Upload
reza-abdillah
View
58
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
batik
Citation preview
Motif Batik Sida Mukti
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para
pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif
berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya
adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Motif Batik Sida Luhur
Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang
tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.
Motif Batik Sekar Jagad
Motif Sekar Jagad mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang
melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya
berasal dari kata “kar jagad” (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga
melambangkan keragaman diseluruh dunia.
Motif Batik Semen Rama
Motif Semen dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang
berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen.
Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan
atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara,
seperti garuda, burung dan mega mendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yang
berhubungan dengan laut atau air, seperti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut
kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut
adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas
tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak
benar/dipenuhi angkara murka.
Selain makna tersebut motif Semen Rama (dibaca Semen Romo) sendiri seringkali
dihubungkan dengan cerita Ramayana yang sarat dengan ajaran Hastha Brata atau ajaran
keutamaanmelalui delapan jalan.Ajaran ini adalah wejangan keutamaan dari Ramawijaya
kepada Wibisana ketika dinobatkan menjadi raja Alengka. Jadi “Semen Romo” mengandung
ajaran sifat-sifat utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja atau pemimpin rakyat.
Motif Truntum
Boleh dibilang motif truntum merupakan simbol dari cinta yang bersemi kembali. Menurut
kisahnya, motif ini diciptakan oleh seorang Ratu Keraton Yogyakarta.
Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh Raja, merasa dilupakan oleh Raja yang
telah mempunyai kekasih baru. Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, Ratu
pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentukbintang-bintang di
langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan Ratu dalam
membatik menarik perhatian Raja yang kemudian mulai mendekati Ratu untuk melihat
pembatikannya. Sejak itu Raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu,
sedikit demi sedikit kasih sayang Raja terhadap Ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta
raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Truntum, sebagai
lambang cinta Raja yang bersemi kembali
Batik Mega Mendung
Hampir di seluruh wilayah Jawa memiliki kekayaan budaya batik yang khas. tentu saja ada
daerah-daerah yang lebih menonjol seperti Solo, Yogya, dan Pekalongan. tetapi kekayaan
seni batik daerah Cirebon juga tidak kalah dibanding kota-kota lainnya.
Menurut sejarahnya, di daerah cirebon terdapat pelabuhan yang ramai disinggahi berbagai
pendatang dari dalam maupun luar negri. Salah satu pendatang yang cukup berpengaruh
adalah pendatang dari Cina yang membawa kepercayaan dan seni dari negerinya.
Dalam Sejarah diterangkan bahwa Sunan Gunung Jati yang mengembangkan ajaran Islam di
daerah Cirebon menikah dengan seorang putri Cina Bernama Ong TIe. Istri beliau ini sangat
menaruh perhatian pada bidang seni, khususnya keramik. Motif-motif pada keramik yang
dibawa dari negeri cina ini akhirnya mempengaruhi motif-motif batik hingga terjadi
perpaduan antara kebudayaan Cirebon-Cina.
Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega Mendung atau
Awan-awanan. Pada motif ini dapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya
selera cina.
Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan yang di nanti-natikan sebagai
pembawa kesuburan, dan pemberi kehidupan. Motif ini didominasi dengan warna biru, mulai
biru muda hingg biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air
hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya
kehidupan.
Batik Jlamprang
Motif – motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik adalah salah satu batik yang
cukup popular diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Batik ini merupakan
pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk
bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat.
Batik Jlamprang ini diabadikan menjadi salah satu jalan di Pekalongan.
Batik Remukan
Kekayaan variasi batik memang sangat luas. Salah satu jenis teknik pembuatan batik yang
cukup unik adalah batik remukan. Disebut remukan karena proses pembuatan batik ini telah
dimodifikasi, yaitu dengan memecahkan malam pada pola batik yang telah kering, sehingga
pada proses pencelupan warnanya meresap pada retakan malam yang telah terbentuk, seperti
yang terlihat pada contoh gambar
Motif Batik Pringgondani
Pringgondani adalah nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif ini
biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga-
coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga.
Motif Batik Babon Angrem
Babon Angrem terdiri dari kata “babon” (induk ayam) dan “angrem” (mengerami telur),
sehingga motif ini melambangkan induk ayam yang sedang mengerami telurnya. Maknanya
adalah manusia hendaknya bersabar, seperti sabarnya seekor induk ayam yang sedang
mengerami telurnya hingga menetas.
Batik Sogan
Adalah salah satu jenis batik bernuansa klasik dengan warna dominan variasi dari warna
coklat. Dinamakan batik sogan karena pada awal mulanya, proses pewarnaan batik ini
menggunakan pewarna alami yang diambil dari batang kayu pohon soga tingi. Batik Sogan
memang jenis batik yang identik dengan daerah keraton Jawa yaitu Yogyakarta dan Solo,
motifnya pun biasanya mengikuti pakem motif-motif klasik keraton. Sogan Yogya dan Solo
juga dapat dibedakan dari warnanya. Biasanya sogan Yogya dominan berwarna coklat tua-
kehitaman dan putih, sedangkan sogan Solo berwarna coklat-oranye dan coklat. Batik sogan
yang klasik ini memang selalu banyak peminatnya dan langgeng tanpa mengenal musim,
selalu ada pecinta jenis batik ini. Walaupun ada batik pesisiran yang lebih dinamis baik
warna maupun motifnya yang kontemporer dan eksotis.
Batik Sudagaran
Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk
menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar.
Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat
umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan berani dalam pemilihan bentuk, stilisasi
atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga
dan biru tua.
Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam
menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan
isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat
indah.
Batik Petani
Batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah di kala tidak pergi ke
sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus.
Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak
profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.
Batik Jawa Baru
Setelah Perang Dunia II usai, Jepang takluk dan angkat kaki dari Indonesia, batik sebagai
industri mengalami masa surut. Namun, motif-motif batik terus berkembang, mengikuti
suasana. Ketika itu juga muncul istilah seperti batik nasional dan batik Jawa baru. Batik Jawa
baru bisa disebut sebagai evolusi dari batik Hokokai. Pada tahun 1950-an batik yang
dihasilkan masih menunjukkan pengaruh batik Hokokai yaitu dalam pemilihan motif, tetapi
isen-isen-nya tidak serapat batik Hokokai.
Batik Jawa Hokokai
Pada masa penjajahan Jepang di pesisir Utara Jawa lahir ragam batik tulis yang disebut batik
Hokokai. Motif dominan adalah bunga seperti bunga sakura dan krisan. Hampir semua batik
Jawa Hokokai memakai latar belakang (isen-isen) yang sangat detail seperti motif parang dan
kawung di bagian tengah dan tepiannya masih diisi lagi, misalnya motif bunga padi.
Lasem Sekar Jagad
Kombinasi dari berbagai macam bunga dan kupu-kupu. Batik dengan motif kombinasi ini
dibuat di Lasem, sebuah kota kecil di Jawa Tengah.