5
W O R K S H O P PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS ANGGOTA BKPRD KABUPATEN/ KOTA SE- PROVINSI LAMPUNG 22-25 April 2013 M O D U L: PENYUSUNAN TUJUAN PENATAAN RUANG DINAS PENGAIRAN DAN PERMUKIMAN P R O V I N S I L A M P U N G

Modul I Muatan Rencana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RDTR - Modul I Muatan Rencana

Citation preview

Page 1: Modul I Muatan Rencana

W O R K S H O P I - 1 Peningkatan Kemampuan Teknis Anggota BK PRD Provinsi Lampung, 22-25 April 2013

W O R K S H O P

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIS ANGGOTA BKPRD

KABUPATEN/ KOTA SE- PROVINSI LAMPUNG

22-25 April 2013

M O D U L:

PENYUSUNAN TUJUAN PENATAAN RUANG

DINAS PENGAIRAN DAN PERMUKIMAN P R O V I N S I L A M P U N G

Page 2: Modul I Muatan Rencana

W O R K S H O P I - 2 Peningkatan Kemampuan Teknis Anggota BK PRD Provinsi Lampung, 22-25 April 2013

D a f t a r I s I

1.1. PENGANTAR ................................................................................................ I-3

1.2. Tinjauan Struktur Ruang Kabupaten ............................................................... I-3

1.2.1. Sistem Pusat Kegiatan ......................................................................... I-3

1.2.2. Sistem jaringan prasarana wilayah ....................................................... I-4

1.2.3. Sistem Pusat Kegiatan ......................................................................... I-4

1.2.4. Sistem jaringan prasarana wilayah ....................................................... I-4

1.2.5. Sistem Pusat Kegiatan ......................................................................... I-4

Page 3: Modul I Muatan Rencana

W O R K S H O P I - 3 Peningkatan Kemampuan Teknis Anggota BK PRD Provinsi Lampung, 22-25 April 2013

1.1. PENGANTAR

Tujuan penataan ruang perkotaan/BWP dalam RDTR disusun berdasarkan isu-isu

strategis pada wilayah Perkotaan/BWP. Isu-isu strategis dirumuskan berdasarkan potensi

dan permasalahan yang dilihat secara internal maupun eksternal. Faktor internal berupa

kondisi dan permasalahan dalam lingkup perkotaan/BWP yang memiliki potensi dan

berpengaruh terhadap tata ruang. Sedangkan untuk faktor eksternal dilihat dari fungsi dan

peran perkotaan yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten terhadap kawasan

perkotaan/BWP yang disusun RDTRnya.

1.2. TAHAPAN PENYUSUNAN TUJUAN PENATAAN RUANG

Tujuan Penataan Ruang Perkotaan/BWP dirumuskan dengan beberapa tahapan yaitu

membuat ringkasan profil wilayah studi, merumuskan potensi dan permasalahan sebagai

rumusan hasil analisa, merumuskan isu strategis perkotaan, melakukan tinjauan aspek

kebijakan, dan melakukan rumusan tujuan penataan ruang. Beberapa tahapan ini akan

dijelaskan sebara ringkas pada masing-masing sub bab berikut.

1.2.1. Ringkasan Profil Wilayah Studi

Ringkasan profil wilayah yang perlu dimuat dalam tujuan penataan ruang diantaranta

yang berkait dengan:

a. Wilayah Administrasi

Bagian ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan luas wilayah perkotaan/BWP,

cakupan wilayah administrasi perkotaan/BWP, dan batas wilayah perkotaan.

b. Kondisi Fisik Dasar

Aspek-aspek yang dijabarkan dalam kondisi fisik dasar berupa ketinggian,

hidrologi/daerah aliran sungai, jenis tanah, klimatologi, yang mana aspek ini akan

berpengaruh terhadap penetapan zona lindung dan budidaya perkotaan/BWP.

c. Penggunaan Lahan

Pada bagian ini dijabarkan secara singkat jenis, luas dan lokasi kawasan terbangun

dan non terbangun dalam wilayah perkotaan/BWP secara eksisting dan perlu

dilengkapi dengan peta.

d. Kependudukan

Aspek kependudukan yang dijabarkan meliputi jumlah penduduk, tingkat kepadatan,

kecenderungan dan perkembangan penduduk, penduduk menurut agama, pendidikan

dan penduduk menurut mata pencaharian.

Page 4: Modul I Muatan Rencana

W O R K S H O P I - 4 Peningkatan Kemampuan Teknis Anggota BK PRD Provinsi Lampung, 22-25 April 2013

e. Sistem Jaringan Jalan

Gambaran singkat terkait sistem jaringan jalan yang perlu dijabarkan pada bagian ini

meliputi fungsi jalan, dan kondisi jalan pergerakan.

1.2.2. Rumusan potensi dan permasalahan Perkotaan/BWP

Pada bagian ini memuat potensi wilayah yang telah dan masih belum dimanfaat

secara optimal baik secara fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan serta aspek Permasalahan

pengembangan kota. Potensi dan permasalahan tersebut dirumuskan berdasarkan tinjauan

terhadap kondisi perkotaan/BWP sebagaimana yang tercantum dalam sub 1.2.1.

1.2.3. Perumusan Isu Strategis Perkotaan/BWP

Isu-isu strategis kawasan perkotaan/BWP dijabarkan berdasarkan potensi dan

permasalahan yang akan dan dapat dijawab atau diselesaikan dengan menyusun Rencana

Detail Tata Ruang.

1.2.4. Aspek Kebijakan

Aspek kebijakan dilihat berdasarkan fungsi dan peran perkotaan/BWP yang

ditetapkan dalam RTRW Kabuapten. Contoh : BWP A dalam RTRW Kabupaten ditetapkan

memiliki fungsi dan peran sebagai perdagangan dan jasa maupun koleksi dan distribusi

hasil-hasil bumi dari wilayah pengaruhnya.

1.2.5. Rumusan Tujuan Penataan Ruang

Untuk mencapai fungsi dan peran yang ditetapkan dalam RTRW maka tujuan

penataan BWP dirumuskan sebagai berikut contoh : “mewujudkan BWP A yang maju

berbasis Perdagangan – Jasa dan Pendidikan secara berkelanjutan”.

Setelah rumusan tujuan penataan didapatkan maka sebaiknya menyusun pokok-

pokok arahan penataan ruang perkotaan. Contoh : mengacu pada Tujuan Penataan BWP A

maka pokok-pokok arahan penataan ruang yang dapat dirumuskan meliputi:

a. Pengembangan perdagangan dan jasa akan difokuskan pada jaringan jalan utama

perkotaan dengan pusat di sekitar pusat kota yang ada sekarang

b. Pengembangan perdagangan baru akan dikembangkan dengan mengalokasikan pada

bagian utara dan selatan melalui pengembangan pasar dan pertokoan baru.

c. Pengembangan pendidikan diarahkan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan

pengembangan perguruan tinggi.

d. Pengembangan perumahan dan sarana pelayan umum lain didorong dengan mengisi

ruang sekitar perumahan yang ada.

e. Pengembangan perumahan baru dilengkapi sarana pelayanan umum.

Page 5: Modul I Muatan Rencana

W O R K S H O P I - 5 Peningkatan Kemampuan Teknis Anggota BK PRD Provinsi Lampung, 22-25 April 2013

f. Pengembangan prasarana wilayah secara merata sesuai skala pelayanan masing-

masing.