Upload
kang-zuhro-wardi
View
770
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
KATA PENGANTAR
Bismillahiwabihamdih
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmatNya
sehingga Bahan Bacaan Mahasiswa( BBM ) ini dapat terselesaikan.
Bahan bacaan mahasiswa ini bersumber dari berbagai sumber bacaan yang
dihimpun menjadi bahan bacaan untuk mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Belajar.
Dari membaca bahan bacaan ini mahasiswa diharapkan memiliki
wawasan tentang tinjauan belajar secara konvensiaonal yang disajikan pada
Bagian I: Bab I,II dan III. Selanjutnya dengan membaca Bagian II : Bab IX
sampai dengan Bab IX, mahasiawa memiliki Wawasan tinjauan tentang belajar
yang islami. Dan pada Bab terakhir pada Bagian III: Bab X disajikan bacaan
tentang eksperimen pendidikan karakter dengan harapan akan tumbuh karakter pe-
belajar yang tangguh.
Sangat disadari bahwa bahan bacaan mahasiswa ini masih sangat jauh dari
harapan, oleh sebab itu tegur sapa dan kritik yang konstruf positif pembaca sangat
kami harapkan.
Kepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam
membantu mulai dari perencanaan sampai terbitnya bahan bacaan ini
disampaikan terimakasih banyak.
Pancor; Januari 2011
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAGIAN I : TINJAUAN BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR
KONVENSIONAL
BAB I POKOK-POKOK TENTANG BIMBINGAN DAN
KONSELING
A. Pengertian, Tujuan, Dan Fungsi Bimbingan Dan Konseling .............. 1
B. Prinsip Dan Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling ............................ 4
C. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan
Konseling ............................................................................................. 9
D. Pola Umum Dan Program Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah ................................................................................................ 13
E. Penyelenggara Kegiatan Bimbingan Dan Konseling .......................... 17
BAB II. LAYANAN PENGUASAAN KONTEN
A. Deskripsi Umum .................................................................................. 20
B. Tujuan .................................................................................................. 20
C. Komponen ........................................................................................... 22
D. Asas ..................................................................................................... 23
E. Pendekatan Dan Teknik ....................................................................... 23
F. Kegiatan Pendukung ............................................................................ 27
G. Operasionalisasi layanan ..................................................................... 27
BAB III. PENGEMBANGAN KEGIATAN BELAJAR
A. Kesalahan-Kesalahan Umum Dalam Proses Belajar Siswa ................ 29
B. Pelaksanaan Belajar Mengajar, Jadwal Pelajaran, dan Guru-
Guru Mata Pelajaran ............................................................................ 30
C. Lingkungan dan Fasilitas yang Menunjang Kegiatan Belajar ............. 30
D. Pengajaran, Perbaikan, Pengayaan dan Ketuntasan ............................ 31
E. Perlunya Pengembangan Sikap Kebiasaan Belajar Yang Baik,
Aktif, Dan Terprogram, Baik Sendiri Maupun Kelompok .................. 31
F. Cara Belajar Diperpustakaan, Meringkas Buku, Membuat
Catatan Dan Mengulang Pelajaran ...................................................... 31
G. Cara-Cara Belajar Yang Efektif Dalam Menghadapi Ulangan
Semester .............................................................................................. 32
H. Motivasi Dan Konsentrasi Belajar Ketika KBM Berjalan Di
Kelas/Sekolah ...................................................................................... 32
BAGIAN II : TINJAUAN BIMBINGAN DAN KONSELING
BELAJAR ISLAMI
BAB IV KEDUDUKAN ILMU PENGATAHUAN DAN ULAMA
DALAM AL-QUR’AN SERTA SUNNAH
A. Perhatian Al-Qur’an Terhadap Ilmu Pengetahuan, Ulama Dan
Prestasi Ilmiah ..................................................................................... 34
iii
B. Perhatian Sunnah Nabi Terhadap Ilmu Pengetahuan, Ulama
Dan Prestasi Ilmiah ............................................................................. 37
C. Beberapa ulama muslim yang menjadi tokoh dalam beberapa
cabang ilmu ......................................................................................... 40
BAB V UNSUR-UNSUR KESUKSESAN STUDI DALAM ISLAM
A. Sifat-Sifat Penuntut Ilmu Dalam Islam Dan Pengaruhnya
Dalam Mewujudkan Prestasi Ilmiah ................................................... 42
B. Sifat-Sifat Guru Yang Efektif Menjadi Panutasn Dalam
Islamdan Perannya Dalam Mewujudkan Kesuksesan Diri ................. 45
C. Beberapa Ilmu Yang Bermanfaat Dalam Islam Dan Perannya
Dalam Mewujudkan Kesuksesan ........................................................ 47
D. Unsur-Unsur Materi Proses Pengajaran Dan Perannya Dalam
Mewujudkan Prestasi Ilmiah ............................................................... 49
BAB VI BAGAIMANA PELAJAR MENYUSUN WAKTUNYA
SEHINGGA MENJADI PELAJAR BERPRESTASI, MENURUT
PANDANGAN ISLAM
A. Nilai Waktu Bagi Pelajar Muslim ................................................. 51
BAB VII MENGATASI BEBERAPA PROBLEM YANG
DIHADAPI PALAJAR MENURUT PERSPEKTIF
ISLAM
A. Problemlemahnya Minat Dan Motivasi Untuk Belajar...... 56
B. Problem Menumpuknya Materi Pelajaran .......................................... 57
C. Problem Tidak Konsentrasi Dalam Belajar ......................................... 58
D. Problem Sulit Memahami ................................................................... 59
E. Problem Lupa ...................................................................................... 60
F. Problem Kefakiran Dan Menyibukkan Diri Dengan Kerja
Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup ................................................... 61
G. Problem Hilang Percaya Diri Dan Rasa Takut ................................... 61
H. Problem Hubungan Yang Buruk Dengan Guru .................................. 62
I. Problem Ketidakseimbangan Antaqra Belajar Dengan
Kewajiban-Kewajiban lain .................................................................. 62
BAB VIII MENCONTEK DALAM UJIAN DAN PENGARUHNYA
DALAM PRESTASI BELAJAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM
A. Fenomena Moncontek Dalam Ujian ................................................... 64
B. Di Antara Bentuk Mencontek Pada Saat Ini Di Dalam Ujian ............. 65
C. Pengeruh Mencontek Dalam Ujian Terhadaop Prestasi Ilmiah .......... 67
D. Hukum Mencontek Dalam Ujian Menurut Takaran Syariat
Islam .................................................................................................... 68
iv
E. Metode Islam Dalam Mengatasi Problem Mencontek Dalam
Ujian .................................................................................................... 70
BAB IX BEBERAPA NASEHAT ISLAMI UNTUK GURU DAN
PELAJAR
A. Beberapa Nasihat Islami Untuk Para Guru .......................................... 72
B. Beberapa Nasihat Islami Untuk Penuntut Ilmu ................................... 76
C. Nasihat Mu;Adz Bin Jabal Kepada Pada Penuntut Ilmu ..................... 77
D. Beberapa Nasihat Untuk Pada Pelajar Ketika Ujian ........................... 78
E. Doa-Doa Dari Nabi SAW. Untuk Belajar Dan Menghadapi
Ujian .................................................................................................... 81
BAGIAN III: EKSPERIMEN PENDIDIKAN KARAKTER
BAB X EKSPERIMEN PENDIDIKAN KARAKTER
A. Paradigma Pendidikan Karakter .......................................................... 82
B. Mengenali Metode Pendidikan Karakter ............................................. 86
C. Rancangan Pendidikan Karakter .......................................................... 92
1
BAB I
POKOK-POKOK TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING
KOMPETENSI
1. Memahamai pengertian, tujuan dan fungsi bimbingan dan
konseling;
2. Memahami prinsip dan azas dalam bimbingan dan konseling;
3. Memahami bidang, jenis dan kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling;
4. Memahami kedudukan bimbingan dan konseling belajar
dalam BK pola 17
5. Memahami penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
URAIAN MATERI:
Sebagai panduan umum, berikut ini dikemukakan pokok-poko tentang
bimbingan dan konseling yang berlaku umum pada segenap penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling untuk peserta didik sebagai sasaran layanan.
A. Pengertian, Tujuan, Dan Fungsi Bimbingan Dan Konseling
1. Pengertian dan Tujuan
Di atas telah disebutkan bahwa “ bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam dalam rangka upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”. Kalimat tersebut
telah secara langsung memuat pengertian dan tujuan pokok bimbingan dan
konseling di sekolah. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi
dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya
sendiri, serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal
pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal
lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara obyektif
lingkungan, baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang
sarat dengan nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik, dan
menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
Pengenalan lingkungan itu, yang meliputi lingkungan rumah, lingkungan
sekolah, lingkungan alam dan masyarakat sekitar, serta “ lingkungan yang
lebih luas”, diharapkan menunjang proses penyesuaian diri peserta didik
dengan lingkungan itu, serta dapat memanfaatkan sebesar-besarnya untuk
pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan. Sedangkan
bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar
peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan
tentang masa depan dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidang
pendidikan, bidang karier, maupun bidang budaya / keluarga /
kemasyarakatan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa upaya bimbingan dan
konseling memungkinkan peserta didik mengenal dan menerima diri
sendiri serta mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan
dinamis, serta mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
2
mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan
peranan yang diinginkannya di masa depan. Secara lebih khusus, kawasan
bimbingan dan konseling yang mencakup seluruh upaya tersebut meliputi
bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan
bimbingan karier. Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling
adalah sama dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam
UU. No. 2 Sistem Pendidikan Nasional, yaitu terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan keabngsaan.
Upaya bimbingan dan konseling yang dimaksud di atas
diselenggarakan melalui pengembangan segenap potensi individu peserta
didik secara optimal, dengan memanfaatkan berbagai cara dan sarana,
berdasarkan norma-norma yang berlaku, dan mengikuti kaidah-kaidah
profesional.
2. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi
yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah :
a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik; pemahaman
itu meliputi:
1) Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik
sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan Guru Pendamping.
2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di
dalamnya lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta
didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan Guru
Pembimbing.
3) Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” (termasuk di
dalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan,
informasi sosial dan budaya/nilai-nilai), terutama oleh peserta
didik.
b. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari
berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat
mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan
kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
c. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan
yang dialami oleh peserta didik.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya
berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
3
Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya
berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mencapai hasil sebagaimana terkandung di dalam masing-masing fungsi
itu. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih
fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang hendak dicpainya secara jelas
dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
B. Prinsip Dan Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling
Sejumlah prinsip dan asas mendasari gerak dan langkah
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.prinsip dan asas-asas ini
berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan
pendukung, serta berbagai aspek operasionalisasi pelayanan bimbingan dan
konseling.
1. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan
sejumlah prinsip, yaitu :
a. Prinsip-prinsipberkenaan dengan sasaran layanan :
1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa
memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial
ekonomi.
2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah
laku individu yang unik dan dinamis.
3) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.
4) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
b. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu :
1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap
penyesuaian dirinya di rumah, disekolah, serta dalam kaitannya
dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh
lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
2) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi
perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan :
1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu; oleh karena itu program
bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan
dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan
dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan
dari jenang pendidikan yang terendah sampai tertinggi.
4) Terhadap isi dan pelaksanaan program dan konseling perlu
diadakan penilaian yang teratur dan terarah.
4
d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan :
1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu membimbing dari sendiri dalam
menghadapi permasalahannya.
2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil
dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan
individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari
pembimbing atau pihak lain.
3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam
bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4) Kerja sama antara Guru Pembimbing, guru-guru lain, dan orang
tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
5) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil
pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam
proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu
sendiri.
2. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Penyelenggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan,
juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan atas
asas-asas itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin
keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat
menghambat atau bahkan menggagalkan pelakasanaan serta mengurangi
atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu
sendiri. Asas-asas tersebut ialah :
a. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang pserta didik
(klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang
tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini Guru
Pembimbing berkewajiban penuh memelihara adan menjaga semua
data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin,
b. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien)
mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.
Dalam hal ini Guru Pembimbing berkewajiban membina dan
mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
c. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di
dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam
menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya. Dalam hal ini Guru Pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini
amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran
5
layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, Guru Pembimbing
terlebih dahulu harus harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
d. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi
secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan.
Dalam hal ini Guru Pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk
aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang
diperuntukkan baginya.
e. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk
pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu: peserta didik
(klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan
menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana
telah diutarakan terdahulu. Guru Pembimbing hendaknya mampu
mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannyai berkembangnya kemandirian peserta didik.
f. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah
permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisi sekarang. Layanan
yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampaupun”
dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa
yang dapat diperbuat sekarang.
g. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang
sama kehendaknya selalu bergerak mau, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
meghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling, baik yang dilakukan oleh Guru Pembimbing maupun pihak
lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Untuk ini kerja sama
antara Guru Pembimbing dan pihak-pihak yang berperanan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus
dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan dan konseling itu
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
i. Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai
dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.
Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak
berdasarkan norma-norma yang dimaksudkan itu. Labih jauh, layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) memahami,
menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.
6
j. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga
yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.
Keprofesionalan Guru Pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling maupun dalam menegakkan kode etik bimbingan dan
konseling.
k. Asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan
layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan
itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima
alih tangan kasus dari orang tua, guru-gurulain, atau ahli lain; dan
demikian pula Guru Pembimbing dapat mengalihtangankan kasus
kepada Guru Mata Pelajaran/Praktik dan ahli lain-lain.
l. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi
(memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan
rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik (klien) untuk maju. Demikian juga segenap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan
hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana
pengayoma, keteladanan, dan dorongan seperti itu. Selain asas-asas
tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu
diselenggarakan secara terapdu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu
didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya
asas-asas tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa asas-asas itu
merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan pelayanan
bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu tidak dijalankan
dengan baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
akan tersendat-sendat atau bahkan berhenti sama sekali.
C. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling Berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung perlu dilakukan
sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik (klien). Ada sejumlah layanan
dan kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling di sekolah.
1. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila
kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung denagn sasaran
layanan (klien), secara lengsung berkenaan dengan permasalahan ataupun
kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan itu. Kegiatan
yang merupakan layanan itu mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan
fungsi tersebut serta dampak positif layanan yang dimaksudkan
diharapkan dapat secara langsung dirasakan oleh sasaran (klien) yang
mendapatkan layanan tersebut.
7
a. Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti
sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
b. Layanan informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami
berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi
jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien).
c. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan
penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan program studi,
program latihan, magang, kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan
potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya.
d. Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan diri berkenaan
dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang
cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek
tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
e. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan
langsung tatap muka (secara perserorangan) dengan Guru Pembimbing
dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang
dideritanya.
f. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama
melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara
sumber tertentu (terutama dari Guru Pembimbing) dan/atau membahas
secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna
untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/atau
untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai
pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan
dan/atau tindakan tertentu.
g. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan
untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya
melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah-
masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Berbagai jenis layanan tersebut di atas dapat saling terkait dan
menunjang yang satu terhadap yang lainnya, sesuai asas keterpaduan
dalam bimbingan dan konseling.
2. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
Selain kegiatan layanan tersebut di atas, dalam bimbingan dan
konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan lain, yang disebut kegiatan
pendukung. Kegiatan pendukung pada umumnya tidak ditujukan secara
langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan
8
untuk untuk memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta
kemudahan-kemudahan atau komitmen yang akan membantu kelancaran
dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik (klien). Kegiatan
pendukung ini pada umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan
sasaran layanan. Di sekolah, sejumlah kegiatan pendukung yang pokok
adalah sebagai berikut.
a. Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling, yaitu kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan
keterangan tentang peserta didik (klien), keterangan tentang
lingkungan peserta didik dan “lingkungan yang lebih luas”.
Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument,
baik tes maupun non-tes.
b. Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan
dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (klien).
Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
c. Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien)
dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang
diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan
dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
d. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan
rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang
tua dan anggota keluarga lainnya.
e. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
masalah yang dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan
penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini
memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara berbagai pihak
yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut
(terutama kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).
Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling tersebut
kesemuanya saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun
tidak langsung. Saling keterkaitan dan tunjang-menunjang antara layanan
dan kegiatan pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungsi yang diemban
oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung. Sebagaimana telah
dikemukakan di atas, setiap layanan/kegiatan pendukung harus dsecara
disengaja mengandung muatan fungsi atau fungsi-fungsi bimbingan dan
konseling tertentu.
Lebih jauh, perlu dikemukakan bahwa Guru Pembimbing wajib
menyelenggarakan jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling tersebut
dengan penyesuaian sepenuhnya terhadap karakteristik peserta didik
(klien) yang dilayaani. Penyelenggaraan jenis-jenis layanan itu dibantu
9
oleh kegiatan pendukung. Dalam hal ini, perlu diingatkan bahwa kegiatan
pendukung hanyalah sekedar pendukung, yang ketidakterlaksanaannya
tidak boleh mengganggu atau mengurangi frekuensi dan intensitas
pelaksanaan jenis-jenis layanan yang sifatnya lebih utama itu.
D. Pola Umum Dan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah mengikuti pola
dan program tertentu yang pokok-pokoknya telah disinggungpada bagian yang
terdahulu.
1. Pola Umum
Pola umum bimbingan dan konseling meliputi keseluruhan kegiatan
bimbingan dan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-
jenis layanan, dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Pola
tersebut dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut. Karena
meliputi 17 (tujuh belas) unit pemahaman dan komponen besar dan kecil,
pola ini sering disebut BK Pola 17.
Diagram I
Pola Umum Bimbingan dan Konseling Di Sekolah
BIMB. DAN KONS.
Bimb. Pribadi Bimb. Karier Bimb. Belajar Bimb. Sosial
Layanan
Orientasi
Layanan
Kons. Klp.
Layanan
Kons. Pero
Layanan
Penem/Peny
Layanan
Informasi
Layanan
Bimb. Klp. Layanan
Pembelajaran
Instrumentasi
BK
Alih Tangan
Kasus
Konfrensi
Kasus
Himpunan
Data
Kunjungan
Rumah
1
2 3 4 5
6 7 8 9
10 11 12
13 14 15
16 17
10
Keterangan:
a. Kegiatan bimbigan dan konseling secara menyeluruh meliputi
empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar,
dan karier.
b. Kegiatn BK dalam keempat bidang bimbigannnya itu
diselenggarakan melalui 7 jenis layanan. Yaitu layanan orientasi,
informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling
perorangan, bombongan kelompok dan konseling kelompok.
c. Untuk mendukung ke tujuh jenis layanan itu ada lima jenis kegiatn
pendukung, yaitu instrumentasi bimbingan dan konseling,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih
tangan kasus
d. Di atas semua itu, kegiatan BK didasari oleh satu pemahaman
yang menyeluruh dan terpadu tentang wawasan BK yang meliputi
pengertian, tujuan fungsi prinsip dan asas-asas BK
Dismping menyangkut bidang dan jenis layann pendukung tersebut,
pola umum kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah juga mengikuti
tahap-tahap kegiatan yang harus dilalui dalam penyelenggaraan setiap
kegiatan yaitu tahap-tahap:
a. Perencanaan/persiapan
b. Pelaksanaan
c. Evaluasi
d. Analisis hasil evaluasi
e. Tindak lanjut
2. Program Kegiatan
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan secara
terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan program-program
itulah yang menjadi wujud nyata dari terselenggarakannya kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah.
Dilihat dari volume dan jenisnya, program-program bimbingan dan
konseling meliputi program tahunan, caturwulan, bulanan, mingguan, serta
program satuan layanan dan kegiatan pendukung. Dari semua jenis
program itu, yang sangat penting dan peling diutamakan ialah program
satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
Program satuan layanan dan kegiatan pendukung itulah yang menjadi inti
dari keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Betapapun
hebatnya program tahunan, caturwulan, bulanan, dan mingguan, apabila
program-program satuannya tidak beres, maka akan kacaulah seluruh
seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Sebaliknya apabila program-
program satuan layanan dan kegiatan pendukungnya lengkap, meliputi
segenap kebutuhan dan permasalahan yang menyangkut peserta didik,
teratur rapid an terlaksana dengan baik, maka program mingguan, bulanan,
caturwulan, dan tahuanan tidak lain adalah kumpulan atau pemaduan dari
program-program satuan layanan/pendukung untuk jangka waktu tertentu.
Oleh karena itu, Guru Pembimbing dan Guru Kelas sebagai pelaksana
program bimbingan dan konseling di sekolah dituntut untuk benar-benar
mampu membuat dan melaksanakan program-program satuan layanan dan
11
kegiatan pendukung itu. Dari penyusunan dan pelaksanaan program-
program satuan layanan dan kegiatan pendukung itulah kadar aktivitas
Guru Pembimbing dan Guru Kelas akan dilihat (dalam kegiatan
bimbingan dan konseling), dan berdasarkan pelaksanaan satuan layanan
dan kegiatan pendukung itu pulalah angka kredit mereka akan
diperhitungkan. Lebih jauh, hanya tenaga-tenaga yang mampu menyusun
dan melaksanakan program-program satuan itulah yang akan mampu
menyusun program mingguan, bulanan dan seterusnya.
Program tahunan dan program-program lain dalam kaitannya dengan
satuan waktu tertentu perlu disusun (oleh tenaga yang telah
berpengalaman menyusun dan melaksanakan program-program satuan
layanan dan kegiatan pendukung) untuk memperlihatkan kesatuan dan
keterpaduan keseluruhan program dalam kurun waktu tertentu. Dengan
program-program dalam volume yang lebih besar itu akan dapat dilihat
ruang lingkup dan jangkauan secara menyeluruh kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah. Program-program yang volulmenya lebih besar
selanjutnya dirinci atau dijabarkan ke dalam program-program dalam
volume yang lebih kecil, sampai akhirnya terwujud dalam program-
program satuan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling.
E. Penyelenggara Kegiatan Bimbingan Dan Konseling
Sebagaimana disebutkan dalam berbagai ketentuan yang dikutip pada
awal Buku Seri Pemandu ini, penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah terutama dibebankan kepada Guru Pembimbing (di
SLTP, SMU< dan SMK) dan kepada Guru Kelas (di SD). Untuk dapat
mengemban dan mengembangkan pelayanan bimbingan dan konseling dengan
pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, asas, jenis-jenis layanan dan kegiatan
pendukung, serta jenis-jenis program sebagaimana dikemukakan di atas,
diperlukan tenaga yang benar-benar berkemampuan, baik ditinjau dari
personalitasnya maupun profesionalitasnya.
1. Modal Personal
Modal dasar yang akan menjamin suksesnya penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah barbagai ciri
personal yang ada dan dimiliki secara pribadi oleh tenaga penyelenggara
bimbingan dan konseling. Modal personal tersebut adalah :
a. Berwawasan luas: memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas,
terutama tentang perkembangan peserta didik pada usia sekolahnya,
perkembangan ilmu pengetahuan/tekonologi/kesenian dan proses
pembelajarannya, serta pengaruh lingkungan dan modernisasi terhadap
peserta didik.
b. Menyayangi anak: memiliki kasih saying yang mendalam terhadap
peserta didik, rasa kasih saying ini ditampilkan oleh Guru
Pembimbing/Guru Kelas benar-benar dari ahti sanubarinya (tidak
berpura-pura atau dibuat-buat) sehingga peserta didik secara langsung
merasakan kasih sayang itu.
c. Sabar dan bijaksana: tidak mudah marah dan/atau mengambil tindakan
keras dan emosional yang merugikan peserta didik serta tidak sesuai
12
dengan kepentingan perekembangan mereka; segala tindakan yang
diambil Guru Pembimbing/Guru Kelas didasarkan pada pertimbangan
yang matang.
d. Lembut dan baik hati: tutur kata dan tindakan Guru Pembimbing/Guru
Kelas selalu mengenakkan hati, hangat, dan suka menolong.
e. Tekun dan teliti: Guru Pembimbing/Guru Kelas setia mengikuti
tingkah laku dan perkembangan peserta didik seahri-hari dari waktu ke
waktu, dengan memperhatikan berbagai aspek yang menyertai tingkah
laku dan perkembangan tersebut.
f. Menjadi contoh: tingkah laku, pemikiran, pendapat, dan ucapan-
ucapan Guru Pembimbing/Guru kelas tidak tercela dan mampu
menarik peserta didik untuk mengikutinya denagn senang hati dan
suka rela.
g. Tanggap dan mampu mengambil tindakan: Guru Pembimbing/Guru
Kelas cepat memberikan perhatian terhadap apa yang terjadi dan/atau
mengkin terjadi pada diri peserta didik, serta mengambil tindakan
secara tepat untuk mengatasi dan/atau mengantisipasi apa yang terjadi
dan/atau mengkin terjadi itu.
h. Memahami dan bersikap positif terhadap pelayanan bimbingan dan
konseling: Guru Pembimbing/Guru Kelas memahami fungsi dan
tujuan serta seluk beluk pelayanan bimbingan dan konseling, dan
dengan bersenang hati berusaha sekuat tenaga melaksanakannya secara
profesional sesuai dengan kepentingan dan perkembangan peserta
didik.
2. Modal Profesional
Modal profesional mencakup kemantapan wawasan, penegtahuan,
keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang kajian pelayanan bimbingan
dan konseling. Semuanya itu dapat diperoleh melalui pendidikan dan/atau
pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan konseling.
Dengan modal profesional itu, seorang tenaga pembimbing (Guru
Pembimbing dan Guru Kelas) akan mampu secara nyata melaksanakan
kegiatan bimbingan dan konseling menurut kaidah-kaidah keilmuannya,
teknologinya, dan kode etik profesionalnya.
Apabila semua modal personal dan modal profesional tersebut
dikembangkan dan dipadukan dalam diri Guru Pembimbing dan Guru
Kelas serta diaplikasikan dalam wujudnya yang nyata terhadap peserta
didik, yaitu dalam bentuk berbagai layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling, dapat diyakini pelayanan bimbingan dan
konseling akan berjalan dengan lancer dan sukses. Tangan dingin dan
terampil tenaga pembimbing yang menggarap lahan subur di sekolah
untuk pekerjaan bimbingan dan konseling, diharapkan akan membuahkan
para peserta didik yang berkembang secara optimal.
3. Modal Instrumental
Pihak sekolah atau satuan pendidikan perlu menunjang perwujudan
kegiatan Guru Pembimbing dan Guru Kelas itu dengan menyediakan
berbagai prasarana dan sarana yang merupakan modal instrumental bagi
13
suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling, seperti ruangan yang
memadai, perlengkapan kerja sehari-hari, insrtumen BK, dan sarana
pendukung lainnya. Dengan kelengkapan instrumental seperti itu kegiatan
bimbingan dan konseling akan diperlancar dan keberhasilannya akan lebih
dimungkinkan.
Disamping itu, suasana profesional pengembangan peserta didik
secara menyeluruh perlu dikembangkan oleh seluruh personil sekolah.
Suasana profesional ini, selain mempersyaratkan teraktualisasinya ketiga
jenis modal tersebut, terlebih-lebih lagi adalah terwujudnya saling
pengertian, kerja sama dan saling membesarkan di antara seluruh personil
sekolah.
14
BAB II
LAYANAN PENGUASAAN KONTEN
KOMPETENSI:
1. Menguasai pengertian, tujuan,komponen dan azas-azas layanan
penguasaan konten;
2. Memahami pendekatan dan tehnik layanan penguasaan konten;
3. Memahami operasionalisasi penyelenggaraan layanan penguasaan
konten.
URAIAN MATERI:
A. Deskripsi Umum
Sejak kelahirannya, seorang bayi belajar berbagai hal. Belajar melihat,
mendengar, makan dan minum, berbicara, berjalan, dan sebagainya. Seribu
satu hal dipelajarinya, terus-menerus sepanjang hidup dan perkembangannya.
Semua itu berjalan dengan pemenuhan tugas-tugas perkembangannnya. Untuk
apa tugas perkembangan itu harus dipenuhi?. Tidak lain adalah untuk
terpenuhinya tuntutan kehidupan yang tekandung di dalam harkat dan
martabat kemanusiaan (HMM) individu, yaitu kehidupan manusia sebagai
makhluk yang paling indah dan paling tinggi derajatanya, serta sebagai
khalifah di muka bumi.
Dalam perkembangan dan kehidupannya setiap individu perlu
menguasai berbagai kemampuan dan kompetensi. Dengan kemampuan dan
kompetensi itulah individu itu hidup dan berkembang. Banyak atau bahkan
sebagian besat dari kemampuan atau kompetensi itu harus dipelajari. Untuk
itu individu garus belajar dan belajar. Kegiatan belajar ini tidak memandang
tempat dan waktu, artinya dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja., di
rumah, di sekolah, di kantor dan sebagainya. Dalam kegiatan belajar individu
yang bersangkutan menjalani proses pembelajaran dan mengaktifkan diri
sendiridan atau dengan pembantuan orang lain.
Layanan Penguasaan Konten (PKO) merupakan layanan bantuan
kepada indicidu (sendiri dan kelompok) utnuk menguasai kemampuan atan
kompetensi tertentu melalui proses belajar. Kemampuan atau komptensi yang
dipalajari merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta dan
data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persefsi, afaksi, sikap dan
tidakan yan gterkait di dalamnya. Layanan penguasaan konten membantu
individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan, dengan
penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya
serta mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Seperti disinggung di atas, tujuan umum layanan PKO ialah
dikuasainya suatu konten tertentu. Penguasaan konten ini perlu bagi
individu atau klien untuk menambah wawasan dan pemahaman,
15
mengarahkan penilaian sikap, menguasai cara-cara atau kebiasaan tertentu,
untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-masalahnya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan PKO dapat dilihat dari kepentingan
individu mempelajarinya dan isi dari konten itu sendiri. Tujuan khusus
layanan PKO terkait dengan fungsi-fungsi konseling.
a. Fungsi pemahaman, menyangkut konten-konten yang isinya
nerupakan berbagai hal-hal yang perlu dipahami. Dalam hal ini seluruh
aspek konten memerlukan pemahaman yang memadai. Konselor dan
klien perlu menekankan aspek-aspek pemahaman dari konten yang
menjadi fokus layanan PKO.
b. Fungsu pencegahan, dapat menjadi muatan layana PKO apabila
kontennya memang terarah pada terhindarkannya individu dari
mengalami masalah tertentu.
c. Fungsi pengentasan, akan menjadi arah layanan apabila penguasaan
konten memang unuk mengatasi masalah yang sedang dialami klien.
d. Fungsi penguasaan dan pemeliharaan, Penguasaan konten dapat
secara langsung meupun tidak langsung mengembangkan di satu sisi,
dan di sisi lain memelihara potensi individu atau klien.
e. Fungsi advokasi,Penguasaan konten yang tepat dan terarah
memungkinkan indicidu membela didi sendiri terhadap ancaman
ataupun pelanggatan atas hak-haknya.
Dalam menyelenggarakan layanan PKO konselor perlu
menekankan secara jelas dan spesifik fungsi-fungsi konseling mana yang
menjadi arah lanyanannya dengan konten khusus yang menjadi fokus
kegiatannya sehingga dicapai tujuan khusus layanan PKO.
C. Komponen
1. Konselor
Konselor adalah tenaga ahli pelayanan konseling dan menguasai
konten yang menjadi isi layanan PKO yang diselenggarakannya.
2. Individu
Individu adalah seorang yang menerima layanan. Individu
menerima layanan PKO dapat merupakan peserta didik atau siapapun yang
memerlukan penguasaan konten tertentu demi pemenuhan tuntutan
perkembangan kehidupannya,
3. Konten
Konten merupakan isi layanan PKO, yaitu secara unit materi yang
menjadi pokok bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh
konselor dan diikuti atau dijalani oleh individu peserta layanan. Konten
PKO dapat diangkat dari bidang-bidang pelayanan konseling yaitu:
a. Pengembangan kehidupan pribadi
b. Pengembangan kemampuan hubungan sosial
c. Pengembangan kegiatan belajar
d. Pengembangan dan perencanaan karir
e. Pengembangan kehidupan berkeluarga
f. Pengembangan kehidupan beragama
16
Berkenaan dengan semua bidang pelayana yang dimaksudkan itu
dapat diambil dan dikembangkan berbagai hal yang kemudian dikemas
menjadi topik atau pokok bahasan, bahan latiha, atau kegiatan yang diikuti
oleh peserta layanan PKO. Konten dalam layanan PKO sangat bervariasi,
baik dalam bentuk, materi, maupun acuannya. Acuan yang dimaksud
tersebut dapat terkait denga tugas-tugas perkembangan peserta didik,
kegiatan dan hasil belajar siswa, nilai, moral dan tata krama pergaulan,
peraturan dan disiplin sekolahm bakat, minat dan arah karir, ibadah
keagamaan, kehidupan dalam keluarga dan berkeluarga dan secara khusus
permasalahan individu atau klien.
D. Asas
Layanan PKO pada umumnya bersifat terbuka. Asas yang paling
diutamakan adalah asas kegiatan dalam arti peserta layanan diharapkan benar-
benar aktif mengikuti dan menjalani seluruh kegiatanyang ada dalam kegiatan
layanan. Asas kegiatan yang dilandasi oleh asas kesukarelaan dan
keterbukaan dari peserta layanan. Dengan ketiga asas tersebut proses layanan
akan berjalan lancardenga keterlibatan penuh peserta layanan.
Secara khusus, layanan PKO dapat disertai dengan asas kerahasiaan
apabila klien dan kontennya menghendakinya dan konselor harus memenuhi
asas tersebut.
E. Pendekatan Dan Teknik
1. Pendekatan
Layananan PKO pada umumnya diselenggarakan secara langsung
dan tatap muka, dengan format klasikal, individual, dan kelompok. Dalam
hal ini konselor menegakkan dua nilai proses pembelajaran yaitu:
a. High-touch, yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai
aspek-aspek kepribadian dan kemanusian peserta layanan (afektif,
semangat, sikap, nilai, dan moral), melalui implementasi oleh
konselor:
1) Kewibawaan
2) Kasih sayang dan kelembutan
3) Keteladanan
High-touch
High-tech
Konselor Peserta Layanan
penguasaan konten
Konten
17
4) Pemberian penguatan
5) Tindakan tegas yang mendidik
b. High-tech, yaitu teknologi tingklat tinggi untuk menjamin kualitas
penguasaan konten, melalui implementasi oleh konselor:
1) Materi pembelajaran (konten)
2) Metode pembelajaran
3) Alat bantu pembelajaran
4) Lingkungan poembelajaran
5) Penilaian hasil pembelajaran
2. Metode dan Teknik
a. Penguasaan Konten
Pertama-tama konselor menguasai konten dengan berbagai aspeknya
yang akan menjadi isi layanan. Makin kuat penguasaan konten ini akan
semakin meningkatkan kewibawaan konselor dimata peserta layanan.
Materi konten dapat dibangun dengan memanfaatkan kondisi dan
berbagai hal yang ada di lingkungan sekitar. Hal yang paling penting
adalah daya inprovisasi konselor dalam membangun konten yang
dinamis dan kaya.
b. Teknik
Setelah konten dikuasai, konselor membawa konten ke arena layanan
PKO. Berbagai teknik dapat digunakan yaitu:
1) Penyajian, konselor menyajikan pokok konten setelah para peserta
disiapkan sebagaimana mestinya.
2) Tanya jawab dan diskusi, konselor mendorong partisipasi aktif dan
langsung peserta didik.
3) Kegiatan lanjutan, sesuai dengan penekanan aspek tertentu dari
konten dilakukan berbagai kegiatanb lanjutan berupa:
- Diskusi kelompok
- Penugasan dan latihan terbatas
- Survei lapangan, studi kepustakaan
- Percobaan
- Latihan tidakan
3. Media Pembelajaran
Untuk memperkuat proses pembelajaran dalam rangka penguasaan
konten, konselor dapat menggunakan berbagai perangkat keras dan
perangkat lunak media pembelajaran meliputi alat peraga, media tulis dan
grafis, peralatan dan elektronik. Penggunaaan media ini akan lebih
meningkatkan aplikasi High-tech dalam layanan PKO.
4. Waktu dan Tempat
Layanan PKO dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja
sesuai dengan kesepakatan konselor dengan perserta layanan.makin besar
paket konten semakin banyak waktu yang diperlukan.
Tempat penyelenggaraan PKO disesuaikan pula dengan aspek-
aspek konten serta kondisi peserta. Penyelenggaran layanan format
klasikal dapat diselenggarakan di ruangan kelas, format kelompok dapat
diselenggarakan di ruang atau luar kelas sedangkan dengfan format
individual sepenuhnya tergantung pada pertimbangan konselor dengan
18
persetujuan klien. Layanan PKO dengan konten khusus dapat
diselenggarakan di dalam dan diintegrasikan dalam layanan bimbingan
kelompok, konseling kelompok, atau konseling perorangan.
5. Peneilaian
Secara umum penilaian terhadap hasli layanan PKO diorientasikan
diorientasikan kepada diperolehnya UCA (Understanding – pemahaman,
Confort - perasaan lega, dan action – rencana kegiatan pasca layanan).
Secara khusus, penilaian layanan PKO ditekankan kepada penguasaan
peserta datau klien atas aspek-aspek konten yang dipelajari.
Penilaian hasil layanan diselenggarakan dalam tiga tahap:
a. Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera menjelang
diakhirinya setiap kegiatan layanan.
b. Penilaian jangka pendek (leijapen), penilaian yang diadakan beberapa
waktu (satu minggu sampai satu bulan) setelah kegiatan layanan.
c. Penilaian jangka panjang (leijapang), penilaian yang dilakukan setelah
satu bulan atau lebih pasca layanan.
Leijapen dan leijapang dapat mencakup penilaian terhadap konten
untuk sejumlah sesi layanan PKO, khususnya untuk rangkaian konten-
konten yang berkelanjutan. Format penilaian dapat tertulis maupun lisan.
6. Keterkaitan
Diantara berbagai layanan layanan konseling, layanan PKO dapat
berdiri sendiri. Selain itu layanan PKO juga dapat menjadi isi layanan-
layanan konseling lainnya. Dalam hal ini ditekankan perlunya klien
menguasai suatu konten tertentu terkait dengan permasalahan klien.
Dengan demikian, upaya penguasaan kontentertentu dapat diintegrasikan
ke dalam layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok,
konsultasi dan mediasi.
Bentuk keterkaitan yang dimaksud itu dapat berupa integrasi, dan
pula tindak lanjut. Dalam menangani seseorang atau sejumlah klien
konselor perlu mencermati kebutuhan klien dalam penanganan
masalahnya.
F. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi Instrumentasi
Hasil aplikasi instumentasi dapat dijadikan konten dalam layanan
PKO. Skor tes, sosiogram, hasil AUM Umum, isian angket dan lain-lain
merupakan konten yang dinamis dan aktual, khususnya bagi responden
yang peserta aplikasi instrumentasi yang dimaksud. Dalam hal ini asa
kerahasiaan perlu dapat perhatian sepenuhnya apabila aspek yang
dibicarakan menyangkut pribadi-pribadi tertentu.
Dari sisi lain, hasil aplikasi intrumentasi dapat dijadikan
pertimbagan untuk menempatkan seseorang atau lebih sebgai peserta
layanan PKO dengan konten tertentu. Hal ini sangat relevan bagi konselor
yang memiliki hak panggil atas individu yang dapat dijadika klien.
19
2. Himpunan Data
Semua dengan hasil aplikasi instrumentasi, data tercantum di dalam
himpunan data dapat dijadikan konten yang dibawa ke dalam layanan
PKO. Demikian juga, data dalam himpunan data dapat menggerakkan
konselor untuk menetapkanseseorang untuk mengikuti layanan PKO.
Dalam hal ini asa kerahasiaan sangat ditekankan.
3. Konferensi Kasus
Konferensi Kasus, Kunjungan Rumah Dan Alih Tangan Kasus.
Ketiga kegiatan pendukung tersebut di atas pada umumnya ditempuh
apabila peserta PKO memerlukan tindak lanjut tertentu. Dari hasil
penilaian dapat diidentifikasi pesertamana yang memerlukan tindak lanjut
tertentu.
G. Operasionalisasi Layanan
1. Perencanaan
a. Menentukan subyek peserta layanan
b. Menetapkan dan menyiapkan konten yang akan dipelajari secara rinci
dan kaya
c. Menetapkan proses dan langkah-langkah layanan.
d. Menetapkan dan menyiapkan fasilitas layanan, termasuk media dengan
perangkat keras dan lemahnya.
e. Menyiapkan kelengkapan administrasi.
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan layanan melalui pengorganisasian proses
pembelajaran penguasaan konten.
b. Mengimplementasikan hihg-touch dan high-tech dalam proses
pembelajaran.
3. Evaluasi
a. Menetapkan materi evaluasi.
b. Menetapkan prosedural evaluasi
c. Menyusun intrumentasi evaluasi
d. Mengaplikasikan intrumentasi evaluasi
e. Mengolah hasil aplikasi intrumentasi
4. Analisis Hasil Evaluasi
a. Menetapkan norma/standar evaluasi
b. Melakukan analisis
c. Menafsirkan hasil evaluasi
5. Tindak Lanjut
a. Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.
b. Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada peserta layanan dan
pihak-pihak terkait
c. Melaksanakan rencana tindak lanjut
6. Laporan
a. Menyusun laporan pelaksanaan layan PKO
b. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait
c. Mengkomunikasikan laporan layanan.
20
BAB III
PENGEMBANGAN KEGIATAN BELAJAR
KOMPETENSI
1. Memahami berbagai kesalahan umum dalam memaknai proses
belajar;
2. Memahami factor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dalam
belajar;
3. Memahami perlunya memiliki sikap dan kebiasaan yang baik dalam
belajar;
4. Memahami perlunya penguasaan cara-cara belajar yang efektif dan
efisien.
URAIAN MATERI:
A. Kesalahan-Kesalahan Umum Dalam Proses Belajar Siswa
Kesalahan belajar sering sekali dilakukan oleh para pelajar karena
tidak memahami cara belajar yang baik. Kesalahan-kesalahan itu memiliki
berbagai macam alasan, baik disadari maupun tidak disadari oleh seorang
siswa yang bersangkutan.
1. Belajar asal belajar saja, tanpa mengetahu untuk apa dan kompetensi apa
yang hendak dicapai.
2. Belajar tidak mempunyai motif yang asli (murni) atau belajar tanpa motif
tertentu.
3. Belajar dengan kepala kosong, tidak menyadari pengalaman-pengalaman
masa lalu atau yang telah dimilikinya.
4. Beranggapan belajar sama saja dengan menghafal.
5. Mengartikan bahwa belajar semata-mata untuk mempeoleh ilmu
pengetahuan yang sebanyak-banyaknya.
6. Belajra tanpa ada konsentrasi pikiran
7. Belajar tanpa rencana dan melakukan kegiatan belajar asal ada keinginan
yang bersifat insidental
8. Terlalu mengutamakan satu mata pelajaran saja dan menyepelekan
pelajaran yang lain.
9. Malas belajar bahasa asing atau malas membaca kamus
10. Malas berfikir
11. Belajar dilakukan apabila sudah mendekati ujian
12. Bersifak pasif dalam kegiata KBM, diskusi, dan belajar bersama.
13. Banyak membuang-buang waktu di luar pelajaran
14. Membaca cepat tapi tidak paham isinya
15. Mengasingkan diri dalam belajar.
B. Pelaksanaan Belajar Mengajar, Jadwal Pelajaran, dan Guru-Guru Mata
Pelajaran
Siswa-siswa yang baru saja memasuki sekolah di awal tahun pelajaran
perlu menuyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Ada tiga jenis guru
yang harus dikenal di dalam proses pembnelajaran, yaitu:
21
1. Guru mata pelajaran, yaitu guru yang mempunyai tugas memberikan
materi pelajaran
2. Guru pembimbing, guiru yang mempunyai tugas membimbing siswa
untuk mengenal pribadi, lingkungan dan merencanakan masa depan,
dalam hal ini gur bimbingan konseling (BK)
3. Guru praktik, guru yang melatih siswa dalam keterampilan tertentu.
C. Lingkungan dan Fasilitas yang Menunjang Kegiatan Belajar
Fasilitas yang ada disekolah harus bisa dimanfaatkan secara optimal
dalam kegiatan pemnelajaran. Masing-masing fasilitas yang ada tentunya
memiliki fungsi yang berbeda-beda, tapi merupakan satu kesatuan dalam
mewujudkan tujuan pendidikan.
Agar lingkungan dan fasilitas dapat menunjang kegiatan belajar, maka
diperlukan kerjasama antar kepala sekolah, guru, tata usaha, pesuruh, dan
siswa, di dalam memanfaatkaqn memeliharanya.
D. Pengajaran, Perbaikan, Pengayaan dan Ketuntasan
Dalam proses belajar-mengajar, sering dijumpai siswa kurang berhasil
menguasai pelajaran yang diberikan guru. siswa yang belum mampu
menguasai materi pelajaran ayang diberikan gurunya, diupayakan untuk
dilakukan perbaikan. Sedangkan siswa yang telah mencapai ketuntasan
diberikan suatu pengajaran yang yang berupa pengayaan untuk memperluas
dan memperkaya penguasaan bahan-bahan pelajaran yang dipelajari.
Pengajaran pengayaan ini bisa diberikan kepada siswa dalam bentuk
tugas-tugas, diskusi atau lain-lain sehingga siswa tidak merasa bosan
menunggu temannya yang belum mencapi target.
E. Perlunya Pengembangan Sikap Kebiasaan Belajar Yang Baik, Aktif, Dan
Terprogram, Baik Sendiri Maupun Kelompok
Pengembangan sikap dankerja sama dimaksudkan bahwa sikap dan
kebiasaan belajar yang selama ini dikerjakan siswa akan dapat ditingkatkan
lebih baik lagi, baik teknik maupun keteraturan waktunya.
Sekali belajar dalam waktu 3 jam, maka lebih baik 3 kalibelajar
dengan waktu 1 jam. Utnuk siswa harus membuasakan diri belajar dengan
waktu yang teratur jauh sebelum ulangan. Dngan demikian saat menghadapi
ulangan, minimal siswa telah memiliki tiga kesiapan, yaitu:
1. Kesiapan materi
2. Kesiapan fisik
3. Kesiapan mental/optimis
F. Cara Belajar Diperpustakaan, Meringkas Buku, Membuat Catatan Dan
Mengulang Pelajaran
Tugas pokok siswa adalah belajar. Cara belajar diperpustakaan dapat
didlakukan dengan kegiatan membaca atau meringkas, di sini dibutuhkan
teknik-teknik yang tepat dan efektif, misalnya:
1. Melihat daftar isiuntuk memperoleh ide pokok maupun bagian-bagian
2. Membaca secara keseluruhan sambil mencari pokok-pokok pengertian
22
3. Poko-pokok pengertian dicatat di dalam ringkasan
4. Mengemukakakan kembali pokok-pokok pengertian secara lisan, apabila
terlupa melihat kembali catatan.
G. Cara-Cara Belajar Yang Efektif Dalam Menghadapi Ulangan Semester.
Dalam kurikulum proses atau kegiatan belajar mengjar (KBM)
diarahkan agar siswa dapat belajar secara mandiri. Oleh karen itu, sema bahan
ajare disajikan dengan bahasa yang mudah dicerna dan dimengerti oleh siswa.
tujuannya adalah unntuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Disini peran guru BK sangat di butuhkan, untuk mengarahkan dan
membimbing siswa cara-cara belajr yang efektif.arahan guru BK ini
diharapkan mampu mengubah perilaku siswa dalam menghadapi mata
pelajarannya. Perubahan perilaku tersebut merupakan tanda-tanda kedewasaan
berfikir dan tingkah laku,.
H. Motivasi Dan Konsentrasi Belajar Ketika KBM Berjalan Di
Kelas/Sekolah
Motivasi dan konsentrasi sangat dibutuhkan dalam meraih cita-cita.
Motivasi adalah usaha yang menyebabkan seseorang tergerak untuk
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Ada
beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi pada diri sendiri.
1. Menyadari perlunya pendidikan
2. Memiliki cita-cita
3. Memiliki keinginan
4. Mengikuti perkembangan sains dan teknologi
5. Merencanakan untuk masa depan
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran atau perhatian pada satu hal.
Adapu cara-caa berkonsentrasi adalah:
1. Menyiapkan biuku materi pokok dan buku penunjang yang akan dibahas
2. Mempelajari materi yang belum dipelajari dirumah dan menandai hal-hali
yang belum dimengerti
3. Menyadari pentingnya setiap materi yang disampaikan guru di kelas
4. Menanamkan dan menumbuhkembangkan rasa senang terhadap seluruh
mata pelajaran termasuk guru yang menyampaikannya.
5. Memanfaatkan waktu.
23
BAB IV
KEDUDUKAN ILMU PENGATAHUAN DAN ULAMA DALAM AL-
QUR’AN SERTA SUNNAH
KOMPETENSI:
1. Memahami perhatian Al-Qur’an terhadap ilmu pengetahuan, ulama
dan prestasi ilmiah
2. Memahami sunnah Nabi terhadap ilmu pengetahuan ,ulama dan
prestasi ilmiah;
3. Meneladai tokoh-tokoh ulama muslim dalam berbagai cabang ilmu.
A. Perhatian Al-Qur’an Terhadap Ilmu Pengetahuan, Ulama Dan Prestasi
Ilmiah
Al-Qur’an banyak berisi ayat yang menunjukkan ketinggian ilmu
pengetahuan dan ulama. Karena ilmu pengetahuan meruapakan dasar bagi
pemahaman yang benar atas akidah Islam, syariahnya dan bagaimana
menerapkannya.
Setiap kali seseoarang yang berpengetahuan men-tadabburi Al-
Qur’an, maka imannya akan bertambah kuat, Allah membukakan horison ilmu
pengetahuan yang bergna baginya, dan ia menjadi pioner dalam bidangnya.
Sebagai pemuliaan terhadap ilmu pengetahuan, maka ayat pertama
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah ayat yang berkaitan
dengan ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al-Alaq, 1-5)
Allah SWT juga bersumpah dengan salah satu perangkat keilmuan
yang paling penting. Allah SWT berfirman:
“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu
(Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. dan Sesungguhnya bagi kamu
benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. dan Sesungguhnya
kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam:1-4)
Banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang ulama dan kedudukan
mereka di sisi Allah SWT. Diantaranya adalah firman ALLAH Swt.,
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran”. (az-Zumar, 9)
Firman Allah SWT.,
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Mujadilah, 11)
Dan ulama-ulama dinilai sebagai orang yang paling mengetahui,
memahami, dan beriman terhadap apa yang diturunkan oleh Allah SWT, juga
24
orang yang paling mampu untuk menyebarkan dakwah-Nya. dalam maslah ini
Allah ber firman.
“dan orang-orang yang diberi ilmu (ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu
yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu Itulah yang benar dan menunjuki
(manusia) kepada jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
(Saba, 6)
“dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada
ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” dan
tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang
berakal.” (al-Imran, 7)
“dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada
yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (al-Ankabut, 43)
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” (Faathir, 28)
Allah SWT, memerintahkan kepada manusia sevara umum, dan para
ulama secara khusus, untuk meneliti ciptaan Allah di dunia ini, sehingga
mereka makin bertambah keyakinannya terhadap kekuasaan Allah. Allah
SWT berfirman:
“Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana
Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah
menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (Al-Ankabut, 20)
Secara umum, Al-Qur’an mendorong manusia untuk mencari ilmu dan
menambahnya. karena ilmu pengetahuan tidk ada batasnya. Allah SWT
berfirman
“dan Katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”
(Thaahaa, 114)
“ Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap
orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha mengetahui.” (Yusuf, 76)
“dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu
Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit”. (al-Israa, 85)
Al-Qur;an banyak mengandung mukjizat ilmiah dalam banyak bidang,
seperti kedokteran, astronomi, matematika, geografi, tata cara interaksi sosial,
pertanian, geologi, dan sejenisnya, yang sebagian telah diungkapkan oleh ilmu
pengetahuan modern. Dan sebagian lagi masih menjadi misteri, yang hanay
diketahui oleh Allah SWT. Barangkali puncak-puncak keilmuan yang menjadi
misteri tersebut akan membuat terperangah orang-orang kafir, dan
25
menguatkan iman orang-orang yang beriman di antara ayat-ayat tersebut
adalah firman Allah SWT.
“dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang
paling baik.” (Al-Mu’minuun, 12-14)
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi
laki-laki dan tulang dada perempuan.” (ath-Thariq, 5-7)
Tapi kita tidak boleh melihat Al-Qur’an sebagai ilmu pengetahuan atau
budaya, karena Ia lebih tinggi dari semua itu. Ia adalah Kitab ALLAH SWT
yang menjelaskan, menyeluruh, dan sempuyrna, yang dikatakan oelh ALLAH
SWT seperti firman berikut:
“.....dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-
orang yang berserah diri.” (An-Nahl, 89)
Karena Kitab ini mengandng perkara-perkara general, mendasar, dan
kaidah-kaidah umum. Sementara membiarkan maslah perincian dan
prosedural menjadi garapan Sunnah nabi dan ijtihad Ulama di seluruh masa
dan tempat.
Apakah para ulama menyadari kedudukan mereka di sisi ALLAH
SWT, dan panggilan dari ALLAH SWT kepada mereka agar menggunakan
ilmu yang telah ALLAH SWT berikan kepada mereka untuk mengangkat
kedudukan mereka di sisi ALLAH SWT. dan membantu mereka untuk
melaksanakan ketaatan kepada-Nya dan menambah keyakinan mereka.
Apakah mereka menyadarai bahwa ilmu yang bermanfaat ini jika diniatkan
untuk mendapat keridhaan ALLAH SWT, niscaya ilmu ini akan menjadi
sedekah jariah bagi mereka setelah mereka meninggal.
B. Perhatian Sunnah Nabi Terhadap Ilmu Pengetahuan, Ulama Dan
Prestasi Ilmiah
Sunnah Nabi yang mulia penuh dengan hadits-hadits yang mendorong
manusia untuk mencari ilmu pengetahuan. Juga menjelaskan derajat dan
tingkatan ulama di sisi ALLAH SWT. Rasulullah SAW, sendiri mendorong
para sahabat yang mulia untuk mencari ilmu pengetahuan. Sehingga beliau
dalam beberapa peperangan membebaskan para tawanan jika mereka mau
mengajarkan sepuluh orang dari kaum muslimin. Ilmu pengetahuan adalah
dasar kebaikan. Dalam ahal ini Rasul SAW bersabda.
“Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Dia akan membuatnya faqih
dalam agama. Dan ilmu itu hanya daopat diraih dengan belajar” (HR
Bukhari)
26
Rasul SAW menjelaskna bahwa siapa yang pergi untuk menuntut ilmu
pengetahuan adalah seperti orang yang berjihad di jalan ALLAH SWT. Anas
ra berkata bahwa Rasulullah bersabda.
“Siapa yang pergi menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga dia
kembali” (HR tirmidzi)
Pahala penuntut ilmu yang ikhlas, sungguh-sungguh, dan menjalankan
ilmu adalah surga. Rasulullah SAW bersabda.
“Siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah mudahkan
baginya jalan menuju surga” (HR Bukahri)
Dan dalam menjelaskan keutamaan orang yang berilmu dan
kedudukannya di sisi ALLAH SWT, Rasulullah SAW bersabda.
“Keutamaan seorang yang berpengetahuan dengan seorang yang ahli ibadah,
adalah seperti keutamaan bulan dibandingkan planet-planet yang lain. Para
ulama adalah pewaris para Nabi. Dan para Nabi tidak mewariskan Dinar
atau Dirham, tapi mewarisi ilmu. Maka siapa yang mengambil ilmu itu,
niscaya ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar” (HR Abu Dawud
dan Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa ia berkata, “Saya duduk
satu jam untuk memperdalam agama lbebih saya senangi dari menghidupkan
malam dengan ibadah hingga pagi”
Seorang yang alaim wajib menjalankan ilmunya dan bersifat ikhlas,
serta tidak menyembunyikan ilmunya itu. Juga agar menjalankan ilmunya itu
kepada manusia sehingga mereka dapat memanfaatkan ilmu itu. Rasulullah
SAW telah menggambarkan hal itu, seperti dalam hadits yang diriwayatkan
dari Abu Musa al-Asy’ari ra bahwa Rasulullah SAW bersabda.
“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diamanahkan oleh Allah untuk aku
bawa adalah seperti hujan yang lebat yang menimpa bumi. Maka, diantara
tanah di bumi itu ada yang menyerap air hujan itu ntuk kemudian
menumbuhkan pepohonan dan rumput yang banyak, diantara tanah itu ada
pula yang bersifat keras yang mampu menampung air, sehingga banyak orang
yang mengambil manfaat dari air yang ditampungnya itu. Dengan meminum
dari situ, memberi minum hewan mereka dan mengairi tanaman mereka, air
hujan itu juga menimpa kelompok tanah lain, yaitu yang bersifat keras seperti
bebatuan, yang tak mampu menampung air juga tak dapat menumbuhkan
pepohonan. Semua itu adalah perumpamaan orang yang memahami agam ini
dan memberikan manfaat kepada orang lain dnegan ajaran yang aku bawa
dari ALLAH ini, yaitu dengan mempelajarinya dan selanjutnya
mengajarkannnya kepada orang lain, dan seperti perumpamaan orang yang
sama sekali tak menyambut ajaran itu dan tidak menerima petunjuk Allah
yang dikirim-Nya melalui diriku (Rasulullah SAW)” (HR Bukahri)
Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda.
“Siapa yang ditanya ilmu pengetahuan (yang ia kuasai) namun ia
menyembunyikannya, maka ia akan dicambuk dengan api pada hari kiamat”
(HR Abu Dawud dan Trmidzi)
27
Pahala ilmu pengetahuan yang bermanfaat akan terus mengalair dan
sampai kepada pemiliknya seelah ia meninggal. Hal itu seperti dijelaskan oleh
sabda Rasulullah SAW ini.
“Jika seorang anak adam mati, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali
dari tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang
berdo’a baginya (orangtuanya)” (HR Ahmad)
Dan yang dimaksud ilmu pengetahuan adalah ilmu jenis apapun yang
memberi manfaat kepada manusia dalam membangun dan mengembangkan
mereka serta membantu mereka untuk beribadah kepada Allah SWT.
Pada hari kiamat orang yang berilmu pengetahuan akan ditanya
tentang ilmunya, apa yang ia perbuat dengan ilmunya itu? Apakah ia
sampaikan, ia ajarkan dan ia jalankan isinya, ataukah ia sembunyikan dan
tidak diajarkan kepada seseorang serta tidak ia jalankan dalam kehidupannya?.
Rasulullah SAW bersabda’
“Dua kaki anak Adam pada hari kiamat tidak akan bergerak hingga ia
ditanyakan tentang empat perkara: tentang usianya digunakan untuk apa,
tentang masa mudanya dihabiskan untuk apa, tentang hartanya dari mana ia
dapatkan dan kemana ia gunakan, dan tentang ilmunya apa yang ia perbuat
dengan ilmunya itu” (Muttafaq Alaih)
Rasulullah SAW menegaskan dalam hadits ini tentang segi-segi
amaliah ilmu pengetahuan. Maka, ilmu pengetahuan yang tidak dijalankan
isinya dan beku akan menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat, jika tidak
dipraktikkan secara nyata, dengan jalan menyebarkan dan mengubahnya
menjadi gerak dalam kehidupan.
Ketika ilmu pengetahuan diangkat dan timbullah kebodohan, maka hal
itu menjadi tanda hari Kiamat. Anas ra berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda.
“diantara tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu pengetahuan, disebarnya
kebodohan, di minumnya khamr dan ditampilkannya zina” (HR Bukhari)
“Allah tidak mencabut ilmu secara sekaligus dari manusia tapi dengan
mematikan ulama, hingga tidak ada seorang yang alim, dan akhirnya manusia
mengambil orang-orang bodoh sebagai tempat bertanya, mereka ditanya
kemudian memberikan fatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan
menyesatkan” (HR Tirmidzi)
Nubuwah Nabi SAW tersebut telah terbuktikan kebenarannya. Karena
pada zaman sekarang ini, sedikit sekali ulama yang menjalankan ilmunya dan
ikhlas dalam membawa ilmunya itu. Juga banyak sekali orang yang
mengelluarkan fatwa, padahal ia tak memenuhi syarat untuk berfatwa.
Dari keterangan tadi, jelaslah bahwa Sunnah Nabi SAW memberikan
perhatian besar untuk menjelaskan kedudukan ilmu pengetahuan dan ulama,
juga menjelaskan faktor-faktor yang mengantarkan kepada prestasi ilmiah.
Mereka adalah sumber kebaikan dan orang-orang baik. Mereka mendapatkan
pahala seperti seorang Mujahid di jalan ALLAH. Mereka adalah pewaris nabi-
nabi. Dan Allah SWT memuliakan orang-orang yang berilmu yang
28
menjalankan ilmunya dan bersifat ikhlas, diatas orang yang semata beribadah
saja. Diantara wasiat Rasulullah SAW kepada para ulama adalah agar mereka
menjalankan apa yang mereka telah ketahui dan selanjutnya mengajarkannya
kepada manusia. Maka baik sekali orang yang menjalankan apa yang telah ia
ketahui. Sementara orang yang paling besar menerima azab di akhirat adalah
orang yang berilmu pengetahuan tapi tidak menjalankan ilmunya, dan tak
menagjarkannya kepada orang lain. Dari sini, para pemuda Islam harus benar-
benar mencurahkan perhatiannya untuk mencari ilmu pengetahuan dan meraih
kesuksesan, dengan dorongan kecintaan dan keinginan meneladani Rasulullah
SAW.
C. Beberapa ulama muslim yang menjadi tokoh dalam beberapa cabang
ilmu
Ulama muslim generasi pertama telah meninggalkan pengaruh yang
jelas dalam seluruh bidang keilmuan. Peradaban Islam telah melahirkan
banyak ulama yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang beramanfaat bagi
seluruh umat manusia, sehingga warisan lama hasil capaian ulama muslim itu
telah banyak diterjemahkan ke seluruh bahasa didunia. untuk itu, di bawah ini
ada sebagian tokoh ilmu pengetahuan yang dihasilkan ulama Muslim,
diantaranya:
Hasan Bin Haitsam
Ibnu Sina
………………………
Ath-Thusi
Ar-Razi
Jabir Bin Hayyan
Maqdisi
Ibnu Bathuthah
Musa bin Syakir
Al-Farabi
Ibnu Khaldun
An-Nuwairi
Al-Hariri
: Ilmu Optik dan Fisika
: Ilmu Kedokteran, Undang-Undang dan Filsafat
: Ilmu Matematika
: Ilmu Alam dan Kedokteran
: Ilmu Kimia
: Ilmu Geografi
: Ilmu Geografi
: Ilmu Mekanika
: Ilmu Filsafat
: Ilmu Sosial
: Ilmu Akuntansi
: Ilmu Akuntansi
29
BAB V
UNSUR-UNSUR KESUKSESAN STUDI DALAM ISLAM
KOMPETENSI:
1. Memahami sifat-sifat penuntut ilmu dalam islam;
2. Memahami sifat-sifat guru yang efektif sebagai panutan dalam
mewujudkan kesuksesan diri;
3. Memahami ilmu-ilmu yang bermanfaat dalam mewujudkan
kesuksesan diri;
4. Memahami unsur-unsur proses pengajaran dalam mewujudkan
prestasi ilmiah.
A. Sifat-Sifat Penuntut Ilmu Dalam Islam Dan Pengaruhnya Dalam
Mewujudkan Prestasi Ilmiah
Islam memandang para penuntut ilmu sebagai para pemimpin masa
depan. Penuntut ilmu yang shaleh juga merupakan pondasi masyarakat yang
shaleh, maju dan berperadaban. Yang dimaksud dengan penuntut ilmu dalam
islam adalah sosok pelajar yang beusaha menuntut ilmu pengetahuan yang
terpujidan bermanfaat menurut syariat untuk kepentingan umat manusia.sifat-
sifat para penuntut ilmu yang sukses antara lain:
1. Berniat Dengan Ikhlas
Yaitu penuntut ilmu yang meniatkan usahanya dalam mencari ilmu itu
untuk beribadah, taat kepada Allah, dan menjalankan kewajiban menuntut
ilmu. Penuntur ilmu yang seperti in akan meniatkan usahanya untuk
meniatkan ruhaninya yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan
meningkatkan derajatnya sehingga mendekat kepada hamba-hamba Allah
yang mulia, yaitu para malaikat dan orang-orang muqarrobin. Bukan
bertujuan untuk mendapatkan jabatan, kekanyaan, kemegahan, dan
bersaing dengan teman.
Seorang penuntut ilmu diharapkan agar berada didalam lingkup yang
dikehendakikebaikan oleh Allah SWT sehingga ia belajar dan
memperdalam agama. Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Dia akan membuatnya
faqih dalam agama.” (HR. Bukhari dari Hadist Muawwiyah)
Seorang penuntut ilmu hendaknya meniatkan segala usahanya dalam
menuntut ilmu untuk mendapatkan surga, sehingga ia dalam menuntut
ilmu itu membarenginya dengan keikhlasan. Karena keikhlasan itu adalah
pintu menuju ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, derajat-derajatnya
meningkat seiring dengan sejauh mana ia mencari ilmu yang bermanfaat
dan berjalan di jalannya.
2. Ketakwaan dan Kesalehan
Yang dimaksud adalah seorang penuntut ilmu yang harus berpegang
pada sifat-sifat Allah yang bertakwa, seperti yang dijelaskan di dalam Al-
Qur’an. Diantara bentuk kemukjizatan A;;-Qur’an adalah bahwa Allah
mengiringkan antara ketakwaan dengan pencapaian ilmu pengetahuan.
Allah SWT berfirman:
30
“......dan bertakwalah kepada Allah, Allah mengajarmu, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Baqarah:282)
3. Menghindarkan Diri Dari Kemaksiatan
Seorang penuntut ilmu harus menghindarkan diridari semua maccam
kemaksiatan dan menjaga agar perbuatannya selalu baikdan sesuai dengan
apa yang telah merak miliki itu.
Syariat islam mengharamkan segala hal yang menggau akal manusia.
Misalnya dengan mengharamkan Khamr dan sejenisnya, yang membuat
kesadaran akal hilang, padahal akal itu adalah perangkat untuk menerima
ilmu pengetahuan. Maka hal ini menghalangi kebahagiaan ilmu dan
cahayapengatahuan.
4. Tawadhu
Seorang penuntut ilmu tidak boleh takabbur kepada ilmu, guru atau
kepada siapapu. Karena hal semacan itu, mengantarkannya kepada
kebodohan. Karena sebanyak apapun ilmu yang ia dapatkan, itu masih
sedikit. Dasarnya adalah firman Allah SWT: “dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit.” (al-Israa:85).
5. Menghargai dan Menghormati Ilmu
Seorang penuntut ilmu harus menghargai dan menghormati gurunya,
hingga meskipun gurunya itu nonmuslim. Karena seoorang guru adalah
simbol dan nilai. Allah berfirman tentang kedudeukan para ulama sebagai
berikut:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(al-
Mujaadilah:11)
6. Disiplin dan Pandai Memanfaatkan Waktu
Diantara sifat orang penuntut ilmu adalah pandai mengatur waktunya.
Dia mengetahui kapan waktu belajar dankapan waktu mengibur dirinya
dengan hal-hal yang dibolehkan syariat. Karena waktu adalah kehidupan,
sementara kedisiplinan merupakan dasar bagi kesuksesan dan
keberhasilan. Dan salah satu ayat-ayat Allah dalam penciptaan semesta ini
adalah keteraturan.
7. Pandai Belajar
Seorang penuntur ilmu harus memfokuskan perhatiannya dan
memahami dengan baik materi yang dipelajari. Yang menjadi tujuannya
bykan hanya semata mengisi otaknya dengan informasi, tapi pemahaman
dan fokus serta pembentukan pengtahuan yang benat. Maka pandai dalam
belajar merupakan unsur wajib untuk kesuksesan studi, pioniritas dan
kepemimpinan.
8. Berteman Dengan Orang Yang Tepat
Seorang penuntut ilmu harus pandai memilih teman yang saleh, yang
dapat membantunya dalam masalah urusan agama dan dunia serta
menjauhi diri dari berteman dengan irang-orang yang senang berbuat dosa.
Seperti firman Allah SWT:
31
“Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-
Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)
mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang
yang hatinya Telah kami lalaikan dari mengingati kami, serta menuruti
hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (al-Kahfi:28)
9. Menggunakan Perangkat Modern
Seorang penuntut ilmu harus segera menggunakan perangkat-
perangkat modern untuk dalam meraih ilmu pengetahuan. Seperti
komputer dan perangkat audio-visual berupa enslikopedi, kamus dan
internet, meskipun hal itu merupakan ciptaan nonmuslim.
B. Sifat-Sifat Guru Yang Efektif Menjadi Panutan Dalam Islamdan
Perannya Dalam Mewujudkan Kesuksesan Diri
Diantara tanggung jawab guru dan pengajar adalah mengajarkan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia dan hendaknya di barengi dengan
keikhlasan. Beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru yang
menjadi panutan antara lain:
1. Ikhlas Dalam Menyampaikan Risalah Pendidikan
Dengan mengingat bahwa perbuatannya itu adalah suatu jenis ibadah
yang tidak akan diterima kecuali dengan keikhlasan. Amat berbeda sekali
antara seorang guru pendidik yang ikhlas dan bersifat rabbani, yang
semata-mata mendedikasikan segala usahanya hanya kepada Allah.
Firman Allah SWT:
"...... akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang
rabbani[208], Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan
kamu tetap mempelajarinya.” (Al-Imran:79)
Dan dengan keikhlasan pendidik akan mengantarkan kepada
kesuksesan murud yang dididiknya.
2. Bersifat Amanah Dalam Menyampaikan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengatahuan dalam pandangan seorang guru yang pendidik
adalah sebuah amanah, yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk
disampaikan kepada seluruh penuntut ilmu secara sempurna tanpa
dikurangi dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Jika seorang guru
menahan ilmunya maka ia menjadi seorang penghianat terhadap amanah.
Firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil....” (an-
nisa:58)
3. Menguasai Ilmu Yang Diajarkannya
Diantara kewajiban guru pendidik adalah hendaknya dia adalah
seorang yang mengusasai benar ilmu yang diajarkannya.
4. Menjadi Panutan Yang Baik
Pada penuntut ilmu melihat gurunya sebagai panutan dalam integritas
pribadi dan prilaku. Demikian pula dalam ilmu pengatahuan, panutan,
32
akhlak, dan prilaku. Maka para pendidik memberikan pengatuh yang besar
terhadap murinya. Firman Allah SWT:
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (al-Ahzab:21)
5. Mempunyai Pribadi Yang Kuat
Seorang pendidik hendaknya mempunyai kepribadian yang kuat dan
mulia, sehingga dihormati oleh pada muridnya. Juga agar menjaga wibawa
ilmu dan ulama bersifat tegas dalam kebenaran dan tak takut pada
siapapun dalam membela kebenaran. Firman Allah SWT:
"padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi
orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada Mengetahui.”
(Al-Munaafiquun:8)
6. Beramal Dengan Ilmunya
Diantara sifat pendidik yang ideal adalah dia menerjemahkan ilmu
pengatahuannya ke realitas praktis baik dengan dirinya sendiri ataupun
memlalui orang lain. Firman Allah SWT:
“:Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan.” (Ash-Safft:3)
7. Modern
Seorang pendidik harus selalu menguasai informasi dan ilmu baru
dalam bidang spesialisnya. Tidak ada lagi larangan untuk menggunakan
ilmu, metode, dan perangkat yang ditemukan oleh manusia dari segenap
penjuru dunia selama itu tidak bertentangan denga syariat Allah.
8. Terus Melakukan Penelitian
Diantara kewajiban pioniritas seorang pendidik adalah terus
melakukan penelitian dan pengambangan, baik oleh dirinya sendiri
maupun dengan bekerja sama dengan lembaga, pusat-pusat peneliti, dan
institut-institut yang memberikan perhatian terhadap masalah ini. Karena
sesuatu yang menjadi keharusan dalam menuju kepada kewajiban adalah
bersifat wajib pula. Firman Allah:
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (at-Taubah:122)
C. Beberapa Ilmu Yang Bermanfaat Dalam Islam Dan Perannya Dalam
Mewujudkan Kesuksesan
Diantara unsur kesuksesan pendidikan adalah beberapa ilmu
pengetahuan yan gmengantarkan kepada petunjuk, cahaya, dan kebaikan bagi
umat manusia. Ilmu-ilmu dalam manhaj pendidikan islam terbagi atas
beberapa kelompok, antara lain:
1. Ilmu-ilmu syariah, yaitu ilmu yang dihasilkan dari wahyu yang dibawa
oleh rasulullah SAW yang terkumpul dalam Al-Qur’an, selain itu sunnah
nabi yang syahih. Firman Allah SWT:
33
“ Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan
kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa
yang Telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,”
(an-Nahl: 44)
Dan dimasukkan pula dalam kelompok ini adalah ilmu atau alat yang
dipakai untuk memahaminya.
2. Ilmu-ilmu keduniaan, yaitu ilmu yang berhubungan dengan perkara dunia
dan yang dihasilkan oleh akal manusia dan dicapai oleh akal dan
percobaan. Ilmu-ilmu macam ini dibagi menjadi dua, yaiut sebagai
berikut:
a. Ilmu-ilmu keduniaan yang terpuji. Yaitu ilmu ilmu yang berkitan
dengan maslahat manusia di dunia, seperti kedokteran, ilmu berhitung,
astronomi, keahlian, pertanian, dan perdagangan yang merupakan ilmu
yang urgen untuk kepentingan manusia dan islam mendorong untuk
menguasai ilmu tersebut.
b. Ilmu-ilmu kemanusiaan yang tertolak, yaitu ilmu yang tak
menghasilkan manfaat bagi manusia dan negara, malah mengantarkan
manusia kepada kerusakan. Ilmu macam ini adalah ilmu sihir, ilmu
mantra-mantra, klenik, perdukunan, dan lainnya. Islam
mengharamkannya umatnya untuk mempelajari dan mengajarkannya.
Berikut sekilas tentang kandungan ilmu-ilmu agama dan dan ilmu
kehidupan:
1. Kandungan Ilmu-Ilmu Agama
Ilmu-ilmu agama bersetatus fardu ain bagi setiap muslim dan
muslimah, sejak pertama kali proses belajar hingga masuk lunbgan kubur.
Ilmu-ilmu ini bertujuan untuk mengenalkan muslim tentang bagaimana
gambaran akidahnya, ibadah, akhlaknya, suluknya, dan hubungannya
dengan orang lain.
Dr. Yusuf al-Qaradhawi bekata dalam bukunya ar-Rasul al-
Mu’allimin yang berbunyi.
“ilmu agama hendaknya menjadi ilmu wajib yang harus dipelajari
oleh setiap muslim dan muslimah, dengan membacanya di sekolah, kuliah,
di masjid, dan melalui berbagai media yang berbeda. Ini adalah suatu
keharusan bagi seorang muslim dalam agamanya, dan mempelajarinya
adalah fardu ain baginya”
Ilmu agam terdiri dari ilmu-ilmu berikut:
a. Ilmu akidah: berfungsi untuk menguatkan akidah dan meluruskan dari
penyimpangan dan kesalahan
b. Ilmu akhlak: berbungsi untuk menguatkan akhlak
c. Ilmu ibadah: berfungsi menjelaskan ibdah yang shahih dan yang fardu.
d. Ilmu muamalah: berfungsi mengendalikan hubungan antar manusia
e. Beberapa ilmu syariah timbul dari ilmu-ilmu tadi dan besifat amat
penting bagi muslim.
2. Kandungan Ilmu-Ilmu Umum
Ilmu yang terpuji mengandiung beberpa topik yang urgen bagi
individu, keluarga dan masyarakat. Dan topik ini berbeda-beda sesuai
34
denga perbedaan lingkungan dan zaman. Dimana topik-topik ilmu umum
antara lain:
a. Imam Abu Hamid al-Ghazali berkata, “Semua ilmu yang
diperlukanuntuk mengatur urusan dunia ini”.
b. Said Hawa berkata, “semua ilmu yang dibutuhkan oleh umat islam dan
ilmu-ilmu pengatahuan itu terus bertambah luas dan berkembang dan
setiap zaman menghasilkan ilmu pengetahuan tertentu”.
c. Dr. Yusuf al-Qardawi berkata, “semua yang dibutuhkan oleh jamaah
muslimin di dunianya, seperti fisika, kedokteran, teknik, matematika,
kimia, ilmua alam, geologi dan lainnya.
Islam mewajibkan para penuntut ilmu, para pengajar dan instansi
pemerintah yang terkait dengan bidang pendidikan untuk menggunakan
teknik-teknik modern.
D. Unsur-Unsur Materi Proses Pengajaran Dan Perannya Dalam
Mewujudkan Prestasi Ilmiah
Proses pengajaran memerlukan beberapa media dan perangkat yang
membantu dalam meraih ilmu. Media dan perangkat ini selalu mengalami
perkembangan, dan sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi.
Islam mewajibkan kepada perangkat-perangkat pendidikan yang berkaitan
dengan proses pendidikan untuk mengadakan perangkat-perangkat tadi
sehingga meningkatkan prestasi pendidikan.
Di antara unsur-unsur materi terpenting dalam dunia modern sekarang
bagi proses pendidikan itu adalah sebagai berikut.
1. Gedung-gedung pendidikan yang luas dan lengkap.
2. Buku, perpustakaan, dan sejenisnya.
3. Perangkat penjelas yang beragam.
4. Perangkat transportasi
5. Perangkat rekreasi
6. Perangkat pendidikan seni dan kegiatan.
7. Laboratorium dengan segala kelengkapannya.
8. Laboratorium komputer dan internet
9. Laboran audio yang maju
10. Perangkat-perangkat pengajaran yang lain, yang membantu proses
pengajaran.
35
BAB VI
BAGAIMANA PELAJAR MENYUSUN WAKTU SEHINGGA MENJADI
PELAJAR BERPRESTASI, MENURUT PANDANGAN ISLAM
KOMPETENSI:
1. Memahami pentingnya waktu bagi pelajar muslim
URAIAN MATERI:
A. Nilai Waktu Bagi Pelajar Muslim
Nilai waktu bagi seorang penuntut ilmu adalah amat besar. Karena ia
menanggung biaya dan beban yang banyak. Sehingga dapat dikatakan bahwa
kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia. Untuk meraih
keberhasilan dan cita-cita, seorang pelajar harus menunaikan kewajiban-
kewajibannya dalam rentang waktu yang singkat dan tidak menyia-nyiakan
waktunya dalam hal yang tak memberikan manfaat. Menyia-nyiakan waktu
sama adalah seperti tindakan menyia-nyiakan uang. Maha benar Allah yang
berfirman :
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-
tengan antara yang demikian.” (Al-Furqaan: 67).
1. Bagaimana Seorang Pelajar Mengatur Waktunya Sehingga Menjadi
Pelajar Berprestasi
Mengatur waktu adalah suatu keharusan yang disyari’atkan. Karena
kehidupan bukanlah yang sia-sia. Umar Ibnu Khattab r.a. berkata, “Aku
tidak senang jika melihat seseorang dari kalian tak mengerjakan apa-apa;
tidak mengerjakan perkara dunia juga tidak untuk akhiratnya.”
Ibnul Jauzi berkata, “seorang yang berakal adalah orang yang
mengetahui bahwa dunia ini tidak diciptakan untuk senang-senang
sehingga ia amat berhati-hati dalam menggunakan waktunya dalam segala
perkara.” Maka seorang pelajar muslim harus menyusun dan mengatur
waktunya anatar beribadah, menerima pelajaran, mengulang pelajaran,
menyelesaikan urusan pribadi, dan berdakwah. Rasulullah bersabda….
“Rabb mu mempunyai hak atasmu, keluargamu mempunyai hak atasmu,
juga tubuhmu mempunyai hak atasmu. Oleh karena itu berikanlah haknya
masing-masing.” (HR Tirmidzi)
a. Langkah-Langkah Untuk Mengatur Waktu Seorang Palajar.
1) Menentukan tujuan dalam menggunakan waktunya
2) Membagi pekerjaan-pekerjaan yang perlu dikerjakan dalam waktu
yang tersedia, sesuai dengan situasi dan kondisi yang melingkupi
semua pelajar, baik itu pelajar dalam pendidikan umum atau
pelajar dalam jenjang universitas.
3) Menentukan jenis pekerjaan yang akan dilakukan pada waktu
tertentu, sehingga pekeerjaan yang dilakukan tidak mengorbankan
pekerjaan lain.
36
4) Menetukan metode dan perangkat-perangkat yang dibutuhkan
untuk melaksanakan kerja pada waktunnya, sehingga pelaksanaan
kerja itu tidak terganggu akibat tidak adanya perangkat itu.
5) Membuat alternatif untuk mengantisifasi terjadi perkara-perkara
yang tidak terduga, yang memerlukan waktu tambahan yang tak
diperhitungkan ketika membuat rencana.
b. Program Siang Dan Malam Bagi Pelajar
Langkah-langkah sebelumnya dapat diterjemahkan kiedalam
bentuk prograam siang dan malam hari. Dengan catatan program
tersebut hendaknya bersifat fleksibel, sehingga cepat menoleransi
adanya krjadian-kejadianyang terduga dalam kehidupan pelajar itu.
c. Perencanaan dan Program Belajar Sepekan
Pemrograman waktu dapat dikatakan sebagai salah satu
program wajib seorang pelajar. Karena ia akan mengerahui jumlah
waktu yang dia sediakan untuk belajar di rumah. Ia dapat memulai
membagi waktunya untuk materi-materi pelajaran yang berbeda, yaitu
dengan membuat perencanaan dan program belajar sepekan, sesuai
dengan sifat masing-masing pelajaran dan jumlah waktu yang
dibutuhkan.
d. Mengevaluasi Program yang Sudah Direncanakan
Seorang pelajar dapat memantau pelaksanaan kewajiban dan
tugas utnuk dirinya setiap hari dengan cara membandingkan apa yang
telah dikerjakan, dengan apa yang harus dikerjakan sambil
menjelaskan sejauh mana ia disiplin atasnya.
2. Bagaiman Seorang Pelajar Menangani Pelajarannya Sehingga Menjadi
Pelajar Berprestasi Menurut Pandangan Islam
Setiap perbuatan mempunyai tujuan dan penyampaian tujuan itu
membutuhkan perangkat, sementara penggunaan perangkat tersebut guna
mencapai tujuan. Parapakar pendidikan dan pengajaran, juga ulama
agama, telah membuat beberapa petunjuk bagi pada pelajar untuk belajar
dan meraih prestasi ilmiah yang tinggi. Antara lain:
a. Persiapan Dan Semangat Untuk Belajar
Pelajar harus menyiapkan dirinya, tubuhnya, tempat dan perangkat
yang dibutuhkan untuk belajar, juga menyiapkan semangatnya untuk
belajar. Ini adalah salah satu sifat seorang muslim dalam seluruh
perbuatannya.
Yang perlu ditekankan adalah tentang peran nilai-nilaikaimanan
dalam mendorong dan memotivasi pelajar untuk menguasai
pelajarannya, dengan melihatnya sebagai jihad di jalan Allah.
b. Menentukan Tujuan Belajar
Ketika seorang pelajar memulai mempelajari sebuah topik apapun
dalam keilmuan apapun, ia harus menetukan tujuan belajarnya dan
apa kesimpulan yang harus ia dapatkan. Kejelasan tujuan tersebut
akan membuat pelajar dapat dengan baik memilih program, cara,
perangkat, dan metode, yang sesuai untuk belajar. Dan ini pada
gilirannya akan membawanya kepada pemahaman yang baik,
pencapaian yang baik dan meraih tujnuan yang direncanakannya.
37
c. Merancang Dan Memprogram Belajar
Merancang belajar dan programnya sesuai dengan program
objektif dan temporer akan menghasilkan tujuan dengan mudah dan
akan mengantarkannya kepada ketenangan, kedamain dan keberkahan
dalam waktu dan kecakapan dalam bekerja.diantara faktor yang
mengantarkan kesuksesanpelajar adalah ia membuat rancangan
berikut:
- Kapan mulai belajar?
- Apa yang ia pelajari?
- Kapan menghibur dirinya?
- Kapan keluar bersama temn-temannya?
- Kapan dia tidur?
- Kapan dia bangun?
Sesuai dengan percobaan dan penelitian, didapati bahwa adanya
program dan rencana belajar akan membuat pelajar dapat memantau
proses belajarnya, dan kemudian mengevaluasinya. Rencana belajar
adalah kompas yang dijadikan acuan oleh pelajar ketika ia belajar,
fondasi yang baik terhadap waktunya, sehingga pada gilirannya akan
mengantarkannya pada pencapaian prestasi ilmiah.
d. Pandai Memilih Cara Dan Perangkat Untuk Belajar
Sorang pelajar wajib meminta bantuan kepada gurunya dan
memilih cara dan perangat yang tepat serta efektif dalam belajar.
Dalam semua model belajar, dituntut adanya pencurahan perhatian
dalam belajar dan pemahaman yang baik atas apa yang dipelajarinya.
e. Fokus, Meringkas, Dan Menguji Diri Sendiri
Seorang pelajar harus memfokuskan perhatiannya ketika belajar
dan memahami dengan baika apa yang dipelajarinya. Pelajar juga
harus menguji dirinya sendiri sehingga ia merasa yakin bahwa ia telah
memamhami, menguasai, dan mampu mnjawabbpertanyaan jika
ditanya.
f. Selalu Menghadiri Pelajaran
Seorang guru yang terpercaya dan ikhlas akan membantu muridnya
dalammempelajari materi pelajarannya. Guru itu juga mewariskan
beberapa pengalaman praktikal yang tak terdapat dalam buku dan
diktat. Hal iniakan didapat apabila pelajar hadir dalam pelajaran yang
diberikan guru tersebut.
g. Memperbaharui Rasa percaya Diri
Pintu-pintu masuknya syetan salam diri peajar itu sangat banyak
seperti was-was,. Itu semua akan memberikan rasa takut dan emosi
dalam dirinya yang akan menyebabkan ia tak dapat belajar dengan
baik. Oleh karena itu pelajar harus menutup pintu-pintu jalan
masuknya setan tadi dengan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah
SWT.
38
BAB VII
MENGATASI BEBERAPA PROBLEM YANG DIHADAPI PALAJAR
MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
KOMPETENSI:
1. Memahami berbagai problem-problem dalam belajar dan cara
mengatasinya menurut perspektif islam.
URAIAN MATERI:
A. Problem lemahnya Minat Dan Motivasi Untuk Belajar
Terkadang seorang pelajar mengalami situasi ingin terus santi, malas-
malasan, dan tak mempunyai gairah untukbelajar. Di antaranya adlah
cenderung menjauhi buku, alas berangkat sekolah, atau memilih tak datang ke
kuliah serta menyiukkan dirinya dengan hal-ha sepele yang sifatnya kekanak-
kanakn, sambil membuat-buat alasan bagi tindakannya tersebut, yang pada
intinya adalah malas belajar. Semua ini akan berakibat pada semakin
menumpuknya materi pelajaran yang belum dikuasai, makin menambah rasa
malas untuk belajar dan keputusasaan yang akhirnya akan menjerumuskan
pelajaran tersebut kepada kegagalan atau setidaknya tak dapat berprestasi.
Cara mengatsai problem lemahya motivasi belajar diantaranya adalah:
1. Meminta pertolongan kepada Allah dan berlindung kepadanya dari
ganguan setan, membaca alqur’an, zikir, dan berdoa dengan ikhlas xambil
menyakini bahwa gangguan itu adalah perbuata setan.
2. Bersungguh-sungguh dalam mengatasi problem-problem yang
menyebabkan minat belajarnya lemah, sehingga ia mampu berkonsentrasi
dan benar-benar paham.
3. Meminta bantuan pada orang yang berpengalaman, diantaranya dari para
kerabat yang saleh, dari teman dekat yang ikhlas, untuk membantu
mengatasi krisis tersebut sebelum makin sulit utnuk diatasi, baik bantuan
tersebut berupa nasihat, dukungan, maupun pertolongan.
4. Meminta bantuan kepada beberapa guru yang berjiwa ikhlas dan jujur,
agar mereka memberikan padanya nasihat serta bimbingan pengajaran
praktis agar ia mampu bangkit dan mngejar ketinggalannya. Hendaknya ia
tidak malu ataupun gengsi pada mereka, karena ada pepatah, “ orang yang
malu dan sombong tidak memperoleh ilmu.”
5. Memperkuat sarana atau aspek pendorong untuk belajar serta
mempersiapkannya, seperti kseiapan mental, kesehatan jasmani,
tersedianya tempat belajar dan sarana-darana lainnya.
6. Menjauhi makan dan minum yang berlebihan, karena kekenyangan akan
membuat malas dan mengurangi daya pemahaman serta daya ingat. Juga
bila bila perut itu terisi penuh, ide-ide dan pemikiran pun akan tertidur.
7. Menenangkan perasaan dan membuat badan rileks serta mengobati diri
dari sakit persedian bila ada. Semua itu termasuk dalam faktor-faktor yang
mampu memperkuat kemauan belajar.
39
B. Problem Menumpuknya Materi Pelajaran
Gangguan oleh sebab sakit, kejadian mendadak, musibah, krisis sosial,
atau sebab lalai, dan menumpukya materi pelajaran adalah termasuk dari
sebab-sebab keterpakasaan yang bukan berangkat dari keinginan. Hal itu
menyebabkan kekacauan dalam menysusn rancangan belajar dan program
studi.uga akan mempersulit pelajar tersebut utnutk mengejar materi-materi
baru ataupun mendapatkan materi yang ia ketinggalan. Hal ini bila tidak
diatasi dengan cepat sebelum menjadi parah akan menyebabkan rendahnya
minat, keputusasaan, rendah diri serta menganggu keberhasilan dan prestasi.
Cara mengatasi problem menumpuknya materi pelajaran antara lain:
1. Tidak menyerah dan berputus asa dengan meminta pertolongan alllah,
selanjtunya mengutkan tekad dalam rangka mengingkatkan usaha dan
kesabaran, serta memperbarui niat untuk mengeejar ketertinggalan.
2. Memperbarui rancangan program belajar serta mengadakan penyesuaian
waktu pada program kerja, dimana agar memungkinkan ia untuk
mengulas pelajaran-pelajaran barudan mengejar bagian pelajaranyang
tertinggal.
3. Meminta bantuan teman-teman demi mengejar pelajaran-pelajaran yang
tertinggal, dengan baik cara belajar bersama maupun meminta bantuan
sevara khusus. Karena islam menganjurkan untuk bekerja sama dengan
kebaikan dan perbuatan takwa. Hendaknya dalam hal ini, seorang pelajar
meminta pertolongan pada teman-teman saleh dan pandai karena
seseorang itu berdasarkan agama kekasihnya.
4. Meminta bantuan kepada sebagian guru yang sudi untuk dimintai bantuan.
Jika tidak didapati, maka hendaknya meminta bantuan pada guru privat.
5. Terus memantau dengan teliti pada rancangan baru atau pada program
yang telah disesuaikan untuk belajar, sehingga merasakan bahwa ia telah
mendapatkan kemajua serta hendaknya mencurahkan segenap tambahan
usaha.
C. Problem Tidak Konsentrasi Dalam Belajar
Sebagian pelajar akan mengalami lupa dan merasa disibukan dengan hal
yang memalingkan perhatiannya dari penjelasan guru, sebagaimana terjadi
pula ketika ia belajar. Hal ini menyebabkan ia tidak bisa mengikuti pelajaran,
memahaminya, dan mengingatnya. Pelajaran ini akan mudah keluar
sebagaimana masuknya. Akhirnya, belajarnya itu tanpa membuahkan hasil
seperti seakan-akan belum belajar. Semua ini bila tidak diatasi akan
menyebabkan pada kegagalan atau tidak berprestasi.
Diantara cara mengatasi problem tidak konsentrasi adalah sebagai berikut.
1. Meminta pertolongan Allah dari gangguan kegelisahan, kesedihan, dan
kembali kepada-Nya dengan do’a agar dihilangka darinya semua itu. Dan
yakin bahwasanya Allah yang Mahasuci lagi Mahatinggi akan
menghilangkan kegelisahan dan kesedihannya serta akan memudahkan
baginya segala kesulitan.
2. Mencari cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengakibatkan
kesibukan tersebut.
40
3. Mengubah posisi tempat belajar di rumah dan berupaya untuk berada di
bangku paling depan dan menjauhi tempat-tempat yang akan membantu
untuk berkonsentrasi karena posisinya dekat dengan pengajar.
4. Mengubah posisi tempat belajar di rumah dan menjauhi tempat-tempat
yang akan menyibukkan perhatiannya serta menghilangkan tempelan-
tempelan di dinding yang akan menyebabkan ia hilang konsentrasi
5. Membuat catatan penting dari penjelasan guru dalam bukunya selama ia
mampu mengikutinya, serta berusaha mengikatnya ketika ia pulang ke
rumah.
6. Membuat rinkasan ketika belajar , karena hal itu akan membiasakannya
untuk berkonsentrasi
7. Belajar bersama dengan sahabat-sahabat yang berakhlaq baik, karena
dialog dan diskusi itu akan membantu untuk berkonsentrasi
8. Menggunakan sarana-sarana pendidikan modern yang akan membantu
untuk berkonsentrasi, di antaranya: komputer, kaset an vidio.
D. Problem Sulit Memahami
Sebagian pelajar menglami kesulitan dalam memahami sebagian materi
pelajaran. Adakalnya di sebabkan oleh sulitnya materi. Juga adakalanya
karena ketidak mampuan guru dalam menyederhanakan materi tersebut atau
ketidak mampuan guru dalam menyampaikan materi kepada para pelajar
dengan gaya bahasa yang mudah dan sederhana. Selanjutnya bisa juga dengan
rendahnya kecerdasan yang di miliki pelajar itu, bahkan bisa pula di sebabkan
oleh kebencian pelajar terhadap suatu materi pelajaran. Bila problema ini tidak
di selesaikan seceptanya maka waktu akan habis dan datanglah waktu ujian
sehingga jadilah pelajar tersebut tidak lulus ujian.
Di antara cara mengatasi problema ini adalah sebagai berikut:
1. Meminta pertolongan Allah di tambah zikir dan do’a sederhana, karena
tidak akan ada kemudahan kecuali Allah sendiri yang akan
memudahkannya
2. Mengobati penyakit-penyakit psikis dan jasmani bila ada. Karena hal itu
bisa menyebabkan sulit memahami
3. Menambah waktu khusus untuk mempelajari materi-materi sulit .
4. Meminta bantuan pada teman
E. Problem Lupa
Allah yang maha suci lagi maha tinggi, telah menciptakan manusia dan
dari fitrahnya dikaruniai sifat lupa. Allah telah memerintahkan kita untuk
berlindung dari sifat lupa. Sebab-sebab munculnya sifat lupa antara lain:
1. Takanan pikiran
2. Banyak kesibukan
3. Meninggalkan pelajaran dalam tempo yang lama dengan tidak mengulang
kemabali.
4. Banyak kesamaan dan ketepautan antara materi-materi pelajaran
5. Ddid antara karakter alami sebagian materi tersebut adalam mudah
dilupakan.
6. Karena berbuat maksiat
41
7. Tidak memahami dengan baik
Cara mengatasi problem lupa antara lain:
1. Meminta pertolongan Allah yang maha mulia lagi maha Agung dengan
memperbanyak do’a.
2. Menjalin hubungan baik kepada Allah dengan memperbanyak istigfar,
tobat, memperbanyak ibadah serta perbuatan baik.
3. Membiasakan diri dengan perbuatan yang sesuai syariat.
4. Mengosongkan pikiran dari beberapa permasalahan yang menyibukkan.
5. Mengulang terus materi-materi yang gampang dilupakan terutama waktu
malam dan pagi.
6. Berpedoman sesuai dengan rancangan dan program.
7. Menggunakan alat bantu seperti catata, ringkasan dan lain-lain
8. Membuat ringkasan di kertas ketika belajar
F. Problem Kefakiran Dan Menyibukkan Diri Dengan Kerja Untuk
Memenuhi Kebutuhan Hidup
Di samping mencari ilmu, sebagian pelajar mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Permasalahan ini timbul ketika waktu kerja
mengalahkan waktu belajar dan ketika hal ini berlangsung terus-enerus akan
menjadi sebuah kebiasaan. Hal ini tentunya akan melemahkan minat,
mengurangi produktivitas dan meredam kemampuan untuk unggul dan
kreatif.
Adapun cara mengatasi problem ini antara lain:
1. Meminta bantuan pada yayasan sosial.
2. Mengatur waktu sehingga sekiranya mampu mengatur antara waktu
belajar yang merupakan pokokdan waktu bekerja yang merupakan suatu
pengecualian karena suatu keterpaksaan.
G. Problem Hilang Percaya Diri Dan Rasa Takut
Terkadang pelajar tergoda dengan tipu daya syetan, yang membisikkan
pada dirinya akan kekalahan dan kegagalan sehingga hilangnya rasa percaya
diri dalam dirinya. Hilangnya percaya didi akan mendatangkan sempitnya
jiwa, lemahnya semangat belajar, keraguan dan rendah diri.
Cara mengatasi hilangnya rasa percaya diri seoran gpelajar antara lain:
1. Meminta pertolongan Allah dan Meminta Kepada-Nya.
2. Memperbanyak doa-doa untuk berlindung dari syetan.
3. Menyibukkan diri serta sungguh-sungguh dalam belajar sesuai dengan
rancangan dan program serta bertawakkal kepada Allah dengan tidak
membiarkan dirinya menjadi korban bisikan syetan.
4. Meminta bantuan oran-orang saleh untuk memberikan nasehat.
5. Mendorong kepercayaan pada diri sendiri serta berusaha mengulang
kembali nostalgia di masa belajarnya dahulu.
H. Problem Hubungan Yang Buruk Dengan Guru
Terkadang hubungan pelajar dengan guru menjadi buruk karena beraneka
ragam masalah. Situasi ini memuncak manakala pelajar tidak menghadiri
42
kegiatan belajar mengajar dan tidak mampu memahami pelajaran yang barang
kali karen perlakuan keras sang guru kepada pelajarnya.
Cara mengatasi masalah tersebut antara lain:
1. menghentikan dari memuncaknya perselisihan dan pertentangan antara
guru dan pelajar dengan dimulai dari pihak pelajar.
2. Pelajar menemui sendiri gurunya denganmeminta maaf bila ia bersalah.
3. Sebagian guru menjadi penengah yang baik untuk mendamaikan keduanya
4. Menjadikan wali murid sebgai perantara untuk menemui guru tersebut.
5. Untuk setiap kondisi, hendaknya pelajar meyakini benar bahwa guru
mempunyai kedudkukan yang lebih berharga secara simbolis.
I. Problem Ketidakseimbangan Antaqra Belajar Dengan Kewajiban-
Kewajiban lain
Terkadang pelajar mengemban beberapa kewajiban dan beban-beban lain
selain menghadiri materi pelajaran dan belajar. Dengan rancangan dan
pengaturan yang tidak baik menyebabkan beberapa kewajiban lain akan
mengalahkan kegiatan memperoleh ilmu dan belajar. Adapun cara mengatasi
masalah tesebut antara lain:
1. Disiplin penuh denganprogram sehari semalam serta disiplin dengan
rnacangan dan program yang telah dibuat.
2. Ketika ada kesalahan dalam rancangan dan program, hendaknya segera
mengetahuinya berdasarkan kefleksibelan yang terdapat di dalamnya serta
meminta bantuan sesama pelajar.
3. Tidak keberatan untuk beralasan meninggalkan hal-hal wajib bila hal itu
akan mengalahkan hal yang fardu.
4. Meminta bantuan dari guru-guru ketika butuh dari mereka untuk
memberikan nasihat yang tulus.
5. Hendaknya kembali kepada Allah.
43
BAB VIII
MENCONTEK DALAM UJIAN DAN PENGARUHNYA DALAM
PRESTASI BELAJAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM
KOMPETENSI:
1. Memahami berbagai fenomena mencontek dalam ujian;
2. Memahami pengaruh mencontek terhadap perkembangan prestasi
ilmiah;
3. Memahami hokum mencontek dalam islam;
4. Memahami metode islam dalam mengatasi problem mencontek
daalam ujian.
URAIAN MATERI:
Tampak mencontek banyak terjadi kerusakan baik di daratan atau lautan,
yang diantaranya berupa penipuan dengan berbagai bentuknya, seperti penipuan
dalam bidang perdagangan, perindustrian, politik dan bahkan dalam ujian.
Barangsiapa tidak menipu ia akan merasakan getahnya penipuan.
Pelanggaran mencontek dalam ujian termasuk dalam dosa besar yang
dilarang oleh syari’at. Mencontek termasuk kategori pengkhianatan kepercayaan,
penipuan, pembohongan dan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. Karena
tindakan mencontek ini ialah kebatilan yang terbungkus dalam bingkai kebenaran
atau mengajukan indormasi palsu dan menyesatkan yang tidak sesuai dengan
fakta atau dengan ungkapan lain, mencontek adalah bentuk kebalikan dari nasihat,
amanah dan transparansi.
Banyak sekali pembicaraan tentang bahasa kasus mencontek dalam ujian,
terutama setelah di sebagian kota besar terbentuk komplotan yang melegalkan
tindakan mencontek dengan kekuatan, teror dan penyerangan. Para pakar bidang
sosial, psikologi, pendidikan dan pengajaran telah mengkaji fenomena ini dari
sudut pandang mereka, namun belum dikaji lebih mendalam lagi, baik dari sudut
pandang ajaran islam maupun berdasarkan hukum-hukum dan asas-asas syari’at
islam. Juga belum dilibatkan di dalamnya para pakar agama, pemikiran dan
dakwah untuk berperan serta memerangi pelanggaran ini.
Seputar topik ini, akan dijelaskan tentang fenomena, sebab-sebab dan
beberapa bentuk pelanggaran mencontek. Juga akan dijelaskan pula tentang
pandangan metode islam dan hukum syari’at dalam mengatasinya.
A. Fenomena Moncontek Dalam Ujian
Kerusakan telah menjangkiti dunia pendidikan, diantaranya adalah
adanya fenomena mencontek dalam ujian. Bahkan, disana terdapat
sekelompok orang yang telah berani mengancam pengawas ujian untuk tidak
mengawasi para pelajar agar mereka leluasa mencontek. Terkadang di antara
sekelompok pelajar itu ada pula yang menyandera panitia ujian untuk
mencontek.
Problem mencontek termasuk dalam masalah yang membahayakan
bagi para pelajar, baik yang berprestasi maupun yang tidak berprestasi,
karena akan menghancurkan mentalitas utama, motif dan faktor pendorong
untuk berprestasi, sebagaimana pula mencontek akan menurunkan kualitas
44
belajar tersebut. Untuk itu, persoalan ini harus segera diatasi guna menjaga
wibawa ilmu, proses belajar, pakar ilmu, juga pencari ilmu.
Menyebarnya fenomena mencontek dalam ujian adalah disebabkan
oleh hal-hal berikut:
1. Kualitas keimanan para pelajar dan pengawas lemah, terutama lemahnya
kualitas introspeksi diri yang akan melindungi diri seseorang dari berbuat
kemungkaran, sebab adanya rasa takut kepada Allah SWT,
2. Akhlak yang buruk diantaranya khianat, zalim, melanggar hak, bohong
dan menipu.
3. Bodoh dan tidak tahu hukum syari’at yang berkenaan dengan hukum
mencontek.
4. Hilangnya suri tauladan.
5. Hukuman yang ringan bagi pelaku pelanggaran mencontek.
6. Kerusakan yang telah mewabah di masyarakat dengan beraneka ragam
bentuknya, khususnya dalam bidang politik.
7. Penguasa telah mempersempit gerak kelompok yang berjuang demi
menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dan menekan pemimpin-
pemimpin dakwah islam dalam melaksanakan kewajiban mereka.
8. Sebagian penguasa menyokong putra-putri mereka untuk mencontek,
bahkan sebagian mereka mencari sarana resmi atau tak resmi dalam
rangka membantu anaknya.
9. Merebaknya fenomena belajar privat serta nurani sebagian guru yang
telah mati dengan memfasilitasi contekan bagi para pelajar penerima
bimbingan privat.
10. Beberapa kebijakan dalam pendidikan yang telah rusak.
Sebab-sebab ini serta faktor yang lain telah memunculkan beberapa
fenomena mencontek dalam ujian, yakni dalam bentuk yang belum kita
perkirakan sebelumnya. Hingga sebagian para pelajar meyakini bahwa
problem mencontek adalah realitas yang bisa diterima. Sebagian pelajar
mengatakan “mengapa kalian menghalangi kami, sedangkan sebagian panitia
juga ada yang memberikan contekan. “Sebagian pelajar adapula yang
menghabiskan malam ujian mereka, hanya untuk mempersiapkan bahan
contekan atau mencari prasarana lain untuk mencontek, yan lebih
menakjubkan lagi dipergunakannya sarana modern untuk fasilitas mencontek
seperti telepon genggam, perlengkapan komputer berikut programnya.
B. Di Antara Bentuk Mencontek Pada Saat Ini Di Dalam Ujian
Telah disebutkan sebelumnya bahwa mencontek itu adalah
mengajukan kebatilan dalam bingkai kebenaran dimana seseorang pelajar
yang mencontek, memberikan kepada guru bentuk palsu dari pribadinya yang
menyatakan bahwa pelajar tersebut berprestasi. Ini terjadi karena ia mencuri
informasi dalam bentuk lembaran kertas yang ia dapatkan baik dari teman
ataupun pengawas yang kemudian ia pindahkan ke lembar jawaban soal
dengan menyatakan bahwa itu murni hasil pemikirannya.
Bentuk-bentuk pelanggaran mencontek, diantaranya:
45
1. Seseorang pelajar memindahkan informasi contekan pada kertas kecil
atau semisalnya.
2. Seorang pelajar memberi bantuan kepada temannya sebagian jawaban
dengan berbagai cara.
3. Seorang pengawas memberikan bantuan kepada para pelajar, baik dalam
bentuk membekali mereka buku maupun catatan agar memindahkan
jawaban dari sana atau dalam bentuk memberikan jawaban langsung untu
mereka, atau dengan cara membiarkan para pelajar saling bertukar
informasi satu sama lain.
4. Soal ujian yang telah bocor kepada sebagian pelajar, baik dengan cara
perantara maupun dengan cara lain.
5. Tindakan sekelompok orang dengan mengancam pengawas jika tidak
membiarkan para pelajar untuk mencontek.
Ada beberapa orang yang membenarkan pelanggaran mencontek,
contohnya sebagai berikut:
1. Sebagian pengawas yang memfasilitasi tindakan mencontek mengatakan
“Kami hendak membantu pelajar karena pelajar itu kewalahan”.
Perkataan ini salah, karena dalam hal itu ada dua kesalahan, yaitu
mengkhianati amanah dan kezaliman. Karena, mereka menjadikan
pelajar yang mencontek atau yang tidak belajar bisa mengumpuli pelajar
yang rajin dengan sewenang-wenang.
2. Sebagian penguasa mengatakan bahwa memberikan contekan adalah
bentuk bantuan dan kasih sayang pada para pelajar. Bahkan, mereka
pergi ke kantor pusat ujian untuk mencari orang yang mampu
menmbantu anak-anak mereka untuk mencontek. Perbuatan ini salah,
karena membantu dalam mengkhianati amanah dan menzalimi pelajar
yang mencontek.
3. Sebagian pelajar berkat, “Semua pelajar mencontek sedangkan saya
orang yang rajin. Bila saya tidak mencontek juga, mereka akan mengejar
peringkat nilai dan mengungguli saya. Untuk itu, saya juga harus
mencontek seperti mereka”. Pemahaman ini salah, maka bagi pelajar
yang beriman hendaknya tetap menempuh jalan yang benar sekalipun
banyak pelajar yang mencontek.
C. Pengeruh Mencontek Dalam Ujian Terhadaop Prestasi Ilmiah
Fenomena mencontek dalam ujian mempunyai pengaruh yang sangat
membahayakan dan menghancurkan proses keunggulan ilmiah, dimana
seorang pelajar pencontek akan mendapat nilai ujian yan bukan haknya.
Terkadang nilai palsu hasil ujian itu akan mengangkat pelajar pencontek
tersebut ke dalam jajaran pelajar berprestasi. Prestasi ini dianggap sebagai
prestasi palsu karena didapat dari hasil mencontek dan menjiplak, bukan
berdasarkan aturan-aturan dasar untuk berprestasi yang terdiri dari
kepandaian, kecerdasan, ketanggapan dan kerajinan berusaha. Selanjutnya
ketika pelajar mencontek ini keluar untuk mengerjakan perannya di
masyarakat, ia keluar selaku sosok pecundang yang lemah atau tidak mampu
menampilkan peran yang dinanti-nantikan, maka jadilah kiprahnya
berantakan dan banyak terjadi malapetaka, karena dipandang bahwa pelajar
46
itu tidak kompeten untuk mengerjakan peran ini. Kasus seperti banyak kita
amati terjadi dalam praktik sehari-hari.
Di samping itu, kita tahu bahwa pelajar yang berprestasi dari hasil
mencontek itu hanyalah mengenal norma-norma buruk yang menjadikan dia
bisa beradaptasi dengan iklim barunya, yakni berupa mengedepankan yang
selayaknya di akhir dan mengakhiri yang selayaknya di depan, maka jadilah
tolok ukur pelajar itu kacau.
Begitu juga perbuatan mencontek itu akan membawa pengaruh bagi
pelajar yang benar-benar beradaptasi, hal itu ketika mereka melihat hak-hak
mereka tersia-siakan di depan mata mereka, sedangkan mereka tidak mampu
mendapatkan khususnya bila ia tidak memiliki harta ataupun kekuasaan.
Semua ini bisa membunuh ambisi, semangat, dan motif pelajar berprestasi
tersebut serta akan timbul kedengkian dan kebencian mereka pada masyarakat
dan negara. Maka, timbullah barisan sakit hati yang amat menghancurkan
sebagai reaksi dari hal tadi, meskipun awalnya mereka adalah pelajar
berprestasi.
Pengaruh dari fenomena penipuan ini juga bisa kita temukan di
kehidupan masyarakat, dimana orang-orang bodoh, kalangan oportunis dan
yang berkepandaian sedang, banyak menempati beberapa posisi penting yang
mengatur urusan orang banyak, sedangkan orang yang lebih berkompeten
tidak menempati posisi-posisi tersebut. Akhirnya hasil akhir dari pekerjaan
mereka semata-mata kegagalan dalam mengaur urusan orang banyak, bahkan
mereka telah menyia-nyiakan hak-hak rakyat, sehingga menjadi terlambat
dalam memacu peradaban menuju kemajuan.
D. Hukum Mencontek Dalam Ujian Menurut Takaran Syariat Islam
Menipu dengan berbagai bentuknya diharamkan oleh syari’at islam,
karena akan merugikan hak-hak orang lain. Allah telah melarang kita untuk
melakukan hal itu, sebagaimana disebutkan dalam Al’Qur’an mlalui ucapan
Nabi Syu’aib kepada kaumnya yang artinya:
Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara
mereka, Syu’aib. Ia berkata,”Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak
ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti
yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan
dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan
timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi
sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika
betul-betul kamu orang yang beriman. (Al-A’raaf : 85)
Maka mengurangi takaran dan timbangan, termasuk dari macam-
macam penipuan di bidang perdagangan yang bisa mengakibatkan kerusakan
di muka bumi. Hukum ini bisa berlaku juga atas perbuatan mencontek. Begitu
juga banyak dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Al-hadits yang menjelaskan
tentang penipuan dalam kondisi-kondisi tertentu.
Para ahli fiqih telah bersepakat atas haramnya hukum menipu, karena
di dalamnya terdapat pengkhianatan terhadap suatu amanah, pembohongan,
47
tipu daya dan termasuk dosa-dosa besar yang hukumannya sangat keras
menurut pandangan syari’ah, mengenai penjelasannya sebagaimana berikut:
1. Seorang pelajar mencontek dianggap mengkhianati amanah ilmu, karena
ia mengajukan kepada guru suatu bentuk informasi yang menunjukkan
bahwa ia berhasil, sedangkan kenyataannya tidak. Pengkhianat macam
ini tentunya akan menjalankan pula gaya hidup seperti ini dalam
kehidupan nyatanya, sehingga ia akan mengkhianati tanah airnya.
Hukum ini juga berlaku untuk para pengawas dan pihak lain yang terlibat
di dalamnya ataupun pihak-pihak yang membantu memfasilitasi
perbuatan mencontek.
2. Seorang pelajar pencontek dianggap mengelabui dan menipu guru,
karena ia mencampurkan yang hak dengan yang batil dan memberikan
ketidak-jujuran ilmiah, seperti pedagang yang mampu menipu dengan
barang dagangannya dan penguasa yang menipu rakyat dengan
kebijakannya.
3. Seorang pelajar pencontek dianggap telah melanggar hak-hak pelajar lain
yang berprestasi yang selalu bersandar pada kemampuan diri mereka.
Untuk itu terkadang seorang pelajar yang mencontek nilainya mampu
mengungguli pelajar berprestasi yang dikenal amanah, jujur dan rajin.
4. Syeikh Abdul Hamid Kisy Rahimahullah berpendapat bahwasanya nilai
keberhasilan dan tugas jabatan yang semata-mata diperoleh oleh pelajar
yang mencontek dianggap haram hukumnya. Karena, pelajar itu mencuri
informasi dan mengaku-ngaku bahwa itu murni miliknya, meskipun ia
memperoleh ijazah yang memang sudah layak baginya, namun tetap saja
batil. Dan karena, apa yang yang ditegakkan atas dasar kebatilan, itu
termasuk hal yang batil.
E. Metode Islam Dalam Mengatasi Problem Mencontek Dalam Ujian
Pelanggaran mencontek dalam ujian dosanya sama besarnya dengan
tindakan kriminal yang lain seperti mencuri, menggelapkan uang, dan
pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. Adapun cara untuk mengurangi
kebiasaan ini antara lain:
1. Memberikan pelajarani islam kepada para pelajar sekaligus menyadarkan
bahwa Allah selalu mengawasinya serta memperkuat pedoaman agama
yang dimiliki.
2. Memberikan pelajaran akhlak kepada pelajar, guru dan semua pihak yang
terkait dalam proses belajar mengajar, seklaigus menyadarkan akan
pentingnya pentingnya amanah, transparansi, kejujuran, serta menjelaskan
haramnya perbuatan khianat, bohong serta menipu.
3. Menumbuhkan pada diri pelajar rasa percaya pada diri sendiri.
4. Menghapus pencekalan yang dikenakan pada para reformis, pada dai, para
penegak amar ma’ruf agar mereka mampu menjalankanperan mereka
dalam menyampaikan ajaran.
5. Memilih para pengawas yang memiliki jiwa amanah, mulia, dan berani
dalam menegakkan kebenaran.
6. Memberikan sanksi yang berat kepada para pelajar pencontek dan kepada
semua pihak yang berperan membantu dalam kegiatan mencontek.
48
7. Memberikan penerangan informasi melalui berbagaimedia serta
menyebarkan brosur-brosurkepada para pelajar menjelang ujina.
8. Mengadakan pemeriksaan yang ketat pada para pelajar ketika akan
memasuki bangku ujian.
9. Turut berperannya pemimpin-pemimpin agamadi tingkat nasional dalam
memberika arahan pada setiap individau.
10. Pemerintah menegakkan reformasi politik dimana tidak dibedakan antara
hukum menipu dalam pemerintahan dengan hukum mencontek dalam
ujian.
Islam sangat memperhatikan ilmu dan prestasi ilimiah serta memuji-
muji para pencari ilmu dan bahwasanya para malaikat akan membentangkan
sayap-sayapnya kepada pencari ilmu, karena sesuatu yang telah dilakukanya.
penyelenggaraan mencontek temasuk dari dosa besar yang ada
ketentuan hkumnya berdasarkan ajaran islam. Karean, perbuatan ini termasuk
menghiatnati amanah dan melanggar hak-hak orang lain dengan sewenang-
wenang.
49
BAB IX
BEBERAPA NASEHAT ISLAMI UNTUK GURU DAN PELAJAR
KOMPETENSI:
1. Memahami berbagai nasehat bagi guru dan murid dalam proses
belajar-mengajar;
2. Memahami do’a-do’a Nabi untuk pelajar dalam menghadapi ujian.
URAIAN MATERI:
A. Beberapa Nasihat Islami Untuk Para Guru
Guru adalah pemilik risalah yang luhur, karena ulama(ahli ilmu)
adalah pewaris para nabi serta kedudukan mereka di mata allah sangatlah
mulia karena mereka beramal dengan keikhlasan, ketekunan, dan kebaikan
serta demi mencari ridho Allah SWT. Adapun dalilnya dlam
alqur’an,”kataqkannlah,sesungguhnya shlatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam.”
Profesor ali mutawalli ali, seorrang tokoh di bidang pendidikan dan
pegnajaran juga termasuk pemimpin dakwah islam, telah mengaran buku
berjudul Wa Lil Mu’allimin’ Asyru’ Washaayaa (10 sepuluh nasihat guru).
Adapun beberpa nasihat ini adalah sebagai berikut.
1. Percayalah pada diri sendiri dan waspadalah dengan tugasmu karena
engkau adalah pewaris para nabi.
a. Adapun dalil mengenai nasihat ini dari alqur’anulkarim, Allh telah
berfirman,”nisacaya allah akan meninggikan orang-oarnag yang
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahhuan
beberapa derajat. Dan allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (al-maidah:11)
b. Rasulullah saw. Juga menjelaskan kedudukan ulama di mata allah
dalam sabda, “ keutamaan orang alim itu diatas orang ahli ibadah,
sperti keutamaan bulan diantara bintang-bintang. Sesungguhnya para
ulama itu adalah para pewaris nabi dan para nabi itu tidak
meawariskan dinar, juga tidak mewariskan dirham, tetapi mereka
mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambilnya maka ia telah
mendapat bagian yang banyak sekali”(HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
2. Perbaiki hubungan kamu dengan pihak sekolah. Ketahuilah, sesungguhnya
memperbaiki ahlak itu sebagian dari iman.
Allah yang maha mulia lgi m aha agung telah memrintahkan untuk
memperbaiki akhlak dalam segala sesuatu yang diantaranya berupa
perkataan yang baik, sebagaimana firman allah ,” serta ucapkanlah
kata-kata yang baik, kepada manusia.” (al baqarah:83)
3. Persiapkan dirimu menjadi sosok yang islami agar kamu menjadi tokoh
yang dai yang menadji panutuan dalam penampilan dan perkataan.
a. Diantara tanggung jawab seorang guru kepada tuhan-nya adalah
berdakwah di sela-sela pekerjaannya.
50
b. Rasulullah saw. Telah menjelaskan akan adanya balasan bagi orang
yang meremehkan urusan dakwah islam, mka nabi sawa. Bersabda,
“demi allah yang jiwaku berada dalam genggamannya, hendaknya
kalian menyruh pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Karena
jika tidak, allah akan mepertentangkan hati kalian satu sama lain serta
allah akan melaknat kalian seperti halnya allah telah melaknat
mereka(orang-orang kafir bani israel)
4. Berpenampilanlah yang bagus dan bertutur kat yang sopan, sesungguhnya
allah itu indah dan mencintai keindahan.
Allah yang maha mulia lagi maha agung telah memrintahkan kita sebagai
umat islam untuk memperhatikan diri kita dan memperhatikan pula
nikmat-nikmat yang telah allah telah berikan kepada kita. Allah telah
berfirman,”hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) masjid, makan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguuhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(al-a’raf:31)
5. Tekuni dsidiplin ilmu dan frofesimu, ssesungguhnya allah mencintai
seseorang yang apabila mengerjakan sesuatu yang lantas ia
mengerjakannya dengan sempurna.
a. Allah telah menyertakan dalam firman-nya antara iman dan amalan
saleh yang ditekuni, adapun bunyi firman-nya,”sesungguhnya mereka
yang beriman dan beramal sale, tentulah kami tidak akan menyia-
nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan
baik.” (al-kahfi:30)
b. Rasulullah saw: juga menganjurkan umat beliau untuk
menyempurnakan suatu pekerjaan, karena itu beliau saw. Bersabda,”
allah mencintai seseorang yang apabila ia mengerjakan suatu
pekerjaan, maka ia mengerjakannya dengan sempurna.” (HR Bihaqi)
6. Perlakukan anak-anakmu dengan baik serta cetaklah pada lembaran
mereka yang masih putih dengan kepandaian dan perilaku yang baik
Dalil mengenai ini adalah firman allah,” maka disebabkan rahmat allahlah
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu...” (Ali Imran:159)
7. Jadilah engkau pemimpin, pemberi cinta, dan kasih sayang bagi seluruh
pelajar.
a. Allah yang maha mulaia lagi maha agung telah memerintahkan
seorang muslim agar mempunyai sifat penyayang serta patuh
mengikuti rasulullah saw. Sebagimana dalam firmannya,
“sesungguhnya rahmat allah amat dekat kepada orang-orang yang
bebuat baik.”(al a’raf:56)
b. Rasulullah saw: juga menganjurkan untuk menyayangi sesama
manusia dan bergaul dengan baik dengan mereka, maka nbi saw.
Bersabda, yang artinya,”siapa yang tidak menyayangi sesama manusia,
mka allah tidak akan menyayangi orang tersebut.” (muttafaqun alaih)
8. Biaskan untuk aktif pada kegiatan sekolah dengan baik dan niat yang
ikhlas.
51
Allah telah memerintahkan kita untuk kita ikhlas dalam bekerja,
sebagaimana di dlam firman-nya,”pdahal mereka tidak disuruh keculai
supaya menyembah allah dengan memurnikan ketaatan kepada-nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat
dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.”(al-
bayyinah:5)
9. Berdakwakanlah pada anak-anakmu agar orang yang nelihat padamu
kebesaran islam dan karunia iman.
Allah telah memrintahkan kaum muslimin unutk mengajak orang-orang
kepada kebaikan dan perdamaian diantara mereka. Allah telah
berfirman,”tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
keculai bisikan-bisikan dair orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamian diantara
manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhaan allah,maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar”
(an-nisaa:114)
10. Seimbanglah antara bersikap lunak dan tegas dalam ujian, janganlah
terlalu lunak maka engkau akan lemah dan janganlah terlalu lunak maka
engkau akan lemah dan jang terlalu keras maka engkau kan
meghancurkan.
a. Dalil dari nasihat ini dai alqur’an dalam firman allah yang
berbunyi,”dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat
islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas
perbuatan kamu.” (al-baqarah)
Dari nasihat-nasihat tadi, maka hal tersebut akan mamppu
mengantarkan seorang guru untuk sampai pada tujuan-tujuan luhur dalam
menyampaikan ilmu sebagaimana hal tersebut juga akan mewujudkan pada
dakwah kepada jalan allah dengan hikah nasihat kebaikan, dan dengan
panutan.
Praktik dari semua itu bergantung pada beberapa konsep dasar yang
diantaranya terdiri dari kualitas keimanan,kuallitas akhlak, kualitas
perilaku,dan kualitas,teknik pendidikan. Masing-masing kualitas tersebut
memiliki metode pendidikan,program pelatihan dan praktik tersendiri.
B. Beberapa Nasihat Islami Untuk Penuntut Ilmu
Penuntut ilmu mempunyai kedudukan yang mulia di mata islam, allh
telah berfirman,” katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengethaui
denganorang yang tidak mengetahui?’ sesungguhnya orang yang berkallah
yang dapat menrima pelajran.” (az-zumar:9)
Para tokoh dibidang pendidikan dan pengajaran telah membuat
sekumpulan nasihat-nasihat bagi para penuntut ilmu, semuanya kami
ringkaskan sebagaiman berikut.
1. Bertakwalah kepada allah dan ikhlaskan niat, nisacaya allah akan
membuka pintu pemahaman kepadu dan akan mengajarkan padamau apa
yang belum kamu ketahui serta memprmudahkanmu menuju jalan prestasi.
52
2. Berakhlaklah dengan akhlak yang mulia. Diantaranya: cinta damai,
tawadhu, sabar, rajin, bersungguh-sungguh serta berjuang, karena semua
itu adalah diantara motif untuk paham, hafal, dan berprestasi.
3. Perbaiki hubunganmu dengan teman-temanmu dan hubunganmu dangn
para gurumu dalam rangka memperkuat ikatan cinta , persaudaraan, kerja
sama, serta rasa solidaritas. Allah yang maha memberkahi lagi maha
tinggi telah berfirman denan memrintahkan para hambanya agar
berpegangn dangan nilai kebajikan dalam segala hal.
4. Tentukan tergetmu, buatlah rancangn pada waktumu, aturlah waktu
beljarmu, karena semua ini akan mempersiapkannmu untuk belajar secara
produktif.
5. Tekkunlah belajar, pegunakan teknologi modern sebagai alat bantu guna
menjadi pelopor dan pemegang tonggak kepemimpinan.
Allah berfirman,”sesungguhnya allah beserta orang-orang yang bertkawa
dan orang-orang yang bertkwa dan orang-orang yang berbuat
kabaikan.”(an-nahl:128)
6. Bergegaslah utnuk selalu menghadiri pelajaran,karena ini adalah diantara
jalan menuju kesempurnaan dalam memahami, kecepatan dalam
mengingat, dan ketepatan dalam menjawab soal.
7. Berikan penyegaran pada jiwamu, perhatikan konndisi kesehatnmu, karena
ini adalah syarat untuk memprbaharui semangat demi menuju belajar yang
produktif.
8. Bersamalah dengan orang-orang yang saleh dan jauhilah berkawan
denganorang-orang yang fasik, karena membantumu unttuk taat dan takwa
kepada allah, juga membantumu untuk belajar.
9. Percayalah pada didimu sendiri, bertawakallah dan berlindunglah kepada
allah dari godaan setan, karenahati yang berdebar tidak baik dalam
mengatur alur pembicaraan dan tangn yang sedang gemetaran tidak akan
mengerti maksud si lawan bicara, serta akal yang sedang buyar tidak baik
untuk berpikir.
10. Kurangi rasa tkutmu pada ujian, pertajam semangatmu, bertawakkallah
kepada allah, perbanyak zikir kepada allah sekaligus berdoa, semuanya ini
merupakan di antara faktor kesuksesan dalam ujian.
Nasihat-nasihat ini melambangkan undang-undang islami bagi pelajar
agar berprestasi dlam ilmu dan amalanya. Selain itu, allah swt. Akan
memberikan pahala bagi pelajr yang berpedoman sesuai nasihat tadi, karena
karena kehidupan seorang pelajar muslim itu secara keseluruhannya adalah
ibadah.
C. Nasihat Mu’Adz Bin Jabal Kepada Pada Penuntut Ilmu
“pelajarilah suatu ilmu, sesungguhnya mempelajarinya adalah bentuk
adanya rasa takut kepada allah, mencari ilmu itu sebagai ibadah, mengulang-
ulangnya itu sebagi tasbih. Meneliti sebuah ilmu itu adlah jihad,
mengerjakannya kepada orang yang tidak tahu itu sebagai sedekah, serta
menyerahkan ilmu pada ahlinya itu merupakan bentuk pendekatan diri kepada
allah. Karena, ilmu itu adlah pedoman, penrang jalan bagi penghuni surga.
Ilmu itu akan berperan menjadi penerang dlam keributan, ilmu sebgai
temandlam pengembaraan, ilmu sebagi teman bicar dalam kesendirian, ilmu
53
sebagi petunjuk dlam kesenagan dan kesusahan, ilmu sebagai senjata ketika
mennghadapi musuh, ilmu sebagai penghias bagi para kekasih. Dengan ilmu,
allah akan mengangkat derajat suatu kaum dengan menjadikan mereka sebagi
para tokoh dan pemimpin yang dicatat sejarah merekadan di ikuti perbuatn
mereka mereka serta pendapat mereka dijadikan sebagi pedoman.
D. Beberapa Nasihat Untuk Pada Pelajar Ketika Ujian
Diantara bentuk kekuasaan allah yang maha mulia lagi maha agung
ialah diciptakannya manusia dlam keadaan tidak mampu melihat hal yang
gaib, maka hanya allahlah, satu-satunya zat yang maha mengetahui hal yang
gaib dan hal yang tmapak sert zat yang maha pemurahlagi maha maha
penyayang. Sesuatu yang gaib adlah bisa dirasakan dengan perasaan dan ia
merupakan sumber dari ketkutannya manusia. Nabi musa a.s. pernah
merasakan takut tatkala bersiaga untuk beradu kebolehan dengan tukang-
tukang sihir sert pernah juga mengalami rasa takut ketiak di kejar oleh fir’aun
dan bala tentaranya, maka allah berfirman,”janganlah kamu takut,
sesungguhnya kamulah yang paling unggul(menang).”(Thaahaa:68)
Penuntut ilmu juga merupakan sosok manusia yang merasakan takut
manghadapi ujian karena khawatir akan gagal, sekalipun ia telah banyak
belajar. Dan, sesuatu yang mampu mengurangi rasa takut ini adlah ketenangan
zkir kepada allah dan kepasrahan diri hanya kepadanya serta kerelaan
sepenuhnya pada takdir allah.
Kiat-kiat bagi penuntut ilmu ketika mengahadapi waktu ujian.
1. Waktu malam menjelang ujian
a. Mempelajari ulang tema-tema terpenting dan materi yang akan di
ujikan besok hari denga tenag sambil berkonsentrasi pada unsur-unsur
inti dari setiap tema tersebut.
b. Tidak begadang dengan alasan apapun, hendakanya hendaknya tidur
lebih awal setelah terlebih dahulu melaksanakan shalat sunnah dua
rakaat dengan niat untk memnuhi hajat.
2. Ketika pagi menjelang ujian
a. Bangun tidur sebelum waktu fajar, melaksanakan shalat thajjud,
kemudian shalat subuh berjamaah di mesjid ataupun shalat di rumah.
b. Shalat sunnah dua rakaat dalam rangka memnuhi hajat agar
memperoleh kemudahan dlam ujian, dilanjutkan dengan membaca
doa-doa dari nabi saw
c. Keluar dari rumah denga kaki kanan sambil membaca surah al-ikjlash,
surah al-falaq dan surah annas masing-masing tiga kali, sambil di
ulang.
3. Ketika waktu ujian
a. Melangkah masuk ke ruang ujian dengan mendahulukan kaki kanan,
sambil ber’a kepada allah agar di permudahkan urusannya dengan
membaca doa-doa dari nabi saw
b. Menerima lembaran jawaban denganmenggunakan tangan kanan,
selanjutnya mengisi keterangn yang diminta pada blanko dengan
sangat tenang, sambil berdo’a kepada allah agar diberi kesuksesan,
54
serta meminta perlindungan kepada allah dari goadaan setan yang
terkutuk.
c. Menerima lembaran soal dengan tangn kanan, selanjutnya memulai
jawaban dengan menyebut nama allah sebagai berikut.”dengan
menyebut nama allaah, akau bertawakkal kepadanya, ya tuhanku
lapangkanlah dadaku dan mufdahkanlah urusanku serta lepaskanlah
kekakuan dari lidahku agar mereka mengerti perkataanku.”
d. Membaca seluruh soal dengan sangat tenang, sambil memagi-bagi
jatah waktu untuk masing-masing soal yang dimulai dari menjawab
soal yang mudah kemudian yang agak mudah dan seterusnya.
e. Menjauhi mencontek ataupun membantu pelajar yang lain untuk
mencontek, karena akan menghapus berkah dan menyebabkan
kegagalan. Ingatlah sabda rasulullah saw yang artinya ,”barang siapa
yang menipu maka bukan dari golongan kami.”
f. Bila kamu mendapati kesulitan dalam menjawab sola, maka
berlindunglah kepada allah dari godaan setan yang terkutuk serta
berdo’alah kepada allah dengan doa dari nabi saw,”ya allah, tiada
kemudahan keculai sesuatu yang engkau jadikan muadah dan engakau
jadikan kesedihan itu sebagai hal yang mudah jika engkau
berkehendak.”
g. Bila lupa sesuatu yang telah dipelajari, mka tenanglah dan hendkanya
ia berdoa kepada allah agar ingat kepada pelajaran tersebut dan
hendaknya mengucapkan,”ya allah ingatkan aku pada apa yang aku
lupa.
h. Selesai mengisi jawaban soal ujian, hendaknya ia memeriksa kembali
jawabannya dengan teliti.
4. Ketika selesai ujian
a. Melipat lembaran soal dan tidak mendiskusikannya dengan seseorang,
serta tidak meceritakan apa yang telah ia selesaian pada seorangpun.
b. Ketika ia pulang kerumah, hendaknya selalu zikir kpd allah dengan
memuji dan mengagungkannya.
c. Ketika memasuki rumah, hendaknya menngucap,”ya allah,
sesungguhnya aku memohon kepadamu jalan masuk yang baik
danjalan keluar yang baik, dengan menyebut nama-mu kami masuk
dan denga namamu kami keluar serta kepada tuhan kami, kmai
bertawakkal(berserah diri) kemudian mengucapkan salam kepda
penghuni rumah.
d. Shalat zuhur atau ashar berdasarkan kondosi, selanjutnya tidur sejenak
untuk persiapan ujian hari berikutnya.
Apabila semua nasihat tersebut seizin allah maka akan mewujudkan
ketenangan, perasaan aman, ingatan yang tajam, jawaban yang tepat serta
kesuksesan. Karena, dalam nasihat-nasihat tersebut di padikan didlamnya
nilai-nilai keimanan dengan beberpa cara dan sarana pendidikan demi
memperoleh tujuan yang baik.
55
E. Doa-Doa Dari Nabi SAW. Untuk Belajar Mengahadapi Ujian
1. Ketika memulai mengulang pelajaran atau ketika keluar dari rumah untuk
mengikuti ujian kita mengucap,”dengan menyebut nama allah, ya tuhan
kami, hanya kepada engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada
engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada engkaulah kami
kembalai”(al-mumtahanah:4)
2. Ketika ada bisikan setan pada waktu belajar atau waktu ujian, kita
mengucapkan,”dan katakanlah, ya tuhanku aku berlindung kepada
engakau dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung(pula) kepada
engakau ya tuhanku, dari kedatangan mereka kepadakau.” (al-
mu’minun:97-98)
56
BAB X
EKSPERIMEN PENDIDIKAN KARAKTER
KOMPETENSI:
1. Memahami paradigma pendidikan karakter;
2. Memahami metode pendidikan karakter;
3. Memahami rancangan pendidikan karakter.
URAIAN MATERI:
A. Paradigma Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk “membentuk” kepribadian
seseorang melalui pendidika budi pekerti, yang hasilnya terlahat dalam
tindakan nyata seseorang , yaitu tingkah lakuyang baik, jujur, bertanggung
jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya.
Russel Williams mengilustrasikan bahwa karakter adalah ibarat “otot”
dimana “otot-otot” karakter akan menjadi lembek apabila tidak pernah diteliti,
dan akan kuat dan koko apabila sering dipakai. Seperti seorang binaragawan
yang terus menerus berlatih untuk membentuk ototnya, “otot-otot” karakter
juga akan terbentuk dengan praktik-praktiklatihan yang akhirnya akan menjadi
kebiasaan.
Ini berarti hakikat dasar pendidkan karakter adalah apa yang menjadi
potensi manusia harus dikembangkan.
1. Pendidkan Karakter Dalam Sejarah
Secara historis pendidikan karakter meupakan misi utama para nabi.
Muhammad Rasulullah sendiri awal tugasnya memiliki sesuatu pernyataan
yang unik, bahwa dirinya diutus untuk menyempurnakan karakter
(Akhlak). Hal ini mengindikasikan bahwa pembentukan karakter
merupakan kebutuhan utama bagi tumbuhnya cara beragama yang dapat
menciptakan peradaban.
Dimulai dari perintah membaca, karakter islam dibentuk. Kemudian
perlahan-lahan diingatkan untuk “bangun dari selimut”, menghayati
pegantian alam semesta, berkontemplasi pada malamhari, menghargai
sesuatu sesuai kodratnya, dan membersihkan perilaku.
Para filsuf islam sadari awal telah mengemukakan pentingnya
pendidikan karakter. Ibn Miskawaih menulis buku khusus seorang
manusia. Demikian pula dengan Al-Ghazali, Ibnu Sina dan lain-lain.
Karakterr dalah khazanah falsafat, dapat diletakkan sebagai bagian
dari etika. Ada beberapa teori etika yang ada dalam sejarah:
a. Socrates yang menyerukan pengenalan diri sebagai wal pembentukan
diri manusia adalh filsuf yang meyakini bahwa pengatahuan tentang
baik dan buruk adadalam diri manusia. Tugas guru atau filsuf adalah
membidaninya membantu mengeluarkan potensi baik buruk dari sang
murid.
b. Aristoteles, berpendapat bahwa etika merupakan suatu ketempilan
semata yang tidak ada kaitannya dengan potensi dasar. Kepribadian
57
merupakan hasil pelatihan dan pengajaran. Aristoteles kemudian
mengemukakan teori tentang moderasi (hadd al-wasath) yan
gmenyatakan bahwa moral yang baik sesungguhnya identik dengan
memilih segala sesuatu yang bersifat “tengah-tangah”. Artinya setiap
perbuatan pada dasarnya bersifat netral.suagtu tindakan dapat tersebut
jika di tempatkan pada posisi yang moderat (tidak berlebihan dan
tidfak berkekurangan). Kemudian aristoteles mengemukuakan tujuan
tindakan etis yaitu menuju kebahagiaan yang betrsipat
intelektual(eudominia).pada filsafat modern persoalan etika berada
dalam dua pendapat, yang bersifat rasional atau natural(fitri).
Descrates mislanya menganggap bahwa etika manusia itu bersifat
rasional, absolut dan universal( diakui, disepakati oleh semua
manusia).
c. Kant menganggap bahwa etika itu bersifat fitri. Etika bukan urusan
nalar murni. Bila etika merupakan hasil nalar murni, menurut kant,
etika itu bukan sesungguhnya. Disamping bakal beselisih satu sam lain
mengenai mana yang baik dan mana yang buruk, etika berdasarkan
pandangan rasional akan terjebak kedalam perhitungan utnung dan
rugi. Dengan kata lain, perbuatan etis dapt menguntungkan pelakunya,
tetapi dapat juga mangakibatkan kerugian baginya. Maka kant
merumuskan bahwa etika itu merupakan hasil dari “nalar praktis”,
yaitu telah tertanam pada diri manusia sebagai sebuah kewajiban
(imperatif kategoris) kebaikan adalah kecenderungan fitri dalam setiap
diri manusia.
d. Amin abdullah mencatat ada beberapa corak pemikiran islam
mengenai etika. Pertama, etika itu bersifat fitri. Artinya semua manusia
pada hakikatnya (apaun agamanya) memiliki pengetahuan fitri tentang
baik dan buruk.pemikiran ini dianut oleh sebagian besar pemikiran
islam, kecuali beberapa pemikir mutazila. Kedua moralitas islam
didasarkan kepada keadilan, yakni menempatkan segala sesuatu pada
porsinya.ketiga tindakan etis itu sekaligus dipercayai pada puncaknya
akan menghasilkan kebahagian pada pelakunya. Keempat tindakan etis
itu besifat rasional. Kelima etiak merupakan sebuah kewajiban.
2. Dua paradigma Pendidikan Karakter
Ada dua paradigma dasar pendidikan karakter.
a. Paradigma yang memandang pendidikan karakter dalam cakupan
pemahaman moral yang sifatnya lebih sempit (narrow scope to moral
aducation) pada paradigma ini disepakati telah adanya karakter tertentu
yang tinggal diberikan kepada peserta didik.
b. Paradigma ini memandang pendidikan karakter sebagai sebuah
padegogi, menempatkan individu yang pengembangan karakter.
Paradigma kedua memandang peserta didik sebagai agen tafsir,
penghayat, sekaligus pelaksana nilai melalui kebebasan yang
dimilikinya.
Pendidikan karakter yang dimaksudkan pada buku ini adalah
gabungan antara keduanya, yaitu menanamkan karakter tertentu sekligus
58
memberi benih agar peserta didik mampu menumbuhkan kaakter khasnya
pada saat menjalani kehidupan.
Melalui gabungan kedua paradigma ini, pendidikan karakter akan bisa
terlihat dan berhasil bila kemudian seseorang peserta didik tidak hanya
memahami pendidikan nilai sebagai sebuah benuk pengetahuan, namun
juga menjadikannya sebagai bagian dari hidup dan secara sadar hidup
berdasar pada nilai tersebut.
3. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter
Ada beberapa prinsip dasar pendidika karakter.
a. Manusia adalah makhluk yan gdipengaruhi 2 aspek, pada dirinya
memiliki sumber kebenaran dan dari luar dirinya ada juga dorongan
atau kondisi yang mempengaruhi kesadaran.
Berkowitz (1998) membagi 2 aspek emosi yaitu selfcen-sorship
(kontrol internal) dan prosocial. Kontrol internal berkaitan dengan
adanya perasaan bersalah dan malu dimana kontrol ini akan mencegah
dari perilaku buruk dan selalu ada keinginan untuk memperbaiki
diri.sedangkan aspek prosocial adalah emosi yang timbul karena
melihat kesulitan atau penderitaan orang lain dan ini biasa disebut
dengan empati atau simpati.
Apabila seseorang hidup dengan kedua kedua aspek tersebut maka
manusia tersebut dikatakn hidup berdasarkan prinsip-prinsip moral
atau telah menjadimanusia yang cerah budi.
b. Karena menganggap bahwa perilaku yang dibimbing oleh nilai-nilai
utama sebagai bukti dari karakter, pendidikan karakter tidak meyakini
adanya pemisahan antar roh, jiwa dan badan. Hadist menyatakan
bahwa iman dibangun oleh peran serta roh, jiwa da badan. Yaitu
melalui penindakan, peyakinan, dan perkataan.
c. Pendidikan karakter mengutamakan munculnya kesadaran pribadi
peserta didik untuk secara ikhlas mengutamakan karakter positif.
d. Pendidikan karakter mengarahkan peserta didik untuk menjadi
manusia ulul ablab yang tidak hanya memilikikesadaran diri, tetapi
juga kesadaran untuk terus mengambangkan diri. Manusia semacam
ini adalah manusia yang mempunyai competence, compassion, dan
concense. Manusia yang memilikicompetence adalah manusia yang
unggul dan menghargai proses. Manusia yan g compassion adalah
manusia yang peduli dengan sesamanya dan manusia yang concense
adalah manusia yang sadar akan tujuan hidupnya.
e. Karakter seseorang ditentukan oleh apa yang dilakukannya
berdasarkan pilihan. Setiap keputusan yang diambil akan menetukan
kualitas seseorang di mata orang lain. Seorang individu dengan
karakter yang baik bisamengubah dunia secara perlahan.
B. Mengenali Metode Pendidikan Karakter
1. Metode-Metode Pendidikan Karakter
Secara umum, Ratma Megawangi menengarai perlunya penerapan
metode 4M dalam pendidikan karakter yaitu Mengetahui, Mencintai,
Menginginkan dan Mengerjakan kebaikan secara similtan dan
59
berkesinambungan. Metode ini menunjukkan bahwa karakter adalah
sesuatu yang dikerjakan secara sadar dan menyeluruh.
Doni A. Koesoema mengajukan lima metode pendidikankarakter yaitu
mengerjakan, ketaladanan, menentukan prioritas, praksis prioritas, dan
refleksi.
a. Mengajarkan. Pemahaman konseptiual tetap dibutuhkan sebgai bekal
konsep-konsep yang kemudian menjadi tujkan bagi perwujudan
karakkter tertentu. Mengajarkan karakter berarti memberika
pemahaman baru pada peserta didik tentang struktur nilai tertentu,
keutamaan dan maslahatnya.. Mengajarkan nilai memiliki 2 faedah
yaitu memberika pengetahuan konseptual baru dan pembanding atas
pengetahuan yang telah dimiliki.
b. Keteladanan, manusia lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat.
Ketaladanan menempati posisi yang sangat penting. Guru hendaknya
terlebih dahulu memiliki karakter yang akan diajarkan. Gur adalah
yang digugu dan ditiru, peserta didik akan meniru apa yang dilakaukan
gurunya ketimbang apa yan gdilaksanakan gurunya. Namun
keteladanan bukan hanya bersumber pada guru melainkan dari seluruh
manusia.
c. Menentuka prioritas, penentuan prioritas yang jelas harus ditentukan
agar proses evaluasi atas berhasi atau tidaknya pendidikan karakter
dapat lebih jelas. Oleh karena itu lembaga pendidikanmemiliki bebrapa
kewajiban. Pertama, nmenentuka tuntutan standar yang akan
ditawarkan pada peserta didik. Kedua, semua pribadi yang terlibat
dalam lembaga pendidikan harus memahami secara jernih apa nilai
yang ingin ditekankan dalam lembaga pendidika karakter. Ketiga, jka
ingin menetapkan prilaku standar yang menjadi ciri khas lembaga
maka karakter standar itu harus dipahami oleh anak didik, orang tua,
dan masyarakat.
d. Praksis prioritas, unsur lain yang sangat penting sewtelah penentuan
prioritas karakter adalah bukti dilaksanakannya prioritas karakter
tersebut. Lembaga pendidikan harus mampu membuat verifikasi sejauh
mana prioritas yang telah ditentukan telah dapat direalisasikan
dalamlingkup pendidikan melalui berbagai unsur yang ada dalam
lembaga pendidikan itu.
e. Refleksi, berarti dipantulkan ke dalam diri sendiri. Refleksi juga dapat
disebut sebgai proses bercermin, mematut-matutkanpada peristiwa
yang telah teralami.
Sementara itu pendagogi transformatif Iganiasian menrapkan lima
tahapan penting pendidikan karakter yan gharus ditemput yaitu:
a. Konteks, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memberikan
perhatian dan pengenalan pada masing-masing peserta didik. Oleh
karena itu:
1) Pendidik harus mengenali dan memperhatikan pengertian-
pengertian yang dibawa oleh seorang peserta didik ketika memulai
proses belajar mengajar.
60
2) Pendidik pelu tahu kemampuan, pendapatm dan pemahaman yang
dimiliki oleh peserta didik.
3) Pengenalan dan pemahaman konteks nyata pada peserta didik akan
membantu pendidik untuk merumuskan tujuan,sasaran, metode,
dan sarana yang tepat bagi proses pembelajaran. Selain konteks
yang melatari peserta didik, pedagogi trasnformaf juga harus
menyediakan konteks blejar mengajar yang kondusif. Konteks
lingkungan sekolah harus penuh penghargaan, ras hormat, dan
pelayanan yang dilakukan oleh pserta didik-pendidik, antar peserta
didik, atau antar penyelenggara pendidikan. Pada pendidikan
karakter,suatu lembaga pendidikan memiliki syarat sebagi berikut
a) Tempat dimana orang-orang dipercaya, dihargai dan
diperhatikan
b) Tempat dimana kemampuan personal dikenali.
c) Tempat dimana konstribusi personal dihargai
d) Tempat dimana seseorang diperlakukan secara adil
e) Tempat dimana seseorang menemukan dukungan, dororngan,
dan kesempatan untuk menjadi manusia yang seutuhnya
b. Pengalaman, pengalaman yang dimaksud adalah mengenyam suatu hal
dalam batinyang mengandaikannya adanya fakta dan pengertian.
Pengalaman adalah merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
dimensi kognitif dan afektif.
c. Refleksi. Refleksi adalah pertimbagan-pertimbangan yang penuh
pemikiran tentang pengalaman atau ide-ide yang menjadikan orang
mampu untuk menangkap makna yang sebenarnya. Refleksi adalah
proses dimana kita mencari pengalaman pembelajaran kita. Refleksi
merupakan suatu proses
1) Untuk mengedepankan perolehan makna dalam pengalaman
manusiawi dengan pemahaman lebih baik mengenai kebenaran
yang telah dipelajari.
2) Untuk mengerti akan sumber perasaan dan reaksi yang dialami
seorang lewat apa yang dipelajari.
3) Untuk memperdalam pemahaman tentang implikasinya baik bagi
dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
4) Untuk mendapat pengertian personal akan kejadian-kejadian dan
ide-ide yang ada.
Manfaat refleksi adalah sebagai sebagai proses formatif dan
pembebasan. Refleksi akan membentuk kesadaran peseta didik,
termasuk kepercayaan, sistem nilai, sikap dan seluruh cara berfikir
mereka, sedemikian rupa sehingga merka dibawa maju untuk
melakukan suatu aksi dalamparadigma baru.
d. Aksi. Aksi didasarkan atas tujuan pendidikan yang tidak hanya
berkompeten dalam bidang ilmu, tapi juga dapat berbeda rasam hanya
kompeten dalam bidang ilmu, tapi juga dapat membela rasa, berbelas
kasih, dan menaruh perhatian kepada sesamanya. Aksi adalah upaya
untuk mengajari peserta didik dalam melakukan pilihan dari berbagai
61
sistem yang ada. Aksi disini berarti penentuan pilihan ayng merubah
cara pandang lama kecara pandang baru.
e. Evaluasi-evaluasi. Berarti student centered evaluation, evaluasi
dilakukan dalam konteks dan pengalaman peserta didik yang
melakukan tindakanatau aksi. Ada dua hal yang perlu dilakukan
besama antara peserta didik dan pendidik:
1) Berdiskusi tentang mutu dan kualitas hasil pekerjaan yang akan di
evaluasi.
2) Upaya untuk menunjukkan kepada peserta didik pekerjaan apa
yang dianggap baik.
Berdiskusi antara pendidik dan peserta didikdapat mengendalikan
beberapa hal antara lain:
1) Pendidik harus yakin bahwa peserta didik mengerti apa yang
dikerjakan.
2) Pendidik bersifat netral terhadap evaluasi yang dilakukan.
3) Pendidik mendorong peserta didik untuk mengerti apa yang kurang
dari pekerjaan tersebut.
Hasil yang ingin diraih dari proses evaluasi adalah peserta didik
mampu mengarti dngankesadarannya sendiri, terbih tentang posisi
dirinya terhadap tindakan yang dievaluasi.
2. Tujuh Kualitas Pendidikan Karakter
Ruswort kidder dalam how good people make tough choice (1995)
memberikan tujuh kualitas yang diperlukan dalam pendidikan karakter,
yaitu sevene’s (empowered,effective extended into the community,
embedded, engaged, epistemological, evaluative).
a. Empowered (pembayaran). Guru-guru harus diberdayakan untuk
mengajar pendidikan karakter.
b. Effective, proses pendidikan harus efective
c. Extended into the community, komunitas harus menolong sekolah
untuk memahami nilai-nilai yang penting lantas mendukung program
tersebut.
d. Embedded, integrasikan seluruh nilai pada seluruh rangkaian
kurikulum dan dan proses pembelajaran.
e. Engaged, buatlah kominitas terlibat dengan menyodorkan topik-topik
yanlima poin yang hg mereka rasa sangant penting.
f. Epistemological, hrus ada koherensi antara cara berpkir tentang makna
etik dengan upaya menolong siswa untuk mampu menerapkanya
secara betul.
g. Evaluative. Bagi kidder ada lima poin yang harus di wujudkan dalam
evaluasi manusia berkarakter diantaranya a
1) Kesadran etik
2) Kepercayaan diri untuk berpikir tentangdan membuat keputudan
etik
3) Kapasitas untuk menggunakan kepercayaan diri itu secara praktis
dalam kehidupan seseorang
4) Kapasitas untuk menggunkan pengalaman praktis itu dalam
komunitas
62
5) Kapasitas untuk menjadi agen perubahan untuk merealisasikan ide-
ide etik ini menciptakan dunia yang berbeda.
3. Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Komunitas
Berdasarkan uraian ihwal metode tersebut, jelas terlihatbahwa
penndidikan karakter mensyaratkan dukungan dari semua pihakusnur
pelaku pendidikan karakter tidak hanya peserta didik dan guru, melainkan
jufa melibatkan masyarakat (komunitas sekolah,dan komunitas di sekitar
peserta didik)
Salah satu dinamika dasar pendidikan adalah membiasakan manusia
muda mengadakan refleksi atas pengalaman hidup. Hanya setelah
pengalaman telah direnungkan secara mendalam baik arti maupun
konsekwensi dari penerimaan apa yang telah dipelajari, orang akan dapat
maju dengan bebas dan penuh keyakinan.
Refleksi merupakan tindakan kunci pada waktu dari pengalam ke
bertindak. Tanpa refleksi, hidup kaum muda akan beusaha menyesuaikan
diri dengan apa yang berlaku sekarang dan ini sama sekali bukan
pengambangan diri melainkan tenggelam dalam konformisme (sifat ikut-
ikutan).
Kutipan J Drost ini mengemukakan perlunya pendidikan integratif
yang tidak hanya dipikulkan pada lembaga sekolah. “........seluruh proses
pemuliaan adalah pembentukan moral manusia muda hanya mungkin
melalui intraksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda
itu. Jadi kesimpulan yang paling mendasar ialah bahwa lembga yang
pertama dan utama dalam pembentukan dan pendidikanadala keluarga....”.
Islam sejak mula menyadari bahwa pengembangan pribadi hanyalah
salah satu ikhtiar yang diperlengkapi dengan pengembangan masyarakat
yang menunjang pengambangan pribadi itu. Sayangnya kehidupan modern
memecah dua orientasi ini sehingga mengarahkan umat islam hanya
terfokus pada pengembangan diri dan menggunakan sistem sosial yang
berbeda. Kelamahan lain adalah munculnya konflik dan klaim kebenaran
yang didukung kekuasaan.
C. Rancangan Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an
Karakter adalah karasso, sebuah cetak biru atau pola; karakter dapat
juga di rujukkan pada konsep to mark (menandai), yaitu menendai tindakan
atau tingakah laku seseorang. Dalam definisi ini, pendidikan karakter
menyakini bahwa masing-masing orang memiliki cetak biru dlam dirinya
tentang kebaikan, cetak biru itu di kuatkan dan di wujudkan ke dalam realitas
(diafirmasi dan diaktualisasi) melalui pendidikan.
Stephen covey dalam the 7th habits of higly effective people memliki
rumusan yang menarik. Berkarakter berarti danggup bertindak proaktif, bukan
reaktif. Proaktif berarti “menggunakan peralatan dalam diri” (pilihan,
bertanggung jawab, kesadaran) untuk merujuk pada prinsip-prinsip kehidupan.
Pembentukan diri bagi covey tidaklah merujuk pada nilai (karakter nilai
bersifat relatif, mislanya bergantung pada agama) tetapi merujuk pada prinsip-
prinsip nilai yang bersifat universal (agama apapun yang meyakininya).
Prinsip-prinsip bukanlah nilai permanen dan bertahan lama. Prinsip-prinsip ini
63
merupakan bagian fitri dari kesadaran manusiawi, sepeti keadilan, integritas,
keujuran,martabat, pelayanan, kulitas, dan pertumbuhan.
1. Bagaiman Merancang Pendidikan Karakter?
Batasan karakter berada dalam eua wilayah. Ia di yakini ada sebagai
sifat fitri manusia, sementara pada sis lain ia di yakini harus “dibentuk”
melalui model pendidikan tertentu. Aristoteles meyakini bahwa individu
tidak lahir dengan kemampuan untuk mengerti dan menrapkan standar-
standar moral, dibutuhkan pelatihan yang berkesinambungan agar individu
menampakkan kebaikan moral.sementara socrates menyhakini bahwa ada
bayi moral dalam didi manisoa yang meminta untuk dilahirkan, tughas
pendidikan adlah membantu melahirkannya.
Hadis rasulullah menegaskan bahwa tugas kenabian muhammad
rasulullah adalah untik menyempurnakan akhlak. Ini berarti telah ada
benih akhlak pada masing-masing manusia, tinggal bagaimana lingkungan
pendidikan dapat mengoptimalakan benih-benih tersebut. Sejalan dengan
hadist yanglain yang menegaskan bahwa manusia dilahirkan dalam
keadaan fitri, bergantung pada bagaimana lingkungnnya yang akab
membentuk kefitrian itu dalam warna tertentu yang khas.
Merujuk pada teori-teory tersebut, pendidkan karakter kerdiri di
atas du pijakan. Pertama, keyakinan bahwa pada diri manusia telah
terdapat benih-benih karakter dan alat pertimbangan untuk menentukan
tindakan kebaikan. Namun seperti sebuah benih, ia belum nejdai apa-apa,
ia harus di bantu untuk ditumbuh-kembangkan. Kedua, pendidikan
berlangsung sabagai upaya pengenalan kembali sekaligus mengafirmasi
apa yang sudah dikenal dalam aktualitas tertentu. Metode aristoteles yang
menekankan pada pengulangan dapat menggunakan teknik kebidanan
socrates, yaitu dengan cara membangkitkan kesadaran peserta didik akan
pentingnya karakter yang akan dilatihkan.
Secara praktis dapat dirumuskan yang harus dikembangkan sebagai
model pendidikan karakter:
a. Menggunakan metode pembidanan Socrates untuk membangkitkan
kesadaran akan pentingnya karakter tertentu. Metode pembidanan
tidak bisa secara optimal dikerjakan karena membangkitkan kesadaran
individutidaklah mudah.
b. Pembiasaan, peserta didik dipancing untuk menyadari karakter tertentu
yang telah ditentukan baru kemudian dibiasakan dalam keseharian
dengan simultan.
Ada beberapa metode pendidikan yang tepat diterapkan, diantaranya
adalah metode dialog partisipatif yang mendorong siswa untuk kreatif,
kritis, mandiri dan trampil berkomunikasi dan metode eksperimensial yang
menggunakan cerita sebagai model pengambangan diri.
2. Karakter apa yang harus diajarkan?
Karakter yang harus diajarkan adalah karakter yang mempunyai nilai
permanen dan tahan lama, yang diyakini berlaku bagi semua manusia.
Covey, mengemukakan seejumlah prinsip nilai yang dianggap berlaku
bagi semua manusia yaitu keadilan, integritas, kejujuran, martabat,
64
pelayanan, kualitas, dan pertumbuhan yang kesemuanya didapatkan
melalui Al-Qur’an.
Prinsip dasar dari pendidikan karakter berbasis Al-Qur’an adalah
menunjukkan pengambangan karakter pada Al-Qur’an. Dasarnya adalah
bahwa Al-Qur’an merupakan akhlak Rasulullah. Jadi penghayatan dan
pengalaman yang dilakukan Rasulullah dalam hal akhlak menjadi syarat
dasa bagi penghayatan Al-Qur,an.
3. Bagaimana Menjadikan Al-Qur’an Sebagai Basis Pendidikan Karakter?
Prinsip metode, “pembinaan” dan “apirmasi dan aktualisasi” dijadikan
metode dasar bagi seluruh kegiatan pendidikan karakter. Secara teknis
urutan pendidikan karaktern berbasi Al-Quran dapat berlangsung dengan
urutan sebagai berikut:
Pengalaman pembelajaran
Refleksi
Aksi
evaluasi
4. Tahap Pertama: Pengalaman Pembelajaran Atau Pengenalan
pengalaman adalah suatu kegiatan yang melibatkan dimensi kognitif
dan afektif. Melalui pengalam perserta didik mengalami suatu tantang
terhadap pengetahuan yang sudah dimiliki dengn fakta, ide, dan masukan
baru dari pendidik. Melalui pengalaman, konteks yang dibawa peserta
didik dihadapkan pada suatu pengalaman baru.
Metode yang dapat dilakukan untuk membawa peserta didik pada
pengalaman dapat berupa aktivitas bersama, problem solving, aktivis
mandiri, dan peer-group learning.
Sebelum tahap pertama dilakukan, pengajar harus menentukan
terlebih dahulu ayat atau surat yang menjadi sumber prinsip nilai apa yang
hendak diajarkan.
5. Tahap Kedua: Refleksi
Refleksi adalah proses pencarian arti untuk pengalaman pembelajaran.
Refleksi merupakan suatu proses:
a. Untuk mengedepankan perolehan makna dan pengalaman manusiawi
dengan pengalaman lebih baik mengenai kebenaran yang telah
dipelajari..
b. Untuk mengerti akan sumber perasaan dan reaksi yang dialami
seseorang lewat apa yang dipelajari.
c. Untuk memperdalam pemahaman tentang implikasinya baikbagi
dirinya sendiri maupun orang lain.
65
d. Untuk mendapatkan pengertian personal akan kejadia-kejadian dan
ide-ide yang ada.
Manfaat refleksi yaitu sebgai prise formatif dan pembebasan. Pada
tahap refleksi ini peserta didik dapat menghasilkan kesimpulan seperti
prinsi-prinsip nilai yang telah dirancang olrh guru.
6. Tahap Ketiga: Aksi Atau Afirmasi
Aksi adalah upaya yang mengajari peserta didik dala melakukan
pilihan-pilihandari berbagai sistem nilai yang ada. Pada tahap ini, sistem
pembelajarandapat menerapkan proyek riyadhah. Pertama peserta didik
bersepakat denga poengajarnya untuk melakukan proyek riyadhah. Yang
kedua pengajar dan peserta didik menentukan standar penilaian apa yang
akan ditetapkan bagi proyek tersebut dan berapa waktu yang diperlukan.
Dan yang ketiga pengajar menetapkan bahwa peserta didik harus
menuliskan perkembangan pelaksanaanproyek tersebut.
7. Tahap Keempat: Evaluasi
Peserta didik dan pengajar melakukan evaluasi secara bersam-sama.
Evaluasi berarti student centered evaluation. Evaluasi dilakukan dalam
konteks dan pengalaman peserta didikyang melakukan tindakan atau aksi.
8. Apa Yang Harus Dilakukan Guru Dalam Pendidikan Karakter
a. Pendidik harus mengenali dan memperhatikan pengertian-pengertian
yang dibawa oleh seorang peserta didik ketika memulai proses belajar
mengajar.
b. Pendidik pelu tahu kemampuan, pendapatm dan pemahaman yang
dimiliki oleh peserta didik.
c. Pengenalan dan pemahaman konteks nyata pada peserta didik akan
membantu pendidik untuk merumuskan tujuan,sasaran, metode, dan
sarana yang tepat bagi proses pembelajaran.
Pengatahuan tentang psikologi perkembagang sebenarnya sudah
menjadi syarat bagi semua pengajat. Selain pemahaman tentang psikologi
yang dibutuhkan adalah kemampuan berkomunikasi secara tepat.
Pembelajaran karakter bukanlah pengajaran yang menjejali informasi
dari satu pihak, melainkan memproses informasi melalui dialog atau
melalui metode pendidikan tetentu. Karena syarat utama pendidika adalah
mengetahui dan telah mempraktekkan karakter yang hendak diajarkan
pada peserta didik. Hal utama kedua adalah pendidik harus menguasai
seluruh materi yang hendak diajarkan.
9. Apa yang harus dipesiapkan lembaga pendidikan untuk menerapkan
pendidikan karakter?
Lembaga bukanlah ruang hampa makna. Bagi pendidikan karakter
keseluruhan lembaga haruslah menjadi sumber teladan. Semua pihak yang
terlibat harus menampilkan diri sebagai teladan pelaksanaan nilai-nilai,
juga harus memberikan dorongan bagi seluruh proyek riyadhah..
66
DAFTAR PUSTAKA
Achsan Husairi. (2006) Modul Bimbingan Dan Konseling Untuk SMP/MTs.
Penerbit: Arya Duta.
Bambang Q-Anes dan Adang Hambali. (2008). Pendidikan Karakter Berbasis al-
Qur’an. Bandung: Penerbit Simbiosa Rekataama Media.
Husein Syhatah (2004). Penerjemah Abdul Hayyie al Kattani & Faishal Hakim
Halimi. Kiat Islami Meraih Prestasi. Penerbit: Gema Insani Press.
Jakarta.
Prayitno. dkk (1997). Seri pemandu Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah. Buku III. Pelayanan Bimbingan Dan Konseling (SMU).
Penerbit: PT. Ikrar Mandiriabadi. Jakarta.
…………….. (2004) . Seri Layanan Konseling. Layanan L1 – L9. Penerbit:
Jurusan Bimbingan Dan Konseling Universitas Negeri Padang.