Author
surya-laga
View
240
Download
0
Embed Size (px)
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
1/42
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
2/42
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
3/42
82
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
b. Pengalaman sebelum main
c. Pengalaman saat main
d. Pengalaman setelah main
10. Dengan melaksanakan evaluasi dalam kegiatan bermain, guru akan
memperoleh informasi.
a. Kekhawa t ran orang tua
b. Akt vitas anak di rumah
c. Sikap anak terhadap permainan
d. Keterlibatan orang tua dalam ak t vitas anak
KUNCI JAWABAN
1. D
2. C
3. D
4. A5. B
6. A
7. C
8. B
9. D
10. C
SERI BERMAIN
PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI YANG MENYENANGKANMELALUI BERMAIN
Penyusun:Yohana Rumanda, SEHikmah, MM, M.Pd
PembahasSit Dona t rin, M.PdDr. Anita Yus, M.Pd
Ir. Nila Kusumaningtyas
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL
DIREKTORAT PEMBINAAN DAN TENAGA KEPENDIDIKANPENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL
2011
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
4/42
81
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
5. Penataan bahan main untuk kegiatan bermain anak harus mendukung
....
a. Kebutuhan anak, intensitas main, densitas main, dan perilaku soaial
b. Perkembangan anak, intensitas main, densitas main, dan perilaku
soaial
c. Kebutuhan anak, perkembangan anak, intensitas main, dan densitas
maind. Minat anak, perkembangan anak, perilaku soaial, dan keragaman
main.
6. Lingkungan main yang bermutu t nggi untuk anak usia dini adalah
lingkungan main yang mendukung 3 ( t ga) jenis main yaitu ....
a. Main sensorimotor, main pembangunan, dan main peran
b. Main sensorimotor, main pembangunan, dan main keaksaraan,
c. Main peran, main sensorimotor, main keaksaraan
d. Main peran mikro, main pembangunan, dan main keaksaraan
7. Untuk memperkuat pusat-pusat syaraf indra anak dengan diberikan
banyak kegiatan:
a. Main Peran
b. Main Pembangunan
c. Main Sensorimotor
d. Main Keaksaraan
8. Membuat aturan main anak pada proses pembelajaran, termasuk
pijakan ....
a. Lingkungan main
b. Pengalaman sebelum main
c. Pengalaman saat main
d. Pengalaman setelah main
9. Recolling untuk memperkuat pengalaman-pengalaman main anak
dilakukan pada pijakan:
a. Lingkungan main
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
5/42
80
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
SOAL LATIHAN
PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI YANG MENYENANGKAN MELALUI
BERMAIN
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di bawah ini:
1. Dalam bermain, anak memperoleh hal hal yang disebutkan dibawah
ini, kecuali...a. Eksplorasi
b. Memecahkan masalah (problem solving)
c. Eksperimen
d. Membuang waktu sia sia
2. In t dalam pembelajaran anak usia dini melalui bermain, kecuali:
a. Berpusat pada anak
b. Pembelajaran yang sesuai tahap usia, tahap kemampuan dan nilai
budaya
c. Anak membangun pengetahuan dengan banyak dukungan orang
dewasa
d. Akt vitas anak dilakukan dalam pusat kegiatan bermain anak
3. Jenis kegiatan main yang memberikan rangsangan secara terus menerus
melalui seluruh panca indera anak adalah .
a. Main sensorimotor
b. Main peran mikro dan makro.
c. Main Pembangunan.
d. Main sensorimotor dan main pembangunan
4. Pendekatan pembelajaran pada anak usia dini yang melibatkan unsure
bermain dalam proses belajar anak menekankan pen t ngnya:
a. Pijakan bermain pada anak
b. Reinforcement (penguatan) pada anak.
c. Area bermain bagi anak.
d. Kurikulum yang seragam bagi anak.
KATA PENGANTAR
Anak usia dini adalah kondisi dimana seorang manusia berada di masa
emas. Pada masa itu terjadi lonjakan yang luar biasa pada perkembangan
otak anak, yang t dak terjadi pada periode berikutnya.
Untuk mengop t malkan potensi perkembangan, se t ap anakmembutuhkan asupan gizi, perlindungan kesehatan, pengasuhan, dan
rangsangan pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan.
Para ahli telah meneli t bahwa sekitar 50% perkembangan otak
anak terjadi pada usia 0 4 tahun. Dengan demikian harus diperha t kan
dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menjadikan anak lebih berkualitas.
Tentunya dengan memberikan rangsangan pendidikan yang tepat, sejak
anak dalam kandungan.
Seiring dengan bertambahnya usia anak tentunya membutuhkan
rangsangan yang lebih lengkap sehingga memerlukan tambahan pendidikan
baik dirumah maupun di luar rumah. Rangsangan pendidikan di luar rumah
sudah dapat dimulai setelah anak berusia 3 bulan.
Kegiatan bermain memiliki ar t pen t ng dalam memberikan layanan
pendidikan anak usia dini. Kegiatan main yang terarah akan memberikan
pengaruh posi t f terhadap perkembangan seluruh potensi anak yang
melipu t aspek pengembangan nilai-nilai moral dan agama, kogni t f, bahasa,
social-emosional, seni, motorik dan kemandirian anak,
Untuk membantu para pela t h memahami dan menyiapkan materi
pela t han yang berkaitan dengan pembelajaran untuk anak usia dini yang
menyenangkan melalui bermain maka dibuatkan bahan belajar. Bahan
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
i
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
6/42
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
belajar tersebut diharapkan menjadi referensi bagi pela t h dalam menyiapkan
materi yang berkaitan dengan kegiatan bermain yang berkualitas. Semoga
bermanfaat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini
Jakarta, Juni 2011Direktur
Dr. Nugaan Yulia Wardhani Siregar, M.PsiNIP. 19560724 198303 2 001
ii 79
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
No TanggalKegiatanPembelajaran
Aspek yang Di nilai Hasil
1. BermainBentengan
Meniru contoh yang diberikan
dengan baik
Memanipulasi gerakan untuk
menghasilkan sebuah strategi
bermain
Memiliki ketepatan gerakan
dalam bermain
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
7/42
78
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Mela t h kemampuan memprediksi
4. Indikator : Anak dapat meniru contoh yang diberikan dengan baik Anak dapat memanipulasi gerakan untuk menghasilkan sebuah
strategi bermain Anak memiliki ketepatan gerakan dalam bermain
5. Kegiatan Dalam permainan ini seluruh anggota dibagi menjadi dua
kelompok. Masing-masing punya benteng. Jarak antar benteng sekitar 10
meter. Se t ap kelompok harus mempertahankan bentengnya
masing-masing. Selain menyerang benteng lawan kita juga dapat menawan
anggota lawan. Bila personal kita dapat bisa memegang
kelompok lawan yang berkeliaran, dia jadi tawanan kita. Untuk membebaskannya, kelompok lawan harus berani
mendatangi kubu kita dan menyentuhnya tanpa tersentuh
oleh kita. Kita t dak boleh tersentuh oleh lawan. Kalau
tersentuh oleh lawan kita akan juga jadi tawanannya.
Tit k kemenangan terletak jika kita dapat menyentuh benteng
lawan
6. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk
ak t vitas anak saat berkreasi mempertahankan lawannya dan
respon anak saat kerja sama dan kesabaran. Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen record),
catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Contoh Format evaluasi: Untuk kerja
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
DAFTAR ISI
Halaman JudulKata Pengantar iDa ar Isi iiiBAB I PENDAHULUAN 1
Latar BelakangA. 1
TujuanB.Ruang lingkup dan waktuC.
23
Petunjuk BelajarD. 3BAB II RENCANA PENYAJIAN MATERI 4
MateriA. 4Sub MateriB. 4KompetensiC. 4IndikatorD. 4Rencana SajianE. 5Metode dan Media pembelajaranF. 5
BAB III BERMAINKonsep Dasar BermainA.
Hakekat Bermain1.Fungsi Bermain2.Jenis-jenis kegiatan bermain3.Aspek yang dapat dikembangkan melalui bermain4.
6779
1114
Pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia DiniB.Pembelajaran dengan Sentra (C. Learning Centre )
1921
Tiga Jenis MainD.Pengelolaan Kegiatan MainE.
2426
Merancang berbagai jenis permainan dan APEF.APE sesuai kebutuhan perkembangan anakG.Evaluasi Bermain Anak Usia DiniH.
333539
Da ar Pustaka 51Soal Lat han 52Kunci Jawaban 54Contoh Kegiatan Bermain anak 55
iii
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
8/42
77
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
b. pewarna (3 macam)
c. kentang, wortel, daun, pelepah pisang
d. pisau
e. koas
f. kertas
1. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk
ak t vitas anak saat berkreasi dengan berbagai cetakan dan
respon anak saat kerja sama antara anak dengan anak. Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen
record),catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Format evaluasi:
Misalnya dengan Observasi
NO Tanggal Kegiatan Pembela jar Aspek yang Diama tHasilPengamatan
1. Mencetak denganberbagai media
meniru contoh yangdiberikanmemanipulasi gerakanketepatan gerakannaturalisasi dari hasilimajinasi anak
F. PERMAINAN ANAK USIA 5-6
1. Bentuk Kegiatan : Bentengan
2. Usia : 5-6 tahun
3. Kompetensi yang dikembangkan: Mengembangkan kompetensi sosial (kerjasama, kesabaran dll) Mengembangkan pengetahuan tentang ukuran Melakukan gerakan manipula t f untuk menghindari lawan
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
9/42
76
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Indikator :
a. Anak dapat meniru contoh yang diberikan dengan baik
b. Anak dapat memanipulasi gerakan untuk mengasilkan suatu
karya
c. Anak memiliki ketepatan gerakan dalam pengerjaan
d. Naturalisasi anak dapat mengembakan imajinasi melalui
kegiatan mencetak dari benda-benda yang diinginkan.Kegiatan :
a. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk mencetak.
b. Guru menjelaskan fungsi dari masing-masing alat dan bahan
yang di sediakan, dan guru juga menjelaskan tentang kegiatan
yang akan dilakukan
c. Guru memberi contoh terlebih dahulu proses kegiatan yang
akan dilakukan anak sampai selesai
d. Setelah itu murid di beri kesempatan untuk mencoba
e. Pertama-tama, guru memberikan alat dan bahan yang dibutuhkan t ap murid, berupa kertas, wadah berisi pewarna, dan
cetakan dari kentang yang sudah dibentuk sedemikian rupa
f. Anak mengiku t contoh yang telah diberi sebelumnya, yaitu
anak memberi warna pada dasar cetakan, bisa di oles dengan
koas atau bisa juga di celupkan ke dalam pewarna
g. Lalu anak mulai mencetak diatas kertas yang telah di sediakan
guru.
h. Saat anak selesai mencetak, hasil karya anak didiamkan beberapa
agar pewarna kering terlebih dahulu, setelah pewarna benar-
benar kering hasil karya anak sudah bisa di kumpulkan.
i. Kegiatan mencetak seper t ini biasanya dilakukan secara
berkelompok.
Persiapan :
a. mangkuk (wadah)
9
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang
berkesinambungan antara keluarga dan lingkungan. Untuk menyelaraskan
kebutuhan ini, maka perlu ada kerjasama dalam mendidik anak antaraorang tua, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam
memberikan layanan pada anak usia dini diharapkan sekolah mampu
memberikan layanan pembinaan kepada orang tua untuk melanjutkan
st mulasi pendidikan yang dapat diselenggarakan sendiri di lingkungan
sekitar maupun di rumah.
Lembaga pendidikan sebagai agen pembelajaran bertanggung
jawab dalam mengembangkan berbagai aspek karakter bangsa.
Sehingga se t ap kegiatan pembelajaran yang di lakukan pada tatanan
PAUD sebaiknya mengacu pada PP No. 58 tahun 2009 tentang satandarPAUD yang di kembangkan dalam se t ap tahapan dan jenjang pendidikan
sesuai kebutuhan dan karakter masyarakat Indonesia. Pada pendidikan
anak usia dini pendidikan karakter dikembangkan pada se t ap kegiatan
belajar (bermain).
Semua anak usia dini tanpa memandang usia mereka belajar
dengan sangat baik melalui bermain (Phelps, 2005: P:1). Dalam
bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi,
dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peris t wa khayalan, mela t h
keterampilan sik, sosial, dan kogni t f. Saat bermain anak dapat
mengekspresikan dan mela t h emosi dari pengalaman dan kejadian yang
mereka temui se t ap hari. Melalui main bersama dan mengambil peran
berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau pengikut
perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul ke t ka dewasa. Dapat
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
10/42
10
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu yang tak tertandingi dalam
mendukung perkembangan dan belajar anak. 1 Ini juga alasan mengapa
anak usia dini memerlukan waktu main lebih besar dalam sepanjang
harinya. Jika anak belajar dengan bermain, maka ia akan memiliki
ketahanan belajar lebih baik jika dilakukan dengan kegiatan belajar
seper t biasanya. Dengan melihat kondisi tersebut hendaknya dilakukan
pengelolaan terhadap kegiatan bermain anak dengan baik, tujuannyaadalah agar kegiatan bermain dapat diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan anak.
Menurut Vigotsky bermain mempunyai peran langsung terhadap
perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9).
Permainan merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir
semua benda dapat dijadikan sebagai alat permainan. Pada saat bermain
anak belajar suatu objek, secara sadar atau t dak sadar ia belajar dari
sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, nyata dalam bermain itu
sangat pen t ng untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperolehinformasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak
informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain
merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan,
sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan
ak t vitas yang dilakukan.
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat Memahami konsep dasar bermain Mengembangkan pembelajaran melalui bermain yang tepat sesuai
dengan tahapan perkembangan anak Mengembangkan alat permainan eduka t f anak usia dini
1 Carol Copple and Sue Bredekamp, Basics of Developmentally AppropriatePrac t ce: An Introduc t on for Teachers of Children 3 to 6 (Washington, DC: NAEYC,2006), p. 20.
75
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Kakinya bertanduk
Hewan apa namanya
Embek embek embek
Begitulah bunyinya
Kepalanya bertanduk
Hewan apa namanya
6. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk
ak t vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya
dan respon anak saat meniru gerakan hewan sesuai suara
binatang Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen
record),catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Format evaluasi: Catatan Anekdot (Anekdotal Record)
Tanggal Nama Peris t wa Tafsiran Keterangans
E. KEGIATAN BERMAIN ANAK 4-5 TAHUN
Bentuk Kegiatan : Berkreasi dengan cetakan
Usia : 4-5 tahun
Kompetensi yang dikembangkan:
a. Menjiplak bentuk
b. Mengkoordinasi mata dan tangan untuk melakukan gerakanyang rumit
c. Melakukan gerakan manipula t f untuk menghasilkan suatu
bentuk
d. Mengekspesikan diri dengan berkarya seni menggunakan
berbagai media
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
11/42
74
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Mela t h Pendengaran Mengasah kemampuan mengingat nama hewan berdasarkan
suara Belajar membedakan suara binatang
4. Indikator Anak mampu mengingat nama hewan Anak dapat membedakan sebuah jenis binatang berdasarkan
suara Anak dapat memprediksi kehadiran binatang berdasarkan suara
yang di dengar
5. Kegiatan
Persiapan Flascard yang telah diisi musik suara macam-macam binatang
Pelaksanaan Ajak anak duduk tenang. Perdengarkan /perlihatkan ascard binatang yang telah di isi
suara Tunjukkan nama binatang berdasarkan ascard yang di
perlihatkan Ulangi 3 kali Setelah itu lalu ma t kan ascard Bagi anak menjadi 2 kelompok (1 kelompok bernyanyi
berdasarkan petunjuk guru kelompok satunya lagi menebak
nama binatang sesuai yang dinyanyikan kelompok satunya).
Misalnya:Berikut ini adalah permainan yang menggunakan lagu yang
menirukan suara-suara binatang, yang merupakan kesukaan
anak-anak berumur empat tahun.
Kukukuuruyuk
Begitulah bunyinya
11
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Mengelola kegiatan bermain sesuai dengan kebutuhan anak Menerapkan berbagai permainan sesuai dengan tahapan
perkembangan anak
C. Ruang Lingkup dan Waktu
1. Ruang Lingkup
Modul ini berisikan tentang konsep, Manfaat, dan aplikasi bermainpada pembelajaran anak usia dini.
2. Waktu Pelaksanaan
Persiapan pelaksanaan dalam penerapan konsep bermain dan
penerapan permainan disesuaikan dengan komposisi mutu
pembelajaran yang disusun dengan memperha t kan kecukupan
waktu untuk berpraktek dan menerapkan strategi bermain dengan
komposisi 3 jam teori dan 5 Jam praktek.
D. Petunjuk BelajarBuku ajar ini terdiri dari t ga Bab. Diharapkan peserta (pela t h)
mempelajari bertahap bab demi bab agar dapat menerapkan pembelajaran
melalui bermain pada anak sesuai tahapan perkembangannya. Dengan
mempelajari se t ap bab pada buku ajar ini dengan cermat diharapkan
anda dapat memilih dan merancang media yang tepat bagi anak usia
dini
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
12/42
12
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A. Materi
Judul Materi : Pembelajaran anak usia dini yang
menyenangkan melalui bermain
Jumlah Jam Pela t han : 8 Jam
B. Sub MateriKonsep Dasar Bermain1.Pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia Dini2.Pembelajaran dengan Sentra (3. Learning CentraTiga Jenis Main4.Pengelolaan Kegiatan Main5.Merancang berbagai jenis permainan dan APE6.APE sesuai kebutuhan perkembangan anak7.
Evaluasi Bermain Anak Usia Dini8.
C. Kompetensi
Setelah mengiku t pela t han ini diharapkan guru/pela t h mampu
mengembangkan dan menerapkan berbagai jenis permainan untuk
anak usia dini
D. Indikator
Setelah mengiku t pela t han ini diharapkan pela t h dapat:
1. Memahami konsep dan manfaat bermain bagi anak2. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan
anak usia dini
3. Merancang berbagai jenis permainan sesuai tahapan usia
perkembangan dan kebutuhan Anak
4. Merancang Alat Permainan Eduka t f sesuai kebutuhan anak
73
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Ambil benda dengan aroma yang dikenal anak. Sodorkan benda tersebut ke dekat hidungnya dan minta ia
membau dalam jarak dekat. Tanyakan anak benda apa yang baru dibauinya. Lakukan 2 kali jika ada temannya yang memberi komentar ia
yang jadi bergan t an ditutup matanya.
6. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk ak t vitas
saat anak mencium perbedaan bau yang baru diciumnya dan
respon anak saat menyebutkan nama benda sesuai baunya Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen
record),catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Format evaluasi: Interval Waktu (Time Sampling)
1 2 3 4 5 6
1 1 1 0 0 0
0 0 0
0 0 0
TIME SAMPLINGInterval Waktu
(Setiap 5 menit)
1 2 3 4 5 6
1 1 1 0 0 0
0 0 0
0 0 0
Lama Pencatatan :(Ada atau tidak ada)
Catatan Peristiwa :(Frekuensi)Catatan Peristiwa :(Ada atau tidak ada) Membedakan benda
berdasarkan aroma Menyebutkan nama
benda berdasarkanaroma dan rabaan
D. KEGIATAN BERMAIN ANAK 3-4 TAHUN
1. Bentuk Kegiatan : Hewan apa namanya
2. Usia : 3-4 Tahun
3. Kompen t si yang dikembangkan
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
13/42
72
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Waktu Pe ris t wa Peris t wa Pe rilaku Konsekuensi09.00
C. KEGIATAN MAIN ANAK Usia 2-3 TAHUN
1. Bentuk Kegiatan : Tebak-tebakan/ kucing rabun
2. Usia : 2-3 Tahun
3. Kompeenisi yang dikembangkan Merangsang indera pencium. Mengasah kemampuan mengingat benda-benda melalui
baunya. Belajar membedakan benda melalui aromanya.
4. Indikator Anak mampu mengingat nama benda Anak dapat membedakan sebuah benda berdasarkan aroma Anak dapat memprediksi nama benda berdasarkan aroma Anak dapat mengak tf an motorik halus melalui indera peraba
5. KegiatanPersiapan Benda dengan aroma yang dikenal anak. Misalnya, jeruk, bunga
atau parfum ibu. Sehelai selendang atau sapu tangan warna gelap.Pelaksanaan Ajak anak duduk tenang. Tutup mata si anak menggunakan sehelai selendang atau sapu
tangan. Ajak temannya tetap tenang saat temannya ditutup matanya
13
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
5. Memberikan s t mulasi kecerdasan jamak melalui bermain
6. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan melalui bermain
sesuai tahapan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini
E. Rencana Sajian
Waktu/
Menit
Materi dan Sub Materi Kegiatan Penyajian
Konsep Dasar Bermain Ceramah Bervariasi
Pembelajaran yang menyenangkanbagi AUD
Ceramah Bervariasi
Pembelajaran dengan sentra Diskusi & Simulasi
Tiga jenis main dan pengelolaankegiatan bermain
Ceramah, praktek,pemberian tugas
Merancang berbagai jenis permainandan APE
Diskusi, Simulasi
APE sesuai kebutuhan perkembangan Ceramah, diskusiprak t k
Evaluasi bermain anak Ceramah, Praktek
F. Metode dan Media Pembelajaran
Pada dasarnya ak t vitas ini menggunakan metode pembelajaran ak t f
yang dirangkai para pela t h PAUD. Para pela t h diberikan bekal melalui
pela t han dan prak t k langsung menerapkan beberapa materi yang telah
dila t hkan dengan teknik ceramah, tanya jawab, demonstrasi, prak t klangsung, observasi, dan diskusi kelompok. Untuk teknik ceramah, tanya
jawab, prak t k langsung dilakukan pada saat pela t han dilaksanakan,
sedangkan diskusi kelompok dilaksanakan pada saat peserta observasi
ke lapangan.
Melalui penerapan metode ini diharapkan mampu meningkatkan
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
14/42
14
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
kompetensi para Pela t h yang secara ak t f dilibatkan pada berbagai
tahapan pela t han sebagai berikut: Pela t h mengetahui konsep bermain dan pembelajaran yang
menyenangkan dengan benar Para pela t h memiliki kemampuan dalam mengembangkan media/
alat permainan eduka t f sebagai bekal dalam mempersiapkan
pelaksanaan pembelajaran Pengelolaan pembelajaran Penyusunan disain evaluasi pembelajaran
Media yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan bermain dan
penerapan permainan yang digunakan untuk mengembangkan berbagai
aspek kemampuan anak dan tahapan perkembangan anak.
71
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
5. Kegiatan
Persiapan: Ruangan dengan permukaan datar. Rebana berkerincing di sekelilingnya dalam berbagai ukuran. Lagu anak-anak
Pelaksanaan :
Siapkan anak berdiri berpasangan Ajak anak bernyanyi Ajak anak untuk menggoyangkan dan memukul rebana
mengiku t irama lagu secara bergan t an dengan temannya (1
orang bernyanyi 1 orang memukul rebana) Awalnya goyangkan perlahan, kemudian lebih cepat. Ajak anak menggoyangkan tubuhnya mengiku t irama rebana.
Bergoyanglah bersamanya.
6. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk
ak t vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya
dan respon anak saat meniru gerakan berjoget sesuai ritme Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen
record),catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Format Evaluasi : Time Sampling
Contoh format evaluasi Even Sampling
Nama : .......................................Usia : .....................Sentra : Seni BudayaTanggal : ...............Pengamat : .................................. Waktu :..................Contoh Perilaku : menendang, memukul teman lain atau guru dengankaki kanan, cukup keras untuk membuat anak lain menangis.
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
15/42
70
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Bentuk Evaluasi :
Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan
berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen record),
catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Format evaluasi: Catatan terbuka (Running Record)
Tanggal Nama
Anak Didik
Peris t wa Tafsiran Keterangan
B. PERMAINAN ANAK Usia 1-2 TAHUN
1. Bentuk Kegiatan : Permainan Joget Rebana
2. Usia : 1-2 tahun
3. Kompetensi yang dikembangkan Mengenal perbedaan bunyi Mengasah koordinasi tangan-mata-telinga
dan gerak tubuh. Memahami sebab-akibat. St mulasi motorik kasar ke t ka menari. Mela t h keterampilan social saat Joget Rebana bersama teman.
4. Indikator Anak mampu merespon ak t vitas yang ditunjukkan melalui
nyanyian Anak mampu meniru gerakan guru memukul dan berjoget
sesuai ritme Anak dapat bersosialisasi dengan teman saat berjoget bersama
15
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
BAB III
MATERI SAJIAN
A. Konsep Dasar Bermain
1. Hakikat Bermain
Menurut Seafeld dan Barbour ak t vitas bermain merupakan suatu
kegiatan yang spontan pada anak yang menghubungkannya dengan kegiatan
orang dewasa dan lingkungan termasuk di dalamnya imajinasi, penampilan
anak dengan menggunakan seluruh perasaan, tangan atau seluruh badan
(Carol Seefeldt & Nita Barbour :205). Kegiatan bermain yang dilakukan anak
biasanya bersifat spontan penuh imagina t f dan dilakukan dengan segenap
perasaannya.
Dalam bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah,berkomunikasi, dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peris t wa khayalan,
mela t h keterampilan sik, sosial, dan kogni t f. Saat bermain anak dapat
mengekspresikan dan mela t h emosi dari pengalaman dan kejadian
yang mereka temui se t ap hari. Melalui main bersama dan mengambil
peran berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau
pengikut perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul ke t ka dewasa.
Dapat disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu yang tak tertandingi
dalam mendukung perkembangan dan belajar anak (Carol Cople and Sue
Bredekamp, 2006: P. 20). Ini juga alasan mengapa anak usia dini memerlukan
waktu main lebih besar dalam sepanjang harinya.
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
16/42
16
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Para ahli seper t Johnson, Chris t e, dan Yawkey 1987; Piaget 1962;
Van Hoorn et al. 1993 sebagaimana diku t p Owocki mengama t bahwa
perilaku main menjadi makin kompleks dan abstrak saat anak-anak
maju sepanjang masa kanak-kanaknya. Kemajuan ini dapat diama t
ke t ka mereka terlibat dalam t ga jenis main yakni main sensorimotor,
main peran, dan main pembangunan (Gretchen Owocki, 1999: p. 8).
Tiga jenis main ini akan dilalui oleh semua anak tanpa memandang ras
maupun bangsanya.
Lev Vigotsky, Piaget, Sara Smilansky Piaget (1951, dalam Wolfgang,
1992: 22 dan Sugiyanto, 1995: 16) berpendapat bahwa anak usia dini
(0-8 tahun) akan melewa t t ga tahapan perkembangan bermain, yaitu:
(1) Sensory motor play/ Prac t ce Play (usia 3/4 bulan-1 tahun), (2)
Symbolic/ Make Believe Play (+ 2-7 tahun), dan (3) Social Play Games
with Rules (+ 8-11 tahun).
69
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Contoh penerapan kegiatan bermain anak sesuai dengan kebutuhan anak
A. KEGIATAN MAIN ANAK Usia 0-1 TAHUN
1. Bentuk Kegiatan : Boneka Jari
2. Usia : 3-12 bulan
3. Kompetensi yang dikembangkan
Dapat merespon ak t vitas yang ditujukan padanya. Mulai belajar bicara ke t ka menikma t cerita, nyanyian dan
gerakan boneka jari.
4. Indikator Anak mampu merespon ak t vitas yang ditunjukkan melalui
nyanyian Anak mampu meniru gerakan guru Anak dapat mengucapkan kosa kata baru melalui cerita Anak dapat memegang dan meraih benda
5. KegiatanPersiapan :
Ruangan yang datar dengan alas yang nyaman
Boneka jari aneka warna dan karakter
Pelaksanaan : Dudukkan bayi di pangkuan Anda, dengan menggunakan kursi
khusus, atau sandarkan pada bantal. Pasang boneka di jari-jari Anda. Ceritakan suatu kisah dengan tokoh si boneka jari. Gerakkan boneka saat Anda bicara dan bernyanyi. Jika bayi berusaha meraih boneka, biarkan dia mendapatkannya.
6. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk
ak t vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya
dan respon anak saat diperlihatkan boneka jari
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
17/42
68
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Moxley, Juliet, 150 Things to make and Do With Your Children, London, EburyPress, 1997
Mackenzie, Jennie, Kids Cra f and Play Ideas , Australia, Bay Books, 1993.
Patmonodewo, Soemiar t , Pendidikan Anak Prasekolah , Jakarta: RinekaCipta, 2000
Piaget, Jean, Play, dreams, and imita t on in Childhood, New York: W.W.Norton, 1962
Phelps, Beyond The Kitchen Housekeeping, Tallahassee, Florida: The Crea t veCenter for Childhood Research & Training, Inc., 2005
Phelps, Beyond Building Up Knocking Down, Tallahassee, Florida: TheCrea t ve Center for Childhood Research & Training, Inc., 2005
Roger, Cosby S. and Janet K. Sawyers, Play in The Lives of Children, (WashingtonDC: Nat onal Associa t on For The Young Children, 1995
Rene Sherman, Instructor Competencies Assessment Instrument , U.S.Department of Educa t on, 2002
Seefeldt, Carol & Nita Baurbor, Early Childhood Educa t on , Columbus: MerilPublishing Company, 1990
Stone, Sandra J. Playing A Kids Curriculum, GoodYear Books, 1993.
Tedjasaputra, Mayke S., Bermain, Mainan dan Perminan Untuk PendidikanUsia Dini, Jakarta: Grasindo, 2001
Moyles, Janet R, The Excellence of Play , Bristol: Open University Press,1995
50 Ac t vi t es for Diversity Training , by Jonamay Lambert and Selma Myers.HRD Press, 1994.
The Giant
Sue C. Wortham. Assessment in Early Childhood Educa t on third edi t on ,Columbus, Ohio, New Jerey: Upper Saddle River, 2001
17
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
1) Pada Sensory motor play/ Prac t ce Play, kegiatan anak sebelum
usia 3-4 bulan belum dapat dikategorikan sebagai bermain.
Sejak usia 3-4 bulan, gerakan anak telah lebih terkoordinasi dari
pengalamannya, anak belajar bahwa dengan menarik mainan
yang tergantung di atas tempat t durnya, mainan tersebut
akan bergerak dan berbunyi. Kegiatan bermain sensori ini
menekankan pada permainan yang berpusat pada gerak sensori
motorik anak.
Sumber: Dokumen TK Putra 1
2) Pada tahapan symbolic/ make believe play (bermain pura-pura/
bermain peran/ drama t c play), pada umumnya kegiatan anak
diwarnai dengan kegiatan bermain khayal dan pura-pura. Anak
sudah mulai dan dapat menggunakan berbagai benda sebagai
simbol atau resentasi dari benda lain.
3) Pada tahap social play games with rules, kegiatan bermain sudah
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
18/42
18
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
menggunakan simbol yang lebih banyak dan dilatar belakangi
oleh penalaran, logika dan objek t vitas.
2. Fungsi Bermain
Kegiatan bermain dilakukan sungguh-sungguh oleh seorang anak,
sebab kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak bersifat rileks dan
merupakan kegiatan yang diinginkan dan disenangi.
Menurut Helms dan Turner bermain adalah cara/jalan bagi
anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran, perasaan dan cara mereka
menjelajahi dunia lingkungannya termasuk membantu anak dalam menjalin
hubungan sosial antar anak (Donald B. Helms & Jeferey S. Turner: 436-
337). Anak mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaan biasanya melalui
bentuk permainan. Bermain, selain bermanfaat untuk mela t h kemampuan
eksplorasi juga bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi
dengan sesama anak ataupun dengan orang dewasa.
Menurut Rubin, Fein, dan Vandenberg, bermain adalah berbagai
macam kegiatan yang memberikan keseimbangan berbagai aspek fungsi
kepribadian. Ada beberapa manfaat bermain diantaranya ialah: (1) bermain
merupakan mo t vasi intrinsik bagi anak, (2) bermain umumnya bebas dari
kegiatan menulis, (3) bermain membangkitkan ak t vitas yang nyata, (4)
pusat proses berbagai kegiatan adalah bermain, (5) bermain mendominasi
permainan, (6) bermain dapat dilakukan dengan memberikan ak t vitas
permainan (Cosby S. Roger and Janet K. Sawyers: 1). Bermain bagi anak
67
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
DAFTAR PUSTAKA
Birth to Three: suppor t ng our youngest children acts as a founda t on fora child.s future learning and development, Learning and TeachingScotland, 2005
A Curriculum Framework for 3 to 5, Learning and Teaching Scotland, 2004
Barbara Seuling, How to Write a Childrens Book and Get It Published THIRDEDITION, 2005
Bronson, Martha B., The Right Stu ff for Children Birth to 8: Selec t ng PlayMaterial to Support Development , NAEYC, Washington, DC, 1995.
Bredekamp, Sue (Editor), DAP in Early Childhood Programs Serving Children from Birth through Age 8, Washington DC: NAEYC
Carol Copple and Sue Bredekamp, Basics of Developmentally AppropriatePrac t ce: An Introduc t on for Teachers of Children 3 to 6 Washington,DC: NAEYC, 2006
Catron, Carol. E dan Allen, Jan. Early Childhood Curriculum: A Crea t ve PlayModel, 2nd Edit on, NewJersey : Merill Publ, 1999
Charles H. Wolfgang, Bea Mackender, and Mary E. Wolfgang, Growing &Learning Through Play (USA: McGraw-Hill, Inc., 1981
Charles Wolfgang and Mary E. Wolfgang, School for Young Children:Developmentally Appropriate Prac t ces Needham Heights, FloridaState University: Allyn and Bacon
Coughlin Pamela A dkk., Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak,Childrens Resources Interna t onal Inc, Washington, DC, 2000
Femmie Ju ff er, Marian J. Bakermans, etc, Promo t ng posi t ve paren t ng ana acment based intervi t on , 2008
Gretchen Owocki, Literacy Through Play, Portsmouth, NH: Heinemann,1999
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
19/42
66
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
3) Sangat menolong untuk menguji perilaku yang t dak sering terjadi.
Beberapa kerugian dari metode ini juga ada, tergantung pada tujuan
pengamatan, yaitu :
1) Peris t wa ke luar dari konteks dan bisa kehilangan beberapa
peris t wa yang juga pen t ng untuk diinterpretasikan.
2) Merupakan metode tertutup yang hanya mengama t perilaku
tertentu dan mengabaikan perilaku yang lain.3) Kehilangan kekayaan informasi detail dibandingkan catatan
anekdot, specimen record atau running records.
Sebagai pengamat, ama t lah anak dengan cara yang t dak
terlalu menyolok dengan posisi yang t dak terlalu dekat dengan
anak. Kita boleh mengama t sambil duduk, berdiri atau berjalan
disekitar area pengamatan. Apapun yang kita gunakan untuk dekat
dengan anak untuk tujuan pengamatan jangan sampai menarik
perha t kan anak. Hindari kontak mata dengan anak yang kita ama t ,
bila anak yang diama t melihat kepada kita sewaktu pengamatanberlangsung, berusahalah untuk menghidari tatapannya dengan
mengalihkan penglihatan ke anak lain.
Sebaiknya kita melakukan pengamatan, terkadang anak
juga mengetahui bahwa ia sedang diama t . Kalau anak tahu bahwa
kita sedang mengama t nya, anak akan merasa t dak enak dan bisa
pergi atau keluar dari area main. Kalau hal ini sampai terjadi maka
pengamatan harus dihen t kan. Pengamatan dapat dilanjutkan esok
hari atau minta staf lain untuk mengama t anak khusus itu.
Waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan adalahkapanpun. Kita harus tahu pen t ngnya data apa yang akan kita
peroleh dalam pengamatan, oleh karena itu kita harus meluangkan
waktu yang baik untuk melakukan pengamatan. Waktu pengamatan
yang terbaik itu adalah tergantung pada apa yang kita mau ketehui/
pelajarai dari seorang anak.
19
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
merupakan suatu kegiatan yang diinginkan, dengan bermain anak akan
merasa bebas, dan menyenangkan. Kegiatan bermain yang dilakukan anak
akan membangkitkan mo t vasi instrinsik, memberikan ketenangan dan
dapat memberikan keseimbangan hidup bagi anak.
Menurut Smith, permainan yang paling baik ialah permainan yang
memberikan kontribusi pada anak dalam belajar konsep dan ak t vitas
yang nyata (Janet R Moyles: 4). Permainan yang baik adalah yang dapat
mengajarkan pada anak kemampuan tertentu baik itu bersifat individual
ataupun kelompok. Ak t vitas yang diberikan dalam bermain adalah ak t vitas
yang dapat memberikan pemahaman pada anak tentang dunia nyata yang
bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari.
Gambar ak t vitas bermain anak sehari-hari
Menurut Vigotsky bermain mempunyai peran langsung terhadap
perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9). Permainan
merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir semua benda
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
20/42
20
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
dapat dijadikan sebagai alat permainan.
Pada saat bermain anak belajar suatu objek, secara sadar atau t dak
sadar ia belajar dari sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, bermain
itu sangat pen t ng untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperoleh
informasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak
informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain
merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan,
sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan
ak t vitas yang dilakukan.
3. Jenis-jenis Kegiatan Bermain
Jenis-jenis kegiatan bermain bisa membuat anak asyik sekaligus
merangsang perkembangannya. Dalam bermain anak menggunakan
alat permainan sesuai dengan kebutuhan anak, begitu pula jenis
kegiatan bermain sesuai dengan usia perkembangan anak. Ada
berbagai jenis kegiatan bermain anak diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Bermain Ak t f
Pada kegiatan bermain ak t f, anak melakukan ak t vitas
gerakan yang melibatkan seluruh indera dan anggota tubuhnya.
Diantara jenis kegiatan bermain ak t f adalah:
65
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
anak dalam interval waktu tertentu, sebaliknya e ven sampling
untuk mengama t perilaku yang t dak sering.
Pengamat terlebih dulu perlu menentukan perilaku yang ingin
diama t , kemudian mempersiapkan se ng yang memungkinkan
perilaku itu muncul dan akan digunakan untuk mengama t perilaku
tersebut. Pengamat perlu mengambil posisi yang nyaman bagi dia
untuk mengama t , menunggu sampai muncul perilaku tersebut danmencatatnya.
Pencatatan dapat dilakukan dalam berbagai cara, tergantung dari
tujuan pengamatan. Jika pengamat sedang mempelajari penyebab
atau hasil dari perilaku tertentu, maka menggunakan ABC analisis
(Bell & Low). ABC analisis merupakan deskripsi nara t f dari peris t wa
keseluruhan, yang dibagi menjadi 3 bagian : A = perilaku pencetus,
B = perilaku, C = konsekuensi. Se t ap saat peris t wa terjadi, saat itu
juga dicatat.
contoh e ven sampling :EVEN SAMPLING
Nama : ....................................... Usia : .....................Sentra : ........... ............. ............ ... Tanggal : ............ ...Pengamat : ............. ............ ......... Waktu : ............. .....Perilaku : menendang, memukul teman lain atau guru dengan kaki kanan, cukup kerasuntuk membuat anak lain menangis.
Waktu Peristiwa Pencetus Perilaku Konsekuensi
9.13 Dion bermain sendiri di Dion melihat Tom dengan Tom menangisSentra balok, Tom datang kening berkerut; berdiri; dan berlari kedan meletakkan sebuah mendorong Tom; Tom guru.balok di bangunan Dion. balas mendorong; Dion
menendang kaki Tom.
10.05 Di arena bermain, Dion Dion menendang Ririn menangis: guruBerdiri antri untuk ber- kaki Ririn datang dan menarikmain luncuran. Ririn lengan Dion serta me-
datang menyerobot Dion menendang nasehatibarisan Dion. guru
Keuntungan menggunakan e ven sampling adalah :
1) Mencatat peris t wa dengan utuh, sehingga membuat analisa
lebih mudah.
2) Lebih obyek t f dibandingkan metode yang lain, karena perilaku
telah ditentukan sebelumnya.
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
21/42
64
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
2) Lebih obyek t f dan terkontrol karena perilaku yang diama t
spesi k dan dibatasi.
3) Memungkinkan pengamat mengumpulkan data dari sejumlah anak
ataupun sejumlah perilaku dalam satu kali waktu pengamatan.
4) Memberikan informasi yang berguna dalam interval waktu dan
frekuensi dari perilaku tertentu.
5) Memberikan hasil kuan t ta t f yang berguna untuk analisa sta t st k.6) Ada beberapa kerugian dari metode ini, yaitu :
7) Metode bukan metode terbuka, sehingga memungkinkan
kehilangan banyak perilaku yang pen t ng.
8) Tidak menjelaskan perilaku, sebab dan hasil, karena lebih berfokus
pada waktu (kapan dan berapa lama suatu perilaku terjadi)
9) Tidak menyimpan data tentang masukan-masukan perilaku,
karena prinsip metode ini hanya pada interval waktu, bukan
perilaku.
10) Perilaku di luar konteks karena itu mungkin bisa bias.11) Terbatas untuk perilaku yang diama t yang sering terjadi
12) Biasanya berfokus pada satu jenis perilaku (dalam kasus ini
perilaku nega t f) dan bisa mengakibatkan pandangan yang
bias.
e. Even Sampling
Even sampling adalah suatu metode yang memberikan kesempatan
kepadapengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku
khusus yang sudah dipilih lebih dulu. Even sampling digunakanuntuk mempelajari kondisi di mana perilaku tertentu terjadi atau
sering terjadi. Pen t ng untuk mempelajari pencetus suatu perilaku
tertentu dari anak memukul, misalnya mungkin bagi anak usia
2 tahun memukul sebagai tanda dia ingin mengajak temannya
bermain. Jika t me sampling digunakan untuk mengama t perilaku
21
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
1) Tac t le Play/bermain dengan tangan
Merupakan kegiatan bermain yang meningkatkan
keterampilan jari jemari anak serta membantu anak
memahami dunia sekitarnya melalui alat perabaan dan
penglihatannya.
2) Func t onal Play
Permainan yang mengutamakan gerakan motorik kasar/
otot besar.
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
22/42
22
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
3) Construc t ve Play/ membangun
Permainan yang mengutamakan anak untuk membangun
atau membentuk bangunan dengan media balok,lego dan
sebagainya.
4) Crea t ve Play/ Bermain Krea t f
Permainan yang memungkinkan anak menciptakan berbagai
kreasi dari imajinasinya sendiri.
63
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
: dalam rangka menolong anak agresif Gibran, guru ingin tahu
berapa kali Gibran berperilaku nega t f. Pertama, perilaku agresif
Gibran harus ditentukan secara jelas melipu t apa saja. Misalnya
memukul, mendorong, menendang, memegang teman yang
melawannya, merebut mainan teman.
Perilaku tersebut dapat dituliskan dengan kode misalnya memukul
(p), mendorong (d), merebut (r), dsb. Berikutnya yang perludipersiapkan adalah interval waktu. Jika pengamatan akan dilakukan
selama setengah jam, boleh saja menentukan se t ap 5 menit
perilaku agresif anak diama t . Selanjutnya harus memikirkan cara
pencatatan. Boleh saja menuliskan 1 jika perilaku tersebut terjadi,
dan 0 jika t dak terjadi. Bisa juga meletakkan tanda pada kolom
se t ap munculnya perilaku agresif tersebut.
contoh format t me sampling :
TIME SAMPLINGInterval Waktu(Setiap 5 menit)
1 2 3 4 5 6
1 1 1 0 0 0
0 0 0
0 0 0
Catatan Peristiwa :(Frekuensi)
Lama Pencatatan :(Ada atau tidak ada)
Catatan Peristiwa :(Ada atau tidak ada)
Time sampling merupakan metode yang sangat berguna jika
digunakan untuk mengama t anak dengan alasan-alasan berikut :
1) Membutuhkan waktu dan usaha yang t dak terlalu banyak
dibandingkan catatan narasi.
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
23/42
62
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Dia menunjukkan kekuatannya. Dia kehilangan kesabaran. Dia menjadi marah. Seharusnya dia t dak berbicara seper t itu.
Kesalahan pengamat yang lain adalah menghilangkan
beberapa fakta, mencatat hal-hal yang t dak terjadi dan mencatat
hal-hal yangt
dak pada urutan yang benar.Berikut ini beberapa pedoman dalam melakukan pencatatan.
1) Catat fakta-fakta saja.
2) Catat segala sesuatu secara rinci tanpa menghilangkan apapun.
3) Jangan menginterpretasikan selama melakukan pengamatan.
4) Jangan mencatat apapun yang t dak kita lihat.
5) Gunakan kata-kata deskrip t f bukan labelling atau interpretasi.
6) Catat fakta-fakta yang terjadi sesuai dengan urutan kejadiannya.
d. Time Sampling Metode t me sampling memerlukan pengamatan yang
menunjukkankekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus terjadi
sering (paling sedikit sekali se t ap 15 menit). Misalnya : perilaku
semacam berbicara, memukul atau menangis dapat diama t dan
dihitung dengan mudah. Perilaku memecahkan masalah t dak dapat
diama t menggunakan metode ini, karena perilaku seper t itu t dak
jelas bagi pengamat dan t dak dapat dihitung dengan mudah.
Time sampling dilakukan untuk mengama t perilaku khusus dari
seorang anak atau kelompok dan mencatat ada atau t daknyaperilaku tersebut dalam interval waktu yang sudah ditentukan untuk
diama t . Pengamat harus mempersiapkan diri untuk memanfaatkan
waktu yang telah terjadual, dan menentukan jenis perilaku yang
akan diama t , interval waktu yang digunakan, dan bagaimana dia
mencatat ada atau t dak adanya perilaku tersebut. Sebagai contoh
23
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
5) Symbolic /Drama t c Play/bermain simbolik
Permainan dimana anak memegang suatu peran tertentu.
6) Play Games
Permainan yang dilakukan menurut aturan tertentu danbersifat kompe t si/persaingan.
b. Bermain Pasif
Kegiatan bermain pasif t dak melibatkan banyak gerakan tubuh
anak, tetapi hanya melibatkan sebagian indera saja terutama
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
24/42
24
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
pendengaran dan penglihatan. Diantara kegiatan bermain pasif
yang sering dilakukan anak adalah recep t ve play. Recep t ve
play merupakan permainan dimana anak menerima kesan-
kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi ak t f (bukan sik
yang ak t f) melalui mendengarkan dan memahami apa yang dia
dengar dan ia lihat.
4. Aspek Perkembangan yang dapat di kembangkan melalui bermain
berdasarkan Teori Gardner
Manfaat bermain melipu t seluruh aspek perkembangan anak
seper t diuraikan oleh teori Howard Gardner (Mul t ple Intelegence)
berikut :
a. Linguis t c Intellegence (Kecerdasan Bahasa)
Kecerdasan Bahasa melipu t kemampuan berbahasa secara lisan
dan tulisan. Kemampuan ini dapat digunakan untuk mencapai
beberapa tujuan. Orang yang memiliki kecerdasan berbahasa
dapat menjadi pengacara, presenter, pengarang dan lain-lain.
Bagian otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan ini
adalah broca area. O rang yang mengalami kerusakan daerah
ini membuat dia kesulitan dalam meletakkan kata demi kata
bersama menjadi satu kalimat walaupun dapat menger t ar t
kata-kata tersebut.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
bahasa antara lain : Membacakan buku yang sudah dikenal anak Bertepuk tangan dengan ritme berulang, misalnya: plok
plok plok plok plok, plok plok plok
61
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Karena r unning record mengama t terlalu banyak perilaku
perkembangan yang pen t ng dari seorang anak, maka r unning
record dipilih sebagai metode utama yang digunakan bersama
dengan Child Skills Checklist untuk menilai perkembangan anak.
Kadang Checklist dikombinasi dengan r unning record .
c. Catatan Specimen ( Specimen Records )
Specimen Records hampir mirip dengan running records tetapi lebihrinci. Catatan ini sering digunakan oleh peneli t yang menginginkan
deskripsi lengkap dari suatu perilaku anak, sementara running
records lebih sering dipakai oleh guru dengan cara yang t dak formal.
Pengamat yang membuat s pecimen records bukan orang yang
terlibat dalam kegiatan kelas dan harus menjaga jarak dari anak.
Seper t running records , specimen records menulis secara nara t f
perilaku atau peris t wa saat terjadi, tetapi deskripsi itu biasanya
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya seper t
waktu, anak, dan se ngnya. Jumlah kerinciannya yang akan dicatattergantung pada tujuan pengamatan.
Pengamatan yang diiku t dengan catatan anekdot, running records
ataupun specimen records, bukanlah kegiatan yang mudah.
Pengamat terbiasa mengama t apa yang terjadi di sekelilingnya
dan dalam waktu yang bersamaan membuat interpretasi tentang
apa yang dilihatnya. Di dalam pencatatan yang obyek t f, kita harus
memisahkan dua hal tersebut. Apa yang dicatat harus berupa fakta
yang ada, tanpa melakukan penilaian (labelling) , asumsi, atau
kesimpulan.Berikut ini merupakan contoh kata-kata dan kalimat labelling yang
sering dijumpai dalam catatan pengamatan: Dia anak yang baik hari ini. Dimas marah kepada Dini. Dia berteriak dengan dengan marah.
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
25/42
60
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
1) Merupakan catatan yang lengkap dan menyeluruh, t dak
terbatas pada peris t wa-peris t wa tertentu.
2) Merupakan catatan yang terbuka, yang dapat untuk mengama t
apa saja tanpa spesi kasi pada perilaku khusus.
3) Tidak membutuhkan pengamat yang memiliki ketrampilan
khusus, karena itu sangat berguna bagi guru kelas.
Selain kelebihan sepert
yang diungkapkan di atas, running record juga memiliki kerugian, yaitu :
1) Catatan ini memerlukan waktu yang lama. Pengamat t dak
memiliki waktu lain selain hanya mengama t dan mencatat
perilaku anak saja.
2) Cukup sulit untuk mencatat semua hal dalam waktu yang
panjang tanpa kehilangan rincian yang mungkin juga pen t ng.
3) Sangat efek t f jika hanya mengama t seorang anak saja, tetapi
jika harus melakukan pengamatan terhadap sekelompok anak,
apalagi jika kelompok besar, maka akan mengalami banyakkesulitan.
4) Pengamat harus menjaga diri anak, yang kadang-kadang sulit
jika pengamat adalah guru yang sedang mengajar.
Running record lebih berguna jika dicatat dalam format
khusus yang dikomentari oleh pengamat kemudian. Sangat sulit bagi
pengamat untuk mencatat se t ap kata yang diucapkan anak dan se t ap
adegan yang dilakukan anak saat bermain bersama.
contoh format running record :
RUNNING RECORDNama Anak :. Usia : Tanggal : .Pengamat : . Tempat : Waktu : ...
Observasi Komentar
25
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Bermain tepuk tangan sambil menyebutkan nama anak,
misalnya:
A ni ta , A ni , Mar li na , S a e ful , dst. Merangkai dengan berbagai bentuk huruf Bernyanyi dengan gerak dan irama sederhana, dilakukan
secara berulang-ulang
Membaca buku bersama anak secara berulang terus-menerus
Menghadirkan buku-buku yang paling disukai anak.
b. Logical Mathemathic Intelligence (Kecerdasan Logika Matema t ka)
Kecerdasan Logika Matema t ka melipu t kemampuan menganalisa
masalah yang bersifat logis matema t s dan menginves t gasi masalah
secara ilmiah (scien t c thinking). Kemampuan ini melibatkan
sejumlah bagian pusat berpikir di otak.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
matemat
ka antara lain mengenal deretan angka, bermaindakon, mengukur berat, mencocokkan, pengukuran panjang-
pendek, mengurutkan kecil-besar, mengurutkan bilangan, main
domino angka, menghitung benda, tebak angka, mengukur
volume, menyusun pola dengan meronce dll.
c. Musical Intelligence (Kecerdasan Musik)
Kecerdasan Musik melipu t kemampuan dalam penampilan
(performance), komposisi dan apresiasi bentuk-bentuk musik.
Bagian otak yang memproduksi kemampuan di bidang musik
terletak di otak bagian kanan.Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
musik antara lain bermain gerak dan lagu, menari, bermain alat
music dengan pukul, pe t k atau tekan, bermain music dengan
maracas, bernyanyi lagu dengan irama sederhana yang diulang-
ulang disertai gerakan sederhana, dll
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
26/42
26
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
d. Bodily-Kineste t c Intelligence (Kecerdasan Olah Tubuh)
Kecerdasan Olah Tubuh merupakan kemampuan menggunakan
seluruh bagian-bagian tubuh untuk menyelesaikan masalah
atau melakukan suatu gerak yang menghasilkan produk
(pertunjukan). Orang yang memiliki kemampuan kecerdasan
kineste t k antara lain penari, atlit, aktor, dokter bedah, mekanik
dan lain-lain. Bagian otak yang memproduksi kemampuan iniadalah Cortex di kedua belahan otak (Hemisphere).
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
musik antara lain Menari, menirukan gerakan binatang, bermain
gerak dan lagu, mengiku t gerakan senam sederhana, bermain
bola, main egrang, main layang-layang, berjalan di atas papantt an,dll
e. Visual Spa t al Intelligence (Kecerdasan Bentuk dan Ruang)
Kecerdasan bentuk dan Ruang merupakan kemampuan
mengorganisasi dan memanipulasi gambar dan ruangan yang lebar.Orang yang memiliki kecerdasan ini lebih mudah bekerja di bidang
pilot, navigator, pemain catur, arsitek, gra s, dan lain-lain.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
bentuk dan dan ruang antara lain bermain balok unit, leggo,
melukis, menggambar, membuat rumah-rumahan dengan balok
kayu atau potongan lego, menggambar, menyusun kepingan-
kepingan kayu bergambar
f. Interpersonal Intelligence (Kecerdasan Interpersonal)
Kecerdasan Interpersonal merupakan kemampuan seseoranguntuk menger t maksud, mo t vasi dan hasrat orang lain serta
secara konsekuen bekerja efek t f dengan orang lain walaupun
semua t dak begitu tampak. Contoh : Guru, poli t kus, orang-
orang yang bekerja di klinik (perawat), penjual maupun pemuka
agama. Bagian otak yang memegang peranan dalam hal ini
59
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
4) Sulit untuk memberikan analisa nara t f , karena itu metode ini
kurang berguna untuk penulisan ilmiah.
Catatan semacam ini dapat lebih berguna jika dicatat di kertas
secara ver t kal dengan catatan anekdot di sebelah kiri dan ada lahan
untuk menuliskan komentar di sebelah kanan. Atau kertas dibagi
secara mendatar, dengan catatan anekdot di atas dan komentar di
bawahnya.Berikut ini contoh format catatan anekdot :
CATATAN ANEKDOT
Tanggal : Waktu : .
Nama Anak : .. Usia
Pengamat : .. Kelas .
Peristiwa
..
Komentar
..
b. Catatan Berjalan ( Running Record )
Metode pengamatan dengan teknik pencatatan lain yang cukup
terkenal adalah Running Records . Catatan ini memuat kejadian
secara rinci dan berurutan. Pengamat mencatat semua kejadian
terus menerus yang dilakukan anak itu. Running record berbeda
dengan catatan anekdot karena running record mencatat semua
perilaku anak bukan hanya sekedar peris t wa-peris t wa tertentu
saja, dan pencatatan dilakukan langsung, t dak menunda kemudian
setelah pembelajaran selesai.
Sebagai catatan yang faktual, pengamat harus berha t -ha t untukt dak menggunakan kata-kata deskrip t f atau memvonis anak.
Catatan yang ditulis mencerminkan apa yang diama t tanpa
memberikan asumsi. Keuntungan dari running record adalah :
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
27/42
58
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
dikatakan dan dikerjakan anak. Kadang-kadang guru memasukkan
alasan-alasan tes terhadap perilaku anak, tetapi mengapa lebih
baik ditulis di bagian khusus sebagai komentar guru. Catatan ini
paling sering ditulis setelah suatu peris t wa terjadi.
Meskipun catatan anekdot merupakan catatan singkat tentang suatu
kejadian dalam suatu saat tertentu, namun catatan tersebut bersifat
kumulat
f. Jika rangkaian perist
wa itu berjalan berulang-ulang dapatdigunakan sebagai masukan yang rinci tentang anak yang diama t .
Keuntungan lain menggunakan catatan anekdot adalah:
1) Pengamatan bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa
saja tentang apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya satu
macam perilaku khusus.
2) Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat
kejadian, pencatatan dilakukan nan t setelah pembelajaran usai,
sehingga t dak mengganggu ak t vitas guru.
3) Pengamat dapat melihat dan mencatatt
ngkah laku khusus danmengabaikan perilaku yang lain.
Sebagai metode pengamatan, tentu selain keuntungan juga ada
kerugiannya. Pengamat perlu memutuskan apa yang diama t , apa
yang ingin diketahui, dan metode apa yang paling berguna. Beberapa
kerugian catatan anekdot adalah :
1) Catatan anekdot t dak memberikan gambaran yang lengkap
karena hanya mencatat peris t wa-peris t wa yang menarik minat
pengamat.
2) Tergantung pada daya ingat pengamat. Peris t wa yang terjadikadang t dak bisa ditulis secara rinci, karena pencatatan
dilakukan setelah pembelajaran selesai.
3) Kejadian bisa saja keluar dari konteks dan kemudian
diinterpretasikan t dak dengan benar atau digunakan dengan
cara yang bias.
27
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
adalah Lobus Frontal (Cortex bagian depan).
Kerusakan daerah ini menyebabkan perubahan besar pada
personality, dan orang tersebut seolah-olah menjadi orang lain.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
interpersonal antara lain bermain peran, bermain boneka anak
dengan binatang, bermain boneka dengan asesoris, dll
g. Intrapersonal Intelligence (Kecerdasan Intrapersonal)Kecerdasan Intrapersonal merupakan kemampuan untuk
menger t diri sendiri (keinginan, maksud, ketakutan), memiliki
kemampuan untuk bekerja sendiri dengan efek t f dan
memanfaatkan informasi untuk mengatur kehidupannya sendiri
(self regulator). Orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal t nggi mempunyai semangat hidup yang t nggi (bergairah).
Bagian otak yang mengatur kemampuan ini ada di Frontal Lobe.
Kerusakan pada Frontal Lobe bagian bawah akan menyebabkan
irritability atau euphoria, sedangkan bila terjadi kerusakan dibagian atas dapat menyebabkan apa t s, lamban dan peragu.
Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan
Intrapersonal antara lain bermain peran, mela t h menyampaikan
pikiran dan perasaannya di depan teman, be rmain ekspresi, dll
h. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan ini berkaitan dengan seluruh yang terdapat di alam
dunia ini. Kecerdasan ini sangat sensi t f untuk disimulasikan
dengan semua aspek alam, mencakup bertanam, binatang,
cuaca, dan gambaran sik dari bumi. Di dalamnya mencakupketerampilan mengenali berbagai ketegori dan varitas dari
binatang, serangga, tanaman dan bunga. Ini mencakup
kemampuan menanam sesuatu, memelihara dan mela t h
binatang. Ini juga mencakup kepekaan untuk dan mencintai
bumi, sebagaimana keinginan untuk memeliharanya dan
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
28/42
28
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
melindungi sumber-sumber alam.
Contoh kegiatan: Mencatat fenomena alam yang melibatkan hewan, tanaman,
dan hal-hal sejenis Memperlihatkan pemahaman yang mendalam dalam topik-
topik yang melibatkan sistem kehidupan
i. Kecerdasan EksistensionalAnak mengenal dirinya adalah bagian dari alam semesta,
bangsa dan negara, masyarakat, dan keluarganya. Anak
menger t apa yang harus diperbuat untuk Tuhannya, dirinya,
bangsa dan negara, masyarakat, dan keluarga. Anak dapat
mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan secara
komprehensif.
Contoh: Anak dapat menempatkan diri di manapun ia berada
j. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan yang berkaitan dengan kejiwaan, agama,
kepercayaan, keyakinan dan prinsip atau philoso hidup.
Bagi masyarakat yang religius dianggap sebagai kecerdasan
terpen t ng atau yang paling menentukan. Sabagai fondasi
dalam mengeksplorasi dan memberdayakan jenis kecerdasan-
kecerdasan lainnya.
Contoh:
Anak yakin dan percaya ciptaan Tuhan Semua kecerdasan di atas harus dikembangkan secara seimbang.
Dengan demikian guru perlu merancang kegiatan main yang
bervariasi untuk mengembangkan tujuh kecerdasan tersebut.
57
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
observasi langsung kepada anak. Dengan melakukan observasi ini maka kita
akan dapat melihat dan mengetahui tahap perkembangan anak dan hasilnya
dimasukkan dalam suatu pencatatan.Untuk menentukan strategi evaluasi
yang cocok seorang harus mengetahui mengapa evaluasi dilaksanakan
(Brinkerho ff , 1983:16).
Strategi dan metode observasi dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk pencatatan. Secara rinci bentuk pencatatan observasi yang dapatdigunakan guru dikemukakan berikut ini.
Teknik Pengamatan
Salah satu upaya untuk memahami tumbuh kembang anak usia dini di
antaranya melalui pengamatan. Oleh karena itu kemampuan pengamatan
bagi seorang pendidik anak usia dini merupakan suatu kompotensi yang
mes t dimiliki
Se t ap pengamatan harus dilakukan dengan pencatatan. Pengamat
bukan hanya sekedar mengamat
anak untuk mengetahui kegiatan apasaja yang dilakukan anak, tetapi pengamat juga perlu sensi t f terhadap
apa-apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, atau diraba. Selama
melakukan pengamatan dan pencatatan. Berikut ini akan dijelaskan
beberapa metode pengamatan dan pencatatan untuk anak usia dini.
Adapun metode dan teknik pengamatan pada anak usia dini yang
dibahas dalam modul ini melipu t teknik catatan anekdodal ( Anecdotal
Record ), catatan berjalan ( Running Record ), catatan specimen (Specimen
Record ), Time Sampling dan Even Sampling .
a. Catatan Anekdot (Anecdotal Record) Catatan anekdot adalah tulisan nara t f singkat yang menjelaskan suatu
peris t wa tentang perilaku anak yang pen t ng bagi perkembangan
anak dan pengamat. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang
terjadi secara faktual, dengan cara yang obyek t f, menceritakan
bagaimana , kapan dan di mana terjadi peris t wa itu, apa yang
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
29/42
56
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
H. EVALUASI BERMAIN ANAK
Evaluasi sebagai salah satu komponen utama pembelajaran,
termasuk pembelajaran di PAUD. Evaluasi merupakan proses pengumpulan,
penganalisisan, dan penafsiran data yang sistema t k dalam rangka pemberian
keputusan terhadap sesuatu (Wortham, 2001). Berar t , dengan evaluasi
guru perlu mengumpul data, menganalisis, dan menafsirkan makna data
yang ada sebagai bahan pengambilan keputusan. Keputusan yang diberikan
merupakan nilai, yang dapat berbentuk angka atau huruf. Bentuk huruf yang
paling sering digunakan adalah deskripsi, atau penjelasan.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan yang telah
dilaksanakan, faktor-faktor penghambat maupun pendukung pencapaian
tujuan kegiatan, serta mengetahui t ngkat keberhasilan. Tujuan tersebut perlu
untuk memperbaiki kegiatan belajar sekaligus memperbaiki keberhasilan
belajar.
Hasil evaluasi disajikan sebagai bentuk laporan evaluasi. Laporan
tersebut disampaikan kepada orang tua dan kepala sekolah sebagaibentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) guru terhadap kegiatan
yang dilakukannya (Wortham, 2001). Bagi orang tua hal tersebut untuk
kesinambungan program sedang bagi kepala sekolah untuk perbaikan
program belajar.
Ada beberapa strategi dan metode dalam pelaksanaan evaluasi.
Secara umum ada dua kelompok, yaitu tes dan non tes. Kelompok non tes
terdiri dari angket, wawancara, dan observasi. Bila dilihat dari pelaksanaannya,
evaluasi dikenal dengan evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dilakukan bila guru ingin mengetahui bagaimana anak mengiku t ataumelakukan kegiatan selama pembelajaran berlangsung. Bila guru ingin
melihat hasil kegiatan guru dapat menggunakan evaluasi hasil. Untuk
menentukan strategi dan metode mana yang tepat guru perlu mengetahui
tujuan evaluasi. Untuk mencatat dan mengevaluasi perkembangan anak usia
dini, langkah pertama dan utama yang dapat dilakukan adalah melakukan
29
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
B. PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN MELALUI BERMAIN
Bermain merupakan kebutuhan bagi se t ap anak. Se t ap saat anak
ingin selalu bermain. Di mananapun, dalam kondisi apapun, anak akan
berusaha mencari sesuatu untuk dapat dijadikan mainan. Anak-anak baik
di kota besar, desa, pantai, dan gunung senang dengan permainan yang
ada. Baik yang dimainkan berupa permainan tradisional maupun permainan
modern. Anak-anak selalu bermain dengan riang, melalui bermain anak akan
merasa rileks. Tertawa, teriakan, sorakan, ekspresi wajah yang ceria selalu
mengiringi suasana anak bermain. Anak walaupun sakit tetap bermain secara
terbatas kemampuannya. Di tempat t dur, saat anak tergolek sakit, masih
tampak ia membawa mainan di samping tempat t durnya, yang mudah ia
mainkan pada saat-saat tertentu.
Gambar anak bermain di atas tempat t dur
Kebutuhan akan permainan dan bermain sangatlah mutlak bagiperkembangan anak. Lingkungan dan orang dewasa ,dalam hal ini orangtua,
maupun guru perlu memfasilitasi kebutuhan anak dengan menyediakan
berbagai permainan yang dapat mendukung perkembangan anak. Tentu
saja permainan dan alat bermainnya tersebut bukanlah suatu yang harus
bernilai ekonomi t nggi, tetapi apapun dapat dijadikan alat bermain.
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
30/42
30
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
Misalnya daun kering dapat dijadikan alat hitung untuk mengembangkan
konsep matema t ka, dapat mengklasi kasikan jenis-jenis daun, manfaat
daun hal ini untuk mengembangan konsep sains pada anak, dapat dijadikan
bahan kreasi seni untuk mengembangan seni dan lain sebagai yang dapat
dikembangkan hanya dari daun. Indonesia negeri yang kaya sumber alam
yang masih dapat kita eksplorasi untuk dijadikan alat bermain.
Pembelajaran yang menyenangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak. Dengan demikian,
se t ap kegiatan pembelajaran harus selalu mengacu pada tujuan
pemenuhan kebutuhan perkembangan anak secara individu.
2. Dunia anak adalah dunia bermain, maka selayaknyalah pembelajaran
untuk anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. In t nya,
bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain. Anak belajar
melalui main, main yang menyenangkan. Melalui sentra, proses
pembelajaran dilakukan dengan menempatkan siswa pada posisiyang proporsional. Anak dirangsang untuk secara ak t f melakukan
kegiatan bermain sambil belajar. Perlu ditekankan bahwa bermain
yang menyenangkan dapat merangsang anak untuk melakukan
eksplorasi dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya
(happy learning). Sehingga, anak dapat menemukan pengetahuan
dari benda-benda yang dimainkannya.
3. Kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat untuk membangun
sist ma t ka kerja/ak t vitas. Bagaimana anak membuat pilihan-
pilihan dari serangkaian kegiatan, focus pada apa yang dikerjakandan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan yang dia telah mulai
dengan tuntas.
4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada pengembangan kecakapan
hidup anak, yaitu membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu
bersosialisasi dan memiliki keterampilan dasar yang berguna bagi
55
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
e. Buku cerita, kaset cerita dan lagu
f. Kartu angka, Ular tangga
g. Kolintang/gendang
h. Troli/mobil2an yang dapat dikendarai
i. Urutan besar kecil
j. Lilin plast sin
5. Alat Permainan Eduka t f anak usia 4 5 tahun
a. Aneka games kelompok kecil
b. Balok-balok konstruksi
c. Bahan-bahan untuk menggun t ng, merekat, melipat
d. Alat bermain peran mikro dan peran makro
e. Benda-benda untuk mengenal angka dan huruf
f. Alat permainan diluar seper t papan jungkat jungkit, perosotan
6. Alat Permainan Eduka t f anak usia 5 6 tahun
a. Alat permainan peran makro dan mikro
b. Alat-alat untuk belajar angka dan huruf
c. Alat permainan di luar ruang; papan tt an, papan jungkat
jungkit, ayunan dll
d. Alat-alat keterampilan untuk menggun t ng, menempel, melipat.
e. Balok-balok berkonstruksi
f. Peralatan sehari-hari (kursi, meja, sapu, kemoceng dll)
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
31/42
54
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
3. Alat Permainan Eduka t f anak usia 2 3 tahun
a. Sepeda roda t ga
b. Bahan dan alat tulis menulis
c. Puzzle, manik-manik, balok-balok
d. Mainan rumah-rumahan, boneka, alat transportasi untuk
bermain peran
e. Rangkaian / roncean
f. Boneka jari / tangan
g. Gelang menara
h. Balok bangunan
i. Mozaik
j. Puzzle sederhana (2-5 keping)
k. Papan Geometri
4. Alat Permainan Eduka t f anak usia 3 4 tahun
a. Boneka, binatang mainan dll untuk bermain peran
b. Balok-balok konstruksi
c. Alat-alat keterampilan (gun t ng, lem, kertas)
d. Puzzle, manik-manik
31
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
kehidupannya kelak.
5. Pembelajaran dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang
dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan anak.
St mulus pendidikan bersifat menyeluruh, mencakup semua
aspek perkembangan. Karena itu, se t ap kegiatan harus dapat
mengembangkan atau membangun berbagai perkembangan atau
kecerdasan anak. Dalam hal ini guru memfasilitasi agar semua
aspek perkembangan anak perkembangan anak berkembang secara
op t mal.
6. Anak akan memperoleh lebih banyak pengetahuan bila mendapat
pijakan/dukungan dari guru pada saat main.
C. PEMBELAJARAN DENGAN SENTRA (LEARNING CENTRE)
Secara sederhana, sentra bisa diar t kan sebagai suatu wadah yang
disiapkan guru bagi kegiatan bermain anak. Melalui serangkaian kegiatan
main tersebut, guru mengalirkan materi pembelajaran yang telah disusundalam bentuk lesson-plan. Rangkaian kegiatan itu harus saling berkaitan dan
saling mendukung untuk mencapai tujuan belajar harian dan tujuan belajar
pada semua sentra dalam satu hari harus sama. Se t ap sentra memiliki
center point dan semua mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan t m guru.
Tidak ada keharusan bagi se t ap lembaga untuk menyiapkan banyak
sentra, bergantung dari kemampuan lembaga dan kesiapan guru. Hal yang
perlu diperha t kan adalah bagaimana tujuh kecerdasan dasar se suai dengan
teori Kecerdasan Jamak yang dicetuskan Howard Gardner dan enam domainber kir pada anak sebagaimana unsur yang dibangun secara terpadu
melalui kegiatan-kegiatan di sentra. Kegiatan sentra dijalankan dengan tema-
tema belajar yang serempak dan akan bergan t dalam periode tertentu.
Se t ap sentra juga secara terpadu membangun anak dengan memberikan
kesempatan kepada anak untuk melakukan t ga (3) jenis main, yaitu main
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
32/42
32
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
sensorimotor, main peran, dan main pembangunan.
Dalam pendekatan Sentra, ada tahapan-tahapan yang perlu
diperha t kan, mulai saat anak memasuki lingkungan sekolah kelompok
mainnya hingga menyelesaikan kegiatan bermain dan kembali menuju
rumah. Se t ap tahapan itu terekam dalam laporan harian kegiatan guru,
yang akan menjadi bahan untuk mengukur perkembangan anak, serta pada
akhirnya memberikan respond dan s t mulasi yang tepat agar kemampuan
anak berkembang secara op t mal.
Secara garis besar, perekaman kemampuan se t ap anak mengacu
pada tolak ukur kemampuan klasi kasi yang dibangun melalui serangkaian
ak t vitas yang menggunakan benda-benda (mainan) konkret. Dengan benda-
benda itu anak mengenal warna, bentuk dan ukuran. Secara bertahap pula
anak belajar untuk mengenal ciri-ciri, tanda-tanda dan sifat-sifat benda dan
kejadian. Kemampuan mengklasi kasi dibangun, baik saat bermain maupun
saat membereskan mainan. Terbangunnya kemampuan klasi kasi pada
hal-hal yang konkret adalah bekal mutlak anak agar kelak mereka mampu
mengkasi kasi hal-hal yang abstrak, mampu membedakan mana yang benar
dan mana yang salah, serta terbiasa menyikapinya dengan tepat.
Dalam hal penerapan disiplin, misalnya, sering guru atau orangtua
menghadapi msalah atau bahkan t dak tahu lagi bagaimana upaya
mendisiplinkan anak. Keadaan ini biasanya bermuara pada hukuman, yang
umumnya justru kontra produk t f bagi perkembangan anak. Yang kerap
53
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
(terbuat dari bahan yang lembut)
d. Benda yang empuk, an t pecah, bersih dan aman
e. Benda yang kokoh yang bisa dipergunakan untuk merambat dan
belajar berjalan.
2. Alat Permainan Eduka t f anak usia 1 2 tahun
a. Mainan yang bisa didorong dan ditarik untuk mela t h
keseimbangan
b. Mainan yang bisa diduduki dan dikendarai seper t mobil-mobilan
atau sepeda roda empat yang kecil
c. Kursi, tangga, lorong-lorongan, ayunan bayi
d. Mainan yang bisa dibawa sambil berjalan
e. Balok-balok, bola, manik-manik yang berukuran besar
f. Air, pasir, kacang-kacangang. Peralatan rumah tangga sehari-hari
h. Cat, spidol, krayon, buku bergambar
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain
33/42
52
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
dengan per t mbangan. Jika biaya untuk pembuatan diperkirakan lebih
mahal dari pada membeli maka di beli. Tetapi jika akan lebih murah
maka sebaiknya dibuat selain lebih murah jika di buat akan lebih varia t f
dan sesuai kebutuhan anak. Jika memang harus dibuat maka sebaiknya
dirancang disainnya, kemudian siapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
APE. Setelah semuanya siap tahap terakhir adalah mulai membuat
G. ALAT PERMAINAN EDUKATIF SESUAI KEBUTUHAN PERKEMBANGAN
Memberikan s t mulasi yang tepat bagi anak-anak diperlukan APE
yang tepat. APE yang tepat bagi anak harus sesuai dengan kebutuhan anak
dimana masing-masing anak memiliki karakteris t k dan kebutuhan yang
berbeda. APE untuk merangsang s t mulasi bagi anak dapat berupa alat
permainan ataupun media, lingkungan sik, audio ataupun audio visual.
Berikut ini beberapa contoh media untuk anak 0-6 tahun diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Alat Permainan Eduka t f untuk anak usia 0 1 tahun
a. Tubuhnya sendiri (melalui pijatan, senam ringan)
b. Mainan sederhana dengan warna2 primer yang bisa dilihat,
dipegang, dipukul-pukul, bergerak
c. Balok-balok berukuran sedang dengan warna yang menarik
33
P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n
t dak disadari oleh orangtua atau guru adalah, bagaimana anak sanggup
melakukan sesuatu sesuai dengan aturan atau yang sering dikenal hidup
yang berdisiplin, jika dia belum memiliki referensi yang kuat menyangkut
makna disiplin.
Sentra membantu anak mendapatkan referensi itu, antara lain,
dengan cara simulasi langsung menyangkut suatu aturan. Anak menjadi
menger t mengapa dan untuk apa aturan itu dibuat. Contoh, pada saat main
balok, anak belajar memahami bahwa balok digunakan untuk membangun.
Jika balok digunakan untuk hal lain bisa menimbulkan bahaya bagi diri
sendiri maupun orang lain karena sifat dan bentuknya, yaitu terbuat dari
kayu dan mempunyai sudut.
Contoh lain, aturan agar anak berjalan jika berada dalam ruangan.
Jika anak berlari, maka bisa menimbulkan tabrakan, baik dengan orang
maupun dengan benda-benda. Anak diajak untuk menemukan penger t an
bahwa berlari bisa dilakukan di lapangan berumput, karena disana t dak
banyak orang-orang maupun benda-benda dan jika dia jatuh t dak akan
berbahaya.
Salah satu elemen pen t ng yang membedakan pendekatan sentra
dengan pendekatan kelas tradisional adalah pengajaran t dak langsung (non-
direct teaching). Pada program ini guru t dak menyuruh, t dak melarang dant dak boleh marah pada anak. Apapun yang dilakukan oleh anak itu muncul
dari anak itu sendiri, guru dapat membantu dengan memberikan pijakan
pada anak. Pendekatan Sentra menekankan proses pembelaja