Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    1/42

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    2/42

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    3/42

    82

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    b. Pengalaman sebelum main

    c. Pengalaman saat main

    d. Pengalaman setelah main

    10. Dengan melaksanakan evaluasi dalam kegiatan bermain, guru akan

    memperoleh informasi.

    a. Kekhawa t ran orang tua

    b. Akt vitas anak di rumah

    c. Sikap anak terhadap permainan

    d. Keterlibatan orang tua dalam ak t vitas anak

    KUNCI JAWABAN

    1. D

    2. C

    3. D

    4. A5. B

    6. A

    7. C

    8. B

    9. D

    10. C

    SERI BERMAIN

    PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI YANG MENYENANGKANMELALUI BERMAIN

    Penyusun:Yohana Rumanda, SEHikmah, MM, M.Pd

    PembahasSit Dona t rin, M.PdDr. Anita Yus, M.Pd

    Ir. Nila Kusumaningtyas

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

    DIREKTORAT PEMBINAAN DAN TENAGA KEPENDIDIKANPENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL

    2011

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    4/42

    81

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    5. Penataan bahan main untuk kegiatan bermain anak harus mendukung

    ....

    a. Kebutuhan anak, intensitas main, densitas main, dan perilaku soaial

    b. Perkembangan anak, intensitas main, densitas main, dan perilaku

    soaial

    c. Kebutuhan anak, perkembangan anak, intensitas main, dan densitas

    maind. Minat anak, perkembangan anak, perilaku soaial, dan keragaman

    main.

    6. Lingkungan main yang bermutu t nggi untuk anak usia dini adalah

    lingkungan main yang mendukung 3 ( t ga) jenis main yaitu ....

    a. Main sensorimotor, main pembangunan, dan main peran

    b. Main sensorimotor, main pembangunan, dan main keaksaraan,

    c. Main peran, main sensorimotor, main keaksaraan

    d. Main peran mikro, main pembangunan, dan main keaksaraan

    7. Untuk memperkuat pusat-pusat syaraf indra anak dengan diberikan

    banyak kegiatan:

    a. Main Peran

    b. Main Pembangunan

    c. Main Sensorimotor

    d. Main Keaksaraan

    8. Membuat aturan main anak pada proses pembelajaran, termasuk

    pijakan ....

    a. Lingkungan main

    b. Pengalaman sebelum main

    c. Pengalaman saat main

    d. Pengalaman setelah main

    9. Recolling untuk memperkuat pengalaman-pengalaman main anak

    dilakukan pada pijakan:

    a. Lingkungan main

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    5/42

    80

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    SOAL LATIHAN

    PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI YANG MENYENANGKAN MELALUI

    BERMAIN

    Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di bawah ini:

    1. Dalam bermain, anak memperoleh hal hal yang disebutkan dibawah

    ini, kecuali...a. Eksplorasi

    b. Memecahkan masalah (problem solving)

    c. Eksperimen

    d. Membuang waktu sia sia

    2. In t dalam pembelajaran anak usia dini melalui bermain, kecuali:

    a. Berpusat pada anak

    b. Pembelajaran yang sesuai tahap usia, tahap kemampuan dan nilai

    budaya

    c. Anak membangun pengetahuan dengan banyak dukungan orang

    dewasa

    d. Akt vitas anak dilakukan dalam pusat kegiatan bermain anak

    3. Jenis kegiatan main yang memberikan rangsangan secara terus menerus

    melalui seluruh panca indera anak adalah .

    a. Main sensorimotor

    b. Main peran mikro dan makro.

    c. Main Pembangunan.

    d. Main sensorimotor dan main pembangunan

    4. Pendekatan pembelajaran pada anak usia dini yang melibatkan unsure

    bermain dalam proses belajar anak menekankan pen t ngnya:

    a. Pijakan bermain pada anak

    b. Reinforcement (penguatan) pada anak.

    c. Area bermain bagi anak.

    d. Kurikulum yang seragam bagi anak.

    KATA PENGANTAR

    Anak usia dini adalah kondisi dimana seorang manusia berada di masa

    emas. Pada masa itu terjadi lonjakan yang luar biasa pada perkembangan

    otak anak, yang t dak terjadi pada periode berikutnya.

    Untuk mengop t malkan potensi perkembangan, se t ap anakmembutuhkan asupan gizi, perlindungan kesehatan, pengasuhan, dan

    rangsangan pendidikan yang sesuai dengan tahap perkembangan.

    Para ahli telah meneli t bahwa sekitar 50% perkembangan otak

    anak terjadi pada usia 0 4 tahun. Dengan demikian harus diperha t kan

    dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menjadikan anak lebih berkualitas.

    Tentunya dengan memberikan rangsangan pendidikan yang tepat, sejak

    anak dalam kandungan.

    Seiring dengan bertambahnya usia anak tentunya membutuhkan

    rangsangan yang lebih lengkap sehingga memerlukan tambahan pendidikan

    baik dirumah maupun di luar rumah. Rangsangan pendidikan di luar rumah

    sudah dapat dimulai setelah anak berusia 3 bulan.

    Kegiatan bermain memiliki ar t pen t ng dalam memberikan layanan

    pendidikan anak usia dini. Kegiatan main yang terarah akan memberikan

    pengaruh posi t f terhadap perkembangan seluruh potensi anak yang

    melipu t aspek pengembangan nilai-nilai moral dan agama, kogni t f, bahasa,

    social-emosional, seni, motorik dan kemandirian anak,

    Untuk membantu para pela t h memahami dan menyiapkan materi

    pela t han yang berkaitan dengan pembelajaran untuk anak usia dini yang

    menyenangkan melalui bermain maka dibuatkan bahan belajar. Bahan

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    i

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    6/42

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    belajar tersebut diharapkan menjadi referensi bagi pela t h dalam menyiapkan

    materi yang berkaitan dengan kegiatan bermain yang berkualitas. Semoga

    bermanfaat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini

    Jakarta, Juni 2011Direktur

    Dr. Nugaan Yulia Wardhani Siregar, M.PsiNIP. 19560724 198303 2 001

    ii 79

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    No TanggalKegiatanPembelajaran

    Aspek yang Di nilai Hasil

    1. BermainBentengan

    Meniru contoh yang diberikan

    dengan baik

    Memanipulasi gerakan untuk

    menghasilkan sebuah strategi

    bermain

    Memiliki ketepatan gerakan

    dalam bermain

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    7/42

    78

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Mela t h kemampuan memprediksi

    4. Indikator : Anak dapat meniru contoh yang diberikan dengan baik Anak dapat memanipulasi gerakan untuk menghasilkan sebuah

    strategi bermain Anak memiliki ketepatan gerakan dalam bermain

    5. Kegiatan Dalam permainan ini seluruh anggota dibagi menjadi dua

    kelompok. Masing-masing punya benteng. Jarak antar benteng sekitar 10

    meter. Se t ap kelompok harus mempertahankan bentengnya

    masing-masing. Selain menyerang benteng lawan kita juga dapat menawan

    anggota lawan. Bila personal kita dapat bisa memegang

    kelompok lawan yang berkeliaran, dia jadi tawanan kita. Untuk membebaskannya, kelompok lawan harus berani

    mendatangi kubu kita dan menyentuhnya tanpa tersentuh

    oleh kita. Kita t dak boleh tersentuh oleh lawan. Kalau

    tersentuh oleh lawan kita akan juga jadi tawanannya.

    Tit k kemenangan terletak jika kita dapat menyentuh benteng

    lawan

    6. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk

    ak t vitas anak saat berkreasi mempertahankan lawannya dan

    respon anak saat kerja sama dan kesabaran. Bentuk Evaluasi :

    Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

    berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen record),

    catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Contoh Format evaluasi: Untuk kerja

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    DAFTAR ISI

    Halaman JudulKata Pengantar iDa ar Isi iiiBAB I PENDAHULUAN 1

    Latar BelakangA. 1

    TujuanB.Ruang lingkup dan waktuC.

    23

    Petunjuk BelajarD. 3BAB II RENCANA PENYAJIAN MATERI 4

    MateriA. 4Sub MateriB. 4KompetensiC. 4IndikatorD. 4Rencana SajianE. 5Metode dan Media pembelajaranF. 5

    BAB III BERMAINKonsep Dasar BermainA.

    Hakekat Bermain1.Fungsi Bermain2.Jenis-jenis kegiatan bermain3.Aspek yang dapat dikembangkan melalui bermain4.

    6779

    1114

    Pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia DiniB.Pembelajaran dengan Sentra (C. Learning Centre )

    1921

    Tiga Jenis MainD.Pengelolaan Kegiatan MainE.

    2426

    Merancang berbagai jenis permainan dan APEF.APE sesuai kebutuhan perkembangan anakG.Evaluasi Bermain Anak Usia DiniH.

    333539

    Da ar Pustaka 51Soal Lat han 52Kunci Jawaban 54Contoh Kegiatan Bermain anak 55

    iii

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    8/42

    77

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    b. pewarna (3 macam)

    c. kentang, wortel, daun, pelepah pisang

    d. pisau

    e. koas

    f. kertas

    1. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk

    ak t vitas anak saat berkreasi dengan berbagai cetakan dan

    respon anak saat kerja sama antara anak dengan anak. Bentuk Evaluasi :

    Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

    berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen

    record),catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Format evaluasi:

    Misalnya dengan Observasi

    NO Tanggal Kegiatan Pembela jar Aspek yang Diama tHasilPengamatan

    1. Mencetak denganberbagai media

    meniru contoh yangdiberikanmemanipulasi gerakanketepatan gerakannaturalisasi dari hasilimajinasi anak

    F. PERMAINAN ANAK USIA 5-6

    1. Bentuk Kegiatan : Bentengan

    2. Usia : 5-6 tahun

    3. Kompetensi yang dikembangkan: Mengembangkan kompetensi sosial (kerjasama, kesabaran dll) Mengembangkan pengetahuan tentang ukuran Melakukan gerakan manipula t f untuk menghindari lawan

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    9/42

    76

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Indikator :

    a. Anak dapat meniru contoh yang diberikan dengan baik

    b. Anak dapat memanipulasi gerakan untuk mengasilkan suatu

    karya

    c. Anak memiliki ketepatan gerakan dalam pengerjaan

    d. Naturalisasi anak dapat mengembakan imajinasi melalui

    kegiatan mencetak dari benda-benda yang diinginkan.Kegiatan :

    a. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk mencetak.

    b. Guru menjelaskan fungsi dari masing-masing alat dan bahan

    yang di sediakan, dan guru juga menjelaskan tentang kegiatan

    yang akan dilakukan

    c. Guru memberi contoh terlebih dahulu proses kegiatan yang

    akan dilakukan anak sampai selesai

    d. Setelah itu murid di beri kesempatan untuk mencoba

    e. Pertama-tama, guru memberikan alat dan bahan yang dibutuhkan t ap murid, berupa kertas, wadah berisi pewarna, dan

    cetakan dari kentang yang sudah dibentuk sedemikian rupa

    f. Anak mengiku t contoh yang telah diberi sebelumnya, yaitu

    anak memberi warna pada dasar cetakan, bisa di oles dengan

    koas atau bisa juga di celupkan ke dalam pewarna

    g. Lalu anak mulai mencetak diatas kertas yang telah di sediakan

    guru.

    h. Saat anak selesai mencetak, hasil karya anak didiamkan beberapa

    agar pewarna kering terlebih dahulu, setelah pewarna benar-

    benar kering hasil karya anak sudah bisa di kumpulkan.

    i. Kegiatan mencetak seper t ini biasanya dilakukan secara

    berkelompok.

    Persiapan :

    a. mangkuk (wadah)

    9

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang

    berkesinambungan antara keluarga dan lingkungan. Untuk menyelaraskan

    kebutuhan ini, maka perlu ada kerjasama dalam mendidik anak antaraorang tua, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dalam

    memberikan layanan pada anak usia dini diharapkan sekolah mampu

    memberikan layanan pembinaan kepada orang tua untuk melanjutkan

    st mulasi pendidikan yang dapat diselenggarakan sendiri di lingkungan

    sekitar maupun di rumah.

    Lembaga pendidikan sebagai agen pembelajaran bertanggung

    jawab dalam mengembangkan berbagai aspek karakter bangsa.

    Sehingga se t ap kegiatan pembelajaran yang di lakukan pada tatanan

    PAUD sebaiknya mengacu pada PP No. 58 tahun 2009 tentang satandarPAUD yang di kembangkan dalam se t ap tahapan dan jenjang pendidikan

    sesuai kebutuhan dan karakter masyarakat Indonesia. Pada pendidikan

    anak usia dini pendidikan karakter dikembangkan pada se t ap kegiatan

    belajar (bermain).

    Semua anak usia dini tanpa memandang usia mereka belajar

    dengan sangat baik melalui bermain (Phelps, 2005: P:1). Dalam

    bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi,

    dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peris t wa khayalan, mela t h

    keterampilan sik, sosial, dan kogni t f. Saat bermain anak dapat

    mengekspresikan dan mela t h emosi dari pengalaman dan kejadian yang

    mereka temui se t ap hari. Melalui main bersama dan mengambil peran

    berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut

    pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau pengikut

    perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul ke t ka dewasa. Dapat

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    10/42

    10

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu yang tak tertandingi dalam

    mendukung perkembangan dan belajar anak. 1 Ini juga alasan mengapa

    anak usia dini memerlukan waktu main lebih besar dalam sepanjang

    harinya. Jika anak belajar dengan bermain, maka ia akan memiliki

    ketahanan belajar lebih baik jika dilakukan dengan kegiatan belajar

    seper t biasanya. Dengan melihat kondisi tersebut hendaknya dilakukan

    pengelolaan terhadap kegiatan bermain anak dengan baik, tujuannyaadalah agar kegiatan bermain dapat diarahkan untuk mengembangkan

    kemampuan anak.

    Menurut Vigotsky bermain mempunyai peran langsung terhadap

    perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9).

    Permainan merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir

    semua benda dapat dijadikan sebagai alat permainan. Pada saat bermain

    anak belajar suatu objek, secara sadar atau t dak sadar ia belajar dari

    sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, nyata dalam bermain itu

    sangat pen t ng untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperolehinformasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak

    informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain

    merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan,

    sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan

    ak t vitas yang dilakukan.

    B. Tujuan

    Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat Memahami konsep dasar bermain Mengembangkan pembelajaran melalui bermain yang tepat sesuai

    dengan tahapan perkembangan anak Mengembangkan alat permainan eduka t f anak usia dini

    1 Carol Copple and Sue Bredekamp, Basics of Developmentally AppropriatePrac t ce: An Introduc t on for Teachers of Children 3 to 6 (Washington, DC: NAEYC,2006), p. 20.

    75

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Kakinya bertanduk

    Hewan apa namanya

    Embek embek embek

    Begitulah bunyinya

    Kepalanya bertanduk

    Hewan apa namanya

    6. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk

    ak t vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya

    dan respon anak saat meniru gerakan hewan sesuai suara

    binatang Bentuk Evaluasi :

    Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

    berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen

    record),catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Format evaluasi: Catatan Anekdot (Anekdotal Record)

    Tanggal Nama Peris t wa Tafsiran Keterangans

    E. KEGIATAN BERMAIN ANAK 4-5 TAHUN

    Bentuk Kegiatan : Berkreasi dengan cetakan

    Usia : 4-5 tahun

    Kompetensi yang dikembangkan:

    a. Menjiplak bentuk

    b. Mengkoordinasi mata dan tangan untuk melakukan gerakanyang rumit

    c. Melakukan gerakan manipula t f untuk menghasilkan suatu

    bentuk

    d. Mengekspesikan diri dengan berkarya seni menggunakan

    berbagai media

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    11/42

    74

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Mela t h Pendengaran Mengasah kemampuan mengingat nama hewan berdasarkan

    suara Belajar membedakan suara binatang

    4. Indikator Anak mampu mengingat nama hewan Anak dapat membedakan sebuah jenis binatang berdasarkan

    suara Anak dapat memprediksi kehadiran binatang berdasarkan suara

    yang di dengar

    5. Kegiatan

    Persiapan Flascard yang telah diisi musik suara macam-macam binatang

    Pelaksanaan Ajak anak duduk tenang. Perdengarkan /perlihatkan ascard binatang yang telah di isi

    suara Tunjukkan nama binatang berdasarkan ascard yang di

    perlihatkan Ulangi 3 kali Setelah itu lalu ma t kan ascard Bagi anak menjadi 2 kelompok (1 kelompok bernyanyi

    berdasarkan petunjuk guru kelompok satunya lagi menebak

    nama binatang sesuai yang dinyanyikan kelompok satunya).

    Misalnya:Berikut ini adalah permainan yang menggunakan lagu yang

    menirukan suara-suara binatang, yang merupakan kesukaan

    anak-anak berumur empat tahun.

    Kukukuuruyuk

    Begitulah bunyinya

    11

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Mengelola kegiatan bermain sesuai dengan kebutuhan anak Menerapkan berbagai permainan sesuai dengan tahapan

    perkembangan anak

    C. Ruang Lingkup dan Waktu

    1. Ruang Lingkup

    Modul ini berisikan tentang konsep, Manfaat, dan aplikasi bermainpada pembelajaran anak usia dini.

    2. Waktu Pelaksanaan

    Persiapan pelaksanaan dalam penerapan konsep bermain dan

    penerapan permainan disesuaikan dengan komposisi mutu

    pembelajaran yang disusun dengan memperha t kan kecukupan

    waktu untuk berpraktek dan menerapkan strategi bermain dengan

    komposisi 3 jam teori dan 5 Jam praktek.

    D. Petunjuk BelajarBuku ajar ini terdiri dari t ga Bab. Diharapkan peserta (pela t h)

    mempelajari bertahap bab demi bab agar dapat menerapkan pembelajaran

    melalui bermain pada anak sesuai tahapan perkembangannya. Dengan

    mempelajari se t ap bab pada buku ajar ini dengan cermat diharapkan

    anda dapat memilih dan merancang media yang tepat bagi anak usia

    dini

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    12/42

    12

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    BAB II

    RENCANA PENYAJIAN MATERI

    A. Materi

    Judul Materi : Pembelajaran anak usia dini yang

    menyenangkan melalui bermain

    Jumlah Jam Pela t han : 8 Jam

    B. Sub MateriKonsep Dasar Bermain1.Pembelajaran yang menyenangkan bagi Anak Usia Dini2.Pembelajaran dengan Sentra (3. Learning CentraTiga Jenis Main4.Pengelolaan Kegiatan Main5.Merancang berbagai jenis permainan dan APE6.APE sesuai kebutuhan perkembangan anak7.

    Evaluasi Bermain Anak Usia Dini8.

    C. Kompetensi

    Setelah mengiku t pela t han ini diharapkan guru/pela t h mampu

    mengembangkan dan menerapkan berbagai jenis permainan untuk

    anak usia dini

    D. Indikator

    Setelah mengiku t pela t han ini diharapkan pela t h dapat:

    1. Memahami konsep dan manfaat bermain bagi anak2. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan

    anak usia dini

    3. Merancang berbagai jenis permainan sesuai tahapan usia

    perkembangan dan kebutuhan Anak

    4. Merancang Alat Permainan Eduka t f sesuai kebutuhan anak

    73

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Ambil benda dengan aroma yang dikenal anak. Sodorkan benda tersebut ke dekat hidungnya dan minta ia

    membau dalam jarak dekat. Tanyakan anak benda apa yang baru dibauinya. Lakukan 2 kali jika ada temannya yang memberi komentar ia

    yang jadi bergan t an ditutup matanya.

    6. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk ak t vitas

    saat anak mencium perbedaan bau yang baru diciumnya dan

    respon anak saat menyebutkan nama benda sesuai baunya Bentuk Evaluasi :

    Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

    berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen

    record),catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Format evaluasi: Interval Waktu (Time Sampling)

    1 2 3 4 5 6

    1 1 1 0 0 0

    0 0 0

    0 0 0

    TIME SAMPLINGInterval Waktu

    (Setiap 5 menit)

    1 2 3 4 5 6

    1 1 1 0 0 0

    0 0 0

    0 0 0

    Lama Pencatatan :(Ada atau tidak ada)

    Catatan Peristiwa :(Frekuensi)Catatan Peristiwa :(Ada atau tidak ada) Membedakan benda

    berdasarkan aroma Menyebutkan nama

    benda berdasarkanaroma dan rabaan

    D. KEGIATAN BERMAIN ANAK 3-4 TAHUN

    1. Bentuk Kegiatan : Hewan apa namanya

    2. Usia : 3-4 Tahun

    3. Kompen t si yang dikembangkan

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    13/42

    72

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Waktu Pe ris t wa Peris t wa Pe rilaku Konsekuensi09.00

    C. KEGIATAN MAIN ANAK Usia 2-3 TAHUN

    1. Bentuk Kegiatan : Tebak-tebakan/ kucing rabun

    2. Usia : 2-3 Tahun

    3. Kompeenisi yang dikembangkan Merangsang indera pencium. Mengasah kemampuan mengingat benda-benda melalui

    baunya. Belajar membedakan benda melalui aromanya.

    4. Indikator Anak mampu mengingat nama benda Anak dapat membedakan sebuah benda berdasarkan aroma Anak dapat memprediksi nama benda berdasarkan aroma Anak dapat mengak tf an motorik halus melalui indera peraba

    5. KegiatanPersiapan Benda dengan aroma yang dikenal anak. Misalnya, jeruk, bunga

    atau parfum ibu. Sehelai selendang atau sapu tangan warna gelap.Pelaksanaan Ajak anak duduk tenang. Tutup mata si anak menggunakan sehelai selendang atau sapu

    tangan. Ajak temannya tetap tenang saat temannya ditutup matanya

    13

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    5. Memberikan s t mulasi kecerdasan jamak melalui bermain

    6. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan melalui bermain

    sesuai tahapan perkembangan dan kebutuhan anak usia dini

    E. Rencana Sajian

    Waktu/

    Menit

    Materi dan Sub Materi Kegiatan Penyajian

    Konsep Dasar Bermain Ceramah Bervariasi

    Pembelajaran yang menyenangkanbagi AUD

    Ceramah Bervariasi

    Pembelajaran dengan sentra Diskusi & Simulasi

    Tiga jenis main dan pengelolaankegiatan bermain

    Ceramah, praktek,pemberian tugas

    Merancang berbagai jenis permainandan APE

    Diskusi, Simulasi

    APE sesuai kebutuhan perkembangan Ceramah, diskusiprak t k

    Evaluasi bermain anak Ceramah, Praktek

    F. Metode dan Media Pembelajaran

    Pada dasarnya ak t vitas ini menggunakan metode pembelajaran ak t f

    yang dirangkai para pela t h PAUD. Para pela t h diberikan bekal melalui

    pela t han dan prak t k langsung menerapkan beberapa materi yang telah

    dila t hkan dengan teknik ceramah, tanya jawab, demonstrasi, prak t klangsung, observasi, dan diskusi kelompok. Untuk teknik ceramah, tanya

    jawab, prak t k langsung dilakukan pada saat pela t han dilaksanakan,

    sedangkan diskusi kelompok dilaksanakan pada saat peserta observasi

    ke lapangan.

    Melalui penerapan metode ini diharapkan mampu meningkatkan

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    14/42

    14

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    kompetensi para Pela t h yang secara ak t f dilibatkan pada berbagai

    tahapan pela t han sebagai berikut: Pela t h mengetahui konsep bermain dan pembelajaran yang

    menyenangkan dengan benar Para pela t h memiliki kemampuan dalam mengembangkan media/

    alat permainan eduka t f sebagai bekal dalam mempersiapkan

    pelaksanaan pembelajaran Pengelolaan pembelajaran Penyusunan disain evaluasi pembelajaran

    Media yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan bermain dan

    penerapan permainan yang digunakan untuk mengembangkan berbagai

    aspek kemampuan anak dan tahapan perkembangan anak.

    71

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    5. Kegiatan

    Persiapan: Ruangan dengan permukaan datar. Rebana berkerincing di sekelilingnya dalam berbagai ukuran. Lagu anak-anak

    Pelaksanaan :

    Siapkan anak berdiri berpasangan Ajak anak bernyanyi Ajak anak untuk menggoyangkan dan memukul rebana

    mengiku t irama lagu secara bergan t an dengan temannya (1

    orang bernyanyi 1 orang memukul rebana) Awalnya goyangkan perlahan, kemudian lebih cepat. Ajak anak menggoyangkan tubuhnya mengiku t irama rebana.

    Bergoyanglah bersamanya.

    6. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk

    ak t vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya

    dan respon anak saat meniru gerakan berjoget sesuai ritme Bentuk Evaluasi :

    Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

    berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen

    record),catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Format Evaluasi : Time Sampling

    Contoh format evaluasi Even Sampling

    Nama : .......................................Usia : .....................Sentra : Seni BudayaTanggal : ...............Pengamat : .................................. Waktu :..................Contoh Perilaku : menendang, memukul teman lain atau guru dengankaki kanan, cukup keras untuk membuat anak lain menangis.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    15/42

    70

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Bentuk Evaluasi :

    Evaluasi proses dalam bentuk format catatan anekdot, catatan

    berjalan (r unning record ), catatan specimen ( specimen record),

    catatan observasi, t me sampling dan lain-lain) Format evaluasi: Catatan terbuka (Running Record)

    Tanggal Nama

    Anak Didik

    Peris t wa Tafsiran Keterangan

    B. PERMAINAN ANAK Usia 1-2 TAHUN

    1. Bentuk Kegiatan : Permainan Joget Rebana

    2. Usia : 1-2 tahun

    3. Kompetensi yang dikembangkan Mengenal perbedaan bunyi Mengasah koordinasi tangan-mata-telinga

    dan gerak tubuh. Memahami sebab-akibat. St mulasi motorik kasar ke t ka menari. Mela t h keterampilan social saat Joget Rebana bersama teman.

    4. Indikator Anak mampu merespon ak t vitas yang ditunjukkan melalui

    nyanyian Anak mampu meniru gerakan guru memukul dan berjoget

    sesuai ritme Anak dapat bersosialisasi dengan teman saat berjoget bersama

    15

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    BAB III

    MATERI SAJIAN

    A. Konsep Dasar Bermain

    1. Hakikat Bermain

    Menurut Seafeld dan Barbour ak t vitas bermain merupakan suatu

    kegiatan yang spontan pada anak yang menghubungkannya dengan kegiatan

    orang dewasa dan lingkungan termasuk di dalamnya imajinasi, penampilan

    anak dengan menggunakan seluruh perasaan, tangan atau seluruh badan

    (Carol Seefeldt & Nita Barbour :205). Kegiatan bermain yang dilakukan anak

    biasanya bersifat spontan penuh imagina t f dan dilakukan dengan segenap

    perasaannya.

    Dalam bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah,berkomunikasi, dan bernegosiasi. Mereka menciptakan peris t wa khayalan,

    mela t h keterampilan sik, sosial, dan kogni t f. Saat bermain anak dapat

    mengekspresikan dan mela t h emosi dari pengalaman dan kejadian

    yang mereka temui se t ap hari. Melalui main bersama dan mengambil

    peran berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari

    sudut pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau

    pengikut perilaku yang akan diperlukannya saat bergaul ke t ka dewasa.

    Dapat disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu yang tak tertandingi

    dalam mendukung perkembangan dan belajar anak (Carol Cople and Sue

    Bredekamp, 2006: P. 20). Ini juga alasan mengapa anak usia dini memerlukan

    waktu main lebih besar dalam sepanjang harinya.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    16/42

    16

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Para ahli seper t Johnson, Chris t e, dan Yawkey 1987; Piaget 1962;

    Van Hoorn et al. 1993 sebagaimana diku t p Owocki mengama t bahwa

    perilaku main menjadi makin kompleks dan abstrak saat anak-anak

    maju sepanjang masa kanak-kanaknya. Kemajuan ini dapat diama t

    ke t ka mereka terlibat dalam t ga jenis main yakni main sensorimotor,

    main peran, dan main pembangunan (Gretchen Owocki, 1999: p. 8).

    Tiga jenis main ini akan dilalui oleh semua anak tanpa memandang ras

    maupun bangsanya.

    Lev Vigotsky, Piaget, Sara Smilansky Piaget (1951, dalam Wolfgang,

    1992: 22 dan Sugiyanto, 1995: 16) berpendapat bahwa anak usia dini

    (0-8 tahun) akan melewa t t ga tahapan perkembangan bermain, yaitu:

    (1) Sensory motor play/ Prac t ce Play (usia 3/4 bulan-1 tahun), (2)

    Symbolic/ Make Believe Play (+ 2-7 tahun), dan (3) Social Play Games

    with Rules (+ 8-11 tahun).

    69

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Contoh penerapan kegiatan bermain anak sesuai dengan kebutuhan anak

    A. KEGIATAN MAIN ANAK Usia 0-1 TAHUN

    1. Bentuk Kegiatan : Boneka Jari

    2. Usia : 3-12 bulan

    3. Kompetensi yang dikembangkan

    Dapat merespon ak t vitas yang ditujukan padanya. Mulai belajar bicara ke t ka menikma t cerita, nyanyian dan

    gerakan boneka jari.

    4. Indikator Anak mampu merespon ak t vitas yang ditunjukkan melalui

    nyanyian Anak mampu meniru gerakan guru Anak dapat mengucapkan kosa kata baru melalui cerita Anak dapat memegang dan meraih benda

    5. KegiatanPersiapan :

    Ruangan yang datar dengan alas yang nyaman

    Boneka jari aneka warna dan karakter

    Pelaksanaan : Dudukkan bayi di pangkuan Anda, dengan menggunakan kursi

    khusus, atau sandarkan pada bantal. Pasang boneka di jari-jari Anda. Ceritakan suatu kisah dengan tokoh si boneka jari. Gerakkan boneka saat Anda bicara dan bernyanyi. Jika bayi berusaha meraih boneka, biarkan dia mendapatkannya.

    6. Evaluasi Objek evaluasi: mengama t performa anak dalam bentuk

    ak t vitas pengucapan beberapa kosa kata yang baru didengarnya

    dan respon anak saat diperlihatkan boneka jari

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    17/42

    68

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Moxley, Juliet, 150 Things to make and Do With Your Children, London, EburyPress, 1997

    Mackenzie, Jennie, Kids Cra f and Play Ideas , Australia, Bay Books, 1993.

    Patmonodewo, Soemiar t , Pendidikan Anak Prasekolah , Jakarta: RinekaCipta, 2000

    Piaget, Jean, Play, dreams, and imita t on in Childhood, New York: W.W.Norton, 1962

    Phelps, Beyond The Kitchen Housekeeping, Tallahassee, Florida: The Crea t veCenter for Childhood Research & Training, Inc., 2005

    Phelps, Beyond Building Up Knocking Down, Tallahassee, Florida: TheCrea t ve Center for Childhood Research & Training, Inc., 2005

    Roger, Cosby S. and Janet K. Sawyers, Play in The Lives of Children, (WashingtonDC: Nat onal Associa t on For The Young Children, 1995

    Rene Sherman, Instructor Competencies Assessment Instrument , U.S.Department of Educa t on, 2002

    Seefeldt, Carol & Nita Baurbor, Early Childhood Educa t on , Columbus: MerilPublishing Company, 1990

    Stone, Sandra J. Playing A Kids Curriculum, GoodYear Books, 1993.

    Tedjasaputra, Mayke S., Bermain, Mainan dan Perminan Untuk PendidikanUsia Dini, Jakarta: Grasindo, 2001

    Moyles, Janet R, The Excellence of Play , Bristol: Open University Press,1995

    50 Ac t vi t es for Diversity Training , by Jonamay Lambert and Selma Myers.HRD Press, 1994.

    The Giant

    Sue C. Wortham. Assessment in Early Childhood Educa t on third edi t on ,Columbus, Ohio, New Jerey: Upper Saddle River, 2001

    17

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    1) Pada Sensory motor play/ Prac t ce Play, kegiatan anak sebelum

    usia 3-4 bulan belum dapat dikategorikan sebagai bermain.

    Sejak usia 3-4 bulan, gerakan anak telah lebih terkoordinasi dari

    pengalamannya, anak belajar bahwa dengan menarik mainan

    yang tergantung di atas tempat t durnya, mainan tersebut

    akan bergerak dan berbunyi. Kegiatan bermain sensori ini

    menekankan pada permainan yang berpusat pada gerak sensori

    motorik anak.

    Sumber: Dokumen TK Putra 1

    2) Pada tahapan symbolic/ make believe play (bermain pura-pura/

    bermain peran/ drama t c play), pada umumnya kegiatan anak

    diwarnai dengan kegiatan bermain khayal dan pura-pura. Anak

    sudah mulai dan dapat menggunakan berbagai benda sebagai

    simbol atau resentasi dari benda lain.

    3) Pada tahap social play games with rules, kegiatan bermain sudah

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    18/42

    18

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    menggunakan simbol yang lebih banyak dan dilatar belakangi

    oleh penalaran, logika dan objek t vitas.

    2. Fungsi Bermain

    Kegiatan bermain dilakukan sungguh-sungguh oleh seorang anak,

    sebab kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak bersifat rileks dan

    merupakan kegiatan yang diinginkan dan disenangi.

    Menurut Helms dan Turner bermain adalah cara/jalan bagi

    anak untuk mengungkapkan hasil pemikiran, perasaan dan cara mereka

    menjelajahi dunia lingkungannya termasuk membantu anak dalam menjalin

    hubungan sosial antar anak (Donald B. Helms & Jeferey S. Turner: 436-

    337). Anak mengungkapkan hasil pemikiran dan perasaan biasanya melalui

    bentuk permainan. Bermain, selain bermanfaat untuk mela t h kemampuan

    eksplorasi juga bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi

    dengan sesama anak ataupun dengan orang dewasa.

    Menurut Rubin, Fein, dan Vandenberg, bermain adalah berbagai

    macam kegiatan yang memberikan keseimbangan berbagai aspek fungsi

    kepribadian. Ada beberapa manfaat bermain diantaranya ialah: (1) bermain

    merupakan mo t vasi intrinsik bagi anak, (2) bermain umumnya bebas dari

    kegiatan menulis, (3) bermain membangkitkan ak t vitas yang nyata, (4)

    pusat proses berbagai kegiatan adalah bermain, (5) bermain mendominasi

    permainan, (6) bermain dapat dilakukan dengan memberikan ak t vitas

    permainan (Cosby S. Roger and Janet K. Sawyers: 1). Bermain bagi anak

    67

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    DAFTAR PUSTAKA

    Birth to Three: suppor t ng our youngest children acts as a founda t on fora child.s future learning and development, Learning and TeachingScotland, 2005

    A Curriculum Framework for 3 to 5, Learning and Teaching Scotland, 2004

    Barbara Seuling, How to Write a Childrens Book and Get It Published THIRDEDITION, 2005

    Bronson, Martha B., The Right Stu ff for Children Birth to 8: Selec t ng PlayMaterial to Support Development , NAEYC, Washington, DC, 1995.

    Bredekamp, Sue (Editor), DAP in Early Childhood Programs Serving Children from Birth through Age 8, Washington DC: NAEYC

    Carol Copple and Sue Bredekamp, Basics of Developmentally AppropriatePrac t ce: An Introduc t on for Teachers of Children 3 to 6 Washington,DC: NAEYC, 2006

    Catron, Carol. E dan Allen, Jan. Early Childhood Curriculum: A Crea t ve PlayModel, 2nd Edit on, NewJersey : Merill Publ, 1999

    Charles H. Wolfgang, Bea Mackender, and Mary E. Wolfgang, Growing &Learning Through Play (USA: McGraw-Hill, Inc., 1981

    Charles Wolfgang and Mary E. Wolfgang, School for Young Children:Developmentally Appropriate Prac t ces Needham Heights, FloridaState University: Allyn and Bacon

    Coughlin Pamela A dkk., Menciptakan Kelas yang Berpusat pada Anak,Childrens Resources Interna t onal Inc, Washington, DC, 2000

    Femmie Ju ff er, Marian J. Bakermans, etc, Promo t ng posi t ve paren t ng ana acment based intervi t on , 2008

    Gretchen Owocki, Literacy Through Play, Portsmouth, NH: Heinemann,1999

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    19/42

    66

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    3) Sangat menolong untuk menguji perilaku yang t dak sering terjadi.

    Beberapa kerugian dari metode ini juga ada, tergantung pada tujuan

    pengamatan, yaitu :

    1) Peris t wa ke luar dari konteks dan bisa kehilangan beberapa

    peris t wa yang juga pen t ng untuk diinterpretasikan.

    2) Merupakan metode tertutup yang hanya mengama t perilaku

    tertentu dan mengabaikan perilaku yang lain.3) Kehilangan kekayaan informasi detail dibandingkan catatan

    anekdot, specimen record atau running records.

    Sebagai pengamat, ama t lah anak dengan cara yang t dak

    terlalu menyolok dengan posisi yang t dak terlalu dekat dengan

    anak. Kita boleh mengama t sambil duduk, berdiri atau berjalan

    disekitar area pengamatan. Apapun yang kita gunakan untuk dekat

    dengan anak untuk tujuan pengamatan jangan sampai menarik

    perha t kan anak. Hindari kontak mata dengan anak yang kita ama t ,

    bila anak yang diama t melihat kepada kita sewaktu pengamatanberlangsung, berusahalah untuk menghidari tatapannya dengan

    mengalihkan penglihatan ke anak lain.

    Sebaiknya kita melakukan pengamatan, terkadang anak

    juga mengetahui bahwa ia sedang diama t . Kalau anak tahu bahwa

    kita sedang mengama t nya, anak akan merasa t dak enak dan bisa

    pergi atau keluar dari area main. Kalau hal ini sampai terjadi maka

    pengamatan harus dihen t kan. Pengamatan dapat dilanjutkan esok

    hari atau minta staf lain untuk mengama t anak khusus itu.

    Waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan adalahkapanpun. Kita harus tahu pen t ngnya data apa yang akan kita

    peroleh dalam pengamatan, oleh karena itu kita harus meluangkan

    waktu yang baik untuk melakukan pengamatan. Waktu pengamatan

    yang terbaik itu adalah tergantung pada apa yang kita mau ketehui/

    pelajarai dari seorang anak.

    19

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    merupakan suatu kegiatan yang diinginkan, dengan bermain anak akan

    merasa bebas, dan menyenangkan. Kegiatan bermain yang dilakukan anak

    akan membangkitkan mo t vasi instrinsik, memberikan ketenangan dan

    dapat memberikan keseimbangan hidup bagi anak.

    Menurut Smith, permainan yang paling baik ialah permainan yang

    memberikan kontribusi pada anak dalam belajar konsep dan ak t vitas

    yang nyata (Janet R Moyles: 4). Permainan yang baik adalah yang dapat

    mengajarkan pada anak kemampuan tertentu baik itu bersifat individual

    ataupun kelompok. Ak t vitas yang diberikan dalam bermain adalah ak t vitas

    yang dapat memberikan pemahaman pada anak tentang dunia nyata yang

    bermanfaat dalam kehidupannya sehari-hari.

    Gambar ak t vitas bermain anak sehari-hari

    Menurut Vigotsky bermain mempunyai peran langsung terhadap

    perkembangan kognisi seorang anak (Mayke S. Tedjasaputra: 9). Permainan

    merupakan suatu hal yang menyenangkan bagi anak. Hampir semua benda

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    20/42

    20

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    dapat dijadikan sebagai alat permainan.

    Pada saat bermain anak belajar suatu objek, secara sadar atau t dak

    sadar ia belajar dari sifat-sifat objek tersebut. Menurut Piaget, bermain

    itu sangat pen t ng untuk belajar pada anak usia dini. Anak memperoleh

    informasi demi informasi melalui interaksinya dengan objek dan kelak

    informasi tersebut disusun menjadi struktur pengetahuan. Bermain

    merupakan salah satu interaksi anak untuk memperoleh pengetahuan,

    sebab anak memperoleh pengetahuan melalui objek yang disentuh dan

    ak t vitas yang dilakukan.

    3. Jenis-jenis Kegiatan Bermain

    Jenis-jenis kegiatan bermain bisa membuat anak asyik sekaligus

    merangsang perkembangannya. Dalam bermain anak menggunakan

    alat permainan sesuai dengan kebutuhan anak, begitu pula jenis

    kegiatan bermain sesuai dengan usia perkembangan anak. Ada

    berbagai jenis kegiatan bermain anak diantaranya adalah sebagai

    berikut :

    a. Bermain Ak t f

    Pada kegiatan bermain ak t f, anak melakukan ak t vitas

    gerakan yang melibatkan seluruh indera dan anggota tubuhnya.

    Diantara jenis kegiatan bermain ak t f adalah:

    65

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    anak dalam interval waktu tertentu, sebaliknya e ven sampling

    untuk mengama t perilaku yang t dak sering.

    Pengamat terlebih dulu perlu menentukan perilaku yang ingin

    diama t , kemudian mempersiapkan se ng yang memungkinkan

    perilaku itu muncul dan akan digunakan untuk mengama t perilaku

    tersebut. Pengamat perlu mengambil posisi yang nyaman bagi dia

    untuk mengama t , menunggu sampai muncul perilaku tersebut danmencatatnya.

    Pencatatan dapat dilakukan dalam berbagai cara, tergantung dari

    tujuan pengamatan. Jika pengamat sedang mempelajari penyebab

    atau hasil dari perilaku tertentu, maka menggunakan ABC analisis

    (Bell & Low). ABC analisis merupakan deskripsi nara t f dari peris t wa

    keseluruhan, yang dibagi menjadi 3 bagian : A = perilaku pencetus,

    B = perilaku, C = konsekuensi. Se t ap saat peris t wa terjadi, saat itu

    juga dicatat.

    contoh e ven sampling :EVEN SAMPLING

    Nama : ....................................... Usia : .....................Sentra : ........... ............. ............ ... Tanggal : ............ ...Pengamat : ............. ............ ......... Waktu : ............. .....Perilaku : menendang, memukul teman lain atau guru dengan kaki kanan, cukup kerasuntuk membuat anak lain menangis.

    Waktu Peristiwa Pencetus Perilaku Konsekuensi

    9.13 Dion bermain sendiri di Dion melihat Tom dengan Tom menangisSentra balok, Tom datang kening berkerut; berdiri; dan berlari kedan meletakkan sebuah mendorong Tom; Tom guru.balok di bangunan Dion. balas mendorong; Dion

    menendang kaki Tom.

    10.05 Di arena bermain, Dion Dion menendang Ririn menangis: guruBerdiri antri untuk ber- kaki Ririn datang dan menarikmain luncuran. Ririn lengan Dion serta me-

    datang menyerobot Dion menendang nasehatibarisan Dion. guru

    Keuntungan menggunakan e ven sampling adalah :

    1) Mencatat peris t wa dengan utuh, sehingga membuat analisa

    lebih mudah.

    2) Lebih obyek t f dibandingkan metode yang lain, karena perilaku

    telah ditentukan sebelumnya.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    21/42

    64

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    2) Lebih obyek t f dan terkontrol karena perilaku yang diama t

    spesi k dan dibatasi.

    3) Memungkinkan pengamat mengumpulkan data dari sejumlah anak

    ataupun sejumlah perilaku dalam satu kali waktu pengamatan.

    4) Memberikan informasi yang berguna dalam interval waktu dan

    frekuensi dari perilaku tertentu.

    5) Memberikan hasil kuan t ta t f yang berguna untuk analisa sta t st k.6) Ada beberapa kerugian dari metode ini, yaitu :

    7) Metode bukan metode terbuka, sehingga memungkinkan

    kehilangan banyak perilaku yang pen t ng.

    8) Tidak menjelaskan perilaku, sebab dan hasil, karena lebih berfokus

    pada waktu (kapan dan berapa lama suatu perilaku terjadi)

    9) Tidak menyimpan data tentang masukan-masukan perilaku,

    karena prinsip metode ini hanya pada interval waktu, bukan

    perilaku.

    10) Perilaku di luar konteks karena itu mungkin bisa bias.11) Terbatas untuk perilaku yang diama t yang sering terjadi

    12) Biasanya berfokus pada satu jenis perilaku (dalam kasus ini

    perilaku nega t f) dan bisa mengakibatkan pandangan yang

    bias.

    e. Even Sampling

    Even sampling adalah suatu metode yang memberikan kesempatan

    kepadapengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku

    khusus yang sudah dipilih lebih dulu. Even sampling digunakanuntuk mempelajari kondisi di mana perilaku tertentu terjadi atau

    sering terjadi. Pen t ng untuk mempelajari pencetus suatu perilaku

    tertentu dari anak memukul, misalnya mungkin bagi anak usia

    2 tahun memukul sebagai tanda dia ingin mengajak temannya

    bermain. Jika t me sampling digunakan untuk mengama t perilaku

    21

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    1) Tac t le Play/bermain dengan tangan

    Merupakan kegiatan bermain yang meningkatkan

    keterampilan jari jemari anak serta membantu anak

    memahami dunia sekitarnya melalui alat perabaan dan

    penglihatannya.

    2) Func t onal Play

    Permainan yang mengutamakan gerakan motorik kasar/

    otot besar.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    22/42

    22

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    3) Construc t ve Play/ membangun

    Permainan yang mengutamakan anak untuk membangun

    atau membentuk bangunan dengan media balok,lego dan

    sebagainya.

    4) Crea t ve Play/ Bermain Krea t f

    Permainan yang memungkinkan anak menciptakan berbagai

    kreasi dari imajinasinya sendiri.

    63

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    : dalam rangka menolong anak agresif Gibran, guru ingin tahu

    berapa kali Gibran berperilaku nega t f. Pertama, perilaku agresif

    Gibran harus ditentukan secara jelas melipu t apa saja. Misalnya

    memukul, mendorong, menendang, memegang teman yang

    melawannya, merebut mainan teman.

    Perilaku tersebut dapat dituliskan dengan kode misalnya memukul

    (p), mendorong (d), merebut (r), dsb. Berikutnya yang perludipersiapkan adalah interval waktu. Jika pengamatan akan dilakukan

    selama setengah jam, boleh saja menentukan se t ap 5 menit

    perilaku agresif anak diama t . Selanjutnya harus memikirkan cara

    pencatatan. Boleh saja menuliskan 1 jika perilaku tersebut terjadi,

    dan 0 jika t dak terjadi. Bisa juga meletakkan tanda pada kolom

    se t ap munculnya perilaku agresif tersebut.

    contoh format t me sampling :

    TIME SAMPLINGInterval Waktu(Setiap 5 menit)

    1 2 3 4 5 6

    1 1 1 0 0 0

    0 0 0

    0 0 0

    Catatan Peristiwa :(Frekuensi)

    Lama Pencatatan :(Ada atau tidak ada)

    Catatan Peristiwa :(Ada atau tidak ada)

    Time sampling merupakan metode yang sangat berguna jika

    digunakan untuk mengama t anak dengan alasan-alasan berikut :

    1) Membutuhkan waktu dan usaha yang t dak terlalu banyak

    dibandingkan catatan narasi.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    23/42

    62

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Dia menunjukkan kekuatannya. Dia kehilangan kesabaran. Dia menjadi marah. Seharusnya dia t dak berbicara seper t itu.

    Kesalahan pengamat yang lain adalah menghilangkan

    beberapa fakta, mencatat hal-hal yang t dak terjadi dan mencatat

    hal-hal yangt

    dak pada urutan yang benar.Berikut ini beberapa pedoman dalam melakukan pencatatan.

    1) Catat fakta-fakta saja.

    2) Catat segala sesuatu secara rinci tanpa menghilangkan apapun.

    3) Jangan menginterpretasikan selama melakukan pengamatan.

    4) Jangan mencatat apapun yang t dak kita lihat.

    5) Gunakan kata-kata deskrip t f bukan labelling atau interpretasi.

    6) Catat fakta-fakta yang terjadi sesuai dengan urutan kejadiannya.

    d. Time Sampling Metode t me sampling memerlukan pengamatan yang

    menunjukkankekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus terjadi

    sering (paling sedikit sekali se t ap 15 menit). Misalnya : perilaku

    semacam berbicara, memukul atau menangis dapat diama t dan

    dihitung dengan mudah. Perilaku memecahkan masalah t dak dapat

    diama t menggunakan metode ini, karena perilaku seper t itu t dak

    jelas bagi pengamat dan t dak dapat dihitung dengan mudah.

    Time sampling dilakukan untuk mengama t perilaku khusus dari

    seorang anak atau kelompok dan mencatat ada atau t daknyaperilaku tersebut dalam interval waktu yang sudah ditentukan untuk

    diama t . Pengamat harus mempersiapkan diri untuk memanfaatkan

    waktu yang telah terjadual, dan menentukan jenis perilaku yang

    akan diama t , interval waktu yang digunakan, dan bagaimana dia

    mencatat ada atau t dak adanya perilaku tersebut. Sebagai contoh

    23

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    5) Symbolic /Drama t c Play/bermain simbolik

    Permainan dimana anak memegang suatu peran tertentu.

    6) Play Games

    Permainan yang dilakukan menurut aturan tertentu danbersifat kompe t si/persaingan.

    b. Bermain Pasif

    Kegiatan bermain pasif t dak melibatkan banyak gerakan tubuh

    anak, tetapi hanya melibatkan sebagian indera saja terutama

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    24/42

    24

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    pendengaran dan penglihatan. Diantara kegiatan bermain pasif

    yang sering dilakukan anak adalah recep t ve play. Recep t ve

    play merupakan permainan dimana anak menerima kesan-

    kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi ak t f (bukan sik

    yang ak t f) melalui mendengarkan dan memahami apa yang dia

    dengar dan ia lihat.

    4. Aspek Perkembangan yang dapat di kembangkan melalui bermain

    berdasarkan Teori Gardner

    Manfaat bermain melipu t seluruh aspek perkembangan anak

    seper t diuraikan oleh teori Howard Gardner (Mul t ple Intelegence)

    berikut :

    a. Linguis t c Intellegence (Kecerdasan Bahasa)

    Kecerdasan Bahasa melipu t kemampuan berbahasa secara lisan

    dan tulisan. Kemampuan ini dapat digunakan untuk mencapai

    beberapa tujuan. Orang yang memiliki kecerdasan berbahasa

    dapat menjadi pengacara, presenter, pengarang dan lain-lain.

    Bagian otak yang bertanggung jawab untuk kemampuan ini

    adalah broca area. O rang yang mengalami kerusakan daerah

    ini membuat dia kesulitan dalam meletakkan kata demi kata

    bersama menjadi satu kalimat walaupun dapat menger t ar t

    kata-kata tersebut.

    Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

    bahasa antara lain : Membacakan buku yang sudah dikenal anak Bertepuk tangan dengan ritme berulang, misalnya: plok

    plok plok plok plok, plok plok plok

    61

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Karena r unning record mengama t terlalu banyak perilaku

    perkembangan yang pen t ng dari seorang anak, maka r unning

    record dipilih sebagai metode utama yang digunakan bersama

    dengan Child Skills Checklist untuk menilai perkembangan anak.

    Kadang Checklist dikombinasi dengan r unning record .

    c. Catatan Specimen ( Specimen Records )

    Specimen Records hampir mirip dengan running records tetapi lebihrinci. Catatan ini sering digunakan oleh peneli t yang menginginkan

    deskripsi lengkap dari suatu perilaku anak, sementara running

    records lebih sering dipakai oleh guru dengan cara yang t dak formal.

    Pengamat yang membuat s pecimen records bukan orang yang

    terlibat dalam kegiatan kelas dan harus menjaga jarak dari anak.

    Seper t running records , specimen records menulis secara nara t f

    perilaku atau peris t wa saat terjadi, tetapi deskripsi itu biasanya

    berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya seper t

    waktu, anak, dan se ngnya. Jumlah kerinciannya yang akan dicatattergantung pada tujuan pengamatan.

    Pengamatan yang diiku t dengan catatan anekdot, running records

    ataupun specimen records, bukanlah kegiatan yang mudah.

    Pengamat terbiasa mengama t apa yang terjadi di sekelilingnya

    dan dalam waktu yang bersamaan membuat interpretasi tentang

    apa yang dilihatnya. Di dalam pencatatan yang obyek t f, kita harus

    memisahkan dua hal tersebut. Apa yang dicatat harus berupa fakta

    yang ada, tanpa melakukan penilaian (labelling) , asumsi, atau

    kesimpulan.Berikut ini merupakan contoh kata-kata dan kalimat labelling yang

    sering dijumpai dalam catatan pengamatan: Dia anak yang baik hari ini. Dimas marah kepada Dini. Dia berteriak dengan dengan marah.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    25/42

    60

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    1) Merupakan catatan yang lengkap dan menyeluruh, t dak

    terbatas pada peris t wa-peris t wa tertentu.

    2) Merupakan catatan yang terbuka, yang dapat untuk mengama t

    apa saja tanpa spesi kasi pada perilaku khusus.

    3) Tidak membutuhkan pengamat yang memiliki ketrampilan

    khusus, karena itu sangat berguna bagi guru kelas.

    Selain kelebihan sepert

    yang diungkapkan di atas, running record juga memiliki kerugian, yaitu :

    1) Catatan ini memerlukan waktu yang lama. Pengamat t dak

    memiliki waktu lain selain hanya mengama t dan mencatat

    perilaku anak saja.

    2) Cukup sulit untuk mencatat semua hal dalam waktu yang

    panjang tanpa kehilangan rincian yang mungkin juga pen t ng.

    3) Sangat efek t f jika hanya mengama t seorang anak saja, tetapi

    jika harus melakukan pengamatan terhadap sekelompok anak,

    apalagi jika kelompok besar, maka akan mengalami banyakkesulitan.

    4) Pengamat harus menjaga diri anak, yang kadang-kadang sulit

    jika pengamat adalah guru yang sedang mengajar.

    Running record lebih berguna jika dicatat dalam format

    khusus yang dikomentari oleh pengamat kemudian. Sangat sulit bagi

    pengamat untuk mencatat se t ap kata yang diucapkan anak dan se t ap

    adegan yang dilakukan anak saat bermain bersama.

    contoh format running record :

    RUNNING RECORDNama Anak :. Usia : Tanggal : .Pengamat : . Tempat : Waktu : ...

    Observasi Komentar

    25

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Bermain tepuk tangan sambil menyebutkan nama anak,

    misalnya:

    A ni ta , A ni , Mar li na , S a e ful , dst. Merangkai dengan berbagai bentuk huruf Bernyanyi dengan gerak dan irama sederhana, dilakukan

    secara berulang-ulang

    Membaca buku bersama anak secara berulang terus-menerus

    Menghadirkan buku-buku yang paling disukai anak.

    b. Logical Mathemathic Intelligence (Kecerdasan Logika Matema t ka)

    Kecerdasan Logika Matema t ka melipu t kemampuan menganalisa

    masalah yang bersifat logis matema t s dan menginves t gasi masalah

    secara ilmiah (scien t c thinking). Kemampuan ini melibatkan

    sejumlah bagian pusat berpikir di otak.

    Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

    matemat

    ka antara lain mengenal deretan angka, bermaindakon, mengukur berat, mencocokkan, pengukuran panjang-

    pendek, mengurutkan kecil-besar, mengurutkan bilangan, main

    domino angka, menghitung benda, tebak angka, mengukur

    volume, menyusun pola dengan meronce dll.

    c. Musical Intelligence (Kecerdasan Musik)

    Kecerdasan Musik melipu t kemampuan dalam penampilan

    (performance), komposisi dan apresiasi bentuk-bentuk musik.

    Bagian otak yang memproduksi kemampuan di bidang musik

    terletak di otak bagian kanan.Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

    musik antara lain bermain gerak dan lagu, menari, bermain alat

    music dengan pukul, pe t k atau tekan, bermain music dengan

    maracas, bernyanyi lagu dengan irama sederhana yang diulang-

    ulang disertai gerakan sederhana, dll

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    26/42

    26

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    d. Bodily-Kineste t c Intelligence (Kecerdasan Olah Tubuh)

    Kecerdasan Olah Tubuh merupakan kemampuan menggunakan

    seluruh bagian-bagian tubuh untuk menyelesaikan masalah

    atau melakukan suatu gerak yang menghasilkan produk

    (pertunjukan). Orang yang memiliki kemampuan kecerdasan

    kineste t k antara lain penari, atlit, aktor, dokter bedah, mekanik

    dan lain-lain. Bagian otak yang memproduksi kemampuan iniadalah Cortex di kedua belahan otak (Hemisphere).

    Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

    musik antara lain Menari, menirukan gerakan binatang, bermain

    gerak dan lagu, mengiku t gerakan senam sederhana, bermain

    bola, main egrang, main layang-layang, berjalan di atas papantt an,dll

    e. Visual Spa t al Intelligence (Kecerdasan Bentuk dan Ruang)

    Kecerdasan bentuk dan Ruang merupakan kemampuan

    mengorganisasi dan memanipulasi gambar dan ruangan yang lebar.Orang yang memiliki kecerdasan ini lebih mudah bekerja di bidang

    pilot, navigator, pemain catur, arsitek, gra s, dan lain-lain.

    Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

    bentuk dan dan ruang antara lain bermain balok unit, leggo,

    melukis, menggambar, membuat rumah-rumahan dengan balok

    kayu atau potongan lego, menggambar, menyusun kepingan-

    kepingan kayu bergambar

    f. Interpersonal Intelligence (Kecerdasan Interpersonal)

    Kecerdasan Interpersonal merupakan kemampuan seseoranguntuk menger t maksud, mo t vasi dan hasrat orang lain serta

    secara konsekuen bekerja efek t f dengan orang lain walaupun

    semua t dak begitu tampak. Contoh : Guru, poli t kus, orang-

    orang yang bekerja di klinik (perawat), penjual maupun pemuka

    agama. Bagian otak yang memegang peranan dalam hal ini

    59

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    4) Sulit untuk memberikan analisa nara t f , karena itu metode ini

    kurang berguna untuk penulisan ilmiah.

    Catatan semacam ini dapat lebih berguna jika dicatat di kertas

    secara ver t kal dengan catatan anekdot di sebelah kiri dan ada lahan

    untuk menuliskan komentar di sebelah kanan. Atau kertas dibagi

    secara mendatar, dengan catatan anekdot di atas dan komentar di

    bawahnya.Berikut ini contoh format catatan anekdot :

    CATATAN ANEKDOT

    Tanggal : Waktu : .

    Nama Anak : .. Usia

    Pengamat : .. Kelas .

    Peristiwa

    ..

    Komentar

    ..

    b. Catatan Berjalan ( Running Record )

    Metode pengamatan dengan teknik pencatatan lain yang cukup

    terkenal adalah Running Records . Catatan ini memuat kejadian

    secara rinci dan berurutan. Pengamat mencatat semua kejadian

    terus menerus yang dilakukan anak itu. Running record berbeda

    dengan catatan anekdot karena running record mencatat semua

    perilaku anak bukan hanya sekedar peris t wa-peris t wa tertentu

    saja, dan pencatatan dilakukan langsung, t dak menunda kemudian

    setelah pembelajaran selesai.

    Sebagai catatan yang faktual, pengamat harus berha t -ha t untukt dak menggunakan kata-kata deskrip t f atau memvonis anak.

    Catatan yang ditulis mencerminkan apa yang diama t tanpa

    memberikan asumsi. Keuntungan dari running record adalah :

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    27/42

    58

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    dikatakan dan dikerjakan anak. Kadang-kadang guru memasukkan

    alasan-alasan tes terhadap perilaku anak, tetapi mengapa lebih

    baik ditulis di bagian khusus sebagai komentar guru. Catatan ini

    paling sering ditulis setelah suatu peris t wa terjadi.

    Meskipun catatan anekdot merupakan catatan singkat tentang suatu

    kejadian dalam suatu saat tertentu, namun catatan tersebut bersifat

    kumulat

    f. Jika rangkaian perist

    wa itu berjalan berulang-ulang dapatdigunakan sebagai masukan yang rinci tentang anak yang diama t .

    Keuntungan lain menggunakan catatan anekdot adalah:

    1) Pengamatan bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa

    saja tentang apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya satu

    macam perilaku khusus.

    2) Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat

    kejadian, pencatatan dilakukan nan t setelah pembelajaran usai,

    sehingga t dak mengganggu ak t vitas guru.

    3) Pengamat dapat melihat dan mencatatt

    ngkah laku khusus danmengabaikan perilaku yang lain.

    Sebagai metode pengamatan, tentu selain keuntungan juga ada

    kerugiannya. Pengamat perlu memutuskan apa yang diama t , apa

    yang ingin diketahui, dan metode apa yang paling berguna. Beberapa

    kerugian catatan anekdot adalah :

    1) Catatan anekdot t dak memberikan gambaran yang lengkap

    karena hanya mencatat peris t wa-peris t wa yang menarik minat

    pengamat.

    2) Tergantung pada daya ingat pengamat. Peris t wa yang terjadikadang t dak bisa ditulis secara rinci, karena pencatatan

    dilakukan setelah pembelajaran selesai.

    3) Kejadian bisa saja keluar dari konteks dan kemudian

    diinterpretasikan t dak dengan benar atau digunakan dengan

    cara yang bias.

    27

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    adalah Lobus Frontal (Cortex bagian depan).

    Kerusakan daerah ini menyebabkan perubahan besar pada

    personality, dan orang tersebut seolah-olah menjadi orang lain.

    Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

    interpersonal antara lain bermain peran, bermain boneka anak

    dengan binatang, bermain boneka dengan asesoris, dll

    g. Intrapersonal Intelligence (Kecerdasan Intrapersonal)Kecerdasan Intrapersonal merupakan kemampuan untuk

    menger t diri sendiri (keinginan, maksud, ketakutan), memiliki

    kemampuan untuk bekerja sendiri dengan efek t f dan

    memanfaatkan informasi untuk mengatur kehidupannya sendiri

    (self regulator). Orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal t nggi mempunyai semangat hidup yang t nggi (bergairah).

    Bagian otak yang mengatur kemampuan ini ada di Frontal Lobe.

    Kerusakan pada Frontal Lobe bagian bawah akan menyebabkan

    irritability atau euphoria, sedangkan bila terjadi kerusakan dibagian atas dapat menyebabkan apa t s, lamban dan peragu.

    Contoh kegiatan bermain untuk pengembangan kecerdasan

    Intrapersonal antara lain bermain peran, mela t h menyampaikan

    pikiran dan perasaannya di depan teman, be rmain ekspresi, dll

    h. Kecerdasan Naturalis

    Kecerdasan ini berkaitan dengan seluruh yang terdapat di alam

    dunia ini. Kecerdasan ini sangat sensi t f untuk disimulasikan

    dengan semua aspek alam, mencakup bertanam, binatang,

    cuaca, dan gambaran sik dari bumi. Di dalamnya mencakupketerampilan mengenali berbagai ketegori dan varitas dari

    binatang, serangga, tanaman dan bunga. Ini mencakup

    kemampuan menanam sesuatu, memelihara dan mela t h

    binatang. Ini juga mencakup kepekaan untuk dan mencintai

    bumi, sebagaimana keinginan untuk memeliharanya dan

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    28/42

    28

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    melindungi sumber-sumber alam.

    Contoh kegiatan: Mencatat fenomena alam yang melibatkan hewan, tanaman,

    dan hal-hal sejenis Memperlihatkan pemahaman yang mendalam dalam topik-

    topik yang melibatkan sistem kehidupan

    i. Kecerdasan EksistensionalAnak mengenal dirinya adalah bagian dari alam semesta,

    bangsa dan negara, masyarakat, dan keluarganya. Anak

    menger t apa yang harus diperbuat untuk Tuhannya, dirinya,

    bangsa dan negara, masyarakat, dan keluarga. Anak dapat

    mengaktualisasikan diri melalui berbagai kegiatan secara

    komprehensif.

    Contoh: Anak dapat menempatkan diri di manapun ia berada

    j. Kecerdasan Spiritual

    Kecerdasan yang berkaitan dengan kejiwaan, agama,

    kepercayaan, keyakinan dan prinsip atau philoso hidup.

    Bagi masyarakat yang religius dianggap sebagai kecerdasan

    terpen t ng atau yang paling menentukan. Sabagai fondasi

    dalam mengeksplorasi dan memberdayakan jenis kecerdasan-

    kecerdasan lainnya.

    Contoh:

    Anak yakin dan percaya ciptaan Tuhan Semua kecerdasan di atas harus dikembangkan secara seimbang.

    Dengan demikian guru perlu merancang kegiatan main yang

    bervariasi untuk mengembangkan tujuh kecerdasan tersebut.

    57

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    observasi langsung kepada anak. Dengan melakukan observasi ini maka kita

    akan dapat melihat dan mengetahui tahap perkembangan anak dan hasilnya

    dimasukkan dalam suatu pencatatan.Untuk menentukan strategi evaluasi

    yang cocok seorang harus mengetahui mengapa evaluasi dilaksanakan

    (Brinkerho ff , 1983:16).

    Strategi dan metode observasi dapat dilakukan dengan berbagai

    bentuk pencatatan. Secara rinci bentuk pencatatan observasi yang dapatdigunakan guru dikemukakan berikut ini.

    Teknik Pengamatan

    Salah satu upaya untuk memahami tumbuh kembang anak usia dini di

    antaranya melalui pengamatan. Oleh karena itu kemampuan pengamatan

    bagi seorang pendidik anak usia dini merupakan suatu kompotensi yang

    mes t dimiliki

    Se t ap pengamatan harus dilakukan dengan pencatatan. Pengamat

    bukan hanya sekedar mengamat

    anak untuk mengetahui kegiatan apasaja yang dilakukan anak, tetapi pengamat juga perlu sensi t f terhadap

    apa-apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, atau diraba. Selama

    melakukan pengamatan dan pencatatan. Berikut ini akan dijelaskan

    beberapa metode pengamatan dan pencatatan untuk anak usia dini.

    Adapun metode dan teknik pengamatan pada anak usia dini yang

    dibahas dalam modul ini melipu t teknik catatan anekdodal ( Anecdotal

    Record ), catatan berjalan ( Running Record ), catatan specimen (Specimen

    Record ), Time Sampling dan Even Sampling .

    a. Catatan Anekdot (Anecdotal Record) Catatan anekdot adalah tulisan nara t f singkat yang menjelaskan suatu

    peris t wa tentang perilaku anak yang pen t ng bagi perkembangan

    anak dan pengamat. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang

    terjadi secara faktual, dengan cara yang obyek t f, menceritakan

    bagaimana , kapan dan di mana terjadi peris t wa itu, apa yang

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    29/42

    56

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    H. EVALUASI BERMAIN ANAK

    Evaluasi sebagai salah satu komponen utama pembelajaran,

    termasuk pembelajaran di PAUD. Evaluasi merupakan proses pengumpulan,

    penganalisisan, dan penafsiran data yang sistema t k dalam rangka pemberian

    keputusan terhadap sesuatu (Wortham, 2001). Berar t , dengan evaluasi

    guru perlu mengumpul data, menganalisis, dan menafsirkan makna data

    yang ada sebagai bahan pengambilan keputusan. Keputusan yang diberikan

    merupakan nilai, yang dapat berbentuk angka atau huruf. Bentuk huruf yang

    paling sering digunakan adalah deskripsi, atau penjelasan.

    Evaluasi bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan yang telah

    dilaksanakan, faktor-faktor penghambat maupun pendukung pencapaian

    tujuan kegiatan, serta mengetahui t ngkat keberhasilan. Tujuan tersebut perlu

    untuk memperbaiki kegiatan belajar sekaligus memperbaiki keberhasilan

    belajar.

    Hasil evaluasi disajikan sebagai bentuk laporan evaluasi. Laporan

    tersebut disampaikan kepada orang tua dan kepala sekolah sebagaibentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) guru terhadap kegiatan

    yang dilakukannya (Wortham, 2001). Bagi orang tua hal tersebut untuk

    kesinambungan program sedang bagi kepala sekolah untuk perbaikan

    program belajar.

    Ada beberapa strategi dan metode dalam pelaksanaan evaluasi.

    Secara umum ada dua kelompok, yaitu tes dan non tes. Kelompok non tes

    terdiri dari angket, wawancara, dan observasi. Bila dilihat dari pelaksanaannya,

    evaluasi dikenal dengan evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses

    dilakukan bila guru ingin mengetahui bagaimana anak mengiku t ataumelakukan kegiatan selama pembelajaran berlangsung. Bila guru ingin

    melihat hasil kegiatan guru dapat menggunakan evaluasi hasil. Untuk

    menentukan strategi dan metode mana yang tepat guru perlu mengetahui

    tujuan evaluasi. Untuk mencatat dan mengevaluasi perkembangan anak usia

    dini, langkah pertama dan utama yang dapat dilakukan adalah melakukan

    29

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    B. PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN MELALUI BERMAIN

    Bermain merupakan kebutuhan bagi se t ap anak. Se t ap saat anak

    ingin selalu bermain. Di mananapun, dalam kondisi apapun, anak akan

    berusaha mencari sesuatu untuk dapat dijadikan mainan. Anak-anak baik

    di kota besar, desa, pantai, dan gunung senang dengan permainan yang

    ada. Baik yang dimainkan berupa permainan tradisional maupun permainan

    modern. Anak-anak selalu bermain dengan riang, melalui bermain anak akan

    merasa rileks. Tertawa, teriakan, sorakan, ekspresi wajah yang ceria selalu

    mengiringi suasana anak bermain. Anak walaupun sakit tetap bermain secara

    terbatas kemampuannya. Di tempat t dur, saat anak tergolek sakit, masih

    tampak ia membawa mainan di samping tempat t durnya, yang mudah ia

    mainkan pada saat-saat tertentu.

    Gambar anak bermain di atas tempat t dur

    Kebutuhan akan permainan dan bermain sangatlah mutlak bagiperkembangan anak. Lingkungan dan orang dewasa ,dalam hal ini orangtua,

    maupun guru perlu memfasilitasi kebutuhan anak dengan menyediakan

    berbagai permainan yang dapat mendukung perkembangan anak. Tentu

    saja permainan dan alat bermainnya tersebut bukanlah suatu yang harus

    bernilai ekonomi t nggi, tetapi apapun dapat dijadikan alat bermain.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    30/42

    30

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    Misalnya daun kering dapat dijadikan alat hitung untuk mengembangkan

    konsep matema t ka, dapat mengklasi kasikan jenis-jenis daun, manfaat

    daun hal ini untuk mengembangan konsep sains pada anak, dapat dijadikan

    bahan kreasi seni untuk mengembangan seni dan lain sebagai yang dapat

    dikembangkan hanya dari daun. Indonesia negeri yang kaya sumber alam

    yang masih dapat kita eksplorasi untuk dijadikan alat bermain.

    Pembelajaran yang menyenangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip

    sebagai berikut:

    1. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan anak. Dengan demikian,

    se t ap kegiatan pembelajaran harus selalu mengacu pada tujuan

    pemenuhan kebutuhan perkembangan anak secara individu.

    2. Dunia anak adalah dunia bermain, maka selayaknyalah pembelajaran

    untuk anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. In t nya,

    bermain adalah belajar, dan belajar adalah bermain. Anak belajar

    melalui main, main yang menyenangkan. Melalui sentra, proses

    pembelajaran dilakukan dengan menempatkan siswa pada posisiyang proporsional. Anak dirangsang untuk secara ak t f melakukan

    kegiatan bermain sambil belajar. Perlu ditekankan bahwa bermain

    yang menyenangkan dapat merangsang anak untuk melakukan

    eksplorasi dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitarnya

    (happy learning). Sehingga, anak dapat menemukan pengetahuan

    dari benda-benda yang dimainkannya.

    3. Kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat untuk membangun

    sist ma t ka kerja/ak t vitas. Bagaimana anak membuat pilihan-

    pilihan dari serangkaian kegiatan, focus pada apa yang dikerjakandan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan yang dia telah mulai

    dengan tuntas.

    4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada pengembangan kecakapan

    hidup anak, yaitu membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu

    bersosialisasi dan memiliki keterampilan dasar yang berguna bagi

    55

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    e. Buku cerita, kaset cerita dan lagu

    f. Kartu angka, Ular tangga

    g. Kolintang/gendang

    h. Troli/mobil2an yang dapat dikendarai

    i. Urutan besar kecil

    j. Lilin plast sin

    5. Alat Permainan Eduka t f anak usia 4 5 tahun

    a. Aneka games kelompok kecil

    b. Balok-balok konstruksi

    c. Bahan-bahan untuk menggun t ng, merekat, melipat

    d. Alat bermain peran mikro dan peran makro

    e. Benda-benda untuk mengenal angka dan huruf

    f. Alat permainan diluar seper t papan jungkat jungkit, perosotan

    6. Alat Permainan Eduka t f anak usia 5 6 tahun

    a. Alat permainan peran makro dan mikro

    b. Alat-alat untuk belajar angka dan huruf

    c. Alat permainan di luar ruang; papan tt an, papan jungkat

    jungkit, ayunan dll

    d. Alat-alat keterampilan untuk menggun t ng, menempel, melipat.

    e. Balok-balok berkonstruksi

    f. Peralatan sehari-hari (kursi, meja, sapu, kemoceng dll)

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    31/42

    54

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    3. Alat Permainan Eduka t f anak usia 2 3 tahun

    a. Sepeda roda t ga

    b. Bahan dan alat tulis menulis

    c. Puzzle, manik-manik, balok-balok

    d. Mainan rumah-rumahan, boneka, alat transportasi untuk

    bermain peran

    e. Rangkaian / roncean

    f. Boneka jari / tangan

    g. Gelang menara

    h. Balok bangunan

    i. Mozaik

    j. Puzzle sederhana (2-5 keping)

    k. Papan Geometri

    4. Alat Permainan Eduka t f anak usia 3 4 tahun

    a. Boneka, binatang mainan dll untuk bermain peran

    b. Balok-balok konstruksi

    c. Alat-alat keterampilan (gun t ng, lem, kertas)

    d. Puzzle, manik-manik

    31

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    kehidupannya kelak.

    5. Pembelajaran dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang

    dengan mengacu pada prinsip-prinsip perkembangan anak.

    St mulus pendidikan bersifat menyeluruh, mencakup semua

    aspek perkembangan. Karena itu, se t ap kegiatan harus dapat

    mengembangkan atau membangun berbagai perkembangan atau

    kecerdasan anak. Dalam hal ini guru memfasilitasi agar semua

    aspek perkembangan anak perkembangan anak berkembang secara

    op t mal.

    6. Anak akan memperoleh lebih banyak pengetahuan bila mendapat

    pijakan/dukungan dari guru pada saat main.

    C. PEMBELAJARAN DENGAN SENTRA (LEARNING CENTRE)

    Secara sederhana, sentra bisa diar t kan sebagai suatu wadah yang

    disiapkan guru bagi kegiatan bermain anak. Melalui serangkaian kegiatan

    main tersebut, guru mengalirkan materi pembelajaran yang telah disusundalam bentuk lesson-plan. Rangkaian kegiatan itu harus saling berkaitan dan

    saling mendukung untuk mencapai tujuan belajar harian dan tujuan belajar

    pada semua sentra dalam satu hari harus sama. Se t ap sentra memiliki

    center point dan semua mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah

    direncanakan t m guru.

    Tidak ada keharusan bagi se t ap lembaga untuk menyiapkan banyak

    sentra, bergantung dari kemampuan lembaga dan kesiapan guru. Hal yang

    perlu diperha t kan adalah bagaimana tujuh kecerdasan dasar se suai dengan

    teori Kecerdasan Jamak yang dicetuskan Howard Gardner dan enam domainber kir pada anak sebagaimana unsur yang dibangun secara terpadu

    melalui kegiatan-kegiatan di sentra. Kegiatan sentra dijalankan dengan tema-

    tema belajar yang serempak dan akan bergan t dalam periode tertentu.

    Se t ap sentra juga secara terpadu membangun anak dengan memberikan

    kesempatan kepada anak untuk melakukan t ga (3) jenis main, yaitu main

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    32/42

    32

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    sensorimotor, main peran, dan main pembangunan.

    Dalam pendekatan Sentra, ada tahapan-tahapan yang perlu

    diperha t kan, mulai saat anak memasuki lingkungan sekolah kelompok

    mainnya hingga menyelesaikan kegiatan bermain dan kembali menuju

    rumah. Se t ap tahapan itu terekam dalam laporan harian kegiatan guru,

    yang akan menjadi bahan untuk mengukur perkembangan anak, serta pada

    akhirnya memberikan respond dan s t mulasi yang tepat agar kemampuan

    anak berkembang secara op t mal.

    Secara garis besar, perekaman kemampuan se t ap anak mengacu

    pada tolak ukur kemampuan klasi kasi yang dibangun melalui serangkaian

    ak t vitas yang menggunakan benda-benda (mainan) konkret. Dengan benda-

    benda itu anak mengenal warna, bentuk dan ukuran. Secara bertahap pula

    anak belajar untuk mengenal ciri-ciri, tanda-tanda dan sifat-sifat benda dan

    kejadian. Kemampuan mengklasi kasi dibangun, baik saat bermain maupun

    saat membereskan mainan. Terbangunnya kemampuan klasi kasi pada

    hal-hal yang konkret adalah bekal mutlak anak agar kelak mereka mampu

    mengkasi kasi hal-hal yang abstrak, mampu membedakan mana yang benar

    dan mana yang salah, serta terbiasa menyikapinya dengan tepat.

    Dalam hal penerapan disiplin, misalnya, sering guru atau orangtua

    menghadapi msalah atau bahkan t dak tahu lagi bagaimana upaya

    mendisiplinkan anak. Keadaan ini biasanya bermuara pada hukuman, yang

    umumnya justru kontra produk t f bagi perkembangan anak. Yang kerap

    53

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    (terbuat dari bahan yang lembut)

    d. Benda yang empuk, an t pecah, bersih dan aman

    e. Benda yang kokoh yang bisa dipergunakan untuk merambat dan

    belajar berjalan.

    2. Alat Permainan Eduka t f anak usia 1 2 tahun

    a. Mainan yang bisa didorong dan ditarik untuk mela t h

    keseimbangan

    b. Mainan yang bisa diduduki dan dikendarai seper t mobil-mobilan

    atau sepeda roda empat yang kecil

    c. Kursi, tangga, lorong-lorongan, ayunan bayi

    d. Mainan yang bisa dibawa sambil berjalan

    e. Balok-balok, bola, manik-manik yang berukuran besar

    f. Air, pasir, kacang-kacangang. Peralatan rumah tangga sehari-hari

    h. Cat, spidol, krayon, buku bergambar

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD Melalui Bermain

    33/42

    52

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    dengan per t mbangan. Jika biaya untuk pembuatan diperkirakan lebih

    mahal dari pada membeli maka di beli. Tetapi jika akan lebih murah

    maka sebaiknya dibuat selain lebih murah jika di buat akan lebih varia t f

    dan sesuai kebutuhan anak. Jika memang harus dibuat maka sebaiknya

    dirancang disainnya, kemudian siapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan

    APE. Setelah semuanya siap tahap terakhir adalah mulai membuat

    G. ALAT PERMAINAN EDUKATIF SESUAI KEBUTUHAN PERKEMBANGAN

    Memberikan s t mulasi yang tepat bagi anak-anak diperlukan APE

    yang tepat. APE yang tepat bagi anak harus sesuai dengan kebutuhan anak

    dimana masing-masing anak memiliki karakteris t k dan kebutuhan yang

    berbeda. APE untuk merangsang s t mulasi bagi anak dapat berupa alat

    permainan ataupun media, lingkungan sik, audio ataupun audio visual.

    Berikut ini beberapa contoh media untuk anak 0-6 tahun diantaranya adalah

    sebagai berikut:

    1. Alat Permainan Eduka t f untuk anak usia 0 1 tahun

    a. Tubuhnya sendiri (melalui pijatan, senam ringan)

    b. Mainan sederhana dengan warna2 primer yang bisa dilihat,

    dipegang, dipukul-pukul, bergerak

    c. Balok-balok berukuran sedang dengan warna yang menarik

    33

    P e m b e l a j a r a n A n a k U s i a D i n i y a n g M e n y e n a n g k a n M e l a l u i B e r m a i n

    t dak disadari oleh orangtua atau guru adalah, bagaimana anak sanggup

    melakukan sesuatu sesuai dengan aturan atau yang sering dikenal hidup

    yang berdisiplin, jika dia belum memiliki referensi yang kuat menyangkut

    makna disiplin.

    Sentra membantu anak mendapatkan referensi itu, antara lain,

    dengan cara simulasi langsung menyangkut suatu aturan. Anak menjadi

    menger t mengapa dan untuk apa aturan itu dibuat. Contoh, pada saat main

    balok, anak belajar memahami bahwa balok digunakan untuk membangun.

    Jika balok digunakan untuk hal lain bisa menimbulkan bahaya bagi diri

    sendiri maupun orang lain karena sifat dan bentuknya, yaitu terbuat dari

    kayu dan mempunyai sudut.

    Contoh lain, aturan agar anak berjalan jika berada dalam ruangan.

    Jika anak berlari, maka bisa menimbulkan tabrakan, baik dengan orang

    maupun dengan benda-benda. Anak diajak untuk menemukan penger t an

    bahwa berlari bisa dilakukan di lapangan berumput, karena disana t dak

    banyak orang-orang maupun benda-benda dan jika dia jatuh t dak akan

    berbahaya.

    Salah satu elemen pen t ng yang membedakan pendekatan sentra

    dengan pendekatan kelas tradisional adalah pengajaran t dak langsung (non-

    direct teaching). Pada program ini guru t dak menyuruh, t dak melarang dant dak boleh marah pada anak. Apapun yang dilakukan oleh anak itu muncul

    dari anak itu sendiri, guru dapat membantu dengan memberikan pijakan

    pada anak. Pendekatan Sentra menekankan proses pembelaja