34
Modul 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar E konomi Masyarakat

Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Koperasi dan UMKM

Citation preview

Page 1: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

Modul 2Membangkitkan Kembali Koperasi

SebagaiPilar E konomi Masyarakat

Page 2: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

DAFTAR ISIDaftar Isi ......................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1A. Deskripsi Singkat ..............................................................................1B. Hasil Belajar......................................................................................2C. Indikator Hasil Belajar.......................................................................2D. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan.............................................2

BAB II KOPERASI DAN FENOMENA KOPERASI SEBAGAIGERAKAN EKONOMI MASYARAKAT..............................................3

A. Makna Koperasi dan Demokrasi Ekonomi .........................................3

B. Fenomena Citra Koperasi...................................................................7C. Rangkuman .....................................................................................10

BAB III PERIODESASI PENDEKATAN PEMBINAAN KOPERASIDAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN SERTAREVITALISASI KOPERASI ...............................................................12A. Periode Pendekatan Pembinaan Koperasi..........................................12B. Kembali Pada Jati Diri dan Strategi Revitalisasi Koperasi.................20C. Diskusi Kelompok ...........................................................................27D. Rangkuman .....................................................................................28

Daftar PustakaLampiran .........................................................................................................v

Page 3: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

BAB IPENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat

Kebangkitan kembali koperasi atau Revitalisasi koperasi mengandung maknamengembalikan koperasi kepada jati dirinya, dengan melakukan perubahanterhadap batasan, nilai-nilai dan prinsip-prinsip Koperasi sebagai antisipasiterhadap perubahan kehidupan perekonomian dunia. Gerakan koperasi harusmempersiapkan eksistensi dan meningkatkan peran dalam kehidupanperekonomian yang baru, tanpa meninggalkan jati dirinya terhadap fenomena yangmengarah kepada perdagangan bebas. Revitalisasi atau membangkitkan kembalikoperasi harus dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan. kemampuangerakan koperasi menjalankan misinya tersebut sangat tergantung pada tekad danniat para pengurus, dan anggota gerakan koperasi dan dewan koperasi dari tingkatnasional sampai ke akar rumput. Koperasi yang termasuk skala kecil di pedasaankhususnya para anggotanya harus bersatu padu kembali dalam mengembangkanjati diri koperasi yang mengandung nilai-nilai dan prinsis-prinsip yang harusdipegang teguh oleh semua anggota dan pengurus koperasi di koperasi primer.Oleh karena itu harus dihayati kembali oleh jajaran koperasi tentang definisikoperasi, nilai-nilai dan prinsip koperasi.

Kopersi primer pada umumnya berada di sektor pertanian, perkebunan,peternakan, perikanan, pertambangan, industri dan perdagangan sebagai bagianinti sistem ekonomi kerakyatan, dan koperasi karyawan di perkotaan dan dipedesaan.

Pemberdayaan kegiatan koperasi sangat terkait dengan upaya menggerakkankoperasi dengan pemanfaatan dan penggunaan sumber daya yang dimiliki olehanggota koperasi yang didirikan oleh anggota untuk memenuhi ekonomi anggotadan masyarakat.

Ekonomi rakyat pada umumnya usaha mikro yang merupakan sektor ekonomiyang digeluti oleh rakyat kebanyakan seperti anggota koperasi primer, pedagangkaki-lima, penjual sayur, petani kecil, dan usaha rumah tangga sebagai usahamikro. Mengingat pentingnya sektor usaha mikro yang telah tergabung dalamkoperasi, maka gerakan koperasi harus menjadi prioritas pembinaan danpengembangan usahanya, karena usaha demikian dapat menyediakan lapanganpekerjaan, dan mengurangi pengangguran. Maka sudah sewajarnya kalau sektormikro yang tergabung dalam koperasi mendapatkan perhatian untuk lebihdikembangkan sehingga benar-benar dapat menjadi penyangga utamaperekonomian nasional.

Koperasi primer sebagian besar masih mengandalkan modal sendiri melaluisimpanan pokok dan simpanan wajib dan simpanan sukarela, dimana untuk usahakoperasi yang besar memerlukan modal dari luar. Untuk mendapatkan modal dariluar tidak mudah dan memerlukan persyaratan antara lain jaminan atau agunan.

1

Page 4: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

2

Mata diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi para pejabat denganmemahami kembali peranan koperasi dan menguasai upaya upaya memajukankoperasi sebagai pilar ekonomi masyarakat.

B. Hasil Belajar

Setelah selesai pembelajaran ini peserta dapat memiliki dan mampu membangunpersepsi yang sama untuk membangkitkan kembali jati diri dengan berlandaskanpada nilai-nilai dan prinsip koperasi sebagai pilar ekonomi masyarakat.

C. Indikator Hasil Belajar

Setelah selesai pempelajaran ini peserta dapat:

1. Memiliki pemahaman kembali makna koperasi dan demokrasi ekonomi;2. Mengindentifikasi fenomena citra koperasi;3. Menganalisis erosi paradigma koperasi;4. Menganalisis perkembangan koperasi dan permasalahannya;5. Mengidentifikasi jati diri koperasi;6. Merumuskan Strategi Revitalisasi Koperasi.

D. Pokok Bahasan

1. Koperasi dan Fenomena Koperasi sebagai Gerakan Ekonomi Masyarakata. Makna Koperasi dan Demokrasi Ekonomi;b. Fenomena Citra Koperasi dan Erosi Paradigma Koperasi;

2. Periodesasi Pendekatan Pembinaan, Permasalahan dan Revitalisasi Koperasia. Tinjauan Periodesasi Pembinaan Koperasi;b. Identifikasi Permasalahan Koperasi;c. Revitalisasi Koperasi.

Page 5: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

BAB IIKOPERASI DAN FENOMENA KOPERASI

SEBAGAI GERAKAN EKONOMI MASYARAKAT

Setelah selesai pempelajaran ini peserta dapat memiliki persepsi yangsama tentang makna koperasi dan demokrasi ekonomi serta menganalisisfenomena koperasi.

A. Makna Koperasi dan Demokrasi Ekonomi

1. Makna Koperasi dan Landasan Hukum

Koperasi adalah kumpulan orang orang yang secara bersama sama bekerjasama berdasarkan persamaan, bekerja untuk memajukan atau meningkatkankepentingan ekonomi anggota dan kepentingan masyarakat lingkungannya.Oleh karena itu ciri koperasi adalah; a). kumpulan orang-orang dan bukankumpulan modal; b). bekerjsama berdasarkan perasamaan derajat, hak yangkewajiban, jadi koperasi sebagai demokrasi ekonomi; koperasi adalah milikpara anggota sendiri; c). kegiatan koperasi harus didasarkan atas kesadarananggota, tidak ada paksaaan, ancaman dan campur tangan pihak lain; d).Tujuan koperasi harus benar benar merupakan kepentingan bersama dari paraanggotanya dan tujuan itu dicapai berdasarkan karya dan jasa yangdisumbangkan oleh para anggotanya.

Kelebihan koperasi daripada bangun perusahaan yang lain tidak dapatdibuktikan dengan semboyan. Pada koperasi tidak ada majikan dan buruhyang kepentingannya berbeda. Yang bekerja semuanya anggota yang samasama bertanggung jawab atas keselamatan koperasi. Pada koperasi yangterutama adalah menyelenggarakan keperluan hidup bersama dengan sebaik-baiknya, bukan mengejar keuntungan. Yang menjadi pokok adalahmemelihara kepentingan bersama1. Koperasi selain sebagai organisasiekonomi, juga sebagai organisasi pendidikan. Pada awalnya koperasi majudidukung oleh tingkat pendidikan anggota yang mempemudah lahirnyakesadaran dan tanggung jawab bersama dalam sistem demokrasi, dantumbuhnya kontrol sosial yang menjadi syarat berlangsungnya pengawasanoleh anggota koperasi. Oleh karena itu koperasi didukung oleh perkembanganpendidikan. Upaya untuk memajukan koperasi sebagai organisasi pendidikanpara anggotanya, saat ini dapat memanfaatkan kemajuan teknlogi denganteknologi informasi untuk memajukan koperasi dan memajukan pendidikanpara anggotanya. Koperasi, diterjemahkan dari kata cooperative menunjukkepada suatu bentuk kerjasama antar individu di dalam bidang ekonomi.

3

Page 6: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

4

Inti nilai dari kehidupan berkoperasi adalah menolong diri untuk memperbaikikeadaan (ekonomi) melalui kekuatan kolektif yang terorganisir legal atasdasar kesamaan derajat dan demi kepentingan mereka sendiri. Berdasarkanasas kemandirian tersebut maka disusunlah nilai-nilai, norma dan prinsip-prinsip koperasi yang mewarnai perilaku setiap sendi kehidupan organisasikoperasi. Citra koperasi yang sarat dengan nilai-nilai kebersamaan itu akantertangkap antara lain dari keseluruhan mekanisme kerja dan perilaku orang-orang didalamnya. Landasan yang digunakan sebagai pondasi didirikannyasuatu koperasi, adalah membangun aktivitas ekonomi bersama, berpijak padakekuatan sendiri dan kesamaan derajat dalam rangka mencapai perbaikankehidupan ekonomi bagi seluruh anggota. Nilai dasar ini diterjemahkan kedalam tujuan koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota. Agar tujuankoperasi berjalan secara operasional, maka tujuan meningkatkankesejahteraan anggota atau promosi anggota yang masih bersifat abstrak ituperlu dipertegas kembali. Maka tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotaatau promosi anggota diterjemahkan ke dalam rumusan yang menunjukkankriteria-kriteria operasional, jelas dan terukur, masuk akal serta dapat dicapaimelalui upaya-upaya riil dan rasional. Rumusan operasional tersebut harusmenggambarkan kebutuhan riil dari seluruh anggota. Karena itu homogenitaskepentingan dan kebutuhan ekonomi anggota menjadi sangat penting untukdiperhatikan. Misalnya, untuk menunjang peningkatan kesejahteraan nelayanyang menjadi anggota koperasi, maka tujuan operasional koperasi dapatdirumuskan misalnya berbunyi: "meningkatkan pendapatan anggota melaluipengadaan input produksi dan perbaikan harga jual ikan".

Sebagaimana telah sering diungkapkan koperasi merupakan perkumpulandengan mandat promosi anggota, dimana posisi anggota adalah unik yaitu“sebagai pemilik sekaligus pelanggan”. Anggota tidak sekedar menyetormodal, ikut mengambil keputusan dan mengontrol jalannya koperasi, tetapijuga harus menjadi partner utama didalam aktivitas usaha koperasi. Anggotaadalah pemasok utama di dalam Koperasi Pengadaan dan nasabah utama didalam Koperasi Simpan Pinjam. Citra diri koperasi terbentuk melaluipenetapan dan penerapan nilai-nilai, norma dan prinsip-prinsip koperasi.Prinsip dasar koperasi berpusat pada identitas ganda anggota koperasi. Prinsipidentitas sebagai landasan gerak koperasi berpijak kepada prinsip self helpdari para anggotanya, bukan orang lain. Joint actions yang dikembangkanbersama merupakan wujud dari usaha kolektif yang dimaksudkan untukmendukung dan memperbaiki perekonomian masing masing rumah tanggamereka sendiri. Setiap anggota memikul tanggung jawab yang sama terhadapeksistensi dan berkembangnya koperasi. Karena itu setiap keputusan yangbersifat mendasar harus ditetapkan di dalam rapat anggota berdasarkan prinsipsatu anggota satu suara. Koperasi sebagai unit ekonomi mikro bukanmerupakan perusahaan publik dan juga bukan perusahaan kapitalistik.Koperasi adalah perusahaan yang berkarakteristik sebagai memberspromotion oriented, yaitu perusahaan yang mendapat mandat untukmeningkatkan kesejahteraan anggota. Koperasi merupakan organisasiekonomi yang otonom, dimana sekelompok individu membangun usahabersama dan diwadahi oleh organisasi koperasi atas dasar prinsip self help.

Page 7: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

5

Dengan demikian, berbagai upaya untuk mempromosikan anggota harusmenjadi fokus dari setiap gerak koperasi. Tentu saja tanpa mengabaikanusaha-usaha untuk mengembangkan dan mempertahankan kelangsunganhidup perusahaan koperasinya sendiri. Kemampuan dan potensi promosianggota justru akan dapat ditumbuhkan apabila koperasi dikelola secaraefisien dan efektif, termasuk bila diperlukan untuk membangun jaringankerjasama pada skala yang lebih besar melalui pendirian koperasi sekunderdan atau tersier. Daya saing dan kemampuan potensial koperasi dapatditingkatkan bila pendayagunaan sumber-sumber daya ekonomi dan sumberdaya manusia dilakukan secara efisien, termasuk kemungkinan menggunakankonsep skala ekonomi2 .

Anggota Basis Kekuatan Koperasi. Koperasi yang benar adalah koperasi yangdidirikan atas kehendak sekelompok individu (anggota) untuk membangunkekuatan kolektif demi kemanfaatan bersama, bukan didirikan karenamisalnya ada instruksi dari manapun datangnya Koperasi menyelenggarakankegiatan usaha karena usaha itu dikehendaki oleh anggota, bukan kehendakpihak lain atau pengurus semata mata Posisi anggota koperasi adalah unik,pemilik sekaligus pelanggan koperasinya Keunikan anggota tersebut harusmenjadi kekuatan pokok dari koperasi, menjadi pilar koperasi. Koperasi yanglepas dari kepentingan anggota berarti telah melepaskan pilar penyanggakekuatannya sendiri. Anggota koperasi adalah mereka yang harus memilikikemampuan untuk berfungsi sebagai pemilik dan pelanggan koperasi.

Keterikatan ekonomi antara anggota dengan koperasi menjadi lebih mudahdibangun apabila koperasi berbentuk tujuan tunggal dari tujuan ganda. Didalam koperasi yang yang tujuan tunggal usaha koperasi akan terfokus padapelayanan yang homogen, sehingga efisiensi (misalnya melalui skalaekonomi) dapat diperhitungkan lebih akurat. Koperasi yang bertujuan tunggallebih mudah dikelola dari koperasi bertujuan ganda. Karena itu di dalamorganisasi koperasi perlu pula dibangun sistem manajemen keanggotaan yangbaik. Fakta menunjukkan bahwa karena jumlah anggota rnenjadi salah satukriteria keberhasilan koperasi, maka muncullah istilah-istilah calon anggotaatau anggota yang dilayani, yang sebenarnya adalah bukan anggota.Seyogyanya koperasi memiliki data lengkap dan setiap individu anggotanya.

Koperasi di Indonesia sudah sejak kemerdekaan memiliki landasan hukumyang sangat kuat dengan diakuinya lembaga ini sebagai salah satu bentukorganisasi yang turut aktif memperjuangkan kondisi ekonomi masyarakat.Koperasi telah memperoleh kedudukan sentral seperti tercantum dalam Pasal33 UUD 1945. Sebagai organisasi, koperasi termasuk kedalam bentuk badanusaha formal yang keberadaannya di Indonesia diatur dengan Undang-undang, antara lain Undang Undang Koperasi No. 12 Th 1967. Kemudianyang terakhir UU. No.12 Th. 1967 dicabut dan diatur kembali dalam UUPerkoperasian No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Menurut UndangUndang Koperasi No. 25 Tahun 1992 fungsi dan peranan koperasi

Page 8: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

6

mengemban tugas antara lain: (1) membangun dan mengembangkan potensidan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat padaumumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, (2)berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas hidup danmasyarakat, (3) memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatandan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko guru dan(4) berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasionalyang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dandemokrasi ekonomi.

2. Demokrasi Ekonomi

Koperasi pada dasarnya berbasis pada demokrasi ekonomi. EkonomiKerakyatan merupakan sistem ekonomi yang menjamin keterlibatan rakyatsebagai subjek yang mengendalikan jalannya roda ekonomi negara. Disebutjuga demokrasi ekonomi, karena sistem ini mengacu pada Pasal 33 UUD1945. Dengan amandemen UUD 1945 pada pasal 33 ditambah dua ayat baruyang berbunyi (ayat 4) ”Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atasdemokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,berkelanjutan, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuanekonomi nasional. Dengan demikian koperasi merupakan implementasi dariekonomi kerakyatan atau demokrasi ekonomi. Harus dibedakan denganekonomi rakyat.3 Ekonomi rakyat adalah sektor sektor ekonomi yangberukuran kecil, yang keadaanya serba terbatas, diantaranya usaha mikro,dalam sektor sektor pertanian, perikanan rakyat, sektor transportasi rakyat,sub sektor industri kecil dan rumah tangga. Ekonomi rakyat disebut sektorinformal karena keterbatasannya baik modal, volume produksi serta tidakdilengkapi ijin usaha secara formal.

Sendi-sendi dasar koperasi adalah: a) sifat sukarela pada keanggotaankoperasi berarti setiap orang yang masuk menjadi anggota harus menjadiberdasarkan kesadaran dan berkeyakinan untuk secara aktif turut serta didalam dan dengan koperasi beretekad untuk memperbaiki kehidupannya;b).Rapat Anggota sebagai kekuasaan tertinggi dalam organisasi. Hak suarayang sama pada Koperasi Primer merupakan dasar pokok dari penghidupankoperasi; c) Koperasi bukan perkumpulan modal, sehingga sisa dari hasilusaha bila dibagikan tidak berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalamKoperasi tetapi berdasarkan berdasarkan perimbangan jasa atau usaha dankegaiatannya dalam koperasi; d) modal dalam koperasi yang walaupunmerupakan unsur yang tidak dapat diabaikan sebagai faktor produksidigunakan untuk kebahagian para anggtamnya, bukan sekedar mencarikeuntungan; e) Koperasi sebagai kumpuilan orang orang yang bergerak dalamlapangan ekonomi harus terbuka terutama bagi para anggotanya, dan olehkarena itu usaha usaha koperasi harus dikembangkan oleh anggotanya, sertamanajemennya diawasi oleh anggotanya secara transparan dan akuntabel; f)Koperasi harus memiliki modal kepercayaan atas kemampuan berdasarkan

Page 9: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

7

kegiatanya berusaha mandiri, berkreasi untuk menciptakan karya sendiriuntuk memenuhi kebuthan sesama anggota. Semua aspek diatas merupakanlandasan dari demokrasi ekonomi koperasi.

B. Fenomena Citra Koperasi

1. Pendekatan Pemerintah dalam Mengembangkan Koperasi

Landasan pengembangan koperasi didasarkan pada UU Koperasi No. 12Tahun 1967 tentang Pokok Pokok Perkoperasian. Dalam kaitan ini pemerintahdalam mengembangkan koperasi melalui tiga pendekatan seperti dalam UUKoperasi No 12 Th 1967 tentang jenis Koperasi. Dasar penjenisan adalahkebutuhan dan untuk maksud efisiensi karena kesamaan aktivitas, misalnyaberkaitan dengan ekonomi anggota yang tergantung pada mata pencaharianpenduduk, koperasi golongan fungsional, misalnya koperasi karyawanperusahaan negara atau swasta, pegawai negeri dsb.

Suatu hal yang sangat mendasar pola pembinaan koperasi adalah InstruksiPresiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1978 Tentang Badan UsahaUnit Desa/Koperasi Unit Desa (BUUD/KUD). Dasar pertimbangan instruksiini adalah bahwa dalam pelaksanaan program pembangunan nasional untukpeningkatan produksi, penciptaan lapangan kerja, dan pembagian yang adildan merata, perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan peranan dan tanggung jawabmasyarakat pedesaan agar mampu mengurusi diri sendiri dan berpartisipasisecara nyata dalam pembangunan desa dan berpartisipasi secara nyata dengandasar swadaya dan gotong royong serta dapat memetik hasil pembangunanguna peningkatan taraf hidupnya.

Hal ini meyakinkan bahwa Koperasi sebagai lembaga ekonomi yang mewakilisemangat kekeluargaan dan gotong royong, sesuai dengan jiwa dan semangatbangsa Indonesia. Di Indonesia sebagai negara berkembang koperasiditumbuhkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitranegara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraanmasyarakat. Melalui misi ini pemerintah Indonesia menanamkan kesadarankepada masyarakatnya ada kesamaan tujuan antara pemerintah dan gerakankoperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Berbagai peraturan diciptakan untuk mempercepat pengenalan koperasi danmemberikan arah bagi pengembangan koperasi sesuai dengan peraturanperundangan tersebut di atas :

a. Pengembangan yang dilakukan dengan pembangunan sektoral, dimanakoperasi dikembangkan dengan dukungan pemerintah melalui basissektor sektor primer, seperti membangun KUD sebagai koperasi yangmendapat titipan pemerintah dalam meningkatkan produksi tanamanpangan, perikanan, perkebunan, sektor industri kecil dan kegiatan lainnyadengan pemberian fasilitas kredit misalnya BIMAS untuk sektor tanamanpangan, Tanaman Perkebunan (PIR), Tambak (TIR), TRI (Tebu rakyat)

Page 10: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

8

KUT (kredit usaha tani). Untuk mendukung pembinaan BUUD/KUDtelah melahirkan berbagai bersama antar menteri terkait, keputusanmenteri, direksi bank atau surat edaran yang mendukung pada kegiatanusaha KUD dan fasiliats kredit bagi KUD.

b. Pengembangan yang dilakukan di lembaga lembaga pemerintahanKoperasi Pegawai Negeri, Koperasi Karyawan yang diarahkan untukmemenuhi kebutuhan karyawan/pegawai.

c. Pengembangan koperasi yang dilakukan di perusahaan milik negara atauperusahaan swasta.

Pemerintah menjadikan koperasi sebagai instrumen untuk melaksanakanprogramnya dengan melalui ketiga cara pendekatan tersebut di atas. Hal inibentuk campur tangan pemerintah dalam mengembangkan perkoperasian danbersifat top down.

Fakta lain sesuai dengan UU No. 12 Tahun 1967 yang masih diacu adalahstruktur organisasi koperasi di Indonesia saat ini mirip dengan organisasipemerintahan/lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari daerah sampai kepusat. Misalnya koperasi unit desa (KUD) yang berbasis di pedesaan,PUSKUD di tingkat propinsi sampai induk koperasi (INKUD) di pusat.Demikian juga koperasi pegawai negeri (KPN) sebagai koperasi primer,PKPN sebagai di tingkat Kabupaten dan Propinsi (GKPN) dan IKPN (IndukKoperasi Pegawai Negeri) di tingkat Pusat. Struktur yang mirip birokrasi inimembawa semangat birokrasi, sehingga perannya dalam membantu koperasiprimer tidak efektif.

Kenyataan yang diungkapkan di atas ikut mempengaruhi perubahanpandangan bahwa koperasi tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhandan aspirasi ekonomi anggota dan sosial anggota, tetapi untuk seluruhmasyarakat. Fenomena ini dapat melunturkan semangat berkoperasi, dankoperasi cenderung tidak populer dikalangan anggotanya, dan upaya koperasiuntuk membangun dirinya sendiri nyaris tidak terdengar.

Berbagai pandangan terhadap koperasi baik dari kalangan intelektual yangtelah lama berkecimpung dalam bidang koperasi atau pandangan darikalangan masyarakat tentang persepsi masyarakat dengan pandangankenyataan dalam perkembangan gerakan koperasi. Saat ini masyarakatmemiliki persepsi dan pemikiran tentang penilaian koperasi karena fakta danpraktek koperasi selama ini, yaitu:

a. Koperasi dipandang sebagai lembaga yang mampu menjalankan kegiatanusaha tertentu yang tidak dapat dilakukan oleh lembaga usaha lainnya,

b. Koperasi telah menjadi lembaga alternatif dibandingkan swasta (PT, CV,Firma) sehinga keputusan memilih koperasi sebagai pertimbanganrasional,

Page 11: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

9

c. Koperasi dapat dijadikan lembaga yang dimiliki oleh anggotanyasehingga loyalitas anggota dijadikan sebagai modal utama untuk bertahandiberbagai kondisi sulit termasuk dalam menghadapi persaingan usaha,

d. Koperasi hanya dijadikan untuk memperoleh kekayaan pribadi parapengurusnya, sehingga kepercayaan untuk menjadikan koperasi sebagailembaga usaha sudah tidak ada lagi.

Persepsi di atas menunjukkan bahwa terdapat pandangan yang berbedatentang koperasi dari hal yang positif sampai hal negatif. Sementara itupengembangan koperasi yang didukung oleh program pemerintah telah”meninabobokan” para aktifis perkoperasian sehinga sulit untuk keluar darisituasi tersebut.

2. Erosi Paradigma.

Fenomena yang dapat memperburuk citra koperasi adalah:

a. Ada keinginan untuk menggunakan koperasi sebagai sapu jagat dengananggapan bahwa koperasi dapat digunakan untuk menangani semuakegiatan ekonomi.

b. Melaksanakan koperasi secara sambilan dan seadanya dalam hal inipengurus koperasi mirip owner–operator, semacam perusahaan keluargayang umumnya sulit menyesuaikan dengan perubahan, Sistem ini tidakmendorong sistem kepengurusan, yang menyebabkan ketergantungankepada orang.

c. Sistem permodalan koperasi yang didasarkan kepada simpanan pokokdan simpanan wajib tidak selalu cocok dengan usaha koperasi. Koperasisimpan pinjam yang dikelola secara sambilan dengan modal berapapundapat berjalan, Hal ini tidak cocok bagi koperasi sektor riil (misalnyasektor produksi dan distribusi). Sistem ini juga tidak cocok untukmenjalankan usaha sektor keuangan dan perbankan dengan ketentuanminimum modal. Sistem pooling dalam usaha pemasaran dan ataudistrubisi, sebagai contoh merupakan sistem dan mekanisme ungguldalam bisnis koperasi, dimana modal dan resiko lebih banyakditanggung oleh anggota. Koperasi peternak sapi perah (GKSI) telahmelaksanakan sistem ini dan berhasil mengumpulkan dan memasarkansekitar 80% seluruh produksi susu peternak.

d. Program pemerintah yang dilaksanakan oleh koperasi pada umumnyatidak hanya ditujukan kepada kepentingan anggota, tetapi untukmasyarakat yang bersangkutan. Misalnya penyaluran barang konsumsitidak hanya untuk angota tetapi untuk seluruh penduduk. Penyaluranpupuk dan kredit usaha tani yang dilaksanakan KUD tidak hanya untukanggota KUD, tetapi untuk seluruh petani. Kenyataan ini mempengaruh

Page 12: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

10

pandangan bahwa koperasi tidak hanya bekerja untuk memenuhi danaspirasi anggota, tetapi untuk seluruh masyarakat. Bukan anggotadilayani sama dengan anggota, sehingga tidak ada bedanya menjadianggota koperasi dan tidak menjadi anggota. Paradigma Koperasi sebagaiperusahaan yang berorientasi kepada anggota berubah menjadiberorientasi untuk kepentingan masyarakat.

e. Dalam melaksanakan praktek bisnis koperasi pada umumnya kurangmemperhatikn prinsip prinsip bisnis yang berlaku. Dalam hubungan iniyang perlu disikapi adalah bagaimana koperasi menjalankan sistem danmekanisme bisnis yang sesuai sebagai perusahaan yang beorientasi padapelanggan,

f. Koperasi sekunder yang anggotanya koperasi primer bertujuan untukmengembangkan bisnis koperasi sebagai penunjang pengembanganbisnis koperasi primer. Kenyatannya koperasi sekunder ditumbuhkankurang mempertimbangkan unit bisnisnya, lebih ditumbuhkan denganpertimbangan organisasi. Koperasi sekunder seharusnya menerapkannilai-nilai dan prinip bisnis. Karena hidup dalam lingkungan bisnis,walaupun harus dikelola secara demokatis.

Berdasarkan fenomena-fenomena di atas maka diperlukan reorientasiparadigma tentang koperasi yang dapat mengembalikan pengertian yang benartentang Jati diri Koperasi, dimana Koperasi dikembangkan berdasarkan nilai-nilai dasar dan prinsip prinsip koperasi.

C. Rangkuman

Inti nilai dari kehidupan berkoperasi adalah menolong diri untuk memperbaikikeadaan (ekonomi) melalui kekuatan kolektif yang terorganisir legal atas dasarkesamaan derajat dan demi kepentingan mereka sendiri. Berdasarkan asaskemandirian tersebut maka disusunlah nilai-nilai, norma dan prinsip-prinsipkoperasi yang mewarnai perilaku setiap sendi kehidupan organisasi koperasi.

Landasan yang digunakan sebagai pondasi didirikannya suatu koperasi, adalahmembangun aktivitas ekonomi bersama, berpijak pada kekuatan sendiri dankesamaan derajat dalam rangka mencapai perbaikan kehidupan ekonomi bagiseluruh anggota. Nilai dasar ini diterjemahkan ke dalam tujuan koperasi yaitumeningkatkan kesejahteraan anggota .

Koperasi di Indonesia sudah sejak kemerdekaan memiliki landasan hukum yangsangat kuat dengan diakuinya lembaga ini sebagai salah satu bentuk organisasiyang turut aktif memperjuangkan kondisi ekonomi masyarakat. Suatu hal yangsangat mendasar pola pembinaan koperasi adalah Instruksi Presiden RepublikIndonesia Nomor 2 Tahun 1978 Tentang Badan Usaha Unit Desa/Koperasi UnitDesa (BUUD/KUD). Dasar pertimbangan instruksi ini adalah bahwa dalampelaksanaan program pembangunan nasional untuk peningkatan produksi,penciptaan lapangan kerja, dan pembagian yang adil dan merata, perlu

Page 13: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

11

ditumbuhkan dan ditingkatkan peranan dan tanggung jawab masyarakat pedesaanagar mampu mengurusi diri sendiri dan berpartisipasi secara nyata dalampembangunan desa dan berpartisipasi secara nyata dengan dasar swadaya dangotong royong serta dapat memetik hasil pembangunan guna peningkatan tarafhidupnya. Pembinaan Koperasi oleh pemerintah yang bersifat top down iniberdasarkan pada UU No. 12 Tahun 1967 tentang pokok pokok Perkoperasian.

Yang terakhir adalah Undang-Undang No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.Dalam perjalanannya koperasi telah mengalami erosi paradigma, oleh karena ituharus kembali ke jati diri Koperasi.

Berdasarkan fenomena-fenomena praktek koperasi yang selama ini telah berjalan,maka terdapat persepsi yang kurang benar, maka diperlukan reorientasi paradigmatentang koperasi yang dapat mengembalikan pengertian yang benar tentang jati diriKoperasi, dimana Koperasi dikembangkan berdasarkan nilai-nilai dasar danprinsip prinsip Koperasi.

Page 14: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

BAB IIIPERIODESASI PENDEKATAN PEMBINAAN KOPERASI DAN

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN SERTA REVITALISASI KOPERASI

Setelah proses pembelajaran ini peserta diharapkan dapatmengidentifikasi permasalahan dan keberhasilan koperasi danperlunya revitalisasi koperasi.

A. Periode Pendekatan Pembinaan Koperasi

1. Periode Pendekatan Pembinaan Pra Era Reformasi

Sejarah perkembangan koperasi mengalami pasang surut yang dipengaruhifaktor internal dan eksternal. Faktor eksternal antara lain lingkungan ekonomi,sosial dan politik sangat dominan, termasuk peranan pemerintah yangmenetapkan bebijakan dan komitmen pembangunan koperasi.

Seperti telah diuraikan pada bab II tentang pendekatan pemerintah dalampembinaan koperasi yang sangat menonjol adalah pembinaan danpembangunan koperasi yang diprioritaskan pada pembangunan BUUD/KUD,dalam bidang tanaman pangan, perkebunan, perikanan, industri kecil dalamwilayah kerja KUD dan Koperasi Primer lainnya dimana sebagian besarmasyarakat di wilayah kerja KUD masih dalam status lemah. Sebagai suatukegiatan koperasi di sektor riil pemerintah memberikan perlakuan khusus,(misalnya tataniaga karet dan kopra, penyaluran barang konsumsi, dan usahaKUD). Pendekatan pembangunan koperasi masih berdasarkan pada UU No.12 Tahun 1967 tentang pokok pokok Perkoperasian. Dalam pasal 8 Koperasidalam melakukan peranan dan tugasnya dapat bekerjasama dengan sektorsektor Perusahaan Perusahaan Pemerintah dan Swasta. Peraturan kerjasamaitu diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam kaitan koperasi telah diberikesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi skala besar,melalui kemungkinan kerjasama yang lebih luas dengan sektor ekonomilannya. Misalnya Gabungan Koprasi Susu Indonesia (GKSI) yang anggotanyaantara lain KPBS melakukan kerjasama dengan “PT Ultra Jaya” tahun 1979.Anggota GKSI di koperasi persusuan di Bogor, DKI, BandungSelatan/Pengalengan dan Lembang dengan bekerjasama dengan pihak swastamembangun pabrik susu PT. DAFA. Di Malang/Pujon Koperasi SAE sebagaianggota GKSI bekerjasama dengan PT FSI.

Disamping itu Pemerintah melalui berbagai kebijakannya secara terarah,sistimatis dan konsisten telah memberikan kesempatan dan prioritas bagikoperasi untuk membangun sendiri secara mandiri untuk kepentinganekonomi anggota dan masyarakat umumnya. Tujuan koperasi untuk turut sertamembantu kepentingan masyarakat umum secara tersamar membawa

12

Page 15: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

13

pemerintah untuk mengintervensi koperasi yang lebih mendalam danmenonjol.

Kegiatan usaha koperasi yang didorong oleh kebijakan pemerintah ternyatatidak dapat menumbuhkan kapasitas anggota koperasi dalam menekunikegiatan usahanya sehingga tidak berkelanjutan. Juga tidak mampumembangun kerjasama dalam menyatukan usaha anggota yang umumnyaberskala kecil, sehingga daya saing kolektif dalam menghadapi pasar terbukatidak dapat ditumbuhkan, karena berbagai kendala internal koperasi sendiri,khusus SDM koperasi.

2. Periode Pendekatan Pembangunan Koperasi Era Reformasi

Riana Panggabean dalam tulisannya Prospek Koperasi Pasca Pemilu (2004)6.Pertumbuhan koperasi selama 7 tahun berjalan cukup signifikan karena:(1)perubahan dari pendekatan ”top down” kepada pendekatan ”butom up”, dan(2) masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan koperasitanpa dibatasi wilayah kerja dan jenis maupun bentuk koperasi serta koperasidapat melakukan aktivitas usaha yang seluas–luasnya (Hal ini terjadi karenapenggantian Inpres Tahun 1984 dengan Inpres No. 18 Tahun Th. 1998).Tahun 1997 merupakan awal pembangunan koperasi yang beragam. Keduaaspek tersebut telah menumbuhkan jumlah koperasi jika membandingkantahun 1997 dan keadaan tahun 2003 seperti ditunjukkan pada tabel 3.1.

Data pada tabel 3.1 tersebut menunjukkan tingkat perkembangan koperasisecara signifikan, penyerapan tenaga kerja (manajer dan karyawan) yangberarti koperasi dapat sedikit memberikan kontribusi dalam mengurangipengangguran, tetapi kontribusi terhadap pengurangan kemiskinankemungkinan relatif kecil, karena jumlah penduduk miskin cukup tinggi.

Tabel 3.1Perkembangan Koperasi Periode akhir 1997 - 2003

No Indikator Perkembangan 1997 2003 Tumbuh(%)

1 Jlh koperasi aktif 39.200 93.617 1402 Jlh koperasi tdk aktif 13.358 29.363 1213 Total koperasi (Unit) 52.458 122.980 1344 Jlh anggota (org) __________ 19.279.301 27.052.822 405 RAT 32.439 45.651 346 Jlh Manager (Org) 19.701 24.818 267 Jlh Karyawan 159.459 195.923 238 Modal sendiri (Rp.Juta) 4.644.526 9.246.978 999 Modal Luar (Rp Juta) 44.610.046 14.885.232 22310 Volume Usaha (Rp. Juta) 14.643.545 31.566.191 11511 SHU (Rp Juta) 622.557 1.800.923 189

Page 16: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

14

Sumber: Riana Panggabean, Infokop Nomor 24 TahunXX 2004 analisis berdasarkan data dari Pusat Data dan InformasiDepartemen Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah 1998 dan Deputi Kelembagan KUKM, Kementerian KUKM

Suatu hal yang perlu disoroti adalah jumlah koperasi yang tidak aktif yangcukup tinggi, hal ini menunjukkan koperasi makin menurun aktivitasnya atauhanya papan nama saja. Hal yang kurang baik ini dari segi mutu koperasiadalah jumlah koperasi yang melaksanakan RAT relatif kecil. Hal ini adakaitannya dengan jumlah koperasi yang tidak aktif, jadi terjadi kemundurankualitas koperasi. Jumlah koperasi yang didirikan juga meningkat karenaperubahan Inpres yang tidak membatasi wilayah kerja dapat membentuk jeniskoperasi dan segala aktivitas yang berbeda., hal ini sebagai konsekuensireformasi pementukan koperasi. Data itu juga dapat menunjukkan terdapatkoperasi yang tidak aktif dimana dapat dilihat dari jumlah yang tidakmelaksanakan RAT. Penyebab koperasi tidak aktif antara lain, (1) banyakkoperasi yang tumbuh tidak berbasis anggota dan (2) lemahnya pendidikantentang pemahaman dan penerapan nilai dan prinsip prinsip koperasi yangmenjadi acuan bagi pelaksnaan dan pengawasan koperasi.

Tabel 3.2 PerkembanganKoperasi Periode akhir 2004-2006

No Indikator Perkembangan 2004 2005 2006 Tmb (%)1 Jlh koperasi aktif 93.462 94.818 97.496 3.892 Jlh koperasi tdk aktif 37.328 40.145 43.012 15.223 Total koperasi (Unit) 130.730 134.963 140.508 7.474 Jlh anggota (org) 27.523.053 27.286.784 28.627.562 4.015 RAT 46.310 45.508 46.090 (0.46)6 Jlh Manager (Org) 28.841 28.736 31.793 10.237 Jlh Karyawan 259.748 280.035 325.606 25.358 Modal sendiri (Rp.Juta) 11.989.451 14.836.208 16.159.165 34.789 Modal Luar (Rp Juta) 16.897.52 18.179.195 21.005.686 114310 Volume Usaha (Rp. Juta) 37.649.091 40.831.693 54.323.025 44.2911 SHU (Rp Juta) 2.164.234 2.198.320 2.206.562. 1.95

Ket: RAT dan Modal dan SHU dari koperasi yangBagian dok. Biro Pereencanaan dan Data KUKM.

Data pada tabel di atas menunjukkan tidak terlalu signifikan dalamperkembangan koperasi. Kondisi ini karena kurang mendapat perhatian yangsungguh sungguh, dan lebih fokus pada UMKM yang dapat jauh menyeraptenaga kerja dan mengurangi pengangguran serta lebih banyak menyumbangpada PDB dan PDRB di daerah, dibandingkan dengan koperasi.

Perkembangan koperasi mulai 1997-2003 dapat dibagi periode sebagaiberikut:

Periode 1997-1999 pembangunan koperasi lebih diarahkan untuk mengatasikrisis ekonomi. Hal ini ditandai dengan tingkat inflasi mencapai 77,63%,pengangguran mencapai 17 juta, penduduk miskin mendekati 80 juta.Pembangunan koperasi diarahkan untuk pemulihan ketahanan pangan, dimanaPemerintah mengucurkan dana KUT (Kredit Usaha Tani) sampai 57 milyar.

Page 17: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

15

Program dilakukan dalam waktu singkat dan melibatkan KUD LembagaSwadaya Masyarakat.yang belum berpengalaman menyalurkan kredit. KreditKUT tidak kena sasaran karena banyak lembaga swadaya masyarakat dadakandan menggunakan petani fiktif, kredit banyak macet, dan para pengurusnyayang ”masuk penjara”, karena banyak penyelewengan dan sampai sekarangmasih menjadi permasalahan.. Pembangunan koperasi pada periode inidiarahkan pada : (1) pemulihan produksi dan distribusi pangan, (2)memperbesar akses kredit, (3) penataan kelembagaan, (4) redistribusi aset, (5)membangun industri berbasis sumberdya, (6) ekonomi berbasis iptek.

Operasional dan pembangunan tersebut dengan pemberdayaan koperasi danUKM dengan (a) Memberikan kredit usaha tani (KUT) kepada KUD, NonKUD dan LSM., (b) pengadaan pangan, (c) penyaluran pupuk, (d) tata niagacengkeh, (e) program tebu rakyat, (f) pengelolaan hutan oleh rakyat melaluikoperasi, (g) pengembangan usaha koperasi, (h) pengembangan usahapeternakan.

Periode 1999-2001, terjadi perubahan yang mendasar, yaitu (1) pemberlakuanotonomi daerah, (2) perubahan pola pembinaan Koperasi dan UKM akibatberubahnya institusi pembina koperasi dari Departemen menjadi KantorKementerian Koperasi dan UKM. Perubahan ini membawa konsekuensi daripembinaan langsung menjadi pembinaan tidak langsung. Kementerian KUKMmenjadi fasilitator, mediator koordinasi secara vertikal dan horizontal melaluitingkat propinsi dan kabupaten/kota. Dinas Koperasi/UKM digabung dengandinas lain sehingga pembangunan koperasi hanya sampai pada tingkat eselonIII di Kabupaten/kota. Pada saat bersamaan untuk menghadapi pasar bebasPemerintah mengeluarkan kebijakan pencabutan subsidi bagi beberapakomoditi strategis, seperti subsisdi pupuk, gula, terigu, kedele dan komoditilainnya yang menjadi andalan KUD. Para pelaku ekonomi harus menghadapipasar bebas.

Pada tahun 2001 Pemerintah mendirikan Badan Sumber Daya Koperasi, danPengusaha Kecil Menengah (BPS-KPKM). Badan ini memiliki visimemfasilitasi dan membina jejaring usaha untuk meningkatkan kapabilitas,efisiensi danb daya saing UKMK yang didukung oleh sumberdaya manusia(SDM) yang profesional.

Periode 2001 – 2003, merupakan kelanjutan dari pembangunan periode 1999-2001, tanpa Badan Pengembangan Sumber Daya Koperasi dan PengusahaKecil (BPS-KPKM). Prioritas pembangunan ditujukan pada perkuatan bidangpeternakan, perikanan dan perkuatan di sentra KUKM dengan modelpendampingan dan perkuatan BDS (Business Development Services),Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau Unit Usaha Simpan Pimjam (USP). Padamasa ini pembangunan koperasi kurang memperlihatkan kinerja dan citrakoperasi yang lebih baik dari masa sebelumnya. Fakta ini menjadi buktikurangnya komitmen pemerintah dalam pembangunan koperasi dan lebihterfokus pada pemberdayaan UKM. Disisi lain sejak adanya sinergipemberdayaan koperasi dan UKM dalam pembangunan sentra, UKM mampu

Page 18: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

16

menjadi penyelamat dalam krisis ekonomi, berperan dalam mendorong lajupertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Kinerja UKM terhadapPDB pada tahun 2003 sebesar 56,7% terdiri dari 41,1% dari usaha kecil dan15,6% dari usaha menengah. Peran koperasi belum dapat diharapkan untukmemberikan kontribusi pada PDB. Hal ini disebabkan kelemahan koperasiantara lain: masih lemahnya manajemen koperasi sehingga koperasi belummampu bersaing; akses terhadap permodalan; skala usaha yang yang masihrelatif kecil dan sulit berkembang.

Periode 2003 sampai kini. Karena usaha koperasi terkait dengan berbagaisektor dan tugas lain, maka pengembangan koperasi harus memperhatikan:kondisi nyata dilapangan dan arah pembangunan, misalnya pembangunanpertanian di pedesaan. Jumlah KUD/Koperasi Pertanian/Perikanan yangcukup besar dari jumlah koperasi nasional; jumlah koperasi fungsionalkaryawan/pegawai yang aktif hampir disemua perusahaan baik swastamaupun BUMN/D, dan instansi pemerintah; jumlah koperasi jasa misalnyaSimpan Pinjam/Unit Usaha Simpan Pinjam, jasa angkutan dan jenis jenis jasalainnya sesuai dengan kegiatan usahanya. Banyak koperasi yang berhasil yangdapat dijadikan model pengembangan koperasi. Berikut akan diberikancontoh kasus keberhasilan koperasi yang dapat dijadikan contohpengembangan koperasi:

a. Koperasi Setia Bakti Wanita Surabaya. Dengan ketuanya JoosAisyah Lutfi selama 23 tahun, dengan jumlah anggota 11.000 orang,menjadi termashur dengan pola tanggung rentengnya. Kemudian menjadiKetua Pusat Koperasi Wanita Jawa Timur yang membawahi 120 unitkoperasi primer. Rasa kebersamaan, kepeduliaan sesama anggota, beraniberpendapat dan bersikap penuh bertanggung jawab menjadi landasankoperasi. Pembinaan anggota dilakukan melalui diskusi danberkonsultasi untuk memecahkan masalah koperasi, memberikanpendidikan dan ketrampilan baik tentang koperasi dan ketrampilan usaha,dan memberikan pelayanan terbaik kepada para anggotanya. Dengandemikian para anggotanya khususnya para ibu rumah tangga dapatmemberikan sumbangan pendapatan keluarga bahkan lebih besar darisuaminya. Jadi pendidikan anggota merupakan inti dari modelpengembangan koperasi ini, dengan mengubah perilaku egois menjadikebersamaan dikalangan perempuan, pendidikan dan ketrampilamanggota.

b. Koperasi Karyawan (Kopkar). Ada dua Kopkar yang pantas dicatatkeberhasilannya dalam mengembangkan Koperasi, yaitu Kopkar PTSosro dengan pusat operasi di Jakarta dengan bidang usaha Unit UsahaSimpan Pinjam, Waserda, jasa dan perumahan dengan jumlah anggota3000 orang jumlah karyawan 20 orang dan aset Rp. 28,4 milyar.Ketuanya adalah Mustafa Suradilaga yang berhasil mengembangkankopreasi karyawan, dimana pada HARKOP ke 59 tahun 2006 koperasi

Page 19: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

17

pimpinan alumni SMEA Slawi 1972 ini ditetapkan sebagai koperasiterbaik nasional. Sebelum Kopkar dikemudikan olehnya sangatmemprihatinkan terutama saat dilanda pemogokan buruh pada akhir th1980-an dan koperasi merana. Berkat keahliannya koperasi yang mampubersinergi dengan perusahaan (PT. Sinar Sostro) dapat meningkatkankesejahteraan anggota, dimana semua kebutuhan anggota dapatdipenuhinya, biaya sekolah, perumahan hingga ibadah haji. Walaupunberhasil mengembangkan koperasi pembagian SHU selalu disumbangkankepada yang lebih berhak, karena gaji yang diterimanya sebagai manajerakunting diperusahaannya telah tercukupi oleh kantor.

c. Kopkar yang kedua adalah Kopkar PT Agro Pantes dengan pusatoperasi Kota Tanggerang dengan bidang usaha USP, Toserba, kreditbarang elektronik dan otomotif (speda motor) dengan jumlah anggota4000 orang dan memiliki aset Rp. 7,3 milyar. Ketuanya adalah H.Soebiantoro, yang pada th 1981 diterima menjadi karyawan kemudianmenjadi manajer koperasi pada th. 1992 dan dipilih menjadi Ketua tahun2007. Hasilnya Kopkar Agro Pantes mengalami perkembangan.Upayanya dengan melakukan pelayanan kepada anggota secaramaksimal, cepat dan terbuka. Kritik dan saran selalu dianalisis danmenjadi “obat” untuk mengurus koperasi secara profesional. Asetmeningkat selama 15 tahun dan perputaran modal perbulan mencapaiRp.1,4 milyar.

d. Koperasi BQ Baiturrahman Baznas Madani. Koperasi ini berdiri Juli1995 dengan modal awal Rp. 16 juta. Peresmiannya dilakukan olehKetua Umum ICMI B.J. Habibie. Pendirian Koperasi ini mendapatdukungan besar dari tokoh masyarakat dan rakyat Aceh, yangpengelolaanya sesuai dengan sistem syariah. Koperasi ini bertempat disebelah menara utara Kompleks Mesjid Raya Baiturrahman, BandaAceh. Aktivitas Koperasi ini meningkat walaupun semua peralatan dankantor Koperasi hilang dilanda tsunami dan kehilangan uang dibrankaskarena dicuri orang pada akhir Desember 2004. Sejak Februari 2005mulai beroperasi kembali dan asetnya berkembang mencapai Rp. 6milyar. Lembaga Keuangan Mikro syariah (LKMS) telah memilikikantor tiga cabang di Kota Banda Aceh. Tujuan pendirian LKMS BQBaiturrahman ini menurut Direkturnya Nora Faulina Murdani untukmeningkatkan kesadaran umat akan pentingnya menabung, menggalangpotensi keuangan umat, dan memberdayakan pengusaha mikro,meningkatkan partisipasi, dan memperjuangkan hak hak sosial ekonomipengusaha mikro. Juga untuk mengoptimalkan dana zakat, infak dansedekah sebagai dana sosial lembaga untuk pelayanan bea siswa anakanak korban tsunami, modal usaha tanpa bagi hasil (qardhul hasan).

e. Berkat bantuan Badan dan Amil Zakat Nasional (Baznas), koperasikembali beroperasi yang dilakukan oleh Ibu Mufidah, istri Wapres YusufKalla 16 Maret 2005. Dukungan kepada koperasi ini terus mengalir dariLembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Dinas Koperasi Provinsi Aceh

Page 20: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

18

serta Kementerian Koperasi dan UKM yang memberikan bantuan berupaperkuatan modal sebesar Rp. 500 Juta. Dukungan dari UKM sangat besaryang umumnya sulit mengakses modal melalui perbankan, sepertipedagang kali lima, pedagang pasar dan industri rumah tangga. Jumlahnasabah BQ Baiturrahman telah mencapai 6800 orang , terdiri dari 2800peminjam dan 4000 orang penabung. Jenis produk usaha adalahpembiayaan: seperti mudharabah (bagi hasil); murabahah (jual beli); danqardhul hasan. Sedangkan produk simpanan antara lain mudharabahpendidikan, kurban, walimah, dan umrah/haji. Semua keberhasilan iniberkat tangan dingin pengurus dan pengelola koperasi yang penuhpengabdian dan keikhlasan untuk mendapat ridho dan berkah dariALLAH serta keterbukaan dan kejujuran dengan iman yang teguh danpengamalan Syariat Islam.

Berdasarkan contoh perkembangan koperasi sejak 2003 sampai saat ini lebihmenonjol dari usaha usaha koperasi untuk mengembangkan dirinya, tidakhanya berdasarkan bantuan semata dari pemerintah. Oleh karena Koperasi danUKM tidak perlu selalu dimanjakan dan biarkan tumbuh dan berkembangsendiri seperti kasus kasus di atas kecuali karena terkena musibah yangmemerlukan bantuan permodalan sebagai upaya mengaktifkan kembalikegiatan usaha koperasi, misalnya Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam,Gempa bumi di di Yogyakarta dan Jateng. Sampai saat ini pemberdayaanKoperasi sudah mulai dengan penguatan jaringan koperasi, meningkatkansumber daya manusia, mendorong sikap kewirausaahaan serta dalam programprogram pelatihan dan mengembangkan kualitas kelembagaan, selain yangtelah dilakukan dengan berbagai nama program, misalnya dana modal bergulirseperti modal awal padanan (MAP) untuk memotivasi proses belajar KUKMmengembangkan permodalan yang mencapai Rp. 232 milyar. Hal ini sesuaidengan rencana tindak Kementerian KUMKM pada tahun 2005-2009.

3. Identifikasi Permasalahan Koperasi

Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa secara lembaga koperasi belummemiliki kemampuan untuk menjalankan fungsi dan perananya secara efektifdalam menciptakan kemakmuran bersama seperti yang dicita-citakan olehfounding fathers negara ini. Hal ini memang memerlukan waktu yang panjangdan tekat serta komitmen penyelenggara negara.

Secara umum, kondisi dan kendala yang dihadapi oleh koperasi saat iniadalah:

a. Permasalahan internal, meliputi:1) proses dan teknik produksi dan usaha masih bersifat konvensional,

disampin pemilikan faktor produksi terbatas,2) belum dihayati dan diterapkan jiwa wira-koperasi pada pelaksanaan

koperasi (manajemen koperasi) dengan etos kerja, pengabdian dan

Page 21: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

19

integritas sebagai fungsionaris Pengurus dan manajer/karyawan,sehingga terkadang merusak citra koperasi dimata para anggota danmasyarakat.

3) kegiatan usaha koperasi masih belum berkembang untuk melakukandiversifikasi usaha dan meningkatkan nilai tambah,

4) skala usaha yang belum layak, karena kemampuan pemasaran yangmasih terbatas pada beberapa jenis komoditi, dan belum terbinanyajaringan dan mata rantai pemasaran prduk koperasi secara terpadu,

5) lemahnya pemupukan permodalan sendiri (simpanan pokok, wajib,cadangan) sehingga belum mampu membiayai ussha skala besar,

6) partisipasi angggota, sebagai pemilik dan pelanggan koperasi masihbelum dihatai benar, sehingga anggota kurang berperan dalam prosespengambilan keputusan, kontribusi modal untuk mersspon peluangdan penawaran yang ada juga dalam pengawasan kegiatan koperasi.

b. Permasalahan ekternal, yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan dandan perkembangan koperasi antara lain:1) Belum dipahami dan dihayatinya manfaat serta nilai-nilai berkoperai

pada sebagian besar masyarakat,2) Perkembangan dan kemajuan teknologi yang sulit diikuti dan

diterapkan oleh lembaga koperasi, disamping tajamnya persainganpasar,

3) Kurangnya tingkat kepercayaan dari pemilik modal terhadapkemampuan koperasi dan persyaratan bank yang ketat menyebabkankesulitan koperasi untuk menambah modal usaha,

4) Lembaga keuangan koperasi masih belum memiliki keterpaduanpenuh dengan organisasi koperasi yang bergerak dalam bidangkomoditi atau jasa,

5) Integrasi horizontal dan vertikal koperasi untuk efisiensi danmenggalang kekuatan belum kompak dan solidaritas yang tinggi,sehingga belum memperkuat posisi tawar bargainig power yangberakibat kurangnya jaminan dan kepastian usaha, pasar dan harga.

6) Belum lancarnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pembinaan,7) Adanya kecenderungan pengusaha besar dan menengah untuk

mengintegrasikan usahanya dari hulu ke hilir.

Berbagai kendala dan tantangan tersebut menyebabkan koperasi belummampu berfungsi dan berperan sesuai harapan. Berbagai peraturan, kebijakandan kesempatan atau peluang yang tersedia bagi koperasi belum dimanfaatkanoleh koperasi bagi kepentingan anggota dan masyarakat lingkungannya.

Upaya pemecahan permasalahan yang muncul dihadapi koperasi yang perludilakukan bersama adalah:a. Koperasi sebagai identitas bisnis sudah sewajarnya menyandarkan

aktivitanya pada tiga prinsip dasar yang utama yaitu: kemandirian,rasionalitas dan efisiensi. Ketiga dasar tersebut yang menjadikan pelakuekonomi lainnya mampu bertahan ditengah persaingan yang makin tinggi.

Page 22: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

20

b. Koperasi sebagai lembaga belum mampu berperan baik di masyarakatyang memiliki Success story yang memikat masyarakat untuk memilihkoperasi sebagai pilihan untuk investasi. Faktor penyebabnya antara lainadalah belum mempunyai koperasi yang memiliki jati diri yangmengemban dua misi sekaligus: misi sosial melayani anggota dan misibisnis untuk mencari keuntungan. Walaupun dapat dicatat beberapakoperasi sekunder ada yang sukses, tetapi jumlahnya sangat terbatas(GKBI, GKSI yang bergerak dalam persususun sapi perah).

c. Kuatnya faternalistik yang dikembangkan pada lembaga koperasi padaumumnya. Akibat negatif ini adalah dalam pengawasan secara internaloleh anggota. Hal ini dapat menimbulkan penyimpangan dan manipulasi.

d. Esensi perdagangan bebas yang diciptakan oleh banyak negara yang inginlebih maju ekonominya adalah menghilangkan sebanyak mungkinhambatan perdagangan internasional. Peniadaan non tarif bariersmemungkinkan keleluasan dalam perdagangan barang. Konsumen akanbanyak pilihan terhadap barang yang murah dan bermutu baik. Konsumenakan menikmati kebebasan untuk memenuhi hasrat konsumsinya.Koperasi akan menikmati manfaatnya, tetapi akan meningkatkanpersaingan. Lembaga koperasi harus merubah diri menjadi lembaga usahayang efisien, dan mampu untuk bersaing.

Permasalahan di atas adalah merupakan faktor ancaman dan kelemahankoperasi baik internal dan faktor eksternal. Selain itu ada permasalahaninternal sebagai kelemahan lembaga koperasi antara lain: SDM Modal,Teknologi (produksi dan distribusi, jaringan pasar, promosi, penggunaan e-business).

Berbagai kendala dan tantangan tersebut menyebabkan koperasi belummampu berfungsi dan berperan sesuai harapan. Berbagai peraturan, kebijakandan kesempatan atau peluang yang tersedia bagi koperasi belum dimanfaatkanoleh koperasi bagi kepentingan anggota dan masyarakat lingkungannya.

B. Kembali pada Jati diri dan Strategi Revitalisasi Koperasi

1. Kembali pada Jati diri Koperasi

Kongres ICA (Internationale Cooperative Association) pada 1995 diManchester merumuskan jati diri koperasi terdiri dari definisi, nilai-nilai danprinsip-prinsip koperasi. Kongres ini diselenggarakan setahun setelahperjanjian perdagangan bebas dan pembentukan World Trade Organization(WTO). ICA telah mengantisipasi dan mengingatkan gerakan koperasi untuk

Page 23: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

21

mempersiapkan diri, mempertahankan eksistensi dan meningkatkan perandalam kehidupan perekonomian yang baru tanpa meninggalkan jati dirinya.Menurut keputusan Kongres ICA tersebut definisi koperasi adalah:Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang orang yang bersatu secarasukarela untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosialdan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka miliki bersama danmereka kendalikan secara demokratis.Nilai-Nilai: Koperasi berdasarkan nilai-nilai menolong diri sendiri,tanggungjawab sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan kesetiakawanan.Mengikuti tradisi para pendirinya, anggota anggota koperasi percaya padanilai-nilai etis dan kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial sertakepedulian terhadap orang orang lain.

Prinsip Prinsip:Prinsip pertama; Keanggotan sukarela dan terbuka.

Koperasi adalah perkumpulan sukarela, terbuka bagi semua orang yang dapatmenggunakan jasa perkumpulan dan bersedia menerima tanggung jawabkeanggotaan, tanpa diskriminasi, jender, sosial, ras, politik dan agama.

Prinsip kedua: Pengendalian oleh anggota anggota secara demokratis.

Koperasi adalah perkumpulan demokratis dikendalikan oleh para anggotayang seacara aktif berpartisipasi dalam penetapan kebijakan, dan pengambilankeputusan. Setiap anggota koperasi primer mempunyai hak suara sama.

Prinsip ketiga: Parisipasi ekonomi anggota.

Anggota menyumbang secara adil bagi dan mengendalikan secara demokratismodal dari koperasi.sebagian modal modal tersebut merupakan milikbersama. Anggota menerima kompensasi yang terbatas, bila ada, terhadapmodal. Pembagian manfaat bagi anggota sebanding dengan transaksi merekadengan koperasi dan mendukung kegiatan yang disetujui anggota.

Prinsip keempat: Otonomi dan kebebasan.

Koperasi bersifat otonom, merupakan perkumpulan yang menolong dirisendiri dan dikendalikan oleh anggotanya. Koperasi mengadakan kesepakatandengan perkumpulan lain, termasuk pemerintah atau memperoleh modal darisumber luar, hal itu dilakukan dengan persyaratan menjamin adanya pengendalian dari anggota serta dipertahankannya otonomi koperasi.

Prinsip kelima: Pendidikan, pelatihan

Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya, parawakil yang dipilih, manajer dan karyawan atau mengirim para pengurus, danmanajer untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, sehingga mereka dapatmemberikan konstribusi bagi perkembangan koperasi. Koperasi memberikaninformasi atau penyuluhan kepada target sasaran tertentu misalnya pemuda,atau pemimpin lokal (local leader) mengenai manfaat kerjasama.

Page 24: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

22

.Prinsip keenam: Kerjasama diantara koperasi

Koperasi dapat memberikan pelayanan yang paling efektif kepada paraanggota dan memperkuat gerakan koperasi dengan cara kerjasama melaluiorganisasi lokal, regional, nasional dan internasional.

Prinsip ketujuh: Kepedulian terhadap komunitas

Koperasi bekerja bagi pembangunan yang berkesinambungan bagi komunitasmereka melalui kebijakan yang disetujui oleh anggota.

Definisi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut jika di telaah secara mendalamsebenarnya telah tercantum dalam UU No.25 Tahun 1992 tentangPerkoperasian. Yang menjadi masalah adalah penerapan undang-undangtersebut dalam praktek perkoperasian yang kurang dihayati oleh parapengurus atau penentu kebijakan di birokrasi sebagai pembina dalampembangunan koperasi yang kurang konsisten untuk menerapkan secara benartentang perkoperasian.

Esensi penting tentang jati diri koperasi adalah: (1) koperasi merupakanperkumpulan otonomi yang bersatu secara sukarela yang menjadi anggotayang sekaligus sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi; (2) koperasimerupakan organisasi perkumpulan orang-orang yang menolong diri sendiri,dan karenanya otonomi dan kebebasan merupakan prinsip yang sangatdiutamakan; (3) sistem nilai yang dianut dengan mengedepankan nilai etis,kejujuran, dan kesetiakawanan merupakan landasan perilaku insan koperasimulai dari pengurus, manajer dan anggota untuk menciptakan masyarakatmadani.

Jati diri koperasi harus diyakini sebagai prasyarat untuk membangkitkankembali koperasi atau menjadi titik tolak revitalisasi koperasi.

2. Revitalisasi Koperasi.

Berdasar perkembangan koperasi, permasalahan dan citra masyarakatterhadap koperasi maka perlu reorientasi tentang koperasi yang dapatmengembangkan pengertian yang benar tentang jati diri koperasi..Jati dirikoperasi, artinya “Koperasi dikembangkan berdasarkan nilai-nilai dasar danprinsip koperasi. Ketergantungan terhadap pemerintah yang bisamenimbulkan bias harus dikurangi. Untuk kembali ke jati diri koperasi adalahmemperbaiki praktek Koperasi dengan maksud untuk meningkatkankemampun internalnya, pengembangan sistem manajemen koperasi yang

Page 25: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

23

memungkinkan tumbuhnya profesionalisme, pengembangan sistempemodalan yang sesuai keperluan untuk menjalankan kegiatan koperasi disektor keuangan dan di sektor riil dan pengembangan Koperasi sekunder danunit bisnis koperasi yang mampu berperan dalam kehidupan perekonomianmasyarakat disamping menunjang koperasi primer yang menjadianggotanya”.

Revitalisasi Koperasi mencakup berbagai aspek perubahan yang meliputiaspek internal dan aspek eksternal, baik dilihat dari aspek kelembaganOrganisasi, anggota maupun dari aspek usaha. Revitalisasi harus dimulai daritujuan, karena tujuan dapat membawa kepada derivasinya, yaitu menetapkanmisi, organisasi, rencana usaha, proses pengambilan keputusan, langkahpelaksanaan, kepemimpinan, pengendalian dan penilaian kinerja organisasi.

UU N0. 25 tentang perkoperasian telah menyebutkan tujuan koperasi untukmemajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat padaumumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalamrangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkanPancasla dan UUD 1945. Hanya dalam praktek terjadi ketidak-sesuaianantara rumusan tujuan dan kenyataan dalam prakteknya.

Hal hal yang perlu dilakukan dalam membangkitkan kembali koperasi dapatdisebutkan sebagai berikut dengan mengurai lebih lanjut dari strategi yangtelah disebutkan di atas:

a. Meningkatkan kemampuan internal. Strategi ini menjadi strategi utamaagar lebih mampu memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi dan sosialaggota dan mampu bereran sebagai kekuatan penyeimbang dalamekonomi pasar. Faktor internal koperasi adalah SDM yang mencakup,pengurus, anggota dan karyawan yang meyakini ideologi koperasi,semangat kerjasama, serta mewujudkan visi koperasi, misi dan tujuankoperasi dan sasaran yang dicapai.

b. Kelembagaan koperasi. Struktur kelembagan koperasi yang menunjukkankesatuan kegiatan koperasi dan anggotanya. Sebagai organisasi bisnismerupakan usaha bersama, fungsi kegiatan ekonomi individualdiintegrasikan dan diserahkan penyelengggaran kepada organisasikoperasi agar terjadi sinergi yang lebih baik dari kegiatan ekonomi secaraindividual.

c. Partisipasi anggota sebagai pemilik maupun pelanggan menjadi kekuatankoperasi. Karena itu pembinaan koperasi tidak hanya diarahkan kepadaorganisasi dan perusahaan koperasinya saja, tetapi pembinaan harusdilakukan terhadap anggota dan atau calon anggota karena merupakanlangkah awal untuk meningkatkan anggota yang berkualitas yang mampumengendalikan manajemen koperasi agar selalu berpijak kepadakepentingan anggota.

Page 26: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

24

3. Strategi Pengembangan Koperasi

Reformasi apa yang ditempuh oleh gerakan koperasi Indonesia? Agar gerakankoperasi Indonesia tidak kehilangan momentum, seyogyanya perlu segeramenempuh langkah langkah perubahan. Bila tidak sanggup melakukanrevolusi maka ditempuh secara evolusi, karena mengubah citra diri koperasiyang pas, bukanlah pekerjaan mudah. Dalam hal ini, peran Pemerintah masihsangat diperlukan mengingat usaha-usaha pembangunan koperasi akanmelibatkan berbagai lapisan masyarakat yang pada umumnya masih dililitoleh berbagai kendala keterbatasan. Sementara itu, gerakan koperasiIndonesia harus memiliki tekad untuk mengubah diri menuju kepadaeksistensi koperasi Indonesia yang menjadi pilar kesejahteraan masyarakat.

Strategi untuk melakukan revitalisasi koperasi adalah10:

a. Nilai dan prinsip-prinsip koperasi dijadikan sebagai pijakan untukmenyusun sistem kerja internal koperasi yang handal dan kokoh.

b. Anggota adalah basis kelangsungan hidup koperasi, maka perlupeningkatan kompetensi anggota anggota koperasi bahkan calon anggotakoperasi.

c. Kriteria-kriteria pengukuran kinerja koperasi harus berlandaskan kepadatujuan pokok didirikannya koperasi.

d. Pengembangan koperasi sebagai unit ekonomi mikro ditempatkan padaprioritas tertinggi. Kebijakan makro ditempatkan sebagai faktorpendukung di dalam membentuk kemandirian koperasi.

Untuk Pengembangan Koperasi terdapat beberapa faktor strategi. Kuncistrategi keberhasilan koperasi, yaitu: (1) harus memiliki rencana usaha yangmencakup visi, misi, tujuan, budaya bisnis, strategi pengembangan, targetjangka panjang dan menengah, dan rencana keuangan (cash flow); (2)pembinaan kelembagaan melalui profesionalisasi; (3) setiap koperasi primermemiliki dan mengembangkan standar operasi dalam melaksanakan kegiatanbisnis.

Lembaga pendukung (eksternal) seperti pemerintah atau unit instansi pembinakoperasi dan LSM berperan untuk (1)menciptakan iklim yang memungkinkanpelaksanaan kegiatan koperasi berkembang; (2) menjamin kebebasanberkumpulan dan hak untuk menjalankan kegiatan eknomi yang sah di dalamkelompok kelompok usaha; (3) menyediakan peraturan yang memberikebebasan menyesuaikan anggaran rumah tangga (ART) koperasi masingmasing sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anggotanya; (4) memberikebebasan dan menjamin kesempatan yang sama dengan organisasi bisnislainnya; (5) melindungi koperasi dari persaingan yang tidak sehat; (6)membuat peraturan perpajakan yang mempertimbangkan keunikan koperasi.

Page 27: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

25

Dari strategi kunci tersebut di atas dapat dirinci lebih lanjut menjadi beberapakatagori: Dalam aspek kelembagaan termasuk struktur kepengurusan adalah :Kepemimpinan pengurus, Pimpinan koperasi harus visioner dan mampumenuntun koperasi menetapkan arah, nilai-nilai koperasi, budaya kerja,mampu berkomunikasi dengan anggota, karyawan dan pihak eksternal,menilai kinerja koperasi.

Perencanaan strategis, koperasi sebagai badan usaha harus memiliki rencanastartegis

Fokus Sumberdaya Manusia. Semua pengurus, manajer dan karyawan dananggota harus fokus pada kinerja koperasi yang akan dicapai, dan beradaptasidengan perubahan lingkungan organisasi. Sistem kerja, organisasipembelajaran, dan motivasi kerja, kesejahteraan dan kepuasan kerja yangmerupakan fokus dari SDM

Fokus pelanggan. Koperasi harus berorientasi kepada kepuasan pelangganbaik waktu pelayanan, mutu produk. Untuk hal tersebut perlu informasitentang kebutuhan pelanggan dan informasi pasar.

Data, Informasi dan Analisis. Koperasi harus memiliki data dan informasidalam pengelolaan koperasi yang bertujuan untuk bahan analisis tentangkinerja.

Bahan untuk proses manajemen dan pengambilan keputusan, monitoring bagipelaksaan rencana strategi.

Manajemen Proses. Pengelolaan kegiatan merupakan inti dari peningkatanefisiensi dan efektivitas melalui kegiatan yang terus menerus sehingga dapatmenyesuaikan diri dengan perubahan yang dapat memperbaiki efisiensi daneketivitas kegiatan usaha koperasi.

Hasil Usaha. Hasil usaha merupakan hasil dari semua aspek yang disebutkandiatas. Hasil usaha dapat diukur berdasarkan evaluasi dari pelanggan(anggota) masyarakat lingkungan koperasi terhadap barang dan jasa, kinerjakeuangan, pemasaran, struktur pengawasan baik dapat melalui akuntanpublik, pengendalian dan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakankoperasi.

Aspek lain yang perlu dicermati tentang revitalisasi koperasi adalah bahwaRevitalisasi sebagai solusi mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Hal inidikemukakan oleh Menteri Koperasi dan UKM Suryadharma Ali dalamwawancaranya dengan Majalah GEMA, No I Edisi Khusus 200511. Harapanitu memang sangat tinggi karena masalah kemiskinan dan pengangguranbukan hanya tanggung jawab koperasi, tetapi maksudnya adalah koperasiyang bangkit kembali dapat memberikan kontribusi dalam mengurangikemiskinanan dan pengangguran. Pengagguran dan kemiskinan memang

Page 28: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

26

relatif lebih tinggi dipedesaan dari pada diperkotaan Oleh karena itu koperasiharus banyak berkembang di pedesaan, misalnya Koperasi Unit Desa,Koperasi Pertanian dan koperasi produksi lainnya yang tumbuh dipedesaan,misalnya Koperasi Kerajinan Rakyat..

Langkah strategi pertama adalah mengembangkan koperasi di pedesaandengan basis agribisnis, dengan menciptakan peluang pasar yang sebesar-besarnya bagi para petani, dengan menjadikan pasar dalam negeri sebagaipasar utama produk-produk hasil pertanian Indonesia. Untuk itu kembalidiperlukan suatu gerakan untuk meningkatkan kesadaran rakyat Indonesiaagar mencintai dan menggunakan produk pertanian dalam negeri.Meningkatkan kecintaan kepada produk pertanian sendiri tidaklah mudah.Dengan mutu produk-produk pertanian yang relatif rendah saat ini, diperlukanpengorbanan besar dari seluruh rakyat terutama para elit bangsa ini, dan jugamerupakan wujud kepedulian dan kebersamaan terutama para elit bangsaterhadap petani.

Langkah strategis kedua adalah mendorong para petani agar bersatu danbekerja sama dalam kelompok-kelompok usaha produktif dan membentukkoperasi, misalnya Koperasi Pertanian (Koptan) dan KUD sebagai anggotakeperasi yang yang aktif berpartisipasi. Anggota merupakan basis koperasi.

Langkah strategis ketiga adalah menyediakan berbagai kemudahan dankeringanan dalam rangka memperkuat koperasi adalah dengan menyediakansarana produksi pupuk bersubsidi. Dalam kaitan ini Dekopin telahmenandatangani kesepakatan bersama dengan produsen Pupuk BUMNPelaksanaan di lapangan dikordinasikan oleh Dekopinwil dan Dekopindauntuk mengkoordisasikan Koptan dan KUD dalam pengadaan pupukbersubsidi.

Langkah strategis keempat adalah memperkuat permodalan petani dalamproses kegiatan koperasi pertanian/agrbisnis yang masih sangat membutuhkankredit dengan prosedur yang mudah dan ringan persyaratannya dengan bungarendah tanpa agunan. Karena itu pemerintah perlu menyediakan skema kreditbagi koperasi yang berbasis agris bisnis. Diperlukan lembaga keuangan mikroyang didukung oleh lembaga perbankan, misalnya BRI.

Langkah strategis kelima adalah pemberian keringanan pajak. Untuksementara pemerintah (pusat dan daerah) perlu memberikan semacampembebasan pajak kepada koperasi sampai jangka waktu tertentu setelahmereka dapat membiayai kegiatan proses produksi. Selanjutnya penetapanpajak bagi koperasi perlu dibedakan dengan badan usaha lainnya karena sifatdan orientasinya yang berbeda. Contohnya adalah memberikan kesempatanbagi koperasi dalam pengadaan perumahan dan pemukiman dengan dukunganfaskilitas subsidi melalui KPR/KPRS seperti tertuang dalam PeraturanMenteri Perumahan Rakyat, yang mulai berlaku 1 Januari 2006.

Upaya strategis mengurangi kemiskinan dan meningkatkan produktivitas dandaya saing harus segera dilaksanakan sebagai sasaran langsung dan utama dari

Page 29: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

27

pembangunan ekonomi nasional. Dalam kaitan ini terbangunnya jaringanusaha antar koperasi merupakan langkah nyata dalam membangun koperasiseperti yang dirintis oleh Dekopin. Disamping itu koperasi diberi peran utamasebagai pusat pemasaran produk-produk pertanian dengan dukunganpemerintah dan partisipasi swasta dan lembaga perbankan BUMN sepertiBRI, Bank Mandiri dan BNI yang telah memberikan komitmen untukmembantu KUKM dapat membangun terminal agribisnis yang akanmemudahkan pemasaran dan distrubusi hasil pertanian baik lokal, regionaldan eksport.

Dalam pengembangan perkoperasian, strategi yang dapat ditempuh juga dapatdilakukan dengan kemitraan yang saling menguntungkan semua pihak denganberbagai cara seperti (1) kerjasama operasi, (2) kerjasama transfermanajemen, (3) kerjasama transfer teknologi, (4) penyertaan modal, (5)membangun usaha patungan (5) membangun informasi yang sistematis.

Berbagai strategi yang disebutkan di atas masih tetap mengacu pada UU No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dalam UU tersebut ditegaskan bahwarakyat dan atau masyarakat bertanggung jawab penuh untuk rnelaksanakankoperasi, sedangkan pemerintah hanya membina. Segala bentuk campurtangan pemerintah terhadap kehidupan koperasi akan semakin berkuranguntuk kemudian dihapus sama sekali sehingga koperasi dapat mandiiri. UUNo. 25 juga menyatakan dengan tegas bahwa koperasi adalah badan usahayang menyuarakan semangat debirokrasi. Semangat debirokratisasi inimencerminkan upaya yang serius dari pemerintah untuk memberdayakankoperasi yang berazaskan kekeluargaan secara mandiri. Dengan tanpamengurangi arti pentingnya koperasi sebagai soko guru perekonomian rakyat,pemerintah juga memberdayakan sektor informal dengan berbagai upaya,antara lain melalui sentuhan-sentuhan manajemen sederhana dan pemberianpinjaman/bantuan modal terhadap koperasi termasuk kredit yang dilakukansecara intensif baik melalui pelatihan-pelatihan maupun pembinaan terhadapsmall scale industries, sehingga seharusnya keberadaan koperasi sebagaibadan usaha berdasarkan azas kebersamaan dan milik bersama tidak lepas dariprinsip jatidiri koperasi yang telah disepakati walaupun perdagangan eraglobal telah berlangsung..

C. Diskusi Kelompok

1. Untuk mewujudkan bangkitnya kembali koperasi sangat diperlukan berbagaipartisipasi aktif semua pihak, terutama dari para pengurus, karyawan dananggota dan lembaga yang berfungsi membina dan mendukung koperasi,LSM dan instansi pemerintah, lembaga perbankan, lembaga pemasaranBuatkan secara berkelompok daftar koperasi primer di kabupaten/kota ataukecamatan dimana yang menjadi sentra pertumbuhan koperasi.

2. Identifikasikan kelemahan dan kekuatan dari setiap jenis usaha koperasiprimer dengan sentra produksi unggulannya di kecamatan dan desa/kelurahan,

3. Strategi apa saja yang paling sesuai untuk membangkitkan kembali koperasi, .

Page 30: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

28

4. Jelaskan pula bagaimana kiat kiat untuk implementasi pilihan strategitersebut.

D. Rangkuman

Secara kuantitaitif koperasi cukup signifikan berkembang dilihat dari aspek unitusaha koperasi, tetapi secara kualatitatif masih kurang berkembang, dilihat dariperanan operasi dalam memberikan kontribusi terhadap ekonomi anggota, dansumbangannya tehadap pengurangan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja,kecuali jika anggota koperasi adalah termasuk usaha informal, juga jika dilihat darijumlah koperasi yang tidak aktif dan melaksanakan ART.

Secara umum, permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh koperasi saat iniadalah: (1) permasalahan internal, meliputi : usaha yang belum layak, permodalankurang, penguasaan teknologi masih rendah, kurang tanggap terhadap berbagaiperubahan, organisasi dan manajemen belum berjalan baik, masih kurangnyakemitraan usaha yang saling menguntungkan, serta terbatasnya akses pasar; (2)permasalahan eksternal, meliputi iklim usaha yang kurang kondusif, belumlancarnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pembinaan, serta adanyakecenderungan pengusaha besar dan menengah untuk mengintegrasikan usahanyadari hulu ke hilir.

Esensi penting tentang jati diri koperasi adalah: (1) koperasi merupakanperkumpulan otonomi yang bersatu secara sukarela yang menjadi anggota yangsekaligus sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi; (2) koperasi merupakanorganisasi perkumpulan orang-orang yang menolong diri sendiri, dan karenanyaotonomi dan kebebasan merupakan prinsip yang sangat diutamakan; (3) sistemnilai yang dianut dengan mengedepankan nilai etis kejujuran, dan kesetiakawananmerupakan landasan perilaku insan koperasi mulai dari pengurus, manajer dananggota untuk menciptakan masyarakat madani.

Revitalisasi Koperasi mencakup berbagai aspek perubahan yang meliputi aspekinternal dan aspek eksternal, baik dilihat dari aspek kelembagan Organisasi,anggota maupun dari aspek usaha. Revitalisasi harus dimulai dari tujuan, karenatujuan dapat membawa kepada derivasinya, yaitu menetapkan misi, organisasi,rencana usaha, proses pengambilan keputusan, langkah pelaksanaan,kepemimpinan, pengendalian dan penilaian kinerja koperasi.

Strategi untuk membangkitkan kembali koperasi adalah: (1) Nilai dan prinsip-prinsip koperasi dijadikan sebagai pijakan untuk menyusun sistem kerja internalkoperasi yang handal dan kokoh., (2) Anggota adalah basis kelangsungan hidupkoperasi, maka perlu peningkatan kompetsni anggota anggota koperasi bahkancalon anggota koperasi., (3) Kriteria-kriteria pengukuran kinerja koperasi harusberlandaskan kepada tujuan pokok didirikannya koperasi, (4) Pengembangankoperasi sebagai unit ekonomi mikro ditempatkan pada prioritas tertinggi.Kebijakan makro ditempatkan sebagai faktor pendukung di dalam membentukkemandirian koperasi

Page 31: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. M. Hidayat Nurwahid MA: Pengembangan Koperasi Indonesia Masa depanInfokop Nomor24 Tahun XX 2004.

Dr. Sukowaluyo Mintorahardjo M. Kes Menuju Wefare State Melalui Koperasi dalamInfokop Nomor 24 Tahun XX 2004.

Dr. H. R.M. Ramudi Ariffin, SE., MS:Nilai-Nilai Koperasi Sebagai LandasanPengelolaan Koperasi, Infokom No. 24 Tahun XX Tahun 2004

Prof. Dr. Rudi Wibowo, Koperasi dan Dan OPERAS Petani: kunci Pembuka AgribisnisBerdaya saing, Berkerakyatan, dan Berkeadilan, Infokom Tahun XX Tahun2004

Riana Panggabean: Prosepk Kopeasi Pasca Pemilu, Infokom No. 24 Tahun XX Tahun2004

Sularso; Kembali ke Jati diri Koperasi Infokop No 26 Tahun XX 2005Zaenal Ma’arif: Ekonomi Kerakyatan di tengah Arus Kapitalisasi Global, Infokop

Nomor 24 Tahun XX 2004.Undang-Undang. No. 25 Tahun 1992, tentang Perkoperasian Pemerintah.Undang-Undang No. 12 Tahun 1967, tentang Pokok Pokok PerekoperasianEditorial Koperasi dalam Perseprtif Masa Depan, Infokom Nomor 24 Tahun XX 2004.

Rencana Tindak Jangka Menegah (RTJM) pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro,Kecil dan Menengah Tahun 2005-2009. Kementerian Koperasi dan UKM2005

Dekopin Edisi 1/Tahun I/Jli 2006Jurnal KUKM, Media Indonesia, Oktober 2006Pusat Informasi Perkoperasian No. 277/September / Th XXIV/2006Pusat Informasi Perkoperasian No. 275/Juli/ Th XXIV/2006

Page 32: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

LAMPIRAN

Page 33: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

Lampiran Isu nasional Strategis

Isu nasional yang dapat diidentifikasi dalam kurun waktu 5 tahun mendatang (2005-2009) bagi UMKM12:

Isu nasional pada Program penciptaan Iklim Usaha bagi UMKMa. Peraturan dan pengaturan yang berkaitan dengan pelayanan, pemberian bantuan

perkuatan maupun bentuk pembinaan lainnya yang menghambat.b. Pemberiann kemudahan perijinan serta proses pembinaan lanjutan bagi UMKM

yang sifatnya non-diskriminatif,c. Realisasi dukungan pihak lingkungan usaha bagi kehidupan UMKM,d. ”Perlindungan” bagi UKM secara operasional dalam dinamikanya pasar yang

berkeadilan,e. Koordinasi antar instansi terkait.

Isu nasional pada Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagiUMKMa. Pemanfatan optimal dan perumusan pola dukungan yang relatif seragam antar

daerah dalam kaitan pemanfaatan sumber daya lokalb. Pengembangan kemampuan UMKM dalam mengakses lembaga keuangan maupun

sumber daya produktif lainnya.c. Delivery mechanism yang dilakukan oleh sistem pendukung bagi pemberdayaan

UMKM pada umumnya,

Isu nasional pada Program Pengembangan Kewirausahaan dan KeunggulanKompetitifa. Pengintegrasian dan optimalisasi proses pemberdayaan UMKM untuk

meningkatkan ketrampilan, pengetahuan maupun kewirausahaan melaluipengajaran yang tersebar,

b. Pemberian peluang yang terpadu, terarah, dan terfokus pada hal hal yang strategisbagi pertumbuhan UMKM, seperti aspek: lokasi, pasar, proses magang, kemitraan,sentra maupun upaya pengembangan lannya.

c. Pengembangan insentif yang dapat diberikan kepada UMKM atau pihak pihak lainyang terkait yang sifatnya dapat mendorong dan memicu peningkatan kualitas dariproses bisnis maupun produknya.

Isu nasional pada Program Pemberdayaan Usaha Skala Kecila. Penanganan pedagang Kaki Lima dan Pengusaha Mikro lainnya,b. Penetapan tentang kepastian usaha dan pendanaan bagi Usaha Mikro khususnya.c. Peningkatan kapasitas usaha dari kelompok usaha mikro di lokasi atau wilayah

tertentu (sentra),d. Pengenalan posisi dan kondisi tentang usaha dan pengusaha mikro secara

sistematik.

Page 34: Modul KUMKM 2 Membangkitkan Kembali Koperasi Sebagai Pilar Ekonomi Masyarakat BAGUS

Isu Nasional pada program Peningka

a. Masalah peraturan yang belum kondusif bagi perkembangan koperasib. Kapasitas pembina koperasi yang kurang memadai karena penempatan pejabat

yang tidak sesuai,c. Pendidikan dan penyuluhan koperasi yang kurang sehingga pemahaman pengelola

dan anggota koperasi terhadap koperasi kurang,d. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang dalam pengembangan koperasi,e. Kurangnya insentif dan fasilitasi untuk pengembangan jaringan usaha antar usaha

koperasi.

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

Tujuan: Meningkatkan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi agar koperasimampu tumbuh dan berkembang secara sehat sesuai dengan jati dirinya menjadi wadahkepentingan bersama bagi anggotanya untuk memperoleh efisiensi kolektif, sehinggacitra koperasi menjadi semakin baik. Dengan demikian diharapkan kelembagaan danorganisasi koperasi di tingkat primer dan sekunder akan tertata dan berfungsi denganbaik; infrastruktur pendukung pengembangan koperasi semakin lengkap dan berkualitaslembaga gerakan koperasi semakin berfungsi efektif dan mandiri; serta praktekberkoperasi yang baik (best practice) semakin berkembang di masyarakat.