13
Modu l Praktikum Sistem Produksi 20 7 Laboratorium Proses dan Sistem Produks Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM BAB I SISTEM PRODUKSI EASTERN & WESTERN 1.1. Materi Sistem Produksi adalah suatu gabungan dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mentransformasi input produksi menjadi output, sehingga memiliki nilai lebih. 1.1.1. Sistem ProduksiWestern Filosofi dasar dari sistem produksi western adalah memanfaatkan unsur-unsur sistem produksi yang tersedia secara optimal di mana ditemukan dan digunakan negara-negara barat yang memiliki resource yang cukup banyak. Sistem produksi western memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Melakukan peramalan dalam menentukan kuantitas produksi. b. Melakukan optimasi dalam penjadwalan produksi, penentuan kebutuhan bahan baku, mesin dan tenaga kerja. c. Terdapatnya departemen pengendalian kualitas. d. Terdapat warehouse yang berfungsi sebagai penyimpanan persediaan. 1

Modul Praktikum Sistem Produksi 2013inovasimanufaktur.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewPraktikum Sistem Produksi 201 6 Laboratorium Proses dan Sistem Produksi

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Modul Praktikum Sistem Produksi 2013inovasimanufaktur.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewPraktikum Sistem Produksi 201 6 Laboratorium Proses dan Sistem Produksi

BAB I

SISTEM PRODUKSI EASTERN & WESTERN

1.1. Materi

Sistem Produksi adalah suatu gabungan dari komponen-komponen

yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk mentransformasi

input produksi menjadi output, sehingga memiliki nilai lebih.

1.1.1. Sistem ProduksiWestern

Filosofi dasar dari sistem produksi western adalah

memanfaatkan unsur-unsur sistem produksi yang tersedia secara

optimal di mana ditemukan dan digunakan negara-negara barat yang

memiliki resource yang cukup banyak. Sistem produksi western

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Melakukan peramalan dalam menentukan kuantitas produksi.

b. Melakukan optimasi dalam penjadwalan produksi, penentuan

kebutuhan bahan baku, mesin dan tenaga kerja.

c. Terdapatnya departemen pengendalian kualitas.

d. Terdapat warehouse yang berfungsi sebagai penyimpanan

persediaan.

1.1.2. Sistem Produksi Eastern

Diawali krisis minyak yang terjadi pada tahun 1970-an yang

sangat mempengaruhi industri barat sebagai konsumen terbesar. Di

sisi lain, Jepang beserta sistem yang diterapkannya tidak telalu

berpengaruh terhadap krisis tersebut karena terbisa melakukan

penghematan. Hingga tahun 1990-an Jepang nampak berkembang

pesat dan jauh meninggalkan negara barat.

Sistem produksi Jepang dikenal dengan nama Just-in-Time (JIT).

Filosofi dasar dari sistem produksi ini adalah meminimalkan

pemborosan (eliminate of waste). Sistem produksi Eastern memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

1

UGM eknikTakultas F Departemen Teknik Mesin dan Industri Laboratorium Proses dan Sistem Produksi 7l Praktikum Sistem Produksi 201Modu

Page 2: Modul Praktikum Sistem Produksi 2013inovasimanufaktur.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewPraktikum Sistem Produksi 201 6 Laboratorium Proses dan Sistem Produksi

a. Menerapkan Sistem Produksi JIT yaitu memproduksi apa yang

dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang

diperlukan.

b. Menerapkan Autonomasi, yaitu suatu unit pengendalian cacat

secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir

ke proses produksi berikutnya.

c. Tenaga kerjanya fleksibel. Maksudnya adalah dapat

mengubahubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi

permintaan

d. Berpikir kreatif dengan cara menampung saran-saran karyawan.

1.1.3. Sistem Produksi Toyota

Toyota Production System atau yang biasa disebut “Lean

Manufacturing” sebagian besar menggunakan landasan pada sistem

produksi eastern merupakan sebuah sistem produksi yang

menekankan pada continuous improvement (kaizen) dengan

mengurangi atau mengeliminasi semua jenis pemborosan pada

semua aspek yang berkaitan dengan aliran produk dari supplier

sampai ke tangan customer. Tujuan utamanya yaitu :

a. Laba lewat pengurangan biaya atau perbaikan produktivitas

b. Penghilangan produksi yang berlebihan c. Pengendalian jumlah, jaminan mutu, dan

menghormati kemanusiaan

d. Tenaga kerja fleksibel, keaslian dan kepintaran

e. Produksi Just In Time

Sedangkan prinsip-prinsip yang mendasari Toyota Production

System disebut Toyota Way. Menurut Liker (2006), Toyota Way

terdiri dari 14 prinsip yaitu:

a. Mengambil keputusan manajerial berdasarkan filosofi jangka

panjang

2

UGM eknikTakultas F Departemen Teknik Mesin dan Industri Laboratorium Proses dan Sistem Produksi 7l Praktikum Sistem Produksi 201Modu

Page 3: Modul Praktikum Sistem Produksi 2013inovasimanufaktur.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewPraktikum Sistem Produksi 201 6 Laboratorium Proses dan Sistem Produksi

b. Membuat proses mengalir secara kontinu untuk mengangkat

permasalahan ke permukaan

c. Gunakan sistem “pull” untuk menghindari produksi berlebih

d. Meratakan beban kerja (heijunka)

e. Membangun kemampuan untuk mendeteksi masalah demi

kualitas yang baik sejak awal

f. Standarisasi kerja

g. Menggunakan pengendalian visual agar tidak ada masalah

tersembunyi

h. Hanya menggunakan teknologi handal yang sudah teruji

i. Mengembangkan pemimpin yang memahami pekerjaannya,

menjiwai filosofi kerjanya, dan mengajarkannya kepada orang

lain

j. Mengembangkan orang dan kelompok yang memiliki

kemampuan istimewa

k. Menghormati jaringan mitra dan pemasok

l. Melihat dan memahami sendiri situasi yang sebenarnya

m. Membuat keputusan secara perlahan-lahan melalui konsensus,

mempertimbangkan semua pilihan dengan seksama, kemudian

mengimplementasikan keputusan itu dengan cepat.

n. Menjadi suatu organisasi pembelajar melalui refleksi diri tanpa

kompromi (hansei) dan peningkatan berkesinambungan (kaizen)

Liker (2006) merinci adanya 8 pemborosan yang biasa dilakukan

perusahaan, yaitu :

a. Produksi berlebih (overproduction)

b. Pemborosan waktu (menunggu)

c. Transportasi yang tidak perlu

d. Memproses secara berlebih atau keliru

e. Persediaan berlebih

f. Gerakan yang tidak perlu

g. Produk cacat

3

UGM eknikTakultas F Departemen Teknik Mesin dan Industri Laboratorium Proses dan Sistem Produksi 7l Praktikum Sistem Produksi 201Modu

Page 4: Modul Praktikum Sistem Produksi 2013inovasimanufaktur.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewPraktikum Sistem Produksi 201 6 Laboratorium Proses dan Sistem Produksi

h. Kreativitas karyawan yang tidak dimanfaatkan

Gambar 1.1.Proses Penghilangan Pemborosan untuk Penurunan Biaya

Produksi Lancar Toyota

Pelancaran produksi tiap model mobil pada Toyota

menggunakan FMS (Flexible Manufacturing System). Singkatnya,

FMS didefinisikan sebagai suatu sistem produksi otomatis, intsrumen

mesin otomatis, instrumen penanganan bahan dan sistem

mikrokomputer yang mengendalikan instrumen ini.

4

UGM eknikTakultas F Departemen Teknik Mesin dan Industri Laboratorium Proses dan Sistem Produksi 7l Praktikum Sistem Produksi 201Modu

Page 5: Modul Praktikum Sistem Produksi 2013inovasimanufaktur.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewPraktikum Sistem Produksi 201 6 Laboratorium Proses dan Sistem Produksi

Gambar 1.2. Proses Produksi Toyota

Cara Toyota Memperpendek Waktu Pemesanan

Gambar 1.3.Kerangka Toyota Memperpendek Waktu Pemesanan

Just in Time (JIT)

Salah satu sistem produksi yang digunakan oleh Toyota adalah

Just in Time (JIT), yaitu suatu sistem produksi yang dirancang untuk

mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu

penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis

5

UGM eknikTakultas F Departemen Teknik Mesin dan Industri Laboratorium Proses dan Sistem Produksi 7l Praktikum Sistem Produksi 201Modu

Page 6: Modul Praktikum Sistem Produksi 2013inovasimanufaktur.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewPraktikum Sistem Produksi 201 6 Laboratorium Proses dan Sistem Produksi

pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga

perusahaan dapat mengantarkan produknya kepada konsumen

dengan tepat waktu.

Metode JIT yang diterapkan di Toyota diantaranya: a.

Sikap Kerja 5S,

1) Seiri (Ringkas), memilah barang-barang yang diperlukan

dan tidmak diperlukan, dipisahkan lokasinya berdasarkan

frekuensi penggunaannya, dan menyingkirkan yang tak perlu.

2) Seiton (Rapi), menyimpan barang di tempat yang tepat/tata

letak yang benar, sehingga mudah ditemukan. Barang disusun

agar setiap orang dapat menemukannya dengan cepat.

Gambar 1.4. Contoh Letak, Tempat dan Kode Pelat

6

UGM eknikTakultas F Departemen Teknik Mesin dan Industri Laboratorium Proses dan Sistem Produksi 7l Praktikum Sistem Produksi 201Modu

Page 7: Modul Praktikum Sistem Produksi 2013inovasimanufaktur.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewPraktikum Sistem Produksi 201 6 Laboratorium Proses dan Sistem Produksi

Gambar 1.5. Pengembalian Pembunkus dan Lemari

Berlaci Khusus Perkakas

3) Seiso (Resik), membersihkan sampah, kotoran dan benda

asing di tempat kerja untuk menciptakan lingkungan kerja

yang bebas dari kesalahan, yang dapat berdampak buruk pada

mesin/benda kerja atau bahkan kecelakaan kerja.

Gambar 1.6. Contoh Penggunaan Tutup Pengumpul Debu

4) Seiketsu (Rawat), membuat sistem dan prosedur untuk

mempertahankan dan memonitor aktivitas 5S. Penetapan

standar visual agar dapat dilakukan dengan mudah.

7

UGM eknikTakultas F Departemen Teknik Mesin dan Industri Laboratorium Proses dan Sistem Produksi 7l Praktikum Sistem Produksi 201Modu

Page 8: Modul Praktikum Sistem Produksi 2013inovasimanufaktur.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewPraktikum Sistem Produksi 201 6 Laboratorium Proses dan Sistem Produksi

5) Shitsuke (Rajin/Disiplin), melatih dan menanamkan

kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan benar.

Langkah ini merupakan hal terpenting dalam 5S. Manajer

harus mengilhami bawahannya untuk dapat mengikuti aturan.

b. Poka Yoke, puncak pencegahan defect disebut juga alat anti

salah yang mempermudah kerja operator. Pendekatan bersidat

before the fact memiliki spirit menghidarkan human error dalam

pemenuhan kebutuhan.

c. Andon, merupakan lampu peraga gangguan yang digunakan

untuk membentu memperlihatkan keadaan tidak wajar di pabrik.

d. Heijunka, merupakan pemerataan beban kerja baik dari segi

volume maupun pembaruan produk. Dimana mengambil jumlah

total pesanan dalam satu periode dan meratakannya sehingga

dibuat dalam jumlah rata-rata setiap hari.

e. Sistem Kanban, dibuat untuk mengindikasikan proses mana

yang membutuhkan apa dan memungkinkan berbagai proses

untuk dapat berkomunikasi secara efisien. Perencanaan produksi

perusahaan hanya diberikan kepada baris perakitan akhir.

Shinjoka

Shinjoka adalah konsep untuk mencapai fleksibilitas dalam

jumlah pekerja dengan menyesuaikan diri terhadap perubahan

permintaan. Faktor untuk mencapai konsep shinjoka: a. Rancangan

Tata Ruang mesin yang tepat

Tata ruang putaran-U dengan pintu masuk dan keluar berada

pada posisi yang sama.

8

UGM eknikTakultas F Departemen Teknik Mesin dan Industri Laboratorium Proses dan Sistem Produksi 7l Praktikum Sistem Produksi 201Modu

Page 9: Modul Praktikum Sistem Produksi 2013inovasimanufaktur.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewPraktikum Sistem Produksi 201 6 Laboratorium Proses dan Sistem Produksi

Gambar 1.7. Tata Ruang bentuk U

Keuntungannya yaitu mengurangi jumlah pekerja yang

diperlukan saat menyesuaikan diri terhadap perubahan jumlah

produksi.

b. Pekerja yang terlatih dengan baik dan serbaguna Arti Shinjoka

sebenarnya adalah kemampuan untuk mengubah jumlah pekerja

dengan cepat du tiap workstation untuk menyesuaikan diri

terhadap perubahan permintaan. Toyota membina para

karyawannya dengan sistem yang disebut rotasi pekerjaan,

dimana tiap pekerja bergiliran melalui dan melakukan setiap

pekerjaan di tempat kerjannya. Setelah satu periode, masing-

masing pekerja memiliki kemampuan dalam tiap pekerjaan

sehingga pekerja berfungsi-ganda.

Jidoka (Autonomasi)

Jidoka merupakan konsep untuk melengkapi mesin dengan

kecerdasan yang dapat melakukan penilaian sendiri terhadap cacat

produksi, kerusakan alat, kekurangan komponen, dan memberi

isyarat pada operator untuk segera menghentikan mesin.

Autonomasi di pabrik Toyota selalu melibatkan pengendalian

mutu karena ini tidak memungkinkan suku cadang cacat melalui

lini tanpa diketahui. Bila terdapat cacat, lini itu akan berhenti,

memaksa perhatian pada masalah dengan segera, penyelidikan

pada penyebabnya, dan tindakan koreksi untuk mencegah agar

cacat yang serupa tidak terjadi lagi.

9

UGM eknikTakultas F Departemen Teknik Mesin dan Industri Laboratorium Proses dan Sistem Produksi 7l Praktikum Sistem Produksi 201Modu