Upload
lani-dewi-aviatningsih
View
234
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
1
MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU
(PLPG)
PENDALAMAN MATERI BIDANG STUDI
FISIKA
Oleh :
Dwi Teguh Rahardjo, S.Si, M.Si Drs. Supurwoko, M.Si
PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2013
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT., atas Rahmat dan Kurnia
yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penyusunan modul ini dapat
terlaksana dengan baik. Penulisan modul ini dapat terlaksana dengan baik berkat
kerja keras penulis dan partisipasi dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sekaligus selaku Ketua
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 113 yang telah mempercayakan penulisan
materi ini.
2. Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sekaligus selaku
Wakil Ketua Panitia Sertifikasi Guru Rayon 113 yang telah
mempercayakan penulisan materi ini.
3. Rekan-rekan Panitia Sertifikasi Guru atas kebersamaannya sehingga
dalam waktu singkat mampu menyiapkan berbagai hal berkenaan dengan
penyiapan PLPG, khususnya penulisan modul.
4. Semua pihak yang telah memberikan berbagai jenis bantuan
Semoga segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan menjadi
amal baik dan dilimpahi Rahmat oleh Allah SWT. Akhirnya, semoga modul ini
dapat memberikan manfaat pada kita, khususnya bagi peserta Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru dalam meningkatkan kompetensinya.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
BAB II. GERAK 2
BAB III. DINAMIKA GERAK 13
BAB IV. KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD ZAT 28
BAB V. LISTRIK STATIS 34
BAB VI. LISTRIK DINAMIS 50
BAB VII. FISIKA MODERN ............ 61
DAFTAR PUSTAKA 101
iv
1. Bacalah terlebih dahulu kompetensi dan tujuan yang tertulis di
setiap awal setiap bab.
2. Pelajarilah materi pelatihan dengan seksama, bila perlu bacalah
buku rujukan sampai anda benar-benar memahami.
3. Lakukan kegiatan yang disarankan di setiap pokok bahasan,
analisislah setiap kejadian dan simpulkan temuan anda.
4. Kerjakan pertanyaan-pertanyaan dan tugas-tugas yang terletak
di dalam setiap akhir kegiatan atau pokok bahasan.
5. Bila menjumpai kesulitan, diskusikan dengan teman dan atau
instruktur pada saat pelatihan atau tatap muka.
6. Bila tidak mendapatkan kesulitan, anda dapat mempelajari
materi pelatihan baru, rangkuman dan buku acuan dari bab-bab
berikutnya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan kemampuan
untuk mengelola dan memanfaatkannya, dan kemampuan ini membutuhkan
pemikiran yang cerdas, sistematis, dan kritis yang kesemuannya membutuhkan
kesiapan dari para pengelola atau praktisi pendidikan untuk menyambutnya.
Fisika merupakan pelajaran yang mempersiapkan anak didik untuk dapat
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau bahkan Fisika
merupakan bagian dari perkembangan itu sendiri. Sementara di lain pihak tidak
sedikit siswa bahkan orang tua yang menganggap Fisika itu pelajaran momok
yang susah dipelajari. Oleh karena itu para guru dan praktisi pendidikan harus
mencari jalan keluar agar Fisika dapat disajikan dengan mudah dan menarik,
sehingga peserta didik dengan senang belajar Fisika. Ruang lingkup materi pada
standar kompetensi Fisika di SMA memang luas dan padat, maka pada modul ini
hanya disajikan 6 pokok bahasan yang dianggap sulit di sekolah, yaitu konsep
tentang mekanika, suhu dan kalor, konsep tentang muatan dan listrik statis, listrik
dinamis dan fisika modern.
A. Tujuan Pelatihan
Peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) untuk bidang studi
FIisika diharapkan dapat:
1. Menjelaskan konsep dasar tentang mekanika, suhu dan kalor 2. Menjelaskan sifat-sifat muatan dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menjelaskan konsep arus listrik dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menjelaskan konsep dasar tentang fisika modern
B. Manfaat Pelatihan
Manfaat umum Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) untuk bidang
studi Fisika adalah memberikan bekal kepada peserta PLPG tentang materi dasar
Fisika dan permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam pembelajaran
serta beberapa alternatif penyelesainnya. Sedangkan manfaat khusus dari kegiatan
PLPG bidang studi Fisika yaitu peserta PLPG mempunyai ketrampilan :
1. Menjelaskan konsep dasar tentang mekanika, suhu dan kalor. 2. Menjelaskan sifat-sifat muatan dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Menjelaskan konsep-konsep konsep arus listrik dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Menjelaskan konsep dasar tentang fiika modern
C. Strategi Pelatihan
Pelatihan disajikan dengan strategi mendiskusikan beberapa permasalahan
yang sering muncul dalam proses pembelajaran Fisika, khususnya pada pokok
materi gerak, dinamika gerak, suhu dan kalor, listrik statis, dan listrik dinamis,
serta fisika modern dipadu dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat
eksperimentasi, untuk memantapkan konsep yang sedang dipelajari. Selanjutnya
peserta diharapkan dapat mempraktekkan proses pembelajaran (peer teaching).
D. Hasil yang Diharapkan
Dengan berakhirnya PLPG bidang studi Fisika, peserta pelatihan diharapkan
dapat meningkat kompetensi profesionalnya dalam membelajarkan Fisika kepada
peserta didiknya.
2
BAB II
GERAK
STANDAR KOPETENSI :
memahami konsep gerak beserta kaitan antara besaran besaran fisis yang terlibat dalam melukiskan gerak benda.
KOMPETENSI DASAR :
Menjelaskan konsep gerak dalam 1 dimensi dan 2 dimensi.
INDIKATOR :
1. Menjelaskan perbedaan antara kecepatan dan kelajuan dengan benar.
2. Menjelaskan gerak lurus beraturan dengan benar.
3. Menjelaskan gerak lurus berubah beraturan dengan benar.
4. Menganalisa gerak parabola dengan benar.
5. Menganalisa gerak melingkar dengan benar.
Fenomena gerak bukanlah suatu yang asing bagi kita. Kita sendiri hampir
setiap saat melakukan gerakan, baik gerakan - gerakan yang yang kita sadari
maupun yang bersifat reflek. Meskipun demikian jika ditanyakan apakah yang
dimaksud dengan gerak? Tentunya kita akan berfikir hati hati untuk
mendefinisikan. Jika kita mengatakan bahwa suatu benda dikatakan bergerak
apabila benda tersebut mengalami perubahan kedudukan, ini juga akan
menimbulkan permasalahan. Apakah seseorang yang duduk dikursi yang sama
selama mengikuti kuliah dapat dikatakan diam ?, apakah orang yang tidur di
dalam kereta api yang sedang berjalan dikatakan bergerak ?. ini merupakan
pertanyaan yang tidak sederhana, karena memerlukan pertimbangan
pertimbangan untuk menjawabnya. Sebenarnya selain mengalami perubahan
kedudukan, suatu benda dikatakan bergerak atau tidak itu juga ditentukan oleh
pengamatnya. Bagi pengamat dikereta api yang sedang bergerak, orang yang tidur
disampingnya dikatakan tidak bergerak, tapi bagi pengamat di luar kereta api
orang tersebut dikatakan bergerak. Oleh karena itu dapatlah didefinisikan bahwa
suatu benda dikatakan bergerak apabila benda tersebut mengalami perubahan
kedudukan terhadap variabel waktu diukur relatif terhadap pengamatnya.
Gerakan benda sediri kalau diamati bentuk lintasannya bermacam-
macam, ada yang lurus, ada yang melingkar, ada yang parabola dan lain-lain. Hal
ini digunakan untuk mengelompokan jenis jenis gerak. Gerak yang lintasannya
3
lurus disebut gerak lurus, gerak yang lintasannya lingkaran disebut gerak
melingkar, dan gerak yang lintasannya parabola disebut gerak parabola. Ketiga
jenis gerak tersebut akan kita bahas pada bab ini.
LAJU DAN KECEPATAN
Dalam pergaulan sehari hari jarang sekali kita mendengar kata laju
digunakan untuk menggambarkan gerakan suatu benda. Seringkali kita
mengatakan kecepatan motor saya bisa mencapai sekian puluh kilometer per jam
untuk melukiskan seberapa cepat kita mengendarai motor. Istilah kecepatan yang
digunakan disini sebenarnya kurang tepat, karena kecepatan merupakan besaran
vektor sehingga harus disertakan arahnya dalam menyebutnya. Jika kita tidak
tertarik untuk menyebutkan arahnya lebih tepat kalau kita menggunakan kata
laju atau besar kecepatan.
Dalam fisika kata laju dihubungkan dengan jarak tempuh yang merupakan
besaran skalar, sedangkan kecepatan dihubungkan dengan perpindahan yang
merupakan besaran verktor. Untuk memahami konsep ini marilah kita
memperhatikan gambar 1.
Gambar 1 : Grafik yang melukiskan lintasan yang dilalui seseorang
dalam perjalanan dari A ke C.
Gambar 1, melukiskan lintasan yang dilalui seseorang ketika melakukan
perjalanan dari kota A ke kota C. Jarak total yang ditempuh orang tersebut adalah
= jarak AB + jarak BC yaitu 400 km + 500 km = 900 km, sedangkan besar
perpindahan (perubahan kedudukan atau perubahan posisi) orang tersebut relatif
terhadap kedudukan semula hanya sepanjang jarak AC yaitu 300 km dan tidak
tergantung pada lintasan yang dilaluinya. Jika waktu yang digunakan orang
y ( . 102 km )
x ( . 102 km )
O
A B
C
1
1
5
4
4
tersebut untuk menempuh seluruh perjalanannya adalah 15 jam maka kelajuan
rata rata orang tersebut adalah 900 km /15 jam = 60 km/jam, sedangkan
kecepatannya mempunyai besar (kecepatan) rata rata adalah 300 km / 15 jam =
20 km/jam dengan arah sejajar sumbu Y positip.
Secara matematis kelajuan rata-rata dituliskan sebagai
Kelajuan rata-rata =tempuhwaktu
tempuhjarak ................................................... (1.1)
Sedangkan kecepatan rata-rata dituliskan sebagai
Kecepatan rata-rata =tempuhwaktu
nperpindaha .............................................. (1.2)
Jika kedudukan awal orang tersebut adalah Ar
dan kedudukan akhirnya
Cr
maka kecepatan rata-ratanya menjadi
Kecepatan rata-rata =tempuhwaktu
rr AC
.................................................
(1.3)
Jika Kecepatan rata-rata diberi simbol rataratav
, AC rr
diberi simbol r
dan
waktu tempuh diberi simbul , t maka rumus (1.3) dapat dituliskan sebagai
t
rv ratarata
........................................................................... (1.4)
Jadi jelaslah disini bahwa ada perbedaan yang mendasar antara kelajuan
dan kecepatan. Akan tetapi dalam pembicaraan sehari-hari yang kita maksud
sebagai kelajuan atau kecepatan seringkali bukanlah kelajuan rata-rata dan
kecepatan rata-rata, melainkan kelajuan dan kecepatan saat tertentu yang dalam
fisika disebut dengan kelajuan sesaat dan kecepatan sesaat.
Kelajuan sesaat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh suatu obyek
tiap satuan waktu pada saat tertentu apabila pengukuran dilakukan selama periode
waktu t 0. Sedangkan kecepatan sesaat didefinisikan sebagai perpindahan
kedudukan suatu obyek tiap satuan waktu pada saat tertentu apabila pengukuran
dilakukan selama periode waktu t 0. Dalam buku ini kelajuan sesaat atau
kecepatan sesaat selanjutnya akan sering disebut sebagai kelajuan atau kecepatan.
Andaikata seseorang menempuh perjalanan dengan lintasan seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 2, dari waktu ke waktu arah perpindahan orang tersebut
diukur dari titik A selalu mengalami perubahan arah. Perubahan arah tersebut
5
semakin tidak berarti jika periode waktu pengukuran semakin kecil atau
kedudukan akhirnya berada disekitar titik A. Pada 0r
arah perpindahannya
sejajar dengan arah garis singgung di titik A tersebut. Pada keadaan ini besar
kecepatannya akan sama dengan kelajuannya.
Dengan demikian
t
rv
tsesaat
lim0
........................................................................... (1.5)
dapat dituliskan sebagai
dt
rdvvsesaat
........................................................................... (1.6)
dan besarnya dituliskan sebagai
dt
rdv
........................................................................... (1.7)
yang juga merupakan kelajuan (sesaat) orang tersebut.
Gambar 2 : Grafik yang melukiskan perubahan posisi seseorang
yang bergerak dengan lintasan kontinu.
GERAK LURUS
Seperti telah disinggung sebelumnya, gerak lurus merupakan gerak yang
mempunyai lintasan berupa garis lurus. Gerak ini juga dapat diperlakukan sebagai
gerak dalam 1 dimensi karena lintasannya dapat dilukiskan dalam salah satu
variable ruang pada koordinat kartesius. Dalam buku ini sebagian besar akan
menggunakan simbol x untuk melukiskan jarak maupun perpindahan benda dalam
1 dimensi. Selain itu gerak lurus yang akan dibahas pada buku ini adalah gerak
lurus dengan kecepatan tetap yang biasa disebut gerak lurus beraturan (GLB) dan
gerak lurus dengan percepatan tetap yang biasa disebut gerak lurus berubah
beraturan (GLBB).
y
x
A
r
r
t0
t1 t2 t3
6
GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN TETAP
Seperti namanya, gerak lurus dengan kecepatan tetap merupakan gerak
disamping mempunyai lintasan berupa garis lurus juga mempunyai besar
kecepatan tetap. Karena tankonsv
maka jika seseorang menempuh perjalanan
selama waktu t, maka jarak yang ditempuh orang tersebut dituliskan sebagai
x = v . t .......................................................................... (1.8)
dengan v adalah besar kecepan orang tersebut.
GERAK LURUS DENGAN PERCEPATAN TETAP
Selain kecepatan, variabel lain yang berhubungan dengan gerak adalah
percepatan. Pada gerak lurus dengan kecepatan tetap variabel ini tidak muncul
karena nilainya nol, namun pada gerak lurus dengan percepatan tetap variabel ini
memegang peranan yang penting terutama untuk meramalkan jarak yang akan
ditempuh benda dan kecepatan benda dari waktu ke waktu.
Seperti halnya kecepatan, percepatan juga dapat dibedakan menjadi percepatan
rata-rata dan percepatan sesaat. Percepatan rata-rata didefinisikan sebagai
perubahan kecepatan tiap satuan waktu selama perjalanan dan secara matematis
dituliskan sebagai
t
va ratarata
.......................................................................... (1.9)
Sedangkan percepatan sesaat adalah perubahan kecepatan pada saat tiap
satuaan waktu pada saat tertentu apabila pengukuran dilakukan selama periode
waktu t 0., dan secara matematis dituliskan sebagai
t
va
t
0lim
dt
vda
......................................................................... (1.10)
Pada gerak lurus ini selain lintasannya berupa garis lurus, besar
kecepatannya juga berubah dari waktu ke waktu secara beraturan atau perubahan
kecepatannya tiap satuan waktu tetap.
Hal ini berarti
adt
vd = tetap . (1.11)
Rumus (1.11) dapat dituliskan sebagai
7
dtavd
Selanjutnya jika keadaan awal benda yang bergerak tersebut ditandai
dengan waktu awal t0 dan kecepatan awal v0, sedangkan keadaan akhir benda
ditandai dengan waktu akhir t1 dan kecepatan akhir v1 maka persamaan (1.11)
dapat dituliskan sebagai
1
0
1
0
t
t
v
v
dtavd
. (1.12)
Karena percepatannya tetap maka integrasi pada persamaan (1.12) menghasilkan
)t(tavv 0101
. (1.13)
Grafik hubungan antara v dan t untuk GLBB dapat dilukiskan seperti pada
gambar 3. Pada grafik tersebut besar kemiringan grafik menunjukkan besar
percepatannya yaitu a. Pada persamaan (1.13), karena 01 tt adalah waktu yang
diperlukan untuk menempuh perjalanan dari kedudukan awal ke kedudukan akhir,
maka variabelnya dapat diganti dengan variabel waktu tempuh t. Dengan
demikian persamaan (1.13) menjadi
tavv
01
atau tavv
01 . (1.14)
Gambar 3 : Grafik hubungan antara kecepatan dan waktu pada
gerak lurus dengan percepatan tetap (GLBB)
Simbol kecepatan akhir 1v
biasanya diganti dengan v
, oleh karena itu
persamaan (1.14) dapat dituliskan
tavv
0 ......................................................................... (1.15)
Karena v
disini adalah kecepatan sesaat, maka persamaan (15) dapat
dituliskan sebagai
t
v
v0
t0 t1
v1
8
tavdt
rd
0 ......................................................................... (1.16)
dttavrd
0 ......................................................................... (1.17)
Pada gerak lurus vektor r
dapat diganti dengan salah satu variabel ruang
dalam koordinat kartesius, dan pada buku ini variabel yang digunakan adalah x.
Sehingga persamaan (1.17) dapat dituliskan sebagai
dttavdx 0 ......................................................................... (1.18)
Pada rumus (1.18) semua simbol vektor diganti dengan simbol skalar
karena lintasannya dapat dibuat pada 1 variabel ruang saja. Lalu dengan
mengintegrasikan dari x0 (sebagai kedudukan awal saat t = 0) sampai x1 (sebagai
kedudukan akhir saat t > 0 )
tr
r
dttavdx0
0
1
0
diperoleh 22
1001 tatvxx ................................................. (1.19)
Karena 01 xx merupakan jarak tempuh benda , maka dapat diganti dengan
simbol x, sehingga persamaan (1.19) dapat dituliskan sebagai
2
2
10 tatvx ......................................................................... (1.20)
Adapun hubungan antara jarak tempuh benda dengan kecepatannya dapat
dicari sebagai berikut :
Dari rumus (1.10)
adt
vd
lalu kedua sisi persamaan dikalikan (perkalian dot) dengan sd
menghasilkan
xdaxddt
vd
xdadt
xdvd
xdavvd
. (1.21)
Perkalian dot 2 buah vektor pada persamaan (1.21) menghasilkan
perkalian scalar karena arah vd
sama dengan arah a
dan arah v
sama dengan
arah xd
sehingga dapat dituliskan sebagai
dxadvv . (1.22)
9
lalu dengan mengintegrasikannya pada batas sesuai dengan kedudukan awal
1
0
1
0
x
x
v
v
dxadvv
diperoleh
1
0
1
0
2
2
1 x
x
v
vxav
01202121 xxavv
a
vvxx
2
0
2
1
2
101
. (1.23)
jika diinginkan rumus kecepatan sebagai fungsi posisi maka rumus (1.23)
dituliskan sebagai
012
01 2 xxavv . (1.24)
atau xavv 22
0 . (1.25)
Keterangan :
v0 = kecepatan akhir v = v1 = kecepatan akhir
x0 = kedudukan awal x1 = kedudukan akhir
a = percepatan x = jarak tempuh.
GERAK PARABOLA
Seperti sudah disinggung sebelumnya, gerak parabola adalah gerak dengan
litasan berupa parabola. Salah satu contoh dari gerak ini adalah gerak peluru yang
ditembakkan ke udara, asal saja gaya gesek antara peluru dengan angin dapat
diabaikan. Meskipun gerakan ini berada dalam ruang 3 dimensi namun dapat
diberlakukan sebagai gerakan dalam bidang 2 dimensi.
Sekarang marilah kita tinjau gambar 4.
Gambar 4 : Grafik yang melukiskan lintasan bola yang ditendang dengan
kecepatan awal v0 membentuk sudut terhadap garis horisontalnya.
y
x
v0 v0 sin
v0 cos
ymaks
xmaks
10
Pada gambar 4, dapat diamati bahwa gerak parabola terdiri dari 2
komponen gerak yaitu gerak vertical (sejajar sumbu y) dan gerak horisontal
(sejajar sumbu x). Gerak vertikal mempunyai kecepatan awal v0 cos dan kearah
vertikal horisontal mempunyai kecepatan awal v0 sin . Karena gerak kearah
horisontal tidak mempunya percepatan (a = 0), maka berlaku
cos0vvx ......................................................................... (1.26)
0 cosxx v t v t ....................................................................... (1.27) Sedangkan gerak arah vertikalnya dipengaruhi oleh percepatan gravitasi
bumi g (a = g), sehingga berlaku
sin00 vv y ............................................................. (1.27)
0 0 siny yv v a t v g t ..................................... (1.28) 2
2
10 tatvy y
2
21
0 sin tgtv ..................................... (1.29)
Bola pada gambar 4 akan mencapai tinggi maksimum apabila kecepatan
arah y (vy) nol, oleh karena itu pada keadaan ini berlaku persamaan
2/10 sin0 tgv ............................................................. (1.30)
t1/2 adalah waktu untuk menempuh tinggi maksimum, yaitu setengah perjalanan
kembali ke tanah. Selanjutnya pers (1.30) dapat dituliskan sebagai
g
vt
sin02/1 ............................................................. (1.31)
Substitusi pers (1.31) kedalam pers (1.29) menghasilkan persamaan
ketinggian maksimum yang dicapai bola sepanjang pergerakkannya yaitu
2
0210
0
sinsinsin
g
vg
g
vvymaks
2 2 22 2 2
0 0 01 12 2
sin sin sinv v v
g g g
........................................... (1.32)
Sedangkan jarak maksimum yang ditempuh bola dapat dicari dengan
mensubstitusikan 2 t1/2 ke dalam persamaan (1.31).
01/ 2
2 sin2maks
vt t
g
........................................................ (1.33)
Sehingga diperoleh persamaan
g
vvxmaks
sin2cos 00
2 2
0 02 sin cos sin 2v v
g g
............................................. (1.33)
11
Selain itu dapat dibuktikan bahwa gerak seperti ini mempunyai lintasan
berupa parabola. Dari persamaan (1.27)
tvx cos0 ......................................................................... (1.34)
dihasilkan cos0v
xt ............................................................. (1.35)
Substitusi persamaan (1.35) ke dalam persamaan (1.29) 2
21 10 02 2
0 0
sin sincos cos
x xy v t g t v g
v v
Menghasilkan persamaan
2
22
0
21
coscos
sinx
v
gxy
................................................. (1.36)
yang merupakan persamaan parabola 2xbxay ......................................................................... (1.37)
Keterangan :
tan
cos
sin
a dan
22
0
21
cosv
gb
PERCEPATAN SENTRIPETAL
Gerak melingkar beraturan, selain mempunyai lintasan berupa lingkaran
atau bagian dari sebuah lingkaran juga mempunyai kelajuan tetap. Gerak
melingkar ini dapat dianggap sebagai gerak dalam 2 dimensi, dan untuk
memahaminya marilah kita tinjau gambar 5.
Gambar 5 : Lintasan sebuah benda yang bergerak melingkar dengan jejari r= r1
r2.
1r
2r
r
1v
2v
s
1P
2P
1v
2v
v
12
Gambar 5, melukiskan lintasan sebuah benda yang sedang bergerak
melingkar dengan jari jari r yang dalam waktu t menempuh jarak sejauh s .
Berdasarkan gambar tersebut diperoleh hubungan diantara besaran besaran
fisika sebagai berikut
12 rrr
......................................................................... (1.38)
rs ......................................................................... (1.39)
12 vvv
......................................................................... (1.40)
21 rrr
merupakan merupakan jari jari lintasannya.
Pada keadaan ini kecepatan benda selalu berubah arah dari waktu ke
waktu, walaupun besarnya (kelajuannya) tetap. Dengan demikian percepatan
benda tidak sama dengan nol (0). Karena kelajuannya tetap, maka percepatan
yang arahnya sejajar dengan kecepatannya sama dengan nol (0), oleh karena itu
percepatan yang muncul pasti arahnya selalu tegak lurus dengan lintasannya dan
selalu menuju ketitik pusat lingkaran. Percepatan yang seperti ini yang disebut
dengan percepatan sentripetal.
Karena kelajuan benda tetap, maka
vvv 21
........................................................................ (1.41)
untuk 0t , berlaku
v
v
r
s
......................................................................... (1.42)
karena
tvs
maka persamann (1.42) menjadi
v
v
r
tv
r
v
t
v 2
......................................................................... (1.43)
karena 0t maka percepatannya dapat dituliskan sebagai
r
v
t
va
t
2
0lim
......................................................................... (1.44)
ini merupakan besar percepatan sentripetalnya.
Soal :
Gambarkan grafik hubungan antara v (kecepatan) dan t (waktu tempuh), x (jarak
tempuh) dan t serta x dan v dalam :
a. Gerak Lurus Beraturan. b. Gerak lurus berubah beraturan. c. Gerak parabola. d. Gerak melingkar beraturan.
13
BAB III
DINAMIKA GERAK
STANDAR KOPETENSI : Memahami hubungan antara gerak dan penyebabnya.
KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan hukum Newton tentang gerak beserta
implementasinya.
INDIKATOR :
1. Menjelaskan Hukum Newton I dengan benar.
2. Menjelaskan Hukum Newton II dengan benar.
3. Menjelaskan Hukum Newton III dengan benar.
4. Menjelaskan konsep usaha dengan benar.
5. Menjelaskan konsep energi dengan benar.
6. Menganalisis hukum kekekalan energi.
5. Menganalisis hukum kekekalan momentum.
GAYA
Gaya merupakan besaran fisika yang mempunyai peran penting dalam
mempelajai gerakan obyek. Sebuah satelit dapat bergerak mengelilingi bumi,
sebuah benda yang dilempar ke atas akan kembali jatuh ke bumi, serpihan besi
dapat ditarik oleh magnet dan masih banyak contoh ain yang menunjukkan
keberadaan gaya.
Dalam fisika, gaya diartikan sebagai dorongan atau tarikan. Jika sebuah benda
mengalami dorongan atau tarikan dikatakan bahwa pada benda tersebut bekerja
gaya, entah benda tersebut diam ataupun bergerak. Hubungan antara gaya dan
gerak benda diatur berdasarkan hukum Newton.
Hukum Newton I
Hukum Newton I yang disebut juga dengan hukum kelembaman
menjelaskan keadaan benda jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Menurut hukum Newton I : Sebuah benda akan senantiasa diam atau bergerak
lurus beraturan jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Hukum
Newton ini mengandung implikasi sebagai berikut : Sebuah benda yang mula
mula diam, akan memerlukan gaya untuk menggerakkannya. Sebaliknya jika
benda mula mula bergerak akan memerlukan gaya untuk menghentikannya.
Sifat yang demikin disebut dengan sifat kelembaman benda, yatu sifat benda yang
cenderung mempertahankan keadaannya.
14
Sekarang marilah kita memperhatikan gambar 6. Pada gambar tersebut
sebuah kelereng diletakkan di atas kertas yang ada di atas meja. Mula mula
kelereng diam tidak bergerak, lalu pelan pelan kertas ditarik mendatar sepanjang
permukaan meja apa yang terjadi? Kelereng tersebut tentunya akan bergerak
mengikuti gerakan kertas. Tetapi seandainya kita menarik kertas tersebut secara
cepat (mendadak) apa yang akan terjadi ? ternyata kelereng tersebut cenderung
tetap pada tempatnya. Kenapa bisa demikian? Inilah salah satu contoh yang
menunjukkan sifat kelembaman benda.
Gambar 6 : Sebuah kelereng diletakkan di atas kertas yang ada di atas meja .
Hukum Newton II
Pada hukum Newton I telah dijelaskan sifat benda jika tidak ada resultan
gaya yang bekerja pada benda tersebut, tetapi tidak dijelaskan bagaimanakah
hubungan antara gaya dengan gerak benda yang mengalami gaya tersebut.
Hubungan antara gerak dan gaya dinyatakan dalam hukum Newton II. Hukum
Newton II menyatakan bahwa adanya resultan gaya yang bekerja pada suatu
benda akan menghasilkan percepatan, besar percepatan benda berbanding lurus
dengan besar resultan gayanya dan berbanding terbalik dengan massa benda
tersebut, sedangkan arahnya searah dengan arah resultan gaya yang bekerja pada
benda tersebut.
Jika gaya diberi simbol F
dan massa benda diberi simbol m maka
percepatan benda secara matematis dapat dituliskan sebagai
m
Fa
......................................................................... (2.1)
Hukum Newton III
Jika kita membicarakan masalah kesetimbangan pada benda, maka secara
tidak langsung kita membicarakan hukum Newton III. karena hukum Newton III
ini menjelaskan munculnya gaya - gaya reaksi suatu benda sebagai akibat
bekerjanya gaya pada benda tersebut. Karena itu hukum Newton III dikenal
15
sebagai hukum aksi reaksi. Hukum ini menjelaskan bahwa apabila benda pertama
melakukan gaya ( yang disebut gaya aksi ) pada benda kedua maka benda kedua
juga akan melakukan gaya ( yang disebut gaya reaksi ) pada benda pertama yang
besarnya sama dengan besar gaya aksi tetapi arahnya berlawanan.
Untuk memahami hukum ini marilah kita memperhatikan gambar 7.
Gambar 7 : Seorang anak sedang mendorong almari diatas permukaan lantai yang
kasar tetapi almari tetap tidak bergerak.
Gambar 7, melukiskan seseorang yang sedang mendorong almari yang
terletak diatas permukaan lantai yang kasar tetapi almari tetap tidak bergerak.
Gaya dorong anak diberi simbol Fanak, dalam keadaan diam (setimbang) mestinya
resultan gayanya nol (0), oleh karena itu pastilah ada gaya yang melawan gaya
dorong anak tersebut yang besarnya sama dengan gaya dorong anak tetapi
arahnya berlawanan. Gaya inilah yang disebut gaya reaksi, dan pada kejadian ini
diberi simbol Falmari untuk menunjukkan gaya yang berasal dari almari bekerja di
telapak tangan orang tersebut.
USAHA DAN ENERGI
Usaha dan energi dalam fisika merupakan 2 buah konsep yang saling
berkaitan erat, karena disamping energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan
untuk melakukan usaha atau kerja juga dalam rumusan matematisnya energi
diturunkan dari usaha. Oleh karena itu pembahasan energi tidak bisa dipisahkan
dari usaha.
Usaha
Seperti sudah disinggung di sebelumnya, adanya gaya pada suatu benda
tidak menjamin bahwa benda tersebut bergerak. Bergerak atau tidaknya benda
ditentukan oleh resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Jika benda tidak
bergerak meskipun diberi gaya dikatakan bahwa tidak ada usaha yang dilakukan
oleh gaya tersebut, sebaliknya jika benda itu bergerak maka ada usaha yang
dilakukan gaya.
Fanak Falmari
16
Gambar 8 : Sebuah balok bergerak diatas lantai garena adanya gaya F
yang sejajar
lantai.
Usaha merupakan besaran skalar dan didefinisikan sebagai hasil kali
antara komponen gaya yang sejajar lintasannya dengan panjang lintasannya. Jika
gaya yang bekerja pada benda sejajar dengan lintasannya seperti yang ditunjukkan
oleh gambar 8, maka usaha yang dilakukan oleh gaya F
untuk memindahkan
benda sejauh x dituliskan sebagai
xFw ......................................................................... (2.2)
sedangkan jika gaya yang bekerja pada benda membentuk sudut seperti yang
ditunjukan oleh gambar 9 maka usaha yang dilakukan F
dituliskan sebagai
cosxFw ......................................................................... (2.3)
oleh karena itu secara umum usaha oleh gaya dituliskan sebagai
xFw
......................................................................... (2.4)
yaitu perkalian dot antara vector F
dan x
.
Sebenarnya rumus (2.4) berlaku jika gaya yang bekerja pada benda tetap
dan lintasan benda berupa garis lurus.
Gambar 9 : Sebuah balok bergerak diatas lantai garena adanya gaya F
yang
membentuk sudut dengan lantai.
Pada ruang 2 atau 3 dimensi bisa saja lintasan benda tidaklah lurus dan
gayannya juga tidak tetap, sehingga rumus (2.4) tidak bisa lagi digunakan. Pada
F
t = 0
F
t = t1
x
F
t = 0
t = t1
x
F
17
kondisi seperti ini langkah yang kita ambil adalah membagi lintasan tersebut
menjadi elemen elemen kecil rd
yang nilainya mendekati nol ( rd
dapat
dianggap sebagai garis lurus dan gayanya sepanjang perpindahan rd
dapat
dianggap tetap), lalu mencari besarnya usaha yang dilakukan gaya untuk
perpindahan sebesar rd
tersebut dan mengintegrasikan sepanjang seluruh lintasan.
proses ini dilukiskan oleh gambar 10.
Gambar 10 : Lintasan sebuah benda yang bergerak dibawah pengaruh gaya F
.
Gambar 10, melukiskan lintasan sebuah benda yang bergerak dibawah
pengaruh gaya F
. ir
adalah vector posisi kedudukan awal benda dan fr
adalah
vector posisi kedudukan akhir benda. Usaha yang dilakukan gaya untuk
memindahkan benda sejauh rd
dituliskan sebagai
rdFdw
......................................................................... (2.5)
Dengan demikian usaha (w) yang dilakukan oleh gaya tersebut untuk menempuh
seluruh lintasan secara matematis dituliskan sebagai
f
i
r
r
rdFw
......................................................................... (2.6)
Energi kinetik
Jika kita membicarakan energi tidaklah bisa dilepaskan dari konsep usaha.
Memang dalam masalah praktis pembicaraan tentang energi seringkali tidak
berhubungan sama sekali dengan usaha, akan tetapi jika kita ingin memahami
konsepnya dengan benar kita harus mempelajari kaitan antara keduanya..
Energi kinetik yang diberi simbol kE merupakan energi yang
berhubungan dengan gerak benda, bila sebuah benda melakukan gerak (sedang
x
y
z
rd
r
F
ir
fr
18
bergerak) maka benda tersebut mempunyai energi kinetik ( 0kE ). Sebaliknya
jika benda berada dalam keadaan diam maka benda tersebut tidak mempunyai
energi kinetik ( 0kE ).
Secara matematis energi kinetik dituliskan sebagai
2
2
1vmEk ......................................................................... (2.7)
dengan m = massa benda dan v adalah kecepatan benda.
Hubungan antara energi kinetik dengan usaha dapat dipahami dengan
meninjau kembali gambar 11.
Gambar 11 : Lintasan sebuah benda yang bergerak dibawah pengaruh gaya F
.
Gambar 11, .melukiskan lintasan sebuah benda yang bergerak dibawah pengaruh
gaya F
yang arahnya sejajar dengan sumbu x positip. ir
adalah vector posisi
kedudukan awal benda dan fr
adalah vector posisi kedudukan akhir benda.
Usaha yang dilakukan benda untuk menempuh lintasannya menurut
persamaan (2.7) dituliskan sebagai
f f
i i
r r
r r
w F dr m a dr
f
i
r
r
rdam
......................................................................... (2.8)
karena gaya yang bekerja pada benda searah dengan sumbu x positip maka dapat
dituliskan
xFxFF x
sehingga percepatannya menjadi
xaxaa x
x
y
z
rd
r
F
ir
fr
19
dengan dx
dvaa xx
oleh karena
zdzydyxdxrd
maka berlaku
dxarda x
dengan mengabaikan batas integrasi persamaan (2.8) dapat dituliskan sebagai
xx
dvw m a dx m dx
dt
dxdtdx
dx
dvm x ......................................................................... (2.9)
karena xvdt
dx yaitu komponen kecepatan arah x maka persamaan (2.9) menjadi
x x x xw m dv v m v dv ................................................... (2.10)
Jika kecepatan awal arah x diberi simbul ixv dan kecepatan akhir arah x
diberi symbol fxv maka persamaan (2.10) dapat dituliskan sebagai
2 2 21 1 1
2 2 2
fx fx
ixix
v v
x x x fx ix
vv
w m v dv m v m v m v
............................ (2.11)
pada kejadian ini selain mampunyai komponen kecepatan arah x benda juga
mempunyai komponen kecepatan arah y dan z. jika pada kedudukan awal
komponen kecepatan arah y diberi simbol iyv dan ke arah z diberi simbul izv ,
sedangkan pada kedudukan akhir komponen kecepatan arah y diberi simbol fyv
ke arah z diberi simbul fzv maka berlaku persamaan
2222
iziyixi vvvv
2222
fzfyfxf vvvv
atau
2222 iziyiix vvvv 2222 fzfyffx vvvv ............................................................. (2.12)
substitusi persamaan (2.12) kedalam persamaan (2.11) dihasilkan
2222222
1
2
1iziyifzfyf vvvmvvvmw
2222222
1
2
1
2
1izfziyfyif vvmvvmvvm
karena gaya yang bekerja mempunyai arah sejajar dengan arah sumbu x positip
maka kecepatan arah y dan arah z tidak mengalami perubahan, sehingga
fyiy vv ......................................................................... (2.13)
20
substitusi persamaan (2.13) kedalam persamaan (2.12) dihasilkan
22
2
1
2
1if vmvmw ............................................................. (2.14)
yang berarti bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya besarnya sama dengan
perubahan energi kinetik benda.
Persamaan (2.14) secara sederhana dapat dituliskan sebagai
kEw
Keterangan : kE adalah perubahan energi kinetik benda.
Energi Potensial Gravitasi
Berbeda dengan energi kinetik, energi potensial ini tidak brhubungan
secara langsung dengan gerakan benda. Benda yang berada dalam keadaan diam
bisa jadi mempunyai energi potensial, hal itu ditentukan oleh kedudukannya
dalam sistem. Seperti namanya, setiap benda yang mempunyai energi potensial
tentu saja mempunyai potensi (kemampuan) untuk melakukan usaha.
Gambar 12 : Lintasan sebuah benda yang bergerak dibawah pengaruh gaya gF
.
Gambar 12, melukiskan lintasan benda yang bergerak ke atas dari
ketinggian y1 ke ketinggian y2. gF
adalah gaya gravitasi yang dialami benda
selama pergerakkannya tentu saja besarnya sama dengan berat benda. Besarnya
usaha oleh gaya gravitasi untuk memindahkan benda dari ketinggian y1 ke
ketinggian y2 melalui lintasan tersebut dituliskan sebagai
2 2
1 1
r r
g
r r
w F dr F dr ........................................................... (2.14)
karena gaya yang bekerja pada benda searah dengan sumbu y negatip maka dapat
dituliskan
x
y
rd
gF
2y
1y
21
yFF gg
dan zdzydyxdxrd
maka
dyFrdF gg
......................................................................... (2.15)
sehingga persamaan (2.14) menjadi
2
1
y
y
g dyFw ......................................................................... (2.16)
dengan gF adalah besar gaya gravitasi bumi (sama dengan berat benda) yang
besarnya adalah m g, sehingga persamaan (2.16) menjadi
2
1
y
y
dygmw ......................................................................... (2.17)
di dekat permukaan bumi nilai g dapat dianggap konstan sehingga persamaan
(2.17) menjadi
12 yygmw ......................................................................... (2.18)
Nilai m g y ini yang disebut dengan energi potensial gravitasi dan diberi
simbol Ep. Energi potensial gravitasi ini diberi nilai nol ( 0 ) apabila benda berada
di permukaan bumi, sehingga y merupakan ketinggian tempat relative terhadap
permukaan bumi dan biasanya diganti dengan h. sehingga energi potensial yang
dimiliki oleh benda pada ketinggian h relatif terhadap permukaan bumi dituliskan
sebagai
hgmE p ......................................................................... (2.19)
Persamaan (2.18) menunjukkan hubungan antara usaha yang dilakukan
oleh gaya gravitasi dengan perubahan energi potensial benda. Persamaan (2.18)
dapat dituliskan sebagai
2 1 2 1p pw m g y m g y E E
pE ......................................................................... (2.20)
dengan demikian dapat dikatakan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi
sama dengan negatip perubahan energi potensial bendanya.
Hukum Kekekalan Energi
Pada pembahasan sebelumnya telah ditunjukkan bagaimana hubungan
antara usaha dan energi kinetik, juga antara usaha dengan energi potensial.
Namun demikian khusus energi potensial yang dibahas barulah energi potensial
22
gravitasi yaitu energi yang berhubungan dengan gaya gravitasi. Besarnya usaha
yang dilakukan oleh gaya gravitasi menurut rumus (2.20) adalah
12 ygmygmw
Hal ini berarti bahwa apabila benda bergerak menempuh lintasan tertutup
sembarang (seperti yang terlihat pada gambar 13) dan kembali keposisi semula
besarnya usaha yang dilakukan gaya gravitasi pasti sama dengan nol ( 0 ). Gaya
yang mempunyai sifat seperti ini disebut dengan gaya konservatif dan diberi
simbol Fc.
Gambar 13 : Lintasan tertutup sebuah benda yang bergerak dibawah pengaruh
gaya gF
.
Di alam ini banyak ditemui gaya gaya yang tidak mempunyai sifat
seperti itu, misalkan saja gaya gesek. Jika gaya yang bekerja pada benda
menempuh lintasan tertutup seperti yang dilukiskan pada gambar 13, adalah gaya
gesek maka usaha yang dilakukan oleh gaya tidaklah sama dengan nol. Hal ini
dapat dimengerti apabila kita mengambil potongan potongan kecil elemen
lintasan, menafsirkan hasilnya secara kasar besarnya usaha tiap potongan kecil
tersebut, lalu menjumlahkan meliputi seluruh lintasan tertutup tersebut. Kita
mendapatkan bahwa usaha yang dilakukan oleh gaya gesek selalu bernilai negatip
oleh karena itu kalau dijumlahkan tidak mungkin bernilai nol ( 0 ). Gaya seperti
ini disebut gaya non konservatif dan diberi simbol Fnc.
Jika sebuah benda bergerak karena adanya gaya konservatif dan
nonkonservatif maka usaha yang dilakukan benda tersebut dituliskan sebagai
f f
i i
r r
c nc
r r
w F dr F F dr
f
i
f
i
r
r
nc
r
r
c rdFrdF
............................................................. (2.21)
untuk gaya konservatif berlaku rumus (2.20) sehingga persamaan (2.21) menjadi
12 yy
x
y
rd
gF
12 xx
23
f
i
r
r
ncp rdFEw
............................................................. (2.22)
Menurut rumus (2.14) usaha oleh gaya sembarang F
sama dengan
perubahan energi kinetiknya, oleh karena itu substitusi rumus (2.14) kedalam
rumus (2.22) menghasilkan
f
i
r
r
ncpk rdFEE
atau
kp
r
r
nc EErdF
f
i
2
1
2
2122
1
2
1vmvmygmygm
2
11
2
222
1
2
1vmygmvmygm
1122 kpkp EEEE ..................................... (2.23) nilai kp EE disebut dengan energi mekanik benda dan biasanya diberi simbol
E. Karena itu persamaan (2.23) dapat dituliskan sebagai
12 EErdF
f
i
r
r
nc
......................................................................... (2.24)
Hal ini berarti bahwa usaha oleh gaya nonkonservatif besarnya sama
dengan selisih antara energi mekanik awal dengan energi mekanik akhir.
Jika tidak ada gaya nonkonservatif yang bekerja pada benda atau gaya
konservatifnya diabaikan, rumus (2.24).menjadi
120 EE atau 21 EE .................................... (2.25)
dengan demikian selama tidak ada gaya nonkonservatif yang bekerja pada benda
energi mekanik benda bersifat kekal.
IMPULS DAN MOMENTUM
Pada bab sebelumnya telah disinggung bahwa setiap benda di alam ini
selalu berusaha untuk mempertahankan keadaannya (Hukum Newton I). Apabila
kita ingin mengubah keadaan benda diperlukan energi. Besarnya energi yang
diperlukan untuk mengubah keadaan benda tergantung dengan massa benda dan
seberapa besar perubahan keadaan yang kita inginkan. Sebagai contoh misalkan
24
kita ingin menghentikan sebuah troli yang bergerak, energi yang diperlukan untuk
menghentikannya ditentukan oleh besar kecepatan dan massa troli, makin besar
massanya energi yang diperlukan makin besar, demikian juga makin besar
kecepatannya energi yang diperlukan makin besar.
Dalam fisika, besaran yang berhubungan dengan keadaan benda tersebut
disebut momentum. Dan khusus dalam bab ini yang akan dibahas adalah
momentum linear yaitu momentum yang berhubungan dengan gerak translasi.
Momentum Linear
Seperti telah disinggung di depan bahwa momentum benda ditentukan
oleh massa benda dan kecepatannya. Karena nilainya sebanding dengan kedua
besaran tersebut maka didefinisikan momentum sebagai massa benda dikalikan
dengan kecepatannya. Atau secara matematis dituliskan dengan
vmp
......................................................................... (2.26)
dengan p
adalah momentum linear benda dan merupakan besaran vector yang
arahnya sama dengan arah kecepatannya, sedangkan satuannya dalam SI adalah
1smkg . Dalam buku ini momentum linear akan disebut momentum, sedangkan
momentum yang berhubungan dengan gerak rotasi akan disebut momentum
anguler atau momentum sudut.
Hubungan antara gaya dan momentum pertama kali dikemukakan oleh Sir
Isaac Newton pada tahun 1686 dalam presentasinya yang berjudul Principia
Mathematica Philosophiae Naturalis. Hukum tersebut mendefinisikan bahwa
gaya (resultan gaya) yang dialami oleh benda sama dengan perubahan momentum
benda tiap satuan waktu. Secara matematis hukum ini dituliskan sebagai
dt
......................................................................... (2.27)
Persamaan (2.27) merupakan bentuk lain dari hukum Newton II. Rumus
(2.27) dapat dituliskan sebagai
dtFpd
......................................................................... (2.28)
Sistem Partikel
Sebagian besar konsep kosep yang kita pelajari hingga saat ini,
diterapkan pada benda dengan memperlakukan benda benda sebagai partikel
tunggal, terutama dalam hubungan antara gaya dan gerak. Hal itu memang dapat
25
dibenarkan asalkan benda tidak mengalami perubahan bentuk dan tidak
mengalami rotasi. Akan tetapi jika kita ingin mempelajari lebih jauh tentang gerak
benda kita harus memperlakukan benda sebagai system partikel (sekumpulan
partikel yang membentuk suatu system).
Sebuah benda pejal dapat dianggap tersusun dari partikel partikel kecil
yang keadaannya menentukan sifat fisis benda tersebut. Meskipun gaya antar
partikel tidak sama dengan nol ( 0 ), namun jika tidak ada gaya luar yang bekerja
pada benda maka benda akan mempunyai keadaan yang tetap (benda yang mula
mula diam benda yang mula mula bergerak akan tetap bergerak kecepatan
tetap). Demikian juga yang terjadi dengan bola plastik yang berisi udara, bola ini
tidak akan bergerak jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada bola sekalipun
partikel partikel udara dalam bola bergerak secara acak. Benda maupun bola
plastik tadi itulah yang disebut system partikel.
Pengertian system partikel ini dapat diperluas, meliputi semua obyek yang
menjadi pembicaraan sekalipun secara fisik tidak ada batasan yang jelas seperti
yang ditunjukkan oleh benda pejal ataupun udara yang dibatasi oleh kulit bola.
Misalkan saja jika kita membicarakan tumbukan 2 benda, kedua benda tersebut
dapat dianggap system partikel asalkan interaksi yang terjadi adalah interaksi
antara keduanya dan tidak melibatkan obyek yang lainnya.
Sekarang marilah kita tinjau gambar 14.
Gambar 14 : 2 buah partikel dalam system partikel yang masing masing berturut turut mempunyai massa m1 dan m2 pisisi dalam sumbu x adalah x1 dan x2 serta mempunyai kecepatan v1 dan v2.
Gambar 14, melukiskan 2 buah partikel dalam system partikel yang masing
masing berturut turut mempunyai massa m1 dan m2, pisisi dalam sumbu x adalah
x1 dan x2 serta mempunyai kecepatan v1 dan v2. titik pusat massa system partikel
tersebut pada sumbu x didefinisikan sebagai
21
2211
mm
xmxmxcm
......................................................................... (2.29)
x
y
x1 x2
m2 m1 v1 v2
26
karena 21 mm adalah massa total system partikel maka dapat diganti dengan
simbol M sehingga persamaan (2.29) dapat dituliskan sebagai
M
xmxmxcm
2211 atau
2
1
1
i
iicm xmM
x ........................ (2.30)
dan kecepatan titik pusat massanya adalah
2
1
1
i
i
i
cm
dt
dxm
Mdt
dx
2
1
1
i
iicm vmM
v ......................................................................... (2.31)
karena kecepatan merupakan besaran vektor, maka dapat dituliskan sebagai
2
1 1 2 2
1
1 1cm i i
i
v m v m v m vM M
.............................. (2.32)
sedangkan percepatan pusat massanya dapat dituliskan sebagai
2
1
1
i
i
i
cm
dt
vdm
Mdt
vd
2
1 1 2 2
1
1 1cm i i
i
a m a m a m aM M
................................. (2.33)
Rumus (2.31), rumus (2.32) dan rumus (2.33) dapat diperluas untuk sistem
partikel yang tersusun dari N buah partikel dan terdistribusi dalam ruang. Pada
kejadian ini posisi partikel dinyatakan oleh vektor posisi Nrrrr
,...,,, 321 sehingga
rumus (2.31) menjadi
N
i
iicm rmM
r1
1 ......................................................................... (2.34)
rumus (2.32) menjadi
N
i
iicm vmM
v1
1 ................................................. (2.35)
Atau
N
i
iicm vmvM1
......................................................................... (2.36)
dan rumus (2.33) menjadi
N
i
iicm amM
a1
1 ..................................... (2.37)
sedangkan momentum total system partikel 2
1 1 2 2
1
i i
i
p m v m v m v
............................................... (2.38)
substitusi rumus 2.36) kedalam rumus (2.38) diperoleh
cmvMp
......................................................................... (2.39)
yang berarti bahwa momentum total system partikel sama dengan massa total
system dikalikan dengan kecepatan pusat massanya.
27
Tumbukan
Peristiwa tumbukan bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Tumbukan
antara bola bola boling ketika melakukan permainan, tumbukan antara kaki
dengan bola waktu menendang bola dan tumbukan antara tangan dengan bola
pada waktu mengoper bola dalam permainan bola voli, merupakan contoh
terjadinya tumbukan. Jika kita perhatikan lebih cermat ada beberapa kejadian
yang spesifik ketika terjadi tumbukan. Misalkan saja tumbukan antara 2 buah bola
boling, setelah tumbukan ada kemungkinan bola boling yang menumbuk
dibelokkan, dipantulkan berbalik arah atau berhenti demikian juga dengan bola
boling yang di tumbuk, setelah tumbukan arah gerakannya tergantung arah bola
boling yang menumbuknya. Kecepatan bola boling setelah tumbukan, baik
kecepatan bola boling yang manumbuk maupun yang ditumbuk tidak bisa
sembarangan tetapi mengikuti suatu hukum tertentu.
Sekarang marilah kita tinjau system partikel seperti yang ditunjukkan oleh
gambar 14. Jika 21 vv pastilah suatu saat kedua benda tersebut akan
bertumbukkan. Karena tidak ada gaya eksternal yang bekerja maka berlaku
0dt
......................................................................... (2.40)
Persamaan (2.40) menghasilkan tetapP
.................................... (2.41)
yang berarti bahwa momentum total system partikel sebelum dan sesudah
tumbukan sama. Jika sesudah tumbukan kecepatan partikel dengan massa 1m
adalah '1v
dan kecepatan partikel dengan 2m adalah '2v maka rumus (2.41) dapat
dituliskan sebagai
'' 22112211 vmvmvmvm
inilah yang disebut dengan hukum kekekalan momentum.
Soal :
1. Sebuah bom yang beratnya 2 kg yang dilepaskan dari sebuah pesawat meledak
menjadi 2 bagian ketika menyentuh tanah. Pesawat tersebut terbang sejajar
permukaan bumi pada ketinggian 100 m dan kecepatan 500 km/jam. Jika salah
satu pecahan bom tersebut bergerak vertikal, hitung :
a. Energi kinetiknya ketika bom tersebut menyentuh tanah. b. Ketinggian maksimum pecahan bom.
Catatan : - Anggap pada ledakan tersebut tidak ada energi yang hilang dan gaya
gesek udara diabaikan.
28
BAB IV
KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD ZAT
STANDAR KOPETENSI : Memahami konsep kalor dalam hubungannya dengan
suhu benda beserta perambatannya.
KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan konsep kalor, suhu dan perambatan kalor.
INDIKATOR : 1. Menjelaskan hubungan antara perubahan suhu dan kalor.
2. Menjelaskan terjadinya perambatan kalor.
3. Menjelaskan hubungan antara kalor dan perubahan bentuk.
4. Menganalisis perubahan suhu pada campuran beberapa bahan.
Panas merupakan salah satu bentuk energi yang berhubungan dengan suhu
benda. Bentuk energi ini dapat dideteksi oleh tubuh kita meskipun tidak dapat kita
lihat, misalkan saja panas sinar matahari, panasnya api atau uap air yang
mendidih, panasnya udara pada siang hari di musim kemarau dll. Energi ini
sangat kita perlukan hampir pada setiap bidang kehidupan kita, bahkan ini
merupakan salah satu kebutuhan utama kita antara lain sebagai penghangat tubuh,
memasak makanan, mengeringkan pakaian dan bahkan sampai pada
penerapannya dalam teknologi tinggi. Akan tetapi energi ini juga dapat merugikan
kita apabila tidak kita kendalikan, misalkan saja terjadinya kebakaran hutan,
penyebab ledakan pada tabung gas, dan bahkan bisa menyebabkan kerusakan
pada jaringan tubuh. Selain itu energi panas juga mempunyai pengaruh yang
signifikan pada sifat fisis benda yang dikenainya, bahkan pada tingkat tertentu
dapat merubah fasa (wujud) zat. Es berubah menjadi cair apabila dipanaskan
demikian juga air bisa berubah menjadi uap apabila dipanaskan hingga titik
didihnya.
Kapasitas Panas dan Panas Jenis
Apabila suatu benda diberi panas, suhunya akan naik jika tidak terjadi
perubahan wujud. Suhu akhir benda selain ditentukan oleh volumenya (dalam hal
ini berarti massanya) juga ditentukan oleh jenis benda tersebut. Besi dengan kayu
jika beri panas yang sama, suhunya akan berbeda meskipun massanya sama.
Demikian juga air, minyak dan kaca akan berbeda suhunya apabila diberi panas
yang sama.
29
Jenis benda yang dimaksud oleh alinea diatas diwakili oleh apa yang disebut
dengan panas jenis yang biasa diberi simbul c. Apabila suatu benda yang
bermassa m diberi panas sebesar Q sehingga suhunya berubah sebesar T, maka
hubungannya dengan panas jenis dapat dituliskan sebagai
Q = m c T ......................................................................... (3.1)
Beberapa ketentuan ketentuan yang berhubungan dengan rumus (3.1):
1. Jika c dalam satuan kkal/kg K, maka Q dalam satuan kkal, m dalam kg dan T dalam K.
2. Jika c dalam satuan kJ/kg K, maka Q dalam satuan kJ, m dalam kg dan T dalam K
3. Jika c dinyatakan dalam SI yaitu J/kg K, maka Q dalam satuan J, m dalam kg dan T dalam K Hubungan antara kal (kalori) dan J (joule) adalah
1 kal = 4,184 J
atau
1 J = 0,24 kal
Dengan demikian panas jenis dapat didefinisikan sebagai energi panas yang
dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 satuan massa zat sebesar 1 derajat.
Selain itu persamaan (3.1) dapat dituliskan sebagai
Q = C T ........................................................................... (3.2)
dengan C adalah kapasitas panas zat.
Hubungan antara C dengan c menurut persamaan (3.2) dan persamaan (3.1)
dituliskan sebagai
C = m c ........................................................................... (3.3)
Dengan demikian kapasitas panas zat adalah energi panas yang diperlukan untuk
menaikan suhu zat sebesar 1 derajat. Satuan C dalam SI adalah J/K.
Perambatan Panas
Panas dapat merambat melalui medium padat, cair maupun gas, bahkan
pada gelombang elektromagnetik panas dapat dihantarkan sekalipun tidak ada
medium/zat perantaranya. . Perambatan panas ini ditandai oleh kenaikan suhu
benda sekalipun benda tersebut tidak bersentuhan langsung dengan sumber panas.
Kita dapat merasakan panas jika berada disekitar api unggun sekalipun kita tidak
menyentuh api unggun tersebut, kita juga dapat merasakan panas ketika
menyentuh ujung logam yang ujung lainnya bersentuhan dengan sumber panas,
kita juga dapat merasakan panas ketika kita mencelupkan tangan kita ke
30
permukaan air yang sedang direbus. Ini merupakan bukti bahwa panas merambat
baik melalui medium gas, padat maupun cair.
Konduksi (hantaran) Panas
Konduksi panas merupakan peristiwa perambatan panas yang tidak
disertai oleh perpindahan atom atau molekul zat perantaranya. Peristiwa
perambatan panas seperti ini terjadi pada zat padat dimana atom atau molekul zat
mempunyai ikatan yang kuat sehingga posisinya relatif tetap dalam strukturnya.
Jika sebatang logam homogen dengan panjang , memiliki luas
penampang A, ujung pertama bersuhu T2 sedangkan ujung yang lain bersuhu T1
(T1 < T2), maka aliran panas H dinyatakan sebagai
T
QH
........................................................................... (3.4)
dapat pula dinyatakan sebagai
H = k A
T ........................................................................... (3.5)
dengan k adalah koefisien konduktivitas zat (dinyatakan dalam satuan Wm-1
K-1
),
T = T2 T1 (dinyatakan dalan K) dan A luas penampang bahan (dinyatakan
dalam m2).
Persamaan (3.5) dapat dituliskan sebagai
H = R
T ........................................................................... (3.6)
dengan Ak
R
yang disebut dengan hambatan panas.
Bila dua batang logam yang berbeda masing masing suhunya T1 dan T2
mempunyai luas penampang sama A saling disambungkan maka pada suatu saat
sambungan kedua logam tersebut akan mencapai suhu kesetimbangan T diman T1
< T < T2. Pada keadaan ini terdapat 2 aliran panas yang terjadi yaitu pada lapisan
1 terjadi aliran panas dari suhu T ke T1 dan pada lapisan 2 terjadi aliran panas dari
suhu T2 ke T. Menurut hukum kekekalan energi haruslah dipenuhi H1 = H2. Pada
lapisan 1 aliran panasnya berasal dari T ke T1 dituliskan sebagai :
H1 = k1 A
1
1
TT
atau
T T1 = H1
Ak1
1 ........................................................................... (3.7)
31
pada lapisan 2 aliran panasnya berasal dari T2 ke T dituliskan sebagai
H2 = k2 A
2
2
TT
atau
T2 T = H2
Ak2
2 ........................................................................... (3.8)
Lalu dengan menjumlahkan persamaan (3.7) dan persamaan (3.8) diperoleh
T2 T1 = H1
Ak1
1 + H2
Ak2
2 ................................................... (3.9)
Karena H1 = H2 dan dapat diganti H maka persamaan (3.9) menjadi
T2 T1 = H
AkAk 2
2
1
1 ................................................................ (3.10)
Sehingga aliran panasnya dapat dituliskan sebagai
H = 2 1 2 1
1 2 1 2 1 2
1 2
T T T T T
R R R R
k A k A
.............................. (3.11)
Dengan demikian jika n buah batang logam dengan suhu berturut turut
T1, T2, T3, ...... Tn disambungkan secara berurutan maka aliran panas yang terjadi
dapat dituliskan sebagai
H = nRRRR
T
...321................................................................... (3.12)
Konsveksi (Aliran) Panas
Konsveksi panas pemindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat
perantaranya (mungkin atom atau molekul). Konsveksi panas terjadi pada fluida
atau zat alir.
Secara empiris hubungan antara aliran panas dengan perubahan suhu benda
dinyatakan oleh
H = h A t ......................................................................... (3.13) Pada persamaan (3.13) h adalah koefisien konveksi zat (dinyatakan sebagai Wm
-
2K
-1) dan A adalah luas penampang.
Rumus matematik yang berhubungan dengan konveksi panas, sebenarnya
sangat rumit. Hal tersebut disebabkan karena adanya energi (panas) yang hilang,
ataupun berhubungan dengan sifat-sifat fluida itu sendiri antara lain :bentuk
permukaan, jenis fluida, karakteristik fluida, aliran fluida dan keadaan fluida
32
Radiasi (Pancaran) Panas
Radiasi panas adalah perambatan panas melalui pancaran gelombang
elektromagnet. Apabila gelombang elektromagnet yang dipancarkan dari sumber
panas terhalang oleh sesuatu benda, maka energi gelombang tersebut akan diserap
dan sebagai akibatnya akan menaikkan suhu benda.
Rendah atau tingginya suhu radiasi gelombang elektromagnet tergantung
pada panjang gelombangnya (). Menurut Hukum Pegeseran Wien hubungan
antara panjang gelombang dari gelombang elektromagnetik dengan suhu
dinyatakan sebagai
T
B ......................................................................... (3.14)
Persamaan (3.14) B tetapan nilai 2,898 .10-3
mK, T suhu mutlak dan panjang
gelombang maksimum yang dipancarkan oleh benda panas tersebut.
Hubungan antara radiasi panas dengan suhu menurut Josef Stefan
dinyatakan dalam bentuk,
H = e A T4 ......................................................................... (3.15)
Pada persamaan (3,15) adalah tetapan Stefan-Boltzman yang besarnya 5,67
.10-8
Wm-2
K-4
, e koefisien emisi yang nilainya antara (0 1) tergantung pada
keadaan permukaan zat.
Asas Black
Pada dasarnya setiap benda dialam ini akan berusaha mencapai suhu
kesetimbangan mereka. Dua buah logam yang suhunya berbeda jika disentuhkan
lama kelamaan akan mempunyai suhu yang sama, demikian juga udara disekitar
kita meskipun mekanisme untuk mencapainya berbeda. Untuk menaikan suhu
suatu zat memerlukan panas, sebaliknya untuk menurunkan suhu, suatu zat perlu
melepaskan panas.
Hubungan antara perubahan suhu sistem tersebut diatur oleh azas Black.
Menurut Black, bila dua buah zat yang suhunyn berbeda disentuhkan maka
besarnya panas yang dilepaskan oleh benda pertama akan sama dengan besarnya
panas yang diterima oleh benda ke dua. Secara matematis hubungan ini dituliskan
sebagai
Qlepas = Qmasuk ......................................................................... (3,16)
33
Jika zat pertama massa m1, suhu o
1t dan kapasitas jenisnya c1, dan zat kedua
massa m2 bersuhu o
2t dan berkapasitas jenis c2 (dengan nilai o
1t < o
2t ), maka suhu
akhir akan sama yaitu to dengan rumus.
m1 c1 (to
- o1t ) = m2 c2 (o
2t - to) ................................................. (3.17)
Perubahan Wujud Zat
Seperti yang kita ketahui, zat yang sama bisa mempunyai tiga wujud,
yakni padat, cair dan gas. Sebagai contoh, air dapat berbentuk es (padat) pada
suhu 0 0C, air (cair) pada suhu antara 0 0C sampai 100 0C dan uap (gas) pada
suhu 100 0C pada tekanan 1 atmosfir. Pada proses perubahan wujud suatu zat
menyerap atau melepaskan kalor. Besarnya panas yang diserap atau dilepaskan
oleh 1 kg zat untuk merubah wujud disebut dengan kalor laten.
Hubungan antara panas yang diserap atau dilepaskan dengan kalor laten
dapat dituliskan sebagai :
LmQ . ......................................................................... (3.18)
Pada rumus (3.18), L adalah kalor laten (joule/kg)
Hubungan antara panas dan perubahan wujud zat dapat dilukiskan seperti pada
gambar 15
Gambar 15 : Grafik hubungan antara suhu dan panas pada sebagian besar zat.
Soal
1. Sebuah ruangan bersuhu 10 0C mempunyai 2 buah jendela kaca berukuran 40 x
60 cm2. Suhu diluar ruangan adalah 30
0C, dan aliran kalor antara ruangan
dengan bagian luar terjadi hanya melalui kedua jendela tersebut. Hitung laju
aliran kalor yang terjadi.
2. Hitung banyaknya air yang bersuhu 50 0C yang diperlukan untuk mencairkan
400 gr es bersuhu 5 0C.
3. 200 gr es bersuhu 10 0C dicampur dengan 500 gr air bersuhu 27 0C. Hitung suhu akhir campuran! Jelaskan juga keadaan akhir campuran.
100
0
T (oC)
cair
gas / uap
Q (kkal) Q1 Q2 Q3 Q4
Padat
34
BAB V
LISTRIK STATIS
Standar Kompetensi :
Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian
masalah dan produk teknologi
Kompetensi Dasar :
Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik,
energi potensial listrik serta penerapannya pada keping sejajar.
Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat
- Mendeskripsikan muatan listrik
- Mendeskripsikan sifat-sifat muatan listrik
- Mendeskripsikan cara membuat benda bermuatan listrik
- Mendeskripsikan hukum gaya Coulomb
- Menuliskan rumus gaya Coulomb
- Mendeskripsikan medan Listrik
- Menuliskan rumus medan Listrik
- Mendeskripsikan hukum Gauss
- Menuliskan rumus hukum Gauss
- Mendeskripsikan Energi Potensial Listrik
- Menuliskan rumus Energi Potensial Listrik
- Mendeskripsikan Potensial Listrik
- Menuliskan rumus Potensial Listrik
- Menerapkan Listrik Statik
Listrik statis merupakan suatu cabang pengetahuan yang mempelajari
segala aspek tentang muatan listrik yang dalam keadaan diam dan interaksi
muatan listrik dengan lingkungan di sekitarnya.
5.1 Muatan Listrik
Konsep muatan listrik dalam teori Elektromagnet (teori Listrik dan
Magnet) mirip dengan konsep massa dalam teori Mekanika. Di dalam teori
Elektromagnet klasik hanya ditunjukkan bagaimana muatan bertingkah laku dan
tidak pernah menjelaskan apa sebenarnya muatan itu. Untuk menjelaskan apa
sebenarnya muatan diperlukan teori yang lain yaitu teori Kuantum.
Setiap benda tersusun atas sejumlah besar atom yang membentuk pola
susunan tertentu. Sebuah atom tersusun atas inti atom dan elektron (untuk atom
Hidrogen hanya ada satu proton dan satu elektron). Proton bermuatan positif,
elektron bermuatan negatif dan neutron tidak bermuatan (netral). Umumnya atom
tidak bermuatan atau netral, jika jumlah muatan positif (proton) dan muatan
negatif (elektron) sama. Atom dapat juga tidak netral, jika jumlah muatan positif
35
dan muatan negatif tidak sama dan jika atom mengalami gangguan sehingga
elektron terlepas dari atom. Atom yang kehilangan satu elektron maka jumlah
muatan positif dan muatan negatif tidak sama lagi sehingga kelebihan muatan
positif disebut ion bermuatan positif. Jika jumlah muatan negatif lebih banyak
dari pada muatan positif, maka disebut ion bermuatan negatif.
Benyamin Fraklin (17061790) melalui eksperimen menunjukkan
terdapat 2 jenis muatan listrik yaitu muatan listrik positif dan muatan listrik
negatif. Menurut konvensi yang disarankan oleh Benyamin Franklin jika batang
plastik digosok kain wool maka batang plastik akan bermuatan negatif, dan jika
batang kaca digosok kain sutra maka batang kaca bermuatan positif. Batang
plastik yang digosok kain wool, muatan negatif (elektron) di kain wool pindah ke
batang plastik, sehingga batang plastik menjadi bermuatan negatif. Sedangkan
pada batang kaca yang digosok kain sutra, muatan negatif (elektron) yang ada di
batang kaca pindah ke kain sutra, sehingga batang kaca kekurangan elektron dan
menjadi bermuatan positif. Untuk membuat suatu benda menjadi bermuatan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu : Cara Konduksi dan Cara Induksi.
Cara Konduksi yaitu a. Benda subjek bermuatan (misal bermuatan negatif) didekatkan pada benda
objek netral, maka benda objek netral akan mengalami polarisasi muatan, yaitu
muatan positif terpisah mendekat benda subjek sedangkan muatan negatif
menjauhi benda subjek.
b. Benda subjek bermuatan negatif lalu disentuhkan ke benda objek sehingga
elektron dari benda subjek mengalir ke benda objek untuk menetralkan muatan
positif lokal dan yang tersisa pada benda objek hanya muatan negatif.
c. Benda subjek lalu dijauhkan dari benda objek, sehingga benda objek yang
tadinya netral kini telah menjadi bermuatan negatif seperti benda subjek.
Cara Induksi yaitu
a. Benda subjek bermuatan (misal bermuatan negatif) didekatkan pada benda
objek netral, maka benda objek netral akan mengalami polarisasi muatan, yaitu
muatan positif lokal terpisah mendekat benda subjek sedangkan muatan negatif
lokal menjauhi benda subjek.
b. Pada benda objek, muatan negatif lokal lalu dihubungkan ke bumi (ground)
sehingga elektron dari benda objek mengalir ke bumi dan pada benda objek
tersisa muatan positif lokal.
c. Benda subjek lalu dijauhkan dari benda objek, sehingga benda objek yang
tadinya netral kini telah menjadi bermuatan positif.
Pada cara konduksi, benda objek yang tadinya netral, berubah menjadi
bermuatan negatif yang sama dengan muatan benda subjek. Sedangkan pada cara
36
induksi, benda objek yang tadinya netral, berubah menjadi bermuatan positif yang
berbeda dengan muatan benda subjek.
5.2 Gaya Coulomb
Besar kecilnya muatan listrik dari suatu benda diukur dalam satuan
coulomb, misal besar muatan listrik dari satu partikel elementer elektron yaitu
1,6.1019
coulomb dan besar muatan satu partikel elementer proton yaitu 1,6.1019
coulomb. Jadi besarnya muatan satu partikel elektron sama besarnya dengan
muatan satu partikel proton, tetapi hanya berbeda jenis muatannya. Coulomb pada
tahun 1785 melakukan percobaan dengan menggunakan alat ukur yang sangat
peka yaitu neraca puntir. Dari hasil kesimpulan percobaannya, Coulomb
kemudian merumuskan hukum Coulomb yaitu Besarnya gaya tarik menarik atau
tolak menolak antara dua bauh benda bermuatan sebanding dengan besarnya
masing-masing muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua
benda tersebut. Secara matematis hukum coulomb dapat ditulis dengan
persamaan sebagai berikut :
12
1 22
q qF k r
r (4.1)
dan F = gaya coulomb, 9
0
1k 9.10
4 Nm2C 2
q1 = besarnya muatan ke 1 dan q2 = besarnya muatan ke 2
r = jarak antara kedua muatan
0 = permitivitas ruang hampa
Gaya coulomb adalah vektor, yang arahnya ditentukan oleh jenis muatan yang
berinteraksi.
Gaya coulomb F berupa gaya tolak, jika muatan q1 dan q2 jenisnya sama. Gaya coulomb F berupa gaya tarik, jika muatan q1 dan q2 jenisnya beda.
Arah gaya coulomb pada muatan uji q2 ditentukan oleh jenis muatan sumber dan
muatan sumber q2
Jika muatan sumber positif dan muatan uji q2 positif, maka arah gaya coulomb pada muatan uji q2 yaitu menjauhi muatan sumber.
Jika muatan sumber positif dan muatan uji q2 negatif, maka arah gaya coulomb pada muatan uji q2 yaitu mendekati muatan sumber.
Besar dan arah resultan gaya coulomb digunakan hitungan vektor
+ +
q1 q2 q3
21F 23F
37
Besar resultan gaya coulomb pada muatan q2 adalah
2 23 12F F F
2 2
23 21
2 3 2 12
q q q qF k
r r
Gambar 5.1 Interaksi antar muatan
Besar resultan gaya coulomb pada muatan q2 yang tidak sejajar q1 dan q3 adalah
2 22 21 23 21 23F F F 2F F cos
Sudut adalah sudut antara vektor 21F dengan 23F
contoh
Tinjau tiga muatan q1=6.10 9
C, q2 = 2.10 9
C,
dan q3 = 5.10 9
C. k = 9.10 9
Nm2/C
2
a. Hitung komponen gaya F23 akibat muatan q2 pada q3
b. Hitung komponen gaya F13 akibat muatan q1 pada q3
c. Tentukan resultan gaya pada muatan q2 besar dan
arahnya.
Jawab :
a. 9 92 3 9 9
23 2
23
2.10 5.10q qF k 9.10 6,57.10 N
r 4
dan
9
23xF 6,57.10 N
b. 9 91 3 9 9
13 2
13
6.10 5.10q qF k 9.10 10,8.10 N
r 5
9 923x4
F 10,8.10 N 8,64.10 N10
dan
9 9
23y
3F 10,8.10 N 6,48.10 N
5
c. 9 9 9xF 6,57.10 N 8,64.10 N 2,07.10 N
2 2
2 2 9 9 9
x yF F F 2,07.10 6,48.10 6,8.10 N
tan = y
x
F 6,48tan 3,13 dan 72,335
F 2,07
+ +
q1
q2
q3
21F 23F
2F
+
+
q1
q3
q2
4 m
5 m 3 m
F13
F23
38
5.3 Medan Listrik
Medan listrik adalah medan yang terletak di sekitar muatan dan medan
listrik dapat melakukan gaya pada suatu benda bermuatan melalui ruang
walaupun tidak menyentuh benda tersebut. Setiap benda yang bermuatan listrik
akan menghasilkan medan listrik di sekitarnya. Satuan medan listrik (E) yaitu
newton/ coulomb (N/C).
0
FE
q
Gambar 5.2 Medan listrik benda bermuatan (Serway, 2009)
Benda bermuatan yang menghasilkan medan listrik di sekitarnya disebut
muatan sumber. JIka pada daerah di sekitar muatan sumber diletakkan sebuah
muatan uji positif q0, maka kuat medan listrik pada titik di mana muatan uji q0 itu
berada, dinyatakan sebagai gaya coulomb yang bekerja pada muatan uji itu dibagi
dengan muatan uji itu sendiri. Besarnya kuat medan pada suatu titik adalah
0
0 0
2 2
qqF qE k k
q q r r (4.2)
E = besar kuat medan listrik di suatu titik
q = muatan sumber
r = jarak antara titik dengan muatan sumber
Arah kuat medan listrik di suatu titik ditentukan oleh jenis muatan sumber.
Jika muatan sumber positif, maka arah kuat medan listrik di suatu titik menjauhi muatan sumber.
Jika muatan sumber negatif, maka arah kuat medan listrik di suatu titik mendekati muatan sumber.
Besar resultan kuat medan listrik di titik A adalah :
A 1 2E E E
1 2A 2 21 2
q qE k
r r
Gambar 5.3 Interaksi medan listrik
+
q1 A
q2
2E
1E
1r 2r
+
q1
A
q2
2E
1E
AE
39
Besar resultan kuat medan listrik di titik A adalah :
2 2A 1 2 1 2E E E 2E E cos
Sudut adalah sudut antara vektor 1E dengan 2E
Garis-garis Medan Listrik
Untuk menggambarkan adanya medan listrik digunakan garis-garis gaya
listrik atau garis-garis medan listrik. Beberapa hal penting tentang garis-garis
gaya listrik yaitu :
Garis-garis medan listrik merupakan garis khayal dan setiap titik pada garis ini
mempunyai kuat medan listrik E dengan arah sesuai garis singgung.
Garis-garis medan listrik berbentuk simetris, meninggalkan atau masuk ke
muatan.
Garis-garis medan listrik bermula dari muatan positif dan berakhir pada
muatan negatif.
Garis-garis medan listrik tidak ada yang berpotongan satu sama lainnya
Jumlah medan listrik per satuan luas permukaan yang tegak lurus garis-garis
medan pada setiap titik sebanding dengan besar kuat medan listrik di titik
tersebut.
Tempat dengan garis-garis medan listrik yang rapat mempunyai medan listrik
yang kuat, sebaliknya tempat dengan garis-garis medan listrik yang renggang
mempunyai medan listrik yang lemah.
Fluks Listrik
Fluks listrik adalah jumlah garis-garis medan listrik yang menembus
tegak lurus suatu bidang. Misal suatu medan listrik E menembus suatu bidang
seluas A, maka fluks listrik () dapat dinyatakan sebagai :
= E A cos .. (4.3)
Gambar 5.4 Fluks listrik yang menembus luasan A
Sudut adalah sudut antara arah vektor E dengan vektor n normal bidang. Jika
tegak lurus permukaan bidang, maka = 0o atau cos = 1, sehingga = E A
bidang
E n
40
5.4 Hukum Gauss
Hukum Gauss didasarkan pada konsep garis-garis gaya fluks listrik.
Bunyi hukum Gauss adalah sebagai berikut :
Fluks listrik total yang menembus suatu luasan permukaan tertutup sama dengan jumlah muatan-muatan listrik yang dilingkupi oleh permukaan
tertutup itu dibagi dengan permitivitas ruang udara 0
Rumusan hukum Gauss dapat dinyatakan sebagai berikut :
0
q
Gambar 5.5 Permukaan tertutup A
Muatan q1, q2, dan q3 berada di dalam luasan A, sedangkan q4 berada di luar
permukaan A. Fluks listrik total yang menembus permukaan akibat muatan q1, q2,
dan q3 adalah : total1 2 3
0
q q q
Penerapan hukum Gauss
a. Kuat medan listrik E dekat muatan titik
Permukaan tertutup A melingkupi muatan q menurut hukum Gauss
0
qEAcos
Arah E dan n di titik a adalah radial ke luar,
maka = 0o atau cos = 1. sehingga
0
qEA
atau 2
0
qE 4r
maka
20
qE
4r
b. Kuat medan listrik E di dekat bidang muatan tak berhingga.
Rapat muatan yaitu
q
A
Permukaan tertutup berbentuk silindris dengan
luas penampang A melingkupi muatan q
Menurut hukum Gauss
total n n0
qE A E A
n
0
A2E A
maka n
0
E
2
nE adalah kuat medan listrik dalam arah normal penampang silinder
+
q
a
r
A
aE
+
+
+
+
+
nE nE
+ +
q
1 q
3
q
2
A
+
q
4
41
c. Kuat medan listrik E di antara konduktor dua keping sejajar.
Rapat muatannya : q
A
Di antara kedua keping, masing-masing keping
menimbulkan kuat medan listrik :
0
qE
2
Dengan arah ke kanan, sehingga resultan kuat medan
listrik di tempat itu adalah :
0 0 0
S S SE
2 2
Dengan arah ke kanan tegak lurus bidang keping. Kuat medan listrik di luar
keping oleh keping bermuatan positif dan keping bermuatan negatif arah
berlawanan, sehingga resultannya nol.
d. Kuat medan listrik E di dalam dan di luar konduktor bola berongga. dengan
jari-jari R.
Untuk permukaan Gauss 1 (r < R), muatan yang dilingkupi oleh permukaan 1
sama dengan nol, sebab di dalam bola tidak ada muatan.
Menurut hukum Gauss :
0
qEAcos
atau
0
qE
Acos dan E 0 untuk q = 0
Untuk permukaan Gauss 2 (r > R), muatan yang
dilingkupi oleh permukaan 2 sama dengan q.
Menurut hukum Gauss :
0
qEAcos
22 0 00
q qE
4r 4r cos0
e. Kuat medan listrik E di dalam dan di luar konduktor bola pejal.
Dengan distribusi muatan seragam, untuk permukaan Gauss 1, muatan
yang dilingkupi adalah adalah q= sV. Karena s = q/V, q adalah muatan yang
terdistribusi merata dalam volume bola jejari = R yaitu :
34
V R3
sehingga :
33
33
4r
q r3q' V' q q4V R
R3
+
+
+
+
+
+ E
2 1 r <
R
r>R
R +
+
+ +
+ +
+
+ +
+
+ + +
+ +
+
2 1 r <
R
r>R
R + +
+
+ + + +
+
42
Untuk medan listrik di dalam bola, hukum Gauss akan menghasilkan :
o
0
q'EAcos0
atau 2
0
q'E 4r
dengan 2A 4r dan 0cos 0
30
1 q E r untuk r R
4 R
Untuk medan listrik di luar bola, permukaan Gauss 2, muatan yang dilingkupi
adalah q. Menurut hukum Gauss :
o
0
q'EAcos0
dengan 2A 4r dan 0cos 0
20
1 qE untuk r R
4 r
5.5 Energi Potensial Listrik
Sebagaimana medan gravitasi Bumi,
medan listrik statis bersifat konservatif, artinya
usaha yang diperlukan untuk memindahkan sebuah
muatan titik dalam medan listrik tidak bergantung
pada bentuk lintasannya, tetapi hanya bergantung
pada kondisi awal dan kondisi akhir proses.
Dari gambar di atas, usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan
uji q' dari titik (1) ke titik (2) dalam medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan
sumber q dirumuskan sebagai berikut :
1.22 1
1 1W kqq'
r r
Karena medan listrik statis bersifat konservatif, maka usaha yang dilakukan
tersebut merupakan penambahan energi potensial muatan uji q' , sehingga
1.22 1
q' q'W kq kq
r r
Dari kedua persamaan di atas, diperoleh rumus energi potensial (besaran skalar)
sebagai berikut :
Pqq'
E kr
... (4.4)
q = muatan sumber
q'= muatan uji
R r
E
r R
20
1 qE
4 r
30
1 q E r
4 R
+ q
(1
)
(2
)
r1
r2
q'
43
5.6 Potensial Listrik
Potensial listrik pada sebuah titik dalam medan listrik homogen
didefinisikan sebagai energi potensial listrik dibagi dengan muatan uji di titik
tersebut.
PE q
V kq' r
... (4.5)
V = potensial listrik pada jarak r dari muatan sumber q
r = jarak titik terhadap muatan sumber
q = muatan sumber dan q'= muatan uji
Potensial listrik termasuk besaran skalar. Oleh karena itu potensial listrik
di sebuah titik yang ditimbulkan oleh banyak muatan cukup dijumlahkan secara
aljabar biasa (tanda + dan pada muatan sumber diikutsertakan).
Misal : Potensial listrik di titik P yang ditimbulkan oleh 4 muatan sumber q1, q2,
dan q3 ditulis :
P 1 2 3V V V V
3 31 2 1 2P1 2 3 1 2 3
q qq q q qV k k k k
r r r r r r
Beda Potensial Listrik
Beda potensial listrik antara dua titik di dalam medan listrik homogen
sama dengan besarnya usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan uji
positif q' dari titik yang potensialnya lebih tinggi dibagi dengan muatan uji itu
sendiri.
PQW q V V q' ' V Beda potensial antara titik Q dan titik P yaitu
PQV VV
Hubungan antara E dan V
a. Pada konduktor keping sejajar.
Rapat muatannya
q
A
Kuat medan listrik pada konduktor keping sejajar
VE
d (0 < r d)
E 0 (r > d) Potensial listrik antara kedua keping
V = E r (0 < r d) Potensial listrik di luar keping sejajar
V = E d (r > d)
+ q1
r1
r2
+ q2 q3
r3
P Q
VP VQ +
q'
+
+
+
+
+q E
q
d
44
Grafik antara E r Grafik antara V r
b. Pada konduktor bola logam berongga
Sebuah konduktor bola logam berongga yang diberi muatan (misal :
muatan positif), maka distribusi muatan pada konduktor bola berongga akan
menyebar di permukaan bola, sedangkan di dalam bola tidak ada muatan.
Kuat medan listrik pada konduktor bola berongga (jejari = R)
E = 0 (r < R)
2
qE k
r (r R)
Potensial listrik pada konduktor bola berongga (jejari = R)
q
V kR
(r R)
q
V kr
(r > R)
Grafik antara E r Grafik antara V r
Potensial di dalam bola adalah serba sama, yaitu setiap titik pada bidang
tersebut memiliki potensial listrik yang sama, sehingga bidang di dalam bola
disebut bidang ekipotensial. Jadi untuk memindahkan muatan listrik dari suatu
titik ke titik lain pada bidang ekipotensial tidak memerlukan usaha.
5.7 Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan
muatan listrik. Kapasitor terdiri dari dua penghantar atau konduktor yang terpisah
oleh udara atau bahan dielektrik. Dua penghantar (keping kondukt