37
Praktikum Dasar-Dasar Pemisahan Analitik Tahun 2014, Tanggal 26 Maret,Modul II Pemisahan Iod Dengan Metode Ekstraksi Pelarut Dengan Menggunakan Corong Pisah Hermina Mokodongan (441412046) Department of Chemistry Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Gorontalo State University E-mail: [email protected] Report Received: April 02 , 2014 1

Modul II Inang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anfis

Citation preview

Praktikum Dasar-Dasar Pemisahan AnalitikTahun 2014, Tanggal 26 Maret,Modul IIPemisahan Iod Dengan Metode Ekstraksi Pelarut Dengan Menggunakan Corong Pisah

Hermina Mokodongan (441412046) Department of Chemistry Education, Faculty of Mathematics and Natural SciencesGorontalo State UniversityE-mail: [email protected] Report Received: April 02 , 2014

1. TujuanAgar mahasiswa dapat memahami ekstraksi pelarut dengan menggunakan corong pisah.2. Dasar Teori 2.1. Pengertian Ekstraksi[footnoteRef:2]Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan. [2: Nisrina R. Ekstraksi Pelarut. 2012. http://nisrinarizkia.wordpress.com]

2.2. Ekstraksi Pelarut[footnoteRef:3]Ekstraksi pelarut adalah teknik pemisahan dimana larutan konstituen dalam air (umumnya), dibiarkan berhubungan dengan pelarut lain (umumnya pelarut organik) dengan syarat bahwa pelarut kedua ini tidak bercampur dengan pelarut yang pertama. Dapat pula dikatakan bahwa ekstrakssi pelarut adalah teknik pemisahan menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Cara ini akan mengakibatkan bahwa beberapa konstituen akan pindah dari pelarut pertama ke pelarut kedua. Untuk mempercepat pemisahan ini , maka kedua larutan dimasukkan kedalam corong pemisah dan dikocok beberapa lama. Cara mengocok inipun tidak perlu dilakukan terlalu keras, sekedar membolak-balikkan corong beberapa kali sudah cukup untuk menghasilkan pemisahan yang diinginkan. Teknik pemisahan ini dapat diterapkan terhadap konsentrasi renik ataupun konsentrasi agak besar konstituen yang bersangkutan. [3: Astin Lukum. Bahan Ajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. 2006. Hal :]

2.3. Prinsip Dasar[footnoteRef:4]Prinsip dasar dari ekstraksi adalah metode pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut dimana zat terlarut (solut) atau bahan yang dipisahkan terdistribusi diantara kedua lapisan (organik dan air) berdasarkan kelarutan relatifnya. [4: Team Teaching.Penuntun Praktikum Dasar-dasar Pemisahan Analitik.2006. Hal. ]

Dalam suatu reaksi atau proses pemurnian kadang dijumpai adanya dua senyawa yang tidak bercampur, sehingga terjadi dua lapisan. Untuk memisahkan campuran tersebut dilakukan dengan menggunakan corong pisah. Campuran dimasukkan dalam corong pisah ditunggu beberapa saat, tergantung dari keadaan campuran. Kadang dijumpai pemisahan dua lapis yang lama, sampai beberapa hari. Setelah terjadi dua lapisan pemisahan dapat dilakukan dengan membuka kran secara pelan-pelan sampai batas pemisahan yang dipisahkan terdistribusi diantara kedua lapisan (organk dan air) berdasarkan kelarutan relatifnya. Bahan Ajar2.4. Hukum Distribusi[footnoteRef:5]Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan, bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tak dapat campur, maka pada suatu temperatur yang konstan untuk tiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi yang konstan antara kedua pelarut itu, dan angka banding distribusi ini tak bergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. [5: Vogel. Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. 1990]

Harga angka banding berubah dengan sifat dasar kedua pelarut, sifat dasar zat terlarut dan temperatur.I Konsentrasi zat terlarut dalam fase cair I = C2 Konsentrasi zat terlarut dalam fase cair II =C1Tetapan Kd disebut sebagai koefisien distribusi atau partisi.Vogel, 1990, Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Kalman Media Pustaka, Jakarta[footnoteRef:6]Hukum fase Gibbs menyatakan bahwa : [6: Khopkar. Konsep Dasar Kimia Analitik. 1990]

P + V = C + 2 Dimana, P = faseV = derajat kebebasanC = komponen

Pada ekstraksi pelarut, kita mempunyai P=2, yaitu fase air dan organik, C=1, yaitu zat terlarut didalam pelarut dan fase air pada temperatur dan tekanan tetap sehingga V=1.Jadi didapatkan :2 + 1 = 1 + 2, yaitu P + V = C + 2 (khopkar)Hukum Distribusi Nearnst menyatakan bahwa :[footnoteRef:7]Suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa, sehingga angka banding konsentrasi pada keseimbangan adalah konstanta pada suatu temperatur tertentu. [A1 / [A2] = tetapan [7: Underwood. Analisa Kimia Kuantitatif. 1999]

Dimana, [A1] = menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair I.[A2] = menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair II. (Underwood)2.5. Teknik Ekstraksi[footnoteRef:8]Teknik ekstraksi dapat dibedakan menjadi tiga cara yaitu ekstraksi bertahap (batch-extraction = ekstraksi sederhana), ekstraksi kontinyu (ekstraksi samapi habis), dan ekstraksi arah berlawanan (counter current extraction). [8: Erwato. Ekstraksi. 2012. http://erwato.blogspot.com]

Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan.Ekstraksi kontinyu digunakan bila perbandingan distribusi relaitf kecil sehingga untuk pemisahan yang kuantitatif diperlukan beberapa tahap ekstraksi.Efesiensi yang tinggi pada ekstraksi tergantung pada viskositas fase dan factor-faktor lain yang mempengaruhi kecepatan tercapainya suatu kesetimbangan, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan luas kontak yang besar. Ekstraksi kontinyu counter current, fase cair pengekstraksi dialirkan dengan arah yang berlawanan dengan larutan yang mengandung zt yang akan diekstraksi. Biasanya digunakan untuk pemisahan zat, isolasi atau pemurnian.Sangat penting untuk fraksionasi senyawa orgnik tetapi kurang bermanfaat untuk senyawa-senyawa an-organik.

2.6. Jenis-jenis ekstraksi pelarut2.6.1.Cara Dingin[footnoteRef:9]Maserasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada suhu kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metoda pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetic berarti dilakukan pengadukan kontinyu. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan ekstraksi maserat pertama dan seterusnya. [9: Stefhan Bobby. Ekstraksi. 2010. http://stefhanrs.blogspot.com]

Perkolasi adalah ekstraksi pelarut sampai sempurna yang umumnya pada suhu ruang. Prosesnya didahului dengan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penampungan ekstrak) secara terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan.2.6.2.Cara PanasReflux adalah ekstraksi pelarut pada temperatur didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. 7. Syarat-Syarat Bahan yang Akan Diekstrak dengan Pelarut 2.7.1. Selektivitas[footnoteRef:10]Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua. [10: Ery Kurniawan. Pengertian Ekstraksi dan Jenis Ekstraksi. 2013.http://awaliharimu.blogspot.com]

2.7.2. KelarutanPelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).2.7.3. Kemampuan tidak saling bercampurPada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan ekstraksi.2.7.4. KerapatanTerutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).2.7.5. ReaktivitasPada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-kornponen bahan ekstraksi. Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.2.7.6. Titik didihKarena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop. Ditinjau dari segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).8. Masalah-masalah dalam Ekstraksi Pelarut[footnoteRef:11]Beberapa masalah sering dijumpai ketika melakukan ekstraksi pelarut yaitu: terbentuknya emulsi, analit terikat kuat pada partikulat, analit terserap oleh partikulat yang mungkin ada, analit terikat pada senyawa yang mempunyai berat molekul tinggi, dan adanya kelarutan analit secara bersama-sama dalam kedua fase. [11: Astri Diani. Ekstraksi. 2010.http://astri.blogspot.com]

Terjadinya emulsi merupakan hal yang paling sering dijumpai. Oleh karena itu jika emulsi antara kedua fase ini tidak dirusak maka recovery yang diperoleh kurang bagus.Emulsi dapat dipecah dengan beberapa cara yaitu Penambahan garam ke dalam fase air, pemanasan atau pendinginan corong pisah yang digunakan, penyaringan melalui glass-wool, Penyaringan dengan menggunakan kertas saring, penambahan sedikit pelarut organik yang berbeda, dan sentrifugasi.

1. Alat dan BahanNoNama alatGambar alatFungsinya

1Corong pisahUntuk memisahkan campuran senyawa yang tidak saling bercampur

2Pipet ukurUntuk mengukur larutan

3Erlenmeyer Menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan dan sebagai labu titrasi.

4Statif dan klemUntuk menyangga dan menjepit corong pisah

5Gelas kimiaSebagai wadah untuk menampung larutan

6Gelas ukurUntuk mengukur volume larutan yang tidak meerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu

3.2.BahanNoNama bahanSifat FisikSifat Kimia

1Aquades Titik didih 100C Titik leleh 0C Tidak mempunyai rasa.Pelarut yang baik, Reaktivitas kimianya ada pada tingkat yang ideal.Dapatterurai,dapat berubah menjadi unsur kimia lain. Dapat berubah wujud.

2Iod Padatan berwarna hitam kebiru-biruan Titik leleh : 114C Densitas:4.93g/cm3 (20C) Titikdidih:185C (1013hPa)Massamolar253.8g/mol, Baunya menyengat, menguap pada suhu kamar, larut dalam kloroform dan sedikit larut dalam air.

3Diklorometan Kelarutan didalam air : 20g/l (20C) Titik leleh : -95C Densitas:1.33g/cm3 (20C) Titikdidih:40C (1013hPa) Bersifat nonpolar RM: CH2Cl2 Massa molar :84.93g/mol

2. Prosedur Kerja

Penyarian pertama= Penyarian kedua= Penyarian ketiga= MMenimbang sebanyak 0,0025 gr dan memMasukkan ke dalam corong pisah yang telah berisi 15 mL airMenambahkan 15 mL CH2Cl2 ke dalam corong pisahMengoocok selama 5 menit dengan sekali-kali membuka sumbatMendiamkannya selama 5 menit sampai terbentuk dua lapisan yang tidak saling campurMemisahkan lapisan bawah dn lapisan atas Melakukan penyarian sebanyak tiga kaliVolume CH2Cl2penyarian kedua: 15 mLVolume CH2Cl2penyarian ketiga: 5 mLIod

3. Hasil Pengamatan5.1. Hasil pengamatanNoPerlakuanHasil Pengamatan

1Menimbang 0.0025 gr iod dengan seksama dalam timbangan neraca analitikBerupa butiran berwarna merah kehitaman

2Memasukkan dalam Erlenmeyer lalu menambahkan 15 ml air dan memasukkan kedalam corong pisahLarutan bening dan iod tidak larut

3Menambahkan 15 ml CH3Cl2 ke dalam corong pisahIod larut dan larutan berwarna merah jambu

4Mengocok campuran selama beberapa menit dengan sekali-sekali membuka sumbat dan diamkan beberapa menitTerdapat dua lapisan dalam corong pisah, fasa air dan fasa organic. Pada lapisan bawah (senyawa organic) berawarna merah jambu dan lapisan atas (air) yang keruh (masih terdapat iod)

5Memisahkan lapisan atas dan lapisan bawahTersisa fasa atas yang merupakan fasa air yang masih mengandung iod

6Menghitung kosentrasi iod pada penyarian pertama5.08 x 10-4 M

7Menambahkan 15 ml CH2Cl2 ke dalam corong pisahWarna bening

8Mengocok campuran selama beberapa menit dengan sekali-sekali membuka sumbat dan diamkan beberapa menitFasa organic masih merah jambu dan fasa juga sedikit keruh. Fasa air terdapat di lapisan atas dan fasa organic dilapisan bawah. Fasa air masih mengandung Iod.

9Memisahkan lapisan atas dan lapisan bawahTersisa fasa air yang masi mengandung Iod

10Menghitung kosentrasi iod pada penyarian yang kedua3,95 x 10-4 M

11Menambahkan 5 mL CH2Cl2 ke dalam corong pisahWarna bening

12Mengocok campuran selama beberapa menit dengan sekali-sekali membuka sumbat dan diamkan beberapa menitFasa Air Bening dan Fasa Organik juga bening. Fasa air tidak mengandung iod lagi

13Memisahkan lapisan atas dan lapisan bawahTersisa fasa air yang tidak lagi mengandung iod

14Menghitung kosentrasi iod pada penyarian yang ketiga

5.2. Perhitungan - Menghitung konsentrasi iod Mol I2 = = 9,8 x 10-6 mol = = 6,5 x 10-4 M Menghitung pembanding distribusiCorg = x 100%Cair = x 100%= x 100% = = x 100%= =15,66 M= 55,6 MPembanding distribusi , D = Menghitung konsentrasi iod dalam airA1 = x = = = = = MA2 = x = = = = = = A3= x = = = = = = 6. PembahasanPada percobaan ini merupakan percobaan mengenai ekstraksi pelarut dimana metode ini didasarkan pada pemisahan komponen dari suatu campuran dengan menggunakan suatu pelarut dimana zat terlarut (solut) atau bahan yang dipisahkan terdistribusi diantara kedua lapisan (organik dan air) berdasarkan kelarutan relatifnya. Ekstraksi pelarut juga sering disebut dengan teknik pemisahan larutan konstituen dalam air (umumnya), dibiarkan berhubungan dengan pelarut lain (umumnya pelarut organik) dengan syarat bahwa pelarut kedua ini tidak bercampur dengan pelarut yang pertama. Dalam percobaan mengenai ekstraksi ini merupakan ekstraksi pemisahan iod dengan metode ekstraksi pelarut dengan menggunakan corong pisah. Langkah yang dilakukan adalah menimbang iod 0,0025 gr di dalam neraca analitik. Kemudian dimasukan kedalam erlenmeyer lalu ditambahkan 15 mL air. Kemudian dimasukkan kedalam corong pisah dan selanjutnya ditambahkan 15 mL CH2Cl2. Fungsi penambahan CH2Cl2 adalah supaya Iod akan tertarik kedalam CH2Cl2 Selanjutnya adalah mengocok corong yang berisi larutan selama beberapa menit dan jangan lupa pada saat pengocokan diselangi dengan membuka kran corong pisah agar gas yang terbentuk pada saat pengocokan bisa keluar.

Gambar 1. Proses pengocokkanPada saat membuka kran jangan menghadapkan lubang kran corong pisah arah kita. Karena kemungkinan gas yang dihasilkan dari larutan tersebut berbahaya bagi kita. Setelah dikocok terjadi perubahan warna menjadi merah jambu dan setelah didiamkan terbentuk 2 lapisan yang tidak saling campur yaitu lapisan bagian atas berwarna bening yang merupakan fasa air dan lapisan bagian bawah berwarna merah muda yang merupakan fasa organik. Hal ini terjadi karena massa jenis CH2Cl2 lebih besar dari pada massa jenis air yaitu org = 1,33 kg/L sedangkan air =1 kg/L.

Gambar 2. Penyarian PertamaPada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan di luar bahan padat. Dari perubahan warna CH2Cl2 dapat diketahui bahwa terjadi distribusi iod. Dalam hal ini iod lebih banyak terdistribusi pada CH2Cl2 dibandingkan pada air. Karena sifat CH2Cl2 yang bersifat nonpolar jadi CH2Cl2 dapat menarik iod yang sifatnya juga nonpolar. Tapi pada air juga ada yang terdistribusi. Sehingga pada air juga terdapat iod.Selanjutnya lapisan dipisahkan dengan cara membuka kran untuk memisahkan lapisan bawah (fasa organik) dengan air sampai pada batas lapisan tersebut. Kemudian untuk lebih membuktikan lagi maka di tambahkan lagi 15 mL CH2Cl2 untuk mendistribusi iod yang masih ada dalam pelarut air. Selanjutnya corong dikocok lagi selama beberapa menit sampai terbentuk 2 lapisan yaitu bening pada lapisan atas dan merah jambu pada lapisan bawah. Dengan masih adanya warna merah jambu pada fasa organik maka hal ini dapat membuktikan bahwa fasa air masih menagndung iod karena masih ada kandungan iod yang ditarik oleh fasa organik sehingga terbentuk warna merah jambu.

Gambar 3. Penyarian keduaKemudian lapisan bawah dipisahkan dengan cara membuka kran sampai sampai fasa air dan fasa organik terpisah sampai pada batas lapisan. Karena fasa organik pada penyarian kedua masih menarik kandungan iod dalam air maka dikhawatirkan masih ada kandungan iod lagi dalam fasa air sehingga untuk lebih mebuktikan dilakukan lagi penyarian ketiga dengan menambahkan 5 mL CH2Cl2 kedalam corong pisah kemudian dilakukan lagi pengocokkan. Namun setelah dilakukan pengocokkan terbentuk lagi 2 lapisan dimana fasa organik menjadi bening dan kekeruhan pada fasa air berkurang. Hal ini menandakan bahwa pada air tidak lagi mengandung iod karena fasa organik berubah warna lagi sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada lagi kandungan iod dalam fasa air yang akan ditarik oleh fasa organik

Gambar 4. Penyarian ketiga Kemudian dua fasa yang berbeda ini dipisahkan dengan cara membuka kran sampai kedua fasa terpisah sampai pada batas lapisan. Berikut adalah persamaan reaksi yang terjadi selama proses ekstraksi berlansung :

H2O(l) + I2(s) + 2CH2Cl2(l) H2O(l) + 2CHCl2I(l) + H2(g)Setelah dilakukan tiga kali penyarian maka langkah selanjutnya adalah menentukan konsentrasi iod yang terdistribusi pada air pada penyarian pertama ,penyarian kedua dan penyarian ketiga. Setelah dihitung ternyata konsentrasi iod yang terdistribusi pada penyarian pertama adalah 5.08 x10-4 M, pada penyarian kedua adalah 3,95 x10-4 M dan pada penyarian ketiga adalah 4,95 x10-4.7.KesimpulanBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa iod terdistribusi kedalam kedua pelarut (organik dan air) yang tidak saling bercampur. Tetapi sebagian besar iod telah terdistribusi pada pelarut organik dikarenakan iod dan diklorometan (pelarut organik) memiliki sifat yang sama yaitu bersifat nonpolar. Semakin banyak penyarian maka akan semakin baik untuk proses ekstraksi karena semakin banyak penyarian maka kandungan iod akan semakin teratrik pada fasa organik sehingga menyebabkan fasa air tidak mengandung iod lagi. Dan setelah dihitung konsentrasi iod yang terdistribusi pada air untuk penyarian pertama lebih besar dibandingkkan pada penyarian kedua meskipun volume fasa organik yang digunakan sama-sama 15 mL. Namun pada penyarian ketiga konsentrasinya lebih besar dari pada konsentrasi pada penyarian kedua hal ini deisebabkan oleh volume fasa organik pada penyarian ketiga lebih kecil dari pada volume fasa organik pada penyarian kedua.

Daftar PustakaBobby,Stefhan.(2010).Ekstraksi.[Online].Tersedia:http://stefhanrs.blogspot.com/26/2010/ekstraksi.html(27Maret2014)Erwato.(2012).Ekstraksi.[Online].Tersedia:http://erwato.blogspot.com/29/2013/ekstraksi.html (27Maret2014)Khopkar.(1990).Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta:UI PressKurniawan,Ery.(2013).PengertianEkstraksidanJenisEkstraksi.[Online].Tersedia:http://awaliharimu.blogspot.com/pengertianekstraksidanjenisekstraksi.html(27Maret2014)Lukum,A. (2006) .Bahan Ajar Dasar-Dasar Pemisahan Analitik.Gorontalo : FMIPAR.Nisrina.(2012).Ekstraksi.[Online].Tersedia:http://nisrinarizkia.wordpress.com/ekstraksi.pdf(27Maret2014)Team,Teaching.(2010).Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik. Gorontalo : FMIPAUnderwood,A.L.(1999).Analisa Kimia Kuantitatif.Surabaya : ErlanggaVogel.(1990).Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.Jakarta:Kalman Media Pustaka

14