Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
MODUL
ETIKA PROFESI
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
STMIK NUSA MANDIRI
JAKARTA
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga Modul Etika Profesi Teknologi dan Komunikasi Tahun 2020
ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Modul ini disusun sebagai pertanggungjawaban
terhadap Pengampuh matakuliah yang akan digunakan untuk proses belajar mengajar. Kami
menyadari bahwa keberhasilan dalam pembuatan modul yang kami lakukan bukanlah
keberhasilan individu ataupun kelompok, untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan lindungan-Nya.
2. Ketua STMIK Nusa Mandiri beserta jajarannya.
3. Ketua Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri.
5. Staff Program Studi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri.
Jakarta, Januari 2020
Eka Rini Yulia
iii
DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………….iii
Tinjauan Umum Etika…………………………………………………………………….1
Etika Profesi………………………………………………………………………………15
Prefesional Kerja Bidang IT ……………………………………………………………...32
Cyber Crime ………………………………………………………………………………38
Kebijakan Hukum Cyber Crime……………………………………………………………47
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………..53
1
TINJAUAN UMUM ETIKA
A. Pengertian Etika
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
tata cara (adat, sopan santun) mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang
dianut oleh suatu golongan atau masyarakat.TIK dalam konteks yang lebih luas,
merangkum semua aspek yang berhubungan dengan mesin (komputer dan telekomunikasi)
dan teknik yang digunakan untuk menangkap (mengumpulkan), menyimpan,
memanipulasi, menghantarkan, dan menampilkansuatu bentuk informasi. Komputer yang
mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan peranan penting dalam
pengumpulan, pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi suara, gambar, teks,
dan angka yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi informasi bermakna
menggabungkan bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan
bidang informasi seperti data, fakta, dan proses.
Dengan demikian, etika TIK dapat disimpulkan sebagai sekumpulan azaz atau nilai
yang berkenaan dengan akhlak, tata cara, (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan
salah, hak dan kewajiban tentang TIK yang dianut oleh suatu golongan atau masyarakat
dalam pendidikan.
Untuk menerapkan etika TIK, diperlukan terlebih dahulu mengenal dan memaknai
prinsip yang terkandung di dalam TIK di antaranya adalah :
2
1. Tujuan teknologi informasi memberikan bantuan kepada manusia untuk
menyelesaikan masalah, menghasilkan kreativitas, membuat manusia lebih
berkarya jika tanpa menggunakan teknologi informasi dalam aktivitasnya.
2. Prinsip High-tech-high-touch: jangan memiliki ketergantungan kepada teknologi
tercanggih tetapi lebih penting adalah meningkatkan kemampuan aspek “high
touch” yaitu “manusia”.
3. Sesuaikan teknologi informasi kepada manusia : seharusnya teknologi informasi
dapat mendukung segala aktivitas manusia buka sebaliknya manusia yang harus
menyuesuaikan kepada teknologi informasi.
B. Pengertian Moral
Moral merupakan istilah manusia mengacu pada langkah-langkah manusia atau lainnya
yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki apa yang disebut moral yang
amoral dan tidak bermoral berarti ia tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Jadi moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Apa hal yang berkaitan
dengan proses sosialisasi moral yang eksplisit dari individu tanpa orang yang bermoral
tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral saat ini memiliki nilai implisit karena
banyak orang yang memiliki sikap moral atau tidak bermoral dari sudut pandang yang
sempit.
Sifat moral yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral yang jika
ia ingin dihormati oleh orang lain. Moral adalah untuk nilai-absolutan dalam masyarakat
secara keseluruhan. Ukuran penilaian budaya moral yang setempat. Moral adalah suatu
tindakan / perilaku / ucapan seseorang dalam interaksinya dengan manusia.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-dan-sifat-kebudayaan-terlengkap/
3
Jika orang tersebut melakukannya sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat dan
masyarakat dapat diterima dan menyenangkan, maka orang tersebut dianggap memiliki
moral yang baik, dan sebaliknya. Moral merupakan produk budaya dan agama. Setiap
budaya memiliki standar moral yang bervariasi sesuai dengan sistem nilai yang berlaku
dan telah terbangun lama.
Pengertian Moral Menurut Para Ahli
1. Menurut Sonny Keraf
Moral adalahsegala sesuatu yang dapat digunakan sebagai dasar guna menilai
perbuatan seseorang yang dirasakan baik atau buruk di dalam sebuah masyarakat.
2. Menurut Maria J. Wantah
MOral ialah sesuatu yang bersangkutan dengan keterampilan dalam menentukkan
benar atau salah serta baik atau buruknya sebuah perilaku pada diri seseorang.
3. Menurut Russel Swanburg
Moral merupakan semua pengakuan dari pemikiran yang bersangkutan dengan
keantusiasan seseorang dalam bekerja dimana urusan tersebut dapat memicu perilaku
seseorang tersebut.
4. Menurut Elizabeth B. Hurlock
Moral yaitu suatu kebiasaan, tata cara, dan adat dari suatu ketentuan perilaku yang
sudah menjadi kebiasaan untuk anggota suatu kebiasaan dalam masyarkat.
5. Menurut Maria Assumpta
Moral yakni sejumlah aturan aturan (rule) tentang sikap (attitude) dan perilaku insan
(human behavior) sebagai manusia.
4
6. Menurut Wikipedia
Moral adalahsalah satu pesan yang di ucapkan atau latihan yang dapat di petik dari
cerita atau peristiwa.
7. Menurut Wijaya
Moral yakni sebuah doktrin baik dan buruk tentang tindakan atau kelakuan (akhlak).
8. Menurut Al-Ghazali
Moral atau akhlak merupakan suatu perangai, watak, atau tabiat yang menetap
powerful dalam jiwa insan dan adalahsumber timbulnya perbuatan tertentu secara
gampang dan ringan.
9. Menurut Imam Sukardi
MOral adalahsuatu karakter yang dicirikan sebagai sesuatu yang baik dalam
masyarakat melewati nilai-nilai yang diterapkan bersama.
10. Menurut KBBI
Moral ialah
a. Ajaran mengenai baik buruk yang diterima umum tentang perbuatan, sikap dan
keharusan serta akhlak, budi pekerti dan susila.
b. Suatu situasi mental yang menciptakan orang tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdisiplin, isi hati atau suasana perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan.
c. Segala doktrin kesusilaan yang bisa ditarik dari sebuah cerita.
11. Menurut Gunarsa
Moral adalahseperangkat dari nilai-nilai sekian banyak perilaku yang mesti dipatuhi.
5
12. Menurut Wiwit Wahyuning
Moral yaitu saat seseorang berkata tentang nilai moral pada lazimnya akan tersiar
sebagai sikap dan tindakan setiap inividu terhadap kehidupan orang lain.
13. Menurut Wantah
Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan
menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.
Teori Perkembangan Moral
a. Piaget mengembangngkan teori perkembangan moral remaja dengan melakukan
pengamatan dan wawancara secara ekstensif melalui anak – anak bermain kelereng
berusia 4 hingga 12 tahun untuk mempelajari mengenai bagaimana mereka
menggunakan dan memikirkan aturan dalam permainan. Ia menyimpulkan bahwa
anak – anak berpikir melalui dua cara yang berbeda mengenai moralitas, tergantung
pada kematangan perkembangannya yaitu :
b. Moralitas Heteronom (heteronomous morality) adalah tahap pertama dari
perkembangan moral dalam teori piaget yang berlangsung antara usia 4 hingga 7
tahun. Keadilan dan aturan – aturan dipandang sebagai sifat –sifat mengenai dunia
yang tidak dapat diubah, dihilangkan dari kontrol manusia. Seorang pemikir
heteronom menentukan benar atau tidaknya perilaku dengan mempertimbangkan
konsekuensi dari perilaku tersebut, bukan intensi dari aktor. Dalam heteronom juga
dipercayai immanent justice, gagasan bahwa apabila sebuah aturan dilanggar, maka
hukuman akan segera diterima.
6
c. Moralitas Otonom (autonomous morality)adalah tahap kedua dari perkembangan
moral dalam teori piaget, yang diperlihatkan oleh anak – anak yang lebih besar
(sekitar 10 tahun keatas). Anak menyadari aturan – aturan dan hukum – hukum
yang diciptakan oleh orang dan bahwa dalam memutuskan suatu tindakan,
seseorang seharusnya mempertimbangkan intensi aktor maupun konsekuensinya.
Anak – anak yang berusia 7 hingga 20 tahun yang berada dalam masa transisi
diantara dua tahap inimemperlihatkan sejumlah ciri dari kedua tahp ini.
d. Martin Hoffman (1980) mengembangkan teori disekuilibrium kognitif (cognitive
disequilibrium theory), yang menyatakan bahwa remaja merupakan suatu periode
penting dalam perkembangan moral , khusunya ketika individu beralih dari
lingkungan yang relatif homogen ke lingkungan yang lebih heterogen disekolah
menengah atas dan kampus.
e. Teori Kohlberg salah satu pandangan yang provokatif mengenai perkembangan
moral adalah pandangan moral yang diciptakan oleh Lawrence Kohlberg (1958,
1976, 1986), yang berpendapat bahwa perkembangan moral terutama didasarkan
pada penalaran moral, yang kemudian berkembang dalam serangkaian tahap –
tahap dan tiga tingkatan. konsep penting dalam perkembangan moral menurut
kohler ialah interbalisasi (internalization),yaitu perubahan perkembangan dari
perilaku yang awalnya dikontrol secara eksternal menjadi perilaku yang dikontrol
oleh standar-standar dan prinsip-prinsip sosial.
7
Berikut adalah 3 tingkatan perkembangan moral menurut Kohlberg :
1) Tingkat 1, Penalaran prakonvensional (Preconventional reasoning).
Ditingkat ini, individu belum memperlihatkan adanya internalisasi dari nilai-nilai moral-
penalaran moral dikontrol oleh hadiah dan hukuman eksternal. Pada tingkat ini terbagi
menjadi 2 tahap,yaitu :
a. Tahap 1, Moralitas Heternom (Heternom morality. Ditahap ini pemikiran
moral sering kali dikaitkan dengan hukuman.
b. Tahap 2, Individualisme, tujuan instrumental,dan pertukaran
(individualism,instrumental purpose,and exchange). Ditahap ini individu
berusaha memuaskan kepentingannya sendiri namun mereka juga membiarkan
orang lain bertindak serupa.
c.
2) Tingkat 2, penalaran Konvensional (conventional reasoning).
Ditingkat ini internelasisai yang dilakukan bersifat menengah.individu mengikuti sandar-
standar tertentu (internal),namun standar-standar itu ditetapkan oleh orang lain(eksternal).
a. Tahap 3, Ekspektasi interpersonal timbal-balik, relasi dan konformitas interpersonal
(Mutual interpersonal expectations, relationships,and interpersonal conformity). Pada
tahap, individu menilai kepercayaan,kepeduliaan dan loyalitas terhadap orang lain
sebagai dasar dari penilaian moral. Pada tahap ini,anak-anak dan remaja sering kali
mengadopsi standar moral dari orang tua,mencari apa yang boleh orang tua akan
dianggap sebagai “anak baik”.
8
b. Tahap 4, Moralitas sistem sosial (Social System morality). Dalam tahap ini penilaian
moral didasarkan pada pemahaman mengenai keteraturan sosial,hukum,keadilan dan
tugas.
3) Tingkat 3, penalaran pascakonvensional (Postconvensional reasoning)
Pada tingkat moralitas sepenuhnya diinternalisasi da tidak didasarkan pada standar-standar
orang lain. Individu mengenali kembali alternatif pelajaran-pelajaran moral,
mengeksplorasi pilihan-pilihannya, dan kemudian menentukan aturan-aturan moral
personalnya.
a. Tahap 5, Kontrak sosial atau kegunaan dan hak-hak individuall (social contract or
utility and individual rights). Pada tahap ini, individu bernalar bahwa beebagai
nilai,hak dan prinsip perlu melandasi atau melampaui hukum.seseorang
mengevaluasi validitas dari hukum yang ada, dan sistem sosial dapat dinilai menurut
sejauh mana sistem sosial tersebut menjamin dan melindungi hak-hak dan nilai-nilai
individu.
b. Tahap 6, Prinsip etika Universal (Universal ethical principles). Dalam tahap ini
seseorang mengembangkan sebuah standar moral berdasarkan hak-hak universal
manusia. Ketika dihadapkan pada sebuah konflik antara hukum dan suara hati,
seseorang bernalar bahwa suara hati sebaiknya diikuti,meskipun kepuasannya
mungkin memiliki resiko.
9
Pertumbuhan Moral
Dalam kehidupannya manusia dituntut harus memiliki moral, agar dapat dihormati oleh
sesamanya manusia. Namun, dalam perkembangan di era globalisasi ini tidak sedikit manusia yang
kehilangan moralnya dengan berbagai alasan dan tujuan yang ada. Dengan demikian hal-hal
tersebut mengganggu pertumbuhan moral dalam kehidupan manusia di zaman sekarang.
Pendidikan yang didapatkan baik secara langsung maupun tidak secara langsung dalam kehidupan
sehari-hari sangat berpengaruh dalam pertumbuhan moral yang ada. Dalam perkembangannya,
moral dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang jelas dalam kehidupan manusia antara lain ;
1. Keluarga
Dalam perkembangan moral, keluarga menjadi salah satu faktor internal (dari dalam) yang
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan pembinaan moral seseorang. Mengapa demikian
? dalam pertumbuhan moral seseorang, keluarga merupakan tempat pertama bagi setiap
manusia untuk dapat berinteraksi. Adanya interaksi membuat seseorang dapat belajar
bagaimana mengembangan dan menumbuhkan moral, serta belajar untuk menunjukan
moral yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Lingkungan
Selain keluarga, pertumbuhan moralitas seseorang sangat di pengaruhi oleh lingkungan
sekitar. Lingkungan sangat berpengaruh penting dalam membangun moral seseorang,
karena dalam lingkunganlah manusia berkembang dan bertumbuh serta berinteraksi
dengan manusia lainnya. Oleh dan sebab itu baiknya setiap pribadi manusia kiranya pintar
dalam menempatkan diri disebuah lingkungan.
10
Dengan memilih dan menempatakan diri kita pada hal-hal yang positif maka pertumbuhan
moral kita ke arah yang positif akan sangat terbuka. Begitupun sebaliknya, jika kita salah
dalam hal ini maka pertumbuhan moral yang ada akan mengarah ke arah yang negative
dan cenderung merusak moralitas kita. Sekalipun dalam keluarga pertumbuhan moral kita
sudah dibina dengan baik namun, dalam bergaul kita salah menempatkan posisi kita, maka
hal itu akan sangat mempengaruhi moral atau sifat positif kita dan cenderung melakukan
hal yang kurang baik.
3. Teknologi
Selain keluarga dan lingkungan, kurang pas rasanya kalau tidak berbicara tentang teknologi
yang ada sekarang ini. Pada era globalisasi ini, banyak tercipta teknologi yang sering
digunakan dalam kehidupan manusia. Teknologi ini digunakan untuk mempermudah setiap
pekerjaan manusia, dan keperluannya. Akan tetapi, terkadang manusia salah dalam
mempergunakan fasilitas yang sudah ada ini untuk hal-hal yang negatif. Oleh dan karena
itu terkadang teknologi menjadi jalur bagi orang-orang yang amoral (tidak memiliki
moral) untuk melakukan berbagai hal jahat dengan banyak tujuan maupun alasan.
Dengan adanya orang-orang amoral ini dapat mempengaruhi orang lain yang ada di
sekitarnya untuk melakukan hal-hal atau tindakan yang tidak terpuji. Dengan demikian
teknologi menjadi salah satu sarana yang dapat mempengaruhi pertumbuhan moral
seseorang. Sehingga, kiranya setiap manusia yang ada dan hidup di jaman moderen ini
dapat mempertimbangkan setiap tawaran teknologi yang ada ini dengan penuh kesadaran
akan hal-hal yang akan dihadapi nantinya dan harus menggunakannya dengan penuh rasa
tanggung jawab. Banyak contoh yang kasus yang dapat kita ambil dari hal ini, seperti
11
penggunaan jaringan internet dan social yang salah sehingga mengakibatkan timbulnya
kejahatan-kejahatan yang ada.
Selain internet, televisi yang juga adalah salah satu sarana komunikasi secara tidak
langsung ini marak disalah gunakan di massa-massa kini. Oleh dan sebab itu kita sebagai
mahkluk yang moralitasnya diancam harus mampu memilih-milih dan mempergunakan
teknologi dengan semestinya, sesuai dengan kegunaan sesungguhnya dengan penuh rasa
bertanggung jawab.
Tujuan Moral
Berikut adalah tujuan moral, sebagai berikut:
Untuk memastikan terwujudnya harkat dan martabat individu seseorang dan kemanusiaan.
Untuk memotivasi manusia supaya bersikap dan beraksi dengan penuh kebajikan dan
kebaikan yang didasari atas kesadaran keharusan yang dilandasi moral.
Untuk mengawal keharmonisan hubungan sosial antar manusia, sebab moral menjadi
landasan rasa percaya terhadap sesama.
Membuat insan lebih bahagia secara rohani dan jasmani sebab menunaikan faedah moral
sampai-sampai tidak terdapat rasa menyesal, konflik batin, dan perasaan berdosa atau
kecewa.
Moral dapat menyerahkan wawasan masa depan untuk manusia, baik sanksi sosial maupun
konsekuensi dalam kehidupan sehingga insan akan sarat pertimbangan sebelum bertindak.
12
Moral dalam diri manusia pun dapat menyerahkan landasan kesabaran dalam bertahan
dalam setiap desakan naluri dan keingingan atau nafsu yang menakut-nakuti harkat dan
martabat pribadi.
C. Pengertian Norma
Sony Keraf (1991), ada dua macam norma :
1. Norma Umum
Norma yang memiliki sifat universal, terbagi menjadi tiga :
a. Norma Sopan Santun : disebut juga norma etiket adalah norma yang
mengatur pola prilaku dan sikap lahiriah manusia.
b. Norma Hukum : adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh
masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan
kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Norma Moral : yaitu aturan mengenai sikap dan prilaku manusia sebagai
manusia. Norma ini menyangkut aturan tentang baik-buruknya, adil tidaknya
tindakan dan prilaku manusia sejauh dilihat sebagai manusia.
2. Norma Khusus
Aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus misalnya aturan
yang berlaku dalam bidang pendidikan, keolahragaan, bidang ekonomi dan sebagainya.
Norma ini hanya berlaku pada lingkup bidangnya dan tidak berlaku jika memasuki
bidang lainnya.
Berdasarkan Nilai dan Norma yang terkandung didalamnya, Etika dikelompokkan
menjadi :
13
1. Etika Deskriptif
Etika yang berbicara tentang fakta, yaitu nilai dan pola perilaku manusia yang terkait
dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam masyarakat
2. Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana
harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.
Sanksi yang timbul atas pelanggaran Etika :
1. Sanksi Sosial
Berupa teguran dari masyarakat, pengucilan dari masyarakat
2. Sanksi Hukum
Hukum pidana dan hukum perdata.
Sumaryono (1995) mengklasifikasikan moralitas menjadi dua golongan :
1. Moralitas Obyektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagaimana adanya, terlepas
dari segala bentuk modifikasi kehendak bebas pelakunya
2. Moralitas Subyektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagai dipengaruhi oleh
pengetahuan dan perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional dan perlakuan
persoanal lainnya.
D. Etika danTeknologi
Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memudahkan
pekerjaannya.
Kehadiran teknologi membuat manusia “kehilangan” beberapa sense of human yang
alami. (otomatiasi mesin→refleks/ kewaspadaan melambat)
14
Cara orang berkomunikasi, by or by surat, membawa perubahan signifikan, dalam
sapaan/tutur kata
Orang berzakat dengan SMS, implikasi pada silaturahmi yang “tertunda”
Emosi (“touch”) yang semakin tumpul karena jarak dan waktu semakin bias dalam
Teknologi Inf.
15
ETIKA PROFESI
A. Pengertian Profesi
Secara etimologi profesi dari kata profession yang berarti pekerjaan. Professional
artinya orang yang ahli atau tenaga ahli. Professionalism artinya sifat professional. (John
M. Echols & Hassan Shadily, 1990: 449). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah
profesionalisasi ditemukan sebagai berikut: Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah (1)
bersangkutan dengan profesi, (2) memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya
dan (3) mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.
Profesionalisasi adalah proses membuat suatu badan organisasi agar menjadi
professional. ( Depdiknas, 2005: 897). Secara leksikal, perkataan profesi itu ternyata
mengandung berbagai makna dan pengertian. Pertama, profesi itu menunjukkan dan
mengungkapkan suatu kepercayaan (to profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief
in) atas sesuatu kebenaran (ajaran agama) atau kredibilitas seseorang (Hornby, 1962). Kedua,
profesi itu dapat pula menunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau urusan tertentu
(a particular business, Hornby, 1962). Webster’s New World Dictionary menunjukkan lebih
lanjut bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi (kepada
pengembannya) dalam liberal arts atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan
bukan pekerjaan manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya;
terutama kedokteran, hukum dan teknologi. Good’s Dictionary of Education lebih
menegaskan lagi bahwa profesi itu merupakan suatu pekerjaan yang meminta persiapan
spesialisasi yang relatif lama di perguruan tinggi (kepada pengembannya) dan
16
diatur oleh suatu kode etika khusus. Dari berbagai penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa
profesi itu pada hakekatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut persyaratan
khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang
memerlukannya.Pada umumnya masyarakat awam memaknai kata profesionalisme bukan hanya
digunakan untuk pekerjaan yang telah diakui sebagi suatu profesi, melainkan pada hampir
setiap pekerjaan. Muncul ungkapan misalnya penjahat profesional, sopir profesional, hingga
tukang ojeg profesional.
Pernyataan di atas itu mengimplikasikan bahwa sebenarnya seluruh pekerjaan apapun
memungkinkan untuk berkembang menuju kepada suatu jenis model profesi tertentu. Dengan
mempergunakan perangkat persyaratannya sebagai acuan, maka kita dapat menandai sejauh
mana sesuatu pekerjaan itu telah menunjukkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dan/atau
seseorang pengemban pekerjaan tersebut juga telah memiliki dan menampilkan ciri-ciri atau
sifat-sifat tertentu pula yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional (memadai
persyaratan sebagai suatu profesi). Berdasarkan indikator-indikator tersebut maka
selanjutnya kita akan dapat mempertimbangkan derajat profesionalitasnya (ukuran kadar
keprofesiannya). Jika konsepsi keprofesian itu telah menjadi budaya, pandangan, faham, dan
pedoman hidup seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat tertentu, maka hal itu
dapat mengandung makna telah tumbuh-kembang profesionalisme di kalangan orang atau
masyarakat yang bersangkutan.Namun ada semacam common denominators antara berbagai
profesi. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocation) yang kemudian
berkembang makin matang. Selain itu, dalam bidang apapun profesionalisme seseorang
ditunjang oleh tiga hal. Tanpa ketiga hal ini dimiliki, sulit seseorang mewujudkan
profesionalismenya. Ketiga hal itu ialah keahlian, komitmen, dan keterampilan yang relevan
17
yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang ditengahnya terletak profesionalisme.
Ketiga hal itu pertama-tama dikembangkan melalui pendidikan pra-jabatan dan
selanjutnya ditingkatkan melalui pengalaman dan pendidikan/latihan dalama jabatan. Karena
keahliannya yang tinggi, maka seorang profesional dibayar tinggi. ”well educated, well trained,
well paid”, adalah salah satu prinsip profesionalisme.Profesionalitas adalah suatu sebutan
terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat
pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya.
Ahmad Tafsir memberikan pengertian profesionalisme sebagai paham yang mengajarkan bahwa
setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang professional. (Ahmad Tafsir, 1992:
107).Sudarwan Danim merujuk pendapat Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills
berpendapat bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut kemampuan intelektual
khusus yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk
menguasai ketrampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain
dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.(Sudarwan Danim, 2010: 56).
Profesional menurut rumusan Undang-Undang nomor 14 Tahun 2005 Bab I Pasal
1 ayat 4 digambarkan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, dan
kecakapan yang memenuhi standar mutu dan norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. (Sekretariat Negara, 2005: 6). Dari berbagai pengertian di atas tersirat bahwa dalam
profesi digunakan teknik dan prosedur intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, sehingga
dapat diterapkan untuk kemaslahatan orang lain. Dalam kaitan ini seorang pekerja profesional
dapat dibedakan dari seorang pekerja amatir walaupun sama-sama menguasai sejumlah
18
teknik dan prosedur kerja tertentu, seorang pekerja profesional memiliki filosofi untuk
menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya.
profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini:
1.Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak
berganti-ganti pekerjaan).
2.Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak
ramai.
3.Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru
dikembangkan dari hasil penelitian).
4.Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
5.Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk
(untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan
khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).
6.Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur
oleh orang luar).
7.Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang
ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab
terhadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan ke atasan atau instansi yang lebih tinggi).
Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku.
8.Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien, dengan penekanan terhadap
layanan yang akan diberikan.
9.Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya, relatif bebas dari
supervisi dalam jabatan.
19
10. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
11.Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan mengakui
keberhasilan anggotanya.
12.Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
13.Mempunyai kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap
anggotanya.
14. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan jabatan
lain).
B. Syarat-syarat Profesi.
Menurut Syafrudin Nurdin ada delapan kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar
dapat disebut sebagai profesi, yaitu :
1.Panggilan hidup yang sepenuh waktu
2.Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian
3.Kebakuan yang universal
4.Pengabdian
5.Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif
6.Otonomi
7.Kode etik
8.Klien
9.Berperilaku pamong
10.Bertanggung jawab,
20
Sementara Ahmad Tafsir mengemukakan 10 kriteria/syarat untuk sebuah pekerjaan yang bisa
disebut profesi, yaitu:
1. Profesi harus memiliki suatu keahlian yang khusus.
2. Profesi harus diambil sebagai pemenuhan panggilan hidup.
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
4. Profesi adalah diperuntukkan bagi masyarakat.
5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostic dan kompetensi aplikatif.
6. Pemegang profesi memegang otonomi dalam melakukan profesinya.
7. Profesi memiliki kode etik.
8. Profesi miliki klien yang jelas.
9. Profesi memiliki organisasi profesi.
10.Profesi mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain.
C. Pengertian Etika Profesi
Pengertian Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk
dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap masyarakat itudengan penuh
ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang
merupakan kewajiban terhadap masyarakat.
Secara umum, pengertian etika profesi ini merupakan suatu sikap etis yang dimiliki seorang
profesional yakni sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya dan
juga menerapkan norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) didalam
kehidupan manusia.
21
Etika profesi atau juga kode etik profesi ini sangat berhubungan dengan bidang tertentu yang
berhubungan dengan masyarakat atau juga konsumen dengan secara langsung. Konsep etika
profesi itu harus disepakati bersama oleh pihak yang berada di ruang lingkup kerja,
contohnya dokter, jurnalistik serta lain sebagainya.
Etika profesi ini berperan ialah sebagai sistem norma, nilai, serta aturan profesional dengan
secara tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang benar/baik serta apa yang tidak
benar/tidak baik bagi seorang profesional. Dengan kata lain, tujuan dari etika profesi ini ialah
supaya seorang profesional tersebut bertindak sesuai dengan aturan serta juga menghindari
tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik profesi.
Pengertian Etika Profesi Menurut Para Ahli
Supaya dapat mengerti lebih lagi mengenai pengertian etika profesi, maka kita dapat mengacu
pada pengertian etika profesi yang dikemukakan oleh beberapa para ahli, diantaranya sebagai
berikut :
a). Menurut Prakoso (2015)
Pengertian Etika profesi merupakan etika sosial dalam etika khusus memiliki tugas serta juga
tanggung jawab kepada ilmu dan juga profesi yang disandangnya.
b). Menurut Anang Usman, SH., MSi
Pengertian Etika profesi ialah merupakan sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
profesional dari klien (pelanggan) dengan keterlibatan serta juga keahlian yakni sebagai pelayanan
didalam rangka kewajiban. masyarakat ialahsebagai keseluruhan terhadappara anggota
masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama
22
Fungsi Etika Profesi
Dibawah ini merupakan fungsi etika profesi diantaranya sebagai berikut :
Sebagai pedoman bagi seluruh anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
ditetapkan.
Sebagai sebuah alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap profesi tertentu.
Sebagai sarana untuk dapat mencegah campur tangan dari pihak lain di luar organisasi,
terkait hubungan etika didalam keanggotaan suatu profesi.
Tujuan Etika Profesi
Dibawah ini merupakan tujuan kode etik profesi diantaranya sebagai berikut :
Untuk menjunjung tinggi martabat suatu profesi.
Untuk menjaga serta jug amengelola kesejahteraan anggota profesi.
Untuk dapat meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Untuk membantu meningkatkan mutu profesi.
Untuk meningkatkan pelayanan profesi itu di atas keuntungan pribadi.
Untuk menentukan standar baku bagi profesi.
Untuk meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan juga terjalin
dengan erat.
Prinsip Dasar Etika Profesi
Dibawah ini merupakan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pelaksanaan etika profesi
diantaranya sebagai berikut :
23
Prinsip Tanggung Jawab
Tiap-tiap profesional itu harus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan
juga terhadap hasilnya. Selain dari itu, profesional juga bertanggung jawab atas dampak
yang mungkin terjadi dari profesinya bagi kehidupan orang lain atau juga masyarakat
umum.
Prinsip Keadilan
Tiap-tiap profesional itu dituntut untuk mengedepankan keadilan dalam menjalankan
pekerjaannya. Dalam hal tersebut, keadilan itu harus diberikan kepada siapa saja yang
berhak.
Prinsip Otonomi
Tiap-tiap profesional itu mempunyai wewenang serta juga kebebasan dalam
menjalankan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Artinya, seorang profesional tersebut
berhak untuk dapat melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan
mempertimbangkan kode etik profesi.
Prinsip Integritas Moral
Integritas moral ini merupakan kualitas kejujuran serta prinsip moral dalam diri
seseorang yang dilakukan dengan secara konsisten dalam menjalankan profesinya.
Artinya, seorang profesional tersebut harus memiliki komitmen pribadi untuk dapat
menjaga kepentingan profesi, dirinya, serta juga masyarakat.
Menurut Darmastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang dalam etika profesi,
diantaranya sebagai berikut :
24
Tanggung jawab.
Maksud tanggung jawab disini ialah tanggung jawab pelaksanaan (by function) serta
juga tanggung jawab dampak (by profession).
Kebebasan.
Maksud kebebasan disini ialah kebebasan untuk dapat mengembangkan profesi itu
dalam batas-batas aturan yang berlaku didalam sebuah profesi.
Keadilan.
Prinsip keadilan ingin membangun 1 kondisi yang tidak memihak manapun yang
memungkinkan untuk ditunggangi pihak-pihak yang berkepentingan.
D. Etika Komputer
Etika komputer (Computer Ethic) adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan
penggunaan komputer. Etika komputer berasal dari 2 suku kata yaitu etika (bahasa Yunani:
ethos) adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun
masyarakat dan komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan alat yang digunakan
untuk menghitung dan mengolah data. Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus
meningkat dari waktu ke waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang
harus dipahami oleh masyarakat luas. Sehingga jika kita menggabungkan pengertian dari
kata etika dan komputer adalah seperangkat nilai yang mengatur manusia dalam penggunaan
komputer serta proses pengolahan data. Etika komputer sendiri ini bertujuan untuk mencegah
kejahatan-kejahatan terutama di dunia maya seperti pencurian data, pembajakan software,
dan lainnya.
25
Isu-isu pokok etika komputer saat ini diantaranya:
Kejahatan Komputer
Selain memberikan dampak positif, komputer juga mengundang tangan-tangan kriminal
untuk beraksi. Hal ini memunculkan fenomena khas yang disebut computercrime atau
kejahatan didunia komputer. Kejahatan komputer merupakan kejahatan yang
ditimbulkan karena penggunaan komputer secara ilegal” (Andi Hamzah 1989).
Beberapa kejahatan didunia komputer diantaranya:
a. Unauthorized Access to Computer System and Service, adalah kejahatan yang
dilakukan dengan memasuki/menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara
tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer
yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya dengan maksud
sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu, ada juga yang
melakukan hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya menembus
suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi. Kejahatan ini semakin marak dengan
berkembangnya teknologi internet/intranet.
b. Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke
internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar
hukum atau mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya adalah pemuatan suatu
berita bohong atau fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain,
hal-hal yang berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang
merupakan rahasia negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang
sah, dan sebagainya.
26
c. Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini
biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah
terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku.
d. Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk
melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan
komputer (computer network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan
terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data-data pentingnya tersimpan dalam
suatu sistem yang computerized.
e. Cyber Sabotage and Extortion, kejahatan ini dilakukan dengan membuat gangguan,
perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem
jaringan komputer yang terhubung dengan internet. Biasanya kejahatan ini dilakukan
dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu,
sehingga data, program komputer atau sistem jaringan komputer tidak dapat digunakan,
tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh
pelaku. Dalam beberapa kasus setelah hal tersebut terjadi, maka pelaku kejahatan
tersebut menawarkan diri kepada korban untuk memperbaiki data, program komputer
atau sistem jaringan komputer yang telah disabotase tersebut, tentunya dengan bayaran
tertentu. Kejahatan ini sering disebut sebagai cyber-terrorism.
f. Offense against Intellectual Property, kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas
Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. Sebagai contoh adalah
peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran
27
suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan
sebagainya.
g. Infringements of Privacy, kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang
merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan
terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang
tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat
merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor
PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
h. Cracking, adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer yang dilakukan
untuk merusak system keamaanan suatu system computer dan biasanya melakukan
pencurian, tindakan anarkis begitu merekan mendapatkan akses. Biasanya kita sering
salah menafsirkan antara seorang hacker dan cracker dimana hacker sendiri identetik
dengan perbuatan negative, padahal hacker adalah orang yang senang memprogram dan
percaya bahwa informasi adalah sesuatu hal yang sangat berharga dan ada yang bersifat
dapat dipublikasikan dan rahasia.
i. Carding, adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi computer untuk melakukan
transaksi dengan menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang
tersebut baik materil maupun non materil.
j. Denial of Service Attack, adalah serangan tujuan ini adalah untuk memacetkan sistem
dengan mengganggu akses dari pengguna jasa internet yang sah. Taktik yang digunakan
adalah dengan mengirim atau membanjiri situs web dengan data sampah yang tidak
perlu bagi orang yang dituju. Pemilik situs web menderita kerugian, karena untuk
28
mengendalikan atau mengontrol kembali situs web tersebut dapat memakan waktu tidak
sedikit yang menguras tenaga dan energi.
k. Hate sites, Situs ini sering digunakan oleh hackers untuk saling menyerang dan
melontarkan komentar-komentar yang tidak sopan dan vulgar yang dikelola oleh para
“ekstrimis” untuk menyerang pihak-pihak yang tidak disenanginya. Penyerangan
terhadap lawan atau opponent ini sering mengangkat pada isu-isu rasial, perang program
dan promosi kebijakan ataupun suatu pandangan (isme) yang dianut oleh seseorang /
kelompok, bangsa dan negara untuk bisa dibaca serta dipahami orang atau pihak lain
sebagai “pesan” yang disampaikan.
l. Cyber Stalking adalah segala bentuk kiriman e-mail yang tidak dikehendaki oleh user
atau junk e-mail yang sering memakai folder serta tidak jarang dengan pemaksaan.
Walaupun e-mail “sampah” ini tidak dikehendaki oleh para user.
Cyber Ethics
Salah satu perkembangan pesat dibidang komputer adalah internet. Internet, akronim
dari Interconection Networking, merupakan suatu jaringan yang menghubungkan suatu
kmputer dengan komputer lain. selain memberikan dampak baik, internet juga
memunculkan permaslahan baru. Pengguna internet merupakan orang-orang yang hidup
dalam dunia anonymouse yang tidak memiliki keharusan menunjukkan identitas asli
dalam berinteraksi. Sementara itu, munculnya berbagai layanan dan fasilitas yang
diberikan dalam internet memungkinkan pengguna untuk berinteraksi.
Permasalahan diatas, menuntut adanya aturan dan prinsip dalam melakukan komunikasi
via internet. Salah satu yang dikembangkan adalah Netiket atau Nettiquette, yang
merupakan suatu etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet.
29
Berkomunikasi dengan internet memerlukan tatacara sendiri. Netiket yang sering
digunakan mengacu pada standar netiket yang ditetapkan oleh IETF (the Internet Task
Force). IETF adalah suatu komunitas masyarakat internasional yang terdiri dari para
perancang jaringan, operator, penjual dan peneliti yang terkait dengan evolusi arsitektur
dan pengoprasian internet. IETF terbagi menjadi kelompok-kelompok kerja yang
menangani beberapa topik seputar internet baik dari sisi teknis maupun non teknis.
Termasuk menetaapkan netiquette Guidelines yang terdokumentasi dalam request for
comments (RFC).
Ecommerce
Selanjutnya, perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat juga menghasilkan
sebuah model perdagangan elektronik yang disebut Electronic Commerce (e-
commerce). Secara umum e-commerce adalah sistem perdagangan yang mrnggunakan
mekanisme elektonik yang ada di jaringan internet. E-commerce merupakan warna baru
dalam dunia perdagngan, dimana kegiakan perdagangan tersebut dilakukan secara
elektronik dan online. dalam pelaksanaanya, e-commerce menimbulkan beberapa isu
menyangkut hukum perdagangan dalam penggunaan sistem yang terbentuk secara
online networking management tersebut. Beberapa permasalahan tersebut antara lain
menyangkut prinsip-prinsip yuridiksi dalam transaksi, permasalah kontrak dalam
transaksi elektronik. Dengan berbagai masalah yang muncul menyangkut perdagangan
via internet tersebut diperlukan acuan model hukum yang dapat digunakan sebagai
standar transaksi. Salah satu acuan internasional yang banyak
digunakan adalah Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996. acuan yang
berisi model hukum dalam transaksi e-commerce tersebut diterbitkan oleh UNCITRAL
30
sebagai salah satu komisi internasional yang berada dibawah naungan PBB. Model
tersebut telah diuji oleh General Assembly Ressolution No 51/162 tanggal 16 Desember
1996.
Pelangaran Hak Atas Kekayaan Intelektual
Sebagai teknologi yang bekerja secara digital, hal ini memudahkan seseorang berbagi
dengan orang lain. Hal tersebut menimbulkan banyak keuntungan akan tetapi juga
menimbulkan permasalahan, terutama menyangkut hak atas kekayaan intelektual.
Beberapa kasus pelanggaran atas hak kekayaan intelektual tersebut antara lain adalah
pembajakan perangkat lunak, pemakaaian lisensi melebihi kapasitas penggunaan yang
seharusnya, penjualan CD-ROM ilegal atau juga penyewaan peranggkat lunak
ilegal. Berdasarkan survei yang dilakukan Business Softeware Alliance (BSA) pada
tahun 2001, menempatkan Indonesia pada peringkat ke tiga di dunia.
Tanggung Jawab Profesi
Seiring perkembangan teknologi pula, para profesional dibidang komputer sudah
melakukan spesialisasi pengetahuan . Organisasi profesi di AS, seperti association for
computing machinery (ACM) dan institute of electrical and electonic engineers (IEEE),
sudah menetapkan kode etik, syarat-syarat pelaku profesi dan garis besar pekerjaan
untuk membantu para profesional komputer dalam memahami dan mengatur
tanggungjawab etis yang harus dipenuhinya.
Di Indonesia, organisasi profesi dibidang komputer yang didirikan sejak tahun 1974
yang bernama IPKIN (ikatan profesi komputer dan informatika), juga sudah menetapkan
kode etik yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan pemakaian teknologi
komputer di indonesia. Kode etik profesi tersebut menyangkut kewajiban plaku p
31
(Kurniawan, 2020)rofesi terhadap masyarakat, sesama pengembang profesi ilmiah, serta
kewajiban terhadap sesama umat manusia dan lingkunagan hidup. munculnya kode etik
profesisi tersebut tentunya memberikan gambaran adanya tanggung jawab yang tinggi
bagi para pengembang profesi bidang komputer untuk menjalankan fungsi dan tugasnya
sebagai seorang profesional dengan baik sesuai dengan profesionalisme yang di
tetapkan.
32
PROFESIONALISME KERJA BIDANG IT
A. Hubungan IT dalam Profesionalisme
1. Seorang profesionalisme dijaman sekarang diharuskan mengerti tentang perkembangan
teknologi masa kini, teknologi yang sangat cepat kemajuannya mendorong seorang
professional untuk mengambil pendidikan khusus tentang Teknologi informatika yang
mumpuni untuk menunjang kemajuan karirnya, seorang professional mengerti betul
kemudahan yang diberikan ketika kemampuannya dipadukan dengan kemampuan akan
teknologi informatika, professional yang sadar tentang kebutuhan ini akan mengambil
langkah-langkah dalam meningkatkan skil informatikanya, baik dengan kursus disebuah
lembaga atau dengan kuliah lanjutan.
B. Meningkatkan Profesionalisme di Bidang IT
1. Peningkatan Prosesionalisme, syarat profesionalisme yang harus dimiliki pekerja IT:
a.Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat teknologi dan
masyarakat ilmu pengetahuan abad 21.
b.Penguasaan kiat-kiat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis, bukan hanya
merupakan teori atau konsep.
c.Pengembangan kemampuan professional berkesinambungan.
2. Mempersiapkan SDM
Contoh program pendidikan Indonesia yang berkaitan dengan Teknologi Informasi:
a.Program Sekolah 2000
b.Program SMK Teknologi Informasi
c.Program Diploma Teknologi Informasi
33
d.Program Pendidikan Sarjana Teknologi Informasi
3. Menjadi Profesional dengan sertifikasi, Alasan pentingnya sertifikasi profesionalisme
dibidang IT:
1.Bahwa untuk menuju pada level yang diharapkan, pekerjaan dibidang TI membutuhkan
expertise.
2.Bahwa profesi dibidang TI, dapat dikatakan merupakan +9profesi menjual jasa dan
bisnis jasa bersifat kepercayaan.
C. Jenis Pekerjaan di bidang IT
Secara umum, pekerjaan dibidang IT setidaknya terbagi dalam 4 kelompok sesuai bidangnya.
a.Kelompok pertama, adalah mereka yang bergelut didunia perangkat lunak (software), baik
mereka yang merancang system operasi, database maupun system aplikasi. Pada lingkungan
kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti misalnya:
1.SistemAnalis 3.Web designer
2.Programmer 4. Web Programmer
Sistem Analis Merupakan orang yang bertugas menganalisa system yang akan
diimplementasikan mulai dari menganalisa system yang ada, kelebihan kekurangannya,
sampai studi kelayakan dan desain system yang akan dikembangkan. Ada beberapa yang
menganalogikan antara analyst dan programmer seperti pekerjaan membuat baju.
Programmer merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan system analis,
yaitu membuat program (baik aplikasi maupun system operasi) sesuai dengan system yang
dianalisa sebelumnya. Dari pengalaman, programmer perlu memiliki kemampuan yang
spesifik disuatu teknologi atau spesialisasi, misalnyaJava, .NET, atau yang lainnya
34
b.Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut dibidang perangkat keras (hardware). Pada
lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti:
-Technical engenieer, sering juga disebut teknisi yaitu orang yang berkecimpung dalam bidang
teknik, baik mengenal pemeliharaan maupun perbaikan perangkat system computer
-Networking engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknisi jaringan
computer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya
-Web Designer merupakan orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk studi
kelayakan, analis dan desain terhadap suatu pembuatan proyek.
-Web Programmer merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web
designer, yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya
c.Kelompok ketiga adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional system informasi.
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti ini:
-EDP Operator adalah orang yang bertugas mengoperasikan program-program yang
berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau
organisasi lainnya.
-Sistem Administrator merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap
system melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap
sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah system.
d.Kelompok keempat, adalah mereka yang berkecimpung dipengembangan bisnis IT. Pada
bagian ini, pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokkan berbagi sector diindustri IT.
Adapun pekerjaan yang lain selain yang diatas adalah:
35
1)Peneliti atau dosen, Bagi yang memiliki jiwa peneliti dan pengajar, pekerjaan ini sangat
cocok buat anda. Tentunya orang-orang yang memilih jalur ini akan mendapatkan kesempatan
untuk tingkat pendidikan lebih lanjut seperti S2 dan S3.
2)Administrator Ada beberapa tipe administrator yang dimaksud yaitu administrator database
,administrator operating system, administrasion jaringan, dan administrator aplikasi (missal
ERP).
D. Sertifikasi
Dalam mempertanggungjawabkan kemampuan menjalankan pekerjaan dibidang TI, perlu
standarisasi dari sebuah profesi. Cara yang ditempuh adalah melalui sertifikasi, sebagai lambang
sebuah profesionalisme.
Beberapa manfaat sertifikasi :
a. Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih profesional.
b. Pengakuan resmi pemerintah tentang tingkat keahlian individu terhadap sebuah profesi.
c. Pengakuan dari organisasi profesi sejenis (benchmarking), baik pada tingkat
regional/internasional.
d. Membuka akses lapangan pekerjaan scr nasional, regional/internasional.
e. Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai perimbangan dengan pedoman skala
yang diberlakukan.
Sertifikasi internasional untuk profesi bidang TI relatif pada lingkungan terbatas dan
biasanya dikeluarkan berkaitan dengan produk software atau hardware dari perusahaan tertentu,
seperti Microsoft, Oracle, Cisco, dll. Pelaksanaan sertifikasi diselenggarakan oleh perusahaan
tersebut / lembaga yang ditunjuk sebagai afiliasi, tentunya dengan biaya yang cukup mahal.
Beberapa contoh sertifikasi yang berorientasi produk:
36
a) Sertifikasi Microsoft
MCDST (Microsoft Certified Desktop Support Technicians)
MCSA (Microsoft Certified System Administrations)
MCSE (Microsoft Certified Systems Engineers)
MCDBA (Microsoft Certified Database Administations)
MCT (Microsoft Certified Trainers)
MCAD (Microsoft Certified Application Developers)
MCSD (Microsoft Certified Solution Developers)
Office Specialist (Microsoft Office Specialist)
b) Sertifikasi Oracle
OCA (Oracle Certified Associate)
OCP (Oracle Certified Professional)
OCM (Oracle Certified Master)
c) Sertifikasi Cisco
CCNA (Cisco Certified Networking Associate)
CCNP (Cisco Certified Networking Professional)
CCIA (Cisco Certified Internetworking Expert)
d) Sertifikasi Novell
Novel CLP (Novel Certified Linux Professional)
Novel CLE (Novel Certified Linux Engineer)
Suse CLP (SUSE Certified Linux Professional)
MCNE (Master Certified Novell Engineer)
37
Selain sertifikasi yang berorientasi produk, adapula sertifikasi yang tidak berorientasi
pada produk.
Beberapa sertifikasi yang berorientasi pd pekerjaan / profesi:
a) Institut for Certification of Computing Professionals (ICCP): Badan Sertifikasi Teknologi
Informasi di Amerika
CDP (Certified Data Processor)
CCP (Certified Computer Programmer)
CSP (Certfied Systems Professional)
b) Computing Technology Industry Association (CompTIA): Asosiasi Industri Teknologi
Komputer di Amerika
A+ (Entry Level Computer Services)
Networks+ (Networks Support and Administration)
Security+ (Computer and Information Security)
HTI+ (Home Technology Installation)
IT Project+ (IT Project Management)
Hambatan pelaksanaan sertifikasi :
1. Biaya mahal, untuk mengikuti sertifikasi berstandar internasional dibutuhkan biaya
kurang lebih 150 USD, itupun belum tentu lulus.
2. Kemampuan yang kurang memadai terhadap penguasaan materi sertifikasi
3. Dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan diatas rata-rata untuk lulus sertifikasi.
38
CYBER CRIME
A. Pengertian Cyber Crime
Berbicara masalah cyber crime tidak lepas dari permasalahan keamanan jaringan komputer
atau keamanan informasi berbasis internet dalam era global ini, apalagi jika dikaitkan dengan
persoalan informasi sebagai komoditi. Informasi sebagai komoditi memerlukan
kehandalan pelayanan agar apa yang disajikan tidak mengecewakan pelanggannya. Untuk
mencapai tingkat kehandalan tentunya informasi itu sendiri harus selalau dimutaakhirkan
sehingga informasi yang disajikan tidak ketinggalan zaman. Kejahatan dunia maya (cyber
crime) ini muncul seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat.
Untuk lebih mendalam ada beberapa pendapat di bawah ini tentang apa yang dimaksud
dengan cyber crime? Di antaranya adalah Menurut Kepolisian Ingris, Cyber crime adalah
segala macam penggunaan jaringan komputer untuk tujuan criminal dan/atau criminal
berteknologi tinggi dengan menyalahgunakan kemudahan teknologi digital.
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku
masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan
berlangsung demikian cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi internet, menyebabkan
munculnya kejahatan yang disebut dengan Cybercrime atau kejahatan melalui jaringan
Internet. Munculnya beberapa kasus Cybercrime di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit,
hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan
39
memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam
programmer komputer.
Menurut Andi Hamzah dalam bukunya “Aspek-aspek pidana di bidang komputer” (1989)
mengartikan cybercrime sebagai kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan
sebagai penggunaan komputer secara illegal. Adapun definisi lain mengenai cybercrime, yaitu:
1. Girasa (2002), mendefinisikan cybercrime sebagai aksi kegiatan yang menggunakan
teknologi komputer sebagai komponen utama.
2. Tavani (2000) memberikan definisi cybercrime, yaitu : kejahatan dimana tindakan kriminal
hanya bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi cyber dan terjadi di dunia cyber.
Untuk menanggulangi kejahatan Cyber maka diperlukan adanya hukum Cyber atau Cyber
Law. Cyberlaw adalah aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia
cyber atau maya. Cyberlaw sendiri merupakan istilah yang berasal dari Cyberspace Law.
Istilah hukum cyber diartikan sebagai padanan kata dari Cyberlaw, yang saat ini secara
internasional digunakan untuk istilah hukum yang terkait dengan pemanfaatan TI. Istilah lain
yang juga digunakan adalah Hukum TI (Law of Information Teknologi), Hukum Dunia Maya
(Virtual World Law) dan Hukum Mayantara. Secara akademis, terminologi cyberlaw belum
menjadi terminologi yang umum. Di Indonesia sendiri tampaknya belum ada satu istilah yang
disepakati. Dimana istilah yang dimaksudkan sebagai terjemahan dari cyberlaw, misalnya,
Hukum Sistem Informasi, Hukum Informasi, dan Hukum Telematika (Telekomunikasi dan
40
Informatika).
Secara yuridis, cyberlaw tidak sama lagi dengan ukuran dan kualifikasi hukum tradisional.
Kegiatan cyber meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan dan perbuatan
hukum yang nyata. Kegiatan cyber adalah kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata
meskipun alat buktinya bersifat elektronik. Dengan demikian subjek pelakunya harus
dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata.
B. Karakteristik dari kejahatan didunia maya adalah sebagai berikut :
1. Ruang Lingkup Kejahatan
Ruang Lingkup Kejahatan Cybercrime, bersifat global, melintasi batas negara sehingga sulit
untuk dideteksi pelaku dan hukum yang berlaku.
2. Sifat Kejahatan
Sifat Kejahatan dari Cybercrime, tidak menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat.
3. Perilaku Kejahatan
Pelaku Kejahatan dari Cybercrime, tidak mengenal usia dan bersifat universal. Bahkan
beberapa diantaranya masih anak-anak dan remaja.
4. Modus Kejahatan
Modus Kejahatan dari Cybercrime, adalah modus operand. Dimana modus tersebut hanya bias
dimengerti oleh orang-orang yang menguasai pengetahuan tentang Komputer, teknik
pemrograman dan seluruh bentuk dunia cyber.
5. Jenis Kerugian yang Ditimbulkan
Dapat berupa material maupun nonmaterial. Seperti waktu, nilai, jasa, uang, barang, harga diri,
41
martabat, bahkan kerahasiaan informasi
C. Beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulangan
cybercrime adalah:
1. Melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan
dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut
2. Meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional
3. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya
pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan
cybercrime
4. Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya
mencegah kejahatan tersebut terjadi
5. Meningkatkan kerjasama antar negara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam
upaya penanganan cybercrime, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance
treaties.
D. Jenis-Jenis Cyber Crime
Ada beberapa jenis Cyber Crime, diantaranya adalah:
1. Pencurian Data (Data Theft)
Pencurian data atau data theft merupakan suatu tindakan ilegal dengan mencuri data dari sistem
komputer untuk kepentingan pribadi atau dikomersilkan dengan menjual data curian kepada
pihak lain. Biasanya, tindakan pencurian data ini berujung pada kejahatan penipuan secara
online.
42
2. Akses Ilegal (Unauthorized Access)
Membuka atau masuk ke akun orang lain tanpa ijin dan dengan sengaja merupakan suatu
tindakan kejahatan di dunia maya. Akun yang telah dibobol pelaku sangat mungkin membuat
pemiliknya mengalami kerugian, misalnya:
a. Membuat pemilik akun kehilangan data penting.
b. Menggunakan akun untuk aksi kejahatan, misalnya menipu orang lain dengan
memakai nama pemilik akun.
3. Hacking dan Cracking
Hacking merupakan aktivitas menerobos program komputer milik orang lain. Si pelaku, atau
yang lebih dikenal dengan sebutan hacker biasanya memiliki keahlian membuat dan membaca
program tertentu dan terobsesi mengamati keamanannya.
Ada juga kejahatan yang dinamakan cracking, yaitu hacking untuk tujuan jahat. Biasanya, para
cracker atau sebutan bagi pelaku cracking bisa mengetahui simpanan para nasabah di beberapa
bank atau pusat data sensitif lain untuk menguntungkan diri sendiri.
Sekilas, hacking dan cracking hampir sama saja, tetapi ada perbedaan yang mendasar di antara
keduanya. Jika hacking adalah upaya yang lebih fokus pada prosesnya, cracking lebih fokus
untuk menikmati hasilnya.
a. Carding
Carding atau penyalahgunaan kartu kredit adalah kegiatan berbelanja menggunakan nomor dan
43
identitas kartu kredit orang lain. Hal ini dilakukan secara ilegal dan data kartu kredit biasanya
didapat melalui tindakan pencurian lewat internet.
b. Defacing
Defacing adalah aktivitas mengubah halaman suatu website milik pihak lain. Pada kasus-kasus
defacing yang sering dijumpai, biasanya para pelaku melakukannya hanya untuk iseng, pamer
kemampuan bisa membuat program, hingga berniat jahat untuk mencuri data dan dijual ke
pihak lain.
c. Cybersquatting
Cybersquatting atau penyerobotan domain name yang merupakan jenis kejahatan dunia maya
yang masuk ke dalam kategori domain hijacking (pembajakan domain). Cara yang dilakukan
adalah dengan mendaftarkan domain nama perusahaan atau nama orang lain.
Hasil kejahatan biasanya akan dijual kepada perusahaan atau pihak lain dengan harga yang
lebih mahal. Pelaku akan berusaha untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan merugikan
pihak lain.
d. Cyber Typosquatting
Cyber typosquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan cara membuat domain
plesetan yang mirip dengan nama domain orang lain. Salah satu tujuannya adalah menjatuhkan
domain asli dengan melakukan penipuan atau berita bohong kepada masyarakat.
e. Menyebarkan Konten Ilegal
44
Konten ilegal biasanya berisi tentang informasi atau data yang tidak etis, tidak benar, dan bisa
jadi melanggar hukum. Jenisnya sendiri ada banyak sekali, beberapa di antaranya yang sering
kita jumpai adalah berita hoax dan konten yang mengandung unsur pornografi.
f. Malware
Malware merupakan salah satu program komputer yang mencari kelemahan dari suatu
software. Biasanya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atau
sistem operasi.
Malware terdiri dari beberapa jenis, seperti worm, virus, trojan horse, adware, browser
hijacker, dan yang lainnya.
Meskipun tersebar juga antivirus atau anti spam, Anda tetap harus waspada agar terhindar dari
malware karena si pembuat biasanya sangat kreatif dan terus produktif dalam membuat
program yang merugikan para korbannya.
g. Cyber Terorism
Kejahatan dunia maya bisa masuk ke dalam kategori cyber terorism jika telah mengancam
pemerintah. Para pelaku cyber terorism biasanya akan melakukan cracking ke situs pemerintah
atau militer.
h. Pemalsuan Data (Data Forgery)
Ini merupakan tindak kejahatan dunia maya dengan memalsukan data pada dokumen penting
yang disimpan sebagai scriptless document di internet. Salah satu praktik pemalsuan data ini
45
misalnya pemalsuan dokumen pada situs e-commerce yang dibuat seolah-olah terjadi typo atau
salah ketik sehingga menguntungkan pelakunya.
i. Memata-Matai (Cyber Espionage)
Ini adalah kejahatan di dunia maya yang memanfaatkan jaringan internet untuk masuk ke
sistem jaringan komputer pihak lain untuk memata-matai.
Beberapa metode Cyber Crime:
1. Password Cracker
Kegiatan ini merupakan suatu tindakan pencurian atau peretasan password orang lain
dengan bantuan sebuah program yang mampu membuka enkripsi password.
2. Spoofing
Spoofing adalah tindakan memalsukan sebuah data atau identitas seseorang dengan tujuan
pelaku bisa login ke dalam sebuah jaringan komputer atau akun pemilik layaknya user yang
asli.
3. Distributed Denial of Attacks (DDoS)
DDoS adalah tindakan penyerangan yang dilakukan terhadap server atau komputer di
dalam sebuah jaringan internet. Serangan ini mampu menghabiskan resource yang ada pada
server sehingga perangkat tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik seperti
semula.
46
4. Sniffing
Sniffing merupakan tindakan pencurian username dan password pihak lain. Jika akun
sudah dikuasai, pelaku bisa melakukan tindak kejahatan berupa penipuan dengan
mengatasnamakan pemilik akun yang asli.
5. Destructive device
Destructive device merupakan suatu program atau software yang berisi virus. Pelaku
biasanya memiliki tujuan untuk menghancurkan atau merusak data yang terdapat pada sebuah
komputer yang dituju. Beberapa isi program tersebut adalah worms, email bombs, nukes,
trojan horse, dsb.
47
KEBIJAKAN HUKUM CYBER CRIME
A. Pengertian Kebijakan Penanggulangan Cyber Crime
Kebijakan penanggulangan cyber crimedengan hukum pidana termasuk bidang penal
policyyang merupakan bagian dari criminal policy(kebijakan penanggulangan kejahatan).
Dilihat dari sudut criminal policy, upaya penanggulangan kejahatan (termasuk
penanggulangan cyber crime) tidak dapat dilakukan semata-mata secara parsial dengan
hukum pidana (sarana penal), tetapi harus pula ditempuh dengan pendekatan
integral/sistemikSebagai salah satu bentuk high tech crimeyang dapat melampaui batas-
batas negara (bersifat transnational/transborder), merupakan hal yang wajar jika upaya
penanggulangan cyber crimejuga harus ditempuh dengan pendekatan teknologi (techno
prevention). Di samping itu, diperlukan pula pendekatan budaya/kultural, pendekatan
moral/edukatif, dan bahkan pendekatan global melalui kerjasama
internasional.Operasionalisasi kebijakan penal meliputi kriminalisasi, dekriminalisasi,
penalisasi dan depenalisasi. Penegakan hukum pidana tersebut sangat tergantung pada
perkembangan politik hukum, politik kriminal, dan politik sosial. Oleh karena itu,
penegakan hukum tidak hanya memperhatikan hukum yang otonom, melainkan
memperhatikan juga masalah kemasyarakatan dan ilmu perilaku sosial.Kebijakan
kriminalisasi merupakan suatu kebijakan dalam menetapkan suatu perbuatan yang semula
bukantindak pidana menjadi suatu tindak pidana.Jadi pada hakikatnya, kebijakan
kriminalisasi merupakan bagian dari kebijakan kriminal (criminal policy) dengan
48
menggunakan sarana hukum pidana sehingga itu termasuk bagian dari kebijakan hukum
pidana (penal policy), khususnya kebijakan formulasi. Menurut Bassiouni, keputusan
untuk melakukan kriminalisasi dan dekriminalisasi harus didasarkan pada faktor-
faktor kebijakan tertentu yang mempertimbangkan bermacam-macam faktor, termasuk:
1.Keseimbangan sarana-sarana yang digunakan dalam hubungannya dengan hasil-hasil yang
ingin dicapai;
2.Analisis biaya terhadap hasil-hasil yang diperoleh dalam hubungannya dengan tujuan-
tujuan yang dicari.
3.Penelitian atau penafsiran tujuan-tujuan yang dicari itu dalam kaitannya dengan prioritas
lainnya dalam pengalokasian sumber-sumber tenaga manusia.
4.Pengaruh sosial dari kriminalisasi dan dekriminalisasi yang berkenaan dengan pengaruh-
pengaruhnya yang sekunder.
Kebijakan Penangggulangan cyber crimehukum dalam pidana di Indonesia selama ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Dalam KUHP Perumusan tindak pidana di dalam KUHP kebanyakan masih bersifat
konvensional dan belum secara langsung dikaitkan dengan perkembangan cyber crime,
selain itu juga terdapat berbagai kelemahan dan keterbatasan dalam menghadapi
perkembangan teknologi dan high tech crimeyang sangat bervariasi. Contoh dalam hal
menghadapi masalah pemalsuan kartu kredit dan transfer dana elektronik saja, KUHP
mengalami kesulitan karena tidak adanya aturan khusus mengenai hal tersebut.
Ketentuan yang ada hanya mengenai :
a. sumpah/keterangan palsu (Pasal 242)
49
b. pemaluan mata uang dan uang kertas (Pasal 244-252)
c. pemalsuan materai dan merk (Pasal 253-262)
d. pemalsuan surat (Pasal 263-276).
2. undang di luar KUHP
a. UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, mengancam pidana terhadap
perbuatan:
b. memanipulasi akses ke jaringan telekomunikasi (Pasal 50 jo.22)
c. menimbulkan gangguan fisik dan elektromagnetik terhadap penyelenggaraan
telekomunikasi (Pasal 55 jo.38)
d. menyadap informasi melalui jaringan telekomunikasi (Pasal 56 jo.40).
e. Pasal 26A UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No.31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Pasal 38 UU No.15 Tahun 2002
tentang Tindak Pidana Pencucian Uang; dan pasal 44 ayat (2) UU No.30
Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; mengakui
electronic recordsebagai alat bukti yang sah.;UU No.32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran, antara lain mengatur tindak pidana:
1) Pasal 57 jo. 36 ayat (5) mengancam pidana terhadap siaran yang :
a) bersifat fitnah, menghasut, menyesatkandan/atau bohong;
b) menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian, penyalahgunaan narkotika dan
obat terlarang; atau
c) mempertentangkan suku, agama, ras, dan antar golongan.
50
2) Pasal 57 jo. 36 ayat (6) mengancam pidana terhadap siaran yng
memperolokkan,merendahkan, melecehkan, dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama,
martabat manusia Indonesia, atau merusak hubungan internasional.
3) 58 jo. 46 ayat(3) Mengancam pidana terhadap siaran iklan niaga yang
didalamnya memuat: a)promosi yang dihubungkan dengan ajaran suatu agama
B. Pengertian Cyberlaw
Hukum pada prinsipnya merupakan pengaturan terhadap sikap tindakan (prilaku) seseorang
dan masyarakat dimana akan ada sangsi bagi yang melanggar. Alasan cyberlaw itu diperlunya
menurut Sitompul (2012:39) sebagai berikut :
1. Masyarakat yang ada di dunia virtual ialah masyarakat yang berasal dari dunia nyata yang
memiliki nilai dan kepentingan
2. Meskipun terjadi di dunia virtual, transaksi yang dilakukan oleh masyarakat memiliki
pengaruh dalam dunia nyata.
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya) yang umumnya
diasosiasikan dengan internet.
Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan
memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia
cyber atau maya.
C. Ruang Lingkup Cyberlaw
51
Jonathan Rosenoer dalam Cyberlaw, the law of internet mengingatkan tentang ruang lingkup
cyberlaw diantaranya :
Hak Cipta (Copy Right)
Hak Merk (Trade Mark)
Pencemaran nama baik (Defamation)
Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech)
Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access)
Pengaturan sumber daya internet seperti IP-Address, domain name
Kenyamanan individu (Privacy)
Prinsip kehati-hatian (Duty Care)
Tindakan kriminal biasa menggunakan TI sebagai alat
Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll
Kontrak/transaksi elektronik dan tandatangan digital
Pornografi
Pencurian melalui internet
Perlindungan konsumen
Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharian seperti e-commerce, e-goverment, e-
education, dll.
D. Pengaturan Cybercrimes dalam UUITE
Saat ini di Indonesia telah lahir suatu rezim hukum baru yang dikenal dengan hukum siber,
UU RI tentang Informasi dan Transaksi Elektronik no 11 th 2008 , yang terdiri dari 54 pasal
dan disahkan tgl 21 April 2008, yang diharapkan bisa mengatur segala urusan dunia Internet
(siber), termasuk didalamnya memberi punishment terhadap pelaku cybercrime.
Rangkuman dari muatan UU ITE adalah sebagai berikut:
52
Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan
konvensional (tinta basah dan bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN Framework Guidelines
(pengakuan tanda tangan digital lintas batas)
Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP
UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang berada
di wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat hukum di Indonesia
Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual
Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII (pasal 27-37):
-Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
-Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan)
-Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
-Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
-Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)
-Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia)
-Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))
-Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik(phising?))
53
DAFTAR PUSTAKA
Anoname. (2017, November 07). Retrieved from Bapenda Jabar:
https://bapenda.jabarprov.go.id/2017/11/07/pengertian-cyber-crime-dan-cyber-law/
Ayu, A. (2018, April 12). Retrieved from ayukhusnulkhotimah:
http://ayukhusnulkhotimah.web.ugm.ac.id/2018/04/12/etika-komputer/
http://digilib.uinsby.ac.id. (n.d.). Retrieved from http://digilib.uinsby.ac.id/6465/2/Bab%201.pdf
Ibeng, P. (2020, Oktober 15). Retrieved from Pendidikan.co.id: https://pendidikan.co.id/etika-
profesi/
Kurniawan, A. (2020, Desember 12). www.gurupendidikan.co.id. Retrieved from
gurupendidikan.co.id: https://www.gurupendidikan.co.id/moral-adalah/
Marpaung, A. N. (2017). Profesionalisme Kerja Bidang Umum dan IT. Jambi:
https://elektro.teknik.unja.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/4.pdf.
Ramli, M. (2012). ETIKA DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI. TA’LIM *
Vol.II -- No.03 Jan-Jun 2012, 134-147.
Sitompul, J. S. (2012). Cyberspace Cybercrimes Cyberlaw Tinjauan Aspek Hukum Pidana.
Jakarta: PT. Tata Nusa.
Suhariyanto, B. S. (2012). Suhariyanto, Budi, S.H, M.H, . Depok: Suhariyanto, Budi, S.H, M.H, .
Syafnidawaty. (2020, April 29). Retrieved from Universitas Raharja:
https://raharja.ac.id/2020/04/29/apa-itu-cyber-crime/
Wahid, A. d. (2015). Kejahatan Mayantara (Cyber Crime). Jakarta: PT. Refika Aditama.