19
BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini berisi bahan ajar mengenai materi Akuntansi Persediaan yang memiliki ruang lingkup meliputi metode- metode yang digunakan dalam menentukan nilai persediaan. Dalam modul ini disajikan materi yang terkait dengan ruang lingkup tersebut. Hasil belajar yang diharapkan adalah, peserta didik mampu menjelaskan dan mengidentifikasi metode-metode yang digunakan dalam menentukan nilai persediaan. Manfaat penguasaan bahan ajar ini di dunia kerja, mampu menjadi teknisi akuntansi yang menangani penyusunan akuntansi persediaan. Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul ini 9 x 45 menit. B. Prasyarat Syarat Anda mempelajari modul ini adalah Anda telah menguasai pengetahuan umum mengenai Akuntansi Persediaan. Kemudian sudah adanya Standar Operasi Prosedur (SOP) untuk pengelolaan administrasi persediaan. Mampu mengoperasikan peralatan manual dan komputer. C. Petunjuk Penggunaan Modul Petunjuk Peserta Diktat 1. Baca dan pahami modul dengan baik ! 2. Simak informasi yang diperdengarkan dengan cermat ! 1

Modul KD 12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul

Citation preview

Page 1: Modul KD 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul ini berisi bahan ajar mengenai materi Akuntansi Persediaan yang memiliki

ruang lingkup meliputi metode-metode yang digunakan dalam menentukan nilai

persediaan. Dalam modul ini disajikan materi yang terkait dengan ruang lingkup

tersebut. Hasil belajar yang diharapkan adalah, peserta didik mampu menjelaskan dan

mengidentifikasi metode-metode yang digunakan dalam menentukan nilai persediaan.

Manfaat penguasaan bahan ajar ini di dunia kerja, mampu menjadi teknisi akuntansi

yang menangani penyusunan akuntansi persediaan. Waktu yang disediakan untuk

menyelesaikan modul ini 9 x 45 menit.

B. Prasyarat

Syarat Anda mempelajari modul ini adalah Anda telah menguasai pengetahuan umum

mengenai Akuntansi Persediaan. Kemudian sudah adanya Standar Operasi Prosedur

(SOP) untuk pengelolaan administrasi persediaan. Mampu mengoperasikan peralatan

manual dan komputer.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

Petunjuk Peserta Diktat

1. Baca dan pahami modul dengan baik !

2. Simak informasi yang diperdengarkan dengan cermat !

3. Ikuti ketentuan yang berlaku dalam modul, khususnya waktu yang disediakan untuk

bagian tertentu !

4. Kerjakan tugas-tugas dan uji kemahiran dengan cermat dan jujur !

5. Jangan melihat kunci jawaban sebelum waktunya !

6. Usahakan menyelesaikan modul lebih cepat dari waktu yang ditetapkan !

7. Tingkatkan terus pemahaman Anda !

a. Target minimal skor nilai uji kemahiran adalah 80 (skala 100)

b. Jika target 80% belum terapai, mintalah saran fasilitator !

c. Jika skor nilai Anda ≥80%, Anda diperbolehkan melanjutkan ke modul

berikutnya.

8. Anda diperbolehkan bertanya kepada fasilitator (guru), jika dirasa perlu

1

Page 2: Modul KD 12

9. Laporkan kemajuan Anda kepada Fasilitator sebelum melanjutkan ke modul

berikutnya !

Petunjuk Fasilitator

1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.

2. Memimbing peserta diktat melalui tugas-tugas latihan yang dijelaskan dalam tahap

belajar.

3. Membantu peserta diktat dalam memahami konsep dan menjawab pertanyaan/kendala

proses belajar peserta diktat.

4. Membantu peserta diktat untuk mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan

untuk belajar.

5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

6. Mencatat pencapaian kemajuan belajar peserta diklat.

7. Melaksanakan penilaian.

8. Menjelaskan kepada peserta diktat mengenai bagian yang perlu dibenahi.

9. Mengecek kembali kemampuan peserta diklat mengenai bagian yang perlu dibenahi.

10. Melaksanakan verifikasi setelah peserta diklat menyelesaikan modul untuk

merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya.

D. Tujuan Pembelajaran

Peserta Diktat diharapkan mampu:

1. Menjelaskan sistem penilaian persediaan secara benar sesuai dengan konsep dasar

akuntansi.

2. Menjelaskan metode dalam penentuan nilai persediaan dalam sistem periodik.

3. Menjelaskan metode dalam penentuan nilai persediaan dalam sistem perpetual.

4. Mengidentifikasi penggunaan metode dalam penentuan nilai persediaan dalam

sistem periodik.

5. Mengidentifikasi penggunaan metode dalam penentuan nilai persediaan dalam

sistem perpetual.

E. Kompetensi

KODE KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASARAkuntansi Keuangan

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan

1.1. Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, atas pemberian amanah untuk mengelola administrasi keuangan

2

Page 3: Modul KD 12

perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, gotong royong, kerja sama, toleran, damai, santun, responsif, dan pro aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan rasa prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

entitas.1.2. Mengamalkan ajaran agama dalam

memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan informasi keuangan yang mudah dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.

2.1. Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami pengetahuan dasar tentang keuangan dan akuntansi.

2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, responsif dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial sesuai dengan prinsip etika profesi bidang keuangan dan akuntansi.

2.3. Menghargai kerja individu dan kelompok serta mempunyai kepedulian yang tinggi dalam menjaga keselarasan lingkungan sosial, lingkungan kerja dan alam.

3.12. Menjelaskan metode-metode yang digunakan dalam menentukan nilai persediaan.

4.12. Mengidentifikasi penggunaan metode dalam menentukan nilai persediaan.

F. Cek Kemampuan

NO PERNYATAAN YA TIDAK1. Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga

pokok penjualan dihitung secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan.

2. Dalam metode identifikasi khusus, harga pokok yang dibebankan sebagai harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan akhir merupakan harga pokok yang sebenarnya terjadi.

3. Pemakaian metode arus harga pokok dengan menggunakan metode rata-rata disesuaikan dengan sistem pencatatan persediaan.

4. Pada metode FIFO asumsi yang digunakan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang yang digunakan atau dijual.

3

Page 4: Modul KD 12

5. Metode LIFO didasarkan pada asumsi bahwa barang yang dibeli lebih akhir dijual atau dikeluarkan lebih dahulu.

4

Page 5: Modul KD 12

BAB II

PEMBELAJARAN

Rencana Belajar Peserta Diklat

No Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Pencapaian

Alasan Perubahan

Disetujui oleh

Fasilitator1 Menjelaskan dan

mengidentifikasi metode-metode yang digunakan dalam menentukan nilai persediaan

A. Kegiatan Belajar

1. Kegiatan Belajar

Sistem Penilaian Persediaan

a. Tujuan

Peserta diktat mampu menjelaskan dan mengidentifikasi metode-metode yang

digunakan dalam menentukan nilai persediaan.

b. Uraian Materi

Sistem Penilaian Persediaan

Sistem Fisik (Sistem Periodik)

Sistem persediaan fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan dihitung

secara periodik dengan mengandalkan semata-mata pada perhitungan fisik tanpa

menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan. Sistem

fisik digunakan untuk menentukan jumlah kuantitas persediaan barang dan dilakukan pada

akhir periode akuntansi. Cara perhitungan harga pokok penjualan dilakukan seperti berikut ini

:

Pesediaan Awal                               xxx

Pembelian                                        xxx   +

Barang tersedia untuk dijual            xxx

Persediaan Akhir                             xxx –

Harga Pokok Penjualan                   xxx

                                                         ===

Ciri-ciri sistem fisik atau periodik adalah sebagai berikut :

5

Page 6: Modul KD 12

Pemasukan dan pengeluaran persediaan tidak dicatat dan tidak diperhitungkan dalam 

suatu catatan tertentu.

Pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening pembelian bukan persediaan

barang.

Perhitungan persediaan akhir sekaligus digunakan untuk perhitungan harga pokok

penjualan dengan menggunakan jurnal penyesuaian.

Sistem ini cukup sederhana dan mudah diterapkan, tetapi kurang baik untuk pengawasan

persediaan, karena kekurangan persediaan yang hilang tidak dapat dideteksi dan manajemen

tidak memiliki alat untuk mengetahui jumlah persediaan setiap saat.

1. Identifikasi khusus

Dalam metode identifikasi khusus, harga pokok yang dibebankan sebagai harga pokok

penjualan dan harga pokok persediaan akhir merupakan harga pokok yang sebenarnya terjadi.

Penggunaan metode identifikasi khusus sesuai untuk diterapkan pada kegiatan usaha yang

mentransaksikan produk yang bernilai tinggi, spesifik, atau jenis persediaan yang memiliki

variasi signifikan. Contoh penggunaan metode identifikasi khusus adalah aliran barang

persediaan seperti; intan, permata, kendaraan mewah, barang antik dan barang spesifik lain.

2. Rata-rata sederhana & tertimbang

Pemakaian metode arus harga pokok dengan menggunakan metode rata-rata disesuaikan

dengan sistem pencatatan persediaan. Pada pencatatan dengan menggunakan sistem fisik/

periodik dapat menggunakan:

a. rata-rata sederhana (simple average);

b. rata-rata tertimbang (weighted average).

Jika perusahaan menggunakan sistim pencatatan secara perpetual maka digunakan metode

rata-rata bergerak (moving average) dengan menggunakan kartu persediaan. Dalam metode

ini harga pokok per unit dihitung setiap kali pembelian dilakukan.

Rata-Rata Sederhana:

Î = (IA + I1 + I2 + I3 + IN) / (1 + N)

Keterangan:

Î = Harga pokok per unit dengan metode rata-rata sederhana

IA = Harga pokok per unit persediaan awal

IN = Harga pokok per unit persediaan pada pembelian ke-N

6

Page 7: Modul KD 12

N = Frekuensi pembelian selama periode perhitungan

Rata-Rata Tertimbang:

Asumsi dalam metode ini bahwa barang yang dijual harus dibebani dengan harga

pokok rata-rata, dimana rata-rata tersebut dipengaruhi atau ditimbang menurut jumlah

unit yang diperoleh pada masing-masing harga.

I = (Harga Perolehan Barang Tersedia Dijual)

Jumlah Barang Tersedia Dijual

I = Harga pokok per unit dengan metode rata- rata tertimbang

3. Masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau First In First Out (FIFO)

Pada metode ini asumsi yang digunakan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang

yang digunakan atau dijual. Harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli, dianggap akan

menjadi Harga Pokok Penjualan lebih dahulu juga (Sistem perpetual). Persediaan Akhir

ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dari pembelian paling akhir dan

bergerak mundur (Sistem fisik atau periodik). Pada metode FIFO baik sistem perpetual

maupun sistem fisik memiliki nilai yang sama.

Cara menghitung persediaan akhir adalah sebagai berikut :

Persediaan awal                      xxx

Pembelian                              xxx +

Tersedia untuk dijual              xxx

Penjualan                               xxx –

Persediaan akhir                     xxx

Metode FIFO yang didasarkan atas sistem fisik, nilai persediaan akhir ditentukan dengan cara

saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok perunit barang yang terakhir kali masuk, bila

saldo fisik ternyata lebih besar dari jumlah unit terakhir masuk maka sisanya diambilkan dari

harga pokok perunit yang masuk sebelumnya.

4. Masuk terakhir keluar pertama (MTKP) atau Last In First Out (LIFO).

Metode LIFO didasarkan pada asumsi bahwa barang yang dibeli lebih akhir dijual atau

dikeluarkan lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang dibeli terakhir akan

dialokasikan lebih dahulu sebagai Harga Pokok Penjualan (sistem perpetual). Persediaan

Akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dari yang dibeli paling awal,

dan kemudian bergerak maju (sistem fisik atau periodik).

7

Page 8: Modul KD 12

Sistem Perpetual (Sistem Buku)

Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan terus-

menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Perkiraan

persediaan didukung dalam kartu-kartu pembantu persediaan (kartu persediaan). Kartu

persediaan digunakan untuk mencatat transaksi setiap jenis persediaan, memuat nama barang,

tempat penyimpanan barang, kode barang dan kolom-kolom yang dipakai untuk mencatat

transaksi adalah tanggal, pembelian (pemasukan), penjualan (pengeluaran) dan sisa atau saldo

persediaan.

Ciri-ciri pengelolaan persediaan dengan sistem perpetual adalah sebagai berikut :

Setiap terjadi pembelian barang dicatat dengan mendebit rekening persediaan barang.

Setiap terjadi pengeluaran barang (penjualan) dicatat mengkredit persediaan sejumlah

harga pokok penjualan.

Setiap saat dapat diketahui jumlah kuantitas sisa atau saldo persediaan.

Sistem perpetual memudahkan dalam penyusunan neraca dan laporan perhitungan laba rugi

karena penentuan persediaan akhir tidak perlu lagi menghitung fisiknya tetapi perhitungan

fisiknya tetap dilakukan untuk tujuan pengawasan terhadap persediaan barang.

1. Rata-rata bergerak (Moving Average)

Metode ini diselenggarakan dengan kartu persediaan dan harga pokok perunit persediaan

selalu berubah setiap terjadi pembelian barang baru.

Harga pokok rata-rata = harga perolehan lama + harga perolehan baru

Unit barang lama + unit barang baru

2. Masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau First In First Out (FIFO)

Pada metode ini asumsi yang digunakan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang

yang digunakan atau dijual. Harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli, dianggap akan

menjadi Harga Pokok Penjualan lebih dahulu juga (Sistem perpetual). Persediaan Akhir

ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dari pembelian paling akhir dan

bergerak mundur (Sistem fisik atau periodik). Pada metode FIFO baik sistem perpetual

maupun sistem fisik memiliki nilai yang sama.

Pada sistem perpetual pencatatan persediaan dilakukan secara terus menerus dalam kartu

persediaan. Pada sistem ini apabila ada transaksi penjualan maka akan dijurnal dua kali,

pertama mencatat harga pokok penjualan dan yang kedua mencatat harga pokok barang yang

dijual, seperti berikut ini :

Kas/ Piutang Dagang              xxx

8

Page 9: Modul KD 12

Penjualan                               xxx

HPP                              xxx

Persediaan barang                   xxx

3. Masuk terakhir keluar pertama (MTKP) atau Last In First Out (LIFO).

Metode LIFO didasarkan pada asumsi bahwa barang yang dibeli lebih akhir dijual atau

dikeluarkan lebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang dibeli terakhir akan

dialokasikan lebih dahulu sebagai Harga Pokok Penjualan (sistem perpetual). Persediaan

Akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dari yang dibeli paling awal,

dan kemudian bergerak maju (sistem fisik atau periodik).

Sumber: a. Somantri, Hendi. 2007. Memahami Akuntansi SMK Seri B. Bandung : Armico.

b. Suhayati, Ely dan Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta :

Graha Ilmu.

c. Muawanah, Umi, dkk. 2008. Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Jilid

3 Untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen

Pendidikan Nasional.

9

Page 10: Modul KD 12

BAB III

EVALUASI

Soal Tes Tertulis : (5 Poin per Nomor)

Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar !

1. Apa yang dimaksud dengan identifikasi khusus dalam sistem periodik ?

2. Jelaskan metode FIFO pada sistem periodik !

3. Jelaskan yang dimaksud dengan rata-rata bergerak pada sistem perpetual !

4. Jelaskan yang dimaksud dengan metode FIFO pada sistem perpetual !

Kunci Jawaban

1. Dalam metode identifikasi khusus, harga pokok yang dibebankan sebagai harga pokok

penjualan dan harga pokok persediaan akhir merupakan harga pokok yang sebenarnya

terjadi. Penggunaan metode identifikasi khusus sesuai untuk diterapkan pada kegiatan

usaha yang mentransaksikan produk yang bernilai tinggi, spesifik, atau jenis

persediaan yang memiliki variasi signifikan.

2. Pada metode FIFO ini asumsi yang digunakan bahwa barang pertama yang dibeli

adalah barang yang digunakan atau dijual. Persediaan Akhir ditentukan dengan

mengambil harga perolehan per unit dari pembelian paling akhir dan bergerak mundur

(Sistem fisik atau periodik). Pada metode FIFO baik sistem perpetual maupun sistem

fisik memiliki nilai yang sama. Metode FIFO yang didasarkan atas sistem fisik, nilai

persediaan akhir ditentukan dengan cara saldo fisik yang ada dikalikan harga pokok

perunit barang yang terakhir kali masuk, bila saldo fisik ternyata lebih besar dari

jumlah unit terakhir masuk maka sisanya diambilkan dari harga pokok perunit yang

masuk sebelumnya.

3. Metode ini diselenggarakan dengan kartu persediaan dan harga pokok perunit

persediaan selalu berubah setiap terjadi pembelian barang baru.

Harga pokok rata-rata = harga perolehan lama + harga perolehan baru

Unit barang lama + unit barang baru

4. Pada metode ini asumsi yang digunakan bahwa barang pertama yang dibeli adalah

barang yang digunakan atau dijual. Harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli,

dianggap akan menjadi Harga Pokok Penjualan lebih dahulu juga (Sistem perpetual).

Pada metode FIFO baik sistem perpetual maupun sistem fisik memiliki nilai yang

sama.

10

Page 11: Modul KD 12

Pada sistem perpetual pencatatan persediaan dilakukan secara terus menerus dalam

kartu persediaan. Pada sistem ini apabila ada transaksi penjualan maka akan dijurnal

dua kali, pertama mencatat harga pokok penjualan dan yang kedua mencatat harga

pokok barang yang dijual, seperti berikut ini :

Kas/ Piutang Dagang              xxx

Penjualan                               xxx

HPP                              xxx

Persediaan barang                   xxx

11

Page 12: Modul KD 12

BAB IV

PENUTUP

Setelah Anda mengerjakan semua evaluasi, cocokkan jawaban Anda dengan kunci Jawaban

yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah Jawaban Anda yang benar. Kemudian

gunakan rumus di bawah ini untuk menghitung tingkat pemahaman Anda.

Tingkat Pemahaman = Jumlah jawaban yang benar X 100%

20

Berapa persen pemahaman Anda? ……….. %

Arti tingkat Pemahaman yang Anda Capai:

90% s.d. 100% = baik sekali

80% s.d. 89% = baik

70% s.d. 79% = cukup

<70% = kurang

Bila Anda telah mencapai tingkat pemahaman 80%, Anda dapat melanjutkan ke Modul

Selanjutnya. Selamat !!

Tetapi jika hasil pemahaman Anda <80% pelajari kembali modul ini, terutama bagian-bagian

yang belum Anda kuasai atau berkonsultasilah dengan fasilitator Anda !

12

Page 13: Modul KD 12

DAFTAR PUSTAKA

Somantri, Hendi. 2007. Memahami Akuntansi SMK Seri B. Bandung : Armico.

Suhayati, Ely dan Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Muawanah, Umi, dkk. 2008. Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Jilid 3 Untuk

SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan

Nasional.

13