30
Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI Bahasa Indonesia 1 MODUL MATERI UJIAN DINAS DAN UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP) PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI BAHASA INDONESIA 2014

Modul Udupkp Bpom Bahasa Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Udupkp Bpom Bahasa Indonesia

Citation preview

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 1

    MODUL MATERI UJIAN DINAS DAN

    UJIAN PENYESUAIAN KEPANGKATAN (UPKP)

    PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

    BAHASA INDONESIA

    2014

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Deskripsi Singkat

    Mata pelajaran ini antara lain membahas Kebijakan Bahasa Indonesia, ejaan

    Bahasa Indonesia, bentuk dan pilihan kata, kalimat dan paragraf, serta

    penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas.

    B. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)

    Setelah mempelajari mata pelajaran ini, peserta diharapkan mampu menerapkan

    kaidah-kaidah bahasa Indonesia dalam koteks bekerja.

    C. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)

    Setelah mempelajari dan memahami modul ini diharapkan peserta Ujian Dinas dan

    Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat mempunyai sikap positif terhadap bahasa

    Indonesia dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

    Kompetensi dasar yang diharapkan setelah peserta mempelajari modul ini adalah :

    a. memahami dan menerapkan kaidah ejaan dengan baik dan benar;

    b. mengetahui dan menerapkan kaidah dalam memilih kata yang baik dan benar;

    c. mengetahui dan menerapkan kaidah dalam penyusunan kalimat efektif;

    d. membuat surat dinas dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

    D. Materi Bahasan

    Materi bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 5 (lima) kegiatan belajar:

    1. Kebijakan Bahasa Indonesia;

    2. Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan;

    3. Diksi

    4. Kalimat Efektif

    5. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 3

    BAB II

    KEBIJAKAN BAHASA INDONESIA

    A. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

    Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Indonesia, sebagaimana

    telah diatur dalam Pasal 36 UUD Tahun 1945. Dalam penerapannya dalam

    kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini diatur dalam Undang-undang Nomor

    24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu

    Kebangsaan. Dalam Undang-Undang tersebut yang dimaksud dengan Bahasa

    Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia

    adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan

    Republik Indonesia.

    Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia

    berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) Iambang jati diri

    (identitas) nasional, (3) alat persatuan berbagai masyarakat yang berbeda-beda

    latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan (4) alat perhubungan

    antarbudaya antardaerah.

    Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia

    berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi

    lembaga-lembaga pendidikan, (3) bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat

    nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

    kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modem.

    B. Penggunaan Bahasa Indonesia

    Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam :

    1. peraturan perundang-undangan.

    2. dokumen resmi negara.

    3. pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejabat negara yang lain yang

    disampaikan di dalam atau di luar negeri.

    4. bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Penggunaan bahasa asing

    dalam pendidikan dapat digunakan sebatas bertujuan untuk mendukung

    kemampuan bahasa asing peserta didik. Penggunaan bahasa Indonesia dalam

    pendidikan tidak berlaku untuk satuan pendidikan asing atau satuan pendidikan

    khusus yang mendidik warga negara asing.

    5. pelayanan administrasi publik di instansi pemerintahan.

    6. nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi

    pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan

    warga Negara Indonesia. Dalam hal pembuatan nota kesepemahaman yang

    melibatkan pihak asing, selain ditulis menggunkan bahasa Indonesia, ditulis

    juga dalam bahasa nasional pihak asing tersebut dan/atau bahasa Inggris.

    7. forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di

    Indonesia. Bahasa Indonesia juga dapat digunakan dalam forum yang bersifat

    internasional di luar negeri.

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 4

    8. komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta.

    9. laporan setiap lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintahan.

    10. penulisan karya ilmiah dan publikasi karya ilmiah di Indonesia. Penulisan dan

    publikasi untuk tujuan atau bidang kajian khusus dapat menggunakan bahasa

    daerah atau bahasa asing.

    11. nama geografi di Indonesia.

    12. untuk nama bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman,

    perkantoran, kompleks perdagangan, merek dagang, lembaga usaha, lembaga

    pendidikan, organisasi yang didirikan atau dimiliki oleh warga negara Indonesia

    atau badan hukum Indonesia.

    13. informasi tentang produk barang atau jasa produksi dalam negeri atau luar

    negeri yang beredar di Indonesia. Informasi tersebut dapat dilengkapi dengan

    bahasa daerah atau bahasa asing sesuai dengan keperluan.

    14. rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain

    yang merupakan pelayanan umum. Dalam penerapannya dapat disertai bahasa

    daerah dan/atau bahasa asing.

    15. informasi melalui media massa. Media yang menggunakan bahasa daerah atau

    bahasa asing harus mempunyai tujuan khusus atau sasaran khusus.

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 5

    BAB III

    EJAAN BAHASA INDONESIA

    Penggunaan bahasa Indonesia tidak lepas dari ejaan dalam bahasa Indonesia,

    hal ini berarti kita berhadapan dengan bahasa tulis, cara bagaimana menuliskan huruf,

    kata dan menggunakan tanda baca. Sehingga ejaan tidak ada kaitannya dengan lafal

    yang menjadi unsur terpenting dalam bahasa lisan.

    Pada saat ini bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan Bahasa

    Indonesia yang Disempurnakan. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

    diresmikan pemakaiannya pada tanggaI 16 Agustus 1972 oIeh Presiden Soeharto.

    PenjeIasan lebih lanjut tentang aturan ejaan itu dimuat dalam buku Pedoman Umum

    Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (selanjutnya disingkat menjadi

    Pedoman Umum EYD). Buku pedoman itu berisi aturan-aturan mengenai penggunaan

    huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan dan tanda baca.

    A. Penggunaan Huruf

    a. Penggunaan Huruf Kapital

    Peggunaan huruf kapital Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

    Disempurnakan adalah sebagai berikut:

    1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menulis ungkapan yang

    berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan,

    termasuk kata ganti untuk Tuhan.

    Contoh: Allah

    Atas rahmat-Mu (bukan atas rahmatMu)

    Dengan kuasa-Nya (bukan dengan kuasaNya)

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata

    seperti imam, makmum, doa, puasa dan misa.

    2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan

    keagamaan yang diikuti nama orang.

    Contoh: Mahaputra Yamin

    Haji Agus SaIim

    SuItan Hasanuddin

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

    keturunan, dan keagamaan jika tidak diikuti nama orang.

    Contoh: H.B. Yassin juga mendapat gelar mahaputra.

    Ayahnya telah menunaikan ibadah haji tahun lalu.

    Sebagai seorang suItan, ia berwibawa sekaIi.

    3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang

    diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Contoh:

    Gubernur Fauzi Bowo (jabatan yang diikuti nama orang)

    Letnan KoIoneI SaIadin (pangkat yang diikuti nama orang)

    Kepala Balai Besar POM di Jawa Barat (jabatan yang diikuti nama tempat)

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 6

    Kepala Badan POM (jabatan yang diikuti nama instansi)

    Nama jabatan dan pangkat itu tidak ditulis dengan huruf kapital jika, tidak

    diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Contoh:

    Siapa gubernur yang baru dilantik itu?

    Paman saya berpangkat Ietnan jenderal.

    4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.

    Contoh: bangsa Indonesia

    suku Jawa

    bahasa Jepang

    5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,

    dan peristiwa sejarah.

    Contoh: tahun Hijriah; bulan Agustus; hari Senin; hari NataI; Perang Candu;

    6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.

    Contoh: Teluk Jakarta; Danau Toba, SeIat Karimata

    Perhatikan juga penulisan yang benar berikut ini.

    Dia berIayar sampai ke teluk.

    Jangan mandi di danau yang kotor.

    Mereka menyeberangi selat itu selama 2 hari

    Kata teluk, danau, dan selat adalah kata umum, bukan kata khusus. Sehingga

    ditulis dengan huruf kecil.

    7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga

    pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.

    Contoh: Badan Pengawas Obat dan Makanan

    Kementerian Keuangan

    Undang-Undang Dasar 1945

    Coba perhatikan juga penulisan yang benar dibawah ini

    Dia pegawai salah satu kementerian.

    Menurut undang-undang, Saudara dapat dijatuhi hukuman.

    Kata kementerian dan undang-undang dasar ditulis dengan huruf kecil karena

    kata itu tidak diikuti nama.

    8) Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan.

    Contoh: Dr. dr. S.E. B.A. M.Sc. Ny.

    Ir. M.A. S.H. M.B.A. Sdr.

    9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

    kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai

    sebagai kata ganti atau sapaan.

    Contoh: Atas kehadiran Ibu, kami ucapkan terima kasih.

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 7

    Surat Saudara sudah saya terima.

    Akan tetapi, coba perhatikan juga penulisan yang benar berikut ini!

    Kita harus menghormati ayah dan ibu kita.

    Semua adik dan kakak saya sudah berkeIuarga.

    Perhatikan juga penulisan kata sapaan yang diikuti nama jabatan.

    Kami sedang menunggu Pak Dosen.

    Menurut keterangan Bu Dokter, penyakit saya tidak parah.

    10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti orang ke-2 (Anda)

    Contoh: Tahukah Anda bahwa gaji pegawai negeri akan naik?

    Apakah kegemaran Anda?

    b. Penggunaan Huruf Miring

    1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan buku, majalah, dan surat

    kabar yang dikutip dalam karangan.

    Contoh: Majalah Bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha.

    Surat kabar Suara dapat merebut hati pembacanya.

    2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau

    ungkapan asing.

    Contoh: Nama latin untuk buah manggis adalah Garcinia mangostana.

    3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan

    huruf, bagian kata, atau keIompok kata.

    Contoh: Huruf pertama kata abad ialah a.

    BuatIah kalimat dengan kata manajemen!

    B. Penulisan Kata

    a. Penulisan Gabungan Kata

    1). Kata Majemuk

    Kaidah penulisan gabungan kata adalah sebagai berikut. Gabungan kata yang

    lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.

    Contoh: terima kasih; kerja sama; tanggung jawab; tanda tangan; serah terima

    Harus diperhatikan bahwa jika gabungan kata tersebut hanya mendapat

    awalan atau hanya akhiran, maka awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai

    dengan kata yang dekat dengannya. Kata lainnya yang merupakan unsur

    gabungan itu tetap dituliskan terpisah dan tidak diberi tanda hubung.

    Contoh: berterima kasih; bekerja sama; bertanggung jawab; tanda tangani

    Selanjutnya, yang perlu perhatikan adalah jika gabungan kata mendapat

    awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya harus serangkai, tidak diberi tanda

    hubung.

    Contoh: pertanggungjawaban; ditandatangani; diserahterimakan

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 8

    2). Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata

    Contoh: belasungkawa; beasiswa; sekaligus; daripada; kasatmata; kepada

    3). Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai

    satu kata yang mengandung arti penuh, unsur itu hanya muncul dalam

    kombinasinya.

    Contoh: tunanetra; antarkota; multilateral; narapidana; dwiwarna

    Perhatikan gabungan kata berikut ini!

    Jika unsur terikat itu diikuti oIeh kata yang huruf awalnya kapital,

    diantara kedua unsur itu diberi tanda hubung. Contoh: non-Indonesia;

    antar-SMA; KTP-nya.

    Unsur maha dan peri ditulis serangkai dengan unsur yang berikutnya,

    yang berupa kata dasar. Namun, jika unsur berikutnya kata berimbuhan,

    penulisan maha dan peri terpisah.

    Contoh: Maha Pengasih; Maha Pemurah; peri kemanusiaan

    Akan tetapi, perlu diingat bahwa jika unsur maha diikuti esa, waIaupun esa

    berupa kata dasar, kata itu tetap dituliskan terpisah. Misalnya, Maha Esa.

    b. Penulisan Kata Ulang

    Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua

    unsurnya. Penulisan kata ulang ada bermacam-macam.

    1) Pengulangan kata dasar, Contoh: anak-anak; undang-undang

    2) Pengulangan kata berimbuhan, Contoh: berkejar-kejaran; didorong-dorong

    3) Pengulangan gabungan kata, Contoh: meja - meja tulis; kereta - kereta api

    cepat

    4) Pengulangan kata yang berubah bunyi, Contoh: sayur mayur; bolak - balik

    c. Penulisan Kata Depan

    Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

    Contoh: di rumah; ke rumah; dari rumah; di mana; ke mana; dari mana; di

    samping; ke samping; dari samping

    Akan tetapi, perhatikan awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata yang

    mengikutinya. Contoh: dibaca, dilaporkan, ketujuh, kekasih

    d. Penulisan Partikel

    Dalam bahasa Indonesia terdapat Iima macam partikel, yaitu lah, kah, tah, per,

    dan pun.

    1) Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang

    mendahuluinya. Contoh:

    Kuncilah pintu itu jika Saudara akan pergi!

    Apakah Anda karyawan Departemen Keuangan?

    2) Partikel per yang berarti 'tiap-tiap', 'demi', dan 'muIai' ditulis terpisah dari bagian

    kalimat yang mendahuIui dan mengikutinya. Contoh:

    per meter Rp100.000,00

    satu per satu turun

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 9

    per 1 Januari

    Partikel per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang

    mengikutinya. Contoh: dua pertiga, tiga perempat

    3) Partikel pun

    Partikel pun yang sudah dianggap padu benar ditulis serangkai dengan kata

    yang mendahuluinya. Contoh: walaupun; meskipun; adapun; maupun

    Partikel pun yang ditulis seteIah kata benda, kata sifat, kata kerja, dan kata

    bilangan, dituliskan terpisah. Pun seperti itu merupakan kata utuh.

    Contoh:

    Hijau muda pun tidak masalah, asal hijau.

    Satu pun beIum saya terima suratnya.

    e. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan

    1) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan dengan

    ukuran (panjang, Iuas, isi, berat), satuan waktu, nilai uang, atau yang

    dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, dan ruangan pada aIamat

    yang bukan pada dokumen resmi. Contoh:

    5 cm 35 kg

    10 jam Rp50.000,00

    Jalan Rereng I Nomor 43

    2) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata

    dituliskan dengan huruf, sedangkan yang dinyatakan lebih dari dua kata

    dituliskan dengan angka. Contoh:

    Selama seminggu calon pegawai yang mendaftar ke Badan Pengawas

    Obat dan Makanan berjumlah seribu orang.

    3) Bilangan dalam perincian juga dituliskan dengan angka waIaupun jika ditulis

    dengan huruf hanya terdiri atas satu atau dua kata.

    Contoh:

    Menurut catatan, pegawai yang diterima di Badan Pengawas Obat dan

    Makanan berjumlah 100 orang, 20 orang untuk Deputi Bidang

    Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, 30 orang untuk

    Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk

    Komplemen, dan 50 orang untuk Deputi Bidang Pengawasan Produk

    Terapetik dan Napza.

    4) Lambang bilangan yang jika dituliskan dengan huruf terdiri atas satu atau

    dua kata pada awal kalimat dituliskan dengan huruf. Contoh:

    Lima belas orang pegawai Badan POM memperoleh piagam dari

    pemerintah.

    Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga lambang bilangan yang tidak

    dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, tidak terdapat lagi pada awal

    kalimat. Contoh:

    Sebanyak 35 orang ditahan, sedangkan 5 orang diizinkan pulang.

    5) Bilangan yang terdapat dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, dan

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 10

    cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus. Contoh:

    TeIah dijual tanah seIuas 3.000 (tiga ribu) meter persegi dengan harga

    Rp 40.000.000,00 (empat puIuh juta rupiah).

    Namun, di luar dokumen resmi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka

    dan huruf sekaligus. Contoh:

    Pegawai di kantor kami berjumlah empat ratus orang.

    Kata bilangan tingkat dapat dituliskan sebagai berikut :

    Paku Buwono X Paku Buwono ke-10 Paku Buwono kesepuIuh

    Tingkat I Tingkat ke-I Tingkat kesatu (pertama)

    Kata bilangan yang mendapat akhiran -an ditulis sebagai berikut:

    tahun 50-an

    uang 5000-an

    C. Penulisan Unsur Serapan dan Tanda Baca

    a. Penulisan Unsur Serapan

    Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur bahasa lain, baik dari bahasa

    daerah maupun bahasa asing Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Inggris, dan

    Bahasa asing lainnya.

    Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi

    menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing yang sepenuhnya terserap ke

    dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan

    penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam Pedoman

    Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan

    bahwa ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih

    dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

    Berikut ini contoh penulisan unsur serapan :

    Baku Tidak Baku

    Positif Positive

    Apotek Apotik

    Produktivitas Produktifitas

    Fotokopi Photocopy

    Manajemen Managemen

    Kualitas Kwalitas

    b. Penulisan Tanda Baca

    1) Penulisan Tanda Baca Titik (.)

    a) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

    Contoh: Ibu tinggal di Bandung.

    Biarlah mereka duduk di sana.

    b) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

    Contoh: Rahadyan P.

    N. Paramesti

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 11

    c) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan

    sapaan.

    Contoh: Dr. doktor

    Ir. insinyur

    S.E. sarjana ekonomi

    M.Sc. master of science

    d) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat

    umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau Iebih hanya dipakai

    satu tanda titik. Contoh:

    a.n. atas nama

    u.p. untuk perhatian

    ybs. yang bersangkutan

    e) Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,

    ikhtisar, atau daftar.

    Contoh:

    A. Badan Pengawas Obat dan Makanan

    A.1. Sekretariat Utama

    A.1.1. Biro Perencanaan dan Keuangan

    A.1.2. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat

    A.1.3. Biro Kerjasama Luar Negeri

    A.1.4. Biro Umum

    A.2. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA

    f) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

    menunjukkan waktu.

    Contoh: Pukul 1.35.20 (pukul 1 Iewat 35 menit 20 detik)

    g) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan

    seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.

    Contoh: Ia lahir pada tahun 1970 di Surabaya.

    Lihat haIaman 2345 dan seterusnya.

    h) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal

    kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat di

    dalam akronim yang sudah diterima oIeh masyarakat.

    Contoh: POM Pengawas Obat dan Makanan

    OT Obat Tradisional

    Sestama Sekretaris Utama

    i) Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,

    takaran, timbangan, dan mata uang.

    Contoh: cm sentimeter

    Kg kilogram

    Rp rupiah

    j) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan

    atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

    Contoh: Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 45)

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 12

    k) Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat

    atau nama dan alamat penerima surat.

    Contoh: Yth. Sdr. Rani 21 Juli 2009

    Jalan Tanjung 26

    Jakarta

    2) Penulisan Tanda Baca Koma (,)

    a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

    pembilangan Contoh:

    Saya membeli kertas, pensil, dan buku.

    b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu

    dengan kalimat berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi,

    melainkan. Contoh:

    Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

    Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

    c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk apabila

    anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat. Contoh:

    Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

    Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

    d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk

    apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. Contoh:

    Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

    Dia lupa akan janjinya karena sibuk.

    Dia berpendapat bahwa soal itu tidak penting.

    e) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan kata penghubung

    antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya

    oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

    Contoh: Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

    Jadi, soalnya tidaklah semudah itu

    f) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

    lain dalam kalimat.

    Contoh: Kata ibu, Saya gembira sekali.

    Saya gembira sekali, kata ibu, karena kamu lulus.

    g) Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat (ii) bagian-bagian

    alamat (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau

    negeri yang ditulis berurutan.

    Contoh: Sdr. Abdullah, Jalan Tanjung 26, Jakarta

    Surabaya, 23 Mei 2009

    Jakarta, Indonesia

    h) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik

    susunannya dalam daftar pustaka.

    Contoh: Arifin, E. Zaenal. 2003. Bahasa yang Lugas dalam Laporan

    Teknis. Jakarta: Akademi Pressindo.

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 13

    i) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang

    mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keIuarga atau

    marga.

    Contoh: A. Paramesti, S.E.

    Paramardhika, S.H., M.A.

    j) Tanda koma dipakai di muka angka persepuIuhan dan di antara rupiah

    dan sen dalam bilangan.

    Contoh: 12,54 m

    Rp10.000,00

    k) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan

    keterangan aposisi. (Iihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, Pasal F.).

    Contoh: Dosen saya, Pak Ahtar, pandai sekali.

    Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang makan sirih.

    l) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari

    bagian lain dalam kalimat apabila petikan Iangsung tersebut berakhir

    dengan tanda tanya atau tanda seru dan mendahuIui bagian Iain dalam

    kalimat itu.

    Contoh: "Di mana Saudara tinggal? " tanya Karim.

    3) Penulisan Tanda Titik Koma (;)

    a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian

    kalimat yang sejenis dan setara. Contoh:

    Malam makin larut; pekerjaan kami belum selesai juga.

    b) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara

    di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

    Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; Ibu sibuk bekerja di

    dapur; Adik menonton televisi; Saya sendiri asyik

    mendengarkan lagu.

    4) Penulisan Tanda Titik Dua (:)

    a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti

    rangkaian atau pemerian.

    Contoh: Yang kita perlukan sekarang ialah barang-barang berikut:

    kursi, meja, dan Iemari.

    FakuItas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan

    Ekonomi Perusahaan.

    b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerIukan

    pemerian. Contoh:

    Ketua : Rahadyan P.

    Sekretaris : A.N. Paramesti

    Bendahara : B. Hartawan

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 14

    c) Tanda titik dua tidak dipakai kaIau rangkaian atau pemerian itu

    merupakan peIengkap yang mengakhiri pemyataan.

    Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

    Fakultas itu mempunyai jurusan Ekonomi Umum dan jurusan

    Ekonomi Perusahaan.

    5) Penulisan Tanda Hubung (-)

    a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oIeh

    pergantian baris. Contoh: ... ada cara ba-

    ru juga

    Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan

    terdapat satu huruf saja pada ujung baris atau pangkaI baris.Contoh:

    memenuh-i

    Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada

    pangkaI baris

    b) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di

    belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada

    pergantian baris. Contoh:

    ... cara baru meng-

    ukur panas.

    c) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh:

    kemerah-merahan tukar-menukar

    d) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjeIas hubungan bagian-

    bagian ungkapan. Bandingkan:

    tiga-puluh dua-pertiga (302/3)

    tiga-puluh-dua pertiga (32/3)

    e) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata

    berikutnya yang dimuIai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka, (c)

    angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau

    kata. Contoh:

    se-Indonesia se- Jawa Barat

    tahun 50-an KTP-nya

    f) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia

    dengan unsur bahasa asing. Contoh:

    di-charter

    pen-tackle-an

    6) Penulisan Tanda Petik ("...")

    a) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila

    dipakai dalam kalimat. Contoh:

    Bacalah Penulisan Kata dalam buku Pedoman Umum

    Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan!

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 15

    b) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di

    belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai

    dengan arti khusus. Contoh:

    Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "si Hitam".

    7) Tanda Petik Tunggal ('...')

    Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau

    ungkapan asing. Contoh: rate of inflation 'laju infIasi'.

    8) Tanda Garis Miring (/)

    a) Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat. Contoh: No.

    7/PW/2009.

    b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau

    nomor alamat. Contoh:

    Mahasiswa/mahasiswi

    harganya Rp15.000,00/lembar

    Jalan Daksa I/3

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 16

    Latihan Tes Soal

    1. Pemakaian huruf kapital yang benar terdapat pada kalimat ...

    a. Produk Luwak White Coffee telah mendapatkan Sertifikat Halal dari Majelis

    Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah yang berlaku hingga tanggal 16

    Oktober 2014.

    b. Produk Luwak White Coffee telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis

    Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah yang berlaku hingga tanggal 16

    Oktober 2014.

    c. Produk Luwak White Coffee telah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis

    Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah yang berlaku hingga Tanggal 16

    Oktober 2014.

    d. Produk Luwak White Coffee telah mendapatkan sertifikat halal dari majelis

    ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah yang berlaku hingga tanggal 16

    Oktober 2014.

    Jawaban: b

    2. Tanda baca pada penulisan gelar berikut yang benar adalah .

    a. Dra Lucky S. Slamet, MSc

    b. Dra. Lucky S. Slamet, MSc.

    c. Dra. Lucky S. Slamet, M.Sc

    d. Dra. Lucky S. Slamet, M.Sc.

    Jawaban: d

    3. Gabungan kata dalam kalimat berikut yang tidak tepat adalah .

    a. Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan TVRI Kalimantan

    Selatan dalam program siaran dialog interaktif PEMDA MENJAWAB.

    b. Pada kegiatan ini dilaksanakan penandatanganan dukungan PJAS tingkat

    Provinsi Nusa Tenggara Timur oleh Menteri Kesehatan, Kepala Badan POM,

    Gubernur Nusa Tenggara Timur, dan Anggota Komisi IX DPR RI.

    c. GN-WOMI merupakan gerakan nasional yang melibatkan seluruh pihak baik

    instansi pemerintahan, masyarakat umum dan stakeholder (pabrik farmasi,

    distributor, dan sebagainya) untuk berperan aktif dalam meningkatkan

    kesadaran untuk memerangi obat dan makanan ilegal.

    d. Badan POM RI secara terus menerus melakukan pengawasan secara

    komprehensif sebelum dan sesudah produk beredar di wilayah Indonesia.

    Jawaban: a

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 17

    BAB IV

    DIKSI

    A. Pengertian Diksi

    Diksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa Departemen

    Pendidikan Indonesia adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (dalam

    penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu

    (seperti yang diharapkan).

    Diksi adalah ketepatan pilihan kata . Penggunaan ketepatan pilihan kata ini

    dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan

    mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosakata secara

    aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu

    mengkomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.

    Dalam memilih kata, terdapat dua persyaratan pokok yang harus

    diperhatikan, yaitu ketepatan dan kesesuaian. Ketepatan menyangkut makna serta

    aspek logika kata-kata. Kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan

    maksud yang ingin diungkapkan. Selanjutnya persyaratan kesesuaian menyangkut

    kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan situasi dan keadaan pembaca

    (aspek sosial kata-kata).

    Selain kata yang tepat, efektivitas, komunikasi menuntut persyaratan yang

    harus dipenuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai

    dengan tuntutan komunikasi. Syarat- syarat ketetapan pilihan kata:

    a. Membedakan makna denotasi dan konotasi yang cermat,

    Makna denotatif (denotasi) dapat diartikan sebagai makna sebenarnya, makna

    yang sesuai dengan apa adanya, atau makna konseptual yaitu makna yang

    sesuai dengan hasil observasi (pengamatan) menurut penglihatan, penciuman,

    pendengaran, atau pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data)

    faktual dan objektif. Contoh:

    wanita dan perempuan secara konseptual sama;

    kursi yaitu tempat duduk yang berkaki empat (makna sebenarnya).

    Sedangkan makna konotatif (konotasi) berarti makna kias, bukan makna

    sebenarnya. Sebuah kata dapat berbeda dari satu masyakat ke masyarakat

    lain, sesuai dengan pandangan hidup dan norma masyarakat tersebut. Makna

    konotasi juga dapat berubah dari waktu ke waktu. Contoh :

    Megawati dan Susilo Bambag Yudhoyono berebut kursi presiden.

    Kalimat tersebut tidak menunjukan makna bahwa Megawati dan Susilo

    Bambang Yudhoyono tarik-menarik kursi. Kata kursi pada kalimat di atas berarti

    jabatan presiden.

    b. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, Contoh:

    adalah, ialah, merupakan, yaitu, dalam pemakaiannya berbeda-beda.

    Perhatikan contoh berikut:

    Pasar Contoh merupakan salah satu pilot project Program Pasar Sehat

    Kementerian Kesehatan. Pasar di DKI Jakarta yang menjadi prioritas Pasar

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 18

    Contoh adalah Pasar Johar Baru, Pasar Tebet Barat, Pasar Grogol dan Pasar

    Koja Baru.

    c. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri,

    jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan

    makna yang tepat dalam kamus, Contoh: modern sering diartikan secara

    subjektif canggih menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir, canggih

    berarti banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya

    intelektual.

    d. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya

    secara tepat, Contoh: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya

    koordinasi.

    e. Menggunakan kata-kata idomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang

    benar, Contoh: sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.

    f. Menggunakan kata umum dan khusus secara cermat.

    Kata umum dibedakan dari kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin

    umum suatu kata makin besar kemungkinan terjadi salah paham atau

    perbedaan tafsiran. Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya,

    makin sedikit terjadi salah paham. Dengan kata lain, semakin khusus makna

    kata yang dipakai, pilihan kata semakin tepat.

    Contoh :

    Kata umum Kata khusus

    melihat melotot, melirik, mengintip, menatap, memandang,

    berjalan tertatih-tatih, ngesot, terseok-seok, langkah tegap

    jatuh terpeleset, terjengkang, tergelincir, tersungkur,

    terjerembab, terperosok, terjungkal

    g. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, Contoh: issu (berasal

    dari issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indonesia

    berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus).

    h. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi

    Contoh :

    Sinonim: saya dan aku

    Homofoni: syarat (tuntutan yang harus dipenuhi) dengan sarat (penuh,; berat)

    Homografi: apel (buah apel), apel (upacara),

    i. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret

    Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep sedangkan

    kata konkret adalah kata yang mempunyai referen berupa objek yang dapat

    diamati. Dalam suatu tulisan biasanya penjelasan dimulai dengan kata abstrak

    (konsep tertentu) dengan penjelasan yang menggunakan kata-kata konkret.

    Perhatikan contoh berikut:

    Gerakan Nasional Waspada Obat dan Makanan Ilegal (GN-WOMI)

    merupakan satu inisiatif kegiatan dari Satgas Pemberantasan Obat dan

    Makanan Ilegal, sebagai suatu gerakan nasional yang melibatkan seluruh

    pihak baik instansi pemerintahan, masyarakat umum dan stakeholder

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 19

    (pabrik farmasi, distributor, dan sebagainya) untuk berperan aktif dalam

    meningkatkan kesadaran untuk memerangi obat dan makanan ilegal.

    Kata stakeholder merupakan kata abstrak sedangkan kata pabrik farmasi dan

    distributor merupakan kata konkret

    Selain ketepatan pilihan kata itu, pengguna bahasa harus pula memperhatikan

    kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak

    ditimbulkan, atau suasana yang sedang berlangsung, sebagai berikut :

    a. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukan

    penggunakannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam

    pergaulan.

    baku tidak baku

    izin ijin

    suplai supply

    kosmetik kosmetika

    b. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan cermat,

    Contoh: kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan), pelacur (kasar),

    tunasusila (lebih halus).

    c. Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat,

    Contoh:

    baku tidak baku

    sesuai dengan sesuai bagi

    melainkan juga bukan hanya

    juga tidak hanya

    d. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, Contoh: berjalan lambat,

    mengesot, dan merangkak, merah darah; merah hati. Menggunakan kata ilmiah

    untuk karangan ilmiah, dan komunikasi non ilmiah (surat-meyurat, diskusi

    umum)

    e. menggunakan kata popular, Contoh: argumentasi (ilmiah), pembuktian

    (popular), psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (popular). Menghindarkan penggunaan

    ragam lisan (pergaulan dalam bahasa tulis), Contoh: tulis, baca, kerja (bahasa

    lisan), menulis, menuliskan, membaca, membacakan, bekerja, mengerjakan,

    dikerjakan, (bahasa tulis).

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 20

    Latihan Soal

    1. GN-WOMI berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran untuk memerangi obat

    dan makanan ilegal.

    Makna konotasi dari kata memerangi pada kalimat tersebut mempunyai arti

    a. mengawasi

    b. mengurangi

    c. memberantas

    d. menekan

    Jawaban: c

    2. Masyarakat dihimbau agar waspada dalam memilih kosmetika yang akan

    digunakan.

    Ragam baku yang tidak tepat pada kalimat tersebut terdapat pada kata

    a. masyarakat

    b. dihimbau

    c. waspada

    d. kosmetika

    Jawaban: a

    3. Hasil pengawasan Badan POM menunjukkan masih maraknya penyalahgunaan

    bahan berbahaya dalam pangan, seperti formalin disalahgunakan sebagai

    pengawet makanan, boraks disalahgunakan sebagai pengenyal atau perenyah

    makanan, dan pewarna non pangan seperti kuning metanil, dan rhodamin B

    disalahgunakan sebagai pewarna pangan.

    Yang dapat dikategorikan sebagai kata abstrak pada kalimat di atas adalah

    a. bahan berbahaya

    b. formalin

    c. boraks

    d. kuning metanil

    Jawaban: a

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 21

    BAB V

    KALIMAT EFEKTIF

    Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan

    kembali gagasan- gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang

    ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil

    menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan

    maksud si pembicara atau penulis. Ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut:

    1). kesepadanan, yaitu memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

    Ciri-ciri kesepadanan adalah kalimat memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek,

    predikat, objek dan keterangan.

    Contoh:

    (a) Jakarta, 22-24 Mei 2013, Pusat Informasi Obat dan Makanan (PIOM)

    melaksanakan Pertemuan Persiapan ISO 27001:2005. (tidak efektif)

    Seharusnya:

    (b) Pusat Informasi Obat dan Makanan (PIOM) melaksanakan Pertemuan

    Persiapan ISO 27001:2005 pada tanggal 22-24 Mei 2013 di Jakarta.

    (efektif)

    Pada kalimat (a) bagian kalimat Jakarta, 22-24 Mei 2013, yang digunakan dapat

    membingungkan karena tidak jelas maksudnya. Dibandingkan dengan kalimat (b),

    dengan merubah struktur kalimat dan menambah kata penghubung pada dan di,

    maka bagian kalimat Jakarta, 22-24 Mei 2013 tersebut menjadi jelas maksudnya

    untuk menerangkan waktu dan tempat.

    2). kesejajaran bentuk atau keparalelan, yaitu kesamaan bentuk kata yang

    digunakan dalam kalimat. Maksudnya adalah jika kalimat pertama menggunakan

    kata kerja, kalimat kedua dan seterusnya juga menggunakan kata kerja.

    Contoh:

    (a) Untuk standar keamanan data dan informasi, perlu merevisi 2 (dua) SOP

    Bidang Teknologi Informasi, PIOM dan ditambah dengan SOP keamanan

    data dan informasi.

    Seharusnya:

    (b) Untuk standar keamanan data dan informasi, perlu merevisi 2 (dua) SOP

    Bidang Teknologi Informasi dan menambah SOP keamanan data dan

    informasi.

    Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili

    predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu merevisi dan ditambah. Kalimat itu

    dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu menjadi merevisi

    dan menambah seperti pada kalimat (b).

    3). Kehematan dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap

    tidak perlu. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk kehematan, antara lain:

    menghilangkan pengulangan subjek,

    Contoh:

    (a) Meskipun kosmetik bukan termasuk obat, namun banyak dijumpai kosmetik

    mengandung atau dicampur dengan bahan obat.

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 22

    Seharusnya:

    (b) Meskipun bukan termasuk obat, namun banyak dijumpai kosmetik

    mengandung atau dicampur dengan bahan obat.

    menghindari penggunaan superordinat pada hiponimi kata,

    Contoh:

    (a) Pilihlah produk kosmetik yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaatnya.

    Seharusnya:

    (b) Pilihlah kosmetik yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaatnya.

    menghindari kesinoniman dalam satu kalimat,

    Contoh:

    (a) Bila timbul iritasi atau efek samping lainnya, segera hentikan penggunaan

    kosmetik.

    Seharusnya:

    (b) Bila timbul iritasi atau efek samping, segera hentikan penggunaan kosmetik.

    tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

    Contoh:

    (a) Jika terjadi kemerahan, gatal, melepuh atau nyeri, maka kemungkinan

    pengguna sensitif atau alergi terhadap produk atau beberapa komponen-

    komponen dalam produk tersebut.

    Seharusnya:

    (b) Jika terjadi kemerahan, gatal, melepuh atau nyeri, maka kemungkinan

    pengguna sensitif atau alergi terhadap produk atau beberapa komponen

    dalam produk tersebut.

    4). Kecermatan, yaitu kalimat yang digunakan tidak menimbulkan tafsiran ganda

    (ambigu). Kecermatan meliputi beberapa aspek, antara lain ketepatan dalam

    struktur kalimat, pemilihan kata, serta penggunaan ejaan.

    Contoh:

    Terdapat delapan sarana produksi yang diaudit dalam kegiatan kali ini.

    Seharusnya:

    Terdapat delapan sarana produksi pangan yang diaudit dalam kegiatan kali ini.

    5). Kepaduan atau koherensi, yaitu kepaduan pernyataan dalam kalimat yang

    digunakan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis).

    Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk keterpaduan, antara lain:

    Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang

    tidak simetris. Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

    Contoh:

    (a) Pada pertemuan ACCSQ-PPWG ke-20 kali ini, diharapkan terjadi dialog

    dan interaksi dalam menghasilkan kesepakatan yang dapat memfasilitasi

    pertumbuhan industri farmasi terutama perdagangan inter dan intra wilayah

    ASEAN tanpa mengesampingkan jaminan keamanan, khasiat dan mutu

    obat yang beredar di wilayah ASEAN.

    Seharusnya:

    (b) Pada pertemuan ACCSQ-PPWG ke-20, diharapkan menghasilkan

    kesepakatan untuk memfasilitasi pertumbuhan industri farmasi terutama

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 23

    perdagangan inter dan intra wilayah ASEAN tanpa mengesampingkan

    jaminan keamanan, khasiat dan mutu obat.

    Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau

    tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

    Contoh:

    (a) Pemirsa paham akan pentingnya informasi tentang produk obat dan

    makanan yang ilegal.

    Seharusnya:

    Pemirsa paham akan pentingnya informasi produk obat dan makanan yang

    ilegal.

    (b) Mereka menyampaikan daripada ekspektasi masyarakat terhadap Badan

    POM.

    Seharusnya:

    Mereka menyampaikan ekspektasi masyarakat terhadap Badan POM.

    6). Kelogisan, yaitu ide kalimat yang digunakan dapat diterima oleh akal dan sesuai

    dengan kaidah yang berlaku. Kelogisan berhubungan dengan penalaran, yaitu

    proses berpikir untuk menghubungkan fakta yang ada sehingga tercipta suatu

    simpulan.

    Contoh:

    (a) Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak logis)

    Seharusnya:

    Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (logis)

    (b) Waktu dan tempat kami berikan. (tidak logis)

    Seharusnya:

    Waktu dan tempat kami persilahkan. (logis)

    7). Kevariasian dalam struktur kalimat, yaitu membuat kalimat yang tidak monoton

    dan menjemukan.

    Contoh:

    (a) Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) merupakan

    penerapan yang mutlak dilakukan oleh setiap pelaku usaha produksi pangan.

    Seharusnya:

    (b) Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) merupakan

    proses yang mutlak dilakukan oleh setiap pelaku usaha produksi pangan.

    Selain itu, dapat dilakukan variasi seperti:

    Variasi dalam pembukaan kalimat, frasa keterangan tempat atau waktu

    diletakan di awal kalimat, contoh:

    Dari desa yang terpencil, ia merantau ke Bandung.

    Variasi dengan menggunakan frasa verbal, contoh:

    Merombak kendaraan tua adalah kegemarannya.

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 24

    BAB VI

    PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT DINAS

    A. PenuIisan Bagian Surat yang Benar

    Surat merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi. Informasi yang

    disampaikan secara tertulis dalam surat dapat berbentuk pernyataan,

    pemberitahuan, permintaan, dan lain-lain. Informasi akan mencapai sasarannya

    jika bahasa yang digunakan dapat mengungkapkan isi surat sesuai dengan sifat

    surat serta kedudukan penulis dan pembaca surat.

    1) Tanggal Surat

    Cara penulisan tanggal untuk surat yang menggunakan kop instansi tidak perlu

    mencantumkan alamat atau nama kota, karena hal itu sudah tercantum dalam

    kepala surat. Penulisan tanggal selalu diikuti dengan nama bulan dan tahun.

    Contoh:

    Jakarta, 14 September 2009 (tanpa kepala surat lengkap)

    15 September 2009 (memakai kepala surat)

    2) Nomor Surat

    Secara umum rangkaian nomor surat terdiri atas nomor urut, kode, bulan dan

    tahun pembuatan surat. Nomor urut menggunakan angka Arab, kode

    bervariasi, bulan dengan angka Romawi dan tahun ditulis utuh dan dapat ditulis

    dua angka belakangnya saja. Penempatan nomor surat disesuaikan degan

    bentuk dan sistem penulisannya, yaitu:

    a. Diletakkan di sebelah kiri atas kertas untuk surat berperihal

    b. Diletakkan di bawah judul untuk surat berjudul

    Contoh: Nomor: 2107/FB/U1.5/2009

    No.: 2212/A/C/IX/2009

    3) Alamat Tujuan

    Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan alamat tujuan adalah:

    Kata kepada tidak wajib dipakai, karena mengandung unsur kemubaziran

    Ungkapan Yang terhormat atau singkatannya Yth. dipakai untuk :

    Menghormati orang atau pihak yang dikirim surat.

    Misalnya atasan, teman, kolega atau relasi kerja.

    Menghormati pihak yang dituju dalam kedudukannya sebagai pejabat

    suatu lembaga, organisasi atau perusahaan.

    Ungkapan Yang terhormat atau Yth. tidak perlu dipakai apabila alamat

    yang dituju tidak menyebutkan nama atau jabatan seseorang.

    Sebutan Bapak, Ibu, atau Sdr. hanya dipergunakan apabila diikuti

    nama orang. Kata-kata sebutan tersebut tidak perlu digunakan apabila

    pihak yang dituju adalah lembaga atau jabatan tertentu.

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 25

    Contoh:

    Yth. Direktur Astri Budi Luhur Yth. Ibu H. Siti Aisyiah, S.H.

    Jalan Cileduk Raya, Petukangan Utara Jalan Menteng Raya No. 62

    Jakarta Selatan Jakarta Pusat

    PT Global Sarana Komputindo

    Jalan Pemuda No. 55

    Medan 15320

    Sumatera Utara

    B. Pengembangan Paragraph dalam Surat Dinas

    Paragraf (alinea) adalah seperangkat kalimat yang membahas satu topik atau

    hanya mengacu pada satu gagasan pokok. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari

    pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Dalam

    pengembangan paragraf terdapat berbagai teknik yang digunakan agar paragraf

    yang kita kembangkan menjadi teratur dan baik. Sehingga maksud dan tujuan yang

    ingin kita bahas dalam suatu tulisan dapat tersampaikan dengan jelas.

    Paragraf yang baik perlu menerapkan tiga asas yang lebih berkenaan dengan

    gagasan yang hendak disampaikan dan tiga asas yang lebih menyangkut tatanan

    dalam menyampaikan gagasannya.

    Asas-asas yang berkenaan dengan gagasan yang hendak disampaikan, yaitu:

    kejelasan, berarti sifat tidak samar-samar, mudah dipahami, atau paragraf itu

    tidak mungkin disalahtafsirkan.

    keringkasan, tidak berarti bahwa paragraf harus pendek atau singkat,

    melainkan bahwa paragraph tidak berboros kata, tidak berlebih-lebihan dengan

    ungkapan, tidak mengulang-ulang butir ide yang sama, dan tidak berputar-putar

    dalam menyampaikan pendapat.

    ketepatan, berkenaan dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud

    penulis. Ketepatan juga meliputi ketepatan menaati aturan tata bahasa, ejaan,

    tanda baca, perisitilahan, kelaziman bahasa, dan sebagainya.

    Asas-asas yang menyangkut tatanan dalam menyampaikan gagasannya, yaitu:

    Kesatupaduan berarti bahwa segala sesuatu yang disajikan dalam paragraf

    harus berkisar pada satu gagasan pokok atau pikiran utama paragraf. Segala

    pikiran yang disajikan harus relevan dengan gagasan.

    Petautan atau koherensi, adalah asas yang menghendaki agar ada saling kait

    antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain dalam tiap paragraf (dan juga

    antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain). Pertautan menghendaki

    agar jangan ada kata atau frase yang tidak jelas rujukannya.

    Harkat (kelengkapan, pengembangan yang memadai), adalah asas yang

    menghendaki paragraf benar-benar berbobot dan berisi. Bila mengemukakan

    pikiran yang harus diterangkan (D = yang diterangkan), dan kita harus

    menerangkan secara memadai sehingga menjadi jelas (M = yang

    menerangkan). Dalam membangun paragraf harus menerapkan hukum DM

    dengan sebaik-baiknya: satu D dengan jumlah M yang memadai dan lengkap.

    Sehingga asas harkat juga disebut asa pengembangan yang memadai.

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 26

    1) Contoh Pengembangan Paragraf Pembuka

    a. Contoh Paragraf Pembuka Surat Pemberitahuan

    Sehubungan dengan pengembangan e-Registrasi Obat di Direktorat

    Penilaian Obat dan Produk Biologi, bersama ini kami sampaikan bahwa

    site aero.pom.go.id akan ditutup pada hari Kamis, 23 Mei 2013.

    Sehubungan dengan peningkatan kinerja pelayanan publik online,

    dengan ini kami informasikan bahwa Layanan Publik e-bpom akan

    terhenti pada hari Sabtu tanggal 6 April 2013.

    b. Contoh Paragraf Pembuka Surat Permohonan

    a. Dalam rangka peningkatan status CPNS menjadi PNS, dengan ini kami

    mohon bantuannya untuk menjadwalkan dan menyelenggarakan Diklat

    Prajabatan Golongan II dan Golongan III bagi CPNS Badan POM.

    b. Dengan ini kami mohon kesediaan Saudara untuk menjadi narasumber

    dalam kunjungan Mahasiswa Universitas Indonesia pada tanggal 18

    Juni 2013.

    c. Contoh Paragraf Pembuka Surat Undangan

    Paragraf pembuka surat undangan lazimnya bersatu dengan paragraf isi

    surat karena pernyataan yang tertera pada isi surat tersebut hanyalah

    mengharapkan kehadiran seseorang atau lebih dalam suatu kegiatan.

    Contoh:

    Kami mengundang Saudara pada rapat persiapan Lomba Karya Tulis

    Ilmiah yang akan kami selenggarakan

    Pada hari : Selasa

    Tanggal : 15 September 2009

    Pukul : 09.00

    Tempat : Ruang Mawar.

    Kami mengharapkan kehadiran Saudara untuk memberikan arahan

    pada Pembukaan Rapat Koordinasi, yang akan di selenggarakan pada

    hari Senin, tanggal 2 Mei 2009, pukul 13.00--15.00, di Ruang KP, Jalan

    Daksinapati Barat VI, Jakarta 13220.

    2) Contoh Pengembangan Paragraf Penutup Surat

    a. Contoh Paragraf Penutup Surat Pemberitahuan

    Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

    Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.

    b. Contoh Paragraf Penutup Surat Permintaan

    Atas perhatian dan bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih.

    Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih.

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 27

    c. Contoh Paragraf Penutup Surat Undangan

    Atas perhatian serta kehadiran Saudara, kami ucapkan terima kasih.

    Karena pentingnya acara tersebut, kami harapkan kehadiran Saudara

    tepat waktu.

    d. Contoh Paragraf Penutup Surat Keterangan

    Surat keterangan ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

    e. Contoh Paragraf Penutup Surat Tugas

    Tugas ini harap dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Atas perhatian

    Saudara, kami ucapkan terima kasih.

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 28

    Latihan Soal

    Perhatikan surat dinas berikut ini:

    Nomor : KP.03.01.243.05.13.03037 Jakarta, 8 Mei 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Informasi penawaran beasiswa pemerintah Australia tahun 2014 Yth. 1. Pejabat Eselon II di lingkungan Badan POM RI 2. Kepala Balai Besar / Balai POM di seluruh Indonesia Sehubungan dengan surat Australia Awards Office bulan April 2013 perihal Informasi tentang program beasiswa Pascasarjana Australia Awards Scholarships Periode Aplikasi 2013/14, bersama ini kami informasikan bahwa Pemerintah Australia menyediakan 500 beasiswa Australian Development Scholarship (ADS) periode Aplikasi 2013/14. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi calon penerima beasiswa ADS adalah melampirkan: a. Rekomendasi Pimpinan Unit Kerja.

    b. Copy Akta Kelahiran.

    c. Copy Paspor/KTP/kartu identitas Nasional.

    d. Copy Ijasah dan Transkip S1 yang telah dilegalisir (cap asli) bagi pelamar program S2 dan S3

    e. Copy Ijasah dan Transkip S2 yang telah dilegalisir (cap asli) bagi pelamar program S3

    f. Copy Ijasah dan Transkip D3 yang telah dilegalisir (cap asli) bagi pelamar program S2 dan S3 yang

    sebelumnya menyelesaikan pendidikan melalui D4 atau S1 Ekstensi

    g. Hasil IELTS atau TOEFL ITP original yang diambil minimal tahun 2012 atau 2013

    h. Referensi Akademik dari pembimbing S2 bagi pelamar program S3.

    i. Proposal penelitian bagi pelamar program S2 (Full Research) dan pelamar program S3.

    j. Mengirimkan form aplikasi (form dapat diunduh melalui website)

    Informasi lebih lanjut tentang pengiriman aplikasi dapat diakses melalui website

    www.australiaawardsindo.or.id, sedangkan informasi test IELTS dan TOEFL dapat diakses melalui website

    www.ielts.org.au. dan www.ets.org/toefl.

    Agar informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh unit kerja Saudara. Terlampir daftar program studi

    untuk dapat dijadikan acuan bagi pegawai Badan POM dalam memilih program studi yang akan diusulkan.

    Kiranya usulan kelengkapan calon penerima beasiswa ADS dapat dikirimkan ke Biro Umum cq. Bagian

    Pengembangan Pegawai Badan POM, Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta Pusat sebelum tanggal 19 Juni

    2013.

    Demikian informasi ini kami sampaikan untuk dapat dimanfaatkan di Unit Kerja Saudara. Atas perhatian

    dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih.

    Kepala Biro Umum

    ttd

    Ema Setyawati, S.Si., Apt., ME

    NIP. 19690107 199603 2 001

    Tembusan Yth.

    1. Sekretaris Utama Badan POM 2. Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri

    B A D A N P E N G A W A S O B A T D A N M A K A N A N R E P U B L I K I N D O N E S I A Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat 10560 Indonesia, Telp. 4244691, 4209221, 4263333, 4244755, 4241781, 4244819, Fax: 4245139

    Email : [email protected]; www.pom.go.id

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 29

    Latihan Soal:

    1. Cara penulisan tanggal pada surat tersebut seharusnya

    a. 8 mei 2013

    b. 8 Mei 2013

    c. tanggal 8 Mei 2013

    d. Jakarta 8 Mei 2013

    Jawaban : b

    2. Berdasarkan jenis surat, surat tersebut dapat dikategorikan sebagai surat

    a. Surat Pemberitahuan

    b. Surat Undangan

    c. Surat Tugas

    d. Surat Permohonan

    Jawaban : a

    3. Bersedia dan sanggup untuk mengikuti pelatihan Bahasa Inggris dalam rangka

    Keperluan Akademik (EAP) secara penuh waktu (Senin s.d Jumat, 08.00 s.d 16.00)

    di Indonesia

    Penggunaan huruf kapital dan tanda baca titik (.) yang benar pada kalimat di atas

    terdapat pada

    a. Bersedia dan sanggup untuk mengikuti pelatihan bahasa Inggris untuk

    Keperluan Akademik (EAP) secara penuh waktu (Senin s.d Jumat, 08.00 s.d

    16.00) di Indonesia

    b. Bersedia dan sanggup untuk mengikuti pelatihan bahasa Inggris untuk

    keperluan Akademik (EAP) secara penuh waktu (Senin s.d Jumat, 08.00 s.d

    16.00) di Indonesia

    c. Bersedia dan sanggup untuk mengikuti pelatihan bahasa Inggris untuk

    keperluan akademik (EAP) secara penuh waktu (Senin s.d. Jumat, 08.00 s.d.

    16.00) di Indonesia

    d. Bersedia dan sanggup untuk mengikuti pelatihan bahasa Inggris untuk

    keperluan akademik (eap) secara penuh waktu (senin s.d. jumat, 08.00 s.d.

    16.00) di Indonesia

    Jawaban : a

  • Modul UD Tk.I dan UPKP BPOM RI

    Bahasa Indonesia 30

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Utami; Sintowati R, Sudiharto, Bahasa Indonesia untuk Keperawatan, Jakarta,

    Penerbit Buku Kedokteran, 1998.

    2. Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Pedoman Umum Ejaan Bahasa

    Indonesia yang Disempurnakan, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, 2000

    3. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,

    Balai Pustaka, 2001.

    4. Utami; Sintowati R, Modul Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Jakarta, CV Kuranji

    Permai, 2008.