12
1 MORFOLOGI SUNGAI CILIWUNG SEGMEN MESJID ISTIQLAL SEBELUM DAN SESUDAH 5 TAHUN RESTORASI 1 Diyanti 2 Muh. Saleh Pallu 3 Rita Tahir Lopa 4 M. Arsyad Thaha 1. Fakultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Indonesia Jl. Poros Malino Km. 6, Gowa, Makassar, email:[email protected] 2,3,4 Fakultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Indonesia Jl. Poros Malino Km. 6, Gowa, Makassar Abstrak Sungai Ciliwung adalah salah satu dari ketiga belas sungai yang melewati wilayah administrasi DKI Jakarta. Sungai Ciliwung merupakan sungai besar yang keberadaannya berkontribusi banjir yang terjadi di DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis morfologi dan menganalisis reduksi banjir dengan dilakukannya restorasi sungai di Segmen Mesjid Istiqlal. Restorasi sungai yang dilakukan di segmen ini sepanjang 470meter dengan restorasi yang dilakukan terkait dengan morfologi sungai. Metode pada penelitian ini menggunakan metode survei lapangan. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan analisis morfologi sungai, dengan bantuan program hec ras dan analisis debit banjir dilakukan dengan metode rasional. Hasil dari penelitian ini didapatkan model geometrik dari morfologi sungai sesuai dengan penampang melintang sebelum dan setelah 5 tahun restorasi yang menghasilkan reduksi sedimentasi sebesar 46,67%. Analisis debit banjir rancangan untuk periode ulang 10 tahunan sebesar 7,41%. Kata Kunci: Morfologi, Restorasi Sungai Ciliwung, Reduksi Banjir Abstract MORPHOLOGY OF CILIWUNG RIVER ISTIQLAL MOSQUE SEGMENTS PRE AND POST 5 th YEARS OF RESTORATION The Ciliwung River is one of the thirteen rivers that pass through the administrative area of DKI Jakarta. The Ciliwung River is a large river whose existence contributes to flooding that occurs in DKI Jakarta. The purpose of this study was to analyze morphology and flood reduction by carrying out river restoration at the Istiqlal Mosque Segment. River restoration carried out in this segment along 470 meters with the restoration carried out was related to river morphology. The method in this study is the field survey method. The research was carried out by analyzing the morphology of the river, with the help of the race hec program and the analysis of flood discharge carried out by a rational method. The results of this study obtained a geometric model of river morphology in accordance with cross sections pre- and post-5 years of restoration and sedimentation reduction of 46.67%. Design flood discharge analysis for a 10years return period of 7.41%. Keywords: Morphology, Ciliwung River Restoration, Flood Reduction PENDAHULUAN Empat puluh persen atau sekitar 24.000 Ha dari seluruh wilayah DKI Jakarta adalah dataran yang letaknya lebih rendah dari permukaan laut. Setiap tahun Kota Jakarta selalu terjadi banjir dengan tingkat debit yang berbeda-beda. Banjir yang terjadi di DKI Jakarta tidak hanya berasal dari DAS Sungai Ciliwung saja. DAS Sungai Ciliwung hanya memasok 24% banjir Jakarta. Pada DAS Ciliwung, wilayah yang mempunyai tingkat kerawanan banjir tinggi (rentan) dan sangat tinggi (sangat rentan) terbesar dijumpai pada wilayah Jakarta Timur (45%) dan Jakarta Selatan (17%), (Sumber: Irfan Budi Pramono, 2016). Hal lain yang menyebabkan banjir

MORFOLOGI SUNGAI CILIWUNG SEGMEN MESJID ...diyanti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/82559/...Ciliwung terletak di titik koordinat 6.171400S dan 106.831080E. Keadaan topografi

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    MORFOLOGI SUNGAI CILIWUNG SEGMEN MESJID ISTIQLAL SEBELUM DAN

    SESUDAH 5 TAHUN RESTORASI 1Diyanti

    2Muh. Saleh Pallu 3Rita Tahir Lopa

    4 M. Arsyad Thaha

    1. Fakultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Indonesia

    Jl. Poros Malino Km. 6, Gowa, Makassar, email:[email protected] 2,3,4 Fakultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Indonesia

    Jl. Poros Malino Km. 6, Gowa, Makassar

    Abstrak

    Sungai Ciliwung adalah salah satu dari ketiga belas sungai yang melewati wilayah administrasi

    DKI Jakarta. Sungai Ciliwung merupakan sungai besar yang keberadaannya berkontribusi banjir

    yang terjadi di DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis morfologi dan

    menganalisis reduksi banjir dengan dilakukannya restorasi sungai di Segmen Mesjid Istiqlal.

    Restorasi sungai yang dilakukan di segmen ini sepanjang 470meter dengan restorasi yang

    dilakukan terkait dengan morfologi sungai. Metode pada penelitian ini menggunakan metode

    survei lapangan. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan analisis morfologi sungai, dengan

    bantuan program hec ras dan analisis debit banjir dilakukan dengan metode rasional. Hasil dari

    penelitian ini didapatkan model geometrik dari morfologi sungai sesuai dengan penampang

    melintang sebelum dan setelah 5 tahun restorasi yang menghasilkan reduksi sedimentasi sebesar

    46,67%. Analisis debit banjir rancangan untuk periode ulang 10 tahunan sebesar 7,41%.

    Kata Kunci: Morfologi, Restorasi Sungai Ciliwung, Reduksi Banjir

    Abstract

    MORPHOLOGY OF CILIWUNG RIVER ISTIQLAL MOSQUE SEGMENTS PRE AND

    POST 5th YEARS OF RESTORATION

    The Ciliwung River is one of the thirteen rivers that pass through the administrative area of DKI

    Jakarta. The Ciliwung River is a large river whose existence contributes to flooding that occurs

    in DKI Jakarta. The purpose of this study was to analyze morphology and flood reduction by

    carrying out river restoration at the Istiqlal Mosque Segment. River restoration carried out in

    this segment along 470 meters with the restoration carried out was related to river morphology.

    The method in this study is the field survey method. The research was carried out by analyzing

    the morphology of the river, with the help of the race hec program and the analysis of flood

    discharge carried out by a rational method. The results of this study obtained a geometric model

    of river morphology in accordance with cross sections pre- and post-5 years of restoration and

    sedimentation reduction of 46.67%. Design flood discharge analysis for a 10years return period

    of 7.41%.

    Keywords: Morphology, Ciliwung River Restoration, Flood Reduction

    PENDAHULUAN

    Empat puluh persen atau sekitar 24.000 Ha dari seluruh wilayah DKI Jakarta adalah

    dataran yang letaknya lebih rendah dari permukaan laut. Setiap tahun Kota Jakarta selalu terjadi

    banjir dengan tingkat debit yang berbeda-beda. Banjir yang terjadi di DKI Jakarta tidak hanya

    berasal dari DAS Sungai Ciliwung saja. DAS Sungai Ciliwung hanya memasok 24% banjir

    Jakarta. Pada DAS Ciliwung, wilayah yang mempunyai tingkat kerawanan banjir tinggi (rentan)

    dan sangat tinggi (sangat rentan) terbesar dijumpai pada wilayah Jakarta Timur (45%) dan

    Jakarta Selatan (17%), (Sumber: Irfan Budi Pramono, 2016). Hal lain yang menyebabkan banjir

    mailto:[email protected]

  • 2

    di DKI Jakarta, karena kota ini memiliki jumlah penduduk dengan kepadatan tinggi, sehingga

    banyak terdapat bantaran sungai yang digunakan sebagai tempat tinggal. Penyebab banjir di

    Sungai Ciliwung berasalah dari hujan wilayah aliran dari hulu, dan ROB.

    Pada saat ini usaha yang sudah dilakukan untuk mengurangi debit banjir di Sungai

    Ciliwung dengan melakukan normalisasi, sudetan, pembangunan waduk, dan restorasi sungai.

    Restorasi sungai adalah harmonisasi dari seni dan teknik untuk meningkatkan keindahan dan

    fungsi sungai (Rita Lopa, 2012). Restorasi sungai sebagai salah satu upaya dalam pengendalian

    banjir. Belajar dari pengalaman Jepang dalam upaya mengendalikan banjir dengan restorasi

    sungai (Rita Lopa, 2013). Maka dari itu pada tahun 2012 dilakukan restorasi Sungai Ciliwung

    untuk segmen Mesjid Istiqlal sepanjang 470 meter, dimana restorasi difokuskan kepada ekologi

    sungai. Restorasi ekologi sungai adalah pemantauan terhadap flaura dan fauna. Ekologi sungai

    yang dilakukan pada restorasi Sungai Ciliwung segmen Mesjid Istiqlal, yaitu dengan melakukan

    pengerukan sedimentasi dalam usaha perbaikan kualitas air dan pengembalian palung sungai

    dari sedimen yang menumpuk, hingga setinggi 1,5 meter (Sumber: BBWS Ciliwung-Cisadane,

    2017)

    Pada penelitian ini dilakukan Analisis Perubahan Morfologi Sungai Sebelum dan 5 Tahun

    Setelah Restorasi. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis perubahan morfologi sungai dan

    menganalisis debit banjir pada segmen restorasi.

    LITERATURE REVIEW

    Sungai adalah badan air alamiah tempat mengalirnya air hujan dan air buangan menuju

    laut dan tempat bersemayamnya biotik dan abiotik (Rita Lopa, 2013). Dataran banjir yaitu

    dataran yang sepanjang kiri dan atau kanan sunngai yang tergenangan air pada saat banjir (PU,

    2011).

    Morfologi sungai selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh debit

    yang mengalir, sedimen yang terangkut serta material pembentuk dasar dan tebing sungai

    (Minarni, 2003). Menurut Christopher J. Walsh (2016) Perpindahan daerah tangkapan

    mempengaruhi perubahan morfologi sungai dengan meningkatkan limpasan, mengubah

    sedimen, dan membatasi ruang untuk perubahan saluran.

    Sejarah restorasi sungai dimulai di Negara Eropa dan Amerika (Sungai Rhain, Sungai

    Danube, Sungai Misisipi, dll) (Maryono, 2007). Restorasi sungai merupakan upaya memulihkan

    kawasan sungai yang mengalami kerusakan (degraded) atau terganggu (disturbed) akibat

    aktivitas manusia atau gangguan alam (Basyuni, 2002).

    Menurut Agus (2016), restorasi sungai menawarkan lima konsep untuk meningkatkan

    eksistensi dan mengembalikan esensi sungai melalui restorasi hidrologi, restorasi ekologi,

    http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0169204615002030

  • 3

    restorasi morfologi, restorasi sosial ekonomi, serta restorasi kelembagaan dan peraturan.

    "Tujuan besarnya mengembalikan sungai kepada identitasnya, yaitu sedimen bersih, sehat,

    produktif, lestari, dan bermanfaat untuk semua makhluk hidup.

    METODE PENELITIAN

    Gambaran Umum

    Sungai Ciliwung adalah salah satu sungai yang mengalir melewati wilayah administrasi

    DKI Jakarta. Aliran Sungai Ciliwung melintas di DKI Jakarta dibagi menjadi 3 (tiga) sistem

    aliran, dimana sistem aliran tersebut adalah Aliran Barat, Aliran Tengah, dan Aliran Timur.

    Hulu Sungai Ciliwung, yaitu Gunung Pangrango yang terletak di dataran tinggi antara

    Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung 377

    Km2, dengan panjang sungai utama 109,7 Km, dan kemiringan rata-rata 0,0014 (Sumber:

    BBWS Ciliwung-Cisadane, 2017).

    Sungai Ciliwung Hilir Segmen Mesjid Istiqlal yang direstorasi sepanjang 470 meter.

    Segmen Mesjid Istiqlal merupakan segmen Sungai Ciliwung yang pertama kali direstorasi,

    restorasi dimulai dari 27 Desember 2012. Secara geografis, segmen Mesjid Istiqlal Sungai

    Ciliwung terletak di titik koordinat 6.171400S dan 106.831080E. Keadaan topografi Sungai

    Ciliwung merupakaan daerah yang mempunyai topografi yang berbukit-bukit sampai dengan

    dataran rendah.

    Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian berada di Sungai Ciliwung Segmen Mesjid Istiqlal yang terletak di

    Wilayah Jakarta Pusat DKI Jakarta, seperti yang terlihat pada gambar 1.

    Gambar 1 Peta Lokasi Sungai Ciliwung Hilir Segmen Mesjid Istiqlal

  • 4

    Gambar 2 Lokasi Sungai Ciliwung Hilir Segmen Mesjid Istiqlal

    Gambar 3 Kondisi Sungai Ciliwung Segmen Mesjid Istiqlal Sebelum dan Sesudah di Restorasi

    Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini, yaitu menggunakan metode

    survei lapangan.

    Data Yang Digunakan

    Data Primer yang digunakan berupa data hasil pengukuran topografi sungai yaitu data elevasi

    Sungai Ciliwung, data memanjang Sungai Ciliwung, data penampang melintang Sungai

    Ciliwung, dan elevasi muka air Sungai Ciliwung. Data Sekunder yang digunakan berupa data

    curah hujan, data Luas DAS, data topografi, dan data Sungai lainnya (Dinas PUPR DKI Jakarta,

    2017).

    Alat yang Digunakan

    Alat yang digunakan dalam pengambilan data penelitian ini adalah :

    1. GPS (Global Positioning System)

    Alat ini Digunakan untuk menandai beberapa titik koordinat lokasi.

    2. Theodolit

    Alat ini digunakan untuk pengukuran topografi sungai, sehingga didapatkan peta kontur

    lokasi penelitian.

  • 5

    3. Kamera Digital

    Alat ini digunakan untuk mengambil gambar kondisi sungai di lokasi penelitian.

    4. Meter

    Alat ini Digunakan untuk menentukan jarak pengukuran

    Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dimulai 15 Desember 2016 sampai dengan 28 Desember 2018. Pelaksanaan

    penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:

    Analisis Morfologi Sungai

    Pada tahap analisis fisik sungai ini, dilakukan analisis terkait dengan perubahan dasar

    Sungai Ciliwung sebelum dilakukan restorasi dan setelah 5 tahun restorasi dengan bantuan

    software hec ras. Data yang diperlukan dalam analisis morfologi sungai, yaitu data penampang

    sungai, potongan melintag sungai, dan data elevasi mukai air sebelum dan setelah 5 tahun

    restorasi.

    Analisis Hidrologi

    Tahapan analisis hidrologi dimulai dengan mengolah data curah hujan yang telah ada.

    Kemudian menentukan parameter statistik ( x ,Sd, Cs, Ck, dan Cv) untuk memilih metode

    distribusi frekuensi curah hujan yang sesuai. Distribusi frekuensi curah hujan yang dimaksud

    dalam hal ini adalah metode normal, Log Normal, Log Person tipe III, dan Gumbel tipe I.

    Setelah diperoleh satu metode distribusi frekuensi curah hujan yang sesuai kriteria, langkah

    selanjutnya menguji keakuratan hasil dari metode tersebut dengan menggunakan metode Chi

    Kuadrat dan mencari distribusi hujan jam-jaman dengan menggunakan Metode Mononobe.

    Kemudian hasil tersebut digunakan untuk mencari debit banjir rencana dengan metode rasional.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Analisis Morfologi Sungai

    Berdasarkan hasil survei pada Bulan Agustus 2018 didapatkan data dimensi sungai, koordinat,

    dan kondisi eksisiting sungai. Di bawah ini gambar 4 merupakan hasil analisis morfologi 5

    tahun setelah dilakukan restorasi pada segmen Mesjid Istiqlal berdasarkan simulasi

    menggunakan program hec ras.

  • 6

    0 2 4 6 8 10 12 14 160

    5

    10

    15

    20

    Saluran Sebelum Restorasi Plan: Plan 01 ST A 0+000

    Station (ft)

    Ele

    vatio

    n (ft

    )

    Legend

    Ground

    Bank Sta

    .02

    0 2 4 6 8 10 12 14 160

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    Saluran Setelah Restorasi Plan: ST A 0 + 00

    Station (ft)

    Ele

    va

    tio

    n (ft

    )

    Legend

    Ground

    Bank Sta

    .02

    0 5 10 15 20 25 300

    5

    10

    15

    20

    Saluran Setelah Restorasi Plan: ST A 0 + 094

    Station (ft)

    Ele

    vatio

    n (ft

    )

    Legend

    Ground

    Bank Sta

    .02

    0 5 10 15 20 25 300

    5

    10

    15

    20

    Saluran Sebelum Restorasi Plan: Plan 01 ST A 0 + 141

    Station (ft)

    Ele

    va

    tio

    n (ft

    )

    Legend

    Ground

    Bank Sta

    .02

    0 5 10 15 20 25 300

    5

    10

    15

    20

    Saluran Setelah Restorasi Plan: ST A 0 + 141

    Station (ft)

    Ele

    va

    tio

    n (ft

    )

    Legend

    Ground

    Bank Sta

    .02

    0 5 10 15 20 25 300

    5

    10

    15

    20

    Saluran Setelah Restorasi Plan: ST A 0 + 188

    Station (ft)

    Ele

    vatio

    n (ft

    )

    Legend

    Ground

    Bank Sta

    .02

    0 5 10 15 20 25 300

    5

    10

    15

    20

    Saluran Sebelum Restorasi Plan: Plan 01 ST A 0 + 188

    Station (ft)

    Ele

    vatio

    n (ft

    )

    Legend

    Ground

    Bank Sta

    .02

    0 5 10 15 20 25 30 35 400

    5

    10

    15

    20

    Saluran Sebelum Restorasi Plan: Plan 01 ST A 0 + 094

    Station (ft)

    Ele

    va

    tio

    n (ft

    )

    Legend

    Ground

    Bank Sta

    .02

  • 7

    Gambar 4 Entrenchment Ratio Tipe Sungai Sebelum dan 5 Tahun Sesudah Restorasi

    Gambar 5 Material Penyusun Dasar Sungai

    Analisis Hidrologi

    Curah Hujan Rata-rata Wilayah

    Pada analisis ini data curah hujan yang digunakan dari 2 stasiun pengamatan terdekat

    lokasi, yaitu stasiun Manggarai dan Stasiun Istana. Dari data curah hujan maksimum setiap

    tahunnya kemudian dengan metode aljabar, diperoleh nilai curah hujan maksimum tahunan.

    Tabel 1 Curah Hujan Maksimum Tahunan

    Tahun Sta. Manggarai (mm) Sta Istana (mm) Curah Hujan Rata-Rata (mm)

    2008 182.5 150 166

    2009 92 140 116

    2010 114 105 110

    2011 97 85 91

    2012 90 102 96

    2013 153 218 186

    2014 138 153 146

    2015 214 137 176

    2016 120 114 117

    2017 166 120 143

    0 5 10 15 20 25 30 350

    5

    10

    15

    20

    Saluran Sebelum Restorasi Plan: Plan 01 ST A 0 + 470

    Station (ft)

    Ele

    vatio

    n (ft

    )

    Legend

    Ground

    Bank Sta

    .02

    0 5 10 15 20 25 30 350

    5

    10

    15

    20

    Saluran Setelah Restorasi Plan: ST A 0 + 470

    Station (ft)

    Ele

    vatio

    n (ft

    )

    Legend

    Ground

    Bank Sta

    .02

  • 8

    Perhitungan Dispersi

    Perhitungan dispersi. meliputi menghitung Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Koefisien

    Variasi, Koefisien Skewness, dan Koefisien Kurtosis.

    1. Nilai Rata-Rata

    2. Standar Deviasi

    1-n

    )X - (Xi S

    2_

    3. Koefisien Variasi

    4. Koefisien Kemencengan

    3

    3_

    S2-n1-n

    )X - (Xin Cs

    5. Koefisien Kurtosis

    4

    4_

    2

    KS3-n 2-n1-n

    )X - (Xi n C

  • 9

    Berdasarkan hasil perhitungan dispersi, didapat nilai Cs sebesar 0,2497 dan nilai Ck

    sebesar 2,66. Kemudian tahap selanjutnya dilihat syarat distribusi untuk masing-masing jenis

    distribusi frekuensinya. Hasil pemilihan jenis distribusi dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:

    Tabel 3 Hasil Pemilihan Jenis Distribusi

    Jenis Distribusi Frekuensi Hasil

    Distribusi Normal Tidak memenuhi

    Distribusi Log Normal Tidak memenuhi

    Distribusi Gumbel Tidak memenuhi

    Distribusi Log Person III Memenuhi

    Perhitungan Curah Hujan Maksimum Periode Ulang dengan Metode Log Person Type III

    Metode Perhitungan Log Person Type III untuk menganalisis hujan rencana, pada metode

    ini telah diperhitungkan nilai rata-rata ( x ) dan Standar Deviasi (S), dan nilai K (Koefisien Log

    Person Type III), maka besarnya curah hujan rencana untuk periode T tahun dapat dihitung

    dengan rumus dibawah ini:

    ST

    KXT

    X

    Tabel 4 Nilai Curah Hujan Rencana Distribusi Log Person III

    Periode Ulang KT x Sd XT (mm)

    2 -0.0415

    134,0,2787 33,55

    133,30

    5 0.827 162,44

    10 1.305 178,48

    25 1,833 196,19

    50 2,185 208,00

    100 2,508 218,84

    Uji Kesesuaian Distribusi

    Uji kesesuaian distrbusi yang digunakan, yaitu keselarasan Chi Kuadrat. Berikut hasil

    perhitungan uji keselarasan dengan metide Chi Kuadrat:

    Tabel 5 Hasil Perhitungan dengan Metode Chi Kuadrat

  • 10

    Nilai Batas Tiap Kelas Ei Oi Oi-Ei ((Oi-Ei)^2)/ Ei

    186

  • 11

    Gambar 6 Grafik Perbandingan Debit Banjir Sebelum dan Setelah 5 Tahun Restorasi

    SIMPULAN DAN SARAN

    SIMPULAN

    Berdasarkan hasil analisis dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan

    morfologi sungai sebelum dan setelah 5 tahun dilakukan restorasi. Perubahan yang terjadi

    disebabkan oleh kondisi kemiringan yang landai 0,0084 dan kecepatan aliran 0,06 m/detik,

    dengan dasar sungai material lumpur alluvial dengan ketinggian sedimen 0,7 meter, jika

    dibandingkan sebelum restorasi setinggi 1,5 meter, sehingga restorasi sungai dapat mereduksi

    sedimen sebesar 46,67%. Hasil analisis hidrologi didapatkan intensitas hujan 18,74 mm/jam

    dengan waktu konsentrasi 6 jam, maka debit banjir setelah dilakukan restorasi dengan periode

    ulang 10 tahun sebesar 468,86 m3/detik, sedangkan debit banjir sebelum restorasi 506 m3/detik,

    sehingga restorasi debit banjir periode ulang 10 tahun dapat mereduksi banjir sebesar 7,41%.

    SARAN

    Perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait dengan model pengaruh morfologi sungai sebelum

    dan setelah dilakukan restorasi, guna untuk evaluasi mengetahui tingkat efektivitas restorasi

    sungai terhadap reduksi banjir.

    DAFTAR PUSTAKA

    Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University

    Press, Yogyakarta.

    Chow Ven Te, 1989, Hidrolika Saluran Terbuka (Open Channel Hydrolics) Terjemahan.

    Erlangga, Jakarta

    2 5 10 25 50 100

    Debit Sebelum Restorasi 359 448 506 562 628 678

    Debit Setelah Restorasi 350,191 426,735 468,863 515,397 546,421 574,887

    Reduksi Debit Banjir 2,34% 4,76% 7,41% 8,26% 13,04% 15,25%

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    Deb

    it B

    anjir

    (m3/d

    etik

    )

    Periode Ulang ( tahun)

  • 12

    Egi. 2013 “Kearifan Lokal dalam Pengendalian Banjir Di Jakarta”. https://issuu.com/

    docs/egi_2013_single_rev_. Diakses tanggal 9 Desember 2016.

    Kondolf M.G. 2000. Learning from River Restoration Project.

    Khoirun Nikmah, Siti.2010 “Studi Sungai Ciliwung”. Infid. Jakarta

    Maulina Megawati, Yuneri. “Evaluasi Kapasitas Tampungan Maksimum Sungai Dan Saluran

    Drainase Terhadap Banjir Maksimum (Studi Kasus DAS Way Kuala Garuntang Bandar

    Lampung). Jurnal Teknik Pertanian Universitas Lampung. Lampung

    R.D. Hy. 2004. Applicability of Geomorphological Procedures for River Restoration

    Rita Lopa, 2012. An Evaluation of River Restoration Effectiveness in a Housing Land

    Development Area, Kyushu University, Japan.

    Rita Lopa, 2013. Belajar dari Pengalaman Jepang dalam upaya Mengendalikan Banjir dengan

    Restorasi Sungai, Proceeding HATHI.

    Salim Tuang Hang. 2006. Pemodelan Hubungan Hujan, Limpasan, dan Kapasitas Erosi pada

    Suatu DAS yang Masuk ke Palung Sungai. ITB Sains dan Teknik. Bandung

    Soewarno. 1995 “Hidrologi, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data. Jilid 1.” Penerbit

    Nova. Bandung

    Sri Harto, B. 1993. Analisis Hidrologi. PT. Gramedia Utama, Jakarta.

    Sulianti, Ika. 2008. Perbandingan Beberapa Metode Penelusuran Banjir Secara Hidrologi (Studi

    Kasus Sungai Belitang di Sub DAS Komering). Jurnal Silip Vol.3. No.1

    Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Andi offset. Yogyakarta.

    Triatmodjo, Bambang, 2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta

    Waryono Tarsoeh. 2002. Konsepsi Restorasi Ekologi Kawasan Penyangga Sempadan Sungai di

    DKI Jakarta. Jakarta

    Zamroni, Fahmi. 2013. “Analisa Pengendalian Banjir Kali Ciliwung” Jurnal Teknik Pengairan

    Universitas Brawijaya. Malang