70
KATA PENGANTAR Bismillahiwabihamdih Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga Bahan Bacaan Mahasiswa( BBM ) ini dapat terselesaikan. Bahan bacaan mahasiswa ini bersumber dari berbagai sumber bacaan yang dihimpun menjadi bahan bacaan untuk mata kuliah Bimbingan dan Konseling Belajar. Dari membaca bahan bacaan ini mahasiswa diharapkan memiliki wawasan tentang tinjauan belajar secara konvensiaonal yang disajikan pada Bagian I: Bab I,II dan III. Selanjutnya dengan membaca Bagian II : Bab IX sampai dengan Bab IX, mahasiawa memiliki Wawasan tinjauan tentang belajar yang islami. Dan pada Bab terakhir pada Bagian III: Bab X disajikan bacaan tentang eksperimen pendidikan karakter dengan harapan akan tumbuh karakter pe- belajar yang tangguh. Sangat disadari bahwa bahan bacaan mahasiswa ini masih sangat jauh dari harapan, oleh sebab itu tegur sapa dan kritik yang konstruf positif pembaca sangat kami harapkan. Kepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam membantu mulai dari perencanaan sampai terbitnya bahan bacaan ini disampaikan terimakasih banyak. Pancor; Januari 2011 Penulis

Modul Bk Belajar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul Bk Belajar

KATA PENGANTAR

Bismillahiwabihamdih

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmatNya

sehingga Bahan Bacaan Mahasiswa( BBM ) ini dapat terselesaikan.

Bahan bacaan mahasiswa ini bersumber dari berbagai sumber bacaan yang

dihimpun menjadi bahan bacaan untuk mata kuliah Bimbingan dan Konseling

Belajar.

Dari membaca bahan bacaan ini mahasiswa diharapkan memiliki

wawasan tentang tinjauan belajar secara konvensiaonal yang disajikan pada

Bagian I: Bab I,II dan III. Selanjutnya dengan membaca Bagian II : Bab IX

sampai dengan Bab IX, mahasiawa memiliki Wawasan tinjauan tentang belajar

yang islami. Dan pada Bab terakhir pada Bagian III: Bab X disajikan bacaan

tentang eksperimen pendidikan karakter dengan harapan akan tumbuh karakter pe-

belajar yang tangguh.

Sangat disadari bahwa bahan bacaan mahasiswa ini masih sangat jauh dari

harapan, oleh sebab itu tegur sapa dan kritik yang konstruf positif pembaca sangat

kami harapkan.

Kepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam

membantu mulai dari perencanaan sampai terbitnya bahan bacaan ini

disampaikan terimakasih banyak.

Pancor; Januari 2011

Penulis

Page 2: Modul Bk Belajar

ii

DAFTAR ISI

BAGIAN I : TINJAUAN BIMBINGAN DAN KONSELING BELAJAR

KONVENSIONAL

BAB I POKOK-POKOK TENTANG BIMBINGAN DAN

KONSELING

A. Pengertian, Tujuan, Dan Fungsi Bimbingan Dan Konseling .............. 1

B. Prinsip Dan Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling ............................ 4

C. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan

Konseling ............................................................................................. 9

D. Pola Umum Dan Program Bimbingan Dan Konseling Di

Sekolah ................................................................................................ 13

E. Penyelenggara Kegiatan Bimbingan Dan Konseling .......................... 17

BAB II. LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

A. Deskripsi Umum .................................................................................. 20

B. Tujuan .................................................................................................. 20

C. Komponen ........................................................................................... 22

D. Asas ..................................................................................................... 23

E. Pendekatan Dan Teknik ....................................................................... 23

F. Kegiatan Pendukung ............................................................................ 27

G. Operasionalisasi layanan ..................................................................... 27

BAB III. PENGEMBANGAN KEGIATAN BELAJAR

A. Kesalahan-Kesalahan Umum Dalam Proses Belajar Siswa ................ 29

B. Pelaksanaan Belajar Mengajar, Jadwal Pelajaran, dan Guru-

Guru Mata Pelajaran ............................................................................ 30

C. Lingkungan dan Fasilitas yang Menunjang Kegiatan Belajar ............. 30

D. Pengajaran, Perbaikan, Pengayaan dan Ketuntasan ............................ 31

E. Perlunya Pengembangan Sikap Kebiasaan Belajar Yang Baik,

Aktif, Dan Terprogram, Baik Sendiri Maupun Kelompok .................. 31

F. Cara Belajar Diperpustakaan, Meringkas Buku, Membuat

Catatan Dan Mengulang Pelajaran ...................................................... 31

G. Cara-Cara Belajar Yang Efektif Dalam Menghadapi Ulangan

Semester .............................................................................................. 32

H. Motivasi Dan Konsentrasi Belajar Ketika KBM Berjalan Di

Kelas/Sekolah ...................................................................................... 32

BAGIAN II : TINJAUAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BELAJAR ISLAMI

BAB IV KEDUDUKAN ILMU PENGATAHUAN DAN ULAMA

DALAM AL-QUR’AN SERTA SUNNAH

A. Perhatian Al-Qur’an Terhadap Ilmu Pengetahuan, Ulama Dan

Prestasi Ilmiah ..................................................................................... 34

Page 3: Modul Bk Belajar

iii

B. Perhatian Sunnah Nabi Terhadap Ilmu Pengetahuan, Ulama

Dan Prestasi Ilmiah ............................................................................. 37

C. Beberapa ulama muslim yang menjadi tokoh dalam beberapa

cabang ilmu ......................................................................................... 40

BAB V UNSUR-UNSUR KESUKSESAN STUDI DALAM ISLAM

A. Sifat-Sifat Penuntut Ilmu Dalam Islam Dan Pengaruhnya

Dalam Mewujudkan Prestasi Ilmiah ................................................... 42

B. Sifat-Sifat Guru Yang Efektif Menjadi Panutasn Dalam

Islamdan Perannya Dalam Mewujudkan Kesuksesan Diri ................. 45

C. Beberapa Ilmu Yang Bermanfaat Dalam Islam Dan Perannya

Dalam Mewujudkan Kesuksesan ........................................................ 47

D. Unsur-Unsur Materi Proses Pengajaran Dan Perannya Dalam

Mewujudkan Prestasi Ilmiah ............................................................... 49

BAB VI BAGAIMANA PELAJAR MENYUSUN WAKTUNYA

SEHINGGA MENJADI PELAJAR BERPRESTASI, MENURUT

PANDANGAN ISLAM

A. Nilai Waktu Bagi Pelajar Muslim ................................................. 51

BAB VII MENGATASI BEBERAPA PROBLEM YANG

DIHADAPI PALAJAR MENURUT PERSPEKTIF

ISLAM

A. Problemlemahnya Minat Dan Motivasi Untuk Belajar...... 56

B. Problem Menumpuknya Materi Pelajaran .......................................... 57

C. Problem Tidak Konsentrasi Dalam Belajar ......................................... 58

D. Problem Sulit Memahami ................................................................... 59

E. Problem Lupa ...................................................................................... 60

F. Problem Kefakiran Dan Menyibukkan Diri Dengan Kerja

Untuk Memenuhi Kebutuhan Hidup ................................................... 61

G. Problem Hilang Percaya Diri Dan Rasa Takut ................................... 61

H. Problem Hubungan Yang Buruk Dengan Guru .................................. 62

I. Problem Ketidakseimbangan Antaqra Belajar Dengan

Kewajiban-Kewajiban lain .................................................................. 62

BAB VIII MENCONTEK DALAM UJIAN DAN PENGARUHNYA

DALAM PRESTASI BELAJAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Fenomena Moncontek Dalam Ujian ................................................... 64

B. Di Antara Bentuk Mencontek Pada Saat Ini Di Dalam Ujian ............. 65

C. Pengeruh Mencontek Dalam Ujian Terhadaop Prestasi Ilmiah .......... 67

D. Hukum Mencontek Dalam Ujian Menurut Takaran Syariat

Islam .................................................................................................... 68

Page 4: Modul Bk Belajar

iv

E. Metode Islam Dalam Mengatasi Problem Mencontek Dalam

Ujian .................................................................................................... 70

BAB IX BEBERAPA NASEHAT ISLAMI UNTUK GURU DAN

PELAJAR

A. Beberapa Nasihat Islami Untuk Para Guru .......................................... 72

B. Beberapa Nasihat Islami Untuk Penuntut Ilmu ................................... 76

C. Nasihat Mu;Adz Bin Jabal Kepada Pada Penuntut Ilmu ..................... 77

D. Beberapa Nasihat Untuk Pada Pelajar Ketika Ujian ........................... 78

E. Doa-Doa Dari Nabi SAW. Untuk Belajar Dan Menghadapi

Ujian .................................................................................................... 81

BAGIAN III: EKSPERIMEN PENDIDIKAN KARAKTER

BAB X EKSPERIMEN PENDIDIKAN KARAKTER

A. Paradigma Pendidikan Karakter .......................................................... 82

B. Mengenali Metode Pendidikan Karakter ............................................. 86

C. Rancangan Pendidikan Karakter .......................................................... 92

Page 5: Modul Bk Belajar

1

BAB I

POKOK-POKOK TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING

KOMPETENSI

1. Memahamai pengertian, tujuan dan fungsi bimbingan dan

konseling;

2. Memahami prinsip dan azas dalam bimbingan dan konseling;

3. Memahami bidang, jenis dan kegiatan pendukung bimbingan

dan konseling;

4. Memahami kedudukan bimbingan dan konseling belajar

dalam BK pola 17

5. Memahami penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

URAIAN MATERI:

Sebagai panduan umum, berikut ini dikemukakan pokok-poko tentang

bimbingan dan konseling yang berlaku umum pada segenap penyelenggaraan

pelayanan bimbingan dan konseling untuk peserta didik sebagai sasaran layanan.

A. Pengertian, Tujuan, Dan Fungsi Bimbingan Dan Konseling

1. Pengertian dan Tujuan

Di atas telah disebutkan bahwa “ bimbingan merupakan bantuan yang

diberikan kepada siswa dalam dalam rangka upaya menemukan pribadi,

mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”. Kalimat tersebut

telah secara langsung memuat pengertian dan tujuan pokok bimbingan dan

konseling di sekolah. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi

dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya

sendiri, serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal

pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal

lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara obyektif

lingkungan, baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang

sarat dengan nilai dan norma-norma, maupun lingkungan fisik, dan

menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.

Pengenalan lingkungan itu, yang meliputi lingkungan rumah, lingkungan

sekolah, lingkungan alam dan masyarakat sekitar, serta “ lingkungan yang

lebih luas”, diharapkan menunjang proses penyesuaian diri peserta didik

dengan lingkungan itu, serta dapat memanfaatkan sebesar-besarnya untuk

pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan. Sedangkan

bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar

peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan

tentang masa depan dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidang

pendidikan, bidang karier, maupun bidang budaya / keluarga /

kemasyarakatan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa upaya bimbingan dan

konseling memungkinkan peserta didik mengenal dan menerima diri

sendiri serta mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dan

dinamis, serta mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan

Page 6: Modul Bk Belajar

2

mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan

peranan yang diinginkannya di masa depan. Secara lebih khusus, kawasan

bimbingan dan konseling yang mencakup seluruh upaya tersebut meliputi

bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan

bimbingan karier. Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling

adalah sama dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam

UU. No. 2 Sistem Pendidikan Nasional, yaitu terwujudnya manusia

Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan keabngsaan.

Upaya bimbingan dan konseling yang dimaksud di atas

diselenggarakan melalui pengembangan segenap potensi individu peserta

didik secara optimal, dengan memanfaatkan berbagai cara dan sarana,

berdasarkan norma-norma yang berlaku, dan mengikuti kaidah-kaidah

profesional.

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi

yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan

konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah :

a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu

sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik; pemahaman

itu meliputi:

1) Pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik

sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan Guru Pendamping.

2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di

dalamnya lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta

didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya, dan Guru

Pembimbing.

3) Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas” (termasuk di

dalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan,

informasi sosial dan budaya/nilai-nilai), terutama oleh peserta

didik.

b. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari

berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat

mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan

kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

c. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan

yang dialami oleh peserta didik.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan

konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangkannya

berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka

perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

Page 7: Modul Bk Belajar

3

Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya

berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk

mencapai hasil sebagaimana terkandung di dalam masing-masing fungsi

itu. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang

dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih

fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang hendak dicpainya secara jelas

dapat diidentifikasi dan dievaluasi.

B. Prinsip Dan Asas-Asas Bimbingan Dan Konseling

Sejumlah prinsip dan asas mendasari gerak dan langkah

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.prinsip dan asas-asas ini

berkaitan dengan tujuan, sasaran layanan, jenis layanan dan kegiatan

pendukung, serta berbagai aspek operasionalisasi pelayanan bimbingan dan

konseling.

1. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan

sejumlah prinsip, yaitu :

a. Prinsip-prinsipberkenaan dengan sasaran layanan :

1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa

memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial

ekonomi.

2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah

laku individu yang unik dan dinamis.

3) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan

berbagai aspek perkembangan individu.

4) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada

perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

b. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu :

1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang

menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap

penyesuaian dirinya di rumah, disekolah, serta dalam kaitannya

dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh

lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.

2) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor

timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi

perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.

c. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan :

1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya

pendidikan dan pengembangan individu; oleh karena itu program

bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan

dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.

2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan

dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.

3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan

dari jenang pendidikan yang terendah sampai tertinggi.

4) Terhadap isi dan pelaksanaan program dan konseling perlu

diadakan penilaian yang teratur dan terarah.

Page 8: Modul Bk Belajar

4

d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan :

1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan

individu yang akhirnya mampu membimbing dari sendiri dalam

menghadapi permasalahannya.

2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil

dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan

individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari

pembimbing atau pihak lain.

3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam

bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.

4) Kerja sama antara Guru Pembimbing, guru-guru lain, dan orang

tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.

5) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling

ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil

pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam

proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu

sendiri.

2. Asas-asas Bimbingan dan Konseling

Penyelenggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling

selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan,

juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan. Pemenuhan atas

asas-asas itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin

keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat

menghambat atau bahkan menggagalkan pelakasanaan serta mengurangi

atau mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu

sendiri. Asas-asas tersebut ialah :

a. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut

dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang pserta didik

(klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang

tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini Guru

Pembimbing berkewajiban penuh memelihara adan menjaga semua

data dan keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin,

b. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien)

mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.

Dalam hal ini Guru Pembimbing berkewajiban membina dan

mengembangkan kesukarelaan seperti itu.

c. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran

layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di

dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam

menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi

pengembangan dirinya. Dalam hal ini Guru Pembimbing berkewajiban

mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Keterbukaan ini

amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya

kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran

Page 9: Modul Bk Belajar

5

layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, Guru Pembimbing

terlebih dahulu harus harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.

d. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi

secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan.

Dalam hal ini Guru Pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk

aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang

diperuntukkan baginya.

e. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk

pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu: peserta didik

(klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan

menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan

menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil

keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri sebagaimana

telah diutarakan terdahulu. Guru Pembimbing hendaknya mampu

mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling yang

diselenggarakannyai berkembangnya kemandirian peserta didik.

f. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah

permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisi sekarang. Layanan

yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampaupun”

dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa

yang dapat diperbuat sekarang.

g. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang

sama kehendaknya selalu bergerak mau, tidak monoton, dan terus

berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap

perkembangannya dari waktu ke waktu.

h. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

meghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling, baik yang dilakukan oleh Guru Pembimbing maupun pihak

lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. Untuk ini kerja sama

antara Guru Pembimbing dan pihak-pihak yang berperanan dalam

penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus

dikembangkan. Koordinasi segenap layanan/kegiatan dan konseling itu

harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

i. Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai

dan norma-norma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan

peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.

Bukanlah layanan atau kegiatan bimbingan konseling yang dapat

dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak

berdasarkan norma-norma yang dimaksudkan itu. Labih jauh, layanan

dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik (klien) memahami,

menghayati, dan mengamalkan norma-norma tersebut.

Page 10: Modul Bk Belajar

6

j. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki

agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga

yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.

Keprofesionalan Guru Pembimbing harus terwujud baik dalam

penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan

konseling maupun dalam menegakkan kode etik bimbingan dan

konseling.

k. Asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan

layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu

permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan

itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima

alih tangan kasus dari orang tua, guru-gurulain, atau ahli lain; dan

demikian pula Guru Pembimbing dapat mengalihtangankan kasus

kepada Guru Mata Pelajaran/Praktik dan ahli lain-lain.

l. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang

menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara

keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi

(memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan

rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya

kepada peserta didik (klien) untuk maju. Demikian juga segenap

layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan

hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana

pengayoma, keteladanan, dan dorongan seperti itu. Selain asas-asas

tersebut saling terkait satu sama lain, segenap asas itu perlu

diselenggarakan secara terapdu dan tepat waktu, yang satu tidak perlu

didahulukan atau dikemudiankan dari yang lain. Begitu pentingnya

asas-asas tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa asas-asas itu

merupakan jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan pelayanan

bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas itu tidak dijalankan

dengan baik penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling

akan tersendat-sendat atau bahkan berhenti sama sekali.

C. Jenis Layanan Dan Kegiatan Pendukung Bimbingan Dan Konseling Berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung perlu dilakukan

sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling

terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik (klien). Ada sejumlah layanan

dan kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling di sekolah.

1. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila

kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung denagn sasaran

layanan (klien), secara lengsung berkenaan dengan permasalahan ataupun

kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan itu. Kegiatan

yang merupakan layanan itu mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan

fungsi tersebut serta dampak positif layanan yang dimaksudkan

diharapkan dapat secara langsung dirasakan oleh sasaran (klien) yang

mendapatkan layanan tersebut.

Page 11: Modul Bk Belajar

7

a. Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti

sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan

memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.

b. Layanan informasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami

berbagai informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi

jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan

pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien).

c. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan

konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh

penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan

penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan program studi,

program latihan, magang, kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan

potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya.

d. Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan diri berkenaan

dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang

cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek

tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

e. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan

langsung tatap muka (secara perserorangan) dengan Guru Pembimbing

dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang

dideritanya.

f. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama

melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara

sumber tertentu (terutama dari Guru Pembimbing) dan/atau membahas

secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna

untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/atau

untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai

pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan

dan/atau tindakan tertentu.

g. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling

yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan

untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya

melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah-

masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

Berbagai jenis layanan tersebut di atas dapat saling terkait dan

menunjang yang satu terhadap yang lainnya, sesuai asas keterpaduan

dalam bimbingan dan konseling.

2. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

Selain kegiatan layanan tersebut di atas, dalam bimbingan dan

konseling dapat dilakukan sejumlah kegiatan lain, yang disebut kegiatan

pendukung. Kegiatan pendukung pada umumnya tidak ditujukan secara

langsung untuk memecahkan atau mengentaskan masalah klien, melainkan

Page 12: Modul Bk Belajar

8

untuk untuk memungkinkan diperolehnya data dan keterangan lain serta

kemudahan-kemudahan atau komitmen yang akan membantu kelancaran

dan keberhasilan kegiatan layanan terhadap peserta didik (klien). Kegiatan

pendukung ini pada umumnya dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan

sasaran layanan. Di sekolah, sejumlah kegiatan pendukung yang pokok

adalah sebagai berikut.

a. Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling, yaitu kegiatan

pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan

keterangan tentang peserta didik (klien), keterangan tentang

lingkungan peserta didik dan “lingkungan yang lebih luas”.

Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument,

baik tes maupun non-tes.

b. Penyelenggaraan himpunan data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan

dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang

relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (klien).

Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,

komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.

c. Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien)

dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang

diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan

komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan

dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi

terentaskannya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan

rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang

tua dan anggota keluarga lainnya.

e. Alih tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas

masalah yang dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan

penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini

memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara berbagai pihak

yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut

(terutama kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan).

Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling tersebut

kesemuanya saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun

tidak langsung. Saling keterkaitan dan tunjang-menunjang antara layanan

dan kegiatan pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungsi yang diemban

oleh masing-masing layanan/kegiatan pendukung. Sebagaimana telah

dikemukakan di atas, setiap layanan/kegiatan pendukung harus dsecara

disengaja mengandung muatan fungsi atau fungsi-fungsi bimbingan dan

konseling tertentu.

Lebih jauh, perlu dikemukakan bahwa Guru Pembimbing wajib

menyelenggarakan jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling tersebut

dengan penyesuaian sepenuhnya terhadap karakteristik peserta didik

(klien) yang dilayaani. Penyelenggaraan jenis-jenis layanan itu dibantu

Page 13: Modul Bk Belajar

9

oleh kegiatan pendukung. Dalam hal ini, perlu diingatkan bahwa kegiatan

pendukung hanyalah sekedar pendukung, yang ketidakterlaksanaannya

tidak boleh mengganggu atau mengurangi frekuensi dan intensitas

pelaksanaan jenis-jenis layanan yang sifatnya lebih utama itu.

D. Pola Umum Dan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah

Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah mengikuti pola

dan program tertentu yang pokok-pokoknya telah disinggungpada bagian yang

terdahulu.

1. Pola Umum

Pola umum bimbingan dan konseling meliputi keseluruhan kegiatan

bimbingan dan konseling yang mencakup bidang-bidang bimbingan, jenis-

jenis layanan, dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Pola

tersebut dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut. Karena

meliputi 17 (tujuh belas) unit pemahaman dan komponen besar dan kecil,

pola ini sering disebut BK Pola 17.

Diagram I

Pola Umum Bimbingan dan Konseling Di Sekolah

BIMB. DAN KONS.

Bimb. Pribadi Bimb. Karier Bimb. Belajar Bimb. Sosial

Layanan

Orientasi

Layanan

Kons. Klp.

Layanan

Kons. Pero

Layanan

Penem/Peny

Layanan

Informasi

Layanan

Bimb. Klp. Layanan

Pembelajaran

Instrumentasi

BK

Alih Tangan

Kasus

Konfrensi

Kasus

Himpunan

Data

Kunjungan

Rumah

1

2 3 4 5

6 7 8 9

10 11 12

13 14 15

16 17

Page 14: Modul Bk Belajar

10

Keterangan:

a. Kegiatan bimbigan dan konseling secara menyeluruh meliputi

empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar,

dan karier.

b. Kegiatn BK dalam keempat bidang bimbigannnya itu

diselenggarakan melalui 7 jenis layanan. Yaitu layanan orientasi,

informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling

perorangan, bombongan kelompok dan konseling kelompok.

c. Untuk mendukung ke tujuh jenis layanan itu ada lima jenis kegiatn

pendukung, yaitu instrumentasi bimbingan dan konseling,

himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih

tangan kasus

d. Di atas semua itu, kegiatan BK didasari oleh satu pemahaman

yang menyeluruh dan terpadu tentang wawasan BK yang meliputi

pengertian, tujuan fungsi prinsip dan asas-asas BK

Dismping menyangkut bidang dan jenis layann pendukung tersebut,

pola umum kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah juga mengikuti

tahap-tahap kegiatan yang harus dilalui dalam penyelenggaraan setiap

kegiatan yaitu tahap-tahap:

a. Perencanaan/persiapan

b. Pelaksanaan

c. Evaluasi

d. Analisis hasil evaluasi

e. Tindak lanjut

2. Program Kegiatan

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan secara

terprogram, teratur dan berkelanjutan. Pelaksanaan program-program

itulah yang menjadi wujud nyata dari terselenggarakannya kegiatan

bimbingan dan konseling di sekolah.

Dilihat dari volume dan jenisnya, program-program bimbingan dan

konseling meliputi program tahunan, caturwulan, bulanan, mingguan, serta

program satuan layanan dan kegiatan pendukung. Dari semua jenis

program itu, yang sangat penting dan peling diutamakan ialah program

satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

Program satuan layanan dan kegiatan pendukung itulah yang menjadi inti

dari keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Betapapun

hebatnya program tahunan, caturwulan, bulanan, dan mingguan, apabila

program-program satuannya tidak beres, maka akan kacaulah seluruh

seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Sebaliknya apabila program-

program satuan layanan dan kegiatan pendukungnya lengkap, meliputi

segenap kebutuhan dan permasalahan yang menyangkut peserta didik,

teratur rapid an terlaksana dengan baik, maka program mingguan, bulanan,

caturwulan, dan tahuanan tidak lain adalah kumpulan atau pemaduan dari

program-program satuan layanan/pendukung untuk jangka waktu tertentu.

Oleh karena itu, Guru Pembimbing dan Guru Kelas sebagai pelaksana

program bimbingan dan konseling di sekolah dituntut untuk benar-benar

mampu membuat dan melaksanakan program-program satuan layanan dan

Page 15: Modul Bk Belajar

11

kegiatan pendukung itu. Dari penyusunan dan pelaksanaan program-

program satuan layanan dan kegiatan pendukung itulah kadar aktivitas

Guru Pembimbing dan Guru Kelas akan dilihat (dalam kegiatan

bimbingan dan konseling), dan berdasarkan pelaksanaan satuan layanan

dan kegiatan pendukung itu pulalah angka kredit mereka akan

diperhitungkan. Lebih jauh, hanya tenaga-tenaga yang mampu menyusun

dan melaksanakan program-program satuan itulah yang akan mampu

menyusun program mingguan, bulanan dan seterusnya.

Program tahunan dan program-program lain dalam kaitannya dengan

satuan waktu tertentu perlu disusun (oleh tenaga yang telah

berpengalaman menyusun dan melaksanakan program-program satuan

layanan dan kegiatan pendukung) untuk memperlihatkan kesatuan dan

keterpaduan keseluruhan program dalam kurun waktu tertentu. Dengan

program-program dalam volume yang lebih besar itu akan dapat dilihat

ruang lingkup dan jangkauan secara menyeluruh kegiatan bimbingan dan

konseling di sekolah. Program-program yang volulmenya lebih besar

selanjutnya dirinci atau dijabarkan ke dalam program-program dalam

volume yang lebih kecil, sampai akhirnya terwujud dalam program-

program satuan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling.

E. Penyelenggara Kegiatan Bimbingan Dan Konseling

Sebagaimana disebutkan dalam berbagai ketentuan yang dikutip pada

awal Buku Seri Pemandu ini, penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan

konseling di sekolah terutama dibebankan kepada Guru Pembimbing (di

SLTP, SMU< dan SMK) dan kepada Guru Kelas (di SD). Untuk dapat

mengemban dan mengembangkan pelayanan bimbingan dan konseling dengan

pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, asas, jenis-jenis layanan dan kegiatan

pendukung, serta jenis-jenis program sebagaimana dikemukakan di atas,

diperlukan tenaga yang benar-benar berkemampuan, baik ditinjau dari

personalitasnya maupun profesionalitasnya.

1. Modal Personal

Modal dasar yang akan menjamin suksesnya penyelenggaraan

pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah barbagai ciri

personal yang ada dan dimiliki secara pribadi oleh tenaga penyelenggara

bimbingan dan konseling. Modal personal tersebut adalah :

a. Berwawasan luas: memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas,

terutama tentang perkembangan peserta didik pada usia sekolahnya,

perkembangan ilmu pengetahuan/tekonologi/kesenian dan proses

pembelajarannya, serta pengaruh lingkungan dan modernisasi terhadap

peserta didik.

b. Menyayangi anak: memiliki kasih saying yang mendalam terhadap

peserta didik, rasa kasih saying ini ditampilkan oleh Guru

Pembimbing/Guru Kelas benar-benar dari ahti sanubarinya (tidak

berpura-pura atau dibuat-buat) sehingga peserta didik secara langsung

merasakan kasih sayang itu.

c. Sabar dan bijaksana: tidak mudah marah dan/atau mengambil tindakan

keras dan emosional yang merugikan peserta didik serta tidak sesuai

Page 16: Modul Bk Belajar

12

dengan kepentingan perekembangan mereka; segala tindakan yang

diambil Guru Pembimbing/Guru Kelas didasarkan pada pertimbangan

yang matang.

d. Lembut dan baik hati: tutur kata dan tindakan Guru Pembimbing/Guru

Kelas selalu mengenakkan hati, hangat, dan suka menolong.

e. Tekun dan teliti: Guru Pembimbing/Guru Kelas setia mengikuti

tingkah laku dan perkembangan peserta didik seahri-hari dari waktu ke

waktu, dengan memperhatikan berbagai aspek yang menyertai tingkah

laku dan perkembangan tersebut.

f. Menjadi contoh: tingkah laku, pemikiran, pendapat, dan ucapan-

ucapan Guru Pembimbing/Guru kelas tidak tercela dan mampu

menarik peserta didik untuk mengikutinya denagn senang hati dan

suka rela.

g. Tanggap dan mampu mengambil tindakan: Guru Pembimbing/Guru

Kelas cepat memberikan perhatian terhadap apa yang terjadi dan/atau

mengkin terjadi pada diri peserta didik, serta mengambil tindakan

secara tepat untuk mengatasi dan/atau mengantisipasi apa yang terjadi

dan/atau mengkin terjadi itu.

h. Memahami dan bersikap positif terhadap pelayanan bimbingan dan

konseling: Guru Pembimbing/Guru Kelas memahami fungsi dan

tujuan serta seluk beluk pelayanan bimbingan dan konseling, dan

dengan bersenang hati berusaha sekuat tenaga melaksanakannya secara

profesional sesuai dengan kepentingan dan perkembangan peserta

didik.

2. Modal Profesional

Modal profesional mencakup kemantapan wawasan, penegtahuan,

keterampilan, nilai dan sikap dalam bidang kajian pelayanan bimbingan

dan konseling. Semuanya itu dapat diperoleh melalui pendidikan dan/atau

pelatihan khusus dalam program pendidikan bimbingan dan konseling.

Dengan modal profesional itu, seorang tenaga pembimbing (Guru

Pembimbing dan Guru Kelas) akan mampu secara nyata melaksanakan

kegiatan bimbingan dan konseling menurut kaidah-kaidah keilmuannya,

teknologinya, dan kode etik profesionalnya.

Apabila semua modal personal dan modal profesional tersebut

dikembangkan dan dipadukan dalam diri Guru Pembimbing dan Guru

Kelas serta diaplikasikan dalam wujudnya yang nyata terhadap peserta

didik, yaitu dalam bentuk berbagai layanan dan kegiatan pendukung

bimbingan dan konseling, dapat diyakini pelayanan bimbingan dan

konseling akan berjalan dengan lancer dan sukses. Tangan dingin dan

terampil tenaga pembimbing yang menggarap lahan subur di sekolah

untuk pekerjaan bimbingan dan konseling, diharapkan akan membuahkan

para peserta didik yang berkembang secara optimal.

3. Modal Instrumental

Pihak sekolah atau satuan pendidikan perlu menunjang perwujudan

kegiatan Guru Pembimbing dan Guru Kelas itu dengan menyediakan

berbagai prasarana dan sarana yang merupakan modal instrumental bagi

Page 17: Modul Bk Belajar

13

suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling, seperti ruangan yang

memadai, perlengkapan kerja sehari-hari, insrtumen BK, dan sarana

pendukung lainnya. Dengan kelengkapan instrumental seperti itu kegiatan

bimbingan dan konseling akan diperlancar dan keberhasilannya akan lebih

dimungkinkan.

Disamping itu, suasana profesional pengembangan peserta didik

secara menyeluruh perlu dikembangkan oleh seluruh personil sekolah.

Suasana profesional ini, selain mempersyaratkan teraktualisasinya ketiga

jenis modal tersebut, terlebih-lebih lagi adalah terwujudnya saling

pengertian, kerja sama dan saling membesarkan di antara seluruh personil

sekolah.

Page 18: Modul Bk Belajar

14

BAB II

LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

KOMPETENSI:

1. Menguasai pengertian, tujuan,komponen dan azas-azas layanan

penguasaan konten;

2. Memahami pendekatan dan tehnik layanan penguasaan konten;

3. Memahami operasionalisasi penyelenggaraan layanan penguasaan

konten.

URAIAN MATERI:

A. Deskripsi Umum

Sejak kelahirannya, seorang bayi belajar berbagai hal. Belajar melihat,

mendengar, makan dan minum, berbicara, berjalan, dan sebagainya. Seribu

satu hal dipelajarinya, terus-menerus sepanjang hidup dan perkembangannya.

Semua itu berjalan dengan pemenuhan tugas-tugas perkembangannnya. Untuk

apa tugas perkembangan itu harus dipenuhi?. Tidak lain adalah untuk

terpenuhinya tuntutan kehidupan yang tekandung di dalam harkat dan

martabat kemanusiaan (HMM) individu, yaitu kehidupan manusia sebagai

makhluk yang paling indah dan paling tinggi derajatanya, serta sebagai

khalifah di muka bumi.

Dalam perkembangan dan kehidupannya setiap individu perlu

menguasai berbagai kemampuan dan kompetensi. Dengan kemampuan dan

kompetensi itulah individu itu hidup dan berkembang. Banyak atau bahkan

sebagian besat dari kemampuan atau kompetensi itu harus dipelajari. Untuk

itu individu garus belajar dan belajar. Kegiatan belajar ini tidak memandang

tempat dan waktu, artinya dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja., di

rumah, di sekolah, di kantor dan sebagainya. Dalam kegiatan belajar individu

yang bersangkutan menjalani proses pembelajaran dan mengaktifkan diri

sendiridan atau dengan pembantuan orang lain.

Layanan Penguasaan Konten (PKO) merupakan layanan bantuan

kepada indicidu (sendiri dan kelompok) utnuk menguasai kemampuan atan

kompetensi tertentu melalui proses belajar. Kemampuan atau komptensi yang

dipalajari merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta dan

data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persefsi, afaksi, sikap dan

tidakan yan gterkait di dalamnya. Layanan penguasaan konten membantu

individu menguasai aspek-aspek konten tersebut secara tersinergikan, dengan

penguasaan konten, individu diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya

serta mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Seperti disinggung di atas, tujuan umum layanan PKO ialah

dikuasainya suatu konten tertentu. Penguasaan konten ini perlu bagi

individu atau klien untuk menambah wawasan dan pemahaman,

Page 19: Modul Bk Belajar

15

mengarahkan penilaian sikap, menguasai cara-cara atau kebiasaan tertentu,

untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-masalahnya.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus layanan PKO dapat dilihat dari kepentingan

individu mempelajarinya dan isi dari konten itu sendiri. Tujuan khusus

layanan PKO terkait dengan fungsi-fungsi konseling.

a. Fungsi pemahaman, menyangkut konten-konten yang isinya

nerupakan berbagai hal-hal yang perlu dipahami. Dalam hal ini seluruh

aspek konten memerlukan pemahaman yang memadai. Konselor dan

klien perlu menekankan aspek-aspek pemahaman dari konten yang

menjadi fokus layanan PKO.

b. Fungsu pencegahan, dapat menjadi muatan layana PKO apabila

kontennya memang terarah pada terhindarkannya individu dari

mengalami masalah tertentu.

c. Fungsi pengentasan, akan menjadi arah layanan apabila penguasaan

konten memang unuk mengatasi masalah yang sedang dialami klien.

d. Fungsi penguasaan dan pemeliharaan, Penguasaan konten dapat

secara langsung meupun tidak langsung mengembangkan di satu sisi,

dan di sisi lain memelihara potensi individu atau klien.

e. Fungsi advokasi,Penguasaan konten yang tepat dan terarah

memungkinkan indicidu membela didi sendiri terhadap ancaman

ataupun pelanggatan atas hak-haknya.

Dalam menyelenggarakan layanan PKO konselor perlu

menekankan secara jelas dan spesifik fungsi-fungsi konseling mana yang

menjadi arah lanyanannya dengan konten khusus yang menjadi fokus

kegiatannya sehingga dicapai tujuan khusus layanan PKO.

C. Komponen

1. Konselor

Konselor adalah tenaga ahli pelayanan konseling dan menguasai

konten yang menjadi isi layanan PKO yang diselenggarakannya.

2. Individu

Individu adalah seorang yang menerima layanan. Individu

menerima layanan PKO dapat merupakan peserta didik atau siapapun yang

memerlukan penguasaan konten tertentu demi pemenuhan tuntutan

perkembangan kehidupannya,

3. Konten

Konten merupakan isi layanan PKO, yaitu secara unit materi yang

menjadi pokok bahasan atau materi latihan yang dikembangkan oleh

konselor dan diikuti atau dijalani oleh individu peserta layanan. Konten

PKO dapat diangkat dari bidang-bidang pelayanan konseling yaitu:

a. Pengembangan kehidupan pribadi

b. Pengembangan kemampuan hubungan sosial

c. Pengembangan kegiatan belajar

d. Pengembangan dan perencanaan karir

e. Pengembangan kehidupan berkeluarga

f. Pengembangan kehidupan beragama

Page 20: Modul Bk Belajar

16

Berkenaan dengan semua bidang pelayana yang dimaksudkan itu

dapat diambil dan dikembangkan berbagai hal yang kemudian dikemas

menjadi topik atau pokok bahasan, bahan latiha, atau kegiatan yang diikuti

oleh peserta layanan PKO. Konten dalam layanan PKO sangat bervariasi,

baik dalam bentuk, materi, maupun acuannya. Acuan yang dimaksud

tersebut dapat terkait denga tugas-tugas perkembangan peserta didik,

kegiatan dan hasil belajar siswa, nilai, moral dan tata krama pergaulan,

peraturan dan disiplin sekolahm bakat, minat dan arah karir, ibadah

keagamaan, kehidupan dalam keluarga dan berkeluarga dan secara khusus

permasalahan individu atau klien.

D. Asas

Layanan PKO pada umumnya bersifat terbuka. Asas yang paling

diutamakan adalah asas kegiatan dalam arti peserta layanan diharapkan benar-

benar aktif mengikuti dan menjalani seluruh kegiatanyang ada dalam kegiatan

layanan. Asas kegiatan yang dilandasi oleh asas kesukarelaan dan

keterbukaan dari peserta layanan. Dengan ketiga asas tersebut proses layanan

akan berjalan lancardenga keterlibatan penuh peserta layanan.

Secara khusus, layanan PKO dapat disertai dengan asas kerahasiaan

apabila klien dan kontennya menghendakinya dan konselor harus memenuhi

asas tersebut.

E. Pendekatan Dan Teknik

1. Pendekatan

Layananan PKO pada umumnya diselenggarakan secara langsung

dan tatap muka, dengan format klasikal, individual, dan kelompok. Dalam

hal ini konselor menegakkan dua nilai proses pembelajaran yaitu:

a. High-touch, yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai

aspek-aspek kepribadian dan kemanusian peserta layanan (afektif,

semangat, sikap, nilai, dan moral), melalui implementasi oleh

konselor:

1) Kewibawaan

2) Kasih sayang dan kelembutan

3) Keteladanan

High-touch

High-tech

Konselor Peserta Layanan

penguasaan konten

Konten

Page 21: Modul Bk Belajar

17

4) Pemberian penguatan

5) Tindakan tegas yang mendidik

b. High-tech, yaitu teknologi tingklat tinggi untuk menjamin kualitas

penguasaan konten, melalui implementasi oleh konselor:

1) Materi pembelajaran (konten)

2) Metode pembelajaran

3) Alat bantu pembelajaran

4) Lingkungan poembelajaran

5) Penilaian hasil pembelajaran

2. Metode dan Teknik

a. Penguasaan Konten

Pertama-tama konselor menguasai konten dengan berbagai aspeknya

yang akan menjadi isi layanan. Makin kuat penguasaan konten ini akan

semakin meningkatkan kewibawaan konselor dimata peserta layanan.

Materi konten dapat dibangun dengan memanfaatkan kondisi dan

berbagai hal yang ada di lingkungan sekitar. Hal yang paling penting

adalah daya inprovisasi konselor dalam membangun konten yang

dinamis dan kaya.

b. Teknik

Setelah konten dikuasai, konselor membawa konten ke arena layanan

PKO. Berbagai teknik dapat digunakan yaitu:

1) Penyajian, konselor menyajikan pokok konten setelah para peserta

disiapkan sebagaimana mestinya.

2) Tanya jawab dan diskusi, konselor mendorong partisipasi aktif dan

langsung peserta didik.

3) Kegiatan lanjutan, sesuai dengan penekanan aspek tertentu dari

konten dilakukan berbagai kegiatanb lanjutan berupa:

- Diskusi kelompok

- Penugasan dan latihan terbatas

- Survei lapangan, studi kepustakaan

- Percobaan

- Latihan tidakan

3. Media Pembelajaran

Untuk memperkuat proses pembelajaran dalam rangka penguasaan

konten, konselor dapat menggunakan berbagai perangkat keras dan

perangkat lunak media pembelajaran meliputi alat peraga, media tulis dan

grafis, peralatan dan elektronik. Penggunaaan media ini akan lebih

meningkatkan aplikasi High-tech dalam layanan PKO.

4. Waktu dan Tempat

Layanan PKO dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja

sesuai dengan kesepakatan konselor dengan perserta layanan.makin besar

paket konten semakin banyak waktu yang diperlukan.

Tempat penyelenggaraan PKO disesuaikan pula dengan aspek-

aspek konten serta kondisi peserta. Penyelenggaran layanan format

klasikal dapat diselenggarakan di ruangan kelas, format kelompok dapat

diselenggarakan di ruang atau luar kelas sedangkan dengfan format

individual sepenuhnya tergantung pada pertimbangan konselor dengan

Page 22: Modul Bk Belajar

18

persetujuan klien. Layanan PKO dengan konten khusus dapat

diselenggarakan di dalam dan diintegrasikan dalam layanan bimbingan

kelompok, konseling kelompok, atau konseling perorangan.

5. Peneilaian

Secara umum penilaian terhadap hasli layanan PKO diorientasikan

diorientasikan kepada diperolehnya UCA (Understanding – pemahaman,

Confort - perasaan lega, dan action – rencana kegiatan pasca layanan).

Secara khusus, penilaian layanan PKO ditekankan kepada penguasaan

peserta datau klien atas aspek-aspek konten yang dipelajari.

Penilaian hasil layanan diselenggarakan dalam tiga tahap:

a. Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera menjelang

diakhirinya setiap kegiatan layanan.

b. Penilaian jangka pendek (leijapen), penilaian yang diadakan beberapa

waktu (satu minggu sampai satu bulan) setelah kegiatan layanan.

c. Penilaian jangka panjang (leijapang), penilaian yang dilakukan setelah

satu bulan atau lebih pasca layanan.

Leijapen dan leijapang dapat mencakup penilaian terhadap konten

untuk sejumlah sesi layanan PKO, khususnya untuk rangkaian konten-

konten yang berkelanjutan. Format penilaian dapat tertulis maupun lisan.

6. Keterkaitan

Diantara berbagai layanan layanan konseling, layanan PKO dapat

berdiri sendiri. Selain itu layanan PKO juga dapat menjadi isi layanan-

layanan konseling lainnya. Dalam hal ini ditekankan perlunya klien

menguasai suatu konten tertentu terkait dengan permasalahan klien.

Dengan demikian, upaya penguasaan kontentertentu dapat diintegrasikan

ke dalam layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,

konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok,

konsultasi dan mediasi.

Bentuk keterkaitan yang dimaksud itu dapat berupa integrasi, dan

pula tindak lanjut. Dalam menangani seseorang atau sejumlah klien

konselor perlu mencermati kebutuhan klien dalam penanganan

masalahnya.

F. Kegiatan Pendukung

1. Aplikasi Instrumentasi

Hasil aplikasi instumentasi dapat dijadikan konten dalam layanan

PKO. Skor tes, sosiogram, hasil AUM Umum, isian angket dan lain-lain

merupakan konten yang dinamis dan aktual, khususnya bagi responden

yang peserta aplikasi instrumentasi yang dimaksud. Dalam hal ini asa

kerahasiaan perlu dapat perhatian sepenuhnya apabila aspek yang

dibicarakan menyangkut pribadi-pribadi tertentu.

Dari sisi lain, hasil aplikasi intrumentasi dapat dijadikan

pertimbagan untuk menempatkan seseorang atau lebih sebgai peserta

layanan PKO dengan konten tertentu. Hal ini sangat relevan bagi konselor

yang memiliki hak panggil atas individu yang dapat dijadika klien.

Page 23: Modul Bk Belajar

19

2. Himpunan Data

Semua dengan hasil aplikasi instrumentasi, data tercantum di dalam

himpunan data dapat dijadikan konten yang dibawa ke dalam layanan

PKO. Demikian juga, data dalam himpunan data dapat menggerakkan

konselor untuk menetapkanseseorang untuk mengikuti layanan PKO.

Dalam hal ini asa kerahasiaan sangat ditekankan.

3. Konferensi Kasus

Konferensi Kasus, Kunjungan Rumah Dan Alih Tangan Kasus.

Ketiga kegiatan pendukung tersebut di atas pada umumnya ditempuh

apabila peserta PKO memerlukan tindak lanjut tertentu. Dari hasil

penilaian dapat diidentifikasi pesertamana yang memerlukan tindak lanjut

tertentu.

G. Operasionalisasi Layanan

1. Perencanaan

a. Menentukan subyek peserta layanan

b. Menetapkan dan menyiapkan konten yang akan dipelajari secara rinci

dan kaya

c. Menetapkan proses dan langkah-langkah layanan.

d. Menetapkan dan menyiapkan fasilitas layanan, termasuk media dengan

perangkat keras dan lemahnya.

e. Menyiapkan kelengkapan administrasi.

2. Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan layanan melalui pengorganisasian proses

pembelajaran penguasaan konten.

b. Mengimplementasikan hihg-touch dan high-tech dalam proses

pembelajaran.

3. Evaluasi

a. Menetapkan materi evaluasi.

b. Menetapkan prosedural evaluasi

c. Menyusun intrumentasi evaluasi

d. Mengaplikasikan intrumentasi evaluasi

e. Mengolah hasil aplikasi intrumentasi

4. Analisis Hasil Evaluasi

a. Menetapkan norma/standar evaluasi

b. Melakukan analisis

c. Menafsirkan hasil evaluasi

5. Tindak Lanjut

a. Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut.

b. Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada peserta layanan dan

pihak-pihak terkait

c. Melaksanakan rencana tindak lanjut

6. Laporan

a. Menyusun laporan pelaksanaan layan PKO

b. Menyampaikan laporan kepada pihak terkait

c. Mengkomunikasikan laporan layanan.

Page 24: Modul Bk Belajar

20

BAB III

PENGEMBANGAN KEGIATAN BELAJAR

KOMPETENSI

1. Memahami berbagai kesalahan umum dalam memaknai proses

belajar;

2. Memahami factor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dalam

belajar;

3. Memahami perlunya memiliki sikap dan kebiasaan yang baik dalam

belajar;

4. Memahami perlunya penguasaan cara-cara belajar yang efektif dan

efisien.

URAIAN MATERI:

A. Kesalahan-Kesalahan Umum Dalam Proses Belajar Siswa

Kesalahan belajar sering sekali dilakukan oleh para pelajar karena

tidak memahami cara belajar yang baik. Kesalahan-kesalahan itu memiliki

berbagai macam alasan, baik disadari maupun tidak disadari oleh seorang

siswa yang bersangkutan.

1. Belajar asal belajar saja, tanpa mengetahu untuk apa dan kompetensi apa

yang hendak dicapai.

2. Belajar tidak mempunyai motif yang asli (murni) atau belajar tanpa motif

tertentu.

3. Belajar dengan kepala kosong, tidak menyadari pengalaman-pengalaman

masa lalu atau yang telah dimilikinya.

4. Beranggapan belajar sama saja dengan menghafal.

5. Mengartikan bahwa belajar semata-mata untuk mempeoleh ilmu

pengetahuan yang sebanyak-banyaknya.

6. Belajra tanpa ada konsentrasi pikiran

7. Belajar tanpa rencana dan melakukan kegiatan belajar asal ada keinginan

yang bersifat insidental

8. Terlalu mengutamakan satu mata pelajaran saja dan menyepelekan

pelajaran yang lain.

9. Malas belajar bahasa asing atau malas membaca kamus

10. Malas berfikir

11. Belajar dilakukan apabila sudah mendekati ujian

12. Bersifak pasif dalam kegiata KBM, diskusi, dan belajar bersama.

13. Banyak membuang-buang waktu di luar pelajaran

14. Membaca cepat tapi tidak paham isinya

15. Mengasingkan diri dalam belajar.

B. Pelaksanaan Belajar Mengajar, Jadwal Pelajaran, dan Guru-Guru Mata

Pelajaran

Siswa-siswa yang baru saja memasuki sekolah di awal tahun pelajaran

perlu menuyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Ada tiga jenis guru

yang harus dikenal di dalam proses pembnelajaran, yaitu:

Page 25: Modul Bk Belajar

21

1. Guru mata pelajaran, yaitu guru yang mempunyai tugas memberikan

materi pelajaran

2. Guru pembimbing, guiru yang mempunyai tugas membimbing siswa

untuk mengenal pribadi, lingkungan dan merencanakan masa depan,

dalam hal ini gur bimbingan konseling (BK)

3. Guru praktik, guru yang melatih siswa dalam keterampilan tertentu.

C. Lingkungan dan Fasilitas yang Menunjang Kegiatan Belajar

Fasilitas yang ada disekolah harus bisa dimanfaatkan secara optimal

dalam kegiatan pemnelajaran. Masing-masing fasilitas yang ada tentunya

memiliki fungsi yang berbeda-beda, tapi merupakan satu kesatuan dalam

mewujudkan tujuan pendidikan.

Agar lingkungan dan fasilitas dapat menunjang kegiatan belajar, maka

diperlukan kerjasama antar kepala sekolah, guru, tata usaha, pesuruh, dan

siswa, di dalam memanfaatkaqn memeliharanya.

D. Pengajaran, Perbaikan, Pengayaan dan Ketuntasan

Dalam proses belajar-mengajar, sering dijumpai siswa kurang berhasil

menguasai pelajaran yang diberikan guru. siswa yang belum mampu

menguasai materi pelajaran ayang diberikan gurunya, diupayakan untuk

dilakukan perbaikan. Sedangkan siswa yang telah mencapai ketuntasan

diberikan suatu pengajaran yang yang berupa pengayaan untuk memperluas

dan memperkaya penguasaan bahan-bahan pelajaran yang dipelajari.

Pengajaran pengayaan ini bisa diberikan kepada siswa dalam bentuk

tugas-tugas, diskusi atau lain-lain sehingga siswa tidak merasa bosan

menunggu temannya yang belum mencapi target.

E. Perlunya Pengembangan Sikap Kebiasaan Belajar Yang Baik, Aktif, Dan

Terprogram, Baik Sendiri Maupun Kelompok

Pengembangan sikap dankerja sama dimaksudkan bahwa sikap dan

kebiasaan belajar yang selama ini dikerjakan siswa akan dapat ditingkatkan

lebih baik lagi, baik teknik maupun keteraturan waktunya.

Sekali belajar dalam waktu 3 jam, maka lebih baik 3 kalibelajar

dengan waktu 1 jam. Utnuk siswa harus membuasakan diri belajar dengan

waktu yang teratur jauh sebelum ulangan. Dngan demikian saat menghadapi

ulangan, minimal siswa telah memiliki tiga kesiapan, yaitu:

1. Kesiapan materi

2. Kesiapan fisik

3. Kesiapan mental/optimis

F. Cara Belajar Diperpustakaan, Meringkas Buku, Membuat Catatan Dan

Mengulang Pelajaran

Tugas pokok siswa adalah belajar. Cara belajar diperpustakaan dapat

didlakukan dengan kegiatan membaca atau meringkas, di sini dibutuhkan

teknik-teknik yang tepat dan efektif, misalnya:

1. Melihat daftar isiuntuk memperoleh ide pokok maupun bagian-bagian

2. Membaca secara keseluruhan sambil mencari pokok-pokok pengertian

Page 26: Modul Bk Belajar

22

3. Poko-pokok pengertian dicatat di dalam ringkasan

4. Mengemukakakan kembali pokok-pokok pengertian secara lisan, apabila

terlupa melihat kembali catatan.

G. Cara-Cara Belajar Yang Efektif Dalam Menghadapi Ulangan Semester.

Dalam kurikulum proses atau kegiatan belajar mengjar (KBM)

diarahkan agar siswa dapat belajar secara mandiri. Oleh karen itu, sema bahan

ajare disajikan dengan bahasa yang mudah dicerna dan dimengerti oleh siswa.

tujuannya adalah unntuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Disini peran guru BK sangat di butuhkan, untuk mengarahkan dan

membimbing siswa cara-cara belajr yang efektif.arahan guru BK ini

diharapkan mampu mengubah perilaku siswa dalam menghadapi mata

pelajarannya. Perubahan perilaku tersebut merupakan tanda-tanda kedewasaan

berfikir dan tingkah laku,.

H. Motivasi Dan Konsentrasi Belajar Ketika KBM Berjalan Di

Kelas/Sekolah

Motivasi dan konsentrasi sangat dibutuhkan dalam meraih cita-cita.

Motivasi adalah usaha yang menyebabkan seseorang tergerak untuk

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Ada

beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi pada diri sendiri.

1. Menyadari perlunya pendidikan

2. Memiliki cita-cita

3. Memiliki keinginan

4. Mengikuti perkembangan sains dan teknologi

5. Merencanakan untuk masa depan

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran atau perhatian pada satu hal.

Adapu cara-caa berkonsentrasi adalah:

1. Menyiapkan biuku materi pokok dan buku penunjang yang akan dibahas

2. Mempelajari materi yang belum dipelajari dirumah dan menandai hal-hali

yang belum dimengerti

3. Menyadari pentingnya setiap materi yang disampaikan guru di kelas

4. Menanamkan dan menumbuhkembangkan rasa senang terhadap seluruh

mata pelajaran termasuk guru yang menyampaikannya.

5. Memanfaatkan waktu.

Page 27: Modul Bk Belajar

23

BAB IV

KEDUDUKAN ILMU PENGATAHUAN DAN ULAMA DALAM AL-

QUR’AN SERTA SUNNAH

KOMPETENSI:

1. Memahami perhatian Al-Qur’an terhadap ilmu pengetahuan, ulama

dan prestasi ilmiah

2. Memahami sunnah Nabi terhadap ilmu pengetahuan ,ulama dan

prestasi ilmiah;

3. Meneladai tokoh-tokoh ulama muslim dalam berbagai cabang ilmu.

A. Perhatian Al-Qur’an Terhadap Ilmu Pengetahuan, Ulama Dan Prestasi

Ilmiah

Al-Qur’an banyak berisi ayat yang menunjukkan ketinggian ilmu

pengetahuan dan ulama. Karena ilmu pengetahuan meruapakan dasar bagi

pemahaman yang benar atas akidah Islam, syariahnya dan bagaimana

menerapkannya.

Setiap kali seseoarang yang berpengetahuan men-tadabburi Al-

Qur’an, maka imannya akan bertambah kuat, Allah membukakan horison ilmu

pengetahuan yang bergna baginya, dan ia menjadi pioner dalam bidangnya.

Sebagai pemuliaan terhadap ilmu pengetahuan, maka ayat pertama

yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah ayat yang berkaitan

dengan ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang

Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al-Alaq, 1-5)

Allah SWT juga bersumpah dengan salah satu perangkat keilmuan

yang paling penting. Allah SWT berfirman:

“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu

(Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. dan Sesungguhnya bagi kamu

benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. dan Sesungguhnya

kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qalam:1-4)

Banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang ulama dan kedudukan

mereka di sisi Allah SWT. Diantaranya adalah firman ALLAH Swt.,

“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-

orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang

dapat menerima pelajaran”. (az-Zumar, 9)

Firman Allah SWT.,

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-Mujadilah, 11)

Dan ulama-ulama dinilai sebagai orang yang paling mengetahui,

memahami, dan beriman terhadap apa yang diturunkan oleh Allah SWT, juga

Page 28: Modul Bk Belajar

24

orang yang paling mampu untuk menyebarkan dakwah-Nya. dalam maslah ini

Allah ber firman.

“dan orang-orang yang diberi ilmu (ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu

yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu Itulah yang benar dan menunjuki

(manusia) kepada jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”

(Saba, 6)

“dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada

ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” dan

tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang

berakal.” (al-Imran, 7)

“dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada

yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (al-Ankabut, 43)

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,

hanyalah ulama[1258]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha

Pengampun.” (Faathir, 28)

Allah SWT, memerintahkan kepada manusia sevara umum, dan para

ulama secara khusus, untuk meneliti ciptaan Allah di dunia ini, sehingga

mereka makin bertambah keyakinannya terhadap kekuasaan Allah. Allah

SWT berfirman:

“Katakanlah: “Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana

Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah

menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala

sesuatu.” (Al-Ankabut, 20)

Secara umum, Al-Qur’an mendorong manusia untuk mencari ilmu dan

menambahnya. karena ilmu pengetahuan tidk ada batasnya. Allah SWT

berfirman

“dan Katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.”

(Thaahaa, 114)

“ Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap

orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha mengetahui.” (Yusuf, 76)

“dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu

Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan

sedikit”. (al-Israa, 85)

Al-Qur;an banyak mengandung mukjizat ilmiah dalam banyak bidang,

seperti kedokteran, astronomi, matematika, geografi, tata cara interaksi sosial,

pertanian, geologi, dan sejenisnya, yang sebagian telah diungkapkan oleh ilmu

pengetahuan modern. Dan sebagian lagi masih menjadi misteri, yang hanay

diketahui oleh Allah SWT. Barangkali puncak-puncak keilmuan yang menjadi

misteri tersebut akan membuat terperangah orang-orang kafir, dan

Page 29: Modul Bk Belajar

25

menguatkan iman orang-orang yang beriman di antara ayat-ayat tersebut

adalah firman Allah SWT.

“dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati

(berasal) dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang

disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami

jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal

daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang

belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia

makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang

paling baik.” (Al-Mu’minuun, 12-14)

“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan? Dia

diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi

laki-laki dan tulang dada perempuan.” (ath-Thariq, 5-7)

Tapi kita tidak boleh melihat Al-Qur’an sebagai ilmu pengetahuan atau

budaya, karena Ia lebih tinggi dari semua itu. Ia adalah Kitab ALLAH SWT

yang menjelaskan, menyeluruh, dan sempuyrna, yang dikatakan oelh ALLAH

SWT seperti firman berikut:

“.....dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan

segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-

orang yang berserah diri.” (An-Nahl, 89)

Karena Kitab ini mengandng perkara-perkara general, mendasar, dan

kaidah-kaidah umum. Sementara membiarkan maslah perincian dan

prosedural menjadi garapan Sunnah nabi dan ijtihad Ulama di seluruh masa

dan tempat.

Apakah para ulama menyadari kedudukan mereka di sisi ALLAH

SWT, dan panggilan dari ALLAH SWT kepada mereka agar menggunakan

ilmu yang telah ALLAH SWT berikan kepada mereka untuk mengangkat

kedudukan mereka di sisi ALLAH SWT. dan membantu mereka untuk

melaksanakan ketaatan kepada-Nya dan menambah keyakinan mereka.

Apakah mereka menyadarai bahwa ilmu yang bermanfaat ini jika diniatkan

untuk mendapat keridhaan ALLAH SWT, niscaya ilmu ini akan menjadi

sedekah jariah bagi mereka setelah mereka meninggal.

B. Perhatian Sunnah Nabi Terhadap Ilmu Pengetahuan, Ulama Dan

Prestasi Ilmiah

Sunnah Nabi yang mulia penuh dengan hadits-hadits yang mendorong

manusia untuk mencari ilmu pengetahuan. Juga menjelaskan derajat dan

tingkatan ulama di sisi ALLAH SWT. Rasulullah SAW, sendiri mendorong

para sahabat yang mulia untuk mencari ilmu pengetahuan. Sehingga beliau

dalam beberapa peperangan membebaskan para tawanan jika mereka mau

mengajarkan sepuluh orang dari kaum muslimin. Ilmu pengetahuan adalah

dasar kebaikan. Dalam ahal ini Rasul SAW bersabda.

“Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Dia akan membuatnya faqih

dalam agama. Dan ilmu itu hanya daopat diraih dengan belajar” (HR

Bukhari)

Page 30: Modul Bk Belajar

26

Rasul SAW menjelaskna bahwa siapa yang pergi untuk menuntut ilmu

pengetahuan adalah seperti orang yang berjihad di jalan ALLAH SWT. Anas

ra berkata bahwa Rasulullah bersabda.

“Siapa yang pergi menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga dia

kembali” (HR tirmidzi)

Pahala penuntut ilmu yang ikhlas, sungguh-sungguh, dan menjalankan

ilmu adalah surga. Rasulullah SAW bersabda.

“Siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah mudahkan

baginya jalan menuju surga” (HR Bukahri)

Dan dalam menjelaskan keutamaan orang yang berilmu dan

kedudukannya di sisi ALLAH SWT, Rasulullah SAW bersabda.

“Keutamaan seorang yang berpengetahuan dengan seorang yang ahli ibadah,

adalah seperti keutamaan bulan dibandingkan planet-planet yang lain. Para

ulama adalah pewaris para Nabi. Dan para Nabi tidak mewariskan Dinar

atau Dirham, tapi mewarisi ilmu. Maka siapa yang mengambil ilmu itu,

niscaya ia telah mendapatkan keberuntungan yang besar” (HR Abu Dawud

dan Tirmidzi)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa ia berkata, “Saya duduk

satu jam untuk memperdalam agama lbebih saya senangi dari menghidupkan

malam dengan ibadah hingga pagi”

Seorang yang alaim wajib menjalankan ilmunya dan bersifat ikhlas,

serta tidak menyembunyikan ilmunya itu. Juga agar menjalankan ilmunya itu

kepada manusia sehingga mereka dapat memanfaatkan ilmu itu. Rasulullah

SAW telah menggambarkan hal itu, seperti dalam hadits yang diriwayatkan

dari Abu Musa al-Asy’ari ra bahwa Rasulullah SAW bersabda.

“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diamanahkan oleh Allah untuk aku

bawa adalah seperti hujan yang lebat yang menimpa bumi. Maka, diantara

tanah di bumi itu ada yang menyerap air hujan itu ntuk kemudian

menumbuhkan pepohonan dan rumput yang banyak, diantara tanah itu ada

pula yang bersifat keras yang mampu menampung air, sehingga banyak orang

yang mengambil manfaat dari air yang ditampungnya itu. Dengan meminum

dari situ, memberi minum hewan mereka dan mengairi tanaman mereka, air

hujan itu juga menimpa kelompok tanah lain, yaitu yang bersifat keras seperti

bebatuan, yang tak mampu menampung air juga tak dapat menumbuhkan

pepohonan. Semua itu adalah perumpamaan orang yang memahami agam ini

dan memberikan manfaat kepada orang lain dnegan ajaran yang aku bawa

dari ALLAH ini, yaitu dengan mempelajarinya dan selanjutnya

mengajarkannnya kepada orang lain, dan seperti perumpamaan orang yang

sama sekali tak menyambut ajaran itu dan tidak menerima petunjuk Allah

yang dikirim-Nya melalui diriku (Rasulullah SAW)” (HR Bukahri)

Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda.

“Siapa yang ditanya ilmu pengetahuan (yang ia kuasai) namun ia

menyembunyikannya, maka ia akan dicambuk dengan api pada hari kiamat”

(HR Abu Dawud dan Trmidzi)

Page 31: Modul Bk Belajar

27

Pahala ilmu pengetahuan yang bermanfaat akan terus mengalair dan

sampai kepada pemiliknya seelah ia meninggal. Hal itu seperti dijelaskan oleh

sabda Rasulullah SAW ini.

“Jika seorang anak adam mati, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali

dari tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang

berdo’a baginya (orangtuanya)” (HR Ahmad)

Dan yang dimaksud ilmu pengetahuan adalah ilmu jenis apapun yang

memberi manfaat kepada manusia dalam membangun dan mengembangkan

mereka serta membantu mereka untuk beribadah kepada Allah SWT.

Pada hari kiamat orang yang berilmu pengetahuan akan ditanya

tentang ilmunya, apa yang ia perbuat dengan ilmunya itu? Apakah ia

sampaikan, ia ajarkan dan ia jalankan isinya, ataukah ia sembunyikan dan

tidak diajarkan kepada seseorang serta tidak ia jalankan dalam kehidupannya?.

Rasulullah SAW bersabda’

“Dua kaki anak Adam pada hari kiamat tidak akan bergerak hingga ia

ditanyakan tentang empat perkara: tentang usianya digunakan untuk apa,

tentang masa mudanya dihabiskan untuk apa, tentang hartanya dari mana ia

dapatkan dan kemana ia gunakan, dan tentang ilmunya apa yang ia perbuat

dengan ilmunya itu” (Muttafaq Alaih)

Rasulullah SAW menegaskan dalam hadits ini tentang segi-segi

amaliah ilmu pengetahuan. Maka, ilmu pengetahuan yang tidak dijalankan

isinya dan beku akan menjadi sesuatu yang tidak bermanfaat, jika tidak

dipraktikkan secara nyata, dengan jalan menyebarkan dan mengubahnya

menjadi gerak dalam kehidupan.

Ketika ilmu pengetahuan diangkat dan timbullah kebodohan, maka hal

itu menjadi tanda hari Kiamat. Anas ra berkata bahwa Rasulullah SAW

bersabda.

“diantara tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu pengetahuan, disebarnya

kebodohan, di minumnya khamr dan ditampilkannya zina” (HR Bukhari)

“Allah tidak mencabut ilmu secara sekaligus dari manusia tapi dengan

mematikan ulama, hingga tidak ada seorang yang alim, dan akhirnya manusia

mengambil orang-orang bodoh sebagai tempat bertanya, mereka ditanya

kemudian memberikan fatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan

menyesatkan” (HR Tirmidzi)

Nubuwah Nabi SAW tersebut telah terbuktikan kebenarannya. Karena

pada zaman sekarang ini, sedikit sekali ulama yang menjalankan ilmunya dan

ikhlas dalam membawa ilmunya itu. Juga banyak sekali orang yang

mengelluarkan fatwa, padahal ia tak memenuhi syarat untuk berfatwa.

Dari keterangan tadi, jelaslah bahwa Sunnah Nabi SAW memberikan

perhatian besar untuk menjelaskan kedudukan ilmu pengetahuan dan ulama,

juga menjelaskan faktor-faktor yang mengantarkan kepada prestasi ilmiah.

Mereka adalah sumber kebaikan dan orang-orang baik. Mereka mendapatkan

pahala seperti seorang Mujahid di jalan ALLAH. Mereka adalah pewaris nabi-

nabi. Dan Allah SWT memuliakan orang-orang yang berilmu yang

Page 32: Modul Bk Belajar

28

menjalankan ilmunya dan bersifat ikhlas, diatas orang yang semata beribadah

saja. Diantara wasiat Rasulullah SAW kepada para ulama adalah agar mereka

menjalankan apa yang mereka telah ketahui dan selanjutnya mengajarkannya

kepada manusia. Maka baik sekali orang yang menjalankan apa yang telah ia

ketahui. Sementara orang yang paling besar menerima azab di akhirat adalah

orang yang berilmu pengetahuan tapi tidak menjalankan ilmunya, dan tak

menagjarkannya kepada orang lain. Dari sini, para pemuda Islam harus benar-

benar mencurahkan perhatiannya untuk mencari ilmu pengetahuan dan meraih

kesuksesan, dengan dorongan kecintaan dan keinginan meneladani Rasulullah

SAW.

C. Beberapa ulama muslim yang menjadi tokoh dalam beberapa cabang

ilmu

Ulama muslim generasi pertama telah meninggalkan pengaruh yang

jelas dalam seluruh bidang keilmuan. Peradaban Islam telah melahirkan

banyak ulama yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang beramanfaat bagi

seluruh umat manusia, sehingga warisan lama hasil capaian ulama muslim itu

telah banyak diterjemahkan ke seluruh bahasa didunia. untuk itu, di bawah ini

ada sebagian tokoh ilmu pengetahuan yang dihasilkan ulama Muslim,

diantaranya:

Hasan Bin Haitsam

Ibnu Sina

………………………

Ath-Thusi

Ar-Razi

Jabir Bin Hayyan

Maqdisi

Ibnu Bathuthah

Musa bin Syakir

Al-Farabi

Ibnu Khaldun

An-Nuwairi

Al-Hariri

: Ilmu Optik dan Fisika

: Ilmu Kedokteran, Undang-Undang dan Filsafat

: Ilmu Matematika

: Ilmu Alam dan Kedokteran

: Ilmu Kimia

: Ilmu Geografi

: Ilmu Geografi

: Ilmu Mekanika

: Ilmu Filsafat

: Ilmu Sosial

: Ilmu Akuntansi

: Ilmu Akuntansi

Page 33: Modul Bk Belajar

29

BAB V

UNSUR-UNSUR KESUKSESAN STUDI DALAM ISLAM

KOMPETENSI:

1. Memahami sifat-sifat penuntut ilmu dalam islam;

2. Memahami sifat-sifat guru yang efektif sebagai panutan dalam

mewujudkan kesuksesan diri;

3. Memahami ilmu-ilmu yang bermanfaat dalam mewujudkan

kesuksesan diri;

4. Memahami unsur-unsur proses pengajaran dalam mewujudkan

prestasi ilmiah.

A. Sifat-Sifat Penuntut Ilmu Dalam Islam Dan Pengaruhnya Dalam

Mewujudkan Prestasi Ilmiah

Islam memandang para penuntut ilmu sebagai para pemimpin masa

depan. Penuntut ilmu yang shaleh juga merupakan pondasi masyarakat yang

shaleh, maju dan berperadaban. Yang dimaksud dengan penuntut ilmu dalam

islam adalah sosok pelajar yang beusaha menuntut ilmu pengetahuan yang

terpujidan bermanfaat menurut syariat untuk kepentingan umat manusia.sifat-

sifat para penuntut ilmu yang sukses antara lain:

1. Berniat Dengan Ikhlas

Yaitu penuntut ilmu yang meniatkan usahanya dalam mencari ilmu itu

untuk beribadah, taat kepada Allah, dan menjalankan kewajiban menuntut

ilmu. Penuntur ilmu yang seperti in akan meniatkan usahanya untuk

meniatkan ruhaninya yaitu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan

meningkatkan derajatnya sehingga mendekat kepada hamba-hamba Allah

yang mulia, yaitu para malaikat dan orang-orang muqarrobin. Bukan

bertujuan untuk mendapatkan jabatan, kekanyaan, kemegahan, dan

bersaing dengan teman.

Seorang penuntut ilmu diharapkan agar berada didalam lingkup yang

dikehendakikebaikan oleh Allah SWT sehingga ia belajar dan

memperdalam agama. Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Dia akan membuatnya

faqih dalam agama.” (HR. Bukhari dari Hadist Muawwiyah)

Seorang penuntut ilmu hendaknya meniatkan segala usahanya dalam

menuntut ilmu untuk mendapatkan surga, sehingga ia dalam menuntut

ilmu itu membarenginya dengan keikhlasan. Karena keikhlasan itu adalah

pintu menuju ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, derajat-derajatnya

meningkat seiring dengan sejauh mana ia mencari ilmu yang bermanfaat

dan berjalan di jalannya.

2. Ketakwaan dan Kesalehan

Yang dimaksud adalah seorang penuntut ilmu yang harus berpegang

pada sifat-sifat Allah yang bertakwa, seperti yang dijelaskan di dalam Al-

Qur’an. Diantara bentuk kemukjizatan A;;-Qur’an adalah bahwa Allah

mengiringkan antara ketakwaan dengan pencapaian ilmu pengetahuan.

Allah SWT berfirman:

Page 34: Modul Bk Belajar

30

“......dan bertakwalah kepada Allah, Allah mengajarmu, dan Allah Maha

Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Baqarah:282)

3. Menghindarkan Diri Dari Kemaksiatan

Seorang penuntut ilmu harus menghindarkan diridari semua maccam

kemaksiatan dan menjaga agar perbuatannya selalu baikdan sesuai dengan

apa yang telah merak miliki itu.

Syariat islam mengharamkan segala hal yang menggau akal manusia.

Misalnya dengan mengharamkan Khamr dan sejenisnya, yang membuat

kesadaran akal hilang, padahal akal itu adalah perangkat untuk menerima

ilmu pengetahuan. Maka hal ini menghalangi kebahagiaan ilmu dan

cahayapengatahuan.

4. Tawadhu

Seorang penuntut ilmu tidak boleh takabbur kepada ilmu, guru atau

kepada siapapu. Karena hal semacan itu, mengantarkannya kepada

kebodohan. Karena sebanyak apapun ilmu yang ia dapatkan, itu masih

sedikit. Dasarnya adalah firman Allah SWT: “dan tidaklah kamu diberi

pengetahuan melainkan sedikit.” (al-Israa:85).

5. Menghargai dan Menghormati Ilmu

Seorang penuntut ilmu harus menghargai dan menghormati gurunya,

hingga meskipun gurunya itu nonmuslim. Karena seoorang guru adalah

simbol dan nilai. Allah berfirman tentang kedudeukan para ulama sebagai

berikut:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(al-

Mujaadilah:11)

6. Disiplin dan Pandai Memanfaatkan Waktu

Diantara sifat orang penuntut ilmu adalah pandai mengatur waktunya.

Dia mengetahui kapan waktu belajar dankapan waktu mengibur dirinya

dengan hal-hal yang dibolehkan syariat. Karena waktu adalah kehidupan,

sementara kedisiplinan merupakan dasar bagi kesuksesan dan

keberhasilan. Dan salah satu ayat-ayat Allah dalam penciptaan semesta ini

adalah keteraturan.

7. Pandai Belajar

Seorang penuntur ilmu harus memfokuskan perhatiannya dan

memahami dengan baik materi yang dipelajari. Yang menjadi tujuannya

bykan hanya semata mengisi otaknya dengan informasi, tapi pemahaman

dan fokus serta pembentukan pengtahuan yang benat. Maka pandai dalam

belajar merupakan unsur wajib untuk kesuksesan studi, pioniritas dan

kepemimpinan.

8. Berteman Dengan Orang Yang Tepat

Seorang penuntut ilmu harus pandai memilih teman yang saleh, yang

dapat membantunya dalam masalah urusan agama dan dunia serta

menjauhi diri dari berteman dengan irang-orang yang senang berbuat dosa.

Seperti firman Allah SWT:

Page 35: Modul Bk Belajar

31

“Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang

menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-

Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena)

mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang

yang hatinya Telah kami lalaikan dari mengingati kami, serta menuruti

hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (al-Kahfi:28)

9. Menggunakan Perangkat Modern

Seorang penuntut ilmu harus segera menggunakan perangkat-

perangkat modern untuk dalam meraih ilmu pengetahuan. Seperti

komputer dan perangkat audio-visual berupa enslikopedi, kamus dan

internet, meskipun hal itu merupakan ciptaan nonmuslim.

B. Sifat-Sifat Guru Yang Efektif Menjadi Panutan Dalam Islamdan

Perannya Dalam Mewujudkan Kesuksesan Diri

Diantara tanggung jawab guru dan pengajar adalah mengajarkan ilmu

pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia dan hendaknya di barengi dengan

keikhlasan. Beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru yang

menjadi panutan antara lain:

1. Ikhlas Dalam Menyampaikan Risalah Pendidikan

Dengan mengingat bahwa perbuatannya itu adalah suatu jenis ibadah

yang tidak akan diterima kecuali dengan keikhlasan. Amat berbeda sekali

antara seorang guru pendidik yang ikhlas dan bersifat rabbani, yang

semata-mata mendedikasikan segala usahanya hanya kepada Allah.

Firman Allah SWT:

"...... akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang

rabbani[208], Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan

kamu tetap mempelajarinya.” (Al-Imran:79)

Dan dengan keikhlasan pendidik akan mengantarkan kepada

kesuksesan murud yang dididiknya.

2. Bersifat Amanah Dalam Menyampaikan Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengatahuan dalam pandangan seorang guru yang pendidik

adalah sebuah amanah, yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk

disampaikan kepada seluruh penuntut ilmu secara sempurna tanpa

dikurangi dan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Jika seorang guru

menahan ilmunya maka ia menjadi seorang penghianat terhadap amanah.

Firman Allah SWT:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan

hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil....” (an-

nisa:58)

3. Menguasai Ilmu Yang Diajarkannya

Diantara kewajiban guru pendidik adalah hendaknya dia adalah

seorang yang mengusasai benar ilmu yang diajarkannya.

4. Menjadi Panutan Yang Baik

Pada penuntut ilmu melihat gurunya sebagai panutan dalam integritas

pribadi dan prilaku. Demikian pula dalam ilmu pengatahuan, panutan,

Page 36: Modul Bk Belajar

32

akhlak, dan prilaku. Maka para pendidik memberikan pengatuh yang besar

terhadap murinya. Firman Allah SWT:

“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (al-Ahzab:21)

5. Mempunyai Pribadi Yang Kuat

Seorang pendidik hendaknya mempunyai kepribadian yang kuat dan

mulia, sehingga dihormati oleh pada muridnya. Juga agar menjaga wibawa

ilmu dan ulama bersifat tegas dalam kebenaran dan tak takut pada

siapapun dalam membela kebenaran. Firman Allah SWT:

"padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi rasul-Nya dan bagi

orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada Mengetahui.”

(Al-Munaafiquun:8)

6. Beramal Dengan Ilmunya

Diantara sifat pendidik yang ideal adalah dia menerjemahkan ilmu

pengatahuannya ke realitas praktis baik dengan dirinya sendiri ataupun

memlalui orang lain. Firman Allah SWT:

“:Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa

yang tidak kamu kerjakan.” (Ash-Safft:3)

7. Modern

Seorang pendidik harus selalu menguasai informasi dan ilmu baru

dalam bidang spesialisnya. Tidak ada lagi larangan untuk menggunakan

ilmu, metode, dan perangkat yang ditemukan oleh manusia dari segenap

penjuru dunia selama itu tidak bertentangan denga syariat Allah.

8. Terus Melakukan Penelitian

Diantara kewajiban pioniritas seorang pendidik adalah terus

melakukan penelitian dan pengambangan, baik oleh dirinya sendiri

maupun dengan bekerja sama dengan lembaga, pusat-pusat peneliti, dan

institut-institut yang memberikan perhatian terhadap masalah ini. Karena

sesuatu yang menjadi keharusan dalam menuju kepada kewajiban adalah

bersifat wajib pula. Firman Allah:

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa

orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk

memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (at-Taubah:122)

C. Beberapa Ilmu Yang Bermanfaat Dalam Islam Dan Perannya Dalam

Mewujudkan Kesuksesan

Diantara unsur kesuksesan pendidikan adalah beberapa ilmu

pengetahuan yan gmengantarkan kepada petunjuk, cahaya, dan kebaikan bagi

umat manusia. Ilmu-ilmu dalam manhaj pendidikan islam terbagi atas

beberapa kelompok, antara lain:

1. Ilmu-ilmu syariah, yaitu ilmu yang dihasilkan dari wahyu yang dibawa

oleh rasulullah SAW yang terkumpul dalam Al-Qur’an, selain itu sunnah

nabi yang syahih. Firman Allah SWT:

Page 37: Modul Bk Belajar

33

“ Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan

kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa

yang Telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan,”

(an-Nahl: 44)

Dan dimasukkan pula dalam kelompok ini adalah ilmu atau alat yang

dipakai untuk memahaminya.

2. Ilmu-ilmu keduniaan, yaitu ilmu yang berhubungan dengan perkara dunia

dan yang dihasilkan oleh akal manusia dan dicapai oleh akal dan

percobaan. Ilmu-ilmu macam ini dibagi menjadi dua, yaiut sebagai

berikut:

a. Ilmu-ilmu keduniaan yang terpuji. Yaitu ilmu ilmu yang berkitan

dengan maslahat manusia di dunia, seperti kedokteran, ilmu berhitung,

astronomi, keahlian, pertanian, dan perdagangan yang merupakan ilmu

yang urgen untuk kepentingan manusia dan islam mendorong untuk

menguasai ilmu tersebut.

b. Ilmu-ilmu kemanusiaan yang tertolak, yaitu ilmu yang tak

menghasilkan manfaat bagi manusia dan negara, malah mengantarkan

manusia kepada kerusakan. Ilmu macam ini adalah ilmu sihir, ilmu

mantra-mantra, klenik, perdukunan, dan lainnya. Islam

mengharamkannya umatnya untuk mempelajari dan mengajarkannya.

Berikut sekilas tentang kandungan ilmu-ilmu agama dan dan ilmu

kehidupan:

1. Kandungan Ilmu-Ilmu Agama

Ilmu-ilmu agama bersetatus fardu ain bagi setiap muslim dan

muslimah, sejak pertama kali proses belajar hingga masuk lunbgan kubur.

Ilmu-ilmu ini bertujuan untuk mengenalkan muslim tentang bagaimana

gambaran akidahnya, ibadah, akhlaknya, suluknya, dan hubungannya

dengan orang lain.

Dr. Yusuf al-Qaradhawi bekata dalam bukunya ar-Rasul al-

Mu’allimin yang berbunyi.

“ilmu agama hendaknya menjadi ilmu wajib yang harus dipelajari

oleh setiap muslim dan muslimah, dengan membacanya di sekolah, kuliah,

di masjid, dan melalui berbagai media yang berbeda. Ini adalah suatu

keharusan bagi seorang muslim dalam agamanya, dan mempelajarinya

adalah fardu ain baginya”

Ilmu agam terdiri dari ilmu-ilmu berikut:

a. Ilmu akidah: berfungsi untuk menguatkan akidah dan meluruskan dari

penyimpangan dan kesalahan

b. Ilmu akhlak: berbungsi untuk menguatkan akhlak

c. Ilmu ibadah: berfungsi menjelaskan ibdah yang shahih dan yang fardu.

d. Ilmu muamalah: berfungsi mengendalikan hubungan antar manusia

e. Beberapa ilmu syariah timbul dari ilmu-ilmu tadi dan besifat amat

penting bagi muslim.

2. Kandungan Ilmu-Ilmu Umum

Ilmu yang terpuji mengandiung beberpa topik yang urgen bagi

individu, keluarga dan masyarakat. Dan topik ini berbeda-beda sesuai

Page 38: Modul Bk Belajar

34

denga perbedaan lingkungan dan zaman. Dimana topik-topik ilmu umum

antara lain:

a. Imam Abu Hamid al-Ghazali berkata, “Semua ilmu yang

diperlukanuntuk mengatur urusan dunia ini”.

b. Said Hawa berkata, “semua ilmu yang dibutuhkan oleh umat islam dan

ilmu-ilmu pengatahuan itu terus bertambah luas dan berkembang dan

setiap zaman menghasilkan ilmu pengetahuan tertentu”.

c. Dr. Yusuf al-Qardawi berkata, “semua yang dibutuhkan oleh jamaah

muslimin di dunianya, seperti fisika, kedokteran, teknik, matematika,

kimia, ilmua alam, geologi dan lainnya.

Islam mewajibkan para penuntut ilmu, para pengajar dan instansi

pemerintah yang terkait dengan bidang pendidikan untuk menggunakan

teknik-teknik modern.

D. Unsur-Unsur Materi Proses Pengajaran Dan Perannya Dalam

Mewujudkan Prestasi Ilmiah

Proses pengajaran memerlukan beberapa media dan perangkat yang

membantu dalam meraih ilmu. Media dan perangkat ini selalu mengalami

perkembangan, dan sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi.

Islam mewajibkan kepada perangkat-perangkat pendidikan yang berkaitan

dengan proses pendidikan untuk mengadakan perangkat-perangkat tadi

sehingga meningkatkan prestasi pendidikan.

Di antara unsur-unsur materi terpenting dalam dunia modern sekarang

bagi proses pendidikan itu adalah sebagai berikut.

1. Gedung-gedung pendidikan yang luas dan lengkap.

2. Buku, perpustakaan, dan sejenisnya.

3. Perangkat penjelas yang beragam.

4. Perangkat transportasi

5. Perangkat rekreasi

6. Perangkat pendidikan seni dan kegiatan.

7. Laboratorium dengan segala kelengkapannya.

8. Laboratorium komputer dan internet

9. Laboran audio yang maju

10. Perangkat-perangkat pengajaran yang lain, yang membantu proses

pengajaran.

Page 39: Modul Bk Belajar

35

BAB VI

BAGAIMANA PELAJAR MENYUSUN WAKTU SEHINGGA MENJADI

PELAJAR BERPRESTASI, MENURUT PANDANGAN ISLAM

KOMPETENSI:

1. Memahami pentingnya waktu bagi pelajar muslim

URAIAN MATERI:

A. Nilai Waktu Bagi Pelajar Muslim

Nilai waktu bagi seorang penuntut ilmu adalah amat besar. Karena ia

menanggung biaya dan beban yang banyak. Sehingga dapat dikatakan bahwa

kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia. Untuk meraih

keberhasilan dan cita-cita, seorang pelajar harus menunaikan kewajiban-

kewajibannya dalam rentang waktu yang singkat dan tidak menyia-nyiakan

waktunya dalam hal yang tak memberikan manfaat. Menyia-nyiakan waktu

sama adalah seperti tindakan menyia-nyiakan uang. Maha benar Allah yang

berfirman :

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak

berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) ditengah-

tengan antara yang demikian.” (Al-Furqaan: 67).

1. Bagaimana Seorang Pelajar Mengatur Waktunya Sehingga Menjadi

Pelajar Berprestasi

Mengatur waktu adalah suatu keharusan yang disyari’atkan. Karena

kehidupan bukanlah yang sia-sia. Umar Ibnu Khattab r.a. berkata, “Aku

tidak senang jika melihat seseorang dari kalian tak mengerjakan apa-apa;

tidak mengerjakan perkara dunia juga tidak untuk akhiratnya.”

Ibnul Jauzi berkata, “seorang yang berakal adalah orang yang

mengetahui bahwa dunia ini tidak diciptakan untuk senang-senang

sehingga ia amat berhati-hati dalam menggunakan waktunya dalam segala

perkara.” Maka seorang pelajar muslim harus menyusun dan mengatur

waktunya anatar beribadah, menerima pelajaran, mengulang pelajaran,

menyelesaikan urusan pribadi, dan berdakwah. Rasulullah bersabda….

“Rabb mu mempunyai hak atasmu, keluargamu mempunyai hak atasmu,

juga tubuhmu mempunyai hak atasmu. Oleh karena itu berikanlah haknya

masing-masing.” (HR Tirmidzi)

a. Langkah-Langkah Untuk Mengatur Waktu Seorang Palajar.

1) Menentukan tujuan dalam menggunakan waktunya

2) Membagi pekerjaan-pekerjaan yang perlu dikerjakan dalam waktu

yang tersedia, sesuai dengan situasi dan kondisi yang melingkupi

semua pelajar, baik itu pelajar dalam pendidikan umum atau

pelajar dalam jenjang universitas.

3) Menentukan jenis pekerjaan yang akan dilakukan pada waktu

tertentu, sehingga pekeerjaan yang dilakukan tidak mengorbankan

pekerjaan lain.

Page 40: Modul Bk Belajar

36

4) Menetukan metode dan perangkat-perangkat yang dibutuhkan

untuk melaksanakan kerja pada waktunnya, sehingga pelaksanaan

kerja itu tidak terganggu akibat tidak adanya perangkat itu.

5) Membuat alternatif untuk mengantisifasi terjadi perkara-perkara

yang tidak terduga, yang memerlukan waktu tambahan yang tak

diperhitungkan ketika membuat rencana.

b. Program Siang Dan Malam Bagi Pelajar

Langkah-langkah sebelumnya dapat diterjemahkan kiedalam

bentuk prograam siang dan malam hari. Dengan catatan program

tersebut hendaknya bersifat fleksibel, sehingga cepat menoleransi

adanya krjadian-kejadianyang terduga dalam kehidupan pelajar itu.

c. Perencanaan dan Program Belajar Sepekan

Pemrograman waktu dapat dikatakan sebagai salah satu

program wajib seorang pelajar. Karena ia akan mengerahui jumlah

waktu yang dia sediakan untuk belajar di rumah. Ia dapat memulai

membagi waktunya untuk materi-materi pelajaran yang berbeda, yaitu

dengan membuat perencanaan dan program belajar sepekan, sesuai

dengan sifat masing-masing pelajaran dan jumlah waktu yang

dibutuhkan.

d. Mengevaluasi Program yang Sudah Direncanakan

Seorang pelajar dapat memantau pelaksanaan kewajiban dan

tugas utnuk dirinya setiap hari dengan cara membandingkan apa yang

telah dikerjakan, dengan apa yang harus dikerjakan sambil

menjelaskan sejauh mana ia disiplin atasnya.

2. Bagaiman Seorang Pelajar Menangani Pelajarannya Sehingga Menjadi

Pelajar Berprestasi Menurut Pandangan Islam

Setiap perbuatan mempunyai tujuan dan penyampaian tujuan itu

membutuhkan perangkat, sementara penggunaan perangkat tersebut guna

mencapai tujuan. Parapakar pendidikan dan pengajaran, juga ulama

agama, telah membuat beberapa petunjuk bagi pada pelajar untuk belajar

dan meraih prestasi ilmiah yang tinggi. Antara lain:

a. Persiapan Dan Semangat Untuk Belajar

Pelajar harus menyiapkan dirinya, tubuhnya, tempat dan perangkat

yang dibutuhkan untuk belajar, juga menyiapkan semangatnya untuk

belajar. Ini adalah salah satu sifat seorang muslim dalam seluruh

perbuatannya.

Yang perlu ditekankan adalah tentang peran nilai-nilaikaimanan

dalam mendorong dan memotivasi pelajar untuk menguasai

pelajarannya, dengan melihatnya sebagai jihad di jalan Allah.

b. Menentukan Tujuan Belajar

Ketika seorang pelajar memulai mempelajari sebuah topik apapun

dalam keilmuan apapun, ia harus menetukan tujuan belajarnya dan

apa kesimpulan yang harus ia dapatkan. Kejelasan tujuan tersebut

akan membuat pelajar dapat dengan baik memilih program, cara,

perangkat, dan metode, yang sesuai untuk belajar. Dan ini pada

gilirannya akan membawanya kepada pemahaman yang baik,

pencapaian yang baik dan meraih tujnuan yang direncanakannya.

Page 41: Modul Bk Belajar

37

c. Merancang Dan Memprogram Belajar

Merancang belajar dan programnya sesuai dengan program

objektif dan temporer akan menghasilkan tujuan dengan mudah dan

akan mengantarkannya kepada ketenangan, kedamain dan keberkahan

dalam waktu dan kecakapan dalam bekerja.diantara faktor yang

mengantarkan kesuksesanpelajar adalah ia membuat rancangan

berikut:

- Kapan mulai belajar?

- Apa yang ia pelajari?

- Kapan menghibur dirinya?

- Kapan keluar bersama temn-temannya?

- Kapan dia tidur?

- Kapan dia bangun?

Sesuai dengan percobaan dan penelitian, didapati bahwa adanya

program dan rencana belajar akan membuat pelajar dapat memantau

proses belajarnya, dan kemudian mengevaluasinya. Rencana belajar

adalah kompas yang dijadikan acuan oleh pelajar ketika ia belajar,

fondasi yang baik terhadap waktunya, sehingga pada gilirannya akan

mengantarkannya pada pencapaian prestasi ilmiah.

d. Pandai Memilih Cara Dan Perangkat Untuk Belajar

Sorang pelajar wajib meminta bantuan kepada gurunya dan

memilih cara dan perangat yang tepat serta efektif dalam belajar.

Dalam semua model belajar, dituntut adanya pencurahan perhatian

dalam belajar dan pemahaman yang baik atas apa yang dipelajarinya.

e. Fokus, Meringkas, Dan Menguji Diri Sendiri

Seorang pelajar harus memfokuskan perhatiannya ketika belajar

dan memahami dengan baika apa yang dipelajarinya. Pelajar juga

harus menguji dirinya sendiri sehingga ia merasa yakin bahwa ia telah

memamhami, menguasai, dan mampu mnjawabbpertanyaan jika

ditanya.

f. Selalu Menghadiri Pelajaran

Seorang guru yang terpercaya dan ikhlas akan membantu muridnya

dalammempelajari materi pelajarannya. Guru itu juga mewariskan

beberapa pengalaman praktikal yang tak terdapat dalam buku dan

diktat. Hal iniakan didapat apabila pelajar hadir dalam pelajaran yang

diberikan guru tersebut.

g. Memperbaharui Rasa percaya Diri

Pintu-pintu masuknya syetan salam diri peajar itu sangat banyak

seperti was-was,. Itu semua akan memberikan rasa takut dan emosi

dalam dirinya yang akan menyebabkan ia tak dapat belajar dengan

baik. Oleh karena itu pelajar harus menutup pintu-pintu jalan

masuknya setan tadi dengan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah

SWT.

Page 42: Modul Bk Belajar

38

BAB VII

MENGATASI BEBERAPA PROBLEM YANG DIHADAPI PALAJAR

MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

KOMPETENSI:

1. Memahami berbagai problem-problem dalam belajar dan cara

mengatasinya menurut perspektif islam.

URAIAN MATERI:

A. Problem lemahnya Minat Dan Motivasi Untuk Belajar

Terkadang seorang pelajar mengalami situasi ingin terus santi, malas-

malasan, dan tak mempunyai gairah untukbelajar. Di antaranya adlah

cenderung menjauhi buku, alas berangkat sekolah, atau memilih tak datang ke

kuliah serta menyiukkan dirinya dengan hal-ha sepele yang sifatnya kekanak-

kanakn, sambil membuat-buat alasan bagi tindakannya tersebut, yang pada

intinya adalah malas belajar. Semua ini akan berakibat pada semakin

menumpuknya materi pelajaran yang belum dikuasai, makin menambah rasa

malas untuk belajar dan keputusasaan yang akhirnya akan menjerumuskan

pelajaran tersebut kepada kegagalan atau setidaknya tak dapat berprestasi.

Cara mengatsai problem lemahya motivasi belajar diantaranya adalah:

1. Meminta pertolongan kepada Allah dan berlindung kepadanya dari

ganguan setan, membaca alqur’an, zikir, dan berdoa dengan ikhlas xambil

menyakini bahwa gangguan itu adalah perbuata setan.

2. Bersungguh-sungguh dalam mengatasi problem-problem yang

menyebabkan minat belajarnya lemah, sehingga ia mampu berkonsentrasi

dan benar-benar paham.

3. Meminta bantuan pada orang yang berpengalaman, diantaranya dari para

kerabat yang saleh, dari teman dekat yang ikhlas, untuk membantu

mengatasi krisis tersebut sebelum makin sulit utnuk diatasi, baik bantuan

tersebut berupa nasihat, dukungan, maupun pertolongan.

4. Meminta bantuan kepada beberapa guru yang berjiwa ikhlas dan jujur,

agar mereka memberikan padanya nasihat serta bimbingan pengajaran

praktis agar ia mampu bangkit dan mngejar ketinggalannya. Hendaknya ia

tidak malu ataupun gengsi pada mereka, karena ada pepatah, “ orang yang

malu dan sombong tidak memperoleh ilmu.”

5. Memperkuat sarana atau aspek pendorong untuk belajar serta

mempersiapkannya, seperti kseiapan mental, kesehatan jasmani,

tersedianya tempat belajar dan sarana-darana lainnya.

6. Menjauhi makan dan minum yang berlebihan, karena kekenyangan akan

membuat malas dan mengurangi daya pemahaman serta daya ingat. Juga

bila bila perut itu terisi penuh, ide-ide dan pemikiran pun akan tertidur.

7. Menenangkan perasaan dan membuat badan rileks serta mengobati diri

dari sakit persedian bila ada. Semua itu termasuk dalam faktor-faktor yang

mampu memperkuat kemauan belajar.

Page 43: Modul Bk Belajar

39

B. Problem Menumpuknya Materi Pelajaran

Gangguan oleh sebab sakit, kejadian mendadak, musibah, krisis sosial,

atau sebab lalai, dan menumpukya materi pelajaran adalah termasuk dari

sebab-sebab keterpakasaan yang bukan berangkat dari keinginan. Hal itu

menyebabkan kekacauan dalam menysusn rancangan belajar dan program

studi.uga akan mempersulit pelajar tersebut utnutk mengejar materi-materi

baru ataupun mendapatkan materi yang ia ketinggalan. Hal ini bila tidak

diatasi dengan cepat sebelum menjadi parah akan menyebabkan rendahnya

minat, keputusasaan, rendah diri serta menganggu keberhasilan dan prestasi.

Cara mengatasi problem menumpuknya materi pelajaran antara lain:

1. Tidak menyerah dan berputus asa dengan meminta pertolongan alllah,

selanjtunya mengutkan tekad dalam rangka mengingkatkan usaha dan

kesabaran, serta memperbarui niat untuk mengeejar ketertinggalan.

2. Memperbarui rancangan program belajar serta mengadakan penyesuaian

waktu pada program kerja, dimana agar memungkinkan ia untuk

mengulas pelajaran-pelajaran barudan mengejar bagian pelajaranyang

tertinggal.

3. Meminta bantuan teman-teman demi mengejar pelajaran-pelajaran yang

tertinggal, dengan baik cara belajar bersama maupun meminta bantuan

sevara khusus. Karena islam menganjurkan untuk bekerja sama dengan

kebaikan dan perbuatan takwa. Hendaknya dalam hal ini, seorang pelajar

meminta pertolongan pada teman-teman saleh dan pandai karena

seseorang itu berdasarkan agama kekasihnya.

4. Meminta bantuan kepada sebagian guru yang sudi untuk dimintai bantuan.

Jika tidak didapati, maka hendaknya meminta bantuan pada guru privat.

5. Terus memantau dengan teliti pada rancangan baru atau pada program

yang telah disesuaikan untuk belajar, sehingga merasakan bahwa ia telah

mendapatkan kemajua serta hendaknya mencurahkan segenap tambahan

usaha.

C. Problem Tidak Konsentrasi Dalam Belajar

Sebagian pelajar akan mengalami lupa dan merasa disibukan dengan hal

yang memalingkan perhatiannya dari penjelasan guru, sebagaimana terjadi

pula ketika ia belajar. Hal ini menyebabkan ia tidak bisa mengikuti pelajaran,

memahaminya, dan mengingatnya. Pelajaran ini akan mudah keluar

sebagaimana masuknya. Akhirnya, belajarnya itu tanpa membuahkan hasil

seperti seakan-akan belum belajar. Semua ini bila tidak diatasi akan

menyebabkan pada kegagalan atau tidak berprestasi.

Diantara cara mengatasi problem tidak konsentrasi adalah sebagai berikut.

1. Meminta pertolongan Allah dari gangguan kegelisahan, kesedihan, dan

kembali kepada-Nya dengan do’a agar dihilangka darinya semua itu. Dan

yakin bahwasanya Allah yang Mahasuci lagi Mahatinggi akan

menghilangkan kegelisahan dan kesedihannya serta akan memudahkan

baginya segala kesulitan.

2. Mencari cara untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengakibatkan

kesibukan tersebut.

Page 44: Modul Bk Belajar

40

3. Mengubah posisi tempat belajar di rumah dan berupaya untuk berada di

bangku paling depan dan menjauhi tempat-tempat yang akan membantu

untuk berkonsentrasi karena posisinya dekat dengan pengajar.

4. Mengubah posisi tempat belajar di rumah dan menjauhi tempat-tempat

yang akan menyibukkan perhatiannya serta menghilangkan tempelan-

tempelan di dinding yang akan menyebabkan ia hilang konsentrasi

5. Membuat catatan penting dari penjelasan guru dalam bukunya selama ia

mampu mengikutinya, serta berusaha mengikatnya ketika ia pulang ke

rumah.

6. Membuat rinkasan ketika belajar , karena hal itu akan membiasakannya

untuk berkonsentrasi

7. Belajar bersama dengan sahabat-sahabat yang berakhlaq baik, karena

dialog dan diskusi itu akan membantu untuk berkonsentrasi

8. Menggunakan sarana-sarana pendidikan modern yang akan membantu

untuk berkonsentrasi, di antaranya: komputer, kaset an vidio.

D. Problem Sulit Memahami

Sebagian pelajar menglami kesulitan dalam memahami sebagian materi

pelajaran. Adakalnya di sebabkan oleh sulitnya materi. Juga adakalanya

karena ketidak mampuan guru dalam menyederhanakan materi tersebut atau

ketidak mampuan guru dalam menyampaikan materi kepada para pelajar

dengan gaya bahasa yang mudah dan sederhana. Selanjutnya bisa juga dengan

rendahnya kecerdasan yang di miliki pelajar itu, bahkan bisa pula di sebabkan

oleh kebencian pelajar terhadap suatu materi pelajaran. Bila problema ini tidak

di selesaikan seceptanya maka waktu akan habis dan datanglah waktu ujian

sehingga jadilah pelajar tersebut tidak lulus ujian.

Di antara cara mengatasi problema ini adalah sebagai berikut:

1. Meminta pertolongan Allah di tambah zikir dan do’a sederhana, karena

tidak akan ada kemudahan kecuali Allah sendiri yang akan

memudahkannya

2. Mengobati penyakit-penyakit psikis dan jasmani bila ada. Karena hal itu

bisa menyebabkan sulit memahami

3. Menambah waktu khusus untuk mempelajari materi-materi sulit .

4. Meminta bantuan pada teman

E. Problem Lupa

Allah yang maha suci lagi maha tinggi, telah menciptakan manusia dan

dari fitrahnya dikaruniai sifat lupa. Allah telah memerintahkan kita untuk

berlindung dari sifat lupa. Sebab-sebab munculnya sifat lupa antara lain:

1. Takanan pikiran

2. Banyak kesibukan

3. Meninggalkan pelajaran dalam tempo yang lama dengan tidak mengulang

kemabali.

4. Banyak kesamaan dan ketepautan antara materi-materi pelajaran

5. Ddid antara karakter alami sebagian materi tersebut adalam mudah

dilupakan.

6. Karena berbuat maksiat

Page 45: Modul Bk Belajar

41

7. Tidak memahami dengan baik

Cara mengatasi problem lupa antara lain:

1. Meminta pertolongan Allah yang maha mulia lagi maha Agung dengan

memperbanyak do’a.

2. Menjalin hubungan baik kepada Allah dengan memperbanyak istigfar,

tobat, memperbanyak ibadah serta perbuatan baik.

3. Membiasakan diri dengan perbuatan yang sesuai syariat.

4. Mengosongkan pikiran dari beberapa permasalahan yang menyibukkan.

5. Mengulang terus materi-materi yang gampang dilupakan terutama waktu

malam dan pagi.

6. Berpedoman sesuai dengan rancangan dan program.

7. Menggunakan alat bantu seperti catata, ringkasan dan lain-lain

8. Membuat ringkasan di kertas ketika belajar

F. Problem Kefakiran Dan Menyibukkan Diri Dengan Kerja Untuk

Memenuhi Kebutuhan Hidup

Di samping mencari ilmu, sebagian pelajar mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Permasalahan ini timbul ketika waktu kerja

mengalahkan waktu belajar dan ketika hal ini berlangsung terus-enerus akan

menjadi sebuah kebiasaan. Hal ini tentunya akan melemahkan minat,

mengurangi produktivitas dan meredam kemampuan untuk unggul dan

kreatif.

Adapun cara mengatasi problem ini antara lain:

1. Meminta bantuan pada yayasan sosial.

2. Mengatur waktu sehingga sekiranya mampu mengatur antara waktu

belajar yang merupakan pokokdan waktu bekerja yang merupakan suatu

pengecualian karena suatu keterpaksaan.

G. Problem Hilang Percaya Diri Dan Rasa Takut

Terkadang pelajar tergoda dengan tipu daya syetan, yang membisikkan

pada dirinya akan kekalahan dan kegagalan sehingga hilangnya rasa percaya

diri dalam dirinya. Hilangnya percaya didi akan mendatangkan sempitnya

jiwa, lemahnya semangat belajar, keraguan dan rendah diri.

Cara mengatasi hilangnya rasa percaya diri seoran gpelajar antara lain:

1. Meminta pertolongan Allah dan Meminta Kepada-Nya.

2. Memperbanyak doa-doa untuk berlindung dari syetan.

3. Menyibukkan diri serta sungguh-sungguh dalam belajar sesuai dengan

rancangan dan program serta bertawakkal kepada Allah dengan tidak

membiarkan dirinya menjadi korban bisikan syetan.

4. Meminta bantuan oran-orang saleh untuk memberikan nasehat.

5. Mendorong kepercayaan pada diri sendiri serta berusaha mengulang

kembali nostalgia di masa belajarnya dahulu.

H. Problem Hubungan Yang Buruk Dengan Guru

Terkadang hubungan pelajar dengan guru menjadi buruk karena beraneka

ragam masalah. Situasi ini memuncak manakala pelajar tidak menghadiri

Page 46: Modul Bk Belajar

42

kegiatan belajar mengajar dan tidak mampu memahami pelajaran yang barang

kali karen perlakuan keras sang guru kepada pelajarnya.

Cara mengatasi masalah tersebut antara lain:

1. menghentikan dari memuncaknya perselisihan dan pertentangan antara

guru dan pelajar dengan dimulai dari pihak pelajar.

2. Pelajar menemui sendiri gurunya denganmeminta maaf bila ia bersalah.

3. Sebagian guru menjadi penengah yang baik untuk mendamaikan keduanya

4. Menjadikan wali murid sebgai perantara untuk menemui guru tersebut.

5. Untuk setiap kondisi, hendaknya pelajar meyakini benar bahwa guru

mempunyai kedudkukan yang lebih berharga secara simbolis.

I. Problem Ketidakseimbangan Antaqra Belajar Dengan Kewajiban-

Kewajiban lain

Terkadang pelajar mengemban beberapa kewajiban dan beban-beban lain

selain menghadiri materi pelajaran dan belajar. Dengan rancangan dan

pengaturan yang tidak baik menyebabkan beberapa kewajiban lain akan

mengalahkan kegiatan memperoleh ilmu dan belajar. Adapun cara mengatasi

masalah tesebut antara lain:

1. Disiplin penuh denganprogram sehari semalam serta disiplin dengan

rnacangan dan program yang telah dibuat.

2. Ketika ada kesalahan dalam rancangan dan program, hendaknya segera

mengetahuinya berdasarkan kefleksibelan yang terdapat di dalamnya serta

meminta bantuan sesama pelajar.

3. Tidak keberatan untuk beralasan meninggalkan hal-hal wajib bila hal itu

akan mengalahkan hal yang fardu.

4. Meminta bantuan dari guru-guru ketika butuh dari mereka untuk

memberikan nasihat yang tulus.

5. Hendaknya kembali kepada Allah.

Page 47: Modul Bk Belajar

43

BAB VIII

MENCONTEK DALAM UJIAN DAN PENGARUHNYA DALAM

PRESTASI BELAJAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM

KOMPETENSI:

1. Memahami berbagai fenomena mencontek dalam ujian;

2. Memahami pengaruh mencontek terhadap perkembangan prestasi

ilmiah;

3. Memahami hokum mencontek dalam islam;

4. Memahami metode islam dalam mengatasi problem mencontek

daalam ujian.

URAIAN MATERI:

Tampak mencontek banyak terjadi kerusakan baik di daratan atau lautan,

yang diantaranya berupa penipuan dengan berbagai bentuknya, seperti penipuan

dalam bidang perdagangan, perindustrian, politik dan bahkan dalam ujian.

Barangsiapa tidak menipu ia akan merasakan getahnya penipuan.

Pelanggaran mencontek dalam ujian termasuk dalam dosa besar yang

dilarang oleh syari’at. Mencontek termasuk kategori pengkhianatan kepercayaan,

penipuan, pembohongan dan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. Karena

tindakan mencontek ini ialah kebatilan yang terbungkus dalam bingkai kebenaran

atau mengajukan indormasi palsu dan menyesatkan yang tidak sesuai dengan

fakta atau dengan ungkapan lain, mencontek adalah bentuk kebalikan dari nasihat,

amanah dan transparansi.

Banyak sekali pembicaraan tentang bahasa kasus mencontek dalam ujian,

terutama setelah di sebagian kota besar terbentuk komplotan yang melegalkan

tindakan mencontek dengan kekuatan, teror dan penyerangan. Para pakar bidang

sosial, psikologi, pendidikan dan pengajaran telah mengkaji fenomena ini dari

sudut pandang mereka, namun belum dikaji lebih mendalam lagi, baik dari sudut

pandang ajaran islam maupun berdasarkan hukum-hukum dan asas-asas syari’at

islam. Juga belum dilibatkan di dalamnya para pakar agama, pemikiran dan

dakwah untuk berperan serta memerangi pelanggaran ini.

Seputar topik ini, akan dijelaskan tentang fenomena, sebab-sebab dan

beberapa bentuk pelanggaran mencontek. Juga akan dijelaskan pula tentang

pandangan metode islam dan hukum syari’at dalam mengatasinya.

A. Fenomena Moncontek Dalam Ujian

Kerusakan telah menjangkiti dunia pendidikan, diantaranya adalah

adanya fenomena mencontek dalam ujian. Bahkan, disana terdapat

sekelompok orang yang telah berani mengancam pengawas ujian untuk tidak

mengawasi para pelajar agar mereka leluasa mencontek. Terkadang di antara

sekelompok pelajar itu ada pula yang menyandera panitia ujian untuk

mencontek.

Problem mencontek termasuk dalam masalah yang membahayakan

bagi para pelajar, baik yang berprestasi maupun yang tidak berprestasi,

karena akan menghancurkan mentalitas utama, motif dan faktor pendorong

untuk berprestasi, sebagaimana pula mencontek akan menurunkan kualitas

Page 48: Modul Bk Belajar

44

belajar tersebut. Untuk itu, persoalan ini harus segera diatasi guna menjaga

wibawa ilmu, proses belajar, pakar ilmu, juga pencari ilmu.

Menyebarnya fenomena mencontek dalam ujian adalah disebabkan

oleh hal-hal berikut:

1. Kualitas keimanan para pelajar dan pengawas lemah, terutama lemahnya

kualitas introspeksi diri yang akan melindungi diri seseorang dari berbuat

kemungkaran, sebab adanya rasa takut kepada Allah SWT,

2. Akhlak yang buruk diantaranya khianat, zalim, melanggar hak, bohong

dan menipu.

3. Bodoh dan tidak tahu hukum syari’at yang berkenaan dengan hukum

mencontek.

4. Hilangnya suri tauladan.

5. Hukuman yang ringan bagi pelaku pelanggaran mencontek.

6. Kerusakan yang telah mewabah di masyarakat dengan beraneka ragam

bentuknya, khususnya dalam bidang politik.

7. Penguasa telah mempersempit gerak kelompok yang berjuang demi

menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dan menekan pemimpin-

pemimpin dakwah islam dalam melaksanakan kewajiban mereka.

8. Sebagian penguasa menyokong putra-putri mereka untuk mencontek,

bahkan sebagian mereka mencari sarana resmi atau tak resmi dalam

rangka membantu anaknya.

9. Merebaknya fenomena belajar privat serta nurani sebagian guru yang

telah mati dengan memfasilitasi contekan bagi para pelajar penerima

bimbingan privat.

10. Beberapa kebijakan dalam pendidikan yang telah rusak.

Sebab-sebab ini serta faktor yang lain telah memunculkan beberapa

fenomena mencontek dalam ujian, yakni dalam bentuk yang belum kita

perkirakan sebelumnya. Hingga sebagian para pelajar meyakini bahwa

problem mencontek adalah realitas yang bisa diterima. Sebagian pelajar

mengatakan “mengapa kalian menghalangi kami, sedangkan sebagian panitia

juga ada yang memberikan contekan. “Sebagian pelajar adapula yang

menghabiskan malam ujian mereka, hanya untuk mempersiapkan bahan

contekan atau mencari prasarana lain untuk mencontek, yan lebih

menakjubkan lagi dipergunakannya sarana modern untuk fasilitas mencontek

seperti telepon genggam, perlengkapan komputer berikut programnya.

B. Di Antara Bentuk Mencontek Pada Saat Ini Di Dalam Ujian

Telah disebutkan sebelumnya bahwa mencontek itu adalah

mengajukan kebatilan dalam bingkai kebenaran dimana seseorang pelajar

yang mencontek, memberikan kepada guru bentuk palsu dari pribadinya yang

menyatakan bahwa pelajar tersebut berprestasi. Ini terjadi karena ia mencuri

informasi dalam bentuk lembaran kertas yang ia dapatkan baik dari teman

ataupun pengawas yang kemudian ia pindahkan ke lembar jawaban soal

dengan menyatakan bahwa itu murni hasil pemikirannya.

Bentuk-bentuk pelanggaran mencontek, diantaranya:

Page 49: Modul Bk Belajar

45

1. Seseorang pelajar memindahkan informasi contekan pada kertas kecil

atau semisalnya.

2. Seorang pelajar memberi bantuan kepada temannya sebagian jawaban

dengan berbagai cara.

3. Seorang pengawas memberikan bantuan kepada para pelajar, baik dalam

bentuk membekali mereka buku maupun catatan agar memindahkan

jawaban dari sana atau dalam bentuk memberikan jawaban langsung untu

mereka, atau dengan cara membiarkan para pelajar saling bertukar

informasi satu sama lain.

4. Soal ujian yang telah bocor kepada sebagian pelajar, baik dengan cara

perantara maupun dengan cara lain.

5. Tindakan sekelompok orang dengan mengancam pengawas jika tidak

membiarkan para pelajar untuk mencontek.

Ada beberapa orang yang membenarkan pelanggaran mencontek,

contohnya sebagai berikut:

1. Sebagian pengawas yang memfasilitasi tindakan mencontek mengatakan

“Kami hendak membantu pelajar karena pelajar itu kewalahan”.

Perkataan ini salah, karena dalam hal itu ada dua kesalahan, yaitu

mengkhianati amanah dan kezaliman. Karena, mereka menjadikan

pelajar yang mencontek atau yang tidak belajar bisa mengumpuli pelajar

yang rajin dengan sewenang-wenang.

2. Sebagian penguasa mengatakan bahwa memberikan contekan adalah

bentuk bantuan dan kasih sayang pada para pelajar. Bahkan, mereka

pergi ke kantor pusat ujian untuk mencari orang yang mampu

menmbantu anak-anak mereka untuk mencontek. Perbuatan ini salah,

karena membantu dalam mengkhianati amanah dan menzalimi pelajar

yang mencontek.

3. Sebagian pelajar berkat, “Semua pelajar mencontek sedangkan saya

orang yang rajin. Bila saya tidak mencontek juga, mereka akan mengejar

peringkat nilai dan mengungguli saya. Untuk itu, saya juga harus

mencontek seperti mereka”. Pemahaman ini salah, maka bagi pelajar

yang beriman hendaknya tetap menempuh jalan yang benar sekalipun

banyak pelajar yang mencontek.

C. Pengeruh Mencontek Dalam Ujian Terhadaop Prestasi Ilmiah

Fenomena mencontek dalam ujian mempunyai pengaruh yang sangat

membahayakan dan menghancurkan proses keunggulan ilmiah, dimana

seorang pelajar pencontek akan mendapat nilai ujian yan bukan haknya.

Terkadang nilai palsu hasil ujian itu akan mengangkat pelajar pencontek

tersebut ke dalam jajaran pelajar berprestasi. Prestasi ini dianggap sebagai

prestasi palsu karena didapat dari hasil mencontek dan menjiplak, bukan

berdasarkan aturan-aturan dasar untuk berprestasi yang terdiri dari

kepandaian, kecerdasan, ketanggapan dan kerajinan berusaha. Selanjutnya

ketika pelajar mencontek ini keluar untuk mengerjakan perannya di

masyarakat, ia keluar selaku sosok pecundang yang lemah atau tidak mampu

menampilkan peran yang dinanti-nantikan, maka jadilah kiprahnya

berantakan dan banyak terjadi malapetaka, karena dipandang bahwa pelajar

Page 50: Modul Bk Belajar

46

itu tidak kompeten untuk mengerjakan peran ini. Kasus seperti banyak kita

amati terjadi dalam praktik sehari-hari.

Di samping itu, kita tahu bahwa pelajar yang berprestasi dari hasil

mencontek itu hanyalah mengenal norma-norma buruk yang menjadikan dia

bisa beradaptasi dengan iklim barunya, yakni berupa mengedepankan yang

selayaknya di akhir dan mengakhiri yang selayaknya di depan, maka jadilah

tolok ukur pelajar itu kacau.

Begitu juga perbuatan mencontek itu akan membawa pengaruh bagi

pelajar yang benar-benar beradaptasi, hal itu ketika mereka melihat hak-hak

mereka tersia-siakan di depan mata mereka, sedangkan mereka tidak mampu

mendapatkan khususnya bila ia tidak memiliki harta ataupun kekuasaan.

Semua ini bisa membunuh ambisi, semangat, dan motif pelajar berprestasi

tersebut serta akan timbul kedengkian dan kebencian mereka pada masyarakat

dan negara. Maka, timbullah barisan sakit hati yang amat menghancurkan

sebagai reaksi dari hal tadi, meskipun awalnya mereka adalah pelajar

berprestasi.

Pengaruh dari fenomena penipuan ini juga bisa kita temukan di

kehidupan masyarakat, dimana orang-orang bodoh, kalangan oportunis dan

yang berkepandaian sedang, banyak menempati beberapa posisi penting yang

mengatur urusan orang banyak, sedangkan orang yang lebih berkompeten

tidak menempati posisi-posisi tersebut. Akhirnya hasil akhir dari pekerjaan

mereka semata-mata kegagalan dalam mengaur urusan orang banyak, bahkan

mereka telah menyia-nyiakan hak-hak rakyat, sehingga menjadi terlambat

dalam memacu peradaban menuju kemajuan.

D. Hukum Mencontek Dalam Ujian Menurut Takaran Syariat Islam

Menipu dengan berbagai bentuknya diharamkan oleh syari’at islam,

karena akan merugikan hak-hak orang lain. Allah telah melarang kita untuk

melakukan hal itu, sebagaimana disebutkan dalam Al’Qur’an mlalui ucapan

Nabi Syu’aib kepada kaumnya yang artinya:

Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara

mereka, Syu’aib. Ia berkata,”Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak

ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti

yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan

dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan

timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi

sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika

betul-betul kamu orang yang beriman. (Al-A’raaf : 85)

Maka mengurangi takaran dan timbangan, termasuk dari macam-

macam penipuan di bidang perdagangan yang bisa mengakibatkan kerusakan

di muka bumi. Hukum ini bisa berlaku juga atas perbuatan mencontek. Begitu

juga banyak dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Al-hadits yang menjelaskan

tentang penipuan dalam kondisi-kondisi tertentu.

Para ahli fiqih telah bersepakat atas haramnya hukum menipu, karena

di dalamnya terdapat pengkhianatan terhadap suatu amanah, pembohongan,

Page 51: Modul Bk Belajar

47

tipu daya dan termasuk dosa-dosa besar yang hukumannya sangat keras

menurut pandangan syari’ah, mengenai penjelasannya sebagaimana berikut:

1. Seorang pelajar mencontek dianggap mengkhianati amanah ilmu, karena

ia mengajukan kepada guru suatu bentuk informasi yang menunjukkan

bahwa ia berhasil, sedangkan kenyataannya tidak. Pengkhianat macam

ini tentunya akan menjalankan pula gaya hidup seperti ini dalam

kehidupan nyatanya, sehingga ia akan mengkhianati tanah airnya.

Hukum ini juga berlaku untuk para pengawas dan pihak lain yang terlibat

di dalamnya ataupun pihak-pihak yang membantu memfasilitasi

perbuatan mencontek.

2. Seorang pelajar pencontek dianggap mengelabui dan menipu guru,

karena ia mencampurkan yang hak dengan yang batil dan memberikan

ketidak-jujuran ilmiah, seperti pedagang yang mampu menipu dengan

barang dagangannya dan penguasa yang menipu rakyat dengan

kebijakannya.

3. Seorang pelajar pencontek dianggap telah melanggar hak-hak pelajar lain

yang berprestasi yang selalu bersandar pada kemampuan diri mereka.

Untuk itu terkadang seorang pelajar yang mencontek nilainya mampu

mengungguli pelajar berprestasi yang dikenal amanah, jujur dan rajin.

4. Syeikh Abdul Hamid Kisy Rahimahullah berpendapat bahwasanya nilai

keberhasilan dan tugas jabatan yang semata-mata diperoleh oleh pelajar

yang mencontek dianggap haram hukumnya. Karena, pelajar itu mencuri

informasi dan mengaku-ngaku bahwa itu murni miliknya, meskipun ia

memperoleh ijazah yang memang sudah layak baginya, namun tetap saja

batil. Dan karena, apa yang yang ditegakkan atas dasar kebatilan, itu

termasuk hal yang batil.

E. Metode Islam Dalam Mengatasi Problem Mencontek Dalam Ujian

Pelanggaran mencontek dalam ujian dosanya sama besarnya dengan

tindakan kriminal yang lain seperti mencuri, menggelapkan uang, dan

pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. Adapun cara untuk mengurangi

kebiasaan ini antara lain:

1. Memberikan pelajarani islam kepada para pelajar sekaligus menyadarkan

bahwa Allah selalu mengawasinya serta memperkuat pedoaman agama

yang dimiliki.

2. Memberikan pelajaran akhlak kepada pelajar, guru dan semua pihak yang

terkait dalam proses belajar mengajar, seklaigus menyadarkan akan

pentingnya pentingnya amanah, transparansi, kejujuran, serta menjelaskan

haramnya perbuatan khianat, bohong serta menipu.

3. Menumbuhkan pada diri pelajar rasa percaya pada diri sendiri.

4. Menghapus pencekalan yang dikenakan pada para reformis, pada dai, para

penegak amar ma’ruf agar mereka mampu menjalankanperan mereka

dalam menyampaikan ajaran.

5. Memilih para pengawas yang memiliki jiwa amanah, mulia, dan berani

dalam menegakkan kebenaran.

6. Memberikan sanksi yang berat kepada para pelajar pencontek dan kepada

semua pihak yang berperan membantu dalam kegiatan mencontek.

Page 52: Modul Bk Belajar

48

7. Memberikan penerangan informasi melalui berbagaimedia serta

menyebarkan brosur-brosurkepada para pelajar menjelang ujina.

8. Mengadakan pemeriksaan yang ketat pada para pelajar ketika akan

memasuki bangku ujian.

9. Turut berperannya pemimpin-pemimpin agamadi tingkat nasional dalam

memberika arahan pada setiap individau.

10. Pemerintah menegakkan reformasi politik dimana tidak dibedakan antara

hukum menipu dalam pemerintahan dengan hukum mencontek dalam

ujian.

Islam sangat memperhatikan ilmu dan prestasi ilimiah serta memuji-

muji para pencari ilmu dan bahwasanya para malaikat akan membentangkan

sayap-sayapnya kepada pencari ilmu, karena sesuatu yang telah dilakukanya.

penyelenggaraan mencontek temasuk dari dosa besar yang ada

ketentuan hkumnya berdasarkan ajaran islam. Karean, perbuatan ini termasuk

menghiatnati amanah dan melanggar hak-hak orang lain dengan sewenang-

wenang.

Page 53: Modul Bk Belajar

49

BAB IX

BEBERAPA NASEHAT ISLAMI UNTUK GURU DAN PELAJAR

KOMPETENSI:

1. Memahami berbagai nasehat bagi guru dan murid dalam proses

belajar-mengajar;

2. Memahami do’a-do’a Nabi untuk pelajar dalam menghadapi ujian.

URAIAN MATERI:

A. Beberapa Nasihat Islami Untuk Para Guru

Guru adalah pemilik risalah yang luhur, karena ulama(ahli ilmu)

adalah pewaris para nabi serta kedudukan mereka di mata allah sangatlah

mulia karena mereka beramal dengan keikhlasan, ketekunan, dan kebaikan

serta demi mencari ridho Allah SWT. Adapun dalilnya dlam

alqur’an,”kataqkannlah,sesungguhnya shlatku, ibadahku, hidupku, dan matiku

hanyalah untuk Allah, tuhan semesta alam.”

Profesor ali mutawalli ali, seorrang tokoh di bidang pendidikan dan

pegnajaran juga termasuk pemimpin dakwah islam, telah mengaran buku

berjudul Wa Lil Mu’allimin’ Asyru’ Washaayaa (10 sepuluh nasihat guru).

Adapun beberpa nasihat ini adalah sebagai berikut.

1. Percayalah pada diri sendiri dan waspadalah dengan tugasmu karena

engkau adalah pewaris para nabi.

a. Adapun dalil mengenai nasihat ini dari alqur’anulkarim, Allh telah

berfirman,”nisacaya allah akan meninggikan orang-oarnag yang

beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahhuan

beberapa derajat. Dan allah maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan.” (al-maidah:11)

b. Rasulullah saw. Juga menjelaskan kedudukan ulama di mata allah

dalam sabda, “ keutamaan orang alim itu diatas orang ahli ibadah,

sperti keutamaan bulan diantara bintang-bintang. Sesungguhnya para

ulama itu adalah para pewaris nabi dan para nabi itu tidak

meawariskan dinar, juga tidak mewariskan dirham, tetapi mereka

mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambilnya maka ia telah

mendapat bagian yang banyak sekali”(HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

2. Perbaiki hubungan kamu dengan pihak sekolah. Ketahuilah, sesungguhnya

memperbaiki ahlak itu sebagian dari iman.

Allah yang maha mulia lgi m aha agung telah memrintahkan untuk

memperbaiki akhlak dalam segala sesuatu yang diantaranya berupa

perkataan yang baik, sebagaimana firman allah ,” serta ucapkanlah

kata-kata yang baik, kepada manusia.” (al baqarah:83)

3. Persiapkan dirimu menjadi sosok yang islami agar kamu menjadi tokoh

yang dai yang menadji panutuan dalam penampilan dan perkataan.

a. Diantara tanggung jawab seorang guru kepada tuhan-nya adalah

berdakwah di sela-sela pekerjaannya.

Page 54: Modul Bk Belajar

50

b. Rasulullah saw. Telah menjelaskan akan adanya balasan bagi orang

yang meremehkan urusan dakwah islam, mka nabi sawa. Bersabda,

“demi allah yang jiwaku berada dalam genggamannya, hendaknya

kalian menyruh pada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Karena

jika tidak, allah akan mepertentangkan hati kalian satu sama lain serta

allah akan melaknat kalian seperti halnya allah telah melaknat

mereka(orang-orang kafir bani israel)

4. Berpenampilanlah yang bagus dan bertutur kat yang sopan, sesungguhnya

allah itu indah dan mencintai keindahan.

Allah yang maha mulia lagi maha agung telah memrintahkan kita sebagai

umat islam untuk memperhatikan diri kita dan memperhatikan pula

nikmat-nikmat yang telah allah telah berikan kepada kita. Allah telah

berfirman,”hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap

(memasuki) masjid, makan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.

Sesungguuhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

(al-a’raf:31)

5. Tekuni dsidiplin ilmu dan frofesimu, ssesungguhnya allah mencintai

seseorang yang apabila mengerjakan sesuatu yang lantas ia

mengerjakannya dengan sempurna.

a. Allah telah menyertakan dalam firman-nya antara iman dan amalan

saleh yang ditekuni, adapun bunyi firman-nya,”sesungguhnya mereka

yang beriman dan beramal sale, tentulah kami tidak akan menyia-

nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan

baik.” (al-kahfi:30)

b. Rasulullah saw: juga menganjurkan umat beliau untuk

menyempurnakan suatu pekerjaan, karena itu beliau saw. Bersabda,”

allah mencintai seseorang yang apabila ia mengerjakan suatu

pekerjaan, maka ia mengerjakannya dengan sempurna.” (HR Bihaqi)

6. Perlakukan anak-anakmu dengan baik serta cetaklah pada lembaran

mereka yang masih putih dengan kepandaian dan perilaku yang baik

Dalil mengenai ini adalah firman allah,” maka disebabkan rahmat allahlah

kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap

keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekelilingmu...” (Ali Imran:159)

7. Jadilah engkau pemimpin, pemberi cinta, dan kasih sayang bagi seluruh

pelajar.

a. Allah yang maha mulaia lagi maha agung telah memerintahkan

seorang muslim agar mempunyai sifat penyayang serta patuh

mengikuti rasulullah saw. Sebagimana dalam firmannya,

“sesungguhnya rahmat allah amat dekat kepada orang-orang yang

bebuat baik.”(al a’raf:56)

b. Rasulullah saw: juga menganjurkan untuk menyayangi sesama

manusia dan bergaul dengan baik dengan mereka, maka nbi saw.

Bersabda, yang artinya,”siapa yang tidak menyayangi sesama manusia,

mka allah tidak akan menyayangi orang tersebut.” (muttafaqun alaih)

8. Biaskan untuk aktif pada kegiatan sekolah dengan baik dan niat yang

ikhlas.

Page 55: Modul Bk Belajar

51

Allah telah memerintahkan kita untuk kita ikhlas dalam bekerja,

sebagaimana di dlam firman-nya,”pdahal mereka tidak disuruh keculai

supaya menyembah allah dengan memurnikan ketaatan kepada-nya dalam

(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat

dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.”(al-

bayyinah:5)

9. Berdakwakanlah pada anak-anakmu agar orang yang nelihat padamu

kebesaran islam dan karunia iman.

Allah telah memrintahkan kaum muslimin unutk mengajak orang-orang

kepada kebaikan dan perdamaian diantara mereka. Allah telah

berfirman,”tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,

keculai bisikan-bisikan dair orang yang menyuruh (manusia) memberi

sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamian diantara

manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari

keridhaan allah,maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar”

(an-nisaa:114)

10. Seimbanglah antara bersikap lunak dan tegas dalam ujian, janganlah

terlalu lunak maka engkau akan lemah dan janganlah terlalu lunak maka

engkau akan lemah dan jang terlalu keras maka engkau kan

meghancurkan.

a. Dalil dari nasihat ini dai alqur’an dalam firman allah yang

berbunyi,”dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat

islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas

perbuatan kamu.” (al-baqarah)

Dari nasihat-nasihat tadi, maka hal tersebut akan mamppu

mengantarkan seorang guru untuk sampai pada tujuan-tujuan luhur dalam

menyampaikan ilmu sebagaimana hal tersebut juga akan mewujudkan pada

dakwah kepada jalan allah dengan hikah nasihat kebaikan, dan dengan

panutan.

Praktik dari semua itu bergantung pada beberapa konsep dasar yang

diantaranya terdiri dari kualitas keimanan,kuallitas akhlak, kualitas

perilaku,dan kualitas,teknik pendidikan. Masing-masing kualitas tersebut

memiliki metode pendidikan,program pelatihan dan praktik tersendiri.

B. Beberapa Nasihat Islami Untuk Penuntut Ilmu

Penuntut ilmu mempunyai kedudukan yang mulia di mata islam, allh

telah berfirman,” katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengethaui

denganorang yang tidak mengetahui?’ sesungguhnya orang yang berkallah

yang dapat menrima pelajran.” (az-zumar:9)

Para tokoh dibidang pendidikan dan pengajaran telah membuat

sekumpulan nasihat-nasihat bagi para penuntut ilmu, semuanya kami

ringkaskan sebagaiman berikut.

1. Bertakwalah kepada allah dan ikhlaskan niat, nisacaya allah akan

membuka pintu pemahaman kepadu dan akan mengajarkan padamau apa

yang belum kamu ketahui serta memprmudahkanmu menuju jalan prestasi.

Page 56: Modul Bk Belajar

52

2. Berakhlaklah dengan akhlak yang mulia. Diantaranya: cinta damai,

tawadhu, sabar, rajin, bersungguh-sungguh serta berjuang, karena semua

itu adalah diantara motif untuk paham, hafal, dan berprestasi.

3. Perbaiki hubunganmu dengan teman-temanmu dan hubunganmu dangn

para gurumu dalam rangka memperkuat ikatan cinta , persaudaraan, kerja

sama, serta rasa solidaritas. Allah yang maha memberkahi lagi maha

tinggi telah berfirman denan memrintahkan para hambanya agar

berpegangn dangan nilai kebajikan dalam segala hal.

4. Tentukan tergetmu, buatlah rancangn pada waktumu, aturlah waktu

beljarmu, karena semua ini akan mempersiapkannmu untuk belajar secara

produktif.

5. Tekkunlah belajar, pegunakan teknologi modern sebagai alat bantu guna

menjadi pelopor dan pemegang tonggak kepemimpinan.

Allah berfirman,”sesungguhnya allah beserta orang-orang yang bertkawa

dan orang-orang yang bertkwa dan orang-orang yang berbuat

kabaikan.”(an-nahl:128)

6. Bergegaslah utnuk selalu menghadiri pelajaran,karena ini adalah diantara

jalan menuju kesempurnaan dalam memahami, kecepatan dalam

mengingat, dan ketepatan dalam menjawab soal.

7. Berikan penyegaran pada jiwamu, perhatikan konndisi kesehatnmu, karena

ini adalah syarat untuk memprbaharui semangat demi menuju belajar yang

produktif.

8. Bersamalah dengan orang-orang yang saleh dan jauhilah berkawan

denganorang-orang yang fasik, karena membantumu unttuk taat dan takwa

kepada allah, juga membantumu untuk belajar.

9. Percayalah pada didimu sendiri, bertawakallah dan berlindunglah kepada

allah dari godaan setan, karenahati yang berdebar tidak baik dalam

mengatur alur pembicaraan dan tangn yang sedang gemetaran tidak akan

mengerti maksud si lawan bicara, serta akal yang sedang buyar tidak baik

untuk berpikir.

10. Kurangi rasa tkutmu pada ujian, pertajam semangatmu, bertawakkallah

kepada allah, perbanyak zikir kepada allah sekaligus berdoa, semuanya ini

merupakan di antara faktor kesuksesan dalam ujian.

Nasihat-nasihat ini melambangkan undang-undang islami bagi pelajar

agar berprestasi dlam ilmu dan amalanya. Selain itu, allah swt. Akan

memberikan pahala bagi pelajr yang berpedoman sesuai nasihat tadi, karena

karena kehidupan seorang pelajar muslim itu secara keseluruhannya adalah

ibadah.

C. Nasihat Mu’Adz Bin Jabal Kepada Pada Penuntut Ilmu

“pelajarilah suatu ilmu, sesungguhnya mempelajarinya adalah bentuk

adanya rasa takut kepada allah, mencari ilmu itu sebagai ibadah, mengulang-

ulangnya itu sebagi tasbih. Meneliti sebuah ilmu itu adlah jihad,

mengerjakannya kepada orang yang tidak tahu itu sebagai sedekah, serta

menyerahkan ilmu pada ahlinya itu merupakan bentuk pendekatan diri kepada

allah. Karena, ilmu itu adlah pedoman, penrang jalan bagi penghuni surga.

Ilmu itu akan berperan menjadi penerang dlam keributan, ilmu sebgai

temandlam pengembaraan, ilmu sebagi teman bicar dalam kesendirian, ilmu

Page 57: Modul Bk Belajar

53

sebagi petunjuk dlam kesenagan dan kesusahan, ilmu sebagai senjata ketika

mennghadapi musuh, ilmu sebagai penghias bagi para kekasih. Dengan ilmu,

allah akan mengangkat derajat suatu kaum dengan menjadikan mereka sebagi

para tokoh dan pemimpin yang dicatat sejarah merekadan di ikuti perbuatn

mereka mereka serta pendapat mereka dijadikan sebagi pedoman.

D. Beberapa Nasihat Untuk Pada Pelajar Ketika Ujian

Diantara bentuk kekuasaan allah yang maha mulia lagi maha agung

ialah diciptakannya manusia dlam keadaan tidak mampu melihat hal yang

gaib, maka hanya allahlah, satu-satunya zat yang maha mengetahui hal yang

gaib dan hal yang tmapak sert zat yang maha pemurahlagi maha maha

penyayang. Sesuatu yang gaib adlah bisa dirasakan dengan perasaan dan ia

merupakan sumber dari ketkutannya manusia. Nabi musa a.s. pernah

merasakan takut tatkala bersiaga untuk beradu kebolehan dengan tukang-

tukang sihir sert pernah juga mengalami rasa takut ketiak di kejar oleh fir’aun

dan bala tentaranya, maka allah berfirman,”janganlah kamu takut,

sesungguhnya kamulah yang paling unggul(menang).”(Thaahaa:68)

Penuntut ilmu juga merupakan sosok manusia yang merasakan takut

manghadapi ujian karena khawatir akan gagal, sekalipun ia telah banyak

belajar. Dan, sesuatu yang mampu mengurangi rasa takut ini adlah ketenangan

zkir kepada allah dan kepasrahan diri hanya kepadanya serta kerelaan

sepenuhnya pada takdir allah.

Kiat-kiat bagi penuntut ilmu ketika mengahadapi waktu ujian.

1. Waktu malam menjelang ujian

a. Mempelajari ulang tema-tema terpenting dan materi yang akan di

ujikan besok hari denga tenag sambil berkonsentrasi pada unsur-unsur

inti dari setiap tema tersebut.

b. Tidak begadang dengan alasan apapun, hendakanya hendaknya tidur

lebih awal setelah terlebih dahulu melaksanakan shalat sunnah dua

rakaat dengan niat untk memnuhi hajat.

2. Ketika pagi menjelang ujian

a. Bangun tidur sebelum waktu fajar, melaksanakan shalat thajjud,

kemudian shalat subuh berjamaah di mesjid ataupun shalat di rumah.

b. Shalat sunnah dua rakaat dalam rangka memnuhi hajat agar

memperoleh kemudahan dlam ujian, dilanjutkan dengan membaca

doa-doa dari nabi saw

c. Keluar dari rumah denga kaki kanan sambil membaca surah al-ikjlash,

surah al-falaq dan surah annas masing-masing tiga kali, sambil di

ulang.

3. Ketika waktu ujian

a. Melangkah masuk ke ruang ujian dengan mendahulukan kaki kanan,

sambil ber’a kepada allah agar di permudahkan urusannya dengan

membaca doa-doa dari nabi saw

b. Menerima lembaran jawaban denganmenggunakan tangan kanan,

selanjutnya mengisi keterangn yang diminta pada blanko dengan

sangat tenang, sambil berdo’a kepada allah agar diberi kesuksesan,

Page 58: Modul Bk Belajar

54

serta meminta perlindungan kepada allah dari goadaan setan yang

terkutuk.

c. Menerima lembaran soal dengan tangn kanan, selanjutnya memulai

jawaban dengan menyebut nama allah sebagai berikut.”dengan

menyebut nama allaah, akau bertawakkal kepadanya, ya tuhanku

lapangkanlah dadaku dan mufdahkanlah urusanku serta lepaskanlah

kekakuan dari lidahku agar mereka mengerti perkataanku.”

d. Membaca seluruh soal dengan sangat tenang, sambil memagi-bagi

jatah waktu untuk masing-masing soal yang dimulai dari menjawab

soal yang mudah kemudian yang agak mudah dan seterusnya.

e. Menjauhi mencontek ataupun membantu pelajar yang lain untuk

mencontek, karena akan menghapus berkah dan menyebabkan

kegagalan. Ingatlah sabda rasulullah saw yang artinya ,”barang siapa

yang menipu maka bukan dari golongan kami.”

f. Bila kamu mendapati kesulitan dalam menjawab sola, maka

berlindunglah kepada allah dari godaan setan yang terkutuk serta

berdo’alah kepada allah dengan doa dari nabi saw,”ya allah, tiada

kemudahan keculai sesuatu yang engkau jadikan muadah dan engakau

jadikan kesedihan itu sebagai hal yang mudah jika engkau

berkehendak.”

g. Bila lupa sesuatu yang telah dipelajari, mka tenanglah dan hendkanya

ia berdoa kepada allah agar ingat kepada pelajaran tersebut dan

hendaknya mengucapkan,”ya allah ingatkan aku pada apa yang aku

lupa.

h. Selesai mengisi jawaban soal ujian, hendaknya ia memeriksa kembali

jawabannya dengan teliti.

4. Ketika selesai ujian

a. Melipat lembaran soal dan tidak mendiskusikannya dengan seseorang,

serta tidak meceritakan apa yang telah ia selesaian pada seorangpun.

b. Ketika ia pulang kerumah, hendaknya selalu zikir kpd allah dengan

memuji dan mengagungkannya.

c. Ketika memasuki rumah, hendaknya menngucap,”ya allah,

sesungguhnya aku memohon kepadamu jalan masuk yang baik

danjalan keluar yang baik, dengan menyebut nama-mu kami masuk

dan denga namamu kami keluar serta kepada tuhan kami, kmai

bertawakkal(berserah diri) kemudian mengucapkan salam kepda

penghuni rumah.

d. Shalat zuhur atau ashar berdasarkan kondosi, selanjutnya tidur sejenak

untuk persiapan ujian hari berikutnya.

Apabila semua nasihat tersebut seizin allah maka akan mewujudkan

ketenangan, perasaan aman, ingatan yang tajam, jawaban yang tepat serta

kesuksesan. Karena, dalam nasihat-nasihat tersebut di padikan didlamnya

nilai-nilai keimanan dengan beberpa cara dan sarana pendidikan demi

memperoleh tujuan yang baik.

Page 59: Modul Bk Belajar

55

E. Doa-Doa Dari Nabi SAW. Untuk Belajar Mengahadapi Ujian

1. Ketika memulai mengulang pelajaran atau ketika keluar dari rumah untuk

mengikuti ujian kita mengucap,”dengan menyebut nama allah, ya tuhan

kami, hanya kepada engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada

engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada engkaulah kami

kembalai”(al-mumtahanah:4)

2. Ketika ada bisikan setan pada waktu belajar atau waktu ujian, kita

mengucapkan,”dan katakanlah, ya tuhanku aku berlindung kepada

engakau dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung(pula) kepada

engakau ya tuhanku, dari kedatangan mereka kepadakau.” (al-

mu’minun:97-98)

Page 60: Modul Bk Belajar

56

BAB X

EKSPERIMEN PENDIDIKAN KARAKTER

KOMPETENSI:

1. Memahami paradigma pendidikan karakter;

2. Memahami metode pendidikan karakter;

3. Memahami rancangan pendidikan karakter.

URAIAN MATERI:

A. Paradigma Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk “membentuk” kepribadian

seseorang melalui pendidika budi pekerti, yang hasilnya terlahat dalam

tindakan nyata seseorang , yaitu tingkah lakuyang baik, jujur, bertanggung

jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya.

Russel Williams mengilustrasikan bahwa karakter adalah ibarat “otot”

dimana “otot-otot” karakter akan menjadi lembek apabila tidak pernah diteliti,

dan akan kuat dan koko apabila sering dipakai. Seperti seorang binaragawan

yang terus menerus berlatih untuk membentuk ototnya, “otot-otot” karakter

juga akan terbentuk dengan praktik-praktiklatihan yang akhirnya akan menjadi

kebiasaan.

Ini berarti hakikat dasar pendidkan karakter adalah apa yang menjadi

potensi manusia harus dikembangkan.

1. Pendidkan Karakter Dalam Sejarah

Secara historis pendidikan karakter meupakan misi utama para nabi.

Muhammad Rasulullah sendiri awal tugasnya memiliki sesuatu pernyataan

yang unik, bahwa dirinya diutus untuk menyempurnakan karakter

(Akhlak). Hal ini mengindikasikan bahwa pembentukan karakter

merupakan kebutuhan utama bagi tumbuhnya cara beragama yang dapat

menciptakan peradaban.

Dimulai dari perintah membaca, karakter islam dibentuk. Kemudian

perlahan-lahan diingatkan untuk “bangun dari selimut”, menghayati

pegantian alam semesta, berkontemplasi pada malamhari, menghargai

sesuatu sesuai kodratnya, dan membersihkan perilaku.

Para filsuf islam sadari awal telah mengemukakan pentingnya

pendidikan karakter. Ibn Miskawaih menulis buku khusus seorang

manusia. Demikian pula dengan Al-Ghazali, Ibnu Sina dan lain-lain.

Karakterr dalah khazanah falsafat, dapat diletakkan sebagai bagian

dari etika. Ada beberapa teori etika yang ada dalam sejarah:

a. Socrates yang menyerukan pengenalan diri sebagai wal pembentukan

diri manusia adalh filsuf yang meyakini bahwa pengatahuan tentang

baik dan buruk adadalam diri manusia. Tugas guru atau filsuf adalah

membidaninya membantu mengeluarkan potensi baik buruk dari sang

murid.

b. Aristoteles, berpendapat bahwa etika merupakan suatu ketempilan

semata yang tidak ada kaitannya dengan potensi dasar. Kepribadian

Page 61: Modul Bk Belajar

57

merupakan hasil pelatihan dan pengajaran. Aristoteles kemudian

mengemukakan teori tentang moderasi (hadd al-wasath) yan

gmenyatakan bahwa moral yang baik sesungguhnya identik dengan

memilih segala sesuatu yang bersifat “tengah-tangah”. Artinya setiap

perbuatan pada dasarnya bersifat netral.suagtu tindakan dapat tersebut

jika di tempatkan pada posisi yang moderat (tidak berlebihan dan

tidfak berkekurangan). Kemudian aristoteles mengemukuakan tujuan

tindakan etis yaitu menuju kebahagiaan yang betrsipat

intelektual(eudominia).pada filsafat modern persoalan etika berada

dalam dua pendapat, yang bersifat rasional atau natural(fitri).

Descrates mislanya menganggap bahwa etika manusia itu bersifat

rasional, absolut dan universal( diakui, disepakati oleh semua

manusia).

c. Kant menganggap bahwa etika itu bersifat fitri. Etika bukan urusan

nalar murni. Bila etika merupakan hasil nalar murni, menurut kant,

etika itu bukan sesungguhnya. Disamping bakal beselisih satu sam lain

mengenai mana yang baik dan mana yang buruk, etika berdasarkan

pandangan rasional akan terjebak kedalam perhitungan utnung dan

rugi. Dengan kata lain, perbuatan etis dapt menguntungkan pelakunya,

tetapi dapat juga mangakibatkan kerugian baginya. Maka kant

merumuskan bahwa etika itu merupakan hasil dari “nalar praktis”,

yaitu telah tertanam pada diri manusia sebagai sebuah kewajiban

(imperatif kategoris) kebaikan adalah kecenderungan fitri dalam setiap

diri manusia.

d. Amin abdullah mencatat ada beberapa corak pemikiran islam

mengenai etika. Pertama, etika itu bersifat fitri. Artinya semua manusia

pada hakikatnya (apaun agamanya) memiliki pengetahuan fitri tentang

baik dan buruk.pemikiran ini dianut oleh sebagian besar pemikiran

islam, kecuali beberapa pemikir mutazila. Kedua moralitas islam

didasarkan kepada keadilan, yakni menempatkan segala sesuatu pada

porsinya.ketiga tindakan etis itu sekaligus dipercayai pada puncaknya

akan menghasilkan kebahagian pada pelakunya. Keempat tindakan etis

itu besifat rasional. Kelima etiak merupakan sebuah kewajiban.

2. Dua paradigma Pendidikan Karakter

Ada dua paradigma dasar pendidikan karakter.

a. Paradigma yang memandang pendidikan karakter dalam cakupan

pemahaman moral yang sifatnya lebih sempit (narrow scope to moral

aducation) pada paradigma ini disepakati telah adanya karakter tertentu

yang tinggal diberikan kepada peserta didik.

b. Paradigma ini memandang pendidikan karakter sebagai sebuah

padegogi, menempatkan individu yang pengembangan karakter.

Paradigma kedua memandang peserta didik sebagai agen tafsir,

penghayat, sekaligus pelaksana nilai melalui kebebasan yang

dimilikinya.

Pendidikan karakter yang dimaksudkan pada buku ini adalah

gabungan antara keduanya, yaitu menanamkan karakter tertentu sekligus

Page 62: Modul Bk Belajar

58

memberi benih agar peserta didik mampu menumbuhkan kaakter khasnya

pada saat menjalani kehidupan.

Melalui gabungan kedua paradigma ini, pendidikan karakter akan bisa

terlihat dan berhasil bila kemudian seseorang peserta didik tidak hanya

memahami pendidikan nilai sebagai sebuah benuk pengetahuan, namun

juga menjadikannya sebagai bagian dari hidup dan secara sadar hidup

berdasar pada nilai tersebut.

3. Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Ada beberapa prinsip dasar pendidika karakter.

a. Manusia adalah makhluk yan gdipengaruhi 2 aspek, pada dirinya

memiliki sumber kebenaran dan dari luar dirinya ada juga dorongan

atau kondisi yang mempengaruhi kesadaran.

Berkowitz (1998) membagi 2 aspek emosi yaitu selfcen-sorship

(kontrol internal) dan prosocial. Kontrol internal berkaitan dengan

adanya perasaan bersalah dan malu dimana kontrol ini akan mencegah

dari perilaku buruk dan selalu ada keinginan untuk memperbaiki

diri.sedangkan aspek prosocial adalah emosi yang timbul karena

melihat kesulitan atau penderitaan orang lain dan ini biasa disebut

dengan empati atau simpati.

Apabila seseorang hidup dengan kedua kedua aspek tersebut maka

manusia tersebut dikatakn hidup berdasarkan prinsip-prinsip moral

atau telah menjadimanusia yang cerah budi.

b. Karena menganggap bahwa perilaku yang dibimbing oleh nilai-nilai

utama sebagai bukti dari karakter, pendidikan karakter tidak meyakini

adanya pemisahan antar roh, jiwa dan badan. Hadist menyatakan

bahwa iman dibangun oleh peran serta roh, jiwa da badan. Yaitu

melalui penindakan, peyakinan, dan perkataan.

c. Pendidikan karakter mengutamakan munculnya kesadaran pribadi

peserta didik untuk secara ikhlas mengutamakan karakter positif.

d. Pendidikan karakter mengarahkan peserta didik untuk menjadi

manusia ulul ablab yang tidak hanya memilikikesadaran diri, tetapi

juga kesadaran untuk terus mengambangkan diri. Manusia semacam

ini adalah manusia yang mempunyai competence, compassion, dan

concense. Manusia yang memilikicompetence adalah manusia yang

unggul dan menghargai proses. Manusia yan g compassion adalah

manusia yang peduli dengan sesamanya dan manusia yang concense

adalah manusia yang sadar akan tujuan hidupnya.

e. Karakter seseorang ditentukan oleh apa yang dilakukannya

berdasarkan pilihan. Setiap keputusan yang diambil akan menetukan

kualitas seseorang di mata orang lain. Seorang individu dengan

karakter yang baik bisamengubah dunia secara perlahan.

B. Mengenali Metode Pendidikan Karakter

1. Metode-Metode Pendidikan Karakter

Secara umum, Ratma Megawangi menengarai perlunya penerapan

metode 4M dalam pendidikan karakter yaitu Mengetahui, Mencintai,

Menginginkan dan Mengerjakan kebaikan secara similtan dan

Page 63: Modul Bk Belajar

59

berkesinambungan. Metode ini menunjukkan bahwa karakter adalah

sesuatu yang dikerjakan secara sadar dan menyeluruh.

Doni A. Koesoema mengajukan lima metode pendidikankarakter yaitu

mengerjakan, ketaladanan, menentukan prioritas, praksis prioritas, dan

refleksi.

a. Mengajarkan. Pemahaman konseptiual tetap dibutuhkan sebgai bekal

konsep-konsep yang kemudian menjadi tujkan bagi perwujudan

karakkter tertentu. Mengajarkan karakter berarti memberika

pemahaman baru pada peserta didik tentang struktur nilai tertentu,

keutamaan dan maslahatnya.. Mengajarkan nilai memiliki 2 faedah

yaitu memberika pengetahuan konseptual baru dan pembanding atas

pengetahuan yang telah dimiliki.

b. Keteladanan, manusia lebih banyak belajar dari apa yang mereka lihat.

Ketaladanan menempati posisi yang sangat penting. Guru hendaknya

terlebih dahulu memiliki karakter yang akan diajarkan. Gur adalah

yang digugu dan ditiru, peserta didik akan meniru apa yang dilakaukan

gurunya ketimbang apa yan gdilaksanakan gurunya. Namun

keteladanan bukan hanya bersumber pada guru melainkan dari seluruh

manusia.

c. Menentuka prioritas, penentuan prioritas yang jelas harus ditentukan

agar proses evaluasi atas berhasi atau tidaknya pendidikan karakter

dapat lebih jelas. Oleh karena itu lembaga pendidikanmemiliki bebrapa

kewajiban. Pertama, nmenentuka tuntutan standar yang akan

ditawarkan pada peserta didik. Kedua, semua pribadi yang terlibat

dalam lembaga pendidikan harus memahami secara jernih apa nilai

yang ingin ditekankan dalam lembaga pendidika karakter. Ketiga, jka

ingin menetapkan prilaku standar yang menjadi ciri khas lembaga

maka karakter standar itu harus dipahami oleh anak didik, orang tua,

dan masyarakat.

d. Praksis prioritas, unsur lain yang sangat penting sewtelah penentuan

prioritas karakter adalah bukti dilaksanakannya prioritas karakter

tersebut. Lembaga pendidikan harus mampu membuat verifikasi sejauh

mana prioritas yang telah ditentukan telah dapat direalisasikan

dalamlingkup pendidikan melalui berbagai unsur yang ada dalam

lembaga pendidikan itu.

e. Refleksi, berarti dipantulkan ke dalam diri sendiri. Refleksi juga dapat

disebut sebgai proses bercermin, mematut-matutkanpada peristiwa

yang telah teralami.

Sementara itu pendagogi transformatif Iganiasian menrapkan lima

tahapan penting pendidikan karakter yan gharus ditemput yaitu:

a. Konteks, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang memberikan

perhatian dan pengenalan pada masing-masing peserta didik. Oleh

karena itu:

1) Pendidik harus mengenali dan memperhatikan pengertian-

pengertian yang dibawa oleh seorang peserta didik ketika memulai

proses belajar mengajar.

Page 64: Modul Bk Belajar

60

2) Pendidik pelu tahu kemampuan, pendapatm dan pemahaman yang

dimiliki oleh peserta didik.

3) Pengenalan dan pemahaman konteks nyata pada peserta didik akan

membantu pendidik untuk merumuskan tujuan,sasaran, metode,

dan sarana yang tepat bagi proses pembelajaran. Selain konteks

yang melatari peserta didik, pedagogi trasnformaf juga harus

menyediakan konteks blejar mengajar yang kondusif. Konteks

lingkungan sekolah harus penuh penghargaan, ras hormat, dan

pelayanan yang dilakukan oleh pserta didik-pendidik, antar peserta

didik, atau antar penyelenggara pendidikan. Pada pendidikan

karakter,suatu lembaga pendidikan memiliki syarat sebagi berikut

a) Tempat dimana orang-orang dipercaya, dihargai dan

diperhatikan

b) Tempat dimana kemampuan personal dikenali.

c) Tempat dimana konstribusi personal dihargai

d) Tempat dimana seseorang diperlakukan secara adil

e) Tempat dimana seseorang menemukan dukungan, dororngan,

dan kesempatan untuk menjadi manusia yang seutuhnya

b. Pengalaman, pengalaman yang dimaksud adalah mengenyam suatu hal

dalam batinyang mengandaikannya adanya fakta dan pengertian.

Pengalaman adalah merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

dimensi kognitif dan afektif.

c. Refleksi. Refleksi adalah pertimbagan-pertimbangan yang penuh

pemikiran tentang pengalaman atau ide-ide yang menjadikan orang

mampu untuk menangkap makna yang sebenarnya. Refleksi adalah

proses dimana kita mencari pengalaman pembelajaran kita. Refleksi

merupakan suatu proses

1) Untuk mengedepankan perolehan makna dalam pengalaman

manusiawi dengan pemahaman lebih baik mengenai kebenaran

yang telah dipelajari.

2) Untuk mengerti akan sumber perasaan dan reaksi yang dialami

seorang lewat apa yang dipelajari.

3) Untuk memperdalam pemahaman tentang implikasinya baik bagi

dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

4) Untuk mendapat pengertian personal akan kejadian-kejadian dan

ide-ide yang ada.

Manfaat refleksi adalah sebagai sebagai proses formatif dan

pembebasan. Refleksi akan membentuk kesadaran peseta didik,

termasuk kepercayaan, sistem nilai, sikap dan seluruh cara berfikir

mereka, sedemikian rupa sehingga merka dibawa maju untuk

melakukan suatu aksi dalamparadigma baru.

d. Aksi. Aksi didasarkan atas tujuan pendidikan yang tidak hanya

berkompeten dalam bidang ilmu, tapi juga dapat berbeda rasam hanya

kompeten dalam bidang ilmu, tapi juga dapat membela rasa, berbelas

kasih, dan menaruh perhatian kepada sesamanya. Aksi adalah upaya

untuk mengajari peserta didik dalam melakukan pilihan dari berbagai

Page 65: Modul Bk Belajar

61

sistem yang ada. Aksi disini berarti penentuan pilihan ayng merubah

cara pandang lama kecara pandang baru.

e. Evaluasi-evaluasi. Berarti student centered evaluation, evaluasi

dilakukan dalam konteks dan pengalaman peserta didik yang

melakukan tindakanatau aksi. Ada dua hal yang perlu dilakukan

besama antara peserta didik dan pendidik:

1) Berdiskusi tentang mutu dan kualitas hasil pekerjaan yang akan di

evaluasi.

2) Upaya untuk menunjukkan kepada peserta didik pekerjaan apa

yang dianggap baik.

Berdiskusi antara pendidik dan peserta didikdapat mengendalikan

beberapa hal antara lain:

1) Pendidik harus yakin bahwa peserta didik mengerti apa yang

dikerjakan.

2) Pendidik bersifat netral terhadap evaluasi yang dilakukan.

3) Pendidik mendorong peserta didik untuk mengerti apa yang kurang

dari pekerjaan tersebut.

Hasil yang ingin diraih dari proses evaluasi adalah peserta didik

mampu mengarti dngankesadarannya sendiri, terbih tentang posisi

dirinya terhadap tindakan yang dievaluasi.

2. Tujuh Kualitas Pendidikan Karakter

Ruswort kidder dalam how good people make tough choice (1995)

memberikan tujuh kualitas yang diperlukan dalam pendidikan karakter,

yaitu sevene’s (empowered,effective extended into the community,

embedded, engaged, epistemological, evaluative).

a. Empowered (pembayaran). Guru-guru harus diberdayakan untuk

mengajar pendidikan karakter.

b. Effective, proses pendidikan harus efective

c. Extended into the community, komunitas harus menolong sekolah

untuk memahami nilai-nilai yang penting lantas mendukung program

tersebut.

d. Embedded, integrasikan seluruh nilai pada seluruh rangkaian

kurikulum dan dan proses pembelajaran.

e. Engaged, buatlah kominitas terlibat dengan menyodorkan topik-topik

yanlima poin yang hg mereka rasa sangant penting.

f. Epistemological, hrus ada koherensi antara cara berpkir tentang makna

etik dengan upaya menolong siswa untuk mampu menerapkanya

secara betul.

g. Evaluative. Bagi kidder ada lima poin yang harus di wujudkan dalam

evaluasi manusia berkarakter diantaranya a

1) Kesadran etik

2) Kepercayaan diri untuk berpikir tentangdan membuat keputudan

etik

3) Kapasitas untuk menggunakan kepercayaan diri itu secara praktis

dalam kehidupan seseorang

4) Kapasitas untuk menggunkan pengalaman praktis itu dalam

komunitas

Page 66: Modul Bk Belajar

62

5) Kapasitas untuk menjadi agen perubahan untuk merealisasikan ide-

ide etik ini menciptakan dunia yang berbeda.

3. Pendidikan Karakter: Pendidikan Berbasis Komunitas

Berdasarkan uraian ihwal metode tersebut, jelas terlihatbahwa

penndidikan karakter mensyaratkan dukungan dari semua pihakusnur

pelaku pendidikan karakter tidak hanya peserta didik dan guru, melainkan

jufa melibatkan masyarakat (komunitas sekolah,dan komunitas di sekitar

peserta didik)

Salah satu dinamika dasar pendidikan adalah membiasakan manusia

muda mengadakan refleksi atas pengalaman hidup. Hanya setelah

pengalaman telah direnungkan secara mendalam baik arti maupun

konsekwensi dari penerimaan apa yang telah dipelajari, orang akan dapat

maju dengan bebas dan penuh keyakinan.

Refleksi merupakan tindakan kunci pada waktu dari pengalam ke

bertindak. Tanpa refleksi, hidup kaum muda akan beusaha menyesuaikan

diri dengan apa yang berlaku sekarang dan ini sama sekali bukan

pengambangan diri melainkan tenggelam dalam konformisme (sifat ikut-

ikutan).

Kutipan J Drost ini mengemukakan perlunya pendidikan integratif

yang tidak hanya dipikulkan pada lembaga sekolah. “........seluruh proses

pemuliaan adalah pembentukan moral manusia muda hanya mungkin

melalui intraksi informal antara dia dan lingkungan hidup manusia muda

itu. Jadi kesimpulan yang paling mendasar ialah bahwa lembga yang

pertama dan utama dalam pembentukan dan pendidikanadala keluarga....”.

Islam sejak mula menyadari bahwa pengembangan pribadi hanyalah

salah satu ikhtiar yang diperlengkapi dengan pengembangan masyarakat

yang menunjang pengambangan pribadi itu. Sayangnya kehidupan modern

memecah dua orientasi ini sehingga mengarahkan umat islam hanya

terfokus pada pengembangan diri dan menggunakan sistem sosial yang

berbeda. Kelamahan lain adalah munculnya konflik dan klaim kebenaran

yang didukung kekuasaan.

C. Rancangan Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an

Karakter adalah karasso, sebuah cetak biru atau pola; karakter dapat

juga di rujukkan pada konsep to mark (menandai), yaitu menendai tindakan

atau tingakah laku seseorang. Dalam definisi ini, pendidikan karakter

menyakini bahwa masing-masing orang memiliki cetak biru dlam dirinya

tentang kebaikan, cetak biru itu di kuatkan dan di wujudkan ke dalam realitas

(diafirmasi dan diaktualisasi) melalui pendidikan.

Stephen covey dalam the 7th habits of higly effective people memliki

rumusan yang menarik. Berkarakter berarti danggup bertindak proaktif, bukan

reaktif. Proaktif berarti “menggunakan peralatan dalam diri” (pilihan,

bertanggung jawab, kesadaran) untuk merujuk pada prinsip-prinsip kehidupan.

Pembentukan diri bagi covey tidaklah merujuk pada nilai (karakter nilai

bersifat relatif, mislanya bergantung pada agama) tetapi merujuk pada prinsip-

prinsip nilai yang bersifat universal (agama apapun yang meyakininya).

Prinsip-prinsip bukanlah nilai permanen dan bertahan lama. Prinsip-prinsip ini

Page 67: Modul Bk Belajar

63

merupakan bagian fitri dari kesadaran manusiawi, sepeti keadilan, integritas,

keujuran,martabat, pelayanan, kulitas, dan pertumbuhan.

1. Bagaiman Merancang Pendidikan Karakter?

Batasan karakter berada dalam eua wilayah. Ia di yakini ada sebagai

sifat fitri manusia, sementara pada sis lain ia di yakini harus “dibentuk”

melalui model pendidikan tertentu. Aristoteles meyakini bahwa individu

tidak lahir dengan kemampuan untuk mengerti dan menrapkan standar-

standar moral, dibutuhkan pelatihan yang berkesinambungan agar individu

menampakkan kebaikan moral.sementara socrates menyhakini bahwa ada

bayi moral dalam didi manisoa yang meminta untuk dilahirkan, tughas

pendidikan adlah membantu melahirkannya.

Hadis rasulullah menegaskan bahwa tugas kenabian muhammad

rasulullah adalah untik menyempurnakan akhlak. Ini berarti telah ada

benih akhlak pada masing-masing manusia, tinggal bagaimana lingkungan

pendidikan dapat mengoptimalakan benih-benih tersebut. Sejalan dengan

hadist yanglain yang menegaskan bahwa manusia dilahirkan dalam

keadaan fitri, bergantung pada bagaimana lingkungnnya yang akab

membentuk kefitrian itu dalam warna tertentu yang khas.

Merujuk pada teori-teory tersebut, pendidkan karakter kerdiri di

atas du pijakan. Pertama, keyakinan bahwa pada diri manusia telah

terdapat benih-benih karakter dan alat pertimbangan untuk menentukan

tindakan kebaikan. Namun seperti sebuah benih, ia belum nejdai apa-apa,

ia harus di bantu untuk ditumbuh-kembangkan. Kedua, pendidikan

berlangsung sabagai upaya pengenalan kembali sekaligus mengafirmasi

apa yang sudah dikenal dalam aktualitas tertentu. Metode aristoteles yang

menekankan pada pengulangan dapat menggunakan teknik kebidanan

socrates, yaitu dengan cara membangkitkan kesadaran peserta didik akan

pentingnya karakter yang akan dilatihkan.

Secara praktis dapat dirumuskan yang harus dikembangkan sebagai

model pendidikan karakter:

a. Menggunakan metode pembidanan Socrates untuk membangkitkan

kesadaran akan pentingnya karakter tertentu. Metode pembidanan

tidak bisa secara optimal dikerjakan karena membangkitkan kesadaran

individutidaklah mudah.

b. Pembiasaan, peserta didik dipancing untuk menyadari karakter tertentu

yang telah ditentukan baru kemudian dibiasakan dalam keseharian

dengan simultan.

Ada beberapa metode pendidikan yang tepat diterapkan, diantaranya

adalah metode dialog partisipatif yang mendorong siswa untuk kreatif,

kritis, mandiri dan trampil berkomunikasi dan metode eksperimensial yang

menggunakan cerita sebagai model pengambangan diri.

2. Karakter apa yang harus diajarkan?

Karakter yang harus diajarkan adalah karakter yang mempunyai nilai

permanen dan tahan lama, yang diyakini berlaku bagi semua manusia.

Covey, mengemukakan seejumlah prinsip nilai yang dianggap berlaku

bagi semua manusia yaitu keadilan, integritas, kejujuran, martabat,

Page 68: Modul Bk Belajar

64

pelayanan, kualitas, dan pertumbuhan yang kesemuanya didapatkan

melalui Al-Qur’an.

Prinsip dasar dari pendidikan karakter berbasis Al-Qur’an adalah

menunjukkan pengambangan karakter pada Al-Qur’an. Dasarnya adalah

bahwa Al-Qur’an merupakan akhlak Rasulullah. Jadi penghayatan dan

pengalaman yang dilakukan Rasulullah dalam hal akhlak menjadi syarat

dasa bagi penghayatan Al-Qur,an.

3. Bagaimana Menjadikan Al-Qur’an Sebagai Basis Pendidikan Karakter?

Prinsip metode, “pembinaan” dan “apirmasi dan aktualisasi” dijadikan

metode dasar bagi seluruh kegiatan pendidikan karakter. Secara teknis

urutan pendidikan karaktern berbasi Al-Quran dapat berlangsung dengan

urutan sebagai berikut:

Pengalaman pembelajaran

Refleksi

Aksi

evaluasi

4. Tahap Pertama: Pengalaman Pembelajaran Atau Pengenalan

pengalaman adalah suatu kegiatan yang melibatkan dimensi kognitif

dan afektif. Melalui pengalam perserta didik mengalami suatu tantang

terhadap pengetahuan yang sudah dimiliki dengn fakta, ide, dan masukan

baru dari pendidik. Melalui pengalaman, konteks yang dibawa peserta

didik dihadapkan pada suatu pengalaman baru.

Metode yang dapat dilakukan untuk membawa peserta didik pada

pengalaman dapat berupa aktivitas bersama, problem solving, aktivis

mandiri, dan peer-group learning.

Sebelum tahap pertama dilakukan, pengajar harus menentukan

terlebih dahulu ayat atau surat yang menjadi sumber prinsip nilai apa yang

hendak diajarkan.

5. Tahap Kedua: Refleksi

Refleksi adalah proses pencarian arti untuk pengalaman pembelajaran.

Refleksi merupakan suatu proses:

a. Untuk mengedepankan perolehan makna dan pengalaman manusiawi

dengan pengalaman lebih baik mengenai kebenaran yang telah

dipelajari..

b. Untuk mengerti akan sumber perasaan dan reaksi yang dialami

seseorang lewat apa yang dipelajari.

c. Untuk memperdalam pemahaman tentang implikasinya baikbagi

dirinya sendiri maupun orang lain.

Page 69: Modul Bk Belajar

65

d. Untuk mendapatkan pengertian personal akan kejadia-kejadian dan

ide-ide yang ada.

Manfaat refleksi yaitu sebgai prise formatif dan pembebasan. Pada

tahap refleksi ini peserta didik dapat menghasilkan kesimpulan seperti

prinsi-prinsip nilai yang telah dirancang olrh guru.

6. Tahap Ketiga: Aksi Atau Afirmasi

Aksi adalah upaya yang mengajari peserta didik dala melakukan

pilihan-pilihandari berbagai sistem nilai yang ada. Pada tahap ini, sistem

pembelajarandapat menerapkan proyek riyadhah. Pertama peserta didik

bersepakat denga poengajarnya untuk melakukan proyek riyadhah. Yang

kedua pengajar dan peserta didik menentukan standar penilaian apa yang

akan ditetapkan bagi proyek tersebut dan berapa waktu yang diperlukan.

Dan yang ketiga pengajar menetapkan bahwa peserta didik harus

menuliskan perkembangan pelaksanaanproyek tersebut.

7. Tahap Keempat: Evaluasi

Peserta didik dan pengajar melakukan evaluasi secara bersam-sama.

Evaluasi berarti student centered evaluation. Evaluasi dilakukan dalam

konteks dan pengalaman peserta didikyang melakukan tindakan atau aksi.

8. Apa Yang Harus Dilakukan Guru Dalam Pendidikan Karakter

a. Pendidik harus mengenali dan memperhatikan pengertian-pengertian

yang dibawa oleh seorang peserta didik ketika memulai proses belajar

mengajar.

b. Pendidik pelu tahu kemampuan, pendapatm dan pemahaman yang

dimiliki oleh peserta didik.

c. Pengenalan dan pemahaman konteks nyata pada peserta didik akan

membantu pendidik untuk merumuskan tujuan,sasaran, metode, dan

sarana yang tepat bagi proses pembelajaran.

Pengatahuan tentang psikologi perkembagang sebenarnya sudah

menjadi syarat bagi semua pengajat. Selain pemahaman tentang psikologi

yang dibutuhkan adalah kemampuan berkomunikasi secara tepat.

Pembelajaran karakter bukanlah pengajaran yang menjejali informasi

dari satu pihak, melainkan memproses informasi melalui dialog atau

melalui metode pendidikan tetentu. Karena syarat utama pendidika adalah

mengetahui dan telah mempraktekkan karakter yang hendak diajarkan

pada peserta didik. Hal utama kedua adalah pendidik harus menguasai

seluruh materi yang hendak diajarkan.

9. Apa yang harus dipesiapkan lembaga pendidikan untuk menerapkan

pendidikan karakter?

Lembaga bukanlah ruang hampa makna. Bagi pendidikan karakter

keseluruhan lembaga haruslah menjadi sumber teladan. Semua pihak yang

terlibat harus menampilkan diri sebagai teladan pelaksanaan nilai-nilai,

juga harus memberikan dorongan bagi seluruh proyek riyadhah..

Page 70: Modul Bk Belajar

66

DAFTAR PUSTAKA

Achsan Husairi. (2006) Modul Bimbingan Dan Konseling Untuk SMP/MTs.

Penerbit: Arya Duta.

Bambang Q-Anes dan Adang Hambali. (2008). Pendidikan Karakter Berbasis al-

Qur’an. Bandung: Penerbit Simbiosa Rekataama Media.

Husein Syhatah (2004). Penerjemah Abdul Hayyie al Kattani & Faishal Hakim

Halimi. Kiat Islami Meraih Prestasi. Penerbit: Gema Insani Press.

Jakarta.

Prayitno. dkk (1997). Seri pemandu Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Di

Sekolah. Buku III. Pelayanan Bimbingan Dan Konseling (SMU).

Penerbit: PT. Ikrar Mandiriabadi. Jakarta.

…………….. (2004) . Seri Layanan Konseling. Layanan L1 – L9. Penerbit:

Jurusan Bimbingan Dan Konseling Universitas Negeri Padang.