Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL PRAKTIKUM
MANAJEMEN DATA
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KALIMANTAN TIMUR
2018/2019
ii
VISI, MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN
MASYARAKAT
A. VISI
“Pada Tahun 2037, menjadi Program Studi Kesehatan Masyarakat yang
islami berbasis teknologi informasi yang unggul di bidang pemberdayaan
masyarakat dan berkonstribusi terhadap penyelesaian masalah sosial dan
lingkungan”
B. MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan masyarakat yang islami
berbasis teknologi informasi yang peka terhadap kesehatan di
masyarakat.
2. Mengembangkan riset dibidang kesehatan masyarakat untuk
berkonstribusi dalam penyelesaian masalah sosial dan lingkungan.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan masyarakat
dalam bentuk pengabdian dan pemberdayaan masyarakat untuk
menjadi solusi masalah sosial khususnya pengangguran, kemiskinan
dan lingkungan.
4. Mengembangkan kerjasama dibidang kesehatan masyarakat dengan
berbagai pihak yang saling menguntungkan baik di dalam ataupun luar
negeri.
C. TUJUAN
1. Menghasilkan lulusan tenaga kesehatan masyarakat yang berkarakter,
berwawasan dan berkemajuan yang berpijak pada nilai – nilai
keislaman dan mampu memanfaatkan teknologi informasi yang
berkontribusi terhadap pembangunan dan menjadi solusi masalah
sosial dan lingkungan.
iii
2. Menghasilkan produk penelitian IPTEKS kesehatan masyarakat yang
berbasis teknologi informasi dan ramah lingkungan.
3. Melaksanakan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat untuk
menjadi solusi masalah sosial khususnya pengangguran, kemiskinan
dan lingkungan.
4. Menghasilkan kerjasama dalam bidang Catur Dharma Perguruan
Tinggi yang produktif dan saling menguntungkan baik dalam dan luar
negeri
D. SASARAN
1. Peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan
2. Pengembangan SDM dosen dan tenaga kependidikan
3. Pengembangan wahana pendidikan
4. Pengembangan program studi baru
5. Peningkatan penelitian dan publikasi ilmiah
6. Optimalisasi pengabdian masyarakat yang diprioritaskan pada upaya
mengatasi masalah sosial, pengangguran dan lingkungan
7. Peningkatan kerjasama nasional maupun internasional
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Modul pembelajaran tentang Manajemen Data ini dengan baik dan
lancar. Dalam penyusunannya, penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dorongan dan support kepada penulis untuk
menyelesaikan Modul ini. Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2. Dekan Fakultas llmu Kesehatan Dan Farmasi
3. Ketua Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
4. Berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Namun disamping itu menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
modul ini, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar modul ini dapat lebih baik lagi.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Samarinda, Agustus 2019
Penyusun
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
VISI, MISI DAN TUJUAN PRODI ............................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3
A. Pengumpulan Data .............................................................................. 3
B. Coding Data ......................................................................................... 13
C. Skrining Data ....................................................................................... 14
D. Cleaning Data ...................................................................................... 26
E. Pengolahan Data................................................................................... 27
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 32
A. Kesimpulan ......................................................................................... 32
B. Saran .................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 33
FORMULIR PENILAIAN ............................................................................ 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, semua sudah serba modern sehingga semua
kegiatan dituntut untuk serba cepat, seperti pengolahan data dan yang lain yang
sulit untuk dikerjakan secara manual. Dan untuk memudahkan itu semua maka
diciptakanlah komputer. Komputer berasal dari bahasa yunani „Computare‟
yang artinya menghitung. Komputer memang memudahkan kita untuk
mengolah data yang didasarkan pada operasi matematika seperti operasi logika.
Meskipun komputer merupakan buatan manusia, namun alat ini sangat
membantu pekerjaan manusia dalam pengolahan data karena mempunyai tiga
keunggulan, yaitu pada bidang kecepatan, ketepatan, dan keandalan.
Ternyata komputer saja tidak cukup untuk membantu manusia dalam
memasukkan data (data entry), mengedit data, transformasi data, analisis data
yang dibutuhkan dalam penelitian, dan permasalahan dalam membuat dan
mendistribusikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi, agar tetap eksis dan unggul dalam kompetisi yang ketat, yang
dialami oleh mahasiswa dalam mata kuliah Statistika. Maka dari itu dibuat
suatu program aplikasi SPSS. Software ini dibuat oleh tiga mahasiswa Stanford
University yang dioperasikan pada komputer mainframe pada tahun 1968.
Dalam pengenalannya pada mahasiswa, diadakan praktikum SPSS (Statistical
Product and Service Solution) yang nantinya dapat digunakan mahasiswa
dalam menghitung dan menganalisis suatu data yang telah diperoleh
sebelumnya.
Ternyata komputer saja tidak cukup untuk membantu manusia dalam
memasukkan data (data entry), mengedit data, transformasi data, analisis data
yang dibutuhkan dalam penelitian, dan permasalahan dalam membuat dan
mendistribusikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dalam
suatu organisasi, agar tetap eksis dan unggul dalam kompetisi yang ketat, yang
dialami oleh mahasiswa dalam mata kuliah Statistika. Maka dari itu dibuat
2
suatu program aplikasi SPSS. Software ini dibuat oleh tiga mahasiswa Stanford
University yang dioperasikan pada komputer mainframe pada tahun 1968.
Dalam pengenalannya pada mahasiswa, diadakan praktikum SPSS (Statistical
Product and Service Solution) yang nantinya dapat digunakan mahasiswa
dalam menghitung dan menganalisis suatu data yang telah diperoleh
sebelumnya.
B. Tujuan
Tujuan penulisan Modul ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui cara pengumpulan data.
2. Mahasiswa mengetahui cara mengcoding data.
3. Mahasiswa mengetahui cara skrining data.
4. Mahasiswa mengetahui cara cleaning data.
5. Mahasiswa mengetahui cara pengolahan data.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengumpulan Data
1. Definisi Statistik
Kata statistik berasal dari bahasa latin, yaitu status yang berarti negara
atau untuk menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan.
Cakupan statistik bukan hanya pada angka-angka pemerintahan saja, tetapi
telah mengambil bagian dari berbagai kehidupan. Berikut ini pengertian
statistik sesuai dengan perkembangannya.
a. Pengertian pertama
Statistik adalah sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik
angka yang belum tersusun maupun angka-angka yang sudah tersusun
dalam suatu daftar atau grafik.
b. Pengertian kedua
Statistik adalah sekumpulan cara dan aturan tentang pengumpulan,
pengolahan, analisis, serta penafsiran data yang terdiri dari angka-
angka.
c. Pengertian ketiga
Statistik adalah sekumpulan angka yang menjelaskan sifat-sifat data
atau hasil pengamatan.
Dari pengertian kedua dan ketiga, dalam arti luas disimpulkan bahwa
statistika merupakan suatu metode atau ilmu, yaitu metode atau ilmu yang
mempelajari cara pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penafsiran,
dan penarikan kesimpulan dari data yang ada.
Dan dari pengertian-pengertian di atas, unsur-unsur dari statistik adalah:
a. Data
b. Perlakuan data, seperti pengumpulan dan pengolahan
c. Kesimpulan
d. Angka-angka
4
Pengertian statistik juga dapat dilihat dari beberapa pendapat ahli, yaitu:
a. Croxton dan Cowden
Statistik adalah metode untuk mengumpulkan, mengolah, dan
menyajikan, serta menginterpretasikan data yang berwujud angka-
angka.
b. Anderson dan Bancroft
Statistik adalah ilmu dan seni perkembangan dan metode paling efektif
untuk pengumpulan, pentabulasian, dan penginterpretasian data
kuantitatif sedimikian rupa, sehingga kemungkinan salah dalam
kesimpulan dan estimasi dapat diperkirakan dengan penggunaan
penalaran induktif yang didasarkan pada matematika probabilitas.
c. Prof. Dr. Sudjana, M.A., M.sc.
Statistik adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan penganalisisannya, dan penarikan
kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang
dilakukan.
d. Steel dan Torrie
Statistik adalah metode yang memberikan cara-cara guna menilai
ketidaktentuan dan penarikan kesimpulan yang bersifat induktif.
e. J. Supranto
Dalam arti sempit Statistika adalah data ringkasan yang berbentuk
angka(kuantitatif). Dalam arti luas Statistika adalah ilmu yang
mempelajari cara pengumpulan, penyajian, dan analisis data, serta cara
pengmbilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil penelitian yang
menyeluruh.
f. Drs. Djarwanto Ps.
Statistik adalah kumpulan angka-angka yang berhubungan dengan atau
melukiskan suatu persoalan.
5
Peranan statistik antara lain:
a. Dalam kehidupan sehari-hari
Sebagai penyedia bahan-bahan atau keterangan-keterangan berbagai hal
untuk diolah dan ditafsirkan.
b. Dalam penelitian ilmiah
Sebagai penyedia alat untuk mengemukakan atau menemukan kembali
keterangan-keterangan yang seolah-olah tersembunyi dalam angka-
angka statistik.
c. Dalam ilmu pengetahuan
Sebagai peralatan analisis dan interpretasi dari data kuntitatif ilmu
pengetahuan, sehingga didapatkan suatu kesimpulan dari data-data
tersebut. (Ir. M. Iqbal Hasan,M.M., 2002)
2. Variabel Statistik Dan Skala Pengukuran
a. Variabel statistik
Variabel adalah suatu sifat atau fenomena yang menunjukan sesuatu
yang dapat diamati dan nilainya berbeda-beda Sesuatu dikatakan
variabel, jika:
1) Mempunyai nama
2) Dapat diamati atau diukur
3) Nilainya berbeda-beda
4) Memiliki definisi verbal
5) Ada kelompok penggolongan atau satuan
Contoh variabel tinggi badan:
1) Nama : tinggi badan
2) Dapat diukur : dapat
3) Nilai pengukuran : berbeda
4) Definisi verbal : jarak antara kepala – kaki
5) Satuan : centimeter
6) Bagian dari variabel disebut: atribut
7) Variabel: jenis kelamin, tingkat pendidikan
6
8) Atribut: laki, perempuan →atribut dari variabel jenis kelamin
9) Atribut: SD, SMP, SMA, PT → atribut dari variabel tingkat
pendidikan
Subyek dan Obyek Penelitian
1) Jika kita akan meneliti tingkat pengetahuan ibu hamil → maka ibu
hamil disebut subyek penelitian →sedangkan tingkat pengetahuan
disebut obyek penelitian
2) Meneliti jumlah kunjungan Puskesmas → Puskesmas: subyek,
kunjungan: obyek
3) Meneliti kemanjuran obat → obat: subyek, kemanjuran: obyek
Macam Variabel
a) Variabel Tergantung/ Akibat / Terpengaruh/ Dependen → variabel
yang dipengaruhi oleh variabel lain
b) Variabel Bebas/ Sebab/ mempengaruhi/ Independen →variabel
yang mempengaruhi variabel lain
c) Contoh: variabel pendidikan dan pekerjaan →variabel pendidikan
(variabel bebas), variabel pekerjaan (tergantung) → sebab
pendidikan mempengaruhi pekerjaan
Hubungan Antar Variabel
1) Hubungan Asimetris
2) Hubungan Simetris
3) Hubungan Timbal Balik (Resiprocal)
Hubungan Variabel Asimetris
1) Hubungan variabel Asimetris adalah hubungan suatu variabel yang
mempengaruhi variabel lainya
2) X → Y
3) X = variabel bebas, independent, pengaruh, prediktor
4) Y = variabel tergantung, dependent, terpengaruh, kriterium
7
Hubungan Variabel Simetris
1) Hubungan simetris artinya kedua variabel ada hubungan tetapi
tidak saling mempengaruhi
2) Contoh: variabel Tinggi badan (Y1) dan Berat Badan (Y2)
dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan (X)
3) Antara Y1 dan Y2 ada hubungan, tetapi tidak saling mempengaruhi
Hubungan Variabel Timbal Balik
1) Hubungan antar dua variabel yang saling mempengaruhi
2) Misal: hubungan antara variabel malnutrisi dan variabel
malabsorbsi Malabsorbsi akan menyebabkan malnutrisi Malnutrisi
akan menyebabkan atropi mukosa usus halus → malabsorbsi
Variabel Perantara
1) Variabel perantara atau penghubung: variabel yang menjadi
penghubung antara variabel bebas dan variabel tergantung
2) Misal: modernisasi (status wanita) dapat mempengaruhi fertilitas,
tetapi tidak secara langsung, namun melalui kontrasepsi atau
penundaan usia perkawinan → variabel kontrasepsi dan penundaan
usia perkawinan disebut: Variabel Perantara
Variabel Penekan/ Pra Kondisi
1) Variabel penekan atau prakondisi adalah variabel yang merupakan
prasyarat bekerjanya variabel bebas dan variabel tergantung
2) Contoh: Kuman M. TB (variabel bebas) menyebabkan penyakit TB
(varibel tergantung) → proses diatas dapat berlangsung pada saat
kondisi tubuh lemah (variabel penekan/ prakondisi)
Variabel Pengganggu/ Distorter
1) Variabel pengganggu/ distorter adalah variabel yang mengganggu
bekerjanya variabel bebas dan variabel tergantung
2) Contoh: Hipotesis: akseptor KB ekonomi lemah akan lebih banyak
daripada ekonomi tinggi →ternyata hipotesis tersebut salah, hal ini
disebabkan ada variabel pengganggu yaitu variabel status
8
pekerjaan: PNS dan Non PNS → ternyata hipotesis tsb benar pada
pegawai non PNS
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah
seperangkat instruksi yang lengkap untuk menetapkan apa yang akan
diukur dan bagaimana cara mengukur variable. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menyusun definisi operasional sebuah variable
adalah:
1) Nama variable
2) Definisi verbal variable
3) Kelompok penggolongan variable
4) suatu cara untuk menggolongkannya
Agar variabel dapat diamati dan diukur, maka setiap konsep yang
ada dalam permasalahan atau yang ada dalam hipotesis harus disusun
Definisi Operasional.
Definisi operasional dari variabel sangat diperlukan terutama untuk
menentukan alat atau instrumen yang akan digunakan dalam
pengumpulan data.
Sebagai contoh konsep orang lapar: Orang lapar dapat didefinisikan
sebagai: Orang yang dapat menghabiskan sepiring nasi dalam waktu
kurang dari dua menit.
Orang yang kelihatan mengantuk, tidak suka berbicara dan kelihatan
lesu. Untuk menentukan seseorang lapar atau tidak, berdasarkan definisi
1 diperlukan sepiring nasi dan sebuah pencatat waktu, sedang berdasar
definisi 2 tidak diperlukan alat, kecuali indera pengamatan.
9
b. Skala pengukuran
Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal,
ordinal, interval dan ratio.
1) Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan
obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi
jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam
mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai
symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka
statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil
analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita
mengklaisfikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-
laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka 2. Kita tidak dapat
melakukan operasi arimatika dengan angka-angka tersebut, karena
angka-angka tersebut hanya menunjukkan keberadaan atau
ketidakadanya karaktersitik tertentu.
Contoh:
Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang
bersifat kategorikal dapat diberi symbol angka-angka sebagai berikut:
jawaban “ya” diberi angka 1 dan tidak diberi angka 2.
2) Ordinal
Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah
relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu
tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal
ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan
informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau
kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.
Contoh:
Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak
setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi
10
symbol angka 1, 2,3,4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan
simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.
3) Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh
skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu
berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat
melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau
obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar
merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat dipergunakan
dapat dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau
dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini
menggunakan statistik parametric.
Contoh:
Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan,
misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam
satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1,3,
dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.
4) Ratio
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang
dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan
skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol
tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang
sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan
antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.
Contoh:
Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari
dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2.
5) Validitas
Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya
skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk
11
mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval
yang bersifat parametrik. Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang
harus diketahui, yaitu:
a) Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang
mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti. Suatu domain
konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya
karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak
atau bersifat multidimensional.
b) Validitas Kosntruk (Construct Validity)
Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala
mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur.
Dua aspek pokok dalam validitas konstruk ialah secara alamiah
bersifat teoritis dan statistik.
c) Validitas Kriteria (Criterion Validity)
Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang
sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang
dirancang sebagai kriteria.
d) Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai
hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada
masalah akurasi pengukuran dan hasilnya.
3. Klasifikasi Statistik
a. Statistik Parametrik
Statistika parametrik adalah ilmu statistika yang mempertimbangkan
jenis sebaran/distribusi data, yaitu apakah data menyebar normal atau
tidak. Pada umumnya, Jika data tidak menyebar normal, maka data harus
dikerjakan dengan metode Statistika non-parametrik, atau setidak2nya
dilakukan transformasi agar data mengikuti sebaran normal, sehingga
bisa dikerjakan dg statistika parametrik. Contoh metode statistika
12
parametrik: uji-z (1 atau 2 sampel), uji-t (1 atau 2 sampel), korelasi
pearson, Perancangan Percobaan (1 or 2-way ANOVA parametrik), dll.
(Ir. M. Iqbal Hasan,M.M., 2002)
b. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang mempelajari cara
pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik
deskriptif hanya berfungsi untuk menerangkan keadaan, gejala, atau
persoalan. Penarikan kesimpulan pada statistik deskriptif hanya ditujukan
pada kumpulan data yang ada. Didasarkan pada ruang lingkup
bahasannya, statistik deskriptif mencakup hal sebagai berikut: Distribusi
frekuensi beserta bagian-bagiannya seperti:
1) Grafik distribusi (histogram, poligon frekuensi, dan ogif)
2) Ukuran nilai pusat (rata-rata, median, modus, kuartil, dan
sebagainya)
3) Ukuran dispersi (jangkauan, simpangan rata-rata, variasi,
simpangan baku, dan sebagainya)
4) Kemencengan dan keruncingan kurva
5) Angka Indeks
6) Time Series/deret waktu atau data berkala
7) Korelasi dan Regresi Sederhana
c. Statistik Inferensi
Statistik inferensi adalah bagian dari statistik yang mempelajari
mengenai penafsiran dan penarikan kesimpulan yang berlaku secara
umum dari data yang telah tersedia. Penarikan kesimpulan pada statistik
inferensi merupakan generalisasi dari suatu populasi berdasarkan data
yang ada. Didasarkan atas ruang lingkup bahasannya, statistik ini
mencakup:
1) Probabilitas atau teori kemungkinan
2) Distribusi teoritis
3) Sampling dan distribusi sampling
4) Pendugaan populasi dan teori populasi
13
5) Uji hipotesis
6) Analisis korelasi dan uji signifikasi
7) Analisis regeresi untuk peramalan
(Ir. M. Iqbal Hasan,M.M., 2002)
d. Statistik Non Parametrik
Statistika non-parametrik -> statistika non-parametrik adalah
statistika bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran parameter
populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik biasanya
digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis Nominal atau
Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal.
Contoh metode Statistika non-parametrik:Binomial test, Chi-square test,
Median test, Friedman Test. (Ir. M. Iqbal Hasan,M.M., 2002).
B. Coding Data
Recode adalah : Perintah recode digunakan untuk merubah nilai/kategori
jawaban dari 10 kategori atau lebih menjadi 3 atau 4 kategori. Atau untuk
mengganti nilai pada kolom variable tertentu, sifatnya menggantikan (into
same variable) atau merubah (into different variable) pada variable baru.
Perintah recode terdiri dari dua sub perintah, yaitu :
1. Into same variable : perbedaanya pada recode pertama, hasil perubahan
akan di over write pada variabel yang direcode.
2. Into different variable :
sedangkan pada jenis kedua hasil perubahan akan ditempatkan pada
variabel baru.
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan
masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan,
gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol
lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan,
obyek, kejadian ataupun suatu konsep.
14
Informasi merupakan hasil pengolahan dari sebuah model, formasi,
organisasi, ataupun suatu perubahan bentuk dari data yang memiliki nilai
tertentu, dan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan bagi yang
menerimanya. Dalam hal ini, data bisa dianggap sebagai obyek dan informasi
adalah suatu subyek yang bermanfaat bagi penerimanya. Informasi juga bisa
disebut sebagai hasil pengolahan ataupun pemrosesan data.
C. Skrining Data
1. Definisi Sistem Manajemen Basis Data
Sistem manajemen basis data (Database Manajement System/DBMS)
adalah pernagkat lunak untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelolah dan
mengendalikan pengaksesan basis data. DBMS merupakan perangkat lunak
yang dirancang untuk dapat melakukan utilasi dan mengelolah koleksi data
dalam jumlah yang besar. Sistem manajemen basis data juga dirancang
untuk dapat melakukan manipulasi data secara lebih muda. Sebelum adanya
BMS maka data pada umumnya disimpan dalam bentuk flatfile, yaitu file
teks yang ada pada sistem operasi. Sampai sekarangpun masih ada aplikasi
yang menyimpan data dalam bentuk flat secara langsung.
Menyimpan data dalam bentuk flat file mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Penyimapanan dalam bentuk ini akan mempunyai manfaat
yang optimal jika ukuran filenya relative kecil, seperti file passwd. File
passwd pada umumnya hanya digunakan untuk menyimpan nama yang
jumlahnya tidak lebih dari 1000 orang. Selain dalam bentuk flat file,
penyimpanan data juga dapat dilakukan dengan menggunakan program
bantu seperti spreadsheet. Pengguna perangkat lunak ini memperbaiki
beberapa kelemahan dari flat file, seperti bertambahnya kecepatan dalam
pengolahan data.
Ada beberapa pengertian sistem manajemen menurut bebrapa para ahli,
antara lain:
a. Asep Herman Suyanto (2004) manajemen system basis data/DBMS
adalah perangkat lunak yang didesain untuk membantu dalam hal
15
pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah besar, DBMS
dapat menjadi alternative penggunaan secara khusus untuk aplikasi,
misalnya penyimpanan data dalam file dan menulis kode aplikasi yang
spesifik untuk pengaturannya.
b. Kumpulan file-file yang saling berelasi, relasi tersebut ditunjukkan
dengan kunci dari tiap file yang ada untuk digunakan dalam satu
lingkup perusahaan, instansi (Kristanto, 1994).
c. Kumpulan file data yang terorganisasi, terintegrasi, dan bisa dipakai
bersama (C.J Date, 1981)
d. Kumpulan rekaman data berbagai tipe yang memiliki relasi satu sama
lain (Martin, 1977)
e. Sekumpulan data organisasi untuk melayani banyak aplikasi secara
efisien dengan memusatkan data dan mengendalikan redundansi data.
(Kenneth C. Laudon. Jane P. Louden, 2010
f. Kumpulan dari data yang saling terintegrasi satu dengan yang lainnya
tersimpan dalam perangkat keras komputer dan menggunakan
perangkat lunak untuk bantuan dalam mengoperasikannya ( ICT
Database/Data Resources Management, Dr. Syopiansyah Jaya Putra,
M.Sis, 2010).
Adapun beberapa aturan yang harus dipatuhi pada file basis
data agar dapat memenuhi kriteria sebagai suatu basis data, yaitu:
a. Kerangkapan data, yaitu munculnya data-data yang sama secara
berulang-ulang pada file basis data,
b. Inkonsistensi data, yaitu munculnya data yang tidak konsisten pada
field yang sama untuk beberapa file dengan kunci yang sama,
c. Data terisolasi, disebabkan oleh pemakaian beberapa file basis data.
Program aplikasi tidak dapat mengakses file tertentu dalam sistem
basis data tersebut, kecuali program aplikasi dirubah atau ditambah
sehingga seolah-olah ada file yang terpisah atau terisolasi terhadap file
yang lain,
16
d. Keamanan data, berhubungan dengan masalah keamanan data dalam
sistem basis data. Pada prinsipnya file basis data hanya boleh
digunakan oleh pemakai tertentu yang mempunya wewenang untuk
mengakses,
e. Integrasi data, berhubungan dengan unjuk kerja sistem agar dapat
melakukan kendali atau kontrol pada semua bagian sistem sehingga
sistem selalu beroperasi dalam pengendalian penuh.
2. Perkembangan Sistem Manajemen Basis Data
Generasi pertama system manajemen basis data didesain oleh Charles
Bachman di perusahaan General Eectric pada awal tahun 1960, disebut
sebagai penyimpanan data terintegrasi (intergrated data store). Dibentuk
dasar untuk model data jaringan yang kemudian distandarisasi oleh
Conference on Data System Languages (CODASYL). Bachman kemudian
menerima ACM Turing Award (penghargaan semacam Nobelpada ilmu
computer) di tahun 1973. Dan pada akhir 1960, IBM mengembangkan
system manajemen informasi (informasi Manajement System) DBMS. IMS
terbentuk dari representasi data pada kerangka kerja yagn disebut dengan
model data hirarki. Dalam waktu yang sama, dikembangkan system SABRE
sebagai hasil kerjasama antara IBM dengan perusahaan penerbangan
Amerika. System ini memungkinkan user untuk mengakses data yang sama
pada jaringan computer.
Kemudian pada tahun 1970, Edger Codd, di Laboratorium Penelitian di
San Jose, mengusulkan model data relasional. Ditahun 1980, model rasional
menjadi pradigma DBMS yang paling dominan. Bahasa query SQL
dikembang untuk basis data relasional sebagai bagian dari proyek Sistem R
dari IBM. ISQ distandardisasi di akhir tahun 1980, dan SQL-92 diadopsi
oleh American National Standards Instute (ANSI) dan international
Standars Organization (ISO). Program yang digunakan untuk eksekusi
bersamaan dalam basis data disebut transaksi. User menulis programnya,
17
dan bertanggung jawab untuk menjalankan program tersebut secara
bersamaan terhadap DBMS.
Pada akhir tahun 1980 dan permulaan 1990, banyak bidang basis data
meliputi bahasa query, model data yang lengkap, dan penekanan pada
dukungan analisis data yang kompleks dari semua bagian organisasi.
Beberapa vonder memperluas sistemnya dengan kemampuan query yang
kompleks. Sisitem khusus/special dikembangkan oleh banyak vendor untuk
membuat data warehouse, mengkonsolidasi data dari beberapa basis data.
Pada tahun 1990, James Gray memenangkan Turing Award untuk
kontribusinya pada manajemen transaksi dalam DBMS.
3. Sistem Manajemen Basis Data
DBMS pada umumnya menyediakan fasilitas atau fitur-fitur yang
memungkinkan data dapat diakses dengan mudah, aman, dan cepat.
Beberapa fitur yang secara umum tersedia adalah:
a. Keamanan : DBMS menyediakan sistem pengamanan data sehingga
tidak mudah diakses oleh orang yang tidak memiliki hak akses.
b. Independensi : DBMS menjamin independensi antara data dan
program, data tidak bergantung pada program yang meng-akses-nya,
karena struktur data-nya dirancang berdasarkan kebutuhan informasi,
bukan berdasarkan struktur program. Sebaliknya program juga tidak
bergantung pada data, sehingga walaupun struktur data diubah,
program tidak perlu berubah.
c. Konkruensi / data sharing : data dapat diakses secara bersamaan oleh
beberapa pengguna karena manajemen data dilaksanakan oleh DBMS.
d. Integritas : DBMS mengelola file-file data serta relasi-nya dengan
tujuan agar data selalu dalam keadaan valid dan konsisten
e. Pemulihan : DBMS menyediakan fasilitas untuk memulihkan kembali
file-file data ke keadaan semula sebelum terjadi-nya kesalahan (error)
atau gangguan baik kesalahan perangkat keras maupun kegagalan
perangkat lunak.
18
f. Kamus / katalog sistem : DBMS menyediakan fasilitas kamus data
atau katalog sistem yang menjelaskan deskripsi dari field-field data
yang terkandung dalam basisdata.
g. Perangkat Produktivitas : DBMS menyediakan sejumlah perangkat
produktivitas sehingga memudahkan para pengguna untuk menarik
manfaat dari database, misalnya reportgenerator (pembangkit
laporan) dan query generator (pembangkit query).
Berikut ini disajikan tabel beberapa DBMS yang terkenal.
DBMS Perusahaan
Access Microsoft Corporation
DB2 IBM
Informix IBM
Ingress Computer Associate
MySQL The MySQL Company
Oracle Oracle Corporation
Postgres SQL Postgres
Sybase Sybase Inc.
Visual dBase Borland
Visual FoxPro FoxPro Corporation
DBMS untuk model data berbasis objek biasanya dinamakan
sebagai Object Oriented Data Base Management System(OODBMS).
Beberapa OODBMS yang terkenal adalah sebagai berikut:
OODBMS Perusahaan
Gemstone Gemstone System
Matisse ADB Inc.
Versant Versant
Jeevan W3 Apps.
Vision Insyte
Objectivity Objectivity Inc.
19
ObjectStone Object Design Inc.
Poet Poet Software.
Perlu ditambahkan disini bahwa beberapa DBMS berbasis objek
sebenarnya tetap menggunakan file data relasional biasa, dengan kata lain,
programnya berbasis objek tetapi datanya masih model relasional biasa.
Software seperti ini biasanya disebut sebagai Object Oriented Relational
DataBase Management System (OORDBMS), misalnya Visual dBase.
Dalam pembuatan DBMS diperlukan beberapa komponen fungsional
penyusunnya sebagai berikut :
a. Query Processsor
Merubah bentuk query ke dalam instruksi tingkat rendah ke database
manager. Menterjemahkan pernyataan-pernyataan bahasa query ke dalam
instruksi-instruksi low-level yang dimengerti oleh database manager.
b. Database Manager
Menerima query dan menguji skema eksternal dan konseptual untuk
menentukan apakah record-record dibutuhkan untuk memenuhi
permintaan. Menyediakan interface antara data low-level yang disimpan
didalam basisdata dengan program-program aplikasi dan queries yang
dikirimkan ke system.
c. File Manager
Manipulasi penyimpanan file dan mengatur alokasi ruang penyimpanan
pada disk.
d. DML Preprocessor
Merubah perintah DML embedded ke dalam program aplikasi dalam
bentuk fungsi-fungsi yang memanggil dalam host
language. Mengkonversi pernyataan-pernyataan DML yang dimasukkan
di dalam program aplikasi ke dalam pemanggilan prosedur normal di
dalam bahasa induknya. Procompiler harus berinteraksi dengan query
processor untuk membuat kode-kode yang diperlukan.
20
e. DDL Compiler
Merubah perintah DDL menjadi kumpulan tabel yang berisi
metadata. Mengkonversi pernyataan DDL ke dalam sekumpulan table
yang mengandung metadata atau “data mengenai data”
f. Dictionary Manager
Mengatur akses dan memelihara data dictionary.
Sistem manajemen database biasanya dikategorikan menurut model
database yang mereka mendukung, seperti jaringan, model relasional atau
obyek. Model cenderung untuk menentukan bahasa query yang tersedia
untuk mengakses database. Fungsi dari Model Database ini adalah untuk
merepresentasikan data sehingga data tersebut mudah dipahami. Model
Database adalah kumpulan konsep yang terintegrasi yang menggambarkan
data, hubungan antara data dan batasan-batasan data dala suatu organisasi.
Terdapat dua model data dalam DBMS sebagai berikut :
a. Model Data Berbasis Objek
Yaitu suatu model data yang menggunakan konsep entitas, atribut dan
hubungan antar entitas. Jenis model data berbasis objek yang umum
adalah :
1) Entity-relationship
2) Semantic
3) Functional
4) object-oriented
b. Model data berbasis record
Yaitu Model Data yang terdiri dari sejumlah record dalam bentuk yang
tetap yang dapat dibedakan dari bentuknya. Ada 3 macam jenis yaitu :
1) Model Hirarkis / Model Pohon (belum ada penjelasannya)
Model database Hierarki merupakan model data yang dimana data
tersebut diatur dengan struktur data tree. Struktur ini dapat mewakili
informasi menggunakan hubungan child/parent: setiap parent dapat
memiliki banyak child, tetapi setiap child hanya boleh memiliki satu
21
parent (yang dikenal juga dengan hubungan 1-ke-banyak). Seluruh
atribut dari record yang ditentukan telah diatur dengan tipe entitas
2) Model Jaringan
Model Jaringan merupakan model database yang diyakini sebagai
cara fleksibel mewakili objek dan hubungan mereka. Model ini
memiliki fitur istimewa yang pada skema, diperlihatkan sebagai
grafik dengan tipe objek ialah node, tipe hubungannya ialah kurva,
yang tidak terbatas dengan menjadi hierarki atau berkisi.
Beberapa sistem database terkenal yang menggunakan jaringan model
termasuk:
a. Integrated Data Store (IDS)
b. IDMS (Integrated Database Management System)
c. RDM Embedded
d. TurboIMAGE
e. Unisys OS 2200 database
Model Relasional merupakan model yang paling sederhana sehingga
mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna, serta merupakan model
yang paling populer saat ini. Model ini menggunakan sekumpulan tabel
berdimensi dua ( yang disebut relasi atau tabel), dengan masing-masing
relasi tersusun atas tupel atau baris dan atribut.
DBMS yang bermodelkan relasional biasa disebut RDBMS (Relational Data
Base Management System).
Contoh produk DBMS terkenal yang menggunakan model relasional
antara lain adalah :
a. DB2 (IBM)
b. Rdb/VMS (Digital Equipment Corporation)
c. Oracle (Oracle Corporation)
d. Informix (Informix Corporation)
e. Ingres (ASK Group Inc)
f. Sybase (Sybase Inc)
22
Di lingkungan PC, produk-produk berbasis relasional yang cukup
terkenal antara lain adalah :
a. Keluarga R:Base (Microrim Corp) antara lain berupa R:Base 5000
b. Keluarga dBase (Ashton-Tate, sekarang bagian dari Borland
International), antara lain dbase III Plus, dBase IV, serta Visual dBase
c. Microsoft SQL ( Microsoft Corporation)
d. Visual FoxPro (Microsoft Corporation)
Salah satu tujuan dari DBMS adalah untuk menyediakan sarana antar
muka (interface) dalam meng-akses data secara efisien tanpa harus melihat
kerumitan atau detail tentang cara data direkam dan dipelihara. DBMS
memiliki arsitektur untuk melakukan abstraksi dari data sehingga dapat
diperoleh independensi data-program.
Pada tahun 1975, badan standarisasi nasional Amerika ANSI-SPARC
(American National Standards Institute – Standards Planning and
Requirements Committee) menetapkan tiga level abstraksi dalam database,
yaitu:
a. Level Eksternal (external level) atau Level Pandangan (view level)
Level Eksternal adalah level yang berhubungan langsung dengan
pengguna database. Pada level ini pengguna (user) hanya bisa melihat
struktur data sesuai dengan keperluannya sehingga setiap user bisa
memiliki pandangan (view) yang berbeda dari user lainnya. Pada level
ini pula dimungkinkan pandangan user berbeda dengan representasi
fisik dari data, misalkan untuk data hari secara fisik data direkam dalam
bentuk kode (1, 2, 3, dst) sedang user melihat data dalam bentuk teks
nama hari (Ahad, Senin, Selasa, …). Data yang dilihat oleh user
seakan-akan berasal dari satu file, secara fisik mungkin diambil dari
beberapa file yang berelasi.
b. Level Konseptual (conceptual level)
Level Konseptual adalah level dari para administrator database, pada
level ini didefinisikan hubungan antar data secara logik, sehingga
23
diperlukan struktur data secara lengkap. Para administrator database
memahami bagaimana satu view dijabarkan dari beberapa file data,
demikian pula pada saat perancangan database mereka dapat saja
membagi data menjadi beberapa file agar dapat diakses dan disimpan
secara efisien
c. Level Internal (internal level) atau Level Fisik (physical level)
Level Internal adalah level dimana data disimpan secara fisik dalam
bentuk kode, teks, angka, bit. Pada level ini didefinisikan allokasi ruang
penyimpanan data, deskripsi data dalam penyimpanan, kompressi data
(agar lebih hemat), dan enkripsi data (agar lebih aman).
Implementasi bahasa DBMS bervariasi sesuai dengan variasi
perusahaan yang merancangnya, namun pada prinsipnya bahasa ini bisa
dikategorikan ke dalam tiga komponen bahasa, yaitu:
a. Data Definition/Decription Language (DDL)
DDL adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk
mendefinisikan struktur data antara lain perintah untuk membuat tabel
baru (CREATE) dimana terdefinisi komponen/field data dengan tipe dan
panjangnya, mengubah index (INDEX, REINDEX) agar setiap rekord
dalam satu file data dapat diakses melalui indeks-nya, mengubah struktur
(MODIFY STRUCT) dari file data, dan sebagainya. Komponen bahasa
ini banyak digunakan oleh para administrator basisdata pada saat
merencanakan atau membangun file-file basisdata
b. Data Manipulation Language (DML)
DML adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk
memanipulasi data, komponen ini diperlukan oleh para pengguna untuk
memanipulasi data, antara lain perintah-perintah untuk melakukan hal-
hal berikut ini:
1) mengambil data dari basisdata (LIST, DISPLAY)
2) menambah data kedalam basisdata (INSERT, APPEND)
3) meremajakan data yang ada dalam basisdata (UPDATE)
24
4) menghapus data yang tidak diperlukan (DELETE)
5) meng-urutkan data (SORT)
6) menghitung frekuensi data (COUNT)
7) mencari data (SEEK, FIND)
DML dapat dibedakan atas dua macam, yaitu DML Prosedural dan DML
Non-Prosedural. Pada DML Prosedural ketika data akan dimanipulasi
maka perintah harus disertai dengan perintah-perintah bagaimana data
diakses dari file database. Perintah DML Prosedural biasanya termuat
dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi (high level programming
language) seperti COBOL, C, C++ dan sebagainya. Pada DML non-
Prosedural data dapat dimanipulasi langsung tanpa harus memerintahkan
bagaimana data dibaca dari file. Perintah DML non-Prosedural biasanya
digunakan dalam bahasa-bahasa DBMS seperti pada dBase, Access,
Paradox, FoxPro, SQL, dan sebagainya.
c. Device Control Media Language (DCML)
DCML adalah komponen bahasa DBMS yang digunakan untuk mengatur
perekaman atau penyimpanan data secara fisik. Komponen bahasa
DCML digunakan oleh operator-operator sistem basisdata didalam
mengatur file-file data secara fisik. Perintah-perintah yang termuat dalam
komponen ini, antara lain perintah perintah: merekam (Write Record,
Create Table), menghapus (Drop, Delete Table).
Tujuan utama DBMS adalah untuk menyediakan tinjauan abstrak dari
data bagi user. Jadi sistem menyembunyikan informasi mengenai bagaimana
data disimpan dan dirawat, tetapi data tetap dapat diambil dengan efisien.
Pertimbangan efisien yang digunakan adalah bagaimana merancang struktur
data yang kompleks, tetapi tetap dapat digunakan oleh pengguna yang masih
awam, tanpa mengetahui kompleksitas struktur data. Basis data menjadi
penting karena munculnya beberapa masalah bila tidak menggunakan data
yang terpusat, seperti adanya duplikasi data, hubungan antar data tidak jelas,
organisasi data dan update menjadi rumit.
25
Jadi tujuan dari pengaturan data dengan menggunakan basis data
adalah:
a. Menyediakan penyimpanan data untuk dapat digunakan oleh organisasi
saat sekarang dan masa yang akan datang.
b. Kemudahan pemasukan data, sehingga meringankan tugas operator dan
menyangkut pula waktu yang diperlukan oleh pemakai untuk
mendapatkan data serta hak-hak yang dimiliki terhadap data yang
ditangani.
c. Pengendalian data untuk setiap siklus agar data selalu up-to-date dan
dapat mencerminkan perubahan spesifik yang terjadi di setiap sistem.
d. Pengamanan data terhadap kemungkinan penambahan, pengubahan,
pengerusakan dan gangguan-gangguan lain.
Fungsi Database Manajemen Sistem (DBMS)
a. Penyimpanan, pengambilan dan perubahan data
b. Katalog yang dapat diakses pemakai
c. Mendukung Transaksi
d. Melayani kontrol concurrency
e. Melayani recovery
f. Melayani autorisasi
g. Mendukung komunikasi data
h. Melayani integrity
i. Melayani data independence
j. Melayani utility
Manfaat Database Manajemen Sistem (DBMS)
a. Manfaat yang diperoleh dari penyusunan database adalah :
b. Mengatasi kerangka (redundancy) data.
c. Menghindari terjadinya inkonsistensi data.
d. Mengatasi kesulitan dalam mengakses data.
e. Menyusun format yang standar dari sebuah data.
f. Penggunaan oleh banyak pemakai (multiple user).
g. Melakukan perlindungan dan pengamanan data (data security).
22
h. Menyusun integritas dan independensi data.
Keuntungan-keuntungan dalam penggunaan DBMS antara lain adalah:
a. Pemusatan kontrol data.
Dengan satu DBMS di bawah kontrol satu orang atau kelompok dapat
menjamin terpeliharanya standar kualitas data dan keamanan batas
penggunaannya serta dapat menetralkan konflik yang terjadi dalam
persyaratan data dan integritas data dapat terjaga.
b. Pemakaian data bersama (Shared Data).
Informasi yang ada dalam basis data dapat digunakan lebih efektif
dengan pemakaian beberapa user dengan kontrol data yang terjaga.
c. Data yang bebas (independent). Program aplikasi terpisah dengan data
yang disimpan dalam komputer.
d. Kemudahan dalam pembuatan program aplikasi baru.
e. Pemakaian secara langsung. DBMS menyediakan interface yang
memudahkan pengguna dalam mengolah data.
f. Data yang berlebihan dapat dikontrol. Data yang dimasukkan dapat
terjadi kerangkapan (redudant), untuk itu DBMS berfungsi untuk
menurunkan tingkat redudancy dan pengelolaan proses pembaruan data.
g. Pandangan user (user view). Ada kemungkinan basis data yang diakses
adalah sama, maka DBMS mampu mengatur interface yang berbeda
dan disesuaikan dengan pemahaman tiap user terhadap basis data
menurut kebutuhan.
Kelemahan-kelemahan DBMS antara lain:
a. Biaya Kebutuhan untuk medapatkan perangkat lunak dan perangkat
keras yang tepat cukup mahal, termasuk biaya pemeliharaan dan
sumber daya manusia yang mengelola basis data tersebut.
b. Sangat kompleks. Sistem basis data lebih kompleks dibandingkan
dengan proses berkas, sehingga dapat mudah terjadinya kesalahan dan
semakin sulit dalam pemeliharaan data.
c. Resiko data yang terpusat. Data yang terpusat dalam satu lokasi dapat
beresiko kehilangan data selama proses aplikasi.
23
d. Memerlukan suatu skill tertentu untk bisa melakukan administrasi dan
manajemen database agar dapat diperolehh struktur dan relasi data yang
optimal.
e. Memerlukan kapasitas penyimpanan baik eksternal disc maupun
internal memory agar DBMS dapat bekerja cepat dan efisien.
f. Kebutuhan akan sumber daya resources biasanya cukup tinggi.
g. apabila DBMS gagal menjalankan misinya maka tingkat kegagalan
menjadi lebih tinggi Karena banyak pengguna bergantung pada sistem
ini.
4. Pengertian Skrining
Menurut Harlan (2006), skrining untuk pengendalian penyakit adalah
pemeriksaan orang-orang asimptomatik untuk mengklasifikasikan mereka
ke dalam kategori yang diperkirakan mengidap atau tidak mengidap
penyakit (as likely or unlikely to have disease).
Contoh uji skrining antara lain pemeriksaan Rontgen, pemeriksaan
sitologi, dan pemeriksaan tekanan darah. Uji skrining tidaklah bersifat
diagnostik. Orang-orang dengan temuan positif atau mencurigakan harus
dirujuk ke dokter untuk diagnosis dan pengobatannya (Harlan, 2006).
Secara garis besar, skrining adalah cara untuk mengidentifikasi
penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau
prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang
mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita
(Amiruddin dkk, 2011).
Amiruddin, dkk (2011), mengemukakan pula mengenai cara untuk
mendeteksi tanda dan gejala penyakit secara dini dan menemukan penyakit
sebelum menimbulkan gejala dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Deteksi tanda dan gejala dini
Dalam hal mendeteksi tanda dan gejala dini diperlukan pengetahuan
tentang tanda dan gejala tersebut yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dan masyarakat. Dengan cara demikian, timbulnya kasus
baru dapat segera diketahui dan diberikan pengobatan. Biasaya
24
penderita datang untuk mencari pengobatan setelah penyakit
menimbulkan gejala dan mengganggu kegiatan sehari-hari yang
berarti penyakit telah berada dalam stadium lanjut. Hal ini
disebabkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan penderita.
b. Penemuan kasus sebelum menimbulkan gejala
Penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan mengadakan skrining
terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita
penyakit. Diagnosis dan pengobatan penyakit yang diperoleh dari
penderita yang datang untuk mencari pengobatan setelah timbul
gejala relatif sedikit sekali dibandingkan dengan penderita tanpa
gejala.
5. Tujuan Skrining
Tujuan dan sasaran skrining menurut Noor (1997), sebagai berikut:
a. Mendapatkan mereka yang menderita sedini mungkin sehingga dapat
dengan segera memperoleh pengobatan.
b. Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat.
c. Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri
sedini mungkin.
d. Mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kesehatan
tentang sifat penyakit dan untuk selalu waspada atau melakukan
pengamatan terhadap setiap gejala dini.
e. Mendapat keterangan epidemiologi yang berguna bagi klinisi dan
peneliti.
Menurut Budiarto dan Anggraeni (2002), bahwa tujuan skrining adalah:
a. Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tidak khas
terhadap orang-orang yang tampak sehat, tetapi mungkin menderita
penyakit yaitu orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena
penyakit (population at risk).
b. Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukan
pengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak
25
membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tidak menjadi
sumber penularan hingga epidemi dapat dihindari.
Menurut Morton et al (2008), tujuan skrining adalah untuk mencegah
penyakit atau akibat penyakit dengan mengidentifikasi individu-individu
pada suatu titik dalam riwayat alamiah ketika proses penyakit dapat diubah
melalui intervensi. Terdapat tiga tingkatan pencegahan yang pada umumnya
ditargetkan di dalam program-program skrining:
a. Pencegahan primer, ditujukan kepada orang-orang yang tidak
memiliki gejala atau asymptotic untuk mengidentifikasi faktor resiko
dini penyakit guna menahan proses patologi sebelum timbul gejala.
Contohnya, mengidentifikasi orang-orang dalam tahap awal
gangguan toleransi glukosa, dan mengendalikan berat badan serta pola
makan mereka untuk mencegah kemunculan diabetes.
b. Pencegahan sekunder, ditujukan kepada orang-orang dalam proses
awal penyakit untuk memperbaiki prognosis. Contohnya,
mengidentifikasi orang-orang pengidap diabetes yang tidak terdeteksi
atau tidak teramati untuk meningkatkan toleransi glukosa guna
mencegah.
c. Pencegahan tersier, ditujukan kepada orang-orang yang
mengalamikomplikasi untuk mencegah dampak lanjutan komplikasi
tersebut. Contohnya, melakukan skrining pada orang-orang untuk
mendeteksi riwayat retinopatidiabetik agar mendapat pengobatan laser
untuk mengendalikan perdarahan retina (retinal hemorrhages) dan
mencegah kebutaan.
6. Kriteria dalam Menyusun Program Skrining
Untuk dapat menyusun suatu program penyaringan, diharuskan
memenuhi beberapa kriteria atau ketentuan-ketentuan khusus yang
merupakan persyaratan suatu tes penyaringan.
a. Penyakit yang dituju harus merupakan masalah kesehatan yang berarti
dalam masyarakat dan dapat mengancam derajat kesehatan
masyarakat tersebut.
26
b. Tersedianya obat yang potensial dan memungkinkan pengobatan bagi
mereka yang dinyatakan menderita penyakit yang mengalami tes.
Keadaan penyedia obat dan keterjangkauan biaya pengobatan dapat
mempengaruhi tingkat atau kekuatan tes yang dipilih.
c. Tersedianya fasilitas dan biaya untuk diagnosis pasti bagi mereka
yang dinyatakan positif serta tersedianya biaya pengobatan bagi
mereka yang dinyatakan positif melalui diagnosis klinis.
d. Tes penyaringan terutama ditujukan pada penyakit yang masa
latennya cukup lama dan dapat diketahui melalui pemeriksaan /tes
khusus.
e. Tes penyaringan hanya dilakukan bila memenuhi syarat untuk tingkat
sensitivitas dan spesifitivitas dan spesifisitasnya.
f. Semua bentuk/teknik dan cara pemeriksaan dalam tes penyaringan
harus dapat diterima oleh masyarakat secara umum.
g. Sifat perjalanan penyakit yang akan dilakukan tes harus diketahui
dengan pasti.
h. Adanya suatu nilai standar yang telah disepakati bersama tentang
mereka yang dinyatakan menderita penyait tersebut.
i. Biaya yang digunakan dalam melaksanakan tes penyaringan sampai
pada titik akhir pemeriksaan harus seimbang dengan risiko biaya bila
tanpa melakukan tes tersebut.
j. Harus dimungkinkan untuk diadakan pemantauan (follow up) terhadap
penyakit tersebut serta penemuan penderita secara berkesinambungan
dapat dilaksanakan (Noor, 2008).
D. Cleaning Data
Data cleansing adalah proses analisa kualitas dari suatu data dengan cara
mengubah, mengoreksi, atau menghapus data-data yang salah, tidak lengkap,
tidak akurat, atau memiliki format yang salah dalam basis data guna
menghasilkan data berkualitas tinggi. Data cleansing juga biasa disebut data
cleaning atau data scrubbing.
27
Data cleansing biasa digunakan dalam sebuah organisasi yang
memerlukan data-data intensif seperti perbankan, asuransi, ritel,
telekomunikasi, atau transportasi. Dalam organisasi, data cleansing digunakan
untuk mengoreksi data-data secara sistematis melalui algoritma sehingga dapat
menghemat waktu dan biaya. Proses data cleansing terkadang dilakukan
dengan perpaduan antara proses otomatisasi dan proses manual.
Secara administratif, data yang tidak benar atau tidak konsisten dapat
mengakibatkan kesimpulan palsu dan salah arah investasi pada kedua publik
dan swasta skala. Misalnya, pemerintah mungkin ingin menganalisis jumlah
penduduk sensus untuk menentukan daerah membutuhkan pengeluaran lebih
lanjut dan investasi pada infrastruktur dan layanan. Dalam hal ini, akan sangat
penting untuk memiliki akses ke data yang dapat dipercaya untuk menghindari
keputusan fiskal yang salah.
Dalam dunia bisnis, data yang tidak benar dapat mahal. Banyak
perusahaan menggunakan database pelanggan yang mencatat data informasi
seperti informasi kontak, alamat, dan preferensi. Jika misalnya alamat yang
tidak konsisten, perusahaan akan menanggung biaya kirim kembali mail atau
bahkan kehilangan pelanggan.
E. Pengolahan Data
1. Definisi Pengolahan Data
Pengolahan data (data processing) merupakan manipulasi data ke
bentuk yang lebih informatif atau berupa informasi. Informasi merupakan
hasil dari kegiatan pengolahan suatu data dalam bentuk tertentu yang lebih
berarti dari suatu kegiatan atau suatu peristiwa. Sistem yang melakukan
tugas pengolahan data adalah system pengolahan data.
Pengelolaan Data adalah kegiatan atau operasi yang direncanakan guna
untuk mencapai tujuan. Dalam pengelolaan ini di dalamnya ada kegiatan
yang di lakukan oleh pengelola data guna untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan bersama atau pun secara pribadi.dalam pengelolaan itu
melibatkan manusia sebagai pelaksana dan dapat menyimpan data yang ada
28
dan didapat dari informasi pengambilan keputusan, selain itu juga ada alat
bantu mungkin berupa computer yang yang ada di lapangan. Dengan alat
bantu tersebut semua data-data yang ada dapat diproses dan di jadikan
sebuah informasi.
Dalam pandangan kita, sistem pengolahan data adalah sama dengan
system akuntansi. Pandangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada
mulanya computer hanya diterapkan untuk tugas akuntansi dan,
penggunaanya disebut pengolahan data elektronik atau EDP.
2. Fungsi Pengolahan Data
Fungsi dasar Pengolahan Data :
a. Mengambil program dan data (masukan / input)
b. Menyimpan program dan data serta menyediakan untuk pemrosesan
c. Menjalankan proses aritmatika dan logika pada data yang disimpan
d. Menyimpan hasil antara dan hasil akhir pengolahan.
e. Mencetak atau menampilkan data yang disimpan atau hasil pengolahan.
Dalam sebuah perusahaan, bagian arsip dan pengolahan data elektronik
mempunyai tugas menyususn, menghimpun, menyimpan perumusan
pedoman dan petunjuk teknis, mengkoordinasikan bahan kebijakan dan
penyelenggaraan pemerintahan di bidang arsip dan PDE meliputi :
kearsipan, pendayagunaan sistem informasi serta pengolahan data elektronik
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan rencana program daerah di bidang pengolahan data
elektronik dan kearsipan daerah.
b. Penyusunan dan penganalisis data, pengendali data hasil rekaman serta
analisis sistem aplikasi.
c. Pengendalian arus data dari satu masukan sampai data keluaran,
perekaman, pengoperasian komputer, penyimpanan file data, penyediaan,
dan pengamanan perangkat keras komputer.
d. Pemberian bimbingan, pembinaan, pelayanan, pengendalian
komputerisasi dan kearsipan di lingkungan Pemerintah Daerah.
e. Pengumpulan dan pengolahan arsip in-aktif daerah.
29
f. Pelaksanaan penilaian dan penyerahan arsip statis daerah kepada Arsip
Nasional Republik Indonesia setelah mendapat persetujuan tertulis
Mentri Dalam Negeri. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Asisten Tata Praja.
3. Unsur-Unsur Pengelolaan Data
Proses pengelolaan data dapat melibatkan secara keseluruhan atau
sebagian dari unsur-unsur pengelolaan data berikut:
a. Pengumpulan Data (Data Capturing)
Pengelolaan data merupakan aktifitas penangkapan data dari dalam
dokumen dasar. Dokumen ini merupakan lembaran isian data yang diisi
oleh petugas atau orang lain secara langsung. Tentang dokumen diisi dan
dirancang dengan jelas, mudah diisi dan dapat meminimalisir kesalahan
data.
b. Pembacaan (Reading)
Pembacaan data adalah proses pembacaan data dari dokumen dasar yang
digunakakn agar dapat diproses lebih lanjut. Proses pembacaannya dapat
dilakukakn secara manual atau dengan menggunakan alat bantu berupa
mesin.
c. Pemeriksaan (Verifying)
Pemeriksaan perlu dilakukan hal ini bertujuan untuk menghindari
kesalahan dari data yang di baca dari dokumen dasar.
d. Perekaman (Recording)
Perekaman data merupakan proses penyimpanan data yang di bacakan
dan diferifikasikan kedalam alat penyimpanan berupa memori
penyimpanan. Dalam system computer dapat di simpan data dimemori
sekunder berupa disk, hard-disk dan lainnya.
e. Penggolongan (Classifying)
Penggolongan informasi perlu dilakukan untuk memenuhi kebuthan
informasi berdasarkan klasifikasi tertentu.
30
f. Pengurutan (sorting)
Sorting selalu digunakan dalam pengelolaan data. Data-data itu perlu
diurutkan agar informasi yang di hasilkan dapat dipahami, memudahkan
pembaca dan pencarian informasi yang disajikan.
g. Peringkasan (Sumarizing)
Peringkasan data dimaksut sebagai operasi untuk menghilangkan
kemunculan data yang sama atau berulang dari sekumpulan rincian data
sebagi basis data yang tersimpan dalam memory.
h. Pehitungan (Calculating)
Perhitungan merupakan proses pengolahan data yang melibatkan seluruh
operasi aritmatika.
i. Perbandingan (Comparing)
Data-data dalam basis sumber data-data yang ada perlu dibandingakan
dengan data-data yang lain untuk mengetahui posisi dan kondisi data
dalam kesimpulan data yang direkam.
j. Pemindahan (Transmitting)
Dalam suatu system jaringan computer perlu ada pengiriman data dari
satu terminal ke terminal lain melalui media tranmisi data intuk diproses
lebih lanjut.
k. Penampilan Kembali (Retrieving)
Pada prinsipnya informasi yang ada merupan penampilan hasil kembali
dari data-data yang telah disimpan disuatu tempat penyimpanan
sebelumnya, dan untuk menapilan kembali diusahakan data-data itu dapat
ditampilkan dengan cepat.
l. Penggandaan (Reproductiont)
Penyajian informaasi, khususnya dalam bentuk hardcopy perlu
dikendalikan agar informasi tersebut dapat dikirim ke seluruh pemakai,
dengan tujuan agar infomasi itu tidak hilang.
31
m. Penyebarluasan (Distribution)
Distribusi informasi dapat dilakukan melalui media komunikasi data
atau dikirim dalam bentuk hardcopy kepada setiap pemakai dalam setiap
daftar tebusan laporan.
4. Metode Pengolahan Data
Ada empat metode yang digunakan dalam sistem pengolahan data yaitu:
a. Metode Manual
Dalam metode ini semua proses pengolahan data dilakukan dengan
tangan dan menggunakan alat bantu yang sederhana seperti pensil,
pulpen, penggaris, kertas kerja dan lain-lain.
b. Metode Elektromaknetik
Dalam metode ini pengolahan data dikerjakan secara manual dan dibantu
mesin elektronik sederhana. Contoh seorang kariyawan yang bekerja
dengan menggunakan mesin cetak kolom.
c. Metode System Waarkat
Dalam system ini pengolahan data dilakukan dengan system warkat,
prinsip kerja system ini adalah data-data mengenai suatu objek dicatat
dalam suatu kartu dengan menggunakan sandi lubang. Sejumlah kartu
yang mengandung sejumlah data-data objek yang sama digabung untuk
membentuk suatu berkas file.
d. Metode Elektronik Komputer
Dalam metode ini keseluruhan proses data diolah dan dibantu dengan
menggunakan alat yang makin tahun makain bertambah canggih yaitu
computer. Semua data di input dan diolah berdasarkan kebutuhan yang
diperoleh dan di lakukan juga penyimpanan agar suatu saat data itu
dibutuhkan tinggal dibuka dengan segera dan cepat.
32
Ada beberapa hal yang perlu dilihat dalam menentukan metode
pengolahann data yang tepat menurut seorang system analyst untuk mampu
memahami syarat-syarat pengolahan maupun kemampuan-kemampuan yang
ingin dicapai dari setiap metode yang dipilih yaitu:
a. Volume unsure-unsur data yang dimuat
b. Kompleksitas operasi pengolahan data yang diperlukan
c. Batasan waktu pengolahan
d. Tuntutan perhitungan
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa basis data merupakan
kumpulan data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang
diaorganisasikan sesuai struktur tertentu dan disimpan dengan baik
SPSS adalah salah satu program statistik yang dibuat untuk mempermudah
dalam menyelesaiakan masalah-masalah pengolahan data dalam statistik.
Dalam menyelesaikan masalah pengolahan data statistik dapat digunakan SPSS
Data Editor dengan beberapa uji.
Pengolahan data (data processing) merupakan manipulasi data ke bentuk
yang lebih informatif atau berupa informasi. Informasi merupakan hasil dari
kegiatan pengolahan suatu data dalam bentuk tertentu yang lebih berarti dari
suatu kegiatan atau suatu peristiwa.
Ada setidaknya 10 fungsi DBMS dalam membantu menjaga dan
memelihara integritas data dalam suatu sistem adalah: Menjaga Integritas Data,
Penyimpanan Data (Data Storage Management), Kamus Data, Transformasi
dan Penyajian Data, Keamanan Data, Memungkinkan Akses Beberapa User,
Menyediakan Prosedur Backup dan Recovery, Menyediakan bahasa akses dan
pemogramman, Menyediakan interface untuk komunikasi, dan Manajemen
Transaksi
B. Saran
Penyusun berharap agar mahasiswa khususnya mahasiswa Program Studi
Kesehatan Masyarakat dapat menggunakan komunikasi antar pribadi yang
efektif dalam setiap aktivitas kehidupan. Sehingga hubungan yang terjadi dapat
berlangsung harmonis dan dapat membantu mempermudah pencapaian tujuan
dalam aktivitas pekerjaan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung:
Armico.
Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E.
Merril Publishing Company, Columbus, Ohio.
Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E.
Merril Publishing Company, Columbus, Ohio.
Atkinson RL. Pengantar Psikologi jilid 2,, edisi 11, Penerbit Interaksara, Batam
Centre. 1998.
Darmono. Stres : Tinjauan dari Segi Fisik, Kejiwaan dan Sosio Budaya, Medika
1985;11:1096-9
Fiske John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2200836-tujuan-wawancara/
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2170427-pengertian-dan-
fungsi-wawancara/
http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2035973-pengertian-
wawancara-dan-teknik-wawancara/
Liliweri, Alo. 2007. Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka.
Pelajar.
Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
R. Wayne Pace dan Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi; strategi
meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Stoner, James A.F., 1996, Manajemen, Erlangga, Jakarta
Dr Elvinaro Ardianto,dkk.,2004 Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. Wiryanto, 2000, Teori Komunikasi Massa, Jakarta:
Grasindo
Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia
35
Formulir Penilaian Praktik Mandiri Manajemen Data
No.
Aspek yang Dinilai
Bobot
Nilai
YA
TIDAK
1. Praktik Pengumpulan Data 30
2. Praktik Coding 15
3. Praktik Skrinning 15
4. Praktik Cleaning 15
5. Praktik Pengolahan Data 25
Jumlah 100