75
LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER FASILKOM -- UNSRI MODUL PRAKTIKUM INSTALASI JARINGAN DAN SERVER DISUSUN : Candra Setiawan, ST Tasmi, S.Si Ahmad Heryanto, S.Kom

Modul Instalasi Jaringan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Instalasi Jaringan

Citation preview

Page 1: Modul Instalasi Jaringan

LABORATORIUM JARINGAN KOMPUTER

FASILKOM -- UNSRI

MODUL PRAKTIKUM INSTALASI JARINGAN DAN SERVER

DISUSUN : Candra Setiawan, ST

Tasmi, S.Si Ahmad Heryanto, S.Kom

Page 2: Modul Instalasi Jaringan

1

A. TUJUAN Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:

1. Menjelaskan teknik pemasangan kabel jaringan baik secara straight atau

crossover.

2. Mengimplementasikan teknik pengkabelan secara individu atau kelompok dan

melakukan pengujian pada jaringan LAN.

3. Mengetahui kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan pada saat

implementasi pengkabelan.

B. PERALATAN 1. Kabel UTP Category 5

2. Crimp tool

3. Konektor RJ-45

4. Cable Tester

C. TEORI Jaringan komputer pada dasarnya adalah jaringan kabel yang menghubungkan satu sisi

dengan sisi yang lain. Namun bukan berarti kurva tertutup, bisa jadi merupakan kurva

terbuka (dengan terminator diujungnya).

Seiring dengan perkembangan teknologi, penghubung antar komputer pun mengalami

perubahan serupa. Mulai dari teknologi telegraf yang memanfaatkan gelombang radio

hingga teknologi serat optik dan laser menjadi tumpuan perkembangan jaringan

komputer. Hingga sekarang, teknologi jaringan komputer bisa menggunakan teknologi

kelas rendah (seperti 10BASE2 menggunakan kabel coaxial) hingga menggunakan

teknologi tinggi (seperti laser dan serat optik).

TEKNIK PENGKABELAN JARINGAN

Page 3: Modul Instalasi Jaringan

Bentuk dan fungsi dari jaringan computer menentukan pemilihan jenis kabel, demikian

juga sebaliknya, ketersediaan kabel dan harga menjadi pertimbangan utama

untuk2membangun sebuah jaringan (baik home network, SOHO network ataupun

jaringan kelas raksasa seperti MAN –metropolitan area network). Berikut adalah tabel

Jenis Jaringan, Jenis Kabel dan Jenis Protokol yang biasa dipergunakan.

1. Tipe dan Jenis Kabel Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh

karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang dikenal secara

umum, yaitu twisted pair (UTP - unshielded twisted pair dan STP - shielded twisted pair)

dan coaxial cable. Kategori untuk twisted pair yaitu (hingga saat ini, Oktober

2008):eature

Page 4: Modul Instalasi Jaringan

Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6/7 merupakan kategori spesifikasi untuk masingmasing

kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri revisi atas kualitas

kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga untuk kualitas “belitan” (twist)

masing-masing pasang kabel. Selain itu juga untuk menentukan besaran frekuensi yang

bisa lewat pada sarana kabel tersebut, dan juga kualitas isolator sehingga bisa

mengurangi efek induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa).

Perlu diperhatikan juga, spesifikasi antara CAT5 dan CAT5 enchanced mempunyai

standar industri yang sama, namun pada CAT5e sudah dilengkapi dengan insulator

untuk mengurangi efek induksi atau electromagnetic interference. Kabel CAT5e bisa

digunakan untuk menghubungkan jaringan hingga kecepatan 1Gbps. Sedangkan untuk

coaxial cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter cukup

besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).

Thick Coaxial Cable (Kabel Koaksial Gemuk) Kabel koaksial jenis ini dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5,

dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna

kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau

hanya disingkat ThickNet, atau bahkan hanya disebut sebagai yellow cable. Kabel

koaksial ini (RG-6) jika digunakan dalam jaringan mempunyai spesifikasi dan aturan

sebagai berikut:

Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan

menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah

resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang

lumayan lebar).

Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached devices) atau

berupa populated segments.

Setiap kartu jaringan mempunyai pemancar tambahan (external transceiver).

Setiap segment maksimum berisi 100 perangkat jaringan, termasuk dalam hal ini

repeaters.

Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500

meter).

Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).

Setiap segment harus diberi ground.

Page 5: Modul Instalasi Jaringan

Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat

(device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).

Jarang minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).

Thin Coaxial Cable (Kabel Koaksial Kurus) Kabel koaksial jenis ini banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk

transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai

perangkat jaringan, kabel jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2,

dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap

lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis

ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.

Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan

dengan T- Connector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan

sebagai berikut:

Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.

Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.

Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)

Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu

tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.

Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).

Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.

Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).

Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).

Setiap segmen maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi.

Page 6: Modul Instalasi Jaringan

Kabel UTP (Khususnya CAT5 / CAT5e)

Konektor yang bisa digunakan untuk UTP Cable CAT5 adalah RJ-45. Untuk

penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu

straight cable dan crossover cable. Fungsi masing-masing jenis koneksi ini berbeda,

straight cable digunakan untuk menghubungkan client ke hub/router, sedangkan

crossover cable digunakan untuk menghubungkan client ke client atau dalam kasus

tertentu digunakan untuk menghubungkan hub ke hub.

STRAIGHT CABLE Menghubungkan ujung satu dengan ujung lain dengan satu warna, dalam artian ujung

nomor satu merupakan ujung nomor dua di ujung lain. Sebenarnya urutan warna dari

masing-masing kabel tidak menjadi masalah, namun ada standard secara internasional

yang digunakan untuk straight cable ini, yaitu:

Page 7: Modul Instalasi Jaringan

Karakteristik Straight Cable :

Menghubungkan PC-Hub/switch

Half duplex

Panjang maksimal kabel 100 m

Ethernet 10/100/1000Base-T

CROSSOVER CABLE

Karakteristik Crossover Cable :

1. PC-Switch, Switch-Switch, PC-PC

2. Full duplex

3. Panjang maksimal kabel 100 m

4. Ethernet 10/100/1000Base-T

Page 8: Modul Instalasi Jaringan

D. PERCOBAAN

1. Siapkan kabel UTP sesuai yang diinginkan misalnya 2 meter

2. Ukur sekitar 1 cm dari ujung kabel dan potonglah bagian luar dari kabel perlahan

secara memutar. Dalam proses ini berhati-hatilah karena kesalahan sedikit saja

dapat membuat kabel kabel tipis 8 warna yang ada dibagian dalam kabel dapat

putus, yang berarti kita harus mengulang lagi untuk memotong bagian luarnya

3. Setelah bagian luarnya kita potong, susunlah kabel-kabel warna warni tersebut

dengan urutan yang di atas

4. Setelah menyusunnya dengan rapi dan memastikan kalau ujung dari semua kabel

rata (untuk memudahkan ketika memasukkannya kedalam konektor RJ-45,

potonglah jika semua ujung belum rata), ambil konektor RJ-45-nya kemudian

masukkan semua ujung kabel yang telah di susun dengan hati - hati kedalam lubang

yang terdapat pada konektor RJ-45 tersebut. Pastikan semua kabel rata pada tiap

ujung lempengan yang ada di dalam port. Karena satu saja dari kaki-kaki kabel tidak

menyentuh pada lempengan tersebut maka kabel tidak akan berfungsi.

Page 9: Modul Instalasi Jaringan

5. Kemudian, masukkanlah konektor RJ-45 yang telah disatukan dengan kabel tersebut

pada Crimping Tool dan tekan dengan penekanan yang cukup kuat, dan tahan

beberapa detik untuk memastikan kaki pengunci pada konektor telah mengunci

kabel dengan baik sehingga tidak goyang atau lepas. Lakukan hal yang sama pada

ujung satu lagi.

6. Jika telah selesai, sekarang kita akan menggunakan network cable tester untuk

menguji apakah kabel kita telah berfungsi dengan baik. Masukkan kedua ujung

konektor pada masing - masing port untuk RJ-45 pada tester, kemudian hidupkan

testernya, perhatikan kedua bagian lampu indikator (yang biasanya masing-masing

berjumlah 8 lampu plus 1 lampu indikator untuk grounding). Jika kabel dalam status

yang bagus, lampu-lampu tersebut akan hidup berurutan sesuai dengan urutan

nomornya (kecuali jika sedang menguji kabel cross dimana urutannya berbeda)

Page 10: Modul Instalasi Jaringan

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Nama : Nim : Jurusan :

Judul Percobaan :

Hasill Percobaan :

Analisi Percobaan :

Kesimpulan Percobaan :

Page 11: Modul Instalasi Jaringan

2

A. TUJUAN

Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:

1. Mengetahui jenis-jenis (klasifikasi) alamat IP.

2. Mempraktekkan cara setting dan konfigurasi alamat IP.

3. Menjelaskan tahapan pelaksanaan setting dan konfigurasi TCP/IP.

B. PERALATAN 1. PC dengan sistem operasi Windows XP Atau Windows 7

2. Kabel UTP

3. Switch

C. TEORI 1. Pengalamatan IP (IP Addressing) Internet (International Network) merupakan sebuah “jaringan raksasa” yang terdiri atas

komputer-komputer yang saling terhubung satu sama lain. Untuk dapat saling

berkomunikasi, masing-masing komputer harus mempunyai kartu jaringan. Kartu

jaringan tersebut mempunyai nomor identitas yang unik. Sebagai contoh, nomor ID kartu

jaringan adalah 00:50:FC:FE:B1:E9. ID tersebut sulit untuk diingat. Bayangkan bila

untuk berkomunikasi sesama komputer dalam jaringan harus menghapalkan ID kartu

jaringan masing-masing. Untuk memudahkan hal itu, maka digunakan protokol TCP/IP

pada setiap komputer. Setiap komputer yang menggunakan protokol ini harus memiliki

nomor yang disebut sebagai alamat IP, sehingga untuk melakukan koneksi kita tinggal

menggunakan nomor IP komputer yang tentunya hal ini lebih mudah daripada

menggunakan nomor ID kartu jaringan.

Penomoran IP hanya digunakan untuk memudahkan saja karena untuk berkomunikasi

antara komputer yang satu dengan yang lainnya tetap menggunakan no ID kartu

Pengalamatan IP (IP Addressing) dan Konfigurasi TCP/IP

Page 12: Modul Instalasi Jaringan

jaringan yang sudah diakomodasi oleh protokol TCP/IP. Untuk IPv4 nomor IP terdiri atas

32 bit dan dibagi menjadi 2 buah field, yaitu:

net id yang menunjukan jaringan kemana host dihubungkan.

host id yang memberikan suatu pengenal unik pada setiap host pada suatu

jaringan.

Untuk memudahkan identifikasi, alamat IP yang terdiri dari 32 bit tadi dituliskan menjadi

4 nilai numerik yang masing-masing bernilai 8 bit. Misalnya saja nomor IP 192.168.19.1

sebenarnya adalah 11000000 10101000 00010011 00000001 dimana 11000000

merupakan bilangan binary 8 bit dari 192, 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit

dari 168, 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19 dan 00000001 yang

merupakan bilangan binary 8 bit dari 1. Alamat IP yang dapat dipakai dari alamat 0.0.0.0

sampai dengan alamat 255.255.255.255 sehingga jumlah maksimal alamat IP yang bisa

dipakai adalah 28 x28 x 28 x28 = 4,294,967,296. Untuk memudahkan pengelolaan alamat

IP dari jumlah IP address sebanyak itu dikelompokan menjadi beberapa kelas oleh

badan yang mengatur pengalamatan Internet seperti InterNIC, ApNIC atau di Indonesia

dengan IDNICnya menjadi sebagai berikut ini :

1. Alamat IP kelas A dimulai dari bit awal 0. Oktet pertama dari berupa net id dan

sisanya adalah host id.

2. Alamat IP kelas B dimulai dari bit awal 10. Dua oktet pertama digunakan untuk net

id dan sisanya digunakan untuk host id.

3. Alamat IP kelas C dimulai dari bit awal 110. Tiga oktet pertama digunakan untuk

net id dan sisanya digunakan untuk host id.

4. Alamat IP kelas D dimulai dari bit awal 1110. Alamat IP kelas D digunakan untuk

mendukung multicast.

5. Alamat IP kelas E dimula dari bit awal 11110. Alamat IP kelas ini digunakan untuk

tujuan eksperimen.

Agar lebih jelas, silakan lihat tabel di bawah ini:

Page 13: Modul Instalasi Jaringan

Selain pengelompokan alamat diatas, alamat IP juga dibagi atas Private IP dan Public

IP. Private IP adalah alamat yang digunakan untuk pengalamatan LAN (Local Area

Network) dan tidak dikenal oleh internet, sedangkan Public IP adalah alamat yang

digunakan untuk pengalamatan internet. Sehingga apabila Private IP mengadakan

komunikasi dengan Public IP atau internet diperlukan suatu mekanisme yang disebut

dengan NAT (Network Address Translation). Adapun range dari Private IP pada setiap

kelas adalah seperti pada tabel di bawah ini:

Dalam setiap komputer yang mempunyai sistem operasi juga terdapat sebuah IPDefault

yang akan digunakan sebagai loopback, yaitu alamat IP yang menunjuk kepada dirinya

sendiri. Alamat IP ini adalah 127.0.0.1 yang biasanya mempunyai hostname localhost.

Alamat IP ini biasanya hanya dipakai sebagai loopback saja sehingga alamat ini tidak

dipakai untuk melakukan pengalamatan kartu jaringan.

Page 14: Modul Instalasi Jaringan

2. Konfigurasi Jaringan Windows memberikan 2 metode untuk mengkonfigurasi TCP/IP, yaitu:

1. Konfigurasi Otomatis

2. Konfigurasi Manual

1. Konfigurasi Otomatis Konfigurasi ini adalah cara termudah sebab Windows sudah memberikan Private

IPbAddress secara otomatis bila Lan Card sudah terinstall. Cara mengkonfigurasi

TCP/IP secara otomatis pada server, yaitu :

1. Klik kanan icon My Network Places Klik Properties.

2. Klik kanan pada Local Area Connection pilih Properties pada tab General pilih

Internet Procokol (TCP/IP) kemudian klik Properties.

3. Kemudian centang Obtain an IP Address automatically.

Page 15: Modul Instalasi Jaringan

4. Kemudian klik OK maka konfigurasi Otomatis selesai.

2. Konfigurasi Manual Konfigurasi manual adalah cara mengkonfigurasi TCP/IP secara manual atau subnet

mask, default gateway, DNS server, dan WINS server secara manual. IP address pada

metode ini bersifat permanen. Adapun cara mengkonfigurasi TCP/IP secara manual

adalah:

1. Klik kanan icon My Network Places Klik Properties

2. Klik ganda pada Internet Protocol (TCP/IP)

3. Klik Use the following IP address

4. Masukan no IP yang diinginkan

5. Klik OK

Page 16: Modul Instalasi Jaringan

D. PERCOBAAN Percobaan I

1. Buat Jaringan seperti gambar dibawah ini

2. Hubungkan dua computer dengan kabel cross kemudian berikan alamat private

dikelas C

3. Masukan IP di computer A dengan (misal IPnya adalah 192.168.1.2/24 dan

Komputer B dengan IP 192.168.1.254/24)

Pilih Control Panel kemudian pilih Network Adapter dan pilih Local Area Connections

Klik 2 X bagian Local Area Connections kemudian pilih Internet

Protocol (TCP/IP) kemudian Propertise

Isikan Alamat di Komputer A dengan IP 192.168.1.2 dan untuk Komputer

B 192.168.1.254 dengan subnetmask 255.255.255.0

4. Pada komputer A klik menu Start kemudian ambil RUN ketikan CMD 5. Ping ke komputer B dengan cara sbb ping 192.168.1.254 , hasil yang didapat

Page 17: Modul Instalasi Jaringan

Percobaan 2

1. Hubungkan dua komputer atau lebih dengan menggunakan switch atau hub

kabel straight kemudian berikan alamat private dikelas C: (IP Addres

192.168.2.0/24)

2. Masukan IP address di setiap komputer (A,B,C dan D), komputer A

192.168.1.1/24, Komputer B192.168.1.10/24, Komputer C 192.168.1.20/24 dan

komputer C 192.168.1.50/24

3. Dari komputer A ping ke komputer B , C dan D, hasil yang di dapat

Hasil Ping Ke Komputer B

Hasil Ping Ke Komputer C

Hasil Ping Ke Komputer D

Page 18: Modul Instalasi Jaringan

Tugas 1

Host IP Address 172.30.1.33

Network Mask 255.255.0.0

Network Address

Network Broadcast Address

Total Number of Host Bits

Number of Hosts

IP Computer A

IP Computer B

2

Host IP Address 172.30.1.33

Network Mask 255.255.255.0

Network Address

Network Broadcast Address

Total Number of Host Bits

Number of Hosts

IP Computer A

IP Computer B

IP Computer C

IP Computer D

Page 19: Modul Instalasi Jaringan

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Nama : Nim : Jurusan :

Judul Percobaan :

Hasill Percobaan :

Analisi Percobaan :

Kesimpulan Percobaan :

Page 20: Modul Instalasi Jaringan

3

A. TUJUAN 1. Mahasiswa memahami prinsip NAT.

2. Mahasiswa memahami kegunaan/manfaat NAT

3. Mahasiswa mampu melakukan installasi dan konfigurasi/setting NAT

B. PERALATAN 1. OS Mikrotik

2. PC Router

3. Switch / HUB

4. Kabel UTP

C. TEORI PC router digunakan sebagai perantara antara modem ADSL (Asymmetric Digital

Subscriber Line) dengan jaringan LAN. Karena sebagian besar fungsi PC router dapat

digantikan oleh modem ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line), bagi mereka yang

tidak mau pusing dan cukup dengan feature yang sederhana disarankan untuk

menggunakan router modem ADSL. PC router Linux terutama ditujukan bagi mereka

yang nantinya ingin mengembangkan diri menguasai system yang lebih kompleks,

terutama menggunakan server internet yang berbasis di linux.

Spesifikasi PC router bisanya tidak terlalu besar. PC Pentium I dengan

menggunakan memory 128 Mbyte harddsik 5 Gbyte cukup baik untuk digunakan

sebagai router. Sebentulnya dapat menggunakan memory RAM 64 Mbyte, tapi cukup

berat instalasi-nya, terutama jika menggunakan disro linux besar seperti redhat atau

fedora.

Ada beberapa fungsi PC router linux yang sering digunakan, minimalnya adalah :

SHARING INTERNET

Page 21: Modul Instalasi Jaringan

Firewall sederhana, untuk mengatur trafik yang diizinkan maupun tidak

diizinkan ke / dari internet. Pada system operasi linux, apalikasi firewall

yang digunakan biasanya sudah ada di system operasi dan dapat diakses

menggunakan perintah iptables.

Network Address Translation (NAT) yang sebetulnya menjadi bagian dari

fungsi/kemampuan firewall yang memungkinkan banyak computer di LAN

membagi (sharing) sambungan akses ke internet yang hanya satu buah /

beberapa buah.

Fungsi routing, biasanya memang built in pada system operasi linux.

Fungsi routing dibutuhkan jika kita mempunyai beberapa jaringan LAN

yang ingin tergabung ke internet secara bersama. Jika hanya ada satu

buah jaringan LAN yang ingin tergabung ke internet, fungsi routing yang

kompleks tidak dibutuhkan. Pada system operasi lunix apalikasi routing

yang digunakan biasanya sudah ada pada system operasi dapat diakses

menggunakan router.

DHCP server digunakan untuk membarikan IP address (alamat IP) pada

work-station di LAN agar memperoleh IP address secara automatis.

D. PERCOBAAN

1. Installasi Sebuah PC dengan OS Mikrotik

2. Pasang NIC di server Mikrotik

Page 22: Modul Instalasi Jaringan

3. Melihat Kondisis Interface di Mikrotik [admin@Mikrotik] > interface print Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU 0 R ether1 ether 0 0 1500 1 R ether2 ether 0 0 1500

Catatan : Jika di interface anda tanda X (Disable) dan kalau R (running)

4. Mengganti nama Intreface Dalam hal ini kita akan memberi nama PUBLIK pada ether 1 dan LOCAL pada ether2 [admin@Mikrotik] > interface set 0 name=PUBLIK [admin@Mikrotik] > interface set 1 name=LOCAL Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- [admin@Mikrotik] > interface print Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running # NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU 0 R PUBLIK ether 0 0 1500 1 R LOKAL ether 0 0 1500 5. Mengganti Nama Mikrotik [admin@Mikrotik] > system identity set name=router_fasilkom [admin@ router_fasilkom]> 6. Setting IP Address Pada modul ini interface PUBLIK digunakan untuk koneksi ke internet sedang interface LOKAL [admin@ router_fasilkom]>ip address add address=202.146.180.228/29 interface=PUBLIK comment="IP ke Internet" [admin@ router_fasilkom]>ip address add address=172.16.0.1/24 interface=LOKAL comment="IP ke LAN" Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- [admin@ router_fasilkom]>ip address print Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic # ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE 0 ;;; IP Address ke Internet 192.168.3.2/24 192.168.3.0 192.168.3.255 PUBLIK 1 ;;; IP Address ke LAN 172.16.0.1/24 172.16.0.0 172.16.0.255 LOKAL Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 7. Setting Gateway

Page 23: Modul Instalasi Jaringan

Pada kasus ini kita menggunakan default gateway, dimana pada percobaan ini gateway nya adalah 202.146.180.225 [admin@ router_fasilkom]>ip router add gateway=202.146.180.225 [admin@ router_fasilkom]>ip route print Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf # DST-ADDRESS PREFSRC G GATEWAY DISTANCE INTERFACE 0 ADC 192.168.3.0/24 192.168.3.2 PUBLIK 1 ADC 172.16.0.0/24 172.16.0.1 LOKAL 2 A S 0.0.0.0/0 r 192.168.3.1 PUBLIK Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 8. Setting Name Server Pada percobaan ini IP DNS yang kita dapat adalah IP Address Primary= 202.146.180.4 dan IP Address Secondary= 202.146.178.4 [admin@ router_fasilkom]> ip dns set primary-dns=202.146.180.4 allow-remoterequests=yes [admin@ router_fasilkom]> ip dns set primary-dns=202.146.178.4 allow-remoterequests=yes Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

9. Tes ping ke Gateway ini bertujuan memastikan konfigurasi kita sudah benar [admin@ router_fasilkom]> ping 202.146.180.225 202.146.180.225 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms 202.146.180.225 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms 202.146.180.225 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms 202.146.180.225 64 byte ping: ttl=64 time<1 ms Untuk menghentikan proses ping tekan tombol CTRL + C

4. Tes Ping ke sebuah Web Site (untuk memastikan DNS kita sudah benar ata salah) [admin@ router_fasilkom]> ping www.google.com 216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=248 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=289 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=258 ms 209.85.143.99 64 byte ping: ttl=241 time=321 ms 4 packets transmitted, 4 packets received, 0% packet loss round-trip min/avg/max = 248/279.0/321 ms 5. NAT (Network Address Transalation) Jika router akan kita jadi sebagai gateway server maka agar client pada network dapat terkoneksi ke internet maka perlu kita masquerade

Page 24: Modul Instalasi Jaringan

[admin@ router_fasilkom]> ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=PUBLIK (interface yang terhubung ke internet) action=masquerade Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- 6. Setting Komputer Client

Setting ip client satu kelas dengan router IP Address : 172.16.0.2 Subnet Mask : 255.255.255.0 Default Gateway : 172.16.0.1 Preferred DNS Servers 172.16.0.1 Klik OK

Selanjut dari sisi client kita coba untuk browsing ke sebuah web site Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 25: Modul Instalasi Jaringan

Judul Percobaan :

Hasill Percobaan :

Analisi Percobaan :

Kesimpulan Percobaan :

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Nama : Nim : Jurusan :

Page 26: Modul Instalasi Jaringan

4

A. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat memahami manfaat / kegunaan dari DHCP Server.

2. Mahasiswa memahami kelebihan dan kekurangan penggunaan IP dinamis

dibandingkan dengan penggunaan IP statis.

3. Mahasiswa dapat melakukan konfigurasi DHCP server pada sistem operasi

Linux, serta konfigurasi DHCP client pada Linux dan Windows.

B. PERALATAN 1. OS Mikrotik

2. PC Router

3. Switch / HUB

4. Kabel UTP

C. TEORI DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis

memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan

nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP

disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus

memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan

memberikan referensi kepada DHCP Server.

Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request

ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan

nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP,

maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret

nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask

dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client

DHCP SERVER

Page 27: Modul Instalasi Jaringan

tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada

jaringan tersebut.

Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan

selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut

dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut

kepada Client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam,

bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period.

Cara Kerja DHCP : DHCP menggunakan 4 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi nomor IP. (Jika

Clietn punya NIC Card lebih dari satu dan perlu no IP lebih dari 1 maka proses DHCP

dijalankan untuk setiap adaptor secara sendiri-sendiri) :

IP Least Request Client meminta nomor IP ke server (Broadcast mencari DHCP

server).

IP Least Offer DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada 2 atau

lebih DHCP server) yang mempunyai no IP memberikan penawaran ke client

tersebut.

IP Lease Selection Client memilih penawaran DHCP Server yng pertama

diterima dan kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui

peminjaman tersebut kepada DHCP Server

IP Lease Acknowledge DHCP Server yang menang memberikan jawaban atas

pesan tersebut berupa konfirmasi no IP dan informasi lain kepada Client dengan

sebuah ACKnowledgment. Kemudian client melakukan inisialisasi dengan

mengikat (binding) nomor IP tersebut dan client dapat bekerja pada jaringan

tersebut. Sedangkan DHCP Server yang lain menarik tawarannya kembali.

D. PERCOBAAN

1. Setting DHCP Server DHCP merupakan singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol, yaitu suatu program yang memungkinkan pengaturan IP Address di dalam sebuah jaringan dilakukan terpusat di server, sehingga PC Client tidak perlu melakukan konfigurasi IP Addres. DHCP memudahkan administrator untuk melakukan pengalamatan ip address untuk client

Page 28: Modul Instalasi Jaringan

[admin@ router_fasilkom]> ip pool add name=dhcp-pool range=172.16.0.2-172.16.0.10 Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- Setting DHCP Network dan Gateway yang akan didistribusikan ke client [admin@ router_fasilkom]> ip dhcp-server network add address=172.16.0.0/24 gateway=172.16.0.1 dns-server=172.16.0.1 enable=yes Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- Setting DHCP SERVER [admin@ router_fasilkom]> ip dhcp-server add interface=LOKAL address-pool=dhcp-pool Jangan Lupa dibuat enable dulu dhcp servernya [admin@ router_fasilkom]> /ip dhcp-server enable 0

Konfigurasi DHCP client

Setting DHCP client pada Windows : Pilih

1. control panel, 2. Network Connection, 3. Local Area Connection, 4. Properties, 5. Internet Protocol (TCP/IP), 6. Properties 7. Pilih Obtain an IP address automatically. 8. Pilih Obtain an DNS address automatically 9. Klik OK

Page 29: Modul Instalasi Jaringan

Judul Percobaan :

Hasill Percobaan :

Analisi Percobaan :

Kesimpulan Percobaan :

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Nama : Nim : Jurusan :

Page 30: Modul Instalasi Jaringan

5

A. TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini diharapkan praktikan dapat Hotspot buat mobile

user dalam mengakses Intranet dan Internet pada scope local

B. PERALATAN 1. Cabel UTP Cat 5

2. Komputer

3. Switch/Hub

4. Access Point

5. Mikrotik

C. TEORI Hotspot adalah layanan WIFI yang memungkinkan user bergerak/mobile dalam

mengakses layanan yang ada pada jaringan baik itu Intranet maupun internet, baik itu

menggunakan notebook dengan fasilitas WIFI maupun device lain seperti PDA,

Communicator dan lain-lain

HOTSPOT

Page 31: Modul Instalasi Jaringan

D. PERCOBAAN

1. Setting IP computer kita satu network dengan ip di mikrotik (IP mikrotik

172.16.0.1/24 dan ip di computer 172.16.0.2/24)

2. Login Ke mikrotik dengan menggunakan winbox (download winbox di

mikrotik.co.id)

Connect To : 172.16.0.1 (ip mikrotik) atau cukup kita klik tombol

tanda … kemudian kita connect berdasarkan ip or mac address

Login : masuk user name kita (misalnya admin)

Password : masukkan password dari user

Terakhir klik menu connect

3. Tampil menu mikroitk

Page 32: Modul Instalasi Jaringan

4. Pada bagian kotak dialog New Radius Server,

Klik bagian hotspot dengan memberi tanda √,

Kemudian pada Address isikan 127.0.0.1

setelah itu pada secret isikan password server radius yang diinginkan

misalnya tasmi_ganteng

5. Pada winbox klik menu IP kemudian klik HOTSPOT,

Klik bagian Tab Server

Klik SETUP

kemudian pada kolom hostpot setup pilih interface yang akan dijadikan

HOTSPOT (pada modul ini interface diberi nama HOTSPOT)

Klik tombol NEXT

6. Menentukan IP yang akan dijadikan HOTSPOT (biasanya akan muncul

otomatis sesuai dengan ip yang kita masukkan di awal) kemudian Klik tombol

NEXT

Page 33: Modul Instalasi Jaringan

7. Menentukan range IP dijadikan HOTSPOT untuk client (sudah setting di

bagian address pool di prktikum 3) maka langsung saja Klik tombol NEXT

8. Di bagian select hotspot SSL certifate pilih NONE kemudian Klik tombol next

9. Di menu select SMTP server kita klik tombol NEXT

10. Setting DNS untuk hotspot (akan muncul otomatis karena sudah kita setting

diawal ) Klik tombol NEXT

11. Setting DNS untuk layanan Hotspot (misalnya tasmi.unsri.ac.id) kemudian

klik Tombol NEXT

Page 34: Modul Instalasi Jaringan

12. Setting user untuk login hotspot (defaultnya adalah admin dan masukan

passwordnya terserah anda misalnya 123) Klik tombol NEXT

13. Finish

14. Pada winbox klik menu IP ----HOTSPOT,

Kilk Tab USER,

Klik tombol PLUS warna merah

Masukan user dibagian USERNAME dan password dikolom

PASSWORD

Kemudian klik tombol OK

(untuk membatasi user dan memasukan MAC address user cukup anda

klik dikolom profil dan kolom MAC untuk memasukkan MAC

Percobaan Setting Radio Wireless

1. Buka program browser yang ada pada computer anda, misalnya opera,

mozilla firefox, ataupun internet explorer.

2. .Tuliskan alamat http://192.168.1.245

3. Login sebagai administrator, bagaian usermane di kosongkan dan di

bagaian password ketikan admin kemudian login

Page 35: Modul Instalasi Jaringan

4. Menu Setup

Device name diisi dengan nama wirelessPrak

Configurasi type

Pilih static IP

Masukkan alamat IP yang akan diikuti (192.168.1.200)

Masukkan subnetmask dan gateway (255.255.255.0 dan

192.168.1.1)

Kemudian click save – setting

Pada AP mado pilih “ access point “

5. Menu ‘wireless’:

Pada menu made = pilih mixed

Pada menu network name ( SSID ) = “Wireless_Praktikum”

Pada menu channel = pilih channel yang free

Lihat pada menu status untuk melihat konfigurasinya

6. Menu Administrator

Dibagian Manajemen masukan password untuk radio

7. Kemudian lepaskan kabel UTP dari PC ke linksys

8. Hubungkan dengan dengan Kabel UTP dari Server ke Linksys

9. Testing dari sisi Client Aktifkan network connection wireless dan klik ‘

view wireless network Klik nama wireless milik kita dan connectkan

Page 36: Modul Instalasi Jaringan

Judul Percobaan :

Hasill Percobaan :

Analisi Percobaan :

Kesimpulan Percobaan :

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Nama : Nim : Jurusan :

Page 37: Modul Instalasi Jaringan

6

A. TUJUAN

1. Mahasiswa memahami prinsip DNS. 2. Mahasiswa memahami kegunaan/manfaat DNS. 3. Mahasiswa mampu melakukan installasi dan konfigurasi/setting DNS.

B. PERALATAN

1. Kabel UTP Category 5

2. PC Server

3. PC Client

4. Switch

C. TEORI

Konsep & Cara Kerja DNS

Suatu host pada jaringan Transmission Control Protocol/Internet Protocol

(TCP/IP) harus memiliki alamat IP agar dapat diakses. Alamat IP yang digunakan

sekarang (IP versi 4) dibentuk dalam format angka long integer 32-bit yang

dikelompokkan menjadi empat kelompok (untuk setiap kelompoknya masing-masing

terdiri dari 8 bit). Bila dalam suatu jaringan TCP/IP memiliki banyak sekali host, maka

tidak mudah bagi manusia untuk mengingat alamat-alamat IP yang ada (tentu saja bagi

komputer hal ini bukan menjadi masalah). Karena itulah alamat-alamat IP tersebut perlu

dipetakan menjadi nama yang dapat diingat manusia secara mudah dengan

menggunakan DNS. Misalnya seperti IP Address 222.124.194.11 yang dipetakan

menjadi www. unsri.ac.id sehingga lebih mudah diingat.

Dalam teknologi internet sekarang ini, DNS pun merupakan jantung yang sangat

DNS SERVER

Page 38: Modul Instalasi Jaringan

berperan penting. Setiap kali kita meggunakan internet dalam kegiatan kita sehari-hari,

maka setiap kali itu pula secara tidak langsung kita menggunakan DNS (Domain Name

System). Pengunaan DNS didalam internet tersebut meliputi aplikasi email (electronic-

mail), browsing, ssh/telnet, ftp, maupun aplikasi yang lain yang ada kaitannya dengan

internet. Oleh karena itu Pengetahuan dan pengertian tentang DNS merupakan hal

penting yang harus dimiliki oleh operator maupun pengguna internet.

Domain Name System

Beberapa pengertian mengenai Domain name system adalah sebagai berikut:

Merupakan sistem database yang terdistribusi yang digunakan untuk pencarian

nama komputer di jaringan yang menggunakan TCP/IP. DNS mempunyai

kelebihan ukuran database yang tidak terbatas dan juga mempunyai performa

yang baik.

Merupakan aplikasi pelayanan di internet untuk menterjemahkan domain name

ke alamat IP dan juga sebaliknya.

Komputer yang terhubung dan memiliki tanggung jawab memberikan informasi

zona nama domain anda, merubah nama domain menjadi alamat IP dan juga

memiliki tanggung jawab terhadap distribusi email di mail server yang

menyangkut dengan nama domain.

Aplikasi yang membantu memetakan host name sebuah komputer ke IP address

pada aplikasi yang terhubung ke Internet seperti web browser atau e-mail.

DNS dapat dianalogikan sebagai pemakaian buku telefon dimana orang yang ingin kita

hubungi, berdasarkan nama untuk menghubunginya dan menekan nomor telefon

berdasarkan nomor dari buku telefon tersebut. Hal ini terjadi karena komputer bekerja

berdasarkan angka, dan manusia lebih cenderung bekerja berdasarkan nama.

Misalkan domain name yahoo.com mempunyai alamat IP 202.68.0.134, tentu mengingat

nama komputer lebih mudah dibandingkan dengan mengingat alamat IP.Didalam DNS,

sebuah name server akan memuat informasi mengenai host-host di suatu daerah/zone.

Name server ini dapat mengakses server-server lainnya untuk mengambil data-data

Page 39: Modul Instalasi Jaringan

host di daerah lainnya. Name server akan menyediakan informasi bagi client yang

membutuhkan, yang disebut resolvers.

Fungsi utama dari sebuah sistem DNS adalah:

1. menerjemahkan nama-nama host (hostnames) menjadi nomor IP (IP address)

ataupun sebaliknya, sehingga nama tersebut mudah diingat oleh pengguna

internet.

2. memberikan suatu informasi tentang suatu host ke seluruh jaringan internet.

DNS memiliki keunggulan seperti:

1. Mudah, DNS sangat mudah karena user tidak lagi direpotkan untuk mengingat IP

address sebuah komputer cukup host name (nama Komputer).

2. Konsisten, IP address sebuah komputer boleh berubah tapi host name tidak

berubah. Contoh:

www.unsri.ac.id mempunyai IP 222.124.194.11, kemudian terjadi perubahan

menjadi 222.124.194.25, maka disisi client seolah-olah tidak pernah ada

kejadian bahwa telah terjadi perubahan IP.

Simple, user hanya menggunakan satu nama domain untuk mencari baik di

Internet maupun di Intranet.

Konsep dan hirarki DNS

DNS adalah suatu bentuk database yang terdistribusi, dimana pengelolaan secara lokal

terhadap suatu data akan segera diteruskan ke seluruh jaringan (internet) dengan

menggunakan skema client-server. Suatu program yang dinamakan name server,

mengandung semua segmen informasi dari database dan juga merupakan resolver bagi

client-client yang berhubungan ataupun menggunakannya.

Struktur dari database DNS bisa diibaratkan dengan dengan struktur file dari sebuah

sistem operasi UNIX. Seluruh database digambarkan sebagai sebuah struktur terbalik

dari sebuah pohon (tree) dimana pada puncaknya disebut dengan root node. Pada

setiap node dalam tree tersebut mempunyai keterangan (label) misalnya, .org, .com,

.edu, .net, .id dan lain-lainnya, yang relatif rerhadap puncaknya (parent).Ini bisa

Page 40: Modul Instalasi Jaringan

diibaratkan dengan relative pathname pada sistem file UNIX,seperti direktori bin, usr,

var, etc dan lain sebagainya. Pada puncak root node dalam sebuah sistem DNS

dinotasikan dengan “.” atau “/” pada sistem file UNIX.

Pada setiap node juga merupakan root dari subtree, atau pada sistem file UNIX

merupakan root direktori dari sebuah direktori. Hal ini pada sistem DNS disebut dengan

nama domain. Pada tiap domain juga memungkinkan nama subtree dan bisa berbeda

pula, hal ini disebut subdomain atau subdirektori pada sistem file UNIX. Pada bagian

subdomainjuga memungkinkan adanya subtree lagi yang bisa dikelola oleh organisasi

yang berbeda dengan domain utamanya.

Struktur Database DNS

Struktur DNS

Domain Name Space merupakan hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama.

Domain ditentukan berdasarkan kemampuan yang ada di struktur hirarki yang disebut

level yang terdiri dari :

• Root-Level Domains : merupakan level paling atas di hirarki yang di ekspresikan

berdasarkan periode dan dilambangkan oleh “.”.

• Top-Level Domains : berisi second-level domains dan hosts yaitu :

com : organisasi komersial, seperti IBM (ibm.com).

edu : institusi pendidikan, seperti U.C. Berkeley (berkeley.edu).

org : organisasi non profit, Electronic Frontier Foundation (eff.org).

net : organisasi networking, NSFNET (nsf.net).

gov : organisasi pemerintah non militer, NASA (nasa.gov).

mil : organisasi pemerintah militer, ARMY (army.mil).

xx : kode negara (id:Indonesia,au:Australia)

• Second-Level Domains : berisi domain lain yang disebut subdomain. Contoh,

unsri.ac.id. Second-Level Domains unsri.ac.id bisa mempunyai host www.unsri.ac.id

Page 41: Modul Instalasi Jaringan

• Third-Level Domains : berisi domain lain yang merupakan subdomain dari second level

domain diatasnya. Contoh, ilkom.unsri.ac.id. Subdomain ilkom.unsri.ac.id juga

mempunyai host www.ilkom.unsri.ac.id.

• Host Name : domain name yang digunakan dengan host name akan menciptakan fully

qualified domain name (FQDN) untuk setiap komputer. Contohnya, jika terdapat www.

unsri.ac.id, www adalah hostname dan unsri.ac.id adalah domain name.

STRUKTUR HIRARKI DNS

Page 42: Modul Instalasi Jaringan

DNS Zone

Terdapat dua bentuk Pemetaan DNS Zone, yaitu:

Forward Lookup Zone: Melakukan pemetaan dari nama menuju IP address

Reverse Lookup Zone: Melakukan pemetaan dari IP address menuju nama

Forward Lookup Zone

Arpa

com

Edu

net

gov

id

.

In-addr

Arpa

Arpa

ac

unsri

ilkom

ROOT

TOP LEVEL DOMAIN

SECOND LEVEL DOMAIN

THIRD LEVEL DOMAIN

Page 43: Modul Instalasi Jaringan

Cara kerja DNS tersebut dengan Forward Lookup Zone dapat kita lihat pada contoh

berikut :

Misal kita browsing di warnet, dan akan menghubungi www. unsri.ac.id .

1. PC kita mengontak Server DNS lokal (biasanya terletak pada jaringan ISP) untuk

menanyakan IP Address www.unsri.ac.id .

2. Server DNS lokal akan melihat ke dalam cache-nya .

3. Jika data itu terdapat di dalam cache server DNS server lokal, maka server

tersebut akan memberikan alamat IP tersebut ke Browser. Jika tidak, maka

server tersebut mengontak server DNS di atasnya (biasanya disebut Root DNS

server “.”) untuk mengetahui alamat IP dari name server yang mengelola Top

Level Domain .id.

4. Pada name server yang mengelola Top Level Domain .id, maka server akan

menanyakan IP dari name server pengelola domain ac.id.

5. Kemudian server akan mengontak name server pengelola domain ac.id, disini

server akan menanyakan alamat IP dari second level Domain unsri.ac.id.

6. Setelah mendapatkan IP dari name server pengelola second level Domain

unsri.ac.id, Pada name server yang mengelola unsri.ac.id, maka DNS server kita

akan menanyakan alamat FQDN dari www.unsri.ac.id.

7. Setelah mendapatkan IP dari www.unsri.ac.id, maka server akan memberikan

alamat IP tersebut ke PC yang me-request tadi, dan membuat cache terhadap

alamat yang telah dicari. Sehingga jika ada permintaan lagi untuk mengakses

www.unsri.ac.id, maka DNS Server akan memberikan alamat yang telah

disimpan didalam cache tanpa harus menghubungi server diatasnya. Jadi

permintaan terhadap server diatasnya hanya jika alamat yang akan diakses

belum terdapat pada cache.

8. Setelah PC mendapatkan alamat IP dari www.unsri.ac.id barulah PC tadi bisa

mengakses www.unsri.ac.id

Reverse Domain Server Di dalam jaringan TCP/IP diperlukan juga pemetaan dari IP address ke hostname.

Pemetaan ini merupakan pemetaan balik dari pemetaan hostname ke IP address yang

disebut reverse domain. Tujuannya untuk menyimpan informasi ataupun statistik yang

disimpan dalam satu log file. Selain itu juga diperlukan untuk security jaringan

Page 44: Modul Instalasi Jaringan

(authorization check). Jika menggunakan host table (/etc/hosts) maka pemetaan

hostname ke IP address merupakan pemetaan satu ke satu. Resolver akan mencari

hostname pada host tabel secara sekuensial. Dengan menggunakan DNS proses

pencarian IP address dari suatu hostname dapat dengan mudah dilakukan. Tapi proses

pencarian hostname dari suatu host dengan IP address tertentu memerlukan proses

pencarian yang cukup lama karena harus dilacak ke seluruh domain name server.

Solusi yang digunakan adalah dengan membuat suatu domain dengan menggunakan IP

address sebagai domain. Pada jaringan TCP/IP top level domain yang menggunakan IP

address sebagai domain diberi nama in-addr. arpa. Pemberian nama sub domain

dibawah top level domain ini mengikuti aturan sebagai berikut:

1. Sub domain dibentuk dengan menuliskan sub domain dalam format representasi

IP address dalam bentuk dot-octet.

2. Pembentukan sub domain di bawah top level domain dimulai dari oktet pertama

dari IP address (IP address terdiri dari 32 bit=4 oktet) dan sub domain

selanjutnya dibentuk dari oktet ketiga dan demikian seterusnya.

Contoh :

Sebuah network dengan IP address 222.124.194.XX (Network Klas C, XX = variable 0

s.d. 255) dikoordininasikan oleh DNS server ns1.unsri.ac.id. Agar DNS ini dapat

merupakan server untuk reverse domain pada IP address di atas maka reverse domain

yang harus dibuat adalah 194.124.222.in-addr.arpa

Keterangan :

- Network dengan IP address 222.124.194.XX bila direpresentasikan

dalam bentuk dot-octet adalah 222.124.194.

- Oktet pertama dari IP address network di atas adalah 222, oktet kedua

124, dan octet ketiga 194 maka sub domain di bawah top level domain

in-addr.arpa adalah 222.in-addr.arpa. Subdomain berikutnya adalah

oktet kedua yaitu 124, maka dibawah sub-domain 222.in-addr.arpa

terdapat lagi sub domain 124.222.in-addr.arpa. Kemudian subdomain

berikutnya adalah octet ketiga yaitu 180, maka dibawah subdomain

124.222.in-addr.arpa terdapat subdomain 194.124.222.in-addr.arpa

Proses pencarian IP address dengan menggunakan proses reverse domain dapat

digambarkan seperti dibawah ini:

Page 45: Modul Instalasi Jaringan

arpa

In-addr

1 222 255

1124

1941

255

255

1 255

D. PERCOBAAN INSTALASI DAN KONFIGURASI

Sebelum mulai mencoba mempraktikan DNS Server sebaiknya cek terlebih dahulu

apakah computer anda sudah terdapat program BIND. Ini merupakan paket utama untuk

menjadikan computer anda sebuah DNS Server. Pada distro Kinux Redhat, anda bisa

melakukan pengecekan apakah paket BIND sudah terinstalasi dengan mengetikan

perintah berikut :

# rpm –qa |grep bind

Page 46: Modul Instalasi Jaringan

1. Konfigurasi /etc/hosts # cd /etc

# vi hosts

#vi /etc/hosts

lalu ketikan sintak dibawah ini # Do not remove the following line, or various programs # that require network functionality will fail. 192.168.0.1 ns1.unsri.ac.id ns1 127.0.0.1 localhost.localdomain localhost ::1 localhost6.localdomain6 localhost6

Simpan file tersebut dengan tekan tombol ESC lalu Shift +: ketikan wq

tekan enter

2. Konfigurasi /etc/resolv.conf atau DNS Client #cd /etc

# vi resolv.conf

lalu ketikan file dibawah ini ; generated by /sbin/dhclient-script search unsri.ac.id nameserver 192.168.0.1 nameserver 127.0.0.1

Simpan file tersebut dengan tekan tombol ESC lalu Shift +: ketikan wq tekan enter

3. Konfigurasi /etc/named.conf atau Name Server # cd /etc/

# vi named.conf

lalu ketikan file dibawah ini di dalam named.conf

zone "unsri.ac.id" IN { type master; file "/var/named/unsri.ac.id.host";

};

zone ”0.168.192.in-addr.arpa” IN {

type master;

file ”/var/named/192.168.0.rev”;

Page 47: Modul Instalasi Jaringan

};

Simpan file tersebut dengan shift + : lalu tekan tombol wq dan enter

4. Konfigurasi /var/named/chroot/var/named # cd /var/named/chroot/var/named

# vi unsri.ac.id.host

Lalu ketikan file dibawah ini

$ttl 38400 unsri.ac.id. IN SOA ns1.unsri.ac.id. admin.unsri.ac.id. ( 1225384180 10800 3600 604800 38400 ) unsri.ac.id. IN NS ns1.unsri.ac.id. ns1.unsri.ac.id. IN A 192.168.0.1 www.unsri.ac.id. IN A 192.168.0.1

# cd /var/named/chroot/var/named

# vi 192.168.0.rev

Lalu ketikan file dibawah ini

$ttl 38400 0.168.192.in-addr.arpa. IN SOA ns1.unsri.ac.id. root.unsri.ac.id. ( 1212503093 10800 3600 604800 38400 ) 0.168.192.in-addr.arpa. IN NS ns1.unsri.ac.id. 1.0.168.192.in-addr.arpa . IN PTR ns1.unsri.ac.id. Lalu simpan file tersebut

5. Setting IP

o cd /etc/sysconfig/network-scripts/ o vi ifcfg-eth0 o Lalu edit file tersebut

DEVICE= eth0 TYPE= Ethernet ONBOOT=yes BOOTPROTO= none IPADDR= 192.168.0.1 NETMASK= 255.255.255.0 USERCTL=no

Page 48: Modul Instalasi Jaringan

PEERDNS= yes IPV6INIT=no

o Simpan file yang telah di edit dengan SHIFT + : wq

6. Menjalankan DNS a. Aktifkan eth0 dengan cara sbb

# service network restart

b. Jalankan service “named” dengan cara sbb

#service named restart

c. Lalu gunakan perintah “dig”, perintah ini digunakan untuk mendapatkan section

dari authority, commandnya : sbb

dig www.unsri.ac.id

d. Kemudian gunakan perintah “nslookup”, digunakan untuk melihat “resolv” dan

“reverse”

- nslookup

>www.ilkom.unsri.ac.id

>192.168.0.1

(Keluar dari nslookup gunakan perintah ctrl + c)

Page 49: Modul Instalasi Jaringan

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Judul Percobaan :

Hasill Percobaan :

Analisi Percobaan :

Kesimpulan Percobaan :

Nama : Nim : Jurusan :

Page 50: Modul Instalasi Jaringan

7

A. TUJUAN:

1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep web server di linux 2. Mahasiswa memahami cara instalasi web server di Linux 3. Mahasiswa mampu melakukan troubleshooting web server di Linux

B. PERALATAN

1. Kabel UTP Category 5

2. PC Server

3. PC Client

4. Switch

C. TEORI Apache web Server

Web server adalah software yang memberikan layanan web. Web server

menggunakan protocol yang disebut dengan HTTP (HyperText Transfer Protocol). Anda

mempunyai banyak pilihan di dunia open source, tergantung pada keperluan Anda.

Salah satu web server yang sangat terkenal dan menjadi standar de facto setiap

distribusi Linux, yaitu Apache.Apache adalah nama web server yang dibuat berbasiskan

kode sumber dan ide-ide yang ada pada web server leluhurnya, yaitu web server NCSA.

Sesuai namanya, web server NCSA dibuat oleh National Center for Supercomputing

Applications. Tidak seperti poryek leluhurnya yang dibiayai oleh pemerintah Amerika,

web server Apache dikembangkan oleh sekelompok programer yang bekerja tanpa

dibayar oleh siapapun. Mereka mengerjakan proyek ini dengan berbagai macam alasan,

akan tetapi alasan yang paling mendasar adalah mereka senang jika perangkat lunak

mereka digunakan oleh banyak orang.

Apache adalah web server yang kompak, modular, mengikuti standar protokol

HTTP, dan tentu saja sangat digemari. Kesimpulan ini bisa didapatkan dari jumlah

WEB SERVER DAN DATABASE

Page 51: Modul Instalasi Jaringan

pengguna yang jauh melebihi para pesaingnya. Sesuai hasil survai yang dilakukan oleh

Netcraft, bulan Januari 2005 saja jumlahnya tidak kurang dari 68% pangsa web server

yang berjalan di Internet. Ini berarti jika semua web server selain Apache digabung,

masih belum bias mengalahkan jumlah Apache. Saat ini ada dua versi Apache yang

bisa dipakai untuk server produksi, yaitu versi mayor 2.0 dan versi mayor 1.3. Anda bisa

menggunakan salah satu dari keduanya. Tapi sangat dianjurkan Anda memakai versi

2.0.

Fitur Apache Mengapa kita harus memilih Apache? Tentu itu pertanyaan yang terfi kir dalam benak

Anda. Ya, tentu saja kita harus mempunyai alasan untuk segala hal, termasuk memilih

Apache sebagai web server pilihan. Mungkin daftar berikut bisa menjadi jawabannya.

1. Arsitektur modular.

2. Mendukung banyak sistem operasi, termasuk di dalamnya adalah Windows

NT/2000/XP dan berbagai varian Unix.

3. Mendukung IP versi 6 (Ipv6).

4. Mendukung CGI (Common Gateway Interface) dan SSI (Server Side Include).

5. Mendukung otentifi kasi dan kontrol akses.

6. Mendukung SSL (Secure Socket Layer) untuk komunikasi terenkripsi.

7. Konfi gurasi yang mudah dipahami.

8. Mendukung Virtual Host.

9. Pesan kesalahan multi bahasa dan bias dimodifikasi.

D. PERCOBAAN 1. Instal OS Linux beserta Paket untuk web server dan database

2. Mengecek paket instalasi apache

#which httpd

/usr/sbin/httpd

3. Pertama –tama kita harus membuat kontens PHP or HTML yang sederhana,

buat satu folder di directory /var/www/

# mkdir -p /var/www/fasilkom (ini membuat folder fasilkom di www)

Masuk kedalam directory jarkom

# cd /var/www/fasilkom

Lalu ketika file PHP sederhana sbb

Page 52: Modul Instalasi Jaringan

#vi index.php

<?php

echo ”ini adalah web server Fasilkom ”;

?>

Simpan file diatas

4. Menjalankan Web Server

#service httpd restart

Buka browse lalu ketikkan ip server

Page 53: Modul Instalasi Jaringan

Judul Percobaan :

Hasill Percobaan :

Analisi Percobaan :

Kesimpulan Percobaan :

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Nama : Nim : Jurusan :

Page 54: Modul Instalasi Jaringan

8

A. TUJUAN 1. Dapat Mengkonfigurasi Router CISCO 2. Mengkonfigurasikan routing static untuk beberapa jaringan 3. Troubleshoot routing di jaringan

B. PERALATAN 1. Kabel Rolever

2. Pc

3. Router Cisco

C. TEORI

Router adalah sebuah komputer khusus, router mempunyai komponen-komponen

dasar yang sama dengan PC desktop, Router mempunyai CPU, memori, sistem bus,

dan banyak interface input/output. Router didisain untuk melakukan tugas khusus yang

tidak dimiliki oleh PC desktop. Contoh, router menghubungkan dan mengijinkan

komunikasi antara dua jaringan dan menentukan jalur data yang melalui koneksi

jaringan.

Sama dengan PC, router membutuhkan operating sistem untuk menjalankan

fungsinya, yaitu Internetwork Operating System (IOS) software untuk menjalankan file-

file konfigurasinya. Konfigurasi-konfigurasi ini berisi perintah-perintah dan parameter

yang mengontrol aliran trafik yang masuk dan keluar dari router. Router menggunakan

protokol routing untuk menentukan jalur terbaik.

Komponen utama dari router adalah random-access memory (RAM), nonvolatile

random-access memory (NVRAM), flash memory, read-only memory (ROM) dan

interface-interface.

KONFIGURASI ROUTER

CISCO

Page 55: Modul Instalasi Jaringan

RAM mempunyai fungsi dan karakteristik sebagai berikut:

Menyimpan tabel routing

Menangani cache ARP

Menangani cache fast-switching

Menangani packet buffering dan share RAM

Menangani antrian paket

Menyediakan temporary memory untuk file konfigurasi pada saat router bekerja

Data akan hilang pada saat router dimatikan atau restart

NVRAM mempunyai fungsi dan karakteristik sebagai berikut:

Menyediakan storage untuk file startup configuration

Data masih ada walaupun router dimatikan atau restart

Flash memory mempunyai fungsi dan karakteristik sebagai berikut:

Menangani IOS image

Memberi akses software untuk melakukan update tanpa harus melepas chip

pada prosesornya

Data masih ada ketika router dimatikan atau restart

Dapat menyimpan beberapa versi software IOS

Merupakan tipe dari Electrically Erasable Programmable Read-only Memory

(EEPROM)

ROM mempunyai fungsi dan karakteristik sebagai berikut:

Menangani perintah-perintah untuk keperluan diagnosa power-on selt test

(POST)

Menyimpan program bootstap dan dasar operating system

Membutuhkan melepas chip pada motherboard pada saat melaukan upgrade

software

Interface mempunyai fungsi dan karakteristik sebagai berikut:

Menghubungkan router ke suatu jaringan sebagai keluar masuknya paket data

Hanya berada dalam motherboard atau sebagai module yang terpisah

Page 56: Modul Instalasi Jaringan

Router Komponen utama dari router adalah sebagai berikut:

CPU – Central Processing Unit bertugas menjalankan perintah-perintah dalam operating

system. Beberapa fungsi yang dilaukan oleh CPU seperti: inisialisasi sistem, routing,

dan kontrol interface jaringan. CPU router merupakan sebuah microprocessor.

RAM – RAM digunakan untuk informasi table routing, cache fast switching, konfigurasi

yang sedang jalan, dan mengatur antrian paket. Pada kebanyakan router RAM

meyediakan space memori untuk menjalankan fungsi router. Secara logik RAM dibagi

menjadi memori prosesor utama dan memori share input/output (I/O). Memori share I/O

merupakan share diantara interface-interface router untuk penyimpanan paket

sementara. Isi dari RAM akan hilang kalau router dimatikan atau di-restart. RAM

biasanya bertipe dynamic random-access memori (DRAM) dan dapat di-upgrade

dengan menambahkan suatu module memori yan disebut dengan dual in-line memory

module (DIMM).

Flash – flash memori digunakan untuk menyimpan image dari IOS. Router normalnya

membutuhkan IOS default dari flash. Image dapat di-upgrade dengan cara men-

download image baru ke dalam flash. IOS bisa jadi ter-kompresi maupun tidak. Pada

kebanyakan router untuk meng-copy IOS ditansfer ke RAM selama proses booting.

Pada router yang lain IOS mungkin dapat dijalankan langsing dari flash. Flash terpasang

secara single si slot SIMM atau berupa card PCMCIA yang dapat ditambahkan atau

dilepas pada saat upgrade flash.

NVRAM – NVRAM digunakan untuk menyimpan startup configuration. Pada device

yang sama EEPROM dapat digunakan sebagai fungsi NVRAM. Pada device yang lain

Page 57: Modul Instalasi Jaringan

dipakai untuk sebagai flash untuk melaukan booting. Isi dari NVRAM tidak akan hilang

meskipung router dimatikan atau di-restart.

Bus – Sebagian besar router terdiri atas bus sistem dan bus CPU. bus sistem

digunakan untuk komunikasi antar CPU dan interface atau slot tambahan. Bus ini

mentransfer paket dari dan ke interface.

Bus CPU digunakan untuk akses komponen dari media penyimpan di router. Bus ini

mentransfer perintah dan data ke atau dari alamat memory yang digunakan.

ROM – ROM digunakan secara permanen untuk menyimpan kode-kode startup

diagnostic, yang dikenal dengan nama ROM monitor. Tugas utama ROM adalah untuk

dignosa hardware selama router booting dan loading IOS dari flash ke RAM. Beberapa

router, ROM juga bisa digunakan sebagai sumber booting alternatif. Dan dapat di-

upgrade dengan cara melepas chip pada socketnya.

Interface – Interface dari router digunakan untuk menyambungkan koneksi ke luar. Ada

3 tipe interface: LAN, Wan dan console atau auxiliary (AUX). Interface LAN biasanya

satu atau beberapa tipe ethernet atau token ring yang berbeda-beda. Tiap-tiap intreface

memiliki chip controller yang berfungsi untuk menyambungkan sistem ke media.

Interface LAN biasanya berupa fixed configuration atau modular.

Interface WAN misalnya serial, ISDN dan integrated CSU. Sama dengan interface LAN,

ia juga mempunyai chip controller. Interface Wan bisa berupa fixed configuration atau

modular.

Port Console atau AUX adalah prot serial yang digunakan untuk proses konfigurasi. Ia

digunakan sebagai terminal dari komunikasi port pada komputer melalui modem.

Power Supply – power supply digunakan sebagai sumber daya untuk mengoperasikan

komponen di dalam router. Beberapa router kemungkinan mempunyai lebih dari sati

power supply.

Alat dan Bahan o 2 buah router seri 1700

o 1 buah router seri 2800

o 6 buah PC

Page 58: Modul Instalasi Jaringan

o 1 buah server

o 3 buah switch

o Kabel UTP

D. PERCOBAAN 1. Siapkan kabel Rollover. Hubungkan sisi konektor RJ-45 ke Console di router dan

sisi konektor DB 9 ke bagian port serial COM 1

2. Pastikan device sudah terpasang dengan baik dan benar (pastika kondisi router

masih dalam kondisi OFF), pada PC sekarang anda aktifkan Hyperterminal

kemudian di bagian com1 propertise anda setting

Baud : 9600

data bit : 8

parity : none

Stop bit : 1

flow control : none

o Selanjutnya kita aktifkan power router tunggu beberapa menit router akan

booting

STE STE

STESTEP

Page 59: Modul Instalasi Jaringan

o Setelah selesai router looding sekarang kita lanjut konfigurasi router

3. Configurasi Untuk Router I --- System Configuration Dialog --- Continue with configuration dialog? [yes/no]: n Press RETURN to get started! Tekan tombol enter untuk memulai Router>enable (untuk meng-enable router)

Menghapus Konfigurasi Router Router>enable

Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Router#configure terminal Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- Router(config)# erase startup-config (tekan tombol enter) Erasing the nvram filesystem will remove all configuration files! Continue? [confirm] (tekan tombol enter) Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- Router(config)#reload (tekan tombol enter) Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- (tunggu beberapa menit router akan melakukan looding), setelah selesai akan muncul tampilan sebagai berikut

Continue with configuration dialog? [yes/no]: n Press RETURN to get started! Tekan tombol enter untuk memulai

Perintah Hostname Router>enable Router#configure terminal Router(config)Hostname ROUTER_I Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 60: Modul Instalasi Jaringan

Perintah Banner ROUTER_I (config)#banner motd #Selamat Datang di Router I# Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- Perintah console password ROUTER_I (config)#line console 0 ROUTER_I (config-line)#password cisco ROUTER_I (config-line)#login ROUTER_I (config-line)#exit Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ROUTER_I (config)#enable password cisco Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ROUTER_I (config)#enable secret cisco Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- Perintah Virtual Line Password ROUTER_I (config)#line vty 0 4 ROUTER_I (config-line)#password cisco ROUTER_I (config-line)#login ROUTER_I (config-line)#exit Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perintah Setting IP addres ROUTER_I #configure terminal ROUTER_I r(config)#interface fastEthernet 0/0 ROUTER_I (config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 ROUTER_I (config-if)#no shutdown ROUTER_I(config-if)#exit Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ROUTER_I #configure terminal ROUTER_I (config)#interface fastEthernet 0/1 ROUTER_I (config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0 ROUTER_I (config-if)#no shutdown ROUTER_I(config-if)#exit Tulis dan jelaskan perintah diatas? -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 61: Modul Instalasi Jaringan

----------------------------------------------------------------------------------------------------------- Perintah copy run start Router_I(config)#ctrl+z Router_I#copy run start -->> kemudian tekan enter 2 x Tulis dan jelaskan perintah diatas? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tugas

1. Dengan menggunakan paket tracer anda tentukan skema pengalamatan konfigurasi router seperti gambar dibawah ini

Device Interface IP Address Subnet Mask Default Gateway

Fa0/0 R1

Fa0/1 Fa0/0

R2 Fa0/1

PC1 N/A PC2 N/A

Page 62: Modul Instalasi Jaringan

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Nama : Nim : Jurusan :

Judul Percobaan :

Hasill Percobaan :

Analisi Percobaan :

Kesimpulan Percobaan :

Page 63: Modul Instalasi Jaringan

9

A. TUJUAN Setelah praktikum ini, praktikan diharapkan dapat:

1. Mengetahui Hardware dari Router.

2. Mempraktekkan cara setting dan konfigurasi Router.

3. Menjelaskan tahapan pelaksanaan setting dan konfigurasi Routing (statik

routing, defaul routing dan dinamyc routing).

B. PERALATAN 1. 3 buah router seri 2800

2. 6 buah PC

3. 3 buah switch

4. Kabel UTP

C. TEORI Seorang administrator memilih suatu protokol routing dinamis berdasarkan

keadaan topologi jaringannya. Misalnya berapa ukuran dari jaringan, bandwidth yang

tersedia, proses power dalam router, merek dan model dari router, dan protokol yang

digunakan dalam jaringan.

Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang

dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket.

Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan

routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika

router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika

menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi

tentang jaringan yang ingin dituju secara manual.

Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan

secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis

ROUTING STATIK & DINAMIC

Page 64: Modul Instalasi Jaringan

jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan

routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk

melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan

untuk jaringan skala kecil. Sedangkan routing dinamis bias diterapkan di jaringan skala

besar dan membutuhkan kemampuan lebih dari administrator

1. ROUTER STATIS Router Statis adalah Router yang me-rutekan jalur spesifik yang ditentukan oleh

user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh

administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP "internetwork".

Rute Statis - Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator

membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau meng"update"

rute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan

(internetwork). Mengkonfigurasi router statis adalah dengan memasukkan tabel routing

secara manual. Tidak terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.

2. ROUTER DIMANIS Router Dinamis adalah Router yang me-rutekan jalur yang dibentuk secara

otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada

perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru.

3. TABEL ROUTING

Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data,

maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus dikirim

ke jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai tabel routing

yang berisi NETID dan Default gatewaynya.

Page 65: Modul Instalasi Jaringan

Berdasarkan gambar di atas berikut ini proses pengiriman data dari computer

192.168.2.2 ke computer 192.168.10.254

Komputer 192.168.2.2 ingin mengirim data ke 192.168.10.254, menyadari

bahwa alamat tujuan tidak berada di jaringan lokal, maka komputer mencari

daftar “default gateway” pada property TCP/IP yaitu 192.168.2.1. Paket data

kemudian dikirim ke Gateway tersebut.

Pada komputer 192.168.2.1 paket data tersebut kembali diperiksa, dan

ditemukan pada tabel routing bahwa paket tersebut dapat dikirim ke jaringan

192.168.10.0 lewat IP 192.168.10.1

Via IP 192.168.10.1 akhirnya data dapat ditransmisi ke tujuan yaitu

192.168.10.254

MENGKONFIGURASI STATIC ROUTING

Membangun static routing pada router-router tidak begitu sulit. Anda tinggal

masuk ke global configuration mode dan jalankan formula berikut pada masing-masing

router yang akan dikonfigurasikan :

Ip route <destination><mask><next_hop_address> Berikut ini adalah detail untuk masing-masing opsi :

Ip route : perintah untuk membuat static routing itu sendiri

Destination : network tujuan yang hendak ditambahkan ke routing

table

Mask : subnet mask yang digunakan dalam network

Page 66: Modul Instalasi Jaringan

Next_hop_address : address dari hop router selanjutnya, yakni yang akan

menerima paket dan mem-forward-nya lagi ke network

remote. Tidak lain berupa interface router dari router

dari network yang terkoneksi secara langsung.

Contoh :

Router(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.10.1

Artinya :

Ip network tujuan : 192.168.2.0

Mask : 255.255.255.0

IP Next hop : 192.168.10.1

D. PRAKTIKUM

1. Siapkan kabel Rollover. Hubungkan sisi konektor RJ-45 ke Console di router dan sisi

konektor DB 9 ke bagian port serial COM 1

Page 67: Modul Instalasi Jaringan

2. Pastikan device sudah terpasang dengan baik dan benar (pastika kondisi router

masih dalam kondisi OFF), pada PC sekarang anda aktifkan Hyperterminal

kemudian di bagian com1 propertise anda setting

i. Baud : 9600

ii. data bit : 8

iii. parity : none

iv. Stop bit : 1

v. flow control : none

STEP I STEP II

STEP III STEP IV

Page 68: Modul Instalasi Jaringan

3. Selanjutnya kita aktifkan power router tunggu beberapa menit router akan

booting

4. Setelah selesai router looding sekarang kita lanjut konfigurasi router

5. Konfigurasi Router

Configurasi Untuk Router I (steriing) --- System Configuration Dialog --- Continue with configuration dialog? [yes/no]: n Press RETURN to get started! Tekan tombol enter untuk memulai Router>enable (untuk meng-enable router) Memberi nama Router Router#configure terminal Router(config)Hostname ROUTER_I Membuat Banner ROUTER_I (config)#banner motd #Selamat Datang di Router I# Membuat Password ROUTER_I (config)#line console 0 ROUTER_I (config-line)#password cisco ROUTER_I (config-line)#login ROUTER_I (config-line)#exit ROUTER_I (config)#enable password cisco ROUTER_I (config)#enable secret cisco Mensetting U/ Telnet ROUTER_I (config)#line vty 0 4 ROUTER_I (config-line)#password cisco ROUTER_I (config-line)#login ROUTER_I (config-line)#exit Setting IP di Interface 0/0 ROUTER_I #configure terminal ROUTER_I r(config)#interface fastEthernet 0/0 ROUTER_I (config-if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0 ROUTER_I (config-if)#no shutdown ROUTER_I(config-if)#exit Setting IP Serial 0/0/0 ROUTER_I (config)#interface serial 0/0/0 ROUTER_I (config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.4 ROUTER_I (config-if)#clock rate 64000 ROUTER_I (config-if)#no shutdown ROUTER_I (config-if)#exit

Page 69: Modul Instalasi Jaringan

Simpan configure ke NVRAM Router_I(config)#ctrl+z Router_I#copy run start -->> kemudian tekan enter 2 x

Configurasi Untuk Router II (hobeken) --- System Configuration Dialog --- Continue with configuration dialog? [yes/no]: n Press RETURN to get started! Tekan tombol enter untuk memulai Router>enable (untuk meng-enable router) Memberi nama Router Router#configure terminal Router(config)Hostname ROUTER_II Membuat Banner ROUTER_II (config)#banner motd #Selamat Datang di Router II# Membuat Password ROUTER_II (config)#line console 0 ROUTER_II (config-line)#password cisco ROUTER_II (config-line)#login ROUTER_II (config-line)#exit ROUTER_II (config)#enable password cisco ROUTER_II (config)#enable secret cisco Mensetting U/ Telnet ROUTER_II (config)#line vty 0 4 ROUTER_II (config-line)#password cisco ROUTER_II (config-line)#login ROUTER_II (config-line)#exit Setting IP Serial 0/0/0 ROUTER_II (config)#interface serial 0/0/0 ROUTER_II (config-if)#ip address 172.16.1.2 255.255.255.0 ROUTER_II (config-if)#clock rate 64000 ROUTER_II (config-if)#no shutdown ROUTER_II (config-if)#exit Setting IP di Interface 0/0 ROUTER_II #configure terminal ROUTER_II (config)#interface fastEthernet 0/0 ROUTER_II (config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 ROUTER_II (config-if)#no shutdown ROUTER_II (config-if)#exit

Page 70: Modul Instalasi Jaringan

Setting IP di Interface serial 0/0/1 ROUTER_II #configure terminal ROUTER_II (config)# interface serial 0/0/1 ROUTER_II (config-if)#ip address 172.16.0.1 255.255.255.0 ROUTER_II (config-if)#no shutdown ROUTER_II (config-if)#exit Simpan configure ke NVRAM ROUTER_II (config)#ctrl+z ROUTER_II #copy run start -->> kemudian tekan enter 2 x Configurasi Untuk Router III (waycross) --- System Configuration Dialog --- Continue with configuration dialog? [yes/no]: n Press RETURN to get started! Tekan tombol enter untuk memulai Router>enable (untuk meng-enable router) Memberi nama Router Router#configure terminal Router(config)Hostname ROUTER_III Membuat Banner ROUTER_III (config)#banner motd #Selamat Datang di Router III# Membuat Password ROUTER_III (config)#line console 0 ROUTER_III (config-line)#password cisco ROUTER_III (config-line)#login ROUTER_III (config-line)#exit ROUTER_III (config)#enable password cisco ROUTER_III (config)#enable secret cisco Mensetting U/ Telnet ROUTER_III (config)#line vty 0 4 ROUTER_III (config-line)#password cisco ROUTER_III (config-line)#login ROUTER_III (config-line)#exit Setting IP di Interface 0/0 ROUTER_III #configure terminal ROUTER_III (config)#interface fastEthernet 0/0 ROUTER_III (config-if)#ip address 10.0.0.1 255.255.255.0 ROUTER_III (config-if)#no shutdown ROUTER_III (config-if)#exit Setting IP di Interface serial 0/0/0 ROUTER_III #configure terminal ROUTER_III (config)#interface fastEthernet 0/1

Page 71: Modul Instalasi Jaringan

ROUTER_III (config-if)#ip address 172.16.0.2 255.255.255.0 ROUTER_III (config-if)#no shutdown ROUTER_III (config-if)#exit Simpan configure ke NVRAM Router_III(config)#ctrl+z Router_III#copy run start -->> kemudian tekan enter 2 x Untuk mengecek seluruh konfigurasi pada masing-masing router, ketik perintah

:

Router#show running-startup

6. Hubungkan masing-masing router dengan switch pasangannya menggunakan

straight through cable dan masing-masing switch ke PC-PC yang terhubung

dengannya juga dengan straight through cable.

7. Set IP address PC sesuai dengan konfigurasi pada gambar 2. Klik Control Panel,

pilih Network Connection, Klik 2 kali pada gambar LAN. Pada LAN Status klik

tombol Properties. Ketik nomor IP, subnetmask dan default gateway

8. Routing Static 1. Masuk ke bagian global di Router I : ROUTER_I (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.1.2

Page 72: Modul Instalasi Jaringan

ROUTER_I (config)#ip route 172.16.0.0 255.255.255.0 172.16.1.2 ROUTER_I (config)#ip route 10.0.0.0 255.255.255.0 172.16.0.2 2. Simpan Hasil Konfigurasi

ROUTER_I# copy run start

3. Masuk ke bagian global di Router II : ROUTER_II (config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.1.1 ROUTER_II (config)#ip route 10.0.0.0 255.255.255.0 172.16.0.2 4. Simpan Hasil Konfigurasi

ROUTER_I# copy run start 6. Masuk ke bagian global di Router II: ROUTER_III (config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.1.1 ROUTER_III (config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.0.1 ROUTER_III (config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.0.1 7.Simpan Hasil Konfigurasi

ROUTER_I# copy run start 8. Melihat Routing Table

ROUTER_I# Show ip Route

.9. Dinamic Routing 1. Hapus Statik Routing di Router 1, 2 dan 3 Masuk ke bagian global di Router I : ROUTER_I (config)#no ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.1.2 ROUTER_I (config)#no ip route 172.16.0.0 255.255.255.0 172.16.1.2 ROUTER_I (config)#no ip route 10.0.0.0 255.255.255.0 172.16.0.2 4. Simpan Hasil Konfigurasi

ROUTER_I# copy run start

5. Masuk ke bagian global di Router II : ROUTER_II (config)#no ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.1.1 ROUTER_II (config)#no ip route 10.0.0.0 255.255.255.0 172.16.0.2 4. Simpan Hasil Konfigurasi

ROUTER_I# copy run start 6. Masuk ke bagian global di Router II: ROUTER_III (config)#no ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 172.16.1.1 ROUTER_III (config)#no ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 172.16.0.1 ROUTER_III (config)#no ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 172.16.0.1 7.Simpan Hasil Konfigurasi

ROUTER_I# copy run start

Page 73: Modul Instalasi Jaringan

2. Konfigurasi Rip

RI : ROUTER_I(config)#router rip ROUTER_I (config)#network 172.16.1.0 ROUTER_I (config)#network 192.168.2.0 R2 : ROUTER_II(config)#router rip ROUTER_II(config)#network 192.168.1.0 ROUTER_II(config)#network 172.16.0.0 ROUTER_II(config)#network 172.16.1.0 R3 : ROUTER_III (config)#router rip ROUTER_III (config)#network 172.16.0.0 ROUTER_III (config)#network 10.0.0.1 Melihat Routing Table

ROUTER_I# Show ip Route

3. Konfigurasi EIGRP RI : ROUTER_I (config)#router eigrp 100 ROUTER_I (config)#network 172.16.1.0.0 0.0.0.255 ROUTER_I (config)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 R2 : ROUTER_II(config)# router eigrp 100 ROUTER_II (config)#network network 172.16.1.0.0 0.0.0.255 ROUTER_II (config)#network network 172.16.0.0.0 0.0.0.255 ROUTER_II (config)#network network 192.168.1.0.0 0.0.0.255 R3 : ROUTER_III(config)# router eigrp 100 ROUTER_III (config)#network network 172.16.1.0.0 0.0.0.255 ROUTER_III (config)#network network 10.0.0.0.0 0.0.0.255 Melihat Routing Table

ROUTER_I# Show ip Route

4. Konfigurasi OSPF RI : R1(config)# router ospf 1 ROUTER_I (config)#network 172.16.1.0.0 0.0.0.255 area 0 ROUTER_I (config)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0

Page 74: Modul Instalasi Jaringan

R2 : ROUTER_II(config)# router ospf 1 ROUTER_II (config)#network network 172.16.1.0.0 0.0.0.255 area 0 ROUTER_II (config)#network network 172.16.0.0.0 0.0.0.255 area 0 ROUTER_II (config)#network network 192.168.1.0.0 0.0.0.255 area 0 R3 : ROUTER_III(config)# router ospf 1 ROUTER_III (config)#network network 172.16.1.0.0 0.0.0.255 area 0 ROUTER_III (config)#network network 10.0.0.0.0 0.0.0.255 area 0 Melihat Routing Table ROUTER_I# Show ip Route

Page 75: Modul Instalasi Jaringan

Judul Percobaan :

Hasill Percobaan :

Analisi Percobaan :

Kesimpulan Percobaan :

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

Nama : Nim : Jurusan :