untuk pengolahan data yang

memerlukan suatu tingkat transaksi dengan kecepatan tinggi, karena kebutuhan

informasi yang harus segera diperoleh pada saat yang sama

Page 37: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 32

1) Pada batch processing, data yang dimasukkan akan dihimpun dahulu

menjadi 1 kelompok atau batch baru kemudian akan dimasukkan ke

database untuk mengupdate master file. Sedangkan pada online processing,

data yang dimasukkan atau diinput akan langsung dimasukkan ke dalam

database untuk mengupadate master file pada saat itu juga.

2) Pada batch processing, data yang dikelompokkan tersebut akan dicek ulang

dan disortir sebelum dikirim ke database sehingga jika terdapat data yang

tidak valid, data akan dimasukkan ke dalam error report. Pada online

processing, hal ini tidak terjadi sehingga ada kemungkinan terdapat data

yang tidak valid yang masuk ke database. Pada online processing, waktu

yang dibutuhkan untuk mengupdate database relatif lebih cepat daripada

batch processing.

3) Proses yang memakai batch processing biasanya ditujukan untuk aplikasi

yang memiliki jumlah transaksi yang besar, sehingga perlu dilakukan

pemeriksaan pendahuluan, sebelum data-data tadi diolah Online processing

lebih ditunjukan untuk pengolahan data yang memerlukan suatu tingkat

transaksi dengan kecepatan tinggi, karena kebutuhan informasi yang harus

segera diperoleh pada saat yang sama.

* On Line Entry - On Linee Processing : Proses yang memakai pemasok data on

line biasanya ditujukan untuk aplikasi yang memiliki jumlah transaksi yang

besar, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan, sebelum data-data

tadi diolah.

Online processing lebih ditunjukan untuk pengolahan data yang memerlukan suatu

tingkat transaksi dengan kecepatan tinggi, karena kebutuhan informasi yang harus

segera diperoleh pada saat yang sama.

3. Pengendalian Umum

Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di

dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi

yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data

Pengendalian umum pada perusahaan dilakukan terhadap aspek fisikal maupun

logikal. Aspek fisikal dilakukan terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan aspek

logikal terhadap sistem informasi di level manajemen (misal: sistem operasi).

Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi beberapa, diantaranya:

• Pengendalian organisasi dan otorisasi :Yang dimaksud dengan pengendalian

organisasi adalah secara umum terdapat pemisahan tugas dan jabatan antara

pengguna sistem (operasi) dan administrator sistem (operasi). Dan juga dapat

dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses sistem apabila memang telah

diotorisasi oleh administrator.

• Pengendalian operasi :Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu

pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi

dengan baik selayaknya sesuai yang diharapkan.

• Pengendalian perubahan:Perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap sistem

informasi harus dikendalikan, termasuk pengendalian versi dari sistem

informasi tersebut, catatan perubahan versi, serta manajemen perubahan atas

diimplementasikannya sebuah sistem informasi.

Page 38: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 33

• Pengendalian akses fisikal dan logikal : Pengendalian akses fisikal berkaitan

dengan akses secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu

perusahaan, sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses

terhadap sistem operasi sistem tersebut (misal: windows).

a. Pengendalian organisasi : Pemisahan tugas dalam EDP dan pemakai

b. Pengendalian pengembangan sistem dan dokumentasi: meliputi:

* Penelaahan,pengujian dan persetujuan dan sistem baru

* Pengendalian perubahan program

* Prosedur doumentasi

c. Pengendalian perangkat keras dan perangkat lunak meliputi:

* Program preventif perawatan perangkat keras

* Pengendalian terpadu perubahan perangkat lunak

d. Acces control (pengendalian akses)

Acces control harus menjaga penggunaan EDP, file data, dan program oleh

pemakai yang tidak berwenang. Pengendalian ini meliputi penjagaan

secara fisik maupun secara prosedural. Pengawasan / penjagaan prosedural

adalah pemeriksaan manajemen terhadap laporan pemakaian komputer.

Salah satu cara dalam pengendalian akses adalah dengan penggunaan

Password.

e. Pengendalian data dan prosedur

memiliki fungsi :

* Fungsi penerimaan dan seleksi atas semua data yang akan proses

* Akuntansi untuk seluruh input data

* menindaklanjuti kesalahan proses yang terjadi

* Meneliti distribusi yang tepat atas output

4. Pengendalian Aplikasi

Pengendalian aplikasi adalah prosedur-prosedur pengendalian yang didisain

oleh manajemen organisasi untuk meminimalkan resiko terhadap aplikasi yang

diterapkan perusahaan agar proses bisnisnya dapat berjalan dengan baik

Tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-

input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat

pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan. Dalam audit terhadap

aplikasi, biasanya, pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat

pengendalian umum memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian-

pengendalian aplikasi.

Macam-macam Aplikasi

Aplikasi berwujud perangkat lunak, yang dapat dibagi menjadi dua tipe dalam

perusahaan untuk kepentingan audit PDE: a Perangkat lunak berdiri sendiri : Terdapat pada organisasi yang belum

menerapkan SIA dan sistem ERP, sehingga masih banyak

aplikasi yang berdiri sendiri pada masing-masing unitnya. Contoh: aplikasi

(software) MYOB pada fungsi akuntansi dan keuangan. b Perangkat lunak di server : Tedapat pada organisasi yang telah menerapkan SIA

dan sistem ERP. Aplikasi terinstall pada server sehingga tipe struktur sistemnya

memakai sistem client-server . Client hanya dipakai sebagai antar-muka

(interface) untuk mengakses aplikasi pada server.

Page 39: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 34

a. Pengendalian input : Pengendalian input memastikan data-data yang

dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi.

hal yang harus diperhatikan adalah :

* pengesahan: Dilakukan orang yang berwenang

* Konversi input data, meliputi:

- Pengendalian Verifikasi: Memilih sebagian input dan membandingkannya

- Edit komputer: Cek kesalahan, validitas, limit dan pengendalian jumlah

- Koreksi kesalahan: Dilakukan fihak yang bertanggung jawab

b. Pengendalian proses : Pengendalian proses biasanya terbagi menjadi dua

tahapan, yaitu (1) tahapan transaksi, dimana proses terjadi pada berkas-berkas

transaksi baik yang sementara maupun yang permanen dan (2) tahapan

database, proses yang dilakukan pada berkas-berkas master. Pengendalian

yang lazim dilaksanakan adalah : ✓ Pengendalian jumlah

✓ Label identifikasi file

✓ Chek kelayakan/batas

✓ Laporan sebelum dan sesudah update master file

✓ Sequensial test

✓ Proses penelusuran data

Pengendalian output Pengendalian output: Pada pengendalian ini dilakukan beberapa

pengecekan baik secara otomatis maupun manual (kasat mata) jika output yang

dihasilkan juga kasat mata.

* Rekonsiliasi penjumlahan

* Perbandingan dengan dokumen sumber

* Penelitian Visual

5. Penerapan Norma Pemeriksaan

1.Norma Umum yang pertama

Mens n teknis yg cukup dan pendidikan sbg auditor.Personil tersebut adalah :

* Anggota staff pemeriksa

Ahli yaratkan bahwa pemeriksaan harus dilaksanakan oleh personil yg mempunyai

latiha

* pemeriksaan komputer

* Penasehat manajemen masalah EDP yang professional

Norma pelaksanaan norma yang pertama

Norma ini menyatakan bahwa pemeriksaan harus direncanakan dan jika digunakan

asisten harus diawasi. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

* Tingkat penggunaan komputer

* Kompleksitas operasi komputer yg digunakan klien

* Struktur organisasi aktivitas prosesing dengan komputer

* Keberadaan copy data

* Penggunaan asisten yang ahli dalam pemeriksaan dengan komputer untuk

meningkatkan efisiensi.

Page 40: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 35

Norma pelaksanaan yang kedua

Norma ini mensyaratkan pemahaman terhadap SPI digunakan untuk perencanaan

pemeriksaan dan menentukan waktu, sifat serta luas pemeriksaan.

• Memahami sistem pengendalian intern EDP

• Menetapkan resiko pengendalianPengendalian yg diperlukan untuk megukur

dan menetapkan resiko pengendalian:

• Pengendalian kesalahan potensial dan pengendalian lain yang diperlukan

• Tes pengendalian

• Tes pengendalian tanpa computer

6. Tes Pengendalian Dengan Komputer

Metode yang dipakai adalah :

a) Simulasi paralel manfaatnya :

b) Auditor dapat secara bebas melakukan tes

c) Ukuran sampel dapat diperbesar dgn penambahan

d) biaya yg relatif lebih kecil

e) Karena yg sesungguhnya digunakan maka auditor dapat memeriksa transaksi

dengan penelusuran kedalam Dokumen

f) Tes Data : model transaksi yg dibuat dan diproses auditor dan dengan computer

g) Tes terpadu: tes ini model yg diproses meliputi model transaksi dan master file

Page 41: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 36

BAB VI

SPI, PERENCANAAN AUDIT, PENDAPAT AKUNTAN DAN

MATERIALITAS

1. Sistem Pengendalian Intern (SPI)

1. Definisi SPI

➢ SPI adalah suatu struktur pengendalian yg terdiri dari kebijakan & prosedur

yg diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadahi agar tujuan

organisasi dapat tercapai.

➢ Sistem pengendalian intern merupakan suatu perencanaan yang meliputi

struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan

yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan

harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,

mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen yang telah ditetapkan.

2. Konsep Dasar SPI.

Tanggung jawab manajemen: SPI hak managemen

Kepastian wajar: Bukan mencari mutlak tapi wajar

Keterbatasan: Faktor manusia dan tidak semua transaksi

3. Tujuan Pokok SPI.

a. Menjaga kekayaan: Mendapat laba kekayaan bertambah

b. Mendorong dipatuhinya peraturan & kebijaksanaan

c. Mengecek ketelitian dan keandalan data:data yang telah dihasilkan dicek

kebenarannya

d. Mendorong efesiensi: Karyawan menghindari kesalahan

4. Tujuan Lain SPI.

a. Otorisasi tepat.

b. Transaksi dicatat.

c. Klasifikasi tepat.

d. Dinilai tepat.

e. Dicatat tepat waktu.

f. Transaksi sah.

g. Dimasukkan dalam catatan tambahan.

5. Elemen/Unsur SPI.

a. Lingkungan pengendalian ( Filosofi, Stuktur Organisasi, Komite Pemeriksa,

Metode wewenang ,Pengendalian manajemen, Karyawan cakap dan pengaruh

eksternal)

b. Sistem akuntansi: Melaporkan dan tanggung jawab

c. Pengendalian prosedur ( otorisasi, pemisahan tugas, dokumen catatan,

pengendalian akses dan verifikasi independen

6. Alasan Diperlukannya SPI. ➢ Dari sudut klien.

Page 42: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 37

* Penyediaan data.

* Efisiensi operasi

* Mengamankan aktiva.

* Taat kebijakan

* Penentuan sifat

* Penentuan waktu.

* Luas pengujian ➢ Dari sudut auditor.

* Perencanaan audit

* Penentuan sifat

* Penentuan waktu

* Luas pengujian

2. Perencanaan Audit

Perencanaan audit adalah prosedur-prosedur yang dilakukan setelah proposal

disetujui atau perikatan audit telah ditandatangani dan merupakan jembatan untuk

pekerjaan pengujian. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh

pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan.

Tahap penerimaan tugas Audit ➢ Evaluasi Integritas manajemen

➢ Menilai kemampuan norma pemeriksaan

➢ Menyiapkan surat perjanjian

➢ Waktu penerimaan tugas

Elemen perencanaan Audit ➢ Mempelajari usaha klien

➢ Mempelajari SPI

➢ Menilai materialitas

➢ Menilai resiko pemeriksaan

➢ Menentukan tujuan dan menyusun program audit

➢ Menyusun jadwal kerja dan penentuan staff

➢ Pengawasan Pemeriksaan

Memerintah asisten untuk mencapai tujuan ➢ Menjaga informasi penting

➢ Memeriksa kerja

➢ Mengurus perbedaan pendapat

➢ Pemeriksaan Laporan Keuangan

Faktor yg mempengaruhi perlunya audit LK ➢ Jarak antara investor dan perusahaan berjauhan

➢ Banyak permasalahan yang bersifat kompleks

➢ Dengan adanya masalah konsekuensinya perlu adanya pemeriksaan

➢ Perbedaan kepentingan investor dan perusahaan

Manfaat pemeriksaan LK ➢ Mendorong efesiensi pasar modal

➢ Meningkatkan efesiensi operasional perusahaan

➢ Meningkatkan tingkat kejujuran karyawan

➢ Meningkatkan kredabilitas perusahaanDengan adanya pemeriksaan

mengakibatkan berkurangnya resiko kesalahan.

Page 43: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 38

➢ Meningkatkan efisiensi dan kejujuran Pemeriksaan yang dilakukan oleh

akuntan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan, sehingga pengaruh

manajemen didalam penyusunan laporan keuangan berkurang.

Fase Pemeriksaan LK ➢ Penerimaan tugas pemeriksaan

➢ Perencanaan pemeriksaan

➢ Pelaksanaan pemeriksaan

➢ Pelaporan hasil temuan

k. Kesalahan dan penyimpangan ➢ Error: kesalahan tidak disengaja

➢ Irregularities/penyimpangan: kesalahan disengaja

l. Kriteria penyimpangan ➢ Kesalahan penerapan ( Missaplication )

➢ Kesalahan penyajian ( Missrepresentation )

➢ Manipulasi catatan dan dokumen pendukung

➢ Penghapusan ( ommisions )

3. Pendapat Akuntan Dan Materialitas

Jenis pendapat yang diberikan akuntan ➢ Wajar tanpa syarat ( Unqualified Opinion )

Pendapat ini diberikan jika dalam suatu elemen LK menyajikan secara wajar posisi

keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang lazim dan diterapkan secara konsisten ➢ Wajar dengan syarat ( Qualified Opinion )

Pendapat ini diberikan jika LK yang disajikan adalah wajar tetapi ada beberapa

elemen yang dikecualikan, tetapi pengecualian itu tidak mempengaruhi terhadap

tingkat kewajaran LK secara keseluruhan ➢ Pendapat tidak wajar ( Adverse Opinion )

Pendapat ini diberikan jika dalam elemen LK yang disajikan ditemukan

ketidakwajaran yang material ➢ Tidak memberikan pendapat ( Dislaimer Opinion ) Pendapat ini diberikan jika:

✓ Terdapat ketidak pastian yg luar biasa

✓ Akutan tidak bebas hubungannya dengan klien

✓ Dibatasi luas ruang lingkup pemeriksaannya

4. Konsep Materialitas

Konsep Materialitas :Besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi

akuntansi yang, dipandang dari keadaan-keadaan yang melingkupinya,

memungkinkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada

informasi menjadi berubah atau dipengaruhi oleh penghilangan atau salah saji

tersebut. . Definisi mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan: · Keadaan-

keadaan yang berhubungan dengan satuan usaha (perusahaan klien). · Infromasi yang

diperlukan oleh mereka yang akan mengandalkan pada laporan keuangan yang telah

diaudit.

Page 44: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 39

Konsep materialitas adalah konsep yag mengakui hal secara individual dan

keseluruhan yaitu:

• Penyajian lazim sesuai PAI pada perencanaan evaluasi total

• Jika salah akan merubah keputusan yang telah diambil

• Resiko Pemeriksaan Adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa

disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya,

atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. ➢ Resiko Bawaan (Inherent Risk)

Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo rekening atau golongan transaksi suatu

salah saji yang material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur

struktur pengendalian intern terkait Perhitungan tentang risiko bawaan membutuhkan

pertimbangan tentang berbagai hal yang bisa berpengaruh terhadap asersi-asersi dari

semua atau banyak rekening dan hal-hal yang berhubungan hanya dengan asersi-

asersi untuk rekening tertentu. ✓ Contoh hal-hal yang bisa berpengaruh pada berbagai rekening adalah: ·

Profitablitas perusahaan klien dibandingka dengan industri. · Sensitif tidaknya

hasil operasi terhadap factor-faktor ekonmi. · Masalah-masalah yang berkaitan

dengan kemampuan melanjutkan usaha.

✓ Contoh hal-hal yang hanya berpengaruh pada rekening tertentu;

- Tingkat kesulitan dalam mengaudit rekening atau transaksi.

- Keterkaitan dengan persoalan akuntansi yang rumit dan menjadi bahan

perdebatan.

-Kerentanan terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan. ➢ Resiko Penerimaan (Detection Risk)

Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material

yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi adalah suatu fungsi dari keefektifan

prosedur auditing dan penerapannya oleh auditor. Berbeda dengan risiko bawaan dan

risiko pengendalian, tingkat risiko deteksi sesungguhnya bisa diubah dan risiko

pengendalian, tingkat risiko deteksi sesungguhnya bisa diubah oleh auditor dengan

memodifikasi sifat, saat, dan luas pengujian substantif yang dilakukan untuk setiap

asersi. Contoh penggunaan prosedur yang lebih efektif akan menghasilkan tingkat

risiko deteksi yang lebih rendah dibandingkan dengan pemakaian prosedur yang

kurang efektif. Demikian pula, pengujian substantif yang dilakukan pada tanggal

atau mendekati tanggal neraca, akan menghasilkan risiko dekteksi lebih rendah

dibandingkan dengan pengujian substantive yang dilakukan pada periode interim.

Contoh Penggunaan sampel yang lebih besar akan mengakibatkan risiko deteksi

lebih rendah, bandingkan dengan sampel yang lebih kecil.

➢ Resiko Pengendalian (Control Risk)

Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat terjadi

dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur

pengendalian intern satuan usaha. Risiko pengendalian adalah fungsi dari keefektifan

kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern klien. Keefeektifan

pengendalian intern atas suatu asersi akan mengurangi risiko pengendalian,

sebaiknya ketidakefektifan pengendalian intern akan meningkatkan risiko

pengendalian.Risiko pengendalian tidak akan pernah mencapai nol, karena

pengendalian intern tidak bisa menjamin sepenuhnya bahwa semua salah saji

material akan dapat dicegah atau dideteksi Contoh; pengendalian bisa menjadi tidak

efektif pada saat-saat tertentu karena kesalahan manusia.

Page 45: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 40

BAB VII

PROSEDUR DASAR AUDIT (PENGUJIAN TRANSAKSI, SALDO DAN

KETAATAN

1. Prosedur Dasar Audit (Pengujian Transaksi)

Audit Pendapatan, Piutang Dan Penerimaan Kas/Bank

Siklus pendapatan terbentuk dari beberapa sistem yaitu penjualan, penerimaan kas

dan penyesuaian penjualan

A. Pemahaman SPI

Aspek Lingkungan

struktur Organisasi

Melihat Diskripsi Kerja

Observasi Performance Karyawan

Sistem Akuntansi untuk mengetahui metode pengolahan data, dokumen kunci

serta catatan yang digunakan

2. Prosedur Pengendalian

Prosedur Pengendalian

a. Otorisasi : proses untuk member izin seseorang untuk melakukan atau memiliki

sesuatu. Dalam konteks akuntansi dan manajemen, otorisasi kerap kali

dihubungkan dengan pembuat kebijakan.

b. Pemisahan tugas: Pemisahan tugas memisahkan fungsi operasi dan

penyimpanan dari fungsi akuntansi(pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh

melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

c. Dokumen dan catatan : mempersipakan dokumen sumber,memeliharacatatan

jurnal, buku besar,dan file lainnya, mempersiapkan rekonsiliasi, serta

mempersiapkan laporan kinerja.

d. Akses pengendalian : Peraturan batas akses yang diperoleh melalui peraturan

hak akses umum ke dan dari tanah milik yang berbatasan dengan fasilitas jalan.

e. adanya prosedur pengecekan

Catatan atau dokumen sistem penjualan kredit atau pendapatan

Customer Order: Dokumen yang dipergunakan untukmenuliskan pesanan

pelanggan

Sales Order: Dokumen yang digunakan mencatat perintah penjualan

Shipping document: Dokumen yang digunakan dalam pengiriman barang jika

menggunakan cargo ( legalitas barang )

Sales Invoice: Dokumen untuk memberitahukan pada pelanggan bahwa

pesananaya telah direalisasi

Authorized Price List: Dokumen yang berisi daftar harga barang

Account Receivable Subsidiary Ledger: Dokumen yang berisikan informasi

transaksi dan saldo masing2 pelangga

Sales Journal: Catatan atau jurnal semua transaksi penjualan

Customer Montly Statement: Lap bulanan masing2 pelanggan hal saldo

awal,mutasi serta jumlah akhir Rp D. Fungsi Terkait sistem penjualan Kredit:

* Accepting Customer Order: Penerimaan pesanan pelanggan

Page 46: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 41

* Approving Credit: Bagian yang menyetujuai kredit

* Filling Sales Order: Bagian penjualan barang

* Shipping Sales Orders: Bagian yang menangani pengiriman barang

* Billing Custemer: Bagian Penagihan pelangggan penjualan kredit

* Recording The Sales:Bagian pencatatan penjualan

RESIKO PENGENDALIAN

1. Penerimaan pesanan dilakukan pada pelanggan yang tidak disetujui

2. Persetujuan kredit yg salah saji /tidak dimintakan persetujuan pejabat yang

berwenang

3. Barang yang dikeluarkan gudang tidak sesuai dgn pesanan pelanggan

4. Barang yang dikirim tidak sesuai pesanan

5. Penagihan untuk penjualan fiktif

6. Invois tidak dicatat dalam pembukuan baik jurnal maupun buku pembantu.

3. Pengujian Transaksi Penerimaan Kas

➢ Catatan atau dokumen

* Remittance Advice: Suatu daftar yang dikirim pada pelanggan bersama

invoice

* Cash Count Sheet: daftar cek dan uang tunaI dalam register kas

* Prelist: Daftar penerimaan kas /cek

* Validatet Deposit Slip: Daftar yang disiapkan para penerima setoran dan

dicap bank

* Daily Cash Summary: Lap yg berisi penerimaan kas

* Cash Receipt Transaction File: File komputer yang berisi daftar penerimaan

kas

* Cash Receips Journal: Jurnal penerimaan kas

➢ Fungsi Yang terkait transaksi penerimaan kas:

* Penerimaan setoran tunai: menunjukkan pembayaran yang dilakukan

* Setoran tunai ke bank: dilakukan tiap hari / dilakukan cek fihak independen

* Pencatatan penerimaan: pembedaan bagian pegang kas dan pencatatan

➢ Pengujian substantif thd saldo piutang

* Verifikasi kecermatan rekening

* Penelaahan analitikal: perputaran piutang perbandingan piutang dagang dan

utang lancar, perbandingan piutang tak tertagih dan penjualan kredit serta

perbandingan antara kerugian piutang dengan piutang yg benar-benar tertagih

* Lakukan konfirmasi piutang dagang

* Lakukan vouching catatan piutang dgn dok pendukungnya

* Lakukan pengujian cut off penerimaan kas: FOB shipping point dan FOB

destination

* Lakukan pengujian transaksi setelah tanggal neraca

* Lakukan verifikasi kecermatan daftar umur piutang

* Bandingkan penyajian piutang dagang dalam neraca dengan SAK di

Indonesia

Page 47: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 42

➢ Audit terhadap piutang wesel dan Cara deteksi penghasilan bunga

a. Lakukan konfirm piutang wesel dan bunga

b. Periksa kemungkinan piutang wesel dimasukkan kedalam piutang dagang

c. Observasi surat wesel klien

d. Usut/trace pencatatan piutang wesel ke dlm dok pendukung

e. Lakukan wawancara thd kebijakan penghasilan bunga

4. Audit Pengeluaran, Hutang Dan Pengeluaran Kas

➢ Transaksi pembelian/pengeluaran kas akan mempenaruhi rekening sebagai

berikut :

1. Persediaan barang dagangan

2. Persediaan bahan baku

3. Biaya dibayar dimuka

4. Plant Assets

5. Asets lain2

6. Retur pembelian

7. Potongan pembelian

8. Hutang dagang

9. Kas

10. Biaya lainnya

5. Faktor Resiko Dalam Siklus Pengeluaran

➢ Faktor resiko dalam siklus pengeluaran

1. Seberapakah banyaknya transaksi

2. Kemungkinan pembelian atau pengeluaran kas tanpa otorisasi

3. Kemungkinan pembelian aktiva yang tak memadahi

4. Pertimbangan biaya atau biaya periodik harus mempertimbangkan kesinambungan

akuntansinya ➢ Dokumen siklus pembelian:

1. Purchase requisition :Permintaan pembelian

2. Purchase Order :Perintah pembelian

3. Receiving Report : Laporan penerimaan barang

4. Vendor Invoice :Invoice yang dikirim produsen bersama barang yang dibeli

5. Voucher : Surat perintah pembayaran yang disediakan bagian hutang

6. Voucher Sammary: Ringkasan surat perintah pembayaran

7. Voucher Register: Daftar yang berisi perintah yang akan dilakukan bagian

keuangan

8. Open Purchase order file: arsip perintah pembelian kepada pelanggan yang

belum direalisasi

9. Purchase transaction file : arsip yang berisi data voucher yang disetujui untuk

pembelian yang diterima

10. Unpaid voucher file: Arsip yg voucher yang disetujui beserta dok pendukung

untuk barang dan jasa yang telah diterima

11. Paid Voucher file: Arsip semua voucher yang telah dibayar

12. Account payable master file: file komputer yang berisi data voucher yang

telah disetujui dan belum dibayar

Page 48: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 43

6. Fungsi Yang Terkait Dalam Transaksi Pembelian ➢ Fungsi yang terkait dalam transaksi Pembelian:

1. Pemohon barang dan jasa

2. Penyiapan PO

3. Penerimaan barang

4. Penyiapan barang yang diterima

5. Penyiapan prembayaran voucher

6. Pencatatan utang

➢ Dokumen pengeluaran kas:

1. Check: Dok perintah pembayaran kpd bank

2. Check summary: laporan rangkuman cek yang telah dikeluarkan

3. Cash Disbursements transaction file: file yang berisikan informasi pembayaran

rek utang dagang dan buku besar

4. Cash disbursement Journal or check register:catatan formal terhadap

pengeluaran

7. fungsi terkait transaksi pengeluran kas

1. Pembayaran utang:

a. Cek untuk pembelian yang tak disetujui

b. Voucher dibayarkan dua kali

c. Cek dengan jumlah uang yang salah

d. Cek dirubah setelah ditanda tangani

2. Pencatatan pengeluaran kas

a. Cek tidak dicatat

b. Kesalahan pencatatan cek

c. Cek dicatat tdk dengan segera

8. Audit Tenaga Kerja Dan Produksi

➢ Dokumen dan catatan akuntansi siklus TK:

1. Personal Authorization: surat penempatan kerja karyawan

2. Clock Card: Form daftar hadir karyawan

3. Time Ticket: Form yang digunakan untuk mencatat waktu kerja

4. Payroll Register: Info gaji seluruh karyawan

5. Payroll Check: Perintah membayar membayar uang gaji kepada bank

6. Labor cost distribution summary: Lap yang berisi jumlah pembayaran gaji

7. Employee personel file: Data permanen berisi riwayat atau cv kerja karyawan

8. Personnel data master file: Arsip data personel komputer yang termutakhir

berisi aspek pokok penggajian

9. Employee earning master file: Arsip data personel tentang

penghasilan,potongan,serta gaji bersih yang termutakhir

➢ Fungsi dalam siklus TK:

1. Hiring employes: Fungsi penempatan kerja karyawan

2. Authorizing payroll changes: Bagian personaia yang berhubungan dengan

penetapan gaji

3. Prepairing attendance and time keeping data: Bagian pencatatan waktu hadir

4. Preparing the payroll: Bagian penyiapan daftar gaji

5. Recording the payroll: Bagian pencatatan gaji karyawan

Page 49: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 44

6. Paying the payroll: Bagian pembayaran gaji pada pegawai

7. Filling payroll tax return: Bagian penanganan untuk pajak karyawan

➢ Prosedur analitikal biaya gaji:

1. Bandingkan daftar gaji dengan jumlah yang dianggarkan

2. Bandingkan saldo hutang gaji akrual dengan tahun lalu

3. Bandingkan total gaji dengan penjualan bersih

4. Bandingkan total gaji dengan hutang gaji

5. Rekonsiliasi total biaya gaji dengan jumlah yang dilaporkan

DOKUMEN SIKLUS PRODUKSI

1. Production Order: Dokumen perintah produksi

2. Material Requirement report: Laporan penggunaan bahan

3. Material issue Slip: Kartu pengeluaran bahan

4. Time Ticket: Kartu catatan jam kerja

5. Move Ticket: Kartu perpindahan barang

6. Daily Production Activity Report: Laporan aktivitas produksi harian

7. Completed Production Report: Lap produksi yang telah selesai

8. Inventory Subsidiary Ledgers: Buku pembantu untuk persediaan

Page 50: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 45

LATIHAN SOAL

1. Auditing adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan

dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang telah

ditetapkan, Pengertian audit tersebut merupakan pengertian menurut:

A. Mulyadi D. Konrath

B. Alvin A. Arrens E. William F. Meisser

C. Whittington

2. Seseorang yang melakukan proses audit disebut:

A. Auditing D. Audit

B. Auditee E. Partner

C. Auditor

3. Auditor yang melakukan pemeriksaan dimana mereka berstatus sebagai karyawan

dari perusahaan yang diaudit disebut:

A. Auditor Internal D. Ekuitas

B. Auditor Eksternal E. Akuntan Publik

C. Partner

4. Perusahaan atau klien dalam proses audit sering disebut dengan istilah:

A. Auditing D. Ekuitas

B. Auditor E. Kurator

C. Auditee

5. Sifat yang harus dimiliki seorang auditor adalah tidak boleh menihak baik klien

atau fihak ketiga sering disebut dengan istilah:

A. Intelektual D. Dualisme

B. Integritas E. Independensi

C. Kompetensi

6. Segala informasi yang mendukung data yang disajikan dalam laporan keuangan

dalam audit disebut:

A. BuktiAudit D. Bukti Pendukung

B. Integritas E. Bukti Utama

C. Bukti Transaksi

7. Bukti dalam audit yang secara logis ada hubungannya dengan per masalahan

sering disebut dengan istilah:

A. Praktis D. Relevan

B. Dominan E. Integralis

C. Kompeten

8. Catatan yang dibuat auditor mengenai bukti yang dikumpulkan, berbagai teknik

dan prosedur audit yang diterapkan, serta simpulan-simpulan yg dibuat selama

melakukan audit disebut:

A. Kertas Kerja D. Buku Ekspedisi

B. Memo E. Jurnal

C. Notulen

Page 51: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 46

9. Penulusuran terhadap dokumen bukti dalam audit disebut dengan istilah:

A.Vouching D. Tracing

B. Vooting E. Cloossung

C. Croos Voting

10. Yang tidak termasuk dalam dokumen bukti data akuntansi adalah:

A. Jurnal D. Rekonsiliasi Bank

B Buku Besar E. Wawancara

C. Buku Pembantu

11. Yang tidak termasuk dalam perencanaan audit adalah:

A. Mempelajari Bisnis Klien D. Mempertimbangkan resiko bawaan

B. Melakukan ProsedurAnalitis E. Mempertimbangkan faktor yang

mempengaruhi saldo awal

C. Mempertimbangkan tingkat materialitas akhir

12. Jika scope audit tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya maka jenis

pendapat yang diberikan auditor adalah:

A. Laporan tanpa pendapat

B. Laporan Wajar Tanpa

C. Laporan Pendapat wajar dengan pengecualian

D. Laporan pendapat wajar tanpa pengecualian

E. Menolak membuat pelaporan

13. Pendapat yang diberikan bahwa laporan keuanga menyajikan secara wajar dalam

semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha, dan arus kas tertentu sesuai

PABU adalah:

A. Laporan tanpa pendapat D. Laporan pendapat wajar tanpa pengecualian

B. Laporan tidak wajar E. Menolak membuat pelaporan

C. Laporan Pendapat wajar dengan pengecualian

14. Bagian terpenting dari laporan audit adalah:

A. Tanggal laporan D. Pendapat

B. Nama KAP E. Tanda tangan

C. Partner

15. Temuan awal (sinyalemen),disusun secara sederhana berdasarkan pertimbangan

dan pemahaman tujuan audit maupun informasi lainnya yang dapat dikumpulkan

sebelum dilakukan audit lapangan disebut:

A. PABU D. Opini

B. PAO E. SIA

C. Bukti Audit

16. Yang tidak termasuk dalam tujuan SPI adalah:

A. Menjaga kekayaan organisasi perusahaan

B. Menjamin keandalan data akuntansi

C. Meningkatkan efisiensi kinerja

D. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

E. Hanya sebagai pelangkap sistem yang ada

Page 52: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 47

17. Yang tidak termasuk dalam jenis pengendalian modifikasi program adalah:

A. Daftar program yang dimodifikasi

B. Persetujuan fihak manajemen perusahaan

C. Persetujuan fihak user atau pemakai program

D. Pengujian sebagian perubahan program

E. Pengujian keseluruhan progran dan uji pakai

18.Yang tidak termasuk dalam fungsi umum software audit computer informasi

ulang adalah:

A. Perhitungan D. Analisis sumber

B. Manipulasi file E. Analisa Data

C. Statistik

19. Yang tidak termasuk prosedur audit tinjauan atas sistem adalah:

A. Tinjauan independen atas proses pengembangan sistem

B. Tinjauan prosedur dan kebijakan pengembangan sistem

C. Tinjauan otorisasi sistem dan prosedur persetujuannya

D. Tinjauan standar evaluasi pemrograman tidak diperlukan

E. Tinjauan standar dokumentasi program

20. Yang tidak termasuk dalam prosedur pengumpulan bukti adalah:

A. Penerimaan tugas audit klien

B. Mengamati fungsi-fungsi dan kegiatan operasional

C. Memeriksa rencana dan laporan keuangan serta operasional

D. Menguji akurasi informasi operasional

E. Menguji pengendalian

21. Resiko yang ditimbulkan karenakan auditor tanpa disadari tidak memodifikasi

pendapatnya sebagaimana mestinya disebut:

A. BuktiAudit D. Review Audit

B. ResikoAudit E. Audit Material

C. HasilAudit

22. Meyakinkan saldo akhir akun neraca maupun laba-rugi per tanggal laporan

disebut:

A. Pengujian saldo akhir tahun D. Pengujian saldo pertengahan tahun

B. Pengujian Saldo awal tahun E. Laporan audit

C. Pengujian saldo tahun berjalan

23. Yang tidak termasuk cara memperoleh data bisnis klien adalah:

A. Kunjungan kefasilitas pabrik entitas

B. Pengalaman sebelumnya

C. Data dari pesaing klien

D. Diskusi dengan auditor lainnya

E. Publikasi yang berkaitan dengan industri

Page 53: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 48

24. Resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat

dalam suatu asersi (efektivitas prosedur audit) disebut:

A. Resiko bawaan D. Resiko deteksi

B. Resiko pengendalian E. Resiko asumsi

C. Resiko murni

25. Resiko Kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah

saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait disebut

resiko:

A. Resiko bawaan D. Resiko deteksi

B. Resiko pengendalian E. Resiko asumsi

C. Resiko murni

26. Resiko dimana tes audit tidak menemukan adanya sampel diabaikan disebut:

A. Resiko non sampling D. Resiko non statistic

B. Resiko sampling E. Hasil sampil

C. Resiko statistic

27. Resiko dimana auditor akan menarik kesimpulan yang salah karena sampel tidak

representatif disebut:

A. Resiko non sampling D. Resiko non statistik

B. Resiko sampling E. Hasil sampil

C. Resiko statistic

28. Yang tidak termasuk tindakan ketika auditor menyimpulkan TER dan SER

terlalu kecil untuk populasi bisa diterima adalah:

A. Merevisi TER atau ARACR

B. Memperbesar ukuran sampel

C. Revisi penilaian resiko pengawasan

D. Berkomunikasi dengan Komite Audit/ Manajemen dokumentasi

E. Memakai TER dan SER yang ada

29. Pemilihan sampel dimana setiap kombinasi unsur populasi memiliki kesempatan

yang sama untuk dijasikan sampel disebut:

A. Pemilihan sampel acak sederhana D. Pemilihan sampel stratifikasi

B. Pemilihan sampel probabilitas E. Pemilihan sampel sistematis

C. Pemilihan sampel sederhana

30. Pemilihan sampel berdasarkan pada pertimbangan ukuran yang dibuat oleh

auditor disebut:

A. Pemilihan sampel tidak langsung D. Pemilihan sampel sembarang

B. Pemilihan sampel langsung E. Pemilihan sampel murni

C. Pemilihan sampel blok

Page 54: MODUL AUDITING - Bina Sarana Informatika · 2) Auditing dan jasa profesional akuntan publik ( 4 jam/hari1 ) 3) SIA ( 2,5 jam/ hari ke2Perpajakan dan hukum komersial ( 3,5 jam/hari

Modul Auditing – AMIK BSI Pontianak 49

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2014. Auditing. Jakarta: Salemba Empat

Agoes, Sukrisno, 2013. Auditing, Petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh

akuntan publik. (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat

Mulyadi. 2013. Auditing Buku 1 edisi 6 . Jakarta: Salemba Empat

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba

Empat Jakarta PUSTAKA PENDUKUNG