23
Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA 1. Pengertian Umum Bencana Secara umum ‘Bencana” dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian : a. Bencana Alam Misalnya : Gempa Bumi, Gunung Meletus, Banjir, Longsor, Angin Topan, Kebakaran Hutan, Tanah Amblas, dsb. b. Bencana akibat Kelalaian Manusia Misalnya : Kebakaran, Bangunan Runtuh, dsb 2. Pengertian Umum ‘Gempa Bumi’ o ‘GEMPA BUMI’ merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan kerugian baik harta maupun jiwa bagi daerah yang ditimpanya dalam waktu relatif singkat. o Menurut ‘Teori Pelat Tektonik’, para ahli geologi mengasumsikan bahwa dunia terdiri dari beberapa lempengan yang mengambang, dimana masing-masing lempengan tersebut bergerak pada arah yang berlainan sehingga tabrakan/tumbukan antara dua atau lebih dari lempengan tersebut tidak dapat dihindari, dimana lempeng yang kuat akan melengkung ke atas, itulah peristiwa terjadinya ‘pegunungan’, sedangkan lempeng yang lemah akan terdesak ke bawah atau patah, peristiwa terjadi ‘jurang’. Pada peristiwa tabrakan/tumbukan tersebut akan terjadinya gesekan antara dua atau lebih lempengan yang mengakibatkan adanya pelepasan ‘energi’ yang besar sekali, yang berpengaruh pada daerah- daerah yang lemah pada lempengan tersebut. Bila daerah lemah berada di daerah puncak, akan terjadi ‘letusan gunung api’ yang diawali dengan adanya ‘gempa vulkanik’. Pada daerah di bawah, bila terjadi patahan pada lempengan, akan terjadi peristiwa ‘gempa tektonik’. 3. Filosofi Bangunan Tahan Gempa ¾ Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non-struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh, kaca pecah, dsb) maupun pada komponen strukturalnya (kolom dan balok retak, pondasi amblas, dsb). ¾ Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non-strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak boleh rusak. Modul C-4_1 1

MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

  • Upload
    habao

  • View
    272

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA

1. Pengertian Umum Bencana

Secara umum ‘Bencana” dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) bagian :

a. Bencana Alam Misalnya : Gempa Bumi, Gunung Meletus, Banjir, Longsor, Angin Topan, Kebakaran Hutan, Tanah Amblas, dsb.

b. Bencana akibat Kelalaian Manusia Misalnya : Kebakaran, Bangunan Runtuh, dsb

2. Pengertian Umum ‘Gempa Bumi’

o ‘GEMPA BUMI’ merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan kerugian baik harta maupun jiwa bagi daerah yang ditimpanya dalam waktu relatif singkat.

o Menurut ‘Teori Pelat Tektonik’, para ahli geologi mengasumsikan bahwa dunia terdiri dari beberapa lempengan yang mengambang, dimana masing-masing lempengan tersebut bergerak pada arah yang berlainan sehingga tabrakan/tumbukan antara dua atau lebih dari lempengan tersebut tidak dapat dihindari, dimana lempeng yang kuat akan melengkung ke atas, itulah peristiwa terjadinya ‘pegunungan’, sedangkan lempeng yang lemah akan terdesak ke bawah atau patah, peristiwa terjadi ‘jurang’. Pada peristiwa tabrakan/tumbukan tersebut akan terjadinya gesekan antara dua atau lebih lempengan yang mengakibatkan adanya pelepasan ‘energi’ yang besar sekali, yang berpengaruh pada daerah-daerah yang lemah pada lempengan tersebut. Bila daerah lemah berada di daerah puncak, akan terjadi ‘letusan gunung api’ yang diawali dengan adanya ‘gempa vulkanik’. Pada daerah di bawah, bila terjadi patahan pada lempengan, akan terjadi peristiwa ‘gempa tektonik’.

3. Filosofi Bangunan Tahan Gempa

Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non-struktural (dinding retak, genting dan langit-langit jatuh, kaca pecah, dsb) maupun pada komponen strukturalnya (kolom dan balok retak, pondasi amblas, dsb). Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan

pada komponen non-strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak boleh rusak.

Modul C-4_1 1

Page 2: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non-struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar/mengungsi ketempat aman.

4. Pembagian Jalur ‘Gempa Bumi’ di Dunia

Di dunia ini, berdasarkan hasil pencatatan tentang gempa-gempa tektonik yang terjadi, terdapat 3 (tiga) Jalur Gempa Bumi, dimana Indonesia dilalui oleh 2 (dua) jalur tersebut.

a. Jalur Sirkum Pasific ( Circum Pacific Belt ) Antara lain melalui daerah-daerah Chili, Equador, Caribia, Amerika Tengah, Mexico, California, Columbia, Alaska, Jepang, Taiwan, Philipina, Indonesia (Sulawesi Utara, Irian), Selandia Baru, dan negara-negara Polinesia.

b. Jalur Trans Asia ( Trans Asiatic Belt ) Antara lain melalui daerah-daerah Azores, Mediterania, Maroko, Portugal, Italia, Rumania, Turki, Irak, Iran, Afganistan, Himalaya, Myanmar, Indonesia (Bukit Barisan, Lepas pantai selatan P. Jawa, Kep. Sunda Kecil, Maluku).

c. Jalur Laut Atlantic ( Mid-Atlantic Oceanic Belt ) Antara lain melalui Splitbergen, Iceland dan Atlantik Selatan.

5. Pembagian Jalur ‘Gempa Bumi’ di Indonesia

Indonesia dibagi menjadi 6 Wilayah Gempa

16o

14o

12o

10o

8o

6o

4o

2o

0o

2o

4o

6o

8o

10o

16o

14o

12o

10o

8o

6o

4o

2o

0o

2o

4o

6o

8o

10o

94o 96o 98o 100o 102o 104o 106o 108o 110o 112o 114o 116o 118o 120o 122o 124 o 126o 128o 130 o 132o 134o 136o 138o 140 o

94o 96o 98o 100o 102o 104o 106o 108o 110o 112o 114o 116o 118o 120o 122o 124 o 126o 128o 130 o 132o 134o 136o 138o 140 o

Banda Aceh

Padang

Bengkulu

Jambi

Palangkaraya

Samarinda

BanjarmasinPalembang

Bandarlampung

Jakarta

Sukabumi

BandungGarut Semarang

Tasikmalaya Solo

Blitar MalangBanyuwangi Denpasar Mataram

Kupang

SurabayaJogjakarta

Cilacap

Makasar

Kendari

Palu

Tual

Sorong

Ambon

Manokwari

Merauke

Biak

Jayapura

Ternate

Manado

Gamba tahun

Pekanbaru

: 0,03 g: 0,10 g: 0,15 g: 0,20 g: 0,25 g: 0,30 g

WilayahWilayahWilayahWilayahWilayahWilayah

1

1

1

2

2

3

3

4

4

56

5

1

1

1

1

1

1

2

2

2

22

2

3

3

3

33

3

4

4

4

44

4

5

5

5

55

5

6

6

6

4

2

5

3

6

0 80

Kilometer

200 400

r 2.1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda ulang 500 Gambar 1. Wilayah Gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan periode ulang 500 tahun

2 Modul C-4_1

Page 3: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

6. Pengukuran Kekuatan ‘Gempa Bumi’ Terdapat 2 (dua) besaran yang biasa dipakai untuk mengukur kekuatan gempa bumi : 1) Magnitude ( M )

Yaitu suatu ukuran dari besarnya energi yang dilepaskan oleh Sumber Gempa (hypocenter). Skala yang biasa dipakai adalah Skala Magnitude dari Richter.

2) Intensitas Gempa ( MMI ) Yaitu besar kecilnya getaran permukaan di tempat bangunan berada. Skala Intensitas dibuat berdasarkan pengamatan manusia terhadap derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa terhadap bangunan. Skala Intensitas yang biasa digunakan adalah Skala Intensitas dari Mercalli yang telah dimodifikasi.

7. Acuan yang dipergunakan

SNI – 03 - 1726 - 2002 (revisi) tentang “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung”

8. Pengertian Rumah Sederhana

Rumah yang dibangun oleh masyarakat tanpa direncanakan dan dilaksanakan oleh para akhli pembangunan.

9. Beberapa Batasan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan

a. Denah Bangunan Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang.

Simetris dan sederhana Simetris tetapi tidak

sederhana

Modul C-4_1 3

Page 4: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Simetris tetapi terlalu panjang, harus diperhatikan perubahan bentuk pada kedua ujungnya.

Alur pemisah

Tidak Baik Lebih Baik

Alur pemisah

Tidak Baik Lebih Baik

Alur pemisah

Tidak Baik Lebih Baik

Catatan : Alur pemisah dibuat dari bahan yang mudah diperbaiki

Modul C-4_1 4

Page 5: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Jendela

Pintu

Pintu

Jendela

Pintu

Pintu

Jendela Denah tidak baik Denah baik ditinjau dari

rencana struktur maupun sistim aliran udara (ventilasi)

b. Atap Bangunan Konstruksi atap harus menggunakan bahan yang ringan dan sederhana

Tidak Baik Lebih Baik

c. Pondasi o Sebaiknya tanah dasar pondasi merupakan tanah kering, padat, dan

merata kekerasannya. Dasar pondasi sebaiknya lebih dalam dari 45 cm.

Modul C-4_1 5

Page 6: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

o Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi dinding penyekat juga dibuat menerus. Bila pondasi terdiri dari batukali maka perlu dipasang balok pengikat/sloof sepanjang pondasi tersebut.

o Pondasi setempat perlu diikat kuat satu sama lain dengan memakai balok pondasi.

Modul C-4_1 6

Page 7: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Pondasi Umpak

Pondasi Umpak Tia

Pondasi Setempat B

ng Kayu

eton Bertulang

Modul C-4_1 7

Page 8: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

10. Bangunan Rangka Bambu Dengan dinding gedek atau anyaman bambu

Potongan rangka bangunan

Ikatan Detail Titik Buhul

Modul C-4_1 8

Page 9: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Modul C-4_1 9

Page 10: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Konstruksi Lantai Panggung

Modul C-4_1 10

Page 11: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Catatan : Pemakaian bahan bambu untuk bangunan ini sebaiknya diawetkan terlebih dahulu dengan cara diberi bahan pengawet (misalnya garam wolman) atau direndam dalam air. Bambu yang dipakai harus yang tua dan kering.

Modul C-4_1 11

Page 12: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

11. Bangunan Rangka Kayu Menggunakan Pondasi Umpak

12 Modul C-4_1

Page 13: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Menggunakan Pondasi Menerus

Modul C-4_1 13

Page 14: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Sistim Rangka Pemikul Kayu dengan Dinding Pengisi Bata

Detail hubungan Dinding Bata dengan kusen

Modul C-4_1 14

Page 15: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Adukan untuk Tembok Bata Merah atau Batako

- Untuk Dinding 1 PC : ½ KP : 5 Pasir (baik sekali) 1 Kapur : 1 Semen merah : 3 Pasir 1 Kapur : 5 Trass

- Pondasi

1 Kapur : 4 trass 1 PC : ½ Kapur : 5 Pasir 1 Kapur : 1 Semen merah : 3 Pasir

Semua kayu yang dipergunakan harus kering dan diawetkan menurut

persyaratan pengawetan kayu. Panjang paku yang dipergunakan harus minimum 2.5 kali tebal kayu

yang terkecil.

Kuda – kuda Papan Paku

12. Bangunan Pasangan Bata (Dinding Tembok)

a. Dinding Sistem dinding pemikul

a) Bangunan sebaiknya tidak dibuat bertingkat b) Besar lubang pintu dan jendela dibatasi. Jumlah lebar lubang-

lubang dalam satu bidang dinding tidak melebihi ½ panjang dinding itu. Letak lubang pintu/jendela tidak terlalu dekat dengan sudut-sudut dinding, misalnya minimum 2 kali tebal dinding. Jarak antara dua lubang sebaiknya tidak kurang dari 2 kali tebal dinding. Ukuran bidang dinding juga dibatasi, misalnya tinggi maksimum 12 kali tebal dinding, dan panjangnya diantara dinding-dinding penyekat tidak melebihi 15 kali tebalnya.

Modul C-4_1 15

Page 16: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

c) Apabila bidang dinding diantara dinding-dinding penyekat lebih besar daripada itu maka dipasang pilaster / tiang tembok. Balok lintel dibuat menerus keliling bangunan dan sekaligus berfungsi sebagai pengaku horizontal. Balok lintel tersebut perlu diikat kuat dengan pilaster.

d) Pilaster diperkuat dengan jangkar. Janghkar dapat terdiri dari kawat anyaman ataupun seng tebal yang diberi lubang-lubang paku seperti parutan.

Modul C-4_1 16

Page 17: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

e) Pada bagian ats dinding dipasang balok pengikat keliling/ring

balok. Ring balok dijangkarkan dengan baik kepada pilaster.

f) Pada sudut-sudut pertemuan dinding, hubungan antara balok-balok pengikat keliling (ring balok) perlu dibuat kokoh.

g) Hubungan antara bidang-bidang dinding pada pertemuan dan sudut-sudut dinding perlu diperkuat dengan jangkar-jangkar. Jangkar dapat berupa seng tebal dengan lubang-lubang bekas paku atau berupa kawat anyaman.

Modul C-4_1 17

Page 18: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Modul C-4_1 18

Page 19: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

h) Disekeliling lubang pintu dan jendela dapat dipasang perkuatan ekstra

b. Persyaratan Bahan dan Pengerjaan Bata Merah

Ukuran bentuk bata harus benar, tidak mudah patah atau pecah, sudutnya-sudutnya siku-siku, bebas dari debu dan kotoran yang menempel, bila diketuk ringan dengan benda keras berbunyi nyaring. Sesaat sebelum dipakai, bata harus dibasahi dulu dengan air bersih. Hasil produksi bata merah tidak lazim di uji. Kualitas bata merah yang rendah disebut “bata rakyat” dan kualitas yang menengah dan baik disebut “ bata pabrik”.

Semen Portland Harus memenuhi Standar Industri Indonesia (SII) dan dihasilkan dari pabrik yang mempunyai riwayat kualitas yang baik. Tempat penyimpanan semen harus terlindung dari kelembaban atau terlindung dari keadaan cuaca yang merusak, jarak minimal dasar penyimpanan 30 cm dari permukaan tanah.

Modul C-4_1 19

Page 20: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Pasir Tempat penimbunan pasir harus dibersihkan, pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat, zat alkali, bahan organik dan kotoran lain yang merusak. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %, apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka pasir tersebut harus dicuci.

Adukan pasangan tembok Komposisi campuran untuk adukan yaitu 1 PC : 5 Pasir : dan 1 PC : 6 Pasir memenuhi persyaratan teknis pasangan bata.

Bentuk dan ukuran Bentuk bata yang prismatis dan mempunyai sudut siku sangat membantu dalam kemudahan pemasangan dan menambah produktivitas pekerjaan.

Penyerapan (absorbsi) Daya serap yang rendah nilainya dapat mengurangi penggunaan air pada adukan yang akan digunakan untuk pemasangan.

Kuat tekan Nilai kuat tekan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P P = beban tekan (kg) σtk = (kg/cm2)

A A = luas permukaan yang ditekan (cm2)

Kuat geser

P P = beban (kg) τ = (kg/cm2) A A = luas bidang geser (cm2) Pekerjaan Pemasangan

Adukan diletakan, cukup untuk satu buah, bata diletakkan dengan cara seolah-olah pesawat udara mendarat. Dengan cara ini kita meletakannya pada posisi yang dituju sekaligus ujungnya menggaruk/mendorong sedikit adukan, untuk penyesuaian posisi cukup digeser kedepan dan kebelakang secara mendatar. Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus dan gunakan tali pelurus. Tebal adukan siar ± 1 cm, dengan variasi 3 mm. Sebagai

Modul C-4_1 20

Page 21: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

penutup pasangan tembok diberikan plesteran dengan tebal 2 cm, yang gunanya sebagai pelindung dari pengaruh cuaca, mekanik dan untuk meratakan permukaan pasangan. Kecakapan pekerjaan

Ketrampilan kerja atau kecakapan tukang yang melaksanakan pekerjaan pasangan adalah sangat penting karena merupakan penentu terhadap kualitas pekerjaan pasangan.

13. Ketentuan untuk Rangka Pemikul Beton Perkuatan dengan Rangka

Balok Pondasi, Kolom Praktis dan Balok Pengikat (Ring Balok) Bangunan tembok dengan perkuatan sangat dianjurkan untuk daerah rawan gempa. Untuk dinding tembok sebaiknya memakai kolom praktis, balok pondasi, dan balok pengikat (ring balok) ini biasanya disebut rangka bangunan yang dapat dibuat dari beton bertulang maupun kayu.

Ikatan Kolom Struktur dengan Pondasi

Modul C-4_1 21

Page 22: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Ikatan Kolom Struktur dan Balok, Ring Balok

Ikatan Ring Balok pada Sudut Pertemuan Dinding

Modul C-4_1 22

Page 23: MODUL PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPAstaff.unila.ac.id/bayzoni/files/2011/11/Standar-Rumah-Sederhana... · Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

Perencanaan Bangunan Rumah Sederhana Tahan Gempa

Pemilihan Bahan Semen Portland, Beton, Kerikil

Perkuatan dengan rangka beton bertulang boleh dibangun diseluruh wilayah gempa, dengan mutu campuran beton yang dianjurkan yaitu 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil, bahan pasir dan kerikil harus bersih dari lumpur, pencampuran bahan tersebut menggunakan air setengah (0,5) bagian. Untuk tulangan utama minimum pada kolom 4 buah dengan ∅ 12 mm dan tulangan sengkang ∅ 8 mm dengan jarak 10 cm, dan untuk balok 4 buah dengan ∅ 12 mm dan tulangan sengkang ∅ 8 mm dengan jarak 15 cm. pada pertemuan pasangan dinding dibuat kolom praktis dengan tulang utama 4 buah dengan ∅ 10 mm dan tulangan sengkang ∅ 8 mm dengan jarak 10 cm, serta masing-masing kolom dilengkapi dengan angkur sebagai pengikat.

Daftar Pustaka 1. Ir. Teddy Boen, “ Manual Bangunan Tahan Gempa ”, Yayasan Lembaga

Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. 2. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, “ Pedoman Teknik

Perencanaan dan Pembangunan Perumahan Desa Tahan Gempa ”, Bandung 1979.

3. Ir. Murdiati Munandar, Dipl.E.Eng., “Bangunan Tahan Gempa di Lokasi Mitigasi, Liwa, Lampung Barat ”, Jurnal Penelitian Puslitbang Permukiman, Bandung, 2000.

4. Ir. Murdiati Munandar, Dipl.E.Eng. “ Ketentuan Dinding Tembok di Wilayah Gempa “, Buletin Pengawasan, LIPI, 2001.

5. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, “ Bamboo In Indonesia ” 6. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, “ Peraturan

Konstruksi Kayu Indonesia ”. 7. Standar Nasional Indonesia 03 – 1726 – 2002 (revisi), “ Perencanaan

Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung ”, 2002. 8. Ir. R.B.Tular (alm), “Perencanaan Bangunan Tahan Gempa”, Yayasan

Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung, Agustus, 1984. 9. IAEE Committee, “Guidelines for Earthquake Resistant Non-Engineered

Construction”, Tokyo, Oktober, 1986.

Modul C-4_1 23