51
1 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi PENDAHULUAN Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya. Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan- perusahaan yang berada di negara yang berbeda. Perdagangan internasional sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor. Secara teori, semuha hambatanhambatan milah yang ditolak oleh perdagangan bebas, Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian didukung perdagangan yang d i dukung oleh penganut perdagangan bebas ini justru sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas Peranjian-perjanjian tersebut sering dikritik karma melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar. Sejarah Pasar Bebas Sejarah dari perdagangan bebas internasional adalah sejarah perdagangan internasional memfokkuskan dalam pengembangan dari pasar terbuka. Diketahui bahwa bermacam kebudayaan yang makmur sepanjang sejarah yang bertransaksi dalam perdagangan. Berdasarkan hal ini secara teoritis rasionalisasi sebagai kebijakan dari perdagangan bebas akan menjadi menguntungkan ke negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini berkembang dalam rasa moderennya dari kebudayaan komersil di Inggris dan lebih luas lagi Eropa, sepanjang lima abad yang lalu. Sebelum kemunculan perdagangan bebas, dan keberlanjutan hal tersebut hari ini, kebijakan dari merkantilisme telah berkembang di Eropa di tahun 1500. Ekonom awal yang menolak merkantilisme adalah David Ricardo dan Adam Smith. Ekonom yang menganjurkan perdagangan bebas percaya kalau itu merupakan alasan kenapa beberapa kebudayaan secara ekonomis makmurAdwn Smith, contohnya, menunjukkan kepada peningkatan perdagangan sebagai alasan berkembangnya kultur tidak hanya di Mediterania seperti Mesir, Yunani, dan Roma, tapi juga Bengal dan Tiongkok. Kemakmuran besar dari Belanda setelah menjatuhkan kekaisaran Spanyol, dan mendeklarasikan perdagangan bebas dan kebe-basan berpikir, membuat pertentangan merkantilis/perdagangan bebas menjadi pertanyaan MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG PASAR BEBAS Oleh : Marinus R. Manurung ABSTRACT In a free market, good ethical practices are rewarded. The edge in competition is not price or even quality but service and integrity. This article elaborates the issue of business ethics and its complexity in relationship with the free market as well as the pros and cons of globalization. Dr. Marinus R. Manurung, MPA : Dosen Tetap Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta

MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

  • Upload
    phamnga

  • View
    236

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

1Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENDAHULUANPerdagangan bebas adalah sebuah konsep

ekonomi yang mengacu kepada penjualan produkantar negara tanpa pajak ekspor-impor atauhambatan perdagangan lainnya.

Perdagangan bebas dapat juga didefinisikansebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatanyang diterapkan pemerintah) dalam perdaganganantar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.

Perdagangan internasional sering dibatasi olehberbagai pajak negara, biaya tambahan yangditerapkan pada barang ekspor impor, dan jugaregulasi non tarif pada barang impor. Secara teori,semuha hambatan­hambatan milah yang ditolak olehperdagangan bebas, Namun dalam kenyataannya,perjanjian-perjanjian didukung perdagangan yangdidukung oleh penganut perdagangan bebas ini justrusebenarnya menciptakan hambatan baru kepadaterciptanya pasar bebas Peranjian-perjanjian tersebutsering dikritik karma melindungi kepentinganperusahaan-perusahaan besar.

Sejarah Pasar BebasSejarah dari perdagangan bebas internasional

adalah sejarah perdagangan internasional

memfokkuskan dalam pengembangan dari pasarterbuka. Diketahui bahwa bermacam kebudayaanyang makmur sepanjang sejarah yang bertransaksidalam perdagangan. Berdasarkan hal ini secarateoritis rasionalisasi sebagai kebijakan dariperdagangan bebas akan menjadi menguntungkan kenegara berkembang sepanjang waktu. Teori iniberkembang dalam rasa moderennya darikebudayaan komersil di Inggris dan lebih luas lagiEropa, sepanjang lima abad yang lalu. Sebelumkemunculan perdagangan bebas, dan keberlanjutanhal tersebut hari ini, kebijakan dari merkantilismetelah berkembang di Eropa di tahun 1500. Ekonomawal yang menolak merkantilisme adalah DavidRicardo dan Adam Smith.

Ekonom yang menganjurkan perdagangan bebaspercaya kalau itu merupakan alasan kenapa beberapakebudayaan secara ekonomis makmur­Adwn Smith,contohnya, menunjukkan kepada peningkatanperdagangan sebagai alasan berkembangnya kulturtidak hanya di Mediterania seperti Mesir, Yunani, danRoma, tapi juga Bengal dan Tiongkok. Kemakmuranbesar dari Belanda setelah menjatuhkan kekaisaranSpanyol, dan mendeklarasikan perdagangan bebasdan kebe-basan berpikir, membuat pertentanganmerkantilis/perdagangan bebas menjadi pertanyaan

MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNISMENJELANG PASAR BEBAS

Oleh : Marinus R. Manurung

ABSTRACTIn a free market, good ethical practices are rewarded. The edge in competition is not price or

even quality but service and integrity.This article elaborates the issue of business ethics and its complexity in relationship with the freemarket as well as the pros and cons of globalization.

Dr. Marinus R. Manurung, MPA : Dosen Tetap Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta

Page 2: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

2 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

paling penting dalam ekonomi untuk beberapa abad.Kebijakan perdagangan bebas telah berjibaku denganmerkantilisme, proteksionisme, isolasionis-me,komunisme dan kebijakan lainnya sepanjang abad.

Moral dan Etika dalam Dunia BisnisSejalan dengan berakhirnya pertemuan para

pemimpin APEC di Osaka Jepang dan dengandiperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifikditahun 2000 menjadi daerah perdagangan yangbebas sehingga baik kita batas dunia akan semakin“kabur” (borderless) world. Hal ini jelas membuatsemua kegiatan saling berpacu satu sama lain untukmendapatkan kesempatan (opportunity) dankeuntungan (profit). Kadang kala untuk mendapat-kan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksaperang untuk menghalalkan segala cara mengindah-kan ada pihak yang dirugikan atau tidak.

Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelasakan semakin berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatananpetekonomian yang saling menguntungkan. Namurperlu dipertanyakan apakah yang diharapkan olehpemimpin APEC tersebut dapat terwujud manakalamasih ada bisnis kita khususnya dan internasionalumumnya dihinggapi kehendak saling “menindas”agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipatganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etikabisnis kita. Jika kita ingin mencapai target pada tahun2000 an, ada saatnya dunia bisnis kita mampumenciptakan kegiatan bisnis yang bermoral danberetika. Berbicara tentang moral sangat eratkaitannya dengan pembicaraan agama dan budava,artinva kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangatdipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimilikioleh pelaku-pelaku bisnis sendiri Setiap agamamengajarkan pada umatnya untuk memiliki moralyang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkankeuntungan dalam ber ”bisnis”. Jadi moral sudah jelasmerupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikandampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya,dalam melakukan transaksi, jika dilakukan denganjujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan

merasa puas dan memperoleh kepercavaan satu samalain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yangerat saling menguntungkan.

Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapatdunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkatkepuasan, baik pada konsumen maupun produsen.

Isu yang mencuat adalah semakin pesatnyaperkembangan informasi tanpa diimbangi dengandunia bisnis yang ber “moral”, dunia I’m akan menjadisuatu rimba modern yang di kuat menindas yanglemah sebingga apa yang diamanatkan UUD 1945,Pasal 33 dan. GBHN untuk menciptakan keadilandan pemerataan tidak akan pernah terwujud.

Moral lahir dari orang yang memiliki danmengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telahmengatur seseorang dalam melakukan hubungandengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa or-ang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akanmemiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis.Berdasarkan. ini sebenarnya moral dalam berbisnistidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatuperaturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak­pihaktertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorangdengan pengetahuan ajaran agama yang dianutbudaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalamkehidupan sehari-hari.

Etika Dalam Dunia BisnisApabila moral merupakan sesuatu yang

mendorong orang untuk melakukan kebaikan etikabertindak sebagai rambu-rambu. (sign) yangmerupakan kesepakatan secara rela dari semuaanggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoralakan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yangseimbang, selaras, dan serasi.

Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompokmasyarakat akan dapat membimbing danmengingatkan anggotanya kepada suatu tindakanyang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhidan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentuharus disepakah oleh orang-orang yang berada dalamkelompok bisnis Berta kelompok yang terkait lainnya.

MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG PASAR BEBASOleh : Marinus R. Manurung

Page 3: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

3Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubunganantara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mem-punyai kaftan secara nasional bahkan internasional.Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalamberbisnis perlu pembicaraan yang transparan antarasemua pihak, balk pengusaha, pemerintah,masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanyasatu pihak saja yang menjalankan etika sementarapihak lain berpihak kepada apa yang mereka inginkan.Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahuidan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelasapa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidakakan pernah bisa. diwujudkan. Jadi, jelas untukmenghasilkan suatu etika didalam berbisnis yangmenjamin adanya kepedulian antara satu pihak danpihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat glo-bal yang mengarah kepada suatu aturan yang tidakmerugikan siapapun dalam perekonomian.

Supaya bisnis dapat dijalankan dengan baik danetis, dibutuhkan pula perangkat hukum yang baik dandan adil. Hares ada aturan main yang fair, yang dijl,,valoleh etika dan moralitas. Aturan main ini merupakanpositivasi nilai mlat moral dan menjadi pegangankongkret bagi semua pelaku bisnis. Artinya, aturanbisnis ini berlaku bagi sernua pelaku bisnis dan semuahares pelaku bisnis hares tunduk pada peraturanbisnis tersebut. Yang penting mendasar adalahperlunya pemerintah yang bersih dan adil yang secarakonsuk-uen dan efektif menegakkan hokum tadi,dengan sanksi dan liukuman sesuai dengan aturanyang ada bagi siapa saja yang melanggar tanpaterkecuali. Jadi yang terpenting yang kite butuhkanadalah due perangkat. Yang pertama, adalahperangkat moral dan yang kedua adalah perangkatlegal politis.

Keunggulan Moral Pasar BebasTerlepas dari segala macam kelemahan Pasar

Bebas yang tidak dapat dipungkiri, tetapi tidak lepasjuga diakui bahwa Pasar Bebas adalah system yangbaik dan paling kondusif, karena pada prakteknyaakan lebih fair dan etis dalam praktek bisnis yangbaik.

Dari segi moral system ekonomi pasar bebasmengandung beberapa hat yang positif, diantaranya;1. System ekonomi pasar bebas menjamin keadilan

melalui jaminan pelakasanaan perlakuan yangsame dan fair bagi seinua pelaku ekonomi.

2. Ada aturan yang jelas dan fair, dan karena itufair.

3. Pasar memberi peluang yang optimal.4. Dari segi pemerataan ekonomi, pada tingkat

pertama ekonomi pasar jauh lebih mampumenjamin pertumbuhan ekonomi.

5. Pasar juga memberikan peluang yang optimalbagi perwujudan kebebasan manusia.

Dengan demikian, pasar mencapai 3 nilai moral:1. Pasar mengarahkan penjual dan pembeli untuk

melakukan pertukaran dagang secara, adil.2. Pasar memaksimalisasi manfaat yang diperoleh

penjual dan pembeli dengan mengarahkanmereka untuk mengalokasikan, menggunakan,dan mendistribusikan barang barang merekasecara efisien.

3. Pasar mencapai semua ini dengan tetapmenghargai hak penjual dan pembeli ataskebebasan.

Pro Kontra GlobalisasiBanyak ekonom yang berpendapat bahwa

perdagangan bebas meningkatkan standar hidupmelalui teori keuntungan komparatif dan ekonomiSkala besar. Sebagian lain berpendapat bahwaperdagangan bebas memungkinkan negara majuuntuk mengeksploitasi negara berkembang danmerusak industri lokal, dan juga membatasi standarkerja dan standar social.

Sebaliknya pula, perdagangan bebas juga dianggapmerugikan negara maju karena ia menyebabkanpekerjaan dan negara maju berpindah ke negara laindan juga menimbulkan perlombaan serendah mungkinyang menyebabkan standar hidup, dan keamananyang lebih rendah. Perdagangan bebas dianggapmendorong negara-negara untuk bergantung satusama lain, yang berarti memperkecil kemungkinanperang.

MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG PASAR BEBASOleh : Marinus R. Manurung

Page 4: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

4 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Teori ImajinerTiga ciri pasar persaingan sempurna (perfect com-

petition), bebas keluar/masuk (free entry/free exit),jumlah besar (large number), dan produk, homogen(homogeneous product), telah dihafal oleh merekayang mempelajari ilmu ekonomi tanpa menyadaribahwa dalam free entry/free exit terkandungparadigma liberalisme-yang dalam tata pikir Indone-sia tidak sesuai dengan hakikat Demokrasi Ekonomi.

Free entry yang berarti bebas masuk kegiatanusaha spa pun berarti bebas menggusur yang laindengan daya saingnya yang lebih tangguh dan unggul,sedangkan free exit berarti terpaksa exit (bangkrutatau kalah bersaing).

Teori pasar dengan persaingan sempurnadikembangkan secara fantastic. Distorsi pasar, baikteknis, kelembagaan, maupun sosio-kultural, oleh text-book diasumsikan tidak ada yang dikatakan sebagaialasannya ialah for the sake of simplicity.

Pengembangan teori berjalan berdasar validitasteoretikal, yakni asumsi di atas asumsi dan aksiomadi atas aksioma. Padahal paradigma seperti yangdikemukakan oleh ekonom dari Inggris, JoanRobinson (1903-1983) telah mengelabui kita dalampengembangan teori ekonomi. Teori yang ada dapatsaja berkembang konvergen, tetapi bisa semakindivergen terhadap realitas. Para pengabdi ilmu yangbelum tentu adalah pengabdi masyarakat dapat sajaterjebak ke dalam divergensi ini.

Banyak ekonom dan para analis moneter menjadisimplistic mempertahankan ilmu ekonomi Barat inidengan mengatakan bahwa kapitalisme telah terbuktimenang, sedangkan sosialisme telah kalah telak.Pandangan yang penuh mediokriti ini mengabaikanproses dan hakikat perubahan yang terjadi, men-campur adukkan antara validitas teori, viability sistemekonomi, kepentingan dan ideologi (cita-cita), sertapragmatisme berpikir.

Adam Smith kelewat yakin akan kekuatanpersaingan. Teori ekonominya (teori pasar berdasarhipotesis pasar bebas dan persaingan sempurna),sempat mendikte umat manusia sejagat dalam abad

ini untuk terns “bermimpi’tentang kehadiran pasarsempurna.

Lalu lahirlah berbagai kebijak-an- ekonomi, baiknasional maupun global, berdasarkan pada teori pasarbebas dan persaingan sempurna. Teori imajiner yangdikemukakan oleh Adam Smith hingga kini dianutsebagai “pedoman moral” demi menjaminkepentingan tersembunyi para partikelir.

Globalisasi dan IMFKeprihatinan pada pasar bebas dan persaingan

sempurna menemukan momentumnya ketikabeberapa negara di Asia dilanda krisis moneter (1997).Krisis moneter ini menyadarkan kita dari “mimpi”Adam Smith bahwa teori pasar bebas berdasar free-dom of private initiative dan globalisasisesungguhnya tidak bekerja untuk menciptakanstabilitas ekonomi global. Sebaliknya, kebijakanglobalisasi cenderung menjadi momok bagi negaraberkembang.Bagi sebagian perang ada jawaban yangmudah tinggalkan globalisasi. Tetapi hal ini tidaklahmungkin, sebab globalisasi jugs membawa sejumlahmanfaat-keberhasilan Asia Timur didasarkan padaglobalisasi, khususnya peluang perdagangan danmeningkatnya akses ke pasar global serta sains danteknologi. Masalahnya bukan pada globalisasi itusendiri, tetapi bagaimana globalisasi tersebut dikelolasecara wajar dan fair. Lebih lanjut, Joseph E Stiglitzmelalui bukunya Globalization and Its Discontents(2002) menegaskan bahwa sebagian besarpermasalahan ada pada lembaga ekonomi duniaseperti IMF, Bank Dunia, dan WTO. Lembaga inilahyang membantu membuat aturan mainnya(berdasarkan kepentingan dan ideologi volitiknva).Mereka melakukannya dengan cara yang acap kalimendahulukan kepentingan negara industri majudaripada negara berkembang.

Upaya. IMF yang kurang berhasil pads tahun.1990-an menimbulkan pertanyaan mendasarmengenai cara lembaga restrukturisasi financial duniaini memandang globalisasi sebagai bagian dart misinya.IMF, misalnya, yakin bahwa is telah menjalankan

MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG PASAR BEBASOleh : Marinus R. Manurung

Page 5: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

5Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

tugasnya, yakni mendorong stabilitas global Bertamembantu negara berkembang yang sedang dalamtransisi untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhanekonomi.

PenutupSejak reformasi bergulir, telah dua Pemilu rakyat

Indonesia mengecap nikmatnya demokrasi. Selain itu,rakyat jugs telah merasakan pengalaman memilihsendiri pemimpin nasionalnya. Rakyat telahberpartisipasi dalam menentukan masa depankehidupan bangsa. Namun apakah sekarang rakyatmenikmati hasil yang positif Apakah pemerintah telahlebih memperhatikan mereka? Apakah rakyat telahhidup dengan lebih makmur dan sejahtera?

Realitasnya, rakyat masih hidup dalam kemiskinanyang semakin parah, bahkan menurut Bank Dunia,setengah Bari rakyat Indonesia hidup dalamkemiskinan. Kekayaan yang bertambah hanyalahdinikmati para pejabat, baik di eksekutif ataupun dilegislatif dan yudikatif Setelah DPR dan presiden/wapres menikmati kenaikan gaji, DPRD siapmenyusul kenaikan tersebut dengan dicantumkannyatunjangan komunikasi intensif Rakyat semakintercekik oleh beban ekonomi sehari-hari yangmenyesakkan. Kenapa kue putaran perekonomianhanya dinikmati segelintir elite, baik itu elite politikataupun elite di bidang ekonomi, yaitu para pengusahabermodal besar. Kenapa rakyat jelata tidak ikutmerasakan kemakmuran dan berputarnya rodaperekonomian tersebut? Kondisi ini terjadi karenaminimnya partisipasi rakyat dalam putaran rodaperekonomian.Rakyat tidak mampu mengembangkanusahanya karena kalah bersaing dengan parapengusaha beru modal besar. Inilah yang dikatakanbanyak pihak sebagai kecenderungan yang terjadipada perekenomian beimazhab kapitalisme danneoliberalisme. Sistem ekonomi kapitalismecenderung dijalankan dan dinikmati oleh pemain besar.Prinsip hidupnya mengikuti hukum darwinisyne, yaitusurvival of the fittest. Karma itu, ekonomi semakinhari semakin dikuasai oleh pemain.-pemain besar.Para pemain kecil secara perlahan-lahan “pingsan”

dan akhimya hares gulung tikar. Kita ambil contohbisnis retail, sekarang ini di Jakarta dikuasai parapemain besar.

Pasar SosialDalam keadaan seperti ini, kreativitas masyarakat

menjadi hilang. Musnah tergerus oleh kekuatan‘Kapital yang luar biasa besar. Kenyataan ini berujungpada kenyataan lain bahwa pada akhimya masyarakathanya menjadi konsumen.

Untuk meminimalisasi ketidak-aditan ekonomi ini,pemerintah dan pelaku usaha besar perlu mem-perbaiki diri. Pemerintah, khususnya, perlumenerapkan pembangunan ekonomi denganmengukitsertakan partisipasi masyarakat. Dalam artibahwa seluruh masyarakat diundang untuk tarotmemutar roda ekonomi. Caranya adalah denganmemberi mereka kesempatan untuk masuk ke dalamdunia usaha dan menunjukkan partisipasi-nya. Dalamhal ini, sedikit intervensi negara diperlukan. Tentuintervensi di sini tidak diartikan sebagai masuknyanegara pada praktek perekonomian sehari­hariseperti lazim ditemui pada sistem ekonomi sosialis.Mekanisme pasar bebas tetap bisa diterapkan. Walaubagaimanapun mekanisme pasar bebas terlihat lebihbaik dari sistem lain.

Hal ini karena mekanisme pasar berdampak baikterhadap perilaku manusia, yaitu menjadikan manusiamau bekerja keras, ulet dan pantang menyerah. lklimpersaingan dalam mekanisme pasar yang memaksadan menjadikan manusia menjadi pekerja keras.Hanya saja, perlu diberikan perlindungan dan bantuankepada yang lemah. Mekanisme pasar tetapdijalankan Haman tidak melupakan aspek socialdalam arti bahwa rakyat terlemah diberi bentengperlindungan dan bantuan. Pemerintah negara di siniterbatas pada upaya memberikan kail bagi rakyatuntuk membuka usaha- Kail tersebut dalam bentukbantuan permodalan dengan bunga nol persen.Dengan demikian, rakyat terhindar dari kemungkinantercekik oleh bunga yang memberatkan. Selain itu,rakyat yang bare mulai menjalankan usahanyatersebut perlu diberi waktu untuk bebas dari kewajiban

MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG PASAR BEBASOleh : Marinus R. Manurung

Page 6: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

6 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

mencicil, misalnya tiga. tahun. Dengan begitu, rakyatmemiliki waktu untuk mengembangkan usahanyasampai memperoleh keuntungan yang cukup untukmembiayai kehidupannya, mengembangkan usahanyadan mencicil pinjaman tersebut.

lrigasi Sebanyak Mungkin dan Merata. Di sisi lain,pemerintah perlu menerbitkan regulasi yang dapatmenghindarkan kekuatan ekonomi besar menggerususaha kecil. Pengaturan lokasi usaha untuk paraperitail besar, misalnya, dapat merupakan upayaperlindungan bagi pengusaha kecil tersebut. Selainitu pembangunan sarana-prasarana pro-rakyatdiperlukan. Pemerintah diharapkan dapatmengintensifkan pembangunan jalan di desa­desa,sehingga perekonomian rakyat desa dapat berputar.Semua desa, harus terhubungkan dengan daerah disekitarnya supaya lalu lintas perekonomian dapatterjadi. Pemerintah juga perlu membangun berbagaisarana pertanian. Sekarang ini petani menggarapsawah dengan memanfaatkan irigasi peninggalanpemerintahan Orde Baru yang tentu saja sudah tidaksesuai kebutuhan dan banyak yang mengalamikerusakan. Pemerintah sekarang terlihat tidak seriesmembangun irigasi baru. Karena itu, pemerintahanPresiders Susilo Bambang Yudhoyono perlumembangun irigasi sebanyak mtmgkin dan merata diseluruh Tanah Air. Dengan demikian, petani dapatmengairi sawahnya sepanjang tahun sehingga merekadapat bercocok tanam tanpa henti. Kondisi ini akanmenaikkan hasil produksi padi mereka. Akhimya tarafkehidupan mereka akan terangkat. Bukankah iniesensi dari revitallsasi pertanian yang seringkahdigembar-gemborkan itu?

Dari manakah Maya untuk membangun berbagaisarana-prasarana bagi rakyat tersebut? Pemerintahdapat mengintensifkan pajak untuk keperluan, itudengan cara melipatgandakan pajak barang mewahdan diberlakukan secara progresif. Dengan demikian,pemerintah memiliki dana untuk biaya pembangunan

sampil berupaya memperkecil jurang antar golongankaya dan miskin.

Pembangunan ekonomi dengan metode partisipasiakan menghasilkan pembangunan yang berkelanjutandan kokoh sehingga mampu menghadapi segalatantangan. Daripada memberikan “ikan” kepadarakyat berupa BLT sementara pada waktu yang samausaha kecil dibiarkan bangkrut tergilas usaha besar,lebih baik pemerintah memfokuskan dirimemberdayakan usaha kecil dengan cara diatas. Halini akan membuat usaha kecil mampu bersaing denganusaha besar. Basis kekuatan ekonomi perlu diletakkandi tangan rakyat. Keberadaan pengusaha besar perlutetap didukung, namun dengan tidak mematikanpengusaha kecil. Dengan pembangunan ekonomiseperti ini, pemerintah telah melaksanakan prinsipkeadilan dalam mengupayakan kemakmuran. rodeperekonomian akan berputar seimbang di seluruhkelas ekonomi.

Pasar bebas pada hakikatnya merupakan esensidari demokrasi. Ideologi pasar bebas adalah ideologidemokrasi yang diterapkan pada, bidang ekonomi.Karena itulah, pasar bebas perlu didukungkeberadaannya. Namun hendaknya, pasar bebastidak dilepas tanpa pengaman.

Pasar bebas hendaknva diterapkan denganmenambahkan benteng perlindungan dan bantuanbagi rakyat jelata. Dengan demikian, kue pem-bangunan perekonomian dapat dirasakan seluruhlapisan masyarakat. hiilah esensi dari keadilan

DAFTAR PUSTAKAN.Nuryesman M, Moral dan Etika Dalam Dunia

Bisnis, Bank dan Manajemen, Mei/Juni 1996.Purba Victor, Hukum Bisnis Dalam Kegiatan Bisnis

Para Manajer, Manajemen, 1993.Dunia Bisnis, Warta Ekonomi, No. 29, December

1994.http:Hid.wikipedia.org/wiki/Perdagangaii bebas”

MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG PASAR BEBASOleh : Marinus R. Manurung

Page 7: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

7Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASIADMINISTRASI PUBLIK

Oleh : M. Riduan K

ABSTRACTAdministration public reform focused on improving the performance of the government through

improvement of the management of public services. Various of strategies to set in the Agenda ofAdministration Public Reform in Indonesia, such as Real Governance & Good Governance,Accountability & responsibility public, ethical values Revitalization of the government, the developmentof the government State financial problems are coordination and supervision mechanism is going tobe better.

PendahuluanPada dasarnya reformasi itu mencakup berbagai

aspek kehidupan kenegaraan secara total dan fun-damental. Karena pada hakikatnya reformasi itumerupakan upaya bangsa yang perlu dilakukan tiadahenti untuk selalu mencari dan menemukan formatbaru di berbagai bidang kehidupan dalam rangkamenyempurnakan kualitasnya. Dan secara funda-mental reformasi itu adalah merupakan a majorchange of the mind - set untuk mengubah tata pikiryang keliru, yang perlu direvisi menuju ke tata pikiryang lebih mendasar sesuai dengan cita - cita dankepentingan masyarakat Indonesia.

Agenda kebijaksanaan reformasi administrasinegara (administrative reform) perlu disusun dandiarahkan menuju ke peningkatan kinerja pemerintahyang tidak saja secara klasik demi tercapainya tujuanyang efektif dan efisien, tetapi juga sejauh mungkintujuan itu tercapai sesuai dengan kriteria public ac-countability and responsibility yang harus dipenuhioleh setiap aparat pemerintah/birokrasi negara disemua lini. Untuk mencapai tujuan itu reformasi

administrasi negara utamanya pada penyempurnaanmanajemen pelayanan publik. Hal ini disebabkankarena masyarakat selalu mengharapkanmemperoleh pelayanan yang sebaik-baiknya dariaparat pemerintah.

Reformasi administrasi merupakan salah satukajian dalam administrasi negara/publik yang munculseiring dengan adanya globalisasi. Munculnyaglobalisasi memaksa birokrasi pemerintah untukmelakukan perbaikan dan menemukan alternatif barudalam memberikan pelayanan publik secara lebihefisien dan memuaskan. Oleh karena itu, reformasiadministrasi diharapkan mampu memberikan jawabanbagaimana menciptakan sistem administrasi yangberkemampuan untuk menjalankan fungsinya secaralebih efisien, terutama dalam memberikan pelayananpublik. Secara singkat dapat disimpulkan reformasimerupakan suatu proses perubahan yang sengajadilakukan untuk mengubah struktur dan prosedurbirokrasi, sikap, dan perilaku birokrat untukmeningkatkan efektivitas dalam mencapai tujuanpembangunan nasional.

M. Riduan Karim, SE, MM : Dosen Pascasarjana STIMA IMMI & Univ. Muhammadiyah Jakarta dan saat ini sedang menempuh Program S3 UNPAD

Page 8: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

8 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Latar Belakang Gerakan ReformasiAdministrasi

Gerakan reformasi administrasi di sebagian besarnegara berkembang muncul pertama kali ditandaidengan terputusnya sistem administrasi kolonial yangdigantikan oleh pemerintah lokal yang berkuasa,seperti Inggris di negara-negara Asia Selatan,Amerika di Filipina, dan Belanda di Indonesia.Dengan dilandasi keinginan untuk membentuk suatusistem pelayanan publik dan administrasi yang mantapmaka tindakan yang dilakukan pada umumnya adalahmenempatkan personil dalam memberikan pelayananpublik secara besar-besaran yang diikuti pem-bentukan bermacam-macam kementerian dan agen-agen serta lembaga-lembaga pemerintah, mencip-takan prosedur dan metode baru dalam pemberianlayanan.

Dalam praktiknya, ternyata birokrasi tidakberkembang menjadi efisien, prosedur administrasimenjadi semakin berbelit-belit, banyak aturan formalyang tidak ditaati dan praktik mal administrationberlangsung di hampir segala bidang layanan. Dalamdimensi global, terjadinya kesan negatif dan krisiskepercayaan terhadap birokrasi disebabkan birokrasitidak bisa merespons keinginan masyarakat. Tradi-tional bureaucracy yang merupakan konsepsibirokrasi yang selama ini dikenal tidak bisamenyesuaikan diri dengan perkembanganmasyarakat yang sangat pesat sehingga mereka tidakmampu memenuhi tuntutan publik.

Sejalan dengan kondisi di atas Thomas Mauk(dalam Budi Setyono; 2004:131-133) mengatakanbahwa model birokrasi lama dan strukturpemerintahan tidak dapat melayani masyarakat dantuntutan baru. Hasilnya institusi tradisional danpendekatannya menjadi tidak relevan kepadakebutuhan dan prioritas masyarakat. Oleh karena itu,usaha untuk mereformasi, mengkaji ulang bentuk,struktur, dan peran birokrasi pada saat sekarangadalah suatu hal yang tidak terelakkan. Kesuksesan

sebuah sistem pemerintahan sangat bergantungkepada sikap dan karakter pemerintah yang harusdekat dengan karakter dan nilai-nilai masyarakatnya,baik dalam hal struktur, cara kerja, lokasi, dan sumber-sumber kewenangan. Bila karakter dan nilaimasyarakat berubah, tentu saja birokrasi sebagaiinstrumen pemerintahan juga harus mengalamiperubahan.

Menurut Budi Setiyono (2004:134-140) terdapat4 faktor yang mendorong reformasi administrasisebagai berikut :1. Ketidakpuasan kepada Pemerintah

Ketidakpuasan ini pada intinya bersumber padatiga hal berikut ini.a. Organisasi pemerintahan dipandang terlalu

besar dan cenderung mengonsumsi semuasumber daya (the government is simply toolarge, consuming too many scarce re-sources). Kondisi ini memaksa pemerintahuntuk melakukan perampingan danpemangkasan anggaran. Dalam menghadapituntutan gelombang reformasi beberapanegara Asia, seperti Filipina, Thailand, danRRC telah melakukan program perampingandan penyederhanaan struktur organisasi sertapemotongan anggaran pada berbagaiinstansinya.

b. Ada kecenderungan Pemerintah terlalucampur tangan dan melakukan kegiatan disektor-sektor yang sebenarnya bisa dilakukanoleh swasta dan masyarakat sendiri (gov-ernment is too interference and involvingitself in too many activities). Kondisi inimelahirkan tuntutan agar pemerintahmengurangi kewenangan dan peranan yangdimilikinya dengan melakukan delegasikepada private sector dan market mecha-nism. Bahkan dalam tingkatan yang ekstrem,muncul pula gagasan untuk mereduksi peranpemerintah sampai pada titik nol. Seperti

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIKOleh : M. Riduan K.

Page 9: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

9Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

yang disampaikan Rhodes (1996) dalamkonsep “kepemerintahan tanpa pemerintah”atau governance without government.Akibat tuntutan ini berbagai negara, sepertiInggris, Kanada, Amerika, Singapura, bahkanMalaysia telah melakukan berbagai programprivatisasi, kontrak kerja, maupun revolusikewenangan pemerintah kepada pihakswasta, asosiasi sipil maupun LSM.

c. Pemerintah dipandang memiliki cara tindakyang telah usang dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen baru, kurangmengindahkan tuntutan pasar, dan tidakmemiliki pola konsultasi yang baik terhadapwarga negara. Publik menuntut agarlembaga-lembaga pemerintah mengi-mplementasikan konsepsi manajemen yangrasional, dan memandang rakyat sebagaikonsumen yang memiliki hak-hak absolut.

2. Munculnya Teori-teori Ekonomi BaruPemerintahan pada suatu negara padaumumnya dipengaruhi oleh pemikiran teoriekonomi yang dibawa oleh para ekonom sebagaigovernment advisers. Secara umum teori-teoriini menentang teori konservatif yangberpendapat bahwa pemerintah melalui fungsipelayanan dapat menggerakkan pertumbuhanekonomi dalam mewujudkan kesejahteraanrakyat. Sebaliknya, teori baru menyatakanbahwa fungsi pemerintah yang terlalu campurtangan pada masyarakat menjadi problem bagiekonomi, menghambat pertumbuhan, dankebebasan berusaha sehingga kesejahteraanlebih sulit tercapai. Pemikiran baru memberikanrekomendasi kebebasan ekonomi danpencapaian kesejahteraan rakyat melaluimekanisme pasar. Beberapa teori ekonomi yangmemberikan pemikiran baru tersebut antara lain,Public Choice Theory, Principal/AgentTheory dan Transaction Cost Theory.

Public Choice Theory menyarankan yangterbaik bagi pencapaian kesejahteraan rakyatadalah meminimalkan pemerintah, danmemperluas peran swasta sebab pasardipandang lebih memiliki akuntabilitas dantransparansi dibanding dengan pemerintah.Principal/agent theory merekomendasikanagar kegiatan pemerintah sebanyak mungkindilaksanakan dengan model contract-out daninstitusi pemerintah tidak perlu menjadi lembagayang sifatnya permanen. Dengan demikian,rakyat bisa lebih secara efektif mengendalikanpemerintah, bahkan bisa membubarkan suatuinstitusi dan memecat aparaturnya bila dalamevaluasi pekerjaan dianggap tidak mempunyaikemampuan yang memadai.Transaction Cost Theory menyarankan agarsemua mekanisme pekerjaan dalampemerintahan harus melalui proses kompetisi,di mana pelaksana tugas pemerintahan harusbetul-betul dipilih dari mereka yang bisamenawarkan harga terendah dengan mututerbaik. Oleh karena itu, tidak boleh ada prosesinhouse trading yang pada gilirannyamelahirkan KKN.

3. Globalisasi dan Perdagangan BebasGlobalisasi sering dipahami sebagai fenomenaekonomi belaka, sesungguhnya cakupannya jauhlebih luas. Globalisasi adalah prosesmeningkatnya ketergantungan dan keterkaitanglobal yang terjadi karena intensitas aliran uang,manusia, persepsi, nilai, dan pemikiran terjadisemakin intensif melewati batas-batas nasionalsuatu bangsa.Dengan terjadinya globalisasi, dinamika suatunegara akan ditentukan oleh seberapa baikpemerintahan suatu negara dapat memenuhikeinginan dan melayani kebutuhan pasarkhususnya capital market. Bila suatu negaramemiliki kinerja dan sistem birokrasi yang baik

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIKOleh : M. Riduan K.

Page 10: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

10 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

maka hal ini bisa menjadi salah satu pendorongmasuknya modal investasi. Sebaliknya bilakinerja dan sistem birokrasi buruk, tidak efisien,korup, tidak transparan, dan tidak berkepastianhukum maka modal investor akan lari ke negarayang mempunyai kinerja birokrasi yang lebihbaik. Oleh karena itu, standar jasa birokrasisuatu negara harus dapat menyesuaikan diridengan standar pelayanan birokrasi di negara-negara lain terutama negara maju.

4. Perkembangan TeknologiPesatnya perkembangan teknologi, terutamateknologi informasi sejak tahun 1980-an memilikipengaruh yang sangat dominan terhadapperubahan manajemen pemerintahan. The tradi-tional model of administration di masa lalusangat sesuai dengan sistem hierarki yang ketat.Tetapi pada saat ini dengan adanya kemajuanteknologi hierarki yang ketat tidak diperlukanlagi.Di banyak negara telah dikembangkanmanajemen pelayanan publik secara moderndengan menggunakan e-government, bahkantelah sampai pada pendigitalan prosesdemokrasi dengan menggunakan media cyberdemocracy. Di negara-negara, seperti Jepang,Amerika, Kanada, Inggris dan Australia, rakyatdapat membayar pajak, mengurus berbagaiperizinan, dan mendapatkan dokumen tanpaharus mendatangi instansi pemerintah.Semuanya dapat dilakukan melalui sistemkomunikasi yang serba online.

Konsep Reformasi AdministrasiDewasa ini istilah reformasi administrasi

digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yangsebenarnya jauh melampaui makna yang terkandungdi dalamnya. Akibatnya, setiap reformasi terhadapaparatur administrasi baik di tingkat lokal maupunnasional, dipandang sebagai perubahan yang

mengarah pada pembaruan. Secara ringkas Cooper(1998:11) menyebut reformasi sebagai perubahan kearah yang lebih baik. Ini berarti bahwa tidak semuaperubahan dapat dikategorikan reformasi kalau padaakhirnya tidak mengarah pada kebaikan.

Dalam pada itu Quah (1976) mendefinisikanreformasi administrasi sebagai proses yang sengajadilakukan untuk mengubah struktur, prosedur, sikap,dan perilaku birokrat publik dalam rangka meningkat-kan efektivitas guna mencapai tujuan pembangunannasional. Sedangkan Samonte & Hahn Been Lee(1979) mengartikan reformasi sebagai pembaruanyang sengaja dilakukan agar sistem administrasipublik dapat menjadi agen perubahan sosial daninstrumen yang baik dalam menciptakan persamaanpolitik, keadilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi.Sementara itu Khan (1981) mengatakan reformasisebagai rangkaian usaha yang sengaja dilakukanuntuk menghasilkan perubahan-perubahan berbagaikebiasaan, perilaku, struktur yang telah mapan.Secara ringkas Dror menyebut reformasi sebagaiperubahan terencana terhadap sistem administrasi,sedangkan Caiden mengartikannya sebagai prosestransformasi administrasi melawan resistensi. Definisiyang relatif jelas dikemukakan oleh Susilo Zauharyang memaknai reformasi sebagai usaha sadar danterencana untuk mengubah struktur birokrasi danperilaku birokrat. Menurut Warsito (2003:60)pengertian dan konsep reformasi pada hakikatnyamenyangkut 4 aspek sebagai berikut.1. Reformasi mengandung pertalian adanya

inovasi dan transformasi.2. Kesuksesan reformasi membutuhkan

perubahan yang sistematik dan dalam kerangkayang luas, dan perubahan tersebut harus dengancara hati-hati dan direncanakan.

3. Tujuan reformasi adalah untuk mencapaiefisiensi dan efektivitas.

4. Reformasi haruslah dapat menanggulangiperubahan-perubahan lingkungan.

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIKOleh : M. Riduan K.

Page 11: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

11Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Dengan demikian, ruang lingkup reformasi tidakterbatas pada proses dan prosedur, tetapi jugamengaitkan perubahan pada tingkat struktur dan sikapserta tingkah laku. Ini berarti menyangkut per-masalahan yang bersinggungan dengan authorityatau formal power. Pernyataan ini sejalan denganhasil Seminar EROPA (Eastern Regional Organi-zation for Public Administration) yang telahmenyepakati bahwa reformasi administrasi tidakhanya diartikan sebagai perbaikan struktur, tetapimeliputi pula perbaikan perilaku orang yang terlibatdi dalamnya.

Riggs (dalam Ginanjar; 1997:78) melihatreformasi administrasi dari dua sisi, perubahanstruktural dan kinerja (performance). Secarastruktural Riggs menggunakan diferensiasi strukturalsebagai salah satu ukuran. Pandangan ini didasarkanatas kecenderungan peran-peran yang makinterspesialisasikan (role specialization) danpembagian pekerjaan (division of labor) yang makintajam dan intens dalam masyarakat modern. Secarakhusus Riggs menganalisis diferensiasi politik danadministrasi dalam pengambilan keputusan yangdipandangnya sebagai indikator perkembangan kearah modernisasi. Dalam konteks ini, ia melihatberkembangnya kelompok-kelompok kepentingan,partai-partai politik dan organisasi masyarakat,lembaga-lembaga perwakilan, lembaga-lembagaperadilan khusus, sebagai ciri penting dalam prosesreformasi administrasi.

Berkaitan dengan kinerja, Riggs menekankansebagai ukuran bukan hanya kinerja seseorang atausuatu unit, tetapi bagaimana peran dan pengaruhnyakepada kinerja yang lain, atau organisasi secarakeseluruhan. Ia menekankan pentingnya kerja samadan teamwork, dan membedakan kinerja perorangan(personal performance) dengan kinerja bersama(social performance). Selanjutnya ia jugamembedakan antara hasil dengan upaya yangdilakukan. Dalam reformasi administrasi menurut

pandangannya perhatian sebaiknya lebih dicurahkanpada upaya, bukan semata-mata hasil. Dua ukuranyang dipergunakan untuk mengukur kinerja adalahefektivitas dan efisiensi. Efektivitas berkaitan denganseberapa jauh sasaran telah tercapai, dan efisiensimenunjukkan bagaimana mencapainya, yakniperbandingan biaya, usaha, dan pengorbanan yangdilakukan dengan hasil yang dicapai.

Dengan melihat berbagai sudut pandang para ahlidalam menyikapi reformasi administrasi maka dapatdisimpulkan bahwa reformasi administrasi adalahsuatu usaha sadar dan terencana untuk mengubahhal-hal berikut ini.1. Struktur dan prosedur birokrasi, apabila dilihat

dari aspek reorganisasi atau institusi.2. Sikap dan perilaku birokrat (aspek perilaku),

guna meningkatkan efektivitas organisasi atauterciptanya administrasi yang sehat danmenjamin tercapainya tujuan pembangunannasional.

Tujuan Reformasi AdministrasiDerajat pencapaian tujuan merupakan tolok ukur

di dalam menetapkan sukses atau gagalnya programreformasi administrasi. Pada umumnya programreformasi administrasi jarang didesain dengan tujuantunggal. Bahkan jika hanya satu tujuan saja yangdinyatakan tujuan lain, sadar atau tidak sadar pastiingin dicapai juga.

Secara tradisional, reformasi diidentikkan denganusaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasbirokrasi publik. Secara sempit Caiden menyebutkantujuan administrasi adalah penyempurnaanadministrasi dengan mengobati penyakit administrasi,sedangkan Mosher menyebutkan tujuan administrasisecara luas adalah:1. melakukan perubahan inovatif terhadap

kebijakan publik;2. meningkatkan efektivitas administrasi (sempit);3. meningkatkan kualitas personel;

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIKOleh : M. Riduan K.

Page 12: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

12 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

4. melakukan antisipasi terhadap kritik dan keluhanpihak luar.

Dror (dalam Susilo Zauhar 1996; 14-15)berpendapat bahwa reformasi pada hakikatnyamerupakan usaha yang berorientasi pada tujuan jamakyang meliputi hal-hal berikut ini.1. Efisiensi administrasi.2. Penghapusan penyakit administrasi.3. Peningkatan penggunaan teknologi dalam sistem

administrasi publik.4. Mengembangkan budaya organisasi dalam

merespons perubahan.5. Pemisahan pekerjaan politik dan administrasi.6. Mengembangkan desentralisasi dan demokrasi.

Selanjutnya Dror mengklasifikasikan tujuanreformasi ke dalam tujuan internal dan eksternal. Tigatujuan internal reformasi administrasi yang dimaksud,meliputi hal-hal berikut ini.1. Efisiensi administrasi, dalam arti penghematan

uang, yang dapat dicapai melalui penyederhana-an formulir, perubahan prosedur, penghilanganduplikasi, dan kegiatan organisasi serta metode.

2. Penghapusan kelemahan atau penyakitadministrasi, seperti korupsi, pilih kasih, dansistem teman dalam kehidupan politik

3. Pengenalan dan penggalakan sistem merit,pemakaian PPBS, pemrosesan data melaluisistem informasi yang otomatis, peningkatanpenggunaan pengetahuan ilmiah dalampengelolaan birokrasi publik.

Sedangkan tujuan eksternal meliputi hal-hal berikut1. Menyesuaikan sistem administrasi terhadap

meningkatnya keluhan masyarakat.2. Mengubah pembagian pekerjaan antara sistem

administrasi dan sistem politik, misalnyameningkatkan otonomi profesional dari sistemadministrasi dan meningkatkan pengaruhnyapada suatu kebijakan.

3. Mengubah hubungan antara sistem administrasidan masyarakat, misalnya melalui relokasi pusat-

pusat kekuasaan melalui desentralisasipelayanan.

Sementara itu Tjokroamidjojo (1985:56) ketikamenganalisis administratif pembangunan di Indone-sia menegaskan bahwa arah reformasi administrasiperlu ditujukan ketujuh wilayah penyempurnaanutama sebagai berikut.1. Penyempurnaan dalam bidang pembiayaan

pembangunan.2. Penyempurnaan dalam bidang penyusunan pro-

gram-program pembangunan di berbagai bidangekonomi dan non ekonomi dengan pendekatanintegratif (integrative approach).

3. Reorientasi kepegawaian negeri ke arahproduktivitas, prestasi dan pemecahan masalah.

4. Penyempurnaan administrasi untuk mendukungpembangunan daerah.

5. Administrasi partisipatif untuk mendukungpembangunan daerah.

6. Kebijaksanaan administratif dalam rangkamenjaga stabilitas dalam proses pembangunan.

7. Lebih bersihnya pelaksanaan administrasinegara

Strategi ReformasiMenurut Benaisa (dalam Zhang Zhijian; 1992:22)

usaha-usaha baru dan dramatis untuk mereformasiseluruh sistem administrasi dalam waktu yang singkattelah mengembangkan beberapa strategi dalamrangka meningkatkan produktivitas dan meninggalkanpola-pola tradisional. Strategi dalam reformasi yangtelah dilakukan tersebut adalah sebagai berikut.1. Global Reform

Strategi ini mengakui pentingnya reformasi yangsistematis dalam pemberian pelayanan kepadamasyarakat, dengan menekankan beberapavariabel strategis dengan menekankan padaaspek ekonomi.

2. Island of ExcellenceStrategi ini dilakukan dengan pembentukan

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIKOleh : M. Riduan K.

Page 13: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

13Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

organisasi model, dengan tujuan agar organisasimodel ini berperan sebagai katalisator yangmempercepat perubahan-perubahan dalamsuatu wilayah yang direformasi.

3. DesentralisasiStrategi ini bertujuan melakukan desentralisasipelayanan di daerah yang selama ini dilakukanoleh pemerintah pusat. Keberhasilan strategi inidiyakini melalui berbagai pelatihan yangmemadai untuk meningkatkan sumber dayamanusia yang diharapkan dapat meningkatkankemampuan administrasi secara khusus dalampemberian layanan. Kegunaan pelatihan inidiharapkan dapat meningkatkan kemampuandan daya tahan dalam melakukan inovasi.

4. Public Service ReformReformasi ini bertumpu pada peningkatan moralpara pelayan publik dalam hal ini birokrat, sertameningkatkan integritas, efisiensi, dankemandirian dalam pemberian layanan kepadamasyarakat.

H. Siedentop (1982: xv) merumuskan 3 strategipokok yang dapat dilakukan dalam reformasiadministrasi, yaitu strategi fiskal, struktural, dan pro-gram. Dalam perkembangannya tiga strategi tersebutdianggap kurang memadai untuk mencapai tujuanreformasi. Oleh karena itu, Ali Mufiz menambahkansatu strategi yang dianggap penting, yaitu strategibudaya. Keempat strategi tersebut dapat dijelaskanberikut ini.1. Strategi Struktural

Strategi struktural memusatkan perhatiannyapada perubahan struktur organisasi peme-rintahan. Pendekatan yang lazim dilakukanadalah perampingan (downsizing), yangdiimplementasikan dalam bentuk peng-gabunganbeberapa unit organisasi menjadi satu unit yangbaru atau penghapusan beberapa unit organisasi.Konsep debirokratisasi adalah salah satu wujuddari strategi struktural. Strategi struktural

diterapkan baik di tingkat pemerintahan nasionalmaupun daerah baik di tingkat departemenmaupun sampai ke tingkat unit kerja yang pal-ing bawah.Sebagai konsekuensi penerapan strategistruktural maka pimpinan organisasi perlumelakukan kajian kembali pada prosedur danmekanisme yang berlaku. Tanpa pembaruanpada prosedur kerja dan prosedur pelayanan,dampak positif dari diberlakukannya strategistruktural tidak akan banyak dirasakan olehmasyarakat.

2. Strategi FiskalStrategi fiskal memusatkan perhatiannya padaupaya untuk mengurangi biaya. Pada umumnyaIstilah yang lazim digunakan dalam strategi fiskaladalah strategi cost cutting (pemotonganbiaya). Tujuannya diletakkan pada dua hal:a. Untuk mengurangi semaksimal mungkin

pemborosan dan korupsi.b. Untuk mengurangi beban biaya yang

ditanggung oleh masyarakat.Penghematan dan efisiensi biaya merupakandua hal pokok yang terkandung dalam strategifiskal. Konsep value for money, yangmenyatakan bahwa setiap anggaran yangdikeluarkan harus ada manfaatnya menjaditema pokok dari strategi ini.

3. Strategi ProgramStrategi program lebih menekankan padamanfaat dan penggunaan hasil. Program yanglangsung mendatangkan manfaat dipandangsebagai program terbaik. Tentu kemanfaatandan utilisasi bergantung pada sasaran program.Secara umum sasaran program terbagi dalamlima kategori, yaitu individu, kelompok,masyarakat, daerah, institusi.Dalam kerangka strategi program, efisiensi pro-gram diukur dari rendahnya biaya yangdipergunakan, tingkat pencapaian sasaran dan

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIKOleh : M. Riduan K.

Page 14: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

14 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

utilisasi program bagi kelompok sasaran.Strategi ini sejalan dengan konsep critical fityang diajukan oleh David C. Korten. Konsepini bertumpu pada tiga kesesuaian, programakan berhasil jika sesuai dengan kebutuhanmasyarakat dan kemampuan para pelaksana.

4. Strategi BudayaStrategi budaya terfokus pada perubahanperilaku anggota organisasi dan penciptaanbudaya organisasi yang baru. Pada umumnyastrategi budaya menekankan pada artipentingnya nilai-nilai yang harus diwujudkan,dengan memadukan nilai-nilai tradisional yangdianggap baik (local wisdom) dengan nilai-nilaimodern. Berkaitan dengan strategi budayaDewar (1995) memberikan jabaran yangmenarik mengenai nilai-nilai pelayanan publik.Nilai-nilai pelayanan publik yang bersifattradisional terdiri dari semangat melayani publik,netralitas politik, loyal kepada pemerintah yangterpilih, anonymities, integritas, profesionalisme,dan kejujuran, keadilan, serta persamaan bagisemua warga negara. Nilai-nilai tradisional iniseharusnya dipadukan dengan nilai baru, yaitunilai efisiensi dan kepatutan dalammemanfaatkan sumber daya dikaitkan dengannilai profesionalisme, nilai keterwakilandipadukan dengan nilai-nilai kejujuran, keadilanserta persamaan bagi semua warga negara, danmemperkuat ide untuk menghormati pihak-pihaklain dengan mengembangkan nilai sosial politikserta konsep manajemen publik yang baru.

Harus dipahami bahwa empat strategi di atasbukanlah terpisah satu dengan lainnya. Sebaliknyaharus disadari bahwa semua strategi dapat diterapkansecara serentak, yang berbeda adalah mainstreamsatu strategi tertentu dibandingkan dengan strategilainnya. Misalnya, yang diutamakan adalah strategistruktural maka tiga strategi lainnya fiskal, program,dan budaya mendukung keberhasilan implementasi

strategi struktural.Berkaitan dengan penerapan strategi reformasi

Kotter (dalam Budi Setiyono, 2003:249)mengingatkan kemungkinan terjadinya kegagalanproses transformasi. Hal ini biasanya berkaitandengan sembilan hal berikut ini.1. Not establishing a great enough sense of

urgency (tidak adanya perasaan yang cukupkuat terhadap pentingnya perubahan).

2. Not creating enough guiding coalition (tidakmenciptakan koalisi yang kuat).

3. Lacking of vision (tidak adanya visi yangjelas).

4. Under communicating the vision (gagal dalammengomunikasikan misi).

5. Not removing obstacles to the new vision(tidak menyingkirkan penghalang bagipencapaian visi).

6. Not systematically planning for and creat-ing short terms win (tidak membuatperencanaan secara sistematis dan menciptakankemenangan sesaat).

7. Declaring victory too soon (terlalu cepatmengklaim keberhasilan).

8. Not anchoring changes in the corporation’sculture (tidak menstabilisasikan perubahan kedalam institusi).

9. Resistance middle manager (keengganan paramanajer tingkat menengah untuk melakukanperubahan).

Agenda Kebijaksanaan ReformasiAdministrasi Publik

Dalam menetapkan agenda kebijaksanaanreformasi administrasi publik di Indonesia perluterlebih dahulu diawali dengan penyusunan petareformasi administrasi yang menyeluruh, jelas danakurat dan kemudian diikuti dengan kebijaksanaanimplementasi yang konsisten dan bertahap sesuaidengan kemampuan dana dan daya. Menurut Muh.

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIKOleh : M. Riduan K.

Page 15: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

15Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Irfan Islamy, agenda kebijaksanaan reformasiadministrasi yang perlu disusun adalah sebagaiberikut.l. Memadukan Rule Governance and Goal Gov-

ernanceParadigma goal govemance berupaya untukmenghilangkan praktek-praktek birokrasiWeberian yang negatif seperti struktur birokrasiyang hierarkhikal menghasilkan biayaoperasional yang lebih mahal dari padakeuntungan yang diperolehnya, merajalelanyared tape, rendahnya inisiatif / kreativitas aparat,tumbuhnya budaya mediokratis (sebagai lawandari budaya meritokratis) dan inefisiensi.

2. Mengembangkan akuntabilitas dan respon-sibilitas publik di kalangan aparat pemerintahAkuntabilitas dan responsibilitas publik padahakikatnya adalah merupakan standarprofesional yang harus dicapai/dilaksanakanaparat pemerintah dalam memberikanpelayanan kepada masyarakat. Akuntabilitasdan responsibilitas publik juga dapat diper-gunakan sebagai alat/sarana untuk menilaikualitas kinerja aparat sehingga mereka dapatmengenali dengan benar kekuatan dankelemahannya.

3. Revitalisasi nilai-nilai etika pemerintahanPenyelenggaraan pemerintahan tidak mungkinbisa dilepaskan dari nilai etika. Ketika masya-rakat luas kecewa atas kualitas pelayanan yangdiberikan oleh aparat pemerintah mereka lalumenggugat nilai standar etika apa yang dipakaiaparat dalam memberikan pelayanan tersebut.Masalah etika pemerintahan selalu menjadi isuyang senantiasa membutuhkan perhatian yangserius.

4. Netralitas aparat pemerintahMasalah netralitas aparat pemerintah telah lamamenjadi perdebatan yang ramai. Hal inidisebabkan karena posisi aparat yang mendua

sering kali bersifat dilematis. Dualisme ituditunjukkan dengan peran ganda aparatpemerintah di mana di satu sisi ia berperansebagai warga negara biasa. Sebagai pegawaipemerintah ia harus bertanggung jawab dalammenjalankan kewajiban-kewajibannya denganbaik dan tanpa memihak (bersikap netral). Dansebagai warga negara biasa di masyarakat yangdemokratis ia berpartisipasi dalam proses politik.Posisi dilematis aparat pemerintah tersebutsering kali merugikan aparat itu sendiri, negaradan masyarakat.

5. Pengembangan budaya birokrasiBudaya birokrasi secara sederhana dapatdiartikan sebagai norma-norma yangmempengaruhi sikap dan perilaku partisipandalam sebuah sistem birokrasi. Walaupunbirokrasi di Indonesia masih banyak dipengaruhioleh nilai-nilai budaya lokal yang patrimonialistik,tetapi juga telah mengadopsi nilai-nilai birokrasiala Weber (Weberian type bureaucracy) yangmurni yang banyak bernuansa rule governed.

PenutupPada dasarnya gerakan reformasi administrasi

disebabkan birokrasi tidak mampu meresponskeinginan masyarakat. Traditional bureaucracyyang merupakan konsepsi birokrasi yang selama inidikenal tidak bisa menyesuaikan diri denganperkembangan masyarakat yang sangat pesatsehingga mereka tidak mampu memenuhi tuntutanpublik.

Tentu saja kelima agenda kebijakan reformasi disektor publik yang telah dipaparkan di atas masihsangat sedikit dan tidak memadai ada beberapabidang yang tidak kalah pentingnya untuk dicermatibersama secara sungguh-sungguh, misalnya masalahmanajemen Keuangan negara, Privatisasi BUMN,mekanisme pengawasan, koordinasi pembangunandan sebagainya. Semua bisa diangkat menjadi agenda

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIKOleh : M. Riduan K.

Page 16: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

16 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

kebijakan reformasi di sektor publik. Agendakebijakan apa pun yang disusun pada tataranimplementasinya akan sangat tergantung pada visimengenai pentingnya reformasi di sektor publik yangharus dilakukan sesegera mungkin (sense of ur-gency) dan reformasi itu perlu dilakukan untukmenyempurnakan mutu atau performance pelayanansektor publik kepada masyarakat (sense of purpose).

Daftar PustakaCaiden, E. Gerald (Ed.). (1982). Strategies for Ad-

ministrative Reform. Toronto: LexingtonBooks.

_________. (1991). Administrative Reform Comesof Age. Berlin. New York: Walter de Gryter.

Dwiyanto, Agus. (1993). Kemitraan PemerintahSwasta: Strategi Reformasi AdministrasiNegara. Dalam Seminar ReformasiAdministrasi Negara. Yogyakarta: FISIPOLUGM.

_________. (2002). Reformasi Birokrasi Publikdi Indonesia. Yogyakarta: Pusat StudiKependudukan UGM.

Islamy, Muh. Irfan. (2001). “Agenda KebijaksanaanReformasi Negara” dalam Jurnal AdministrasiNegara Vol II No. 1, September 2001. Malang:Universitas Brawijaya.

Mufiz, Ali. (2003). Reformasi Pemerintahan antaraHarapan dan Kenyataan. Dalam 5 TahunReformasi Indonesia. Semarang: PengurusDaerah Persatuan Purnawirawan POLRI.

Rohdewohhld, Rainer. (1995). Public Administra-tion in Indonesia. Australia: Montech PTYLTD.

Setiyono, Budi. (2003). Birokrasi dalam PerspektifPolitik dan Administrasi. Semarang: PuskodakUNDIP.

Thoha, Miftah dan Darma, Agus. (1999). MenyoalBirokrasi Publik. Jakarta: Balai Pustaka.

Warsito Utomo. (2003). Dinamika AdministrasiPublik Analisis Empiris seputar Isu-suKontemporer dalam Administrasi Publik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Zauhar, Susilo. (1996). Reformasi Administrasi:Konsep, Dimensi, dan Strategi. Jakarta: BumiAksara.

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIKOleh : M. Riduan K.

Page 17: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

17Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENDAHULUANBelum lama ini Pemerintah Indonesia lewat

Keputusan Mentri Perdagangan Nomor. 44/M-DAG/PER/10/2008, tanggal 31 Oktober 2008,mengumumkan untuk melakukan prosespreshipment inspection atau verifikasi di pelabuhanexport sebelum barang dikirim ke Indonesia.

Ketentuan ini berlaku untuk lima komoditasbarang diantaranya garment, dimana tujuandibuatnya peraturan ini adalah untuk mengurangiatau mencegah masuknya barang-barang illegal kelima titik pelabuhan importasi laut dan semuabandara, yaitu :

1. Belawan - Medan2. Tanjung Priok - Jakarta3. Tanjung Mas - Semarang4. Tanjung Perak - Surabaya5. Soekarno-Hatta – Makassar6. Semua pelabuhan udara di IndonesiaLangkah ini diambil oleh pemerintah Indonesia

sebagai wujud dari proteksi pemerintah terhadapindustri tekstil dan atau garment Indonesia

MENSIASATI JATUHNYA PRODUKSI MANUFAKTURTEKSTIL DALAM ERA KRISIS EKONOMI GLOBAL

TAHUN 2008

Oleh : Noverdi Bros

ABSTRACT

In Industry especially for textile had decrease production and marketing. This eases is affect ofeconomics global crisis. The expired of the machine, and the illegal impacts of textle are problem tocompetititve pice of the textile Indonesia in the global market.

Meskipun tak putus didera masalah, hingga saatini industri tekstil dan produk tekstil ( TPT) Indo-nesia masih memainkan peran yang cukup besarterhadap perekonomian Nasional. Pada 2006,industri ini memberikan kontribusi sebesar 11,7 dan3,8 persen terhadap pembentukan ProdukDomestik Bruto ( PDB) Nasional. Sementara dayaserap industri ini terhadap tenaga kerja juga cukupbesar, mencapai 1,84 juta tenaga kerja.

Di pasar global, produk tekstil Indonesia masihcukup diperhitungkan. Tahun 2006, Indonesiamasuk dalam jajaran 10 negara pengeksport Tekstildan Produk Tekstil (TPT) terbesar dunia. Indone-sia menempati posisi keempat dalam import TPTdi Amerika dengan nilai U$$ 3,9 miliar. Tahun 2007kinerja ekspor diperkirakan mencapai U$$ 9,9milyar, meningkat sekitar 9% disbanding tahunsebelumnya yang 9,2 milyar. Bagaimanapun, industriTPT masih menjdi penyumbang devisa non-migasterbesar. Di pasar global produk tekstil Indonesiamenghadapi pesaing seperti Vietnam, Cina, dan In-dia.

H. Noverdi Bros, Ph.D. : Dosen Pascasarjana Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta

Page 18: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

18 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Hingga saat ini,industri TPT Indonesiamenghadapi berbagai masalah. Masalah-masalahtersebut diantaranya adalah biaya energi yang mahal,infrastruktur pelabuhan yang kondusif, mesin-mesinpertekstilan yang sebagian besar sudah sangat tua,dan maraknya produk impor illegal terutama dariChina. Berbagai permasalahan tersebut menyebab-kan Industri TPT Indonesia berjalan dengan kondisiyang kurang sehat. Biaya operasional menjadi relatifmahal, namun dengan produktivitas yang relatifrendah. Dengan kondisi yang cukup berat tersebut,produk TPT Indonesia masih berhasil mendapattemat yang cukup baik di pasar luar negri, bahkanmemiliki daya saing yang cukup tinggi di pasarinternasional. Ini terbukti dari cukup besarnyakontribusi devisa yang dihasilkan dari sector ini daritahun ke tahun maupun kontribusi Indonesia tehadapperdagangan TPT internasional dibanding Negara-negara eksportir lainnya. Pada 2006 misalnya,devisa yang dihasilkan dari sub sector TPTmencapai U$$ 9,5 miliar.

Pengamat ekonomi Faisal Basri, menilaisebenarnya industri TPT nasional memilikikeunggulan komparatif dan bersaing, karenasebenarnya Indonesia memiliki bahan baku tekstilyang lengkap seperti minyak bumi dan rayon.Namun karena kekurangan kilang pengolah minyakbumi, maka nafta yang merupakan bahan baku TPTmasih diimpor dari Singapura yang harganya lebihmahal.

Hal senada dikemukakan Wakil Ketua UmumAsosiasi Pertektilan Indonesia (API) Ade Sudrajat.

Ia mengatakan kinerja ekspor industri TPT terusmeningkat setiap tahun. Pada 2007 ekspor TPTdiperkirakan menembus angka U$$10,29 miliaratau naik 9,89% disbanding 2006 yang mencapaiU$$ 9,45 miliar.

PermasalahanSalah satu permasalan terbesar industri TPT In-

donesia saat ini adalah usia mesin-mesin yang sudahsangat tua. Ini memang permasalahan klasik, mamunbelum terselesaikan hingga saat ini. Menurut cacatanDepartemen Perindustrian, dari seluruh mesin TPTyang ada (8,38 juta unit mesin pada 2006), sekitar80 persen diantaranya telah berusia diatas 20 tahun.Ini menyebabkan produktivitas menurun hingga 50persen. Di industri pemintalan jumlah mesin yangberusia diatas 20 tahun mencapai 64 persen(5.025.287 mata pintal dari 7.803.241 mata pintal)Di industri pertenunan jumlahnya mencapai 82,1persen (204.393 ribu alat tenun mesin disbanding248.957 unit), perajutan 84%, finishing 93% danpakaian jadi atu garmen 78%. Dengan kondisimesin-mesin yang sudah sangat tua tersebut,produktivitas industri TPT Indonesia diperkirakanmenurun hingga 50 persen.

Untuk merestrukturissi mesin-mesin yang tuatersebut diperkirakan dibutuhkan biaya sekitar Rp44,07 triliun. Jumlah yang cukup besar tersebutterdiri dari restrukturisasi mesun industri pemintalansebesar Rp13,26 triliun, indrustri serat Rp8,07triliun, industri tenun, rajut dan finishing Rp 20,9triliun,dan industri garmen Rp1,84 triliun.

Serat 711.000 ton 0,95 miliar 8,07 triliunPermintaan 3 Miliar 884.682 ton 1,58 miliar 13,26 triliunTenun, Rajut (grey) 775.505 ton& Finishing 3 Miliar (finish) 971,380 ton 2,48 miliar 20,90 triliunGarment 3 Miliar 359,678 ton 0,22 miliar 1,84 triliunTotal 9 Miliar 2,3372,518 ton 5,23 miliar 44,07 triliun

Tabel 1. Perkiraan Kebutuhan Investasi Untuk Restrukturisasi Mesin- Mesin TPT

Sumber: Asosiasi Pertekstilan Indonesia

MENSIASATI JATUHNYA PRODUKSI MANUFAKTUR TEKSTIL DALAM ERA KRISIS EKONOMI GLOBAL TAHUN 2008Oleh : Noverdi Bros

Page 19: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

19Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Dengan kondisi tersebut wajar apabila kemudianpemerintah berupaya membantu industri TPT untukmerestrukturisasi mesin-mesinya.Selama tahun 2007,pemerintah telah menyalurkan dana sebesar Rp255 miliar untuk membantu peningkatan teknologiatau restrukturisasi mesin industri TPT.Kucurandana tersebut rencananya akan dilakukan lagi pada2008 sebesar Rp 400 miliar .Dibanding kebutuhandana restrukturisasi yang sebesar Rp 44 triliun lebih,dana sebesar itu tentu saja masih jauh dari cukup.Karena itu,keterlibatan lembaga pembiayaankhususnya perbankan sangat diperlukan.

Permasalahan lain yang cukup serius adalahmaraknya tekstil impor illegal yang masuk ke pasardomestik terutama dari China.Jumlah tekstil illegalini ditengarai menguasai hingga 50 persen pasartekstil domestic yang mencapai 1.013 ribu ton pada2006.Diperkirakan produk TPT Ilegal yang masukmelalui pelabuhan mencapai 74 persen dan melaluibandara 25 persen.Di bandara Soekarno HattaCengkareng,produk TPT illegal masuk dalambentuk pakaian jadi.

Setelah gelombang kebangkrutan ekonomiAmerika melanda hampir seluruh belahandunia,Pemerintah Indonesia telah membuat proteksidengan dikeluarkannya peraturan Menteri

perdagangan sebagaimana disebut di paparan awal.

Kinerja IndustriKinerja ekspor industri TPT Indonesia sempat

mengalami penurunan yang cukup signifikan pasatahun 2003. Namun demikian, sejak 2004kinerjanya terus menagalami kenaikan baik dari sisivolume maupun nilai ekspor. Bahkan volumemaupun nilai ekspor yang dicapai pada 2006 telahmelampaui volume dan nilai ekspor pada tahun2000. Lebih dari separuh nilai ekspor dikontribusioleh industri garmen yang mencapai 55,7 persen(USD 5,27 juta), diikuti oleh industri pemintalansebesar 18,9 persen, dan industri pertenunan 15,6persen.

Sebagian besar Negara tujuan TPT Indonesiaadalah AS, Uni Eropa, dan Jepang. Pada 2006,ekspor ke AS mencapai 41,3 persen, Uni Eropa16,5 persen, dan Jepang 3,7 persen. Biladiperhatikan, terlihat bahwa kenaikan ekspor pada2006 juga didorong oleh kenaikan harga rata-rataproduk TPT yang cukup signifikan dibanding tahunsebelumnya yakni dari USD 4,76/kg pada 2005menjadi USD 4,99/kg.

Berikut tabel Perkembangan Ekspor PTP Indo-nesia :

2000 1,777,132 8,377,397 4,712001 1,721,312 7,678,422 4,462002 1,758,675 6,888,559 3,922003 1,555,920 7,052,181 4,532004 1,626,461, 7,647,441 4,72005 1,798,800 8,555,000 4,762006 1,877,400 9,376,000 4,39

Sumber : BPS & Asosiasi Pertekstilan Indonesia

Sementara itu, volume penjualan (konsumsi)dalam negeri juga mengalami kenaikan yang cukupsignifikan, yakni dari 836 ribu ton pada 3005menjadi 1,050 ribu ton pada 2006. Namun demikiankenaikan konsumsi yang tinggi ini diperkirakan lebih

dari separuhnya dipasok dari tekstil impor ilegal.Diperkirakan jumlah tekstil impor illegal di pasardomestik mencapai 58% pada 2005, dan 50%pada 2006, jauh diatas pasokan industri TPT do-mestic yang hanya sebesar 36% pada 2005 dan

Tabel Perkembangan Ekspor PTP Indonesia :

MENSIASATI JATUHNYA PRODUKSI MANUFAKTUR TEKSTIL DALAM ERA KRISIS EKONOMI GLOBAL TAHUN 2008Oleh : Noverdi Bros

Page 20: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

20 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

45% pada 2006. Meningkatnya impor illegaltersebut disebabkan antara lain harga, disain dankualitas yang sangat bersaing.

Perkembangan investasi untuk industri TPTcenderung stagnan sepanjang 2001-2005. Namunpada 2006 terjadi sedikit kenaikan sebesar Rp 3,34triliun.

Peningkatan investasi ini terutama terjadi dalamPMA (Penanaman Modal Asing). Pada 2006, PMAmencapai US$ 418 juta atua meningkat 490%dibanding 2005, sedangkan PMDN (Penanaman

Modal Dalam Negeri) sebesar Rp 80 miliar atauturun 2100% dibanding 2005. Hingga 2007,penambahan investasi asing masih terus berlangsung.Saat ini ada 4 negara yang mendominasi industriTPT di Indonesia yakni India (PT Indorama), Jepang(PT Summitmas Group), Korea Selatan (KoreanGarmen Group), dan Taiwan (Taiwan GarmenGroup). Selama Januari-April 2006 terdapat 40perusahaan asal Korea yang menanamkanmodalnya di sektor TPT dengan nilai investasi US$375 juta.

Investasi Modal (Rp Miliar) 2001 2002 2003 2004 2005 2006Serat/Fiber 11,64 11,929 11,929 11,929 11,929 12,306Benang/Yam 24,777 25,04 25,04 25,04 25,04 25,558Kain/Fabric 30,811 31,428 31,635 31,705 31,567 32,33Pakaian/Cloting 2,808 2,913 2,958 2,978 2,975 3,318produk lainnya 60,786 60,79 60,79 60,79 60,79 62,135Total 130,822 132,1 132,353 132,442 132,301 135,647

Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia, BPS

Daya Saing IndonesiaPosisi dan daya saing tekstil Indonesia di

pasar dunia cukup baik pada 2006 Indonesiamerupakan pemasok immpor terbesar untukimmpor tekstil AS dengan kontribusi 4,128(US$ 3,0 juta). Pemasok terbesar di AS adalahChina (US$ 27,067 juta), meksiko (US$6,378 juta),dan India (US$ 5,031 juta). Posisi

perdagangan TPT Indonesia di AS setiaptahunnya cenderung membaik. Peluang Indo-nesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya diAS makin besar karena volume ekspor Indo-nesia tumbuh rata-rata 10,67% setiaptahunnya, lebih besar dibandingkanpertumbuhan volume impor AS Yng hanya10%.

MENSIASATI JATUHNYA PRODUKSI MANUFAKTUR TEKSTIL DALAM ERA KRISIS EKONOMI GLOBAL TAHUN 2008Oleh : Noverdi Bros

Page 21: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

21Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Dengan terpukulnya ekonomi Amerika,maka pemasok utama tekstil atau garmentAmerika, yaitu China, akan mengalamikesulitan yang besar, karena sulit buat merekauntuk memindahkan produksi mereka diNegara-negara lain.

Prospek Tekstil Dunia dan Peluang IndonesiaAsosiasi Perstekt ilan Indonesia

menargetkan nilai ekspor TPT sebesar USD14 miliar pada 2010, itu berarti meningkatkansebesar 48 persen di banding 2006, secararata- rata berarti terjadi kenaikan nilai eksporsebesar USD 1,14 miliar pertahun. Nilaiekspor tersebut berasal dari industri pemintalanUSD 3 miliar, dan garmen USD 8 miliar. Untukitu dilakukan peningkatan kapasitas produksidi semua jenis industri TPT sehingga instalkapasitas produksi mencapai 10,81 juta tonpada 2010.

Kondisi yang terjadi di Dunia PerstektilanYang terjadi pada saat ini dalam imbas krisi

ekonomi global, yang menambah beban atauproduction cost sejalan dengan melemahnyanilai rupiah di kisaran Rp.12.500,00. Hal iniyang akan menjadi ganjalan upaya peningkatanpangsa pasar industri tekstil Indonesia adalahbiaya energi dan biaya buruh yang mahal.Disamping mahal, suplai energi dari PLN belummampu memenuhi kebutuhan industri TPTsecara maksimal. Saat ini PLN masih berupayameningkatkan kapasitas energinya dari batubara dan gas. Demikian juga dengan kebijakansystem perburuhan yang hingga saat inidirasakan masih kurang berpihak kepada duniausaha.

Terakhir adalah illegal textile import. Aksiyang sangat mengganggu ini sudah sedemikianrupa sehingga telah menyodot pangsa pasar

tekstil domestic hingga 50 persen. Denganbiaya produksi yang jauh lebih murah di tambahbiaya operasional yang rendah pula adalah sulitbagi industri tekstil nasional bersaing denganproduk China. Karena itu diperlukan langkah-langkah yang serius dari pemerintah untukmencegah dan meminimalisir masuknya tekstilimpor legal ke Indonesia. Denganrestrukturisasi mesin-mesin dan iklim duniausaha yang lebih kondusif (systemperburuhan,biaya energi yang murah dan cukuptersedia)peningkatan pangsa pasar TPT Indo-nesia di dalam maupun luar negeri bukan lagisuatu yang mustahil untuk dicapai.

Permasalahan dan Akar PermasalahanPermasalahannya kemudian adalah

seberapa besar kemampuan Indonesiamenangkap peluang tersebut. Karena,meskipun peluang cukup terbuka lebar, Indo-nesia hingga kini masih memiliki sejumlahhambatan yang cukup serius untukmeningkatkan kapasitas produksi sekaligusproduktivitas,serta daya saing di pasar global.Dari sisi kualitas dan jumlah mesin misalnya.Dari sekitar 80 persen diantaranya merupakanmesin-mesin tua yang berusia diatas 20tahun.Itu sebabnya meskipun jumlah mesinyang tercatat cukup banyak, mesin yang bener-benar beroperasi hanya sebagian kecildiantaranya.

Yang terjadi di Majalaya jawa Barat adalahcontoh yang menarik untuk menggambarkansituasi ini,. Dari 15.000 unit mesin tekstil yangada di daerah ini hanya sekitar 5.000 unit yangmasih beroperas.

Upaya untuk meningkatkan kapasitasproduksi ini (melalui restrukturisasi mesin)mulaigencar dilakukan dalam setahun terakhir.Pemerintah telah menganggarkan Rp 255 miliar

MENSIASATI JATUHNYA PRODUKSI MANUFAKTUR TEKSTIL DALAM ERA KRISIS EKONOMI GLOBAL TAHUN 2008Oleh : Noverdi Bros

Page 22: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

22 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

dalam APBN 2007 dan Rp 400 miliar dalamAPBN 2008 untuk program percepatanperemajaan mesin. Jumlah ini tentu saja masihjauh dari yang diharapkan. Karena itu,keterlibatan perbankan dalam upayaperemajaan mesin-mesin TPT ini sangatdiperlukan. Permasalahannya adalah, trackrecord kredit industri TPT kurang begitu baikdi kalangan perbankan, yang menimbulkanpersepsi sebagai industri berisiko tinggi.Karena itu pula perlu dicarikan jalan keluaryang sifatnya win-win solutin. Perbankan dapatbekerja sama dengan API dalammengidentifikasi calon-calon debitur kredittekstil yang potensial untuk dibiayaimerestrukturisasi mesin-mesinnya yang tentusaja bankable.

Untuk menangkal illegal importationdiperlukan pengawasan yang kuat olehpetugas-petugas Bae Cukai dan pejabat yangterkait, karena kalau lini depan sudah kuatmaka dengan sendirinya illegal importationakan mati dengan sendirinya.

Faktor-faktor yang MempengaruhiManagemen Perusahaan tekstil

Kelangsungan perusahaan tergantung padasumber daya yang dimiliki dan strategi apa yangdipilih dalam memberdayakan sumber daya in-ternal itu untuk merespons ancaman danpeluang eksternal (Barney dalam Campbell,1997:26; Hit, Ireland dan Hoskisson,1999:81). Hit Ireland dan Hoskisson(1999:17) menegaskan bahwa apabila suatuperusahaan dapat mencocokan sumberdayainternalnya dengan peluang lingkunganeksternalnya, atau menggunakannya untukmengurangi atau menghilangkan dampakancaman, maka perusahaan tersebut telahmencapai kelayakan strategis. ini sangat relevan

dengan upaya mempertahankan danmeningkatkan hasil penjualan.

Dengan demikian, lingkungan mikro yangterdiri dari (1) limgkungan mikro eksternalmeliputi konsumen, pesaing, pemasok danperentara; dan (2) lingkungna mikro internalatau sumberdaya internal sangat relevan dikajidalam membahas strategi pemasaran untukmemelihara dan meningkatkan hasil penjualanserta profitabilitas perusahaan. Dalam hal ini,arah dan aksentuasi permasalahan yang dikajidalam penelitian ini dirumuskan dalam temapermasalahan sebagai berikut: Krisis ekonomiyang terjadi di Indonesia sejak pertengahantahun 2008 menyebabkan industri tekstil danproduk tekstil (TPT) sangat rentan dan lemahdaya saingnya padahal globalisasi ekonomidunia telah melibatkannya kedalam lingkunganperekonomian global yang kompleks dan saratpersaingan. Dalam hal ini terjadi pergeseranlingkungan dan kekuatan persaingan dalampasar TPT yang menyebabkan timbulnyakesenjagan antara tuntutan lingkungan danpersaingan dengan kekuatan perusahaan TPTnasional. Perusahaan TPT nasional, termasukperusahaan pakaian jadi, dituntut untuksenantiasa merevitalisasi strategi pemasarannyaguna menjamin kesesuaian tuntutan pasardengan kekuatan internal yang dimilikinya. Inipenting mengingat ketidak mampuanperusahaan dalam merespons peluang danancaman eksternal akan mengakibatkanterhambat-nya pencapaian kinerja pemasaran,khususnya penjualan. Jika kondisi ini dibiarkanmaka akan mengancam kelangsungan industriTPT nasional.

Hit, Ireland dan Hoskisson (1999:7-8)mengajukan dua model untuk mencapai kinerjayang tinggi; yaitu model industri-organisasi (I/0) atau model market-based dan model

MENSIASATI JATUHNYA PRODUKSI MANUFAKTUR TEKSTIL DALAM ERA KRISIS EKONOMI GLOBAL TAHUN 2008Oleh : Noverdi Bros

Page 23: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

23Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

resourse-based. Masing-masing modelmenjelaskan kondisi yang harus dipelajarisetiap perusahaan untuk memperoleh inputyang digunakan untuk memilih strategi dalammencapai kinerja yang tinggi. Model industri-organisasi (I/O) menyatakan bahwa kondisidan karakteristik lingkungan eksternalmerupakan input utama dan penentu strategiuntuk mencapai kinerja yang tinggi. Menurutmodel ini, kinerja lebih ditentukan olehkarakterisik lingkungan eksternal dari padalingkungan internal atau sumberdaya internalperusahaan. Dalam perspektif marketingstratejik, model ini dikenal sebagai market-driven strategy (Craven dan piercy,2003:4).Sedangkan model berbaris sumber daya(resourse-based) menyatakan bahwalingkungan internal atau sumberdaya internalmerupakan input utama dan penentu strategiuntuk mencapai kinerja yang tinggi. Dalam halini, lingkungan internal atau sumberdaya inter-nal perusahaan lebih penting dalam menentukanstrategi untuk mencapai kinerja yang tinggi daripada lingkungan eksternal. Meskipun dasaryang digunakan kedua model di atas berbedadalam penetapan strategi tetapi arah yang ingindicapainya sama, yaitu winning strategies forvalue-creation (Martani Huseini dalamMajalah Usahawan No. 1 TH XXIX,2000:3).

Menurut Best (2000:111) daya tarik suatuindustri dapat diukur dari beberapa aspek;yaitu aspek pertumbuhan pasar yang mencakupukuran pasar, tingkat pertumbuhan dan potensipasar; aspek intensitas persaingan mencakupjumlah perusahaan, kemudahan untuk masukdan produk subsitusi;serta asper akses pasarmencakup costumer familiarity akses chan-nels dan compani fit. Sedangkan porter(1994:4) mengidentifikasi lima kekuatanpersaingan dalam suatu industri; meliputi

masuknya pesaing baru,ancaman dari produksubstitusi, kekuatan tawar-menawarpembeli,kekuatn tawar-menawar pemasokdan persaingan diantara perusahaan yangberoperasi di industri.Menurut Hit, Ireland danHoskossin (1999:16) kelima kekuatanpersaingan industri tersebut merupakanperalatan anlisis yang dapat digunakanperusahaan dalam mengukur daya tarik suatuindustri. Potensi profitabilitas suatu industriadalah fungsi dari interaksi antara kelimakekuatan itu.

Kekuatan persaingan industri relativedinamis atau dapat berubah seiring dengandinamika dan perubahan kondisi dalamlingkungan industri yang bersangkutan. Dalamhal ini, manajemen perusahaan harus memahamibagaimana peluang dan ancaman baru yangmuncul akibat perubahan kondisi lingkunganindustri, serta merumuskan strategi yang tepatuntuk meresponsnya. Wheelen dan Hunger(2000:58) mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan dalam suatu industri seringkaliberbeda dalam merespons suatu perubahanlingkungan karena perbedaan kemampuanmanajer dalam memahamii issue dan factoreksternal. Secara sistematis Hit Ireland danHokisson (1999:17) mengemukakan langkah-langkah mencapai kinerja yang tinggi denganmodel I/O, sebagai berikut:a. mempelajari lingkungan eksternal, terutama

lingkungan industri;b. mengidentifikasi industri dengan potensi

profitabilitas tinggi;c. mengidentifikasi strategi yang cocok untuk

memperoleh keuntungan di atas rata-rata;d. mengembangkan atau mendapatkan aktiva

dan keahlian yang dibutuhkan untukmenerapkan strategi; dan

e. menggunakan kekuatan perusahaan berupa

MENSIASATI JATUHNYA PRODUKSI MANUFAKTUR TEKSTIL DALAM ERA KRISIS EKONOMI GLOBAL TAHUN 2008Oleh : Noverdi Bros

Page 24: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

24 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

aktiva dan keahlian yang telah dikembangkanuntuk menerapkan strategi.Keunggulan bersaing suatu perusahaan

sangat sulit dibangun atau dihasilkan oleh hanyasatu sumber daya tapa melibatkan danberinteraksi dengan sumber daya lain. Dalamhal ini , interaksi sinergis seluruh sumber dayadapat menghasilkan keunggulan bersaing bagiperusahaan. Core-competence yang dimilikisuatu perusahaan merupakan sumberkeunggulan perusahaan yang bersangkutan. Hilldan Jones (1998:123) mengemukakan bahwaCore- competence atau distinctive compe-tence ini diperoleh dari sumber daya yangunique dan valuable. Tidak semua sumber dayaperusahaan merupakan core-competenci atausumber keunggulan bagi perusahaan yangbersangkutan. Suatu sumber daya dapatdikategorikan sebagai core-competenci atausumber keunggulan apabila memenuhi criteriaberharga, langka, tidak dapat ditiru secarasempurna dan tidak dapat digantikan (Hit, Ire-land dan Hokisson,1999;98); kriteria yanghampir sama dikemukakan oleh Barney(Wheelen dan Hunger, 2000:82) yaituberharga, langka, tidak dapat ditiru dan dapatdiorganisasikan.

Kedua model untk mencapai tingkat kinerjayang tinggi, model I/O atau model marked-based dan model resource-based,menunjukkan bahwa persaingan yang berhasilmensyaratkan perusahaan untuk memahamilingkungan eksternal dan lingkunganinternalnya. Dalam kerangka manajemenstratejik, model I/O atau model market-baseddan model resource-based dikembangkandalam suatu model yang terintegrasi atau modelintegrated-based. Landasan perumusan danpenerapan strategi untuk mencapai kinerja yangtinggi tidak cukup hanya bersumber dari input

lingkungan internal atau lingkungan eksternalsaja. Strategi yang hanya didasarkan padalingkungan internal atausumber daya internaltidak cukup efektif untuk mencapai kinerjayang tinggi tanpa diarahkan atau disesuaikandengan kondisi lingkungan eksternal atau pasar.Sebaliknya, potensi profitabilitas tang tinggidalam suatu industri tidak akan efektif menjadikeunggulan bersaing tanpa didukung ataudirespon oleh sumber daya internal perusahaan.Dalam hal ini, lingkungan eksternal danlingkungna internal atau sumber daya internalperusahaan berpengaruh terhadap strategiperusahaan pada level fungsional, khususnyapemasaran, maka lingkungan mikroberpengaruh terhadap strategi pemasaran.Sebagaimana telah dikemukakan lingkunganmikro terdiri dari (1) lingkungan mikro eksternalyang meliputi produksi, keungan, sumber dayamanusia, pemasaran, serta riset danpengembangan.

Perumusan strategi perusahaan dan strategipemasaran yang didasarkan pada inputlingkungan internal atau sumber daya internalsecara bersamaan mempelajari tiga hal; siapa,apa dan bagaimana (Hit, Ireland dan Hoskisso,1999:137 dan Craven dan pierce, 2003:32-38). Perusahaan menentukan segmen pasarmana yang akan dilayani, kebutuhan apa darikonsumen pada segmen pasar itu yang harusdilayani dan bagaimana kompetisi intiperusahaan digunakan untuk memenuhikebutuhan konsumen pada segmen pasartersebut. Dalam perspektif pemasaran stratejik(Cravenc dan Piercy, 2003:34) prosespenyusunan strategi pemasaran diawali dengananalisis situasi pemasaran yaitu mengidentifikasipeluang pasar, menetapkan segmen,mengevaluasi persaingan,serta memeriksakekuatan dan kelemahan organisasi. Dengan

MENSIASATI JATUHNYA PRODUKSI MANUFAKTUR TEKSTIL DALAM ERA KRISIS EKONOMI GLOBAL TAHUN 2008Oleh : Noverdi Bros

Page 25: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

25Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

melakukan scanning lingkungan yangsistematis, manajer pemasaran dapat merevisidan menyesuai-kan strategi pemasarannyaguna merespons tantangan dan peluang yangada (Kotler dan Armstrong, 2001:88).

Tujuan utama strategi pemasaran adalahmengalokasikan dan mengkoordinasikansumber daya dan aktivitas pemasaran untukmencapai tujuan perusahaan (Walker, Boyddan Larreche, 1999;13). Strategi pemasaranyang dipilih harus mampu memberdayakansumber daya atau kekuatan internal yangdimilikinya secara optimal dalam meresponsancaman dan peluang eksternal. Ini beralasankarena pemasaran merupakan suatu fungsiyang secara langsung menentukan penjualandan kegiatan yang mempunyai cakupan luaskarena tidak saja mencakup kegiatan internaltetapi juga eksternal perusahaan(sucherly,1996:13). Best (2000:359)menegaskan bahwa strategi pemasaran secaralangsung mempengaruhi konsumen dan hasilpenjualan. Hasil penjualan ini merupakan salahsatu dimensi penting dari kinerja pemasaran.

Secara skematis bagan paradigmapenelitian yang menunjukkan keterkaitanantara lingkungan mikro yang mencakuplingkungan mikro eksternal dan lingkunganmikro internal, strategi pemasaran yangmencakup strategi produk-pasar dan strategibauran pemasaran.

Saran1. Suksesnya suatu industri makanan atau café

tergantung pada sejauh mana perusahaanmampu mengelola tiga aspek penting yaitu janjiperusahaan mengenai nilai produk yang akandi sampaikan kepada pelaggan, kemampuanperusahaan untuk membuat karyawan untuk

menyampaikan nilai tersebut kepadapelanggan. Jasa pelayan yang diberikan denganbaik merupakan strategi keuntungan karenaakan dapat menghasilkan lebih banyakpelanggan yang baru.

2. Dalam lingkungan kompetitif sekarang iniapalagi kita menghadapi pasar bebas makakualitas pelayanan terhadap consumer harusmenjadi titik perhatian bagi setiap organisasi.Kepuasan konsumen harus ditata sedemikianpenting untuk eksistensi suatu perusahaan atauorganisasi. Dalam bidang pemasaranpengembangan suatu produk sangatlah pentingdalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.Kualitas pelayanan pada dasarnya bersifat In-tangible maka set iap orang yangmengkonsumsikannya memiliki pengalamanyang berbeda-beda terhadap produk yangsama. Untuk itulah kualitas pelayanan harusmenjadi hal yang terpenting. Salah satupersoalang penting adalah bagaimana membuatkualitas pelayanan menjadi produk tangible.Suatu produk atau jasa harus memiliki dayasaing agar menarik pelanggan, sebab bisnistidak dapat berlangsung tanpa adanyapelanggan. Suatu produk hanya memiliki dayasaing bila keunggulan produk tersebut terletakpada keunikan serta kualitas pelayanan jasatersebut kepada pelanggan.

LiteraturBest Roger J., 2000, Market-Based Management

: Strategies for Growing Cutomer Value andProfitability, Prentice Hll, New Jersey.

Clow, Kenneth E. dan Donald Baack, 2002, Inte-grated Advertising , Promotion, and Market-ing Comunication, Pretice Hall, New Jersey.

Cochran, William G. 1977, Sampling Techniques,John Willey & Sons, New York.

MENSIASATI JATUHNYA PRODUKSI MANUFAKTUR TEKSTIL DALAM ERA KRISIS EKONOMI GLOBAL TAHUN 2008Oleh : Noverdi Bros

Page 26: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

26 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Cook, Michelle and Curtis Cook, 2000, Competi-tive Intelegence, Kogan Pag e Limited, Lon-don

Cravens, David W., 2000, Strategi Marketing, SixthEdition, Irwin McGraw-Hill, Boston

————, Charles W. Lamb, Jr. dan Victoria L.Crittenden, 1999, Strategi Marketing Man-agement : Cases, McGraw-Hill Companies,Inc., Boston.

————, dan Nigel F. Piercy, 2003, StrategicMarketing, Sevent Edition, McGraw-HillIrwin, Boston.

Czinkota, Michael R. dan Masaaki Kotabe, 2001,Marketing Management, Second Edition,

South-Western College Publishing, USA.D’Aveni, Richard A. dan Robert Gunter, 1995,

Hypercompetitive Rivalries : Competing inHighly Dynamic Environments, The FreePress, New York.

David, Fred R., 1999, Market Driven Strategy: Pro-cesses for Creating Value, The Free Press,New York.

—————, dan David J. Reibstein, 1997, Dy-namic Competititve Strategy, John Willey andSons, Inc., New York.

Dess, Gregory G. dan G.T. Lumpkin, 2003, Stra-tegic Management : Creating Competitive Ad-vantages, McGrawHill Irwin, Boston.

MENSIASATI JATUHNYA PRODUKSI MANUFAKTUR TEKSTIL DALAM ERA KRISIS EKONOMI GLOBAL TAHUN 2008Oleh : Noverdi Bros

Page 27: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

27Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

PENDAHULUANPerlindungan sosial secara nasional diatur dalam

UU No. 40 tahun 2004 tentang Sisten Jaminan SosialNasional. Hal ini dimaksudkan bahwa negaramenjamin perlinsdungan sosial ekonomi bagi seluruhrakyat agar dapat memenuhi kebutuhan hidup denganlayak.

Seperti halnya perlindungan sosial, terdapat pulaberbagai macam interpretasi jaminan sosial (socialsecurity). ILO (2002) menyebutkan bahwa jaminansosial merupakan bentuk perlindungan yangdisediakan dalam suatu masyarakat untuk masyarakatitu sendiri melalui berbagai upaya dalam menghadapikesulitan keuangan yang dapat terjadi karenakesakitan, kelahiran, pengangguran, kecacatan, lanjutusia, ataupun kematian. Lebih jauh dijelaskan bahwajaminan sosial terdiri dari asuransi sosial, bantuansosial, tunjangan keluarga, provident funds, danskema yang diselenggarakan oleh employer sepertikompensasi dan program komplimenter lainnya.

Adapun bentuk jaminan sosial yang sudahdiselenggarakan berupa asuransi sosial yangmencakup asuransi kesehatan (Askes dan Asabri),

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DARI ASPEKTEKNIS DAN HUKUM DALAM JAMSOSTEK

Oleh : Rokhmad Slamet

ABSTRAKAspect of Social Insurance Labor by law and technical in Jamsostek. Employment protection in

Indonesia, known by Jamsostek to the private sector workforce, Taspen, and Askes for civil servants- the state-owned and state officials, Asabri to members of the Armed Forces and Police. In the Jamsostekworkers get the protection of the form: accident insurance, death insurance, old age insurance,guarantee maintenance of health insurance and death.

asuransi kesejahteraan sosial (Askesos), tabunganpensiun (Taspen), jaminan sosial tenaga kerja(Jamsostek);dan jaminan sosial lain misalnyaperlindungan dalam kecelakaan lalu lintas danpengguna jalan umum (Jasa Raharja).

PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGAKERJA

PT Jamsostek memberikan perlindungan minimalbagi tena kerja yang terdiri dari empat program , yaitu:1. Jaminan kecelakaan kerja (JKK); (2) Jaminankematian (JK); (3) Jaminan hari tua (JHT); dan (4)Jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK).

UU No. 3 Tahun 1992 mengatur bahwa iuran ataupremi JKM, JKK, dan JPK ditanggung seluruhnyaoleh pemberi kerja, sementara iuran JHT ditanggungbersama oleh pemberi kerja dan pekerja.1. PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN

KERJA (JKK)Pengertian Kecelakaan kerja adalah termasukpenyakit akibat kerja merupakan resiko yangharus dihadapi oleh tenaga kerja dalammelakukan pekerjaannya. Untuk menang-

Drs. H. Rokhmad Slamet, MM. : Ketua Yayasan Mitra Bangsa dan Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Page 28: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

28 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

gulangi hilangnya sebagian atau seluruhpenghasilan yang diakibatkan oleh adanyaresiko-resiko sosial seperti kematian atau cacatkarena kecelakaan kerja baik fisik maupunmental, maka diperlukan adanya jaminankecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatantenaga kerja merupakan tanggung jawabpengusaha sehingga pengusaha memilikikewajiban untuk membayar iuran jaminankecelakaan kerja yang berkisar antara 0,24%s/d 1,74% sesuai kelompok jenis usaha.Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja memberi-kan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerjayang mengalami kecelakaan pada saat dimulaiberangkat bekerja sampai tiba kembali dirumahatau menderita penyakit akibat hubungan kerja.Iuran untuk program JKK ini sepenuhnyadibayarkan oleh perusahaan. Perincianbesarnya iuran berdasarkan kelompok jenisusaha sebagaimana tercantum pada iuran.1. Biaya Transport (Maksimum)

· Darat Rp 400.000,-· Laut Rp 750.000,-· Udara Rp 1.500.000,-

2. Sementara tidak mampu bekerja· 4 bulan pertama 100 % upah· 4 bulan kedua 75 % upah· Selanjutnya 50 % upah

3. Biaya Pengobatan/Perawatan· Rp 12.000.000,(maksimum) *

4. Santunan Cacat· Sebagian-tetap % tabel x 80 bulan upah· Total-tetap

- Sekaligus 70 % x 80 bulan upah- Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,-per bulan *

· Kurang fungsi % kurang fungsi x % tabelx 80 bulan upah.

5. Santunan Kematian· Sekaligus 60 % x 80 bulan upah· Berkala (2 tahun) Rp. 200.000,- per

bulan *· Biaya pemakaman Rp 2.000.000,- *

6. Biaya Rehabilitasi : Patokan harga RS DR.Suharso, Surakarta , ditambah 40 %· Prothese anggota badan· Alat bantu (kursi roda)

7. Penyakit akibat kerja, Tiga puluh satu jenispenyakit selama hubungan kerja dan 3 tahunsetelah putus hubungan kerja.

Jaminan kecelakaan kerja bertujuan untukmelindungi pekerja dan keluarganya darikecelakaan yang berhubungan denganpekerjaan. Pemberian santunan kecelakaankerja meliputi kecelakaan di tempat kerja,kecelakaan menuju ke tempat kerja atau pulangdari tempat kerja, di tempat lain yangberhubungan dengan pekerjaan/dalam rangkatugas kerja, dan sakit di tempat kerja. Jumlahpremi yang ditetapkan adalah sebesar 0,24 –1,74 persen dari upah per bulan. Seluruhnyaterdapat lima tingkat premi yang didasarkan padakelompok jenis usaha yang pengelompokannyadiatur dalam PP No. 14 Tahun 1993 tentang“Penyelenggaraan Program Jaminan SosialTenaga Kerja”. Tampaknya pengelompokan inididasarkan pada persepsi mengenai besarnyaresiko kecelakaan kerja untuk setiap jenis usaha.Adapun kelompok tersebut adalah :1. Kelompok I : 0.24 % dari upah sebulan;2. Kelompok II : 0.54 % dari upah sebulan;3. Kelompok III : 0.89 % dari upah sebulan;4. Kelompok IV : 1.27 % dari upah sebulan;5. Kelompok V : 1.74 % dari upah sebulan;

*) sesuai dengan PP Nomor 76 tahun 2007Tata Cara Pengajuan Jaminan KecelakaanKerja :1. Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha

wajib mengisi form jamsostek 3 (laporankecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepadaPT. Jamsostek (persero) tidak lebih dari 2x24Jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan.

2. Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh /meninggal dunia oleh dokter yang merawat,pengusaha wajib mengisi form 3a (laporankecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT.

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DARI ASPEK TEKNIS DAN HUKUM DALAM JAMSOSTEKOleh : Rokhmad Slamet

Page 29: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

29Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Jamsostek (persero) tidak lebih dari 2X 24jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal. Selanjutnya PT. Jamsostek(persero) akan menghitung dan membayarsantunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yangmenjadi hak tenaga kerja/ahliwaris.

3. Form Jamsostek 3a berfungsi sebagaipengajuan permintaan pembayaran jaminandisertai bukti-bukti: Fotokopi kartu peserta(KPJ).

4. Surat keterangan dokter yang merawat dalambentuk form Jamsostek 3b atau 3c.

5. Kwitansi biaya pengobatan dan perawatanserta kwitansi pengangkutan.

2. JAMINAN KEMATIAN (JK)Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waristenaga kerja yang menjadi peserta Jamsostekyang meninggal bukan karena kecelakaan kerja.Jaminan Kematian diperlukan sebagai upayameringankan beban keluarga baik dalam bentukbiaya pemakaman maupun santunan berupauang. Pengusaha wajib menanggung iuran Pro-gram Jaminan Kematian sebesar 0,3 % denganjaminan kematian yang diberikan adalah Rp 12Juta terdiri dari Rp 10 juta santunan kematiandan Rp 2 juta biaya pemakaman* dan santunanberkala.Program jaminan kematian ini memberikanmanfaat kepada keluarga tenaga kerja seperti:1. Santunan Kematian Rp 10.000.000,-2. Biaya Pemakaman Rp 2.000.000,-3. Santunan Berkala sebesar Rp. 200.000,- /

bulan (selama 24 bulan)*) sesuai dengan PP Nomor 76 Tahun 2007

Tata Cara Pengajuan Jaminan KematianPengusaha/Keluarga dari tenaga kerja yangmeninggal dunia mengisi dan mengirim form 4kepada PT. Jamsostek (Persero) disertai bukti-bukti :1. Kartu peserta Jamsostek(KPJ) Asli tenaga

Kerja yang Bersangkutan.

2. Surat keterangan kematian dari Rumah sakit/Kepolisian/Kelurahan

3. Salinan/Copy KTP/SIM dan Kartu KeluargaTenaga Kerja bersangkutan yang masihberlaku.

4. Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIMdan Kartu Keluarga).

5. Surat Keterangan Ahli Waris dari Lurah/Kepala Desa setempat.

6. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yangdiberi kuasa (apabila pengambilan JKM inidikuasakan)

PT. Jamsostek (Persero) akan membayarjaminan kepada ahli waris keluarga yangmeninggal atau yang berhak..

3. JAMINAN HARI TUAProgram Jaminan Sosial merupakan programperlindungan yang bersifat dasar bagi tenagakerja yang bertujuan untuk menjamin adanyakeamanan dan kepastian terhadap risiko-risikososial ekonomi, dan merupakan sarana penjaminarus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerjadan keluarganya akibat dari terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkauoleh pengusaha dan tenaga kerja.Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi olehprogram tersebut terbatas saat terjadi peristiwakecelakaan, sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tuadan meninggal dunia, yang mengakibatkanberkurangnya atau terputusnya penghasilantenaga kerja dan/ atau membutuhkanperawatan medis Penyelenggaraan ProgramJaminan Sosial ini menggunakan mekanismeAsuransi Sosial.Pengertian Program Jaminan Hari Tua ditujukansebagai pengganti terputusnya penghasilantenaga kerja karena meninggal, cacat, atau haritua dan diselenggarakan dengan sistemtabungan hari tua. Program Jaminan Hari Tuamemberikan kepastian penerimaan penghasilanyang dibayarkan pada saat tenaga kerjamencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DARI ASPEK TEKNIS DAN HUKUM DALAM JAMSOSTEKOleh : Rokhmad Slamet

Page 30: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

30 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

persyaratan tertentu.Iuran Program Jaminan Hari Tua, ditanggungPerusahaan = 3,7%, ditanggung Tenaga Kerja= 2 %.Kemanfaatan Jaminan Hari Tua adalah sebesarakumulasi iuran ditambah hasil pengem-bangannya.Mantaat Jaminan Hari Tua akan dikembalikan/dibayarkan sebesar iuran yang terkumpulditambah dengan hasil pengembangannya,apabila tenaga kerja:· Mencapai umur 55 tahun atau meninggal

dunia, atau cacat total tetap· Mengalami PHK setelah menjadi peserta

sekurang-kurangnya 5 tahun dengan masatunggu 6 bulan

· Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, ataumenjadi PNS/ABRI.

Tata Cara Pengajuan Jaminan Hari Tua (JHT):a. Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus

mengisi dan menyampaikan formulir 5Jamsostek kepada kantor Jamsosteksetempat dengan melampirkan :1. Kartu peserta Jamsostek (KPJ) asli.2. Kartu Identitas diri KTP/SIM (fotokopi).3. Surat keterangan pemberhentian bekerja

dari perusahaan atau PenetapanPengadilan Hubungan Industrial.

4. Surat pernyataan belum bekerja di atasmaterai secukupnya.

5. Permintaan pembayaran JHT bagitenaga kerja yang mengalami cacat to-tal dilampiri dengan Surat KeteranganDokter

6. Permintaan pembayaran JHT bagitenaga kerja yang meninggalkan wilayahRepublik Indonesia dilampiri dengan:Pernyataan tidak bekerja lagi di Indone-sia

7. Photocopy Paspor8. Photocopy VISA9. Permintaan pembayaran JHT bagi

tenaga kerja yang meninggal dunia

sebelum usia 55 thn dilampiri:Surat keterangan kematian dari RumahSakit/Kepolisian/Kelurahan

10. Photocopy Kartu keluarga11. Permintaan pembayaran JHT bagi

tenaga kerja yang berhenti bekerja dariperusahaan sebelum usia 55 thn telahmemenuhi masa kepesertaan 5 tahuntelah melewati masa tunggu 6 (enam)bulan terhitung sejak tenaga kerja yangbersangkutan berhenti bekerja, dilampiridengan Photocopy surat keteranganberhenti bekerja dari perusahaan

12. Surat pernyataan belum bekerja lagi13. Permintaan pembayaran JHT bagi

tenaga kerja yang menjadi PegawaiNegeri Sipil/ ABRI.

Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuantersebut PT Jamsostek (persero) melakukanpembayaran JHT

4. JAMINAN PEMELIHARAANKESEHATANPemeliharaan kesehatan adalah hak tenagakerja.JPK adalah salah satu program Jamsostek yangmembantu tenaga kerja dan keluarganyamengatasi masalah kesehatan. Mulai daripencegahan, pelayanan di klinik kesehatan,rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatanpengetahuan, dan pengobatan, secara efektifdan efisien. Setiap tenaga kerja yang telahmengikuti program JPK akan diberikan KPK (Kartu Pemeliharaan Kesehatan ) sebagai buktidiri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.Manfaat JPK bagi perusahaan yakniperusahaan dapat memiliki tenaga kerja yangsehat, dapat konsentrasi dalam bekerja sehinggalebih produktif.Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diperolehmelalui program JPK:1. Pelayanan dari dokter umum dan dokter gigi.

Dokter umum dan dokter gigi bisa anda pilih

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DARI ASPEK TEKNIS DAN HUKUM DALAM JAMSOSTEKOleh : Rokhmad Slamet

Page 31: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

31Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

sendiri sesuai dengan fasilitas yang ditunjuksebagai dokter keluarga.

2. Obat-obatan dan penunjang Diagnostik.Obat-obatan diberikan sesuai kebutuhanmedis, dengan standar obat JPKJAMSOSTEK dan penunjang diagnostiksesuai ketentuan.

3. Pelayanan Kesejahteraan ibu dan anak.Berupa pelayanan imunisasi dasar (BCG,DPT, Polio), pelayanan KB (IUD,vasektomi,tubektomi, suntik.)

4. Pelayanan Dokter Spesialis.Untuk ke Dokter Spesialis, anda harusmembawa surat rujukan dari dokter PPKtingkat I yang ditunjuk.

5. Rawat Inap.Bila diperlukan rawat inap, JPKmenyediakan fasilitas rumah sakit yang telahditunjuk. Dilayani pada kelas II RSPemerintah atau kelas III RS Swasta.Rawat Inap diberikan selama 60 hari dalamsatu tahun, termasuk 20 hari pelayanan padaICU/ICCU.

6. Pelayanan Persalinan.Berlaku untuk pelayanan persalinan pertamasampai persalinan ketiga saja, bagi tenagakerja berkeluarga, JPK memberikan bantuanbiaya persalinan sebesar maksimumRp.400.000,00 per anak.

7. Pelayanan Gawat Darurat.Untuk mendapatkan pelayanan ini melaluifasilitas yang ditunjuk JPK JAMSOSTEKlangsung, tanpa surat rujukan.

Pelayanan Khusus hanya diberikan kepadaTenaga Kerja dan diperoleh melalui rujukan :1. Penggantian Kacamata.

Untuk mendapat penggantian kacamata (kacadan bingkai) maksimal sebesar Rp. 150.000,00.

2. Penggantian Gigi Palsu.Untuk mendapat penggantian gigi palsu (yangbisa dipasang/dilepas) dengan bahan acrylic,maksimum sebesar Rp. 250.000,00.

3. Penggunaan Mata Palsu dan Alat BantuDengar.Untuk penggunaan mata palsu dan alat bantudengar, masing-masing memperolehpenggantian maksimum sebesar Rp. 300.000,00.

4. Penggunaan Alat Bantu Tangan & Kaki.Untuk penggunaan alat bantu tanganmemperoleh penggantian maksimum sebesarRp. 350.000,00 dan penggunaan alat bantu kakimemperoleh penggantian maksimum sebesarRp. 500.000,00.

Jumlah iuran yang harus dibayarkan:Iuran JPK dibayar oleh perusahaan dengan

perhitungan sebagai berikut:· 3% dari upah tenaga kerja (maks Rp 1 juta )

untuk tenaga kerja lajang.· 6% dari upah tenaga kerja (maks Rp 1 juta )

untuk tenaga kerja berkeluarga.Hal – hal yang perlu menjadi perhatian :Selisih biaya sebagai akibat dari penggunaan hak

pelayanan di luar standar JPK JAMSOSTEK,dibayar sendiri oleh peserta.

Penyakit yang tidak ditanggung dalam pelayanankesehatan JPK Paket Dasar antara lain:

· Penyakit AIDS· Penyakit kelamin· Penyakit kanker· Cuci darah (haemodialisa)· Akibat alkohol/narkotika· Pemeriksaan super spesialistik· Kelainan Genetik

Prosedur Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta JPKDasara. Hah-hak peserta

Tenaga kerja beserta keluarga ( suami/istri &max 3 anak) berhak mendapatkan pelayanankesehatan Tingakt I s/d Lanjutan sertaPelayanan Khusus ( hanya diberikan kepadaTenaga Kerja).

b. Memilih fasilitas kesehatan diutamakan sesuaidengan tempat tinggal (domisili).

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DARI ASPEK TEKNIS DAN HUKUM DALAM JAMSOSTEKOleh : Rokhmad Slamet

Page 32: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

32 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

T ahu n Iu ran T enag a K er ja Iu ran P e m ber i K er ja T o ta l 1 9 5 2 - Ju n i 1 9 7 5 5 % 5 % 1 0 % Ju li 7 5 – N o p 8 0 6 % 7 % 1 3 % D es 8 0 – D es 9 2 9 % 1 1 % 2 0 % Jan 9 3 – D es 9 5 1 0% 1 2 % 2 2 % Jan 9 6 - 1 1% 1 2 % 2 3 %

c. Dalam keadaan Emergensi (darurat), pesertadapat langsung meminta pertolongan pada PPK(Pelaksana Pelayanan Kesehatan) yang ditunjukataupun tidak.

d. Kewajiban PesertaMemiliki KK (Kartu Pemeliharaan Kesehatan)sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan.

e. Apabila KPK belum selesai diterbitkan dapatmempergunakan formulir Daftar SususnanKeluarga (Form 1b warna hijau) sebagai buktiKPK sementara.

f. Mengikuti prosedur pelayanan kesehatan yangtelah ditetapkan.

g. Melaporkan kepada PT Jamsostek (Persero)apabila KPK hilang untuk mendapatkanpenggantian kartu yang baru.

Pelayanan Kesehatan Tingkat ICakupan Pelayanan :- Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum- Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter gigi- Tindakan medis (pembersihan luka, jahit,

odontektomi, alveolektomi)- Pemberian obat-obatan/resep obat sesuai

dnegan standar obat JPK (DOEN, generik)- Pelayanan KB (IUB, Kondom, Pil dan suntik)- Pelayanan KIA termasuk pemeriksaan ibu

hamil, pemeriksaan bayi, anak balita danpemberian immunisasi dasar (BCG, DPT,Campak dan polio)

- Pelaksana : Puskesmas, Klinik dan dokterswasta yang ditunjuk (dokter keluarga)

Prosedur Pelayan :- Peserta yang datang berobat harus membawa

KPK dan mendaftarkan diri denganmemperlihatkan KPK.

- Peserta akan mendapatkan pelayanan dan akandiberikan resep obat yang dapat diambil di ruangobat pada PPK tersebut.

- Atas indikasi medis, peserta dapat dirujuk kedokter spesialis atau Rumah Sakit yang ditunjukdengan emmakai Surat Rujukan.Surat Rujukan terdiri dari 4 rangkap :Lembar 1 : dokter spesialisLembar 2 : untuk pengambilan obatLembar 3 : arsip pesertaLembar 4 : arsip PPK pengirim

PERBANDINGAN IURAN JAMINANSOSIAL DI BERBAGAI NEGARA

Pemberian jamian sosial ekonomi untuk pekerjamasing masing Negara disesuikan dengankemampuan Negara masing-masing, sehingga dalammenentukan perlindungan sosial merupakan suatumekanisme universal di dalam memelihara danmeningkatkan kesejahteraan rakyat suatu negara.Meskipun prinsip-prinsip universalitasnya sama, yaitupada umumnya berbasis pada mekanisme bantuandan asuransi sosial, namun dalam penyelenggaraanyaterdapat variasi yang luas. Variasi program, tingkatmanfaat, dan tingkat iuran di berbagai negara tidakdapat dihindari karena beragamnya tingkat sosialekonomi dan budaya penduduk di negara tersebut.Badan penyelenggara juga bervariasi dari yanglangsung dikelola oleh pemerintah sampai yangdiserahkan kepada swasta. Variasi tersebut tidaklepas dari sejarah berkembangnya sebuah sistemperlindungan sosial di negara tersebut.

MalaisiaTingkat Iuran Dana Provident Fund di Malaysia.

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DARI ASPEK TEKNIS DAN HUKUM DALAM JAMSOSTEKOleh : Rokhmad Slamet

Page 33: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

33Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

FilipinaKompilasi Iuran Sistem Jaminan Sosial di Filipina

ThailandProgram Jaminan Sosial di Thailand terdiri atas

program jaminan bagi pegawai pemerintah, pegawaiswasta, dan program kesehatan. Program yang diaturoleh UU Jaminan Sosial di Thailand dimulai padatahun 1990 Pemerintah Thailand mengeluarkan UUJaminan Sosial, namun demikian implementasinyabaru dimulai enam bulan kemudian, yaitu pada bulanMaret 1991. Dana yang terkumpul dikelola oleh suatubadan tripartit, Dewan Jaminan Sosial, yang terdiridari 15 orang yang mewakili pemerintah, pemberikerja, dan pekerja masing-masing 5 (lima) orang.Kantor Jaminan Sosial (Social Security Office, SSO)berada di bawah Departemen Tenaga Kerja danKesejahteraan. Mula-mula program tersebut wajibbagi pemberi kerja dengan 20 karyawan atau lebih,yang kemudian secara bertahap diwajibkan kepadapemberi kerja yang lebih kecil. Sejak 31 Mei 2002,seluruh tenaga kerja dengan satu atau lebih karyawanwajib menjadi peserta. Kini jumlah peserta SSOadalah 6,59 juta tenaga kerja di Thailand, seluruhtenaga kerja formal telah menjadi peserta.

Amerika SerikatJaminan sosial di Amerika pertama kali

diundangkan pada tanggal 14 Agustus 1935 yang padaawalnya dikenal dengan naman OASDI program(Old-Age, Survivors, and Disability Insurance).Undang-undang jaminan sosial tersebut disetujuisetelah terjadinya depresi ekonomi di Amerika di awaltahun 1930an. Awalnya, UU jaminan sosial Amerikatidak mencakup asuransi sosial kesehatan (Medi-care). Program Medicare dalam sistem jaminan sosial

P rogram Iuran Tenaga K erja Iuran Pem beri kerja Total Jaminan so sia l, SSS 5,04% 3,36% 8,4% Kecelakaan kerja - 1% 1,0% Jaminan so sia l, GSIS 9% 12% 21,0% Kesehatan, PhilHealth 1,25% 1,25% 2,5% Total: Swasta Pemerintah

6,29%

10,25%

5,61%

12%

11,9%

22,25%

di Amerika baru masuk 30 tahun kemudian, yaitu ditahun 1965 sehingga nama lain kini dikenal denganOASDHI (H di antara D dan I sebagai singkatandari Health). Program OASDI, tanpa kesehatan, padahakikatnya mirip dengan program pensiun kita dimanapeserta memperoleh manfaat uang tunai ketikamencapai usia pensiun, ahli waris peserta yangmemenuhi syarat menerima manfaat jika pesertameninggal, dan apabila peserta menderita cacat.Menjelang UU Jaminan Sosial di Amerikadiberlakukan, usulan untuk membuat program inisukarela juga sudah diajukan dengan alasanpelanggaran atas hak kebebasan. Namun demikian,pilihan tersebut tidak diadopsi dalam UU karenabukti-bukti menunjukkan bahwa program sukarelatidak efektif. Sebenarnya Amerika termasukterbelakang dalam mengembangkan jaminansosialnya dibandingkan dengan Jerman dan Inggris(Rejda, 1988). Pada prinsipnya, sistem Jaminan Sosialdi Amerika diselenggarakan dengan satu undang-undang dan diselenggarakan olah satu badanpemerintah (Social Security Administration).Dengan demikian, program Jaminan Sosial Amerikabersifat monopolistik dan mencakup jaminan hari tuadan jaminan kesehatan. Hanya saja, jaminankesehatannya (Medicare) terbatas untuk pendudukberusia 65 tahun keatas atau yang menderita cacattetap atau penderita sakit ginjal yang mematikan.

ASPEK HUKUM JAMSOSTEKDi Indonesia program jamsostek dituangkan

dalam UU No. 3 tahun 1992, maka tenaga kerja wajibmasuk dalam Jamsostek yang merupakan bagian dari

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DARI ASPEK TEKNIS DAN HUKUM DALAM JAMSOSTEKOleh : Rokhmad Slamet

Page 34: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

34 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

perlindungan tenaga kerja. Pasal 17 UU No. 3 tahun1992 berbubyi “Pengusaha dan tenaga kerja wajibikut serta dalam program Jamsostek”. MengingatJamsostek hukumnya wajib maka bagi perusahaanatau yang disamakan dengan perusahaan jika tidakmemasukkan tenaga kerjanya dalam programJamsostek dikenakan hukuman setinggitingginya Rp.50.000.000.- (Pasal 29 UU No.: 3 tahun 1992).

Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerjapaling sedikit 10 (sepuluh) orang tenaga kerja ataumembayar upah sebesar Rp. 1.000.000.- (satu jutarupiah) sebulan.Peraturan Pemerintah RI No. : 14tahun 1993.wajib mengikutsertakan tenaga kerjanyadalam program jamsostek. Pengusaha yang telah ikutprogram jamsostek tetap menjadi peserta meskipuntidak memenuhi lagi persyaratan jumlah tenaga kerjadan jumlah upah yang dibayarkannya.Mengapa program jamsostek hukumnya wajib ?

Program Jamsostek adalah merupakan bagiandari program perlindungan terhadap tenaga kerjaseperti perlindungan upah, perlindungan yangmenyangkut norma kerja dan lain-lain. Mengingattenaga kerja selain berhadapan dengan risiko kerjadalam bentuk kecelakaan kerja, kematian, sakit akibatkerja dan lain-lain maka mereka wajib memperolehperlindungan dank arena perlindungan yang diberikankepada tenaga kerja hanya perlindungan dasar makarasa keadilan kita menyebabkan menentukan adanyakeharusan bagi tenaga kerja. Dilain pihak kepesertaanprogram Jamsostek bagi tenaga kerja membantumenciptakan iklim ketenangan kerja yang bermuarapada peningkatan produktifitas tenaga kerja.

Sementara itu masih ada pengusaha yangberpandangan bahwa pekerja hanya sekedar alat danapabila terjadi kecelakaan kerja dianggap sebagaitakdir Illahi. Oleh karena itu jika program jamsostekdituangkan dalam undang undang maka fungsi hukumbertindak sebagai alat dan dan sarana mengarahpada masyarakat dengan tujuan yang lebih baik.Hukum dalam arti kaidah diharapkan dapatmengarahkan kegiatan manusia kea rah yangdikehendaki oleh pembangunan. Untuk itu perlukan

sarana berupa peraturan hukum yang tertulis (baikUU maupun yurisprudensi) yang sesuai denganhukum yang hidup dimasyarakat.

KESIMPULANPerlindungan dan jaminan sosial ekonomi tenaga

kerja merupakan perlindungan yang diberikan kepadapekeja dan keluarganya terhadap berbagai risiko.Dalam jamsostek perlindungan tersebut adalah : 1.Jaminan kecelakaan kerja (JKK); (2) Jaminankematian (JK); (3) Jaminan hari tua (JHT); dan (4)Jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK).

Jamsostek merupakan salah satu instrumentmasyarakat untuk mencegah dan menaggulang risiko.Maka jamsostek merupakan perlindungan dasar bagitenaga kerja oleh karena itu hukumnya wajib.Disamping itu Jamsostek dapat membantumeningkatkan ketenangan dalam bekerja,disiplin dankinerja.

DAFTAR PUSTAKABoedi Maryoto, makalah “Aspek Hukun dan

jamsostek dalam Ketenagakerjaan”Daniel, dkk, Perlindungan Tenaga Kerja Melalui

Sistem Jaminan Sosial “ Pengalaman diIndonesia, Smeru, 2003Yohandrawati, dkk, Desain Perlindungan Sosial

Terpadu, Direktorat KependudukanSosial dan Pemberdayaan Perempuan, Bappenas,

2003Wahyu Prihantoro, Aneka Program Asuransi Sosial

dan Penyeleaiannya, Kanisius 2001Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun

2004, tentang Sistem Jaminan SosialNasionalPeraturan Pemerintah RI No. 14 tahun 1993 tentang

Penyelenggraan Program JaminanSosial Tenaga KerjaPeraturan Pemerintah No. 76 tahun 2007Undang-Undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan

Sosial Tenaga Kerja

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DARI ASPEK TEKNIS DAN HUKUM DALAM JAMSOSTEKOleh : Rokhmad Slamet

Page 35: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

35Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI,DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAM

( STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN EMITEN MANUFAKTUR DIBURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2002-2006 )

Oleh : M. Uzair Achmadi.

ABSTRACT

This study is intended to find out the significant impact of monetary variables such as exchangerate in Rupiah, interest rate, and Price Earning Ratio (PER) on the share price of emiten manufactur-ing companies in BEJ.

Data for this study consist of exchange rate in Rupiah, interest rate, Price Earning Ratio and shareprice of emiten manufacturing companies in BEJ over the five year period from 2002 until 2006.

The research finding can be summarized as follows. First, there is not significant impact of theexchange rate in Rupiah on share price. Second, there is not significant impact of the interest rate onshare price. Third, there is significant impact of Price Earning Ratio on share price.

Keywords : exchange rate in Rupiah , interest rate, Price Earning Ratio, share price

Latar Belakang PenelitianDalam pasar modal yang sempurna dan

efisiensinya kuat, harga saham mencerminkan semuainformasi yang tersedia, baik informasi yang tersediasecara umum di bursa maupun informasi yang hanyadiperoleh dari golongan-golongan tertentu. (Purwantoet al., 2004).

Tinggi rendahnya harga saham dipengaruhi olehbanyak faktor seperti kondisi dan kinerja perusahaan,risiko, kebijakan dividen. Faktor yang berasal darilingkungan luar perusahaan (makro) antara lain,tingkat suku bunga, kebijakan fiskal dan moneterpemerintah, laju inflasi dan situasi perekonomiannegara tersebut yang berakibat tidak stabilnya nilaitukar mata uang suatu negara terhadap mata uangasing. Oleh karena tujuan investor adalahmemaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko,

maka faktor tingkat suku bunga adalah lebih dominandalam menentukan suatu bidang investasi. Apabilatingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)tinggi dan menawarkan hasil yang lebih baik dalaminvestasi yang kurang berisiko, maka investorcenderung menanamkan uangnya di bank, misalnyadalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI)daripada menanamkan uangnya di saham yangberisiko cukup tinggi (Arifin,2001:119). Kondisi sepertiini dapat berdampak pada aktifitas perdagangan diBursa Efek Jakarta.

Nilai tukar rupiah juga dapat berdampak ke pasarmodal, karena banyak perusahaan yang go publicdi Bursa Efek Jakarta mempunyai hutang luar negeridalam bentuk valuta asing (valas), serta produk-produk yang dihasilkan perusahaan tersebut banyakmenggunakan bahan-bahan impor dari luar negeri.

Dr. M. Uzair Achmadi, MM : Dosen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta

Page 36: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

36 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Maka dengan merosotnya nilai tukar rupiah dapatmenyebabkan jumlah hutang perusahaan dan biayaproduksi menjadi bertambah besar sehinggaprofitabilitas perusahaan pun dapat menurun.Meskipun terjadi depresiasi rupiah namun perusahaanyang ada di Indonesia tetap melakukan transaksidengan mata uang asing, yang cukup sering terjadidan tidak dapat dihindari seperti transaksi ekspor-impor, pinjam-meminjam, jual-beli, dan lain sebagainya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakahnilai tukar rupiah, suku bunga SBI, dan Price Earn-ing Ratio berpengaruh terhadap harga saham.Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untukmelakukan penelitian mengenai “Analisis PengaruhNilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI, dan PriceEarning Ratio terhadap Harga Saham (Studi KasusPada Perusahaan Emiten Manufaktur di BEJ PeriodeTahun 2002-2006)”.

Masalah PenelitianDalam penelitian ini terdapat beberapa rumusan

masalah, yaitu:1. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara nilai

tukar rupiah terhadap harga saham?2. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara

suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)terhadap harga saham?

3. Apakah terdapat pengaruh signifikan antaraPrice Earning Ratio (PER) terhadap hargasaham?

4. Apakah terdapat pengaruh signifikan secarabersama-sama antara nilai tukar rupiah, sukubunga SBI, dan Price Earning Ratio (PER)terhadap harga saham?

Tujuan dan Manfaat PenelitianTujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini

adalah:1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

signifikan antara nilai tukar rupiah terhadapharga saham.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruhsignifikan antara suku bunga Sertifikat Bank In-donesia (SBI) terhadap harga saham.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruhsignifikan antara Price Earning Ratio (PER)terhadap harga saham.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruhsignifikan secara serentak antara nilai tukar ru-piah, suku bunga SBI, dan Price Earning Ra-tio (PER) terhadap harga saham.

Manfaat dari penelitian ini, bagi:1. Manajemen Perusahaan

Agar dapat memberikan informasi yang lebihakurat dan berkualitas sehingga dapatmembantu pembaca laporan keuangan,khususnya calon investor didalam membuatkeputusan investasi.

2. InvestorDapat membantu investor dalam melihatpeluang investasi dan mengambil keputusaninvestasi pembelian saham suatu perusahaan.

3. AkademisiAgar dapat memberikan tambahan acuan untukpenelitian berikutnya, khususnya yang mengujikandungan nilai tukar rupiah, suku bungaSertifikat Bank Indonesia (SBI), dan PriceEarning Ratio (PER).

KERANGKA TEORITIS DANPERUMUSAN HIPOTESIS

Menurut Yusgiantoro (2004:111), nilai tukar (ex-change rate) adalah : “Harga mata uang(domestik) terhadap mata uang asing.”

Menurut Sukirno (2004:397), nilai tukar adalah :“Jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitubanyaknya rupiah yang dibutuhkan untukmemperoleh satu unit mata uang asing.”

Menurut Nanga (2001:206), nilai tukar adalah :“Suatu nilai mata uang asing yang dinilai denganmata uang asal, secara umum sistem nilai tukardibedakan menjadi dua, yaitu sistem nilai tukarmengambang dan sistem nilai tukar tetap.”

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 37: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

37Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Konvertibilitas dan Sistem Nilai TukarKonvertibilitas mata uang menunjukkan tingkat

fleksibilitas suatu mata uang untuk dikonversikan kedalam mata uang lain, ada tidaknya pasar yang bebasdan aktif bagi suatu mata uang, dan besarnyahambatan dalam transfer mata uang ke dalam danke luar negara asalnya. Konvertibilitas mata uangterdiri dari mata uang kuat dan mata uang lemah(Yusgiantoro, 2004:13).1. Mata Uang Kuat

Dikenal dengan sebutan hard currency karenamempunyai nilai yang relatif stabil dan seringkalinilainya meningkat (apresiasi) terhadap matauang lainnya. Karateristik mata uang kuat adalahdapat diterima secara luas sebagai buktipembayaran internasional atau sebagai mediadalam transaksi internasional. Yang termasukmata uang kuat biasanya merupakan mata uangdari negara-negara industri maju, yaitu DolarAmerika Serikat (US$), Poundsterling Inggris(£), Yen Jepang (¥), dan Deutsche Mark Jerman(DM).

2. Mata Uang LemahDikenal dengan sebutan soft currency karenamempunyai nilai yang relatif tidak stabil danseringkali nilainya merosot (depresiasi) terhadapmata uang lain. Yang termasuk mata uang lemahantara lain mata uang negara sosialis EropaTimur dan negara-negara sedang berkembang,antara lain Rupiah Indonesia, Peso Philipina, danBath Thailand.

Secara umum sistem nilai tukar dapat dibedakanmenjadi dua sistem, yaitu sebagai berikut: (Haryanti,2004). Sistem Nilai Tukar Mengambang (FloatingExchange Rate) Pada sistem ini nilai tukar dibiarkanmencari keseimbangannya sendiri antara permintaandan penawaran yang ada di pasar.

Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange RateSystem) Pada sistem ini nilai tukar ditetapkandiberikan standar tertentu oleh pemerintah atau banksentral sebagai otoritas moneter dalam suatu negara,sehingga tidak terjadi fluktuasi yang signifikan padasistem nilai tukar ini.

Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)Menurut Sunariyah (2004:80), suku bunga adalah

: “ Persentase uang pokok per unit waktu, bungamerupakan suatu ukuran harga sumber dayayang digunakan oleh debitur yang dibayarkankepada kreditur.”

Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:57), sukubunga adalah : “ Kompensasi yang dibayarkanoleh peminjam dana kepada yang memberipinjaman. Dari sudut peminjam kompensasitersebut merupakan biaya dari dana yangdipinjam.”

Dari definisi-definisi di atas, maka dapatdisimpulkan bahwa suku bunga adalah : “ Ukuranharga atas sumber daya yang digunakan olehdebitur, yang dibayarkan oleh debitur (peminjam)kepada kreditur (pemberi pinjaman) sebagaikompensasi, dengan jangka waktu tertentu.”

Sertifikat Bank IndonesiaYang dimaksud suku bunga di sini adalah suku

bunga yang diberlakukan Bank Indonesia (BI) selakubank sentral dengan mengeluarkan Sertifikat BankIndonesia. Pemerintah melalui BI akan menaikkantingkat suku bunga guna mengontrol peredaran uangdi masyarakat atau dalam arti luas mengontrolperekonomian nasional (Arifin,2001:118).

Menurut Bank Indonesia, definisi Sertifikat BankIndonesia adalah : “Surat berharga atas unjukdalam rupiah yang diterbitkan dengan sistemdiskonto oleh Bank Indonesia, sebagaipengakuan hutang jangka pendek.”

Price Earning Ratio (PER)Price Earning Ratio menggambarkan apresiasi

pasar terhadap kemampuan perusahaan dalammenghasilkan laba. PER dihitung dalam satuan kali(Darmadji dan Fakhrudin, 2004:192). Menurut Arifin,untuk menilai murah atau mahal sebuah sahambiasanya dipergunakan analisis rasio Price EarningRatio (PER). PER menunjukkan harga saham dibursa pada tanggal neraca atau tanggal laindibandingkan dengan laba per saham (EPS) selama

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 38: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

38 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

1 periode. Jika PER tinggi, berarti harga sahamtersebut terlalu mahal atau sebaliknya dengan hargatertentu hanya memperoleh laba yang terlalu kecil.Dengan demikian dilihat dari kepentingan investor,akan lebih menguntungkan jika investor membelisaham yang memiliki PER kecil atau rendah(Darmadji dan Fakhrudin, 2006:198).

Price Earning Ratio (PER)Menurut Gitman (2003:66), “Price Earning Ra-

tio measures the amount that inventors are will-ing to pay for each dollar of a firm’s earnings”.

Menurut Sartono (2000:107), “Price EarningRatio dapat diartikan sebagai indikatorkepercayaan pasar terhadap prospekpertumbuhan perusahaan.” Menurut KamusIstilah Keuangan dan Investasi, definisi Price Earn-ing Ratio adalah: “Harga suatu saham yang dibagioleh pendapatannya per saham”.

Harga SahamMenurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:6), saham

adalah : “Tanda penyertaan atau pemilikanseseorang atau badan, dalam suatu perusahaanatau perseroan terbatas.”

Saham berwujud selembar kertas yangmenerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilikperusahaan yang menerbitkan surat berhargatersebut.

Menurut Widoatmodjo (1996:43), saham adalah :“Tanda penyertaan atau kepemilikan seseorangatau badan dalam suatu perusahaan.”

Menurut Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi,Keuangan, dan Perbankan (2001:330), saham adalah: “Bukti penyertaan modal di suatu perusahaan,atau merupakan bukti kepemilikan atas suatuperusahaan.”

Berdasarkan hak tagih atau klaim, maka sahamterbagi atas:1. Saham Biasa (common stocks)

Saham biasa merupakan saham yang palingbanyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.

2. Saham Preferen (preferred stocks)Saham yang memiliki karateristik gabunganantara obligasi dan saham biasa, karena bisamenghasilkan pendapatan tetap (seperti bungaobligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkanhasil seperti yang dikehendaki investor.

Berdasarkan kinerja perdagangan saham biasa,saham dikategorikan atas:1. Blue-Chip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yangmemiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industrisejenis, memiliki pendapatan yang stabil dankonsisten dalam membayar dividen.

2. Income StocksSaham dari suatu emiten yang memilikikemampuan membayar dividen lebih tinggi darirata-rata dividen yang dibayarkan pada tahunsebelumnya.

3. Growth StocksSaham-saham dari emiten yang memilikipertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagaileader di industri sejenis yang mempunyaireputasi tinggi.

4. Speculative StocksSaham suatu perusahaan yang tidak bisa secarakonsisten memperoleh penghasilan dari tahunke tahun, akan tetapi mempunyai kemampuanpenghasilan yang tinggi di masa mendatang,meskipun belum pasti.

5. Counter Cylical StocksSaham yang tidak terpengaruh oleh kondisiekonomi makro maupun situasi bisnis secaraumum.

Harga SahamMenurut Keown (2001:17), “Harga saham

merupakan sesuatu yang sangat penting danmencerminkan segenap informasi yangdisediakan untuk umum yang berkaitan dengannilai perusahaan.”.

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 39: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

39Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Analisis Penilaian Harga SahamMenurut Sunariyah (2004:168) untuk melakukan

analisis dan memilih saham terdapat dua aliranpenilaian atas saham, yaitu:Analisis Teknikal (Technical Analysis)

Pada analisis ini menekankan perhatian kepadapergerekan harga melalui penggunaan chart /graph.

Analisis Fundamental (Fundamental Analysis)Analisis ini lebih menekankan pada perubahanharga yang didasarkan pada analisis mikroyaitusupply and demand, kesimbangan harga dananalisis makro.

Model PenelitianDalam model penelitian ini menggambarkan

beberapa variabel yaitu:1. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Dalam penelitian ini variabel dependennyaadalah harga saham.

2. Variabel Bebas (Variabel Independen)Dalam penelitian ini variabel independennyaadalah nilai tukar rupiah, suku bunga SBI, danPrice Earning Ratio (PER).

Gambar : Model Penelitian : X1 : Nilai tukar ru-piah

X1 : Nilai tukar rupiah

X2 : Suku bunga SBI

X3 : Price Earning Ratio (PER)

Y : Harga Saham

Perumusan HipotesisDari uraian di atas, maka dapat diuraikan model

penelitian dan hipotesa alternatif yang akan diuji dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:1. H01 : Tidak terdapat pengaruh antara nilai tukar

rupiah terhadap harga saham.Ha1 : Terdapat pengaruh antara nilai tukar ru-piah terhadap harga saham.

2. H02 : Tidak terdapat pengaruh antara sukubunga SBI terhadap harga saham.Ha2 : Terdapat pengaruh antara suku bungaSBI terhadap harga saham.

3. H03 : Tidak terdapat pengaruh antara PriceEarning Ratio ( PER) terhadap harga saham.Ha3 : Terdapat pengaruh antara Price Earn-ing Ratio ( PER) terhadap harga saham.

4. H04 : Tidak terdapat pengaruh antara nilai tukarrupiah, suku bunga SBI, dan Price Earning

Ratio (PER) secara bersama-sama terhadapharga saham.Ha4 : Terdapat pengaruh antara nilai tukar ru-piah, suku bunga SBI, dan Price Earning Ra-tio (PER) secara bersama-sama terhadap hargasaham.

METODOLOGI PENELITIANRancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitianyang bersifat kausalitas. Model penelitian inimerupakan model penelitian dengan karateristikmasalah berupa hubungan sebab akibat antara duavariabel atau lebih yang dilakukan untuk melihathubungan antara independent variable yaitu nilaitukar rupiah, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia,dan Price Earning Ratio (PER) terhadap depen-dent variable yaitu harga saham.

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 40: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

40 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Obyek PenelitianObyek penelitian ini mengunakan data sekunder

berupa data tingkat suku bunga SBI, data kurs tengahBank Indonesia, data harga saham, dan data PriceEarning Ratio dari perusahaan manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek Jakarta dari tahun 2002sampai dengan tahun 2006.

Metode pemilihan sampel dalam penelitian iniadalah metode pemilihan sampel non-probability,yaitu dengan pendekatan metode purposive sam-pling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikansampel penelitian ini adalah populasi yang memenuhikriteria sampel tertentu.

Adapun kriteria perusahaan yang akan digunakansebagai sampel penelitian adalah:1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta dan mempunyai data yang lengkapdari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.

2. Saham perusahaan tersebut masih aktifdiperdagangkan di bursa selama periodepengamatan yaitu tahun 2002 sampai dengantahun 2006.

Definisi Operasional VariabelPenelitian ini menggunakan 2 (dua) buah variabel

yaitu variabel bebas (independent variable) danvariable tidak bebas (dependent variable). Untukmenjelaskan tipe-tipe variabel yang telahdiklasifikasikan di dalam penelitian ini, makaditentukan definisi operasional variabel sebagaiberikut:Variabel Dependen

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitianini adalah harga saham. Dalam penelitian iniharga saham yang digunakan adalah hargasaham penutupan perusahaan selama tahunperiode pengamatan, yaitu 2002 sampai dengan2006. Harga saham yang dimaksud dalampenelitian ini adalah harga penutupan saham pertahun selama periode penelitian.

Variabel IndependenVariabel bebas (independent variable) yangdigunakan dalam penelitian ini adalah:

Nilai tukar rupiahPenelitian ini akan melihat pengaruh nilaitukar rupiah terhadap dolar Amerika yangmempengaruhi harga saham dari perusahaansampel yang terdaftar di BEJ. Dalam hal ini,nilai tukar yang akan dipakai adalah kurstengah Bank Indonesia setiap akhir bulanselama periode pengamatan yaitu kursselama tahun 2002-2006. Nilai tukar setiapakhir bulan selama 1 tahun akan dijumlahkanlalu dibagi dengan 12 bulan, untukmendapatkan rata-rata nilai tukar setiaptahunnya.

Suku bunga SBISuku bunga adalah harga dari penggunaanuang atau dapat dilihat sebagai sewa ataspenggunaan uang untuk jangka waktutertentu. Biasanya tingkat suku bungadinyatakan dalam % per satuan waktu,misalnya per bulan atau per tahun sesuaidengan kebiasaan yang berlaku. Dalam halini, data yang digunakan adalah tingkat sukubunga SBI per satu bulanan selama periodepengamatan yaitu tahun 2002 sampai dengantahun 2006. Jumlah tingkat suku bunga SBIper satu bulanan selama satu tahun akandirata-ratakan untuk mendapatkan tingkatsuku bunga SBI per tahun.

Price Earning Ratio (PER)Merupakan rasio keuangan yang menggambarkan

ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberinilai atau harga pada perusahaan. Rasio ini diukurdengan menggunakan perbandingan antara hargasaham per lembar dengan pendapatan per lembarsaham (Earning Per Share). Variabel ini diukurdengan skala rasio, PER dirumuskan sebagai berikut:

Adapun Earning Per Share (EPS) didapat dari:

Harga saham per lem bar (M arket Value) PER = Pendapatan per lembar saham (EPS)

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 41: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

41Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Teknik Pengumpulan DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder. Data dikumpulkan dari literatur danbuku-buku teks yang berhubungan denganpembahasan skripsi ini serta sumber-sumber lain yangrelevan dengan permasalahan yang akan dibahasuntuk menunjang keakuratan dalam penyusunanantara lain:1. Data harga saham yang diperoleh dari, Indo-

nesian Capital Market Directory (ICMD) dandata di bursa efek (www.jsx.co.id).

2. Data tingkat suku bunga SBI yang diperolehdari website Bank Indonesia, yaituwww.bi.go.id.

3. Data nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerikayang diperoleh dari website Bank Indonesia,yaitu www.bi.go.id.

4. Data laporan keuangan perusahaan manufakturuntuk tahun buku yang berakhir tanggal 31Desember yang diperoleh dari ICMD periode2002-2006.

Uji Kualitas DataUji Normalitas Data

Dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuahmodel regresi, variabel dependen, variabel independenatau keduanya mempunyai distribusi normal atautidak. Model regresi yang baik adalah databerditribusi normal atau mendekati normal.

Metode Analisa DataUji Asumsi KlasikUji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah pengujian yangdilakukan untuk melihat apakah pada model regresiditemukan adanya kolerasi antar variabel independen.Model regresi yang baik seharusnya terbebar darimasalah multikolinieritas. .

Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas adalah pengujian untuk

melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadiketidaksamaan varians dari residual satu pengamatanke pengamatan yang lain.Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakahdalam model regresi terdapat korelasi antarakesalahan pengganggu pada periode t dengankesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresiyang bebas dari autokorelasi (Ghozali,2006:96).

Uji HipotesisPengujian terhadap hipotesis dilakukan untuk

memberikan jawaban atas masalah penelitian yangtelah disusun sebelumnya. Untuk pengujian hipotesis,penulis menggunakan Analisis Regresi LinearBerganda (Multiple Regression Linear) dengan a= 5 % untuk memperoleh gambaran yang menyeluruhmengenai hubungan antara variabel dependen danvariabel independen.

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan: Y = Harga saham a = Konstanta

b(1-3) = Koefisien regresiX1 = Suku bunga SBIX2 = Nilai tukar rupiahX3 = Price Earning Ratio (PER) e = Error

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)Uji Koefisien Determinasi bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar variabel independendapat menjelaskan variabel dependennya, sedangkanselebihnya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidakdimasukkan dalam penelitian.

Jika nilai Adjusted R-Square kecil berartikemampuan variabel-variabel independen dalammenjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.

Laba bersih EPS = Jumlah lembar saham biasa

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 42: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

42 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Nilai yang mendekati angka 1, berarti semakin kuatkemampuan variabel-variabel independen dapatmenjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2006:83).

Uji Statistik tUji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalammenerangkan variabel dependen (Ghozali, 2006:85):1. Jika probabilitas < 0,05 maka variabel

independen mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap variabel dependen. Makahipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesisnol (H0) ditolak.

2. Jika probabilitas > 0,05 maka variabelindependen tidak mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap variabel dependen. Makahipotesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nol(H0) diterima.

Uji Statisitik FUji F merupakan pengujian untuk mengetahui

signifikan pengaruh semua variabel independensecara bersama-sama terhadap variabel dependen.Dasar pengambilan keputusan adalah sebagaiberikut, (Ghozali, 2006 :84) :1. Jika nilai signifikan < 0,05 maka terdapat

pengaruh yang signifikan.

2. Jika nilai signifikan > 0,05 maka tidak terdapatpengaruh yang signifikan.

ANALISIS DAN PEMBAHASANObyek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan obyekpenelitian yaitu perusahaan industri manufaktur(Food and Beverages, Paper and Allied Products,Chemical and Allied Products, Plastics and GlassProducts, Cement, dan Metal and Allied Products)yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periodetahun 2002-2006. Adapun data yang diambil darimasing-masing perusahaan adalah berupa rasiokeuangan, yaitu Price Earning Ratio dan hargasaham perusahaan masing-masing perusahaansampel. Selain itu penulis juga mengambil data berupanilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan data tingkatsuku bunga SBI setiap akhir bulan selama tahun 2002-2006.

Statistik DeskriptifStatistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk

memberikan gambaran mengenai rata-rata, nilai mini-mum, nilai maksimum, dan standar deviasi darivariabel independen dan variabel dependen. Hasilstatistik variabel dapat dilihat pada tabel di halamanberikut:

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation h_sham 70 65 250 155,07 47,093 N_tukar 70 8571,17 9750,58 9152,4146 367,65152 Sb_sbi 70 7,43 14,95 10,8321 2,74374 per 70 -8,47 20,57 6,9177 7,84017 Valid N (listwise) 70

Tabel 4.1. Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel4.1. variabel harga saham dari N = 70 mempunyainilai rata-rata sebesar 155,07 ; standar deviasi sebesar47,093 ; nilai tertinggi sebesar 250 yang dialami olehPT. Fatrapolindo Nusa Industri Tbk. dan nilaiterendahnya sebesar 65 yang dialami oleh PT.Surabaya Agung Industri Pulp Tbk.

Variabel nilai tukar rupiah dari N = 70 mempunyai

nilai rata-rata sebesar 9152,4146 ; standar deviasisebesar 367,65152 ; nilai tertinggi sebesar 9750,58yang dialami pada periode tahun 2005. dan nilaiterendahnya sebesar 8571,17 yang dialami padaperiode tahun 2003.

Variabel suku bunga SBI dari N = 70 mempunyainilai rata-rata sebesar 10,8321 ; standar deviasisebesar 2,74374 ; nilai tertinggi sebesar 14,95 yang

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 43: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

43Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

dialami pada periode tahun 2002 dan nilaiterendahnya sebesar 7,43 yang dialami pada periodetahun 2004.

Variabel Price Earning Ratio dari N = 70mempunyai nilai rata-rata sebesar 6,9177 ; standardeviasi sebesar 7,84017 ; nilai tertinggi sebesar 20,57yang dialami oleh PT. Betonjaya Manunggal Tbk.dan nilai terendahnya sebesar - 8,47 yang dialamioleh PT. Eterindo Wahanatama Tbk.

Uji Kualitas DataHasil Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan UjiKolmogorov-Smirnov dengan nilai tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 makadata terdistribusi secara normal dan sebaliknya, jikanilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05maka data tidak terdistribusi secara normal (Ghozali,2006:31).

Uji Asumsi KlasikHasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untukmelihat apakah dalam suatu model regresi ditemukanadanya korelasi antar variabel independen. Modelregresi yang baik adalah yang bebas darimultikolinieritas. Deteksi apakah terdapat problemmultikolinieritas dapat dilakukan dengan cara melihatbesaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tol-erance (Santoso, 2002:206). Apabila nilai VIF disekitar angka 1 dan Tolerance mendekati angka 1maka dapat disimpulkan model regresi tersebut tidakterdapat problem multikolinieritas.

Hasil Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaanvariance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Model regresi yang baik adalahyang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untukmendeteksi apakah terdapat heteroskedastisitas padamodel regresi, dapat dilihat pada grafik Scaterplot(Santoso,2002:210). Dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut:1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin)

yang membentuk suatu pola tertentu yangteratur (bergelombang, melebar, kemudianmenyempit) maka telah terjadi hetero-skedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titikmenyebar di atas dan di bawah angka 0 padasumbu Y, maka tidak terjadi hetero-skedastisitas.

Hasil Uji AutokorelasiUji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terdapat korelasi antarakesalahan pengganggu pada periode t dengankesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresiyang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006:96).

Kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasipositif atau negatif (lihat tabel keputusan) sehinggadapat dikatakan dalam model penelitian ini tidakterdapat masalah autokorelasi.

Analisa Data dan Pengujian HipotesisHa1 : Terdapat pengaruh antara nilai tukar ru-piah terhadap harga

saham.Analisa Data : Tabel 4.6. Hasil Uji KoefesienDeterminasi (1), Model Summary

Predictors: (Constant), n_tukar

Pengujian HipotesisPengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji statistik t. Uji t dilakukan untukmenguji pengaruh variabel independen secara indi-vidual terhadap variabel dependen. Jika nilaisignifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak danHa diterima, sehingga dapat dikatakan variabelindependen secara individual berpengaruh signifikanterhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:85).

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,147(a) ,022 ,007 46,921

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 44: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

44 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Tabel 4.7. Hasil Uji Statistik t (1) Coefficients(a)

H01 : Tidak terdapat pengaruh antara nilai tukarrupiah terhadap harga saham.

Ha1 : Terdapat pengaruh antara nilai tukar ru-piah terhadap harga saham.

Dari tabel 4.7. menunjukkan nilai t hitung sebesar-1,227 dan t tabel sebesar 1,995 untuk a = 5 % sertamenunjukkan variabel nilai tukar rupiah memilikitingkat signifikansi 0,224 . Karena nilai t hitung lebihkecil dari t tabel dan tingkat signifikansi > 0,05 makadapat disimpulkan bahwa Ho1 diterima dan Ha1

ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruhantara nilai tukar rupiah terhadap harga saham.

Dari pengujian hipotesis 1 di atas dapatdiformulasikan sebagai berikut:

Y = 327,614 – 0,019 X1 + ePersamaan di atas menunjukkan bahwa variabel

harga saham akan bernilai konstan sebesar 327,614jika faktor-faktor lain tetap dan tidak berubah nilai.Variabel nilai tukar rupiah bernilai –0,019menunjukkan bahwa hubungan nilai tukar rupiah

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 327,614 140,731 2,328 ,023 n_tukar -,019 ,015 -,147 -1,227 ,224

dengan harga saham berbanding terbalik, sehinggajika variabel nilai tukar rupiah mengalami kenaikansebesar 1 % maka variabel harga saham akanmengalami penurunan sebesar Rp. 0,019.

Ha2 : Terdapat pengaruh antara suku bungaSBI terhadap harga saham.

Analisa Data, Tabel 4.8. Hasil Uji KoefesienDeterminasi (2) Model Summary

a Predictors: (Constant), sb_sbiTabel 4.8. menunjukkan bahwa nilai R = 0,156

artinya hubungan antara suku bunga SBI denganharga saham adalah positif dan lemah. Besarnya nilaiR square = 0,024 artinya besarnya persentase darivariasi harga saham yang dapat dijelaskan olehvariabel tingkat suku bunga SBI adalah sebesar 2,4%, sedangkan sisanya 97,6 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang dianggap tetap (ceteris paribus).

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,156(a) ,024 ,010 46,855

Pengujian Hipotesis, Tabel 4.9. Hasil Uji Statistik t (2) Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 184,137 22,962 8,019 ,000 sb_sbi -2,683 2,056 -,156 -1,305 ,196

H02 : Tidak terdapat pengaruh antara suku bunga SBI

terhadap harga saham.Ha2 : Terdapat pengaruh antara suku bunga SBI

terhadap harga saham.Dari tabel 4.9. menunjukkan nilai t hitung sebesar

-1,305 dan t tabel sebesar 1,995 untuk a = 5 % sertamenunjukkan variabel suku bunga SBI memiliki

tingkat signifikansi 0,196. Karena nilai t hitung lebihkecil dari t tabel dan tingkat signifikansi > 0,05 makadapat disimpulkan bahwa Ho2 diterima dan Ha2

ditolak. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruhantara suku bunga SBI terhadap harga saham. Daripengujian hipotesis 2 di atas dapat diformulasikansebagai berikut:

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 45: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

45Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Y = 184,137 – 2,683 X2 + ePersamaan di atas menunjukkan bahwa variabel

harga saham akan bernilai konstan sebesar 184,137jika faktor-faktor lain tetap dan tidak berubah nilai.Variabel suku bunga SBI bernilai –2,683 menunjukkanbahwa hubungan suku bunga SBI dengan hargasaham berbanding terbalik, sehingga jika variabel sukubunga SBI mengalami kenaikan sebesar 1 % makavariabel harga saham akan mengalami penurunansebesar Rp. 2,683.

Ha3 : Terdapat pengaruh antara Price EarningRatio terhadap harga

saham.Analisa Data, Tabel 4.10. Hasil Uji Koefesien

Determinasi (3) Model Summary

a Predictors: (Constant), per

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,305(a) ,093 ,080 45,171

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 142,380 7,223 19,712 ,000 Per 1,835 ,694 ,305 2,645 ,010

Tabel 4.10. menunjukkan bahwa nilai R = 0,305 artinya hubungan antara Price Earning Ratio denganharga saham adalah positif dan lemah. Besarnya nilai R square = 0,093 artinya besarnya persentase darivariasi harga saham yang dapat dijelaskan oleh variabel Price Earning Ratio adalah sebesar 9,3 %, sedangkansisanya 90,7 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang dianggap tetap (ceteris paribus).

Pengujian Hipotesis, Tabel 4.11. Hasil Uji Statistik t (3) Coefficients(a)

H03 : Tidak terdapat pengaruh antara Price Earning Ratio terhadap harga saham.Ha3 : Terdapat pengaruh antara Price Earning Ratio terhadap harga saham.si yang bebas dari autokorelasi (Ghozali,2006:96).

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi: Tabel 3.1. Tabel Keputusan Autokorelasi

Jika Kesimpulan

0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif

dl d du Tidak ada autokorelasi positif

4 – dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negatif

4 – du d 4 – dl Tidak ada autokorelasi negatif

du <d < 4 - du Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Dari tabel 4.11. menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,645 dan t tabel sebesar 1,995 untuk a = 5 % serta

menunjukkan variabel Price Earning Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,010. Karena nilai t hitung lebihbesar dari t tabel dan tingkat signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho3 ditolak dan Ha3 diterima.Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh antara Price Earning Ratio terhadap harga saham.

Dari pengujian hipotesis 3 di atas dapat diformulasikan sebagai berikut:

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 46: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

46 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Y = 142,380 + 1,835 X3 + ePersamaan di atas menunjukkan bahwa variabel

harga saham akan bernilai konstan sebesar 142,380jika faktor-faktor lain tetap dan tidak berubah nilai.Variabel Price Earning Ratio bernilai 1,835menunjukkan bahwa hubungan Price Earning Ra-tio dengan harga saham berbanding lurus, sehinggajika variabel Price Earning Ratio mengalamikenaikan sebesar 1 % maka variabel harga sahamakan mengalami kenaikan sebesar Rp. 1,835.Ha4 : Terdapat pengaruh antara nilai tukar rupiah, suku

bunga SBI, dan Price Earning Ratio terhadapharga saham.

Analisa Data,, Tabel 4.12. Hasil Uji Adjusted RSquare Model Summary(b)

a Predictors: (Constant), per, n_tukar, sb_sbib Dependent Variable: h_sham

Tabel 4.12. menunjukkan bahwa nilai R = 0,362artinya hubungan antara nilai tukar rupiah, sukubunga SBI, dan Price Earning Ratio dengan hargasaham adalah positif dan lemah. Besarnya nilai Ad-justed R square = 0,092 artinya besarnya persentasedari variasi harga saham yang dapat dijelaskan olehvariabel nilai tukar rupiah, suku bunga SBI, dan PriceEarning Ratio adalah sebesar 9,2 %, sedangkansisanya 90,8 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,362(a) ,131 ,092 44,883

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 20069,722 3 6689,907 3,321 ,025(a) Residual 132954,92

0 66 2014,468

Total 153024,643 69

Pengujian Hipotesis, Tabel 4.13.\Hasil Uji Statistik F , ANOVA(b)

H04 : Tidak terdapat pengaruh antara nilai tukarrupiah, suku bunga SBI, dan Price Earn-ing Ratio terhadap harga saham.

Ha4 : Terdapat pengaruh antara nilai tukar ru-piah, suku bunga SBI, dan Price EarningRatio terhadap harga saham.

Dari tabel 4.13. menunjukkan nilai F hitung sebesar3,321 dan F tabel sebesar 2,75 untuk a = 5 % sertamenunjukkan variabel nilai tukar rupiah, suku bunga

SBI, dan Price Earning Ratio memiliki tingkatsignifikansi 0,025. Karena nilai F hitung lebih besardari F tabel dan tingkat signifikansi < 0,05 maka dapatdisimpulkan bahwa Ho4 ditolak dan Ha4 diterima. Halini berarti bahwa terdapat pengaruh antara nilai tukarrupiah, suku bunga SBI, dan Price Earning Ratiosecara bersama-sama terhadap harga saham.

Dari pengujian hipotesis 4 di atas dapatdiformulasikan sebagai berikut:Y = 322,509 - 0,017 X1 - 2,142 X2 + 1,808 X3 + e

Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 322,509 134,711 2,394 ,020 n_tukar -,017 ,015 -,134 -1,155 ,252 sb_sbi -2,142 1,989 -,125 -1,077 ,285 Per 1,808 ,690 ,301 2,621 ,011

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 47: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

47Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Persamaan di atas menunjukkan bahwa variabelharga saham akan bernilai konstan sebesar 322,509jika faktor-faktor lain tetap dan tidak berubah nilai.Variabel nilai tukar rupiah menunjukkan nilai negatifsebesar -0,017 yang berarti bahwa hubungan nilaitukar rupiah dan harga saham berbanding terbalik,sehingga jika variabel nilai tukar rupiah mengalamikenaikan sebesar 1 % maka variabel harga sahamakan mengalami penurunan sebesar Rp. 0,017.

Variabel suku bunga SBI menunjukkan nilai negatifsebesar -2,142 yang berarti bahwa hubungan sukubunga SBI dan harga saham berbanding terbalik,sehingga jika variabel suku bunga SBI mengalamikenaikan sebesar 1 % maka variabel harga sahamakan mengalami penurunan sebesar Rp. 2,142.

Variabel Price Earning Ratio bernilai positif 1,808menunjukkan bahwa hubungan Price Earning Ra-tio dengan variabel harga saham berbanding lurus,sehingga jika variabel Price Earning Ratiomengalami kenaikan sebesar 1 % maka variabel hargasaham akan mengalami kenaikan sebesar Rp. 1,808.

KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis pembahasan yang telah

dilakukan pada Bab IV, kesimpulan yang dapat ditarikdari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tidak terdapat pengaruh antara nilai tukar rupiahterhadap harga saham. Nilai tukar tidak berpengaruhterhadap harga saham karena pada periode waktupenelitian nilai kurs terhadap valuta asing relatif nor-mal, tidak terjadi gejolak apresiasi maupun depresiasiyang signifikan atau berarti.

Tidak terdapat pengaruh antara suku bunga SBIterhadap harga saham. Suku bunga SBI tidakberpengaruh terhadap harga saham karenapergerakan tingkat inflasi pada periode waktupenelitian relatif normal, tidak ada gejolak penurunanmaupun peningkatan inflasi yang berarti, hal iniditunjukkan oleh BI rate yang relatif normal.

Terdapat pengaruh antara Price Earning Ratioterhadap harga saham. Price Earning Ratioberpengaruh terhadap harga saham karena EPS padaperusahaan yang diteliti pada umumnya mendukung

peningkatan harga pasar saham. EPS dari perusahaanyang diteliti memiliki kepekaan yang positif terhadapmeningkatnya harga saham di pasar secarakeseluruhan.

Pada pengujian hipotesis secara simultandidapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh antara nilaitukar rupiah, suku bunga SBI, dan Price EarningRatio secara bersama-sama terhadap harga saham.

KeterbatasanDari penelitian yang dilakukan, penelitian ini

memiliki keterbatasan dan belum sempurna dalammengungkapkan penelitian yang ada.

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut :1. Rentang waktu penelitian ini hanya 5 tahun yaitu

tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, hasilnyamungkin akan lebih akurat jika penelitianselanjutnya menggunakan periode waktu yanglebih panjang.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian inihanya terbatas pada beberapa perusahaan yangbergerak pada industri manufaktur (Food andBeverages, Paper and Allied Products,Chemical and Allied Products, Plastics andGlass Products, Cement, dan Metal and Al-lied Products). Hasilnya akan berbeda jikapenelitian selanjutnya dilakukan pada sektor-sektor industri lain.

3. Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalampenelitian ini hanya satu yaitu Price EarningRatio, hasilnya akan berbeda jika variabelpenelitian ditambahkan dengan rasio-rasiokeuangan lainnya.

RekomendasiRekomendasi yang dapat diajukan penulis untuk

memperbaiki keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:1. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa

menggunakan data dengan rentang waktu yanglebih panjang untuk memperbesar sampel danmengakuratkan hasil yang diperoleh.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 48: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

48 Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

sebaiknya diperbanyak agar dapatmeningkatkan kemampuan generalisasi hasilpenelitian.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapatmenggunakan rasio-rasio keuangan lainnyaselain Price Earning Ratio.

ImplikasiPrice Earning Ratio berpengaruh signifikan

terhadap harga saham. Rasio keuangan ini dapatdijadikan indikator sebagai penilaian harga saham danrating saham di Bursa Efek dalam rangkapengambilan keputusan untuk menentukan apakahakan melakukan profit taking atau sebaliknya.

DAFTAR REFERENSIArifin, A. Membaca Saham, Edisi ke 1, Andi

Yogyakarta, 2001.Arifin, J., dan Fakhruddin, M., Kamus Istilah

Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan, danPerbankan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta,2001.

Downes J., dan Goodman, J.E., Kamus IstilahKeuangan dan Investasi , PT Elex Media

Komputindo, Jakarta, 2001.Ghozali, I., Aplikasi Analisis Multivariate

dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universi-tas Diponegoro, Semarang, 2006.

Gitman, Lawrence J., Principles of ManagerialFinance, 10 th ed, Addison Wisley Longman Inc.,Boston, 2003.

Hariyanti, Enny, “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah,Suku Bunga SBI, dan PER terhadap Harga SahamPT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk.”, JurnalManajemen dan Akuntansi, Vol. 3 No. 1, 2004.

ICMD (Indonesian Capital Market Directory)2002 – 2006

JSX Statistics (2002-2006)Keown, A.J., et.al., Foundation of Finance.The

Logic And Practice of Financial Management, 4th

ed., London, 2001.Nanga, M., Makro Ekonomi: Teori, Masalah,

dan Kebijakan, Edisi Perdana, Jakarta, 2001.Santoso, S., SPSS: Buku Latihan SPSS Statistik

Parametrik, PT Elex Media Komputindo KelompokGramedia, Jakarta, 2002.

www.bi.go.id

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAMOleh : M. Uzair Achmadi

Page 49: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

51Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

Penanggung jawab/Pemimpin Umum :Dra. Yenny Budiasih, MBA

Pemimpin Redaksi :Dr. Sugito Efendi, MSi.

Staf Ahli :Dr. Mohamad Ilmi, M.Ec.Dr. Marinus R. Manurung, MPADr. Suyanto, SE, MM, M.Ak.Dr. Nurwidiatmo, SH, MM, MH.Drs. Kemal Taufik, MMM. Riduan Karim, SE, MM

Pelakasana Harian :H. Zaharuddin, SE, MM

Tim EditingSugito HartadiBudi Purnomo

Sirkulasi & PemasaranHadi Mulyo WibowoDewi Listyorini

Alamat Redaksi :Program Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen IMMI JakartaJl. Tanjung Barat No.11 Jakarta Selatan 12530Telp. (021) 781 7823, 781 5142 Fax. (021) 781 5144E-mail : [email protected]

ISSN 1907 - 3666

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 3, Nomor 5, Juli 2008

Page 50: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

53Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

DARI REDAKSI

Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa, Jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen Volume 3,Nomor 5, bulan Juli 2008 dapat menjumpai pembaca sesuai waktu yang direncanakan.

Dalam edisi ini, redaksi Jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen menyajikan beberapa topikantara lain: Moral dan Etika Dalam Dunia Bisnis Menjelang Pasar Bebas, AgendaKebijaksanaan Reformasi Administrasi Publik, Mensiasati Jatuhnya Produksi ManufakturTekstil Dalam Era Krisis Ekonomi Global Tahun 2008, Jaminan Sosial Tenaga Kerja DariAspek Teknis dan Hukum Dalam Jamsostek dan Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah,Suku Bunga ABI, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham

Redaksi mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan penulis, dandengan pembaca yang menggunakan jurnal Aliansi Bisnis & Manajemen sebagai salahsatu referensi. Besar harapan kami Jurnal ini turut memberikan kontribusi dalampengembangan bisnis dan manajemen. Kami sangat terbuka menerima kritik dan saranguna penyempurnaan Jurnal kita pada edisi mendatang.

Terima kasih

Redaksi

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 3, Nomor 5, Juli 2008

Page 51: MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG …dokumen.stimaimmi.ac.id/Jurnal_Aliansi/JURNAL_VOL.3_NO.5_JULI_2008.pdf · negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini ... untuk mengeksploitasi

55Jurnal Manajemen & Bisnis Aliansi

DAFTAR ISI

MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS MENJELANG PASARBEBASOleh : Marinus R. Manurung

AGENDA KEBIJAKSANAAN REFORMASI ADMINISTRASI PUBLIKOleh : M. Riduan K

Mensiasati Jatuhnya Produksi Manufaktur Tekstil dalam Era KrisisEkonomi Global Tahun 2008Oleh : Noverdi Bros

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DARI ASPEK TEKNIS DANHUKUM DALAM JAMSOSTEKOleh : Rokhmad Slamet

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA SBI,DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA SAHAM( STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN EMITEN MANUFAKTURDI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2002-2006 )Oleh : M. Uzair Achmadi

1

7

17

27

35

-----------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------

Volume 1, Nomor 3, Nopember 2007Volume 3, Nomor 5, Juli 2008