32
MODUL KE-10 Mata Kuliah : Manajemen Strategik Fak. Ekonomi UMB Jur. Manajemen (S-1) – PKK Menteng Jakarta Dosen : Agus Arijanto,SE,MM Strategi alternative dan Cara Mencapai Strategi Strategi Join Venture Joint Venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra. Kadang-kadang juga disebut sebagai aliansi strategis, yang meliputi berbagai mitra, termasuk organisasi nirlaba, sektor bisnis dan umum. Menurut Peter Mahmud joint venture merupakan suatu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan baru, perusahaan baru inilah yang disebut dengan perusahaan joint venture. Sedangkan pengertian menurut Erman Rajagukguk ialah suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan perjanjian, jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint venture yang bersifat internasional. Sehingga dari kedua pengertian tersebut mempunyai satu kesepakatan bahwasanya joint venture ialah suatu perjanjian, maka harus memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian menurut ketentuan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Namun dalam pengaturan joint venture tersebut berada di luar KUH Perdata, karena joint venture PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 1

Modul Ke 10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Joint Venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai Mitra. Kadang-kadang juga disebut sebagai Aliansi Strategis, yang meliputi berbagai mitra, termasuk organisasi nirlaba, sektor bisnis dan umum

Citation preview

Page 1: Modul Ke 10

MODUL KE-10Mata Kuliah : Manajemen StrategikFak. Ekonomi UMB Jur. Manajemen (S-1) – PKK Menteng JakartaDosen : Agus Arijanto,SE,MM

Strategi alternative dan Cara Mencapai Strategi

Strategi Join Venture

Joint Venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif

sebagai mitra. Kadang-kadang juga disebut sebagai aliansi strategis, yang meliputi

berbagai mitra, termasuk organisasi nirlaba, sektor bisnis dan umum.

Menurut Peter Mahmud joint venture merupakan suatu kontrak antara dua perusahaan

untuk membentuk satu perusahaan baru, perusahaan baru inilah yang disebut dengan

perusahaan joint venture. Sedangkan pengertian menurut Erman Rajagukguk ialah

suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional

berdasarkan perjanjian, jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint venture yang

bersifat internasional.

Sehingga dari kedua pengertian tersebut mempunyai satu kesepakatan bahwasanya

joint venture ialah suatu perjanjian, maka harus memenuhi syarat sahnya suatu

perjanjian menurut ketentuan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Namun dalam

pengaturan joint venture tersebut berada di luar KUH Perdata, karena joint venture

termasuk ke dalam perjanjian yang tidak bernama serta tidak diatur dalam KUH Perdata.

Berdasarkan pengertian dari kedua tokoh di atas maka dapat kita ketahui unsur-unsur

yang terdapat dalam joint venture ialah :

a. kerja sama antara pemilik modal asing dan nasionalb. membentuk perusahaan baru antara pengusaha asing dan nasionalc. didasarkan pada kontraktual atau perjanjian

Akan tetapi tidak semua usaha wajib didirikan joint venture antara pemilik modal

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 1

Page 2: Modul Ke 10

asing dengan pemilik modal nasional. Jenis perjanjian joint venture antara lain :

a. Joint venture domestic : Joint venture domestik didirikan antara perusahaan yang

terdapat di dalam negeri.

b. Joint venture Internasional : Joint venture internasional ini didirikan di Indonesia oleh

dua perusahaan dimana salah satunya perusahaan asing.

Ada 2 (dua) sifat khas penanaman modal asing, menurut Robert Gilpin, yaitu:

a. Perusahaan multi/trans nasional (PMN/PTN) melakukan penanaman modal langsung

di negara-negara asing (foreign direct investment, “FDI”), melalui pendirian anak atau

cabang perusahaan atau pengambilalihan sebuah perusahaan asing, dengan sasaran

melakukan pengawasan manajemen terhadap suatu unit produksi di suatu negara

asing, yang berbeda dengan penanaman modal fortofolio pembelian saham dalam suatu

perusahaan.

b. Suatu PMN ditandai dengan adanya perusahaan induk dan sekelompok anak

perusahaan atau cabang perusahaan di berbagai negara dengan satu penampung

bersama sumber-sumber manajemen, keuangan dan teknik dengan integrasi vertikal

dan sentralisai pengambilan keputusan. Ditinjau dari negara yang terkait dalam PMN,

maka ada 2 (dua) negara yang terkait yaitu negara asal investasi (home state) dengan

negara tuan rumah (host state) atau negara yang merupakan pusat PMN (home

country) dengan negara lain yang merupakan tempat perusahaan tersebut melakukan

operasi atau kegiatanya (host country).

Menurut pengertian dari Erman Rajagukguk di atas joint venture harus ada unsur

asingnya, maka sangatlah penting kita tinjau juga pengertian penanaman modal asing.

Pengertian penanaman modal asing menurut Pasal 1 UU Nomor 1 Tahun 1967

“Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi

modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-

ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 2

Page 3: Modul Ke 10

Indonesia, dalam arti pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanam

modal tersebut.”Dalam rangka menarik penanaman modal asing ke Indonesia pada

umumnya menyangkut tiga hal yaitu adanya peluang di bidang ekonomi, kepastian

hukum, dan stabilitas politik. Pada dasarnya perusahaan joint venture didirikan atas

adanya perjanjian antara investor asing dan nasional. Perjanjian kerja sarna ini memuat

hak dan kewajiban para pihak. Kedudukan para pihak dalam kepengurusan ditentukan

berdasarkan prosentase pemilikan saham perusahaan. Presentase saham antara

investor asing dan nasional biasanya tidaklah sama. Pada umumnya investor nasional

adalah pemegang saham minoritas, sedangkan investor asing adalah mayoritas. Hal ini

menyebabkan kelompok pemegang saham mayoritas cenderung menguasai

pengelolaan perusahaan joint venture.

Adapun syarat-syarat untuk menarik modal asing adalah:

a. Syarat keuntungan ekonomi (economic opportunity)

Yaitu adanya kesempatan ekonomi bagi investor, seperti dekat dengan sumber daya

alam, tersedianya bahan baku, tersedianya lokasi untuk mendirikan pabrik, tersedianya

tenaga kerja dan pasar yang prospektif.

b. Syarat Kepastian Hukum (legal certainity)

Pemerintah harus mampu menegakkan hukum dan memberikan jaminan keamanan.

Penerapan peraturan dan kebijakan, terutama konsistensi penegakan hukum dan

keamanan serta memperbaiki sistem peradilan dan hukum merupakan suatu syarat

yang sangat penting dalam rangka menarik investor.

c. Syarat stabilitas politik (political stability)

Penanaman modal asing pada suatu negara sangat dipengaruhi oleh faktor stabilitas

politik (political stability). Konflik yang terjadi di antara elit politik atau dalam masyaratkat

akan berpengaruh terhadap iklim penanaman modal. Selain itu, belum mantapnya

kondisi sosial politik mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap arus

penanaman modal.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 3

Page 4: Modul Ke 10

Penanaman modal memberikan keuntungan kepada semua pihak, tidak hanya bagi

investor saja, tetapi juga bagi perekonomian negara tempat modal itu ditanamkan serta

bagi negara asal para investor. Pemerintah menetapkan bidang-bidang usaha yang

memerlukan penanaman modal dengan berbagai peraturan. Selain itu, pemerintah juga

menentukan besarnya modal dan perbandingan antara modal nasional dan modal asing.

Hal ini dilakukan agar penanaman modal tersebut dapat diarahkan pada suatu tujuan

yang hendak dicapai. Bukan haya itu seringkali suatu negara tidak dapat menentukan

politik ekonominya secara bebas, karena adanya pengaruh serta campur tangan dari

pemerintah asing.

Hal ini mengingat karena terbatasnya modal, skill dan teknologi yang dimiliki negara kita,

serta banyaknya negara yang memerlukan kehadiran investor asing untuk menanamkan

modal di negaranya. Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan penerimaan pajak,

hasil ekspor migas dan non migas, tabungan dalam negeri dan bantuan luar negeri.

Apabila hanya mengandalkan sumber-sumber tersebut maka angka pertumbuhan

ekonomi Indonesia tidak akan meningkat, untuk itulah diperlukan adanya penanaman

modal asing. Indonesia memerlukan modal asing karena:

a. Untuk menyediakan lapangan kerja;

b. Melaksanakan substitusi import untuk meningkatkan devisa;

c. Mendorong ekspor untuk mendapatkan devisa;

d. Membangun daerah-daerah tertinggal dan sarana prasarana;

e. Untuk industrialisasi atau alih teknologi.

Penanaman modal asing diharapkan sebagai salah satu sumber pembiayaan dalam

pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, telekomunikasi, perhubungan udara, air

minum, listrik, air bersih, jalan, rel kereta api. Penanaman modal asing diperlukan untuk

mengembangkan teknologi dan peningkatan ilmu pengetahuan, oleh karena itu

diperlukan dana yang cukup besar.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 4

Page 5: Modul Ke 10

Pengertian Merger dan Akuisisi,

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang

me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger

dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan

perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima

sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus,

1999, p.598). Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan

oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan

nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun

kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan

kehilangan/berhenti beroperasi

Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli

saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey,

Myers, & Marcus, 1999, p.598).

Jenis-jenis Merger dan Akusisi

Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan

beberapa cara, yaitu :

a. Merger

Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan

para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit

50% shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan

menghilang (dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.

b. Konsolidasi

Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham

kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.

c. Tender offer

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 5

Page 6: Modul Ke 10

Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa

persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile

takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap

penawaran. Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena

bidding firm berhasil mengambil alih kontrol target firm.

d. Acquisistion of assets

Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang

saham target firm. (p.835). Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross,

Westerfield, dan Jaffe 2002. Menurut mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan

akuisisi, yaitu :

a. Merger atau konsolidasi

Merger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding firm tetap

berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua aset dan kewajiban milik

target firm. Setelah merger target firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding firm.

Konsolidasi sama dengan merger kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua

perusahaan sama-sama menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan

menjadi bagian dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau

yang me-merger tidak dibedakan.

b. Acquisition of stock

Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat

dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of stock

dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap

perusahaan lain, dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada

pemilik perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender

offer. Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target firm,

diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan lain.

c. Acquisition of assets

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 6

Page 7: Modul Ke 10

Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada

jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat

halangan dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of

stock .

Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi dapat

dibedakan :

a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang

industri yang sama bergabung.

b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier

atau customernya.

c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak

dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya

adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.

d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis

melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003,

p.717).

Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger

maupun akuisisi, yaitu :

a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham,

maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak

memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger

dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi

persaingan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 7

Page 8: Modul Ke 10

b. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of

scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan

pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak

merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam

bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.

c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal,

tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan

tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi

sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan

kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya

efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat

mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan

teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen

atau teknologi yang ahli.

e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau

sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat

melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan

kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan

kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak

dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan

keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan

pemilik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 8

Page 9: Modul Ke 10

f. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih

besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih

mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih

kecil.

g. Melindungi diri dari pengambilalihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak

bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai

pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan

menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003,

p.714-716).

Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi

Kelebihan Merger

Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding

pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

Kekurangan Merger

Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada

persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk

mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.

Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi

Kelebihan Akuisisi

Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:

a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 9

Page 10: Modul Ke 10

saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka

dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.

b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan

pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga

tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.

c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan,

akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak

bersahabat (hostile takeover).

d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas

suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi

pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.

Kekurangan Akuisisi

Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :

a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui

pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar

perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada

akuisisi agar akuisisi terjadi.

b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.

c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik

nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.

Outsourcing

Outsourcing berasal dari kata out yang berarti keluar dan source yang berarti sumber.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 10

Page 11: Modul Ke 10

1. Menurut Pasal 64 UUK, outsourcing adalah suatu perjanjian kerja yang dibuat

antara pengusaha dengan tenaga kerja, dimana perusahaan tersebut dapat

menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya

melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis.

2. Menurut Pasal 1601 b KUH Perdata, outsoucing disamakan dengan perjanjian

pemborongan pekerjaan. Sehingga pengertian outsourcing adalah suatu

perjanjian dimana pemborong mengikat diri untuk membuat suatu kerja tertentu

bagi pihak lain yang memborongkan dengan menerima bayaran tertentu dan

pihak yang lain yang memborongkan mengikatkan diri untuk memborongkan

pekerjaan kepada pihak pemborong dengan bayaran tertentu.

Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat ditarik suatu definisi operasional

mengenai outsourcing yaitu suatu bentuk perjanjian kerja antara perusahaan A sebagai

pengguna jasa dengan perusahaan B sebagai penyedia jasa, dimana perusahaan A

meminta kepada perusahaan B untuk menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk

bekerja di perusahaan A dengan membayar sejumlah uang dan upah atau gaji tetap

dibayarkan oleh perusahaan B

1. DEFINISI Outsourcing

Dalam era globalisasi dan tuntutan persaingan dunia usaha yang ketat saat ini, maka

perusahaan dituntut untuk berusaha meningkatkan kinerja usahanya melalui

pengelolaan organisasi yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan

adalah dengan mempekerjakan tenaga kerja seminimal mungkin untuk dapat memberi

kontribusi maksimal sesuai sasaran perusahaan. Untuk itu perusahaan berupaya fokus

menangani pekerjaan yang menjadi bisnis inti (core business), sedangkan pekerjaan

penunjang diserahkan kepada pihak lain. Proses kegiatan ini dikenal dengan istilah

“outsourcing.”

“Outsourcing is subcontracting a process, such as product design or manufacturing, to

a third-party company.[1] The decision to outsource is often made in the interest of

lowering firm costs, redirecting or conserving energy directed at the competencies of a

particular business, or to make more efficient use of land, labor, capital, (information)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 11

Page 12: Modul Ke 10

technology and resources. Outsourcing became part of the business lexicon during the

1980s.“

Atau dengan kata lain outsourcing atau alih daya merupakan proses pemindahan

tanggung jawab tenaga kerja dari perusahaan induk ke perusahaan lain diluar

perusahaan induk. Perusahaan diluar perusahaan induk bisa berupa vendor, koperasi

ataupun instansi lain yang diatur dalam suatu kesepakatan tertentu. Outsourcing dalam

regulasi ketenagakerjaan bisa hanya mencakup tenaga kerja pada proses pendukung

(non--core business unit) atau secara praktek semua lini kerja bisa dialihkan sebagai

unit outsourcing. Outsourcing menjadi masalah tersendiri bagi perusahaan khususnya

bagi tenaga kerja. Oleh sebab itu terdapat pro dan kontra terhadap penggunaan

outsourcing, berikut beberapa penjabarannya dalam tabel 1.

TABEL 1Pro – Kontra Penggunaan Outsourcing

PRO OUTSOURCING KONTRA OUTSOURCING

- Business owner bisa fokus pada core business.

- Cost reduction.

- Biaya investasi berubah menjadi biaya belanja.

- Tidak lagi dipusingkan dengan oleh turn over tenaga kerja.

- Bagian dari modenisasi dunia usaha (Sumber : Pekerjaan Waktu Tertentu dan “Outsourcing, www.sinarharapan.co.id)

- Ketidakpastian status ketenagakerjaan dan ancaman PHK bagi tenaga kerja. (Sumber: www.hukumonline.com)

- Perbedaan perlakuan Compensation and Benefit antara karyawan internal dengan karyawan outsource. (Sumber: “Outsourcing, Pro dan Kontra” http://recruitmentindonesia.wordpress.com)

- Career Path di outsourcing seringkali kurang terencana dan terarah. (Sumber: “Outsourcing, Pro dan Kontra” http://recruitmentindonesia.wordpress.com)

- Perusahaan pengguna

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 12

Page 13: Modul Ke 10

jasa sangat mungkin memutuskan hubungan kerjasama dengan outsourcing provider dan mengakibatkan ketidakjelasan status kerja buruh. (Sumber: “Outsourcing, Pro dan Kontra” http://recruitmentindonesia.wordpress.com)

- Eksploitasi manusia (Sumber : Pekerjaan Waktu Tertentu dan “Outsourcing, www.sinarharapan.co.id)

2. Undang-undang Mengenai Outsourcing

Untuk mengantisipasi kontra yang terjadi dalam penggunaan outsourcing, maka dibuat

Undang-undang No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan, khususnya Bab IX tentang

Hubungan Kerja, yang didalamnya terdapat pasal-pasal yang terkait langsung dengan

outsourcing. Berikut dijabarkan isi dari undang-undang tersebut.

Pasal 50 – 55, Perjanjian Kerja

Pasal 56 – 59, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)

Pasal 59

(1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dibuat untuk pekerjaan tertentu yang

menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu,

yaitu :

1. Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;

2. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama

dan paling lama 3 (tiga) tahun;

3. Pekerjaan yang bersifat musiman;

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 13

Page 14: Modul Ke 10

4. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk

tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

(2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang

bersifat tetap.

(3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui.

(4) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang didasarkan atas jangaka

waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya

boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu)

tahun.

Pasal 60 – 63, Perjanjian Kerja Waktu Tidak Terbatas (PKWTT)

Pasal 64 – 66, Outsourcing

Pasal 64

Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerja kepada

perusahaan lainnya melalui perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh

yang dibuat secara tertulis.

Pasal 65

(1) Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain

dilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis.

(2) Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan lai sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) harus memenuhi syarat-syarat sebaga berikut:

a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;

b. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi

pekerjaan;

c. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan; dan

d. Tidak menghambat proses produksi secara langsung

(3) Perusahaan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus

berbentuk badan hukum.

(4) Perlindungan kerja dan yarat-syarat kerja bagi pekerja/buruh

pada perusahaan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 14

Page 15: Modul Ke 10

(2) sekurang-kurangnya sama dengan perlindungan kerja

dan syarat-syarat kerja pada perusahaan pemberi

pekerjaan atau sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

(5) Perubahan dan/atau penambahan syarat-syarat

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut

dengan Keputusan Menteri.

(6) Hubungan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam

perjanjian kerja secara tertulisa antara perusahaan lain dan

pekerja/buruh yang dipekerjakan.

(7) Hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (6)

dapat didasarkan atas perjanjian kerja waktu tidak tertentu

atau perjanjian kerja waktu tertentu apabila memenuhi

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59.

(8) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2) dan ayat (3) tidak terpenuhi, maka demi hukum status

hubungan kerja pekerja/buruh dengan perusahaan

penerima pemborongan beralih menjadi hubungan kerja

pekerja/buruh dengan perusahaan pemberi pekerjaan.

Pasal 66,

Penyediaan jasa pekerja./buruh untuk kegiatan jasa penunjang atau

kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi harus

memenuhi syarat sebagai berikut : Adanya hubungan kerja antara

pekerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa pekerj/buruh;

Pasal 1 ayat 15, “Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha

dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai

unsur pekerjaan, upah, dan perintah.”

Pekerja dari perusahaan penyedia jasa pekerja tidak boleh digunakan oleh pemberi

kerja melaksanakan kegiatan pokok atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 15

Page 16: Modul Ke 10

proses produksi, kecuali untuk kegiatan jasa penunjang atas kegiatan yang tidak

berhubungan langsung dengan proses produksi.

3. Penerapan Outsourcing Di Perusahaan

Survei dilakukan menggunakan kuesioner dengan convinience sampling kepada 44

perusahaan, Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa 73% perusahaan menggunakan

tenaga outsource dalam kegiatan operasionalnya, sedangkan sisanya yaitu 27% tidak

menggunakan tenaga outsource.

Dari 73%, perusahaan yang sepenuhnya menggunakan tenaga outsource merupakan

jenis industri perbankan, kertas, jasa pendidikan, pengolahan karet & plastik, serta

industri makanan & minuman. Sedangkan industri alat berat, mesin dan sarana

transportasi (otomotif dan suku cadang) menggunakan tenaga outsource sebanyak

57.14%. Untuk industri farmasi & kimia dasar (80%), industri telekomunikasi & informasi

teknologi (60%) dan industri lainnya sebanyak 50% terdiri dari industri jasa

pemeliharaan pembangkit listrik, konsultan, EPC (enginering, procurement,

construction), pengolahan kayu, kesehatan, percetakan & penerbitan, dan elektronik.

Jika dilihat dari status kepemilikan, diketahui bahwa BUMN, Joint Venture dan Nirlaba

menggunakan 100% tenaga outsource dalam kegiatan operasionalnya. Sedangkan

untuk swasta nasional menggunakan tenaga outsource sebanyak 57.69% dan swasta

asing menggunakan sebanyak 85.71%. Hal ini terlihat pada gambar 1, gambar 2 dan

gambar 3.

GAMBAR 1Perusahaan Yang Menggunakan Tenaga Outsourcing

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 16

Page 17: Modul Ke 10

Sumber : Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008

GAMBAR 2Perusahaan Yang Menggunakan Outsource Berdasarkan Jenis Industri

TIDAK

YA

100%

100%

100%

100%

60,00%

80,00%

57,14%

100,00%

40,00%

20,00%

42,86%

Industri Makanan & Minuman

Industri Pengolahan Karet & Plastik

Industri Jasa Pendidikan

Industri Kertas

Industri Telekomunikasi & Informasi Teknologi

Industri Farmasi & Kimia Dasar

Industri Alat Berat, Mesin, dan Sarana Transportasi (otomotif dan suku cadang)

Industri Perbankan

Sumber : Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008

GAMBAR 3Perusahaan Yang Menggunakan Outsource Berdasarkan

Status Kepemilikan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 17

n = 44

n = 44

Page 18: Modul Ke 10

57,69%

85,71%

100%

100%

100,00%

42,31%

14,29%

Swasta Nasional

Swasta Asing

BUMN

Joint Venture

Nirlaba

TIDAK

YA

Sumber : Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008

Dalam survei ini ingin diketahui sampai sejauh mana penerapan

Outsourcing di perusahaan, jenis pekerjaan seperti apa yang banyak

menggunakan tenaga outsource, apakah penggunaan tenaga

outsource dinilai efektif oleh perusahaan?

4. Langkah-langkah Penerapan Sistem Outsourcing

Ketentuan Pasal 64 sampai dengan Pasal 66 UU Ketenagakerjaan dan

putusan Mahkamah Konstitusi pada tahun 2004, menjadi legitimasi

tersendiri bagi keberadaan outsourcing di Indonesia. Artinya, secara

legal formal, sistem kerja outsourcing memiliki dasar hukum yang kuat

untuk diterapkan. Keadaan demikian yang membuat pengusaha

menerapkan sistem ini. Dimuatnya ketentuan outsourcing pada

Undang-Undang Tenaga Kerja dimaksudkan untuk mengundang para

investor agar mau berinvestasi di Indonesia.

Penggunaan outsourcing seringkali digunakan sebagai strategi

kompetisi perusahaan untuk fokus pada core business-nya. Namun,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 18

n = 44

Page 19: Modul Ke 10

pada prakteknya outsourcing didorong oleh keinginan perusahaan

untuk menekan cost hingga serendah-rendahnya dan mendapatkan

keuntungan berlipat ganda walaupun seringkali melanggar etika bisnis.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 44 perusahaan dari berbagai

industri terdapat lebih dari 50% perusahaan di Indonesia

menggunakan tenaga outsource, yaitu sebesar 73%. Sedangkan

sebanyak 27%-nya tidak menggunakan tenaga outsource dalam

operasional di perusahaannya.

Dari 73% perusahaan yang menggunakan tenaga outsource diketahui

5 alasan menggunakan outsourcing, yaitu agar perusahaan dapat

fokus terhadap core business (33.75%), untuk menghemat biaya

operasional (28,75%), turn over karyawan menjadi rendah (15%),

modernisasi dunia usaha dan lainnya, masing-masing sebesar 11.25%,

seperti terlihat dalam gambar 4. Adapun yang menjadi alasan lainnya

adalah :

a. Efektifitas manpower

b. Tidak perlu mengembangkan SDM untuk pekerjaan yang bukan utama.

c. Memberdayakan anak perusahaan.

d. Dealing with unpredicted business condition.

GAMBAR 4Alasan Menggunakan Outsourcing

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 19

Page 20: Modul Ke 10

11.25%

11.25%

15.00%

28.75%

33.75%

Lainnya, seperti: efektifitas mindpower, dll

Modernisasi dunia usaha

Turn over karyawan menjadi rendah

Penghematan biaya

Perusahaan dapat fokus terhadapcore business

Sumber : Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008

Outsourcing, tidak terlepas dari perusahaan penyedia (provider) jasa tenaga

outsource. Perusahaan harus memilih provider yang sesuai dengan apa yang

dibutuhkan dimana perusahaan outsourcing tersebut harus teruji kualitas yang

dijanjikan, serta adanya kesepatan untuk membuat hubungan jangka panjang. (Sumber:

”Kesulitan Outsourcing di Indonesia.” http://rahard.wordpress.com)

Oleh sebab itu, perlu diketahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam

pemilihan provider jasa tenaga outsource, seperti yang dijabarkan dalam gambar 5.

GAMBAR 5Faktor-faktor Pemilihan Partner Outsourcing

5.95%

8.33%

10.71%

11.90%

19.05%

21.43%

22.62%

Lainnya

Eksistensi provider outsource

Pengalaman sebelumnya

Provider outsource mengetahuiproses bisnis perusahaan

Tenaga outsource yang dimiliki sesuaidengan kebutuhan perusahaan

Reputasi yang baik dari provider outsource

Harga

Sumber : Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 20

n = 44

n = 44

Page 21: Modul Ke 10

Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa harga menjadi faktor utama dalam pemilihan

partner outsourcing (22.62%). Sedangkan reputasi yang baik dari provider outsource

menempati posisi kedua yaitu sebesar 21.43%. Untuk tenaga outsource yang dimiliki

sesuai dengan kebutuhan perusahaan (19.05%), pengetahuan provider outsource

terhadap proses bisnis perusahaan (11.90%). Pengalaman sebelumnya menempati

posisi kelima dalam pemilihan partner outsourcing (10.71%), diikuti oleh stabilitas

provider outsource (8.33%) dan lainnya sebesar 5.95%. Adapun faktor-faktor lainnya

adalah pemenuhan persyaratan ketentuan tenaga kerja dan penyerapan tenaga

terdekat dengan unit kerja.

Jenis pekerjaan yang dapat menggunakan outsourcing adalah pekerjaan-pekerjaan

yang bukan merupakan tanggungjawab inti dari perusahaan.

Adapun komposisi jenis pekerjaan yang paling banyak menggunakan tenaga outsource

adalah cleaning service (56.82%), security (38.64%), lainnya (36.36%), driver (25%),

sekretaris (22.73%), customer service (13.64%) dan SPG (9.09%), seperti terlihat di

gambar 6. Untuk jenis pekerjaan lainnya terdiri dari:

Bagian pengepakan barang (packing).

Helper baik untuk maintenance maupun mechanic.

Facilitator training,

Resepsionis/operator telepon.

Data entry.

Call center.

GAMBAR 6Jenis Pekerjaan Yang Menggunakan Tenaga Outsource

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 21

Page 22: Modul Ke 10

56,82%

38,64% 36,36%

25,00% 22,73%

13,64%9,09%

Cleaning Srvice

Security Lainnya Driver Sekretaris Customer Service (CS)

SPG

Sumber : Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008

5. Masalah Umum Yang Terjadi Dalam Penggunaan Outsourcing

1. Penentuan partner outsourcing.

Hal ini menjadi sangat krusial karena partner outsourcing harus mengetahui apa yang

menjadi kebutuhan perusahaan serta menjaga hubungan baik dengan partner

outsourcing.

2. Perusahaan outsourcing harus berbadan hukum.

Hal ini bertujuan untuk melindungi hak-hak tenaga outsource, sehingga mereka

memiliki kepastian hukum.

3. Pelanggaran ketentuan outsourcing . Demi mengurangi biaya produksi, perusahaan

terkadang melanggar ketentuan- ketentuan yang berlaku. Akibat yang terjadi adalah

demonstrasi buruh yang menuntut hak-haknya. Hal ini menjadi salah satu perhatian

bagi investor asing untuk mendirikan usaha di Indonesia.

4. Perusahan outsourcing memotong gaji tenaga kerja tanpa ada batasan sehingga,

yang mereka terima, berkurang lebih banyak. (Sumber: “Sistem Outsourcing Banyak

Disalahgunakan”,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 22

Page 23: Modul Ke 10

6. Indikator Keberhasilan Penerapan Sistem Outsourcing

Tidak semua perusahaan berhasil menerapkan sistem outsourcing. Responden melihat

indikator keberhasilan terbesar (25%) dalam penerapan outsourcing adalah pihak yang

terlibat harus bertanggungjawab, mendukung, dan berkomitmen untuk melaksanakan

outsourcing. Sedangkan 23.81% menyatakan bahwa keberhasilan dilihat dari detail

aturan main outsourcing didefinisikan dalam kontrak kerja. Untuk kejelasan ruang

lingkup proses outsourcing yang ingin dilakukan menjadi faktor keberhasilan yang dipilih

oleh 17.86%. Update perjanjian antar pengguna dan penyedia tenaga outsource

(13.10%), ada atau tidaknya prosedur formal dalam tender calon perusahaan

outsourcing (10.71%) dan jangka waktu penyelenggaraan outsourcing (9.52%).

GAMBAR 7Faktor Keberhasilan Proses Outsourcing

9.52%

10.71%

13.10%

17.86%

23.81%

25.00%

Jangka waktu penyelenggaraan outsourcing

Ada atau tidaknya prosedur formal dalam proses tender (bidding) calon perusahaan outsourcing

Update perjanjian antar pengguna dan penyediatenaga outsource

Kejelasan proses outsourcing yang ingin dilakukan

Detail aturan outsourcing didefinisikan dalam kontrak kerja

Komitmen pihak yang terlibat

Sumber : Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008

Inti dari faktor-faktor tersebut diatas adalah harus adanya

kerjasama dan komitmen yang jelas antara kedua belah pihak

agar outsourcing dapat berjalan sebagaimana harapan yang

keseluruhan perjanjian kerjasama tersebut dinyatakan secara jelas

dan terperinci di dalam kontrak outsourcing.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 23

n = 44

Page 24: Modul Ke 10

7. Kepuasan Perusahaan Terhadap Tenaga

Outsource

Dari 73% perusahaan yang menggunakan tenaga outsource,

kepuasan perusahaan terhadap tenaga outsource dinilai dari

pengertian tenaga outsource terhadap bidang pekerjaan yang

dilakukan yaitu sebesar (87%), kinerja tenaga outsource (68%),

semangat kerja (66%), disiplin kerja (61%). Sedangkan untuk

loyalitas tenaga outsource (55%) diragukan oleh perusahaan,

seperti terlihat pada gambar 8.

GAMBAR 8Kepuasan Perusahaan Terhadap Tenaga Outsource

16%

10%

3%

3%

13%

35%

16%

31%

55%

87%

61%

68%

66%

35%

Mengerti bidang pekerjaan yang dilakukan

Disiplin kerja

Kinerja tenaga outsource

Semangat kerja tenaga outsource

Loyalitas karyawan

tidak puasragu-ragupuas

Sumber : Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008

8. Keefektifan Outsourcing

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 24

n = 44

Page 25: Modul Ke 10

Dengan melihat alasan menggunakan outsourcing, faktor-faktor pemilihan

perusahaan penyedia jasa outsourcing, serta kepuasan perusahaan terhadap

tenaga outsource, sebanyak 68.2% menyatakan bahwa penggunaan tenaga

outsource dinilai efektif dan akan terus menggunakan outsourcing dalam

kegiatan operasionalnya.

Untuk dapat lebih efektif disarankan adanya:

a. Komunikasi dua arah antara perusahaan dengan provider jasa outsource

(Service Level Agreement) akan kerjasama, perubahan atau permasalahan

yang terjadi.

b. Tenaga outsource telah di training terlebih dahulu agar memiliki

kemampuan/ketrampilan.

c. Memperhatikan hak dan kewajiban baik pengguna outsource maupun tenaga

kerja yang ditulis secara detail dan mengingformasikan apa yang menjadi

hak-haknya.

Sedangkan yang menyebabkan outsourcing menjadi tidak efektif adalah karena

kurangnya knowledge, skill dan attitude (K.S.A) dari tenaga outsource.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto, SE., MM MANAJEMEN STRATEGIK 25