16
MODUL PERKULIAHAN Perekonomian Indonesia Kebijakan Fiskal dan APBN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 11 84041 Edi Tamtomo Abstraksi Kompetensi Modul ini membahas salah satu kebijakan pemerintah dalam perekonomian yaitu kebijakan fiskal yang meliputi pengertian, instrumen dan mekanismenya. Selain itu juga dibahas tentang APBN sebagai instrumen dari kebijakan fiksal. Pembahasan APBN meliputi: pengertian, prinsip, struktur APBN. Mampu menjelaskan tentang: 1. Kebijakan fiskal (pengertian, instrumen dan mekanisme) 2. APBN (pengertian, prinsip, struktur)

MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

MODUL PERKULIAHAN

Perekonomian Indonesia

Kebijakan Fiskal dan APBN

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi

11 84041 Edi Tamtomo

Abstraksi Kompetensi

Modul ini membahas salah satu kebijakan pemerintah dalam perekonomian yaitu kebijakan fiskal yang meliputi pengertian, instrumen dan mekanismenya. Selain itu juga dibahas tentang APBN sebagai instrumen dari kebijakan fiksal. Pembahasan APBN meliputi: pengertian, prinsip, struktur APBN.

Mampu menjelaskan tentang:

1. Kebijakan fiskal (pengertian, instrumen dan mekanisme)

2. APBN (pengertian, prinsip, struktur)

Page 2: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

2 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Pendahuluan

Pada materi pertemuan 7 tentang sistem ekonomi telah dibahas bahwa di dunia ini tidak ada

negara yang pemerintahnya sama sekali tidak campur tangan dalam perekonomian

negaranya. Pemerintah tetap berperan dalam perekonomian, hanya saja besar tidaknya

peran tersebut berbeda pada tiap-tiap negara. Hal itu tergantung dari sistem ekonomi yang

dianut di negara tersebut liberalis, sosialis atau campuran.

Peran pemerintah tersebut bisa sebagai pelaku maupun sebagai pengambil kebijakan dalam

perekonomian. Kebijakan pemerintah dalam perekonomian ada beberapa, antara lain

kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menjaga

perekonomian agar tetap stabil dan berkembang secara dinamis. Modul ini akan membahas

tentang kebijakan fiskal dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Kebijakan fiskal

terkait erat dengan APBN karena pada dasarnya pemerintah menerapkan kebijakan fiskal

melalui pengelolaan anggaran dan belanja pemerintah yang biasa disebut APBN.

Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi

dalam gambar 11.1 berikut.

Gambar 11.1 Pokok materi modul 11

Page 3: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

3 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Pengertian Kebijakan Fiskal

Gilarso (2002) menjelaskan bahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam

rangka mengelola keuangan negara (pengeluaran dan penerimaannya) sedemikian rupa

sehingga dapat menunjang perekonomian nasional: produksi, konsumsi, investasi

kesempatan kerja dan kestabilan harga, yang apabila diserahkan saja kepada pasar bebas

belum tentu akan menjamin tercapainya tujuan negara. Sementara itu Tambunan (2013)

menjelaskan bahwa kebijakan fiskal adalah untuk mempengaruhi sektor riil dan terkait

dengan masalah pengelolaan anggaran Negara (APBN).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan yang

dilakukan untuk mempengaruhi perekonomian secara makro (terutama sektor riil) melalui

kebijakan pengelolaan anggaran baik penerimaan maupun pengeluaran dalam hal ini

adalah APBN.

Instrumen Kebijakan Fiskal

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa kebijakan fiskal

dilakukan melalui kebijakan pengelolaan anggaran dengan

menaikkan penerimaan atau pengeluaran. Menaikkan penerimaan

dapat dilakukan dengan menaikkan tarif pajak atau mengurangi

belanja pemerintah. Meningkatkan pengeluaran dengan

menurunkan tarif pajak atau dengan meningkatkan jumlah belanja pemerintah. Dilihat dari

dampaknya, kebijakan fiskal dapat digolongkan sebagai berikut.

1. Kebijakan fiskal ekspansif

Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dalam hal ini meningkatkan

PDB. Kebijakan ini pada umumnya dilakukan dengan meningkatkan belanja pemerintah

atau dengan pengurangan tarif pajak.

2. Kebijakan fiskal kontraktif

Kebijakan ini secara umum dilakukan untuk mengendalikan inflasi dengan mengurangi

output dalam perekonomian (mengurangi PDB). Kebijakan ini dilakukan dengan

mengurangi belanja pemerintah atau dengan menaikkan tarif pajak.

Jadi instrumen pemerintah dalam kebijakan fiskal pada dasarnya adalah APBN, khususnya

pajak untuk penerimaan dan belanja pemerintah.

Page 4: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

4 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Mekanisme Kebijakan Fiskal

Untuk memahami mekanisme kebijakan

fiskal dalam mempengaruhi perekonomian,

harus dipahami dulu tentang indikator-

indikator kemajuan dalam perekonomian.

Indikator yang lazim digunakan untuk mengukur suatu perekonomian berkembang atau tidak

adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Meskipun terdapat beberapa kelemahan, PDB

masih banyak dipakai untuk mengukur perekonomian sedang meningkat atau sedang

mengalami kelesuan (resesi).

Selanjutnya yang harus dipahami adalah bahwa PDB dapat dihitung melalui tiga

pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan

pengeluaran. Pendekatan produksi dengan cara menghitung nilai tambah kegiatan produksi

yang biasanya digolongkan dalam beberapa sektor. Pendekatan pendapatan dilakukan

dengan menghitung pendapatan yang dihasilkan melalui masing-masing faktor produksi.

Pendekatan pengeluaran dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku-

pelaku ekonomi. Pendekatan pengeluaran ini yang dipakai untuk mengetahui mekanisme

kebijakan fiskal dalam mempengaruhi perekonomian.

Mekanisme kerja dari pengaruh kebijakan fiskal terhadap ekonomi akan mudah dipahami di

dalam konteks ekonomi makro dengan bantuan sebuah model ekonomi tertutup (tanpa

hubungan ekonomi luar negeri) yang sederhana dari Keynes yang dinotasikan dengan

persamaan seperti berikut ini.

Y = C + I + G

Y melambangkan PDB sebagai indikator perekonomian yang dihitung dari pendekatan

pengeluaran. C=konsumsi, melambangkan pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku

ekonomi rumah tangga. I= Investasi, melambangkan pengeluaran yang dilakukan oleh

perusahaan. G= Government Expenditure, melambangkan pengeluaran pemerintah melalui

APBN. Komponen G inilah yang menjadi salah satu instrumen pemerintah untuk

mempengaruhi Y. (sebagai instrumen kebijakan fiskal). Selanjutnya mekanisme kebijakan

fiskal dapat dijelaskan sebagai berikut.

Kebijakan Fiskal Ekspansif dengan Meningkatkan Belanja Negara (Menaikkan G).

Salah satu contoh meningkatkan belanja negara adalah dengan membangun infrastruktur

misalnya jembatan Suramadu. Dalam teori pertumbuhan ekonomi, terdapat istilah “trickle

Ingat! PDB/GDP adalah alat ukur paling umum untuk mengukur produktivitas suatu perekonomian

Page 5: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

5 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

down effect”, artinya tiap pengeluaran/investasi akan memberikan cucuran ke bawah

sehingga akan memajukan perekonomian secara luas tidak hanya di kalangan tertentu.

Dengan menaikkan G maka Y akan ikut naik sehingga perekonomian meningkat.

G↑ Y↑ C&I↑ Y↑.

Kenaikan ini sebenarnya tidak sebatas pada Y, saja tetapi juga berdampak pada komponen

yang lain yaitu C dan I. kenaikan dari Y, C maupun I adalah tergantung dari multiplier effect

komponen G. Intinya kenaikan pada G, akan meningkatkan Y, Y naik menyebabkan C dan I

juga naik.

Contohnya adalah pembangunan jembatan

Suramadu. Pembangunan jembatan tersebut

akan menyebabkan Y naik, karena dari

pembangunan tersebut, tenaga kerja akan

terserap dan menerima upah. Toko material

bahan bangunan juga mendapatkan pendapatan

karena pembelian bahan material untuk

pembangunan jembatan tersebut. Dampak

tersebut biasa disebut efek jangka pendek dari kebijakan fiskal. Sementara itu efek jangka

panjangnya, dengan adanya tenaga kerja yang menerima upah, tenaga kerja tersebut bisa

meningkatkan tingkat konsumsinya, toko material bisa mendapatkan untung lebih untuk

memutar usahanya lagi. Selain itu, dengan dibangunnya jembatan Suramadu, akses

ekonomi menjadi lebih mudah. Akses ekonomi yang lebih mudah membuat perusahaan

lebih efisien dalam beroperasi sehingga bisa menekan biaya dan menaikkan keuntungan.

Dengan dibukanya jembatan Suramadu sebagai salah satu objek wisata akan membuka

lapangan pekerjaan untuk penjulan cindera mata bagi masyarakat sekitar.

Secara umum, belanja pemerintah untuk infrastruktur seperti, jembatan, jalan dan sarana

publik lainnya lebih dapat memberikan dampak dalam meningkatkan perekonomian. Itulah

mengapa, belanja modal infrastruktur dalam APBN menjadi perhatian khusus.

Kebijakan Fiskal Ekspansif dengan Menurunkan Tarif Pajak.

Selain dengan menaikkan belanja negara, kebijakan fiskal juga bisa dilakukan melalui

penurunan tarif pajak. Dengan penurunan tarif pajak (T), maka penghasilan baik sektor

rumah tangga atau perusahaan akan meningkat. Peningkatan pendapatan akan menaikkan

tingkat konsumsi sektor rumah tangga (C) dan pengeluaran sektor perusahaan (I).

Page 6: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

6 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

T↓ C↑, I↑ Y↑.

Kebijakan ini pernah dilakukan pada zaman Orde Baru di sekitar tahun 1980-an, untuk

mengatasi kelesuan ekonomi akibat resesi ekonomi dunia dan cukup berhasil membuat

Indonesia tidak bergitu terkena dampak dari resesi ekonomi dunia pada waktu itu

Kebijakan Fiskal Kontraktif dengan Mengurangi Belanja Negara (Menurunkan G).

Kebijakan fiskal kontraktif berkebalikan dengan kebijakan fiskal ekspansif. Jika kebijakan

fiskal ekspansif berusaha melakukan ekspansi perekonomian, sementara fiskal kontraktif

agar perekonomian tidak terlalu ekspansi dan tetap bisa dikendalikan. Salah satu caranya

adalah dengan mengurangi belanja negara. Dengan mengurangi G, maka Y akan turun,

selanjutnya C dan I juga akan turun sehingga menyebabkan Y makin turun lagi. Seberapa

besar penurunan tergantung dari angka multiplier effect pada G

G ↓ Y ↓ C & I ↓ Y ↓

Contoh kebijakan fiskal kontraktif misalnya dengan mengurangi pengeluaran subsidi untuk

BBM. Dampaknya adalah pendapatan dari sektor rumah tangga dan perusahaan menurun,

karena tersedot untuk konsumsi BBM dan naiknya harga barang yang lain. Pengurangan

konsumsi berarti pengurangan pendapatan bagi produsen, sehingga secara agregat

perekonomian nasional mengalami penurunan. Hal ini terjadi pada saat terjadinya kenaikan

BBM pada masa Presiden Gusdur, Megawati dan SBY yang berdampak pada turunnya

pertumbuhan ekonomi. Namun pada waktu itu, kenaikan BBM bukan bermaksud meredam

perekonomian, tetapi karena tidak ada pilihan lain seiring dengan naiknya harga minyak

dunia.

Kebijakan Fiskal Ekspansif dengan Menaikkan Tarif Pajak.

Dengan menaikkan tarif pajak, maka pendapatan baik sektor rumah tangga maupun

perusahaan akan mengalami penurunan. Penurunan pendapatan akan berpengaruh pada

penurunan konsumsi (C dan I). Penurunan C dan I akan berdampak pada penurunan Y.

Secara notasi dapat digambarkan sebagai berikut.

T↑ C↓, I ↓ Y ↓.

Catatan Terkait Kebijakan Fiskal

Page 7: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

7 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

• Dampak kenaikan Y tidak selalu sama dengan kenaikan/penurunan belanja atau pajak,

karena tergantung banyak faktor. Jenis belanja, karakter daerah, perilaku konsumen,

elastisitas barang/jasa dan lain sebagainya

• Kebijakan menaikkan belanja negara, membuat pemerintah harus mencari sumber

penerimaan baru. Kenaikan belanja pemerintah bisa meningkatkan perekonomian, tetapi

jika dilakukan dengan menaikkan pajak justru akan menurunkan perekonomian. Disinilah

peran pemerintah dalam menerapkan kebijakan fiskal dengan cermat. Dampak kenaikan

diusahakan lebih besar daripada dampak penurunan sehingga secara keseluruhan,

kebijakan fiskal ekspansif bisa mencapai sasaran.

• Kebijakan fiskal tidak berdiri sendiri, karena ada kebijakan lain yaitu kebijakan moneter.

Kebijakan fiskal mengartur sektor riil, dan kebijakan moneter mengatur sektor moneter.

Kedua kebijakan ini harus berjalan seiring dan selaras untuk mempengaruhi

perekonomian.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Pengertian

Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa APBN adalah instrumen dari pemerintah

dalam kebijakan fiskal untuk mempengaruhi perekonomian. Menurut UU No. 17 tahun 2003

tentang Keuangan Negara, APBN adalah rencana tahunan pemerintahan negara yang

disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi rencana berapa pendapatan dan

berapa belanja negara selama 1 tahun. APBN merupakan bagian dari keuangan negara.

APBN diusulkan oleh pemerintah dan dibahas bersama dengan DPR dan selanjutnya

ditetapkan dengan Undang-Undang setelah DPR menyetujuinya. APBN disusun dalam

rangka penyelenggaraan fungsi kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara dalam

rangka mencapai tujuan negara. APBN merupakan instrumen kebijakan fiskal bagi

pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian.

Secara garis besar komponen APBN terdiri dari pendapatan belanja dan pembiayaan.

Pendapatan terdiri dari penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak dan hibah. Belanja

Negara digunakan untuk membiayai tugas penyelenggaraan pemerintah pusat dan

pelaksanaan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Pembiayaan diperlukan ketika

terjadi defisit dimana belanja lebih besar daripada pendapatan. (lihat gambar 11.2)

Page 8: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

8 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Gambar 11.2

Struktur APBN

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa APBN terdiri dari pendapatan, belanja

dan pembiayaan. Masing-masing komponen tersebut bisa dijabarkan lagi menjadi lebih

detail. Tabel 11.1 berikut ini adalah struktur APBN tahun 2017 berupa pos-pos pendapatan

dan belanja dan nominalnya. Perlu diingat bahwa angka rupiah yang tertulis adalah rencana

tahun 2017 jadi belum terealisasi. Angka realisasi nanti akan disusun dalam suatu laporan

keuangan pemerintah pusat (LKPP). Laporan keuangan ini nantinya yang akan diaudit oleh

Badan Pemeriksan Keuangan untuk diberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),

Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Wajar, atau Tidak Memberikan Pendapat.

Page 9: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

9 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

URAIAN APBN 2017 (dalam

miliar rupiah)

APBN-P 2017 (dalam

miliar rupiah)

I. PENDAPATAN NEGARA 1.750.283,4 1.714.128,1

A. PENERIMAAN DALAM NEGERI 1.748.910,7 1.711.019,9

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.498.871,6 1.450.939,0

a. Pendapatan Pajak Dalam Negeri 1.464.796,5 1.414.960,0

b. Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional

34.075,1 35.979,0

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 250.039,1 260.081,0

a. Penerimaan SDA 86.995,9 95.596,1

b. Pendapatan Bagian Laba BUMN 41.000,0 41.000,0

c. PNBP Lainnya 84.428,1 84.943,4

d. Pendapatan BLU 37.615,1 38.541,4

B. PENERIMAAN HIBAH 1.372,7 3.108,1

II. BELANJA NEGARA 2.080.451,2 2.111.363,8

A. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.315.526,1 1.351.564,0

1. Belanja Kementerian/Lembaga 763.575,1 773.085,3

2. Belanja Non Kementerian/Lembaga 551,951,0 578.478,8

B. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 764.925.1 759.799,8

1. Transfer ke Daerah 704.925,1 699.799,8

a. Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH) 677.079,8 672.307,7

b. Dana Insentif Daerah 7.500,0 7.500,0

c. Dana Otonomi Khusus dan Keistimewaan DIY

20.345,2 19.992,1

2. Dana Desa 60.000,0 60.000,0

III. KESEIMBANGAN PRIMER (108.973,2) (178.039,4)

IV. SURPLUS DEFISIT ANGGARAN (A-B) (330.167,8) (397.235,8)

% Defisit terhadap PDB 2,41% 2,92%

V. PEMBIAYAAN (I+II) 330.167,8 397.235,8

I. Pembiayaan Utang 384.690,5 461.343,6

II. Perbankan Investasi (47.488,9) (59.733,8)

III. Pemberian Pinjaman (6409,7) (3.668,7)

IV. Kewajiban Penjaminan( (924,1) (1.005,4)

V. Pembiayaan Lainnya 300,0 300,00

KELEBIHAN/KEKURANGAN PEMBIAYAAN 0,0 0,0

Tabel 11.1. Ringkasan Struktur APBN dan APBN-P tahun 2017 (dalam miliar rupiah)

Pendapatan

Pendapatan negara terdiri dari pendapatan dalam negeri dan hibah dapat dibagi menjadi 2

hal, yaitu Penerimaan Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan dalam negari terdiri dari

Penerimaan Perpajakan dan Peneriman Negara Bukan Pajak (PNBP). Penerimaan

perpajakan terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Yang

termasuk dalam kategori pajak dalam negeri ini adalah Pajak Penghasilan (PPh) migas dan

nonmigas, Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak bumi dan Bangunan (PBB), Bea

perolehan Hak atas Bumi dan Bangunan (BPHTB), Cukai, dan pajak lainnya. Sedangkan

Page 10: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

10 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Pajak perdagangan internasional terdiri dari bea masuk dan pajak/pungutan ekspor.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bersumber dari penerimaan sumber daya alam

baik migas maupun non-migas, bagian laba BUMN, pendapatan BLU dan PNBP lainnya.

Belanja Pemerintah

Anggaran belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja untuk pemerintah pusat itu sendiri

dan transfer untuk daerah yang tercermin dalam dana perimbangan dan dana otonomi

khusus dan penyesuaian. Belanja pemerintah pusat dapat dibagi 2, yaitu Belanja untuk

Kementerian/Lembaga dan belanja untuk selain Kementerian/Lembaga. Belanja untuk

selain Kementerian/Lembaga di dalamnya terdapat belanja subsidi dan pembayaran bunga

hutang. Dana perimbangan terdiri dari Dana bagi hasil, dana Alokasi Umum (DAU) dan

Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana otonomi khusus dan penyesuaian ditransfer kepada

daerah-daerah otonomi khusus seperti Papua dan NAD. Selain itu ada dana keistimewaan

untuk DIY, dana transfer lainnya dan yang terbaru adalah dana desa. Dana perimbangan ini

untuk membantu mengatasi ketimpangan antar daerah. Otonomi daerah yang diterapkan

saat ini bisa membuat daerah yang kurang mengoptimalkan potensinya makin jauh

tertinggal dibanding daerah lain, sehingga di awal pelaksanaan otonomi daerah perlu

dilakukan, termasuk dana desa agar desa bisa memperoleh sumber dana untuk

membangun perekonomiannya.

Pembiayaan

Pembiayaan ini bisa bersifat non hutang ada yang bersifat hutang. Pembiayaan non hutang

bisa bersumber dari privatisasi, penjualan aset program restrukturisasi perbankan, ataupun

PMN dan dukungan infrastruktur. Sedangkan pembiayaan bersifat hutang bisa berupa

pinjaman luar negeri baik berupa program maupun proyek serta penerbitan Surat Utang

Negara. Dalam struktur APBN, Pembiayaan dibagi menjadi pembiayaan yang bersumber

dari dalam negeri dan yang bersumber dari luar negeri.

Berdasarkan tiga hal pokok dalam APBN tersebut dapat terbentuk konsep defisit /surplus

anggaran dan keseimbangan primer. Anggaran dikatakan defisit apabila anggaran

belanjanya lebih besar daripada anggaran pendapatan, sebaliknya anggaran dikatakan

surplus apabila anggaran pendapatannya lebih besar daripada anggaran belanja. Angka

keseimbangan primer diperoleh dari Pendapatan setelah dikurangi belanja tanpa

pembayaran bunga.

APBN sendiri dalam penyusunannya menggunakan asumsi-asumsi dasar indikator makro.

Misalnya tingkat pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat suku bunga, dan harga minyak dunia.

Tahapan Pengelolaan APBN

Page 11: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

11 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa APBN merupakan rencana anggaran

pemerintah pusat secara tahunan. Dengan demikian, sebagaimana anggaran, pasti ada

proses penyusunan, penetapan anggaran, pelaksanaan anggaran dan pertanggungjawaban

pelaksanaan anggaran tersebut, kemudian selanjutnya disusun rencana anggaran

selanjutnya. Itulah yang disebut dengan siklus APBN. Berikut ini secara rigkas siklus APBN

mulai dari penyusunan anggaran sampai dengan pertanggungjawabannya.

• Penyusunan RAPBN (Januari-Juli tahun n-1);

• Penetapan APBN (16 Agustus-Oktober tahun n-1);

• Pelaksanaan APBN (Januari-Desember tahun n);

• Perubahan APBN (Nopember tahun n);

• Pertanggungjawaban APBN (Juli n+1)

Dalam pelaksanaannya, APBN bisa direvisi dengan memperhatikan kondisi makro ekonomi.

APBN yang direvisi disebut APBN perubahan atau biasa disebut APBN-P. Proses revisi

melibatkan pemerintah bersama DPR.

Komponen Pembiayaan Hutang Luar Negeri.

Sejak tahun 1999, Indonesia menganut anggaran defisit di mana defisit yang terjadi ditutup

melalui pos pembiayaan dimana salah satunya adalah hutang luar negeri pemerintah.

Mengapa kita harus berhutang? Salah satu alasannya adalah kita kekurangan modal untuk

pembangunan dan krisis tahun 1998, membuat Indonesia semakin membutuhkan modal lagi

untuk membangun perekonomian. Hal itu juga tidak terlepas dari beberapa teori

pertumbuhan ekonomi (Rostow, Harord-Domar, Solow, dll) yang menyatakan bahwa dengan

mempunyai modal yang cukup, suatu negara mengalami pertumbuhan yang pesat.

Penyusunan anggaran sektor pemerintah berbeda dengan swasta. Sektor swasta

berorientasi pada laba, sementara pemerintah berorientasi pada bagaimana belanja negara

berdampak pada kesejahteraan rakyat dan pengelolaan keuangan negara dalam rangka

mencapai tujuan bernegara. Dalam penganggaran sektor pemerintah, kegiatan atau sasaran

yang akan dicapai, ditentukan dulu baru kemudian ditentukan anggarannya dan dicari

sumber penerimaannya. Hal ini sesuai dengan konsep anggaran berbasis kinerja, artinya

sasaran atau kinerja yang akan dicapai ditetapkan dulu, baru anggaran mengikuti. Konsep

ini bisa mengakibatkan terjadinya anggaran defisit dan defisit tersebut harus ditutup salah

satunya dengan hutang luar negeri.

Page 12: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

12 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Sebenarnya ada satu pos lagi terkait dengan pinjaman luar negeri yaitu, pembayaran bunga

pinjaman. Dalam APBN pembayaran bunga pinjaman masuk ke dalam pos pengeluaran

rutin.

Gambaran APBN Tahun 2017

Perkembangan APBN di Indonesia

Sebelum membahas APBN tahun 2016, kita mencoba melihat perkembangan APBN dari

tahun 2008 s.d 2016 pada tabel 10.2 berikut.

Tahun Pendapatan Pengeluaran Pembiayaan

2008 981.6 985.7 4.1

2009 848.8 937.4 88.6

2010 995.3 1,042.1 46.8

2011 1,210.6 1,295.0 84.4

2012 1,338.1 1,491.4 153.3

2013 1,502.0 1,726.2 224.2

2014 1,635.4 1,876.9 241.5

2015 1,761.6 1,984.1 222.5

2016 1,786.2 2,082.9 273.2

2017 1,714.1 2,111.4 397.2

Tabel 11.2. Perkembangan APBN (dalam triliun rupiah)

Sumber: Kementerian Keuangan

Dari tabel 11.2, terlihat bahwa APBN masih menggunakan anggaran defisit. Pada tahun

2017, rencana pendapatan mencapai 1.714 triliun dan rencana belanja mencapai 2.111

triliun. Penerimaan Sedikit menurun dibandingkan tahun 2016, namun pembelanjaan

meningkat dan berakibat pada kenaikan defisit anggaran di mana defisit mencapai

mencapai 397 triliun. Jumlah anggaran yang cenderung naik dari tahun ke tahun juga

menggambarkan prinsip anggaran dinamis dan adanya incremental budgeting.

Gambaran Pos Pendapatan pada APBN 2017

Jika kita melihat pada tabel 11.1 tentang rincian pendapatan negara, dari total rencana

pendapatan sebesar 1714 triliun rupiah, maka komponen paling besar adalah penerimaan

perpajakan yang mencapai hampir 85 persen dari total pendapatan. Sebuah gambaran

bahwa betapa besarnya ketergantungan negara ini terhadap pajak. Sehingga tidak aneh jika

Page 13: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

13 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

pemerintah melalui Dirjen Pajak berusaha mengoptimalkan penerimaan melalui perpajakan.

Komponen selanjutnya adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai 15

persen. PNBP ini terdiri dari hasil SDA migas dan non migas, pendapatan dari laba BUMN

dan pendapatan dari Badan Layanan Umum. Jika ditelusuri lebih detail, bagi hasil dari

BUMN hanya sekitar 2 persen dari total penerimaan APBN 2017. Sebuah data yang cukup

menarik mengingat privatisasi BUMN pernah menjadi pro-kontra di mana salah satu alasan

jika melepas BUMN ke publik maka pemerintah akan kehilangan bagi hasil dari BUMN.

Gambar 11.4, Gambaran Pendapatan dalam APBN 2017

Data pada gambar 11.4 menunjukkan bahwa penerimaan pajak merupakan sumber utama

pendapatan negara yang digunakan untuk melaksanakan jalannya pemerintahan dan

melaksanakan pembangunan. Perpajakan dengan administrasi yang cepat, tidak berbeli-

belit, transparan, akuntabel dan kebijakan penerapan tarif yang tepat akan sangat

membantu dalam pembangunan ekonomi. Kebijakan fiskal dengan menaikkan dan

menurunkan pajak memang tidak mudah. Jika pajak dinaikkan, penerimaan negara menjadi

meningkat dan pemerintah bisa lebih mengoptimalkan penerimaan tersebut untuk belanja

yang lebih bermanfaat. Tetapi penaikan tarif pajak juga berisiko menurunkan daya beli dan

membuat lesu perekonomian.

Gambaran Belanja pada APBN 2017.

Belanja pemerintah adalah sebagai salah satu alat pemerintah untuk mempengaruhi

perekonomian. Berdasarkan tabel 11.1, total rencana belanja tahun 2017 adalah sekitar

2.080 triliun rupiah. Dari 2.111 triliun rupiah tersebut, dapat diperinci dalam gambar sebagai

berikut.

Page 14: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

14 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

1. Belanja pemerintah pusat

a. Belanja Kementerian (36,6%)

b. Belanja non-kementerian (27,4%). Dalam pos belanja ini termasuk dana subsidi

sebesar 8,6 persen dari total belanja

2. Dana transfer ke daerah dan dana desa.

a. Dana Transfer ke daerah (33,14%)

1) Dana perimbangan (DAU, DAK, DBH)

2) Dana Insentif Daerah

3) Dana Otonomi Khusus dan Keistimewaan DIY

b. Dana Desa (2,84%)

Coba lihat lagi tabel 11.1. Ternyata porsi yang tertinggi adalah belanja untuk pemerintah

pusat yaitu sebesar 63 persen dari total belanja. Belanja ini dibagi lagi menjadi belanja

Kementerian Lembaga (Belanja K/L) dan belanja non-Kementerian/Lembaga (Belanja non-

K/L). Belanja K/L bisa untuk membiayai aktivitas pembangunan melalui

Kementerian/Lembaga, termasuk di dalamnya gaji PNS di Kementerian/Lembaga tersebut.

Porsi terbesar selanjutnya adalah dana transfer ke daerah dalam rangka melaksanakan

otonomi daerah yang mencapai hampir 33 persen. Sangat menarik ketika otonomi daerah

yang sudah berjalan sejak tahun 1999, ternyata transfer ke daerah masih cukup tinggi.

Padahal dengan adanya otonomi daerah diharapkan daerah lebih mandiri dan berkembang

dan dana perimbangan hanyadi awal pelaksanaan otonomi daerah saja. Hal yang harus

menjadi perhatian adalah bagaimana dana yang ditransfer ke daerah dan desa benar-benar

digunakan untuk menyejahterakan masyarakat daerah bersangkutan dan dilaksanakan

secara akuntabel tentunya.

Sementara itu, belanja pemerintah, khususnya untuk belanja pemerintah pusat, bisa dilihat

alokasinya dari fungsi. Sudut pandang ini lebih memudahkan untuk melihat, fungsi mana

Page 15: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

15 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

yang mendapat alokasi anggaran yang besar dan ini menunjukkan prioritas pemerintah

dalam melaksanakan pembangunan melalui APBN. Alokasi belanja tiap fungsi dapat dilihat

pada tabel 11.3 berikut.

No Fungsi Belanja (dalam milliar

rupiah) Persentase

1 Pelayanan Umum Rp347.797 25,73%

2 Pertahanan Rp116.573 8,63%

3 Ketertiban dan Keamanan Rp122.160 9,04%

4 Ekonomi Rp338.371 25,04%

5 Perlindungan Lingkungan Hidup Rp13.165 0,97%

6 Perumahan dan Fasilitas umum Rp30.556 2,26%

7 Kesehatan Rp62.815 4,65%

8 Pariwisata Rp5.382 0,40%

9 Agama Rp9.763 0,72%

10 Pendidikan Rp145.103 10,74%

11 Perlindungan Sosial Rp159.879 11,83%

Total Rp1.351.564

Tabel 11.3. Alokasi Belanja Pemerintah Pusat APBNP 2017 menurut fungsi

Kondisi Indonesia saat ini, membuat dana transfer dan subsidi masih terlalu besar. Namun

harus ada langkah-langkah untuk mengurangi belanja-belanja yang bukan prioritas. Dalam

praktiknya, penyusunan anggaran tidak hanya untuk kepentingan ekonomi semata, tetapi

jika terkait dengan kepentingan politik mengingat peran DPR yang cukup besar dalam

penetapan APBN. Yang jelas adalah, bagaimana agar penyusunan APBN benar-benar

mengarah kepada kesejahteraan rakyat dan prosesnya benar-benar dikawal untuk

memastikan bahwa APBN telah dikelola untuk mencapai tujuan bernegara.

Page 16: MODUL PERKULIAHAN Perekonomian IndonesiaTamtomo+... · Untuk memudahkan mempelajari modul ini, mahasiswa bisa melihat ringkasan pokok materi ... mengapa, belanja modal ... Perlu diingat

‘14

16 Perekonomian Indonesia (Modul 11)

Edi Tamtomo Pusat Bahan Ajar dan eLearning

http://www.mercubuana.ac.id

Daftar Pustaka

Gilarso, T. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius.2002

Nota Keuangan beserta Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017

Buku II. Kementerian Keuangan: 2017

Tambunan, Tulus. Perekonomian Indonesia. Kajian Teoritis dan Analisis Empiris Bogor: Ghalia

Indonesia. 2012

Teori Ekonomi Makro. Modul Kelas Penyegaran TA Genap 2008/2009. Magister Perencanaan dan

Kebijakan Publik –Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun 2017.

www.bps.go.id

www.kemenkeu.go.id