28
BAB I PENDAHULUAN Telah diketahui bahwa penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang, khususnya di negara Indonesia. Departemen Kesehatan telah melaksanakan Program Pengembangan Imunusasi sebagaimana yang telah dikampanyekan oleh WHO untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian makak pemerintah. Dengan suksesnya program imunisasi di Indonesia, maka angka kesakitan yang disebabkan oleh infeksi dapat ditekan. Tetapi pada musim – musim tertentu, penyakit – penyakit infeksi cenderung meningkat, contohnya varicella, demam tifoid, bemam berdarah dengue, dan morbili. Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus Morbili, menular, dan banyak ditemukan pada pemukiman padat. Penanganan penderita Morbili adalah rawat jalan, dan akan sembuh sendiri, kecuali dengan komplikasi seperti ensefalitis, diare akut, dan bronkopneumonia. Penyebab kematian pada morbili terutama akibat komplikasi dari penyakit tersebut, antara lain ensefalitis, diare akut dengan dehidrasi berat, dan bronkopneumonia. Bronkopneumonia sebagai komplikasi sering ditemukan pada penyakit Morbili, dengan gejala klinis demam, sesak nafas dan ditemukannya ronki basah, halus, nyaring pada pemeriksaan jasmani thoraks. 1

Morbili

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kasus dan sumber kepustakaan tentang kasus morbili disertai juga dengan pembahasan dan penyesuaian kasus dengan sumber kepustakaan

Citation preview

MORBILI

BAB I

PENDAHULUAN

Telah diketahui bahwa penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang, khususnya di negara Indonesia. Departemen Kesehatan telah melaksanakan Program Pengembangan Imunusasi sebagaimana yang telah dikampanyekan oleh WHO untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian makak pemerintah. Dengan suksesnya program imunisasi di Indonesia, maka angka kesakitan yang disebabkan oleh infeksi dapat ditekan. Tetapi pada musim musim tertentu, penyakit penyakit infeksi cenderung meningkat, contohnya varicella, demam tifoid, bemam berdarah dengue, dan morbili.

Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus Morbili, menular, dan banyak ditemukan pada pemukiman padat. Penanganan penderita Morbili adalah rawat jalan, dan akan sembuh sendiri, kecuali dengan komplikasi seperti ensefalitis, diare akut, dan bronkopneumonia. Penyebab kematian pada morbili terutama akibat komplikasi dari penyakit tersebut, antara lain ensefalitis, diare akut dengan dehidrasi berat, dan bronkopneumonia.

Bronkopneumonia sebagai komplikasi sering ditemukan pada penyakit Morbili, dengan gejala klinis demam, sesak nafas dan ditemukannya ronki basah, halus, nyaring pada pemeriksaan jasmani thoraks.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAI. DEFINISI

Morbili adalah penyakit virus akut yang menular, yang disebabkan oleh virus Morbili, yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi.

II. ETIOLOGI

Penyebab penyakit ini adalah virus RNA, genus Morbilivirus, tergolong dalam famili Paramyxovirus

Virus ini dapat ditemukan di sekret nasofaring, darah dan urin pada stadium prodormal, dan hanya dalam waktu singkat setelah timbul eritema.

Virus ini sangat sensitif terhadap panas dan dingin dan dapat diinaktifkan pada suhu 30o C dan 20o C, sinar ultra violet, eter, tripsin dan betapropiolakton. Sedang formalin dapat memusnahkan daya infeksinya tetapi tidak mengganggu aktifitas komplemen.

III. EPIDEMIOLOGI

Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Penyakit ini terutama menyerang golongan umur 5-9 tahun . Tetapi di negara yang belum berkembang insiden tertinggi pada umur di bawah 2 tahun.

Bayi dapat dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4 - 6 bulan dan setelah umur terseut kekebalan akan menular sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si ibu belum pernah menderita morbili maka si bayi yang dilahirkan tidak mempunyai kekebalan terhadap morbili dan dapat menderita penyakit ini setelah bayi di lahirkan. Bila ibunya menderita morbili Pada usia kehamilan 1-2 bulan, 50 % kemungkinan akan mengalami abortus: bila si ibu menderita morbili pada trisemester pertama, kedua atau ketiga, maka ia mungkin akan melahirkan anak dengan kelainan bawaan, berat badan lahir rendah, lahir mati atau anak yang meninggal sebelum usia 1 tahun.Tidak ada perbedaan jenis kelamin, tetapi beberapa peneliti mengemukakan bahwa komplikasi lebih banyak pada anak laki-laki dibanding anak perempuan.

IV. PATOGENESIS

Penularan campak terjadi secara droplet melalui udara, terjadi antara 1 2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam.

Virus masuk ke dalam limfatik lokal, bebas maupun berhubungan dengan sel mononuclear mencapai kelenjar getah bening lokal. Disini virus memperbanyak diri dengan perlahan, menyebar ke sel jaringan limforetikuler, seperti limpa. Sel mononuklear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti banyak dari warthin, sedangkan limfosit T yang rentan terhadap infeksi menjadi aktif membelah.

Setelah 5 6 hari sesudah infeksi awal, fokus infeksi terbentuk, yaitu ketika virus masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, konjungtiva, saluran nafas, kandung kemih, dan usus.

Pada hari ke 9 10, 1 2 lapisan fokus infeksi yang terdapat pada epitel saluran nafas dan konjungtiva mengalami nekrosis. Saat itu virus masuk kembali ke pembuluh darah dalam jumlah besar, sehingga menimbulkan manifestasi klinis dari saluran nafas, diawali dengan keluhan batuk, pilek, disertai selaput konjungtiva yang hiperemis.

Respon imun yang terjadi adalah proses peradangan epitel pada saluran pernafasan, demam tinggi, ruam, dan bercak Koplik.

Antibodi humoral dapat dideteksi pada hari ke 14, selanjutnya daya tahan tubuh menurun, terjadi ruam pada kulit sebagai akibat respon hipersensitivitas tipe lambat terhadap antigen virus.

V. GAMBARAN KLINIS

Penyakit ini merupakan salah satu self limiting disease dengan ditandai oleh 3 stadium yaitu stadium prodormal, stadium erupsi, stadium konvalesensi. Masa tunasnya 10 20 hari.

Stadium prodormal (kataral)

Biasanya stadium ini berlangsung selam 4 5 hari, disertai gejala gejala panas, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza yang timbul dalam 24 jam. Gejala-gejala ini bertambah hebat secara bertahap dan mencapai puncaknya pada saat timbul erupsi pada hari keempat. Kira-kira 2 hari sebelum timbul rash, terlihat bercak Koplik di mukosa buccalis berhadapan dengan molar bawah . bercak Koplik merupakan gambaran bercak-bercak kecil yang ireguler sebesar ujung jarum/pasir yang berwarna merah terang dan pada bagian tengah tengah berwarna putih kelabu. Gambara ini merupakan salah satu tanda patogonomonik morbili. Panas dan bercak Koplik menghilang pada hari kedua timbulnya rash. koriza dan konjungtivis menghilang pada hari ketiga rash. Lamanya eksantema menghilang jarang melebihi 5 - 6 hari.

Stadium erupsi

Panas dapat meningkat hingga pada hari kelima atau kenam yaitu pada saat puncak timbulnya erupsi. Kadang-kadang temperatur dapat bifasis dengan peningkatan awal yang cepat dalam 24-48 jam pertama diikuti dengan periode normal selama 1hari dan selanjutnya terjadi peningkatan yang cerpat sampai 39 - 40,6 c pada saat erupsi rash mencapai puncaknya.

Koriza bertambah, dan timbul enantema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai meningkatnya suhu badan. Mula mula eritema timbul di belakang telinga, di bagian lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah, disertai rasa gatal dan muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan akan menghilang sesuai dengan urutan timbulnya.

Stadium Konvalesensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hperpigmentasi ini mrupakan gejala patognomonik untuk Morbili. Demam turun sampai suhu tubuh menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.

VI. DIAGNOSIS Diagnosis ditegakkan berdasarkan :

gambaran klinis yang khas

pemeriksaan laboratorium

Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan adanya leucopenia dan limfositosis.

Dalam sputum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya multinucleated giant cell yang khas.

Pada pemeriksaan serologis dengan cara Haemmaglutination Inhibition Test dan Complement Fixation Test : akan ditemukan adanya antibodi yang spesifik dalan 1 3 hari, setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada 2 4 minggu kemudian.

Test ini cukup praktis dan spesifik untuk mendiagnosis morbili antipik atau subklinik.

VII. DIAGNOSIS BANDING1. German Measles

Gejala lebih ringan dari morbili, terdiri dari gejala infeksi saluran nafas bagian atas, demam ringan, pembesaran kelenjar regional didaerah occipital dan post aurikuler.Rash lebih halus, yang mula- mula pada wajah lalu menyebar ke batang tubuh dan menghilang pada waktu 3 hari.

2. Eksentema Subitum

Penyakit ini juga disebabkan oleh virus, biasanya timbul pada bayi berumur 6-36 bulan, bedanya rash timbul pada saat panas turun.

3. Rash Karena Obat-obatan

Lebih bersifat urtikaria, sehingga rasnya lebih besar, luas ,menonjol dan umumnya tidak disertai panas.

4. Infeksi oleh Rickestia.

Gejala prodromal lebih ringan, rash tidak dijumpai pada wajah dan kopliks spot tidak ada.

5. Infeksi Mononukleousus.

Dijumpai limfadenopati umum dan peningkatan jumlah monosit

6. Lain lain seperti Common Cold, Scralet Fever

VIII. KOMPLIKASI1. Pneumonia:

Merupakan penyebab kematian utama dari morbili. Hal ini dapat terjadi oleh karena perluasan infeksi virus disertai dengan infeksi sekunder. Beberapa penulis menemukan angka Komplikasi pneumonia pada morbili berkisar 30-85%.

Secara klinis manifestasinya dapat berubah bronkiolitis, bronkopneumonia dan pneumonia lobaris.

Bronkopneumonia akibat komplikasi dari Morbili sering disebabkan oleh Streptotokus, Pneumokokus, Stafilokokus, Haemofilus Influenza, virus Morbili dan kadang-kadang dapat disebabkan oleh Pseudomonas dan Klebsiela.

Komplikasi ini harus dicurigai bila anak dengan morbili menunjukan adanya gangguan pernafasan disertai panas yang menetap. Diagnosis diperkuat dengan foto toraks.

2. Diare akut

Merupakan Komplikasi yang cukup banyak ditemukan, dengan insiden berkhisar 19,1-30,4%.

3. Ensefalitis

Merupakan komplikasi yang berat dan sering mengalami kematian. Patogenesis komplikasi ini belum diketahui secara pasti, terdapat beberapa dugaan seperti akibat invasi langsung virus morbili ke otak, aktivitasi virus yang laten,atau ensefalomielitis tipe alergi. Gejalanya berupa panas, sakit kepala, muntah, lemah. Kejang, koma atau kelemahan umum. Perjalanan penyakit ini bervariasi dari yang ringan sampai yang berat dan berakhir dengan kematian dalam waktu 24 jam.

4. Otitis media

Merupakan salah satu komplikasi yang paling sering di temukan. Mastoiditis merupakan komplikasi dari otitis media. Dengan pemberian antibiotika komplikasi ini dapat di cegah.

IX. PENGOBATAN

Morbili merupakan suatu penyakit self-limiting, sehingga pengobatannya bersifat simptomatis yaitu memperbaiki keadaan umum, antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, dan obat batuk.

Antibiotika diberikan bila ternyata terdapat infeksi sekunder, misalnya pada morbili dengan bronkopneumonia, ensefalitis.

Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis yaitu:

Hidrokortison 100-200 mg/hari selama 3-4 hari

Prednison 2 mg/kg.bb/hari untuk jangka waktu 1 minggu

Penyembuhan morbili sangat dipengaruhi oleh kekebalan tubuh. Untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh diberikan vitamin A. Defisiensi vitamin A dapat meningkatkan terkena komplikasi campak yang berujung kematian. Dosis pemberian vitamin A, yaitu :

Usia