Upload
kun-coro-aji
View
286
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Modul D3 Komdat
1/83
Modul Praktikum D3
Komunikasi Data
COMPUTER AND COMMUNICATION LABORATORY | 2015
D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASITELKOM UNIVERSITY
7/24/2019 Modul D3 Komdat
2/83
1Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Koordinator AsistenLab
Gilar Dwitresna, CHt
Divisi Administrasi:
1. Fika Shalla
2. Yuanita Indah Putri
3. Latifah Hidayanti
Divisi Praktikum:
1. Antommy Fachrizal Arrafi
2. Avilia Destriani
3. Ratih Loviesta Nurbed
4. Faidil Hadi
5. Riyo Surya Putra
6. Suci Amelia
7. Husnul Himmah
Divisi Hardware:
1. Farizi Luzman
2. Luthfan Fikri Zul Fauzi
3. Hernanta Kusuma C
4. Dwi Alfiyanto
Divisi Riset:
1. Naufal Dzulfikar
2. Putri Annisa S
3. Arif Dwiyanto
4. Risang Suryadi Saputra
5. Ryan Danny
6. Satria Geusan
7. Vebby Riza Fransiska
8. Isna K Ijal
Pembina Lab
Ratna Mayasari, ST.,MT
SUSUNAN ORGANISASI :
LABORATORIUM COMPUTER AND COMMUNICATION
7/24/2019 Modul D3 Komdat
3/83
2Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
DAFTAR ISI
STRUKTUR ORGANISASI LAB CNC ..................................................................................... 1
MODUL 0 INSTALASI PROGRAM JARINGAN KOMPUTER .................................................. 3
MODUL 1 DNS SERVER (UBUNTU) & NTP SERVER (MIKROTIK) ........................................ 18
MODUL 2 DYNAMIC ROUTING .......................................................................................... 25
MODUL 3 VLAN TRUNKING PROTOKOL ............................................................................ 32
MODUL 4 IPV6................................................................................................................... 38
MODUL 5 NAT STATIC & DYNAMIC ................................................................................... 50
MODUL 6 MIKROTIK BANDWIDTH MANAGEMENT .......................................................... 55
MODUL 7 FRAME RELAY ................................................................................................... 65
MODUL 8 MPLS ................................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 82
7/24/2019 Modul D3 Komdat
4/83
3Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
MODUL 0
INSTALASI PROGRAM JARINGAN KOMPUTER
Tujuan Praktikum
Praktikan dapat mengetahui program dasar pada jaringan komputer
Praktikan dapat mengetahui cara kerja program tersebut
Praktikan dapat menginstall program tersebut
Pendahuluan
2.1 GNS 3
GNS 3 merupakan graphic network simulator yang memudahkan perencanaan topologi
jaringan & menjalankan simulator jaringan tersebut, GNS 3 memiliki GUI yang dirancang
untuk design & konfigurasi jaringan virtual secara mudah.
GNS 3 bisa diinstal pada desktop maupun laptop berbasis OS Windows, LINUX juga Mac
OS X, agar GNS 3 bisa melakukan simulasi secara akurat, GNS3 dilengkapi emulator yangbekerja pada jaringan sebenernya, seperti :
1. Dynamips : Emulator CISCO IOS yang paling terkenal.
2. VirtualBox : Bekerja pada desktop maupun system operasi server seperti Juniper
JunOS.
3. Qemu : Sebuah emulator generic berbasis open source yang bekerja pada
CISCO, Juniper juga MikroTik.
Meskipun GNS 3 hanya sebagai program komplemen, GNS 3 menyediakan tingkat simulasi
jaringan yang detil & baik bagi para Network Engineer, ataupun pelajar sertifikasi CISCO CCNA,
CCNP maupun Juniper JNCIA, JNCIS, JNCIP bahkan GNS 3 kompatibel dengan jaringan berbasis
Open Source.
Gambar 0.1. GUI GNS 3
7/24/2019 Modul D3 Komdat
5/83
4Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
2.2 Installasi GNS 3
Setelah memahami apa itu GNS 3, sekarang kita akan mencoba melakukan installasi GNS
3 pada computer yang memiliki OS yang berbeda-beda
2.2.1 OS Windows 7
a. Download file GNS 3 pada linkhttp://www,gns3.net/download
b. Perhatikan versi GSN 3 yang di download (32 bit/64 bit)
c. Simpan file hasil download pada folder manapun, lalu double klik
d. Saat welcome windows terbuka, klik NEXT
Gambar 0.2. GNS 3 Welcome Windows
e. Di License Agreement Windows, klik I Agree lalu lanjutkan
f. Di choose Start Menu Folder, lanjutkan dengan settingan defaultg. Di choose Component Windows, contreng SuperPutty v 1.4.0.4 Beta pada
daftar komponen yang akan diinstall
Gambar 0.3. Choose Component Windows
h. Klik next, lalu pilih folder dimana GNS 3 akan diinstallasi
i. Saat menginstall GNS 3, akan muncul windows penginstallan WinPcap
http://www%2Cgns3.net/downloadhttp://www%2Cgns3.net/download7/24/2019 Modul D3 Komdat
6/83
5Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Gambar 0.4. WinPcap Windows
j. Lanjutkan hingga installasi selesai, lanjutkan ke installasi WireShark
k. Di Choose Component Windows, tinggalkan settingan sesuai default
l. Contreng File Extensions pada Select Additional Tasks
Gambar 0.5. Wireshark Choose Component Windows
7/24/2019 Modul D3 Komdat
7/83
6Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
m. Dengan terinstallnya WinPcap &WireShark, maka selesailah penginstalla
GNS 3
Gambar 0.6. GNS 3 Completed Installation Windows
2.2.2 OS Linux Ubuntu
a. Untuk Ubuntu versi 11.0 kebawah buka Sypnatic Package Manager langkah-
langkahnya yaitu buka System Menu, lalu administration & Sypnatic Package
Manager
b. Untuk Ubuntu versi 11.0 keatas, buka Ubuntu software center yang bisa di
temukan di panel bagian kiti, lalu ketik keyword GNS 3 pada searcg box, maka
otomatis Ubuntu akan mendownload GNS 3 beserta semua dependencies,
setelah selesai langsung diinstall
Gambar 0.6. Ubuntu Software Center
c. Terkadang GNS 3 yang tersedia pada Ubuntu software center bukan versi
yang paling baru, maka kita bisa mendownload langsung dari
http://www.gns3.net/download,namun sebelum itu kita harus menginstall
semua dependencies, seperti pada option b namun dengan keyword Phython
qt 4
d. Setelah semua dependencies terinstall, download GNS 3 pada link diatas
(sebagai contoh kita mendownload GNS3-0.7.4-src.tar.gz) lalu klik kanan file
tersebut & pilih extract, maka akan muncul ikon GNS3-0.7.4-src
e. Setelah itu kita tinggal mendownload Dynamips yang kompatibel (untuk
contoh ini gunakan dynamips-0.2.8-RC3-community-x86-bin.) simpan file
tersebut dalam direktoro GNS3-0.7.4-src, namun sebelum digunakan, ubah
dulu permission Dynamips agar bisa melakukan execution klik kanan
dynamips-0.2.8-RC3-community-x86-bin, pilih properties lalu pilih tabpermissions ¢ang execute box
http://www.gns3.net/downloadhttp://www.gns3.net/download7/24/2019 Modul D3 Komdat
8/83
7Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Gambar 0.8 Dynamips Properties
2.2.3 MAC OS X
a. Download GNS 3 untuk MAC OS X dihttp://www.gns3.net/download setelah
selesai ,mendownload, klik DMG Package & akan muncul GNS3.APP, klik &
drag GNS3.APP ke application folder
Gambar 0.9. GNS 3 apps
b. Ubah settingan terminal GNS 3 menjadi iterms2
Gambar 0.10. GNS 3 terminal setting
http://www.gns3.net/downloadhttp://www.gns3.net/download7/24/2019 Modul D3 Komdat
9/83
8Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
c. Selanjutnya kita lihat pengaturan Dynamips, cukup tekan tombol test
setting agar dynamips menggunakan setting default
Gambar 0.11. Dynamips Setting
d. Lanjut ke bagian pengolahan IOS Image Router, setidaknya kita
membutuhkan satu IOS C1700, C2600, C2691, C3700 & C7200. Bila tidak
tersedia, silahkan cari image tersebut di :
http://software.cisco.com/download/navigation.html
7/24/2019 Modul D3 Komdat
10/83
9Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
2.3 Installasi MikroTik RouterOS
Dengan terinstall nya GNS 3 pada computer anda, maka computer siap mengemulasi
MikroTik router, agar emulasi tersebut lancer, kita juga harus menggunakan emulator yang paling
optimal, mari kita lihat perbandingan emulator yang tersedia di GNS 3.
Setelah kita melihat perbandinga emulator, maka kita akan menggunakan emulator Qemu
untuk Mikrotik ISO, lalu perlu di tekankan bahwa petunjuk installasi ini akan dilakukan oleh
computer berbasis windows 7.
Bagaimana cara installasinya?
1.Download file MikroTik ISOhttp://www.routeros.co.id/
2.Install file ISO menjadi image file
3.Jalankan image file tersebut dalam virtual machine (emulator Qemu)
4.Terakhir jalankan emulator tersebut dalam GNS 3
Point-point diatas merupakan gambaran besar untuk membuat virtualisasi MikroTik router,
sekarang akan dijelaskan secara terperinci bagaimana caranya
1. Setelah mendownload semua file ISO, pindahkan ISO file ke dalam GNS 3
menggunakan command di CMD
C:\Users\admin>cd C:\Program Files\GNS3
C:\Program Files\GNS3>
2. Jalankan command dibawah ini untuk membuat Image file dalam contoh ini dengan
nama mikrotik.img
C:\Program Files\GNS3>qemu-img.exe create f qcow2 mikrotik.img 256M
Hingga muncul informasi bahwa image file berhasil dibuat
Formatting mikrotik.img,fmt=qcow2 size=268435456 encryption=off cluster_size=0
3. Install file ISO dalam image yang baru dibuat, dalam contoh ini kita akan namai file
ISO dengan nama mikrotik.iso
C:\Program Files\GNS3>qemu.exe mikrotik.img boot d cdrom mikrotik .ISO
4. Windows Qemu akan menampilkan penginstalan mikrotik seperti saat kita
menggunakan cd-rom
http://www.routeros.co.id/http://www.routeros.co.id/http://www.routeros.co.id/http://www.routeros.co.id/7/24/2019 Modul D3 Komdat
11/83
10Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Gambar 0.12. Qemu Windows for Mikotik Instalation
5. Setelah penginstallan selesai (ditandai dengan restart nya RouterOS) tutup
windownya & coba booting lewat image tersebut
C:\Program Files\GNS3>qemu.exe mikrotik.img boot c
6. Terakhir, simpan MikroTik dalam Qemu guest di dalam GNS 3
Gambar 0.13. Mikrotik dalam GNS3
3.1 Cara Instal Software Packet Tracer
Dalam pelaksanaan praktikum Jaringan Komputer, kita akan melakukan beberapa simulasi.
Software yang kita gunakan untuk simulasi dalam praktikum jarkom salah satunya adalah Packet
Tracer. Berikut akan kami sampaikan cara mudah instalasi Packet Tracer (Cisco Packet Tracer
6.0.1 for windows), software bisa di download di internet atau bisa menghubungi ke lab CNC.
1. Buka file installer Cisco Packet Tracer 6.0.1 for windows
Gambar 0.14 Instalasi Packet Tracer
7/24/2019 Modul D3 Komdat
12/83
11Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
2. Selanjutnya akan muncul tampilan Welcome to the Cisco Packet Tracer 6.0.1 Setup
Wizard, selanjutnya klik next.
Gambar 0.15 Instalasi Packet Tracer
3. Akan muncul tampilan seperti gambar di bawah, klik accept the agreement lalu klik
next.
Gambar 0.16 Instalasi Packet Tracer
4. Selanjutnya akan muncul tampilan untuk memilih lokasi penyimpanan program,
selanjutnya klik next.
Gambar 0.17 Instalasi Packet Tracer
7/24/2019 Modul D3 Komdat
13/83
12Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
5. Selanjutnya adalah tampilan opsi pilih menu folder start, selanjutnya klik next.
Gambar 0.18 Instalasi Packet Tracer
6. Akan muncul tampilan select additional task, centang kolom Create Desktop
Ikon, lalu klik next.
Gambar 0.19 Instalasi Packet Tracer
7/24/2019 Modul D3 Komdat
14/83
13Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
7. Packet Tracer siap untuk proses instal, klik instal.
Gambar 0.20 Instalasi Packet Tracer
8. Selanjutnya tunggu sampai proses instalasi selesai.
Gambar 0.21 Instalasi Packet Tracer
9. Proses instalasi selesai, selanjutnya klik finish.
Gambar 0.22 Instalasi Packet Tracer
7/24/2019 Modul D3 Komdat
15/83
14Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
10.Packet Tracer Anda siap digunakan.
Gambar 0.23 Instalasi Packet Tracer
4.1 Installasi Ubuntu di VMWare
VMWare merupakan software untuk virtual machine (mesin virtual). Fungsinya adalah
untuk menjalankan banyak system operasi dalam satu perangkat keras dan untuk menjalankan
banyak aplikasi yang ditujukan untuk system operasi lainnya. Fungsi lainnya adalah untuk
mempelajari suatu system operasi baik ketika ada proses pembelajaran atau ketika proses
pengembangan system operasi.
Langkah-langkah install Ubuntu di VMWare:
1. Buka VMWare (jika belum ada bisa di download terlebih dahulu)
2. Create a New Virtual Machine
3. Pilih Custom, lalu next
4. Pastikan hardware compability : Workstation 10.0 lalu next
7/24/2019 Modul D3 Komdat
16/83
15Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
5. Pilih Installer disc Image file (iso) lalu browse iso yang ingin anda install
6. Berikan nama pada virtual machine yang mau anda install
7. Tentukan memory untuk virtual machine
7/24/2019 Modul D3 Komdat
17/83
16Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
8. Pilih tipe jaringan yang anda inginkan untuk virtual machine yang dibuat
9. Pilih create a new virtual disk lalu next
10.Masukkan size untuk virtual machine anda
7/24/2019 Modul D3 Komdat
18/83
17Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
11.Klik Finish dan tunggu proses intallasi selesai
7/24/2019 Modul D3 Komdat
19/83
18Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
MODUL 1
DNS Server (Ubuntu) & NTP Server (Mikrotik)
Tujuan Praktikum
Memahami konsep DNS Server&NTP server
Dapat melakukan instalasi DNS Server&NTP server
Pendahuluan
1. DNS Server
Domain Name System Server (DNS Server) adalah suatu metode untuk mengubah IP address
suatu computer ke dalam suatu domain (berbentuk alphabet), yang memudahkan kita untuk
mengingat suatu alamat computer tersebut. Bayangkan saja bila kita harus menghafal IP address
Google untuk membuka google, pastinya sangat sulit. Tetapi dengan adanya DNS ini kita hanya
cukup mengetikwww.google.com maka langsung muncul halaman google tanpa mengingat IP
addressnya.
2. NTP Server
Pengaturan waktu (jam/tanggal/bulan/tahun) pada Router Mikrotik mutlak diperlukan ketika
anda sudah implementasi rule-rule berdasarkan parameter waktu, dimana rule tersebut
dikonfigurasikan agar berjalan pada waktu tertentu. Misalnya scheduler.
Ketidak sesuaian waktu antara Router Mikrotik dengan keadaan nyata, akan mengakibatkan
rule tersebut tidak berjalan sesuai kebutuhan. Selain itu, pencatatan Log pada Router juga
terdapat informasi waktu kapan Log tersebut dibuat, sehingga akan membingungkan pembacaan
jika informasi waktu tidak sesuai dengan keadaan nyata. Oleh karena itu disediakanlah fitur NTP
Network Time Protocol atau lebih sering disebut dengan istilah NTP adalah sebuah mekanisme
atau protokol yang digunakan untuk melakukan sinkronisasi terhadap penunjuk waktu dalam
sebuah sistem komputer dan jaringan. Proses sinkronisasi ini dilakukan di dalam jalur komunikasi
data yang biasanya menggunakan protokol komunikasi TCP/IP. Sehingga proses ini sendiri dapat
dilihat sebagai proses komunikasi data biasa yang hanya melakukan pertukaran paket-paket data
saja.
NTP menggunakan port komunikasi UDP nomor 123. Protokol ini memang didesain untuk
dapat bekerja dengan baik meskipun media komunikasinya bervariasi, mulai dari yang waktu
latensinya tinggi hingga yang rendah, mulai dari media kabel sampai dengan media udara.
Protokol ini memungkinkan perangkat-perangkat komputer untuk tetap dapat melakukan
sinkronisasi waktu dengan sangat tepat dalam berbagai media tersebut. Biasanya dalam sebuah
http://www.google.com/http://www.google.com/7/24/2019 Modul D3 Komdat
20/83
19Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
jaringan, beberapa node dilengkapi dengan fasilitas NTP dengan tujuan untuk membentuk sebuah
subnet sinkronisasi. Node-node tersebut kemudian akan saling berkomunikasi dan ber
sinkronisasi menyamakan waktu yang direkam mereka. Meskipun ada beberapa node yang akan
menjadi master (primary server), protokol NTP tidak membutuhkan mekanisme pemilihan
tersebut.
PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Konfigurasi DNS Server
1.1. Setting IP Static
1. Lakukan perubahan / edit file pada file interfaces, lakukan perintah:
# nano /etc/network/interfaces
auto lo
iface lo inet loopback
auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.1.2
7/24/2019 Modul D3 Komdat
21/83
20Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
1.3. Hostname
Hostname digunakan untuk penamaan pada setiap computer dalam suatu jaringan.
Hostname memudahkan kita dalam membedakan setiap computer didalam suatu
jaringan. Secara default, hostname yang diberikan adalah Ubuntu. Namun
hostname ini dapat dirubah, tanpa install ulang. Berikut cara untuk mengganti
hostname :
1. #nano /etc/hosts
2. #nano /etc/hostname
7/24/2019 Modul D3 Komdat
22/83
21Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
1.4. Instalasi DNS server menggunakan bind9
Bind9 (Berkeley Internet Name Domain versi 9) adalah salah satu aplikasi untuk
membuat dns server di debian. Bind9 ini cukup mudah dari segi konfigurasi bagi pemula
yang ingin membuat dns server. Unutk installasi bind9 lakukan perintah :
root@praktikum : #apt-get install bind9 dnsutils
1.5. Konfigurasi Bind9
Ada 3 file penting dalam membuat dns server :
1. /etc/bind/named.conf.default-zones
2. File forward
1. Membuat Zona/domain
Bagian ini adalah hal terpenting dalam membuat dns server. Disini kita dapat
membuat nama domain. Lakukan perintah berikut :
root@praktikum : # nano /etc/bind/named.conf.default-zones
edit seperti pada gambar. Disini kita membuat domain praktikum.com.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
23/83
22Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
2. Membuat File Forward
root@praktikum:# cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.praktikum.com
root@praktikum:# nano /etc/bind/db.praktikum.com
edit konfigurasi menjadi seperti pada gambar :
1.6. Restart Bind 9
root@praktikum : #service bind9 restart
1.7. Pengujian DNS Server
root@praktikum : #nslookup praktikum.com
root@praktikum : #nslookup www.praktikum.com
root@praktikum : #nslookup mail.praktikum.com
Jika sudah muncul seperti diatas maka DNS berhasil dibuat. Pengujian selanjutnya bisa
langsung ping ke alamat dns tersebut. Contoh #pingwww.praktikum.com
http://www.praktikum.com/http://www.praktikum.com/http://www.praktikum.com/http://www.praktikum.com/7/24/2019 Modul D3 Komdat
24/83
23Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
1. Setting NTP Server pada Mikrotik
Berikut langkah langkah pembuatan NTP Server pada Mikrotik :
1. Siapkan 2 buah mikrotik, 1 buah mikrotik sebagai server, dan satu buah mikrotik sebagai
client.
2. Masuk winbox
3. Pertama kita setting Mikrotik sebagai NTP Client (Mikrotik sudah terhubung dengan
internet). Buka menu System SNTP Client. Setelah terbuka, beri centang pada
bagian Enabled, lalu isikan alamat 0.id.pool.ntp.org pada Primary NTP
Server dan 1.id.pool.ntp.orgpadaSecondary NTP Server. Jika sudah klik OK. Lihat gambar
dibawah ini untuk lebih jelasnya
4. Langkah selanjutnya adalah mengatur zona waktu agar mengarah ke Indonesia. Caranya
dengan mengakses menu System Clock, lalu ganti Time Zone Name nya
menjadi Asia/Jakarta. Jika sudah klik OK.
5. Sekarang kita akan mensetting NTP server pada mikrotik. Buka menu System SNTP
Server. Setelah terbuka, beri centang pada bagian Enabled dan Broadcast. Dan isikan
Broadcast Address pada interface yang akan didistribusikan NTP ( exp : 172.168.1.255
karena ip address 172.168.1.0/24)
7/24/2019 Modul D3 Komdat
25/83
24Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
7/24/2019 Modul D3 Komdat
26/83
25Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
MODUL 2
DYNAMIC ROUTING
Tujuan Praktikum
Mampu memahami konsep routing dinamik
Dapat menggunakan routing dinamik pada router
Dapat menggunakan Routing Protokol EIGRP dan BGP
Pendahuluan
Dynamic Routing merupakan mekanisme Routing dimana table routing berubah secara
dinamik mengikuti kondisi suatu jaringan. Berbeda dengan Static Routing yang biasa digunakan
untuk jaringan dengan skala yang kecil Dynamic Routing digunakan pada jaringan yang berskalabesar. Pada Dynamic Routing terbagi menjadi 2 Routing Protocol, Distance Vector, dan Link
State.
Gambar 2.1 Perbandingan Distance Vector dan Link State Protocol
Gambar 2.2 Contoh Routing Distance Vector dan Link State
7/24/2019 Modul D3 Komdat
27/83
26Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
2.1 EIGRP
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) atau sering disebut sebagai
proprietary protocol pada CISCO, adalah routing protocol yang hanya diadopsi oleh
router cisco. Oleh karena itu, EIGRP hanya bisa digunakan oleh sesama router cisco saja,
dan tidak didukung oleh jenis router lain. EIGRP sering juga disebut sebagai hybrid-
distance-vector routing protocol, karena cara kerjanya menggunakan dua tipe routing
protocol yaitu Distance vector protocol dan Link State Protocol. Maksudnya, EIGRP
sebenarnya merupakan Distance Vector protocol, tetapi prinsip kerjanya menggunakan
links-states protocol, yaitu dengan mengirimkan semacam hello packet.
EIGRP memiliki sistem pembangunan routing protocol dengan membuat sebuah
algoritma yang digunakan untuk mengkalkulasi dan membangun sebuah routing table.
Algoritma tersebut disebut DUAL. DUAL digunakan untuk memastikan jalur untuk sebuah
network dengan diawali oleh DUAL mengirim query packet kepada network yang
bersebrangan, maupun kepada router yang langsung terkoneksi dengannya. Selama
mengirimkan query packet, setiap router akan melanjutkan untuk meneruskan query
packet tersebut sampai sebuah router akan mengirimkan sebuah replay packet sebagai
informasi bagaimana caranya untuk menuju ke sebuah jaringan tertentu. Dari replay
packet yang diterima oleh router yang mengirimkan query packet, DUAL mengkalkulasi
menggunakan delay, bandwidth, dan faktor-faktor lain untuk menentukan mana
successor dan mana feasible successor. Successor akan menjadi jalur yang utama, yang
paling dekat, dan paling efisien untuk menuju ke sebuah network yang dapat dijangkau
oleh DUAL. Sedangkan Feasible successor adalah jalur cadangan yang digunakan ketika
router tidak memilih jalur successornya. Tetapi penentuan feasible successor tidak harus
dilakukan.
Beberapa keunggulan EIGRP:
1. Satu-satunya protokol routing yang menggunakan route backup. Selain
memaintain tabel routing terbaik, EIGRP juga menyimpan backup terbaik untuk
setiap route sehingga setiap kali terjadi kegagalan pada jalur utama, maka EIGRP
menawarkan jalur alternatif tanpa menunggu waktu convergence.
2. Mudah dikonfigurasi
3. Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state
4. Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain-lain)
7/24/2019 Modul D3 Komdat
28/83
27Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Setting EIGRP
Router(config)#router eigrp
Router(config)#net
Prosedur Praktikum
1. EIGRP
Setting EIGRP
Router0
Router#configure terminal
Router(config)#router eigrp 100
Router(config-router)#network 192.168.10.0Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#network 192.168.50.0
Router1
Router#configure terminal
Router(config)#router eigrp 100
Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#network 192.168.40.0
7/24/2019 Modul D3 Komdat
29/83
28Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Router2
Router#configure terminal
Router(config)#router eigrp 100
Router(config-router)#network 192.168.40.0
Router(config-router)#network 192.168.60.0
Router(config-router)#network 192.168.70.0
Router3
Router#configure terminal
Router(config)#router eigrp 100
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#network 192.168.50.0
Router(config-router)#network 192.168.60.0
7/24/2019 Modul D3 Komdat
30/83
29Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
2.2 Border Gateway Protokol
Border Gateway Protocol (BGP)adalah salah satu jenis routing protocol yang
berfungsi untuk mempertukarkan informasi antar Autonomous System (AS). BGP
merupakan protocol routing yang memanfaatkan protokol TCP untuk pertukaran
informasi antar router. Dengan protocol TCP ini BGP tidak perlu lagi menggunakan
protocol lain untuk menangani fragmentasi, retransmisi, acknowledgement dan
sequencing. Routing protocol BGP berdasarkan fungsi, lokasi dan kebutuhannya
dibedakan menjadi dua bagian yaitu iBGP dan eBGP.
1. iBGP (Internal BGP)
Internal BGP adalah hubungan antara dua router yang berada dalam
satu hak administrasi atau memiliki satu autonomous system (AS) yang
sama.
2. eBGP (External BGP)
External BGPmerupakan hubungan antara dua router atau lebih yang
memiliki autonomous system (AS) berbeda serta administrasi yang berbeda
pula.
Gambar 2.1 Ilustrasi BGP
Autonomous System adalah sebuah koleksi end-system routersyang di bawah
kendali sebuah manajemen atau authority tunggal. Analogi Autonomous System
atau sering disingkat AS adalah bagaikan sebuah perusahaan tempat Anda bekerja.
Sebuah perusahaan memiliki peraturannya sendiri, memiliki struktur organisasi
sendiri, memiliki produknya sendiri, memiliki gayanya sendiri dalam berbisnis dan
memiliki privasinya sendiri.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
31/83
30Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Prosedur Praktikum
2. eBGP
buatlah topologi berikut:
Setting Interface Router (Lakukan di setiap Router)
Router0
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 10.11.12.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 11.0.0.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shutdown
Setting Routing Protocol BGP
Router0
Router(config)#router bgp 10
Router(config-router)#network 10.11.12.0 mask 255.255.255.0
Router(config-router)#neighbor 200.200.200.2 remote-as 20
Router1
Router(config)#router bgp 20
Router(config-router)#network 192.168.20.0
Router(config-router)#neighbor 200.200.200.1 remote-as 10
Router(config-router)#neighbor 195.195.195.1 remote-as 30
7/24/2019 Modul D3 Komdat
32/83
31Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Router2
Router(config)#router bgp 30
Router(config-router)#network 192.168.30.0
Router(config-router)#neighbor 195.195.195.2 remote-as 20
7/24/2019 Modul D3 Komdat
33/83
32Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
MODUL 3
VLAN TRUNKING PROTOCOL
Tujuan Praktikum
Memahami Konsep VLAN Dapat membangun jaringan VLAN sederhana
Dapat menggunakan VTP untuk membangun jaringan VLAN
Pendahuluan
Salah satu masalah yang dihadapi oleh LAN (tradisional) adalah tidak adanya
mekanisme pengaturan yang fleksibel. Administrator akan sulit mengelompokkan
masing-masing host berdasarkan kategori tertentu. Seperti mengelompokkan
beberapa host berdasarkan kelompok kerja, departemen, apalagi jika ukuran LAN
sudah cukup besar, misalkan sebesar kampus atau lebih besar lagi. Dimana masing-
masing host berada ditempat yang cukup jauh. Akan sulit membuat kelompok
berdasarkan kategori tertentu jika lokasi host terpencar atau bejauhan.
Untuk mengatasi hal tersebut, kita dapat membuat VLAN atau virtual LAN.
Dengan VLAN kita dapat mengelompokkan beberapa host yang berada di beberapa
gedung menjadi beberapa kelompok, misal kelompok dosen, kelompok mahasiswa,
kelompok administrasi, dll.
Gambar 3.1. VLAN
7/24/2019 Modul D3 Komdat
34/83
33Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
3.1 Keanggotaan Vlan
Keanggotaan VLAN ada 2, yaitu:
Static VLAN
Static VLAN merupakan tipe VLAN yang paling umum dan paling aman. Setiap
anggota dari suatu VLAN ditentukan berdasarkan nomor port switch.
Keanggotaan akan tetap selamanya seperti itu selama belum diubah oleh network
administrator.
Dynamic VLAN
Pada dynamic VLAN, keanggotaan akan ditentukan secara otomatis menggunakan
software yang diinstal menggunakan server pusat, yang disebut VLAN
Membership Policy Server (VMPS). Contoh software-nya adalah Cisco Works
2000. Dengan menggunakan VMPS, kita dapat menentukan anggota VLAN
berdasarkan mac address, protocol, dan aplikasi untuk membentuk dynamic
VLAN.
3.2 LINK VLAN
Link pada VLAN ada 2, yaitu:
Access Link
Access Link merupakan tipe link yang umum dan dimiliki oleh hampir semua jenis
switch VLAN. Access Link lazimnya digunakan untuk menghubungkan komputer
dan switch. Access link tidak lain merupakan port switch yang sudah
terkonfigurasi. Selama proses transfer data, switch akan membuang informasi
tentang VLAN. Anggota suatu VLAN tidak bisa berkomunikasi dengan VLAN yang
lain, kecuali dihubungkan dengan router. Access Link hanya mendukung teknologi
Ethernet biasa (10Mbps) dan Fast Ethernet (100Mbps).
Trunk Link
Trunk Link digunakan untuk menghubungkan switch dengan switch yang lain,
switch dengan router, atau switch dengan server. Jadi, port telah dikonfigurasi
untuk dilalui berbagai VLAN (tidak hanya sebuah VLAN). Trunk Link hanya
mendukun teknologi Fast Ethernet (100Mbps) dan Gigabit Ethernet (1000Mbps).
7/24/2019 Modul D3 Komdat
35/83
34Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
3.3 VTP (VLAN Trunk Protocol)
VTP merupakan protokol yang memungkinkan switch-switch yang terhubung saling
bertukar informasi. VTP memudahkan proses konfigurasi secara otomatis antar sesama
switch. Bayangkan, jika sebuah network memiliki puluhan switch yang saling terhubung.
Setiap switch menggunakan minimal sebuah port yang ditempatkan pada satu VLAN.
Tanpa VTP, kita harus login satu per satu ke semua switch dan melakukan konfigurasi
yang sama untuk membentuk sebuah VLAN. Dengan VTP, kita cukup membuat satu VLAN
dengan hanya melakukan konfigurasi pada salah satu switch. Sedangkan keempat switch
lainyya akan secara otomatis membuat VLAN yang sama. Hal ini dapat meminimalkan
miskonfigurasi dan ketidakkonsistenan konfigurasi yang dapat menyebabkan masalah,
seperti duplikasi penamaan VLAN atau kesalahan pengesetantipe VLAN.
Agar fitur VTP dapat dimanfaatkan maka kita harus menentukan mode salah satu switch
menjadi Server Mode. Sedangkan switch lainnya harus di set menjadi Client Mode. Ada tiga
mode VTP, yaitu :
Server Mode
VTP server mode mempunyai kontrol penuh atas pembuatan VLAN atau pengubahan
domain mereka. Semua informasi VTP disebarkan ke switch lainnya yang terdapat dalam
domain tersebut, sementara semua informasi VTP yang diterima disinkronisasikan dengan
switch lain. Secara default, switch berada dalam mode VTP server. Perlu dicatat bahwa
setiap VTP domain paling sedikit harus mempunya satu server sehingga VLAN dapat dibuat,
dimodifikasi, atau dihapus, dan juga agar informasi VLAN dapat disebarkan.
Client Mode
VTP client mode tidak memperbolehkan administrator untuk membuat, mengubah, atau
menghapus VLAN manapun. Pada waktu menggunakan mode client mereka mendengarkan
penyebaran VTP dari switch yang lain dan kemudian memodifkasi konfigurasi VLAN mereka.
Oleh karena itu, ini merupakan mode mendengar yang pasif. Informasi VTP yang diterima
diteruskan ke switch tetangganya dalam domain tersebut.
http://omenknetworking.blogspot.com/2009/05/vlan-port.htmlhttp://omenknetworking.blogspot.com/2009/05/vlan-port.html7/24/2019 Modul D3 Komdat
36/83
35Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Transparent Mode
Switch dalam transparent mode tidak berpartisipasi dalam VTP. Pada waktu dalam mode
transparent, switch tidak menyebarkan konfigurasi VLAN-nya sendiri, dan switch tidak
mensinkronisasi database VLAN-nya dengan advertisement yang diterima. Pada waktu
VLAN ditambah, dihapus, atau diubah pada switch yang berjalan dalam mode transparent,
perubahan tersebut hanya bersifat lokal ke switch itu sendiri, dan tidak disebarkan ke swith
lainnya dalam domain tersebut.
Syarat fitur VTP berfungsi :
1. Switch-switch harus memiliki VTP domain name yang sama.
2. Menggunakan Trunk ISL atau 802.1q
3. Jika konfigurasi dilakukan pada beberapa switch, maka switch-switch tersebut harus
memiliki password yang sama.
Prosedur Praktikum
3. VLAN
buatlah topologi berikut :
Setting Interface Switch
Switch1
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 10
7/24/2019 Modul D3 Komdat
37/83
36Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 20
Switch(config-if)#exit
Switch2
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 10
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/4
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20% Access VLAN does not exist. Creating vlan 20
Switch(config-if)#exit
Switch3
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exitSwitch(config)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 10
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
% Access VLAN does not exist. Creating vlan 20
Switch(config-if)#exit
7/24/2019 Modul D3 Komdat
38/83
37Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Prosedur Praktikum
4. VTP
buatlah topologi berikut
Setting Interface Switch
server
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#vtp mode server
Switch(config)#vtp domain cnc
Switch(config)#vtp pass telkomuniversity
client
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode trunkSwitch(config-if)#exit
Switch(config)#vtp mode server
Switch(config)#vtp domain cnc
Switch(config)#vtp pass telkomuniversity
transparent
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1Switch(config-if)#switchport mode trunk
7/24/2019 Modul D3 Komdat
39/83
38Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#vtp mode server
Switch(config)#vtp domain cnc
Switch(config)#vtp pass telkomuniversity
Setting vlan
server
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#name jarkom
Switch(config)#vlan 20
Switch(config-vlan)#name komdat
Switch(config)#vlan 30
Switch(config-vlan)#name jarkomdat
Setting Interface Switch
server
Switch(config)#int fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config)#int fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
client
Switch(config)#int fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config)#int fa0/4
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 30
transparent
Switch(config)#int fa0/3
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 30
7/24/2019 Modul D3 Komdat
40/83
39Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
MODUL 4
IPv6
Tujuan Praktikum
Mengetahui konsep dasar IPv6
Mampu mengkonfigurasi IPv6 pada Windows, Cisco, serta Mikrotik
Pendahuluan
4.1 Latar Belakang
Sejak awal tahun 1990-an, organisasi Internet Engineering Task Force (IETF) mulai
menyadari bahwa nantinya ketersediaan alamat Internet Protocol (IP) pada routing
protocol IPv4 akan semakin terbatas. Hal ini yang kemudian mengawali proses
pengembangan IPv6 (IP next generation) sebagai penerus dari IPv4
4.2 Pengalamatan
Dalam arsitektur pengalamatannya alamat IPv6 mempunyai ukuran 128 bits
yang artinya kira-kira berjumlah 28 atau kira-kira 3,4 x 1038 alamat. Namun
perhitungan teori ini tidaklah sepenuhnya akurat karena adanya hirarki routing dan
kenyataan bahwa pada akhirnya nanti sebuah alamat akan didelegasikan sebagai blok
yang bersambung dan bukan sebagai tiap-tiap satuan alamat.
Alamat IPv6 tersebut kira-kira akan terpotong setengahnya. Tidak akan pernah
ada subnet yang memiliki 64 bit alamat signifikan atau lebih. Dari 128 bit tersebut hanya
akan digunakan 64 bit untuk routing global dan internal yang disebut sebagai routing
prefix. Sisa 64 bit dari alamatlah yang akan menunjukkan sebuah host pada suatu
subnet yang disebut sebagai host identifieratau host id.
Alamat ini bisa direpresentasikan menjadi 8 segmen bilangan 16 bit dalam
bilangan heksa antara 00000 s.d 0xffff misal :
2001:d30:3:242:0000:0000:0000:1
ff02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002
fe80:0000:0000:0000:02aa:00ff:fe9a:4ca2
Untuk penyederhanaan bisa dituliskan sebagai berikut :
2001:d30:3:242:0:0:0:1
ff02:0:0:0:0:0:0:2
fe80:0:0:0:2aa:ff:fe9a:4ca2
7/24/2019 Modul D3 Komdat
41/83
40Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
setelah dikompres :
2001:d30:3:242::1
ff02::2
fe80::2aa:ff:fe9a:4ca2
Untuk pendelegasian ke subnet biasanya akan dinyatakan dalam blok alamat
yang dituliskan dalam blok alamat dengan panjang prefix tertentu dengan notasi CIDR
seperti misalnya :
2001:d30:3:240::/64
4.3 IPv6 vs IPv4
IPv4 IPv6
Panjangalamat 32 bit (4 bytes) Panjangalamat 128 bit (16 bytes)
Dikonfigurasi secara manual atau
DHCP IPv4
Tidak harus dikonfigurasi secara
manual, bisa menggunakan address
auto configuration.
Dukungan terhadap IPSec opsional Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim
dan pada router, menurunkan kinerja
router.
Fragmentasi dilakukan hanya oleh
pengirim
Tidak mensyaratkan ukuran paket
pada link-layer dan harus bisa
menyusun kembali paket berukuran
576 byte.
Paket link-layer harus mendukung
ukuran paket 1280 byte dan harus
bisa menyusun kembali paket
berukuran 1500 byte
Checksum termasuk pada header. Checksum tidak termasuk pada
header.
Header mengandung option. Data opsional dimasukkan seluruhnya
ke dalam extensions header.
Menggunakan ARP Request secara
broadcast untuk menterjemahkan
alamat IPv4 ke alamat link-layer.
ARP Request telah digantikan oleh
Neighbor Solitcitation secara
multicast.
Untuk mengelola keanggotaan grup
pada subnet lokal digunakan Internet
Group Management Protocol (IGMP).
IGMP telah digantikan fungsinya oleh
Multicast Listener Discovery (MLD).
7/24/2019 Modul D3 Komdat
42/83
41Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Performa routing menurun seiring
dengan membesarnya ukuran tabel
routing.
Dengan proses routing yang jauh lebih
efisien dari pendahulunya, IPv6
memiliki kemampuan untuk
mengelola tabel routing yang besar.
4.4Pengaturan IPv6
4.4.1 Menetapkan alamat IPv6 pada Windows
Untuk menetapkan IPv6 pada Windows, adapun langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :
Masuk ke desktop, arahkan pointer anda ke bagian kanan bawah, lalu klik kanan pada
Icon tersebut, lalu pilih OpenNetwork and Sharing Center.
Icon yang dimaksud
a) Pastikan komputer anda terhubung ke jaringan. Apabila anda tidak terhubung ke jaringan,
maka yang terjadi adalah sebagai berikut.
Tidak terhubung ke jaringan
7/24/2019 Modul D3 Komdat
43/83
42Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Terhubung ke jaringan
b) Klik pada nama Connection yang dalam gambar adalah Wifi (wifi CNC) lalu akan muncul
tampilan di bawah, lalu pilih properties.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
44/83
43Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
c) Setelah masuk ke properties, pilih internet protocol version 6 (TCP/IPv6) dengan cara
klik dua kali. Lalu akan muncul tampilan sebagai berikut.
d) Pada kolom IPv6 address inilah nantinya kita akan membuat, menghapus, atau mengganti
alamat IPv6 kita.
e) Misal kita set IPv6 dengan 3ffe:1900:4545:3:200:f8ff:fe21:67ce dan prefixnya adalah 64.
Lalu klik ok.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
45/83
44Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
f) Untuk mengecek apakah IPv6 kita sudah diset, caranya adalah pada wifi status, pilih
details.
g) Maka akan muncul tampilan yang menunjukkan IPv6 kita telah diset.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
46/83
45Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
h) Selain itu, dapat pula dibuktikan dengan cara masuk ke command prompt lalu ketik
ipconfigmaka akan muncul tampilan berikut.
4.1.2 Menetapkan alamat IPv6 pada Cisco
a) Kali ini kita akan langsung praktik mengenai mekanisme transisi IPv6 yaitu Dual Stack.
Software yang digunakan adalah packet tracer.
b) Buat topologi sebagai berikut pada packet tracer
c) Lakukan konfigurasi masing masing perangkat sesuai dengan aturan pada gambar.
d) Untuk konfigurasi IPv6 pada setiap PC, caranya adalah, klik pada PC, lalu pilih tab
config, lalu pilih fast Ethernet, lalu scroll ke bawah, maka akan terdapat kolo IPv6
beserta prefixnya
7/24/2019 Modul D3 Komdat
47/83
46Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
e) Untuk setiap router, lakukan konfigurasi sebagai berikut
Konfigurasi pada R1:
ipv6 unicast-routing
interface FastEthernet0/0
ip address 10.11.1.1 255.255.255.0
duplex auto
speed auto
no shutdown
interface FastEthernet0/1
no ip address
duplex auto
speed auto
ipv6 address 2001:1:1:1::1/64
ipv6 rip CNC enable
no shutdown
interface Serial0/1/0
ip address 10.11.2.1 255.255.255.0
ipv6 address 2001:2:2:2::1/64
ipv6 rip CNC enable
clock rate 64000
no shutdown
7/24/2019 Modul D3 Komdat
48/83
47Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
router rip
version 2
network 10.0.0.0
no auto-summary
ipv6 router rip CNC
End
Konfigurasi pada R2:
ipv6 unicast-routing
interface FastEthernet0/0
ip address 10.11.3.1 255.255.255.0
duplex auto
speed auto
no shutdown
interface FastEthernet0/1
no ip address
duplex auto
speed auto
ipv6 address 2001:3:3:3::1/64
ipv6 rip CNC enable
no shutdown
interface Serial0/1/0
ip address 10.11.2.2 255.255.255.0
ipv6 address 2001:2:2:2::2/64
ipv6 rip CNC enable
no shutdown
router rip
version 2
network 10.0.0.0
no auto-summary
ipv6 router rip CNC
End
7/24/2019 Modul D3 Komdat
49/83
48Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
f) Setting gateway IPv6 pada PC yang memiliki alamat IPv6. Caranya adalah, klik
gambar PC yang diinginkan, lalu pilih tab config, pilih global setting, maka akan
terdapat kolom IPv6 Gateway.
g) Dengan menggunakan dual stack, PC0 seharusnya dapat melakukan ping test ke PC2,
dan PC1 dapat melakukan ping test ke PC3.
4.1.3
Menetapkan alamat IPv6 pada MikroTika) Install MikroTik pada VMware
b) Jalankan MikroTik dengan memasukkan MikroTik login : admin, lalu enter (tanpa
password). Maka akan muncul tampilan sebagai berikut.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
50/83
49Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
c) Sesuai petunjuk, klik enter. Jika tampilan telah menunjukkan [admin@MikroTik] > ,
maka MikroTik telah siap kita konfigurasi.
d) Untuk mengecek apakah kita sudah mendaftarkan IPv6 kita sebelumnya atau belum,
ketikkan perintah ipv6 address print lalu enter.
e) Apabila muncul seperti di atas, maka kondisi tersebut adalah hanya ada IPv6
dynamic Link-local yang secara default telah diset dan tidak dapat kita hapus.
Artinya kita masih belum mendaftarkan IPv6 yang kita inginkan.
f) Cara menambahkan IPv6 yang diinginkan misalnya kita menginginkan IPv6 :
3ffe:1900:4548:3:200:f8ff:fe21:67ce/64 . Maka commandnya adalah sebagai berikut:
g) Jika kita masih belum percaya apakah IPv6 tersebut sudah disimpan atau belum,
cara mengeceknya sama seperti sebelumnya. Ketikkan command ipv6 address
print, maka tampilannya akan seperti berikut :
h) Dengan demikian kita telah berhasil menginput IPv6 yang kita inginkan ke dalam
router MikroTik. Untuk menghapusnya adalah dengan command ipv6 address
remove lalu pilih nomor urut IP yang diinginkan untuk dihapus.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
51/83
50Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
MODUL 5
NAT STATIC DAN DYNAMIC
Tujuan Praktikum:
Praktikan dapat memahami konsep NAT
Praktikan dapat membedakan jenis NAT
Praktikan dapat melakukan konfigurasi NAT Static dan NAT Dynamic
Pendahuluan
Ketika ada suatu jaringan LAN yang ingin terkoneksi dengan jaringan global (internet) maka
suatu IP address harus terdaftar terlebih dahulu. Namun bisa dibayangkan jika semua User Equipment
(PC, laptop, dan perangkat lainnya) itu harus semuanya terdaftar, maka akan sangat mahal dari segi
biaya dan akan sangat besar jumlah IP address yang harus digunakan. Solusi dari permasalahan ini
agar setiap user mampu terkoneksi adalah dengan menggunakan metode Network Address
Translation (NAT).
NAT adalah suatu metoda yang mentranslasikan IP address Public ke IP address Private. IP
Public itu sendiri adalah suatu IP address yang terdaftar dalam lembaga Internet Assigned Numbers
Authority(IANA), sehingga suatu jaringan LAN bisa terkoneksi ke jaringan global (internet). Sedangkan
IP Private adalah IP address yang penggunaannya tidak terdaftar dalam IANA.
Sehingga bisa disederhanakan bahwa fungsi dari metode NAT ini yaitu untuk menghubungkan
lebih dari satu komputer dengan berbagai IP Private ke jaringan internet dengan menggunakan satu
alamat IP Public. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang
terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi
jaringan.
Fungsi NAT hampir mirip dengan proxy server, namun NAT tidak menyediakan mekanisme
caching, sehingga tidak mempunyai keterbatasan dalam jumlah web page yang diakses.
Perbedaan mendasar adalah proxy bekerja pada layer 4 (transport) sedangkan NAT bekerja pada layer
3 (network). Karena berada layer yang lebih rendah, maka NAT bekerja lebih cepat dibandingkan
dengan proxy.
5.1.Jenisjenis pada NAT
Melalui cara kerjanya, NAT terbagi 4 jenis yaitu NAT Static, NAT Dynamic, Overloading NAT,
dan Overlapping NAT.
a. NAT Static
Pada Static NAT, setiap IP Address Private akan ditranslasikan ke salah satu IP Public
secara permanen one-to-one. Pada jenis ini, sudah ditetapkan penerjemahan nomor
IP. Satu nomor IP lokal, sudah dipastikan untuk dikenali sebagai satu nomor IP Public.
Misalnya nomor IP lokal 192.168.1.1, ketika berhubungan dengan internet, akan
dikenali sebagai 222.3.4.1. Model ini digunakan ketika suatu komputer lokal ingin
dapat diakses dari luar. Sehingga dibutuhkan nomor IP Public sejumlah klien yang
terhubung di NAT. Namun, Jenis NAT ini merupakan pemborosan IP address
terdaftar, karena setiap IP address yang tidak terdaftar (un-registered IP) dipetakan
kepada satu IP address terdaftar.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
52/83
51Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
b.
NAT Dynamic
Sedangkan pada Dynamic NAT, pemetaan alamat IP terjadi secara one-to-one namun
berdasarkan salah satu IP address Public pada suatu kelompok (pool) yang tersedia
secara otomatis. Translasi pada Dynamic NAT itu terjadi pada saat dipakai sehingga
akan berubah sesuai dengan kebutuhan. Dengan jenis ini, masing-masing komputer
lokal dipilihkan nomor IP Public yang terdaftar dalam suatu pool. Sehingga setiap
klien dapat memiliki nomor IP yang berubah-ubah.
c. Overloading NAT
Bentuk ini memungkinkan banyak klien dihubungkan ke satu IP Public, namun
menggunakan nomor port yang berbeda. Bentuk ini juga sering disebut sebagai PAT
(Port Address Transalation). PAT sendiri adalah salah satu bentuk dari Dynamic NAT.
Ketika NAT menerima paket data dari klien yang meminta hubungan dengan server
remote, NAT akan menentukan sebuah nomor IP dan nomor port untuk klien
tersebut. Meskipun nomor IP tersebut telah digunakan oleh klien lain, namun tetap
dapat digunakan karena menggunakan nomor port yang berbeda.
d. Overlapping NAT
Ini adalah bentuk di mana NAT berfungsi untuk menerjemahkan dua arah. Hal ini
terjadi ketika suatu saat terdapat nomor yang sama antara IP Public dan IP lokal.
Untuk menghindari terjadinya konflik nomor IP, maka NAT merubah nomor IP Public
menjadi suatu nomor yang tidak terdapat dalam jaringan lokal.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
53/83
52Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
5.1Keamanan NAT
Dalam NAT terdapat Access List yang membantu dalam hal keamanan data. Misalkan saja
diberi suatu kondisi pada server, bahwa yang dapat mengakses Server hanya jaringan local.
Dengan begitu NAT sudah lebih baik dalam hal Security agar data lebih aman.
5.2Administrasi Jaringan
Dengan NAT, suatu jaringan yang besar dapat dipecah-pecah menjadi jaringan yang lebih
kecil. Bagian-bagian kecil tersebut masing-masing memiliki satu alamat IP, sehingga dapat
menambahkan atau mengurangi jumlah komputer tanpa memengaruhi jaringan secara
keseluruhan. Selain itu, pada gateway NAT modern terdapat serverDHCP yang dapat
mengkonfigurasi komputer client secara otomatis. Hal ini sangat menguntungkan bagi admin
jaringan karena untuk mengubah konfigurasi jaringan, admin hanya perlu mengubah pada
komputer server dan perubahan ini akan terjadi pada semua komputer client.
5.3Cara Kerja NAT
Karena klien tidak mempunyai IP Public, maka untuk dapat berkomunikasi dengan server
di internet, NAT melakukan hal sebagai berikut:
NAT menerima paket data dari klien yang ditujukan ke suatu server remote di internet.
NAT mencatat alamat IP klien tersebut, dan menyimpannya ke dalam address translation
table.
NAT merubah alamat IP asal yang berada pada paket menjadi nomor IP NAT, dan
meneruskan paket ke server remote.
Ketika respon dari server remote di terima oleh NAT, maka NAT akan merubah alamat
tujuan pada paket tersebut menjadi alamat IP klien yang bersangkutan.
NAT mengirim paket tersebut ke klien.
Proses tersebut terjadi berulang-ulang, sehingga komunikasi antara komputer klien yang
berada dalam jaringan lokal, dengan server remote di internet, dapat terjadi, meskipun klien
tersebut tidak memiliki alamat IP Public. Hal tersebut tentu akan menghemat alamat IP yang
ada di dunia ini, yang jumlahnya terbatas.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
54/83
53Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Static NAT
b. Dynamic NAT
Setting IP Client
Client 1: 10.10.10.2/24
Client 2: 10.10.10.3/24
Setting IP Server: 11.11.11.6/30
Setting IP Interface Router
Router LAN
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 11.11.11.1 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
7/24/2019 Modul D3 Komdat
55/83
54Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Router ISP
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 11.11.11.2 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 11.11.11.5 255.255.255.252
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Konfigurasi RoutingRouter LAN
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 se2/0
Konfigurasi Routing (RIPv2)
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 10.10.10.0
Router(config-router)#network 11.11.11.0
Router(config-router)#no auto-summary
Router(config-router)#exit
Router ISP
Router(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 se2/0
Router(config)#router rip
Router(config-router)#version 2
Router(config-router)#network 11.11.11.0
Router(config-router)#network 11.11.11.4
Router(config-router)#no auto-summary
Router(config-router)#exit
Konfigurasi NAT Dynamic-overload (PAT)
Router LAN
Router(config)#access-list 1 permit 10.10.10.0 0.0.0.255
Router(config)#ip nat pool cnc 100.100.100.1 100.100.100.1 netmask 255.255.255.252
Router(config)#ip nat inside source list 1 pool cnc overload
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip nat inside
Router(config-if)#interface se2/0
Router(config-if)#ip nat outside
7/24/2019 Modul D3 Komdat
56/83
55Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
MODUL 6
MIKROTIK BANDWIDTH MANAGEMENT
Tujuan
Memahami konsep Bandwidth Management
Dapat menggunakan fitur Limit Bandwidth pada MikroTik Router
Dasar Teori
Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak client, diperlukan sebuah mekanisme
pengaturan bandwidth dengan tujuan mencegah terjadinya monopoli penggunaan bandwidth
sehingga semua client bisa mendapatkan jatah bandwidth masing-masing. Bandwidth Management
merupakan salah satu fitur yang selalu digunakan dalam MikroTik Router. Umum nya digunakan 2
mekanisme dalam Limit Bandwidth di MikroTik, Simple Queue, dan Queue Tree.
Pada MikroTik Router, dikenal 2 buah limitasi:
CIR (Committed Information Rate)
Dalam keadaan terburuk, client akan mendapatkan bandwidth sesuai dengan limit-at (dengan
asumsi bandwidth yang tersedia cukup untuk CIR semua client)
MIR (Maximal Information Rate)
Jika masih ada bandwidth yang tersisa setelah semua client mencapai limit-at, maka client bisa
mendapatkan bandwidth tambahan hingga max-limit.
Gambar 6.1 Limit Bandwidth
Burst memungkinkan penggunaan data-rate yang melebihi max-limit untuk periode waktu tertentu
7/24/2019 Modul D3 Komdat
57/83
56Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
6.1Simple Queue
Merupakan Teknik Queue sederhana untuk melakukan limit data rate. Kita bisa melakukan
pengaturan bandwidth secara sederhana berdasarkan IP Address client dengan menentukan
kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client. Target Address dapat
berupa Single IP, Network IP, dan beberapa IP Address.
Gambar 6.2 Menu Simple Queue pada Winbox
6.2Queue Tree
Queue Tree merupakan limit bandwidth yang cukup Kompleks, karena pelimitan dapat
dikelompokkan berdasarkan protocol, ports, atau kelompok IP Address. Sebelum melakukan
pelimitan, kita harus menandai aliran paket menggunakan suatu tanda Mangle (istilah dalam
MikroTik) agar paket tersebut dapat dikenal oleh queue tree. Mangle adalah cara untuk menandai
paket-paket data tertentu, dan kita akan menggunakan tanda tersebut pada fitur lainnya, misalkan
pada filter, Routing, NAT, ataupun Queue
6.3Per Connection Queue (PCQ)
Untuk melakukan pengaturan Bandwidth secara besar-besaran, Router MikroTik
menyediakan fitur Per Connection Queue (PCQ). PCQ dapat membatasi Bandwidth Client secara
merata. Metode PCQ ini dapat diterapkan pada Simple Queue maupun Queue Tree. Berikut ini
gambaran mengenai metode PCQ, PCQ bekerja dengan membuat sub-stream berdasarkan parameter
7/24/2019 Modul D3 Komdat
58/83
57Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
PCQ-Classifieryang dapat berupa IP Address pengirim (src-address), IP Address tujuan(dst-address),
Port pengirim (src-port) maupun Port tujuan (dst-port).
Gambar 6.3 Ilustrasi PCQ, pcq-rate = 0
Perhatikanlah gambar diatas, jikapcq-rate = 0, maka maksimal bandwidth yang dapat digunakan oleh
satu user akan bergantung pada nilai max-limit yang diberikan oleh Simple Queue/Queue Tree.
Perhatikan pada gambar dibawah ini, jika dengan pcq-rate = 128000.
Gambar 6.4 Ilustrasi PCQ, pcq-rate = 128000
7/24/2019 Modul D3 Komdat
59/83
58Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Prosedur Praktikum
1. Simple Queue
Asumsi, telah tersedia kecepatan Download rate yang tersedia dari ISP sebesar 1
Mbps, dan Upload rate 512 Kbps.
Akses MikroTik menggunakan Winbox, dan buka menu Queuedi sebelah kiri
7/24/2019 Modul D3 Komdat
60/83
59Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Berikut ini meupakan konfigurasi Simple Queue dengan menggunakan IP address
pada tiap Client, dengan nilai yang sesuai dengan topologi diatas.
a. Client 1
b. Client 2
7/24/2019 Modul D3 Komdat
61/83
60Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
c. Client 3
Tampilan Queueyang telah di konfigurasi.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
62/83
61Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
2. Per Connection Queue dengan Simple Queue
Asumsi, ISP memberikan Download rate 1 Mbps,dan Upload rate 512 Kbps
a. Membuat PCQ rule pada Queue type
7/24/2019 Modul D3 Komdat
63/83
62Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Setelah membuat PCQ, buatlah Simple Queue yang akan digunakan
b. Menggunakan PCQ pada Simple Queue
Target address: menggunakan Network AddressJaringan.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
64/83
63Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Klik submenu Advanceduntuk menggunakan PCQ rule yang sudah telah dibuat.
c. Tes PCQ
Setelah melakukan setting PCQ, lihat hasil traffic di tools Torch
7/24/2019 Modul D3 Komdat
65/83
64Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Setting Interface dengan Interface yang menghubungkan antara Router dengan
Jaringan LAN
Saat kedua client download bersamaan
Saat salah satu client melakukan download
7/24/2019 Modul D3 Komdat
66/83
65Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
MODUL 7
FRAME RELAY
Tujuan Praktikum
Mengetahui bagaimana cara mengkonfigurasi Frame Relay menggunakan Packet Tracer.
Mengetahui fungsi dan cara kerja Frame-Relay.
Mampu mengimplementasi Frame-Relay ke dalam jaringan.
Pendahuluan
Frame Relay adalah protokol WAN (Word Area Network) yang menggunakan teknologi
paket switchingdimana frame relay ini beropasi pada lapisan fisik dan lapisan data link pada model
OSI layer.
Frame relay bekerja diantara peralatan DTE dan DCE menggunakan Permanent Virtual Circuit
(PVC). PVC yaitu saluran virtual yang dibuat secara manual menjadikan hubungan permanent
antara pengirim (DTE) dan penerima (DCE). Sebagai tanda pengenal saluran virtual tersebut
digunakan Data Link Connection Identifiers (DLCI) yang berfungsi memetakan suatu nomor DLCI
dengan IP address yang dipakai. Nomor pengenal DLCI yang dapat dipakai adalah 16 sampai 1007.
Nomor pengenal DLCI ini hanya berlaku lokal tidak berlaku secara global. Oleh sebab itu, nomor DLCI
yang sama dapat dipakai oleh jaringan lokal yang berlainan.
Frame relay dirancang untuk transmisi digital melalui medium yang sudah handal, yakni
umumnya adalah fiber optic, bandingkan dengan jaringan yang menggunakan X.25 yang pada awalnya
didesign untuk jaringan transmisi analog melalui medium yang dianggap tidak handal seperti standard
line telpon.
7.1Fitur Utama Frame-Relay
Berikut merupakan fitur pada Frame-Relay :
Memberikan deteksi error tapi tidak memberikan recovery error.
Memberikan transfer data sampai 1.54Mbs.
Mempunyai ukuran paket yang bervariable (disebut frame).
Bisa dipakai sebagai koneksi backbone kepada jaringan LAN.
Bisa dimplementasikan melalui berbagai macam koneksi sambungan (56K, T1, T3).
Beroperasi pada layer physical dan layer Data link pada model OSI.
Saat anda menandatangani kontrak berlangganan jasa frame relay, anda akan diberikan
level layanan yang disebut CIRcommitted Information Rate. CIRadalah batas jaminan maksimal
rate transmisi yang akan anda terima. Jika traffic jaringan rendah, anda bisa mengirim data
dengan cepat seakan melebihi batas maksimal CIR. Jika traffic meningkat, prioritas akan diberikan
pada data yang datang dari cutomer dengan CIR yang lebih tinggi, dan rate efektifnya akan drop.
Karena frame relay mengasumsikan medium transmisi yang handal, setiap switch
melakukan pemeriksaan error tapi tidak recovery error. Sumber error kebanyakan bukan dari
kehilangan paket atau data corrupt, akan tetapi dikarenakan mampetnya jaringan karena
kepadatan aliran data. Saat traffic meningkat, switch frame relay mulai merontokkan paket untuk
mengejar beban jaringan.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
67/83
66Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
7.2Konsep Kerja
Gambaran berikut ini adalah konsep bagaimana data ditransmisikan melalui jaringan
frame relay termasuk didalamnya adalah switch frame relay (FR):
Router membuat koneksi ke switch FR baik langsung maupun lewat CSU/DSU.
Jaringan FR mensimulasikan suatu koneksi selalu on dengan PVC.
Router pengirim mulai mengirim data segera tanpa membentuk suatu sesi.
Switch FR melaksanakan pemeriksaan error tapi tidak memperbaiki error tersebut.
Paket yang corrupt akan dijatuhkan tanpa notifikasi.
Paket akan menjelajah melalu cloud tanpa adanya acknowledgement.
Piranti pengirim dan penerimalah yang akan melakukan koreksi error.
Switch FR akan mulai menjatuhkan paket jika kemampetan jalur mulai terbentuk.
Kebanjiran atau kemampetan jaringan adalah penyebab dari kehilangan paket secara
umum pada jaringan frame relay.
Paket akan dihilangkan berdasarkan informasi pada bit Discard Elligable (DE).
Switch FR mengirim notifikasi Backward explicit congestion notification (BECN) untuk
mengisyaratkan menurunkan rate transfer data.
7.3Struktur Frame dari Frame RelayDalam sebuah frame dari Frame Relay, paket data user tidak berubah, Frame Relay
menambahkan header dua-byte pada paket. Struktur frame adalah sebagai berikut:
Flags: menandakan awal dan akhir sebuah frame
Address: terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended Address (EA), C/R, dan
Congestion control information
o DLCI Value: menunjukkan nilai dari data link connection identifier. Terdiri dari 10 bit
pertama dari Address field/alamat.
o Extended Address (EA): menunjukkan panjang dari Address field, yang panjangnya 2bytes.
o C/R: Bit yang mengikuti byte DLCI dalam Address field. Bit C/R tidak didefinisikan saat
ini.
o Congestion Control: Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian
(congestion) Frame Relay.
Data: terdiri dari data ter-encapsulasi dari upper layer yang panjangnya bervariasi.
FCS (Frame Check Sequence): terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan frame.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
68/83
67Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
7.4Pendeteksi Error pada Frame RelayPada Frame Relay menerapkan pendeteksi error pada saluran transmisi, tetapi Frame Relay
tidak memperbaiki error. Jika terdeteksi sebuah error, frame akan dibuang (discarded) dari saluran
transmisi. Proses seperti ini disebut:
Cyclic redundancy check (CRC)
Cyclic redundancy check (CRC) adalah sebuah skema yang mendeteksi dan membuangdata yang rusak (corrupted). Fungsi yang memperbaiki error (Error-correction) (seperti
pengiriman kembali/retransmission data) diserahkan pada protokol layer yang lebih
tinggi (higher-layer).
7.5Local Management Interface (LMI)LMI merupakan satu set ekstensi management protocol yang mengautomasikan tugas-tugas
management frame relay. LMI bertanggungjawab untuk memanage koneksi dan melaporkan
status koneksi. Router Cisco mendukung tiga macam LMI: Cisco; ANSI; dan Q933a.
Ada dua opsi saat konfigurasi koneksi frame relay atau circuit:
Point-to-point yang mensimulasikan suatu sambungan leased line- suatu sambungan
langsung dengan suatu piranti tujuan. Multipoint, yang menghubungkan setiap circuit untuk berkomunikasi dengan lebih dari
satu piranti tujuan.
7.6Implementasi Frame RelayFrame Relay dapat digunakan untuk jaringan publik dan jaringan private perusahaan atau
organisasi.
Jaringan Publik
Pada jaringan publik Frame Relay, Frame Relay switching equipment (DCE) berlokasi di
kantor pusat (central) perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi. Pelanggan hanya
membayar biaya berdasarkan pemakain jaringan, dan tidak dibebani administrasi dan
pemeliharan perangkat jaringan Frame Relay. Jaringan Private
Pada jaringan private Frame Relay, administrasi dan pemeliharaan jaringan adalah
tanggungjawab perusahaan (private company). Trafik Frame Relay diteruskan melalui
interface Frame Relay pada jaringan data. Trafik Non-Frame Relay diteruskan ke jasa atau
aplikasi yang sesuai (seperti private branch exchange [PBX] untuk jasa telepon atau untuk
aplikasi video-teleconferencing).
7.7Pengenalan PerangkatSebuah jaringan frame relay terdiri dari endpoint (PC, server, komputer host), perangkat akses
frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet
switch, router, multiplexer T1/E1). Perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua kategori
yang berbeda:
DTE(Data Terminating Equipment)
DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE
ini mencakup endpoint dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai
suatu pertukaran informasi.
DCE(Data Communication Equipment)
DCE adalah perangkat internetworking pengontrol carrier. Perangkat-perangkat ini juga
mencakup perangkat akses, tetapi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon
pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
69/83
68Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Prosedur Praktikum
Buatlah topologi jaringan frame-relay seperti gambar di bawah ini!
1. Konfigurasi Frame-Relay Multipoint
Kemudian berikan konfigurasi dari setiap masing-masing perangkat jaringan di atas dengan
mengikuti perintah dibawah ini!
Konfigurasi Router 0:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.10 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 9600
Router(config-if)#encapsulation frame-relay
Router(config-if)#frame-relay lmi-type cisco
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.11 102
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.12 103
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.13 104
Router(config-if)#no shutdown
Konfigurasi Router 1:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.11 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 9600
Router(config-if)#encapsulation frame-relay
Router(config-if)#frame-relay lmi-type ciscoRouter(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.10 201
7/24/2019 Modul D3 Komdat
70/83
69Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.12 203
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.13 204
Router(config-if)#no shutdown
Konfigurasi Router 2:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.12 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 9600
Router(config-if)#encapsulation frame-relay
Router(config-if)#frame-relay lmi-type cisco
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.10 301
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.11 302
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.13 304Router(config-if)#no shutdown
Konfigurasi Router 3:
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface se2/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.13 255.255.255.0
Router(config-if)#clock rate 9600
Router(config-if)#encapsulation frame-relay
Router(config-if)#frame-relay lmi-type cisco
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.10 401
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.11 402
Router(config-if)#frame-relay map ip 192.168.10.12 403
Router(config-if)#no shutdown
Selanjutnya untuk mengkonfigurasikan jaringan dariframe-relaynya:
Klik pada icon awan frame-relay.
Klik tab config.
Pada menu Serial0, berikan konfigurasi seperti di bawah ini!
7/24/2019 Modul D3 Komdat
71/83
70Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Pada menu Serial1, berikan konfigurasi seperti di bawah ini!
7/24/2019 Modul D3 Komdat
72/83
71Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Pada menu Serial2, berikan konfigurasi seperti di bawah ini!
Pada menu Serial3, berikan konfigurasi seperti di bawah ini!
7/24/2019 Modul D3 Komdat
73/83
72Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Pada menu Frame Relay, berikan konfigurasi seperti di bawah ini!
Kemudian test jaringan yang anda buat dengan melakukan ping dari 1 router ke router
lainnnya
7/24/2019 Modul D3 Komdat
74/83
73Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Catatan:
Jika digunakan sebanyak N router maka DLCI yang gunakan sebanyak N-1 buah, misalkan digunakan 3
Router maka konfigurasi DLCI dari masing-masing router adalah:
Router 1 dengan DLCI : 102 103
Router 2 dengan DLCI : 201 203
Router 3 dengan DLCI : 301 302
Sedangkan jika digunakan 4 Router:
Router 1 dengan DLCI : 102 103 104
Router 2 dengan DLCI : 201 203 204
Router 3 dengan DLCI : 301 302 304
Router 4 dengan DLCI : 401 402 403
7/24/2019 Modul D3 Komdat
75/83
74Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
MODUL 8
Multiprotocol Label Switching (MPLS)
Tujuan Praktikum
Memahami tentang MPLS Mengetahui komponenkomponen MPLS
Mengetahui konfigurasi MPLS menggunakan mikrotik pada GNS3
Pendahuluan
Multiprotocol Label Switching(disingkat
menjadi MPLS) yaitu adalah teknologi
penyampaian paket padajaringan
backbone berkecepatan tinggi.
Fungsi label pada MPLS adalah sebagai proses penyambungan dan pencarian jalur
dalam jaringan komputer. MPLS menggabungkan teknologi switching di layer 2 dan
teknologi routing di layer 3 sehingga menjadi solusi jaringan terbaik dalam
menyelesaikan masalah kecepatan, scalability, QOS (Quality of Service), dan
rekayasa trafik. Tidak seperti ATM yang memecah paketpaket IP, MPLS hanya
melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Header MPLS
terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit identifikasi
stack, serta 8 bit TTL. Label adalah bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat
tetap, dan merupakan satusatunya tanda identifikasi paket.Label digunakan untuk
prosesforwarding, termasuk proses traffic engineering. Header MPLS dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 8.1 Header MPLS
Dengan informasi label switching yang didapat dari routing network layer, setiap paket
hanya dianalisa sekali di dalam router di mana paket tersebut masuk ke dalam jaringan
untuk pertama kali. Router tersebut berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa
disebut dengan Label Switching Router (LSR).
Ide dasar teknik MPLS ini ialah mengurangi teknik pencarian rute dalam setiap router
yang dilewati setiap paket, sehingga sebuah jaringan dapat dioperasikan dengan
7/24/2019 Modul D3 Komdat
76/83
75Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
efisien dan jalannya pengiriman paket menjadi lebih cepat. Jadi MPLS akan
menghasilkan highspeed routing dari data yang melewati suatu jaringan yang
berbasis parameter quality of service (QoS). Berikut ini perbandingan dari label
switching dan routing pada IP konvensional
8.1 Komponen MPLS
1. Label Switched Path (LSP): Merupakan jalur yang melalui satu atau
serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu
MPLS node ke MPLS node yang lain.
2. Label Switching Router: sebuah router dalam jaringan MPLS yang
berperan dalam menetapkan LSP dengan menggunakan teknik label
swapping dengan kecepatan yang telah ditetapkan. Dalam fungsi
pengaturan trafik, LSR dapat dibagi dua, yaitu :
Ingress LSR berfungsi mengatur trafik saat paket memasuki jaringan
MPLS.
Egress LSRberfungsi untuk mengatur trafik saat paket meninggalkan
jaringan MPLS menuju ke LER. Sedangkan, LER (Label Edge Router)
adalah suatu router yangmenghubungkan jaringan MPLS dengan
jaringan lainnya seperti Frame Relay,ATM dan Ethernet.
7/24/2019 Modul D3 Komdat
77/83
76Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
3. Forward Equivalence Class (FEC): representasi dari beberapa paket data
yang diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan resource yang sama di
dalam proses pertukaran data.
4. Label: deretan bit informasi yang ditambahkan pada header suatu paket
data dalam jaringan MPLS. Label MPLS atau yang disebut juga MPLSheader ini terletak diantara header layer 2 dan header layer3. Dalam
proses pembuatan label ada beberapa metode yang dapat digunakan,
yaitu :
a. Metode berdasarkan topologi jaringan, yaitu dengan menggunakan
protocol Iprouting seperti OSPF dan BGP.
b. Metode berdasarkan kebutuhan resource suatu paket data, yaitu
dengan menggunakan protocol yang dapat mengontrol trafik suatu
jaringan seperti RSVP (Resource Reservation Protocol).
c. Metode berdasarkan besar trafik pada suatu jaringan, yaitu dengan
menggunakan metode penerimaan paket dalam menentukan tugas
dan distribusi sebuah label.
5. Label Distribution Protocol (LDP): protocol baru yang berfungsi untuk
mendistribusikan informasi yang adalah pada label ke setiap LSR pada
jaringan MPLS. Protocol ini digunakan untuk memetakan FEC ke dalam
label, untuk selanjutnya akan dipakai untuk menentukan LSP. LDP
message dapat dikelompokkan menjadi :
a. Discovery Messages, yaitu pesan yang memberitahukan dan
memelihara hubungan dengan LSR yang baru tersambung ke
jaringan MPLS.
b. Session Messages, yaitu pesan untuk membangun, memelihara dan
mengakhiri sesi antara titik LDP.
c. Advertisement Messages, yaitu pesan untuk membuat, mengubah
dan menghapus pemetaan label pada jaringan MPLS.
d. Notification Messages, yaitu pesan yang menyediakan informasi
bantuan dan sinyal informasi jika terjadi error.
8.2Rekayasa Trafik dengan MPLS
Rekayasa trafik (traffic engineering, TE) adalah proses pemilihan saluran data
traffic untukmenyeimbangkan beban trafik pada berbagai jalur dan titik dalam
network. Tujuan akhirnya adalah memungkinkan operasional network yang andal
dan efisien, sekaligus mengoptimalkan penggunaan sumberdaya dan performansi
trafik
7/24/2019 Modul D3 Komdat
78/83
77Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
Manajemen Path
Manajemen path meliputi prosesproses pemilihan route eksplisit berdasar
kriteria tertentu,serta pembentukan dan pemeliharaan tunnel LSP dengan aturan
aturan tertentu. Prosespemilihan route dapat dilakukan secara administratif, atau
secara otomatis dengan prosesrouting yang bersifat constraintbased. Prosesconstraintbased dilakukan dengan kalkulasiberbagai alternatif routing untuk
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dalam kebijakanadministratif. Tujuannya
adalah untuk mengurangi pekerjaan manual dalam TE.Setelah pemilihan, dilakukan
penempatan path dengan menggunakan protokol persinyalan,yang juga merupakan
protokol distribusi label. Ada dua protokol jenis ini yang seringdianjurkan untuk
dipakai, yaitu RSVPTE dan CRLDP.Manajemen path juga mengelola pemeliharaan
path, yaitu menjaga path selama masatransmisi, dan mematikannya setelah
transmisi selesai.Terdapat sekelompok atribut yang melekat pada LSP dan
digunakan dalam operasi manajemen path. Atributatribut itu antara lain: Atribut parameter trafik, adalah karakteristrik trafik yang akan ditransferkan,
termasuknilai puncak, nilai rerata, ukuran burst yang dapat terjadi, dll. Ini
diperlukan untukmenghitung resource yang diperlukan dalam trunk trafik
Atribut pemilihan dan pemeliharaan path generik, adalah aturan yang
dipakai untukmemilih route yang diambil oleh trunk trafik, dan aturan untuk
menjaganya tetap hidup.
Atribut prioritas, menunjukkan prioritas pentingnya trunk trafik, yang dipakai
baik dalampemilihan path, maupun untuk menghadapi keadaan kegagalan
network.
Atribut preemption, untuk menjamin bahwa trunk trafik berprioritas tinggi
dapa tdi salurkan melalui path yang lebih baik dalam lingkungan DiffServ.
Atribut ini jugadipakai dalam kegiatan restorasi network setelah kegagalan.
Atribut perbaikan, menentukan perilaku trunk trafik dalam kedaan
kegagalan. Ini meliputideteksi kegagalan, pemberitahuan kegagalan, dan
perbaikan.
Atribut policy, menentukan tindakan yang diambil untuk trafik yang
melanggar, misalnyatrafik yang lebih besar dari batas yang diberikan. Trafik
seperti ini dapat dibatasi,ditandai, atau diteruskan begitu saja. Atribut
atribut ini memiliki banyak kesamaan dengan network yang sudah ada
sebelumnya.Maka diharapkan tidak terlalu sulit untuk memetakan atribut
trafik trunk ini ke dalamarsitektur switching dan routing network yang sudah
ada.
Penyebaran Informasi Keadaan Network
Penyebaran ini bertujuan membagi informasi topologi network ke seluruh LSR di
dalamnetwork. Ini dilakukan dengan protokol gateway seperti IGP yang telah
diperluas.Perluasan informasi meliputi bandwidth link maksimal, alokasi trafik
7/24/2019 Modul D3 Komdat
79/83
78Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
maksimal, pengukuranTE default, bandwidth yang dicadangkan untuk setiap kelas
prioritas, dan atributatributkelas resource. Informasiinformasi iniakan diperlukan
oleh protokol persinyalan untuk memilih routing yang paling tepat dalam
pembentukan LSP
Manajemen Network
Performansi MPLSTE tergantung pada kemudahan mengukur dan mengendalikan
network. Manajemen network meliputi konfigurasi network, pengukuran network,
danpenanganan kegagalan network.Pengukuran terhadap LSP dapat dilakukan
seperti pada paket data lainnya. Traffic flow dapat diukur dengan melakukan
monitoring dan menampilkan statistika hasilnya. Path loss dapat diukur dengan
melakukan monitoring pada ujungujung LSP, dan mencatat trafik yanghilang. Path
delay dapat diukur dengan mengirimkan paket probe menyeberangi LSP,
danmengukur waktunya. Notifikasi dan alarm dapat dibangkitkan jika parameterparameter yang ditentukan itu telah melebihi ambang batas.
Protokol Persinyalan
Dua protokol persinyalan yang umum digunakan untuk MPLSTE adalah CRLDP dan
RSVPTE.RSVPTE memperluas protokol RSVP yang sebelumnya telah digunakan
untuk IP, untuk mendukung distribusi label dan routing eksplisit. Sementara itu CR
LDP memperluas LDP yang sengaja dibuat untuk distribusi label, agar dapat
mendukung persinyalan berdasar QoS dan routing eksplisit.
8.3 Cara Kerja MPLS
Cara kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antara header layer 2 dan
layer 3pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh LabelSwitching Router
dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar. Label
berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim. Kemudian
paket diteruskan ke nodeberikutnya, di nodeini label paket akan dilepas dan diberi
label yang baru yang berisi tujuan berikutnya.
Paketpaket diteruskan dalam path yang disebut LSP(Label Switching Path).
7/24/2019 Modul D3 Komdat
80/83
79Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
8.4 MPLS pada MikroTik
1. Open GNS 3 dan tambahkan mikrotik ke GNS3
2. Install qemu untuk PC client dengan os linux microcore,
3. Setelah Semua perlengkapan siap buat topologi seperti gambar di atas (pilih qemu 1,
5 dan 2 dengan os mikrotik, sedangkan qemu 3 dan 4 pilih os linux)
4. setting router Qemu (mikrotik 1)
7/24/2019 Modul D3 Komdat
81/83
80Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
5. setting router Qemu 2 (mikrotik 2)
6. setting router Qemu 3 (mikrotik 3)
7/24/2019 Modul D3 Komdat
82/83
81Computer and Communication Laboratory | Modul Komunikasi Data
7. Setting PC
8. Hasil
9. Sukses
7/24/2019 Modul D3 Komdat
83/83
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Jaringan Komputer 2014
http://www.slideshare.net/kslung1/pembelajaran7-basic-konseprouting-static-26424910
https://reader009.{domain}/reader009/html5/0319/5aaf8b35e574f/5aaf8b7890f4a.jpg
http://fadlyfstik2010.blogspot.com/2012/10/eigrpenchanced-interior-gatway-routing.html
http://kepuyuh.wordpress.com/2011/04/07/autonomous-system-as/
http://taskmpls.blogspot.com/p/border-gateway-protocol-bgp.html
http://vpn-asik.blogspot.com/
http://showipprotocols.blogspot.com/2010/04/bgp-sample-practice-in-new-packet.html
http://lecturer.eepis-its.edu/~zenhadi/kuliah/Jarkom2/Prakt10%20MPLS.pdf
http://rianvebtriona.blogspot.com/2013/05/resume-5-pengenalan-mpls.html
http://id.wikipedia