119
MODUL PELATIHAN PRATUGAS PENDAMPING DESA PEMBERDAYAAN ( PDP ) ( KOMPETENSI KHUSUS PEMBERDAYAAN ) IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi |i

MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

  • Upload
    ngokien

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

MODUL PELATIHAN PRATUGAS

PENDAMPING DESA PEMBERDAYAAN ( PDP )

( KOMPETENSI KHUSUS PEMBERDAYAAN )

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 2016

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi |i

Page 2: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Modul PelatihanPratugas Pendamping Desa

Implementasi Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | ii

Page 3: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

MODUL PELATIHAN PRATUGAS

PENDAMPING DESA Implementasi Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

( MATERI UNTUK PD PEMBERDAYAAN ) PENGARAH : Eko Putro Sandjojo (Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia) PENANGGUNG JAWAB: Ahmad Erani Yustika (Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa) TIM PENULIS : Naeni Amanulloh, Nur Kholis, Roni Budi Sulistyo, Arbit Manika, Herawati, Hasan Rofiqi, Ismail Zainuri, Zaini Mustaqim, Moch. Sabri, Achmad Maulani, Arief Yudansa, Zulkarnaen, Ahmad Waidl, Fajar Argojati. REVIEWER : Taufik Madjid, Muhammad Fachry, Yosep Lucky COVER & LAYOUT : Wahjudin Sumpeno Cetakan Pertama, Agustus 2016 Diterbitkan oleh: KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA Jl. TMP. Kalibata No. 17, Jakarta Selatan 12740 Telp. (021) 79172244, Fax. (021) 7972242 Web: www.kemendesa.go.id

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | iii

Page 4: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Daftar Istilah dan Singkatan 1. DESA adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. KEWENANGAN DESA adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.

3. PEMERINTAHAN DESA adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. PEMERINTAH DESA adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

5. BADAN PERMUSYAWARATAN DESA atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

6. LEMBAGA KEMASYARAKATAN adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah dalam memberdayakan masyarakat.

7. MUSYAWARAH DESA atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

8. MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

9. KESEPAKATAN MUSYAWARAH DESA adalah suatu hasil keputusan dari Musyawarah Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam Berita Acara kesepakatan Musyawarah Desa yang ditandatangani oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | iv

Page 5: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

10. PERATURAN DESA adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

11. PEMBANGUNAN DESA adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

12. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.

13. RPJM DESA (Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (enam) tahun yang memuat arah pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum dan program dan program Satuan Kerja Perangkat (SKPD) atau lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan disertai dengan rencana kerja.

14. RKP DESA (Rencana Kerja Pemerintah Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun sebagai penjabaran dari RPJM Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah dan RPJM Desa.

15. DAFTAR USULAN RKP DESA adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian dari RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah Desa kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui mekanisme perencanaan pembangunan Daerah.

16. KEUANGAN DESA adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

17. ASET DESA adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang syah.

18. APB DESA (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa) adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

19. DANA DESA adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaanmasyarakat Desa.

20. ALOKASI DANA DESA, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | v

Page 6: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pokok Bahasan 1

EVALUASI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | vi

Page 7: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :

1. Menguraikan faktor-faktor kritis dalam perencanaan keuangan desa berdasarkan pengalaman;

2. Menjelaskan prinsip mendasar dalam perencanaan keuangan desa;

3. Memfasilitasi proses evaluasi dokumen perencanaan keuangan desa.

Waktu

3 JP (135 menit)

Metode

Refleksi, Umpan balik, Curah Pendapat, Kerja Kelompok.

Media

Lembar Umpan Balik, Dokumen RKP Desa, Dokumen APB Desa, Bahan Bacaan

Alat Bantu

Flipt Chart, spidol, laptop, LCD, Whiteboard

PB 1.1

Rencana Pembelajaran

Perencanaan Keuangan Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | vii

Page 8: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian

1. Menjelaskan mengenai tujuan, hasil, dan proses sub pokok bahasan “Perencanaan Keuangan Desa”

Kegiatan 1: Refleksi menguraikan faktor-faktor kritis

2. Minta peserta menceritakan pengalamannya dalam fasilitasi perencanaan keuangan Desa;

3. Minta peserta mengidentifikasi faktor-faktor kritis (gunakan Lembar Kerja 1.1.1);

4. Berikan penegasan faktor-faktor kritis (gunakan Media Fasilitasi 1.1.1);

Kegiatan 2: Curah pendapat prinsip-prinsip perencanaan

5. Minta peserta mengungkapkan pendapatnya tentang prinsip-prinsip perencanaan keuangan Desa;

6. Pandu peserta merumuskan prinsip-prinsip perencanaan keuangan Desa (gunakan Media Fasilitasi 1.1.2);

7. Minta peserta menjelaskan pelaksanaan prinsip-prinsip dimaksud (gunakan Media Fasilitasi 1.1.3);

Kegiatan 3: Kerja kelompok evaluasi dokumen perencanaan

8. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok;

9. Bagikan dokumen APB Desa kepada setiap kelompok;

10. Minta setiap kelompok mereview dokumen dimaksud (gunakan Lembar Kerja 1.1.2);

11. Minta salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya;

12. Memberikan kesempatan kepada kelompok lain menanggapi;

13. Sebelum sesi ditutup, berikan penegasan untuk setiap kegiatan di atas.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | viii

Page 9: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Lembar Kerja 1.1.1

Kegiatan Perencanaan Masalah yang muncul Faktor Kritis

1. Penyusunan rancangan APB Desa

2. Pembahasan rancangan APB Desa

3. Penetapan APB Desa

4. Penyebarluasan APB Desa

Lembar Kerja 1.1.2

Fokus Evaluasi Hasil Evaluasi Saran/Masukan/Rekomendasi

1. Kesesuaian dengan RKP Desa

2. Kesesuaian struktur APB Desa dengan Permendagri Nomor 113 Tahun 2015

3. Penetapan APB Desa

4. Dst

Media Fasilitasi 1.1.1

Kegiatan Perencanaan Masalah yang muncul Faktor Kritis 1. Penyusunan rancangan

APB Desa

- Pagu/Pendapatan Desa tidak diinformasikan ke masyarakat

- Tidak mengacu secara konsisten pada RKP Desa

- dst.

- Tidak transparan - Tidak Konsisten

2. Pembahasan rancangan APB Desa

- Penentuan harga satuan - Pentuan Siltap - Penentuan Lokasi Kegiatan - Penentuan Volume kegiatan - dst.

- Pemahaman Regulasi

- Kapasitas Teknis

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | ix

Page 10: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

3. Penetapan APB Desa - BPD kurang memahami rancangan APB Desa

- BPD kurang memahami fungsi dan perannya

- dst.

Kapasitas BPD

4. Penyebarluasan APB Desa

Media Fasilitasi 1.1.2 ( Slide )

Media Fasilitasi 1.1.3

No Prinsip Tahap Kegiatan

Pelaksanaan Prinsip Faktor-faktor

Penyebab

Tindakan Perbaikan Baik Kurang

1 Partisipasi 2 Transparansi 3 Spesifik 4 Terukur 5 Akurat 6 Realistis 7 Tepat Waktu

Prinsip-prinsip perencanaan Keuangan Desa:

1. Partisipatif 2. Transparan

3. Spesifik 4. Terukur (Measureble)

5. Akurat 6. Realistis

7. Tepat waktu

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | x

Page 11: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pengantar

Pengelolaan Keuangan Desa sebagai rangkaian kegiatan, diawali dengan kegiatan Perencanaan, yaitu penyusunan APBDesa. Dengan demikian, penting untuk memahami secara tepat berbagai aspek APBDesa: fungsi, ketentuan, struktur, sampai mekanisme penyusunannya, sebagaimana diuraikan pada Bab ini.

Pengertian

Secara umum, pengertian perencanaan keuangan adalah kegiatan untuk memperkirakan pendapatan dan belanja untuk kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Dalam kaitannya dengan Pengelolaan Keuangan Desa, perencanaan dimaksud adalah proses penyusunan APBDes.

Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab I, penyusunan APBDesa berdasar pada RKPDesa, yaitu rencana pembangunan tahunan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa (Perdes). Dengan demikian, APBDesa yang juga ditetapkan dengan Perdes, merupakan dokumen rencana kegiatan dan anggaran yang memiliki kekuatan hukum.

Fungsi APB Desa

Sebagai dokumen yang memiliki kekuatan hukum, APBDesa menjamin kepastian rencana kegiatan, dalam arti mengikat Pemerintah Desa dan semua pihak yang terkait, untuk melaksanakan kegiatan sesuai rencana yang telah ditetapkan, serta menjamin tersedianya anggaran dalam jumlah yang tertentu yang pasti, untuk melaksanakan rencana kegiatan dimaksud. APBDesa menjamin kelayakan sebuah kegiatan dari segi pendanaan, sehingga dapat dipastikan kelayakan hasil kegiatan secara teknis.

Ketentuan Penyusunan APB Desa

Apa saja yang Harus Diperhatikan dalam Penyusunan APBDes?

Dalam menyusun APBDes, ada beberapa ketentuan yag harus dipatuhi:

SPB 1.1

Bahan Bacaan

Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xi

Page 12: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

APBDesa disusun berdasarkan RKPDesa yang telah ditetapkan dengan Perdes.

APBDesa disusun untuk masa 1 (satu) tahun anggaran, terhitung mulai 1 Januari sampai 31 Desember tahun berikutnya.

Rancangan APBDesa harus dibahas bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

APBDesa dapat disusun sejak bulan September dan harus ditetapkan dengan Perdes, selambat-lambatnya pada 31 Desember pada tahun yang sedang dijalani.

Selain itu, secara teknis penyusunan APBDesa juga harus memperhatikan:

a. Pendapatan Desa

Pendapatan Desa yang ditetapkan dalam APBDes merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. Rasional artinya menurut pikiran logis atau masuk akal serta sesuai fakta atau data.

b. Belanja Desa

Belanja desa disusun secara berimbang antara penerimaan dan pengeluaran, dan penggunaan keuangan desa harus konsisten (sesuai dengan rencana, tepat jumlah, dan tepat peruntukan), dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pembiayaan Desa

Pembiayaan desa baik penerimaan pembiayaan maupun pengeluaran pembiayaan harus disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan nyata/sesungguhnya yang dimiliki desa, serta tidak membebani keuangan desa di tahun anggaran tertentu.

d. SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggara)

Dalam menetapkan anggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA), agar disesuaikan dengan kapasitas potensi riil yang ada, yaitu potensi terjadinya pelampauan realisasi penerimaan desa, terjadinya penghematan belanja, dan adanya sisa dana yang masih mengendap dalam rekening kas desa yang belum dapat direalisasikan hingga akhir tahun anggaran sebelumnya.

Mekanisme, Tugas, dan Tanggungjawab Pelaku dalam Penyusunan APB Desa

Mekanisme (prosedur dan tatacara) penyusunan APBDesa dapat dilihat pada bagan alur di bawah ini:

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xii

Page 13: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Sekretaris Desa

•Menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa tahun berkenaan. •Menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala Desa.

Kepala Desa •Rancangan peraturan Desa tentang APBDesa disampaikan oleh Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati bersama.

Kepala Desa & BPD

•Rancangan peraturan Desa tentang APBDesa disepakati oleh Kepala Desa dan BPD pada bulan Oktober tahun berjalan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xiii

Page 14: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Membaca Struktur APB Desa

Struktur/susunan APBDes terdiri dari tiga komponen pokok:

A. Pendapatan Desa

B. Belanja Desa

C. Pembiayaan Desa

Masing-masing komponen itu diuraikan lebih lanjut, sebagai berikut:

A. Pendapatan Desa

Pendapatan Desa, meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.

Kelompok

Pendapatan Jenis Pendapatan Rincian Pendapatan

Pendapatan Asli Desa

a. Hasil Usaha

b. Hasil Aset

c. Swadaya, partisipasi, gotong royong

d. Lain-lain Pendapatan Asli Desa

• Hasil Bumdes, Tanah Kas Desa

• Tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum, jaringan irigasi

• Membangun dengan kekuatan sendiri yang melibatkan peran serta masyarakat berupa tenaga, barang yang dinilai dengan uang

• Hasil pungutan desa

Transfer a. Dana Desa;

b. Bagian dari Hasil Pajak Daerah Kabupaten/Kota dan Retribusi Daerah;

c. Alokasi Dana Desa (ADD);

d. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi; dan

e. Bantuan Keuangan APBD Kabupaten/Kota.

Pendapatan Lain-lain

a. Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat;

b. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.

• Pemberian berupa uang dari pihak ketiga

• Hasil kerjasama dengan pihak ketiga atau bantuan perusahaan yang berlokasi di desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xiv

Page 15: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

B. Belanja Desa

Belanja desa, meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan Desa.

Kelompok Belanja

Jenis Kegiatan (Sesuai RKP Desa)

Jenis Belanja dan Rincian Belanja

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

a. Kegiatan Pembayaran Penghasilan Tetap dan Tunjangan

b. Kegiatan

operasional kantor

Belanja Pegawai 1. Pembayaran penghasilan tetap • Kepala Desa (1 org) • Perangkat Desa (Kaur, Kasi, Kadus, dll

mis. 11 org) 2. Pembayaran tunjangan • Kepala Desa • Perangkat Desa (Kaur, Kasi, Kadus) • BPD (mis: 5 org) 3. Insentif RT dan RW (mis: 5 RW, 25 RT)

1.Belanja Barang dan Jasa

ATK, Listrik, Air, Telepon Fotocopy/Penggandaan Benda Pos

2.Belanja Modal Komputer Mesin Tik Meja, Kursi, Lemari

Pelaksanaan Pembangunan Desa

Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan (Rabat Beton), dll (contoh)

1. Belanja Barang dan Jasa • Upah • Sewa Mobil • Minyak Bekesting • Paku, Benang

2. Belanja Modal • Marmer Prasasti • Beton Readymix • Kayu • Pasir • Batu • Plastik Cor

Pembinaan Kemasyarakatan Desa

Kegiatan Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Lingkungan (contoh)

1. Belanja Barang dan Jasa • Honor Pelatih • Transpor Peserta • Konsumsi • Alat Pelatihan • dll

2. Belanja Modal

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xv

Page 16: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pemberdayaan Masyarakat Desa

Kegiatan Pelatihan Kelompok Tani (contoh)

1. Belanja Barang dan Jasa • Honor Penyuluh Pertanian • Transpor Penyuluh • Konsumsi • Alat Pelatihan

2. Belanja Modal

Belanja Tak Terduga

Komposisi Belanja dalam APBDesa

Pasal 100, PP 43 2014, Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan:

a. paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa

b. paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan untuk:

1. penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa;

2. operasional Pemerintah Desa;

3. tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan

4. insentif rukun tetangga dan rukun warga

Perhitungan Penghasilan Tetap (Siltap) Aparat Pemerintah Desa

Pasal 81 PP 43 Tahun 2014, Penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa dianggarkan dalam APB Desa yang bersumber dari ADD.

Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetap kepala Desa dan perangkat Desa menggunakan penghitungan sebagai berikut:

a. ADD yang berjumlah kurang dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) digunakan maksimal 60% (enam puluh perseratus);

b. ADD yang berjumlah Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) digunakan maksimal 50% (lima puluh perseratus);

c. ADD yang berjumlah lebih dari Rp 700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah) digunakan maksimal 40% (empat puluh perseratus);

d. ADD yang berjumlah lebih dari Rp 900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah) digunakan maksimal 30% (tiga puluh perseratus).

C. Pembiayaan Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xvi

Page 17: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pembiayaan Desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Penerimaan Pembiayaan

a. Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya

b. Pencairan Dana Cadangan c. Hasil penjualan kekayaan desa yang

dipisahkan.

• Pelampauan penerimaan pendapatan terhadap belanja

• Penghematan belanja • Sisa dana kegiatan lanjutan.

Pengeluaran Pembiayaan

a. Pembentukan Dana Cadangan b. Penyertaan Modal Desa.

• Kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran.

Mewujudkan Asas PKD dalam Kegiatan Perencanaan

Perencanaan adalah awal dari sebuah kegiatan. Bila perencanaan itu dilakukan dengan tepat dan baik, akan memberikan pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan dan kemudian hasil kegiatan. Ketepata perencanaan itu akan terjamin bila dalam prosesnya benar-benar mengacu pada ketentuan dan didasarkan pada azas-azas Pengelolaan Keuangan Desa. Bagaimana agar azas-azas itu mewujud dalam proses perencanaan? Tabel di bawah ini, mencoba memberikan gambaran.

Asas Penerjemahannya dalam Perencanaan

Yang dibutuhkan …

Partisipasi Pemerintah Desa membuka ruang/mengikutsertakan masyarakat dalam menyusun RKP Desa maupun Rancangan APBDesa

BPD melakukan konsultasi dengan masyarakat sebelum membahas Rancangan APBDesa bersama Pemerintah Desa

Masyarakat memberikan masukan kepada Pemerintah Desa dan/atau BPD

Komitmen Kepala Desa untuk melibatkan masyarakat secara optimal

Warga masyarakat yang memahami ketentuan mauoun teknis penyusunan APBDesa

Aturan dan mekanisme kerja BPD yang memastikan adanya konsultasi publik

Tata kerja BPD untuk menyerap dan menampung aspirasi masyarakat.

Transparansi Mengumumkan, menginformasikan jadwal, agenda, dan proses perencanaan, serta hasil perencanaan secara terbuka kepada masyarakat

Sosialisasi dilakukan secara resmi oleh Pemerintah Desa dan BPD

Sarana prasarana penyebartahuan informasi

Warga peduli informasi Akuntabel Proses (tahap kegiatan) dilakukan

sesuai ketentuan Kegiatan dilakukan oleh pihak yang

berkompeten Rencana disusun berdasarkan

aspirasi masyarakat dan data Rencana disepakati oleh para pihak

Mengumumkan, menyosialisasikan ketentuan dan proses peyusunan APBDesa

Pembahasan Rancangan APBDesa dilakukan secara terbuka, dalam arti dapat

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xvii

Page 18: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

terkait dihadiri oleh masyarakat Warga yang peduli

pembahasan APBDesa Tertib dan Disiplin Anggaran

Mengalokasikan anggaran dalam jumlah tertentu dalam APBDesa untuk membiayai proses perencanaan

Anggaran dimaksud digunakan secara tepat jumlah dan hanya untuk kegiatan perencanaan

Rincian kegiatan dalam proses perencanaan yang membutuhkan dukungan pendanaan secara wajar.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xviii

Page 19: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :

1. Menguraikan faktor-faktor kritis dalam pelaksanaan keuangan desa berdasarkan pengalaman;

2. Menjelaskan prinsip mendasar dalam pelaksanaan keuangan desa;

3. Memfasilitasi proses evaluasi dokumen pelaksanaan keuangan desa

Waktu

2 JP (90 menit )

Metode

Refleksi dan Umpan Balik, Curah Pendapat, Diskusi dan Kerja Kelompok.

Media

Lembar Umpan Balik, Dokumen RPD, SPP dan Buku Bantu Kegiatan, Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa

Alat Bantu

Flipt Chart, spidol, laptop, LCD, Whiteboard

SPB 1.2

Rencana Pembelajaran

Pelaksanaan Keuangan Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xix

Page 20: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Menjelaskan mengenai tujuan, hasil dan proses dari pembelajaran sub

pokok bahasan “Pelaksanaan Keuangan Desa”.

Kegiatan 1: Refleksi mengidentifikasi faktor-faktor kritis

2. Minta peserta menceritakan pengalamannya dalam fasilitasi pelaksanaan keuangan Desa.

Kegiatan 2: Diskusi Kelompok menguraikan faktor-faktor kritis

3. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok.

4. Minta setiap kelompok berdiskusi (gunakan Lembar Kerja 1.2.1).

5. Minta salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

6. Minta kelompok lain menanggapi.

7. Berikan penegasan (Media Fasilitasi 1.2.1).

Kegiatan 3: Kerja kelompok evaluasi dokumen pelaksanaan

8. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok.

9. Bagikan dokumen RPD, SPP dan Buku Bantu Kegiatan kepada setiap kelompok.

10. Minta setiap kelompok mereview dokumen dimaksud (Lembar Kerja 1.2.2. a, b, c).

11. Minta kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

12. Minta kelompok lain memberikan tanggapan.

13. Sebelum sesi ditutup, berikan penegasan tentang faktor-faktor kritis dalam pelaksanaan keuangan Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xx

Page 21: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Lembar Kerja 1.2.1 Kegiatan Pelaksanaan Masalah yang muncul Faktor Kritis 1. Penyusunan Rencana

Penggunaan Dana (RPD)

2. Pengadaan barang dan jasa

3. Pengajuan Surat Permohonan Pembayaran (SPP)

4. Pelaksanaan Kegiatan

Media Fasilitasi 1.2.1

Kegiatan Pelaksanaan Uraian Masalah yang muncul Faktor Kritis

1. Penyusunan Rencana Penggunaan Dana (RPD)

- Penentuan tahapan pencairan dana

- Perhitungan kebutuhan dana sesuai tahapan kegiatan

2. Pengadaan barang dan jasa

- Penentuan suplier - Bukan harga

terendah

- Interfensi Kades - Mekanisme

prosedur tidak diikuti

3. Pengajuan Surat Permohonan Pembayaran (SPP)

- Form SPP - RPD - Surat Tanggung

Jawab Belanja

- Diajukan oleh Sekdes bukan oleh Kasi

- Dokumen tidak lengkap

- Kapasitas Kasi - Pemahaman

aturan

4. Pelaksanaan Kegiatan - Penyusunan jadwal dan rencana kerja

- Penetuan tenaga kerja

- Penyusunan buku bantu kegiatan

- Laporan pertanggungjawaban kegiatan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxi

Page 22: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Lembar Kerja 1.2.2.a. (RPD) Fokus Evaluasi Hasil Evaluasi Saran/Masukan/Rekomendasi

1. Kesesuaian dengan pagu nilai kegiatan

2. Memastikan akurasi perhitungannya

3. Verifikasi telah dijalankan

4. dst

Lembar Kerja 1.2.2.b. (SPP) Fokus Review Hasil Evaluasi Saran/Masukan/Rekomendasi

1. Kelengkapan Dokumen 2. Prosedur pengajuan 3. dst

Lembar Kerja 1.2.2.c. (Buku Bantu) Fokus Evaluasi Hasil Evaluasi Saran/Masukan/Rekomendasi

1. Pencatatan transaksi 2. Bukti-bukti transaksi 3. Posisi keuangan 4. dst

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxii

Page 23: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pengantar

Berdasarkan APBDesa yang dihasilkan pada tahap Perencanaan, dimulailah tahap Pelaksanaan. Kegiatan pokok pada tahap ini mencakup: penyusunan RAB, pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), dan selanjutnya pelaksanaan kegiatan di lapangan. Hal yang juga sangat pentig untuk dipahami dengan tepat dan benar adalah tugas dan tanggungjawab masing-masing pelaku (Pengelola). Bab ini akan memaparkan secara rinci topik di atas.

Pengertian

Pelaksanaan dalam Pengelolaan Keuangan Desa adalah rangkaian kegiatan untuk melaksanakan rencana dan anggaran yang telah ditetapkan APBDesa. Kegiatan pokok dalam fase pelaksanaan ini pada dasarnya bisa dipilah menjadi dua: 1) Kegiatan yang berkaitan dengan pengeluaran uang, dan 2) Pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa, adalah:

• Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa dilaksanakan melalui rekening kas desa (pasal 24 ayat 1 Permendagri 113 Tahun 2014).

• Semua penerimaan dan pengeluaran desa harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah (pasal 24 ayat 3 Permendagri 113 Tahun 2014).

• Pengeluaran desa yang mengakibatkan beban APBDesa tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa(pasal 26 ayat 1 Permendagri 113 Tahun 2014). Pengecualian untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan operasional kantor yang sebelumnya telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala Desa.

SPB 1.2

Bahan Bacaan Pelaksanaan Keuangan Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxiii

Page 24: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tugas dan Tanggungjawab Pelaku

Unsur Pengelola Tugas dan Tanggungjawab

Kepala Seksi (Kasi) Meyusun RAB - Rencana Anggaran Biaya. Mengajukan SPP – surat permohonan pencairan Memfasilitasi pengadaan Barang dan Jasa Mengerjakan Buku Kas Pembantu Kegiatsn

Sekretaris Desa:

Memverifikasi RAB Memverifikasi persyaratan pengajuan SPP

Kepala Desa Mengesahkan RAB Menyetujui SPP

Bendahara

Melakukan pembayaran/pengeluaran uang dari kas Desa Mencatat transaksi dan menyusun Buku Kas Umum Mendokumentasikan bukti bukti pengeliaran

Rangkaian Kegiatan Pelaksanaan

Kegiatan awal yang harus dilakukan pada tahap ini meliputi: 1) Penyusunan RAB. 2) Pengadaan Barang dan Jasa. 3) Pengajuan SPP. 4) Pembayaran, dan 5) Pengerjaan Buku Kas Pembantu Kegiatan. Rangkaian kegiatan dimaksud, secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Penyusunan RAB

Sebelum menyusun RAB, harus dipastikan tersedia data tentang standar harga barang dan jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan. Standar harga dimaksud diperoleh melalui survey harga di lokasi setempat (desa atau kecamatan setempat). Dalam hal atau kondisi tertentu, standar harga untuk barang dan jasa (tertentu) dapat menggunakan standar harga barang/jasa yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Adapun prosedur dan tatacara penyusunan RAB adalah sebagai berikut:

• Pelaksana Kegiatan (Kepala Seksi) menyiapkan RAB untuk semua rencana kegiatan

• Sekretaris Desa memverifikasi RAB dimaksud

• Kepala Seksi mengajukan RAB yang sudah diverifikasi kepada Kepala Desa

• Kepala Desa menyetujui dan mensahkan Rencana Anggaran Biaya Kegiatan (RAB).

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxiv

Page 25: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Contoh RAB

RENCANA ANGGARAN KEGIATAN

DESA: MUTIARA KEC.: BATU MULIA

TAHUN ANGGARAN 2015

1. Bidang : Pelaksanaan Pembangunan Desa

2. Kegiatan : Jalan Lingkungan (Rabat Beton)

3. Waktu Pelaksanaan :

Rincian Pendanaan

No. URAIAN Volume Satuan Harga

Satuan Rp. Jumlah Rp.

1 2 3 4 5

1. Belanja Barang dan Jasa

1.1 Upah Pekerja 137 HOK 40.000 5.480.000

1.2 Upah Tukang 45 HOK 50.000 2.250.000

1.3 Paku 5-10 cm 11 Kg 16.000 176.000

1.4 Minyak Bekesting 4 Ltr 2.000 7.200

1.5 Benang 5 bh 3.000 15.000

1.6 Mobil Pik Up 4 hari 250.000 1.000.000

1.7 Ember 5 glg 5.000 25.000

Sub Total 1) 8.953.200

2. Belanja Modal

2.1 Beton Readymix 86 M3

800.000 68.800.000

2.2 Kayu Bekesting 2 M3

1.100.000 1.760.000

2.3 Pasir Urug 25 M3

110.000 2.706.000

2.4 Plastik cor 757 M2

2.000 1.514.000

2.5 Batu Scroup 11 M3

130.000 1.430.000

2.6 Papan Proyek 1 bh 150.000 150.000

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxv

Page 26: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

2.7 Prasasti Marmer 1 bh 350.000 350.000

Sub Total 2) 76.710.000

Total 85.663.200,00

Desa Mutiara, tanggal.........

Disetujui/Mensahkan

Kepala Desa

Pelaksana Kegiatan

2. Pengadaan Barang/Jasa

Berdasarkan RAB yang sudah disahkan Kepala Desa dan rencana teknis pengerjaan kegiatan di lapangan, Kepala Seksi (Pelaksana Kegiatan) memproses/memfasilitasi Pengadaan Barang dan Jasa guna menyediakan barang/jasa sesuai kebutuhan suatu kegiatan yang akan dikerjakan, baik yang dilakukan secara swakelola maupun oleh pihak ketiga. Pengadaan barang dan jasa dimaksud bertujuan untuk dan menjamin:

Penggunaan anggaran secara efisien efisien

Efektifitas pelaksanaan sebuah kegiatan

Jaminan ketersediaan barang dan jasa yang sesuai (tepat jumlah, tepat waktu, dan sesuai spesifikasi)

Transparansi dan akuntabilitas dalam penyediaan barang/jasa

Peluang yang adil bagi seluruh masyarakat atau pengusaha terutama yang berada di desa setempat untuk berpartisipasi

Dengan demikian, pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, pemberdayaan masyarakat, gotong-royong, dan akuntabel serta sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan pengadaan barang/jasa dapat berjalan sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik dan memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan desa.

Prioritas bagi warga dan.atau pengusaha desa setempat, serta barang dan jasa yang tersedia atau dapat disediakan di desa setempat, mengandung maksud untuk mendorong peningkatan kegiatan ekonomi lolal/desa. Dengan demikian, memberikan dampak yang nyata bagi perkembangan eknomi masyarakat desa. Namun, proses pengadaan itu harus tetap berdasar pada ketentuan dan mekanisme yang ditetapkan dalam peraturan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxvi

Page 27: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa di Desa

Pengadaan barang dan/atau jasa di Desa, sebagaimana diatur dalam PP No. 43 tahun 2014, diatur dengan peraturan bupati/walikota dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, setiap Bupati/Wali Kota wajib menerbitkan Peraturan Bupati/Walikota yang mengatur tatacara dan menggariskan ketentuan pengadaan barang dan jasa di desa.

Salah satu peraturan tentang pengadaan barang dan jasa adalah Perka LKPP No. 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tatacara Pengadaan Barang/Jasa di Desa. Dalam Perka dimaksud dinyatakan secara jelas bahwa pengadaan barang/jasa yang bersumber dari APBDesa di luar ruang lingkup pengaturan pasal 2 Perpres 54 /2010 jo Perpres 70/2012. Menurut Perka LKPP tersebut, tata cara pengadaan barang/jasa oleh Pemerintah Desa yang sumber pembiayaannya dari APBDesa ditetapkan oleh kepala daerah dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan Kepala LKPP dan kondisi masyarakat setempat.

Berikut disajikan informasi tentang pokok-pokok pengaturan dalam Perka LKPP dimaksud:

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxvii

Page 28: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

3. Pengajuan SPP

Selanjutnya, Kepala Seksi sebagai Koordinator Pelaksana Kegiatan mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sesuai prosedur dan tatacara sebagai berikut:

Berdasarkan RAB tersebut, Pelaksana Kegiatan membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Desa dilengkapi dengan Pernyataan Tanggung Jawab Belanja dan Bukti Transaksi. Ke

Sekretaris Desa melakukan verifikasi terhadap SPP beserta lampirannya.

Kepala Seksi mengajukan dokumen SPP yang sudah diverifikasi kepada Kepala Desa

Kepala Desa menyetujui SPP dan untuk selanjutnya dilakukan pembayaran.

4. Pembayaran

Prosedur dan tatacara pembayaran ditetapkan sebagai berikut:

Kepala Seksi menyerahkan dokumen SPP yang telah disetujui/disahkan Kepala Desa

Bendahara melakukan pembayaran sesuai SPP

Bendahara melakukan pencatatan atas pengeluaran yang terjadi. De Tentang Pajak

Bendahara desa sebagai wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Pajak adalah perwujudan dari pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

• Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak. Jadi wajib pajak terdiri dari dua golongan besar yaitu orang pribadi atau badan dan pemotong atau pemungut pajak.

• Pemotong pajak adalah istilah yang digunakan pemungut pajak penghasilan (PPh) atas pengeluaran yang sudah jelas /pasti sebagai penghasilan oleh penerimanya. Misal pengeluaran untuk gaji, upah, honorarium (imbalan kerja atau jasa) sewa, bunga, dividen, royalti (imbalan penggunaan harta atas modal). Bendahara diwajibkan untuk memotong PPh atas pembayaran terhadap penerima. Jenis-jenis PPh, ada PPh perorangan (PPh 21) dan PPh badan (PPh 23).

• Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dikenakan terhadap penyerahan barang kena pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha. Prinsip dasar cara pemungutan PPN adalah penjual atau pengusaha kena pajak (PKP) memungut pajak dari si pembeli. Pembeli pada waktu menjual memungut PPN terhadap pembeli berikutnya. Penjual atau PKP wajib menerbitkan Faktur Pajak minimal dua rangkap. Lembar kedua untuk PKP penjual – namanya Pajak. Keluaran dan lembar pertama untuk PKP pembeli – namanya pajak masukan. Tarif PPN pada umumnya adalah 10% (sepuluh persen) dari harga jual selanjutnya yang harus dibayar oleh pembeli adalah 110% (seratus sepuluh

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxviii

Page 29: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

persen).

• Setiap penerimaan dan pengeluaran pajak dicatat oleh Bendahara dalam buku pembantu kas pajak.

5. Pengerjaan Buku Kas Pembantu Kegiatan

Kepala Seksi/Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan Buku Kas Pembantu kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan didesa. Buku Kas Pembantu Kegiatan ini berfungsi untuk mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pelaksana Kegiatan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxix

Page 30: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

BUKU KAS PEMBANTU KEGIATAN

DESA……………….. KECAMATAN…………………..

TAHUN ANGGARAN…………………………………….

1. Bidang :

2. Kegiatan :

No Tgl Uraian

Penerimaan (Rp.) Nom

or Bukti

Pengeluaran(Rp.) Jumlah

Pengembalian ke

Bendahara

Saldo Kas (Rp.)

Dari Bendahara

Swadaya Masyaraka

t

Belanja Barang

dan Jasa

Belanja Modal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pindahan Jumlah dari halaman sebelumnya

Jumlah

Total Penerimaan Total Pengeluaran

Total Pengeluaran + Saldo Kas

Desa………………..

…….,Tanggal……

Pelaksana Kegiatan

Mewujudkan Asas PKD dalam Kegiatan Pelaksanaan

Tahap Pelaksanaan ini adalah tahap yang rawan tindakan dan/atau peristiwa yang potensial menghambat kelancaran pengerjaan kegiatan di lapangan, antara lain: konflik diantara pihak-pihak terkait, penyimpangan, penyelewengan, dan penyalahgunaan wewenang, karena pada tahap ini terjadi aliran uang yang nyata. Untuk menghindari semua itu, ketentuan dan azas-azas Pengelolaan Keuangan Desa harus diperhatikan dan diwujudkan secara sungguh-sungguh.

Asas Penerjemahannya dalam Pelaksanaan

Yang dibutuhkan ….

Partisipasi Masyarakat terlibat dalam: 1. Survey harga 2. Menyusun RAB 3. Memfasilitasi proses

pengadaan barang dan jasa

Kasi terkait membentuk tim penyusun RAB

Ada warga yang mengerti tentang tatacara dan terampil menghitung RAB

Transparansi Barang dan jasa yang Data harga dan spesifikasi barang

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxx

Page 31: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

dibutuhkan diumumkan secara terbuka

Standar harga hasil survey diumumkan secara terbuka

Spesifikasi barang dan jasa yang dibutuhkan diumumkan secara terbuka

(Bila pengadaan melalui pelelangan) Penawaran dari pemenang lelang diumumkan secara terbuka

dan jasa yang umum berlaku di desa setempat

Warga yang memiliki pengetahuan tentang harga dan spesifikasi barang dan jasa yang dibutuhkan

Warga yang memiliki kemampuan dan/atau usaha penyediaan barang dan jasa

Mengumumkan renvana pengadaan barang dan jasa

Akuntabel Kegiatan dilakukan sesuai

ketentuan, prosesur, dan tatacara yang telah ditetapkan

Kegiatan dilakukan oleh pihak yang berkompeten

Setiap kegiatan didukung dan dapat dibuktikan dengan dokumen yang dipersyaratkan

Menyampaikan laporan perrtanggungjawaban penggunaan dana secara bertahap selama rentang waktu pengerjaan kegiatan

Membuka ruang bagi masyarakat untuk melakukan pemantauan

Mengumumkan, menyosialisasikan kegiatan yang akan dilaksanakan

Menyosialisasikan ketentuan dan tatacara pelaksanaan kegiatan

Warga yang memiliki keterampilan melakukan pemantauan

Tertib dan Disiplin Anggaran

Mencatat/membukukan setiap transaksi pada hari transaksi terjadi.

Data keuangan konsiten (tepat jumlah dan tepat penggunaan)

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxxi

Page 32: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :

1. Menguraikan faktor-faktor kritis dalam penatausahaan keuangan desa berdasarkan pengalaman;

2. Menjelaskan prinsip mendasar dalam penatausahaan keuangan desa;

3. Memfasilitasi proses evaluasi dokumen penatausahaan keuangan desa.

Waktu

3 JP ( 135 menit )

Metode

Refleksi dan Umpan Balik, Curah Pendapat, Diskusi, Penugasan Perorangan.

Media

Lembar Umpan Balik, Dokumen Buku Kas Umum, Buku Bank dan Buku Bantu Pajak, Kertas Kerja Perhitungan Pajak

Alat Bantu

Flipt Chart, spidol, laptop, LCD, Whiteboard

SPB 1.3

Rencana Pembelajaran

Penatausahaan Keuangan Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxxii

Page 33: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Menjelaskan mengenai tujuan, hasil, dan proses dari pembelajaran sub

pokok bahasan “Penatausahaan Keuangan Desa”.

Kegiatan 1: Refleksi mengidentifikasi faktor-faktor kritis

2. Minta peserta menceritakan pengalamannya dalam fasilitasi penatausahaan keuangan Desa.

Kegiatan 2: Diskusi kelompok menguraikan faktor-faktor kritis

3. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok. Minta mereka melakukan diskusi kelompok dengan menggunakan Lembar Kerja 1.3.1.

4. Minta salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan beri kesempatan kelompok lain untuk memberikan tanggapan.

5. Berikan tanggapan atas hasil kerja kelompok dan berikan penegasan dengan menggunakan Media Fasilitasi 1.3.1.

Kegiatan 3: Kerja perorangan evaluasi dokumen penatausahaan

6. Bagikan dokumen Buku Kas Umum, Buku Bank, Buku Bantu Pajak dan Kertas Kerja Perhitungan Pajak kepada setiap peserta;

7. Minta setiap peserta mengevaluasi dokumen dimaksud (Lembar Kerja 1.3.2. a, b, c)

8. Minta wakil peserta secara bergantian mempresentasikan hasil kerjanya;

9. Minta peserta lain memberikan tanggapan; 10. Sebelum sesi ditutup, berikan penegasa tentang penatausahaan

keuangan Desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxxiii

Page 34: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Lembar Kerja 1.3.1 Kegiatan Penatausahaan Masalah yang muncul Faktor Kritis 11. Penyusunan Buku Kas

Umum

12. Penyusunan Buku Bank

13. Buku Bantu Pajak

14. Kertas Kerja Perhitungan Pajak

Media Fasilitasi 1.3.1

Kegiatan Penatausahaan Uraian Masalah yang

muncul Faktor Kritis

1. Penyusunan Buku Kas Umum

- Penyiapan buku kas umum terpisah dari buku bank

- Pencatatan dilakukan tepat waktu

- Pencatatan didukung dengan bukti yang valid

- Pencatatan dilakukan tidak tepat waktu

- Pencatatan tidak didukung dengan bukti yang valid

- Saldo buku kas tidak sama dengan saldo kas tunai

- Disiplin Bendahara

- Kapasitas Bendahara

2. Penyusunan Buku Bank

- Penyiapan buku kas umum terpisah dari buku bank

- Pencatatan dilakukan tepat waktu

- Pencatatan didukung dengan bukti yang valid

- Pencatatan dilakukan tidak tepat waktu

- Pencatatan tidak didukung dengan bukti yang valid

- Saldo buku bank tidak sama dengan saldo buku rekening/ tabungan.

- Disiplin Bendahara

- Kapasitas Bendahara

3. Buku Bantu - Penyiapan buku - Pencatatan - Disiplin

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxxiv

Page 35: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pajak kas umum terpisah dari buku bank

- Pencatatan dilakukan tepat waktu

- Pencatatan didukung dengan kertas kerja perhitungan pajak

dilakukan tidak tepat waktu

- Pencatatan tidak didukung dengan bukti yang valid.

- Pencatatan jenis pajak dan tarif pajak yang tidak benar.

- Jumlah pajak yang dipungut tidak sama dengan yang disetor ke kas negara.

Bendahara - Kapasitas

Bendahara

4. Kertas Kerja Perhitungan Pajak

- Pengenaan jenis pajak tepat

- Perhitungan tarif pajak benar

Penerapan jenis pajak dan tarif pajak yang tidak benar.

- Disiplin Bendahara

- Kapasitas Bendahara

Lembar Kerja 1.3.2

Fokus Review Hasil Review Saran/Masukan/Rekomendasi

Buku Kas Umum

Buku Bank

Buku Bantu Pajak

Kertas Kerja Perhitungan Pajak

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxxv

Page 36: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pengantar

Penatausahaan adalah kegiatan yang nyaris dilakukan sepanjang tahun anggaran. Kegiatan ini berrtupu pada tugas dan tanggungjawab Bendahara. Ketekunan dan ketelitian menjadi syarat dalam melaksanakan kegiatan ini. Apa saja ketentuan yang harus dipatuhi, tugas dan tanggung jawab Pengelola, prosedur dan dokumen penatausahaan dipaparkan secara rinci pada Bab ini.

Pengertian

Penatausahaan adalah pencatatan seluruh transaksi keuangan, baik penerimaan maupun pengeluaran uang dalam satu tahun anggaran.

Ketentuan Pokok Penatausahaan

Pengelola Keuangan Desa, khususnya Bendahara, wajib memahami beberapa hal yang menjadi ketentuan pokok dalam Penatausahaan, agar kegiatan Penatausahaan berlangsung secara benar dan tertib. Secara ringkas, ketentuan pokok dimaksud disajikan pada tabel di bawah ini:

Transaksi/Kegiatan Ketentuan Pokok

Rekening Desa 1. Rekening Desa dibuka oleh Pemerintah Desa di bank Pemerintah atau bank Pemerintah Daerah atas nama Pemerintah Desa.

2. Spesimen atas nama Kepala Desa dan Bendahara Desa dengan jumlah rekening sesuai kebutuhan.

Penerimaan Penerimaan dapat dilakukan dengan cara:

1. Disetorkan oleh bendahara desa 2. Disetor langsung oleh Pemerintah supra desa atau Pihak III

kepada Bank yang sudah ditunjuk

SPB 1.3

Bahan Bacaan

Penatausahaan Keuangan Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxxvi

Page 37: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

3. Dipungut oleh petugas yang selanjutnya dapat diserahkan kepada Bendahara Desa atau disetor langsung ke Bank.

Penerimaan oleh bendahara desa harus disetor ke kas desa paling lambat tujuh hari kerja dibuktikan dengan surat tanda setoran

Pungutan Pungutan dapat dibuktikan dengan: 1. Karcis pungutan yang disahkan oleh Kepala Desa 2. Surat tanda bukti pembayaran oleh Pihak III 3. Bukti pembayaran lainnya yang sah

Pengeluaran 1. Dokumen penatausahaan pengeluaran harus disesuaikan dengan peraturan desa tentang APBDesa atau Peraturan Desa tentang Perubahan APBDesa

2. Pengeluaran dilakukan melalui pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Tugas, Tanggung jawab, dan Prosedur Penatausahaan

• Bendahara Desa wajib melakukan penatausahaan terhadap seluruh penerimaan maupu pengeluaran.

• Bendahara Desa wajib mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang menjadi tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

• Kepala Seksi, selaku Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan mempergunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan didesa.

Prosedur penatausahaan penerimaan

a. Prosedur Penerimaan melalui Bendahara Desa

Penyetoran langsung melalui Bendahara Desa oleh pihak ketiga, dilakukan sesuai prosedur dan tatacara sebagai berikut:

1) Pihak ketiga/penyetor mengisi Surat Tanda Setoran (STS)/tanda bukti lain.

2) Bendahara Desa menerima uang dan mencocokan dengan STS dan tanda bukti lainya.

3) Bendahara Desa mencatat semua penerimaan

4) Bendahara Desa menyetor penerimaan ke rekening kas desa

5) Bukti setoran dan bukti penerimaan lainnya harus diarsipkan secara tertib.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxxvii

Page 38: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Dilarang..!!

Bendahara Desa dilarang:

Membuka rekening atas nama pribadi di bank dengan tujuan pelaksanaan APBDes.

Menyimpan uang, cek atau surat berharga, kecuali telah diatur melalui peraturan perundang-undangan.

b. Prosedur Penerimaan melalui Bank

Penyetoran melalui bank oleh pihak ketiga dilakukan sesuai prosedur dan tata- cara sebagai berikut:

1) Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah Desa dlm rangka menyimpan uang dan surat berharga lainnya yang ditetapkan sebagai rekening kas desa.

2) Pihak ketiga/penyetor mengisi STS/tanda bukti lain sesuai ketentuan yg berlaku.

3) Dokumen yg digunakan oleh bank meliputi : • STS/Slip setoran • Bukti penerimaan lain yg syah

4) Pihak ketiga/penyetor menyampaikan pemberitahuan penyetoran yg dilakukan melalui bank kepada bendahara desa dengan dilampiri bukti penyetoran/slip setoran bank yg syah.

5) Bendahara desa mencatat semua penerimaan yg disetor melalui bank di Buku Kas Umum dan Buku Pembantu bank berdasarkan bukti penyetoran/slip setoran bank

Buku Kas

Penatausahaan, baik penerimaan maupun pengeluaran dilakukan dengan menggunakan:

1) Buku Kas Umum Buku Kas Umum ini berfungsi untuk mencatat semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran yang berkaitan dengan kas (uang tunai).

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxxviii

Page 39: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

BUKU KAS UMUM

DESA …………………… KECAMATAN …………………………….

TAHUN ANGGARAN .......................

No. Tgl. KODE REKENING URAIAN

PENERI-MAAN

(Rp.)

PENGELU-ARAN

(Rp.)

NO BUKTI

JUMLAH PENGELUA

RAN KUMULATI

F

SALDO

1 2 3 4 5 6 7 8 9

JUMLAH Rp. Rp.

……………., tanggal …………………

MENGETAHUI BENDAHARA DESA, KEPALA DESA,

………………………………….. …………………

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxxix

Page 40: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

2) Buku Kas Pembantu Pajak

Berfungsi untuk mencatat semua transaksi penerimaan dan pengeluaran pajak (khususnya PPh Pasal 21 dan PPn), dalam kaitannya Bendahara Desa sebagai Wajib Pungut (Wapu).

BUKU KAS PEMBANTU PAJAK

DESA …………………… KECAMATAN …………………………….

TAHUN ANGGARAN ........

No TANGGAL URAIAN PEMOTONGAN

(Rp.)

PENYETORAN

(Rp.)

SALDO

(Rp.)

1 2 3 4 5 6

JUMLAH

....................tanggal...........................

Mengetahui

Kepala Desa Bendahara Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xl

Page 41: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

3) Buku Bank

Berfungsi untuk mencatat semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran yang terkait dengan bank (penarikan, penyetoran, dll).

BUKU BANK DESA

DESA …………………… KECAMATAN …………………………….

TAHUN ANGGARAN .........

BULAN :

BANK CABANG :

REK. NO. :

No

TGL TRAN

SAKSI

URAIAN TRANSA

KSI

BUKTI TRANSAK

SI

PEMASUKAN PENGELUARAN

SALDO SETORAN

(Rp.)

BUNGA BANK

(Rp.)

PENARIKAN

(Rp.)

PAJAK

(Rp.)

BIAYA ADMINIS

TRASI (Rp.)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

TOTAL TRANSAKSI BULAN INI

TOTAL TRANSAKSI KUMULATIF

MENGETAHUI

KEPALA DESA BENDAHARA DESA,

………………………………………….. ……………………………

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xli

Page 42: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Bukti Transaksi Selain berupa Buku Kas, Buku Bank dan Buku Kas Pembantu, bukti transaksi juga merupakan bagian dari penatausahaan dalam pengelolaan keuangan. Tanpa bukti transaksi, transaksi bisa dianggap tidak sah.

Bukti transaksi adalah dokumen pendukung yang berisi data transaksi yang dibuat setelah melakukan transaksi untuk kebutuhan pencatatan keuangan. Di dalam suatu bukti transaksi minimal memuat data: pihak yang mengeluarkan atau yang membuat. Bukti transaksi yang baik adalah di dalamnya tertulis pihak yang membuat, yang memverifikasi, yang menyetujui dan yang menerima.

Contoh Bukti Transaksi: Kuitansi: Merupakan bukti transaksi yang muncul akibat terjadinya

penerimaan uang sebagai alat pembayaran suatu transaksi yang diterima oleh si penerima uang.

Nota Kontan (Nota): Merupakan bukti pembelian atau penjualan barang yang dibayar secara tunai.

Faktur: Merupakan bukti pembelian atau penjualan barang yang dibayar secara kredit.

Memo Internal (Memo): Merupakan bukti transaksi internal antara pihak-pihakdalam internal lembaga. Misalnya: Pemakaian perlengkapan, penyusutan aktiva, penghapusan piutang, dll

Nota Debit: Merupakan bukti pengembalian barang yang dibuat oleh pembeli. Barang dikembalikan biasanya karena cacat atau tidak sesuai pesanan.

Nota Kredit: Merupakan bukti pengembalian barang yang dibuat oleh penjual. Barang dikembalikan biasanya karena cacat atau tidak sesuai pesanan

Nota

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xlii

Page 43: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kwitansi

Status dan Fungsi Dokumen Penatausahaan

Buku Kas (Umum, Pajak, Pembantu Kegiatan, dan Bank), dan bukti-bukti transakasi adalah dokumen resmi milik Pemerintah Desa. Dokumen dimaksud berfungsi untuk sumber data untuk keperluan pemeriksaan/audit, dan juga sebagai barang bukti apabila diperlukan dalam proses hukum, dalam hal terjadi dugaan penyelewengan keuangan, atau tindak pidana lain terkait keuangan desa. Dengan demikian, tindakan secara sengaja menghilangkan, merusak, mengubah, seluruh atau sebagaian dokumen dimaksud adalah tindakan melawan hukum.

Mewujudkan Asas PKD dalam Kegiatan Penatausahaan

Bagaimana agar azas-azas Pengelolaan Keuangan Desa mewujud dalam kegiataan Penatausahaan?

Asas Penerjemahannya dalam Penatausahaan

Yang dibutuhkan….

Partisipasi Membuka peluang bagi kegiatan audit partisipatif

Warga yang memiliki kemampuan (pengetahuan dan ketermpilan) untuk meoakukan audit keuangan dan.atau proses

Transparan Mengumumkan secara terbuka Laporan Bulanan Bendahara

Akuntabel Laporan bulanan Bendahara dilakukan secara rutin

Dilakukan rekonsiliasi rekening setiap bulan

Tertib dan Disiplin Anggaran

Laporan bulanan Bendahara dilakukan tepat waktu

Laporan bulanan Bendahara memuat semua transaksi dalam satu bulan laporan

Data keuangan yang disampaikan konsisten

Setiap transaksi dapat dibuktikan dengan bukti transaksi yang sah

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xliii

Page 44: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xliv

Page 45: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat :

1. Menguraikan faktor-faktor kritis dalam pelaporan keuangan desa berdasarkan pengalaman;

2. Menjelaskan prinsip mendasar dalam pelaporan keuangan desa;

3. Memfasilitasi proses evaluasi dokumen laporan keuangan desa.

Waktu

2 JP ( 90 menit )

Metode

Refleksi dan Umpan Balik, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Penugasan Kelompok.

Media

• Lembar Umpan Balik

• Laporan Realisasi APB Desa Semester 1 dan 2

• Laporan Realisasi Pelaksanaan APB Desa

Alat Bantu

Flipt Chart, spidol, laptop, LCD, Whiteboard

SPB 1.4

Rencana Pembelajaran

Pelaporan Keuangan Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xlv

Page 46: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Menjelaskan mengenai tujuan, hasil, dan proses pembelajaran dari

sub pokok bahasan “Pelaporan Keuangan Desa”.

Kegiatan 1: Refleksi mengidentifikasi faktor-faktor kritis

2. Minta peserta menceritakan pengalamannya dalam fasilitasi pelaporan keuangan Desa.

Kegiatan 2: Diskusi kelompok menguraikan faktor-faktor kritis

3. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok;

4. Minta setiap kelompok berdiskusi dengan menggunakan Lembar Kerja 1.4.1.

5. Minta salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

6. Minta kelompok lain menanggapi;

7. Berikan penegasan dengan menggunakan Media Fasilitasi 1.4.1.

Kegiatan 3: Penugasan kelompok evaluasi dokumen pelaporan

8. Bagi peserta menjadi beberapa kelompok

9. Bagikan dokumen Laporan realisasi APB Desa Semester 1, 2 dan Laporan Realisasi pelaksanaan APB Desa kepada setiap kelompok;

10. Minta setiap kelompok mengevaluasi dokumen dimaksud (Lembar Kerja 1.4.2)

11. Minta kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil kerjanya;

12. Minta kelompok lain memberikan tanggapan;

13. Berikan penegasan.

Kegiatan 4: Curah pendapat memahami hubungan Instrumen dengan prinsip

14. Minta peserta menjelaskan apa fungsi yang mendasar dari instrumen atau form-form pengelolaan keuangan ini;

15. Minta peserta menjelaskan apa hubungan instrumen itu dengan prinsip-prinsip tata kelola Desa;

16. Sebelum sesi ditutup, beri penegasan tentang pelaporan keuangan desa.

Fungsi form-form yaitu untuk menjamin kerja yang terarah, disiplin, tertib, terukur. Hubungannya dengan prinsip tersebut adalah instrumen/form menjadi sarana untuk merealisasikan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xlvi

Page 47: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Lembar Kerja 1.4.1 Kegiatan Pelaporan Masalah yang muncul Faktor Kritis

Laporan Semester 1

Laporan Semester 2

Laporan realisasi pelaksanaan APB Desa

Media Fasilitasi 1.4.1

Kegiatan Penatausahaan Uraian Masalah yang

muncul Faktor Kritis

Laporan Semester 1 - Realisasi

Pendapatan - Realisasi Belanja - Realisasi

Pembiayaan

- Dokumen lampiran tidak lengkap

- Bukti transaksi belanja tidak lengkap

- Kesalahan pencatatan kategori belanja

Laporan Semester 2 - Realisasi

Pendapatan - Realisasi Belanja - Realisasi

Pembiayaan - SILPA

- Dokumen lampiran tidak lengkap

- Bukti transaksi belanja tidak lengkap

- Kesalahan pencatatan kategori belanja

Laporan realisasi pelaksanaan APB Desa

- Realisasi Pendapatan

- Realisasi Belanja - Realisasi

Pembiayaan - SILPA - Kelengkapan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xlvii

Page 48: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Dokumen (Laporan kekayaan milik Desa, Laporan yang masuk di Desa

Lembar Kerja 1.3.2 Fokus Evaluasi Hasil Evaluasi Saran/Masukan/Rekomendasi

Buku Kas Umum

Buku Bank

Buku Bantu Pajak

Kertas Kerja Perhitungan Pajak

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xlviii

Page 49: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

SEMESTER PERTAMA PEMERINTAH DESA………….. TAHUN ANGGARAN………….

KODE REKENIN

G

URAIAN

JUMLAH

ANGGARAN (Rp.)

JUMLAH

REALISASI (Rp.)

LEBIH/

KURANG (Rp.)

KET.

1 2 3 4 1 PENDAPATAN 1 1 Pendapatan Asli Desa 1 1 1 Hasil Usaha 1 1 2 Swadaya, Partisipasi dan

Gotong Royong

1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah

1 2 Pendapatan Transfer 1 2 1 Dana Desa 1 2 2 Bagian dari hasil pajak

&retribusi daerah kabupaten/ kota

1 2 3 Alokasi Dana Desa 1 2 4 Bantuan Keuangan 1 2 4 1 Bantuan Provinsi 1 2 4 2 Bantuan Kabupaten /

Kota

1 3 Pendapatan Lain lain 1 3 1 Hibah dan Sumbangan

dari pihak ke-3 yang tidak mengikat

1 3 2 Lain-lain Pendapatan Desa yang sah

JUMLAH PENDAPATAN 2 BELANJA 2 1 Bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa

2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan

2 1 1 1 Belanja Pegawai: - Penghasilan Tetap

Kepala Desa dan Perangkat

- Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat

- Tunjangan BPD 2 1 2 Operasional Perkantoran 2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa - Alat Tulis Kantor - Benda POS - Pakaian Dinas dfan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xlix

Page 50: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Atribut - Pakaian Dinas - Alat dan Bahan

Kebersihan

- Perjalanan Dinas - Pemeliharaan - Air, Listrik,dasn Telepon - Honor - dst………………….. 2 1 2 3 Belanja Modal - Komputer - Meja dan Kursi - Mesin TIK - dst…………………….. 2 1 3 Operasional BPD 2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa - ATK - Penggandaan - Konsumsi Rapat - dst ……………………. 2 1 4 Operasional RT/ RW 2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa - ATK - Penggadaan - Konsumsi Rapat - dst …………………………. 2 2 Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa

2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi 2 2 1 2 Belanja Barang dan jasa - Upah Kerja - Honor - dst……………….. 2 2 1 3 Belanja Modal - Semen - Material - dst………… 2 2 2 Pengaspalan jalan desa 2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa : - Upah Kerja - Honor - dst…………………………

………..

2 2 2 3 Belanja Modal: - Aspal - Pasir - dst …………… 2 2 3 Kegiatan……………………

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | l

Page 51: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

……… 2 3 Bidang Pembinaan

Kemasyarakatan

2 3 1 Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban

2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa: - Honor Pelatih - Konsumsi - Bahan Pelatihan - dst………………… 2 3 2 Kegiatan……………………. 2 4 Bidang Pemberdayaan

Masyarakat

2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat

2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa: - Honor pelatih - Konsumsi - Bahan pelatihan - dst………………… 2 4 2 Kegiatan……………………

…..

2 5 Bidang Tak Terduga 2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar

Biasa

2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa: - Honor tim - Konsumsi - Obat-obatan

- dst……………………

2 5 2 Kegiatan……………………

JUMLAH BELANJA SURPLUS / DEFISIT 3 PEMBIAYAAN 3 1 Penerimaan Pembiayaan 3 1 1 SILPA 3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 3 1 3 Hasil Kekayaan Desa

Yang di pisahkan

JUMLAH ( RP ) 3 2 Pengeluaran Pembiayaan 3 2 1 Pembentukan Dana

Cadangan

3 2 2 Penyertaan Modal Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | li

Page 52: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

JUMLAH ( RP )

DISETUJUI OLEH KEPALA DESA ………………………

TTD (……………………………….)

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lii

Page 53: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Lembar Kerja Kelompok

LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

SEMESTER AKHIR TAHUN PEMERINTAH DESA………….. TAHUN ANGGARAN………….

KODE REKENIN

G

URAIAN

JUMLAH

ANGGARAN (Rp.)

JUMLAH

REALISASI (Rp.)

LEBIH/ KURANG

(Rp.)

KET.

1 2 3 4

PINDAHAN SALDO (SEMESTER PERTAMA )

1 PENDAPATAN 1 1 Pendapatan Asli Desa 1 1 1 Hasil Usaha 1 1 2 Swadaya, Partisipasi dan Gotong

Royong

1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah

1 2 Pendapatan Transfer 1 2 1 Dana Desa 1 2 2 Bagian dari hasil pajak &retribusi

daerah kabupaten/ kota

1 2 3 Alokasi Dana Desa 1 2 4 Bantuan Keuangan 1 2 4 1 Bantuan Provinsi 1 2 4 2 Bantuan Kabupaten / Kota 1 3 Pendapatan Lain lain 1 3 1 Hibah dan Sumbangan dari

pihak ke-3 yang tidak mengikat

1 3 2 Lain-lain Pendapatan Desa yang sah

JUMLAH PENDAPATAN 2 BELANJA 2 1 Bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa

2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan

2 1 1 1 Belanja Pegawai: - Penghasilan Tetap Kepala Desa

dan Perangkat

- Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat

- Tunjangan BPD 2 1 2 Operasional Perkantoran 2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa - Alat Tulis Kantor - Benda POS - Pakaian Dinas dfan Atribut - Pakaian Dinas - Alat dan Bahan Kebersihan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | liii

Page 54: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

- Perjalanan Dinas - Pemeliharaan - Air, Listrik,dasn Telepon - Honor - dst………………….. 2 1 2 3 Belanja Modal - Komputer - Meja dan Kursi - Mesin TIK - dst…………………….. 2 1 3 Operasional BPD 2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa - ATK - Penggandaan - Konsumsi Rapat - dst ……………………. 2 1 4 Operasional RT/ RW 2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa - ATK - Penggadaan - Konsumsi Rapat - dst …………………………. 2 2 Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa

2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi 2 2 1 2 Belanja Barang dan jasa - Upah Kerja - Honor - dst……………….. 2 2 1 3 Belanja Modal - Semen - Material - dst………… 2 2 2 Pengaspalan jalan desa 2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa : - Upah Kerja - Honor - dst………………………………….. 2 2 2 3 Belanja Modal: - Aspal - Pasir - dst …………… 2 2 3 Kegiatan…………………………… 2 3 Bidang Pembinaan

Kemasyarakatan

2 3 1 Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban

2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa: - Honor Pelatih - Konsumsi - Bahan Pelatihan - dst………………… 2 3 2 Kegiatan…………………….

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | liv

Page 55: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

2 4 Bidang Pemberdayaan

Masyarakat

2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat

2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa: - Honor pelatih - Konsumsi - Bahan pelatihan - dst………………… 2 4 2 Kegiatan……………………….. 2 5 Bidang Tak Terduga 2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa 2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa: - Honor tim - Konsumsi - Obat-obatan

- dst……………………

2 5 2 Kegiatan……………………… JUMLAH BELANJA SURPLUS / DEFISIT 3 PEMBIAYAAN 3 1 Penerimaan Pembiayaan 3 1 1 SILPA 3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 3 1 3 Hasil Kekayaan Desa Yang di

pisahkan

JUMLAH ( RP ) 3 2 Pengeluaran Pembiayaan 3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 3 2 2 Penyertaan Modal Desa JUMLAH ( RP )

DISETUJUI OLEH

KEPALA DESA ………………………

TTD (……………………………….)

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lv

Page 56: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

RANCANGAN PERATURAN DESA ...................... NOMOR ............ TAHUN..........

T E N T A N G

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

TAHUN ANGGARAN ..................

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA .......................

Menimbang : Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal .... Peraturan Daerah

Kabupaten ........ Nomor ... Tahun ...... tentang ..................., Kepala Desa wajib menyusun Peraturan Desa tentang Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan Anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ........................... Tahun Anggaran;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran

Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495)

2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor .............. Tahun ........ tentang Pengelolaan Keuangan Desa;

5. Peraturan Daerah Kabupaten .......... Nomor .............. Tahun ........ tentang ....................... (Lembaran daerah Kabupaten .................. Tahun ............ Nomor ..... );

6. Dst....

Dengan Kesepakatan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ...................

MEMUTUSKAN

Menetapkan : RANCANGAN PERATURAN DESA ................ TENTANG LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA ........................... TAHUN ANGGARAN 20........MENJADI PERATURAN DESA ........................... TENTANG LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA ........................... TAHUN ANGGARAN 20........

Pasal 1

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran ...... dengan rincian sebagai berikut:

1. Pendapatan Desa

Rp…....................

2. Belanja Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lvi

Page 57: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa Rp….........................

b. Bidang Pembangunan Rp….........................

c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Rp….........................

d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Rp….........................

e. Bidang Tak Terduga Rp….........................

Jumlah Belanja Rp….........................

Surplus/Defisit Rp…...................... = = = = = = = = = ===

3. Pembiayaan Desa

a. Penerimaan Pembiayaan Rp. ……...................

b. Pengeluaran Pembiayaan Rp. .........................

Selisih Pembiayaan ( a – b ) Rp……..................... = = = = = = = = = =====

Pasal 2

Uraian lebih lanjut mengenai hasil pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

sebagaimana dimaksud Pasal 1, tercantum dalam lampiran Peraturan Desa ini terdiri dari:

1. Lampiran I : Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesaTahun

Anggaran .........;

2. Lampiran II : Laporan Program Sektoral dan Program Daerah yang masuk ke desa.

Pasal 3

Lampiran-lampiran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Desa ini.

Pasal 4

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dalam

Lembaran Desa dan berita Desa oleh Sekretaris Desa.

Ditetapkan di ................ Pada tanggal ................. KEPALA DESA ...................

..............................................

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lvii

Page 58: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Lampiran I Peraturan Desa Nomor : ......... Tentang : Laporan Pertanggungjawaban

Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran ......

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN REALISASI PELAKSANAAN APBDesa

PEMERINTAH DESA ………………… TAHUN ANGGARAN………………….

KODE REKENING

URAIAN

ANGGARAN

(Rp.)

REALISAS

I

(Rp.)

LEBIH/

KURANG (Rp.)

KET.

1 2 3 4 5 6 1 PENDAPATAN 1 1 Pendapatan Asli Desa 1 1 1 Hasil Usaha 1 1 2 Swadaya, Partisipasi dan Gotong

Royong

1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah

1 2 Pendapatan Transfer 1 2 1 Dana Desa 1 2 2 Bagian dari hasil pajak

&retribusi daerah kabupaten/ kota

1 2 3 Alokasi Dana Desa 1 2 4 Bantuan Keuangan 1 2 4 1 Bantuan Provinsi 1 2 4 2 Bantuan Kabupaten / Kota 1 3 Pendapatan Lain lain 1 3 1 Hibah dan Sumbangan dari

pihak ke-3 yang tidak mengikat

1 3 2 Lain-lain Pendapatan Desa yang sah

JUMLAH PENDAPATAN 2 BELANJA 2 1 Bidang Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa

2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan

2 1 1 1 Belanja Pegawai: - Penghasilan Tetap Kepala Desa

dan Perangkat

- Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat

- Tunjangan BPD 2 1 2 Operasional Perkantoran 2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lviii

Page 59: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

- Alat Tulis Kantor - Benda POS - Pakaian Dinas dfan Atribut - Pakaian Dinas - Alat dan Bahan Kebersihan - Perjalanan Dinas - Pemeliharaan - Air, Listrik,dasn Telepon - Honor - dst………………….. 2 1 2 3 Belanja Modal - Komputer - Meja dan Kursi - Mesin TIK - dst…………………….. 2 1 3 Operasional BPD 2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa - ATK - Penggandaan - Konsumsi Rapat - dst ……………………. 2 1 4 Operasional RT/ RW 2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa - ATK - Penggadaan - Komsumsi Rapat - dst …………………………. 2 2 Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa

2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi 2 2 1 2 Belanja Barang dan jasa - Upah Kerja - Honor - dst……………….. 2 2 1 3 Belanja Modal - Semen - Material - dst………… 2 2 2 Pengaspalan jalan desa 2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa : - Upah Kerja - Honor - dst………………………………….. 2 2 2 3 Belanja Modal: - Aspal - Pasir - dst …………… 2 2 3 Kegiatan……………………………

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lix

Page 60: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

2 3 Bidang Pembinaan

Kemasyarakatan

2 3 1 Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban

2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa: - Honor Pelatih - Konsumsi - Bahan Pelatihan - dst………………… 2 3 2 Kegiatan……………………. 2 4 Bidang Pemberdayaan

Masyarakat

2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat

2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa: - Honor pelatih - Konsumsi - Bahan pelatihan - dst………………… 2 4 2 Kegiatan………………………. 2 5 Bidang Tak Terduga 2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa 2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa: - Honor tim - Konsumsi - Obat-obatan

- dst……………………

2 5 2 Kegiatan……………………… JUMLAH BELANJA SURPLUS / DEFISIT 3 PEMBIAYAAN 3 1 Penerimaan Pembiayaan 3 1 1 SILPA 3 1 2 Pencairan Dana Cadangan 3 1 3 Hasil Kekayaan Desa Yang di

pisahkan

JUMLAH ( RP ) 3 2 Pengeluaran Pembiayaan 3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan 3 2 2 Penyertaan Modal Desa JUMLAH ( RP ) - Pembiayaan Netto

(PENERIMAAN PEMBIAYAAN –PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lx

Page 61: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

) - SILPA tahun berjalan (SELISIH

ANTARA PEMBIAYAAN NETTO DENGAN HASIL SURPLUS/DEFISIT)

TANGGAL ..............................

TTD (KEPALA DESA ..............)

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxi

Page 62: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Lampiran II Peraturan Desa Nomor : ......... Tentang : Laporan Kekayaan Milik Desa

Sampai Dengan 31 Desember 20...

LAPORAN KEKAYAAN MILIK DESA SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20...

URAIAN TAHUN N

(Tahun Periode Pelaporan)

TAHUN N-1 (Tahun

Sebelumnya) I. ASET DESA

A. ASET LANCAR 1. Kas Desa

a. Uang kas di Bendahara Desa b. Rekening Kas Desa

2. Piutang a. Piutang Sewa Tanah b. Piutang Sewa Gedung c. dst......

3. Persediaan a. Kertas Segel b. Materai c. dst......

JUMLAH ASET LANCAR

B. ASET TIDAK LANCAR

1. Investasi Permanen - Penyertaan Modal Pemerintah Desa

2. Aset Tetap - Tanah - Peralatan dan Mesin - Gedung dan bangunan - Jalan, Jaringan dan Instalasi - dst.......

3. Dana Cadangan - Dana Cadangan

4. Aset tidak lancar Lainnya

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR

JUMLAH ASET (A + B)

II. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

JUMLAH KEKAYAAN BERSIH( I – II )

TANGGAL .............................. TTD

(KEPALA DESA ..............)

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxii

Page 63: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Penjelasan tabel:

1. Aset desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa,

dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.

2. Uang kas adalah uang milik Pemerintah Desa, baik yang disimpan di Bendahara Desa maupun di rekening kas desa.

3. Piutang Desa adalah tagihan uang desa kepada pihak yang mengelola kekayaan desa, antara lain berupa tanah, gedung yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun anggaran sejak ditetapkannya kerjasama tersebut.

4. Persediaan adalah suatu kekayaan berupa barang milik pemerintah desa yang dinilai dengan uang baik berupa uang kertas maupun surat berharga dalam periode normal, antara lain kertas segel, materai, deposito, giro.

5. Aset Desa tidak lancar meliputi penyertaan modal pemerintah desa dan aset tetap milik desa antara lain tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, jaringan dan instalasi.

6. Dana cadangan adalah dana yang disisikan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.

7. Kewajiban adalah utang yang timbul karena adanya pinjaman oleh Pemerintah.

8. Kekayaan bersih adalah selisih antara aset dan kewajiban pemerintah desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxiii

Page 64: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Lampiran III Peraturan Desa Nomor : ......... Tentang : Program Sektoral dan Program

Daerah yang masuk Ke Desa

PROGRAM SEKTORAL DAN PROGRAM DAERAH YANG MASUK KE DESA

Tanggal : ...………… Desa : …………… Kecamatan : …………… Kabupaten : ..…………

No. Jenis Kegiatan

Lokasi Kegiatan

Rincian Kegiatan Volume Satuan Sumber

Dana Jumlah

(Rp)

Sub Total Jenis Kegiatan (1) Rp.

Sub Total Jenis Kegiatan (2) Rp.

Sub Total Jenis Kegiatan (3) Rp. Sub Total (4) Rp. Total (1 s/d 4) Rp.

tanggal, ....................

Kepala Desa

(.............................)

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxiv

Page 65: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pengantar

Pelaporan dan Pertanggungjawaban adalah babakan terakhir dalam siklus Pengelolaan Keuangan Desa. Hal-hal pokok yang perlu dipahami berkenaan dengan Bab ini mencakup: pengertian dan makna laporan pertanggungjawaban, tahap, prosedur, dan tatacara penyampaian laporan pertanggungjawaban. Selain itu perlu dihayati bahwa pada hakikatnya laporan pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Desa adalah pemenuhan tanggungjawab kepada masyarakat-rakyat desa atas pengelolaan uang dan kepentingan rakyat oleh Pemerintah Desa.

Pelaporan

Pelaporan merupakan salah satu mekanisme untuk mewujudkan dan menjamin akuntabiltas pengelolaan keuangan desa, sebagaimana ditegaskan dalam asas Pengelolaan Keuangan Desa (Asas Akuntabel). Hakikat dari pelaporan ini adalah Pengelolaan Keuangan Desa dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai aspek: Hukum, administrasi, maupun moral. Dengan demikian, pelaporan pengelolaan keuangan desa menjadi kewajiban PemerintaD desa sebagai bagian tak terpisahkan dari penyelengaraan pemerintahan desa.

Fungsi

Pelaporan sebagai salah satu alat pengendalian untuk:

Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan, dan

Mengevaluasi berbagai aspek (hambatan, masalah, faktor-faktor berpengaruh, keberhasilan, dan sebagainya) terkait pelaksaan kegiatan

Prinsip

SPB 1.4

Bahan Bacaan

Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Pengelolaan Keuangan Desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxv

Page 66: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Hal-hal penting atau prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pelaporan ini, antara lain:

a) Menyajikan informasi data yang valid, akurat dan terkini.

b) Sistematis (mengikuti kerangka pikir logis)

c) Ringkas dan jelas

d) Tepat waktu sesuai kerangka waktu yang telah ditetapkan dalam Permendagri

Tahap, dan Prosedur Penyampaian Laporan

Pelaporan yang dimaksud dalam Pengelolaan Keuangan Desa adalah penyampaian laporan realisasi/pelaksanaan APB Desa secara tertulis oleh Kepala Desa (Pemerintah Desa) kepada Bupati/Walikota sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang dipilah dalam dua tahap:

Laporan Semester Pertama disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan

Laporan Semester Kedua/Laporan Akhir disampaiakan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

Dokumen

Dokumen laporan yang disampaikan adalah

1. Form Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa Semester I, untuk Laporan Semester I

2. Form Realisasi Laporan Akhir, Untuk laporan akhir

Laporan Pertanggungjawaban

Laporan Pertanggungjawaban ini pada dasarnya adalah laporan realisasi pelaksanaan APBDesa yang disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota setelah tahun anggaran berakhir pada 31 Desember setiap tahun. Laporan pertanggungjawaban ini harus dilakukan oleh Kepala Desa paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

Laporan Pertanggungjawaban ini ditetapkan dengan Peraturan Desa dengan menyertakan lampiran:

1. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa sesuai Form yang ditetapkan.

2. Laporan Kekayaan Milik Desa, dan

3. Laporan Program Sektoral dan Program Daerah yang masuk ke Desa

Pertanggungjawaban Kepada Masyarakat

Sejalan dengan prinsip transparansi, akuntabel, dan partisipatif yang merupakan ciri dasar tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), maka pertanggungjawaban tidak hanya disampaikan kepada pemerintah yang berwenang, tetapi juga harus disampaikan kepada masyarakat baik langsung maupun tidak langsung.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxvi

Page 67: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Secara langsung, pertanggungjawaban kepada masyarakat bisa disampaikan melalui Musyawarah Desa sebagai forum untuk membahas hal-hal strategis, yang dihadiri BPD dan unsur-unsur masyarakat lainnya. Selain itu, laporan pertanggungjawaban juga dapat disebarluaskan melalui berbagai sarana komunikasi dan informasi: papan Informasi Desa, web site resmi pemerintah kabupaten atau bahkan desa.

Penyampaian Informasi Laporan Kepada Masyarakat

Ditegaskan dalam asas pengelolaan keuangan adanya asas partisipatif. Hal itu berarti dalam pengelolaan keuangan desa harus dibuka ruang yang luas bagi peran aktif masyarakat. Sejauh yang ditetapkan dalam Permendagri, Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi/pelaksanaan APBDesa wajib diinformasikan secara tertulis kepada masyarakat dengan menggunakan media yang mudah diakses oleh masyarakat.

Maksud pokok dari penginformasian itu adalah agar seluas mungkin masyarakat yang mengetahui berbagai hal terkait dengan kebijakan dan realisasi pelaksanaan APBDesa. Dengan demikian, masyarakat dapat memberikan masukan, saran, koreksi terhadap pemerintah desa, baik yang berkenaan dengan APBDesa yang telah maupun yang akan dilaksanakan.

Mewujudkan Asas PKD dalam Kegiatan Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Sebagaimana telah dinyatakan di atas bahwa hakikat Pelaporan dan Pertanggungjawaban adalah Pengelolaan Keuangan Desa dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai aspek: Hukum, administrasi, maupun moral. Hal itu dapat dipenuhi apabila azas-azas Pengelolaan Keuangan Desa diwujudkan secara baik dan benar.

Asas Penerjemahannya dalam Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Yang dibutuhkan

Partisipasi Membuka ruang bagi masyarakat untuk mencermati laporan pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Desa

Mengagendakan penyampaian Laporan pertanggungjawaban dalam Musyawarah Desa

Transparansi Menginformasikan secara terbuka Laporan realisasi/pelaksanaan APBDesa

Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban dalam forum Musyawarah Desa

Pengelolaan secara efektif media/sarana penyampaian informasi

Aspirasi masyarakat agar LPj diagendakan dalam Musyawarah Desa

Akuntabel Laporan Semester I dan Laporan akhir sesuai Form yang telah ditetapkan

Isi/materi Lapaoran sesuai Dokumen Laporan

Pertanggungjawaban sesuai ketentuan Laporan Pertanggungjawaban disusun

melalui proses pembahasan dengan BPD

Laporan disampaikan kepada Bupati/Walikota sesuai ketentuan

Laporan diinformasikan kepada

Warga yang memiliki pengethuan terkait laporan pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Desa

Warga yang peduli dan menaruh perhatian terhadap laporan pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxvii

Page 68: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

masyarakat secara terbuka Desa Tertib dan Disiplin Anggaran

Laporan dilakukan tepat waktu Data dalam laporan konsisten/sesuai Data keuangan dalam laporan tepat

jumlah

Audit proses dan keuangan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxviii

Page 69: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxix

Page 70: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxx

Page 71: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pokok Bahasan 2

PENGEMBANGAN EKONOMI PERDESAAN

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxxi

Page 72: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | lxxii

Page 73: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

SPB 2.1

Rencana Pembelajaran

Pokok Kebijakan Pengembangan Ekonomi

Kawasan Perdesaan

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Menguraikan pokok kebijakan pengembangan ekonomi perdesaan;

2. Menjelaskan alasan mendasar perlunya BUMADES dan BUM Desa Bersama.

Waktu

1 JP ( 45 menit)

Metode

Ceramah, Curah pendapat, Diskusi

Media

• Lembar Curah Pendapat

• SlidePresentasi

Alat Bantu

Flipt Chart, spidol, laptop, dan LCD

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi |i

Page 74: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Fasilitator menjelaskan tujuan, hasil, dan proses yang diharapkan dari

sub pokok bahasan“Pokok Kebijakan Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan”.

2. Bagilah peserta kedalam empat kelompok, kemudian tugaskan masing-masing kelompok untuk melakukan speed reading dan diskusi selama 15 menit, tentang hal-hal berikut:

• Pengertian kawasan perdesaan dan potensi ekonomi yang terdapat di kawasan perdesaan;

• Pokok-pokok kebijakan pengembangan ekonomi kawasan perdesaan;

• Alasan perlunya badan usaha antar desa.

3. Minta satu kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya, berikan kesempatan bagi kelompok lain untuk memberikan tanggapan.

4. Fasilitator memberikan komentar terhadap proses diskusi, kemudian memberikan penjelasan dengan menggunakan media tayang tentang pokok kebijakan pengembangan ekonomi kawasan perdesaan dan perlunya badan usaha antar desa.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | ii

Page 75: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

SPB 2.2

Rencana Pembelajaran

Analisis Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Mengidentifikasi potensi pengembangan ekonomi kawasan perdesaan

2. Merumuskan strategi pengembangan ekonomi perdesaan

Waktu

2 JP ( 90 menit)

Metode

Curah Pendapat, Diskusi kelompok, studi kasus

Media

Lembar Diskusi, Slide Presentasi, Lembar Kerja

Alat Bantu

Flipt Chart, spidol, laptop, dan LCD

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | iii

Page 76: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Menjelaskan tujuan, hasil, dan proses yang diharapkan dari subpokok

bahasan“Analisis Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan”.

2. Bagi peserta ke dalam empat atau lima kelompok, tugaskan mereka untuk mempelajari kasus di lembar kasus “Potensi Ekonomi Desa”. Kemudian, selama 25 menit, minta mereka untuk mendiskusikan hal-hal sebagai berikut:

• Potensi ekonomi apa saja yang bisa dikembangkan dalam kawasan perdesaan dengan menggunakan analisis SWOT (lembar kerja).

• Bagaimana strategi pengembangan ekonomi kawasan perdesaan.

3. Setelah diskusi kelompok, minta wakil masing-masing kelompok untuk mendiskusikan strategi pengembangan ekonomi kawasan perdesaan (20 menit).

4. Mintalah wakil kedua kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya dan beri kesempatan untuk saling menanggapi.

5. Fasilitator menyampaikan catatan dan komentar hasil presentasi masing-masing kelompok, kemudian mempresentasikan Hasil analisis SWOT dan Strategi pengembangannya dengan menggunakan media tayang.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | iv

Page 77: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

LEMBAR KASUS

“Potensi Ekonomi Kawasan Perdesaan”

Di bawah ini adalah peta sebuah kawasan perdesaan di sebuah Kecamatan yang menggambarkan hubungan antara Desa A dengan desa B.

Keterangan kondisi masing-masing Desa adalah sebagai berikut:

NO POTENSI DESA A DESA B

Uraian Uraian 1 FISIK Tanah/Lahan

Jalan antar Desa Ke Desa pusat ekonomi melalui Desa B ke arah ibu kota kecamatan dengan kondisi macadam dan agak rusak

Ke arah kecamatan

Pasar Induk 5.5 km dari desa 5 km dari desa Persawahan Ada 2 x padi 1 x palawija termasuk

sentra produksi Ada 2 x padi 1 x palawija termasuk sentra produksi

Kolam ikan Nila, gurami dan mujair Nila, gurami dan mujair Tanaman Turi, Keres, bambu Turi, keres, bambu

2 NON FISIK Lembaga non

formal System ijon, rentenir System ijon, rentenir

Lembaga pendidikan

SD, SMA sejauh 3.5 km dari desa SMP, SMA 3 km dari desa ke kecamatan

Lembaga Keuangan

Belum ada 5.5 km dari desa Belum ada 6 km dari desa

Lembaga Selain lembaga Desa terdapat juga PKK, LPM dan beberapa lembaga

Selain lembaga Desa terdapat juga PKK, LPM dan beberapa lembaga sosial desa

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | v

Page 78: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

sosial desa lainnya. lainnya. Tambahan informasi

Penduduk setempat bermata pencaharian pegawai negeri, petani, perikanan darat maupun pertukangan, TNI Polri.

Penduduk setempat bermata pencaharian pegawai negeri, Polri, TNI, petani, perikanan darat

Sebagai tambahan informasi, kedua Desa di atas merupakan kawasan pertanian dengan tambahan potensi unggulan perikanan tawar yang ditunjang dengan lembaga ekonomi non formal yaitu sistem ijon, bank thithil atau bank plecit yang berasal dari luar desa. Lokasi pasar induk jauh dari kedua desa tersebut, sedangkan jalan penghubung antar desa sampai ke ibukota kecamatan masih berupa macadam dan agak rusak.

Langkah Kerja

1. Diskusikan di masing-masing kelompok (Kelompok Desa A dan Kelompok Desa B) kondisi Desa dengan menggunakan analisis SWOT dan rancanglah strategi pengembangan ekonomi Desa.

2. Pilih wakil kelompok untuk membicarakan strategi pengembangan ekonomi antar-Desa (kawasan perdesaan).

LEMBAR KERJA

TABEL ANALISIS SWOT

KELOMPOK DESA: ........

NO KOMPONEN KEKUATAN KELEMAHAN KESEMPATAN HAMBATAN

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | vi

Page 79: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | vii

Page 80: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Menguraikan alasan-alasan mendasar pentingnya mengembangkan BUM Desa;

2. Menyebutkan fungsi dan peran BUM Desa dalam pengembangan ekonomi Desa;

3. Menjelaskan syarat-syarat pendirian BUMA Desa dan atau BUM Desa bersama;

4. Memfasilitasi pendirian dan atau pengembangan BUMA Desa dan atau BUM Desa bersama.

Waktu

2 JP ( 90 menit)

Metode

Paparan, curah pendapat, bermain puzzle

Media

Lembar permainan

Alat Bantu

Flipt Chart, spidol, laptop, dan LCD

SPB 2.3

Rencana Pembelajaran

Pendirian BUMA Desa dan atau BUM Desa Bersama

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | viii

Page 81: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Menjelaskan tujuan, hasil, dan proses yang diharapkan dari

subpokok bahasan “Pendirian BUMDesa Bersama”.

2. Mintalah peserta untuk mengemukakan apa yang mereka ketahui tentang:

• BUMDesa (pengertian, mengapa diperlukan, fungsi dan peran);

• Perbedaan BUMDesa, BUMA Desa, dan BUM Desa Bersama.

3. Berikan tanggapan atas jawaban peserta kemudian sampaikan penjelasan dengan menggunakan media tayang tentang BUM Desa, BUMA Desa, dan BUM Desa Bersama.

4. BERMAIN PUZZLE. Bagi peserta kedalam empat kelompok, dan kemudian berikan masing-masing amplop berizi puzzle, dengan ketentuan sebagai berikut:

• Dua amplop pertama berisi puzzle yang membentuk syarat-syarat (lembar permainan 1) berdirinya BUMDesa Bersama, diserahkan kepada Kelompok I dan Kelompok II.

• Dua amplop berikutnya berisi puzzle yang membentuk proses pendirian (lembar permainan 2) BUMDesa Bersama, diserahkan kepada Kelompok III dan Kelompok IV.

5. Berikan instruksi sebagai berikut:

• Mintalah setiap kelompok untuk merangkai kata di dalam amplopnya masing-masing sesuai urutan yang benar (boleh membuka catatan/peraturan terkait)

• Setelah selesai, mintalah setiap kelompok untuk menjelaskan maksud dan pengertian rangkaian proses/syarat yang mereka susun.

6. Berikan tanggapan dan penegasan tentang syarat pendirian BUMDesa Bersama dan proses pendirian BUMDesa Bersama dengan menggunakan media tayang.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | ix

Page 82: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

LEMBAR PERMAINAN 1

“SYARAT PENDIRIAN BUM DESA”

Di bawah ini adalah syarat-syarat pendirian BUMDESA, mengacu pada Pasal 4 ayat (2) Permendesa PDTT No. 4/2015:

1. Inisiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat Desa

2. Potensi usaha ekonomi Desa

3. Sumberdaya alam di Desa

4. Sumberdaya manusia yang mampu mengelola BUM Desa

5. Penyertaan modal dari Pemerintah Desa dalam bentuk pembiayaan dan kekayaan Desa yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari usaha BUM Desa.

Petunjuk Permainan

1. Tulis syarat-syarat di atas di kertas-kertas kecil terpisah (satu syarat dapat dipisah/ditulis di dua atau lebih kertas);

2. Tulis frasa-frasa lain yang tidak berhubungan dengan syarat di atas, untuk menambah tingkat kesulitan permainan.

3. Kumpulkan potongan kertas yang telah ditulisi tersebut ke dalam satu amplop.

4. Serahkan kepada kelompok, dan mulai permainan.

5. ‘Pemenang’ adalah yang tercepat dan benar dalam mengerjakan tugas. Untuk menyegarkan forum, yang ‘kalah’ dapat diganjar sesuai dengan kesepakatan forum.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | x

Page 83: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

LEMBAR PERMAINAN 2

“PROSES PENDIRIAN BUM DESA” Petunjuk Permainan

1. Tulis tahapan proses di atas di kertas-kertas kecil terpisah (satu tahap dapat dipisah/ditulis di dua atau lebih kertas);

2. Tulis frasa-frasa lain yang tidak berhubungan dengan proses di atas, untuk menambah tingkat kesulitan permainan.

3. Kumpulkan potongan kertas yang telah ditulisi tersebut ke dalam satu amplop.

4. Serahkan kepada kelompok, dan mulai permainan.

5. ‘Pemenang’ adalah yang tercepat dan benar dalam mengerjakan tugas. Untuk menyegarkan forum, yang ‘kalah’ dapat diganjar sesuai dengan kesepakatan forum.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xi

Page 84: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pendahuluan

Masyarakat desa masih jauh dari kata sejahtera, menurut Indeks Desa Membangun (IDM) sebanyak 18,87% desa termasuk dalam kategori desa sangat tertinggal, sebanyak 45,41% desa berstatus desa tertinggal, sebanyak 30,66% desa termasuk dalam kategori desa berkembang, sebanyak 4,83% desa berstatus desa maju, dan persentase terendah desa mandiri sebanyak 0,23% dari total jumlah desa. Permasalahan umum di desa saat ini adalah kemiskinan dan ketimpangan. Menurut data BPS September 2015 sebanyak 62,75% penduduk miskin Indonesia berada di desa. Selanjutnya rasio gini di desa pada 2014 sebesar 0,32 lebih rendah dibandingkan rasio gini kota yang mencapai 0,43.

Ketimpangan kepemilikan asset ditunjukan oleh data penguasaan lahan pertanian. Berdasarkan data sebesar 88% desa di Indonesia menggantungkan hidup penduduknya pada sektor pertanian. Terdapat 16.170 desa yang melakukan peralihan lahan dari lahan pertanian sawah menjadi lahan pertanian non sawah dan lahan non pertanian. Dimana 41,1% desa melakukan peralihan lahan sawah pertanian menjadi lahan pertanian non sawah. Sedangkan lahan yang beralih fungsi menjadi lahan non pertanian sebanyak 58,9% dari total desa yang melakukan peralihan fungsi lahan sawah pertanian (BPS, Podes 2014).

Fakta lain menunjukkan sumberdaya yang ada di Desa malah dikuasai oleh bukan penduduk desa, sehingga Desa tidak dapat menikmati hasil sumberdaya yang mereka miliki. Hal inilah yang memicu semakin tingginya ketimpangan pendapatan yang akut. Selain itu, masalah yang terjadi di Desa adalah Desa sebagai produsen barang primer dan konsumen barang tersier. Dapat diartikan bahwa Desa hanya sebagai pemasok kebutuhan barang olahan, hasil barang olahan tersebut akan dijual kembali ke Desa. Pada akhirnya, sumber daya Desa terus tersedot untuk memenuhi kebutuhan bahan mentah di kota dan penjualan komoditas Desa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pokok Kebijakan

Tri Matra Pembangunan Desa adalah pokok kebijakan yang dilakukan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk menindaklanjuti fakta di atas. Program pertama (Matra I) adalah Jaring Komunitas Wiradesa. Masalah yang dihadapi saat ini adalah perampasan daya manusia warga Desa itu yang ternyatakan

SPB 2.4

Bahan Bacaan

Pengembangan Ekonomi Kawasan Perdesaan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xii

Page 85: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

pada situasi ketidakberdayaan, kemiskinan dan bahkan marjinalisasi. Program kedua (Matra II) adalah Lumbung Ekonomi Desa. Masalah utama yang ada di desa adalah penguasaan sumberdaya yang ada di desa. Terakhir, Program ketiga (Matra III) adalah Lingkar Budaya Desa. Pembangunan Desa haruslah dilakukan karena kolektivisme, yang di dalamnya terdapat kebersamaan, persaudaraan, solidaritas, dan kesadaran untuk melakukan perubahan secara bersama.

Salah satu Implementasi Tri Matra Pembangunan Desa kepada Desa adalah mendorong desa untuk mendirikan BUM Desa sebagai penopang perekonomian di Desa. BUM Desa dapat menjadi representasi Desa dalam mengelola sumber daya yang dimiliki Desa. Di samping itu, permasalahan keterbatasan desa untuk mengakses pasar dapat diatasi oleh BUM Desa. Dengan menerapkan strategylinkage antar BUM Desa (BUM Desa bersama dan BUMADes) penghasil bahan baku perantara dengan industri yang bergerak di sektor hilir. Dalam skema ini, BUM Desa berfungsi sebagai penyedia input bagi industri pengolahan akhir.

BUM Desa

Geliat pengembangan ekonomi perdesaan dapat dipicu melalui lembaga ekonomi yang dimiliki oleh desa, yaitu BUM Desa. BUM Desa secara jelas diatur pada Permendesa No.4 Tahun 2015. Pendirian BUM Desa bertujuan :

1. Meningkatkan perekonomian Desa;

2. Mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa;

3. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa;

4. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak ketiga;

5. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga;

6. Membuka lapangan kerja;

7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan

8. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.

Pendirian BUM Desa hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Desa. Pokok bahsan yang dibicarakan dalam Musyawarah Desa meliputi: (a) Pendirian BUM Desa sesuai dengan kondisi ekonomi dan sosial budaya masyarakat; (b) Organisasi pengelola BUM Des; (c) Modal usaha BUM Desa; dan (d) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa

Hasil kesepakatan Musyawarah Desa menjadi pedoman bagi pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk menetapkan Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa. BUM Desa dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum yang berupa lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUM Desa dan masyarakat. BUM Desa juga dapat membentuk unit usaha meliputi :

a. Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal, dibentuk berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar dimiliki oleh

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xiii

Page 86: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

BUM Desa, sesuai dengan peraturan perundangundangan tentang Perseroan Terbatas; dan

b. Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUM Desa sebesar 60 (enam puluh) persen, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang lembaga keuangan mikro.

Sumberdaya yang ada di desa harus dikelola dengan ekonomis dan berkelanjutan. Selain itu, diversifikasi jenis usaha BUM Desa dapat dilakukan untuk memperluas segmen pasar. Pengembangan potensi usaha ekonomi desa dapat dilakukan melalui BUM Desa, antara lain :

a. Bisnis Sosial (Social Business) Sederhana

Memberikan pelayanan umum (serving) kepada masyarakat dan memeperoleh keuntungan finansial. Contoh : air minum desa, lumbung pangan, dan usaha listrik Desa

b. Bisnis Penyewaan Barang

Melayani kebutuhan masyarakat desa dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Daerah. Contoh : alat transportasi, gedung pertemuan, dan rumah toko

c. Usaha Perantara

Memberikan jasa pelayanan kepada warga. Contoh : Jasa pembayaran listrik, pasar desa untuk memasarkan produk masyarakat dan jasa pelayanan lainnya

d. Bisnis yang berproduksi dan/atau berdagang

Menyediakan barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas. Contoh : pabrik es, hasil pertanian, sarana produksi pertanian dan kegiatan produktif lainnya

e. Bisnis Keuangan

Memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi desa. Contoh : memberikan akses kredit dan peminjaman masyarakat desa

f. Usaha Bersama

Sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat Desa baik dalam skala lokal Desa maupun kawasan perdesaan. Contoh : dapat berdiri sendiri serta diatur dan dikelola secara sinergis oleh BUM Desa agar tumbuh menjadi usaha bersama dan dapat pula menjalankan kegiatan usaha bersama seperti desa wisata yang mengorganisir rangkaian jenis usaha dari kelompok masyarakat

Namun, segala upaya ini harus didasari oleh aksi kolektif pemerintah desa dan masyarakat. Sehingga BUM Desa memiliki nilai transformasi sosial, ekonomi dan budaya. Hal inilah yang menjadikan BUM Desa sebagai salah satu lembaga ekonomi rakyat yang berperan sebagai pilar demokrasi ekonomi.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xiv

Page 87: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

BUM Desa bersama

Dalam rangka kerja sama antar-Desa dan pelayanan usaha antar-Desa dapat dibentuk BUM Desa bersama yang merupakan milik 2 (dua) Desa atau lebih. Pendirian BUM Desa bersama disepakati melalui Musyawarah antar Desa yang difasilitasi oleh badan kerjasama antar Desa yang terdiri dari : (a) Pemerintah Desa; (b) Anggota Badan Permusyawaratan Desa; (c) Lembaga Kemasyarakatan Desa; (d) Lembaga Desa lainnya; dan (e) Tokoh masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan gender. BUM Desa bersama ditetapkan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa tentang Pendirian BUM Desa bersama.

BUM Desa Antar-Desa

BUM Desa dapat melakukan kerjasama antar 2 (dua) BUM Desa atau lebih. Kerjasama antar 2 ( dua) BUM Desa atau lebih dapat dilakukan dalam satu kecamatan atau antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota. Kerjasama antar dua BUM Desa atau lebih harus mendapat persetujuan masing-masing Pemerintah Desa. Kerjasama antar dua BUM Desa atau lebih dibuat dalam naskah perjanjian kerjasama. Naskah perjanjian kerjasama antar dua BUM Desa atau lebih paling sedikit memuat :

a. Subyek kerjasama; b. Obyek kerjasama; c. Jangka waktu; d. Hak dan kewajiban; e. Pendanaan; f. Keadaan memaksa; g. Pengalihan aset; dan h. Penyelisaian perselisihan

Naskah perjanjian kerjasama antar dua BUM Desa atau lebih ditetapkan oleh Pelaksana Operasional dari asing-masing BUM Desa yang bekerjasama. Kegiatan kerjasama antar dua BUM Desa atau lebih dipertanggungjawabkan kepada Desa masing-masing sebagai pemilik BUM Desa. Dalam hal kegiatan kerjasama antar unit usaha BUM Desa yang berbadan hukum diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Perseroan Terbatas dan Lembaga Keuangan Mikro.

Strategi Pengembangan BUM Desa

Secara umum strategi pembangunan BUMDesa dapat dilakukan melalui tiga skema berikut. Pertama, strategi replika. Skema ini memiliki arti bahwa strategi pembangunan yang pernah berhasil (succes story) diimplementasikan BUM Desa akan digunakan sebagai konsep pemberdayaan BUM Desa lainnya. Strategi ini menempatkan partisipasi oleh masyarakat desa sebagai aktor yang paling penting. Dikarenakan kesadaran dan rasa memiliki (sense of belonging) BUM Desa dari masyarakat itu sendirilah yang dapat membantu tumbuh kembangnya BUM Desa tersebut.

Kedua, linkage strategy. Maksudnya, pembangunan dilakukan satu lini dengan pembangunan desa tetangga, sama halnya dengan strategi replikasi, desa bukan bagian keseluruhan dari wilayah pemerintah daerah. Oleh karena itu, penghubung strategi itu bukan hanya lintas pemerintah desa tetapi juga masih dalam lingkup satu pemerintahan daerah. Secara umum, linkage strategy di desa-desa tetangga lebih mudah dilakukan, karena kemauan politik yang lebih mudah untuk diakomodasi.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xv

Page 88: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Misalnya, jika pembangunan di desa menempatkan intensifikasi penangkapan ikan tertentu, maka daerah lain di wilayah pemerintah daerah yang sama harus disiapkan pasar yang memadai. Dengan begitu, setiap penawaran barang yang muncul akan langsung diterima oleh pasar.

Ketiga, strategi otonomi. Dalam beberapa hal, Pemerintahan desa memiliki sumber daya yang memadai untuk dimaksimalkan. Namun, dalam implementasinya sumber daya yang ada tersebut belum digali secara maksimal, sehingga berbagai potensi yang seharusnya bisa hadir belum menyeruak. Ini bisa terjadi karena selain regulasi yang ada memberikan kewenangan bagi pemerintahan desa untuk memaksimalkan potensi yang ada, juga disebabkan semangat desentralisasi memberikan pondasi bagi pemerintahan desa untuk berlomba menjadi lebih baik dari wilayah lain. Makna lain dari strategi ini adalah pembangunan hanya cocok dilakukan apabila suatu desa memiliki infrastruktur ekonomi, sosial dan politik yang memadai sehingga secara mandiri dapat melakukan proses pembangunan tanpa harus melakukan replikasi maupun keterkaitan dengan desa lain[.]

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xvi

Page 89: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

BUM DESA: “DESA MEMANDANG EKONOMI”

Setelah pelantikan sebagai Menteri Desa, Eko Putro Sanjoyo melakukan kunjungan ke Jawa Tengah dan bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Sindonews, 1/8/2016). Komunikasi politik kebijakan berdesa ini patut diapresiasi, terutama langsung membahas isu ekonomi desa yang penting, yakni pengelolaan badan usaha milik desa (BUM Desa).

Provinsi Jawa Tengah dan sekitarnya dikenal dengan prakarsa BUM Desa yang sukses. BUM Desa Bleberan di Gunung Kidul berbasis desa wisata berupa Gua Rancang Kencono dan air terjun Sri Gethuk. BUM Desa Ponggok Klaten mengelola revitalisasi umbul yang dijadikan wisata masyarakat setempat dan pengunjung dari daerah lain. “BUM Desa Bersama” Karangsambung Kebumen bergerak di unit usaha konveksi dan potensial melakukan ekspor.

Fondasi kebijakan BUM Desa sebelumnya telah dicanangkan pada masa Menteri Desa Marwan Jafar, melalui penerbitan Peraturan Menteri Desa No 4/2015 yang mengatur BUM Desa. Isu kebijakan kali ini dinyatakan Menteri Desa Eko Putro Sanjoyo, meliputi pendirian BUM Desa sesuai potensi Desa, manajemen BUM Desa, dan kerja sama BUM Desa dengan pihak ketiga.

Tragedi

Teori ekonomi yang menekankan investasi untuk pertumbuhan ekonomi selalu mengalami kegagalan ketika dibawa ke desa. Kebenaran statistika pertumbuhan belum tentu diikuti dengan pengukuran yang tepat bagi kesejahteraan (Stiglitz, Sen, Fitoussi: 2009). Mesin pertumbuhan (engine of growth) tidak cukup menolong usaha masyarakat desa. Tambang timah bertaburan di Belitung Timur, tapi saat ini mulai menurun kekuatannya sebagai mesin pertumbuhan. Masyarakat desa masih menjadi “penonton”, termarjinalisasi sehingga sulit mengakses pundi-pundi itu.

Ketika penulis memfasilitasi diskusi dengan perwakilan desa di Pemkab Belitung Timur (2016), muncul gagasan pembentukan BUM Desa Bersama yang dimiliki 2 (dua) desa atau lebih untuk mengelola lahan eks-timah, kawasan perdesaan wisata, dan kerja sama antardesa lainnya. Di Karangasem Bali, BUM Desa Bersama dan BKAD (Badan Kerja sama Antar Desa) sudah memutuskan BUM Desa Bersama sebagai mesin pertumbuhan melalui pengelolaan aset dan perguliran dana warisan PNPM-MPd.

Kedudukan BUM Desa dan BUM Desa Bersama tak dapat dilepaskan dengan rencana investasi desa. Terminologi rencana investasi Desa dalam UU Desa bukanlah dibingkai dalam perspektif “ekonomi melihat desa”, tetapi “desa melihat ekonomi”. Adagium “ekonomi melihat desa” adalah “ambil sepuluh bisa, kenapa hanya ambil satu”. Investasi desa model ini hanya memberi ruang pada ekstraksi, akumulasi, dan eksploitasi. Eksploitasi akan mengakibatkan tragedy of commons (Garret Hardin: 2001) terhadap sumber daya desa yang bersta- tus kepemilikan bersama, seperti laut, pesisir, irigasi tersier, bahan tambang, dan seterusnya. Adagium “desa melihat ekonomi” adalah desa mempunyai rasa kebercukupan (nrimo ing pandhum), keseimbangan, dan tradisi lokalitas.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xvii

Page 90: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Bagi ekonom yang ber-grand theory, perspektif ini dicap sebagai ekonomi subsisten. BUM Desa Wadas Karawang bergerak di pemenuhan sembako dan elpiji. BUM DESA Bojong Purwakarta mengelola unit usaha pasar Desa. BUM Desa Lempeni Lumajang mengolah limbah sampah, didukung program Jalin Matra Pemprov Jawa Timur. Posisi Kementerian Desa dan institusi pemerintah lainnya sudah saatnya kritis atas labelisasi ekonomi subsisten desa, dan beralih ke tradisi lokalitas sebagai mesin pertumbuhannya.

Mesin Pertumbuhan

Kebijakan pendirian, pengelolaan, dan kerja sama BUM Desa dengan pihak lainnya menghadapi pertanyaan institusional, siapa yang menguasai dan mengelola proses ekonomi desa? Pendirian BUM Desa sesuai potensi desa terganggu dengan isu legalitas badan hukum dan miskin pendekatan prakarsa. UU Desa sudah tegas mencantumkan legalitas BUM Desa melalui Peraturan Desa (Perdes), tetapi masih dianggap lemah karena tidak dilegalisasi dengan Perda dan akta notaris (interpretasi atas UU No 32/- 2004 Pemda jo PP No 72/2005 Desa). Pasca terbitnya UU Desa, asas hukum lex posterior derogat legi priori berlaku sehingga rezim regulasi sebelumnya dikesampingkan.

Desa adalah pihak yang ber- kuasa dan berhak mengelola proses ekonomi desa, sepanjang ditujukan untuk common pool resources. Di Kabupaten Bandung, BUM Desa Sukamenak merintis kerja sama dengan BUM Desa Cangkuang untuk pengelolaan air bersih sebagai common pool resources. BUM Desa Bersama Karang Intan, Banjar Baru, Kalsel, bergerak dalam unit sim- pan pinjam, air bersih, pembayaran listrik, pembelian gabah, pakan ternak,wisata desa, karamba ikan, pengasapan karet, dan penggemukan sapi.

Keberhasilan BUM Desa wisata inspiratif bagi pemerintah untuk menciptakan regulasi dan kebijakan yang sederhana, “di desa kami ada gua dan umbul yang menarik, lalu dibuatlah BUM Desa”. BUM Desa dan BUM Desa Bersama menjadi “mesin pertumbuhan”, badan usaha yang bercirikan kesadaran lokalitas desa, sekaligus mencegah tragedi.

Siasat kebijakan Kementerian Desa ke depan sudah saatnya hadir untuk common pool resources dan shareholding secara inkremental. Pertama, pengakuan atas kreasi BUM Desa dan BUM Desa Bersama yang telah eksis. Kedua, kapitalisasi atas aset desa yang dimiliki bersama. Ketiga, kolaborasi BUM Desa atau BUM Desa Bersama dengan perusahaan swasta dalam sistem shareholding yang diamanatkan Nawa Cita dan RPJMN 2015 - 2019. (Anom Surya Putra, Koran SINDO, 5 Agustus 2016. Dikutip dengan sedikit adaptasi).

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xviii

Page 91: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xix

Page 92: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pokok Bahasan 3

PENGEMBANGAN PELATIHAN PENINGKATAN

KAPASITAS

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xx

Page 93: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | xxi

Page 94: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Mengembangkan latar belakang tujuan-tujuan sebuah pelatihan;

2. Mengidentifikasi strategi dan manajemen pelatihan yang perlu dicantumkan dalam kerangka acuan;

3. Menyusun kerangka acuan sebuah pelatihan berbasis masyarakat

Waktu

2 JP ( 90 menit)

Metode

Ceramah, Curah pendapat, Diskusi

Media

• Lembar Diskusi

Alat Bantu

Bahan bacaan (ToR Pelatihan)

SPB 3.1

Rencana Pembelajaran

Menyusun Kerangka Acuan Pelatihan

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 22

Page 95: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Jelaskan tujuan, hasil, dan harapan yang akan dicapai melalui pembelajaran

sub pokok bahasan “Menyusun Kerangka Acuan Pelatihan”.

2. Lakukan review tentang materi sebelumnya, termasuk tupoksi pendamping Desa terkait dengan materi ini.

3. Berikan kesempatan peserta untuk memberikan pendapat dan menyampaikan pengalaman terkait:

Sudahkan pernahkan peserta mengelola pelatihan

Apabila sudah pernah mengelola pelatihan, persilahkan untuk membagi pengalamannya, tentang persiapan apa saja yang diperlukan, dokumen- dokumen apa yang dibutuhkan untuk mengelola pelatihan.

Apa yang dimuat dalam dokumen pelatihan sebagai langkah awal persiapan pelatihan.

4. Bagilah kelompok dan beri tugas untuk membuat membuat TOR Pelatihan masyarakat. Mintalah kelompok tersebut untuk:

Mengembangkan latar belakang pelatihan dan tujuan yang sesuai;

Rancangan strategi dan manajemen pelatihan;

Sasaran yang akan diundang sebagai peserta;

Kelengkapan teknis kegiatan.

5. Minta salah satu kelompok untuk menunjukkan hasil pekerjaannya kepada peserta lain. Berilah komentar dan catatan tentang:

Latar belakang kegiatan

Tujuan kegiatan

Susunan kepanitiaan

Peserta

Kelengkapan teknis kegiatan

6. Sebelum menutup sesi, berikan penegasan tentang pentingnya penguasaan TOR atau kerangka acuan pelatihan.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 23

Page 96: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Menganalisis kebutuhan pelatihan PLD

2. Merumuskan pokok materi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan peserta belajar.

Waktu

3 JP ( 135 menit)

Metode

Ceramah, Curah pendapat, Diskusi

Media

• Lembar kerja

Alat Bantu

Matrik TNA (Training Need Assesment)/ Kebutuhan Pelatihan

SPB 3.2

Rencana Pembelajaran

Analisis Kebutuhan Pelatihan Masyarakat

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 24

Page 97: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Jelaskan tujuan, hasil, dan proses yang akan dicapai melalui pembelajaran di

sub pokok bahasan “Analisis Kebutuhan Pelatihan Masyarakat”.

2. Tanyakan pendapat peserta tentang (1) apa yang paling dibutuhkan oleh PLD dalam menjalankan tugas dan fungsi mereka, kemudian (2) apa yang mesti dilakukan oleh Pendamping Desa dalam menanggapi kebutuhan PLD tersebut

3. Berikan Penjelasan bahwa salah satu tugas PD adalah menjadi supervisor bagi PLD. Termasuk di dalamnya adalah bertanggung jawab mengembangkan kapasitas PLD. Oleh sebab itu penting bagi PD untuk menguasai kebutuhan pelatihan bagi PLD.

4. Selanjutnya berikan paparan tentang TNA (Training Need Assesment).

5. Lakukan simulasi dengan membagi kelompok. Minta setiap kelompok untuk melakukan analisis kebutuhan pelatihan atas kondisi PLD tertentu. Gunakan lembar kerja TNA di bawah.

6. Minta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil TNA mereka dan berikan catatan.

7. Tutup sesi ini dengan penegasan pentingnya analisis kebutuhan pelatihan untuk menyelenggarakan pelatihan yang sesuai dengan kondisi aktual PLD.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 25

Page 98: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Merancang kurikulum pelatihan;

2. Menyusun panduan proses dari setiap pokok materi pelatihan menjadi modul pelatihan yang menempatkan perserta pelatihan sebagai sumber belajar.

Waktu

3 JP ( 125 menit)

Metode

Ceramah, Curah pendapat, Diskusi

Media

• Lembar Diskusi

Alat Bantu

Matrik Penyusunan Kurikulum Pelatihan

SPB 3.3

Rencana Pembelajaran

Mengembangkan Modul Pelatihan Masyarakat

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 26

Page 99: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Jelaskan tujuan, hasil, dan proses yang akan dicapai melalui pembelajaran

di sub pokok bahasan “Mengembangkan Modul Pelatihan Masyarakat”.

2. Tanyakan kepada peserta, bagaimana mereka menetapkan materi-materi yang akan disampaikan dalam Pelatihan. Berikan kesempatan kepada dua atau tiga peserta, khususnya yang memiliki pengalaman mengelola pelatihan, untuk membagi pengalaman.

3. Berikan tanggapan terhadap jawaban peserta. Kemudian tayangkan proses dan sistematika penyusunan matriks materi, kurikulum, dan pembangunan modul.

4. Tegaskan kepada peserta pentingnya Tugas dan Fungsi sebagai acuan dasar dalam pengembangan materi dan modul pelatihan. Tegaskan pula bahwa dalam pengembangan modul, tujuan yang harus diutamakan adalah memampukan peserta pelatihan agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya tersebut.

5. Bagi peserta ke dalam 6 (enam) kelompok, dan minta masing-masing membangun modul sederhana terkait PLD, KPMD, atau Kader Desa.

6. Dampingi dengan cara berkeliling sepanjang masing-masing kelompok melakukan pekerjaan mereka. Layani setiap pertanyaan yang disampaikan dalam pengerjaan tersebut.

7. Minta salah satu kelompok menunjukkan hasil pekerjaan mereka. Minta kelompok tersebut untuk menjelaskan kaitan antara Tugas dan fungsi, materi, aspek yang dikembangkan oleh materi, kurikulum, tujuan pelatihan dan tujuan materi. Perhatikan pula kaitan antara materi, tujuan, metode, dan proses pembelajaran.

8. Pada sesi akhir dari sessi ini, lakukan penegasan bahwa dalam mengelola pelatihan diperlukan Matrik kurikulum pelatihan, lesson plan dan juga modul sesuai dengan jenis pelatihannya.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 27

Page 100: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

SPB 3.4

Rencana Pembelajaran

Media dan Alat Bantu Pelatihan

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Merancang media dan alat bantu pembelajaran yang mendukung metode pelatihan yang ditetapkan dalam kurikulum;

2. Menggunakan media untuk mendukung penerapan metode pelatihan.

Waktu

1 JP ( 45 menit)

Metode

Ceramah, Curah pendapat, Diskusi

Media

• Lembar Diskusi

Alat Bantu

Kertas metaplan, spidol dan alat tulis lainnya

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 28

Page 101: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Jelaskan tujuan, hasil, dan proses yang akan dicapai melalui pembelajaran

sub pokok bahasan “Media Dan Alat Bantu Pelatihan”.

2. Berikan pertanyaan umpan kepada peserta mengenai apa pentingnya alat bantu dan media dalam pelatihan. Minta salah seorang peserta untuk memberikan alasan mengapa alat bantu tertentu (yang ia sebutkan) penting dalam pelatihan tersebut:

a. Apa tujuan pengadaan media/alat bantu tersebut?

b. Apa relevansinya bagi materi?

c. Apa kegunaannya bagi peserta pelatihan?

d. Dalam hal apa media/alat bantu tersebut penting?

3. Berikan tanggapan dan catatan terhadap jawaban peserta tersebut. Jelaskan mengenai beberapa jenis media dan alat bantu serta tegaskan tentang penyesuaian media/alat bantu tersebut dengan:

a. Tujuan materi

b. Kondisi atau konteks situasi

c. Karakteristik peserta

4. Sebelum sesi diakhir, buatlah penegasan tentang pentingnya media dan alat bantu dalam pelatihan. Berikan review atas keseluruhan materi yang telah diberikan dalam Pokok Bahasan ini.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 29

Page 102: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Prinsip-prinsip Pelatihan

Proses belajar diperlihatkan melalui perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman yang yang diperoleh pembelajar melalui interaksi dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku dalam belajar memiliki enam karakteristik, yakni (1) terjadi secara sadar, (2) bersifat kontinu dan fungsional, (3) bersifat positif dan aktif, (4) besifat permanen, bukan sementara, (5) bertujuan atau terarah, dan (6) mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar dan pembelajar seringkali digunakan istilah pendidikan, pembinaan, dan pelatihan. Pendidikan mengacu kepada komunikasi yang terorganisasi dan diarahkan untuk menumbuhkan kegiatan belajar; pembinaan mengacu kepada usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik; sedangkan pelatihan mengacu kepada usaha, proses, atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai keterampilan.

Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh trikondisi pendidikan, yakni konsistensi, konvergensi, dan kontinuitas. Konsistensi berarti bahwa kegiatan pendidikan harus serasi dan ajeg dalam mengembangkan potensi peserta didik. Konvergensi berarti pendidikan bertolak dari suatu landasan yang jelas. Kontinuitas berarti bahwa pendidikan harus ditempuh dan berkelanjutan

Prosedur Pengelolaan Pelatihan

Sebagai suatu proses, istilah manajemen atau pengelolaan pelatihan bergamitan dengan trisula aktivitas, yakni (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, dan (c) evaluasi. Pada umumnya Daur Manajemen Pelatihan dapat dibagankan sebagai berikut:

PB 3

Bahan Bacaan

Pengembangan Pelatihan Peningkatan Kapasitas

Masyarakat

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 30

Page 103: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Daur manajemen pelatihan tersebut merupakan “Pendekatan Pelatihan Sistematis” (Sistematic Training Approach). Pendekatan ini berkaitan dengan prosedur mengelola pelatihan, yang diawali dari adanya permasalahan yang dihadapi yang dapat mengganggu pencapaian tujuan yang diharapkan, sampai dengan evaluasi dan tindak lanjut yang sesuai dengan upaya pemecahan masalah melalui pelatihan. Prosedur pengelolaan pelatihan secara hierarkis dapat diuraikan sebagai berikut : Langkah 1: Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Pelatihan; Langkah 2: Menguji dan Analisis Jabatan dan Tugas; Langkah 3: Klasifikasi dan Menentukan dan Peserta Pelatihan; Langkah 4: Rumuskan Tujuan Pelatihan; Langkah 5: Pendesainan Kurikulum dan Silabus Pelatihan; Langkah 6: Perencanaan Program Pelatihan ; Langkah 7: Penyusunan dan Pengembangan Kerangka Acuan (TOR); Langkah 8: Pelaksanaan Program Pelatihan; Langkah 9: Evaluasi Program Pelatihan; Langkah 10: Tindak Lanjut Pelatihan

Strategi Pelatihan

Keberhasilan pelatihan ditentukan oleh berbagai komponen, antara lain, pelatih, peserta latihan, bahan, strategi, media, dan kondisi pelatihan. Pelatih termasuk penentu utama keberhasilan pelatihan. Oleh karena itu, pelatih harus berwatak (a) jujur dan amanah, (b) komitmen dalam ucapan dan tindakan, (c) adil dan egaliter, (d) santun dan rendah hati, (e) meciptakan nuasa keakraban, (f) sabar, (g) tidak egois, (h) bijaksana dalam menuturkan keburukan, dan (i) mengucapkan salam sebelum dan sesudah pelatihan

Di dalam pelaksanaan pelatihan dapat dimanfaatkan beberapa strategi, antara lain: (1) mengkondisikan kesiapan peserta didik, (2) memanfaatkan media audio visual, (3) praktik, (4) menyajikan bahan secara proporsional, (5) dialog dan rasionalisasi, (6) bercerita, (7) perumpaaan, sketsa, dan gambar, (8) antusiasme, (9) gerak tubuh (kinesik), (10) argumentasi, (11) memancing kreativitas, (12) pengulangan, (13) pemetaan, (14) mendorong kreativitas, (15) memberi jawaban lebih, (16) menjelaskan ulang jawaban peserta didik, dan (17) sportif dalam menjawab.

Pentingnya Media Pelatihan

Penggunaan media dalam proses pelatihan merupakan kebutuhan dan sekaligus keharusan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Konsep-konsep dalam bahan pelatihan yang memerlukan kesamaan persepsi bagi para peserta. Bila berbeda kesan, maka dapat menimbulkan salah tafsir dan mengakibatkan salah dalam tindakan selanjutnya

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 31

Page 104: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

2. Dalam bidang studi yang disampaikan pada pelatihan terdapat proses-proses kerja yang sangat lambat, sehingga sulit dilihat dengan mata, dan dapat ditangkap berkat bantuan media pembelajaran

3. Hal-hal atau kejadian-kejadian yang proses kerjanya sangat cepat sehingga sangat sulit untuk diamati

4. Benda-benda yang terlampau besar sulit dibawa ke dalam kelas untuk dipelajari, sehingga dengan bantuan model tiruan barulah benda-benda tersebut dapat dipelajari dengan mudah

5. Hal-hal yang abstrak ternyata sulit diamati dengan pengindraan, misalnya proses berpikir memecahkan masalah dan ternyata lebih mudah dipelajari dengan bantuan bagan arus atau media lainnya

6. Peristiwa masa lampau atau kejadian yang mungkin terjadi pada masa datang sangat sulit diamati

7. Proses-proses yang harus dikerjakan dalam mempelajari manajemen, yang memerlukan bantuan media pelatihan agar menarik perhatian dan minat peserta

Jenis-jenis Media

Media pembelajaran mengalami perkembangan melayani pemanfaatan teknologi. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut Azhar Arsyad (2002) mengklasifikasikan media atas empat kelompok: (1) Media hasil teknologi cetak; (2) Media hasil teknologi audio-visual; 3) Media hasil teknologi berbasis komputer; dan 4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer

Menurut Azhar Arsyad dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media adalah sebagai berikut:

a) Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan utuk belajar dari pihak peserta didik sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan

b) Perbedaan individual. Peserta didik belajar dengan cara dan tingkat kecepatan yang berbeda-beda

c) Tujuan pembelajaran. Jika peserta didik diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pembelajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar

d) Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau keterampilan fisik yang akan dipelajari diatur dan diorganisasikan ke dalam urutan-urutan yang bermakna

e) Persiapan sebelum belajar. Peserta didik sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk penggunaan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi pelajaran, perhatian harus ditujukan kepada sifat dan tingkat persiapan peserta didik

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 32

Page 105: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pembelajaran Pada Orang Dewasa

Proses pembelajaran pada orang dewasa (adult learning) memerlukan pendekatan dan metode yang berbeda dengan pembelajaran pada anak-anak. Pengembangan pendekatan adult learning dimotori oleh Malcom Knowles (dalam Lieb, 1991), yang mengidentifikasi karekateristik karakteristik pembelajar dewasa sebagai berikut:

1. Orang dewasa bersifat otonom dan mampu mengarahkan dirinya sendiri, mereka butuh kebebasan.

2. Orang dewasa telah mengakumulasi pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan, termasuk aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan, tanggung jawab dalam keluarga dan pendidikan sebelumnya

3. Orang dewasa berorientasi pada tujuan.

4. Orang dewasa berorientasi pada sesuatu yang relevan, mereka harus tahu alasan mengapa mereka harus belajar sesuatu

5. Orang dewasa bersifat praktis, mereka memfokuskan diri pada hal-hal yang bermanfaat langsung dalam kehidupan dan pekerjaannya

6. Sebagaimana semua pembelajar lainnya, orang dewasa membutuhkan perhatian dan penghargaan

Metode pembelajaran pada orang dewasa adalah dengan menggunakan pengalaman, yang disebut dengan experiential learning. Dalam experiential learning, pengelola kelas lebih bersifat sebagai seorang fasilitator. Untuk itu perlu dikenali fungsi-fungsi fasilitatif sebagai berikut:

a) Emotional stimulation, dimana perilaku ekspresif fasilitator harus mampu merangsang ekspresi emosi peserta secara lebih bebas

b) Caring, dimana fasilitator harus mampu mengembangkan hubungan interpersonal yang hangat dan bersahabat.

c) Meaning attribution, dimana fasilitator berfungsi untuk menyediakan penjelasan kognitif atas perilaku dan kegiatan yang dilaksanakan, atau dengan kata lain fasilitator harus mampu mengarahkan peserta dalam pemberian arti atas sesuatu pengalaman belajar

d) Executive function, dimana fasilitator berfungsi sebagai seorang eksekutif dalam kelas.

Participant Centered Training

Peserta merupakan pusat perhatian dari suatu pelatihan. Dalam pendekatan pelatihan yang berpusat pada peserta ini, proses belajar bertumpu pada peserta. Seorang trainer tidak selalu siap untuk memberikan pemecahan masalah yang tepat atau menjawab setiap pertanyaan. Pendekatan ini berangkat dari asumsi bahwa pesertalah yang lebih tahu dan memahami permasalahan mereka, seorang trainer hanya membantu dalam proses belajarnya. Pendekatan pelatihan yang berpusat pada peserta ini dapat menunjukkan manfaatnya yang nyata dalam proses pembelajaran. Aplikasi dari pendekatan ini dalam suatu pelatihan mampu meningkatkan rasa percaya diri para pesertanya. Terjadinya peningkatan kepercayaan diri tersebut karena dalam proses pembelajarannya peserta pelatihan memang benar-benar dituntut untuk berpartisipasi aktif melalui metode games, role play, case study,

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 33

Page 106: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

simulasi, maupun focused group discussion. Metode-metode tersebut memang hanya bisa dijalankan jika para pesertanya mau terlibat secara aktif. Oleh karenanya, dalam pelaksanaannya dirancang agar menyenangkan untuk dilakukan, mudah, tidak melelahkan, didasarkan pada pengalaman pribadi peserta, dan dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil

Rancangan Materi

Selain pendekatan pembelajaran, hal lain yang juga sangat penting untuk diperhatikan dalam merancang suatu pelatihan adalah materi pelatihan. Materi pokok yang akan disajikan dalam suatu pelatihan sangat bergantung pada hasil analisis kebutuhan pelatihan. Selain hal tersebut, perlu diperhatikan pula bagaimana agar materi (dalam bentuk pengetahuan, informasi) dapat tersimpan dengan lebih baik dalam memori sehingga konsekuensinya juga akan lebih mudah dipanggil kembali ketika diperlukan (untuk diaplikasikan). Materi harus disampaikan dengan cara sedemikian rupa agar menimbulkan recency effect, primacy effect, self-reference effect dan generation effect.

Recency effect dan primacy effect berhubungan dengan urutan masuknya informasi ke dalam sistem memori. Informasi yang disajikan di bagian awal sehingga masuk terlebih dahulu ke dalam sistem memori, akan lebih mudah dipanggil kembali. Ini yang disebut dengan primacy effect. Sebaliknya, informasi yang paling akhir masuk merupakan informasi yang paling segar dalam ingatan sehingga juga lebih mudah untuk dipanggil kembali, ini yang disebut dengan recency effect

Self-reference effect dan generation effect berhubungan dengan isi materi dan cara penyampaiannya. Informasi-informasi yang dihubungkan dengan diri sendiri (peserta) akan lebih mudah untuk diingat kembali (selfreference effect) dan informasi yang dibuat, dihasilkan dan disusun sendiri juga akan lebih mudah untuk dingat (generation effect) Metode pembelajaran pengalaman (experiential learning) sangat mendukung untuk dapat diperolehnya kedua efek memori tersebut. Dalam experiential learning, materi pelatihan diberikan dalam bentuk pengalaman-pengalaman, baik langsung maupun tidak langsung, nyata maupun simbolik, sehingga mereka mengalami sendiri akan sesuatu yang dipelajari. Mereka kemudian merefleksikan pengalaman-pengalaman mereka sendiri dan dari padanya mereka membuat sendiri suatu konsep abstrak dari apa yang dipelajarinya. Dengan demikian para peserta akan mendapatkan sekaligus self-reference effect dan generation effect.

Materi yang satu dengan yang lainnya dalam suatu pelatihan, selain mempertimbangkan efek-efek memori tersebut, dalam penyajiannya juga harus diorganisasikan agar dapat saling dihubungkan dan mengikuti urutan yang logis. Urutan tersebut dapat mengikuti pola-pola yang ada, bergantung pada isi materi dan tujuan diberikannya materi tersebut[.]

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 34

Page 107: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 35

Page 108: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Pokok Bahasan 4

FASILITASI PELAYANAN SOSIAL DASAR

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 36

Page 109: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 37

Page 110: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

SPB 4.1

Rencana Pembelajaran

Pokok-Pokok Kebijakan Pelayanan Sosial Dasar

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian pelayanan sosia dasar,

2. Menguraikan pokok-pokok kebijakan pelayanan social dasar

Waktu

1 JP ( 45 menit)

Metode

Pemaparan, tanya jawab.

Media

• Media Tayang 1-10

Alat Bantu

Spidol, laptop, LCD, Whiteboard

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 38

Page 111: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Setelah membuka acara dengan salam, fasilitator memberikan penjelasan

tentang tujuan materi yang akan dipejari pada sesi ini.

2. Bagikan kertas kosong/metaplan kepada setiap peserta. Mintalah peserta untuk menjawab pertanyaan berikut, “apa saja yang diperlukan oleh sebuah keluarga untuk dapat melangsungkan kehidupannya secara wajar?”

3. Mintalah 2-3 peserta untuk mempresentasikan jawabannya.

4. Buatlah simpulan, jenis-jenis kebutuhan yang diperlukan oleh setiap keluarga untuk dapat melangsungkan kehidupan secara normal.

5. Tanyakan kepada peserta, apakah semua kebutuhan tersebut dapat disediakan sendiri oleh setiap keluarga?

6. Ajak peserta untuk menginventarisir kebutuhan mana saja yang dapat dipenuhi sendiri oleh keluarga dan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi sendiri oleh keluarga.

7. Ajak peserta untuk curah pendapat, apakah perlu kondisi-kondisi tertentu supaya keluarga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya?

8. Dari beberapa curah pendapat di atas simpulkan bersama, bahwa keluarga memerlukan dukungan pihak lain untuk dapat memenuhi kebutuhannya dan memerlukan kondisi yang kondusif agar dapat memenuhi kebutuhannya. Guna menjamin hal tersebut Pemerintah memiliki tugas untuk mengupayakan pelayanan dasar yang memadai.

9. Lanjutkan penjelasan singkat tentang “Pelayanan Sosial Dasar”, gunakan bahan tayangan.

10. Bagi peserta dalam beberapa kelompok kecil (5-7 orang per kelompok). Tugaskan kepada kelompok untuk membuat daftar jenis-jenis pelayanan umum yang ada di tingkat desa.

11. Minta 1-2 kelompok untuk menyampaikan hasil diskusinya.

12. Jelaskan tentang tanggung jawab desa untuk menjamin masyarakatnya mendapatkan pelayanan dasar yang memadai.

13. Tutup sesi ini dengan menegaskan bahwa kondisi pelayanan public di desa belum sama dan merata. Kondisi pelayanan yang tidak memadai banyak ditemukan pada desa-desa tertinggal, pedalaman, dan perbatasan. Ini perlu menjadi perhatian khusus bagi pendamping yang nantinya akan ditempatkan di desa tersebut.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 39

Page 112: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

SPB 4.2

Rencana Pembelajaran

Standar Pelayanan Minimal di Desa (Pendidikan,

Kesehatan)

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian dan konsep standar pelayanan minimal, 2. Menguraikan indikator standar pelayanan minimal di Desa, khususnya

bidang Pendidikan dan Kesehatan.

Waktu

1 JP ( 45 menit)

Metode

Pemaparan, tanya jawab.

Media

• Media Tayang 1-10

Alat Bantu

Spidol, laptop, LCD, Whiteboard

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 40

Page 113: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Berikan pengantar dengan menjelaskan tujuan diberikannya materi ini.

Setelah itu jelaskan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi ini.

2. Tanyakan kepada peserta, siapa yang pernah memiliki pengalaman tidak menyenangkan ketika sedang meminta penerbitan KTP di kelurahan, palayanan kesehatan di puskesmas/pustu/polindes, serta pelayanan pendidikan di sekolah anaknya? Minta peserta tersebut untuk menceritakan pengalamannya tersebut.

3. Sebagai refleksi atas sharing pengalaman, ajukan beberapa pertanyaan berikut:

a. Perasaan apa saja yang muncul ketika mendapatkan pelayanan yang tidak menyenangkan?

b. Dari sharing yang ada, sebutkan bentuk-bentuk dari pelayanan yang tidak baik tersebut?,mengapa dikatakan tidak baik?

c. Pelayanan yang tidak baik tersebut sebenarnya apakah masih bisa diperbaiki? Adakah yang punya usulan cara memperbaikinya?

4. Buatlah simpulan dari sharing dan refleksi, “bahwa pelayanan dasar di desa tidak hanya sekedar cukup tersedia, tetapi pelayanan tersebut dalam penyelenggaraanya juga memberikan kepuasan/menyenangkan.

5. Jelaskan bahwa perlu adanya standar pelayanan minimal dalam setiap bentuk penyelenggaraan pelayanan umum kepada masyarakat. Hal ini penting untuk menjamin agar setiap pelayanan memberikan manfaat dan memuaskan.

6. Jelaskan tentang prinsip dasar bahwa standar pelayanan minimal itu mencakup beberapa aspek yaitu:

a. Pelayanan tersedia setiap saat.

b. Tempat pelayanan dekat dan mudah dicapai

c. Harga pelayanan terjangkau masyarakat pada umumnya.

d. Penyelenggaraan pelayanan memuaskan.

7. Berikan contoh tentang standar pelayanan kesehatan dan pendidikan, (gunakan tayangan slide).

8. Tanyakan kepada peserta, kira-kira standar pelayanan minimal untuk pelayanan KTP, sanitasi, dan air bersih itu sebaiknya seperti apa?

9. Catat semua jawaban peserta dan buat simpulan.

10. Tutup sesi dengan menegaskan bahwa pendamping desa memiliki peran untuk memastikan setiap jenis pelayanan umum di desa telah mengupayakan untuk memenuhi standar pelayanan minimal.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 41

Page 114: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pentingnya melakukan kajian kebutuhan pelayanan sosial dasar;

2. Menguraikan aspek-aspek kajian kebutuhan pelayanan sosial dasar;

3. Menguraikanalat-alat kajian kebutuhan pelayanan sosial dasar.

Waktu

2JP ( 90 menit)

Metode

Pemaparan, tanya jawab, diskusi kelompok

Media

• Media Tayang 1-10

Alat Bantu

Spidol, laptop, LCD, Whiteboard

SPB 4.3

Rencana Pembelajaran

Kajian Kebutuhan Pelayanan Sosial Dasar

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 42

Page 115: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Jelaskan tujuan materi ini dan kaitkan dengan materi sebelumnya tentang

standar pelayanan minimal di Desa.

2. Tayangkan sebuah gambar “Kondisi Desa”

3. Ajukan beberapa pertanyaan:

a. Bagaimana kehidupan warga di desaini?

b. Bagaimana status pemenuhankebutuhan dasar di desaini?

c. Data-data apa saja yang anda gunakan sehingga dapat merumuskan kondisidan status pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti yang sudah disebutkan?

4. Simpulkan bahwa perlu sejumlah data/informasi untuk dapat merumuskan status kebutuhan pelayananwarga. Data-data ini didapatkan melalui proses pengkajian.

5. Jelaskan secara ringkas prinsip dan pola kerja dari pelaksanaan pengkajian kebutuhan pelayanan social dasar.

6. Bagikankepada peserta form pengkajian kebutuhan pelayanan social dasar dan jelaskan secara singkat

7. Bagi peserta dalam beberapa kelompok, minta peserta untuk belajar mengisi form, membuat rangkuman dan simpulan analisa kebutuhan layanan sociall dasar.

8. Amati dan damping kelompok selama bekerja.

9. Jika perlu dan cukup waktu minta salah satu kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya.

10. Tutup sesi dengan menegaskanbahwa pengkajian perlu dilakukan secara rutin ditingkat desa. Hal ini penting karena kegiatan pengkajian dapat dimanfaatkan juga untuk memonitor perubahan atau perkembangan desa. Untuk itu akan lebih baik jika ketrampilan pengkajian ini dilatihkan kepada semua pelaku pembangunan yang ada didesa terutama mereka yang berperan untuk melakukan perencanaan kegiatan setiap tahunnya.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 43

Page 116: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Tujuan

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:

1. Mengidentifikasi sektor terkait dengan pelaksanaan pelayanan sosial dasar;

2. Menguraikan strategi fasilitasi dalam pelaksanaan pelayanan sosial dasar.

Waktu

2 JP ( 90 menit)

Metode

Pemaparan, tanya jawab, diskusi kelompok

Media

• Media Tayang 1-10

Alat Bantu

Spidol, laptop, LCD, Whiteboard

SPB 4.4

Rencana Pembelajaran

Fasilitasi Pelayanan Sosial Dasar

(Kerjasama Sektor)

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 44

Page 117: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Proses Penyajian 1. Jelaskan tujuan materi sesi ini dan kaitkan dengan tujuan materi di sesi

sebelumnya.

2. Ingatkan kembali, bahwa pelayanan sosial dasar mencakup:

a. Identitas hukum

b. Pendidikan

c. Kesehatan

d. Infrstrukturdasar : air bersih, perumahan, dansanitasi

e. Sosial

3. Bagi peserta dalam beberapa kelompok, tugaskan kepada kelompok untuk mengidentifikasi pelaksana dan penanggungjawab dari setiap layanan

No BentukPelayanandasar Pelaksana/Penanggungjawab/Instansi 1 Kesehatan: 1. Posyandu 2. Puskesmas/ Pustu/Polindes

2 1. PAUD/TK 2. SD/SMP/SMA

3 IdentitasHukum 1. Aktekelahiran 2. Penerbitan KTP

4 Infrastrukturdasar 1. Perumahan 2. Air bersih 3. Sanitasi

5 Sosial 1. Keamanan 2. Senibudaya 3. Keagamaan

4. Jelaskan bahwa pelayanan dasar akan berjalan dengan baik jika memenuhi

beberapa hal berikut ini:

a. Tersedianya tenaga pelaksana yang terampil

b. Tersedianya tempat pelayanan dengan fasilitas yang memadai.

c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan secara maksimal

d. Adanya dukungan danperhatian dari Pemerintahan setempat.

e. Keterlibatan masyarakat untuk turut memelihara.

5. Minta kembali peserta duduk dalam kelompoknya. Tugaskan kepada kelompok untuk mengidentifikasi kondisi layanan yang ada.

6. Jelaskan bahwa pemantauan kondisi pelayanan umum perlu terus diupdate dan diumpan balikkan kepada pelaksana/penanggungjawab. Umpan balikakan efektif jika dilakukan dengan memenuhi beberapa prinsip:

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 45

Page 118: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

a. Menyajikan data

b. Tidak mengkritiki perilaku pelaksana tetapi focus pada system dan polap elayanan.

c. Disampaikan dalam kontek komunikasi sederajat.

7. Minta peserta kembalike dalam kelompok. Tugaskan kepada kelompok untuk memilih salah satu jenis pelayanan yang kondisinya tidak baik. Minta kelompok untuk menyusun rancangan fasilitasi untuk mengkomunikasikan kondisi layanan tersebut kepada instansi penanggungjawab.

8. Simulasikan proses fasilitasi perbaikan pelayanan dasar, catat proses simulasi, dan refleksikan bersama proses simulasi:

a. Apakah ketika simulas imenggunakan data-data

b. Apakah ketikasimulasi mengkritisi perilakuatau focus pada system pelayanan

c. Apakah ketika simulasi menggunakan proses komunikasi sederajat?

9. Tutup sesi dengan penegasan bahwa membangun jaringan dengan semua instansi penanggungjawab pelayanan menjadi penting dan terus dibangun, karena membangun jaringan tidak cukup sekali dilakukan melainkan berkali-kali.

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 46

Page 119: MODUL PELATIHAN PRATUGAS - keuangandesa.com · Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai

PENINGKATAN KAPASITAS PENDAMPING DESA

Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi | 47