Motioning forward with strong determination on profit sustainability.

/ANNUAL REPORT/2008

03

Daftar IsiTable of Content

050608141628404658

Lembar Penandatanganan Laporan Tahunan 2008Signatory Sheet Annual Report 2008

Sambutan Komisaris Utama Greetings from President Commisioner

Sambutan Direktur UtamaGreetings from President Director

Ikhtisar Keuangan & KinerjaFinancial & Performance Highlight

Sekilas PT Pertamina Geothermal EnergyPT Pertamina Geothermal Energy at A Glance

Kinerja 20082008 Performance

Sumberdaya PerusahaanCompany’s Resources

K3LL dan Tanggung Jawab Sosial PerusahaanHSE and Corporate Social Rensponsibility

LampiranAttachments

Motioning forward with strong determination on profit sustainability

Based on the issuance of the government’s policy regarding attractive geothermal tariff, PERTAMINA

GEOTHERMAL ENERGY shows positive response to the policy through increment of its business

activities/conducts, in attaining a sustainable profit.

Lembar Penandatanganan Laporan Tahunan 2008

Haposan Napitupulu

Komisaris Utama/President Commisioner

R. Sukhyar

Komisaris/Commisioner

Budi W. Soetjipto

Komisaris/Commisioner

Evita M. Tagor

Komisaris/Commisioner

Abadi Poernomo

Direktur Utama/President Director

Suroto

Direktur Perencanaan

dan Pengembangan/

Director of Planning

and Development

Suryadarma Zainal Abidin

Direktur Operasi/

Director of Operation

Andri T. Hidayat

Direktur Keuangan/

Director of Finance

Signatory Sheet Annual Report 2008

05

We should thank God the Almighty for all the successful outcomes that have been accomplished by PT Pertamina

Geothermal (PGE) throughout year 2008. A 17 percent increase in performance indicated that we have been

on the right track for our operation.

A number of external factors have indeed supported the positive progress. Without all our hard works, all the

supporting factors will be meaningless. So with respect to that, we would like to express our highest appreciation

to all management levels.

We would also like to express our highest gratification to the success of the 60 MWe Unit 4 Kamojang Geothermal

Power, that has been self managed by the PGE best people. We, the Board of Commissioner really support

the overall geothermal development scheme, with the reason being that through own turbine development

and operation we would be more assure of our capability in turning steam to electricity power. In other words,

we have depth knowledge of the upstream side that is the steam production and the midstream side that is

the power plant, while considering the downstream side that is the transmission should preferably still be handled

by PLN (the Indonesia Power Corporation).

Production wise, the increase in production should be followed by proper environmental management, whereas

its apropriate implementation has been proven by the award received for environmental category. In the long run,

we hope to continously enhance and maintain the good image as an energy company that puts clean environment

as first priority.

Popularity of geothermal energy source has been increasingly recognized by both the public and the government,

something that we should be grateful to, as such alternate energy can ease our efforts in developing geothermal

energy initiative. On the other hand, we also have to be responsive in carrying out our operation activity because

the better our reputation is, the more sensitive the surrounding society will be. We seriously support and appreciate

the management’s success in their Corporate Social Responsibility underway, which will become our facility in

approaching the society.

Last but not least let us march up and line up in realizing the year 2014 objective to becoming a “World Class

Geothermal Energy Enterprise”.

Jakarta, December 2008

Haposan Napitupulu

President Commissioner

07

Marilah kita ucapkan syukur kepada Tuhan YME atas sejumlah keberhasilan yang sudah dicapai

PT Pertamina Geothermal Energy sepanjang 2008. Dengan peningkatan kinerja sebesar 17 persen,

itu menunjukkan bahwa kita sudah berada di jalur yang benar dalam menjalankan perusahaan ini.

Sejumlah faktor luar memang cukup mendukung perkembangan positif ini. Sebut saja misalnya

penetapan harga jual listrik yang dibangkitkan dengan energi geothermal, yang dikeluarkan pemerintah

pada 9 Mei 2008. Namun tanpa kerja keras kita semua, segala faktor pendukung hanyalah akan sia-sia

belaka. Untuk itu kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada jajaran manajemen.

Kami juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas keberhasilan beroperasinya

Pembangkit Listrik Geothermal Unit 4 Kamojang sebesar 60 MWe yang dikelola sendiri oleh pekerja-

pekerja terbaik PT Pertamina Geothermal Energy. Kami, jajaran komisaris, sangat mendukung skema

pengembangan geothermal secara total project ini, karena dengan membangun dan mengoperasikan

turbin sendiri maka kita akan memiliki kepastian lebih tinggi kapan akan menyalurkan uap untuk

menjadi listrik. Dengan demikian sisi upstream -- yaitu produksi uapnya -- dan sisi midstream, yaitu

pembangkit listriknya kita kuasai. Sedangkan sisi downstream, yaitu transmisinya memang selayaknya

tetap di tangan PLN.

Peningkatan produksi harus disertai pengelolaan lingkungan yang tepat. Hal tersebut telah dijalankan

dengan baik, terbukti dengan diterimanya sejumlah penghargaan di bidang lingkungan. Kami berharap

untuk terus ditingkatkan sehingga citra sebagai pengelola energi yang bersih lingkungan tetap terjaga

dengan baik.

Popularitas energi geothermal semakin meningkat di masyarakat maupun di pemerintahan, hal ini patut

kita syukuri, karena itu akan mempermudah upaya kita mengembangkan energi geothermal. Namun

di sisi lain, kita juga mesti berhati-hati dalam menjalankan kegiatan operasi, karena popularitas akan

meningkatkan sensitivitas masyarakat terhadap kegiatan kita. Untuk itu kami sangat mendukung &

menghargai keberhasilan manajemen dalam mengelola kegiatan Corporate Social Responsibility, hal ini

menjadi sarana pendekatkan kita kepada masyarakat.

Akhir kata marilah kita perkuat barisan dan menyatukan tekad untuk mewujudkan “World Class

Geothermal Energy Enterprise” pada 2014.

Jakarta, Desember 2008

Haposan Napitupulu

Komisaris Utama

Greetings from President Commisioner

Sambutan Komisaris Utama

Sepanjang 2008 perusahaan telah menjalankan bisnisnya dengan

kinerja yang baik. Pada tahun ini PT Pertamina Geothermal

Energy memproduksi uap dari operasi sendiri (own operation)

sebesar 14,74 juta ton atau setara dengan 1,954 Giga Watt

hour (GWh) dan dari Kontrak Operasi Bersama (KOB) sebesar

44,63 juta ton atau setara dengan 6,034 GWh. Pencapaian

ini merupakan peningkatan sebesar 59 persen dibanding

kinerja 2007 untuk own operation, sedangkan untuk

produksi KOB mengalami peningkatan sebesar

11 persen dibanding kinerja 2007.

Seluruh jajaran perusahaan telah bersepakat

untuk mewujudkan “World Class Geothermal

Energy Enterprise” pada 2014. Untuk mencapai

tahapan itu, maka pada 2011 perusahaan harus

telah menjadi “Centre of excellence for Indonesia

Geothermal Industry”. Tahapan-tahapan ini bukanlah

sesuatu yang mudah dicapai, namun kami percaya bisa

mencapainya dengan kerja keras.

Throughout 2008, the company was able to show a satisfying business

performance. This year PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) produced

geothermal energy for as much as 14.74 million of tons or equivalent to 1.954 Giga

Watt Hour (GWh) from own operation, and produced 44.63 million of tons or equivalent to

6.034 GWh from Joint Operating Contract (JOC). The accomplishment showed an increase by

59 percent compared to 2007 own operation performance, while the JOC’s production increased

by 11 percent compared to 2007.

We, at all levels, have agreed to realize the “World Class Geothermal Energy Enterprise” objective in 2014.

To achieve that, the Company will have to become the “Centre of Excellence for Indonesia Geothermal

Industry” by year 2011. The phases need huge efforts to accomplish, but we believe that with strong deter-

mination the goal will be achievable.

Sambutan Direktur Utama Greetings from President Director

11

On 10 December 2008 (the same day as Pertamina’s 51st Anniversary), we also received a silver-rank Award

on Good Environmental Management to the Geothermal Area, rewarded by Directorate General of Mineral,

Coal and Geothermal to Kamojang and Lahendong geothermal fields. In addition, Sibayak Area received an

award on improved environmental management initiatives. The silver-rank award was also given to Joint

Operation Contractors Chevron Geothermal Salak, Ltd. and Chevron Geothermal, Ltd., while a gold-rank

award was received by Magma Nusantara, Ltd.

In 2008, PROPER HIJAU recognition was also being rewarded to Kamojang and Lahendong Goethermal

areas. The award recognition proved our good implementation on operations, which in future needs to be

constantly maintained and upgraded.

Other recognitions included “PKBL North Sulawesi Award”, for the category of “The Best Field Administrator

and Instructor” given to Lahendong Geothermal Field on 4 November 2008.

In line with the efforts of implementing a healthy and an ethical business practices, the Board of

Commissioners, Directors, management and all our workers have committed to develop and implement

Good Corporate Governance in every business activity. Some of the efforts related to the GCG implementa-

Di luar yang berkaitan dengan produksi geothermal, perusahaan juga telah menoreh prestasi

membanggakan sebagai hasil kerja keras dan budaya kerja unggulan yang diterapkan. Di antaranya

berhasil memperoleh penghargaan Padma Emas dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Penghargaan ini diperoleh karena perusahaan dapat membantu memberdayakan petani di sekitar

lokasi geothermal di Lahendong.

Penghargaan yang bergengsi juga diperoleh perusahaan pada tanggal 10 Desember 2008,

bertepatan dengan ulang tahun ke 51 Pertamina, berupa penghargaan dari Dirjen Minerbapabum

dengan tingkatan perak (utama). Lapangan yang memperoleh penghargaan tersebut adalah:

Lapangan Geothermal Kamojang dan Lahendong untuk kategori pengelolaan lingkungan kegiatan

geothermal. Area Sibayak memperoleh penghargaan peningkatan upaya pengelolaan lingkungan.

Penghargaan perak juga didapatkan oleh Kontraktor Operasi Bersama (KOB) Chevron Geothermal

Salak, Ltd. serta Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. dan Magma Nusantara, Ltd. memperoleh

penghargaan emas.

Penganugerahan PROPER HIJAU pada tahun 2008 juga diperoleh oleh Area Kamojang dan

Area Lahendong. Penghargaan ini merupakan suatu bukti sistem operasi yang telah diterapkan

sudah baik dan perlu dipertahankan serta ditingkatkan.

Penghargaan lainnya yang diperoleh adalah “PKBL Award Sulawesi Utara” untuk kriteria:

”Pengelola & Pembina Terbaik” yang diserahkan pada Area Geothermal Lahendong tanggal

4 November 2008.

We are proud of such an astounding result shown by Unit 4 Kamojang Geothermal Power Plant,

which recorded 60 MWe and managed by PGE’s best employees. To date, PGE is now able to generate a total

of 272 MWe electricity-based power plant. The achievement that we all should continually upgrade each

year in accomplishing our future goal of generating 1,342 MWe in 2014.

Therefore, an exploration and exploitation followed by production testing will still be running in other

geothermal fields. At the end of 2008, the Company has recorded a success in production testing conducted

at UBL 2 and 3 wells in Ulubelu Goethermal Fields, in Lampung. Both wells produced more than 20 MWe

electricity power. Meanwhile, the production testing will next be followed by other geothermal fields,

such as by Lumut Balai in South Sumatra.

Financial wise, PGE’s satisfying performance all through 2008 was indicated by the achieving profit before

goverment’s portion at Rp 1.28 trillion, at performance level category as HEALTHY, of AA nomination.

Our accomplishment extended to non-production areas resulted from the excellent performance and

the work culture being implemented. Hence we received Golden Padma Award from the Minister of Energy

and Mineral Resources for empowering the local farmers around Lahendong geothermal field.

Prestasi kerja pada 2008 yang membanggakan adalah keberhasilan beroperasinya Pembangkit Listrik

Geothermal Unit 4 Kamojang sebesar 60 MWe yang dikelola sendiri oleh pekerja-pekerja terbaik PT

Pertamina Geothermal Energy. Sehingga saat ini secara total PGE telah membangkitkan listrik sebesar

272 MWe. Prestasi ini harus terus ditingkatkan dari tahun ke tahun untuk mencapai target membangkitkan

1.342 MWe pada 2014.

Untuk itu eksplorasi dan ekploitasi yang dilanjutkan dengan uji produksi terus dilaksanakan di lapangan

geothermal lainnya. Pada akhir 2008 perusahaan telah berhasil melakukan uji produksi sumur UBL 2 &

3 di Lapangan Geothermal Ulubelu Lampung. Kedua sumur ini dapat menghasilkan listrik lebih dari 20

MWe. Sementara lapangan geothermal lain yang akan segera menyusul uji produksi adalah Lumut Balai

di provinsi Sumatera Selatan.

Di sisi kinerja keuangan, pada 2008 sangat memuaskan di mana pencapaian laba sebelum

bagian pemerintah sebesar Rp 1,28 triliun dengan tingkat kinerja perusahaan SEHAT dengan

nominasi AA.

We highly respect ethical business values through our business conducts.

tion and development initiatives, were the development of GCG infrastructure through Code of Corporate

Governance (CoCG) and Code of Conduct (CoC), the socialization and internalization of both Codes, as well

as GCG assessment by an independent body with result 60.86 out of 100 total score. The assessment was

categorized “Adequate” and I hope our achievement can continually be improved.

May ALLAH SUBHANNA WA TA’ALA will always be with us, as nothing will pertain or be fulfilled, that is not

in ALLAH’s willing.

Thank you.

Wassalamualaikum wr wb

Abadi Poernomo

Direktur Utama

President Director

13

Dalam upaya menjalankan praktik-praktik bisnis yang sehat dan beretika, Komisaris, Direksi

dan segenap jajaran manajemen dan pekerja telah berkomitmen untuk mengembangkan dan

menerapkan Good Corporate Governance (GCG) pada setiap aktivitas bisnis korporasi. Beberapa upaya

yang dilakukan terkait dengan penerapan dan pengembangan GCG adalah membangun infrastruktur

GCG berupa Penetapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance/CoCG) dan

Pedoman Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct/CoC), sosialisasi dan internalisasi pedoman

tersebut, serta assessment atau penilaian GCG oleh pihak independen dengan nilai capaian 60,86

dari total nilai 100. Penilaian ini termasuk dalam predikat “Cukup”. Saya berharap upaya ini terus

ditingkatkan.

Semoga ALLAH SUBHANNA WA TA’ALA selalu meridhai kerja kita. Tiada daya dan upaya manusia,

hanya kepada ALLAH lah kembali semuanya.

Terimakasih.

Wassalamualaikum wr wb

We are confident that through consistent hard work, we can become the ‘centre of excellence for Indonesia Geothermal Industry’.

15

Ikhtisar Keuangan & KinerjaFinancial & Performance Highlight

1,861,98GeothermalPanasbumi

BIAYA PRODUKSI ( PRODUCTION COST) (US$/ton)Operasi Sendiri (Own Operation)

353850Earning Affter TaxLaba Setelah Pajak

5331.279Earning Before TaxLaba Sebelum Pajak

2658Other Income andExpenses

Pendapatan dan Biaya-biaya Lain

5071.221Operating IncomeLaba Usaha

2.4633.227CostBiaya

2.9704.448RevenuePendapatan

RP (miliar/billion)

20072008PROFIT/LOSSLABA/RUGI

Belum diaudit Unauditted

Ikhtisar Keuangan PT Pertamina Geothermal EnergyPT Pertamina Geothermal Energy Financial Highlight

Ikhtisar Kinerja PT Pertamina Geothermal EnergyPT Pertamina Geothermal Energy Performance Highlight

5.455.836

41.191.675

2

2007

6.034.364

44.634.492

11

2008

MWh (listrik/electricity)

ton (uap/steam)

sumur/well

SATUAN/UNIT

Produksi Kontrak Operasi Bersama/Joint Operating Contract Production

Produksi Operasi Sendiri/Own Operation Production

Pengeboran/Drilling

DESKRIPSI/DESCRIPTION

1.228.143

9.528.916

1.954.046

14.737.756

MWh (listrik/electricity)

ton (uap/steam)

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) adalah anak perusahaan PT Pertamina

(Persero) yang berdiri sejak 2006. PT PGE mendapat amanat dari pemerintah

untuk mengembangkan 15 Wilayah Kuasa Pertambangan Geothermal di Indonesia.

Perusahaan yang menyediakan energi tanpa polusi ini, 90 persen sahamnya

dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) dan 10 persen dimiliki oleh PT Pertamina

Dana Ventura. Tujuan pendirian perusahaan selain untuk memperoleh

keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan bisnis secara efekif dan efisien,

juga untuk meningkatkan peran PT Pertamina (Persero) di bidang geothermal

dalam menunjang pemenuhan kebutuhan energi nasional.

We have been committed to strengthen our substantial presence by focusing on supplying energy to the wide communities in Indonesia.

Sekilas PT Pertamina Geothermal Energy PT Pertamina Geothermal Energy at A Glance

Established in 2006, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) is a subsidiary

of PT Pertamina (Persero). The Government has entrusted PGE to develop

15 Geothermal Mining Areas in Indonesia. The Company provides environmental

friendly energy, as its 90 percent shares owned by PT Pertamina (Persero)

and the rest 10 percent owned by PT Pertamina Dana Ventura. It is our aim

to generate profit on the base of effective and efficient business management

principle, as well as to strengthen the position of PT Pertamina (Persero)

in meeting the national energy demand.

19

By 2014, the Company is targeting at becoming a “World Class Geothermal Energy Enterprise”,

through optimum enhancement of geothermal energy operation, that is environmentally sound

manner and adding the stakeholder’s value.

The new geothermal energy milestone was initially marked with the launching of Kamojang

Geothermal Field on 29 January 1983, followed by the opening of Geothermal Power Plant

(PLTP) Unit-1 (30MW) on 7 February 1983. Within the next five years, two other units have been

in operations, each with 55 MW capacity. Next is Sumatran’s first time 2 MW of Monoblok power

plant in Sibayak-Brastagi area, then Unit-1 20 MW power plant in Lahendong, North Sulawesi

in August 2001.

PGE owns 15 Geothermal Mining Areas, which are Sibayak-Sinabung, Sibualbuali-Sarulla, Sungai

Penuh, TB Sawah-Hululais, Lumut Balai-Margabayur, Waypanas Ulubelu, Pengalengan Wayang

Windu, Kamojang –Darajat, Karaha- Cakrabuana, Dieng, Iyang Argopuro, Tabanan/Bedugul – Bali,

Lahendong, Kotamobagu and Cibeureum Parbakti.

To date, the Company has recorded potential geothermal energy resources for around 27,000 MW,

spread across 70 (seventy) prospective areas in Indonesia, to which 9,100 MW is among those

identified as the ready-to-develop potential reserves. In Indonesia, goethermal energy use has

reached only 997 MW or around 15% of the potential reserves or 4% of the identified potential

resources.

As per December 2008, PGE owned three operating fields, which have successfully generate

electric power. Those three fields are: Kamojang Field in West Java that has been active since

1983 and has transmitted 200 MWe of electricity, Lahendong Field in North Sulawesi that

has contributed 40 MWe of electricity, and Sibayak in North Sumatra that has generated

12 MWe of electricity.

Sasaran yang hendak dicapai pada 2014 adalah “World Class Geothermal Energy Enterprise”,

melalui usaha pengembangan energi geothermal secara optimal yang berwawasan lingkungan dan

memberikan nilai tambah bagi stakeholder.

Era baru bagi energi geothermal diawali dengan peresmian Lapangan Geothermal Kamojang pada

29 Januari 1983 dan diikuti dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal (PLTP)

Unit-1 (30 MW) pada 7 Februari 1983. Lima tahun kemudian dua unit beroperasi dengan kapasitas

masing-masing 55 MW. Di Sumatera untuk pertama kali beroperasi Monoblok 2 MW di daerah Sibayak-

Brastagi sebagai power plant pertama dan pada Agustus 2001 PLTP Unit-1 20 MW beroperasi di daerah

Lahendong, Sulawesi Utara.

PT Pertamina Geothermal Energy memiliki hak pengelolaan atas 15 Wilayah Kuasa Pertambangan

(WKP) yaitu Sibayak-Sinabung, Sibualbuali-Sarulla, Sungai Penuh, TB Sawah-Hululais, Lumut Balai-

Margabayur, Waypanas Ulubelu, Pengalengan Wayang Windu, Kamojang –Darajat, Karaha-Cakrabuana,

Dieng, Iyang Argopuro, Tabanan/Bedugul – Bali, Lahendong, Kotamobagu dan Cibeureum Parbakti.

Hingga saat ini telah diinventarisasi potensi sumberdaya energi geothermal sebesar kurang lebih

27.000 MW yang tersebar di 70 (tujuh puluh) prospek di seluruh Indonesia. Sebesar 9.100 MW di

antaranya teridentifikasi sebagai cadangan potensial yang siap untuk dikembangkan. Pemanfaatan

energi geothermal di Indonesia saat ini baru mencapai sebesar 997 MWe atau kurang lebih sebesar

15% dari potensi cadangan atau 4% dari potensi sumberdaya yang telah diidentifikasi.

Sampai Desember 2008, PT Pertamina Geothermal Energy memiliki tiga lapangan operasional yang

telah membangkitkan tenaga listrik, yaitu: Lapangan Kamojang di Jawa Barat yang telah beroperasi

sejak 1983 dan menghasilkan tenaga listrik sebesar 200 MWe, Lapangan Lahendong di Sulawesi Utara

yang memberikan kontribusi tenaga listrik sebesar 40 MWe dan Lapangan Sibayak di Sumatera Utara

yang menghasilkan listrik sebesar 12 MWe.

21

Vision, Mission and StrategyVision

2008 : Business-minded Geothermal Company

2011: Center of Excellence for Indonesia

Geothermal Industry

2014 : World Class Geothermal Energy

Enterprise.

Mission

To optimally develop a geothermal energy

business that operates in an environmental

sound manner and to add more values to the

stakeholders.

Strategy

In achieving the company’s vision and mission,

we have been implementing the following

strategies:

2006 – 2008 Period

Development theme: consolidation and

revitalization

1. Business Aspect:

• To grow production capacity to 270 MW.

• To maintain revenue growth and sus-

tainable profit.

• Shift asset from PT Pertamina (Persero) to

PGE.

• Intensify diversification.

• To strengthen relationship with the stake-

holders.

• To find good partners who are financially

capable and technological literate to build

field and geothermal power plant.

2. Science and Technology Aspect:

• To implement technology-base principles in

order to optimize operation.

• To improve human resources’ competency in

utilizing technological equipments.

• Prepare supporting facilities and infrastruc-

tures for Geothermal Center of Excellence.

• Utilize Information Communication Tech-

nology (ICT).

3. Management Aspect:

• To prepare organization and corporation

of PGE.

• To conduct Corporate Social Responsibility

programs.

• To apply a ‘manager-leader’ leadership style.

• To implement Good Corporate Governance.

• To achieve Green Proper HSE.

2009-2011 Period

Development Theme: Intensification and

Extension

2012-2014 Period

Development Theme: Sustainable Growth

Visi, Misi dan StrategiVisi

2008: Business-minded Geothermal Company

2011: Center of Excellence for Indonesia

Geothermal Industry

2014: World Class Geothermal Energy Enterprise

Misi

Melakukan usaha pengembangan energi

geothermal secara optimal yang berwawasan

lingkungan dan memberikan nilai tambah bagi

stakeholder.

Strategi

Strategi yang diterapkan oleh PT Pertamina

Geothermal Energy dalam menjalankan ke-

giatan untuk mewujudkan Visi dan Misinya,

terangkum dalam penjelasan berikut:

Periode 2006-2008

Tema Pembangunan: Konsolidasi dan Revitalisasi

1. Aspek Bisnis:

• Sebagai produsen energi geothermal

270 MW.

• Menjaga revenue growth and sustainable

profit.

• Mengalihkan aset dari PT PERTAMINA

(Persero) ke PGE.

• Melakukan diversifikasi usaha.

• Meningkatkan hubungan dengan stakeholder.

• Memperoleh mitra yang memiliki ke-

mampuan dana dan teknologi untuk mem-

bangun Lapangan dan PLTP.

2. Aspek Keilmuan dan Teknologi:

• Menerapkan teknologi yang mampu meng-

optimalkan operasi.

• Meningkatkan kompetensi sumber daya ma-

nusia agar mampu menggunakan perangkat

teknologi.

• Mempersiapkan sarana dan prasarana

Geothermal Center of Excellence.

• Menggunakan Information Communica-

tion Technology (ICT).

3. Aspek Manajemen:

• Menyiapkan organisasi dan korporasi PGE.

• Melaksanakan Corporate Social Respon-

sibility.

• Menerapkan gaya kepemimpinan yang

berorientasi ‘manager-leader’

• Menerapkan Good Corporate Governance.

• Mencapai HSE Proper Hijau.

Periode 2009-2011

Tema Pembangunan: Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Periode 2012-2014

Tema Pembangunan: Sustainable Growth

23

Tata Nilai Korporasi Dalam melaksanakan dan menyelengarakan usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy sebagai

bagian dari PT Pertamina (Persero), menganut tatanan nilai-nilai FIVE-M yang telah ditetapkan

sebagai pemberi arah bagi sikap dan perilaku seluruh pekerja dan manajemen dalam menjalankan

tugasnya sehari-hari. Adapun rincian Tata Nilai FIVE-M adalah:

· Focus

Menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk meningkatkan nilai

tambah perusahaan.

· Integrity

Mampu mewujudkan komitmen ke dalam tindakan nyata.

· Visionary

Mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan datang untuk

dapat tumbuh dan berkembang.

· Excellence

Menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha

· Mutual respect

Menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat dalam kegiatan usaha.

Jajaran manajemen PT Pertamina Geothermal Energy juga mengacu dan mendukung penuh

terbentuknya citra yang diinginkan harus ada pada pekerja PT Pertamina (Persero) dalam men-

jawab tantangan ke depan, yaitu Percaya Diri, Bersih, Fokus pada Pelanggan dan Berdaya Saing.

Corporate Values In the running and execution of its business, as part of PT Pertamina (Persero), PT Pertamina

Geothermal Energy holds the FIVE-M core values as to set our direction and behavior of all workers

and management in their daily operations. The FIVE-M Core Values are:

- Focus

Optimizing the company’s competence in giving more added values to the company.

- Integrity

Able to realize commitment as real action.

- Visionary

Anticipate today’s and future’s ever-developing business environment in order to grow and expand.

- Excellence

Giving the best to excel, throughout all business management aspects.

- Mutual respect

Treat all the involving parties equally and fairly in every business activity.

Management of PT Pertamina Geothermal Energy also make the most of and fully supports the

company’s initiative in strengthening PGE’s future image, which believed to be shaping each of the

PERTAMINA ‘s worker in answering questions of the forthcoming challenges – Confidence, Clean,

Customer Focus and Competiveness.

SIBAYAK - SINABUNG

SIBUAL-BUALI - SARULLA

SUNGAI PENUH, SUMURUP

LUMUT BALAI

CIBEUREUM - PARABAKTI

KAMOJANG - DARAJAT

TAMBANG SAWAH,MUARA AMAN, HULULAIS

PENGALENGAN(PATUHA - WAYANG WINDU)

DIENGKARAHA, TELAGABODAS

WAYPANAS - ULUBELU

IYANG - ARGOPURO

TABANAN - BALI

KOTAMOBAGU

LAHENDONG, TOMPASO

Arun

Dumai

Bandung

Surabaya

Yogyakarta

Semarang

Denpasar Mataram

Pontianak

Palangkaraya

Banjarmasin

SamarindaPalu

Mamuju

Kendari

Makassar

Gorontalo

Manado

Soasiu

Ambon

Manokwari

Jayapura

PrabumulihPagardewa

Cirebon

Kupang

Bontang

Balikpapan

Sengkang

Luwuk Sorong

Banda Aceh

Medan

Jambi

BatamSingapore

Pekanbaru

Padang

Palembang

Pangkal Pinang

Bengkulu

Bandar Lampung

Banten Jakarta

H A L M A H E R A S E A

S U L A W E S I S E A

B A N D A S E A

J A V A S E A

S O U T H C H I N A S E A

KA

RI M

AT

A S

TR

AI T

I ND

I AN

OC

EA

N

MA

KA

SS

AR

S

TR

AI

T

25

Business OverviewBelow is geographical map of the Company’s geothermal fields:

Kamojang

Located in West Java, the field currently operate a 200 MWe total capacity. The fields consist of

PLTP Unit-1, Unit-2 and Unit-3 with total capacity at 140 MWe, all are owned and operated by

PLN. And PLTP Unit-4 with 60 MWe capacity owned and operated by PGE (total project).

Lahendong

Located in North Sulawesi. Up to December 2008, 2 Geothermal Power Plants have been in

operation, each owns 20 MWe of capacity.

Tompaso

Located in Tompaso, about 15 km off north the Lahendong area. According to plan, 8 well will be

drilled in this area to operate 2x20 MWe plower plants --PLTP Unit-5 and Unit-6-- which expected

to commercially operate in 2012.

Sibayak

Located in North Sumatra. The plant’s total capacity is 12 MWe, which are comprises of 1

Monboblok Unit with 2 MWe capacity and 2 PLTP Units with 2x5 MWe capacity each.

Gambaran UsahaBerikut adalah gambaran sejumlah lapangan geothermal yang dikelola PT PGE:

Kamojang

Terletak di Jawa Barat, pada saat ini total kapasitas PLTP di lapangan ini sebesar 200 MWe. Rinciannya

terdiri atas PLTP Unit-1, Unit-2, dan Unit-3 total 140 MWe yang dimiliki dan dioperasikan oleh PLN

serta PLTP Unit-4 sebesar 60 MWe yang dimiliki dan dioperasikan oleh PT PGE (total project).

Lahendong

Lapangan ini terletak di Sulawesi Utara. Sampai Desember 2008 telah beroperasi 2 PLTP yang

masing-masing memiliki kapasitas 20 MWe.

Tompaso

Terletak di desa Tompaso, kurang lebih 15 km di sebelah selatan Area Geothermal Lahendong.

Direncanakan di daerah ini akan dibor 8 sumur untuk mengoperasikan pembangkit berkapasitas

2x20 MWe yaitu PLTP Unit 5 dan Unit 6, yang diharapkan akan beroperasi komersial di tahun 2012.

Sibayak

Terletak di Sumatera Utara. Kapasitas PLTP terpasang saat ini total sebesar 12 MWe yang terdiri

dari 1 Unit Monoblok 2 MWe serta 2 Unit PLTP 2 x 5 MWe.

Hululais

Terletak sekitar 180 km dari kota Bengkulu. Lapangan ini memiliki

potensi kapasitas sebesar 300 MW. PGE menargetkan dua Unit

PLTP 2x55 MWe akan beroperasi komersial pada 2012.

Lumut Balai

Terletak di Provinsi Sumatera Selatan. Proyek yang berkapasitas

2x55 MWe telah dimulai sejak tahun 2007. PGE menargetkan dua

Unit PLTP 2x55 MWe akan beroperasi komersial pada 2011.

Sungai Penuh

Terletak di Kabupaten Kerinci - Jambi. Proyek ini diperkirakan menyimpan potensi geothermal

sebesar 80 MW. PGE menargetkan satu unit PLTP 55 MWe yang siap dioperasikan secara komersial

di tahun 2010.

Kotamobagu

Terletak 250 km arah selatan kota Manado, lapangan ini mempunyai potensi sebesar 280 MW.

PGE menargetkan dua Unit PLTP masing-masing berkapasitas 20 MWe akan beroperasi komersial

pada 2012.

Ulubelu

Terletak sekitar 125 km dari kota Bandar Lampung. Kegiatan pengeboran eksplorasi di proyek

yang berkapasitas 2x55 MWe telah dimulai sejak tahun 2007 dan telah menyelesaikan pengeboran

3 sumur eksplorasi. PGE menargetkan PLTP 2x55 MWe akan beroperasi komersial pada 2011.

27

Hululais

Located around 180 km from Bengkulu. The field posses 300 MW potential capacity, while

PT Pertamina Geothermal Energy is targeting two units of 2x55 MWe capacity to be in commercial

operation in year 2012.

Lumut Balai

Located in South Sumatra province, this 2x55 MWe project has been starting since 2007.

PT Pertamina Geothermal Energy is targeting two units of 2x55 MWe geothermal power plants

to be in operation in 2011.

Sungai Penuh

Located in Kerinci Regency in Jambi. It is estimated that the project is potentially able to hold

80 MW capacity. PT Pertamina Geothermal Energy is targeting one geothermal power plant with

55 MWe capacity ready to operate commercially in 2010.

Kotamobagu

Located 250 km off southern Manado, this field posses 280 MW potential capacity. PT Geothermal

Energy is targeting two units to be in commercial operation in 2012, each holds 20 MWe

capacity.

Ulubelu

Located 125 km away Bandar Lampung city. Exploration drilling has been starting since 2007

in this project of 2x55 MWe capacity and up to now has completed drilling of 3 exploration wells.

PT Pertamina Geothermal Energy is targeting the 2x55 MWe power plant to operate commercially

in 2011.

Pengeboran

Dalam tahun anggaran 2008 PT Pertamina Geothermal Energy merencanakan pengeboran 21 sumur,

yang terdiri atas 7 sumur eksplorasi yang merupakan pengalihan tahun anggaran sebelumnya dan

12 sumur pengembangan serta 2 sumur make-up. Pengeboran dilaksanakan dengan menggunakan 4

unit rig yang dikemas dalam paket kontrak semi IPM. Walaupun prestasi pengeboran yang tercapai

baru sampai pada nilai 52,63 meter per hari (target PGE 100 m per hari), proses learning by doing

di seluruh kegiatan pengeboran berjalan dengan baik. Ke-21 sumur yang akan dibor pada tahun

anggaran 2008 masing-masing terdiri atas : 2 sumur make-up di Area Geothermal (AG) Kamojang

(KMJ-81 dan KMJ-82), 4 sumur eksplorasi di AG Lahendong (LHD-24, LHD-25, LHD-26 dan LHD-27) dan

3 sumur eksplorasi di Lumut Balai (LMB 1-1, 2-1 dan 3-1), 7 sumur pengembangan di Ulubelu (UBL-

03, UBL-04, UBL-05, UBL-06,7,8,9) dan 5 sumur pengembangan di PG Lumutbalai (LMB 1-2, LMB-1-3,

LMB-2-2, LMB-3-2 dan LMB-3-3).

Sementara realisasinya adalah: 2 sumur make-up di Kamojang, 2 sumur pengembangan di Lumut

Balai, 2 sumur eksplorasi di Lahendong dan Lumut Balai, 1 sumur pengembangan di Lahendong dan

4 sumur pengembangan di Ulubelu.

Drilling

As per 2008 calendar year, PGE was planning to undergoo 21 wells’ drillings, which consisted of 7 (seven)

exploration wells (a carry-over from previous year), 12 (twelve) developing wells and 2 (two) make-

up wells. The drillings were conducted by using 4 rig units enfolded in a pre-IPM contract. Although

the drilling had only recorded 52.63 meter per day (out of PGE’s target at 100 meter per day), all the

learning-by-doing process in all drilling activities have been well conducted. All 21 (twenty one)

of them were under year 2008 budget, and each consisted of 2 (two) make-up wells in Geothermal Area (AG),

Kamojang (KMJ-81 and KMJ-82), 4 (four) exploration wells in AG Lahendong (LHD-24, LHD-25, LHD-26 and

LHD-27), 7 (seven) in PG Ulubelu (UBL-03, UBL-04, UBL-05, UBL-06, UBL-07, UBL-08 and UBL-09), and 2 (two)

development wells in PG Lumutbalai (LMB-01-2 and LMB-1-3).

The realization is as follows: 2 make-up wells in Kamojang, 2 development wells in Lumut Balai, 2 exploration

wells in Lahendong and Lumut Balai, 1 development wells in Lahendong and 4 development wells in Ulubelu.

Kinerja 20082008 Performance

29

Considering the number of drilling projects in meeting 2008 target, the followings are some of the achieved

breakthroughs:

1. Tender activity related to material procurement

and drilling services were almost run con-

currently with or in parallel to tender for

infrastructure services.

2. Contract package especially drilling projects

are made in Semi IPM model and is expected

that a lengthy procurement or tendering would

not occur.

3. Direct project appointment, especially on 2 (two)

make-up wells’ drillings in AG Kamojang, after

the Semi IPM drilling services have twice been

unsuccessful in outsourcing process.

4. Installation of 30”-pipe casing/stove, which

initially optimize rig utilization before the

transmitted into auging by using auger

equipment. The changing resulted in

acceleration of drilling time 2-3 days per well.

5. Creating a new procedure in installation and

welding of casing head/wellhead, by previously

weld in workshop and then install it on site.

This technique saved drilling time by +/- 24 hours.

31

1. Kegiatan tender terkait pengadaan material

dan jasa pengeboran hampir dilaksanakan

secara bersamaan atau paralel dengan

tender jasa infrastruktur.

2. Kemasan kontrak khususnya jasa pengeboran

dibuat dalam model kontrak Semi IPM,

dengan harapan agar tidak membutuhkan

waktu pengadaan/tender yang terlalu lama.

3. Dilakukan penunjukkan secara langsung

khususnya untuk rencana pengeboran

2 sumur make-up di AG Kamojang, setelah

2 kali tender jasa pengeboran Semi IPM

tidak berhasil mendapatkan kandidat

pelaksana pekerjaan.

4. Pemasangan casing/stove pipe 30”

yang awalnya menggunakan rig kemudian

diubah dengan cara auging memakai

peralatan auger. Perubahan ini dapat

mempercepat tata waktu pengeboran

2-3 hari per sumur.

5. Membuat tata cara pemasangan dan

pengelasan casing head/wellhead yang

baru yaitu dengan melakukan terlebih

dahulu pengelasan di workshop dan

kemudian memasangnya di site sehingga

dengan teknik ini paling tidak dapat

menghemat waktu pengeboran ± 24 jam.

We uphold effectiveness and efficiency in order to transforming a better quality of people’s life.

Mengingat jumlah target pengeboran yang harus diselesaikan pada tahun anggaran 2008 maka

beberapa terobosan ditempuh antara lain :

Despite of the breakthrough, the drilling projects done in 2008 were only achievable to 9 (nine) wells, while

another 2 (two) wells are currently in progress.

Some of the causes of unaccomplished RK drilling realization all through 2008 are the followings:

In the mean time, PGE will realize its 2009 work plan to carry out 23 (twenty-three) well drillings including

10 (ten) unrealized wells during 2008 budget year and some exploration well drillings in some new projects in

PG Hululais, Sungai Penuh and Kotamobagu. Relating to that, necessary planning on material and drilling

services for new areas have been started in early April 2008. Followed by procurement of drilling materials

for 2009 budget-year that has been started since early fourth quarter of 2008, amongst them were supplies

of sculpture, wellhead and casing materials, while other drilling materials including drilling service was still

under finalization of the work plan as well as the requirements, based on year 2008 experience.

1. Delay in completing drilling infrastructure

caused suspension in drilling equipment mobili-

zation, thus resulting a setback in well

reactivation.

2. Delay in drilling material supplies, particularly

the casing material, which resulted in the delay

of well drilling activities.

3. Delay in the process of rig supply (since early

tender process up to mobilization time) from 8

(eight) required units which cause the first

well reactivation could not be completed on time

to meet the scheduled working plan in 2008.

4. The delay in the well drilling completions, even-

tually caused time extension of the scheduled

timeframe for each well. The challenge

was dominantly due to the stuck-pipe problems,

problem in circulation loss and multiple damage

of cementing equipment.

33

SELESAI/FINISHAWAL/START

11

10

9

8

7

6

5

4

3

2

ROPmtr/harimtr/day

KEDALAMAN (mKU)/DEPTH (mMD)

TAJAK/DRILLSUMUR/WELL

1

NO

21.03.08 10.05.08 2320 45.49

30.05.08 09.08.08 1745 24.23

07.09.08 10.11.08 1705 26.23

21.11.08 27.12.08 1553 41.97

09.05.08 17.07.08 2500 32.85

20.07.08 18.10.08 2045 22.47

21.10.08 06.12.08 1980 42.12

23.09.08 25.11.08 1748 27.31

19.10.08 29.11.08 2002 47.66

01.12.08 On Going

17.12.08 On Going KMJ-82

LHD-33

KMJ-81

LHD-27

LMB 1-3

LMB 1-2

LMB 1-1

UBL-06

UBL-05

UBL-04

UBL-03

Meskipun beberapa terobosan telah dilaksanakan, realisasi pengeboran pada tahun anggaran 2008

hanya bisa tercapai 9 sumur dengan status selesai dan 2 sumur sedang dalam proses pengerjaan.

Beberapa penyebab tidak tercapainya realisasinya pengeboran RK tahun 2008 antara lain:

Sementara itu, sesuai rencana kerja PGE maka pada anggaran 2009 akan dilaksanakan pegeboran

sebanyak 23 sumur termasuk di antaranya 10 sumur yang belum terealisasi pada tahun anggaran

2008 serta rencana pengeboran sumur eksplorasi di beberapa proyek yang baru seperti

PG Hululais, Sungai Penuh dan Kotamobagu. Terkait hal ini, perencanaan kebutuhan material

dan jasa pengeboran, khususnya untuk daerah-daerah baru telah dimulai sejak awal April 2008.

Kemudian dilanjutkan dengan proses pengadaan material bor untuk tahun anggaran 2009 yang

telah dimulai sejak awal kuartal ke-4 tahun 2008, di antaranya pengadaan pahat, wellhead dan

casing. Sedangkan pengadaan material bor yang lainnya termasuk jasa pengeboran masih dalam

proses pematangan rencana kerja dan syarat-syarat yang mengacu kepada pengalaman terhadap

pelaksanaan hasil pekerjaan tahun 2008.

Status Penyelesaian Pengeboran Sumur Sepanjang 2008Status of Well-Drilling Completion in 2008

1. Keterlambatan penyelesaian infrastruktur

pengeboran yang berakibat tertundanya

pelaksanaan mobilisasi peralatan pengebor-

an sehingga pada akhirnya menyebabkan

mundurnya waktu penajakan sumur.

2. Keterlambatan pengadaan material

pengeboran khususnya material casing yang

pada akhirnya menyebabkan penundaan

pelaksanaan kegiatan pengeboran sumur.

3. Keterlambatan proses pengadaan rig

(sejak awal tender hingga waktu

mobilisasi) dari 8 unit rig yang dibutuhkan,

sehingga mengakibatkan penajakan sumur

pertama tidak dapat dilaksanakan tepat

waktu sesuai tata waktu RK tahun 2008.

4. Keterlambatan sebagian besar penyelesaian

pengeboran sumur, yang umumnya melewati

program rencana tata waktu penyelesaian

setiap sumurnya. Kendala ini dominan

disebabkan oleh permasalahan akibat

terjadinya stuck pipe, penanganan terhadap

loss sirkulasi dan terjadinya beberapa kali

kerusakan peralatan penyemenan.

Description of Development Projects

Considering the activities run in each working area, below is the explanations:

1. PLTP Kamojang Unit 4 (1 x 60 MW)

The PLTP Kamojang Unit 4 was run in 60 MW

capacity, and was developed “totally”

(upstream and downstream), which in general

conducted according to project schedule and

started operating on 26 January 2008, for

commercial purpose. The projects’ status are

now completed and was handed over from the

contractor (PT Stone & Webster Indonesia -

PT Rekayasa Industri Consortium), to PT PGE

on 16 February 2008 for next operation by

Kamojang Geothermal Area. Project status,

as per end of year: in commercial operation,

with warranty period up to 1 (one) year since

last time hand-over to date.

2. Lahendong Unit 2-3 Development Project

The development of Lehendong Unit 2&3 were

run to extend the field capacity to 2x20 MW. PGE

has been developing its production and piping

facilities while the downtream facilities have

been PLN responsibility. Commercial activities of

Unit 2 has been commercially operating since year

2008, and Unit 3 is currently in completion phase.

It is expected that the work will be completed

in early 2009. Project status as per end of

year 2008: awaiting commissioning process

of Unit 3.

3. Lahendong Unit 4 Development Project

The development of Lahendong Unit 4 was

aimed to enhance the capacity to 20 MW. The

project done was a rescheduling of drilling, in

relation to the availability of steam in the well

head units (LHD-23, with the potential > 20

MWe). As per end of 2008: we have completed

preparation of infrastructure and location,

we were also awaiting the well drilling carry

out (the drilling rigs of Unit 5&% were under

preparation).

4. Lahendong Unit 5-6 Development Project

The development of Lahendong Unit 5&6 was

aimed to enhance the capacity to 2x20 MW. As

per end of year, this project has successfully

completed 1 (one) exploration drilling to LHD-

27, while 1 development well of LHD-33 was

still in drilling completion phase. There were 2

rigs used in the drilling activity, Rig ETP which

were under LHD-27 and LHD 33 operations,

and Rig DU which was in drilling preparation

process.

5. Ulubelu Field Development Project

The Ulubelu development project has been

carried out to meet the capacity requirement

of 2x55 MW started in 2007 by preparing

infrastructure and drilling exploration. At end

of 2008, 2 exploration wells (UBL 1 & 2) and

4 development wells (UBL-3, 4, 5 & 6) were

completed. Other activities done in 2008 were

as follows:

• Completion of (4) four development wells

(UBL-3, 4, 5 and 6) out of 7 (seven) planned wells.

• Undergoing production test of UBL-2 and

UBL-3 wells.

• Completion of civil work/infrastructure of

Cluster-D.

• Preparation of roads and infrastructures in

cluster-E.

• Project status as per end of 2008: preparation

of UBL-7 drillings.

6. Lumutbalai Field Development Project

The Lumut Balai development project was

developed with development capacity of 2x55

MW started in 2007 together with infrastructure

and exploration drilling. The activities done in

2008 were:

• The running of AMDAL study which regards

to Lumut Balai geothermal development

(total project) has gained AMDAL fit and

proper approval from the Muara Enim

Regent, dated 21 August 2008, as stated in

No.758/KPTS/Bapedalda/2008

• Repair of road and infrastructure in LMB 2

and LMB 3 locations.

• Conducting exploration drilling LMB1-1 well

and vertical discharge.

• Field status, as per end 2008: drilling

preparation of LMB 3-1 field.

35

Rincian Proyek-proyek Pengembangan

Jika dilihat dari kegiatan yang dilaksanakan di masing-masing Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP)

maka rincian kegiatan di masing-masing WKP dapat dilihat dari penjelasan berikut:

1. Proyek PLTP Kamojang Unit 4 (1 x 60 MW)

Proyek PLTP Kamojang Unit 4 kapasitas

60 MW yang dikembangkan secara ”total

project” (hulu dan hilir) secara umum

dilaksanakan sesuai project schedule

yang telah ditetapkan dan mulai operasi

komersial pada 26 Januari 2008. Proyek

sudah dinyatakan selesai dan dilakukan

serah terima dari kontraktor (konsorsium

PT Stone & Webster Indonesia - PT Rekayasa

Industri) ke PT PGE pada tanggal 16 Februari

2008 untuk selanjutnya dioperasikan oleh

Area Geothermal Kamojang. Status akhir

tahun: sudah beroperasi komersial, dengan

masa penjaminan selama 1 tahun terhitung

sejak serah terima.

2. Proyek Pengembangan Lahendong Unit 2-3

Proyek Pengembangan Lahendong Unit 2&3

dilaksanakan untuk penambahan kapasitas

2x20 MW. PT PGE membangun fasilitas

produksi dan pemipaan sedangkan sisi hilir

dibangun oleh PT PLN. Aktivitas proyek

pengembangan Lahendong Unit 2-3. Unit-2

telah beroperasi komersial sejak Juni 2008.

Unit-3 pada tahap penyelesaian pekerjaan

pemipaan. Diharapkan pekerjaan akan

selesai di awal tahun 2009. Status akhir

tahun: menunggu proses commissioning

Unit 3.

3. Proyek Pengembangan Lahendong Unit 4

Proyek Pengembangan Lahendong Unit-4

ditujukan untuk penambahan kapasitas

sebesar 20 MW. Pekerjaan yang dilaksanakan

adalah reschedulling pengeboran, terkait

kesediaan uap di kepala sumur (LHD-23,

potensi > 20 MWe). Status akhir tahun:

penyiapan infrastruktur dan lokasi selesai,

menunggu pelaksanaan pengeboran sumur

(Rig sedang dipersiapkan untuk pengeboran

di Unit 5&6).

4. Proyek Pengembangan Lahendong Unit 5-6

Proyek Pengembangan Lahendong Unit-5&6

ditujukan untuk penambahan kapasitas

sebesar 2x20 MW. Status sampai akhir

tahun, proyek ini telah menyelesaikan 1

sumur eksplorasi LHD-27 sedangkan 1 sumur

pengembangan LHD-33 masih dalam status

penyelesaian pengeboran. Pengeboran meng-

gunakan 2 rig, yaitu Rig ETP yang telah

beroperasi di LHD-27 dan LHD-33 dan Rig

DU sedang dalam persiapan pengeboran.

5. Proyek Pengembangan Lapangan Ulubelu

Proyek Pengembangan Ulubelu dilaksanakan

dengan kapasitas pengembangan 2x55

MW dimulai pada 2007 dengan penyiapan

infrastruktur dan pengeboran eksplorasi.

Sampai akhir 2008 telah diselesaikan 2

sumur eksplorasi (UBL-1 & 2) dan 4 sumur

pengembangan (UBL-3, 4, 5, & 6). Adapun

aktivitas pada 2008 adalah sebagai berikut:

• Menyelesaikan 4 sumur pengembangan

(UBL-3, 4, 5 dan 6) dari rencana 7 sumur.

• Melaksanakan uji produksi sumur UBL-2

dan UBL-3.

• Menyelesaikan pekerjaan sipil/infra-

struktur di Kluster D.

• Menyiapkan pembangunan jalan dan

pengerjaan infrastruktur di Kluster E.

• Status akhir tahun: persiapan pengebor-

an UBL-7

6. Proyek Pengembangan Lapangan Lumutbalai

Proyek Pengembangan Lumut Balai dibangun

dengan kapasitas pengembangan 2x55

MW dimulai pada 2007 dengan penyiapan

infrastruktur dan pengeboran eksplorasi.

Aktivitas pada 2008 adalah sebagai berikut:

• Pelaksanaan studi AMDAL pengembangan

geothermal Lumutbalai (total project),

telah mendapatkan persetujuan kela-

yakan AMDAL dari Bupati Muara Enim

tanggal 21 Agustus 2008 dengan No.

758/KPTS/Bapedalda/2008.

• Perbaikan jalan serta infrastruktur di

lokasi LMB 2 dan LMB 3.

• Pelaksanaan pengeboran sumur eks-

plorasi LMB 1-1 serta uji tegak.

• Status akhir tahun: persiapan pengeboran

LMB 3-1.

7. Kotamobagu Field Development Project

The development of Kotamobagu project

was developed to meet the capacity of 2x20

MW started in year 2008 through AMDAL and

infrastructure readiness. The activities carried

out during 2008 were as follows:

• Submission of coordinate alteration proposal

for WKP Kotamobagu (with regards to

coordinate differences in the Decision

Letter of the Minister for Energy and Mineral

Resources regarding the amendment stated

in the decision letter and the attachment),

together with Program Development

Directorate of Minerbapabum, relating

to WKP Kotamobagu by PGE have been

completed. Revision to the WKP Kotamo-

bagu coordinate will be further processed

by the Geothermal and Water Directorate,

and also Program Development Directorate

of Minerbapabum

• AMDAL study conduct, supported by the

approval of KA ANDAL documentation

on 27 February 2008. Next plan will be

the evaluation of ANDAL, RKL and RP

documentation.

• Preparation of land and infrastructure

release.

• Preparation of material procurement and

drilling service planning.

• Status as per end of year: completed AMDAL

and infrastructure preparation.

8. Hululais Field Development Project

The Hululais development project was carried

out to meet the capacity of 2x55 MW, and

started in year 2008 prior to the AMDAL and

infrastructure preparation. The activities done

during 2008 were as follows:

• Has gained AMDAL (Analysis of Environmental

Impact) fit and proper approval from the

Lebong Regent No.793 year 2008.

• Topography measurement and infrastruc-

ture works have also been completed.

Topography measurement for entrance road

and drilling location has also been done.

Next plan is to set a land release strategy

in order to draw out a mapping plan of

road, drilling locations then followed by

infrastructure construction.

• The supply of material, rig and drilling

services for year 2009 are in progress.

• Status as per end of year: completed AMDAL

and infrastructure preparation.

9. Sungai Penuh Field Project Development

The Sungai Penuh development project was

carried out to meet the capacity of 55 MW,

and started in year 2008 prior to the AMDAL

and infrastructure preparation. The activities

done during 2008 were as follows:

• AMDAL completion. AMDAL’s approval

from chairman of BAPEDALDA Jambi was

complete and is in the process of waiting

further authorization from the Governor

of Jambi.

• Adjustment to WKP Sungai Penuh. The plan

has been discussed intradepartmental

relating to Forestry, Bapplan and Miner-

bapabum on 15 November 2008, at Bidakara

Hotel. The discussion agreed on the WKP

take-over plan by Pertamina, and next is to

be approved by Dirjen Minerbapabum.

• Preparation of land release and infra-

structure.

• Preparation of procurement material and

drilling service plan.

• Status as per end of year: completed AMDAL

and infrastructure preparation.

10. Karaha Bodas Field Development Project

As to follow up the government assignment

to continue the Karaha Bodas Project

Development, PGE is planning to upgrade

the capacity to 30 MW. The project will be

developed after fulfilling a clear and clean

legal process requirement. Status as per end

2008, were as follows:

• Preparing the AMDAL study on Karaha Bodas

project.

• The delay of Karaha field development

activities until it is formalized as ”free &

clear” from the legal aspect.

37

7. Proyek Pengembangan Lapangan Kotamobagu

Proyek Pengembangan Kotamobagu di-

bangun dengan kapasitas pengembangan

2x20 MW dimulai pada 2008 dengan

penyiapan AMDAL dan infrastruktur.

Aktivitas pada 2008 adalah sebagai berikut:

• Pengajuan usulan perubahan koordinat

WKP Kotamobagu (terkait adanya per-

bedaan koordinat dalam SK Menteri

ESDM perihal penetapan WKP Kota-

mobagu antara koordinat dalam SK

dengan dalam lampirannya). Koordinasi

dengan Direktorat Pembinaan Program

Minerbapabum terkait dengan usulan

perubahan koordinat WKP Kotamobagu

oleh PGE sudah dilakukan. Revisi koor-

dinat WKP Kotamobagu akan diproses

oleh Direktorat Pengusahaan Geothermal

dan Air Tanah dan Direktorat Pembinaan

Program Minerbapabum.

• Pelaksanaan studi AMDAL. Dokumen

KA ANDAL sudah disetujui tanggal 27

Februari 2008. Rencana selanjutnya

pelaksanaan penilaian dokumen ANDAL,

RKL dan RP.

• Persiapan rencana pembebasan lahan

dan infrastruktur.

• Persiapan rencana pengadaan material

dan jasa pengeboran.

• Status akhir tahun masih menunggu

persetujuan AMDAL.

8. Proyek Pengembangan Lapangan Hululais

Proyek Pengembangan Hululais dibangun

dengan kapasitas pengembangan 2x55

MW dimulai pada 2008 dengan penyiapan

AMDAL dan infrastruktur. Aktivitas pada

2008 adalah sebagai berikut:

• Telah mendapatkan kelayakan per-

setujuan AMDAL dari Bupati Lebong No.

793 tahun 2008.

• Pekerjaan Topografi dan penyiapan

infrastruktur. Pelaksanaan Pekerjaan

pengukuran topografi untuk pemetaan

jalan masuk dan lokasi pengeboran

sudah selesai. Rencana selanjutnya

adalah penggambaran peta rencana

pembebasan lahan untuk jalan dan lokasi

pengeboran dan dilanjutkan dengan

pelaksanaan konstruksi infrastruktur.

• Proses pengadaan material, rig dan jasa

pengeboran untuk rencana kegiatan

tahun 2009

• Status akhir tahun: selesai AMDAL dan

penyiapan infrastruktur.

9. Proyek Pengembangan Lapangan Sungai Penuh

Proyek Pengembangan Sungai Penuh

dibangun dengan kapasitas pengembangan

55 MW dimulai pada 2008 dengan penyiapan

AMDAL dan infrastruktur. Aktivitas pada

2008 adalah sebagai berikut:

• Penyelesaian AMDAL. Surat persetujuan

AMDAL dari Kepala BAPEDALDA Jambi

sudah selesai dan saat ini sedang

menunggu surat keputusan AMDAL dari

Gubernur Jambi.

• Adjustment WKP Sungai Penuh.

Adjustment WKP Sungai Penuh sudah

dibahas antardepartemen terkait yaitu

Kehutanan, Bapplan dan Minerbapabum

pada 15 November 2008 di Hotel

Bidakara. Hasil pembahasan tersebut

menyetujui bahwa WKP akan diserah-

kan ke Pertamina. Saat ini hasil rapat

tersebut sudah dibawa ke Dirjen

Minerbapabum untuk mendapatkan

persetujuan.

• Persiapan rencana pembebasan lahan

dan infrastruktur.

• Persiapan rencana pengadaan material

dan jasa pengeboran.

• Status akhir tahun masih menunggu

persetujuan AMDAL.

10. Proyek Pengembangan Lapangan Karaha Bodas

Sebagai tindak lanjut penugasan

pemerintah untuk kelanjutan Proyek

Pengembangan Karaha Bodas, PGE me-

rencanakan membangun dengan kapasitas

pengembangan 30 MW. Proyek ini akan

dikembangkan setelah proses clear & clean

legal aspeknya terpenuhi. Status pada akhir

2008 adalah sebagai berikut:

• Persiapan pelaksanaan studi AMDAL

proyek Karaha Bodas.

• Kegiatan pengembangan lapangan

Karaha pada tahun 2008 masih ditunda

sampai dinyatakan ”clear & clean” dari

aspek legal.

PGE Geothermal Production, as per 2008 Calendar Year

MWh

MWh

MWh

MWh

MWh

MWh

MWh

MWh

MWh

TonsWayang Windu

TonsDarajad

TonsSalak

TonsTotal JOCProduction

TonsSibayak

TonsLahendong

TonsKamojang

TonsTotal OwnProduction

TonsTotal Production

ACHIEVEMENT (%)REALIZATIONTARGETUNITINDICATOR

57,424,596 59,372,248 103.39

7,714,347 7,988,411 103.55

14,861,246 14,737,756 99.17

1,907,460 1,954,047 102.44

11,501,798 12,099,516 105.20

1,506,708 1,609,372 106.81

2,302,128 2,349,480 102.06

306,600 319,275 104.13

1,057,320 288,760 27.31

94,152 25,399 26.98

42,563,350 44,634,492 104.87

5,806,887 6,034,364 103.92

23,352,227 24,481,941 104.84

2,893,924 2,989,275 103.29

12,385,170 13,487,495 108.90

1,971,349 2,093,782 106.21

6,825,953 6,665,056 97.64

941,614 951,306 101.03

In meeting the nation’s rising energy demand,our search for new discoveries will continue, not only in our existing fields but expanding to the new ones across the nation.

39

Produksi

Sepanjang 2008 PT Pertamina Geothermal

Energy telah menghasilkan geothermal sebesar

59.372.248 ton atau setara dengan 7.988.411

Mega Watt hour (MWh). Produksi tersebut

dihasilkan melalui operasi sendiri (own

operation) sebesar 14.737.756 ton atau setara

dengan 1.954.047 MWh, yang dihasilkan dari

AG Kamojang, AG Lahendong dan AG Sibayak.

Sedangkan yang dihasilkan dari Kontrak

Operasi Bersama (KOB) sebesar 44.634.492

ton atau setara dengan 6.034.364 MWh, yang

dihasilkan dari Lapangan Salak, Darajad dan

Wayang Windu.

Adapun rinciannya sebagai berikut:

Production

Throughout 2008, PGE produced around

59,372,248 tons of geothermal energy or

equivalent to 7,988,411 Mega Watt hour (MWh).

That production was generated from own opera-

tion in amount of 14,737,756 tons or equivalent

to 1,954,047 MWh which contributed by AG

Kamojang, AG Lahendong and AG Sibayak.

Meanwhile, Joint Operating Contract contributed

44,634,492 tons or equivalent to 6,034,364 MWh

from Salak, Darajad and Wayang Windu Fields.

The details are shown in the following table:

Produksi Geothermal PT Pertamina Geothermal Energy Sepanjang 2008

MWh

MWh

MWh

MWh

MWh

MWh

MWh

MWh

MWh

TonWayang Windu

TonDarajad

TonSalak

TonTotal ProduksiKOB

TonSibayak

TonLahendong

TonKamojang

TonTotal ProduksiSendiri

TonTotal Produksi

PENCAPAIAN (%)REALISASITARGETSATUANINDIKATOR

57,424,596 59,372,248 103.39

7,714,347 7,988,411 103.55

14,861,246 14,737,756 99.17

1,907,460 1,954,047 102.44

11,501,798 12,099,516 105.20

1,506,708 1,609,372 106.81

2,302,128 2,349,480 102.06

306,600 319,275 104.13

1,057,320 288,760 27.31

94,152 25,399 26.98

42,563,350 44,634,492 104.87

5,806,887 6,034,364 103.92

23,352,227 24,481,941 104.84

2,893,924 2,989,275 103.29

12,385,170 13,487,495 108.90

1,971,349 2,093,782 106.21

6,825,953 6,665,056 97.64

941,614 951,306 101.03

Cadangan Geothermal

Bedasarkan status pada 31 Desember 2008, PT Pertamina Geothermal Energy

memiliki potensi cadangan terbukti untuk geothermal sebesar 850 MW, yang

tersebar di sejumlah WKP yang dimiliki oleh PT Pertamina Geothermal

Energy. Secara lengkap data potensi cadangan possible, probable dan proven

dapat dilihat pada tabel berikut:

Geothermal Reserves

As per 31 December 2008, PGE owned proven potential geothermal reserves totaling

at 850 MW, spread across PGE’s working areas. In details, our potential reserves are

divided into three - possible, probable and proven, as shown in the following table:

Sumberdaya PerusahaanCompany’s Resources

850590380350350122583053053053026902690269026902690TOTAL POTENTIAL

----------180180180180180KOTAMOBAGO10

----------160160160160160SUNGAI PENUH9

----------500500500500500HULULAIS8

3030303030180180180180180190190190190190KARAHA BODAS7

-----95----100100100100100TOMPASO6

200----300----600600600600600LUMUT BALAI5

200140---300300---400400400400400ULUBELU4

4040404040-----130130130130130SIBAYAK3

80808080809090909090130130130130130LAHENDONG2

300

2008

300

2007

230

2006

200

2005

260

2008

260

2007

260

2006

260

2005

300

2008

300

2007

300

2006

300

2005

200

2004

PROVEN

260

2004

PROBABLE

2004

POSSIBLE

300

RESERVE POTENTIAL (MW)

KAMOJANG

AREA

1

NO.

Status Cadangan Geothermal PT PGE Operasi SendiriStatus of Geothermal Reserve Own Operation

Dasar: PT Pertamina Geothermal Energy in last five years (2005) dan Bahan Town Hall Dirut PGE (2009)Source:PTPertaminaGeothermalEnergyinlastfiveyears(2005)andPGE’sPresidentDirectorTownHallMaterial(2009)

4141

43

Dukungan Teknologi Kegiatan Eksplorasi dan Produksi Geothermal

Kegiatan eksplorasi dan produksi geothermal sangat bergantung pada teknologi. Aplikasi teknologi

yang sesuai akan sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan eksplorasi dan produksi geothermal.

Pemanfaatan teknologi ditujukan untuk peningkatan kualitas pekerjaan melalui percepatan siklus

pekerjaan dan peningkatan akurasi data yang dievaluasi.

Penggunaan teknologi juga ditujukan untuk meningkatkan level of confidentdari prospek yang

akan dibor sehingga meminimalkan risiko eksplorasi dan meningkatkan keberhasilan pengeboran

eksplorasi. Dalam pengembangan lapangan produksi, fasilitas teknologi dapat digunakan untuk

mendapatkan gambaran mengenai reservoir suatu lapangan penghasil secara lebih komprehensif

sehingga perencanaan produksi dan pengembangan lapangan akan lebih optimal.

Sumberdaya Manusia

PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) jelas membutuhkan percepatan perkembangan yang tinggi

untuk mengejar target yang telah ditetapkan. Akselerasi itu hanya mungkin diraih melalui penyiapan

sumberdaya manusia (SDM) yang memadai, baik dalam jumlah maupun kualitas serta timingnya.

Sebagai perusahaan pelopor dan yang terdepan dalam pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia,

PT Pertamina Geothermal Energy didukung oleh geoscientists dan engineers yang telah teruji

kemampuannya. Sebagian besar dari mereka telah menjalani pendidikan geothermal bertaraf

internasional di Selandia Baru, Islandia, Amerika Serikat, dan Jepang. Para pekerja PT PGE juga

Geothermal Exploration and Production Technological Support

The Company’s exploration and production activities are highly dependant on technology. The right tech-nology

application brings about successful geothermal exploration and production activities. Meanwhile, proper

utilization of technology is aimed at perfecting the quality of work through cycle acceleration and accuracy

in data evaluation.

Proper technology utilization is also aimed at increasing level of confidence in our prospective drillings so as

to minimize exploration risks and increase the success of exploration drillings. In developing production field,

technology facility can be utilized to obtain a more comprehensive description of production field’s reservoir,

so that production planning and field development will become more optimum.

Human Resources

PGE certainly needs an acceleration of rapid development in order to reach the set target. The acceleration

is only feasible through proper human resource preparation, both in quantity and timing manners.

As the nation’s pioneer and leading company of renewable energy utilization, PGE is supported by experienced

geoscientists and engineers. Most of them have undertaken international program of geothermal education

in New Zealand, Iceland, United States and Japan. All PGE’s workers have also been actively involved

in various national/international profession-based activities, and will show its active contribution in the World

Geothermal Congress in Denpasar, in year 2010.

Going toward our end goal, Geothermal Center of Excellence (2011), PGE sent some of its workers to take

further studies overseas in year 2008. Among them were:

• One worker sent to University of Utah, Salt Lake City, USA for PhD program.

• Two workers sent to University of Auckland, Auckland, New Zealand for a 4-month intensive

geothermal program.

• Three workers sent to United Nations University Reykjavik Iceland, for Master program.

• Two worker to the united Nations University Reykjavik Iceland, for geothermal short course program.

The funding source for the education was obtained from sponsorship and own-funding. To our pride,

the academic results of the PGE workers were considered satisfactory, and were always above the minimum

requirement of GPA 3.0.

For domestic education, PGE cooperated with PT Pertamina Learning Center (PLC) and Institut Geothermal

Indonesia (IGI) who were the pioneers of the geothermal education in Indonesia. The aim was to optimize

the synergy between Pertamina’s subsidiaries.

The revised remuneration system set out in year 2007 was made effective in year 2008. On that regards, PGE

intends to present a competitive remuneration package and proper protections to its workers in accordance

with the oil and gas industry standards as well as prevailing regulations in Indonesia.

We believe that each employee’s participation will significantly contribute to our efforts in prospering our company, our people as well as the community in which we live and work.

45

Jumlah Pekerja PT Pertamina Geothermal Energy Number of PT Pertamina Geothermal Energy Workers

berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan asosiasi profesi nasional/internasional dan menyukseskan

agenda nasional World Geothermal Congress di Denpasar 2010.

Untuk mencapai Geothermal Center of Excellence (2011), pada 2008 PT PGE mengirimkan sejumlah

pekerjanya untuk menjalani pendidikan lanjutan di luar negeri. Di antaranya adalah:

• Satu pekerja ke University of Utah, Salt Lake City, USA untuk program PhD.

• Dua pekerja ke University of Auckland, Auckland New Zealand untuk mengikuti 4 bulan intensif

program geothermal.

• Tiga pekerja ke United Nations University Reykjavik Iceland untuk pendidikan master.

• Dua pekerja ke United Nations University Reykjavik Iceland untuk program short course

geothermal.

Pendanaan pendidikan tersebut diperoleh dari sponsor dan juga dana sendiri. Prestasi akamedik para pe-

kerja PT PGE tersebut sangat membanggakan, dan selalu jauh di atas minimum requirement GPA 3.0.

Dalam pendidikan di dalam negeri, PT PGE bekerja sama dengan PT Pertamina Learning Center

(PLC) dan IGI (Institut Geothermal Indonesia) yang merupakan cikal bakal pendidikan geothermal di

Indonesia. Tujuan memanfaatkan lembaga penyedia tenaga ahli dan pendidikan internal itu adalah

untuk mengoptimalkan sinergi antaranak perusahaan yang ada di Pertamina.

Perbaikan sistem remunerasi yang disusun pada 2007 mulai diberlakukan pada 2008. Pada intinya

PT PGE memberikan paket remunerasi yang kompetitif dan proteksi yang memadai kepada pekerja,

sesuai dengan standar di industri minyak dan gas dan aturan yang ada di Indonesia.

SIBAYAKLAHENDONGKAMOJANGKANTOR PUSAT/HEAD OFFICE

Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL)

PT Pertamina Geothermal Energy menempatkan sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan

Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) berstandar internasional sebagai satu komponen utama

kegiatan produksi. Penerapannya dilakukan secara disiplin dan perbaikan yang berkesinambungan.

Hal ini didasari oleh pertimbangan bahwa operasi eksplorasi dan produksi geothermal merupakan

kegiatan yang lekat dengan potensi kecelakaan kerja.

Perusahaan juga telah mempersiapkan pedoman K3LL untuk inspeksi Keselamatan, Kesehatan Kerja

dan Lindungan Lingkungan.

Health, Safety and the Environment

PGE placed an international standard Health, Safety and Environment management system

as the core component of production activity. Its implementation was well managed along with sustainable

improvement initiatives. The initiative was based on the consideration that geothermal exploration and

production were closely related to potential incident at work.

K3LL dan Tanggung Jawab Sosial PerusahaanHSE and Corporate Social Responsibility

47

Di samping itu, untuk meningkatkan motivasi para pekerja agar selalu berperilaku/ bersikap aman

dalam setiap melakukan aktivitas pekerjaan, selalu diadakan safety meeting. Selama 2008, jumlah

safety meeting yang tercatat dilakukan oleh setiap Area Operasi sebanyak 7 pertemuan di Area

Geothermal Kamojang dan 3 pertemuan di Area Lahendong dan Area Sibayak, dengan lamanya

waktu pertemuan setiap meeting adalah 1 sampai 3 jam.

Untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan operasi pada fasilitas produksi dan transmisi, telah

dilakukan kegiatan inspeksi teknis selama periode 01 Januari s/d 31 Desember 2008.

Pelaksanaan inspeksi peralatan dan lokasi pengeboran sumur–sumur pada Area Geothermal dan

Proyek telah dilakukan bersama dengan petugas dari Minerbapabum.

Untuk meningkatkan kepedulian pekerja terhadap Keselamatan Kerja dengan tujuan untuk

mencegah kecelakaan dan kebakaran, beberapa kegiatan pelatihan telah dilakukan terhadap

pekerja di lingkungan PGE.

Aside of that, in order to increase workers’ motivation and to ensure that they behaved in such safety manner

through each activity, regular safety meetings were held. In 2008, number of Safety Meeting recorded in the

Operation Areas were 7 meetings in Kamojang Geothermal Area, and 3 meetings in Lahendong and Sibayak

Areas, each of which was held for 1 to 3 hours length.

Moreover, in anticipating operation failure to the production and transmission facilities, PGE undertook

technical inspection from 1 January to 31 December 2008.

The inspections done to the equipment and drilling locations in the related geothermal areas were carried

out together with the in-charge officers of Minerbapabum.

In order to increase workers’ care to Safety at Work aiming to prevent our operations from accidents and fire

burnings, some training activities have been conducted to all PGE on-site workers.

49

Sebagai hasil penerapan prinsip-prinsip K3LL yang disiplin dan terus menerus maka sepanjang 2008

tidak terjadi kasus kecelakaan sedang maupun berat (fatal) di seluruh area operasi PT PGE.

Jumlah jam kerja tanpa kecelakaan dapat dijadikan sebagai indikasi bahwa suatu kegiatan

dioperasikan dengan aman sehingga tidak terjadi kecelakaan dalam kurun waktu tertentu.

Pencapaian jam kerja tanpa kecelakaan untuk masing–masing lokasi sebagai berikut:

On that regards, the company has prepared

a specific HSE guidelines for Health, Safety and

Environment inspection purposes.

Resulted from a discipline and continuous HSE

implementation, PGE recorded zero accident

rate in year 2008, both for medium and heavy

accidents level, in all PGE’s operation areas.

Total ’zero accident’ working hours was also set

as to indicate that the operation activity was

safe, which in turn caused no accidents within

the referred time period. The following is the

details of the ’zero accident’ recorded for each

location:

Jumlah PWT & PWTT Pertamina Geothermal Energy Number of Pertamina Geothermal Energy Workers

Jumlah Kontraktor Pertamina Geothermal EnergyNumber of Pertamina Geothermal Energy Contractors

Total Jam Kerja Tanpa Kecelakaan Pada 2008Numberof‘ZeroIncident’WorkingHoursin2008

Penghargaan Lingkungan (PROPER)

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER), sebagai

penilaian tahunan di bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup oleh Kementerian Negara Lingkungan

Hidup, telah ditetapkan melalui Keputusan No. 127/MEN/LH tahun 2002.

Untuk periode tahun 2006-2007 yang diumumkan pada 2008, beberapa Area Geothermal dan KOB

telah mendapatkan penilaian PROPER oleh Dewan Pertimbangan PROPER LH dengan perolehan

peringkat sebagai berikut:

Environmental Awards (PROPER)

Corporate Performance in Environmental Management Rating Assessment Program (in Indonesian, PROPER)

as annual assessment in environmental management by the Ministry of Environment was issued in decree

No. 12/MEN/LH/2002.

From 2006-2007, some of geothermal and KOB areas have been officially assessed by the PROPER Committee,

with results as follows:

HIJAUKOB Darajat - CGI

HIJAUKOB Gunung Salak - CGS

6

EMASKOB Wayang Windu - MNL

5

BIRUUnit Dieng PT Geo Dipa Energi

4

3

HIJAUAG Lahendong2

HIJAU

Peringkat PROPER

AG Kamojang

Daerah Operasi

1

No.

GREENKOB Darajat - CGI

GREENKOB Gunung Salak - CGS

6

GOLDKOB Wayang Windu - MNL

5

BLUEUnit Dieng PT Geo Dipa Energi

4

3

GREENAG Lahendong2

GREEN

PROPER Rating

AG Kamojang

Opreation Area

1

No.

51

Di bidang lingkungan, PT Pertamina Geothermal Energy terus menerus menunjukkan komitmennya

untuk menjalankan operasi yang ramah lingkungan di semua area operasi

Pada kegiatan operasi, PT Pertamina Geothermal Energy telah menerapkan sistem brine water

injection di mana brine water dan kondensat yang dihasilkan dari kegiatan operasi akan dimasukkan

kembali ke sumur injeksi.

Selama periode 01 Januari s/d 31 Desember 2008 telah dilakukan pemantauan lingkungan untuk

mencegah dampak negatif dari kegiatan operasi dan sekaligus dalam rangka pemenuhan ketentuan

studi lingkungan yang telah dibuat di AG Kamojang, AG Lahendong, AG Sibayak, PG Ulubelu dan PG

Lumut Balai.

Adapun aspek lingkungan yang dipantau adalah: kualitas air limbah, kualitas air permukaan,

kualitas udara, sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat sesuai isi dokumen RKL/RPL atau

pun UKL/UPL.

Untuk memenuhi kelayakan pengelolaan lingkungan sesuai dengan peraturan dan perundangan

lingkungan yang dipersyaratkan selama 2008 telah dilakukan beberapa Analisis dan Evaluasi

terhadap dokumen lingkungan pada kegiatan operasi PGE.

In operation activities, PGE will constantly proof its commitment to an environmental friendly operation

in all operation areas.

During operation, PT Pertamina Geothermal Energy has implemented brine water injection system

whereas brine water and condensate being produced from the operation activity will be re-injected to

the injection well.

Between 1 January to 31 December 2008, PGE undertook an environmental observation in order to avoid

negative impact resulted from our operations, and also to comply with environmental study regulations issued

by AG Kamojang, AG geothermal Lahendong, AG Sibayak, PG Ulubelu and PG Lumut Balai.

Likewise, the observed environmental aspects were: the quality of the water waste, the surface water quality,

air quality as well as the socio-economic, culture and health of the local community in accordance with

RKL/RPL or UKL/UPL documents.

Moreover, in complying with a fit and proper environmental management policies and regulations,

as effectively applied in 2008, PGE also performed Analysis and Evaluation activities to environmental-

related documents throughout PGE operation activities.

Environmental Awards (ESDM)

The Department of Energy and Mineral Resources has rewarded Mineral and Geothermal

Mining Award to mining companies in Indonesia for their achievement in good and

professional environmental management. In 2008, PGE Geothermal Area and JOC have

received official recognitions, as listed in the following table:

KOB Darajat - CGI6

KOB Gunung Salak - CGS5

KOB Wayang Windu - MNL4

EnvironmentalManagement Improvement

Effort

AG Sibayak3

SILVERAG Lahendong2

SILVER

EnvironmentalAward 2008

AG Kamojang

Operation Area

1

No.

GOLD

SILVER

SILVER

53

Penghargaan Lingkungan (ESDM)

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral telah memberikan Penghargaan Lingkungan

Pertambangan Mineral dan Panasbumi kepada perusahaan tambang di Indonesia, yang telah me-

laksanakan pengelolaan lingkungan secara baik dan profesional. Pada 2008 Area Geothermal PGE dan

KOB telah memperoleh penghargaan pengelolaan lingkungan yang dapat dilihat pada tabel berikut:

KOB Darajat - CGI6

KOB Gunung Salak - CGS5

KOB Wayang Windu - MNL4

PeningkatanUpaya

PengelolaanLingkungan

AG Sibayak3

AG Lahendong2

PERAK

PERAK

PenghargaanLingkungan 2008

AG Kamojang

Daerah Operasi

1

No.

EMAS

PERAK

PERAK

Dari kegiatan program kemitraan yang dilaksanakan di Area Lahendong, PT Pertamina

Geothermal Energy telah memperoleh Padma Award dengan kategori emas, dari Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro, pada September 2008.

Padma Award adalah apresiasi masyarakat pertambangan terhadap prestasi yang diraih

perorangan, kelompok masyarakat dan korporat yang telah berjasa dalam pelaksanaan

pengembangan masyarakat. Area Lahendong memperoleh penghargaan prestisius ini,

antara lain, berkat keterlibatannya membantu pengembangan petani aren di wilayah

sekitar Area Lahendong.

Bekerja sama dengan Yayasan Masarang telah dibangun pabrik pengolah nira menjadi

gula aren di dekat lokasi Sumur Lahendong-13, tahun lalu. Kebutuhan sumber energi

di pabrik itu diperoleh dari air panas hasil sampingan produksi uap di Sumur LHD-13,

sebelum dijernihkan dan didinginkan, untuk selanjutnya kembali diinjeksikan ke bumi.

Uap dari air panas itu bukan hanya untuk memproduksi gula aren, melainkan juga untuk

mengeringkan kopra dan hasil pertanian lainnya.

Saat ini sudah tergabung 6.000 petani pemasok nira aren ke Pabrik Gula Aren Masarang.

Kehadiran pabrik itu telah meningkatkan pendapatan petani dari semula sekitar Rp

300.000,- per bulan menjadi lebih dari Rp 2 juta sebulan. Gula aren yang dihasilkan

diekspor ke Belanda, Korea dan sejumlah negara lain.

From the partnership program run in Lahendong, PGE received a gold-rank recognition, Padma

Award, rewarded by the Minister of Energy and Mineral Resources, Purnomo Yusgiantoro, in

September 2008.

Padma Award is a recognition given by specific mining community, appreciating an individual,

a society group and a corporation for their successful efforts in community development

initiatives. Relating to that, Lahendong area received this prestigious award, among others, for

its involvement in the development of the local palm sugar farmers.

Last year, together with Masarang Foundation, palm sugar processing manufacture has been

established nearby Lahendong-13 well location. The manufacture energy needs was obtained

from hot water as the by product of steam production in LHD-13 Well, before it’s being refined

and refrigerated, henceforth reinjected into the earth. The steam resulted from the hot water

was not only used in palm sugar production, but also to dry up copra and other farm products.

To date, 6,000 nira suppliers have now joined Masarang Palm Sugar Plant. The Plant’s development

in the area has increased the farmers’ income from Rp.300,000 a month to Rp.2,000,000 per

month. Moreover, the produced palm sugar was then exported to the Netherlands, Korea, and

several other countries.

55

Tanggung Jawab Sosial Masyarakat

PT Pertamina Geothermal Energy telah mendukung berbagai macam kegiatan dan organisasi amal

dengan menjadi sponsor dan donatur secara terus menerus di area pengoperasian geothermal dan

di luar area pengoperasian (AG Kamojang, AG Lahendong dan AG Sibayak) dan proyek (Ulubelu dan

Lumut Balai) dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar melalui pengembangan

kesempatan masyarakat ke dalam perubahan yang bersifat positif.

Program peningkatan hidup masyarakat sekitar itu terbagi ke dalam dua jenis kegiatan, yaitu:

1. Program Kemitraan dengan fokus kegiatan yang diarahkan pada upaya membantu usaha kecil

menengah untuk meningkatkan produksi dan penjualan.

2. Program Bina Lingkungan dengan fokus kegiatan membantu bencana alam, pendidikan, sarana

dan prasarana umum, sarana ibadah dan kesehatan.

Corporate Social Responsibilty (CSR)

PGE has supported various activities and charity organizations by becoming a regular sponsor and donator to

the geothermal operation areas as well as outside the operation areas (AG Kamojang, AG Lahendong and AG

Sibayak); also Ulubelu and Lumut Balai projects aiming to increase living quality of the surrounding community

by developing community opportunities into positive change.

The programs consisted of two activities:

1. Partnership Program, focused on the activities that can increase production and sales of the small-to-

medium local businesses.

2. Environment Care Program, focused on the activities like natural disaster reliefs, education and public

facilities, also religious and health facilities.

57

Pada 2008 lalu Area Lahendong juga memperoleh penghargaan sebagai yang terbaik dalam

melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) se Sulawesi Utara. Penghargaan itu

diberikan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

Selain itu salah satu mitra binaan Area Lahendong, yaitu seorang pengusaha mebel bernama

Johan Petrus Rotty, memperoleh penghargaan sebagai mitra terbaik, karena dengan modal yang

dipinjamkan dia bisa meningkatkan usahanya bahkan merambah ke bidang lain yakni peternakan.

Selain itu pengembalian pinjamannya pun lancar.

Adapun yang dinilai adalah pelaksanaan pengelolaan dana yang dialokasikan pada 2007.

Proses penilaiannya berlangsung sejak Juni-September 2008. Untuk program kemitraan, dasar pe-

nilaiannya adalah: bagaimana dana tersebut dikelola, apakah sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

tepat sasaran dan mendukung program Pemprov Sulawesi Utara, bagaimana perkembangan bisnis

mitra setelah mendapat bantuan, dan apakah pengembaliannya berjalan lancar, serta bagaimana

pula pembinaannya. Sedangkan untuk bina lingkungan, dilihat apakah program tersebut menyentuh

masyarakat banyak, terutama di sekitar lokasi usaha BUMN yang bersangkutan.

In year 2008, Lahendong area was awarded the best in the implementation of Partnership and Environmental

Care Program (in Indonesian, PKBL) in North Sulawesi. The recognition was awarded by North Sulawesi local

government.

In addition to that, one of the Lehendong’s developed partners, a furniture entrepreneur, Johan Petrus Rotty,

received the best partner award, for his achievement in effective use of the loan given to him to develop his

core business, even to further extent, husbandry.

The assessment has been evaluated on the base of the implementation of fund allocation management

throughout year 2007. In terms of loan repayment, an assessment was done from June to September 2008.

For partnership program, the assessment was based on the criteria: how the fund is managed, is it complying

with the related terms and conditions, is it fit-to-purpose and supporting the program from North Sulawesi

local government, how the partnership business grow after receiving the loan, and how the loan is being repaid

on-time, and how is is directed. While for the environmental care program was

considered useful the wide community, especially those around where we operate.

59

Riwayat Hidup Komisaris UtamaCurriculum Vitae of President Commisioner

Nama / Name : Haposan Napitupulu

Tempat, tanggal lahir /

Place and date of birth : Bandung, 30 November 1955

Agama / Religion : -

Alamat / Address : Jalan Gaharu II No 5A

Jakarta 12430

Pendidikan

Sarjana Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung.

MS di bidang Geoscience dari Institut Teknologi Bandung.

Doktor di bidang Geochemistry dari The University of Texas (USA).

Pengalaman Kerja

1979 – 1983 Well Site Geologist & Field Geologist di Pertamina Unit EP IV–Kalimantan.

1983-1987 Kepala Pengeboran Eksplorasi di Pertamina Unit EP IV–Kalimantan.

1987-1990 Senior Geologist di Badan Koordinasi Kontraktor-kontraktor Asing (BKKA).

1990-1993 Kepala Operasi Geologi di BKKA.

1993-1998 Menyelesaikan program Doktor di bidang Geochemistry di The University of Texas-USA

1998-2001 Basin Evaluation Manager-Divisi Eksplorasi Pertamina Hulu.

2001-2004 Manajer Evaluasi-Divisi Eksplorasi Pertamina Hulu.

2004-2005 Manager Area Overseas-New Venture Division Pertamina Hulu.

2005-2007 GM JOB Pertamina–Hes Jambi Merang.

2007-2008 Direktur Pengembangan Bisnis PT Pertamina EP

2008-sekarang Senior VP Upstream Planning & Evaluation PT Pertamina (Persero).

Education

Bachelor of Geological Engineering, Bandung Institute of Technology.

MS in Geoscience from Bandung Institute of Technology.

Doctorate in Geochemistry from The University of Texas (USA).

Work Experience

1979–1983 Well Site Geologist & Field Geologist in Pertamina Unit EP IV–Kalimantan.

1983-1987 Head of Drilling & Exploration in Pertamina Unit EP IV–Kalimantan.

1987-1990 Senior Geologist in Foreign Contractors Coordinating Board (BKKA).

1990-1993 Head of Geological Operations in BKKA.

1993-1998 Finishing Doctorate programme in Geochemistry in The University of Texas-USA

1998-2001 Basin Evaluation Manager-Exploration Division of Pertamina Upstream.

2001-2004 Evaluation Manager-Exploration Division of Pertamina Upstream.

2004-2005 Manager Area Overseas-New Venture Division Pertamina Upstream.

2005-2007 GM JOB Pertamina–Hes Jambi Merang.

2007-2008 Business Development Director of PT Pertamina EP

2008-present Senior VP Upstream Planning & Evaluation PT Pertamina (Persero).

Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang SahamCapital Structure and Shareholders Composition

LampiranAttachments

KeteranganNilai Nominal Rp 1.000.000 per saham

Jumlah Saham Nominal (Rp) %Modal Dasar 200.000 200.000.000.000 100

Modal Ditempat dan Disetor Penuh 50.000 50.000.000.000 25

Pemegang Saham

1. PT Pertamina (Persero)

2. Pertamina Dana Ventura

45.000

5.000

45.000.000.000

5.000.000.000

90

10

Jumlah Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh 50.000 50.000.000.000 100

Jumlah Saham dalam Portepel

DescriptionNominal Value of Rp 1.000.000 per share

Total Shares Nominal (Rp) %Authorized 200.000 200.000.000.000 100

Issued and Paid-Up 50.000 50.000.000.000 25

Shareholders

1. PT Pertamina (Persero)

2. Pertamina Dana Ventura

45.000

5.000

45.000.000.000

5.000.000.000

90

10

Total of Issued and Paid-Up 50.000 50.000.000.000 100

Total Shares in Porfolio

Riwayat Hidup KomisarisCurriculum Vitae of Commisioner

Nama / Name : Budi Widjaja Soetjipto

Tempat, tanggal lahir /

Place and date of birth : -

Agama / Religion : Islam

Alamat / Address : Jln. Intan RSPP No. 23 A RT II / RW 02 Cilandak Barat Jakbar

Pendidikan

Doktor Administrasi Bisnis

Pengalaman Kerja

1995 – 2000 Research Assistant, Department of Management and Labor Relations, Cleveland

State University.

1999-2002 Instructor, Department of Management and Labor Relations, Cleveland State University.

2002-2003 Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dari Dewan Komisaris, PT Telkom Tbk.

2003 – 2004 Kepala Divisi Riset dan Konsultasi, Lembaga Manajemen FEUI.

2004-2005 Direktur Administrasi dan Keuangan, Lembaga Manajemen FEUI.

2004-2007 Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dari Dewan Komisaris, PT PLN (Persero).

2004-sekarang VP, HR Indonesia Foundation.

2005-sekarang Managing Director, Lembaga Manajemen FEUI.

2006-sekarang Rektor Kepala, Jurusan Manajemen FEUI.

Education

Doctorate in Business Administration

Work Experience

1995–2000 Research Assistant, Department of Management and Labor Relations, Cleveland State University.

1999-2002 Instructor, Department of Management and Labor Relations, Cleveland State University.

2002-2003 Member of Nomination and Remuneration Commitee of Board of Commissioner, PT Telkom Tbk.

2003–2004 Head of Reserach and Consultation Division, Management Institute FEUI.

2004-2005 Finance and Administration Director, Management Institute FEUI.

2004-2007 Member of Nomination and Remuneration Commitee of Board of Commissioner, PT PLN (Persero).

2004-present VP, HR Indonesia Foundation.

2005-present Managing Director, Management Institute FEUI.

2006-present Head of Rector, Faculty of Management FEUI.

61

Riwayat Hidup KomisarisCurriculum Vitae of Commisioner

Nama / Name : R. Sukhyar

Tempat, tanggal lahir /

Place and date of birth : Jakarta, 11 April 1955

Agama / Religion : Islam

Alamat / Address : Kompleks Tambang Timah No 10

Cilandak-Jakarta Selatan

Pendidikan

1980, Sarjana Teknik Geologi, Institut Teknologi Bandung.

1990, Doktor dalam Ilmu Kebumian dari Monash University, Melbourne, Australia.

Pengalaman Kerja

1989 – 1999 Direktur Vulkanologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral.

1999-2005 Sekretaris pada Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral.

2005 – 2007 Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

2007 - sekarang - Kepala Badan Geologi Departmen Energi dan Sumber Daya Mineral.

- Koordinator penyusunan RUU Pertambangan.

- Koordinator penyusunan RUU Geothermal.

Education

Bachelor of Geological Engineering, Bandung Institute of Technology (1980)

Doctorate in Earth Science, Monash University, Melbourne, Australia (1990).

Work Experience

1989 – 1999 Director of Vulcanology, Directorate General of Geology dan Mineral Resorces

1999-2005 Secretary of Directorate General of Geology dan Mineral Resorces

2005 – 2007 Expert Staff of the Minister of Energy and Mineral Resources

2007 - present - Head of Geological Unit, Department of Energy and Mineral Resources

- Coordinator for composing of Draft Law on Mining

- Coordinator for composing of Draft Law on Geothermal

63

Riwayat Hidup Direktur UtamaCurriculum Vitae of President Director

Nama / Name : Abadi S. Poernomo

Tempat, tanggal lahir /

Place and date of birth : Malang, 28 Januari 1954

Agama / Religion : Islam

Alamat / Address : Jl. Bunga Matahari IX/K7

Jatiwarna Indah, Bekasi 17414

Pendidikan

Sarjana (S1) Teknik Pertambangan ITB

Dipl. Ing. Geothermal Energy (Engineering)

Pengalaman Kerja

2001-2002 Asisten Direktur Hulu

2002-2003 Manajer Manajemen Informasi Direktorat Hulu

2003-2005 Manajer Perencanaan & Portfolio Direktorat Hulu

2004-2006 GM JOB Lirik Petroleum

2004-2006 Kepala Divisi Humas

2006-2008 VP Manajemen Jasa Penunjang, PT Pertamina EP

2008-sekarang Direktur Utama PT PGE

Education

Bachelor Degree in Mining Engineering, ITB

Dipl. Ing Geothermal Energy (Engineering)

Work Experience

2001-2002 Assistant to Eupstream Director

2002-2003 Manager of Upstream Information Management

2003-2005 Manager of Upstream Planning & Portfolio

2004-2006 General Manager of JOB Lirik Petroleum

2004-2006 Head of Public Relations Division

2006-2008 VP of Supporting Services Management, PT Pertamina EP

2008-Present President Director of PT PGE

Riwayat Hidup KomisarisCurriculum Vitae of Commisioner

Nama / Name : Evita Maryanti Tagor

Tempat, tanggal lahir /

Place and date of birth : Jakarta, 09 Juni 1960

Agama / Religion : Islam

Alamat / Address : Jl. Galur Sari VIII No. H-129 A

Utan Kayu Selatan

Jakarta Timur

Pendidikan

1996-1998, S2 – Ekonomi Manajemen Universitas Indonesia.

Pengalaman Kerja

1987-1993 Pengawas Konsolidasi Pertamina

1993-1996 Pengawas Utama Akuntansi Minyak

1996-1998 Staf Keuangan UPPDN III

1998-2000 Pengawas Utama Sistem & Prosedur UR

2000-2001 Kepala Akuntansi Urusan Keu PPDN

2001-2004 Manajer Risiko & Portofolio

Januari 2004 Manajer Manajemen Risiko & Portofolio

Desember 2004-2006 Kepala Divisi Pendanaan & Portofolio AP

2006-2007 Deputi Direktur Pendanaan & Manajemen Risiko

2007-2008 Deputi Direktur Pendanaan & Manajemen Risiko.

April 2008 Deputi Direktur Operasi Keuangan

Agustus 2008-sekarang Deputi Direktur Pendanaan & Manajemen Risiko

Education

Master of Economic Management, University of Indonesia (1996-1998)

Work Experience

1987-1993 Consolidation Supervisor, Pertamina

1993-1996 Oil Accounting Lead Supervisor

1996-1998 Finance Staff UPPDN III

1998-2000 System and Procedure Lead Supervisor UR

2000-2001 Head of Accounting, Finance Affair PPDN

2001-2004 Risk & Porfolio Manager

Jan 2004 Risk & Porfolio Management Manager

Dec 2004-2006 Division Head of Funds & Portfolio AP

2006-2007 Deputy Director Funds & Risk Management

2007-2008 Deputy Director Funds & Risk Management

April 2008 Deputy Director Finance Operation

Aug 2008-present Deputy Director Funds & Risk Management

65

Riwayat Hidup DireksiCurriculum Vitae of Director

Nama/ Name : Suryadarma Zainal Abidin

Tempat, tanggal lahir /

Place and date of birth : Cot Bada, 13 Mei 1955

Agama / Religion : Islam

Alamat / Address : Jl. Batu Panca Warna 29 Pulo Mas

Jakarta Timur

Pendidikan

1984, Sarjana Teknik Geologi ITB.

1990, DIPL. Geoth Technology Auckland University, New Zealand.

1998, MBA (Master and Business Adminstration), Kennedy Western University – USA.

2000, PhD untuk Business Administration, Kennedy Western University-USA.

Pengalaman Kerja

1985 Mulai bekerja di Pertamina Divisi Geothermal.

1991-1995 Kepala Panasbumi Pertamina Sumatera Bagian Utara.

1995 Kepala Proyek Penyiapan Pertamina area Panasbumi Sibayak, Sumatera Utara.

1995-1998 Manajer Area Pertamina Area Panasbumi Sibayak, Sumatera Utara.

1998-1999 Manajer Area Pertamina Area Panasbumi Kamojang, Jawa Barat.

1999-2000 General Manajer Pertamina Area Panasbumi Kamojang, Jawa Barat.

2001-2002 Staf Ahli Direktur Hulu diperbantukan Kepala Divisi Geothermal.

2002-2006 Staf Ahli Direktur Hulu diperbantukan GM Geothermal.

2006-sekarang Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy.

Education

1984, Bachelor of Geological Engineering, Bandung Institute of Technology (ITB).

1990, DIPL. Geoth Technology Auckland University, New Zealand.

1998, Master of Business Adminstration (MBA), Kennedy Western University, USA.

2000, PhD of Business Administration, Kennedy Western University, USA.

Work Experience

1985 Began working at Pertamina Geothermal Division.

1991-1995 Head of Pertamina Geothermal in North Sumatra.

1995 Head of Preliminary Project in Sibayak Geothermal Area, North Sumatra.

1995-1998 Manager of Sibayak Geothermal Area, North Sumatra.

1998-1999 Manager of Kamojang Geothermal Area, West Java.

1999-2000 General Manager of Kamojang Geothermal Area, West Java.

2001-2002 Expert Staff of Upstream Director Assisting Head of Geothermal Division.

2002-2006 Expert Staff of Upstream Director Assisting the General Manager of PT Geothermal Energy.

2006-present Director of Operation PT Pertamina Geothermal Energy.

Riwayat Hidup DireksiCurriculum Vitae of Director

Nama / Name : Suroto

Tempat, tanggal lahir /

Place and date of birth : Klaten, 16 Juni 1953

Agama / Religion : Islam

Alamat / Address : Jl. Prambanan III D – 44

Jakasampurna – Bekasi

Pendidikan

1979, S1 – Teknik Geologi UGM Yogyakarta.

1987, DIPL. Geoth Technology Auckland University.

1989, Geothermal Reservoir Engineering Auckland University.

Pengalaman Kerja

1979-1989 Staf Geologi Geothermal Pertamina Tmt September.

1989-2001 Kasubdin – Geologi – Geokimia Kasubdin Reneval Geothermal.

2001-2002 Kadin Reneval Pabum Pertamina.

2002-2004 Manager Pemasaran dan Pengembangan Usaha Geothermal Pertamina.

2004-Desember 2006 Manager Sumberdaya dan Teknologi Geothermal Pertamina.

Desember 2006-sekarang Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PT Pertamina

Geothermal Energy.

Education

1979, Bachelor of Geological Engineering, University of Gajah Mada, Yogyakarta.

1987, Diploma in Geothermal Technology, Auckland University.

1989, Geothermal Reservoir Engineering, Auckland University.

Work Experience

1979-1989 Staff of Pertamina Geology Geothermal Tmt September

1989-2001 Head of Sub-Service – Geologi – Geokimia Reneval Geothermal

2001-2002 Head of Service, Reneval Geothermal Pertamina

2002-2004 Marketing and Business Development, Geothermal Pertamina

2004-Dec 2006 Resource and Technology Manager, Geothermal Pertamina

Dec 2006-present Planning and Business Development Director, PT Pertamina Geothermal Energy

67

Uraian Mengenai Organ Pendukung GCGDescription of GCG Suppporting Organ

1. Sekretaris Perseroan

1.1. Kedudukan dan Kualifikasi

1) Sekretaris Perseroan diangkat dan diberhentikan oleh Direksi, serta bertanggung jawab

langsung kepada Direkur Utama.

2) Sekretaris Perseroan harus memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi yang memadai

agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

1.2. Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab

1.2.1. Fungsi

1) Penghubung (liaisonofficer) antara Direksi dengan Dewan Komisaris, Pemegang Saham dan

stakeholders, mewakili Perseroan dalam berkomunikasi dengan masyarakat, regulator,

lembaga atau asosiasi yang berkaitan dengan Perseroan.

2) Sebagai koordinator atas kepatuhan di bidang hukum, administrasi, pelaporan dan komunikasi.

3) Sebagai adminstrator yang mengelola dokumen tertentu Perseroan.

1.2.2. Tugas dan tanggung Jawab

1) Berkaitan dengan Pemegang Saham

(1) Melakukan koordinasi perencanaan dan penyelenggaraan RUPS tahunan maupun luar biasa.

(2) Membuat dan mendokumentasikan risalah RUPS yang mencantumkan dinamika rapat

dan perbedaan pendapat serta menyediakannya bila diminta oleh Pemegang Saham.

(3) Menyiapkan Daftar Pemegang Saham Perseroan.

(4) Menyiapkan Daftar Khusus Pemegang Saham.

1. Corporate Secretary

1.1. Position and Qualification

1) The Corporate Secreatary is appointed and discharged by the Board of Directors and should report

directly to the President Director.

2) The Corporate Secreatry must possess the required academic and competence in doing his/her roles

and responsibility.

1.2. Function, Role and Responsibility

1.2.1. Function

1) As a liaison officer between the Directors and the Comissioners, the Shareholders and Stakeholders,

as well as to represent the Corporation in communicating with the public, regulator, institution or

association related to the Corporation’s business.

2) As a coordinator in dealing with any legal, administration, reporting and communication compliance

matters.

3) As an adminstrator who manages specific Corporate documentations.

Riwayat Hidup DireksiCurriculum Vitae of Director

Nama / Name : Andri T. Hidayat

Tempat, tanggal lahir /

Place and date of birth : Bandung 12 Mei 1958

Agama / Religion : Islam

Alamat / Address : Jl. H. Toran No. 9 Rt 003/001 Kel. Rengas

Kec. Ciputat Timur Tangerang

Pendidikan

S1 – Ekonomi Akuntansi Universitas Padjadjaran, Bandung

S2 – Ekonomi Manajemen Universitas Indonesia

Pengalaman Kerja

1999 – 2001 Manajer Senior Kontroler P2, Direktorat Keuangan

2001 – 2004 Deputi Direktur Perbendaharaan & Pendanaan, DDP&P

2004 – 2006 Deputi Direktur Perbendaharaan & Pendanaan, Direktorat Keuangan

2006 – 2007 Kepala Satuan Pengawas Internal, PT Pertamina EP Kantor Pusat

Education

Bachelor of Economic and Accounting, Padjadjaran University, Bandung

Master of Economic and Management, University of Indonesia

Work Experience

1999 – 2001 Senior P2 Controller Manager, Finance Directorate

2001 – 2004 Deputy Director of Treasury & Funds, DDP&P

2004 – 2006 Deputy Director of Treasury & Funds, Finance Directorate

2006 – 2007 Unit Head of Internal Supervisor, Head Office of PT Pertamina EP

69

1.2.2. Roles and Responsibilities

1) Relating to Shareholders

(1) To arrange and coordinate Annual Shareholders’ Meeting and Extraordinary Shareholders’s Meeting.

(2) To create and document te minutes of meeting of the anual shareholders’ meeting that reported

discussion and arguments during the meeting and then submit it the the shareholders when

requested.

(3) To prepare list of shareholders.

(4) To prepare on-demand list of shareholders.

2) Relating to compliance of the regulations

(1) To ensure that the Corporation has complied with the required transparancy and communication

procedures as stated in the yearly report.

(2) To observe changes and development of legal issues put into effect to the Corporate business units

and analyze the impact resulted.

(3) To provide inputs and report to the Board of Directors and Commissioners on the progress of the

analysis made on changes of the referred legal issues.

(4) To ensure that good corporate governance is being complied internally.

3) Relating to Secretariat Funtion

(1) To coordinate regular meetings with the Directors as well as meeting attended by the Board

of Directors and the Comissioners.

(2) To prepare meeting’s agenda, schedule, material and report.

(3) To document meeting’s report and make it available anytime needed by the Board of Commissioners

and Directors.

(4) To document all policies, decision and internal memorandum issued by the Board of Directors,

also other Corporate documentations such as agreement and other external or internal legal papers.

(5) To deliver reports as required by the prevailing laws.

4) Related to Stakeholders

(1) To represent the Corporation in communications with other parties who involve in the Corporate’s business.

(2) To strictly select relevant information to be published or circulated internally and externally.

(3) To provide services to public and other parties related to any information referring to the Corporate

condition.

(4) To plan and run the Corporate activities involving ecternal parties, which aim to build the Corporate’s

image.

(5) To manage and update website information of the Corporation.

2. Internal Supervisory Units (ISU)

2.1. Position and Qualification

2.1.1. Position

1) ISU position is independent to all assessed activities.

2) ISU is led by a leader who is directly responsible to the President Director.

2.1.2. Qualification

The head of ISU and internal auditor must posses both academic and competency qualifications, as required, in

carrying out its duties and responsibilities.

2) Berkaitan dengan kepatuhan Terhadap Perundang-undangan

(1) Memastikan bahwa Perseroan mematuhi ketentuan tentang persyaratan

keterbukaan dan pengungkapan yang berlaku dalam laporan tahunan.

(2) Melakukan kajian atas perubahan dan perkembangan peraturan perundang-undangan

yang berpengaruh pada bidang usaha Perseroan dan menganalisis dampaknya

terhadap Perseroan.

(3) Memberikan masukan dan laporan kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas hasil

analisis perkembangan peraturan perundang-undangan tersebut.

(4) Memastikan kepatuhan atas pelaksanaan good corporate governance di lingkungan

Perseroan.

3) Berkaitan dengan Fungsi Kesekretariatan

(1) Mengkoordinasikan rapat Direksi, serta rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris.

(2) Mempersiapkan undangan, jadwal, agenda, materi dan risalah rapat.

(3) Mendokumentasikan risalah rapat dan menyediakannya bila diperlukan oleh

Dewan Komisaris atau Direksi.

(4) Mendokumentasikan segala jenis kebijakan, keputusan dan surat edaran Direksi,

surat perjanjian dan dokumen lainnya yang menjadi produk hukum eksternal dan

internal Perseroan.

(5) Mengirimkan laporan-laporan yang dipersyaratkan oleh peraturan perundangan yang berlaku.

4) Berkaitan dengan Stakeholders

(1) Mewakili Perseroan dalam berkomunikasi dengan pihak-pihak lain yang memiliki ke

pentingan terhadap Perseroan.

(2) Menyeleksi jenis-jenis informasi yang relevan untuk dipublikasikan atau diedarkan di

internal dan eksternal Perseroan.

(3) Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pihak lain atas setiap permintaan informasi

yang berkaitan dengan kondisi Perseroan.

(4) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Perseroan yang melibatkan pihak eksternal

yang bertujuan untuk membentuk citra (image) Perseroan.

(5) Mengelola dan memutakhirkan informasi dalam website Perseroan.

2. Satuan Pengawasan Internal (SPI)

2.1. Kedudukan dan Kualifikasi

2.1.1. Kedudukan

1) SPI mempunyai kedudukan yang independen dari semua kegiatan yang diperiksa.

2) SPI dipimpin seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

2.1.2. Kualifikasi

Kepala SPI dan auditor internal harus memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi yang

memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

2.2. Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab

2.2.1. Fungsi

1) Perseroan membentuk SPI yang merupakan fungsi pengawasan internal Perseroan.

71

2.2. Funtions, Duties and Resposibilities

2.2.1. Functions

1) The Corporation forms the ISU as to conduct internal Corporate’s supervisory role.

2) The ISU is formed to assist the President Director in conducting examination and to evaluate

the control, management and implementation as well as recommendations concerning to improvements.

3) The ISU is inseparable from the Corporation in running independent activities, providing objective

assurance services and consultancy services aiming to deliver added values and enhancement to the

Corporate’s operations.

2.2.2. Duties and Responsibilities

1) To develop strategy, policy and planning of supervisory activities.

2) To observe overall goal accomplishment and supervisory strategy, and to regularly examine the referred

activities.

3) To assure that the Corporate’s internal supervisory system has been functioning effectively, including

those that can prevent misconduct activities followed by assessment to the applied system on

a regular basis.

4) To conduct supervisory role on all business activities, which cover accounting, finance, human resources

and operational activities.

5) To conduct auditing in order to encourage proper compliance of both workers and management to

the prevailing laws to date.

6) To specifically audit (investigate) activities so that all cases that are indicating misuse of authority,

black market, corruption and fraud.

7) To give inputs on improvements and objective information relating to audited activitites that involve

management at all levels.

8) To provide consultancy to management at all levels to increase effectiveness of internal control, to

increase efficiency, risk management and other performance enhancement actitivities.

9) To suppport GCG implementation in all Corporate’s workplace.

10) To prepare supporting data, information and analysis for Directors in line with their obligation to

submit the Directors’ reports to the Board of Commissioners.

11) To direclty report all supervisory activities to the President Director and to also incorporate it to

the Commissioner through the Audit Committee.

2.3. ISU Charter

Position, duties, authority and responsibility of the ISU and its institutional relation between the ISU,

Audit Committee and External Auditor will all be recorded in the ISU Charter signed by President Director,

Head of ISU and Commissioner as representative of head of the Audit Committee.

3. Audit Committee

3.1. Position and Qualification

3.1.1. Position

1) The Audit Committee is a formed by the Board of Commissioners working collectively in assisting

the Commissioners’ duties and roles implementation.

2) One of the Audit Committee’s members must have an educational background in accounting or finance.

3) Does not posses personal interest/involvment that may create negative impact and conflict of interest

to the Corporation, sucha as the followings:

2) SPI dibentuk untuk membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksaan serta

menilai pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaannya serta memberikan saran-saran perbaikan.

3) SPI merupakan bagian Perseroan yang melaksanakan aktivitas secara independen,

memberikan layanan assurance obyektif dan jasa konsultasi dengan tujuan untuk memberikan

nilai tambah dan peningkatan terhadap operasi Perseroan guna mencapai tujuan Perseroan.

2.2.2. Tugas dan Tanggung Jawabnya

1) Membuat strategi, kebijakan serta rencana kegiatan pengawasan.

2) Memantau pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara keseluruhan serta melakukan

kajian secara berkala.

3) Memastikan sistem pengendalian internal Perseroan berfungsi efektif termasuk melakukan

kegiatan yang dapat mencegah terjadinya penyimpangan serta melakukan assessment

terhadap sistem tersebut secara berkala.

4) Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha yang meliputi antara lain

bidang akuntansi, keuangan, sumber daya manusia dan operasional.

5) Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan baik pekerja maupun manajemen

Perseroan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6) Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkap kasus yang mempunyai indikasi

terjadinya penyalahgunaan wewenang, penggelapan, penyelewengan dan kecurangan (fraud).

7) Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan dan informasi yang obyektif tentang

kegiatan yang diaudit kepada semua tingkatan manajemen.

8) Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen mengenai upaya

peningkatan efektivitas pengendalian intern, peningkatan efisiensi, manajemen risiko,

dan kegiatan lainnya terkait dengan peningkatan kinerja.

9) Mendukung penerapan GCG di lingkungan Perseroan.

10) Menyiapkan dukungan data, informasi dan analisis untuk Direksi dalam rangka

penyampaian laporan Direksi kepada Komisaris.

11) Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung kepada Direktur Utama dan

memberikan tembusan kepada Komisaris melalui Komite Audit.

2.3. Piagam SPI

Kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab SPI serta hubungan kelembagaan antara SPI dan

Komite Audit dan Auditor Eksternal dituangkan dalam piagam SPI yang ditandatangani oleh Direk-

tur Utama, Kepala SPI dan Komisaris selaku Ketua Komite Audit.

3. Komite Audit

3.1. Keduduan dan Kualifikasi

3.1.1. Kedudukan

1) Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris yang bekerja secara

kolektif dalam rangka membantu pelaksanaan tugas dan fungsi Komisaris.

2) Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi

atau keuangan.

3) Tidak memiliki kepentingan/keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak

negatif dan konflik kepentingan terhadap Perseroan, misalnya:

(1) Mempunyai kaitan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat ketiga,

73

(1) Does not have any blood-related or family-related up to third degree relationship whatsover,

neither vertically or horizontally with the Commisioners’ members and/or the Directors’ members.

(2) Posses any business relations with the Corporation.

4) Not part of the Public Accountant Office, Legal Consultant, or other parties providing audit services,

non-audit services and /or other consultancies to the Corporation within the period of 6 (six) months

prior to tenure period as assigned by the Commissioner.

5) Does not own shares in the Corporation, either directly or indirectly. In the case where the Audit

Committee members happen to gain share(s) resulted from a legal matter, hence that Audit Committee’s

member(s) is obliged to hand over the share(s) to other party(ies) within 6 (six) months time,

at the longest.

6) Not allowed to involve in any other duties as part of other Committee’s duties in the Corporation.

7) Able to build effective communication.

3.2. Membership and Composition

3.2.1.Membership

Members of the Committee will be appointed and terminated by the Commissioner for 2 (two) years tenure

period, whereas its tenure is possible to be extended once during the membership period without

disrespecting the Commissioner’s rights to terminate the assignement at any time.

3.2.2. Composition

The Audit Committee consists of a Chairman and at least 2 (two) members with the following composition:

1) The head of the Audit Committee is one of the members of an Independent Commisioner.

2) Members of the Audit Committee is one of the members of an Independent Commissioner.

3) The head and members of the Audit Committee is appointed and terminated by the President

Commissioner.

3.3. Duties, Responsibilities and Obligations

3.3.1. Duties and Responsibilites

1) To ensure that the Corporate’s internal supervisory system is run effectively.

2) To assess proper implementation of all activities and the audit results carried out by the ISU and

external auditor, so that improper standard implementation as well as unqualified report can be

prevented.

3) To give recommendation on zero-mistake management control system in order to meet the standardized

implementation procedure.

4) To ensure that review procedure is satisfactorily with regards to information issued by the Corporation

including brochure, regular financial report, projected/forecasted and other financial information that

are to be reported to the shareholder(s).

5) To identify matters that are to be priority concerns of the Commissioner.

6) To carry out other duties assigned by the commissioner as long as it is still under the set job descriptions

and obligations on the base of the laws/regulations which prevail.

3.3.2. Obligations

The Audit Committee is obliged to submit:

1) Regular report containing key results of the carriied out duties as assigned by the Commissioner.

2) Special report containing every findings that may interupt the Corporate’s activities.

baik menurut garis lurus maupun garis ke samping, dengan anggota Komisaris dan/

atau anggota Direksi Perseroan.

(2) Mempunyai kaitan usaha dengan rekanan Perseroan.

4) Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum,

atau pihak lain yang memberi jasa audit, jasa non audit dan/atau jasa konsultasi lain

kepada Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum diangkat oleh

Komisaris.

5) Tidak memiliki saham Perseroan baik langsung maupun tidak langsung. Dalam hal anggota

Komite Audit memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum, maka dalam jangka

waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah diperolehnya saham tersebut wajib mengalihkan

saham tersebut kepada pihak lain.

6) Tidak merangkap pekerjaan sebagai anggota Komite lainnya di Perseroan.

7) Mampu berkomunikasi secara efektif.

3.2. Keanggotaan dan Komposisi

3.2.1.Keanggotaan

Anggota Komite diangkat dan diberhentikan oleh Komisaris dengan masa kerja 2 (dua) tahun yang

dapat diperpanjang satu kali masa keanggotaannya dengan tidak mengurangi hak Komisaris untuk

memberhentikan sewaktu-waktu.

3.2.2. Komposisi

Komite Audit terdiri atas seorang Ketua dan sekurang-kurangnya dua orang anggota dengan kom-

posisi sebagai berikut:

1) Ketua Komite Audit adalah salah satu anggota Komisaris Independen.

2) Anggota Komite Audit adalah salah satu anggota Komisaris Independen.

3) Ketua dan anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Komisaris Utama.

3.3. Tugas, Tanggung Jawab dan Kewajiban

3.3.1. Tugas dan Tanggung Jawab

1) Memastikan efektivitas sistem pengendalian internal Perseroan.

2) Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh SPI maupun auditor

eksternal sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar.

3) Memberikan rekomendasi mengani penyempurnaan sistem pengendalian manajemen

Perseroan serta pelaksanaannya.

4) Memastikan bahwa telah ada prosedur review yang memuaskan terhadap informasi

yang dikeluarkan Perseroan., termasuk brosur, laporan keuangan berkala,

proyeksi/forecast dan lain-lain informasi keuangan yang disampaikan kepada

pemegang Saham.

5) Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris.

6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh komisaris sepanjang masih dalam lingkup

tugas dan kewajiban Komisaris berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3.3.2. Kewajiban

Komite Audit berkewajiban untuk menyampaikan:

1) Laporan berkala yang berisi pokok-pokok hasil kerjanya berdasarkan penugasan Komisaris.

75

3.4. Audit Committee Charter

Position, duties and responsibilities of the Audit Committee an institutional relational between the Audit

Committee and the ISU, between the Audit Committee and the Directors, also between the Audit

Committee and external auditor should be stated in Audit Comittee’s Charter, signed by the President

Commissioner and President Director.

PT Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) formed ISU to perform its internal supervisory role. Chairman

of the ISU is directly responsible to President Director. The ISU is formed to assist President Director in

the examination and assessment of control work performance, which cover planning and implementation

while also providing recommendations on improvement initiatives.

ISU position is independent to all examined activities run by all working units, in providing objective assurance

and consultancy services with the aim to giving added value in all operations in attaining the Corporate’s

end goal.

During the implementation, the ISU has the authority to:

1. Examine and evaluating properness and effectiveness of the internal supervisory activities.

2. Evaluate properness and effectiveness of the risk management and corporate governance system.

3. Have a full, flexible and unlimited access to all functions, reports, assets and workers issues.

4. Compose ISU’s work program in an integrated and comprehensive manner.

The ISU conducts an internal audit regarding compliance based on prevailing regulations, operational audit,

exclusive audit and providing consultancy services relating to the internal supervisory implementation,

risk management system and corporate governance. The implementation of the audit activity, run by ISU on

the base of the set policy, target and yearly audited work program, as affirmed by the President Director.

Position, duties, authorities and responsibilities of the ISU as well as institutional relationship signed by

the President Director. Head of ISU and Commissioner as to represent the Board of commissioner.

2) Laporan khusus yang berisi setiap temuan yang diperkirakan dapat mengganggu

kegiatan Perseroan.

3.4. Piagam Komite Audit

Kedudukan, tugas dan tanggung jawab Komite Audit serta hubungan kelambagaan antara

Komite Audit dengan SPI, Komite Audit dengan Direksi dan Komite Audit dengan auditor eksternal

dituangkan dalam Piagam Komite Audit dan ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur

Utama.

PT Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) membentuk SPI yang menjalankan fungsi pengawasan

internal Perseroan. SPI dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Utama. SPI dibentuk untuk membantu Direktur Utama dalam melaksanakan pemeriksa-

an serta menilai pengendalian, meliputi perancangan dan pelaksanaannya serta memberikan

saran-saran perbaikan.

SPI mempunyai kedudukan yang independen dari semua kegiatan unit kerja yang diperiksa deng-

an melaksanakan aktivitas secara independen, memberikan layanan assurance obyektif dan jasa

konsultasi dengan tujuan untuk memberikan nilai tambah dan peningkatan terhadap operasi

Perseroan guna mencapai tujuan Perseroan.

Dalam pelaksanaan tugasnya, SPI berwenang untuk:

1. Memeriksa dan mengevaluasi kecukupan dan efektifitas dari sistem pengendalian in-

ternal.

2. Mengevaluasi kecukupan dan efektifitas dari sistem manajemen risiko dan tata kelola

Perseroan.

3. Memiliki akses penuh, bebas dan tidak terbatas kepada seluruh fungsi, catatan,

aset dan pekerja.

4. Menyusun program kerja SPI secara luas dan komprehensif.

SPI melakukan audit internal terhadap kepatuhan pada ketentuan yang berlaku (compliance based

audit), audit operasional, audit khusus dan memberikan layanan jasa konsultasi terkait dengan

pelaksanaan sistem pengendalian internal, sistem manajemen risiko dan tata kelola Perseroan.

Pelaksanaan audit/kegiatan oleh SPI didasarkan pada kebijakan, sasaran, dan Program Kerja

Pemeriksaan Tahunan (PKPT) yang ditetapkan oleh Direktur Utama.

Kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab SPI serta hubungan kelembagaan antara SPI

dengan Komite Audit dan Auditor Eksternal dituangkan dalam Piagam SPI yang ditandatangani

oleh Direktur Utama, Kepala SPI, dan Komisaris selaku Ketua Komite Audit.

77

A. General Policy

1. The Company respects and strives to meet all the stakeholders’ rights, in relation to the law,

agreement/contract or ethical/moral value and corporate social responsibility which prevail.

2. Stakeholders’ management should be directed towards the corporate business needs while referring

to priority scale and mutual respect in order to achieve balance and harmony between:

1) Business dimension that is value creation and customer satisfaction oriented

2) Social dimension that relates to the aspects of business ethics and corporate social responsibility,

health, safety and prosperity of all workers, along with social community aspect.

3) Environmental dimension will direct the Corporation towards green environment as well as balanced

living condition around the operation areas.

3. The Corporation follows up and create fix mechanism in responding and solving all problems/

complaints in meeting the stakeholders’ right and/or claims.

4. The Corporate Secretary acts as an officer that mediate and coordinate the carry out of stakeholders’

relationship management, in accordance with his/her role and responsibility.

5. Stakeholders’ relationship management is based on the applied GCG principles, which comprises

of transparency, accountability, responsibility, independency and rightness.

B. Shareholder

1. The Corporation will constantly strive to realize long term value of the Shareholders by constantly put

the stakeholders’ needs as priority in compliance with any law and ethical values that prevail.

2. The management of Shareholder’s relation has been carried out on the base of the Corporate Statutes

and the prevailing regulations.

3. The Shareholders, Directors and Commissioners always put their efforts in undertaking each of their

functional roles and will not intervene in an activity of other party’s authority.

4. The Corporate Secretary is assigned as Liaison Officer that mediate and coordinate various activities

that involve Shareholders, Board of Directors and Board of Commissioners.

C. Workers

1. Every Corporate policy that relates with the workers is composed tranparantly by accommodating

the worker’s needs and any related laws and regulation that prevail.

2. Contract or working agreement between the Corporation and workers should be made in writing and

must clearly state all rights and obligations of all contracted parties.

3. Workers’ performance evaluation system should be set and carried out fairly and transparently.

4. Act in good/positive intention in the negotiation process should conflicts occur between

the Corporation and Workers.

5. Create a conducive working atmosphere by always putting health and safety as top priority.

6. The Corporation provides equal opportunity to the workers in forming a Worker Union as to follow the

prevailing law and regulations.

7. The worker union is obliged to maintain peacefulness and compliance internally as well as to strive

giving their best for the Corporation while increasing disciplinary at work.

Pengelolaan Hubungan dengan StakeholdersRelationship Management with Stakeholders

A. Kebijakan Umum

1. Perseroan menghormati dan berupaya memenuhi segala hak stakeholders yang timbul

karena pemberlakuan peraturan perundang-undangan, perjanjian/ kontrak, atau karena ni-

lai etika/moral dan tanggung jawab sosial Perseroan.

2. Pengelolaan stakeholders diarahkan pada kepentingan bisnis Perseroan serta memperhatikan

skala prioritas dan saling menghargai (mutual respect) sehingga tercapai keseimbangan dan

keharmonisan antara:

1) Dimensi bisnis yang berorientasi pada penciptaan nilai (value creation) dan kepuasan

pelanggan.

2) Dimensi sosial yang menyangkut aspek etika usaha dan tanggung jawab sosial

Perseroan, kondisi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja serta aspek sosial

kemasyarakatan.

3) Dimensi lingkungan yang mengarahkan Perseroan untuk memperhatikan aspek kelestarian

dan keseimbangan lingkungan hidup di sekitar unit operasi/lapangan usaha.

3. Perseroan menindaklanjuti dan membuat mekanisme baku dalam menanggapi dan

menyelesaikan segala permasalahan/keluhan terkait dengan pemenuhan hak dan/atau

tuntutan stakeholders.

4. Sekretaris Perseroan bertindak sebagai pejabat yang menjembatani dan mengkordinasikan

pelaksanaan pengelolaan hubungan dengan stakeholders Perseroan sesuai dengan lingkup

tugas dan tanggung jawabnya.

5. Pengelolaan stakeholders didasarkan pada prinsip-prinsip GCG, yaitu transparansi,

akuntabilitas, responsibilitas, kemandirian, dan kewajaran.

B. Pemegang Saham

1. Perseroan senantiasa berupaya untuk mewujudkan nilai Pemegang Saham dalam jangka

panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan

peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.

2. Pengelolaan hubungan dengan Pemegang Saham dilakukan sesuai dengan Anggaran Dasar

Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris berupaya untuk menjalankan fungsinya masing-

masing dan tidak turut campur dalam suatu kegiatan yang menjadi kewenangan pihak lain.

4. Sekretaris Perseroan menjadi pejabat penghubung yang menjembatani dan mengkoordina-

sikan berbagai kegiatan/kepentingan yang melibatkan Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris.

C. Pekerja

1. Setiap kebijakan Perseroan yang terkait dengan pekerja disusun secara transparan,

mengakomodasi kepentingan pekerja dan peraturan perundang- undangan yang terkait.

2. Kontrak atau perjanjian kerja bersama antara Perseroan dengan pekerja dibuat secara

tertulis dengan memuat hak dan kewajiban para pihak secara jelas.

3. Sistem penilian kinerja pekerja ditetapkan dan dilaksanakan secara adil dan transparan.

4. Bertindak dengan itikad baik dalam proses negoisasi apabila terjadi benturan antara

Perseroan dengan Pekerja.

79

D. Customer

1. The Coporation provides geothermal services to its customers as agreed in the written working

agreement/contract.

2. Working agreement/contract with the customers should be made in writing by clearly stating their

rights and obligation whatsoever.

3. Complaints handling will be taken care professionally through a clear and transparant mechanism.

E. Business Partner (Product/Service’s Vendor)

1. The Corporation will build a positive relationship with its business partners, on the base of positive

intention and mutual respect, and will be stated in the working agreement in writing.

2. The Corporation shal maintain a healthy competition in business by treating every business partner

fairly and transparantly.

3. Partnering professionally by fully complying to the agreed working contract.

F. Government

1. The Corporation shall strengthen a harmonious and constructive partnership with the Government,

either Center and Regional. This relationship is based on a mutual beneficial and mutual respect

synergy in meeting mutual needs.

2. the Corporation supports the Central Goverment and the Regional Government efforts in managing

incoming country’s revenue in accordance with the prevailing regulation.

G. The Surrounding Community

1. The Corporation will be participating in building socio-economic community relation through

Corporate Social Responsibility program.

2. The Corporation and the community will maintain and preserve the green environment atmosphere

around the operation areas, that are mutually benefited the whole society’s needs.

3. The needs differences that are possibly occur between the Corporation and the surrounding community

will be solved in deliberation, in positive intention in attaining reciprocal benefits.

5. Menciptakan kondisi kerja yang baik dengan selalu memerhatikan tingkat kesehatan

dan keselamatan kerja pekerja.

6. Perseroan memberi kesempatan pada pekerja untuk membentuk Serikat Pekerja sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Serikat Pekerja wajib memelihara keamanan dan ketertiban dalam perseroan, serta berupaya

memberikan kinerja terbaik bagi Perseroan serta meningkatkan disiplin kerja.

D. Pelanggan

1. Perseroan memberikan layanan berupa pasokan uap panas bumi kepada pelanggan sesuai

dengan kesepakatan kerja/kontrak tertulis yang telah disepakati.

2. Kesepakatan kerja/kontrak dengan pelanggan dibuat tertulis dengan mencantumkan hak dan

kewajiban para pihak secara jelas.

3. Penanganan keluhan pelanggan dilakukan secara profesional melalui mekanisme yang baku

dan transparan.

E. Mitra Bisnis (Penyedia Barang/Jasa)

1. Perseroan menjalin kerja sama dengan mitra bisnis dilandasi itikad baik, saling menguntungkan

dan dituangkan dalam kesepakatan kerja secara tertulis.

2. Perseroan memelihara kondisi persaingan usaha dengan cara memperlakukan setiap mitra

bisnis secara adil dan transparan.

3. Bermitra secara profesional dengan mematuhi setiap kesepakatan yang telah dituangkan

dalam kontrak kerjasama.

F. Pemerintah

1. Perseroan meningkatkan kerja sama yang harmonis dan konstruktif dengan Pemerintah

baik Pusat maupun Daerah, hubungan yang dilandasi asas saling menguntungkan dan saling

menghormati dengan mengutamakan kepentingan bersama.

2. Perseroan mendukung upaya Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dalam

perolehan penerimaan negara, baik langsung maupun tidak langsung, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

G. Masyarakat Sekitar

1. Perseroan turut andil dalam membangun kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar area

dengan mengembangkan program Corporate Social Responsibility.

2. Perseroan bersama-sama dengan masyarakat menjaga dan memelihara kelestarian alam di

lingkungan operasi Perseroan berdasarkan asas saling menguntungkan untuk kepentingan

bersama.

3. Perbedaan kepentingan yang mungkin timbul antara Perseroan dan masyarakat sekitar area

akan diselesaikan secara musyawarah dilandasi itikad baik untuk mencari penyelesaian yang

menguntungkan kedua belah pihak.