Upload
priyangga-rakatama
View
38
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah moluskum kontagiosum
Citation preview
5/24/2018 moluskum kontagiosum
1/4
Molluscum contagiosum
Molluscum contagiosumadalah infeksi virus jinak yang menyerang anak muda namun tidak
jarang pula menimbulkan masalah. Penyakit ini daoat dikenali melalui eflorosensinya berupa
papul berbentuk kubah yang halus dan sedikit buram dengan sebuah inti dan biasanya
terdapat sisik disertai kemerahan di sekitarnya (molluscum dermatitis). Pasien dan
keluarganya biasanya terganggu akibat dari lamanya perlangsungan penyakit, dimana
penyakit ini dapat bertahan hingga berbulan-bulan sampai beberapa tahun. Kita perlu
menaruh perhatian tersendiri terhadap MC pada orang dengan individu yang mengalami
gangguan sistem kekebalan tubuh dan mereka yang mengalami dermatitis atopik, dimana
penyakit ini dapat menjadi lebih berat dan bertahan lebih lama. Penularan melalui hubungan
seksual dapat terjadi pada orang dewasa namun sangat jarang terjadi pada anak-anak.
Epidemiologi
Infeksi virus MC (MCV) terjadi di seluruh dunia dan tampaknya berbatas pada spesies
manusia. Prevalensi dari infeksi MCV telah meningkat selama beberapa dekade terakhir,
dengan peningkatan sebesar 11 kali lipat pada sebuah studi di AS. Peningkatan ini sepertinya
berhubungan dengan meningkatnya angka infeksi menular seksual. Walaupun prevalensinya
pada anak-anak kurang dari 5% dari di AS, jumlahnya bergantung pada lokasi, dan dipercaya
bahwa penularan subklinis mungkin lebih sering terjadi dibandingkan penularan secara
langsung. Studi dari Australia mencatat bahwa terdapat sebanyak 23% dari penduduknya
yang memiliki hasil seropositif secara umum yang menunjang adanya perlangsungan
penyakit dalam populasi yang belum diketahui secara pasti. Individu yang terinfeksi HIV
memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami perlangsungan penyakit yang lebih lama,
dan individu dengan dermatitis atopik biasanya memiliki peningkatan dalam hal jumlah lesi
dan perlangsungan penyakit yang lebih lama.
Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau membran mukosa
penderita, ataupun melalui barang-barang. Handuk mandi, kolam renang, dan pemandian
Turki telah dilaporkan sebagai sumber infeksi, dan juga dapat menular melalui olahraga yang
banyak melakukan kontak langsung (seperti gulat). Autoinokulasi dan koebnerisasi juga
5/24/2018 moluskum kontagiosum
2/4
berperan dalam penyebaran lesi. Dari beberapa laporan terakhir yang didapatkan, ditemukan
adanya kemungkinan penularan dari ibu kepada anaknya ketika dalam masa persalinan.
Etiologi dan patogenesis
MCV merupakanpoxvirusberukuran besar dan berbentuk seperti batu bata, yang bereplikasi
pada sitoplasma sel. MCV memiliki beberapa kesamaan genomik dengan jenis-jenispoxvirus
yang lain, dan diperkirakan dua pertiga dari gen virus sama dengan virus vaccinia dan
variola. Terdapat empat subtipe dari MCV, tetapi secara klinis menunjukkan gambaran yang
sama. Sembilan puluh delapan persen penderita MC di AS disebabkan oleh MCV-1 dan juga
merupakan penyebab utama dari MC pada anak. MCV-2 umumnya ditemukan terutama pada
pasien yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh, dengan metode penularan melalui
hubungan seksual menjadi metode penularannya. Rantai penularan dari virus ini belum
didapatkan pada metode kultur. Dimana diperlukan masa inkubasi sekitar 2 hingga 7 minggu.
Replikasi virus di antara sitoplasma dari sel epitel, dan sel yang telah terinfeksi dapat
bereplikasi dua kali lebih cepat. Terdapat banyak gen MCV yang mungkin berperan dalam
gangguan respon imunitas terhadap virus ini, termasuk (1) homolog dari histokompatibilitas
utama rantai berat kelas 1, yang mungkin berkaitan dengan penrkenalan antigen; (2) homolog
kemokin yang mungkin menghambat peradangan; dan (3) glutahion peroksidase yang
mungkin melindungi virus dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh peroksida.
Temuan Klinis
Lesi Kutaneus
Pasien MC biasanya datang dengan papul yang sangat kecil, berwarna merah muda, tampak
seperti mutiara, atau papul yang berwarna segar yang perlahan membesar, yang dapat
mencapai ukuran lebih dari 3 cm (giant molluscum). Lesi pada MC mungkin memiliku
umbilisasi, yang dapat pecah apabila diberikan tekanan. Sebagian besar pasien mengalami
pembentukan papul-papul, yang biasanya terletak pada daerah lipatan tubuh, seperti axilla,
fosa poplitea, dan kemaluan. Lesi pada genital dan daerah perianal bisa terbentuk pada anak-
anak dan hanya sedikit dihubungkan dengan penyakit menular seksual.
5/24/2018 moluskum kontagiosum
3/4
Lesi bisa saja berkelompok secara acak ataupun secara linear. Eritema dan ekzema mungkin
juga terjadi pada sekitar lesi; yang disebut molluscum dermatitis. Papul dapat mengalami
kemerahan, yang diyakini akibat terjadinya respon imun terhadap infeksi. Pasien dengan
acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) dapat mengalami lesi yang besar yang meliputi
daerah genital dan daerah ekstragenital.
Pemeriksaan khusus
Diagnosis biasanya dapat langsung ditegakkan. Evaluasi dari inti menggunakan preparat dan
pewarnaan Giemsa dapat dilakukan bila perlu, dan pemeriksaan histopatologi dapat
dilakukan bila dibutuhkan. Beberapa klinisi merekomendasikan pada dewasa dengan onset
MC yang baru perlu dilakukan pemeriksaan infeksi HIV dan penyebab-penyabab lain
keadaan gangguan fungsi imunitas.
Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan adanya hipertrofi epidermis. Diatas lapisan
basal, dapat ditemukan sel-sel yang membesar yang mengandung inklusi intrasitoplasma
yang besar (Henderson-Patersom bodies). Sel-sel ini akan bertambah besar seiring dengan
sampainya sel-sel ini pada lapisan tanduk.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding meliputi veruka, granuloma piogenik, melanoma amelanotik, karsinoma
sel basal, dan tumor. Infeksi jamur yang disebabkan oleh Cryptococcus, histoplasmosis, dan
Penicilliumdapat dipertimbangan pada pasien dengan kondisi immunocomromised.
Komplikasi
Walaupun pasien kebanyakan tidak mengalami gejala, pruritus kadang-kadang dapat menjadi
masalah, khususnya pada pasien yang telah menderita dermatitis atopik sebelumnya.
Konjungtivitis kronik dan keratitis dapat timbul pada pasien dengan lesi di kelopak mata.
Infeksi bakterial sekunder mungkin terjadi, terlebih apabila pasien menggaruk lesi pada
kulitnya.
Prognosis
Kesembuhan spontan dapat terjadi, tetapi biasanya mengalami pemanjangan masapenyembuhan yang dapat mencapai beberapa bulan bahkan tahun. Kebanyakan keluarga
5/24/2018 moluskum kontagiosum
4/4
memilih untuk mencari pengobatan apabila lesi bertahan sampai satu atau dua bulan. Pada
pasien dengan HIV, infeksi MC dapat menjadi indikasi bahwa HIV telah mencapai fase lebih
lanjut, dimana telah terjadi peninggian jumlah virus dan penurunan sel-T CD4+ di dalam
tubuh.
Pengobatan
Penting untuk mendiskusikan resiko dan manfaat dari terapi individu dengan keluarga
sebelum memulai pengobatan, terutama pada pasien dengan kondisi yang tidak mengalami
gangguan fungsi imunitas, pada umumnya dapat sembuh tanpa disertai komplikasi. Pada
anak-anak, tidak terdapat pilihan penanganan yang khusus, hal ini dikarenakan kemampuan
respon imun alami dari anak tersebut dapat membersihkan infeksi dari MC tersebut. Ekstrak
dari kumbang, Cantharis vesikatoria, memicu vesikulasi di antara lapisan epidermis ketika
dioleskan pada kulit. Ekstrak ini harus dioleskan dengan hati-hati dan perlu dicuci 2-6 jam
kemudian. Penggunaan pada wajah atau daerah genitalia tidak direkomendasikan, dan
keluarga perlu diberikan pengarahan bahwa terdapat resiko kecil terjadinya reaksi ekstrim
atau timbulnya bekas luka.
Terapi tradisional lainnya termasuk kuretase dan cryotherapy; walaupun begitu, kedua
penatalaksanaan ini sangatlah menyakitkan. Penggunaan anastetik topikal dapat menguranginyeri, tetapi pasien pada umumnya menggunakan catharidin topikal karena keefektifan dan
nyeri yang ditimbulkannya sangat minimal. Pengobatan topikal lainnya termasuk krim
retinoid, krim imiquimod, asam salisilat, asam trikloroasetat, cidofovir, dan plester nitrat
perak. Cimetidin oral juga digunakan dan menunjukkan keberhasilan. Walaupun begitu,
analisis pengobatan MC oleh Cochrane Database pada tahun 2009 mengidentifikasi bahwa
dari 11 sudi tentang pengobatan MC, menunjukkan tidak adanya satu pun intervensi medis
yang terbukti efektif dalam menyembuhkan MC.
Pencegahan
Pencegahan penyebaran dapat ditingkatkan dengan menghindari trauma pada daerah yang
terlibat, dan juga mencegah terjadinya garukan dengan memberikan antipruritik bila perlu.
Autoinokulasi dapat diturunkan dengan mengobati seluruh lesi yang ada.