173
i PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017 MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BIDANG PLB AUTIS KELOMPOK KOMPETENSI G PEDAGOGIK: Komunikasi Efektif PROFESIONAL: Model Pembelajaran Interaksi Sosial Dan Komunikasi Tim Penulis Dr. Hermansyah, M.Pd Drs. Haryana, M.Si. Penelaah Dr. Hidayat Dpl.S, Pd; 081221111918; [email protected] Ilustrator Eko Haryono, S.Pd., M.Pd.;087824751905; [email protected] Cetakan Pertama, 2016 Cetakan Kedua, 2017 Copyright© 2017 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Taman Kanak-kanak & Pendidikan Luar Biasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN AUTIS_G-3.pdf · Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang dialaminya. ... (Penguatan Pendidikan Karakter), yaitu gerakan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG © 2016

    MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN

    BERKELANJUTAN TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

    BIDANG PLB AUTIS KELOMPOK KOMPETENSI G

    PEDAGOGIK:

    Komunikasi Efektif

    PROFESIONAL: Model Pembelajaran Interaksi Sosial Dan Komunikasi

    Tim Penulis Dr. Hermansyah, M.Pd Drs. Haryana, M.Si.

    Penelaah Dr. Hidayat Dpl.S, Pd; 081221111918; [email protected]

    Ilustrator Eko Haryono, S.Pd., M.Pd.;087824751905; [email protected]

    Cetakan Pertama, 2016 Cetakan Kedua, 2017 Copyright© 2017 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan

    Tenaga Kependidikan Bidang Taman Kanak-kanak & Pendidikan Luar Biasa,

    Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

    Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan

    komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

  • ii

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG © 2016

  • iii

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KATA SAMBUTAN

    Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci

    keberhasilan belajar siswa. Guru profesional adalah guru yang kompeten

    membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan

    pendidikan yang berkualitas dan berkarakter prima. Hal tersebut menjadikan guru

    sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian Pemerintah maupun pemerintah

    daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru.

    Pengembangan profesionalitas guru melalui Program Pengembangan Keprofesian

    Berkelanjutan merupakan upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui

    Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependikan dalam upaya peningkatan

    kompetensi guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah

    dilakukan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan

    profesional pada akhir tahun 2015. Peta profil hasil UKG menunjukkan kekuatan dan

    kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan pedagogik dan

    profesional. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh)

    kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk

    pelatihan guru paska UKG pada tahun 2016 dan akan dilanjutkan pada tahun 2017

    ini dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru.

    Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan

    dan sumber belajar utama bagi peserta didik. Program Pengembangan Keprofesian

    Berkelanjutan bagi Guru dilaksanakan melalui tiga moda, yaitu: 1) Moda Tatap Muka,

    2) Moda Daring Murni (online), dan 3) Moda Daring Kombinasi (kombinasi antara

    tatap muka dengan daring).

    Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

    Kependidikan Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LP3TK

    KPTK) dan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS)

    merupakan Unit Pelaksanana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan

    Tenaga Kependidikan yang bertanggung jawab dalam mengembangkan perangkat

    dan melaksanakan peningkatan kompetensi guru sesuai bidangnya. Adapun

    perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut adalah modul Program

    Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru moda tatap muka dan moda

    daring untuk semua mata pelajaran dan kelompok kompetensi. Dengan modul ini

    diharapkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan memberikan

    sumbangan yang sangat besar dalam peningkatan kualitas kompetensi guru.

  • iv

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    Mari kita sukseskan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ini untuk

    mewujudkan Guru Mulia Karena Karya.

    Jakarta, April 2017

    Direktur Jenderal Guru dan Tenaga

    Kependidikan,

    Sumarna Surapranata, Ph.D.

    NIP 195908011985031002

  • v

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KATA PENGANTAR

    Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan

    kompetensi guru secara berkelanjutan, diawali dengan pelaksanaan Uji Kompetensi

    Guru dan ditindaklanjuti dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

    Untuk memenuhi kebutuhan bahan ajar kegiatan tersebut, Pusat Pengembangan dan

    Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan

    Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB), telah mengembangkan Modul

    Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bidang Pendidikan Luar Biasa yang

    terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan merujuk pada Peraturan Menteri

    Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik

    dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.

    Kedalaman materi dan pemetaan kompetensi dalam modul ini disusun menjadi

    sepuluh kelompok kompetensi. Setiap modul meliputi pengembangan materi

    kompetensi pedagogik dan profesional bagi guru Sekolah Luar Biasa. Modul

    dikembangkan menjadi 5 ketunaan, yaitu tunanetra, tunarungu, tunagrahita,

    tunadaksa dan autis. Setiap modul meliputi pengembangan materi kompetensi

    pedagogik dan profesional. Subtansi modul ini diharapkan dapat memberikan

    referensi, motivasi, dan inspirasi bagi peserta dalam mengeksplorasi dan mendalami

    kompetensi pedagogik dan profesional guru Sekolah Luar Biasa.

    Kami berharap modul yang disusun ini dapat menjadi bahan rujukan utama dalam

    pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bidang Pendidikan

    Luar Biasa. Untuk pengayaan materi, peserta disarankan untuk menggunakan

    referensi lain yang relevan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

    yang telah berperan aktif dalam penyusunan modul ini.

    Bandung, April 2017

    Kepala,

    Drs. Sam Yhon, M.M.

    NIP. 195812061980031003

  • vi

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

  • vii

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN ............................................................................................ iii

    KATA PENGANTAR ...........................................................................................v

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR TABLE ............................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix

    PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

    B. Tujuan .................................................................................................... 3

    C. Peta Kompetensi.................................................................................... 4

    D. Ruang Lingkup ....................................................................................... 5

    E. Saran Cara Penggunaan Modul ............................................................. 6

    KOMPETENSI PEDAGOGIK : .......................................................................... 9

    KOMUNIKASI EFEKTIF .................................................................................... 9

    KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ...................................................................... 11

    KONSEP DASAR KOMUNIKASI EFEKTIF, EMPATI DAN SANTUN .............. 11

    A. Tujuan .................................................................................................. 11

    B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................ 11

    C. Uraian Materi ....................................................................................... 11

    D. Aktivitas Pembelajaran......................................................................... 43

    E. Latihan/Kasus/Tugas ........................................................................... 45

    F. Rangkuman ......................................................................................... 46

    G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................... 49

    KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ...................................................................... 51

    STRATEGI DAN PENANGANAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS ...................... 51

    A. Tujuan .................................................................................................. 51

    B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................ 51

    C. Uraian Materi ....................................................................................... 51

    D. Aktivitas Pembelajaran......................................................................... 61

    E. Latihan/Kasus/Tugas ........................................................................... 62

    F. Rangkuman ......................................................................................... 63

    G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ........................................................... 64

  • viii

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KOMPETENSI PROFESIONAL : ..................................................................... 67

    MODEL PEMBELAJARAN INTERAKSI SOSIAL DAN KOMUNIKASI ............. 67

    PEMBELAJARAN NILAI KEBERSAMAAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL DAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DALAM SETTING SEKOLAH INKLUSIF ................................... 69

    A. Tujuan .................................................................................................. 69

    B. Indikator Pencapaian Kompetensi ........................................................ 69

    C. Uraian Materi ....................................................................................... 69

    D. Aktivitas Pembelajaran....................................................................... 114

    E. Latihan/ Kasus /Tugas ....................................................................... 115

    F. Rangkuman ....................................................................................... 115

    G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................................................... 116

    KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 .................................................................... 119

    PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK AUTIS KATEGORI HIGH FUNCTION DALAM SETTING SEKOLAH INKLUSIF .................................... 119

    A. Tujuan ................................................................................................ 119

    B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...................................................... 119

    C. Uraian Materi ..................................................................................... 119

    D. Aktivitas Pembelajaran....................................................................... 143

    E. Latihan/Kasus/Tugas ......................................................................... 144

    F. Rangkuman ....................................................................................... 144

    G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................................................... 145

    KUNCI JAWABAN ......................................................................................... 147

    PENUTUP ..................................................................................................... 153

    EVALUASI .................................................................................................... 155

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 159

    GLOSARIUM ................................................................................................. 163

  • ix

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    DAFTAR GAMBAR TABLE

    Tabel 3. 1 Tema Nilai-nilai Kebersamaan dan Tujuannya ................. 71

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. 1 Unsur-unsur Komunikasi dan Interaksinya .................... 14

    Gambar 1. 2 Komponen-komponen Komunikasi yang Efektif .............. 21

    file:///D:/Modul/l4y0ut%20m0dul%20REVISI%20Suhendri/7.Modul%20AUTIS%20G_revisi_irawan.docx%23_Toc476463189file:///D:/Modul/l4y0ut%20m0dul%20REVISI%20Suhendri/7.Modul%20AUTIS%20G_revisi_irawan.docx%23_Toc476463190

  • x

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

  • 1

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya dapat hidup berkembang dan

    berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama

    dengan manusia lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan

    bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi.

    Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi

    kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang

    dilakukannya dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang

    tidak dikenal sama sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi

    kehidupan manusia, karena itu kita harus memberikan perhatian yang

    seksama terhadap komunikasi.

    Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang dialaminya.

    Orang memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya

    sendiri atau lingkungan sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu

    sangat jelas dan mudah dipahami orang lain, namun terkadang makna itu

    buram, tidak dapat dipahami dan bahkan bertentangan dengan makna

    sebelumnya. Dengan memahami komunikasi maka orang dapat

    menafsirkan peristiwa secara lebih fleksibel dan bermanfaat.

    Jika Anda ditanya, apakah komunikasi itu? Apa yang terjadi jika sejumlah

    orang bertemu dan berinteraksi? Ketika Anda mencoba menjawab kedua

    pertanyaan itu, maka sebenarnya Anda sedang menyusun sebuah

    komunikasi. Kedua pertanyaan itu tampak mudah, bahkan orang awam

    yang bukan ahli pun dapat memberikan jawaban menurut sudut

    pandangnya.

    Komunikasi memberikan pengertian bahwa terdapat interaksi antara dua

    hal, yaitu siapa yang berbicara dan dengan siapa berbicara. Dalam konteks

    komunikasi antara manusia dengan manusia, melalui komunikasi, sikap

    dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh

    pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang

  • 2

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    disampaikan dapat dipahami sama oleh penerima pesan tersebut.

    Tentunya, diperlukan kemampuan yang terlatih agar kita bisa

    berkomunikasi secara efektif. Karena apabila kita berbicara mengenai

    komunikasi efektif, informasi yang kita sampaikan ataupun yang kita terima

    tepat sesuai sasaran dan memberikan pemahaman makna yang

    mendalam.

    Komunikasi yang efektif sangat perlu untuk dilakukan, apalagi seorang

    guru mengahadapi anak berkebutuhan khsusus (ABK) seperti halnya anak

    autis. Anak autis yang memiliki hambatan dalam komunikasi nampaknya

    sangat berbeda dengan anak lain sebayanya. Oleh karena itu strategi dan

    penanganannya akan berbeda. Bagaimana strategi dan penanganan

    untuk meminimalisir hambatan tersebut dikupas di dalam modul ini.

    Dengan harapan modul ini dapat memberikan gambaran tentang

    komunikasi yang efektif, empati dan santun bagi anak autis dengan

    demikian kemampuan guru dalam berkomunikasi akan berdampak positif

    terhadap pengembangan interaksi dan komunikasi anak autis.

    Penulisan modul ini disesuaikan dengan kebijakan gerakan PPK

    (Penguatan Pendidikan Karakter), yaitu gerakan pendidikan di sekolah

    untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi oleh hati

    (etik), olah rasa (estetik), oleh pikir (literasi), olah raga (kinestetik) dengan

    dukungan pelibatan publik dan kerjasama antar sekolah, keluarga dan

    masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Revolusi Mental (GRM).

    Dalam rangka mendukung kebijakan gerakan PPK (Penguatan Pendidikan

    Karakter), modul ini terintegrasi dengan lima nilai utama PPK (Pengutan

    Pendidikan karakter) yaitu relijius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan

    integritas. Strategi pengintegrasiannya dilakukan secara selektif

    mengutamakan nilai-nilai PPK yang memiliki relevansi dengan konten,

    kegiatan pembelajaran, dan tugas setiap KP (Kegiatan Pembelajaran).

  • 3

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    B. Tujuan

    Secara umum tujuan yang diharapkan dicapai pada modul diklat ini adalah

    memahami strategi, penanganan berkomunikasi dalam menyampaikan materi

    kepada anak autis. Nilai karakter yang diharapkan dapat Anda kembangkan

    melalui pembelajaran ini yaitu nilai karakter empati, santun, inklusif, kerjasama,

    saling membantu dalam menyelesaikan masalah, dan saling menghargai.

    Secara lebih spesifik tujuan yang diharapkan dapat dicapai pada modul

    diklat ini adalah:

    1. Menjelaskan pengertian komunikasi

    2. Menjelaskan unsur komunkasi

    3. Menjelaskan jenis-jenis komunikasi

    4. Menjelaskan pengertian komunikasi efektif

    5. Menjelaskan teknik komunikasi efektif

    6. Menjelaskan pengertian empati

    7. Memberikan contoh empati

    8. Menjelaskan pengertian santun

    9. Menjelaskan kesantunan dalam pembelajaran

    10. Menjelaskan strategi komunikasi anak autis

    11. Menjelaskan penanganan komunikasi anak autis

    12. Menjelaskan fungsi komunikasi guru dengan siswa autis

    13. Menganalisis pentingnya internanalisasi nilai-nilai kebersamaan

    peserta didik dalam rangka mengembangkan kemampuan interaksi

    sosial anak autis.

    14. Mengimplementasikan strategi pembelajaran membangun

    kepercayaan

    15. Mengimplementasikan strategi pembelajaran berempati

    16. Mengimplementasikan strategi pembelajaran berpikir kritis dan kreatif

    17. Mengimplementasikan strategi pembelajaran toleransi dalam

    keberagaman

    18. Mengimplementasikan strategi pembelajaran keadilan sosial

    19. Mengimplementasikan strategi pembelajaran kerja sama

  • 4

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    C. Peta Kompetensi

    Standar Kompetensi Guru Kelas SDLB/MILB

    1. Kompetensi Pedagogik

    No. Kompetensi Inti Kompetensi

    1 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

    7.1 Menerapkan berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan.

    7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (a) Penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk merespon, (c) respon peserta didik, (d) reaksi guru terhadap respon peserta didik, dan seterusnya

    2. Kompetensi Profesional

    No. Kompetensi Inti Kompetensi

    1 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

    20.46 Menguasai prinsip, teknik,

    dan prosedur pelaksanaan

    pembelajaran peserta didik

    autis secara inklusif

  • 5

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    D. Ruang Lingkup

    KOMPETENSI PEDAGOGIK

    1. Konsep Dasar Komunikasi Efektif, Empati dan Santun

    a. Hakekat Komunikasi Efektif

    b. Unsur Komunikasi

    c. Jenis-Jenis Komunikasi

    d. Komunikasi Efektif

    e. Empati

    f. Santun

    2. Strategi dan Penanganan Komunikasi Anak Autis

    a. Strategi Komunikasi Anak Autis

    b. Penanganan Komunikasi Anak Autis

    c. Fungsi Komunikasi Guru dengan Siswa Autis

    KOMPETENSI PROFESIONAL

    1. Pembelajaran nilai kebersamaan sebagai upaya untuk mengembangkan

    kemampuan interaksi sosial dan komunikasi anak autis dalam setting

    sekolah inklusif

    a. Program internalisasi nilai-nilai kebersamaan peserta didik dalam

    rangka mengembangkan kemampuan inteaksi sosial dan komunikasi

    anak autis.

    b. Pembelajaran membangun kepercayaan

    c. Pembelajaran berempati

    d. Pembelajaran berfikir kritis dan kreatif

    e. Pembelajaran toleransi dalam keberagaman

    f. Pembelajaran keadilan sosial

    2. Pengembangan keterampilan sosial anak autis kategori high function

    dalam setting sekolah inklusif

    a. Pentingnya pengembangan keterampilan social anak autis kategori

    high function dalam setting sekolah.

    b. Konsep dasar keterampilan sosial pada anak autis kategori high

    function

  • 6

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    c. Teknik mengembangkan keterampilan sosial pada anak high

    funtioning autismdi sekolah inklusif

    d. Teknik bermain peran dalam konseling kelompok

    E. Saran Cara Penggunaan Modul

    1. Bacalah terlebih dahulu judul modul dan daftar isi modul yang akan Anda

    pelajari. Tujuannya ialah agar Anda mengetahui modul apa yang akan

    Anda baca dan pokok-pokok materi yang terdapat di dalam modul

    tersebut.

    2. Bacalah secara umum (tidak usah mendalaminya) seluruh materi yang

    akan Anda pelajari. Baca judul materi kemudian mulailah membaca.

    Tujuannya agar Anda mengetahui atau memperoleh gambaran secara

    global ataupun samar-samar saja, mengenai materi tersebut.

    3. Mulailah membaca uraian materi secara teliti. Perhatikan pula gambar-

    gambarnya, bagan atau tabel-tabel jika ada. Tujuannya ialah untuk mulai

    melakukan analisa guna memahami isi yang tertera maupun yang tersirat,

    gambar, grafik, dan cara visualisasi lainnya akan memperjelas teks yang

    sedang dianalisa.

    4. Pada saat membaca berhentilah sesaat, dan usahakanlah untuk

    mengulang kembali kalimat-kalimat yang baru selesai dibaca, dengan

    menggunakan kalimat-kalimat sendiri dalam usaha Anda untuk

    mengemukakan kembali isi pengertian dari kalimat-kalimat yang baru

    selesai dipelajari. Tujuannya ialah untuk mulai mencamkan isi bacaan.

    5. Tandailah atau buatlah catatan kecil pada bagian-bagian yang sulit Anda

    pahami atau pokok-pokok yang terpenting yang terdapat dalam kalimat

    atau alinea yang sedang dibaca pada margin (bagian pinggir/tepi

    halaman yang kosong baik setelah sebelah kiri maupun kanan setiap

    halaman buku). Tujuannya ialah mencuplik pokok-pokok

    pikiran/pengertian yang kita anggap paling penting guna memudahkan

    pengingatan kita mengenai isi pengertian yang terdapat di dalam uraian

    itu, sehingga membaca kembali satu kata saja kita teringat kembali isi

  • 7

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    kalimat atau alinea itu secara keseluruhan. Bagian yang sulit dipahami,

    diskusikan dalam kegiatan kelompok.

    6. Berilah garis di bawah kata atau kalimat yang Anda anggap penting.

    Anda dapat menggunakan pensil berwarna atau stabilo yang berwarna

    cerah karena mengandung zat fluorecence yang kalau dituliskan seakan-

    akan memantulkan cahaya kembali namun tidak menutup tulisan yang

    kita coret, sehingga tulisannya masih tetap terbaca. Tujuannya ialah

    untuk memudahkan menemukan kembali bagian kalimat atau kalimat

    yang menurut penilaian analisa Anda merupakan bagian terpenting dan

    merupakan inti permasalahannya.

    7. Janganlah Anda malas atau segan untuk membaca ulang seluruh materi

    yang telah selesai dipelajari dua, tiga atau lebih sering lebih bagus

    dengan menggunakan bantuan tulisan-tulisan pada margin yang telah

    Anda buat dan garis-garis di bawah kalimat atau coretan dengan stabilo

    di atas/pada kalimat-kalimat.

    8. Untuk mengingat agar Anda tidak lupa, pelajari/baca kembali seluruh

    modul ini yang telah Anda pelajari selama ini. Tujuannya agar dapat selalu

    mengingat dan menyegarkan materi yang telah Anda pelajari.

    9. Biasakanlah untuk membuat sendiri pertanyaan-pertanyaan dari materi

    yang telah Anda pelajari, kemudian tutuplah buku Anda dan cobalah

    menjawab pertanyaan-pertanyaan yang Anda buat itu. Pertanyaan-

    pertanyaan yang Anda susun ini dapat bersifat pernyataan reproduksi

    ataupun pikiran. Alangkah baiknya jika tanya jawab itu Anda lakukan

    dalam kelompok belajar. Sehingga Anda dapat mengevaluasi diri Anda

    sendiri sejauh mana pengetahuan itu telah menjadi milik Anda atau teman

    Anda. Tujuannya ialah agar Anda nantinya mampu menganalisa materi

    yang menjadi pokok bahasan serta dapat mengungkapkan dengan

    bahasa yang disusun sendiri.

  • 8

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    10. Kerjakan latihan dan evaluasi, baik yang berupa tugas dan pertanyaan.

    11. Catatlah semua kesulitan Anda dalam mempelajari modul ini untuk

    ditanyakan pada fasilitator/instruktur pada saat tatap muka. Bacalah

    referensi lain yang ada hubungannya dengan materi modul ini agar Anda

    mendapatkan pengetahuan tambahan.

    12. Pahami, biasakan, latihkan, dan budayakan nilai-nilai utama PPK

    (Penguatan Pendidikan Karakter) yaitu relijius, nasionalis, mandiri,

    gotong royong, dan integritas secara kontekstual sesuai dengan

    karakteristik dan kebutuhan setiap KP (kegiatan Pembelajaran).

  • 9

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KOMPETENSI PEDAGOGIK :

    KOMUNIKASI EFEKTIF

  • 10

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

  • 11

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

    KONSEP DASAR KOMUNIKASI EFEKTIF, EMPATI DAN SANTUN

    A. Tujuan

    Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1, Anda diharapkan dapat

    memahami secara cermat konsep dasar komunikasi efektif, empatik dan

    santun. Nilai karakter yang diharapkan dapat Anda kembangkan melalui

    pembelajaran ini yaitu nilai karakter kerja sama, saling membantu dalam

    menyelesaikan masalah, dan saling menghargai.

    B. Indikator Pencapaian Kompetensi

    Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1, Anda diharapkan dapat:

    1. Menjelaskan pengertian komunikasi

    2. Menjelaskan unsur komunkasi

    3. Menjelaskan jenis-jenis komunikasi

    4. Menjelaskan pengertian komunikasi efektif

    5. Menjelaskan teknik komunikasi efektif

    6. Menjelaskan pengertian empati

    7. Memberikan contoh empati

    8. Menjelaskan pengertian santun

    9. Menjelaskan kesantunan dalam pembelajaran

    C. Uraian Materi

    1. Hakekat Komunikasi Efektif

    a. Pengertian Komunikasi

    Berbagai sumber menyebutkan bahwa kata komunikasi berasal dari

    bahasa Latin, yaitu communis, yang berarti membuat kebersamaan atau

    membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar kata

    communis adalah communico, yang berarti berbagi. Dalam hal ini, yang

    dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan.

    Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris,

    communicate, berarti: untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-

    perasaan, dan informasi, untuk menjadikan, untuk membuat sama dan

  • 12

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik. Sedangkan, dalam

    kata benda (noun), communication, berarti: Pertukaran simbol, pesan-

    pesan yang sama, dan informasi, Proses pertukaran diantara individu-

    individu melalui sistem simbol-simbol yang sama, seni untuk

    mengekspresikan gagasan-gagasan, dan Ilmu pengetahuan tentang

    pengiriman informasi. Secara istilah komunikasi adalah proses berbagi

    makna melalui perilaku verbal dan non verbal” (Dedy Mulyana, 2004:3).

    Sedangkan Arni Muhammad (2005:4) mengemukakan komunikasi

    adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim

    dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku, dimana tujuan

    komunikasi itu sendiri adalah untuk mengungkapkan keinginan,

    mengekspresikan perasaan, dan bertukar informasi.

    Secara umum komunikasi dapat didefinisikan sebagai usaha

    penyampaian pesan antar manusia. Dapat pula dikatakan komunikasi

    adalah upaya untuk membuat pendapat, menyatakan perasaan,

    menyampaikan informasi, agar diketahui atau dipahami oleh orang lain.

    2. Unsur Komunikasi

    Terjadinya proses komunikasi, diperlukan minimal unsur-unsur berikut ini:

    a. Komunikator / Pengirim Pesan

    Komunikator adalah manusia yang memulai proses komunikasi

    dengan mengirimkan pesan. Komunikator ketika mengirimkan pesan

    tentunya memiliki motif dan tujuan. Sebagian pengamat dan ilmuwan

    komunikasi lain ada yang menyebutnya sebagai encoder. Encoding

    adalah proses penyandian, yang disandikan adalah pesan.

    Komunikator bisa terdiri dari satu orang, banyak orang, atau lebih dari

    satu orang.

    b. Komunikan / Penerima Pesan

    Komunikan adalah manusia yang menjadi target objek penyampaian

    pesan yang dilakukan oleh komunikator. Ada ahli lain yang menyebut

    penerima pesan atau komunikan sebagai decoder. Dalam proses

    komunikasi, peran komunikator dan komunikan bersifat dinamis, dapat

  • 13

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    saling berganti. Sebagaimana komunikator, komunikan juga dapat

    terdiri dari satu orang atau banyak orang.

    c. Pesan

    Pesan diartikan sebagai segala sesuatu yang disampaikan

    komunikator kepada komunikan untuk mewujudkan motif

    komunikasinya. Pesan sebelum disampaikan kepada komunikan

    merupakan sesuatu yang yang bersifat abstrak (konseptual, ideologis,

    dan idealistik). Akan tetapi ketika pesan sudah sampai kepada

    komunikan berubah menjadi konkret karena disampaikan dalam

    berbagai macam wujud, baik itu berupa symbol /lambang, bahasa (baik

    lisan ataupun tulisan), suara (audio), gambar (visual), dan sebagainya.

    d. Saluran / Media Komunikasi

    Agar pesan dapat disampaikan dari komunikator kepada komunikan,

    dibutuhkan media komunikasi. Media komunikasi identik dengan alat

    (benda) untuk menyampaikan. Media komunikasi berfungsi sebagai

    alat perantara yang sengaja dipilih komunikator untuk mengantarkan

    pesannya ke komunikan. Media dalam bentuk benda umumnya berupa

    teknologi seperti HP, televisi, radio, dan yang non-elektronik seperti

    surat kabar, majalah, pamflet, dan sebagainya.

    Komunikasi bisa saja dilakukan tanpa menggunakan perantara (media)

    dengan berkomunikasi secara langsung melalui tatap muka (face to

    face). Kendati demikan walaupun tatap muka sebenarnya dalam ilmu

    fisika bukan berarti tanpa perantara. Menurut ilmu fisika, dengan tatap

    muka pesan disampaikan melalui media seperti gelombang cahaya

    atau gelombang suara.

    e. Respon / Feedback

    Respon merupakan umpan balik yang diberikan oleh komunikan kepada

    komunikator. Jika terjadi respon dari komunikan, hal itu menunjukan

    telah terjadi komunikasi yang bersifat dua arah. Respon mungkin saja

    tidak diberikan oleh komunikan kepada komunikator, yang bisa jadi

    salah satu penyebabnya adalah komunikan tidak memahami apa yang

    dibicarakan oleh komunikator.

  • 14

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    Gambaran unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi dan

    interaksinya dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.

    3. Jenis-Jenis Komunikasi

    Beberapa jenis komunikasi yang dilakukan oleh manusia antara lain sebagai

    berikut:

    a. Komunikasi Non-Verbal

    Komunikasi non-verbal menjelaskan proses penyampaian arti dalam

    bentuk pesan yang bukan berupa kata-kata melainkan melalui misalnya

    isyarat, bahasa tubuh atau postur, ekspresi wajah, dan kontak mata, objek

    komunikasi seperti pakaian, gaya rambut, arsitektur, dan sebagainya.

    Komunikasi non-verbal juga dapat disebut sebagai bahasa diam dan

    seringkali memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari

    manusia misalnya dalam hubungan kerja dan juga untuk romantisme.

    b. Komunikasi Visual

    Komunikasi visual adalah penyampaian ide dan informasi melalui

    penciptaan representasi visual. Terutama terkait dengan dua gambar

    dimensi, itu termasuk: tanda-tanda, tipografi, menggambar, desain grafis,

    ilustrasi, warna, dan sumber daya elektronik, video dan TV. Penelitian

    terbaru di lapangan difokuskan pada desain web dan grafis yang

    Gambar 1. 1 Unsur-unsur Komunikasi dan Interaksinya

  • 15

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    berorientasi pada kegunaan. Desainer grafis menggunakan metode

    komunikasi visual dalam praktek profesional mereka.

    c. Komunikasi Lisan

    Komunikasi lisan (verbal) adalah jenis komunikasi yang disampaikan

    dengan mengunakan kata-kata. Biasanya komunikasi jenis ini

    dikombinasikan juga dengan komunikasi visual dan non-verbal untuk lebih

    memudahkan dalam memahami maksud atau arti dari pesan yang

    disampaikan.

    d. Komunikasi Tulisan

    Komunikasi tulisan adalah jenis komunikasi yang disampaikan melalui

    tulisan-tulisan yang ditulis melalui suatu media, seperti kertas, batu, dan

    sebagainya. Pemilihan konteks semantik bahasa atau diksi (pemilihan

    kata yang efektif) menjadi penting, sehingga responden atau pembaca

    memahami maksud informasi yang tersurat maupun tersirat dalam

    komunikasi ini.

    4. Komunikasi Efektif

    1) Pengertian Komunikasi Efektif

    Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan

    perasaan dengan cara yang baik dalam kontak sosial yang baik pula.

    Komunikasi efektif adalah komunikasi yang pada prosesnya dapat

    menghasilkan persepsi, perilaku dan pemahaman yang berubah

    menjadi sama antara komunikator dan komunikan dapat diperoleh.

    Apa yang diyakini oleh si pemberi pesan dan yang menerima pesan

    itu sesuai, maksudnya apa yang diterima oleh si komunikan itu sama

    dengan yang ingin disampaikan oleh komunikator, dimana pesan itu

    dapat merubah perilaku, sikap, dan pengetahuan si penerima pesan

    sesuai harapan komunikator. Komunikasi dikatakan efektif jika

    menimbulkan lima hal yaitu pengertian, kesenangan, berpengaruh

    pada perubahan sikap, hubungan semakin baik, dan tindakan yang

  • 16

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    dilakukan semakin positif (Stewart L.Tubbs & Silvia Moss,1974: 9-

    13). Pengertian adalah penerimaan yang cermat dari isi stimuli

    seperti yang dimaksud oleh komunikator. Orang tua sering

    bertengkar hanya karena pesan disampaikan diartikan lain oleh anak/

    remaja yang diajak bicara.

    Kegagalan menerima isi pesan secara cermat disebut kegagalan

    komunikasi primer (primary breakdown in communication). Jika

    orang tua dan anak remaja mengalami gangguan hubungan yang

    ditimbulkan oleh salah pengertian disebut kegagalan komunikasi

    sekunder (secondary breakdown in communication). Kesenangan

    artinya jika orang tua berkomunikasi dengan anaknya (baca remaja)

    perlu dipikirkan apakah isi pesan disampaikan membuat mereka

    senang. Komunikasi dilakukan untuk mengupayakan agar mereka

    sama-sama merasa senang. Sebagaimana yang disebut pada

    Analisis Transaksional (Eric Berne, 1982) sebagai " Saya Oke - Kamu

    Oke " ( "I am Oke - You are Oke " ). Komunikasi ini lazim disebut

    Komunikasi Fatis (Phatic Communication), dimaksudkan untuk

    menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan

    hubungan antara orang tua dengan anaknya menjadi harmonis

    (hangat, akrab, dan menyenangkan).

    2) Syarat Komunikasi Efektif

    Secara sederhana, komunikasi efektif terjadi apabila orang berhasil

    menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Berkomunikasi efektif

    berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki

    pengertian yang sama tentang suatu pesan. Dengan pengertian lain

    komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi, ide,

    kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok

    yang hasilnya sesuai dengan harapan.

    Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13)

    menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya

    pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,

  • 17

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya

    menimbulkan suatu tidakan.

    Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :

    a) Menciptakan suasana yang menguntungkan.

    b) Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.

    c) Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di

    pihak komunikan.

    d) Pesan dapat menggugah kepentingan di pihak komunikan yang

    dapat menguntungkannya.

    e) Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di

    pihak komunikan.

    Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno,1987) berkomunikasi

    efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki

    pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan

    “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara

    efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :

    a) Menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan

    b) Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti

    c) Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat

    bagi pihak komunikan

    d) Pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat

    menguntungkan

    e) Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak

    komunikan.

    Sedangkan menurut Onong Ichjana Effendy (1988) untuk mencapai

    komunikasi yang efektif perlu diperhatikan faktor-faktor yang

    mempengaruhi. Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut:

    a) Komunikasi Harus Tepat Waktu dan Tepat Sasaran

    Ketepatan waktu dalam menyampaikan komunikasi harus betul-betul

    diperhatikan, sebab apabila penyampaian komunikasi tersebut

  • 18

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    terlambat maka kemungkinan apa yang disampaikan tersebut tidak

    ada manfaatnya lagi.

    b) Komunikasi Harus Lengkap

    Selain komunikasi yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh

    penerima komunikasi, maka komunikasi tersebut harus lengkap

    sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi. Hal

    itu perlu ditekankan, sebab meskipun komunikasi mudah dimengerti

    tetapi apabila komunikasi tersebut kurang lengkap, maka hal itu

    menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi, sehingga

    pelaksanaan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

    c) Komunikasi Perlu Memperhatikan Situasi dan Kondisi

    Dalam menyampaikan suatu komunikasi, apalagi bilamana

    komunikasi yang harus disampaikan tersebut merupakan hal-hal yang

    penting yang perlu pengertian secara mendalam, maka faktor situasi

    dan kondisi yang tepat perlu diperhatikan. Apabila solusi dan kondisi

    dirasakan kurang tepat , bilamana komunikasi yang akan disampaikan

    tersebut dapat ditunda maka sebaiknya penyampaian komunikasi

    tersebut ditangguhkan.

    d) Komunikasi Perlu Menghindarkan Kata-kata yang Tidak Enak

    Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti dan diindahkan

    maka perlu dihindarkan kata-kata yang kurang baik. Dengan kata-kata

    yang kurang enak ini dimaksudkan adalah kata-kata yang dapat

    menyinggung perasaan penerima informasi, meskipun dalam kamus

    hal itu tidak salah dan cukup jelas.

    e) Adanya Persuasi Dalam Komunikasi

    Seringkali manajer harus merubah sikap, tingkah laku dan perbuatan

    dari orang-orangnya sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu dalam

    pelaksanaan komunikasi harus disertai dengan persuasi.

    Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun

    komunikasi yang efektif, yaitu :

  • 19

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    a) Kejelasan, Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus

    menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas,

    sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.

    b) Ketepatan. Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan

    bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.

    c) Konteks. Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya

    adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai

    dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

    d) Alur. Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun

    dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang

    menerima informasi cepat tanggap

    e) Budaya. Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi,

    tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam

    berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang

    diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal

    maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.

    (Endang Lestari G : 2003)

    Bagaimana cara kita mengukur keefektifan suatu komunikasi? Setidaknya

    ada lima hal yang dapat dijadikan sebagai ukuran bagi komunikasi yang

    efektif, yaitu:

    a) Pemahaman

    Pemahaman yang dimaksud adalah penerimaan yang cermat oleh

    komunikan (penerima pesan) terhadap kandungan rangsangan

    yang dimaksudkan oleh komunikator (pengirim pesan). Dalam hal

    ini, komunikasi dikatakan efektif jika penerima pesan memperoleh

    pemahaman yang cermat terhadap apa yang disampaikan oleh

    pengirim pesan.

    b) Kesenangan

    Komunikasi efektif terjadi jika diantara komunikator dan komunikan

    terdapat rasa saling senang. komunikator merasa senang

    menyampaikan informasi kepada komunikan, dan sebaliknya

    komunikan juga senang menerima informasi dari komunikator.

  • 20

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    c) Mempengaruhi sikap

    Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari

    kehidupan sehari-hari. Dalam berkomunikasi, komunikator

    berusaha untuk mempengaruhi sikap komunikan, dan berusaha

    agar komunikan memahami ucapannya. Jika komunikator dapat

    merubah sikap dan tindakan komunikan, maka dapat dikatakan

    bahwa komunikasi efektif sudah terjadi.

    d) Memperbaiki hubungan

    Salah satu hal yang menjadi kegagalan utama dalam

    berkomunikasi adalah munculnya gangguan akibat dari hubungan

    yang tidak baik antara komunikator dengan komunikan. Hal ini

    terjadi karena adanya rasa frustasi, kemarahan, atau kebingungan

    diantara keduanya. Oleh sebab itu, agar komunikasi efektif , maka

    perlu adanya tindakan memperbaiki hubungan antara komunikator

    dengan komunikan terlebih dahulu.

    e) Tindakan

    Mendorong komunikan untuk melakukan tindakan yang sesuai

    dengan keinginan komunikator merupakan suatu hal yang paling

    sulit dicapai dalam berkomunikasi. Namun, keefektifan komunikasi

    sangat bergantung kepada tindakan yang dilakukan oleh

    komunikan setelah berkomunikasi. Jika komunikan melakukan

    tindakan seperti yang dikatakan komunikator, maka dapat

    dikatakan komunikasi efektif telah terjadi.

    Menurut penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli komunikasi

    bernama Albert Mehrabian menyatakan bahwa komunikasi yang

    efektif terdiri dari 55% bahasa tubuh, 38% nada suara, 7% isi kata-

    kata atau yang lebih dikenal dengan istilah "7%-38%-55% rule".

    Gambaran grafisnya dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

  • 21

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    3) Hambatan-hambatan terjadinya komunikasi efektif

    Komunikasi Efektif bertujuan agar mampu menghasilkan perubahan sikap

    (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi, namun tidak

    sedikit menemui kegagalan dalam berkomunikasi.

    Banyak hal yang bisa menghambat untuk terjadinya komunikasi yang

    efektif. Dalam proses komunikasi sering mengalami kegagalan hal ini

    disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah :

    a) Kecenderungan untuk membandingkan (compairing)

    b) Tidak memperhatikan apa yang dikatakan oleh lawan bicara, Berusaha

    untuk membaca, menebak apa yang ada dalam pikirannya (mind

    reading)

    c) Tidak memperhatikan apa yang dikatakan. Perhatian tertuju pada upaya

    untuk memberikan komentar. Tampak seolah-olah tertarik dengan apa

    yang disampaikan, tapi yang sebenarnya tidak-rehearsing

    d) Menyaring – (filtering)

    e) Menilai, menghakimi – (judging)

    f) Bermimpi – (dreaming)

    g) Apa yang kita dengar mengingatkan akan pengalaman masa lalu –

    (identification)

    Gambar 1. 2 Komponen-komponen Komunikasi yang Efektif

  • 22

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    h) Menasehati – (advising)

    i) Bertengkar, terlalu cepat untuk menoleh atau tidak menyetujui usul

    orang lain – (sparring)

    j) Merasa selalu benar, tidak mau menerima kritikan, tidak mau menerima

    usulan untuk berubah (being right)

    k) Keluar/lari dari pokok permasalahan karena merasa bosan, tidak

    nyaman lalu mengalihkan topik pembicaraan (derailing)

    Sedangkan menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james,

    A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada

    beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :

    a) Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar.

    Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak

    semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita,

    itulah yang ingin kita dengar.

    b) Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita

    ketahui.

    c) Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan

    informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu

    hal, kita cenderung mengabaikannya.

    d) Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika

    persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan.

    Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, di antara

    pengirim dan penerima pesan.

    e) Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar

    kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang

    menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi

    orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima

    menit, setengah jam atau satu jam kemudian.

    f) Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika

    berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan

  • 23

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-,

    mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.

    g) Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk

    menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak

    akan diterima dan ditanggapinya.

    h) Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita

    berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.

    4) Teknik Komunikasi Efektif

    Setiap orang dalam berkomunikasi, termasuk Anda sebagai guru

    kemungkinan besar mengalami atau berhadapan dengan berbagai

    hambatan, Oleh karena itu perlu beberapa teknik untuk melakukan

    komunikasi itu menjadi lebih efektif. Di bawah ini ada beberapa teknik agar

    komunikasi yang kita lakukan menjadi lebih efektif.

    a) Berikan kesan bahwa Anda antusias berbicara dengan mereka

    Beri mereka kesan bahwa Anda lebih suka berbicara dengan mereka

    daripada orang lain di muka bumi ini. Ketika Anda memberi mereka

    kesan bahwa Anda sangat antusias berbicara dengan mereka dan

    bahwa Anda peduli kepada mereka, Anda membuat perasaan mereka

    lebihpositif dan percaya diri. Mereka akan lebih terbuka kepada Anda

    dan sangat mungkin memiliki percakapan yang mendalam dengan

    Anda.

    b) Ajukan pertanyaan tentang minat mereka.

    Ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berbicara

    tentang minat dan kehidupan mereka. Galilah sedetail mungkin

    sehingga akan membantu mereka memperoleh perspektif baru tentang

    diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.

    c) Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka.

    Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan

    mengamatibahasa tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini, Anda

    dapat menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara Anda

    sehingga mereka akan merespon lebih positif.

    d) Tunjukkan rasa persetujuan.

    http://www.akuinginsukses.com/9-langkah-menuju-sikap-mental-positif/http://www.akuinginsukses.com/16-cara-menggunakan-bahasa-tubuh-yang-baik/

  • 24

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    Katakan kepada mereka apa yang Anda kagumi tentang mereka dan

    mengapa – Salah satu cara terbaik untuk segera berhubungan dengan

    orang adalah dengan menjadi jujur dan memberitahu mereka mengapa

    Anda menyukai atau mengagumi mereka. Jika menyatakan secara

    langsung dirasakan kurang tepat, cobalah dengan pernyataan tidak

    langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa sama-sama efektif.

    e) Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan –

    Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda katakan selanjutnya

    selagi mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang

    mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan

    bahwa Anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan

    Anda sepenuhnya terlibat di dalam suasana bersama dengan mereka.

    Pastikan juga untuk bertanya setiap kali ada sesuatu yang tidak

    mengerti pada hal-hal yang mereka katakan. Anda tentu saja ingin

    menghindari semua penyimpangan yang mungkin terjadi dalam

    komunikasi jika Anda ingin mengembangkan hubungan yang

    sepenuhnya dengan orang tersebut.

    f) Beri mereka kontak mata yang lama.

    Kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa

    Anda tidak hanya terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan

    tetapi juga menunjukkan bahwa Anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan

    dengan tidak berlebihan, mereka juga akan menganggap Anda yakin

    pada diri Anda sendiri karena kesediaan Anda untuk bertemu mereka

    secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan lebih

    memperhatikan Anda dan apa yang Anda katakan.

    g) Ungkapkan diri Anda sebanyak mungkin.

    Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang

    adalah dengan mengungkapkan diri seterbuka mungkin. Bercerita

    tentang kejadian yang menarik dari hidup Anda atau hanya

    menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal sehari-hari. Ketika

    Anda bercerita tentang diri Anda, pastikan untuk tidak menyebutkan hal-

    hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau bahkan

    berlebihan. Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh

    tentang diri Anda seiring berjalannya waktu.

  • 25

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    h) Berikan kesan bahwa Anda berdua berada di tim yang sama.

    Gunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk segera membangun

    sebuah ikatan. Bila Anda menggunakan kata-kata tersebut, Anda

    membuatnya tampak seperti Anda dan mereka berada di tim yang

    sama, sementara orang lain berada di tim yang berbeda.

    i) Berikan mereka senyuman terbaik Anda.

    Ketika Anda tersenyum pada orang, Anda menyampaikan pesan bahwa

    Anda menyukai mereka dan kehadiran mereka membawa Anda

    kebahagiaan. Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka

    sadar ingin tersenyum kembali pada Anda yang secara langsung akan

    membangun hubungan antara Anda berdua.

    j) Menawarkan saran yang bermanfaat

    Kenaikan tempat makan yang pernah Anda kunjungi, film yang Anda

    tonton, orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku yang Anda

    baca, peluang karir atau apapun yang terpikirkan oleh Anda. Jelaskan

    apa yang menarik dari orang-orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika

    Anda memberi ide yang cukup menarik perhatian mereka, mereka akan

    mencari Anda ketika mereka memerlukan seseorang untuk membantu

    membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

    k) Beri mereka motivasi .

    Jika orang yang Anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih

    sulit dari Anda, mereka mungkin ingin mendengar beberapa kata

    motivasi dari Anda karena Anda lebih berpengalaman atau Anda

    tampaknya menjalani kehidupan dengan baik . Jika Anda ingin memiliki

    hubungan yang sehat dengan orang tersebut, Anda tentu saja tidak ingin

    tampak seperti Anda memiliki semuanya sementara mereka tidak.

    Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan

    keterbatasan mereka, sehingga mereka akan berharap menjadikan

    Anda sebagai teman yang enak untuk diajak bicara.

    l) Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang

    lain.

    Umumnya, orang ingin berada di sekitar orang-orang yang akan

    mengangkat mereka, bukannya membawa mereka ke bawah. Jika Anda

    secara konsisten memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada

  • 26

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    orang lain, mereka secara alami akan menjauh dari Anda menuju

    seseorang yang lebih energik. Untuk mencegah hal ini terjadi, secara

    konsisten tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh Anda bahwa Anda

    memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan

    merasa lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda. Namun

    jangan juga Anda terlalu berlebihan berenergi sehingga menyebabkan

    orang-orang tampak seperti tidak berdaya. Energi dan gairah yang tepat

    akan membangun antusiasme mereka.

    m) Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka.

    Nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang

    sangat kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa sering Anda

    katakan nama seseorang, namun lebih pada bagaimana Anda

    mengatakannya. Hal ini dapat terbantu dengan cara Anda berlatih

    mengatakan nama seseorang untuk satu atau dua menit sampai Anda

    merasakan adanya emosional yang kuat. Ketika Anda menyebutkan

    nama mereka lebih menyentuh dibanding orang lain yang mereka kenal,

    mereka akan menemukan bahwa Anda lah yang paling berkesan.

    n) Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju.

    Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk memajukan

    persahabatan Anda dengan seseorang: tawaran untuk makan dengan

    mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga,

    dll. Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran Anda, mereka

    akan tetap tersanjung bahwa Anda ingin mereka menjalani

    persahabatan ke tingkat yang lebih dalam. Di satu sisi, mereka akan

    memandang Anda karena Anda memiliki keberanian untuk membangun

    persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan.

    5. Empathy

    a. Pengertian empati

    Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau

    kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam

    memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau

    mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.

  • 27

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai

    salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan

    untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to Understand -

    understand then be understood to build the skills of empathetic listening that

    inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan komunikasi

    empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita

    dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam

    membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.

    Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan

    (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan

    (receiver) menerimanya. Rasa empati akan menimbulkan respek atau

    penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang

    merupakan unsur utama dalam membangun team work.

    Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu

    mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga

    nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis

    atau penolakan dari penerima.

    Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif

    atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap

    yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran,

    masukan apalagi kritik dari orang lain.

    b. Contoh empati

    Berikut beberapa contoh dari sikap empati sebagaimana dimuat dalam

    http://berandapsikologi.blogspot.co.id yaitu sebagai berikut.

    1) Memberi sedekah. Sedekah sebagai amal perbuatan yang wajib kita

    berikan khususnya terhadap harta benda yang telah dititipkan oleh Allah

    SWT kepada kita. Sesungguhnya dalam harta kita ada hak orang lain,

    seperti zakat minimal sebesar 2,5%, atau bisa berbentuk yang lain

    seperti infaq, wakaf, hibah, hadiah, dan sebagainya.

    2) Menolong orang sakit. Seseorang yang lemah hingga sakit, sangat

    membutuhkan keberadaan orang lain. Kita akan terasa sangat berharga

    keberadaan dan fungsi kita di saat orang lain sangat membutuhkan.

    http://berandapsikologi.blogspot.co.id/

  • 28

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    Bahkan di agama diajarkan menjenguk orang sakit akan mendapatkan

    pahala yang banyak, juga termasuk merawat jenazah.

    3) Mencintai lingkungan dan alam. Lingkungan dan alam diciptakan Allah

    untuk kepentingan manusia, maka menjadi kewajiban kita untuk

    menjaganya. Bila hutan itu aman maka kita akan terhindar dari banjir,

    cuaca panas, dan kekurangan makanan dan buah-buahan. Bila sungai

    bersih maka kita akan mudah untuk mandi, masak, cuci, bepergian

    dengan naik transportasi air, dan sebagainya.

    4) Mengajarkan ilmu. Bila kita dengan ilmu yang belum banyak, namun

    mau mengajarkan bahkan mampu membuat orang lain menjadi pandai,

    pintar, bahkan mandiri, maka sesungguhnya ilmu itu akan menjadi

    amalan jariyah yang tidak akan putus amalannya walaupun kita sudah

    meninggal.

    5) Menghormati orang tua. Kita ada di dunia ini karena peran orang tua

    sangat besar. Menghormati orang yang lebih tua sama saja

    menghormati ayah dan ibu kita sendiri.

    Berikut beberapa contoh dari sikap simpati

    a) Menjenguk orang yang sakit

    b) Membantu orang yang tertimpa musibah

    c) Menolong orang yang kesusahan

    d) Membantu memecahkan masalah seseorang

    e) Membantu korban bencana alam

    f) Meringankan biaya sekolah

    g) Turut berduka cita atas meninggalnya seseorang

    h) Menghibur teman yang sedang bermasalah

    i) Mengucapkan selamat kepada orang yang sedang berbahagia

  • 29

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    c. Bentuk Empati

    Salah satu hal yang penting adalah membedakan respon empati itu sendiri.

    Eisenberg (2000) memandang respon empati dapat diwujudkan dengan dua

    cara, yaitusimpati dan tekanan pribadi. Lebih lanjut Eisenberg (2000)

    mendefinisikan simpati sebagai respon afektif yang terdiri dari perasaan

    menderita atau perhatian untuk orang yang menderita dan yang memerlukan

    bantuan. Mengapa perhatian hanya untuk orang yang menderita?.

    Manusia tercipta baik adanya. Mereka diyakini mempunyaikemampuan untuk

    memperhatikan orang lain, terlebih lagi ketika orang lain dalamkeadaan yang

    kurang menguntungkan. Keadaan yang menyenangkan pun menarikorang

    lain untuk merasakannya, namun keadaan yang kurang menguntungkan

    lebihmembuat orang untuk ikut merasakannya. Hal ini dapat dijelaskan

    dengan fenomena bahwa dalam keadaan yang menyedihkan, manusia lebih

    mudah tersentuh.

    Penjelasan lain yang berbeda sudut pandang dapat dilihat dalam pernyataan

    Snyder dan Lopez(2007) yang menyatakan bahwa selama ini manusia

    memperhatikan hal-hal negatifdalam psikologi, sebelum akhirnya mereka

    bergerak menuju ke arah psikologi positif.

    d. Pendekatan pada Empati

    Memahami lebih jauh dari teori empati, tidak terlepas dari penjelasan-

    penjelasan dari berbagai pendekatan. Di antaranya ada dua pendekatan yang

    digunakan untuk memahami teori empati, yakni teori dari Baron-Cohen &

    Wheelwright (2004), yang membagi empati ke dalam dua pendekatan yaitu

    sebagai berikut:

    1) Pendekatan Afektif

    Pendekatan afektif mendefinisikan empati sebagai pengamatan

    emosional yang merespon afektif lain. Dalam pandangan afektif,

    perbedaan definisi empati dilihat dari seberapa besar dan kecilnya

    respon emosional pengamat pada emosi yang terjadi pada orang lain.

    Terdapat empat jenis empati afektif, yaitu: 1) perasaan pada pengamat

    harus sesuai dengan orang yang diamati; 2) perasaan pada pengamat

    sesuai dengan kondisi emosional orang lain namun dengan cara yang

  • 30

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    lain; 3) pengamat merasakan emosi yang berbeda dari emosi yang

    dilihatnya, disebut juga sebagai empati kontras (Stotland, Sherman &

    Shaver, dalam Baron-Cohen & Wheelwright (2004)); 4) perasaan pada

    pengamat harus menjadi satu untuk perhatian atau kasih sayang pada

    penderitaan orang lain (Batson dalam Baron-Cohen & Wheelwright

    (2004).

    2) Pendekatan Kognitif

    Pendekatan kognitif merupakan aspek yang menimbulkan pemahaman

    terhadap perasaan orang lain. Eisenberg & Strayer (dalam Baron-Cohen &

    Wheelwright 2004) menyatakan bahwa salah satu yang paling mendasar

    pada proses empati adalah pemahaman adanya perbedaan antara individu

    (perceiver) dan orang lain. Dengan kata lain, adanya pemisahan antara

    perspektif sendiri, menghubungkan keadaan mental orang lain (Leslie

    dalam Baron-Cohen & Wheelwright (2004)), dan menyimpulkan

    kemungkinan isi dari kondisi mental mereka, serta mengingat kembali

    ketika hal yang sama terjadi.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan empati dari

    Baron-Cohen & Wheelwright (2004) yakni aspek afektif dan aspek kognitif.

    e. Karakterisitik Empati

    Menurut Goleman (2003) ada lima kemampuan empati yang umumnya

    dimiliki oleh empathizer, antara lain :

    1) Memahami orang lain, yaitu mengindra perasaan dan perspektif orang

    lain, serta menunjukkan minat-minat aktif terhadap kepentingan-

    kepentingan mereka.

    2) Orientasi melayani, yaitu mengantisipasi, mengakui, dan memenuhi

    kebutuhan-kebutuhan pelanggan.

    3) Mengembangkan orang lain, yaitu mengindra kebutuhan orang lain untuk

    perkembangan dan meningkatkan kemampuan mereka.

    4) Memanfaatkan keagamaan, yaitu menumbuhkan kesempatan-

    kesempatan melalui keagamaan pada banyak orang.

    5) Kesadaran politik yaitu membaca kecenderungan sosial politik yang

    sedang seimbang.

  • 31

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari

    empati, meliputi: memahami orang lain, mengembangkan orang lain,

    memanfaatkan keagamaan dan kesadaran politik.

    f. Aspek-Aspek Empati

    Davis dalam (Nashori, 2008) menjelaskan empat aspek empati antara lain, yaitu:

    1) Perspective taking, yaitu kecenderungan seseorang untuk mengambil

    sudut pandang orang lain secara spontan.

    2) Fantasy, yaitu kemampuan seseorang untuk mengubah diri mereka secara

    imajinatif dalam mengalami perasaan dan tindakan dari karakter khayal

    dalam buku, film, dan sandiwara yang dibaca atau ditonton.

    3) Empathic concern, yaitu perasaan simpati yang berorientasi kepada orang

    lain dan perhatian terhadap kemalangan yang dialami orang lain.

    4) Personal distress, yaitu kecemasan pribadi yang berorientasi pada diri

    sendiri serta kegelisahan dalam menghadapi setting interpersonal tidak

    menyenangkan. Personal distress bisa disebut empati negatif (negative

    empathic).

    Adapun aspek-aspek kemampuan empati menurut Goleman (1995) meliputi:

    1) Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain.

    Hal ini berarti individu, mampu membedakan antara apa yang dikatakan

    atau dilakukan orang lain dengan reaksi dan penilaian individu itu sendiri.

    Dengan meningkatnya kemampuan kognitif seseorang khususnya

    kemampuan untuk menerima perspektif (sudut pandang) orang lain dan

    mengambil peran, seseorang akan memperoleh pemahaman terhadap

    perasaan dan emosi orang lain dengan lebih lengkap dan akurat,

    sehingga mereka lebih menaruh belas kasihan dan akan lebih banyak

    membantu orang lain dengan cara yang tepat.

    2) Memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain.

    Hal ini berarti individu mampu merasakan suatu emosi, mampu

    mengidentifikasi perasaan-perasaan orang lain dan peka terhadap

    hadirnya emosi dalam diri orang lain melalui perasaan-perasaan non-

    verbal yang ditampakkan. Kemampuan untuk menyadari orang lain

    kepekaan yang kuat, jika individu menyadari apa yang dirasakannya

    setiap saat maka empati akan datang dengan sendirinya dan lebih lanjut

    individu akan bereaksi terhadap syarat-syarat orang lain dengan sensasi

  • 32

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    fisiknya sendiri tidak hanya dengan pengakuan kognitif terhadap pesan-

    pesan mereka.

    Empati membuka mata seseorang terhadap penderitaan orang lain,

    dalam artian ketika seseorang merasakan penderitaan orang lain maka

    orang tersebut akan peduli dan ingin bertindak.

    3) Lebih baik dalam mendengarkan orang lain

    4) Hal ini berarti individu tersebut mampu menjadi seorang pendengar

    yang baik dan penanya yang baik. Mendengarkan dengan baik dan

    mendalam sama artinya dengan memperhatikan lebih daripada yang

    dikatakan, yakni dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, atau

    mengulang dengan kata-kata sendiri apapun yang didengar guna

    memastikan bahwa pendengar mengerti, disebut juga mendengar aktif

    (Goleman, 2003).

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek empati

    menurut Davis meliputi: perspective taking, fantasy, empathic

    distress,dan personal empathic. Sedangkan aspek empati menurut

    Goleman (1995), yakni: lebih mampu menerima sudut pandang orang

    lain, memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain,

    dan lebih baik dalam mendengarkan orang lain.

    6. Santun

    a. Pengertian Santun

    Pada Kamus Besar Bahasa Indonesis edisi ketiga (1990) dijelaskan yang

    dimaksud dengan makna santun adalah; (1) halus dan baik (budi bahasanya,

    tingkah lakunya); sabar dan tenang; sopan; (2) penuh rasa belas kasihan;

    suka menolong. Pendapat lain bahwa kesantunan (politiness),

    kesopansantunan, atau etiket adalah tata cara, adat, atau kebiasaan yang

    berlaku dalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang

    ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu sehingga

    kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial.

    Oleh karena itu, kesantunan ini biasa disebut "tatakrama".

    Kesantunan bersifat relatif di dalam masyarakat. Ujaran tertentu dapat

    dikatakan santun di dalam masyarakat bahasa tertentu, tetapi masyarakat

  • 33

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    bahasa lain belum tentu dapat dikatakan santun. Hal ini, senada dengan

    pandangan Zamzani,dkk.(2010: 2) yang menyatakan bahwa kesantunan

    (politeness) merupakan perilaku yang diekspresikan dengancara yang baik

    atau beretika. Kesantunan merupakan fenomena kultural, sehingga apa yang

    dianggap santun oleh suatu kultur mungkin tidak demikian halnyadengan

    kultur yang lain.

    Menurut Lakoff (dalam Syahrul, 2008:15), “Kesantunan merupakan suatu

    sistem hubungan interpersonal yang dirancang untuk mempermudah interaksi

    dengan memperkecil potensi konflik dan konfrontasi yang selalu terjadi dalam

    pergaulan manusia”. Yule (2006:104) mengatakan bahwa kesantunan dalam

    suatu interaksi dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk

    menunjukkan kesadaran tentang muka orang lain.

    b. Bentuk Kesantunan dalam Pembelajaran

    Salah satu wujud kesantunan adalah santun berbahasa yang bertujuan agar

    membuat suasana berinteraksi menjadi efektif dan

    menyenangkan.Sebagaimana diungkap Nuri, dkk. dalam

    http://ejournal.unp.ac.id/ sekolah memiliki andil dalam membentuk

    kesantunan berbahasa siswa, karena siswa lebih banyak menghabiskan

    waktunya di sekolah. Di sekolah, gurulah yang berperan penting dalam

    membentuk kesantunan berbahasa siswanya. Agar siswa bisa santun

    berbahasa, tentu terlebih dahulu guru sebagai contoh juga harus santun

    dalam berbahasa. Kesantunan berbahasa guru diduga dapat meredam situasi

    yang kurang nyaman saat terjadi permasalahan yang berarti pada siswa.

    Bahasa yang santun diduga dapat meredam amarah dan rasa kecewa guru

    pada siswa, dan dapat membuat situasi tetap terkendali.

    Dalam praktiknya, kesantunan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan

    ciri-cirinya. Salah satu ahli yang mengelompokkan kesantunan tersebut yaitu

    Leech (1993:206—207) yang mengelompokkan prinsip kesantunan menjadi

    enam maksim yaitu (1) maksim kearifan, (2) maksim kedermawanan, (3)

    maksim pujian, (4) maksim kerendahan hati, (5) maksim pemufakatan, dan (6)

    maksim simpati. Maksim-maksim tersebut diadaptasi oleh Zamzani, dkk.

    http://ejournal.unp.ac.id/

  • 34

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    (2010: 20) yang merumuskan beberapa ciri tuturan yang baikberdasarkan

    prinsip kesantunan Leech di atas yaitu sebagai berikut.

    1) Tuturan yang menguntungkan orang lain

    2) Tuturan yang meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri

    3) Tuturan yang menghormati orang lain

    4) Tuturan yang merendahkan hati sendiri

    5) Tuturan yang memaksimalkan kecocokan tuturan dengan orang lain

    6) Tuturan yang memaksimalkan rasa simpati pada orang lain

    Dalam sebuah tuturan juga diperlukan indikator-indikator untuk

    mengukurkesantunan sebuah tuturan, khususnya diksi (pilihan kata). Sejalan

    dengan itu, Pranowo (2009: 104) memberikansaran agar tuturan dapat

    mencerminkan rasa santun, maka diksi yang harus dipilih kitika bertutur adalah;

    1) Ketika menyusun kalimat perintah, maka gunakan kata“tolong” atau

    partikel “-lah” untuk meminta bantuan pada orang lain. Misalnya, “Tolong

    bukakan jendela itu!” atau “Ambillah buku di atas meja itu!”.

    2) Gunakan kata“maaf” dalam tuturan yang diperkirakan akan

    menyinggungperasaan lain. Misalnya“Maaf, saya tidak bermaksud

    menyakitimu”.

    3) Gunakan kata “terima kasih” sebagai penghormatan atas kebaikan

    orang lain. Misalnya, “Terima kasih atas bantuan Anda membukakan

    jendela itu”.

    4) Gunakan kata “berkenan” untuk meminta kesediaan orang lain

    melakukansesuatu. Misalnya, “Berkenakah Saudara membacakan puisi

    buatku!”

    5) Gunakan kata “beliau” untuk menyebut orang ketiga yang dihormati.

    6) Gunakan kata “bapak/ibu” untuk menyapa orang ketiga.

    Implementasi indikator kesantunan dalam berkomunikasi digunakan agar kegiatan

    berbahasa dapat mencapai tujuan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli,Pranowo

    (2009: 110) menguraikan hal-hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi dapat

    berhasil, yakni sebagai berikut.

    1) Perhatikan situasinya.

    2) Perhatikan mitra tuturnya.

  • 35

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    3) Perhatikan pesan yang disampaikan.

    5) Perhatikan tujuan yang hendak dicapai.

    6) Perhatikan cara menyampaikan.

    7) Perhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat.

    8) Perhatikan ragam bahasa yang digunakan.

    9) Perhatikan relevansi tuturannya.

    10) Jagalah martabat atau perasaan mitra tutur.

    11) Hindari hal-hal yang kurang baik bagi mitra tutur (konfrontasi dengan

    mitra tutur).

    12) Hindari pujian untuk diri sendiri.

    13) Berikan keuntungan pada mitra tutur.

    14) Berikan pujian pada mitra tutur.

    15) Ungkapkan rasa simpati pada mitra tutur.

    16) Ungkapkan hal-hal yang membuat mitra tutur menjadi senang.

    17) Buatlah kesepahaman dengan mitra tutur.

    c. Kesantunan Berdiskusi

    Menurut Dharma (2008: 18) diskusi merupakan suatu kegiatan interaksi

    bertukar pendapat yang melibatkan dua orang atau lebih. Sejalan dengan

    pendapat di atas, menurut KBBI edisi ketiga (1990: 269) diskusi adalah

    pertemuan ilmiah yang membahas suatu masalah. Dalam kegiatan

    pembelajaran diperlukan metode diskusi untuk memecahkan suatu

    permasalahan. Killen (melalui Dharma, 2008:18) menyatakan bahwa tujuan

    utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab

    pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk

    membuat suatu keputusan. Dalam kegiatan berdiskusi diperlukan cara dan

    pemakaian bahasa yang santun agar terjalin komunikasi yang baik antara

    penutur dan lawan tutur. Berikut adalah pemakaian bahasa yang santun yang

    diungkapkan Pranowo (2009: 59-66) yang dapat digunakan dalam kegiatan

    berdiskusi.

  • 36

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    1) Penutur berbicara wajar dengan akal sehat.

    Bertutur secara santun tidak perlu dibuat-buat, tetapi sejauh penutur

    berbicara secara wajar dengan akal sehat, tuturan akan terasa santun.

    Dengan kesederhanaan tuturan, penutur sebenarnya memiliki

    praanggapan bahwa mitra tutur sudah banyak memahami apa yang

    dimaksud oleh penutur.

    2) Penutur mengedepankan pokok masalah yang diungkapkan.

    Penutur hendaknya selalu mengedepankan pokok masalah

    yangdiungkapkan, kalimat tidak perlu berputar-putar agar pokok

    masalah tidak kabur.Jadi, hal-hal yang didiskusikan tidak melebar jauh

    dari pokok masalah.

    3) Penutur selalu berprasangka baik kepada mitra tutur.

    Menurut Pranowo (2009: 63) komunikasi akan selalu berkadar santun

    jika penutur selalu berprasangka baik kepada mitra tutur. Jika penutur

    berprasangka buruk pada mitra tutur, tidak akan terjadi kecocokan

    pendapat dan komunikasi menjadi tidak menyenangkan.

    4) Penutur bersikap terbuka dan menyampaikan kritik secara umum.

    Komunikasi akan terasa santun jika penutur berbicara secara terbuka

    dan seandainya menyampaikan kritik disampaikan secara umum, tidak

    ditujukan secara khusus pada person tertentu (Pranowo, 2009: 64). Jika

    kritikan dilakukansecara person dapat menyinggung perasaan orang

    lain dan kegiatan komunikasi menjadi tidak baik.

    5) Penutur menggunakan bentuk lugas, atau bentuk pembelaan diri secara

    lugas.

    Komunikasi dapat dinyatakan secara santun jika penutur menggunakan

    bentuk tuturan yang lugas, tidak perlu ditutup-tutupi, meskipun kadang-

    kadangmengandung sindiran (Pranowo, 2009: 65). Kritikan yang

    diungkapkan dalam bentuk lugas, apa adanya, akan terasa lebih santun

    dibandingkan dengan menyindir secara kasar.

  • 37

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    6) Penutur mampu membedakan situasi bercanda dengan situasi serius.

    Komunikasi masih akan terasa santun jika penutur mampu

    membedakan tuturan sesuai dengan situasinya. Meskipun masalah

    yang dibicarakan bersifatserius, tetapi jika penutur mampu

    menyampaikan tuturan itu dengan nada bercanda, komunikasi menjadi

    lancar dan masih santun (Pranowo, 2009: 66).

    Di dalam diskusi terdapat ketentuan yang harus dipatuhi. Peraturan

    itumenyangkut tata krama berdiskusi, dan lazimnya disebut santun diskusi.

    Dalam http://faisalzalkilmuku.blogspot.com diuraikan beberapa hal yang

    merupakansantun diskusi, yakni sebagai berikut.

    1) Seorang moderator tidak boleh memihak, dan harus bertindak adil

    pada setiap peserta.

    2) Seorang moderator tidak boleh menguasai seluruh jalannya diskusi,

    dan harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada

    peserta.

    3) Setiap peserta diskusi harus dapat menghargai peserta lain

    berbicara/berpendapat, sehingga tidak memotong pembicaraan,

    sekalipun kurang sependapat dengan pendapat yang dikemukakan

    peserta lain.

    4) Setiap peserta harus mematuhi tata tertib diskusi dan mengendalikan

    pembicaraannya sehingga pembicarannya relevan dengan topik yang

    didiskusikan dan tidak melenceng dari tema atau tujuan diskusi.

    5) Setiap peserta diskusi harus patuh pada moderator sehingga ia

    berbicara setelah diperbolehkan oleh moderator.

    6) Jika peserta diskusi kurang sependapat dengan pendapat peserta lain,

    ia tidak boleh menolak secara kasar. Jika keberatan pada pendapat

    peserta lain,disampaikan dengan kata-kata yang halus, sopan, dan

    tidak menyakiti hati,serta memberikan argumentasi yang logis dan

    meyakinkan.

    7) Setiap peserta harus berlapang dada dalam menerima hasil diskusi.

  • 38

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    Kegiatan diskusi akan berjalan baik dan lancar jika peserta diskusi mengetahui

    tata cara diskusi dan tugas-tugasnya sebagai peserta. Petunjuk di bawah ini

    dapat digunakan para peserta diskusi agar mengetahui tata cara berdiskusi

    yang santun. Tarigan (2009: 46) menguraikan tugas-tugas peserta diskusi

    sebagai berikut.

    1) Turut mengambil bagian dalam diskusi.

    2) Berbicaralah hanya kalau ketua mempersilakan kita.

    3) Berbicaralah dengan tepat dan tegas.

    4) Kita harus dapat menunjang pernyataan-pernyataan kita dengan fakta-

    fakta,contoh-contoh, atau pendapat-pendapat para ahli.

    5) Ikutilah dengan seksama dan penuh perhatian terhadap diskusi yang

    sedang berlangsung.

    6) Dengarkanlah dengan penuh perhatian.

    7) Bertindaklah dengan sopan santun, dan bijaksana.

    Di samping sikap-sikap seorang peserta diskusi yang dituntut untuk

    mensukseskan diskusi, tentu saja ada sikap-sikap yang menghambat jalannya

    sebuah diskusi (Parera, 1988: 188). Sikap-sikap yang dapat menghambat

    diskusi dan dapat mengurangi kesantunan dalam diskusi, disebutkan sebagai

    berikut.

    1) Sikap agresif dan reaksioner.

    2) Sikap menutup diri, takut mengeluarkan pendapat.

    3) Terlalu banyak bicara, bicara berbelit-belit atau bicara berbisik-

    bisikdengan teman di samping.

    4) Menunjukkan sikap acuh tak acuh (Parera, 1988: 188).

    d. Penyebab Ketidaksantunan

    Pranowo (melalui Chaer, 2010: 69) menyatakan bahwa ada beberapa

    faktoratau hal yang menyebabkan sebuah pertuturan itu menjadi tidak santun.

    Penyebab ketidaksantunan itu antara lain.

  • 39

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    1) Kritik secara langsung dengan kata-kata kasar

    Menurut Chaer (2010: 70) kritik kepada lawan tutur secara langsung dan

    dengan menggunakan kata-kata kasar akan menyebabkan sebuah

    pertuturan menjadi tidak santun atau jauh dari peringkat kesantunan.

    Dengan memberikan kritik secara langsung dan menggunakan kata-

    kata yang kasar tersebut dapatmenyinggung perasaan lawan tutur,

    sehingga dinilai tidak santun.

    contoh:

    Pemerintah memang tidak pocus mengelola uang. Mereka bisanya

    hanya mengkorupsi uang rakyat saja.

    Tuturan di atas jelas menyinggung perasaan lawan tutur. Kalimat di atas

    terasa tidak santun karena penutur menyatakan kritik secara langsung

    dan menggunakan kata-kata yang kasar.

    2) Dorongan rasa emosi penutur

    Chaer (2010: 70) mengungkapkan, kadang kala ketika bertutur

    dorongan rasa emosi penutur begitu berlebihan sehingga ada kesan

    bahwa penutur marah kepada lawan tuturnya. Tuturan yang

    diungkapkan dengan rasa emosi oleh penuturnya akan dianggap

    menjadi tuturan yang tidak santun.

    contoh:

    Apa buktinya kalau pendapat Anda benar? Jelas-jelas jawaban Anda

    tidakmasuk akal.

    Tuturan di atas terkesan dilakukan secara emosional dan kemarahan.

    Pada tuturan tersebut terkesan bahwa penutur tetap berpegang teguh

    pada pendapatnya,dan tidak mau menghargai pendapat orang lain.

    3) Protektif terhadap pendapat

    Menurut Chaer (2010: 71), seringkali ketika bertutur seorang penutur

    bersifat protektif terhadap pendapatnya. Hal ini dilakukan agar tuturan

    lawan tutur tidak dipercaya oleh pihak lain. Penutur ingin

    memperlihatkan pada orang lain bahwa pendapatnya benar, sedangkan

  • 40

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    pendapat mitra tutur salah. Dengan tuturan seperti itu akan dianggap

    tidak santun.

    contoh:

    Silakan kalau tidak percaya. Semua akan terbukti kalau pendapat saya

    yangpaling benar.

    Tuturan di atas tidak santun karena penutur menyatakan dialah yang

    benar;dia memproteksi kebenaran tuturannya. Kemudian menyatakan

    pendapat yang dikemukakan lawan tuturnya salah.

    4) Sengaja menuduh lawan tutur

    Chaer (2010: 71) menyatakan bahwa acapkali penutur menyampaikan

    tuduhan pada mitra tutur dalam tuturannya. Tuturannya menjadi tidak

    santun jika penutur terkesan menyampaikan kecurigaannya terhadap

    mitra tutur.

    contoh:

    Hasil penelitian ini sangat lengkap dan bagus. Apakah yakin tidak

    adamanipulasi data?

    Tuturan di atas tidak santun karena penutur menuduh lawan tutur atas

    dasa rkecurigaan belaka terhadap lawan tutur. Jadi, apa yang dituturkan

    dan juga cara menuturkannya dirasa tidak santun.

    5) Sengaja memojokkan mitra tutur

    Chaer (2010: 72) mengungkapkan bahwa ada kalanya pertuturan

    menjadi tidak santun karena penutur dengan sengaja ingin memojokkan

    lawan tutur dan membuat lawan tutur tidak berdaya. Dengan ini, tuturan

    yang disampaikan penutur menjadikan lawan tutur tidak dapat

    melakukan pembelaan.

    contoh:

    Katanya sekolah gratis, tetapi mengapa siswa masih diminta

    membayariuran sekolah? Pada akhirnya masih banyak anak-anak yang

    putus sekolah.

  • 41

    PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2017

    K DAN PLB BANDUNG

    KP

    1

    Tuturan di atas terkesan sangat keras karena terlihat keinginan untuk

    memojokkan lawan tutur. Tuturan seperti itu dinilai tidak santun,

    karenamenunjukkan bahwa penutur berbicara kasar, dengan nada

    marah, dan rasa jengkel.

    e. Pengukuran Kesantunan dalam Pembelajaran

    Kesantunan berbahasa seseorang, dapat diukur dengan beberapa jenis

    skalakesantunan. Chaer (2010: 63) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

    skalakesantunan adalah peringkat kesantunan, mulai dari yang tidak santun

    sampaidengan yang paling santun. Rahardi (2005: 66-67) menyebutkan bahwa

    sedikitnyaterdapat tiga macam skala pengukur peringkat kesantunan yang

    sampai saat inibanyak digunakan sebagai dasar acuan dalam penelitian

    kesantunan.

    Dalam model kesantunan Leech, setiap maksimum interpersonal itu

    dapatdimanfaatkan untuk menentukan peringkat kesantunan sebuah tuturan.

    Rahardi(2005: 66) menyatakan bahwa skala kesantunan Leech dibagi menjadi

    lima.

    1) Cost benefit scale atau skala kerugian dan keuntungan, menunjuk kepada

    besarkecilnya kerugian dan keuntungan yang diakibatkan oleh sebuah

    tindak tutur padasebuah pertuturan. Semakin tuturan tersebut merugikan

    diri penutur, akan semakin dianggap santunlah tuturan itu. Demikian

    sebaliknya, semakin tuturan itu menguntungkan diri penutur akan semakin

    dianggap tidak santunlah tuturan itu(Rahardi, 2005: 67).

    2) Optionality scale atau skala pilihan, menunjuk kepada banyak atau

    sedikitnya pilihan (options) yang disampaikan si penutur kepada si mitra

    tutur di dalamkegiatan bertutur. Semakin pertuturan itu memungkinkan

    penutur atau mitra tutur menentukan pilihan yang banyak dan leluasa, akan

    dianggap semakin santunlah tuturan itu. Sebaliknya, apabila pertuturan itu

    sama sekali tidak memberikan kem